pengaruh core stability exercise terhadap …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with...

15
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIC PADA PENGRAJIN BATIK TRADISIONAL PT. DANAR HADI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN AKHIR DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Diajukan Oleh: DIASNOPTA PRATAMA J120131023 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: vucong

Post on 20-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENURUNAN

NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIC PADA PENGRAJIN BATIK

TRADISIONAL PT. DANAR HADI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN AKHIR DALAM

MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI

Diajukan Oleh:

DIASNOPTA PRATAMA

J120131023

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan
Page 3: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

ABSTRAK

PROGRAM STUDI S I FISIOTERAPIFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTASkripsi, Juni 2015

DIASNOPTA PRATAMAPENGARUH CORE STABILY EXERCISE TERHADAP PENGURANGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN BATIK TRADISIONAL PT. DANAR HADI SURAKARTA5 Bab, 84 halaman, 11 tabel, 2 gambar, 4 bagan(Dibimbing Oleh: Totok Budi. S, SST.Ft, M.Ph dan Umi Budi.R,S.Fis.,M.Sc)

Latar belakang: Kondisi kerja memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak alamiah yang berlangsung lama dan menetap statis yang dapat memicu terjadinya berbagai keluhan pada pembatik salah satunya adalah nyeri punggung bawah (NPB). Nyeri punggung bawah myogenic adalah nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan atau kelainan musculoskeletal disertai gangguan neurologi antara vertebra thorakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul atau anusTujuan: Untuk mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap pengurangan nyeri punggung bawah pada pengrajin batik tradisional PT. Danar Hadi Surakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan pre test dan post test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Teknik analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test dan Independent Sample T-Test.Hasil: Terdapat perbedaan antara nilai pre test dan post test pada kelompok perlakuan, dengan p = 0,0001. Terdapat perbedaan antara nilai pre test dan post test pada kelompok kontrol, dengan p = 0,0001. Ada perbedaan pengaruh Core Stability Exercise terhadap penurunan nyeri punggung bawah myogenic kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.Kesimpulan: Ada perbedaan pengaruh core stability exercise terhadap penurunan nyeri punggung bawah myogenic kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Kata Kunci: Core Stability Exercise, Nyeri Punggung Bawah

Page 4: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

ABSTRACT

S1 PHYSICAL THERAPY STUDY PROGRAMHEALTH FACULTY

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTAThesis, June, 2015

DIASNOPTA PRATAMAEFFECT OF CORE STABILY EXERCISE ON THE REDUCTION LOWER BACK PAIN IN TRADITIONAL BATIK CRAFTSMEN PT. HADI DANAR SURAKARTA5 chapter, 84 pages, 11 tables, 2 images, 4 charts(Guided By: Totok Budi, S, SST.Ft, M.Ph and Umi Budi.R, S.Fis., M.Sc)

Background: The working conditions are forcing workers always work on the attitudes and positions that are not natural long-lasting and permanent static that can trigger a variety of complaints on pembatik one of which is Lower Back Pain (LBP). Lower back pain myogenic is lower back pain caused by disorders or musculoskeletal disorders accompanied by neurological disorders between vertebrae thoraces 12 to the bottom of the hip or anusObjective: To determine the effect of the reduction of core stability exercise lower back pain in traditional batik craftsmen PT. Dana Hadi Surakarta.Methods: This study is a Quasi Experimental study with pre-test and post-test with control group design. These samples included 30 respondents. Measuring tools using Visual Analog Scale (VAS). Analysis using Paired Sample T-Test and Independent Sample T-Test.Results: There is a difference between the value of pre-test and post-test in the experimental group, with p = 0.0001. There is a difference between the value of pre-test and post-test in the control group, with p = 0.0001. There are differences in the effect of core stability exercise for lower back pain myogenic reduction in the treatment group and the control group.Conclusions: There are differences in the influence of core stability exercises to decrease low back pain myogenic treatment group and the control group.

Keywords: Core Stability Exercise, Lower Back Pain

Pendahuluan

Page 5: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

Di kota solo terdapat banyak sekali sentra-sentra industry pengrajin batik yang

sudah sangat terkenal di Indonesia, salah satu nya yaitu PT. Danar Hadi Surakarta

yang sekarang berlokasi di Pabelan kota Surakarta. PT. Danar Hadi Surakarta ini

memiliki sekitar 100 orang pembatik. Jenis batik yang diproduksi oleh PT. Danar

Hadi Surakarta ini yaitu batik tulis. Proses kerja pada pembuatan batik di PT. Danar

Hadi Surakarta terdiri dari tahap ngemplong, nyorek, mbathik, nembok, medel,

ngerok, mbironi, menyoga dan mbolorot. Bahan bahan yang di perlukan untuk proses

pembuatan batik ini yaitu kain mori, canting, gawang, bandul, malam, wajan, kompor

kecil, saringan malam (Anin, 2013). Berdasarkan pengamatan di lokasi industri

beberapa tahapan proses produksi batik yang jenis pekerjaannya memerlukan sikap

kerja yang tidak nyaman secara ergonomis namun harus tetap dilakukan seperti apa

adanya, misalnya pada proses membatik. Pembatik di PT. Danar Hadi Surakarta

biasanya bekerja duduk di atas sebuah dingklik dengan sikap tubuh pengrajin

membungkuk menyesuaikan dengan bahan/alat yang dikerjakan. Posisi lutut (kaki)

pembatik ditekuk dan kadang lurus ke depan selama kurang lebih 8,5 jam dalam satu

hari. Dimulai dari pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 17.00 sore. Mereka hanya

diberi waktu untuk beristirahat selama 30 menit.Kondisi kerja seperti ini memaksa

pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak alamiah yang

berlangsung lama dan menetap statis yang dapat memicu terjadinya berbagai keluhan

pada pembatik salah satunya adalah nyeri punggung bawah (NPB). Nyeri Punggung

Bawah Myogenic adalah nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan atau

kelainan musculoskeletal disertai gangguan neurologi antara vertebra thorakal 12

sampai dengan bagian bawah pinggul atau anus (Paliyama, 2003).

Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan menggunakan kuisioner

Nordic body map yang dilakukan oleh peneliti di PT Danar Hadi Surakarta di

dapatkan 30 pembatik mengalami nyeri punggung bawah. Para pembatik di PT Danar

Hadi Surakarta yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah ini biasanya

Page 6: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

mengatasi nyeri punggung bawah nya hanya dengan diberikan minyak urut saja. Hal

ini antara lain dikarenakan masih sedikitnya informasi dan data-data mengenai model

latihan yang sesuai dengan tipe pekerjaan. Dalam dunia kesehatan (medis) khususnya

fisioterapi dikenal beberapa bentuk latihan khusus yang ditujukan untuk mengatasi

keluhan nyeri punggung bawah salah satu nya adalah core stability exercise. Core

stability merupakan kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai

pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan secara optimal dalam proses

perpindahan, kontrol tekanan dan gerakan saat aktivitas. Aktifitasnya akan membantu

memelihara postur dengan baik dalam melakukan gerakan. Core juga menjadi dasar

untuk semua gerakan pada anggota gerak atas maupun bawah yang dapat dilakukan

dengan efisien (Irfan, 2010). Core stability exercise digunakan dalam penelitian ini

dengan alasan lebih murah, mudah dilakukan, praktis dan dapat dijadikan sebagai

home edukasi.

Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah ingin mengetahui Core Stability

Terhadap Nyeri Punggung Bawah Myogenic Pengrajin Batik Tradisional PT Danar

Hadi Surakarta.

Metode

Penelitian ini telah dilakukan di PT. Danar Hadi Surakarta pada tanggal

18 maret–13 April 2015. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental,

dengan design pre test and post test control groups design. Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 30 orang.

Hasil dan Pembahasan

Page 7: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi subyek berdasarkan usia

Karakteristik demografi responden berdasarkan usia dipaparkan dalam

Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden (Tahun)

Kelompok Perlakuan KelompokKontrolFrequensi Persentase Frequensi Persentase

45-59 (Midle Age) 4 27% 6 40%60-70 (Elderly) 11 73% 9 60%

Jumlah 15 100% 15 100%Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah responden terbanyak pada kelompok

perlakuan pada usia 60-70 tahun yaitu sebanyak 11 orang (73%) dan paling

sedikit pada usia 45-59 tahun yaitu sebanyak 4 orang (27%), sedangkan pada

kelompok control jumlah responden terbanyak pada usia 60-70 tahun sebanyak

9 orang (60%) dan paling sedikit pada usia 45-59 tahun sebanyak 6 orang

(40%).

b. Distribusi subyek penelitian berdasarkan masa kerja

Karakteristik demografi responden berdasarkan masa kerja dipaparkan

dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Responden

(Tahun)

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frequensi Presentase Frequensi Persentase

5-6 2 13 % 3 20 %7-8 6 40 % 4 27 %9-10 7 47 % 8 53 %

Jumlah 15 100 % 15 100 %Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah responden terbanyak pada kelompok

perlakuan yaitu pada masa kerja 9-10 tahun sebanyak 7 responden (47%)dan

Page 8: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

paling sedikit yaitu pada masa kerja 5-6 tahun sebanyak 2 responden (13%),

sedangkan pada kelompok kontrol jumlah responden terbanyak yaitu pada

masa kerja 9-10 tahun sebanyak 8 responden (53%) dan paling sedikit yaitu

pada masa kerja 5-6 tahun sebanyak 3 responden (20%).

c. Tingkat Nyeri Punggung Bawah

Hasil penelitian pengukuran nyeri punggung bawah dengan VAS

dipaparkan dalam tabel dibawah ini.

1) Tingkat Nyeri Punggung Bawah dengan VAS (Visual Analoque Scale) pada

Kelompok Perlakuan.

Hasil pengukuran tingkat nyeri punggung bawah dengan VAS

(Visual Analoque Scale) pre test dan post test pada kelompok perlakuan

disajikan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Nyeri VAS Pre Test dan Post Test Perlakuan pada Kelompok Perlakuan

Interval Data Nyeri

Pre Test Post Test

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

0.40 - 1.74 - 0 12 80%

1.75 - 3.09 - 0 3 20%

3.10 - 4.44 - 0 - 0

4.45 - 5.79 - 0 - 0

5.80 - 7.14 - 0 - 0

7.15 - 8.50 15 100% - 0

Total 15 100% 15 100%

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Berdasarkan tabel 1.3 diketahui tingkat nyeri pre test paling banyak

antara 7,15 - 8,50 yaitu sebanyak 15 orang (100%), sedangkan post test

paling banyak antara 0,40 - 1,74 yaitu sebanyak 12 orang (80%).

Page 9: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

2) Tingkat Nyeri Punggung Bawah dengan VAS pada Kelompok Kontrol

Hasil pengukuran tingkat nyeri punggung bawah dengan VAS

(Visual Analoque Scale) pre test dan post testpada kelompok kontrol

disajikan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Hasil Pengukuran Nyeri VAS Pre Test dan Post Test Perlakuan pada

Kelompok Kontrol

Interval Data Nyeri

Pre Test Post Test

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

7.30 - 7.51 1 7% 3 20%

7.52 - 7.73 1 7% 2 13%

7.74 - 7.95 2 13% 5 33%

7.96 - 8.17 2 13% 3 20%

8.18 - 8.39 5 33% 2 13%

8.40 - 8.61 4 27% 0 0

Total 15 100% 15 100%

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Berdasarkan tabel 1.4 diketahui tingkat nyeri pre testpaling banyak

antara 8,18-8,39 yaitu sebanyak 5 orang (33%), sedangkan post test paling

banyak antara 7,74-7,95 yaitu sebanyak 5 orang (33%).

d. Analisis Deskriptif Kelompok perlakuan

Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif kelompok perlakuan yang

akan digambarkan pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5 Analisis Deskriptif Kelompok Perlakuan

Pre Post SelisihMinimal 7,5 0,4 7,1Maximum 8,5 2,5 6Mean 8,113 1,293 6,82Std. Deviation 0, 3204 0,6170

Page 10: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015

Dari tabel diatas terlihat perbedaan mean pre test dan post test.Mean

pada pre test kelompok perlakuan yaitu sebesar 8,113 sedangkan mean pada

post test nya yaitu sebesar 1,293. Selisih mean antara pre dan post test yaitu

sebesar 6,82.

e. Analisis Deskriptif Kelompok Kontrol

Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif kelompok kontrol yang akan

digambarkan pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Analisis Deskriptif Kelompok Kontrol

Pre Post SelisihMin 7,7 7,3 0,4Max 8,6 8,2 0,4Mean 8,160 7,800 0,36Std. Deviation 0,2971 0,2952

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015

Dari tabel diatas terlihat perbedaan mean pre test dan post test . Mean

pada pre test kelompok kontrol yaitu sebesar 8,160 sedangkan mean pada post

test nya yaitu sebesar 7,800. Selisih mean antara pre dan post test yaitu sebesar

0,36.

2. Analisa Data

a. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data

Berdasarkan Uji normalitas data dengan menggunakan metode

Shapiro-wilk test pada sebelum dan setelah nyeri diperoleh hasil

perhitungan seperti dalam Tabel 1.7.

Tabel 1.7 Uji Shapiro-Wilk

Kelompok Perlakuan KontrolP Kesimpulan P Kesimpulan

Pre Nyeri 0.165 Normal 0.280 NormalPost Nyeri 0.141 Normal 0.251 Normal

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Page 11: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

Berdasarkan hasil Uji Shapiro-Wilk pada tabel 1.7 diketahui bahwa

data dari kelompok perlakuan sebelum perlakuan berdistribusi normal

(P>0.05) dan setelah perlakuan berdistribusi normal (P>0.05). sedangkan

data dari kelompok kontrol sebelum kontrol berdistribusi normal (P>0.05)

dan setelah kontrol berdistribusi normal (P>0.05).Uji homogenitas

dihitung melalui Levene’s Test of Homogeneity untuk menguji setiap group

(kategori) variabel memiliki variance yang sama. Hasil uji homogenitas

disajikan pada tabel 1.8.

Tabel 1.8 Hasil Uji Homogenitas

F Df Sig. Kesimpulan

3,969 28 0,056 Homogen

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Tabel 1.8 diatas menunjukkan data berasal dari variance yang sama

atau data berdistribusi homogen, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya

signifikansi >0,05.

b. Uji Perbedaan Pre dan Post test Pada Kelompok Perlakuan

Tabel 1.9 Uji Paired Sample T-Test

KelompokPerlakuan Mean thitung Sig. Keputusan

Nilai Pre Test 8,113-44,720 0,0001 Ho ditolak

Nilai Post Test 1,293

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Tabel 1.9 di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok perlakuan

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka H0

ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre

test dan post test pada kelompok perlakuan.

c. Uji Perbedaan Pre dan Post test Pada Kelompok Kontrol

Page 12: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

Tabel 1.10 Uji Paired Sample T-Test

KelompokPerlakuan Mean thitung Sig. Keputusan

Nilai Pre Test 8,160-18,924 0,0001 Ho ditolak

Nilai Post Test 7,800

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Tabel 1.10 di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok kontrol

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka H0

ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre

test dan post test pada kelompok kontrol.

d. Uji Beda Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah

Tabel 1.11 Uji Independent Sample T-Test

Jumlah Mean Sig. KesimpulanPre PostNyeriPunggungBawah 15 8.113 1.293 0.0001 Signifikan

Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.

Berdasarkan uji pengaruh Independent sample T-Test didapatkan

nilai signifikansi sebesar 0.0001, artinya ada perbedaan pengaruh core

stability exercise terhadap penurunan nyeri pada kasus nyeri punggung

bawah kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan data 1.1 didapatkan penderita nyeri punggung bawah

pada kelompok perlakuan dan kontrol terbanyak pada usia 60-70 tahun yaitu

sebanyak dan paling sedikit pada usia 45-59 tahun. Hal ini sesuai dengan

Page 13: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

pendapat dari Tarwaka (2004) keluhan nyeri punggung bawah pertama biasa

dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan meningkat seiring

bertambahnya usia. Menurut Betti, et al yang dikutip Tarwaka 2004, kekuatan

maksimal otot terjadi pada saat umur 20-29 tahun, Pada umur mencapai 60

tahun rata-rata kekuatan otot menurun sampai 20%.

Berdasarkan data 1.2 didapatkan penderita nyeri punggung bawah

terbanyak pada kelompok perlakuan dan kontrol yaitu pada masa kerja 9-10

tahun dan paling sedikit yaitu pada masa kerja 5-6 tahun. Hal ini sesuai

dengan pendapat OSHA (2010) gangguan pada otot muncul 2 tahun setelah

bekerja dengan jenis pekerjaan yang sama. Pekerjaan yang sama merupakan

pekerjaan yang menggunakan otot yang sama dalam waktu yang lama atau

lebih dari 2 jam.

2. Hasil Uji Beda Pengaruh

Berdasarkan tabel 1.9 diketahui bahwa pada kelompok perlakuan

diperoleh signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre test dan post

test pada kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel 1.10 diketahui bahwa pada

kelompok kontrol diperoleh signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka

H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre

test dan post test pada kelompok kontrol.

Setelah dilakukan uji perbedaan pre dan post test kelompok perlakuan

dan kontrol, maka selanjutnya adalah melakukan uji beda pengaruh Core

Stability Exercise terhadap nyeri punggung bawah yang dipaparkan pada tabel

1.11 yang hasilnya berdasarkan uji pengaruh Independent sample T-Test

didapatkan signifikansi sebesar 0.0001, artinya ada perbedaan pengaruh Core

Stability Exercise terhadap penurunan nyeri pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

Kesimpulan dan Saran

Page 14: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

Berdasarkan hasil dari analisa data dan perhitungan uji statistik, dapat diambil

kesimpulan bahwa Ada perbedaan pengaruh core stability exercise terhadap

penurunan nyeri punggung bawah myogenic kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol.

Saran dalam penelitian ini adalah : 1) Diharapkan dapat menjauhi dan

mengendalikan faktor-faktor pemicu nyeri punggung bawah myogenic dan selalu

selalu memperhatikan ergonomi kerja, 2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk

menambah waktu penelitian dan metode-metode baru untuk mengatasi nyeri

punggung bawah myogenic pada pembatik, 3) Disarankan bagi peneliti selanjutnya

perlu memperluas wilayah penelitian agar jumlah respondennya semakin banyak, 4)

Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam tentang faktor-faktor

yang meyebabkan terjadinya nyeri punggung bawah myogenic pada pembatik.

Daftar Pustaka

Akuthota, 2007. Core Stability Exercise Principles diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://www.pnfchi.com/

Anin Rumah Batik, 2013. Proses Pembuatan Bati diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://www.rumahbatik.com/

Chevan, 2013. Physical Therapy Management For Low Back Pain. Unite States America : Lightspring.

Cricton, N. 2001. Visual Analogue Scale dalam Journal Of Clinical Nursing. Diambil pada tanggal 16 November 2014 dari http://www.blackwellpublishing.com/

David G Simons, Siegfried Mense and IJ Russell, 2001. Musccle Pain: Understanding Its Nature, Diagnosis and Treatment Chapter: Myofascial Pain Caused by Trigger Points”, p. 205-288 (1st hardcover edition). Lippincott Wiliams & Wilkins available at http://en.wikipedia.org/wiki/Massage, 1-01-2015.

Departement Perdagangan RI, 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://dgi-indonesia.com/

Hardian., 2010. Vitamin B1,B6 dan B12 Terhadap Kelelahan Otot. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Irfan, 2010. Prolaps Uteri, [Cited 2014 November 13]. Available from http://050285.wordpress.com/2010/02/21/prolaps-uteri/

Karimi. N. 2014. The effects of Consecutive Supervised Functional Lumbar Stabilizing exercises on the Postural Balance and Functional Disability in low back pain. Iran.

Kibler, 2006. The Role of Core Stability in Athletic Function. Diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://nhg-kba.nl/pluginfile.php

Page 15: PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan

McGill S.M. Coordination of muscle activity to assure stability of the lumbar spine. Journal of Electromyographical Kinesiology 2003; 13(4): 353-9.

Mutiara, E. 2003. Karakteristik Penduduk Lanjut Usia di Provinsi Sumatra Utara. USU, Sumatra Utara.

Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Of core training vs traditional strengthening exercises. Malta

OSHA. Treat your own back. http://www.osha.gov ( sitasi 30 Mei 2012 ).

Paliyama , J. M, 2003. Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS dalam pengurangan nyeri punggung bawah musculoskeletal. FK Undip Semarang , Semarang 103

Personalia PT. Danar Hadi Surakarta, 2015.

Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning Journal. Diambil pada tanggal 13 November 2014 dari www.proquest.com/pqdauto

Sapsford, R. Explanation of medical terminology (letter). Neurourol. Urodyn. 19:633, 2000.

Schembri, L. 2014. Low back pain: a comparative study on the value

Tarwaka, Dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas. Surakarta : UNIBA PRESS.