pengaruh debt to equity ratio kepemilikan institusional...
TRANSCRIPT
1
Pengaruh Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014
Jumagiarti
Myrna Sofia, SE, M.Si
Sri Ruwanti, SE, M.Sc
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Debt to Equity Ratio,
Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan dan Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. Jenis data adalah data Sekunder.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
Purposive Sampling. Pengumpulan data melalui dari situs www.idx.co.id. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit secara
simultan berpengaruh positif Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan, tetapi Debt to
Equity Ratio, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional secara parsial
berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Kata Kunci : Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Opini Audit dan Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan
dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan
karyawan, dan yang kedua adalah pihak eksternal seperti pemegang saham,
kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan
2
keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan (Hery, 2012).
Ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pemakai
informasi laporan keuangan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan hal
penting yang dibutuhkan oleh pemakai informasi untuk membuat keputusan
informasi. Ketepatan waktu pelaporan keuangan akan mempengaruhi keputusan
investasi para investor. Keterlambatan informasi akan mempengaruhi reaksi
negatif.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ketepatan waktu pelaporan keuangan
dalam penelitian ini yaitu Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
Menurut Dwiyanti (2010), hasil penelitian mengidentifikasi bahwa
profitabilitas secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan, sedangkan Debt To Equity Ratio, tidak berpengaruh pada
ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang teraftar di
Bursa Efek Indonesia. Namun penelitian Prastiwi, (2014), menyimpulkan bahwa
Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan. Rianti (2014), menyimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional secara signifikan berpengaruh pada Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan. Wijayanti (2009) menyimpulkan, Ukuran Perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dan
Lestari (2014), Ukuran perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dan Lestari. Sedangkan menurut Saputra
(2013), Opini Audit berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu:
1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014?
3. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor
3
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014?
4. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014?
5. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014?
6. Apakah Opini Audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014?
7. Apakah Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini
Auditberpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada
perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014?
Landasan Teori
Laporan Keuangan
Menurut Hery (2012) laporan akuntansi disiapkan untuk memberikan
informasi yang berguna bagi para pemakai laporan (users), terutama sebagai dasar
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan akuntansi ini
dinamakan laporan keuanagan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari
serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang
akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga
menghasilkan laporan keuangan, dan bahkan harus dapat mengintepretasikan serta
menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.
Menurut Fahmi (2012:15), pengguna/pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan yaitu :
a. Investor, seorang investor baik pembeli saham maupun komisaris
perusahaan berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi
perusahaan dimana ia akan berinvestasi atau pada saat ia sudah
berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan
tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan
perusahaan.
b. Karyawan, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, dan pengambilan keputusan
berhenti kerja terhadap perusahaan yang akan mengalami
kebangkrutan.
c. Kreditur, adalah pihak yang memberikan pinjaman. Bagi kreditur
sebagai bahan pertimbangan pada saat pihak debitur mengajukan
permohonan untuk meminjam sejumlah dana kepada kreditur, maka
sudah menjadi kewajiban bagi pihak debitur untuk melakukan
4
pengecekan terhadap laporan keuangan pihak debitur. Karena dengan
melihat dan meneliti setiap laporan keuangan tersebut dapat disetujui
atau tidak dan jika disetujui berapa dana yang dapat diberikan.
d. Pemerintah, membutuhkan informasi sebagai data dalam acuan untuk
melihat perkembangan dalam berbagai sektor bisnis.
e. Masyarakat, laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi perkembangan terakhir kemakmuran
peusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Menurut Kurniawati (2014), Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan
keuangan dapat berpengaruh bagi kualitas laporan keuangan hal ini dikarenakan
ketepatan waktu tersebut menunjukkan bahwa informasi yang diberikan bersifat
baru dan tidak out of date dan informasi yang baru tersebut menunjukkan bahwa
kualitas dari laporan keuangan tersebut baik. Kerelevanan suatu laporan keuangan
dapat diperoleh apabila laporan keuangan tersebut dapat disajikan dengan tepat
waktu.
Menurut Dyer dan Mc Hugh dalam Hilmi (2008), ada tiga kriteria
keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
antara lain :
1. Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Menurut IAI (2002) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan
bermanfaat bagi para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai
kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan
diambil. Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi
yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Apabila informasi tidak
disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan
nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam UU No. 8
tahun 1995 tentang pasar modal. Dalam undang-undang tersebut disampaikan bahwa
perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan.
Debt To Equity Ratio
Menurut Rianti (2014) Debt to equity ratio dikenal sebagai rasio financial
leverage. Selain menggambarkan tingkat penggunaan hutang dalam struktur
modal perusahaan yang bisa memberikan tingkat pengembalian lebih tinggi, debt
to equity ratio juga dapat menggambarkan risiko dalam berinvestasi pada suatu
perusahaan. Menurut Soekardi dalam Rianti (2014), Debt to Equity Ratio
5
digunakan untuk mengatur tingkat leverage yaitu perbandingan Penggunaan
Utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Perusahaan
yang mempunyai leverage rendah lebih banyak membiayai investasinya dengan
modal sendiri. Tingginya rasio Debt to equity mencerminkan tingginya resiko
keuangan perusahaan. Adapun perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) adalah :
DER = Total Hutang/Modal Sendiri
Profitabilitas
Menurut Munawir (1995), Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan modal yang ditanam dalam aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Bentuk dari profitabilitas adalah
Return on Asset (ROA) yang dapat diketahui dengan membandingkan antara
keuntungan yang diperoleh setelah pajak (earning after tax) dengan jumlah
investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
Return On Assets (ROA)
Menurut Harahap (2010) Return On Assets (ROA) menggambarkan
perputaran aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin
baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
Salah satu rasio profitabilitas adalah Return On Assets (ROA). Rasio ini
menggambarkan kemapuan perusahaan dari setiap satu rupiah aset yang
digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini
efisien alam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan
(Darsono dan Ashari, 2005). ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ROA = Laba Bersih/Total Aktiva
Kepemilikan Manajerial
Menurut Rianti (2014), Pada perusahaan tertentu untuk memotivasi kinerja
manajer, mulai menerapkan strategi atau kebijakan kepemilkan manajerial.
Manajer diperlakukan bukan semata sebagai pihak eksternal yang digaji untuk
kepentingan perusahaan tetapi diperlakukan sebagai pemegang saham. Menurut
Downes dan Goodman dalam Sukirni didalam Rianti (2014), kepemilikan
manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai
pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Kepemilikan Institusional
Menurut Rianti (2014), Kepemilikan institusional disini adalah
kepemilikan oleh pihak luar perusahaan yang merupakan kepemilikan saham yang
dimiliki oleh pihak institusi. Kepemilikan perusahaan dari pihak institusi
berkepentingan untuk mengetahui tingkat kembalian atas investasi mereka. oleh
sebab itu mereka membutuhkan informasi yang membanatu mereka untuk
memutuskan tindakan mereka, apakah untuk membeli, menahan atau menjual
saham-aham suatu perusahaan. Disamping itu pemilik perusahaan dari pihak luar
juga ingin mengetahui kemempuan perseroan untuk membayar dividen. Informasi
mengenai perkembangan dan kondisi perusahaan terermin dalam laporan
keuangan (Ang dalam Srimindarti, 2008).
6
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang menjadi tolak ukur
apakah perusahaan dalam skala besar atau kecil. Perusahaan besar lebih banyak
diperhatikan oleh masyarakat atau emiten dibandingkan perusahaan kecil. Oleh
karena itu perusahaan besar cenderung menjaga image perusahaan di mata
masyarakat. Untuk menjaga image tersebut perusahaan berusaha menyampaikan
laporan keuangan secara tepat waktu (Marthani, 2013).
Opini Audit
Menurut Darsono dan Ashari (2005), Laporan Auditor adalah pernyataan
pendapat auditor atas pemeriksaan yang telah dilakukan. Dalam audit atas laporan
keuangan, pemakai dapat melihat kewajaran laporan keuangan perusahaan engan
melihat laporan auditor. Jadi, laporan auditor adalah petunjuk yang memberikan
informasi bagi pemegang saham, investor dan pemakai laporan keuangan
perusahaan, bila audit dilakukan adalah audit atas laporan keuangan. Ada lima
jenis pendapat auditor dalam laporan audit, yaitu:
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
b. Pendapat Wajar Dengan Bahasa Penjelas
c. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian
d. Pendapat Tidak Wajar
e. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
Pengembangan Hipotesis
Menurut Noor (2013), Hipotesis berasal dari dua kata hypo (belum tentu
benar) dan tesis (kesimpulan). Hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian. Berikut adalah Hipotesis penelitian:
H1 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
H4 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
H5 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
7
H6 : Opini Audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada
perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia 2010-2014.
H7 : Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
Gambaran Umum Data Penelitian Populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Perusahaan
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan data dari www.idx.co.id jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2014 adalah 38 perusahaan. Dari populasi tersebut diambil sampel
dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 38 perusahaan yang
termasuk dalam populasi penelitian, perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai
sampel adalah sebagai berikut:
Adapun kriteria sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2010-2014.
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan secara
berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014.
3. Periode laporan keuangan berakhir per 31 desember.
4. Perusahaan memiliki laba selama periode 2010-2014.
5. Perusahaan memiliki struktur kepemilikan manajerial dalam struktur
sahamnya
Menurut kriteria tersebut jumlah perusahaan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 6 perusahaan per tahun pada periode tahun 2010,
2011, 2012, 2013, 2014 sehingga didapatkan jumlah sampel (n) sebanyak 6 x 5
periode = 30 observasi. Adapun perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Hasil Analisis Data
Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013), statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnee (kemencengan
distribusi).
Hasil Uji Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 30 .10412 1.08 .4826 .25047
ROA 30 .00408 .15 .0915 .03765
MAN 30 .00016 .18 .0325 .06433
INST 30 .46590 .95 .6895 .16033
SIZE 30 25.18 32.08 29.0033 2.24044
OPINI 30 0 1 .90 .305
KETEPATAN 30 74 128 87.67 9.564
Valid N (listwise) 30
8
Sumber : Data olah SPSS, (2016)
Dari tabel diatas menunjukkah bahwa variabel Debt To Equity Ratio (XI)
dari 30 observasi terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 0,10412, nilai
maximum (terbesar) adalah 1.08 dan nilai mean (rata-rata) adalah 0.4826.
Variabel Profitabilitas (X2) terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 0.00408,
nilai maximum (terbesar) adalah 0.15 dan nilai mean (rata-rata) adalah 0.0915.
Variabel Kepemilikan Manajerial (X3) terdapat nilai minimum (terkecil) adalah
0.00016, nilai maximum (terbesar) adalah 0.18 dan nilai mean (rata-rata) adalah
0.0325. Variabel Kepemilikan Institusional (X4) terdapat nilai minimum (terkecil)
adalah 0.46590, nilai maximum (terbesar) adalah 0.95 dan nilai mean (rata-rata)
adalah 0.6895. Variabel Ukuran Perusahaan (X5) terdapat nilai minimum
(terkecil) adalah 25.18, nilai maximum (terbesar) adalah 32.08 dan nilai mean
(rata-rata) adalah 29.0033. Variabel Opini Audit (X6) terdapat nilai minimum
(terkecil) adalah 0, nilai maximum (terbesar) adalah 1 dan nilai mean (rata-rata)
adalah 0.90. Variabel Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y) terdapat nilai
minimum (terkecil) adalah 74, nilai maximum (terbesar) adalah 128 dan nilai
mean (rata-rata) adalah 87.67.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013), Salah satu cara termudah untuk melihat
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya
untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal,
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21, 2016
9
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data memiliki
distribusi normal, sebab data tersebut membentuk pola seperti lonceng. Selain
grafik histogram, grafik normality p-plot juga digunakan untuk menguji
normalitas data.
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21, 2016
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal, dengan adanya terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Untuk
memastikan data tersebut benar-benar berdistriusi normal maka dilakuakan uji
kolmogrov smirnov dengan melihat nilai signifikan. Jika jumlah signifikansi lebih
besar dari 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Hasil Uji Normalitas dengan One Sampel K-S Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.90698657
Most Extreme Differences
Absolute .146
Positive .146
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .801
Asymp. Sig. (2-tailed) .542
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21, 2016
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis dengan
menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test menunjukkan bahwa jumlah
Kolmogrov-Smirnov Z 0.801 dan jumlah signifikan 0.542 karena p-value = 0.542
˃ 0.05, maka diketahui Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi secara
normal. Dapat dilihat pada grafik histrogram bahwa distribusi data tidak terlihat
10
mencenng (skewnes) kekiri ataupun kekanan, oleh karena itu berarti variabel
residual berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Menurut Erlina (2011), Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.125 7.997
.182 5.499
.297 3.369
.265 3.773
.101 9.894
.422 2.369
a. Dependent Variable: KETEPATAN
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21, 2016
Berdasarkan tabel diatas, keseluruhan variabel untuk nilai VIF dan
Tolerance untuk variabel Debt to Equity Ratio (X1) memiliki nilai tolerance
0.125 > 0.10, dengan VIF 7.997 < 10, variabel Profitabilitas (X2) memiliki nilai
tolerance 0.182 > 0.10, dengan VIF 5.499 < 10, variabel Kepemilikan Manajerial
(X3) memiliki nilai tolerance 0.297 > 0.10, dengan VIF 3.369 < 10, variabel
Kepemilikan Institusional (X4) memiliki nilai tolerance 0.265 > 0.10, dengan VIF
3.773 < 10, variabel Ukuran Perusahaan (X5) memiliki nilai tolerance 0.101 >
0.10, dengan VIF 9.894 < 10 dan variabel Opini Audit (X6) memiliki nilai
tolerance 0.422 > 0.10, dengan VIF 2.369 < 10.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Erlina (2011), Salah satu asumsi yang penting dari model regresi
linear adalah variabel residual bersifat homokedasitas atau bersifat konstan.
Umumnya heterokedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data
silang waktu (cross section) daripada data runtut waktu (time series). Hal ini
bukan berarti model yang menggunakan data runtut waktu bebas dari
heterokedastisitas.
11
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21, 2016
Berdasarkan gambar diatas Dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain ini uji
heterokeastisitas juga dapat menggunakan uji Spearman’s rho, jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terjadi heterokedasitas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Spearman’s rho Correlations
Unstandardized
Residual
Spearman's rho
DER
Correlation Coefficient .099
Sig. (2-tailed) .604
N 30
ROA
Correlation Coefficient -.077
Sig. (2-tailed) .685
N 30
MAN
Correlation Coefficient .019
Sig. (2-tailed) .921
N 30
INST
Correlation Coefficient .188
Sig. (2-tailed) .320
N 30
SIZE
Correlation Coefficient .099
Sig. (2-tailed) .603
N 30
OPINI
Correlation Coefficient .160
Sig. (2-tailed) .397
N 30
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient 1.000
Sig. (2-tailed) .
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
12
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk
variabel Debt to Equity Ratio (X1) 0.604 ˃ 0.05, variabel Profitabilitas (X2)
0.685 ˃ 0.05, variabel Struktur Kepemilikan Manajerial (X3) 0.921 ˃ 0.05,
variabel Struktur Kepemilikan Institusional (X4) 0.320 ˃ 0.05, variabel Ukuran
Perusahaan (X5) 0.603 ˃ 0.05 dan variabel Opini Audit (X6) 0.397 ˂ 0.05. Dapat
disimpulkan bahwa pada uji ini menunjukkan tidak adanya heterokedasitas.
Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel
dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel Debt to Equity
Ratio (X1), Profitabilitas (X2), Kepemilikan Manajerial (X3), Kepemilikan
Institusional (X4), Ukuran Perusahaan (X5), Opini Audit (X6) terhadap variabel
terikat, Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y) dimana dari sampel yang
diperoleh, digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + ε
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 99.521 43.513 2.287 .032
DER 32.790 13.907 .859 2.358 .027
ROA 121.580 76.714 .479 1.585 .127
MAN 111.784 35.142 .752 3.181 .004
INST 36.224 14.922 .607 2.428 .023
SIZE -2.108 1.729 -.494 -1.219 .235
OPINI -6.947 6.213 -.222 -1.118 .275
a. Dependent Variable: KETEPATAN
Sumber : Hasil Pengujian SPSS Versi 21, 2016
Dari table diatas apat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 99.521+ 32.790 X1+ 121.580 X2+ 111.784 X3+ 36.224 X4– 2.108 X5 – 6.947 X6+ ε
Dimana :
a = Konstanta
b1 b6 = Koefisien Regresi
b1 = Kofisiensi regresi variable X1 Debt to Equity Ratio
b2 = Kofisiensi regresi variable X2 Profitabilitas
b3 = Kofisiensi regresi variable X3 Kepemilikan Manajerial
b4 = Kofisiensi regresi variable X4 Kepemilikan Institusional
b5 = Kofisiensi regresi variable X5 Ukuran Perusahaan
b6 = Kofisiensi regresi variable X6 Opini Audit
X1 = Debt to Equity Ratio
13
X2 = Profitabilitas
X3 = Kepemilikan Manajerial
X4 = Kepemilikan Institusional
X5 = Ukuran Perusahaan
X6 = Opini Audit
Y = Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
ε = Epsilon/variabel residu
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) Nilai konstansta (a) bernilai positif yaitu 99.521, ini berarti jika semua
variabel bebas memiliki angka (0), maka nilai variabel Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan adalah sebesar 99.521.
b. Koefisien b1 untuk variabel Debt to Equity Ratio Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 32.790, nilai b1 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Debt to Equity
Ratio dengan variabel Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan yang artinya
jika nilai variabel Debt to Equity Ratio naik sebesar 1, maka nilai Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan akan naik sebesar 32.790. Dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
c. Koefisien b2 untuk variabel Profitabilitas Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar 121.580, nilai b2 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Profitabilitas
dengan variabel Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan yang artinya jika nilai
variabel Profitabilitas naik sebesar 1, maka nilai Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan akan naik sebesar 121.580. Dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
d. Koefisien b3 untuk variabel Kepemilikan Manajerial Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar 111.784, nilai b3 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Kepemilikan
Manajerial dengan variabel Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan yang
artinya jika nilai variabel Kepemilikan Manajerial naik sebesar 1, maka nilai
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan akan naik sebesar 111.784. Dengan
asumsi variabel bebas lainnya konstan.
e. Koefisien b4 untuk variabel Kepemilikan Institusional Besarnya nilai koefisien regresi (b4) sebesar 36.224, nilai b4 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Kepemilikan
Institusional dengan variabel Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan yang
artinya jika nilai variabel Kepemilikan Institusional naik sebesar 1, maka nilai
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan akan naik sebesar 36.224. Dengan
asumsi variabel bebas lainnya konstan.
f. Koefisien b5 untuk variabel Ukuran Perusahaan Besarnya nilai koefisien regresi (b5) sebesar -2.108, nilai b5 yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan antara variabel Ukuran
Perusahaan dengan variabel Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan yang
artinya jika nilai variabel Ukuran Perusahaan naik sebesar 1, maka nilai
14
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan akan turun sebesar -2.108. Dengan
asumsi variabel bebas lainnya konstan.
g. Koefisien b6 untuk variabel Opini Audit Besarnya nilai koefisien regresi (b6) sebesar -6.947, nilai b6 yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan antara variabel Opini Audit
dengan variabel Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan yang artinya jika nilai
variabel Opini Audit naik sebesar 1, maka nilai Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan akan turun sebesar -6.947. Dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
Pengujian Hipotesis
Uji Partial (Uji T)
Tabel 4.8
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 99.521 43.513 2.287 .032
DER 32.790 13.907 .859 2.358 .027
ROA 121.580 76.714 .479 1.585 .127
MAN 111.784 35.142 .752 3.181 .004
INST 36.224 14.922 .607 2.428 .023
SIZE -2.108 1.729 -.494 -1.219 .235
OPINI -6.947 6.213 -.222 -1.118 .275
a. Dependent Variable: KETEPATAN
Sumber : Hasil Pengujian SPSS Versi 21, 2016
Dengan nilai n=24, α=5% : 2 =2.5%, α=2 (uji dua sisi) dengan derajat
keterbatasan (df) n-k-1 atau 30-7-1=22. Hasil untuk nilai t-tabel dengan pengujian
dua sisi yaitu 2.0739. Dengan ini dapat diambil kesimpulan dari analisis tabel
diatas Sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-
hitung sebesar 2.358 ˃ 2.0739 dan nilai signifikansi (p-value = 0.027 ˂ 0.05).
Maka H1 diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Debt to Equity Ratio (X1)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-
hitung sebesar 1.585 ˂ 2.0739 dan nilai signifikansi (p-value = 0.127 ˃ 0.05).
Maka H2 ditolak dan Ho diterima, yang berarti variabel Profitabilitas (X2) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-
hitung sebesar 3.181 > 2.0739 dan nilai signifikansi (p-value = 0.004 ˂ 0.05).
15
Maka H3 diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Kepemilikan Manajerial
(X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada table diatas menunjukkan besarnya t-
hitung sebesar 2.428 ˃ 2.0739 dan nilai signifikansi (p-value = 0.023 ˂ 0.05).
Maka H4 diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Kepemilikan Institusional
(X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-
hitung sebesar -1.219 ˂ 2.0739 dan nilai signifikansi (p-value = 0.235 ˃ 0.05).
Maka H5 ditolak dan Ho diterima, yang berarti Ukuran Perusahaan (X5) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-
hitung sebesar -1.118 ˂ 2.0739 dan nilai signifikansi (p-value = 0.275 ˃ 0.05).
Maka H6 ditolak dan Ho diterima, yang berarti variabel Opini Audit (X6) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Y).
Uji Simultan (Uji F)
Hasil Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1640.784 6 273.464 6.216 .001b
Residual 1011.882 23 43.995
Total 2652.667 29 a. Dependent Variable: KETEPATAN
b. Predictors: (Constant), OPINI, DER, ROA, INST, MAN, SIZE
Sumber : Hasil Pengujian SPSS Versi 21, 2016
Berdasarkan tabel Diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 3.592
dengan tingkat signifikansi 0.012b nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai
F tabel. Nilai F tabel pada tingkat kesalahan α=5% dengan derajat kebebasan (df)
= (n-k) ; (k-1). Jumlah sampel (n) sebanyak 30, dan jumlah variabel penelitian (k)
berjumlah (7). Jadi df = (30-7) ; (7-1), sehingga F tabel pada tingkat kepercayaan
95% (α=5%) adalah 2.53. jadi F hitung ˃ F tabel (6.216 ˃ 2.53) dan tingkat
signifikansi sebesar 0.001b maka keputusan Ha diterima Debt to Equity Ratio
(DER), Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan dan Opini Audit secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-
2014.
4.5.3. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Priyatno (2012:55), Koefisien determinasi (R²) adalah untuk
mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen
16
(Debt to Equity Ratio (DER), Profitabilitas, Struktur Kepemilikan Manajerial,
Struktur Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit) secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan).
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .786a .619 .519 6.633
a. Predictors: (Constant), OPINI, DER, ROA, INST, MAN, SIZE
b. Dependent Variable: KETEPATAN
Sumber : Hasil Pengujian SPSS Versi 21, 2016
Berdasarkan tabel Diatas dapat dilihat bahwa dapat diketahui nilai
Adjusted R² (R Square) adalah 0.519. Jadi sumbangan pengaruh dari variabel
independen (Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit) terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014
yaitu 51,9% sedangkan sisanya 48,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti.
Pembahasan
Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh
signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan melihat nilai
signifikansi sebesar 0.027 dengan batas signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.027
˂ 0.05. Terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan Dwiyanti (2010) dengan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Namun berbeda dengan hasil
penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Saputra (2013) dengan penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan
Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil Penelitian ini,
menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Kemungkinan perbedaan penelitian ini
dengan peneliti terdahulu dikarenakan adanya perbedaan pemilihan sampel,
perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
17
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan
melihat nilai signifikansi sebesar 0.127 dengan batas signifikansi 0.05. Maka
signifikansi 0.127 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara Profitabilitas terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rianti (2014), dengan melakukan penelitian tentang Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi pada Perusahaan
Manufaktur di BEI Pada Tahun 2009-2011). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Profitabilitas tidak memiliki profitabilis untuk menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu dan penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi, Yuniarta dan
Darmawan (2014), menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan. Namun berbeda dengan hasil penelitian ini tidak mendukung dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijayanti (2009), dengan melakukan
penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan
dan Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi
Empiris Pada Perusahaan LQ 45 DI Bursa Efek Indonesia). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Profitabilitas secara signifikan berpengaruh pada Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan. Kemudian hasil penelitian ini juga tidak mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saputra (2013), dengan melakukan
penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan. Kemuadian hasil penelitian ini juga tidak mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari (2014), dengan melakukan
penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas
secara parsial berpengaruh negatif terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kesiapan Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial
berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan
melihat nilai signifikansi sebesar 0.004 dengan batas signifikansi 0.05. Maka
signifikansi 0.004 < 0.05. Terdapat pengaruh antara Kepemilikan Manajerial
terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rianti (2014), dengan penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas,
18
Leverage, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI
Pada Tahun 2009-2011). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemilikan
Manajerial secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kesiapan Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Institusional
berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan
melihat nilai signifikansi sebesar 0.023 dengan batas signifikansi 0.05. Maka
signifikansi 0.023 < 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara Kepemilikan
Institusional terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rianti (2014), dengan melakukan penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI
Pada Tahun 2009-2011). Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa Kepemilikan
Institusional berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan
melihat nilai signifikansi sebesar 0.235 dengan batas signifikansi 0.05. Maka
signifikansi 0.235 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara Ukuran Perusahaan
terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ngestiana (2009), dengan melakukan penelitian tentang Pengaruh
Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Publik
Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan
LQ 45 DI Bursa Efek Indonesia). Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa
Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Kemudian hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari (2014), dengan melakukan penelitian
tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan
secara parsial berpengaruh negatif terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan. Kemungkinan perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu
dikarenakan adanya perbedaan pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan
sampel yang digunakan.
19
Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Opini Audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan
melihat nilai signifikansi sebesar 0.275 dengan batas signifikansi 0.05. Maka
signifikansi 0.275 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara Opini Audit terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Saputra (2013), dengan melakukan penelitian tentang Pengaruh
Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Opini Audit berpengaruh terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Kemungkinan perbedaan
penelitian ini dengan peneliti terdahulu dikarenakan adanya perbedaan pemilihan
sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
Pengaruh Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio,
Profitabiltas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan dan Opini Audit berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.001 dengan batas
signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.001 ˂ 0.05.
Kesimpulan
Berdasarakan uraian pembahasan diatas maka kesimpulan yang diambil
adalah sebagai berikut :
1. Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014.
2. Profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014.
3. Kepemilikan Manajerial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur
20
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014.
4. Kepemilikan Institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014.
5. Ukuran Perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014
6. Opini Audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014.
7. Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit secara simultan
berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada
perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan terhadap penelitian yang
akan datang agar dapat :
1. Memperluas populasi penelitian
2. Menambahkan variabel independen lainnya, yang kemungkinan memiliki
pengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
DAFTAR PUSTAKA
Awalludin, V. M. & Sawitri, P. (2012). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Depok : Universitas
Gunadarma.
Arens, Alvin dan James K. Loebbecke. (2003). Auditing, Suatu Pengantar
Terpadu, Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga
Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Edisi Delapan. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Darsono & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Dwiyanti, R. (2010). Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro.
21
Erlina. (2011). Metodelogi Penelitian. Medan: Pusat Sistem Informasi (PSI)
Kampus USU.
FASB. ”SFAC No. 1 The Objective of Financial reporting For Business
Interprises”.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivarite Dengan Proggram IBM
SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hastutik, S. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Kepemilikan,
Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan Perusahaan (Vol. 11). Surakarta: Universitas Slamet
Riyadi.
Hery. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hilmi, U. dan Ali, S. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. (Studi Empiris pada
Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ). Simposium Nasional
Akuntansi XI. Ikatan Akuntan Indonesia.
Ifada, L. M. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Di BEJ) (Vol.
5). Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Lestari, Y. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Marthani, D.T. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan. Universitas Brawaijaya.
Munawir, (1995). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Jogya
Noor, J. (2013). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Prastiwi, E. D., Yuniarta G.A. dan Darmawan N. A. S. (2014). Pengaruh
Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
22
Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2008-2012). Universitas Pendidikan Ganesha.
Pratama, B. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay and
Timeliness Pada Perusahaan Publik di Indonesia (Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Secara Konsisten di LQ 45 Pada Bursa Efek
Indonesia). Semarang: Universitas Diponegoro.
Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis AnalisisParametrik dan Nonparametrik
Dengan SPSS & Prediksi Pertanyaan Pendadaran Sripsi dan
Tesis.Yogyakarta: Gava Media.
Rianti, R. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusional
dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan. Padang: Universitas Negeri Padang.
Srimindarti, C. 2008. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Vol.7. Fokus
Ekonomi.
Saputra, Y. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan opini audit Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Tanjung Pinang: Universitas Maritim
Raja Ali Haji.
Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal
Wijayanti, N. (2009). Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan Perusahaan.
www.idx.co.id. Bursa Efek Indonesia (BEI).