pengaruh faktor lingkungan pada pertumbuhan mikroorganisme
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN PADA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
A. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba.
2. Menentukan pengaruh suhu, pengaruh pH terhadap pertumbuhan biakan E. Coli dan B.
Subtilis.
B. TEORI PENDAHULUAN
Kehidupan mikroorganisme pada umumya sangat tergantung pada faktor lingkungan. Faktor
lingkungan itu meliputi faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik adalah faktor luar seperti
suhu, pH, tekanan osmosis. Sedangkan faktor biotik adalah dari mikroorganisme itu sendiri. Ada 3
macam faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti faktor fisis, faktor kimia dan faktor biologi.
1. Faktor fisik, misalnya suhu, tekanan osmosis, kandungan oksigen, pH, dan lain-lain.
2. Faktor kimia, misalnya senyawa racun.
3. Faktor biologi, misalnya interaksi dengan mikroorganisme lain.
Pengaruh Suhu
Untuk pertumbuhan tiap-tiap jasad mempunyai suhu pertumbuhan yang berbeda-beda,
yaitu ada suhu optimum dan suhu maksimum. Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum
diantara 0-20°C disebut psikrofil. Mikroorganisme yang tumbuh cepat pada kisaran suhu 20-50°C
disebut mesofil, sedangkan mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran suhu 50-100°C disebut
termofil. Bakteri termofil ini biasanya terdapat pada sumber air panas dan tempat-tempat pada
keadaan suhu tinggi.
Bakteri juga dapat mati pada suhu tertentu atau sering disebut Termal Death Point.
Termal Death Point adalah temperatur serendah-rendahnya yang dapat membunuh bakteri
yang berada dalam standar medium selama 10 menit. Tidak semua individu dari suatu spesies
mati bersama-sama pada suatu temperatur tertentu. Biasanya individu yang satu lebih tahan
daripada individu yang lain terhadap suatu pemanasan sehingga dapat disebut adanya angka
kematian pada suatu temperatur (Termal Death Rate).
Akan tetapi diatas suhu tertentu, protein, asam nukleat, dan komponen-komponen sel
lainnya mengalami kerusakan permanen. Selain berpengaruh pada laju pertumbuhan,
temperatur yang ekstrim dapat membunuh mikroorganisme. Oksigen seringkali diduga
diperlukan untuk pertumbuhan. Tapi keadaan ini tidak selamanya benar karena beberapa
mikroorganisme dapat tumbuh tanpa oksigen, tetapi ada pula kelompok mikroorganisme yang
tidak dapat tumbuh dan mati bila ada oksigen.
Pengaruh pH
Setiap organisme memiliki pH hidup yang berbeda-beda. Kebanyakan organisme dapat
tumbuh pada kisaran pH 5-8. Berdasarkan pH yang ada, mikroba dibagi menjadi tiga kelompok
mikroba yaitu asidofil, neutrofil, dan alkalifil. Asidofil adalah mikroba yang dapat tumbuh dengan
kisaran pH 2-5. Nutrofil adalah bakteri yang hidup pada pH 5,5-8,0. Sementara alkalifil dapat
tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,5. Bakteri meiliki pH minimum, optimum dan maksimum. pH
optimum bakteri adalah kisaran 6,5-7,5, sedangkan jamur memiliki kisaran pH yang lebih luas.
Pengaruh Bahan Kimia
Untuk membandingkan kekuatan desinfektan dalam menghambat pertumbuhan bakteri
dapat digunakan cakram kertas. Pada cara ini cakram kertas dengan diameter tertentu dibasahi
dengan desinfektan, kemudian diletakkan pada permukaan agar dalam cawan petri yang telah di
inokulasi. Kemudian di inkubasi selama 48 jam. Jika desinfektan menghambat pertumbuhan
bakteri , maka akan terlihat zona bening di sekeliling cakram kertas. Luas zona bening akan
menjadi ukuran kekuatan daya kerja desinfektan.
C. ALAT DAN BAHAN
Pengaruh Suhu
Alat-alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Inkubator
5. Pembakar Bunsen
Bahan-bahan yang digunakan :
1. Suspensi bakteri E. Coli dan B. Subtilis
2. Media Glucose broth
3. Alkohol 70%
Pengaruh pH
Alat-alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Inkubator
5. Pembakar Bunsen
Bahan-bahan yang digunakan :
1. Suspensi bakteri E. Coli dan B. Subtilis
2. Media Glucose broth
3. Alkohol 70%
Pengaruh Bahan Kimia
Alat-alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Cawan petri
4. Pinset
5. Kertas saring steril
Bahan-bahan yang digunakan :
1. Aquadest steril
2. Media PCA/ NA
3. Obat Merah (Merchurochrom)
4. Betadine
5. Alkohol 70%
D. CARA KERJA
Pengaruh Suhu
Di inokulasikan biakan E. Coli dan B. Subtilis dengan pipet steril ke dalam 3 tabung
medium cair Glucose Broth masing-masing sebanyak 1 ml.
Di inkubasikan satu seri tabung masing-masing (E. Coli, B. Subtilis) pada suhu 5°C, 30°C
dan 50°C selama 24-72 jam.
Diamati pertumbuhan yang terjadi.
Pengaruh pH
Di inokulasikan biakan E. Coli dan B. Subtilis dengan pipet steril ke dalam 3 tabung
medium cair Glucose Broth dengan pH 5, 7 dan 9 masing-masing sebanyak 1 ml.
Dibiarkan 1 tabung medium dari masing-masing pH tidak di inokulasi, dan digunakan
sebagai kontrol.
Di inkubasikan pada suhu kamar selasa 24-72 jam.
Diamati pertumbuhan yang terjadi.
Pengaruh Bahan Kimia
Dicairkan medium agar dalam penangas air dan dinginkan sampai suhunya mencapai 40-
45°C.
Diteteskan 0,2 ml suspensi biakan bakteri masing-masing ke dalam setiap cawan petri.
Dituangkan media agar secara aseptik ke dalam setiap cawan petri yang sudah ditetesi
dengan suspensi biakan, ratakan dan biarkan membeku.
Dibakar pinset diatas nyala api, diambil dua buah cakram kertas dengan pinset satu per
satu, dicelupkan kertas saring pertama ke dalam aquadest steril dan letakkan di atas
permukaan agar pada cawan petri pertama, dicelupkan kertas saring kedua ke dalam
larutan betadine dan letakkan pada cawan petri yang sama dengan jarak tertentu.
Dilakukan hal yang sama, hanya saja pada cawan petri kedua dicelupkan ke dalam
alkohol dan larutan obat merah (Merchurochrom).
Di inkubasikan pada suhu kamar selama 24-48 jam.
Diamati pertumbuhan yang terjadi dan diukur zona bening yang timbul.
E. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1. Data Pengamatan (terlampir)
2. Perhitungan
Cara perhitungan untuk zona bening adalah diameter = a+b/2
b
a. Untuk bahan uji Aquadest tidak memiliki zona hambat.
b. Untuk bahan uji Alkohol 70% pada biakan E. Coli didapatkan zona bening sebesar 37,5 mm,
dan untuk biakan B. Subtilis didapatkan zona bening sebesar 18,5 mm.
c. Untuk bahan uji obat merah (Merchurochrom) pada biakan E. Coli didapatkan zona bening
sebesar 47,5 mm, dan untuk biakan B. Subtilis didapatkan zona bening sebesar 38 mm.
d. Untuk bahan uji Betadine pada biakan E. Coli didapatkan zona bening sebesar 48,5 mm,
dan untuk biakan B. Subtilis didapatkan zona bening sebesar25 mm.
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum dilakukan pengaruh faktor lingkungan pada pertumbuhan mikroorganisme
seperti suhu, pH dan pengaruh bahan kimia. Untuk pengaruh suhu dilakukan pada suhu 5°C, 30°C
dan 50°C. Hasil yang didapatkan berdasarkan pengamatan adalah bakteri E. Coli dan B. Subtilis
tumbuh pada suhu 30°C sedangkan pada suhu 5°C dan 50°C tidak tumbuh bakteri (larutan jernih).
Berdasarkan sumber yang didapatkan bakteri E. Coli dapat tumbuh pada suhu optimum 37°C,
berarti pengamatan yag dilakukan sesuai karena E. Coli tumbuh pada suhu 30°C. Untuk bakteri B.
Subtilis berdasarkan sumber yang di dapatkan akan tumbuh pada kondisi suhu optimum yaitu
antara 25°C sampai 35°C, berarti pengamatan yang dilakukan sesuai. Dan pada pengamatan
kontrol tidak ditemukan bakteri karena hasil larutan jernih.
Untuk pengaruh pH dilakukan pada pH 5,7 dan 9. Hasil yang didapatkan berdasarkan
pengamatan adalah bakteri E. Coli dan B. Subtilis tumbuh lebih banyak pada pH 7 karena hasil
pengamatan larutan nya lebih keruh dibandingkan pH 9, sedangkan pada pH 5 bakteri E. Coli dan
B. Subtilis tidak tumbuh ditandai dengan hasil larutan jernih sama seperti kontrol. Berdasarkan
pada sumber yang di dapatkan pH optimum untuk bakteri tumbuh adalah pada pH 7, dan jika pH
di atas 8 bakteri akan mati. Berarti hasil pengamatan sesuai.
Untuk pengaruh bahan kimia, pada hasil pengamatan dengan bahan uji aquadest tidak
memiliki zona hambat terhadap bakteri E. Coli maupun B. Subtilis. Untuk bahan uji alkohol 70%
aa
b
terdapat zona bening sebesar 37,5 mm untuk bateri E. Coli dan 18,5 mm untuk B. Subtilis. Untuk
bahan uji Obat merah terdapat zona bening sebesar 47,5 mm untuk bateri E. Coli dan 38 mm
untuk B. Subtilis. Untuk bahan uji Betadine terdapat zona bening sebesar 48,5 mm untuk bateri E.
Coli dan 28 mm untuk B. Subtilis. Berarti obat merah memiliki zona bening paling besar untuk
menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli dan B. Subtilis.
G. KESIMPULAN
1. Untuk pengaruh suhu hasil pengamatan sesuai dengan sumber karena bakteri E. Coli dan B.
Subtilis tumbuh pada suhu optimum yaitu 30°C.
2. Untuk pengaruh pH hasil pengamatan sesuai dengan sumber karena bakteri E. Coli dan B.
Subtilis tumbuh pada pH optimum yaitu pH 7, karena pada pH di atas 8 bakteri akan mati.
3. Untuk pengaruh bahan kimia, obat merah memiliki daya hambat paling tinggi untuk
menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli dan B. Subtilis karena memiliki zona bening paling
besar.
H. Daftar Pustaka
heldaniastory.blogspot.com/.../faktor-lingkungan-terhadap-pertumbuhan.html
lordbroken.wordpress.com/.../mengenal-karakteristik-bacillus-subtilis/
MS., Djide, M.Natsir Drs, ; Msi. Sartini, Dra, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Suhartini, Sri . 2006 . Mikrobiologi Industri . Penerbit Andi : Yogyakarta.
Sumarsih, Sri . 2003 . Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar . UPN “Veteran” Yogyakarta : Yogyakarta.
Thayib, Soeminarti, dkk. 1997. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Teknik. Institut Teknologi Indonesia : Tangerang.
www.biotek.lipi.go.id/images/stories/.../EcoliR.Melliawati1014.pdf