pengaruh budaya organisasi dan spiritualitas...
TRANSCRIPT
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITASTERHADAP PURPOSEFUL WORK
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh :Ryandaru Baskoro Usman
11140700000155
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1440 H/2018 M
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SPIRITUALITASTERHADAP PURPOSEFUL WORK
SkripsiDiajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi
Oleh:Ryandaru Baskoro Usman
11140700000155
Pembimbing
Liany Luzvinda, M.SiNIP. 19780216 200710 2 001
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1440 H/2018 M
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Baik menjadi orang penting, tetapi jauh leih penting
menjadi orang baik.”
-Jendral Hoegeng-
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dankeluarga yang saya sayangi dan cintai, serta sahabat-sahabat
yang saya hargai dan banggakan
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaB) September 2018C) Ryandaru Baskoro UsmanD) pengaruh Budaya Organisasi dan Spiritualitas Terhadap Purposeful WorkE) xiv + 113 halaman + lampiranF) Fenomena rendahnya kinerja pegawai negeri sipil sering terjadi dikarenakan
pegawai tidak memiliki purposeful work. Penelitian ini bertujuan untuk mengujipengaruh budaya organisasi organisasi (involvement, consistency, adaptabilitydan mission) dan spiritualitas (hubungan individu dengan hal transenden, rasadukungan yang berasa dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri,rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan transenden)terhadap purposeful work. Mencari tahu seberapa besar sumbangan dari budayaorganisasi dan spiritualitas terhadap purposeful work.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai, dengan sampel sebanyak165 pegawai. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasiladaptasi dari alat ukur purposeful work yang dikembangkan oleh Quinn R.E,Denison organization culture scale (DOCS) oleh Daniel R Denison dan Carl F.Fey dan, dan alat ukur spiritualitas yang dikembangkan oleh Underwood, L.G.dan Teresi, J. Uji analisis yang dilakukan adalah Confirmatory Factor Analysis(CFA) dan uji regresi berganda.
Hasil menunjukkan bahwa budaya organisasi dan spiritualitas terhadappurposeful work berpengaruh sebesar 13% sementara 87% lainnya dipengaruhioleh faktor lain diluar penelitian ini. Spiritualitas yang berpengaruh secarasignifikan adalah rasa kagum dengan koefisien negatif dan hubungan individudengan hal transenden serta rasa bersyukur yang memiliki pengaruh secarasignifikan dengan koefisien positif. Sedangkan variabel lainnya yang tidakberpengaruh secara signifikan adalah rasa dukungan yang berasal dari haltransenden, rasa transenden dalam diri, rasa bersyukur, belas kasih dankerinduan akan situasi transenden, adaptability, involvement, consistency,mission.
Kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-samavariabel buadya organisasi dan spiritualitas terhadap purposeful work. Namunjika dilihat berdasarkan nilai koefisien regresi variabel bebas maka hanya adatiga variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu hubungan individudengan hal transenden, keutuhan dan rasa kagum. Variabel lainnya yang tidakberpengaruh secara signifikan adalah adaptability, involvement, consistency,mission, rasa dukungan yang berasal dari hal transenden, rasa transenden dalamdiri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, dan kerinduan akantransenden. Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisamenambahkan atau memperbanyak jumlah sampel dan bisa membuat itemspiritualitas yang baru,
G) Bahan bacaan : 17 jurnal + 4 buku + 5 web internet
ABxSTRACT
A) Faculty of Psychology University Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaB) September 2018C) Ryandaru Baskoro UsmanD) Effect of Organizational Culture, and spirituality on purposeful workE) xiv 113 pages+Attachment
The phenomenon of low performance of civil servants often occursbecause employees have no purposeful work. This study aims to examine theinfluence of organizational culture and spirituality on purposeful work and findout how much the contribution of organizational culture and spirituality topurposeful work
The population in this study were employees, with a sample of 165employees. The measuring instrument used in this study is the result of anadaptation of the purposeful work measurement tool developed by Quinn R.E,the Denison organization culture scale (DOCS) by Daniel R Denison and CarlF. Fey and, and a spirituality measuring tool developed by Underwood, L.G.and Teresi, J. The analysis test carried out is Confirmatory Factor Analysis(CFA) and multiple regression tests.
The results show that organizational culture and spirituality towardspurposeful work have an effect of 13% while the other 87% are influenced byother factors outside this research. Spirituality that has a significant influence isa sense of awe with negative coefficients and an individual's relationship withtranscendence and a sense of gratitude that has a significant influence with apositive coefficient. While other variables that have no significant effect are asense of support that comes from transcendence, a sense of transcendence inself, gratitude, compassion and longing for a transcendent, adaptability,involvement, consistency, mission situation.
The conclusion is that there is a significant influence together with thevariables of organization and spirituality on purposeful work. However, if it isseen based on the regression coefficient value of the independent variable, thereare only three variables that significantly influence the individual's relationshipwith transcendence, wholeness and awe. Other variables that have nosignificant effect are adaptability, involvement, consistency, mission, a sense ofsupport that comes from transcendence, a sense of self-transcendence, awe,gratitude, sincerity, compassion, and longing for transcendence. Researchers'suggestions for further research are expected to add or increase the number ofsamples and can create new spirituality items,
F) References:17 journal + 4 books + 5 web internet
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirrahim
Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
segala rahmat dan berkah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Budaya Organisasi dan Spiritulitas terhadap Purposeful Work”.
Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput dari berbagai bantuan pihak
luar. Oleh karena itu izinkanlah peneliti mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang Insya
Allah tiada henti berusaha menciptakan lulusan-lulusan Fakultas Psikologi yang
semakin baik dan berkualitas.
2. Ibu Liany Luzvinda, M.Si. dosen pembimbing yang dengan kesabarannya
membimbing, mengarahkan, dan memberikan ilmu, nasihat serta saran dalam
proses penelitian ini. Terima kasih telah meluangkan waktu di sela-sela
kesibukan untuk memberikan masukan yang sangat berarti.
3. Ibu Mulia Sari Dewi, M.si., Psi dosen pembimbing akademik kelas F2014,
yang telah memberikan arahan dan motivasi selama peneliti menempuh studi di
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan,
semga Allah SWT memberikan berlipat-lipat pahala atas amal yang diberikan.
5. Kedua orang tua saya, yang selalu bersabar, percaya, mendukung dan
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini baik dari segi moril, emosional,
spritual, maupun finansial dan segala yang telah kalian berikan untuk peneliti.
6. Teman-teman angkatan 2014. Terima kasih untuk semua yang telah kalian
berikan kepada penulis, khususnya motivasi untuk menyelesaikan penelitian
ini.
7. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun telah
banyak berperan serta dalam proses penelitian ini.
Semoga segala dukungan dan bantuan semuanya mendapatkan berkah dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, selain itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
diharapkan sebagai bahan penyempurnaan penelitian ini.
Jakarta, September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. .iiMOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iiiABSTRAK............................................................................................................. ivABSTRACT ........................................................................................................... vKATA PENGANTAR .......................................................................................... viDAFTAR ISI ........................................................................................................ viDAFTAR TABEL................................................................................................. ixDAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xBAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar belakang masalah........................................................................... 11.2 Pembatasan masalah .............................................................................. 51.3 Perumusan masalah................................................................................. 61.4 Tujuan dan manfaat penelitian................................................................ 7
1.3.1 Tujuan penelitian............................................................................ 71.3.2 Manfaat penelitian.......................................................................... 7
BAB 2 LANDASAN TEORI...................................................................................2.1 Purposeful Work ..................................................................................... 8
2.1.1 Definisi purposeful work ............................................................... 82.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi purposeful work .................... 92.1.3 Pengukuran purposeful work ....................................................... 11
2.2 Budaya organisasi ................................................................................. 112.2.1 Definisi budaya organisasi ........................................................... 112.2.2 Dimensi budaya organisasi .......................................................... 122.2.3 Pengukuran budaya organisasi..................................................... 14
2.3 Spiritualitas ........................................................................................... 152.3.1 Definisi Spiritualitas .................................................................... 152.3.2 Dimensi spiritualitas .................................................................... 162.3.2 Pengukuran spiritualitas ............................................................... 17
2.4 Kerangka Berpikir................................................................................. 182.4.1 Pengaruh budaya organisasi terhadap purposeful work ............... 192.4.2 Pengaruh spiritualitas terhadap purposeful work ......................... 202.4.3 Pengaruh budaya organisasi, dan spiritualitasterhadap purposeful work...................................................................... 21
2.6 Hipotesis penelitian ............................................................................... 22
BAB 3 METODE PENELITIAN ...........................................................................3.1 Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel............................... 233.2 Variabel Penelitian................................................................................ 243.3 Definisi Operasional variabel................................................................ 243.4 Pengumpulan Data ................................................................................ 26
3.4.1 Teknik pengumpulan data ............................................................ 273.4.2 Instrumen pengumpulan data ....................................................... 28
3.5 Uji validitas konstruk ............................................................................ 313.5.1 Uji validitas konstruk purposeful work........................................ 313.5.2 Uji validitas konstruk budaya organisasi ..................................... 333.5.3 Uji validitas konstruk spiritualitas ............................................... 39
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 493.7 Teknik Analisis Data................................................................ …… 51
BAB 4 HASIL dan ANALISIS DATA...................................................................4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...................................................... 524.2 Analisis Deskriptif Statistik dan Skor Variabel Penelitian .................... 53
4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian ........................................... 544.3 Uji Hipotesis Penelitian.......................................................................... 59
4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian .............................................. 594.3.2 Pengujian proporsi varians masing-masing variabel ................... 66
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI dan SARAN ...................................................5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 675.2 Diskusi ................................................................................................... 685.3 Saran....................................................................................................... 73
5.3.1 Saran teoritis ................................................................................ 735.3.2 Saran Praktis ................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75LAMPIRAN ......................................................................................................... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Skala Purposeful Work ...................................................... 29Tabel 3.2 Blue Print Skala Budaya Organisasi ................................................... 30Tabel 3.3 Blue Print Skala Spiritualitas ............................................................. 32Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Purposeful work.................................................. 35Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Adaptability ........................................................ 37Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Involvement......................................................... 38Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Consistency......................................................... 39Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Mission ............................................................... 40Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Hubungan Spiritual Individu dengan HalTransenden............................................................................................................. 42Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Rasa Dukungan yang Berasal dari HalTransenden............................................................................................................. 43Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Keutuhan............................................................. 44Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Rasa Transenden dalam Diri .............................. 45Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Rasa Kagum........................................................ 46Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Rasa Bersyukur................................................... 47Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Ikhlas .................................................................. 48Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Belas Kasih......................................................... 49Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Kerinduan Akan Situasi Transenden .................. 51Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin .................... 57Tabel 4.2 Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................. 59Tabel 4.3 Norma Skor ......................................................................................... 60Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................ 61Tabel 4.5 Tabel R-Square.................................................................................... 64Tabel 4.6 Tabel Anova ........................................................................................ 66Tabel 4.7 Koefisien Regresi ................................................................................ 67Tabel 4.8 Proporsi Varians untuk Masing-Masing Variabel ............................... 72
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenomena rendahnya kinerja pegawai negeri sipil terutama di organisasi lembaga
negara menjadi kasus yang sering menjadi perhatian masyarakat, selama 2017
saja terdapat puluhan pegawai negeri sipil yang diberhentikan secara tidak hormat
hanya karena satu kasus yaitu membolos. Kedisiplinan para pegawai negeri sipil
menjadi perhatian hampir disetiap jenjang jabatan lembaga negara (BBC.com,
2018). lembaga negara dalam hal ini peguruan tinggi memiliki pegawai yang
tentunya dibayar oleh Negara dari uang rakyat. Syaikhu N (2008) menerangkan
bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai perguruan tinggi tentunya
diperlukan karyawan dalam hal ini pegawai negeri sipil yang memiliki kinerja
yang baik dan sesuai dengan visi misi perguruan tinggi tersebut agar bisa
menjalankan fungsi dari perguruan tinggi dengan baik. Pegawai yang memiliki
kinerja yang rendah tidak mampu bekerja dengan terampil, sehingga berdampak
menghambat fungsi dari perguruan tinggi dengan baik.
Qomariah (2012) mengatakan bahwa fenomena rendahnya kinerja pegawai
diperguruan tinggi berdampak panjang yaitu tidak akan ada lagi yang memilih
perguruan tinggi tersebut untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
tersebut, dampak lainnya yaitu masa studi serta kualitas lulusan. Perubahan harus
dilakukan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan terutama dalam
menyambut era globalisasi. Perubahan ini bukan hanya disebabkan karena
pesatnya perkembangan ilmu, teknologi dan seni, melainkan juga karena
2
perubahan ekspektasi masyarakat terhadap peranan perguruan tinggi dalam
merintis masa depan bangsa dan negara. Munawaroh (2005) menjelaskan bahwa
tuntutan terhadap perguruan tinggi dewasa ini bukan hanya sebatas kemampuan
untuk menghasilkan lulusan yang diukur secara akademik, melainkan
keseluruhan program dan Lembaga-lembaga perguruan tinggi harus mampu
membuktikan kualitas yang tinggi yang didukung oleh akuntabilitas yang ada.
Bukti prestasi, penilaian, sertifikasi kualitas, keberhasilan alumni dalam
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmunya, serta hasil evaluasi
juga dibutuhkan untuk memperoleh pengakuan dari masyarakat.
Abdullah M (2014) berpendapat kesadaran pegawai negeri sipil khususnya
yang berada dilingkungan perguruan tinggi sebagai abdi negara dan masyarakat
semakin hari semakin memprihatinkan. Untuk perguruan tinggi tujuannya adalah
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada mahasiswa maupun
masyarakat, karena tanpa melaksanakan pelayanan yang sebaik-baiknya maka
keberadaan perguruan tinggi tersebut akan kehilangan maknanya di masyarakat.
Wrzesniewski dkk (1997) menjelaskan kinerja yang rendah dapat terjadi
dikarenakan pegawai yang ada di organisasi tersebut tidak memiliki purposeful
work, pegawai hanya bekerja semata mata untuk menyelesaikain kewajibannya
atau hanya mengutamakan materi sehingga mengakibatkan pegawai tersebut
memiliki kinerja yang rendah dalam bekerja penting bagi individu untuk
memiliki purposeful work selain materi, penelitian telah menunjukan pengalaman
dan purposeful work berhubungan positif dengan kepuasan kerja dan kehidupan.
3
hasil lain yang dikemukakan oleh Hurst dkk (2016) menunjukan bahwa memiliki
purposeful work memberikan dampak pada kinerja.
Merchant (dalam Pontrefact, 2016) menjelaskan memiliki purposeful work
merupakan motivasi yang baik. Ketika individu mengetahui purposeful work
mereka disebuah organisasi, mereka tidak perlu untuk menunggu perintah untuk
melangkah ke tahapan selanjutnya, mereka bisa melakukan sesuatu yang
kemungkinan melampaui pekerjaannya. Mereka akan memberikan usaha yang
maksimal bagi organisasi tersebut. dalam bukunya Quinn R.E (2015) yang
berjudul Positive organization dijelaskan bahwa individu yang memiliki
purposeful work rendah adalah individu yang bekerja hanya untuk mendapatkan
materi, menjalankan kewajiban dalam bekerja sehingga tidak menemukan makna
dari pekerjaan yang individu tersebut jalani. Sementara individu yang memiliki
purposeful work tinggi adalah individu yang bekerja untuk mengabdi, mengikuti
panggilan hati sehingga tanpa diberikan arahan pun individu tersebut bekerja
secara maksimal.
Pontrefact (2016) menjelaskan bahwa Purposeful work yang selaras antara
organisasi dan individu memberikan efek hubungan tiga arah antara tujuan
pribadi dalam hidupnya, tujuan organisasi dan tujuan individu dalam perannya
ditempat kerja. Bila ketiga dimensi tersebut berfungsi dengan baik, maka
karyawan, organisasi dan individu saling menguntungkan. Namun bila tidak
terjadi hal itu dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. George D (2015)
lebih lanjut menjelaskan di masa yang akan datang akan semakin sulit untuk
dapat menemukan tujuan dalam pekerjaan, penelitian telah menunjukan bahwa
4
memiliki tujuan sangat penting bagi kaum milenia, karena mereka tumbuh
dengan perkembangan teknologi yang ada, sehingga dengan mudahnya untuk
mengekspresikan diri. Berbeda dengan zaman dahulu dimana sulit untuk
mengekspresikan diri.
Pontrefact (2016) berpendapat bahwa dalam kemunculannya purposeful
work tentu banyak dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya adalah budaya
organisasi. Budaya organisasi menurut temuan Hays (2017), Dikatakan bahwa
memiliki pengaruh terhadap purposeful work. Karyawan yang mengerti tentang
tujuan organisasi akan mendukung tujuan organisasi tersebut karena dengan hal
itu karyawan merasa ada tujuan bersama yang harus dicapai bersama organisasi
dan hal tersebut membuat rasa keterikatan antara karyawan dan organisasi.
Semakin banyak karyawan yang memiliki purposeful work tidak lagi seperti
dahulu yang berorientasi pada materi saja.
Kahn (1990) mengatakan bahwa budaya memainkan peranan penting
dalam organisasi dan dengan keterlibatan karyawan. dengan memahami budaya
organisasi, kita dapat memahami diri kita sendiri dan kemampuan yang kita
miliki. penelitian yang signifikan telah dilakukan seputar budaya, kepemimpinan,
keterlibatan karyawan, penyelarasan nilai, komitmen, keberagamaan dan
spiritualitas dalam upaya memperdalam dan memperluas tentang tujuan
organisasi dan purposeful work karyawan.
Selain budaya organisasi ada faktor lainnya yaitu spritualitas, spiritualitas
juga berperan terhadap purposeful work seorang karyawan. Mitroff dan Dento;
Milliman (2003) mengatakan bahwa spritualitas mengarahkan individu untuk
5
menemukan tujuan mereka, untuk mengembangkan hubungan dengan rekan
lainnya yang terkait dengan pekerjaan dan nilai organisasi mereka. Ashmos dan
Duchon (2000) Pandangan spiritualitas terhadap purposeful work bahwa
pekerjaan yang dijalani bukan hanya sekedar mencari tantangan, tetapi juga untuk
mencari makna dan purposeful work, mewujudkan impian seseorang,
mengungkapkan kebutuhan batin seseorang dengan mencari pekerjaan yang
berarti dan memberikan kontribusi kepada yang lainnya. Karakas (2010)
mengatakan spiritualitas mengarahkan pegawai untuk mendapatkan makna dan
tujuan dalam bekerja.
Berdasarkan fenomena dan faktor yang telah dijelaskan, “Pengaruh Budaya
Organisasi dan Spiritualitas Terhadap Purposeful Work” layak untuk diteliti.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, untuk itu
masalah diberi batasan hanya mengenai pengaruh budaya organiasi, dan
spiritualitas terhadap purposeful work. Adapun definisi mengenai masing-masing
variabel adalah:
1. Purposeful work adalah bagaimana individu menemukan pencapaian yang
ingin dipenuhi yang merupakan hasil dari menyelaraskan keinginan, kekuatan
dan kemampuan yang dimiliki individu serta mengkaitkan dengan hal hal
yang dapat mendukung individu untuk mencapai purposeful work (Quinn
R.E, 2015)
6
2. Budaya Organisasi didefinisikan sebagai nilai, kepercayaan dan prinsip yang
berfungsi sebagai dasar sistem manajemen organisasi dan juga praktek dan
perilaku manajemen yang membantu dan memperkuat prinsip dasar organisasi
Denison (2012). Budaya organisasi ini dibatasi 4 dimensi yang terdiri dari:
involvement, consistency, adaptability dan mission.
3. Spiritualitas adalah persepsi tentang adanya suatu yang bersifat transenden
dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi tentang keterlibatan dengan
peristiwa transenden dalam kehidupan sehari-hari. Spiritual merupakan bagian
integral dari kehidupan agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dan
terdapat 9 dimensi dalam spiritualitas menurut Underwood & Teresi (2002)
yang terdiri dari: hubungan individu dengan hal transenden, rasa dukungan
yang berasal dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa
kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, dan kerinduan akan situasi
transenden.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel budaya organisasi dan
spiritualitas terhadap purposeful work?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi-dimensi budaya
organisasi terhadap terhadap purposeful work?
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara dimensi-dimensi spiritualitas
terhadap terhadap purposeful work?
7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi, dan
spiritualitas terhadap purposeful work dan mengetahui berapa besar sumbangan
dari budaya organiasi (involvement, concistency, adaptability dan mission) dan
spiritualitas (hubungan individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang
berasal dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa
bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan transenden) terhadap purposeful
work.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
berupa tambahan pengetahuan dan informasi dalam bidang psikologi industri dan
organisasi khususnya purposeful work.
2. Manfaat Praktis:
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis,
yaitu hasil penelitian dapat bermanfaat bagi pengembangan purposeful work.
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas terkait teori yang berhubungan dengan penelitian
yang terdiri dari: teori tujuan bekerja, budaya organisasi dan spiritualitas.
2.1 Purposeful work
2.1.1 Definisi Purposeful Work
Yeager dan bundick (2009) mendefinisikan Purposeful work adalah bagaimana
individu berusaha untuk memahami tidak hanya bagaimana dirinya akan bekerja
tetapi juga ingin seperti apa mereka di dunia kerja yang akan membuat mereka
berkontribusi dan mencapai tujuan dirinya. Sementara itu, menurut McKnight
P.E (2009) purposeful work adalah cara pandang individu dalam hidup untuk
mengatur diri sendiri, mengolah perilaku, dan memberikan makna. Purposeful
work memberikan arah dalam hidup dan mengatur sumber daya pribadi yang
terbatas.
Pontrefact (2016) menjelaskan bahwa Purposeful work adalah upaya
untuk menyediakan kerangka kerja yang koheren bagi individu untuk memahami
organisasi. Tujuan yang selaras antara organisasi dan individu memberikan efek
hubungan tiga arah antara tujuan pribadi dalam hidupnya, tujuan organisasi dan
tujuan individu dalam perannya ditempat kerja. Bila ketiga dimensi yang ada
berfungsi dengan baik, maka karyawan, organisasi dan individu saling
menguntungkan. Namun bila tidak terjadi hal itu dapat menyebabkan kerusakan
yang signifikan.
9
Sementara itu menurut Quinn R.E (2015) purposeful work adalah
bagaimana individu menemukan pencapaian yang ingin dipenuhi yang
merupakan hasil dari menyelaraskan keinginan, kekuatan dan kemampuan yang
dimiliki individu serta mengkaitkan dengan hal hal yang dapat mendukung
individu untuk mencapai purposeful work. Penelitian ini menggunakan definisi
yang dijelaskan oleh Quinn R.E(2015).
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Purposeful Work
1. Kepribadian
Funder (2001) mendefinisikan kepribadian sebagai pola pemikiran, emosi dan
perilaku individu dan juga mekanisme psikologis yang tesembunyi dibalik pola
yang ada. Hal-hal tersebut juga mencerminkan kemauan individu atau yang
mengontrol motivasi mereka seperti keinginan, dan harapan yang mempengaruhi
perilaku yang pada umumnya konsisten pada individu tersebut yang
membedakan individu satu dan yang lainnya.
2. Tujuan yang lebih tinggi
Purposeful work sering diasumsikan bahwa perilaku individu dalam hal ini
karyawan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Tujuan yang
lebih tinggi menentukan mengapa perilaku pada karyawan muncul secara
spesifik, hal itu bisa terjadi dikarenakan adanya perencanaan untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi. Karyawan sering kali memusatkan perhatiannya hanya
pada tujuan utama yang secara tidak sadar telah membentuk perilaku mereka.
(Barrick, Mount & Li, 2013)
10
3. Karateristik Tugas dan Sosial
Setiap pekerjaan tentunya memiliki karakteristiknya masing-masing dan
bervariasi sehingga mempengaruhi kinerja mereka (Hackman & Oldham, 1975).
Pekerjaan yang memberikan tugas yang lebih besar, keterampilan yang berbeda,
tugas yang berdampak besar pada orang lain, kebijaksanaan, metode kerja
tentunya tentunya diperlukan motivasi yang besar juga untuk menyelesaikannya.
Faktor sosial juga menjadi faktornya seperti situasi kerja dan lingkungan kerja,
misalnya dalam situasi kerja dan lingkungan kerja yang kondusif tentu akan
mudah dalam mencapai tujuannya. (Barrick dkk. 2013).
4. Budaya Organisasi
Budaya memainkan peranan penting dalam organisasi dan dengan keterlibatan
karyawan. dengan memahami budaya organisasi, kita dapat memahami diri kita
sendiri dan kemampuan yang kita miliki. penelitian yang signifikan telah
dilakukan seputar budaya, kepemimpinan, keterlibatan karyawan, penyelarasan
nilai, komitmen, keberagamaan dan spiritualitas dalam upaya memperdalam dan
memperluas tentang tujuan organisasi dan karyawan (Kahn 1990)
5. Spiritualitas
Pandangan spiritualitas terhadap tujuan karyawan bahwa pekerjaan yang dijalani
bukan hanya sekedar mencari tantangan, tetapi juga untuk mencari makna dan
tujuan yang lebih dalam, mewujudkan impian seseorang, mengungkapkan
kebutuhan batin seseorang dengan mencari pekerjaan yang berarti dan
memberikan kontribusi kepada yang lainnya. (Ashmos dan Duchon, 2000)
11
spiritualitas mengarahkan pegawai untuk mendapatkan makna dan tujuan dalam
bekerja (Karakas, 2009).
2.1.3 Pengukuran Purposeful Work
Penelitian ini menggunakan adaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Quinn
R.E (2015). Hal ini dikarenakan alat ukur yang dikembangkan oleh Quinn R.E,
sesuai dengan fenomena yang melatar belakangi penelitian ini. Alat ukur ini
menggunakan skala semantic differential yang memiliki rentangan 1-10.
2.2 Budaya Organisasi
2.2.1 Definisi Budaya Organisasi
Menurut Deal dan Kennedy dalam (Shahza, Iqbal & gulzar, 1982) budaya
organisasi membantu untuk meningkatkan kinerja karywan untuk mencapai
tujuan dan meningkatkan kinerja seluruh organisasi. Sementara menurut Edgar
Schein dalam (Wibowo, 2010) Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar
yang ditemukan dan dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu karena
mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal dan internal, yang telah
dipertimbangkan secara layak dan diajarkan kepada anggota yang baru sebagai
cara yang dipersepsikan, dipikirkan dan dirasakan dengan benar.
Sejalan dengan Edgar Schein, menurut Robert P Vecchio dalam (Wibowo, 2010)
memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-norma
bersama yang terdapat dalam suatu organisasai dan mengajarkan pada pekerja
yang datang. Definisi ini menganjurkan bahwa budaya organisasi meyangkut
keyakinan dan perasaan bersama, keteraturan dalam perilaku dan proses historis
untuk meneruskan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di organisasi.
12
Adapun Marcoulides dan Heck dalam (Brahmasari, 2008) mengemukakan
bahwa budaya organisasi sebagai suatu konsep yang dapat menjadi suatu sarana
untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan tugas organisasi,
serta dampak yang dihasilkan.
Sejalan dengan definisi yang dijelaskan di atas, menurut Denison (2012)
budaya organisasi didefinisikan sebagai nilai, kepercayaan dan prinsip yang
berfungsi sebagai dasar sistem manajemen organisasi dan juga praktek dan
perilaku manajemen yang membantu dan memperkuat prinsip dasar yang ada.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan oleh Denison (2012) maka penulis
akan menggunakan teori budaya organisasi yang di kembangkan oleh Denison
(2012).
2.2.2 Dimensi Budaya Organisasi
Berdasarkan dimensi yang dijelaskan oleh Denison Organizational Culture
Survey (DOCS) yang dikembangkan oleh Denison (2006) untuk
menggambarkan budaya organisasi yang dibagi menjadi 4 dimensi yaitu:
2.2.2.1 Involvement: Budaya organisasi memainkan peranan yang penting untuk
membuat karyawan menjadi terlibat dan menciptakan rasa memiliki dalam suatu
organisasi, dalam dimensi Involvement terdapat 3 dimensi yaitu:
1. empowerment : Individu memiliki wewenang, inisiatif dan kemampuan
untuk mengelola pekerjaannya.
2. Team Orientiation : nilai-nilai yang diyakini terkandung dalam upaya
untuk menciptakan kerja sama yang kooperatif dalam mencapai tujuan Bersama
dan semua pegawai merasakan tanggung jawab yang sama.
13
3. Capability Development : Organisasi terus berinvestasi dalam
pengembangan keterampilan karyawan agar tetap kompetitif dan memenuhi
kebutuhan pekerjaan yang sedang berlangung.
2.2.2.2 Consistenty: Nilai- nilai yang sudah ada dan terkandung serta tersistem
didalam sebuah organisasi yang dijadikan dasar dalam budaya organisasi, yang
memiliki indikator sebagai berikut:
1. Coordination dan integration : Berbagai fungsi dan unit terkait
dengan organisasi yang mampu bekerjasama dengan baik agar teracapai
tujuan Bersama
2. Agreement : Mampu mencapai kesepakatan dalam masalah penting yang
terjadi di organisasi
3. Core Values : saling berbagi nilai-nilai yang ada sesama anggota
organisasi untuk menciptakan jati diri dan harapan yang jelas.
2.2.2.3 Adaptability: Norma yang sudah ada didalam suatu organisasi yang
dijadikan acuan dalam penerimaan, penafsiran dan diterjemahkan oleh individu
kedalam perilaku untuk mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan
didalam organisasi. terdapat 3 indikator didalamnya yaitu:
1. Creating Change : dalam menghadapi perubahan organisasi mampu
menciptakan cara-cara yang adaptif
2. Customer Focus : Memahami dan bereaksi terhadap pelanggan
organisasi tersebut dan mengantisi pasi yang akan dibutuhkan dimasa yang akan
datang
14
3. Organizational Learning : Organisasi mampu untuk menerima,
menterjemahkan dan menafsirkan sinyal-sinyal dari lingkungan sekitar agar
menjadi peluang untuk berinovasi, mendapatkan pengetahuan dan
mengembangkan kemampuan.
2.2.2.4 . Mission: Sebuah misi untuk memberikan tujuan atau arti dengan cara
medefiniskan peran sosial dan tujuan eksternal organiasi. Adapun indikator
terkait hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Strategic Direction dan Intent : Membuat strategi yang jelas untuk
dapat menyampaikan tujuan dari organisasi dengan jelas serta setiap anggota
mampu memberikan kontribusi dan menunjukan keahlian terbaik mereka dalam
organisasi.
2. Goals dan Objectives : Serangkaian tujuan dan sasaran organisasi yang
jelas dan dikaitkan dengan visi, misi dan strategi guna memberikan arahan yang
jelas kepada anggota dalam pekerjaan mereka.
3. Vision : pandangan yang dimiliki organisasi untuk memenuhi kebutuhan
dimasa depan.
2.2.3 Pengukuran Budaya Organisasi
Pada dasarnya ada beberapa tokoh yang mengembangkan alat ukur untuk
mengukur budaya organisasi. Salah satunya adalah alat ukur yang
dikembangkan Profesor Robert Quinn dan Kim Cameron (2012). Alat ukur ini
terdiri dari 24 item yang terbagi kedalam empat dimensi yaitu: dimensi clan
(enam item), adhicracy (enam item), market (enam item), dan hierarchy (enam
item). Berbeda dengan Profesor Robert Quinn dan Kim Cameron (2012), Carl F.
15
Fey dan Denison (2003) mengembangkan alat ukur yang bernama “Denison
Organizatioal Culture Survey (DOCS)” dan terdiri dari 36 item. Adapun item
tersebut dibagi kedalam empat dimensi, yaitu: involvement (9 item), consistency
(9 item), adaptability (9 item) dan mission (9 item).
Penelitian kali ini menggunakan alat ukur yang dibuat oleh Denison
Organizatioal Culture Survey (DOCS) yang dikembangkan oleh Carl F. Fey dan
Daniel R Denison (2006). Skala DOCS memiliki nilai reabilitas yang bagus
yaitu 0,62, sehingga menjadikan skala ini bersifat komprehensi sehingga lebih
bisa mengungkapkan apa yang akan diukur.
2.3 Spiritualitas
2.3.1 Definisi Spiritualitas
Elkins dkk (1998) mendefinisikan spiritualitas adalah cara untuk merasakan
pengalaman akan dimensi transenden dengan kesadaran penuh yang ditandai
oleh nilai-nilai tertentu yang dapat diidentifikasi oleh diri sendiri dan
menganggap penting apapun yang ada didalam kehidupan. Berbeda dengan
definisi yang dikemukakan Elkins, menurut Tischler (2002) spiritualitas adalah
suatu cara berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari
seorang individu. Individu yang memiliki spiritualitas berarti menjadi orang
yang terbuka, memberi dan penuh kasih.
Underwood & Teresi (2002) mengatakan spiritual sebagai persepsi
tentang adanya suatu yang bersifat transenden dalam kehidupan sehari-hari dan
persepsi tentang keterlibatan dengan peristiwa transenden dalam kehidupan
sehari-hari. Spiritual merupakan bagian integral dari kehidupan agama dan
16
spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan deifinisi yang
dijelaskan oleh Underwood & Teresi (2002).
2.3.2 Dimensi Spiritualitas
Menurut Underwood dkk. (2002) dimensi spiritualitas terbagi menjadi 9 bagian
yaitu:
1. Hubungan individu dengan hal transenden
Hubungan individu dengan hal transenden adalah kualitas hubungan individu
dengan hal yang bersifat transenden dalam hal ini Tuhan. Berdasarkan atas
ikatan penuh cinta, kesetiaan, komitmen, serta menjaga intensitas komunikasi
terhadap hal transenden. Hubungan individu dengan hal transenden selanjutnya
dijadikan keimanan dan sebagai dasar dalam pengembangan perilaku yang
menuntun individu dalam menjalani kehidupan.
2. Rasa dukungan yang berasal dari transenden
Rasa dukungan yang berasal dari transenden adalah energi yang diterima
individu yang berasal dari tuhan yang digunakan dalam menjalankan kehidupan.
Rasa dukungan sendiri dibagi menjadi tiga bagian yaitu kekuatan dan
kenyamanan, merasakan persepsi akan kasih sayang Tuhan, dan mendapat
inspirasi. Ketiga hal itu membuat individu merasakan ketenangan sehingga dapat
menjalani kehidupan dengan baik.
3. Keutuhan
Keutuhan adalah bentuk representasi dari pengalaman individu didalam
hidupnya hingga bisa merasakan hal transenden secara utuh. Individu merasakan
pengalaman yang berkaitan dengan masalah dalam hidup maupun pengalaman
17
kemudahan atau pertolongan dalam menghadapi masalahnya yang membuat
individu menjadi merasakan hal transenden secara utuh. Individu yang
merasakan keutuhan selalu merasa bahwa segala hal dalam hidup telah diatur
oleh Tuhan.
4. Rasa transenden dalam diri
Rasa transenden dalam diri adalah pengalaman sehari-hari yang menghubungkan
individu dengan hal transcendent hingga dalam kegiatan sehari-hari merasakan
kehadiran tuhan didalam dirinya. Rasa transenden dalam diri membuat individu
mengetahui mengenai dirinya sendiri. Rasa transenden dalam diri merupakan
puncak dari spiritualitas individu.
5. Rasa kagum
Perasaan individu terhadap kekagumannya akan hal-hal yang ada dalam seluruh
alam semesta dan seisinya dan percaya bahwa hal itu diciptakan oleh tuhan.
Rasa kagum kemudian membuat individu merasakan kebesaran tuhan dan
membuat individu selalu menginat tuhannya setiap melihat keindahan
ciptaannya. Rasa kagum mendorong individu selalu bersyukur setiap melihat
keindahan yang diciptakan tuhan.
6. Rasa bersyukur
Rasa bersyukur adalah arasa berterima kasih dan bahagia sebagai respon dari
karunia yang diberikan oleh tuhan. Rasa bersyukur dianggap sentral oleh
individu karena berhubungan dengan cara memandang hidup dengan positif
tentang apa yang sudah diberikan dalam kehidupan sehari hari. Individu yang
18
memiliki rasa bersyukur akan merasakan penghargaan yang lebih besar dari
kehidupan mereka dan harta benda mereka.
7. Ikhlas
Rasa ikhlas adalah rasa peduli terhadap orang lain tanpa mengharapkan imbalan
maupun timbal balik dari orang lain. Tidak ada yang melatar belakangi
perbuatan beramal kecuali hanya karena akhirat dan Tuhan. Ikhlas membuat
manusia merasakan ketenangan didalam hidup.
8. Belas kasih
Rasa belas kasih adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang
lain. Rasa belas kasih biasanya lebih kuat dari pada empati, perasaan ini
biasanya memunculkan usaha untuk mengurangi penderitaan orang lain. Belas
kasih berkaitan dengan hubungan individu dengan orang di sekitarnya.
9. Kerinduan akan situasi Transenden
Perasaan individu yang selalu berharap bisa dekat dengan tuhan dalam situasi
apa pun. Individu selalu berkeinginan berinteraksi dengan tuhannya untuk
mendapatkan ketenangan dalam kegiatan sehari hari. Kerinduan akan situasi
transenden membuat individu merasakan bahwa Tuhan selalu berada didekatnya.
2.3.3 Pengukuran spiritualitas
Pada dasarnya ada beberapa tokoh yang mengembangkan alat ukur untuk
mengukur spiritualitas. Salah satunya adalah alat ukur yang dikembangkan
Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002). Alat ukur ini terdiri dari 16 item.
Berbeda dengan Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002), Elkins dkk (1988)
mengembangkan alat ukur yang bernama “Spirituality Orientation Inventory
19
(SOI)” dan terdiri dari 90 item. Adapun item tersebut dibagi kedalam semibilan
dimensi dan masing masing dimensi berisi 10 item.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Daily Spiritual Experience Scale
(DSES) yang dikembangkan oleh Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002). Skala
ini terdiri dari 16 item yang digunakan untuk mengukur spiritual dimana skala
ini memiliki chornbach alpha sebesar 0.88, yang berarti skala ini reliabel.
2.4 Kerangka berpikir
Tujuan organisasi didefiinisikan upaya untuk menyediakan kerangka kerja yang
koheren bagi individu untuk memahami organisasi. Tujuan yang selaras antara
organisasi dan individu memberikan efek hubungan tiga arah antara tujuan
pribadi dalam hidupnya, tujuan organisasi dan tujuan individu dalam perannya
ditempat kerja. (Pontrefact, 2016). Purposeful work tentu ada karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari faktor ekstrinsik dan intrinsik. Salah
satu faktor yang berasal dari ekstrinsik adalah budaya organisasi. Budaya
organisasi memainkan peranan penting dalam organisasi dan dengan keterlibatan
karyawan. Dengan memahami budaya organisasi, kita dapat memahami diri kita
sendiri dan kemampuan yang kita miliki. penelitian yang signifikan telah
dilakukan seputar budaya, kepemimpinan, keterlibatan karyawan, penyelarasan
nilai, komitmen, keberagamaan dan spiritualitas dalam upaya memperdalam dan
memperluas tentang tujuan organisasi dan tujuan karyawan (kahn, 1990) dalam
budaya organisasi menurut (Denison, 2006) terdapat involvement, consistency,
adaptability, mission yang kemungkinan akan mempengengaruhi purposeful
work.
20
Dimensi yang ada didalam budaya organisasi seperti involvement
membuat pegawai memiliki rasa keterikatan dengan organisasi tersebut. Pegawai
yang memiliki involvement yang tinggi memiliki kecenderungan yang tinggi
pula dalam purposeful work pegawai itu. Selanjutnya ada consistency dimana hal
tersebut merupakan ketetapan yang berlaku didalam organisasi dan disetujui
oleh pegawai yang ada di organisasi tersebut. Pegawai dengan consistency yang
tinggi cenderung memiliki purposeful work yang tinggi. Yang ketiga adalah
adaptability yang merupakan dasar penerimaan untuk individu didalam sebuah
organisasi untuk bisa mengembangkan kemampuannya agar membantu
organisasi berkembang. Pegawai yang memiliki adaptability yang tinggi
cenderung memiliki purposeful work yang tinggi pula. Terakhir, mission dengan
tingkat yang tinggi akan membuat pegawai mengerti tentang tujuan mereka
bekerja hingga membuat organisasi mencapai tujuannya. Dengan mission yang
tinggi pegawai cenderung akan diikuti dengan purposeful work yang tinggi pula.
Ada faktor lainnya selain budaya organisasi yang bertanggung jawab atas
timbulnya purposeful work itu sendiri yaitu spiritualitas. Spiritualitas menjadi
hal yang penting bagi individu dalam bersikap. Pada dasarnya spiritualitas
merupakan persepsi individu dengan suatu hal yang bersifat transenden dan juga
pengalaman akan hal yang bersifat transenden itu sendiri. Kedua hal tersebut
terbagi lagi menjadi sembilan bagiam yang terdiri dari: hubungan individu
dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari hubungan transenden,
keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas
kasih, dan kerinduan akan transenden.
21
Dimensi spiritualitas yang pertama yaitu hubungan individu dengan hal
transenden, dimana individu merasa memiliki keterikatan dengan hal yang
bersifat transenden tersebut didalam aktivitasnya, jika hal tersebut bernilai tinggi
makan purposeful work individu tersebut pun akan tinggi. Kedua, rasa dukungan
yang berasal dari hal transenden, dimensi ini menggambarkan dimana individu
merasakan adanya hal yang berasal dari transenden sehingga individu tersebut
memiliki kekuatan dalam menjalani aktivitas sehari hari. Tingginya hal tersebut
akan berdampak secara tinggi pada purposeful work individu tersebut. Ketiga
adalah keutuhan yang menunjukkan bagaimana individu merasakan keutuhan
dari hal yang bersifat transenden itu baik negative maupun positif. Dengan hal
tersebut, individu yang memiliki rasa keutuhan yang tinggi akan berdampak
positif pada purposeful work individu tersebut. Keempat adalah rasa transenden
dalam diri dimana individu merasakan hal transenden itu didalam aktivitas
sehari hari, rasa transenden yang tinggi berpengaruh positif kepada purposeful
work individu.
Selanjutnya dimensi kelima yaitu rasa kagum yang berarti individu
merasakan kekaguman dari apa yang ada dialam semesta ini yang mana
merupakan ciptaan dari hal transenden itu sendiri, dengan begitu rasa kagum
yang tinggi berpengaruh positif terhadap purposeful work individu itu sendiri.
Keenam adalah rasa syukur yang menunjukkan rasa bersyukur terhadap apa saja
yang telah diberikan dan dirasakan individu dalam kehidupannya, dengan rasa
bersyukur yang tinggi individu akan berdampak positif pada purposeful work itu
sendiri. Ketujuh adalah ikhlas, individu yang memiliki rasa ikhlas yang tinggi
22
akan merasa tentram hidupnya karena tidak akan terlalu banyak berharap dalam
mendapatkan timbal balik, rasa ikhlas yang tinggi berdampak positif pada
purposeful work individu. Kedelapan adalah belas kasih, belas kasih berkaitan
dengan hubungan antara individu dan orang yang ada disekitarnya. Individu
yang memiliki rasa belas kasih yang tinggi akan berdampak positif pada
purposeful work individu. Kesembilan adalah kerinduan akan hal transenden
dimana individu ingin sebisa mungkin selalu dekat dengan tuhan dan sebisa
mungkin sering berinteraksi dengan tuhannya.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian
Budaya Organisasi
Adaptability
Mission
Involvement
consistency
Spiritualitas
Hubungan Individu denganHal Transenden
Rasa dukungan yang Berasaldari Hubungan Transenden
Keutuhan
Rasa Kagum
Rasa Bersyukur
Ikhlas
Belas Kasih
Kerinduan akan Transenden
PurposefulWork
Rasa Transenden Dalam Diri
23
2.5 Hipotesis Penelitian
2.5.1 Hipotesis mayor
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan budaya organisasi (involvement,
concistency, adaptability, dan mission) dan spiritualitas (hubungan
individu dengan transenden, rasa dukungan yang berasal dari transenden,
keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas,
belas kasih, kerinduan akan transenden) terhadap purposeful work.
2.5.2 Hipotesis minor
H2: Ada pengaruh yang signifikan involvelment pada variabel budaya
organisasi terhadap purposeful work
H3: Ada pengaruh yang signifikan consistency pada variabel budaya
organisasi terhadap purposeful work
H4: Ada pengaruh yang signifikan adaptability pada variabel budaya
organisasi terhadap purposeful work
H5: Ada pengaruh yang signifikan mission pada variabel budaya organisasi
terhadap purposeful work
H6: Ada pengaruh yang signifikan hubungan Individu dengan hal transenden
pada variabel spiritualitas terhadap purposeful work
H7: Ada pengaruh yang signifikan rasa dukungan yang berasal dari
transenden pada variabel spiritualitas terhadap purposeful work
H8: Ada pengaruh yang signifikan keutuhan pada variabel spiritualitas
terhadap purposeful work
H9: Ada pengaruh yang signifikan rasa transenden dalam diri pada variabel
spiritualitas terhadap purposeful work
24
H10: Ada pengaruh yang signifikan rasa kagum pada variabel spiritualitas
terhadap purposeful work
H11: Ada pengaruh yang signifikan rasa bersyukur pada variabel spiritualitas
terhadap purposeful work
H12: Ada pengaruh yang signifikan ikhlas pada variabel spiritualitas terhadap
purposeful work
H13: Ada pengaruh yang signifikan belas kasih pada variabel spiritualitas
terhadap purposeful work
H14: Ada pengaruh yang signifikan kerinduan akan transenden pada variabel
spiritualitas terhadap purposeful work
23
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab 3 ini memaparkan tentang populasi, sampel, dan teknik pengambilan
sampel, variabel penelitian serta definisi operasional. Selanjutnya, dibahas
mengenai teknik dan instrument pengumpulan data, prosedur pengumpulan data,
dan pengujian alat ukur yang digunakan untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan atau hipotesis penelitian.
3.1. Populasi dan Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.1.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai. Berdasarkan data yang diperoleh
pada bulan Maret tahun 2018 terdapat 924 pegawai yang bekerja di organisasi
yang menjadi tempat pengambilan sampel. Berdasarkan jumlah populasi yang
ada, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil sebanyak 165
pegawai yang diambil dengan memperhitungkan dan menyesuaikan jumlah
pegawai.
3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling dengan cara cluster sampling. probability sampling adalah metode
penentuan sampel dengan tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel, dan cara Cluster sampling
merupakan penentuan sampel yang dilakukan dengan menentukan sampel daerah
seta subyek sampel pada daerah tersebut (Firdaus, 2012).
24
3.2. Variabel Penelitian
3.2.1. Variabel Penelitian
Adapun dalam penelitian ini terdiri dari Purposeful work yang merupakan
variabel terikat dan Budaya Organisasi (adaptability, involvement, consistency,
mission), dan Spiritualitas (hubungan individu dengan hal transenden, rasa
dukungan yang berasal dari transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa
kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan situasi transenden)
yang merupakan variabel bebas. yang merupakan sehimpunan variabel yang
digunakan untuk memprediksi atau menjelaskan mengapa Purposeful work itu
bervariasi.
3.3 Operasional Variabel
3.3.1. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian kali ini dijelaskan sebagai berikut
di bawah ini.
3.3.1.1 Purposeful work
Purposeful work adalah bagaimana individu menemukan pencapaian yang ingin
dipenuhi yang merupakan hasil dari menyelaraskan keinginan, kekuatan dan
kemampuan yang dimiliki individu serta mengkaitkan dengan hal hal yang dapat
mendukung individu tersebut untuk mencapai purposeful work (Quinn R.E, 2015).
3.3.1.2 Budaya Organisasi
Budaya organisasi didefinisikan sebagai nilai, kepercayaan dan prinsip yang
berfungsi sebagai dasar sistem manajemen organisasi dan juga praktek dan
25
perilaku manajemen yang membantu dan memperkuat prinsip dasar tersebut
Denison (2012), yang terdiri dari 4 dimensi yaitu:
1. Involvement, berkaitan dengan rasa keterikatan dan tanggung jawab individu
atas pekerjaannya di organisasi tersebut.
2. Consistency, berkaitan dengan nilai nilai yang sudah tertanam dalam
organisasi yang bisa diterima oleh anggota.
3. Adaptability, berkaitan dengan bagaimana individu yang dapat memahami
visi misi organisasi sehingga dapat diterjemahkan oleh individu kedalam
perilaku dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Mission, berkaitan dengan serangkaian tujuan organisasi yang dapat
diterima oleh anggota dalam rangka memenuhi tujuan organisasi (Denison,
2006).
3.3.1.3 Spiritualitas
Sebagai persepsi tentang adanya suatu yang bersifat transenden dalam kehidupan
sehari-hari dan persepsi tentang keterlibatan dengan peristiwa transenden dalam
kehidupan sehari-hari. Spiritual merupakan bagian integral dari kehidupan agama
dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari Underwood & Teresi (2002) yang
meliputi:
1. Hubungan spiritual individu dengan hal transenden, mengacu pada sejauh
mana individu memiliki kualitas hubungan dengan hal transenden
2. Rasa dukungan yang berasal dari hal transenden, mengacu pada perasaan
individu tentang dukungan yang berasal dari hal transenden
26
3. Keutuhan, mengacu pada perasaan individu tentang merasakan hal
transenden secara utuh
4. Rasa transenden dalam diri, mengacu pada sejauh mana individu merasa hal
transenden telah menyatu pada dirinya
5. Rasa kagum, berkaitan dengan perasaan individu bagaimana dirinya merasa
kagum akan ciptaan tuhan dialam semesta.
6. Rasa bersyukur, berkaitan dengan bagaimana individu memandang segala
sesuatu yang diberikan oleh tuhan
7. Ikhlas, Berkaitan dengan rasa dalam diri individu saat membatu sesama
tanpa mengharapkan timbal balik.
8. Belas kasih, berkaitan dengan rasa sayang dan cinta yang dimiliki individu
terhadap orang lain.
9. Kerinduan akan situasi transenden, berkaitan dengan bagaimana individu
merasa selalu ingin berkomunikasi dengan hal transenden.
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data terkait dengan skala yang akan digunakan dan
diberikan secara langsung kepada subyek. Dalam penelitian ini menggunakan
empat instrument sebagai alat pengumpul data, yaitu:
1. Instrument yang berisikan biodata subjek penelitian dan lembar
persetujuan. Lembar awal instrument ini berisikan pernyataan kesediaan
subjek untuk menjadi responden dengan mengisi biodata.
27
2. Purposeful work
Purposeful work diukur dengan mengadaptasi alat ukur dari buku “The
Positive Organization” yang dikembangkan oleh Quinn, R.E (2015). Skala
ini terdiri dari 5 item dan subjek dapat mengisinya dengan memberikan
tanda lingkaran (O) pada skala semantic diferensial.
Berikut adalah blueprint skala purposeful work yang digunakan dalam
penelitian ini:
Tabel 3.1Blueprint Skala Purposeful Work
NO ITEM SKALA ITEM1 Saya bekerja hanya
untuk uang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya bekerja tidakhanya untukmendapatkan uangtetapi untuk sebuahtujuan yang lebihtinggi (mengabdi,panggilan hati,mencari ridho)
2 Saya tidak merasakanmakna dalam bekerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pekerjaan yang sayalakukan bermaka
3 Saya tidak dapatmerasakan adanyatujuan bersama dalampekerjaan ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya sangatmerasakan adanyatujuan bersamadalam pekerjaan ini
4 Saya hanyamelakukan pekerjaanyang diperintahkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Saya melakukan halhal yang saya sukaidalam bekerja
5 Saya tidakmendapatkan timbalbalik yang bermaknadari pekerjaan saya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya mendapatkantimbal balik yangbermakna daripekerjaan saya
3. Budaya Organisasi
Budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan mengadaptasi dari
Denison Organizatioal Culture Survey (DOCS) yang dikembangkan oleh
28
Carl F. Fey dan Daniel R Denison (2003). Skala DOCS terdiri dari 36 item
yang dibagi kedalam 4 dimensi yang masing masing dimensi berisi 9 item,
dan responden dapat mengisinya dengan memberikan tanda (√) pada kolom
SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak
Setuju).
Berikut adalah blueprint pada skala budaya organisasi yang akan digunakan
dalam penelitian ini:
Table 3.2
Blueprint DOCS (Denison Organizational Culture Scale)
Dimensi IndikatorNomorItem
Contoh Item Jumlah
Involvement - Empowerment- Team
orientation- Capability
development
1, 2, 3,4,5,6,
7,8,9
Semuakaryawanbekerja sebagaisuatu tim
9
Concistency - Core values- Agreement- Coordination
and integration
10,11,12,13,14,15*,1
6,17,18
Terdapatbudaya yangkuat diperusahaan
9
Adaptability - Creatingchange
- Customer focus- Organizational
learning
19,20,21,
22,23,24*
,25,26,27
Kami meresponperubahandengan baik
9
Mission - Strategicdirction andintent
- Goals andobjectives
- Vision
28,29,30,
31,32,33,
34,35,36
Terdapat arahdan tujuanjangka Panjangdi organisasi
9
Keterangan: tanda (*) untuk item unfavourable
29
4. Spiritualitas
Instrumen alat ukur spiritualitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil adaptasi dari alat ukur Daily Spiritual Experience Scale (DSES) yang
dikembangkan oleh Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002). Skala ini terdiri
dari 16 item yang digunakan untuk mengukur spiritual. Berdasarkan pengujian
reabilitas yang dilakukan oleh underwood & teressi (2002) diperoleh
konsistensi internal sebesar alpha= 0,92. Kemudian skala tersebut
dimodifikasi dan dibuat menjadi 37 item dan terbagi dalam empat alternative
jawaban dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari jawaban
subjek yang mengelompok, sehingga dikhawatirkan akan kehilangan banyak
data. Penilaian berkisar antara 1 (satu) hingga 4 (empat).
Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorable,
diberi nilai sebagai berikut: favorable: Sangat Setuju (SS) 4, Setuju (S) 3,
Tidak Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1.
Berikut ini adalah blueprint pada skala Spiritualitas yang akan digunakan
dalam penelitian ini:
30
Tabel 3.3
Blueprint DSES (Daily Spiritual Experience Scale)
No Dimensi Indikator No Item Contoh item Jumlah
1Hubungan spiritualindividu dengan hal
transenden
Persepsi individu terkaitkualitas hubungannyadengan hal transenden
1,2,3,4Saya merasakan
kehadiran Tuhan.4
2Rasa dukungan
yang berasal darihal transenden
Persepsi individutentang perasaanmendapatkan dukungandari hal transenden
5,6,7,8
Saya selalu berdoakepada Tuhan setiapmelakukan kegiatan
sehari-hari.
4
3 Keutuhan
Keyakinan individutentang hal baik danburuk yang sudah diaturoleh hal transenden
9,10,11,12
Saya merasakankedamaian dan harmonidalam kehidupan sehari
hari
4
4Rasa transenden
dalam diri
Kepercayaan individudalam menemukankekuatan dari haltransenden
13,14,15,16
Saya menemukankekuatan dan keteguhandari sisi spiritual agama
yang saya anut
4
5 Rasa kagum
Persepsi individutentang kekagumanpada ciptaan tuhan yangada dialam semesta
17,18,19,20
Saya merasakankeagungan tuhan
melalui keindahanciptaannya
4
6 Rasa bersyukur
Persepsi individu dalammelihat kehidupandengan cara positif
21,22,23,24
Saya bersyukur dengankeberuntungan dan
keberkahan yang sayadapatkan
4
7 Ikhlas
Keyakinan individudengan lingkungansekitar tentang timbalbalik
25,26,27,28
Saya peduli terhadaporang lain, tanpa
mengharapkan balasandari mereka
4
8 Belas kasih
Persepsi individuberkaitan denganpenerimaan orang laindalam hidupnya
29,30,31,32
Saya menerimankeberadaan orang lain
meskipun menurut sayadia telah melakukan
kesalahan
4
9Kerinduan akan
situasi transenden
Keyakinan individutentang kualitashubungannya denganhal transenden
33,34,35,36,37
Saya selalu ingin dekatdengan tuhan dalamberbagai situasi dan
keadaan
5
Jumlah 37
31
3.5 Uji Validitas Konstruk
Langkah selajutnya, penelitian melakukan pengujian terhadap validitas konstruk
ketiga instrument yang dipakai, yaitu 1) Puporseful Work; 2) Budaya organisasi
(DOCS); dan 3) Daily Spiritual Experience Scale (DSES). Untuk menguji
validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software Lisrel 8.70.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan CFA yang baik sebagai berikut (Umar
dalam Anggraini, 2014):
1. Menguji model satu faktor dengan melihat nilai Chi-Square yang
dihasilkan. Pengujiann ini ini dilakukan untuk melihat apakah hanya satu
faktor saja yang menyebabkan item-item saling berkorelasi (hipotesis uni-
dimensional item). Jika Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05),
menunjukkan item yang diuji mengukur satu faktor saja (uni-dimensional).
Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p<0.05) menunjukkan item-item
yang diuiji ternyata mengukur lebih dari satu faktor (multidimensional).
2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P<0,05), maka dilakukan modifikasi model
pengukuran dengan cara Dalam keadaan demikian maka peneliti melakukan
modifikasi terhadap model dengan cara memperbolehkan kesalahan
pengukuran pada item-item saling berkorelasi tetapi dengan tetap menjaga
bahwa item hanya mengukur satu faktor (uni-dimensional).
3. Jika sudah diperoleh model yang fit (tetapi tetap uni-dimensional maka
dilakukan langkah selanjutnya seperti menganalisis item mana yang menjadi
sumber tidak fit. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui
32
item mana yang menjadi sumber tidak fit, yaitu: melakukan uji signifikansi
terhadap koefisien muatan faktor dari masing-masing item dengan
menggunakan t-test, melihat arah dari koefisien muatan faktor (faktor
loading), dan melihat banyaknya korelasi parsial antar kesalahan
pengukuran.
4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data
untuk mendapatkan faktor skornya. Skor faktor dihitung untuk menghindari
estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan skor faktor ini
tidak menjumlahkan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi
dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor
faktor yang bermuatan positif dan signifikan.
5. Langkah terakhir setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi
T skor, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi
dan regresi.
3.5.1. Uji validitas Purposeful Work
5 item yang ada selanjutnya di uji untuk mengetahui bahwa item-item tersebut
bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur Purposeful Work. Item ini
digunakan untuk mengukur Purposeful work yang dibuat oleh Quinn, R.E (2015).
Pada variabel Purposeful Work hasil awal analisis CFA yang dilakukan
menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =
17.53, df = 5, P-value = 0.00360, RMSEA = 0.124, sehingga dilakukan 2 kali
modifikasi terhadap model tersebut sampai diperoleh model yang fit, setelah
dimodifikasi diketahui nilai Chi-Square = 3.07, df = 3, P-value = 0.38079,
33
RMSEA = 0.012, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan
bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima,
bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, dilihat apakah signifikansi seluruh item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur dalam penelitian ini, sekaligus menentukan apakah
seluruh item yang ada tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian
hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti dijelaskan pada
tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4.Muatan Faktor Item Purposeful Work
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.4 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
3.5.2 Uji Validitas Skala Budaya Organisasi
Pada uji validitas skala budaya organisasi, 36 item yang ada di uji untuk melihat
bahwa item-item tersebut bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur
budaya organisasi. Item ini digunakan untuk mengukur empat variabel dari
budaya organisasi, yaitu; involvement, consistency, adaptability, dan mission.
Item tersebut diadaptasi dari skala yang dikembangkan oleh Denison (2006).
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.68 0.07 9.82 √2 0.96 0.06 15.74 √3 0.85 0.06 13.19 √4 0.76 0.07 11.19 √5 0.95 0.06 15.49 √
34
Pada model yang tidak fit dilakukan modifikasi, dimana kesalahan
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah
diperoleh model fit, dilihat loading factor yang merupakan besar korelasi
(kovarians) antar indikator dengan konstruk latennya. Untuk mendpatkan data
yang valid maka item yang nilainya <0,05 harus dihilangkan dari penelitian.
1. Adaptability
9 item yang ada diuji untuk mengetahui item item tersebut bersifat
unidimensional. hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa
model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square = 301.02, df = 27, P-
value = 0.00000, RMSEA = 0.249, sehingga dilakukan 11 kali modifikasi
terhadap model sampai diperoleh model fit, Diketahui nilai Chi-Square = 17.22,
df = 16, P-value = 0.37140, RMSEA = 0.022, yang mana artinya model tersebut
fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya
model dapat diterima.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut signifikan atau tidak
dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil
mengenai koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai T lebih dari 1,96 (t
>1.96) artinya item tersebut signifikan dan begitupula sebaliknya. Koefisien
muatan faktor untuk item pengukuran adaptability dapat dilihat pada tabel 3.5
berikut.
35
Tabel 3.5. Muatan Faktor Item Adaptability
Item Koefisien Standar Eror Nilai Signifikan1 0.81 0.08 10.44 √2 0.83 0.08 11.04 √3 0.67 0.08 8.38 √4 0.60 0.08 7.33 √5 0.55 0.08 6.49 √6 0.28 0.09 3.19 √7 0.66 0.08 8.39 √8 0.79 0.08 10.03 √9 0.79 0.08 10.15 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.5 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya
besifat favorable. Dengan demikian item tersebut tidak akan di drop.
2. Involvement
Pada variabel Involvement 9 item yang ada diuji untuk melihat bahwa item-item
tersebut bersifat unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan
menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =
303.54, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.0250, sehingga dilakukan 13 kali
modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square
= 16.83, df = 14, P-value = 0.26560, RMSEA = 0.035, yang mana artinya model
tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang
artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item yang ada tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur dalam penelitian kali ini, sekaligus menentukan apakah
item tersebut perlu di drop atau tidak berdasarkan nilai signifikan item-item
36
tersebut. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6. Muatan Faktor Item Involvement
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.67 0.07 9.15 √2 0.78 0.07 11.26 √3 0.76 0.07 10.61 √4 0.80 0.07 11.50 √5 0.22 0.08 2.69 √6 0.13 0.08 1.64 X7 0.40 0.08 5.18 √8 0.46 0.08 5.75 √9 0.41 0.08 4.91 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.6 item nomor 6 memiliki nilai T
>1.96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item tersebut tidak bisa digunakan atau
didrop dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut.
3. Consistency
Pada variable Consistency 9 item yang ada du uji untuk mengetahui bahwa item-
item tersebut bersifat unidimensional. Hasil awal analisis CFA yang dilakukan
menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =
428.00, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.301, sehingga dilakukan 16 kali
modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square
= 14.76, df = 11, P-value = 0.19368, RMSEA = 0.046, yang mana artinya model
tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang
artinya model dapat diterima.
Selanjutnya, menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak.
Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari
37
item. melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7
berikut.
Tabel 3.7. Muatan Faktor Item Concistency
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.51 0.08 6.44 √2 0.51 0.08 6.47 √3 0.39 0.08 4.71 √4 0.40 0.08 4.87 √5 0.24 0.08 2.92 √6 0.32 0.08 3.96 √7 0.81 0.07 10.83 √8 0.88 0.07 12.00 √9 0.79 0.08 9.92 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.7 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan
semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari
item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item tersebut tidak akan di drop.
4. Mission
Pada variabel mission dilakukan pengujian apakah 9 item yang ada bersifat
unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa
model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square = 263.42, df = 27, P-
value = 0.00000, RMSEA = 0.231 sehingga dilakukan 9 kali modifikasi terhadap
model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 24.58, df = 18, P-
value = 0.13692, RMSEA = 0.047, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini
menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat
diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
38
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor
dari item seperti pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8.Muatan Faktor Item Mission
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.79 0.07 10.90 √2 0.85 0.07 12.24 √3 0.90 0.07 13.28 √4 0.87 0.07 12.47 √5 0.64 0.08 8.08 √6 0.93 0.07 13.98 √7 0.86 0.07 12.42 √8 0.85 0.07 13.31 √9 0.77 0.07 10.85 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.8 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
3.5.3 Uji Validitas Skala Spiritualitas
Pada uji validitas skala spiritualitas, 37 item yang ada diuji untu mengetahui
bahwa item item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur
spiritualitas. Item ini digunakan untuk mengukur empat variabel dari spiritualitas,
yaitu; Hubungan Individu dengan Hal Transenden, Rasa Dukungan yang Berasal dari
Transenden, Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum, Rasa Bersyukur,
Ikhlas, Belas Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden. Item tersebut diadaptasi
dari skala yang dikembangkan Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002).
39
Model yang tidak fit dilakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran
pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah diperoleh
model fit, selanjutnya melihat loading factor yang merupakan besar korelasi
(kovarians) antar indikator dengan konstruk latennya. Untuk mendpatkan data
yang valid maka item yang nilainya <0,05 harus dihilangkan dari penelitian.
1. Hubungan Spiritual Individu dengan Hal Transenden
4 item yang ada di uji untuk melihat seluruh item bersifat unidimensional, hasil
analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak
fit dengan nilai Chi-Square = 10.39, df = 2, P-value = 0.00555, RMSEA = 0.160,
sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit,
diketahui nilai Chi-Square = 0.28, df = 1, P-value = 0.59462, RMSEA = 0.000,
yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05
(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan
antara data dan teori.
Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9.Muatan Faktor Item Hubungan Individu dengan Hal Transenden
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.60 0.06 9.18 √2 0.73 0.07 11.09 √3 1.13 0.05 22.96 √4 0.80 0.07 12.30 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
40
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.9 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
2. Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden
4 item yang ada diuji untuk mengetahui bahwa item-item tersbut bersifat
unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa
model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square = 61.51, df = 2, P-
value = 0.0000, RMSEA = 0.426, sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap
model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 4.05, df = 1, P-
value = 0.04409, RMSEA = 0.136, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini
menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat
diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10.Muatan Faktor Item Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.91 0.06 15.09 √2 1.00 0.06 17.87 √3 0.96 0.06 16.77 √4 0.77 0.07 11.62 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
41
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.10 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
3. Keutuhan
4 item yang ada pada variable keutuhan dilakukan uji untuk melihat bahwa item
tersebut bersifat unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan
menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square
=8.71, df = 2, P-value = 0.01281, RMSEA = 0.143, sehingga dilakukan 1 kali
modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square
= 0.24, df = 1, P-value = 0.62495, RMSEA = 0.000, yang mana artinya model
tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang
artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop
atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11.Muatan Faktor Item Keutuhan
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.48 0.08 6.08 √2 0.57 0.08 7.34 √3 0.70 0.08 9.38 √4 0.94 0.07 12.93 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
42
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.11 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
4. Rasa Transenden Dalam Diri
4 item yang ada dilakukan uji untuk mengetahui bahwa item-item tersebut bersifat
unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa
model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =6.18, df = 2, P-value
= 0.04550, RMSEA = 0.113, sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model
sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 1.49, df = 1, P-value =
0.22151, RMSEA = 0.055, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini
menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat
diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop
atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12.Muatan Faktor Item Rasa Transenden dari Dalam Diri
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.72 0.07 10.62 √2 0.85 0.06 13.02 √3 0.92 0.06 14.94 √4 0.94 0.06 15.86 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
43
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.12 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
5. Rasa Kagum
4 item yang ada di uji untuk melihat bahwa item-item tersebut bersifat
unidimensional, hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa
model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =3.38, df = 2, P-value
= 0.18411, RMSEA = 0.065, sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model
sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 0.33, df = 1, P-value =
0.56447, RMSEA = 0.000, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini
menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat
diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13.Muatan Faktor Item Rasa Kagum
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.85 0.06 13.59 √2 0.99 0.06 17.57 √3 0.99 0.06 17.75 √4 0.98 0.06 17.32 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
44
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.13 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item yang ada sesuai dengan sifat item. Dengan
demikian item tersebut tidak akan di drop.
6. Rasa Bersyukur
Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, hasil awal
analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak
fit diketahui nilai Chi- Square =3.97, df = 2, P-value = 0.13728, RMSEA = 0.078,
sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit,
diketahui nilai Chi-Square = 1.05, df = 1, P-value = 0.30496, RMSEA = 0.018,
yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05
(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan
antara data dan teori.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item sekaligus menentukan
apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14.Muatan Faktor Item Rasa Bersyukur
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.23 0.12 2.01 √2 -0.14 0.10 -1.40 X3 -0.41 0.17 -2.43 √4 -0.87 0.33 -2.65 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.14 dapat kita lihat bahwa item
nomor 2 memiliki nilai <1,96 yang artinya item tersebut tidak signifikan dan
45
harus didrop, namun seluruh item lainnya signifikan (t >1,96). Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
7. Ikhlas
Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, hasil awal
analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak
fit dengan nilai Chi-Square =0.00, df = 2, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000,
yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05
(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa data yang ada tidak
dapat digunakan karena seluruh item T<1.96, sehingga dimensi ini didrop atau
dibuang.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut perlu di drop atau tidak.
Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari
item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, seperti pada tabel 3.15 berikut.
Tabel 3.15.Muatan Faktor Item Ikhlas
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 13.93 0.00 2872.02 √2 0.02 0.08 0.23 X3 0.00 0.01 -0.20 X4 0.02 0.01 1.73 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.15 dapat kita lihat bahwa hanya
item 1 yang signifikan (t >1,96), sehingga dimensi ini tidak dapat dilakukan
analisis lebih lanjut.
46
8. Belas Kasih
Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, hasil awal
analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model satu faktor ternyata tidak
fit dengan nilai Chi-Square =23.49, df = 2, P-value = 0.00001, RMSEA = 0.256,
sehingga dilakukan 1 kali modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit,
diketahui nilai Chi-Square = 0.12, df = 1, P-value = 0.72423, RMSEA = 0.000,
yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan bahwa P-value > 0,05
(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan
antara data dan teori.
Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, seperti pada tabel 3.16 berikut.
Tabel 3.16.Muatan Faktor Item Belas Kasih
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.45 0.09 05,20 √2 0.68 0.08 08.57 √3 0.69 0.08 08.62 √4 0.83 0.08 10.31 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.16 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96), selanjutnya semua koefisien bermuatan positif. Artinya
semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan
demikian item lainnya tidak akan di drop.
47
9. Kerinduan Akan Situasi Transenden
5 item yang terdapat pada variable kerinduan akan situasi transenden dilakukan
pemgujian untuk mengetahui bahwa item-item tersebut bersifat unidimensional,
hasil awal menunjukan analisis CFA yang dilakukan menunjukan bahwa model
satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square =75.05, df = 5, P-value =
0.00000, RMSEA = 0.292, sehingga dilakukan 3 kali modifikasi terhadap model
sampai diperoleh model fit, diketahui nilai Chi-Square = 2.34, df = 2, P-value =
0.310002, RMSEA = 0.032, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini
menunjukan bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat
diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dan teori.
Selanjutnya, setelah dilakukan pengujian terhadap seluruh item, kemudian
peneliti melihat apakah nilai signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Maka dilakukanlah pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari keseluruhan item yang ada. Pengujian hasil tes keseluruhan item
dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang
telah dijabarkan pada tabel 3.17 berikut.
Tabel 3.17.Muatan Faktor Item Kerinduan akan Situasi Transenden
Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan1 0.89 0.06 14.46 √2 0.97 0.06 16.86 √3 0.90 0.06 14.99 √4 0.81 0.06 12.70 √5 0.81 0.07 12.04 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan
48
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.17 dapat kita lihat bahwa seluruh
item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item
tersebut tidak akan di drop.
3.6 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan dalam pengumpulan data yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan penelitian, peniliti memulai dengan perumusan masalah dan
menentukan varibel yang akan diteliti selanjutnya melakukan diskusi dengan
dosen pembimbing, melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori
yang tepat mengenai variabel penelitian, yaitu: skala Purposeful Work, skala
Budaya Organisasi (Adaptasi, involvement, Consitency dan Mission), dan skala
Spiritualitas (Hubungan Individu dengan Hal Transenden, Rasa Dukungan yang
Berasal dari Transenden, Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum,
Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden),
menentukan subjek penelitian, mempersiapkan alat pengumpulan data berupa
kuesioner, serta meminta surat izin penelitian dari fakultas Psikologi untuk
diberikan kepada instansi terkait.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mulai menentukan jumlah sampel berdasarkan data yang
ada pada website Universitas X, menjelaskan tujuan penelitian dan izin kepada
bagian akademik pusat Universitas X untuk memberikan persetujuan penelitian
49
ini dilakukan di seluruh faklutas yang ada di universitas X. setelah surat izin
penelitian dari akademik pusat didapatkan, surat tersebut kemudian diperbanyak
untuk diberikan kepada masing masing fakultas yang ada di Universtas X
tersebut. Selanjutnya meminta izin ke setiap fakultas untuk bisa menyebarkan
kuisioner selanjutnya menunggu setiap fakultas memberikan balasan dari surat
yang telah diberikan, tahapan terakhir yaitu meminta kesediaan responden
mengisi skala penelitian, serta melaksanakan pengambilan data dengan skala yang
telah disiapkan kepada responden penelitian.
3. Tahap pengolahan data
Pada tahap ini peneliti melakukan skoring terhadap hasil jawaban setiap skala
yang telah diisi oleh responden. Selanjutnya, menghitung dan membuat tabulasi
data yang diperoleh dan membuat tabel data. Tahap ini diakhiri dengan
melakukan analaisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji
hipotesis penelitian melalui program SPSS 17.0.
4. Tahap penyusunan laporan penelitian
Setelah proses skoring dan pengolahan data telah dilakukan, pada tahap ini
peneliti membuat laporan hasil analisis, diskusi serta kesimpulan yang diperoleh
dalam penelitian ini.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dalam
rangka menguji kebenaran hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya
50
pengaaruh dari sekumpulan variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini
adalah persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b1 X1 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8
+ b9 X9 + b10 X10 + b11 X11 + b12 X12 + b13 X13 + e
Keterangan:
Y : Purposeful Worka : Konstanta/interceptb : Koefisien regresiX1 : Budaya Organisasi – AdaptabilityX2 : Budaya Organisasi – InvolvementX3 : Budaya Organisasi – ConsistencyX4 : Budaya Organisasi – MissionX5 : Spiritualitas – Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal TransendenX6 : Spiritualitas – Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal TransendenX7 : Spiritualitas – KeutuhanX8 : Spiritualitas – Rasa Transenden Dalam DiriX9 : Spiritualitas – Rasa KagumX10 : Spiritualitas – Rasa BersyukurX11 : Spiritualitas – IkhlasX12 : Spiritualitas – Belas KasihX13 : Spiritualitas – Kerinduan Akan Situasi Transendene : Residu
Sebelum melakukan analisis regresi berganda, maka dilakukan korelasi
product moment seluruh variabel penelitian. Tujuan dilakukan langkah ini karena
regresi idealnya IV tidak berkorelasi dengan IV lainnya, namun sebaiknya IV
berkorelasi dengan DV.
Melalui analisis regresi berganda akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien
korelasi berganda antara perilaku Purposeful Work dengan Budaya Organisasi
(Adaptability, Involvement, Consistency dan Mission) dan Spiritualitas (Hubungan
Individu dengan Hal Transenden, Rasa Dukungan yang Berasal dari Transenden,
51
Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum, Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas
Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden). Besarnya pengaruh yang diterima
oleh Purposeful Work dari faktor-faktor yang telah disebutkan diatas ditunjukkan
oleh koefisien determinan berganda atau R2.
R2 merupakan perkiraan proporsi varians dari Purposeful Work yang
dijelaskan oleh faktor, Budaya Organisasi (Adaptability, Involvement, Consistency
dan Mission) dan Spiritualitas (Hubungan Individu dengan Hal Transenden, Rasa
Dukungan yang Berasal dari Transenden, Keutuhan, Rasa Transenden Dalam Diri, Rasa
Kagum, Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas Kasih, dan Kerinduan akan Situasi Transenden).
Untuk memperoleh nilai R2, dapat digunakan formula (Umar, 2015) berikut:
Uji R2 digunakan untuk mengidentifikasi apakah regresi Y pada IV secara
bersama-sama signifikan secara statistik. Namun untuk membuktikan apakah
regresi Y pada X signifikan atau tidak, maka digunakan uji F, dengan
menggunakan formula sebagai berikut (Umar, 2015):
Dimana k adalah jumlah IV dan N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F
yang dilakukan, dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh
terhadap DV. Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan IV
signifikan terhadap DV, maka dilakukanlah uji t. Uji t dalam penelitian ini
dilakukan sebanyak 14 kali sesuai dengan variabel yang hendak dianalisis.
Adapun formula uji t (Umar, 2015) adalah sebagai berikut:
52
Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard error dari b. hasil
uji ini akan diperoleh dari hasil regresi. Perhitungan statistik tersebut akan
dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data SPSS.
52
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil, pada penelitian ini sampel
diambil dari organisasi. Subjek dipilih berdasarkan tahap perkembangan dewasa awal
dan dewasa madya dengan rentang usia antara 21 hingga 60 tahun. Untuk
mempermudah perhitungan, maka peneliti mengkategorisasikan usia responden
kedalam dua kategori yaitu dewasa awal (21-40 tahun) dan responden dewasa madya
(41-60 tahun). Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia, dapat dilihat pada tabel
4.1.
Tabel 4.1Gambaran Subjek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Usia & Jenis Kelamin Jumlah Persentase21-40 76 45.641-60 89 54.4
Laki-laki 90 53.8Perempuan 75 46.2
Jumlah 165 100Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam
penelitian ini berada pada kategori dewasa awal (21-40 tahun) dengan presentase
sebesar 45.6%, sedangkan pada kategori dewasa madya (41-60 tahun) dengan
presentase sebesar 54.4%. Selanjutnya untuk mengetahui gambaran subjek
berdasarkan jenis kelamin,
Dari tabel tersebut juga diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dengan
persentase sebesar 53,8% (90 orang) , responden perempuan dengan persentase
53
sebesar 46,2% (75 orang). Maka dapat disimpulkan subjek penelitian terbanyak
adalah subjek yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 95 orang (53,8%).
4.2 Analisis Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Subbab deskripsi statistik variabel penelitian akan menyajikan data menganai mean,
nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi setiap variabel pada penelitian
ini. Perlu diketahui bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik pada
penelitian adalah skor murni (true-score) yang merupakan hasil konversi dari angka
baku (raw score). Skor murni (true-score) pada setiap item akan membentuk satu
nilai yang bernama faktor skor. Faktor skor yang telah didapat ditransformasi menjadi
T skor. Cara ini bertujuan tidak hanya untuk menyamakan skala pengukuran yang
berbeda-beda melainkan untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar
pembaca lebih mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun untuk
mentrasformasi faktor skor menjadi T skor telah ditetapkan nilai mean = 50 dan
standar deviasi = 10 dengan formula sebagai berikut:
Setelah memperoleh skor faktor yang telah diubah menjadi T skor, maka nilai
baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu
diketahui bahwa penghitungan ini berlaku untuk seluruh variabel yang akan
dianalisis. Berikut ini adalah nilai statistik deskriptif setiap variabel dalam penelitian
ini dan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tscore = (10 x skor faktor) + 50
54
Tabel 4.2Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Purpose 165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125Consistency 165 58,62 14,35 72,97 50,0000 9,49553Adaptability 165 59,93 13,82 73,75 50,0000 9,08405Involvement 165 55,60 18,54 74,14 50,0000 9,00255Mission 165 55,73 14,56 70,29 50,0000 9,64147
HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden
165 35,88 25,22 61,10 50,0000 9,99501
Rasa Dukunganyang Berasal dariHal Transenden
165 36,75 23,88 60,63 50,0000 9,41706
Keutuhan 165 23,13 36,70 59,83 50,0000 8,88522Rasa TransendenDalam Diri
165 34,18 26,96 61,14 50,0000 9,28946
Rasa Kagum 165 38,90 20,88 59,78 50,0000 9,72849Rasa Besyukur 165 27,41 32,45 59,86 50,0000 8,77248Belas Kasih 165 25,75 36,49 62,24 50,0000 9,43921Kerinduan akansituasi transnden
165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125
Valid N (listwise) 165
4.2.1.Kategorisasi Hasil Penelitian
Setelah analisis deskripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian telah
dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
mengkategorisasikan data penelitian dengan menggunakan standar deviasi dan mean
dari t-score. Adapun norma yang ditetapkan untuk penghitungan ini dapat dilihat
pada tabel 4.3
55
Tabel 4.3Norma Skor Variabel
Kategorisasi RumusRendah X < M – 1SDSedang M – 1SD <= X <=M+1sdTinggi X ≥ M +1 SD
Setelah norma kategorisasi didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan perolehan
nilai persentase kategorisasi untuk variabel purposeful work, adaptability,
involvement, consistency, mission, Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal
Transenden, Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden, Keutuhan, Rasa
Transenden Dalam Diri, Rasa Kagum, Rasa Bersyukur, Ikhlas, Belas Kasih,
Kerinduan Akan Situasi Transenden. Masing-masing variabel akan dikategorikan
sebagai rendah dan tinggi. Berikut ini adalah tabel 4.4 yang menggabarkan
kategorisasi skor variabel penelitian.
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
VariabelFrekuensi
Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)Purposeful Work 26 16,4 138 83,6 0 0Adaptability 19 11,5 127 77,0 19 11,5Involvement 17 10,3 126 76,4 22 13,3Consistency 16 9,7 130 78,8 19 11,5Mission 18 10,9 124 75,2 23 13,9Hubungan Spiritualitas Individudengan Hal Transenden 6 3,6 90 54,5 69 41,8
Rasa Dukungan yang Berasaldari Hal Transenden
49 29,7 60 36,4 56 33,9
Keutuhan 25 15,2 103 62,4 37 22,4Rasa Transenden Dalam Diri 5 3,0 121 73,3 39 23,6Rasa Kagum 61 37,0 46 27,9 58 35,2Rasa Besyukur 55 33,3 51 30,9 59 35,8Belas Kasih 12 7,3 153 92,7 0 0Kerinduan akan situasi transnden 2 1,2 114 69,2 49 29,7
56
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada variabel purposeful work
sebanyak 26 orang (16,4%) berada pada kategori rendah. Sementara 0 orang lainnya
(%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian sebaran pada variabel purposeful
work banyak pada kategori rendah.
Selanjutnya, pada variabel adaptability sebanyak 19 orang (11,5%) berada pada
kategori rendah. Sementara 19 orang lainnya (11,5%) berada pada kategori tinggi.
Dengan demikian sebaran pada variable adaptability merata.
Pada variabel involvement sebanyak 17 orang (10,3%) berada pada kategori
rendah dan 22 orang lainnya (13,3%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian,
dari hasil sebaran data pada variabel involvement lebih banyak pada kategori tinggi.
Kemudian, pada variabel consistency sebanyak 16 orang (9,7%) berada pada
kategori rendah dan 19 orang lainnya (11,5%) berada pada kategori tinggi. Dengan
demikian, dari hasil sebaran data pada variabel consistency lebih banyak pada
kategori tinggi.
Selanjutnya, pada variabel mission sebanyak 18 orang (10,9%) berada pada
kategori rendah dan 23 orang lainnya (13,9%) berada pada kategori tinggi. Dengan
demikian, dari hasil sebaran data pada variabel mission lebih banyak pada kategori
rendah.
Kemudian variabel hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden
sebanyak 6 orang (3,6%) berada pada kategori rendah dan 69 orang lainnya (41,8%)
berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada variabel
57
hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden lebih banyak pada kategori
tinggi.
Selanjutnya, pada variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden
sebanyak 49 orang (29,7%) berada pada kategori rendah dan 56 orang lainnya
(33,9%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada
variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden lebih banyak pada kategori
tinggi.
Pada variabel keutuhan sebanyak 25 orang (15,2%) berada pada kategori
rendah dan 37 orang lainnya (22,4%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian,
dari hasil sebaran data pada variabel keutuhan lebih banyak pada kategori tinggi.
Kemudian pada variabel rasa transenden dalam diri sebanyak 5 orang (3%)
berada pada kategori rendah dan 39 orang lainnya (23,6%) berada pada kategori
tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada variabel keutuhan lebih banyak
pada kategori tinggi.
Selanjutnya, Variabel rasa kagum sebanyak 61 orang (37,0%) berada pada
kategori rendah dan 58 orang lainnya (35,2%) berada pada kategori tinggi. Dengan
demikian, dari hasil sebaran data pada variabel keutuhan lebih banyak pada kategori
tinggi.
Pada variabel rasa bersyukur sebanyak 55 orang (33,3%) berada pada kategori
rendah dan 59 orang lainnya (35,8%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian,
dari hasil sebaran data pada variabel rasa bersyukur lebih banyak pada kategori
tinggi.
58
Kemudian pada variabel rasa belas kasih sebanyak 12 orang (7,3%) berada pada
kategori rendah dan 0 orang lainnya (0%) berada pada kategori tinggi. Dengan
demikian, dari hasil sebaran data pada variabel rasa bersyukur lebih banyak pada
kategori rendah.
Terakhir, pada variabel kerinduan akan situasi transenden sebanyak 2 orang
(1,2%) berada pada kategori rendah dan 49 orang lainnya (29,7%) berada pada
kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran data pada variabel keadilan
informasional lebih banyak pada kategori tinggi.
4.3 Uji Hipotesis Penelitian
4.3.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi dengan bantuan
software Spss 20.0. Seperti yang telah dijelaskan pada bab tiga, dalam regresi ada tiga
hal yang perlu dilihat, pertama adalah besaran R square (R2) untuk mengetahui berapa
persen (%) varians variabel terikat (dependent variable) yang dijelaskan oleh variabel
bebas (independent variable), kedua apakah keseluruhan variabel bebas (independent
variable) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (dependent
variable), dan terakhir melihat signifikansi koefisien regresi dari masing-masing
variabel bebas (independent variable).
Pengujian hipotesis pernama adalah melihat besaran R (R2) square untuk
mengetahui berapa persen (%) varians dependen variabel yang dijelaskan oleh
59
independen variabel. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.5Tabel R-Square
Mode R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 ,361a ,130 ,062 9,30119Dari tabel 4.5, dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0,130 atau
13%, artinya proporsi varians dari Purposeful work yang dijelaskan oleh
adaptability,involvement,consistency,mission, hubungan spiritualitas individu dengan
hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari hal transenden, keutuhan, rasa
transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan
akan situasi transenden adalah sebesar 13%, sedangkan 87% sisanya dipengaruhi oleh
variabel di luar penelitian ini.
Langkah kedua peneliti menganalisis pengaruh dari keseluruhan variabel
bebas (independent variabel) terhadap purposeful work dengan melihat signifikasi
dari hasil uji F. Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai p (probability)
pada kolom paling kanan sebesar 0.040 dengan nilai p < 0,05, maka hipotesis nihil
yang menyatakan “ Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Budaya Organsiasi
(adaptability, involvement, consistency, mission), dan Spiritualitas (hubungan
spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari hal
transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur, ikhlas,
belas kasih, kerinduan akan situasi transenden) terhadap purposeful work” ditolak.
60
Artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (independent variable)
secara keseluruhan taerhadap variabel terikat (dependent variable). Tabel 4.6
Tabel AnovaModel Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1968,344 12 164,029 1,896 ,039Residual 13149,831 152 86,512Total 15118,174 164
a. Dependent Variable: Purposeful workb. Predictors: (Constant), adaptability, involvement, consistency, missionhubungan
spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal dari haltransenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa bersyukur,belas kasih, kerinduan akan situasi transenden.
Langkah terakhir yang peneliti lakukan adalah melihat koefisien regresi dari
masing-masing variabel bebas (independent variable). Jika nlai p < 0,05 maka
koefisien regresi yang dihasilkan memiliki pengaruh yng signifikan terhadap
purposeful work, begitupun sebaliknya.
Berdasarkan tabel 4.6 dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut: purposeful
work = 36,328 + 0,113 (Adaptability) + 0,099 (involvement) + 0,149 (consistency) –
0,171 (mission) + 0,239 (Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal Transenden) – 0,219
(Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden) + 0,290 (keutuhan) + 0,185 (rasa
transenden dalam diri) - 0,251 (rasa kagum) – 0,154 (rasa bersyukur) +0,058 (belas
kasih) – 065 (kerinduan akan situasi transenden) + e
Adapun besaran koefesien regresi dari masing-masing variabel bebas
(independent variable) terhadap Purposeful work dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut
ini.
61
Tabel 4.7Tabel Koefisien Regresi
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.B
Std.Error
Beta
1 (Constant) 36,328 8,298 4,378 ,000Adaptability ,113 ,119 ,112 ,953 ,342Involvement ,099 ,118 ,094 ,841 ,402Consistency ,149 ,115 ,140 1,296 ,197Mission -,171 ,106 -,172 -1,611 ,109Hubungan SpiritualitasIndividu dengan HalTransenden
,239 ,115 ,249 2,086 ,039*
Rasa Dukungan yangBerasal dari HalTransenden
-,219 ,145 -,215 -1,513 ,132
Keutuhan ,290 ,145 ,268 2,004 ,047*Rasa Transenden DalamDiri
,185 ,144 ,179 1,281 ,202
Rasa Kagum -,251 ,121 -,255 -2,084 ,039*Rasa Besyukur -,154 ,125 -,140 -1,234 ,219Belas Kasih ,058 ,135 ,036 ,433 ,666Kerinduan akan situasitransnden
-,065 ,101 -,064 -,647 ,519
a. Dependent Variable: purposeful work(*) Keterangan Signifikan
Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 12 variabel
bebas (independent variable) hanya ada tiga yang signifikan, yaitu hubungan individu
dengan hal transenden, keutuhan dan rasa kagum. Adapun penjelasan dari nilai
koefisien regresi yang diperoleh dari masing-masing variabel bebas (independent
variable) adalah sebagai berikut:
62
1. Variabel adaptability
Variabel adaptability memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,113 dengan
signifikansi sebesar 0,342 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan adaptability pada variabel budaya
organisasi terhadap purposeful work diterima. Artinya pengaruh adaptability pada
variabel budaya organisasi terhadap purposeful work tidak signifikan.
2. Variabel involvement
Variabel invovlement memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,099 dengan
signifikansi sebesar 0,402 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan involvement pada variabel budaya
organisasi terhadap purposeful work diterima. Artinya pengaruh involvement pada
variabel budaya organisasi terhadap purposeful work tidak signifikan.
3. Variabel consistency
Variabel consistency memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,149 dengan
signifikansi sebesar 0,197 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan consistency pada variabel budaya
organisasi terhadap purposeful work diterima. Artinya pengaruh consistency pada
variabel budaya organisasi terhadap purposeful work tidak signifikan.
4. Variabel mission
Variabel mission memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,171 dengan signifikansi
sebesar 0,109 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak
adanya pengaruh yang signifikan mission pada variabel budaya organisasi terhadap
63
purposeful work diterima. Artinya pengaruh mission pada variabel budaya organisasi
terhadap purposeful work tidak signifikan.
5. Variabel hubungan spiritualitas individu dengan hal Transenden
Variabel hubungan spiritualitas individu dengan hal Transenden memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,239 dengan signifikansi sebesar 0,039 (sig<0,05), dengan
demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan
hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden pada variabel spiritualitas
terhadap purposeful work ditolak. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan
hubungan spiritualitas individu dengan hal Transenden terhadap purposeful work,
serta memiliki arah hubungan positif yang berarti semakin tinggi hubungan
spiritualitas individu dengan hal transenden maka semakin tinggi pula purposeful
work.
6. Variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden
Variabel rasa dukungan yang berasal dari hal transenden memiliki nilai koefisien
regresi sebesar -0,219 dengan signifikansi sebesar 0,132 (sig>0,05), dengan demikian
hipotesis nihil yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa
dukungan yang berasal dari hal transenden pada variabel spiritualitas terhadap
purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan rasa dukungan
yang berasal dari hal transenden terhadap purposeful work.
7. Variabel keutuhan
Variabel keutuhan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.290 dengan signifikansi
sebesar 0,037 (sig<0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak
64
adanya pengaruh yang signifikan variabel keutuhan pada variabel spiritualitas
terhadap purposeful work ditolak. Artinya keutuhan memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap purposeful work. Dan memiliki arah positif yang berarti semakin
tinggi variabel keutuhan maka semakin tinggi pula purposeful work.
8. Variabel rasa transenden dalam diri
Variabel rasa transenden dalam diri memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,185
dengan signifikansi sebesar 0,202 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa transenden dalam diri pada
variabel spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh
rasa transenden dalam diri secara signifikan terhadap purposeful work.
9. Variabel rasa kagum
Variabel rasa kagum memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,251 dengan
signifikansi sebesar 0,039 (sig<0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa kagum pada variabel
spiritualitas terhadap purposeful work ditolak. Artinya variabel rasa kagum memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap purposeful work. Nilai koefisien variabel
keutuhan menunjukan arah negatif dapat diartikan bahwa semakin tinggi rasa kagum
seseorang, maka semakin rendah pula purposeful work.
10. Variabel rasa bersyukur
Variabel rasa bersyukur memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,154 dengan
signifikansi sebesar 0,219 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan rasa bersyukur pada
65
variabel spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan rasa bersyukur terhadap purposeful work.
11. Variabel belas kasih
Variabel belas kasih memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,058 dengan
signifikansi sebesar 0,666 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan belas kasih pada variabel
spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan belas kasih terhadap purposeful work.
12. Variabel kerinduan akan situasi transenden
Variabel kerinduan akan situasi transenden memiliki nilai koefisien regresi sebesar -
0,065 dengan signifikansi sebesar 0,519 (sig>0,05), dengan demikian hipotesis nihil
yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan kerinduan akan situasi
transenden pada variabel spiritualitas terhadap purposeful work diterima. Artinya
tidak ada pengaruh yang signifikan kerinduan akan situasi transenden terhadap
purposeful work.
4.3.2.Pengujian Proporsi Varians Masing-Masing
Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui besarnya sumbangan proporsi varians dari
masing-masing variabel bebas (independent variable) terhadap purposeful work. Pada
tabel 4.9 akan diketahui proporsi varians dari masing-masing variabel bebas
(independent variable) dengan melihat nilai R-square Change, kemudian kolom F
Change merupakan hasil uji F dari masing-masing variabel bebas (independent
66
variable), serta kolom Sig. F change digunakan untuk melihat signifikan atau
tidaknya hasil uji F yang telah dilakukan. Berikut ini adalah tabel proporsi varians
purposeful work pada setiap variabel bebas (independent variable).
Tabel 4.9Tabel Proporsi varians purposeful work pada setiap variabel bebas (independent variable)
Model RsquareR squarechange
Fchange
Change Statistics Sig. FChangedf 1 df 2
Adaptability ,017 ,017 2,869 1 163 ,092Involvement ,029 ,011 1,901 1 162 ,170Consistency ,032 ,003 ,473 1 161 ,492Mission ,060 ,028 4,848 1 160 ,029HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden
,075 ,015 2,595 1 159 ,109
Rasa Dukunganyang Berasal dariHal Transenden
,084 ,009 1,578 1 158 ,211
Keutuhan ,091 ,007 1,141 1 157 ,287Rasa TransendenDalam Diri
,091 ,000 ,000 1 156 ,988
Rasa Kagum ,118 ,027 4,750 1 155 ,031Rasa Besyukur ,127 ,009 2,244 1 154 ,018Belas Kasih ,128 ,001 ,107 1 153 ,744Kerinduan akansituasi transnden
,130 ,002 ,418 1 152 ,519
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diperoleh informasi proporsi varians setiap
variabel bebas (independent variable) sebagai berikut ini:
1. Variabel adaptability memiliki sumbangan sebesar 0,017 atau 1,7% terhadap
varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara
statistik nilai sig F Change = 0,092 (p > 0,05).
67
2. Variabel involvement memiliki sumbangan sebesar 0,011 atau 1,1% terhadap
varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara
statistik nilai sig F Change = 0,170 (p > 0,05).
3. Variabel consistency memiliki sumbangan sebesar 0,003 atau 0,03% terhadap
varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara
statistik nilai sig F Change = 0,492 (p > 0,05).
4. Variabel mission memiliki sumbangan sebesar 0,028 atau 2,8% terhadap
varians purposeful work. Sumbangan tersebut signifikan karena secara statistik
nilai sig F Change = 0,029 (p < 0,05).
5. Variabel Hubungan Spiritualitas Individu dengan Hal Transenden memiliki
sumbangan sebesar 0,015 atau 1,5% terhadap varians purposefull work.
Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara statistik nilai sig F Change =
0,109 (p > 0,05).
6. Variabel Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden memiliki
sumbangan sebesar 0,009 atau 0,09% terhadap varians perilaku purposeful
work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara statistik nilai sig F
Change = 0,211 (p > 0,05).
7. Variabel keutuhan memiliki sumbangan sebesar 0,007 atau 0,07 % terhadap
varians purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena secara
statistik nilai sig F Change = 0,234 (p > 0,05).
68
8. Variabel rasa transenden dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,000 atau 0%
terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan
karena secara statistik nilai sig F Change = 0,988 (p > 0,05).
9. Variabel rasa kagum dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,027 atau 2,7%
terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut signifikan
karena secara statistik nilai sig F Change = 0,031 (p < 0,05).
10. Variabel rasa bersyukur memiliki sumbangan sebesar 0,009 atau 0,09%
terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut signifikan
karena secara statistik nilai sig F Change = 0,18 (p < 0,05).
11. Variabel belas kasih dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,001 atau 0.01%
terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut tidak signifikan
karena secara statistik nilai sig F Change = 0,744 (p > 0,05).
12. Variabel rasa transenden dalam diri memiliki sumbangan sebesar 0,002 atau
0,02% terhadap varians perilaku purposeful work. Sumbangan tersebut tidak
signifikan karena secara statistik nilai sig F Change = 0,519 (p > 0,05).
67
BAB 5
KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang hasil
penelitian, serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada
bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah “terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel budaya organisasi dan
spiritualitas terhadap purposeful work ". Namun jika dilihat berdasarkan uji hipotesis
minor yaitu dengan melihat nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas
(independent variable) maka hanya ada tiga variabel yang memiliki pengaruh yang
signifikan, yaitu hubungan individu dengan hal transenden, keutuhan dan rasa kagum.
Sementara itu, variabel lain yang pengaruhnya tidak signifikan adalah adaptability,
involvement, consistency, mission, rasa dukungan yang berasal dari hal transenden,
rasa transenden dalam diri, rasa bersyukur, belas kasih dan kerinduan akan situasi
transenden.
Jika dilihat berdasarkan sumbangan keseluruhan variabel bebas (independent
variable) dalam hal ini adalah adaptability, involvement, consistency, mission,
hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang Berasal
dari hal transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa
bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan situasi transenden terhadap variabel
68
terikat (dependent variable) yaitu purposeful work memberikan sumbangan sebesar
13% dan sisanya 87% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain itu, hasil analisis proporsi
varians variabel bebas (independent variable) menunjukkan bahwa ada satu variabel
yang memiliki sumbangan secara signifikan yaitu, involvement. Sedangkan variabel
lain yang sumbangannya tidak signifikan adalah adaptability, consistency, mission,
hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden, rasa dukungan yang berasal
dari hal transenden, keutuhan, rasa transenden dalam diri, rasa kagum, rasa
bersyukur, ikhlas, belas kasih, kerinduan akan situasi transenden menunjukan
pengaruh yang tidak signifikan.
5.2 Diskusi
Penelitian ini berusaha untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya, khususnya untuk mengetahui purposeful work megingat pentingnya
peran subjek sebagai penentu keberhasilan suatu instansi, tentu tidak lepas dari faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. Oleh karenanya penelitian ini
dilakukan untuk melihat pengaruh internal individu yaitu spiritualitas dan faktor
eksternal yaitu budaya organisasi terhadap purposeful work.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa hubungan
spiritualitas dengan hal transenden secara signifikan mempengaruhi purposeful work,
dengan arah koefisien regresi positif. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
bahwa hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden memiliki pengaruh
secara positif terhadap purposeful work. Hal tersebut diasumsikan bahwa individu
69
yang memiliki hubungan spiritualitas dengan hal transenden individu tersebut
merasakan perasaan nyaman, individu merasakan kasih sayang yang diberikan oleh
tuhan terhadap dirinya. Hubungan transenden tersebut menyebabkan individu
terinspirasi dalam hidupnya. Perasaan tersebut memberikan arahan dalam hidup
sehingga individu memiliki tujuan dalam hidup diantaranya adalah tujuan pada saat
dia bekerja sehingga berpengaruh secara signifikan terhadap purposeful work.
Selanjutnya dalam penelitian ini variabel keutuhan yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap purposeful work, hasil ini sesuai dengan hipotes dalam penelitian
ini. keyakinan pada dirinya bahwa tuhan sudah mengatur segala sesuatu baik perihal
masalah dalam kehidupan dan pertolongan pertolongan tuhan dalam kehidupan
sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purposeful work. Hal tersebut
mengakibatkan individu merasa harus bekerja sesuai dengan purposeful work.
Selanjutnya, rasa kagum memiliki pengaruh secara negative dan signifikan
terhadap purposeful work. Yang berarti semakin tinggi rasa kagum individu maka
semakin rendah purposeful work. rasa kagum yang tinggi dimiliki oleh pegawai
menyebabkan purposeful work mereka rendah hal ini diasumsikan bahwa individu
yang memiliki rasa kagum tinggi selalu berkeinginan untuk mendekatkan diri dengan
tuhan, ingin selalu beribadah dimanapun dan kapanpun sehingga lalai dalam
memenuhi kewajibannya dalam bekerja. Yang mana seharusnya antara kewajiban
untuk mengejar akhirat dan duniawi harus seimbang. hal tersebut yang
mengakibatkan pegawai tersebut tidak memprioritaskan purposeful work mereka.
70
Hasil dari analisis regresi juga mengungkapkan ada variabel yang tidak
memiliki pengaruh secara signifikan yaitu rasa dukungan yang berasal dari hal
transenden, rasa transenden dalam diri, rasa bersyukur, belas kasih, kerinduan akan
situasi transenden.
Selanjutnya adalah rasa bersyukur yang tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap purposeful work. Hal ini mungkin saja terjadi karena individu
masih menjadikan rasa bersyukur hanya dalam bentuk lisan saja belum memaknai
rasa bersyukur secara utuh dalam kehidupan sehari hari dan selalu ingin lebih dari apa
yang sudah didapatkan. Hal itu juga yang mungkin dapat membuat variabel belas
kasih tidak berpengaruh secara signifikan terhadap purposeful work dikarenakan
dalam praktiknya individu masih merasa belas kasih terhadap sesamanya hanya
sekedar formalitas atau hanya sekedar memunculkan kesan bahwa dirinya memiliki
belas kasih terhadap orang lain.
Selanjutnya yaitu rasa transenden dalam diri yang tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap purposeful work, hal ini diasumsikan bahwa pegawai belum
mencapai rasa transenden dalam diri dikarenakan rasa transenden dalam diri
merupakan puncak dari spiritualitas dimana individu akan mengalami pengalaman-
pengalaman penuh cinta, pengertian, kebahagiaan dan penuh syukur sehingga
individu berhasrat untuk melampaui kapasitas manusia itu sendiri hal tersebutlah
yang membuat rasa transenden dalam diri tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap purposeful work.
71
Terakhir, variabel kerinduan akan situasi transenden diketahui tidak memiliki
pengaruh terhadap purposeful work. Berdasarkan hasil kategorisasi yang telah
dilakukan, dapat dilihat bahwa variabel ini memiliki skor rendah, yang berarti
sebagian besar pegawai sulit untuk mendapatkan ketenangan karena individu tersebut
tidak dekat dengan Tuhan dikarenakan kebanyakan individu hanya mempraktekan
ibadahnya untuk formalitas dan bukan karena Lillahi ta’ala. Hal inilah yang
memungkinkan variabel kerinduan akan situasi transenden tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap purposeful work.
Variabel adaptability yang ada pada budaya organisasi diketahui tidak memiliki
pengaruh secara langsung terhadap purposeful work. Walaupun dalam penelitian ini
variabel adaptability yang dimiliki oleh karyawan cukup tinggi namun tidak
menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dengan purposeful work.berdasarkan
hasil wawancara dengan pegawai organisasi hal tersbut bisa saja terjadi dikarenakan
walaupun pegawai memiliki tingikat adaptability yang tinggi, namun budaya
organisasi yang ada pada organisasi belum kuat sehingga membuat pegawai tidak
bisa menyelaraskan apa yang ada di organisasi dengan purposeful work mereka.
Selanjutnya adalah variabel involvement yang tidak signifikan mempengaruhi
purposeful work, dari hasil kategorisasi tingkat involvement menunjukan hasil yang
rendah, hal ini juga dapat menjelaskan mengapa variabel ini tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap purposeful work. Karena untuk mencapai purposeful work
diharapkan pegawai memiliki involvement yang tinggi dimana variabel ini mengarah
72
kepada kemampuan individu untuk merasakan keterikatan dengan pegawai lainnya.
Oleh karenanya, dalam penelitian ini involvement tidak memiliki pegaruh secara
signifikan.
Selanjutnya dari variabel budaya organisasi yang tidak secara signifikan
mempengaruhi purposeful work adalah consistency. Walaupun pegawai memiliki
consistency yang tinggi namun variabel ini tidak signifikan mempengaruhi purposeful
work. Asumsi peneliti bahwa hasil yang ada, kemungkingan terjadi faking good
karena apa yang ada di organisasi pada saat peneliti melakukan pengambilan data
sering terjadinya kesalahpahaman antar unit kerja baik unit pusat maupun fakultas
sehingga hal tersebut bisa menjelaskan mengapa variabel tersebut tidak secara
berpengaruh secara signifikan.
Hasil penelitian yang terakhir, diketahui bahwa dimensi mission ini
menunjukan pengaruh yang negative namun tidak secara signifikan mempengaruhi,
hal ini mungkin saja terjadi dikarenakan rendahnya misi yang dimiliki oleh pegawai
organisasi. hal ini dapat menjelaskan mengapa variabel ini tidak signifikan karena
untuk mencapai purposeful work diharapkan individu memiliki hasil yang tinggi
untuk bisa menyelasarkan mission individu dengan organisasi tersebut.
Hasil penelitian yang menunjukan tidak adanya hasil yang signifikan dari
seluruh dimensi yang ada pada budaya organisasi bisa terjadi dikarenakan individu
merasa budaya organisasi yang ada bertolak belakang dengan budaya yang diyakini
oleh individu tersebut.
73
5.3 Saran
Berdasarkan penulisan dalam penelitian ini, ditemukan masih terdapat banyak
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, dalam penelitian kali ini beberapa saran
diberikan untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya
yang terkait dengan penelitian serupa, yaitu saran metodologis dan saran praktis.
5.3.1 Saran teoritis
1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari purposeful work
dijelaskan oleh semua independent variabel yaitu budaya organisasi dan
spiritualitas sebesar 13% sementara 87 % lainnya dipengaruhi oleh variabel lain
di luar penelitian ini. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk
mempertimbangkan dan menganalisis variabel lain.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian kali ini hanya berasal dari satu
organisasi. saran bagi penelitian selanjutnya agar dapat memperluas dan
memperbanyak jumlah sampel untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
Diharapkan dengan memperbanyak dan memperluas pengambilan sampel
membuat hasil yang didapat lebih komprehensif.
3. Penelitian ini hanya memiliki tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan
yaitu hubungan spiritualitas individu dengan hal transenden, keutuhan dan rasa
kagum. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan variabel yang ada dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
74
5.3.2 Saran Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran praktis yang dapat diajukan
kepada pihak yang berkepentingan berkenaan dengan hasil daalam penelitian ini,
yaitu:
1. Rasa kagum memiliki hasil yang berpengeruh secara signifikan terhadap
purposeful work dengan arah koefisian negatif artinya semakin tinggi rasa kagum
maka semakin rendah purposeful work pegawai. Diharapkan kepada organisasi untuk
memberikan kajian-kajian tentang agama dan pemahaman agama yang dapat
menjadikan pegawai seimbang antara kewajiban untuk mengejar urusan dunia dan
kewajiban untuk mengejar urusan akhirat agar pegawai mendapatkan sarana untuk
meningkatkan spiritualitas. Bagi pegawai, seperti yang telah diketahui bahwa
spiritualitas dalam diri pegawai dapat memberikan keseimbangan dalam kehidupan
maka pegawai dapat memulai meningkatkan spiritualitas mereka dengan mengikuti
kegiatan keagamaan, dan kajian kajian yang sekarang banyak diselenggkarakan
dilingkungan sekitar untuk dapat semakin memperdalam agama, menambah wawasan
keagamaan dan memaknai agama yang dianut serta menjadi taat dalam beragama.
2. Hubungan individu dengan hal transenden dan keutuhan juga memiliki hasil
yang signifikan dan memiliki koefisien positif artinya semakin tinggi hubungan
spiritualitas individu dengan hal transenden dan keutuhan maka semakin tinggi pula
purposeful work pegawai. Bagi pegawai kedekatan atau hubungan pegawai dengan
agama dapat memperkuat aktivitas spiritualitas dan pengalaman transenden yang
dapat mengarahkan pegawai kepada purposeful work.
75
3. Pada variabel budaya organisasi keseluruhan dimensi diketahui pengaruhnya
tidak signifikan terhadap purposeful work. Hal ini dapat terjadi dikarenakan budaya
yang ada dalam organisasi belum sepenuhnya dimengerti oleh pegawai. Organisasi
diharapkan mampu untuk memberikan pemahaman tentang budaya yang ada di
organisasi sehingga seluruh pegawai bisa mengimplementasikannya kedalam perilaku
dalam bekerja. Hasilnya pegawai bisa membantu menjalankan tugas atau pekerjaan
dengan baik untuk membantu organisasi mencapai visi dan misinya.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf. (2014), Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Jakarta :Aswaja Pressindo. 43
Ashmos, D. P., and Duchon, D. (2000). Spirituality at work: A conceptualization andmeasure. Journal of Management Inquiry, 9(2), 134-145. Journal of Business &Economics Research – August, 2009 Volume 7, Number 8 46.
Barrick M.R, Mount M.K & Li N. (2013). The theory of purposeful work behavior:The role of personality, high-order goals, and job characteristics. Academy ofmanagement review,38(1), 132-153. http://dx.doi.org/20/5465/amr/2010/0479.
BBC Indonesia (2018) Berulang kali diancam sanksi, banyak PNS tetap bolos usailibur tahun baru. 2018. Diunduh pada tanggal 23 November 2018 darihttp://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42541120.
Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A. (2008). Pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan& budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan serta dampaknya padakinerja perusahaan (studi kasus pada PT. PEI HAI international wiratamaIndonesia). Jurnal manajemen & kewirausahaan. 2(10), 124-135.
David N. Elkins dkk. (1988). Toward a Humanistic-phenomenological spirituality:Definition, description and measurement. Journal of Humanistic Psychology.28 (4), 5-18
Denison, Daniel. R and Neil, William, S (1999). Denison Organizational CultureSurvey, Facilitator Guide, Denison Consulting, LLC, Washington.
Firdaus, M.A. (2012). Metode penelitian. Tangerang Selatan: Jelajah Nusa
George D (2015) Imperative’s Arthur woods: Finding purpose at work. 2015.diunduh pada tanggal 27 November 2017, darihttps://blog.bonus.ly/imperatives-arthur-woods-on-finding-purpose-at-work/
Hays (2017) Employees want to feel a sense of purpose at work. 2017. Diunduh padatanggal 28 November 2017, dari https://www.hays.cn/en/press-releases/HAYS_1387246
Kahn, W. A. (1990) Psychological conditions of personal engagement anddisengagement at work. Academy of Management Journal, 33(4), 692-724.
Karakas, F. (2010) Spirituality and performance in organizations : A literaturereview. Journal of Bussiness Etics, 94;89-106. DOI:10.1007/s10051-009-0251-5.
76
McKnight, P.E., dan Kashdan, T.B. (2009). Purpose in life as a system that createsand sustains health and well-being: An integrative, testable theory. Manuscriptunder review, 242-251. DOI: 10.1037/a0017152.
Milliman, John, Czaplewski, Andrew J., Ferguson, Jeffery. (2003). Workplacespirituality and employee work attitudes. Journal of Organizational ChangeManagement, 16(4), 426-447. DOI: 10.1108/09534810310484172.
Munawaroh, Munjiati. (2005). Analisis Pengaruh Kualitas Jasa terhadap KepuasanPada Industri Pendidikan di Yogyakarta. Jurnal Siasat Bisnis. Edisi No. 5 Vol.2. Tahun 2005. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Pontefract, D. (2016). The Purpose Effect Building Meaning In Yourself, Your Roleand Your Organization. Idaho. Elevate.
Qomariah N. (2012). Pengaruh kualitas layanan dan citra institusi terhadap kepuasandan loyalitas pelanggan(Studi pada universitas Muhammadiyah di jawa timur).Jurnal aplikasi manajemen, 10(1), 177-187.
Quinn R E (2015). The positive organization. Oakland: Brett Kohler Publisher Inc.
Shahzad F, Iqbal Z, Gulzar M. (2014). Impact of organizational culture onemployees’ job performance: An empirical study of software houses inPakistan. Inetrantional Journal of Commerce and management, 24(3), 219-227.
Syaikhu N (2008) Menakar kembali kinerja pegawai. 2008. Diunduh pada tanggal 23November 2018 dari http://www.uinjkt.ac.id/id/menakar-kembali-kinerja-pegawai/
Tischler L, Biberman J, McKeage R. (2002). Linking emotional intelligence,spirituality and workplace performance. Journal of Managerial Psychologi,17(3), 203-218. DOI: 10.1108/02683940210423114.
Underwood L, Teresi J. (2002). The daily spiritual experience scale: development,theoretical description, reliability, exploratory factor analysis, and preliminaryconstruct validity using health-related data. The Society of BehavioralMedicine, 24(1), 22-33.
Wrzesniewski A, McAuley C, Rozin P, Schwartz., et al. (1997). Jobs, Careers, andCallings: People's Relations to Their Work. journal of research in personality,31, 21-33.
Yeager, D. S., & Bundick, M. J. (2009). The Role Of Purposeful Work Goals InPromoting Meaning In Life And In Schoolwork During Adolescence. Journalof Adolescent Research, 24(4), 423-452.
77
Lampiran 1
SURAT IZIN PENELITIAN
78
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Kepada
Yth.,
Responden Penelitian
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera, semoga Bapak/Ibu/Saudara/I selalu berada dalam perlindungan Allah SWT.
Perkenalkan saya Ryandaru Baskoro, mahasiswi fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada saat ini sedang melakukan penelitian, dalam rangka penyusunan
skripsi untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 (S1).
Bersama dengan hal ini, saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi responden
penelitian ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini berisikan sekumpulan
pernyataan yang harus dijawab sesuai dengan apa yang Saudara rasakan atau Saudara alami.
Saudara dapat mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian yang telah
diberikan. Pada kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun data dan
informasi yang Saudari berikan, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja dan
dijamin kerahasiaannya. Mohon benar-benar jujur, jawaban Saudara sepenuhnya rahasia
dan akan dapat digunakan hanya jika Saudara menjawab secara akurat.
Bersedianya Saudara dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini merupakan
bantuan yang amat besar bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Hormat Saya,
Ryandaru Baskoro
79
DATA RESPONDEN
Nama / Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Fakultas / Jurusan
Posisi / Jabatan :
Tingkat pendidikan terakhir [Pilih1] : SMA / Sederajat D1 / D2 / D3 D4 / S1
Status pernikahan : Menikah Belum Menikah
No. Hp :
Menyatakan bersedia untuk mengisi kuesioner ini.
, April 2018
TTD
80
SKALA 1
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakahpernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda silang (X)pada angka yang tersedia. Semakin ke kanan angka, Anda merasa semakin setuju ataumengalami keadaan seperti pada pernyataan yang ada di kanan. Sebaliknya, semakin kekiri angka yang Anda isi, Anda merasa semakin setuju atau mengalami keadaan sepertipada pernyataan yang ada di kiri. Perhatikan kembali jawaban anda, jangan sampai adayang tidak terisi atau lebih dari satu jawaban dalam satu pernyataan.
Contoh
NO PERNYATAAN SKALA PERNYATAAN
1 Saya adalah orang yangtidak menyenangkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya adalah orang yangmenyenangkan
Dengan pengisian seperti contoh tersebut, artinya Anda sangat setuju bahwa Anda adalahorang yang menyenangkan.
NO PERNYATAAN SKALA PERNYATAAN
1 Saya bekerja hanya untukmendapatkan uang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya bekerja tidak hanya untukmendapatkan uang tetapi untuksebuah tujuan yang lebih tinggi(mengabdi, Panggilan hati,mencari ridho)
2 Saya merasa pekerjaan sayatidak bermakna
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya merasa pekerjaan sayamemiliki makna
3 Saya tidak dapat merasakanadanya tujuan bersama diorganisasi ini dalam bekerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya sangat merasakan adanyatujuan bersama di organisasi inidalam bekerja
4 Saya hanya melakukansebuah pekerjaan yangdiperitahkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pekerjaan yang saya lakukanmerupakan hal yang saya sukai
5 Saya tidak mendapatkantimbal balik yang bermaknadari pekerjaan saya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saya mendapatkan timbal balikyang bermakna dari pekerjaansaya
81
SKALA 2
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakahpernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda silang (X)pada kotak yang tersedia. Semakin ke kanan kotak, Anda merasa semakin setuju ataumengalami keadaan seperti pada pernyataan yang ada. Sebaliknya, semakin ke kiri kotakyang Anda isi, Anda semakin merasa tidak sama sekali setuju atau mengalami keadaanseperti pada pernyataan yang ada. Perhatikan kembali jawaban anda, jangan sampai adayang tidak terisi atau lebih dari satu jawaban dalam satu kolom. Keterangan pilihanjawaban adalah sebagai berikut :
TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju
S : Setuju SS : Sangat Setuju
Contoh
NO PERNYATAAN TS KS S SS
1 Saya adalah orang yang menyenangkan. X
Dengan pengisian seperti contoh tersebut, artinya Anda setuju bahwa Anda adalah orangyang menyenangkan.
NO ITEM TS KS S SS
1 Organisasi saya mampu membuat keputusan ketikamendapatkan informasi yang baik
2 Jika ada informasi terbaru maka akan segera tersebarsebar secara luas sehingga setiap orang di dalamorganisasi dapat memperoleh informasi yang diperlukan.
3 Setiap orang di dalam organisasi yakin bahwa merekadapat memberikan dampak yang positif bagi organisasi
4 Saya merasa bekerja layaknya seperti bagian dari satu timkerja
5 Dalam organisasi ini koordinasi dan kontrol kerja lebihbergantung pada hubungan satu arah (dalam satu divisi)
6 Kerja sama merupakan pondasi utama dalam organisasiini
82
7 Organisasi ini terus meningkat dibandingkan denganpesaing lainnya
8 Organisasi ini terus menerus berinvestasi untukmeningkatkan keterampilan karyawan
9 Kemampuan saya dipandang sebagai sumber utamakeunggulan kompetitif organisasi
10 Saya merasa atasan saya mampu mempraktekkan apayang mereka ajarkan
11 Organisasi ini memiliki nilai-nilai yang jelas dankonsisten yang mengarahkan saya dalam bekerja
12 Organisasi ini memiliki kode etik yang mengatur perilakubaik itu apa yang boleh dan tidak boleh saya lakukan
13 Saat perselisihan terjadi, saya berusaha keras untukmencapai solusi yang menguntungkan kedua belah pihakdalam perselisihan
14 Saya mampu untuk mencapai solusi pada masalah yangsulit saat bekerja
15 Saya merasa sulit mencapai kesepakatan dalammendiskusikan hal-hal penting dalam organisasi ini
16 Antar unit didalam organisasi ini sering bertukarinformasi tentang pengalaman mereka
17 Sangat mudah untuk mengkoordinasikan proyek-proyekdi seluruh unit fungsional dalam organisasi ini
18 Terdapat keselarasan tujuan di dalam organisasi ini
19 organisasi ini sangat responsif dan dapat beradaptasidengan baik.
20 Organisasi ini merespon dengan baik setiap perubahanyang terjadi dalam lingkungan bisnis
21 Organisasi ini terus mengadopsi cara-cara baru dan lebihbaik dalam melakukan pekerjaan
22 Kritik dan saran masyarakat sebagai pelanggan seringmenyebabkan perubahan pada organisasi ini
23 Masukan dari pelanggan(mahasiswa, karyawan) secaralangsung mempengaruhi keputusan organisasi ini
24 Kepentingan pelanggan(mahasiswa, karyawan) sering
83
diabaikan dalam pengambilan keputusan perusahaan
25 Organisasi ini melihat kegagalan sebagai kesempatanuntuk belajar dan maju
26 Organisasi ini mendorong karyawan untuk berani danmemberikan penghargaan kepada karyawan yangmemberikan kinerja terbaik.
27 Organisasi ini selalu mengkoordinasikan segala tindakandan upaya pada seluruh divisi lain yang ada padaorganisasi ini
28 Organisasi ini memiliki tujuan dan arah jangka panjang
29 Organisasi ini memiliki misi yang jelas yang memberikanmakna dan tujuan dalam bekerja
30 Organisasi ini mempunyai strategi yang jelas untuk masadepan
31 Ada kesepakatan tentang tujuan organisasi
32 Pemimpin pada instansi ini menetapkan tujuan yangambisius, tetapi tetap realistis
33 Pimpinan telah menyatakan dengan jelas tujuan yangakan dicapai oleh perusahaan
34 Kami memiliki visi terhadap organisasi ini di masa depan
35 Pemimpin di instansi ini memiliki sudut pandang jangkaPanjang
36 Visi perusahaan menciptakan kegairahan dan motivasibagi karyawan dalam bekerja
84
SKALA 3
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakahpernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda silang (X)pada kotak yang tersedia. Semakin ke kanan kotak, Anda merasa semakin setuju ataumengalami keadaan seperti pada pernyataan yang ada. Sebaliknya, semakin ke kiri kotakyang Anda isi, Anda semakin merasa tidak sama sekali setuju atau mengalami keadaanseperti pada pernyataan yang ada. Perhatikan kembali jawaban anda, jangan sampai adayang tidak terisi atau lebih dari satu jawaban dalam satu kolom. Keterangan pilihanjawaban adalah sebagai berikut :
TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju
S : Setuju SS : Sangat Setuju
Contoh
NO PERNYATAAN TS KS S SS
1 Saya adalah orang yang menyenangkan. X
Dengan pengisian seperti contoh tersebut, artinya Anda setuju bahwa Anda adalah orangyang menyenangkan.
NO ITEM STS TS S SS
1 Saya merasakan kehadiran Tuhan.
2 Saya merasakan suatu hubungan yang baik dengan seluruhdimensi kehidupan
3 Saya menemukan kekuatan dan keteguhan dari sisi spiritualkeagamaan yang saya anut
4 Saya merasakan kenikmatan atan kenyamanan dalam sisi sprtualkeagamaan yang saya anut.
5 Saya merasakan berkah dan kasih saying (cinta) tuhan secaralangsung kepada saya
6 Saya merasakan kedamaian dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari
7 Saya merasakan bimbingan dan petunjuk Tuhan dalam kegiatansehari-hari.
8 Saya selalu berdoa kepada Tuhan setiap melakukan kegiatan
85
sehari-hari.
9 Saya merasakan kedamaian dan harmoni dalam kehidupan
10 Selama beribadah dan berhubungan dengan Tuhan, sayamerasakan suatu ketenangan (kebahagiaan yang dapat memberikansolusi dari persoalan kehidupan sehari-hari.
11 Saya merasakan keagungan Tuhan melalui keindahan ciptaannya.
12 Saya bersyukur dengan keberkahan dan keberuntungan yang sayadapatkan.
13 Saya peduli terhadap orang lain, tanpa mengharapkan balasan darimereka (tanpa pamrih)
14 Saya menerima keberadaan orang lain meskipun menurut saya diatelah melakukan kesalahan.
15 Saya selalu ingin dekat dengan tuhan dalam berbagai situasi dankeadaan.
16 Menurut hati dan pikiran anda seberapa dekatkan anda denanTuhan dalam kehidupan sehari hari
17 Saya selalu berusaha jujur karena saya yakin tuhan mahamengetahui
18 Setiap saat saya selalu ingat tuhan
19 Saat saya terpuruk saya berdoa kepada tuhan
20 Saat saya mendapatkan rezeki yang melimpah saya selalu merasarezeki ini berasal dari tuhan
21 Saya ingat kepada tuhan hanya ketika saya sedang stress, terpurukataupun depresi.
22 Dalam kegiatan sehari-hari saya menjalaninya untuk mencari ridhotuhan
23 Saya merasa tuhan selalu Bersama saya kapanpun dan dimanapun
24 Saya percaya bahwa seluruh keindahan alam semesta berasal darituhan
25 Saya bersyukur diberikan indera penglihatan sehingga bisa melihatkeindahan
26 Tuhan selalu membuat saya tergkagum dengan apa yangdiciptakannya
27 Saya bersyukur dengan keberuntungan yang saya
86
28 Saya selalu melihat segala sesuatu dari sisi positif
29 Saya selalu bersyukur dengan apa yang ada pada diri saya
30 Saya suka membantu orang lain yang kesusahan
31 Saya tidak pernah mengharapkan imbalan saat membantu oranglain
32 Saya membantu orang lain untuk mendapatkan ridhonya
33 Saya selalu menghormati orang lain baik yang lebih tua dari sayamaupun lebih muda
34 Saya selalu memaafkan oranglain yang berbuat salah kepada saya
35 Saya suka menolong orang lain
36 Saya selalu tepat waktu saat beribadah
37 Saya berdoa agar saya merasa dekat dengan tuhan
Mohon diperiksa kembali untuk memastikan semua pernyataan sudah ditanggapi
Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I
Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang melimpah
87
Lampiran 3
HASIL UJI VALIDITAS CFA PURPOSEFUL WORK
UJI VALIDITAS KONSTRUK PURPOSEFULDA NI=5 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5PM SY FI=PURPOSEFUL.CORMO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKPURPOSEFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1fr td 4 1 td 5 2PDOU SS TV MI
88
Lampiran 4
HASIL UJI VALIDITAS BUDAYA ORGANISASI
1. Adaptability
UJI VALIDITAS KONSTRUK ADAPTASIDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM7 ITEM9PM SY FI=ADAPTASI.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYAFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 3 1 TD 5 4 TD 9 8 TD 8 6 TD 4 3 TD 4 1 TD 3 2 TD 2 1 TD 6 5 TD 8 4TD 5 1PDOU SS TV MI
89
2. Consistency
UJI VALIDITAS KONSTRUK KONSISTENSIDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9PM SY FI=KONSISTENSI.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYAFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 9 8 TD 5 4 TD 9 1 TD 3 2 TD 2 1 TD 3 1 TD 6 5 TD 5 3 TD 4 3FR TD 6 2 TD 9 3 TD 6 4 TD 7 4 TD 8 2 TD 7 3 TD 4 2PDOU SS TV MI
90
3. MISSION
UJI VALIDITAS KONSTRUK MISSIONDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM7 ITEM9PM SY FI=MISI.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYAFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 2 1 TD 3 2 TD 9 7 TD 6 5 TD 7 6 TD 5 1 TD 3 1 TD 9 1 TD 8 4PDOU SS TV MI
91
4. Involvement
UJI VALIDITAS KONSTRUK INVOLVEMENTDA NI=9 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9PM SY FI=INVOLVEMENT.CORMO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKBUDAYA ORGANISASIFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1FR TD 2 1 TD 9 2 TD 7 1 TD 7 5 TD 8 7 TD 9 3 TD 8 5 TD 9 8 TD 5 1FR TD 7 6 TD 7 4 TD 8 3 TD 6 4PDOU SS TV MI
92
Lampiran 5
HASIL UJI VALIDITAS CFA SPIRITUALITAS
1. Hubungan Spiritual Individu dengan Hal Transenden
1.UJI VALIDITAS KONSTRUK S1DA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S1-.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 2 1PDOU SS TV MI
93
2. Rasa Dukungan yang Berasal dari Hal Transenden
2.UJI VALIDITAS KONSTRUK S2DA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S2-.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 4 2PDOU SS TV MI
94
3. Keutuhan
3.UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S3.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 3 2PDOU SS TV MI
95
4. Rasa Transenden Dalam Diri
4.UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S4FIX.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 2 1PDOU SS TV MI
96
5. Rasa Kagum
1.
5.
UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=s5.corMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1fr td 3 1PDOU SS TV MI
97
6. Rasa Bersyukur
6.UJI VALIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITASDA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S6.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALITASFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1FR TD 3 2PDOU SS TV MI
98
7. Belas Kasih
1.UJI VALIDITAS KONSTRUK S7DA NI=4 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=S7.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKSPIRITUALFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1fr td 2 1PDOU SS TV MI
99
8. Kerinduan Akan Situasi Transenden
9.UJI VALIDITAS KONSTRUK S9-DA NI=5 NO=165 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5PM SY FI=S9-.CORMO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SYLKJUDUL DVFR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1FR TD 5 2 TD 4 1 td 5 1PDOU SS TV MI
100
Lampiran 6
OUTPUT SPSS
Deskripsi Statistik Penelitian
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Purpose 165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125
Consistency 165 58,62 14,35 72,97 50,0000 9,49553
Adaptability 165 59,93 13,82 73,75 50,0000 9,08405
Involvement 165 55,60 18,54 74,14 50,0000 9,00255
Mission 165 55,73 14,56 70,29 50,0000 9,64147HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden
165 35,88 25,22 61,10 50,0000 9,99501
Rasa Dukunganyang Berasaldari HalTransenden
165 36,75 23,88 60,63 50,0000 9,41706
Keutuhan 165 23,13 36,70 59,83 50,0000 8,88522Rasa TransendenDalam Diri 165 34,18 26,96 61,14 50,0000 9,28946
Rasa Kagum 165 38,90 20,88 59,78 50,0000 9,72849Rasa Besyukur 165 27,41 32,45 59,86 50,0000 8,77248Belas Kasih 165 25,75 36,49 62,24 50,0000 9,43921Kerinduan akansituasi transnden 165 46,41 12,76 59,17 50,0000 9,60125
Valid N
(listwise)165
101
Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
VariabelFrekuensi
Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)Purposeful Work 26 16,4 138 83,6 0 0Adaptability 19 11,5 127 77,0 19 11,5Involvement 17 10,3 126 76,4 22 13,3Consistency 16 9,7 130 78,8 19 11,5Mission 18 10,9 124 75,2 23 13,9Hubungan Spiritualitas Individudengan Hal Transenden 6 3,6 90 54,5 69 41,8
Rasa Dukungan yang Berasaldari Hal Transenden
49 29,7 60 36,4 56 33,9
Keutuhan 25 15,2 103 62,4 37 22,4Rasa Transenden Dalam Diri 5 3,0 121 73,3 39 23,6Rasa Kagum 61 37,0 46 27,9 58 35,2Rasa Besyukur 55 33,3 51 30,9 59 35,8Belas Kasih 12 7,3 153 92,7 0 0Kerinduan akan situasi transnden 2 1,2 114 69,2 49 29,7
Tabel R Square
Mode R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 ,361a ,130 ,062 9,30119
Tabel Anova
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1Regression 1968,344 12 164,029 1,896 ,039Residual 13149,831 152 86,512
Total 15118,174 164
a. Dependent Variable: Purposeful workb. Predictors: (Constant), adaptability, involvement, consistency, mission, HUBUNGAN
SPIRITUALITAS INDIVIDU DENGAN HAL TRANSENDEN, RASA DUKUNGAN YANGBERASAL DARI HAL TRANSENDEN, KEUTUHAN, RASA TRANSENDEN DALAMDIRI, RASA KAGUM, RASA BERSYUKUR, BELAS KASIH, KERINDUAN AKANSITUASI TRANSENDEN.
102
Tabel Koefisien Regresi Independent Variable (IV) Terhadap Dependent Variable (DV)
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.B
Std.Error
Beta
1 (Constant) 36,328 8,298 4,378 ,000Adaptability ,113 ,119 ,112 ,953 ,342Involvement ,099 ,118 ,094 ,841 ,402Consistency ,149 ,115 ,140 1,296 ,197Mission -,171 ,106 -,172 -1,611 ,109Hubungan SpiritualitasIndividu dengan HalTransenden
,239 ,115 ,249 2,086 ,039
Rasa Dukungan yangBerasal dari HalTransenden
-,219 ,145 -,215 -1,513 ,132
Keutuhan ,290 ,145 ,268 2,004 ,047Rasa Transenden DalamDiri ,185 ,144 ,179 1,281 ,202
Rasa Kagum -,251 ,121 -,255 -2,084 ,039Rasa Besyukur -,154 ,125 -,140 -1,234 ,219Belas Kasih ,058 ,135 ,036 ,433 ,666Kerinduan akan situasitransnden -,065 ,101 -,064 -,647 ,519
103
Tabel Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable (IV)
Model RsquareR squarechange
Fchange
Change StatisticsSig. F
Changedf 1 df 2
Adaptability ,017 ,017 2,869 1 163 ,092Involvement ,029 ,011 1,901 1 162 ,170Consistency ,032 ,003 ,473 1 161 ,492Mission ,060 ,028 4,848 1 160 ,029HubunganSpiritualitasIndividu denganHal Transenden
,075 ,015 2,595 1 159 ,109
Rasa Dukunganyang Berasal dariHal Transenden
,084 ,009 1,578 1 158 ,211
Keutuhan ,091 ,007 1,141 1 157 ,287Rasa TransendenDalam Diri ,091 ,000 ,000 1 156 ,988
Rasa Kagum ,118 ,027 4,750 1 155 ,031Rasa Besyukur ,127 ,009 2,244 1 154 ,018Belas Kasih ,128 ,001 ,107 1 153 ,744Kerinduan akansituasi transnden ,130 ,002 ,418 1 152 ,519