pengantar pengkajian resiko draft)

9
Pengantar Pengkajian Resiko Bencana Oleh : Erwin Ruhiyat 1. Latar Belakang Pengkajian resiko bencana penting dilakukan dalam rangka penyusunan rencana tindak Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan untuk mengetahui kerusakan/kebutuhan setelah terjadi bencana dalam rangka penyusunan rencana tindak tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Oleh karena itu, sebelumnya perlu dipahami terlebih dahulu konsepsi mengenai bencana :  Bencana adalah hasil dari benturan fenomena alam ekstrim terhadap manusia dan harta bendanya dan infrastruktur, menyebabkan kehilangan nyawa dan kerusakan terhadap harta benda dan lingkungan  Bencana menyebabkan terganggunya fungsi masyarakat sampai pada suatu tahap dimana melebihi kemampuan masyarakat tersebut untuk bertahan dengan sumberdaya yang dimikinya  Daya suatu bencana dipengaruhi oleh intensitas fenomena alam ekstrim dan tingkat kerentanan dari masyarakat  Contoh : gempa bumi berskala besar di daerah tak berpenduduk tidak dikategorikan sebagai bencana, tetapi gempa bumi dengan kekuatan rendah yang melanda pemukiman padat penduduk dengan konstruksi rumah semi permanen bisa menimbulkan kerusakan sehingga dikategorikan sebagai bencana 2. Tujuan Pengkajian Resiko Bencana Pengkajian resiko bencana dilaksanankan untuk :  Untuk mengidentifikasi bahaya dan kerentanan dari suatu populasi yang kemudian menganalisa dan mengestimasi kemungkinan timbulnya potensi ancaman bencana  mempelajari kelemahan dan celah dalam mekanisme perlindungan dan strategi adaptasi yang ada terhadap bencana

Upload: taki-taki

Post on 05-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 1/9

Pengantar Pengkajian Resiko Bencana

Oleh : Erwin Ruhiyat

1. Latar Belakang

Pengkajian resiko bencana penting dilakukan dalam rangka penyusunan rencana

tindak Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan untuk mengetahui kerusakan/kebutuhan

setelah terjadi bencana dalam rangka penyusunan rencana tindak tanggap darurat,

rehabilitasi dan rekonstruksi. Oleh karena itu, sebelumnya perlu dipahami terlebih

dahulu konsepsi mengenai bencana :

  Bencana adalah hasil dari benturan fenomena alam ekstrim terhadap manusia

dan harta bendanya dan infrastruktur, menyebabkan kehilangan nyawa dan

kerusakan terhadap harta benda dan lingkungan

  Bencana menyebabkan terganggunya fungsi masyarakat sampai pada suatu

tahap dimana melebihi kemampuan masyarakat tersebut untuk bertahan

dengan sumberdaya yang dimikinya

  Daya suatu bencana dipengaruhi oleh intensitas fenomena alam ekstrim dan

tingkat kerentanan dari masyarakat

  Contoh : gempa bumi berskala besar di daerah tak berpenduduk tidak

dikategorikan sebagai bencana, tetapi gempa bumi dengan kekuatan rendah

yang melanda pemukiman padat penduduk dengan konstruksi rumah semi

permanen bisa menimbulkan kerusakan sehingga dikategorikan sebagai

bencana

2. Tujuan Pengkajian Resiko Bencana

Pengkajian resiko bencana dilaksanankan untuk :

  Untuk mengidentifikasi bahaya dan kerentanan dari suatu populasi yang

kemudian menganalisa dan mengestimasi kemungkinan timbulnya potensi

ancaman bencana

  mempelajari kelemahan dan celah dalam mekanisme perlindungan dan strategi

adaptasi yang ada terhadap bencana

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 2/9

  Memformulasikan rekomendasi realistis untuk langkah-langkah mengatasi

kelemahan dan mengurangi resiko bencana yang telah diidentifikasi dan dikaji

3. Definisi Resiko Bencana

Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada

suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa

terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan

gangguan kegiatan masyarakat.

Resiko adalah bagian dari keseharian manusia, hidup tanpa resiko adalah

sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Tetapi tingkat penerimaan tiap individu juga

berbeda tergantung persepsi masing-masing. Contoh, seseorang mengendarai mobil

menikung tajam pada kecepatan 50 km/jam sedangkan seseorang menikung tajam pada

kecepatan 80 km/jam tergantung penilaian mereka terhadap resiko.

Oleh karena itu resiko diartikan sebagai :

1.  Peluang untuk rugi

2.  Kemungkinan kehilangan

3.  Ketidakpastian

4.  Kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan

karena itu bila kita amati, maka unsur-unsur penting resiko adalah :

1.  KEJADIAN

2.  KEMUNGKINAN

3.  KERUGIAN

Jika salah satu dari unsur tersebut tidak terpenuhi, maka tidak dapat dinyatakan sebagai

resiko. CONTOH : pada suatu hari terjadi hujan lebat kemungkinan terjadi banjir,

sehingga dapat mengakibatkan rumah terendam.

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 3/9

4. Formulasi Pengkajian Resiko

R : Resiko 

H : Hazard (bahaya) 

V : Vulnerability (kerentanan) 

C : Capacity (kemampuan)

Dapat disimpulkan dari persamaan di atas, bahwa :

  Bahaya dan kerentanan harus secara simultan ada pada saat dan lokasi yang

sama untuk menimbulkan resiko bencana

  Semakin tinggi ancaman bahaya di suatu daerah, maka semakin besar resiko

daerah tersebut terkena bencana

  Semakin tinggi kerentanan masyarakat, maka semakin besar resiko terkena

bencana

  Semakin tinggi kemampuan masyarakat bertahan terhadap ancaman bencana,

semakin kecil resiko bencana yang dihadapi

5. Unsur-Unsur Pengkajian Resiko

Pengkajian resiko dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan

analisa/penilaian sebagai berikut :

  Penilaian bahaya

  Penilaian kerentanan

  Penilaian kemampuan

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 4/9

5.1. Penilaian Bahaya

Bahaya/hazard adalah situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis,

sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah

untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.

Tipe-tipe bahaya :

  Bahaya meteorologis (banjir, badai, kekeringan, tanah longsor,

kebakaran hutan)

  Bahaya geologis (gempa, tsunami, letusan gunung berapi

  Bahaya biologi

  Bahaya karena kegagalan teknologi (kebakaran pemukiman,

kebocoran gas/bahan kimia, kegagalan reaktor)

  Bahaya karena penurunan kualitas lingkungan

  Bahaya konflik sosial (kerusuhan sara, premanisme, perang saudara)

  Bahaya terorisme

Penilaian bahaya menyelidiki, mengidentifikasi dan mendokumentasikan

bahaya (penyebab dan aksi berantai yang ditimbulkannya). Pengetahuan mengenai

tipe-tipe bahaya, probabilitas, kekuatan dan durasi dari bahaya penting bagi

pengkajian resiko.

Penilaian bahaya menjelaskan dan menilai probabilitas terjadinya bahaya

pada tempat tertentu, waktu tertentu dengan intensitas dan durasi spesifik untuk

populasi rentan dan perikehidupannya. Menjelaskan dan mengevaluasi derajat

dimana populasi, harta benda, infrastruktur berada dalam resiko bencana. Langkah-

langkah penting dalam penilaian bahaya :

1.  Identifikasi tipe bahaya

2.  Penentuan instrumen analisis bahaya (spesifik)

3.  Identifikasi dan karakterisasi daerah rawan bahaya

4.  Identifikasi dan deteminasi probabilitas terjadinya bencana

menggunakan skala ordinal (tinggi-sedang-rendah)

5.  Estimasi atau kalkulasi skala (kekuatan, magnitud) dari suatu

bahaya, juga menggunakan skala ordinal

6.  Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi bahaya

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 5/9

5.2. Penilaian Kerentanan

Kerentanan/vulnerability adalah sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat

keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk

terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Terdapat

beberapa jenis kerentanan, yaitu :

  Kerentanan fisik

  Kondisi fisik binaan (lokasi,kualitas,konstruksi dari BANGUNAN &

INFRASTRUKTUR)

  Kerentanan sosial

  Kondisi penduduk, jumlah dan besaran (pertumbuhan populasi)

  Kualitas, pola budaya, perilaku (pendidikan, status, gender,

minoritas)

  Kerentanan ekonomi

  Kegiatan ekonomi (pertanian monokultur, perbankan, keuangan)

  Tingkat kesejahteraan (status ekonomi, kemiskinan, kerentanan

pangan, kurang akses terhadap air, energi, kesehatan, transportasi)

  Kerentanan lingkungan

  Kondisi fisik alami (perambahan hutan, penurunan kualitas tanah,

terganggunya ekosistem)

Kerentanan suatu kelompok masyarakat atau daerah tidak dapat dipisahkan

dari perkembangan sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya daerah tersebut.

Kerentanan diciptakan, adalah produk dari perkembangan sosial atau pembangunan

yang keliru; merefleksikan defisit, kekurangan atau gangguan dalam perkembangan

sosial. Langkah-langkah penting dalam penilaian kerentanan :

1.  Identifikasi potensi kerentanan individu atau elemen (contoh : produksi

pertanian, bangunan, kesehatan, lahan pertanian dan sumberdaya air)

mengumpulkan basic data mengenai populasi (umur, kepadatan penduduk,

gender, etnis, status ekonomi) lokasi fasilitas umum

2.  Identifikasi dan analisa faktor-faktor yang mempengaruhi/menghasilkan

kerentanan terhadap tipe bahaya tertentu

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 6/9

3.  Perkembangan dan identifikasi indikator-indikator untuk mengidentifikasi

kerentanan (kualitas dan letak bangunan, infrastruktur, pendidikan, akses

terhadap informasi, keragaan budidaya pertanian)

4.  Memperkirakan resiko yang dapat diterima oleh populasi

5.3. Penilaian Kapasitas

Kemampuan/capacity adalah penguasaan sumberdaya, cara,dan kekuatan

yang dimiliki masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk, mempersiapkan diri,

mencegah, menjinakkan, menanggulangi, mempertahankan diri serta dengan cepat

memulihkan diri dari akibat bencana.

Penilaian kapasitas mempelajari kemampuan suatu sistem/elemen untuk

bertahan, menghindari, menetralkan atau menyerap benturan dari bahaya.

Langkah-langkah penting dalam penilaian kapasitas :

1.  Identifikasi potensi kemampuan perlindungan-diri dalam konteks

kesiapsiagaan terhadap bencana-kemampuan tanggap darurat, pelatihan,

program-program pencegahan, sistem peringatan dini

2.  Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas (pendidikan,

kemiskinan, asuransi/lembaga penjaminan, partisipasi kelompok

masyarakat, aspek legal, jumlah usia produktif, gender, keragaman hayati,

akses terhadap informasi)

3.  Analisa kemampuan perlindungan diri : identifikasi indikator-indikator untuk

mengukur kapasitas kesiapsiagaan. Disini, strategi dan langkah-langkah

kesiapsiagaan diidentifikasi dan diinvestigasi pada berbagai level (keluarga,

masyarakat, desa, kabupaten, provinsi, negara)

4.  Perumusan langkah-langkah preventif untuk mengurangi resiko bencana

Kapasitas berhubungan dengan kemampuan masyarakat dalam menghadapi

bencana/coping capacity. Dapat dijabarkan indikator kapasitas masyarakat/negara

dalam menghadapi bencana adalah adanya :

  Sistem monitoring dan sistem peringatan dini

  Peramalan cuaca dan peringatan dini tradisional

  Rencana pengurangan resiko bencana

  Dana dan rencana perlindungan dari bencana

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 7/9

  Kebijakan asuransi

  Standar konstruksi

  Pemeliharaan infrastruktur

  Infrastruktur preventif (tanggul, bendungan, shelter)

  Rencana tata guna lahan, perencanaan spasial, zonasi

  Organisasi dan komunikasi tanggap bencana

  Stabilitas pemukiman, struktur sosial

  Kearifan lokal mengenai bencana

6. Pengkajian Resiko Bencana

Tahapan analisis resiko bencana meliputi :

  Definisi ruang lingkup

  Identifikasi bahaya atau ancaman

  Estimasi probabilitas kejadian untuk memperkirakan bahaya

  Evaluasi kerentanan dan kapasitas

  Identifikasi dampak

  Estimasi resiko

Produk dari pengkajian resiko bencana :

  peta bahaya, adalah peta yang menampilkan informasi kualitatif dan kuantitatif 

mengenai bahaya. Contoh, lahan yang berpotensi longsor

  Peta zona resiko, memberikan informasi mengenai probabilitas suatu bahaya

  Peta resiko, adalah peta zona resiko yang juga memuat informasi kuantitatif 

mengenai resiko dan pengaruhnya terhadap populasi

  forecast,

  tabel, assessment tables dan assessment matrix

  skenario, rencana aksi penanggulangan bencana

  kebijakan pembangunan

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 8/9

Pertimbangan sebelum melakukan pengkajian resiko bencana :

  Komitmen politis dari PRB, apakah langkah-langkah pencegahan diakui secara

politis? Apakah bantuan tanggap darurat lebih bersifat kampanye politis?

  Apakah ada sumber pembiayaan untuk implementasi hasil pengkajian resiko?

  Apakah cost-benefit assessment  mengindikasikan keuntungan sosial? Atau

pengkajian resiko lebih mahal daripada kerusakan yang ditimbulkan dari

bencana?

  Apakah ada institusi atau dasar kebijakan untuk PRB dan pengkajian resiko?

Apakah ada strategi pembangunan dan pengentasan kemiskinan yang

melibatkan PRB?

7. Beberapa Jenis Pengkajian Resiko

Regional/Nasional

  Disaster Risk Index : BCPR-UNDP

  Hot Spot Model : World Bank

  Composite Vulnerability Index

  Natural Disaster Vulnerability Indicators

  Social Vulnerability Index

  Disaster-Risk Indices : IADB-ECLAC-IES

Lokal

  Vulnerability and Risk at Local Level : GTZ 2002

  Household Sector Approah : CIMDEN 2001

  Vulnerability at Community Level Using Census Data

8. Beberapa Metode Pengkajian Resiko

  Pengkajian Resiko Partisipatif, salah satu alternatif pengkajian resiko yang

melibatkan masyarakat (affected target groups) dengan mengutamakan self-

help activities

  Pengkajian Resiko Experts Panel , pengkajian resiko yang dilakukan oleh para ahli

dari berbagai disiplin ilmu

8/2/2019 Pengantar Pengkajian Resiko Draft)

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-pengkajian-resiko-draft 9/9

9. Kesimpulan

  Tujuan dilakukannya pengkajian resiko adalah untuk memperkirakan dan

mengevaluasi akibat dan dampak yang mungkin dari fenomena alam ekstrim

terhadap populasi dan perikehidupannya (potensi kerugian) sebagai landasan

untuk perencanaan dan implementasi langkah-langkah pengurangan resiko

bencana/PRB supaya terlaksana pembangunan berkelanjutan/sustainable

development  (hasil-hasil pembangunan tidak selalu hancur oleh bencana).

  Resiko dalam konteks ini adalah besaran yang diperkirakan dari hilangnya nyawa

manusia, kerusakan terhadap harta benda, infrastruktur dan lingkungan.

  Untuk mengerti, memahami dan mengkaji resiko diperlukan pengalaman dan

pengetahuan mengenai resiko. Contoh, pengalaman akan sesuatu di masa lalu.

  Besaran resiko juga tergantung dari berapa banyak informasi yang dimiliki

mengenai bahaya yang dihadapi.

  Menentukan resiko bencana adalah hasil dari pengkajian resiko, yaitu

dokumentasi penilaian bahaya, diikuti oleh valuasi kerentanan.

  Pengkajian resiko melibatkan perkiraan kerusakan, kehilangan dan konsekuensi

yang muncul dari satu atau lebih skenario bencana yang ditampilkan dalam

bentuk peta resiko yang dibuat secara manual atau menggunakan SIG.

  Pengkajian resiko bukan proses statik sekali-jalan, tetapi adalah siklus proses

dinamis yang secara konstan menyesuaikan dengan bahaya dan kerentanan

yang ada.