pengantar - methodist.or.id · sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta...
TRANSCRIPT
2
PENGANTAR
Apakah yang dimaksud dengan Masa Lenten?
Masa Lenten adalah masa pertobatan, berpuasa dan persiapan
menjelang Hari Paskah. Pada masa gereja mula-mula, masa Lenten
merupakan waktu mempersiapkan para petobat baru untuk
baptisan. Di masa kini, orang percaya mengisi masa Lenten dengan
berfokus pada hubungan pribadi dengan Tuhan, serta dengan rela
memberi diri membantu orang lain yang membutuhkan.
Kapankah Masa Lenten itu?
Masa Lenten adalah masa selama 40 hari sebelum hari Paskah
(tanpa memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai
Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa Lenten akan dimulai
pada hari Rabu Abu dan berakhir menjelang hari Paskah. Untuk
tahun 2018 ini, Masa Lenten dimulai dari hari Rabu, 14 Februari
2018 dan berakhir pada hari Sabtu, 31 Maret 2018.
Mengapa 40 hari?
Empat puluh hari menggambarkan masa Tuhan Yesus berada di
padang gurun berpuasa setelah itu dicobai oleh Iblis. Oleh
karenanya bagi kita orang percaya masa Lenten merupakan masa
kita berpuasa, berdoa, dicobai dan bertobat. Masa Lenten tidaklah
diwajibkan oleh satupun ayat Alkitab namun itu sudah menjadi
suatu tradisi gereja yang dilakukan oleh orang percaya pada 2.000
tahun terakhir ini.
Bagaimanakah Kehidupan Selama Masa Lenten?
Masa Lenten menitikberatkan untuk kita mengingat kembali karya
keselamatan yang telah digenapi Yesus Kristus, dan merasakan
kelemahlembutan, kasih, keberanian, dan kesepian-Nya. Pada
Masa Lenten umumnya orang percaya melakukan puasa, doa dan
perbuatan baik kepada sesama. Puasa yang dilakukan selama Masa
Lenten adalah puasa yang disesuaikan dengan keadaan kesehatan.
Mengaku dosa dan bertobat, mendekatkan diri pada Tuhan dengan
hati yang tulus dan murni, merupakan bagian dari persiapan diri
3
menyongsong hari Paskah. Berpuasa bukan sekedar tidak makan
atau minum, juga menjaga pancaindera dan hati dari segala sesuatu
yang menghalangi fokus kepada Tuhan. Belajar menahan diri dan
menderita bersama Kristus, mengalami pencobaan dan
memperoleh kemenangan atas pencobaan tersebut. Melalui
menahan lapar, haus dan hawa nafsu, kita dilatih untuk
meningkatkan kehidupan rohani, selain menderita bersama Kristus,
kita juga dapat merasakan kehidupan orang lain yang menderita
kekurangan. Masa Lenten juga diisi dengan menghemat uang untuk
makan dan hiburan sehingga dapat memberi lebih banyak untuk
menolong mereka yang kekurangan sebagai wujud kasih yang
nyata dari Tuhan.
4
PENDAHULUAN
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang
tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat
dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat
dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita
pada waktunya.” (Ibr. 4:15-16)
Sepanjang sejarah, orang-orang Kristen telah melakukan upaya
khusus untuk mendekat kepada Tuhan selama masa Prapaskah.
Ada orang-orang yang berpuasa. Ada yang berdoa dan membaca
Alkitab lebih banyak. Ada yang “puasa” dari kesenangan dunia,
menulis surat untuk Tuhan, menulis jurnal, melayani dan
sebagainya.
Dalam masa Prapaskah saat ini, jemaat diundang untuk mengambil
bagian dalam mengikuti bacaan buku Lenten dalam masa
Prapaskah ini sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Untuk melakukan itu, kita akan menelusuri kitab Mazmur, yang
dikenal sebagai buku doa dalam Alkitab. Doa-doa dalam kitab
Mazmur sangat kaya dan penuh dengan motivasi, yang berisi
berbagai macam doa dan berbagai cara untuk mendekat pada
Allah. Mazmur ini juga berisi keberagaman suasana hati termasuk
kesedihan, kemarahan, kebingungan, rasa syukur, dan sukacita.
Kitab Mazmur ini telah menjadi bagian penting dari perjalanan
iman orang-orang Kristen, dan sekarang jemaat diharapkan dengan
membaca Mazmur-mazmur ini akan menolong jemaat juga untuk
membawa seluruh keberadaan hidup kita lebih dekat kepada
Tuhan.
Kita akan membaca 1 mazmur untuk direnungkan setiap hari, dan
dikelompokkan tematis dalam seminggu. Jemaat didorong untuk
5
membaca keseluruhan mazmur. Ketika membaca, cobalah untuk
menghayati kata-kata itu sebagai bentuk doa. Salah satu cara untuk
membantu kita adalah dengan membaca mazmur tersebut lebih
dahulu untuk memperoleh pengertian dari isinya dan kemudian
bacalah itu untuk kedua kalinya dengan perlahan lahan, berdoa
dengan menggunakan kata-kata tersebut. Membaca dan berdoa
dengan menggunakan bacaan dalam mazmur ini dapat membantu
kita memberikan ketenangan. Kemudian gunakan pertanyaan yang
ada dalam buku ini untuk meditasi setiap hari dan untuk
merenungkan makna mazmur ini untuk hidup Anda. Anda dapat
juga mengulangi pembacaan mazmur tersebut beberapa kali dalam
pada hari itu agar mazmur tersebut dapat meresap ke dalam hati
Anda.
Di antara mazmur yang ada, kita akan berdoa dari beberapa
mazmur baik yang dikutip oleh Yesus atau direferensikan oleh
para penulis kitab Injil. Mazmur ini akan membantu kita
memahami perjalanan Yesus ke salib dan kebangkitan-Nya. Yesus
Imam Besar kita digoda dalam minggu-minggu terakhir hidup-Nya
di dunia untuk berpaling dari jalan yang telah dinubuatkan bagi-
Nya. Ia dicobai dalam segala hal seperti kita, namun tanpa dosa.
Karena Yesus dan karena apa yang Yesus telah lakukan di kayu
salib, maka kita diperbolehkan untuk mendekat kepada Allah
dengan penuh keyakinan. Rahmat dan karunia menunggu bagi kita
di sana.
6
MINGGU PERTAMA: MENDEKAT KEPADA ALLAH
Hari ke-1, Rabu 14 Februari 2018 (Rabu Abu)
Bacaan Alkitab: Mazmur 32
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang
dosanya ditutupi!” (Mzm. 32:1)
Sepanjang sejarah Kekristenan, masa Prapaskah telah dikenal
sebagai masa pertobatan. Masa untuk refleksi atas dosa-dosa dan
kelemahan kita, dan juga mengakui akan kebutuhan kita terhadap
pengampunan dan anugerah Tuhan. Selama kita berjalan bersama
Yesus menuju salib, kita mengakui bahwa kematian dan
kebangkitan-Nya adalah penting bagi kita agar kita dapat
meninggalkan dosa-dosa kita. Mazmur ini mengajak kita untuk
merasa bebas tanpa takut untuk datang dengan jujur kepada Allah,
mengakui dosa-dosa kita.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. “Selama aku berdiam diri, aku menjadi lesu.” Pernahkah Anda
merasa tubuh dan jiwa Anda lesu karena Anda memilih untuk
menyembunyikan dosa Anda dan tidak bersedia datang pada
Tuhan dengan jujur?
2. “Aku akan mengampunimu dan hendak menunjukkan jalan yang
harus kautempuh.” Maukah Anda belajar untuk menanggapi
undangan Allah ini dengan mendekat pada-Nya dan mengakui
segala dosa dan kelemahan Anda dengan jujur dan terbuka?
Tuhan Mahapengampun, tolonglah kami untuk dapat jujur ketika
mendekat kepada-Mu. Amin.
7
Hari ke-2, Kamis 15 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 42-43
”Berharaplah pada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-
Nya, penolongku dan Allahku!” (Mzm. 42:6b)
Pemazmur mengatakan bahwa jiwanya tertekan (dikatakan dua
kali dalam Mazmur 42 dan sekali lagi dalam Mazmur 43). Hal ini
mengikat dua mazmur ini bersama-sama. Suasana mazmur ini
adalah sedih, ada kerinduan yang amat sangat akan kehadiran
Allah yang menyembuhkan di tengah-tengah rasa sakit, sedih, dan
di tengah kesulitan yang dihadapi.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Pemazmur merasakan bahwa:“Jiwaku tertekan dalam diriku”,
namun sekaligus ia mengatakan bahwa “Jiwaku merindukan
Engkau, ya Allah” Apa atau siapa yang Anda rindukan ketika jiwa
Anda tertekan? Maukah Anda belajar untuk mencari dan
merindukan Allah ketika jiwa Anda tertekan?
2. "Berharaplah pada Allah," kata pemazmur. Selama Prapaskah
ini, apa yang Anda harapkan dari Tuhan?
Allah sumber pengharapan, tolonglah kami untuk mengikuti
teladan pemazmur dan membawa rasa sakit, kesedihan, dan
kesulitan hidup kami dalam doa dan mencari Engkau. Berikanlah
pengharapan ketika kami membawa seluruh kehidupan kami
kepada-Mu. Amin.
8
Hari ke-3, Jumat 16 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 98
“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah
melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib”. (Mzm. 98:1a)
Alkitab banyak menceritakan tentang perbuatan-perbuatan ajaib
yang dilakukan oleh Allah di tengah-tengah umat-Nya. Kita perlu
menjaga mata hati kita agar peka dan memandang terhadap
pekerjaan-pekerjaan ajaib Allah sehingga kita dapat menyanyikan
"nyanyian baru". Tapi terkadang kita memandang dengan sebelah
mata akan pekerjaan- pekerjaan ajaib Allah. Kita memandangnya
sebagai hal yang biasa dan sudah merupakan kewajiban Allah bagi
kita. Hati yang selalu mengucap syukur (nyanyian baru)
merupakan respon terhadap karya Allah dalam hidup kita, dan itu
membawa kepada kepenuhan hidup yang sejati.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Menurut Anda, apa saja hambatan terbesar bagi Anda untuk
melihat dan menerima pekerjaan-pekerjaan ajaib yang Allah
lakukan?
2. Renungkan dan pikirkan pekerjaan-pekerjaan ajaib yang Allah
lakukan bagi Anda baru-baru ini! Dan bawa hati dan hidup yang
mengucap syukur ke hadapan Allah.
Tuhan, kami ingin menyanyikan lagu baru bagi-Mu, sebagai
respon terhadap pekerjaan-pekerjaan ajaib yang Engkau lakukan
dalam hidup kami. Bukalah mata kami untuk melihat pada Pribadi
dan karya-Mu. Amin.
9
Hari ke-4, Sabtu 17 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 23
”TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mzm.
23:1)
Mazmur 23 merupakan salah satu mazmur yang paling dikenal dan
diingat oleh orang Kristen. Meskipun Allah bekerja melalui segala
sesuatu yang ajaib dan baru, namun Allah juga bekerja melalui
segala sesuatu yang sudah kita kenal dalam kehidupan kita.
Mazmur ini sudah kita kenal. Cobalah berdoa dengan mazmur ini
perlahan lahan beberapa kali. Kita mungkin dapat mengubah kata
“Ia” dalam ayat 1-3 dengan kata “Engkau” pada saat kita berdoa.
Usahakan untuk berhenti sejenak setelah kita membaca setiap
baris.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Di manakah padang rumput hijau dan mata air Anda? Di
manakah lembah tergelap dalam hidup Anda?
2. Dalam masa Lenten ini, dengan cara yang bagaimanakah Anda
dapat merasakan bahwa Tuhan sebagai Gembala Anda? Jadikanlah
pengalaman tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Tuhan Gembala kami, bimbinglah kami, pulihkan kami, dan
berilah kami damai-Mu Tolonglah kami untuk bersukacita dalam
kebaikan-Mu. Amin.
10
Hari Minggu Prapaskah ke-1, 18 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 145
“TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar
kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua, dan penuh
rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.” (Mzm. 145:8-9)
Pada hari Minggu, dan bahkan selama masa Lenten, orang Kristen
selalu mengingat sukacita kebangkitan Yesus. Kitab Mazmur
berakhir dengan enam mazmur yang berisi sukacita dan puji-pujian
untuk tindakan Allah dan kebaikan-Nya. Pada hari Minggu selama
masa Lenten ini, pembacaan kita akan fokus pada mazmur dan
pujian. Baik itu berisi dukacita maupun sukacita hidup yang selalu
berdampingan dalam kehidupan nyata, Pemazmur mau
menunjukkan kepada kita bagaimana kedua hal ini yaitu dukacita
dan sukacita adalah bagian dari kehidupan doa kita yang hidup.
11
MINGGU KEDUA: MENGAKUI KEBUTUHAN KITA AKAN
ALLAH
Hari ke-5, Senin 19 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 63
”aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu
kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.”
(Mzm. 63:2)
Mazmur 63 ditulis oleh Daud ketika ia harus tersingkir dari takhta
kerajaan karena Absalom, anaknya, mengkudetanya. Daud yang
awalnya memiliki segala sesuatu (kekuasaan, istana, keluarga, dan
sebagainya) harus kembali ke padang seperti sedia kala sewaktu
menjadi gembala domba sebelum ia diurapi menjadi raja. Daud
mengingat kembali segala kebaikan dan keindahan yang ia alami
ketika masih menjadi raja dan menikmati kehadiran Allah. Pada
titik terendah dalam hidupnya ini, Daud merindukan Allah.
Keseluruhan jiwa dan tubuh Daud merindukan Allah, seperti tanah
yang membutuhkan air.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa yang Anda rindukan dari Tuhan saat ini?
2. Dalam hal apa saja Anda telah merasakan sukacita yang dari
Tuhan selama ini?
Allah yang penuh kasih setia, Engkau telah memberikan apa yang
menjadi kebutuhan kami, dan Engkau juga telah memberi kepada
kami kelegaan yang selama ini kami butuhkan. Tolonglah kami
supaya kami selalu kembali kepada-Mu dalam kerinduan untuk
melihat bagaimana Engkau memberkati kami. Amin.
12
Hari ke-6, Selasa 20 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 46
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai
penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak
akan takut.” (Mzm. 46:2-3a)
Mazmur ini sangat jujur tentang kehidupan manusia. Begitu
seringnya hidup kita seperti berada dalam gempa bumi atau dalam
gelora lautan. Seperti ketika kita mengalami kesulitan pekerjaan,
relasi yang mengecewakan, kerugian finansial, atau ketika kita
mengalami dukacita karena kematian orang yang dicintai. Dalam
tantangan seperti ini, kita sangat membutuhkan perlindungan dan
kehadiran sumber kekuatan. Walaupun di sisi lain, kita juga
memerlukan keamanan dan kekuatan di tengah kecemasan dan
berbagai tekanan.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Seperti apakah bentuk “gempa bumi” dan kecemasan yang Anda
alami saat ini? Dan dalam cara apa saja Anda merasakan kehadiran
Tuhan di tengah-tengah berbagai kecemasan yang ada alami
tersebut itu?
2. Luangkan waktu untuk mendengarkan suara Allah dalam
mazmur ini: "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!"
Allah tempat perlindungan dan kekuatan kami, berikan kami
petunjuk untuk mengetahui kehadiran-Mu dan kedamaian di
tengah-tengah berbagai pergumulan dan kecemasan. Amin.
13
Hari ke-7, Rabu 21 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 124
”Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan
langit dan bumi.” (Mzm. 124: 8)
Beberapa orang memiliki musuh dari luar, seperti orang-orang
yang menentang mereka. Beberapa orang memiliki musuh dari
dalam diri sendiri seperti emosi dan pikiran negatif yang
menyerang diri sendiri. Dalam kedua kasus ini, Allah lah yang
membuat kita tetap aman di hadapan musuh-musuh kita. Tanpa
Tuhan, "maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah
mengalir melingkupi diri kita" (ay. 4). Tapi bersama Tuhan, "jiwa
kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung” (ay. 7a).
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Ketika Anda memikirkan musuh dalam hidup Anda, seperti apa
atau siapakah mereka?
2. Dalam hal apa Tuhan telah menyelamatkan Anda dari musuh-
musuh Anda?
Tuhan, tolong kami untuk melihat jamahan tangan-Mu bekerja
dalam kehidupan kami dan membantu kami untuk selalu
bersyukur. Amin.
14
Hari ke-8, Kamis 22 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 121
“Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan
bumi.” (Mzm. 121:2)
Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah Tuhan pernah tidur –
bagaimana jika Tuhan gagal dalam menjaga kita dan dunia ini?
Mazmur ini begitu menyentuh dan sangat jelas karena menyangkut
perasaan takut secara umum, dan menegaskan bahwa Allah adalah
pelindung kita dan Ia tidak pernah terlelap. Pertolongan-Nya selalu
datang kepada kita tanpa henti. Perhatikan gambaran menyeluruh
dari mazmur ini tentang ancaman dan bahaya, dan dengan tegas
dikatakan bahwa Allah memberikan pertolongan dalam segala
situasi yang terjadi dalam hidup ini.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Renungkanlah kembali perjalanan hidup yang telah Anda jalani.
Apa saja kecemasan yang telah Anda alami, dan bagaimana cara
Tuhan menolong Anda?
2. Apa saja kecemasan yang Anda alami saat ini? Berdoalah
dengan kata-kata dalam mazmur ini dengan membawa semua rasa
takut yang ada dalam pikiran Anda.
Allah Penolong kami, tolong kami mengetahui bahwa Engkau
bersama kami selalu dan selamanya bahkan ketika dunia ini hancur
sekalipun, Engkau ada bersama kami. Amin.
15
Hari ke-9, Jumat 23 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 126
”Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan
menuai dengan bersorak-sorai.” (Mzm. 126:5)
Kita membutuhkan Tuhan di waktu susah, setiap jam, setiap menit
penuh dengan air mata. Kita membutuhkan Tuhan untuk
mengubah kesedihan menjadi sukacita. Mazmur ini menegaskan
bahwa Tuhan lah satu-satunya yang dapat mengubah kesedihan
menjadi sukacita.
Pertanyaan untuk refleksi
1. Pikirkan sejenak dalam hidup Anda, saat di mana kesedihan
berubah menjadi sukacita. Bawalah hati yang mengucap syukur
dalam doa kepada Allah karena perbuatan-Nya yang ajaib bagi
Anda.
2. Atau apakah Anda masih menantikan jawaban Allah untuk
mengubah kesedihan Anda menjadi sukacita? Bersediakah Anda
untuk terus menantikan dan bersandar kepada Allah dalam saat-
saat seperti ini? Berdoalah kepada Allah agar Anda sabar dan
tekun menanti.
Ya Allah, kami bersyukur karena Engkau yang dapat mengubah
dukacita kami menjadi sukacita. Terima kasih untuk perbuatan-Mu
yang ajaib. Tolong kami yang lemah ini dalam menantikan
jawaban-Mu, agar kami tetap bersandar dan tekun dalam
menantikan jawaban Engkau. Amin.
16
Hari ke-10, Sabtu 24 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 62
”Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-
Nyalah harapanku.” (Mzm. 62:6)
Kata "hanya" yang ditujukan kepada Allah muncul empat kali
dalam mazmur ini (ay. 2,3,6 dan 7). Pemazmur menanti kehadiran
Allah saja dan mengakui bahwa hanya Allah lah gunung batu,
keselamatan, dan kota benteng kita. Dalam dunia konsumerisme
pada era abad 21 ini, Allah mengajak kita untuk menaruh
pengharapan terbesar kita pada diri-Nya, bukan pada uang, karir,
citra diri, kecerdasan, dan berbagai macam bentuk rekreasi yang
dicari-cari orang pada umumnya.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Dalam realitas kehidupan kita saat ini, apa atau siapa yang
menjadi saingan terbesar untuk menggantikan tempat Allah dalam
pengharapan kita? Apa yang menggoda Anda untuk
menghilangkan kata “hanya” dalam kata “hanyaTuhan”?
2. Jika Anda di minta untuk melanjutkan pernyataan di bawah ini,
apa kira kira yang Anda akan tulis tentang Allah.
Allah adalah __________________ bagiku.
Allah adalah keselamatan, gunung batu, benteng, dan Ia yang
membebaskanku, Tolonglah aku untuk bertumbuh dan mengalami
kuasa-Mu dan kasih-Mu supaya aku hanya percaya pada-Mu.
Amin.
17
Hari Minggu Prapaskah Ke-2, 25 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 146
“Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup; dan
bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” (Mzm. 146:2)
Nyanyian pujian yang keluar dari bibir pemazmur berasal dari
sebuah perenungan tentang perjumpaan Allah dengan manusia
dalam berbagai situasi kehidupan yang mereka alami. Mari kita
ingat kembali renungan minggu yang lalu di mana pemazmur
mengakui bahwa Ia membutuhkan Tuhan. Berdoalah dengan
menggunakan mazmur ini dengan tetap menngingat bahwa kita
membutuhkan Tuhan dalam hidup kita.
18
MINGGU KETIGA: RASA SYUKUR
Hari ke-11, Senin 26 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 136
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasannya
untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” (Mzm. 136:1)
Kita dapat membuat daftar hal-hal yang dapat kita syukuri kepada
Allah. Ini dapat menjadi dasar untuk kita bersyukur di saat ini atau
bersyukur atas berkat Allah di masa lalu kita. Mazmur 136 berisi
daftar ucapan syukur pemazmur atas perbuatan-perbuatan ajaib
Allah atas alam semesta dan kehidupan orang Israel pada masa
lampau. Hasil dari rentetan daftar ini mendorong pemazmur untuk
mengucap syukur kepada Allah. Kita pun akan memiliki hati dan
hidup yang sama (yaitu hati dan hidup yang penuh ucapan syukur)
jikalau kita mau melihat daftar perbuatan ajaib Allah atas hidup
kita hingga saat ini.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Faktor apa yang menghambat kita untuk mengucap syukur
dalam hidup ini, dan bagaimana kita mengatasinya?
2. Buatlah daftar baik tulisan atau secara lisan sebutkan 10 hal
yang kita syukuri, dan gunakan Mazmur ini untuk melihat setiap
peristiwa kasih setia Allah. Sebagai contoh sebutkan hal yang
pertama yang membuat kita bersyukur dan di lanjutkan dengan
kata pemazmur: “Bahwasannya untuk selamanya kasih setia-Nya”,
dan seterusnya untuk hal yang kedua sampai ke sepuluh.
Allah di dalam surga, terima kasih untuk semua kasih setia-Mu
yang selalu memelihara kami. Berikan kami mata untuk dapat
melihat pemeliharaan-Mu sebagai simbol kasih setia-Mu dalam
kehidupan kami. Amin.
19
Hari ke-12, Selasa 27 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 92
“Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan
untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.”
(Mzm. 92:2)
Kita sedang memberikan hormat dan kemuliaan kepada Allah
ketika kita mengucap syukur dan menyanyikan pujian, dan kita
juga menerima banyak berkat ketika melakukannya. Beryukur itu
sangat baik bagi jiwa kita, dan dengan mengucap syukur akan
membuka mata kita melihat lebih banyak lagi berkat Tuhan. Kata
pemazmur: "Sebab telah Kaubuat aku bersukacita.” Terkadang
kita perlu memilih untuk bersyukur agar dapat mengalami sukacita
di hati.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Terkadang, sukacita hanya sejauh hati yang bersyukur dengan
sungguh-sungguh. Maukah Anda belajar untuk selalu memiliki hati
yang mengucap syukur dan mengalami sukacita sejati?
2. Hal apa yang ingin Anda syukuri hari ini? Syukurilah itu dalam
hati Anda kepada Allah dengan sungguh-sungguh, dan hayati
sukacita yang Allah berikan di dalamnya.
Ya Tuhan yang Mahatinggi, tolong kami untuk memiliki hati yang
selalu mengucap syukur kepada-Mu, karena dengan demikian kami
menyatakan kasih setia-Mu di pagi hari dan kesetiaan-Mu pada
malam hari. Amin.
20
Hari ke-13, Rabu 28 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 134
“Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN.” (Mzm.
134:1a)
Meminta berkat Tuhan adalah sesuatu yang biasa kita lakukan.
Setelah diberkati kita biasanya mengucap syukur, namun ada
kalanya kita lupa juga untuk mengucap syukur. Melalui mazmur
ini, pemazmur mengajak kita semua untuk mengucap syukur.
Ucapkanlah syukur, angkatlah tangamu dan pujilah Tuhan, kata
pemzmur, maka Tuhan akan memberkati kita. Terkadang kita lupa
bahwa Allah dapat bekerja dan memberkati kita melalui ucapan
syukur yang kita naikkan.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Dengan cara apa Anda ingin Allah memberkati Anda hari ini?
2. Naikkanlah permohonan Anda ini dengan ucapan syukur yang
sungguh-sungguh kepada Allah, seperti apa yang dikatakan oleh
rasul Paulus: ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Fil.
4:6).
Tuhan, berikan kami hati yang selalu mengucap syukur, bukan
karena sudah menerima berkat-Mu saja, tetapi kehidupan kami
adalah kehidupan yang penuh ucapan syukur. Amin.
21
Hari ke-14, Kamis 1 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 116
”Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengar suaraku dan
permohonanku.” (Mzm. 116:1)
Ketika sesuatu yang buruk menimpa kita (mungkin kematian orang
yang dicintai), Tuhan menyembuhkan kita dari rasa takut dan
sedih. Ia menolong kita melalui penghiburan dan kekuatan agar
kita merasakan damai sejahtera (walaupun mungkin ketakutan dan
kesedihan itu terkadang muncul lagi). Pemazmur bertanya
"Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya
kepadaku?” Mengasihi, bersyukur, ketaatan yang setia, dan
bersandar pada Tuhan adalah respon pemazmur.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. “Aku percaya, sekalipun aku berkata:’Aku ini sangat tertindas”
(ay. 10). Pernahkan Anda sadari bahwa ketika Allah "menolong"
Anda, tidak selalu berarti bahwa krisis telah berakhir, namun dapat
berarti kegigihan iman di tengah-tengah krisis?
2. Dapatkah Anda mengingat saat dalam kehidupan Anda di mana
Anda merasakan adanya ”pertolongan” Tuhan, seperti yang
diungkapkan pemazmur dalam ayat 10? Luangkanlah waktu untuk
mengingat dan bersyukur kepada Tuhan.
Ya Tuhan, Engkau mendengar suara kami ketika kami menangis.
Tolong kami untuk dapat melihat tangan-Mu bekerja dalam krisis
yang kami lalui sehingga kami dapat mengucap syukur. Amin.
22
Hari ke-15, Jumat 2 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 1
”Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu
daunnya.” (Mzm. 1:3)
Kitab Mazmur dimulai dengan penyataan yang berkata bahwa
orang-orang benar pasti akan diberkati oleh Allah. Orang-orang ini
adalah mereka yang memisahkan diri jauh-jauh dari gaya hidup
orang fasik dan yang gemar akan Taurat Tuhan. Berkat yang
mereka terima akan mengalir terus seperti aliran air yang
menyuburkan pohon yang ditanam di tepi sungai, sehingga daun
pohon itu terus hijau bahkan menghasilkan buah. Orang-orang
seperti ini adalah orang-orang yang hatinya penuh juga dengan
ucapan syukur atas segala kebaikan dan berkat Tuhan yang terus
mengalir.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Refleksikanlah diri Anda, apakah Anda yang sudah dibenarkan
oleh Kristus sudah menjaga dan menjalani kebenaran yang Anda
terima dengan menjauhkan diri dari gaya hidup orang fasik dan
gemar akan Taurat Tuhan?
2. Jika Anda sudah menghidupi kebenaran Allah, apakah Anda
merasakan berkat (berkat jasmani dan rohani) dari Tuhan yang
mengalir seperti aliran air? Ucapkanlah syukur akan berkat-berkat
Tuhan. Jika belum, berdoalah agar Anda diberikan kemampuan
untuk menghidupi kebenaran Allah.
Tuhan, tolong kami agar dalam hidup ini kami menghidupi
kebenaran yang Engkau berikan kepada kami melalui pengorbanan
yang mahal dari darah Anak-Mu Kristus Yesus. Dan biarlah
berkat-Mu mengalir terus dalam kehidupan kami. Amin.
23
Hari ke-16, Sabtu 3 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 47
”Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang
besar atas seluruh bumi.” (Mzm. 47:3)
Kata dahsyat digunakan begitu banyak saat ini sehingga kata itu
kehilangan makna aslinya: "kagum". Ketika Anda menggunakan
mazmur ini untuk berdoa, pikirkanlah bagaimana Anda merasa
kagum (hormat, heran) ketika Anda merenungkan tentang Tuhan
dan apa yang telah Tuhan lakukan. Renungkanlah kejadian-
kejadian dalam hidup Anda yang membuat Anda merasa kagum
terhadap Allah.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Pada jaman pemazmur, para raja adalah sosok yang
menginspirasi perasaan kagum. Siapakah sosok yang sedang Anda
kagumi sekarang ini?
2. Bagaimana kekaguman Anda kepada sosok tersebut dapat
menolong Anda untuk merasa kagum kepada Allah dalam
kehidupan Anda?
Tuhan, doronglah dan tolonglah kami untuk bertepuk tangan dan
menyanyikan pujian kepada-Mu. Ajar kami untuk bersaksi tentang
kemegahan dan misteri-Mu sehingga kami dipenuhi kuasa Allah
yang dasyat dalam kehidupan ini. Amin.
24
Hari Minggu Prapaskah ke-3, 4 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 147
”Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan
layaklah memuji-muji itu.” (Mzm. 147:1)
Mazmur 147 berbunyi seperti jurnal ungkapan syukur. Pemazmur
bergantian menceritakan tentang cara Allah mempedulikan
manusia dan pemazmur memuji Allah atas ciptaan-NYA.
Pertimbangkan untuk memulai jurnal ungkapan syukur, dengan
mengingat hal-hal apa yang Anda syukuri.
25
MINGGU KEEMPAT: SELURUH BUMI ADALAH MILIK
TUHAN
Hari ke-17, Senin 5 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 19
“Langit menceritakan kemuliaan Allah ... Taurat TUHAN itu
sempurna, menyegarkan jiwa.” (Mzm. 19:2-8a)
Kita mengenal Alkitab adalah firman Tuhan, tetapi pemazmur
menyebutnya sebagai Taurat Tuhan. Melalui Alkitab kita
mengenal kasih Allah kepada manusia melalui kehadiran Yesus
Kristus. Allah juga berbicara kepada kita melalui alam, yang
mengungkapkan keindahan dan pemeliharaan Allah atas semua
ciptaan. Karena seluruh bumi adalah milik Allah, maka kita dapat
mendengar ”suara” Allah dari waktu ke waktu melalui ciptaan-
Nya, sambil tetap berpegang pada Alkitab yang menyatakan
kebenaran Allah.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Ambilah waktu sejenak untuk melihat keindahan alam sekitar
Anda (keindahan langit, tumbuhan yang tumbuh di sekitar Anda,
keteraturan alam semesta, dsb). Dapatkah Anda mendengar
”suara” Allah melaluinya?
2. Apa yang secara khusus telah Allah sampaikan kepada kita
akhir-akhir ini melalui alam atau melalui Alkitab? Renungkanlah.
Kiranya kami memiliki telinga untuk mendengar kebenaran-Mu, O
Tuhan, di mana pun dan bagaimana pun Engkau mengungkapkan
kebenaran itu. Amin.
26
Hari ke-18, Selasa 6 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 104
”Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya
Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-
Mu.” (Mzm. 104:24)
Allah menciptakan bumi dan menopang setiap ciptaan-Nya: laut,
sumber mata air, sungai, burung-burung, binatang di lautan,
binatang di padang, rumput, dan pepohonan. Semua ciptaan tunduk
pada Allah, dan Allah memelihara mereka dengan memberi
makanan dalam setiap musim. Kita sebagai ciptaan Allah juga
tidak terluput dari pemeliharaan Allah. Kita bergantung pada Allah
dalam setiap nafas yang kita tarik.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Budaya manusia cenderung menuntut kita untuk menjadi
independen. Apakah Anda merasa kemapanan Anda menjadikan
Anda tidak memerlukan Allah?
2. Pada saat apa kita digoda untuk tidak bergantung kepada Allah?
Allah Pencipta dan Pemurah, tolonglah kami untuk mengakui
kebergantungan kami pada-Mu, dan tolonglah kami untuk melihat
tangan kasih-Mu yang selalu bekerja dalam seluruh ciptaan-Mu.
Amin.
27
Hari ke-19, Rabu 7 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 8
”Apakah manusia, sehingga engkau mengingatnya? Apakah anak
manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mzm. 8:5)
Apakah Anda pernah melihat langit dengan bintang-bintang yang
bertaburan dan merasa kecil dan tidak berguna? Tuhan
menciptakan alam semesta jauh lebih besar dari kita. Namun
Mazmur 8 menegaskan bahwa Allah telah memberi kita peran
khusus di bumi ini, kita dipercayakan menjadi pemelihara ciptaan
Allah. Sebagaimana kita mengagumi keindahan ciptaan Tuhan,
dan sebagaimana kita peduli untuk merawatnya, kita dingatkan
bahwa itu semua adalah milik Allah.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Dalam hal apakah Anda merasa kecil atau tidak berguna? Dalam
hal apakah Anda merasa sangat berguna ?
2. Dalam hal apakah Anda merasa dipanggil untuk menjadi
seorang penatalayan atas ciptaan Allah?
O Tuhan, yang Berdaulat, begitu mulia Nama-Mu di seluruh bumi.
Tolonglah kami untuk memelihara ciptaan-Mu dengan sukacita.
Amin.
28
Hari ke-20, Kamis 8 Maret 2018
Pembacaan Alkitab: Mazmur 67
”Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati
kita.” (Mzm. 67:7)
Bumi yang berkelimpahan adalah tanda berkat Tuhan untuk semua
orang, dan juga sebuah panggilan bagi seluruh bumi untuk
menyembah Sang Pemberi berkat. Setiap bunga, awan, gunung,
danau, sungai, pantai, buah, pohon dan ladang tanaman
menceritakan kreatifitas Tuhan, dan berkat-Nya, dan mengajak kita
untuk memuji Tuhan. Seluruh umat di bumi bergantung pada
kebaikan-Nya.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Ketika Anda melihat kebaikan dan berkat Tuhan melalui bumi,
apakah yang menjadi penghalang bagi Anda untuk tidak mengucap
syukur?
2. Ketika Anda melihat kebaikan dan berkat Tuhan melalui bumi,
apakah yang menjadi penghalang bagi Anda untuk tidak mengajak
seluruh ciptaan mengucap syukur kepada Tuhan?
Tuhan Pencipta, berikanlah kami mata untuk melihat keindahan
dan kelimpahan berkat-Mu dalam karya ciptaan-Mu. Buatlah
wajah-Mu bercahaya atas kami sehingga jalan-Mu diketahui oleh
bumi ini. Amin.
29
Hari ke-21, Jumat 9 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 95
”Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan
kawanan domba tuntunan tangan-Nya.” (Mzm. 95:7)
Semua yang ada di muka bumi termasuk hal-hal bersifat lahiriah;
gunung, laut dan daratan adalah kepunyaan Allah dan dilindungi
oleh Allah. Mazmur ini menyatakan bahwa manusia juga adalah
milik Allah. Kepemilikan ini ditunjukan melalui pemeliharaan
Allah sebagai gembala kepada domba-domba-Nya. Domba
mengikuti suara gembala dan gembala melindungi domba dan
menuntun mereka pada makanan dan minuman.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Dalam hal apakah Anda menolak untuk melihat diri anda
sebagai domba Allah?
2. Dalam hal apakah Anda melihat dan menikmati diri Anda
sebagai domba yang ada dalam tangan sang Gembala?
Allah, Gembala kami, kami membutuhkan perlindungan dan
bimbingan-Mu. Berilah kami keinginan hati untuk mendengar dan
mengikuti jalan-Mu. Amin.
30
Hari ke-22, Sabtu 10 Maret 2018
Bahan Bacaan: Mazmur 96
”Kepada TUHAN, hai suku suku bangsa, kepada TUHAN sajalah
kemuliaan dan kekuatan!” (Mzm. 96:7)
Mazmur 96 mengajak semua suku bangsa di bumi, dan bumi itu
sendiri, untuk memuji Tuhan yang menciptakan semuanya.
Mazmur ini memiliki perspektif yang luas dan universal yang
mengakui bahwa TUHAN adalah Tuhan dan Allah atas semua
umat, dan akan menghakimi semua orang dengan kebenaran dan
keadilan-Nya.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa yang menjadi penghalang bagi Anda untuk dapat
menceritakan kepada dunia bahwa Yesus adalah Tuhan?
2. Salah satu daya tarik bagi dunia untuk dapat melihat Yesus
sebagai Tuhan dan Raja adalah kesaksian hidup Anda sendiri yang
menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Raja dalam hidup Anda dan
kehidupan yang menghidupi kebenaran dan penuh dengan ucapan
syukur. Sudahkan Anda melakukannya?
Tuhan, Allah dan Raja kami, tolonglah kami dengan seluruh
ciptaan-Mu untuk datang ke hadirat-Mu untuk menyembah dengan
ucapan syukur dan memuji-Mu dengan nyanyian pujian. Amin.
31
Hari Minggu Prapaskah ke-4, 11 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 148
”Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi
perintah, maka semuanya tercipta.” (Mzm. 148:5)
Pemazmur menasihati semua ciptaan untuk memuji Tuhan:
malaikat, matahari, bulan, bintang, lautan, api, hujan es, salju, es,
gunung, bukit, pohon buah-buahan, pohon aras, binatang liar,
ternak, binatang melata dan burung. Tidak ada yang tersisa, semua
ciptaan diajak untuk memuji Tuhan.
32
MINGGU KELIMA: BERSIKAP JUJUR DI HADAPAN
ALLAH
Hari ke-23, Senin 12 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 102
“Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku
tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku
berseru, segeralah menjawab aku!” (Mzm. 102:3)
Pada umumnya, anak laki-laki atau pria diajarkan untuk tidak
menangis atau mengeluh, karena hal itu dianggap tabu sebagai
seorang pria dewasa. Pandangan tabu ini menjadikan hati kita
keras dan sulit untuk datang kepada Allah dengan tangisan dan
jujur. Kita diajarkan untuk menahan dan memendam segala rasa
sakit di dalam hati. Hari ini kita melihat pemazmur dengan jujur
dan terbuka di hadapan Allah mencurahkan segala keluh kesahnya
kepada TUHAN. Karena TUHAN sendiri akan bangkit (ay. 14),
memandang dari ketinggian-Nya (ay. 20), mendengar keluhan dan
membebaskan kita (ay. 21).
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Bagaimana Anda dapat mengajarkan kepada anak-anak untuk
dapat datang kepada Tuhan dengan jujur dan terbuka?
2. Apa saja kesulitan atau jeritan hati yang Anda ingin ungkapkan
kepada Tuhan hari ini?
Tuhan tolonglah hati kami yang keras ini, agar kami dapat datang
kepada-Mu dengan jujur dan terbuka. Kami mengucap syukur
karena Engkau adalah Allah yang selalu setia mendengarkan keluh
kesah kami dan bahkan mengangkat segala beban berat kami.
Amin.
33
Hari ke-24, Selasa 13 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 130
”Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!
Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh
perhatian kepada suara permohonanku.” (Mzm. 130:1-2)
Bayangkan diri Anda sebagai seorang penjaga malam yang harus
tetap terjaga dan waspada sepanjang malam. Bayangkan intensitas
kerinduan Anda untuk datangnya pagi, terutama di jam-jam dingin
dan gelap sebelum fajar. Itulah gambaran yang digunakan dalam
mazmur ini untuk mengekspresikan intensitas kerinduan
pemazmur akan pertolongan dan pengampunan Tuhan.
Bandingkan dengan budaya jaman sekarang, di mana kita
diyakinkan bahwa kekosongan dalam diri kita dapat dipuaskan
oleh segala sesuatu di luar Tuhan.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Adakah kekosongan dalam hidup di mana Anda menantikan
Tuhan untuk mengisi kekosongan itu?
2. Dalam hal apakah Anda tergoda untuk berpikir bahwa sesuatu
yang ada di luar Tuhan dapat memuaskan kerinduan Anda?
Allah sumber pengharapan dan kasih, tolonglah kami untuk
bersikap jujur tentang apa yang kami rindukan, dan tolonglah kami
untuk berbalik kepada-Mu dengan segala kerinduanku. Amin.
34
Hari ke-25, Rabu 14 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 51
”Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku
dengan roh yang teguh!” (Mzm. 51:12)
Mazmur ini berhubungan dengan Daud setelah perzinahannya
dengan Batsyeba (2 Sam. 11:1 - 12:25). Ini adalah mazmur
pengakuan dan pertobatan. Dalam masa Lenten di mana kita
berjalan bersama Yesus menuju kayu salib, Allah mengundang kita
untuk jujur tentang dosa dan kelemahan kita dan menyadari bahwa
kita membutuhkan pengampunan dan pembaharuan dari Allah.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Pernahkah Anda memilih untuk menutup-nutupi dosa Anda dari
Allah ketimbang segera datang dan mengakuinya?
2. Renungkanlah ayat ini: “Aku, TUHAN, yang menyelediki hati
dan menguji batin.” (Yer. 17:10a). Masihkah kita berpikir untuk
sanggup menyembunyikan dosa dari Allah? Akuilah dosa Anda
sekarang.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu; hapuskanlah
pelanggaranku oleh karena rahmat-Mu. Amin.
35
Hari ke-26, Kamis 15 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 139
“TUHAN, Engkau menyelidiki aku dan mengenal aku.” (Mzm.
139:1)
Bagi sebagian besar dari kita, salah satu ketakutan kita yang
terdalam adalah ketika orang mengetahui siapa kita secara jelas.
Kita takut diketahui oleh orang lain tentang siapa kita, dan kita
khawatir bahwa orang akan mungkin berpaling dari kita karena
tidak suka dengan kita. Namun terlepas dari semua itu, sebenarnya
ada keinginan yang terdalam dari diri kita untuk dikenal
sepenuhnya dan dicintai. Teman terdekat kita dan keluarga adalah
orang-orang yang mengenal kita baik di dalam maupun luar dan
mereka bahkan mengasihi kita lebih dari apa yang mereka lihat.
Kasih menginspirasi kita untuk mempercayai mereka, untuk jujur
dan terbuka dengan mereka. Mazmur ini menegaskan bahwa Allah
melihat dan mengetahui kita sepenuhnya dan sedalam-dalamnya.
Kadang-kadang ide bahwa Allah mengetahui kita ini bisa
menakutkan kita namun sebagian besar mengingatkan kita bahwa
Tuhan tahu dan mengasihi kita bahkan lebih dari dari pada teman-
teman terdekat kita dan keluarga.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah, karena Ia
mengenal kita sedalam-dalamnya. Namun Ia pun mengasihi kita
sedalam-dalamnya dan menerima kita apa adanya. Percayakah
Anda akan hal ini?
2. Apakah Anda memiliki rekan yang sangat mengenal diri Anda
dan mengasihi Anda? Atau mungkin Anda dapat menjadi rekan
seperti itu bagi orang lain?
Tuhan Mahapengasih, mengucap syukur karena Engkau sangat
mengenal dan mengasihi kami. Tolong kami untuk merasakan
kasih-Mu dan terbuka di hadapan-Mu. Amin.
36
Hari ke-27, Jumat 16 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 123
“Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami.” (Mzm. 123:3a)
Mazmur ini merupakan sebuah doa yang mewajibkan kita untuk
melihat diri kita sebagai seorang hamba. Dalam budaya masa kini,
orang lebih mengutamakan persaingan dengan berusaha terlihat
lebih kuat, hebat dan berusaha untuk mempromosikan diri untuk
sebuah tuntutan yang lebih besar. Namun di sisi yang lain, Allah
ingin dengan jujur kita datang ke hadapan-Nya dan ini
mengharuskan kita untuk menyingkirkan segala kesombongan diri
yang muncul dalam bentuk penampilan, kekayaan, kepandaian,
dan prestasi. Kita tidak bisa meminta belas kasihan Allah kecuali
kita mengakui bahwa kita membutuhkan belas kasihan tersebut.
Orang yang sombong tidak akan membutuhkan belas kasihan
Allah, karena mereka merasa mereka hebat dan memiliki
semuanya.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Bayangkan mata para hamba yang disebutkan pemazmur:
“Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada
tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang
kepada tangan nyonyanya.” (ay. 2).
2. ”demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah
kita.” (ay. 2b). Pemazmur mengidentifikasi pandangan matanya
seperti pandangan mata hamba yang memohon belas kasihan
tuannya. Apakah saya sudah merendahkan diri seperti pemazmur
di hadapan Allah?
Engkau bertahta di sorga, ya TUHAN. Kami adalah hamba-hamba-
Mu, namun terkadang kami tidak mau merendahkan diri seperti
layaknya seorang hamba. Tolonglah kami untuk merendahkan diri
dan bersikap jujur terhadap kebutuhan kami untuk memperoleh
belas kasihan-Mu dan bimbingan-Mu. Amin.
37
Hari ke-28, Sabtu 17 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 73
”Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan
bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” (Mzm. 73:26)
Mazmur 73 menceritakan sebuah perjalanan batin yang sangat
dalam. Pemazmur sangat marah karena orang jahat hidupnya
makmur. Mazmur ini dimulai dengan semua argumen tentang
mengapa situasi yang tidak benar seperti ini ada dan berlaku. Maka
akhirnya pemazmur memasuki "ruang kudus Allah" dan
memahami bahwa Tuhan masih memegang kendali atas kehidupan
kita. Dengan memahami akan kuasa Allah membuat pemazmur
menegaskan bahwa Allah dengan kasih-Nya tetap mengasihi dan
peduli kepada kita.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apakah Anda berpikir dan merasakan juga apa yang dikatakan
dengan jujur oleh pemazmur tentang dunia ini? Dalam keadaan apa
Anda berpikir dan merasakan hal yang sama?
2. Pemazmur sampai pada kesimpulan bahwa orang-orang fasik
akan ada kesudahannya (ay. 17-20), sehingga Ia memilih untuk
datang kepada TUHAN dan menceritakan segala pekerjaan-Nya
(ay. 28). Dapatkah Anda ingat kapan terakhir Anda mengalami
Allah dan itu menggerakan Anda untuk menceritakan Dia kepada
orang lain?
Tuhan, tolong kami untuk tetap memandang kepada Engkau ketika
kami tergoda oleh arus dunia yang kuat. Tolong kami untuk tetap
dekat kepada-Mu dan menceritakan kemurahan-Mu kepada dunia.
Amin.
38
Hari Minggu Prapaskah ke-5, 18 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 150
”Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mzm.
150:6)
Pemazmur di mazmur terakhir ini mengajak ”segala yang bernafas
memuji TUHAN!” Segala yang bernafas adalah ciptaan Allah yang
memiliki nafas dan hidup, termasuk kita. Pemazmur memuji Tuhan
dengan menggunakan segala alat musik yang ada dengan sekuat
tenaga. Inilah puji-pujian yang layak kita persembahkan kepada
Pribadi yang layak untuk menerima.
39
MINGGU KEENAM: TINGGAL DALAM TUHAN
Hari ke-29, Senin 19 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 90
“Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.”
(Mzm. 90:1)
Kata ”rumah” dapat berarti bangunan yang kita tempati seperti
rumah biasa atau apartmen. Rumah juga berarti tempat di mana
kita dibesarkan, atau kota di mana kita hidup, dan negara di mana
kita memiliki kewarganegaraan. Mazmur 90 ini merupakan doa
Musa, yang pernah hidup di berbagai tempat: gubuk, istana, dan
tenda di padang gurun. Mazmur ini menegaskan bahwa,di mana
pun kita hidup, Allah adalah rumah kita yang sebenarnya. Mazmur
ini juga mendorong kita untuk hidup dengan kesadaran bahwa
hidup kita hanya sementara atau singkat di bumi ini.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa artinya rumah bagi Anda? Apakah itu adalah tempat,
sekelompok orang, sebuah perasaan, ataukah sekelompok nilai –
nilai?
2. Dalam hal apakah, kita menganggap Tuhan sebagai rumah yang
sejati?
Tuhan Pencipta, tolonglah kami untuk bertumbuh dalam menerima
Engkau sebagai rumah kami yang sejati.
40
Hari ke-30, Selasa 20 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 133
”Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-
saudara diam bersama dengan rukun!” (Mzm. 133:1)
Sebagai individu dan juga sebagai komunitas, kita tinggal di dalam
Allah. Kebaikan dan keindahan dari hidup rukun di dalam
komunintas Allah digambarkan oleh pemazmur seperti minyak dan
embun yang menjadi simbol dari berkat Allah yang terus turun dan
mengalir. Gambaran ini mungkin tidaklah kontekstual dengan kita
saat ini, tetapi artinya sangat kaya karena ia berbicara tentang
keintiman dan keindahan hidup bersama yang rukun diantara
manusia.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Di mana dalam hidup Anda, Anda begitu mengalami keindahan
hidup persekutuan dengan sesama?
2. Pikirkan seseorang dalam hidup Anda yang sudah menjadi
embun penyegar atau minyak yang berharga dalam hidup Anda?
Berusahah hari ini untuk mengucapkan terima kasih kepada orang
tersebut.
Tuhan, berikanlah kami cinta-Mu sehingga kami dapat mencintai
orang-orang yang ada di sekitar kami dan tinggal di dalam Engkau
bersama. Amin.
41
Hari ke-31, Rabu 21 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 24
”Siapakah yang boleh naik ke gunung TUHAN? Siapakah yang
boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” (Mzm. 24:3)
Banyak aspek kehidupan kita yang dapat membuat kita merasa
tidak layak untuk datang ke hadirat Allah. Mungkin saja kita baru
bertengkar dengan pasangan, anak-anak atau anggota keluarga kita
yang lain. Atau mungkin kita baru saja mengulangi kembali dosa
”favorit” yang selama ini sedang kita gumulkan bersama Tuhan.
Apa pun bentuk dosa yang membuat Anda merasa tidak layak
datang kepada Allah, melalui kematian dan kebangkitan-Nya,
Yesus mengundang kita datang kepada Allah dan menerima
kebebasan yang sejati.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa yang membuat Anda merasa tidak layak untuk berada
dalam hadirat Tuhan?
2. Apa yang harus kita lakukan sehingga kita bisa benar-benar
yakin bahwa Tuhan mengasihi kita dan menerima kita dengan
segala keberadaan kita?
Allah penguasa seluruh bumi, Engkau menyambut kami di
hadapan hadirat-Mu sebagai anak-anak yang terkasih, yang
dikuduskan melalui Yesus Kristus. Tolong kami untuk menerima
pengampunan dan cinta-Mu. Amin.
42
Hari ke-32, Kamis 22 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 131
“Aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku, seperti anak
yang disapih berbaring dekat ibunya.” (Mzm. 131:2a)
Anak-anak yang menyusui sering merangkak ke pangkuan ibu
mereka untuk mendapatkan sesuatu yaitu makanan. Di sisi lain
anak yang disapih, merangkak ke pangkuan ibunya hanya untuk
merasa nyaman berada dalam pangkuan ibunya. Ibu memberikan
kenyamanan, persahabatan, belaian, kasih sayang dan sang anak
sangat menikmatinya. Pemazmur tampaknya mengatakan bahwa
kita dapat tinggal di hadirat Tuhan dalam cara yang sama dengan
anak itu, ketika kita mau menenangkan jiwa kita dan menikmati
hadirat Tuhan yang memelihara jiwa kita.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa yang menghambat kita dalam merasakan ketenangan jiwa?
2. Luangkan waktu sekarang dalam keheningan, mencari
ketenangan. Mungkin bermeditasi atau berdoa. Bayangkan Anda
sedang beristirahat di dalam pangkuan kasih Allah seperti seorang
anak di pangkuan ibunya.
Tuhan yang Mahakasih, tolonglah kami untuk mendekat kepada-
Mu seperti anak yang disapih dalam pelukan ibunya, tolong kami
untuk menikmati kenyamanan, kebersamaan, dan belaian kasih
sayang-Mu yang memelihara dan mengasuh kami. Amin.
43
Hari ke-33, Jumat 23 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 100
”Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan
kita dan punya Dialah kita.” (Mzm. 100:3a)
Karena Tuhan menciptakan dan menebus kita di dalam Yesus
Kristus, maka kita adalah milik Tuhan. Walaupun di dunia ini kita
mungkin memiliki atasan, pemerintah ataupun orang-orang yang
memiliki otoritas atas kita, itu bukan berarti mereka memiliki kita.
Mereka juga tidak memiliki hidup kita. Namun tentu saja itu juga
bukan berarti bahwa diri kita dan hidup kita adalah milik kita
sendiri. Untuk tinggal di dalam Allah, kita harus mengakui bahwa
hidup kita adalah milik Allah dan bukan milik kita sendiri.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa yang menghambat kita untuk percaya bahwa kita adalah
milik Allah?
2. Apa yang Anda lakukan untuk menunjukkan bahwa Anda
adalah milik Allah?
Tuhan yang Pengasih dan setia, kami ingin bersukacita bahwa
kami adalah milik-Mu, dan kami ingin memuji dan menyembah-
Mu dengan sukacita karena anugerah kehidupan yang Engkau
berikan. Amin.
44
Hari ke-34, Sabtu 24 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 84
”Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari
di tempat yang lain.” (Mzm. 84:11a)
Dikatakan oleh pemazmur bahwa burung kecil merasa nyaman di
rumah Tuhan. Pemazmur pun mengajak kita juga untuk berdiam di
hadirat Allah. Ketika kita membaca dan berdoa dengan
menggunakan mazmur yang indah ini, maka ambilah kesempatan
untuk merefleksikan kembali pada minggu terakhir ini, bagaimana
pengalaman doa kita dan bagaimana pengalaman saat ada di
hadapan hadirat Allah.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa kebiasaan dan praktek-praktek yang membantu Anda
mengalami manisnya berdiam di hadapan hadirat Allah?
2. Apa waktu dan tempat dalam hidup Anda di mana Anda dapat
menikmati indahnya berada di hadapan Allah?
Tuhan, tolonglah kami untuk selalu merindukan Engkau. Tolong
kami untuk mengalami manisnya dan indahnya berada di hadapan
hadirat-Mu bahkan ketika kejahatan dan kepedihan muncul dalam
hidup kami. Amin.
45
Hari Minggu Prapaskah ke-6 (Minggu Palem), 25 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 118
“Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan!” (Mzm.
118:26a)
Pada hari ini kita memperingati kemenangan masuknya Yesus ke
Yerusalem (Yoh. 12: 12-15). Saat itu orang banyak menyambutnya
dengan daun palem dan menyanyikan kata-kata dari mazmur ini.
Sambutan meriah ini biasanya diberikan bagi raja yang baru
ditahbiskan atau kemenangan raja yang baru kembali dari perang.
Perayaan kemenangan saat itu tidak berlangsung lama, karena
justru Yesus masuk ke Yeusalem untuk mati dan disalibkan.
Kemenangan sejatinya adalah pada saat Ia bangkit dari kematian
dan kedatangan-Nya nanti sebagai Raja atas segala raja. ”Hosana!
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”
(Yoh. 12: 13b).
46
MINGGU KUDUS / PEKAN SUCI: BERJALAN BERSAMA
YESUS MENUJU SALIB
Hari ke-35, Senin 26 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 27
”Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya,
nantikanlah TUHAN!” (Mzm. 27:14)
Sangat besar kemungkinannya Yesus menggunakan mazmur ini
selama seminggu terakhir hidup-Nya untuk menerima kekuatan
dari Bapa di saat Ia diperhadapkan dengan para ahli Taurat, dan
juga menghadapi pengkhianatan yang dilakukan oleh salah satu
murid yang dipilih-Nya. Di setiap pergumulan, kita semua
membutuhkan kekuatan dari Allah. Ketika kita membaca dan
berdoa menggunakan mazmur ini, bayangkanlah bahwa kita
bersama dengan Yesus pada minggu suci ini. Temukanlah
kekuatan dan ketentraman dengan mencari wajah-Nya, dan
percayalah bahwa Dialah yang menyelamatkan kita.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Dalam hal apa Anda membutuhkan Tuhan untuk menjadi terang,
keselamatan, dan benteng pertahanan Anda pada hari ini?
2. "Maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN." (ay. 8b). Apa artinya
ungkapan ini bagi Anda?
Allah terang kami, keselamatan kami, dan benteng pertahanan
kami, tolong kami agar dekat pada-Mu dan percaya pada-Mu
dalam situasi hidup yang sulit. Amin.
47
Hari ke-36, Selasa 27 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 91
"Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu
untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang
engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada
batu.” (Mzm. 91:11-12)
Iblis mengutip ayat ini untuk mencobai Yesus menaati dia
ketimbang Bapa-Nya di surga, walaupun Yesus tahu bahwa Bapa
di sorga pasti akan melindungi-Nya. Tuhan Yesus, bagaimanapun
besar godaan yang Ia hadapi, Ia tetap mentaati Allah dalam godaan
tersebut, dan bahkan terus sampai kepada jalan menuju salib, Ia
tetap taat. Mazmur ini mungkin telah memberikan kekuatan
kepada Tuhan Yesus saat ia menghadapi kematian-Nya.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Ketika kita memikirkan bahwa Allah sebagai tempat naungan
dan perteduhan, bagaimana perasaan kita?
2. Dalam hal apa, kita begitu membutuhkan Tuhan sebagai tempat
perlindungan dan naungan di saat ini?
Allah tempat perteduhan, tempat naungan, tempat perlindungan,
dan benteng pertahanan kami, tolong kami untuk selalu mengasihi-
Mu dan selalu percaya pada-Mu di saat ketakutan melanda hidup
kami. Amin.
48
Hari ke-37, Rabu 28 Maret 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 69
”Jawablah aku, ya TUHAN, sebab kasih setia-Mu baik,
berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!” (Mzm.
69:17)
Mazmur 69 adalah mazmur yang banyak dikutip oleh kitab Injil,
dan dua diantaranya biasanya dikutip saat perayaan Pekan Suci
(ay. 5 dikutip di Yoh. 15:25 dan ay. 22 dikutip Yoh. 19:28).
Suasana kitab mazmur ini berisi permohonan untuk pembebasan
dari duka yang mendalam, juga mengingatkan kita akan peristiwa
Pekan Suci yang membawa Yesus ke kayu salib. Ketika kita
berdoa dengan kata-kata dalam mazmur ini, bayangkan bahwa kita
sedang berdoa bersama dengan Yesus.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. ”Pembebasan” seperti apa yang kita sedang kita rindukan saat
ini?
2. Saat kita berjalan dengan Yesus menuju salib dan merasakan
kesedihan-Nya, apa yang ingin kita sampaikan sebagai ungkapan
terima kasih kepada-Nya?
Tuhan Yesus Kristus, kami telah menerima dan menikmati
keselamatan yang dari pada-Mu. Kami sering melupakan akan
kesakitan dan penderitaan yang Engkau alami untuk keselamatan
kami. Tolong kami agar dapat melihat kasih-Mu dengan jelas.
Amin.
49
Hari ke-38, Kamis 29 Maret 2018 (Kamis Putih)
Bacaan Alkitab: Mazmur 41
”Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku,
telah mengangkat tumit terhadap aku.” (Mzm. 41:10)
Hari ini kita mengingat kembali Perjamuan Malam Terakhir dari
Yesus dengan murid-murid-Nya. Pada saat itu Ia juga memberi
mereka nasihat terakhir dan berdoa untuk mereka (Yoh. 13-17).
Yudas, yang minum anggur dan makan roti semeja dengan Yesus
akhirnya pergi untuk mengkhianati-Nya. Tradisi makan semeja
merupakan simbol undangan dan penerimaan tuan rumah kepada
tamu-tamunya. Yesus mengundang dan menerima murid-murid-
Nya untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Walaupun Yesus tahu
pada akhirnya Yudas mengkhianati diri-Nya, Yesus tetap
mengundang dan mengasihi Yudas..
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Perjamuan kudus yang kita jalani di gereja merupakan simbol
juga dari Yesus akan undangan dan penerimaan-Nya. Bagaimana
Anda menanggapi undangan ini?
2. Yesus selalu mengasihi kita sebagaimana pun buruknya kita.
Maukah Anda datang kembali dan menyambut undangan Yesus
untuk bertobat dan berjalan menuju salib bersama-Nya?
Ya Tuhan, Engkau terus memanggil dan mengundang kami untuk
datang kepada-Mu. Terkadang hati kami degil seperti Yudas yang
mengabaikan Engkau. Ampuni kami dan tolong kami ya Tuhan.
Amin.
50
Hari ke-39, Jumat 30 Maret 2018 (Jumat Agung)
Bacaan Alkitab: Mazmur 22
“Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari
sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam
dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada
langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.”
(Mzm. 22:15-16).
Mazmur 22 adalah sebuah permohonan pembebasan dari
penderitaan dan penghinaan, dan mazmur ini juga banyak dikutip
oleh penulis kitab-kitab Injil. Hal ini dapat kita lihat pada 2 kutipan
dalam Yoh. 19:24 dan 19:28 saat sebelum kematian Yesus - saat
para prajurit membuang undi untuk jubah yang dipakai Yesus dan
saat Yesus benar-benar merasa haus sebelum Ia meninggal dan
berkata, "Sudah selesai" (Yoh. 19:30). Ketaatan Yesus sampai
kepada kematian-Nya telah membawa kita pada jalan keselamatan
dan perdamaian dengan Allah.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Apa yang sangat penting untuk dipelajari dari kematian Yesus?
2. Luangkan waktu dalam keheningan untuk merenungkan
kematian Yesus sebagai sebuah hadiah untuk kita.
Tuhan Yesus Kristus, Penebus dan Juruselamat kami, terima kasih
atas pengorbanan-Mu untuk kami. Terima kasih atas kasih-Mu
yang besar, yang membawa Engkau ke salib. Amin.
51
Hari ke-40, Sabtu 31 Maret 2018 (Sabtu Teduh)
Bacaan Alkitab: Mazmur 34
”Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia
dari semuanya itu; Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun
yang patah.” (Mzm. 34:20-21)
Kemarin kita mengenang kematian Yesus yang sesuai dengan
penggenapan mazmur ini bahwa tidak ada tulang Yesus yang patah
dalam penyaliban (Yoh. 19:36). Besok pada hari Minggu, kita akan
merayakan bagaimana Allah menyelamatkan Yesus dari kematian,
melalui kebangkitan-Nya. Hari ini pada Sabtu Teduh adalah hari di
mana kita menanti antara dukacita dan sukacita, antara kekalahan
dan kemenangan. Terjadi kesejajaran yang berlawanan satu dengan
yang lain. Ini menggambarkan realitas yang biasanya terjadi dalam
perjalanan iman orang percaya. Selalu ada dukacita dan tetapi juga
ada sukacita. Kita mengetahui akan kebaikan Tuhan, tetapi kita
hidup dalam realitas dunia yang penuh dengan pergumulan.
Pertanyaan untuk Refleksi
1. Dari penderitaan manakah Allah telah membebaskan kita?
2. Dari penderitaan manakah kita menantikan Allah untuk
menyelamatkan kita?
Tuhan Pengasih, kami ingin merasakan dan melihat bahwa Engkau
baik. Tolonglah kami untuk melihat jalanmu yang membebaskan
kami. Kami mengakui bahwa di saat kami memanggil-Mu Engkau
menyelamatkan kami.
52
Hari Minggu Paskah, 1 April 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 103
”Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai
segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah
lupakan segala kebaikan-Nya!” (Mzm. 103:1-2)
Anda telah melewati perjalanan bersama Allah selama 40 hari
renungan Lenten ini untuk mendekatkan hati Anda kepada hati
Allah. Hari ini, Yesus yang menderita, disalibkan dan mati, telah
bangkit! Mazmur 103 berfokus pada Allah sebagai Penebus.
Pemazmur berseru-seru mengajak kita semua untuk memuji nama-
Nya karena Ia telah mengampuni segala dosa kita, menebus hidup
kita dari lobang kubur, dan memahkotai kita dengan kasih setia
dan rahmat. Tak terhingga pemberian Yesus bagi kita selama ini.
Ia memberikan penderitaan-Nya bagi kita. Ia memberikan
ketaatan-Nya bagi kita. Ia memberikan kasih-Nya kepada kita.
Bahkan Ia memberikan hidup-Nya bagi kita. Apa yang Anda
berikan bagi Yesus? Berikanlah hidup Anda kepada Dia! Haleluya!