pengaruh disiplin terhadap efektivitas kerja …

125
i PENGARUH DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PRAMUSAJI DI ARDAN HOTEL BANDUNG PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV Program Studi Administrasi Hotel Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung Disusun oleh: Nafisah 201520616 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI HOTEL SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG 2019

Upload: others

Post on 28-Mar-2022

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BANDUNG
Program Diploma IV
Disusun oleh:
- Anonymous
iv
Terima kasih atas segalanya.
Nama : Nafisah
NIM : 201520616
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:
“Pengaruh Disiplin Terhadap Efektivitas Kerja Pramusaji di Ardan Hotel
Bandung” ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri,
bukan merupakan hasil penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau
pihak lain atau cara-cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan akademik yang
berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan
kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang telah ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis
dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
sumber, nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah
Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa
yang saya nyatakan di atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada
klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
disiplin, efektivitas kerja, dan mengetahui pengaruh disiplin (X) terhadap efektivitas
kerja (Y) di Ardan Hotel Bandung, yang merupakan sebuah hotel berlokasi di kawasan
Sukajadi Bandung dan berjarak 3 KM dari Bandara Husein Sastranegara. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel karyawan pramusaji Ardan Hotel
Bandung sejumlah 12 responden yang kemudian diolah dengan alat bantu analisis
software SPSS versi 23 untuk Mac OS. Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata
– rata sebesar 2,22 untuk disiplin, dan nilai rata – rata sebesar 2,57 untuk efektivitas
kerja. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pengaruh disiplin terhadap efektivitas
kerja di Ardan Hotel Bandung sebesar 0,577 atau 58%, sedangkan sisanya sebesar 42%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Rekomendasi yang dapat diterapkan
oleh Ardan Hotel Bandung adalah untuk lebih ketat lagi dalam menerapkan aturan yang
berlaku di Ardan Hotel Bandung, mengapresiasi prestasi karyawan, dan lebih
mendengarkan keluhan yang dikeluhkan oleh karyawan. Serta melakukan komunikasi
yang lebih intensif dan efektif, dan mengadakan kegiatan bersama untuk menciptakan
hubungan yang lebih erat antar karyawan.
Kata kunci: Disiplin, Efektivitas Kerja
vii
ABSTRACT
This research aims to determine the responses of respondents about discipline, work
effectiveness, and determine the influence of discipline (X) on work effectiveness (Y) at Ardan
Hotel Bandung, which is a hotel located in Sukajadi area of Bandung and located 3 KM from
Husein Sastranegara Airport. This research uses quantitative approach with food and beverage
employees sample of 12 respondents which the processed with SPSS version 23 software
analysis tool for Mac OS. The result of descriptive analysis shows average value of 2,22 for
discipline, and average value of 2,57 for work effectiveness. The result of analysis also shows
that the influence of discipline on work effectiveness in Ardan Hotel Bandung is 0,577 or 58%,
while the rest of 42% is influenced by other un-researched variables. Recommendation that
can be applied in Ardan Hotel Bandung are to be more stringent in applying the applicable
rules in Ardan Hotel Bandung, to appreciate employee achievements, and listen more to
complaints complained by employees. Do more intensive and effective communication, and
held activities together to create closer relationships between employees.
Key words: Discipline, Work Effectiveness
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Pengasih, dan
Penyayang, atas berkat, dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan Proyek Akhir
ini dengan tepat waktu.
Proyek Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
Program Diploma IV Jurusan Hospitaliti, Program Studi Administrasi Hotel di Sekolah
Tinggi Pariwisata NHI Bandung. Pada awal kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
mendukung serta memberikan motivasi dalam proses penyusunan Proyek Akhir ini.
Perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Masa Esa, atas berkat dan kesempatan yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Proyek
Akhir ini.
2. Bapak Faisal, MM.Par, CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata NHI
Bandung.
3. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
5. Bapak Pudin Saepudin selaku Ketua Program Studi Administrasi Hotel.
6. Bapak Dr.Brantas M.Pd. selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan
waktunya untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir, tidak henti –
hentinya memberikan semangat kepada penulis.
7. Ibu Ita Maemunah, SST.Par.,MM.Par,CHE. selaku Pembimbing II yang
bersedia meluangkan waktunya memberikan masukan dan koreksi, serta
memberikan motivasi kepada penulis.
8. Seluruh dosen pengajar Program Studi Administrasi Hotel dan Staff
Pengajar di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.
9. Ibu Rima selaku General Manager Ardan Hotel Bandung yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di Ardan Hotel Bandung.
ix
10. Bapak Sendy Fatria selaku FB Supervisor dan Ibu Dewi sebagai HR Officer
Ardan Hotel Bandung yang telah banyak membantu penulis dalam
penelitian ini.
11. Kedua orang tua penulis, Bapak Hamrani dan Ibu Latifah serta saudara
kandung penulis Rizhan Fauzi yang selalu mendoakan dan mendukung
penulis.
12. ADH B 2015 yang sudah berjuang bersama dan selalu memberikan
dukungan serta rekan – rekan seperjuangan di program studi Administrasi
Hotel.
Penulis memohon maaf jika dalam penyusunan Proyek Akhir ini, masih
terdapat banyak kesalahan, baik dalam bentuk kata maupun penulisan. Penulis
mengundang pembaca untuk dapat memberikan kritik maupun saran yang dapat
membangun penulis dalam penyusunan Proyek Akhir ini.
Bandung, Juli 2019
A. Kajian Teori ...................................................................................... 10
2. Disiplin Kerja ........................................................................ 14
3. Efektivitas Kerja ................................................................... 24
B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 31
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 32
B. Obyek Penelitian ................................................................................. 33
F. Analisis Data ........................................................................................ 39
G. Jadwal Penelitian ................................................................................ 45
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 46
1. Uji Validitas .......................................................................... 46
2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 51
3. Karakteristik Responden ....................................................... 53
5. Tanggapan Responden Mengenai Variabel Efektivitas
Kerja ....................................................................................... 57
2. Analisis Variabel Efektivitas Kerja ....................................... 82
3. Uji Korelasi ........................................................................... 87
4. Uji Determinasi ..................................................................... 88
A. Simpulan ........................................................................................... 89
B. Rekomendasi ..................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 93
xiv
2. Matriks Operasional Variabel ................................................................. 37
3. Rentang Skala Pengukuran Skor ............................................................. 41
4. Interpretasi Koefisien Korelasi Rank Spearman ..................................... 42
5. Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin ...................................................... 45
6. Hasil Uji Validitas Variabel Efektivitas Kerja ........................................ 47
7. Hasil Uji Reliabilitas Disiplin ................................................................. 49
8. Hasil Uji Efektivitas Kerja ...................................................................... 49
9. Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 50
10. Usia Responden ...................................................................................... 51
12. Tanggapan Responden Mengenai Tujuan dan Kemampuan ................... 53
13. Tanggapan Responden Mengenai Teladan Pimpinan ............................. 53
14. Tanggapan Responden Mengenai Gaji ................................................... 54
15. Tanggapan Responden Mengenai Insentif atau Bonus ........................... 55
16. Tanggapan Responden Mengenai Hukuman .......................................... 55
17. Tanggapan Responden Mengenai Pengakuan ........................................ 56
18. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan ....................................... 57
19. Tanggapan Responden Mengenai Kehadiran ......................................... 57
20. Tanggapan Responden Mengenai Peringatan ......................................... 58
21. Tanggapan Responden Mengenai Skorsing ............................................ 59
22. Tanggapan Responden Mengenai Pemberhentian .................................. 59
23. Tanggapan Responden Mengenai Ketegasan Preventif .......................... 60
24. Tanggapan Responden Mengenai Ketegasan Korektif ........................... 61
25. Tanggapan Responden Mengenai Ketegasan Progresif .......................... 61
26. Tanggapan Responden Mengenai Direct Single Relationship ................ 62
xv
28. Tanggapan Responden Mengenai Cross Relationship ............................ 63
29. Tanggapan Responden Mengenai Sumber Daya Manusia ..................... 65
30. Tanggapan Responden Mengenai Dana .................................................. 65
31. Tanggapan Responden Mengenai Sarana Dan Prasarana ....................... 66
32. Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Jasa ....................................... 67
33. Tanggapan Responden Mengenai Mutu Jasa .......................................... 67
34. Tanggapan Responden Mengenai Batas Waktu ..................................... 68
35. Tanggapan Responden Mengenai Tata Cara .......................................... 69
36. Rentang Skala Pengukuran Mean ........................................................... 70
37. Mean dari Variabel Disiplin .................................................................... 70
38. Hasil Uji Statistik Deskriptif Disiplin ..................................................... 76
39. Mean dari Variabel Efektivitas Kerja ..................................................... 78
40. Hasil Uji Statistik Deskriptif Efektivitas Kerja ....................................... 81
41. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman ......................................................... 83
1
Memiliki nilai strategis tersendiri terhadap daerah disekitarnya, menjadikan
para wisatawan baik lokal maupun mancanegara berdatangan. Terutama bagi
para wisatawan yang datang dari daerah Jakarta, dikarenakan jarak tempuhnya
yang cukup cepat dan mudah digapai, hanya kurang lebih sekitar 3 – 4 jam
perjalanan. Dengan letak yang strategis dan membuat wisatawan banyak
berdatangan ke daerah Bandung, maka menjadikan Bandung banyak di bangun
usaha-usaha akomodasi. Untuk menjaga agar usaha akomodasi terus
berkembang, diperlukannya pelayanan dari sumber daya manusia yang baik.
SDM atau Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta kompeten
sangatlah diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk menggapai tujuan
perusahaan. Mangkunegara (2017) berpendapat bahwa, “Manajemen sumber
daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
balas jasa, pengintegrasian, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi”. Sehingga SDM yang kompeten sangatlah
dibutuhkan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya perencanaan
2
Efektivitas adalah suatu hal pencapaian yang ingin digapai oleh sebuah
organisasi maupun perusahaan. Sejauh mana sebuah organisasi bisa melakukan
keseluruhan tugas utamanya atau mencapai seluruh tuntutan yang diinginkan.
Menurut Siagian (2008) efektivitas sendiri ialah pemanfaatan sumber daya,
sarana serta prasarana didalam jumlah tersendiri yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk mewujudkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankan. Efektivitas sendiri memperlihatkan keberhasilan dari segi tercapai
atau tidaknya tujuan yang telah ditentukan. Jika hasil dari suatu kegiatan
tersebut semakin mendekat sasaran atau target, berarti akan semakin tinggi
efektivitasnya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja
merupakan suatu keadaan yang menunjukkan penyelesaian tugas yang optimal
dengan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada atau sarana serta prasarana
sesuai dengan standar yang diterapkan sehingga tidak menimbulkan
terbuangnya waktu, tenaga, ataupun biaya dan membuat tujuan perusahaan atau
organisasi dapat tercapai. Ketidakmampuan perusahaan untuk mengelola SDM
akan berdampak buruk terhadap tingkat efektivitas kerja yang diharapkan oleh
perusahaan atau organisasi itu sendiri.
Salah satu faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi efektivitas
kerja sendiri menurut Siagian (2008: 154) adalah disiplin kerja. Disiplin
merupakan suatu keadaan yang memberikan desakan kepada pegawai atau
3
menyampaikan pendapatnya bahwa, kedisiplinan yaitu keadaan seseorang yang
secara sadar dan bersedia mentaati seluruh aturan perusahaan serta norma sosial
yang berlaku. Bila suatu perusahaan memiliki karyawan dengan tata tertib yang
baik, memiliki moral dalam bekerja, semangat kerja yang tinggi, efisiensi dan
efektivitas kerja karyawan tersebut akan tumbuh dan berkembang. Indikator
tingkat kedisiplinan seseorang atau karyawan dalam sebuah organisasi antara
lain adalah tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan,
waskat, sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan manusia.
Tentunya kedisiplinan didalam menaati peraturan-peraturan tersebut
wajib diterapkan agar operasional sebuah perusahaan maupun organisasi
sehari-harinya dapat berjalan baik dan lancar. Team HRD dari sebuah
perusahaan sendiri pasti berusaha mengelola karyawan secara baik supaya
karyawannya dapat memberikan kontribusinya dengan maksimal dalam usaha
tercapainya tujuan, visi dan misi perusahaan. Dikarenakan hal tersebutlah,
HRD dan team manajemen biasanya membuat serta menetapkan aturan dan tata
tertib agar dapat ditaati oleh seluruh karyawan perusahaan tersebut.
Ardan Hotel terletak di kawasan Sukajadi Bandung dan berjarak 3 KM
dari Bandara Husein Sastranegara. Dengan lokasi yang cukup strategis, yaitu
di tengah kota Bandung menjadikan Ardan Hotel sangat mudah dijangkau oleh
para wisatawan. Dan juga membuat wisatawan yang menginap bebas ke mana
4
saja dikarenakan letaknya yang berada di pusat kota serta berdekatan dengan
tempat-tempat wisata terkenal di Bandung. Seperti, Cihampelas Walk, Gedung
Sate, Paris van Java dan lainnya. Hal tersebut membuat para wisatawan yang
ke Bandung tidak segan untuk memilih Ardan Hotel sebagai tempat menginap
mereka selama di Bandung. Dengan alasan tersebut, Ardan Hotel dalam
memberikan pelayanannya terhadap tamu haruslah optimal agar selalu dapat
menjadi salah satu hotel bintang 3 terbaik pilihan wisatawan. Hal ini dapat
dilaksanakan apabila Ardan Hotel Bandung memiliki Sumber Daya Manusia
yang baik dan kompeten.
kesadaran disiplin karyawan mereka yang belum dapat dilaksanakan secara
optimal. Terutama untuk department Food and Beverage Service. Tingkat
absensi serta tingkat keterlambatan karyawan pada department ini lebih tinggi
dibandingkan department yang lain. Menurut Hasley (2012) menyatakan
bahwa semangat kerja seseorang bisa diukur lewat absensi karyawan tersebut
di tempatnya bekerja, tanggung jawab dirinya kepada pekerjaan yang diberi,
tingkat disiplin kerja yang dimiliki karyawan tersebut, kerja sama bersama
pimpinan maupun teman didalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja
yang dimilikinya.
Berikut ini ialah rekapitulasi dari tingkat absensi department Food and
Beverage Service Ardan Hotel Bandung.
TABEL 1
TINGKAT ABSENSI
(n=12)
No Nama
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Karyawan 1 I T I
2 karyawan 2 T T T
3 Karyawan 3 S S
4 Karyawan 4 T I
5 Karyawan 5 T T T
6 Karyawan 6 T T
7 Karyawan 7 S S
8 Karyawan 8 T T
9 Karyawan 9 I T
10 Karyawan 10 S S
11 Karyawan 11 T I
12 Karyawan 12 T I
Total 7 6 7 7
Sumber: Ardan Hotel Bandung 2018
Ket:
I : Izin
T : Telat
Dari Tabel 1 bisa dilihat bahwa rata-rata absensi karyawan Food and Beverage
Service pada periode bulan september - desember tahun 2018 di Ardan Hotel Bandung
termasuk tinggi untuk total karyawan yang hanya berjumlah 12 orang. Dan dihitung
menggunakan rumus absensi rate maka didapatkan hasil persentase absensi sebesar
2,4% untuk bulan september, november, dan desember. Serta 2% untuk bulan oktober.
Di mana batas toleransi perusahaan adalah sebesar 1,1%.
Absenteeism
rate
absences during period x 100
Average number of
Dari kedisiplinan kerja yang kurang dari para karyawan Food and
Beverage Service Ardan hotel Bandung ini dapat membuat efektivitas kerja
mereka juga menjadi rendah. Dan hal tersebut dapat mengganggu berjalannya
operasional outlet menjadi tidak lancar.
7
antara disiplin kerja serta faktor lainnya yang bisa mempengaruhi efektivitas
kerja di Ardan Hotel Bandung, maka penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul:
Ardan Hotel Bandung”
terdapat banyak hal yang bisa mempengaruhi efektivitas kerja seorang
karyawan, salah satunya yaitu disiplin kerja yang telah diterapkan oleh Ardan
Hotel Bandung. Adapun rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana disiplin karyawan pramusaji Ardan Hotel Bandung?
2. Bagaimana efektivitas kerja karyawan pramusaji Ardan Hotel Bandung?
3. Bagaimana hubungan disiplin karyawan terhadap efektivitas kerja
karyawan pramusaji Ardan Hotel Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Hotel Bandung.
Hotel Bandung.
kerja karyawan pramusaji Ardan Hotel Bandung.
9
mengenai pengaruh Disiplin terhadap efektivitas kerja karyawan baik
di Food and Beverage service maupun yang lebih mendalam lagi
dengan menggunakan objek yang lebih luas.
b. Bagi penulis
Penelitian ini memberikan andil peran yang cukup berguna bagi peneliti
didalam hal memajukan wacana dunia organisasi di bidang perhotelan
terutama mengenai pengaruh disiplin terhadap efektivitas kerja
karyawan di bagian Food & Beverage service.
2. Secara Praktis
Manfaat penelitian ini bagi pihak Ardan Hotel Bandung adalah sebagai
bahan evaluasi supaya bisa lebih menaikkan disiplin kerja karyawan agar
efektivitas kerja karyawan yang diinginkan dapat sesuai dengan standar
perusahaan yang ada.
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam kelangsungan
sebuah perusahaan. Walaupun saat ini teknologi berkembang dengan
pesat, namun faktor manusia tetap menjadi unsur penting untuk
mengoperasikan teknologi tersebut. Beberapa ahli mendefinisikan
manajemen SDM sebagai berikut:
daya manusia menggambarkan suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan
kepada pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi”.
manusia menggambarkan suatu bagian dari manajemen
keorganisasan yang difokuskan terhadap sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia memiliki suatu tugas dalam
mengelola unsur manusia dengan baik.”
11
manusia mempelajari cara serta aturan untuk mengkoordinasikan
atau mengelola manusia sebagai sumbernya dengan pemberian
pelatihan, pengembangan serta motivasi supaya menjadi sumber
daya manusia yang unggul dan menggapai tujuan suatu perusahaan
atau organisasi.
Fungsi - fungsi Manajemen SDM terbagi menjadi 2, yaitu Fungsi
Manajerial dan Fungsi Operasional.
Nitisemito (2006) dikelompokkan sebagai berikut:
a) Perencanaan
memiliki tujuan untuk mencapai sasaran yang disusun oleh
dan untuk perusahaan.
tersebut dapat tercapai. Manajemen harus dapat
mengorganisir ikatan antara pekerjaan, sumber daya
manusianya, dan faktor – faktor fisik lainnya.
12
keinginan dan bersedia bekerja efisien serta efektif didalam
menjalankan tujuan perusahaan namun secara terarah.
d) Pengawasan
karyawan, dengan tujuan agar karyawan mentaati peraturan
- peraturan perusahaan serta bekerja selaras dan terencana.
2) Fungsi Operasional
Hasibuan (2007:21) adalah sebagai berikut:
a) Pengadaan
perusahaan dengan cara penarikan, melakukan seleksi,
penempatan, serta orientasi, dan induksi.
b) Pengembangan
mengalami proses peningkatan dari sebelumnya.
13
perusahaan sebagai bentuk balas jasa terhadap
karyawannya.
tujuannya untuk mempersatukan kebutuhan karyawan
dengan kepentingan perusahaan yang bersangkutan.
e) Pemeliharaan
loyalitas karyawan dan meningkatkannya supaya karyawan
tetap memiliki keinginan bekerja sama hingga masa pensiun
tiba.
mengandalkan fungsi dari manajemen sumber daya
manusianya.
14
pribadi yang lebih baik lagi dengan cara melatih dan
membentuknya. Disiplin ialah sebuah proses yang bisa
mengembangkan perasaan seseorang guna mempertahankan serta
meningkatkan tujuan organisasi lewat kepatuhannya dan
melaksanakan aturan - aturan yang dibuat oleh organisasi. Disiplin
dalam manajemen sendiri ditujukan pada seluruh sumber daya
manusia yang bekerja pada sebuah perusahaan tertentu tanpa
terkecuali. Perusahaan akan bertambah mudah dalam menggapai
tujuan yang telah ditetapkan apabila sumber daya manusianya telah
mengupayakan bekerja selaras dengan fungsi – fungsinya. Apabila
seseorang bertanggung jawab dengan baik terhadap tugas yang
diberikan, maka seseorang tersebut telah menunjukkan disiplin
yang baik.
1) Siagian (2008:305) menyatakan, “Disiplin adalah langkah
suatu manajemen untuk mendesak anggota organisasi
memenuhi tuntutan dengan beragam ketentuan.
Pendisiplinan karyawan merupakan sebuah bentuk
pelatihan yang berusaha membenahi dan membangun
pengetahuan, sikap, serta perilaku karyawan agar
15
secara kooperatif bersama para karyawan lainnya serta
meningkatkan prestasi kerjanya.”
kerja ialah langkah manajemen atau perusahaan agar
mendorong kesadaran serta kesediaan anggota guna
mematuhi seluruh aturan yang sudah ditentukan oleh
organisasi maupun perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku dengan ikhlas.
yang sudah diberi, serta menciptakan disiplin kerja ini
tidak tumbuh dengan sendirinya.
disiplin bisa disimpulkan sebagai salah satu tindakan yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan serta
operasional perusahaan atau organisasi dan diharapkan
dengan tindakan tersebut, setiap anggota organisasi dapat
mentaati ketentuan yang telah ditetapkan. Disiplin
merupakan bentuk partisipasi karyawan atau anggota
dalam menjalankan pekerjaan sehari – hari atau dengan
16
perusahaan dalam menggapai tujuan.
b. Indikator – Indikator Kedisiplinan
indikator kedisiplinan, yaitu seperti berikut:
1) Tujuan dan Kemampuan
harus nyata serta jelas dan ditetapkan dengan sempurna
serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal
tersebut menyatakan bahwa seluruh pekerjaan yang
hendak diberikan terhadap karyawan baiknya sesuai
dengan kemampuan mereka. Karena diharapkan supaya
karyawan dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan
disiplin dalam mengerjakannya. Namun bila pekerjaan
yang diberikan diluar kapasitas karyawan tersebut atau di
bawah kemampuan mereka maka kesungguhan dan
kedisiplinan karyawan rendah.
2) Teladan Pimpinan
dalam memastikan kedisiplinan seseorang dikarenakan
pimpinan merupakan teladan serta panutan oleh para
17
bagi bawahannya dan memberikan contoh positif seperti,
berdisiplin baik, adil, dan jujur. Dengan teladan pimpinan
yang bagus, kedisiplinan bawahan akan mengikuti pula.
Apabila teladan pemimpin kurang baik atau tidak disiplin,
bawahannya pun akan mencontoh hal tersebut. Pimpinan
tidak boleh menginginkan kedisiplinan bawahannya akan
menjadi baik apabila dirinya sendiri kurang disiplin.
Pimpinan wajib sadar perilaku yang dia lakukan akan
menjadi contoh serta diteladani oleh bawahan. Hal ini
yang mengharuskan pimpinan memiliki kedisiplinan yang
bagus supaya bawahannya pun memiliki sifat yang sama.
3) Balas Jasa
Balas jasa dapat berupa gaji atau upah insentif. Balas jasa,
dapat mempengaruhi kedisiplinan seorang karyawan,
lantaran dapat memberikn perasaan seperti kecintaan dan
kepuasaan tersendiri bagi karyawan pada perusahaan
melalui balas jasa. Semakin tinggi perasaan cinta dan
loyalitas karyawan terhadap perusahaan maka akan
semakin tinggi kedisiplinannya. Untuk mewujudkan hal
ini tentunya perusahaan wajib memberi balas jasa yang
relatif besar. Relaitif besar disini adalah balas jasa yang
diberi dapat memenuhi kebutuhan hidup karyawan dan
18
karyawan tidak mungkin baik jika balas jasa yang diterima
kurang atau tidak cukup bagi mereka. Karena itulah balas
jasa memiliki peran yang cukup penting untuk
menumbuhkan kedisiplinan karyawan yang baik. Artinya
semakin besar balas jasa yang diterima semakin baik
kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa
yang diterima relative kecil kedisplinan karyawan menjadi
rendah. Karyawan akan sulit bersikap disiplin yang baik
apabila kebutuhan primernya tidak dapat dipenuhi dengan
baik.
kedisplinan karyawan. Hal ini dikarenakan ego serta sifat
yang dimiliki manusia yang merasa dirinya penting dan
ingin diperlakukan sama seperti manusia lainnya.
Keadilan yang menjadi dasar kebijakan didalam
pemberian balas jasa (pengakuan) maupun hukuman dapat
menciptakan kedisiplinan yang baik.
5) Waskat (Pengawasan Melekat)
merupakan tindakan yang paling efektif untuk dilakukan.
Waskat mengharuskan atasan berperan dan terang -
19
prestasi kerja bawahan. Waskat mengharuskan pimpinan
selalu datang ke tempat kerja supaya bisa memantau serta
memberi arahan yang benar apabila bawahan menghadapi
kesulitan didalam menyelesaikan pekerjaan.
didalam terpeliharanya kedisiplinan karyawan ini.
Karyawan tentu takut melanggar peraturan perusahaan
apabila sanksi hukuman yang diberikan semakin berat
setiap pelanggaran berulangnya. Relatif berat dan ringan
sanksi hukuman yang diberikan dapat mempengaruhi baik
dan buruknya kedisiplinan seorang karyawan. Berat
ringannya sanksi hukuman baiknya masih cukup wajar
dan bertahap, mulai dari peringatan lisan, skorsing, hingga
pemberhentian.
pimpinan harus tegas serta berani melakukan tindakan
untuk memberi hukuman sesuai seperti yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan. Dengan begitu pimpinan bisa
merawat kedisiplinan karyawan perusahaannya. Untuk
20
yaitu dengan mendorong karyawan untuk menaati standar
yang berlaku. Disiplin korektif, untuk mencegah tindakan
indisipliner berulang. Dan disiplin progresif untuk
menghukum pengulangan kesalahan yang sama dengan
hukuman yang lebih berat lagi.
8) Hubungan Kemanusiaan
ditentukan dan diciptakan dengan hubungan kemanusiaan
yang harmonis. Pihak perusahaan perlu berusaha
menumbuhkan atmosfer di tempat kerja dengan hubungan
kemanusiaan yang harmonis serta baik antar seluruh
karyawan. Kedisiplinan karyawan dapat tumbuh jika
hubungan kemanusiaan didalam organisasi tersebut baik.
Hubungan kemanusiaan ini dapat bersifat vertical maupun
horizontal yang terdiri atas direct single relationship atau
hubungan tunggal langsung (hubungan antara atasan
langsung dengan seorang bawahan), direct group
relationship atau hubungan kelompok langsung
(hubungan langsung antara atasan dengan beberapa orang
bawahan), dan cross relationship atau hubungan silang
(hubungan antara bawahan dengan bawahan yang
disaksikan langsung oleh atasan).
Menurut Rivai dan Sagala (2013), ada 4 perspektif yang
berhubungan dengan disiplin kerja. Keempat perspektif itu adalah
sebagai berikut:
karyawannya dengan cara proporsional sesuai dengan
sasarannya. Ini merupakan suatu upaya yang dilakukan
untuk menghukum karyawan yang berbuat salah.
2) Pelanggaran terhadap setiap aturan harus dianggap seperti
masalah yang harus dikoreksi daripada sebagai sebagai
bentuk sebuah hukuman. Ini merupakan usaha mendukung
karyawan mengevaluasi tingkah laku yang tidak tepat.
3) Perspektif Hak Individu
hukuman. Ini merupakan usaha perlindungan hak-hak
dasar seseorang.
kepada bagaimana disiplin bisa mempengaruhi
profitabilitas dan produktivitas. Ini memastikan bahwa
22
negatifnya.
pada pada karyawan Menurut Rivai dan Sagala (2013), tiga konsep
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Aturan Tungku Panas
mempunyai sifat analog dalam konsekuensinya.
Pendekatan ini mendahulukan tindakan disiplin, lalu
memberi sebuah peringatan sebelum terjadi perilaku tidak
disiplin. Kemudian memberi penalti yang konsisten atau
konstan tanpa melihat dan membedakan siapa yang
melakukan tindakan pelanggaran.
2) Disiplin Progresif
perusahaan yang mengadaptasi tindakan ini. Penerapan
hukuman yang diberikan bagi pihak yang melanggar akan
semakin tinggi tingkat hukumannya jika tindakan
kesalahan atau pelanggaran itu dilakukan secara berulang.
Bahasa lainnya mungkin adalah jenis hukuman yang
bertahap. Contoh, jika melakukan pelanggaran pertama
23
diberi surat peringatan (warning letter) dan mungkin
untuk ketiga kalinya kesalahan tersebut dilakukan akan
diberlakukan hukuman yang berat.
akan memalsukan apa yang telah mereka perbuat demi
menghindari hukuman. Oleh sebab itu, konsep ini
mendorong tiap karyawan untuk memantau perilaku
mereka sendiri dan memegang konsekuensi dari perbuatan
atau tindakan mereka. Di dalam konsep disiplin ini,
memiliki tingkatan seperti konsep disiplin progresif,
hanya saja hukuman-hukumannya berupa konseling-
konseling dalam konsep disiplin positif.
e. Tujuan Disiplin Kerja
1) Tujuan Umum
disiplin kerja ialah agar kelangsungan hidup perusahaan
sesuai seperti motifnya.
kebijakan ketenagakerjaan ataupun aturan serta
kebijakan perusahaan yang ada dan berlaku, secara
tertulis ataupun tidak tertulis dan melakukan
pelaksanaan perintah perusahaan.
memiliki kepentingan dengan perusahaan
diberi.
barang perusahaan secara baik.
baik setimpal dengan keinginan perusahaan untuk
jangka pendek dan panjang.
untuk memperoleh efektivitas kerja yang maksimal. Menurut kamus
25
pengaruh, serta bisa membawa hasil. Efektivitas ialah keaktifan,
daya guna, adanya kesesuaian didalam suatu kegiatan, orang yang
melakukan suatu kegiatan dengan tujuan atau menunjukkan taraf
tergapainya hasil. Sedangkan kerja ialah sebuah kegiatan yang
dilakukan oleh manusia. Jadi, efektivitas kerja bisa diartikan
menjadi sebuah hasil yang digapai seseorang di dalam melakukan
kegiatannya seperti yang sudah ditetapkan sebelumnya. Berikut
beberapa definisi efektivitas kerja yang dikemukakan oleh para ahli:
1) Siagian (2008:20) mendefinisikan bahwa, “Efektivitas
ialah pemanfaatan sumber daya, sarana serta prasarana
didalam jumlah tertentu yang secara sadar ditentukan
sebelumnya agar menghasilkan sejumlah barang atas jasa
kegiatan yang sudah dijalankan. Efektivitas adalah
memperlihatkan kesuksesan dari segi tergapai atau tidak
target yang sudah ditentukan. Apabila hasil dari kegiatan
makin mencapai target, maka makin tinggi efektivitasnya.
2) Tangkilisan (2005:139) menjelaskan bahwa, “efektivitas
kerja merupakan tahapan sejauh mana sebuah organisasi
yang adalah sistem sosial beserta seluruh sumber daya
serta saran tertentu yang tersedia didalam mencapai tujuan
- tujuannya tanpa adanya pemborosan serta
26
anggotanya.”
(jangka panjang) serta sasaran (jangka pendek) yang sudah
ditentukan, dimana ditetapkannya tujuan dan sasaran itu
merepresentasikan konstituen strategis, kepentingan
Berdasarkan definisi dari sebagian ahli tersebut bisa
dinyatakan bahwa efektivitas kerja menggambarkan sebuah
peristiwa yang menunjukkan penyelesaian tugas yang optimal
dengan pemanfaatan sumber daya, sarana serta prasarana
sesuai standar yang ditentukan sehingga tidak menimbulkan
pemborosan baik waktu, tenaga, maupun biaya, sehingga
tujuan perusahaan atau organisasi bisa tercapai.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi Efektivitas Kerja
Menurut Siagian (2008:154) berikut beberapa faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja:
1) Keterampilan
27
lewat latihan-latihan.
2) Motivasi
3) Disiplin Kerja
aturan yang ada.
Menciptakan hubungan yang selaras, serasi serta
seimbang sangat penting dalam etika hubungan kerja. Hal
ini dapat menambah efektivitas kerja.
5) Gizi dan Kesehatan
melakukan pekerjaannya secara baik, sehingga bisa
meningkatkan efektivitas kerjanya. Apabila ada karyawan
yang mengalami gangguan kesehatan maka yang akan
terjadi adalah hal sebaliknya.
prestasi karyawan dapat memberikan semangat bagi
mereka, menyebabkan efektivitas kerja dapat tercapai.
28
Lingkungan serta iklim kerja kondusif dapat
meningkatkan kerja karyawan menjadi lebih efektif.
8) Sarana dan Alat
memadai dapat membuat efektivitas kerja karyawan
meningkat.
karyawan terorganisasi secara baik pula dan hal ini dapat
mendukung efektivitas kerja.
10) Kesempatan Berprestasi
sehingga hal ini akan memberikan semangat bagi
karyawan untuk meningkatkan efektivitas kerja dirinya.
c. Indikator – Indikator Efektivitas Kerja
Menurut Siagian (2008:21), “Efektivitas ialah pemanfaatan
sumber daya, dana, sarana serta prasarana didalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
29
waktunya.”. Dari pendapat Siagian tersebut, menyoroti empat hal
sebagai indikator efektivitas kerja sebagai berikut:
1) Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat
digunakan sudah ditentukan dan diatasi.
2) Jumlah dan mutu barang atau jasa yang harus dihasilkan
telah ditentukan.
4) Tata cara yang harus ditempuh untuk menyelesaikan
tugas.
Sutrisno (2010:87) menyatakan bahwa disiplin memiliki tujuan utama
yaitu untuk menumbuhkan efektivias semaksimal mungkin dengan cara
menhindari permborosan waktu maupun energy. Selain itu juga disiplin
berusaha agar menghindari kehilangan maupun kerusakan harta benda,
serta perlengkapan dan peralatan kerja yang dikarenakan oleh ketidak hati
– hatian, canda gurau, maupun pencurian.
Dan Hasibuan (2014) juga menjelaskan kedisiplinan adlaah kesadaran
serta kesediaan seseorang menaati seluruh peraturan perusahaan serta
norma – norma social yang ada. Dengan tata tertib yang baik, semangat
kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan dapat
meningkat. Pernyataan tentang pengaruh disiplin terhadap efektivitas kerja
30
ini juga diperkuat oleh pendapat Goodman dan Pennings (2001:50) bahwa
disiplin yang rendah atau kemangkiran dapat memberikan pengaruh
terhadap tercapaianya efektivitas kerja.
terhadap hasil kerja yang sudah dilakukan oleh karyawan. Dengan disiplin
yang benar serta baik maka efektivitas kerja dapat tercapai, selain itu tujuan
perusahaan pun akan tercapai. Sebaliknya, apabila karyawan memiliki
sikap disiplin yang buruk maka akan berpengaruh terhadap efektivitas
kerjanya menjadi tidak maksimal dan membuat tujuan perusahaan sulit
untuk tercapai.
efektivitas kerja itu sendiri.
kerangka konsep pemecahan masalah yang sudah diidentifikasi dam
dirumuskan. Kerangka pemikiran pada suatu penelitian kuantitatif sangat
menentukan kejelasan serta validitas proses penelitian secara keseluruhan.
Adapun kerangka pemikiran yang didapat dari landasan teori yaitu
variabel X yang menggambarkan tentang disiplin menurut Hasibuan
(2014:194) dan variabel Y yang menggambarkan tentang efektivitas kerja
menurut Siagian (2008:21).
32
mendapatkan data dengan kegunaan serta tujuan tertentu. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Metode penelitian kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya terencana serta terstruktur secara jelas atau sistematis dari awal
hingga dibuatnya desain penelitian.
teknik pengambilan sampel biasanya dipilih secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan maksud menguji hipotesis yang sudah ditetapkan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan
objek penelitian maupun hasil penelitian.
Pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013c) merupakan suatu
metode yang difungsikan untuk mendeskripsikan serta memberi gambaran
terhadap objek yang akan diteliti melalui data dan sampel yang sudah
dikumpulkan sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum.
33
Dalam penelitian ini yang ingin diamati dan dibahas lebih lanjut adalah
pengaruh disiplin terhadap efektivitas kerja karyawan pramusaji yang bekerja
di Ardan Hotel Bandung.
komponen yang dapat berupa orang, organisasi maupun barang yang ingin
diteliti. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan pramusaji
Ardan Hotel Bandung yang merupakan salah satu hotel berbintang tiga di kota
Bandung.
Ardan Hotel Bandung berlokasi di Jl. Sederhana No. 8-10, Pasteur
Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat, 40161. Di buka pada tahun 2014, Ardan
Hotel memiliki fasilitas kamar sebanyak 51 kamar, 9 junior suite room dan 42
deluxe room. Ardan Hotel Bandung juga memiliki 2 meeting room yaitu
Siliwangi meeting room dan Hegarmanah meeting room. Serta 3 outlet Food
and Beverage yaitu, Pasupati restaurant, Cipaganti coffee shop, dan Riau
lounge bar. Serta 1 leisure braga karaoke dengan kapasitas 15-20 orang.
Ardan Hotel Bandung berada dibawah manajemen perusahaan Ardan
Group. Ardan Group merupakan perusahaan yang memiliki beberapa bisnis
lainnya selain hotel, yaitu bisnis jaringan stasiun radio, event organizer, dan
juga restoran. Pemilik dari Ardan Group ini adalah Bapak Ir. Arifin
Gandwijaya.
34
generalisasi, terdiri dari obyek maupun subyek yang memiliki kualitas serta
karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti agar dipelajari serta
diambil kesimpulan. Sedangkan sampel merupakan komponen dari jumlah
karakteristik yang dipunyai populasi tersebut. Dari pengertian tersebut peneliti
menjadikan karyawan pramusaji Ardan Hotel Bandung yang berjumlah 12
orang sebagai populasi.
setara untuk semua unsur atau komponen populasi agar ditetapkan sebagai
sampel sehingga memakai teknik sampling jenuh. Seperti pendapat Sugiyono
(2009:96) bahwa apabila seluruh anggota populasi dijadikan sampel maka
teknik ini disebut sebagai sampling jenuh. Pengertian lain dari sampling jenuh
ialah sensus, dimana seluruh anggota dari populasi tersebut dijadikan sampel.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti memakai data primer serta sekunder sebagai
sumber data yang dipakai. Sujarweni (2014) menjelaskan bahwa data primer
ialah data yang didapat dari responden lewat panel, kelompok serta kuesioner
atau wawancara peneliti menggunakan sumber. Dan data sekunder adalah data
35
yang didapat melalui majalah, buku, dan juga catatan. Data primer serta
sekunder yang penulis gunakan didalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Data primer
Wawancara menurut Setyadin dalam Gunawan (2013:160) ialah sebuah
percakapan yang diarahkan kepada sebuah masalah tertentu dan
prosesnya adalah tanya jawab lisan di mana dua orang maupun lebih
berhadapan secara fisik. Didalam penelitian ini penulis melakukan
wawancara dengan pihak HRD Ardan Hotel Bandung berupa garis –
garis besar permasalahan yang ada.
b. Observasi
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanannya. Penelitian dengan
responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar, observasi merupakan
metode yang tepat. Observasi tidak saja menilai sikap responden,
namun juga dipakai untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.
Seperti yang disampaikan oleh Nazir (2003) bahwa observasi ialah
sebuah cara pengumpulan data menggunakan indra penglihatan (mata)
tanpa bantuan dari standar lainnya. Saat melakukan pengamantan
langsung, penulis dibantu oleh pihak karyawan restoran.
c. Kuesioner atau Angket
yang dilakukan menggunakan cara memberikan seperangkat
36
dijawab disebut sebagai kuesioner. Angket pada penelitian ini mengacu
terhadap kumpulan pernyataan atau pertanyaan yang ditanyakan secara
tertulis terhadap karyawan pramusaji Ardan Hotel Bandung.
Didalam melakukan analisa data yang didapatkan daripada hasil
penyebaran kuesioner atau angket ini, digunakanlah sistem skala Likert.
Melalui skala Likert, variabel yang ingin diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel yang digunakan sebagai titik tolak untuk menyusun
instrumen-instrumen yang dapat berupa pernyataan.Sugiyono
(2009:107) menjelaskan bahwa skala Likert dipakai dengan tujuan
menilai pendapat, persepsi, dan sikap kelompok atau seseorang
mengenai fenomena sosial. Jawaban dari setiap instrument yang
menggunakan skala Likert memilik gradiasi dari sangat baik menjadi
sangat buruk. Pada penelitian ini dalam pengisian kuesioner diberikan
skor menggunakan lima angka, yaitu:
- Sangat baik/sangat positif/sangat setuju/selalu 5
- Baik/positif/setuju/sering 4
- Sangat kurang/sangat negatif/sangat tidak setuju/tidak pernah 1
Skor maksimum : Nilai tertinggi = 5
Skor minimum : Nilai terendah = 1
37
(2013:93) menjelaskan bahwa studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data menggunakan studi penelaah terhadap buku, literatur,
catatan, maupun laporan yang memiliki hubungan dengan masalah yang
ingin dipecahkan. Teknik ini dipakaikan agar diperoleh dasar serta pendapat
secara tertulis yang dilakukan dengan mempelajari beragam literatur yang
memiliki hubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Melalui studi
kepustakaan, diperolehlah teori – teori yang relevan sebagai acuan
penelitian dalam masalah yang terjadi. Data sekunder yang diperoleh
melalui literatur, browsing dari internet, catatan perkuliahan, hasil kajian
dari peneliti sebelumnya, serta sumber lainnya yang cukup relevan.
E. Definisi Operasional Variabel
suatu atribut, kegiatan serta objek yang mempunyai variasi tertentu yang
ditentukan oleh peneliti agar dipelajari serta kemudian diambil kesimpulan.
Sugiyono (2010b) juga menjelaskan bahwa ada 2 jenis variabel dalam
penelitian kuantitatif, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel
bebas (X) didalam penelitian ini ialah disiplin kerja.
38
2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas tersebut. Variabel terikat (Y) didalam
penelitian ini ialah efektivitas kerja.
Untuk mempermudah penyusunan instrument penelitian ini, digunakanlah
matrik pengembangan instrument. Seperti yang dipaparkan oleh Sugiyono
(2009:120) yaitu titik tolak dari penyusunan suatu instrument penelitian ialah
variabel – variabel itu diberi definisi operasionalnya, kemudian selanjutnya
ditentukanlah indikator yang ingin diukur. Dari indikator tersebut kemudian
dijabar menjadi butir – butir pertanyaan.
39
ketetapan antara data yang terjadi kepada objek penelitian dengan daya
dapat dilaporkan oleh penelitian. Dengan begitu data yang valid ialah
data yang tidak memiliki perbedaan antara data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi kepada objek
penelitian.
40
untuk pengumpulan data dapat digunakan atau tidak. Sebuah kuesioner
dinyatakan valid apabila tiap pertanyaan kuesioner bisa menyatakan apa
yang akan dihitung atau diukur oleh kuesioner yang bersangkutan.
Setiap pertanyaan maupun pernyataan sebaiknya dilakukan uji
validitas. Hasil rhitung dibandingkan rtabel dimana df = n-2 (degree of
freedom). Jika rhitung > rtabel maka dinyatakan valid, sedangkan jika rhitung
< rtabel dinyatakan tidak valid.
rumus sebagai berikut:
√∑2 − (∑)2 √∑2 − (∑)2
Keterangan:
∑XY = Jumlah skor hasil kali item pertanyaan X
dengan pertanyaan Y
yang telah dikuadratkan
yang telah dikuadratkan
atau konsisten juga. Menurut Sekaran (2009) reliabilitas yaitu skala yang
menjelaskan apabila alat ukur yang dipakaimemiliki keandalan sebagai alat
ukur, antara lain di ukur melewati konsistensi hasil pengukuran dari waktu
ke waktu jika fenomena yang diukur ini tidak berubah.
Sedangkan menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012) reliabilitas
adalah ukuran sebuah konsistensi serta kestabilan responden didalam
menjawab hal yang bersangkutan terhadap elemen pertanyaan yang berupa
dimensi sebuah variabel kemudian disusun kedalam suatu kuesioner. Uji
reliabilitas bisa dilakukan secara bersama-sama terhadap keseluruhan
pertanyaan. Untuk menguji reliabilitas instrumen didalam penelitian ini
digunakanlah koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha. Untuk menentukan
apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, bisa dipakai batasan tertentu
seperti 0,6. Reliabilitas apabila kurang dari 0,6 ialah kurang baik,
sedangkan 0,7 bisa diterima dan di atas 0,8 ialah baik. Sehingga dasar
pengambilan keputusannaya adalah:
a. Jika r alpha positif atau r alpha > 0,60 maka butir atau variabel tersebut
reliabel.
b. Jika r alpha negatif atau r alpha < 0,60 maka butir atau variabel tersebut
reliabel.
42
kriteria penilaian rata – rata. Kriteria penilaian rata – rata itu menggunakan
interval dalam menentukan panjang kelas interval tersebut.
Rumus yang dipakai ialah sebagai berikut:
=

Banyak kelas interval = 5
Buruk 1,80 < x ≤ 2,60
Cukup 2,60 < x ≤3,40
Baik 3,40 < x ≤ 4,20
Sumber: Sarwono, 2006
a. Korelasi Rank Spearman
ialah untuk menemukan hubungan dan menguji signifikasi hipotesis
asosiatif apabila masing – masing variabel yang dihubungikan
berbentuk ordinal, serta sumber data tidak harus sama. Adapun rumus
Korelasi Rank Spearman ialah seperti di bawah ini:
Korelasi Rank Spearman
di 2 = Total selisih variable x dan y yang dikuadratkan
n = Jumlah sampel responden
mengetahui berapa persen pengaruh dari faktor lain selain disiplin ini.
Berikut rumus koefisien determinasi:
KD = (rxy)2 x 100%
software SPSS atau Statictical Product and Service Solution yaitu
sistem komputer yang berfungsi dalam mengolah data statistik dengan
hasil yang diinginkan dengan cepat.
45
Jadwal kegiatan penelitian diawali pada akhir bulan Januari 2019 dengan
dilaksanakannya pencarian lokus atau tempat penelitian dan survei awal dan
akan diakhiri dengan siding Proyek Akhir pada bulan Juli 2019.
GAMBAR 2
JADWAL PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab hasil serta pembahasan ini membahas hal dari perhitungan data yang
sudah dikumpulkan. Data yang sudah dikumpulkan merupakan data primer yaitu
dengan membagikan kuesioner kepada karyawan pramusaji di Ardan Hotel Bandung
sebanyak 12 orang responden. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
yang telah dijawab oleh responden. Keputusan valid atau tidak ditentukan
oleh kriteria seperti di bawah ini:
a. Jika rhitung > 0,457 maka item pernyataan tersebut valid
b. Jika rhitung < 0,457 maka item pernyataan tersebut tidak valid.
Berdasarkan uji validitas yang sudah dilakukan, maka didapat hasil uji validitas
untuk variabel Disiplin dan untuk variabel Efektivitas Kerja sebagai berikut:
47
No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
1
sudah sesuai dengan pekerjaan saya 0,737 0,457 Valid
5
dilakukan oleh saya, karyawan
lainnya, maupun yang dilakukan
raih.
dan memudahkan saya dalam
Ardan Hotel Bandung.
0,546 0,457 Valid
terima sudah sesuai dengan
pelanggaran yang saya lakukan
pelanggaran yang saya lakukan
dengan pelanggaran yang dilakukan
Hotel Bandung
sudah cukup baik
0,760 0,457 Valid
Bandung sudah cukup bagus
Hotel Bandung sudah cukup baik 0,863 0,457 Valid
16
baik
baik
Berdasarkan hasil dari uji validitas variabel X yaitu Disiplin
yang didapatkan pada tabel 5 di atas bisa disimpulkan bahwa seluruh
pernyataan dari nomor 1 sampai nomor 17 dinyatakan valid
dikarenakan rhitung > rtabel.
EFEKTIVITAS KERJA
1
ada di Ardan Hotel Bandung sudah
sesuai dalam pencapaian tujuan
keperluan yang ada di Ardan Hotel
Bandung
Ardan Hotel Bandung sudah sesuai
dan dimanfaatkan dengan
ditentukan oleh Ardan Hotel
Ardan Hotel Bandung
0,832 0,457 Valid
karyawan
dipahami oleh karyawan
0,812 0,457 Valid
Berdasarkan hasil dari uji validitas variabel Y yaitu Efektivitas
Kerja yang didapatkan pada tabel 6 di atas bisa disimpulkan bahwa seluruh
51
pernyataan dari nomor 1 sampai nomor 7 dinyatakan valid dikarenakan
rhitung > rtabel.
Uji reliabilitas digunakan untuk menjelaskan apabila alat ukur yang dipakai
memiliki keandalan sebagai alat ukur, antara lain diukur melewati
konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang ingin
diukur tidak berubah.
c. Jika r alpha positif atau r alpha > 0,60 maka butir atau variabel tersebut
reliabel.
d. Jika r alpha negatif atau r alpha < 0,60 maka butir atau variabel tersebut
reliabel.
Berdasarkan pada hasil uji reliabilitas pada tabel 7 diatas menunjukan
bahwa variabel Disiplin memiliki Cronbach’s Alpha sebesar 0,953 yakni
52
lebih besar dari nilai batasan reliabel (0,60) yang artinya seluruh variabel
didalam penelitian ini dapat dinyatakan reliabel.
TABEL 8
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Berdasarkan pada hasil uji reliabilitas tabel 8 diatas
menunjukkan bahwa variabel Efektivitas Kerja memiliki Cronbach’s
Alpha sebesar 0,883 yakni lebih besar daripada nilai batasan reliabel
(0,60) yang artinya semua variabel didalam penelitian ini dapat
dinyatakan reliabel.
pada jenis kelamin, umur, serta latar belakang pendidikan.
a. Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan pada hasil penelitian table 9 diatas diperoleh bahwa
respoden yang berjenis kelamin laki – laki adalah sebanyak 9 orang atau
75% dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang
atau 25%.
Berdasarkan pada hasil penelitian table 10 diatas diperoleh
bahwa responden yang memiliki usia <20 tahun sebanyak 4 orang atau
33,3%, dan responden yang memiliki usia 20-30 tahun sebanyak 8
orang atau 66,7%.
TABEL 11
55
Berdasarkan pada hasil penelitian tabel 11 diatas di peroleh hasil
responden yang memiliki latar belakang pendidikan SMA (Sekolah
Menengah Atas) sebanyak 3 orang atau 25%, responden yang memiliki
latar belakang pendidikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebanyak 6
orang atau 50%, serta responden dengan latar belakang pendidikan Diploma
1,2, atau 3 sebanyak 3 orang atau 25%.
4. Tanggapan Responden Mengenai Variabel Disiplin di Ardan Hotel
Bandung
Disiplin sebagai variabel bebas atau variabel X mempunyai 17 butir
indikator yang telah disebarkan kepada 12 responden karyawan pramusaji
Ardan Hotel Bandung. Seperti yang sudah dijelaskan di bab III apabila
skala yang dipakai yaitu menggunakan skala likert dengan menggunakan
ketentuan STS/1 yaitu sangat tidak setuju, TS/2 yaitu tidak setuju, CS/3
yaitu cukup setuju, S/4 yaitu setuju, SS/5 yaitu sangat setuju.
56
Berikut adalah hasil dari 12 butir indikator variabel disiplin yang sudah
diisi oleh 12 responden:
a. Tujuan dan Kemampuan
KEMAMPUAN
sebanyak 50% responden memaparkan apabila mereka tidak setuju
mengenai kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan mereka. 33,3%
lainnya mengatakan sangat tidak setuju, dan diikuti 16,7% mengatakan
cukup setuju.
sebanyak 41,7% responden memaparkan bahwa mereka tidak setuju
mengenai pimpinan yang dapat dijadikan teladan bagi mereka. 33.3%
lainnya mengatakan cukup setuju, dan diikuti 25% lainnya mengatakan
sangat tidak setuju.
58
responden menyatakan cukup setuju sebanyak 66,7%. Dan hasil imbang
sebesar 16,7% untuk yang menyatakan tidak setuju dan setuju bahwa
gaji mereka sudah sesuai dengan kebutuhan mereka.
d. Insentif atau Bonus
BONUS
Pada hasil tanggapan responden diatas, sebanyak 50% karyawan
menyatakan cukup setuju bahwa insentif dan bonus yang mereka terima
sudah sesuai dengan pekerjaan yang sudah mereka lakukan. Sisanya,
41,7% mengatakan sangat setuju dan 8,3% atau hanya 1 responden yang
menyatakan tidak setuju dengan hal tersebut.
59
mengungkapkan mereka cukup setuju bahwa hukuman yang diberikan
sudah cukup adil. Sebanyak 16,7% mengungkapkan setuju dan 25%
sisanya menyatakan tidak setuju akan pernyataan tersebut.
f. Pengakuan
TABEL 17
60
menyatakan bahwa mereka tidak setuju karna mereka merasa prestasi
mereka tidak diakui dan penghargaan yang mereka terima tidak sesuai.
25% diantaranya menyatakan hal sangat tidak setuju, dan diikuti
sebanyak 16,7% responden menyatakan cukup setuju akan pernyataan
tersebut.
menyatakan tidak setuju mengenai petunjuk kerja yang diberikan oleh
Ardan Hotel Bandung sangat membantu dan memudahkan pekerjaan
para responden. 25% responden memaparkan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan tersebut. Dan 16,7% sisanya menyatakan cukup
setuju.
61
responden cukup setuju bahwa kehadiran pemimpin untuk mengawasi
cukup membantu lancarnya operasional yang ada di Ardan Hotel
Bandung. 16,7% diantaranya menyatakan setuju, dan 16,7% sisanya
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan ini.
i. Peringatan
TABEL 20
62
teguran yang diterima sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah
dilakukan. 33,3% responden pun setuju, dan hanya 8,3% responden
yang tidak setuju.
responden tidak setuju mengenai tingkat kesesuaian skorsing dengan
pelanggaran yang sudah dilakukan. 25% responden mengungkapkan
sangat tidak setuju, dan 25% lainnya menyatakan setuju.
63
mengenai tingkat prosedur pemberhentian kerja di Ardan Hotel
Bandung. 33,3% responden sisanya menyatakan mereka sangat tidak
setuju dengan pernyataan ini.
64
cukup baik dalam upaya agar karyawannya mentaati peraturan yang
berlaku di Ardan Hotel Bandung. 33,3% diantaranya menyatakan cukup
setuju dan 25% lainnya menyatakan tidak setuju.
m. Ketegasan Korektif
menyatakan sangat tidak setuju mengenai pernyataan bahwa ketegasan
terhadap pelanggaran di Ardan Hotel Bandung sudah cukup baik.
33,3% responden juga mengungkapkan tidak setuju, dan hanya 25%
responden yang cukup setuju dengan pernyataan ini.
65
Pada hasil tanggapan responden diatas, didominasi dengan 50%
responden yang mengungkapkan bahwa mereka tidak setuju mengenai
pernyataan penanganan pelanggaran berulang yang ada di Ardan sudah
cukup bagus. Diikuti dengan 25% responden lainnya yang sangat tidak
setuju, dan 25% sisanya cukup setuju.
o. Direct Single Relationship
RELATIONSHIP
66
66,7% responden tidak setuju mengenai hubungan antar karyawan di
Ardan Hotel Bandung sudah cukup baik. Diikuti dengan 33,3%
responden lainnya yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
p. Direct Group Relationship
RELATIONSHIP
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Pada hasil tanggapan responden diatas, sebanyak 50%
responden menyatakan tidak setuju mengenai hubungan antar
department di Ardan Hotel Bandung sudah cukup baik, hasil ini diikuti
dengan 33,3% responden lainnya yang menyatakan sangat tidak setuju.
Dan hanya sebanyak 16,7% responden yang menyatakan cukup setuju.
67
responden menyatakan tidak setuju mengenai hubungan karyawan antar
jabatan di Ardan Hotel Bandung sudah cukup baik. Hasil ini diikuti
dengan 41,7% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dan
hanya sebanyak 8,3% responden yang menyatakan cukup setuju.
5. Tanggapan Responden Mengenai Variabel Efektivitas Kerja di Ardan
Hotel Bandung
Efektivitas Kerja sebagai variabel terikat atau variabel Y mempunyai 7
butir indikator yang telah disebarkan kepada 12 responden karyawan
pramusaji Ardan Hotel Bandung. Seperti yang sudah dijelaskan di bab III
apabila skala yang dipakai yaitu menggunakan skala likert dengan
68
ketentuan STS/1 yaitu sangat tidak setuju, TS/2 yaitu tidak setuju, CS/3
yaitu cukup setuju, S/4 yaitu setuju, SS/5 yaitu sangat setuju.
Berikut adalah hasil dari 7 butir indikator variabel efektivitas kerja yang
sudah diisi oleh 12 responden:
a. Sumber Daya Manusia
MANUSIA
responden menyatakan setuju mengenai tingkat sumber daya manusia
yang ada di Ardan Hotel Bandung telah sesuai dalam pencapaian tujuan
perusahaan. 33,3% lainnya menjawab cukup setuju, 25% responden
menyatakan tidak setuju, dan hanya 8,3% responden yang menyatakan
sangat tidak setuju.
Pada hasil tanggapan responden diatas, 41,7% dari responden
yang ada menjawab bahwa mereka cukup setuju mengenai dana yang
dianggarkan sudah sesuai dengan yang akan digunakan untuk keperluan
yang ada di Ardan Hotel Bandung. Sebanyak 33,3% responden
mengungkapkan setuju, dan 25% responden lainnya menjawab tidak
setuju akan pernyataan tersebut.
c. Sarana dan Prasarana
PRASARANA
70
responden yang menjawab cukup setuju sebanyak 66,7% mengenai
pernyataan sarana dan prasarana yang terdapat di Ardan Hotel Bandung
sudah sesuai dan dimanfaatkan dengan seharusnya. 25% responden
lainnya menyatakan setuju dengan hal ini, dan hanya 8,3% responden
yang menyatakan tidak setuju.
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Pada hasil tanggapan responden diatas, sebanyak 50%
responden menjawab tidak setuju serta diikuti oleh 33,3% responden
lain yang menjawab sangat tidak setuju tingkat jasa yang dihasilkan
oleh karyawan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh Ardan Hotel
Bandung. Hanya 8,3% responden yang menjawab cukup setuju dan
setuju dengan pernyataan ini.
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Pada hasil tanggapan responden diatas, didominasi dengan
responden yang menjawab cukup setuju sebanyak 50%, dan diikuti
dengn responden yang menjawab setuju sebanyak 33,3% mengenai
tingkat mutu jasa karyawan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh
Ardan Hotel Bandung. Dan masing – masing hanya 8,3% responden
yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
72
responden menjawab tidak setuju pada batas waktu kerja yang diberikan
oleh Ardan Hotel Bandung sudah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
karyawan. 25% lainnya mengatakan sangat tidak setuju, dan 25%
sisanya menyatakan cukup setuju dengan pernyataan ini.
g. Tata Cara
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Pada hasil tanggapan responden di atas, sebanyak 50% responden
menjawab tidak setuju dan 33,3% mengungkapkan sangat tidak setuju
mengenai tingkat kesesuaian tata cara bekerja yang ditentukan oleh Ardan
Hotel Bandung sudah sesuai dan dapat dipahami oleh karyawan. 16,7%
lainnya menyatakan cukup setuju dengan pernyataan ini.
73
Pendeskripsian tentang setiap variabel penelitian memakai rentang
kriteria rata – rata. Kriteria penilaian rata – rata ini memakai rentang skala
pengukuran sebagai berikut:
Buruk 1,80 < x ≤ 2,60
Cukup 2,60 < x ≤3,40
Baik 3,40 < x ≤ 4,20
Sumber : Sarwono, 2006
variabel disiplin.
TABEL 37
Mean
77
Berdasarkan pada tabel 37 diatas, berikut adalah analisis dari setiap
indikator disiplin:
Berdasarkan tabel 37 diperoleh bahwa hasil mean dari tujuan dan
kemampuan ialah sebesar 1,83 artinya buruk di mana banyak responden
merasa tidak setuju dan menganggap bahwa pekerjaan yang diberikan
terhadap mereka tidak sesuai seperti kemampuan yang mereka punya.
Dari hasil ini, Pihak Ardan harus melihat kembali pekerjaan yang
diberikan terhadap karyawannya masing – masing. Selain itu ada
baiknya karyawan pramusaji Ardan Hotel Bandung bekerja sama lebih
baik lagi agar pekerjaan menjadi lebih mudah.
b. Teladan Pimpinan
Berdasarkan tabel 37 diperoleh bahwa hasil dari mean variabel teladan
pimpinan adalah sebesar 2,08 yang artinya buruk dan responden merasa
bahwa pemimpin yang ada di Ardan Hotel Bandung belum cukup
mampu untuk dijadikan teladan yang baik bagi mereka.
c. Balas Jasa
Tabel 37 di atas menunjukkan bahwa hasil dari mean variabel balas jasa
yang terdiri dari gaji dan dan insentif atau bonus adalah sebesar 3,17
yang dimana cukup dan mengartikan bahwa gaji dan insentif atau bonus
yang karyawan ini dapat telah sesuai dengan pekerjaan mereka. Hal
baik seperti ini harus dipertahankan dan kalau bisa dimaksimalkan.
78
Pada tabel 37 menunjukkan bahwa hasil dari mean variabel keadilan
yang terdiri dari hukuman dan pengakuan adalah sebesar 2,42 atau
buruk dan dapat diartikan bahwa keadilan yang ada di Ardan Hotel
Bandung bagi para karyawan food and beverage service keseluruhannya
belum adil walau hampir mencapai angka cukup. Apabila dijabarkan
lebih rinci bahwa mean dari sub-variabel hukuman adalah sebesar 2.92
dimana hukuman yang diberikan terhadap pelanggaran yang ada cukup
baik . Dan mean dari sub-variabel pengakuan adalah sebesar 1,92 yang
artinya selama ini prestasi yang dilakukan karyawan pramusaji Ardan
Hotel Bandung kurang dihargai.
e. Waskat (Pengawasan Melekat)
Berdasarkan tabel 37 diperoleh hasil mean dari variabel waskat atau
pengawasan melekat adalah sebesar 2,46 atau buruk. Apabila
dijabarkan, sub-variabel kemudahan memiliki nilai mean sebesar 1.92
atau petunjuk kerja yang diberikan Ardan Hotel Bandung tidak cukup
membantu pekerjaan mereka. Namun, sub-variabel kehadiran memiliki
mean sebesar 3,00 dan dapat diartikan bahwa kehadiran pemimpin
Ardan Hotel Bandung untuk mengawasi dapat membuat berjalannya
operasional lebih lancar harus terus dilakukan.
f. Sanksi Hukuman
Pada tabel 37 menunjukkan bahwa hasil total mean dari variabel sanksi
hukuman adalah sebesar 2,31 atau buruk. Sub-variabel peringatan
79
mean sebesar 2,00, dan sub-variabel pemberhentian mendapatkan mean
sebesar 1,67. Yang artinya semakin besar atau berat pelanggaran yang
dilakukan maka hukuman yang didapat malah tidak sesuai atau tidak
ketatnnya hukuman yang diterapkan di Ardan Hotel Bandung.
g. Ketegasan
Pada tabel 37 menunjukkan bahwa hasil total mean dari variabel
ketegasan adalah sebesar 1,92. Yang menyatakan bahwa ketegasan
yang ada di Ardan Hotel Bandung buruk. Dari segi dorongan
manajemen agar karyawan mentaati peraturan, ketegasan dalam
pelanggaran yang dilakukan, maupun penanganan pelanggaran
semuanya mendapatkan nilai mean cukup buruk. Pihak Ardan harus
benar – benar lebih tegas lagi dalam hal peraturan dan menindak cepat
pelanggaran yang ada dengan benar.
h. Hubungan Kemanusiaan
Pada tabel 37 menunjukkan bahwa hasil total mean dari variabel
hubungan kemanusiaan adalah sebesar 1,72 yang artinya buruk. Dan
menyatakan bahwa hubungan kemanusiaan di Ardan Hotel Bandung
baik antar karyawan, antar department, maupun antar atasan dan
bawahan tidak baik dan sangat harus ditingkatkan dengan maksimal.
80
– rata penilaian responden terhadap tingkat disiplin di Ardan Hotel
Bandung ialah seperti dibawah ini:
TABEL 38
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Berdasarkan pada tabel 38 diatas menunjukkan bahwa Ardan
Hotel Bandung memiliki nilai mean variabel disiplin sebesar 2,22. Nilai
mean tersebut menyatakan bahwa Ardan Hotel Bandung memiliki
tingkat disiplin yang buruk. Dengan rata – rata terendah terdapat pada
sub-variabel hubungan kemanusiaan sebesar 1,72 termasuk dalam
kategori buruk dan untuk rata – rata tertinggi terdapat pada sub-variabel
balas jasa sebesar 3,17 yang masuk ke dalam kategori cukup.
81
Apabila data diatas di gambarkan ke dalam grafik, maka akan seperti
dibawah ini:
GAMBAR 3
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Berdasarkan grafik diatas didapat hasil bahwa 12 indikator dari
disiplin berada di bawah normal atau rata – rata, yaitu diatas 1,06 dan
dibawah 3,38, dengan garis rata –rata tengah pada angka 2,22.
82
Berikut penjabaran rata – rata untuk setiap pernyataan dari kuesioner
variabel efektivitas kerja.
Variabel Sub-
Berdasarkan pada tabel 39 diiatas, diperoleh rata – rata dari setiap
pernyataan dari variabel efektivitas kerja. Untuk rata – rata terendah
terdapat pada sub-variabel tata cara sebesar 1,83 dan untuk rata – rata
tertinggi terdapat pada sub-variabel sumber sebesar 3,06.
a. Sumber Daya, Dana, Sarana dan Prasarana
Berdasarkan pada tabel 39 diatas menunjukkan bahwa hasil mean dari
variabel sumber ialah sebesar 3.06. Yang artinya sumber daya manusia
yang berada di Ardan Hotel Bandung cukup dalam tercapainya tujuan
dari Ardan Hotel Bandung itu sendiri,. Dana yang sudah dianggarkan
84
digunakan. Dan sarana dan prasarana di Ardan Hotel Bandung cukup
memadai dan sudah dimanfaatkan dengan cukup baik. Meski begitu hal
ini tetap saja harus ditingkatkan karena masih belum maksimal.
b. Jumlah Mutu Barang atau Jasa
Pada tabel 39 diatas memaparkan bahwa hasil mean dari variabel
jumlah mutu barang atau jasa adalah sebesar 2,50. Yang artinya jumlah
mutu barang maupun jasa yang ada di Ardan Hotel Bandung berada
pada tingkat buruk.
c. Batas Waktu
Pada tabel 39 diatas memaparkan bahwa hasil mean dari variabel batas
waktu adalah 2.00 atau buruk. Di mana responden merasa bahwa batas
waktu kerja yang diberikan oleh Ardan Hotel Bandung tidak sesuai
dengan yang mereka mau atau mereka butuhkan seharusnya. Di sini
menjelaskan bahwa banyak karyawan pramusaji service di Ardan Hotel
Bandung merasakan overtime dalam bekerja yang seharusnya tidak
terjadi dan mereka tidak menerima hal ini.
d. Tata Cara
Pada tabel 39 diatas memaparkan bahwa hasil mean dari variabel tata
cara adalah sebesar 1,83 atau buruk. Responden merasa dan
menganggap bahwa tata cara bekerja mereka di lapangan saat
operasional dianggap tidak sesuai oleh pihak Ardan Hotel Bandung.
Dan responden merasa pihak ardan hotel menganggap bahwa karyawan
85
belum paham dengan tata cara yang sudah dijelaskan oleh pihak Ardan
Hotel Bandung.
bahwa rata – rata penilaian responden terhadap efektivitas kerja
pramusaji di Ardan Hotel Bandung ialah sebagai berikut:
TABEL 40
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Berdasarkan tabel 40 diatas menunjukkan bahwa Ardan Hotel
Bandung mempunyai nilai mean variabel efektivitas kerja sebesar 2,57.
Nilai mean tersebut menyatakan bahwa Ardan Hotel Bandung memiliki
tingkat efektivitas kerja yang buruk namun hampir mencapai cukup.
Dengan rata – rata terendah terdapat pada sub-variabel tata cara sebesar
1,83 termasuk dalam kategori buruk dan untuk rata – rata tertinggi
terdapat pada sub-variabel sumber sebesar 3,06 yang termasuk kedalam
kategori cukup.
86
Apabila data di atas di gambarkan dalam grafik, maka sebagai berikut:
GAMBAR 4
EFEKTIVITAS KERJA
Berdasarkan grafik diatas didapatkan hasil bahwa 4 dari 7
indikator efektivitas kerja berada batas normal atau di atas rata – rata,
yaitu diatas 0,83 dan dibawah 4,30, dengan garis rata –rata tengah pada
angka 2,57.
variabel yang sudah diteliti, yaitu antara variabel disiplin serta variabel
efektivitas kerja. Uji korelasi yang dipakai yaitu uji korelasi Rank
Spearman.
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23.0
Berdasarkan pada hasil uji korelasi rank sperman pada tabel 41 diatas
menunjukkan hubungan yang kuat dan signifikan di mana hasil menyatakan
0,760. Yang artinya hubungan tingkat disiplin di Ardan Hotel Bandung kuat
dalam mempengaruhi efektivitas kerja para karyawan pramusaji di sana.
88
pengaruh variabel X yaitu disiplin terhadap variabel Y yaitu efektivitas
kerja dan berapa persenkah pengaruhnya dari faktor lain selain variabel
disiplin tersebut, dengan rumus seperti dibawah ini:
KD = (rxy)2 x 100%
Maka:
sebesar 58%. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh disiplin (X) terhadap
efektivitas kerja (Y) adalah 58%, yang artinya faktor tingkat kedisplinan
karyawan dapat mempengaruhi efektivitas kerja karyawan food and
beverage service di Ardan Hotel Bandung. Pengaruh lainnya sebesar 42%
terhadap efektivitas kerja karyawan food and beverage service di Ardan
Hotel Bandung dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
89
efektivitas kerja pramusaji di Ardan Hotel Bandung, maka dapat disimpulkan
berdasarkan hasil analisis data yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Tanggapan karyawan pramusaji terhadap tingkat disiplin didapatkan
nilai mean 2,22 yang dapat dikategorikan bahwa tingkat disiplin di Ardan Hotel
Bandung buruk. Kategori buruk ini sendiri dapat diartikan bahwa kesadaran
karyawan pramusaji di Ardan Hotel Bandung dalam hal kedisiplinan belum
maksimal. Selain dari kesadaran karyawan, pihak ardan hotel pun belum
bertindak tegas dalam menerapkan aturan-aturan yang berlaku di Ardan Hotel
Bandung. Hal ini terlihat dalam hasil tanggapan responden pada indikator
ketegasan di mana hasil mean berada pada 1,92 yang artinya buruk. Dan
karyawan di Ardan Hotel Bandung pun belum memiliki kesadaran yang baik
dalam membangun relasi. Terlihat dalam hasil mean pada indikator hubungan
kemanusiaan yang menunjukkan nilai 1.72 atau buruk. Hal ini menjadi salah
satu faktor yang menjadi penyebab efektivitas kerja karyawan menurun.
Efektivitas kerja karyawan pramusaji di Ardan Hotel Bandung
didapatkan nilai mean 2,57 yang dikategorikan buruk. Kategori buruk di sini
dalam artian efektivitas kerja karyawan pramusaji di Ardan Hotel Bandung
90
penyelesaian tugas. Kurangnya komunikasi antar karyawan pramusaji dan
pihak Ardan Hotel Bandung menyebabkan hal ini terjadi.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan pengaruh disiplin
terhadap efektivitas kerja di Ardan Hotel Bandung cukup tinggi yaitu sebesar
58%. Di mana 43% lainnya dipengaruhii oleh faktor lainnya yang tidak diteliti
oleh penulis seperti keterampilan, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan
kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, sarana serta alat,
manajemen, dan juga kesempatan dalam berprestasi yang dapat mempengaruhi
tingkat efektivitas kerja karyawan di Ardan Hotel Bandung.
B. Rekomendasi
pengaruh disiplin terhadap efektivitas kerja pramusaji di Ardan Hotel
Bandung, sehingga dapat bermanfaat untuk nanti kedepannya:
1. Berdasarkan pada hasil penelitian, di mana tingkat disiplin buruk. Maka
disarankan untuk pihak Ardan Hotel Bandung lebih mendengarkan
keluhan karyawan mengenai kesesuaian pekerjaan yang mereka
kerjakan. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan kotak kritik dan
saran. Selain itu ada baiknya untuk pihak Ardan Hotel Bandung lebih
menghargai prestasi – prestasi yang dilakukan oleh karyawannya.
Seperti contohnya, apabila ada karyawan yang mendapatkan good
review dari tamu di OTA maka akan lebih baik apabila karyawan yang
91
mendapatkan good review itu diberikan reward dari pihak Ardan agar
karyawan lebih semangat lagi dalam bekerja ke depannya. Reward
dapat berupa bonus atau insentif, atau bisa juga berupa barang maupun
sertifikat. Serta pihak Ardan Hotel Bandung baiknya lebih ketat dalam
mengimplementasikan aturan – aturan yang ada di Ardan Hotel
Bandung. Penerapan peraturan yang baik dari pihak perusahaan akan
menciptakan tingkat disiplin yang baik pula. Hal ini dapat dilakukan
dengan sosialisasi tentang peraturan – peraturan yang ada di Ardan
Hotel Bandung. Sosialisasi dapat dilakukan saat opening briefing
maupun closing briefing. Yang disosialisasikan bukan hanya peraturan
yang ada, tapi dapat juga me-review pelanggaran yang sudah dilakukan
oleh karyawan, baik karyawan pramusaji maupun karyawan department
lainnya dan menindak tegas langsung pelanggaran tersebut agar
memberikan efek jera terhadap karyawan yang melanggar maupun
untuk memberikan peringatan terhadap karyawan lainnya. Dan lebih
berusaha untuk mempererat hubungan antar karyawan, seperti
mengadakan kegiatan outing bersama. Karena kerjasama yang baik
antar karyawan akan memudahkan tujuan perusahaan tercapai.
2. Berdasarkan hasil penelitian variabel efektivitas kerja, di mana mean
terendah ada pada variabel tata cara, baiknya komunikasi antar pihak
Ardan Hotel Bandung dan karyawan diperbaiki. Pihak Ardan Hotel
Bandung dapat memberikan arahan yang lebih baik lagi dalam
penyelesaian tugas. Dan ada baiknya untuk memberikan pelatihan
92
berkala agar tugas dapat selesai dengan baik dan efektif. Apabila
pelatihan berkala ini membuat pihak Ardan Hotel mengeluarkan dana
lebih besar dari biasanya, maka dapat dilakukan hal lainnya seperti
briefing singkat saja. Briefing singkat dapat dilakukan kapan pun, baik
saat opening briefing maupun closing briefing. Hal tersebut dapat
membuat karyawan mempertahankan serta meningkatkan lagi
pelayanan yang baik terhadap para tamu.
93
DAFTAR PUSTAKA
Desak, S. K., & Nyoman I, W. J. (2013). Pengaruh Kepemimpinan, Diklat, dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirta Mangutama
Kabupaten Badung.
Effectiveness. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers.
Harlie, M. (2010, Oktober). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, DanPengembangan
Karier Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kabupaten
Tabalong Di Tanjung Kalimantan Selatan. Manajemen dan Akutansi.
Hasibuan, M. S. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasley, G. (2012). Bagaimana Memimpin dan Mengawasi Pegawai Anda.
Jakarta:Rineka Cipta
Bandung:Rosdakarya.
Jakarta:Ghalia Indonesia.
Nazir, M. (2013). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rivai, V. & Sagala, F. J. . (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sastrohadiwiryo. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
94
Administratif dan Operasional . Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Siagian, S. P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung:ALFABETA.
Sujarweni, V. (2014). Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
Supranto, J. Statistik (Teori dan Aplikasi), Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Sutrisno, E. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Sekaran, U. (2009). Research Methods for Business Edisi 4. Jakarta.
Tangkilisan. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
95
Terhadap Efektivitas Kerja Pramusaji Di Ardan Hotel Bandung”, sebagai syarat
kelulusan untuk program studi Administrasi Hotel Sekolah Tinggi Pariwisata NHI
Bandung, saya:
Nama : Nafisah
NIM : 201520616
Bermaksud untuk menyebarkan kuesioner yang berkaitan dengan judul Proyek Akhir
saya tersebut untuk pengumpulan data.
Saya berharap Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner yang saya berikan. Atas bantuan
dan kerjasama dari Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Nafisah
96
c. Diploma 1/2/3
d. D4/S1 Sederajat
KERJA
2. TS : Tidak Setuju
3. CS : Cukup Setuju
• Tujuan dan Kemampuan, Teladan Pimpinan, Balas Jasa, Keadilan, Waskat
(Pengawasan Melekat), Sanksi Hukuman, Ketegasan, dan Hubungan
Kemanusiaan.
1 Tujuan dan Kemampuan
2 Teladan Pimpinan
Bandung sebagai teladan saya.
dengan kebutuhan saya.
sesuai dengan pekerjaan saya.
karyawan lainnya, maupun yang dilakukan
atasan saya.
dengan prestasi yang saya raih.
5 Waskat (Pengawasan Melekat)
sudah sangat membantu dan memudahkan saya
dalam bekerja.
operasional yang ada di Ardan Hotel Bandung.
6 Sanksi Hukuman
sesuai dengan pelanggaran yang saya lakukan.
Tingkat kesesuaian skorsing yang saya terima
sudah sesuai dengan pelanggaran yang saya
lakukan.
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan
karyawan.
upaya untuk mentaati peraturan yang berlaku di
Ardan Hotel Bandung.
Penanganan pelanggaran maupun pelanggaran
Hotel Bandung sudah cukup bagus.
8 Hubungan Kemanusiaan
Bandung sudah cukup baik.
Bandung sudah cukup baik.
Hotel Bandung sudah cukup baik.
100
Indikator-indikator Efektivitas Kerja menurut Siagian (2008) ;
• Sumber Daya, Dana, Sarana dan Prasarana, Jumlah dan Mutu Barang atau Jasa,
Batas Waktu, Tata Cara.
Ardan Hotel Bandung sudah sesuai dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
ada di Ardan Hotel Bandung.
Sarana dan prasarana yang ada di Ardan Hotel
Bandung sudah sesuai dan dimanfaatkan
dengan seharusnya.
Ardan Hotel Bandung.
Bandung.
Hotel Bandung sudah sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh karyawan.
4 Tata Cara
102
103
104
105
106
107
108
109
Alamat : Jalan Walter Condrat No.03 Sampit - Kalteng
B. DATA ORANG TUA
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
SDN 8 Mentawa Baru Hulu Sampit 2003 – 2009 Lulus
MTs Negeri Sampit 2009 – 2012 Lulus
SMA Negeri 1 Sampit 2012 – 2015 Lulus
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 2015 – 2019 Lulus
D. RIWAYAT PEKERJAAN
110
The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta Intern Juli 2018 – Januari 2019
HALAMAN KEASLIAN KARYA