pengantar pendidikan - standar proses

Upload: dhita-safrilla-rahmatania

Post on 07-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengantar Pendidikan

TRANSCRIPT

Menarik untuk dikaji apakah Permendiknas No 41 Tahun 2007 pantas diubah karena memiliki banyak kekurangan ataukah malah sebaliknya. Karena dalam edaran Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, disebutkan bahwa ada empat elemen perubahan dari KTSP 2006 ke kurikulum2013, yaitu (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar penilaian dan (4) standar kompetensi lulusan. Berkaitan dengan standar proses, timbul pertanyaan:1.Apa saja permasalahan pada standar proses KTSP 2006; dan2.Bagaimana upaya perbaikan pada kurikulum 2013?B.BEBERAPA PERMASALAHAN PADA STANDAR PROSES KTSP 20061.Umumnya pembelajaran hanya berorientasi pada penguasaan konsep ilmu dan dominan dilakukan di dalam kelas.Dalam KTSP 2006, proses pembelajaran tidak disertai tagihan penilaian secarategasdansimultanantara aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian lebih ditekankan pada aspek pengetahuan saja. Guru menganggap siswa telah mencapai standar kompetensi manakala siswa tersebut mendapat nilai bagus dalam bentuk tes tertulis. Sementara tes tertulis hanya mengukur aspek kognitif saja.Ini merupakan kelemahan KTSP yang memengaruhi cara kerja guru di mana desain pembelajaran umumnya hanya berorientasi pada penguasaan konsep saja.Untuk matematika misalnya, walaupun ada KD yang dirumuskan mampu menerapkan konsep ilmu matematika dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar ini dieksekusi dengan hanya memberikan instrumen berupa soal terapan (matematika realistik), tetapi itu hanya dilakukan di atas kertas. Fenomena ini menimbulkan kesan seolah-olah KTSP 2006 mendukungpembelajaran hanya berorientasi pada penguasaan konsep ilmu saja.Dampak lanjutannya adalah pembelajaran dominan terjadi di dalam kelas. PR/Tugas yang diberikan juga hanya untuk mendukung upaya penguasaan konsep belaka. Ini bertentangan dengan prinsippedagogis: kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya (Kemdikbud, 2012:2).2.Pembelajaran cenderung berpusat pada guruDampak lanjutan dari pembelajaranhanya berorientasi pada penguasaan konsep adalah kecenderungan bahwa pembelajaran didominasi guru. Tekanan psikologis seorang guru yang telah diberi tugas membawahi suatu mata pelajaran, jelas tidak ingin ketinggalan materi matapelajarannya. Situasi ini membuat ia lebih mementingkan pencapaian target ketuntasan materi daripada pembentukan keterampilan dan sikap pada siswa. Di sinilah muncul desain pembelajaran yang lebih didominasi guru.Padahal, pembelajaran yang ideal adalah berpusat pada orang yang sedang belajar. Situasi ini hampir sama dengan nasib kusikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dimana siswa seharusnya aktif melakukan kegiatan belajar. Namunkegiatan belajar di kelascenderung didesain sebagai kegiatanpengajaran, guru mengajar dan siswa menyimak atau memperhatikan materi pelajaran. Ini sulit untuk membentuk pengalaman belajar apalagi pemahaman materi pelajaran oleh siswa.3.Proses belajar dengan sistem penjurusan di tingkat SMA/SMKKTSP 2006 menggunakan sistem penjurusan. Ini berarti, siswa diharuskan mempelajari beberapa mata pelajaran yang telah dikemas pada suatu jurusan. Entah siswa berminat atau tidak berminat, ia tetap mempelajari semua bidang studi yang ada. Sebagai gambaran, andaikan seorang siswa lebih berminat mempelajari bahasa China daripada bahasa Jerman. Selama ini, Bahasa Jerman telah ada dalam sistem penjurusan, dan kurikulum akan terlalu padat jika mengakomodir bahasa China.Minat siswa tersebut jadinya tidak dilayani pendidikan kita. Sebaliknya, ia dipaksakan untuk mempelajari semua konten matapelajaran Bahasa Jerman yang telah diatur kurikulum.Kendala lain adalah bahwa di negara-negara lain, sistem penjurusan di SMA sudah ditiadakan. Akan menemui kesulitan untuk penyetaraan ijazah pendidikan SMA di Indonesia dengan pendidikan SMAluar negeri.4.Proses evaluasi: terjadi fenomena menyontekProses (pelaksanaan) evaluasi pada tengah atau akhir semester oleh pihak sekolah, umumnya tidak disertai pengawasan ketat seperti pelakasaan UN. Pelaksanaan UN sendiri rawan kebocoran soal. Karena proses evaluasi pembelajaran lebih dominan dilakukan dengan tes, maka besar kemungkinan nilai perolehan siswa tidak menunjukkan kemampuan dirinya. Sebab, dalam menjalankan tes tertulis, bisa terjadi siswa melakukan tindakan penyontekan. Penyontekan bisa terjadi entah dengan melihat pekerjaan teman, maupun dengan mendapat bocoran soal tes.5.Pembelajaran yang berorientasi pada buku teksPada KTSP 2006, SK/KD diturunkan dari mata pelajaran. Mata pelajaran memuat pokok-pokok bahasan tertentu yang disusun dalam suatu buku teks siswa/buku pelajaran. Tiap pokok bahasan dijabarkan KD yang harus dicapai siswa, dan sudah dikemas dalam satu buku pelajaran, Maka resiko pembelajaran dilakukan untuk mengejar target materi/pokok bahasan yang telah disusun tersebut.Dampaknya adalah guru memilih metode dan mendesaian pembelajaran cenderung hanya berorientasi pada buku teks yang ada. Sementara, ada pihak sekolah yang menggunakan buku teks yang disusun/diterbitkan penerbit di luar daerahnya. Contoh, sekolah-sekolah di luar pulau Jawa umumnya menggunakan buku terbitan Erlangga, Tiga Serangkai, dan penerbit lain yang ada di pulau Jawa.Idealnya tujuan desain pembelajaran adalah menata situasi belajar dalam kelas agar siswa memperoleh kesempatan belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi tertentu. Seharusnya, faktor siswa lebih dipertimbangkan dengan mendesain pembelajaran sesuai denganrealita kehidupan siswaataulingkungan hidup siswapada satuan pendidikan. Artinya, pembelajaran harus bersifatkontekstual, bukan hanya membahas materi yang termuat dalam buku pelajaran, yang belum tentu sesuai konteks satuan pendidikan.Orientasi pembelajaran seharusnya memberdayakan siswa, bukan sekedar menuntaskan materi dalam satu buku pelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalahmasih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.6.Buku teks hanya memuat materi bahasanPada KTSP 2006, buku teks sebagai sumber belajar berupa hanya memuatmateri bahasan. Bukut tekstidak disertai dengan proses (metode) pembelajaran dan sistem penilaian.Hal ini oleh sebagian guru diterapkan secara kaku. Penilaian monoton hanya dengan tes, sehingga siswa hanya terangsang untuk mengembangkan aspek kognitif saja. Penilaian sikap dan keterampilan umumnya tidak dilakukan.Jika dibiarkan, proses seperti ini akan menghasilkanout comependidikan yang memilikipengetahuan tetapi tidak diimbangi oleh keterampilan. Dengan kata lain, lulusan suatu lembaga pendidikan hanya dibekalisoft skill,tidak diimbangihard skill.Sehingga di tengah masyarakat, ilmu yang diperoleh akan menjadi mubasir, siswa sulit menerapkan konsep ilmu yang telah dipelajarinya karenahardskillyang tak terdidik. Situasi ini menciptakananomaliproduk pendidikan di tengah masyarakat, sehingga pendidikan kita dianggap gagal.C.UPAYA PERBAIKAN STANDAR PROSES KTSP PADA KURIKULUM 2013Di tengah masyarakat, tuntutan kualitas siswa secara utuh sebagai manusia harus mencakup tiga aspek kompetensi: (1) sikap, (2) pengetahuan, dan (3) keterampilan. Untuk mengatasi kelemahan KTSP 2006, pemerintah menyusun kurikulum 2013 dengan perubahan Standar Proses sebagai berikut:1.Perbaikan bagian inti Rencana Pelaksanaan PembelajaranBagian inti RPP pada KTSP 2006,yang memuat (a) eksplorasi, (b) elaborasi dan (c) konfirmasi diubah menjadipelaksanaan standar (a) sikap; (b) pengetahuan, (c) keterampilan pada kurikulum 2013. RPP dengan aspek keterampilan dan sikap, berarti tuntutan kurikulum dilengkapi denganmencipta. Sebelumnya, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi tentu terjadi melalui prosesmengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,danmenyimpulkan.Tuntutansikappada bagian inti RPP berarti membina (langsung) siswa untuk menjalankan sikap yang sesuai karakter bangsa. Dengan demikian, kurikulum 2013 mendukung pendidikan karakter.

Dengan tuntutan mencipta, maka siswa dirangsang bukan hanya untuk menguasai konsep ilmu saja. Dengan pengalaman (langsung) siswa digembleng untuk memperoleh keterampilan sesuai kemampuan belajarnya. Perbedaan proses belajar ini digambarkan sebagai berikut:2.Mengganti sistim penjurusan dengan sistim peminatan tingkat SMASistem penjurusan berarti telah ada satu paket mata pelajaran dalam satu jurusan (IPA, Bahasa, atau IPS). Artinya, siswa hanya belajar mata pelajaran yang menjadi jurusannya sekalipun materi pelajaran itu tidak diminati. Pada kurikulum 2013, proses belajar diubah seiring perubahan standar isi di mana ada kelompok: (1) mata dan (2) mata pelajaran pilihan. Ketentuan pengambilan mata pelajaran wajib dan pilihan sebagai berikut:a)Untuk SMA dan SMKSemua peserta didik wajib mengikuti mata pelajaran wajib kelompok A dan kelompok B.Pramuka adalah ekstra kurikuler wajib demi keterlibatan siswa dalam kegiatan kemasyarakatan dan lingkungan.b)Untuk SMASetiap peserta didik memilih salah satu peminatan (matematika dan Sains, IPS atau Bahasa) sesuai dengan pendidikan lanjutan yang akan dipilih.Setiap peserta didik wajib mengikuti 40 jam pelajaran per minggu, terdiri dari 18 JP wajib, 16 JP peminatan, dan 6 JP pilihan.Mata pelajaran pilihan (6JP) dapat diambil dari:1.matapelajaran pilihan lintas minat (dari kelompok matapelajaran peminatan lain),atau2.matapelajaran pendalaman minat, dan/atau3.mata pelajaran pilihan4.sekolah dapat menawarkan mata pelajaran pilihan tambahan (maksimum 4 JP)Menurut pemerintah, kebijakan ini dibuat dengan mempertimbangkan perkembangan dunia pendidikan:a.tidak ada lagi negara yang menganut sistem penjurusan di SMAb.membuka peluang setiap lulusan SMA untuk melanjutkan ke semua jurusan di Perguruan Tinggic.Mempermudah penyetaraan ijazahDengan kebijakan tersebut, maka ada penghargaan khusus untuk minat belajar tiap individu (di pendidikan menengah). Beban belajar siswa menjadi lebih ringan sesuai kemampuannya. Sementara itu, siswa yang kemampuan intelektualnya bagus dapat lebih banyak mengambil mata pelajaran.3.Mengubah pendekatan pembelajaran yakni:Tematik IntegratifPendekatantematik dan/atau tematik terpadu: tiap mata pelajaran membuat pembelajaran secara terintegratif terpadu. Artinya KD antar mata pelajaran tidak berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling mengabaikan, tetapi diikat oleh tuntutan pembentukan kompetensi inti: sikap, pengetahuan dan keterampilan.Temaadalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983; dalam Kemdikbud, 2012). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:1)Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,2)Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;3)pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;4)kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;5)Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;6)Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;7)guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.Pendekatan saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)Pendekatan saintifik (scientific approach) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Tuntutan menghasilkan karya berarti siswa mendemonstrasikan kemampuannya, yang dipandu kegiatan inti pembelajaran dengan simultansi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini akan mencegah pembelajaran terpusat ada guru, menghindari orientasi pada buku teks atau hanya pada materi dalam buku teks. Siswa tidak terpaku pada buku teks, tetapiu siswa dirangsang untuk menyampaikan pikiran secara kontekstual, menyingkap masalah riil lingkungan hidup sehari-hari.4.Mengatasi Fenomena Nilai Hasil MenyontekAdanyarancangan keseimbangan penilaian antara sikap, pengetahuan dan keterampilan diharapkan dapat mengatasi fenomena menyontek. Sebab tuntutan pembuatankarya nyata/menciptadapat mengurangi bahkan menghilangkan peluang siswa untuk menyontek. Nilai prestasi hasil belajar bukan hanya berdasarkan jawaban di atas kertas, tetapi diimbangi dengan penilaian sikap dan portofolio atau hasil karya nyata.5.Perubahanjam pelajaranTak dapat dihindari bahwa aspek sikap dan keterampilan berdampak pada lama (durasi waktu) proses pembelajaran. Sikap dibina melalui teladan. Keterampilan dibentuk dengan kegiatan mencipta. Proses pembelajaran seperti ini jelas memakan waktu tidak sedikit. Karena itu, walaupun integrasi mata pelajaran mengurangi jumlah mata pelajaran, tetapi alokasi waktu pembelajaran dinaikkan. Pemerintah mengubah alokasi waktu pembelajaran sebagai berikut:KurikulumJumlah waktu pelajaran pada kelas

IIIIIIIVVVI

KTSP 2006262728323232

Kur 2013303234363636

(disadur dari Bahan Uji Publik Kurikulum 2013)6.Pembelajaranlebih mengaktifkan siswaKata-kataoperasional menuntun guru untuk mencegah terjadinya pembelajaran berpusat pada guru. Guru lebih ditekankan untuk hadir sebagai mediator dan penuntun antara siswa dengan tuntutan kompetensi inti (sikap, pengetahuan, keterampilan) secara utuh.7.Perubahanbukuteks siswaPada kurikulu 2013, buku teks siswa dirancang tidak hanya memuat materi pelajaran tetapi disertai dengan proses pembelajaran, sistem penilaian, serta kompetensi yang diharapkan (Bahan Uji Publik Kurikulum 2013:15). Hal ini mendukung siswa untuk melakukanperbuatan menciptadi luar kelas, di luar jam pelajaran reguler secara mandiri.======DAFTAR PUSTAKABahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Hamalik, Oemar. 2010.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentangStandar Proses Kurikulum 2013.Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentangStandar Proses KTSP2006.Standar Proses Pendidikan Nasional dan Penerapannya dalam Sistem Pendidikan di Sekolah

OPINI| 22 May 2014 | 14:09Dibaca:1066Komentar:00(Membandingkan K13 dan KTSP)Pengertian Standart ProsesBerdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013, Standar Proses dijabarkan sebagai suatu kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar KompetensiLulusan.

Dalam kalimat di atas terdapat beberapa kata kunci yang penting untuk dijabarkan lebih mendalam pada proses pembelajaran ditingkat sekolah, antara lain: kriteria, pelaksanaan pembelajaran, mencapai kompetensi lulusan.

Dari penyusunan tersebut, bahwa standart proses merupakan suatu tahapan proses pembelajaran yang mennjabarkan mengenai kriteria atau yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai suatu ukuran tertentu yang menjadi dasar peniliaian atau penetapan sesuatu, kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran guna mencapai kompetensi lulusan.

Sebuah proses pendidikan, baik tingakatan nasional maupun tingkatan kelas akan dianggap sukses apabila kompetensi lulusan yang ditargetkan dapat tercapai dengan sempurna. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa tahapan-tahapan dan serangkai strategi yang nantinya dijadikan pedoman untuk mencapai target tersebut.

Standar proses merupakan sebuah pedoman, atau tahapan langkah-langkah bagi para guru saat mereka memberikan pembelajaran dalam kelas, dengan harapan proses pendidikan yang berlangsung bisa efektif, efesien dan inofatif. Sehingga beberapa target atau kriteria mengenai komptensi lulusan dapat tercapai dengan sempurna.

Karena itu, permendikbut no 65 tahun 2013 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pada saat inilah keahlian guru, sebagai ujung tombak suksesnya proses pendidikan dituntut memiliki keahlian dan kreativitas yang tinggi sehingga mampu mengemas proses pembelajaran sesuai dengan yang diamanatkan.

Tentu, apabila proses pembelajaran mampu menciptakan suasana sebagaimana beberapa tahapan di atas, kualitas pendidikan di Indonesia akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan, bukan tidak mungkin, proses pendidikan di Indonesia akan mampu menyaingi sistem pendidikan di beberapa negara maju lainnya.

Maka dari itu, pada proses penerapan atau taktis pelaksanaan pembelajaran setiap satuan pendidikan dituntut untuk mampu melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan semaksimal mungkin, serta penilaian proses pembelajaran bisa diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka seorang guru perlu menetapkan beberapa prinsip dalam proses pembelajaran antara lain:

1.Dari peserta didikdiberi tahumenuju peserta didikmencari tahu;

2.Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka sumberbelajar;

3.Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

4.Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

5.Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6.Daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju 2 pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7.Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8.Deningkatandankeseimbanganantaraketerampilan fisikal (hardskills) danketerampilan mental (softskills);9.Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan danpemberdayaanpesertadidiksebagai pembelajar sepanjanghayat;

10.Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyomangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);11.Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12.Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14.Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budayapesertadidik.

Dari beberapa poin diatas, Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah memiliki tugas yang cukup berat. Mereka dituntut untuk meningkatkan kompetensi dan keahliannya terkait dengan metode dan strategi pembelajaran. Sebab, sukses tidaknya proses pendidikan dalam mewujudkan siswa yang sesuai dengan stantard kompetensi lulusan, itu tergantung pada keahlian seorang guru dalam merencanakan proses pembelajaran di dalam kelas yang tertuang dalam Silabus dan RPP

Standart Proses, dalam KTSP dan Kurikulum 2013Pada dasarnya, penerapan standartproses dalam pembelajaran di tingkatsatuan pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan standart lain, seperti pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.

Pada tahapan ini, Standar Kompetensi Lulusan menjadi semacamkerangka konseptualtentang sebuah proses dansasaran pembelajaranyang harus dicapai oleh lembaga pendidikan. Sementara Standar Isi memberikan menjadi kerangka konseptual tentang bagaimana proses kegiatan belajar dan pembelajaran berlangsung, yang diturunkan daritingkat kompetensidanruang lingkup materi, sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembanganranah sikap,pengetahuan, danketerampilanyang diklaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. KomptensiSikapdiperoleh melalui aktivitasmenerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. KompetensiPengetahuandiperoleh melalui aktivitasmengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Sementara KompetensiKeterampilandiperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

Karena itu pada Kurikulum 2013, pada tataran proses pembelajaran dan untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan mengupayakan agar para guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry learning).

Hal ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Beberapa tahapan proses pembelajaran tersebut, jauh berbeda dengan tahapan proses yang terteta dalam PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menjadi rujukan Kurikulum KTSP dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Dalam PP. No. 19 tahun 2005, Standar proses dijabarkan sebagaikan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untukmencapai kompetensi lulusan. Dari beberapa jabaran itu, masih bersifat konseptual sehingga ada banyak guru yang belum mampu menerjemahkan dalam tindakan nyata saat proses pembelajaran berlangsung.

Standar proses berisikriteria minimal proses pembelajaranpada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses meliputiperencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Perencanaan proses pembelajaran meliputisilabusdanrencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang memuatidentitas mata pelajaran,standar kompetensi(SK),kompetensi dasar(KD),indikator pencapaian kompetensi,tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Terkait hal tersebut diatas, kami mencoba untuk membandingkan tugas seorang guru dalam melaksanakan standart proses dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah terkait dengan standart lulusan yang menjadi tujuan akhir dalam proses pembelajaran tersebut.

Standart Kompetensi Lulusan KTSP, untuk tingkat MI-SD

1.Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam Al-Quran, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-Alaq

2.Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar

3.Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku tercela

4.Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji

5.Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan menceritakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi

Dari poin diatas, sangat jelas tergambar bahwa arah KTSP masih terpusat pada ranah Kognitif. Sehingga aspek prilaku tidak tersentuh. Artinya, siswa yang dapat menyebutkan dan juga menjelaskan mengenai jenis-jenis prilaku terpuji, namun tidak bertindak terpuji dalam kegiatan sehari-hari akan tetap mendapatkan penilaian baik dari guru daripada siswa yang mampu berprilaku terpuji dilingkungannya namnu tidak bisa menyebutkan dan menjabarkan mengenai tindakan terpuji tersebut.

Standart Kelulusan Kurikulum 2013

SD/MI/SDLB/Paket A

DimensiKualifikasi Kemampuan

SikapMemilikiperilakuyangmencerminkan sikaporang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

PengetahuanMemiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkanrasa ingin tahunyatentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalamwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkaitfenomenadan kejadian di lingkunganrumah,sekolah, dantempat bermain.

KeterampilanMemiliki kemampuan pikir dan tindak yangproduktifdankreatifdalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Dalam penjajabaran kurikulum 2013 tersebut sangat jelas perbedaanya dengan Kurikulum KTSP. Ranah kurikul 2013 fokos pada dimensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan siswa yang pencabarannya pun mengarah pada prilaku. Dari jabaran tersebut diharapkan tidak ada lagi siswa yang hanya mampu menyebut dan menjabarkan prilaku terpuji tampa adanya aplikasi nyata dari pengetahuan tindakn terpuji tersebut. Siswa boleh saja tidak mampu menyebutkan tentang pengertian tindakan terpuji, namun mereka harus mampu mengaplikasikan tindakan terpuji dalam kehidupan nyata.

Karena itu, Guru sebagai pemeran utama standart proses dalam lingkup pembelajaran ini memiliki beban yang sangat berat dan dituntut untuk terus menerus meningkatkan kompetensi keilmuan dan kreativitasnya terkait dengan kehalian proses pembelajaran yang minimal meliputi, penyusan Silabus dan RPP, model dan strategi pembelajaran, dan aspek lain.

Namun realitasnya, kita masih mendapatkan Guru yang tingkat kompetensinya belum mumpuni. Misalnya, mereka lebih memilihcopy-pasteSilabus dan RPP dari pada menyusun sendiri satuan perangkat perencanaan pembelajarannya. Bila sudah begitu, jangan berharap mereka mampu memberikan proses pembelajaran baik di sekolah. Sebab, sangat jelas sekali bahwa mereka tidak merencakan proses pembelajaran tersebut dengan baik. (penjabaran beberapa persoalan yang kami temukan, bisa dilihat pada tabel yang telah kami susun)

Pemerintah memang berupaya keras untuk meningkatkan kualitas mutu Guru terkait kamampuannya dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Melalui progara sertifikasi guru, yang salah satunya menyaratkan seorang guru proa aktif dalam penyusan Silabus dan RPP. Namun, prakterk di lapangan mereka hanya copy-paste saja, untuk sekedar memenuhi persyaratan pengajuan sertifikasi tersebut.

Padahal, silabus dan RPP merupakan tonggak utama sukses tidaknya sebuah proses pembelajaran. Dalam Silabus dan RPP itulah segala bentuk perencaan proses pembelajaran yang hendak dilakukan tersusun sehingga nantinya proses pembelajaran di kelas dapat terarah dengan baik, efektif dan efisien.

Silabus dalam Kurikulum 2013, sesuai dengan Permendikbut no 65 tahun 2013 dijabarkan sebagai sebuah acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata yang sedikitnya memuat:

a.Identitas mata pelajaran (khususSMP/MTs/SMPLB/Paket

b.Kompetensi inti, Merupakan gambaran secara kategorial mengenaikompetensidalam aspeksikap,pengetahuan, danketerampilanyang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

c.kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

d.Tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A);

e.Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

f.Pembelajaran,yaitukegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

g.Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

h.Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

i.Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Diakui atau tidak, bahwa masih banyak guru yang tidak mampu memasukkan beberapa poin diatas dalam proses pembelajarannya. Apalagi dalam Kurikulum 2013 menambahkan Kompetensi Inti yang merupakan ciri khas dari Kurikulum 2013. Dalam hal ini seorang guru dituntut mampu memberikan pelajaran yang berorientasi pada aspek sikap, pengetahun dan keterampilan.

Adanya tambahan dua aspek tersebut (sikap, dan eterampilan), yang sebelumnya dalam KTSP hanya fokus pada aspek pengetahuan: dua aspek lain hanya tambahan saja, maka beban kerja Guru kian bertambah. Sebab, seorang guru tidak hanya dituntut mencerdaskan siswa secara akademik, tapi juga membimbing agar siswa tersebut bisa memperaktekkan apa yang ia pahami dalam proses pembelajaran tersebut.

Sementara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan turunan perangkat perencaan dari Silabus juga memiliki peran penting dalam suksesnya proses pembelajaran dalam kelas. Dalam permendikbudRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan sebuah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang harus disusun oleh seorang guru sebagai bentuk keseriusannya dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran.

RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Yang harus disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, sesuai dengan amata perundang-undangan.

Berikut beberapa Prinsip Penyusunan RPP yang tertuang dalam Permendikbut no 65 tahun 2013

a.Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b.Partisipasi aktif peserta didik.

c.Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d.Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e.Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f.Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g.Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h.Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi,sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Bila semua tahapan tersebut dapat dilakukan oleh seorang Guru maka kita bisa dedikit berharap bahwa kualitas pendidikan di Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan.

Untuk meningkatkan dan membantu guru agar mampu melaksakan amanah tersebut, memang telah banyak pelatihan dan workshop proses pembelajaran yang dilakukan pemerintah. Namun, tidak memberikan efek positif bagi guru yang bersangkutan, utamanya yang ada di daerah berkembang. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, para guru tersebut belum mampu atau memang tidak berkemauan mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam praktek pembelajarannya. Karena beberapa tahapan tersebut, satu sisi memang membuat para guru tersebut kerepotan dan merasa terbebani dengan banyaknya tugas tambahan mereka.

Semua hal tersebut berlangsung karena tidak ada pengawasan dan bimbingan berkelanjutan dari kepala sekolah dan pengawas sekolah (supervisor). Mereka dalam proses pengawasannya, terkesan membiarkan persoalan tersebut terus terjadi secara berulang-ulang. Bahkan, dalam implementasi kepengawasan mereka terkesan minta setoran semata. Sehingga kondisi guru yang tidak sesuai dengan standar, tapi dalam pelaporannya keadaan Guru yang tidak profesional tetap dilaporkan baik.

Untuk itu, proses penyelesain masalah ini tidak cukup hanya pada peningkatan kompetensi guru. Adanya pengaawasan yang serius terhadap kineja guru; terlebih yang sudah sertifikasi, menjadi faktor penting suksesnya proses pendidikan di sekolah. Tanpa itu, tradisi copy-paste Silabus dan RPP akan terus berulang. Karena itu, adanya komitmen serius dari pihak dinas terkait peningkatan peran pengawas, juga penting untuk ditingkatkan.

Dengan begitu, maka penerapan standart proses di sekolah tidak hanya bisa diselesaikan dengan meningkatkan kualitas Guru melalui beberapa pelatihan dan worksop. Melainkan juga meningkatkan peran dan keseriusan para pengawas dalam menjalankan tugasnya.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Dikutip dari Draft Kurikulum 2013 Kemendikbud, hal 05

Standar Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Berdasarkan standar proses pembelajaran pada implementasiKurikulum2013, maka guru harus melaksanakan 3 tahapan yaitu:

kegiatan pendahuluan

kegiatan inti

kegiatan penutup.

Beberapa waktu yang lalu diblogpenelitian tindakan kelas telah diulas secara panjang lebar mengenaiLangkah-Langkah Pengembangan RPP Kurikulum 2013,Pandangan Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013,Proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung, danRPP dan perancangan pembelajaran Kurikulum 2013. Standar proses yang dibahas pada ulasan kaliinimasing berhubungan erat dengan tulisan-tulisan tersebut.

kurikulum 2013 dan proses pembelajarannya

A. Kegiatan Pendahuluan pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru berdasarkan amanat Kurikulum 2013 adalah:

1. Kegiatan yang mula-mula harus dilakukan oleh guru pada kegiatan pendahuluan di dalam sebuah proses pembelajaran adalah mempersiapkan siswa baik psikis maupun fisik agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

2. Selanjutnya guru harus mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terkait materi pembelajaran baik materi yang telah siswa pelajari serta materi-materi yang akan mereka pelajari dalam proses pembelajaran tersebut.

3. Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan, guru kemudian mengajak siswa untuk mencermati suatu permasalahan atau tugas yang akan dikerjakan sehingga dengan demikian mereka akan belajar tentang suatu materi, kemudian langsung dilanjutkan dengan menguraikan tentang tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut.

4. Terkahir, dalam kegiatan pendahuluan guru harus memberikan outline cakupan materi serta penjelasan mengenai kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang diberikan.

B. Kegiatan Inti pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Pada hakikatnya, kegiatan inti adalah suatu proses pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan ini mestinya dilakukan oleh guru dengan cara-cara yang bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa agar dengan cara yang aktif menjadi seorang pencari informasi, serta dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Metode yang digunakan dalam kegiatan inti harus bersesuaian dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Kegiatan inti mencakup proses-proses berikut: (1) melakukan observasi; (2) bertanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasikan informasi-informasi yang telah diperoleh; (5) dan mengkomunikasikan hasilnya. Pada proses pembelajaran yang terkait dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi yang diberikan guru atau ahli, siswa menirukannya, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada siswa.

Di tiap kegiatan pembelajaran seharunya guru memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain sebagaimana yang telah dicantumkan pada silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Cara-cara yang dilakukan berkaitan dengan proses pengumpulan data (informasi) diusahakan sedemikian rupa sehingga relevan dengan jenis data yang sedang dieksplorasi, misalnya di laboratorium,studio, lapangan, perpustakaan,museum, dan lain-lain. Sebelum menggunakan informasi atau data yang telah dikumpulkan dan diperoleh siswa mesti tahu dan kemudian berlatih, lalu dilanjutkan dengan menerapkannya pada berbagai situasi.

Berikut ini merupakan contoh penerapan dari kelima tahap kegiatan ini pada proses pembelajaran

1. Melakukan observasi (melakukan pengamatan)

Dalam kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan-kegitan seperti: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2. Bertanya

Pada saat siswa berada pada kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk mempertanyakan mengenai apapun yang telah mereka lihat, mereka simak, atau mereka baca. Penting bagi guru untuk memberikan bimbingan kepada siswa agar bisa mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang dimaksud di sini berkaitan dengan pertanyaan dari hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak baik berupa fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan dapat pula yang bersifat faktual hingga pada pertanyaan yang bersifat hipotetik.

Berawal situasi siswa diajak untuk berlatih menggunakan pertanyaan dari guru diusahakan agar terus meningkat kualitas tahapan ini sehingga pada akhirnya siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan bertanya ini akan dihasilkan sejumlah pertanyaan. Kegiatan bertanya dimaksudkan juga agar siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahunya. Pada prinsipnya, semakin terlatih siswa untuk bertanya maka rasa ingin tahu mereka akan semakin berkembang.

Pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka ajukan akan dijadikan dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber-sumber belajar yang telah ditentukan oleh guru hingga mencari informasi ke sumber-sumber yang ditentukan oleh siswa sendiri, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi

Adapun langkah selanjutnya yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari beragam sumber dengan bermacam cara. Dalam hal ini siswa boleh membaca buku yang lebih banyak, mengamati fenomena atau objek dengan lebih teliti, atau bisa juga melaksanakan eksperimen. Berdasarkan kegiatan-kegiatan inilah pada akhirnya akan dikumpulkan banyak informasi.

Informasi yang banyak ini selanjutnya akan dijadikan fondasi untuk kegiatan berikutnya yakni memproses informasi sehingga pada akhirnya siswa akan menemukan suatu keterkaitan antara satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

4. Mengkomunikasikan hasil

Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti yaitu membuat tulisan atau bercerita tentang apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

C. Kegiatan Penutup pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam 4 (empat) KI (Kompetensi Inti).

KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial.

KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar

KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan.

KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua mata pelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi menggunakan proses pembelajaran yang bersifat indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.

C.Fungsi Standar Proses Pendidikan (SPP)Berikut ini adalah fungsi dari SPP :1.Pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran.2.Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta program yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.3.Sebagai pedoman bagi guru dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian.4.Sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata dilapangan.5.Sebagaibarometerkeberhasilan program pendidikan di sekolah.6.Sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.7.Sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan baggian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pengeloloan proses pembelajaran.8.Membantu Dewan sekolah dan Dewan pendidikan dalam menjalankan fungsi perencanaan dan fungsi pengawasannya.D.Keterkaitan SPP dengan Standar LainnyaSelain standar proses pendidikan ada beberapa standar lain yang di tetapkan dalam standar nasional, yaitu standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi (SI), standar pendidik dan tenaga kependidikan (SPTK), standar sarana dan prasarana (SSP), standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian (SP).Keterkaitan SPP dengan standar lainnya adalahsebagaiberikut :1.SPP ditentukan oleh SKL dan SI2.Efektivitas dan kelancaran SPP dipengaruhi oleh tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana sehingga disamping SPP perlu juga dirumuskan SPTK dan SSP.3.Efektivitas standar selanjutnya akan diukur oleh SP.4.Keberhasilan pencapaian standar minimal pendidikan sangat tergantung ppada pembiayaan dan pengelolaan yang dilakukan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Oleh karena itu perlu juga di tetapkan standar pengelolaan dan standar pembiayaan.Sabtu, 26 Maret 2011

Standar Proses Pendidikan (SPP)1. Pengertian Standar proses pendidikan adalah standarnasionalpendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu-satuan pebndidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan (peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 pasal 1 ayat 6).2. Fungsi Standar Proses Pendidikan SecaraumumSPP memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran. Fungsi SPP dalam rangka mencapai standar kompetensi yang harus dicapai. SPP berfungsi sebagai alat untuk mecapai tujuan pendidikan serta program yuang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujua-tujuan tersebut. Fungsi SPP bagi guru adalah sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembeljaran harian dan sebagai pedoman untuk implemetansi program dalam kegiatan nyata dilapangan. Fungsi SPP bagi kepala sekolah adalah (1) sebagaibarometeratau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipeimpinnya. (2) sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan. Fungsi SPP bagi pengawas adalah sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan bagian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pebngelolaan proses pembelajaran. Funfsi SPP bagi dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah sebagai fungsi perencanaan dan pengawasan sebagai berikut: (1) menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang berhubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh sekolah atau guruuntuk pengelolaan proses pembelajaran yang sesuai dengan standarminimal. (2) memberikan saran2, usul atau ide kepada sekolah khususnya guru dalam pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal. (3) melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran khususnya yang dilakukan oleh para guru.

Guru Dalam Pencapaian Standar Proses PendidikanPrinsip pembelajaran menurut Bruce Weil:a. Membentuk kreativitas dan pengembangan kognitifb. Perhubungan dengan pengetahuan yang dipelajari, ada tiga tipe fisis (mengacu pada sesuatu yang berbentuk), tipesosial(mengacu pada hubungan antar individu), tipe logika (berkaitan atau berfikir dengan sesuatu yang pasti).Konsep dasar mengajar:a. Mengajar sebagai proses penyampaian materi: proses pengajaran berorientasi pada guru, siswa sebagai objek belajar, kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu, tujuan utama pengajaran yaitu penguasaan materi dan perubahan tingkah laku.hyuhb. Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan karena lingkungan merupakan sumber belajar siswa.B. Penigkatan KemampuanProfesionalGuru1. Guru Sebagai Jabatan ProfesionalSyarat-syarat atau ciri-ciri pokok dari pekerjaan profesional adalah: Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalamyang hanya mungkin diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya dapat dipertanggung jawabkansecara ilmiah. Suatu profesui menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya sehinggaantaraprodesi yang satu dengan yang lain dapat dipisahkan secarta tegas. Tingkat kemampuan suatu priofesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat sehingga semakin tinggi latar belakang pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula tingkat keahliaannya dengan demikian semakin tinggi tingkat penghargaan yang diterimanya. Suatu profesi selain dibutuhkan masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial kemasyarakatan sehingga masyarakat memilik kepekaan yang sangat tinggi terhadapa setiap efek yang ditimbulkannya dari profesiyang itu.2. Mengajar Sebagai Pekerjaan Profesionalciri dan karateristik dari proses mengajar sebagain tugas utama profesi guru. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat komplek. Tugas seorang guru memiliki bidang keahlian yang jelas yaitu mengantarkan siswa kearah tujuan yang diinginkan. Menjadi guru bukin hanya memahami materi yang harus disampaikan akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan yang lain. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan berperan aktif dimasyarakat. Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis tetapi pekerhjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.3. Kompetensi Profesional Gurua. Kompetensi pribadi kemampun yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama Kemampuan utk berprilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku dimasyarakat. Kemampuan untuk mengembangkan sifat2 terpuji sebagai seorang guru Sifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.b. Kompetensi profesionalkompetensi profesioanal adalah lompetsnsi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan. Kemampuan dalam penguasahan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkanya Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodelogi dan strategi pembelajaran Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.c. kompetensi sosial kemasyarakatan kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi lembaga kemasyarakatan kemampuan untuk menjalikan kerjasasama baik individual maupun kelompokC. Mengoptimalkan Peran Guru Dlam Proses Pembelajaran 1. Guru Sebagai Sumber BelajarGuru sebagai sumber belajar; peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran dengan baik dan benar. 2. Guru Sebagai FasilitaorGuru sebagai fasilitator; Sebagai fasilitator guru guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.3. Guru Sebagai PengelolaGuru Sebagai pengelola, sebagai pengelola pembelajaran (learning manager) disni guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. 4. Guru Sebagai DemonstratorGuru sebagai demonstrator; peran guru sebagai demonstrator adalah peran guru agar dapat mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. 5. Guru Sebagai PembimbingSeorang guru dan siswa seperti halnya petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat tumbuh dengan menarik batang tanaman itu. 6. Guru Sebagai MotivatorGuru sebagai motivator; Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kurangnya kemampuan. 7. Guru Sebagai Evaluator Guru sebagai evaluator; Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.D. ketrampilan dasar mengajar bagi guru1. Keterampilan bertanyaa. beberapa petunjuk teknis Tujuan keantusiasan dan keangatan Berikan waktu secukupnya bagai siswa untuk berpikir Atur lalu lintas bertanya jawab hindari pertanyaan gandab. meningkatkan kualitas pertanyaan berikan pertanyaan secara berjenjang gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak

Sistem pembelajaran dalam standar proses pendidikanE. faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pembalajaran1. Faktor GuruGuru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembalajaran.2. Faktor SiswaSiswa adalah organisme unik yang berkembang ssesuai dengan tahap perkembangannya.3. Faktor Sarana dan Prasaranasarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Sedangkan prasaarana adalah segala sesuatu yang secra tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.4. Faktor Lingkunganada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial psikologis. Faktor organisasi kelas yang meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek pentimg yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.Faktor iklim sosial psokolgis secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah.

Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas SiswaA. Pengertian StrategiStrategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Ada dua hal yang patut dicermati dari prngrtian diatas; Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arak keputusan dari semua penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Menurut Kemp (1995), strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. MetodeUpaya untuk megimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang diterapkan. Pendekatan pembelajaranIstilah lain yang juga memilki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan( approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pelajaran.Roy killen (1998), mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu: Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher- centred approaches), pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pendekatan yang berpusat pada siswa (student- centred approaches), menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif. Dari penjelasan diatas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lainnya.B. Jenis-Jenis Strategi Dipembelajaran Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree ( 1974 ) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.1. Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.2. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mendiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.3. Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajarkan oleh seorang atau beberapa guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal, atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individu. Setiap individu dianggap sama.

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi induktif: .1. Deduktif: Strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret.2. Induktif, pada strategi ini bahan yang dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar (dari khusus ke umum).C. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan1. Berorientasi Pada TujuanSegala aktivitas guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa tujuan pembejaran.2. AktivitasBelajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktiitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.3. IndividualitasMengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.3. IntegritasMengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadiaan siswa secara terintegrasi.Prinsip-prinsip khusus pengelolaan pembelajaran :1. Interaktif,prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.2. Inspiratif,proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.3. Menyenangkan,proses pembalajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan.4. Menantang,proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal.5. Motivasi,motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.D. Pembelajaran berorientasi ativitas siswa ( PBAS )Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorentasi pada aktivitas siswa.1) Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasan moral.Hakekat pendidikan pada dasarnya adalah:a) Interaksi manusiab) Pembininaan dan pengembangan potensi manusiac) Berlangsung sepanjang hayatd) Kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswae) Keseimbangan antara kebebasan subjek didik dan kewibawaan guruf) Peningkatan kualitas hidup manusia.2) Asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu:a) Siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan.b) Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda,c) Anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kratif, dan dinamis dalam menghadapi lingungand) Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhanya,3) Asumsi tentang guru adalah:a) Guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik,b) Guru memiliki kemampuan profesional dalam mengajarc) Guru mempunyai kode etik keguruan;d) Guru memiliki peranan sebagai sumber belajar, pemimpin (organisator) dalam belajar memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.4) Asumsi yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah:a) Bahwa proses pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistemb) Persitiwa belajar terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru.c) Proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna.d) Pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbange) Inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal.Konsep dan tujuan PBAS PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afaektif, dan psikomotor secara seimbang.Dalam konsep tersebut, ada dua hal yang harus dipahami,yaitu:Dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan pada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual.Dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS mengendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).1. Peran guru dalam implementasi PBASGuru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan inofatif sehingga mampu menyesuaiakan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru:a) Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya, tujuan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh guru, akan tetapi diharapan siswa terlibat dalam menetukan dan merumuskannya.b) Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan ileh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa.c) Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.d) Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.e) Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.f) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan.2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBASa. Guru, ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan PBAS:kemampuan gurukemampuan guru itu tidak hanya dalam tataran desain perencanaan pembelejaran, akan tetapi juga dalam proses dan evaluasi.sikap profesionalalitas guru,sikap profesioanal guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksankan tugas mengajarnya.latar belakang pendidikan guru, dan pengalaman mengajar guruDengan latar belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variabel-variabel pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak, pemahaman terhadap lingkungan dan gaya belajar siswanya, pemahaman tenatng berbagai model, dan metode pembelajaran.b. Saranan belajar, keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar. Yang termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan setting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.Ruang kelas, kondisi ruang kelas merupakan faktor menentukan keberhasilan penerapan PBAS.Media dan sumber belajar, PBAS merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan multimetode dan multimedia. Artinya, melalui PBAS siswa memungkinkan untuk belajar berbagai sumber informasi secara mandiri, baik dan media grafis seperti buku, majalah, surat kabar, buletin, dan lain-lainingkungan, juga menjadi faktor keberhasilan dalam pembelajaran, ada dua lingkungan yang menjadi faktor dalam keberhasilan pembelajaran, yaitu; (1) lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah, misalnya jumlh kelas, laboratirium, perpustakaan, kantin, kamar kecil yang tersedia; serta letak sekolah itu berada. (2) lingkungan psikologis adalah iklim sosial yang ada dilingkungan itu. Misalnya keharminisan hubungan guru dgn guru, antara guru dgn kepala sekolah, antara keharmonisan antara pihak sekolah dengan orang tua.

Metode Dan Media Pembelajaran Dalam Standar Proses PendidikanA. Penggunaan Metode PembelajaranMetode pembelajara adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran1. CeramahMetode Ceramah dapat diartikan sebagai cara pembelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap kelompok siswa. Metode ini digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.Kelebihan Metode Ceramaha. merupakan metode yang mudah dan murah untuk dilakukanb. ceramah dapat menyajiakn materi yang luasc. ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yamng perlu ditonjolkand. Guru dapat mengontrol kelase. organisasi kelas dengan metode ceramah dapay diatur menjadi lebih sederhanaKekurangan Metode Ceramah:a. materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai gurub. ceramah yang tidak disertai dengan pergaaan dapat mengakibatkan verbalisme (tahu kata, tetapi tidak tahu arti dan penggunaannya).c. Guru yang kurang memiliki kemampuamn bertutur yang baik ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.d. Sangat sulit untuk diketahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.B. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Ceramah.1. Tahap Persiapan Merumuskan tujuan yang ingin dicapai Menentukan pokok materi yang akan diceramahkan Mempersiapkan alat bantu2. Tahap Pelaksanaana. Langkah Pembukaan Yakinkan siswa memahami tujuan yang akan dicapai, dengan mengemukakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa Lakukan langkah apersepsib. Langkah Penyajian Menjaga kontak mata terus-menerus dengan siswa Gunakan komunikasi yang kumunikatif dan yang mudah dicerna sisiwa Sajikan pembelajaran secara sistemasis Tanggapi respon siswa dengan segera Jaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkanc. Langkah Mengakhiri Atau Menutup Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum pelajaran yang baru disampaikan Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi senacam ulasan tentang materi pembelajaran yang baru disampaikan Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa2. Metode DemontsrasiMetode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai penjelasan lisan.a. Kelebihan Metode DemonstrasiDapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata)Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajariProses pembelajaran lebih menarikSiswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan anatara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendirib. Kekurangan Metode DemonstrasiMemerlukan keterampilan guru secara khususFasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baikDemonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang.Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi1. Tahap Persiapan Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh sisiwa setelah proses demonstrasi berakhir Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan Lakukan uji coba demonstrasi2. Tahap Pelaksanaana. Langkah Pembukaaan Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan Kemukakan tujuan yang harus daicapai siswa Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan siswab. Langkah Pelaksanaan Demokrasi Mulai demonstrasi dengan kegiatan yang mernsang siswa berfikir Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstarsi dengan memperhatikan reaksi seluruh sisiwa Memberikan kesempatan pada siswa secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi ituc. Langkah Mengakhiri DemosntrasiApabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian pembelajaran3. Metode DiskusiMetode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.a. Kelebihan Metode DiskusiMerangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan masalahMengembangkan sikap menghargai pendapat orang lainMemperluas wawasanMembina kebiasaan bermusyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalahKekurangan Metode DiskusiPembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjangTidak dapat dipakai pada kelompok yang besarPeserta mendapat informasi yang terbatas 4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan dirib. Jenis-Jenis Diskusi1. Diskusi KelasDiskusi kelas disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.2. Diskusi Kelompok KecilDiskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggotanya antara 3-5 orang.3. SimposiumSimposium adalah metode mengajar dengan membahas sesuatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.4. Diskusi panelDiskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orangdihadapan audiens.c. Langkah-Langkah Melakukan Diskusi1. Tahap Persiapan Merumuskan tujuan yang ingin dicapai Menentukan tujuan diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan yang ingin dicapai Menetapkan masalah yang akan dibahas Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan segala fasilitasnya.2. Pelaksanaan Diskusi Memperrsiapkan segala kelancaran yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi Memberikan pengarahan sebelum diskusi Melaksanakan diskusi dengan aturan main yang telah ditetapkan Memberikan kesempatan yang sama pada paserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan idenya Mengendalikan pembicaraan pada pokok bahasan yang sedang dibahas3. Menutup Diskusi Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai hasil diskusi Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.4 . Metode SimulasiSimulasi: cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.a. Kelebihan Dan Kelemahan Simulasi1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan kepercayaan siswa4) Memperkaya pengetahuan5) Similasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran Kelemahan:1) pengalam yang diperoleh melaui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan2) Pengelolaan yang kurang baik3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering menggangu siswa dalam melakukan simulasib. Jenis-Jenis Simulasi1. SosiodramaSosiodrama adalah metode pembelajaran bermain pran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial.2. PsikodramaPsikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis3. Role PlayingRole playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa aktual, atau kejadian yang muncul pada masa mendatangc. Langkah-Langkah Simulasi1. Persiapan Simulasi Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi disimulasikan Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi Guru memberikqan kesempatan pada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam peranan similasi2. Pelaksanaan Simulasi Simulasi dimainkan oleh kelompok pameran Para siswa lainya mengikuti dengan penuh perhatian Guru hendak memberikan bantuan kepada pameran yang hendak mendapat kesulitan Simulasi hendak dihentikan pada saat puncakPentingnya Media PembelajaranMengajar dapat dipandang guru sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalam itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung.Fungsi Dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajarana.menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentub. memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentuc. menambah gairah dan motivasi belajar siswaKlasufikasi Dan Macam-Macam Media Pembelajarana. Dilihat Dari Sifatnya, Media Dapat Dibagi Dalam: Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, media yang hanya memiliki unsur suara Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara dan juga mengandung unsur gambar yang bisa.b. Dilihat dari Kemampuannya, media dapat juga dibagi: Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu. c. Dilihat Dari Cara Atau Teknik Pemakaiannya, Media Dapat Dibagi: Media yang diproyeksi seperti film, slide, film strip, trasparansi, dsn lsin sebagainya. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.Prinsip-Prinsip Penggunaan MediaAgar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus di perhatikan diantaranya: Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media yang diugunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa Media yang digunakan harus memperhtikn efektivitas dan efisien Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru mengoperasikannya.6. Sember Belajar Guru Siswa Buku Lingkungan Pengalaman atau Peristiwa

Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) menekankan pada proses bertutur (chalk and talk). Peran siswa dalam strategi ini adalah menyimak untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositoria) Konsep Strategi Pembelajaran EkspositoriStrategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction).Karakteristik strategi ekspositori:Dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran.Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa (overview).Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan.Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.Apabila guru akan menngajar pada sekelompok siswa yanng rata-rata memliki kemampuan rendah.Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa.Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yanng berpusat pada siswa.Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran EkspositoriBerorientasi ada tujuanPrinsip komunikasiPrinsip kesiapanPrinsip berkelanjutanI. Prosedur Pelaksanaan Strategi EkspositoriRumuskan tujuan yang ingin dicapaiKuasai materi pelajaran dengan baikKenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaianBeberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori:Persiapan (preparation)Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan antara lain:1) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.2) Membangkitkan mmotivasi dan minat siswa untuk belajar.3) Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa.4) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan antara lain:1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai3) Bukalah file dalam otak siswaPenyajian (presentation)Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yanng telah dilakukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini yaitu:1) Penggunaan bahasa2) Intonasi suara3) Menjaga kontak mata dengan siswa4) Menggunakan joke-joke yang menyegarkanMenghubungkan (correlation)Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuanyang telah dimilikinya.Menyimpulkan (generalization)Menyimpulkan adalah tahaan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Cara yang dapat dilakukan dalam menyimpulkan yaitu:Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan.Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yanng telah disajikan.Dengan cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar materi pokok-pokok materi.Penerapan (aplication)Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Teknik yang biasa dilakukan dalam langkah ini antara lain:Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.II. Keunggulan dan Kelemahan Strategi EkspositoriA. KeunggulanGuru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian dapat diketahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif bila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.Selain siswa dapat mendengarkan melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.B. KelemahanHanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.Starategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan pengetahuan, perbedaan kemampuan, minat, bakatt, dan perbedaan gaya belajar.Sulit mengembangkan kemampuan siswaKeberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur, dan kemampuan mengelola kelas.Kesempatan untuk mengonttrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat terbatas dan kemampuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

Dasar-dasar SPE:a. Mengajaka siswa dari mental pasifb. Mengembangkan motivasi dan minat siswac. Merangsang rasa ingin tahu siswad. Menciptakan suasana pembelajran yang terbukae. Tidak menuntut sarana yang idealStrategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)Cara menghindari kesenjangan antara yang pintar dan yang kurang pintar dalam SPIa. Seorang guru menggunakan salah satu strategi yang merupakan langkah awal mengidentifikasi siswa.b. Ditunjang berbagai macam strategic. Perlu adanaya kebersamaan anatar guru dan siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan dan siswa berperan aktifStrategi Pembelajran Inkuiri (SPI): Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yg dipertanyakan.Ciri utama SPIA. Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subyek belajar).B. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan sehingga diharapan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).C.Tujuan dari penggunaan SPI untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.Perkembangan mental menurut pieget ada 4 hal1. Maturation (kematangan): proses perubahan fisiologis dan anatomis yaitu proses pertumbuhan fisik.2. Physical experience: tindakan fisik yang dilakukan individu thdp benda2 yg ada di lingkungan sekitarnya.3. Social experience: aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain.4. Equilibration: proses penyesuaian antara pengetahuan yg sudah ada dengan pengetahuan baru yang dirtemukannya.Prinsip SPI1) Berorientasi pada pengembangan intelektual: strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.2) Prinsip interaksi: menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.3) Prinsip bertanya: peran guru harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penannya.4) Prinsip belajar untuk berfikir: proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun kanan.5) Prinsip keterbukaan: tugas guru menyediakan ruang untuk menberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.Langkah SPIa. Orientasi: langkah untuk menbina suasana/iklim pembelajaran yg responsif (guru merangsang dan mengajak siswa unutk berfikir memecahkan masalah).b. Merumuskan masalah: langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.c. Merumuskan hipotesis: jawaban sementara dari suatu permasalahan yg sedang dikaji dan perlu dikaji kebenarannya.d. Mengumpulkan data: aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dan merupakan proses mental yg sangat penting dlm pengembangan intelektual.e. Menguji hipotesis: proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dgn data informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.f. Merumuskan kesimpulan: proses mendiskripsikan temuan yg diperolehnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis.Tiga karakteristik SPI sosialAdanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas.Adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiriPenggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.Kesulitan implementasi SPISPI merupakan strategi pembelajran yg menekankan pada proses berfikir yang bersandarkan pada dua sayap yaitu proses belajar dan hasil belajar.Tertanam budaya belajar pada siswa bahwa belajar pada dasarnya untuk menerima materi pelajaran dari guru.Berhubungan dengan sistem pendidikan yang dianggap tidak konsisten.Keunggulan SPISPI menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.SPI memberi ruang pada siswa untuk belajar sesuai dgn gaya belajar mereka sendiri.SPI dianggap sesuai dgn perkembangan psikologi belajar modern yang menekankan pada proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.Kelemahan SPISPI digunakan sbgai strategi pembelajran maka sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dgn kebiasaaan siswa dlm belajar.Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang.Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran maka SPI akan sulit di implementasikan oleh setiap guru.

Sebutkan dan jelaskan fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran?a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu Untuk mengabadikan peristiwa penting atau obyek yang langka melalui foto, film, atau direkam melalui video/audio sehingga dapat disimpan dan dapat digunakan manakala di perlukan.b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentuGuru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkrit sehingga dapat mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia dapat di sajikan melalui film.c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswaPenggunaan media dapat menambah atau memotivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pembelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri, dll.Standar proses pendidikandapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.[1]Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Keterkaitan standar proses dengan standar lainnya, dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar proses pendidikan nasional, dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan diseluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada beberapa standar lainnya yang ditetapkan dalam standar nasional yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.[2]Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.Komponen-komponen dalam proses pendidikanA). Perencanaaan proses pembelajaranPerencanaan proses pembelajaran meliputi silabus sebagai pengembanganrencana proses pendidikan yang memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.Adapun yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah berisi sekumpulan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik disuatu jenjang pendidikan tertentu.Contoh standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama islam adalah:1)Mendeskripsikan ayat-ayat Al-Quran serta mengamalkan ajaran-ajaran dalam kehidupan sehari-hari.2)Menetapkan aqidah islam dalam kehidupan sehari-hari3)Melaksanakan syariah islam dalam kehidupan sehari-hari4)Menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari5)Mendeskripsikan perkembangan tarikh islam dan hikmahnya untuk kepentingan sehari-hari.Sedangkan kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.Contoh kompetensi dasar pendidikan agama islam adalah:1)Mengetahui sumber hukum islam, mengetahui hikmah shalat, puasa, zakat, haji, wakaf dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran fiqih.2)Terbiasa berfikir kritis, sederhana, sportif dan bertanggung jawab. ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran aqidah akhlak.[3]Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.B). Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis, serta lingkungan peserta didik.[4]Komponen RPP adalah :a.Identitas mata pe