pengantar pastor - santopauluspku.files.wordpress.com · minggu sore, tgl 16 agustus, pkl 18.30....

28

Upload: dinhque

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada
Page 2: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

PENGANTAR PASTOR

Saudara-saudari terkasih,

Kita sudah melewati ‘masa liburan’ dan sudah kembali ke pos kerja kita masing-masing dengan rasa lebih segar jiwa raga, semoga!

Ternyata dalam dua bulan yang terbentang di depan kita, bulan Agustus dan September, kegiatan-kegiatan yang menanti kita dapat tergolong sebagai kegiatan-kegiatan puncak di paroki kita tahun ini:

I. Pemberkatan dan Peresmian gereja paroki St. Paulus dijadwalkan pada hari Minggu, tgl 23 Agusutus. Sejak Surat Izin Pelaksana pembangunan gereja ini kita terima, bulan Juni 2011, sampai sekarang, sudah empat tahun lamanya kita bergulat dengan pembangunan ini. Akhirnya perjuangan kita sudah berhasil, maka patutlah sekarang kita bersama mensyukurinya dan memestakannya. Berkaitan dengan pesta peresmian/pemberkatan gereja ini, adapun beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

1. Semua petunjuk yang disampaikan kepada kita oleh Panitia Pemberkatan/Peresmian gereja ini, harap diperhatikan dan diindahkan.

2. Kembali kami tegaskan bahwa gereja St. Paulus di pusat paroki adalah Gereja Paroki, yaitu untuk seluruh umat di paroki kita. Maka pada hari pemberkatan/peresmian oleh Bpk Uskup, seluruh umat paroki diundang untuk menghadirinya. Ibadat Sabda Mingguan yang biasanya diadakan di stasi-stasi, untuk hari Minggu ini ditiadakan. Umat yang berhalangan untuk menghadiri perayaan di pusat paroki dapat beribadah di rumahnya sendiri.

3. Demi lancarnya upacara, seluruh umat diharapkan sudah tiba di Labuh

INFO PAROKI

Ketua Franco Qualizza, SX

Pastor Otello Pancani, SX

Yulius Tangke Bandaso, SX Casali Otello, SX

Wakil Ketua Yohanes Sutrisno Thomas K Ginting

P Naibaho

Sekretaris Yohanes Chandriono

Jhony Marpaung

Bendahara Martinus Kasimun Tan

FIrsty R Renata

Anggota Nursitti Paulina S

Saurman Sitanggang Tim Pastoral Paroki

Tim Pastoral Paroki Franco Qualizza, SX Otello Pancani, SX

Yulius Tangke Bandaso, SX Casali Otello, SX Sr Leonisia FCJM I Nyoman P Ajana

Seksi-seksi

Liturgi – P Gultom Katekese – Y Sugiyana

Kitab Suci – Mirluat Sihombing Sosial Ekonomi – M Mulyati Rikin

Humas – Viktor Sihotang Kerawam – A Peranginangin

Pemb & HB Gereja – Bonivasius L Kepemudaan – Laurentius Purba

Keluarga – Tri S dan Effen M BIA/BIR – Rosalaura Purba

Page 3: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Baru pkl 08.00 dan berusaha mengikuti acara-demi acara dengan hikmah – Pengurus stasi dan orangtua bertanggung-jawab memelihara suasana sakral dan tertib.

4. Kita boleh bersyukur dan merasa bangga atas gereja yang telah didirikan ini. Tentu kebanggaan ini dapat kita rasakan jika kita juga turut bertanggung jawab untuk memberikan sumbangan yang telah disetujui bersama dan ditetapkan oleh Panitia Pembangunan dan DPP. Maka sekiranya tanggungan kita belum lunas..., baiklah dipergunakan kesempatan ini untuk menuntaskannya.

5. Pada hari Minggu tgl. 16 Agustus akan diadakan ‘gerak jalan santai’ yang direncanakan oleh Panitia Pemberkatan/Peresmian gereja. ‘Gerak jalan santai’ ini akan mulai pkl 06.30 pagi. ‘Start dan finish’ di depan gereja St. Paulus. Umat paroki diharapkan hadir dalam jumlah besar. Maka diharapkan agar, bersama dengan umat dari Wilayah Pusat, umat dari stasi-stasi lain juga turut meramaikan kegiatan tersebut, khususnya umat dari stasi-stasi dekat dengan Labuh Baru (Rumbai, Palas, Rajawali, Arengka, ...). Pelayanan Misa pagi hari Minggu itu di gereja Labuh Baru akan ditiadakan dan sebagai gantinya Misa dijadwalkan hari Sabtu, tgl 15 Agustus, pukul 18.30 dan pada hari Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30.

II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita dijadwalkan tgl 10s/d16 September. DPP belum sempat menyepakati agenda yang dapat diusulkan kepada Bpk Uskup selama kunjungannya ini. Kalau sudah ditentukan akan kami kabarkan secepatnya ke stasi-stasi. Sementara yang perlu kita lakukan ialah:

1. Menyepakati tempat kunjungan Bpk Uskup di masing-masing Wilayah. Dimohon bantuan dari Ketua-ketua Wilayah untuk memusyawarakan dengan Ketua-ketua stasi tempat/stasi yang akan dikunjungan Bpk Uskup dan menyampaikan hasilnya kepada kami.

2. Di semua stasi perlu dimantapkan persiapan Sakramen Krisma bagi calon-calon Krisma. Data-data tentang calon-calon Sakramen Krisma harus secepatnya disampaikan ke kantor paroki agar dapat direncanakan persiapan dekat di stasi/wilayah.

3. Jadwal Pertemuan Bpk Uskup dengan organisasi-organisasi tertentu dan dengan DPP akan menyusul.

III. Pelayan Pembantu Pembagi Komuni Kudus (Pro-diakon). Karena sudah jatuh tempo tugas dari para ‘Pro-diakon’ ini, maka dimohon bantuan dari Ketua-ketua stasi, lebih-lebih di stasi-stasi besar, untuk menyampaikan kepada Pastor nama calon-calon yang dapat dipilih dan diangkat oleh Bpk Uskup untuk tugas terhormat ini di paroki kita.

Page 4: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

IV. Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus). Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita ikut mensukseskan kegiatan-kegiatan masyarakat dan Pemerintah setempat yang diadakan sehubungan dengan Perayaan !7 Agusutus dan sedapat mungkin kita juga berkumpul untuk beribadat di gereja pada Hari Raya tsb untuk mensyukuri Tanah Air kita dan memohon perlindungan Tuhan atas Pemerintah dan atas seluruh rakyat Indonesia.

V. Bulan Kitab Suci. Seperti sudah biasa kita lakukan setiap bulan September, tahun ini juga kita diminta untuk memanfaatkan bulan September untuk meningkatkan perhatian dan pengetahuan kita tentang Kitab Suci. Di semua stasi dan kring diminta untuk mengadakan pertemuan Kitab Suci, menurut petunjuk dari bahan panduan BKSN yang akan disampaikan kepada kita. Sekaligus kita diminta untuk mendukung segala kegiatan dari Sie Kitab Suci tingkat paroki, wilayah dan stasi.

VI. Kunjungan dan Pelayanan para Pastor di beberapa stasi selama bulan Agustus masih belum dapat terlaksana secara optimal karena kekurangan tenaga. Rencana P. Pancani akan kembali bulan September. Selamat kembali, pastor... dan jangan lupa oleh-oleh, ya!

Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga kita selalu diterangi dan disemangati oleh Roh Kudus dalam segala pelayanan kita dan semoga Tuhan berkenan memberkati segala usaha kita demi nama-Nya dan demi Kerajaan-Nya.

Salam Hangat P Franco Qualizza, SX Pastor Paroki

DARI REDAKTUR

Syukur atas penyertaan Roh Kudus, Warta Paroki Edisi XL – Agustus 2015 dapat hadir di hadapan kita semua.

Kita boleh bersyukur, bahwa berbagai kegiatan boleh terjadi di paroki kita, terutama sekali dengan Pemberkatan dan Peresmian Gedung Gereja kita. Tidak lupa, sebagai warga negara dari b angsa yang merdeka, kita pun sebagai umat Katolik dan warga negara memiliki tugas dan kewajiban.

Tanpa panjang kata, selamat menikmati sajian kami

Salam dalam Kasih Kristus

Y Sugiyana Redaktur

Page 5: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

DAFTAR ISI

PENGANTAR PASTOR 2

DARI REDAKTUR 4

S A J I A N U T A M A 6

MERDEKA 6

TOPIK 7

KEBEBASAN YANG BERTANGGUNGJAWAB 7

MEMELIHARA DAN MEMPERJUANGKAN KEHIDUPAN YANG SEHAT 8

SUARA HATI DAN KEBENARAN 10

DOA UNTUK TANAH AIR 11

GEREJA AMBIL BAGIAN DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT PANCASILA 12

BERJIWA MERDEKA MENGHIDUPI PANGGILAN 12

UJUD KERASULAN DOA – AGUSTUS 2015 14

K O L O M 15

LITURGI: BEBERAPA CATATAN PRAKTIS MENYELENGGARAKAN MISA ANAK-ANAK (4) 15

KATEKESE: 7 KARAKTERITIK GEREJA YANG HIDUP 16

KITAB SUCI: PENTINGNYA MEMBACA KITAB SUCI 19

K E G I A T A N 22

DPP – Rekoleksi Bersama Rm Yoh. Winarno Sigit, SCJ 22

STASI 24

St Philipus Arengka Ujung : Penerimaan Komuni Pertama 24

St Yohanes Don Bosco Rajawali : Baptis Bayi 24

KHUSUS: PERSIAPAN MENUJU PEMBERKATAN DAN PERESMIAN GEREJA PAROKI 25

PESAN PASTOR OTELLO PANCANI SX DARI ITALIA 26

PEMBANGUNAN GEREJA 27

WARTA PAROKI SANTO PAULUS PEKANBARU Penanggung Jawab : Pastor paroki – Pastor Franco Qualizza, SX. Redaktur : Seksi Katekese – Y Sugiyana. Editor: Renata. Anggota: Tim Seksi Katekese dan Tim Pastoral Paroki. Kontributor

tetap: Tim website paroki Kontributor : Dewan Paroki Inti, Kategorial. Distributor : Ketua-ketua stasi. Harga penitipan cetak : Rp.2.000,- per edisi.

Promosi 081236567071 Iklan : 081275713738. Kontribusi Artikel 08156256229. Email: [email protected] Situs: http://santopauluspku.wordpress.com

Page 6: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 6 dari 28

S A J I A N U T A M A

MERDEKA

Konon, orang-orang kulit hitam Amerika yang diberi kebebasan dari perbudakan sesudah berakhirnya Perang Saudara, sulit beradaptasi dengan kehidupan barunya karena sudah terbiasa bergantung pada tuan-tuan mereka. Orang-orang Yahudi yang lolos dari holocaust seusai Perang Dunia II agak berbeda situasinya. Meski secara fisik sudah bebas, trauma yang disebabkan kamp konsentrasi tak pernah hilang. Kebebasan, tak kalah menakutkan daripada hidup di kamp konsentrasi, sebab keluarga dan hidup telah hancur akibat perang, dan mereka tak tahu harus ke mana.

Filsuf Jean Paul Sartre mengeluhkan kehadiran orang lain sebagai belenggu bagi hidup kita. Kita hanya bisa berelasi dengan orang lain dengan menjadikan mereka objek, sembari dilanda kecemasan bahwa diri kita pun oleh orang lain juga direduksi menjadi objek. Cinta bukan memberi jalan keluar bagi dilema ini, tetapi justru memperparah saling objektivikasi antarmanusia sebab cinta memberi sekaligus menuntut.

Kita tersakiti, ketika cinta yang kita berikan kepada orang lain tidak direspons sesuai harapan. Oleh karena itu, mustahil untuk betulbetul merdeka,

sebab hidup kita senantiasa terbelenggu oleh eksistensi orang lain.

Romo Y.B. Mangunwijaya, dalam novel Burung-Burung Manyar (1981), menyajikan sebuah ironi lain

kemerdekaan. Lewat sudut pandang seorang warga desa yang lugu, digambarkan bahwa pada zaman Belanda, jika melaporkan kehilangan seekor sapi, maka pada

sore hari polisi akan datang ke rumah membawa sapi yang hilang. Akan tetapi, sesudah merdeka, jika kehilangan sapi, kita tak hanya harus membayar ongkos laporan kepada polisi, tapi sapi yang hilang pun jangan harap ditemukan kembali.

Jika kebebasan tidak selalu berarti positif, mengapa ada banyak orang bersedia mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan? “Merdeka atau Mati!” Itu slogan yang tak henti diserukan para pejuang pada masa revolusi, dan sangat banyak dari mereka yang tidak pernah sempat mengenyam rasa merdeka.

Mereka mati agar jutaan orang lain yang tak mereka kenal, seperti di pelosok dan tempat lain, dapat menjadi merdeka. Tapi, mengapa mereka memandang kemerdekaan jauh lebih bernilai daripada nyawa mereka sendiri?

Mungkin, merdeka tidak berarti secara absolut bebas melakukan apa saja yang kita mau. Seringkali, cukup bahwa kita masih mampu membuat pilihan dengan sadar dalam sebuah situasi yang tidak menyediakan banyak opsi. Jika kita masih mampu berkata “tidak” pada apa

Page 7: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 7 dari 28

yang disorongkan ke muka kita, maka itu sudah menegaskan bahwa kita adalah orang merdeka, meski kita paham bahwa hidup tak sepenuhnya berada dalam kendali kita.

Maka, setiap kali kita merayakan kemerdekaan, seyogyanya kita ingat bahwa kemerdekaan adalah paradoks. Ia membebaskan, tapi tidak menjanjikan lebih daripada itu. Ia menjadi bermakna karena lahir dari luka penindasan. Kita dimerdekakan agar luka kolonial bisa dihapus dan bukan dipelihara. Kemerdekaan patut diperjuangkan, sebab pada hakikatnya manusia diciptakan bebas, dan dalam kebebasan itu, ia membuat berbagai pilihan dan putusan. Menjadi bebas dan menjadi diri sendiri.

Mungkin, itu sebabnya mengapa Tuhan membiarkan nyawanya direngut di kayu salib. Ia tidak kehilangan kebebasan dengan mati. Sebaliknya, dengan cara itulah Dia menyatakan di hadapan pengadilan Romawi dan para pembesar Yahudi bahwa Dia adalah orang merdeka.

Menjadi Katolik juga menjadi merdeka. Yesus bukan objek pasif yang tak punya pilihan, tetapi subjek yang dengan aktif menghapuskan “surat hutang” dosa-dosa kita lewat kematian, seperti para pahlawan yang gugur untuk mengenyahkan momok kolonialisme untuk selamanya.

Menjadi merdeka ibarat beroleh kesempatan kedua untuk hidup dengan cara lebih positif dan produktif,

bertanggung jawab atas pilihan sendiri; dan tak mengambinghitamkan orang lain atau keadaan sebagai biang kekacauan hidup kita kini, sebab dosa-dosa kita sudah ditebus. Dirgahayu Indonesia!

Manneke Budiman

TOPIK

KEBEBASAN YANG BERTANGGUNGJAWAB

Gereja mengajak semua murid Kristus untuk mewujudkan kebebasan sebagai anak-anak Allah. Kebebasan anak Allah memberikan kemungkinan manusia untuk mengembangkan dirinya secara kreatif dalam menanggapi sapaan dan panggilan Allah. Kebebasan anak Allah justru menanggapi kehendak Allah yang selalu mencintai manusia ciptaanNya, manusia bisa menguasai dan memperkembangkan dirinya (Gal. 5: 13 -15; Gaudium et Spes arti. 17). Kebebasan semacam ini hanya mungkin berkembang bila manusia selalu menyandarkan diri kepada Allah, menempatkan Allah sebagai sumber kebebasan sejati. Manusia disebut bebas bila bertindak bukan hanya berdasarkan aturan yang berlaku, melainkan berdasarkan pilihannya sendiri yang bersumber dari hati nurani yang bersih. Dalam hati nurani itulah manusia dapat menemukan norma yang benar, karena hati nurani adalah tempat perjumpaan manusia dengan Allah secara pribadi. Oleh karena itu, tiap orang dituntut mengembangkan suara hati dan

Page 8: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 8 dari 28

mengikutinya dalam keseluruhan tindakan (Gaudium et Spes art. 16)

Kebebasan Kristiani bukanlah kebebasan tanpa aturan atau kebebasan yang bertentangan dengan sikap bertanggung jawab. Bertindak semau-maunya, apabila yang merugikan orang lain “atas nama kebebasan”, sama dengan menipu diri. Sebab, setiap orang Kristen harus memiliki sikap yang sportif dan positif terhadap sesama warga masyarakat, memiliki kasih kepada sesamanya, dan hormat kepada pimpinannya yahg menjamin ketertiban dalam masyarakat.

Kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan minat dan bakat masing-masing, dan bukannya kebebasan yang mengakibatkan orang lain menderita atau terganggu. Kebebasan bertanggung jawab dihayati berdasarkan peran suara hati yang benar. Oleh karena itu, kita perlu membina hati nurani terus menerus agar tindakan-tindakan kita senantiasa sesuai dengan kehendak Allah, bermanfaat bagi sesama, dan sekaligus mengembangkan diri kita. Banyak cara untuk membina suara hati, antara lain: mawas diri, membaca buku-buku rohani, berdoa dan merenungkan kitab suci, bertanya pada orang lain saat mengalami keraguan bertindak dan membiasakan diri untuk selalu mengikuti bisikan suara hati dan melaksanakannya.

MEMELIHARA DAN MEMPERJUANGKAN KEHIDUPAN YANG SEHAT

Mens sana in corpore sano (di dalam tubuh yang sehat terkandung jiwa sehat). Dengan slogan ini kita diingatkan untuk tidak hanya memperhatikan dan memperjuangkan kesehatan jasmani, melainkan juga kesehatan jiwa atau rohani. Hidup secara sehat meliputi keduanya: jasmani dan rohani. Oleh karena itu, mengusahakan hidup secara sehat berarti memperhatikan secara seimbang baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Olah raga, makanan yang cukup dan bergizi, hidup secara teratur dan istirahat yang cukup, menjadi bagian dari usaha memelihara kesehatan fisik. Sedangkan untuk dapat sehat secara rohani, kita dapat mengusahakan dengan membina hidup sosial secara baik, mengembangkan kemampuan untuk menata emosi, mengembangkan wawasan melalui ilmu pengetahuan, membiasakan hidup doa, dan sebagainya

Memperjuangkan kehidupan sehat secara seimbang antara jasmani dan rohani merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Usaha ini bukanlah perkara mudah. Diberbagai media kita dapat menemukan orang-orang yang berkonsultasi tentang kondisi kesehatannya. Keluhan-keluhan yang mereka rasakan tentang kesehatan dikonsultasikan untuk dapat menemukan apa yang menjadi penyababnya dan juga memperoleh solusi, sehingga hidupnya kembali sehat. Akan tetapi, di tengah masyarakat kita sekarang ini, kita pun juga dapat

Page 9: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 9 dari 28

menemukan hal yang sebaliknya. Ada semakin banyak hal yang ditawarkan yang bertentangan dengan usaha untuk memperjuangkan kehidupan secara sehat. Makanan yang serba instan, perdagangan narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya, pornografi yang semakin marak, dan pembentukan geng merupakan contoh-contoh yang dapat merusak hidup sehat. Hal-hal tersebut dapat merusak bukan hanya bagi hidup perseorangan tetapi juga hidup bersama. Oleh karena itu, mengusahakan kehidupan sehat bukan hanya tanggung jawab pribadi tertentu, kelompok masyarakat tertentu, atau pemerintah, melainkan tanggung jawab kita bersama.

Kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam memelihara dan memperjuangkan kehidupan secara sehat sangat ditekankan oleh gereja katolik. Di dalam Katekismus Gereja Universal Art. 2288 dan 2289 dinyatakan bahwa kehidupan dan kesehatan merupakan hal-hal yang bernilai, yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Kita harus merawatnya dengan cara yang bijaksana dan bersama itu juga memperhatikan kebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum. Hidup sehat diusahakan dengan cara menciptakan situasi hidup yang kondusif, sehingga manusia dapat mengembangkan diri dan menjadi matang: dengan pangan dan sandang, perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, dan bantuan sosial yang memadai.

Menurut iman kristiani, kesehatan bukan hanya jasmani melainkan juga dalam hal batiniah. Kesehatan juga dalam hal penguasaan diri. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia (Gal 5: 16-26) menggambarkan cara hidup yang lebih mengutamakan fisik/badan sebagai cara hidup mengikuti daging. Orang yang hidup menurut daging akan mengikuti hawa nafsunya (lih. Gal 5: 19). Dengan mengikuti keinginan daging, maka yang akan terjadi adalah percabulan, kecemaran, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya (lih. Gal 5:20). Sedangkan cara hidup yang tidak mengabaikan dan lebih mengutamakan hidup rohani disebut sebagai hidup menurut roh. Setiap orang beriman menurut Paulus seharusnya berani memperjuangkan kehidupan yang mengandalkan peranan roh dan bukan sebaliknya hidup menurut daging. Dengan hidup menurut roh, maka akan terjadi: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-23). Apabila orang hidup menurut keinginan daging itu berarti ia hidup dalam kegelapan sedangkan hidup menurut Roh menghantar orang untuk hidup di dalam terang. Paulus mengajak jemaat di Galatia untuk meninggalkan cara hidup lama (dalam kegelapan) dan hidup dengan cara baru, yaitu di dalam terang (berdasarkan Roh).

Page 10: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 10 dari 28

SUARA HATI DAN KEBENARAN

Hubungan antara kebebasan manusia dengan hukum Allah yang paling mendalam dihayati di dalam hati manusia, dalam suara hati. Konsili merumuskan nilai suara hati sebagai “sanggar suci”, di mana ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam hatinya. Suara hati ini membimbing manusia bukan untuk secara terlalu teliti melaksanakan norma-norma universal, tetapi untuk menerima secara kreatif dan bertanggung jawab tugas-tugas pribadi yang diserahkan oleh Allah kepadanya. Hanyalah dengan membuat penilaian otonom maka seorang manusia akan mencapai kematangan moral.

Menurut Santo Paulus, suara hati dalam arti tertentu mengonfrontasikan manusia dengan hukum, dan sehingga menjadi suatu kesaksian bagi manusia, suatu kesaksian mengenai kesetiaannya atau ketidaksetiaannya sendiri sehubungan dengan hukum, mengenai kebaikan moralnya yang hakiki atau kejahatannya. Suara hati adalah satu-satunya saksi, karena apa yang terjadi dalam hati seseorang tersembunyi dari setiap orang luar. Suara hati membuat kesaksiannya diketahui oleh pribadi itu sendiri.

Dialog batin dari orang dengan dirinya merupakan suatu dialog antara manusia dengan Allah, pembuat hukum. Suara hati memberikan kesaksian mengenai kebaikan moral atau kejahatan seorang pada dirinya sendiri, namun bersamaan dengan ini juga dan bahkan sebelumnya,

suara hati adalah kesaksian dari Allah sendiri, yang suara dan keputusan-Nya menembus sampai ke lubuk jiwa manusia. Suara hati merupakan penilaian moral mengenai manusia dan perbuatan-perbuatannya, yang bersifat praktis. Pernilaian suara hati menyatakan pada akhirnya apakah suatu macam tingkah laku tertentu selaras dengan hukum atau tidak. Suara hati menjadi norma terakhir moralitas dari suatu perbuatan bebas.

Penilaian suara hati bersifat mewajibkan: manusia harus bertindak sesuai dengannya. Jika dia bertindak melawan pernilaian tadi atau tidak merasa pasti mengenai kebaikan dan kebenaran suatu perbuatan dan terus melakukannya, dia akan dihukum oleh suara hatinya sendiri. Suara hati bukan merupakan suatu kemampuan yang tidak tergantung dan yang bersifat eksklusif untuk menentukan apa yang baik dan yang jahat. Melainkan menentukan dan mempengaruhi kesesuaian keputusannya dengan perintah dan larangan yang merupakan dasar dari tingkah laku manusia. Dalam pernilaian praktis dari suara hati -yang mewajibkan manusia untuk melakukan suatu perbuatan tertentu- hubungan antara kebebasan dan kebenaran menjadi jelas.

Page 11: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 11 dari 28

Untuk mempunyai suara hati yang baik, manusia harus mencari kebenaran dan harus membuat pernilaian selaras dengan kebenaran yang sama tadi. Suara hati haruslah diteguhkan oleh Roh Kudus. Namun suara hati bukanlah suatu pernilaian yang tidak dapat keliru. Ini bisa terjadi karena suatu ketidaktahuan yang tak dapat diatasi, yang tidak disadari oleh pelaku, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai kesalahan, dan suara hati tidak kehilangan martabatnya. Suara hati sesat secara bersalah, yakni bila manusia tidak peduli untuk mencari apa yang benar serta baik, dan karena kebiasaan berdosa hati nuraninya lambat laun hampir menjadi buta.

Kata-kata Yesus dalam Mat. 6:22-23 menggambarkan atau panggilan untuk membentuk suara hati kita, untuk menjadi suara hati sebagai sasaran dari pertobatan terus menerus kepada apa yang benar dan apa yang baik. Dalam membentuk suara hati orang beriman wajib mengindahkan ajaran Gereja Katolik yang suci dan pasti, sebab ia adalah guru kebenaran. Jadi bila Gereja membuat pernyataan tentang persoalan-persoalan moral, sama sekali tidak merongrong kebebasan suara hati orang-orang Kristen. Karena kebebasan suara hati tidaklah berarti kebebasan “dari” kebenaran, tetapi selalu dan hanyalah berarti kebebasan “di dalam” kebenaran. Gereja membantu agar tidak menyimpang dari kebenaran mengenai kebaikan manusia, melainkan mencapai kebenaran dengan kepastian dan berpegang teguh padanya, terutama

dalam persoalan-persoalan yang lebih sulit.

~ Diringkas dari Ensiklik Bapa Paus Yohannes Paulus II, VERITATIS SPLENDOR, nomor 35-64, Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, Jakarta, Mei 1994

DOA UNTUK TANAH AIR

Allah, Bapa kami, Engkau telah menciptakan alam semesta sebagai kediaman bagi umat manusia. Tatkala umat pilihan-Mu hidup terlunta-lunta di pengasingan, Engkau membebaskan mereka dan menghantar ke tanah terjanji. Tanah air yang subur dan berlimpahan susu serta madu. Engkau pun memberikan tanah air kepada kami.

Bapa, kami bersyukur atas tanah air kami yang luas dengan isinya yang beraneka ragam: lautan dengan ribuan pulau, gunung dan daratan, hutan dan belantara; semuanya menyemarakkan tanah air kami.

Kami bersyukur atas ratusan suku dan aneka budaya serta bahasa yang Kau himpun menjadi satu bangsa dan satu bahasa.

Kami bersyukur atas pembangunan di tanah air kami, atas segala sarana dan prasarana yang tersedia.

Kami mohon berkat-Mu bagi semua yang mendiami tanah air ini. Semoga kami semua berusaha memelihara dan memajukannya. Bebaskanlah tanah air kami dari bahaya: bencana alam, kelaparan, perang, dan wabah penyakit.

Page 12: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 12 dari 28

Semoga kami semua tekun membangun tanah air kami demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh bangsa. Bantulah kami mewujudkan tanah air yang adil, makmur, aman, damai dan sejahtera, sehingga tanah air yang kami diami di dunia ini selalu mengingatkan kami akan tanah air surgawi, tempat kami akan berbahagia abadi bersama Dikau. Semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. (PS 194)

GEREJA AMBIL BAGIAN DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT

PANCASILA

Ambil bagian memperjuangkan terwujudnya nilai – nilai Pancasila merupakan medan penghayatan dan perwujudan iman Kristiani.

Bagi umat Katolik, pengamalan dan perjuangan Pancasila merupakan medan penghayatan iman. Gereja Katolik yakin bahwa Pancasila yang telah teruji dan terbukti keampuhannya dalam sejarah Republik kita ini, merupakan wadah kesatuan dan persatuan nasional, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, umat Katolik menerima Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

Paham Gereja tentang agama lain, Konsili Vatikan II, dalam dokumen tentang Hubungan Gereja dengan Agama – agama Bukan Kristen, artikel 2, menyatakan:

“Gereja Katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama – agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara bertindak dan cara hidup, kaidah – kaidah serta ajaran – ajaran, yang memang dalam

banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang.” (NA 2)

Usaha yang dapat kita lakukan untuk membangun masyarakat Pancasila yaitu dengan menerapkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak – hak orang lain, menghindari bentuk kekerasan, pemerasan, pemborosan, gaya hidup mewah, serta sikap yang bertentangan dengan kepentingan umum.

BERJIWA MERDEKA MENGHIDUPI PANGGILAN

PANGGILAN hidup membiara itu adalah anugerah Tuhan. Panggilan tersebut merupakan pilihan dasar manusia untuk menjadi sempurna lewat tugas pelayanan kepada Tuhan dan sesama. Oleh karena itu, setiap orang yang terpanggil hendaknya “berjiwa merdeka” dalam menghidupi pilihan tersebut agar mengalami sukacita injili. Hal ini senada dengan seruan Paus Fransiskus bahwa tahun 2015 didedikasikan sebagai Tahun Hidup Bakti (Year- of Consecrated Life).

Page 13: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 13 dari 28

Panggilan Allah adalah suatu misteri yang tak dapat ditangkap oleh akal budi manusia. Tak ada orang yang dapat menebaknya. Bahkan seringkali panggilan Allah itu dirasa aneh dan unik. Sesuatu yang tak mungkin bagi manusia, mengingat kenyataan yang terjadi bahwa kaum biarawan/ti yang terpanggil bukanlah dipanggil karena kesempurnaaan dan kemampuan dalam hal bakat dan kepribadian tetapi dipanggil dari segala jenis ketidaksempurnaan sifat dan ke-pribadian. Namun, Allah menyem-purnakan mereka sehingga mampu menjadi alat-Nya dalam melanjutkan karya Kristus sebagai pewarta cinta kasih di dunia ini.

Bertanyalah aku dalam hatiku, apakah dengan perkembangan zaman ini membuat panggilan Allah senantiasa bulat dalam hatiku? Pertanyaan ini menjadi tantangan besar. Disamping itu menuntut jawaban tegas. Konsekuensinya adalah, bila memang tidak bulat…mengapa masih bertahan? Apakah tidak sebaiknya ditinggalkan saja?

Inilah pertanyaan-pertanyaan yang serius dan sungguh-sungguh untuk direfleksikan. Kita mengakui bahwa kadangkala sebagai religius yang dipanggil dan di pilih oleh Tuhan, kerap mengalami kegelapan dan kebimbangan dalam menapaki panggilan hidup itu. Namun, kaum religius di harapkan mampu kuat dan tangguh mengahdapi kesulitan itu dan berharap bahwa setelah kegelapan di malam yang pekat

itu akan berganti dengan matahari yang menyinari kegelapan tersebut.

Hidup Religius: Bahagia atau Tertekan?

Nasehat Rasul Paulus bagi kaum religius yakni “Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya” (1 Kor 7:32). Dari segi kepraktisan, kita dapat melihat bahwa dengan tidak menikah maka seorang religius atau biarawan/ti dapat mencurahkan segenap hati, jiwa, dan pikirannya untuk melayani Tuhan dan sesama. Pendeknya, dengan hidup selibat, kaum religius hanya memikirkan apa yang terbaik bagi Tuhan dan umat yang dipercayakan kepadanya lewat kesaksian hidup dan karyanya. Maka diharapkan kaum religius dapat menjalankan karya pelayanan mulia Allah itu dalam kebahagiaan bukan karena terpaksa dan terkesan tertekan.

Memang diakui bahwa akan banyak kesulitan dan tantangan yang berasal dari dalam dan luar dirinya yang sering menghambat kelancaran karya pelayanannya, namun mereka juga harus percaya dalam iman bahwa Allah senantiasa menyediakan rahmat bagi mereka khususnya bagi pewartaan kerajaan Allah di dunia ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa di zaman modern ini, hidup menjadi seorang religius nampaknya menjadi semakin sulit. Hal ini disebabkan karena kaum religius dituntut untuk melawan arus

Page 14: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 14 dari 28

dunia yang bergelimang ketenaran dan kebebasan ini. Saat dunia menawarkan kekayaan, kaum religius dituntut untuk menghidupi kaul kemiskinan. Saat dunia menawarkan kekuasaan dan jabatan, kaum religius dituntun untuk taat pada pimpinan tarekat/ordo. Saat dunia menawarkan kebebasan, kaum religius dituntut untuk menghidupi kaul kemurnian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang terpilih dan terpanggil membatasi dirinya dalam segala kenikmatan dunia ini sementara mereka tinggal ditengah dunia yang terus maju dan berkembang ini.

Kenyataan ini sering menjadi pengahalang kebahagiaan kaum religius dalam menghidupi panggilan Tuhan karena sebagai manusia lemah tentu tidak luput dari kelemahan yang seringkali membentengi rahmat Allah menguasai dirinya. Hal ini sering menjadi kesulitan dalam persaudaraan kaum religius laki-laki ataupun wanita. Imam maupun suster. Tidak dapat dipungkiri bahwa sifat awam dalam dunia kerja sebagai atasan yang menganggap rendah bawahannya, terjadi juga didalam karya pelayanan kaum berjubah. Senior sering terdengar

kurang memberi teladan yang baik bagi junior, tetapi malah sebaliknya. Karya pelayanan bukan menjadi ladang cinta kasih tetapi menjadi ladang kekuasaan dan harta karun terbesar untuk membuktikan kesombongan dan mencari nama.

Pergilah Kemana Hatimu Membawamu

“Agunglah yang kita janjikan….namun, lebih agunglah yang dijanjikan pada kita….” Demikian penggalan lirik lagu yang dikarang oleh P. Christian Lumbagaol OFM.Cap dan P. Julius Lingga OFM.Cap dalam album Kapusin vol.2. Merupakan kalimat yang mengungkapkan keagungan kesetiaan kaum religius dalam menapaki panggilannya, namun kesetiaan itu terjadi saat Allah setia dalam mendampingi kita dalam rahmat-Nya. Curahan rahmat Allah dalam hati kaum berjubah membawanya pada kesetiaannya sampai garis finish dan titik darah penghabisan.

Menjadi penting bahwa kaum religius mampu berjiwa merdeka dalam menghidupi pilihannya, dengan demikian mampu mengalami sukacita injili. Saatnya bertanya pada hatiku dengan bebas dan jujur : apakah aku sudah berjiwa merdeka?

UJUD KERASULAN DOA – AGUSTUS 2015

Ujud umum: Para relawan

Semoga para relawan mau memberikan dirinya dengan murah hati dalam

Page 15: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 15 dari 28

melayani orang-orang yang membutuhkan.

Ujud Misi/Evangelisasi: Menyapa orang-orang terpinggir

Semoga dengan mengesampingkan diri sendiri, kita belajar untuk menjadi sesama bagi warga masyarakat yang secara sosial terpinggirkan

Ujud Gereja Indonesia : Pola makan dan minum sehat

Semoga para orang tua memperhatikan pola makan dan minum sehat bagi keluarga dan anak

K O L O M

LITURGI: BEBERAPA CATATAN PRAKTIS UNTUK

MENYELENGGARAKAN MISA ANAK-ANAK (4)

Tempatnya di mana?

Tempat utama untuk Misa anak-anak adalah gedung gereja. Namun, biasanya gedung gereja tidak bisa secara ideal menampung kegiatan Misa anak-anak

yang sebaiknya dinamis itu. Kalau bisa, itu bagus. Kalau tidak, bisa dicari tempat lain yang cocok dan pantas untuk perayaan liturgi dan memungkinkan anak-anak bergerak cukup leluasa (PMBA 25).

Kapan saatnya?

PMBA 26 menyebut: “Hendaknya dipilih waktu yang cocok dengan keadaan anak-anak, sehingga mereka sungguh terbuka untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi.” Biasanya waktu yang cukup tepat adalah saat pagi hari, tidak terlalu siang, ketika anak-anak masih segar, belum kelelahan. Atau tidak bersamaan waktunya dengan acara lain yang mungkin akan lebih menggoda mereka. Memang Misa bukanlah selalu bentuk ibadat yang paling tepat untuk anak-anak (PMBA 27). Maka, tidak perlulah memaksakan diri untuk mengadakannya jika bentuk ibadat bersama yang lain akan lebih cocok dan bermanfaat (: doa bersama, renungan, ibadat sabda)

.Jumlah anak yang ikut?

Rupanya tidak bisa begitu saja kita tentukan jumlah tertentunya. Kalau cuma sedikit jumlah anaknya tentu suasana perayaan kurang bisa tercipta. Sebaliknya, kalau jumlahnya terlam-pau banyak, perhatian dan partisipasi mereka akan sangat sulit. Jumlah yang besar itu bisa dibagi dalam beberapa kelompok menurut taraf usia, penghayatan iman, atau tingkat kate-kese. Tidak perlu setiap kelompok itu merayakan Misa pada hari yang sama

Page 16: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 16 dari 28

(PMBA 28). Jadi, untuk menentukan jumlah anak perlu mempertimbangkan: [1] bagaimana anak-anak bisa berpartisipasi dengan baik, dan [2] bagaimana menciptakan suasana perayaan sesuai dengan yang diharapkan, yang ideal untuk anak-anak.

Bagaimana menyiapkan perayaan?

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara khusus dalam persiapannya. Yang terutama adalah: [1] doa (imam dan umat), [2] bacaan, [3] nyanyian (PMBA 29). Ini menyangkut persiapan teks Misanya. Perlu juga menyiapkan unsur-unsur animatif lainnya, unsur-unsur yang bisa menghidupkan suasana perayaan. Misalnya, menyiapkan suatu simbolisasi atau dramatisasi, menentukan sikap tubuh dan tata gerak, bersama-sama menghias dan menata ruang untuk Misa, menyiapkan benda-benda (perabot dan peranti) liturgis yang digunakan. Beberapa unsur itu perlu juga dilatihkan agar dalam perayaannya dapat ditampilkan dengan baik dan lancar.

Musik amat penting!

Musik atau nyanyian harus diberi tempat lebih banyak karena pada umumnya anak-anak amat terbuka dan gemar akan musik (PMBA 30). Sebaiknya dipilih yang sesuai dengan cita rasa dan daya tangkap anak-anak, sesuai dengan budaya mereka, tentu juga harus selaras dengan fungsi musik liturgi yang sejati. Musik haruslah sesuai dengan fungsi setiap bagian Misa yang ditentukan untuk nyanyian atau

permainan instrumental. Untuk bagian tertentu dapat juga diperdengarkan musik dari tape-recorder, compact-disc player, dsb (PMBA 32). Lewat musik anak-anak juga hendak berdoa, sekaligus belajar menghayati iman mereka. Alangkah indahnya –kalau ada– jika yang memainkan alat musik pengiringnya juga dari kalangan mereka, khususnya anak-anak yang berbakat atau mampu bermain dengan baik. (bersambung…..)

KATEKESE: 7 KARAKTERITIK GEREJA YANG HIDUP

Gereja yang hidup adalah gereja yang meminjam istilah Dietrich Bonhoeffer (ke dalam bermakna, ke luar relevan). Dengan kata lain, kehadirannya dirasakan tidak hanya oleh umat, tetapi juga oleh masyarakat di sekitarnya. Gereja yang hidup pada dirinya sendiri adalah Injil, kabar baik, bukan hanya bagi para warga jemaat di dalamnya, melainkan juga bagi masyarakat di luar gereja. Ia seperti "oase" di tengah padang gurun dunia. Berikut ini adalah 7 karakteristik gereja yang hidup.

1. Visi yang jelas

Visi seumpama titik terang di ujung lorong yang gelap, kepadanya segala daya dan upaya diarahkan. Visi tidak hanya akan menjawab pertanyaan untuk apa gereja itu ada, tetapi juga kemana gereja itu akan mengarah. Oleh sebab itu, gereja ada tidak sekadar "menggelinding". Padat programnya, sibuk aktivitasnya, tetapi tidak jelas maknanya. Gereja mesti tahu kemana

Page 17: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 17 dari 28

arah tujuan dan apa yang ingin di capai. Ia tidak berjalan bagai dalam labirin tak berujung.

Dalam Amsal 29:18 versi King James dikatakan, "Where there is no vision, the people perish." Tanpa visi, rakyat binasa (Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan : "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat"). Memiliki visi sempurna anak panah yang punya sasaran bidik, titik dimana semua energi, kemampuan, dan perhatian seluruh anggota diarahkan, landasan sekaligus tujuan dari semua kegiatan dan program gereja.

2. Struktur organisasi yang dinamis

Tidak ada yang meragukan peran Roh Kudus dalam gereja. Namun, hal itu bukan berarti gereja tidak perlu ditata. Paulus mengatakan bahwa segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur (1 Korintus 14:40). Struktur organisasi yang dinamis memungkinkan "aturan main" yang jelas, tegas, sekaligus terarah, sehingga gereja cepat tanggap, bereaksi secara akurat, dan berinteraksi secara tepat.

Ketidakharmonisan bisa diminimalkan, potensi yang ada pun bisa disalurkan lebih efektif dan efisien untuk mencapai visi

3. Ibadah yang hangat

Guru Sekolah Minggu bertanya kepada seorang anak, "Mengapa tidak boleh berisik di gereja?" Si anak menjawab, "Karena mengganggu orang tidur!" Cerita ini memang hanya lelucon, teapi lelucon biasanya berangkat dari sebuah realitas tertentu. Ibadah yang hangat memungkinkan jemaat pulang dari beribadah dengan mendapatkan "sesuatu", baik dari khotbah yang disampaikan, maupun dari suasana ibadah yang di bangun, sehingga dapat dijadikan "bekal" dalam hidup keseharian mereka. Akan tetapi, jangan salah, ibadah yang "hidup" tidak sama dengan ibadah yang ingar bingar, penuh musik, dan sorak sorai. John Stott berpendapat tentang ibadah yang penuh kekhidmatan sekaligus penuh seukacia, yaitu keika warga jemaat turut terlibat dengan penuh antusias, khotbah disampaikan oleh hamba Tuhan yang secara sungguh-sungguh menyiapkan dan menggumuli firman Tuhan, tim musik dan pemandu pujian yang disiapkan dengan baik.

4. Persekutuan yang akrab

Page 18: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 18 dari 28

Relasi akrab antarwarga jemaat itu penting. Relasi yang akrab akan mengikat mereka dalam sebuah persekutuan yang harmonis. Seumpama, sebuah keluarga, perbedaan bisa tetap ada, bahkan juga konflik. Namun, itu semua tidak akan sampai memisahkan. Sebab ada dasar kokoh yang melandasi, yaitu kasih Kristus.

Paulus sangat menekankan relasi kasih ini (Kolose 3:12-17; Filipi 2:1-11). Tuhan Yesus juga menasihatkan para murid untuk saling mengasihi (Yohanes 15:12). Bahkan, relasi kasih ini dikatakan sebagai identitas para murid-Nya (Yohanes 15:14-16). Bisa jadi kedengarannya "klise", tetapi itulah yang harus dibangun. Tanpa dasar kasih Kristus, tidak akan ada keakraban. Ciri-ciri persekutuan yang akrab, yaitu adanya kerinduan untuk bertemu, rasa "nyaman" dan "aman" bila bersama-sama, dan ada keinginan untuk saling berbagi dan melindungi.

5. Pembinaan yang berkesinam-bungan dan terarah

Pembinaan kelompok-kelompok di dalam jemaat sekolah minggu, remaja, pemuda, dewasa muda, dewasa dilakukan secara berkesinambungan dan terarah; tidak sporadis; tidak berjalan sendiri-sendiri; bukan suka-suka kelompok yang bersangkutan. Begitu juga kelompok-kelompok lain, seperti persekutuan wilayah, kelompok sel, dan pendalaman Alkitab. Pertanyaan kunci guna menunjang pembinaan yang berkesinambungan dan terarah adalah

apa yang mau dicapai pada masa yang akan datang.

6. Pelayanan ke luar dan ke dalam

Pelayanan yang dimaksud disini adalah "pelayanan sosial", seperti ketika para rasul menunjuk ke tujuh orang diaken dalam Kisah Para Rasul 6:1-7. Jadi, sementara para rasul fokus pada "pelayanan firman", "pelayanan sosial" tidak terabaikan. Gereja tidak semestinya hanya berkutat dengan "masalah rohani", tetapi juga perlu "menggarap pelayanan sosial", kepada jemaat perkunjungan, diakonia, dan sebagainya dan kepada masyarakat di sekitar gereja. Beasiswa, poliklinik, posyandu, pelatihan keterampilan, dan sebagainya. Untuk itu, gereja memerlukan inovasi-inovasi baru. Intinya adalah bagaimana agar kehadiran gereja betul-betul dapat dirasakan sebagai berkat.

7. Membawa perubahan hidup

Apabila misi ke luar gereja adalah supaya semakin banyak orang merasakan sapaan kasih Allah, mengenal, dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, misi ke dalam gereja adalah menjadikan warganya memiliki sikap hidup yang "berbeda" dalam keseharian mereka di mana pun dan dalam peran apapun. Seperti jemaat mula-mula yang tidak hanya bertumbuh di dalam, tetapi juga "bersinar" di luar. Kisah Para Rasul 2:47 menyatakan, "Dan mereka disukai semua orang."

Page 19: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 19 dari 28

Setiap orang kristiani memiliki identitas ganda, dipanggil dari dunia dan diutus ke dalam dunia. Artinya, dipanggil untuk menjadi berbeda dari "orang dunia", tanpa menjadi terpisah dari dunia. Identitas kekristenan semestinya tidak hanya tampak dalam kehidupan kultis (ibadah), tetapi juga nyata dalam kehidupan etis. Menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16).

KITAB SUCI: PENTINGNYA MEMBACA KITAB SUCI

Orang akan terbantu untuk tekun membaca Kitab Suci bila sadar akan tujuannya membaca Kitab itu. Ada orang yang membaca Kitab Suci untuk menikmatinya sebagai karya sastra. Ada yang membacanya untuk mendapatkan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan KItab Suci. Ada pula yang membacanya karena sebagai orang Kristiani ia wajib membacanya. Berikut ini adalah beberapa alasan yang diharapkan dapat mendorong kita untuk membaca Kitab Suci

Kitab Suci dan Iman

Kitab Suci sering disebut Buku Iman karena menjadi sumber dan pedoman iman Kristiani. Kaitan antara Kitab Suci dengan iman inilah yang dapat menjadi motivasi yang mendasar bagi seorang Kristiani untuk membacanya. Seperti kita ketahui, dasar iman Katolik ialah: Magisterium, Tradisi dan Kitab Suci.

Iman yang sejati dan benar

Dalam arti umum iman berarti menerima suatu kebenaran tertentu dan

segala sesuatu yang berkaitan dengan kebenaran ini. Tetapi, iman yang sejati juga menyangkut sikap hati manusia; orang yang memiliki iman yang sejati mempercayakan diri kepasa Allah yang diimaninya dan sepenuhnya mengandalkan Pribadi yang diimaninya itu. Dengan kata lain, orang itu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah yang diimaninya itu. Pertanyaan yang muncul kemudian: Allah yang bagaimana yang diimani, yang kepada-Nya orang menyerahkan diri?. Orang yang memiliki iman yang benar menyerahkan diri pada Allah yang sejati, yakni Allah sebagaimana adanya. Untuk dapat dungguh-sungguh beriman, orang memerlukan dua hal: 1). mengetahui siapakah Allah yang sesungguhnya (iman yang benar) dan 2).menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah dan mengandalkannya (iman sejati).

Bisa jadi orang hanya memiliki salah satu dari keduanya. Ia mengetahui siapa Allah sesungguhnya, tetapi tidak mengandalkan-Nya. Atau sebaliknya, ia sungguh-sungguh mengandalkan Allah, tetapi tidak mengenal siapakah Allah yang diimaninya.

Allah yang sejati

Setiap orang harus mengambil keputusan Allah yang mana atau seperti apa yang akan dipercaya dan diandalkannya. Umat Kristiani yakin bahwa mereka memiliki iman yang sejati dan benar. Umat Kristiani sepenuhnya mempercayakan diri pada Allah sebagaimana Ia berkenan

Page 20: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 20 dari 28

menyatakan diri. Ia menyatakan diri melalui ciptaan-Nya, melalui sejarah umat Israel dan terutama melalui Yesus Kristus. Allah yang demikian diperkenalkan dalam Kitab Suci Kristiani. Dengan kata lain, di dalam Kitab Suci, orang Kristiani dapat berjumpa dengan Allah yang seharusnya dipercaya dan diandalkan oleh manusia. Selain itu, orang dapat belajar bagaimana harus menyerahkan diri kepada Allah yang sejati dan mengandalkan-Nya.

Orang yang menyatakan diri Kristiani selayaknya membaca Kitab Sucinya. Hanya dengan cara demikian,ia dapat berjumpa dengan Allah yang diimaninya dan dapat mengenal-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai ia tidak mengenal Allah yang dipercayainya dan justru mengimani Allah “ciptaannya” sendiri, yakni Allah menurut angan-angannya sendiri.

Motivasi internal

Keinginan untuk membaca Alkitab bisa muncul karena dorongan yang muncul dari dalam diri seorang beriman. Dorongan ini antara lain bisa berupa kerinduan untuk mengenal Kristus secara lebih mendalam, kerinduan untuk berdialog dengan Allah, dan kerinduan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Mengenal Kristus

Semua orang Kristiani menyebut diri sebagai pengikut Yesus. Aneh bila orang mau mengikuti seorang yang tidak dikenalnya. Kalau mau mengikuti Yesus,

orang harus mengenal Yesus. Bagaimana caranya? Dengan berjumpa dengan-Nya dalam Sabda yang tertulis dalam Kitab Suci. Jadi dengan mengenal Kitab Suci orang mengenal Yesus. Bagaimana mau mencintai kalau tidak mengenal? Dengan mengenal Kitab Suci kita mencintainya; dengan mengenal Yesus kita juga mencintai-Nya.

Yesus Krisus adalah manusia yang harus menjadi teladan dan pedoman hidup kita. Kita diundang untuk mengikuti jejak-Nya. Dalam menjalani kehidupan ini baiklah kita terus menyadari keberadaan Kristus bersama kita. Ia berjalan bersama kita dan menyertai kita setiap saat. Baiklah kita selalu bertanya: Bila Kristus sendiri menghadapi persoalan yang sedang saya hadapi, bagaimana sukap-Nya dan apa yang akan dilakukan-Nya?

Ketika membaca Injil kita menyaksikan apa yang dikerjakan oleh Yesus dan mendengarkan apa yang diajarkan-Nya. Karena itu, semakin banyak membaca Injil, kita akan mengenal Kristus dengan lebih lengkap. Karena itu, ketika membaca kisah-Nya, bailah kita mengajukan: Apa yang dikatakan perikop ini mengenai Yesus? Apa yang dapat saya teladani dari Yesus dalam perikop tersebut? Atau apa yang diajarkan Yesus kepada saya?

Bercakap-cakap engan Allah

Dalam Kitab Suci tersimpan Sabda Allah yang hidup dan selalu aktual bagi kehidupan manusia. Dalam KItab Suci Allah berbicara kepada kita. Ketika Kitab

Page 21: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 21 dari 28

Suci dibaca, Alah berbicara kepada kita. Kemudian dalam doa kita menanggapi Sabda yang disampaikan kepada kita itu.

Tetapi, apa yang disampaikan Allah dalam pembicaraan itu dan apa yang dapat kita dengar dari-Nya? Allah memperkenalkan siapa diri-Nya, apa yang dikehendaki-Nya dalam kehidupan kita, tujuan hidup kita, menghibur kita ketika sedih dan patah semangat, menegur kita ketika melakukan kesalahan. Karena itu, sediakanlah waktu, bukalah Kitab Suci dan bacalah. Biarlah Allah menyapa Anda dalam setiap kesempatan hidup.

Hidup dari Sabda

Tujuan utama membaca Kitab Suci adalah mendengarkan Sabda Allah dan hidup dari Sabda itu. Tujuan ini terdengar muluk dan tidak mungkin dapat tercapai. Tetapi, sekalipun tidak tercapai, bila orang tekun membacanya, orang akan dapat merasakan hal itu terwujud dalam dirinya.

Sabda Allah yang berdaya perlu menjadi kawan karib setiap orang beriman, waktu lahir, waktu hidup dan waktu berpulang kepada Sumber dan Asal Sabda Allah itu. Sebab “Kitab Suci dapat memberi hikmat dan menuntun kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Sgala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Tim.3:15-16). Dengan demikian, Sabda Tuhan itu akan menjadi “pelita bagi

kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mzm.119:105). Memang “segala sesuatu yang tertulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.”(Rm.15:4)

Motivasi eksternal

Dorongan untuk membaca Kitab Suci juga bisa muncul dari luar diri seorang beriman. Bisa jadi ia tergerak untuk menanggapi situasi sosial yang dihadapinya sebagai seorang beriman. Untk itu, ia perlu mendengarkan Sabda Allah yang tertulis dalam Kitab Suci. Pada lain kesempatan mungkin ada yang mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan iman. Tidak cukup kalau orang hanya mengetahui imannya, tetapi juga perlu bisa mempertanggungjawabkannya. Persoalan yang berkembang dalam dunia modern pun mendorong orang beriman untuk membaca Kitab Suci supaya bisa menanggapinya sebagai seorang beriman.

Sumber inspirasi

Setiap orang Kristiani diundang untuk menggali isi Kitab Suci dan untuk mempergunakan warisan iman ini untuk menerangi langkah hidup mereka dalam dunia nyata yang mereka jalani. Banyak hal dalam Kitab Suci yang dapat menjadi sumber inspirasi dan tuntunan bagi jiwa muda mereka. Dalam Kitab Suci dijumpai banyak orang yang dipanggil Tuhan untuk menjadi utusan-Nya. Tuhan memanggil mereka sebagai

Page 22: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 22 dari 28

pelaksana rencana-Nya sendiri. Banyak tokoh dalam Kitab Suci akan dapat menjadi teladan dan yang pantas menjadi idola.

Banyak dari antara kita yang terlibat dalam masalah sosial, dengan memberi perhatian kepada orang-orang miskin dan tertindas. Apakah kita hanya ikut-ikutan dalam keterlibatan kita itu? Kalau demikian, perbuatan-perbuatan yang mulia ini akan kehilangan maknanya. Tetapi, bukalah Kitab Suci dan lihatlah bagaimana Tuhan Yesus dan para nabi melakukan hal-hal tersebut. Kalau kita mau sungguh-sungguh mengikuti Yesus, teladanilah perbuatan-Nya, jadikanlah perhatian-Nya perhatian kita juga

Mempertanggungjawabkan iman

Kita semua menyadari keberadaan kita di tengah kaum beragama lain. Sejak masa kecil kita, kita hidup bersama mereka. Sejak waktu itu pula orang bertanya kepada kita tentang iman kita dan bahkan mempertanyakan iman kita. Pertama-tama, pertanyaan mereka menunjukkan bahwa keberadaan kita dengan iman kita diakui. Pertanyaan-pertanyaan mereka sering kali tidak pernah kita duga sebelumnya atau kita belum pernah mendengar pertanyaan seperti itu. Banyak dari antara pertanyaan itu berkaitan erat dengan Kitab Suci. Ketidaktahuan kita akan Kitab Suci akan membuat kita kebingungan ketika kita dihadapkan pada pertanyaan yang seolah-olah menunjukkan bahwa iman kita ternyata tidak sesuai dengan Kitab Suci kita sendiri!

Beberapa contoh dapat disebutkan misalnya, mereka bekata: yang hendak dikurbankan oleh Abraham tu sebenarnya bukan Ishak melainkan Ismael. Mereka berkata lagi: Injil orang Kristen itu yang benar adalah Injil Barnabas. Mengapa ada empat Injil yang bebeda satu dengan yang lain, mana yang benar? Mengapa kalian, orang Katolik, berdoa kepada Maria, itu kan tidak ada dasar Kitab Sucinya? Mengapa kalian memasang patung dalam gereja, itu kan menyembah berhala dan tidak sesuai dengan Kitab Suci?

Tidak ada jalan lain untuk menghadapi masalah-masalah seperti itu, selain membaca Kitab Suci. Membaca dan memahaminya dengan benar akan membuat kita teguh berdiri pada iman kita tanpa ada yang sanggup menggoyahkan.

(Disadur bebas dan disarikan dari Umat Katolik dan Kitab Suci, YM Seto Marsunu, Yayasan LBI Jakarta)

K E G I A T A N

DPP – Rekoleksi Bersama Rm Yoh. Winarno Sigit, SCJ

Hari Sabtu dan Minggu, 25-26 Juli 2015, kembali gedung fasilitas Paroki St Paulus dipenuhi umat dari berbagai wilayah Kali ini, DPP bersama para pengurus wilayah, pengurus stasi dan pengurus kring berkesempatan untuk mendapatkan rekoleksi yang merupakan inspirasi dari rekoleksi “Celakalah Aku jika tidak memberitakan Injil” yang digelar oleh Para pastor Rawil Riau daratan pada pertemuan nereka di Perawang, Maret 2015 yang

Page 23: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 23 dari 28

lalu. DPP yang berangkat pada kesempatan itu ingin membagikan pula pengalaman rekoleksi tersebut kepada para pengurus yang baru terpilih pariode 2015-2018 ini. Tema yang dibawakan kali ini adalah “Kita tingkatkan pelayanan melalui pengendalian diri san sesama.”

Rm Yoh. Winarno Sigit,SCJ – nara sumber, adalah nara sumber yang sama pada rekoleksi di Perawang tersebut, berkenan menerima undangan untuk memberikan rekoleksi serupa kepada para pengurus se-Paroki St Paulus Pekanbaru. Beliau ditemani oleh sahabat-sahabat beliau, Sdr Dian dan Franky.

Dalam sambutan Pastor Paroki – Pastor Franco Qualizza,SX – beliau menyampaikan kepada seluruh peserta bahwa kita bersama dipanggil dan diutus, maka bolehlah kita beryukur. Disampaikan juga tema pertemuan ini adalah sesuai dengan tema yang ditetapkan keuskupan Padang tahun 2015 ini, yaitu Diakonia – pelayanan. Beliau berharap, agar di akhir pertemuan ini, ada “sesuatu” yang bisa dibawa pulang oleh para peserta.

Dalam sesi pertama, peserta diajak untuk duduk berkelompok,

mengerjakan beberapa pertanyaan dalam diskusi kelompok untuk mengenal siapakah Gereja, apa sifat Gereja, idelisme Gereja yang hidup dan bagaimana kenyataan Gereja yang hidup itu terjadi di lingkungan masing-masing. Di akhir sesi, Rm SIgit mengulas juga tentang ciri gereja perdana dan cirri gereja jaman ini.

Pada sesi kedua, Rm Sigit memaparkan tentang rahmat baptisan, dan tugas-tugas – konsekwensi yang mengikutinya.

Hari pertama ditutup dengan doa malam yang langsung dipimpin oleh Rm Sigit, yang ternyata piawai memainkan piano. Sebelum berdoa, peserta diajak untuk diam, menutup mata, dan membawa keluarga-keluarga yang ditinggalkan untuk menghadiri rekoleksi ini dalam doa malam – menutup hari dengan syukur.

Hari kedua – dimulai dengan sarapan bersama, dan masuk ke sesi 3, dimana Rm Sigit mengajan peserta berdikusi perbedaan pemimpin dan manager, yang akhirnya mengarah pada kepemimpinan kristiani. Tegas dalam prinsip, tapi lembut dalam cara, atau denagn kata lain, cerdik seperti ular, lembut seperti merpati.

Page 24: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 24 dari 28

Sesi terakhir, sesi ke-empat, Rm Sigit mengajak setiap peserta membuat target pribadi, diibaratkan sebuah pohon sebagai Gereja yang hidup. Menjadikan Gereja yang hidup tentu melalui proses bertumbuh dan berkembang, dengan target buah yang ingin dicapai, akar yang merupakan cara dan kiat agar buah tersebut bisa dicapai, dan pupuk / siraman air dan matahari yang membantu perkembangan. Juga hama-hama mana yang harus disingkirkan.

Misa bersama dilaksanakan di Gereja, dipimpin oleh Rm SIgit. Setelah Misa dilakukan foto bersama, dan penutupan – kembali ke genung fasilitas umat.

Kata sambutan wakil peserta disampaikan oleh Ibu Rentauli dan Bpk Stephanus. Koordinator acara – Ibu Nursitti Paulina juga menyampaikan kesan dan pesan. Wakil ketua DPP – Bpk Yohanes Sutrisno juga menyampaikan penutup serta memberikan kenang-kenangan dan ucapan terimakaih bagi tim narasumber yang bersasal dari Jambi tersebut. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Wakil Ketua Wilayah Pusat – Bp Jonson Situmorang, dan berkat dari Pastor. Sebelum pulang, seluruh peserta menyalami Tim Nara sumber.

STASI

St Philipus Arengka Ujung : Penerimaan Komuni Pertama

Malam Minggu, 11 Juli 2015, Di Gereja Oikumene Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru dumana tempat umat Stasi St

Philipus Arengka Ujung beribadat setiap minggunya, berkumpul umat bersama dengan calon penerima Komuni I.

Tuhan sendiri secara begitu istimewa memilih cara untuk berkomunikasi dengan umat-umatnya di sepanjang jaman dalam rupa roti, begitu penyampaian Pastor Paroki, Pastor Franco Qualizza SX dalam homili beliau kepada anak-anak dan sekaligus mengingatkan para orang tua dan seluruh umat.

Untuk kali pertama ini, secara istimewa anak-anak beserta para orang tua anak penerima Komuni menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa Roti dan Anggur.

Anak-anak juga mendapat tanda mata dari orang tua masing-masing beruipa Rosario yang telah diberkati, dan buku saku St Guido Maria Conforti dari Pastor.

Semoga setelah menyambut Tubuh dan Darah Kristus, anak-anak semakin hidup dalam kebaikan dan mau menyediakan diri bagi pelayanan Gereja.

St Yohanes Don Bosco Rajawali : Baptis Bayi

Minggu, 12 Juli 2015. Perayaan Ekaristi di Stasi St Yohanes Don Bosco Rajawali

Page 25: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 25 dari 28

dimulai pukul 10.30 – dipersembahkan oleh Pastor Franco Qualizza, SX.

Dalam kesempatan ini, sebanyak tujuh orang bayi dibaptis. Pastor mengucapkan terimakasih atas pemenuhan tanggungjawab orang tua untuk membawa anak-anak ke dalam pangkuan Bunda Gereja.

Setelah perayaan, orang tua dan bayi yang baru saja ditandai debagai anggota Gereja berfoto bersama.

Ramah tamah digelar di rumah koster yang baru selesai dibangun, diprakarsai oleh para ibu yang beryukur atas pembaptisan anak-anak mereka. Hadir dalam ramah tamah dan makan siang ini pengurus stasi, selain Pastor dan Suster Leonisia FCJM. Dalam kesempatan ini, ketua stasi menyampaikan agar hendaknya janganlah umat mendekatkan diri pada Gereja jika memiliki suatu kebutuhan, setelah itu menghilang seperti layaknya “kapal selam, yang lebih banyak di dasar laut daripada muncul ke permukaan.

KHUSUS: PERSIAPAN MENUJU PEMBERKATAN DAN PERESMIAN

GEREJA PAROKI

Lomba membawakan renungan, Minggu 19 Juli 2015, pukul 10.30 bertempat di Paroki. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai stasi dari seluruh wilayah paroki, mulai dari wilayah pusat sampai dengan wilayah IV. Minggu 2 Agustus 2015, Lomba Koor dan Mazmur wilayah Pusat, I dan II, dimulai pukul 10.30 bertempat di gereja paroki. Minggu 9 Agustus 2015, Lomba Koor dan Mazmur wilayah III dan IV, bertempat di Gereja Stasi St Yohanes Kota Batak. Dari seluruh rangkaina kegiatna ini, dipilih finalis yang ditandingkan kembali Senin, 17Agustus 2015 di Gereja Paroki St Paulus Pekanbaru.

Selain perlombaan yang melibatkan sleuruh umat stasi, seksi acara Panitia Pemberkatan dna Peresmian Gereja Paroki St Pualus ynag diketuai Ibu Maria Huiniati ini juga mengadakan acara untuk umum yang melibatkan masa, yaitu Jalan Santai sehat sukacita, tanggal 16 Agustus 2015. Hadir juga membuka acara ini bapak H Firdaus ST MT – Walikota Pekanbaru, Bapak Burhan Gurning yang adalah Kepala

Page 26: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015 Halaman 26 dari 28

Penanggulanagan bencana kota Pekanbaru bersama para pejabat lainnya. Kedatangan bapak walikota dan rombongan langsung diserbu anak-anak yang secara spontan ingin menyalami bapak walikotanya.

Bapak Walikota dalam sambutan beliau menyampaikan bahwa Pekanbaru adalah kota yang selain membenahi diri dengan pembangunan fisik, juga membenahi diri dengan pembangunan masyarakatnya menuju masyarakat yang Madani, masyarakat yang rukun karena kota ini terdiri dari banyak suku dan agama.

Dalam sambutan Pastor Franco Qualizza, SX – pastor Paroki, beliau mengungkapkan terimakasih Walikota dan para pejabat kota dan Pekanbaru dan Propinsi Riau untuk ijin yang diberikan guna mendirikan sebuah bangunan peribadatan yang lebih layak bagi umat Katolik,, yang berarti itu adalah dukungan dari pemerintah.

Start jalan santai dimulai pukul 07.30 dengan rute sepanjang 4.5 km. Dilanjutkan dengan acara hiburan dan pencabutan door prize.

Kegiatan yang digelar untuk memperingati hari kemerdekaan RI ke 70 dan menyambut Permberkatan dan peresmian Gereja paroki ini diakhiri dengan sukacita pukul 12.00.

PESAN PASTOR OTELLO PANCANI SX

DARI ITALIA

Para Umat,para Suster, para Imam yang

berbahagia!

Hari pentahbisan gedung Gereja kita St.

Paulus – Labuh Baru – telah tiba!

Meski dari jauh saya ikut

berkonselebrasi bersama Anda sekalian.

Saya ikut mendoakan orang yang telah

merintis peristiwa yang bersejarah ini

dengan pembelian tanah, kemudian

semua orang yang telah ikut serta

hingga jadinya hari yang indah ini.

Gedung Gereja St. Paulus yang indah nan

megah ini tak mungkin tersembunyi

(Mat 5:14), demikian hendaknya terang

perbuatan-perbuatan yang baik Umat

Paroki St. Paulus pun bercahaya di

depan orang agar mereka memuliakan

Bapa yang di surga! (Mat 6:16).

Selamat berbahagia!

P. Otello Pancani, SX

Page 27: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada

Edisi XL– AGUSTUS 2015

Halaman 27 dari 28

PEMBANGUNAN GEREJA

Page 28: PENGANTAR PASTOR - santopauluspku.files.wordpress.com · Minggu sore, tgl 16 Agustus, pkl 18.30. II. Kunjungan Pastoral Bpk Uskup. Kunjungan ini ke paroki kita ... laporan kepada