pengantar manajemen sumberdaya air

17
Pengantar manajemen sumberdaya air 1 1. Pendahuluan. Sumberdaya air selalu memainkan peranan yang penting dalam kegiatan-kegiatan manusia. Meningkatnya kebutuhan air dan penurunan kualitas air yang terus menerus, sebagai akibat pertambahan penduduk dan meningkatnya kegiatan produksi, mengakibatkan situasi sistem-sistem yang telah ada, yang kebanyakan bersifat lokal, fungsinya menjadi tidak lagi memadai. Rencana-rencana sistem-sistem Sumberdaya Air yang baru, yang lebih luas, lebih rumit dan ambisius didisain, dibangun dan dioperasikan. Rencana-rencana semacam ini, misalnya pembangunan reservoir-reservoir dan jaringan irigasi yang berukuran besar, dalam skala satu daerah, daerah aliran sungai, atau beberapa daerah aliran sungai. Tujuan dari rencana-rencana ini adalah tersedianya air dengan kualitas dan kuantitas yang memadai, pada saat yang diperlukan dan di tempat yang tepat, serta bernilai sesuai dengan segala biaya dan pengorbanan yang diperlukan untuk memperolehnya. Pergeseran dari sistem Sumberdaya Air lokal ke sistem dengan daerah yang lebih luas berakibat merenggangkan jarak antara perencana dengan para pemakai air. Selain itu, dalam rangka mengelola dan mengoperasikannya, perlu dibentuk instansi/lembaga yang lebih rumit. Keadaan ini sering kali berakibat suatu pengembangan tidak menghasilkan tingkat produk seperti yang diharapkan serta berdampak lingkungan dan sosial yang negatif dan serius. Dampak-dampak yang merugikan ini sering kali muncul akibat : perencanaan yang tidak/kurang mempertimbangkan dampak-dampak lingkungan yang mungkin timbul, perencanaan kurang sesuai dengan keadaan setempat, pembentukan/pengaturan kelembagaan yang sebenarnya perlu dilakukan tidak cukup mendapat perhatian. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan-kesalahan seperti ini, perencanaan- perencanaan dewasa ini haruslah memperhatikan aspek-aspek sosial ekonomi, lingkungan dan kelembagaan manajemen sumberdaya air. Para perencana sumberdaya air menghadapi permasalahan yang kompleks. Mereka harus menguasai/memahami dan sejauh mungkin harus dapat meng-kuantitatif-kan aspek-aspek manajemen sumberdaya air, selain itu, merekapun harus mampu mengetahui dan memahami keterkaitan yang ada di antara aspek-aspek tersebut. Khusus dalam studi perencanaan dengan cakupan daerah yang luas, para perencana dihadapkan pada ragam dan variasi alternatif sistem sumberdaya air dan alternatif strategi manajemen yang dapat dikatakan tak terbatas jumlahnya. Para perencana berkewajiban menetapkan pilihan alternatif yang terbaik. Bertambah rumitnya permasalahan manajemen sumberdaya air memaksa para analis mencari metode untuk mempermudah pelaksanaan tugas yang dihadapinya. Metode analisis sistem merupakan sesuatu yang berarti dalam menyempurnakan analisis manajemen sumberdaya air. Tulisan ini akan membahas Sistem Sumberdaya Air sebagai sistem masukan-keluaran ( bab 2 ), Manajemen Sumberdaya Air sebagai keseluruhan tugas dalam rangka

Upload: dudiachadiat

Post on 01-Jul-2015

767 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

management, sumberdaya air

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

1

1. Pendahuluan. Sumberdaya air selalu memainkan peranan yang penting dalam kegiatan-kegiatan manusia. Meningkatnya kebutuhan air dan penurunan kualitas air yang terus menerus, sebagai akibat pertambahan penduduk dan meningkatnya kegiatan produksi, mengakibatkan situasi sistem-sistem yang telah ada, yang kebanyakan bersifat lokal, fungsinya menjadi tidak lagi memadai. Rencana-rencana sistem-sistem Sumberdaya Air yang baru, yang lebih luas, lebih rumit dan ambisius didisain, dibangun dan dioperasikan. Rencana-rencana semacam ini, misalnya pembangunan reservoir-reservoir dan jaringan irigasi yang berukuran besar, dalam skala satu daerah, daerah aliran sungai, atau beberapa daerah aliran sungai. Tujuan dari rencana-rencana ini adalah tersedianya air dengan kualitas dan kuantitas yang memadai, pada saat yang diperlukan dan di tempat yang tepat, serta bernilai sesuai dengan segala biaya dan pengorbanan yang diperlukan untuk memperolehnya. Pergeseran dari sistem Sumberdaya Air lokal ke sistem dengan daerah yang lebih luas berakibat merenggangkan jarak antara perencana dengan para pemakai air. Selain itu, dalam rangka mengelola dan mengoperasikannya, perlu dibentuk instansi/lembaga yang lebih rumit. Keadaan ini sering kali berakibat suatu pengembangan tidak menghasilkan tingkat produk seperti yang diharapkan serta berdampak lingkungan dan sosial yang negatif dan serius. Dampak-dampak yang merugikan ini sering kali muncul akibat :

• perencanaan yang tidak/kurang mempertimbangkan dampak-dampak lingkungan yang mungkin timbul,

• perencanaan kurang sesuai dengan keadaan setempat, • pembentukan/pengaturan kelembagaan yang sebenarnya perlu dilakukan tidak

cukup mendapat perhatian. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan-kesalahan seperti ini, perencanaan-perencanaan dewasa ini haruslah memperhatikan aspek-aspek sosial ekonomi, lingkungan dan kelembagaan manajemen sumberdaya air. Para perencana sumberdaya air menghadapi permasalahan yang kompleks. Mereka harus menguasai/memahami dan sejauh mungkin harus dapat meng-kuantitatif-kan aspek-aspek manajemen sumberdaya air, selain itu, merekapun harus mampu mengetahui dan memahami keterkaitan yang ada di antara aspek-aspek tersebut. Khusus dalam studi perencanaan dengan cakupan daerah yang luas, para perencana dihadapkan pada ragam dan variasi alternatif sistem sumberdaya air dan alternatif strategi manajemen yang dapat dikatakan tak terbatas jumlahnya. Para perencana berkewajiban menetapkan pilihan alternatif yang terbaik. Bertambah rumitnya permasalahan manajemen sumberdaya air memaksa para analis mencari metode untuk mempermudah pelaksanaan tugas yang dihadapinya. Metode analisis sistem merupakan sesuatu yang berarti dalam menyempurnakan analisis manajemen sumberdaya air. Tulisan ini akan membahas Sistem Sumberdaya Air sebagai sistem masukan-keluaran ( bab 2 ), Manajemen Sumberdaya Air sebagai keseluruhan tugas dalam rangka

Page 2: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

2

mengusahakan Sistem Sumberdaya Air menghasilkan produk sesuai dengan yang dikehendaki ( bab 3 ). Bab 4 membahas beberapa aspek permasalahan Manajemen Sumberdaya Air dan bab 5 membahas secara singkat aplikasi analisis sistem dalam Manajemen Sumberdaya Air, sebagai suatu pendahuluan untuk pembahasan yang lebih rinci.

2. Sistem Sumberdaya Air.

2.1. Umum.

Sistem Sumberdaya Air berkaitan dengan penyediaan air dan berkaitan dengan pendukung kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan air, dalam kaitannya baik dengan air tanah maupun dengan air permukaan. Air yang dimaksud di sini adalah air dengan termasuk seluruh komponen fisik, kimiawi dan komponen biologis yang terkandung di dalamnya, serta merupakan masukan pada, sebagai contoh, proses-proses pertanian dan industri, perikanan dan produksi air minum serta sedimentasi di dataran banjir. Yang dimaksud dengan kegiatan manusia yang berhubungan dengan air misalnya : rekreasi air, transportasi sungai. Yang termasuk Sistem Sumberdaya Air adalah elemen yang diperlukan untuk menghasilkan air, barang dan kemudahan yang berkaitan dengan air. Sistem Sumberdaya Air terdiri dari :

• elemen-elemen alam, seperti : sungai, danau ; • elemen-elemen buatan manusia, seperti : bendung, saluran ; • elemen-elemen administratif, seperti : peraturan perundangan, struktur

organisasi, kelembagaan. Air serta barang dan jasa yang berkaitan dengan air, sebagai produk/keluaran Sistem Sumberdaya Air, merupakan masukan bagi berbagai kegiatan manusia dan berbagai proses alam yang menghasilkan benda dan kemudahan yang diperlukan masyarakat, misalnya : produk-produk pertanian, listrik. Kegiatan manusia seperti ini disebut juga sebagai kelompok pemakaian air.

2.2. Definisi dan deskripsi Sistem Sumberdaya Air.

Untuk pelaksanaan analisis Manajemen Sumberdaya Air diperlukan definisi dan deskripsi Sistem Sumberdaya Air yang akan dianalisis. Dalam definisi dan deskripsi ini ada 3 komponen penting yang perlu termasuk di dalamnya, yaitu :

• dimensi spasial ( dimensi tata ruang ), • elemen-elemen yang akan diperhatikan, • dimensi waktu.

Page 3: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

3

2.2.1. dimensi spasial ( dimensi tata ruang )

Dimensi spasial (tata ruang) dinyatakan dengan batas-batas sistem dan subsistem. Batas ini dapat digambarkan atas dasar sudut pandang yang berlainan, misalnya, berdasarkan kondisi topografi, berdasarkan kegiatan ekonomi, berdasarkan susunan kelembagaan, dll... Dalam prakteknya tidak selalu mungkin hanya mempergunakan satu sistem batas, pemakaian beberapa sistem batas sangat lazim dipakai dalam Analisis Manajemen Sumberdaya Air.

2.2.2. elemen-elemen yang akan diperhatikan.

Yang dibahas dalam konteks ini adalah menetapkan elemen-elemen yang manakah yang harus lebih diperhatikan, misalnya, dalam mencari alternatif, elemen-elemen manakah yang akan dianggap mempunyai nilai tetap. Sebagai contoh :

• apakah sistem produksi dan irigasi ditingkat petani akan diperhatikan atau hanya akan dianggap bahwa masing-masing pintu utama petani mempunyai kebutuhan air yang tetap,

• apakah alternatif manajemen daerah pengaliran. di sebelah udik reservoir akan diperhatikan dengan teliti,

• apakah analisis akan memperhatikan. dengan teliti masukan selain air seperti bibit, pupuk, pestisida dan penyuluhan teknik atau semua itu dianggap sudah pasti tersedia sebagaimana mestinya dan hanya faktor air saja yang akan diperhatikan dengan teliti,

• apakah analisis transportasi, pengolahan dan pemasaran produk petani akan dimasukkan, sehingga dapat ditelaah nilai produk petani (farm output), atau. untuk nilai ini secara sederhana diambil suatu anggapan,

• apakah pengalokasian tugas di antara berbagai tingkat organisasi pemerintah akan diperhatikan dengan teliti, dalam kkaitannya dengan usaha memperoleh air, barang, jasa dan kemudahan yang berhubungan dengan air seperti yang diharapkan.

2.2.3. Dimensi waktu.

Mengenai dimensi waktu ini ada dua aspek penting. Yang pertama adalah pemilihan horison waktu analisis, misalnya, saat ini, 10 tahun yang akan datang, 20 tahun yang akan datang. Yang kedua adalah memilih BAGAIMANA horison waktu akan dianalisis. Tujuannya adalah menganalisis bagaimana Sistem Sumberdaya Air bereaksi/berjalan dari waktu ke waktu, misalnya: produk produk apakah yang dapat dihasilkan Sistem Sumberdaya Air dari waktu ke waktu untuk suatu masukan hidrologis tertentu. Kedua aspek yang diuraikan di atas menentukan pendekatan. atau pendekatan-pendekatan yang akan dipakai dalam melaksanakan analisis. Sebagal contoh, suatu analisa Sistem Sumberdaya Air yang berkaitan dengan manajemen kualitas air dapat mempergunakan satu harga aliran, atau sekumpulan harga aliran yang masuk ke dalam sistem dari berbagal titik, atau dapat pula mempergunakan harga aliran terendah, atau aliran 1O %. Kumpulan keadaan aliran ini merupakan masukan pada sistem untuk analisa situasi saat ini, situasi 10 tahun yang akan datang ataupun situasi 20 tahun yang akan datang.

Page 4: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

4

Analisa Sistem Sumberdaya Air yang menghasilkan beberapa keluaran, misalnya informasi mengenai pembangkitan tenaga listrik hidro, reduksi bencana banjir, irigasi, mungkin akan mempergunakan data hidrologi sintetis dengan urutan selama 500 tahun yang dibagi dalam 10 periode masing-masing 50 tahun. Analisa semacam Ini sangat relevan dan diperlukan untuk kasus dengan iklim yang sangat bervariasi. Data dengan urutan 500 tahun yang sama dapat dipakai untuk kasus saat ini, kasus dengan tingkat dan distribusi spasial kegiatan yang ada saat ini; kasus 10 tahun yang akan datang dan kasus 20 tahun yang akan datang. Pendekatan yang diuraikan di atas mungkin dapat disebut sebagal pendekatan "quasi-dynamic atau "quasi-static", pendekatan dengan data masukan hidrologis yang bervariasi sedangkan kegiatan ekonomi tetap tidak berubah untuk beberapa "run". Pendekatan yang paling rumit adalah apabila harus dilakukan variasi baik pada data masukan hidrologis maupun pada kegiatan-kegiatan ekonomi untuk berbagai “run". Sebagal contoh, data masukan hidrologis 500 tahun dipakai dengan kebutuhan air yang berubah setiap tahun mulai saat ini sampai 20 tahun yang akan datang. Perlu dicatat bahwa baik untuk pendekatan yang kedua ataupun ketiga yang dijelaskan di atas, tergantung pada kombinasi keluaran yang diperlukan, kemungkinan akan terdapat pembagian tahap waktu yang berlainan di dalam suatu "run". Sebagal contoh, data aliran-aliran bulanan dipakai sampai saatnya terjadi banjir, kemudian untuk saat terjadi banjir diubah memakai, misalnya, data aliran 6 jam-an. Kemungkinan lain,. analisa banjir dan reduksi kerusakan akibat banjir dilakukan terpisah dari analisa sistem jangka panjang yang mempergunakan data aliran bulanan. Pilihan tentang bagaimana Sistem Sumberdaya Air didefinisikan sehubungan dengan batas-batas sistem, elemen-elemen yang perlu diperhatikan, dan tahap waktu yang akan dipakai tergantung pada persoalan spesifik yang harus dipecahkan atau dianalisa. Secara umum, yang terpenting adalah: jangan mendefinisikan sistem terlalu sempit karena yang demikian ini dapat mengakibatkan elemen-elemen yang penting tidak termasukkan ke dalam analisa.

2.3. Sistem Sumberdaya Air sebagai sistem masukan-keluaran.

Dari sudut pandang seorang analis sistem, Sistem Sumberdaya Air dapat dipandang sebagai sistem masukan-keluaran yang menghasilkan air serta barang dan jasa/kemudahan yang berhubungan dengan air (gambar 1). Sistem Sumberdaya Air merubah karakteristik kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi sumber-sumber air permukaan dan air tanah menjadi air, produk dan jasa/kemudahan yang terkait dengan air dengan karakteristik kuantitas, kualitas, waktu dan tempat sesuai dengan yang diinginkan. Keluaran sistem dapat berbentuk, antara lain : air irigasi, kemungkinan transportasi air, peluang rekreasi air, air untuk keperluan Industri, listrik tenaga-hidro. Keluaran-keluaran ini merupakan masukan bagi apa yang disebut kegiatan-kegiatan pemakaian air seperti perikanan, proses-proses industri dan pertanian, transportasi dan reduksl bencana banjir. Serupa dengan industri atau sistem produksi lainnya, produksi suatu hasil yang dikehendaki sepertl diuraikan diatas juga menghasilkan apa yang disebut "non product output".

Page 5: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

5

Untuk Sistem Sumberdaya Air, yang termasuk "non product output" antara lain: akumulasi lumpur (silt) didalam reservoir, gerusan dasar sungai, lumpur buangan dari penjernihan air, pengembangan pedesaan akibat kegiatan pembangunan, pengoperasian infrastruktur, reduksi endapan silt di dataran banjir. Masukan pada Sistim Sumberdaya Air adalah:

• air dari luar batas sistem (debit sungal, presipitasi), • luah limbah kedalam air, • sumber-sumber utama, misalnya;

o berbagai jenis tanah, o buruh, o kapital dengan mana Sistem Sumberdaya Air dibangun dan dioperasikan, o strategi-strategi manajemen,

Menurut konsepsi Sistem Sumberdaya Air seperti yang diuraikan diatas, maka Sistem Sumberdaya Air, pada dasarnya, terdiri dari lima komponen sebagai berikut dibawah ini: 1. keseluruhan air dan komponen fisik, kimiawi dan biologisnya didalam dan diatas

tanah di daerah yang ditinjau; 2. subsistem alam : sungal, danau, akuifer air tanah, struktur topografi, vegetasi, tanah

dan struktur geologi; 3. subsistem infrastruktur (buatan manusia) seperti saluran, bendung pengalih aliran,

jaringan pipa, stasiun pompa, bangunan penjernihan air, jaringan pemantauan; 4. prosedur-prosedur pengoperasian subsistem infrastruktur; 5. subsistem administratif, peraturan perundangan yang ada, pungutan-pungutan,

sanksi-sanksi, pajak dan subsidi yang dikenakan/diberikan kepada para pemakai produk Sistim Sumberdaya Air, dan kerangka kerja instansi-instansi yang terdiri dari instansi, lembaga atau badan lain yang terlibat dalam manajemen air tanah dan air permukaan, baik kualitatif maupun kuantitatif.

Page 6: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

6

Page 7: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

7

Page 8: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

8

3. Manajemen Sumberdaya Air.

3.1. Umum.

Manajemen Sumber-sumber Air (sumberdaya air) didefinisikan sebagai keseluruhan tugas yang diperlukan untuk menghasilkan air, barang dan jasa/kemudahan (yang berhubungan dengan air). Konteks umum Manajemen Sumberdaya Air, secara ringkas, diperlihatkan dalam gambar 2. Aspek-aspek utama Manajemen Sumberdaya Air adalah Sistim Sumberdaya Air dan kelompok pemakaian air. Seperti diperlihatkan dalam gambar 2, terdapat adanya hubungan kebutuhan-penyediaan (demand-supply relationship) diantara kedua aspek utama tersebut. Kelompok-kelompok pemakaian air membutuhkan air, barang dan jasa/kemudahan (yang berhubungan dengan air) untuk dapat menghasilkan suatu produk (produk pertanian, peluang rekreasi air, dll , yang disebut sebagai kebutuhan akhir). Sistem Sumberdaya Air inilah yang menyediakan kebutuhan diatas. Yang merupakan masukan pada Sistem Sumberdaya Air adalah: air dan limbah dari luar batas sistem; sumber-sumber lain seperti buruh, tanah, energi; dan manajemen (rencana dan peraturan). Untuk menghasilkan suatu produk, sekumpulan tugas-tugas harus dilaksanakan. Persepsi permasalahan Manajemen Sumberdaya Air didasarkan pada:

i. pengaruh/effek/dampak, yang ditimbulkan oleh Sistem alam, terhadap kegiatan-kegiatan manusia;

ii. situasi dimana produk yang dihasilkan kelompok pemakaian air hanya dapat memenuhi "kebutuhan akhir" sampai tingkat tertentu saja, sebagai akibat dari masukan-masukan (yang berkaitan dengan air) pada kegiatan-kegiatan (yang memerlukan) lebih sedikit (dalam kuantitas dan/atau kualitas) daripada yang diperlukan.

Penyelesaian permasalahan memerlukan perencanaan dan analisa misalnya perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi. Hasil perencanaan dan analisa ini merupakan suatu masukan-masukan manajemen yang dapat mempengaruhi penyediaan (Sistem Sumberdaya Air) dan juga kebutuhan (kelompok pemakalan air). Keterkaitan antara masukan-masukan manajemen, sistem Sumberdaya Air dan kelompok pemakalan air membentuk suatu "loop" seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2. Manajemen Sumberdaya Air umumnya berkaitan dengan situasi-situasi yang rumit, antara lain seperti contoh situasi-situasi seperti berikut dibawah ini:

• air permukaan, air tanah, serta aspek-aspek kuantitasnya dan kualitas sering kali saling berkaitan;

• elemen-elemen waktu dan ruang memerlukan penguraian, dan kadang-kadang memerlukan pendekatan dinamis;

Page 9: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

9

• melibatkan beberapa kegiatan pemakalan air, masing-masing dengan kepentingan yang spesifik, beberapa diantaranya dapat saling bertentangan;

• tugas-tugas Manajemen Sumberdaya Air umumnya tidak dilaksanakan oleh satu Instansi pemerintah, untuk suatu sifat permasalahan-permasalahan dan kepentingan-kepentingan tertentu yang dilibatkan, tugas-tugas Manajemen Sumberdaya Air dibagi diantara beberapa Instansi dan berbagai tingkat administratif, misalnya beberapa departemen, badan-badan yang mengelola air, proplnsi, lembaga pelestarian lingkungan, daerah-daerah irigasi, otorita daerah aliran sungai;

• pembatasan/batasan anggaran dan kebijaksanaan pemerintah yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan nasional dapat merupakan suatu kondisi- kondisi pembatas.

Manajemen Sumberdaya Air berkaitan dengan sektor-sektor kepentingan masyarakat lainnya, dimana pemerintah merupakan fihak yang paling bertanggung jawab. Sektor-sektor tersebut antara lain: perencanaan pemanfaatan lahan, pelestarlan lingkungan, produksi industri, transportasi dan rekreasi. Disamping bidang-bidang sektoral ini masih ada beberapa bidang-bidang yang berkaitan dengan Manajemen Sumberdaya Air yang lebih umum, yang diperhatikan secara nasional, misalnya kesejahteraan sosial, perkembangan/pengembangan ekonomi nasional dan kesehatan masyarakat, Bldang-bidang sektoral dan bidang-bidang yang lebih umum seperti diatas sulit untuk dipisah-pisahkan. Pada dasarnya, ada beberapa aspek sosial, ekonomi dan keselaatan masyarakat yang berkaitan dengan seluruh bidang-bidang sektoral. Dalam kaitan ini, hierarki tujuan-tujuan nasional perlu dijabarkan, sebagal contoh:

tujuan dasar nasional seperti “meningkatkan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran", dapat diterjemahkan menjadi tujuan yang lebih spesifik yang berkaitan dengan situasi sosial-ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, dan kemudian dapat dinyatakan lagi dalam hubungannya dengan lingkungan produksi pangan, penyediaan air minum dst.

Melihat observasi-observasi diatas, agak jelas kiranya bahwa tugas-tugas pemerintahan tidak dapat dilaksanakan secara “dadakan”, tetapi membutuhkan pendekatan yang sistimatis dan mantap. Hal ini tidak hanya berlaku pada tugas-tugas nyata Manajemen Sumberdaya Air, tapi juga berlaku untuk proses pengintegrasian Manajemen Sumberdaya Air dengan bidang-bidang lain yang menjadi perhatian pemerintah dan berkaitan. Yang terakhir ini memerlukan kondisi-kondisi batas/pembatas masing-masing bidang/sektor yang tegas. Penelitian ilmiah dan teknik-teknik analisa merupakan sarana bantu yang sangat berharga dalam mendukung kegiatan-kegiatan penetapan keputusan/kebijaksanaan dalam Manajemen Sumberdaya Air.

3.2. Aspek-aspek Manajemen Sumberdaya Air.

Aspek-aspek utama Manajemen Sumberdaya Air adalah kebutuhan dan penyediaan serta tugas-tugas untuk menciptakan keseimbangan diantara kebutuhan dan penyediaan tersebut. Sumberdaya Air harus dipandang sebagai suatu sumber ekonomi dan tunduk pada hukum-hukum ekonomi seperti barang-barang ekonomi lainnya.

Page 10: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

10

Oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah tetap tapi tergantung pada kesediaan para pemakai untuk membeli air serta benda dan kemudahan yang terkait dengan air, yang tergantung dari harga yang harus dibayar. Kebutuhan dapat dipengaruhi dengan penerapan "perangsang" untuk mengajak para pemakai air bersikap seperti yang diinginkan sehubungan dengan air yang dipakainya, Contoh-contoh yang dimaksud "perangsang" misalnya: pungutan, kuota, pajak atau subsidi. Dibawah ini akan diuraikan beberapa catatan mengenai kebutuhan dan penyediaan. Kebutuhan:

• kebutuhan harus didefinisikan menurut dimensi spasial (tata ruang) dan dimensi waktu;

• kebutuhan, umumnya, berhubungan dengan kuantitas dan kualitas; • sejauh mana sesuatu dapat mempengaruhi kebutuhan tergantung pada

alternatif-alternatif yang tersedia bagi para pemakai air; • suatu kebutuhan air, misalnya untuk suatu Industri, mempunyai. beberapa

dimensi, contohnya kebutuhan pengambilan air, kebutuhan kotor air, kebutuhan konsumtif pemakaian air, kebutuhan pembuangan air limbah;

• untuk menganalisa kebutuhan, yang perlu difahami adalah: variabel-variabel yang menentukan kebutuhan, sebagal contoh: ekonomi, politik, dan teknologi.

Penyediaan:

• penyedlaan juga berkaitan dengan kuantitas, kualitas (fisik, kimlawi dan biologis), pola waktu dan lokasi;

• penyediaan mempunyai sifat "stochastic" yang dapat dirubah dengan alat-alat teknis,- sebagai contoh, reservoir.

3.3. Proses Manaiemen Sumberdaya Air

Manajemen Sumberdaya Air harus dipandang sebagal proses yang melibatkan tahapan-tahapan sepertl diperlihatkan dalam gambar 3; perencanaan, disain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan. Dalam beberapa kasus, penekanan yang berlebihan diberikan pada aspek-aspek dsain dan konstruksi Manajemen Sumberdaya Air, dengan merugikan aspek-aspek operasl dan pemeliharaan. Penekanan yang berlebihan ini dimulai dalam tahap perencanaan, dimana perhatian terlalu sedikit diberikan untuk:

• aspek-aspek implementasi/penerapan; • upaya-upaya yang perlu dilakukan, seperti perangsang-perangsang untuk

mengusahakan sikap-sikap yang dikehendaki, • pembentukan/pengaturan kelembagaan sebagai mana yang diperlukan.

Page 11: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

11

3.4. Stuktur hierarki Manajemen Sumberdaya Air

Komponen-komponen administratif dan organisatoris Sistem Sumberdaya Air menggambarkan bagaimana rumitnya:

• komponen-komponen alam dan komponen fisik yang membentuknya; • bervariasinya kebutuhan air, kebutuhan produk dan layanan/ kemudahan yang

berkaitan dengan air; • serta kepentlngan-kepentingan lainnya yang terlibat.

Page 12: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

12

Karena Manajemen Sumberdaya Air melibatkan keputusan-keputusan/kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan pada skala geografis yang berbeda dan sehubungan dengan beragamnya tugas-tugas yang perlu dilaksanakan, maka Manajemen Sumberdaya Air melibatkan instansi/lembaga di semua tingkat pemerintahan baik nasional, regional maupun lokal ditambah dengan kelompok-kelompok pemakai air (swasta/ perorangan). Perencanaan dan kegiatan-kegiatan penetapan keputusan/ kebijaksanaan yang lebih rinci dilaksanakan di tingkat regional, menghasilkan sekumpulan kondisi-kondisi batas untuk -tugas-tugas Manajemen Sumberdaya Air di tingkat lokal. Dari atas ke bawah, keterlibatan administratif cenderung semakin nyata dan lebih bersifat operasi dan pelaksanaan, seperti halnya kebanyakan tugas-tugas pemerintahan. Untuk berbagai kepentingan yang berbeda yang berkaitan dengan Manajemen Sumberdaya Air, berbagai instansi pemerintah biasanya dilibatkan, misalnya, salah satu instansi bertanggung jawab untuk masalah lingkungan, instansi-instans! lainnya bertanggung jawab untuk masalah pertanian, transportasi, masalah ekonomi ... dst Instansi-instansi pemerintah ini mungkin mempunyai, mungkin juga tidak mempunyai, struktur hierarki yang memungkinkan keterlibatan sampal tingkat administratif yang lebih rendah. Sebagal akibat dari struktur administrarif yang kurang lebih rumit Ini, tugas-tugas operasional tidak berada pada suatu instans! pemerintah dan juga tidak pada tingkat yang sama. Alokasi tugas-tugas Manajemen Sumberdaya Air berubah-ubah dari satu negara ke. negara lain, bahkan seringkall demikian halnya didalam satu negara. Beberapa kegiatan (tugas) dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah tingkat nasional, beberapa lainnya dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah tingkat propinsi, pemerintah tingkat kabupaten dan mungkin juga oleh swasta. Dibawah ini akan diuraikan contoh pengalokasian tugas manajemen sumberdaya air untuk kasus-kasus reduksi bencana banjir, penyedlaan air irigasi dan manajemen kualitas air. Perlu dicatat bahwa instasi pemerintah di semua tingkat dapat terlibat (bertanggung jawab dan/atau melaksanakan kegiatan) pada bagian air yang sama, Sebagai contoh, instansi tingkat nasional mengoperasikan fasilitas-fasilitas navigasi di suatu sungai; instansi tingkat propinsi menerbitkan izin-izin peluahan dan bertanggung jawab untuk manajemen kualitas air di sungai; instansi tingkat Kabupaten melaksanakan penetapan batas-batas dataran banjir sepanjang sungai. KASUS REDUKSI BENCANA BANJIR. Instansl-Instansi tingkat nasional kemungkinan akan melaksanakan tugas-tugas sebagal berikut:

• pembuatan peta-peta yang memperlihatkan dataran banjir di daerah-daerah perkotaan;

• pengembangan program asuransi banjir dan mensubsidi suku bunga asuransi; • melakukan penelitian mengenai anallsa frekuensi banjir; • penyusunan data untuk mengetahui kemungkinan/distribusi banjir;

Page 13: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

13

• pengembangan prosedur prakiraan banjir dan pelaksanaannya; perencanaan, disain, pengawasan konstruksi tanggul pengamanan banjir;

• pada saat banjir, membantu evakuasi/pengungsian penduduk, ternak, dan barang-barang;

• membantu rekonstruksi; • penyediaan bantuan dana untuk membangun kembali setelah banjir.

Instansi tingkat propinsi mungkin juga melaksanakan analisa frekuensi banjir, perencanaan/disain/pengawasan konstruksi tanggul, dan lain-lain. Instansi tingkat kabupaten atau lokal melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:

• menetapkan batas daerah dataran banjir, • menjalankan aturan-aturan mengenal konstruksi-konstruksi di dataran banjir

atau gangguan-gangguan pada aliran-aliran di saluran/sungai, • menyebarkan tanda bahaya banjir di tempat-tempat yang rawan banjir, • pengungsian dan pemukiman penduduk, • penyediaan perumahan darurat.

KASUS PENYEDIAAN AIR IRIGASI. Di Amerika Serikat, kelompok-kelompok perseorangan membentuk semacam perusahaan-perusahaan air yang saling bekerja sama merencanakan, mendesain, mengkonstruksi dan mengoperasikan reservoir-reservoir, bangunan-bangunan bagi, saluran-saluran, dalam rangka menyediakan air irigasi bagi para anggotanya. Yang lebih tipikal dewasa ini ialah instansi-instansi nasional, seperti Biro Reklamasi di Amerika Serikat, atau otorita daerah aliran sungai, merencanakan, mendisain, mengawasi pelaksanaan konstruksl dam dan reservoir, bangunan bagi saluran induk dan cabang dalam suatu sistim irigasi. Pemerintah tingkat nasional menetapkan berapa bagian dari ongkos-ongkos (costs) dibebankan kepada para pemakal air (petani-petani lrigasi). Petanl-petani berorganisasi dalam suatu perkumpulan, sepertl distrik irigasl, dengan mana instansi-instasi pusat dapat membahas permasalahan pengembalian ongkos-ongkos yang dialokasikan untuk irigasi. Dlstrik Irigasi bertanggung jawab untuk menyalurkan air ke unit-unit petani perorangan, pemeliharaan saluran, pompa dan fasilitas-fasilltas sistem distribusi lainnya. Para petani bertanggung jawab untuk memellhara fasilitas-fasilitas tingkat petani (on-farm), biasanya dengan bantuan teknis, kadang-kadang bantuan peralatan dari distrik. Pemerintah pusat melakukan penelitian mengenal disain dam, metoda konstruksi, metoda irigasi dan penjadwalan penyaluran air. Kegiatan-kegiatan penelitian semacam ini dapat juga dilakukan oleh instansi-instansi tingkat propinsl atau oleh otorita daerah aliran sungai. KASUS MANAJEMEN KUALITAS AIR, Instansi-instansi tingkat pusat dapat melakukan penelitian mengenai metoda-metoda mereduksi peluahan, dengan bekerja sama dengan Instansi-instansi daerah, swasta atau dengan sumber peluahan itu sendiri.

Page 14: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

14

Instansi-instansi tingkat pusat dapat mengembangkan pedoman standar peluahan untuk berbagai kegiatan-kegiatan Industri. Instansi-Instansi daerah mengeluarkan ijin-ijin kegiatan-kegiatan peluahan, memantau peluahan dan mengeluarkan sanksi-sanksi. Instansi-Instansi daerah atau swasta mendisain dan membangun sarana pengolahan air limbah dan memantau peluahan air limbah. Pemerintah pusat dapat memberikan bantuan dana untuk pemerintah daerah serta memutuskan pemberian subsidi untuk kegiatan-kegiatan sektor swasta.

4. Penggolongan permasalahan sumber-sumber air. Manajemen Sumberdaya Air, dan khususnya perencanaan Manajemen Sumberdaya Air, berkaitan dengan tindakan-tindakan atau upaya-upaya untuk mengurangi atau meredakan permasalahan sumberdaya air. Pada umumnya, permasalahan-permasalahan membentuk suatu dasar untuk memulai suatu studi Manajemen Sumberdaya Air. Dalam kaitan ini perlu disadari bahwa aspek-aspek permasalahan Manajemen Sumberdaya Air dibawah ini perlu dapat dibedakan satu dengan yang lainnya:

• fenomena-fisik: banjlr, erosi yang berakibat menurunnya produktifitas setempat, sedimentasi di hilir,

• penyebab: ditinggalinya dataran banjir, pengembalaan ternak yang berlebihan, • dampak sosial-ekonomi

Pemahaman dampak-dampak sosial-ekonomi permasalahan merupakan hal yang penting karena dampak-dampak ini menyebabkan penetap keputusan/kebijaksanaan mengambil tindakan dan tidak demikian halnya dengan fenomena fisik dan penyebab. Dampak sosial-ekonomi merupakan rangsangan nyata untuk dilaksanakannya usaha-usaha perencanaan dan pelaksanaan upaya pemecahan masalah. Menyatakan permasalahan sumber-sumber air dalam kaitannya dengan dampak-dampak sosial-ekonomi merupakan penyempurnaan pertama dari pengidentifikasian secara sederhana permasalahan-permasalahan dalam peristilahan fisik. Tahap selanjutnya yang perlu dilaksanakan adalah mengkaitkan permasalahan-permasalahan ini dengan akibat-akibatnya/ pengaruh-pengaruhnya pada Manajemen Sumberdaya Air dan pada penataan organisasi dan administrasi. Kelemahan kelembagaan menjurus pada lemahnya Manajemen Sumberdaya Air dan akhirnya menjurus pada timbulnya permasalahan sumberdaya air, seperti yang digambarkan pada gambar 4. Suatu contoh hubungan seperti yang dimaksud dalam uraian diatas adalah sebagai berikut:

Permasalahan sumber air, didefinisikan sebagai berkurangnya produk pertanian akibat banjir. Setelah diusut ternyata hal ini diakibatkan oleh lemahnya Manaiemen Sumberdaya Air, dalam hal ini buruknya pengoperasian reservoir di udik dalam kaitannya dengan pereduksian (meredam) aliran banjir.

Page 15: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

15

Dan setelah diusut lebih lanjut lagi ternyata pengoperaslan reservoir ini merupakan tanggung jawab perusahaan air minum.

Dalam kasus seperti yang diuraikan diatas penyelesalan pokok masalah adalah dengan menyempurnaan susunan organisasi dan administratif, dalam kasus-kasus lainnya mungkin saja upaya-upaya yang diperlukan berhubungan dengan masalah infrastruktur.

Page 16: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

16

Page 17: Pengantar Manajemen Sumberdaya Air

Pengantar manajemen sumberdaya air

17

5. Aplikasi analisa sistem dalam Manajemen Sumberdaya Air Seorang analis sistem dapat berperan penting dalam dua tahap utama Manajemen Sumberdaya Air, yaitu pada tahap perencanaan dan tahap pengoperasian/operasi (gambar 3). Perencanaan terdiri dari perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi-strategi Manajemen Sumberdaya Air. Analis sistem dapat menyajikan kerangka kerja yang sistimatis untuk keperluan perencanaan dalam bentuk:

• kerangka kerja analisa (urutan tahap-tahap yang terkoordinasi); • kerangka kerja komputasi (kumpulan teknik-teknik komputasi yang bertahan

secara logis).

6. Daftar Pustaka.

• BOWER, Blair T., Maynard M. HUFSCHMIDT, A conceptual framework for analysis of Water Resources in Asia, East-West Center, Hawaii, UK-FORUM, Fall 1984-issue.

• KOUDSTAAL, R, and H.A. PENNEKAMP, Planning for Water Resources Management, Framework for Analysis, second draft S445-D83/001, Delft Hydraulycs Laboratory, the Netherlands, April 1983.