pengaruh budaya organisasi dan spiritualitas...

119
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS TERHADAP PURPOSEFUL WORK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Disusun Oleh : Ryandaru Baskoro Usman 11140700000155 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M

Upload: others

Post on 28-Feb-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITASTERHADAP PURPOSEFUL WORK

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah untuk Memenuhi Salah

Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh :Ryandaru Baskoro Usman

11140700000155

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1440 H/2018 M

Page 2: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITASTERHADAP PURPOSEFUL WORK

SkripsiDiajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi

Oleh:Ryandaru Baskoro Usman

11140700000155

Pembimbing

Liany Luzvinda, M.SiNIP. 19780216 200710 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1440 H/2018 M

Page 3: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Baik menjadi orang penting, tetapi jauh leih penting

menjadi orang baik.”

-Jendral Hoegeng-

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dankeluarga yang saya sayangi dan cintai, serta sahabat-sahabat

yang saya hargai dan banggakan

Page 4: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaB) September 2018C) Ryandaru Baskoro UsmanD) pengaruh Budaya Organisasi dan Spiritualitas Terhadap Purposeful WorkE) xiv + 113 halaman + lampiranF) Fenomena rendahnya kinerja pegawai negeri sipil sering terjadi dikarenakan

pegawai tidak memiliki purposeful work. Penelitian ini bertujuan untuk mengujipengaruh budaya organisasi organisasi (involvement, consistency, adaptabilitydan mission) dan spiritualitas (hubungan individu dengan hal transenden, rasadukungan yang berasa dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri,rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan transenden)terhadap purposeful work. Mencari tahu seberapa besar sumbangan dari budayaorganisasi dan spiritualitas terhadap purposeful work.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai, dengan sampel sebanyak165 pegawai. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasiladaptasi dari alat ukur purposeful work yang dikembangkan oleh Quinn R.E,Denison organization culture scale (DOCS) oleh Daniel R Denison dan Carl F.Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan oleh Underwood, L.G.dan Teresi, J. Uji analisis yang dilakukan adalah Confirmatory Factor Analysis(CFA) dan uji regresi berganda.

Hasil menunjukkan bahwa budaya organisasi dan spiritualitas terhadappurposeful work berpengaruh sebesar 13% sementara 87% lainnya dipengaruhioleh faktor lain diluar penelitian ini. Spiritualitas yang berpengaruh secarasignifikan adalah rasa kagum dengan koefisien negatif dan hubungan individudengan hal transenden serta rasa bersyukur yang memiliki pengaruh secarasignifikan dengan koefisien positif. Sedangkan variabel lainnya yang tidakberpengaruh secara signifikan adalah rasa dukungan yang berasal dari haltransenden, rasa transenden dalam diri, rasa bersyukur, belas kasih dankerinduan akan situasi transenden, adaptability, involvement, consistency,mission.

Kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-samavariabel buadya organisasi dan spiritualitas terhadap purposeful work. Namunjika dilihat berdasarkan nilai koefisien regresi variabel bebas maka hanya adatiga variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu hubungan individudengan hal transenden, keutuhan dan rasa kagum. Variabel lainnya yang tidakberpengaruh secara signifikan adalah adaptability, involvement, consistency,mission, rasa dukungan yang berasal dari hal transenden, rasa transenden dalamdiri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, dan kerinduan akantransenden. Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisamenambahkan atau memperbanyak jumlah sampel dan bisa membuat itemspiritualitas yang baru,

G) Bahan bacaan : 17 jurnal + 4 buku + 5 web internet

Page 5: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

ABxSTRACT

A) Faculty of Psychology University Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaB) September 2018C) Ryandaru Baskoro UsmanD) Effect of Organizational Culture, and spirituality on purposeful workE) xiv 113 pages+Attachment

The phenomenon of low performance of civil servants often occursbecause employees have no purposeful work. This study aims to examine theinfluence of organizational culture and spirituality on purposeful work and findout how much the contribution of organizational culture and spirituality topurposeful work

The population in this study were employees, with a sample of 165employees. The measuring instrument used in this study is the result of anadaptation of the purposeful work measurement tool developed by Quinn R.E,the Denison organization culture scale (DOCS) by Daniel R Denison and CarlF. Fey and, and a spirituality measuring tool developed by Underwood, L.G.and Teresi, J. The analysis test carried out is Confirmatory Factor Analysis(CFA) and multiple regression tests.

The results show that organizational culture and spirituality towardspurposeful work have an effect of 13% while the other 87% are influenced byother factors outside this research. Spirituality that has a significant influence isa sense of awe with negative coefficients and an individual's relationship withtranscendence and a sense of gratitude that has a significant influence with apositive coefficient. While other variables that have no significant effect are asense of support that comes from transcendence, a sense of transcendence inself, gratitude, compassion and longing for a transcendent, adaptability,involvement, consistency, mission situation.

The conclusion is that there is a significant influence together with thevariables of organization and spirituality on purposeful work. However, if it isseen based on the regression coefficient value of the independent variable, thereare only three variables that significantly influence the individual's relationshipwith transcendence, wholeness and awe. Other variables that have nosignificant effect are adaptability, involvement, consistency, mission, a sense ofsupport that comes from transcendence, a sense of self-transcendence, awe,gratitude, sincerity, compassion, and longing for transcendence. Researchers'suggestions for further research are expected to add or increase the number ofsamples and can create new spirituality items,

F) References:17 journal + 4 books + 5 web internet

Page 6: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim

Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

segala rahmat dan berkah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Budaya Organisasi dan Spiritulitas terhadap Purposeful Work”.

Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW

serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput dari berbagai bantuan pihak

luar. Oleh karena itu izinkanlah peneliti mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang Insya

Allah tiada henti berusaha menciptakan lulusan-lulusan Fakultas Psikologi yang

semakin baik dan berkualitas.

2. Ibu Liany Luzvinda, M.Si. dosen pembimbing yang dengan kesabarannya

membimbing, mengarahkan, dan memberikan ilmu, nasihat serta saran dalam

proses penelitian ini. Terima kasih telah meluangkan waktu di sela-sela

kesibukan untuk memberikan masukan yang sangat berarti.

3. Ibu Mulia Sari Dewi, M.si., Psi dosen pembimbing akademik kelas F2014,

yang telah memberikan arahan dan motivasi selama peneliti menempuh studi di

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan,

semga Allah SWT memberikan berlipat-lipat pahala atas amal yang diberikan.

5. Kedua orang tua saya, yang selalu bersabar, percaya, mendukung dan

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini baik dari segi moril, emosional,

spritual, maupun finansial dan segala yang telah kalian berikan untuk peneliti.

6. Teman-teman angkatan 2014. Terima kasih untuk semua yang telah kalian

berikan kepada penulis, khususnya motivasi untuk menyelesaikan penelitian

ini.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun telah

banyak berperan serta dalam proses penelitian ini.

Semoga segala dukungan dan bantuan semuanya mendapatkan berkah dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, selain itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

diharapkan sebagai bahan penyempurnaan penelitian ini.

Jakarta, September 2018

Penulis

Page 8: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. .iiMOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iiiABSTRAK............................................................................................................. ivABSTRACT ........................................................................................................... vKATA PENGANTAR .......................................................................................... viDAFTAR ISI ........................................................................................................ viDAFTAR TABEL................................................................................................. ixDAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xBAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latar belakang masalah........................................................................... 11.2 Pembatasan masalah .............................................................................. 51.3 Perumusan masalah................................................................................. 61.4 Tujuan dan manfaat penelitian................................................................ 7

1.3.1 Tujuan penelitian............................................................................ 71.3.2 Manfaat penelitian.......................................................................... 7

BAB 2 LANDASAN TEORI...................................................................................2.1 Purposeful Work ..................................................................................... 8

2.1.1 Definisi purposeful work ............................................................... 82.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi purposeful work .................... 92.1.3 Pengukuran purposeful work ....................................................... 11

2.2 Budaya organisasi ................................................................................. 112.2.1 Definisi budaya organisasi ........................................................... 112.2.2 Dimensi budaya organisasi .......................................................... 122.2.3 Pengukuran budaya organisasi..................................................... 14

2.3 Spiritualitas ........................................................................................... 152.3.1 Definisi Spiritualitas .................................................................... 152.3.2 Dimensi spiritualitas .................................................................... 162.3.2 Pengukuran spiritualitas ............................................................... 17

2.4 Kerangka Berpikir................................................................................. 182.4.1 Pengaruh budaya organisasi terhadap purposeful work ............... 192.4.2 Pengaruh spiritualitas terhadap purposeful work ......................... 202.4.3 Pengaruh budaya organisasi, dan spiritualitasterhadap purposeful work...................................................................... 21

2.6 Hipotesis penelitian ............................................................................... 22

BAB 3 METODE PENELITIAN ...........................................................................3.1 Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel............................... 233.2 Variabel Penelitian................................................................................ 243.3 Definisi Operasional variabel................................................................ 243.4 Pengumpulan Data ................................................................................ 26

Page 9: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

3.4.1 Teknik pengumpulan data ............................................................ 273.4.2 Instrumen pengumpulan data ....................................................... 28

3.5 Uji validitas konstruk ............................................................................ 313.5.1 Uji validitas konstruk purposeful work........................................ 313.5.2 Uji validitas konstruk budaya organisasi ..................................... 333.5.3 Uji validitas konstruk spiritualitas ............................................... 39

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 493.7 Teknik Analisis Data................................................................ …… 51

BAB 4 HASIL dan ANALISIS DATA...................................................................4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...................................................... 524.2 Analisis Deskriptif Statistik dan Skor Variabel Penelitian .................... 53

4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian ........................................... 544.3 Uji Hipotesis Penelitian.......................................................................... 59

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian .............................................. 594.3.2 Pengujian proporsi varians masing-masing variabel ................... 66

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI dan SARAN ...................................................5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 675.2 Diskusi ................................................................................................... 685.3 Saran....................................................................................................... 73

5.3.1 Saran teoritis ................................................................................ 735.3.2 Saran Praktis ................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75LAMPIRAN ......................................................................................................... 77

Page 10: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Purposeful Work ...................................................... 29Tabel 3.2 Blue Print Skala Budaya Organisasi ................................................... 30Tabel 3.3 Blue Print Skala Spiritualitas ............................................................. 32Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Purposeful work.................................................. 35Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Adaptability ........................................................ 37Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Involvement......................................................... 38Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Consistency......................................................... 39Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Mission ............................................................... 40Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Hubungan Spiritual Individu dengan HalTransenden............................................................................................................. 42Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Rasa Dukungan yang Berasal dari HalTransenden............................................................................................................. 43Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Keutuhan............................................................. 44Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Rasa Transenden dalam Diri .............................. 45Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Rasa Kagum........................................................ 46Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Rasa Bersyukur................................................... 47Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Ikhlas .................................................................. 48Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Belas Kasih......................................................... 49Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Kerinduan Akan Situasi Transenden .................. 51Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin .................... 57Tabel 4.2 Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................. 59Tabel 4.3 Norma Skor ......................................................................................... 60Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................ 61Tabel 4.5 Tabel R-Square.................................................................................... 64Tabel 4.6 Tabel Anova ........................................................................................ 66Tabel 4.7 Koefisien Regresi ................................................................................ 67Tabel 4.8 Proporsi Varians untuk Masing-Masing Variabel ............................... 72

Page 11: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fenomena rendahnya kinerja pegawai negeri sipil terutama di organisasi lembaga

negara menjadi kasus yang sering menjadi perhatian masyarakat, selama 2017

saja terdapat puluhan pegawai negeri sipil yang diberhentikan secara tidak hormat

hanya karena satu kasus yaitu membolos. Kedisiplinan para pegawai negeri sipil

menjadi perhatian hampir disetiap jenjang jabatan lembaga negara (BBC.com,

2018). lembaga negara dalam hal ini peguruan tinggi memiliki pegawai yang

tentunya dibayar oleh Negara dari uang rakyat. Syaikhu N (2008) menerangkan

bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai perguruan tinggi tentunya

diperlukan karyawan dalam hal ini pegawai negeri sipil yang memiliki kinerja

yang baik dan sesuai dengan visi misi perguruan tinggi tersebut agar bisa

menjalankan fungsi dari perguruan tinggi dengan baik. Pegawai yang memiliki

kinerja yang rendah tidak mampu bekerja dengan terampil, sehingga berdampak

menghambat fungsi dari perguruan tinggi dengan baik.

Qomariah (2012) mengatakan bahwa fenomena rendahnya kinerja pegawai

diperguruan tinggi berdampak panjang yaitu tidak akan ada lagi yang memilih

perguruan tinggi tersebut untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi

tersebut, dampak lainnya yaitu masa studi serta kualitas lulusan. Perubahan harus

dilakukan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan terutama dalam

menyambut era globalisasi. Perubahan ini bukan hanya disebabkan karena

pesatnya perkembangan ilmu, teknologi dan seni, melainkan juga karena

Page 12: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

2

perubahan ekspektasi masyarakat terhadap peranan perguruan tinggi dalam

merintis masa depan bangsa dan negara. Munawaroh (2005) menjelaskan bahwa

tuntutan terhadap perguruan tinggi dewasa ini bukan hanya sebatas kemampuan

untuk menghasilkan lulusan yang diukur secara akademik, melainkan

keseluruhan program dan Lembaga-lembaga perguruan tinggi harus mampu

membuktikan kualitas yang tinggi yang didukung oleh akuntabilitas yang ada.

Bukti prestasi, penilaian, sertifikasi kualitas, keberhasilan alumni dalam

mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmunya, serta hasil evaluasi

juga dibutuhkan untuk memperoleh pengakuan dari masyarakat.

Abdullah M (2014) berpendapat kesadaran pegawai negeri sipil khususnya

yang berada dilingkungan perguruan tinggi sebagai abdi negara dan masyarakat

semakin hari semakin memprihatinkan. Untuk perguruan tinggi tujuannya adalah

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada mahasiswa maupun

masyarakat, karena tanpa melaksanakan pelayanan yang sebaik-baiknya maka

keberadaan perguruan tinggi tersebut akan kehilangan maknanya di masyarakat.

Wrzesniewski dkk (1997) menjelaskan kinerja yang rendah dapat terjadi

dikarenakan pegawai yang ada di organisasi tersebut tidak memiliki purposeful

work, pegawai hanya bekerja semata mata untuk menyelesaikain kewajibannya

atau hanya mengutamakan materi sehingga mengakibatkan pegawai tersebut

memiliki kinerja yang rendah dalam bekerja penting bagi individu untuk

memiliki purposeful work selain materi, penelitian telah menunjukan pengalaman

dan purposeful work berhubungan positif dengan kepuasan kerja dan kehidupan.

Page 13: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

3

hasil lain yang dikemukakan oleh Hurst dkk (2016) menunjukan bahwa memiliki

purposeful work memberikan dampak pada kinerja.

Merchant (dalam Pontrefact, 2016) menjelaskan memiliki purposeful work

merupakan motivasi yang baik. Ketika individu mengetahui purposeful work

mereka disebuah organisasi, mereka tidak perlu untuk menunggu perintah untuk

melangkah ke tahapan selanjutnya, mereka bisa melakukan sesuatu yang

kemungkinan melampaui pekerjaannya. Mereka akan memberikan usaha yang

maksimal bagi organisasi tersebut. dalam bukunya Quinn R.E (2015) yang

berjudul Positive organization dijelaskan bahwa individu yang memiliki

purposeful work rendah adalah individu yang bekerja hanya untuk mendapatkan

materi, menjalankan kewajiban dalam bekerja sehingga tidak menemukan makna

dari pekerjaan yang individu tersebut jalani. Sementara individu yang memiliki

purposeful work tinggi adalah individu yang bekerja untuk mengabdi, mengikuti

panggilan hati sehingga tanpa diberikan arahan pun individu tersebut bekerja

secara maksimal.

Pontrefact (2016) menjelaskan bahwa Purposeful work yang selaras antara

organisasi dan individu memberikan efek hubungan tiga arah antara tujuan

pribadi dalam hidupnya, tujuan organisasi dan tujuan individu dalam perannya

ditempat kerja. Bila ketiga dimensi tersebut berfungsi dengan baik, maka

karyawan, organisasi dan individu saling menguntungkan. Namun bila tidak

terjadi hal itu dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. George D (2015)

lebih lanjut menjelaskan di masa yang akan datang akan semakin sulit untuk

dapat menemukan tujuan dalam pekerjaan, penelitian telah menunjukan bahwa

Page 14: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

4

memiliki tujuan sangat penting bagi kaum milenia, karena mereka tumbuh

dengan perkembangan teknologi yang ada, sehingga dengan mudahnya untuk

mengekspresikan diri. Berbeda dengan zaman dahulu dimana sulit untuk

mengekspresikan diri.

Pontrefact (2016) berpendapat bahwa dalam kemunculannya purposeful

work tentu banyak dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya adalah budaya

organisasi. Budaya organisasi menurut temuan Hays (2017), Dikatakan bahwa

memiliki pengaruh terhadap purposeful work. Karyawan yang mengerti tentang

tujuan organisasi akan mendukung tujuan organisasi tersebut karena dengan hal

itu karyawan merasa ada tujuan bersama yang harus dicapai bersama organisasi

dan hal tersebut membuat rasa keterikatan antara karyawan dan organisasi.

Semakin banyak karyawan yang memiliki purposeful work tidak lagi seperti

dahulu yang berorientasi pada materi saja.

Kahn (1990) mengatakan bahwa budaya memainkan peranan penting

dalam organisasi dan dengan keterlibatan karyawan. dengan memahami budaya

organisasi, kita dapat memahami diri kita sendiri dan kemampuan yang kita

miliki. penelitian yang signifikan telah dilakukan seputar budaya, kepemimpinan,

keterlibatan karyawan, penyelarasan nilai, komitmen, keberagamaan dan

spiritualitas dalam upaya memperdalam dan memperluas tentang tujuan

organisasi dan purposeful work karyawan.

Selain budaya organisasi ada faktor lainnya yaitu spritualitas, spiritualitas

juga berperan terhadap purposeful work seorang karyawan. Mitroff dan Dento;

Milliman (2003) mengatakan bahwa spritualitas mengarahkan individu untuk

Page 15: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

5

menemukan tujuan mereka, untuk mengembangkan hubungan dengan rekan

lainnya yang terkait dengan pekerjaan dan nilai organisasi mereka. Ashmos dan

Duchon (2000) Pandangan spiritualitas terhadap purposeful work bahwa

pekerjaan yang dijalani bukan hanya sekedar mencari tantangan, tetapi juga untuk

mencari makna dan purposeful work, mewujudkan impian seseorang,

mengungkapkan kebutuhan batin seseorang dengan mencari pekerjaan yang

berarti dan memberikan kontribusi kepada yang lainnya. Karakas (2010)

mengatakan spiritualitas mengarahkan pegawai untuk mendapatkan makna dan

tujuan dalam bekerja.

Berdasarkan fenomena dan faktor yang telah dijelaskan, “Pengaruh Budaya

Organisasi dan Spiritualitas Terhadap Purposeful Work” layak untuk diteliti.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, untuk itu

masalah diberi batasan hanya mengenai pengaruh budaya organiasi, dan

spiritualitas terhadap purposeful work. Adapun definisi mengenai masing-masing

variabel adalah:

1. Purposeful work adalah bagaimana individu menemukan pencapaian yang

ingin dipenuhi yang merupakan hasil dari menyelaraskan keinginan, kekuatan

dan kemampuan yang dimiliki individu serta mengkaitkan dengan hal hal

yang dapat mendukung individu untuk mencapai purposeful work (Quinn

R.E, 2015)

Page 16: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

6

2. Budaya Organisasi didefinisikan sebagai nilai, kepercayaan dan prinsip yang

berfungsi sebagai dasar sistem manajemen organisasi dan juga praktek dan

perilaku manajemen yang membantu dan memperkuat prinsip dasar organisasi

Denison (2012). Budaya organisasi ini dibatasi 4 dimensi yang terdiri dari:

involvement, consistency, adaptability dan mission.

3. Spiritualitas adalah persepsi tentang adanya suatu yang bersifat transenden

dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi tentang keterlibatan dengan

peristiwa transenden dalam kehidupan sehari-hari. Spiritual merupakan bagian

integral dari kehidupan agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dan

terdapat 9 dimensi dalam spiritualitas menurut Underwood & Teresi (2002)

yang terdiri dari: hubungan individu dengan hal transenden, rasa dukungan

yang berasal dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa

kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, dan kerinduan akan situasi

transenden.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel budaya organisasi dan

spiritualitas terhadap purposeful work?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi-dimensi budaya

organisasi terhadap terhadap purposeful work?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara dimensi-dimensi spiritualitas

terhadap terhadap purposeful work?

Page 17: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi, dan

spiritualitas terhadap purposeful work dan mengetahui berapa besar sumbangan

dari budaya organiasi (involvement, concistency, adaptability dan mission) dan

spiritualitas (hubungan individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang

berasal dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa

bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan transenden) terhadap purposeful

work.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis

berupa tambahan pengetahuan dan informasi dalam bidang psikologi industri dan

organisasi khususnya purposeful work.

2. Manfaat Praktis:

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis,

yaitu hasil penelitian dapat bermanfaat bagi pengembangan purposeful work.

Page 18: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas terkait teori yang berhubungan dengan penelitian

yang terdiri dari: teori tujuan bekerja, budaya organisasi dan spiritualitas.

2.1 Purposeful work

2.1.1 Definisi Purposeful Work

Yeager dan bundick (2009) mendefinisikan Purposeful work adalah bagaimana

individu berusaha untuk memahami tidak hanya bagaimana dirinya akan bekerja

tetapi juga ingin seperti apa mereka di dunia kerja yang akan membuat mereka

berkontribusi dan mencapai tujuan dirinya. Sementara itu, menurut McKnight

P.E (2009) purposeful work adalah cara pandang individu dalam hidup untuk

mengatur diri sendiri, mengolah perilaku, dan memberikan makna. Purposeful

work memberikan arah dalam hidup dan mengatur sumber daya pribadi yang

terbatas.

Pontrefact (2016) menjelaskan bahwa Purposeful work adalah upaya

untuk menyediakan kerangka kerja yang koheren bagi individu untuk memahami

organisasi. Tujuan yang selaras antara organisasi dan individu memberikan efek

hubungan tiga arah antara tujuan pribadi dalam hidupnya, tujuan organisasi dan

tujuan individu dalam perannya ditempat kerja. Bila ketiga dimensi yang ada

berfungsi dengan baik, maka karyawan, organisasi dan individu saling

menguntungkan. Namun bila tidak terjadi hal itu dapat menyebabkan kerusakan

yang signifikan.

Page 19: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

9

Sementara itu menurut Quinn R.E (2015) purposeful work adalah

bagaimana individu menemukan pencapaian yang ingin dipenuhi yang

merupakan hasil dari menyelaraskan keinginan, kekuatan dan kemampuan yang

dimiliki individu serta mengkaitkan dengan hal hal yang dapat mendukung

individu untuk mencapai purposeful work. Penelitian ini menggunakan definisi

yang dijelaskan oleh Quinn R.E(2015).

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Purposeful Work

1. Kepribadian

Funder (2001) mendefinisikan kepribadian sebagai pola pemikiran, emosi dan

perilaku individu dan juga mekanisme psikologis yang tesembunyi dibalik pola

yang ada. Hal-hal tersebut juga mencerminkan kemauan individu atau yang

mengontrol motivasi mereka seperti keinginan, dan harapan yang mempengaruhi

perilaku yang pada umumnya konsisten pada individu tersebut yang

membedakan individu satu dan yang lainnya.

2. Tujuan yang lebih tinggi

Purposeful work sering diasumsikan bahwa perilaku individu dalam hal ini

karyawan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Tujuan yang

lebih tinggi menentukan mengapa perilaku pada karyawan muncul secara

spesifik, hal itu bisa terjadi dikarenakan adanya perencanaan untuk mencapai

tujuan yang lebih tinggi. Karyawan sering kali memusatkan perhatiannya hanya

pada tujuan utama yang secara tidak sadar telah membentuk perilaku mereka.

(Barrick, Mount & Li, 2013)

Page 20: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

10

3. Karateristik Tugas dan Sosial

Setiap pekerjaan tentunya memiliki karakteristiknya masing-masing dan

bervariasi sehingga mempengaruhi kinerja mereka (Hackman & Oldham, 1975).

Pekerjaan yang memberikan tugas yang lebih besar, keterampilan yang berbeda,

tugas yang berdampak besar pada orang lain, kebijaksanaan, metode kerja

tentunya tentunya diperlukan motivasi yang besar juga untuk menyelesaikannya.

Faktor sosial juga menjadi faktornya seperti situasi kerja dan lingkungan kerja,

misalnya dalam situasi kerja dan lingkungan kerja yang kondusif tentu akan

mudah dalam mencapai tujuannya. (Barrick dkk. 2013).

4. Budaya Organisasi

Budaya memainkan peranan penting dalam organisasi dan dengan keterlibatan

karyawan. dengan memahami budaya organisasi, kita dapat memahami diri kita

sendiri dan kemampuan yang kita miliki. penelitian yang signifikan telah

dilakukan seputar budaya, kepemimpinan, keterlibatan karyawan, penyelarasan

nilai, komitmen, keberagamaan dan spiritualitas dalam upaya memperdalam dan

memperluas tentang tujuan organisasi dan karyawan (Kahn 1990)

5. Spiritualitas

Pandangan spiritualitas terhadap tujuan karyawan bahwa pekerjaan yang dijalani

bukan hanya sekedar mencari tantangan, tetapi juga untuk mencari makna dan

tujuan yang lebih dalam, mewujudkan impian seseorang, mengungkapkan

kebutuhan batin seseorang dengan mencari pekerjaan yang berarti dan

memberikan kontribusi kepada yang lainnya. (Ashmos dan Duchon, 2000)

Page 21: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

11

spiritualitas mengarahkan pegawai untuk mendapatkan makna dan tujuan dalam

bekerja (Karakas, 2009).

2.1.3 Pengukuran Purposeful Work

Penelitian ini menggunakan adaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Quinn

R.E (2015). Hal ini dikarenakan alat ukur yang dikembangkan oleh Quinn R.E,

sesuai dengan fenomena yang melatar belakangi penelitian ini. Alat ukur ini

menggunakan skala semantic differential yang memiliki rentangan 1-10.

2.2 Budaya Organisasi

2.2.1 Definisi Budaya Organisasi

Menurut Deal dan Kennedy dalam (Shahza, Iqbal & gulzar, 1982) budaya

organisasi membantu untuk meningkatkan kinerja karywan untuk mencapai

tujuan dan meningkatkan kinerja seluruh organisasi. Sementara menurut Edgar

Schein dalam (Wibowo, 2010) Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar

yang ditemukan dan dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu karena

mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal dan internal, yang telah

dipertimbangkan secara layak dan diajarkan kepada anggota yang baru sebagai

cara yang dipersepsikan, dipikirkan dan dirasakan dengan benar.

Sejalan dengan Edgar Schein, menurut Robert P Vecchio dalam (Wibowo, 2010)

memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-norma

bersama yang terdapat dalam suatu organisasai dan mengajarkan pada pekerja

yang datang. Definisi ini menganjurkan bahwa budaya organisasi meyangkut

keyakinan dan perasaan bersama, keteraturan dalam perilaku dan proses historis

untuk meneruskan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di organisasi.

Page 22: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

12

Adapun Marcoulides dan Heck dalam (Brahmasari, 2008) mengemukakan

bahwa budaya organisasi sebagai suatu konsep yang dapat menjadi suatu sarana

untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan tugas organisasi,

serta dampak yang dihasilkan.

Sejalan dengan definisi yang dijelaskan di atas, menurut Denison (2012)

budaya organisasi didefinisikan sebagai nilai, kepercayaan dan prinsip yang

berfungsi sebagai dasar sistem manajemen organisasi dan juga praktek dan

perilaku manajemen yang membantu dan memperkuat prinsip dasar yang ada.

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan oleh Denison (2012) maka penulis

akan menggunakan teori budaya organisasi yang di kembangkan oleh Denison

(2012).

2.2.2 Dimensi Budaya Organisasi

Berdasarkan dimensi yang dijelaskan oleh Denison Organizational Culture

Survey (DOCS) yang dikembangkan oleh Denison (2006) untuk

menggambarkan budaya organisasi yang dibagi menjadi 4 dimensi yaitu:

2.2.2.1 Involvement: Budaya organisasi memainkan peranan yang penting untuk

membuat karyawan menjadi terlibat dan menciptakan rasa memiliki dalam suatu

organisasi, dalam dimensi Involvement terdapat 3 dimensi yaitu:

1. empowerment : Individu memiliki wewenang, inisiatif dan kemampuan

untuk mengelola pekerjaannya.

2. Team Orientiation : nilai-nilai yang diyakini terkandung dalam upaya

untuk menciptakan kerja sama yang kooperatif dalam mencapai tujuan Bersama

dan semua pegawai merasakan tanggung jawab yang sama.

Page 23: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

13

3. Capability Development : Organisasi terus berinvestasi dalam

pengembangan keterampilan karyawan agar tetap kompetitif dan memenuhi

kebutuhan pekerjaan yang sedang berlangung.

2.2.2.2 Consistenty: Nilai- nilai yang sudah ada dan terkandung serta tersistem

didalam sebuah organisasi yang dijadikan dasar dalam budaya organisasi, yang

memiliki indikator sebagai berikut:

1. Coordination dan integration : Berbagai fungsi dan unit terkait

dengan organisasi yang mampu bekerjasama dengan baik agar teracapai

tujuan Bersama

2. Agreement : Mampu mencapai kesepakatan dalam masalah penting yang

terjadi di organisasi

3. Core Values : saling berbagi nilai-nilai yang ada sesama anggota

organisasi untuk menciptakan jati diri dan harapan yang jelas.

2.2.2.3 Adaptability: Norma yang sudah ada didalam suatu organisasi yang

dijadikan acuan dalam penerimaan, penafsiran dan diterjemahkan oleh individu

kedalam perilaku untuk mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan

didalam organisasi. terdapat 3 indikator didalamnya yaitu:

1. Creating Change : dalam menghadapi perubahan organisasi mampu

menciptakan cara-cara yang adaptif

2. Customer Focus : Memahami dan bereaksi terhadap pelanggan

organisasi tersebut dan mengantisi pasi yang akan dibutuhkan dimasa yang akan

datang

Page 24: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

14

3. Organizational Learning : Organisasi mampu untuk menerima,

menterjemahkan dan menafsirkan sinyal-sinyal dari lingkungan sekitar agar

menjadi peluang untuk berinovasi, mendapatkan pengetahuan dan

mengembangkan kemampuan.

2.2.2.4 . Mission: Sebuah misi untuk memberikan tujuan atau arti dengan cara

medefiniskan peran sosial dan tujuan eksternal organiasi. Adapun indikator

terkait hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Strategic Direction dan Intent : Membuat strategi yang jelas untuk

dapat menyampaikan tujuan dari organisasi dengan jelas serta setiap anggota

mampu memberikan kontribusi dan menunjukan keahlian terbaik mereka dalam

organisasi.

2. Goals dan Objectives : Serangkaian tujuan dan sasaran organisasi yang

jelas dan dikaitkan dengan visi, misi dan strategi guna memberikan arahan yang

jelas kepada anggota dalam pekerjaan mereka.

3. Vision : pandangan yang dimiliki organisasi untuk memenuhi kebutuhan

dimasa depan.

2.2.3 Pengukuran Budaya Organisasi

Pada dasarnya ada beberapa tokoh yang mengembangkan alat ukur untuk

mengukur budaya organisasi. Salah satunya adalah alat ukur yang

dikembangkan Profesor Robert Quinn dan Kim Cameron (2012). Alat ukur ini

terdiri dari 24 item yang terbagi kedalam empat dimensi yaitu: dimensi clan

(enam item), adhicracy (enam item), market (enam item), dan hierarchy (enam

item). Berbeda dengan Profesor Robert Quinn dan Kim Cameron (2012), Carl F.

Page 25: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

15

Fey dan Denison (2003) mengembangkan alat ukur yang bernama “Denison

Organizatioal Culture Survey (DOCS)” dan terdiri dari 36 item. Adapun item

tersebut dibagi kedalam empat dimensi, yaitu: involvement (9 item), consistency

(9 item), adaptability (9 item) dan mission (9 item).

Penelitian kali ini menggunakan alat ukur yang dibuat oleh Denison

Organizatioal Culture Survey (DOCS) yang dikembangkan oleh Carl F. Fey dan

Daniel R Denison (2006). Skala DOCS memiliki nilai reabilitas yang bagus

yaitu 0,62, sehingga menjadikan skala ini bersifat komprehensi sehingga lebih

bisa mengungkapkan apa yang akan diukur.

2.3 Spiritualitas

2.3.1 Definisi Spiritualitas

Elkins dkk (1998) mendefinisikan spiritualitas adalah cara untuk merasakan

pengalaman akan dimensi transenden dengan kesadaran penuh yang ditandai

oleh nilai-nilai tertentu yang dapat diidentifikasi oleh diri sendiri dan

menganggap penting apapun yang ada didalam kehidupan. Berbeda dengan

definisi yang dikemukakan Elkins, menurut Tischler (2002) spiritualitas adalah

suatu cara berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari

seorang individu. Individu yang memiliki spiritualitas berarti menjadi orang

yang terbuka, memberi dan penuh kasih.

Underwood & Teresi (2002) mengatakan spiritual sebagai persepsi

tentang adanya suatu yang bersifat transenden dalam kehidupan sehari-hari dan

persepsi tentang keterlibatan dengan peristiwa transenden dalam kehidupan

sehari-hari. Spiritual merupakan bagian integral dari kehidupan agama dan

Page 26: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

16

spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan deifinisi yang

dijelaskan oleh Underwood & Teresi (2002).

2.3.2 Dimensi Spiritualitas

Menurut Underwood dkk. (2002) dimensi spiritualitas terbagi menjadi 9 bagian

yaitu:

1. Hubungan individu dengan hal transenden

Hubungan individu dengan hal transenden adalah kualitas hubungan individu

dengan hal yang bersifat transenden dalam hal ini Tuhan. Berdasarkan atas

ikatan penuh cinta, kesetiaan, komitmen, serta menjaga intensitas komunikasi

terhadap hal transenden. Hubungan individu dengan hal transenden selanjutnya

dijadikan keimanan dan sebagai dasar dalam pengembangan perilaku yang

menuntun individu dalam menjalani kehidupan.

2. Rasa dukungan yang berasal dari transenden

Rasa dukungan yang berasal dari transenden adalah energi yang diterima

individu yang berasal dari tuhan yang digunakan dalam menjalankan kehidupan.

Rasa dukungan sendiri dibagi menjadi tiga bagian yaitu kekuatan dan

kenyamanan, merasakan persepsi akan kasih sayang Tuhan, dan mendapat

inspirasi. Ketiga hal itu membuat individu merasakan ketenangan sehingga dapat

menjalani kehidupan dengan baik.

3. Keutuhan

Keutuhan adalah bentuk representasi dari pengalaman individu didalam

hidupnya hingga bisa merasakan hal transenden secara utuh. Individu merasakan

pengalaman yang berkaitan dengan masalah dalam hidup maupun pengalaman

Page 27: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

17

kemudahan atau pertolongan dalam menghadapi masalahnya yang membuat

individu menjadi merasakan hal transenden secara utuh. Individu yang

merasakan keutuhan selalu merasa bahwa segala hal dalam hidup telah diatur

oleh Tuhan.

4. Rasa transenden dalam diri

Rasa transenden dalam diri adalah pengalaman sehari-hari yang menghubungkan

individu dengan hal transcendent hingga dalam kegiatan sehari-hari merasakan

kehadiran tuhan didalam dirinya. Rasa transenden dalam diri membuat individu

mengetahui mengenai dirinya sendiri. Rasa transenden dalam diri merupakan

puncak dari spiritualitas individu.

5. Rasa kagum

Perasaan individu terhadap kekagumannya akan hal-hal yang ada dalam seluruh

alam semesta dan seisinya dan percaya bahwa hal itu diciptakan oleh tuhan.

Rasa kagum kemudian membuat individu merasakan kebesaran tuhan dan

membuat individu selalu menginat tuhannya setiap melihat keindahan

ciptaannya. Rasa kagum mendorong individu selalu bersyukur setiap melihat

keindahan yang diciptakan tuhan.

6. Rasa bersyukur

Rasa bersyukur adalah arasa berterima kasih dan bahagia sebagai respon dari

karunia yang diberikan oleh tuhan. Rasa bersyukur dianggap sentral oleh

individu karena berhubungan dengan cara memandang hidup dengan positif

tentang apa yang sudah diberikan dalam kehidupan sehari hari. Individu yang

Page 28: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

18

memiliki rasa bersyukur akan merasakan penghargaan yang lebih besar dari

kehidupan mereka dan harta benda mereka.

7. Ikhlas

Rasa ikhlas adalah rasa peduli terhadap orang lain tanpa mengharapkan imbalan

maupun timbal balik dari orang lain. Tidak ada yang melatar belakangi

perbuatan beramal kecuali hanya karena akhirat dan Tuhan. Ikhlas membuat

manusia merasakan ketenangan didalam hidup.

8. Belas kasih

Rasa belas kasih adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang

lain. Rasa belas kasih biasanya lebih kuat dari pada empati, perasaan ini

biasanya memunculkan usaha untuk mengurangi penderitaan orang lain. Belas

kasih berkaitan dengan hubungan individu dengan orang di sekitarnya.

9. Kerinduan akan situasi Transenden

Perasaan individu yang selalu berharap bisa dekat dengan tuhan dalam situasi

apa pun. Individu selalu berkeinginan berinteraksi dengan tuhannya untuk

mendapatkan ketenangan dalam kegiatan sehari hari. Kerinduan akan situasi

transenden membuat individu merasakan bahwa Tuhan selalu berada didekatnya.

2.3.3 Pengukuran spiritualitas

Pada dasarnya ada beberapa tokoh yang mengembangkan alat ukur untuk

mengukur spiritualitas. Salah satunya adalah alat ukur yang dikembangkan

Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002). Alat ukur ini terdiri dari 16 item.

Berbeda dengan Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002), Elkins dkk (1988)

mengembangkan alat ukur yang bernama “Spirituality Orientation Inventory

Page 29: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

19

(SOI)” dan terdiri dari 90 item. Adapun item tersebut dibagi kedalam semibilan

dimensi dan masing masing dimensi berisi 10 item.

Penelitian ini menggunakan alat ukur Daily Spiritual Experience Scale

(DSES) yang dikembangkan oleh Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002). Skala

ini terdiri dari 16 item yang digunakan untuk mengukur spiritual dimana skala

ini memiliki chornbach alpha sebesar 0.88, yang berarti skala ini reliabel.

2.4 Kerangka berpikir

Tujuan organisasi didefiinisikan upaya untuk menyediakan kerangka kerja yang

koheren bagi individu untuk memahami organisasi. Tujuan yang selaras antara

organisasi dan individu memberikan efek hubungan tiga arah antara tujuan

pribadi dalam hidupnya, tujuan organisasi dan tujuan individu dalam perannya

ditempat kerja. (Pontrefact, 2016). Purposeful work tentu ada karena

dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari faktor ekstrinsik dan intrinsik. Salah

satu faktor yang berasal dari ekstrinsik adalah budaya organisasi. Budaya

organisasi memainkan peranan penting dalam organisasi dan dengan keterlibatan

karyawan. Dengan memahami budaya organisasi, kita dapat memahami diri kita

sendiri dan kemampuan yang kita miliki. penelitian yang signifikan telah

dilakukan seputar budaya, kepemimpinan, keterlibatan karyawan, penyelarasan

nilai, komitmen, keberagamaan dan spiritualitas dalam upaya memperdalam dan

memperluas tentang tujuan organisasi dan tujuan karyawan (kahn, 1990) dalam

budaya organisasi menurut (Denison, 2006) terdapat involvement, consistency,

adaptability, mission yang kemungkinan akan mempengengaruhi purposeful

work.

Page 30: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

20

Dimensi yang ada didalam budaya organisasi seperti involvement

membuat pegawai memiliki rasa keterikatan dengan organisasi tersebut. Pegawai

yang memiliki involvement yang tinggi memiliki kecenderungan yang tinggi

pula dalam purposeful work pegawai itu. Selanjutnya ada consistency dimana hal

tersebut merupakan ketetapan yang berlaku didalam organisasi dan disetujui

oleh pegawai yang ada di organisasi tersebut. Pegawai dengan consistency yang

tinggi cenderung memiliki purposeful work yang tinggi. Yang ketiga adalah

adaptability yang merupakan dasar penerimaan untuk individu didalam sebuah

organisasi untuk bisa mengembangkan kemampuannya agar membantu

organisasi berkembang. Pegawai yang memiliki adaptability yang tinggi

cenderung memiliki purposeful work yang tinggi pula. Terakhir, mission dengan

tingkat yang tinggi akan membuat pegawai mengerti tentang tujuan mereka

bekerja hingga membuat organisasi mencapai tujuannya. Dengan mission yang

tinggi pegawai cenderung akan diikuti dengan purposeful work yang tinggi pula.

Ada faktor lainnya selain budaya organisasi yang bertanggung jawab atas

timbulnya purposeful work itu sendiri yaitu spiritualitas. Spiritualitas menjadi

hal yang penting bagi individu dalam bersikap. Pada dasarnya spiritualitas

merupakan persepsi individu dengan suatu hal yang bersifat transenden dan juga

pengalaman akan hal yang bersifat transenden itu sendiri. Kedua hal tersebut

terbagi lagi menjadi sembilan bagiam yang terdiri dari: hubungan individu

dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari hubungan transenden,

keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas

kasih, dan kerinduan akan transenden.

Page 31: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

21

Dimensi spiritualitas yang pertama yaitu hubungan individu dengan hal

transenden, dimana individu merasa memiliki keterikatan dengan hal yang

bersifat transenden tersebut didalam aktivitasnya, jika hal tersebut bernilai tinggi

makan purposeful work individu tersebut pun akan tinggi. Kedua, rasa dukungan

yang berasal dari hal transenden, dimensi ini menggambarkan dimana individu

merasakan adanya hal yang berasal dari transenden sehingga individu tersebut

memiliki kekuatan dalam menjalani aktivitas sehari hari. Tingginya hal tersebut

akan berdampak secara tinggi pada purposeful work individu tersebut. Ketiga

adalah keutuhan yang menunjukkan bagaimana individu merasakan keutuhan

dari hal yang bersifat transenden itu baik negative maupun positif. Dengan hal

tersebut, individu yang memiliki rasa keutuhan yang tinggi akan berdampak

positif pada purposeful work individu tersebut. Keempat adalah rasa transenden

dalam diri dimana individu merasakan hal transenden itu didalam aktivitas

sehari hari, rasa transenden yang tinggi berpengaruh positif kepada purposeful

work individu.

Selanjutnya dimensi kelima yaitu rasa kagum yang berarti individu

merasakan kekaguman dari apa yang ada dialam semesta ini yang mana

merupakan ciptaan dari hal transenden itu sendiri, dengan begitu rasa kagum

yang tinggi berpengaruh positif terhadap purposeful work individu itu sendiri.

Keenam adalah rasa syukur yang menunjukkan rasa bersyukur terhadap apa saja

yang telah diberikan dan dirasakan individu dalam kehidupannya, dengan rasa

bersyukur yang tinggi individu akan berdampak positif pada purposeful work itu

sendiri. Ketujuh adalah ikhlas, individu yang memiliki rasa ikhlas yang tinggi

Page 32: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

22

akan merasa tentram hidupnya karena tidak akan terlalu banyak berharap dalam

mendapatkan timbal balik, rasa ikhlas yang tinggi berdampak positif pada

purposeful work individu. Kedelapan adalah belas kasih, belas kasih berkaitan

dengan hubungan antara individu dan orang yang ada disekitarnya. Individu

yang memiliki rasa belas kasih yang tinggi akan berdampak positif pada

purposeful work individu. Kesembilan adalah kerinduan akan hal transenden

dimana individu ingin sebisa mungkin selalu dekat dengan tuhan dan sebisa

mungkin sering berinteraksi dengan tuhannya.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian

Budaya Organisasi

Adaptability

Mission

Involvement

consistency

Spiritualitas

Hubungan Individu denganHal Transenden

Rasa dukungan yang Berasaldari Hubungan Transenden

Keutuhan

Rasa Kagum

Rasa Bersyukur

Ikhlas

Belas Kasih

Kerinduan akan Transenden

PurposefulWork

Rasa Transenden Dalam Diri

Page 33: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

23

2.5 Hipotesis Penelitian

2.5.1 Hipotesis mayor

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan budaya organisasi (involvement,

concistency, adaptability, dan mission) dan spiritualitas (hubungan

individu dengan transenden, rasa dukungan yang berasal dari transenden,

keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas,

belas kasih, kerinduan akan transenden) terhadap purposeful work.

2.5.2 Hipotesis minor

H2: Ada pengaruh yang signifikan involvelment pada variabel budaya

organisasi terhadap purposeful work

H3: Ada pengaruh yang signifikan consistency pada variabel budaya

organisasi terhadap purposeful work

H4: Ada pengaruh yang signifikan adaptability pada variabel budaya

organisasi terhadap purposeful work

H5: Ada pengaruh yang signifikan mission pada variabel budaya organisasi

terhadap purposeful work

H6: Ada pengaruh yang signifikan hubungan Individu dengan hal transenden

pada variabel spiritualitas terhadap purposeful work

H7: Ada pengaruh yang signifikan rasa dukungan yang berasal dari

transenden pada variabel spiritualitas terhadap purposeful work

H8: Ada pengaruh yang signifikan keutuhan pada variabel spiritualitas

terhadap purposeful work

H9: Ada pengaruh yang signifikan rasa transenden dalam diri pada variabel

spiritualitas terhadap purposeful work

Page 34: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

24

H10: Ada pengaruh yang signifikan rasa kagum pada variabel spiritualitas

terhadap purposeful work

H11: Ada pengaruh yang signifikan rasa bersyukur pada variabel spiritualitas

terhadap purposeful work

H12: Ada pengaruh yang signifikan ikhlas pada variabel spiritualitas terhadap

purposeful work

H13: Ada pengaruh yang signifikan belas kasih pada variabel spiritualitas

terhadap purposeful work

H14: Ada pengaruh yang signifikan kerinduan akan transenden pada variabel

spiritualitas terhadap purposeful work

Page 35: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

23

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab 3 ini memaparkan tentang populasi, sampel, dan teknik pengambilan

sampel, variabel penelitian serta definisi operasional. Selanjutnya, dibahas

mengenai teknik dan instrument pengumpulan data, prosedur pengumpulan data,

dan pengujian alat ukur yang digunakan untuk menemukan jawaban atas

pertanyaan atau hipotesis penelitian.

3.1. Populasi dan Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai. Berdasarkan data yang diperoleh

pada bulan Maret tahun 2018 terdapat 924 pegawai yang bekerja di organisasi

yang menjadi tempat pengambilan sampel. Berdasarkan jumlah populasi yang

ada, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil sebanyak 165

pegawai yang diambil dengan memperhitungkan dan menyesuaikan jumlah

pegawai.

3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability

sampling dengan cara cluster sampling. probability sampling adalah metode

penentuan sampel dengan tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap

anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel, dan cara Cluster sampling

merupakan penentuan sampel yang dilakukan dengan menentukan sampel daerah

seta subyek sampel pada daerah tersebut (Firdaus, 2012).

Page 36: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

24

3.2. Variabel Penelitian

3.2.1. Variabel Penelitian

Adapun dalam penelitian ini terdiri dari Purposeful work yang merupakan

variabel terikat dan Budaya Organisasi (adaptability, involvement, consistency,

mission), dan Spiritualitas (hubungan individu dengan hal transenden, rasa

dukungan yang berasal dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa

kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan situasi transenden)

yang merupakan variabel bebas. yang merupakan sehimpunan variabel yang

digunakan untuk memprediksi atau menjelaskan mengapa Purposeful work itu

bervariasi.

3.3 Operasional Variabel

3.3.1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian kali ini dijelaskan sebagai berikut

di bawah ini.

3.3.1.1 Purposeful work

Purposeful work adalah bagaimana individu menemukan pencapaian yang ingin

dipenuhi yang merupakan hasil dari menyelaraskan keinginan, kekuatan dan

kemampuan yang dimiliki individu serta mengkaitkan dengan hal hal yang dapat

mendukung individu tersebut untuk mencapai purposeful work (Quinn R.E, 2015).

3.3.1.2 Budaya Organisasi

Budaya organisasi didefinisikan sebagai nilai, kepercayaan dan prinsip yang

berfungsi sebagai dasar sistem manajemen organisasi dan juga praktek dan

Page 37: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

25

perilaku manajemen yang membantu dan memperkuat prinsip dasar tersebut

Denison (2012), yang terdiri dari 4 dimensi yaitu:

1. Involvement, berkaitan dengan rasa keterikatan dan tanggung jawab individu

atas pekerjaannya di organisasi tersebut.

2. Consistency, berkaitan dengan nilai nilai yang sudah tertanam dalam

organisasi yang bisa diterima oleh anggota.

3. Adaptability, berkaitan dengan bagaimana individu yang dapat memahami

visi misi organisasi sehingga dapat diterjemahkan oleh individu kedalam

perilaku dalam menyelesaikan pekerjaan.

4. Mission, berkaitan dengan serangkaian tujuan organisasi yang dapat

diterima oleh anggota dalam rangka memenuhi tujuan organisasi (Denison,

2006).

3.3.1.3 Spiritualitas

Sebagai persepsi tentang adanya suatu yang bersifat transenden dalam kehidupan

sehari-hari dan persepsi tentang keterlibatan dengan peristiwa transenden dalam

kehidupan sehari-hari. Spiritual merupakan bagian integral dari kehidupan agama

dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari Underwood & Teresi (2002) yang

meliputi:

1. Hubungan spiritual individu dengan hal transenden, mengacu pada sejauh

mana individu memiliki kualitas hubungan dengan hal transenden

2. Rasa dukungan yang berasal dari hal transenden, mengacu pada perasaan

individu tentang dukungan yang berasal dari hal transenden

Page 38: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

26

3. Keutuhan, mengacu pada perasaan individu tentang merasakan hal

transenden secara utuh

4. Rasa transenden dalam diri, mengacu pada sejauh mana individu merasa hal

transenden telah menyatu pada dirinya

5. Rasa kagum, berkaitan dengan perasaan individu bagaimana dirinya merasa

kagum akan ciptaan tuhan dialam semesta.

6. Rasa bersyukur, berkaitan dengan bagaimana individu memandang segala

sesuatu yang diberikan oleh tuhan

7. Ikhlas, Berkaitan dengan rasa dalam diri individu saat membatu sesama

tanpa mengharapkan timbal balik.

8. Belas kasih, berkaitan dengan rasa sayang dan cinta yang dimiliki individu

terhadap orang lain.

9. Kerinduan akan situasi transenden, berkaitan dengan bagaimana individu

merasa selalu ingin berkomunikasi dengan hal transenden.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data terkait dengan skala yang akan digunakan dan

diberikan secara langsung kepada subyek. Dalam penelitian ini menggunakan

empat instrument sebagai alat pengumpul data, yaitu:

1. Instrument yang berisikan biodata subjek penelitian dan lembar

persetujuan. Lembar awal instrument ini berisikan pernyataan kesediaan

subjek untuk menjadi responden dengan mengisi biodata.

Page 39: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

27

2. Purposeful work

Purposeful work diukur dengan mengadaptasi alat ukur dari buku “The

Positive Organization” yang dikembangkan oleh Quinn, R.E (2015). Skala

ini terdiri dari 5 item dan subjek dapat mengisinya dengan memberikan

tanda lingkaran (O) pada skala semantic diferensial.

Berikut adalah blueprint skala purposeful work yang digunakan dalam

penelitian ini:

Tabel 3.1Blueprint Skala Purposeful Work

NO ITEM SKALA ITEM1 Saya bekerja hanya

untuk uang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya bekerja tidakhanya untukmendapatkan uangtetapi untuk sebuahtujuan yang lebihtinggi (mengabdi,panggilan hati,mencari ridho)

2 Saya tidak merasakanmakna dalam bekerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pekerjaan yang sayalakukan bermaka

3 Saya tidak dapatmerasakan adanyatujuan bersama dalampekerjaan ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya sangatmerasakan adanyatujuan bersamadalam pekerjaan ini

4 Saya hanyamelakukan pekerjaanyang diperintahkan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Saya melakukan halhal yang saya sukaidalam bekerja

5 Saya tidakmendapatkan timbalbalik yang bermaknadari pekerjaan saya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya mendapatkantimbal balik yangbermakna daripekerjaan saya

3. Budaya Organisasi

Budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan mengadaptasi dari

Denison Organizatioal Culture Survey (DOCS) yang dikembangkan oleh

Page 40: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

28

Carl F. Fey dan Daniel R Denison (2003). Skala DOCS terdiri dari 36 item

yang dibagi kedalam 4 dimensi yang masing masing dimensi berisi 9 item,

dan responden dapat mengisinya dengan memberikan tanda (√) pada kolom

SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak

Setuju).

Berikut adalah blueprint pada skala budaya organisasi yang akan digunakan

dalam penelitian ini:

Table 3.2

Blueprint DOCS (Denison Organizational Culture Scale)

Dimensi IndikatorNomorItem

Contoh Item Jumlah

Involvement - Empowerment- Team

orientation- Capability

development

1, 2, 3,4,5,6,

7,8,9

Semuakaryawanbekerja sebagaisuatu tim

9

Concistency - Core values- Agreement- Coordination

and integration

10,11,12,13,14,15*,1

6,17,18

Terdapatbudaya yangkuat diperusahaan

9

Adaptability - Creatingchange

- Customer focus- Organizational

learning

19,20,21,

22,23,24*

,25,26,27

Kami meresponperubahandengan baik

9

Mission - Strategicdirction andintent

- Goals andobjectives

- Vision

28,29,30,

31,32,33,

34,35,36

Terdapat arahdan tujuanjangka Panjangdi organisasi

9

Keterangan: tanda (*) untuk item unfavourable

Page 41: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

29

4. Spiritualitas

Instrumen alat ukur spiritualitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

hasil adaptasi dari alat ukur Daily Spiritual Experience Scale (DSES) yang

dikembangkan oleh Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002). Skala ini terdiri

dari 16 item yang digunakan untuk mengukur spiritual. Berdasarkan pengujian

reabilitas yang dilakukan oleh underwood & teressi (2002) diperoleh

konsistensi internal sebesar alpha= 0,92. Kemudian skala tersebut

dimodifikasi dan dibuat menjadi 37 item dan terbagi dalam empat alternative

jawaban dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari jawaban

subjek yang mengelompok, sehingga dikhawatirkan akan kehilangan banyak

data. Penilaian berkisar antara 1 (satu) hingga 4 (empat).

Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorable,

diberi nilai sebagai berikut: favorable: Sangat Setuju (SS) 4, Setuju (S) 3,

Tidak Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1.

Berikut ini adalah blueprint pada skala Spiritualitas yang akan digunakan

dalam penelitian ini:

Page 42: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

30

Tabel 3.3

Blueprint DSES (Daily Spiritual Experience Scale)

No Dimensi Indikator No Item Contoh item Jumlah

1Hubungan spiritualindividu dengan hal

transenden

Persepsi individu terkaitkualitas hubungannyadengan hal transenden

1,2,3,4Saya merasakan

kehadiran Tuhan.4

2Rasa dukungan

yang berasal darihal transenden

Persepsi individutentang perasaanmendapatkan dukungandari hal transenden

5,6,7,8

Saya selalu berdoakepada Tuhan setiapmelakukan kegiatan

sehari-hari.

4

3 Keutuhan

Keyakinan individutentang hal baik danburuk yang sudah diaturoleh hal transenden

9,10,11,12

Saya merasakankedamaian dan harmonidalam kehidupan sehari

hari

4

4Rasa transenden

dalam diri

Kepercayaan individudalam menemukankekuatan dari haltransenden

13,14,15,16

Saya menemukankekuatan dan keteguhandari sisi spiritual agama

yang saya anut

4

5 Rasa kagum

Persepsi individutentang kekagumanpada ciptaan tuhan yangada dialam semesta

17,18,19,20

Saya merasakankeagungan tuhan

melalui keindahanciptaannya

4

6 Rasa bersyukur

Persepsi individu dalammelihat kehidupandengan cara positif

21,22,23,24

Saya bersyukur dengankeberuntungan dan

keberkahan yang sayadapatkan

4

7 Ikhlas

Keyakinan individudengan lingkungansekitar tentang timbalbalik

25,26,27,28

Saya peduli terhadaporang lain, tanpa

mengharapkan balasandari mereka

4

8 Belas kasih

Persepsi individuberkaitan denganpenerimaan orang laindalam hidupnya

29,30,31,32

Saya menerimankeberadaan orang lain

meskipun menurut sayadia telah melakukan

kesalahan

4

9Kerinduan akan

situasi transenden

Keyakinan individutentang kualitashubungannya denganhal transenden

33,34,35,36,37

Saya selalu ingin dekatdengan tuhan dalamberbagai situasi dan

keadaan

5

Jumlah 37

Page 43: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

31

3.5 Uji Validitas Konstruk

Langkah selajutnya, penelitian melakukan pengujian terhadap validitas konstruk

ketiga instrument yang dipakai, yaitu 1) Puporseful Work; 2) Budaya organisasi

(DOCS); dan 3) Daily Spiritual Experience Scale (DSES). Untuk menguji

validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software Lisrel 8.70.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan CFA yang baik sebagai berikut (Umar

dalam Anggraini, 2014):

1. Menguji model satu faktor dengan melihat nilai Chi-Square yang

dihasilkan. Pengujiann ini ini dilakukan untuk melihat apakah hanya satu

faktor saja yang menyebabkan item-item saling berkorelasi (hipotesis uni-

dimensional item). Jika Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05),

menunjukkan item yang diuji mengukur satu faktor saja (uni-dimensional).

Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p<0.05) menunjukkan item-item

yang diuiji ternyata mengukur lebih dari satu faktor (multidimensional).

2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P<0,05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara Dalam keadaan demikian maka peneliti melakukan

modifikasi terhadap model dengan cara memperbolehkan kesalahan

pengukuran pada item-item saling berkorelasi tetapi dengan tetap menjaga

bahwa item hanya mengukur satu faktor (uni-dimensional).

3. Jika sudah diperoleh model yang fit (tetapi tetap uni-dimensional maka

dilakukan langkah selanjutnya seperti menganalisis item mana yang menjadi

sumber tidak fit. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui

Page 44: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

32

item mana yang menjadi sumber tidak fit, yaitu: melakukan uji signifikansi

terhadap koefisien muatan faktor dari masing-masing item dengan

menggunakan t-test, melihat arah dari koefisien muatan faktor (faktor

loading), dan melihat banyaknya korelasi parsial antar kesalahan

pengukuran.

4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data

untuk mendapatkan faktor skornya. Skor faktor dihitung untuk menghindari

estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan skor faktor ini

tidak menjumlahkan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi

dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor

faktor yang bermuatan positif dan signifikan.

5. Langkah terakhir setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi

T skor, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi

dan regresi.

3.5.1. Uji validitas Purposeful Work

5 item yang ada selanjutnya di uji untuk mengetahui bahwa item-item tersebut

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur Purposeful Work. Item ini

digunakan untuk mengukur Purposeful work yang dibuat oleh Quinn, R.E (2015).

Pada variabel Purposeful Work hasil awal analisis CFA yang dilakukan

menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =

17.53, df = 5, P-value = 0.00360, RMSEA = 0.124, sehingga dilakukan 2 kali

modifikasi terhadap model tersebut sampai diperoleh model yang fit, setelah

dimodifikasi diketahui nilai Chi-Square = 3.07, df = 3, P-value = 0.38079,

Page 45: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

33

RMSEA = 0.012, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan

bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima,

bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, dilihat apakah signifikansi seluruh item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur dalam penelitian ini, sekaligus menentukan apakah

seluruh item yang ada tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian

hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti dijelaskan pada

tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4.Muatan Faktor Item Purposeful Work

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.4 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

3.5.2 Uji Validitas Skala Budaya Organisasi

Pada uji validitas skala budaya organisasi, 36 item yang ada di uji untuk melihat

bahwa item-item tersebut bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

budaya organisasi. Item ini digunakan untuk mengukur empat variabel dari

budaya organisasi, yaitu; involvement, consistency, adaptability, dan mission.

Item tersebut diadaptasi dari skala yang dikembangkan oleh Denison (2006).

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.68 0.07 9.82 √2 0.96 0.06 15.74 √3 0.85 0.06 13.19 √4 0.76 0.07 11.19 √5 0.95 0.06 15.49 √

Page 46: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

34

Pada model yang tidak fit dilakukan modifikasi, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah

diperoleh model fit, dilihat loading factor yang merupakan besar korelasi

(kovarians) antar indikator dengan konstruk latennya. Untuk mendpatkan data

yang valid maka item yang nilainya <0,05 harus dihilangkan dari penelitian.

1. Adaptability

9 item yang ada diuji untuk mengetahui item item tersebut bersifat

unidimensional. hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa

model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square = 301.02, df = 27, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.249, sehingga dilakukan 11 kali modifikasi

terhadap model sampai diperoleh model fit, Diketahui nilai Chi-Square = 17.22,

df = 16, P-value = 0.37140, RMSEA = 0.022, yang mana artinya model tersebut

fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya

model dapat diterima.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut signifikan atau tidak

dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

mengenai koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai T lebih dari 1,96 (t

>1.96) artinya item tersebut signifikan dan begitupula sebaliknya. Koefisien

muatan faktor untuk item pengukuran adaptability dapat dilihat pada tabel 3.5

berikut.

Page 47: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

35

Tabel 3.5. Muatan Faktor Item Adaptability

Item Koefisien Standar Eror Nilai Signifikan1 0.81 0.08 10.44 √2 0.83 0.08 11.04 √3 0.67 0.08 8.38 √4 0.60 0.08 7.33 √5 0.55 0.08 6.49 √6 0.28 0.09 3.19 √7 0.66 0.08 8.39 √8 0.79 0.08 10.03 √9 0.79 0.08 10.15 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.5 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya

besifat favorable. Dengan demikian item tersebut tidak akan di drop.

2. Involvement

Pada variabel Involvement 9 item yang ada diuji untuk melihat bahwa item-item

tersebut bersifat unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan

menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =

303.54, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.0250, sehingga dilakukan 13 kali

modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square

= 16.83, df = 14, P-value = 0.26560, RMSEA = 0.035, yang mana artinya model

tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang

artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item yang ada tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur dalam penelitian kali ini, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak berdasarkan nilai signifikan item-item

Page 48: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

36

tersebut. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6. Muatan Faktor Item Involvement

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.67 0.07 9.15 √2 0.78 0.07 11.26 √3 0.76 0.07 10.61 √4 0.80 0.07 11.50 √5 0.22 0.08 2.69 √6 0.13 0.08 1.64 X7 0.40 0.08 5.18 √8 0.46 0.08 5.75 √9 0.41 0.08 4.91 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.6 item nomor 6 memiliki nilai T

>1.96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item tersebut tidak bisa digunakan atau

didrop dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut.

3. Consistency

Pada variable Consistency 9 item yang ada du uji untuk mengetahui bahwa item-

item tersebut bersifat unidimensional. Hasil awal analisis CFA yang dilakukan

menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =

428.00, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.301, sehingga dilakukan 16 kali

modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square

= 14.76, df = 11, P-value = 0.19368, RMSEA = 0.046, yang mana artinya model

tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang

artinya model dapat diterima.

Selanjutnya, menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak.

Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari

Page 49: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

37

item. melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7

berikut.

Tabel 3.7. Muatan Faktor Item Concistency

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.51 0.08 6.44 √2 0.51 0.08 6.47 √3 0.39 0.08 4.71 √4 0.40 0.08 4.87 √5 0.24 0.08 2.92 √6 0.32 0.08 3.96 √7 0.81 0.07 10.83 √8 0.88 0.07 12.00 √9 0.79 0.08 9.92 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.7 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item tersebut tidak akan di drop.

4. Mission

Pada variabel mission dilakukan pengujian apakah 9 item yang ada bersifat

unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa

model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square = 263.42, df = 27, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.231 sehingga dilakukan 9 kali modifikasi terhadap

model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 24.58, df = 18, P-

value = 0.13692, RMSEA = 0.047, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

Page 50: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

38

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item seperti pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8.Muatan Faktor Item Mission

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.79 0.07 10.90 √2 0.85 0.07 12.24 √3 0.90 0.07 13.28 √4 0.87 0.07 12.47 √5 0.64 0.08 8.08 √6 0.93 0.07 13.98 √7 0.86 0.07 12.42 √8 0.85 0.07 13.31 √9 0.77 0.07 10.85 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.8 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

3.5.3 Uji Validitas Skala Spiritualitas

Pada uji validitas skala spiritualitas, 37 item yang ada diuji untu mengetahui

bahwa item item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

spiritualitas. Item ini digunakan untuk mengukur empat variabel dari spiritualitas,

yaitu; Hubungan Individu dengan Hal Transenden, Rasa Dukungan yang Berasal dari

Transenden, Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum, Rasa Bersyukur,

Ikhlas, Belas Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden. Item tersebut diadaptasi

dari skala yang dikembangkan Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002).

Page 51: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

39

Model yang tidak fit dilakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah diperoleh

model fit, selanjutnya melihat loading factor yang merupakan besar korelasi

(kovarians) antar indikator dengan konstruk latennya. Untuk mendpatkan data

yang valid maka item yang nilainya <0,05 harus dihilangkan dari penelitian.

1. Hubungan Spiritual Individu dengan Hal Transenden

4 item yang ada di uji untuk melihat seluruh item bersifat unidimensional, hasil

analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak

fit dengan nilai Chi-Square = 10.39, df = 2, P-value = 0.00555, RMSEA = 0.160,

sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit,

diketahui nilai Chi-Square = 0.28, df = 1, P-value = 0.59462, RMSEA = 0.000,

yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05

(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan

antara data dan teori.

Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9.Muatan Faktor Item Hubungan Individu dengan Hal Transenden

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.60 0.06 9.18 √2 0.73 0.07 11.09 √3 1.13 0.05 22.96 √4 0.80 0.07 12.30 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Page 52: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

40

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.9 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

2. Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden

4 item yang ada diuji untuk mengetahui bahwa item-item tersbut bersifat

unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa

model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square = 61.51, df = 2, P-

value = 0.0000, RMSEA = 0.426, sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap

model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 4.05, df = 1, P-

value = 0.04409, RMSEA = 0.136, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10.Muatan Faktor Item Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.91 0.06 15.09 √2 1.00 0.06 17.87 √3 0.96 0.06 16.77 √4 0.77 0.07 11.62 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Page 53: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

41

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.10 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

3. Keutuhan

4 item yang ada pada variable keutuhan dilakukan uji untuk melihat bahwa item

tersebut bersifat unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan

menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square

=8.71, df = 2, P-value = 0.01281, RMSEA = 0.143, sehingga dilakukan 1 kali

modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square

= 0.24, df = 1, P-value = 0.62495, RMSEA = 0.000, yang mana artinya model

tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang

artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11.Muatan Faktor Item Keutuhan

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.48 0.08 6.08 √2 0.57 0.08 7.34 √3 0.70 0.08 9.38 √4 0.94 0.07 12.93 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Page 54: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

42

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.11 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

4. Rasa Transenden Dalam Diri

4 item yang ada dilakukan uji untuk mengetahui bahwa item-item tersebut bersifat

unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa

model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =6.18, df = 2, P-value

= 0.04550, RMSEA = 0.113, sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model

sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 1.49, df = 1, P-value =

0.22151, RMSEA = 0.055, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12.Muatan Faktor Item Rasa Transenden dari Dalam Diri

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.72 0.07 10.62 √2 0.85 0.06 13.02 √3 0.92 0.06 14.94 √4 0.94 0.06 15.86 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Page 55: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

43

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.12 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

5. Rasa Kagum

4 item yang ada di uji untuk melihat bahwa item-item tersebut bersifat

unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa

model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =3.38, df = 2, P-value

= 0.18411, RMSEA = 0.065, sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model

sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 0.33, df = 1, P-value =

0.56447, RMSEA = 0.000, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13 berikut.

Tabel 3.13.Muatan Faktor Item Rasa Kagum

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.85 0.06 13.59 √2 0.99 0.06 17.57 √3 0.99 0.06 17.75 √4 0.98 0.06 17.32 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Page 56: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

44

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.13 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item yang ada sesuai dengan sifat item. Dengan

demikian item tersebut tidak akan di drop.

6. Rasa Bersyukur

Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, hasil awal

analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak

fit diketahui nilai Chi- Square =3.97, df = 2, P-value = 0.13728, RMSEA = 0.078,

sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit,

diketahui nilai Chi-Square = 1.05, df = 1, P-value = 0.30496, RMSEA = 0.018,

yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05

(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan

antara data dan teori.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis

nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14.Muatan Faktor Item Rasa Bersyukur

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.23 0.12 2.01 √2 -0.14 0.10 -1.40 X3 -0.41 0.17 -2.43 √4 -0.87 0.33 -2.65 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.14 dapat kita lihat bahwa item

nomor 2 memiliki nilai <1,96 yang artinya item tersebut tidak signifikan dan

Page 57: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

45

harus didrop, namun seluruh item lainnya signifikan (t >1,96). Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

7. Ikhlas

Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, hasil awal

analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak

fit dengan nilai Chi-Square =0.00, df = 2, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000,

yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05

(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa data yang ada tidak

dapat digunakan karena seluruh item T<1.96, sehingga dimensi ini didrop atau

dibuang.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut perlu di drop atau tidak.

Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15.Muatan Faktor Item Ikhlas

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 13.93 0.00 2872.02 √2 0.02 0.08 0.23 X3 0.00 0.01 -0.20 X4 0.02 0.01 1.73 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.15 dapat kita lihat bahwa hanya

item 1 yang signifikan (t >1,96), sehingga dimensi ini tidak dapat dilakukan

analisis lebih lanjut.

Page 58: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

46

8. Belas Kasih

Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, hasil awal

analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak

fit dengan nilai Chi-Square =23.49, df = 2, P-value = 0.00001, RMSEA = 0.256,

sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit,

diketahui nilai Chi-Square = 0.12, df = 1, P-value = 0.72423, RMSEA = 0.000,

yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05

(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan

antara data dan teori.

Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.16.Muatan Faktor Item Belas Kasih

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.45 0.09 05,20 √2 0.68 0.08 08.57 √3 0.69 0.08 08.62 √4 0.83 0.08 10.31 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.16 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96), selanjutnya semua koefisien bermuatan positif. Artinya

semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan

demikian item lainnya tidak akan di drop.

Page 59: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

47

9. Kerinduan Akan Situasi Transenden

5 item yang terdapat pada variable kerinduan akan situasi transenden dilakukan

pemgujian untuk mengetahui bahwa item-item tersebut bersifat unidimensional,

hasil awal menunjukan analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model

satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =75.05, df = 5, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.292, sehingga dilakukan 3 kali modifikasi terhadap model

sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 2.34, df = 2, P-value =

0.310002, RMSEA = 0.032, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.

Selanjutnya, setelah dilakukan pengujian terhadap seluruh item, kemudian

peneliti melihat apakah nilai signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukanlah pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari keseluruhan item yang ada. Pengujian hasil tes keseluruhan item

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang

telah dijabarkan pada tabel 3.17 berikut.

Tabel 3.17.Muatan Faktor Item Kerinduan akan Situasi Transenden

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.89 0.06 14.46 √2 0.97 0.06 16.86 √3 0.90 0.06 14.99 √4 0.81 0.06 12.70 √5 0.81 0.07 12.04 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Page 60: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

48

Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.17 dapat kita lihat bahwa seluruh

item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item

tersebut tidak akan di drop.

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan dalam pengumpulan data yaitu

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan penelitian, peniliti memulai dengan perumusan masalah dan

menentukan varibel yang akan diteliti selanjutnya melakukan diskusi dengan

dosen pembimbing, melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori

yang tepat mengenai variabel penelitian, yaitu: skala Purposeful Work, skala

Budaya Organisasi (Adaptasi, involvement, Consitency dan Mission), dan skala

Spiritualitas (Hubungan Individu dengan Hal Transenden, Rasa Dukungan yang

Berasal dari Transenden, Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum,

Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden),

menentukan subjek penelitian, mempersiapkan alat pengumpulan data berupa

kuesioner, serta meminta surat izin penelitian dari fakultas Psikologi untuk

diberikan kepada instansi terkait.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mulai menentukan jumlah sampel berdasarkan data yang

ada pada website Universitas X, menjelaskan tujuan penelitian dan izin kepada

bagian akademik pusat Universitas X untuk memberikan persetujuan penelitian

Page 61: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

49

ini dilakukan di seluruh faklutas yang ada di universitas X. setelah surat izin

penelitian dari akademik pusat didapatkan, surat tersebut kemudian diperbanyak

untuk diberikan kepada masing masing fakultas yang ada di Universtas X

tersebut. Selanjutnya meminta izin ke setiap fakultas untuk bisa menyebarkan

kuisioner selanjutnya menunggu setiap fakultas memberikan balasan dari surat

yang telah diberikan, tahapan terakhir yaitu meminta kesediaan responden

mengisi skala penelitian, serta melaksanakan pengambilan data dengan skala yang

telah disiapkan kepada responden penelitian.

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap ini peneliti melakukan skoring terhadap hasil jawaban setiap skala

yang telah diisi oleh responden. Selanjutnya, menghitung dan membuat tabulasi

data yang diperoleh dan membuat tabel data. Tahap ini diakhiri dengan

melakukan analaisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji

hipotesis penelitian melalui program SPSS 17.0.

4. Tahap penyusunan laporan penelitian

Setelah proses skoring dan pengolahan data telah dilakukan, pada tahap ini

peneliti membuat laporan hasil analisis, diskusi serta kesimpulan yang diperoleh

dalam penelitian ini.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dalam

rangka menguji kebenaran hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya

Page 62: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

50

pengaaruh dari sekumpulan variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini

adalah persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b1 X1 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8

+ b9 X9 + b10 X10 + b11 X11 + b12 X12 + b13 X13 + e

Keterangan:

Y : Purposeful Worka : Konstanta/interceptb : Koefisien regresiX1 : Budaya Organisasi – AdaptabilityX2 : Budaya Organisasi – InvolvementX3 : Budaya Organisasi – ConsistencyX4 : Budaya Organisasi – MissionX5 : Spiritualitas – Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal TransendenX6 : Spiritualitas – Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal TransendenX7 : Spiritualitas – KeutuhanX8 : Spiritualitas – Rasa Transenden Dalam DiriX9 : Spiritualitas – Rasa KagumX10 : Spiritualitas – Rasa BersyukurX11 : Spiritualitas – IkhlasX12 : Spiritualitas – Belas KasihX13 : Spiritualitas – Kerinduan Akan Situasi Transendene : Residu

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, maka dilakukan korelasi

product moment seluruh variabel penelitian. Tujuan dilakukan langkah ini karena

regresi idealnya IV tidak berkorelasi dengan IV lainnya, namun sebaiknya IV

berkorelasi dengan DV.

Melalui analisis regresi berganda akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara perilaku Purposeful Work dengan Budaya Organisasi

(Adaptability, Involvement, Consistency dan Mission) dan Spiritualitas (Hubungan

Individu dengan Hal Transenden, Rasa Dukungan yang Berasal dari Transenden,

Page 63: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

51

Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum, Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas

Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden). Besarnya pengaruh yang diterima

oleh Purposeful Work dari faktor-faktor yang telah disebutkan diatas ditunjukkan

oleh koefisien determinan berganda atau R2.

R2 merupakan perkiraan proporsi varians dari Purposeful Work yang

dijelaskan oleh faktor, Budaya Organisasi (Adaptability, Involvement, Consistency

dan Mission) dan Spiritualitas (Hubungan Individu dengan Hal Transenden, Rasa

Dukungan yang Berasal dari Transenden, Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa

Kagum, Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden).

Untuk memperoleh nilai R2, dapat digunakan formula (Umar, 2015) berikut:

Uji R2 digunakan untuk mengidentifikasi apakah regresi Y pada IV secara

bersama-sama signifikan secara statistik. Namun untuk membuktikan apakah

regresi Y pada X signifikan atau tidak, maka digunakan uji F, dengan

menggunakan formula sebagai berikut (Umar, 2015):

Dimana k adalah jumlah IV dan N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F

yang dilakukan, dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh

terhadap DV. Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan IV

signifikan terhadap DV, maka dilakukanlah uji t. Uji t dalam penelitian ini

dilakukan sebanyak 14 kali sesuai dengan variabel yang hendak dianalisis.

Adapun formula uji t (Umar, 2015) adalah sebagai berikut:

Page 64: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

52

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard error dari b. hasil

uji ini akan diperoleh dari hasil regresi. Perhitungan statistik tersebut akan

dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data SPSS.

Page 65: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

52

BAB 4

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil, pada penelitian ini sampel

diambil dari organisasi. Subjek dipilih berdasarkan tahap perkembangan dewasa awal

dan dewasa madya dengan rentang usia antara 21 hingga 60 tahun. Untuk

mempermudah perhitungan, maka peneliti mengkategorisasikan usia responden

kedalam dua kategori yaitu dewasa awal (21-40 tahun) dan responden dewasa madya

(41-60 tahun). Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia, dapat dilihat pada tabel

4.1.

Tabel 4.1Gambaran Subjek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia & Jenis Kelamin Jumlah Persentase21-40 76 45.641-60 89 54.4

Laki-laki 90 53.8Perempuan 75 46.2

Jumlah 165 100Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam

penelitian ini berada pada kategori dewasa awal (21-40 tahun) dengan presentase

sebesar 45.6%, sedangkan pada kategori dewasa madya (41-60 tahun) dengan

presentase sebesar 54.4%. Selanjutnya untuk mengetahui gambaran subjek

berdasarkan jenis kelamin,

Dari tabel tersebut juga diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dengan

persentase sebesar 53,8% (90 orang) , responden perempuan dengan persentase

Page 66: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

53

sebesar 46,2% (75 orang). Maka dapat disimpulkan subjek penelitian terbanyak

adalah subjek yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 95 orang (53,8%).

4.2 Analisis Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Subbab deskripsi statistik variabel penelitian akan menyajikan data menganai mean,

nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi setiap variabel pada penelitian

ini. Perlu diketahui bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik pada

penelitian adalah skor murni (true-score) yang merupakan hasil konversi dari angka

baku (raw score). Skor murni (true-score) pada setiap item akan membentuk satu

nilai yang bernama faktor skor. Faktor skor yang telah didapat ditransformasi menjadi

T skor. Cara ini bertujuan tidak hanya untuk menyamakan skala pengukuran yang

berbeda-beda melainkan untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar

pembaca lebih mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun untuk

mentrasformasi faktor skor menjadi T skor telah ditetapkan nilai mean = 50 dan

standar deviasi = 10 dengan formula sebagai berikut:

Setelah memperoleh skor faktor yang telah diubah menjadi T skor, maka nilai

baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu

diketahui bahwa penghitungan ini berlaku untuk seluruh variabel yang akan

dianalisis. Berikut ini adalah nilai statistik deskriptif setiap variabel dalam penelitian

ini dan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tscore = (10 x skor faktor) + 50

Page 67: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

54

Tabel 4.2Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Purpose 165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125Consistency 165 58,62 14,35 72,97 50,0000 9,49553Adaptability 165 59,93 13,82 73,75 50,0000 9,08405Involvement 165 55,60 18,54 74,14 50,0000 9,00255Mission 165 55,73 14,56 70,29 50,0000 9,64147

HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden

165 35,88 25,22 61,10 50,0000 9,99501

Rasa Dukunganyang Berasal dariHal Transenden

165 36,75 23,88 60,63 50,0000 9,41706

Keutuhan 165 23,13 36,70 59,83 50,0000 8,88522Rasa TransendenDalam Diri

165 34,18 26,96 61,14 50,0000 9,28946

Rasa Kagum 165 38,90 20,88 59,78 50,0000 9,72849Rasa Besyukur 165 27,41 32,45 59,86 50,0000 8,77248Belas Kasih 165 25,75 36,49 62,24 50,0000 9,43921Kerinduan akansituasi transnden

165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125

Valid N (listwise) 165

4.2.1.Kategorisasi Hasil Penelitian

Setelah analisis deskripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian telah

dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah

mengkategorisasikan data penelitian dengan menggunakan standar deviasi dan mean

dari t-score. Adapun norma yang ditetapkan untuk penghitungan ini dapat dilihat

pada tabel 4.3

Page 68: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

55

Tabel 4.3Norma Skor Variabel

Kategorisasi RumusRendah X < M – 1SDSedang M – 1SD <= X <=M+1sdTinggi X ≥ M +1 SD

Setelah norma kategorisasi didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan perolehan

nilai persentase kategorisasi untuk variabel purposeful work, adaptability,

involvement, consistency, mission, Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal

Transenden, Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden, Keutuhan, Rasa

Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum, Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas Kasih,

Kerinduan Akan Situasi Transenden. Masing-masing variabel akan dikategorikan

sebagai rendah dan tinggi. Berikut ini adalah tabel 4.4 yang menggabarkan

kategorisasi skor variabel penelitian.

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

VariabelFrekuensi

Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)Purposeful Work 26 16,4 138 83,6 0 0Adaptability 19 11,5 127 77,0 19 11,5Involvement 17 10,3 126 76,4 22 13,3Consistency 16 9,7 130 78,8 19 11,5Mission 18 10,9 124 75,2 23 13,9Hubungan Spiritualitas Individudengan Hal Transenden 6 3,6 90 54,5 69 41,8

Rasa Dukungan yang Berasaldari Hal Transenden

49 29,7 60 36,4 56 33,9

Keutuhan 25 15,2 103 62,4 37 22,4Rasa Transenden Dalam Diri 5 3,0 121 73,3 39 23,6Rasa Kagum 61 37,0 46 27,9 58 35,2Rasa Besyukur 55 33,3 51 30,9 59 35,8Belas Kasih 12 7,3 153 92,7 0 0Kerinduan akan situasi transnden 2 1,2 114 69,2 49 29,7

Page 69: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

56

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada variabel purposeful work

sebanyak 26 orang (16,4%) berada pada kategori rendah. Sementara 0 orang lainnya

(%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian sebaran pada variabel purposeful

work banyak pada kategori rendah.

Selanjutnya, pada variabel adaptability sebanyak 19 orang (11,5%) berada pada

kategori rendah. Sementara 19 orang lainnya (11,5%) berada pada kategori tinggi.

Dengan demikian sebaran pada variable adaptability merata.

Pada variabel involvement sebanyak 17 orang (10,3%) berada pada kategori

rendah dan 22 orang lainnya (13,3%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian,

dari hasil sebaran data pada variabel involvement lebih banyak pada kategori tinggi.

Kemudian, pada variabel consistency sebanyak 16 orang (9,7%) berada pada

kategori rendah dan 19 orang lainnya (11,5%) berada pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran data pada variabel consistency lebih banyak pada

kategori tinggi.

Selanjutnya, pada variabel mission sebanyak 18 orang (10,9%) berada pada

kategori rendah dan 23 orang lainnya (13,9%) berada pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran data pada variabel mission lebih banyak pada kategori

rendah.

Kemudian variabel hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden

sebanyak 6 orang (3,6%) berada pada kategori rendah dan 69 orang lainnya (41,8%)

berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada variabel

Page 70: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

57

hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden lebih banyak pada kategori

tinggi.

Selanjutnya, pada variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden

sebanyak 49 orang (29,7%) berada pada kategori rendah dan 56 orang lainnya

(33,9%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada

variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden lebih banyak pada kategori

tinggi.

Pada variabel keutuhan sebanyak 25 orang (15,2%) berada pada kategori

rendah dan 37 orang lainnya (22,4%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian,

dari hasil sebaran data pada variabel keutuhan lebih banyak pada kategori tinggi.

Kemudian pada variabel rasa transenden dalam diri sebanyak 5 orang (3%)

berada pada kategori rendah dan 39 orang lainnya (23,6%) berada pada kategori

tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada variabel keutuhan lebih banyak

pada kategori tinggi.

Selanjutnya, Variabel rasa kagum sebanyak 61 orang (37,0%) berada pada

kategori rendah dan 58 orang lainnya (35,2%) berada pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran data pada variabel keutuhan lebih banyak pada kategori

tinggi.

Pada variabel rasa bersyukur sebanyak 55 orang (33,3%) berada pada kategori

rendah dan 59 orang lainnya (35,8%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian,

dari hasil sebaran data pada variabel rasa bersyukur lebih banyak pada kategori

tinggi.

Page 71: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

58

Kemudian pada variabel rasa belas kasih sebanyak 12 orang (7,3%) berada pada

kategori rendah dan 0 orang lainnya (0%) berada pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran data pada variabel rasa bersyukur lebih banyak pada

kategori rendah.

Terakhir, pada variabel kerinduan akan situasi transenden sebanyak 2 orang

(1,2%) berada pada kategori rendah dan 49 orang lainnya (29,7%) berada pada

kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada variabel keadilan

informasional lebih banyak pada kategori tinggi.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi dengan bantuan

software Spss 20.0. Seperti yang telah dijelaskan pada bab tiga, dalam regresi ada tiga

hal yang perlu dilihat, pertama adalah besaran R square (R2) untuk mengetahui berapa

persen (%) varians variabel terikat (dependent variable) yang dijelaskan oleh variabel

bebas (independent variable), kedua apakah keseluruhan variabel bebas (independent

variable) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (dependent

variable), dan terakhir melihat signifikansi koefisien regresi dari masing-masing

variabel bebas (independent variable).

Pengujian hipotesis pernama adalah melihat besaran R (R2) square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians dependen variabel yang dijelaskan oleh

Page 72: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

59

independen variabel. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.5Tabel R-Square

Mode R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 ,361a ,130 ,062 9,30119Dari tabel 4.5, dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0,130 atau

13%, artinya proporsi varians dari Purposeful work yang dijelaskan oleh

adaptability,involvement,consistency,mission, hubungan spiritualitas individu dengan

hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari hal transenden, keutuhan, rasa

transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan

akan situasi transenden adalah sebesar 13%, sedangkan 87% sisanya dipengaruhi oleh

variabel di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis pengaruh dari keseluruhan variabel

bebas (independent variabel) terhadap purposeful work dengan melihat signifikasi

dari hasil uji F. Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai p (probability)

pada kolom paling kanan sebesar 0.040 dengan nilai p < 0,05, maka hipotesis nihil

yang menyatakan “ Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Budaya Organsiasi

(adaptability, involvement, consistency, mission), dan Spiritualitas (hubungan

spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari hal

transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas,

belas kasih, kerinduan akan situasi transenden) terhadap purposeful work” ditolak.

Page 73: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

60

Artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (independent variable)

secara keseluruhan taerhadap variabel terikat (dependent variable). Tabel 4.6

Tabel AnovaModel Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1968,344 12 164,029 1,896 ,039Residual 13149,831 152 86,512Total 15118,174 164

a. Dependent Variable: Purposeful workb. Predictors: (Constant), adaptability, involvement, consistency, missionhubungan

spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari haltransenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur,belas kasih, kerinduan akan situasi transenden.

Langkah terakhir yang peneliti lakukan adalah melihat koefisien regresi dari

masing-masing variabel bebas (independent variable). Jika nlai p < 0,05 maka

koefisien regresi yang dihasilkan memiliki pengaruh yng signifikan terhadap

purposeful work, begitupun sebaliknya.

Berdasarkan tabel 4.6 dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut: purposeful

work = 36,328 + 0,113 (Adaptability) + 0,099 (involvement) + 0,149 (consistency) –

0,171 (mission) + 0,239 (Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal Transenden) – 0,219

(Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden) + 0,290 (keutuhan) + 0,185 (rasa

transenden dalam diri) - 0,251 (rasa kagum) – 0,154 (rasa bersyukur) +0,058 (belas

kasih) – 065 (kerinduan akan situasi transenden) + e

Adapun besaran koefesien regresi dari masing-masing variabel bebas

(independent variable) terhadap Purposeful work dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut

ini.

Page 74: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

61

Tabel 4.7Tabel Koefisien Regresi

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.B

Std.Error

Beta

1 (Constant) 36,328 8,298 4,378 ,000Adaptability ,113 ,119 ,112 ,953 ,342Involvement ,099 ,118 ,094 ,841 ,402Consistency ,149 ,115 ,140 1,296 ,197Mission -,171 ,106 -,172 -1,611 ,109Hubungan SpiritualitasIndividu dengan HalTransenden

,239 ,115 ,249 2,086 ,039*

Rasa Dukungan yangBerasal dari HalTransenden

-,219 ,145 -,215 -1,513 ,132

Keutuhan ,290 ,145 ,268 2,004 ,047*Rasa Transenden DalamDiri

,185 ,144 ,179 1,281 ,202

Rasa Kagum -,251 ,121 -,255 -2,084 ,039*Rasa Besyukur -,154 ,125 -,140 -1,234 ,219Belas Kasih ,058 ,135 ,036 ,433 ,666Kerinduan akan situasitransnden

-,065 ,101 -,064 -,647 ,519

a. Dependent Variable: purposeful work(*) Keterangan Signifikan

Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 12 variabel

bebas (independent variable) hanya ada tiga yang signifikan, yaitu hubungan individu

dengan hal transenden, keutuhan dan rasa kagum. Adapun penjelasan dari nilai

koefisien regresi yang diperoleh dari masing-masing variabel bebas (independent

variable) adalah sebagai berikut:

Page 75: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

62

1. Variabel adaptability

Variabel adaptability memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,113 dengan

signifikansi sebesar 0,342 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan adaptability pada variabel budaya

organisasi terhadap purposeful work diterima. Artinya pengaruh adaptability pada

variabel budaya organisasi terhadap purposeful work tidak signifikan.

2. Variabel involvement

Variabel invovlement memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,099 dengan

signifikansi sebesar 0,402 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan involvement pada variabel budaya

organisasi terhadap purposeful work diterima. Artinya pengaruh involvement pada

variabel budaya organisasi terhadap purposeful work tidak signifikan.

3. Variabel consistency

Variabel consistency memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,149 dengan

signifikansi sebesar 0,197 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan consistency pada variabel budaya

organisasi terhadap purposeful work diterima. Artinya pengaruh consistency pada

variabel budaya organisasi terhadap purposeful work tidak signifikan.

4. Variabel mission

Variabel mission memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,171 dengan signifikansi

sebesar 0,109 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak

adanya pengaruh yang signifikan mission pada variabel budaya organisasi terhadap

Page 76: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

63

purposeful work diterima. Artinya pengaruh mission pada variabel budaya organisasi

terhadap purposeful work tidak signifikan.

5. Variabel hubungan spiritualitas individu dengan hal Transenden

Variabel hubungan spiritualitas individu dengan hal Transenden memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 0,239 dengan signifikansi sebesar 0,039 (sig<0,05), dengan

demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan

hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden pada variabel spiritualitas

terhadap purposeful work ditolak. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan

hubungan spiritualitas individu dengan hal Transenden terhadap purposeful work,

serta memiliki arah hubungan positif yang berarti semakin tinggi hubungan

spiritualitas individu dengan hal transenden maka semakin tinggi pula purposeful

work.

6. Variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden

Variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden memiliki nilai koefisien

regresi sebesar -0,219 dengan signifikansi sebesar 0,132 (sig>0,05), dengan demikian

hipotesis nihil yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa

dukungan yang berasal dari hal transenden pada variabel spiritualitas terhadap

purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan rasa dukungan

yang berasal dari hal transenden terhadap purposeful work.

7. Variabel keutuhan

Variabel keutuhan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.290 dengan signifikansi

sebesar 0,037 (sig<0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak

Page 77: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

64

adanya pengaruh yang signifikan variabel keutuhan pada variabel spiritualitas

terhadap purposeful work ditolak. Artinya keutuhan memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap purposeful work. Dan memiliki arah positif yang berarti semakin

tinggi variabel keutuhan maka semakin tinggi pula purposeful work.

8. Variabel rasa transenden dalam diri

Variabel rasa transenden dalam diri memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,185

dengan signifikansi sebesar 0,202 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa transenden dalam diri pada

variabel spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh

rasa transenden dalam diri secara signifikan terhadap purposeful work.

9. Variabel rasa kagum

Variabel rasa kagum memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,251 dengan

signifikansi sebesar 0,039 (sig<0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa kagum pada variabel

spiritualitas terhadap purposeful work ditolak. Artinya variabel rasa kagum memiliki

pengaruh secara signifikan terhadap purposeful work. Nilai koefisien variabel

keutuhan menunjukan arah negatif dapat diartikan bahwa semakin tinggi rasa kagum

seseorang, maka semakin rendah pula purposeful work.

10. Variabel rasa bersyukur

Variabel rasa bersyukur memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,154 dengan

signifikansi sebesar 0,219 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa bersyukur pada

Page 78: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

65

variabel spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh

yang signifikan rasa bersyukur terhadap purposeful work.

11. Variabel belas kasih

Variabel belas kasih memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,058 dengan

signifikansi sebesar 0,666 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan belas kasih pada variabel

spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan belas kasih terhadap purposeful work.

12. Variabel kerinduan akan situasi transenden

Variabel kerinduan akan situasi transenden memiliki nilai koefisien regresi sebesar -

0,065 dengan signifikansi sebesar 0,519 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil

yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan kerinduan akan situasi

transenden pada variabel spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya

tidak ada pengaruh yang signifikan kerinduan akan situasi transenden terhadap

purposeful work.

4.3.2.Pengujian Proporsi Varians Masing-Masing

Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui besarnya sumbangan proporsi varians dari

masing-masing variabel bebas (independent variable) terhadap purposeful work. Pada

tabel 4.9 akan diketahui proporsi varians dari masing-masing variabel bebas

(independent variable) dengan melihat nilai R-square Change, kemudian kolom F

Change merupakan hasil uji F dari masing-masing variabel bebas (independent

Page 79: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

66

variable), serta kolom Sig. F change digunakan untuk melihat signifikan atau

tidaknya hasil uji F yang telah dilakukan. Berikut ini adalah tabel proporsi varians

purposeful work pada setiap variabel bebas (independent variable).

Tabel 4.9Tabel Proporsi varians purposeful work pada setiap variabel bebas (independent variable)

Model RsquareR squarechange

Fchange

Change Statistics Sig. FChangedf 1 df 2

Adaptability ,017 ,017 2,869 1 163 ,092Involvement ,029 ,011 1,901 1 162 ,170Consistency ,032 ,003 ,473 1 161 ,492Mission ,060 ,028 4,848 1 160 ,029HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden

,075 ,015 2,595 1 159 ,109

Rasa Dukunganyang Berasal dariHal Transenden

,084 ,009 1,578 1 158 ,211

Keutuhan ,091 ,007 1,141 1 157 ,287Rasa TransendenDalam Diri

,091 ,000 ,000 1 156 ,988

Rasa Kagum ,118 ,027 4,750 1 155 ,031Rasa Besyukur ,127 ,009 2,244 1 154 ,018Belas Kasih ,128 ,001 ,107 1 153 ,744Kerinduan akansituasi transnden

,130 ,002 ,418 1 152 ,519

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diperoleh informasi proporsi varians setiap

variabel bebas (independent variable) sebagai berikut ini:

1. Variabel adaptability memiliki sumbangan sebesar 0,017 atau 1,7% terhadap

varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara

statistik nilai sig F Change = 0,092 (p > 0,05).

Page 80: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

67

2. Variabel involvement memiliki sumbangan sebesar 0,011 atau 1,1% terhadap

varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara

statistik nilai sig F Change = 0,170 (p > 0,05).

3. Variabel consistency memiliki sumbangan sebesar 0,003 atau 0,03% terhadap

varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara

statistik nilai sig F Change = 0,492 (p > 0,05).

4. Variabel mission memiliki sumbangan sebesar 0,028 atau 2,8% terhadap

varians purposeful work. Sumbangan tersebut signifikan karena secara statistik

nilai sig F Change = 0,029 (p < 0,05).

5. Variabel Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal Transenden memiliki

sumbangan sebesar 0,015 atau 1,5% terhadap varians purposefull work.

Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara statistik nilai sig F Change =

0,109 (p > 0,05).

6. Variabel Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden memiliki

sumbangan sebesar 0,009 atau 0,09% terhadap varians perilaku purposeful

work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara statistik nilai sig F

Change = 0,211 (p > 0,05).

7. Variabel keutuhan memiliki sumbangan sebesar 0,007 atau 0,07 % terhadap

varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara

statistik nilai sig F Change = 0,234 (p > 0,05).

Page 81: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

68

8. Variabel rasa transenden dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,000 atau 0%

terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan

karena secara statistik nilai sig F Change = 0,988 (p > 0,05).

9. Variabel rasa kagum dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,027 atau 2,7%

terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut signifikan

karena secara statistik nilai sig F Change = 0,031 (p < 0,05).

10. Variabel rasa bersyukur memiliki sumbangan sebesar 0,009 atau 0,09%

terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut signifikan

karena secara statistik nilai sig F Change = 0,18 (p < 0,05).

11. Variabel belas kasih dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,001 atau 0.01%

terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan

karena secara statistik nilai sig F Change = 0,744 (p > 0,05).

12. Variabel rasa transenden dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,002 atau

0,02% terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut tidak

signifikan karena secara statistik nilai sig F Change = 0,519 (p > 0,05).

Page 82: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

67

BAB 5

KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang hasil

penelitian, serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada

bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah “terdapat

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel budaya organisasi dan

spiritualitas terhadap purposeful work ". Namun jika dilihat berdasarkan uji hipotesis

minor yaitu dengan melihat nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas

(independent variable) maka hanya ada tiga variabel yang memiliki pengaruh yang

signifikan, yaitu hubungan individu dengan hal transenden, keutuhan dan rasa kagum.

Sementara itu, variabel lain yang pengaruhnya tidak signifikan adalah adaptability,

involvement, consistency, mission, rasa dukungan yang berasal dari hal transenden,

rasa transenden dalam diri, rasa bersyukur, belas kasih dan kerinduan akan situasi

transenden.

Jika dilihat berdasarkan sumbangan keseluruhan variabel bebas (independent

variable) dalam hal ini adalah adaptability, involvement, consistency, mission,

hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang Berasal

dari hal transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa

bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan situasi transenden terhadap variabel

Page 83: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

68

terikat (dependent variable) yaitu purposeful work memberikan sumbangan sebesar

13% dan sisanya 87% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain itu, hasil analisis proporsi

varians variabel bebas (independent variable) menunjukkan bahwa ada satu variabel

yang memiliki sumbangan secara signifikan yaitu, involvement. Sedangkan variabel

lain yang sumbangannya tidak signifikan adalah adaptability, consistency, mission,

hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal

dari hal transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa

bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan situasi transenden menunjukan

pengaruh yang tidak signifikan.

5.2 Diskusi

Penelitian ini berusaha untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan

sebelumnya, khususnya untuk mengetahui purposeful work megingat pentingnya

peran subjek sebagai penentu keberhasilan suatu instansi, tentu tidak lepas dari faktor

internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. Oleh karenanya penelitian ini

dilakukan untuk melihat pengaruh internal individu yaitu spiritualitas dan faktor

eksternal yaitu budaya organisasi terhadap purposeful work.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa hubungan

spiritualitas dengan hal transenden secara signifikan mempengaruhi purposeful work,

dengan arah koefisien regresi positif. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

bahwa hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden memiliki pengaruh

secara positif terhadap purposeful work. Hal tersebut diasumsikan bahwa individu

Page 84: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

69

yang memiliki hubungan spiritualitas dengan hal transenden individu tersebut

merasakan perasaan nyaman, individu merasakan kasih sayang yang diberikan oleh

tuhan terhadap dirinya. Hubungan transenden tersebut menyebabkan individu

terinspirasi dalam hidupnya. Perasaan tersebut memberikan arahan dalam hidup

sehingga individu memiliki tujuan dalam hidup diantaranya adalah tujuan pada saat

dia bekerja sehingga berpengaruh secara signifikan terhadap purposeful work.

Selanjutnya dalam penelitian ini variabel keutuhan yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap purposeful work, hasil ini sesuai dengan hipotes dalam penelitian

ini. keyakinan pada dirinya bahwa tuhan sudah mengatur segala sesuatu baik perihal

masalah dalam kehidupan dan pertolongan pertolongan tuhan dalam kehidupan

sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purposeful work. Hal tersebut

mengakibatkan individu merasa harus bekerja sesuai dengan purposeful work.

Selanjutnya, rasa kagum memiliki pengaruh secara negative dan signifikan

terhadap purposeful work. Yang berarti semakin tinggi rasa kagum individu maka

semakin rendah purposeful work. rasa kagum yang tinggi dimiliki oleh pegawai

menyebabkan purposeful work mereka rendah hal ini diasumsikan bahwa individu

yang memiliki rasa kagum tinggi selalu berkeinginan untuk mendekatkan diri dengan

tuhan, ingin selalu beribadah dimanapun dan kapanpun sehingga lalai dalam

memenuhi kewajibannya dalam bekerja. Yang mana seharusnya antara kewajiban

untuk mengejar akhirat dan duniawi harus seimbang. hal tersebut yang

mengakibatkan pegawai tersebut tidak memprioritaskan purposeful work mereka.

Page 85: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

70

Hasil dari analisis regresi juga mengungkapkan ada variabel yang tidak

memiliki pengaruh secara signifikan yaitu rasa dukungan yang berasal dari hal

transenden, rasa transenden dalam diri, rasa bersyukur, belas kasih, kerinduan akan

situasi transenden.

Selanjutnya adalah rasa bersyukur yang tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap purposeful work. Hal ini mungkin saja terjadi karena individu

masih menjadikan rasa bersyukur hanya dalam bentuk lisan saja belum memaknai

rasa bersyukur secara utuh dalam kehidupan sehari hari dan selalu ingin lebih dari apa

yang sudah didapatkan. Hal itu juga yang mungkin dapat membuat variabel belas

kasih tidak berpengaruh secara signifikan terhadap purposeful work dikarenakan

dalam praktiknya individu masih merasa belas kasih terhadap sesamanya hanya

sekedar formalitas atau hanya sekedar memunculkan kesan bahwa dirinya memiliki

belas kasih terhadap orang lain.

Selanjutnya yaitu rasa transenden dalam diri yang tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap purposeful work, hal ini diasumsikan bahwa pegawai belum

mencapai rasa transenden dalam diri dikarenakan rasa transenden dalam diri

merupakan puncak dari spiritualitas dimana individu akan mengalami pengalaman-

pengalaman penuh cinta, pengertian, kebahagiaan dan penuh syukur sehingga

individu berhasrat untuk melampaui kapasitas manusia itu sendiri hal tersebutlah

yang membuat rasa transenden dalam diri tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap purposeful work.

Page 86: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

71

Terakhir, variabel kerinduan akan situasi transenden diketahui tidak memiliki

pengaruh terhadap purposeful work. Berdasarkan hasil kategorisasi yang telah

dilakukan, dapat dilihat bahwa variabel ini memiliki skor rendah, yang berarti

sebagian besar pegawai sulit untuk mendapatkan ketenangan karena individu tersebut

tidak dekat dengan Tuhan dikarenakan kebanyakan individu hanya mempraktekan

ibadahnya untuk formalitas dan bukan karena Lillahi ta’ala. Hal inilah yang

memungkinkan variabel kerinduan akan situasi transenden tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap purposeful work.

Variabel adaptability yang ada pada budaya organisasi diketahui tidak memiliki

pengaruh secara langsung terhadap purposeful work. Walaupun dalam penelitian ini

variabel adaptability yang dimiliki oleh karyawan cukup tinggi namun tidak

menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dengan purposeful work.berdasarkan

hasil wawancara dengan pegawai organisasi hal tersbut bisa saja terjadi dikarenakan

walaupun pegawai memiliki tingikat adaptability yang tinggi, namun budaya

organisasi yang ada pada organisasi belum kuat sehingga membuat pegawai tidak

bisa menyelaraskan apa yang ada di organisasi dengan purposeful work mereka.

Selanjutnya adalah variabel involvement yang tidak signifikan mempengaruhi

purposeful work, dari hasil kategorisasi tingkat involvement menunjukan hasil yang

rendah, hal ini juga dapat menjelaskan mengapa variabel ini tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap purposeful work. Karena untuk mencapai purposeful work

diharapkan pegawai memiliki involvement yang tinggi dimana variabel ini mengarah

Page 87: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

72

kepada kemampuan individu untuk merasakan keterikatan dengan pegawai lainnya.

Oleh karenanya, dalam penelitian ini involvement tidak memiliki pegaruh secara

signifikan.

Selanjutnya dari variabel budaya organisasi yang tidak secara signifikan

mempengaruhi purposeful work adalah consistency. Walaupun pegawai memiliki

consistency yang tinggi namun variabel ini tidak signifikan mempengaruhi purposeful

work. Asumsi peneliti bahwa hasil yang ada, kemungkingan terjadi faking good

karena apa yang ada di organisasi pada saat peneliti melakukan pengambilan data

sering terjadinya kesalahpahaman antar unit kerja baik unit pusat maupun fakultas

sehingga hal tersebut bisa menjelaskan mengapa variabel tersebut tidak secara

berpengaruh secara signifikan.

Hasil penelitian yang terakhir, diketahui bahwa dimensi mission ini

menunjukan pengaruh yang negative namun tidak secara signifikan mempengaruhi,

hal ini mungkin saja terjadi dikarenakan rendahnya misi yang dimiliki oleh pegawai

organisasi. hal ini dapat menjelaskan mengapa variabel ini tidak signifikan karena

untuk mencapai purposeful work diharapkan individu memiliki hasil yang tinggi

untuk bisa menyelasarkan mission individu dengan organisasi tersebut.

Hasil penelitian yang menunjukan tidak adanya hasil yang signifikan dari

seluruh dimensi yang ada pada budaya organisasi bisa terjadi dikarenakan individu

merasa budaya organisasi yang ada bertolak belakang dengan budaya yang diyakini

oleh individu tersebut.

Page 88: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

73

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan dalam penelitian ini, ditemukan masih terdapat banyak

kekurangan di dalamnya. Untuk itu, dalam penelitian kali ini beberapa saran

diberikan untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya

yang terkait dengan penelitian serupa, yaitu saran metodologis dan saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari purposeful work

dijelaskan oleh semua independent variabel yaitu budaya organisasi dan

spiritualitas sebesar 13% sementara 87 % lainnya dipengaruhi oleh variabel lain

di luar penelitian ini. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk

mempertimbangkan dan menganalisis variabel lain.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian kali ini hanya berasal dari satu

organisasi. saran bagi penelitian selanjutnya agar dapat memperluas dan

memperbanyak jumlah sampel untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

Diharapkan dengan memperbanyak dan memperluas pengambilan sampel

membuat hasil yang didapat lebih komprehensif.

3. Penelitian ini hanya memiliki tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan

yaitu hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden, keutuhan dan rasa

kagum. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan variabel yang ada dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 89: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

74

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran praktis yang dapat diajukan

kepada pihak yang berkepentingan berkenaan dengan hasil daalam penelitian ini,

yaitu:

1. Rasa kagum memiliki hasil yang berpengeruh secara signifikan terhadap

purposeful work dengan arah koefisian negatif artinya semakin tinggi rasa kagum

maka semakin rendah purposeful work pegawai. Diharapkan kepada organisasi untuk

memberikan kajian-kajian tentang agama dan pemahaman agama yang dapat

menjadikan pegawai seimbang antara kewajiban untuk mengejar urusan dunia dan

kewajiban untuk mengejar urusan akhirat agar pegawai mendapatkan sarana untuk

meningkatkan spiritualitas. Bagi pegawai, seperti yang telah diketahui bahwa

spiritualitas dalam diri pegawai dapat memberikan keseimbangan dalam kehidupan

maka pegawai dapat memulai meningkatkan spiritualitas mereka dengan mengikuti

kegiatan keagamaan, dan kajian kajian yang sekarang banyak diselenggkarakan

dilingkungan sekitar untuk dapat semakin memperdalam agama, menambah wawasan

keagamaan dan memaknai agama yang dianut serta menjadi taat dalam beragama.

2. Hubungan individu dengan hal transenden dan keutuhan juga memiliki hasil

yang signifikan dan memiliki koefisien positif artinya semakin tinggi hubungan

spiritualitas individu dengan hal transenden dan keutuhan maka semakin tinggi pula

purposeful work pegawai. Bagi pegawai kedekatan atau hubungan pegawai dengan

agama dapat memperkuat aktivitas spiritualitas dan pengalaman transenden yang

dapat mengarahkan pegawai kepada purposeful work.

Page 90: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

75

3. Pada variabel budaya organisasi keseluruhan dimensi diketahui pengaruhnya

tidak signifikan terhadap purposeful work. Hal ini dapat terjadi dikarenakan budaya

yang ada dalam organisasi belum sepenuhnya dimengerti oleh pegawai. Organisasi

diharapkan mampu untuk memberikan pemahaman tentang budaya yang ada di

organisasi sehingga seluruh pegawai bisa mengimplementasikannya kedalam perilaku

dalam bekerja. Hasilnya pegawai bisa membantu menjalankan tugas atau pekerjaan

dengan baik untuk membantu organisasi mencapai visi dan misinya.

Page 91: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ma’ruf. (2014), Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Jakarta :Aswaja Pressindo. 43

Ashmos, D. P., and Duchon, D. (2000). Spirituality at work: A conceptualization andmeasure. Journal of Management Inquiry, 9(2), 134-145. Journal of Business &Economics Research – August, 2009 Volume 7, Number 8 46.

Barrick M.R, Mount M.K & Li N. (2013). The theory of purposeful work behavior:The role of personality, high-order goals, and job characteristics. Academy ofmanagement review,38(1), 132-153. http://dx.doi.org/20/5465/amr/2010/0479.

BBC Indonesia (2018) Berulang kali diancam sanksi, banyak PNS tetap bolos usailibur tahun baru. 2018. Diunduh pada tanggal 23 November 2018 darihttp://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42541120.

Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A. (2008). Pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan& budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan serta dampaknya padakinerja perusahaan (studi kasus pada PT. PEI HAI international wiratamaIndonesia). Jurnal manajemen & kewirausahaan. 2(10), 124-135.

David N. Elkins dkk. (1988). Toward a Humanistic-phenomenological spirituality:Definition, description and measurement. Journal of Humanistic Psychology.28 (4), 5-18

Denison, Daniel. R and Neil, William, S (1999). Denison Organizational CultureSurvey, Facilitator Guide, Denison Consulting, LLC, Washington.

Firdaus, M.A. (2012). Metode penelitian. Tangerang Selatan: Jelajah Nusa

George D (2015) Imperative’s Arthur woods: Finding purpose at work. 2015.diunduh pada tanggal 27 November 2017, darihttps://blog.bonus.ly/imperatives-arthur-woods-on-finding-purpose-at-work/

Hays (2017) Employees want to feel a sense of purpose at work. 2017. Diunduh padatanggal 28 November 2017, dari https://www.hays.cn/en/press-releases/HAYS_1387246

Kahn, W. A. (1990) Psychological conditions of personal engagement anddisengagement at work. Academy of Management Journal, 33(4), 692-724.

Karakas, F. (2010) Spirituality and performance in organizations : A literaturereview. Journal of Bussiness Etics, 94;89-106. DOI:10.1007/s10051-009-0251-5.

Page 92: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

76

McKnight, P.E., dan Kashdan, T.B. (2009). Purpose in life as a system that createsand sustains health and well-being: An integrative, testable theory. Manuscriptunder review, 242-251. DOI: 10.1037/a0017152.

Milliman, John, Czaplewski, Andrew J., Ferguson, Jeffery. (2003). Workplacespirituality and employee work attitudes. Journal of Organizational ChangeManagement, 16(4), 426-447. DOI: 10.1108/09534810310484172.

Munawaroh, Munjiati. (2005). Analisis Pengaruh Kualitas Jasa terhadap KepuasanPada Industri Pendidikan di Yogyakarta. Jurnal Siasat Bisnis. Edisi No. 5 Vol.2. Tahun 2005. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pontefract, D. (2016). The Purpose Effect Building Meaning In Yourself, Your Roleand Your Organization. Idaho. Elevate.

Qomariah N. (2012). Pengaruh kualitas layanan dan citra institusi terhadap kepuasandan loyalitas pelanggan(Studi pada universitas Muhammadiyah di jawa timur).Jurnal aplikasi manajemen, 10(1), 177-187.

Quinn R E (2015). The positive organization. Oakland: Brett Kohler Publisher Inc.

Shahzad F, Iqbal Z, Gulzar M. (2014). Impact of organizational culture onemployees’ job performance: An empirical study of software houses inPakistan. Inetrantional Journal of Commerce and management, 24(3), 219-227.

Syaikhu N (2008) Menakar kembali kinerja pegawai. 2008. Diunduh pada tanggal 23November 2018 dari http://www.uinjkt.ac.id/id/menakar-kembali-kinerja-pegawai/

Tischler L, Biberman J, McKeage R. (2002). Linking emotional intelligence,spirituality and workplace performance. Journal of Managerial Psychologi,17(3), 203-218. DOI: 10.1108/02683940210423114.

Underwood L, Teresi J. (2002). The daily spiritual experience scale: development,theoretical description, reliability, exploratory factor analysis, and preliminaryconstruct validity using health-related data. The Society of BehavioralMedicine, 24(1), 22-33.

Wrzesniewski A, McAuley C, Rozin P, Schwartz., et al. (1997). Jobs, Careers, andCallings: People's Relations to Their Work. journal of research in personality,31, 21-33.

Yeager, D. S., & Bundick, M. J. (2009). The Role Of Purposeful Work Goals InPromoting Meaning In Life And In Schoolwork During Adolescence. Journalof Adolescent Research, 24(4), 423-452.

Page 93: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

77

Lampiran 1

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 94: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

78

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Kepada

Yth.,

Responden Penelitian

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera, semoga Bapak/Ibu/Saudara/I selalu berada dalam perlindungan Allah SWT.

Perkenalkan saya Ryandaru Baskoro, mahasiswi fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada saat ini sedang melakukan penelitian, dalam rangka penyusunan

skripsi untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 (S1).

Bersama dengan hal ini, saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi responden

penelitian ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini berisikan sekumpulan

pernyataan yang harus dijawab sesuai dengan apa yang Saudara rasakan atau Saudara alami.

Saudara dapat mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian yang telah

diberikan. Pada kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun data dan

informasi yang Saudari berikan, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja dan

dijamin kerahasiaannya. Mohon benar-benar jujur, jawaban Saudara sepenuhnya rahasia

dan akan dapat digunakan hanya jika Saudara menjawab secara akurat.

Bersedianya Saudara dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini merupakan

bantuan yang amat besar bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan

terima kasih.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Hormat Saya,

Ryandaru Baskoro

Page 95: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

79

DATA RESPONDEN

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Fakultas / Jurusan

Posisi / Jabatan :

Tingkat pendidikan terakhir [Pilih1] : SMA / Sederajat D1 / D2 / D3 D4 / S1

Status pernikahan : Menikah Belum Menikah

No. Hp :

Menyatakan bersedia untuk mengisi kuesioner ini.

, April 2018

TTD

Page 96: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

80

SKALA 1

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakahpernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda silang (X)pada angka yang tersedia. Semakin ke kanan angka, Anda merasa semakin setuju ataumengalami keadaan seperti pada pernyataan yang ada di kanan. Sebaliknya, semakin kekiri angka yang Anda isi, Anda merasa semakin setuju atau mengalami keadaan sepertipada pernyataan yang ada di kiri. Perhatikan kembali jawaban anda, jangan sampai adayang tidak terisi atau lebih dari satu jawaban dalam satu pernyataan.

Contoh

NO PERNYATAAN SKALA PERNYATAAN

1 Saya adalah orang yangtidak menyenangkan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya adalah orang yangmenyenangkan

Dengan pengisian seperti contoh tersebut, artinya Anda sangat setuju bahwa Anda adalahorang yang menyenangkan.

NO PERNYATAAN SKALA PERNYATAAN

1 Saya bekerja hanya untukmendapatkan uang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya bekerja tidak hanya untukmendapatkan uang tetapi untuksebuah tujuan yang lebih tinggi(mengabdi, Panggilan hati,mencari ridho)

2 Saya merasa pekerjaan sayatidak bermakna

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya merasa pekerjaan sayamemiliki makna

3 Saya tidak dapat merasakanadanya tujuan bersama diorganisasi ini dalam bekerja

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya sangat merasakan adanyatujuan bersama di organisasi inidalam bekerja

4 Saya hanya melakukansebuah pekerjaan yangdiperitahkan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pekerjaan yang saya lakukanmerupakan hal yang saya sukai

5 Saya tidak mendapatkantimbal balik yang bermaknadari pekerjaan saya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya mendapatkan timbal balikyang bermakna dari pekerjaansaya

Page 97: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

81

SKALA 2

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakahpernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda silang (X)pada kotak yang tersedia. Semakin ke kanan kotak, Anda merasa semakin setuju ataumengalami keadaan seperti pada pernyataan yang ada. Sebaliknya, semakin ke kiri kotakyang Anda isi, Anda semakin merasa tidak sama sekali setuju atau mengalami keadaanseperti pada pernyataan yang ada. Perhatikan kembali jawaban anda, jangan sampai adayang tidak terisi atau lebih dari satu jawaban dalam satu kolom. Keterangan pilihanjawaban adalah sebagai berikut :

TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju

S : Setuju SS : Sangat Setuju

Contoh

NO PERNYATAAN TS KS S SS

1 Saya adalah orang yang menyenangkan. X

Dengan pengisian seperti contoh tersebut, artinya Anda setuju bahwa Anda adalah orangyang menyenangkan.

NO ITEM TS KS S SS

1 Organisasi saya mampu membuat keputusan ketikamendapatkan informasi yang baik

2 Jika ada informasi terbaru maka akan segera tersebarsebar secara luas sehingga setiap orang di dalamorganisasi dapat memperoleh informasi yang diperlukan.

3 Setiap orang di dalam organisasi yakin bahwa merekadapat memberikan dampak yang positif bagi organisasi

4 Saya merasa bekerja layaknya seperti bagian dari satu timkerja

5 Dalam organisasi ini koordinasi dan kontrol kerja lebihbergantung pada hubungan satu arah (dalam satu divisi)

6 Kerja sama merupakan pondasi utama dalam organisasiini

Page 98: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

82

7 Organisasi ini terus meningkat dibandingkan denganpesaing lainnya

8 Organisasi ini terus menerus berinvestasi untukmeningkatkan keterampilan karyawan

9 Kemampuan saya dipandang sebagai sumber utamakeunggulan kompetitif organisasi

10 Saya merasa atasan saya mampu mempraktekkan apayang mereka ajarkan

11 Organisasi ini memiliki nilai-nilai yang jelas dankonsisten yang mengarahkan saya dalam bekerja

12 Organisasi ini memiliki kode etik yang mengatur perilakubaik itu apa yang boleh dan tidak boleh saya lakukan

13 Saat perselisihan terjadi, saya berusaha keras untukmencapai solusi yang menguntungkan kedua belah pihakdalam perselisihan

14 Saya mampu untuk mencapai solusi pada masalah yangsulit saat bekerja

15 Saya merasa sulit mencapai kesepakatan dalammendiskusikan hal-hal penting dalam organisasi ini

16 Antar unit didalam organisasi ini sering bertukarinformasi tentang pengalaman mereka

17 Sangat mudah untuk mengkoordinasikan proyek-proyekdi seluruh unit fungsional dalam organisasi ini

18 Terdapat keselarasan tujuan di dalam organisasi ini

19 organisasi ini sangat responsif dan dapat beradaptasidengan baik.

20 Organisasi ini merespon dengan baik setiap perubahanyang terjadi dalam lingkungan bisnis

21 Organisasi ini terus mengadopsi cara-cara baru dan lebihbaik dalam melakukan pekerjaan

22 Kritik dan saran masyarakat sebagai pelanggan seringmenyebabkan perubahan pada organisasi ini

23 Masukan dari pelanggan(mahasiswa, karyawan) secaralangsung mempengaruhi keputusan organisasi ini

24 Kepentingan pelanggan(mahasiswa, karyawan) sering

Page 99: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

83

diabaikan dalam pengambilan keputusan perusahaan

25 Organisasi ini melihat kegagalan sebagai kesempatanuntuk belajar dan maju

26 Organisasi ini mendorong karyawan untuk berani danmemberikan penghargaan kepada karyawan yangmemberikan kinerja terbaik.

27 Organisasi ini selalu mengkoordinasikan segala tindakandan upaya pada seluruh divisi lain yang ada padaorganisasi ini

28 Organisasi ini memiliki tujuan dan arah jangka panjang

29 Organisasi ini memiliki misi yang jelas yang memberikanmakna dan tujuan dalam bekerja

30 Organisasi ini mempunyai strategi yang jelas untuk masadepan

31 Ada kesepakatan tentang tujuan organisasi

32 Pemimpin pada instansi ini menetapkan tujuan yangambisius, tetapi tetap realistis

33 Pimpinan telah menyatakan dengan jelas tujuan yangakan dicapai oleh perusahaan

34 Kami memiliki visi terhadap organisasi ini di masa depan

35 Pemimpin di instansi ini memiliki sudut pandang jangkaPanjang

36 Visi perusahaan menciptakan kegairahan dan motivasibagi karyawan dalam bekerja

Page 100: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

84

SKALA 3

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakahpernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda silang (X)pada kotak yang tersedia. Semakin ke kanan kotak, Anda merasa semakin setuju ataumengalami keadaan seperti pada pernyataan yang ada. Sebaliknya, semakin ke kiri kotakyang Anda isi, Anda semakin merasa tidak sama sekali setuju atau mengalami keadaanseperti pada pernyataan yang ada. Perhatikan kembali jawaban anda, jangan sampai adayang tidak terisi atau lebih dari satu jawaban dalam satu kolom. Keterangan pilihanjawaban adalah sebagai berikut :

TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju

S : Setuju SS : Sangat Setuju

Contoh

NO PERNYATAAN TS KS S SS

1 Saya adalah orang yang menyenangkan. X

Dengan pengisian seperti contoh tersebut, artinya Anda setuju bahwa Anda adalah orangyang menyenangkan.

NO ITEM STS TS S SS

1 Saya merasakan kehadiran Tuhan.

2 Saya merasakan suatu hubungan yang baik dengan seluruhdimensi kehidupan

3 Saya menemukan kekuatan dan keteguhan dari sisi spiritualkeagamaan yang saya anut

4 Saya merasakan kenikmatan atan kenyamanan dalam sisi sprtualkeagamaan yang saya anut.

5 Saya merasakan berkah dan kasih saying (cinta) tuhan secaralangsung kepada saya

6 Saya merasakan kedamaian dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari

7 Saya merasakan bimbingan dan petunjuk Tuhan dalam kegiatansehari-hari.

8 Saya selalu berdoa kepada Tuhan setiap melakukan kegiatan

Page 101: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

85

sehari-hari.

9 Saya merasakan kedamaian dan harmoni dalam kehidupan

10 Selama beribadah dan berhubungan dengan Tuhan, sayamerasakan suatu ketenangan (kebahagiaan yang dapat memberikansolusi dari persoalan kehidupan sehari-hari.

11 Saya merasakan keagungan Tuhan melalui keindahan ciptaannya.

12 Saya bersyukur dengan keberkahan dan keberuntungan yang sayadapatkan.

13 Saya peduli terhadap orang lain, tanpa mengharapkan balasan darimereka (tanpa pamrih)

14 Saya menerima keberadaan orang lain meskipun menurut saya diatelah melakukan kesalahan.

15 Saya selalu ingin dekat dengan tuhan dalam berbagai situasi dankeadaan.

16 Menurut hati dan pikiran anda seberapa dekatkan anda denanTuhan dalam kehidupan sehari hari

17 Saya selalu berusaha jujur karena saya yakin tuhan mahamengetahui

18 Setiap saat saya selalu ingat tuhan

19 Saat saya terpuruk saya berdoa kepada tuhan

20 Saat saya mendapatkan rezeki yang melimpah saya selalu merasarezeki ini berasal dari tuhan

21 Saya ingat kepada tuhan hanya ketika saya sedang stress, terpurukataupun depresi.

22 Dalam kegiatan sehari-hari saya menjalaninya untuk mencari ridhotuhan

23 Saya merasa tuhan selalu Bersama saya kapanpun dan dimanapun

24 Saya percaya bahwa seluruh keindahan alam semesta berasal darituhan

25 Saya bersyukur diberikan indera penglihatan sehingga bisa melihatkeindahan

26 Tuhan selalu membuat saya tergkagum dengan apa yangdiciptakannya

27 Saya bersyukur dengan keberuntungan yang saya

Page 102: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

86

28 Saya selalu melihat segala sesuatu dari sisi positif

29 Saya selalu bersyukur dengan apa yang ada pada diri saya

30 Saya suka membantu orang lain yang kesusahan

31 Saya tidak pernah mengharapkan imbalan saat membantu oranglain

32 Saya membantu orang lain untuk mendapatkan ridhonya

33 Saya selalu menghormati orang lain baik yang lebih tua dari sayamaupun lebih muda

34 Saya selalu memaafkan oranglain yang berbuat salah kepada saya

35 Saya suka menolong orang lain

36 Saya selalu tepat waktu saat beribadah

37 Saya berdoa agar saya merasa dekat dengan tuhan

Mohon diperiksa kembali untuk memastikan semua pernyataan sudah ditanggapi

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I

Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang melimpah

Page 103: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

87

Lampiran 3

HASIL UJI VALIDITAS CFA PURPOSEFUL WORK

UJI VALIDITAS KONSTRUK PURPOSEFULDA NI=5 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5PM SY FI=PURPOSEFUL.CORMO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKPURPOSEFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1fr td 4 1 td 5 2PDOU SS TV MI

Page 104: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

88

Lampiran 4

HASIL UJI VALIDITAS BUDAYA ORGANISASI

1. Adaptability

UJI VALIDITAS KONSTRUK ADAPTASIDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM7 ITEM9PM SY FI=ADAPTASI.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYAFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 3 1 TD 5 4 TD 9 8 TD 8 6 TD 4 3 TD 4 1 TD 3 2 TD 2 1 TD 6 5 TD 8 4TD 5 1PDOU SS TV MI

Page 105: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

89

2. Consistency

UJI VALIDITAS KONSTRUK KONSISTENSIDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9PM SY FI=KONSISTENSI.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYAFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 9 8 TD 5 4 TD 9 1 TD 3 2 TD 2 1 TD 3 1 TD 6 5 TD 5 3 TD 4 3FR TD 6 2 TD 9 3 TD 6 4 TD 7 4 TD 8 2 TD 7 3 TD 4 2PDOU SS TV MI

Page 106: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

90

3. MISSION

UJI VALIDITAS KONSTRUK MISSIONDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM7 ITEM9PM SY FI=MISI.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYAFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 2 1 TD 3 2 TD 9 7 TD 6 5 TD 7 6 TD 5 1 TD 3 1 TD 9 1 TD 8 4PDOU SS TV MI

Page 107: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

91

4. Involvement

UJI VALIDITAS KONSTRUK INVOLVEMENTDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9PM SY FI=INVOLVEMENT.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYA ORGANISASIFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 2 1 TD 9 2 TD 7 1 TD 7 5 TD 8 7 TD 9 3 TD 8 5 TD 9 8 TD 5 1FR TD 7 6 TD 7 4 TD 8 3 TD 6 4PDOU SS TV MI

Page 108: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

92

Lampiran 5

HASIL UJI VALIDITAS CFA SPIRITUALITAS

1. Hubungan Spiritual Individu dengan Hal Transenden

1.UJI VALIDITAS KONSTRUK S1DA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S1-.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 2 1PDOU SS TV MI

Page 109: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

93

2. Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden

2.UJI VALIDITAS KONSTRUK S2DA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S2-.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 4 2PDOU SS TV MI

Page 110: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

94

3. Keutuhan

3.UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S3.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 3 2PDOU SS TV MI

Page 111: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

95

4. Rasa Transenden Dalam Diri

4.UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S4FIX.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 2 1PDOU SS TV MI

Page 112: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

96

5. Rasa Kagum

1.

5.

UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=s5.corMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1fr td 3 1PDOU SS TV MI

Page 113: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

97

6. Rasa Bersyukur

6.UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S6.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 3 2PDOU SS TV MI

Page 114: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

98

7. Belas Kasih

1.UJI VALIDITAS KONSTRUK S7DA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S7.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1fr td 2 1PDOU SS TV MI

Page 115: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

99

8. Kerinduan Akan Situasi Transenden

9.UJI VALIDITAS KONSTRUK S9-DA NI=5 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5PM SY FI=S9-.CORMO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKJUDUL DVFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1FR TD 5 2 TD 4 1 td 5 1PDOU SS TV MI

Page 116: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

100

Lampiran 6

OUTPUT SPSS

Deskripsi Statistik Penelitian

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Purpose 165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125

Consistency 165 58,62 14,35 72,97 50,0000 9,49553

Adaptability 165 59,93 13,82 73,75 50,0000 9,08405

Involvement 165 55,60 18,54 74,14 50,0000 9,00255

Mission 165 55,73 14,56 70,29 50,0000 9,64147HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden

165 35,88 25,22 61,10 50,0000 9,99501

Rasa Dukunganyang Berasaldari HalTransenden

165 36,75 23,88 60,63 50,0000 9,41706

Keutuhan 165 23,13 36,70 59,83 50,0000 8,88522Rasa TransendenDalam Diri 165 34,18 26,96 61,14 50,0000 9,28946

Rasa Kagum 165 38,90 20,88 59,78 50,0000 9,72849Rasa Besyukur 165 27,41 32,45 59,86 50,0000 8,77248Belas Kasih 165 25,75 36,49 62,24 50,0000 9,43921Kerinduan akansituasi transnden 165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125

Valid N

(listwise)165

Page 117: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

101

Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

VariabelFrekuensi

Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)Purposeful Work 26 16,4 138 83,6 0 0Adaptability 19 11,5 127 77,0 19 11,5Involvement 17 10,3 126 76,4 22 13,3Consistency 16 9,7 130 78,8 19 11,5Mission 18 10,9 124 75,2 23 13,9Hubungan Spiritualitas Individudengan Hal Transenden 6 3,6 90 54,5 69 41,8

Rasa Dukungan yang Berasaldari Hal Transenden

49 29,7 60 36,4 56 33,9

Keutuhan 25 15,2 103 62,4 37 22,4Rasa Transenden Dalam Diri 5 3,0 121 73,3 39 23,6Rasa Kagum 61 37,0 46 27,9 58 35,2Rasa Besyukur 55 33,3 51 30,9 59 35,8Belas Kasih 12 7,3 153 92,7 0 0Kerinduan akan situasi transnden 2 1,2 114 69,2 49 29,7

Tabel R Square

Mode R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 ,361a ,130 ,062 9,30119

Tabel Anova

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 1968,344 12 164,029 1,896 ,039Residual 13149,831 152 86,512

Total 15118,174 164

a. Dependent Variable: Purposeful workb. Predictors: (Constant), adaptability, involvement, consistency, mission, HUBUNGAN

SPIRITUALITAS INDIVIDU DENGAN HAL TRANSENDEN, RASA DUKUNGAN YANGBERASAL DARI HAL TRANSENDEN, KEUTUHAN, RASA TRANSENDEN DALAMDIRI, RASA KAGUM, RASA BERSYUKUR, BELAS KASIH, KERINDUAN AKANSITUASI TRANSENDEN.

Page 118: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

102

Tabel Koefisien Regresi Independent Variable (IV) Terhadap Dependent Variable (DV)

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.B

Std.Error

Beta

1 (Constant) 36,328 8,298 4,378 ,000Adaptability ,113 ,119 ,112 ,953 ,342Involvement ,099 ,118 ,094 ,841 ,402Consistency ,149 ,115 ,140 1,296 ,197Mission -,171 ,106 -,172 -1,611 ,109Hubungan SpiritualitasIndividu dengan HalTransenden

,239 ,115 ,249 2,086 ,039

Rasa Dukungan yangBerasal dari HalTransenden

-,219 ,145 -,215 -1,513 ,132

Keutuhan ,290 ,145 ,268 2,004 ,047Rasa Transenden DalamDiri ,185 ,144 ,179 1,281 ,202

Rasa Kagum -,251 ,121 -,255 -2,084 ,039Rasa Besyukur -,154 ,125 -,140 -1,234 ,219Belas Kasih ,058 ,135 ,036 ,433 ,666Kerinduan akan situasitransnden -,065 ,101 -,064 -,647 ,519

Page 119: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48926... · 2019-12-26 · Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan

103

Tabel Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable (IV)

Model RsquareR squarechange

Fchange

Change StatisticsSig. F

Changedf 1 df 2

Adaptability ,017 ,017 2,869 1 163 ,092Involvement ,029 ,011 1,901 1 162 ,170Consistency ,032 ,003 ,473 1 161 ,492Mission ,060 ,028 4,848 1 160 ,029HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden

,075 ,015 2,595 1 159 ,109

Rasa Dukunganyang Berasal dariHal Transenden

,084 ,009 1,578 1 158 ,211

Keutuhan ,091 ,007 1,141 1 157 ,287Rasa TransendenDalam Diri ,091 ,000 ,000 1 156 ,988

Rasa Kagum ,118 ,027 4,750 1 155 ,031Rasa Besyukur ,127 ,009 2,244 1 154 ,018Belas Kasih ,128 ,001 ,107 1 153 ,744Kerinduan akansituasi transnden ,130 ,002 ,418 1 152 ,519