pengantar filsafat

Upload: dianluberiono

Post on 05-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

I. PENGANTAR Dalam buku Filsafat Ilmu yang ditulis oleh Drs. H Mohammad Adip, MA. Mengapa manusia itu berfilsafat? Ini pertanyaan yang melandasi manusia memikirkan filsafat. Ada tiga hal yang mendorongmanusi berfilsafat yaitu rasa kagum, keraguan, dan kesadaran akan keterbatasan diri. Bila pengetahuan di mulai dari rasa ragu maka filsafat dimulai dari keduanya. Jelas kiranya bahwa filsafat merup[akan kebutuhan manusia untuk memenuhi rasa ingin tahu dan mendapatkan manfaat dari hidup dan kehidupnnya. Setelah lama rasa ingintahu manusia dipenuhi degan jawaban yang tidak rasional, beberapa mitos maka mulai timbul dalam diri manusia rasa tidak puas dengan jawaban demikian. Selanjutnya manusia mulai memberdayakan akalnya untuk mencari tahu dan memperoleh manfaat lebih. Pemberdayaan akal ters3ebut dilakukan dengan cara melakukan perenungan refleksi intuitif yang mengarah ke rasional sebagai upaya mencari kebenaran atas jawaban rasa ingin tahunya. Perkembangan filsafat bergerak dari dongeng yang bpenuh dengan tahayul dan mistik menuju kea rah hasil pemikiran rasional. Apakah filsafat akan mengantarkan kita pada suatu kebenaran yang selama ini kita cari ? penjelajahan manusia dalam mencari kebenaran hidup dan kehidupan ini sampailah pada kesepahaman tentang ssuatu kebenaran pada tataran menyatakan kebenaran maka terjadi kesepakatan untyuk tidak sepakat, karena muncul beberapa mishap, yaitu mashab rasionalis, empiris, dan kritisis, mashab rasionalis menyatakan bahwa sesuatu dianggap benar manakala logis. Mashab ini dipeloporo oleh Thales dan mencapai puncak kebenaran pada zaman Socrates Plato dan Aristoteles. Hal demikian berbeda dengan mashab empiris yang menyatakan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, rasti dan benar manakala diperoleh lewat indera. Mashab yang dipelopori oleh Francis Bacon Thomas Hobbes, John locked an David Hume( 1561 1776) ini sepakat bahwa pengetahuan yang benar adalah yang indrawi menurut Jhon Locke semua pengetahuan berasal dari pengalaman. Akal ibarat kertas putih yang ditulis pengalaman melalui proses kerjasama antara refleksi ( pengenalan intuitif dari jiwa) dan sensasi ( pengenalan dari luar ) sehingga lahir ide. Immanuel Kant (1724 1804) sepakat mengakui peran akal empiri . bila keduannya dipadukan dan difungsikan secara benar, empiris berfungsi menangkap objek dan akal berfungsi mengelola tangkapan objek tersebut secara benar maka akan diperoleh pengetahuan yang benar dan akurat. Mashab tersebut lelah banyak membantu manusia dalam mengembangkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.Maka kebenaran adalah suatu nilai utama manusia di dalam kehidupan manusia. Karena dalam kehidupan manusia selalu berusaha untuk memeluk suatu kebenaran . dan maksud dari hidup adalah mencari kebenaran , tentang kebenran plato pernah berkata apakah kebenaran itu ? lalu pada waktu yang tak bersamaan, bahkan jauh belakangan Bradley menjawab; kebenaran itu adalah kenyataan tetapi bukanlah kenyataan ( dos sollen ) itu tidak selalu yang seharusnya ( dos sein ) terjadi. Kenyataan yang terjadi bias saja berbentuk ketidak benaran ( keburukan ).II. Teori Teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. Koherensi, Korespondensi, Pragmatisme , PositivismeIlmu pengetahuan terkait erat dengan pencarian kebenaran, yakni kebenaran ilmiah. Ada banyak yang termasuk pengetahuan manusia namun tidak semua hal itu langsung kita golongkan sebagai ilmu pengetahuan . hanya pengetahuan tertentu, yang diperoleh dari kegiatan ilmiah, dengan metode yang sistematis, melalui penelitian, analisis, dan pengujian data secara ilmiah, yang dapat kita sebut sebagai ilmu pengetahuan. Dalam sejarah filsafat terdapat beberapa teori kebenaran banyak pertanyaan yang muncul menggenai suatu kebenaran yang selama ini kita cari pertanyaan tersebyut ialah. Apakah kebenaran itu ada? Apakah kebenaran ada atau tidak ada? Kebenaran itu apakah kecil atau besar? Bagaimana pandangan kaum skeptic , relative, dan subjektif, dan kaum nehilis tentang kebenaran? Bagaimana paham determenis dan indetermenis ( konseptual, yang kacau) tentang kebenaran? Dan bagaimana teori teori ontology kebenaran untuk menjawab sejumblah pertanyaan yang muncul, maka ada beberapa teori menggenai kebenaran.a) Teori Kebenaran Koherensi Teori hoherensi merupakan teori kebenaran yang menegaskan bahwa suatu proposisi ( peryataan suatu pengetahuan, pendapat, kejadian, atau informasi) akan diakui sahih/ dianggap benar apabila memiliki hubungan dengan gagasan gagasan dari proporsi sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logis sesuai dengan kebutuhan kebutuhan logika. Teori ini juga mendasarkan diri kepada criteria konsistensi suatu argumentasi. Teori ini melihat sesuatu itu dengan benar ketika terdapat adanya konsistensi yang ditangkap subjek yang satu dengan subjek yang lainnya tentang suatu realita yang sama makin konsisten ide ide atau kesan yang ditangkap beberapa subjek tentang sesuatu objek yang sama, makia benarlah ide ide atau kesan itu.b) Teori kebenaran korespondensiTeori korespondensi merupakan teori kebenaran yang menyatakan bahwa suatu pengetahuan itu sahih apabiula proporsi bersesuaian dengan rwealitas menjadi obgjek pengetahuan itu. Kesahihan korespondensi itu memiliki pertalian yang erat dengan kebenaran dan kepastian indrawi dengan demikiamn, kesahihan pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung. Teori ini juga mendasarkan diri kepada criteria tentang kesesuaian antara materi yang dikandung oleh suatu peryataan dengan objek yang dikenai peryataan tersebut. Sesuatu di anggap benar apa bila yang diungkapkan ( pendapat, kejadian, informasi) sesuai dengan fakta ( kesan, ide ide) di lapangan.c) PragmatismePragmatism merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada criteria tentang fungsi atau tidaknya suatu peryataan dalam lingkup ruang dan waktu tertyentu. Teori pragmatism berbeda dengan teori koherensi dan korespondensi yang keduanya berhubungan langsung dengan reality objektif, pragmatisme berusaha menguji kebenaran ide- ide melalui kensekuensi konsekuensi daripada praktik atau pelaksanaanya. artinya ide ide itu belum dikatakan benar atau salah sebelum diuji.d) Positivisme Positivisme dirintis oleh August Comte (1789 1857 ), yang dianggap sebagai Bapak ilmu sosiologi barat. Positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Positivisme sebagai perkembangan empirisme yang ekstrem, adalah pandangan yang menganggap bahwa yang dapat deselediki atau dipelajari hanyalah data data yang nyata atau empirik atau yang mereka namakan positif. Nilai nilai politik social menurut positivisme dapat digeneralisasikan berdasarkan fakta fakta yang diperoleh dari penyelidikan terhadap kehidupaan masyarakat itu sendiri.

III. Penjelasan Dan Kritik Atas Teori Kebenaran1. Teori kebenaran koherensi ( teori keteguhan)Berdasarkan teori ini suatu peryataan dianggap benar atau sahih apa bila peryataan tersebut memiliki hubungan dengan gagasan gagasan sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logis sesuai dengan kebutuhan kebutuhan logika. Dan teori ini juga melihat sesuatu itu dengan benar ketika terdapat adanya konsistensi yang di tangkap subjkek yang satu dengan subjek lainnya tentang suatu realita yang sama. Artinya kita dapat mempertimbangkan atau menganggap benar jika pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang lain telah diterima kebenarannya, yaitu yang koheren menurut logika. Misalnya bila kita menganggap bahwa semua manusia pasti akan mati adalah suatu peryataan benar, maka peryataan bahwa si B seorang manusia dan si B pasti akan mati adalah benar juga, sebab peryataan kedua adalah konsisten dengan peryataan yang pertama.Salah satu kesulitan dan sekaligus kritikan atas teori ini adalahg bahwa karena kebenaran suatu peryataan didasarkan pada kaitan atau kesesuaiannya dengan peryataan lainnya yang sudah lebih dahulu diterima dan diakui sebagai benar. Kita tidak bias melihat suattu kebenaran berdasarakan logika atau ide ide tetapi kita dapat melihat suatu kebenaran berdasarkan fakta atau realitas. Oleh karena itu tidak bisah dibantah bahwa teori teori kebenaran sebagai keteguhan ini penting dalam kenyataan perlu digabungkan dengan teori kebenaran sebagai kesesuaian dengan realitas.2. Teori kebenaran korespondensi ( teori persesuaian )Menurut teori ini kebenaran adalah kesetiaan kepada realita, sesuatu dianggap benar apabila yang diungkapkan ( pendapat, kejadian , informasi) sesuai dengan fakta ( kesan , ide ide ) di lapangan .kita dapat menganggap suatu peryataan itu benar bila persesuaian antara peryataan tentang fakta dan fakta yang berselaran dengan realitas yang sesuai dengan situasi actual. Berarti dalam teori ini kita dfapat menggatakan sesuatu itu benar dengan melihat pada 5 unsur yaitu peryataan, persesuaian, situasi, kenyataan, putusan.3. Teori kebenaran pragmatismeMenurut teori ini kita dapat menggatakan suatu peryataan itu benar apakah peryataan tersebut bersifat fungsional praktik dalam kehidupan manusia. Dan dalam pragmatik yang dapat memuaskan kaum pragmatis yaitu sesuai dengan keinginan dan tujuan, sesuai dengan teruji suatu eksperimen, ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis ( ada ). Kritis atas teori ini adalah kita dapat menggatakan suatu peryataan benar dengan melihat pada fungsi atau tidaknya peryatan tersebut dan dapat memuaskan atau tidak. Karena suatu kebenaran dilihat pada suatu realitas di lapangan atau yang benar terjadi, bukan fungsi atau tidaknya suatu peryataan tersebut.

IV. PenutupKesimpulan Dari beberapa uraian dan ulasan yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa semua teori menggenai kebenaran itu ada dan dipraktekan manusia didalam kehidupan nyata. Dimana masing masing teori mempunyai nilai dalam kehidupan manusia. Dari beberapa teori kebenaran yang saya baca dan saya setujuh dengan teori kebenaran korespondensi yang menyatakan bahwa suatu kebenaran dapat dikatakan benar dengan melihat pada suatu realitas, atau yang benar benar terjadi di lapangan bukan hanya pada logika atau ide ide tertentu.

Daftar PustakaFilsafat Ilmu, Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Oleh Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS. Edisi ke- 2 Yogyakarta Pustaka PelajarFilsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, oleh Prof. Dr.Nina W. Syam, M.S. Edisi Pertama, Desember 2010http://prof-d-1-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64129-filsafat%20ilmu-teori%20kebenaran.htmlhttp://www.biosal.com/2012/06/makalah-filsafat-ilmu-tentang-teori.html

1