laporan penelitian universitas nasionalrepository.unas.ac.id/844/1/laporan penelitian...

25
L U Karakteristik Re pada Generasi Dr. Ha U i LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONAL eproduksi Ayam Lokal Hasil i Satu Antara Ayam Arab Den Merawang Peneliti : arini Nurcahya Mariandayani, MS FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2020 Persilangan ngan Ayam Si

Upload: others

Post on 17-Jul-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

i

LAPORAN PENELITIANUNIVERSITAS NASIONAL

Karakteristik Reproduksi Ayam Lokal Hasil Persilangan

pada Generasi Satu Antara Ayam Arab Dengan Ayam

Merawang

Peneliti :

Dr. Harini Nurcahya Mariandayani, MSi

FAKULTAS BIOLOGIUNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA2020

i

LAPORAN PENELITIANUNIVERSITAS NASIONAL

Karakteristik Reproduksi Ayam Lokal Hasil Persilangan

pada Generasi Satu Antara Ayam Arab Dengan Ayam

Merawang

Peneliti :

Dr. Harini Nurcahya Mariandayani, MSi

FAKULTAS BIOLOGIUNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA2020

i

LAPORAN PENELITIANUNIVERSITAS NASIONAL

Karakteristik Reproduksi Ayam Lokal Hasil Persilangan

pada Generasi Satu Antara Ayam Arab Dengan Ayam

Merawang

Peneliti :

Dr. Harini Nurcahya Mariandayani, MSi

FAKULTAS BIOLOGIUNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA2020

Page 2: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya
Page 3: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

iii

ABSTRAK

Upaya perbaikan dan peningkatan pertumbuhan dan produktivitas ayam lokalkhususnya ayam kampung, ayam kedu dan ayam sentul tidak cukup hanya perbaikan pakandan manajemen pemeliharaan. Akan tetapi perlu dilakukan peningkatan mutu genetik melaluiseleksi dan persilangan dengan tetap mempertahankan sifat-sifat yang khas ayam lokaltersebut. Ayam arab dan ayam merawang merupakan salah satu contoh ayam lokal yangterdapat di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji karakteristikreproduksi ayam lokal hasil persilangan antara ayam merawang dan arab. Peubah yangdiamati adalah fertilitas, daya tetas, mortalitas embrio, dan rasio bobot DOC dengan bobottetas. Untuk mengetahui perbedaan setiap peubah pada persilangan yang berbeda, makadigunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa .karakteristik reproduksi persilanganayam tersebut berdasarkan parameter yang diamati memiliki sifat yang hampir sama .

Kata kunci: ayam arabmerawang,daya tetas, fertilitas, reproduksi.

.

Page 4: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. v

I PENDAHULUAN ………………………………………. 1

LatarBelakang ………………………………………… 1

Kerangkateoritis …………………………………. 1

Permasalahan ………………………………….. 2

Urgensipenelitian …………………………………. 2

Tujuanpenelitian …………………………………. 2

II. KAJIAN PUSTAKA …………………………………. 3

1 AyamLokal ………………………………………….. 3

2 Ayam Persilangan …………………………………… 4

3 Reproduksi Ayam ……………………………………………… 5

III METODE PENELITIAN ……………… ………………… 6

3,1. LokasidanWaktuPenelitian ………………………… 6

3.2 MateriPenelitian ……………………………………. 6

A. Ayam Lokal ………………………………….. 6

B. Penetasan Telur …………………………………. 6

C. Pemeliharaan …………………………………. 7

D. Pemberian pakan …………………………………. 7

3.3. Analisis Data ………………………………… 8

3.4 Peubah yang Diukur …………………………………… 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Fertilitas …………………………………………….. 10

B. Perhitungan Daya Tetas………………………………………….. 11

C. Mortalitas………………………………………………………… 12

D. Ratio Bobot DOC dengan Bobot Telur Tetas……………………. 13

Page 5: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

v

V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………. 14

VI, DAFTAR PUSTAKA ……………………………………. 15

Page 6: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1, Kandungan nutrisi pakan …………………………………… 7

2. Reproduksi hasil persilangan ayam arabmerawangdan merawangarab …….. ……………………………………… 10

Page 7: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Besarnya tingkat ketergantungan terhadap impor dalam industriayam ras

menjadi salah satu alasan kuat mengenai pentingnya pengembangan ayam lokal

dalam pembangunan peternakan ayam secara Nasional untuk mendukung

perwujudan kemandirian pangan. Hal ini dapat terwujud apabila terus dilakukan

penelitian yang mendukung pengembangan ayam lokal tanpa mempengaruhi

sumber genetik ayam lokal tersebut. .

Ayam lokalsebagai sumber daya genetik asli Indonesia, dapat

dikembangkan guna mendukung kemandirian penyediaan pangan sumber protein

hewani nasional, yang merupakan programpemerintah. Namun pertumbuhan dan

kualitas produksi ayam lokal cenderung masih rendah, karena masih diternakkan

secara tradisional khususnya di pedesaan. Selain itu juga masih banyak unggas

lokal yang belum dibudidayakan secara optimal.

Kerangka teoritis

Upaya perbaikan dan peningkatan pertumbuhan dan produktivitas ayam

lokal khususnya ayam arab, ayam merawang tidak cukup hanya perbaikan pakan

dan manajemen pemeliharaan. Akan tetapi perlu dilakukan peningkatan mutu

genetik melalui seleksi dan persilangan dengan tetap mempertahankan sifat-sifat

yang khas ayam lokal tersebut. Dengan dilaksnakannya persilangan diharapkan

dapat terjadi heterosis, yaitu anak ayam hasil dari persilngan dapat lebih tinggi

dari tetuanya.Oleh karena itu dengan adanyakaitan reproduksi ayam, maka perlu

dilakukan penelitian dengan mengukur parameter yang berhubungan dengan

reproduksi ayam.

Ayam persilangan merupakan ayam yang dikawinkan dengan harapan

dapat meningkatkan performa anak dengan kombinasi sifat baik yang dimiliki

tetua. Kelebihan tersebut dikenal dengan heterosis. Heterosis merupakan rataan

performa ternak hasil persilangan yang melebihi rataan tetua yang purebred

(Noor 2008).

Permasalahan

Sampai saat ini, masih banyak ternak– ternak lokal yang belum

dibudidayakan secara optimal. Salah satunya adalah ayam lokal. Ayam

merupakan salah satu jenis unggas penghasil telur dan daging yang mengandung

Page 8: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

2

protein tinggi. Hasil produksi ayamlokal sangat dibutuhkan untuk mencukupi

kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Ayam lokal memiliki kelebihan -

kelebihan antara lain memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan resisten

terhadap penyakit yang tinggi pula. Selain itu pengembangan ayam lokal dapat

menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan peternak di Indonesia. Telur

dan daging ayam lokal memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan telur dan

daging ayam broiler sehingga menjadikan ayam-ayam lokal ini layak untuk

dikembangkan dan dimanfaatkan.

Urgensi penelitian

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk dapat meningkatkan

produktivitas diantaranya dengan mengadakan seleksi dan persilangan pada

ayam lokal tersebut. Selanjutnya hasil penelitian mengenai persilangan dari

masing-masing ayam lokal yang mempunyai potensi untuk dikembangkan

tersebut dan diharapkan produktivitas ayam lokal meningkat.

Penelitian yang sudah dilaksanakan adalah mengenai karakteristik

reproduksi ayam yang meliputi fertilitas, daya tetas dan mortalitas. Organ

reproduksi dapat merupakan tempatcemaran mikrobiologi yang yang berasal dari

dalam telur.Oleh karena itu kualitas telur secara biologi yang meliputi aspek cemaran

mikrobiologi yang ada di dalam telur yang berasal dari dalam telur sebelum

dikeluarkan ataupun cemaran mikrobiologi ketika telur sudah dikeluarkan (Yuwanta

2010).Menurut Rukmana (2003)terdapat beberapa faktor yang memengaruhi

fertilitas telur diantaranya adalah : umur ayam, kesehatan ayam, ransum,

perkandangan, heritability, iklim, sperma dan hormon.Faktor-faktor yang

memengaruhi daya tetas yaitu kondisi induk,kondisi telur tetas, kondisi mesin

tetas, dan pengelolaan penetasan. Peningkatan fertilitas secara tidak langsung

akan meningkatkan daya tetas (Nuryani, 2000).

Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengkaji reproduksi ayam hasil persilangan

antara ayam Merawangarab Merawangarab (MAMA); Merawang Arab

Merawang (MAM); Arabmerawang Arabmerawang (AMAM) dan Merawang

Merawangarab(MMA).

Page 9: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

3

II. KAJIAN PUSTAKA

1. Ayam Lokal.

Ayam lokal memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi bibit unggul

dalam upaya menunjang ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan

petani. Di Indonesia dilaporkan terdapat 32 jenis ayam lokal (ecotype) dan

masing-masing jenis memiliki keunggulan tersendiri (Nuraini dkk, 2016). Ayam

Arab (Gallus turcicus) merupakan salah satu ayam buras yang berasal dari Belgia

yang mampu bereproduksi dengan pakan seadanya. Ayam ini bersifat gesit, aktif

dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Ayam ini termasuk salah satu jenis

ayam petelur yang cukup potensial karena produksi telurnya tinggi menyerupai

produktivitas ayam ras petelur dan memiliki karakteristik telur yang menyerupai

ayam kampung. Ayam arab memiliki keunggulan semua sifat yang ada pada

ayam buras, seperti tahan penyakit, konsumsi ransum yang rendah, serta mudah

dipelihara dan juga tidak mempunyai sifat mengeram. Ayam Arab yang dikenal

dimasyarakat ada dua jenis yaitu ayamArab putih (Silver) dan merah

(Gold).Ayam Arab Silver mempunyai ciri-ciri warna bulu putih bertotol-totol

hitam,dan di bagian kaki terdapat pigmen berwarna hitam, sedangkan ayam Arab

Gold mempunyai ciri-ciri warna bulu merah keemasan dan bertotol-totol hitamdi

bagian sayap. Menurut Achmanu dan Muharlien (2011 dalam Yumma, 2014),

ayam Arab berasal dari bangsa yang sama akan tetapi strain/galur berbeda.

Bangsa adalah suatu kelompok ternak ayam yang memiliki persamaan dalam

bentuk morphologis, sifat-sifat physiologis dan bentuk anatomi. Strain/galur

merupakan hasil seleksi dari breeding untuk tujuan tertentu seperti komersial

atau nilai ekonomi..

Diantara sekian banyak ayam lokal yang ada di Indonesia beberapa galur yang

dicoba untuk dikembangkan adalah ayam Lurik,Merawang dan Komering. Ayam

Lurik merupakan ayam lokal potensial untuk dikembangkan sebagai ayam tipe

petelur . Persilangan ayam Lurik dengan Merawang mempunyai produktivitas

yang lebih baiK dibandingkan persilangan ayam Lurik dengan Komering dan

ayam Merawang dengan Komering. (Depison, 2016). Ayam Merawang

merupakan salah satu ayam lokal yang berasal dari Pulau Bangka.

Pertumbuhannya relative cepat dibandingkan ayam lurik, namun produksi telur

lebih rendah dari ayam lurik (BPT-HMT Sembawa, 2001).

Page 10: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

4

Ayam Merawang merupakan salah satu ayam lokal (ecotype) Indonesia yang

berasal spesies Gallus-gallus, family Phasianidae (Nataamijaya 2010). Pertama

kali ayam Merawang dibawa oleh penambang timah dari daratan Cina ke

Indonesia pada masa penjajahan Belanda sekitar 300 tahun lalu. Dalam

perkembangannya ayam ini sudah beradaptasi di daerah setempat sehingga ayam

Merawang menjadi ayam lokal yang berasal dari Desa Merawang Kecamatan

Merawang Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dan

merupakan sumber genetik serta aset masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang sangat potensial untuk dikembangbiakkan baik dalam skala kecil

ataupun komersial sehingga dapat membantu pemenuhan protein hewani secara

mandiri serta meningkatkan pendapatan petani. Ayam Merawang sangat

potensial untuk dikembangkan sebagai ayam dwiguna penghasil telur dan daging

(Hasnelly et al., 2006). Disisi lain jenis ayam ini memiliki nilai estetika yang

tinggi, khususnya untuk masyarakat Tionghoa yang masih mayoritas di

Kepulauan Bangka.

2. Ayam Persilangan.

Ayam persilangan merupakan ayam yang dikawinkan dengan harapan

dapat meningkatkan performa anak dengan kombinasi sifat baik yang dimiliki

tetua. Kelebihan tersebut dikenal dengan heterosis. Heterosis merupakan rataan

performa ternak hasil persilangan yang melebihi rataan tetua yang purebred

(Noor 2008).

Persilangan ternak yang tergolong silang luar yaitu persilangan antargalur

(linebreeding), persilangan antarbreed, dan persilangan antarspesies. Persilangan

antarbreed (crossbreeding) merupakan persilangan yang biasa dilakukan

peternak. Persilangan crossbreeding dapat menampilkan performa yang lebih

baik dari rataan performa tetuanya untuk sifat-sifat tertentu. Silang luar

cenderung dapat meningkatkan proporsi gen-gen heterozigot (Noor 2008).

adalah produksi telurnya, dengan produksi 123.9 butir tahunˉˡ (Diwyanto

2007).

Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki mutu genetik dengan

melalui proses seleksi dan perkawinan silang sudah banyak dilakukan oleh para

peneliti. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kedua proses tersebut mampu

memperbaiki produktivitas ayam lokal menjadi lebih tinggi (Sartika et al, 2000,

Iskandar, 2005). Demikian pula penelitian yang telah dilakukan Sopian (2014)

Page 11: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

5

rataan bobot badan persilangan ayam sentul dan ayam kampung pada umur 12

minggu mencapai 1009 g. Sedangkan penelitian yang sudah dilakukan oleh

pengusul (Nurcahya, 2015) dan sudah dilaporkan adalah mengenai hasil

persilangan ayam SK (Sentul Kampung) dengan Kedu dan resiprokalnya

(persilangan kebalikan dari peesilangan yang ada). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa persilangan SK dengan Kedu mencapai 1077 g, lebih tinggi dibandingkan

dengan persilangan SK sebesar 1009 g pada umur 12 minggu. Penelitian ini juga

memunculkan efek heterosis pada bobot badan, yaitu pada ayam SKKedu dan

KeduSK lebih besar dibandingkan dengan tetuanya pada umur yang sama.

Hasil persilangan ternak yang tidak memiliki hubungan keluarga maka

keturunannya akan cenderung menampilkan performa yang lebih baik dari rataan

performa tetuanya. Hal ini disebut dengan hybridvigor yang dapat diukur secara

kuantitatif yang disebut dengan heterosis. Selanjutnya heterosis dikatakan ada

jika rataan performa hasil persilangan melebihi rataan tetua yang purebreed

(Noor, 2008). Selanjutnya dinyatakan bahwa perkawinan silang biasanya

dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan heterozigositas dan

mengkombinasikan sifat-sifat baik antara bangsa yang berbeda. Hasil penelitian

persilangan antara ayam lokal dan ayam eksotik menunjukkan bahwa bobot

badan dan pertumbuhan pada ayam jantan lebih tinggi dibandingkan dengan

ayam betina. Ditambahkan bahwa persilangan antara ayam lokal dan ayam

eksotik dapat menjadi strategi untuk meningkatkan performa pertumbuhan pada

ayam lokal (Patrick dan Packedi, 2013).

3. Reproduksi Ayam.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ayam sentul memiliki sifat

unggul dalam memproduksi telur dibandingkan ayam lokal lainnya. Menurut

Baktiningsih et al. (2013) produksi telur ayam sentul abu sebesar 43.64 %, sentul

batu 45.91%, sentul debu 33.03%, sentul geni 29.86%, dan sentul emas 24.28%.

Menurut Darwati (2000) produksi telur ayam kampung sebesar 33.80%. Ayam

kedu hitam pada umur 12 minggu dapat mencapai hen dayproduction 40%

(Nataamijaya 2008). Oleh karena itu, persilangan ayamkeduSK dan SKkedu

dengan resiprokalnya diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang lebih baik

dari tetuanya yaitu ayam sentul, ayam kampung, dan ayam kedu hitam.

Reproduksi ayam diantaranya meliputi fertilita, daya tetas, dan

mortalitas.Fertilitas telur adalah kemampuan untuk melahirkan seekor ayam dari

telur. Hal ini terutama untuk menentukan jumlah telur yang frtil untuk terus

ditetaskan. Sedangkan yang tidak fertile atau tidak bertunas harus disingkirkan

Page 12: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

6

karena tidak berguna dalam proses penetasan. Berdasarkan Islam et al. (2002)

fertilitas adalah sifat yang diwariskan dari tetua kepada keturunannnya yang

bervariasi diantara bangsa, varietas, dan individu dalam satu bangsa maupun

varietas. Daya tetas adalah kemampuan untuk menetas dari telur fertil yang

dihasilkan oleh induk pada proses inkubasi selama penetasan. Menurut Nuryati et

al. (2000) daya tetas dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu kondisi induk,kondisi

telur tetas, kondisi mesin tetas, dan pengelolaan penetasan. Peningkatan fertilitas

secara tidak langsung akan meningkatkan daya tetas (Yassin et al. 2005),

begitupun sebaliknya jika terjadi penurunan fertilitas akan menurunkan daya

tetas.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

7

III. METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kandang Laboratorium Lapang Pemuliaan

dan Genetika ternak Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2019 sampai dengan bulan

Juli 2019.

3.2 Materi penelitian

A. Ayam lokal

Jumlah ayam yang digunakan untuk mengkaji karakteristik reproduksi

digunakan ayam betina sebanyak 19 ekor yang terdiri dari jenis MAMA,

AMAM, MMA, MAM, dan AMA.

Ayam DOC yang digunakan yaitu disesuaikan dengan jumlah telur yang

menetas dari mesin tetas dari 7 periode penetasan. Adapun pakan yang

digunakan yaitu pakan komersialdari PT. Charoen Pokhphan Indonesia Tbk.

jenis 511 BRAVO, dedak padi, dan vitachick. Nutrisi pakan yang digunakan

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kandungan nutrisi pakanNutrisi Campuran Pakan Komersial petelur (60%)

dengan dedak padi (40%)Abu (%) 12.10Protein Kasar (%) 14.85Serat Kasar (%) 5.77Lemak Kasar (%) 3.57Kalsium (%) 1.37Fosfor (%) 0.94*Analisis pakan dari Laboratorium PAU, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi,Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, IPB (2018).

B. Penetasan Telur

Telur hasil perkawinan ayam persilangan diambil dan dikumpulkan setiap

hari dan dimasukkan ke dalam mesin tetas seminggu sekali. Setelah 21 hari, telur

Page 14: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

8

akan menetas.DOC yang baru menetas kemudian dipasang wingband dan diukur

bobot badannya.

C. Pemeliharaan

Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan menyiapkan kandang dan

membersihkannya dengan sapu (lidi/ijuk).Selanjutnya menyiapkan pembatas

sekat, lampu, tempat minum dan tempat pakan untuk ayam DOC.

Pemeliharaan ayam persilangan yang berumur 0-4 minggu dilakukan

pada brooder dengan dibuat sekat sehingga menjadi 4 bagian kandang

kecil.Sekat kandang kecil antar kelompok ayam dibedakan berdasarkan ulangan

penetasan yang terjadi seminggu sekali dan juga telah dipisahkan berdasarkan

jenis ayam.Saat ayam berumur 0 – 7 hari di air minumnya ditambahkan vitacick

dan diberikan juga setelah selesai dilakukan pengukuran untuk menghindari

stres.Ketika ayam berumur 5 minggu, ayam dipisahkan berdasarkan jenis

kelamin dan jenis ayam dan ditempatkan ke dalam kandang bambu.

D. Pemberian Pakan

Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Air minum diberikan ad

libitum selama pemeliharaan. Pakan komersial untuk ayam fase starter berbentuk

crumble diberikan pada anak ayam umur sehari (DOC) sampai umur 3 minggu.

Ayam berumur 4 minggu diberikan campuran pakan komersial dengan

dedak dengan perbandingan pakan komersial:dedak yaitu 80:20. Ayam umur 5

sampai 12 minggu diberikan campuran pakan komersial dengan dedak dengan

perbandingan pakan komersial:dedak yaitu 60:40.

3.3. Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif dengan mengetahui rataan (x),

simpangan baku (SD) dan koefisien keragaman. Uji t digunakan untuk

mengetahui perbedaan rataan fertilitas, daya tetas, mortalitas embrio, dan rasio

bobot DOCdengan bobot telur tetas persilangan ayam pelung ras pedaging sentul

kampung.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

9

Rumus uji t adalah sebagai berikut (Walpole 1993).

Keterangan:̅ = rataan sampel 1 s1 = simpangan baku 1̅ = rataan sampe 2 s2 = simpangan baku 2µ1 = rataan populasi 1 n1 = jumlah sampel 1µ2 = rataan populasi 2 n2 = jumlah sampel 2

Rumus analisis regresi sebagai berikut

Y = a + bX

Keterangan : Y = variabel dependen a = konstantab = koefisien variabel x X = varibel

independen

Rumus yang dipergunakan untuk menghitung Koefisien Korelasi Sederhanaadalah sebagai berikut :(Rumus ini disebut juga dengan Pearson Product Moment)

r = nΣxy – (Σx) (Σy). √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

Dimana :

n = Banyaknya Pasangan data X dan YΣx = Total Jumlah dari Variabel XΣy = Total Jumlah dari Variabel YΣx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel XΣy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel YΣxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y

3.4. Peubah yang diamati

Karakteristik Reproduksi

1.Fertilitas = 100%

2. Daya tetas = 100%

3. Mortalitas embrio (%) = Fertilitas (%) – Daya tetas (%) ; dan

4. Rasio bobot DOC dengan bobot telur tetas.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran dan karakteristik reproduksitelur ayam dari hasil persilangan

antara aym arabmerawang (AM) dengan ayam merawangarab (MA). Terter pada

Tabel 3. Adapunpeubah yang diamati adalah fertilitias telur, daya tetas telur,

rasio bobot DOC dengan bobot telur tetasdan mortalitasnya

Tabel 2 Reproduksi hasil persilangan ayam arabmerawang dan merawangarab

Rataan±sb (kk) % ReproduksiJenis Ayam

Fertiltas Daya Tetas MortalitasRasio bobotDOC denganbobot telur

MAMA 100.00±0.00(0.00)

49.84±20.14 (40.40) 50.16± 20.14(40.14)

65.04±5.343(8.21)

AMAM 100.00±0.00(0.00)

54.72±21.77(39.79) 45.28± 21.77(48.09)

63.83±6.76(10.59)

MMA 100.00±0.00(0.00)

53.97±22.78 (42.22) 46.03±22.78(49.50)

62.32±5.10(8.18)

MAM 100.00±0.00(0.00)

42.02±21.42 (50.98) 57.98± 21.42(36.94)

64.18±7.27(11.33)

MAMA:Merawangarab-merawangarab;AMAM:Arabmerawang-arabmerawang;MMA:Merawang- arabmerawang; MAM: Merawangarab-merawang;sb:simpangan baku; kk: koefisien keragaman; angka yang disertai huruf kecil berbeda pada kolomyang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05)

A. Perhitungan Fertilitas

Perihitunganfertilitas telur berdasarkan pada jumlah telur yang fertil

kemudian dibagi dengan jumlah teluryang ditetaskan.Dari hasil analisis statistik

ternyata menunjukkan bahwa persilangan antara ayam merawang arab dan

arabmerawang tidak berpengaruh secara nyata (P>0.05) terhadap fertilitas telur.

Beberapa faktor yang sangat memengaruhi diantaranya adalah sistem

perkawinan, pakan,perbandingan jantan betina saat perkawinan, manajemen telur

sebelum masuk mesin tetas termasuk pemilihan bobot telur tetas dan

penyimpanan telur tetas, nisbah ayam jantan dan betina ( Rukmana 2003). D ini

alam penelitian ini yang merupakan hasil persilangan dengan ratio jantan dan

betina adalah 1:2. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widayanti (2018) bahwa

apabila rasio jantan dan betinasemakin tinggi maka fertilitas juga akan semakin

meningkat. Penjelasannya adalah disebabkan adanya intensitas perkawinan yang

lebih sering dilakukan oleh ayam.Hasil penelitian Widayanti (2018)

Page 17: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

11

menunjukkan bahwa fertilitas yang dihasilkan dari ke empat jenis persilangan ini

yaitu AMAM; MMA; MAMA dan MAMlebih tinggi bila dibandingkan dengan

tetuanya yaitu M; A;, MA dan AM.

Hasil perhitungan rataan daya tetas pada persilangan ayam ini yaitu AMAM;

MMA; MAMA dan MAM dengan masing-masing dari yang tertinggi sampai

yang terendah adalah 54.72; 53.97; 49.84 dan 42.02. Hasil penelitan tentang

daya tetas dari ke empat jenis persilangan ini menunjukkan hasil yang lebih

rendah apabila dibandingkan dengan tetuanya yaitu M; A; MA dan AM menurt

hasil penelitian Widayanti (2018). Daya tetas ini dipengaruhi oleh beberapa

Faktor-diantaranya adalah pada mesin penetasannya.

B. Perhitungan Daya Tetas

. Dalam penetasan, suhu yang baik berkisar antara 36-37ºC ddengan

kelembaban yang berkisar diantara 55-60% untuk penetasan dari telur ayam

kampung (Rasyaf, 1998).

Dalam pemelitian ini, rata-rata suhu dan kelembaban setter yang digunakan

berkisar antara 35.5oC-37.4oC dan 55% - 66%.Rataan suhu hatcher yaitu 36.48

ºC dengan kelembaban 63%. Sedangkan untuk perkembangan embrio yang

optimal yaitu pada suhu 37-39 ºC dengan kelembaban sekitar 60% dan sebesar

70% selama 3 hari terakhir penetasan.Hasil penelitian ini menunjukkan

rendahnya daya tetas adalah disebabkan karena keadaan suhu dan kelembaban

dari mesin penetas yang kurang optimalNingtyas (2013).

Pelaksanaan koleksi telur pada penelitian ini yaitu dikoleksi atau

dikumpulkan selama 7 hari sebelum dimasukkan kedalam mesin tetas. Karena

penyimpanan telur selama 7 hari tersebut, maka hal ini dapat memengaruhi daya

tetas seperti yang dinyatakan Zakaria (2010) bahwa lama penyimpanan telur

selama 6 hari sudah dapat memengaruhi daya tetas sampai dengan sebesar

13.30%-26.67%. Kelembaban yang rendah saat proses penetasan mengakibatkan

embrio ayam mengalami dehidrasi kemudian melemah, sehingga ayam kesulitan

keluar dari dalam kerabang walaupun sudah pipping. Selain itu embrio ayam

sudah mati saat dehidrasi akut sehingga tidak sampai pada tahap pipping.(Putri

2014)

C. Perhitungan Mortalitas

Mortalitas adalah persentase jumlah telur yang tidak menetas dari total

telur yang fertil. Mortalitas dapat diketahui setelah dilakukan peneropongan

Page 18: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

12

(candling)dan telur yang tidak menetas selama proses penetasan. Mortalitas yang

paling tinggi dalam penelitian ini yaitu terdapat pada ayam jenis MAM sebesar

57.98 sedangkan mortalitas yang paling rendah yaitu ayam jenis AMAM sebesar

45.28.

Mortalitas telur secara nyatadipengaruhi (P<0,05) oleh lama

penyimpanantelur. Analisis statistik menunjukkan bahwa lama penyimpanan

telur 1 dan 3 hari memiliki mortalitas yang nyata lebih rendah dibanding lama

penyimpanan telur selama 5 dan 7 hari. Mortalitas telur berbanding terbalik

dengan daya tetas telur. Semakin tinggi daya tetas telur, maka mortalitas semakin

rendah, demikian sebaliknya (Astriana et al. 2017).Mortalitas embrio yang

terjadi pada penelitian ini terdapat pada fase akhir penetasan yaitu pengeraman

telur hari ke-18 hingga hari ke-21.Hal ini disebabkan suhu dan kelembaban

mesin yang kurang optimal. Jika dibandingkan dengan tetua nya yaitu M; A; MA

dan AM dengan kisaran 20.49-49.20 pada penelitian Widayanti (2018),

mortalitas embrio dari keempat jenis persilangan tersebut tergolong lebih tinggi

yaitu kisaran 45.28-57.98.Mortalitas ayam idealnya tidak melebihi angka 10%.

Tingginya mortalitas embrio disebabkan kelembaban yang rendah pada saat

penetasan yaitu berkisar 56%-59.5%. Menurut Ensminger et al. (2004)

kelembaban yang baikpada minggu ketiga yaitu 70%. Daulay et al. (2008)

menjelaskan jika kelembaban tidak optimal maka embrio tidak akan mampu

memecahkan kerabang yang terlalu keras. Septiwan (2007) menyatakan selama

21 hari dalam mesin tetas, embrio dalam telur seharusnya terus berkembang

setiap hari menjadi seekor anak ayam.

D. Rasio Bobot DOC dengan Bobot Telur Tetas

Rasio bobot DOC dengan bobot telur tetas merupakan perbandingan bobot

DOC dengan bobot telur tetas. Rataan rasio bobot DOC dengan bobot telur tetas

dari yang tertinggi hingga yang terendah pada persilangan ayam ini yaitu,

MAMA; MAM; AMAM dan MMA dengan masing-masing 65.04; 64.18; 63.83

dan 62.32. Hermawan (2000) menyatakan bahwa adahubungan yang sangat

nyata antara bobot telur dengan bobot tetas, semakin tinggi bobot telur yang

ditetaskan akan menghasilkan bobot tetas yang lebih besar.

Selain dari bobot telur, bobot tetas juga dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti suhu dan kelembaban mesin tetas, pakan, genetik dan juga

Page 19: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

13

lingkungan.Lasminidan Heriyati (1992) menyatakan bahwa,faktor-faktor yang

mempengaruhi bobot tetas adalah genetik, pakan, berat telur dan

lingkungan.Nuryati et al. (2000) menyatakan bahwa suhu yang terlalu tinggi dan

kelembaban terlalu rendah dapat menyebabkan bobot tetas dihasilkan menurun.

Pada penelitian ini ratio bobot DOC dengan bobot tetas yang paling tinggi adalah

ayam MAMA sedangkan yang paling rendah adalah ayam MMA. Jika

dibandingkan dengan tetua nya yaitu M; A; MA dan AM padapenelitian

widayanti (2018) tidak berbeda nyata (P>0.05).

Page 20: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil perhitungan karakteristikreproduksi antar ayam persilangan menunjullan hasil yang hampir sama.

Saran

Persilangan ayam arabmerawang dan merawangarab baik untukdikembangkan pada masyarakat. Penelitian lanjutan diperlukan mengenaipengujian kualitas telur berdasarkan kantung udara dan perbaikan manajemenpenetasan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

15

.Astriana N, Hamdan H. 2017. Pengaruh lama penyimpanan terhadap fertilitas

dan daya tetas telur ayam kampung persilangan. Kendari (ID) :Universitas Halu Oleo.

Depison, 2006 Evaluasi Hasil Persilangan Ayam Lurik, Ayam Merawang danAyam Komering. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Nopember,2006, Vol. IX. No.4.

Diwyanto K, Prijono SN. 2007. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati AyamLokal Indonesia. Jakarta (ID): LIPI Pr.

Hardjosubroto W. 1998. Pengantar Genetika Hewan. Yogyakarta (ID):Universitas Gadjah Mada Pr.

Hardjosubroto W, Atmodjo SP. 1977. Performa dari ayam kampung dan ayamkedu. Prosiding seminar pertama tetang ilmu dan industriperunggasan. Bogor(ID): Pusat penelitian dan perkembangan Bogor.

Hasnelly Z. dan Rafida ArmayantI 2015.Performans Ayam Merawang BetinaDewasa Berdasarkan Karakter Kualitatif Dan UkuranukuranTubuh Sebagai Bibit Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi DalamMendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing 69

Herren R. 2000. The Science of Animal Agriculture. Ed ke-2. New York (US):Delmar.

Herlina B, Karyono T, Novita R, Novantoro P. 2016. Pengaruh lamapenyimpanan telur ayam merawang (Gallus gallus) terhadap daya tetas.Jurnal Sains Peternakan Indonesia 11(1):48-57.

Hermawan A. 2000. Pengaruh bobot dan indeks telur terhadap jenis kelaminanak ayam kampung saat menetas [skripsi].Bogor (ID) : Institut PertanianBogor

Noor RR. 2008. Genetika Ternak. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Ed ke-4.London (ENG): Chapman and Hall.

Iskandar S, Resnawati H, Zaenuddin D, Gunawan B. 1999. Pengaruh duaperiode starter dan protein ransum yang berbeda pada pertumbuhanayam silangan (pelung X kampung). Prosiding Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner. Bogor (ID): Pusat Penelitian danPengembangan Peternakan IPB.

lskandar S, Setioko AR, Sopiana S, Saefudin Y, Suharto, Dirdjopratono W.2004. Keberadaan dan karakter ayam pelung, kedu dan sentul di lokasiasal [Proceeding]. Seminar Nasional Klinik Teknologi PertanianSebagai Basis Pertumbuhan Usaha Agribisnis Menuju Petani NelayanMandiri, Manado.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

16

Iskandar S, Susanti T, Sopiyana S, Suawarman K, Sartika D, Nenny, Wahyu E.2005. Identifikasi dan inventarisasi induk-induk petelur dan pedagingunggul dalam upaya pembentukan nucleus ayam sentul unggul di mitrakerjasama. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Lawrence TLJ dan Fowler VR. 1997. Growth of Farm Animals. Ed ke-2.London(ENG): CABI Publishing.

Nataamijaya AG. 2005. Karakteristik penampilan pola warna bulu, kulit, sisikdan paruh ayam pelung di Garut dan ayam sentul di Ciamis. Bogor (ID):Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Nataamijaya AG. 2008. Karakteristik dan produktivitajs ayam kedu hitam.Bulletin Plasma Nutfah XIV(2).

Nuraini1, Zikril Hidayat1, Adrial. 2016 Produksi dan Karakteristik Telur AyamMerawang dengan Sistem Pemeliharaan Secara Intensif di KebunPercobaan Petaling Kepulauan Bangka Belitung. Prosiding SeminarNasional Inovasi Teknologi PertanianBanjarbaru, 20 Juli 2016.

Nurhayati A. 2001. Studi fenotip ayam sentul di Kecamatan Cipaku KabupatenCiamis Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nuryati T, Sutarto, Khanim M, Hardjosworo PS. 2000. Sukses MenetaskanTelur.Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Sartika T, Gunawan B, Murtiyeni. 1999. Seleksi Generasi Pertama (G1) untukmengurangi sifat mengeram dan meningkatkan produksi telur ayamlokal. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor(ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan IPB.

Sarwono B. 2001. Beternak Ayam Buras. Jakarta(ID): Penebar Swadaya.

Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID): Gadjah MadaUniversity Pr.

Sodak, Juliana F. 2011. Karakteristik fisik dan kimia telur ayam arab pada duapeternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Skripsi. InstitutPertanian Bogor.

Sulandari S, Zein MSA, Payanti S, Sartika T, Astuti M, Widyastuti T, Sujana E,Darana S, Setiawan I, Garnida D. 2007. Keanekaragaman Sumber DayaHayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Bogor (ID): PusatPenelitian Biologi. Lembaga Pengetahuan Ilmu Indonesia.

WaggonerB,HutchinsonJB.2001.Aves:MoreonMorphology.http://www.ucmp.berkely.edu/diapsids/bird/birdmm.html. [14 November 2014].

Page 23: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

17

Wahju J. 1997. IlmuNutrisiUnggas. Ed ke-4. Yogyakarta (ID): Universitas GajahMada Pr.

Wahyu J. 1984. Penuntun Praktis Beternak Ayam. Bogor (ID): Institut PertanianBogor Pr.

Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta(ID): Gramedia Pustaka Utama.

Yassin RF, Imam Rahayu HS, Darwati S. 2005. Sifat reproduksi persilanganantara ayam pelung-merawang dan merawang-pelung dan dengantetuannya. J Pengem Petern Trop. 1(1): 165- 172

Evaluasi Hasil Persilangan Ayam Lurik, Ayam Merawangdan Ayam Komering

Yumna MH, Achmanu Zakaria dan V. M. Ani Nurgiartiningsih,2014.Kuantitas dan kualitas telur ayam arab (Gallus turcicus) silverdan gold Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 19 – 24 ISSN: 0852-3581.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

18

Page 25: LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS NASIONALrepository.unas.ac.id/844/1/LAPORAN PENELITIAN MANDIRI...Menurut Rukmana (2003 )terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fertilitas telur diantaranya

19