pengaruh dewan komisaris independen terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN
STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
YENNY RAHMAWATI
NIM. 213 13 051
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
i
PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN
STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
YENNY RAHMAWATI
NIM. 213 13 051
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
vi
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap”
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
Namun, rasa sakit akan menguatkan seseorang menapaki hidup.
Penderitaan akan menumbuhkan kebijaksanaan. Kesengsaraan yang
melewati batas akan melahirkan kekuatan yang tak bisa diduga (Asma
Nadia).
vii
PERSEMBAHAN
Teruntuk kedua orang tuaku tercinta,
Adikku tersayang,
Sahabat-sahabat terbaikku,
Teman-teman seperjuangan,
dan orang dibalik layar yang selalu mendukungku.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KINERJA KEUANGAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode
2012-2016). Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk
memperoleh gelar strata satu (S1) dalam Prodi Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan
terwujud. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku ketua Prodi S1 Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Taufikur Rahman, S.E., M.Si. selaku pembimbing dan pengarah dalam
menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah
membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya, Bapak Sukiman dan Ibu Kartijah serta adik saya Adi
Sulistya yang tiada henti-hentinya memberikan dorongan, motivasi, dan selalu
mendoakan.
7. Kedua orang tua saya, Bapak Sukiman dan Ibu Kartijah serta adik saya Adi
Sulistya yang tiada henti-hentinya memberikan dorongan, motivasi, dan selalu
mendoakan.
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan S1 Perbankan Syariah.
9. Terimakasih untuk Aditiyo, Partiyani, Dwi Ariani, Desy Puji, Eka Anggarini,
dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan telah menjadi bagian dari
hidupku, sukses selalu untuk kita semua.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu, terimakasih untuk semangat dan motivasi serta doa yang kalian
berikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengarapkan kritikan dan saran yang membangun demi
bertambahnya pengetahuan dan wawasan penulis. Semoga skripsi ini memiliki
nilai manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
x
ABSTRAK
Rahmawati, Yenny. 2017. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap
Kinerja Keuangan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Bank Umum Syariah 2012-2016). Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam. Prodi S1 Perbankan Syariah. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Taufikur Rahman, S.E., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) Pengaruh dewan komisaris
independen terhadap kinerja keuangan (2) Pengaruh dewan komisaris independen
terhadap struktur modal (3) Pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
(4) Peran struktur modal sebagai variabel intervening yang memediasi pengaruh
dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini
menggunakan data sekunder, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bank umum syariah periode 2012-2016 yang terdaftar di Bank Indonesia. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunaan metode
purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan menggunakan
beberapa kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 bank umum
syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan pada hubungan dewan komisaris independen terhadap kinerja
keuangan. Dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan. Struktur modal tidak berperan sebagai variabel
pemediasi pengaruh dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan.
Kata kunci: Dewan komisaris independen, struktur modal dan kinerja keuangan.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................................. v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 9
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12
A. Telaah Pustaka ..................................................................................... 12
B. Kerangka Teori .................................................................................... 15
1. Good Corporate Governance ........................................................ 15
a. Pengertian Good Corporate Governance ................................ 15
b. Prinsip Dasar Good Corporate Governance ............................ 16
c. Unsur-unsur Good Corporate Governance ............................. 19
d. Faktor Penilaian Good Corporate Governance ....................... 21
e. Manfaat Good Corporate Governance .................................... 22
f. Indikator Pengukuran Good Corporate Governance ............... 22
g. Dewan Komisaris Independen ................................................. 24
xii
h. Syarat menjadi Dewan Komisaris Independen ........................ 25
i. Tanggung Jawab Dewan Komisaris Independen ..................... 25
j. Tugas Dewan Komisaris Independen ...................................... 27
k. Wewenang Dewan Komsaris Independen ............................... 27
l. Teori Keagenan ........................................................................ 28
2. Struktur Modal ............................................................................... 29
a. Pengertian Struktur Modal ....................................................... 29
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur
Modal ....................................................................................... 30
c. Komponen Struktur Modal ...................................................... 32
d. Teori Trade-off dalam Struktur Modal .................................... 36
e. Rasio Struktur Modal ............................................................... 37
3. Kinerja Keuangan .......................................................................... 38
a. Pengertian Kinerja Keuangan .................................................. 38
b. Pengukuran Kinerja Keuangan ................................................ 38
c. Laporan Keuangan Bank Syariah ............................................ 41
d. Return On Assets (ROA) .......................................................... 43
e. Manfaat ROA ........................................................................... 43
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROA ................................. 45
C. Kerangka Penelitian ............................................................................. 46
D. Hipotesis .............................................................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 52
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 52
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 52
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 52
1. Populasi .......................................................................................... 52
2. Sampel ............................................................................................ 53
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 54
E. Skala Pengukuran ................................................................................. 54
F. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................ 54
G. Teknik Analisis .................................................................................... 57
xiii
1. Uji Stasioneritas ............................................................................. 57
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 57
a. Uji Multikoloniearitas .............................................................. 57
b. Uji Autokorelasi ....................................................................... 58
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 59
d. Uji Normalitas .......................................................................... 60
e. Uji Linearitas ........................................................................... 60
3. Uji Statistik .................................................................................... 61
a. Uji Statistik t ............................................................................ 62
b. Uji Statistik F ........................................................................... 62
c. Koefisien Determinasi ............................................................. 63
4. Analisis Jalur (Path Analysis) ........................................................ 64
H. Alat Analisis Data ................................................................................ 65
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 66
A. Deskripsi Objek Penelitian................................................................... 66
B. Uji Stasioneritas ................................................................................... 66
C. Statistik Deskriptif ............................................................................... 67
D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 68
1. Uji Multikoloniearitas .................................................................... 68
2. Uji Autokorelasi ............................................................................. 69
3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 70
4. Uji Normalitas ................................................................................ 71
5. Uji Linearitas ................................................................................. 72
E. Uji Statistik .......................................................................................... 73
1. Analisis Regresi ............................................................................. 73
2. Uji ttest ............................................................................................. 77
3. Uji Ftest ............................................................................................ 80
4. Koefisien Determinasi ................................................................... 81
F. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 82
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 86
A. Kesimpulan .......................................................................................... 87
xiv
B. Saran .................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89
LAMPIRAN ..................................................................................................... 94
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Sampel .................................................................................... 53
Tabel 3.2 Definisi Konsep dan Operasional ...................................................... 56
Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Autokorelasi .............................................. 59
Tabel 4.1 Objek Penelitian ................................................................................ 66
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioner tiap Variabel ....................................................... 67
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 67
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniearitas .............................................................. 69
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson................................................................... 69
Tabel 4.6 Durbin-Watson Test Bound............................................................... 70
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode White..................................... 71
Tabel 4.8 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................... 72
Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 73
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Sederhana .............................................................. 74
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Berganda ............................................................... 76
Tabel 4.12 Hasil Uji t .......................................................................................... 77
Tabel 4.13 Hasil Uji F ......................................................................................... 81
Tabel 4.14 Hasil Uji Determinasi ........................................................................ 81
Tabel 4.15 Hasil Uji Path Analysis ..................................................................... 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian .......................................................................... 46
Gambar 4.1 Hasil Uji Path Analysis ................................................................ 84
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Curriculum Vitae
Lampiran II Hasil Analisis Data
Lampiran III Pernyataan Keaslian Tulisan dan Ketersediaan Publikasi
Lampiran IV Declaration
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan kekayaan pemiliknya atau pemegang saham
dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan
ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Untuk menilai
kinerja perusahaan, maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan.
Laporan keuangan harus memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan perusahaan, kekayaan perusahaan, termasuk keuntungan
perusahaan dan juga pembayaran dividen. Dengan adanya laporan keuangan,
maka investor/pemilik perusahaan dapat melakukan pengukuran terhadap
kinerja perusahaan.
Pengukuran kinerja tersebut digunakan sebagai dasar untuk
menentukan sistem pembagian dividen dalam perusahaan dan dapat
mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.
pengukuran kinerja juga memberikan informasi yang berguna dalam membuat
keputusan yang penting mengenai aset yang digunakan untuk membuat
keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan. Tujuan dari
menganalisis laporan keuangan perusahaan yaitu untuk menilai atau
mengevaluasi suatu kinerja khususnya manajemen perusahaan dalam suatu
periode akuntansi, serta menentukan strategi apa yang harus diterapkan pada
2
periode berikutnya jika tujuan perusahaan sebelumnya telah tercapai
(Harahap, 2005:108).
Salah satu pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah dengan
menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan menunjukkan perubahan
kondisi keuangan perusahaan serta potensi perusahaan mengelola
kekayaannya dalam meningkatkan nilai dari suatu perusahaan. Rasio
keuangan yang sering digunakan adalah rasio profitabilitas. Menurut Kasmir
(2008:106) rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Perusahaan dalam meningkatkan profitabilitasnya memerlukan
sejumlah modal untuk aktivitas operasinya. Kebutuhan akan modal semakin
bertambah seiring besarnya kegiatan ekspansi yang dilakukan perusahaan.
Perusahaan dapat memperoleh modal dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Namun kedua sumber modal tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan
tersendiri. Modal yang berasal dari laba ditahan dianggap sebagai alternatif
pendanaan yang paling mudah dan murah, namun jumlahnya terbatas dan
dapat mengurangi jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.
Sumbramanyam dan Wild dalam Budiman dan Helena (2017)
menyatakan biaya modal utang dapat menjadi alternative disaat laba ditahan
tidak mencukupi untuk membiayai aktivitas perusahaan. Biaya modal utang
relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham. Namun
demikian, modal utang mewajibkan perusahaan untuk membayar bunga
pinjaman apapun kondisi perusahaan, baik itu ketika perusahaan sedang
3
untung maupun rugi. Modal dari penjualan saham juga dapat menjadi
alternatif di saat perusahaan membutuhkan dana yang relatif besar, terutama
apabila perusahaan memiliki rencana ekspansi. Namun konsekuensinya adalah
pemilik perusahaan akan kehilangan sebagian proporsi kepemilikannya.
Sumber modal yang berbeda ini mengakibatkan timbulnya perdebatan
antara bauran penggunaan sumber modal internal dan eksternal yang disebut
dengan struktur modal. Oleh karena itu, diperlukan manajer yang cermat
untuk menentukan struktur modal yang optimal, sehingga kinerja perusahaan
dapat maksimal. Struktur modal merupakan perimbangan antara jumlah utang
jangka pendek bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen, dan
saham biasa. Struktur modal merupakan hal yang penting bagi
keberlangsungan usaha suatu perusahaan karena aktivitas dan perkembangan
perusahaan diawali dengan adanya modal. Inti persoalan teori struktur modal
adalah menemukan keseimbangan antara manfaat dan biaya dari penggunaan
utang (Mustafa, 2017:85).
Menurut Brigham dan Houston (2010) penggunaan utang dalam
investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan diharapkan
dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, karena
aktiva perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba. Akan tetapi,
penggunaan utang yang semakin besar menyebabkan beban bunga semakin
besar pula. Jika beban bunga sangat besar sedangkan laba operasi tidak cukup
besar maka akan timbul masalah kesulitan keuangan. Namun demikian beban
bunga utang juga merupakan pengurang pajak yang dapat meningkatkan nilai
4
perusahaan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa utang meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan.
Pernyataan tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hafsah
dan Sari (2015) yang menyatakan bahwa perusahaan yang struktur modalnya
lebih banyak menggunakan utang dalam jumlah tinggi akan cenderung untuk
memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
yang menggunakan utang tinggi, pada umumnya perusahaan tersebut memiliki
pertumbuhan yang tinggi. Dengan pertumbuhan yang baik menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang tersebut.
Pemilihan struktur modal juga digunakan untuk meningkatkan
kemakmuran para pemegang saham. Hal ini dikarenakan, pemegang saham
sangat berpengaruh dalam mengendalikan penjualan saham di perusahaan
tersebut. Maka dari hal itu, pemegang saham menginginkan kondisi
perusahaan tetap menguntungkan bagi dirinya entah bagaiamana caranya.
Akan tetapi, yang lebih mengetahui kondisi internal perusahaan adalah
manajer, sehingga manajerlah yang bisa memberikan usulan kebijakan di
perusahaan tersebut meskipun kekuasaan tertinggi ada pada pemegang saham.
Para manajer bertindak sebaik mungkin untuk jabatan dan nama baik mereka.
Semakin keputusan diambil adalah benar, maka keuntungan yang diperoleh
atas jabatan pun semakin besar. Manajer menginginkan promosi dan
spesialisasi untuk dirinya sendiri dengan cara bekerja semaksimal mungkin
untuk perusahaan.
5
Menurut Jensen dan Meckling (1976) kepentingan antara manajer dan
para pemegang saham ini dapat menimbulkan sebuah masalah keagenan.
Masalah keagenan ini muncul karena adanya pertentangan antara agent dan
principal. Pemisahan fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan perusahaan
sering menimbulkan konflik. Konflik tersebut berdampak pada pengambilan
keputusan penggunaan aktivitas modal dan pencairan modal, termasuk
bagaimana cara memperoleh sumber modal. Hal tersebut menuntut adanya
tata kelola perusahaan (corporate governance) yang baik, agar dapat
meminimalisir konflik seperti itu yang bisa berdampak pada keberlangsungan
kinerja perusahaan.
Corporate governance merupakan suatu proses dan struktur yang
digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham/pemilik modal,
komisaris, dewan pengawas dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika
(Sutedi, 2011:1).
Perusahaan yang menetapkan corporate governance yang baik,
tentunya dapat mengendalikan usahanya dengan sangat baik pula. Segalanya
berawal dari kondisi internal perusahaan itu sendiri, karena tata kelola yang
baik akan membuat kinerja perusahaan menjadi baik. Seperti dalam penelitian
yang dilakukan Rofiana dan Priyadi (2013), menunjukkan hasil bahwa
semakin baik sistem yang digunakan perusahaan, akan membuat pengelolaan
6
kegiatan operasi dan pengelolaan modal yang dimiliki perusahaan semakin
baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat
ditingkatkan.
Hasil penelitian yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Suandini
dan Suzan (2015) yang menyatakan bahwa corporate governance yang baik
dapat meningkatkan kinerja keuangan yang diwakili oleh ROE. Lain halnya
dengan penelitian Ananta (2013) bahwa corporate governance yang diukur
dengan variabel ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan, komite audit juga tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja
keuangan, dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Penerapan tata kelola (corporate governance) yang baik, selain dapat
membuat kinerja perusahaan menjadi lebih baik dapat pula menentukan
kebijakan manajemen dalam mengelola finansial perusahaan. Penggunaan
utang yang besar akan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kemampuannya dalam memperbesar modal, mengembangkan
kegiatan usaha, dan meningkatkan pendapatan serta keuntungan. Akan tetapi,
utang yang besar juga akan menimbulkan risiko finansial, yang berdampak
pada kebangkrutan perusahaan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena
itu manajemen harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal dan
memperhatikan struktur modal yang optimal.
Stretcher & Johnson (2011) menyebutkan bahwa terdapat beberapa
gagasan yang dapat membentuk dasar praktik struktur modal. Sistem tata
7
kelola perusahaan mengarah kepada kumpulan peraturan dan dorongan yang
digunakan pihak manajemen untuk mengarahkan dan mengawasi jalannya
kegiatan perusahaan. Keberhasilan dalam pemilihan serta penggunaan modal
merupakan kunci dari strategi finansial perusahaan (Velnampy & Niresh,
2012).
Pernyataan tersebut mendukung penelitian yang dilakukan Putra (2015)
komisaris independen memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
struktur modal. Artinya, semakin banyak pemonitor akan semakin baik karena
terjadinya konflik akan semakin rendah dan akhirnya menurunkan agency
cost. Dalam menjamin terciptanya corporate governance yang baik, maka
komisaris independen diharuskan mempunyai kredibilitas, professional, dan
integritas yang baik.
Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Darwis (2009) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komisaris
independen dengan kinerja keuangan. Hal tersebut karena banyaknya jumlah
komisaris hanya dianggap sebagai formalitas belaka.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Dewan Komisaris Independen
terhadap Kinerja Keuangan dengan Struktur Modal sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode 2012-2016)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah,
maka rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
1. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah?
2. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal pada bank umum syariah?
3. Apakah struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan pada bank umum syariah?
4. Apakah struktur modal berperan sebagai variabel intervening (pemediasi)
pengaruh antara dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan
bank umum syariah?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris independen terhadap kinerja
keuangan pada bank umum syariah.
2. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
pada bank umum syariah.
3. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
pada bank umum syariah.
4. Untuk mengetahui peran struktur modal dalam memediasi pengaruh
dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan bank umum
syariah.
9
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak,
antara lain:
1. Bagi perbankan syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perbankan syariah, khususnya mengenai pengaruh dewan komisaris
independen terhadap kinerja keuangan, dan struktur modal terhadap
kinerja keuangan, serta pengaruh tidak langsung antara dewan komisaris
independen terhadap kinerja keuangan melalui struktur modal.
2. Bagi akademik
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan
tambahan referensi mengenai pengaruh dewan komisaris independen
terhadap kinerja keuangan, dan struktur modal terhadap kinerja keuangan,
serta pengaruh tidak langsung antara dewan komisaris independen
terhadap kinerja keuangan melalui struktur modal.
3. Bagi penulis
Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
dan sarana mengembangkan ilmu yang diperoleh ketika duduk di bangku
perkuliahan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran gambaran yang jelas tentang isi dan
materi yang dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan
10
sistematikan penulisan yang mengacu pada pedoman penulisan skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini dibahas tentang, pertama latar
belakang masalah yang berisi alasan penelitian ini perlu diteliti berupa data
atau fenomena empiris dari objek yang akan diteliti, research gap, adanya
kesenjangan penelitian yang perlu diteliti dan alasan yang kuat bagi peneliti
untuk menentukan masalah yang diajukan. Kedua, rumusan masalah terdiri
dari pernyataan masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian. Kegita
tujuan penelitian, keempat kegunaan penelitian, dan kelima sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, dalam bab ini akan membahas tentang,
pertama telaah pustaka berisi ringkasan penelitian terdahulu, memberikan
gambaran posisi penelitian terhadap penelitian yang lain. Kedua kerangka
teori, bangunan teori dari konsep yang akan digunakan untuk menganalisis.
Konsep-konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai landasan dalam
menulis bab analisis dan mengambil kesimpulan. Ketiga kerangka penelitian,
berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang
akan diuji dan disajikan dalam bentuk gambar dan atau persamaan. Terakhir
adalah hipotesis, sub bab ini berisi tentang hipotesis yang diajukan.
BAB III METODE PENELITIAN, pada bab ini akan memberikan
informasi jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
skala pengukuran, definisi konsep dan operasional, teknik analisis dan alat
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
11
BAB IV ANALISIS DATA, pada bab ini akan membahas tentang
deskripsi objek penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, serta
menguraikan hasil uji analisis data dari data yang telah diperoleh.
BAB V PENUTUP, merupakan bab yang memuat kesimpulan dan
saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan untuk penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan hubungan antara dewan komisaris independen, struktur modal, dan
kinerja keuangan diantaranya adalah Darwis (2009) melakukan penelitian
tentang corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Hasil
menunjukkan bahwa variabel komisaris independen tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan
Widyawati (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh dewan
direksi, komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan
kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan. Hasil menunjukkan
bahwa variabel komisaris independen dan kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. akan tetapi, dewan
direksi, komite audit, dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Ananta (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh good corporate
governance terhadap kinerja perusahaan dengan ukuran perusahaan sebagai
variabel kontrol. Hasil menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Variabel
13
ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Variabel komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Serta ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Rahadian dan Hadiprajitno (2014) melakukan penelitian mengenai
pengaruh good corporate governance terhadap struktur modal perusahaan
(studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun
2010-2012). Hasil menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris dan
komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
struktur modal. Varibel konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan manajerial
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Jaradat (2015) melakukan penelitian mengenai corporate governance
practices and capital structure: a study with special reference to board size,
board gender, outside director and CEO duality. Hasil menunjukkan bahwa
hubungan antara komisaris independen memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal dengan hasil t hitung sebesar 0.065 dan
nilai signifikan 0.07 pada tingkat signifikansi 10%.
Budiman dan Helena (2017) melakukan penelitian tentang analisis
pengaruh tata kelola perusahaan terhadap struktur modal dengan kualitas
laporan keuangan sebagai mediator pada perusahaan yang terdapat di BEI.
Hasil menunjukkan bahwa ukuran dewan memiliki arah hubungan negatif
yang tidak signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan komposisi
14
komisaris independen memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap
struktur modal. Hasil menunjukkan uji t pada komposisi komisaris independen
0.208 dan signifikansinya 0.000.
Fachrudin (2011) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja
perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa struktur modal, ukuran
perusahaan, dan agency cost tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Suandini dan Suzan (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh
struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa struktur modal yang diukur dengan DAR tidak berpengaruh dengan
arah negatif terhadap kinerja keuangan. Proksi berikutnya adalah DER,
dimana DER tidak berpengaruh dengan arah positif terhadap kinerja
perusahaan. kemudian LDER berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan
dan TIER berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Hafsah dan Sari (2015) melakukan penelitian mengenai analisis
struktur modal terhadap kinerja keuangan pada perusahaan properti dan real
estate pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa struktur modal dengan proksi DAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan yang dukur dengan EVA, dengan t hitung sebesar
2.118 dan tingkat signifikansinya 0.041.
15
Kautsar dan Kusumaningrum (2015) melakukan penelitian mengenai
pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan
pertambangan yang dimediasi oleh struktur modal. Hasil penelitian
menunjukkan variabel ukuran DTA tidak mampu memediasi hubungan antara
kepemilikan manajerial dengan ROA. hubungan kepemilikan manajerial
dengan ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Antara kepemilikan
manajerial dengan DTA memiliki pengaruh negatif dan signifikan. DTA
dengan ROA juga memiliki hubungan yang negatif dan signifikan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, perbedaan dalam penelitian ini
adalah penggunaan pengukuran corporate governance menggunakan proporsi
dewan komisaris independen. Seperti di dalam penelitian Kautsar dan
Kusumaningrum (2015), dalam penelitiannya menggunakan variabel
corporate governance dengan ukuran kepemilikan manajerial. Perbedaan
lainnya adalah objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bank umum syariah.
B. Kerangka Teori
1. Good Corporate Governance (GCG)
a. Pengertian Good Corporate Governance
Tata kelola perusahaan menurut Haris (2005:75) adalah sistem,
proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder). Tata kelola
perusahaan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan-
kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk
16
memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki
dengan segera.
Corporate governance menurut Sutedi (2011:1) adalah suatu
proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang
saham/pemilik modal, komisaris, dewan pengawas dan direksi) untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya berlandaskan
peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
Menurut Effendi (2009:2) GCG dapat dapat diartikan sebagai
seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan
untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku
kepentingan. Hal ini disebabkan karena GCG dapat mendorong
terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih, transparan, dan
profesional.
Ikatan Bankir Indonesia (2016:104) menyatakan pengertian dari
GCG, yaitu pedoman mengenai kesepakatan antar-stakeholder dalam
mengidentifikasi dan merumuskan keputusan-keputusan strategic
secara efektif dan terkoordinasi.
b. Prinsip Dasar Good Corporate Governance
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016:104) sejak
diperkenalkan oleh The Organisation for Economic Co-Operation and
Development (OECD), prinsip-prinsip corporate governance berikut
17
telah dijadikan acuan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
Prinsip-prinsip tersebut disusun secara universal sehingga dapat
berlaku bagi semua negara atau perusahaan, dan diselaraskan dengan
sistem hukum, aturan, atau tata nilai yang berlaku di negara masing-
masing. Prinsip tata kelola perusahaan yang baik ini antara lain:
1) Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggung jawaban organ bank sehingga pengelolaannya
berjalan secara efektif. Manajemen bank harus memiliki
kewenangan-kewenangan beserta kewajiban-kewajiban yang harus
dipenuhi kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya. Dewan
direksi bertanggung jawab atas keberhasilan bank dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris
bertanggung jawab atas pengawasan dan wajib memberikan
nasihat kepada Direksi atas pengelolaan bank sehingga tujuan bank
dapat tercapai. Pemegang saham yang bertanggung jawab atas
keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan bank.
2) Responsibility (Pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban yaitu kesesuaian pengelolaan bank
dengan ketentuan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan
bank sehat. Prinsip ini menuntut manajemen bank dan manajemen
senior melakukan kegiatan secara bertanggung jawab. Manajemen
bank harus menghindari segala biaya transaksi yang berpotensi
18
merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang
telah disepakati, seperti tersirat dalam undang-undang, regulasi,
kontrak, maupun pedoman operasional bank.
3) Transparancy (Keterbukaan Informasi)
Prinsip ini mengacu pada keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi harus
diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang
diungkapkan antara lain adalah keadaan keuangan, kinerja
keuangan, kepemilikan, dan pengelolaan bank. Audit yang
dilakukan atas informasi harus dilakukan secara independen.
Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain
mengetahui keadaan bank sehingga nilai pemegang saham dapat
ditingkatkan.
4) Fairness (Kewajaran)
Kewajaran yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi
hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh stakeholder
harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang
adil. Bank dilarang melakukan praktik-praktik tercela yang
dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap
anggota Direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan
transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
19
5) Independency (Kemandirian)
Prinsip ini mengacu pada pengelolaan bank secara
professional tanpa pengaruh/ tekanan dari pihak mana pun. Prinsip
ini menuntut para pengelola bank agar dapat berindak secara
mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimiliki, tanpa ada tekanan-
tekanan dari pihak mana pun yang tidak sesuai dengan system
operasional bank yang berlaku. Dalam prinsip ini tersirat bahwa
pengelolaan bank harus tetap memberikan pengakuan terhadap
hak-hak stakeholder yang ditentukan dalam undang-undang
maupun peraturan bank.
c. Unsur-unsur Good Corporate Governance
Menurut Sutedi (2011:5) unsur-unsur dalam good corporate
governance adalah:
1) Internal Perusahaan
Unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan diantarnya
adalah:
a) Pemegang saham
b) Direksi
c) Dewan komisaris
d) Manajer
e) Karyawan
f) Sistem remunerasi berdasarkan kinerja
g) Komite audit
20
Unsur-unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan
antara lain meliputi:
a) Keterbuakaan dan kerahasiaan
b) Transparansi
c) Akuntabilitas
d) Kesetaraan
e) Aturan dari code of conduct
2) Eksternal Perusahaan
Unsur-unsur yang berasal dari luar perusahaan diantaranya
adalah:
a) Kecukupan undang-undang dari luar perusahaan
b) Investor
c) Institusi penyedia informasi
d) Akuntan publik
e) Institusi yang memihak kepentingan publik bukan golongan
f) Pemberi pinjaman
g) Lembaga yang mengesahkan legalitas
Unsur-unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan
antara lain:
a) Aturan dari code of conduct
b) Kesetaraan
c) Akuntabilitas
d) Jaminan hukum
21
Perilaku partisipasi pelaku corporate governance yang berada
di dalam rangkaian unsur-unsur internal maupun eksternal menentukan
kualitas corporate governance.
d. Faktor-faktor Good Corporate Governance
Ikatan Bankir Indonesia (2016:134-135) penilaian faktor GCG
merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen atas pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG. Penilaian tersebut mencakup evaluasi terhadap
parameter yang terdiri atas:
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawan Dewan Direksi.
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawan Direksi.
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan
kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank.
4) Penanganan benturan kepentingan.
5) Penerapan fungsi kepatuhan.
6) Penerapan fungsi audit internal.
7) Penerapan fungsi audit eksternal.
8) Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.
9) Penyedia dana kepada terkait (related party).
10) Penyedia dana besar (large exposure).
11) Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank serta
rencana strategi bank.
22
e. Manfaat Good Corporate Governance
Menurut Hery (2010:57) terdapat lima manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan yang menerapkan good corporate governance,
yaitu:
1) GCG secara tidak langsung akan dapat mendorong pemanfaatan
sumber daya perusahaan ke arah yang lebih efektif dan efisien,
yang pada gilirannya akan turut membantu tercapainya
pertumbuhan atau perkembangan ekonomi nasional.
2) GCG dapat membantu perusahaan dan perekonomian nasional,
dalam hal ini menarik modal investor dengan biaya yang lebih
rendah melalui perbaikan kepercayaan investor dan kreditur
domestik maupun internasional.
3) Membantu pengelolaan perusahaan dalam memastikan/ menjamin
bahwa perusahaan telah taat pada ketentuan, hukum, dan peraturan.
4) Membangun manajemen dan corporate board dalam pemantauan
penggunaan aset perusahaan.
5) Mengurangi korupsi.
f. Indikator Pengukuran GCG
Menurut Azis (2016) indikator pengukuran GCG adalah
sebagai berikut:
1) Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan dengan kata lain manajer tersebut
23
sekaligus pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan,
keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya presentase kepemilikan
saham perusahaan oleh manajer, karena hal ini merupakan
informasi penting bagi pengguna laporan keuangan maka,
informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
2) Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham
oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,
institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada
akhir tahun. Struktur kepemilikan perusahaan publik di Indonesia
sangat terkonsentrasi pada institusi. Institusi yang dimaksudkan
adalah pemilik perusahaan publik berbentuk lembaga, bukan
pemilik atas nama perseroan pribadi. Mayoritas institusi adalah
berbentuk perseroan terbatas (PT). Pada umumnya PT merupakan
bentuk kepemilikan pendiri perusahaan-perusahaan atau keluarga
pendiri perusahaan.
3) Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya
dan pemegang saham pengendali, bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya
24
untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan perusahaan.
4) Komite audit
Komite audit adalah yang dibentuk oleh dewan komisaris
untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Selain itu, komite audit dianggap sebagai penghubung antara
pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen
guna mengatasi masalah pengendalian ataupun kemungkinan
timbulnya agensi.
g. Dewan Komisaris Independen
Menurut UU No. 40 Tahun 2007, komisaris independen adalah
anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan,
hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau
hubungan keluarga lainnya dengan anggota dewan komisaris lainnya,
direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan
bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
Menurut Cahyono (2002:105) komisaris independen merupakan
komisaris yang tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang
saham pengendali, direksi, dan komisaris lain dan tidak bekerja
rangkap sebagai direksi di perusahaan lain yang terafiliasi, memahami
peraturan pasar modal Indonesia dan dipilih oleh pemegang saham
bukan pengendali.
25
Menurut peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009
komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali,
anggota dewan komisaris dan/atau anggota direksi. Komisaris
independen juga tidak boleh memiliki hubungan keuangan dan/atau
hubungan kepemilikan saham dengan bank sehingga dapat mendukung
kemampuannya untuk bersikap independen. Tugas dari komisaris
independen adalah untuk membantu dewan komisaris dalam
menjalankan tugasnya agar lebih efektif.
h. Syarat menjadi Dewan Komisaris Independen
Menurut Samsul (2006:72) syarat-syarat untuk menjadi dewan
komisaris independen adalah sebagai berikut:
1) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham
pengendali dari perusahaan tercatat yang bersangkutan.
2) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan direktur atau dengan
komisaris lainnya dari perusahaan tercatat yang bersangkutan.
3) Tidak bekerja rangkap sebagai direktur di perusahaan lain yang
terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan.
4) Memahami peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
i. Tanggung Jawab Dewan Komisaris Independen
Menurut Amri (2011) komisaris independen memiliki
tanggung jawab pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip tata
26
kelola perusahaan yang baik di dalam perusahaan melalui
pemberdayaan dewan komisaris agar dapat melakukan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan
lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dalam upaya
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, maka komisaris
independen harus secara proaktif mengupayakan agar dewan komisaris
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi yang
terkait dengan, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:
1) Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang
efektif, termasuk di dalamnya memantau jadwal, anggaran dan
efektivitas strategi tersebut.
2) Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan
manajer-manajer professional.
3) Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem
pengendali, dan sistem audit yang bekerja dengan baik.
4) Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan
yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam
menjalankan operasinya.
5) Memastikan risiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan
dikelola dengan baik.
6) Memastikan prinsip-prinsip dan praktek good corporate
governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik.
27
j. Tugas Dewan Komisaris Independen
Menurut Amri (2011) tugas komisaris independen dalam
prakter good corporate governance adalah sebagai berikut:
1) Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan
perusahaan.
2) Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan
stakeholder yang lain.
3) Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan
kepentingan secara wajar dan adil.
4) Kepetuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang
berlaku.
5) Menjamin akuntabilitas organ perseroan.
k. Wewenang Dewan Komisaris Independen
Menurut Amri (2011) wewenang komisaris independen adalah
sebagai berikut:
1) Komisaris independen mengetuai komite audit dan komite
nominasi.
2) Komisaris independen berdasarkan pertimbangan yang rasional
dan kehati-hatian berhak menyampaikan pendapat yang berbeda
dengan anggota dewan komisaris lainnya yang wajib dicatat dalam
berita acara rapat dewan komisaris dan pendapat yang berbeda
yang bersifat material, wajib dimasukkan dalam laporan tahunan.
28
l. Teori Keagenan (Agency Theory)
Konsep agency theory menurut Anthoy dan Govindrajan dalam
Siagian (2010:10) adalah hubungan atau kontak antara principal dan
agent. Principal memperkerjakan agent guna melakukan tugas untuk
kepentingan principal, termasuk kepada agent. Pada perusahaan yang
modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai
principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka.
Pemegang saham memperkerjakan CEO untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan principal.
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang
digunakan untuk memahami hubungan antara manajer dan pemegang
saham. Jensen dan Mecling (1976) menyatakan bahwa hubungan
keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan
pemegang saham (principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang
menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik
yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang
mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri.
Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan
masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang
terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham
menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat-cepatnya
atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer
menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian
29
kompensasi atau insentif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam
menjalankan perusahaan.
Eisenhard dalam Siagian (2011:11) menyatakan bahwa teori
agensi menggunakan tiga asumsi dasar manusia, yaitu:
1) Manusia umumnya mementingkan diri sendiri (self interest).
2) Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality).
3) Manusia selalu mengindari risiko (risk averse).
Dari asumsi sifat dasar manusia tersebut dilihat bahwa konflik
agensi yang sering terjadi antara manajer dengan pemegang saham
dipicu adanya sifat dasar tersebut. Manajer dalam mengelola
perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan perilaku
opportunistic dari manajer, manajer bertindak untuk mencapai
kepentingan mereka sendiri, padahal sebagai manajer seharusnya
memihak kepada kepentingan pemegang saham karena mereka adalah
pihak yang memberi kuasa manajer untuk menjalankan perusahaan.
2. Struktur Modal
a. Pengertian Struktur Modal
Menurut Mustafa (2017:85) struktur modal merupakan
perimbangan antara jumlah hutang jangka pendek bersifat permanen,
hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Struktur
30
modal adalah perbandingan antara modal asing atau jumlah hutang
dengan modal sendiri.
Menurut Sawir (2008:10) struktur modal adalah pendanaan
permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan
modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham
terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus, modal dan
akumulasi ditahan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur
keuangan.
Struktur modal menurut Riyanto (2008:296) adalah
perimbangan atas perbandingan antara jumlah utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Jadi, untuk mengukur struktur modal,
digunakan rasio solvabilitas.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Modal
Menurut Mustafa (2017:86-87) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan, diantaranya:
1) Growth rate, pertumbuhan penjualan masa depan. Apabila
pertumbuhan perusahaan selalu meningkat, maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan yang cukup besar, sehingga perusahaan
akan mengurangi utangnya, bahkan bisa tidak menggunakan utang
dalam operasi perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan
tingkat pertumbuhannya kecil, bahkan tidak ada pertumbuhan,
maka kemungkinan perusahaan menggunakan hutang akan lebih
besar.
31
2) Sales stability, stabilitas penjualan. Apabila penjualan perusahaan
stabil meningkat, maka perusahaan dengan sendirinya memperoleh
dana yang cukup besar, sehingga perusahaan akan mengurangi
utangnya, bahkan tidak menggunakan utang dalam operasi
perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila penjualan perusahaan stabil
turun, maka perusahaan akan berkurangnya dana yang diperoleh,
sehingga perusahaan akan menambah hutangnya untuk keperluan
operasi perusahaan.
3) Assets structure, struktur aktiva. Kalau perusahaan mempunyai
permodalan sendiri cukup besar, maka perusahaan tidak akan
memerlukan pinjaman tetapi sebaliknya kalau permodalan
perusahaan kecil, maka perusahaan memerlukan pinjaman.
4) Management attitudes, sifat manajemen. Dalam melakukan operasi
perusahaan, manajemen ada yang bersifat berani menanggung
risiko dan ada pula yang bersifat tidak menyukai risiko (risk
everse). Manajemen berani dalam hal ini, manajemen selalu
bertindak agresif, ingin dalam kegiatan operasi selalu besar,
sehingga perusahaan menginginkan permodalan yang besar, yang
mengakibatkan manajemen berani melakukan pinjaman atau
berhutang. Sebaliknya manajemen yang tidak menyukai risiko,
manajemen tidak berani melakukan pinjaman, sehingga kegiatan
operasi perusahaan dilakukan seperti apa yang terjadi.
32
5) Market conditions, keadaan pasar modal. Pasar modal yang mudah
untuk mendapatkan dana, berupa pinjaman, maka perusahaan juga
dengan mudah mendapatkan pinjaman yang cukup besar, begitu
pula sebaliknya.
6) Taxes, pajak. Tingkat pajak yang cukup besar, perusahaan akan
berusaha melakukan pinjaman cukup besar pula, karena
perusahaan beranggapan dengan adanya hutang, perusahaan akan
membayar bunga juga cukup besar sehingga akan mengurangi laba
perusahaan yang akan dikenakan pajak. Begitu pula sebaliknya
kalau tingkat pajak cukup kecil, perusahaan tidak akan melakukan
pinjaman yang besar.
c. Komponen Struktur Modal
Komponen struktur modal menurut Riyanto (2008:227) terdiri
dari dua, yaitu:
1) Modal asing
Modal asing atau utang merupakan salah satu sumber
pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk
membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan
akan penggunaan utang ini harus mempertimbangkan besarnya
biaya tetap yang muncul dari utang berupa bunga yang akan
menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan
semakin tidak pastinya tingkat pengembalian pemegang saham
biasa.
33
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan
yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi
perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang
yang pada saatnya harus dibayar kembali.
Modal asing atau utang sendiri dibagi menjadi tiga
golongan, diantaranya:
a) Utang jangka pendek (Short-term Debt)
Utang jangka pendek merupakan modal asng yang jangka
waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka
pendek terdiri dari kredit perdagangan yaitu kredit yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
b) Utang jangka menengah (Intermediate-term Debt )
Utang jangka menengah merupakan utang yang jangka
waktunya adalah lebih dari satu tahun atau kurang dari 10
tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah
adalah:
Term loan merupakan kredit usaha dengan umur lebih dari
satu tahun dan kurang dari 10 tahun.
Leasing merupakan suatu alat atau cara untuk mendapatkan
service dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya adalah
sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk
mendapatkan service dan hak milik atas aktiva tersebut,
bedanya pada leasing tidak disertai hak milik.
34
c) Utang jangka panjang (Long-term Debt)
Utang jangka panjang merupakan utang yang jangka waktunya
adalah panjang, pada umumnya lebih dari 10 tahun. Adapun
jenis atau bentuk-bentuk utama dari utang jangka panjang
antara lain:
Pinjaman obligasi merupakan pinjaman untuk jangka waktu
yang panjang, untuk debitur mengeluarkan surat pengakuan
utang yang mempunyai nominal tertentu.
Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka panjang
dimana pemberi utang (kreditur) diberi hak hipotik pada
suatu barang tidak bergerak, agar bila pihak debitur tidak
memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dari hasil
penjualan tersebut digunakan untuk menutupi tagihannya.
2) Modal sendiri
Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka
panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang
saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan
untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman
memiliki jatuh tempo. Modal sendiri merupakan modal yang
digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasionalnya yang
berasal dari pemilik perusahaan tersebut.
Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk
PT terdiri dari:
35
a) Modal saham
Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta
dalam suatu PT. adapun jenis-jenis dari saham adalah sebagai
berikut:
Saham biasa (common stock)
Saham preferen (preferred stock)
Saham kumulatif (cumulative preferred stock)
b) Cadangan
Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk
dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa
waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan
yang termasuk modal sendiri adalah:
Cadangan ekspansi
Cadangan modal kerja
Cadangan selisih kurs
Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian yang
tidak diduga sebelumnya (cadangan umum)
c) Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh dari suatu perusahaan dapat
sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh
perusahaan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah
dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan
sebagaimana telah diuraikan. Apabila perusahaan belum
36
mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan
tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan
yang ditahan.
d. Teori Trade-off dalam Struktur Modal
Menurut Myers dalam Brigham & Houston (2006:210)
“Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu,
dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama
dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”. Biaya kesulitan
keuangan adalah biaya kebangkrutan atau reorganization, dan biaya
keagenan yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu
perusahaan.
Teori trade-off adalah menentukan struktur modal yang optimal
memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan dan
biaya kesulitan keuangan tetapi tetap mempertahankan asumsi efisien
pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat
pengunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika
penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya
kesulitan keuangan.
Teori trade-off mempunyai implikasi bahwa manajer akan
berfikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya
kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan
berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio
37
hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi
pajak.
e. Rasio Struktur Modal
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang gambaran finansial
suatu perusahaan, perlu mengadakan analisis atau interprestasi
terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data
finansial itu tercermin di dalam laporan keuangan. Menurut Sjahrijal
dan Purba (2013:37) rasio struktur modal terdiri dari:
1) Rasio total utang terhadap total aktiva (Total debt to total assets
ratio/DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah
aktiva perusahaan dibiayai utang. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk
investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Rasio DAR =
2) Rasio total utang terhadap modal (Total debt to equity/DER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara
kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio
ini juga dapat berarti sebagai kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal
sendiri.
Rasio DER =
38
3) Rasio utang jangka panjang terhadap modal (Long term debt to
equity/LDER)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara
jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan kreditur dengan
jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar
perbandingan antara utang jangka panjang denagn modal sendiri
atau seberapa besar utang jangka panjang dijamin oleh modal
sendiri.
Rasio LDER =
3. Kinerja Keuangan
a. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Hanafi (2007:69) kinerja keuangan merupakan suatu
usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah
dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
Menurut Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan secara
baik dan benar.
b. Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan banyak
cara, salah satunya adalah dengan menggunakan analisis rasio
39
keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi
satu angka dengan angka lainnnya (Kasmir, 2008:104).
Menurut Kasmir (2008:110-115) terdapat beberapa rasio
keuangan yang digunakan dalam mengukur kinera keuangan
perusahaan, diantaranya:
1) Raiso Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek. Rasio ini terdiri dari: Current Ratio, Quick Ratio, dan Net
Working Capital.
2) Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
Artinya, besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk
membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan
menggunakan modal sendiri. Rasio leverage terdiri dari: Debt to
Total Asset, Debt to Equity Ratio, Times Interes Earned, Cash
Flow Coverage, Long-Term Debt to Total Capitalization, Fixed
Charge Coverage, dan Cash Flow Adequancy.
3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan
40
(penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Rasio aktivitas terdiri dari: Total Asset
Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover,
Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in
Inventory.
4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keutungan atau laba dalam
suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari
laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Rasio profitabilitas terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit
Margin, Return on Assets, Return on Equity dan Operating Ratio.
5) Rasio Pertumbuhan (Grwoth Ratio)
Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan poisisi
ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor
usahanya. Dalam rasio pertumbuhan perekonomian yang dianalisis
adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham,
dan dividen per saham.
41
6) Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas
biaya investasi seperti rasio harga saham terhadap pendapatan dan
rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.
c. Laporan Keuangan Bank Syariah
Menurut Nabhan (2008:21-35) laporan keuangan bank syariah
terdiri atas:
1) Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Laporan ini berisi informasi keuangan yang terdiri dari aktiva,
kewajiban, investasi tidak terikat, dan ekuitas.
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang
menyajikan kinerja perusahaan yang meliputi pendapatan dan
beban yang timbul pada operasi utama dan operasi lain bank.
Beban yang disajikan adalah yang berkaitan dengan kegiatan untuk
mendapatkan pendapatan.
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang
menyajikan perubahan ekuitas bank, peningkatan, dan penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan. Laporan ini
42
menggambarkan perubahan yang berasal dari pemegang saham
seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan
jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan bank
selama periode yang bersangkutan.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi
mengenai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan suatu bank
untu suatu periode waktu tertentu baik berupa kas dan setara kas.
Laporan ini berguna untuk pemakai laporan keuangan dalam
mengevaluasi perubahan aktiva perusahaan, struktur keuangan dan
memprediksi kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan di
masa yang akan datang.
5) Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Dana investasi terikat merupakan aplikasi dari produk
mudharabah muqayadah (investasi terikat). Investasi terikat adalah
investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan
sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi
berdasarkan mudharabah muqayadah atau sebagai agen investasi.
Investasi terikat bukan merupakan aktiva maupun kewajiban bank
karena mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki
kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi.
43
6) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardh (Qardhul Hasan)
Laporan sumber dan penggunaan dana qarh merupakan
laporan yang menunjukkan sumber dari penggunaan dana selama
suatu waktu tertentu. Qardh merupakan pinjaman tanpa imbalan
selama jangka waktu tertentu dan wajib mengembalikan dalam
jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Hal-hal
yang harus diungkapkan dalam laporan sumber dan penggunaan
dana qardh adalah periode yang dicakup, rincian saldo awal dan
akhir, jumlah dana yang diterima dan disalurkan selama periode
laporan.
d. Return On Assets (ROA)
Menurut Home dan Wachowicx (2005:235) menyatakan bahwa
“ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba
dari modal yang diinvestasikan”. Sedangkan menurut Sawir (2005:18),
“Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan”. Menurut Brigham dan Houston
(2010:148) pengembalian atas total aktiva (ROA) dihitung dengan cara
membandingkan laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham
biasa dengan total aktiva.
Semakin besar ROA, menunjukkan kinerja perusahaan semakin
baik, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. Nilai ini
mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (atau
44
pendanaan) yang diberikan pada perusahaan (Wild, Subramanyam, dan
Halsey, 2005:65).
e. Manfaat ROA
Menurut Munawir (2007:91) kegunaan dari analisis Return On
Assets dikemukakan sebagai berikut:
1) Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang
menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktik
akuntansi yang baik, maka manajemen dengan menggunakan
teknik analisis ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal
yang bekerja, efisiensi produk, dan efisiensi bagian penjualan.
2) Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga
diperoleh rasio industri, maka dengan analisa ROA ini dapat
dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya
dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui
apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-
ratanya. Dengan demikian, akan dapat diketahui dimana
kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3) Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh divisi/ bagian, yaitu dengan
mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang
bersangkutan. Arti pentingnya mengukur rate of return pada
tingkat bagian adalah untuk daat membandingkan efisiensi suatu
45
bagian dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang
bersangkutan.
4) Analisis ROA juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas
dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan
menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya
dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan dapat dihitung
profitabilitas dari masing-masing produk. Dengan demikian,
manajemen akan dapat mengetahui produk mana yang mempunyai
profit potential di dalam longrun (jangka panjang).
ROA selain digunakan untuk keperluan kontrol, juga berguna
untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROA dapat digunakan sebagai
dasar untuk pengembalian keputusan kalau perusahaan akan
mengadakan ekspansi.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROA
Menurut Munawir (2007:89) faktor-faktor yang mempengaruhi
rasio return on assets adalah sebagai berikut:
1) Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang
digunakan untuk operasi).
2) Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan
dalam presentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini
mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualannya.
46
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Model Penelitian Sumber: Dikembangkan untuk penelitian 2017
Dalam model penelitian di atas menjelaskan bahwa variabel X adalah
dewan komisaris independen, variabel Y adalah kinerja keuangan, dan
variabel Z adalah struktur modal. Berdasarkan kerangka di atas, maka dapat
dibuat persamaan sebagai berikut:
Persamaan 1: Z = a + p2Xi + e1
Persamaan 2: Y = a + p1Xi + p3Z + e2
Keterangan:
Y = Kinerja keuangan bank umum syariah
X = Dewan komisaris independen pada bank umum syariah
Z = Struktur modal bank umum syariah
p1 = Pengaruh langsung gcg dengan kinerja keuangan
p2-3 = Pengaruh tidak langsung gcg dengan kinerja keuangan
e = Standard error
47
D. Hipotesis
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007:137) hipotesis merupakan
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah
penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya)
sehingga harus di uji secara empiris.
Berdasarkan uraian kerangka penelitian di atas, maka penulis menarik
hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan
Pandya dalam Tertius dan Christiawan (2015) dalam mengukur
good corporate governance terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan, salah satunya adalah komisaris independen. Komisaris
independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan perusahaan.
Komisaris independen melakukan peran pengendali dalam mengevaluasi
keputusan manajer melalui keterampilan mereka, keahlian, pengetahuan,
dan objektivitas untuk mengurangi biaya agensi dan mengutamakan
kepentingan pemegang saham. Komisaris independen diharapkan
bertanggung jawab untuk membawa penilaian independen dalam
menanggung pada masalah strategi, kinerja, dan sumber daya termasuk
janji kunci dan standar perilaku.
El-Chaarani dalam Tertius dan Christiawan, (2015) semakin besar
jumlah komisaris independen dalam perusahaan menyebabkan manajemen
perusahaan tidak dapat melakukan kecurangan sehingga kinerja
perusahaan menjadi lebih bagus dan sehat. Hal ini mendukung penelitian
48
yang dilakukan oleh Lestari dan Asyik (2015) yang menyatakan bahwa
peran dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROA dan
NPM. Rofina dan Priyadi (2013) bahwa pelaksanaan good corporate
governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku akan
mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Maka
dari itu peneliti membuat hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai
berikut:
H1: Dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA)
2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Struktur Modal
Komisaris independen merupakan pihak luar perusahaan yang
menilai kinerja perusahaan dan mengambil keputusan untuk memajukan
perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Semakin kuat
komisaris independen, maka pendanaan modal akan semakin besar, karena
berpengaruh kepada keputusan yang diambil. Perusahaan akan memilih
utang untuk dijadikan sumber pendanaan modal perusahaan karena
mempunyai risiko yang lebih kecil dan untuk mencegah terjadinya
terjadinya moral hazard. Selain itu komisaris independen juga
mempertimbangkan jika menerbitkan saham, karena akan bertambah pula
kepentingan antar pemegang saham. Komisaris independen akan
memberikan saran dan kebijakan terbaik untuk perusahaan seperti
pemilihan modal.
49
Hal tersebut mendukung penelitian Jaradat (2015) yang
menyatakan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal. Budiman dan Helena (2017)
menyatakan bahwa komisaris independen memiliki hubungan positif dan
signifikan terhadap struktur modal. Maka dari itu hipotesis kedua dalam
penelitian ini adalah:
H2: Dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal (DAR).
3. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan
Teori struktur modal memiliki beberapa pandangan yang berbeda
mengenai pengaruh tingkat utang terhadap kinerja perusahaan. Teori
trade-off menjelaskan bahwa tingkat utang berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan. Pendanaan utang diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas produksi perusahaan dan dapat memberikan manfaat
penghematan pajak (Hanafi, 2007).
Brigham & Houston (2006: 210) tingkat hutang yang optimal
tercapai ketika penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal
terhadap biaya kesulitan keuangan. Teori trade-off mempunyai implikasi
bahwa manajer akan berfikir dalam kerangka trade-off antara
penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan
struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara
50
meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan
mengurangi pajak.
Hal tersebut didukung oleh penelitian Suandini dan Suzan (2015)
yang menyatakan bahwa struktur modal yang diukur dengan TIER
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Maka dari
itu hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah:
H3: Struktur modal (DAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan (ROA).
4. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan
melalui Struktur Modal
Penerapan tata kelola yang baik, selain dapat membuat kinerja
perusahaan menjadi lebih baik dapat pula menentukan kebijakan
manajemen dalam mengelola finansial perusahaan. Penggunaan utang
yang besar akan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan
kemampuannya dalam memperbesar modal, mengembangkan kegiatan
usaha, dan meningkatkan pendapatan serta keuntungan. Struktur modal
yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan adalah utang, karena utang
memiliki biaya (bunga yang harus dibayar) yang akan mengurangi profit
yang diperoleh perusahaan. Utang yang besar juga akan menimbulkan
risiko finansial, yang berdampak pada kebangkrutan perusahaan jika tidak
dikelola dengan baik. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Hermuningsih (2012) yang menempatkan variabel struktur modal sebagai
51
variabel intervening, dalam hubungan antara profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
Maka dari itu hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
H4: Struktur modal memediasi pengaruh dewan komisaris independen
terhadap kinerja keuangan (ROA).
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka data tersebut kemudian diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka
tersebut (Martono, 2011:20).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Sehubungan dengan data sekunder pada penelitian ini, maka lokasi dari
penelitian ini adalah dari situs website masing-masing bank umum syariah
yang dijadikan sampel. Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei
2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Bawono (2006:28) populasi adalah keseluruhan wilayah
objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik
kesimpulan oleh peneliti. Totalitas dari objek dan subjek penelitian yang
digunakan oleh peneliti, tentunya yang memiliki hubungan atau memenuhi
syarat-syarat tertentu dengan masalah yang akan dipecahkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia sampai dengan tahun 2016 yang berjumlah 13
Bank Umum Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank BRIS
53
Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin,
Bank BCA Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank Jabar Banten Syariah,
Bank BNI Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Maybank Syariah, Bank
Tabungan Pensiun Nasional Syariah, dan Bank Aceh Syariah.
2. Sampel
Menurut Bawono (2006:28) sampel adalah objek atau subjek
penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini
dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga dalam
menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan
nantinya merupakan kesimpulan dari populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:77) purposive sampling
merupakan teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa
pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya
bisa lebih representatif.
Tabel 3.1
Daftar Sampel
No. Daftar Bank Umum Syariah
1. PT Bank Muamalat Indonesia
2. PT Bank BRI Syariah
3. PT Bank Mega Syariah
4. PT Bank Panin Syariah
5. PT Bank Syariah Bukopin
6. PT BCA Syariah
7. PT Bank Syariah Mandiri
8. PT Bank Jabar Banten Syariah
9. PT Bank BNI Syariah Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2016
54
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengambilan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk
menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip
yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh dari
jurnal, majalah, buku, data statistik, maupun dari internet (Bawono, 2006:29-
30).
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dari situs
masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2012-2016 yang berupa laporan
tahunan yang mencakup data atas neraca, laporan laba/rugi, dan pelaporan
good corporate governance.
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
rasio. Menurut Ghozali (2013:5) skala rasio adalah skala interval dan memiliki
nilai dasar (based value) yang tidak dapat dirubah. Skala rasio dapat
ditransformasikan dengan cara mengalikan dengan konstanta, tetapi tetapi
transformasi tidak dapat dilakukan jika dengan cara mengubah konstanta
karena hal ini akan merubah nilai dasarnya.
F. Definisi Konsep dan Operasional
Menurut Bawono (2006:27) definisi operasional menjelaskan definisi
tentang variabel-variabel yang akan digunakan, baik variabel dependen
55
maupun variabel independen, sehingga nantinya tidak menghasilkan data yang
biasa:
1. Kinerja Keuangan
Menurut Hanafi (2007:69) kinerja keuangan merupakan suatu
usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi
dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada
periode waktu tertentu. Indikator yang digunakan dalam pengukuran
kinerja keuangan adalah return on assets (ROA). Sawir (2005:18),
“Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan”.
2. Dewan Komisaris Independen
Menurut Cahyono (2002:105) komisaris independen merupakan
komisaris yang tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang
saham pengendali, direksi, dan komisaris lain dan tidak bekerja rangkap
sebagai direksi di perusahaan lain yang terafiliasi, memahami peraturan
pasar modal Indonesia dan dipilih oleh pemegang saham bukan
pengendali.
3. Struktur Modal
Menurut Mustafa (2017:85) struktur modal merupakan
perimbangan antara jumlah hutang jangka pendek bersifat permanen,
hutnag jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Struktur modal
adalah perbandingan antara modal asing atau modal jumlah hutang dengan
56
modal sendiri. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan mengukur
struktur modal adalah debt to assets ratio. Menurut Hery (2016:166-167)
rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.
Tabel 3.2
Definisi Konsep dan Variabel
Variabel Definisi Skala Pengukuran
Kinerja
keuangan
Kinerja keuangan
merupakan suatu usaha
formal yang dilaksanakan
perusahaan untuk
mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas dari aktivitas
perusahaan yang telah
dilaksanakan pada periode
waktu tertentu (Hanafi,
2007:69).
Rasio
ROA = x 100%
(Home dan Wachowicx, 2005: 235;
Endraswati, Suhardjanto, Krismiaji, 2014:
42)
Dewan
Komisaris
Independen
Komisaris independen
merupakan komisaris yang
tidak mempunyai
hubungan afiliasi dengan
pemegang saham
pengendali, direksi, dan
komisaris lain dan tidak
bekerja rangkap sebagai
direksi di perusahaan lain
yang terafiliasi, memahami
peraturan pasar modal
Indonesia dan dipilih oleh
pemegang saham bukan
pengendali (Cahyono,
2002:105)
Rasio
KI = x 100%
(Siallagan dan Machfoedz, 2006;
Endraswati, Suhardjanto, Krismiaji, 2014:
42)
Struktur
modal
Struktur modal merupakan
perimbangan antara jumlah
hutang jangka pendek
bersifat permanen, hutang
jangka panjang, saham
preferen, dan saham biasa
(Mustafa, 2017:85).
Rasio DAR = x 100%
(Mustafa, 2017:85)
57
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno (2015:78) uji strasioneritas digunakan untuk
menguji data time series agar data yang digunakan bersifat flat, tidak
mengandung komponen trend, dengan keragaman konstan dan tidak
terjadi fluktuasi periodic. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test
yang dikembangkan oleh Dickey-fuller, berdasarkan data yang diperoleh
dari annual report bank umum syariah periode 2012-2016. Pengambilan
keputusan dalam uji ini yaitu apabila nilai Prob*<0.005 dengan demikian
menunjukkan data stasioner nilai Prob*>0.005 maka data tidak stasioner.
2. Uji Asumsi Klasik
Menurut Bawono (2006:115) uji asumsi klasik merupakan tahapan
yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak
terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi
yang handal sesuai kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) yang
menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir.
Pelanggaran asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak
banyak bermanfaat dan kurang valid.
a. Uji Multikoloniearitas
Menurut Ghozali (2013:106) uji multikoloniearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antarvariabel bebas (independen). Pada model yang baik tidak boleh
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
58
multikoloniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance
value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan tidak ada multikoloniearitas antarvariabel independen
dalam model regresi.
2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikoloniearitas antarvariabel
independen dalam model regresi.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110) uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka disimpulkan terjadi
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Teknik
pengujian yang sering digunakan adalah pengujian uji Durbin-Watson
(DW) yang dapat dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai
taksiran faktor gangguan yang berurutan.
Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu (first order autocorelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara
variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
59
H0 : Tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha : Ada autokorelasi (r≠0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif
Tidak ditolak du – d < 4 – du
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokesdastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode uji White
yaitu uji yang dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2t)
dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan
perkalian (interaksi) variabel independen. Pada penelitian ini
didapatkan persamaan regresinya sebagai berikut:
U2t = b0 + b1KI + b2DAR + b3KI*KI+ b4DAR*DAR + b5KI*DAR
Gujarati dalam Ghozali (2013:143) dari persamaan regresi
tersebut akan didapatkan nilai R2 untuk menghitung c
2, dimana
60
menggunakan rumus c2
= n x R2. Pengujiannya adalah jika c
2 hitung <
c2 tabel, maka hipotesis alternatif adanya heteroskedastisitas dalam
model ditolak.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
2013:160).
Untuk mendeteksi normalitas data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Uji
K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 = Data residual berdistribusi normal
Ha = Data residual berdistribusi tidak normal
Apabila signifikansi residual menunjukkan angka kurang dari
0.05 maka H0 ditolak. Sebaliknya apabila signifikansi residual
menunjukkan angka di atas 0.05 maka Ha ditolak, yang artinya data
terdistribusi normal.
e. Uji Linearitas
Menurut Ghozali (2013:166) uji linearitas digunakan untuk
melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau
61
tidak. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model
empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat, atau kubik.
Pengujian linearitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji lagrange-multiplier. Uji lagrange-multiplier
merupakan uji alternatif dari Ramsey test dan dikembangkan oleh
Engle tahun 1982. Estimasi dengan uji ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai c2 hitung atau (n x R
2). Apabila nilai c
2 hitung lebih
kecil dari c2 tabel maka hipotesis yang menyatakan model linear
diterima. Sebaliknya, apabila nilai c2 hitung lebih besar dari c
2 tabel,
maka hipotesis yang menyatakan model linear ditolak.
3. Uji Statistik
Menurut Gujarati dalam Ghozali (2013:95) secara umum, analisis
regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi
rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui.
Model pertama dalam penelitian ini adalah model pengaruh dewan
komisaris independen terhadap struktur modal dengan menggunakan
analisis linear sederahana, persamaannya sebagai berikut:
Struktur Modal = a + b1 dewan komisaris independen + e
Model kedua dalam penelitian ini adalah dengan model pengaruh
dewan komisaris independen dan struktur modal terhadap kinerja
62
keuangan dengan menggunakan analisis regresi berganda, persamaannya
adalah:
Kinerja Keuangan = a + b1 dewan komisaris independen + b2 struktur
modal + e
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian
sebagai berikut:
a. Uji Statistik t
Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara
individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol
(H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama
dengan nol, atau:
H0 : bi = 0
Artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya
(Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ 0
Artinya variabel tersebut merupakan variabel penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji Statistik F
Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik F pada dasarnya
menujukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
63
terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol H0 yang hendak diuji
apakah semua parameter dalam model sama dengan nol.
c. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2013:97) koefisien determinasi (R2) pada
intinya menguji seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen nilai determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2
yang lebih kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas.
4. Analisis Jalur (Path Analysis)
Menurut Ghozali (2013:249) analisis jalur merupakan perluasan
dari analisis regresi berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model
casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur
sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan juga tidak
dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah
dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang akan
dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antar tiga
atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau
menolak hipotesis kausalitas imajiner.
ROA (Z) = a + p2Xi + e1 (1)
DAR (Y) = a + p1Xi + p3Z +e2 (2)
64
Keterangan:
Xi = Dewan Komisaris Independen
Z = Struktur modal (DAR)
Y = Kinerja keuangan (ROA)
Standardized koefisien untuk dewan komisaris independen pada
persamaan (1) akan memberikan nilai p2. Sedangkan koefisien untuk
dewan komisaris independen dan kinerja keuangan pada persamaan (2)
akan memberikan nilai p1 dan p3.
Pengambilan keputusan untuk menjelaskan pengaruh langsung atau
tidak langsung serta pengaruh total yaitu dengan kriteria:
a. Dengan melihat nilai p1 yaitu pengaruh langsung.
b. Pengaruh tidak langsung = p2 x p3.
c. Total pengaruh mediasi yang ditunjukkan dengan rumus:
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung = p1 + (p2 x p3).
Kemudian untuk mengetahui pengaruh mediasi yang ditunjukkan
oleh perkalian koefisien (p2 x p3) signifikan atau tidak diuji dengan Sobel
test dengan menghitung standar error dari koefisien indirect effect dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Sp2p3 =
Berdasarkan hasil Sp2Sp3 dapat menghitung nilai t statistic
pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t =
65
Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi
0.05 yaitu sebesar 1.96, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi.
H. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah program
eviews versi 7.1 dan SPSS 16.0 yang merupakan sebuah program komputer
statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik
secara cepat dan tepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki
oleh para pengambil keputusan.
66
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah bank umum syariah periode 2012-
2016. Dalam penelitian ini digunakan laporan tahunan (annual report) yang di
dalamnya tertera laporan laba rugi, neraca dan pelaporan good corporate
governance. Berdasarkan annual report yang diakses penulis, hanya terdapat
9 bank yang mencantumkan kriteria yang penulis butuhkan. Bank tersebutlah
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
Tabel 4.1
Objek Penelitian
No. Daftar Bank Umum Syariah
1. PT Bank Muamalat Indonesia
2. PT Bank BRI Syariah
3. PT Bank Mega Syariah
4. PT Bank Panin Syariah
5. PT Bank Syariah Bukopin
6. PT BCA Syariah
7. PT Bank Syariah Mandiri
8. PT Bank Jabar Banten Syariah
9. PT Bank BNI Syariah Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2016
Annual report tersebut diperoleh dari website masing-masing bank
tersebut. Penelitian ini akan menguji bagaimana pengaruh dewan komisaris
independen terhadap kinerja keuangan dengan struktur modal sebagai variabel
mediasi.
B. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno (2015:78) uji strasioneritas digunakan untuk menguji
data time series agar data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung
67
komponen trend, dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi
periodik. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test yang dikembangkan
oleh Dickey-fuller. Pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu apabila nilai
Prob*<0.005 dengan demikian menunjukkan data stasioner nilai Prob*>0.005
maka data tidak stasioner.
Tabel 4.2
Hasil Uji Stasioneritas tiap Variabel
No. Variabel Probability Keterangan
1. Dewan Komisari Independen 0.0018 Stasioner
2. Debt to Assets Ratio (DAR) 0.0002 Stasioner
3. Return on Assets (ROA) 0.0005 Stasioner Sumber: Data eviews yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil uji stasioneritas pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
semua variabel dalam penelitian ini adalah stasioner. Karena nilai probability
dari masing-masing variabel lebih kecil dari 0.005.
C. Statistik Deskriptif
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KI 41 .25 1.00 .6198 .12891
DAR 41 .08 1.84 .2471 .32418
ROA 41 .17 3.29 1.0307 .70844
Valid N (listwise) 41
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Pada penelitian ini, terdapat 45 data observasi dari 9 bank umum
syariah periode 2012-2016 di Indonesia, akan tetapi karena data ada yang
dihilangkan karena oulier, jadi data yang dipakai hanya 41. Penelitian ini
menggunakan variabel dewan komisaris independen, variabel struktur modal
68
yang diukur dengan debt to asssets ratio (DAR) dan variabel kinerja keuangan
yang diukur dengan return on assets (ROA).
Pada variabel dewan komisaris independen, nilai minimum terletak
pada bank BJB syariah tahun 2013 dan 2016 yaitu 0.25. Nilai maksimum
terletak pada bank Mega syariah tahun 2013 dan 2014 sebesar 1. Rata-rata
dari KI adalah 0.6198 dengan std. Deviation sebesar 0.12891.
Pada variabel struktur modal (DAR) nilai minimum terletak pada bank
BJB Syariah tahun 2015 yaitu 0.08. Nilai maksimum terletak pada bank Mega
Syariah tahun 2014 yaitu 1.84. Rata-rata dari DAR adalah 0.32418 dengan std.
Deviation sebesar 0.70844.
Pada variabel kinerja keuangan (ROA) nilai minimum terletak pada
bank Muamalat tahun 2014 dan bank BSM tahun 2014 yaitu 0.17. Nilai
maksimum terletak pada bank Panin Syariah tahun 2012 yaitu 3.29. Rata-rata
dari ROA adalah 1.0307 dengan std. Deviation sebesar 0.70844.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikoloniearitas
Menurut Ghozali (2013:106) uji multikoloniearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas
(independen). Pada model yang baik tidak boleh terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dalam
model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor
(VIF).
69
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikoloniearitas
Model Tolerance VIF
Dewan Komisaris Independen 0.803 1.245
Struktur Modal 0.803 1.245
Dependent Variable: Kinerja Keuangan Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Dari tabel 4.4 dapat terlihat nilai tolerance dan VIF, bahwa semua
variabel lolos dari gejala multikoloniearitas, karena nilai tolerancenya
lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF nya lebih kecil dari 10.
2. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110) uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka disimpulkan terjadi problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Teknik pengujian yang
sering digunakan adalah pengujian uji Durbin-Watson (DW) yang dapat
dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan
yang berurutan.
Tabel 4.5
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .426a .181 .138 .65759 1.601
a. Predictors: (Constant), DAR, KI
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
70
Hasil output SPSS menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar
1.601. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai tabel durbin-watson
dengan nilai signifikansi 5%. Jumlah sampel 41 (n) dan jumlah variabel
independen 2 (k = 2), maka pada tabel durbin-watson akan didapatkan
nilai sebagai berikut:
Tabel 4.6
Durbin-Watson Test Bound
n Dl du 4-du 4-dl
41 1.391 1.600 2.400 2.609 Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Oleh karena nilai DW 1.601 lebih besar dari batas atas (du) 1.600
dan kurang dari 4-du dengan nilai 2.400, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada autokorelasi positif atau negatif, atau dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokesdastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Dalam
pengujian ini, peneliti menggunakan metode uji White, yaitu uji yang
dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2t) dengan variabel
independen, variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel
independen.
71
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Uji White
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .354a .126 .001 .82130
a. Predictors: (Constant), KIxDAR, KI, KI2, DAR, DAR2
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Dari persamaan regresi tersebut, didapatkan nilai R2 sebesar 0.126,
jumlah n dalam penelitian ini adalah 41. Berikut merupakan perhitungan
untuk mendapatkan nilai c2 hitung:
c2
= n x R2
c2
= 41 x 0.126
c2 = 5.166
Nilai c2
yang didapatkan dari uji ini adalah sebesar 5.166, c2
tabel
dengan n = 41 adalah 55.75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
alternatif adanya heteroskedastisitas ditolak, karena nilai c2 hitung < dari
c2 tabel, yaitu 5.166 < 55.75. Jadi data dalam penelitian ini tidak
terindikasi adanya heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013:160).
72
Tabel 4.8
Hasil Uji One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 41
Normal Parametersa Mean .0981919
Std. Deviation .67242608
Most Extreme Differences Absolute .147
Positive .147
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .941
Asymp. Sig. (2-tailed) .339
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Nilai Kolmogorov-Smirnov yang didapat adalah 0.941 dengan
probabilitas signifikansi sebesar 0.339, menunjukkan bahwa nilainya di
atas dari 0.05. Hal tersebut berarti hipotesis alternatif (Ha) ditolak dengan
kata lain, data tersebut terdistribusi dengan normal.
5. Uji Linearitas
Menurut Ghozali (2013:166) uji linearitas digunakan untuk melihat
apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak.
Pengujian linearitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji
lagrange-multiplier. Uji ini merupakan uji alternatif dari Ramsey test dan
dikembangkan oleh Engle tahun 1982. Estimasi dengan uji ini bertujuan
untuk mendapatkan nilai c2 hitung atau (n x R
2). Apabila nilai c
2 hitung
lebih kecil dari c2 tabel maka hipotesis yang menyatakan model linear
diterima.
73
Tabel 4.9
Uji Linearitas
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .280a .078 .030 .66238415
a. Predictors: (Constant), DAR2, KI2
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Hasil tampilan output menunjukkan nilai R2 sebesar 0.002 dengan
jumlah n observasi 41, maka besarnya c2 hitung adalah sebagai berikut:
c2 = n x R
2
c2 = 41 x 0.078
c2 = 3.198
Nilai ini apabila dibandingkan dengan c2 tabel dengan df=40 dan
tingkat signifikansi 0.05 didapat nilai c2 sebesar 55.75. Oleh karena nilai c
2
hitung lebih kecil dari c2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa model yang
benar adalah model linear.
E. Uji Statistik
1. Analisis Regresi
a. Analisis Regresi Sederhana
Untuk mengetahui dan menguji antar variabel bebas dewan
komisaris independen terhadap variabel terikat yaitu struktur modal,
peneliti menggunakan analisis regresi sederhana. Berikut hasil estimasi
dari model regresi sederhana:
74
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Sederhana
Simbol Variabel Koefisien
Beta
Nilai
Koefisien Std. eror t p value
Komisaris
Independen
Konstanta b0 -0.444 0.228 -1.944 0.59
KI b1 1.115 0.361 3.090 0.004
R2 = 0.197 F = 9.547 n = 41 Adj. R
2 = 0.176 p = 0.004
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat model persamaan regresi
sederhana sebagai berikut:
Y = -0.444 + 1.115X + e
Dimana:
Y = Struktur modal (DAR)
X = Dewan komisaris independen
e = Standard error
Dari persamaan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1) Konstanta sebesar -0.444 menyatakan bahwa apabila terdapat
struktur modal (DAR) konstan atau tidak ada atau 0, maka
komisaris independen akan mengalami penurunan sebesar -0.444.
2) Koefisien Koefisien komisaris independen sebesar 1.115
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan komisaris
independen akan meningkatkan struktur modal (DAR) sebesar
1.115.
Hasil pengujian regresi tersebut, menunjukkan nilai koefisien
regresi sebesar 1.115 dengan nilai signifikansi sebesar 0.004 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen berpengaruh
terhadap struktur modal (DAR) dengan koefisien alpha 5%. Dengan
75
demikian dapat dinyatakan bahwa variabel dewan komisaris
independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
modal.
Artinya apabila terjadi peningkatan komisaris independen 1
satuan maka akan mempengaruhi struktur modal. Hubungan positif
memiliki makna bahwa semakin banyak jumlah anggota dewan
komisaris independen maka akan semakin tinggi pula kecenderungan
untuk mengejar kebijakan utang yang tinggi. Hal ini berarti semakin
banyak jumlah anggota dewan komisaris independen maka akan lebih
aktif dalam memonitor manajemen dan menambah sumber pendanaan
perusahaan dari pihak luar yang dapat meningkatkan rasio utang.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Jaradat (2015) dan Budiman dan Helena (2017) yang menyatakan
bahwa anggota dewan komisaris independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal. Namun, berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahadian dan Hadiprajitno (2014) bahwa
komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
struktur modal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 yang
menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif
dan signifikan terhadap struktur modal diterima.
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh dewan komisaris independen dan struktur
76
modal (DAR) terhadap kinerja keuangan (ROA). Persamaan regresi
linear berganda dicari dengan rumus:
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Berganda
Simbol Variabel Koefisien
Beta
Nilai
Koefisien Std. eror t p value
Kinerja Keuangan
(ROA)
Konstanta b0 -0.42 0.534 0.078 0.938
KI b1 2.099 0.900 2.333 0.025
DAR b2 -0.924 0.358 -2.583 0.014
R2 = 0.181 F = 4.213 n = 41 Adj. R
2 = 0.138
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Y = -0.42 + 2.099X + (-0.924)Z + e
Dimana:
Y = Kinerja keuangan (ROA)
X = Dewan komisaris independen
Z = Struktur modal (DAR)
e = Standard eror
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
1) Konstanta sebesar -0.42 menyatakan bahwa apabila dewan
komisaris independen dan struktur modal (DAR) konstan atau
tidak ada atau 0, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar
-0.42.
2) Koefisien regresi dewan komisaris independen sebesar 2.099
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan KI akan
meningkatkan ROA 2.099 dengan anggapan DAR tetap.
77
3) Koefisien regresi struktur modal (DAR) sebesar -0.924
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan DAR, maka akan
menurunkan ROA sebesar -0.924 dengan anggapan KI tetap.
2. Uji ttest
Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual
dalam menerangkan variasi dependen.
Tabel 4.12
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.042 .534 -.078 .938
KI 2.099 .900 .382 2.333 .025
DAR -.924 .358 -.423 -2.583 .014
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Uji signifikansi individual dilakukan terhadap variabel
independen dengan hipotesis:
Ha = Variabel independen (dewan komisaris independen dan
struktur modal) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
variabel dependen (kinerja keuangan).
Apabila nilai probabilitasnya kurang dari nilai alfa 0.05, maka
variabel tersebut dinyatakan positif dan signifikan terhadap variabel
dependennya. Berdasarkan hasil uji t, peneliti mendapatkan nilai t hitung
78
masing-masing untuk dewan komisaris independen dan struktur modal,
yaitu:
a. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan
(ROA) (H1)
Berdasarkan tabel 4.12 nilai t hitung variabel komisaris
independen yang didapatkan adalah 2.333 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.025, dimana nilai signifikansinya lebih kecil dari nilai alfa
0.05. Hal tersebut berarti bahwa variabel dewan komisaris independen
secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan yang diukur dengan ROA. Dengan demikian, secara empiris
menolak H0 menerima H1 yang menyatakan bahwa dewan komisaris
independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Semakin meningkatknya proporsi komisaris independen maka
akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini terkait
dengan fungsi dari dewan komisaris independen, yakni melakukan
fungsi pengawasan. Apabila proporsi komisaris independen ditambah
di dalam komposisi dewan komisaris maka pengawasan terhadap
manajemen dan dewan direksi serta laporan keuangan perusahaan juga
akan semakin ketat dan objektif. Sehingga manajemen akan selalu
bertindak sesuai tujuan perusahaan, hal tersebut akan dapat menaikkan
kinerja perusahaan.
79
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian O’connell dan Cramer (2010) yang menjelaskan bahwa
proporsi komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan dengan pengukuran RET, ROA, dan
Tobin’s Q. Hasporo (2008), Maryanah dan Amilin (2011)
menunjukkan hasil bahwa pengawasan yang dilakukan dewan
komisaris independen mampu mempengaruhi perilaku manajer dalam
upaya meningkatkan kinerja perusahaan.
Lain halnya penelitian yang dilakukan Darwis (2009) yang
menyatakan bahwa keberadaan komisaris independen hanyalah
formalitas untuk memenuhi regulasi saja sehingga keberadaan
komisaris independen ini tidak untuk menjalankan fungsi monitoring
yang baik dan tidak menggunakan independensinya untuk mengawasi
direksi.
b. Pengaruh struktur modal (DAR) terhadap kinerja keuangan (ROA)
(H3)
Berdasarkan tabel 4.12, nilai t hitung variabel debt to assets
ratio yang didapatkan adalah -2.583 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.014, dimana nilai signifikansinya lebih kecil dari nilai alfa
0.05. DAR yang digunakan dalam penelitian ini berjalan dengan arah
koefisien negatif, hal tersebut berarti bahwa variabel struktur modal
yang diukur dengan debt to assets ratio (DAR) secara statistik
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
80
Dengan demikian secara empiris menerima H0 dan menolak H3
yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini berarti semakin
meningkatnya struktur modal maka akan menurunkan kinerja
keuangan bank tersebut, dan sebaliknya apabila struktur modal
menurun maka akan meningkatkan kinerja keuangan.
Penambahan kewajiban atau utang akan menyebabkan biaya
kebangkrutan yang lebih besar dibandingkan dengan peghematan
pajak dari beban bunga utang atas kewajiban, sehingga akan
menurunkan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.
Hal tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tobing
(2006), Purwitasari dan Septiani (2013), Ali dan Agustin (2015) yang
menyatakan bahwa struktur modal memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yahya
(2011) yang menyatakan bahwa tingkat leverage keuangan (DAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan profitabilitas
(ROA).
3. Uji Ftest
Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen/terikat.
81
Tabel 4.13
Hasil Uji Ftest
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.643 2 1.822 4.213 .022a
Residual 16.432 38 .432
Total 20.075 40
a. Predictors: (Constant), DAR, KI
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.13 dari uji spss menghasilkan nilai F-statistik
sebesar 4.213 dan p-value sebesar 0.022, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel dewan komisaris independen dan struktur modal secara
bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
4. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2013:97) koefisien determinasi (R2) dalam uji ini
pada intinya menguji seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen nilai koefisien determinasi adalah
nol dan satu.
Tabel 4.14
Hasil Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .426a .181 .138 .65759
a. Predictors: (Constant), DAR, KI
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
82
Dalam tabel 4.14 nilai Adjusted R-Square sebesar 0.138, nilai ini
berarti variasi variabel independen berkontribusi sebesar 13.8% terhadap
kinerja keuangan (ROA). Sedangkan 86.2% dipengaruhi oleh variasi
variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.
F. Analisis Jalur (Path Analysis)
Menurut Ghozali (2013:249) analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresi berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Berikut merupakan analisis path
dari hasil output SPSS yang didapatkan:
DAR (Z) = a + p2KI + e1 (1)
ROA (Y) = a + p1KI + p3DAR +e2 (2)
Tabel 4.15
Hasil uji Path Analysis
Persamaan 1
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .443a .197 .176 .29426
a. Predictors: (Constant), KI
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
83
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.444 .228 -1.944 .059
KI 1.115 .361 .443 3.090 .004
a. Dependent Variable: DAR
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Persamaan 2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .426a .181 .138 .65759
a. Predictors: (Constant), DAR, KI
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.042 .534 -.078 .938
KI 2.099 .900 .382 2.333 .025
DAR -.924 .358 -.423 -2.583 .014
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Hasil output SPSS memberikan nilai standardized beta KI pada
persamaan (1) sebesar 1.115 dan nilai signifikansi sebesar 0.004 yang berarti
KI mempengaruhi DAR. Nilai koefisien understandardized beta 1.115
merupakan nilai path atau jalur p2. Pada output SPSS persamaan regresi (2)
beta untuk KI sebesar 2.099 dan DAR sebesar -0.924 dan semuanya
signifikan. Nilai understandardized beta KI merupakan nilai jalur path p1 dan
84
nilai understandardized beta DAR merupakan nilai jalur path p3. Besarnya
nilai e1 = = 0.896 dan besarnya nilai e2 = =
0.819.
Gambar 4.1
Hasil Uji Path Analysis Sumber: Dikembangkan untuk penelitian 2017
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui pengaruh langsung atau tidak
langsung serta pengaruh total dari penelitian ini, yaitu:
1. Pengaruh langsung dewan komisaris independen terhadap return on assets
Pengaruh langsung sebesar p1 = 2.099
2. Pengaruh tidak langsung dewan komisaris independen terhadap return on
assets p2 x p3 = 1.115 x (-0.924) = -1.030
3. Pengaruh total
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung = p1 + (p2 x p3) = 2.099 +
(-1.030) = 0.9787
85
Dari uraian di atas, dapat dibuat model persamaan path analysis
sebagai berikut:
1. Persamaan 1
DAR (Z) = a + p2X + e1
= a + 1.115X + 0.896
2. Persamaan 2
ROA (Y) = a + p1X+ p3Z+ e2
= a + 2.099X + (-0.924)Z + 0.819
Keterangan :
X = Dewan Komisaris Independen
Z = DAR
Y = ROA
p1 = Pengaruh langsung 1 dari X ke Y
p2 = Pengaruh langsung 2 dari X ke Z
p3 = Pengaruh langsung 3 dari Z ke Y
Untuk mengetahui tingkat mediasi variabel struktur modal terhadap
dewan komisaris independen dan kinerja keuangan, maka standard error dari
koefisien indirect effect dapat dinyatakan sebagai berikut:
Sp2p3 =
=
=
=
= = 0.6578
86
Berdasarkan hasil di atas, dapat dihitung nilai t statistik pengaruh
mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t = = -0.1566
Oleh karena t hitung sebesar -0.1566 lebih kecil dari t tabel dengan
tingkat signifikansi 0.05 yaitu 2.0141, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi -0.1030 tidak memiliki pengaruh mediasi. Artinya bahwa
hasil uji ini menyatakan DAR tidak dapat memediasi pengaruh komisaris
independen terhadap return on assets. Sehingga H4 yang menyatakan bahwa
struktur modal memediasi pengaruh dewan komisaris independen terhadap
kinerja keuangan (ROA) ditolak.
Secara langsung komisaris independen mampu mempengaruhi kinerja
keuangan, akan tetapi melalui mediasi oleh struktur modal, banyaknya
komisaris independen belum tentu dapat menetukan seberapa besar kinerja
keuangan. Karena struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan, apabila semakin tinggi struktur modal maka akan menurunkan
kinerja keuangan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kautsar
dan Kusumaningrum (2015) apabila manajer mampu mengendalikan struktur
modal perusahaan, maka manajer juga akan mampu menentukan besar
kecilnya profitabilitas, dan apabila struktur modal tidak dapat dikendalikan
maka akan dapat menurunkan profitabilitas perusahaan tersebut.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan yang diukur dengan ROA. Artinya bahwa apabila nilai dewan
komisaris naik maka akan menaikkan kinerja keuangan.
2. Dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal yang diukur dengan debt to assets ratio (DAR). Artinya
bahwa apabila nilai dewan komisaris naik maka akan menaikkan struktur
modal.
3. Struktur modal yang diukur dengan debt to asset ratio berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya bahwa apabila nilai
struktur modal naik maka akan menurunkan kinerja keuangan.
4. Variabel struktur modal tidak mampu memediasi hubungan antara dewan
komisaris independen dengan kinerja keuangan. Hal ini berarti semakin
tinggi nilai struktur modal maka tidak mempengaruhi hubungan antara
dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan.
88
B. Saran
1. Agar kinerja kuangan perbankan syariah terus meningkat, diharapkan
pihak manajemen mampu mengelola perusahaan dengan baik, dengan
menerapkan sistem tata kelola dengan baik dan kebijakan-kebijakan lain,
seperti keputusan struktur modal.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang terkait dengan
penelitian ini, akan tetapi dapat lebih mengembangkan lagi seperti
menggunakan pengukuran GCG yang lain, serta struktur modal dan
kinerja perusahaan dengan menggunakan proksi yang lain, dan juga dapat
menambahkan variabel lain.
89
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bawono, Anton. 2006. Mulivariate Analisis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Brigham, Eugene dan Houston Joel. Tanpa tahun. Essentials of Financial
Management: Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Ali
Akbar Yulianto. 2010. Jakarta: Salemba Empat.
Cahyono, Jaka E. 2002. Investing in JSX now? No, Im Not That Fool. Jakarta: PT
Gramedia.
Effendi, M. A. 2009. The Power of Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh & Halim, Abdul. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi, Edisi Revisi Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Haris, Abdul. 2005. 7 Pilar Perusahaan Unggul Implementasi Kriteria Baldrige
untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hery. 2010. Potret Profesi Audit Internal (Di Perusahaan Swasta dan BUMN).
Bandung: Alfabeta.
Home, James dan Wachowicz, John. Tanpa tahun. Fundamentals of Financial:
Management Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh
Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. 2005. Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya
Grafindo Persada.
Mustafa. 2017. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Liberty.
90
Nabhan, Faqih. 2008. Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta:
Lumbung Ilmu.
Purwanto, Agus & Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, untuk
Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gaya
Media.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
GPEE.
Sawir, Agnes. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sjahrijal, Dermawan & Purba, Djahotman. 2013. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta; Mitra Wacana Media.
Sutedi, Andrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susilo, Leo J dan Simarmata, Karlen. 2007. Good Corporate Governance pada
Bank: Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris dalam Melaksanakannya.
Jakarta: PT Hikayat Dunia.
Wild, John, Subramanyam, dan Halsey, Robert. Tanpa tahun. Financial Statement
Analysis: Analisis Laporan Keuangan. Terjemahan oleh Yanivi dan
Nurwahyu. 2005. Jakarta: Salemba Empat.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eview. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Jurnal, Skripsi, dan Thesis
Ananta, Ika Dian. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Kontrol. Artikel
Ilmiah. STIE Perbanas Surabaya.
Ali, Ahmad dan Agustin, Sasi. 2015. Pengaruh Struktur Modal terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Telekomunikasi. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. Vol. 4(9).
Azis, Sarfia Abdul. 2016. Pengaruh Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin
Makassar.
Budiman, Johny dan Helena. 2017. Analisis Pengaruh Tata Kelola Perusahaan
Terhadap Struktur Modal dengan Kualitas Laporan Keuangan sebagai
Mediator pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen Maranatha. Vol. 16(2).
91
Darwis, Herman. 2009. Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.
Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 13(3).
Endraswati, Hikmah, Suhardjanto, Djoko dan Krismiaji. 2014. Board of Directors
and Remuneration in Indonesian Banking. GCTF International Journal on
Business Review (GBR). Vol. 3(3)
Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, dan Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol. 13(1).
Ferial dkk. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan dan Efeknya terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi
Bisnis. Vol. 33(1).
Hafsah dan Sari, Sri Sutra. 2015. Analisis Struktur Modal terhadap Kinerja
Keuanganpada Perusahaan Propert idan Real Estate yang Terdaftar di BEI.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. Vol. 15(1).
Hamzah, Muhammad Zilal dan Suparjan, Andhika. 2009. Pengaruh Karakteristik
Corporate Governance terhadap Struktur Modal. Media Riset Akuntansi,
Auditing & Informasi. Vol. 9(1).
Hermuningsih, Sri. 2012. Pengaruh Profitabilitas, SIZE terhadap Nilai Perusahaan
dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis.
Vol. 16(2).
Jaradat, M. S. 2015. Corporate Governance Practices and Capital Strukture: A
Study with Special Reference to Board Size, Board Gender, Outside
Director, and CEO Duality. International Journal of Economics,
Commerce and Management. Vol. 3(5).
Jensen, M. C & Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Mangerial Behavior,
Agency Cost, and Capital Structures. Journal of Financial Economics.
Vol. 3(4).
Kautsar, Ahmad dan Kusumaningrum, Trias, M. 2015. Analisis Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan yang Dimediasi
Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan yang Listed Di BEI 2009-
2012. Journal of Research in Economics and Management. Vol. 15(1).
Maryanah dan Amilin. 2011. Pengaruh Corporate Governance dan Kepemilikan
Manajerial terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntabilitas.
Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengaruh Good Corporate Governance Preception
Index terhadap Kinerja Perusahaan pada Persusahaan yang Terdaftar do
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 16(2).
O’connel, V dan Cramer, N. 2010. The relationship between firm performance
and board characteristics in Ireland. European Management Journal. 387-
399
92
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah.
Permata, dkk. 2012. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Infertasi. Vol. 8(2).
Purwitasari, Elisa dan Septiani, Aditya. 2013. Analisis Pengaruh Struktur Modal
terhadap Profitabilitas. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 2(3).
Rahadian, Andhika dan Hadiprajitno, Paulus Basuki. 2014. Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Struktur Modal Perusahaan. Diponegoro
Journal of Accounting. Vol. 3(2).
Raharja, Iqbal Bukhori. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan. Diponegoro Journal of
Accounting. Vol. 4(1).
Rofina, Maria dan Priyadi, Maswar Patuh. 2013. Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di BEI.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 2(1).
Siagian, H. dan Saad, M. 2011. Sentimen Investor, Kendala Keuangan, dan Equity
Market Timing. Finance and Banking Journal. Vol. 13(1).
Stretcher, R & Johnson, S. 2011. Capital Structur: Professional Management
Guidance. Magerial Finance. Vol. 37(8).
Tertius, Melia Agustina dan Christiawan, Yulius Jogi. 2015. Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada Sektor
Keuangan. Business Accounting Review.Vol. 3(1).
Tobing, T. S. M. 2006. Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada
Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Velnampy, T & Niresh, J. A. 2012. The Relationship Between Capital Structure
and Profitability. Global Journal of Management and Business Research.
Vol. 12(13).
Yahya, S. D. 2011. Analisis Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanuddin Makasar.
Website:
http://www.bcasyariah.co.id
http://www.bi.go.id
http://www.bjbsyariah.co.id
93
http://www.bnisyariah.co.id
http://www.brisyariah.co.id
http://www.bsmi.co.id
http://www.muamalatbank.com
http://ojk.go.id
http://www.paninbanksyariah.co.id
http://www.syariahbukopin.co.id
http://www.syariahmandiri.co.id
94
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
Nama : Yenny Rahmawati
Tempat tanggal lahir : Kab. Semarang, 15 September 1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Pasekan Krajan RT 02 RW 01 Ambarawa Kab. Semarang
Email : [email protected]
Pendidikan : SD N Pasekan 01 tahun lulus 2007
SMP N 2 Ambarawa tahun lulus 2010
SMA N 1 Ambarawa tahun lulus 2013
Demikian daftar riwayat hidup kami buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 11 September 2017
Yenny Rahmawati
NIM. 21313051
BUS Tahun KI (%) DAR (%) ROA (%)
Bank Muamalat
2012 0.5 0.1809 1.54 2013 0.5 0.1806 1.37 2014 0.5 0.1516 0.17 2015 0.5 0.1566 0.2 2016 0.5 0.1699 0.22
BRIS
2012 0.6 0.2436 1.19 2013 0.6 0.2689 1.15 2014 0.8 0.2757 0.08 2015 0.6 0.265 0.76 2016 0.3 0.3057 0.95
Bank Mega
Syariah
2012 0.33 0.2593 3.81 2013 1 0.2089 2.33 2014 1 1.8351 0.29 2015 0.5 0.1681 0.3 2016 0.67 0.1066 2.63
Bank Panin
Syariah
2012 0.67 0.098 3.29 2013 0.67 0.0993 1.03 2014 0.67 0.1437 1.99 2015 0.67 0.1179 1.14 2016 0.67 0.8283 0.37
Bank Syariah
Bukopin
2012 0.67 0.9245 0.55 2013 0.67 0.9326 0.69 2014 0.67 0.1608 0.27 2015 0.5 0.1504 0.79 2016 0.5 0.1872 0.76
Bank BCA Syariah
2012 0.67 0.1603 0.8 2013 0.67 0.1347 1 2014 0.67 0.1083 0.8 2015 0.67 0.0905 1 2016 0.67 0.084 1.1
BSM
2012 0.6 0.1691 2.25 2013 0.6 0.1724 1.53 2014 0.8 0.1244 0.17 2015 0.6 0.1404 0.56 2016 0.6 0.1425 0.59
BJBS
2012 0.6 0.1351 0.59 2013 0.25 0.1515 0.91 2014 0.5 0.0975 0.69 2015 0.5 0.0815 0.25 2016 0.25 0.1264 -8.09
BNIS
2012 0.67 0.2053 1.48 2013 0.67 0.0887 1.37 2014 0.67 0.1582 1.27 2015 0.67 0.1438 1.43 2016 0.5 0.1655 1.44
Uji Stasioneritas
GCG
Null Hypothesis: GCG has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.237737 0.0018
Test critical values: 1% level -3.605593
5% level -2.936942
10% level -2.606857 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(GCG)
Method: Least Squares
Date: 09/11/17 Time: 05:36
Sample (adjusted): 2 41
Included observations: 40 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. GCG(-1) -0.641849 0.151460 -4.237737 0.0001
C 0.399711 0.096278 4.151651 0.0002 R-squared 0.320924 Mean dependent var 0.000000
Adjusted R-squared 0.303054 S.D. dependent var 0.146270
S.E. of regression 0.122111 Akaike info criterion -1.319067
Sum squared resid 0.566621 Schwarz criterion -1.234623
Log likelihood 28.38135 Hannan-Quinn criter. -1.288535
F-statistic 17.95842 Durbin-Watson stat 1.923575
Prob(F-statistic) 0.000139
DAR
Null Hypothesis: DAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.959777 0.0002
Test critical values: 1% level -3.605593
5% level -2.936942
10% level -2.606857 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DAR)
Method: Least Squares
Date: 09/11/17 Time: 05:38
Sample (adjusted): 2 41
Included observations: 40 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DAR(-1) -0.786209 0.158517 -4.959777 0.0000
C 0.195513 0.064780 3.018106 0.0045 R-squared 0.392965 Mean dependent var -0.000385
Adjusted R-squared 0.376991 S.D. dependent var 0.411423
S.E. of regression 0.324740 Akaike info criterion 0.637123
Sum squared resid 4.007331 Schwarz criterion 0.721567
Log likelihood -10.74246 Hannan-Quinn criter. 0.667655
F-statistic 24.59939 Durbin-Watson stat 2.007669
Prob(F-statistic) 0.000015
ROA
Null Hypothesis: ROA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.662109 0.0005
Test critical values: 1% level -3.605593
5% level -2.936942
10% level -2.606857 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Least Squares
Date: 09/11/17 Time: 05:39
Sample (adjusted): 2 41
Included observations: 40 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA(-1) -0.725347 0.155583 -4.662109 0.0000
C 0.737716 0.193012 3.822124 0.0005 R-squared 0.363860 Mean dependent var -0.002500
Adjusted R-squared 0.347119 S.D. dependent var 0.859042
S.E. of regression 0.694115 Akaike info criterion 2.156347
Sum squared resid 18.30821 Schwarz criterion 2.240791
Log likelihood -41.12694 Hannan-Quinn criter. 2.186879
F-statistic 21.73526 Durbin-Watson stat 1.907953
Prob(F-statistic) 0.000038
Uji Asumsi Klasik
- Multikoloniearitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DAR, KIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.042 .534 -.078 .938
KI 2.099 .900 .382 2.333 .025 .803 1.245
DAR -.924 .358 -.423 -2.583 .014 .803 1.245
a. Dependent Variable: ROA
- Autokorelasi
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DAR, KIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .426a .181 .138 .65759 1.601
a. Predictors: (Constant), DAR, KI
b. Dependent Variable: ROA
- Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KIxDAR, KI, KI2,
DAR, DAR2a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: U2t
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .354a .126 .001 .82130
a. Predictors: (Constant), KIxDAR, KI, KI2, DAR, DAR2
- Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 41
Normal Parametersa Mean .0981919
Std. Deviation .67242608
Most Extreme Differences Absolute .147
Positive .147
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .941
Asymp. Sig. (2-tailed) .339
a. Test distribution is Normal.
- Linearitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DAR2, KI2a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .280a .078 .030 .66238415
a. Predictors: (Constant), DAR2, KI2
Regresi Sederhana
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DAR
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .443a .197 .176 .29426
a. Predictors: (Constant), KI
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .827 1 .827 9.547 .004a
Residual 3.377 39 .087
Total 4.204 40
a. Predictors: (Constant), KI
b. Dependent Variable: DAR
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.444 .228 -1.944 .059
KI 1.115 .361 .443 3.090 .004
a. Dependent Variable: DAR
REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DAR, KIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROA
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .426a .181 .138 .65759
a. Predictors: (Constant), DAR, KI
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.643 2 1.822 4.213 .022a
Residual 16.432 38 .432
Total 20.075 40
a. Predictors: (Constant), DAR, KI
b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.042 .534 -.078 .938
KI 2.099 .900 .382 2.333 .025
DAR -.924 .358 -.423 -2.583 .014
a. Dependent Variable: ROA