pengaruh akuntabilitas laporan keuangan … · berdasarkan metode purposive sampling, total sampel...

189
i PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) DAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT KORUPSI PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Rika Wulandari NIM. 1111082000060 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1437/2015

Upload: others

Post on 19-May-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

i

PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH (LKPD) DAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

TERHADAP TINGKAT KORUPSI PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Rika Wulandari

NIM. 1111082000060

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

1437/2015

Page 2: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

ii

Page 3: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

ii

Page 4: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

iii

Page 5: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

iv

Page 6: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Rika Wulandari

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Juni 1993

3. Alamat : Perum. Pondok kacang prima Blok H2 no.9

Pondok Aren- Tangerang Selatan

4. Telepon : 085778172785

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Sudimara 1 Ciledug 1999-2005

2. SMP Al-Mubarak Jombang 2003-2006

3. SMK Kartika X-2 Jakarta Selatan 2006-2009

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah 2011-2015

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Lembaga Bahasa & Pendidikan Profesional LIA, English for Adults:

Elementary Levels- Intermediate Levels, 2009-2010.

2. Tempo Direct Selling, Pelatihan di bidang penjualan, 2008-2009.

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Forum Lingkar Pena (FLP), FLP Ciputat Angkatan X, 2013.

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Workshop Pelatihan Ms. Excel oleh Lisensi UIN Syarif Hidayatullah,

Desember 2014.

Page 7: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

vi

2. Seminar Nasional Accounting Fair 2014 oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah, “Kredibilitas Seorang Akuntan Dalam Menghadapi

Perkembangan Syariah Di Indonesia”.

3. Company Visit oleh Lisensi UIN Syarif Hidayatullah ke Bank Indonesia, 28

Desember 2012.

4. Seminar Nasional oleh Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah, “Korupsi Mengorupsi Indonesia”, 3 Desember 2014.

5. Seminar Safari Ramadhan OJK oleh UIN Syarif Hidayatullah dan OJK, “

Edukasi Produk dan Jasa Keuangan Gerakan Literasi Keuangan, 10 Juli 2014.

6. Simulasi pasar modal oleh Kresna Securities dan Fakultas ekonomi dan Bisnis,

“Knowing More Doing More To Be Smart Investor”, 12 November 2013.

VI. KEPANITIAAN

1. Festival Anak Soleh bersama FLP Ciputat, sebagai divisi dekorasi, 28 Juni 2015

VII. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Mansyurdin Tanjung

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pariaman, 10 Oktober 1960

3. Ibu : Ernawati

4. Tempat, Tanggal Lahir : Pariaman, 16 Oktober 1966

5. Alamat : Perum. Pondok kacang prima Blok H2 no.9

Pondok aren- Tangerang Selatan

6. Anak ke dari : 3 dari 5 bersaudara.

Page 8: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

vii

ABSTRAK

PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH (LKPD) DAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

TERHADAP TINGKAT KORUPSI PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

Oleh

Rika Wulandari

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh akuntabilitas laporan keuangan

pemerintah daerah (opini audit, kelemahan sistem pengendalian intern, dan kepatuhan

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan) dan kinerja keuangan pemda

(rasio kemandirian, rasio aktifitas, dan rasio pertumbuhan) terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel laporan

keuangan Pemda kabupaten dan kota di Indonesia yang diaudit oleh BPK selama

tahun 2012-2013 dan Laporan Tahunan KPK selama tahun 2012-2013.

Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844

laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik

regresi logistik. Penelitian ini menunjukkan bahwa Rasio Kemandirian berpengaruh

signifikan terhadap Tingkat korupsi di Indonesia. Rasio kemandirian memiliki nilai

signifikan sebesar 0,021 berada dibawah 0,05, dan kelemahan SPI, kepatuhan

peraturan perundang-undangan, rasio aktifitas, dan rasio pertumbuhan tidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi di indonesia.

Kata kunci: akuntabilitas, opini audit, kelemahan sistem pengendalian intern,

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, kinerja

keuangan, rasio kemandirian, rasio aktifitas, rasio pertumbuhan, korupsi,

pemerintah daerah

.

Page 9: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF ACCOUNTABILITY OF LOCAL GOVERNMENT

FINANCIAL STATEMENTS AND FINANCIAL PERFORMANCE OF LOCAL

GOVERNMENT ON THE LEVEL OF LOCAL GOVERNMENT CORRUPTION

IN INDONESIA.

By

Rika Wulandari

This research is to check the effect of Accountability of local government financial

statements (audit opinion, the weakness of internal control systems, and compliance

with provisions of laws) and financial performance of local government

(independency ratio, activity ratio and growth ratio) on the level of local government

corruption in Indonesia. This research was using samples of data from the audit

results of the Badan Pemeriksa Keuangan to the financial statements of local

government on the districts and cities of indonesia in 2012 and 2013 and The annual

report of Komisi Pemberantasan Korupsi in 2012 and 2013. Based on method

purposive sampling, research samples total are 844 financial statements of local

government. Hypothesis in this research used logistic regression.

This research indicated that Independency ratio had significant effect on the level

of corruption. Independency ratio had significant value of 0,021 below 0,05. Audit

audit opinion, the weakness of internal control systems, and compliance with

provisions of laws, activity ratio and growth ratio did not have significant effect on

the level of local government corruption in Indonesia.

Keywords: accountability, audit opinion, the weakness of internal control systems,

compliance with provisions of laws, financial performance, indepen-

dency ratio, activity ratio and growth ratio, corruption, local government.

Page 10: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta

salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah

membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan,

dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam

penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Bapak Mansyurdin Tanjung dan Mama Ernawati tersayang terimakasih atas segala

pengorbanan, perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa tiada henti yang selalu

tercurah untuk ananda, semoga ananda senantiasa bisa membuat kalian bangga dan

bahagia.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku Dosen

Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian,

membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas

semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai

terlaksananya sidang skripsi.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini

Page 11: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

x

6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

7. Adik dan kakakku tercinta Ka cici, Bang ido, Intan, dan Franky terimakasih atas

dukungan yang bersifat moril dan materiil yang diberikan kepada penulis.

8. Sahabat terbaikku, Anisa Namira Oktawidya, Maria Ulfah, Rika Jayanti, Sayfa

Rodiyah, dan Husniyati. Terimakasih telah memberikan motivasi dan doa kepada

penulis selama proses pembuatan skripsi.

9. Sahabat seperjuanganku, Husni Aenin, Mutia Rahmah, Alifia Puspita, Hanifa

Silfianie, terimakasih untuk kebersamaan kita yang luar biasa, semoga silaturahmi

kita tetap terjalin dengan baik.

10. Seluruh Kawan-kawan Akuntansi 2011 khususnya Akuntansi B dan Adik-adik

angkatan 2012 dan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Nopember 2015

Rika Wulandari

Page 12: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .......................................................................... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................................... iv

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................ v

Abstract ..................................................................................................................... vii

Abstrak ..................................................................................................................... viii

Kata Pengantar.......................................................................................................... ix

Daftar Isi .................................................................................................................... xi

Daftar Tabel .............................................................................................................. xv

Daftar Gambar ........................................................................................................ xvi

Daftar Lampiran .................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .. .................................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................................... 13

1. Tujuan Penelitian ............................................................................... 13

2. Manfaat Penelitian ............................................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 17

A. Tinjauan Literatur............................................................................................ 17

1. Grand Theory ................................................................................... 17

1.1 Teori Stewardship ........................................................................ 17

1.2 Teori Keagenan ............................................................................. 18

2. Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ...................... 21

2.1 Akuntabilitas ................................................................................ 21

2.3 Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ................ 26

3. Keuangan Daerah ............................................................................. 32

4. Kinerja keuangan pemerintah ...................................................................... 41

Page 13: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

xii

5. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .................................................... 46

6. Korupsi .............................................................................................. 49

6.1 Pengertian Korupsi ........................................................................ 49

6.1.2 Tipologi Korupsi ................................................................ 51

6.2 Penyebab Korupsi ........................................................................ 56

6.3 Persepsi Tingkat Korupsi Di Kota/Kabupaten Di Indonesia ......... 59

B. Penelitian Sebelumnya .................................................................................................. 61

C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis .................................. 67

D. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................................. 80

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 82

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................................. 82

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 83

D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 83

1. Definisi Regresi Logistik ........................................................................... 84

2. Tahapan Regresi Logistik ......................................................................... 85

a. Statistik Deskriptif ................................................................................. 85

b. Pengujian Hipotesis Penelitian .............................................................. 85

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ............................. 86

2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ............................. .. 86

3) Menguji Kelayakan Model Regresi ................................................... 87

4) Uji Multikolinearitas . ...................................................................... 88

5) Matriks Klasifikasi ........................................................................... 88

6) Model Regresi yang Terbentuk ........................................................ 88

E. Operasionalisasi Variabel ....................................................................... 89

1. Variabel Independen ........................................................................... 89

a. Opini Audit LKPD(X1) .................................................................. 89

b. Kelemahan sistem pengendalian intern LKPD (X2) ...................... 90

c. Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan (X3) ......... 91

d. Kinerja Keuangan ........................................................................... 92

Page 14: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

xiii

1. Rasio Kemandirian daerah (X4) ............................................ 92

2. Rasio Aktivitas Belanja operasional (X5) ............................. 93

3. Rasio Aktivitas Belanja modal (X6) ..................................... 93

4. Rasio Pertumbuhan (X6) ....................................................... 94

2. Variabel dependen ............................................................................. 95

a. Korupsi (Y) ................................................................................. 95

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 97

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................ 97

1. Laporan hasil pemeriksaan atas LK tahun 2012 dan 2013 .......................... 97

2. Data korupsi Kabupaten dan Kota ............................................................. 99

3. Deskripsi Sampel Penelitian .................................................................... 100

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................................................. 102

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 102

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................. 107

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ......... 107

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ( Nagelkerke R Square) ................... 109

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi .................................................... 111

d. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 112

e. Hasil Matriks Klasifikasi . ................................................................. . 113

f. Hasil Uji Regresi Logistik ..................................................................... 114

1) Pengaruh Opini Audit terhadap terhadap tingkat korupsi ............. 115

2) Pengaruh kelemahan SPI terhadap tingkat korupsi ....................... 117

3) Pengaruh Kepatuhan peraturan perundangan terhadap tingkat

korupsi .......................................................................................... 117

4) Pengaruh Rasio kemandirian terhadap tingkat korupsi ................... 119

5) Pengaruh Rasio Aktivitas belanja opr terhadap tingkat korupsi .... 120

6) Pengaruh Rasio Aktivitas belanja mod terhadap tingkat korupsi .. 122

7) Pengaruh Rasio Pertumbuhan terhadap tingkat korupsi ................ 122

BAB V PENUTUP ......................................................................................... ........ 125

A. Kesimpulan ................................................................................................ 125

Page 15: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

xiv

B. Implikasi .................................................................................................... 127

C. Saran .......................................................................................................... 128

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 129

Lampiran-lampiran ............................................................................................... 138

Page 16: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan

Halaman

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................................62

3.1 Kriteria Rasio Kemandirian...........................................................................93

4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .....................................................99

4.2 Distribusi Pemda Berdasarkan Opini Audit.................................................100

4.3 Statistik Deskriptif........................................................................................102

4.4 Iteration History 0 ................................................. .....................................108

4.5 Iteration History 1 .................................................................... ................. 109

4.6 Koefisien Determinasi ................................................................................ 111

4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi ............. .............................................. 111

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ..........................................................................113

4.9 Matriks Klasifikasi ......................................................................................113

4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ...................... ...................................114

Page 17: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Tipologi Korupsi............................................................................................52

2.2 Skema Kerangka Pemikiran...........................................................................81

Page 18: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Sampel ............................................................................................... 138

2. Hasil Output SPSS ................................................. ................................... 167

Page 19: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi yang terjadi di Indonesia yang berawal disekitar tahun 2000-an

telah membawa angin segar bagi pemerintah daerah di berbagai daerah untuk bisa

mengatur dan mengelola keuangannya secara mandiri. Dengan dikeluarkannya

UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,

dan kemudian di revisi dengan adanya UU No. 32 tahun 2004 lebih menegaskan

kewenangan Pemda dalam pelaksanaan otonomi yang diberikan kewenangan

untuk mengatur dan mengurus sendiri sistem pemerintahan daerah yang sudah

ada (Heriningsih, 2014).

Fenomena korupsi yang banyak terjadi di Indonesia dalam era reformasi, hal

ini menyebabkan semakin kecilnya kepercayaan masyarakat akan kinerja

pemerintah. Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan daerah.

Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan

yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal.

Fenomena korupsi di daerah yang semakin terbuka, terjadi karena terdapat

perbedaan atau ketidak konsistensian peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah

pusat dan daerah. Money politics merupakan salah satu bentuk terjadinya korupsi,

kolusi, dan Nepotisme (KKN) di daerah. Otonomi daerah pada dasarnya di

berikan kepada daerah agar pemerintah daerah dapat meningkatkan efisiensi,

efektifitas, dan akuntabilitas pemerintah daerah untuk tercapainya good

governance (Mardiasmo, 2009). Namun menurut Rinaldi, Purnomo, dan

Page 20: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

2

Damayanti (2007) dalam Heriningsih (2013) sejak diberlakukannya otonomi

otonomi daerah berdasarkan UU no. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah di

tahun 2001 telah terjadi kecenderungan korupsi di pemerintah daerah yang

meningkat.

Pemberian otonomi yang luas dan desentralisasi membuka jalan bagi

pemerintah untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi

pada kepentingan publik. Jika pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara

ekonomis, efisien, efektif, transparansi, akuntabilitas dan berkeadilan dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sehingga keuangan daerah

merupakan salah satu unsur yang penting dalam menyelenggarakan pemerintahan

dan pembangunan daerah. Untuk pengelolaan keuangan daerah dibutuhkan

sumber daya ekonomi berupa keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran

pemerintah daerah (Dwijayanti dan Rusherlistyanti, 2013).

Kasus-kasus korupsi dalam tahun-tahun belakangan ini memberikan bukti

lebih jauh tentang kurangnya peran akuntabilitas LKPD dan kinerja keuangan

pemerintah daerah yang membawa akibat serius bagi bangsa dan negara.

Berikut ini beberapa kepala daerah yang pernah dan akan berhadapan dengan

pengadilan: Simeon Thobias Pally, Mantan bupati Alor, Kasus Korupsi Dana

Hibah kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Alor tahun 2012 dan

2013 Rp 1,6 Miliar (Bere, 2015). Ratu Atut Chosiyah, mantan Gubernur Banten

ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Alat

Kesehatan (Alkes) di Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun anggaran 2011-

2013. Romi herton, Walikota Palembang didakwa penuntut umum KPK dengan

Page 21: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

3

pasal penyuapan dan pemberian keterangan bohong. Ade Swara, Bupati

Karawang ditetapkan sebagai tersangka setelah kedapatan menerima uang hasil

pemerasan terkait izin penerbitan Surat Persetujuan Pemanfaatan Ruang (SPPR).

Yesaya Sombuk, Bupati Biak Numfor ditangkap KPK usai menerima uang

sejumlah Sing$100 ribu dari Teddy Renyut (Nov, 2015).

Menurut Mardiasmo (2009) akuntabilitas pada organisasi sektor publik,

mempunyai arti bahwa pengelolaan pemerintah daerah terdapat hubungan

keagenan (teori keagenan) antara masyarakat sebagai principal dan pemerintah

sebagai agent. Menurut Lane (2000) teori keagenan dapat diterapkan dalam

organisasi publik. Ia menyatakan bahwa negara demokrasi modern didasarkan

pada serangkaian hubungan prinsipal-agen. Hal senada dikemukakan oleh Moe

(1984) yang menjelaskan konsep ekonomika organisasi sektor publik dengan

menggunakan teori keagenan. Bergman dan Lane (1990) menyatakan bahwa

rerangka hubungan prinsipal agen merupakan suatu pendekatan yang sangat

penting untuk menganalisis komitmen-komitmen kebijakan publik.

Pasal 31 ayat (1) UU nomor 17 tahun 2003 menyatakan Gubernur/ Bupati/

Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah (perda) tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan

yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selambat-lambatnya

6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Sedang Pasal 31 ayat (2) UU

nomor 17 tahun 2003 menyatakan laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi

APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang

dilampiri dengan laporan keuangan pemerintah daerah. Salah satu upaya konkrit

Page 22: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

4

untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara

adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang

memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar

akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Pada tahun 2005

Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan yang penerapannya masih bersifat sementara

dan dikembangkan menjadi PP Nomor 71 tahun 2010 tentang SAP Berbasis

Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (PP 71, 2010).

Untuk meningkatkan kualitas transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan

pemda maka laporan keuangan perlu diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK). Adapun bentuk auditnya adalah audit keuangan. Pasal 15 ayat (1) UU

nomor 15 tahun 2004 menyatakan pemeriksa (BPK) menyusun laporan hasil

pemeriksaan (LHP) setelah pemeriksaan selesai dilakukan. Hasil pemeriksaan

keuangan disajikan dalam tiga kategori yaitu opini, sistem pengendalian internal,

dan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan.

Pada Semester I Tahun 2014, BPK memprioritaskan pemeriksaannya pada

pemeriksaan keuangan. Pemeriksaan keuangan dilakukan terhadap 559 objek

pemeriksaan yang meliputi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP),

Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga (LKKL), Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD), dan Laporan Keuangan Badan Lainnya termasuk

Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Otoritas Jasa Keuangan.

Pemeriksaan laporan keuangan menjadi prioritas karena pemeriksaan atas laporan

keuangan bersifat mandatory audit yang harus dilaksanakan BPK.

Page 23: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

5

Hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan mengungkapkan bahwa BPK

memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas LKPP (Laporan

Keuangan Pemerintah Pusat) dan jumlah yang memperoleh opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) sebanyak 64 LKKL (74,41%), opini WDP atas 19 LKKL

(22,09%), dan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) pada 3 LKKL (3,48%)

dari 86 LKKL yang diperiksa (BPK, 2012).

Untuk LKPD, dari 524 pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota wajib

menyusun laporan keuangan (LK) Tahun 2013, BPK telah menyelesaikan

pemeriksaan atas 456 LKPD. Hasilnya, BPK memberikan opini WTP atas 153

LKPD (33,55%), opini WDP atas 276 LKPD (60,52%), opini Tidak Wajar (TW)

atas 9 LKPD (1,97%), dan opini TMP atas 18 LKPD (3,94%). Selain itu, pada

Semester I Tahun 2014 BPK juga telah menyelesaikan pemeriksaan atas satu

LKPD Tahun 2012 dengan opini TMP.

Berdasarkan pada LHP semester 2, BPK menilai Persiapan pemerintah pusat

belum sepenuhnya efektif untuk mendukung penerapan Sistem Akuntansi

Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada 2015. Salah satu permasalahan yang ada,

ketentuan turunan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/ PMK.05/2013

tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dan Pedoman Penyusunan Laporan

Keuangan Berbasis Akrual tidak segera ditetapkan. Hal ini mengakibatkan

ketidakjelasan bagi para satuan kerja (satker) pengelola bagian anggaran

Bendahara Umum Negara dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual,

ketidakseragaman penyajian keuangan K/L, dan ketidakhandalan data untuk

penyusunan laporan keuangan (BPK, 2012).

Page 24: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

6

Hasil pemeriksaan pada pemerintah daerah dan BUMD mengungkapkan

5.746 temuan, yang di dalamnya terdapat 1.810 permasalahan kelemahan SPI dan

5.519 ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan senilai

Rp4,52 triliun (BPK, 2012).

LKPD menggambarkan tingkat akuntabilitas keuangan pemerintah daerah

yang menjadi kebutuhan penting dalam pelaksanaan otonomi daerah, sehingga

untuk mengetahui akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah sangat

penting untuk selalu dilakukan audit atas LKPD oleh pihak independent (BPK

RI). Laporan hasil audit oleh BPK RI dapat berupa opini auditor, kelemahan

pengendalian internal, dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan.

Terdapat empat jenis pendapat auditor (BPK). Apabila opini auditor

unqualified opinion maka menunjukkan akuntabilitas suatu pemeritah daerah

semakin bagus dan diharapkan akan mengurangi terjadinya korupsi. Sedangkan

jika opini qualified opinion, adverse opinion, dan disclaimer opinion, maka masih

ada kemungkinan terjadi salah saji yang material sehingga dapat juga

mengindikasikan bisa terjadi korupsi (Heriningsih, 2013).

Selain menerbitkan laporan hasil pemeriksaan keuangan atas laporan

keuangan pemerintah daerah yang berupa opini, BPK juga menerbitkan laporan

hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada setiap entitas yang

diperiksa. Laporan ini memaparkan tingkat kelemahan pengendalian intern yang

terjadi pada suatu entitas (pemerintah daerah).

Hasil evaluasi SPI oleh BPK menunjukkan kasus-kasus kelemahan sistem

pengendalian intern yang dapat dikelompokkan sebagai kelemahan sistem

Page 25: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

7

pengendalian akuntansi dan pelaporan, kelemahan sistem pengendalian

pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta kelemahan struktur

pengendalian intern. Semakin banyak kelemahan sistem pengendalian intern yang

terjadi pada suatu pemerintah daerah berarti menunjukkan tingkat

akuntabilitasnya semakin rendah dan akan meningkatkan peluang terjadinya

korupsi (BPK, 2012).

Komponen terakhir yang diungkapkan BPK dalam rangka menilai

akuntabilitas LKPD adalah kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pemeriksaan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dilaksanakan

guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung

dan material terhadap penyajian laporan keuangan. Hasil pemeriksaan kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan atas laporan keuangan mengungkapkan

ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan

kerugian daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan penerimaan, kelemahan

administrasi, ketidakekonomisan, dan ketidakefektifan.

Hasil penelitian Setiawan (2012) menunjukkan bahwa akuntabilitas laporan

keuangan pemerintah daerah (opini audit, kelemahan sistem pengendalian intern,

dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan) tidak

berpengaruh terhadap tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia.

Berdasarkan pada penelitian Effendy (2013) menunjukan bahwa Opini BPK atau

hasil audit BPK tidak dapat dipastikan dapat menjamin baik dan buruknya

pengelolaan keuangan, karena harus dapat diyakini pemeriksaan kewajaran

Page 26: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

8

dalam pemeriksaan yang bebas dan mandiri. Namun penelitian ini tidak dikaitkan

dengan korupsi. berdasarkan pada penelitian Heriningsih dan Marita (2013)

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh opini audit pemda yang diberikan

BPK terhadap tingkat korupsi di pulau Jawa. Berdasarkan pada penelitian Sarah

(2014) terdapat kaitan antara opini yang diberikan oleh BPK RI dengan korupsi.

Berdasarkan pada penelitian Herininingsih (2014) menunjukkan bahwa tingkat

akuntabilitas pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap tingkat korupsi di

Indonesia.

Penilaian kinerja suatu pemerintah daerah tidak hanya bisa dilihat dari hasil

audit BPK, namun bisa juga di nilai dari kinerja keuangannya dengan berdasarkan

rasio keuangan pada APBD. Dengan menggunakan rasio keuangan APBD dapat

terlihat tingkat kemandirian, tingkat aktivitas, dan tingkat pertumbuhan suatu

daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan pemerintah dalam

mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan dari periode ke periode

berikutnya (Heriningsih, 2013).

Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi

maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan, maka

kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Apabila pencapaian melebihi dari

apa yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus. Apabila

pencapaian tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau kurang dari apa yang

direncanakan, maka kinerjanya buruk. Kinerja keuangan adalah suatu ukuran

kinerja yang menggunakan indikator keuangan. Analisis kinerja keuangan pada

Page 27: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

9

dasarnya dilakuan untuk menilai kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai

analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas entitas dan

potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut (Nugroho, 2012).

Peraturan pemerintah nomor 105 tahun 2000 Pasal 4 tentang pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah menegaskan bahwa pengelolaan keuangan

daerah harus dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan

yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan asas keadilan dan kepatuhan (Wahyuni, 2007). Dalam suatu

sistem pengelolaan keuangan daerah di era otonomi daerah yaitu terkait dengan

pengelolaan APBD perlu ditetapkan standar atau acuan kapan suatu daerah

dikatakan mandiri, efektif dan efisien serta akuntabel. Untuk itu diperlukan suatu

pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah sebagai tolak ukur dalam

penetapan kebijakan keuangan pada tahun anggaran selanjutnya (Fidelius, 2013).

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam

mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan

terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya (Halim, 2007: 230).

Analisis rasio dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari suatu

periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui

bagaimana kecenderungan yang terjadi.

Dalam penelitian ini Rasio yang digunakan untuk melihat kinerja keuangan di

pemerintah daerah yaitu rasio kemandirian, rasio aktivitas, dan rasio

pertumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian Susantih dan Saftiana (2009) tidak ada

perbedaan signifikan kinerja keuangan daerah pemda pada lima propinsi se-

Page 28: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

10

Sumatera Selatan (Sumsel, Lampung, Jambi, Bangka belitung, dan Bengkulu).

Hal ini menunjukkan bahwa ke-lima propinsi se-Sumatera bagian Selatan

mempunyai kebijakan keuangan yang hampir serupa antar satu dengan yang lain.

Berdasarkan hasil penelitian Agustina (2013) dari analisis rasio keuangan daerah

dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja pengelolaan keuangan daerah dan

tingkat kemandirian daerah kota Malang yang terus membaik. Namun penelitian

ini tidak mengaitkan dengan korupsi dan hanya terbatas pada lingkup kota

Malang. Berdasarkan pada penelitian Heriningsih dan Marita (2013) Bahwa

kinerja keuangan (rasio kemandirian, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan) tidak

berpengaruh terhadap tingkat korupsi di Pulau Jawa. Namun penelitian ini hanya

terbatas pada ruang lingkup pulau Jawa. Oleh karena itu, penulis melakukan

penelitian pada ruang lingkup yang lebih luas yaitu kabupaten/kota di Indonesia.

Berdasarkan pada penelitian Heriningsih (2014) bahwa akuntabilitas LKPD (opini

audit, Kelemahan SPI, dan kepatuhan terhadap peraturan UU) tidak

mempengaruhi tingkat korupsi pada kabupaten dan kota di Indonesia.

Apabila di kaitkan dengan tingkat korupsi yang mungkin terjadi di pemerintah

daerah bila rasio kemandirian suatu daerah bagus/tinggi maka semakin tinggi

partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan restribusi daerah yang akan

menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, dengan

demikian seharusnya tidak terjadi korupsi. Demikian juga dengan rasio aktivitas

maupun rasio pertumbuhan, jika rasio aktivitas maupun rasio pertumbuhan bagus

maka terjadi peningkatan sumber-sumber pendapatan di daerah yang tentu saja

kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, dan seharusnya tidak terjadi

Page 29: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

11

korupsi. Semakin baik terciptanya transparansi dan akuntabilitas diyakini dapat

mengurangi praktek korupsi di pemerintah daerah. Semakin baik akuntabilitas

keuangan pemerintah, maka korupsi yang terjadi di daerah harapannya semakin

berkurang. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Setiawan (2012) yang

menunjukkan bahwa akuntabilitas laporan keuangan pemerintah (opini audit,

kelemahan Sistem pengendalian intern, dan ketidak patuhan terhadap ketentuan

peraturan perundang-undangan) tidak berpengaruh terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah di Indonesia. Dan hasil penelitian Heriningsih (2013) yang

menunjukan bahwa opini audit dan kinerja keuangan yang tidak berpengaruh

terhadap tingkat korupsi di provinsi.

Akuntabilitas oleh pemerintah daerah sangat penting karena merupakan salah

satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah sebagai entitas yang

mengelola dan bertanggung jawab atas penggunaan kekayaan daerah. Dalam

konteks demokrasi, masyarakat sebagai pihak yang memberikan kekuasaan

kepada pemerintah daerah berhak memperoleh informasi atas kinerja pemerintah.

Dengan adanya akuntabilitas pemerintah daerah, masyarakat dapat berperan

dalam pengawasan atas kinerja pemerintah daerah, sehingga jalannya

pemerintahan dapat berlangsung dengan baik (Setiawan, 2012). Selain itu dengan

tingkat kinerja Pemerintah Daerah dapat dijadikan suatu acuan untuk

meningkatkan kinerja keuangan Pemerintah daerah dari tahun ke tahun.

Berdasarkan paparan diatas, Penelitian ini mengacu pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Setiawan (2012) yang

meneliti tentang pengaruh Akuntabilitas Laporan keuangan Pemda terhadap

Page 30: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

12

tingkat korupsi Pemda di Indonesia. Yang membedakan dengan penelitian

sebelumnya adalah dalam penelitian ini ditambahkan variabel kinerja keuangan

(rasio kemandirian, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan) sebagai variabel

independen. Penelitian ini juga mengacu pada penelitian Heriningsih dan Marita

(2013) yang meneliti tentang pengaruh opini audit dan kinerja keungan

pemerintah daerah terhadap tingkat korupsi di pemerintah daerah pulau Jawa.

Yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini

ditambahkan variabel kelemahan sistem pengendalian intern dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan sebagai variabel independen untuk

mengukur akuntabilitas LKPD dan ruang lingkup yang diteliti adalah pemerintah

daerah di indonesia. Secara empiris pengaruh akuntabilitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah dan kinerja keuangan pemerintah daerah terhadap korupsi di

pemerintah daerah di Indonesia juga belum banyak diteliti.

Penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan teori yang menyatakan bahwa

akuntabilitas publik dan kinerja keuangan pemerintah daerah berpengaruh

terhadap korupsi dan menambah referensi tentang peran akuntabilitas publik

dalam pemberantasan korupsi dengan menganalisis secara empiris tentang

Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

dan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Korupsi

Pemerintah Daerah di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian tentang sejauh mana

pengaruh akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Kinerja

Page 31: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

13

Keuangan pemerintah Daerah terhadap tingkat korupsi pemerintah daerah,

penelitian ini dapat dirumuskan dengan pertanyaan berikut:

1. Apakah opini audit laporan keuangan pemerintah daerah berpengaruh terhadap

tingkat korupsi pemerintah daerah?

2. Apakah tingkat kelemahan sistem pengendalian intern laporan keuangan

pemerintah daerah berpengaruh terhadap tingkat korupsi pemerintah daerah?

3. Apakah tingkat kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

laporan keuangan pemerintah daerah berpengaruh terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah?

4. Apakah rasio kemandirian daerah berpengaruh terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah?

5. Apakah rasio aktivitas belanja operasional berpengaruh terhadap tingkat

korupsi pemerintah daerah?

6. Apakah rasio aktivitas belanja modal berpengaruh terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah?

7. Apakah rasio pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah?

C. Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis secara empiris

pengaruh kualitas akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan

kinerja keuangan terhadap korupsi pemerintah daerah melalui:

Page 32: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

14

1. Menguji pengaruh opini audit laporan keuangan pemerintah daerah

berpengaruh terhadap tingkat korupsi pemerintah daerah.

2. Menguji pengaruh tingkat kelemahan sistem pengendalian intern laporan

keuangan pemerintah daerah terhadap tingkat korupsi pemerintah daerah.

3. Menguji pengaruh tingkat patuhan terhadap ketentuan Perundang-

undangan laporan keuangan pemerintah daerah terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah.

4. Menguji pengaruh rasio kemandirian daerah terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah.

5. Menguji pengaruh rasio aktivitas belanja operasi terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah.

6. Menguji pengaruh rasio aktivitas belanja modal terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah.

7. Menguji pengaruh rasio pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat korupsi

pemerintah daerah.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi akademisi adalah:

1. Memberi sumbangan referensi bagi pengembangan ilmu akuntansi sektor

publik dalam perannya mengurangi korupsi yang banyak terjadi di

organisasi sektor publik di Indonesia.

2. Memberi masukan bagi kegiatan penelitian yang lain di bidang akuntansi

sektor publik terutama mengenai pentingnya akuntabilitas bagi organisasi

sektor publik.

Page 33: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

15

Manfaat penelitian ini bagi organisasi sektor publik adalah :

1. Memberi sumbangan referensi bagi pemerintah daerah dalam

pengambilan kebijakan mengenai akuntabilitas laporan keuangan.

2. Memberi sumbangan referensi bagi organisasi sektor publik yang

berwenang dalam menentukan pedoman penyelenggaraan

pemerintahanan terutama dalam kaitanya dengan akuntabilitas laporan

keuangan dan dalam usahanya mengurangi praktek korupsi yang banyak

terjadi di organisasi sektor publik di Indonesia.

Page 34: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Grand Theory

1.1 Teori Stewardship

Teori stewardship dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat

manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu

bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan

kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia

(hubungan berdasarkan kepercayaan) yang dikehendaki para pemegang

saham. Dengan kata lain, teori stewardship memandang manajemen

sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-

baiknya bagi kepentingan publik atau stakeholders (Chinn, 2000: Shaw,

2003) dalam Anwar (2013).

Teori stewardship menggambarkan situasi dimana manajemen

tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan

pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Teori

stewardship dapat diterapkan pada penelitian akuntansi organisasi sektor

publik seperti organisasi pemerintahan (Morgan, 1996; David, 2006 dan

Thorton, 2009) dan non profit lainnya (Vargas, 2004; Caers Ralf, 2006

dan Wilson 2010) dalam Haliah (2008) yang sejak awal

perkembangannya, akuntansi organisasi sektor publik telah dipersiapkan

untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi hubungan antara stewards

Page 35: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

18

dengan principals. Akuntansi sebagai penggerak informasi keuangan

(driver) berjalannya transaksi kearah yang semakin kompleks dan diikuti

dengan tumbuhnya spesialisasi dalam akuntansi dan perkembangan

organisasi sektor publik.

Konsep inti dari teori stewardship adalah kepercayaan. Menurut Huse

(2007: 54) dalam teori stewardship, para manajer digambarkan sebagai

“good steward”, dimana mereka setia menjalani tugas dan tanggung jawab

yang diberikan tuannya), tidak termotivasi pada materi dan uang akan

tetapi pada keinginan untuk mengaktualisasi diri, dan mendapatkan

kepuasan dari pekerjaan yang digeluti, serta menghindari konflik

kepentingan dengan stake holder-nya.

1.2 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori utama yang mendasari penelitian mengenai pengaruh

akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah dan kinerja pemerintah

daerah terhadap tingkat korupsi di Indonesia dijelaskan melalui perspektif

teori agensi. Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan manajer dan

pemilik dalam kerangka hubungan keagenan. Dalam hal ini pihak

prinsipal sebagai pemilik akan memberikan informasi kepada pihak agen

sebagai manajer untuk melakukan pengolahan informasi. Hasil

pengolahan informasi dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi

pihak prinsipal. Di satu sisi, agen secara moral bertanggung jawab

mengoptimalkan keuntungan principal, namun di sisi lain manajemen

Page 36: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

19

juga berkepentingan memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri.

Sehingga cenderung menimbulkan masalah agensi.

Principal-agent problem sering disebut sebagai agency dilemma.

Principal didefinisikan sebagai pihak yang merupakan pemilik dari suatu

institusi (beneficiary holder), sebutlah perusahaan atau institusi

pemerintah, sedangkan agent adalah staf yang ditunjuk untuk mengelola

dan menjalankan aktivitas. Problem muncul ketika ada perbedaan

kepentingan antara principal dan agent, dimana principal bertujuan

mengembangkan bisnis atau melaksanakan kegiatan secara efisien,

sedangkan agent bertujuan meningkatkan standar hidup dirinya dan

keluarganya. Dalam banyak kasus, tidak semua informasi yang dimiliki

oleh agen juga dimiliki oleh principal yang disebut assimetric information

sehingga sangat memungkinkan bagi agen untuk memanipulasi informasi

untuk kepentingan dirinya (Wijayanto, 2009).

Pada dasarnya organisasi sektor publik dibangun atas dasar agency

theory,diakui atau tidak di pemerintahan daerah terdapat hubungan dan

masalah keagenan (Halim dan Abullah, 2005). Menurut Lane (2000) teori

keagenan dapat diterapkan dalam organisasi publik. Ia menyatakan bahwa

negara demokrasi modern didasarkan pada serangkaian hubungan

prinsipal-agen. Principal bisa mengurangi asymmetric information dengan

menempatkan pengawas, tetapi tentunya strategi ini mempunyai banyak

keterbatasan, diantaranya adalah biaya yang mahal. Selain itu, beberapa

jenis pekerjaan tidak memungkinkan dilaksanakannya pengawasan,

Page 37: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

20

terutama tugas-tugas yang melibatkan street level bureaucrat (Lipsky,

1980). Sebagai konsekuensinya, pemerintah daerah harus dapat

meningkatkan akuntabilitas atas kinerjanya sebagai mekanisme checks

and balances agar dapat mengurangi asymmetry information (Setiawan,

2012).

Mardiasmo (2002) menjelaskan tentang akuntabilitas dalam konteks

sektor publik bahwa, pengertian akuntabilitas sebagai kewajiban

pemegang amanah (pemerintah) untuk memberikan pertanggungjawaban,

menyajikan melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan

yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah

(masyarakat) yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban

tersebut. Pernyataan ini mengandung arti bahwa dalam pengelolaan

pemerintah daerah terdapat hubungan keagenan (teori keagenan) antara

masyarakat sebagai principal dan pemerintah daerah sebagai agent.

Berdasar agency theory pengelolaan pemerintah daerah harus diawasi

untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan

kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dengan

meningkatnya akuntabilitas pemerintah daerah informasi yang diterima

masyarakat menjadi lebih berimbang terhadap pemerintah daerah yang itu

artinya information asymmetry yang terjadi dapat berkurang. Dengan

semakin berkurangnya information asymmetry maka kemungkinan untuk

melakukan korupsi juga menjadi lebih kecil (Setiawan, 2012).

Page 38: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

21

2. Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.1. Akuntabilitas

Makna akuntabilitas umumnya terkait dengan pemberian hadiah.

Boven (2008) memaknai akuntabilitas sebagai kewajiban untuk

menjelaskan dan menjustifikasi suatu perbuatan atau keputusan yang

diakibatkan oleh diskresi yang dimiliki seorang individu. Akuntabilitas

adalah fungsi diskresi, artinya birokrat harus diberikan diskresi terlebih

dahulu baru kemudian dituntut untuk akuntabel terhadap bagaimana

mereka menggunakan diskresi yang dimilikinya. Menurut BPKP (2007)

Akuntabilitas dipandang sebagai perwujudan kewajiban seseorang atau

unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber

daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodik.

Finner dalam Joko widodo (2001) menjelaskan akuntabilitas sebagai

konsep yang berkenaan dengan standar eksternal yang menentukan

kebenaran suatu tindakan birokrasi. Pengendalian dari luar (external

kontrol) menjadi sumber akuntabilitas yang memotivasi dan mendorong

aparat untuk bekerja keras. Masyarakat luas sebagai penilai objektif yang

akan menentukan accountable atau tidaknya sebuah birokrasi.

Menurut Mahsun (2006) dalam Sudarsana (2013) akuntabilitas

dijelaskan dalam pengertian sempit dan pengertian luas. Dalam

pengertian sempit, akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban

Page 39: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

22

yang mengacu pada kepada siapa organisasi (pekerja individidu)

bertanggung jawab dan untuk apa organisasi (pekerja individu) harus

bertanggung jawab. Dalam pengertian luas, akuntabilitas dipahami

sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan

pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan

segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada

pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan

untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Makna akuntabilitas ini

merupakan inti filosofis dalam manajemen sektor publik.

Menurut Dwiyanto (2010), birokrasi weberian memandang

akuntabilitas secara sederhana, yaitu sebatas hubungan bawahan dengan

atasannya (Gerth et al dalam Sharirits et al, 1978: 24). Akuntabilitas

seorang aparat birokrasi adalah pertanggungjawabannya kepada atasan,

bukan kepada kolega, kelompok dan organisasinya. Model seperti ini

membuat kepedulian terhadap kepentingan dan misi organisasi menjadi

rendah.

Sampai saat ini, menurut Kumorotomo (2005) banyak perilaku

birokrat yang masih berorientasi pada kekuasaan bukannya kepentingan

publik ataupun pelayanan publik serta adanya perbedaan yang besar

antara apa yang dimaui oleh rakyat dengan apa yang diputuskan oleh

pembuat kebijakan. Kegagalan administrasi publik dalam menjembatani

kepentingan elit politik dan rakyat pada umumnya, mendorong rakyat

agar birokrasi menjadi netral. Dengan adanya kontrol dan akuntabilitas

Page 40: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

23

yang kuat, diharapkan rumusan kebijakan oleh birokrat tidak lagi

berorientasi sempit semata.

Dalam konteks organisasi pemerintah sering ada istilah akuntabilitas

publik. Akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure

atas aktivitas dan kinerja keuangan pemerintah kepada pihak–pihak yang

berkepentingan dengan laporan tersebut. Pemerintah baik pusat maupun

daerah harus bisa menjadi subjek pemberi informasi dalam rangka

pemenuhan hak–hak publik (Sudarsana, 2013). Dalam konteks organisasi

sektor publik, Mardiasmo (2002) menyebutkan bahwa akuntabilitas

terdiri dari dua macam yaitu:

1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)

Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas

pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya

pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah

daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah

pusat.

2. Akuntabilitas horisontal (horizontal accountability)

Pertanggungjawaban horisontal adalah pertanggungjawaban

kepada masyarakat luas baik secara langsung maupun melalui lembaga

perwakilan rakyat. Akuntabilitas publik yang harus dijalankan oleh

organisasi sektor publik mempunyai beberapa dimensi. Ellwood

(dalam Mardiasmo, 2002) menjelaskan terdapat empat dimensi

akuntabilitas yang harus dipenui oleh organisasi sektor publik, yaitu:

Page 41: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

24

1) Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountability

for probity and legality)

Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penyalahgunaan

jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas hukum terkait

dengan jaminan adanyakepatuhan terhadap aturan hukum dan

aturan lain yang disyaratkan dalampenggunaan sumber dana

publik.

2) Akuntabilitas proses (process accountability)

Akuntabilitas proses terkait apakah prosedur yang digunakan

dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal

kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi

manajemen, dan prosedur administrasi.

3) Akuntabilitas program (program accountability)

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah

tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah

mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil

yang optimal dengan biaya minimal.

4) Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban

baik pusat maupun daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil

pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

Page 42: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

25

Menurut Bahrullah (2013) Terdapat dua jenis akuntabilitas, yaitu:

a. Akuntabilitas keuangan, menekankan kepada pertanggungjawaban

integritas keuangan dan keataatan terhadap peraturan perundangan,

sehingga praketek-praktek penyimpangan, kecurangan dan KKN dalam

keuangan dapat dihindari.

b. Akuntabilitas kinerja, menekankan kepada pertanggungjawaban atas

penggunaan sumber daya publik secara efisien, efektif, dan ekonomis

dalam memeberikan yang berkualitas sesuai harapan publik.

Menurut Wijayanto (2009) Variabel yang mempengaruhi sukses tidaknya

penerapan akuntabilitas diantaranya: (1) Transparansi, yaitu keterbukaan bagi

publik untuk menyelidiki, mengkritisi dan menganalisis kebijakan publik; (2)

Akses, yaitu adanya akses bagi publik terhadap informasi yang relevan,

kapanpun, dimanapun, oleh siapapun dengan biaya yang sangat rendah; (3)

responsiveness, yaitu kecepatan dalam melakukan follow up atas kritik,

masukan, dan pendapat dari publik; (4) kontrol, yaitu berfungsinya kontrol

yang ada dalam masyarakat-media; (5) tanggung jawab, yaitu tanggung jawab

pegawai dan pejabat publik untuk bekerja secara profesional sesuai dengan

standar dan kode etik yang berlaku.

Secara sederhana formula untuk membangun akuntabilitas :

Akuntabilitas: f (transparansi, akses informasi, responsiveness, kontrol,

tanggung jawab)

Page 43: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

26

2.2 Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dalam

Setiawan (2012) menjadi hal penting karena merupakan bentuk pertanggung

jawaban pemerintah daerah terhadap pelaksanaan APBD. Untuk mengetahui

akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah perlu dilakukan

pemeriksaan (diaudit). Pemeriksaan tentang akuntabilitas LKPD dilakukan

BPK RI sebagai pemeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan

Negara sebagaimana dijelaskan dalam Undang 28 Undang Republik Indonesia

nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah oleh BPK

bertujuan untuk memberikan pendapat/opini atas kewajaran informasi

keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan mendasarkan pada (a)

kesesuaian dengan standar akuntansi Pemerintahan dan atau prinsip-prinsip

akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, b)

kecukupan pengungkapan (adequate disclosure), (c) kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan, (d) efektivitas sistem pengendalian intern.

Hasil dari pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang

mengambarkan tingkat akuntabilitas LKPD yang secara keseluruhan dirangkum

dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) yang dikeluarkan setahun

dua kali (tiap semester). Hasil pemeriksaan keuangan atas LKPD disajikan

dalam 3 bagian yaitu: opini, sistem pengendalian intern, dan kepatuhan

terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan (BPK, 2012).

Page 44: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

27

1. Opini Pemeriksaan Keuangan

Opini yang diberikan atas suatu LKPD merupakan cermin bagi kualitas

akuntabilitas keuangan atas pelaksanaan APBD. Adanya kenaikan persentase

opini wajar tanpa pengecualian (WTP) secara umum menggambarkan adanya

perbaikan akuntabilitas keuangan oleh pemerintahan daerah dalam

menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip yang berlaku (BPK,

2012).

Merujuk pada Buletin Teknis SPKN Nomor 01 tentang Pelaporan Hasil

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah, paragraf 13 tentang Jenis

Opini audit BPK RI terdiri dari empat opini, yaitu Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP/unqualified opinion), Wajar Dengan Pengecualian (WDP/Qualified

opinion), Tidak Wajar (TW/Adverse opinion) dan Tidak Memberikan

Pendapat (TMP/Disclaimer opinion). Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) yang diberlakukan dalam SPKN, BPK dapat memberikan opini Wajar

Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (WTP-DPP) karena keadaan

tertentu sehingga mengharuskan pemeriksa menambahkan suatu paragraf

penjelas dalam LHP (laporan hasil pemeriksaan) sebagai modifikasi dari opini

WTP. Wajar Dengan Pengecualian (WDP) memuat suatu pernyataan bahwa

laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material

sesuai dengan SAP, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan

Page 45: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

28

yang dikecualikan. Tidak Wajar (TW) memuat suatu pernyataan bahwa

laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal yang

material sesuai dengan SAP. Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau

Tidak Memberikan Pendapat (TMP) menyatakan bahwa pemeriksa tidak

menyatakan opini atas laporan keuangan (BPK, 2012).

Opini auditor menjadi pusat perhatian dalam setiap laporan kinerja suatu

entitas demikian juga dengan penelitian ini sehingga dengan menggunakan

penalaran bahwa jika Pemerintah daerah memperoleh opini WTP (wajar tanpa

pengecualian) maka harapannya akan semakin bagus kinerja pemerintah

daerah dan pastinya korupsi tidak dapat terjadi (Heriningsih, 2013).

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawab

entitas sedangkan tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan

pendapat/opini atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaaan yang

dilakukan secara independen, objektif, dan integritas tinggi (BPK, 2012).

2. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Salah satu kriteria pemberian opini adalah evaluasi atas efektivitas SPI.

Pengertian SPI menurut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 8 tahun 2006

tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah, Sistem

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen

yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam

pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan

Pemerintah. Pengendalian intern pada pemerintah pusat dan pemerintah

Page 46: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

29

daerah dirancang dengan berpedoman pada peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian (SPIP). SPI meliputi lima

unsur pengendalian, yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. SPI

dinyatakan efektif apabila mampu memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan entitas, keandalan

pelaporan keuangan, keamanan aset negara, dan kepatuhan terhadap ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lingkungan pengendalian yang

diciptakan seharusnya menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk

menerapkan SPI yang didesain untuk dapat mengenali apakah SPI telah

memadai dan mampu mendeteksi adanya kelemahan. Kelemahan atas SPI

dikelompokkan dalam tiga kategori sebagai berikut (BPK, 2012):

a) Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, yaitu kelemahan

sistem pengendalian yang terkait kegiatan pencatatan akuntansi dan

pelaporan keuangan.

b) Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja, yaitu kelemahan pengendalian yang terkait dengan pemungutan

dan penyetoran penerimaan negara/daerah/perusahaan milik negara/daerah

serta pelaksanaan program/kegiatan pada entitas yang diperiksa.

c) Kelemahan struktur pengendalian intern, yaitu kelemahan yang terkait

dengan ada/tidaknya struktur pengendalian intern yang ada dalam entitas

yang diperiksa. Jika terdapat tingkat kelemahan pada Sistem pengendalian

Page 47: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

30

internal maka tentu terdapat tambahan masukan untuk pemperbaiki

pengendalian agar lebih efektif di tahun berikutnya

3. Kepatuhan Terhadap Peraturan Ketentuan Perundang-Undangan

Komponen terakhir yang diungkapkan BPK dalam rangka menilai

akuntabilitas LKPD adalah kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pemberian opini juga didasarkan pada penilaian

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Salah satu hasil

pemeriksaan atas laporan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,

sehingga mengakibatkan: kerugian negara/daerah/perusahaan, potensi

kerugian negara/daerah/perusahaan, kekurangan penerimaan, kelemahan

penerimaan, kelemahan administrasi, ketidakhematan, dan ketidakefektifan

sebagai berikut (BPK, 2012):

a) Kerugian negara/daerah adalah kerugian nyata berupa berkurangnya

kekayaan Negara/daerah sesuai pengertian dalam UU nomor 1 tahun 2004

pasal 1 butir 22, “Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat

berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat

perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai”. Kerugian dimaksud

harus ditindaklanjuti dengan pengenaan/pembebanan kerugian kepada

penanggung jawab kerugian sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b) Potensi kerugian negara/daerah adalah kerugian nyata berupa berkurangnya

Kekayaan negara sesuai penegrtian dalam UU Nomor 1 tahun 2004 pasal 1

butir 22, tetapi masih berupa resiko, terjadi kerugian apabila suatu kondisi

Page 48: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

31

yang dapat mengakibatkan kerugian negara/daerah benar-benar terjadi di

kemudian hari.

c) Kekurangan penerimaan adalah penerimaan yang sudah menjadi hak

negara/ Daerah, tetapi belum/tidak masuk ke kas negara/daerah karena

adanya unsur ketidakpatuhan.

d) Kelemahan administrasi adalah penyimpangan terhadap ketentuan yang

berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran/pengelolaan aset maupun

operasional perusahaan, tetapi penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan

kerugian negara/daerah atau potensi kerugian negara/daerah atau

kekurangan penerimaan, dan uang yang belum/tidak

dipertanggungjawbakan serta tidak mengandung unsur indiaksi tindak

pidana.

e) Ketidak hematan/pemborosan mengungkapkan adanya penggunaan

input dengan harga atau kualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga yang

lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu dan

kondisi yang sama.

f) Ketidakefektifan berorientasi pada pencapaian hasil (outcome),

mengungkapkan kegiatan yang tidak memberikan manfaat atau hasil yang

direncanakan serta fungsi insatnsi yang tidak optimal sehingga tujuan

organisasi tidak tecapai.

Selain itu, BPK juga menilai kecukupan pengungkapan informasi dalam laporan

keuangan dan kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang berlaku sebagai

dasar pemberian opini atas laporan keuangan (BPK, 2012). Ketaatan pada perundang-

Page 49: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

32

undangan dapat dikatakan bahwa semakin banyak ditemukan ketidaktaatan maka

akan mudah disinyalir bisa terindikasi terjadinya korupsi. (Heriningsih, 2013).

3. Keuangan daerah

Faktor keuangan merupakan faktor yang penting dalam mengukur tingkat

kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Keadaan keuangan daerahlah

yang menentukan bentuk dan ragam yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah.

Dalam Hendraryadi (2011) Menurut UU No. 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam penjelasan umum

pasal 156 ayat (1) disebutkan, pengertian keuangan daerah adalah semua hak dan

kewajiban yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang

yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban tersebut. Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang

antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah pusat sesuai

dengan urusan pemerintah pusat yang diserahkan, kewenangan memungut dan

mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil

dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan perimbangan lainnya,

hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan

lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.

Halim (2007: 230) mengungkapkan bahwa kemampuan Pemerintah Daerah

dalam mengelola keuangan daerah dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) yang langsung maupun tidak langsung.

Keuangan daerah dituangkan sepenuhnya kedalam APBD. Menurut peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 Tentang pengelolaan keuangan

Page 50: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

33

daerah yaitu anggaran pendapatan dan belanja daerah yang selanjutnya disingkat

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Selanjutnya pengelolaan keuangan

daerah merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Dalam konteks ini pengelolaan keuangan daerah difokuskan kepada pengelolaan

APBD sebagai wujud perencanaan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yaitu

entitas penyusun/pengguna APBD untuk pelayanan publik. Pada organisasi

Pemerintah Daerah laporan keuangan yang dikehendaki diatur dalam PP Nomor 24

tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan yang diperbarui lagi melalui

PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sesuai PP Nomor

71 tahun 2010, laporan keuangan terdiri dari :

Laporan Pelaksanaan Anggaran (budgetary reports) yang terdiri dari Laporan

Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Sisa Anggaran Lebih (SAL).

Laporan Keuangan (financial reports) yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasi

(LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Laporan Arus Kas (LAK) serta

Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK).

Terdapat perbedaan mendasar antara Standar Akuntansi Pemerintah menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 dengan Standar Akuntansi Pemerintah

berdasarkan PP nomor 71 tahun 2010. Perbedaan mendasar tersebut adalah pada

pemakaian basis pencatatan. Jika SAP tahun 2005 menggunakan basis kas modifikasi

Page 51: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

34

atau basis menuju akrual, yang penjelasannya adalah untuk mencatat aset, kewajiban

dan ekuitas menggunakan basis akrual, untuk pencatatan pendapatan dan belanja

menggunakan basis kas. Pada SAP sesuai PP 71 tahun 2010 ditegaskan bahwa

Pemerintah Daerah harus berkomitmen menggunakan basis akrual dalam setiap

pencatatan keuangannya.

1. Sumber Pendapatan Daerah

Berdasarkan UU No. 12 tahun 2008 pasal 1 ayat (15), pendapatan daerah

adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Sumber pendapatan daerah

terdiri dari :

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut UU No. 33 tahun 2004 pasal 1 ayat (18), PAD adalah

pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan

Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD bertujuan

memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai

pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan

desentralisasi. Berdasarkan UU No.33 tahun 2004 pasal 6 ayat 1, PAD terdiri

dari :

1. Hasil Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi

atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah

Page 52: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

35

dan pembangunan daerah (PP No. 65 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 tentang

Pajak Daerah). Yang termasuk dalam pajak daerah tingkat kabupaten/kota

adalah pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak

penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian

golongan C dan pajak-pajak baru sedangkan yang termasuk pajak daerah

tingkat I meliputi Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan

dan Pajak Rokok.

2. Hasil Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (PP

No. 66 tahun 2001 pasal 1 ayat (1) tentang Retribusi Daerah). Sedangkan

menurut Bastian (2001: 142) bahwa retribusi daerah adalah pungutan yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah atas pelayanan dan penggunaan

fasilitas- fasilitas umum yang disediakan oleh Pemerintah Daerah bagi

kepentingan masyarakat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku.

3. Hasil Pengelola Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

PAD berasal dari perusahaan daerah yaitu laba operasi perusahaan

daerah. Bagian laba usaha daerah merupakan penerimaan daerah yang

berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan (Halim, 2002: 65)

4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Page 53: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

36

Pendapatan lain PAD yang sah meliputi: hasil penjualan kekayaan

daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan

selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan komisi, potongan,

ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan

barang dan/atau jasa oleh Daerah (UU No. 33 tahun 2004 pasal 6 ayat (2).

b) Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33 tahun 2004 pasal 1 ayat 19).

Menurut UU No. 33 tahun 2004 pasal 10 dan UU No.12 tahun 2008 pasal 159,

tentang dana perimbangan antara pemerintah pusat dan daerah, dana

perimbangan terdiri dari :

1. Dana Bagi Hasil

Dana bagi hasil tersebut bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

Dana yang bersumber dari pajak terdiri dari pajak bumi dan bangunan

(PBB), Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan pajak

penghasilan (PPh) pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak pribadi dalam negeri,

dan PPh pasal 21. Sedangkan dana bagi hasil yang bersumber dari sumber

daya alam berasal dari: kehutanan, pertambangan umum, perikanan,

pertambangan minyak bumi, pertambangan gas alam, dan pertambangan

panas bumi

Page 54: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

37

2. Dana Alokasi Umum

Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan

antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan

Desentralisasi (UU No. 33 tahun 2004 pasal 1 ayat 21). Menurut UU No.

33 tahun 2004, DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan

antara daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan

kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang

mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah.

3. Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk

membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan

sesuai dengan prioritas nasional (UU No. 33 tahun 2004 pasal 1 ayat 23).

DAK dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan khusus

di daerah tertentu yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas

nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana

pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau

untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.

4. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis

pendapatan yang mencakup: hibah berasal dari pemerintah, pemerintah

daerah lainnya, badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok

Page 55: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

38

masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat, dana

darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan

akibat bencana alam, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada

kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang

ditetapkan oleh pemerintah dan bantuan keuangan dari provinsi atau dari

pemerintah daerah lainnya. (Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun

2007 pasal 28).

2. Belanja Daerah

Menurut PP No. 105 tahun 2000 pasal 16 ayat (2) yang dimaksud belanja

adalah suatu kesatuan pengguna anggaran seperti DPRD dan sekertariat, serta

dinas daerah dan lembaga teknis daerah lainnya. Fungsi belanja antara lain

untuk pendidikan, kesehatan dan fungsi-fungsi lainnya. Belanja dapat

dikategorikan sebagai berikut :

a) Belanja Rutin/pembangunan

Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu

tahun anggaran dan tidak menambah asset atau kekayaan bagi daerah.

Belanja rutin terdiri dari :

(a) Belanja rutin

(b) Belanja barang

(c) Belanja perjalanan dinas

(d) Belanja lain-lain

(e) Belanja pemeliharaan

Page 56: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

39

b) Belanja Modal/Pembangunan

Belanja modal/pembangunan adalah pengeluaran yang manfaatnya

cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau

kekayaan daerah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk

biaya operasional dan pemeliharaannya.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007 pasal 1

ayat (51), yang dimaksud dengan Belanja Daerah adalah kewajiban

pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Belanja Daerah dapat dikategorikan sebagai berikut :

a) Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Belanja tidak langsung terdiri dari: belanja pegawai, bunga, subsidi,

hibah, bantuan sosial, belanja bagi basil, bantuan keuangan, dan belanja

tidak terduga.

b) Belanja Langsung

Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung

terdiri dari :

a. belanja pegawai

b. belanja barang dan jasa; dan

c. belanja modal.

Page 57: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

40

3. Pembiayaan Daerah

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007 pasal 1 ayat 54,

Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan

bersumber dari :

a) Penerimaan pembiayaan mencakup :

1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA)

adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama

satu periode anggaran.(Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007

pasal 1).

2. Pencairan dana cadangan

Digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening

dana cadangan ke rekening kas umum daerah dalam tahun anggaran

berkenaan. (Permendagri No. 59 tahun 2007 pasal 64).

3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

Digunakan antara lain untuk menganggarkan hasil penjualan perusahaan

milik daerah/BUMD dan penjualan aset milik pemerintah daerah yang

dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal

pemerintah daerah.

Page 58: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

41

3. Penerimaan pinjaman daerah

Digunakan untuk menganggarkan penerimaan pinjaman daerah termasuk

penerimaan atas penerbitan obligasi daerah yang akan direalisasikan pada

tahun anggaran berkenaan.

5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman

Digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada

pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah lainnya.

6. Penerimaan piutang daerah

Digunakan untuk menganggarkan penerimaan yang bersumber dari

pelunasan piutang pihak ketiga, seperti berupa penerimaan piutang daerah

dari pendapatan daerah, pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga

keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan piutang

lainnya.

b) Pengeluaran pembiayaan mencakup:

1. Pembentukan dana cadangan

2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah

3. Pembayaran pokok utang

4. Pemberian pinjaman daerah

4. Kinerja keuangan pemerintah daerah

Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh para pribadi

maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan, maka

kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Apabila pencapaian melebihi dari apa

yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus. Apabila pencapaian

Page 59: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

42

tidak sesuai dengan apa yang direncanakna atau kurang dari apa yang direncanakan,

maka kinerjanya jelek (Sularso dan Restianto, 2011).

Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator

keuangan. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja

dimasa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan

yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut.

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola

keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap

APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya. Untuk menciptakan transparan,

jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, dalam pengelolaan keuangan daerah

maka diperlukan analisis rasio keuangan terhadap Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (Mardiasmo, 2009). Tujuan pengukuran kinerja keuangan menurut Bastian

(2006), yaitu sebagai laporan operasi kegiatan pemerintah yang bertujuan untuk

menilai kinerja keuangan organisasi dalam hal efisiensi dan efektifitas serta

memonitor biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan.

Menurut Mardiasmo (2009) pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk

memenuhi tiga maksud. Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan

untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah.Ukuran kinerja dimaksudkan untuk

dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja.

Kedua, ukuran kinerja sektor publik dalam pemberian pengalokasian sumber daya

dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk

mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

Page 60: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

43

Pengukuran kinerja akan memberikan umpan balik sehingga terjadi upaya

perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan di masa mendatang. Penelitian

yang dilakukan Mandell (1997) mengungkapkan bahwa dengan melakukan

pengukuran kinerja, pemerintah daerah memperoleh informasi yang dapat

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan sehingga akan meningkatkan

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Dalam organisasi Halim (2007: 230) mengungkapkan bahwa kemampuan

Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangan daerah dituangkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang langsung maupun tidak langsung.

Selanjutnya untuk mengukur kemampuan keuangan Pemerintah Daerah adalah

dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan

dilaksanakan pemerintah. Untuk mengukur kinerja keuangan ada beberapa ukuran

kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja pemerintah dalam penelitian ini yaitu

rasio kemandirian daerah, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan.

4.1 Rasio kemandirian keuangan daerah

Menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri

kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan

daerah. Kemandirian keuangan daerah ini dapat diukur dengan membandingkan

jumlah Pendapatan Asli Daerah terhadap jumlah Dana Alokasi Umum ditambah

jumlah pinjaman (selain utang PFK (Pada Fihak Ketiga dan utang pajak

PPn/PPh) (Patikawa, 2011).

Page 61: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

44

Semakin tinggi rasio kemandirian menunjukkan pemerintah daerah semakin

tinggi kemandirian keuangan daerahnya, dan semakin bagus kinerja pemerintah

daerahnya. Untuk mengukur kemampuan pemerintah dalam memobilisasi

penerimaan pendapatan sesuai dengan yang telah di targetkan. (Heriningsih,

2013). Rasio ini menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana

ekstern dan tingkat patisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin

tinggi rasio kemandirian berarti semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam

membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama

pendapatan asli daerah yang akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat (Wakhyudi dan Tarunasari, 2013).

4.2 Rasio Aktivitas daerah

Menunjukkan kinerja pemerintah dalam memperioritaskan alokasi dananya

pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Semakin tinggi

alokasi dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti belanja

investasi/pembangunan yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana

ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil. Sehingga semakin tinggi rasio

aktivitas menunjukkan semakin bagus kinerja pemerintah daerah.

Rasio aktivitas menggambarkan bagaimana peranan pemerintah

memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin (operasional) dan belanja

pembangunan (modal) secara optimal (Halim, 2012).

Belum ada standar yang pasti mengenai besarnya rasio belanja operasional

maupun modal terhadap APBD yang ideal, karena sangat dipengaruhi oleh

Page 62: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

45

dinamisasi kegiatan pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang

diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan (Patikawa, 2011).

4.2.1 Rasio Aktivitas Belanja Rutin (Operasi)

Anggaran belanja rutin merupakan anggaran yang disediakan untuk

membiayai kegiatan yang bersifat lancar, rutin dan secara terus menerus

yang dimaksudkan untuk menjaga kelemahan roda pemerintahan dan

memelihara hasil-hasil pembangunan. Dengan telah diberikannya

kewenangan untuk mengelolah daerah, maka belanja rutin diprioritaskan

pada optimalisasi fungsi dan tugas rutin perangkat daerah. Peningkatan

belanja rutin yang diusulkan oleh setiap pengganggaran harus diikuti

dengan peningkatan mutu pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

Perencanaan belanja rutin sedapat mungkin menerapkan pendekatan

anggaran kinerja, hal tersebut bertujuan untuk memudahkan analisis dan

evaluasi hubungan antara kebutuhan dan hasil serta manfaat yang

diperoleh, anggaran belanja rutin meliputi belanja APBD, belanja kepala

daerah dan wakil kepala daerah, belanja sekretaris daerah dan perangkat

lainnya.

4.2.2 Rasio Aktivitas belanja pembangunan.

Anggaran belanja pembangunan adalah anggaran yang disediakan

untuk membiayai proses perubahan, yang merupakan perbaikan dan

pembangunan menuju kemajuan yang ingin dicapai. Pengeluaran yang

dianggarkan dalam pengeluaran pembangunan didasarkan atas alokasi

sektor industri, pertanian dan kehutanan, hukum, transportasi, dan lain

Page 63: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

46

sebagainya (Halim, 2004: 223-226).

4.3 Rasio Pertumbuhan daerah

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan

pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang

telah di dari periode-periode berikutnya. Rasio pertumbuhan bagus maka

kesejahteraan masyarakat juga bagus sehingga menunjukan semakin bagus

kinerja pemerintah daerah dalam mendorong penerimaan PAD, sehingga

berhubungan terhadap tingkat korupsi.

Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat analisis kinerja keuangan

secara luas telah diterapkan pada lembaga perusahaan yang bersifat komersial,

sedangkan pada lembaga publik khususnya pemerintah daerah masih sangat

terbatas sehingga secara teoritis belum ada kesepakatan yang bulat mengenai

nama dan kaidah pengukurannya.

Penelitian tentang Kinerja anggaran dengan menggunakan indikator rasio

keuangan telah banyak dilakukan antara lain: Sularso, et al (2011), Nugroho

(2012), Fidelius (2013), Dwijayanti, et al (2013), namun penelitian tersebut

belum menghubungkan dengan tingkat korupsi.

5. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban

pemerintah atas penggunaan keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan

otonomi daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan, hal tersebut

menjadi tolok ukur kinerja pemerintahan untuk dipertanggungjawabkan pada

setiap akhir tahun anggaran. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan

Page 64: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

47

informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja

keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam

membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya (PP 71,

2010).

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan selama tahun anggaran berkenaan, dan sebagai alat untuk

membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan

anggaran yang telah ditetapkan. Laporan keuangan juga digunakan untuk menilai

kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas efisiensi suatu entitas pelaporan dan

membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangan-undangan.

Pemerintah selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan

upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan

program dan kegiatan dalam tahun anggaran untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada entitas akuntansi sebagai Pengguna

Anggaran/Barang dan entitas pelaporan dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan melalui program dan kegiatan.

2. Manajerial

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan

informasi keuangan suatu entitas pelaporan yang berguna untuk perencanaan

Page 65: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

48

dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian yang efektif atas

seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui

secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada

peraturan perundang-undangan.

4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan

pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran

yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan

ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

5. Evaluasi Kinerja

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber

daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang

direncanakan. Dalam laporan keuangan Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010

setiap instansi pemerintahan harus menjalankan sistem akuntansi agar dapat

menyajikan :

Untuk menjamin tercapainya akuntabilitas, laporan keuangan SKPD

yang disampaikan dilampiri dengan surat pernyataan kepala SKPD. Surat

pernyataan kepala SKPD berisi pernyataan bahwa laporan keuangan SKPD

menjadi tanggung jawabnya dan telah diselenggarakan berdasarkan sistem

Page 66: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

49

pengendalian intern yang memadai dan standar akuntansi pemerintahan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) pada prinsipnya merupakan hasil gabungan atau konsolidasi dari

laporan keuangan SKPD (Haryanto et al, 2007).

Penyusunan dan penyajian LKPD dilakukan sesuai dengan peraturan

pemerintah yang mengatur tentang standar akuntansi pemerintahan. Penyajian

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dilampiri dengan ikhtisar realisasi

kinerja dan laporan keuangan BUMD/perusahaan daerah. Laporan keuangan

pemerintah daerah disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

untuk dilakukan pemeriksaan. LKPD yang telah diaudit BPK, selanjutnya

disampaikan ke DPRD untuk dibahas dan ditetapkan dengan peraturan daerah

(perda) tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (BPK, 2012).

6. Korupsi

6.1 Pengertian Korupsi

Tidak ada definisi korupsi yang baku, hal ini disebabkan oleh sifat

korupsi yang menyusup masuk dalam sebuah sistem, faktor-faktor korupsi

dan motif korupsi berhubungan dengan banyak bidang. Definisi lain dari

korupsi yang paling banyak diacu, termasuk oleh World Bank dan UNDP,

adalah “the abuseof public office for private gain”. Dalam arti luas, definisi

korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk kepentingan pribadi

atau privat yang merugikan publik dengan cara-cara bertentangan dengan

ketentuan hukum yang berlangsung (Wijayanto, 2009).

Page 67: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

50

Definisi di atas sejalan dengan definisi yang diberikan oleh Prof.

Robert Klitgaard yaitu: ”menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi”

(Klitgaard, 2002: 2). Sebelumnya Klitgaard memberikan definisi korupsi

yang lebih khusus, yaitu: “...Korupsi ada apabila seseorang secara tidak

halal meletakkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan rakyat serta

cita-cita yang menurut sumpah akan dilayaninya...(Klitgaard, 2001: 19)”.

Korupsi dapat dinotasikan secara sederhana C = M + D – A, di

mana C: Corruption, M: Monopoli, D: Discretion, A: Accountability

(Klitgaard, 2001: 99 dan 2002: 29). Berdasarkan model yang disusun oleh

Klitgaard di atas menunjukkan bahwa korupsi akan menampakkan dirinya

jika terjadi monopoli terhadap sumber-sumber ekonomi, terjadinya

penyimpangan kebijakan publik, dan tidak adanya pertanggung-jawaban

terhadap publik setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Korupsi terjadi jika tiga hal terpenuhi, yaitu: (1) seseorang memiliki

kekuasaan termasuk untuk menentukan kebijakan publik dan melakukan

administrasi kebijakan tersebut, (2) Adanya economic rents, yaitu manfaat

ekonomi yang ada sebagai akibat kebijakan publik tersebut. (3) system yang

ada membuka peluang terjadinya pelanggaran oleh pejabat publik yang

bersangkutan. Apabila satu dari ketiga parameter ini tidak terpenuhi, tindakan

yang terjadi tidak bisa dikategorikan sebagai tindakan korupsi.

Ibarat penyakit, korupsi di Indonesia telah berkembang dalam tiga tahap,

yaitu elitis, endemic, dan sistemik. Pada tahap elitis, korupsi masih menjadi

patologi social yang khas di lingkungan para elit/pejabat. Pada tahap endemic,

Page 68: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

51

korupsi mewabah menjangkau masyarakat luas. Lalu di tahap yang kritis,

ketika korupsi menjadi sistemik, setiap individu di dalam system terjangkit

penyakit yang serupa. Boleh jadi penyakit korupsi di bangsa ini telah sampai

pada tahap sistemik (Djaja, 2010:12).

Menurut data yang diperoleh oleh ACFE (Association of Certified Fraud

Examiners) di tahun 2012 telah terjadi kasus fraud sebanyak 1.388 di seluruh

dunia. Pengklasifikasian fraud atau kecurangan ini dikenal dengan istilah

“fraud tree”. Hal yang ditimbulkan oleh fraud salah satunya adalah Korupsi,

dimana jenis fraud ini paling paling sulit dideteksi karena menyangkut

kerjasama dengan pihak lain seperti suap atau korupsi.

6.1.1 Tipologi Korupsi

Arvind Jain (2001) dalam paper berjudul “Corruption: A review”

secara menarik menggambarkan area tempat korupsi sering terjadi di

Negara demokrasi. Pemetaan interaksi antar aktor politik dan ekonomi

membantu memberikan gambaran tentang potensi korupsi.

Page 69: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

52

Gambar 2.1

Tipologi korupsi

Sumber: Wijayanto, 2009

a. Interaksi 1

Melibatkan rakyat dan pemimpin Negara yang dipilih melalui proses

demokrasi. Dalam interaksi tersebut, terutama di Negara demokrasi yang

belum mengalami konsolidasi, peluang korupsi politik dalam berbagai bentuk,

termasuk politik uang untuk memenangi pemilu sangat mungkin terjadi.

Umumnya, pemimpin terpilih mempunyai diskresi yang luas dalam

menentukan kebijakan pemerintah. Diskresi ini membuka kesempatan bagi

para pemimpin untuk tidak menomorsatukan kepentingan rakyat. Privatisasi

adalah contoh klasik dalam kasus ini, saat kebijakan publik diarahkan untuk

mentransfer kepemilikan asset berharga milik publik kepada privat.

Page 70: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

53

b. Interaksi 2

Terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) interaksi antara para birokrat dengan

pemimpin pilihan rakyat, (2) birokrat dengan anggota legislatif dan (3)

interaksi antara birokrat dengan rakyat. Interaksi ini membuka peluang

terjadinya korupsi birokrat. Dalam berbagai kasus, birokrat atau pejabat

publik yang dipilih oleh para pemimpin Negara sering diposisikan sebagai

kepanjangan tangan mereka untuk “memeras” kekayaan Negara melalui

berbagai institusi pemerintahan maupun perusahaan milik Negara. Birokrat

terpilih diharuskan menyerahkan setoran rutin kepada para elit politik untuk

melanggengkan posisi politik mereka melalui proses demokrasi yang koruptif.

Interaksi antara pejabat publik dan anggota legislatif juga membuka peluang

terjadinya korupsi. Di Indonesia, seleksi pejabat tingkat tertentu (misalnya

gubernur BI, Direksi BUMN, Ketua MA, Ketua KPK, ketua BPK, dan lain-

lain) harus melalui proses fit and proper test di legislatif. Proses ini

memunculkan peluang “jual-beli” jabatan yang melibatkan kandidat pejabat

publik dan anggota legislatif.

Pada dataran yang sama, interaksi antar pejabat publik dan rakyat

merupakan pintu terjadinya korupsi kecil, pejabat publik korup dari berbagai

level mengutip uang dari rakyat. Proses ini sangat mungkin terjadi, mengingat

kantor pelayanan publik umumnya memonopoli pelayanan publik.

c. Interaksi 3

Melibatkan pemimpin terpilih dan anggota legislatif.Berbagai kebijakan

publik memerlukan persetujuan dari legislatif, interaksi ini membuka peluang

Page 71: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

54

terjadinya korupsi legislatif (legislatif corruption) baik berupa suap kepada

atau pemerasan oleh anggota legislatif. Korupsi legislatif mudah terjadi pada

Negara dimana pembiayaan kampanye politik belum diatur atau diawasi

dengan baik.

d. Interaksi 4

Melibatkan rakyat dan anggota legislatif yang dipilih melalui pemilihan

umum. Demokrasi procedural relative lebih mudah diwujudkan, tetapi

mewujudkan demokrasi substansial bukanlah perkara mudah. Dinegara

dimana politik uang meurpakan fenomena biasa, seringkali politisi menyuap

rakyat agar mereka terpilih dalam pemilu, sehingga keterpilihan mereka tidak

ditentukan oleh kinerja tetapi oleh kemampuan finansial mereka.

Menurut perspektif hukum definisi korupsi dijelaskan didalam UU No. 31

tahun 1999 junto UU No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan UU tersebut, ada 30

jenis tindakan yang dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. Tindak

pidana korupsi itu dapat dikelompokkan menjadi 7 kategori yaitu Kerugian

keuangan Negara, Suap-menyuap, Penggelapan dalam jabatan, Pemerasan,

Perbuatan curang, Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan Gratifikasi

(KPK, 2009)

Dari berbagai jenis korupsi yang diatur dalam undang-undang, gratifikasi

merupakan suatu hal yang relatif baru dalam penegakan hukum tindak pidana

korupsi di Indonesia. Terbentuknya peraturan tentang gratifikasi ini

merupakan bentuk kesadaran bahwa gratifikasi dapat mempunyai dampak

yang negatif dan dapat disalahgunakan, khususnya dalam rangka

Page 72: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

55

penyelenggaraan pelayanan publik, sehingga unsur ini diatur dalam

perundang-undangan mengenai tindak pidana korupsi. Diharapkan jika

budaya pemberian dan penerimaan gratifikasi kepada/oleh Penyelenggara

Negara dan Pegawai Negeri dapat dihentikan, maka tindak pidana pemerasan

dan suap dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan (KPK, 2014).

Pengertian gratifikasi terdapat pada Penjelasan Pasal 12B Ayat (1)

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001, adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian

uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,

fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas

lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di

luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau

tanpa sarana elektronik” (KPK, 2014).

Gerald E Caiden (1998) dalam Dreher (2007) memaparkan secara rinci

bentuk-bentuk korupsi yang umum dikenal dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara antara lain adalah:

(1) Berkhianat, transaksi luar negeri illegal dan penyelundupan

(2) Menggelapkan barang milik lembaga, negara, swastanisasi anggaran

pemerintah, menipu dan mencuri

(3) Menggunakan uang negara/lembaga yang tidak tepat, memalsukan

dokumen dan menggelapkan uang, mengalirkan uang lembaga ke

rekening pribadi, menggelapkan pajak dan menyalahgunakan dana

Page 73: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

56

(4) Menyalahgunakan wewenang, menipu, mengecoh, mencurangi,

memperdaya dan memeras, penyuapan dan penyogokan, mengutip

pungutan dan meminta komisi, menjual tanpa izin jabatan pemerintah,

barang milik pemerintah/negara, dan surat izin pemerintah, manipulasi

peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak dan pinjaman uang,

menghindari pajak, meraih laba berlebih-lebihan, menerima hadiah,

uang pelicin dan hiburan dan perjalanan yang tidak pada tempatnya,

dan

(5) Menyalahgunakan stempel dan kertas surat kantor, rumah jabatan dan

hak istimewa jabatan.

6.2 Penyebab Korupsi

Faktor-faktor yang menjadi orang sebab orang enggan memberantas korupsi

antara lain adanya keraguan apakah sebuah tindakan korup atau bukan, atau ada

sikap pesimis bahwa hukum sulit membuktikan dan memberi sanksi kepada

pelaku korupsi, kekhawatiran adanya ancaman dari pelaku, atau kedudukan yang

lebih rendah dalam sebuah organisasi (Pope, 2008:6).

Adapun penyebab terjadinya korupsi di Indonesia menurut Hehamahua

(2011) dalam Djaja (2010:51), berdasarkan kajian dan pengalaman setidaknya

ada delapan penyebab, yaitu sebagai berikut.

a. Sistem Penyelenggaraan Negara yang Keliru

Sebagai Negara yang baru merdeka atau Negara yang baru berkembang,

seharusnya prioritas pembangunan di bidang pendidikan. Tetapi selama

puluhan tahun, mulai dari orde lama, orde baru sampai orde reformasi ini,

Page 74: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

57

pembangunan difokuskan pada bidang ekonomi. Padahal setiap Negara yang

baru merdeka, terbatas dalam memiliki SDM, uang, manajemen, dan

teknologi. Konsekuensinya, semuanya didatangkan dari luar negeri yang pada

gilirannya, menghasilkan penyebab korupsi yang kedua, yaitu :

b. Kompensasi PNS yang Rendah

Wajar apabila Negara yang baru merdeka tidak memiliki uang yang cukup

untuk membayar kompensasi yang tinggi kepada pegawainya, tetapi

disebabkan prioritas pembangunan di bidang ekonomi, sehingga secara fisik

dan cultural melahirkan pola yang konsumerisme, sehingga 90 % PNS

melakukan KKN. Baik berupa korupsi waktu, melakukan kegiatan pungli

maupun mark up kecil-kecilan demi menyeimbangkan pemasukan dan

pengeluaran pribadi/keluarga.

c. Pejabat yang Serakah

Pola hidup konsumerisme yang dilahirkan oleh sistem pembangunan di atas

mendorong pejabat untuk menjadi kaya secara instant . Lahirlah sikap serakah

dimana pejabat menyalahgunakan wewenang dan jabatannya, melakukan

mark up proyek-proyek pembangunan, bahkan berbisnis dengan pengusaha,

baik dalam bentuk menjadi komisaris maupun menjadi salah seorang share

holder dari perusahaan tersebut.

d. Law Enforcement Tidak Berjalan

Disebabkan para pejabat serakah dan PNS-nya KKN karena gaji yang tidak

cukup, maka boleh dibilang penegakan hukum tidak berjalan hampir di

seluruh lini kehidupan, baik di instansi pemerintahan maupun di lembaga

Page 75: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

58

kemasyarakatan karena segala sesuatu diukur dengan uang. Disebabkan law

enforcement tidak berjalan dimana aparat penegak hukum bisa dibayar mulai

dari polisi, jaksa, hakim, dan pengacara, maka hukuman yang dijatuhkan

kepada para koruptor sangat ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera

bagi koruptor. Bahkan tidak menimbulkan rasa takut dalam masyarakat,

sehingga pejabat dan pengusaha tetap melakukan proses KKN.

e. Pengawasan yang Tidak Efektif

Dalam sistem manajemen yang modern selalu ada instrument yang internal

control yang bersifat in build dalam setiap unit kerja, sehingga sekecil apapun

penyimpangan akan terdeteksi sejak dini dan secara otomatis pula dilakukan

perbaikan. Internal control di setiap unit tidak berfungsi karena pejabat atau

pegawai terkait ber-KKN. Beberapa informasi dalam banyak media massa,

untuk mengatasinya dibentuklah Irjen dan Bawasda yang bertugas melakukan

internal audit.

f. Tidak Ada Keteladanan Pemimpin

Ketika resesi ekonomi (1997), keadaan perekonomian Indonesia sedikit lebih

baik dari Thailand. Namun pemimpin di tahailand memberi contoh kepada

rakyatnya dalam pola hidup sederhana dan satunya kata dengan perbuatan,

sehingga lahir dukungan moral dan material dari anggota masyarakat dan

pengusaha. Dalam waktu relatif singkat, Thailand telah mengalami recovery

ekonominya. Di Indonesia tidak ada pemimpin yang bias dijadikan teladan,

maka bukan saja perekonomian Negara yang belum recovery bahkan tatanan

kehidupan berbangsa dan bernegara makin mendekati jurang kehancuran.

Page 76: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

59

g. Budaya Masyarakat yang Kondusif KKN

Dalam Negara agraris seperti Indonesia, masyarakat cenderung paternalistic.

Dengan demikian, mereka turut melakukan KKN dalam urusan sehari-hari

seperti mengurus KTP, SIM, STNK, PBB, SPP, pendaftaran anak ke sekolah

atau universitas, melamar kerja, dan lain-lain, karena meniru apa yang

dilakukan oleh pejabat, elit politik, tokoh masyarakat, pemuka agama, yang

oleh masyarakat diyakini sebagai perbuatan yang tidak salah.

6.3 Persepsi Tingkat Korupsi Di Kota/Kabupaten Di Indonesia

Korupsi makin mudah ditemukan di berbagai bidang kehidupan. Pertama

karena melemahnya nilai-nilai sosial, kepentingan pribadi menjadi lebih utama

dibanding kepentingan umum, serta kepemilikan benda secara individual menjadi

etika pribadi yang melandasi prilaku sosial sebagaian besar orang. Kedua, tidak

ada transparansi dan tanggung gugat sistem integritas publik. Birokrasi pelayanan

publik justru digunakan oleh pejabat publik untuk mengejar ambisi politik

pribadi, semata-mata demi promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Sementara

kualitas dan kuantitas pelayanan publik, bukan prioritas dan orientasi yang utama

(Pope, 2008: 2).

Korupsi dilakukan dengan sangat rahasia karena ada kepentingan bersama di

antara para pelakunya. Tidak ada rumus pasti untuk mengukur volume konspirasi

korupsi. Namun, harus dibuat ukuran yang disepakati untuk melihat luas jaring

konspirasi korupsi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan

melakukan survei. Survei dapat menimbulkan kepercayaan pada apa yang

sepintas nampak sebagai pernyataan berlebihan dari responden (Pope, 2008: 61).

Page 77: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

60

Dalam Survei Persepsi Korupsi (TII, 2015) potensi korupsi dapat terjadi

akibat 5 hal, yaitu: prevalensi korupsi tinggi, rendahnya akuntabilitas pendanaan

publik, tingginya motivasi korupsi, meluasnya sektor terdampak korupsi, dan

efektivitas program antikorupsi di daerah.

(1) Prevalensi Korupsi adalah sebesar apa atau seberapa sering tindak pidana

korupsi dalam bentuk suap-menyuap dan penyalahgunaan wewenang untuk

kepentingan pribadi terjadi di tingkat nasional atau lokal; dan/atau terjadi di

kalangan pegawai nasional atau lokal.

(2) Akuntabilitas Pendanaan Publik adalah mekanisme pertanggungjawaban atas

penggunaan dana-dana publik. Seberapa jelas standard prosedur alokasi

sumber daya publik, seberapa lazim alokasi non budgeter yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka, apakah ada mekanisme rekrutmen

pejabat publik yang tidak transparan, apakah ada lembaga pengawas internal

yang mengaudit keuangan publik,dan apakah ada independensi pengadilan

yang menindak pejabat korup.

(3) Motivasi Korupsi adalah dorongan seorang pejabat publik melakukan praktik

tindak pidana korupsi. Misalnya, apakah praktik pemberian perlakuan

istimewa terjadi, apakah praktik korupsi untuk memberikan donasi politik

berlebih, apakah praktik korupsi menciptakan dana off budget untuk partai

politik terjadi, praktik korupsi untuk mengamankan proyek pemerintah terjadi,

praktik korupsi akibat jual beli pengaruh.

(4) Sektor Terdampak Korupsi adalah penilaian terhadap sektor publik apa saja

terjerat kasus korupsi. Sektor publik yang dinilai meliputi sektor perizinan,

Page 78: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

61

pelayanan dasar, perpajakan, pengadaan, peradilan, kuota perdagangan,

kepolisian, perkreditan, bea cukai, lembaga pemeriksa, militer, eksekutif, dan

legislatif.

(5) Efektivitas Program Antikorupsi adalah penilaian terhadap seberapa tingkat

keberhasilan upaya pencegahan dan penegakan hukum terhadap pejabat korup

terhadap penurunan risiko korupsi.

B. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 2.1

Page 79: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

62

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya Mengenai Pengaruh Opini Audit (X1), Kelemahan Spi (X2), Kepatuhan Terhadap

Perundang-Undangan (X3), Rasio Kemandirian (X4), Rasio Aktivitas (X5), Rasio Pertumbuhan (X6), Terhadap

Tingkat Korupsi di Indonesia (Y).

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y Hasil

1. Heriningsih

Kajian Empiris Tingkat

Akuntabilitas

Pemerintah Daerah Dan

Kinerja Penyelengara

Pemerintah Daerah

Terhadap Tingkat

Korupsi Pada

Kabupaten Dan Kota

Di Indonesia

Paradigma Jurnal

Masalah Sosial, Politik,

Dan Kebijakan Volume

18, Nomor 2,

September 2014 Hal

29-36

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: LKPD Dan LKPP 36 Kabupaten Dan Kota Di

Indonesia

Tahun Data: 2010

Metode Analisis: Regresi

Variabel Lainnya: Opini Audit,

Kelemahan Sistem Pengendalian

Intern, Dan Ketidakpatuhan

Terhadap Ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan, Kinerja

Penyelenggara (Dependen) Dan

Korupsi (Independen)

V V V V Tingkat akuntabilitas yang

diukur (opini audit, tingkat

Kelemahan SPI, tingkat

ketaatan terhadap

perundang-undangan) dan

Kinerja penyelenggaran

pemerintah daerah (skor

IKK dari LPPD) tidak

berpengaruh terhadap

tingkat korupsi di

pemerintah kabupaten dan

kota di Indonesia

2. Sarah

Pengungkapan Laporan

Keuangan Pemda

Kabupaten dan

Kaitannya dengan

Tingkat Korupsi di

Indonesia.

Jenis Penelitian: Kulitatif

deskriptif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: LKPD 392 Kabupaten Di Indonesia

Tahun Data: 2011

Metode Analisis: Konten

V V Kualitas pelaporan laporan

keuangan di Indonesia

semakin baik, tidak

terdapat kaitan antara

pengungkapan laporan

keuangan pemerintah

daerah kabupaten dengan

Page 80: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

63

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y Hasil

Skripsi UIN Jakarta

2014 Variabel Lainnya: Pengungkapan

LKPD, Opini Audit (Dependen)

Dan Korupsi (Independen)

opini yang diberikan oleh

BPK, perkembangan kasus

korupsi di Indonesia

semakin bertambah,

pengungkapan laporan

keuangan daerah

kabupaten memiliki

keterkaitan dengan tingkat

kotupsi di Indonesia, serta

terdapat kaitan antara opini

audit dan tingkat korupsi

3. Manafe Dan Akbar

Accountability And

Performance: Evidence

From Local

Government

Journal Of Indonesian

Economy And Business

Volume 29, Number 1,

2014, 56-73

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: 201 SKPD Nusa Tenggar Timur

Tahun Data: 2011

Metode Analisis: SEM

Variabel Lainnya: SKPD (Dependen) Dan Akuntabilitas

(Independen)

V Hasil Penelitian

Menunjukkan Bahwa

Konflik Di Persyaratan

Akuntabilitas Memiliki

Dampak Yang Signifikan

Pada Konteks Kerja

Dengan Persepsi Negatif

Pada Tingkat Yang

Berbeda, Tetapi Tidak

Memiliki Dampak Yang

Signifikan Terhadap

Kinerja Kerja Para Pelaku

Akuntabilitas .

4. Heriningsih Dan Marita

Pengaruh Opini Audit

Dan Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: LKPD Kabupaten/Kota

Seluruh Indonesia

V V V V V Hasil Pengujian Secara

Statistik Membuktikan

Bahwa Variabel Opini

Audit Dan Kinerja

Page 81: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

64

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y Hasil

Terhadap Tingkat

Korupsi

Pemerintah Daerah

(Studi Empiris Pada

Pemerintah Kabupaten

Dan Kota Di Pulau

Jawa)

Buletin Ekonomi Vol.

11 No. 1, April 2013

Hal. 1-86

Tahun Data: 2008 Dan 2010

Metode Analisis: Regresi

Berganda

Variabel Lainnya: Opini Audit, Rasio Kemandirian, Rasio

Aktivitas Dan Rasio

Pertumbuhan (Dependen) Dan

Tingkat Korupsi (Independen)

Keuangan (Rasio

Kemandirian, Rasio

Aktivitas, Dan Rasio

Pertumbuhan) Tidak

Berpengaruh Terhadap

Tingkat Korupsi Di Pulau

Jawa

5. Fidelius

Analisis Rasio Untuk

Mengukur Kinerja

Pengelolaan Keuangan

Daerah Kota Manado

Jurnal EMBA Vol.1

No.4 Desember 2013,

Hal. 2088-2096

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: LKPD Kota Manado

Tahun Data: 2010- 2012

Metode Analisis: rasio kinerja pengelolaan keuangan

Variabel Lainnya: Rasio Kemandirian, Rasio Aktivitas

Dan Rasio efektifitas (Dependen)

Dan Kinerja Pengelolaan

Keuangan (Independen)

V V Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, rasio

kemandirian kota Manado

masih sangat rendah, rasio

efektiftivitas cukup efektif.

Pada rasio aktivitas

pemerintah kota Manado

memperioritaskan dananya

pada belanja operasi. Rasio

pengelolaan belanja sudah

sangat baik karena

melebihi 100% yang

berarti mengalami surplus

anggaran

6. Dwijayanti Dan

Rusherlistyanti

Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: APBD Dan Laporan

Realisasi APBD di 33 Provinsi

V V V Terdapat Perbedaan

Tingkat Kemandirian,

Tingkat Aktivitas Belanja

Rutin Dan Aktivitas

Page 82: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

65

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y Hasil

Pemerintah

Propinsi Seindonesia

Jurnal Ekonomi Dan

Bisnis, Volume 12.

Nomor 01 Maret 2013

Hal.43-66

Seluruh Indonesia

Tahun Data: 2008-2011

Metode Analisis: Metode

Analisis Rasio Keuangan Dan

Analisis Uji Beda Kinerja

Keuangan

Variabel Lainnya: Rasio Kemandirian, Rasio Efektifitas

PAD, Rasio Efisiensi, Rasio

Aktivitas, Rasio Pertumbuhan

(Dependen) Dan Kinerja

Keuangan (Independen)

Belanja Pembangunan, dan

Tingkat Efektivitas Yang

Signifikan Pada Kinerja

Keuangan Pemerintah

Propinsi Se- Indonesia

Periode 2008-2010, Tidak

Terdapat Perbedaan

Tingkat Efisiensi, Tingkat

Pertumbuhan PAD Yang

Signifikan Pada Kinerja

Keuangan Pemerintah

Propinsi Se-Indonesia

Periode 2008- 2010.

7. Nugroho

Pengaruh Belanja

Modal Terhadap

Pertumbuhan Kinerja

Keuangan Daerah

Dengan Pendapatan

Asli Daerah Sebagai

Variabel Intervening

Skripsi Universitas

Diponegoro 2012

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: LKPD Kabupaten Dan Kota Yang Ada Di Propinsi Jawa

Tengah

Tahun Data: 2008-2010

Metode Analisis: Dokumentasi

Variabel Lainnya: Belanja Modal (Dependen) Dan kinerja

keuangan (Independen) dan

Pendapatan Asli daerah

(Intervening)

V Hasil Dari Penelitian Ini

Menunjukkan Bahwa

Belanja Modal

Berpengaruh Negatif

Terhadap Pertumbuhan

Kinerja Keuangan Daerah

Secara Langsung,

Sedangkan Secara Tidak

Langsung Belanja Modal

Berpengaruh Positif

Terhadap Pertumbuhan

Kinerja Keuangan Melalui

Pendapatan Asli Daerah

Sebagai Variabel

Intervening

Page 83: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

66

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y Hasil

8. Setiawan

Pengaruh Akuntabilitas

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

(LKPD) Terhadap

Tingkat Korupsi

Pemerintah Daerah Di

Indonesia.

Skripsi Universitas

Diponegoro 2012

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Observasi

Sampel: LKPD Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia

Tahun Data: 2008

Metode Analisis: Analisis Regresi

Variabel Lainnya: Opini Audit,

Kelemahan Sistem Pengendalian

Intern, Dan Ketidakpatuhan

Terhadap Ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan

(Dependen) Dan Tingkat Korupsi

(Independen)

V V V V Hasil Penelitian Ini

Menunjukkan Bahwa

Akuntabilitas Laporan

Keuangan Pemerintah

Daerah (Opini Audit,

Kelemahan Sistem

Pengendalian Intern, Dan

Ketidakpatuhan Terhadap

Ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan)

Tidak Berpengaruh

Terhadap Tingkat Korupsi

Pemerintah Daerah Di

Indonesia.

9. Sularso Dan Restianto

Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap

Alokasi Belanja Modal

Dan Pertumbuhan

Ekonomi

Kabupaten/Kota Di

Jawa Tengah

Media Riset Akuntansi,

Vol. 1 No.2 Agustus

2011 Hal. 109-124

Jenis Penelitian: Kuantitatif

Sumber Data: Sekunder

Sampel: LKPD Kabupaten Dan Kota Yang Ada Di Propinsi Jawa

Tengah

Tahun Data: 2006-2009

Metode Analisis: SEM

Variabel Lainnya: Kinerja Keuangan (Dependen) Dan

Alokasi Belanja Modal

(Independen)

V V

Alokasi Belanja Modal

Dipengaruhi Oleh Kinerja

Keuangan, Alokasi

Belanja Modal

Berpengaruh Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Secara Tidak Langsung

Dipengaruhi Oleh Kinerja

Keuangan Daerah.

Sumber: berbagai referensi

Page 84: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

67

5) Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara terhadap penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Secara teknis penelitian dapat

didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.

Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggung jawaban mengenai integritas

keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan. Sasaran

pertanggung jawaban ini adalah laporan keuangan yang disajikan. Tuntutan

akuntabilitas terhadap penyelenggaraan pemerintahan berjalan seiring dengan

adanya era yang lebih demokratis dan terbuka kepada rakyat (Halim, 2004).

Menurut Widjajabrata dan Zaechea (1991) dalam Kurniawan (2009) Terdapat

strategi yang dapat dilakukan guna memberikan hasil yang berbeda dalam upaya

pemberantasan korupsi yakni melakukan upaya reformasi sektor publik yang

utama, dimana di dalamnya terdapat kegiatan penguatan akuntabilitas,

transparansi, dan pengawasan.

Akuntabilitas juga dapat dikaitkan dengan reformasi saat ini yang

menghendaki pemerantasan KKN, khusunya korupsi. Kaitan ini yang merupakan

peran akuntabilitas dalam usaha memberantas korupsi, dapat dinyatakan dalam

bentuk persamaan:

K=M+D-A

Page 85: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

68

Dimana K adalah Korupsi, M adalah Monopoli, D adalah diskresionari

(kebijaksanaan), dan A adalah Akuntabilitas. Dari persamaan tersebut jelas bahwa

korupsi akan terjadi bila terjadi monopoli terhadap sumber-sumber ekonomi,

terjadinya penyimpangan kebijakan publik, dan tidak adanya pertanggung jawaban

terhadap publik setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah (Klitgaard, 2001).

BPK mendorong adanya peningkatan akuntabilitas melalui monitoring yang

kuat sehingga memaksa semua pengelola patuh yang akan mengurangi KKN yang

timbul dari adanya niat dan kesempatan (Poernomo, 2013).

Akuntabilitas Pemerintah Daerah merupakan tingkat pengukuran kinerja yang

diukur dengan menggunakan hasil audit BPK RI atas LKPD setiap tahunnya yang

dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Hasil pemeriksaan keuangan

atas LKPD dan disajikan dalam 3 bagian yaitu: opini, sistem pengendalian intern,

dan laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan (BPK, 2012).

Dalam proses peradilan tindak pidana korupsi untuk menentukan terbukti

tidaknya terdakwa melakukan tindak pidana korupsi, perlu dibuktikan unsur

perbuatan melawan hukum dan pembuktian adanya kerugian Negara. Satu-satunya

lembaga Negara yang memiliki kewenangan dalam menghitung kerugian Negara

dalam proses peradilan tindak pidana korupsi adalah Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) (BPK, 2012). Dalam pasal 11 huruf c UU No. 15 Tahun 2006 disebutkan

bahwa BPK dapat memberikan keterangan ahli dalam proses peradilan mengenai

kerugian Negara/daerah. Keterangan yang diberikan oleh BPK selaku ahli dalam

Page 86: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

69

proses peradilan adalah keterangan berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

BPK atau berdasarkan penilaian dan perhitungan kerugian Negara yang dilakukan

BPK. Dalam hal ini hasil pemeriksaan BPK tersebut berupa laporan yang

menunjukkan bahwa adanya penyimpangan keuangan atau terjadi korupsi yang

dilakukan oleh pejabat-pejabat Negara dalam instansi mereka (Rampengan, 2013).

Menurut Simatupang (2012) keputusan keuangan negara harus didasarkan pada

perencanaan terlebih dahulu, dan tidak lahir dari keputusan yang asal-asalan

dengan memperhatikan alokasi, kebutuhan, dan kemampuan, serta manfaat akhir.

Semua direncanakan dan dilaksanakan secara hati-hati sehingga keuangan negara

yang digunakan mencapai tujuan negara yang diharapkan. Jika suatu keputusan

keuangan dalam APBN tidak didasarkan pada perencanaan, artinya keputusan

mengenai tujuan dalam penerimaan pendapatan atau pengeluaran belanja tidak

didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dan manfaat yang diperoleh, berarti ada

korupsi.

Pengukuran kinerja pemerintah bertujuan untuk menilai sejauh mana pemda

mampu menyediakan jasa yang berkualitas dengan biaya yang layak. Bagi

organisasi publik kinerja pelayanan publik merupakan salah satu penilaian atas

keberhasilan otonomi daerah antara lain meningkatkan pelayanan publik dan

memajukan perekonomian daerah. Peningkatan pelayanan publik dimaksud adalah

secara kuantitas maupun kualitas dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat

yang diukur dengan rasio belanja aktivitas. Adapun memajukan perekonomian

yaitu menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber-sumber daya

Page 87: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

70

daerah sehingga memberikan dampak aspek finansial daerah (PAD dan

pertumbuhan pendapatan tiap periode anggaran) yang diukur dengan rasio

kemadirian daerah dan rasio pertumbuhan (Wakhyudi dan Tarunasari, 2013).

Dari keterkaitan korupsi dengan pengukuran kinerja pemerintah daerah

berdasarkan LKPD, maka rasio yang digunakan yaitu: Rasio Kemandirian, Rasio

Aktivitas yang terdiri atas aktivitas belanja operasional serta aktivitas belanja

modal, Dan Rasio Pertumbuhan.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Interaksi antara Opini Audit dengan tingkat korupsi

Opini yang diberikan oleh BPK menunjukkan tingkat kewajaran penyajian

laporan keuangan terutama kesesuaiannya dengan standar akuntansi yang

ditetapkan oleh pemerintah. Standar akuntansi merupakan standar kualitas

laporan yang menjaga agar informasi yang disajikan wajar (Ruki, 2012).

Ada empat jenis opini yang dapat diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) yaitu:

a) Opini terbaik adalah Wajar Tanpa Pengeculian (Unqualified Opinion) yang

berarti semua informasi yang material dalam laporan disajikan dengan

wajar. opini ini diberikan karena auditor meyakini laporan keuangan telah

bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang material berdasarkan

bukti-bukti audit yang dikumpulkan. Laporan keuangan dengan opini WTP

merupakan kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi

yang disajikan. opini WTP merupakan bentuk apresiasi tertinggi dalam

Page 88: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

71

penilaian pengelolaan laporan keuangan (BDK, 2012). BPK dapat

memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas

(WTP-DPP) karena keadaan tertentu sehingga mengharuskan pemeriksa

menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam LHP sebagai modifikasi

dari opini WTP (BPK, 2012).

b) Opini terbaik kedua adalah Wajar Dengan Pengecualian (Qualified

Opinion), yang berarti semua informasi yang material dalam laporan

keuangan disajikan secara wajar, kecuali bagian tertentu yan dikecualiakn

BPK. Opini diberikan karena meskipun ada kekeliruan, namun kesalahan

atau kekeliruan tersebut secara keseluruhan tidak mempengaruhi kewajaran

laporan keuangan.

c) Opini paling buruk adalah Tidak Wajar (Adverse Opinion), terdapat

informasi

Material tidak disajikan secara awal yang akan mengganggu kewajaran

laporan keuangan secara keseluruhan. Opini diberikan karena auditor

meyakini berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkannya bahwa laporan

keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang

material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi

keuangan secara benar.

d) Opini Tidak Memberikan Pendapat atau Menolak Memberikan Pendapat

(Disclaimer Opinion) yang berarti BPK tidak dapat menyakini apakah

informasi-informasi material yang disajikan dalam laporan keuangan

Page 89: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

72

tersebut wajar atau tidak. Opini diberikan karena auditor tidak bisa

meyakini apakah laporan keuangan benar atau salah. Ini terjadi karena

auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa

menyimpulkan dan menyatakan apakah laporan sudah disajikan dengan

benar atau salah (BDK, 2013).

Pemeriksaan keuangan tidak menilai benar atau salahnya suatu laporan,

tetapi wajar tidaknya penyusunan laporan keuangan. Jadi, sepanjang disajikan

secara wajar sesuai standar akuntansi, laporan keuangan bisa saja mendapat

opini WTP meskipun sebenarnya mengandung korupsi (Prakasa, 2012).

Menurut Poernomo (2013) WTP tidak menjamin pemda bebas korupsi, karena

WTP hanya tata kelola keuangannya baik, dimana baik bukan berarti benar.

Menurut Prakarsa (2012) jika BPK menemukan kejanggalan dalam

memeriksa keuangan negara, BPK dapat mengusut kasus korupsi dan

melakukan pemeriksaan tertentu. Dimana nantinya Laporan Hasil

Pemeriksaan tersebut dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

akan dijadikan sebagai tindakan penyelewengan dana yang mengakibatkan

kerugian keuangan Negara (Rampengan, 2013). Menurut Azis, ketua BPK

(2015) BPK terus meningkatkan kualitas pemeriksaan dengan dengan

meningkatkan pemaham atas Audit Berbasis Risiko (RBA) sehingga

pemeriksa mempunyai sensistivitas dalam mendeteksi adanya penyimpangan,

termasuk indikasi korupsi. Ukuran kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan

ditunjukan dari opini yang diberikan oleh BPK RI atas penyajian laporan

Page 90: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

73

keuangan pemerintah (Ismiyati dan Widiyanto, 2015). Berdasarkan model

Korupsi yang disusun oleh Klitgaard (2001) Opini audit laporan keuangan

yang menunjukkan tingkat kewajaran pada akuntabilitas laporan keuangan

yang berpengaruh pada korupsi. Jadi, dapat dihipotesiskan opini audit

berpengaruh signifikan pada tingkat korupsi.

H1 : Opini audit laporan keuangan pemerintah daerah berpengaruh

signifikan terhadap tingkat korupsi pemerintah daerah.

2. Interaksi antara Sistem pengendalian intern dengan tingkat korupsi

Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan

dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh

pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan pada peraturan (Syafrudin,

2012).

Hasil pemeriksaan BPK atas sistem pengendalian intern mengungkapkan

tentang Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, Kelemahan

sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja,

Kelemahan struktur pengendalian intern (BPK, 2012). Kelemahan sistem

pengendalian intern yang dilaporkan BPK menunjukkan tingkat akuntabilitas

laporan keuangan.

Berdasarkan model Korupsi yang disusun oleh Klitgaard (2001) sistem

pengendalian internal menunjukkan akuntabilitas laporan keuangan yang

Page 91: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

74

berpengaruh pada korupsi. Menurut Anwar (2006) untuk meningkatkan

pengelolaan keuangan negara yang mengurangi korupsi, pemerintah

melakukan koreksi secara menyeluruh sehingga memperbaiki akuntabilitas

pelaporan keuangan, salah satunya dengan sistem pengendalian internal.

Semakin banyak kelemahan sistem pengendalian intern menunjukkan

informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat

diandalkan (BPK, 2013), Artinya semakin banyak kelemahan sistem

pengendalian intern menunjukkan tingkat akuntabilitas laporan keuangan

yang rendah. Jika tingkat akuntabilitas laporan keuangan yang tinggi dapat

mengurangi tindak korupsi (Widjajabrata dan Zacchea, 2004). Menurut

Rampengan (2013) Hasil LHP yang salah satunya menguji sistem

pengendalian internal dapat dijadikan kasus tindak pidana korupsi, jika suatu

instansi pemerintah atau pejabat pemerintah dikatakan telah melakukan

penyelewengan dana (Korupsi) yang mengakibatkan kerugian keuangan

Negara. Jadi dapat dihipotesiskan bahwa kelemahan sistem pengendalian

internal yang terjadi di pemda maka berpengaruh signifikan terhadap tingkat

korupsi.

H2: Kelemahan sistem pengendalian intern laporan keuangan pemerintah

daerah berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi pemerintah

daerah.

3. Interaksi antara Kepatuhan terhadap perundang- undangan dengan tingkat

korupsi

Page 92: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

75

Sebagai bagian pemrolehan keyakinan yang memadai tentang apakah

laporan keuangan bebas dari salah saji material, sesuai dengan Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), BPK melakukan pengujian

kepatuhan pada pemda terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,

kecurangan, serta ketidakpatutan yang berpengaruh langsung dan material

terhadap penyajian laporan keuangan. BPK menemukan adanya

ketidakpatuhan, kecurangan, dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan pada Pemda dengan Pokok-pokok

temuan tertentu seperti Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, dan peraturan

masing masing bupati pemda terkait anggaran LKPD (LPKD, 2013). Hasil

pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan

mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan

yang mengakibatkan kerugian daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan

penerimaan, administrasi, ketidakekonomisan, dan ketidakefektifan.

Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang

dilaporkan BPK menunjukkan tingkat akuntabilitas laporan keuangan.

Berdasarkan model Korupsi yang disusun oleh Klitgaard (2001) Kepatuhan

terhadap perundang- undangan menunjukkan akuntabilitas laporan keuangan

yang berpengaruh pada korupsi. Semakin banyak kepatuhan terhadap

ketentuan peraturan perundang-undangan menunjukkan informasi keuangan

yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diandalkan (BPK, 2013).

Page 93: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

76

Artinya semakin banyak ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan menunjukkan tingkat akuntabilitas laporan keuangan

rendah.

Menurut Widjajabrata dan Zacchea (2004) Jika tingkat akuntabilitas

laporan keuangan yang tinggi dapat mengurangi tindak korupsi, Artinya

akuntabilitas yang lemah diyakini berpengaruh pada meningkatnya korupsi.

menurut Rampengan (2013) Hasil LHP yang salah satunya menguji

kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan dapat

dijadikan kasus tindak pidana korupsi, jika suatu instansi pemerintah atau

pejabat pemerintah dikatakan telah melakukan penyelewengan dana yang

mengakibatkan kerugian keuangan Negara. Jadi dapat dihipotesiskan bahwa

hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan

yang terjadi di pemda maka berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi.

H3: Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

laporan keuangan pemerintah daerah berpengaruh signifikan terhadap

tingkat korupsi pemerintah daerah.

4. Interaksi antara Rasio Kemandirian dengan tingkat korupsi

Kemandirian keuangan menunjukkan kemampuan pemda dalam

membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan

kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber

pendapatan yang diperlukan daerah dengan kata lain rasio ini menggambarkan

ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern (Wakhyudi dan

Page 94: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

77

Tarunasari, 2013). Kemandirian keuangan ditunjukkan oleh besar kecilnya

Pendapatan Asli daerah (PAD) dibandingkan dengan total pendapatan (Halim

dan Kusufi, 2012). Dengan menggunakan rasio keuangan APBD dapat terlihat

kemandirian suatu daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahannya

dan kemampuan pemerintah dalam mempertahankan keberhasilan keuangan

dari periode ke periode berikutnya.

Menurut Halim (2002) Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti

bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal

(terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah dan demikian pula

sebaliknya. Menurut Heriningsih dan marita (2013) Semakin tinggi rasio

kemandirian, maka semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar

pajak dan retribusi daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga

akan menimbulkan adanya korupsi. Menurut Saputra (2012) dengan tingginya

partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang

menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) rentan menjadi objek korupsi.

Terbukti dengan adanya UU no. 28 tahun 2009 tentang Pajak daerah dan

retribusi daerah yang dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi Pemda yang

seharusnya memberikan kontribusi PAD yang lebih tinggi untuk

kesejahteraan mayarakat. Jadi dapat dihipotesiskan bahwa rasio kemandirian

pemda maka berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi.

H4: Rasio Kemandirian berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi

di pemerintah daerah.

Page 95: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

78

5. Interaksi antara Rasio aktivitas Belanja operasional dengan tingkat korupsi

Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan

alokasi dananya pada belanja rutin (operasi) secara optimal. Rasio belanja

aktivitas dihitung dengan membandingkan total belanja operasi pada total

APBD. Pengukuran kinerja pemerintah bertujuan untuk menilai sejauh mana

pemda mampu menyediakan Produk (jasa) yang berkualitas dengan biaya

yang layak (Wakhyudi dan Tarunasari, 2013). Anggaran belanja rutin

merupakan anggaran yang disediakan untuk membiayai kegiatan yang

bersifat lancar, rutin dan secara terus menerus yang dimaksudkan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat (Pramono, 2014). Menurut Heriningsih

dan marita (2013) Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk

belanja rutin (operasi) berarti adanya peningkatan sumber-sumber pendapatan

yang dibelanjakan untuk kesejahteraan masyarakat yang bersifat rutin

sehingga akan menimbulkan korupsi. Jadi dapat dihipotesiskan bahwa rasio

aktivitas belanja operasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi.

H5: Rasio Aktivitas Belanja Operasi berpengaruh signifikan terhadap

tingkat korupsi di pemerintah daerah.

6. Interaksi antara Rasio aktivitas Belanja Modal dengan tingkat korupsi

Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah

memprioritaskan alokasi dananya belanja pembangunan (modal) secara

optimal. Rasio belanja aktivitas dihitung dengan membandingkan total belanja

modal pada total APBD. Pengukuran kinerja pemerintah bertujuan untuk

Page 96: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

79

menilai sejauh mana pemda mampu menyediakan Produk (jasa) yang

berkualitas dengan biaya yang layak (Wakhyudi dan Tarunasari, 2013).

Menurut Halim (2004) Anggaran belanja pembangunan adalah anggaran yang

disediakan untuk membiayai proses perubahan, yang merupakan perbaikan

dan pembangunan menuju kemajuan yang ingin dicapai. Pengeluaran yang

dianggarkan dalam pengeluaran pembangunan didasarkan atas alokasi sektor

industri, pertanian dan kehutanan, hukum, transportasi, dan lain sebagainya.

Menurut Heriningsih dan marita (2013) Semakin tinggi persentase dana

yang dialokasikan untuk belanja pembangunan (modal) berarti adanya

peningkatan sumber-sumber pendapatan yang dibelanjakan untuk

kesejahteraan masyarakat yang bersifat menambah aset atau kekayaan negara

sehingga akan menimbulkan korupsi. Jadi dapat dihipotesiskan bahwa rasio

aktivitas belanja operasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi.

H6: Rasio Aktivitas Belanja Modal berpengaruh signifikan terhadap

tingkat korupsi di pemerintah daerah.

7. Interaksi antara Rasio pertumbuhan dengan tingkat korupsi

Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur seberapa besar kemampuan

pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan

keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya.

Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk masing-masing komponen sumber

pendapatan dan pengeluaran, dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi-

potensi mana yang perlu mendapat perhatian. Rasio pertumbuhan dihitung

Page 97: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

80

dengan membandingkan pendapatan tahun anggaran yang sudah dikurang

pendapatan tahun anggaran sebelumnya dengan pendapatan di tahun anggaran

tersebut.

Menurut Heriningsih dan marita (2013) Semakin tinggi rasio

pertumbuhan pendapatan berarti adanya peningkatan sumber-sumber

pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat yang bersifat menambah aset atau

kekayaan negara sehingga akan menimbulkan korupsi. Jadi dapat

dihipotesiskan bahwa rasio pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap

tingkat korupsi.

H7: Rasio Pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi

di pemerintah daerah.

D. Kerangka Pemikiran Penelitian

Dari uraian diatas dapat dijelaskan pada bagan sebagai berikut:

Page 98: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

81

Gambar 2. 2

Kerangka pemikiran

Pengaruh Akuntabilitas LKPD Dan Kinerja Keuangan

Pemda Terhadap Tingkat Korupsi Di Indonesia

Peningkatan Kualitas LKPD Kabupaten/kota, Dan Tingkat Korupsi Di

Pemerintah Daerah Yang Masih Tinggi

Opini Audit, Sistem Pengendalian Intern, Kepatuhan terhadap

Peraturan Perundang-Undangan Dan Pertumbuhan Kinerja

Keuangan Yang Membaik

LKPD kabupaten/kota di Indonesia

Hasil Pengujian Dan Pembahasan

Opini Audit

Sistem Pengendalian

Internal

Kepatuhan Peraturan UU Rasio Pertumbuhan

Rasio belanja modal

Rasio Kemandirian

Daerah

Tingkat

Korupsi Di

Indonesia

Metode Analisis: Analisis Regresi Logistik

Kesimpulan, Implikasi, Dan Saran

Rasio belanja operasi

Page 99: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

82

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas yang digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu tingkat akuntabilitas pemerintah

daerah dan Kinerja keuangan Pemerintah Daerah terhadap variabel dependen yaitu

tingkat korupsi. Populasi penelitian ini adalah data korupsi Kabupaten dan Kota

telah berkekuatan hukum tetap dan bukan dugaan korupsi tahun 2012 dan 2013

yang didapat dari Laporan Tahunan KPK RI.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara purposive (judgement)

sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistik yang

dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan

Bambang, 2002:120). dengan kriteria sebagai berikut:

2. Data korupsi tahun 2012 dan 2013 yang telah berkekuatan hukum tetap dan

bukan dugaan korupsi yang didapat dari KPK RI.

2. Pemerintah daerah seluruh Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan

pada tahun anggaran 2012 dan 2013 yang telah diaudit oleh BPK.

4. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas laporan keuangan pemerintah daerah

tahun 2012 dan 2013.

Page 100: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

83

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan Data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek

(Purwanto, 2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang diambil dari BPK, sedangkan tingkat korupsi di pemerintah daerah diambil

dari situs Laporan Tahunan KPK RI. Pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi merupakan

proses perolehan dokumen dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen

tersebut. Proses perolehan dokumen dilakukan melalui komunikasi elektronik (e-

mail) dengan pihak lembaga terkait, publikasi website lembaga terkait dan

kunjungan langsung ke Biro Humas dan Hubungan Luar Negeri Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia untuk mengambil data yang mensyaratkan diambil

secara langsung (data Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPD 2012 dan 2013 oleh

BPK RI). Data kedua adalah data kasus korupsi kabupaten tahun 2012 dan 2013.

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang relevan

dengan penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan

dengan memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang diteliti

melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal, skripsi maupun situs dari internet.

Ini dikarenakan kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data

sekunder (Indriantoro dan Bambang, 2002:150).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu

Page 101: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

84

permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis

kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga

menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression) dengan bantuan SPSS Ver. 20. Alasan penggunaan

alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen

bersifat dummy (korupsi atau tidak korupsi). Asumsi normal distribution tidak

dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel

kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis

dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas

data pada variabel bebasnya.

1. Definisi Regresi Logistik

Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya terbagi

menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya dapat saja

lebih dari dua kelompok. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk

mencari persamaan regresi jika variabel dependennya merupakan variabel yang

berbentuk skala. Regresi logistik binari digunakan untuk menemukan

persamaan regresi dimana variabel dependennya bertipe kategorial dua pilihan

seperti: ya atau tidak, atau lebih dari dua pilihan seperti: tidak setuju, setuju,

sangat setuju.

Page 102: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

85

2. Tahapan Regresi Logistik

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic

regression) adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian, adapun

penjelasannya diuraikan dalam paragraf dibawah ini (Ghozali, 2011):

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang

dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan

maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata

populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk

menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk

melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan

untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan

dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampe penelitian.

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai

pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi).

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Nilai α

dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir.

Umumnya, untuk ilmu sosial, termasuk ekonomi dan keuangan, besarnya α

Page 103: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

86

adalah 5% (Nachrowi dan Usman, 2006:15). Kaidah pengambilan keputusan

adalah:

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung.

b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak

didukung.

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data.

Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini.

Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit

dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood.

Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol

dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood

(-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain

model yang dihipotesiskan fit dengan data.

2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru

ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi

likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit

Page 104: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

87

diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien

Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol)

sampai 1 (satu).

Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan

nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2dapat diinterpretasikan seperti

nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

3) Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan

model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang

berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya

sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat

memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat

Page 105: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

88

ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

4) Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala

korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan

matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen sama dengan nol.

5) Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan Korupsi yang dilakukan oleh pemda.

6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh Variabel

independen terdiri dari opini audit, Tingkat Kelemahan SPI, Ketaatan

Terhadap Perundang-Undangan, Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah

Terhadap variabel dependen yakni tingkat korupsi. Model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

KOR=β0+β1(Op)+β2(SPI)+β3(KUU)+β4(RK)+β5(RBO)+β6(RBM)+β

7(RBT)+ε

KOR = tingkat korupsi

Page 106: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

89

β0 = Konstanta

OP = opini audit (1 untuk opini WTP dan WTP-DPP dan 0 untuk opini

lainnya

SPI = jumlah kasus kelemahan sistem pengendalian intern

KUU = jumlah kasus kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan

RK = Rasio kinerja kemandirian daerah

RBO = Rasio kinerja aktivitas belanja operasi daerah

RBM = Rasio kinerja aktivitas belanja modal daerah

RT = Rasio kinerja pertumbuhan daerah

ε = Error term

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel bebas dari penelitian ini adalah tingkat akuntabilitas pemerintah

daerah yang dilaporkan oleh BPK RI (yang terdiri dari opini audit laporan

keuangan pemerintah daerah, kelemahan sistem pengendalian intern laporan

keuangan pemerintah daerah, dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan laporan keuangan pemerintah daerah) dan Kinerja

keuangan Pemerintah daerah (yang terdiri dari rasio Kemandirian, Rasio

Aktivitas, Rasio pertumbuhan).

a. Opini audit laporan keuangan pemerintah daerah

Penelitian ini menguji pengaruh dari Opini audit laporan keuangan

pemerintah daerah Terhadap tingkat korupsi. Opini Audit merupakan

Page 107: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

90

variabel independen yang diukur mengunakan variabel dummy. Laporan

audit Independen merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan

pendapatnya, opini auditor yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam

semua hal yang material sesuai dengan kriteria Standar akuntansi

Pemerintah. Opini audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

(BPK RI) terdiri dari empat opini yaitu Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP/unqualified opinion), Wajar Dengan Pengecualian (WDP/Qualified

opinion), Tidak Wajar (TW/Adverse opinion) dan Tidak Memberikan

Pendapat (TMP/Disclaimer opinion). Variabel ini diukur dengan

menggunakan variabel dummy, Kategori unqualified yang terdiri dari

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/unqualified opinion) diberi nilai dummy

1 dan kategori non unqualified yang terdiri dari Wajar dengan

Pengecualian (WDP/Qualified opinion), Tidak Wajar (TW/Adverse

opinion) dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP/Disclaimer opinion)

diberi nilai dummy 0 (Heriningsih, 2013).

b. Kelemahan sistem pengendalian intern laporan keuangan pemerintah

daerah

Penelitian ini menguji pengaruh dari kelemahan sistem pengendalian

intern laporan keuangan pemerintah daerah terhadap tingkat korupsi. Hasil

evaluasi Sistem Pengendalian Intern (SPI) oleh BPK menunjukkan kasus-

kasus kelemahan sistem pengendalian intern yang dapat dikelompokkan

sebagai kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan,

Page 108: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

91

kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja, serta kelemahan struktur pengendalian intern. Variabel kelemahan

sistem pengendalian intern LKPD diukur dengan menghitung jumlah kasus

kelemahan system pengendalian intern atas LKPD yang dilaporkan BPK.

Kelemahan SPI di ukur dengan menggunakan jumlah temuan pelanggaran

atas SPI yang diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari

BPK. (Heriningsih, 2014).

c. Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah mengenai

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan mengungkapkan

ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengakibatkan kerugian daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan

penerimaan, administrasi, ketidakekonomisan, dan ketidakefektifan.

Variabel kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

LKPD diukur dengan menghitung jumlah kasus ketidakpatuhan terhadap

ketentuan peraturan perundang-undangan atas LKPD yang dilaporkan

BPK. Penelitian ini menguji pengaruh Ketaatan Terhadap Peraturan

Perundang-Undangan terhadap tingkat korupsi. Ketaatan terhadap

Peraturan Perundang-Undangan di ukur dengan menggunakan jumlah

temuan pelanggaran atas ketaatan terhadap undang-undang yang

diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari BPK

(Heriningsih, 2014).

Page 109: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

92

d. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota

merupakan variabel independen, Kinerja keuangan merupakan keluaran

atau hasil dari kegiatan atau program yang dicapai sesuai dengan anggaran

dengan kualitas dan kuantitas yang terukur (Ronald dan Sarmiyatiningsih,

2010). Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah merupakan variabel

independen yang diukur dengan menggunakan 3 rasio keuangan APBD

yang terdiri dari rasio kemandirian, rasio aktivitas dan rasio pertumbuhan,

dimana ketiga rasio tersebut merupakan rasio pengukuran kinerja

pemerintah.

1. Rasio Kemandirian Daerah

Menurut Halim dan Kusufi (2012) rasio kemandirian menunjukkan

kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber keuangan yang

diperlukan daerah.

Kemandirian daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dibandingkan dengan total pendapatan transfer.

Rumusan rasio kemandirian daerah yaitu :

Kemandirian i = PAD i

Total Pendapatan Transfer Daerah i

Keterangan i = Pemerintah Kabupaten/Kota

Page 110: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

93

Tabel 3.1

Kriteria Rasio Kemandirian

S

Sumber: Halim dan Kusufi, 2012

2. Rasio Aktivitas Belanja operasi

Menurut Halim dan Kusufi (2012) rasio aktivitas yaitu rasio yang

menggambarkan bagaimana pemda memprioritaskan alokasi dananya

pada belanja operasi secara optimal. Rasio aktivitas belanja operasi

membandingkan total belanja rutin (operasi) terhadap total APBD

(Halim, 2009) dalam Heriningsih (2013). Semakin tinggi persentase

dana yang dialokasikan untuk belanja rutin (belanja operasional)

berarti persentase belanja pembangunan (belanja modal) yang

digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi

masyarakat cenderung semakin kecil (Susantih dan Saftiana, 2010:

13). Rasio aktivitas belanja operasi dapat diformulasikan sebagai

berikut :

Belanja Operasi terhadap APBD i = Total Belanja Operasi i

Total APBD i

Keterangan i = Pemerintah Kabupaten/Kota

3. Rasio Aktivitas Belanja modal

Rasio Kriteria kemampuan daerah

>50% Sangat baik

>40%-50% Baik

>30%-40% Cukup

>10%-20% Kurang

0-10% Sangat kurang

Page 111: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

94

Rasio aktivitas belanja modal ini membandingkan total belanja

modal terhadap total APBD. Rasio aktivitas menggambarkan

bagaimana pemda memprioritaskan alokasi dananya pada belanja

pembangunan secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang

dialokasikan untuk belanja rutin (belanja operasional) berarti

persentase belanja pembangunan (belanja modal) yang digunakan

untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat

cenderung semakin kecil (Susantih dan Saftiana, 2010: 13). Rasio

aktivitas tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :

Belanja Modal terhadap APBD i = Total Belanja Modal i

Total APBD i

Belum ada tolak ukur yang jelas mengenai rasio aktivitas

pemerintah saat ini, maka untuk membandingkan rasio aktivitas

dilakukan berdasarkan belanja operasi dan belanja modal.

4. Rasio Pertumbuhan

Menurut Halim dan Kusufi (2012) rasio pertumbuhan mengukur

seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan

dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke

periode berikutnya.

Rasio pertumbuhan mengukur kemampuan daerah dalam

miningkatkan keberhasilan yang telah dicapai. Dengan mengetahui

pertumbuhan masing-masing kelompok sumber pendapatan dan

Page 112: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

95

pengeluaran, dapat digunakan mengevaluasi potensi-potensi yang

mendapat perhatian (Heriningsih, 2013).

RT= Pendapatan tahun p - Pendapatan tahun p-1 X 100%

Pendapatan tahun p-1

Keterangan p= tahun 2013

2. Variabel Dependen

Variabel Terikat (Dependent Variabel) merupakan variabel

yang menjadi perhatian utama peneliti dan merupakan variabel

yang dipengaruhi variabel lain baik secara positif maupun negatif

(Sekaran, 2006). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat

korupsi pemerintah daerah. Pengklasifikasi fraud atau kecurangan

dikenal dengan istilah “fraud tree”. Hal yang ditimbulkan oleh

fraud salah satunya adalah Korupsi, dimana jenis fraud ini paling

paling sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama dengan pihak

lain seperti suap atau korupsi.

Dalam penelitian Chen; Cumming; Hou; dan Lee (2013) yang

melakukan penelitian pada fraud dengan menggunakan variabel

dummy dimana 1 bagi firma yang berlawanan dari fraud, dan 0 bagi

firma yang fraud

Tingkat korupsi yang dipakai dalam penelitian ini adalah

memodifikasi data kasus korupsi yang terjadi di kabupaten-

Page 113: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

96

kabupaten di Indonesia yang didapat dari Laporan Tahunan KPK.

Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy.

1 bagi kabupaten dan kota yang tidak terdapat kasus korupsi

telah berkekuatan hukum tetap dan bukan dugaan korupsi dari

Laporan Tahunan KPK RI

0 bagi kabupaten dan kota yang terdapat kasus korupsi telah

berkekuatan hukum tetap dan bukan dugaan korupsi dari Laporan

Tahunan KPK RI . Tingkat korupsi yang dimodifikasi dari laporan

tahunan KPK RI inilah yang digunakan untuk mengukur tingkat

korupsi pemerintah daerah.

Page 114: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

97

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan tahun 2012 dan 2013

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan pemerintah

daerah tahun anggaran 2012 dan 2013 yang telah diperiksa oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2004 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa Neraca daerah, Laporan

Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas serta Catatan atas Laporan Keuangan

yang telah disusun oleh pemerintah daerah sebagai bentuk

pertanggungjawaban Pemerintah Daerah selama satu tahun anggaran

sebagaimana diamanatkan dalam Undang–undang Nomor 33 Tahun 2004.

Hasil pemeriksaan keuangan BPK disajikan dalam tiga kategori yaitu

opini, SPI, dan pelanggaran terhadap kepatuhan terhadap ketentuan

perundang-undangan. Hasil pemeriksaan BPK dituangkan dalam LHP

(Laporan Hasil Pemeriksaan) dan dinyatakan dalam sejumlah temuan. Setiap

temuan dapat terdiri atas satu atau lebih permasalahan kelemahan SPI,

ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan

kerugian negara/ daerah, potensi kerugian negara/daerah, kekurangan

penerimaan, penyimpangan administrasi, ketidakhematan, dan

ketidakefektifan. Setiap permasalahan merupakan bagian dari temuan dan di

dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) ini disebut dengan istilah

Page 115: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

98

“kasus”. Namun, istilah kasus di sini tidak selalu berimplikasi hukum atau

berdampak finansial.

Untuk mewujudkan syarat penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah

yang baik dan mematuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka

Pemerintah telah melakukan berbagai pembaharuan dan regulasi dibidang

keuangan yang secara Nasional telah diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP) pasal 4 ayat (1) Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, lebih

lanjut diatur dalam Pasal 7 ayat (1) penerapan SAP berbasis akrual.

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dapat dilaksanakan secara

bertahap dari penerapan SAP berbasis kas menuju akrual menjadi penerapan

SAP berbasis akrual.

Penelitian ini menggunakan data selama dua tahun, dari tahun anggaran

2012 sampai tahun 2013. Penggunaan periode 2012 sampai 2013 karena pada

tahun tersebut merupakan data terbaru yang tersedia dan dapat memberikan

gambaran pelaksaan secara bertahap dari penerapan peraturan pemerintah

Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang

dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP berbasis kas menuju akrual

menjadi penerapan SAP berbasis akrual.

Tabel 4.1 dibawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan

Page 116: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

99

Tabel 4.1

Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria

Proses pengambilan sampel Jumlah Pemda

2012 dan 2013

Jumlah Pemda tingkat kabupaten/kota di Indonesia 495

Jumlah LKPD yang tidak memuat data yang dibutuhkan (73)

Jumlah Pemda sampel 422

Jumlah pengamatan (tahun) 2

Jumlah sample total selama periode penelitian 844

Sumber : Data diolah

Jumlah Pemda tingkat kabupaten/kota yang ada di indonesia selama

periode penelitian berjumlah 495 Pemda. Dari 495 Pemda tersebut terdapat 73

LKPD yang tidak memuat selama periode penelitian. Sehingga Pemda yang

dijadikan sampel adalah sebanyak 422 Pemda. Sedangkan total pengamatan

yang dijadikan sampel penelitian adalah 844 Pemda dikalikan 2 tahun

pengamatan, sehingga sampel penelitian berjumlah 844 Pemda.

b. Data korupsi Kabupaten dan Kota

Dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK diberi amanat

melakukan pemberantasan korupsi secara profesional, intensif, dan

berkesinambungan. KPK merupakan lembaga negara yang bersifat

independen, yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari

kekuasaan manapun.

Objek penelitian pada data kasus korupsi didapat dari KPK. Kasus

korupsi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah kasus yang telah menjadi

Page 117: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

100

Tindak Pidana Korupsi (TPK). Dalam laporan tahunan KPK 2012 dan 2013

ini Pemda yang masuk kedalam kasus TPK sebanyak 45 kasus di kabupaten

dan kota diseluruh Indonesia yang diberi nilai 1 dan selebihnya sebanyak 799

kota dan kabupaten diberi nilai 0.

c. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya. Sampel dipilih bagi pemda yang menyajikan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain opini audit, kelemahan SPI,

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, rasio kemandirian, rasio

belanja modal, rasio belanja operasi, dan rasio pertumbuhan. Melalui metode

purposive sampling diharapkan sampel dapat mewakili populasinya dan tidak

menimbulkan bias bagi tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sampel dikategorikan ke dalam dua kelompok atau kategori berdasarkan

atas jenis opini audit yang diterimanya, yaitu kelompok pemerintah daerah

yang Korupsi (korup) dan kelompok pemerintah daerah yang mendapatkan

tidak korupsi (tdk korup) Distribusi Pemda tersebut disajikan dalam tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2

Distribusi Pemda Berdasarkan Opini Audit

Korupsi/tdk

korupsi

Pemerintah daerah Total

2012 2013

Korupsi 21 24 45

5% 6% 5%

Page 118: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

101

Tdk korupsi 401 398 799

95% 94% 95%

Total 422 422 844

100% 100% 100%

Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 21

Pemda yang Korupsi atau sebesar 5% dari total Pemda sampel pada tahun

2012. Dan Pemda yang Tidak Korupsi pada tahun 2012 adalah 401 Pemda

atau sebesar 95% dari total Pemda sampel pada tahun 2012. Pada tahun 2013

terdapat 24 Pemda yang Korupsi atau sebesar 6% dari total Pemda sampel

pada tahun 2012. Dan Pemda yang Tidak Korupsi pada tahun 2013 adalah

398 Pemda atau sebesar 94% dari total Pemda sampel pada tahun 2013. Dari

penjelasan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa Pemda yang paling banyak

Korupsi terjadi pada tahun 2013. Salah satu penyebab hal itu adalah

Perubahan Korupsi yang terjadi setiap tahunnya menunjukkan adanya

perubahan kondisi di KPK dan Pemda, contohnya KPK melakukan koordinasi

dan supervisi (korsup) penindakan. Pertama, melalui penyelenggaraan

berbagai pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas aparat

penegak hukum. Kedua, melalui koordinasi dan supervisi penanganan kasus

kepada Kejaksaan dan Kepolisian. Dimana kedua hal ini bertujuan untuk

penguatan kapasitas SDM dalam penanganan korupsi. korsup bidang

penindakan juga terkait langsung dengan penanganan perkara tindak pidana

korupsi yang dilakukan Kepolisian dan Kejaksaan. Selain itu perubahan

Page 119: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

102

korupsi dari sisi pemda kualitas layanan publik yang masih kurang, masih

lemahnya perencanaan dan penganggaran APBD, serta lemahnya perencanaan

dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa (Laporan tahunan KPK, 2013).

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (opini audit, kelemahan

spi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, rasio kemandirian,

rasio belanja operasi, rasio belanja modal, rasio pertumbuhan) terhadap

variabel dependen yaitu korupsi.

i. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 844 data

observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (2 tahun; data

tahun 2012 sampai tahun 2013) dengan jumlah pemda sampel (422 pemda).

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

Page 120: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

103

Sumber: output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif dijelaskan sebagai berikut:

a) Hasil analisis statistik deskriptif terhadap penerimaan opini audit

menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1

dengan rata- rata sebesar 0,27 dan standar deviasi 0,444. Nilai rata-

rata sebesar 0,27 menunjukkan bahwa pemda yang mendapat opini

audit WTP dan WTP-DPP dengan kode 1 sebesar 228 pemda.

Sedangkan sebanyak 616 pemda mendapat opini selain WTP dan

WTP-DPP.

b) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

kelemahan SPI menunjukkan nilai minimum sebesar 0 yang diperoleh

Kota Banjar (Provinsi Jawa Barat) (2012). Nilai maksimum sebesar 30

yang diperoleh Kabupaten Kampar (Provinsi Riau) (2013). Nilai rata-

rata sebesar 10,75 dan standar deviasi 4,709. Nilai rata- rata sebesar

Descriptive Statistics

844 0 1 ,27 ,444

844 0 30 10,75 4,709

844 1 45 13,31 6,386

844 ,00 3,53 ,1087 ,18790

844 ,40 ,94 ,7683 ,08319

844 ,00 ,55 ,2258 ,08375

844 -,15 ,49 ,1292 ,07534

844 0 1 ,05 ,225

844

op

spi

kuu

rk

rbo

rbm

rt

korup

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 121: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

104

10,75 menunjukkan bahwa rata-rata kelemahan SPI adalah 10,75

kasus atau sekitar 10 kasus kelemahan SPI yang terdapat ditiap pemda

kabupaten/kota.

c) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

kepatuhan ketentuan peraturan menunjukkan nilai minimum sebesar 1

yang diperoleh Kabupaten Magetan (2012), Kota Madiun (Provinsi

Jawa Timur) (2013), dan Kabupaten Sambas (Provinsi Kalimantan

Barat) (2012). Nilai maksimum sebesar 45 yang diperoleh Kabupaten

Bolaang Mongondow (Provinsi Sulawesi Utara) (2012). Nilai rata-

rata sebesar 13,31 dan standar deviasi 6,386. Nilai rata- rata sebesar

13,31 menunjukkan bahwa rata-rata ketidakpatuhan terhadap

ketentuan peraturan adalah 13,31 kasus atau sekitar 13 kasus

ketidakpatuhan ketentuan peraturan yang terdapat ditiap pemda

kabupaten/kota.

d) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio

kemandirian menunjukkan nilai minimum sebesar 0,01, nilai

maksimum sebesar 3,53 yang diperoleh Kabupaten Badung (Provinsi

Bali) (2013). Nilai rata-rata sebesar 0,1087 dan standar deviasi 0,187.

Nilai rata-rata sebesar 0,1087 menunjukkan bahwa rata-rata rasio

kemandirian pemda kabupaten/kota adalah 10 persen atau kriteria

kemampuan pemda sangat kurang dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

Page 122: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

105

telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber keuangan yang

diperlukan daerah.

e) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio

belanja operasi menunjukkan nilai minimum sebesar 0,40 yang

diperoleh Kabupaten Luwu (Provinsi Sulawesi Selatan) (2013), nilai

maksimum sebesar 0,94 yang diperoleh Kabupaten Brebes (Provinsi

Jawa Tengah) (2013). Nilai rata-rata sebesar 0,7683 dan standar

deviasi 0,08319. Nilai rata-rata sebesar 0,7683 menunjukkan bahwa

rata-rata rasio aktivitas belanja operasional pemda kabupaten/kota

adalah 76,8 persen atau tingginya persentase dana yang dialokasikan

untuk belanja operasional daerah.

f) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio

belanja modal menunjukkan nilai minimum sebesar 0,01, nilai

maksimum sebesar 0,55 yang diperoleh Kabupaten Penajam Paser

Utara (Provinsi Kalimantan Timur) (2012). Nilai rata-rata sebesar

0,2258 dan standar deviasi 0,08375. Nilai rata-rata sebesar 0,2258

menunjukkan bahwa rata-rata rasio kemandirian adalah 23 persen atau

persentase belanja modal yang digunakan untuk menyediakan sarana

dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung kecil.

g) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio

pertumbuhan menunjukkan nilai minimum sebesar -0,15 yang

diperoleh Kabupaten Sukabumi (Provinsi Jawa Barat) (2013), nilai

Page 123: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

106

maksimum sebesar 0,69 dengan rata-rata sebesar 0,128 dan standar

deviasi 0,086. Nilai rata-rata sebesar 0,128 menunjukkan bahwa rata-

rata rasio pertumbuhan dalah 12,8 persen atau kemampuan daerah

dalam memepertahankan dan meningkatkan keberhasilan keuangannya

yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya cenderung kecil.

h) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

korupsi menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum

sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,05 dan standar deviasi 0,225.

Nilai rata- rata sebesar 0,05 menunjukkan bahwa korupsi dengan kode

1 menunjukkan bahwa sampel penelitian tidak lebih banyak korupsi

dari 844 sampel yang diteliti. Dari 844 pemda terdapat 45 pemda yang

korupsi dan 799 pemda tidak korupsi. Variabel kelemahan sistem

pengendalian internal dan kepatuhan peraturan perundang-undangan

yang menggunakan skala pengukuran interval dan rasio belanja

operasi, rasio belanja modal, juga rasio pertumbuhan yang

menggunakan skala pengukuran rasio memiliki nilai rata-rata lebih

besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas

data dari variabel tersebut cukup baik, karena nilai rata- rata yang

lebih besar dari standar deviasinya menunjukkan bahwa standar error

dari variabel tersebut kecil. Sedangkan untuk variabel opini audit, dan

Korupsi menggunakan skala pengukuran nominal , nilai rata- rata dan

standar deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas

Page 124: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

107

data, karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran

nominal hanya berfungsi sebagai label kategorial semata tanpa nilai

intrinsik dan tidak memiliki arti apa- apa (Ghozali, 2011:4).

1. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Karena variabel independen bersifat dummy (korupsi atau tidak

korupsi), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang

digunkaan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel

terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Teknik analisis ini

tidak memerlukan lagi uji normalitas data pada variabel bebasnya

(Ghozali, 2011:261). Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan

uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall model fit)

dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-

2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood

(-2LL) pada akhir (Block Number=1). Hipotesis untuk menilai

model fit adalah:

Ho :Model yang dihoptesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Berdasarkan hipotesis ini, maka Ho harus dterima dan Ha harus

ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan

Page 125: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

108

berdasarkan fugsi likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data

input.

Tabel 4.4 adalah Iteration History 0 yang merupakan -2 Log

Likelihood awal. Tabel ini akan dibandingkan dengan tabel 4.5 tabel

Iteration History 1 yang merupakan -2 Log Likelihood akhir. Adanya

selisih antara -2 Log Likelihood awal dengan -2 Log Likelihood

akhir menunjukan bahwa hipotesis nol (Ho) tidak dapat di tolak dan

model fit dengan data.

Tabel 4.4

Iteration History 0 Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0 1 422,228 -1,787

2 357,415 -2,520

3 351,498 -2,827

4 351,391 -2,876

5 351,391 -2,877

6 351,391 -2,877

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 351,391

c. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Sumber: output SPSS

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 20.0, pada tabel 4.4

menunjukan bahwa nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration

History 0) adalah sebesar 351,391. Secara matematis, angka tersebut

signifikan pada alpha 5% dan berarti bahwa hipotesisi nol (Ho)

ditolak. Hal ini berarti hanya konstanta saja yang tidak fit dengan data

Page 126: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

109

(sebelum dimasukkan variabel bebas ke dalam model regresi)

(Ghozali, 2011: 268).

Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara nilai -2 Log

Likelihood awal ( tabel Iteration History 0) dengan -2 Log Likelihood

akhir (tabel Iteration History 1), Pada tabel Iteration History 0, nilai -2

Log Likelihood awal menunjukan sebesar 351,391. Setelah variabel

bebas dimasukan pada model regresi, maka nilai -2 Log Likelihood

pada tabel 4.5 Iteration History 1 adalah sebesar 342,310.

Tabel 4.5

Sumber: output SPSS

Berdasarkan output tersebut, terjadi penurunan nilai antara -2 Log

Likelihood awal dan akhir sebesar 9,081. Penurunan nilai -2 Log

Likelihood ini dapat diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke

dalam model dapat memperbaiki model fit serta menunjukan model

regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)

Iteration Historya,b,c,d

417,861 -1,849 ,104 -,001 ,006 ,561 -,106 -,123 ,145

349,780 -2,719 ,277 -,003 ,014 ,907 -,160 -,304 ,434

342,524 -3,232 ,466 -,006 ,022 1,043 -,134 -,478 ,776

342,310 -3,384 ,533 -,006 ,025 1,063 -,097 -,531 ,901

342,310 -3,393 ,536 -,007 ,025 1,064 -,093 -,533 ,908

342,310 -3,393 ,536 -,007 ,025 1,064 -,093 -,533 ,908

Iteration1

2

3

4

5

6

Step

1

-2 Log

likelihood Constant op spi kuu rk rbo rbm rt

Coefficients

Method: Entera.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 351,391c.

Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.d.

Page 127: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

110

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R

Square. Nilai Cox & Snell R Square adalah sebesar 0,011 yang

berarti bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen sebesar 1,1%. Cox & Snell R Square merupakan ukuran

yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression sehingga

sulit diintepretasikan. Kelemahan mendasar yang dimiliki adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka baik nilai R2

maupun Cox & Snell R Square akan mengalami peningkatan tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh atau tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,

Nagelkerke R Square digunakan dalam mengevaluasi mana model

regresi yang terbaik karena nilai yang dihasilkan dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model

(Ghozali, 2011).

Berdasarkan Tabel 4.6 dibawah ini, nilai Nagelkerke R Square

sebesar 0,031 yang berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh

variabel independen sebesar 3,1%, sedangkan sisanya sebesar 96,9%

dijelaskan oleh variabel- variabel lain diluar model penelitian seperti

integritas manajemen (Chen, et al, 2012; Effendy, 2013), rasio

keuangan Efektifitas (Sularso, et al, 2011; Fidelius, 2013; Dwijayanti,

Page 128: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

111

2014), kapasitas sumberdaya manusia, pemanfaatan sistem informasi

keuangan daerah, dan implementasi SAP (Mahaputra, et al, 2014).

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 342,310 ,011 ,031

a.Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: output SPSS

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah menilai kelayakan

model regresi logistik biner. Menilai kelayakan dari model regresi

dapat dilakukan dengan memperhatikan goodness of fit model

yang diukur dengan Chi-Square pada kolom Hosmer and

Lemeshow’s (Ghozali, 2009: 269). Hipotesis yang digunakan

untuk menilai kelayakan model regresi ini adalah:

Ho: Tidak ada perbedaan antara model dengan data

Ha: Ada perbedaan antara model dengan data

Tabel 4.7

Menguji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step

Chi-

square df Sig.

1 13,979 8 ,082

Page 129: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

112

Sumber: output SPSS

Tabel 4.7 menunjukan hasil pengujian Hosmer and

Lemeshow’s Test. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,082. Nilai signifikan

yang diperoleh tersebut diatas 0,05 yang berarti hipotesis 0 (Ho)

tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau model dapat diterima karena

cocok dengan data observasinya sehingga model ini dapat

digunakan untuk analisis selanjutnya.

d. Hasil Uji Mutikolinearitas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya

gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini

menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat

besarnya korelasi antar variabel independen. Pengujian

multikolinieritas menggunakan metrik korelasi antara variabel

bebas untuk melihat besarnya korelasi antara variabel bebas. Untuk

melihat besarnya korelasi antara variabel independen didalam

penelitian ini opini audit (op), kelemahan sistem pengendalian

internal (spi), kepatuhan peraturan perundang-undangan (kuu),

rasio kemandirian (rk), rasio belanja operasi (rbo), rasio belanja

modal (rbm), rasio pertumbuhan (rt). Hasil Tabel 4.8 menunjukkan

tidak ada nilai koefisien korelasi yang nilainya lebih besar dari

Page 130: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

113

0,10, maka tidak ada gejala multikolinearitas yang serius antara

variabel bebasnya (Ghazali, 2006: ).

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: output SPSS

e. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan pemda korupsi.

Tabel 4.9

Matriks Klasifikasi

Sumber: output SPSS

Correlation Matrix

1,000 ,011 -,065 -,063 -,092 -,990 -,945 -,113

,011 1,000 ,179 ,212 -,104 -,055 -,088 -,011

-,065 ,179 1,000 -,283 -,112 -,006 ,039 ,054

-,063 ,212 -,283 1,000 ,046 ,023 -,050 ,044

-,092 -,104 -,112 ,046 1,000 ,103 ,076 -,209

-,990 -,055 -,006 ,023 ,103 1,000 ,924 ,052

-,945 -,088 ,039 -,050 ,076 ,924 1,000 ,054

-,113 -,011 ,054 ,044 -,209 ,052 ,054 1,000

Constant

op

spi

kuu

rk

rbo

rbm

rt

Step

1

Constant op spi kuu rk rbo rbm rt

Classification Tablea

797 2 99,7

45 0 ,0

94,4

Observed

tdk korupsi

korupsi

korup

Overall Percentage

Step 1

tdk korupsi korupsi

korup Percentage

Correct

Predic ted

The cut value is ,500a.

Page 131: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

114

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan kemungkinan pemda korupsi adalah sebesar 94,4%.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi

yang digunakan, terdapat sebanyak 0 pemda (0%) yang diprediksi

akan korupsi dari total 45 pemda. Kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan pemda korupsi adalah

99,7%. Hal ini berarti bahwa dengan model regresi tersebut,

terdapat sebanyak 796 pemda (99,7%) yang diprediksi tidak

korupsi dari total 799 pemda yang tidak korupsi.

f. Hasil Uji Regresi Logistik

Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Sumber: output SPSS

Variables in the Equation

,536 ,343 2,440 1 ,118 1,709

-,007 ,035 ,034 1 ,853 ,993

,025 ,025 ,991 1 ,319 1,026

1,064 ,461 5,319 1 ,021 2,897

-,093 5,055 ,000 1 ,985 ,911

-,533 5,048 ,011 1 ,916 ,587

,908 2,077 ,191 1 ,662 2,478

-3,393 5,009 ,459 1 ,498 ,034

op

spi

kuu

rk

rbo

rbm

rt

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on s tep 1: op, spi, kuu, rk, rbo, rbm, rt.a.

Page 132: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

115

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan

model berikut ini:

Korup = -3,393 + 0,536 OP - 0,007 SPI + 0,025 KUU +

1,064 RK – 0,093 RBO - 0,533 RBM +0,908 RT

Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)

sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi

hasil disajikan dalam tujuh bagian. Bagian pertama membahas

Pengaruh opini audit (OP) terhadap tingkat korupsi (KORUP)

(H1). Bagian kedua membahas pengaruh kelemahan sistem

pengendalian internal (SPI) terhadap tingkat korupsi (KORUP)

(H2). Bagian ketiga membahas pengaruh kepatuhan perundang-

undangan (KUU) terhadap tingkat korupsi (KORUP) (H3). Bagian

keempat membahas pengaruh rasio kemandirian (RK) terhadap

tingkat korupsi (KORUP) (H4). Bagian kelima membahas rasio

belanja operasional (RBO) terhadap tingkat korupsi (KORUP)

(H5). Bagian keenam membahas rasio belanja modal (RBM)

terhadap tingkat korupsi (KORUP) (H6). Bagian ketujuh

membahas pengaruh rasio pertumbuhan (RT) terhadap tingkat

korupsi (KORUP) (H7).

1) Pengaruh opini audit (OP) terhadap tingkat korupsi (KORUP)

Variabel OP menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,536

dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,118, lebih besar dari α=

Page 133: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

116

5%. Karena tingkat signifikansi (α) lebih besar dari α= 5%, maka

hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung (ditolak). Hasil penelitian

ini tidak berhasil membuktikan bahwa opini audit berpengaruh

signifikan terhadap tingkat korupsi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Setiawan (2012) dan Heriningsih (2013; 2014).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sarah (2014).

Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Apabila

opini auditor WTP dan WTP-DPP maka tidak menunjukkan

pemda tidak korupsi. Contohnya seperti di Kabupaten Siak

(Provinsi Riau) (2012) mendapat opini WTP-DPP dan terdapat

kasus korupsi. Di kota Cilegon (Provinsi Banten) dan kota

Tomohon (Provinsi Sulawesi Utara) (2013) mendapat opini WTP-

DPP dan terdapat kasus korupsi. Di Kota Bandar Lampung

(Provinsi Lampung) (2013) mendapat opini WTP dan terdapat

kasus korupsi. Di kabupaten Pelalawan (Provinsi Riau) tahun

2012 dan 2013 mendapat opini WTP-DPP serta di tahun yang

sama terdapat kasus korupsi. Di Kota Batam (Provinsi Riau), kota

Tangerang (Provinsi Banten), Kabupaten Banggai (Sulawesi

Tengah) tahun 2012 dan 2013 mendapat opini WTP serta di tahun

yang sama terdapat kasus korupsi. Di Kota Palembang (Provinsi

Sumatera selatan), Kota Semarang (Provinsi Jawa Tengah) tahun

Page 134: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

117

2012 dan 2013 mendapat opini WTP dan WTP-DPP serta pada

tahun yang sama terdapat kasus korupsi.

2) Pengaruh kelemahan SPI (SPI) terhadap tingkat korupsi (KORUP)

Variabel SPI menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,007

dengan tingkat signifikansi α sebesar 0,853, lebih besar dari α=

5%. Karena tingkat signifikansi (α) lebih besar dari α= 5%, maka

hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung (ditolak). Penelitian ini

tidak berhasil membuktikan bahwa kelemahan SPI berpengaruh

signifikan terhadap tingkat korupsi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Setiawan (2012) dan Heriningsih (2013; 2014).

Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Apabila

Semakin banyak kelemahan sistem pengendalian intern yang

terjadi pada suatu pemerintah daerah tidak berarti menunjukkan

pemda tidak korupsi. Contohnya seperti Kabupaten Banggai

(Provinsi Sulawesi Tengah), kota Tangerang (Provinsi Banten)

tahun 2012 hanya terdapat 2 kelemahan SPI namun pada tahun

yang sama terdapat kasus korupsi. Di Kabupaten Kampar

(Provinsi Riau) tahun 2013 terdapat 30 kasus kelemahan SPI

namun pada tahun yang sama tidak terdapat kasus korupsi.

3) Pengaruh Kepatuhan peraturan perundang-undangan(KUU)

terhadap tingkat korupsi (KORUP)

Page 135: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

118

Variabel KUU menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,025 dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,319, lebih besar

dari α= 5%. Karena tingkat signifikansi (α) lebih besar dari α=

5%, maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung (ditolak).

Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan berpengaruh signifikan

terhadap tingkat korupsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Setiawan (2012) dan Heriningsih (2013; 2014). Hasil

penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Apabila Hasil

pemeriksaan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

atas laporan keuangan mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap

ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian

daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan penerimaan,

administrasi, ketidakekonomisan, dan ketidakefektifan tidak

berarti menunjukkan pemda korupsi. Contohnya di Kota semarang

(Provinsi Jawa Tengah) (2013) hanya terdapat 4 kasus

ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, namun

pada tahun yang sama terdapat kasus korupsi. Di Kabupaten

Bolaang Mongondow (Provinsi Sulawesi Utara) (2012) terdapat

45 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan,

namun pada tahun yang sama tidak terdapat kasus korupsi.

Page 136: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

119

4) Pengaruh Rasio kemandirian (RK) terhadap tingkat korupsi

(KORUP)

Variabel RK menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 1,064

dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,021, lebih kecil dari α=

5%. Karena tingkat signifikansi (α) 0,021 kurang dari α= 5%,

maka Hipotesis ke-4 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa rasio kemandirian berpengaruh signifikan

terhadap tingkat korupsi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Heriningsih (2013). Hasil penelitian ini memberikan

bukti empiris bila rasio kemandirian suatu daerah bagus/tinggi

maka semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar

pajak dan restribusi daerah yang akan menggambarkan tingkat

kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, namun tidak berarti

bahwa di pemda tidak terjadi korupsi dimana Pendapatan Asli

Daerah (PAD) rentan menjadi objek korupsi didaerah, terbukti

dengan adanya UU no. 28 tahun 2009 tentang Pajak daerah dan

retribusi daerah yang dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi

Pemda yang seharusnya memberikan kontribusi PAD yang lebih

tinggi untuk kesejahteraan mayarakat (Saputra, 2012). Contohnya

di Kota Tangerang Selatan (Provinsi Banten) dan Kota Bandung

(Provinsi Jawa Barat) (2013) yang memiliki rasio kemandirian

59% dan 51% (sangat baik) menunjukkan kemampuan daerah

Page 137: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

120

sangat baik dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,

pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah

membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang

diperlukan daerah, Namun terdapat kasus korupsi yang disebabkan

oleh beberapa faktor. Contohnya tahun 2013 di kota Tangerang

selatan ditemukan kasus korupsi karena faktor pengawasan yang

kurang efektif sehingga internal control di setiap unit tidak

berfungsi karena pejabat atau pegawai mengalami benturan

kepentingan dalam pengadaan alat kesehatan. Kasus korupsi yang

dilakukan oleh MJ (pejabat pembuat komitmen PPK Tangsel)

yaitu penggelembungan dana untuk membiayai pengadaan Alat

Kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota Tangerang Selatan

APBDP Tahun Anggaran 2012. Pada tahun yang sama di kota

Bandung terdapat kasus korupsi karena faktor gratifikasi, Kasus

korupsi ini terkait penerimaan pemberian atau janji terkait dengan

penanganan perkara tindak pidana korupsi mengenai

penyimpangan dana bantuan sosial Pemerintah Kota Bandung TA.

2009 s.d 2010.

5) Pengaruh Rasio Belanja Operasi (RBO) terhadap tingkat korupsi

(KORUP)

Variabel RBO menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar

0,093 dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,985 lebih besar

Page 138: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

121

dari α= 5%. Karena tingkat signifikansi (α) RBO lebih besar dari

α= 5%, maka hipotesis ke-5 tidak didukung (ditolak). Hasil

penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa rasio aktivitas

belanja operasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Heriningsih (2013).

Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa rasio

aktivitas belanja operasional pemerintah daerah masih

mengutamakan belanja operasi. Selain itu penelitian ini juga

membuktikan bila rasio aktivitas belanja operasional bagus maka

terjadi peningkatan mutu pelayanan dan sumber-sumber

pendapatan di daerah yang tentu saja kesejahteraan masyarakat

yang terjadi pada suatu pemerintah daerah semakin meningkat,

namun tidak berarti menunjukkan pemda tidak korupsi.

Contohnya pada Kota Pematang Siantar (Provinsi Sumatera Utara)

(2013) dengan rasio belanja operasi 81% yang berarti bahwa

sebagian besar dana yang dimiliki Pemerintah Kota Pematang

Siantar masih digunakan untuk kebutuhan belanja operasi,

walaupun terjadi penurunan dari 85% (2012) menjadi 81% (2013).

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sumber-sumber

pendapatan di daerah ini yang berarti kesejahteraan masyarakat

meningkat, tetapi hal tersebut juga dibarengi dengan adanya kasus

korupsi di tahun yang sama.

Page 139: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

122

6) Pengaruh Rasio Belanja Modal (RBM) terhadap tingkat korupsi

(KORUP)

Variabel RBM menunjukkan koefisien negatif sebesar -0,533

dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,916, lebih besar dari α=

5% Karena tingkat signifikansi (α) RBM lebih besar dari α= 5%,

maka hipotesis ke-5 tidak didukung (ditolak). Hasil penelitian ini

tidak berhasil membuktikan bahwa rasio aktivitas berpengaruh

signifikan terhadap tingkat korupsi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Heriningsih (2013). Hasil penelitian ini

memberikan bukti empiris bahwa rasio aktivitas belanja modal

terhadap APBD masih relatif kecil yang berarti bahwa

Pengeluaran yang dianggarkan dalam pengeluaran pembangunan

didasarkan atas alokasi sektor industri, pertanian dan kehutanan,

hukum, transportasi, dan lain sebagainya masih kecil. Selain itu

penelitian ini juga membuktikan bila rasio aktivitas belanja modal

bagus maka terjadi peningkatan sumber-sumber pendapatan di

daerah yang tentu saja kesejahteraan masyarakat yang terjadi pada

suatu pemerintah daerah semakin meningkat, namun tidak berarti

menunjukkan pemda tidak korupsi. Contohnya pada Kabupaten

Nias (Provinsi Sumatera Utara) (2012) dengan rasio belanja modal

38% yang berarti bahwa sebagian besar dana yang dimiliki

Pemerintah Kabupaten Nias masih digunakan untuk kebutuhan

Page 140: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

123

belanja modal. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

sumber-sumber pendapatan di daerah ini yang berarti

kesejahteraan masyarakat meningkat, tetapi hal tersebut juga

dibarengi dengan adanya kasus korupsi di tahun yang sama. Di

Kota Pematang Siantar (Provinsi Sumatera Utara) (2013) dengan

rasio belanja modal 18% yang berarti bahwa hanya sebagian dana

yang dimiliki Pemerintah Kota Pematang Siantar masih digunakan

untuk kebutuhan belanja modal, walaupun sudah terdapat

kenaikan dari 14% (2012) menjadi 18% (2013). Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sumber-sumber

pendapatan di daerah ini yang berarti kesejahteraan masyarakat

meningkat, tetapi hal tersebut juga dibarengi dengan adanya kasus

korupsi di tahun yang sama.

7) Pengaruh Rasio pertumbuhan (RT) terhadap tingkat korupsi

(KORUP) Variabel RT menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar 0,908 dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,662, lebih

besar dari α= 5%. Karena tingkat signifikansi (α) lebih besar dari

α= 5%, maka hipotesis ke-6 tidak berhasil didukung (ditolak).

Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa rasio

pertumbuhan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat

korupsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Heriningsih

(2013). Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa

Page 141: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

124

Rasio pertumbuhan secara keseluruhan menunjukkan

pertumbuhan ekonomi pemerintah daerah relatif rendah, meski

setiap tahunnya rasio pertumbuhan meningkat. Selain itu,

penelitian ini membuktikan bahwa jika rasio pertumbuhan bagus

maka terjadi peningkatan sumber-sumber pendapatan didaerah,

namun tidak berarti bahwa pemda tidak korupsi. Contohnya pada

kota dan kabupaten yang mengalami peningkatan rasio

pertumbuhan dari tahun 2012 hingga 2013 namun terlibat kasus

korupsi pada tahun yang sama, Seperti Kota Batam (Provinsi

Riau) (2012) dengan peningkatan rasio pertumbuhan pendapatan

dari 16% menjadi 17% pada tahun 2013, Kota Tanjung pinang

(Provinsi Riau) (2012) dengan peningkatan rasio pertumbuhan

pendapatan dari 11% menjadi 16% pada tahun 2013, Kabupaten

Kendal (Provinsi Jawa Tengah) (2012) dengan peningkatan rasio

pertumbuhan pendapatan dari 9% menjadi 12% pada tahun 2013,

Kota Tomohon (Provinsi Sulawesi Utara) (2012) dengan

peningkatan rasio pertumbuhan pendapatan dari 1% menjadi 19%

pada tahun 2013, Kabupaten Banggai (Sulawesi Tengah) (2012)

dengan peningkatan rasio pertumbuhan dari 10% menjadi 17%

pada tahun 2013, Kabupaten Buol (2012) (Sulawesi Tengah)

dengan peningkatan rasio pertumbuhan dari -7% menjadi 17%

pada tahun 2013.

Page 142: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

125

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) Dan Kinerja Keuangan Pemda Pada Tingkat

Korupsi Di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi logistik dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS)

Ver. 20. Data sampel pemerintah daerah sebanyak 844 pengamatan Pemda

kota dan kabupaten di Indonesia selama periode 2012-2013.

Secara empiris penelitian dengan pengaruh akuntabilitas LKPD dan

kinerja keuangan pemda terhadap tingkat korupsi di Indonesia belum banyak

diteliti. Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat

diringkas sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

opini audit secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

korupsi selama 2 tahun pengamatan (2012-2013). Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Setiawan (2012) Heriningsih (2013; 2014),

namun tidak sejalan dengan penelitian Sarah (2014).

2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

kelemahan SPI secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat korupsi selama 2 tahun pengamatan (2012-2013). Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Setiawan (2012) Heriningsih (2013; 2014).

Page 143: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

126

3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

kepatuhan perundang-undangan secara statistik tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat korupsi selama 2 tahun pengamatan (2012-

2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan (2012)

Heriningsih (2013; 2014).

4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

rasio kemandirian secara statistik berpengaruh signifikan terhadap tingkat

korupsi selama 2 tahun pengamatan (2012-2013). Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian Heriningsih (2013).

5. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

rasio aktivitas belanja modal secara statistik tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat korupsi selama 2 tahun pengamatan (2012-2013). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Heriningsih (2013).

6. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

rasio aktivitas belanja modal secara statistik tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat korupsi selama 2 tahun pengamatan (2012-2013). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Heriningsih (2013).

7. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

rasio pertumbuhan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat korupsi selama 2 tahun pengamatan (2012-2013). Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Heriningsih (2013).

Page 144: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

127

B. Implikasi

Penelitian ini memiliki implikasi yang diharapkan dapat berguna untuk

pihak- pihak yang berkepentingan. Implikasi dari penelitian ini adalah:

1. Bagi BPK (Badan Pengawas Keuangan)

Dalam tugasnya mengeluarkan opini audit WTP sebaiknya auditor

BPK terus mengkaji lebih dalam mengenai faktor- faktor internal

maupun eksternal yang berpengaruh terhadap opini WTP. Dan juga

auditor BPK haruslah bersikap selalu bersikap objektif dan independen

terhadap klien sehingga tidak menyebabkan asimetri informasi

diantara pengguna dan pembaca laporan audit.

2. Bagi Pemerintah daerah

Pemda harus mempertimbangkan dalam bekerjasama dengan BPK,

terlebih bila Pemda tersebut telah terbukti korupsi. BPK harus

menganalisis apakah pemda tersebut dapat mempertahankan

kelangsungan pemerintahannya atau bahkan akan terus melakukan

korupsi.

3. KPK

Sebagai pihak luar dari organisasi, KPK harus memperhatikan

tindakan Pemda untuk mengatasi kondisi buruk pemerintahannya

dengan meninjau ulang langkah-langkah kongkrit yang dilakukan

pemda sehingga masyarakat tetap percaya pada pemerintahan yang

baik.

Page 145: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

128

C. Saran

Penelitian mengenai tingkat korupsi di Indonesia di masa yang akan

datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih

berkualitas, dengan mempertimbangkan saran dibawah ini:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan

seluruh pemda yang ada di Indonesia baik kota, kabupaten, maupun

provinsi sebagai populasi penelitian.

2. Menggunakan periode waktu penelitian lebih panjang, seperti 10 tahun

untuk melihat trend negatif yang ada.

3. Menggunakan proksi lain untuk variabel ukuran pengukuran kinerja

keuangan.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkah variabel-variabel lain baik

itu keuangan dan non keuangan.

5. Pada penelitian selanjutnya diharapkan tidak banyak menggunakan

variabel dummy karena akan berpengaruh terhadap hasil uji.

Page 146: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

129

Daftar pustaka

ACFE. 2012. Report to the Nation on Occupational Fraud and Abuse.

Agustina, Oesi. “Jurnal Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tingkat

Kemandirian Daerah Di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus Kota Malang

(Tahun Anggaran 2007-2011)”. Skripsi Jurusan Ilmu ekonomi dan

pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas Brawijaya, 2013.

Anwar, Azwar.” Peran Spi Terhadap Pencapaian Opini Wtp Dan Pencegahan

Korupsi Melalui

Penerapan Gug (Analisis Studi Pustaka)”. Ikhtiyar, Volume 11 No. 1. Januari

– Maret 2013.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Ikhtisar hasil Pemeriksaan BPK RI

Semester 1 dan II. BPK RI, Jakarta, 2012.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Ikhtisar hasil Pemeriksaan BPK RI

Semester 1 dan II. BPK RI, Jakarta, 2013.

Bastian, Indra. 2006. “Akuntansi Sektor Publik”. Jakarta: Erlangga.

Bastian, I. 2001. “Akuntansi Sektor Publik di Indonesia”. Yogyakarta: BPFE. 2006.

Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga..

Bahrullah, Akbar. 2013. “Akuntansi sektor publik: konsep dan teori”. Jakarta: CV.

Bumi Metro

Raya.

Bovens, Mark. 2008. “Two concepts of accountability” . Utrecht School of

Governance

Utrecht University.

Page 147: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

130

BPKP. “Akuntabilitas Instansi Pemerintah”, Pusdiklat Pengawasan BPKP. Edisi

Kelima. 2007.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Ikhtisar hasil Pemeriksaan BPK RI

Semester 1 dan II. BPK RI, Jakarta, 2012.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Ikhtisar hasil Pemeriksaan BPK RI

Semester 1 dan II. BPK RI, Jakarta, 2013.

Chen, J., R. Ding, W. Hou and E. Lee. Executive Integrity, Audit Opinion, and Fraud

in Chinese Listed Firms. Working Paper. Available

http://ssrn.com/abstract=1839449. 2012.

Dreher, et al. 2007. “Gressing the wheels of entrepreneurship? The impact of

regulations and corruption on firm entry”. KOF working papers No. 166 mei

2007.

Dwiyanto, A. “Patologi Birokrasi: Sebab dan Implikasinya bagi Kinerja Birokrasi

Publik“, dalam Mengembalikan Kepercayaan Publik melalui Reformasi

Birokrasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010.

Effendy, Yuzwar.” Tinjauan hubungan opini wtp bpk dengan kasus korupsi Pada

pemda di

indonesia kajian manajemen keuangan Pemerintah, hubungan antara

masyarakat,

Pemerintah dan pemeriksa (auditor)”. Jurnal manajemen & bisnis vol 13 No.

01 april 2013 issn 1693-7619.

Page 148: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

131

Djaja, Ermansjah. 2010. “Memberantas Korupsi Bersama KPK”. Jakarta: Sinar

Grafika.

Fidelius. “Analisis rasio untuk mengukur kinerja pengelolaan keuangan daerah kota

manado”. Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 2088-2096.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Edisi

Keempat. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. 2006

Haliah. 2008. “kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah dan faktor-

faktor yang

mempengaruhinya”.

https://www.mysciencework.com/publication/show/5194852

diakses pada 25 maret 2015

Halim, Abdul. 2004 “Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah”.

Salemba Empat.

Jakarta.

Halim, Abdul dan Kusufi, M.S. 2012. “Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan

Daerah”. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul dan Syukriy abdullah. 2006. “Hubungan dan Masalah Keagenan Di

Pemerintah

Daerah: sebuah peluang penelitian anggaran dan akuntansi“. Jakarta:

LPKPAP-BPPK.

Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin. 2007. “Akuntansi Sektor Publik”. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 149: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

132

Hendraryardi, Sigit. “Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah

Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah”. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis universitas Diponegoro, 2013.

Heriningsih, Sucahyo, dan Marita, 2013, “Pengaruh Opini Audit dan Kinerja

Keuangan Daerah Terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah (Studi

Empiris pada Pemerintah kabupaten dan Kota di Pulau Jawa)”, Buletin

Ekonomi, Vol 11, No.1. FE UPNVY, Yogyakarta.

Heriningsih, Sucahyo. 2014. “Kajian Empiris Tingkat Akuntabilitas Pemerintah

Daerah dan Kinerja Penyelengara Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

Korupsi Pada Kabupaten dan Kota di Indonesi”. Paradigma vol. 18 bulan

september tahun 2014.

Huse, Morten. 2007. “Boards, Governance and Value Creation: The Human Side of

Corporate

Governance”. Cambridge University Press Vol 11, Issue 4, Hal. 439-444.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. “Metode Penelitian Bisnis”.

Yogyakarta: BPFE.

Jensen, M. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory The Firm: Magerial Behavior Agency

Cost And

Ownership Structure”. Journal Of Financial Economics 3. Hal. 305-360.

Klitgaard, et al. 2002. ”Penuntun Pemberantasan Korupsi dalam pemerintahan

daerah”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Klitgaard, Robert. 2001. “Membasmi Korupsi”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 150: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

133

Kumorotomo, Wahyu. “Akuntabilitas dalam teori dan praktek” ; Akuntabilitas

Birokrasi Publik, Sketsa pada masa transisi”. Yogyakarta; MAP UGM dan

Pustaka Pelajar. 2005.

Kurniawan, Teguh. 2009. “ Peranan Akuntabilitas Publik dan Partisipasi Masyarakat

dalam

Pemberantasan Korupsi di Pemerintahan”. Jurnal Bisnis dan Birokrasi; Vol.

16, No. 2.

KPK. “Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana

Korupsi”. Jakarta: KPK. 2006.

____ (2012). Laporan Tahunan KPK Indonesia yang 2012. Jakarta: KPK.

____ (2013). Laporan Tahunan KPK Indonesia yang 2013. Jakarta: KPK.

Lane, J.E. “NewPublic Management”. Routledge , London. 2000.

Mandell, Lee M. 1997. “Performance Measurements and Management Tools in

North Carolina Local Goverment”. Public Administration Quarterly; Vol. 21:

96.

Mahaputra, I Putu Upahayu Rama dan I Wayan Putra. 2014. “Analisis Faktor-

Faktor Yang Memengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Daerah”.

E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 8.2: 230-244.

Mardiasmo. “Akuntansi Sektor Publik”. Andy Offset:Yogyakarta. 2009.

Nasution, Anwar. 2007. “Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara dan Keuangan

Daerah”. Makalah disampaikan dalam Seminar IAI-KSAP. Jakarta 12 April

2008.

Page 151: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

134

Nugroho, Fajar. “Pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan kinerja keuangan

daerah dengan pendapatan asli daerah sebagai variabel intervening”. Skripsi.

Undip. 2012.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Pope, J. 2008. “ Strategi Memberantas Korupsi”. Jakarta: Transparency International

Indonesia.

Prakasa, Gigih. “Hubungan opini wtp dengan indikasi bebas korupsi pada entitas

pemerintah”. 2012.

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

Ronald, A dan Sarmiyatiningsih, D. “Analisis Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan

Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di

Kabupaten Kulon Progo”.

Efektif jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1 No.1, Juni 2010, 31-42.

Page 152: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

135

Saputra. 2012. “Dampak desentralisasi Fiskal terhdapa korupsi di Indonesia”. Jurnal

Borneo Administrator, Vol. 8 No. 3, September 2012, 293-309.

Sarah, Adhariani. “Pengungkapan Laporan Keuangan Pemda Kabupaten Dan

Kaitannya Dengan Tingkat Korupsi Di Indonesia”. Skripsi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Uin Jakarta. 2014.

Setiawan, Wahyu. “Pengaruh Akuntabilitas laporan Keuangan pemerintah daerah

(LKPD) terhadap tingkat koropsi Pemerintah daerah di Indonesia”. Skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro.

2012.

Sudarsana, hafidh susila. “pengaruh karakteristik pemerintah Daerah dan temuan

audit bpk Terhadap kinerja pemerintah daerah”. Skripsi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro. 2013.

Shah, Anwar. 2007. “performance accountability and combating corruption”. The

world bank 1818 H Streett, NW.

Susantih, H dan Saftiana, Y. “Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah

Propinsi Se-Sumatra Bagian Selatan”. Simposium Nasional Akuntansi 12.

2009.

Sularso. H dan Restianto. Y. E. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Alokasi

Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Jawa

Tengah”. Jurnal Akuntansi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

2011.

Page 153: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

136

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.

Widodo, Joko. “Good governance, telaah dari dimensi: Akuntabilitas dan control

birokrasi pada era Desentralisasi dan Otonomi Daerah”. Surabaya: Penerbit

Insan Cendekia. 2001.

Wijayanto, Ridwan Zachrie. 2009. “Korupsi mengorupsi Indonesia : sebab, akibat,

dan prospek pemberantasan”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wiranto, Tatag. “Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pelayanan Publik”. 2009.

Wahyuni, Nanik. “Analisis Rasio Untuk Mengukur Kinerja Pengeloaan Keuangan

Daerah Kota Malang”. Jurnal El-Muhasaba Vol. 1 No. 1;01-2010. UIN Maliki.

Malang. 2007.

Wakhyudi, dan Laila Firda Tarunasari. “Mengukur Kinerja Pemerintah Daerah

Melalui Rasio Keuangan Daerah” . Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 1

No. 2, 2013 pg. 139-150. STIE Kesatuan ISSN 2337 – 7852.

Bere, Sigiranus Marutho. 2015. “Simeon Thobias Pally, Mantan bupati Alor, Kasus

Korupsi Dana Hibah”. http://regional.kompas.com/read/2015/04/21/21532431.

html diakses tanggal 23 mei 2015.

Nov. 2015. “Ini 10 Kepala Daerah yang Tersandung Korupsi di 2014”.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54afebb14ae5a.html diakses

tanggal 22 November 2015.

Page 154: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

137

http://sulsel.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=13236

http://www.bpkp.go.id/%20jateng/konten/1912/Potret-Akuntabilitas-Keuangan-

Daerah-di-Jawa-Tengah.bpkp

http://www.dpd.go.id/artikel-korupsi-tidak-wajar-tanpa-pengecualian

http://www.bpk.go.id/news/bpk-wtp-bukan-menjamin-bebas-korupsi

Page 155: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

138

Page 156: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

139

Page 157: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

140

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Aceh Barat 0 11 8 0,044382 0,849925 0,096839 0,140044 0

0 16 10 0,070798 0,817941 0,18155 0,223226 0

Kab. Aceh Barat

Daya 0 29 21 0,066669 0,721073 0,251356 0,203933 0

0 9 12 0,064595 0,793853 0,200437 0,109352 0

Kab. Aceh Besar 1 14 7 0,080809 0,897534 0,101592 0,147619 0

1 11 10 0,089361 0,883348 0,11567 0,171586 0

Kab. Aceh Jaya 1 8 7 0,039111 0,779219 0,21972 0,011914 0

0 13 10 0,045308 0,747264 0,251074 0,105249 0

Kab. Aceh

Selatan 0 9 8 0,053946 0,877339 0,122129 0,173108 0

0 22 4 0,051428 0,826377 0,172751 0,165536 0

Kab. Aceh

Tamiang 0 4 13 0,053672 0,892756 0,10652 0,10172 0

0 18 11 0,067905 0,865917 0,132389 0,140082 0

Kab. Aceh

Tengah 1 2 4 0,091805 0,797588 0,201576 0,102444 0

0 12 16 0,118203 0,819179 0,177796 0,173173 0

Kab. Aceh

Tenggara 0 16 18 0,048423 0,881596 0,117139 -0,01652 0

0 12 13 0,043305 0,864364 0,132458 0,151586 0

Kab. Aceh Timur 0 15 16 0,024068 0,861448 0,138204 0,099748 0

0 15 9 0,050196 0,844482 0,152957 0,19822 0

Kab. Aceh Utara 0 16 14 0,052169 0,880153 0,118019 0,129842 0

0 21 12 0,072475 0,792465 0,206482 0,184854 0

Kab. Bener

Meriah 0 14 9 0,03722 0,828074 0,166504 0,027672 0

0 15 6 0,040538 0,757735 0,238325 0,171542 0

Kab. Bireuen 0 14 16 0,027343 0,874824 0,122912 0,188443 0

0 15 13 0,098977 0,83894 0,159084 0,243443 0

Kab. Gayo Lues 0 17 12 0,032685 0,780745 0,186159 -0,05703 0

0 18 13 0,041601 0,725048 0,257087 0,150002 0

Kab. Nagan Raya 1 18 10 0,057412 0,810823 0,189177 0,072314 0

1 14 13 0,063112 0,751546 0,248454 0,212606 0

Kab. Pidie 0 21 9 0,058341 0,889023 0,109944 0,141102 0

0 17 8 0,081915 0,869966 0,128014 0,212931 0

Kab. Pidie Jaya 0 20 16 0,024222 0,783708 0,21501 -0,03214 0

Page 158: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

141

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 13 12 0,029229 0,780865 0,217687 0,185344 0

Kota Banda Aceh 1 6 11 0,173377 0,912925 0,086035 0,09444 0

1 7 9 0,174541 0,861719 0,138097 0,178606 0

Kota Langsa 0 15 11 0,037092 0,889028 0,110408 0,059908 0

1 8 8 0,113854 0,882721 0,117114 0,201732 0

Kota

Lhokseumawe 0 12 10 0,051043 0,801887 0,195701 0,118846 0

0 14 13 0,059645 0,803285 0,195935 0,104285 0

Kota Sabang 0 11 10 0,073339 0,80171 0,197166 0,035266 0

0 12 12 0,0721 0,851642 0,147566 0,054498 1

Kota

Subulussalam 1 12 14 0,020153 0,788241 0,210952 -0,02561 0

1 15 4 0,025407 0,800707 0,199234 0,133155 0

Kab. Asahan 0 9 18 0,037911 0,7501 0,249826 0,232383 0

0 7 12 0,047354 0,762286 0,237627 0,156077 0

Kab. Batubara 0 8 10 0,028504 0,736672 0,262858 0,157859 0

0 14 15 0,04143 0,730166 0,269741 0,203522 0

Kab. Dairi 0 11 20 0,036132 0,829505 0,165182 0,114479 0

0 10 7 0,044128 0,793066 0,200015 0,174116 0

Kab. Deli Serdang 0 6 13 0,193816 0,802594 0,183046 0,14128 0

0 14 11 0,193816 0,813637 0,185564 0,123791 0

Kab. Humbang

Hasundutan 1 5 16 0,036374 0,755161 0,24337 0,187301 0

1 10 12 0,030291 0,681808 0,315072 0,138626 0

Kab. Karo 0 10 16 0,060144 0,795848 0,204152 0,158596 0

0 8 17 0,05822 0,727806 0,272114 0,206962 0

Kab. Labuhanbatu 0 6 12 0,089047 0,724979 0,268377 0,140616 0

0 7 9 0,069509 0,723473 0,274067 0,082455 0

Kab. Labuhanbatu

Selatan 0 8 11 0,042515 0,665622 0,330846 0,16606 0

1 7 14 0,048487 0,531247 0,462006 0,222769 0

Kab. Labuhanbatu

Utara 0 13 21 0,035952 0,623677 0,375606 0,24165 0

0 13 17 0,043345 0,61568 0,383988 0,124427 0

Kab. Langkat 0 7 16 0,107731 0,808081 0,19188 0,243574 1

0 8 20 0,046151 0,799192 0,200553 0,128637 0

Page 159: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

142

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Mandailing

Natal 0 5 7 0,027624 0,82115 0,173892 0,258445 0

0 9 6 0,057897 0,830931 0,16651 0,100508 1

Kab. Nias 0 10 12 0,076549 0,62069 0,378885 0,037192 1

0 10 6 0,106892 0,636026 0,363974 0,104316 0

Kab. Pakpak

Bharat 0 11 28 0,021576 0,763067 0,236667 -0,03763 0

1 2 14 0,024877 0,61245 0,38755 0,25526 0

Kab. Samosir 0 5 19 0,045272 0,785016 0,213117 0,076487 0

0 7 14 0,059814 0,679092 0,320791 0,183253 0

Kab. Serdang

Bedagai 0 10 13 0,052619 0,815676 0,178407 0,123223 0

0 7 12 0,058278 0,744647 0,255791 0,128307 0

Kab. Simalungun 0 5 13 0,052619 0,744647 0,228506 0,293019 0

0 9 17 0,074082 0,830661 0,166543 0,052722 0

Kab. Tapanuli

Selatan 0 9 10 0,083977 0,712741 0,287259 0,234287 0

0 7 14 0,093428 0,682495 0,317323 0,115817 0

Kab. Tapanuli

Tengah 0 8 10 0,03673 0,773061 0,226759 0,271404 0

0 6 11 0,03336 0,69848 0,300251 0,234853 0

Kab. Tapanuli

Utara 0 6 13 0,05285 0,76426 0,23249 0,07318 0

0 11 24 0,049831 0,747185 0,247962 0,174412 0

Kota Binjai 0 6 20 0,08716 0,756634 0,243366 0,189006 0

0 8 15 0,080301 0,810298 0,18956 0,032594 0

Kota Medan 1 6 12 0,629787 0,815137 0,184838 0,091304 0

1 10 20 0,585279 0,804195 0,195631 0,092769 0

Kota

Padangsidimpuan 0 10 12 0,049618 0,812689 0,187311 0,132912 0

0 4 9 0,06221 0,809372 0,190628 0,157845 0

Kota

Pematangsiantar 0 11 16 0,087522 0,852586 0,142012 0,183634 1

0 14 19 0,093879 0,814498 0,180832 0,092398 1

Kota Sibolga 0 6 14 0,074879 0,780456 0,219544 0,065655 0

0 6 11 0,069652 0,806916 0,193084 0,124728 0

Kota 0 11 34 0,077534 0,744064 0,255716 0,193856 0

Page 160: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

143

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Tanjungbalai

0 11 15 0,070427 0,768178 0,230285 0,16542 0

Kota Tebing

Tinggi 0 10 14 0,108865 0,794569 0,20425 0,172218 0

0 8 14 0,110308 0,723586 0,274706 0,236782 0

Kab. Agam 0 12 7 0,049774 0,892636 0,104927 0,15089 0

0 25 12 0,052646 0,835962 0,1613 0,143886 0

Kab.

Dharmasraya 0 8 12 0,08194 0,724381 0,275393 0,025363 0

0 19 13 0,059452 0,718568 0,280336 0,147814 0

Kab. Kep.

Mentawai 0 10 18 0,074543 0,688426 0,303705 0,096077 0

0 11 16 0,056975 0,697833 0,301289 0,222016 0

Kab. Lima Puluh

Kota 0 9 20 0,034279 0,846265 0,147312 0,094824 0

0 14 9 0,038689 0,813116 0,186125 0,17031 0

Kab. Pasaman 0 8 23 0,05541 0,807013 0,18471 0,085408 0

1 11 8 0,071968 0,783076 0,216051 0,091214 0

Kab. Pasaman

Barat 0 14 16 0,055049 0,768087 0,229056 0,059555 0

0 14 24 0,052205 0,784836 0,215164 0,185742 0

Kab. Pesisir

Selatan 0 5 17 0,048381 0,846452 0,150522 0,101938 0

1 21 10 0,048744 0,784615 0,170465 0,174957 0

Kab. Sijunjung 0 12 13 0,063628 0,803575 0,194925 0,042127 0

0 9 18 0,061336 0,742152 0,257719 0,189197 0

Kab. Solok 0 16 10 0,038116 0,809399 0,181609 0,099185 0

0 9 11 0,038139 0,817747 0,178842 0,180178 0

Kab. Solok

Selatan 0 15 11 0,050681 0,694659 0,29916 0,049891 0

0 13 10 0,045442 0,675308 0,321569 0,116439 0

Kab. Tanah Datar 0 12 21 0,076049 0,846853 0,11846 0,133209 0

1 7 9 0,074697 0,81436 0,149539 0,175137 0

Kota Bukittinggi 1 8 6 0,108274 0,885076 0,113388 0,149419 0

0 14 9 0,11689 0,828797 0,151343 0,143214 0

Kota Padang 1 15 25 0,147359 0,842258 0,157112 0,194095 0

0 20 12 0,162552 0,819858 0,178818 0,161759 0

Page 161: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

144

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kota Padang

Panjang 1 11 14 0,095224 0,858279 0,134671 0,076944 0

1 14 8 0,110877 0,825726 0,173496 0,118336 0

Kota Pariaman 1 7 20 0,044105 0,794929 0,201818 0,031992 0

0 12 14 0,047147 0,829131 0,170634 0,131609 0

Kota Payakumbuh 0 15 15 0,119712 0,857915 0,141572 0,186625 0

0 13 17 0,111129 0,84793 0,15207 0,139683 0

Kota Sawahlunto 0 10 16 0,098828 0,813773 0,181534 -0,00431 0

0 12 13 0,09539 0,792508 0,165138 0,103679 0

Kota Solok 1 4 13 0,069296 0,73759 0,262389 0,098197 0

0 14 15 0,058884 0,788872 0,211128 0,119609 0

Kab. Kampar 0 21 28 0,056156 0,82844 0,168934 0,184392 0

0 30 15 0,074802 0,783568 0,213711 0,095677 0

Kab. Kepulauan

Meranti 1 8 19 0,032604 0,756203 0,243797 0,119253 0

1 13 18 0,041302 0,606485 0,393515 0,018839 0

Kab. Kuantan

Singingi 1 6 12 0,031597 0,786101 0,213899 0,135507 0

1 11 8 0,040052 0,747802 0,251051 0,037979 0

Kab. Pelalawan 1 22 21 0,044477 0,71963 0,269078 0,156763 1

1 12 18 0,056565 0,779281 0,22064 0,020121 1

Kab. Rokan Hulu 0 12 23 0,046222 0,735255 0,263861 0,125129 0

1 25 15 0,046255 0,693857 0,304251 0,059532 0

Kab. Siak 1 6 16 0,182216 0,641218 0,358728 0,248319 1

1 8 13 0,181085 0,648468 0,351509 0,011125 0

Kota Dumai 0 13 14 0,152562 0,807315 0,192685 0,117224 0

0 16 16 0,16915 0,716623 0,28313 0,007352 0

Kota Pekanbaru 0 21 28 0,203219 0,810142 0,189858 0,201046 1

0 29 19 0,229732 0,756816 0,24 0,081699 1

Kab. Batang Hari 1 15 17 0,048567 0,688549 0,280402 0,236739 0

1 12 13 0,056369 0,725658 0,273302 0,180278 0

Kab. Bungo 0 15 10 0,089506 0,85733 0,141933 0,112361 0

0 13 12 0,093593 0,744474 0,255526 0,192277 0

Kab. Kerinci 0 11 14 0,047667 0,733623 0,266377 0,125035 0

0 6 21 0,048432 0,736807 0,263127 0,121169 0

Kab. Merangin 0 13 31 0,040252 0,737338 0,260763 0,123384 0

Page 162: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

145

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 13 23 0,051673 0,758104 0,241874 0,165313 0

Kab. Muaro

Jambi 1 2 8 0,045273 0,65547 0,310664 0,181192 0

1 4 13 0,05398 0,578139 0,421689 0,133398 0

Kab. Sarolangun 0 5 24 0,038708 0,696979 0,302607 0,128831 0

0 12 19 0,039549 0,729001 0,269974 0,094937 0

Kab. Tanjung

Jabung Barat 0 17 20 0,047452 0,683361 0,315588 0,106532 0

0 13 11 0,052623 0,582178 0,417511 0,112078 0

Kab. Tanjung

Jabung Timur 1 11 20 0,037901 0,609328 0,390278 0,206415 0

1 9 15 0,033927 0,600896 0,398845 0,136925 0

Kab. Tebo 0 5 15 0,040976 0,661444 0,335397 0,163516 0

0 11 15 0,04525 0,631712 0,363065 0,158763 0

Kota Jambi 0 12 10 0,125106 0,758767 0,240893 0,24593 0

0 7 12 0,148289 0,761793 0,237782 0,074208 0

Kota Sungai

Penuh 1 8 12 0,044089 0,658627 0,315594 0,044418 0

0 8 32 0,046634 0,648106 0,351894 0,180138 0

Kab. Banyuasin 1 7 11 0,052406 0,732979 0,266584 0,311465 0

1 8 11 0,055345 0,663384 0,336601 0,194625 0

Kab. Empat

Lawang 0 9 17 0,037548 0,610698 0,334204 0,098885 0

0 9 15 0,037858 0,588168 0,38583 0,119817 0

Kab. Lahat 0 10 17 0,066526 0,781679 0,212659 0,1235 0

0 7 11 0,071463 0,711253 0,28703 0,035025 0

Kab. Muara Enim 0 14 20 0,078938 0,644548 0,354649 0,250061 0

1 8 8 0,074989 0,58476 0,414796 0,111793 0

Kab. Musi

Banyuasin 0 13 9 0,041228 0,573205 0,425474 0,191032 0

1 8 12 0,038475 0,602436 0,397564 0,188377 0

Kab. Musi Rawas 0 12 13 0,058951 0,631291 0,368681 0,082434 0

0 11 8 0,053315 0,610653 0,388062 0,136221 0

Kab. Ogan Ilir 0 11 15 0,038926 0,611488 0,385231 0,174525 0

0 7 14 0,023749 0,55775 0,438407 0,11 0

Kab. Ogan

Komering Ilir 1 7 12 0,050511 0,70418 0,295658 0,064402 0

Page 163: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

146

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

1 8 13 0,056481 0,65583 0,34417 0,107165 0

Kab. Ogan

Komering Ulu 0 11 14 0,055259 0,72786 0,271911 0,094849 0

0 18 15 0,057195 0,665337 0,333523 0,133999 0

Kab. Ogan

Komering Ulu

Selatan 0 13 28 0,028041 0,611832 0,38542 0,057366 0

0 11 23 0,030181 0,611272 0,387779 0,146924 0

Kab. Ogan

Komering Ulu

Timur 1 8 19 0,044305 0,81832 0,181043 0,089802 0

1 10 12 0,050834 0,774287 0,225602 0,121322 0

Kota

Lubuklinggau 1 9 9 0,061953 0,741455 0,256636 0,085975 0

1 8 8 0,061653 0,652603 0,345928 0,107658 0

Kota Pagar Alam 0 13 19 0,066556 0,669865 0,32946 0,132395 0

0 20 18 0,050899 0,727137 0,27134 0,10514 0

Kota Palembang 1 12 17 0,316559 0,811587 0,188278 0,180907 1

1 15 19 0,298296 0,741958 0,257297 0,120443 1

Kota Prabumulih 0 10 11 0,066836 0,694176 0,305254 0,181348 0

1 10 15 0,076251 0,625427 0,374087 0,151651 0

Kab. Bengkulu

Selatan 0 7 5 0,03496 0,771245 0,137717 0,182672 0

0 10 17 0,043983 0,841514 0,158451 0,084734 0

Kab. Bengkulu

Tengah 1 9 3 0,014423 0,808381 0,190158 0,032831 0

1 6 4 0,018841 0,75926 0,236317 0,181932 0

Kab. Bengkulu

Utara 1 4 2 0,041366 0,746695 0,252112 -0,03304 0

1 3 2 0,043664 0,783083 0,216606 0,128619 0

Kab. Kaur 1 10 8 0,018444 0,785121 0,214879 0,178658 0

1 14 11 0,023004 0,772293 0,227707 0,070666 0

Kab. Kepahiang 0 12 23 0,036085 0,750828 0,249071 0,02763 0

0 11 16 0,041163 0,701612 0,298013 0,152058 0

Kab. Lebong 1 3 12 0,019668 0,752871 0,247129 0,041332 0

1 10 8 0,029022 0,749954 0,247818 0,138059 0

Kab. Mukomuko 1 6 4 0,021707 0,786355 0,21217 0,10666 0

Page 164: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

147

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 17 10 0,039681 0,731256 0,263717 0,215087 0

Kab. Rejang

Lebong 0 6 12 0,080823 0,826426 0,172154 0,130006 0

0 14 19 0,062243 0,804483 0,19415 0,097692 0

Kab. Seluma 0 8 20 0,022539 0,771859 0,22157 0,096892 0

0 11 17 0,030959 0,742799 0,254942 0,147226 1

Kota Bengkulu 0 9 16 0,065632 0,901549 0,098327 0,106902 0

0 21 19 0,076436 0,835788 0,164187 0,171712 0

Kab. Lampung

Barat 1 11 7 0,035379 0,762592 0,236622 0,096631 0

1 5 11 0,043249 0,708195 0,291155 0,128775 0

Kab. Lampung

Selatan 0 6 15 0,079896 0,747696 0,246527 0,117665 0

0 12 7 0,093616 0,806241 0,193426 0,061664 0

Kab. Lampung

Tengah 1 8 8 0,071671 0,812171 0,186321 0,188363 0

0 5 20 0,053388 0,814272 0,185508 0,067906 0

Kab. Lampung

Timur 0 5 12 0,040272 0,849171 0,150572 0,121341 0

0 11 15 0,030522 0,846083 0,153861 0,115117 0

Kab. Lampung

Utara 0 16 7 0,022452 0,806919 0,192533 0,07886 0

0 8 12 0,043664 0,783083 0,216606 0,128619 0

Kab. Mesuji 0 7 5 0,019108 0,642227 0,3487 -0,1229 0

0 8 15 0,027748 0,683366 0,315111 0,068704 0

Kab. Pesawaran 0 8 13 0,042693 0,710159 0,289841 0,076061 0

0 6 18 0,033996 0,708249 0,291751 0,156876 0

Kab. Pringsewu 0 10 8 0,041048 0,732639 0,266268 0,20736 0

0 9 8 0,047817 0,785062 0,214664 0,061819 0

Kab. Tanggamus 0 10 11 0,026342 0,790831 0,208445 0,094626 0

0 6 12 0,029825 0,744961 0,252331 0,068832 0

Kab. Tulang

Bawang 0 9 13 0,03839 0,746522 0,253394 -0,01811 0

0 9 8 0,056012 0,792365 0,207635 0,053157 0

Kab. Tulang

Bawang Barat 1 9 8 0,011821 0,653425 0,346476 0,08339 0

1 10 8 0,019664 0,751577 0,346476 0,092385 0

Page 165: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

148

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Way Kanan 1 7 9 0,015217 0,79862 0,201049 0,125519 0

1 8 10 0,032952 0,733269 0,266169 0,117177 0

Kota Bandar

Lampung 1 14 15 0,268043 0,798521 0,200556 0,228645 0

1 8 9 0,284417 0,82846 0,171428 0,122166 1

Kota Metro 1 2 7 0,12 0,581989 0,418011 0,072586 0

1 4 8 0,161866 0,82846 0,171428 0,122166 0

Kab. Bangka 1 7 12 0,083482 0,77187 0,226584 0,109385 0

1 13 19 0,084614 0,789491 0,208718 0,107227 0

Kab. Bangka

Barat 1 8 12 0,057973 0,653524 0,342442 0,08784 0

1 9 7 0,084726 0,804482 0,293152 0,069432 0

Kab. Bangka

Selatan 0 6 8 0,041553 0,710242 0,289465 0,108034 0

0 13 12 0,037478 0,720167 0,310917 0,073749 0

Kab. Bangka

Tengah 1 5 14 0,080757 0,694124 0,304445 0,076773 0

1 7 22 0,085468 0,634531 0,262599 0,061175 0

Kab. Belitung 0 7 8 1 0,675353 0,324476 0,102765 0

0 14 13 0,171293 0,772753 0,303676 0,099336 0

Kab. Belitung

Timur 0 8 11 0,102039 0,667752 0,331395 0,107784 0

0 8 14 0,115426 0,787316 0,319601 0,092256 0

Kota

Pangkalpinang 0 11 14 0,126992 0,757436 0,242372 0,199974 0

0 15 21 0,162677 0,834381 0,249764 0,125859 0

Kab. Bintan 1 7 9 0,200964 0,77928 0,219439 0,194598 0

1 9 8 0,184472 0,731796 0,267118 0,061675 0

Kab. Karimun 1 10 9 0,376895 0,878372 0,12101 0,237053 0

1 13 1 0,384827 0,804482 0,195091 0,086801 0

Kab. Kepulauan

Anambas 0 11 8 0,038421 0,767363 0,232366 0,137856 0

0 7 6 0,350361 0,720167 0,275594 0,007053 0

Kab. Lingga 0 6 8 0,027702 0,745919 0,247092 0,234768 0

0 8 8 0,033294 0,634531 0,318102 0,067381 0

Kab. Natuna 1 13 24 0,03202 0,795049 0,204553 0,114643 0

1 13 11 0,033593 0,772753 0,227247 0,020503 0

Page 166: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

149

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kota Batam 1 6 5 0,401551 0,823444 0,175897 0,164786 1

1 11 9 0,57781 0,787316 0,211251 0,17 1

Kota

Tanjungpinang 0 9 10 0,118451 0,805433 0,192513 0,114643 1

0 11 9 0,138181 0,834381 0,165059 0,164786 1

Kab. Bandung 0 11 16 0,144441 0,822614 0,175544 0,183018 0

0 14 16 0,186175 0,857421 0,142007 0,160428 0

Kab. Bandung

Barat 0 9 20 0,112111 0,713365 0,219446 0,113275 0

0 9 12 0,137 0,805906 0,189625 0,173824 0

Kab. Bekasi 0 4 8 0,410678 0,627018 0,372982 0,180059 1

0 12 10 0,809423 0,660212 0,337454 0,196347 0

Kab. Bogor 0 9 7 0,403644 0,701318 0,281836 0,14553 1

0 11 19 0,4165 0,708701 0,290553 0,156356 1

Kab. Ciamis 0 10 9 0,053138 0,85694 0,14306 0,167234 0

1 3 7 0,061177 0,82033 0,179586 0,176272 0

Kab. Cianjur 0 9 30 0,124838 0,834691 0,163571 0,149191 0

0 6 10 0,1387 0,852915 0,143672 0,104311 0

Kab. Cirebon 0 11 15 0,141432 0,827403 0,172307 0,119592 0

0 5 21 0,168573 0,856203 0,143637 0,161336 0

Kab. Garut 0 5 16 0,085886 0,850436 0,146714 0,127216 0

0 7 20 0,105407 0,763465 0,235978 0,176725 0

Kab. Indramayu 0 10 9 0,103317 0,804631 0,193755 0,127353 0

0 5 8 0,097984 0,885426 0,110632 0,124973 0

Kab. Karawang 0 13 16 0,381686 0,71888 0,267264 0,216913 0

0 15 15 0,332307 0,777354 0,206875 0,09377 0

Kab. Kuningan 0 8 19 0,079549 0,81436 0,184392 0,117487 0

0 8 13 0,079572 0,834913 0,164328 0,110918 0

Kab. Majalengka 0 6 24 0,077658 0,769813 0,230152 0,231963 0

1 7 13 0,096871 0,77694 0,22306 0,138097 0

Kab. Purwakarta 0 17 12 0,155976 0,850538 0,149462 0,161859 0

0 11 5 0,152018 0,82888 0,17112 0,185228 0

Kab. Subang 0 7 10 0,086095 0,843293 0,155333 0,113916 0

0 9 9 0,085893 0,8339 0,163729 0,159433 0

Kab. Sukabumi 0 12 11 0,105941 0,864396 0,135423 0,095543 0

0 15 16 0,136771 0,837245 0,162042 -0,15002 0

Page 167: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

150

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Sumedang 0 9 29 0,125282 0,855458 0,143467 0,37781 0

0 8 10 0,12707 0,84548 0,15452 0,147705 0

Kab. Tasikmalaya 0 6 13 0,039326 0,800832 0,19377 0,204521 0

0 5 9 0,039065 0,7714 0,226528 0,22071 0

Kota Bandung 0 11 30 0,397521 0,768647 0,231134 0,176997 0

0 11 17 0,512678 0,735442 0,264396 0,18147 1

Kota Banjar 1 0 8 0,11151 0,708512 0,28957 0,113702 0

1 4 5 0,128341 0,657527 0,342473 0,13912 0

Kota Bogor 0 3 14 0,306014 0,819274 0,177063 0,188231 0

0 9 5 0,429372 0,83968 0,157827 0,160588 0

Kota Cimahi 0 10 11 0,215003 0,865725 0,134201 0,208946 0

1 11 14 0,2508 0,868702 0,130898 0,117813 0

Kota Cirebon 0 12 15 0,214388 0,884507 0,115434 0,039956 0

0 10 9 0,266405 0,825981 0,173763 0,158034 0

Kota Depok 1 11 16 0,416225 0,759241 0,24051 0,23004 0

1 6 15 0,440833 0,65149 0,348013 0,175247 0

Kota Sukabumi 0 10 8 0,25969 0,912169 0,085902 0,158464 0

0 8 13 0,272608 0,860898 0,137789 0,153065 0

Kota Tasikmalaya 0 7 12 0,179588 0,877733 0,122249 0,159154 0

0 7 9 0,176169 0,800628 0,199372 0,286555 0

Kab.

Banjarnegara 0 11 14 0,093824 0,856994 0,142466 0,106152 0

1 5 11 0,088882 0,850131 0,149838 0,072587 0

Kab. Banyumas 1 6 7 0,157529 0,86418 0,135635 0,139354 0

1 10 7 0,182998 0,84463 0,155194 0,122384 0

Kab. Batang 0 9 4 0,102021 0,844279 0,154833 0,138863 0

0 18 9 0,158209 0,85542 0,143716 0,163483 0

Kab. Blora 0 10 10 0,084839 0,800184 0,194739 0,118547 0

0 15 10 0,083535 0,802458 0,197542 0,146866 0

Kab. Boyolali 1 10 6 0,115007 0,83593 0,16407 0,151907 0

1 5 7 0,130188 0,824784 0,175216 0,150947 0

Kab. Brebes 0 17 20 0,072565 0,824005 0,133971 0,191491 0

0 13 16 0,08593 0,938593 0,274817 0,137067 0

Kab. Cilacap 0 15 3 0,123247 0,819504 0,180175 0,093461 0

0 14 15 0,151129 0,783226 0,216759 0,183502 0

Page 168: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

151

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Demak 0 15 4 0,095533 0,718529 0,280675 0,068272 0

0 13 7 0,109658 0,736578 0,263274 0,156514 0

Kab. Grobogan 0 9 11 0,090029 0,840541 0,15793 0,137456 1

0 13 9 0,105004 0,76524 0,234522 0,170619 1

Kab. Jepara 1 6 9 0,114454 0,763527 0,236427 0,114369 0

1 7 16 0,106872 0,878037 0,121963 0,06341 0

Kab. Karanganyar 0 11 8 0,108061 0,893002 0,104638 0,177346 0

0 10 12 0,136181 0,884463 0,115533 0,11425 0

Kab. Kebumen 1 14 24 0,080221 0,814345 0,225763 0,136192 0

0 4 8 0,087945 0,805903 0,194068 0,124315 0

Kab. Kendal 0 17 11 0,115743 0,833753 0,16545 0,087622 1

0 9 10 0,117191 0,68688 0,095858 0,121543 1

Kab. Klaten 0 9 12 0,061272 0,872775 0,126844 0,108067 0

0 9 19 0,072968 0,88391 0,115279 0,148225 0

Kab. Kudus 1 14 9 0,123461 0,840025 0,154601 0,141331 0

1 10 8 0,123305 0,884485 0,115511 0,20821 0

Kab. Magelang 0 12 12 0,106259 0,798562 0,072681 0,177148 0

0 14 6 0,140902 0,913152 0,08632 0,088682 0

Kab. Pati 0 7 4 0,130585 0,877436 0,122474 0,202589 0

0 10 8 0,118038 0,876626 0,123356 0,154289 0

Kab. Pekalongan 0 16 10 0,114823 0,874536 0,123529 0,207066 0

0 14 16 0,136337 0,846349 0,150691 0,110905 0

Kab. Pemalang 0 11 5 0,081437 0,891667 0,107289 0,047001 0

0 9 10 0,104139 0,830285 0,169234 0,105916 0

Kab. Purbalingga 0 18 19 0,132257 0,835997 0,224339 0,140032 0

0 8 9 0,116138 0,895099 0,18475 0,090768 0

Kab. Purworejo 1 16 5 0,091938 0,861787 0,104813 0,152869 0

1 16 8 0,109831 0,843234 0,100348 0,103681 0

Kab. Rembang 0 10 9 0,124089 0,7924 0,116848 0,165143 0

0 12 8 0,137468 0,871942 0,10483 0,145151 0

Kab. Semarang 1 10 9 0,144162 0,774539 0,137961 0,144363 0

1 13 3 0,189257 0,854503 0,156672 0,091546 0

Kab. Sragen 0 11 2 0,113197 0,894198 0,20658 0,195832 0

0 11 8 0,113962 0,89964 0,127703 0,122256 0

Kab. Sukoharjo 0 10 6 0,17211 0,80421 0,195291 0,198976 0

Page 169: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

152

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 10 4 0,173601 0,834078 0,163611 0,121689 0

Kab. Tegal 0 10 20 0,1 0,772141 0,225126 0,12489 0

0 10 11 0,101023 0,857191 0,140989 0,16189 0

Kab.

Temanggung 1 17 10 0,090548 0,822104 0,177587 0,174061 0

1 12 5 0,110588 0,89054 0,109227 0,090017 0

Kab. Wonogiri 0 8 7 0,084449 0,855642 0,142695 0,148493 0

0 9 13 0,082987 0,862768 0,134794 0,095908 0

Kab. Wonosobo 0 8 8 0,097708 0,80595 0,192053 0,05243 0

0 9 9 0,114832 0,85827 0,139859 0,109728 0

Kota Magelang 0 11 10 0,186966 0,850907 0,147545 0,146958 0

0 12 13 0,204432 0,773551 0,226026 0,094947 0

Kota Pekalongan 0 11 8 0,783998 0,807698 0,192189 0,204416 0

0 7 6 0,21029 0,799955 0,197712 0,099626 0

Kota Salatiga 0 11 9 0,160567 0,748235 0,222396 0,217809 0

0 11 9 0,213437 0,776748 0,116852 0,072873 0

Kota Semarang 1 15 4 0,307702 0,828599 0,171357 0,233581 1

1 12 18 0,189257 0,820632 0,177427 0,10376 1

Kota Surakarta 1 13 18 0,235906 0,837326 0,162552 0,203908 0

1 12 8 0,280433 0,821407 0,178125 0,117434 0

Kota Tegal 0 17 18 0,326558 0,874787 0,124946 0,188213 0

0 11 9 0,331639 0,850225 0,149775 0,11242 0

Kab. Bantul 1 18 4 0,144174 0,889104 0,109213 0,133009 0

1 13 17 0,177572 0,867808 0,132066 0,136615 0

Kab. Gunung

Kidul 0 11 10 0,067327 0,839304 0,160503 0,114592 0

0 20 8 0,074327 0,861365 0,138635 0,153823 0

Kab. Kulon Progo 0 10 9 0,093679 0,830354 0,168089 0,114621 0

0 10 9 0,108228 0,871519 0,127992 0,136635 0

Kab. Sleman 1 17 10 0,234897 0,873567 0,093243 0,212165 0

1 5 10 0,311456 0,872874 0,127126 0,194878 0

Kota Yogyakarta 1 23 10 0,418298 0,913467 0,086282 0,216351 0

1 8 9 0,418745 0,864468 0,135516 0,13131 0

Kab. Bangkalan 1 8 8 0,077679 0,770156 0,226541 0,040928 0

1 4 9 0,077442 0,792967 0,206737 0,195373 0

Kab. Banyuwangi 1 9 4 0,093541 0,788516 0,211484 0,165338 0

Page 170: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

153

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

1 7 3 0,107609 0,788516 0,214747 0,134278 0

Kab. Blitar 0 11 6 0,077566 0,835197 0,163543 0,115137 0

0 11 7 0,080504 0,796982 0,202763 0,162037 0

Kab. Bojonegoro 0 8 7 0,095022 0,85179 0,146223 0,234248 0

0 12 13 0,120961 0,843726 0,155166 0,087548 0

Kab. Bondowoso 1 7 5 0,083245 0,803725 0,196066 0,110071 0

0 9 6 0,071411 0,801189 0,198329 0,180222 0

Kab. Gresik 0 4 9 0,036112 0,889294 0,109865 0,241842 0

0 13 6 0,380696 0,779405 0,220193 0,115086 0

Kab. Jember 1 17 9 0,13891 0,821215 0,178602 0,140152 0

0 7 8 0,151503 0,79531 0,203889 0,102643 0

Kab. Jombang 0 6 6 0,132674 0,850094 0,015174 0,186717 0

1 7 6 0,135905 0,853551 0,146331 0,089208 0

Kab. Kediri 0 6 7 0,089065 0,796415 0,20342 0,220441 0

0 8 5 0,129032 0,811437 0,183198 0,126433 0

Kab. Lamongan 0 9 9 0,102518 0,815571 0,1842 0,114187 0

0 7 12 0,110157 0,85035 0,14965 0,137345 0

Kab. Lumajang 0 10 5 0,098301 0,875641 0,123866 0,125201 0

0 8 8 0,095756 0,866482 0,131789 0,134607 0

Kab. Madiun 0 5 12 0,073487 0,815824 0,183818 0,149161 0

1 5 5 0,077923 0,83723 0,162728 0,148748 0

Kab. Magetan 0 7 1 0,078672 0,870628 0,129276 0,138539 0

0 9 7 0,076362 0,884674 0,115326 0,130559 0

Kab. Malang 0 7 7 0,101032 0,789292 0,210257 0,13211 0

0 8 11 0,119286 0,811355 0,187915 0,188537 0

Kab. Mojokerto 0 7 4 0,151324 0,803201 0,190195 0,194433 0

0 11 18 0,180559 0,838349 0,161651 0,124271 0

Kab. Nganjuk 1 6 2 0,101656 0,862006 0,136492 0,223705 0

1 7 5 0,108914 0,835861 0,164074 0,123473 0

Kab. Ngawi 0 6 6 0,055795 0,846031 0,104633 0,096786 0

1 6 3 0,06642 0,698606 0,301394 0,141913 0

Kab. Pacitan 0 10 12 0,065333 0,837259 0,159114 0,117031 0

1 3 4 0,065376 0,869895 0,128526 0,107148 0

Kab. Pamekasan 0 14 7 0,092081 0,817603 0,181568 0,065097 0

0 10 9 0,082646 0,873545 0,125316 0,155373 0

Page 171: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

154

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Pasuruan 0 8 17 0,144945 0,830698 0,149704 0,142408 0

1 5 8 0,183117 0,852986 0,145792 0,154436 0

Kab. Ponorogo 1 10 8 0,096946 0,843911 0,152864 0,182913 0

1 4 5 0,102527 0,918481 0,07943 0,143049 0

Kab. Probolinggo 0 8 7 0,079201 0,793926 0,201539 0,132188 0

1 9 8 0,0868 0,834327 0,158912 0,075144 0

Kab. Sampang 0 7 10 0,069985 0,770902 0,226898 0,085333 0

0 6 5 0,066127 0,763947 0,235295 0,132578 0

Kab. Sidoarjo 0 7 9 0,406391 0,810825 0,189092 0,155722 1

1 13 13 0,473871 0,794779 0,205212 0,163036 0

Kab. Situbondo 0 6 3 0,077072 0,831738 0,168021 0,145195 0

0 9 8 0,076939 0,769036 0,230041 0,132158 0

Kab. Sumenep 0 6 12 0,071543 0,847227 0,152228 0,166534 0

0 9 15 0,070662 0,843403 0,155699 0,11804 0

Kab. Trenggalek 0 13 8 0,073258 0,920308 0,129426 0,117447 0

0 10 3 0,070482 0,671057 0,14542 0,138823 0

Kab. Tuban 0 5 11 0,165821 0,774292 0,178021 0,161021 0

0 8 7 0,176677 0,810172 0,189825 0,113677 0

Kab.

Tulungagung 1 9 7 0,122627 0,858683 0,139671 0,170795 0

1 8 9 0,113379 0,904243 0,094925 0,137744 0

Kota Batu 0 8 15 0,085911 0,848213 0,150422 0,112026 0

0 11 10 0,114889 0,696214 0,274144 0,180057 0

Kota Blitar 1 5 9 0,133359 0,824438 0,175532 0,033356 0

1 7 8 0,134989 0,819751 0,180249 0,128683 0

Kota Kediri 0 7 7 0,169768 0,774803 0,22504 0,185659 0

0 6 9 0,173814 0,857141 0,142859 0,123432 0

Kota Madiun 0 11 4 0,118635 0,77501 0,22499 0,289969 0

0 6 1 0,134646 0,767624 0,232376 0,186155 0

Kota Malang 1 7 5 0,213895 0,785273 0,214245 0,230093 0

1 13 4 0,272895 0,762307 0,237681 0,124212 0

Kota Mojokerto 1 14 4 0,122245 0,781474 0,218426 0,161958 0

0 14 16 0,152379 0,867624 0,132357 0,102593 0

Kota Pasuruan 0 8 7 0,092092 0,852295 0,143122 0,08145 0

0 4 8 0,129505 0,85858 0,14142 0,147663 0

Page 172: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

155

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kota Probolinggo 1 5 4 0,129307 0,860554 0,138597 0,086688 0

1 8 5 0,131269 0,894779 0,103916 0,110953 0

Kota Surabaya 1 8 4 0,968124 0,786709 0,212302 0,232844 0

1 7 11 1,142352 0,746369 0,253631 0,114901 0

Kab. Lebak 0 5 9 0,109406 0,777374 0,218878 0,090264 0

0 9 14 0,101685 0,758582 0,238739 0,141911 1

Kab. Pandeglang 0 10 14 0,041843 0,887425 0,111835 0,102492 0

0 17 13 0,055147 0,822922 0,017639 0,145724 0

Kab. Serang 1 10 6 0,222095 0,793469 0,206468 0,125214 0

1 12 17 0,319117 0,775515 0,224412 0,187167 0

Kab. Tangerang 1 7 17 0,46483 0,654555 0,343394 0,193686 0

1 15 22 0,600557 0,652034 0,34523 0,305157 0

Kota Cilegon 0 13 16 0,487464 0,798049 0,201835 0,23184 1

1 9 9 0,365017 0,79416 0,20584 0,036653 1

Kota Serang 0 14 12 0,088613 0,773131 0,226557 0,096387 0

0 17 16 0,082706 0,821795 0,178205 0,127913 0

Kota Tangerang 1 2 7 0,406685 0,776403 0,223414 0,189715 1

1 8 13 0,47058 0,713737 0,286234 0,166879 1

Kota Tangerang

Selatan 1 16 17 0,53275 0,601886 0,396771 0,137935 0

0 8 11 0,591556 0,668208 0,33169 0,18665 1

Kab. Badung 1 3 6 2,619986 0,649044 0,268931 0,41609 0

0 24 21 3,530056 0,694261 0,301472 0,127366 0

Kab. Bangli 0 10 9 0,071404 0,860177 0,141159 0,145972 0

0 14 12 0,087657 0,903497 0,096503 0,128767 0

Kab. Buleleng 0 11 8 0,120964 0,867587 0,066392 0,134379 0

0 18 14 0,130455 0,86886 0,013189 0,162333 0

Kab. Gianyar 0 9 12 0,329395 0,877054 0,122797 0,19882 0

0 6 8 0,344885 0,840812 0,159187 0,170859 0

Kab. Jembrana 0 11 7 0,077974 0,744484 0,202511 0,146301 0

0 6 9 0,101452 0,788236 0,211735 0,144208 0

Kab. Karangasem 0 8 15 0,058457 0,68755 0,156225 0,105413 0

0 7 12 0,19393 0,822775 0,174236 0,148358 0

Kab. Klungkung 0 8 8 0,09078 0,862529 0,135621 0,17373 0

0 12 8 0,104799 0,903383 0,096305 0,205299 0

Page 173: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

156

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Tabanan 0 16 16 0,211429 0,86734 0,130599 0,19182 0

0 13 12 0,257948 0,889806 0,107485 0,18622 0

Kota Denpasar 1 7 13 0,601378 0,840012 0,159759 0,199098 0

1 8 5 0,743271 0,814891 0,165167 0,122226 0

Kab. Bima 0 12 11 0,030662 0,828083 0,170127 0,098865 0

0 11 19 0,060696 0,833344 0,165986 0,146359 0

Kab. Dompu 0 10 21 0,045178 0,819614 0,180263 0,048532 0

0 9 13 0,04338 0,810319 0,188957 0,152134 0

Kab. Lombok

Barat 0 13 7 0,125205 0,822031 0,175053 -0,01385 0

0 10 8 0,12891 0,843512 0,15629 0,167171 0

Kab. Lombok

Tengah 1 7 13 0,080947 0,822697 0,17684 0,132711 0

1 6 5 0,11114 0,706203 0,293496 0,174689 0

Kab. Lombok

Timur 0 14 10 0,075421 0,837136 0,159591 0,131922 0

0 11 14 0,073144 0,833705 0,162424 0,124275 0

Kab. Lombok

Utara 0 9 12 0,093429 0,671348 0,327199 0,025687 0

0 12 13 0,111632 0,67186 0,327705 0,19086 0

Kab. Sumbawa 1 4 12 0,077899 0,815464 0,184273 0,046717 0

1 5 12 0,076601 0,865586 0,169431 0,090353 0

Kab. Sumbawa

Barat 0 8 22 0,079138 0,71257 0,284225 -0,02007 0

0 11 27 0,062912 0,660757 0,338608 0,051448 0

Kota Bima 0 6 14 0,030662 0,828083 0,170127 0,098865 0

0 10 19 0,030099 0,803494 0,193851 0,11641 0

Kota Mataram 0 18 7 0,148805 0,839745 0,187953 0,112208 0

0 8 12 0,195571 0,795286 0,204127 0,146452 0

Kab. Ende 0 13 12 0,053818 0,823433 0,161328 0,158618 0

0 8 17 0,065317 0,864658 0,13487 0,072237 0

Kab. Flores Timur 0 15 14 0,053584 0,837871 0,158109 0,065071 0

0 14 16 0,04883 0,853864 0,138956 0,143636 0

Kab. Manggarai

Barat 0 17 16 0,058613 0,724433 0,000275 0,018485 0

0 14 31 0,068511 0,671498 0,295401 0,148375 0

Kab. Ngada 0 10 30 0,065376 0,743894 0,254892 0,004276 0

Page 174: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

157

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 14 10 0,06604 0,812903 0,185752 0,077065 0

Kab. Rote Ndao 0 10 21 0,044307 0,81407 0,180687 0,089184 0

0 18 20 0,037259 0,768435 0,228973 0,297316 0

Kab. Sabu Raijua 0 11 10 0,031622 0,543867 0,447547 0,050503 0

0 7 12 0,04006 0,681979 0,318021 0,24001 0

Kab. Sikka 0 9 20 0,08688 0,853666 0,131263 0,065219 0

0 9 19 0,087821 0,847993 0,149042 0,130108 0

Kab. Sumba Barat 0 13 19 0,059389 0,705288 0,293493 -0,06092 0

0 6 10 0,059621 0,706786 0,040205 0,145264 0

Kab. Sumba

Timur 0 13 15 0,068157 0,820183 0,175504 0,081332 0

0 10 13 0,061314 0,733891 0,266109 0,101212 0

Kab. Timor

Tengah Selatan 0 18 13 0,045529 0,845012 0,153065 0,059543 0

0 18 28 0,045275 0,809794 0,189231 0,168299 0

Kota Kupang 0 26 20 0,105602 0,91201 0,087325 0,142709 0

0 17 23 0,110142 0,87564 0,123955 0,172823 0

Kab. Bengkayang 0 10 14 0,032851 0,768809 0,202143 0,080661 0

0 9 8 0,036184 0,735341 0,236349 0,178089 0

Kab. Kapuas Hulu 0 10 6 0,036101 0,685856 0,310433 0,074938 0

0 6 12 0,030324 0,696782 0,299484 0,181467 0

Kab. Kayong

Utara 0 4 10 0,138744 0,658891 0,33772 0,217539 0

0 10 14 0,023838 0,634996 0,364603 0,034253 0

Kab. Ketapang 0 5 7 0,05986 0,69776 0,284939 0,130654 0

0 3 6 0,103965 0,697979 0,274364 0,216133 0

Kab. Kubu Raya 0 4 5 0,064182 0,717645 0,28219 0,069912 0

0 9 9 0,079733 0,713745 0,286255 0,204499 0

Kab. Landak 0 7 15 0,045242 0,682454 0,316373 0,096134 0

1 2 9 0,045745 0,644173 0,354942 0,207388 0

Kab. Melawi 0 8 22 0,023607 0,762419 0,235865 0,108981 0

0 11 13 0,031407 0,708353 0,291445 0,235696 0

Kab. Pontianak/

Mempawah 0 12 5 0,04759 0,745815 0,251684 0,046607 0

0 13 8 0,066783 0,774051 0,22365 0,152705 0

Kab. Sambas 0 5 1 0,052488 0,741761 0,253836 0,09268 0

Page 175: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

158

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 6 5 0,047055 0,743252 0,255584 0,180478 0

Kab. Sanggau 0 6 7 0,053086 0,733336 0,265596 0,139415 0

0 5 7 0,066208 0,758942 0,240358 0,147162 0

Kab. Sekadau 1 2 12 0,037793 0,732239 0,265995 0,137125 0

1 13 8 0,065861 0,652199 0,346562 0,161936 0

Kab. Sintang 1 5 7 0,057752 0,805536 0,190159 0,076735 0

1 5 10 0,066642 0,739853 0,259637 0,196377 0

Kota Pontianak 1 10 5 0,243243 0,697679 0,302151 0,171803 0

1 4 8 0,273847 0,655251 0,344721 0,15553 0

Kota Singkawang 0 10 8 0,078276 0,770127 0,225385 0,072772 0

0 5 5 0,086254 0,681008 0,318629 0,207326 0

Kab. Barito

Selatan 0 11 30 0,040787 0,748477 0,247711 0,138793 0

0 12 13 0,036918 0,738361 0,261102 0,105711 0

Kab. Barito Timur 0 19 15 0,032312 0,795755 0,199658 0,077161 0

0 20 23 0,025956 0,780965 0,212823 0,134267 0

Kab. Barito Utara 0 10 20 0,046333 0,735896 0,263664 0,101337 0

0 12 7 0,046578 0,72926 0,270419 0,196562 0

Kab. Gunung Mas 1 8 26 0,040434 0,691863 0,305831 0,071103 0

0 15 8 0,038985 0,689358 0,310474 0,169163 1

Kab. Kapuas 0 4 11 0,054223 0,766199 0,230199 0,138122 0

0 8 6 0,042945 0,751713 0,246418 0,123136 0

Kab. Lamandau 0 11 13 0,030621 0,663608 0,336257 0,050928 0

1 15 4 0,03525 0,663649 0,336351 0,150183 0

Kab. Murung

Raya 0 19 8 0,034033 0,622318 0,376425 0,18728 0

0 18 15 0,030341 0,643062 0,355732 0,10407 0

Kab. Pulang Pisau 0 11 15 0,033572 0,644895 0,351835 0,03231 0

0 15 14 0,028624 0,681303 0,317678 0,183238 0

Kab. Sukamara 1 12 12 0,034941 0,560768 0,433812 0,127042 0

1 5 11 0,035024 0,543032 0,456968 0,226785 0

Kab. Balangan 0 13 17 0,039511 0,608182 0,391818 0,295817 0

1 12 10 0,046891 0,603474 0,395939 0,001166 0

Kab. Banjar 0 18 12 0,13774 0,763826 0,234637 0,298178 0

1 6 3 0,184884 0,74306 0,256346 -0,00433 0

Kab. Barito Kuala 0 12 15 0,029948 0,718617 0,281044 0,212432 0

Page 176: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

159

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 8 12 0,041018 0,644384 0,355616 0,164145 0

Kab. Hulu Sungai

Selatan 0 7 9 0,060702 0,704935 0,294886 0,307415 0

1 12 8 0,068958 0,725803 0,274197 0,070216 0

Kab. Hulu Sungai

Tengah 0 9 7 0,055758 0,810532 0,188776 0,198818 0

1 6 7 0,064302 0,717736 0,280214 0,100287 0

Kab. Hulu Sungai

Utara 0 17 22 0,050512 0,753445 0,246555 0,259712 0

0 11 19 0,064117 0,758711 0,241289 0,105885 0

Kab. Kotabaru 0 8 11 0,05713 0,789871 0,206513 0,273438 0

0 12 8 0,097434 0,712192 0,241289 0,092527 0

Kab. Tabalong 0 17 27 0,048626 0,72701 0,271764 0,188792 0

0 21 19 0,04132 0,797456 0,201866 0,012117 0

Kab. Tanah

Bumbu 0 19 30 0,071953 0,688834 0,30944 0,294928 0

1 9 10 0,098811 0,615088 0,384027 -0,0528 0

Kab. Tanah Laut 0 11 14 0,082731 0,79713 0,202611 0,298263 0

1 16 15 0,101247 0,734746 0,265067 0,104537 0

Kab. Tapin 0 10 13 0,040826 0,684234 0,315372 0,253329 0

0 7 7 0,048426 0,653997 0,345547 0,016473 0

Kota Banjarbaru 0 8 19 0,09979 0,758432 0,230446 0,256389 0

0 16 17 0,120054 0,759686 0,240213 0,089782 0

Kota Banjarmasin 0 9 13 0,130526 0,833193 0,16675 0,283904 0

1 5 10 0,150031 0,747733 0,252267 0,072383 0

Kab. Berau 0 11 15 0,09428 0,550814 0,448576 0,159357 0

0 23 26 0,108634 0,598672 0,401328 -0,03698 0

Kab. Bulungan 0 10 16 0,052896 0,727097 0,227863 0,224582 0

0 9 16 0,066865 0,558418 0,415784 0,031572 0

Kab. Paser 0 10 20 0,042975 0,494127 0,503739 0,2491 0

1 7 11 0,059069 0,510493 0,48903 0,00114 0

Kab. Penajam

Paser Utara 0 10 11 0,029416 0,453483 0,546173 0,254493 0

0 23 19 0,042403 0,533873 0,466127 -0,11607 0

Kota Balikpapan 0 13 12 0,18984 0,731331 0,295657 0,222829 0

1 7 6 0,036238 0,55114 0,447834 0,09781 0

Page 177: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

160

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kota Bontang 0 9 11 0,074648 0,67454 0,324955 0,190136 0

0 11 13 0,105135 0,626652 0,372143 -0,05034 0

Kota Samarinda 0 8 6 0,162825 0,646414 0,352999 0,311698 0

0 9 10 0,209215 0,553752 0,446248 -0,05365 0

Kab. Malinau 0 10 13 0,052523 0,667197 0,332803 0,066587 0

0 13 17 0,060736 0,508781 0,491041 -0,0168 0

Kab. Nunukan 0 12 26 0,053495 0,611944 0,387617 0,149648 0

0 13 21 0,004055 0,492208 0,507697 0,012468 0

Kota Tarakan 1 9 9 0,060141 0,638543 0,358867 0,263413 0

1 13 17 0,076103 0,526033 0,471415 -0,07731 0

Kab. Bolaang

Mongondow 0 10 45 0,031162 0,814232 0,179156 0,078804 0

0 14 28 0,035392 0,81937 0,166132 0,112432 0

Kab. Bolaang

Mongondow

Selatan 0 16 30 0,031162 0,609148 0,390852 -0,12914 0

0 8 27 0,022032 0,581175 0,418825 0,171688 0

Kab. Bolaang

Mongondow

Timur 0 22 20 0,028382 0,640944 0,355893 -0,14898 0

1 16 14 0,026719 0,726998 0,273002 0,10798 0

Kab. Bolaang

Mongondow

Utara 0 15 37 0,020199 0,709951 0,289579 -0,15202 0

0 16 24 0,054832 0,61246 0,387035 0,160683 0

Kab. Kepulauan

Sangihe 0 16 32 0,025713 0,640944 0,186056 0,048694 0

0 10 23 0,054832 0,80468 0,173113 0,161232 0

Kab. Kepulauan

Talaud 0 16 23 0,023217 0,812583 0,17219 0,168221 0

0 20 18 0,018836 0,80147 0,196301 0,186531 0

Kab. Minahasa 0 8 30 0,018836 0,888543 0,110101 0,074898 0

0 13 20 0,023217 0,822748 0,176834 0,127223 0

Kab. Minahasa

Utara 0 7 23 0,012849 0,777667 0,216815 0,105913 0

0 22 31 0,071942 0,764608 0,235208 0,086065 0

Kota Bitung 1 17 20 0,054111 0,759334 0,239797 0,132347 0

Page 178: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

161

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

1 6 10 0,071942 0,748194 0,250938 0,172375 0

Kota Kotamobagu 0 9 33 0,074323 0,761706 0,237866 -0,07999 0

1 8 35 0,092547 0,730106 0,269894 0,181553 0

Kota Tomohon 0 13 31 0,02982 0,79365 0,197241 0,014613 1

1 6 18 0,031172 0,725779 0,274221 0,186986 1

Kab. Banggai 1 2 6 0,063517 0,80145 0,195658 0,103427 1

1 7 14 0,073565 0,787565 0,212435 0,171255 1

Kab. Banggai

Kepulauan 1 4 10 0,025712 0,675639 0,322632 0,074797 0

1 5 13 0,023918 0,677629 0,32211 0,142525 0

Kab. Buol 0 11 20 0,035465 0,793466 0,205557 -0,06808 1

0 7 16 0,056941 0,760246 0,24385 0,171799 1

Kab. Donggala 1 1 6 0,057648 0,771156 0,226746 0,003706 0

1 8 13 0,056032 0,739772 0,259235 0,181336 0

Kab. Morowali 1 7 13 0,041425 0,765 0,233368 0,159607 0

0 11 23 0,045871 0,766731 0,232217 0,162024 0

Kab. Parigi

Moutong 0 7 9 0,041545 0,777888 0,219465 0,079627 0

0 9 21 0,042267 0,787873 0,211804 0,141401 0

Kab. Poso 0 4 6 0,037837 0,799363 0,198078 0,038009 0

1 7 9 0,042671 0,829208 0,169716 0,135919 0

Kab. Sigi 1 4 11 0,020534 0,829208 0,210929 0,005136 0

0 10 21 0,02122 0,789953 0,207095 0,148619 0

Kab. Tojo Una-

Una 1 1 11 0,054108 0,655399 0,330877 0,091496 0

1 1 14 0,051147 0,730689 0,252404 0,129538 0

Kab. Tolitoli 0 5 12 0,035442 0,809071 0,184762 0,060525 0

0 3 14 0,036834 0,752411 0,245438 0,171534 0

Kota Palu 1 6 9 0,147374 0,850048 0,147514 0,193639 0

0 6 12 0,167377 0,762284 0,23669 0,162412 0

Kab. Bantaeng 0 12 9 0,048081 0,836363 0,162645 0,023156 0

0 15 6 0,047939 0,763408 0,234654 0,160104 0

Kab. Barru 0 8 12 0,06037 0,787709 0,212279 -0,00675 0

1 8 10 0,069121 0,812568 0,187329 0,155547 0

Kab. Bone 0 11 20 0,046704 0,796777 0,168938 0,116303 0

0 9 13 0,067753 0,824126 0,175433 0,162549 0

Page 179: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

162

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Bulukumba 1 10 10 0,035555 0,826686 0,136977 0,031726 0

0 12 8 0,046315 0,828263 0,171737 0,225264 0

Kab. Enrekang 0 17 16 0,034193 0,817226 0,180636 0,030552 0

0 23 20 0,035196 0,817719 0,180465 0,147517 0

Kab. Gowa 1 10 8 0,096718 0,825053 0,174947 0,087237 0

1 9 12 0,1167 0,744767 0,232855 0,178497 0

Kab. Jeneponto 0 23 22 0,024935 0,820012 0,176101 0,033037 0

0 21 16 0,024125 0,790029 0,208173 0,14687 0

Kab. Kep. Selayar 0 16 19 0,035884 0,818217 0,178251 0,065226 0

0 12 25 0,038894 0,737308 0,262187 0,202325 0

Kab. Luwu 0 16 21 0,045833 0,825406 0,174165 0,020683 0

0 18 7 0,046289 0,400086 0,099914 0,134817 0

Kab. Luwu Timur 1 9 6 0,165077 0,643474 0,356086 0,059327 0

0 16 16 0,180266 0,669119 0,330881 0,2173 0

Kab. Luwu Utara 0 12 11 0,060172 0,812427 0,186504 0,053765 0

1 21 15 0,054365 0,89088 0,210271 0,070848 0

Kab. Maros 0 13 16 0,092619 0,800016 0,199659 0,119631 0

1 3 5 0,101636 0,695745 0,30346 0,208143 0

Kab. Pangkajene

dan Kepulauan 1 10 20 0,111227 0,780938 0,218172 0,032335 0

1 8 14 0,12846 0,753335 0,245061 0,15911 0

Kab. Pinrang 0 12 14 0,042975 0,793752 0,204375 -0,00144 0

1 16 12 0,066328 0,824116 0,173271 0,134038 0

Kab. Sidenreng

Rappang 0 20 15 0,058189 0,855189 0,141427 0,061329 0

0 21 12 0,055253 0,824302 0,173959 0,197492 0

Kab. Sinjai 0 20 14 0,039493 0,830752 0,162566 0,039516 0

0 23 15 0,037795 0,826455 0,173074 0,16897 0

Kab. Soppeng 0 13 11 0,042437 0,868099 0,131509 0,001579 0

0 7 6 0,056699 0,811193 0,166973 0,119187 0

Kab. Takalar 0 16 14 0,057461 0,838609 0,156497 -0,00411 0

0 17 20 0,060363 0,848373 0,150902 0,225728 0

Kab. Tana Toraja 0 10 23 0,064263 0,739708 0,258925 0,150274 0

0 20 16 0,06414 0,800173 0,199478 0,139519 0

Kab. Toraja Utara 0 24 13 0,035422 0,732208 0,266346 0,036679 0

0 19 14 0,038995 0,730426 0,269452 0,225728 0

Page 180: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

163

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Kab. Wajo 1 14 15 0,067705 0,725283 0,248038 0,143361 0

0 16 21 0,760063 0,680389 0,159805 0,139519 0

Kota Makassar 0 8 21 0,324961 0,837437 0,162006 0,188079 0

0 18 23 0,356014 0,835567 0,158224 0,36589 0

Kota Palopo 0 10 8 0,075388 0,810805 0,186158 0,037052 0

0 15 9 0,095267 0,839864 0,160136 0,192728 0

Kota Pare-Pare 0 26 26 0,111716 0,83261 0,166926 0,072573 0

0 17 17 0,135483 0,829212 0,169348 0,150213 0

Kab. Bombana 0 12 34 0,049723 0,747644 0,252356 0,129991 0

1 9 21 0,045944 0,680885 0,318213 0,390051 0

Kab. Buton 0 7 14 0,030762 0,781595 0,218405 0,097612 0

1 17 15 0,029917 0,713861 0,25906 0,151325 0

Kab. Buton Utara 0 11 16 0,028643 0,565723 0,434277 0,098513 0

0 15 16 0,111477 0,526588 0,47302 0,191619 0

Kab. Kolaka 0 9 20 0,024546 0,772244 0,227183 0,158884 0

0 6 17 0,055861 0,786077 0,21185 0,099243 0

Kab. Kolaka

Utara 0 5 17 0,037363 0,658157 0,329398 0,208808 0

0 7 11 0,041253 0,614119 0,377929 0,191338 0

Kab. Konawe 0 7 17 0,030713 0,828295 0,171024 0,143094 0

0 8 14 0,029503 0,813864 0,182297 0,138395 0

Kab. Konawe

Selatan 0 6 17 0,027888 0,757797 0,241774 0,145311 0

0 10 18 0,03356 0,717632 0,280993 0,193161 0

Kab. Konawe

Utara 0 13 23 0,063642 0,674401 0,325036 0,24352 0

0 7 13 0,04262 0,627898 0,370289 0,141529 0

Kab. Muna 0 9 13 0,025466 0,785019 0,214876 0,137246 0

0 16 7 0,028169 0,766434 0,233566 0,179048 0

Kab. Wakatobi 0 10 26 0,044554 0,712761 0,283258 0,059059 0

0 6 13 0,040009 0,660481 0,319871 0,171714 0

Kota Baubau 0 6 31 0,052515 0,806912 0,193025 0,081182 0

0 5 21 0,058603 0,753221 0,246779 0,210211 0

Kota Kendari 0 11 23 0,106213 0,84404 0,155513 0,069591 0

1 7 13 0,116005 0,7681 0,231812 0,229055 0

Kab. Boalemo 0 7 8 0,061912 0,772181 0,225569 0,045315 0

Page 181: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

164

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

1 9 26 0,051903 0,706793 0,293207 0,202088 0

Kab. Bone

Bolango 0 6 11 0,038083 0,803721 0,195647 -0,01724 0

1 15 10 0,040425 0,725779 0,272776 0,236729 0

Kab. Gorontalo 1 3 20 0,077817 0,827394 0,172494 0,071806 0

1 11 10 0,081317 0,806408 0,193265 0,139746 0

Kab. Gorontalo

Utara 0 11 13 0,028275 0,678575 0,31577 -0,12308 0

0 6 12 0,027456 0,752002 0,247998 0,199953 0

Kab. Pohuwato 0 10 8 0,043903 0,802043 0,197957 -0,02424 0

1 4 13 0,070971 0,717441 0,2821 0,2259 0

Kota Gorontalo 0 8 27 0,167342 0,888412 0,109525 0,025857 0

0 12 14 0,169084 0,882678 0,116585 0,487657 0

Kab. Majene 0 16 17 0,031307 0,772208 0,226208 0,085462 0

0 14 17 0,038352 0,770263 0,228887 0,173096 0

Kab. Mamuju 1 11 21 0,050161 0,758371 0,23995 0,043306 0

1 15 12 0,042082 0,732536 0,266419 0,179236 0

Kab. Mamuju

Utara 0 13 31 0,029112 0,722165 0,277834 0,103952 0

0 17 18 0,033168 0,641537 0,342996 0,145317 0

Kab. Polewali

Mandar 0 10 23 0,041503 0,824301 0,175699 0,073828 0

0 15 21 0,039353 0,812441 0,187559 0,154408 0

Kab. Buru 0 18 18 0,019724 0,810202 0,184406 -0,01522 0

0 7 14 0,023047 0,800697 0,191501 0,091645 0

Kab. Maluku

Tengah 0 14 19 0,014236 0,869517 0,127715 0,088904 0

0 15 8 0,024612 0,781334 0,217751 0,174818 0

Kab. Maluku

Tenggara 0 23 37 0,034223 0,805261 0,193301 -0,00155 0

0 17 24 0,050894 0,794775 0,204844 0,222793 0

Kab. Maluku

Tenggara Barat 0 21 22 0,026378 0,8182 0,17794 -0,01016 0

0 22 18 0,039347 0,793079 0,206416 0,167252 0

Kota Tual 0 27 25 0,031993 0,710192 0,288859 -0,08252 0

0 13 35 0,030075 0,729779 0,212702 0,19234 0

Kab. Halmahera 0 16 28 0,011872 0,853645 0,140359 0,08698 0

Page 182: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

165

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Barat

0 9 17 0,020637 0,764554 0,232234 0,157649 0

Kab. Halmahera

Selatan 0 15 18 0,07 0,76125 0,235048 0,102126 0

0 8 23 0,05 0,796711 0,200154 0,028813 0

Kab. Halmahera

Tengah 0 8 10 0,03 0,670226 0,328905 0,025937 0

0 17 21 0,06 0,594526 0,405133 0,226093 0

Kab. Halmahera

Timur 0 15 14 0,14 0,652101 0,347397 0,011211 0

0 9 13 0,18 0,60631 0,392939 0,194429 0

Kab. Halmahera

Utara 0 11 22 0,24 0,726342 0,272368 0,090539 0

0 11 12 0,203083 0,748783 0,250482 0,050586 0

Kab. Kepulauan

Sula 0 11 13 0,03 0,670953 0,329047 0,013325 0

0 20 18 0,04 0,658962 0,34017 0,17397 0

Kab. Pulau

Morotai 0 23 24 0,01 0,647754 0,350904 0,114003 0

0 7 15 0,01 0,613431 0,386455 0,254696 0

Kota Ternate 0 9 12 0,06 0,795841 0,189205 0,089938 0

0 6 12 0,07 0,740585 0,248059 0,125701 0

Kota Tidore

Kepulauan 0 11 8 0,02 0,738963 0,260617 0,114589 0

0 5 9 0,03 0,696075 0,302257 0,111994 0

Kab. Asmat 0 7 21 0,026384 0,782677 0,213451 0,025448 0

1 6 17 0,032985 0,703268 0,292868 0,145186 1

Kab. Biak

Numfor 0 15 28 0,023968 0,836823 0,163177 0,116489 0

0 21 15 0,023432 0,867667 0,132333 0,09427 0

Kab. Jayapura 0 10 17 0,045246 0,798821 0,201179 0,059599 0

0 13 13 0,05115 0,809984 0,172049 0,148335 0

Kab. Jayawijaya 0 16 14 0,033757 0,725752 0,269866 -0,04716 0

0 21 18 0,035115 0,672613 0,327222 0,413688 0

Kab. Kepulauan

Yapen 0 18 25 0,023537 0,78735 0,211996 0,032431 0

0 19 12 0,032381 0,762536 0,236327 0,110788 0

Kab. Mappi 0 6 19 0,017536 0,758777 0,241223 0,034534 0

Page 183: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

166

Pemda X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

0 10 17 0,019837 0,718834 0,281166 0,104446 1

Kab. Merauke 0 13 15 0,07621 0,660521 0,339215 0,108364 0

0 8 13 0,064199 0,654118 0,344877 0,209853 0

Kab. Mimika 0 6 20 0,343024 0,74107 0,256893 0,037592 0

0 10 11 0,107571 0,762366 0,223605 0,061061 0

Kab. Nabire 0 9 17 0,028874 0,793121 0,205237 0,053292 0

0 13 16 0,023274 0,848133 0,145504 0,097909 0

Kab. Paniai 0 13 18 0,032479 0,69178 0,306637 0,004208 0

0 12 10 0,01087 0,770622 0,229378 0,004011 0

Kab. Pegunungan

Bintang 0 13 22 0,011716 0,703507 0,294844 0,087051 0

0 17 21 0,01357 0,704284 0,059176 0,300585 0

Kab. Puncak Jaya 0 17 17 0,005833 0,784405 0,157909 -0,007 0

0 19 7 0,006632 0,75454 0,17692 0,203841 0

Kab. Yahukimo 0 22 15 0,018027 0,810124 0,18943 0,11007 0

0 15 15 0,023806 0,785791 0,21393 0,148401 0

Kab. Yalimo 0 6 15 0,008272 0,534353 0,464662 -0,06049 0

0 7 9 0,004522 0,585956 0,412913 0,367435 0

Kota Jayapura 0 15 27 0,111567 0,782482 0,216888 0,179918 0

1 19 14 0,128631 0,755306 0,244331 0,187114 0

Kab. Kaimana 0 11 10 0,025646 0,696091 0,303734 0,070909 0

1 7 10 0,02401 0,679717 0,320199 0,181974 0

Page 184: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

167

Descriptives

[DataSet1]

Logistic Regression

[DataSet1]

Block 0: Beginning Block

Descriptive Statistics

844 0 1 ,27 ,444

844 0 30 10,75 4,709

844 1 45 13,31 6,386

844 ,00 3,53 ,1087 ,18790

844 ,40 ,94 ,7683 ,08319

844 ,00 ,55 ,2258 ,08375

844 -,15 ,49 ,1292 ,07534

844 0 1 ,05 ,225

844

op

spi

kuu

rk

rbo

rbm

rt

korup

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Case Processing Summary

844 100,0

0 ,0

844 100,0

0 ,0

844 100,0

Unweighted Casesa

Included in Analysis

Missing Cases

Total

Selected Cases

Unselected Cases

Total

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the total

number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0

1

Original Value

tdk korupsi

korupsi

Internal Value

Page 185: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

168

Iteration Historya,b,c

422,228 -1,787

357,415 -2,520

351,498 -2,827

351,391 -2,876

351,391 -2,877

351,391 -2,877

Iteration

1

2

3

4

5

6

Step

0

-2 Log

likelihood Constant

Coefficients

Constant is included in the model.a.

Initial -2 Log Likelihood: 351,391b.

Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than ,001.

c.

Classification Tablea,b

799 0 100,0

45 0 ,0

94,7

Observed

tdk korupsi

korupsi

korup

Overall Percentage

Step 0

tdk korupsi korupsi

korup Percentage

Correct

Predic ted

Constant is included in the model.a.

The cut value is ,500b.

Variables in the Equation

-2,877 ,153 352,538 1 ,000 ,056ConstantStep 0

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Page 186: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

169

Block 1: Method = Enter

Variables not in the Equation

2,793 1 ,095

,025 1 ,874

,205 1 ,651

12,697 1 ,000

,018 1 ,893

,007 1 ,933

,713 1 ,398

15,492 7 ,030

op

spi

kuu

rk

rbo

rbm

rt

Variables

Overall Statistics

Step

0

Score df Sig.

Iteration Historya,b,c,d

417,861 -1,849 ,104 -,001 ,006 ,561 -,106 -,123 ,145

349,780 -2,719 ,277 -,003 ,014 ,907 -,160 -,304 ,434

342,524 -3,232 ,466 -,006 ,022 1,043 -,134 -,478 ,776

342,310 -3,384 ,533 -,006 ,025 1,063 -,097 -,531 ,901

342,310 -3,393 ,536 -,007 ,025 1,064 -,093 -,533 ,908

342,310 -3,393 ,536 -,007 ,025 1,064 -,093 -,533 ,908

Iteration1

2

3

4

5

6

Step

1

-2 Log

likelihood Constant op spi kuu rk rbo rbm rt

Coefficients

Method: Entera.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 351,391c.

Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.d.

Omnibus Tests of Model Coefficients

9,081 7 ,247

9,081 7 ,247

9,081 7 ,247

Step

Block

Model

Step 1

Chi-square df Sig.

Page 187: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

170

Model Summary

342,310a ,011 ,031

Step1

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than ,001.

a.

Hosmer and Lemeshow Test

13,979 8 ,082

Step

1

Chi-square df Sig.

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

81 81,122 3 2,878 84

83 80,822 1 3,178 84

81 80,614 3 3,386 84

80 80,453 4 3,547 84

81 80,255 3 3,745 84

80 79,955 4 4,045 84

79 79,527 5 4,473 84

83 78,917 1 5,083 84

80 78,287 4 5,713 84

71 79,047 17 8,953 88

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Step

1

Observed Expected

korup = tdk korupsi

Observed Expected

korup = korupsi

Total

Classification Tablea

797 2 99,7

45 0 ,0

94,4

Observed

tdk korupsi

korupsi

korup

Overall Percentage

Step 1

tdk korupsi korupsi

korup Percentage

Correct

Predic ted

The cut value is ,500a.

Page 188: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

171

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

800 ô ô ó ó ó ó

F ó ó

R 600 ô ô

E ó ó

Q ó k ó

U ó t ó

E 400 ô t ô

Variables in the Equation

,536 ,343 2,440 1 ,118 1,709

-,007 ,035 ,034 1 ,853 ,993

,025 ,025 ,991 1 ,319 1,026

1,064 ,461 5,319 1 ,021 2,897

-,093 5,055 ,000 1 ,985 ,911

-,533 5,048 ,011 1 ,916 ,587

,908 2,077 ,191 1 ,662 2,478

-3,393 5,009 ,459 1 ,498 ,034

op

spi

kuu

rk

rbo

rbm

rt

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on s tep 1: op, spi, kuu, rk, rbo, rbm, rt.a.

Correlation Matrix

1,000 ,011 -,065 -,063 -,092 -,990 -,945 -,113

,011 1,000 ,179 ,212 -,104 -,055 -,088 -,011

-,065 ,179 1,000 -,283 -,112 -,006 ,039 ,054

-,063 ,212 -,283 1,000 ,046 ,023 -,050 ,044

-,092 -,104 -,112 ,046 1,000 ,103 ,076 -,209

-,990 -,055 -,006 ,023 ,103 1,000 ,924 ,052

-,945 -,088 ,039 -,050 ,076 ,924 1,000 ,054

-,113 -,011 ,054 ,044 -,209 ,052 ,054 1,000

Constant

op

spi

kuu

rk

rbo

rbm

rt

Step

1

Constant op spi kuu rk rbo rbm rt

Page 189: PENGARUH AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN … · Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 844 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

172

N ó t ó

C ó t ó

Y ó t ó

200 ô tt ô ó tt ó

ó ttt ó

ó tttk ó

Predicted òòòòòòòòòòòòòòôòòòòòòòòòòòòòòôòòòòòòòòòòòòòòôòòòòòòòòòòòòòòò

Prob: 0 ,25 ,5 ,75

1

Group:

ttttttttttttttttttttttttttttttkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Predicted Probability is of Membership for korupsi

The Cut Value is ,50

Symbols: t - tdk korupsi

k - korupsi

Each Symbol Represents 50 Cases.