pengaruh frekuensi pencucian dgn kecacingn.pdf

3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di Indonesia angka kesakitan karena terinfeksi cacing usus atau perut cukup tinggi. hal ini dikarenakan letak geografik Indonesia di daerah tropik yang mempunyai iklim yang panas akan tetapi lembab. 1) Pada lingkungan yang memungkinkan, cacing usus dapat berkembang biak dengan baik terutama oleh cacing yang ditularkan melalui tanah (Soil transmitted Helminth) 1) Penularan cacing usus bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang tercemar, melalui udara yang tercemar atau secara langsung melalui tangan yang tercemar telur cacing yang infektif. 1) Pada tanaman kubis sering dijumpai hama yang berjenis nematoda yang dapat merusak jaringan akar tanaman dan berbagai macam ulat yang menyerang bagian batang dan daun yang seringkali meninggalkan sisa-sisa kotoran tanaman sayuran, serta residu dari pemupukan dan pengairan yang dapat membahayakan kesehatan. 1) Di Indonesia banyak masyarakat yang belum tahu tentang pengetahuan cara hidup sehat yaitu cara untuk menjaga kebersihan perorangan, kebersihan makanan dan minuman misalnya pencucian serta cara pengolahan yang belum dipahami dengan baik. 1) Kubis termasuk salah satu sayuran daun yang digemari oleh hampir setiap orang. Cita rasanya enak dan lezat, juga mengandung gizi cukup tinggi serta komposisinya lengkap, baik vitamin maupun mineral. 1) Sayuran kubis tergolong tanaman dataran tinggi, pentingnya sayuran sebagai bahan pangan tak perlu diragukan lagi, masyarakat Indonesia umumnya begitu akrab dengan sayuran dari sayuran yang dikonsumsi segar sebagai lalap mentah seperti kubis dijadikan aneka sayuran hingga campuran makanan lain kubis merupakan sumber penting Vitamin C dan beberapa mineral dan sebagai sumber pendapatan petani. 1)

Upload: joshua-ross

Post on 28-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Frekuensi pencucian dgn kecacingn.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Di Indonesia angka kesakitan karena terinfeksi cacing usus atau perut cukup

tinggi. hal ini dikarenakan letak geografik Indonesia di daerah tropik yang

mempunyai iklim yang panas akan tetapi lembab.1)

Pada lingkungan yang memungkinkan, cacing usus dapat berkembang biak

dengan baik terutama oleh cacing yang ditularkan melalui tanah (Soil transmitted

Helminth) 1)

Penularan cacing usus bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang

tercemar, melalui udara yang tercemar atau secara langsung melalui tangan yang

tercemar telur cacing yang infektif.1)

Pada tanaman kubis sering dijumpai hama yang berjenis nematoda yang dapat

merusak jaringan akar tanaman dan berbagai macam ulat yang menyerang bagian

batang dan daun yang seringkali meninggalkan sisa-sisa kotoran tanaman sayuran,

serta residu dari pemupukan dan pengairan yang dapat membahayakan kesehatan.1)

Di Indonesia banyak masyarakat yang belum tahu tentang pengetahuan cara

hidup sehat yaitu cara untuk menjaga kebersihan perorangan, kebersihan makanan

dan minuman misalnya pencucian serta cara pengolahan yang belum dipahami

dengan baik. 1)

Kubis termasuk salah satu sayuran daun yang digemari oleh hampir setiap

orang. Cita rasanya enak dan lezat, juga mengandung gizi cukup tinggi serta

komposisinya lengkap, baik vitamin maupun mineral.1)

Sayuran kubis tergolong tanaman dataran tinggi, pentingnya sayuran sebagai

bahan pangan tak perlu diragukan lagi, masyarakat Indonesia umumnya begitu

akrab dengan sayuran dari sayuran yang dikonsumsi segar sebagai lalap mentah

seperti kubis dijadikan aneka sayuran hingga campuran makanan lain kubis

merupakan sumber penting Vitamin C dan beberapa mineral dan sebagai sumber

pendapatan petani.1)

Page 2: Pengaruh Frekuensi pencucian dgn kecacingn.pdf

Berdasarkan hasil penelitian Jujun Suprana yang menyatakan bahwa konsumsi

lalapan mempunyai beberapa keuntungan yaitu tidak merusak zat-zat gizi yang

terdapat dalam lalapan. Dalam penelitiannya dilakukan pengamatan terhadap telur

cacing gelang pada kubis yang merupakan sayuran daun dan pada ketimun yang

merupakan sayuran buah yang kemudian diberi perlakuan pencucian dengan air

diam dan air mengalir yang berasal dari air PDAM Kotamadya DT II Bogor,

tingkat kontaminasi cacing gelang pada kubis ternyata lebih tinggi dari pada

ketimun.2)

Prevalensi cacing usus di beberapa tempat di Indonesia mencapai 80 % yang

umumnya ditularkan melalui makanan / minuman atau melalui kulit, mengingat

banyaknya penanaman sayuran oleh penduduk secara “musiman” dan kebiasaan

memakan sayuran mentah (lalapan) maka perlu diketahui seberapa besar

pencemaran sayuran mentah (lalapan) oleh parasit atau bakteri intestial.3)

Penelitian yang pernah dilakukan di 5 wilayah DKI Jakarta dengan cara

pemeriksaan sayuran di kebun (sebelum dan sesudah dicuci, sebelum dijual di

pasar), pemeriksaan tanah tempat sayuran ditanam, air yang dipakai (untuk mencuci

sayuran maupun untuk menyiram tanaman) dan pemeriksaan sayuran yang dijual di

pasar secara acak. Menyatakan bahwasanya tingkat kontaminasi parasit cukup

tinggi 3)

Parasit pada sayuran yang ditemukan adalah : Ascaris lumbricuides, Trichuris

trichiura, cacing tambang, larva Strongyloides stercoralis, larva Rhabditidae, dan

cercaria. Pada tanah ditemukan Ascaris lumbricoides, Trichuris trichura dan

Rahabditidae. Baik sayuran, air maupun tanah semua mengandung Eserechia coli

yang cukup tinggi, baik tanaman di kebun maupun di pasar semua tercemar parasit

usus 3)

Dari penelitian tersebut terbukti bahwa memang sayuran yang berasal dari

penanaman oleh penduduk secara ”musiman” maupun yang dijual di pasar

mempunyai potensi untuk penularan cacing usus yang berasal dari feces (terbukti

dari hasil pemeriksaan tanah, air pencucian/penyiraman tanaman terhadap cacing

usus) oleh karena itu pengetahuan kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan.3)

Page 3: Pengaruh Frekuensi pencucian dgn kecacingn.pdf

B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai

berikut : “Adakah pengaruh frekuensi pencucian pada daun kubis terhadap jumlah

telur cacing usus”

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh frekuensi pencucian pada daun kubis terhadap

jumlah telur cacing usus

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan jenis telur cacing usus yang ditemukan berdasarkan

frekuensi pencucian pada daun kubis

b. Menghitung jumlah telur cacing usus pada sayuran kubis berdasarkan

frekuensi pencucian

c. Menganalisis pengaruh frekuensi pencucian pada daun kubis terhadap

jumlah telur cacing usus

D. Manfaat penelitian Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan atau sebagai bahan

informasi bagi masyarakat tentang adanya pengaruh jumlah cacing usus

berdasarkan frekuensi pencucian pada daun kubis

E. Bidang Ilmu Adapun batasan ruang lingkup penelitian ini dalam bidang Ilmu Kesehatan

Masyarakat khususnya Bidang Parasitologi pada makanan.