pengaruh aktivitas fisik submaksimal selama 30 menit terhadap perubahan tekanan darah pada orang...

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat secara luas, terbukti dari bertumbuhnya pusat-pusat olahraga serta dipenuhinya ruang-ruang publik pada hari libur oleh masyarakat yang berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya sekedar kebutuhan, namun sudah menjadi gaya hidup. Mereka melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh serta menjaga kesehatan, akan tetapi tidak sedikit juga mereka yang melakukannya karena hobi atau mengejar prestasi. Rasulullah saw. bersabda, ”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah” (HR Muslim). Hadits ini memperlihatkan bahwa selain mementingkan kekuatan iman, Islam juga peduli terhadap kekuatan jasmani umatnya karena dari kekuatan jasmani itulah ibadah dapat ditegakkan. Nabi Muhammad saw. Dalam haditsnya yang lain bersabda, “Segala sesuatu di luar zikir kepada Allah Swt. Adalah permainan atau senda gurau, kecuali empat hal: perjalanan seseorang diantara dua tujuan, melatih kuda, mencumbu istri, dan belajar berenang” (HR al-Bazzar dan al-Thabrani). Beliau menganjurkan kita untuk belajar berenang, salah satu olahraga yang sangat bermanfaat. Sebagian besar masyarakat melakukan olahraga yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. 1

Upload: dita-anggara-kusuma

Post on 27-Jul-2015

9.778 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat secara luas, terbukti dari

bertumbuhnya pusat-pusat olahraga serta dipenuhinya ruang-ruang publik pada

hari libur oleh masyarakat yang berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa

olahraga bukan hanya sekedar kebutuhan, namun sudah menjadi gaya hidup.

Mereka melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh serta menjaga

kesehatan, akan tetapi tidak sedikit juga mereka yang melakukannya karena hobi

atau mengejar prestasi.

Rasulullah saw. bersabda, ”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai

Allah daripada mukmin yang lemah” (HR Muslim). Hadits ini memperlihatkan

bahwa selain mementingkan kekuatan iman, Islam juga peduli terhadap kekuatan

jasmani umatnya karena dari kekuatan jasmani itulah ibadah dapat ditegakkan.

Nabi Muhammad saw. Dalam haditsnya yang lain bersabda, “Segala sesuatu di

luar zikir kepada Allah Swt. Adalah permainan atau senda gurau, kecuali empat

hal: perjalanan seseorang diantara dua tujuan, melatih kuda, mencumbu istri, dan

belajar berenang” (HR al-Bazzar dan al-Thabrani). Beliau menganjurkan kita

untuk belajar berenang, salah satu olahraga yang sangat bermanfaat.

Sebagian besar masyarakat melakukan olahraga yang bertujuan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan. Olahraga semacam ini dapat kita sebut

sebagai olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan memiliki sifat mudah dikerjakan,

murah, serta bermanfaat dan aman. Olahraga kesehatan memiliki beberapa syarat

yang harus dipenuhi agar tercapai tujuannya, yaitu intensitas serta bebannya

homogen, submaximal, serta tidak boleh ada unsur kompetisi didalamnya

(Giriwijoyo,2005). Beban homogen disini memiliki pengertian bahwa intensitas

serta porsi dari latihan selalu sama. Olahraga yang baik adalah olahraga yang

secara intensitas dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, sedangkan yang

dimaksud sebagai submaximal disini adalah tidak ada pemaksaan yang melebihi

kemampuan individu tersebut baik dalam beban maupun intensitasnya. Olahraga

untuk kesehatan juga berpengaruh positif pada kesehatan rohani serta sosial

1

Page 2: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

individu tersebut karena selain mudah dan murah, olahraga ini dapat dilakukan

secara massal.

Canadian Society for Exercise Physiology (1998) dalam “physical activity

guide” menyebutkan bahwa untuk menjaga tubuh tetap sehat diperlukan aktifitas

fisik seperti berjalan kaki selama 60 menit per hari, Sedangkan untuk aktifitas

fisik yang lebih berat,seperti bersepeda atau berenang diperlukan waktu 30-60

menit 4 kali seminggu. Seseorang yang melakukan olahraga aerobic atau jogging

memerlukan waktu 20-30 menit. Aktifitas ini harus dilakukan secara bertahap dan

teratur untuk mencapai hasil yang optimal.

Manfaat melakukan olahraga yang cukup dan teratur telah diinformasikan

secara luas dalam berbagai artikel kesehatan maupun artikel populer serta jurnal-

jurnal kesehatan. Manfaat yang dapat diperoleh adalah olahraga dapat mencegah

obesitas, diabetes mellitus, hyperlipidemia, stroke, dan hipertensi. Veronique dan

Robert (2005) dalam penelitiannya di Belgia menyimpulkan bahwa latihan

aerobic dapat diterapkan sebagai manajemen hipertensi bukan hanya untuk

pencegahan. Penelitian yang sama menyebutkan bahwa lemak dalam darah dapat

diturunkan kadarnya dengan olahraga terutama aerobik. Lemak dalam darah inilah

yang nanti akan menimbulkan arterosklerosis apabila kadarnya tinggi. Sebuah

studi di jepang (Akira et al,1983) menyimpulkan bahwa latihan aerobik yang

dilakukan pada 50% VO2max efektif terhadap terapi hipertensi ringan.

Kaitan olahraga dengan jantung dan pembuluh darah dapat dipahami karena

jantung merupakan organ vital yang memasok kebutuhan darah di seluruh tubuh.

Meningkatnya aktivitas fisik seseorang akan mengakibatkan kebutuhan darah

yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini dipenuhi oleh

jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. respon pembuluh darah terhadap

aktivitas ini adalah dengan melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi)

sehingga akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, timbul pemikiran untuk

mengetahui lebih lanjut tentang dampak olahraga terhadap tubuh terutama

efeknya terhadap tekanan darah.

2

Page 3: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana dinamika perubahan tekanan darah pada orang sehat dengan

aktifitas submaksimal selama 30 menit ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perubahan tekanan darah pada orang sehat selama

melakukan aktifitas fisik submaksimal selama 30 menit.

1.4 Manfaat

Dengan penelitian ini, akan diketahui efek dari kegiatan fisik submaksimal

selama 30 menit terhadap tekanan darah serta regulasi pembuluh darah dalam

merespon aktivitas fisik yang dibebankan.

1.5 Keaslian Penelitian

Banyak para ahli yang melakukan penelitian tentang fisiologi olahraga.

Penelitian yang dilakukan oleh Akira kiyonaga, dkk (1985) “blood pressure and

hormonal responses to aerobic exercise” meneliti tentang pengaruh latihan aerobic

terhadap tekanan darah terutama yang berkaitan dengan respon hormonalnya pada

orang yang mengalami hipertensi.

3

Page 4: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aktivitas fisik submaksimal2.1.1 Definisi

Aktivitas fisik submaksimal merupakan suatu kegiatan fisik dengan

menghasilkan tingkatan denyut jantung submaksimal yaitu antara 60-80% dari

denyut jantung maksimal. Kapasitas jantung maksimal setiap orang berbeda-beda,

untuk menghitungnya digunakan rumus: Kapasitas jantung maksimal = 220 -

umur

2.1.2 Olahraga sebagai aktivitas fisik submaksimal

Aktifitas fisik ternyata berpengaruh terhadap kesegaran jasmani seseorang dan

merupakan bagian komplek dari kebiasaan sehari-hari manusia. Aktivitas fisik

yang sangat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang adalah olah raga

(Manurung, 1994). Menurut Giam cit Salma (1994), olahraga yang benar harus

memperhatikan intensitas berupa denyutjantung yang merupakan cerminan dari

beban yang diterima. Beban yang dapat diterima oleh jantung berkisar antara 60-

80% dari kekuatan maksimal jantung. Latihan yang dilakukan sampai denyut

jantung maksimal akan menyebabkan kelelahan dan membahayakan, Sebaliknya

jika beban latihan di bawah 70%, maka efek sangat sedikit atau kurang

bermanfaat.

2.1.3 Pengertian Olahraga

Olahraga secara harfiah berarti sesuatu yang berhubungan dengan mengolah

raga atau dapat dikatakan mengolah fisik. Ilmu faal olahraga menyebutkan bahwa

olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan

orang dengan sadar untuk meningkatan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan

tujuannnya melakukan olahraga. Olahraga merupakan serangkaian gerak raga

yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk mencapai

suatu maksud atau tujuan tertentu (Giriwijoyo, 2005).

Namun apabila diartikan seluas-luasnya olahraga meliputi segala kegiatan atau

usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina

kekuatan jasmani dan rohani pada setiap manusia.

4

Page 5: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

2.1.4 Tujuan Olahraga

Olahraga dapat dibagi berdasarkan sifat dan tujuannya dapat dibagi menjadi,

olahraga prestasi, olahraga rekreasi, olahraga rehabilitasi dan olahraga kesehatan.

Olahraga prestasi, untuk mencapai tujuan ini diperlukan usaha pembinaan

yang serius ketekunan dan keuletan serta frekuensi dan intensitas latihan

yang tinggi.

Olahraga rekreasi, olahraga yang hanya bertujuan untuk mengisi

kekosongan waktu untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan secara

langsung dan dapat diperolehnya kepuasan dalam melakukan aktivitas

tersebut.

Olahraga rehabilitasi, olahraga yang bertujuan membantu proses

rehabilitasi dari seorang penderita, misalnya pada penderita cacat fisik dan

penderita-penderita penyakit jantung.

Olahraga kesehatan, aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat

di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan

pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. Olahraga kesehatan mempunyai

manfaat dan juga tingkat keamanan tertentu, dengan intensitasnya sub

maksimal dan homogen, bukan gerak-gerakkan maksimal atau gerakan

eksplosif (Giriwijoyo, 2005).

2.1.5 Manfaat Olahraga

Manfaat olahraga yang cukup dan teratur, yaitu:

1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah.

2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang.

3. Meningkatkan fleksibilitas tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.

4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan

mempertahankan berat badan ideal.

5. Mengurangi resiko terjadinya penyakit.

6. . Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon

terhadap jaringan tubuh.

5

Page 6: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

2.1.6 Jenis-jenis Olahraga

Menurut tim penyusun “ Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas

Kesehatan “ (2002), olahraga menurut jenisnya dibagi dua, yaitu :

1. Olahraga aerobik, merupakan olahraga yang dilakukan secara terus

menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.

Misalnya : jogging, renang, bersepeda senam.

2. Olahraga anaerobik, merupakan olahraga dimana kebutuhan oksigen

tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya: angkat besi, lari

sprint 100 meter, tenis lapangan, dan bulu tangkis.

2.1.7 Takaran Olahraga

Menurut Sumosardjuno (1998), olahraga akan bermanfaat jika memenuhi

ketiga takaran, yaitu :

1. Intensitas latihan

Intensitas latihan adalah kerasnya latihan yang dilakukan, khususnya

latihan yang bersifat aerobik. Takaran intensitas latihan adalah yang paling

penting harus dipenuhi. Intensitas latihan dapat dilakukan dengan

menghitung denyut nadi. Saat melakukan latihan olahraga, denyut nadi

sedikit demi sedikit naik. Jumlah denyut permenit dapat dipakai sebagai

ukuran, apakah intensitas latihan yang dilakukan cukup atau belum, atau

melampaui batas kemampuan. Denyut nadi maksimal (DNM) yang boleh

dicapai pada waktu melakukan olahraga adalah 220- umur (dalam tahun).

Intensitas latihan pada olahraga kesehatan harus dapat mencapai denyut

denyut nadi antara 60-80% dari DNM. Latihan dilakukan sampai

berkeringat dan bernapas dalam, tanpa timbul sesak napas atau timbul

keluhan seperti nyeri dada, pusing (Giam,Teh, 1992).

2. Lamanya latihan

Lamanya latihan merupakan hal yang perlu diperhatikan, Jika intensitas

latihan lebih tinggi maka waktu latihan dapat lebih pendek, Sebaliknya

jika intensitas latihan lebih kecil maka waktu latihan harus lebih lama.

Takaran lamanya latihan untuk olahraga kesehatan antara 20-30 menit

dalam zone latihan, lebih lama lebih baik. Latihan-latihan tidak akan

6

Page 7: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

efisien, atau kurang membuahkan hasil, jika kurang dari takaran tersebut.

Menurut Giam, Teh (1992) lama latihan yang dianjurkan adalah selama

15-60 menit.

3. Frekuensi latihan

Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama

latihan. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa latihan paling sedikit

tiga hari perminggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun olahraga

prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan seseorang akan menurun setelah 48

jam tidak melakukan latihan. Jadi, diusahakan sebelum ketahanan

menurun harus sudah berlatih lagi.

Bagi atlit-atlit yang tidak berkompetensi, olahraga melebihi takaran yang

dianjurkan tidak akan banyak bermanfaat, bahkan memungkinkan terjadinya hal-

hal yang tidak diinginkan seperti cedera (Giam,Teh, 1992).

2.2. Tekanan Darah

2.2.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diartikan sebagai tekanan yang diberikan oleh darah pada

dinding dalam pembuluh darah. Guyton (1996) mengartikan tekanan darah

sebagai kekuatan yang dihasilkan darah terhadap setiap satuan luas dinding

pembuluh darah. Walaupun pengertian tekanan darah ini berlaku pada seluruh

sistem vaskuler, namun yang sering kita sebut sebagai tekanan darah merupakan

tekanan darah arteri yang merupakan cabang dari aorta.

Pengukuran tekanan darah arteri selama siklus jantung dapat diukur secara

langsung dengan menghubungkan alat pengukur tekanan ke sebuah jarum yang

dimasukkan ke dalam arteri. Pengukuran dapat dilakukan secara lebih nyaman dan

akurat, yaitu secara tidak langsung dengan menggunakan sphygmomanometer

,suatu manset yang dapat dikembungkan dan dipakai secara eksternal lalu

dihubungkan dengan pengukur tekanan. Apabila manset dilingkarkan

mengelilingi lengan atas dan kemudian dikembungkan dengan udara, tekanan

manset disalurkan melalui jaringan ke arteri brachialis di bawahnya, yaitu

pembuluh utama yang mengangkut darah ke lengan bawah. Selama pengukuran

7

Page 8: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

tekanan darah, sebuah stetoskop diletakkan di atas arteri brachialis di lipat siku

tepat di bawah manset. Bunyi tidak terdengar apabila tidak ada darah yg mengalir

atau jika darah mengair secara normal, sedangkan aliran darah yang turbulen akan

menimbulkan getaran yang dapat didengar. Pada permulaan pengukuran, manset

dikembungkan hingga melebihi tekanan sistolik sehingga arteri kolaps. Tekanan

manset yang besar menyebabkan arteri akan terjepit sehingga darah tidak akan

mengalir pada arteri tersebut maka tidak terdengar bunyi. Tekanan manset secara

perlahan diturunkan dan pada saat berada tepat di bawah tekanan sistolik puncak

maka arteri akan terbuka sedikit dan akan menyebabkan darah mengalir secara

turbulen sehingga dapat didengar melalui stetoskop sebagai bunyi. Bunyi yang

pertama kali terdengar inilah yang menandakan tekanan darah sistolik. Sewaktu

tekanan manset terus turun, darah secara intermiten akan mengalir kembali secara

turbulen setiap tekanan arteri melebihi tekanan manset. Sewaktu tekanan manset

pertama kali berada di bawah tekanan arteri, maka arteri brachialis tidak terjepit

lagi sehingga darah dengan leluasa akan melewati arteri ini, karena aliran darah

tidak lagi turbulen maka bunyi tidak akan terdengar. Tekanan tertinggi manset

pada saat bunyi terakhir inilah yang kemudian kita sebut sebagai tekanan darah

diastolik. (Sherwood,1996)

Tekanan darah seseorang selalu dinyatakan dalam dua ukuran, misal 120/80

mmHg. Ukuran awal disebut sebagai tekanan sistolik sedangkan ukuran yang

terakhir disebut sebagi tekanan diastolik. Tekanan sistolik merupakan tekanan

arteri yang diperoleh pada saat jantung sedang melakukan kontraksi maksimal,

pada saat jantung mengalami relaksasi tekanan arteri turun sampai ke titik

terendah dan pada saat inilah tekanan diastolik dapat diukur. Tekanan darah dapat

diukur dengan menggunakan alat yang disebut sebagai sphygmomanometer.

Arteri yang memiliki denyutan paling besar dan terletak superficial antara lain

arteri temporalis, carotis, facialis, brachialis, radialis, femoralis, poplitea, tibialis

posterior dan dorsalis pedis (shier,2007). Arteri yang lazim digunakan adalah

arteri brachialis yang terletak di fossa cubiti.

8

Page 9: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

2.2.2 Regulasi Tekanan Darah

Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah dari

jantung menuju ke jaringan. Tekanan ini harus diatur secara ketat melalui regulasi

yang kompleks karena dua alasan. Alasan pertama, tekanan ini harus cukup tinggi

agar dapat menghasilkan tekanan yang cukup untuk mendorong darah menuju ke

jaringan perifer. Kedua, tekanan darah tidak boleh terlalu tinggi yang akan

mengakibatkan beban kerja jantung bertambah serta meningkatkan resiko

rusaknya pembuluh darah dan rupturnya pembuluh-pembuluh perifer yang halus.

(sherwood,1996)

Tekanan arteri tidak diatur oleh satu sistem pengatur saja, tetapi oleh beberapa

sistem yang saling berhubungan. Secara garis besar sistem-sistem ini terbagi

menjadi dua sistem utama yaitu, (1) sistem mekanisme pengatur tekanan arteri

yang bekerja secara cepat, dan (2) sistem pengatur tekanan arteri untuk jangka

panjang. (Guyton,1996)

2.2.2.1 Mekanisme Pengatur Tekanan Arteri Secara Cepat

Mekanisme pengatur tekanan arteri yang bekerja cepat terdiri dari 3

komponen yaitu (1) mekanisme umpan balik saraf, (2) mekanisme hormonal, serta

(3) pergeseran cairan melalui kapiler dari jaringan ke dalam atau keluar dari

sirkulasi untuk mengatur kembali volume darah sesuai keperluan. Sistem umpan

balik saraf merupakan mekanisme yang paling cepat bereaksi, termasuk ke dalam

mekanisme ini adalah sistem baroreseptor dan mekanisme iskemia susunan saraf

pusat. Sistem ini bereaksi hanya beberapa detik setelah tekanan yang abnormal.

Kedua mekanisme yang lain akan menjadi aktif penuh setelah 30 sampai beberapa

jam.

2.2.2.1.1 Mekanisme umpan balik saraf.

Mekanisme baroreseptor merupakan salah satu mekanisme umpan balik saraf.

Baroreseptor merupakan ujung-ujung saraf yang terdapat di dalam dinding arteri

yang akan tersensitasi apabila diregangkan. Baroreseptor dalam jumlah banyak

terdapat di dalam: (1) dinding arteri karotis interna, dan (2) dinding arkus aorta.

Impuls yang ditimbulkan dari reseptor ini akan dihantarkan melalui nervus vagus

menuju ke medula oblongata. Efek yang ditimbulkan oleh impuls baroreseptor

9

Page 10: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

berupa naiknya tekanan darah terhadap medula oblongata adalah terhambatnya

pusat vasokonstriktor dan merangsang pusat nervus vagus, sehingga terjadi

vasodilatasi di seluruh sistem sirkulasi perifer serta penurunan frekuensi dan

kekuatan kontraksi. Mekanisme ini akan berjalan berlawanan apabila impulsnya

berupa penurunan tekanan darah.

Baroreseptor juga bereaksi terhadap perubahan sikap tubuh, terutama yang

bersifat mendadak. Orang yang setelah duduk langsung berdiri akan mengalami

penurunan tekanan darah yang tiba-tiba sehingga dapat mengakibatkan hilangnya

kesadaran. Baroreseptor akan merangsang suatu reflek yang menimbulkan

rangsang simpatis yang akan meminimalkan penurunan tekanan darah terutama

bagian kepala.

2.2.2.1.2 Mekanisme hormonal

Mekanisme hormonal dibagi menjadi dua, yaitu mekanisme vasokonstriktor

epinefrin-norepinefrin serta mekanisme vasokonstriktor renin-angiostensin.

Mekanisme epinefrin-noreepinefrin berakibat langsung terhadap jantung dan

pembuluh darah. Kedua hormon ini beredar di dalam tubuh sebagai perangsangan

simpatis secara langsung. Hormon-hormon ini akan merangsang jantung untuk

bekerja, menyempitkan pembuluh darah serta vena-vena.

Mekanisme renin angiostensin merupakan suatu mekanisme pengaturan

tekanan darah terutama arteri yang melibatkan enzim renin dari ginjal apabila

tekanan darah menjadi rendah. Aliran darah melalui ginjal berkurang maka sel-sel

jukstaglomerolus akan melepaskan enzim renin ke dalam darah. Renin ini akan

menyebabkan terbentuknya angiostensin I, dalam beberapa detik angiostensin I

akan pecah dan menjadi angiostensin II dengan bantuan suatu converting enzyme.

Angiostensin memiliki beberapa efek yang dapat meningkatkan tekanan darah,

yaitu vasokonstriksi pembuluh darah terutama arteri, penurunan ekskresi garam

dan air oleh ginjal serta merangsang sekresi aldosteron yang nantinya juga akan

menyebabkan penurunan ekskresi garam dan air.

10

Page 11: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

2.2.2.1.3 Mekanisme pergeseran cairan kapiler

Mekanisme ini bekerja dengan sistem keseimbangan cairan antara ruang

interstisial dengan kapiler. Apabila tekanan arteri naik, maka cairan akan

berpindah dari kapiler menuju ke dalam ruang interstisial sehingga volume darah

turun dan mengakibatkan tekanan darah ikut turun, begitu pula sebaliknya.

2.2.2.2 Sistem Pengaturan Tekanan Arteri Jangka Panjang

Pengaturan tekanan arteri jangka panjang dilakukan oleh suatu sistem

pengatur ginjal-volume cairan-tekanan. Mekanisme ini melibatkan pengaturan

volume darah dengan efek akibatnya pada tekanan darah dan sebagian mekanisme

ini melibatkan pengaturan fungsi ginjal oleh beberapa sistem hormon berbeda,

termasuk sistem renin- angiostensin dan hormon aldosteron yang disekresikan

oleh korteks adrenal.

2.3 Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah

Olahraga sangat bermanfaat bagi tubuh. Diantara banyak manfaat olahraga,

salah satunya adalah bahwa olahraga dapat meningkatkan kerja jantung dan

pembuluh darah. Respon fisiologis terhadap olahraga adalah meningkatnya curah

jantung yang akan disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian tubuh yang

membutuhkan, sedangkan pada bagian-bagian yang kurang memerlukan oksigen

akan terjadi vasokonstriksi, misal traktus digestivus. Meningkatnya curah jantung

pasti akan berpengaruh terhadap tekanan darah.

2.4 Hipotesis

Meningkatnya curah jantung karena olahraga akan mengakibatkan tekanan

darah naik pada menit-menit awal. Selanjutnya sistem regulasi tubuh akan

berusaha untuk mengkompensasi kenaikan ini, sehingga tekanan darah akan

cenderung tetap atau justru turun.

11

Page 12: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui

hubungan antara kegiatan fisik submaksimal selama 30 menit terhadap perubahan

tekanan darah orang sehat.

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian direncanakan di Laboratorium fisiologi gedung

laboratorium terpadu UII Yogyakarta,waktu penelitian disesuaikan dengan

subjek.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Subjek penelitian berupa relawan berjumlah sekitar 50 orang dengan rentang

usia 15-35 tahun yang sehat berdasar pada pemeriksaan fisik dan isian kuisioner

kesiapan aktikfitas fisik berdasarkan kriteria Physical Avtivity Readiness

Questionnaire (PAR-Q) dari Canadian Society for Exercise Physiology. Setelah

terpilih subjek penelitiannya, selanjutnya akan dijelaskan dan dimintakan pada

mereka persetujuan untuk mengikuti prosedur dalam penelitian ini dengan

dibuktikan telah mengisi lembar persetujuan.

3.4 Identifikasi Variabel

3.4.1 Variabel Bebas

Aktifitas fisik submaksimal 30 menit

3.4.2 Variabel Tergantung

Perubahan tekanan darah.

12

Page 13: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

3.5 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian eksperimental, dengan

penelitian dilakukan di laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran UII.

Subjek yang telah memenuhi kriteria dalam PAR-Q ditentukan umurnya untuk

mengetahui denyut jantung maksimal dengan rumus , Denyut jantung maksimal =

220 – umur. Denyut jantung submaksimal adalah 60-80% dari denyut jantung

maksimal.

Subjek diminta mengayuh sepeda ergometer dengan frekuensi kayuhan 50 kali

putaran permenit yang mengikuti irama dari metronom. Subjek diberi beban awal

sebesar 1,5 kg dan dilakukan pemeriksaan EKG untuk mengetahui frekuensi

denyut jantungnya. Apabila belum mencapai denyut jantung submaksimal maka

beban akan dinaikkan sebesar 1 kg setiap 3 menit dan tiap menit dilakukan

pemeriksaan elektrokardiografi untuk menentukan frekuensi denyut jantung.

Peningkatan pembebanan terus dilakukan hingga mencapai denyut jantung

submaksimal. Jika sudah tercapai denyut jantung submaksimal maka beban akan

dipertahankan dan selanjutnya dilakukan pemantauan denyut jantung dengan

menggunakan elektrokardiografi yang dilakukan setiap menit.

Pada menit pertama tercapainya denyut jantung submaksimal,dilakukan

pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygnomanometer dan

stetoskop pada lengan kiri subjek. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan tiap 3

menit selama tiga puluh menit. Jika denyut jantung melebihi rentang submaksimal

maka beban akan diturunkan bertahap 0,5 kg hingga beberapa kali sambil terus

memantau denyut jantung tiap menit dengan EKG untuk menjaga denyut jantung

stabil pada rentang submaksimal. Sebaliknya jika denyut jantung dibawah rentang

submaksimal maka beban akan ditingkatkan secara bertahap 1 kg. Setelah menit

ke-30, maka subjek diminta menghentikan kayuhan setelah dihitung tekanan

darahnya terlebih dahulu.

13

Page 14: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

3.6 Pelaksanaan Penelitian

3.6.1 Alat dan Bahan

3.6.1.1. Alat-alat yang digunakan

1. Ergometer : Ergomedic Monark 828 E

2. Elektrokardiografi : Fukuda Cardisuny 501B-III

3. Kertas Elektrokardiografi : Fukuda Cardiography Recording Paper

4. Jelly Elektrokardiografi : One- Med Ultrasonic

5. Stetoskop : Litmann brand classicII S.E.

6. sphygmomanometer : Riester nova-presameter

7. Metronom : Metronom Beyer

8. Stopwatch : Diamond

9. Pengukur berat badan dan tinggi

3.6.2 Perlakuan Subjek

Dalam penelitian ini, semua subjek diperlakukan sama, yaitu:

1. Subjek melakukan aktivitas fisik berupa mengayuh sepeda ergometer

dengan frekuensi kayuhan 50 kali putaran permenit mengikuti irama dari

metronom. Aktivitas fisik yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap yaitu

tahap pemanasan dan tahap submaksimal.

2. Pada tahap pemanasan ditandai dari denyut jantung subjek pada saat

pertama mengayuh hingga mencapai denyut jantung submaksimal yang

pada masing-masing subjek lamanya bervariasi. Sedangkan tahap

submaksimal semua subjek melakukan dalam waktu yang sama yaitu 30

menit diluar waktu tahap pemanasan dengan pembebanan bervariasi. Pada

saat pertama duduk di sadel sepeda ergometer dilakukan perekaman

dengan elektrokardografi (EKG) untuk dianalisis gelombang EKG dan

penghitungan frekuensi denyut jantungnya. Perekaman EKG selanjutnya

dilakukan tiap menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan saat pertama

duduk disandel sepeda ergometer dan selanjutnya dilakukan setiap 3

menit.

3. Beban awal pada tahap pemanasan sebesar 1,5 Kilopounds (KP), dan akan

dinaikkan sebesar 0,5 KP setelah mengayuh setiap 3 menit.

14

Page 15: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

Peningkatanpembebanan terus dilakukan hingga denyut jantung mencapai

60%-80% dari denyut jantung maksimal prediksi berdasar usia atau biasa

disebut denyut jantung submaksimal.

4. Denyut jantung maksimal prediksi diperoleh dari 220-usia subjek dalam

tahun. Sedangkan dalam denyut jantung submaksimal yang menjadi target

penelitian ini pada rentang 60-80% dari denyut jantung maksimal prediksi.

5. Jika sudah tercapai denyut jantung submaksimal maka beban akan

dipertahankan, dan selanjutnya mulai dilakukan penghitungan waktu

hingga selama 30 menit. Jika denyut jantung meningkat melebihi rentang

submaksimal maka beban akan diturunkan bertahap 0,5 KP hingga

beberapa kali untuk menjaga denyut jantung stabil pada rentang

submaksimal. Sebaliknya jika denyut jantung di bawah rentang

submaksimal maka beban akan ditingkatkan 0,5 KP dan kelipatannya.

6. Perlakuan pada subjek akan dihentikan pada saat setelah menit ke 30 tahap

submaksimal atau jika didapatkan tanda dan gejala berikut: nyeri dada

yang diduga dari ischemia jantung dengan atau tanpa perubahan EKG ,

sesak nafas yang berat, kelelahan yang amat sangat, gejala klinis

hipiotensi, penurunan dan perubahan kesadaran, peningkatan tekanan

darah dengan tekanan darah sistolik lebih dari 250mmHg ,perubahan EKG

venterikular takikardi atau fibrilasi, atau terdapat Ventrikel Ekstra

Sistole(VES) lebih dari 6kali (Bassey dan fentem,1981)

3.6.3 Pengukuran Hasil Penelitian

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

sphygmomanometer tiap 3 menit selama 30 menit denyut jantung submaksimal.

3.6.4 Analisa Hasil Penelitian

Metode analisa data yang digunakan adalah SPSS.

3.6.5 Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas penelitian ini diusahakan dengan cara semua alat

yang digunakan dipersiapkan sebaik-baiknya. Sepeda ergometer digunakan merk

Monark yang telah di kalibrasi sehingga beban yang tertera sama dengan beban

yang diberikan pada subjek.

15

Page 16: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang dilakukan

di Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah 50 laki-laki yang berumur antara 15-

35 tahun. Sebelum melakukan penelitian,subjek diminta untuk mengisi PAR-Q

(Physical Avtivity Readiness – Questionnaire) yang dikeluarkan oleh Canadian

Society for Exercise Physiology. Setelah data diperoleh, maka data tersebut

kemudian diuji dengan metode Q-Q plot untuk memastikan apakah sebarannya

normal atau tidak. Setelah diuji dengan Q-Q plot, dapat disimpulkan baik sistolik

maupun diastoliknya memiliki sebaran data yang normal sehingga dapat

dilakukan metode statistik parametrik. Berikut ringkasan statistik ke-50 sampel.

Tabel 4.1. ringkasan statistik sampel.

Mean N (jumlah) Std. Deviasi

Sistolik 138.1727 550 16.2510

Diastolik 77.2654 550 11.6852

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa jumlah sampel adalah 550.

jumlah ini didapatkan dari data sistolik dan diastolik tiap 3 menit sekali selama 30

menit ditambahkan dengan tekanan darah pada saat sebelum dilakukan

pembebanan. Uji statistik penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) dengan metode one-way ANOVA.

Karena itu,setelah didapatkan statistik deskriptif dari seluruh sampel maka

dilakukan uji homogenisitas varians untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk

uji ANOVA, yaitu keseluruhan sampel mempunyai varians yang sama. Hipotesis

yang berlaku adalah Ho = varians Populasi adalah identik, sedangkan Hi =

varians Populasi adalah tidak identik. Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima,

sebaliknya jika probabilitasnya < 0.05 maka Ho ditolak.

16

Page 17: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

Hasil Levene test hitung untuk sistolik adalah 0.431 dengan probabilitas

0.931 sedangkan Levene test hitung untuk diastolik adalah 1.118 dengan

probabilitas 0.346. Oleh karena probabilitas varians baik itu varians sistolik

maupun diastoliknya > 0.05 maka Ho diterima, atau semua varians adalah identik.

Setelah keseluruhan varians terbukti sama, maka dapat dilakukan uji ANOVA

(Analysis of Variance) untuk menguji apakah sampel memiliki rata-rata (mean)

yang sama.

Hipotesis:

Ho = rata-rata Populasi adalah identik

Hi = rata-rata Populasi adalah tidak identik

Dari analisa nilai probabilitas, F hitung sistolik adalah 1.040 dengan

probabilitas 0.408. Oleh karena probabilitas > 0.05 maka Hο diterima atau rata-

rata sistoliknya tidak berbeda secara nyata. Sedangkan pada F hitung

diastolic,nilainya 1.318 dengan probabilitas 0.217. Dengan demikian karena

probabilitasnya > 0.05 maka Hο diterima atau rata-rata diastolik tidak berbeda

secara nyata.

Setelah diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-

rata tekanan darah menit satu dengan yang lain pada kedua kelompok sampel,

selanjutnya diuji tekanan sistolik dan diastolik mana yang berbeda dan mana yang

tidak berbeda. Untuk menguji masalah ini, dilakukan uji Bonferroni dan Tukey.

Dari hasil Post Hoc test dengan Tukey dan Bonferroni, berdasarkan nilai

probabilitasnya, baik sistolik maupun diastolik tidak menunjukkan perbedaan

yang nyata karena semua nilai probabilitasnya > 0.05. (lampiran 4). Selain itu

juga dilakukan homogeneous subsets untuk mencari subset mana saja yang

mempunyai perbedaan rata-rata yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil

pemeriksaan homogenous dapat disimpulkan baik sistolik maupun diastolic dari

menit ke 1 sampai menit ke-30 tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara

satu dengan yang lain (lampiran 4).

17

Page 18: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini, subjek yang berusia 15-35 tahun dan dinyatakan cukup

sehat untuk aktivitas fisik berdasarkan PAR-Q menerima perlakuan yang sama

yaitu diminta untuk mengayuh sepeda ergometric Monark selama 30 menit dan

diukur tekanan darahnya tiap 3 menit selama melakukan aktivitas tersebut.

Kemudian data yang telah didapatkan lalu dianalisa adanya kenaikan atau

penurunan tekanan darahnya. Hipotesis dari penelitian ini adalah pada saat-saat

awal melakukan aktivitas fisik, tekanan darah subjek akan meningkat. Tubuh akan

mengkompensasi kenaikan tersebut sehingga tekanan darahnya akan cenderung

tetap atau justru turun.

Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan metode one-way

ANOVA didapatkan bahwa tekanan darah pada subjek tidak berbeda secara

signifikan. Hal ini didapat dari nilai probabilitas rata-rata (mean) sampel baik rata-

rata sistolik maupun diastolik diperoleh nilai lebih dari 0,05. (p>0,05).

Kesimpulan dari hasil tersebut adalah bahwa kenaikan yang terjadi dapat

dikompensasi oleh tubuh sehingga pada saat di rata-rata, perbedaan tekanan darah

selama aktivitas fisik tidak berbeda secara signifikan.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, yaitu :

1. Volume darah

Semakin tinggi volume darah,maka semakin tinggi pula tekanan darahnya.

2. Kekuatan kontraksi jantung

Meningkatnya kekuatan kontraksi jantung akan meningkatkan tekanan

darah.

3. Frekuensi denyut jantung

Dalam batas tertentu, peningkatan frekuensi denyut jantung akan

meningkatkan cardiac output sehingga akan meningkatkan volume darah

dalam sirkulasi sistemik sehingga akan meningkatkan tekanan darah.

4. Tingkat resistensi pembuluh darah.

Tahanan pembuluh darah cenderung memberikan hambatan terhadap

jalannya aliran darah (syaifuddin,2001). Tingkat resistensi dapat

diakibatkan karena peningkatan viskositas darah. Semakin tinggi

18

Page 19: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

viskositas darah akan menyebabkan peningkatan resistensinya sehingga

tekanan darah akan meningkat.

5. Elastisitas pembuluh darah.

Semakin elastis pembuluh darah,maka akan semakin rendah tekanan darah

yang dihasilkan.

(Chandra, 2006)

Pada saat melakukan aktivitas fisik/olahraga,faktor yang paling

mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada orang tersebut terutama adalah

peningkatan frekuensi denyut jantung yang akhirnya akan meningkatkan cardiac

output/curah jantung. Salah satu mekanisme utama jantung untuk meningkatkan

curahnya selama olah raga adalah mekanisme Frank-sterling. Dengan mekanisme

ini, bila jumlah darah yang mengalir dari vena ke jantung meningkat,

memperbesar ruang-ruangnya dan membuat otot jantung lebih meregang , maka

otot jantung akan berkontraksi dengan kekuatan yang bertambah. Dengan

demikian volume darah yang dipompakan tiap denyutan jantung menjadi lebih

banyak.

Meningkatnya curah jantung pada saat olahraga ini dimaksudkan untuk

mempertahankan aktivitas otot-otot rangka yang sedang bekerja, sehingga

peningkatan aliran darah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan zat

gizi sel-sel otot serta membawa kembali karbon monoksida dan ampas-ampas

metabolisme ke tempat-tempat pembuangannya. Selain mekanisme Frank-Sterling

yang telah disebutkan diatas, olahraga dapat mengakibatkan kenaikan curah

jantung dengan beberapa mekanisme lain,yaitu (1) rangsangan simpatis yang

meningkat dapat meningkatkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi otot

jantung, sementara di lain pihak olahraga juga menurunkan rangsangan

parasimpatis ke jantung, (2) timbulnya vasodilatasi vaskuler di dalam otot-otot

rangka dan meningkatnya pompa otot akan memungkinkan percepatan aliran

darah kembali ke jantung, (3) aktivitas pernapasan yang meningkat menyebabkan

peningkatan aliran balik vena dan di lain pihak adanya vasodilatasi perifer akan

menurunkan tahanan vaskuler sebagai akibat rangsangan simpatis pada pembuluh

darah kapiler dan keadaan ini akan meningkatkan curah jantung (Masud,1989).

19

Page 20: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

Faktor lain yang sangat mempengaruhi kenaikan tekanan darah adalah tahanan

perifer total. Pengaruh tahanan perifer total pada tekanan darah terutama melalui

perubahan diameter pembuluh darah tepi seperti arteriola. Sebagai faktor

penyebab terjadinya perubahan tersebut adalah bahan neurohormonal dan bahan

lokal di sekitar pembuluh darah seperti karbon dioksida, adenosin, histamin, asam

laktat, kalium, ion hidrogen, magnesium, dan natrium yang memiliki kemampuan

memperbesar diameter pembuluh darah tepi dan hal sebaliknya dapat terjadi

karena pengaruh kalsium (Masud,1989).

Aliran darah otot rangka pada keadaaan istirahat cukup rendah yaitu sekitar 2-

4 mL/100gr/menit. Pada saat otot berkontraksi secara ritmik, aliran darah yang

terjadi pada saat jeda antara kontraksi satu dengan yang lain akan sangat

meningkat hampir 30 kali lipat (Ganong,1995). Sangat besarnya peningkatan

aliran darah otot pada saat otot rangka berkontraksi terutama disebabkan adanya

beberapa mekanisme-mekanisme vasodilator lokal yang bekerja pada saat yang

sama. Salah satu faktor yang terpenting adalah berkurangnya oksigen di dalam

jaringan otot. Selama otot berkontraksi, otot menggunakan oksigen dengan sangat

cepat, sehingga menurunkan konsentrasinya di dalam cairan jaringan tersebut. Hal

ini dapat menyebabkan vasodilatasi baik karena dinding pembuluh darah tidak

dapat mempertahankan kontraksinya apabila tidak ada oksigen maupun karena

defisiensi oksigen menyebabkan pelepasan beberapa zat vasodilator. Zat

vasodilator setempat yang dilepaskan selama kontraksi otot meliputi ion kalium,

asetilkolin, ATP, asam laktat, dan karbon dioksida (Guyton,1982).

Untuk menjaga homeostatis, tubuh memiliki mekanisme yang merupakan

regulator penurunan dan peningkatan tekanan darah. Dan jika sirkulasi darah

sudah tidak memadai lagi, maka akan terjadi gangguan pada sistem transpor

oksigen, karbon dioksida serta produk-produk metabolisme lainnya. Pengendalian

secara reflek terhadap tekanan darah dilakukan oleh sistem neural, yaitu

baroreseptor dan kemoreseptor yang merupakan sistem yang penting untuk

mempertahankan tekanan darah pada keadaan yang mendadak seperti reaksi

terhadap perdarahan, dehidrasi cairan tubuh yang mendadak, saat olahraga dan

perubahan posisi yang mendadak (Masud,1989). Kedua sistem ini memiliki

20

Page 21: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

mekanisme kerja yang berbeda. Rangsang yang dikirim oleh baroreseptor akan

menyebabkan penekanan pada aktivitas vasokontriksi atau dengan kata lain

merupakan penyebab vasodilatasi, sedangkan rangsang yang dikirim oleh

kemoreseptor menyebabkan peningkatan aktivitas vasokontriktor.

Baroreseptor adalah reseptor regang dalam dinding jantung dan pembuluh

darah. Reseptor yang memantau sirkulasi arteri ada pada reseptor sinus karotikus

dan arkus aorta. Selain itu, reseptornya juga terdapat di dalam dinding atrium

kanan dan kiri pada tempat masuk vena cava superior dan inferior serta vena-vena

pulmonalis,juga dalam sirkulasi pulmonal (Ganong,1995). Mekanisme ini mulai

berlangsung apabila terjadi regangan pada struktur ditempat reseptor itu berada,

yang salah satunya dapat disebabkan karena adanya kenaikan tekanan darah. Dari

perangsangan reseptor tersebut, maka impuls saraf yang dihasilkan akan

disalurkan melalui nervus vagus dan Hering’s nerve menuju pusat vasodilatator di

bagian medial dan distal medula oblongata (Masud,1989). Impuls yang berasal

dari sinus karotikus akan dikirim melalui Hering’s nerve yang yang sangat kecil

lalu menuju ke nervus glossofaringeus dan kemudian ke traktus solitarius di

daerah medula batang otak. Sedangkan impuls dari arkus aorta dikirimkan melalui

nervus vagus ke medula oblongata pada area yang sama. (Guyton,1996)

Setelah sinyal baroreseptor memasuki traktus soitarius medula, sinyal

sekunder akhirnya menghambat pusat vasokonstriktor di medula dan merangsang

pusat vagus. Efek akhir yang dihasilkan adalah vasodilatasi vena dan arteriol di

seluruh sistem sirkulasi perifer dan berkurangnya frekuensi denyut jantung dan

kekuatan kontraksi jantung. Oleh karena itu, perangsangan baroreseptor akibat

tekanan di dalam arteri secara refleks menyebabkan penurunan tekanan arteri

akibat tahanan perifer dan penurunan curah jantung. Sebaliknya, tekanan yang

rendah mempunyai pengaruh yang berlawanan,yang secara refleks menyebabkan

tekanan meningkat kembali menjadi normal. (Guyton,1996)

Manabe et al (2007) dalam penelitiannya mengenai kaitan baroreflex dengan

tekanan darah pada latihan aerobik menyebutkan bahwa pada tahap submaksimal,

mekanisme baroreflek akan berperan penting dalam meningkatkan aktivitas

simpatis yang akan meningkatkan tekanan darah. Namun hal ini hanya berlaku

21

Page 22: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

pada saat awal latihan, karena pada latihan yang lebih lanjut, mekanisme ini akan

semakin lemah dan baroreseptor akan mengubah set point dari tekanan darah

menjadi lebih tinggi. Hal ini dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan selama otot

melakukan kontraksi.

Menurut Bronwyn A. Kingwell et al.,1997 dalam penelitiannya yang berjudul

“Arterial compliance increases after moderate-intensity cycling”, aktivitas fisik

tidak merubah rata-rata atau mean tekanan darah, akan tetapi tekanan darah

sistolik sentral turun setelah bersepeda selama 30 menit dengan kapasitas 65

persen. Resistensi perifer total juga turun dan akan ikut menyebabkan peningkatan

elastisitas pembuluh darah. Penelitian yang dilakukan di australia ini juga

menyimpulkan bahwa melakukan kegiatan fisik bersepeda akan meningkatkan

compliance arteri seluruh tubuh melalui mekanisme vasodilatasi.

Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata kenaikan tekanan darah yang terjadi

selama melakukan aktivitas fisik tidak signifikan. Seperti yang telah dijelaskan

diatas, pada saat awal melakukan latihan, tekanan darah akan naik karena

peningkatan curah jantung dan tahanan perifer yang menurun karena kontraksi

otot. Lalu untuk mengkompensasi aktivitas yang intens, mekanisme baroreseptor

akan mempertahankan set point pada titik tertentu. Hal ini menjelaskan kenapa

pada latihan selama 30 menit, tekanan darah tidak naik terus menerus akan tetapi

cenderung naik pada awal lalu menetap atau turun selama latihan berlangsung.

22

Page 23: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan

bahwa rata-rata perubahan tekanan darah yang terjadi selama melakukan aktivitas

fisik submaksimal selama 30 menit tidak signifikan.

5.2 Saran

1. perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh aktivitas fisik

terhadap perubahan tekanan darah,terutama yang bersifat jangka panjang.

2. Penelitian lain yang dapat dilakukan adalah mengenai bagaimana aktifitas

fisik yang dilakukan secra rutin dapat menurunkan tekanan darah terutama

sebagai terapi hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

Despopoulus, A., Silbernagl, S., 1998. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Yunita

Handoyo. 1998 (alih bahasa), Hipokrates,Jakarta

Ganong, William. F., 1995. Review of Medical Physiology (17th ed).

Widjajakusumah, Djauhari. 1995 (alih bahasa). EGC,Jakarta

Giam, C.K., 1993, Ilmu Kedokteran Olahraga. Salma, 1994. (citase). Bina Rupa

Aksara, Jakarta

Giriwijoyo,S., Ali, M. 2005, Ilmu Faal Olahraga: fungsi tubuh manusia pada

olahraga untuk kesehatan dan untuk prestasi. Fak. Pendidikan olahraga &

kesehatan UPI, Bandung

Gledhill, N., 2002. Canada’s physical activity guide to healthy active living,

Health Canada. http://www.hc-sc.gc.ca/hppb/paguide/pdf/guideEng.pdf

Guyton, C.A., Hall, E.J., 1996. Textbook of Medical Physiology (9th ed).

Setiawan,I. 1997 (alih bahasa). EGC, Jakarta

Guyton, C.A., 1982. Human Physiology and Mechanism of Disease (3rd ed).

Andrianto,P. 1987 (alih bahasa). EGC,Jakarta.

Kingwell, B.A., Berry, K.L., Cameron, J.D., Jennings, G.L., Dart, A.M., Arterial

compliance increases after moderate-intensity cycling, Am. J. Physiol. 273

(Heart Circ. Physiol. 42): H2186–H2191, 1997.

Kiyonaga,A., Arakawa,K., Tanaka,H., Shindo,M. , Blood pressure and hormonal

responses to aerobic exercise, Hypertension by AHA 1985;7;125-131

Kurniawan, C., 2006. Sinopsis Fisiologi. PiDi Publisher,Yogyakarta.

Kusmana, D., 2002. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta

Makhabah, D.N., 2008, Pengaruh naik turun tangga terhadap tekanan darah

pada mahasiswa FK UII semester VIII & II (2007/2008). FK UII,

Yogyakarta

Manabe,H., Fukuma,N., Tuchida,T., Kato,Y., Mabuchi,K., Takano,T., Analysis of

Alteration of Blood Pressure Response to Exercise through Baroreflex, J

Nippon Med Sch 2007:74: 123-130

Melly, 2008, Hubungan antara aktivitas olahraga dengan tingkat kecemasan

pada mahasiswa FK UII tahun ajaran 2007/2008. FK UII, Yogyakarta

24

Page 25: PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ORANG SEHAT

Sherwood, Lauralee., 1996, Human physiology from cells to systems (2nd ed).

Brahm,U. 2001 (alih bahasa). EGC , Jakarta

Shier, D., Butler, J., Lewis, Ricki., 2002. Hole’s Human Anatomy & physiology,

10th edition, Mc Graw Hill, New York

Syaifuddin, 2001. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Widya Medika, Jakarta.

Veronique A. C., Robert H. F., Effects of endurance training on blood pressure,

Blood pressure-regulating mechanisms, and cardiovascular risk factors.

Hypertension by AHA 2005;46;667-675

25