pengaruh corporate governance dan ukuran kap

43
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2010 ABSTRAK Oleh: TRY SYABANDI RASYID NPM : 0811031056 Tlpn : 08978921546 Email : [email protected] Pembimbing I : Drs. A.Zubaidi Indra, M.M., C.P.A. Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh dari corporate governance dan ukuran KAP terhadap tingkat konservatisme perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010. Tingkat konservatisme sebagai variabel dependen diukur dengan conservatism index score Penmann dan Zhang. Corporate governance sebagai variabel independen diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, jumlah komite audit dan proporsi komisaris independen. Sedangkan ukuran KAP diproksikan dengan variabel dummy yang membedakan antara KAP big-four dan non-big four. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 141 perusahaan, namun setelah digunakan teknik purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 29 perusahaan dengan perioda pengamatan selama 5 tahun (2006-2010). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan proksi corporate governance dan ukuran KAP mempengaruhi secara bersama- sama tingkat konservatisme perusahaan. Kepemilikan institusional, jumlah komite audit dan proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme perusahaan. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan

Upload: truongtu

Post on 23-Jan-2017

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2010

ABSTRAK

Oleh:TRY SYABANDI RASYID

NPM : 0811031056Tlpn : 08978921546

Email : [email protected] I : Drs. A.Zubaidi Indra, M.M., C.P.A.

Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh dari corporate governance dan ukuran KAP terhadap tingkat konservatisme perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010. Tingkat konservatisme sebagai variabel dependen diukur dengan conservatism index score Penmann dan Zhang. Corporate governance sebagai variabel independen diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, jumlah komite audit dan proporsi komisaris independen. Sedangkan ukuran KAP diproksikan dengan variabel dummy yang membedakan antara KAP big-four dan non-big four.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 141 perusahaan, namun setelah digunakan teknik purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 29 perusahaan dengan perioda pengamatan selama 5 tahun (2006-2010). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan proksi corporate governance dan ukuran KAP mempengaruhi secara bersama-sama tingkat konservatisme perusahaan. Kepemilikan institusional, jumlah komite audit dan proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme perusahaan. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat konservatisme perusahaan. Ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat konservatisme perusahaan.

Kata Kunci : Corporate Governance, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen, Ukuran KAP, Tingkat Konservatisme.

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE AND AUDIT FIRMS SIZE TOWARDS CONSERVATISM LEVEL IN MANUFACTURING

COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 2006-2010 PERIOD

ABSTRACT

ByTRY SYABANDI RASYID

NPM : 0811031056Phone : 08978921546

Email : [email protected] I : Drs. A.Zubaidi Indra, M.M., C.P.A.

Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt

This research aims to examine the effect of corporate governance and audit firms size towards conservatism level in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period. Conservatism level as dependent variable is measured with conservatism index score from Penmann and Zhang. Corporate governance as independent variable consist of institutional ownership, management ownership, the number of audit committee member, and proportion of independent committionary. Audit firms size measured with dummy variable which differentiate big four audit firms or not.

Population for this research are 141 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. After using purposive sampling method, 29 sample were taken with five years (2006-2010) observation period. Hypothesis testing is done using multiple regression analysis.

The results show corporate governance and audit firms size affect simutaneously significant the conservatism level. Institutional ownership, audit committee, and independent committionary affect positively significant the conservatism level. Management ownership affect positively insignificant the conservatisme level. Audit firms size affect negatively significant the conservatism level.

Keywords : Corporate Governance, Institutional Ownership, Management Ownership, Audit Committee, Independent Committionary, Audit Firms Size, Conservatism Level.

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

1. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi banyak skandal manipulasi laporan keuangan melibatkan

sejumlah perusahaan besar di dunia seperti Enron,Parmalat,Global Crossing, dan

Worldcom. Beberapa perusahaan besar di Indonesia pun mengalami skandal

tersebut seperti Kimia Farma dan Bank Lippo. Fenomena skandal keuangan yang

terjadi menunjukkan suatu bentuk kegagalan integritas laporan keuangan untuk

memenuhi kebutuhan infomasi pengguna laporan keuangan. Penyajian laba dalam

laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi ekonomi perusahaan yang

sebenarnya.

Timbulnya kasus-kasus serupa menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak

terutama terhadap tata kelola perusahaan dan pola kepemilikan yang terdistribusi

luas atau yang lebih dikenal dengan corporate governance yang sekali lagi

mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa mekanisme good corporate

governance belum diterapkan. Hal ini dapat menjadi pemicu perusahaan atau

pihak manajemen untuk mengeluarkan informasi-informasi yang memberi

dampak positif terhadap harga saham dan dapat mendorong perusahaan untuk

cenderung melakukan manipulasi akuntansi dengan menyajikan informasi tertentu

guna menghindari terpuruknya harga saham.

Konservatisme akan lebih menekankan pada kehati-hatian dalam merespon

ketidakpastian masa depan, sehingga informasi yang disajikan di dalam laporan

keuangan yang konservatif akan lebih aman dan beresiko kecil yang sangat

disukai oleh para pengguna laporan keuangan.

Selain itu penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang Kantor

Akuntan Publik (KAP) sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena

akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP

kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan jasa yang berguna dan

berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP

dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi (Susiana dan Herawaty,

2007).

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Sehubungan dengan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konservatisme yaitu corporate

governance dan ukuran KAP. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama perioda

2006-2010. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur karena sektor

manufaktur adalah sektor yang dominan di Asia, khususnya Indonesia (Achmad,

et al., 2009).

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Corporate Governance dan Ukuran KAP

terhadap Tingkat Konservatisme Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010”

I.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kondisi yang telah dibahas diatas, maka untuk

menghindari terjadinya penyimpangan dari penetapan obyek yang akan diteliti,

maka perumusan masalah akan dikemukakan sebagai berikut:

1. Apakah unsur-unsur corporate governance memiliki pengaruh terhadap tingkat

konservatisme perusahaan?

2. Apakah ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap tingkat konservatisme

perusahaan?

1.2.2 Batasan Masalah

1. Tingkat konservatisme dalam penelitian ini menggunakan proksi indeks

convervatism score yang dikembangkan oleh Penmann dan Zhang (1999).

2. Corporate governance untuk melihat pengaruhnya terhadap integritas laporan

keuangan dalam penelitian ini menggunakan proksi presentase saham institusi,

presentase saham manajemen, jumlah komite audit dan persentase komisaris

independen terhadap total anggota dewan komisaris.

3. Ukuran KAP untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkat konservatisme

perusahaan dalam penelitian ini dibedakan dalam KAP big-four dan KAP non

big-four.

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

Menganalisis perngaruh corporate governance dan ukuran KAP terhadap tingkat

konservatisme pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2006-2010.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi para peneliti dan akademisi dalam menjawab pertanyaan apakah secara

empiris terdapat pengaruh corporate governance dan ukuran KAP terhadap

tingkat konservatisme perusahaan.

2. Bagi perkembangan ilmu akuntansi, sebagai suatu bahan kajian dan

pertimbangan bagi peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk meneliti kualitas

corporate governance dan ukuran KAP terhadap tingkat konservatisme.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agency Theory

Konsep Agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1995:569) adalah

hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal mempekerjakan

agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk

pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent

(Widyaningdyah,2011).

Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009) menyatakan adanya hubungan

kontrak antara agent (manajemen) dengan principal (pemilik). Agent diberi tugas

oleh principal untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan, sehingga agent

memiliki lebih banyak mempunyai informasi mengenai perusahaan dibandingkan

principal. Agent bertanggung jawab terhadap principal yang menginginkan laba

maksimal atas investasinya, kemudian berdampak dengan pendanaan perusahaan

baik dari investor atau kreditor. Sedangkan agent menginginkan kesejahteraannya

meningkat dengan memaksimumkan kompensasinya meskipun tindakan yang

dilakukan oleh agent tidak sesuai dengan kepentingan principal. Hal inilah yang

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

memicu terjadinya biaya keagenan. Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan

bahwa terdapat dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan

pemegang saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi pinjaman

(bondholders).

Adanya asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal)

dapat membuka peluang bagi manajer untuk melakukan tindakan earnings

management dalam rangka mengelabuhi pemilik mengenai kinerja ekonomi

perusahaan. Dalam hal ini apabila manajer memiliki informasi yang lebih banyak

dibandingkan pemilik saham, maka manajer akan cenderung melakukan

kecurangan dengan melakukan praktik manajemen laba untuk meningkatkan

keuntungannya sendiri.

2.2. Signaling Theory

Signaling theory adalah pemberian signal dilakukan oleh manajer untuk

mengurangi asimetri informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh

manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik dan pihak luar (investor,

kreditor). Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan

memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan

yang dapat dipercaya dan memiliki integritas dan akan mengurangi ketidakpastian

mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Untuk memastikan pihak-pihak

yang berkepentingan mempercayai keandalan informasi keuangan yang

disampaikan agent, perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas

memberikan pendapat tentang laporan keuangan seperti auditor independen.

Signal opini yang diberikan oleh auditor independen merupakan signal yang

mencerminkan keandalan informasi keuangan yang dihasilkan perusahaan yang

telah di audit. Kualitas kantor akuntan publik (KAP) juga dapat memberikan

signal kepercayaan pihak agent, prinsipal, dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan atas legalitas dan integritas opini audit yang dikeluarkan akuntan.

2.3. Konservatisme

Konservatisme adalah suatu usaha untuk menjamin bahwa resiko atau tingkat

ketidakpastian dalam suatu usaha dipertimbangkan memadai. Didalam

konservatisme, jika terdapat dua alternatif atau lebih dan memiliki kemampuan

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

sama memenuhi objektivitas dari laporan keuangan, maka yang dipilih adalah

alternatif yang memiliki paling sedikit memberi manfaat dampak perolehan laba

dan posisi keuangan.

Konservatisme indentik dengan laporan keuangan yang understate yang resikonya

lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate. Laporan keuangan yang

memenuhi karakteristik di atas akan lebih reliable karena informasi yang

disajikan tersebut tidak menyebabkan ada pihak yang dirugikan, jadi dengan

demikian laporan keuangan itu akan memenuhi syarat SFAC No. 2 tentang

“qualitative characteristic of accounting information”. Konservatisme juga berarti

bahwa akuntan harus mencatat nilai alternatif terendah untuk aset dan nilai

alternatif tertinggi untuk kewajiban (Watts dan Zimmerman, 1986).

Pengukuran tingkat konservatisme dihitung dengan menggunakan indeks

konservatisme yang dikembangkan oleh Penman dan Zhang (1999). Dimana

perhitungan tingkat konservatisme perusahaan diukur berdasarkan adanya

estimasi cadangan tersembunyi.

2.4. Corporate Governance

Menurut Griffin (dalam Susiana dan Herawati, 2007) pengertian corporate

governance adalah “The roles of shareholders, directors and other managers in

corporate decision making.”

Dalam penelitian ini, elemen-elemen yang terkandung dalam pengukuran

corporate governance adalah:

1. Kepemilikan Institusional;

2. Kepemilikan manajerial;

3. Komite audit;

4. Komisaris independen.

2.4.1 Kepemilikan Institusional

Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan corporate governance yang

kuat yang bisa digunakan untuk memonitor perusahaan pada umumnya dan

manajemen pada khususnya. Tindakan monitoring dapat berupa pengendalian

manajemen yang dapat mengendalikan praktik manajemen laba. Solomon &

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Solomon (dalam Jama'an, 2008) menyatakan bahwa pengaruh investor

institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta

dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para

pemegang saham.

2.4.2 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajemen penting dalam mengendalikan tindakan manajemen

dalam perusahaan. Dengan memiliki sebagian kepemilikan perusahaan, maka

manajemen akan berusaha memperbaiki kinerjanya dan mencoba menaikkan nilai

perusahaan karena manajemen juga adalah pemilik perusahaan. Karena

manajemen juga memiliki perusahaan, maka manajemen akan berperilaku seperti

pemegang saham yang ingin keamanan terhadap investasinya di perusahaan

tersebut.

2.4.3 Komite Audit

Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang

bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen

(Supriyono, 1998).

Keberadaan komite audit di dalam perusahaan sebagai pihak independen yang

mengawasi jalan perusahaan dari internal. Keberadaan komite audit dapat menjadi

jaminan keamanan informasi yang diterima oleh pemegang saham (principal) atas

asimetri informasi keuangan dari pihak manajemen selaku agen.

2.4.4. Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya

beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar

perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan

keseluruhan (Susiana dan Herawaty, 2007). Komisaris independen bertujuan

untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka

perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang

terkait.

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

2.4.5. Ukuran KAP

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan

berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya variasi permintaan klien

terhadap kualitas audit. Penelitian-penelitian sebelumnya membedakan kualitas

auditor berdasarkan perbedaan big five dan non-big five dan ada juga yang

menggunakan spesialisasi industri auditor untuk memberi nilai bagi kualitas audit

ini seperti penelitian (Mayangsari, 2003).

Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP

dengan kualitas audit (Lennox, 2000). Penelitian DeAngelo (1981) dalam Lennox

(2000) mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang lebih untuk

menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP

yang lebih kecil.

2.5. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap konservatisme

Penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008) menemukan bahwa kepemilikan

institusional sejalan dengan tingkat konservatisme perusahaan. Kepemilikan

institusional dapat mengendalikan perilaku manajer dalam mementingkan dirinya

sendiri dan lebih berfokus pada kinerjanya di perusahaan, serta mengendalikan

informasi yang akan dikeluarkan lebih hati-hati terhadap ketidakpastian dibanding

membesarkan laba semata. Maka dari itu, kepemilikan institusional penting dalam

meningkatkan konservatisme perusahaan.

Ha1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap

tingkat konservatisme.

2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap tingkat konservatisme

Jama'an (2008) menemukan bahwa besarnya kepemilikan manajerial berpengaruh

dalam mengurangi masalah keagenan dan dapat menyelaraskan kepentingan

manajer dengan pemegang saham. Meningkatnya proporsi saham yang dimiliki

oleh manajer akan membuat manajer bertindak sebagai pemegang saham yang

ingin sahamnya di perusahaan terlindungi, sehingga manajer akan berusaha

berhati-hati terhadap kebijakan perusahaan dan lebih konservatif dalam

melaporkan keuangan perusahaan.

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Ha2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap

tingkat konservatisme.

3. Pengaruh jumlah komite audit terhadap tingkat konservatisme

Siegel (1996), dalam Susiana dan Herawaty (2007), komite audit adalah suatu

badan yang dibentuk didalam perusahaan yang bertugas untuk memelihara

independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen. Komite audit akan

memberikan pandangan mengenai kebijakan akuntansi dan pengendalian internal.

Komite audit harus terdiri dari individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat

dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan, dan yang

memiliki pengalaman untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif.

Sehingga adanya komite audit yang kuat akan mengendalikan manajemen dalam

memainkan laba demi mendapatkan bonus dan lebih konservatif atau hati-hati,

serta menjaga konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.

Ha3 : Jumlah komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

konservatisme.

4. Pengaruh proporsi komisaris independen terhadap tingkat konservatisme

Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

monitoring agar tercipta perusahaaan yang good corporate governance. Komisaris

independen adalah posisi komisaris yang paling baik karena tidak boleh ada

afiliasi apapun dengan perusahaan baik dari sisi pemegang saham maupun

kekeluargaan. Sehingga keberadaan komisaris independen berbeda dengan dewan

komisaris internal perusahaan.

Keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi

resiko informasi laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika

perusahaan memiliki komisaris independen yang proporsional akan terdapat

badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen

perusahaan sehingga laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen akan

cenderung lebih konservatif (resiko lebih kecil ).

Ha4 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan

terhadap tingkat konservatisme.

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

5. Pengaruh ukuran KAP terhadap tingkat konservatisme

Dalam hubungan dua belah pihak, yakni principal dan agen harus ada pihak

ketiga yang independen sebagai penengah dan pengendali agar keselarasan

informasi terjadi. Disinilah kehadiran akuntan publik dan auditor diperlukan

sebagai penengah dari asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan

stakeholders.

Naim (1999) dalam Dewanti (2011) menyimpulkan bahwa Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan juga

lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Pancawati (2010) juga

menyebutkan bahwa investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang

dihasilkan dari KAP yang besar.

KAP yang lebih besar cenderung akan menghindari hal-hal yang merusak

reputasinya, seperti manajemen laba yang terlalu besar oleh kliennya. Sehingga

KAP yang besar akan lebih senang dengan laporan keuangan yang konservatif

agar tidak terjadi penipuan informasi yang disajikan oleh perusahaan. Sehingga

perbedaan ukuran KAP akan mempengaruhi tingkat konservatisme.

Ha5 : Ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

konservatisme.

3. METODA PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data

penelitian berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan dalam database

Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory selama tahun

2006 sampai 2010 yang meliputi laporan auditor independen dan laporan

keuangan perusahaan.

3.2. Populasi dan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi

kriteria sebagai berikut :

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2006 - 2010 dan tidak

sedang berada pada proses delisting pada perioda tersebut.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan annual report pada tahun

penelitian.

3. Perusahaan memiliki variabel penelitian yang lengkap dalam laporan

keuangannya di tiap tahun penelitian.

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah Akumulasi1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2006-2010

141

2 Perusahaan manufaktur yang melakukan delisting

tahun 2006-2010 dari BEI

(20) 121

3 Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan

keuangan lengkap selama perioda pengamatan

(2006-2010)

(82) 39

4 Tidak ada data penelitian (10) 29

Jumlah sampel total selama perioda penelitian 145

3.4 Operasional Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel Dependen (X)

Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat konservatisme yang

diproksikan dengan conservatism score index dari Penmann and Zhang (1999).

Dalam penelitiannya Penman dan Zhang mengukur efek dari penerapan

akuntansi konservatif pada neraca dengan tingkat cadangan tersembunyi yang

diciptakan oleh konservatisme terhadap aset operasional bersih:

C= EstimasiCadangan TersembunyiNOA

C : conservatism score index

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Estimasi Cadangan Tersembunyi : cadangan kerugian piutang + akumulasi

penyusutan + pendapatan ditangguhkan +

revaluasi

NOA : aktiva lancar + aktiva tetap – kewajiban

lancar

3.4.2. Variabel Independen (Y)

Dalam penelitian ini ada 2 variabel independen yang diteliti, yaitu corporate

governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, jumlah komite audit dan proporsi komisaris independen, serta

ukuran KAP yang diproksikan dengan ukuran KAP.

3.4.2.1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional diukur dengan persentase saham institusinya.

Persentase saham institusi diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham

perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun

di luar negeri (Susiana dan Herawaty, 2007).

3.4.2.2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial diukur dengan persentase saham manajemen perusahaan.

Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase

saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak

cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya (Susiana dan Herawaty 2007).

3.4.2.3. Komite Audit

Sesuai keputusan BAPEPAM Nomor SE-03/PM/2000 dan SE-07/PM/2004

menyatakan bahwa suatu perusahaan yang telah go publik wajib memiliki komite

audit. Karena alasan tersebut model pengukuran komite audit dalam penelitian ini

menjadi jumlah anggota komite audit. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh

jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan.

3.4.2.4. Komisaris Independen

Komisaris independen dalam penelitian ini diukur dengan proporsi jumlah

komisaris independen terhadap jumlah anggota dewan komisaris. Hal ini untuk

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

melihat pengaruh proporsi komisaris independen dalam suatu manajemen

perusahaan.

3.4.2.5. Ukuran KAP

Ukuran KAP dalam penelitian ini diukur dengan variabel dummy yang

membedakan antara KAP big-four dan non-big four. Dimana KAP yang

berafiliasi dengan KAP big four akan diberi nilai 1, sedangkan yang tidak nilai 0.

KAP big four di Indonesia (Dewanti, 2011):

Tabel 3.2 KAP Big-Four dan Afiliasi di Indonesia

BIG FOUR Afiliasi di Indonesia

Price Water House Cooper (PWC) KAP Haryanto Sahari & rekan

Deloitte Touche Tohmatsu KAP Osman Bing Satrio & Rekan

Ernest and Young KAP Purwantono, Sarwoko & Sanjaja

Klynveld Peat Marwick Goerdeler

(KPMG)

KAP Siddharta Siddharta & Widjaja

3.5. Alat Analisis

3.5.1. Alat Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum

mengenai variabel-variabel dalam penelitian yang diukur pada sampel. Analisis

statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai

rata-rata (mean) dan standar deviasi.

3.5.2. Alat Analisis Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis harus

memenuhi uji asumsi klasik. Hal ini digunakan untuk menghindari estimasi yang

bias, mengingat tidak pada semua data dapat dapat diterapkan regresi. Uji asumsi

klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji

heteroskedatisitas.

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Cara untuk

menguji normalitas adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan

Page 15: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

normalitas distribusi residual. Jika sig atau p-value > 0,05, maka data berdistribusi

normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terdapat korelasi,

berarti terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi multikolinearitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas adalah dengan VIF (variance inflation factor). Indikasi adanya

multikolinearitas adalah apabila nilai VIF > 10.

Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan

waktu. Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara

gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Jika kesalahan pengganggu

dalam observasi saling berkorelasi satu sama lain atau terjadi saling

ketergantungan, maka akan terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi

yang diurutkan menurut waktu (time series) . Untuk mendeteksi terjadinya

autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan Run Test dengan melihat

koefisien korelasi uji tersebut.

Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas ini adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas, yaitu jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya tetap.

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik plot. Uji grafik plot yang

digunakan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot antara

SRESID dan ZPRED. Jika pada grafik tidak memiliki pola tertentu yang jelas

Page 16: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), serta tersebar di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.3. Alat Ukuran Tingkat Konservatisme Perusahaan Sampel

Salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui konservatisme laporan

keuangan seperti yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) adalah nilai aktiva

yang understatement dan kewajiban yang overstatement. Proksi pengukuran ini

menggunakan rasio market to book value of equity yang mencerminkan nilai pasar

ekuitas relatif terhadap nilai buku ekuitas perusahaan. Book value dihitung

menggunakan nilai ekuitas pada tanggal neraca yaitu tanggal 31 Desember dan

Market value diukur menggunakan harga penutupan saham pada tanggal

pengumuman agar dapat merefleksikan respon pasar atas laporan keuangan

(Fala,2007). Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan

akuntansi yang konsevatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih

rendah dari nilai pasarnya.

Rumus market to book value of equity sebagai berikut:

market value of common equity (MVE)

Market to book ratios =

book value of common equity (BVE)

dimana:

MVE = harga penutupan saham akhir tahun X jumlah saham yang beredar

BVE = total asset – total kewajiban

3.5.4. Alat Analisis Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik regresi berganda, yang

terdiri dari Adjusted R square, untuk melihat persentase pengaruh variabel bebas

yang dimasukkan dalam penelitian terhadap variabel terikat, uji f untuk menguji

model penelitian, serta Uji t untuk menguji hipotesis antara satu variabel

independent dengan satu variabel dependen.

Uji Adusted R Square

Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan koefisien determinasi. Koefisien

determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

Page 17: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai R² berkisar antara 0-1. Nilai yang

kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati 1 bearti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Uji F

Uji statistik F menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya.

Uji T

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel

independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah :

KONV =α+β 1 KINS+β 2 KM+ β 3 KA+β 4 KIND+β5 KAP+∈Keterangan :

KONV : ukuran tingkat konservatisme dengan proksi conservatism score

index

KINS : persentase kepemilikian institusional

KM : persentase kepemilikan manajemen

KA : jumlah komite audit

KIND : proporsi komisaris independen dari jumlah dewan komisaris

KAP : ukuran KAP yang diproksikan dengan ukuran KAP (variabel

dummy, big four 1, non-big four 0)

α : konstanta

ε : kesalahan residual

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Desktriptif

Hasil statistik deskriptif di atas menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum,

rata-rata serta standar deviasi dari komisaris independen, komite audit,

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi serta tingkat konservatisme yang

diukur dengan C-score Penmann dan Zhang pada perusahaan – perusahaan

Page 18: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

manufaktur di BEI pada tahun 2006-2010. Tercatat bahwa jumlah observasi yang

diteliti ada 145 observasi dari 29 perusahaan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada komisaris independen

menunjukkan nilai terendah sebesar 0,20 yang berasal dari PT Voksel Electric

Tbk. Sedangkan nilai tertinggi berasal dari PT Langgeng Makmur Industry Tbk

sebesar 1,00 yang menunjukkan di perusahaan tersebut semua komisarisnya

adalah independen. Adapun nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3883.

Nilai minimum pada variabel komite audit sebesar 2,00 berasal dari PT Berlina

Tbk. Sedangkan nilai maksimum sebesar 4,00 berasal dari PT Citra Tubindo Tbk.

Nilai rata-rata komite audit sebesar 3,0483 yang menunjukkan banyak perusahaan

menggunakan 3 orang sebagai komite audit perusahaannya.

Dari hasil di atas juga dapat dilihat persentasi kepemilikan saham manajerial

terendah sebesar 0,00 yang berasal dari PT Langgeng Makmur Industry Tbk. Nilai

tersebut berasal dari persentase sebesar 0,02 %. Sedangkan nilai kepemilikan

manajerial tertinggi diperoleh oleh PT Prydam Farma Tbk sebesar 0,23. Nilai

rata-rata dari persentasi kepemilikan manajerial sebesar 0,0442. Semakin besar

persentase kepemilikan saham manajerial maka akan menunjukkan bahwa

semakin besar kecenderungan hak kontrol oleh pihak manajemen perusahaan di

dalam proses pengambilan keputusan suatu perusahaan.

Kepemilikan institusional menunjukkan nilai minimum sebesar 0,05 yang berasal

dari PT Sumi Indo Kabel Tbk. Sedangkan nilai dari PT Tempo Scan Pasific Tbk

menjadi nilai maksimum sebesar 0,95. Nilai rata-rata kepemilikan institusional

sebesar 0,3857.

Ukuran tingkat konservatisme yang diukur dengan C-Score Penmann dan Zhang

menunjukkan nilai minimum -2,71 yang didapat dari PT Surya Intrindo Makmur

Tbk pada tahun 2008. Sedangkan nilai maksimumnya 6,39 yang berasal dari PT

Surya Intrindo Makmur Tbk pada tahun 2009, hal ini dikarenakan adanya

penurunan yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan tersebut dari kisaran 10

miliar rupiah pada tahun 2008 hingga hanya sekitar 200 juta rupiah pada 2009.

Page 19: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Nilai rata-rata tingkat konservatisme adalah 0,6621. Semakin besar nilai C-Score

semakin cenderung perusahaan tersebut melakukan konservatisme.

4.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Normalitas

a. Uji statistik dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test sebesar

0,780. dalam hal ini nilai tersebut menunjukkan lebih besar dari nilai

signifikansi 0,05 yang berarti bahwa data terdistribusi normal.

b. Analisis grafik dengan histogram dan grafik P-P Plot

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-P Plot

Page 20: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Pengujian normalitas juga dilakukan dengan analisis grafik yang terdiri dari grafik

histogram dan grafik P-P Plot. Berdasarkan grafik tersebut, menjelaskan bahwa

data terdistribusi normal. Hal ini dikarenakan kedua grafik tersebut menunjukkan

bahwa grafik sesuai dengan prinsip normalitas. Pada grafik histogram

menunjukkan bahwa grafik tersebut membentuk pola distribusi normal atau

disebut juga pola distribusi skewness tidak menceng ke kiri. Sedangkan pada

grafik P-P Plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonalnya.

4.2.2. Uji Multikolineritas

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta nilai VIF

(Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui ada atau tidaknya

multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance, jika nilai tolerance ≥ 0,10 ,

maka variabel tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas. Sama halnya

dengan VIF, jika nilai VIF ≤ 10 , maka variabel tersebut terbebas dari

multikolinearitas.

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

IndependenTolerance VIF Kesimpulan

Page 21: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

KAP 0,627 1,594Tidak Ada

Multikolinearitas

KIND 0,903 1,107Tidak Ada

Multikolinearitas

KA 0,843 1,186Tidak Ada

Multikolinearitas

KM 0,681 1,469Tidak Ada

Multikolinearitas

KINS 0,913 1,095Tidak Ada

Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui uji multikolinearitasnya dan dapat

disimpulkan nilai tolerance dan nilai VIF. Tampak pada uji multikolinearitas di

atas yang menunjukkan bahwa kelima variabel independen tersebut memiliki nilai

tolerance > 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel

tersebut bebas dari masalah multikolinearitas.

4.2.3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi di dalam penelitian ini menggunakan Run Test. Pengujian Run

Test ini untuk mendeteksi apakah terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

Pada hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,906 yang berarti lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa

di dalam model regresi ini tidak terjadi autokorelasi.

4.2.4. Uji Heterokidisitas

Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 22: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Berdasarkan grafik scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar

dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini memnunjukkan bahwa model regresi

dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3. Uji Tingkat Konservatisme Perusahaan Sampel

Uji menggunakan rumus market to book value of equity menunjukkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Market to Book Equity

NO

Kode

Perusah

aan

Nama Perusahaan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 CTBN PT Citra Tubindo Tbk >1 >1 >1 >1 >1

2 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk >1 >1 >1 >1 >1

3 ARGO PT Argo Pantes Tbk <1 <1 >1 >1 >1

4 BRPT PT Barito Pasific Tbk >1 <1 <1 >1 >1

5 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk >1 >1 <1 >1 >1

6 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk <1 <1 <1 <1 >1

7 HDTX PT Panasia Indosyntec Tbk <1 <1 >1 <1 <1

8 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk <1 <1 <1 >1 <1

9 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk >1 >1 <1 >1 >1

10 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk >1 >1 <1 <1 >1

Page 23: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

11 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk >1 >1 <1 <1 <1

12 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk >1 >1 >1 <1 <1

13 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk >1 <1 >1 <1 <1

14 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk >1 >1 <1 <1 <1

15 SKLT PT Sekar Laut Tbk >1 <1 <1 <1 <1

16 SSTM PT Sunson Textile Manufacture Tbk <1 >1 >1 >1 >1

17 STTP PT Siantar Top Tbk <1 >1 <1 <1 >1

18 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk >1 >1 <1 >1 >1

19 VOKS PT Voksel Electric Tbk <1 >1 <1 <1 <1

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 29 perusahaan sampel hanya 2

perusahaaan yang konsisten melakukan konservatisme selama 5 tahun periode

penelitian. Hal ini ditunjukkan dengan angka MBE yang selalu lebih dari satu (>1)

dalam lima tahun. Sedangkan sisanya (17 perusahaan) berubah-ubah tingkat

konservatismenya dalam 5 tahun.

NO

Kode

Perusah

aan

Nama Perusahaan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 BRNA PT Berlina Tbk <1 <1 <1 <1 <1

2 JKSW PT Jakarta Kyoie Steel Works Tbk <1 <1 <1 <1 <1

3 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk <1 <1 <1 <1 <1

4 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk <1 <1 <1 <1 <1

5 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk <1 <1 <1 <1 <1

6 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk <1 <1 <1 <1 <1

7 NIPS PT Nipress Tbk <1 <1 <1 <1 <1

8 PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk <1 <1 <1 <1 <1

9 PYFA PT Prydam Farma Tbk <1 <1 <1 <1 <1

10 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk <1 <1 <1 <1 <1

Sedangkan dari tabel diatas terdapat 10 perusahaan sampel yang konsisten tidak

melakukan konservatisme laporan keuangan dengan ditunjukkan nilai MBE yang

selalu kurang dari satu (<1) selama 5 tahun.

Page 24: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

4.4. Uji Hipotesis

4.4.1. Koefisien Determinasi

Nilai R2 menunjukkan angka 0,156 yang artinya bahwa 15,6% tingkat

konservatisme perusahaan dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel kepemilikan

institusi, komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan ukuran

KAP, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

4.4.2. Uji F

Hasil uji Anova menunjukkan tingkat signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05

dengan nilai probabilitas (F hitung) sebesar 5,589. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit,

kepemilikan manajerial dan ukuran KAP mempengaruhi tingkat konservatisme

perusahaan secara bersamaan.

4.4.3. Uji T

Hasil analisis regresi secara parsial menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji T (parsial)

Page 25: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -2,953 ,785 -3,760 ,000

KAP -,362 ,147 -,244 -2,467 ,015

KIND ,572 ,208 ,227 2,758 ,007

KA 1,687 ,678 ,212 2,488 ,014

KM ,039 ,029 ,126 1,328 ,186

KINS ,234 ,075 ,256 3,130 ,002

a. Dependent Variable: KONV

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -2,953 -0,362X1 +0,572X2 +1,687X3 + 0,39X4 +0,234X5

Keterangan :

Y : Tingkat Konservatisme Perusahaan (C-Score)

X1 : Ukuran KAP

X2 : Komisaris Independen

X3 : Komite Audit

X4 : Kepemilikan Manajerial

X5 : Kepemilikan Institusional

4.5. Pembahasan

4.5.1. Hipotesis Pertama

Ha1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap

tingkat konservatisme.

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002 yang dimana

angka tersebut dibawah tingkat signifikansi (0,002 < 0,05). Sehingga ini

menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap tingkat

Page 26: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

konservatisme. Namun dilihat dari koefisien regresi yang menunjukkan nilai

0,234 yang artinya jika 1% kepemilikan institusional bertambah maka tingkat

konservatisme perusahaan akan naik sebesar 0,234 dengan asumsi variabel lain

tetap. Hal ini berarti Ha1 diterima karena kepemilikan institusional berpengaruh

positif signifikan terhadap tingkat konservatisme. Hasil ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Jamaan (2008) yang menunjukkan hasil positif signifikan.

Sehingga semakin besar kepemilikan institusional akan semakin besar tingkat

konservatisme karena pemilik institusi sebagai shareholders lebih senang dengan

laporan keuangan yang beresiko kecil.

4.5.2. Hipotesis Kedua

Ha2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

konservatisme.

Dari tabel uji T dapat dilihat koefisien regresi kepemilikan manajerial sebesar

0,039 yang mendukung hasil penelitian Wu (2006) dimana ada hubungan positif

antara kepemilikan manajerial dengan konservatisme. Namun hasil uji

kepemilikan manajerial menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,186 dimana

lebih besar dari 0,05 yang artinya Ha ditolak karena kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh terhadap tingkat konservatisme. Sesuai dengan hasil yang

ditunjukkan oleh penelitian Ratna (2007) bahwa kepemilikan manajerial tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme. Hal ini

dikarenakan kepemilikan saham manajemen di perusahaan tidak

mempengaruhinya dalam berhati-hati terhadap perusahaan, karena manajemen

tetap akan mendapatkan return dari hasil kinerjanya. Khusus di Indonesia,

manajer dengan pemegang saham bukanlah orang yang berbeda atau jauh secara

kekerabatan, sehingga tingkah laku manajer tidak akan banyak dipengaruhi

kepemilikan sahamnnya di perusahaan terserbut.

4.5.3. Hipotesis Ketiga

Ha3 : Jumlah komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

konservatisme.

Hasil uji menunjukkan koefisien regresi sebesar 1,687 dengan signifikansi sebesar

0,014. Hal ini menunjukkan jumlah komite audit berpengaruh positif dan

Page 27: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

signifikan ( 0,014 < 0,05) terhadap tingkat konservatisme. Sehingga mendukung

hasil penelitian Jamaan (2008) dan Ratna (2007) yang menunjukkan bahwa

semakin besar jumlah komite audit akan semakin besar tingkat konservatisme,

dikarenakan keberadaan komite audit sebagai pihak yang independen dalam

rangka memberikan keamanan dari ketidakpastian masa depan bagi pihak luar

(principal) dalam keadaan asimetri informasi.

4.5.4. Hipotesis Keempat

Ha4 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap

tingkat konservatisme.

Koefisien regresi sebesar 0,572 dan signifikansi 0,007 (< 0,05) menunjukkan

bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap

tingkat konservatisme. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Pancawati (2010)

yang memakai keberadaan komisaris independen terhadap konservatisme.

Sedangkan Ha diterima dan sesuai dengan penelitian Jamaan (2008) yang

menunjukkan pengaruh positif signifikan proporsi komisaris independen terhadap

konservatisme. Karena proporsi komisaris independen yang tinggi akan

menguatkan posisinya di jajaran komisaris dalam mengawasi kinerja perusahaan

dan informasi yang disajikan ke publik.

4.5.5. Hipotesis Kelima

Ha5 : Ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

konservatisme.

Hasil yang ditunjukkan pada uji parsial ukuran KAP yang menggunakan variabel

dummy menunjukkan koefisien regresi -0,362 dan signifikansi 0,015. Hal ini

berarti Ha ditolak karena hasil menunjukkan arah hubungan yang negatif antara

ukuran KAP dengan tingkat konservatisme. Angka diatas juga menunjukkan

perbedaan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya seperti Jamaan (2008) dan

Pancawati (2010) yang menunjukkan tidak ada pengaruh dari ukuran KAP

terhadap konservatisme. Perbedaan hasil ini dikarenakan dalam penelitian ini

proporsi variabel dummy yang dipakai antara KAP big-four dan non-big four

terlampau jauh. Hanya ada 48 sampel yang memakai KAP big-four dari total N =

145. Hipotesis yang tertolak juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

Page 28: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

ukuran KAP dengan kebijakan konservatisme perusahaan, karena laporan

keuangan sudah dibuat sebelum KAP mengaudit perusahaan tersebut.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance

(kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris

independen) dan ukuran KAP terhadap tingkat konservatisme perusahaan. Dari

hasil pengujian dapat disimpulkan hasil sebagai berikut:

1. Variabel-variabel corporate governance (kepemilikan institusi, kepemilikan

manajerial, komite audit, komisaris independen) serta ukuran KAP

mempengaruhi secara bersama-sama tingkat konservatisme perusahaan.

2. Kepemilikan institusional, jumlah Komite Audit, dan proporsi Dewan

Komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme

perusahaan.

3. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme

perusahaan.

4. Ukuran KAP dengan variabel dummy tidak berpengaruh terhadap tingkat

konservatisme perusahaan.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penelitian ini hanya meneliti variabel-

variabel corporate governance sebagai variabel internal dan ukuran KAP sebagai

variabel eksternal. Penelitian juga hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010 dan menerbitkan laporan keuangan pada

periode tersebut. Penelitian masih memasukkan sampel yang tidak lolos uji

konservatisme Market to Book Equity yang seharusnya dihapus agar lebih

konsisten hasilnya dimana hanya perusahaan yang melakukan konservatisme saja

yang menjadi sampel.

5.3. Saran

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sejenis hendaknya

memberikan perbaikan-perbaikan terhadap penelitian ini sehingga hasil yang akan

didapat selenjutnya menjadi lebih baik.

Saran perbaikan yang diusulkan untuk penelitian selanjutnya adalah:

Page 29: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

1. Memperpanjang periode penelitian dan menambahkan variabel lain selain yang

telah digunakan di dalam penelitian ini contohnya : variabel internal lain

seperti going concern perusahaan dan untuk variabel eksternal lain seperti

keadaan ekonomi (tingkat inflasi atau krisis di dalam negeri).

2. Menghapus sampel-sampel yang tidak lolos uji konservatisme agar data lebih

akurat.

3. Menambahkan sampel penelitian untuk memperluas cakupan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Irfan. 2002. Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi, Vol. XIX. No.2. Juli 2002.

Defond, Beasly C.M., J. Jiambalvo, dan K.R Subramanyam. 1998. The Effect of Auditon The Quality of Earnings Management. Contemporary Accounting Refresh 15. Hal 1-24

Dewanti. 2011. Analisis Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Semarang.

Fala, Dwiyana A.S., 2007. Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance. Makalah SNA X, Makasar.

Ghozali, Imam.2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS I. Semarang. Undip.

Hendriksen, Eldon S dan F. Van Breda. 2000. Teori Akunting, Edisi ke-5. Jakarta. Interaksara.

Jamaan. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Semarang.Undip

Jensen, M. and Meckling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Finance Economics 3. pp. 305-360.

Kieso, Donal E dan Jerry J, Weygandt. 2001. Akuntansi Intermedite Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Lennox, C.S.2001. “Going Concern Opinion in Failing Companies: Auditor Dependence and Opinion Shopping.”, Economic Dep., University of Bristol.

Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi IV.Trisakti.

Page 30: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN KAP

M.Lau. Chong. 2005. Financial and nonfinancial performance measures: How do they affect job satisfaction?.Australia.The British Accounting Review.

Pancawati. 2010. Pengaruh Independensi, Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan. Semarang.

Penman, Zhang. 1999. Accounting Conservatism, the Quality of Earnings, and Stock Returns. Columbia University.

Schroeder, Richard, Dole ,Carol. 2001. The impact of various factors on the personality, job satisfaction and turnover intentions of professional accountants. Managerial Auditing Journal ,16 (4 ):234-245.

Shuo, Wu., 2006. Managerial Ownership and Earnings Quality. Working Paper, Sauder School of Business University of British Columbia.

Solomon M.R. 2002. Consumer Behavior: Buying, Having and Being.New Jersey. Henry Stewart Publication.

Supriyono, R. A. 1998. Pemeriksaan Akuntan (Auditing): Faktor-faktor yang Memperngaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta. Salemba

Susiana, Herawaty. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan. Makassar. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas

Tuanokotta, Theodorus M. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: FE UI.

Wardani, Ratna.2007. Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Jakarta: FE UI.

Wibowo. 2002. Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia