pengantar - universitas bengkulu

31

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU
Page 2: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

kasih saying-Nya kegiatan Seminar Nasional Ekonomi 2013 dan Call Paper dapat

terlaksana dengan baik. Selawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW

selaku pembawa pembawa ummat manusia dari alam Jahiliyah ke alam yang

berilmu pengetahuan.

Seminar Nasional Ekonomi (SNE) 2013 yang mengambil tema “Membangun Negeri

Dari Daerah” merupakan yang pertama dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas

Malikussaleh, kegiatan ini direncanakan akan menjadi agenda tahunan di Fakultas

Ekonomi Universitas Malikussaleh yang berskala Nasional. Diharapkan dengan

adanya kegiatan SNE ini akan memacu pemikiran-pemikiran kritis, logis dan

akademis dalam rangka mendorong pembangunan nasional yang partisipatif.

Pemikiran-pemikiran dan hasil kajian dituangkan dalam artikel ilmiah yang dimuat

dalam prosiding, yang tentu saja akan sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan

maupun pemerintah dalam mengambil kebijakan. Mengingat kegiatan ini akan

dilakukan secara berkesinambungan setiap tahunnya, kami juga berharap peserta

yang ikut pada tahun pertama ini akan terus berpartisipasi di masa-masa yang akan

datang.

Kegiatan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih kami kepada: DR. Apridar, M.Si selaku Rektor Universitas

Malikussaleh, Wahyuddin, SE, M.Si. Ak Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Malikussaleh, DR. Ichsan, MPPM selaku ketua tim pengarah kegiatan,

Prof. A. Hadi Arifin, M.Si, DR. Asnawi, M.Si, DR. Tarmizi Abbas, MS, DR.

Ichsan, MPPM, DR. Jullimursyida, DR.Murhaban, M.Si. Ak, DR. Usman Yacob,

DR. Fachruzzaman, DR. Tu Bagus Ismail, DR. Syukri Abdullah, Prof. DR. Ramli,

DR. Amiruddin selaku reviewer internal dari Fakultas Ekonomi Universitas

Malikussaleh, , seluruh peserta Call Paper dan pemateri keynote speaker dan peserta

seminar, Seluruh Panitia yang telah bekerja maksimal menyukseskan kegiatan

seminar dan Call Paper, donator dan pihak-pihak yang telah membantu

menyukseskan kegiatan ini tidak lupa kami sampaikan ucapatan terima kasih.

Page 3: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada maka, kami selaku panitia memohon

maaf tidak semua artikel yang masuk dimuat dalam prosiding terutama pertimbangan

tidak relevan dengan tema yang diangkat dalam seminar ini. Demikian juga kami

menyampaikan maaf kepada bapak/ibu yang artikelnya telah diterima dan dimuat

dalam proseding, tidak mendapat kesempatan untuk presentasi, berhubung adanya

keterbatasan waktu. Kami juga memohon maaf kepada semua peserta seminar

maupun Call Paper jika tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari panitia.

Akhirnya, kami berharap kegiatan ini akan memberikan manfaat kepada semua

pihak yang terlibat di dalamnya maupun pihak luar yang membaca artikel-artikel

ilmiah yang ada dalam prosiding ini.

Lhokseumawe, 26 Nopember 2013Ketua Panitia

Khairil Anwar, M.Si

Page 4: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

DAFTAR ISIKata Pengantar ~ iDaftar isi ~ ii

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PANGKAS DI KOTA BANDA ACEHA.Sakir, SE, MM dan Zulkifli, SE, M.Si ~ 1

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK MOBIL TOYOTAAVANZA TERHADAP LOYALITAS PEMBELIAN PELANGGAN ( StudiPerilaku Konsumen di Kota Lhokseumawe)Adnan ~ 2

DETERMINANT INVESTASI SWASTA DI INDONESIAAdrian Sutawijaya ~ 4

MUNGKINKAH DIRHAM BEREDAR KEMBALI DI ACEHProf. A. Hadi Arifin ~ 5

PENGARUH INVESTASI DALAM HUMAN CAPITAL TERHADAPPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIAAiyub dan Anwar Puteh ~ 6

PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMEN TERHADAP KINERJAKARYAWAN PERBANKAN DI LHOKSEUMAWEChairil Akhyar ~ 7

PERUBAHAN KEORGANISASIAN DAN PEMBELAJARAN PADA SMKNEGERI I BANDUNG MENUJU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONALAmiruddin ~ 9

PENGARUH KUALITAS JASA DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAPLOYALITAS PELANGGAN KARTU PRABAYAR GSM SIMPATI DI JAKARTAAndy Mulyana, Devi Ayuni ~ 10

POLA SEBARAN KEMISKINAN DI KABUPATEN LEBAKArief Rahman Susila ~ 11

PENGARUH MODAL USAHA, JAM KERJA, JUMLAH PRODUK DANPENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG TIDAKTERKONSENTRASI DI KOTA LHOKSEUMAWEAzhar ~ 12

IKLIM USAHA INDONESIA: LANGKAH UNTUK PERBAIKANCut Afrianandra, Said Muniruddin ~ 13

ANALISA BRAND EQUITY UNIVERSITAS TERBUKA (UT) (Studi KasusUPBJJ-UT BOGOR)

Page 5: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

ANALISIS PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAANMURABAHAH SEBAGAI PERSYARATAN PADA PEMBIAYAANMUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDA ACEHRayyan Firdaus ~ 60

ANALISIS RISIKO PERBANKAN PADA BANK UMUM KONVENSIONALYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DANSETELAH KRISIS FINANSIAL GLOBAL 2008Riha Dedi Priantana, Aulia Hidayat ~ 61

PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, ORIENTASI ETIKA DAN NILAI ETIKAORGANISASI DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABELINTERVENING TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS INTERNALAUDITORRini Dwiyani Hadiwidjaja ~ 62

KUALITAS LABA: IMPLIKASI DARI PENGARUH TENURE TERHADAPKUALITAS AUDITRini Indriani, Apterrizko Dwi KusumaPutra ~ 63

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK DEVISA DI INDONESIARistati ~ 64

PENGARUH PROFESIONALITAS, KETAATAN PADA KODE ETIK, DANPENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENENTUAN TINGKATMATERIALITASRobinson ~ 65

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KEPUASAN KERJATERHADAP PERILAKU EKSTRA PERAN KARYAWAN DENGANKOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDIPADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. CABANGLHOKSEUMAWE)Sapna Biby,Pipit Sartika ~ 66

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RESTRIBUSI PARKIR (Studi pada DinasPerhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kota Lhokseumawe)Saharuddin, SE., ME ~ 67

DEPOSITO INVESTASI MUDHARABAH DALAM DUAL BANKING SYSTEMDI INDONESIASiti Maimunah ~ 68

OPTIMALISASI PERANAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGANUSAHA TERNAK SAPI POTONG MENUJU PEMBANGUNANSWASEMBADA DAGING SAPI 2014 DI PROPINSI ACEHSitti Zubaidah, S.Pt, S.Ag ~ 69

Page 6: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013Fakultas Ekononi Unimal

65

PENGARUH PROFESIONALITAS, KETAATAN PADA KODE ETIK, DANPENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENENTUAN TINGKAT

MATERIALITASTHE INFLUENCE OF AUDITOR PROFESSIONALISM, ADHERENCE TO A

CODE OF ETHICS AND EXPERIENCE OF THE AUDITOR'S ONCONSIDERATION OF MATERIALITY LEVELS

RobinsonUniversitas Bengkulu

([email protected])

ABSTRACT

The purpose of this research is the first, provide empirical evidence o f theinfluence of professionalism auditor against consideration the level of materiality,adherence to a code of ethics to the level of materiality considerations, the level ofexperience of the auditor's consideration of materiality, and provide empirical evidenceof the influence of auditor professionalism, adherence to a code of ethics, and experienceof the auditor on consideration of materiality levels.

The results showed that: 1) Professionalism Auditor (X1) had no significant effect on theConsideration of Materiality level, which is indicated by a significance value of 0.154; 2)Adherence to the Code of Ethics (X2) has a significant influence on considerationMateriality level, which indicated by a significance value of 0.008; 3) experience Auditor(X3) have no significant influence on consideration Materiality level, indicated by asignificance value of0.819, and 4) Auditor professionalism, adherence to the Code of Ethics andAuditor experience together has influence consideration of Materiality significant level,which is indicated by the significant value of 0.000.Keywords: Professionalism, Code of Ethics, Experience, Materiality Levels

Page 7: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013Fakultas Ekononi Unimal

80

DAFTAR PESERTA PANEL PRESENTASI MAKALAH

PARALEL SESI IBidang : EkonomiChair/ Moderator : Ibrahim Qamarius, S,E., M.S.MRuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama1. E1 Revitalisasi Program Percepatan Pembangunan

Ekonomi Aceh Utara Berbasis Komoditi Unggulan Ramli

2. E1 Ekonomi Politik Media Dan Konvergensi Media DiIndonesia (Menuju Publik Yang Kritis) Kamaluddin Hasan

3. E1 Pola Sebaran Kemiskinan di Kabupaten Lebak Arief Rahman Susila4. E1 Analisis Kemiskinan Aceh Fakhruddin

5. E1Desentralisasi Pengelolaan Sektor Pertanian dalamPeningkatan Pendapatan Asli Daerah di ProvinsiAceh

Asnawi

PARALEL SESI IIBidang : EKONOMIChair/ Moderator :Ruang :

No. Kode Judul Penulis Pertama6. E2 Mungkinkah Dinar dan Dirham Beredar Kembali di

Aceh A. Hadi Arifin

7. E2 Analisis Capaian Kepuasan Masyarakat AtasLayanan Pegawai Pemerintah Kota Lhokseumawe Nasir

8 E2 Deposito Investasi Mudharabah dalam Dual BankingSystem di Indonesia Siti Maimunah

9. E2 Input-Output Analysis of the Economy in the Provinceof Nanggroe Aceh Darussalam Yulbahri

10. E2 Waqaf Sebagai Salah Satu Sumber Modal Usaha Mukhlis M.Nur

PARALEL SESI IIIBidang : EkonomiChair/ Moderator :Ruang :

No. Kode Judul Penulis Pertama

11. E3Analisis Pengaruh Pembatasan Pemakaian BBM Solarterhadap Pendapatan Rumah Tangga Nelayan UjongBlang Kota Lhokseumawe

Ikramuddin

12. E3Beberapa Faktor yang Mempengaruhi KetimpanganPendapatan Kabupaten-Kota Di Provinsi NanggroeAceh Darussalam

Yurina

13. E3Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program NasionalPemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) terhadap Peningkatan Pemberdayaan Perempuan

Teuku Edyansyah

14. E3Analisis Kontribusi Sektor Agraris terhadapPeningkatan Pendapatan Regional di Kabupaten AcehUtara

Jariah Abubakar

15. E3Pengaruh Modal dan Jumlah Produk TerhadapPendapatan pedagnag Tidak Terkonsentras di KotaLhokseumawe

Azhar

Page 8: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013Fakultas Ekononi Unimal

81

PARALEL SESI 4Bidang : EkonomiChair/ Moderator : Ibrahim Qamarius, S,E., M.S.MRuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama16. E4 Indonesia Business Climate: Gaps To Be Filled Cut Afrianandra

17. E4Analisis Potensi Penerimaan Restribusi Parkir: StudiPada Dinas Perhubungan, Pariwisata DanKebudayaan Pemerintah Kota Lhokseumawe

Saharuddin

18. E4Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil DanDana Alokasi Umum Terhadap Belanja ModalKabupaten/Kota Di Provinsi Aceh

Murtala

PARALEL SESI IBidang : AkuntansiChair/ Moderator : Husaini, S.E., MBARuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama19. A1 Analisis Ketercapaian Standar Pelayanan Minimal

pada Beberapa Daerah Pemekaran di Provinsi Aceh Nadirsyah

20. A1 Determinant Investasi Swasta di Indonesia Adrian Sutawijaya

21. A1 Analisis Faktor Determinan terhadap Belanja Daerahdalam Era Otonomi dan Desentralisasi Fiskal Fauziah Aida Fitri

22. A1Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang AnggaranTerhadap Pengawasan Keuangan Daerah DenganVariabel Moderator Partisipasi Masyarakat DanTransparansi Kebijakan Publik

Faisal

23. A1 Kualitas Laba: Implikasi Dari Pengaruh Tenureterhadap Kualitas Audit Rini Indriani

PARALEL SESI IIBidang : AkuntansiChair/ Moderator :Ruang :

No. Kode Judul Penulis Pertama

24. A2Pengaruh Pengendalian Intern, Audit Internal DanKomitmen Organisasi Terhadap Tata KelolaPemerintahan Yang Baik Serta ImplikasinyaTerhadap Kinerja Pemerintah Daerah

Murhaban

25. A2

Effect Of Government Accounting Standards,Management Knowledge About UAPPA-WTP andAvailability of Quality Facilities and InfrastructureFinancial Statements (Study On Local Government OfBengkulu City)

Dioghoffar Evani

26. A2Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan PublikTerhadap Ketepatan Waktu Penyampaian LaporanKeuangan Pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

Iswadi

27. A2Analisis Faktor- faktor yang MempengaruhiKeberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan BangunanDi Kabupaten Aceh Utara

M. Haykal

28. A2Pengaruh Profesionalitas, Kepatuhan TerhadapKode Etik Dan Pengalaman Auditor TerhadapPenentuan Tingkat Materialitas

Robinson

Page 9: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013Fakultas Ekononi Unimal

82

PARALEL SESI IIIBidang : AkuntansiChair/ Moderator :Ruang :

No. Kode Judul Penulis Pertama

29. A3Pengaruh Loan Deposit To Ratio dan Non PerformingLoan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank SyariahMandiri

Husaini

30. A3 Analisis Kinerja Keuangan Bank Devisa Di Indonesia Ristati

31. A3Pengaruh Net Profit Margin, Operating Profit Margin danSize Perusahaan LQ 45 Terhadap Laba PerusahaanYang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

Marzuki

32. A3Pengaruh Pengalaman Audit, Orientasi Etika Dan NilaiEtika Organisasi Dengan Komitmen Profesional SebagaiVariabel Intervening Terhadap Pengambilan KeputusanEtis Internal

Rini Dwiyani H

33. A3Analisis Pengaruh Indeks Harga Saham Globalterhadap Indeks Harga Saham Gabungan DI Bursa EfekIndonesia

Maya FebriantyLautania

PARALEL SESI IBidang : ManajemenChair/ Moderator : Naufal Bachri, S.E., MBARuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama34. M1 Pengaruh Pelatihan terhadap Motivasi Dan Kinerja

Staf Akademik Universitas Terbuka Devi Ayuni

35. M1Pengaruh Kualitas Jasa dan Kepuasan PelangganTerhadap Loyalitas Pelanggan Kartu Prabayar GSMSimpati di Jakarta

Andy Mulyana

36. M1Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek Mobil ToyotaAvanza terhadap Loyalitas Pembelian Pelanggan:Studi Perilaku Konsumen Di Kota Lhokseumawe

Adnan

37. M1Analisis Risiko Perbankan Pada Bank UmumKonvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek IndonesiaSebelum Dan Setelah Krisis Finansial Global 2008

Riha Dedi Priantana

38. M1 Implementasi Kebijakan Pelayanan Parkir di KotaLhokseumawe Sutriani

PARALEL SESI IIBidang : ManajemenChair/ Moderator : Likdanawati, SE, M.SiRuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama

39 M2Pengaruh Komitmen Organisasi Dan KecerdasanEmosional Terhadap Kinerja Karyawan PT. BankAceh Cabang Lhokseumawe

Edi Suhaimi

40. M2 Measuring the Factors that Improve the Performanceof Small Businesses in Kota Lhokseumawe Naufal Bachri

41. M2 Pengaruh Knowledge Management terhadap KinerjaKaryawan Perbankan di Lhokseumawe Khairil Achyar

42. M2Pengaruh Karakteristik Nasabah, Jaminan Nasabah,dan Modal Usaha Nasabah terhadap EfektifitasPenyaluran Kredit pada Bank Rakyat IndonesiaCabang Lhokseumawe

Jummaini

43. M2 Pengaruh SBI, Inflasi dan PDRB Terhadap TabunganDi Lhokseumawe Ghazali Syamni

Page 10: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013Fakultas Ekononi Unimal

83

PARALEL SESI IIIBidang : ManajemenChair/ Moderator :Ruang :

No. Kode Judul Penulis Pertama44.

M3Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran terhadapLoyalitas Pelanggan Warung Kopi Canden di KotaLhoksukon Likdanawati

45.M3

Analisis Marketing Appeals dan Source Of Messageterhadap Penerimaan Publik pada Iklan PembatasanTransaksi Tunai

Ibrahim Q

46.M3

Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran PerusahaanTerhadap Struktur Modal Perusahaan SektorKonsumsi Di Bursa Efek Indonesia

Nazir

47. M3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat KerjaKaryawan Outsourcing Pt.Arun NGL Lhokseumawe Khairawati

48. M3 Pengaruh Investasi dalam Human Capital terhadapPertumbuhan Ekonomi Indonesia Aiyub

PARALEL SESI IVBidang : ManajemenChair/ Moderator : Naufal Bachri, S.E., MBARuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama49. M4 Analisa Brand Equity Universitas Terbuka: Studi Kasus UPBJJ-

UT BOGOR Deni Surapto

50. M4 Bisnis Online untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha MikroKecil Menengah Sokiyono

51. M4 Analisis Kinerja Rantai Pasok Komoditi Kopi Gayo Rahmat Pramulya52. M4 Pemanfaatan Sosial Media Facebook untuk Bisnis Online Wiwin Siswantini

PARALEL SESI VBidang : ManajemenChair/ Moderator : Husaini, S.E., MBARuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama

53. M5Corporate Governance, Enterprise Risk ManagementDan Nilai Perusahaan: Bukti Empiris PadaPerusahaan Perbankan Di Indonesia

Husaini

54. M5Pegaruh Sarana Pendidikan TerhadapPengembangan Sumber Daya Manusia Di DayaTerpadu Almadinatuddiniah Syamsuddhuha CotMurong Kabupaten Aceh Utara

Nurmala

55. M5

Persepsi Konsumen Dalam Menilai Pengaruh MerekTerhadap Keputusan Pembelian Konsumen PadaProduk Teh Botol (Sosro) di Kota Lhokseumawe:Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas EkonomiUnimal

Khairina

56. M5

Pengaruh Karakteristik Individu dan Kepuasan KerjaTerhadap Perilaku Ekstra Peran Karyawan denganKomitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening(Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. Cabang Lhokseumawe)

Sapna Biby

Page 11: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013Fakultas Ekononi Unimal

84

PARALEL SESI IBidang : UMKM dan Kajian WanitaChair/ Moderator : Nazir, S.E., M.SiRuang :

No. Kode Judul Penulis Pertama

57. U1Partisipasi Perempuan Dalam MerumuskanKebijakan Publik Pasca Mou Helsinki Di ProvinsiAceh

Rasyidin

58. U1Efektifitas Program Simpan Pinjam PerempuanDalam pengentasan kemiskinan (Suatu Penelitian DiKecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara)

Sri Wahyuni,

58. U1 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada IndustriPenggilingan Kopi di Kabupaten Aceh Tengah Diana Sapha A.H

59. U1Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas padaKegiatan Sektor Usaha Mikro di Lingkungan UINSyarif Hidayatullah Jakarta

Fitri Amalia

60. U1Analisis Perbedaan Antara Permintaan BerasKualitas Medium Dan Super Oleh Rumah Tangga DiKabupaten Bireuen

Mukhlis

PARALEL SESI IIBidang : UMKM dan Kajian WanitaChair/ Moderator :Ruang :

No. Kode Judul Penulis Pertama61. U2 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Produksi

Industry Kreatif Di Propinsi Aceh Suriani

62. U2 Model dan Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi AcehPasca Konflik dan Tsunami - Wahyuddin

63. U2 Analisis Kelayakan Usaha Pangkas di Kota BandaAceh A.Sakir & Zulkifli

64. U2 Willingness To Pay Premi Perlindungan Kesehatan diKota Banda Aceh Ikhsan

65. U2Pemanfaat Secara Ekonomi Limbah KayuSeumantok Sebagai Agregat Kasar Pada CampuranBeton

Sri Indah Setiyaningsih

Page 12: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

1

PENGARUH PROFESIONALITAS, KETAATAN PADA KODE ETIK, DANPENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENENTUAN TINGKAT

MATERIALITAS

THE INFLUENCE OF AUDITOR PROFESSIONALISM, ADHERENCE TO ACODE OF ETHICS AND EXPERIENCE OF THE AUDITOR'S ON

CONSIDERATION OF MATERIALITY LEVELS

Hendra TaromanRobinson

Universitas Bengkulu([email protected])

ABSTRACT

The purpose of this research is the first, provide empirical evidence o f the

influence of professionalism auditor against consideration the level of materiality, adherence

to a code of ethics to the level of materiality considerations, the level of experience of the

auditor's consideration of materiality, and provide empirical evidence of the influence of

auditor professionalism, adherence to a code of ethics, and experience of the auditor on

consideration of materiality levels.

The results showed that: 1) Professionalism Auditor (X1) had no significant effect on

the Consideration of Materiality level, which is indicated by a significance value of 0.154; 2)

Adherence to the Code of Ethics (X2) has a significant influence on consideration Materiality

level, which indicated by a significance value of 0.008; 3) experience Auditor (X3) have no

significant influence on consideration Materiality level, indicated by a significance value of

0.819, and 4) Auditor professionalism, adherence to the Code of Ethics and Auditor

experience together has influence consideration of Materiality significant level, which is

indicated by the significant value of 0.000.

Keywords: Professionalism, Code of Ethics, Experience, Materiality Levels

Page 13: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

2

PENDAHULUAN

Audit yang dilakukan pada sektor publik

berbeda dengan yang dilakukan pada

sektor swasta. Latar belakang institusional

dan hukum yang berbeda yang

membedakan audit sektor publik dengan

sektor swasta, dimana audit sektor publik

mempunyai prosedur dan tanggung jawab

yang berbeda serta peran yang lebih

luas dibandingkan audit sektor swasta

(Jones. R,1996:205: Rubin, 1998: 129)

dalam Wilopo (2001:27). Hal ini dapat

diketahui bahwa auditor pemerintah dalam

melaksanakan tugasnya tidak hanya

memeriksa dan menilai kewajaran laporan

keuangan sektor publik, tetapi juga menilai

ketaatan aparatur pemerintah terhadap

undang-undang dan peraturan yang

berlaku. Disamping itu juga memeriksa

dan menilai sifat ekonomis, efisiensi dan

efektifitas dari semua pekerjaan dan

pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah.

Dengan demikian, bila kualitas audit sektor

publik rendah, maka akan mengakibatkan

risiko tuntutan terhadap pejabat

pemerintah (Elder, 1997) dan akan

muncul kecurangan, korupsi, kolusi

seperti yang terjadi di Indonesia sampai

saat ini (Wilopo 2001:28). Pemeriksaan

Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia (BPK-RI) terhadap semua

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP) maupun Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) hanya pada

tahap pemberian opini akuntan, artinya

bahwa apakah laporan keuangan disusun

sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) (PP No.71 Tahun 2010), bukan pada

kinerja keuangan. Oleh sebab itu harus

hati-hati di dalam memaknai sebuah opini

akuntan bukan opini kinerja keuangan,

kadang hal ini menjadi sebuah informasi

yang ‘terdistorsi’ antara opini akuntan

terbaik dengan opini kinerja keuangan

terbaik.

Masyarakat pada umumnya berpandangan

opini wajar tanpa pengecualian (WTP)

menggambarkan kondisi tata kelola

keuangan entitas yang mendapatkan

bersifat ‘bebas korupsi’. Ketika suatu

entitas mendapat opini WTP, dan

kemudian terjadi kasus korupsi di entitas

tersebut, masyarakat meragukan

pemberian opini WTP tersebut.

Dikalangan pejabat pemerintah pun

berbeda-beda di dalam memandang opini

WTP yang diberikan BPK kepada entitas

terhadap laporan keuangan. Banyak

mempertanyakan kenapa suatu entitas

tertentu mendapat opini WTP, pada hal

kinerjanya buruk. Entitas di pemerintahan

yang menyatakan bahwa jika instansinya

mendapat opini WTP, maka bebas dari

praktek korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN). Walau ada perbedaan persepsi

Page 14: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

3

mengenai opini WTP, tetapi wajar saja

jika entitas yang diperiksa memasang

target untuk meraih opini WTP dalam

laporan keuangan. Opini WTP memang

bukanlah segala-galanya dalam

menciptakan aparatur yang bersih. Namun

opini WTP merupakan salah satu

indikatornya. Laporan keuangan entitas

bisa dipertanggungjawabkan sesuai

dengan SAP yang berpegangan pada

prinsip akuntabilitas dan transparansi

(Warta BPK).

Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara memuat persyaratan profesional

pemeriksa, mutu pelaksanaan

pemeriksaan, dan persyaratan laporan

pemeriksaan yang profesional.

Pelaksanaan pemeriksaan yang

didasarkan pada standar pemeriksaan

akan meningkatkan kredibilitas

informasi yang dilaporkan atau

diperoleh dari entitas yang diperiksa

melalui pengumpulan dan pungujian

bukti secara obyektif. Profesionalisme

juga menjadi syarat utama bagi para auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus

memiliki wawasan yang luas tentang

kompleksitas organisasi modern.

Gambaran profesionalisme seorang

auditor menurut Hall (1968) dalam

Herawati dan Susanto, (2009) tercermin

dalam lima hal yaitu : pengabdian pada

profesi, kewajiban sosial, kemandirian,

kepercayaan terhadap peraturan profesi

dan hubungan dengan rekan seprofesi.

Ketika manajemen atau subyek audit

menawarkan sebuah imbalan atau

tekanan kepada auditor untuk

menghasilkan laporan audit yang

diinginkan oleh manajemen maka menjadi

dilema etika. Dilema etis dalam setting

auditing terjadi ketika auditor dan

auditee tidak sepakat terhadap beberapa

aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan.

Auditee dapat mempengaruhi proses

audit yang dilakukan auditor, yaitu

dengan menekan auditor melakukan

tindakan yang melanggar standar

pemeriksaan. Dalam hal ini auditor

dihadapkan pada pilihan-pilihan

keputusan yang saling bertentangan

terkait dengan aktivitas pemeriksaannya.

Merebaknya “malpraktik bisnis” dan

kurangnya independensi menyebabkan

kepercayaan para pengguna laporan

auditan terhadap akuntan menjadi

menurun. Ketika independensi dan

objektivitas terabaikan perdagangan opini

auditor menjadi hal yang “wajar” (Anni,

2004).

Page 15: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

4

Untuk dapat mencapai mutu dan kualitas

yang baik tentunya hal yang

dipertimbangkan salah satunya adalah

tingkat materialitas. Tingkat materialitas

yang ditetapkan oleh auditor mempunyai

peranan terhadap hasil pemeriksaan.

Penetapan materialitas membantu auditor

merencanakan pengumpulan bahan bukti

yang cukup. Jika auditor menetapkan

jumlah yang rendah, maka akan lebih

banyak bahan bukti yang harus

dikumpulkan.

Pertimbangan auditor tentang materialitas

adalah suatu masalah kebijakan

profesional dan dipengaruhi oleh persepsi

auditor tentang kebutuhan yang beralasan

dari laporan keuangan. Tingkat

materialitas suatu laporan keuangan tidak

akan sama, tergantung pada ukuran

laporan keuangan tersebut. Selain itu

tingkat materialitas tergantung pada dua

aspek yaitu aspek kondisional dan aspek

situasional. Materialitas pada tingkat

laporan keuangan adalah besarnya

keseluruhan salah saji minimum dalam

suatu laporan keuangan yang cukup

penting sehingga membuat laporan

keuangan menjadi tidak disajikan secara

wajar sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Dalam

konteks ini, salah saji bisa diakibatkan

oleh penerapan akuntansi secara keliru,

tidak sesuai dengan fakta atau karena

hilangnya informasi penting (Haryono,

2001 dalam Martiyani, 2010:20).

Penelitian ini dimotivasi karena

masih banyaknya pemegang kepentingan

yang mempertanyakan hasil audit yang

membuat Opini pada Laporan Hasil

Pemeriksaan BPK. Dimana selama ini

banyak entitas Pemerintah mendapatkan

Opini Wajar Tanpa Pengecualian namun

masih banyak ditemukannya pelanggaran

terhadap peraturan perundang-undangan.

Banyak kasus korupsi terhadap entitas

yang mendapatkan Opini wajar tanpa

pengecualian tersebut.

Berdasarkan pokok permasalahan yang

telah dirumuskan dalam rumusan

masalah, maka tujuan dari penelitian

adalah memberikan bukti empiris:

1) Pengaruh profesionalisme auditor

terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

2) Pengaruh ketaatan terhadap kode etik

terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

3) Pengaruh pengalaman auditor terhadap

pertimbangan tingkat materialitas.

4) Pengaruh profesionalisme auditor,

ketaatan terhadap kode etik, dan

pengalaman auditor secara simultan

terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

Page 16: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

5

RERANGKA TEORITIS DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Materialitas

Materialitas adalah besarnya nilai

yang dihilangkan atau salah saji

informasi akuntansi, dilihat dari keadaan

yang melingkupinya, yang mungkin dapat

mengakibatkan perubahan pengaruh

terhadap pertimbangan orang yang

meletakkan kepercayaan atas informasi

tersebut karena adanya penghilangan atau

salah saji tersebut (Sukrisno 1996 dalam

Yanuar 2008:18). Materialitas adalah

besarnya informasi akuntansi yang apa

bila terjadi penghilangan atau salah saji,

dilihat dari keadaan yang melingkupinya,

mungkin dapat mengubah atau

mempengaruhi pertimbangan orang yang

meletakkan kepercayaan atas informasi

tersebut. Definisi materialitas tersebut

mengakui pertimbangan materialitas

dilakukan dengan memperhitungkan

keadaan yang melingkupi dan perlu

melibatkan baik pertimbangan kuantitatif

maupun kualitatif. Keadaan yang

melingkupi yang harus dipertimbangkan

pemeriksa dalam menetapkan materialitas

di antaranya adalah sifat dan jumlah pos

dalam laporan keuangan yang diperiksa.

Sebagai contoh, suatu jumlah yang

material bagi laporan keuangan suatu

entitas mungkin tidak material bagi

laporan keuangan entitas lain dengan

ukuran dan sifat yang berbeda. Begitu

juga, jumlah yang material bagi laporan

keuangan entitas tertentu kemungkinan

berubah dari satu periode ke periode yang

lain.

Pertimbangan pemeriksa tentang

materialitas merupakan pertimbangan

yang bersifat professional dan

dipengaruhi oleh persepsi yang wajar

tentang keandalan dan kepercayaan atas

laporan keuangan yang diperiksa.

Materialitas mengandung unsur

subjektivitas tergantung pada sudut

pandang, waktu, dan kondisi pihak yang

berkepentingan. Namun, penilaian

subjektivitas yang sama dari banyak pihak

dapat mengarah pada suatu objektivitas.

Konsep materialitas dapat

dikelompokkan menjadi (keputusan

BPK No.05/k/I- XIII.2/5/2008):

a) Materialitas kuantitatif; materialitas

yang menggunakan ukuran

kuantitatif tertentu seperti nilai

uang, jumlah waktu, frekuensi

maupun jumlah unit.

Page 17: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

6

b) Materialitas kualitatif; materialitas

yang menggunakan ukuran

kualitatif yang lebih ditentukan

pada pertimbangan professional.

Pertimbangan professional tersebut

didasarkan pada cara pandang,

pengetahuan, dan pengalaman

pada situasi dan kondisi tertentu.

Dalam menentukan materialitas,

tidak terdapat kriteria yang baku, tetapi

ada faktor yang harus dipertimbangkan

pemeriksa dalam menentukan

materialitas, yaitu (keputusan BPK

No.05/k/I-XIII.2/5/2008):

a) Tingkat kepentingan para pihak

terkait terhadap objek yang

diperiksa, misalnya pada objek

laporan keuangan pemerintah,

pengguna laporan keuangan

memiliki kepentingan yang tinggi

terhadap masalah legalitas dan

ketaatan pada ketentuan yang

berlaku.

b) Batasan materialitas untuk penugasan

pemeriksaan, misalnya batasan

materialitas pemeriksaan laporan

keuangan pemerintah pusat

cenderung konservatif karena sektor

publik lebih mementingkan

pengujian terhadap legalitas, ketaatan

terhadap ketentuan yang berlaku.

Profesionalisme Auditor

Dalam penelitian ini konsep

profesionalisme yang digunakan adalah

konsep untuk mengukur bagaimana para

profesional memandang profesi mereka

yang tercermin dalam sikap dan perilaku

mereka. Dengan anggapan bahwa sikap

dan perilaku mempunyai hubungan timbal

balik. Perilaku profesionalisme

merupakan cermin dari sikap

profesionalisme, demikian pula

sebaliknya sikap profesional tercermin

dari perilaku yang profesional.

Hall (Syahrir 2002 : 7)

mengembangkan konsep profesionalisme

dari level individual yang digunakan

untuk profesionalisme eksternal auditor,

meliputi lima dimensi:

a) Pengabdian pada profesi

(dedication), yang tercermin dalam

dedikasi profesional melalui

penggunaan pengetahuan dan

kecakapan yang dimiliki. Sikap ini

adalah ekspresi dari penyerahandiri

secara total terhadap pekerjaan.

Pekerjaan didefinisikan sebagai

tujuan hidup dan bukan sekadar

sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Penyerahan diri secara total

merupakan komitmen pribadi, dan

sebagai kompensasi utama yang

Page 18: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

7

diharapkan adalah kepuasan

rohaniah dan kemudian kepuasan

material.

b) Kewajiban sosial (Social

obligation), yaitu pandangan

tentang pentingnya peran profesi

serta manfaat yang diperoleh

baik oleh masyarakat ataupun

oleh profesional karena adanya

pekerjaan tersebut.

c) Kemandirian (autonomy

demands), yaitu suatu pandangan

bahwa seorang profesional harus

mampu membuat keputusan sendiri

tanpa tekanan dari pihak yang lain.

d) Keyakinan terhadap peraturan

profesi (belief in self-regulation),

yaitu suatu keyakinan bahwa yang

berwenang untuk menilai pekerjaan

profesional adalah rekan sesama

profesi, dan bukan pihak luar yang

tidak mempunyai kompetensi dalam

bidang ilmu dan pekerjaan mereka.

e) Hubungan dengan sesama profesi

(professional community

affiliation), berarti menggunakan

ikatan profesi sebagai acuan,

termasuk organisasi formal dan

kelompok-kelompok kolega informal

sebagai sumber ide utama pekerjaan.

Melalui ikatan profesi ini para

profesional membangun kesadaran

profesinya.

Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara sesuai Peraturan BPK-RI No.1

Tahun 2007 pada pernyataan standar

umum pertama menyatakan Pemeriksa

secara kolektif harus memiliki kecakapan

profesional yang memadai untuk

melaksanakan tugas pemeriksaan. Dengan

pernyataan Standar ini semua organisasi

pemeriksa bertanggung jawab untuk

memastikan bahwa setiap pemeriksaan

dilaksanakan oleh pemeriksa yang secara

kolektif memiliki pengetahuan, keahlian,

dan pengalaman yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas tersebut. Standar

umum kedua menyatakan dalam semua hal

yang berkaitan dengan pekerjaan

pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan

pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental

dan penampilan dari gangguan pribadi,

ekstern, dan organisasi yang dapat

mempengaruhi independensinya. Standar

umum ketiga menyatakan dalam

pelaksanaan pemeriksaan serta

penyusunan laporan hasil pemeriksaan,

pemeriksa wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya secara cermat

dan seksama. Standar umum keempat

menyatakan bahwa setiap organisasi

pemeriksa yang melaksanakan

pemeriksaan berdasarkan Standar

Pemeriksaan harus memiliki sistem

pengendalian mutu yang memadai, dan

sistem pengendalian mutu tersebut harus

Page 19: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

8

direviu oleh pihak lain yang kompeten

(pengendalian mutu ekstern)

Kode Etik

Etika secara umum didefinisikan sebagai

nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan

tingkah laku yang diterima dan digunakan

oleh suatu golongan tertentu atau individu

(Sukamto 1991 dalam Suraida 2005: 118).

Definisi etika secara umum adalah “a set

of moral principles or value. Prinsip-

prinsip etika tersebut (yang dikutip dari

The Yosephine Institute for teh

Advancement of Ethics) adalah honesty,

integrity, promise keeping, loyalty,

fairness, caring for others, responsible

citizenship, pursuit of excellent and

accountability (Arrens & Loebecke 2003).

Etika pemeriksa pada BPK RI

mengacu pada Peraturan BPK RI No.2

Tahun 2007 tentang Kode Etik Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

a) Dimana pasal 2 menyatakan bahwa

setiap Anggota BPK dan Pemeriksa

wajib: mematuhi peraturan perundang-

undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku. Mengutamakan

kepentingan negara atas kepentingan

pribadi atau golongan. Menjunjung

tinggi independensi, integritas dan

profesionalitas. Menjunjung tinggi

martabat, kehormatan, citra dan

kredibilitas BPK.

b) Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa

untuk menjamin independensi dalam

menjalankan tugas dan wewenangnya,

pemeriksa wajib: bersikap netral dan tidak

memihak. Menghindari terjadinya benturan

kepentingan dalam melaksanakan

kewajiban profesionalnya.

Menghindari hal-hal yang dapat

mempengaruhi independensi.

Mempertimbangkan informasi, pandangan

dan tanggapan dari pihak yang diperiksa

dalam menyusun opini atau laporan

pemeriksaan. Bersikap tenang dan mampu

mengendalikan diri. Ayat (2)

menyatakan bahwa untuk menjamin

independensi dalam menjalankan tugas

dan wewenangnya, pemeriksa dilarang:

merangkap jabatan dalam lingkungan

lembaga negara yang lain, badan-badan

lain yang mengelola keuangan negara, dan

perusahaan swasta nasional atau asing.

Menunjukkan sikap dan perilaku yang

dapat menyebabkan orang lain meragukan

independensinya. Tunduk pada intimidasi

atau tekanan orang lain. Membocorkan

informasi yang diperolehnya dari auditee.

Dipengaruhi oleh prasangka, interpretasi

atau kepentingan tertentu, baik kepentingan

pribadi pemeriksa sendiri maupun pihak-

pihak lainnya yang berkepentingandengan

Page 20: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

9

hasil pemeriksaan.

c) Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa

untuk menjamin integritas dalam

menjalankan tugas dan wewenangnya,

pemeriksa wajib: bersikap tegas dalam

menerapkan prinsip, nilai, dan

keputusan. Bersikap tegas untuk

mengemukakan dan/ atau melakukan

hal-hal yang menurut pertimbangan

dan keyakinannya perlu dilakukan.

Bersikap jujur dan terus terang

tanpa harus mengorbankan rahasia

pihak yang diperiksa. Ayat (2)

menyatakan untuk menjamin

integritas dalam menjalankan tugas

dan wewenangnya, pemeriksa

dilarang: menerima pemberian dalam

bentuk apapun baik langsung maupun

tidak langsung yang diduga atau patut

diduga dapat mempengaruhi

pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

Menyalahgunakan wewenangnya

sebagai pemeriksa guna memperkaya

atau menguntungkan diri sendiri atau

pihak lain.

d) Pasal 8 ayat (1) menyatakan bahwa

untuk menjunjung profesionalisme

dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya, pemeriksa wajib:

menerapkan prinsip kehati-hatian,

ketelitian dan kecermatan. Menyimpan

rahasia negara atau rahasia jabatan

pihak yang diperiksa dan hanya

mengemukakannya kepada pejabat

yang berwenang. Menghindari

pemanfaatan rahasia negara yang

diketahui karena kedudukan atau

jabatannya untuk kepentingan pribadi,

golongan, atau pihak lain. Menghidari

perbuatan di luar tugas dan

wewenangnya. Mempunyai

komitmen tinggi untuk bekerja

sesuai dengan standar

pemeriksa keuangan negara.

Memutakhirkan, mengembangkan, dan

meningkatkan kemampuan

profesionalnya dalam rangka

melaksanakan tugas pemeriksaan.

Menghormati dan mempercayai serta

saling membantu diantara pemeriksa

sehingga dapat bekerjasama dengan

baik dalam pelaksanaan tugas. Saling

berkomunikasi dan mendiskusikan

permasalahan yang timbul dalam

menjalankan tugas pemeriksaan.

Menggunakan sumber daya publik

secara efisien, efektif dan

ekonomis. Ayat (2) menyatakan

untuk menjunjung profesionalisme

dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya, pemeriksa dilarang:

menerima tugas yang bukan

merupakan kompetensinya.

Mengungkapkan informasi yang

terdapat dalam proses pemeriksaan

kepad pihak- pihak lain, baik lisan

Page 21: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

10

maupun tertulis, kecuali untuk

kepentingan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Mengungkapkan laporan hasil

pemeriksaan atau substansi hasil

pemeriksaan kepada media massa

kecuali atas ijin atau perintah ketua

atau wakil ketua atau Anggota BPK.

Mendiskusikan pekerjaannya dengan

auditee diluar kantor BPK atau kantor

auditee.

Pengalaman Auditor

Pengalaman auditor adalah

pengalaman dalam melakukan audit

laporan keuangan baik dari segi lamanya

waktu, banyaknya penugasan maupun

jenis-jenis pemeriksaan yang pernah

ditangani. Alasan yang paling umum

dalam mendiagnosis suatu masalah

adalah ketidak mampuan menghasilkan

dugaan yang tepat. Libby dan

Frederick (1990) dalam (Suraida

2005:119) menemukan bahwa makin

banyak pengalaman auditor makin

dapat menghasilkan berbagai macam

dugaan dalam menjelaskan temuan audit.

Definisi lain menyebutkan bahwa

pengalaman merupakan suatu proses

pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi bertingkah laku

baik dari pendidikan formal maupun non

formal atau bisa diartikan sebagai suatu

proses yang membawa seseorang kepada

suatu pola tingkah laku yang lebih

tinggi. Suatu pembelajaran juga

mencakup perubahan yang relatif dari

perilaku yang diakibatkan pengalaman,

pemahaman dan praktik (Knoers dan

Haditono 1999 dalam Asih 2006: 12).

Pengalaman merupakan atribut

yang penting bagi auditor, terbukti dengan

tingkat kesalahan yang dibuat auditor,

auditor yang sudah berpengalaman

biasanya lebih dapat mengingat

kesalahan atau kekeliruan yang tidak

lazim/wajar dan lebih selektif terhadap

informasi- inforamsi yang relevan

dibandingkandenganauditor yang kurang

berpengalaman (Meidawati 2001 dalam

Asih 2006: 13).

Purnamasari (2005: 15), memberikan

kesimpulan bahwa seorang pegawai yang

memiliki pengalaman kerja yang tinggi

akan memiliki keunggulan dalam

beberapa hal diantaranya mendeteksi

kesalahan dari penyebab munculnya

kesalahan. Berbagai macam pengalaman

yang dimiliki individu akan

menpengaruhi pelaksanaan suatu tugas.

Seseorang yang berpengalaman memiliki

cara berpikir yang lebih terperinci,

lengkap dan sophisicated dibandingkan

Page 22: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

11

seseorang yang belum berpengalaman

(Taylor dan Tood 1995 dalam Asih,

2006:13)

Sebagai seorang akuntan yang

profesional, harus menjalani pelatihan

yang cukup. Pelatihan disini dapat berupa

kegiatan –kegiatan seperti seminar,

simposium, lokakarya, dan kegiatan

penunjang keterampilan yang lain. Selain

kegiatan-kegiatan tersebut,

pengarahanyang diberikan oleh auditor

senior kepada auditor yunior juga bisa

dianggap sebagai salah satu bentuk

pelatihan karena kegiatan ini dapat

meningkatkan kerja auditor. melalui

program pelatihan dan praktik-praktik

audit yang dilakukan para auditor

juga mengalami proses sosialisasi agar

dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan situasi yang akan ia temui,

struktur pengetahuan auditor yang

berhubungan dengan pendeteksian

kekeliruan mungkin akan berkembang

dengan adanya program pelatihan auditor

ataupun dengan bertambahnya

pengalaman auditor.

Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Syafina (2009) meneliti

tentang Pengaruh Profesionalisme dan

Pengalaman Auditor BPK Perwakilan

Provinsi Sumatera Utara terhadap tingkat

materialitas dalam pemeriksaan laporan

keuangan pemerintah. Penelitian

Herawaty dan Susanto (2008) meneliti

tentang profesionalisme, pengetahuan

akuntan publik dalam mendeteksi

kekeliruan, etika profesi terhadap

pertimbangan tingkat materialitas.

Penelitian Suraida (2005) meneliti tentang Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.

Perumusan Hipotesis

a. Pengaruh Profesionalisme Auditor

terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas.

H1 : Profesionalisme Auditor memiliki

pengaruh terhadap pertimbangan

tingkat materialitas.

b. Pengaruh ketaatan terhadap Kode

Etik terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas

H2 : ketaatan terhadap kode etik

memiliki pengaruh terhadap

Pertimbangan Tingkat

Materialitas.

c. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas

H3: Pengalaman Auditor memiliki

pengaruh terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas.

d. Pengaruh Profesionalisme Auditor,

Ketaatan terhadap Kode etik,

Pengalaman Auditor terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas.

H4 :Profesionalisme Auditor, Ketaatan

Page 23: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

12

Kode Etik, dan Pengalaman

Auditor secara simultan memiliki

pengaruh terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas.

Metode Riset

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal

komparatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

adanya hubungan sebab akibat dengan

cara tertentu berdasar atas pengamatan

terhadap akibat yang ada, kemudian

mencari kembali faktor yang diduga

menjadi penyebabnya, melalui

pengumpulan data dengan melakukan

perbandingan diantara data yang

terkumpul/diteliti (Sumarni dan Wahyuni

2006:53)

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2002:72) populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah

auditor yang bekerja pada Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2002:73) . Sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh

auditor pemerintah yang bekerja pada

BPK-RI Perwakilan Provinsi Bengkulu

yang bertugas antara Januari sampai

dengan Maret 2013.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data

primer yang menggambarkan keadaan

sebenarnya dari obyek penelitian.

Kegiatan ini dilakukan dengan

mempelajari secara langsung tentang

BPK RI. Data primer berupa kuesioner,

yang diberikan langsung kepada

responden.

Definisi dan Pengukuran Variabel

Materialitas

Variabel dependen dalam penelitian ini

Pertimbangan Tingkat Materialitas,

yaitu pertimbangan auditor atas besarnya

penghilangan atau salah saji informasi

akuntansi yang dapat mempengaruhi

pertimbangan pihak yang meletakkan

kepercayaan terhadap informasi tersebut

yang dilihat berdasarkan pengetahuan

tentang tingkat materialitas, seberapa

penting tingkat materialitas, resiko audit,

tingkat materialitas antar pemerintah dan

urutan tingkat materialitas dalam rencana

audit.

Page 24: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

13

Profesionalisme Auditor

Profesionalisme auditor merupakan

sikap dan perilaku auditor dalam

menjalankan profesinya dengan

kesungguhan dan tanggung jawab agar

mencapai kinerja tugas sebagaimana yang

diatur oleh organisasi profesi, meliputi

pengabdian pada profesi, kewajiban

sosial, kemandirian, keyakinan profesi

dan hubungan dengan rekan seprofesi.

Ketaatan terhdap Kode Etik

Kode Etik adalah nilai-nilai tingkah

laku atau aturan-aturan tingkah laku yang

diterima dan digunakan oleh organisasi

BPK RI yang meliputi Integritas,

independensi, dan profesional.

Pengalaman Auditor

Pengalaman Auditor adalah

pengalaman dalam melakukan audit

laporan keuangan baik dari segi lamanya

waktu, banyaknya penugasan maupun

jenis-jenis pemeriksaan yang pernah

ditangani.

Pengukuran Variabel Penelitian

Pertimbangan tingkat materialitas

dan profesionalisme auditor dengan

indikator yang mengacu pada

instrumen penelitian Novanda (2012).

Sedangkan kode etik dengan indikator

yang mengacu pada instrumen

penelitian Putri (2011) dan

pengalaman auditor dengan indikator

yang mengacu pada instrumen penelitian

Khairiah (2009).

Variabel pertimbangan tingkat

materialitas, profesionalisme auditor,

dan ketaatan terhadap kode etik diukur

dengan skala ordinal menggunakan

modifikasi skala likert, yaitu Sangat

Setuju (SS) di beri skor 5, Setuju (S) di

beri skor 4, Netral (N) di beri skor 3,

Tidak Setuju (TS) di beri skor 2 dan

Sangat Tidak Setuju (STS) di beri skor

1. Variabel pengalaman auditor diukur

dengan skala interval.

Analisis dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Gambaran mengenai variabel-

variabel penelitian dalam penelitian ini

seperti profesionalisme auditor,

Ketaatan terhadap kode etika, dan

pengalaman auditor maka digunakan

tabel statistik deskriptif yang

menunjukkan angka kisaran teoritis,

kisaran sesungguhnya, median, rata-rata

(mean) dan standar deviasi jawaban

responden pada masing-masing variabel

terlihat memberikan informasi yang

menunjukkan bahwa seluruh variabel

penelitian ini, yaitu materialitas,

profesionalisme, ketaatan terhadap kode

Page 25: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

14

etik dan pengalaman cenderung masuk

kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai rata-rata aktual seluruh

variabel yang lebih tinggi daripada nilai

rata-rata teoritis tiap variabel. Berarti

sebagian besar responden memberikan

jawaban pada setiap item pertanyaan

dengan skala besar. (Tabel 4.1, Lampiran

I)

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini menggunakan

konsistensi interkorelasi yaitu teknik

Cronbach’s Alpha (α). Pengukuran

koefisiensi alpha (α) ini dapat digunakan

untuk menganalisis multipoint-scaled

items. Apabila nilai cronbach alpha dari

hasil pengujian > 0.60 maka dapat

dikatakan bahwa konstruk atau variabel

adalah reliabel (Nunnaly, 1969 dalam

Ghozali,

2005). bahwa untuk variabel

Profesionalisme memiliki nilai cronbach

alpha sebesar 0,877, hal ini berarti untuk

variabel profesionalisme datanya reliabel

karena 0,877 > 0,60. Untuk variabel

lainnya seperti materialitas, Ketaatan

terhadap kode etik dan pengalaman

juga datanya bersifat reliabel karena nilai

dari cronbach alpha lebih besar dari 0,60.

Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan

adalah dengan menghitung korelasi antara

skor masing- masing butir pertanyaan

dengan total skor setiap konstruknya

(Ghozali, 2005). Pengujian ini

menggunakan metode pearson

correlation. Apabila korelasi antara skor

masing-masing butir pertanyaan dengan

skor tiap konstruknya signifikansi pada

level 0.01 maka pertanyaan tersebut

dikatakan valid (Ghozali 2005). Dari hasil

uji validitas data pada tabel 4.6 terlihat

bahwa untuk nilai signifikansi semua

variabel berada < 0.01, oleh karena itu

semua item pertanyaan yang terdapat

dalam penelitian ini bersifat valid.

Uji Normalitas

Uji normalitas akan terpenuhi

apabila sampel yang digunakan

berjumlah lebih dari atau sama dengan

30. Untuk mengetahui normalitas

distribusi data dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis statistik, yakni

dengan kolmogorov-smirnov test. Jika

nilai signifikansi dari pengujian one

sample kolmogorov-smirnov test > 0.05

maka data mempunyai distribusi normal

(Ghozali 2005). Dari hasil uji normalitas

terlihat bahwa nilai dari asymp sig lebih

besar dari 0.05, sehingga data dalam

Page 26: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

15

penelitian ini berdistribusi secara normal.

Uji Multikolinieritas

Indikasi ada tidaknya

multikorinearitas dilakukan dengan

melihat nilai tolerance dan variance

inflantion factor (VIF). Apabila nilai

tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10, maka

terjadi multikorinearitas antara variabel

independennya. Sebaliknya,

multikorinearitas tidak akan terjadi

apabila nilai tolerance > 0.10 dan niali

VIF < 10 (Ghozali 2005). bahwa untuk

variabel profesionalisme memiliki nilai

tolerance sebesar 0,569 dimana nilai

tolerance ini lebih dari 0.10 dan nilai VIF

nya sebesar 1,756 < 10, sehingga untuk

variabel profesionalisme terbebas dari

masalah multikolinearitas. Untuk variabel

ketaatan terhadap kode etik memiliki nilai

tolerance sebesar 0,573 > 0.10 dan

nilai VIF sebesar 1,573 < 10, sehingga

untuk

variabel ketaatan terhadap kode etik juga

terbebas dari masalah multikolinearitas.

Variabel pengalaman yang memiliki nilai

tolerance sebesar 0,864 > 0.10 dan nilai

VIF sebesar 1,157 <

10, sehingga untuk variabel

kode etik juga terbebas dari

masalah multikolinearitas

Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi

mempunyai hubungan yang linear atau

tidak secara signifikan antara variabel

bebas dengan variabel terikatnya. Antara

profesionalisme auditor dengan

pertimbangan tingkat materialitas

mempunyai nilai signifikan sebesar 0,000

lebih kecil dari tingkat kepercayaan

sebesar 5%, sehingga dapat disimpulkan

terdapat hubungan yang linier, antara

ketaatan terhadap kode etik dengan

pertimbangan tingkat materialitas

mempunyai nilai signifikan sebesar

0,000 lebih kecil dari tingkat kepercayaan

sebesar 5%, sehingga dapat disimpulkan

terdapat hubungan yang linier, hubungan

antara pengalaman auditor dengan

pertimbangan tingkat materialitas

mempunyai nilai signifikan sebesar 0,129

lebih besar dari tingkat kepercayaan

sebesar 5%, sehingga dapat disimpulkan

tidak terdapat hubungan yang linier.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji hipotesis

sederhana hanya satu variabel yang

mempengaruhi pertimbangan tingkat

materialitas dari tiga variabel yang diteliti,

namun secara simultan ketiga variabel

tersebut mempengaruhi pertimbangan

tingkat materialitas. (Tabel 4.2, Lampiran

I)

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan

Page 27: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

16

tidak ada pengaruh yang signifikan

antara profesionalisme auditor dengan

pertimbangan dengan tingkat materialitas.

Hal ini disebabkan karena entitas LKPD

merupakan sektor publik dengan

ketentuan pengelolaan yang sama untuk

semua entitas maka BPK RI menetapkan

nilai risiko pemeriksaan yang dapat

diterima (Accepteble Audit Risk) yang

sama untuk semua entitas LKPD yaitu

sebesar 5%. Namum demikian, pemeriksa

dapat memberikan pertimbangan lain

untuk menurunkan besaran AAR dengan

pertimbangan faktor-faktor antara lain :

kondisi geografis, nilai aset dan

anggaran yang tidak di kelola, jumlah

satuan kerja (Satker), hasil pemeriksaan

sebelumnya, integritas manajemen dan

sistem informasi yang

digunakan.(panduan pemeriksaan LKPD

edisi tahun 2013).

Berdasarkan jawaban responden

terhadap pernyataan profesionalisme

auditor secara umum responden

menjawab setuju (61,4%) dan sangat

setuju (23,1%), namum masih terdapat

banyak jawaban responden yang netral

(N) pada keyakinan terhadap profesi pada

item 11 dimana jawaban responden

menunjukkan 24 responden menjawab

netral dari 43 responden. Namun pada

pernyataan kewajiban sosial item ke 6

sebanyak 32 dari 43 responden menjawab

setuju.

Berdasarkan jawaban responden

terhadap pernyataan tentang ketaatan

terhadap kode etik menunjukkan sebagian

besar responden menjawab setuju (58%)

dan sangat setuju (25,4%), hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar

responden setuju untuk menerapkan

ketaatan terhadap kode etik dalam

melakukan audit. Hal ini juga ditunjukan

oleh jawaban responden untuk pernyataan

independensi item ke 2 dimana sebanyak

32 dari 43 responden menjawab setuju,

dan pada pernyataan integritas item ke 6

dimana sebanyak 33 dari 43 responden

menjawab setuju.

Berdasarkan jawaban responden

terhadap pernyataan tentang pengalaman

auditor sebanyak 21 dari 43 responden

mengarah pada jawaban 3 yaitu masa

kerja 3 s,d 5 tahun, menjadi ketua tim

jawaban responden sebanyak 29 dari 43

responden mengarah pada jawaban 1

yaitu belum pernah menjadi ketua tim,

menjadi ketua sub tim jawaban

responden sebanyak 34 dari 43 responden

mengarah pada jawaban 1 yaitu belum

pernah menjadi ketua sub tim, jumlah unit

kerja yang diaudit dalam LKPD jawaban

responden sebanyak 40 dari 43 responden

mengarah pada jawaban 5 yaitu lebih dari

Page 28: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

17

4 SKPD. Dengan demikian pengalaman

auditor BPK RI Perwakilan Bengkulu

masih sangat sedikit dalam hal melakukan

audit.

Berdasarkan uji regresi secara

simultan, pertimbangan tingkat

materialitas suatu laporan keuangan

dipengaruhi oleh profesionalisme auditor,

ketaatan terhadap kode etik dan

pengalaman auditor. namun, pengaruh

tersebut hanya sebesar 39,4% sedangkan

sisanya sebesar 60,6% dipengaruhi oleh

faktor lain di luar penelitian ini. (Tabel

4.3, Lampiran I)

PENUTUP

Kesimpulan

Profesionalisme Auditor di BPK tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas,

pengambilan keputusan dalam menentukan

tingkat materialitas dan dipengaruhi oleh

faktor lainnya di luar penelitian ini.

Pengalaman auditor di BPK tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas,

hal ini disebabkan karena auditor BPK

biasanya menggunakan judgement auditor

dimana hal ini terjadi jika ditemukan

permasalahan tentang tingkat materialitas

maka akan dibuat kebijakan untuk

menyamakan persepsi. Profesionalisme

auditor, ketaatan terhadap kode etik dan

pengalaman auditor secara bersama- sama

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Implikasi Hasil Penelitian

Penenlitian ini bermanfaat bagi

pengambil kebijakan pada BPK RI

sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan pola mutasi yang tepat agar

pemerataan auditor yang berpengalaman

pada setiap kantor perwakilan sehingga

dapat menghasilkan kualitas laporan hasil

pemeriksaan yang sama pada setiap

kantor perwakilan.

Saran

Bagi auditor, perlu meningkatkan

pengetahuan tambahan yang dapat

membentuk sikap profesionalisme yang

dapat mendukung pertimbangan auditor

dalam menentukan tingkat materialitas

suatu laporan keuangan pemerintah

daerah. Dalam melaksanakan tugas

pemeriksaan, seorang auditor harus tetap

taat terhadap kode etik yang sudah

ditetapkan oleh BPK RI, termasuk tidak

bertindak menurut keinginan pribadi.

Berdasarkan hasil penelitian

pengalaman auditor rata-rata masih

sedikit, sehingga perlu ada berbagi

Page 29: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

18

pengalaman dengan tim sebelumnya,

sehingga pelaksanaan pemeriksaan dapat

terencana dengan baik dan dapat

memberikan perbaikan kepada

pemerintah daerah itu sendiri. Sehingga

dapat menambah pengalaman yang

akan mendampak pada sikap

profesional untuk mengambil keputusan

dalam menentukan tingkat materialitas

dalam laporan.

Auditor BPK RI Perwakilan

Provinsi Bengkulu, memperbanyak

pengalaman pemeriksaan dengan tidak

hanya pemeriksaan laporan keuangan

pemerintah daerah tapi juga pemeriksaan

laporan keuangan Badan Usaha Milik

Negara/Daerah, Bank Pembangunan

Daerah dan Lainnya. Dengan demikian,

auditor semakin berpengalaman dalam

melakukan audit dan menentukan tingkat

risiko audit pada setiap akun, sehingga

dapat menentukan tingkat materialitas

yang tepat. Untuk penelitian selanjutnya

diharapkan bisa menambahkan variabel

lain seperti opini tahun sebelumnya,

informasi dari media masa, dan risiko

terjadinya tindakan kecurangan (Fraud)

yang diduga mempengaruhi tingkat

pertimbangan materialitas.

Daftar PustakaAsih. (2006). Pengaruh Pengalaman

Terhadap Peningkatan KeahlianAuditor dalam Bidang

Auditing. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Hastuti, dkk. (2003). Hubungan antaraProfesionalisme denganPertimbangan TingkatMaterialitas dalam ProsesPengauditan Laporan Keuangan.Prosiding Simposium NasionalAkuntansi. OKtober. Hal 1206-1220

Herawati dan Susanto (2009). PengaruhProfesionalisme, Pengetahuanmendeteksi kekeliruan dan etikaprofesi terhadap pertimbanganTingkat Materialitas AkuntanPublik. Jurnal Akuntansi danKeuangan Vol. 11 No.1

Ifada dan M. Ja’far. (2005). PengaruhSikap Profesionalisme InternalAuditor Terhadap PerananInternal Auditor dalamPengungkapan Temuan Audit.Jurnal Bisnis, Manajemen danEkonomi. Vol.7 No.3.

Keputusan Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia No.05/K/I-XIII.2/5/2008 Tentang petunjukteknis penetapan batas materialitaspemeriksaan keuangan.

Lestari dan Dwi. (2003). Hubunganantara Profesionalisme Auditordengan Pertimbangan TingkatMaterialitas dalam ProsesPengauditan Laporan Keuangan.Jurnal Bisnis, Manajemen danEkonomi. Vol.2 No.1

Martiyani. (2010). PengaruhProfesionalisme Auditor dan KualitasAudit terhadap tingkat Materialitasdalam dalam Pemeriksaan LaporanKeuangan. Skripsi. Tidakdipublikasikan. UniversitasPembangunan Nasional’Veteran”Surabaya Jawa Timur.

Mardiasmo. (2001). Pengawasan,pengendalian, dan pemeriksaan

Page 30: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

19

kinerja pemerintah dalampelaksanaan otonomi daerah. Jurnalbisnis dan akuntansi. Sekolah tinggiilmu ekonomi Trisakti. Jakarta. EdisiAgusutus.

Noveria. (2006). PengaruhProfesionalisme Auditor Internalterhadap Work Outcome Auditor

Internal. Skripsi. Tidak dipublikasikan.UNPAD Bandung.

Novanda (2012). Pengaruhprofesionalisme auditor, etika profesidan pengalaman audit terhadappertimbangan tingkat materialitas.Skripsi. UNY Yogyakarta.

Rifqi Muhammad (2008). Analisishubungan antara profesionalismeauditor dengan pertimbangan tingkatmaterialitas dalam prosespengauditan laporan keuangan.Jurnal penelitian dan pengabdian.DPPM UII. YOGYAKARTA.

Santoso. (2000). Mengatasi BerbagaiMasalah Statistik dengan SPSS.Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Sugiyono. (2001). Metode PenelitianBisnis. Bandung. CV. Alfabeta

Sugiyono. (2002). Statistik UntukPenelitian. Bandung : CV Alfabeta

Sumarni dan Wahyuni. (2006).

Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: Andi Offset. Suraida.

(2005). Uji Model Etika,

Kompetensi, Pengalaman Audit

dan Resiko AuditTerhadap Skeptisme Profesional Auditor.

Jurnal Akuntansi. Th IX/02/Mei.

Syahrir. (2002). Analisis hubungan antaraprofesionalisme akuntan publik

dengan kinerja, kepuasan kerja,komitmen, dan keinginanberpindah. Tesis. FE UGM.Yogyakarta.

Syafina. (2009). Profesionalisme danPengalaman auditor BPKPerwakilan Provinsi SumateraUtara terhadap tingkatmaterialitas dalam pemeriksaanlaporan keuangan pemerintah. Tesis.Tidak dipublikasikan.USU Medan.

Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007

tentang Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara. Peraturan BPK-

RI Nomor 02 Tahun 2007 tentang

Kode Etik Badan Pemeriksa

KeuanganRepublik Indonesia.

Purnamasari. (2005). Pengaruhpengalaman kerja terhadap hubunganpertisipasi dengan efektivitas sisteminformasi. Jurnal riset akuntansikeuangan. Vol.1 No.3.

Wilopo (2001). Faktor-faktor yangmenentukan kualitas audit padasektor publik atau pemerintah.Ventura. Volume 4. No.1, Juni. Hal.27-32.

Yanuar (2008). Pengaruh profesionalismeauditor dan pengalaman auditorterhadap tingkat materialitas dalampemeriksaan laporan keuangan (studikasus pada auditor BPK Yogyakarta)skripsi. Tidak dipublikasikan

Page 31: PENGANTAR - UNIVERSITAS BENGKULU

20

LAMPIRAN I

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

Variabel RentangTeoritis

Rata-rataTeoritis

Standardevasi

RentangAktual

Rata-rataAktual

Materialitas 12-60 36 3.81290 43-59 47.4419Profesionalisme 15-75 45 5.95042 49-73 59.2093Ketaatan terhadapKode_Etik

13-65 395.73714

37-6451.8837

Pengalaman 9-45 27 5.26233 23-44 31.3023

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant)

Total_Profesionalisme

Ketaatan terhadap Kode_Etik

Total_Pengalaman

23.263 5.139 4.527 .000

.154 .106 .241 1.459 .153

.303 .109 .456 2.773 .008

-.022 .097 -.031 -.230 .819

a. Dependent Variable: Materialitas

Tabel 4.3

Hasil pengujian hipotesis 4

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

240.762 3 80.254 8.463 .000a

369.842 39 9.483

610.605 42

a. Predictors: (Constant), Total_Pengalaman, ketaatan terhadap Kode_Etik, Total_Profesionalisme

b. Dependent Variable: Materialitas