pengalengan ikan segar

14
PENGALENGAN IKAN SEGAR Pengalengan merupakan cara pengawetan bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat dan disterilkan dengan panas. Cara pengawetan ini merupakan yang paling umum dilakukan karena bebas dari kebusukan, serta dapat mempertahankan nilai gizi, cita rasa dan daya tarik. Proses pemanasan kaleng yang dianggap aman adalah yang dapat menjamin bahan makanan tersebut telah bebas dari karena bakteri tersebut menghasilkan toksin yang mematikan dan paling tahan terhadap pemanasan. Pengalengan merupakan suatu Clotridium botulinum pengolahan makanan dimana produk dikemas dalam kaleng dengan tujuan untuk meningkatkan daya simpan produk tersebut. Peningkatan daya simpan terjadi karena dalam pengolahan menggunakan suhu tinggi dan sistem pengemasan yang kedap udara. - Mekanisme Pengalengan Pengalengan bahan pangan pada prinsipnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Bahan pangan dikemas dulu secara hermetis, baru kemudian dipanaskan. 2. Bahan pangan dipanaskan lebih dahulu baru dikemas (dipak) secara hermetis baik setelah dingin maupun panas. Penggunaan kemasan secara dingin itu sering disebut sebagai pengalengan aseptis. - Penutupan Kaleng Mesin penutup kaleng memiliki empat bagian penting yang berhubungan langsung dengan proses penutupan. Keempat bagian itu adalah: 1. Seaming chuck Merupakan bagian yang berbentuk lempeng atau piringan bulat yang ukurannya tepat seperti tutup kaleng (memiliki ukuran yang sama seperti bagian counter sink). Adapun fungsi seaming chuck ini adalah untuk menahan kaleng body agar tidak meleset pada operasi penutupan oleh rol pertama dan kedua. 2. Can lifter plate Merupakan lempengan bulat yang menyangga kaleng dari bawah sehingga bagian atas kaleng menempel pada seaming chuck dan tepat berada pada posisi operasi rol pertama dan kedua.

Upload: graita

Post on 26-Jun-2015

2.149 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGALENGAN IKAN SEGAR

PENGALENGAN IKAN SEGAR

Pengalengan merupakan cara pengawetan bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat dan disterilkan dengan panas. Cara pengawetan ini merupakan yang paling umum dilakukan karena bebas dari kebusukan, serta dapat mempertahankan nilai gizi, cita rasa dan daya tarik. Proses pemanasan kaleng yang dianggap aman adalah yang dapat menjamin bahan makanan tersebut telah bebas dari karena bakteri tersebut menghasilkan toksin yang mematikan dan paling tahan terhadap pemanasan.

Pengalengan merupakan suatu Clotridium botulinum pengolahan makanan dimana produk dikemas dalam kaleng dengan tujuan untuk meningkatkan daya simpan produk tersebut. Peningkatan daya simpan terjadi karena dalam pengolahan menggunakan suhu tinggi dan sistem pengemasan yang kedap udara.- Mekanisme PengalenganPengalengan bahan pangan pada prinsipnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Bahan pangan dikemas dulu secara hermetis, baru kemudian dipanaskan. 2. Bahan pangan dipanaskan lebih dahulu baru dikemas (dipak) secara hermetis baik setelah dingin maupun panas. Penggunaan kemasan secara dingin itu sering disebut sebagai pengalengan aseptis.- Penutupan KalengMesin penutup kaleng memiliki empat bagian penting yang berhubungan langsung dengan proses penutupan. Keempat bagian itu adalah:1. Seaming chuckMerupakan bagian yang berbentuk lempeng atau piringan bulat yang ukurannya tepat seperti tutup kaleng (memiliki ukuran yang sama seperti bagian counter sink). Adapun fungsi seaming chuck ini adalah untuk menahan kaleng body agar tidak meleset pada operasi penutupan oleh rol pertama dan kedua.2. Can lifter plateMerupakan lempengan bulat yang menyangga kaleng dari bawah sehingga bagian atas kaleng menempel pada seaming chuck dan tepat berada pada posisi operasi rol pertama dan kedua.3. First operation seaming rollPada alat penutup kaleng double seamer, proses penutupan kaleng yang sebenarnya dilakukan oleh dua pasang rol yang posisinya saling bersilangan. Rol pertama ini ada dua (sepasang) yang posisinya adalah saling diagonal. Rol pertama memiliki lekukan yang lebih dalam dan lebar yang berfungsi untuk membentuk keliman awal.4. Second operation seaming rollIni adalah rol kedua yang berfungsi untuk menyempurnakan hasil dari rol pertama. Rol kedua ini memiliki lekukan yang dangkal dan sempit sehingga menghasilkan keliman ganda yang lebih rapat.- Pada prinsipnya operasi penutupan kaleng dilakukan sebagai berikut:Kaleng diletakkan tepat ditengah-tengah lifter, pada saat pedal ditekan lifter akan naik sehingga kaleng melekat pada seaming chuck, yang mana pada seaming chuck telah terdapat tutup kaleng.Rol pertama mulai bekerja, sambil berputar rol pertama akan mendekati posisi tutup kaleng. Karena lekukan pada rol pertama, maka tutup kaleng akan melipat ke bawah. Keliman pertama terbentuk. Setelah rol pertama mengelilingi seluruh bagian tutup kaleng maka rol pertama akan menjauhi tutup kaleng.

Page 2: PENGALENGAN IKAN SEGAR

Setelah itu rol kedua yang berputar akan mendekati tutup yang telah dilipat oleh rol pertama tadi, karena lekukanya lebih sempit dan dangkal maka keliman yang terbentuk oleh rol kedua ini akan lebih rapat.Setelah rol kedua menyelesaikan tugasnya maka akan segera menjauhi chuck dan lifter bersama kaleng yang telah tertutup akan turun, dan selesailah operasi penutupan kaleng tersebut. Seluruh operasi penutupan kaleng memerlukan waktu sekitar 10 detik

http://agrokompleksonline.blogspot.com/2009/05/pengalengan-ikan-segar.html

Selasa, 10 September, 2002 oleh: Gsianturi

Bakteri Mematikan Dalam Makanan Kaleng..!Gizi.net - Kemajuan teknologi pangan yang pesat mendorong pertumbuhan industri makanan kaleng di Indonesia. Bagaimana kiat memilih makanan dalam kaleng agar terhindar dari penyakit yang ditularkan lewat makanan (foodborne disease)?

Ketika sudah letih bekerja dan bingung mau masak apa, makanan kaleng menjadi pilihan praktis. Bahkan, di hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru berbagai makanan kaleng yang dikemas dalam keranjang parsel bisa menjadi penyerta kartu ucapan selamat.

Namun demikian kerap orang bertanya, amankah mengkonsumsi produk makanan awetan ini dari segi kesehatan?

Makanan kaleng adalah produk olahan pangan yang sudah diawetkan agar tahan lama. Di dalam bukunya yang sangat terkenal, Thermobacteriology in Food Processing, Prof. Dr. C.R. Stumbo mengatakan bahwa makanan yang dikalengkan secara hermitis (penutupannya sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air, mikrobia atau bahan asing lain) merupakan produk teknologi pengawetan yang sudah lama dikenal.

Teknologinya ditemukan Nicholas Appert, sekitar 200 tahun lalu lewat riset pengalengan buah-buahan, sayuran dan daging dengan pemanasan (sterilisasi komersial). Atas karyanya yang luar biasa itu -fenomena pemanasan saat itu menjadi perdebatan ilmuwan tingkat dunia- Appert memperoleh hadiah 12.000 Franc dari pemerintah Prancis.

Proses SterilisasiMakanan yang diawetkan dengan proses sterilisasi komersial, masih mengandung mikroba tetapi tidak dapat tumbuh pada kondisi penyimpanan yang normal.

Proses sterilisasi ini merupakan upaya penghancuran mikroba patogen beserta sporanya. Karena ada spora bakteri tertentu yang tahan terhadap suhu tinggi, sterilisasi harus dilakukan pada suhu 2500F (1210C) dengan menggunakan uap panas (autoklav) selama 15 menit.

Produk selanjutnya ditutup secara hermitis sehingga tidak memberi kesempatan mikroba masuk kembali. Lamanya pemanasan dan tingginya suhu sangat tergantung pada derajat keasaman (pH) produk. Semakin rendah pH produk, misalnya sari buah, makin rendah suhu pemanasan yang digunakan.

Dengan pengolahan yang aseptik, makanan kaleng memiliki daya simpan (shelf life)

Page 3: PENGALENGAN IKAN SEGAR

yang lama, sekalipun tidak menggunakan bahan pengawet. Tetapi, seperti sifat makanan pada umumnya, makanan kaleng tetap mengalami penurunan mutu seiring dengan lamanya penyimpanan.

Daya simpan diberi batasan sebagai kisaran waktu sejak selesai pengolahan di pabrik sampai konsumen menerima produk tersebut dalam kondisi mutu yang baik.

Tidak satu jenis makanan pun yang memiliki daya simpan tak terbatas alias memiliki mutu yang baik sepanjang segala abad, meski sudah mengalami pengolahan dengan teknologi tinggi seperti HTST (high temperature short time) atau UHT (ultra high temperature) pada susu ultra, serta pembekuan dan bahkan freeze drying. Ini artinya, tidak ada jaminan sehat mengkonsumsi makanan kaleng.

Bakteri BerbahayaPenurunan mutu makanan kaleng bergantung pada sifat bahan, suhu sterilisasi dan kondisi udara dalam head space-nya. Semakin lama disimpan, semakin rendah daya simpannya (shelf life loss). Kemunduran daya simpan ini disebut kadaluwarsa. Bila menggunakan bahan baku yang baik, proses pemanasan sempurna dan bahan pengemas yang tidak berbahaya, maka daya simpan makanan kaleng dapat mencapai tiga tahun.

Makanan kaleng biasanya tidak menuntut kondisi penyimpanan tertentu, dalam arti dapat disimpan pada suhu kamar dan di segala tempat. Namun, penyimpanan pada suhu rendah dan kering dapat memperpanjang masa simpan. Di sisi lain penyimpanan pada tempat yang lembab dan basah dapat melahirkan proses pengkaratan yang tidak diinginkan.

Kerusakan yang lain dapat terjadi karena kurang sempurnanya pengolahan. Misalnya, selama proses sterilisasi, terjadi kebocoran kecil pada sambungan kaleng yang menggelembung, tetapi kemudian tertutup kembali setelah pendinginan.

Bila dalam proses pendinginannya digunakan air kurang bersih, dapat dipastikan mikroba pembusuk akan hadir dalam kaleng melalui lobang kecil tersebut. Pada gilirannya, bila kondisi penyimpanan mendukung maka bakteri tersebut akan tumbuh dan berkembang biak dan kelak memproduksi racun.

Bisa Menyebabkan KematianAda beberapa hal yang harus diwaspadai supaya kita terhindar dari toksin (racun) Clostridium botulinum yang kerap hadir dalam makanan kaleng. Bakteri yang berbahaya ini umumnya menyukai tempat-tempat yang tidak ada udara (anaerobik) dan mampu melindungi diri dari suhu yang agak tinggi (termofilik) dengan jalan membentuk spora. Cara hidup yang demikian memungkinkan bakteri ini dapat hidup pada makanan kaleng, terutama pada jenis-jenis makanan yang bahan bakunya daging, ikan, sayur yang pHnya di atas 4,6 alias nilai keasaman relatif rendah.

Bila kondisi pertumbuhannya sesuai, toksin botulinum yang sangat berbahaya itu bisa dihasilkan. Jika dikonsumsi maka racun tersebut akan menyerang susunan saraf dan dampaknya bisa melumpuhkan, menyulitkan pernapasan serta menyebabkan kematian. @

Posman Sibuea, Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Unika Santo Thomas SU, Medan.

Lima Kelompok Kerusakan

Page 4: PENGALENGAN IKAN SEGAR

Makanan kaleng yang sudah mulai mengalami kerusakan atau kebusukan dapat dilihat dari kondisi kaleng yang sudah mengalami penggembungan. Namun, ada juga yang tidak terdekteksi dari luar, karena kedua ujung kaleng datar. Kerusakan produk makanan kaleng yang perlu diwaspadai, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam yang menusuk. Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi. Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung kaleng ditekan, ujung lainnya akan cembung. Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen, sedang ujung yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan. Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga masih bisa ditekan sedikit ke dalam. Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari. @Kiat Mengkonsumsi Tanpa Was-was..!

Kiat sehat mengkonsumsi makanan kaleng, paling tidak harus mempertimbangkan lima hal berikut: Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor. Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi. Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa. Makanan kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah tak sama dengan produk awalnya. Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang. @

Sumber:Kompas, 10 September 2002http://www.kompas.com/kesehatan/news/0209/10/210456.htm

KerusakanKaleng

•Droop: terjadi karena body hookterlalu panjang, operasi per-tama terlalu longgar, penyolderan sambungan Seam tajam: terjadikarenatutuptertekankeataspadasaatprosespenutupan.•Patah: terjadikarenacacatpadaseaming chuck, roll pertamaataukeduadisetelterlalukencang, kerusakanroll, solder berlebihan, produkdalamseam, tekananberlebihandaribase plate.Copyright @ Departemen Ilmu & Teknologi Pangan – IPB http://www.unhas.ac.id/gdln/dirpan/pengalengan/Topik4/PPT/Sub-topik%204-2.pdf

Kerusakan Kaleng

Kerusakan kaleng dapat menyebabkan tidak tercapainya kondisi hermetis di dalam kaleng. Kerusakan kaleng dapat terjadi oleh hal-hal berikut ini:

Page 5: PENGALENGAN IKAN SEGAR

1. Droop: terjadi karena body hook terlalu panjang, operasi pertama terlalu longgar, penyolderan sambungan terlalu tebal, kerusakan pada roll pertama, produk, sealing compound, atau cacat pada body flange atau end curl.

2. Vee atau Lip: ketidakteraturan pada double seam karena tidak cukup atau tidak ada overlap. Kemungkinan yang menyebabkan sama dengan droop.

3. Seam tajam: terjadi karena tutup tertekan ke atas pada saat proses penu-tupan.

4. Patah: terjadi karena cacat pada seaming chuck, roll pertama atau kedua disetel terlalu kencang, kerusakan roll, solder ber-lebihan, produk dalam seam, tekanan berlebihan dari base plate.

5. Jumped seam atau jump-over.

6. Deadhead atau spinner

7. Seam salah

8. Can body buckling

Penanganan Kemasan Dalam Proses Termal P. Hariyadi, F. Kusnandar, dan N. Wulandari http://www.unhas.ac.id/gdln/dirpan/pengalengan/Topik4/Modul/Topik%204%20Kemasan.pdf

Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

Page 6: PENGALENGAN IKAN SEGAR

Interaksi bahan pangan atau makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi bahan pangan tersebut, antara lain :

1. Interaksi massa :– Kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll).– Kontaminasi serangga.– Penambahan air atau menguapnya air.– Benturan / gesekan.

2. Interaksi cahaya :– Oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dll.

3. Interaksi panas :– Terjadi gosong, perubahan warna.– Rusaknya nutrisi, case hardening dll.

Fungsi Pengemasan

Mengatur interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan.

Tujuan Pengemasan

Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang. Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah. Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan. Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan. Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan. Mendukung perkembangan makanan siap saji. Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.

Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :

Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu. Metode atau teknik Pengemasan bahan pangan harus tepat. Pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.

Persyaratan Bahan Pengemas :

Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.

Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan).

Page 7: PENGALENGAN IKAN SEGAR

Harus kedap air. Tahan panas. Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.

Jenis-jenis Bahan Pengemas

1. Untuk wadah utama (pengemas yang berhubungan langsung dengan bahan pangan) :

Kaleng/logam Botol/gelas Plastik Kertas Kain Kulit, daun, gerabah, bambu, dll

2. Untuk wadah luar (pelindung wadah utama selama distribusi, penjualan, atau penyimpanan) :

Kayu Karton

Kain Blacu

Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg.

Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan murah harganya.

Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.

Kertas

Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak.

Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.

Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.

Page 8: PENGALENGAN IKAN SEGAR

Gelas

Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina. Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan) Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu) Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat). Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang

peka terhadap sinar. Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax)

dan silika yang halus.

Metal / Logam

Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium. Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian

dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email. Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email

adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.

Aluminium

Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih ringan dibanding baja.

Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan. Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida. Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder

sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.

PlastikPenggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.

Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan, polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester, poliamida, dan polietilentereptalat (PET).

Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE),

Page 9: PENGALENGAN IKAN SEGAR

dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.

Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak.

Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.

Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.

Edible film

Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.

Karton

Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.

Bahan Pengemas Tradisional

Daun

Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan dibanding plastik.

 Gerabah

Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal. Gerabah yang diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih dll.

Page 10: PENGALENGAN IKAN SEGAR

http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/503-pengemasan-bahan-pangan

Awas, Kemasan Bisa Racuni Makanan dan Minuman     Minggu, 16/09/07, 07:00:01 AM

    Kemajuan teknologi memberikan efektifitas dalam pengemasan pangan minuman. Berbagai jenis dan bentuk kemasan memudahkan pangan untuk didistribusikan.

myRMnews. Pangan ataupun minuman menjadi lebih awet dan higienis jika dikemasan dengan baik. Konsumen pun merasa nyaman dengan tersediannya produk pangan terkemas, serta tersedianya berbagai pilihan kemasan produk pangan rumah tangga.

Seperti gayung bersambut, fenomena ini dimanfaatkan oleh berbagai produsen kemasan pangan. Berbagai jenis, bentuk, dan ukuran, kemasan tersedia. Berbagai bahan dari yang paling sederhana mulai dari kertas sampai paling modern yakni polivnil dan logam digunakan dalam kemasan ini.

Kini, ada lima macam bahan pengemas yakni kertas dan bahan sejenisnya, gelas, plastik, dan logam. Masing - masing jenis bahan pengemas ini memiliki keunggulan tertentu.

Jenis kemasan tersebut cocok untuk jenis pangan tertentu. Pangan padat, setengah padat (pasta) dan cair (minuman) memiliki bahan kemas tersendiri.

Di satu sisi kemasan memberikan keuntungan, di sisi lain kemasan juga perlu diwaspadai. Tidak semua bahan pengemas aman terhadap pangan minuman. Karena itu, kemasan tersebut harus memenuhi syarat keamanan.

Misalnya, plastik. Ada pengaruh negatif kemasan tersebut. Plastik adalah campuran yang mengandung polimer, filler, plasticizer, retar dan nyala, antioksidan, lubrikan, stabilizer panas dan pigmen warna.

Jenis polimer yang banyak digunakan adalah polietilen, polipropilen, polivinilklorida dan polisterina. Senyawa kimia toksik dari plastik dapat bermigrasi terhadap pangan antara lain karena pengaruh suhu dan waktu kontak.

Suhu tinggi (lebih dari 60oC) dan lama kontak selama 30 menit, senyawa toksik seperti halnya formalin sudah termigrasi ke dalam bahan pangan. Semakin besar suhu dan semakin lama kontak, migrasi senyawa toksik akan semakin besar. Oleh karena itu perlu diperhatikan aplikasi kemasan jenis ini dalam makanan minuman. Rm http://www.rmexpose.com/detail.php?id=3404&judul=Awas,%20Kemasan%20Bisa%20Racuni%20Makanan%20dan%20Minuman