pengantar batubara
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 pengantar batubara
1/17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batubara merupakan bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan mati, dan
terbentuk melalui proses yang sangat kompleks, membutuhkan waktu yang sangat lama
(puluhan hingga ratusan juta tahun), serta dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi
fisika, kimia, dan geologi. batubara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang
terbentuk dari tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruh oleh
panas dan tekanan yang berlangsung lama di alam dengan kom- posisi yang
komplek. Proses pembentukanbatubara dapat melalui proses sedimentasi dan skala
waktu ge- ologi. Pada proses sedimentasi, batubara terbentuk dari material
tumbuh-tumbuhan, yang terendapkan di dalam suatu cekungan pada kondisi
tertentu dan mengalami kompaksi serta transformasi baik secara fisik, kimia dan
biokimia. Adapun Parameter-parameter dalam analisa batubara meliputi
!. Analisis " analis dasar, yaitu analisis proximat (Moisture, Ash, Volatile Matter
dan Fixed Carbon).
#. Analisis ultimate (karbon, hydrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen) dan
penentuan unsur-unsur tertentu dalam batubara.
$. Penentuan-penentuan khusus (calorific value, hardgrove grindability index,
abrasion index, ash fushion temperature, ash analysis, klor,dsb).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
!. Apa itu Analisis Pro%imat Batubara &
#. Apa itu Analisis 'ltimat Batubara &
$. Apa itu Analisis ainnya (iscellaneous Analysis ) &
*. Apa saja Parameter Pengujian dalam Analisis Batubara &
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah seabagai berikut
!. 'ntuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam mempelajari Analisis
Batubara.
1
-
7/23/2019 pengantar batubara
2/17
#. 'ntuk membantu mahasiswa dalam mengetahui analisis apa saja yang
digunakan dalam analisis batubara.
BAB II
PEMBAHASAN
2
-
7/23/2019 pengantar batubara
3/17
A. Parameter-arameter Dalam Anal!sa Batu"ara
+egiatan ini meliputi
!. Analisis " analisi dasar, yaitu analisis proximat (Moisture, Ash, Volatile Matter
dan Fixed Carbon)
#. Analisis ultimate (karbon, hydrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen) dan
penentuan unsur-unsur tertentu dalam batubara.
$. Penentuan-penentuan khusus (calorific value, hardgrove grindability index,
abrasion index, ash fushion temperature, ash analysis, klor,dsb).
B. Anal!s!s Pr#ks!mat Batu"ara $Coal Proximate Analysis%
Analisis proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar Moisture (air
dalam batubara) kadar moisture ini mengcakup pula nilai free moisture serta
total moisture, ash (debu), volatile matters (at terbang), dan fixed carbon
(karbon tertambat). oisture ialah kandungan air yang terdapat dalam batubara
sedangkan abu (ash) merupakan kandungan residu noncombustible yang umumnya
terdiri dari senyawa-senyawa silika oksida (i#), kalsium oksida (/a), karbonat,
dan mineral- mineral lainnya,0olatile matters adalah kandungan batubara yang
terbebaskan pada temperatur tinggi tanpa keberadaan oksigen (misalnya
/%1y, 1#, %, dan
3
-
7/23/2019 pengantar batubara
4/17
sebagainya). 2i%ed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat dalam batubara
setelah 3olatile matters dipisahkan dari batubara. +adarfixed carbon ini berbeda dengan
kadar karbon (/) hasil analisis ultimat karena sebagian karbon berikatan membentuk
senyawa hidrokarbon volatile.
!roximate "Moisture, Ash, Volatile Matter,
danFixed
Analisa pro%imate ini berguna untuk menentukan rank batubara, rasio
pembakaran (fuel ratio) dan dapat digunakan untuk mengkon3ersi basis analisa
untuk parameter uji. asing- masing parameter dalam pro%imate memiliki prosedur
tersendiri dalam pengujiannya. oisture in the analysis sampel mengacu padatandar A4 5$!6$ #tandard $est Method for Moisture in the analysis sampel for
coal and coke. Atau dalam standar 7 !!6## mengenai #olid mineral fuels %ard
coal, &etermination of moisture in the general analysis test sample by drying in
nitrogen'
!. &an'ungan A!r $Moisture in Analysis%
Moisture in the analysis merupakan nilai moisture batubara pada saat
setelah batubara tersebut di air drying (diangin-anginkan) pada suhu $8-*8
8/. dan sampel yang digunakan adalah sampel yang lolos ayakan #98
micrometer. ampel batubara dipanaskan pada suhu !89 8/ dibawah aliran gas
nitrogen atau dapat pula dengan air compressed (udara tekan). 5engan
pemanasan ini, air yang ada dalam batubara akan menguap seluruhnya. +arena
kita tahu bahwa titik didih air berada pada !88 8/. assa yang hilang akibat
pemanasan ini dihitung sebagai persen massa terhadap massa awal yangdigunakan, sehingga diperoleh nilai : moisture in the analysis sampel.
4
-
7/23/2019 pengantar batubara
5/17
Pada dasarnya semua parameter itu ditentukan pada sample setelah air
drying sehingga basisnya adalah air dried basis (adb) atau as determined basis
(adb). 'ntuk mengkon3ersi basis adb ke basis lainnya, maka digunakan nilai
Moisture in the analysis sample dengan rumus table kon3ersi. 4able kon3ersi
ini dapat mengacu ada standar A4 5$!;8 #tandard !ractice for Calculating
Coal and Coke Analyses from As &etermined to &ifferent ases. Atau dalam
standar 7 !!68 /oal and coke calculation of analysis to different bases.
+adar air dalam batubara akan menurunkan panas per-kg batubara,
dalam batubara kandungannya antara 8,9: -!8: dari beratnya. Analisa kadar
air dilakukan dengan menempatkan sampel batubara yang telah dihaluskan
sampai ukuran #88 mikron dalam krus terbuka, lalu dipanaskan dalam o3en
pada suhu !8;
-
7/23/2019 pengantar batubara
6/17
tandar 7nternasional (7), Br!t!sh (B), Austral!a (A) dan
Amer!ka (A4) menetapkan bahwa kondisi pendekatan yang dipergunakan
tersebut adalah kondisi dengan tingkat kelembaban antar =>: sampai =6:
dengan suhu $88/.
(. )at Ter"ang $*#lat!le Matter%
Volatile Matter (0) adalah banyaknya at yang hilang bila sampel
batubara dipanaskan pada suhu dan waktu yang telah ditentukan (setelah
dikoreksi dengan kadar moisture). uhunya adalah =888
/, dan waktunya 6
menit tepat. Moisture berpengaruh pada hasil penentuan 0 sehingga sampelyang dikeringkan dengan o3en akan memberikan hasil yang berbeda dengan
sampel yang dikeringkan di udara. 2aktor- faktor yang mempengaruhi hasil
penentuan 0 ialah suhu, waktu, kecepatan, pemanasan, penyebaran butir (sie
distibition) dan ukuran partikelnya.
Bahan yang mudah menguap dari batubara adalah
ethana, 1idrokarbon, 1idrogen, /#, /, dan ?. +adar 0 akan
berbanding lurus dengan nyala api dan membantu dalam memudahkan
penyalaan batubara. +adarnya terentang antara #8-$9: dari berat batubara.
ampel batubara ditimbang dan ditempatkan pada krus tertutup lalu dipanaskan
dlam tanur pada suhu =888/ !9. ampel didinginkan dan ditimbang.
+ehilangan berat adalah kadar 0.
+. &an'ungan M!neraln,a $Ash Content%
+andungan abu akan terbawa bersama gas pembakaran melaluiruang bakar dan daerah kon3ersi dalam bentuk abu terbang (fly ash) yang
jumlahnya mencapai ;8 persen dan abu dasar sebanyak #8 persen. emakin
tinggi kadar abu, secara umum akan mempengaruhi tingkat pengotoran
(fouling), keausan, dan korosi peralatan yang dilalui. Batubara sebenarnya tidak
mengandung abu,tetapi mengandung at organic yang berupa mineral. Abu
merupakan kotoran yang tidak akan terbakar, parameter ini berguna untuk
penentuan efesiensin pembakaran.
6
-
7/23/2019 pengantar batubara
7/17
Abu merupakan residu anorganik hasil pembakaran batubara ,
terdiri dari oksida-oksida logam seperti 2e#$,g, ?a#, +#, dan
sebagainya.5an juga mengandung logam oksida-oksida non logam seperti
i#,P#9, dan lain-lain.
. Fixed Carbon
Fixed Carbon adalah karbon dalam keadaan bebas yang tidak
terikat dengan elemen lain. +andungan fi%ed carbon dapat memberikan
gambaran kasar atas nilai kalor batubara. Pada prakteknya penentuan kadar 2/
adalah dengan rumus
!88 :-(: @:0@:A)
2i%ed carbon tidak dapat dihitung melalui pengujian secara laboratorium,
melainkan hasilnya didapatkan dari hasil perhitungan jenis analisa proximate
lainnya adalah pengurangan dari kadar abu, kadar air dan kadar at terbang.
Berikut adalah beberapa istilah dalam perhitungan energy dalam pertambangan
a. B/'A 2ormula singkatan dari British /oal 'tiliation esearh
Association formula yaitu rumus untuk menghitung bahan mineral dalam
batubara (ineral atter (:)C !,!A (Ash) @ 8,89$ (sulphur) @ 8,6*
/#" 8,$>
b. BD C Barrel of il DEui3alen. ! BD setara dengan 8,#88* 4on batubara.
c. B4'CBritish 4hermal 'nit yaitu jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu ! pon air sebanyak !8
2ahrenheit untuk berat jenis
maksimum (C !) pada suhu $=,!8
2. ! B4' eEui3alen dengan !89*,$9
Foule atau eEui3alen dengan 8,#9!== kcal.
7
-
7/23/2019 pengantar batubara
8/17
C. Anal!s!s Ult!mat Batu"ara $Coal Ultimate Analysis%
Analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kadar karbon (/), hidrogen
(1), oksigen (), nitrogen, (?), dan sulfur () dalam batubara. eiring
dengan perkembangan teknologi, analisis ultimat batubara sekarang sudah dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah. +andungan ksigen mungkin merupakan
indikator yang paling signifikan dari sifat kimia batubara, yaitu untuk
keperluan penerapannya di pembakaran, pencairan, dan pengkokasan, serta
untuk menentukan peringkat. +andungan oksigen secara tradisi dihitung sebagai
oxygen by different ( diff) yaitu porsi sisa batubara setelah dikurangi /, 1, ?
dan . +andungan oksigen diperoleh secara tidak langsung sehingga
mengakumulasi semua kesalahan yang terjadi dalam analisis unsur, dan dalam
penentuan basis mineral-matter atau basis bebas mineral matter.
Struktur Unsur Batu"ara
Analisa ultimat ini sepenuhnya dilakukan oleh alat yang sudah
terhubung dengan komputer. Prosedur analisis ultimat ini cukup ringkasG cukup
dengan memasukkan sampel batubara ke dalam alat dan hasil analisis akan muncul
kemudian pada layar komputer.
alah satu metode standar yang digunakan untuk coal ultimate analysis
adalah A4 5$!6>-8= tandard Practice for 'ltimate Analysis of /oal and /oke.
Penggunaan analisis ini sebagai berikut
8
-
7/23/2019 pengantar batubara
9/17
?ilai karbon dan hidrogen dapat digunakan untuk menentukan jumlah
oksigen (udara) yang diperlukan dalam proses pembakaran dan untuk
perhitungan efisiensi proses pembakaran.
Penentuan karbon dan hidrogen dapat digunakan dalam perhitungan
material balance, reakti3itas dan hasil produk yang rele3an dengan proses kon3ersi
batubara seperti gasifikasi dan pencairan.
?ilai karbon dan nitrogen dapat digunakan dalam perhitungan material balance
yang digunakan untuk tujuan perhitungan emisi.
. N!la! Sulhur a'a Batu"ara
5i dalam batubara, sulfur bisa berupa bagian dari material
carbonaceous atau bisa berupa bagian mineral seperti sulfat dan sulfida. Has
sulfur dioksida yang terbentuk selama pembakaran merupakan polutan yang
serius. +ebanyakan negara memiliki peraturan mengenai emisi gas tersebut ke
atmosfir. atu persen adalah limit kandungan sulfur dalam batubara yang
banyak dipakai oleh negara-negara pengguna batubara. +andungan yang
tinggi dalam coking coal tidak diinginkan karena akan berakumulasi di dalam
cairan logam panas sehingga memerlukan proses desulfurisasi.
ulfur dalam batubara terdapat dalam tiga bentuk, yaitu pyritic sulphur,
sulphate sulphur dan organic sulphur. Analisis forms of sulphur dilakukan
untuk mengetahui komposisi penyusun sulfur. *rganic sulphur terdapat padaseluruh material carbonaceous dalam batubara dan jumlahnya tidak dapat
dikurangi dengan teknik pencucian
ulfur dalam bentuk pyritic dan sulphate merupakan bagian dari
mineralmatter yang terdapat dalam batubara yang jumlahnya kemungkinan
masih dapat dikurangi dengan teknik pencucian. Persen pyritic dan sulphate
sulphur didapat melalui analisis di laboratorium, sedangkan organic sulphur
9
-
7/23/2019 pengantar batubara
10/17
didapat dengan cara mengurangi : total sulphur dengan pyritic dan sulphate
sulphur (#(o) C $#-#(p)-#(s)).
(. &ar"#n / Car"#nate Car"#n'!#0!'e
Penetapan carbonate carbondioxide dilakukan untuk mendapatkan
angka yang dapat dipergunakan sebagai pengoreksi hasil penetapan karbon,
sehingga karbon yang dilaporkan hanyalah karbon organik (organic carbon).
Penetapan carbonate carbondioxide tidak perlu dilakukan pada contoh batubara
derajat rendah (bro+n coal dan lignite), karena batubara derajat rendah atau
lo+er rank coalbersifat asam sehingga carbonate carbonnya akan kosong.
+. &l#r!n / Chl#r!ne
Chlorine adalah salah satu elemen batubara yang dapat menimbulkan
korosi (pengkaratan) dan masalah foulingslagging (pengkerakkan) pada ketel
uap. +adar chlorine lebih kecil dari 8.#: dianggap rendah, sedangkan kadar
chlorine lebih besar dari 8.9: dianggap tinggi. Adanya elemen chlorine
selalu bersama-sama dengan adanya elemen natrium.
. 1#s2#r / Ph#s#rus
Adanya phosphorus (posfor) di dalam coking coal sangat tidak
diinginkan karena dalam peleburan baja, phosphorus akan berakumulasi dan
tinggal dalam baja yang dihasilkan. Baja yang mengandung phosphorus tinggi
akan cepat rapuh. !hosphorus juga dapat menimbulkan masalah pada
pembakaran batubara di ketel karenaphosphorus dapat membentuk deposit
D. Anal,s!s la!nn,a 3M!s4ellane#us Anal,s!s5
5isamping +edua jenis analisis pada batubara diatas, masih banyak lagi jenis
analisis lainnya yang dapat dipergunakan terutama berkaitan dengan penggunaan
batubara. Analisis lain-lain ini disebut Iiscellaneous AnalysisJ. 5alam
melakukan analisis tersebut harus memahami teknik Parameter Pengujian Batubara.
Parameter Penguj!an Batu"ara 6
10
-
7/23/2019 pengantar batubara
11/17
5idalam analisis lain-lain terdapat beberapa Parameter yang akan dianalisis atau
diuji untuk menentukan kualitas dan determinasi. Antara lain
a. ?ilai +alor Batubara (/alorific 0alue)
b. +etergerusan +emampuan Herus (1ardgro3e Hrindability 7nde%)c. 4itik eleh Abu ( Ash 2usion 4emperature )
d. /rucible welling ?umber and oga 7nde%
e. Analisis Abu ( Ash Analysis )
f. Abrasion 7nde%
g. 4race Dlement
h. Hray +ing /oke
i. Audibert Arnu 5ilatometry
j. /aking and /oking Analysis Properties.
Berikut adalah Penjabaran untuk Parameter-parameter pengujian Batubara 4ersebut
. N!la! kal#r $Cal#r!2!4 *alue%
?ilai kalor kotor (gross /0) ditentukan dengan membakar sejumlah
batubara pada kondisi terkontrol (biasanya dalam kalorimeter) dimana air yang
terbentuk berada dalam bentuk likuid pada akhir proses.
?ilai kalor bersih (net /0) adalah nilai kalor kotor yang dikoreksi
dengan panas laten penguapan air yaitu dengan mengurangkan 96# kalg (!8$8
btulb) air untuk setiap satuan berat batubara dari nilai kalor kotor. ?et /0
penting untuk pasar komersial karena memberikan estimasi yang lebih akurat
dari /0 batubara pada kondisi actual. 1arga ini dapat dihitung dari gross /0
atau sebaliknya bila diketahui kandungan air serta hydrogen dalam batubara.
Calorivic value adalah jumlah panas yang dihasilkan oleh pembakaran contoh
batubara di laboratorium
Perhitungan nilai kalor batubara
DUL7N8 Btu/l" 9 .: C ; $H ? 7/>% ;=: S
(. Har'gr#@e 8r!n'a"!l!t, In'e0
%ardgrove grindbility index (%-.) adalah indeks yang menggambarkan
tingkat kemudahgerusan batubara oleh alat penggerus (pulverier) di lapangan,
yang proses pembakaran batubaranya menggunakan partikel batubara halus (69
micron) yang biasa disebut denganpulveried fuel (pf).
1arga%-. diperoleh dengan menggunakan rumus
11
-
7/23/2019 pengantar batubara
12/17
%-. C !$.> @ >.=$/
/ adalah berat dalam gram dari batubara lembut berukuran #88 mesh.
emakin tinggi nilai %-. suatu batubara semakin mudah batubara tersebut
digerus. emakin tinggi rank batubara, semakin tinggi juga nilai %-.-nya,
kecuali anthracite. %-. tidak bersifat aditif, artinya apabila kita mempunyai dua
jenis batubara yang nilai %-.-nya berbeda, kemudian dicampurkan dengan
komposisi tertentu, nilai batubara tidak bisa dihitung berdasarkan komposisi
pencampuran tersebut. ?ilai %-. campuran cenderung ke arah nilai yang lebih
kecil.
+. Ash 2us!#n temerature
Ash fusion temperature (AF$) adalah analisis yang dapat menggambarkan
sifat pelelehan abu batubara yang diukur dengan mengamati perubahan bentuk
contoh abu yang telah dicetak berupa kerucut, selama pemanasan bertahap.
Analisis biasanya dilakukan dengan dua kondisi pemanasan, yaitu kondisi
oksidasi dan kondisi agak reduksi. Pada kondisi reduksi, pemanasan dilakukan
dalam tabung pembakaran yang dialiri oleh campuran 98: gas hidrogen dan
98: gas karbondioksida, sedangkan pada kondisi oksidasi pemanasan
dilakukan dalam tabung pembakaran yang dialiri oleh !88: gas
karbondioksida.
Pengamatan sifat pelelehan ini umumnya dilakukan pada suhu =88o
/
sampai dengan !>88o
/. Pengamatan dicatat dan dilaporkan pada saat contoh abu
meleleh dan berubah menyerupai profil standar yang telah tersedia. Analisis
yang dilakukan pada kondisi oksidasi umumnya mendapatkan hasil yang
lebih tinggi daripada yang dilakukan pada kondisi reduksi. 1al ini tergantung
dari kandungan komponen tertentu dalam abu tersebut, sebagai contoh,
komponen besi oksida yang mempunyai efek pelelehan yang berbeda pada
kondisi oksidasi dengan pada kondisi reduksi.
12
-
7/23/2019 pengantar batubara
13/17
Batubara yang abunya memiliki AF$ yang tinggi (initial deformation K
!$98o/), sangat cocok dipergunakan pada operasi dengan sistem
penangananpembuangan abu berupa padatan kering, sedangkan batubara yang
abunya memiliki AF$ rendah (flo+01234o
C) sangat cocok dipergunakan pada
operasi dengan sistem penangananpembuangan abu berupa lelehan.
. Cru4!"le Sell!ng Num"er an' R#ga In'e0
Crucible s+elling number (C#5) adalah salah satu tes untuk mengamati
caking properties batubara, yang paling sederhana dan mudah dilakukan.
Caking adalah sifat yang menggambarkan kemampuan batubara membentuk
gumpalan yang mengembang selama proses pemanasan. 6oga index adalah
indeks yang didapat dari salah satu tes caking yang disebut roga test. 4es
ini untuk mengukur caking po+er. 7ndeks ini dipergunakan dalam
klasifikasi batubara internasional sebagai alternatif dari crusible s+elling
number. 7ndeks ini dapat diperbandingkan dengan perkiraan di bawah ini.
Per"an'!nganIndex Crucible Swelling Number 'anRoga Index
Crucible swelling number Roga index
8 " L 8 " 9
! " # 9 " #8
# L - * #8 " *9
K * K *9
:. Ash Anal,s!s
alah satu faktor penting pada pemakaian batubara dan kokas dalam industri
adalah sifat mineralnya pada proses pembakaran. 5engan mengetahui sifat-sifat
tersebut, proses pemakaian batubara dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
masalah yang mungkin timbul dapat diantisipasi dengan baik, misalnya masalah
penangana n dan pembuangan ash (abu), fly ash (partikel abu halus yang ikut terbang
bersama-sama asap dan sisa pembakaran lainnya), clinker, dan slag (cairan kerak).
13
-
7/23/2019 pengantar batubara
14/17
elain itu faktor ini sering juga sering dipergunakan sebagai arahan dalam memilih
bahan bakar batubara yang cocok untuk suatu industri.
Penggambaran sifat ini, secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung
rasio kelompok unsur tertentu yang terkandung dalam batubara, yang mana kemudian
dikenal dengan istilah slagging dan fouling factor. #lagging adalah masalah yang
timbul pada proses pembakaran batubara dimana abunya meleleh dan membentuk
kerak yang menempel pada dinding dalam ruang pembakaran dan pada pipa-pipa
superheater yang berjarak renggang, yang sulit untuk dibersihkan sehingga
mengakibatkan berkurangnya penyaluran panas.
Fouling adalah masalah yang timbul pada proses pembakaran dimana abu halusyang mengandung sodium menguap bersama-sama sulphur dan berakibat sama seperti
slagging. #laggingfouling factor adalah sebuah indeks yang dihitung baik dari data
ash analysis maupun dari data ash fusion temperature yang dapat memberikan
indikasi seberapa jauh kecenderungan batubara tersebut menimbulkan masalah
slaggingfouling selama proses pembakaran.
-
7/23/2019 pengantar batubara
15/17
. Tra4e Element
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur dalam batubara yang
dianggap berbahaya terhadap lingkungan. Fumlahnya kecil, misalnya merkuri, arsen,
selenium, fluorine, cadmium dsb.
>. 8ra, &!ng C#ke
-ray7ing coke type adalah analisis untuk mengamati coking coal. Coking
adalah sifat yang berhubungan dengan perilaku batubara selama proses carbonisation
(proses pembuatan coke secara komersial) serta sifat coke yang dihasilkannya. 4es ini
dilakukan pada tingkat pemanasan yang lambat yang lebih mirip dengan tingkat
pemanasan pada coke oven'
. Au'!"ert Arnu D!lat#metr,
Pada proses karbonisasi, batubara pada awalnya umumnya mengkerut,
kemudian mengembang ketika 3olatile matter mulai menguap, dan akhirnya
terbentuklah gumpalan kokas. Perubahan 3olume yang terjadi pada proses ini sangat
penting untuk diketahui, agar penentuan jumlah batubara konsumsi coke oven dapat
dilakukan dengan tepat sehingga prosesnya menjadi aman. 7nformasi ini pun penting
diketahui dalam proses pencampuran beberapa batubara untuk operasi pembuatan
kokas ko mersial. AudibertArnu dilatometry adalah alat untuk mengukur perubahan
3olume yang terjadi pada proses karbonisasi tersebut.
=. Cak!ng an' C#k!ng Anal,s!s Pr#ert!es
Caking dan coking properties adalah sifat atau perilaku batubara pada saat
dipanaskan serta sifat coke yang terbentuk dari pemanasan tersebut. Caking adalahsifat yang menggambarkan kemampuan batubara membentuk gumpalan yang
mengembang selama proses pemanasan. 4es ini dilakukan pada tingkat pemanasan
yang cepat. 4es untuk mengukur sifat caking ini adalah crucible s+elling number
(disebut juga denganfree s+elling index (A#$M), dan coke button index) dan caking
po+er yang diukur dengan roga test.
Coking adalah sifat yang berhubungan dengan perilaku batubara selama proses
carbonisation (proses pembuatan coke secara komersial) serta sifat coke yang
15
-
7/23/2019 pengantar batubara
16/17
dihasilkannya. 4es ini dilakukan pada tingkat pemanasan yang lambat yang lebih mirip
dengan tingkat pemanasan pada coke oven. 4es untuk mengukur sifat coking ini adalah
-rayking coke type, dilatometry (AudibertArnu),plastometry (-ieseler). elain untuk
memperkirakan potensi batubara dalam pembuatan coke, kedua sifat ini juga penting
dalam pengklasifikasian batubara.
16
-
7/23/2019 pengantar batubara
17/17
BAB III
&ESIMPULAN
A. &es!mulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut
!. 5alam analisis batubara ada tiga parameter yang digunakan yaitu analisis
proksimat batubara, analisis ultimat batubara, dan analisis lainnya
Iiscellaneous AnalysisJ.
#. Parameter-parameter dalam pengujian batubara ada beberapa yaitu sebagai
berikut
a. ?ilai +alor Batubara (/alorific 0alue)b. +etergerusan +emampuan Herus (1ardgro3e Hrindability 7nde%)
c. 4itik eleh Abu ( Ash 2usion 4emperature )
d. /rucible welling ?umber and oga 7nde%
e. Analisis Abu ( Ash Analysis )
f. Abrasion 7nde%
g. 4race Dlement
h. Hray +ing /oke
i. Audibert Arnu 5ilatometry
j. /aking and /oking Analysis Properties.
17