pengaruh agency cost terhadap kebijakan dividen …digilib.unila.ac.id/48613/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
PERIODE 2013-2017
(Skripsi)
Oleh
Tri Adha Liyani
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI
INDONESIA PERIODE 2013-2017
Oleh
Tri Adha Liyani
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
agency cost terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang go
public di indonesia periode 2013-2017. Populasi dalam penelitian ini ialah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling, dan didapatkan 11 perusahaan sampel. Teknik analisis data
menggunakan regresi linear berganda dengan program eviews 9. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional (INST) memberikan pengaruh
positif terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial (MNJR) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen
(DPR). Bagi investor, sebaiknya untuk lebih memperhatikan dan menghindari
saham-saham perusahaan yang memiliki kepemilikan saham manajerial yang
rendah agar nilai saham yang dimiliki tidak berpotensi mengalami penurunan
dan akan lebih baik untuk menambahkan variabel-variabel lain yang diduga
berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), serta memperbanyak jumlah
sampel yang akan digunakan dengan memilih kelompok industri pada sektor
tertentu sehingga sampel dapat mewakili populasinya.
Kata Kunci: Agency Cost, Kepemilikan Manajerial (MNJR), Kepemilikan
Institusional (INST), Kebijakan Dividen (DPR).
ABSTRACT
THE EFFECT OF AGENCY COST AGAINST THE DIVIDEND POLICY IN
MANUFACTURING COMPANIES THAT GO PUBLIC IN INDONESIA IN
THE PERIOD 2013-2017
By
Tri Adha Liyani
The purpose of this research is to find out whether there is the effect of agency
cost against the dividend policy in manufacturing companies that go public in
indonesia in the period 2013-2017. The population in this research is the whole
of the manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange period
2013-2017. Sampling techniques using a purposive sampling method, and
acquired 11 companies sample. Data analysis techniques using multiple linear
regression with eviews program 9. The test results showed that institutional
ownership (INST) provide positive influence against the dividend policy (DPR).
The test results show that the managerial ownership (MNJR) has no effect
against the dividend policy (DPR). For investors, it's best to pay more attention
to and avoiding stocks of companies that have low managerial stock ownership
so that the value of shares owned is not potentially experienced a decline and it
would be better to add other variables thought to influence on dividend policy
(DPR), as well as increased the number of samples that will be used with a
select group of industry on certain sectors so that the sample can represent the
population.
Keywords: Agency Cost, Managerial Ownership (MNJR), Institutional
Ownership (INST), Dividend Policy (DPR)
PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
PERIODE 2013-2017
Oleh
TRI ADHA LIYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Tri Adha Liyani dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 27 April 1996,
merupakan amanah dan karunia yang Allah SWT berikan kepada pasangan Bapak Erwin
Zainun dan Ibu Nurhayati atas lahirnya sebagai anak ketiga dari empat bersaudara.
Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah pada tahun 2008 menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar di SD Kartika II-5 (Persit). Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan
menengah pertama di SMP Negeri 01 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011,
lalu dilanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung
hingga lulus pada tahun 2014.
Pada Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur SBMPTN. Penulis juga telah mengikuti
Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2017 selama 40 hari di Desa Toto Katon kecamatan
Punggur, Lampung Tengah.
MOTTO
“Tetap jadi diri sendiri di dunia yang tanpa henti-hentinya berusaha mengubahmu adalah
pencapaian yang terhebat”
(Ralph Waldo Emerson)
“Live with passion today and everyday”
(Unknown)
“Fight your fears with your confidence”
(Tri Adha Liyani)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim..
Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan
Karunia Nya
Serta tak lupa saya panjatkan rasa syukur
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur hanya dipanjatkan kepadaAllah SWT yang atas
kehendak dan segala nikmat yang Dia berikan, sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah
ini.
Kupersembahkan Karya ini untuk kedua Orangtua ku
“Mama dan Papa”
Yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan, perhatian, kesabaran,
kepercayaan, dan segalanya kepadaku, sehingga aku dapat menjalani hidupku
dengan kebahagiaan, semangat, dan juga tekad untuk maju
Karya ini juga kupersembahkan juga untuk kakak-kakakku dan adikku Erfemi Nur Apriyanti,
Sisca Denita, Ariq Attala Hafiz.
Untuk seluruh keluarga besar, sahabat dan orang-orang yang menyayangiku.
Atas dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Serta Almamaterku tercinta,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
SANWACANA
Bismillahirrohmaanirrohmim,
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telahmelimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
denganjudul: “PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI
INDONESIA PERIODE 2013-2017”. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar sarjana ekonomi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Dalam penulisan skripsi ini, penulis
memperoleh bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari semua pihak, maka dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan Jazakumullahu Khoiron dan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si. selaku Pembimbing pertama skripsi,
yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi, serta pengalaman yang
luar biasa dalam mengerjakan dan menyelesaikan penelitian dengan benar.
4. Bapak Prakarsa Panji Negara, S.E., M.Si. selaku Pembimbing kedua skripsi,
yang telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam mengerjakan
dan menyelesaikan penelitian dengan benar.
5. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama dalam ujian skripsi
yang telah memberikan masukan dan saran untuk memperbaiki penelitian
ini dengan benar, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Bapak Igo Febrianto, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan banyak nasihat selama proses perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam segala
proses administrasi.
8. Kedua orangtuaku tersayang, Papa Erwin Zainun dan Mama Nurhayati,
semoga selalu sehat dan diberi umur yang panjang. Terimakasih atas cinta
yang luar biasa, selalu memberikan semangat, memberikan doa, dukungan,
perhatian. Terimakasih telah menjagaku meski sulit, semoga dikemudian
hari dapat menjadi kebanggaan dan memberikan kebahagian yang hakiki
melalui pengabdian yang tidak henti.
9. Kakak-kakakku dan adikku tersayang Erfemi Nur Apriyanti, Sisca Denita,
Ariq Attala Hafiz terimakasih atas dukungan, perhatian, serta doa yang
diberikan.
10. Seluruh keluarga besarku, terutama Mamiku Nur Hasanah yang selalu
memberikan dukungan, kasih sayang, serta motivasi, dan doa.
11. Teruntuk M. Bima Erza Perdana, terimakasih selalu meluangkan waktunya,
memberikan dukungan, doa, motivasi, dan menemani dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk semua waktu dan kebaikannya.
12. Sahabat-sahabatku semasa di SMA, Vonisya Mutia, Nita Triani, Artarika
Permatasari, Nurin Amalia, Enda Hangesti, Vionny F, Destri Putriani,
Karina Gita terimakasih atas kesabaran menjadi sahabat yang memberikan
pelajaran kehidupan, dukungan dan saran dalam segala hal yang telah kalian
berikan selama ini.
13. Sahabatku Wansuc, Deanita Rahmalia, Farrah Adhetya, Nindyahuda Putri
Paiha, Elfrisa Maulitia, Nasya Insyro, Mutia Tasla, Feriska Anggrelita, Nasa
Sesunan, Astara Ginarana terimakasih telah menemani hari-hariku di
kampus dan di luar kampus dari awal ospek, terima kasih banyak atas
segalanya, sukses untuk kita semua.
14. Sahabat seperjuangan bimbingan, Zahra Noor dan Melani Henia, terima
kasih atas bantuan arahan dan bimbingannya serta telah membantuku dalam
menyelesaikan skripsi tak lupa pula serta teman-teman lainnya.
15. Sahabat-sahabatku, Dharma Novriansyah, Rahmawati Herdian, Deanita
Rahmalia, Meydina Dwi Putri terimakasih telah ada dalam hidupku.
16. Seluruh keluarga besar Manajemen angkatan 2014, terima kasih atas
kebersamaan, dukungan, dan kekeluargaannya.
Tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
bersangkutan atas segala dukungan dan Doanya selama ini.
Bandar Lampung, 20 Oktober 2018
Penulis,
Tri Adha Liyani
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...........................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS ................................................................................ 7
A. Kajian Pustaka .................................................................. 7
1. Teori Keagenan (Agency Theory) .............................. 7
2. Biaya Keagenan (Agency Cost) ................................. 8
3. Teori Kebijakan Dividen ........................................... 9
4. Faktor-faktor Mempengaruhi Dividen .................... 14
5. Asymmetric Information Model (Model Asimetris
Informasi ) ............................................................... 15
6. Struktur Kepemilikan .............................................. 16
7. Kebijakan Hutang.................................................... 18
8. Ukuran Perusahaan.................................................. 20
B. Penelitian Terdahulu ...................................................... 21
C. Pengembangan Hipotesis ............................................... 22
1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
dividen ..................................................................... 22
2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap
dividen ..................................................................... 24
D. Rerangka Pemikiran ....................................................... 25
III. METODE PENELITIAN ....................................................... 26
A. Jenis dan Sumber Data .................................................. 26
B. Metode Penentuan Sampel ............................................. 26
C. Definisi dan Operasional Variabel ................................. 27
1. Variabel Dependen .(Y)............................................ 27
iii
2. Variabel Independen (X)...........................................27
3. Variabel Kontrol....................................................... 28
D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 29
E. Metode Pengumpulan Data ............................................ 31
F. Metode Analisis Data .................................................... 31
1. Statistik Deskriptif .................................................. 31
2. Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 32
3. Pengujian Model ...................................................... 34
4. Pengujian Hipotesis .................................................. 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 36
A. Statistik Deskriptif ........................................................ 36
1. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Dependen Dividend
Payout Ratio (DPR) ................................................. 37
2. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Independen
Kepemilikan Manajerial (MNJR) ............................ 38
3. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Independen
Kepemilikan Institusional (INST) ........................... 38
4. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kontrol Debt to Total
Assets Ratio (DAR) ................................................. 39
5. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kontrol Ukuran
Perusahaan (SIZE) ................................................... 40
B. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel ............. 40
C. Analisis Regresi Linear Berganda ................................ 44
D. Pembahasan .................................................................. 47
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 52
A. Kesimpulan ................................................................... 52
B. Saran ............................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 21
3.1 Hasil Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian ........................................................ 30
3.2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2017............................ 30
4.1 Uji Statistik Variabel Penelitian ..................................................................... 37
4.2 Hasil Uji Regresi Menggunakan Model Pendekatan Common Effect dan
Fixed Effect .................................................................................................... 41
4.3 Hasil Uji Chow ............................................................................................... 42
4.4 Hasil Uji Regresi Menggunakan Model Pendekatan Common Effect dan
Random Effect .............................................................................................. 43
4.5 Hasil Uji Hausman ......................................................................................... 44
4.6 Hasil Regresi Variabel DPR, MNJR, INST, DAR, SIZE .............................. 45
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Rerangka Pemikiran ...................................................................................... 25
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur.............................................. L-1
2. Daftar Nilai Kebijakan dividen (DPR), Kepemilikan Manajerial (MNJR),
Kepemilikan Institusional (INST), Hutang (DAR), Ukuran Perusahaan
(Size)................................................................................................... L-2
3. Hasil Statistik Deskriptif .................................................................... L-4
4. Hasil Common Effect ......................................................................... L-5
5. Hasil Uji Fixed Effect ........................................................................ L-6
6. Hasil Uji Chow ................................................................................... L-7
7. Hasil Uji Random Effect .................................................................... L-8
8. Hasil Uji Hausman .............................................................................. L-9
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat
dihindari oleh negara-negara maju dan berkembang yang ada, termasuk Indonesia.
Pasar modal menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh masyarakat
untuk memperoleh return melalui dividen yang dibagikan. Dividen merupakan
seluruh laba bersih setelah dikurangi pajak yang dibagikan kepada pemegang
saham kecuali ditentukan lain dalam Rapat Umum Pemegang Saham (Darmadji
dan Fakhruddin; 2012). Besarnya dividen yang dibagikan ditentukan dari
kebijakan dividen oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Kebijakan dividen
merupakan kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak
perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya
saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Wijaya dan Wibawa;
2010).
Para investor cenderung menyukai stabilitas dividen daripada DPR yang
terlalu tinggi. Karena apabila dividen yang dibagikan tinggi maka risiko yang
dimiliki perusahaan juga relatif tinggi. Perusahaan umumnya melakukan
pemisahan antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemisahan ini
mengakibatkan perbedaan kepentingan antara pemilik dengan pengelola
perusahaan. Perbedaan kepentingan ini disebut dengan agency problem. Menurut
2
Jensen dan Meckling dalam Wijaya dan Wibawa (2010) perusahaan yang
memisahkan antara fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan akan rentan
terhadap masalah agensi. Menurut Rozeff dalam Haruman (2008) agency
problem dapat diatasi dengan pembagian dividen.
Hubungan antara manajer dan pemilik perusahaan ini dijelaskan dalam teori
keagenan. Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pihak manajemen adalah agen,
sedangkan pemegang saham adalah prinsipal. Jensen dan Meckling dalam Wijaya
dan Wibawa (2010) memperlihatkan bahwa pemegang saham dapat meyakinkan
diri mereka bahwa agen akan membuat keputusan yang optimal bila terdapat
insentif yang memadai dan mendapatkan pengawasan (control) dari pemegang
saham. Oleh karena itu adanya pemisahan antara pembuat keputusan dan pemilik
perusahaan maka akan timbul kemungkinan bahwa manajer sebagai pembuat
keputusan akan cenderung lebih mengutamakan kepentingan pribadinya daripada
membuat keputusan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tidak terlalu
banyak memegang kas, karena kas yang banyak akan mendorong pihak
manajemen untuk menggunakan kas tersebut bagi kepentingan sendiri. Tindakan
manajer yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham ini akan memicu
munculnya masalah agensi (agency problem), sehingga mengakibatkan timbulnya
biaya agensi (agency cost).
Timbulnya masalah agensi ini dapat dikurangi jika pihak manajemen dapat
melaksanaan tanggung jawabnya dengan pengawasan yang memadai dari pemilik
modal. Manajemen dalam hal ini, bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai
perusahan untuk memberikan hasil yang positif bagi pemegang saham, investor
3
dan manajemen itu sendiri. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai
pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran
investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa
yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan (signaling theory). Selain itu, peningkatan dividen juga dilakukan
sebagai sinyal positif untuk memperkuat posisi perusahaaan dalam mencari
tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Hal ini dikarenakan dividen
mengandung informasi atau sebagai isyarat (signal) akan prospek perusahaan
(Haruman; 2008).
Penelitian Sari, dkk (2016) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
yang merupakan pemegang saham dari pihak manajemen dalam hal ini akan aktif
dalam mengambil keputusan yang tepat untuk dapat mengolah laba. Ketika
kepemilikan manajerial meningkat, maka kepentingan mereka sejajar dengan para
pemegang saham. Hasil ini sesuai dengan teori keagenan yang dimana
menyatakan apabila dengan perusahaan memiliki kepemilikan manajerial yang
tinggi, maka disini pihak manajer akan merasa memiliki perusahaan tersebut dan
melakukan hal terbaik demi perusahaan, dalam hal ini perusahaan mengeluarkan
kebijakan melakukan investasi untuk keuntungan dimasa depan karena melihat
investasi lebih menguntungkan sehingga perusahaan akhirnya mengeluarkan
dividen yang rendah. Penelitian Rozeff dalam Haruman (2008) menyatakan bahwa
jika jumlah kepemilikan dari pihak institusional naik, maka tingkat permintaan akan
dividen akan meningkat karena semakin besar jumlah pemegang saham maka
penyebaran kepemilikan akan semakin besar, sehingga diperlukan tambahan biaya
monitoring manajemen dan timbulah agency cost. Agency cost dipercaya dapat
4
dikurangi melalui peningkatan kepemilikan institusional dalam perusahaan.
Semakin tinggi kepemilikan institusional, semakin efektif pengawasan pemegang
saham pada perusahaan untuk mengurangi agency cost.
Hutang dan ukuran perusahaan pada penelitian ini memiliki peran sebagai
variabel kontrol. Variabel kontrol merupakan variabel yang dapat dikendalikan
atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Hutang dan ukuran
merupakan variabel yang perlu dikontrol, dipertahankan tetap, atau dikeluarkan
bagi hubungan antara agency cost terhadap kebijakan dividen. Apabila perusahaan
tidak memiliki hutang maka perusahaan tersebut menggunakan modal sendiri
untuk membiayai investasinya. Apabila perusahaan memiliki hutang yang banyak
maka akan mempengaruhi pembagian laba bersih kepada para pemegang saham.
Sehingga dividen yang akan dibagikan semakin sedikit, karena yang diutamakan
adalah pembayaran hutang. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.
Perusahaan Manufaktur dipilih sebagai sampel dalam penelitian perusahaan
industri manufaktur dapat menjadi suatu acuan dalam melihat perkembangan
industri nasional yang ada di Indonesia. Perusahaan manufaktur akan tetap eksis
dan bertahan meskipun terjadi ketidakstabilan perekonomian, disebabkan oleh
produk yang dihasilkannya. Alasan memilih penggunaan perusahaan manufaktur
dalam penelitian ini dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus
mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi
produk yang siap dijual, sehingga perusahaan membutuhkan sumber dana yang
5
akan digunakan pada aktiva tetap perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih
membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan
mereka salah satunya dengan memanfaatkan pasar modal.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur yang Go public di Indonesia periode 2013-2017”
B. Rumusan Masalah
Latar belakang yang dijadikan permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia periode 2013-2017?
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia periode 2013-2017?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas,maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia periode
2013-2017.
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia periode
2013-2017.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi investor
Dengan adanya kajian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
pada saat investasi
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan
variabel-variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai
perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan emiten untuk mengevaluasi,
memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen di masa yang akan
datang.
3. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dalam penulisan
karya ilmiah sekaligus pendalaman pemahaman tentang materi yang
didapatkan dari kegiatan perkuliahan.
II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak di mana satu orang atau lebih
memerintah manajemen (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama perusahaan
serta memberikan wewenang kepada agent untuk membuat keputusan yang
terbaik bagi perusahaan. Dengan kontrak tersebut perusahaan mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen (Wijaya dan Wibawa; 2010).
Tujuan dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan ini adalah agar pemilik
perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal dengan biaya yang lebih
efisien karena perusahaan telah dikelola oleh orang-orang profesional
(Sulistyanto; 2008). Teori keagenan menggambarkan bahwa perusahaan
merupakan suatu titik temu antara perusahaan dengan manajemen (agent). Tujuan
perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham yang
diterjemahkan sebagai memaksimumkan harga saham. Dalam kenyataannya tidak
jarang manajemen memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan
utama tersebut. Karena manajer diangkat oleh perusahaan maka idealnya mereka
bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan.
Namun dalam praktek sering terjadi konflik antara kedua pihak tersebut yang
dinamakan agency problem (Martono dan Agus; 2008). Agency problem atau
8
konflik antara kedua pihak dalam perusahaan besar sangat potensial terjadi karena
proporsi kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif kecil. Tidak jarang tindakan
manajer bukannya memakmurkan pemegang saham, melainkan memperbesar
skala perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli perusahaan lain. Motif
utamanya adalah untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain
(Martono dan Agus; 2008).
Teori keagenan mengimplikasikan keberadaan asimetri informasi antara
manajer sebagai agent dan pemilik sebagai perusahaan. Asimetri informasi
muncul ketika manajer lebih memiliki informasi internal dan prospek perusahaan
di masa yang akan datang, dibandingkan dengan para pegang saham dan
stakeholder.
Kondisi seperti ini memberikan kesempatan agent untuk memanipulasi
laporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya.
Asimetri informasi ini mengakibatkan terjadinya moral hazard yang akan
berpengaruh dalam penentuan kebijakan dividen perusahaan. Konflik-konflik
keagenan dapat dikurangi dengan suatu mekanisme pengawasan, pengontrolan
dan mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait.
2. Biaya Keagenan (Agency Cost)
Dalam mengawasi dan memonitor perilaku manajer, pemegang saham harus
bersedia mengeluarkan cost pengeluaran yang disebut agency cost. Menurut
Horne dan Wachowicz (2005) biaya keagenan / agency cost adalah biaya-biaya
yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa
manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan
dengan kreditor dan pemegang saham.
9
Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan meningkatkan
Kepemilikan Manajerial, dan dengan mengaktifkan pengawasan melalui investor-
investor institusional. Dengan memberikan kesempatan manajer untuk terlibat
dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan
pemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer agar
bertindak secara berhati-hati karena mereka menanggung konsekuensi atas
keputusan yang diambilnya. Selain itu dengan adanya keterlibatan kepemilikan
saham, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam
mengelola perusahaan. Agency cost juga dapat dikurangi dengan kepemilikan
Institutional dengan cara mengaktifkan pengawasan melalui investor-investor
institusional. Dari kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan terhadap kinerja manajerial (Dewi, 2008).
3. Teori Kebijakan Dividen
Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para
pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Dividen
dapat berupa uang tunai maupun saham. Suharli (2007) mengartikan dividen
sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding
dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham dapat dinyatakan sebagai persentase atas nilai
saham atau sejumlah uang tiap lembar saham yang dimiliki.
Menurut Ambarwati (2010) pengertian kebijakan dividen adalah kebijakan
yang diambil manajemen perusahaan untuk memutuskan membayarkan sebagian
keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dari pada menahannya sebagai
laba ditahan untuk diinvestasikan kepada pemegang saham daripada menahannya
10
sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital
gains. Menurut Gitman dalam Rosdini (2009), dividen kas yang dibayarkan
merupakan penilaian investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus
kas kepada pemegang saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini
dan yang akan datang. Sebab retained earnings (saldo laba) adalah salah satu
bentuk pendanaan internal, maka keputusan mengenai dividen dapat
mempengaruhi kebutuhan pendanaan eksternal perusahaan. Semakin besar pula
jumlah pendanaan eksternal yang dibutuhkan melalui pinjaman hutang atau
penjualan saham. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan deviden
adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham agar
mendatangkan keuntungan. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan
tingkat penegmbalian investasinya tinggi dari waktu kewaktu.
Kebijakan dividen memiliki beberapa teori namun teori yg digunakan pada
penelitian ini adalah teori sinyal (signaling theory), sebagai berikut:
a. Model Isyarat (Signal Signaling Theory)
Signaling theory yang dikembangkan pertama kali oleh Bhattacharya dalam
Kusuma (2004) mengatakan bahwa dividen digunakan oleh manajer untuk
memberikan sinyal tentang prospek kinerja perusahaan. Oleh karena itu
kenaikan/penurunan dividen dianggap memiliki muatan informasi tentang prospek
positif/negatif dari kinerja perusahaan. Atas dasar ini pasar akan mereaksi
positif/negatif terhadap kenaikan/penurunan dividen. Signaling model digunakan
untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan untuk
memberi sinyal positif maupun negatif kepada pemakainya (Sulistyanto; 2008).
Pembayaran dividen merupakan sinyal bagi investor luar mengenai prospek
11
perusahaan di masa datang. Modigliani dan Miller dalam Kusuma (2004)
berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen di atas normal merupakan suatu sinyal
positif kepada investor bahwa manajemen perusahaan mempunyai ekspektasi
yang baik di masa datang. Sebaliknya suatu penurunan dividen dianggap sebagai
suatu sinyal negatif untuk perusahaan yang akan mengalami kesulitan masa
datang.
Menurut Ross dalam Kusuma (2006) menyatakan bahwa ada dua asumsi
yang mendasari dividen sebagai sinyal. Pertama manajemen perusahaan merasa
enggan untuk mengubah kebijakan dividennya. Apabila terjadi kenaikan dividen
yang dilakukan oleh manajemen, investor luar akan menganggap sebagai suatu
sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek di masa datang. Kedua, kedalaman
informasi yang dimiliki investor dan manajemen berbeda. Manajemen biasanya
memiliki informasi yang lebih mendalam mengenai kondisi perusahaan yang
sebenarnya. Fenomena ini bisa terjadi karena adanya asimetri informasi diantara
manajer dan investor. Hal positif dalam signaling theory dimana perusahaan yang
memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan
yang tidak memiliki “berita bagus”.
Menurut Wolk, dkk dalam Jama’an (2008) berdasarkan signaling theory
alasan mengapa perusahaan terdorong untuk menyampaikan informasi dalam
laporan keuangan kepada pihak eksternal karena adanya asimetri informasi.
Asimetri informasi merupakan adanya perbedaan jumlah informasi yang dimiliki
oleh perusahaan dan pihak luar. Perusahaan sebagai agent dianggap memiliki
informasi yang lebih mengenai kinerja serta prospek perusahaan apabila
dibandingkan dengan pihak luar (investor/kreditor) sebagai principal. Pemberian
12
sinyal baik terhadap pihak luar merupakan cara yang dapat digunakan untuk
mengurangi asimetri informasi.
Berikut adalah jenis- jenis dividen beserta penjelasannya menurut Brigham
(2006) :
1. Cash dividend (dividen tunai)
Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
Umumnya cash dividend lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih
sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen lain. Cash
dividend ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang
sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Saat rapat pemegang saham,
perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan
dibagi dalam bentuk cash dividend. Perusahaan hanya berkewajiban membayar
dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen.
Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham hanya yang namanya tercatat
dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh
perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, seperti bank. Hal yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya
pembagian dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk
pembagian dividen tersebut.
2. Stock dividend (dividen saham)
Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham, bukan
dalam bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend disarankan apabila terdapat
laba atau surplus yang tersedia. Adanya pembayaran dividen saham ini maka
13
jumlah saham yang beredar meningkat, namun pembayaran dividen saham ini
tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan karena stock dividend baru akan
meningkatkan kemakmuran pemegang saham apabila perusahaan juga
membayarkan dividen dalam bentuk kas. Sehingga pemegang saham selain
mendapat tambahan dana lembar saham juga tetap mendapatkan cash dividend.
3. Dividen harta
Yaitu bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta
selain kas. Walaupun dapat berbentuk harta lain, tetapi biasanya harta tersebut
dalam bentuk surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Dividen skrip atau dividen utang
Yaitu bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang dimasa datang.
Dividen skrip terjadi karena perusahaan ingin membagikan dividen dalam bentuk
uang tunai, tetapi tidak tersedia kas yang cukup, walupun laba ditahan
menunjukan saldo yang cukup. Karena itu, pihak manajemen perusahaan
menjanjikan untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang kepada para
pemegang saham.
5. Dividen Likuidasi
Yaitu dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham
dalam berbagai bentuknya, tetapi tidak didasarkan pada besarnya laba usaha atau
saldo laba ditahan perusahaan. Dividen likuidasi merupakan pengembalian modal
atas investasi pemilik oleh perusahaan.
14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen
Atmaja (2008) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi dividen antara
lain:
a. Perjanjian Hutang
Umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor membatasi
pembayaran dividen. Misalnya, dividen hanya dapat diberikan jika kewajiban
hutang telah dipenuhi perusahaan dan rasio-rasio keuangan menunjukkan dalam
kondisi sehat.
b. Pembatasan dari Saham Preferen
Tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham
preferen belum dibayar.
c. Tersedianya Kas
Dividen berupa uang tunai (cash dividen) hanya dapat dibayar jika tersedia
uang tunai yang cukup. Jika likuiditas baik, perusahaan dapat membayar dividen.
d. Pengendalian
Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, ia
cenderung segan untuk menjual saham baru sehingga lebih suka menahan laba
guna memenuhi kebutuhan dana baru. Akibatnya dividen yang dibayar menjadi
kecil. Faktor ini menjadi penting pada perusahaan yang relatif kecil.
e. Kebutuhan Dana untuk Investasi
Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk di investasi
kan pada proyek-proyek yang menguntungkan. Sumber dana baru yang
merupakan modal sendiri (equity) dapat berupa penjualan saham baru dan laba
ditahan. Manajemen cenderung memanfaatkan laba ditahan karena penjualan
15
saham baru menimbulkan biaya peluncuran saham (floation cost). Oleh karena itu,
semakin besar kebutuhan dana investasi, semakin kecil dividen payout ratio.
f. Fluktuasi Laba
Jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat memberikan dividen
yang relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika laba tiba-tiba
merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi, dividen sebaiknya kecil
agar kestabilan terjaga. Selain itu perusahaan dengan laba yang berfluktuasi
sebaiknya tidak banyak menggunakan hutang guna mengurangi resiko
kebangkrutan. Konsekuensinya: laba ditahan menjadi besar dan dividen mengecil.
5. Asymmetric Information Model ( Model Asimetris Informasi )
Manajer sebagai pengelola yang mengetahui informasi perusahaan terkadang
tidak memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan yang sesungguhnya
kepada pemilik. Sementara pemilik atau para pemegang saham mempunyai
informasi yang lebih sedikit dibandingkan manajer karena tidak mempunyai
kontak langsung dengan perusahaan, sehingga mereka tidak mengetahui
peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi. Kondisi seperti inilah yang
menyebabkan terjadinya asimetri informasi, yaitu kondisi dimana salah satu pihak
dari suatu transaksi memiliki infomasi lebih banyak atau lebih baik dibanding
pihak lainnya (Martono dan Agus; 2008).
Lebih lanjut Martono dan Agus menyatakan dalam hal ini, manajer lebih
banyak mengetahui informasi berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan
dibandingkan dengan pemegang saham.Awalnya model asimetri informasi berasal
dari pengusaha dalam pasar tenaga kerja sering memiliki informasi lebih banyak
tentang status sekarang dan mendatang perusahaannya, dan dapat menggunakan
16
kelebihan ini sebagai basis negosiasi. Hal ini dapat dilihat sebagai suatu
ketidaksempurnaan dalam bekerjanya mekanisme pasar dan bisa menyebabkan
efesiensi ekonomik (Bandi; 2010). Kondisi seperti ini membuat manajemen
memanfaatkan ketidakselarasan informasi untuk keuntungan manajemen sendiri
serta sekaligus merugikan pihak luar perusahaan seperti membiaskan informasi
yang terkait dengan investor (Scott dalam Ujiyantho; 2007). Terdapat dua macam
asimetri informasi yaitu:
a. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang mungkin dapat mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak
disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
b. Moral hazard, yaitu jenis asimetri informasi di mana ada pihak yang terkait
dengan transaksi perusahaan yang dapat mengamati secara langsung
berjalannya transaksi tersebut, sedangkan pihak lain tidak dapat melakukan
yang sama. Hal ini dapat terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan
pengendalian terhadap perusahaan. Pemilik dan kreditor tidak mungkin dapat
secara langsung mengamati berjalannya transaksi perusahaan.
6. Struktur Kepemilikan
Menurut Sugiarto (2009) strukur kepemilikan adalah proporsi kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan.
Struktur kepemilikan merupakan bentuk komitmen dari para pemegang saham
untuk melakukan pengendalian dengan tingkat tertentu kepada para manajer.
17
Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik
dan kreditur, serta corporate governance dalam proses insentif yang membentuk
motivasi manajer.
Kepemilikan saham ini dapat terbagi menjadi kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional. Masing-masing bentuk kepemilikan ini akan memiliki
kepentingan dan dampak yang berbeda terhadap dividend payout ratio.
Pengertian dari masing-masing struktur kepemilikan akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial (managerial ownership) adalah tingkat kepemilikan
saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan,
misalnya direktur dan komisaris (Wahidahwati; 2002). Pihak perusahaan memilih
dewan komisaris untuk mengawasi dan memilih manajemen perusahaan.
Kepemilikan manajerial ini diukur dengan proporsi saham yang dimiliki
perusahaan pada akhir tahun dan dinyatakan dalam presentase. Yang berarti
semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka
manajemen akan lebih fokus pada kepentingan pemegang saham yaitu mereka
sendiri.
Ketika kepemilikan manajerial meningkat, maka kepentingan mereka sejajar
dengan para pemegang saham luar. Dengan demikian, meningkatnya kepemilikan
manajerial akan menurunkan biaya agensi. Semakin besar tingkat kepemilikkan
oleh pihak manajerial yang dimiliki oleh manajemen yang sekaligus menjadi
bagian dari pemilik perusahaan, maka akan mengakibatkan agency cost yang
semakin kecil, dikarenakan pihak manajerial tersebut merangkap menjadi pemilik
18
perusahaan sehingga dapat meminimalisir biaya pengawasan didalam perusahaan
tersebut.
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh investor
institusi atau lembaga dari luar perusahaan, seperti bank, perusahaan asuransi,
perusahaan investasi atau institusi lainnya. Kepemilikan saham oleh investor
individual dan publik tidak termasuk dalam kepemilikan institusional. Wijaya dan
Wibawa (2010) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan
yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara
manajer dan pemegang saham.
Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme
monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer, hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan dengan keterlibatan institusional dalam
kepemilikan saham, manajemen perusahaan akan diawasi oleh investor-investor
institusional sehingga kinerja manajemen juga akan meningkat.Semakin besar
kepemilikan, institusi maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari
institusi tersebut untuk mengawasi manajemen, akibatnya akan memberikan
dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga
kinerja perusahaan akan meningkat. Kinerja yang meningkat tersebut akan
menguntungkan bagi pemegang saham karena dengan kata lain pemegang saham
akan mendapatkan banyak keuntungan berupa dividen.
7. Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan
pembiayaan melalui hutang. Kebijakan hutang sering diukur dengan debt ratio,
19
yang dihitung dengan perhitungan total hutang dibagi dengan total aktiva. Rasio
ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk perusahaan dalam
rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio menunjukkan
semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak kreditor dan
semakin besar biaya hutang atau biaya bunga yang harus dibayar perusahaan.
Menurut Riyanto (2001) rasio hutang dimaksudkan sebagai kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya (baik hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang). Pembiayaan dengan hutang, memiliki 3
implikasi penting yaitu :
1. Memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang
terbatas.
2. Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan
margin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan
sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar
ada pada kreditur.
3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi
yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka
pengembalian atas modal pemilik akan menjadi lebih besar. Akan tetapi, jika
pengembalian yang diperoleh atas investasi yang dibiayai dengan dana
pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka pengembalian atas modal
pemilik semakin kecil. Sebagian besar perusahaan lebih memilih
menggunakan hutang dibanding penerbitan saham baru untuk mendapatkan
dana tambahan, ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan lebih kecil. Hal ini
20
akan berdampak pada profitabilitas perusahaan karena sebagian pendapatan
digunakan untuk membayar hutang. Penggunaan debt akan mengurangi
konflik antara shareholders dan agent.
8. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan adalah ukuran besar kecilnya suatu perusahaan (Fitriati;
2010). Berdasar firm size-nya, perusahaan dibedakan menjadi perusahaan big
(besar) dan small (kecil). Besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total
aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Menurut Miranty (2012), kapitalisasi
pasar dapat mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini yang merupakan
suatu pengukuran terhadap ukuran perusahaan. Market value dapat diperoleh
dari perhitungan harga pasar saham dikalikan jumlah saham yang diterbitkan
(outstanding shares). Market value (nilai pasar) inilah yang biasa disebut dengan
kapitalisasi pasar (market capitalization).
Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa
sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat
dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana eksteren
lainnya, maka perusahaan berkesempatan untuk membayar dividen kepada
pemegang saham. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan
kebijakan dividen yang tinggi. Market capitalization mencerminkan nilai
kekayaan perusahaan saat ini. Market capitalization merupakan suatu pengukuran
terhadap firm size perusahaan di mana perusahaan bisa saja mengalami kegagalan
maupun kesuksesan. Dengan kata lain, market capitalization adalah nilai
keseluruhan dari semua outstanding shares yang ada, perhitungannya dapat
21
dilakukan dengan cara mengalikan banyaknya saham yang beredar dengan harga
pasar saat ini.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian dalam penelitian–penelitian
yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
TABEL 2.1. PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti
(tahun) Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian
Handoko
(2002)
Independen:
a) Kepemilikan
manajerial
b) Dispersi
kepemilikan
c) Arus kas
d) Jaminan aset
Dependen: Kebijakan
deviden
Regresi linier
berganda
Hasil penelitian ini hanya
variabel arus kas yang
meemiliki hubungan yang
signifikan terhadap
kebijakan dividen. Variabel
lainnya seperti kepemilikan
manajerial, dispersi.
kepemilikan dan jaminan
aset mempunyai hubungan
yang tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen
Putra (2006) Independen:
a) Kepemilikan
manajerial
b) Dispersi
kepemilikan
c) Kepemilikan
institusional
d) Jaminan aset
Dependen:
Kebijakan Deviden
Regresi linier
berganda
Kepemilikan manajerial
Berpengaruh negatif dan
tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen.
Sedangkan jaminan aset
berhubungan positif dan
Signifikan terhadap
kebijakan dividen.
Pujiastuti
(2008)
Independen:
a) Kepemilikan
manajerial
b) Pemegang saham
c) Jaminan aset
d) Hutang
e) Arus kas
Dependen: Kebijakan
deviden
Regresi linier
berganda
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial
dan hutang berpengaruh
negatif terhadap kebijakan
deviden, sedangkan
pemegang saham
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
deviden.
22
Lanjutan
Tabel 2.1
Reza
(2011)
Independen:
a) Kepemilikan
manajerial
b) Dispersi
kepemilikan
c) Arus kas
d) Jaminan aset
Dependen: Kebijakan
deviden
Regresi linier
berganda
Dari keempat variabel
tersebut menunjukkan
bahwa arus kas
berpengaruh positif
terhadap kebijakan
deviden.
Astutik
(2015)
Independen:
a) Hutang
b) Kepemilikan
manajerial
c) Kepemilikan
institusional
d) Ukuran perusahaan
e) Jaminan aset
Dependen:
Kebijakan deviden
Regresi linier
berganda
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel independen yang
terdiri dari hutang
berpenaruh negatif
terhadap kebijakan
deviden, dan kepemilikan
manajerial, kepemilikan
institusional, ukuran
perusahaan, serta jaminan
aset berpengaruh positif
terhadap kebijakan
deviden.
C. Pengembangan Hipotesis
Berikut adalah pengembangan hipotesis dari penelitian ini :
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen
Kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan adalah pihak yang secara
aktif berperan dalam mengambil keputusan untuk menjalankan perusahaan. Pihak-
pihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi
perusahaan (Wahidahwati; 2002).
Menurut teori keagenan yang disampaikan oleh Jensen dan Meckling dalam
Wijaya dan Wibawa (2010) salah satu cara untuk mengurangi agency cost dalam
sebuah perusahaan yaitu dengan adanya kepemilikan manajerial. Semakin tinggi
tingkat kepemilikan manajerial maka semakin besar informasi yang dimiliki oleh
23
manajemen yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan, sehingga mengakibatkan
agency cost semakin kecil, karena pemilik sekaligus merangkap menjadi agent
sehingga dapat menurunkan biaya pengawasan terhadap agent. Hal ini
dikarenakan informasi-informasi yang dimiliki oleh insider mengenai rencana-
rencana perusahaan lebih lengkap daripada pemegang saham yang lain. Pada sisi
lain, pembayaran dividen dapat memperkuat posisi perusahaan untuk mencari
tambahan dana dari pasar modal sehingga kinerja perusahaan dimonitor oleh tim
pengawas pasar modal. Adanya pengawasan ini menyebabkan manajer
berusaha mempertahankan kualitas kinerja sehingga akan menurunkan konflik
keagenan.
Semakin besar kepemilikan manajerial, maka manajemen akan lebih
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. Secara empiris kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Rozeff dalam
Haruman (2008) bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial maka dividen
yang dibayarkan akan semakin rendah. Variabel kepemilikan manajerial
mempunyai hubungan yang negatif dengan kebijakan dividen. Penetapan dividen
yang rendah disebabkan karena manajer memiliki harapan investasi yang akan
datang dibiayai oleh sumber internal yang berasal dari laba ditahan bukan dari
dana eksternal yang berasal dari hutang. Hal ini, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pujiastuti (2008). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis
penelitian yang di ajukan sebagai berikut:
H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen.
24
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen
Sesuai dengan agency theory yang mendeskripsikan suatu hubungan atau
kontrak antara perusahaan (pemegang saham) dan agent (manajer), maka dapat
kita lihat kekuatan pada kepemilikan institusional. Ketika suatu perusahaan
dikuasai oleh institusional investor dalam jumlah atau tingkatan yang besar maka
akan menimbulkan adanya kekuasaan yang besar pada institusional investor
tersebut.
Kepemilikan Institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh investor
institusi dari luar perusahaan. Institusi adalah semua pihak yang berbentuk
lembaga baik swasta, pemerintah dan asing yang mempunyai saham di perusahaan
tersebut. Adanya jumlah presentase saham yang dimiliki oleh manajemen dan
institusi yang tidak seimbang, maka akan menimbulkan konflik keagenan. Tingkat
saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-upaya pengawasan
yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manager,
yaitu manajer melaporkan laba secara opportunistic untuk memaksimumkan
kepentingan pribadinya (Ujiyantho; 2007). Perusahaan dengan tingkat agency cost
yang rendah cenderung akan membagikan dividen dalam jumlah yang kecil.
Pemilik institusional lebih menyukai return saham yang diperoleh dari dividen
dibanding capital gain. Hal ini disebabkan karena pajak dividen dikurangkan
langsung dari sumbernya, sehingga dividen akan memberikan keuntungan pajak
para pemilik institusional. Santoso dan Prastiwi (2012) menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional, maka akan semakin besar
dividen yang dibagikan.
H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen.
25
D. Rerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun rerangka pemikiran sebagai
berikut:
Variabel Independen (X)
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
X1 = Kepemilikan manajerial
X2 = Kepemilikan institusional Y = Kebijakan deviden
1. Debt to Total Assets Ratio
2. Size
Variabel Dependen (Y)
Variabel Kontrol
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menyajikan data dalam jenis data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari pihak pertama. Sumber data
penelitian ini berupa laporan keuangan dan annual report yang dipublikasikan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan panduan lain sebagai referensi yang dapat
menunjang penulisan skripsi ini.
B. Metode Penentuan Sampel
Pemilihan sampel diseleksi secara purposive sampling dari seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
tujuan untuk memperoleh sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Teknik purposive sampling merupakan salah satu pengambilan sampel non
probabilitas dimana teknik pemilihan secara tidak acak yang informasinya
diperoleh berdasarkan pertimbangan tertentu dan umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian.
Penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun berturut-turut periode
2013-2017 untuk dijadikan bahan penelitian. Variabel yang dianalisis dalam
penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable), variabel terikat
27
(dependent variable) yang akan menjelaskan hubungan antara kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. Variabel
bebas (independent variable) dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional. Sedangkan, variabel terikat (dependent variable)
dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen.
C. Definisi dan Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang menjadi perhatian utama
dalam penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kebijakan
Dividen (DPR).
a. Kebijakan dividen / Dividend Payout Ratio (DPR)
Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut Sartono
(2008) menyatakan bahwa “Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba
yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan
dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.
Dividen Payout Ratio (DPR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dividend Payout Ratio (DPR) = Dividend per Share
Earning per Share
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen
baik secara positif dan negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
28
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Kepemilikan Manajerial
Menurut Wijaya dan Wibawa (2010) Kepemilikan presentase saham oleh pihak
manajemen dari dewan komisaris dan direksi yang turut mengambil keputusan
kepemilikan manajerial yang besarnya dapat dihitung dari periode 2013-2017
dalam satuan persentase sebagai berikut:
MNJR = ∑ saham direksi dan manajer x 100%
∑ saham beredar
b. Kepemilikkan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan total persentase bank, perusahaan
asuransi, perusahaan yang berinvestasi, dana pensiun, dan lembaga keuangan
besar lain terhadap total modal saham sebuah perusahaan. Sesuai dengan
penelitian Lucyanda dan Lilyana (2012), variabel kepemilikan institusional diukur
dengan rumus:
INST =∑ saham institusional x 100%
∑ saham beredar
3. Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
Independen/ variabel bebas terhadap variabel dependen/ variabel tergantung, tidak
dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah kebijakan hutang dan ukuran perusahaan.
29
a. Kebijakan hutang
Kebijakan hutang merupakan salah satu rasio pengaruh yang menunjukkan
seberapa besar pembiayaan perusahaan dibiayai oleh hutang. Debt to Asset Ratio
(DAR) memperlihatkan proporsi antara hutang yang dimiliki dengan seluruh
kekayaan (aktiva) yang dimiliki. Menurut Hery (2015) Debt to Asset Ratio (DAR)
ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Debt to Assets Ratio = ∑ hutang x 100%
∑ aset
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan total aset di
logaritmakan perusahaan yang mengacu pada penelitian Rachmawati dan
Triatmoko (2007) ukuran perusahaan dihitung dengan rumus:
Size= log (∑ aset)
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2013-2017. Jumlah populasi
perusahaan dalam penelitian adalah 140 perusahaan.
2. Sampel Penelitian
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham
perusahaan dengan kriteria berikut.
30
a. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tiga tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu 2013-2017
b. Perusahaan manufaktur yang memberikan informasi tentang adanya pemisahan
kepemilikkan saham oleh manajerial dari tahun 2013-2017
c. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten membagikan dividen tunai
selama tiga tahun penelitian yaitu 2013-2017.
Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini
seperti terlihat pada Tabel 3.1 :
TABEL 3.1 HASIL KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN
Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menyajikan laporan keuangan secara
berturut-turut dari tahun 2013-2017
140
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki
kepemilikan manajerial secara beturut-turut dari tahun
2013-2017
(82)
Perusahaan yang tidak konsisten membagikan
dividen tunai pada tahun 2013-2017
(47)
Total sampel penelitian 11
Tahun Pengamatan 5 tahun
Sumber: data sekunder yang diolah
Diperoleh total sampel penelitian sebanyak 11 perusahaan dengan masa
pengamatan selama 5 tahun, berikut daftar sampel perusahaan dalam penelitian
pada tabel 3.2.
TABEL 3.2 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
NO. KODE SAHAM NAMA PERUSAHAAN
1 ASII Astra Internasional Tbk.
2 GGRM Gudang Garam Tbk
3 KAEF Kimia Farma Tbk
31
Lanjutan
tabel 3.2
4 LION Lion Metal Works Tbk.
5 LMSH Lionmesh Prima Tbk
6 TCID Mandom Indonesia Tbk
7 KLBF Kalbe Farma Tbk
8 MERK Merek Indonesia Tbk
9 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
10 UNVR Unilever Indonesia Tbk
11 INDF Indofood CBP Sukses Makmur
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dengan metode studi pustaka dan dokumentasi.
Studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti buku,
jurnal, dan literatur lain yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi dilakukan
dengan menggunakan data arsip laporan keuangan yang terdapat pada website
(BEI).
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan uji statistik menggunakan regresi linier
berganda.Hubungan fungsional antara satu varibel terikat dengan variabel bebas
dapat dilakukan dengan regresi linier berganda.Sebelum menggunakan model
regresi linear berganda dalam menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan
analisis statistik deskriptif dan pengujian asumsi klasik.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan
menyajikaninformasi dari sejumlah besar data. Statistik deskriptif dapat
mengubah data mentah menjadi informasi yang dapat menggambarkan fenomena
32
atau karakteristik dari data. Teknik deskriptif yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah untuk menginterpretasikan nilai rata- rata, nilai maksimum, dan nilai
minimum dari masing- masing variabel penelitian.Statistik deskriptif dapat dilihat
dari rata-rata (mean), nilai tengah (median), maksimum, minimum, dan standar
deviasi dari masing-masing variabel. Rata-rata (mean), nilai tengah (median),
maksimum, dan minimum menunjukkan hasilanalisis terhadap dispersi variabel.
Sedangkan standar deviasi menunjukkan penyimpangan variabel terhadap nilai
rata-rata (Ghozali; 2006).
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear. Analisis regresi bertujuan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih serta
menunjukkan arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
yang digunakan dalam sebuah penelitian. Untuk melakukan estimasi model
regresi linear berganda penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu software
Eviews 9. Penelitian ini menggunakan data panel. Data panel adalah gabungan
antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section).
Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan model common effect, fixed
effect dan random effect, (Widarjono; 2013).
a. Pendekatan model common effect
Merupakan pendekatan yang paling sederhana untuk mengestimasi data
panel. Hal ini dikarenakan model common effect tidak memperhatikan dimensi
33
individu maupun waktu karena pendekatan ini mengasumsikan bahwa
perilaku data antar individu dan kurun waktu adalah sama. Pendekatan ini
memiliki kelemahan antara lain yaitu ketidaksesuaian model dengan keadaan
sesungguhnya karena adanya asumsi bahwa perilaku antar individu dan kurun
waktu adalah sama padahal pada kenyataannya kondisi setiap objek akan
saling berbeda pada suatu waktu dan waktu lainnya.
b. Pendekatan model fixed effect
Model pendekatan ini mengasumsikan adanya perbedaan antar objek satu dan
lainnya meskipun koefisien regresor yang sama. Fixed effect maksudnya
adalah bahwa suatu objek memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk
berbagai periode waktu, demikian pula dengan koefisien regresinya.
c. Pendekatan model random effect
Model random effect menggunakan residual yang diduga memiliki hubugan
antar waktu dan objek serta tidak memerlukan dilakukan kembali uji asumsi
klasik. Untuk menganalisis data panel menggunakan model ini, terdapat satu
syarat yang harus dipenuhi yaitu objek silang lebih besar dari banyaknya
koefisien.
Sementara itu, model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1 MNJR + β2 INST + β3 DAR + β4 SIZE
Keterangan:
Y = Dividend Payout Ratio (DPR)
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
MNJR = Kepemilikan Manajerial
34
INST = Kepemilikan Institusional
DAR = Debt To total Assets Ratio
SIZE = Ukuran Perusahaa
3. Pengujian Model
a. Uji Chow
Uji ini digunakan untuk pemilihan antara model fixed effect dan common
effect. Chow test merupakan uji dengan melihat hasil F statistik untuk memilih
modelyang lebih baik antara model common effect atau fixed effect. Apabila nilai
probabilitas signifikansi F statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0,05
maka H0 diterima, namun jika nilai probabilitas signifkansi F statistik lebih besar
dari tingkat signifikansi α = 0,05 maka H0 ditolak.
H0 menyatakan bahwa model common effect yang lebih baik digunakan dalam
mengestimasi data panel dan Ha menyatakan bahwa model fixed effect yang lebih
baik (Widarjono; 2013).
b. Uji Hausman
Uji hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed
effect atau random effect yangpaling tepat digunakan. Setelah selesai melakukan
uji Chow dan didapatkan model yang tepat adalah fixed effect, maka selanjutnya
kita akan menguji model manakah antara model fixed effect atau random effect
yang paling tepat, pengujian ini disebut sebagai uji Hausman.
Uji Hausman dalam menentukan model terbaik menggunakan statistik chi
square dengan degree of freedom adalah sebanyak k, k adalah jumlah variabel
independen. Apabila nilai statistik chi square lebih besar dibandingkan tingkat
signifikansi α = 0,05 maka H0 ditolak yang artinya model yang lebih baik adalah
model random effect. Apabila nilai statitik chi square lebih kecil dari tingkat
signifikansi α = 0,05 maka H0 diterima yang mengartikan bahwa model yang
lebih baik adalah model fixed effect (Widarjono; 2013).
36
4. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen baik secara parsial maupun simultan, maka dilakukan uji statistik T.
Berikut penjelasan tentang uji statistik T:
a. Uji Statistik T
Uji hipotesis dengan menggunakan uj-t pada dasarnya untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial. Uji t-statistik biasanya berupa pengujian hipotesis:
H0 = Variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tak bebas
Ha = Variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas.
Pengujian dua arah dalam tingkat signifikasi α= 5% dan df= n - k (n = jumlah
observasi, k = jumlah parameter), maka hasil pengujian akan menunjukan:
a. Apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi ≤ 0,05, maka Ha diterima
dan H0 ditolak, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b. Apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak dan
H0 diterima, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengujian data dan hasil pembahasan pada bab
sebelumnya tentang pengaruh agency cost terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia periode 2013-2017. Penelitian
ini menggunakan regresi data panel sebagai alat uji hipotesis dengan program
Eviews 9. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa kepemilikan manajerial
(MNJR) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan
manufaktur periode 2013-2017, sehingga yang menyatakan bahwa H1 ditolak
atau tidak terdukung.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh bahwa, kepemilikan institusional
(INST) berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan
manufaktur periode 2013-2017, sehingga yang menyatakan bahwa H2
diterima atau terdukung.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel kepemilikan manajerial
mempunyai hubungan yang negatif dengan kebijakan dividen. Penetapan dividen
yang rendah disebabkan karena manajer memiliki harapan investasi yang akan
53
datang dibiayai oleh sumber internal yang berasal dari laba ditahan bukan dari
dana eksternal yang berasal dari hutang. Kemudian variabel kepemilikan
institusional (INST) berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan
Institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh investor institusi dari luar
perusahaan. Institusi adalah semua pihak yang berbentuk lembaga baik swasta,
pemerintah dan asing yang mempunyai saham di perusahaan tersebut. Adanya
jumlah presentase saham yang dimiliki oleh manajemen dan institusi yang tidak
seimbang, maka akan menimbulkan konflik keagenan. Tingkat saham institusional
yang tinggi akan menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih intensif
sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manager, yaitu manajer
melaporkan laba secara opportunistic untuk memaksimumkan kepentingan
pribadinya.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi perusahaan, sebaiknya lebih meningkatkan pengawasan institusionalnya
terhadap manajemen perusahaan. Perusahaan juga sebaiknya meningkatkan
pembagian saham oleh manajemen agar manajer bertindak sesuai dengan
keinginan para pemegang saham. Sehingga diharapkan pembagian dividen
kepada para pemegang saham tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan
para pemegang saham dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.
2. Bagi investor, sebaiknya untuk lebih memperhatikan dan menghindari saham-
saham perusahaan yang memiliki kepemilikan saham manajerial yang rendah
agar nilai saham yang dimiliki tidak berpotensi mengalami penurunan.
54
Investor juga sebaiknya memilih saham-saham yang memiliki pembayaran
dividen yang tinggi agar nilai saham yang dimiliki berpotensi mengalami
peningkatan.
3. Bagi peneliti, akan lebih baik untuk menambahkan variabel-variabel lain yang
diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, serta memperbanyak
jumlah sampel yang akan digunakan dengan memilih kelompok industri pada
sektor tertentu sehingga sampel dapat mewakili populasinya, karena hasil
penelitian ini, variabel independen yang digunakan hanya mampu mampu
menerangkan variasi variabel dependen yaitu sebanyak 20,29%. Sisanya
79,71% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam model
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyana, Ida Bagus Gede Nicko Sabo dan Ardiana, Putu Agus. 2014. “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset, Profitabilitas, dan
Tingkat Likuiditas pada Struktur Modal”. E-journal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol 10, Nomor 1. ISSN: 2302-8556. Bali.
Ambarwati, S. 2010, Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Andi.
Bandi., Wibawa Anas. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Brigham, EugeneF. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh Terjemahan
Dodo Suharno, Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.
Budi, Sanjaya. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Kajian Akuntansi.
Vol. 4. No. 1. pp: 15-24.
Darmadji, T.H.M Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Darmawan, Ari. 2011. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan,
Leverage, Profitabilitas, Struktur Kepemilikan Saham, Investasi, Peluang
Investasi Terhadap Dividen, Free Cash Flow”. Jurnal Aplikasi Manajemen.
9(4): h: 1413-1425.
Dewi, Sisca Christyanti. 2008. “Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Deviden”. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol 10. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Fitriati, Ika Rosyada. 2010. Analisis Hubungan Distress Risk, Firm Size, dan
Book To Market Ratio Dengan Return Saham. Skripsi. Universitas
Diponegoro
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, Jesica. 2002. “Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Deviden
Perusahaan-Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Widya
Manajemen dan Akuntansi.Vol. 2, No. 3 Desember. Hal. 180-190.
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan
Keuangan dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Pontianak
Hermeindito, Kaaro. 2001. Analisis Leverage dan Dividen Dalam Lingkungan
Ketidakpastian : Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing Theory.
Simposium Nasional Akuntansi IV.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan.
Yogjakarta: CPAS
Horne, V., C. James, dan J. M. Wachowicz . 2005. Fundamentals of Financial
Management. Thirteen Edition. Terjemahan Dewi Fitriasari. Prinsip –
Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat..
Jama’an. 2008. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas
Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan
(Studi Pada Perusahaan Publik Di BEJ)”.Tesis Strata-2.Program Studi
Magister Sains Akuntansi.Universitas Diponegoro, Semarang.
Kusuma, Hadri, 2004. “Kandungan Informasi Tambahan dari Laba, Modal Kerja
Operasi dan Arus Kas pada Perusahaan Manufaktur Go Public Tahun 1997-
2001”. Sinergi, Vol.7, No.1, hal. 1-12. ISSN: 1410-9018.
Kusuma, Hadri. 2006. “Efek Informasi Asimetri terhadap Kebijakan Dividen”.
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Volume 10 No. 1, Juni, p 1 – 12.
Kusumawati, Dwi Novi dan Bambang Riyanto. 2005. Corporate Governance dan
Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance reporting dan Struktur Dewan
terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. “Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur
Kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Dinamika Akuntansi.
Nomor 2. Volume 4. Hal 129-138.
Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :
EKONISIA.
Miranty, Nuza. 2012. Pengaruh DER, Kapitalisasi Pasar, dan Turnover Ratio
Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index Periode 2005-2010. Skripsi. Universitas Indonesia
Pujiastuti, Triani. 2008. “Biaya Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia”. Jurnal
Keuangan dan Perbankan. Vol. 12, No 2. Hal. 183-197.
Rachmawati, Andri., dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi (SNA) X. Makassar.
Reza. 2011. Pengaruh Agency Cost Terhadap Kebijakan Deviden Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI Tahun 2004-2008. Skripsi.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Rosdini, Dini. 2009. “Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout
Ratio”. Research Day, Faculty of Economics Padjajaran University,
Bandung.
Santoso, Habib Dwi dan Andri Prastiwi. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen”. Journal of Accounting, Vol 1, No1
Tahun 2012.
Sari, R. R., Muharam, H., & Sufian, S. 2016. Analisis Pengaruh Investment
Opportunities, Leverage, Risiko Pasar Dan Firm Size Terhadap Dividend
Policy (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011–2014. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Sofyaningsih, Sri dan Pancawati Hardiningsih. 2011. “Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang Dan Nilai Perusahaan Ownership
Structure, Dividend Policy And Debt Policy And Firm Value”.Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Mei, halaman 68-87.
Sugiarto. 2009. Struktur Modal ,Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan
Keagenan dan Informasi Asimetri, Graha ILmu Yogyakarta.
Suharli, M., 2007, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Periode 2002-2003)”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 9 (1), hal 9-17
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo.
Ujiyantho, Muh Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Studi Pada
Perusahaan Go Public Sektor Manufaktur. Simposium Nasional Akuntansi
X. Makassar.
Widarjono, A. 2013. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia.
Wijaya, L.R.P, Wibawa, A. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Wildham Bestivano. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, dan Leverage terhadap Perataan Laba. Skripsi. Akuntansi.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Yulia Astutik, Oknandri. 2015. “Analisa Pengaruh Agency Cost Terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”.
Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Yuningsih. 2002. “Interpedensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio,
Finance Leverage dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang listed di
Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Jurnal Bisnis dan ekonomi.
www.idx.co.id/ (Diakses pada 11 Maret 2018)