pengalaman pencapaian kesehatan mental ibu ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan...

308
i PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU DARI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN YOGA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENCAPAIANNYA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Made Dewinta Cahyaningtyas NIM : 139114169 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

i

PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL

IBU DARI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DENGAN YOGA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENCAPAIANNYA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Made Dewinta Cahyaningtyas

NIM : 139114169

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

iv

PERSEMBAHAN

Teruntuk seluruh ibu di seluruh dunia,

yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta

bagaimana pun keadaannya.

Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

sebagai cinta tak bersyarat.

Kalian adalah apa yang diceritakan banyak kisah

sebagai malaikat tak bersayap.

Dan teruntuk ibuku yang luar biasa,

terimakasih untuk kasih berlebih kepada anakmu yang selalu kurang ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

v

MOTTO

You look at me and cry, “everything hurts”

I hold you and whisper, “but everything can heal”

The world gives you so much pain

and here you are making gold out of it

We are all born so beautiful

The greatest tragedy is, being convinced we are not

How you love yourself is

how you teach others to love you

-Milk & Honey, Rupi Kaur-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAI\ KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak mernuat karya atau bagian karya orang 1ain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah'

Yogyakarta, 24 November 2017

eliti,t*-vMade Dewinta C ahyaningtYas

v1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

vii

PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL

IBU DARI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DENGAN YOGA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENCAPAIANNYA

Made Dewinta Cahyaningtyas

ABSTRAK

Sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap proses pengasuhan

anak, ibu dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat rentan mengalami

kondisi atau situasi hidup yang penuh dengan tekanan. Berbagai penelitian juga

telah menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental ibu dengan ABK cenderung

lebih berisiko dibandingkan dengan ibu dari anak dengan perkembangan normal.

Padahal, kondisi kesehatan mental ibu dengan ABK sangat berpengaruh pada

keberhasilan upaya optimalisasi perkembangan bagi anaknya. Sayangnya, belum

ada terapi yang terevaluasi mampu mengatasi permasalahan kesehatan mental ibu

dengan ABK secara efektif. Di sisi lain, yoga sebagai salah satu bentuk terapi

alternatif menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan kualitas

kesehatan fisik dan mental, bukan hanya bagi ibu tapi juga bagi ABK sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman pencapaian kesehatan

mental ibu dari ABK sehingga dapat dikembangkan terapi yang sesuai dan efektif

bagi para ibu. Peran yoga dalam membantu proses pencapaian kesehatan mental

ibu juga dilihat dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan melalui wawancara semi

terstruktur kepada tiga orang ibu dari ABK yang memilih yoga sebagai salah satu

terapi alternatif yang mereka lakukan bersama dengan anaknya. Analisis

dilakukan dengan pendekatan IPA (Interpretative Phenomenological Analysis)

untuk membantu peneliti memahami makna proses pencapaian tersebut secara

personal dari kaca mata informan. Melalui penelitian ini didapatkan bahwa

keterbatasan pengetahuan mengenai ABK, sikap dan pandangan negatif dari

lingkungan sosial, keterbatasan terapi, serta kondisi fisik dan mental yang kurang

stabil dari ibu dan ABK menjadi penghambat tercapainya kondisi kesehatan

mental. Upaya yang ibu lakukan untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut

berupa upaya pengembangan diri dan peningkatan kondisi anak. Yoga sebagai

salah satu upaya yang dilakukan ibu bersama anaknya menunjukkan pengaruhnya

dalam meningkatkan kualitas fisik, kemampuan regulasi emosi, serta relasi antara

ibu dan anak. Yoga juga dapat menjadi solusi bagi beberapa faktor penghambat

tercapainya kondisi mental yang sehat, serta berkaitan dengan faktor pendukung

pencapaian tersebut. Keberhasilan dari upaya yang dilakukan, dukungan keluarga

dan lingkungan sosial, serta keyakinan spiritual dari ibu menjadi faktor yang

menguatkan ibu dalam menjalani proses pengasuhan terhadap ABK.

Kata kunci: kesehatan mental, ABK, faktor yang mempengaruhi, upaya, yoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

viii

THE EXPERIENCE OF ACHIEVING MENTAL HEALTH

OF MOTHERS WITH SPECIAL NEEDS CHILDREN

BY YOGA AS ONE OF THE WAYS TO ACHIEVE IT

Made Dewinta Cahyaningtyas

ABSTRACT

Mother’s role and responsibility in caregiving tasks usually put mothers

with special need children in a stressful situation. Some research revealed that the

mental health of mothers with special need children tend to be more risky than

mothers with typical development children. Whereas, the mental health of

mothers with special need children is really important to help their children in

achieving their optimal development. On the contrary, an evaluated therapy which

effectively solves this issue does not exist yet. In addition, yoga as a form of

alternative therapy displayed a promising result to improve the quality of mental

and physical health, not only for the mothers but also for the special need

children. This research aims to understand the experience of mothers with special

needs children in achieving their mental health in order to develop a suitable and

effective therapy for them. The role of yoga in achieving mothers’ mental health

is also observed. This research was conducted through semi-structured interview

towards three mothers with special needs children, who chose and practice yoga

with their children as the alternative therapy. The data were analyzed by using

IPA (Interpretative Phenomenological Analysis) approach to help researcher

getting more understanding in the mental health achievement process from the

mothers’ point of view. The research concluded that mothers’ insufficient

knowledge about special needs children, social environment’s negativity, limited

therapies, physical and mental instability of mothers and special needs children

proven to be the factors which inhibit the achievement of mental health. Mothers

are determined to do self-development and improving their children’s condition to

overcome these obstacles. Yoga, as a kind of mutual recovery activity between

mothers and children, showed its influences to improve physical quality, emotion

regulation, and relation between mothers and children. Yoga also provides

solution for some factors which inhibit the achievement of mental health, and also

has a role in factors which support the achievement. Successful efforts, family and

social support, and spiritual faith are factors which give mothers strength during

their challenging caregiving periods.

Keywords: mental health, special need children, influence factors, efforts, yoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

x

KATA PENGANTAR

Perjumpaan peneliti dengan seorang ibu yang memiliki Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) membuat peneliti menyadari bagaimana sulitnya masa pengasuhan

yang harus ibu jalani untuk membantu mengoptimalkan perkembangan anaknya.

Aktivitas ibu sebagai praktisi yoga yang menurutnya cukup membantu proses

tersebut membuat peneliti ingin mengekspolrasinya lebih jauh agar para ibu dan

praktisi kesehatan bagi ABK dapat menyadari potensi yang bisa dikembangkan dari

aktivitas yoga tersebut. Karya ini peneliti persembahkan bagi seluruh ibu yang

sedang berjuang menghadapi berbagai tantangan untuk membantu perkembangan

buah hatinya yang spesial.

Selama pengerjaan karya ini, penulis sangat bersyukur atas anugerah

kesehatan dan ketetapan hati yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi berjudul “Pengalaman Pencapaian Kesehatan

Mental Ibu dari ABK dengan Yoga sebagai Salah Satu Upaya Pencapaiannya” ini.

Peneliti juga bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang luar biasa yang turut

memberikan dukungan dalam terselesaikannya skripsi ini. Melalui tulisan ini,

peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu, Bapak, Mbok Tu Dian, dan Kak Dudik yang selalu memberikan dukungan

dalam segala bentuk yang tidak pernah putus kepada peneliti, dan atas

kesabarannya menunggu peneliti menyelesaikan karya ini.

2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan sangat

terbuka mendengar berbagai pendapat peneliti dan dengan sabar membantu

menutupi banyak kekurangan dalam penelitian ini.

3. Bu Monic dan Pak Edo yang telah bersedia menyisihkan waktunya untuk

memberikan masukan dan saran mengenai metode dalam penelitian ini.

4. Pak Siswo dan Bu Diana sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik

dan saran yang membangun dalam penelitian ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi atas ilmu, kesempatan dan

berbagai bantuan yang diberikan kepada peneliti selama menjalani masa studi di

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xi

6. Ketiga informan dalam penelitian ini, yang telah bersedia membagi pengalaman

hidupnya kepada peneliti, dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin karya ini

akan ada.

7. Dharma, Nanda, Gek Ita, Ratna, Anik, Indah (the girls-seven icon karangasem)

sebagai teman sejak TK dan tumbuh bersama hingga SMA, yang selalu

menghibur dan sangat memahami peneliti walaupun kita sedang berjauhan.

8. Jeje, Ladya, Dewok, Niko, Gera, dan semua teman-teman kelas D angkatan 2013

(D’Psycho) yang dengan sangat terbuka menerima peneliti dari awal masa

perkuliahan sehingga peneliti merasa memiliki keluarga baru di perantauan.

9. Bimbingan Bu Ratri, khususnya Koleta yang telah mau berjuang bersama

mempertahankan ide dan kualitas penelitian kita dengan mencari ilmu ke mana-

mana. Your effort will be pay off soon, Kols!

10. Seluruh anggota UKF Debat dari tahun 2013-2017 yang telah memberikan

peneliti tempat untuk belajar banyak hal dan memberikan kesempatan pada

peneliti untuk mengembangkan dan membuktikan diri.

11. Ana, Boni, Ojek, dan seluruh kepanitiaan Psychofest 2016 yang telah

memberikan pelajaran yang sangat berharga dan luar biasa bagi peneliti dalam

hal kepemimpinan dan profesionalitas kerja.

12. BEMU 2014-2015 yang menjadikan peneliti tidak apatis terhadap kehidupan

politik kampus.

13. Komunitas Tari Bali Sekarjepun yang telah memberikan peneliti tempat untuk

“melarikan diri” dari segala tuntutan dan tekanan dunia akademis.

14. International Office dan Peer Partner yang telah memberikan peneliti

kesempatan untuk menjalin relasi dengan banyak orang dari berbagai belahan

dunia.

15. Last but not least (actually the most important one) Theresia Wira Harjanah a.k.a

Tara Basro a.k.a Alessandra Ambrosio sebagai sahabat termenarik yang

memberikan persahabatan terunik pada peneliti, dengan segala sifat dan

kepribadian yang (kelihatannya) bertolak belakang dengan peneliti namun tetap

selalu memberikan banyak waktu untuk berbagi pikiran, kesedihan, kemarahan,

kelucuan, dan kebahagiaan dengan peneliti. Terima kasih banyak karena sudah

mau tumbuh dan belajar bersama. We still have long way to go.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xii

Beserta seluruh pihak yang turut membantu namun tidak bisa peneliti

sebutkan satu per satu, peneliti sampaikan terima kasih sebesar-besarnya. Meskipun

telah melalui berbagai perbaikan dalam penyusunannya, peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa karya ini masih sangat jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang

membangun bagi penelitian ini sangat berarti bagi peneliti. Akhir kata, terima kasih

banyak atas perhatiannya, dan peneliti berharap penelitian yang belum sempurna ini

tetap bisa memberikan manfaat bagi sesama.

Yogyakarta, 24 November 2017

Made Dewinta Cahyaningtyas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13

A. Kesehatan Mental.................................................................................... 13

1. Definisi kesehatan mental .................................................................... 13

2. Kesehatan mental orangtua ABK ......................................................... 21

B. Anak Berkebutuhan Khusus .................................................................... 25

1. Definisi anak berkebutuhan khusus ...................................................... 25

2. Jenis-jenis gangguan/ disabilitas .......................................................... 27

3. Perkembangan psikologis anak berkebutuhan khusus .......................... 31

C. TERAPI DAN INTERVENSI ................................................................. 34

1. Terapi dan intervensi bagi ABK........................................................... 34

2. Terapi dan intervensi bagi orangtua dari ABK ..................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xiv

D. TERAPI YOGA ...................................................................................... 37

1. Yoga sebagai terapi secara umum ........................................................ 37

2. Terapi yoga bagi ABK ......................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 45

A. Strategi Penelitian ................................................................................... 45

B. Refleksivitas Peneliti ............................................................................... 46

C. Fokus Penelitian ...................................................................................... 48

D. Informan Peneltian .................................................................................. 48

E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 49

F. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 50

G. Metode Analisis Data .............................................................................. 50

H. Kredibilitas Penelitian ............................................................................. 52

I. Pedoman Wawancara ............................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 55

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 55

1. Persiapan dan perizinan ....................................................................... 55

2. Pelaksanaan penelitian ......................................................................... 56

B. Informan Penelitian ................................................................................. 57

1. Demografi informan ............................................................................ 57

2. Latar belakang informan ...................................................................... 59

C. Hasil Penelitian ....................................................................................... 63

1. Informan 1 ........................................................................................... 63

a. Tantangan yang harus dihadapi: keluarga, kondisi anak, proses terapi dan

pandangan sosial .................................................................................. 63

b. Menolong diri sendiri dan membangun kesiapan diri ........................ 65

c. Mengembangkan diri untuk mengembangkan anak ........................... 66

d. Lingkungan yang menyediakan jalan dan peluang ............................ 68

e. Hasil dari jerih payah yang memberikan penguatan ........................... 69

f. Yoga: salah satu peluang pengembangan ibu dan anak ...................... 71

g. Manifestasi kondisi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari... 73

2. Informan 2 ........................................................................................... 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xv

a. Tantangan yang harus dihadapi: keluarga, lingkungan, anak, dan diri

sendiri .................................................................................................. 80

b. Upaya memahami dengan terus belajar dan bertanya pada tenaga

profesional............................................................................................ 82

c. Keyakinan spiritual yang menguatkan ............................................... 83

d. Ilmu penyembuhan bagi pengembangan diri dan anak ...................... 84

e. Peningkatan kondisi dan kebersamaan dengan anak sebagai penghiburan

............................................................................................................. 86

f. Manifestasi kondisi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari ... 86

3. Informan 3 ........................................................................................... 90

a. Tantangan yang harus dihadapi: proses terapi, sikap lingkungan sosial

anak, kondisi anak, dan diri sendiri ....................................................... 90

b. Terus belajar dan mencari penanganan yang sesuai ........................... 91

c. Aktivitas-aktivitas untuk mengembangkan anak ................................ 92

d. Kebanggaan atas pencapaian anak dan penerimaan lingkungan sosial 94

e. Hal-hal yang selalu layak disyukuri pada Tuhan................................ 95

f. Manifestasi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari ............... 96

D. Analisis Data........................................................................................... 102

1. Faktor penghambat pencapaian kesehatan mental dalam proses pengasuhan

................................................................................................................ 103

a. Pengetahuan awal dalam menghadapi diagnosis anak........................ 103

b. Keterbatasan terapi ........................................................................... 105

c. Pandangan serta sikap keluarga dan lingkungan sosial ...................... 108

d. Kondisi anak dan ibu yang kurang stabil ........................................... 110

2. Upaya-upaya menghadapi kondisi anak ............................................... 113

a. Pengembangan diri melalui membaca dan berdiskusi dengan tenaga ahli

............................................................................................................. 113

b. Pengembangan anak melalui berbagai jenis terapi dan aktivitas ........ 116

c. Peningkatan kualitas fisik, emosi, serta relasi ibu dan anak melalui yoga

............................................................................................................. 121

3. Faktor pendukung pencapaian kesehatan mental .................................. 125

a. Keberhasilan upaya dengan adanya peningkatan kondisi anak ........... 125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xvi

b. Dukungan serta pemahaman keluarga dan lingkungan sosial ............ 127

c. Keyakinan spiritual yang menguatkan ............................................... 131

4. Manifestasi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari .................. 133

a. Keterampilan dalam menghadapi tekanan sosial serta berelasi dan

beradaptasi dengan kehidupan sosial..................................................... 133

b. Kemampuan mengenali diri dan mengembangkan potensi ................ 136

E. Pembahasan ............................................................................................. 140

1. Faktor penghambat pencapaian kesehatan mental dalam proses pengasuhan

................................................................................................................ 141

a. Pengetahuan awal dalam menghadapi diagnosis anak........................ 141

b. Keterbatasan terapi ........................................................................... 144

c. Pandangan serta sikap keluarga dan lingkungan sosial ...................... 146

d. Kondisi anak dan ibu yang kurang stabil ........................................... 148

2. Upaya menghadapi kondisi anak melalui pengembangan diri dan

peningkatan kemampuan anak ................................................................. 151

3. Faktor pendukung pencapaian kesehatan mental .................................. 152

a. Keberhasilan upaya dengan adanya peningkatan kondisi anak ........... 152

b. Dukungan serta pemahaman keluarga dan lingkungan sosial ............ 154

c. Keyakinan spiritual yang menguatkan ............................................... 156

4. Manifestasi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari .................. 158

a. Keterampilan dalam menghadapi tekanan sosial serta berelasi dan

beradaptasi dengan kehidupan sosial..................................................... 158

b. Kemampuan mengenali diri dan mengembangkan potensi ................ 159

5. Peran yoga dalam pencapaian kesehatan mental .................................. 161

a. Peningkatan kualitas fisik, emosi, serta relasi ibu dan anak melalui yoga

............................................................................................................. 161

b. Peran yoga dalam mengatasi hambatan pencapaian kesehatan mental 165

c. Peran yoga sebagai faktor pendukung pencapaian kesehatan mental.. 168

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 176

A. Kesimpulan ............................................................................................. 176

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 178

C. Saran ....................................................................................................... 179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xvii

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 182

LAMPIRAN .................................................................................................... 189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pelaksanaan penelitian ........................................................................ 56

Tabel 2. Demografi informan ........................................................................... 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema dinamika pencapaian dan gambaran kesehatan mental informan

pertama ............................................................................................................ 79

Gambar 2. Skema dinamika pencapaian dan gambaran kesehatan mental informan

kedua ............................................................................................................... 89

Gambar 3. Skema dinamika pencapaian dan gambaran kesehatan mental informan

ketiga ............................................................................................................... 99

Gambar 4. Skema dinamika pencapaian dan gambaran kesehatan mental ibu dengan

ABK ................................................................................................................ 173

Gambar 5. Skema peran yoga dalam mengatasi faktor penghambat pencapaian

kesehatan mental .............................................................................................. 174

Gambar 6. Skema peran yoga sebagai faktor pendukung pencapaian kesehatan

mental .............................................................................................................. 175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed consent .......................................................................... 190

Lampiran 2. Lembar pernyataan kesesuaian hasil informan 1 ........................... 192

Lampiran 3. Lembar pernyataan kesesuaian hasil informan 2 ........................... 193

Lampiran 4. Lembar pernyataan kesesuaian hasil informan 3 ........................... 194

Lampiran 5. Analisis data informan 1 ............................................................... 195

Lampiran 6. Pengelompokan tema informan 1 ................................................. 225

Lampiran 7. Analisis data informan 2 ............................................................... 229

Lampiran 8. Pengelompokan tema informan 2 ................................................. 249

Lampiran 9. Analisis data informan 3 ............................................................... 253

Lampiran 10. Pengelompokan tema informan 3................................................ 285

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seluruh anak di dunia ini terlahir dari seorang ibu. Jika beruntung, mereka

juga akan dikelilingi oleh keluarga yang akan menjadi lahan awal tempat mereka

tumbuh dan berkembang. Kualitas lahan akan sangat menentukan baik buruknya

tumbuhan yang dihasilkan. Sepenting itu pula peran keluarga dalam menentukan

arah tumbuh kembang anak. Akan tetapi, apa jadinya jika tumbuhan yang ditanam

justru membuat kualitas lahan menjadi buruk? Bagaimana jika keluarga menganggap

anak sebagai sumber ketidakbahagiaan dalam kehidupan mereka? Perasaan seperti

ini sangat riskan dialami oleh keluarga yang dianugerahi anak yang spesial, yang

kebutuhan akan perhatian dan perawatannya sedikit berbeda dengan anak “normal”

pada umumnya. Tantangan dalam pengasuhan yang memang sudah berat akan

semakin meningkat seiring dengan keistimewaan yang dimiliki anak. Menganggap

anak sebagai penyebab memburuknya kualitas kehidupan keluarga hanya akan

menjadi boomerang yang membuat keadaan menjadi bertambah buruk, dan tentunya

akan berdampak langsung pula pada kehidupan anak. Jika kondisi ini terus terjadi,

keluarga sebagai pihak yang mampu membuat perubahan harus sepenuhnya

menyadari bahwa ada yang harus dibenahi dalam cara mereka menyikapi kehadiran

anak-anak yang istimewa ini.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses

pertumbuhan atau perkembangannya mengalami penyimpangan dalam berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

2

aspek sehingga mereka membutuhkan penanganan khusus (Desiningrum, 2016).

Asosiasi pemerhati perkembangan anak, First 5 California (2008) mendefinisikan

ABK sebagai anak dengan ketidakmampuan yang teridentifikasi, kesehatan fisik dan

kesehatan mental yang membutuhkan intervensi dini, pelayanan khusus, serta

dukungan dari figur-figur di sekitarnya. Data dari Direktorat Bina Kesehatan Anak

(dalam Lisa, 2012) menunjukkan bahwa kelahiran anak dalam kondisi tidak normal

atau kelahiran ABK masih banyak terjadi di Indonesia. Prevalensi ABK di Indonesia

tergolong cukup tinggi. Catatan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan

terdapat 4,2 juta jiwa ABK di Indonesia yaitu presentase 10% dari anak usia sekolah

(5-14 tahun) (Melisa, 17 Juli 2013).

Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh ABK menjadikannya populasi

yang sangat rentan untuk mengalami masalah-masalah kesehatan mental. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa ABK memiliki kecenderungan untuk mengalami

komorbiditas terhadap depresi yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak lainnya

(Angold, Costello & Erkanli dalam Matson & Nebel-Schwalm, 2007). Foundation

for People with Learning Disability/ FLDP (Daniels, 2012) menyatakan

kemungkinan terjadinya masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan depresi

meningkat hingga 40% pada anak dengan gangguan belajar. Data-data tersebut

menunjukkan bahwa ABK merupakan populasi yang sangat rentan mengalami

masalah kesehatan mental, terutama yang berkaitan dengan depresi. Perhatian khusus

dari figur-figur di sekitarnya menjadi semakin diperlukan untuk membantu ABK

terhindar dari masalah-masalah kesehatan mental yang dapat semakin memperburuk

kondisi perkembangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

3

Kebutuhan ABK terhadap dukungan dari figur-figur di sekitarnya menjadikan

peran orangtua sebagai significant other dari ABK sebagai salah satu faktor yang

sangat penting bagi perkembangan ABK. Pada umumnya, ABK kurang memiliki

kemampuan untuk menjaga dirinya sendiri, serta kurang mampu menunjukkan

perilaku yang diharapkan dari anak-anak seusia mereka dengan perkembangan yang

normal. Hal ini berarti orangtua harus meluangkan waktu dan tenaga yang lebih

besar untuk menjaga anak mereka (Martin & Colbert dalam Dervishailaj, 2013).

Peran orangtua yang krusial tersebut tentunya juga menuntut orangtua untuk

memiliki kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik.

Sementara itu, hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Beckman dkk (dalam

Dervishaliaj, 2013) menunjukkan bahwa kesehatan mental dari orangtua yang

memiliki ABK cenderung berisiko. Beban dan tekanan yang bersumber dari masalah

finasial dan emosional dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah psikologis yang

juga akan berdampak pada fungsi keluarga dan anggotanya (Inkelas dkk., 2007).

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi pada orangtua akan

membuat orangtua kurang mampu mengimplementasikan intervensi bagi anak

mereka yang mengalami disabilitas, sehingga anak yang bersangkutan juga kurang

menunjukkan kemajuan pada proses perkembangannya (Dykens dkk., 2014).

Penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan tingkat stres dan prediktor

stres antara ibu dan ayah yang memiliki ABK. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Gray (dalam Dervishailaj, 2013) menyatakan bahwa disabilitas yang dimiliki seorang

anak berpengaruh lebih kuat kepada ibu dibandingkan dengan ayah. Perbedaan peran

gender yang berkaitan dengan pengasuhan anak menjadi landasan dalam

menjelaskan adanya perbedaan tingkat stres antara ibu dan ayah dengan ABK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

4

Pengasuhan ABK merupakan tugas yang melelahkan terutama bagi ibu, karena pada

umumnya ibu lebih berperan dalam hal pengasuhan anak (Vidyasagar & Koshy,

2010). Sementara pada ayah, disabilitas yang dimiliki anak mereka tidak

mempengaruhi mereka secara personal seperti pengaruhnya pada ibu. Stres yang

dialami oleh ayah dengan ABK justru lebih dipengaruhi oleh stres yang dialami istri

mereka (Gray dalam Dervishailaj, 2013).

Tanggung jawab pengasuhan terhadap ABK membuat ibu cenderung

mengalami perubahan-perubahan besar dalam kehidupannya. Perubahan tersebut

meliputi tanggung jawab pengasuhan yang tinggi, pengeluaran yang semakin

meningkat, upaya-upaya mencari layanan kesehatan, dan seringkali ibu harus

menyaksikan pelecehan yang ditujukan pada anaknya (Faithrone dkk dalam Nicholas

dkk, 2015). Dampak dari pelecehan terhadap ABK cenderung lebih besar

pengaruhnya terhadap ibu dibandingkan dengan ABK sendiri karena peran

pengasuhan pada ibu dan usia serta tingkat pemahaman yang dimiliki oleh ABK

(McHatton & Correa, 2005).

Selain itu, memiliki tanggung jawab terhadap pengasuhan ABK membuat ibu

cenderung mengalami kehidupan yang terisolasi dari teman, keluarga, serta

lingkungan sosial secara keseluruhan (Woodgate, Ateah & Secco dalam Nicholas

dkk, 2015). Perubahan-perubahan dalam kehidupan tersebut yang membuat ibu dari

ABK berisiko mengalami gangguan dalam kesehatan mentalnya. Padahal, dengan

segala tanggung jawab pengasuhan dan keluarga yang dimiliki oleh ibu dari ABK,

kesehatan mental dan fisik mereka sangat penting untuk dijaga agar perkembangan

ABK dan fungsi keluarga secara keseluruhan dapat berjalan dengan optimal. Maka

dari itu, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian untuk memahami secara lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

5

mendalam bagaimana kondisi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

mental ibu dari ABK.

World Health Organization/ WHO (2014) mendefinisikan kesehatan mental

sebagai suatu kondisi di mana individu menyadari secara penuh potensi yang ia

miliki, mampu mengatasi tekanan-tekanan kehidupan, mampu bekerja secara

produktif serta mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya. Terdapat

beberapa faktor yang dapat menghambat seseorang untuk mencapai kondisi

kesehatan mental yang optimal. Faktor-faktor tersebut di antaranya faktor biologis,

pengalaman hidup (trauma, penindasan, dan kekerasan), serta sejarah keluarga dalam

masalah kesehatan mental. Secara lebih rinci, kesehatan mental yang buruk dapat

terjadi karena hasil dari konflik antara individu, faktor kelompok dan lingkungan

yang menimbulkan tekanan, perkembangan yang tidak optimal dalam kemampuan

mental, kegagalan dalam mencapai tujuan, perilaku yang destruktif serta berada

dalam kondisi ketidaksetaraan (WHO, 1993). Pemaparan ini semakin menguatkan

bahwa kesehatan mental ibu dari ABK sangat perlu diperhatikan dengan menimbang

kondisi-kondisi yang dialami ibu dari ABK seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya.

Menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik pada orangtua

ABK terutama pada ibu, membuat penelitian terkait program sejenis terapi bagi

orangtua ABK mulai banyak dikembangkan. Metode yang umumnya ditawarkan

adalah dalam bentuk support group di mana para ibu dapat berbagi informasi,

pengalaman dan perasaan mengenai keterbatasan yang dimiliki oleh anak-anaknya

dengan didampingi oleh tenaga profesional dalam kesehatan anak. Salah satu

program pendampingan bagi orangtua ABK yang telah dikembangkan di Britania

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

6

Raya adalah Cygnet Parenting Support Program. Meskipun telah dikembangkan

secara luas, efektivitas dari program ini belum secara kuat terevaluasi (Stuttard,

Beresford, Clarke, Beecham, & Morris, 2016).

Berbagai jenis terapi disarankan untuk membantu proses perkembangan anak

dengan kebutuhan khusus. Pada umumnya, terapi yang dilakukan pada ABK adalah

terapi tradisional meliputi terapi fisik, terapi bicara, terapi okupasi dan terapi

respirasi (Gasalberti, 2006). Di samping itu, terdapat pula terapi-terapi alternatif lain

yang bertujuan untuk mendukung optimalisasi proses perkembangan ABK. Dalam

Jurnal Kesehatan Anak dari Asosisasi Nasional Praktisi Kesehatan Anak, Gasalberti

(2006) memaparkan beberapa jenis terapi alternatif yang bisa mendukung

perkembangan ABK yang unik. Terapi-terapi alternatif yang ditawarkan bagi ABK

antara lain terapi hewan peliharaan, hippoterapi (terapi berkuda), terapi musik, terapi

pijat, dan terapi warna atau cahaya. Selain itu, Sumar (1972) melalui bukunya “Yoga

for The Special Child: A Therapeutic Approach for Infants and Children with Down

Syndrome, Cerebral Palsy, Autism Spectrum Disorder and Learning Disability” telah

mengembangkan yoga sebagai metode terapi alternatif bagi anak-anak berkebutuhan

khusus.

Berbagai terapi alternatif tersebut memiliki potensi masing-masing yang

cukup menjanjikan bagi perkembangan ABK (Gasalberti, 2006). Akan tetapi, terapi-

terapi tersebut pada umumnya hanya berfokus pada perkembangan ABK sendiri.

Sementara itu, seperti yang telah dibahas sebelumnya, kesehatan mental dari

orangtua terutama ibu ABK juga sangat penting untuk diperhatikan. Yoga sebagai

terapi alternatif bagi ABK menunjukkan potensi yang cukup besar untuk

dikembangkan pula sebagai program terapi dalam upaya meningkatkan kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

7

mental dan fisik ibu ABK. Sebuah artikel populer menyatakan bahwa yoga pada

anak berkebutuhan khusus tidak hanya memberikan manfaat bagi anak secara

langsung, tapi juga bagi orangtua dari anak tersebut. Yoga dinyatakan mampu

menyediakan strategi koping baik bagi anak maupun bagi orangtuanya (Rowan,

2012).

Yoga merupakan salah satu terapi yang memberikan manfaat secara holistik.

Penelitian yang dilakukan oleh Slovacek, Tucker dan Pantoja (dalam Palgi, 2007)

menyatakan yoga sebagai suatu proses sadar untuk mendapatkan kontrol atas pikiran

yang secara langsung dapat meningkatkan konsentrasi, perhatian, dan berbagai

fungsi akademik lainnya. Selain itu, yoga dapat meningkatkan kekuatan dan

keseimbangan secara fisik yang sangat perlu untuk ditingkatkan oleh anak

berkebutuhan khusus. Teknik relaksasi dalam yoga juga dapat meningkatkan regulasi

diri. Korelasi yang positif dan signifikan juga ditemukan antara partisipasi dalam

yoga dengan performansi akademik, body image (self esteem), dan perilaku.

Pengaruh-pengaruh positif tersebut diharapkan mampu menurunkan tingkat depresi

yang kemungkinan besar dialami oleh ABK. Yoga sebagai terapi komplementer atau

alternatif juga telah banyak digunakan pada individu dengan gangguan kesehatan

mental. Yoga dianggap mampu memberikan stabilitas dan ketenangan dalam fungsi

mental sehingga bisa meringankan gangguan kesehatan mental (Gangdhar &

Varambally, 2011).

Berbagai manfaat positif yang bisa diberikan oleh yoga bukan berarti tanpa

efek samping. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yoga yang berlebihan dapat

menimbulkan cedera yang serius pada otot rangka bahkan bisa berdampak pada

pengelihatan. Maka dari itu, yoga, terutama untuk bagian postur (asana) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

8

menantang, dianggap sebagai aktivitas yang kurang sesuai bagi individu dengan

masalah otot dan rangka yang serius. Bagi individu dengan glaukoma juga

diharapkan untuk menghindari postur inversi (tubuh terbalik) pada yoga karena

dikhawatirkan dapat semakin mengganggu kondisi pengelihatannya. Perlu

ditekankan di sini bahwa yoga adalah bentuk terapi alternatif yang penerapannya

harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari individu yang bersangkutan

(Carmer, Dobos, Essen-Mitte & Kruccoff, 2013).

Meskipun memiliki berbagai sisi yang harus dipertimbangkan, terapi yoga

tetap memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai program integratif dalam upaya

meningkatkan kesehatan mental orangtua dan ABK secara bersamaan. Terlebih,

program intervensi yang bersifat terintegrasi (mutual recovery) lebih efektif dalam

hal biaya dan waktu serta bisa meningkatkan hubungan dan kelekatan antara pihak-

pihak yang terlibat (Vallejos dkk, 2016). Sayangnya, konsep tersebut seringkali

menemui kendala dalam proses penerapannya. Berdasarkan hasil wawancara awal

yang penulis lakukan bersama seorang ibu dari ABK yang juga merupakan praktisi

terapi yoga, diketahui bahwa sebagian besar ibu masih cenderung enggan menemani

anaknya dan terlibat langsung dalam proses terapi. Keengganan tersebut dikarenakan

ibu cenderung hanya mempercayakan jalannya proses terapi pada terapis yang

bertugas, serta kurangnya kesabaran untuk merasakan manfaat dari terapi tersebut.

Sebagian besar ibu juga masih mempertahankan pola pikir bahwa terapi untuk ABK

memang hanya diperuntukkan bagi ABK dan tidak akan memberikan manfaat secara

langsung bagi pihak lain, terutama bagi ibu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Patwardhan dan Lloyd (2017) juga

menunjukkan bahwa motivasi secara internal dan kurang meyakinkannya bukti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

9

empiris terhadap manfaat yoga menjadi salah satu hambatan individu untuk memilih

dan melakukan aktivitas yoga secara berkelanjutan sebagai salah satu program terapi

alternatif. Jika dikaitkan dengan keengganan yang dirasakan para ibu untuk

melakukan aktivitas yoga bersama anaknya, dapat diasumsikan bahwa kurangnya

pemahaman atas manfaat yang mungkin bisa didapatkan menjadikan para ibu kurang

termotivasi untuk ikut terlibat dalam aktivitas anaknya. Di sisi lain, aktivitas yoga

memang menuntut praktisinya untuk melakukan yoga secara berkelanjutan dalam

waktu yang lama dan dengan kesungguhan yang tinggi agar benar-benar bisa

merasakan manfaatnya (Gaiswinkler & Unterrainer, 2016).

Penelitian ilmiah yang secara khusus meneliti manfaat dari aktivitas yoga

bersama antara ibu dan anak terhadap kesehatan mental dan fisik dari ibu juga belum

ditemukan. Keterbatasan penelitian yang ada tentunya dapat semakin menghambat

pemahaman ibu terhadap manfaat yang bisa ia dapatkan dari aktivitas yoga bersama

anaknya, sehingga permasalahan keengganan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut

akan sulit teratasi. Penelitian dengan tujuan yang mirip pernah dilakukan Harrison,

Manocha, dan Rubia (2004) yang meneliti efektivitas dari Sahaja Yoga Meditation

(SYM) sebagai terapi keluarga pada anak dengan Attention Deficit Hyperactive

Disorder (ADHD). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan efektivitas yang baik,

namun SYM merupakan jenis yoga yang aktivitasnya hanya berupa meditasi tanpa

adanya latihan fisik, karena penelitian hanya difokuskan pada anak dengan ADHD

yang tidak memiliki permasalahan secara fisik. Hal tersebut tentunya tidak menjawab

permasalahan mengenai keterbatasan perkembangan fisik dari beberapa gangguan

perkembangan lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

10

Autism Spectrum Disorder (ASD) dan gangguan intelektual yang termasuk di

dalamnya adalah Down Syndrome, merupakan contoh dari gangguan perkembangan

yang mencakup berbagai aspek perkembangan anak. Secara umum, aspek-aspek

perkembangan dari anak dengan ASD dan Down Syndrome memiliki keterkaitan

satu sama lain. Keterbatasan perkembangan fisik motorik dari anak-anak tersebut

memberikan pengaruh yang cukup besar pula pada perkembangan kognitif dan

sosialnya (Kim, Carlson, Curby, & Winsler, 2016). Down Syndrome juga merupakan

salah satu penyebab terjadinya gangguan intelektual yang paling sering ditemukan

pada anak. Sementara itu, ASD merupakan kasus pervasive developmental disorder

yang paling sering ditemui (Nolen-Hoeksema, 2007). Fakta-fakta tersebut menjadi

salah satu landasan bagi peneliti untuk membatasi ibu dari anak yang mengalami

ASD dan ibu dari anak yang mengalami Down Syndrome sebagai informan dalam

penelitian ini.

Di sisi lain, mengingat efektivitas dari program intervensi yang

dikembangkan untuk orangtua ABK belum secara kuat terevaluasi, pengalaman

dalam proses pencapaian kesehatan mental dari para ibu juga penting untuk lebih

dieksplorasi sehingga dapat menjadi landasan dalam menentukan jenis terapi yang

tepat bagi peningkatan kondisi kesehatan mental ibu dari ABK. Seperti yang

dijelaskan oleh Fraser dan Galinsky (2010) dalam tahap penyusunan intervensi,

pemahaman mengenai masalah dan faktor risiko dari suatu kondisi merupakan

langkah awal yang harus dilakukan untuk mengembangkan intervensi yang efektif.

Dari pengalaman para ibu dari ABK tersebut dapat pula dipelajari faktor-faktor yang

membantu dan menghambat pencapaian kesehatan mentalnya sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

11

pengembangan jenis terapi atau intervensi untuk meningkatkan kesehatan mental

orangtua dengan ABK bisa lebih sesuai dan efektif.

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang masih ditemukan dalam program

intervensi bagi orangtua dengan ABK, penulis merasa perlu dilakukan eksplorasi

lebih mendalam pada pengalaman pencapaian kesehatan mental ibu dari ABK

sehingga dipahami faktor apa saja yang berperan dalam pencapaian tersebut. Peran

yoga sebagai salah satu terapi yang cukup menjanjikan juga penting untuk lebih

dipahami sehingga dapat meningkatkan kesadaran para ibu atas manfaat yang bisa ia

peroleh dari keterlibatan terapi bersama anak. Eksplorasi akan dilakukan pada ibu

dari ABK yang memilih terapi yoga sebagai salah satu terapi alternatif bagi anak-

anak mereka dan aktif pula terlibat dalam terapi yoga tersebut. Hasil dari penelitian

ini diharapkan mampu memberikan gambaran serta menjadi landasan bagi penelitian

selanjutnya untuk mengembangan jenis terapi yang benar-benar sesuai untuk

menunjang kesehatan mental ibu dari ABK beserta anaknya.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, pertanyaan yang

diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman pencapaian kesehatan

mental ibu dari ABK dan apa peran aktivitas yoga bersama dalam proses pencapaian

tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

12

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam pengalaman

pencapaian kesehatan mental ibu dari ABK serta peran aktivitas yoga bersama dalam

mendukung tercapainya kondisi mental yang sehat bagi ibu dari ABK.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat menambah referensi kelimuan

terutama dalam bidang psikologi klinis dewasa dan anak, karena penelitian telah

menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental yang baik dari ibu akan sangat

berpengaruh pada kondisi kesehatan mental anaknya. Diharapkan penelitian ini dapat

memberikan gambaran bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam mengembangkan

penelitian sejenis, terutama yang bertujuan untuk memperkaya pengetahuan terkait

terapi bagi ABK yang bisa diintegrasikan dengan program intervensi untuk

orangtuanya. Pengembangan terapi yang sesuai untuk ibu dari ABK juga bisa

dimulai dengan pemahaman mengenai faktor pendukung dan penghambat yang

muncul dalam pengalaman pencapaian kesehatan mental ibu dari ABK.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan bagi

orangtua ABK untuk menentukan jenis terapi yang paling bermanfaat untuk anaknya

dan dirinya sendiri. Selain itu, kesadaran dan komitmen dalam menjalankan proses

terapi juga diharapkan bisa meningkat melalui hasil dari penelitian ini. Tenaga

profesional sebagai pendamping juga diharapkan bisa menggunakan penelitian ini

sebagai referensi dalam memberikan masukan dan informasi kepada orangtua dalam

upaya optimalisasi perkembangan ABK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini penulis berusaha memaparkan garis besar kerangka

konseptual mengenai kesehatan mental yang terkait dengan ibu dan ABK serta terapi

yoga. Pembahasan dimulai dari gambaran umum konsep kesehatan mental kemudian

secara lebih spesifik membahas kondisi kesehatan mental yang dialami oleh orangtua

terutama ibu dari ABK. Selanjutnya, penulis berusaha memaparkan berbagai hal

terkait dengan ABK. Mulai dari definisi ABK, jenis ABK secara spesifik, hingga

kondisi perkembangan psikologis dari ABK yang menjadi salah satu faktor penentu

kondisi kesehatan mental orangtua terutama ibu dari ABK. Penulis juga menjelaskan

mengenai terapi yang pada umumnya diberikan pada ABK dan orangtua ABK untuk

melihat kekurangan dari terapi-terapi tersebut yang sekiranya bisa ditutupi dengan

terapi yoga. Terakhir, penulis memberikan pemaparan mengenai terapi yoga dan

potensi yang dimiliki dalam meningkatkan perkembangan ABK sekaligus kesehatan

mental dari ibu dari ABK.

A. Kesehatan Mental

1. Definisi kesehatan mental

Kesehatan mental telah berusaha didefinisikan oleh para ahli

psikologi berdasarkan berbagai sudut pandang atau pendekatan dalam ilmu

psikologi sendiri. Psikoanalisis, psikologi sosial, psikologi eksistensial,

memiliki poin definisi tersendiri mengenai apa yang dimaksud dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

14

kesehatan mental. Secara garis besar, frasa kesehatan mental digunakan

dalam tiga konteks yang berbeda. Konteks yang pertama, penggunaan istilah

kesehatan mental diasosiasikan secara positif untuk menunjukkan kondisi

kesejahteraan psikologis yang baik dari individu. Frasa kesehatan mental juga

digunakan secara negatif untuk mengindikasikan kondisi yang berseberangan

dengan kesejahteraan psikologis. Selain itu, frasa kesehatan mental juga

digunakan untuk mengindikasikan fasilitas yang digunakan atau diberikan

untuk seseorang dengan permasalahan kesehatan mental (Pilgrim, 2009).

Fokus pembahasan penulis dalam penelitian ini adalah pada konteks

kesehatan mental yang diasosiasikan secara positif untuk menunjukkan

kondisi kesejahteraan psikologis yang baik dari individu.

Daradjat (1985) merumuskan beberapa definisi untuk menjelaskan

apa yang dimaksud dengan kesehatan mental. Salah satu definisi tersebut

menyatakan kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat, serta lingkungan di

mana individu tersebut hidup. Definisi tersebut sangat dekat dengan

kehidupan manusia karena proses penyesuaian diri tentunya sangat

diperlukan untuk membuat kehidupan kita terhindar dari rasa cemas dan

ketidaknyamanan. Daradjat (1985) juga menyatakan kesehatan mental

sebagai pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan

dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada

semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang

lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa. Definisi

lainnya menyatakan kesehatan mental adalah suatu kondisi terwujudnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

15

keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk

menghadapi masalah-masalah yang terjadi, dan merasakan secara positif

kebahagiaan dan kemampuan dirinya.

Definisi kesehatan mental yang disampaikan oleh Daradjat tersebut

sejalan dengan konsep individu sehat yang disampaikan oleh Abraham

Maslow, yang merupakan ahli psikologi humanistik. Maslow (1968)

menyatakan bahwa individu yang sehat adalah individu yang merasa bahwa

kebutuhan-kebutuhan dasarnya mengenai keamanan, kepemilikian, rasa cinta,

rasa hormat dan harga diri telah tercukupi sehingga yang bersangkutan

memiliki motivasi yang besar untuk mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri

didefinisikan sebagai proses pengembangan yang terus berlangsung terhadap

potensi, kapasitas, dan talenta seseorang. Proses pengembangan ini bertujuan

untuk pemenuhan misi dalam kehidupan individu, kebutuhan terhadap

persatuan, serta integrasi dan sinergi dalam diri individu sendiri.

Maslow dan Mittlemenn (dalam Notosoedirjo & Latipun, 2002) juga

merinci karakteristik yang dapat diobservasi pada individu yang sehat.

Karakteristik atau manifestasi dari mental yang sehat (secara psikologis)

tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Adequate feeling of security (rasa aman yang memadai).

Rasa aman tersebut terkait dengan terhindarnya individu dari perasaan

cemas yang berlebihan dalam berbagai aspek kehidupan seperti

pekerjaan, kehidupan sosial, dan keluarga.

b. Adequate self-evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang

memadai).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

16

Kemampuan ini terkait dengan penghargaan individu terhadap dirinya

sendiri. Individu yang sehat akan mampu menemukan potensi dan

kemampuannya sehingga bisa merasa berguna dan berharga. Selain

itu, individu juga mampu menilai perilakunya sendiri yang bisa

diterima secara moral di masyarakat.

c. Adequate spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan

perasaan yang memadai dengan orang lain).

Hal ini terkait dengan kemampuan menjalin relasi dan ikatan

emosional yang kuat dengan orang lain. Dalam relasi tersebut,

individu juga mampu mengekspresikan perasaannya secara tepat, baik

perasaan positif maupun perasaan negatif. Individu juga merasa

bahagia dengan relasi yang terjalin.

d. Efficient contact with reality (mempunyai kontak yang efisien dengan

realitas).

Kontak yang efisien dengan realitas dimaksudkan bahwa individu

tidak memiliki fantasi yang berlebihan. Individu juga memiliki

pandangan yang realistis dan luas terhadap dunia dan disertai dengan

kemampuan untuk menghadapi kesulitan dalam kehidupan. Selain itu,

individu juga memiliki fleksibilitas yang baik jika situasi eksternal

tidak bisa diubah.

e. Adequate bodily desires and ability to gratify them (keinginan jasmani

yang memadai dan kemampuan untuk memuaskannya).

Hal ini ditandai dengan pandangan dan sikap yang baik dari individu

terhadap kebutuhan-kebutuhan jasmani atau biologisnya seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

17

makan, tidur, kebutuhan seksual, dan lain-lain. Pemuasan dari

kebutuhan-kebutuhan tersebut juga dilakukan secara wajar, terkontrol,

tidak berlebihan, serta tidak menimbulkan konflik dan rasa bersalah

dalam diri individu.

f. Adequate self-knowledge (mempunyai pengetahuan yang baik tentang

dirinya sendiri).

Pengetahuan yang dimaksud meliputi motif, keinginan, tujuan,

ambisi, pembelaan (mekanisme pertahanan diri), dan sebagainya.

Selain itu, termasuk pula penilaian yang jujur terhadap kemampuan

dan kekurangan diri sendiri tanpa berusaha untuk tidak mengakui hal

tersebut sebagai bagian dari diri individu.

g. Integration and concistency of personality (kepribadian yang utuh dan

konsisten).

Individu dikatakan memiliki kepribadian yang utuh jika memiliki

perkembangan kepribadian yang baik dan menunjukkan minat yang

cukup pada aktivitas-aktivitas tertentu. Selain itu, individu juga

memahami prinsip moral yang berkembang dalam lingkungannya

serta tidak memiliki konflik-konlik besar dalam kepribadiannya yang

dapat membuat individu mengalami disosiasi kepribadian.

h. Adequate life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar).

Tujuan dalam hidup yang ditetapkan individu sehat adalah tujuan

yang realistis dan bisa dicapai, serta bermanfaat untuk diri sendiri dan

lingkungan sosialnya. Individu tersebut juga menunjukkan ketekunan

dalam melakukan upaya-upaya untuk mencapai tujuan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

18

i. Ability to learn from experience (kemampuan untuk belajar dari

pengalaman).

Pengalaman yang dimaksud tidak hanya sebatas pada ilmu atau

kemampuan tertentu, tetapi juga melibatkan perubahan cara pandang

dalam menilai sesuatu. Individu yang berpengalaman akan lebih

fleksibel dalam mengerjakan suatu pekerjaan dan dapat belajar secara

spontan.

j. Ability to satisy the requirements of the group (kemampuan untuk

memuaskan tuntutan kelompok).

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tentunya menuntut

manusia untuk mampu hidup dalam kelompok. Peran dan kewajiban

individu dalam kelompok harus dapat terpenuhi dengan baik untuk

dapat diterima dalam kelompok tersebut.

k. Adequate emancipation from the group or culture (mempunyai

emansipasi yang memadai dari kelompok atau budaya).

Individu yang sehat memiliki toleransi terhadap adanya perbedaan-

perbadaan dalam kebiasaan dan kebudayaan seseorang. Meskipun

demikian, ia tetap memiliki pedoman dan nilai moral dalam menilai

baik buruknya suatu hal berdasarkan kebudayaan yang dimilikinya.

Karaktersitik atau manifestasi mental yang sehat tersebut disarikan

dan secara sederhana tercermin dalam definisi kesehatan mental yang

disampaikan oleh WHO. World Health Organization/ WHO (2014)

mendefinisikan kesehatan mental sebagai suatu kondisi di mana individu

menyadari secara penuh potensi yang ia miliki, mampu mengatasi tekanan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

19

tekanan kehidupan, mampu bekerja secara produktif serta mampu

memberikan kontribusi bagi komunitasnya.

Berdasarkan berbagai pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa

seseorang bisa dikatakan memiliki kesehatan mental yang baik jika benar-

benar mengenal dirinya sendiri, bisa menyadari potensi diri dan

lingkungannya sehingga individu tersebut bisa beradaptasi dengan baik dalam

lingkungan. Kemampuan untuk beradaptasi meliputi pemahaman nilai moral,

toleransi, dan fleksibilitas membuat individu dapat menjalin relasi yang

dalam dan bermakna dengan orang lain dan mengurangi kecemasan dalam

berbagai aspek kehidupan. Kesadaran akan potensi diri dan lingkungan

membuat individu memiliki tujuan hidup yang realistis sehingga dapat

berkontribusi secara nyata untuk lingkungan, dengan manfaat yang juga

dirasakan bagi dirinya sendiri. Aspek keterampilan sosial dan keterampilan

individu sebagai personal merupakan bagian yang penting dalam memahami

konsep kesehatan mental.

Mencapai kondisi kesehatan mental yang baik tentunya akan

membuat seseorang lebih menikmati kehidupannya. Akan tetapi, terdapat

beberapa faktor yang dapat menghambat seseorang untuk mencapai kondisi

kesehatan mental yang optimal. Faktor-faktor tersebut di antaranya faktor

biologis, pengalaman hidup (trauma, penindasan, dan kekerasan), serta

sejarah keluarga dalam masalah kesehatan mental. Secara lebih rinci,

kesehatan mental yang buruk dapat terjadi karena hasil dari konflik antara

individu, faktor kelompok dan lingkungan yang menimbulkan tekanan,

perkembangan yang tidak optimal dalam kemampuan mental, kegagalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

20

dalam mencapai tujuan, perilaku yang destruktif serta berada dalam kondisi

ketidaksetaraan (WHO, 1993). Sebagai orangtua dari ABK, lingkungan yang

menimbulkan tekanan, perasaan gagal dalam mencapai tujuan untuk memiliki

anak yang normal, dan perasaan berada dalam kondisi ketidakadilan

(ketidaksetaraan) sangat rentan mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor-faktor tersebut sebagian besar dialami oleh orangtua dari ABK

sehingga akan mempengaruhi kesehatan mentalnya.

Secara garis besar, terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kondisi mental dan tingkat stres dari orangtua dengan ABK.

Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari sisi kondisi anak, kondisi kognitif

orangtua, serta dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial (Dervishaliaj,

2013). Jika dikaitkan dengan faktor-faktor yang dapat menghambat kesehatan

mental berdasarkan WHO, kondisi ABK yang pada umumnya tidak sesuai

dengan ekspektasi orangtua dapat menjadi sumber tekanan bagi orangtua

yang bersangkutan. Tidak tercapainya ekspektasi untuk memiliki anak yang

normal dapat diartikan orangtua sebagai salah satu kegagalannya dalam

kehidupan. Faktor lainnya, yaitu kondisi kognitif orangtua juga dapat

dikaitkan dengan perkembangan yang kurang optimal dalam kemampuan

mental. Kondisi kognitif orangtua yang kurang baik dalam menghadapi

masalah dapat menimbulkan penyelesaian yang kurang kontruktif. Sementara

itu, faktor dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial tentunya sangat

berkaitan dengan kemungkinan munculnya konflik antara individu, faktor

kelompok dan lingkungan yang menimbulkan tekanan, serta kemunculan

kondisi ketidaksetaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

21

2. Kesehatan mental orangtua ABK

Keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi setiap individu untuk

tumbuh, begitu pula dengan ABK. Intensitas interaksi dan tuntutan perhatian

penuh dari ABK terhadap orangtuanya tentunya akan memberikan dampak

secara timbal balik baik bagi orangtua maupun bagi ABK sendiri. Ganz dan

Tendulkar (2005) meneliti tentang dampak tersebut dan menemukan bahwa

keluarga dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus cenderung

mengalami ketidakpuasan terhadap kesehatan mentalnya sendiri. Mereka juga

merasa membutuhkan penanganan untuk meningkatkan kualitas kesehatan

mentalnya.

Secara ekonomi, keluarga dengan anak yang mengalami sakit yang

kronis rentan terhadap beban atau tanggungan terkait ketenagakerjaan dan

finansial. Beban atau tanggungan keluarga tersebut diasosiasikan dengan

tugas pengasuhan pada anak dengan masalah emosional dan perilaku jauh

lebih berat dibandingkan dengan kondisi anak lainnya (Ghandour dkk.,

2010). Selain beban secara finansial, keluarga juga akan merasakan tugas

untuk mengasuh ABK mempengaruhi kondisi emosi mereka. Beban dan

tekanan keluarga secara finansial dan emosional dapat meningkatkan

kecenderungan terjadinya gangguan pada kondisi psikologis dan fungsi

keluarga itu sendiri (Inkelas dkk., 2007).

Secara garis besar, terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kondisi mental dan tingkat stres dari orangtua dengan ABK.

Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari sisi kondisi anak, kondisi kognitif

orangtua, serta dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial (Dervishaliaj,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

22

2013). Faktor kondisi anak menjadi salah satu sumber tekanan utama dan

pertama yang dialami oleh orangtua. Orangtua pada umumnya akan

merespon hasil diagnosis anak mereka dengan menunjukkan keterkejutan,

penolakan, ketidakpercayaan, dan kesedihan yang mendalam (Martin &

Colbert dalam Dervishailaj, 2013). Upaya orangtua dalam proses penerimaan

kenyataan bahwa anak mereka tidak bisa seperti yang diharapkan di awal

dapat menimbulkan tekanan emosional bagi orangtua. Selain itu, karakterisik

anak yang pada umumnya memiliki kecenderungan untuk berperilaku

maladaptif juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya stres pada

orangtua ABK. Kecenderungan perilaku maladaptif tersebut menuntut

orangtua untuk memberikan perhatian penuh pada anak sehingga sangat

menyita waktu dan tenaga (Minnes dalam Dervishailaj, 2013).

Selain kondisi anak, kondisi kognitif orangtua yang bersangkutan juga

memegang peranan penting terhadap respon orangtua dalam menghadapi

kondisi yang rawan menimbulkan stres. Variabel kognitif yang memegang

peranan penting dalam menentukan tingkat stres yang akan ditimbulkan

antara lain harga diri, efikasi diri, dan kontrol lokus (Dervishailaj, 2013).

Lustig (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan orangtua

untuk mengarahkan pandangan terhadap disabilitas anaknya ke arah yang

positif dan meyakini dirinya sebagai orangtua yang berkompeten dalam

mengatasi masalah disabilitas tersebut akan sangat membantu keluarga untuk

menyesuaikan diri dengan kondisi disabilitas yang ada. Dibandingkan jika

orangtua hanya secara pasif membiarkan emosi negatif saat awal menerima

diagnosis anaknya terus berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

23

Faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan timbulnya stres

pada orangtua dengan ABK adalah dukungan dari keluarga dan lingkungan

sosial. Bahkan, Smith, Oliver dan Innocenti (2001) menyatakan bahwa fungsi

keluarga merupakan prediktor yang lebih kuat dalam menentukan tingkat

stres orangtua ABK dibandingkan dengan tingkat kemampuan anak.

Minimnya bantuan dan dukungan yang diterima dari lingkungan sosial

diasosiasikan dengan tingginya tingkat stres yang dialami orangtua dengan

ABK (Jones & Passey, 2004) terutama yang memegang peran utama dalam

tugas pengasuhan.

Terdapat perbedaan tingkat stres dan prediktor stres antara ibu dan

ayah yang memiliki ABK. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gray (dalam

Dervishailaj, 2013) menyatakan bahwa disabilitas yang dimiliki seorang anak

berpengaruh lebih kuat kepada ibu dibandingkan dengan ayah. Perbedaan

peran gender yang berkaitan dengan pengasuhan anak menjadi landasan

dalam menjelaskan adanya perbedaan tingkat stres antara ibu dan ayah

dengan ABK. Pengasuhan ABK merupakan tugas yang melelahkan terutama

bagi ibu, karena pada umumnya ibu lebih berperan dalam hal pengasuhan

anak (Vidyasagar & Koshy, 2010). Sementara pada ayah, disabilitas yang

dimiliki anak mereka tidak mempengaruhi mereka secara personal seperti

pengaruhnya pada ibu. Stres yang dialami oleh ayah dengan ABK justru lebih

dipengaruhi oleh stres yang dialami istri mereka (Gray dalam Dervishailaj,

2013).

Tanggung jawab pengasuhan terhadap ABK membuat ibu cenderung

mengalami perubahan-perubahan besar dalam kehidupannya. Perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

24

tersebut meliputi tanggung jawab pengasuhan yang tinggi, pengeluaran yang

semakin meningkat, upaya-upaya mencari layanan kesehatan, dan seringkali

ibu harus menyaksikan pelecehan yang ditujukan pada anaknya (Faithrone

dkk dalam Nicholas dkk, 2015). Dampak dari pelecehan terhadap ABK

cenderung lebih besar pengaruhnya terhadap ibu dibandingkan dengan ABK

sendiri karena peran pengasuhan pada ibu dan usia serta tingkat pemahaman

yang dimiliki oleh ABK (McHatton & Correa, 2005). Selain itu, memiliki

tanggung jawab terhadap pengasuhan ABK membuat ibu cenderung

mengalami kehidupan yang terisolasi dari teman, keluarga, serta lingkungan

sosial secara keseluruhan (Woodgate, Ateah & Secco dalam Nicholas dkk,

2015). Perubahan-perubahan dalam kehidupan tersebut yang membuat ibu

dari ABK berisiko mengalami gangguan dalam kesehatan mentalnya.

Kesehatan mental ibu dari ABK sangat berisiko mengalami gangguan

dengan berbagai faktor yang dapat menghambat optimalisasi kesehatan

mental. Pengalaman pencapaian kesehatan mental para ibu dari ABK yang

kiranya memiliki kesehatan mental yang cukup baik perlu mendapatkan

perhatian lebih besar sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi ibu-ibu

lainnya agar tetap mampu mengembangkan kesehatan mental secara optimal

di tengah berbagai faktor yang menghambat optimalisasi kesehatan mental

mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

25

B. Anak Berkebutuhan Khusus

1. Definisi anak berkebutuhan khusus

Masa anak-anak seringkali diidentikkan dengan masa di mana

individu memiliki kebebasan sepenuhnya untuk mulai mengeksplorasi

dunianya. Belajar dan berkembang secara aktif bersama anak-anak lain yang

sebaya menjadi salah satu periode yang pada umumnya akan sangat

dirindukan ketika individu telah menjadi dewasa. Pengalaman yang

menyenangkan tersebut mungkin kurang berjalan dengan baik pada beberapa

kelompok anak, salah satunya anak-anak dengan kebutuhan khusus. Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan

atau perkembangannya mengalami penyimpangan dalam berbagai aspek

sehingga mereka membutuhkan penanganan khusus (Desiningrum, 2016).

Asosiasi pemerhati perkembangan anak, First 5 California (2008)

mendefinisikan ABK sebagai anak dengan ketidakmampuan yang

teridentifikasi, kesehatan fisik dan kesehatan mental yang membutuhkan

intervensi dini, pelayanan khusus, serta dukungan dari figur-figur di

sekitarnya.

Jika dilihat dalam tahapan proses perkembangan manusia, individu

dikatakan telah memasuki masa remaja pada periode usia 11 – 20 tahun

(Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Hal tersebut berarti mereka telah

mengkahiri masa anak-anaknya kurang lebih pada usia 11 tahun.

Penggolongan tahap perkembangan berdasarkan usia ini agaknya tidak bisa

diterapkan sepenuhnya pada ABK. Tugas perkembangan yang diharapkan

mampu dicapai oleh anak-anak normal pada usia tertentu kemungkinan besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

26

belum mampu dipenuhi oleh ABK di usia yang sama. Hal tersebut

menyebabkan ABK membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan

perhatian khusus dari significant other, terutama dari ibu. Pemikiran ini

sejalan dengan kisah yang diungkapkan seorang ibu yang memiliki anak

dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) dalam penelitian yang dilakukan

oleh O’Connell, O’Halloran, dan Doody (2016). Penggalan kisah dari ibu

tersebut diungkapkan dalam jurnal penelitian mereka sebagai berikut:

“Dalam beberapa bulan, Eddie akan merayakan ulang tahunnya yang

ke-18 dan aku masih belum sembuh dari sakitnya memiliki anak

dengan kebutuhan khusus. Aku merasa tidak akan pernah sembuh,

tidak ada tempat untuk melarikan diri dari ‘duka berkepanjangan’ ini

dan ‘kesedihan serta kecemasan’ yang tidak pernah berakhir untuk

bayi kecilku. Aku akan selalu memiliki kelekatan yang sama

kepadanya seperti seorang ibu pada bayinya yang baru lahir… dan

aku tahu emosi ini akan selalu bersamaku hingga napas terakhirku.”

Penggalan kisah tersebut menunjukkan bagaimana seorang ibu dari

ABK akan terus merasa harus menjaga anaknya layaknya bayi yang baru

lahir. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nicholas dkk (2015) mengenai pengalaman hidup dari ibu dari ABK. Dalam

penelitian tersebut menunjukkan bahwa ibu dari ABK cenderung mengalami

kondisi yang rentan akan tekanan karena adanya ketidakpastian mengenai

kehidupan masa depan anaknya. Rasa ketakutan yang muncul pada ibu

diasosiasikan dengan tidak adanya rencana dan sumber daya yang pasti untuk

masa depan anaknya jika ibu sudah tidak bisa bersama dengan anaknya lagi.

Nolen-Hoeksema (2007) juga menyatakan bahwa sebagian besar gangguan

atau disabilitas yang dialami oleh anak-anak akan bertahan paling tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

27

hingga individu menginjak usia dewasa awal. Maka dari itu, penulis

memutuskan untuk tidak membatasi usia dari ABK dalam penelitian ini.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, penulis menyimpulkan

bahwa ABK adalah individu yang dalam masa pertumbuhannya mengalami

penyimpangan secara biologi, psikologi, dan sosio-kultural yang

memberikannya keterbatasan untuk menjalani aktivitas dalam kehidupannya

sehari-hari sehingga membutuhkan perhatian khusus dari significant other

dalam jangka waktu yang panjang.

2. Jenis-jenis gangguan/ disabilitas

Sejak lahir ke dunia, individu tumbuh dan berkembang dengan

dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam kehidupan. Secara garis besar faktor-

faktor tersebut dapat digolongkan menjadi faktor biologi, psikologi, dan

sosial. Adanya penyimpangan dalam salah satu atau lebih dari tiga faktor

tersebut berisiko menyebabkan timbulnya gangguan pada tumbuh kembang

individu. Gangguan yang dapat dialami oleh anak-anak pada masa

perkembangannya cukup beragam. Nolen-Hoeksema (2007) dalam bukunya

mengkategorisasikan jenis-jenis disabilitas yang dapat terjadi pada masa

anak-anak dan bertahan hingga mereka dewasa. Gangguan tersebut meliputi

behavior disorder, separation anxiety disorder, elimination disorder,

disorder in cognitive, motor, and communication skills, mental retardation

(intellectual disability), pervasive developmental disorder, tic disorder, dan

feeding and eating disorder. Jenis gangguan yang akan difokuskan oleh

penulis pada penelitian ini adalah bagian dari jenis mental retardation

(intellectual disability) dan bagian dari pervasive developmental disorder.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

28

Autism Spectrum Disorder (ASD) yang merupakan bagian dari

pervasive developmental disorder dan gangguan intelektual yang termasuk di

dalamnya adalah Down Syndrome, merupakan contoh dari gangguan

perkembangan yang mencakup berbagai aspek perkembangan anak. Secara

umum, aspek-aspek perkembangan dari anak dengan ASD dan Down

Syndrome memiliki keterkaitan satu sama lain. Keterbatasan perkembangan

fisik motorik dari anak-anak tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar

pula pada perkembangan kognitif dan sosialnya (Kim, Carlson, Curby, &

Winsler, 2016). Down Syndrome juga merupakan salah satu penyebab

terjadinya gangguan intelektual yang paling sering ditemukan pada anak.

Sementara itu, ASD merupakan kasus pervasive developmental disorder yang

paling sering ditemui (Nolen-Hoeksema, 2007). Fakta-fakta tersebut menjadi

salah satu landasan bagi peneliti untuk membatasi ibu dari anak yang

mengalami ASD dan ibu dari anak yang mengalami Down Syndrome sebagai

informan dalam penelitian ini.

a. Mental retardation (intellectual disability)

Beberapa anak terlahir dengan keterbatasan yang mencakup

keterampilan dalam aspek-aspek kehidupan yang sangat luas.

Keterbatasan tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan yang

sangat signifikan dalam fungsi intelektualnya. Hal ini pada umumnya

dikaitkan dengan level IQ anak yang berada jauh di bawah rata-rata

IQ anak lain seusianya. Kondisi keterbatasan ini dikenal dengan

kondisi mental retardation. Seorang anak dikatakan mengalami

kondisi mental retardation jika menunjukkan fungsi intelektual yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

29

rendah serta gangguan yang signifikan dalam kemampuannya

menjalankan berbagai aspek kehidupan sehari-hari. IQ anak dengan

kondisi mental retardation pada umumnya berada di bawah 70. Anak

dengan kondisi mental retardation juga menunjukkan kemampuan

yang sangat rendah pada dua atau lebih keterampilan sehari-hari

seperti komunikasi, merawat diri, tinggal di rumah seorang diri,

menjalin hubungan sosial, mengarahkan diri sendiri, kemampuan

akademik, pekerjaan, kesenangan, kesehatan, dan keamanan pribadi.

Seiring berkembangnya konsep mengenai disabilitas atau

gangguan yang terjadi pada individu terutama yang terkait dengan

gangguan mental, istilah intellectual disability saat ini mulai lebih

banyak digunakan dibandingkan dengan mental retardation. Transisi

ini dikemukakan oleh American Association on Intellectual and

Developmental Disability (AAIDD) yang dulunya bernama American

Association on Mental Retardation (AAMR). Istilah ini dirasa lebih

sejalan dengan fokus tindakan profesional dalam penanganan kondisi

disabilitas yang menitikberatkan pada fungsi perilaku dan faktor

kontekstual. Istilah ini juga tidak terkesan menjatuhkan atau

menghakimi individu-individu dengan gangguan tersebut, di samping

lebih memiliki konsistensi terminologi secara internasional (Schalock

dkk., 2007).

Salah satu penyebab dari kondisi intellectual disability adalah

faktor biologis, khususnya kesalahan genetis pada kromosom. Kasus

yang paling banyak terjadi dan cukup sering kita temui adalah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

30

anak-anak dengan sindrom Down. Sejak masa anak-anak, hampir

seluruh individu dengan sindrom Down mengalami kondisi

intellectual disability dengan tingkat yang beragam. Individu dengan

sindrom Down mengalami perkembangan syaraf otak yang kurang

normal, sehingga mereka juga cenderung mengalami kondisi yang

mirip dengan Alzheimer seiring bertambahnya usia. Sekitar 25 – 40 %

dari individu dengan sindrom Down kehilangan ingatan dan

kemampuan mereka untuk merawat diri sendiri ketika mereka

beranjak dewasa.

b. Pervasive developmental disorder

Pervasive developmental disorder dikarakteristikkan dengan

gangguan yang cukup parah dan akan tetap bertahan dalam jangka

waktu yang lama pada beberapa area perkembangan. Area-area

tersebut dapat meliputi interaksi sosial, komunikasi, perilaku sehari-

hari, minat, dan aktivitas. Jenis pervasive developmental disorder

yang paling dikenal dan paling banyak terjadi adalah Autism Spectrum

Disorder (ASD). ASD sangat berpengaruh pada banyak aspek

perkembangan anak. Pada umumnya, anak dengan ASD akan

cenderung sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak menunjukkan

ketertarikan untuk bergaul dengan anak lain, bahkan dengan pengasuh

atau significant other-nya.

Anak dengan ASD mengalami tiga jenis kekurangan dalam

perkembangannya. Kekurangan yang pertama adalah pada interaksi

sosial. Sejak bayi, anak dengan ASD terlihat tidak terkoneksi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

31

orang-orang di sekitarnya, termasuk dengan orangtuanya. Mereka

cenderung tidak tersenyum atau memberikan respon apapun saat

pengasuhnya mencoba mengajak bermain, seperti layaknya bayi-bayi

yang lain. Anak dengan ASD sangat disibukkan dengan pikiran dan

fantasinya sendiri. Kekurangan yang kedua adalah pada komunikasi.

Hampir 50% dari anak dengan ASD tidak mampu mengembangkan

kemampuan berbicara yang layak (Gillberg dalam Nolen-Hoeksema,

2007). Walaupun mereka mampu mengembangkan kemampuan

berbahasa, pada umumnya mereka tidak menggunakannya dengan

cara yang sama dengan anak-anak pada umumnya. Kekurangan yang

ketiga adalah pada aktivitas dan minat. Anak dengan ASD pada

umumnya hanya akan berfokus pada satu detail kecil ketika

melakukan sesuatu dan mengabaikan aktivitas secara keseluruhan.

Mereka juga memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu

secara berulang-ulang.

3. Perkembangan psikologis anak berkebutuhan khusus

Sesuai dengan definisi dari ABK, sangat jelas terlihat bahwa anak-

anak dengan kebutuhan khusus memiliki kondisi yang berbeda dengan anak-

anak lain pada umumnya. Hal tersebut juga berlaku dalam menjelaskan

proses perkembangan mental dan psikologis dari anak yang bersangkutan.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan kondisi medis yang kronis

cenderung lebih bermasalah dalam hal penyesuaian emosi, perilaku, dan

sosial dibandingkan anak-anak dengan perkembangan normal (Inkelas dkk.,

2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

32

Secara umum, aspek-aspek perkembangan dari ABK memiliki

keterkaitan satu sama lain. Perkembangan motorik dari anak dengan

gangguan perkembangan memberikan pengaruh yang cukup besar pula pada

perkembangan kognitif dan sosialnya (Kim, Carlson, Curby, & Winsler,

2016). Dalam penelitiannya, Kim, Carlson, Curby, dan Winsler (2016)

menemukan bahwa perkembangan motorik halus pada anak dengan gangguan

perkembangan dapat menjadi prediktor bagi perkembangan kemampuan

kognitif dan sosial pada anak yang bersangkutan. Perkembangan kognitif

juga memberikan dampak pada perkembangan sosial seorang anak, dan hal

tersebut terlihat pada anak dengan sindrom Down. Secara umum,

perkembangan kognitif anak dengan sindrom Down menunjukkan

peningkatan seiring dengan bertambahnya usia (Tsao & Kindelberger, 2009)

meskipun kemampuan kognitif anak-anak dengan sindrom Down berada di

bawah kemampuan anak-anak dengan perkembangan normal (Amado dkk.,

2012). Dalam penelitiannya, Amado dkk (2012) menguji kemampuan sosial-

kognitif pada anak-anak dengan sindrom Down dan mendapatkan hasil

bahwa anak-anak dengan sindrom Down mengalami kesulitan dalam

memahami maksud dan pikiran dari orang lain. Kesulitan tersebut meliputi

kesulitan untuk memahami niat, keinginan, keyakinan, dan emosi yang

ditunjukkan oleh orang lain.

Kesulitan yang dimiliki oleh anak dengan sindrom Down tersebut

membuat anak dengan sindrom Down rentan mengalami hambatan dalam

perkembangan sosialnya. Mereka cenderung kesulitan untuk menjalin relasi

dengan orang lain karena adanya keterbatasan dalam pemahaman mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

33

intensi yang dimiliki orang lain dalam relasi yang dibangun (Amado dkk.,

2012). Hambatan dalam perkembangan sosial juga dialami oleh anak dengan

Autism Spectrum Disorder (ASD). Anak dengan ASD seringkali dianggap

memiliki masalah dengan perilaku dan perkembangan sosialnya, seperti

berperilaku yang tidak sesuai norma dan mengganggu orang lain, tantrum,

bersikap anti sosial dan lain sebagainya. Sayangnya, empati yang ditunjukkan

lingkungan sosial justru cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan

jenis disabilitas lain karena secara fisik, anak dengan ASD tidak terlihat

memiliki keterbatasan seperti pada ABK lainnya (Nicholas dkk., 2015).

Pada aspek perkembangan emosi, ABK terutama dengan gangguan

intelektual (intellectual disability) menunjukkan ekspresi emosi dengan cara

yang sama dengan anak-anak normal pada umumnya, meskipun anak dengan

gangguan intelektual mengalami hambatan dalam hal pemahaman dan

organisasi emosi serta strategi koping (Pereira & Faria, 2015). Hambatan

tersebut tampak dalam kemampuan mengidentifikasi emosi pada individu

dengan sindrom Down. Kesulitan dalam mengidentifikasi emosi tersebut

dikaitkan dengan tingkat IQ yang rendah pada individu dengan sindrom

Down yang ditemukan pula pada individu dengan gangguan intelektual

lainnya (Fernandez-Alcaraz, Extremera, Gracia-Andres, & Molina, 2010).

Sementara itu, individu dengan ASD mampu mengidentifikasi emosi dengan

cukup baik. Meskipun jika dibandingkan dengan individu normal tugas untuk

mengidentifikasi emosi pada ASD bukanlah tugas yang mudah dan

membutuhkan waktu lebih lama dalam prosesnya, individu dengan ASD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

34

mampu mengidentifikasi emosi secara akurat (Leung, Ordqvist, Falkmer,

Parson, & Falkmer, 2013).

Hambatan-hambatan yang dialami oleh ABK dalam berbagai aspek

perkembangan tentunya akan mempengaruhi orangtua terutama yang

memegang peranan utama dalam proses pengasuhan. Kesulitan yang dialami

ABK dalam hal motorik dan kognitif hingga akhirnya berpengaruh pada

aspek sosial dan emosinya dapat menjadi salah satu stressor bagi orangtua

dari ABK tersebut. Minnes (dalam Dervishailaj, 2013) menyatakan salah satu

penyebab terjadinya stres pada orangtua dengan ABK adalah perilaku dan

karakteristik dari anak yang bersangkutan, contohnya perilaku yang

maladaptif dan bertentangan dengan norma sosial di masyarakat. Pandangan

yang buruk dari lingkungan sosial terhadap perilaku anaknya juga menjadi

salah satu faktor yang dapat meningkatakan stres pada orangtua dengan ABK

(Jones & Passey, 2004) dan hal ini banyak terjadi pada orangtua dengan anak

ASD (Nicholas dkk., 2015). Kecenderungan ABK yang kurang mampu

menyesuaikan perilakunya dengan apa yang dituntut oleh norma sosial

berkorelasi dengan rendahnya tingkat efikasi diri dan kesehatan mental

orangtua yang bertanggungjawab dalam pengasuhan (Dervishailaj, 2013).

C. Terapi dan Intervensi

1. Terapi dan intervensi bagi ABK

Berbagai jenis terapi disarankan untuk membantu proses

perkembangan anak dengan kebutuhan khusus. Pada umumnya, terapi yang

dilakukan pada ABK adalah terapi tradisional meliputi terapi fisik, terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

35

bicara, terapi okupasi dan terapi respirasi (Gasalberti, 2006). Di samping itu,

terdapat pula terapi-terapi alternatif lain yang bertujuan untuk mendukung

optimalisasi proses perkembangan ABK. Gasalberti (2006) dalam jurnal

ilmiahnya memaparkan beberapa jenis terapi alternatif yang bisa mendukung

perkembangan ABK yang unik. Terapi-terapi alternatif yang ditawarkan bagi

ABK antara lain terapi hewan peliharaan, hippoterapi (terapi berkuda), terapi

musik, terapi pijat, dan terapi warna atau cahaya. Selain itu, Sumar (1972)

melalui bukunya “Yoga for The Special Child: A Therapeutic Approach for

Infants and Children with Down Syndrome, Cerebral Palsy, Autism Spectrum

Disorder and Learning Disability” telah mengembangkan yoga sebagai

metode terapi alternatif bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

2. Terapi dan intervensi bagi orangtua dengan ABK

Menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik pada

orangtua ABK terutama pada ibu, membuat penelitian terkait program sejenis

terapi bagi orangtua ABK mulai banyak dikembangkan. Metode yang

umumnya ditawarkan adalah dalam bentuk support group di mana para ibu

dapat berbagi informasi, pengalaman dan perasaan mengenai keterbatasan

yang dimiliki oleh anak-anaknya dengan didampingi oleh tenaga profesional

dalam kesehatan anak. Salah satu program pendampingan bagi orangtua ABK

yang telah dikembangkan di Britania Raya adalah Cygnet Parenting Support

Program. Konsep pelaksanaan program ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai Autustic Spectrum Disorder (ASD) secara lebih

menyeluruh kepada orangtua, sehingga orangtua diharapkan bisa lebih

memahami kondisi anak-anak mereka dan dapat menentukan penanganan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

36

yang tepat. Selain itu, orangtua juga berkesempatan untuk bertemu dengan

orangtua lain yang memiliki pengalaman pengasuhan yang sama sehingga

diharapkan bisa saling berbagi kisah dan pengalaman serta saling

memberikan dukungan (Stuttard, Beresford, Clarke, Beecham, & Morris,

2016).

Selain itu, Paz dan Wallander (2017) membuat tinjauan ilmiah

mengenai intervensi-intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kesehatan mental orangtua dengan anak yang mengalami ASD. Dalam jurnal

ilmiahnya, disebutkan bahwa beberapa jenis intervensi yang banyak

digunakan adalah acceptance and commitment therapy, cognitive behavior

therapy, mindfulnes training, expressive writing, positive psychology

strategies, dan relaxation therapy. Berdasarkan tinjauan yang mereka

lakukan, didapatkan hasil bahwa jenis intervensi yang cukup menjanjikan

terkait efektivitas peningkatan kesehatan mental adalah stress management

and relaxation techniques, expressive writing, mindfulness-based stress

reduction (MBSR), dan acceptance and commitment therapy.

Yoga sebagai salah satu terapi alternatif juga dapat dikategorikan

sebagai jenis terapi MBSR (Christopher, Christopher, Dunnagan, & Schure,

2006). Gaiswinkler dan Unterrainer (2016) melakukan penelitian yang

menunjukkan bahwa yoga dapat menunjukkan efeknya secara kuat pada

mindfulness dan beberapa parameter kesejahteraan psikologis lainnya jika

dilakukan dengan kesungguhan pribadi dan keterlibatan yang tinggi. Hal

tersebut menunjukkan bahwa efektivitas dari terapi yoga sebagai intervensi

untuk meningkatan kesehatan mental orangtua dengan ABK juga cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

37

menjanjikan, namun harus dilakukan secara bersungguh-sungguh dan dengan

niat dari individu sendiri.

D. Terapi Yoga

1. Yoga sebagai terapi secara umum

Yoga berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti “menyatukan” atau

“mengintegrasikan”. Aktivitas yoga tradisional yang sudah ada sejak lama

merupakan aktivitas yang menitikberatkan pada pernafasan dengan tujuan

untuk mengintegrasikan tubuh, pikiran, dan jiwa dari individu yang

melakukan yoga (Thygeson dkk., 2010). Yoga sebagai pengobatan

komplementer dan alternatif (complementary and alternative medicine/

CAM) didefinisikan sebagai area yang luas dalam metode penyembuhan yang

mencakup seluruh aspek dalam kesehatan (Gangadhar & Varambally, 2011).

Esensi utama dari aktivitas yoga adalah untuk membuat individu berada pada

kesadaran “di sini dan kini” dengan berfokus pada momen atau peristiwa

yang sedang berlangsung. Proses ini tidak jauh berbeda dengan teknik

meditasi mindfulness (Gaiswinkler & Unterrainer, 2016).

Aktivitas yoga yang banyak berkembang saat ini pada umumnya

didasarkan pada tiga komponen dalam yoga yaitu postur tubuh (asana),

latihan pernafasan (pranayama), dan meditasi (dhyana) (Kessler dkk. dalam

Gangadhar & Varambally, 2011). Latihan yang teratur dalam postur (asana),

pernafasan (pranayama), dan meditasi (dhyana) dapat menciptakan perasaan

seimbang dalam diri dan memberikan dampak positif pada tubuh yang akan

semakin terasa pada jangka waktu yang lama (Thygeson dkk., 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

38

Individu dengan tingkat kecemasan yang tinggi diasosiasikan dengan

kecenderungan nafas yang pendek dan tersendat-sendat. Yoga melatih

seseorang untuk bisa melakukan pernafasan secara pelan, dalam, dan teratur

yang dapat merelaksasi sistem syaraf dan menenangkan pikiran. Selain itu,

meditasi yang juga merupakan bagian dari yoga dapat mengurangi pikiran

yang penuh dengan kecemasan dan meningkatkan kesadaran mengenai apa

yang menyebabkan kecemasan tersebut muncul (McCall dalam Thygeson,

2010).

Weller (dalam Putri, 2013) dalam bukunya menyatakan bahwa

aktivitas yoga dapat membantu individu untuk menjaga keseimbangan dalam

dirinya. Keseimbangan tersebut membantu menciptakan kondisi yang selaras

antara tubuh, jiwa, dan pikiran individu. Pendapat yang serupa juga

disampaikan oleh Shindu (2013), yang menyatakan bahwa latihan yoga yang

teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh,

pikiran, serta kondisi emosi atau kondisi mental seseorang. Aktivitas yoga

yang terdiri dari asana, pranayama, dan dhyana bermanfaat dalam

meredakan kecemasan, meningkatkan konsentrasi, serta menyeimbangkan

kondisi emosi individu. Penelitian terbaru dalam dunia medis juga

menunjukkan bahwa dengan berlatih yoga secara teratur, individu dapat

menurunkan tingkat kecemasannya secara lebih efektif yang tentunya

memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental (Burgin, 2007).

Yoga sebagai metode pengobatan komplementer dan alternatif

merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan pada orang

dewasa. Manfaat yang ditawarkan oleh yoga seperti mengurangi rasa sakit,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

39

meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi stres, menunjukkan potensi

yang dimiliki yoga untuk meningkatkan kondisi kesehatan mental dari

orangtua dengan ABK. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa

realisasi dari penggunaan terapi yoga masih memiliki beberapa hambatan

dalam kehidupan sehari-hari (Quilty, Saper, Goldstein, & Khalsa, 2013).

Quilty, Saper, Goldstein, dan Khalsa (2013) melakukan survei

terhadap para praktisi yoga yang memilih tidak melanjutkan aktivitas yoga

mereka. Empat alasan yang paling sering dikemukakan terkait dengan

keterbatasan waktu atau kesibukan yang dimiliki, tempat yoga yang kurang

nyaman, aktivitas yang sulit, serta tidak merasakan manfaat secara langsung.

Keterbatasan-keterbatasan tersebut berkaitan dengan aktivitas yoga yang

memang menuntut praktisinya untuk melakukan yoga secara berkelanjutan

dalam waktu yang lama dan dengan kesungguhan yang tinggi agar benar-

benar bisa merasakan manfaatnya (Gaiswinkler & Unterrainer, 2016).

Hambatan yang dirasakan oleh beberapa pihak terhadap aktivitas yoga

tentunya menyebabkan terjadinya penurunan penggunaan yoga sebagai salah

satu program pengobatan alternatif dan komplementer. Penurunan tersebut

terkonfirmasi dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Patwardhan dan

Lloyd (2017) yang meneliti tingkat penggunaan yoga sebagai terapi alternatif

dari tahun 2002-2012. Penelitian ini juga menunjukkan penurunan yang

terjadi pada penggunaan yoga disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak

jauh berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Quilty, Saper,

Goldstein, dan Khalsa (2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

40

Patwardhan dan Lloyd (2017) menemukan bahwa kebanyakan praktisi

tidak melanjutkan aktivitas yoganya karena keterbatasan waktu, biaya, dan

akses dari fasilitas yoga sendiri. Peneliti juga menemukan bahwa aktivitas

yoga tidak banyak ditemukan pada masyarakat dengan status sosial ekonomi

yang rendah. Selain itu, motivasi pribadi juga menjadi salah satu alasan

menurunnya penggunaan yoga karena pada umumnya keikutsertaan awal

pada aktivitas yoga sangat dipengaruhi oleh paparan promosi dan

pengiklanan. Motivasi pribadi yang kurang kuat menyebabkan keberlanjutan

pada aktivitas yoga menjadi cenderung rendah.

Sebagai salah satu bentuk terapi alternatif, yoga juga memiliki efek

samping bagi kondisi fisik praktisinya. Penelitian menunjukkan bahwa

aktivitas yoga yang berlebihan dapat menimbulkan cedera yang serius pada

otot rangka bahkan bisa berdampak pada pengelihatan. Maka dari itu, yoga,

terutama untuk bagian postur (asana) yang menantang, dianggap sebagai

aktivitas yang kurang sesuai bagi individu dengan masalah otot dan rangka

yang serius. Bagi individu dengan glaukoma juga diharapkan untuk

menghindari postur inversi (tubuh terbalik) pada yoga karena dikhawatirkan

dapat semakin mengganggu kondisi pengelihatannya. Perlu ditekankan di sini

bahwa yoga adalah bentuk terapi alternatif yang penerapannya harus

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari individu yang bersangkutan

(Carmer, Dobos, Essen-Mitte & Kruccoff, 2013).

Hambatan-hambatan yang banyak ditemukan pada aktivitas yoga

menunjukkan bahwa pengaruh eksternal memegang peranan yang besar pada

keterlibatan seseorang dalam aktivitas yoga. Hal tersebut menunjukkan masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

41

diperlukannya motivasi yang mendorong seseorang secara internal ketika

memutuskan keterlibatan dalam aktivitas yoga agar keberlanjutan dari

aktivitas tersebut menjadi lebih baik. Aktivitas yoga yang saat ini

berkembang juga ternyata belum mampu mencakup seluruh aspek

masyarakat sehingga pemahaman yoga sebagai home theraphy yang bisa

dilakukan sendiri perlu untuk dikembangkan. Selain itu, pengetahuan

mengenai aktivitas yoga yang baik dan benar sangat penting untuk dimiliki

sebelum memutuskan untuk memilih terapi yoga, sehingga bisa disesuaikan

dengan kondisi pribadi dan tidak justru menimbulkan masalah pada kondisi

fisik.

2. Terapi yoga bagi ABK

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sepanjang hidupnya harus

menjalankan pengobatan dan terapi agar perkembangan dan pertumbuhannya

dapat berjalan secara optimal. Terapi dengan menggunakan obat dan berbagai

jenis bahan kimia seringkali menimbulkan dampak jangka panjang yang

kurang baik bagi tubuh anak yang bersangkutan. Untuk mengatasi efek

samping tersebut, banyak orangtua yang mencari bentuk terapi alternatif bagi

anak-anak mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Yoga sebagai salah satu

metode terapi komplementer dan alternatif menjadi salah satu metode yang

cukup banyak dipilih untuk meningkatkan kondisi perkembangan ABK

(Harrison, Manocha, & Rubia, 2004).

Yoga juga menjadi dasar bagi program terapi terintegrasi untuk anak

dengan ASD dan gangguan lain yang terkait. Terapi tersebut memiliki enam

prinsip dasar dalam pengembangan kemampuan ABK. Prinsip-prinsip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

42

tersebut meliputi struktur dan keberlanjutan, stimulasi fisik, interaksi sosial,

stimulasi bahasa, menenangkan diri (perhatian/ konsentrasi/ fokus), dan

peningkatan harga diri. Selain keenam prinsip dasar tersebut, terapi yoga

yang banyak mengandung unsur repetisi atau pengulangan juga sangat baik

bagi anak dengan ASD. Pengulangan-pengulangan tersebut membantu anak

dengan ASD untuk mengontrol tubuhnya secara lebih baik, dan membantu

pernafasannya menjadi lebih stabil. Manfaat tersebut dapat dirasakan oleh

anak dengan ASD karena pada umumnya anak dengan ASD membutuhkan

bentuk-bentuk pengulangan dalam kehidupan sehari-hari yang berpengaruh

pada kondisi emosi dan berbagai aspek perkembangan (Kenny, 2002).

Metode terapi dengan yoga pada ABK diharapkan bisa menjadi terapi

yang juga melibatkan orangtua atau significant other dari ABK yang

bersangkutan. Sotoodeh dkk (2017) menguji efektivitas program pelatihan

yoga pada anak dengan ASD, dan dalam pelatihan yang dilakukan,

disediakan manual yang bisa digunakan oleh orangtua dan significant other

untuk melakukan pelatihan bersama dengan anak mereka. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa aktivitas yoga secara signifikan dapat menurunkan

intensitas munculnya gejala (symptom) dari anak dengan ASD dalam

kehidupan sehari-hari.

Rice dan Richmond (dalam Harrison, Manocha, & Rubia, 2004) juga

menyatakan bahwa intervensi yang paling menjanjikan bagi ABK adalah

intervensi yang melibatkan sistem keluarga dan diasosiasikan dengan

intervensi non-medis. Penelitian mengenai yoga dan meditasi sebagai terapi

keluarga untuk anak dengan ADHD menunjukkan hasil bahwa orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

43

secara personal mendapatkan manfaat dari terapi yang dilakukan bersama

dengan anak mereka. Orangtua menyatakan bahwa mereka lebih mampu

mengontrol stres, konflik, dan kemarahan terkait dengan tekanan pengasuhan,

sehingga hal tersebut membuat hidup mereka secara umum lebih bahagia

(Harrison, Manocha, & Rubia, 2004).

Berdasarkan pemaparan tersebut, terlihat bahwa terapi yoga yang

diterapkan pada ABK dan melibatkan keluarga terutama orangtua dalam

prosesnya memberikan hasil yang menjanjikan baik bagi ABK sendiri

maupun bagi orangtua yang terlibat. Penelitian yang telah dilakukan pada

sebuah kelompok yang spesifik telah secara nyata menunjukkan manfaat dari

terapi yoga yang dilakukan ABK bersama orangtuanya. Penelitian pada ibu

dan anak dengan Down Syndrome yang juga merupakan bagian dari

informan dalam penelitian ini akan menambah pemahaman mengenai

manfaat dari aktivitas yoga pada berbagai jenis keterbatasan dalam

perkembangan anak. Konsep terapi yang sangat baik ini perlu ditingkatkan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, mengingat tingginya risiko

terjadinya gangguan kesehatan mental pada significant other dari ABK

terutama yang memegang peranan utama dalam pengasuhan.

Ibu yang pada umumnya menjadi pemeran utama dalam proses

pengasuhan anak menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Pengalaman

pencapaian kesehatan mental ibu dari ABK yang menerapkan terapi yoga

akan dilihat secara lebih dalam dan dipaparkan melalui penelitian ini. Hal

tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana ibu dari ABK

yang menerapkan terapi yoga dapat melalui berbagai tantangan selama masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

44

pengasuhannya, sehingga bisa memberikan manfaat bagi para ibu lain agar

mampu menjalankan kesehariannya dengan baik di tengah berbagai faktor

yang menghambat optimalisasi kondisi kesehatan mental mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Strategi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pengalaman pencapaian kesehatan

mental yang dirasakan oleh para ibu dengan ABK yang telah melalui proses terapi

yoga bersama anak mereka. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana proses

pencapaian kondisi kesehatan mental dari para ibu tersebut, diperlukan eksplorasi

dan pemahaman yang mendalam dari sudut pandang ibu yang bersangkutan terkait

pengalaman pengasuhan anak dengan kebutuhan khusus, sehingga terlihat faktor-

faktor yang menghambat dan mendukung tercapainya kondisi kesehatan mental.

Maka dari itu, peneliti memilih penelitian secara kualitatif dengan pendekatan

Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) atau analisis fenomenologi

interpretatif sebagai metode atau strategi dalam penelitian ini.

Penelitian kualitatif menekankan pentingnya eksplorasi pada pemahaman dan

nilai yang dimiliki partisipan terkait isu yang sedang dibahas. Mempelajari isu atau

topik penelitian berdasarkan sudut pandang yang dimiliki oleh partisipan menjadi

salah satu kunci dalam penelitian kualitatif. Peneliti harus memiliki fleksibilitas yang

tinggi dalam menyesuaikan dan mengarahkan penelitian berdasarkan pada informasi

yang diberikan oleh partisipan (Creswell, 2014). Sifat penelitian kualitatif yang

menitikberatkan pada sudut pandang dan informasi dari partisipan tersebut sangat

sesuai digunakan untuk membahas nilai dan pandangan hidup seorang individu

dalam menghadapi suatu permasalahan. Termasuk bagaimana seorang ibu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

46

ABK mencapai kondisi kesehatan mental yang baik meski harus menghadapi

berbagai faktor yang dapat menghambat tercapainya kondisi kesehatan mental yang

optimal.

Di sisi lain, pendekatan analisis fenomenologi interpretatif (IPA) bertujuan

untuk melakukan eksplorasi secara lebih mendetail mengenai bagaimana informan/

narasumber memandang dunia personal dan sosialnya. Pendekatan IPA juga sangat

menitikberatkan pada makna suatu pengalaman dan peristiwa yang terjadi dalam

hidup individu (Smith & Osborn dalam Smith, 2009). Tujuan dari pendekatan IPA

tersebut tentunya dapat mendukung tercapainya pemahaman mengenai bagaimana

seorang ibu dengan ABK memandang dan menjalani kehidupannya sehingga kondisi

kesehatan mental dari yang bersangkutan juga lebih mudah diidentifikasi. Selain itu,

pendekatan IPA juga memiliki anggapan teoritis yang mengasumsikan bahwa antara

apa yang orang bicarakan dan pikirkan sangat berkaitan dengan kondisi emosinya.

Pendekatan IPA juga menaruh perhatian besar pada proses mental seorang individu

(Smith & Osborn dalam Smith, 2009). Hal tersebut semakin menguatkan bahwa

pendekatan IPA akan sangat membantu tercapainya pemahaman pada proses

pencapaian kesehatan mental dari individu, khususnya ibu dengan ABK yang

menggeluti aktivitas yoga pada penelitian ini.

B. Refleksivitas Peneliti

Saya adalah penganut agama Hindu yang cukup akrab dengan aktivitas yoga

dan meditasi. Meskipun demikian, saya tumbuh dalam keluarga yang tidak kental

dengan budaya Hindu di India tersebut. Kami hanya sesekali melakukan meditasi

bersama sesaat setelah melakukan persembahyangan. Saya baru menggeluti aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

47

yoga selama kurang lebih dua tahun terakhir. Yoga pada awalnya saya pilih sebagai

bentuk kegiatan fisik untuk menjaga kesehatan tubuh. Setelah beberapa lama

melakukan aktivitas yoga secara rutin, saya benar-benar menikmati aktivitas ini

terutama saat saya merasa kelelahan secara mental karena tugas-tugas dan pikiran-

pikiran megenai kewajiban yang harus saya selesaikan. Dari perasaan tersebut

muncul keinginan untuk memahami manfaat yoga secara lebih mendalam pada

kehidupan manusia sebagai individu. Terlebih banyak terdapat penelitian dan artikel

populer yang menyatakan bahwa aktivitas yoga dapat memberikan dampak yang

positif pada kehidupan seorang yogi, baik secara fisik maupun mental. Saya

menyadari pengalaman pribadi saya dalam merasakan manfaat yoga dapat membuat

subjektivitas saya meningkat ketika menganalisis data penelitian terkait manfaat

yoga. Maka dari itu, saya dengan sadar akan berusaha berhati-hati dan berlaku

seobjektif mungkin dalam menganalisis data tersebut.

Perkenalan saya dengan seorang guru yoga yang memiliki anak dengan

Sindrom Down mengusik keingintahuan saya mengenai bagaimana seorang yogi

merespon tantangan hidup yang berbeda dengan individu lain pada umumnya.

Terlebih beliau sempat menceritakan bahwa awal keterlibatannya dalam aktivitas

yoga kurang lebih 17 tahun lalu juga didasarkan pada kondisi kehidupan beliau yang

dirasa sangat berat dan memiliki banyak masalah. Meskipun demikian, saat ini beliau

telah berhasil mengembangkan dirinya dan orang lain dengan berbagai aktivitas

positif seperti mengembangkan sekolah yoga dan melaksanakan berbagai kegiatan

sosial terkait ABK khususnya anak dengan Sindrom Down. Kesuksesan beliau untuk

bangkit dari kehidupannya yang berat setelah memilih menggeluti yoga menurut

saya sangat penting untuk dipahami lebih mendalam sebagai pedoman bagi ibu-ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

48

lain yang juga mengalami keadaan serupa dalam kehidupannya. Tidak adanya ikatan

emosional antara saya dengan informan atau narasumber dalam penelitian ini

menjadi poin yang baik dalam meningkatkan objektivitas interpretasi dan analisis

data dalam penelitian ini.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengalaman pencapaian kesehatan mental dari

ibu dengan ABK serta peran yang dimiliki yoga dalam proses pencapaian tersebut.

Kesehatan mental yang dimaksud meliputi proses adaptasi individu dengan

lingkungan, kemampuan dan keinginan untuk mengatasi masalah dan tekanan dalam

hidup, kesadarannya terhadap potensi diri dan orang lain, serta kontribusi-kontribusi

yang bisa dan telah mereka berikan pada lingkungan mereka.

D. Informan Penelitian

Informan dari penelitian ini adalah para ibu yang dianugerahi anak dengan

kebutuhan khusus, yang dalam penelitian ini penulis berkesempatan untuk bertemu

dengan ibu dari anak dengan Down Syndrome dan Autism Spectrum Disorder (ASD).

Anak-anak tersebut mengikuti terapi yoga sebagai salah satu terapi untuk

mengoptimalkan perkembangannya. Selain itu, para ibu yang terlibat dalam

penelitian ini juga aktif dalam program terapi yoga bersama anak-anak mereka

sebagai bagian dari proses terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

49

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode

wawancara semi terstruktur. Metode wawancara semi terstruktur memiliki beberapa

kelebihan jika diterapkan dalam penelitian kualitatif, khususnya yang menggunakan

pendekatan IPA. Salah satunya adalah proses wawancara semi terstruktur dapat

memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peneliti untuk melakukan rapport

yang lebih mendalam pada informan/ narasumber. Hal ini penting dalam IPA

mengingat peneliti harus berusaha membuat informan/ narasumber nyaman

membagikan kisahnya untuk masuk sejauh mungkin dalam dunia psikologis dan

sosial dari informan/ narasumber. Wawancara semi terstruktur juga memungkinkan

proses wawancara untuk bergerak ke arah hal yang menjadi perhatian informan/

narasumber dalam isu yang sedang dibahas, sehingga tema utama yang muncul bisa

lebih mudah diidentifikasi. Peneliti juga menjadi lebih bebas untuk mem-probing

informan/ narasumber ketika dirasa ada tema menarik yang mereka munculkan.

Secara garis besar, manfaat yang bisa didapatkan melalui wawancara semi terstruktur

di antaranya dapat memfasilitasi proses rapport untuk membangun empati,

memungkinkan adanya fleksibilitas dalam cakupan area wawancara, dan

memungkinkan proses wawancara untuk menemukan data-data baru. Manfaat-

manfaat tersebut dapat membuat datahasil wawancara menjadi lebih kaya (Smith &

Osborn dalam Smith, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

50

F. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti melalui beberapa tahap penelitian dalam mengumpulkan data dan

informasi mengenai kondisi kesehatan mental ibu dengan ABK. Tahap-tahap

tersebut sebagai berikut.

1. Peneliti mencari dan menentukan ibu dengan ABK yang memilih yoga

sebagai terapi untuk anaknya dan untuk dirinya sendiri, dan bersedia

membagikan kisahnya kepada peneliti.

2. Berdiskusi mengenai informed consent penelitian pada partisipan. Informed

consent memuat identitas peneliti, tujuan penelitian, partisipan penelitian,

metode pengambilan data, hak dan kewajiban partisipan, kerahasiaan data,

tanggung jawab peneliti, dan penanggungjawab penelitian.

3. Penandatanganan informed consent dilakukan setelah partisipan benar-benar

memahami dan menyetujui isi dari informed consent tersebut.

4. Melakukan wawancara semi terstruktur kepada masing-masing partisipan.

5. Membuat transkrip dan melakukan analisis pada transkrip tersebut.

6. Melakukan member checking untuk memastikan keabsahan data hasil analisis

peneliti.

7. External audit atau expert judgment dilakukan peneliti bersama dosen

pembimbing skripsi atau dosen lain yang memiliki pengalaman dalam

penelitian kualitatif.

G. Metode Analisis Data

Tahap-tahap analisis data dalam Interpretative Phenomenology Analysis

(IPA) (Smith, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

51

1. Membaca transkrip berulang kali (reading and re-reading)

Membaca transkrip berulang kali sangat berguna dalam proses awal

analisis untuk membuat peneliti benar-benar memahami dan mendapatkan

gambaran utuh mengenai tema dan alur yang muncul dalam transkrip.

Pembacaan yang berulang juga bisa membantu peneliti dalam menemukan

pandangan baru mengenai tema yang muncul pada setiap proses

membacanya, sehingga data yang dihasilkan akan lebih kaya.

2. Memberi catatan pada transkrip (initial noting)

Catatan awal yang diberikan pada transkrip adalah komentar dari

respon yang diberikan informan pada setiap pertanyaan yang diajukan.

Komentar dapat berupa kesimpulan atau paraphrase dari jawaban informan,

asosiasi atau kaitan dengan realita informan, dan dapat pula berupa

interpretasi awal dari respon informan tersebut. Catatan atau komentar awal

ini berguna untuk memberikan abstraksi bagi peneliti dalam menentukan dan

membagi unit-unit tema yang muncul.

3. Mengembangkan tema-tema dari transkrip (developing emergent themes)

Pada tahap ini, catatan atau komentar awal yang sebelumnya

diberikan peneliti dipadatkan menjadi frasa yang mencakup makna esensial

dari respon yang diberikan informan. Frasa yang dimunculkan dikaitkan

dengan frasa psikologi secara teoritis, namun tetap harus terkait dengan

keseluruhan makna yang dimunculkan dalam transkrip.

4. Mencari hubungan antara tema-tema yang muncul (searching for connection

across emergent themes)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

52

Tema-tema yang muncul didata bersama dalam sebuah kertas

kemudian peneliti berusaha melihat keterkaitan antara tema-tema tersebut.

Pendataan awal dilakukan sesuai dengan urutan munculnya tema dalam

transkrip. Langkah selanjutnya, peneliti berusaha menyusun tema yang

muncul secara teoritis. Beberapa tema menjadi sub dari tema lainnya yang

dianggap lebih tinggi dan mencakup tema-tema tersebut. Penyusunan tema

dilakukan untuk membuat keseluruhan tema memiliki makna yang saling

terkait satu sama lain.

H. Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan ada tidaknya

kongruensi atau keselarasan antara hasil penelitian dan realita yang dialami oleh

partisipan (Merriam dalam Shenton, 2004). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk

menguji kredibilitas dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan dua cara untuk menguji kredibilitas penelitian, yaitu melalui member

checking dan external auditor atau expert judgment.

I. Pedoman Wawancara

Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana

pengalaman pencapaian kesehatan mental ibu dengan ABK dan apa peran yoga

dalam proses pencapaian tersebut?

1. Untuk mengetahui gambaran kesehatan mental partisipan di awal menjadi ibu

dari ABK.

a. Berapa usia anak ibu saat ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

53

b. Bagaimana reaksi ibu saat pertama kali mengetahui kondisi anak ibu?

Prompt: reaksi secara fisik, mental, dan emosional

c. Bisakah ibu ceritakan tantangan-tantangan apa saja yang ibu alami

dalam merawat dan membesarkan anak ibu?

Prompt: dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, institusi, dan

sebagainya.

d. Bagaimana cara ibu menyikapi tantangan tersebut?

e. Bisakah ibu ceritakan upaya-upaya apa saja yang pernah ibu lakukan

untuk mengatasi situasi terkait kondisi anak ibu?

Prompt: terapi, pengobatan, workshop/ sosialisasi, penjelasan kepada

orang lain, dan lain sebagainya.

f. Bagaimana keberhasilan atau pengaruh dari upaya yang ibu lakukan

tersebut?

2. Untuk mengetahui pengalaman partisipan dengan terapi yoga.

a. Bisakah ibu ceritakan bagaimana ibu bisa mengenal dan memilih yoga

sebagai salah satu bentuk terapi?

b. Bagaimana kesan ibu terhadap aktivitas yoga, baik dari sisi anak ibu

dan ibu sendiri?

Prompt: manfaat, kekurangan, kelebihan, dan lain sebagainya.

3. Untuk mengetahui pandangan partisipan terhadap kehidupan sebagai ibu dari

ABK.

a. Bagaimana pandangan ibu terhadap kehidupan yang ibu jalani saat

ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

54

b. Jika diberikan skala 1-10, berada pada angka berapa kepuasan ibu

terhadap kehidupan ibu? Apa alasannya?

c. Jika ibu memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan ibu, adakah

hal yang ingin ibu ubah?

4. Untuk mengetahui pencapaian kesehatan mental partisipan.

a. Bagaimana ibu memandang diri ibu sendiri?

Prompt: kelebihan, kekurangan, potensi, dan lain sebagainya.

b. Bagaimana tanggapan ibu terhadap permasalahan-permasalahan yang

terjadi dalam kehidupan ibu?

c. Bisakah ibu ceritakan mengenai cara-cara ibu dalam mengisi

kehidupan dan tujuan hidup yang ibu miliki?

d. Bagaimana ibu memposisikan diri ibu dalam lingkungan sosial?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan dan Perizinan

Penelitian ini melibatkan tiga orang ibu yang memiliki anak dengan

kebutuhan khusus sebagai informan. Para ibu tersebut juga memilih yoga

sebagai salah satu program yang digunakan untuk mengoptimalkan

perkembangan anaknya. Pada tahap awal persiapan penelitian, peneliti

berusaha untuk menjelaskan kepada para informan mengenai topik yang akan

dibahas dalam penelitian ini, serta manfaat yang diharapkan bisa dihasilkan

dari penelitian terkait. Setelah informan mendapatkan gambaran dan

pemahaman mengenai penelitian, peneliti meminta izin dan persetujuan

secara informal kepada informan untuk membantu peneliti dalam

pengumpulan data pada penelitian ini. Persetujuan secara formal melalui

penandatangan informed consent dilakukan sebelum wawancara pertama

dimulai.

Setelah permohonan izin dilakukan hingga ditetapkan hari

wawancara, peneliti selalu berusaha untuk mengakrabkan diri dengan

informan melalui komunikasi yang intens untuk berbagi informasi mengenai

perkembangan anak dengan kebutuhan khusus dan yoga. Peneliti juga ikut

serta dalam seminar yoga dan tumbuh kembang anak yang diselenggarakan

oleh salah satu informan, serta rutin terlibat dalam kegiatan yoga di sanggar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

56

informan lainnya. Melalui aktivitas-aktivitas tersebut diharapkan bisa

terbangun kenyamanan dan keterbukaan antara informan dan peneliti saat

proses wawancara berlangsung.

Wawancara dilakukan secara semi terstruktur sehingga peneliti lebih

leluasa untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan jawaban yang

informan berikan. Sebelum wawancara pertama dilakukan, peneliti

menjelaskan mengenai kesepakatan yang terdapat dalam informed consent

meliputi cakupan penelitian, kewajiban peneliti, hak dan kewajiban informan,

serta teknis pengumpulan dan penyimpanan data yang diberikan informan.

Setelah informan menyatakan persetujuannya terhadap kesepakatan tersebut,

peneliti memulai wawancara diawali dengan rapport untuk membuat suasana

lebih nyaman dan tidak kaku.

2. Pelaksanaan Penelitian

Proses orientasi awal dan wawancara bersama ketiga informan

dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda, menyesuaikan dengan

kesibukan dari masing-masing informan. Adapun tanggal dan tempat

pelaksanaan wawancara sebagai berikut.

Tabel 1

Pelaksanaan penelitian

No. Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3

1. Orientasi awal,

penjelasan penelitian

dan permohonan

19 Mei 2017

Hotel Serata

Semarang

5 Mei 2017

Studio

Balance

12 Mei 2017

Kedai

Organik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

57

secara informal untuk

menjadi informan.

Yoga

Yogyakarta

Kolondjono,

Deresan

2. Penandatanganan

informed consent.

29 Agustus

2017

Studio Kids

Yoga Jakarta

5 September

2017

Rumah

informan

12 September

2017

Rumah

informan

3. Proses wawancara dan

pengambilan data.

29 Agustus

2017

Studio Kids

Yoga Jakarta

5 September

2017

Rumah

informan

12 September

2017

Rumah

informan

20

September

2017

Via telepon

26 September

2017

Rumah

informan

2 Oktober

2017

Rumah

informan

B. Informan Penelitian

1. Demografi Informan

Tabel 2

Demografi informan

No. Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3

1. Inisial TM AT LM

2. Tanggal lahir 23-08-1971

(46 tahun)

25-09-1961

(56 tahun)

14-06-1959

(58 tahun)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

58

3. Urutan kelahiran Anak ke-4 dari

4 bersaudara

Anak ke-12

dari 12

bersaudara

Anak ke-6

dari 7

bersaudara

4. Agama Buddha Islam Kristen

5. Pendidikan

terakhir

Sarjana Sarjana Muda Magister

6. Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta Pensiunan

7. Urutan kelahiran

ABK

Anak pertama

dari 2

bersaudara

Anak ke-2

dari 2

bersaudara

Anak ke-3

dari 4

bersaudara

8. Usia ABK 15 tahun 24 tahun 22 tahun

9. Gangguan yang

dialami anak

Autism

Spectrum

Disorder

Down

Syndrome

Down

Syndrome

10. Jenis kelamin

ABK

Perempuan Perempuan Perempuan

11. Status pernikahan Menikah Menikah Menikah

12. Pendidikan

terakhir pasangan

Sarjana Sarjana Magister

13. Pekerjaan

pasangan

Karyawan

Swasta

Wiraswasta Pensiunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

59

2. Latar Belakang Informan

a) Informan 1 (Ibu TM)

Ibu TM merupakan seorang ibu dan praktisi yoga untuk anak yang

saat ini berusia 46 tahun. Pada tahun 2002, Ibu TM (46) dianugerahi seorang

anak perempuan dengan kondisi yang spesial karena terdiagnosis mengalami

Autism Spectrum Disorder level moderate, atau yang dalam DSM IV disebut

dengan Pervasive Developmental Disorder – Not Other Specify (PDD-NOS).

Gadis kecil yang merupakan anak pertamanya tersebut didiagnosis sebagai

anak dengan autism ketika menginjak usia dua setengah tahun. Pada awalnya,

kesadaran mengenai adanya kejanggalan pada perkembangan anaknya dilihat

oleh mertua dari Ibu TM (46) yang berprofesi sebagai seorang dokter.

Kepastian mengenai kondisi anaknya sempat tertunda karena saat itu untuk

melakukan asesmen dengan dokter ahli harus menunggu selama kurang lebih

3-6 bulan. Periode menunggu tersebut dimanfaatkan Ibu TM (46) untuk

mencari tahu sendiri mengenai kondisi anaknya saat itu. Ia mulai banyak

membaca informasi dari internet dan dari buku khususnya mengenai deteksi

dini dan perkembangan anak.

Melalui keaktifannya dalam mencari informasi secara mandiri, Ibu

TM (46) mendapatkan gambaran mengenai kondisi anaknya saat itu

meskipun belum dilakukan asesmen oleh dokter ahli. Pada awalnya, Ibu TM

(46) mengira anaknya mengalami kondisi yang disebut Sensory Processing

Disorder karena symptom-symptom yang dapat diobservasi Ibu TM (46)

mengarah pada gangguan tersebut. Sempat didiagnosis tidak mengalami

gangguan apapun oleh seorang profesor tidak lantas membuat Ibu TM (46)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

60

percaya begitu saja, karena hasil pencarian informasi yang Ibu TM (46)

lakukan menunjukkan memang terdapat gangguan pada perkembangan

anaknya. Hal tersebut membuat Ibu TM (46) mencoba mencari dokter baru

untuk mendapatkan second opinion. Pada dokter kedua tersebutlah Ibu TM

(46) mendapatkan diagnosis yang menyatakan anaknya mengalami gangguan

autism. Meskipun berbeda dengan perkiraan awalnya, pengetahuan dan

kesadaran akan adanya gangguan yang terjadi pada anaknya membuat respon

yang diberikan Ibu TM (46) terhadap hasil diagnosis tersebut lebih

konstruktif.

Ibu TM (46) yang memang sejak awal memilih untuk menjadi ibu

rumah tangga setelah melahirkan benar-benar mendedikasikan waktunya

untuk merawat anaknya dan mengikuti berbagai kegiatan seperti terapi,

seminar dan pelatihan yang dapat membantunya lebih memahami bagaimana

mengatasi kondisi anaknya, salah satunya dengan yoga. Dedikasi tersebut

dapat dilihat hasilnya dengan pengetahuannya yang sangat mendalam

mengenai perkembangan anak dengan autism meskipun pendidikan Ibu TM

(46) sesungguhnya adalah ekonomi. Dibantu dengan lingkungan sosial,

keluarga, dan kondisi ekonomi yang mendukung, saat ini Ibu TM (46) telah

mengembangkan pusat pelatihan yoga untuk mendukung perkembangan

anak-anak baik anak berkebutuhan khusus maupun anak normal yang diberi

nama Kids Yoga Jakarta.

b) Informan 2 (Ibu AT)

Ibu AT merupakan seorang ibu dan praktisi yoga yang saat ini berusia

56 tahun. Dua minggu setelah proses kelahiran putri keduanya pada tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

61

1993, Ibu AT harus menerima kenyataan bahwa putri keduanya tersebut

mengidap Down Syndrome. Keterbatasan pengetahuan Ibu AT mengenai apa

yang dimaksud Down Syndrome menimbulkan kecemasan yang sangat besar

dalam diri Ibu AT. Kenyataan bahwa anaknya memiliki kondisi yang berbeda

dengan anak-anak lain pada umumnya membuat Ibu AT merasakan berbagai

emosi negatif seperti sedih, takut, bingung, dan lain sebagainya. Bahkan Ibu

AT sempat terkejut dan menolak untuk menggendong anaknya ketika

pertama kali melihat kondisi fisik anaknya.

Ibu AT berusaha untuk tidak berlarut-larut dengan keterkejutannya

sendiri. Ibu AT mulai berusaha menerima kondisi anaknya dengan mulai

menyusui dan terus memeluk anak tersebut. Hal itu cukup membantu Ibu AT

untuk menenangkan diri dan menerima kehadiran anaknya. Setelah cukup

berhasil beradaptasi dengan kondisi anaknya dan kondsi fisiknya sendiri yang

masih lemah pasca melahirkan, Ibu AT giat berusaha mencari solusi untuk

mengatasi kondisi anaknya. Upaya-upaya yang dilakukan mulai dari

pemeriksaan menyeluruh, membaca berbagai informasi terkait Down

Syndrome, mengikuti kegiatan workshop, mempelajari berbagai ilmu

penyembuhan hingga mengenal yoga, dan membuka yayasan untuk anak-

anak Down Syndrome.

Tidak semua upaya yang dilakukan Ibu AT bisa berjalan dengan

lancar. Salah satu contohnya Ibu AT terpaksa menutup yayasannya karena

kekurangan dana dan sumber daya. Selain itu, Ibu AT juga sempat

mendapatkan komentar-komentar yang kurang menyenangkan dari orang-

orang terdekatnya terkait dengan kondisi anaknya. Meskipun pandangan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

62

orang-orang tersebut sempat memberikan pengaruh yang kurang baik bagi

Ibu AT, ia tetap menjalankan berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk

mengoptimalkan perkembangan anaknya. Salah satu upaya yang dengan

serius dikembangkan Ibu AT hingga saat ini adalah melalui yoga. Minat yang

ditunjukkan Ibu AT terhadap kegiatan yoga mendorong Ibu AT untuk

mendirikan pusat pelatihan yoga bagi masyarakat umum dan yoga terapi bagi

ABK, yang bernama Balance Yoga: Body, Mind, and Soul Yogyakarta.

c) Informan 3 (Ibu LM)

Ibu LM merupakan seorang ibu yang sudah memasuki masa

pensiunnya dan saat ini berusia 58 tahun. Ibu LM menyambut masa

pensiunnya dengan suka cita karena hal tersebut membuat Ibu LM dapat

dengan leluasa menghabiskan waktu bersama putri ketiganya yang sejak 22

tahun lalu didiagnosis mengalami Down Syndrome. Ibu LM yang dulunya

bekerja di sebuah pabrik harus sangat teliti dalam membagi waktunya untuk

bekerja dan mengurus keluarga, terlebih putri ketiganya memerlukan

perhatian yang khusus. Sebagai ibu yang bekerja, Ibu LM sempat merasakan

kelelahan yang luar biasa dalam mengurus anaknya. Terlebih karena pada

awalnya Ibu LM tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang Down

Syndrome, dan secara tidak direncanakan Ibu LM melahirkan putri keempat

hanya berselang setahun setelah kelahiran putri ketiganya. Meskipun sempat

mengalami perbedaan pandangan dengan suaminya, mereka berdua mampu

menyatukan tekad dan niat untuk bersama-sama mengupayakan perawatan

yang optimal bagi anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

63

Ibu LM dan suaminya yang pada awalnya tidak memiliki dasar

pengetahuan mengenai Down Syndrome belajar secara mandiri melalui

berbagai sumber bacaan untuk lebih mengenali apa itu Down Syndrome.

Mereka juga mengupayakan pengobatan dan terapi yang terbaik meskipun

harus pergi jauh ke luar kota. Terbatasnya waktu yang bisa diberikan oleh Ibu

LM kepada anaknya yang mengalami Down Syndrome saat ia masih bekerja

cukup teratasi dengan perhatian dari anak-anaknya yang lain. Bahkan

menurut Ibu LM, putri bungsunya mampu menjadi rekan yang sangat baik

bagi proses perkembangan anak ketiganya, karena mereka dapat belajar

bersama. Saat ini Ibu LM mengisi kesehariannya dengan terlibat secara aktif

dalam berbagai kegiatan rutin yang diikuti anaknya seperti kursus melukis,

berenang, menari, dan yoga. Ibu LM juga aktif terlibat dalam kegiatan ikatan

orangtua dengan anak Down Syndrome untuk berbagi mengenai pengalaman

dalam proses pengasuhan anak dengan Down Syndrome.

C. Hasil Penelitian

1. Informan 1

a) Tantangan yang harus dihadapi: keluarga, kondisi anak, proses terapi

dan pandangan sosial

Layaknya ibu pada umumnya, Ibu TM (46) juga merasakan berbagai

tantangan yang harus dihadapi saat merawat anaknya, terlebih dengan kondisi

spesial yang dialami oleh anak tersebut. Belum lagi reaksi orang terdekat

yang tidak bisa dikontrol dan diprediksi, yang kemungkinan besar akan

memberikan pengaruh pada proses pengasuhan ibu terhadap anaknya. Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

64

satu tantangan yang dirasakan oleh Ibu TM (46) dalam proses pengasuhan

anaknya yang mengalami autism adalah ketika suaminya merasa tidak tahu

bagaimana harus berkomunikasi dan menjadi dekat dengan anak mereka. Ibu

TM (46) yang saat itu berupaya untuk fokus dengan program dan proses

terapi bagi anaknya berusaha untuk menjelaskan bahwa diperlukan kesabaran

dan pemahaman yang besar untuk menjalin komunikasi dan kelekatan yang

baik dengan anak autism. Permasalahan mengenai perbedaan pola

pengasuhan juga dirasakan Ibu TM (46) sebagai salah satu tantangan dalam

membentuk perilaku anaknya. Sikap kakek yang cenderung memanjakan

anaknya membuat Ibu TM (46) merasa perlu memberikan edukasi kepada

keluarganya mengenai pentingnya konsistensi dalam mendidik anak. Hal

tersebut terkadang membuat Ibu TM (46) melalui perdebatan karena adanya

perbedaan pendapat dengan keluarganya, meskipun tidak pernah hingga

berlarut-larut.

Lingkungan sosial juga tidak mungkin selamanya bersahabat terhadap

sesuatu yang dipandang berbeda. Terlihat dari upaya Ibu TM (46) untuk

mengoptimalkan perkembangan anaknya yang sempat terhambat dengan

penolakan-penolakan dari berbagai sekolah di mana anak Ibu TM (46)

sempat mendaftar. Terkadang, Ibu TM (46) juga harus menerima komentar

dengan nada membandingkan antara capaian perkembangan anaknya dengan

anak normal pada umumnya. Standar yang ditetapkan oleh lingkungan

membuat pembandingan seperti itu seringkali ditemui. Bahkan, proses terapi

konvensional pun dirasa kurang cukup mendukung perkembangan anak

berkebutuhan khusus secara optimal. Menurut ibu TM (46) penanganan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

65

terbagi-bagi dan tidak melihat seorang anak secara keseluruhan menjadi

permasalahan utama dalam terapi konvensional yang menghambat

optimalisasi perkembangan anak dengan kebutuhan khusus.

Tidak hanya dari lingkungan luar, perilaku anak sendiri seringkali

membuat Ibu TM (46) merasa proses pengasuhan anak dengan kebutuhan

khusus bukanlah hal yang mudah. Selama hampir 15 tahun melalui masa

pengasuhan, tantrum, kesulitan berkomunikasi, kesulitan mengatur pola

makan dan pola tidur sudah pernah dilalui oleh Ibu TM (46). Perkembangan

yang optimal sulit didapatkan karena perkembangan postur tubuh dan

pernapasan yang mengalami gangguan sehingga berpengaruh pada

perkembangan lain utamanya kemampuan berbicara. Permasalahan-

permasalahan yang dialami dalam perkembangan anaknya membuat Ibu TM

(46) harus berusaha lebih kuat untuk mengoptimalkan perkembangannya. Ibu

TM (46) sangat menyadari bahwa proses tersebut sangat melelahkan dan

menguras tenaga serta emosinya. Rasa lelah, penuh tekanan, dan emosi yang

kurang stabil disadari Ibu TM (46) sebagai faktor dari dalam dirinya yang

juga dapat menghambat upayanya untuk mengoptimalkan perkembangan

anaknya. Maka dari itu, selain mengerahkan tenaga dan pikiran untuk

melakukan berbagai upaya dalam optimalisasi perkembangan anak, Ibu TM

(46) juga tidak lupa untuk mengupayakan peningkatan kualitas pribadinya,

baik dalam hal fisik, mental, maupun emosional.

b) Menolong diri sendiri dan membangun kesiapan diri

Ibu TM (46) menyadari sepenuhnya bahwa situasi yang ia jalani

terkait kondisi yang dimiliki anaknya tidak bisa membaik jika dirinya sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

66

tidak berusaha. Ibu TM (46) tidak membiarkan dirinya berlarut-larut dalam

kesedihan saat menerima hasil diagnosis kondisi anaknya. Kesiapan Ibu TM

(46) dalam menerima diagnosis tersebut berkat kegigihan Ibu TM (46) dalam

mengumpulkan berbagai informasi mengenai kondisi anaknya. Latar

belakang pendidikan Ibu TM (46) yang sama sekali tidak berkaitan dengan

pengetahuan mengenai gangguan perkembangan pada anak tidak menjadi

batasan bagi Ibu TM (46) untuk belajar. Bahkan, ketika salah satu profesor

yang memeriksa anaknya menyatakan anaknya dalam kondisi yang normal

Ibu TM (46) tidak percaya begitu saja. Hasil penelitian yang dilakukan Ibu

TM (46) secara mandiri memberikan peringatan awal pada Ibu TM (46)

bahwa anaknya memiliki kondisi yang spesial.

Hasil diagnosis dokter lain akhirnya memberikan kepastian pada Ibu

TM (46) mengenai kondisi yang dialami anaknya. Segala upaya yang Ibu TM

(46) lakukan setelah menerima diagnosis tersebut didasari atas kesadaran

pribadi bahwa kesuksesannya dalam mengatasi situasi tersebut sangat

bergantung pada kesungguhannya sendiri. Kesadaran dan keyakinan tersebut

yang menggerakkan Ibu TM (46) dalam segala hal yang diupayakannya,

meskipun terkadang berbagai hambatan pernah dirasakan Ibu TM (46) ketika

menjalani usaha-usaha tersebut.

c) Mengembangkan diri untuk mengembangkan anak

Kondisi yang dialami oleh putri pertama Ibu TM (46) mendorongnya

untuk melakukan berbagai upaya guna membuat kondisinya menjadi lebih

baik. Kesungguhan Ibu TM (46) sudah terlihat bahkan sebelum kepastian

diagnosis mengenai kondisi anaknya keluar. Ibu TM (46) yang pada awalnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

67

tidak akrab dengan berbagai jenis gangguan perkembangan mulai

mempelajari secara mandiri apa yang terjadi pada kondisi anaknya. Berbagai

informasi dikumpulkan Ibu TM (46) melalui membaca buku dan sumber

informasi lain dari internet. Hingga pada saat diagnosis mengenai kondisi

anaknya dipastikan, Ibu TM (46) bisa beradaptasi dengan cepat pada kondisi

tersebut.

Respon yang diberikan Ibu TM (46) atas diagnosis anaknya menjadi

sangat konstruktif. Berkat pengetahuan yang sudah ia miliki mengenai

kondisi anaknya, Ibu TM (46) tidak perlu waktu lama untuk mengatasi

keterkejutan terhadap diagnosis tersebut. Ibu TM (46) segera menyusun

berbagai program dan rencana untuk mendukung perkembangan anaknya

kedepannya. Mulai dari terapi konvensional seperti terapi wicara dan okupasi,

rekonstruksi struktur tubuh secara medis, pengenalan lingkungan dengan

kegiatan di luar ruangan, hingga terapi alternatif seperti terapi craniosacral

dan yoga.

Ibu TM (46) juga tidak berhenti memperkaya diri dengan

pengetahuan-pengetahuan mengenai autism melalui berbagai sumber bacaan

serta workshop dan pelatihan yang ia ikuti. Agar lebih memahami pola

komunikasi yang harus dibentuk dengan anaknya, Ibu TM (46) mengikuti

seminar mengenai integrasi sensori pada anak dengan autism. Bahkan

bersama dengan suaminya, Ibu TM (46) meluangkan waktu cukup lama

untuk megikuti program yang bernama Relationship Development

Intervention (RDI) yang memang ditujukan bagi orangtua dengan anak-anak

autism agar bisa lebih menyesuaikan pola komunikasi mereka. Tidak berhenti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

68

di sana saja, Ibu TM (46) juga ingin terlibat secara langsung dalam program-

program terapi yang dijalankan oleh anaknya. Setelah sebelumnya mengenal

dan merasakan sendiri manfaat dari yoga, Ibu TM (46) memutuskan untuk

mengikuti pelatihan instruktur yoga bagi anak berkebutuhan khusus dan

menerapkannya sebagai home program bagi anaknya sendiri.

Kehidupan Ibu TM (46) setelah melahirkan putri pertamanya benar-

benar dipenuhi dengan kegiatan untuk menambah kemampuan diri agar dapat

mendukung perkembangan anaknya secara optimal. Ibu TM (46) yang

tentunya juga merasakan kelelahan dan tekanan dari aktivitasnya dalam

proses pengasuhan memilih yoga sebagai salah satu aktivitas untuk

melepaskan tekanan dan kelelahan yang dirasakannya. Meskipun awalnya

hanya untuk dirinya sendiri, Ibu TM (46) akhirnya juga menggunakan yoga

sebagai salah satu program pendukung perkembangan anaknya. Setelah

memiliki putri pertamanya, segala bentuk pengembangan dirinya juga

bertujuan untuk mendukung perkembangan anaknya.

d) Lingkungan yang menyediakan jalan dan peluang

Lingkungan memang sempat memberikan beberapa hambatan bagi

Ibu TM (46) dalam menjalankan upayanya untuk mengoptimalkan

perkembangan anaknya. Meskipun demikian, lingkungan pula yang

memberikan Ibu TM (46) peluang-peluang yang bisa diambil sehingga Ibu

TM (46) bisa menemukan jalan dalam mengupayakan optimalisasi

perkembangan tersebut. Seperti contohnya keluarga yang mendukung dan

turut membantu menjaga anaknya jika Ibu TM (46) harus melakukan

aktivitas yang tidak memungkinkannya membawa putrinya. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

69

meskipun suami Ibu TM (46) sempat merasakan kesulitan untuk

berkomunikasi dengan anaknya, suami Ibu TM (46) tetap memberikan

dukungan dan menunjukkan minatnya pula untuk terlibat dalam pelatihan

guna meningkatkan kemampuan komunikasi sebagai orangtua dengan anak

autism.

Keluarga Ibu TM (46) yang juga memahami kondisi sulit Ibu TM (46)

berusaha membantu dengan memberikan berbagai sumber bacaan untuk

pengembangan diri Ibu TM (46). Ibu TM (46) yang memang memiliki minat

besar dalam membaca menyatakan ia merasa sangat senang dan terbantu atas

perhatian yang ditunjukkan keluarganya tersebut. Selain itu, pilihan Ibu TM

(46) untuk aktif menjalankan aktivitas yoga juga memberikan jalan bagi Ibu

TM (46) dalam menemukan mentor yang tepat untuk mengembangkan

pengetahuannya mengenai program terapi alternatif yoga untuk anak

berkebutuhan khusus. Curahan perasaan yang Ibu TM (46) sampaikan kepada

pelatih yoganya mengenai tekanan dan kesulitan yang dialaminya dalam

mengasuh putri pertamanya mengantarkan Ibu TM (46) berkenalan dengan

instruktur yoga bagi anak berkebutuhan khusus hingga mengikuti

pelatihannya sendiri. Peluang dan jalan yang diberikan oleh lingkungannya

tentunya mempermudah Ibu TM (46) dalam menjalani masa pengasuhannya.

e) Hasil dari jerih payah yang memberikan penguatan

Ada banyak alasan dan hambatan yang bisa membuat Ibu TM (46)

menyerah dalam menjalani masa pengasuhan terhadap anaknya yang

mengalami autism. Akan tetapi, ternyata Ibu TM (46) menemukan lebih

banyak alasan untuk bertahan. Salah satunya adalah kepuasan saat melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

70

upaya-upaya yang dia lakukan selama ini membuahkan hasil yang baik.

Berbagai upaya pengembangan diri dan pengembangan bagi anaknya

menunjukkan pengaruh yang positif bagi kehidupan mereka. Hal tersebut

membuat Ibu TM (46) melihat adanya harapan dalam optimalisasi

perkembangan anaknya, sehingga semakin memacu semangatnya untuk terus

berusaha demi anaknya.

Kegigihan Ibu TM (46) dalam mengikuti berbagai seminar dan

workshop mengenai autism membuat pengetahuan Ibu TM (46) tentang

kondisi anaknya menjadi semakin meningkat. Peningkatan pengetahuan

tersebut juga didukung dengan minat Ibu TM (46) dalam membaca dan

mencari berbagai informasi terkait kondisi anaknya. Pengetahuan yang

memadai yang dimiliki Ibu TM (46) membuat Ibu TM (46) memiliki

kesiapan dan dasar yang kuat untuk menyusun program-program yang sesuai

bagi perkembangan anaknya. Penyusunan dan pemilihan program yang tepat

tentunya dapat mendukung optimalisasi perkembangan anaknya. Terapi

alternatif craniosacral contohnya, memberikan hasil yang nyata pada

kemampuan toilet training dari anak Ibu TM (46).

Pengetahuan Ibu TM (46) terkait masalah utama anak dengan autism

pada postur dan pernapasan membuat Ibu TM (46) meyakini bahwa yoga

merupakan salah satu program yang tepat bagi anaknya. Keyakinan Ibu TM

(46) terbukti dengan semakin terlatihnya otot anak Ibu TM (46) sehingga

kemampuan motoriknya menjadi semakin baik. Selain itu, latihan pernapasan

yang merupakan aktivitas utama dalam yoga juga sangat sesuai untuk

mengatasi permasalahan pernapasan pada anak dengan autism. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

71

pernapasan yang semakin baik, anak Ibu TM (46) juga dapat mengatasi

permasalahan dalam perkembangan kemampuan bicara yang dialaminya.

Nilai-nilai yang diterapkan yoga untuk tidak menyakiti diri sendiri dan

lingkungan sekitar menurut Ibu TM (46) sangat membantu perkembangan

sosial anaknya terutama dalam empati, yang seringkali menjadi masalah bagi

anak dengan autism. Ibu TM (46) yang sebelumnya juga telah memilih

aktivitas yoga sebagai salah satu kegiatan rutinnya menyatakan bahwa

kegiatan tersebut juga berdampak sangat baik bagi kemampuannya dalam

meregulasi diri dan emosi. Hasil yang baik dari segala upaya yang dilakukan

Ibu TM (46) tersebut memberikannya semangat dan kekuatan untuk terus

berusaha agar perkembangan anaknya bisa semakin optimal.

f) Yoga: salah satu peluang pengembangan ibu dan anak

Salah satu upaya yang dilakukan Ibu TM (46) untuk membantu

anaknya mencapai perkembangan yang optimal adalah melalui program yoga.

Ibu TM (46) yang sebelumnya memang aktif melakukan aktivitas yoga

merasa yoga membantunya mengatasi permasalahan fisiknya pada lutut dan

punggung. Setelah rutin melakukan aktivitas yoga, Ibu TM (46) juga

merasakan perubahan pada kondisi emosinya. Ibu TM (46) yang merasa

bahwa dirinya cukup emosional dan mudah marah menjadi lebih tenang dan

bisa mengontrol emosinya ketika menghadapi situasi penuh tekanan. Manfaat

yang Ibu TM (46) rasakan secara pribadi dari aktivitas yoga membuat Ibu

TM (46) berpikir bahwa kegiatan tersebut juga bisa mendukung optimalisasi

perkembangan anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

72

Setelah menerapkan yoga sebagai salah satu program untuk anaknya,

Ibu TM (46) juga melihat perkembangan baik yang ditunjukkan oleh

anaknya. Perkembangan tersebut meliputi peningkatan kekuatan fisik dan

perbaikan kemampuan pernapasan. Peningkatan tersebut menurut Ibu TM

(46) sangat terkait dengan aktivitas yoga yang mengutamakan pernapasan dan

gerakan. Gerakan dalam aktivitas yoga pun bersifat menopang tubuh sendiri,

jadi sangat baik bagi perkembangan otot anak-anak dengan autism serta

meningkatkan kesadaran akan tubuh dan dirinya. Selain itu, Ibu TM (46) juga

melihat peningkatan empati dari anaknya melalui penerapan nilai-nilai dalam

yoga seperti tidak boleh melukai diri sendiri, tidak boleh mencederai orang

lain, harus saling menghargai dan menghormati makhluk sekitar serta

lingkungan skitar.

Tidak hanya manfaat bagi individu, kegiatan yoga yang Ibu TM (46)

lakukan bersama dengan anaknya ternyata juga memberikan manfaat bagi

hubungan antara ibu dan anak. Kemampuan komunikasi anak dengan autism

yang cukup terbatas membuat mereka kesulitan mengungkapkan apa yang

mereka inginkan. Intuisi dan kepekaan yang baik dari orangtua sangat

diperlukan untuk memahami keinginan mereka. Ibu TM (46) merasa hal

tersebut bisa ia kembangkan melalui aktivitas yoga bersama anaknya. Selain

itu, Ibu TM (46) merasa koneksi atau keterikatan yang tumbuh antara dirinya

dan anaknya selama melakukan yoga bersama sangat membantunya untuk

memiliki hubungan yang semakin baik dengan anaknya melalui kesadaran

akan kondisi anaknya dan dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

73

g) Manifestasi kondisi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari

Setelah melalui berbagai hambatan dan tantangan dalam menjalani

masa pengasuhan terhadap anaknya yang memiliki autism, kondisi kesehatan

mental Ibu TM (46) tentunya berpotensi lebih tinggi untuk mengalami

gangguan. Meskipun demikian, Ibu TM (46) tetap menunjukkan manifestasi

mental yang sehat dalam kehidupannya sehari-hari. Kondisi mental Ibu TM

(46) termanifestasikan dalam kemampuannya untuk mengatasi tekanan,

kontak yang efisien dengan realita, kepribadian yang utuh, spontanitas

perasaan yang memadai dalam relasi, dan rasa aman dalam kehidupan. Ibu

TM (46) juga menunjukkan bahwa ia memiliki tujuan hidup yang wajar,

kemampuan untuk produktif, serta kemampuan belajar dari pengalaman.

Sebagai bagian dari kehidupan sosial, Ibu TM (46) juga mampu untuk

memuaskan tuntuan kelompok, memiliki emansipasi yang memadai terhadap

kelompok atau budaya, serta mampu berkontribusi bagi lingkungannya.

Sedangkan sebagai individu, Ibu TM (46) memiliki kemampuan yang baik

untuk menilai diri sendiri dengan pengetahuan yang baik pula mengenai

dirinya.

Kemampuan Ibu TM (46) untuk mengatasi tekanan salah satunya

terlihat dalam reaksi yang ditunjukkan Ibu TM (46) ketika menghadapi

diagnosis anaknya. Ibu TM (46) mampu mengatasi kondisi penuh tekanan

tersebut secara konstruktif, dengan memikirkan program-program yang bisa

dijalankan untuk membantu optimalisasi perkembangan anaknya.

Kemampuan tersebut juga nampak ketika Ibu TM (46) menghadapi

hambatan-hambatan dalam proses pengasuhan, baik yang datang dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

74

keluarga, diri sendiri, maupun dari anak yang bersangkutan. Fleksibilitas

yang dimiliki Ibu TM (46) ketika menghadapi situasi-situasi yang memang

tidakbisa ia ubah juga menunjukkan kemampuannya untuk memiliki kontak

yang baik dengan realita.

Sebagai individu, Ibu TM (46) menunjukkan bahwa ia memiliki

kepribadian yang utuh melalui minatnya terhadap aktivitas fisik seperti yoga

serta kegemarannya dalam membaca. Selain itu, Ibu TM (46) juga mampu

memahami nilai moral yang berlaku dalam lingkungannya, dengan menyadari

bahwa sebagai manusia empati merupakan salah satu hal yang sangat penting.

Kemampuan Ibu TM (46) dalam berelasi terlihat dari hubungan dekat yang

mampu ia bangun dengan pelatih yoganya, hingga memberikan banyak

manfaat dalam kehidupan Ibu TM (46). Relasi yang dimiliki Ibu TM (46)

dengan keluarganya juga mampu memberikan Ibu TM (46) kebahagiaan,

terlihat dengan prioritas Ibu TM (46) untuk memilih menghabiskan waktu di

akhir minggu bersama keluarganya meskipun ia juga sangat mencintai

pekerjaannya sebagai instruktur yoga anak.

Pilihan-pilihan yang diambil Ibu TM (46) dalam hidupnya juga tidak

terlepas dari rasa aman yang Ibu TM (46) miliki terhadap kehidupan. Ibu TM

(46) tidak memiliki banyak kecemasan dalam aspek-aspek kehidupan seperti

pekerjaan dan keluarga. Pekerjaan yang dilakukan Ibu TM (46) lebih

merupakan wujud kecintaannya terhadap putrinya, tanpa ada tuntutan untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi. Keamanan aspek ekonomi dalam kehidupan

Ibu TM (46) terlihat dari bagaimana ia dapat dengan mudah mengikuti

berbagai program untuk perkembangan anaknya, meskipun program tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

75

mengharuskannya pergi ke luar negeri. Perkembangan dan upaya yang

selama ini ia lakukan untuk anaknya juga membuatnya merasa tidak terlalu

cemas dengan masa depan anaknya. Ibu TM (46) yakin bahwa anaknya bisa

berkembang dengan baik melalui berbagai program yang telah dijalankannya

saat ini. Rasa aman yang dimilikinya dalam kehidupan semakin dikuatkan

melalui pernyataan bahwa Ibu TM (46) merasa hidupnya saat ini telah cukup

dan ia tidak akan mengalami penyesalan jika sesuatu terjadi pada dirinya.

Sebagai manusia Ibu TM (46) tetap menyadari sepenuhnya bahwa ia

tidak akan pernah puas dalam kehidupan. Selalu ada keinginan-keinginan

baru yang muncul dan menuntut untuk dipenuhi. Secara pribadi Ibu TM

masih ingin membuat pusat pelatihan yoga menjadi lebih besar dan ingin

mempelajari banyak hal baru. Keinginan untuk terus mengembangkan diri

merupakan tujuan hidup yang wajar dimiliki manusia, terlebih Ibu TM (46)

menyatakan bahwa tujuan hidupnya lah yang membuatnya bersemangat

untuk bangun dan menjalani kehidupan setiap hari. Meskipun demikian, Ibu

TM (46) juga tetap menyadari bahwa tidak semua keinginan yang ia miliki

bisa terwujud. Maka Ibu TM (46) tidak lantas menjadi patah semangat saat

mengalami kegagalan dalam mencapai tujuannya, contohnya ketika anaknya

ditolak oleh beberapa sekolah. Penolakan tersebut menurut Ibu TM (46)

menunjukkan bahwa seseorang bisa menemukan tempat yang lebih sesuai

untuknya, dan tentunya memberikan hasil yang lebih baik bagi individu itu

sendiri.

Kesibukan yang dimiliki Ibu TM (46) sebagai ibu dalam masa

pengasuhan anak dengan autism tidak lantas membuatnya menjadi pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

76

yang pasif dalam kehidupan. Ibu TM (46) justru mampu untuk produktif dan

berkontribusi bagi lingkungannya dengan membagikan pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki mengenai autism, berdasarkan informasi yang

dikumpulkannya selama ini. Terlebih setelah mendalami terapi yoga untuk

anak, Ibu TM (46) berhasil mendirikan sebuah pusat pelatihan yoga untuk

anak dan membantu optimalisasi perkembangan anak-anak lain melalui pusat

pelatihan yoga tersebut. Produktivitas dan kontribusi Ibu TM (46) juga

diwujudkan melalui acara seminar dan workshop yang diadakannya guna

membagi informasi dan pengetahuan yang ia miliki mengenai yoga dan anak

berkebutuhan khusus.

Produktivitas dan kontribusi yang Ibu TM (46) berikan melalui pusat

pelatihan dan kegiatan seminar yang diadakannya tentu tidak terlepas dari

kemampuannya untuk belajar dari pengalaman. Informasi yang dikumpulkan

serta pengalamannya sendiri dalam menjalani pelatihan sebagai instruktur

yoga anak memberikannya dasar baginya dalam berbagi ilmu. Sebagai

intstruktur yoga untuk anak berkebutuhan khusus, Ibu TM (46) juga memiliki

kemampuan untuk melihat pola perilaku dari anak-anak berkebutuhan khusus

yang ia tangani, sehingga bisa menentukan pola program yang akan

diterapkan. Kemampuan tersebut menunjukkan Ibu TM (46) mampu

menganalisis pola perilaku seorang anak berdasarkan pengalamannya

menangani anak-anak sebelumnya.

Kontribusi yang Ibu TM (46) berikan terhadap lingkungan

menunjukkan bahwa Ibu TM (46) menyadari posisinya sebagai bagian dari

lingkungan sosial. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tentunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

77

menuntut manusia untuk mampu hidup dalam kelompok. Peran dan

kewajiban individu dalam kelompok harus disadari dan dipenuhi agar dapat

diterima dalam kelompok tersebut. Ibu TM (46) menunjukkan kesadaran

tersebut melalui pemikirannya mengenai tugas orangtua yang seharusnya

memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Selain itu, sebagai

makhluk sosial Ibu TM (46) juga tetap memiliki toleransi terhadap perbedaan

budaya dalam berbagai kelompok sosial. Contoh nyatanya, Ibu TM (46)

menyatakan sangat senang bisa hidup dengan kemudahan yang diberikan oleh

kemajuan teknologi di masa sekarang, namun tetap menyadari bahwa

ketergantungan dan kenyamanan terhadap kemudahan dapat mengikis

semangat berjuang seseorang yang sangat penting dimiliki dalam kehidupan

yang cukup keras ini.

Sebagai individu, Ibu TM (46) memiliki kemampuan dan pengetahuan

yang baik untuk menilai dirinya sendiri. Ibu TM (46) menyadari kekurangan

yang dimilikinya dalam hal meregulasi emosi, serta menyadari batasan

dirinya dalam melakukan aktivitas fisik. Kesadaran Ibu TM (46) mengenai

potensi diri dan kegiatan yang menjadi kesukaaannya membuatnya bisa

memanfaatkan hal tersebut untuk terus mengembangkan diri dan

lingkungannya. Contohnya melalui kegemaran Ibu TM (46) dalam membaca

ia terus mengembangkan pengetahuannya dan mengisi hidup dengan

informasi-informasi mengenai pengembangan diri. Kesukaan Ibu TM (46)

dalam aktivitas fisik juga turut memegang peranan dalam kesuksesannya

menjadi instruktur yoga untuk anak yang telah memberikan pengaruh baik

bagi anaknya, dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

78

Kehidupan Ibu TM (46) sehari-hari menunjukkan adanya manifestasi-

manifestasi yang mengindikasikan mental yang sehat. Manifestasi tersebut

tetap muncul meskipun dalam situasi kehidupan yang penuh tekanan. Faktor-

faktor pendukung yang ada dalam diri dan kehidupan Ibu TM (46) tentunya

memegang peranan dalam terwujudnya manifestasi kesehatan mental pada

kehidupan sehari-hari Ibu TM (46).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

79

Gambar 1. Skema dinamika pengalaman pencapaian dan gambaran

kesehatan mental informan 1

Faktor yang mempengaruhi kesehatan

mental

Keluarga, kondisi

anak, proses terapi

dan pandangan sosial

sebagai tantangan

dalam proses

pengasuhan

Lingkungan sosial,

peningkatan kondisi

anak dan

karakteristik pribadi

yang memberikan

penguatan

Menghadapi kondisi

anak melalui

berbagai bentuk

pengembangan diri

Peningkatan dalam

kualitas fisik, emosi,

dan kepekaan pada

hubungan ibu dan

anak melalui yoga

Mengupayakan

berbagai jenis terapi

dan aktivitas untuk

meningkatkan

kondisi anak

Manifestasi kesehatan mental:

Keterampilan dalam

menghadapi tekanan sosial

serta berelasi dan

beradaptasi dengan

kehidupan sosial

Kemampuan mengenali

diri dan mengembangkan

potensi diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

80

2. Informan 2

a) Tantangan yang harus dihadapi: keluarga, lingkungan, anak, dan diri

sendiri

Bagi Ibu AT (56), tantangan pertama yang harus ia hadapi dengan

kehadiran putri keduanya yang mengalami Down Syndrome adalah dirinya

sendiri. Tidak siap, tidak percaya, dan tidak tahu apa yang terjadi membuat

berbagai pikiran dan emosi negatif menguasi Ibu AT (56) saat mendengar

kabar mengenai kondisi anaknya tersebut. Terlebih kondisi fisik Ibu AT (56)

yang masih lemah pasca melahirkan membuatnya semakin tidak siap

menerima kenyataan mengenai kondisi anaknya. Ketidaksiapan Ibu AT (56)

bahkan sempat membuat Ibu AT (56) tidak bersedia untuk menggendong

anaknya sendiri. Hal tersebut untungnya tidak berlangsung lama karena

ikatan antara ibu dan anak mulai terjalin saat Ibu AT (56) menyusui anaknya.

Setelah Ibu AT (56) berhasil menenangkan dirinya dan mulai

berusaha menerima kehadiran anaknya, tantangan selanjutnya muncul dari

keluarganya, terutama dari orangtua dan mertuanya. Komentar negatif yang

diberikan oleh keluarganya memberikan tekanan tersendiri dalam kehidupan

Ibu AT (56) di masa awal pengasuhan putrinya yang mengalami Down

Syndrome. Keterbatasan pengetahuan mengenai Down Syndrome yang

dimiliki Ibu AT (56) dan keluarganya membuat mereka bertanya-tanya

mengenai penyebab terjadinya hal tersebut. Ibu AT (56) seolah menjadi pihak

yang tertuduh atas kondisi yang terjadi pada anaknya. Seiring berjalannya

waktu, pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam terkait kondisi

anak dengan Down Syndrome mampu membuat keluarga Ibu AT (56) mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

81

belajar untuk menerima kehadiran anaknya tanpa menyalahkan Ibu AT (56)

lagi.

Berbagai upaya yang dilakukan Ibu AT (56) dalam mengoptimalkan

proses perkembangan anaknya tidak selamanya berjalan dengan lancar. Salah

satunya dikarenakan kurang tersedianya pelayanan yang memadai untuk

mendukung optimalisasi perkembangan anak dengan Down Syndrome di

tempat Ibu AT (56) tinggal. Hal tersebut membuat Ibu AT (56) harus keluar

kota untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Selain itu,

upaya Ibu AT (56) untuk mendirikan yayasan sendiri agar perkembangan dan

kemampuan anak-anak dengan Down Syndrome bisa diupayakan dengan

lebih baik juga terkendala dengan dukungan sumber daya yang terbatas.

Perbedaan visi dan tujuan juga menjadikan yayasan yang berusaha

dikembangan Ibu AT (56) tidak bisa bertahan lama.

Kesehatan anak dan Ibu AT (56) sendiri menjadi permasalahan lain

dalam masa pengasuhan Ibu AT (56) dengan anaknya yang mengalami Down

Syndrome. Kondisi kesehatan anaknya yang lebih rentan terhadap penyakit

membuat Ibu AT (56) harus benar-benar berhati-hati dan memperhatikan

kondisi anaknya saat berkegiatan. Kesehatan Ibu AT (56) sendiri mulai

mengalami penurunan akhir-akhir ini terkait dengan usia dan kelelahan yang

Ibu AT (56) alami. Penurunan kondisi kesehatnnya sedikit banyak

mempengaruhi upaya yang bisa ia lakukan untuk membantu optimalisasi

perkembangan anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

82

b) Upaya memahami dengan terus belajar dan bertanya pada tenaga

profesional

Kenyataan yang harus Ibu AT (56) terima mengenai kondisi anaknya

memacu Ibu AT (56) untuk mulai belajar mengenai segala hal terkait kondisi

anaknya tersebut. Berbagai upaya Ibu AT (56) lakukan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam mengenai kondisi anaknya. Mulai dari membaca

buku hingga terlibat dalam berbagai kegiatan workshop mengenai anak Down

Syndrome. Ilmu-ilmu yang Ibu AT (56) dapatkan dari proses belajarnya

kemudian berusaha ia terapkan dalam yayasan yang ia bangun untuk

mengembangkan kemampuan sehari-hari anak dengan Down Syndrome.

Meskipun tidak bisa bertahan untuk waktu yang lama, yayasan yang

dibangunnya tersebut tetap mampu memberikan pengenalan mengenai

kemampuan-kemampuan yang selanjutnya bisa dikembangkan oleh anak-

anak Down Syndrome.

Ibu AT (56) juga mendapatkan banyak bantuan dari dokter yang

menangani anaknya. Sejak awal, Ibu AT (56) telah merasa terbantu berkat

penjelasan yang diberikan seorang dokter mengenai penyebab dari kondisi

yang dialami anaknya. Pemahaman mengenai hal tersebut membantu Ibu AT

(56) untuk tidak lagi merasa bersalah dan tertekan pada komentar-komentar

negatif yang diberikan keluarganya. Keluarganya pun bisa menerima

kehadiran anaknya tanpa menyalahkan Ibu AT (56) lagi. Selain itu, dokter

yang menangani anaknya juga sangat memahami bahwa Ibu AT (56)

memerlukan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai Down Syndrome.

Hal tersebut ditunjukkan dengan buku-buku mengenai Down Syndrome yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

83

diberikan dokternya kepada Ibu AT (56). Ibu AT (56) merasa sangat terbantu

dengan berbagai informasi yang didapatkan, baik dari buku maupun

informasi yang langsung dibagikan oleh dokternya. Selanjutnya, informasi

dan pengetahuan yang Ibu AT (56) dapatkan tersebut ia gunakan untuk

mengembangan program terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus melalui

yoga.

c) Keyakinan spiritual yang menguatkan

Tantangan dalam menjalani hidup dengan anak yang mengalami

Down Syndrome tentunya menimbulkan banyak tekanan dalam kehidupan

Ibu AT (56). Meskipun demikian, Ibu AT (56) tetap berusaha untuk melihat

kehidupannya secara positif. Ibu AT (56) memiliki keyakinan yang cukup

besar mengenai kekuatan yang lebih besar dari dirinya akan terus

menolongnya untuk menghadapi segala tantangan dalam kehidupannya. Ibu

AT (56) juga meyakini segala cobaan yang dialaminya adalah kehendak

Tuhan. Keyakinan tersebut membuat Ibu AT (56) bisa berusaha menjalani

kehidupannya dengan lebih ikhlas.

Segala upaya yang dilakukan Ibu AT (56) juga selalu dibarengi

dengan doa agar Ibu AT (56) diberi keikhlasan dalam merawat anaknya yang

mengalami Down Syndrome. Pencapaian yang berhasil Ibu AT (56)

upayakan hingga saat ini terkait dengan kemajuan kondisi anaknya menurut

Ibu AT (56) juga tidak lepas dari bantuan Tuhan. Menurut Ibu AT (56) Tuhan

telah membantunya dan keluarganya untuk melewati tantangan kehidupan

yang diberikan pada mereka, khususnya terkait dengan kehadiran putri

keduanya yang mengalami Down Syndrome.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

84

d) Ilmu penyembuhan bagi pengembangan diri dan anak

Kondisi yang dialami anaknya membuat Ibu AT (56) tidak ingin

hanya diam dan tidak melakukan upaya untuk membantu mengembangkan

kemampuan putri keduanya. Kehadiran putri keduanya yang mengalami

Down Syndrome mendorong Ibu AT (56) untuk mempelajari berbagai ilmu

penyembuhan yang bisa membantu meningkatkan kondisi anaknya. Ilmu

yang dipelajari seperti ilmu prana, meditasi, dan yoga. Pendalaman ilmu yang

dilakukan Ibu AT (56) menunjukkan manfaat yang tidak hanya terlihat pada

perkembangan kemampuan putrinya, tapi juga bagi Ibu AT (56) sendiri dan

juga bagi kualitas hubungan antara ibu dan anak yang terjalin.

Setelah mendalami ilmu prana, meditasi, dan yoga yang

sesungguhnya saling berkaitan, Ibu AT (56) berusaha menerapkan ilmu-ilmu

tersebut dan mengkombinasikannya dengan pengetahuan mengenai Down

Syndrome yang telah dipelajarinya. Stimulasi gerakan yang Ibu AT (56)

terapkan mampu membantu mengontrol respon fisiologis yang berlebihan

pada anak-anak berkebutuhan khusus seperti keluarnya air liur yang terus-

menerus. Aktivitas yoga yang diberikan Ibu AT (56) juga mampu

menguatkan perkembangan tubuh bagian bawah yang umumnya lemah pada

anak-anak berkebutuhan khusus sehingga mampu menopang tubuhnya sendiri

dengan baik. Konsentrasi anaknya juga bisa lebih meningkat setelah

melakukan aktivitas yoga, sehingga dapat menyerap pelajaran lain dengan

lebih baik.

Bagi Ibu AT (56) sendiri, berlatih sebelum menerapkan ilmu-ilmu

penyembuhan tersebut pada anaknya tentunya juga memberikan dampak pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

85

dirinya sendiri. Rutin melakukan aktivitas yoga membuat kondisi fisik Ibu

AT (56) terlihat lebih segar di usianya yang sudah tidak muda lagi. Selain itu,

Ibu AT (56) juga lebih mudah menyadari kondisi emosi yang sedang

dialaminya. Ibu AT (56) dapat mengatur reaksi yang harus ia berikan

terhadap suatu kondisi tertentu agar tidak impulsif. Melalui prana atau latihan

pernafasan, Ibu AT (56) dapat berusaha melihat ke dalam dirinya terkait apa

yang terjadi dan membuatnya merasakan emosi tertentu. Regulasi diri dan

emosi tersebut tetap Ibu AT (56) rasakan manfaatnya hingga saat ini,

meskipun Ibu AT (56) sudah berada pada kondisi menopause, masa yang

dianggap sangat rawan dengan fluktuasi emosi bagi wanita.

Tidak hanya bagi peningkatan kualitas pribadi, aktivitas berdasarkan

ilmu penyembuhan yang ibu lakukan bersama dengan anaknya juga

memberikan dampak yang baik pada kualitas hubungan antara ibu dan anak.

Ibu AT (56) merasa aktivitas terapi bersama anaknya tersebut melatih dirinya

untuk mampu lebih sabar dalam menghadapi anaknya. Kesabaran tersebut

bahkan ia rasakan bukan hanya saat menghadapi anaknya, tapi juga ketika

dihadapkan pada situasi lain yang kurang menyenangkan dalam hidupnya.

Selain itu, Ibu AT (56) merasa anaknya mampu lebih berempati pada dirinya

terutama terkait dengan kepekaan perasaan yang dimiliki anaknya. Anaknya

bisa merasakan bahkan turut berusaha untuk menghibur ketika Ibu AT (56)

sedang merasa sedih atau dalam kondisi emosi yang buruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

86

e) Peningkatan kondisi dan kebersamaan dengan anak sebagai

penghiburan

Melihat kondisi anaknya mengalami peningkatan menjadi salah satu

kunci yang tetap membuat Ibu AT (56) terus bersabar dalam melakukan

berbagai upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anaknya. Di sisi lain,

ikatan yang kuat antara ibu dan anak membuat kebersamaan dengan anaknya

menjadi sebuah penghiburan yang sangat berarti di tengah kehidupan Ibu AT

(56). Ibu AT (56) merasa kebersamaan dan kehadiran anaknya dalam setiap

saat di kesehariannya memberinya kekuatan untuk menjalani hidup. Terutama

ketika Ibu AT (56) sedang merasa lelah dan tertekan dengan segala cobaan

dalam kehidupannya, melihat perilaku anaknya merupakan hiburan tersendiri

bagi Ibu AT (56). Ibu AT (56) yang cukup senang bepergian baru akan

merasa lengkap jika anaknya juga ikut bersamanya meskipun itu berarti Ibu

AT (56) harus memberikan perhatian yang lebih karena kondisi anaknya yang

cukup rentan.

f) Manifestasi kondisi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari

Segala hambatan dan tantangan yang dijalani Ibu AT (56) dalam

merawat anaknya yang mengalami Down Syndrome sangat berpotensi

terhadap berkembangnya kondisi mental yang kurang sehat bagi Ibu AT (56)

sendiri. Meskipun demikian, Ibu AT (56) tetap menunjukkan manifestasi-

manifestasi dari kondisi mental yang sehat dalam kesehariannya. Manifestasi

yang terlihat meliputi kontribusi bagi lingkungan, kepribadian yang utuh

melalui minat terhadap aktivitas tertentu, kemampuan belajar dari

pengalaman, rasa aman dalam kehidupan dan kemampuan mengatasi tekanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

87

Ibu AT (56) juga memiliki kontak yang efisien dengan realitas, pengetahuan

yang baik tentang dirinya, tujuan hidup yang wajar, serta kemampuan untuk

produktif.

Kontribusi bagi lingkungan yang diberikan Ibu AT (56) jelas terlihat

dari kesungguhannya untuk mengembangkan kemampuan anak-anak dengan

Down Syndrome melalui pengembangan terapi dan membuka yayasan Down

Syndrome yang berfokus pada pengembangan keterampilan hidup.

Pengembangan terapi dan yayasan yang diupayakan Ibu AT (56) bukan

hanya demi kepentingan anaknya, tetapi juga bagi setiap anak yang bernasib

sama dengan anaknya. Kemajuan yang didapatkan oleh anak-anak

berkebutuhan khusus lain yang didapat setelah melaksanakan terapi yoga

yang ia kembangkan membuat Ibu AT (56) merasa sangat bahagia karena

ilmu yang ia miliki dapat berguna juga bagi orang lain.

Segala bentuk pengembangan terapi yoga bagi anak berkebutuhan

khusus yang diupayakan Ibu AT (56) bermula dari kegemarannya sendiri

dalam jenis aktivitas fisik tersebut. Ibu AT (56) memanfaatkan

ketertarikannya pada aktivitas olah tubuh seperti senam dan aerobik dalam

memperdalam dan mengembangkan jenis terapi yoga yang dijalaninya saat

ini. Pengembangan terapi yang Ibu AT (56) lakukan juga tidak terlepas dari

kemampuan Ibu AT (56) untuk belajar dari berbagai ilmu penyembuhan yang

ia dalami. Ibu AT (56) juga mengombinasikan terapi yoga yang

dikembangkannya dengan aspek-aspek fisioterapi yang sempat dijalani

anaknya. Pengetahuan mengenai Down Syndrome yang didapatkan melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

88

bacaan dan diskusinya dengan dokter juga menjadi landasan dalam

mengembangan terapi yoga bagi anak berkebutuhan khusus.

Keikhlasan yang Ibu AT (56) kembangkan selama merawat anaknya

yang mengalami Down Syndrome membuat Ibu AT (56) tidak berfokus pada

kecemasan mengenai masa depan anaknya. Ibu AT (56) memilih untuk lebih

bersyukur terhadap pencapaian yang mampu diraih anaknya hingga saat ini,

dan meyakini bahwa kemampuan tersebut bisa menjadi bekal bagi anaknya di

masa depan. Keikhlasan dan kemampuan meregulasi emosi yang dimiliki Ibu

AT (56) juga membantunya untuk menghadapi permasalahan atau suatu

kondisi yang penuh tekanan dengan tidak impulsif. Permasalahan yang hadir

juga berusaha diselesaikan Ibu AT (56) dengan cara yang realistis, dengan

tidak menuntut hasil yang benar-benar seperti harapannya karena Ibu AT (56)

menyadari realitas seringkali berbeda dari ekspektasi yang kita miliki.

Kesadaran terhadap kondisi realitas tersebut juga diwujudkan Ibu AT

(56) dalam kemampuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang

dirinya miliki. Kelebihan dan kekurangan tersebut juga mendasari tujuan atau

keinginan yang berusaha dicapai Ibu AT (56) dalam hidupnya, yaitu untuk

kembali sehat dan terus belajar serta membagikan ilmu yang dimilikinya

lebih banyak lagi. Upaya pencapaian tujuan Ibu AT (56) tersebut terwujud

dalam keseharian Ibu AT (56) yang selalu ia isi dengan kegiatan-kegiatan

yang produktif seperti mendalami ilmu mengenai yoga, terapi, dan pola hidup

sehat. Kegiatan yang rekreatif seperti mendengarkan musik dan merajut juga

sering Ibu AT (56) lakukan untuk mengisi waktunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

89

Gambar 2. Skema dinamika pengalaman pencapaian dan gambaran

kesehatan mental informan 2

Faktor yang mempengaruhi kesehatan

mental

Kurangnya pengetahuan

sebagai sumber ketidaksiapan

Pandangan keluarga dan

lingkungan sosial serta

ketidakstabilan fisik dan emosi

ibu dan anak sebagai tantangan

proses pengasuhan

Keterbatasan sumber daya

manusia dan keuangan yang

menghambat upaya

pengembangan anak

Keluarga,

lingkungan sosial,

keyakinan spiritual

dan kehadiran anak

menjadi penguatan

menjalani proses

pengasuhan

Menghadapi

kondisi anak

melalui berbagai

bentuk

pengembangan diri

dan interaksi

dengan anak Peningkatan dalam

kualitas kognitif,

fisik, emosi, dan

kepekaan pada

hubungan ibu dan

anak melalui yoga

Mengupayakan

berbagai jenis terapi

dan aktivitas untuk

meningkatkan

kondisi anak

Manifestasi kesehatan mental:

Keterampilan dalam

menghadapi tekanan sosial

serta berelasi dengan

kehidupan sosial

Kemampuan mengenali

diri dan mengembangkan

potensi diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

90

3. Informan 3

a) Tantangan yang harus dihadapi: proses terapi, sikap lingkungan

sosial anak, kondisi anak, dan diri sendiri

Pengalaman memiliki anak dengan Down Syndrome tidak pernah

terpikirkan oleh Ibu LM (58) sebelum melahirkan putri ketiganya.

Pengetahuan yang terbatas mengenai apa yang dimaksud dengan kondisi

Down Syndrome membuatnya semakin kesulitan menerima kenyataan bahwa

anaknya berada pada kondisi tersebut. Ketika masih harus menyesuaikan diri

dengan pola pengasuhan terhadap anaknya yang mengalami Down

Syndrome, Ibu LM (58) justru mendapatkan kehamilan yang tidak

direncanakan. Kehamilan yang seharusnya menjadi kebahagiaan tersebut

sempat membuat Ibu LM (58) merasa cemas jika anak keempatnya juga akan

mengalami Down Syndrome. Kecemasan tersebut membuat gagasan untuk

menggugurkan kandungannya sempat terlintas dalam pikiran Ibu LM (58),

meskipun akhirnya hati nurani Ibu LM (58) membuatnya tetap

mempertahankan kandungan tersebut. Tantangan baru terus datang setelah

Ibu LM (58) berhasil melewati tantangan sebelumnya. Menjalani masa

pengasuhan untuk dua anak yang masih bayi secara bersamaan tentu

bukanlah hal yang mudah. Hari-hari yang melelahkan dengan waktu tidur

yang sangat berkurang menjadi rutinitas yang dijalani Ibu LM (58) setiap

harinya.

Setelah anaknya mulai beranjak dewasa, Ibu LM (58) mulai

menyadari keterlambatan perkembangan anak ketiganya yang cukup

signifikan jika dibandingkan dengan anak keempatnya. Kenyataan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

91

menjadi sebuah tantangan baru bagi Ibu LM (58) untuk memikirkan langkah

yang harus diambilnya agar perkembangan anaknya bisa lebih optimal.

Sayangnya, Ibu LM (58) merasa penanganan yang layak untuk kondisi

anaknya tidak tersedia di daerah tempat tinggalnya. Untuk mendapatkan

penangan yang baik, Ibu LM (58) harus pergi ke luar kota dan meninggalkan

pekerjaannya untuk beberapa saat. Setelah menunjukkan perkembangan yang

cukup baik pada aspek kognitif dan motorik, Ibu LM (58) harus kembali

menerima kenyataan bahwa anaknya harus berjuang untuk berkembang dan

diterima dalam lingkungan sosialnya. Tidak jarang Ibu LM (58) harus

menyaksikan anaknya mendapatkan perlakuan yang sangat tidak

menyenangkan dari teman-teman sebayanya. Tantangan demi tantangan

tersebut harus terus dihadapi Ibu LM (58) dalam masa pengasuhan terhadap

anaknya yang mengalami Down Syndrome.

b) Terus belajar dan mencari penanganan yang sesuai

Ketidaktahuan mengenai kondisi yang dialami anaknya mendorong

Ibu LM (58) untuk terus belajar agar memiliki pengetahuan yang memadai

mengenai kondisi anaknya tersebut, sehingga dapat menentukan penanganan

yang sesuai. Mulai dari banyak bertanya pada tenaga profesional hingga

orang-orang sekitar yang dianggap lebih paham. Selain itu, Ibu LM (58) juga

mulai banyak membaca dan mencari informasi mengenai segala hal yang

berkaitan dengan kondisi anaknya. Seminar juga menjadi salah satu sumber

informasi bagi Ibu LM (58) dalam upayanya untuk mendapatkan pemahaman

yang lebih mendalam. Ibu LM (58) dan suaminya juga tergabung dalam

komunitas orangtua dengan anak Down Syndrome. Keterlibatannya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

92

komunitas tersebut memberikannya kesempatan untuk berbagi dan

mendapatkan ilmu dari pengalaman orangtua lain yang memiliki anak dengan

kondisi seperti anaknya.

Ketidakcocokan terhadap beberapa terapi yang pernah diterapkan

pada anaknya juga tidak menghentikan Ibu LM (58) untuk terus mencari

penanganan yang tepat, meskipun harus pergi jauh dari tempat tinggalnya.

Informasi dan pengetahuan yang telah Ibu LM (58) miliki mengenai Down

Syndrome membantunya untuk memahami penanganan seperti apa yang

dibutuhkan anaknya. Keterlibatannya dalam komunitas orangtua dengan anak

Down Syndrome juga membuatnya memiliki informasi lebih mengenai jenis

terapi dan kegiatan yang bisa diterapkan untuk mengembangkan anaknya.

Saudara-saudara yang peduli juga menjadi sumber informasi Ibu LM (58)

terkait tempat penanganan yang baik bagi anaknya.

c) Aktivitas-aktivitas untuk mengembangkan anak

Upaya yang dilakukan Ibu LM (58) tidak lantas berhenti setelah

anaknya menemukan penanganan atau terapi yang sesuai. Ibu LM (58)

menyatakan bahwa menurutnya kemampuan anak dengan Down Syndrome

harus terus dikembangkan melalui berbagai aktivitas. Hal tersebut membuat

Ibu LM (58) mencari berbagai kegiatan pengembangan keterampilan agar

bisa mengoptimalkan kemampuan anaknya. Ibu LM (58) juga meyakini

bahwa keterampilan-keterampilan yang dilatihkannya pada anaknya kini

dapat membantu kehidupan anaknya menjadi lebih mandiri kelak. Kegiatan

atau aktivitas yang dimaksud meliputi kursus berenang, melukis, balet,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

93

bermain peran, bermain piano, yoga, Bahasa Inggris, dan pelatihan

keterampilan untuk kehidupan sehari-hari.

Dari berbagai aktivitas yang Ibu LM (58) upayakan untuk anaknya

tersebut, Ibu LM (58) mampu menganalisis bahwa beberapa di antarnya

memiliki manfaat yang serupa dengan proses terapi yang sebelumnya

dilakukan. Contohnya pada aktivitas bermain piano, Ibu LM (58) menyatakan

terdapat proses penyeimbangan untuk otak kanan dan kirinya yang

memberikan hasil pada kemampuan bahasa anaknya yang lebih tertata. Selain

itu, pada balet dan yoga yang memadukan musik dan gerakan, Ibu LM (58)

melihat bahwa konsentrasi yang dimiliki anaknya mengalami peningkatan.

Ibu LM (58) juga melihat aktivitas yoga yang dilakukan oleh anaknya juga

berdasar pada proses fisioterapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus

sehingga dapat menguatkan perkembangan fisiknya. Di sisi lain, latihan

pernapasan yang menjadi kunci utama dalam aktivitas yoga sangat membantu

anak berkebutuhan khusus untuk melatih kemampuan bicara dalam

memproduksi kata-kata yang jelas.

Ibu LM (58) yang bukan merupakan praktisi yoga menyatakan bahwa

sesungguhnya ia tidak mengetahui apa sebenarnya manfaat dari kegiatan

yoga yang dilakukan anaknya. Sebelum ikut aktif terlibat dalam kegiatan

tersebut, Ibu LM (58) hanya beranggapan bahwa yoga merupakan salah satu

aktivitas yang menyenangkan bagi anaknya dan merupakan bentuk olahraga

yang baik pula bagi kesehatan tubuh. Melalui aktivitas yoga Ibu LM (58)

melihat bahwa anaknya bisa memiliki teman sehingga dapat menjadi sarana

menjalin relasi yang cukup baik. Setelah turut terlibat dalam kegiatan yoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

94

bersama anaknya, Ibu LM (58) merasa bahwa aktivitas tersebut bisa menjadi

salah satu sarana meningkatkan kualitas kebersamaan mereka yang kurang

tercapai saat Ibu LM (58) masih bekerja. Mendampingi anaknya secara

langsung dalam aktivitas yoga juga membuat Ibu LM (58) belajar lebih sabar

menghadapi anaknya yang harus dibimbing dan dilatih secara berulang-ulang.

d) Kebanggaan atas pencapaian anak dan penerimaan lingkungan sosial

Ibu LM (58) menjadi semakin giat mengupayakan berbagai aktivitas

pengembangan keterampilan bagi anaknya setelah anaknya menunjukkan

pencapaian yang membanggakan dalam aktivitas-aktivitas tersebut.

Pencapaian yang berhasil diraih oleh anaknya menjadi kekuatan dan

keyakinan tersendiri bagi Ibu LM (58) bahwa anaknya dapat berkembang dan

memiliki keterampilan seperti layaknya anak lain pada umumnya. Ibu LM

(58) menjadi terus menguatkan dirinya untuk tidak menyerah dalam

mengupayakan pengembangan keterampilan anaknya. Terlebih ketika

pencapaian yang berhasil diraih anaknya tersebut diakui oleh lingkungan

sosial sehingga membuat anaknya tidak lagi dipandang sebelah mata.

Hal tersebut membuat Ibu LM (58) merasa bahwa pencapaian yang

berhasil diraih anaknya bukan hanya sekadar kebanggaan bagi Ibu LM (58)

sendiri, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk menyosialisasikan kondisi

yang dialami oleh anak-anak seperti anaknya. Salah satu contohnya adalah

ketika pemuka agama di tempat ibadah Ibu LM (58) membuka kesempatan

pada anaknya untuk bermain peran dalam kisah yang menjadi bagian dari

khotbahnya, banyak jemaat menjadi semakin menyadari keterampilan dan

keberadaan anak-anak seperti anak Ibu LM (58). Hal tersebut membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

95

mereka mampu untuk lebih berempati dan menghargai keberadaan anak-anak

tersebut. Kesempatan dan pencapaian yang berhasil diraih anaknya menurut

Ibu LM (58) juga dapat membuka pikiran dan wawasan banyak orang

mengenai anak-anak berkebutuhan khusus.

e) Hal-hal yang selalu layak disyukuri pada Tuhan

Ibu LM (58) merupakan pribadi yang religius. Ibu LM (58) sangat

meyakini bahwa segala hal yang terjadi dalam kehidupannya merupakan

anugerah dari Tuhan yang patut disyukuri, termasuk kelahiran putri ketiganya

yang mengalami Down Syndrome. Keyakinan tersebut menjadi salah satu

penguatan bagi Ibu LM (58) untuk terus bersyukur dalam menjalani

kehidupannya meskipun banyak hal berat yang harus dilaluinya. Ibu LM (58)

juga sangat meyakini bahwa solusi dari berbagai permasalahan yang datang

dalam kehidupan akan dengan muda ditemukan jika ia telah berserah

sepenuhnya kepada Tuhan. Permasalahan terberat sekali pun akan tetap

terlewati selama Ibu LM (58) mau berserah. Hadirnya permasalahan juga

dirasa Ibu LM (58) mampu menguatkan hubungan dan kedekatannya dengan

Tuhan, sehingga permasalahan yang muncul juga patut disyukuri.

Banyak hal yang membuat Ibu LM (58) merasa sangat bersyukur pada

Tuhan dari awal kehidupannya. Ibu LM (58) sangat bersyukur bisa mendapat

kesempatan untuk menimba ilmu hingga tingkat pendidikan yang cukup

tinggi yang tidak bisa dicapai saudaranya yang lain sehingga bisa mengatasi

rasa rendah diri yang ia miliki. Ibu LM juga sangat bersyukur bisa

mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga bisa menopang kehidupan

keluarganya dan memberikan penanganan yang baik bagi anaknya. Bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

96

Ibu LM (58) yang sempat ingin menggugurkan kandungannya saat hamil

putri keempat merasa putri keempatnya merupakan anugerah yang Tuhan

kirimkan untuk menemani perkembangan putri ketiganya. Saat ini, Ibu LM

(58) sangat bersyukur karena telah memasuki masa pensiun sehingga bisa

menggunakan seluruh waktunya untuk menemani kegiatan-kegiatan yang

dilakukan anaknya yang mengalami Down Syndrome.

f) Manifestasi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari

Kehidupan yang dijalani Ibu LM (58) sebagai ibu dengan anak

berkebutuhan khusus menunjukkan banyak tantangan yang harus dihadapi.

Upaya-upaya yang dilakukan Ibu LM (58) dalam menghadapi tantangan

tersebut membantu Ibu LM (58) untuk tetap memiliki kondisi kesehatan

mental yang baik meskipun harus melewati banyak hal yang tidak

menyenangkan. Dalam kehidupan sehari-harinya Ibu LM (58) menunjukkan

kemampuan untuk produktif serta memiliki kontak yang efisien dengan

realitas. Ibu LM (58) juga menunjukkan kemampuan untuk belajar dari

pengalaman dan memiliki kepribadian yang utuh dengan menunjukkan minat

pada aktivitas tertentu. Kemampuan untuk mengatasi tekanan juga

ditunjukkan dalam kesehariannya sehingga memiliki rasa aman yang cukup

terhadap kehidupan. Ibu LM (58) menunjukkan kepeduliannya terhadap

lingkungan dengan memberikan kontribusi pada komunitasnya, memiliki

kemampuan untuk memenuhi tuntutan kelompok, serta memiliki emansipasi

yang baik terhadap kelompok yang berbeda. Kemampuan Ibu LM (58) dalam

mengenali dan memahami dirinya membuatnya bisa memperkirakan tujuan-

tujuan yang tetap wajar dan realistis dalam kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

97

Produktivitas Ibu LM (58) terlihat dari integritas dan dedikasinya

dalam menjalani pekerjaan secara profesional hingga bisa mencapai posisi

yang tinggi. Profesionalitasnya dalam pekerjaan tidak terlepas dari

kemampuan Ibu LM (58) untuk belajar dari pengalamannya selama menjalani

pendidikan. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman juga tampak dari

cara Ibu LM (58) menerapkan peraturan bagi anak-anaknya dalam bermain,

yang didasarkan pada peristiwa kurang menyenangkan yang pernah dialami

sebelumnya.

Ibu LM (58) juga menunjukkan minatnya dalam menjalani kehidupan

dengan memiliki ketertarikan pada aktivitas fisik khususnya berenang, yang

ditularkan pula pada anak-anaknya. Selain mengenali minat dan ketertarikan

pada aktivitas tertentu, Ibu LM (58) juga mampu menilai kelebihan dan

kekurangan dirinya sehingga dapat memikirkan upaya-upaya yang bisa

dilakukan untuk mengembangkan kelebihan dan mengatasi kekurangan yang

dimiliki, khususnya dalam hal pekerjaan. Upaya-upaya yang telah Ibu LM

(58) lakukan menjadi acuan bagi Ibu LM (58) dalam menetapkan tujuan dari

apa yang dilakukannya. Seperti tujuannya untuk memberikan wadah bagi

pencapaian anaknya dalam melukis melalui pameran. Ibu LM (58) bisa

memiliki pemikiran untuk membuatkan pameran bagi anaknya karena telah

melakukan banyak usaha dan persiapan sehingga hal tersebut sangat mungkin

untuk direalisasikan.

Kontak yang baik dengan realitas juga ditunjukkan Ibu LM (58)

ketika harus menghadapi masalah-masalah dalam kehidupannya. Ibu LM (58)

tidak memungkiri bahwa ia akan membutuhkan bantuan pihak lain untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

98

menyelesaikan masalahnya. Ibu LM (58) juga dapat menerima keterbatasan

anaknya dengan tidak memaksakan anaknya bersekolah di sekolah normal.

Penerimaan yang dimiliki Ibu LM (58) juga membantunya untuk mengatasi

tekanan-tekanan terkait dengan kondisi anaknya, bahkan juga mampu

membantunya melatih diri dalam menghadapi segala tekanan dalam

kehidupannya. Penerimaan dan kemampuan untuk mengatasi tekanan

tersebut juga didapatkan Ibu LM (58) dari keyakinannya untuk selalu

berserah pada Tuhan dalam mnghadapi berbagai permasalahan kehidupan.

Ibu TM (58) meyakini dengan berserah pada Tuhan maka segala

permasalannya akan dapat dimudahkan.

Selain berserah pada Tuhan, kehidupan Ibu LM (58) juga terasa lebih

mudah karena ia mampu menjalin relasi yang baik dengan lingkungan

sosialnya. Keaktifan Ibu LM (58) untuk berkontribusi bagi komunitas

ditunjukkan melalui keterlibatannya sebagai pengurus aktif PKK di

lingkungannya. Selain itu, Ibu LM (58) juga selalu menyempatkan diri untuk

membantu tetangga yang menyelenggarakan acara, meskipun acara tersebut

adalah acara keagamaan yang berbeda dari keyakinan Ibu LM (58). Toleransi

Ibu LM (58) terhadap perbedaan tersebut membuat kehidupan di lingkungan

sosialnya menjadi sangat harmonis sehingga membuat Ibu LM (58) lebih

bahagia dalam menjalani kehidupan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

99

Gambar 3. Skema dinamika pengalaman pencapaian dan gambaran

kesehatan mental informan 3

Faktor yang mempengaruhi kesehatan

mental

Keterbatasan pengetahuan

menyebabkan munculnya

pemikiran dan emosi negatif

Terapi, sikap lingkungan sosial

anak, kondisi anak, dan

kondisi ibu sebagai tantangan

dalam proses pengasuhan

Peningkatan kondisi

anak, bantuan dan

penerimaan

lingkungan sosial serta

keyakinan spiritual

yang menguatkan

Berupaya

meningkatkan

pemahaman dan

penerimaan terhadap

kondisi anak

Yoga sebagai kegiatan

yang menyenangkan

bagi anak untuk terapi

dan menjalin relasi

serta membantu melatih

kesabaran ibu

Mengembangkan

kemampuan anak

melalui berbagai jenis

terapi, aktivitas, dan

meningkatkan kualitas

kebersamaan

Manifestasi kesehatan mental:

Keterampilan dalam

menghadapi tekanan

sosial serta berelasi dan

beradaptasi dengan

kehidupan sosial

Kemampuan mengenali

diri dan mengembangkan

potensi diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

100

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dari masing-masing informan, tema

yang cukup sering muncul terkait dengan tantangan yang ditemui selama proses

pengasuhan adalah keterbatasan terapi, pandangan keluarga dan sosial, serta kondisi

anak dan ibu yang kurang stabil. Hal-hal tersebut tentunya berpotensi menghambat

pencapaian kesehatan mental yang optimal dari ibu selama masa pengasuhan. Pada

informan 2 dan 3, tantangan terbesar yang dialami pada awal masa pengasuhan

terkait dengan minimnya pengetahuan mengenai kondisi yang sedang dialami

anaknya. Pengetahuan yang kurang tersebut membuat mereka cenderung tidak siap

menerima kehadiran anaknya, hingga menimbulkan berbagai perasaan dan pemikiran

negatif yang juga berdampak pada relasi dengan orang sekitarnya. Pada informan 1

permasalahan tersebut tidak nampak karena ibu yang bersangkutan memiliki

kesempatan untuk belajar dan mencari informasi secara mandiri sebelum diagnosis

dari kondisi anaknya diketahui secara pasti. Persiapan yang cukup membuat

informan 1 memiliki kesiapan yang baik ketika dihadapkan pada hasil diagnosis dari

kondisi anaknya.

Para ibu tentunya tidak terus berlarut dalam kebingungan ketika harus

menghadapi hasil diagnosis dari kondisi anaknya. Mereka melakukan upaya-upaya,

baik untuk pengembangan diri sendiri maupun peningkatan kondisi anak. Dari sisi

pengembangan diri, upaya yang selalu muncul dari ketiga informan adalah melalui

membaca dan mencari informasi terkait kondisi anak, serta belajar dan berdiskusi

dengan tenaga profesional baik itu dokter, praktisi terapi, atau orang-orang yang

dianggap memiliki pengetahuan lebih. Sementara dari sisi pengembangan anak,

berbagai jenis terapi dan aktivitas dipilih para ibu untuk mengisi hari-hari anak

mereka. Terapi konvensional seperti terapi wicara dan okupasi menjadi sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

101

keharusan. Di samping itu, mereka juga memilih jenis terapi alternatif, salah satunya

adalah yoga. Pelaksanaan terapi alternatif melalui aktivitas yoga yang dilakukan

bersama oleh ibu dan anak dirasa memberikan pengaruh yang baik bukan hanya bagi

perkembangan anak, tetapi juga bagi kualitas diri ibu dan hubungan ibu dan anak.

Pada informan 1 dan 2 merasa bahwa aktivitas yoga bersama membuat kepekaan

dalam relasi antara ibu dan anak menjadi meningkat. Informan 3 tidak secara

eksplisit menyebutkan hal serupa, tetapi ia merasa bahwa aktivitas yoga bersama

dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas kebersamaan dengan

anaknya. Selain terapi, aktivitas pengembangan keterampilan juga banyak dilakukan

seperti menari, berenang, dan bermain musik.

Keberhasilan dari upaya-upaya yang dilakukan ibu menjadi salah satu faktor

yang membantu mereka mengatasi tantangan-tantangan dalam masa pengasuhan.

Peningkatan kondisi anak sebagai hasil dari keberhasilan upaya yang dilakukan

menguatkan ibu untuk terus berupaya mengoptimalkan perkembangan anaknya.

Selain keberhasilan tersebut, faktor yang turut mendukung proses pengasuhan adalah

dukungan yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan sosial. Dukungan dan

pemahaman yang diberikan oleh lingkungan sosial juga tidak terlepas dari upaya ibu

untuk membuktikan bahwa anaknya dapat berkembang seperti anak lain pada

umumnya, sehingga lingkungan sosial tidak berhak untuk mendisrkriminasi atau

memperlakukan anak mereka secara berbeda. Pada informan 2 dan 3, keyakinan

spiritual terlihat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membantu mereka

mengatasi segala tekanan dalam hidup. Hal tersebut tidak jelas terlihat pada informan

1, namun rutinitasnya dalam bermeditasi dan menerapkan konsep mindfulness cukup

selaras dengan keyakinan yang dianutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

102

Berbagai faktor pendukung tersebut tentunya memiliki andil dalam

membantu para ibu mencapai kondisi kesehatan mental yang baik di tengah situasi

yang kurang menguntungkan sebagai ibu dengan anak-anak yang memiliki

kebutuhan khusus. Di tengah situasi yang kurang menguntungkan tersebut mereka

tetap mampu menunjukkan manifestasi-manifestasi dari mental yang sehat dalam

kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk mengatasi tekanan, memiliki kontak

efisien dengan realitas, berkontribusi terhadap lingkungan, mampu memenuhi

tuntutan kelompok, dan keterbukaan terhadap perbedaan kelompok atau budaya

tertentu menunjukkan adanya keterampilan dalam menghadapi tekanan sosial serta

berelasi dan beradaptasi dengan kehidupan sosial. Sementara itu, kemampuan untuk

mengenali dan menilai diri sendiri, belajar dari pengalaman, kemampuan untuk

produktif, memiliki tujuan hidup yang wajar serta tidak memiliki kecemasan

berlebihan dalam hidupnya menunjukkan adanya kemampuan untuk mengenali diri

dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

D. Analisis Data

Pada bagian ini, peneliti akan berusaha untuk memetakan secara lebih

terperinci tema-tema yang dimunculkan oleh ketiga informan sehingga keterkaitan

antartema yang muncul dapat lebih terlihat. Melalui tahap ini diharapkan gambaran

pengalaman pencapaian dan kesehatan mental para informan bisa lebih dipahami

sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengalaman pencapaian

dan gambaran kesehatan mental ibu dengan anak berkebutuhan khusus yang memilih

yoga sebagai salah satu terapi bersama. Secara garis besar, tema-tema yang muncul

dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar yaitu faktor penghambat pencapaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

103

kesehatan mental, upaya-upaya menghadapi kondisi anak, faktor pendukung

pencapaian kesehatan mental, dan manifestasi kesehatan mental dalam kehidupan

sehari-hari.

1. Faktor penghambat pencapaian kesehatan mental dalam proses

pengasuhan

a. Pengetahuan awal dalam menghadapi diagnosis anak

Pengetahuan awal mengenai gangguan perkembangan yang

dialami oleh anak memiliki pengaruh yang sangat besar pada respon yang

diberikan ibu terhadap diagnosis kondisi anaknya. Ibu AT (56)

mengalami masa awal yang cukup sulit dalam menerima dan memahami

kondisi anaknya karena sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud

dengan kondisi Down Syndrome. Ketidaktahuan tersebut berdampak pada

respon yang cenderung mengarah pada penolakan, keterkejutan,

ketakutan, dan kebingungan mengenai apa yang harus dilakukan.

“ya kaget, otomatis shock lah ya. Cuma shocknya itu tetap belum

tahu gak punya bayangan down syndrome itu seperti apa.

Walaupun sebenarnya saya sudah sering lihat apa namanya,

anak-anak seperti anak saya. Cuma saya gak tahu itu namanya

down syndrome gitu lho. Tahunya anak idiot gitu aja ya. Tapi gak

tahu kalau itu down syndrome. Diberi tahu anaknya down

syndrome kan gak bisa bayangin.” (Ibu AT, 16-22)

“Benar-benar waktu itu. Sampe saya itu ya pas dikasih dokternya

itu sampe tak lepas gitu. Karena kaget. Kok kayak gini anaknya

gitu.” ( Ibu AT, 43-45)

“Tapi saya shocknya itu justru pas sebelum lihat anaknya jadi

bayangannya itu kan macem-macem. Nah setelah lihat anaknya,

ya kaget pertama kok anaknya aneh bentuknya gitu kan.

Maksudnya kecil gitu.” (Ibu AT, 48-51)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

104

Terbatasnya pengetahuan mengenai kondisi anak tidak hanya

berdampak pada ketidaksiapan menerima kondisi anak di awal diagnosis,

tetapi juga berdampak lebih panjang pada pandangan, pemikiran dan

ekspektasi terkait kondisi tersebut. Pemikiran dan ekspektasi yang keliru

bahkan memicu timbulnya emosi negatif bagi ibu dan orang-orang di

sekitarnya.

“Malah lingkungan yang membuat saya perasaannya gak karu-

karuan karena kan dulu gak tahu ya, tahunya keturunan.

Keturunan siapa? Kita gak ada keturunan, sana gak ada

keturunan. Ya kayak gitu ya. Itu yang membuat jadi shock.” (Ibu

AT, 60-64)

“Gimana jalan keluarnya supaya anak saya nomal. Karena saya

gak tahu, gak ngerti kalau itu gak bisa normal gitu. Bahwa itu tu

sel gitu kan. Gak ngerti.” (Ibu AT, 82-84)

Pemikiran dan emosi negatif karena kurangnya pengetahuan

terkait kondisi anaknya juga dialami oleh Ibu LM (58). Hal tersebut

bahkan cukup mempengaruhi relasi Ibu LM (58) dengan suaminya.

“Nah terus dari situ, saya kan pulang. Saya udah diem aja saya.

Saya udah setengah dongkol, setengah sedih. Saya hampir

seminggu gak pernah ngomong sama bapaknya.” (Ibu LM, 54-56)

“ya saya jadi kayak kecewa. Antara kecewa dan apa ya. Ya waktu

itu saya juga sempat berpikir ini apakah keturunan gitu.

Keturunan, atau bukan. Saya kan bertanya-tanya gitu. Kita saling

tuding-tudingan jadinya. Ya memang kita gak terucap. Tapi ya

seolah-olah kita mikir ini gara-gara kamu.” (Ibu LM, 58-62)

Pada Ibu TM (46), dampak negatif dari kurangnya pengetahuan

mengenai kondisi anak memang tidak terlihat karena Ibu TM (46)

memiliki kesempatan untuk belajar dan mencari informasi lebih dalam

mengenai gangguan-gangguan perkembangan pada anak. Meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

105

demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa Ibu TM (46) akan

merasakan kondisi serupa jika tidak memiliki kesempatan sebelumnya

untuk belajar lebih banyak. Hal tersebut tersirat dalam pernyataan yang

disampaikan Ibu TM (46).

“uhm, saya sih ga sempat mikir kaya waduh nih bakal sedih atau

apa ga sih. Untungnya saya udah tau duluan kan. Udah banyak

baca-baca jadi kita langsung, oke sekarang maunya gimana. Kita

sebagai parents mesti ngapain.” (Ibu TM, 54-57)

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan awal mengenai

kondisi anak memang sangat penting untuk membantu ibu

mempersiapkan diri dan menentukan langkah yang harus diambil untuk

menindaklanjuti kondisi anaknya tersebut. Kurangnya pengetahuan

terhadap kondisi anak membuat penerimaan menjadi lebih sulit hingga

menimbulkan emosi dan pemikiran yang negatif.

b. Keterbatasan terapi

Proses terapi menjadi salah satu kegiatan yang wajib dilakukan

oleh anak dengan kebutuhan khusus untuk membantu optimalisasi

perkembangannya. Para ibu yang bertanggungjawab dalam proses

pengasuhan bagi anak berkebutuhan khusus tentunya juga memiliki

tanggung jawab dalam menentukan terapi yang akan diterapkan pada

anaknya. Pada kenyataannya, memilih terapi yang sesuai untuk anaknya

tidaklah mudah. Banyak proses terapi yang juga memiliki keterbatasan

hingga tidak mampu membantu perkembangan anak secara optimal.

Seperti keterbatasan yang dirasakan Ibu TM (46) terkait dengan terapi

yang tidak menyeluruh, yang terlihat dalam pernyataan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

106

“Nah hanya kalau dari jaman dulu waktu anak saya didiagnosa,

gak pernah ada yang nyuruh anak saya fisioterapi. Padahal yang

saya kerjakan itu sebenarnya fisioterapi. Fisioterapi okupasi yang

saya bilang yoga pose downward facing dog, atau dia pose ular,

itu sebenarnya kan menggunakan otot sama tubuh gitu. Untuk

menguatkan dia, karena kalau engga dia pola napasnya gak

bagus, badannya juga round, posturnya juga gak bagus. Nah itu

kalau dulu tuh autism pasti disuruhnya cuma SI (Sensory

Integration) sama OT (Ocupational Therapy). Pasti hanya itu.

Gak pernah ada yang nyuruh saya fisioterapi. Tapi along the way

saya ke sini, saya pikir saya udah banyak networking saya anak

dengan autism. Terus kok semua problemnya sama ya. Semua

punya low tone muscle. Dan muscle itu berhubungan dengan

speech. Kebanyakan anak autism speech problem. Karena apa,

karena posturnya jelek, pola napasnya juga jelek. It’s all

connected gitu. Kita gak bisa ngelihat anak autism tuh kayak

dibagi-bagi doang. Misalnya oh speech cuma sekitar segini (leher

ke atas), terus kalau gross motor cuma badan otot besar doang,

kalo motorik halus cuma ini. Gak bisa kayak gitu.” (Ibu TM, 749-

770)

Sedangkan pada Ibu AT (56) keterbatasan terapi yang ia rasakan

berkaitan dengan kurang memadainya pelayanan kesehatan bagi anak

berkebutuhan khusus di daerah asal Ibu AT (56) yang diharapkan dapat

membantu perkembangan anaknya. Keterbatasan tersebut membuatnya

harus pergi ke daerah lain yang menyediakan pelayanan yang lebih baik,

hingga berusaha untuk membuat sendiri yayasan yang bertujuan

membantu perkembangan anak-anak dengan kebutuhan khusus.

“ehm, tantangannya itu apa ya, di sini soalnya di Jogja khususnya

sangat terbatas. Akses apa-apa. Sampai akhirnya saya pergi ke

Jakarta untuk menemui teman yang di sana yang punya yayasan

down syndrome pertama kali.” (Ibu AT, 100-103)

“Pas akhirnya saya ngobrol sama mereka, sama teman-teman

saya yang di Jakarta, terus saya jadi berani mendirikan yayasan

down syndrome di Jogja. Itu saya mondar-mandir ke kedutaan

Australia untuk belajar, bagaimana anak-anak down syndrome di

Australia begitu majunya. Seperti itu.” (Ibu AT, 114-118)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

107

Permasalahan serupa juga dirasakan oleh Ibu LM (58). Ibu LM

(58) juga merasa kualitas pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus di

daerah asalnya kurang memadai sehingga Ibu LM (58) memilih untuk

memberikan terapi bagi anaknya di luar kota. Meskipun hal tersebut

membuat Ibu LM (58) harus mengorbankan lebih banyak waktu, biaya,

dan tenaga.

“Kalau kamu mau, jangan periksa di Sardjito. Karena alat di

kedokteran UGM itu alatnya lama, kuno. Nanti gak kelihatan.

Karena kakak saya ini jual alat kedokteran. Dan dia barusan jual

ke Harapan Kita. Harapan Kita adalah yang paling canggih.”

(Ibu LM, 76-79)

“Terus akhirnya Keke diajak ke sana. Diajak terapi. Terus

ternyata yang di Harapan Kita itu luar biasa. Tidak hanya terapi.

Itu ada anak Down Syndrome di bawa ke sana, itu langsung

dibuatkan jadwal. Periksa dokter mata, periksa gigi, periksa

dokter penyakit dalam, periksa dokter ortopedi. Semua dibuatkan

jadwal. Itu belum terapi. Jadi harus di resume dulu sama dokter-

dokter itu nanti kebutuhannya apa. Terus diperiksa matanya,

matanya juling. Kita kan gak tau. Sebelumnya saya ke Jakarta

bawa anak dua. Wah gila gitu. Pokoknya semua harus saya jalani,

saya harus kuat.” (Ibu LM, 262-270)

“terapi di sana itu bagus sekali. Efektif sekali. Lain dengan di

Sardjito. Di Sardjito itu yang nerapi anak lima, yang diterapi

anak satu. Dikeroyok dikerubung anak lima ya lari semua

anaknya. Itu kan karena rencananya saya meneruskan di Sardjito

karena semua sudah pulang ke Jogja. Bapaknya juga sudah ke

Jogja. Nah itu, tak terusin di Sardjito malah cuma ribut. Malah

lebih mahal yang di sini juga. Saya cuma 2 atau 3 kali ke sana

udah males saya.” (Ibu LM, 325-331)

Selain merasakan kualitas terapi yang kurang memadai, Ibu LM

(58) juga sempat merasakan ketidakcocokan salah satu jenis terapi yang

diterapkan pada anaknya. Hal tersebut membuat Ibu LM (58)

memutuskan untuk menghentikan terapi yang dimaksud, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

108

menggantinya menjadi terapi alternatif yang ternyata memberikan

dampak lebih baik pada anaknya.

“Harusnya sih dia ikut terapi, tapi pulang dari sana itu anak

kayak kesakitan. Itu terapinya padahal dipijet juga tapi ada di

badannya juga kayak titik-titiknya diaktifkan. Terus ada pijatan di

perutnya ini dia pasti nangis. Dari tidur dibangunkan, tidur

dibangunkan. Terus dipijat tengkurap. Terus saya pikir, ah tukang

pijat juga pinter kok. Malah murah lagi, kita gak usah pergi-pergi

dia yang datang. Kalau di situ itu antri kok sampai malam. Jadi

cuma beberapa bulan Keke di sana.” (Ibu LM, 131-137)

Berbagai kendala yang ditemui terkait dengan proses terapi

membuat ibu yang bertanggung jawab dalam proses pengasuhan harus

lebih berhati-hati dalam menentukan terapi bagi anaknya. Pengorbanan

yang lebih besar juga diperlukan untuk mendapatkan terapi yang

berkualitas baik sehingga benar-benar mampu membantu dalam

optimalisasi perkembangan anak.

c. Pandangan serta sikap keluarga dan lingkungan sosial

Keluarga dan lingkungan sosial tentunya memiliki andil yang

cukup besar dalam mempengaruhi kehidupan seseorang. Pandangan dan

sikap yang diberikan lingkungan sosial dapat membentuk pemikiran

terhadap kehidupan kita sendiri. Hal tersebut juga dirasakan oleh para

informan, terutama mengenai pandangan dan sikap lingkungan terhadap

kondisi anak mereka. Salah satunya dirasakan Ibu TM (46) melalui

penolakan yang dilakukan oleh instansi pendidikan karena kondisi

anaknya yang mengalami autism. Standar-standar yang ditetapkan sosial

terkait perkembangan anak yang baik membuat Ibu TM (46) seringkali

menghadapi pembandingan pada kondisi anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

109

“Raissa berapa kali ditolak sama sekolahan. Ada beberapa

sekolah yang nolak dia. Padahal saya tuh dateng dengan bilang

eh anak saya autism nih, gini gini gini. Malah dia nolak, atau

malah waiting list, atau apa lah ada aja alasannya. Kayak gitu

sedih juga ya anak gak diterima.” (Ibu TM, 581-586)

“Memang kadang-kadang sedih juga ya, karena kayak gini, ih

anak dia umur segini udah bisa baca udah bisa ini udah itu gitu

kan.” (Ibu TM, 506-508)

“Apa lagi social media kan, aduh ini orang jalan-jalan, hidupnya

perfect, gini-gini there’s no such a thing. Tapi ya sekarang tinggal

kitanya aja how to receive that apa bombardir informasi.” (Ibu

TM, 656-659)

Selain pandangan dari lingkungan sosial, sikap keluarga yang

kurang mendukung menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat

tercapainya kondisi mental yang baik bagi ibu yang menghadapi kondisi

spesial anaknya. Hal tersebut dirasakan oleh Ibu AT (56) dan sempat

membuat dirinya merasa sangat tertekan.

“Cuma setelah kemudian berjalan waktu, baru kan omongan kiri-

kanan, keluarga kiri-kanan kayak gitu. Itu justru yang malah

meng-infulence perasaan saya. Malah lingkungan yang membuat

saya perasaannya gak karu-karuan karena kan dulu gak tahu ya,

tahunya keturunan. Keturunan siapa? Kita gak ada keturunan,

sana gak ada keturunan. Ya kayak gitu ya. Itu yang membuat jadi

shock. Jadi apa ya, mungkin kayak ini anakku, bisa menerima

anaknya iya. Tapi berusaha untuk menekan omongan orang itu tu

yang merasuk ke dalam. Sebetulnya itu. Kehadiran anaknya

sendiri gak masalah. Komentar dari keluarga justru. Kalau dari

orang luar saya gak terlalu perduli. Karena dari keluarga kedua

belah pihak kan. Orangtua saya, mertua saya kan gitu.” (Ibu AT,

57-70)

Tidak hanya sikap dan pandangan yang diberikan lingkungan

sosial ibu, lingkungan sosial anak juga tidak jarang memberikan sikap

negatif terhadap kehadiran anak. Sikap kurang menyenangkan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

110

ditujukan pada anak memberikan pengaruh secara langsung pula pada

kondisi emosi ibu. Hal tersebut dirasakan oleh Ibu LM (58) saat

menghadapi sikap teman sebaya anaknya terhadap kondisi berbeda dari

anaknya.

“Keke kalau naik sepeda kan pelan. Gak ada yang mau nemenin

Keke. Dibiarin dia. Akhirnya dia pulang, nangis. Ditinggal sama

teman-temannya. Mama, aku mau naik sepeda, tapi teman-

temannya lari semua udah pergi semua.Ya udah yuk, naik sepeda

sama mama. Saya jalan di sebelahnya. Dia naik sepeda wong

pelan sekali. Temannya itu muter lewat lagi sambil ngetawain.

Dibully dia. Ih naik sepeda kok kayak gitu. Itu namanya gak naik

sepeda itu. Naik sepeda kok pelan. Biarin toh, tak bilangin gitu.

Sudah kamu main aja sana, gak usah ngeributi. Jadi anak-anak

kecil itu sudah jahat sekali. Sudah ngebully semua. Mereka kan

tahu, bahwa Keke ini lain.” (Ibu LM, 405-414)

Sikap dan pandangan negatif dari lingkungan terhadap ibu dan

kondisi anaknya tentu akan memberikan pengaruh pada proses

tercapainya kesehatan mental ibu selama masa pengasuhan. Tekanan dari

lingkungan sangat berpotensi untuk menghambat pencapaian kondisi

mental yang sehat dari ibu.

d. Kondisi anak dan ibu yang kurang stabil

Menghadapi sesuatu yang tidak pasti dan mudah berubah-ubah

tentunya membutuhkan kesiapan dan kematangan emosi tersendiri.

Ketidakpastian yang dihadapi oleh ibu dengan anak berkebutuhan khusus

sangat terkait dengan kesulitan berkomunikasi dan ketidakstabilan emosi

yang dimiliki anaknya, yang juga bisa mempengaruhi ketidakstabilan

emosi ibu. Ibu TM (46) merasakan ketidakstabilan emosi dan perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

111

anaknya sebagai sebuah tantangan dalam masa pengasuhannya, yang juga

berpengaruh pada kondisi emosinya sendiri.

“oh kalau tantangan banyak. Kan kita gak tahu gimana mau

komunikasi, tau-tau tantrum. Lebih ke komunikasi ya. Komunikasi

problem, makan juga problem. Pola tidur juga masalah. Jadi

challenges-nya itu banyak sekali. Kebetulan saya memang gak

kerja jadi 24 jam ya house mom gitu ya. Jadi benar-benar in

charge untuk anak saya. Jadi ya, apa ya, daily activities itu very

challenging gitu. Sangat-sangat berat juga buat kita dan emosi

juga pasti terganggu.” (Ibu TM, 71-78)

Ibu AT (56) juga merasakan tantangan serupa dalam menghadapi

ketidakstabilan kondisi anak. Tidak hanya dari aspek emosi, kondisi fisik

anak yang mudah menurun juga membuat ibu harus selalu siaga dan

berhati-hati dalam menjalankan aktivitas tertentu. Belum lagi jika kondisi

fisik pribadi juga mengalami penurunan, maka tanggung jawab yang

harus diemban tentu akan menjadi lebih besar. Penurunan kondisi fisik

yang dialami Ibu AT (56) juga sudah cukup mengganggu kondisi

emosinya, karena Ibu AT (56) merasa penurunan tersebut sangat

berpengaruh pada keseharian yang selama ini Ibu AT (56) jalani. Ibu AT

(56) menjadi merasa sangat terbatasi dalam menjalankan kegiatan-

kegiatan yang telah menjadi kebiasaan dan rutinitasnya.

“Meskipun sekarang dia anaknya udah gede, ngeyelan gitu ya.

Kalau dikasih tau ngeyelan, tapi ada dia meskipun ya kita perlu

perhatian apalagi kan kalau dia lagi kondisinya gak bagus gak fit

gitu kan kita juga harus aware apalagi sekarang kondisi saya

juga lagi gak fit juga gitu, rasanya saya mikir diri saya sendiri aja

udah susah, mesti mikir dia” (Ibu AT, 287-293)

“Tapi ya dua tahun mulai gitu kesehatannya mulai agak gak

bagus gitu, nah itu mulai saya lebih mudah emosi. Jadi emosinya

agak, saya agak kesulitan mengontrol emosi saya sendiri.” (Ibu

AT, 449-452)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

112

“Cuma karena dibarengi dengan kondisi fisik yang kebetulan juga

lagi gak bagus, jadi mau ngembalikan emosi yang kestabilannya

emosi itu jadi lebih berat buat saya gitu lho.” (Ibu AT, 465-467)

“Dan dalam kondisi seperti ini saya memang sangat tertekan.

Sangat tertekan dalam diri saya sendiri. Saya kepingin ngerasain

bebas kayak misalnya saya bisa duduk dengan tenang, saya bisa

jalan tanpa harus pakai seperti itu (menunjuk tongkat), kayak gitu

ya. Saya bisa ngajar lagi dengan tidak pusing dan sebagainya

kayak gitu-gitu. Ini sangat mengganggu saya. Karena saya suka

sekali dengan yoga ya. Saya merasakan manfaat yoga sekian

tahun baik bagi diri saya sendiri maupun murid-murid saya kayak

gitu. Terus tiba-tiba saya yang kayak gak bisa melakukan yoga

lagi gitu kan rasanya gimana gitu lho mbak.” (Ibu AT, 505-515)

Serupa dengan dua informan lainnya, Ibu LM (58) juga merasakan

ketidakstabilan emosi dirinya dan anaknya sebagai salah satu tantangan

dalam menjalani proses pengasuhan. Permasalahan emosi yang dirasakan

Ibu LM (58) lebih terkait perasaan trauma yang bertahan cukup lama

setelah memiliki anak dengan Down Syndrome.

“Wah tiap malam saya mimpi. Ngelihat anak lari-lari di padang

rumput. Tinggi gitu lho rumputnya, kelihatan kepalanya lucu gitu,

cewek gitu lari-lari. Terus saya bilang anakku, anakku. Terus

malah tiba-tiba, anakku Down Syndrome. Bukan, itu bukan

anakku, soalnya anakku Down Syndrome gitu. Terus wah, saya

bangun nangis.” (Ibu LM, 177-182)

Sementara itu, ketidakstabilan anak Ibu LM (58) lebih terkait pada

perilaku dan kesungguhan dalam melakukan sesuatu.

“Tapi baru 5 menit gambar, ma, pijetin, aku capek. Udah dipijetin

terus baru 30 menit ma, aku capek mau pulang. Wah ini kayak

seniman beneran ini, Seniman kalau gak mood ya gak mau kerja.”

(Ibu LM, 701-704)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

113

2. Upaya-upaya menghadapi kondisi anak

a. Pengembangan diri melalui membaca dan berdiskusi dengan tenaga

ahli

Salah satu masalah atau tantangan utama yang dihadapi para

informan dalam menjalani masa pengasuhan terhadap anaknya yang

memiliki kebutuhan khusus adalah terkait pengetahuan tentang kondisi

anaknya. Pengetahuan tersebut sangat berpengaruh pada bagaimana ibu

akan merespon kondisi anaknya, serta menentukan penanganan yang

sesuai untuk mengatasi kondisi anaknya tersebut. Keterbatasan yang

ditemui terkait terapi bagi anak dengan kebutuhan khusus juga bisa

teratasi jika ibu memiliki pengetahuan yang baik mengenai kondisi

kebutuhan khusus. Upaya untuk menambah pengetahuan dan

mengembangkan diri dalam menghadapi kondisi anaknya telah

ditunjukkan oleh ketiga informan melalui keaktifan mencari informasi

dan terlibat dalam kegiatan bersama tenaga ahli.

Ibu TM (46) sejak awal telah menunjukkan inisiatif untuk mencari

tahu banyak informasi mengenai kondisi yang dialami anaknya, bahkan

sebelum diagnosis mengenai kondisi anaknya dipastikan. Ibu TM (46)

sendiri merasa bersyukur karena ia memiliki kesempatan untuk mencari

informasi terlebih dahulu sehingga ia bisa mempersiapkan diri dan segera

memikirkan langkah yang bisa ia ambil untuk menangani kondisi

anaknya.

“jadi sebenarnya sebelum waktu didiagnosa pun memang kita

merasa ada sesuatu, ada yang tidak sesuai. Tapi sebelum saya

menemukan dokter yang tepat, itu lebih, saya banyak belajar dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

114

internet tentang developmental milestone. Lalu saya banyak pesan

buku-buku dari online itu amazon.com dan saya banyak baca”

(Ibu TM, 24-29)

“Nah itu yang banyak saya pelajarin awalnya sensory processing

disorder, jadi belum autism. Nah jadi memang di situ

menyinggung-nyinggung autism tapi saya ngelihatnya lebih ke

sensory processing disorder. Pada setelah didiagnosa dokter

itupun ada satu professor saya lupa namanya bilang anak saya ga

apa-apa. Sempat dibilang ga apa-apa. Tapi kita sebenarnya

masih ga percaya akhrinya dapat lagi dokter anak namanya

Hadiyono yang di Kelapa Gading baru setelah diobservasi sekitar

satu jam setengah kira-kira baru dia bilang kalau ini autism,

cuma autismnya bukan severe tapi tengah-tengah, namanya kalau

berdasarkan DSM IV pada waktu itu bilangnya PDD-NOS

(Pervasive Developmental Disorder Not Other Specify). Artinya

ga semua classic symptom dari autism itu ada tapi ada

kecenderungan autism jadi pada saat itu didiagnosanya itu.” (Ibu

TM, 37-52)

“uhm, saya sih ga sempat mikir kaya waduh nih bakal sedih atau

apa ga sih. Untungnya saya udah tau duluan kan. Udah banyak

baca-baca jadi kita langsung, oke sekarang maunya gimana. Kita

sebagai parents mesti ngapain.” (Ibu TM, 54-57)

Tidak hanya berhenti pada pencarian informasi di awal

menghadapi diagnosis, Ibu TM (46) juga terus mengembangkan diri

melalui keterlibatan di berbagai jenis seminar dan pelatihan bagi orangtua

dengan anak berkebutuhan khusus. Seminar dan pelaithan tersebut

membantu Ibu TM (46) untuk lebih memahami bagaimana cara yang

tepat untuk mengasuh dan menangani anak dengan kebutuhan khusus

sehingga Ibu TM (46) bisa mengoptimalkan perannya sebagai orangtua.

“Kan saya banyak baca, ikut workshop, ikut training, jadi mulai

makin paham ya, apa itu autism, how to handle, segala macem.

Bahkan kita berdua suami istri ikut training khusus parents untuk

parents yang anaknya punya autism ya, satu minggu. Jadi how to

communicate, papanya Raissa mulai bisa komunikasi tuh apalagi

Raissa ngomongnya makin lancar dengan pernapasan di yoga,

terus juga how to create goals or dreams gitu untuk anak-anak

ini.” (Ibu TM, 125-134)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

115

“Itu karena saya banyak ikut workshop tentang autism, tentang

sensory integration jadi saya ngerti, ohh gitu toh otaknya autism

tuh memang beda sama otak anak neurotypical sehingga

communicationnya itu harus pakai visual support, harus pakai

dengan ekspresi muka tertentu. Karena mereka gak bisa baca

facial expression. Harus dengan tone nada yang berganti-ganti

gak boleh yang flat melulu” (Ibu TM, 281-289)

Serupa dengan pengalaman Ibu TM (46), Ibu AT (56) juga

melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pengetahuannya

mengenai kondisi anaknya. Sempat merasakan ketidaksiapan untuk

menerima kondisi anak karena kurangnya pengetahuan, Ibu AT (56) tidak

terus terpuruk dan mulai mengembangkan diri dengan bertanya dan aktif

mencari informasi.

“Itu saya mondar-mandir ke kedutaan Australia untuk belajar,

bagaimana anak-anak down syndrome di Australia begitu

majunya. Seperti itu. Sampai mereka bisa kerja di hotel, kerja di

supermarket, gitu. Gimana caranya gitu. Kemudian saya jadinya

lebih terpikir gimana caranya untuk mengembangkan mereka.”

(Ibu AT, 116-121)

“iya workshop. Kalo yang selain workshop itu saya selalu

mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai Down

Syndrome.” (Ibu AT, 127-129)

“pastinya saya harus belajar banyak mengenai cara merawat dan

mengembangkan anak dengan Down Syndrome ya. Karena kan

memang dari awal saya buta sekali, saya gak tahu apa-apa

tentang Down Syndrome itu. Jadi saya harus banyak belajar,

banyak baca cari-cari informasi dari buku dan seminar-seminar.

Saya juga sering diskusi dan tanya-tanya sama dokternya Arin.

Yang penting usaha terus ya.” (Ibu AT, 487-494)

Ibu LM (58) yang juga sempat merasakan emosi dan pemikiran

negatif karena kurangnya pengetahuan terkait kondisi anaknya mulai

mengembangkan dirinya dengan memanfaatkan orang-orang sekitar yang

dirasa lebih memahami kondisi anaknya tersebut. Ibu LM (58) juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

116

banyak membaca untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai

kondisi anaknya. Keterlibatannya dalam seminar dan kelompok orangtua

dengan anak Down Syndrome juga memberikannya kesempatan untuk

bertukar informasi dan mendapatkan pengetahuan lebih banyak lagi

mengenai proses pengasuhan anak dengan Down Syndrome.

“Kemudian dia jual bukunya di sana. Kita beli, kita pelajari,

kemudian setiap bulan penimbangan balita kita diskusi sama

dokternya. Sampai dokternya bilang bapak ibu ini udah tau

semuanya ya. Karena kita harus menggali itu apa sih yang

sebenarnya terjadi dengan anak saya. Dan dari situ kan kita bisa

mengembangkan anak ini mau diapain. Kemudian di Harapan

Kita itu ada kelompok orangtua anak-anak Down Syndrome.”

(Ibu LM, 108-113)

“Iya, kita dikenalkan dengan komunitas itu, kemudian mereka

sebulan sekali mengadakan pertemuan, kemudian ngundang

dokter untuk memberikan informasi.” (Ibu LM, 116-118)

“Jadi kayak dokter-dokter anak se-Sardjito itu ngadakan

pertemuan. Kemudian ada seminar tentang optimalisasi anak

Down Syndrome. Bukan maksimalisasi.” (Ibu LM, 360-362)

Pengembangan diri sebagai ibu dengan anak berkebutuhan khusus

sangat membantu para informan untuk menghadapi masa pengasuhan

terhadap anaknya. Kesiapan yang dimiliki dengan berbekal pengetahuan

dan informasi terkait anak dengan kebutuhan khusus tentunya membuat

ibu lebih bisa membantu anaknya untuk mencapai perkembangan yang

lebih optimal.

b. Pengembangan anak melalui bebagai jenis terapi dan aktivitas

Permasalahan atau tantangan lain yang dirasakan ibu selama masa

pengasuhan sangat terkait dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki

anak dengan kebutuhan khusus. Dalam mengatasi keterbatasan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

117

keterbatasan yang dimiliki anaknya, para informan mengupayakan

berbagai jenis terapi dan aktivitas untuk meningkatkan kondisi anaknya

tersebut. Terapi konvensional seperti terapi wicara, okupasi dan

fisioterapi menjadi pilihan yang wajib bagi ketiga informan untuk

mengembangkan kemampuan dasar anak-anak mereka.

“Tapi anak saya juga ambil konvensional terapi lah semacam

terapi wicara, okupasi, sesuai usianya untuk sekitar lima, ehm,

empat setengah, along the way masih ambil terus.” (Ibu TM, 229-

232)

“Terus saya juga fisioterapi di klinik, terus dilanjutkan di rumah

juga sendiri. Saya pelajari itu gimana fisioterapinya terus saya

gabungkan di yoganya juga. Terapi wicara juga gitu ya, speech

terapi.” (Ibu AT, 129-132)

“Terus dari situ, Keke harus terapi wicara dan terapi okupasi.

Seminggu dua kali. Waktu itu dia bisa nyanyi topi saya bundar.

Itu diajarin, memang itu terapi untuk gerakan, menggunakan

aktivitas tangan dan suara,” (Ibu LM, 313-316)

Seperti yang sempat dijelaskan pada bagian sebelumnya,

meskipun menjadi terapi yang wajib untuk mengembangkan kemampuan

dasar anak dengan kebutuhan khusus, informan juga menemukan

keterbatasan pada terapi konvensional. Keterbatasan-keterbatasan tersebut

berusaha diatasi oleh para informan dengan menggabungkan program

terapi anaknya dengan terapi alternatif. Ibu TM (46) memilih yoga

sebagai program pendamping terapi utama bagi anaknya, dan benar-benar

mendalami program tersebut. Berdasarkan pengetahuannya mengenai

yoga, Ibu TM (46) mengatur sendiri program yang ia terapkan pada

anaknya.

“setelah training sama dia aja saya udah pakai yoga untuk anak

saya, sebagai program namanya, kalau anak autism itu pasti ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

118

program namanya sensori integrasi, saya pakai tuh sensori

integrasinya sebagai home program, yoganya. Saya yang ngerjain

tuh buat anak saya doang, tiap hari.” (Ibu TM, 224-229)

“setelah lama-lama belajar jadi tau kalau yoga itu sebenarnya is

a fun way to be a home therapy ya, home program gitu untuk kita

yang punya anak autism, di luar dari terapi konvensionalnya

gitu.” (Ibu TM, 245-248)

“Nah hanya kalau dari jaman dulu waktu anak saya didiagnosa,

gak pernah ada yang nyuruh anak saya fisioterapi. Padahal yang

saya kerjakan itu sebenarnya fisioterapi. Fisioterapi okupasi yang

saya bilang yoga pose downward facing dog, atau dia pose ular,

itu sebenarnya kan menggunakan otot sama tubuh gitu. Untuk

menguatkan dia, karena kalau engga dia pola napasnya gak

bagus, badannya juga round, posturnya juga gak bagus. Nah itu

kalau dulu tuh autism pasti disuruhnya cuma SI (Sensory

Integration) sama OT (Ocupational Therapy).” (Ibu TM, 749-759)

Sama seperti Ibu TM (46), Ibu AT (56) juga memilih yoga sebagai

program pendamping bagi perkembangan anaknya. Ibu AT (56)

mengombinasikan pengetahuannya mengenai terapi yoga dengan

fisioterapi yang sebelumnya sudah dijalani anaknya. Sebelum mengenal

yoga, Ibu AT (56) juga mempelajari beberapa ilmu penyembuhan yang

diharapkan bisa membantu proses optimalisasi perkembangan anaknya.

Ilmu-ilmu penyembuhan yang dipelajari Ibu AT (56) pula yang menuntun

Ibu AT (56) untuk lebih mengenal yoga.

“Saya pelajari itu gimana fisioterapinya terus saya gabungkan di

yoganya juga. Terapi wicara juga gitu ya, speech terapi. Kan

intinya latian napas kan ya, yoga kan gitu juga.” (Ibu AT, 130-

133)

“itu saya sempat belajar ilmu semacam energi gitu, semacam

prana. Nah terus di situ juga ya untuk membantu Arin tujuannya

gitu. Nah terus, pada saat itu di situ kan ada kita harus meditasi

dan sebagainya gitu, saat saya belajar itu. Itu sudah berjalan

setahun gitu, setiap kali meditasi kok terngiang-ngiang, gak tahu

itu susah sih dijelasin secara ilmiah ya, karena itu yang mungkin

itu spiritual gitu gak ngerti lah ya. Itu terngiang-nginang yoga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

119

yoga, gitu. Padahal saya nggak tahu yoga itu apa. Setahu saya

duduk, diam, meditasi.” (Ibu AT, 189-198)

Selain melalui program terapi, Ibu AT (56) juga berupaya

mengembangkan keterampilan anaknya melalui pelatihan keterampilan

hidup dan aktivitas-aktivitas kesenian seperti menari balet dan melukis.

Pengembangan keterampilan tersebut dilakukan Ibu AT (56) melalui

yayasan yang sempat dikembangkannya. Pendirian yayasan sendiri

merupakan upaya Ibu AT (56) mengatasai masalah ketersediaan akses

pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus yang sangat terbatas di daerah

tempat tinggalnya.

“Jadi dari kedutaan Australia itu membawa anak-anaknya, terus

mereka melakukan ya kayak demo, kayak ngomong-ngomong ya

gitu lah ya, kayak gitu-gitu. Jadi kita ada masukan, oh seperti itu

anak di luar negeri maju. Nah saya itu kepingin banget begitu

juga saya sampai bentuk yayasan.” (Ibu AT, 140-145)

“Nah saya masih meneruskan untuk lukisnya, untuk baletnya. iya

di yayasan itu. Tapi dengan guru yang berbeda ya. Dan kemudian

tambah yoga juga saat itu.” (Ibu AT, 175-180)

Ibu LM (58) juga memiliki pendekatan yang mirip dengan Ibu AT

(56) dengan memberikan banyak aktivitas untuk mengembangkan

keterampilan anaknya, selain yoga sebagai bentuk terapi pendukung. Ibu

LM (58) giat membimbing anaknya untuk berkembang di olahraga

khususnya berenang, dan dalam bidang kesenian seperti menari, melukis,

bermain musik, dan bermain peran. Selain dapat membantu aspek-aspek

perkembangan anaknya, segala pencapaian yang bisa diraih anaknya

dalam bidang-bidang tersebut ternyata mampu untuk menjawab

permasalahan mengenai pandangan dan sikap negatif lingkungan sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

120

terhadap kondisi anaknya. Melalui pencapaian-pencapaian yang diraih

anaknya, Ibu LM (58) merasa bisa membuktikan bahwa anaknya juga

bisa berprestasi layaknya anak-anak normal yang lain sehingga tidak lagi

dipandang sebelah mata oleh lingkungannya.

“Terus dia kan di klubnya Bu Lina Bunga Melati itu ikut balet.

Dan ternyata gerak dan lagu, dia menyesuaikan gerakan, nari ya,

itu adalah melatih otak. Jadi anak-anak ini berkembang dengan

latihan-latihan itu. Nah kalau dengan yoga, awalnya saya gak

terlalu care ya apakah ada hubungannya apa engga. Tapi karena

saya emang suka olah raga ya, saya paling suka berenang. Jadi

kalau olah raga pasti ada manfaatnya ke tubuh lah. Yoga kan

olah raga juga ya. Kalau Keke karena ada penyesuaian dengan

musik bisa menambah konsentrasi juga, mirip seperti yang main

piano itu dan gerak dan lagu seperti di balet. Tapi yang jelas

dengan banyaknya kegiatan-kegiatan ini dia sudah berkembang

sendiri.” (Ibu LM, 536-546)

“Keke kan bisa balet. Jadi saya masukkan. Saya bilang, saya mau

ketemu panitianya siapa. Saya mau masukkan acara satu, Keke

balet. Saya kasih CD-nya, kamu lihat dulu Keke balet seperti ini.

Semua yang nonton, yang anak-anak kecil itu bilang kayak gini.

Huh, balet kok koyo ngono. Tapi orangtuanya pada nangis.

Orangtuanya pada terharu, karena mereka sudah lihat filmnya,

sekarang lihat oh Keke bisa kayak gitu. Itu guru sekolah

minggunya buka CD-nya langsung ma’ deg. Ini Keke lho yang

nari. Ternyata dia bisa seperti anak lainnya. Oh dia mantap untuk

menampilkan itu.” (Ibu LM, 634-642)

Mengupayakan berbagai jenis terapi dan aktivitas bagi anak

dengan berkebutuhan khusus tentunya memberikan pengaruh yang baik

bagi optimalisasi perkembangan anak yang bersangkutan. Di sisi lain,

terapi dan aktivitas yang dilakukan juga ternyata dapat mengatasi

permasalahan dan tantangan yang ditemui ibu dalam masa pengasuhan

anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

121

c. Peningkatan kualitas fisik, emosi, serta relasi ibu dan anak melalui

yoga

Yoga merupakan salah satu terapi yang dipilih oleh ketiga

informan sebagai programpendamping terapi utama bagi anak-anak

mereka. Tidak hanya dilakukan oleh anaknya saja, para informan pun ikut

terlibat dalam aktivitas yoga tersebut. Melalui aktivitas yoga bersama

anaknya, para ibu tersebut juga merasakan manfaat dari aktivitas yang

mereka lakukan. Bagi Ibu TM (46) aktivitas yoga yang ia lakukan

memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan fisik dan regulasi

emosinya. Pengaruh positif tersebut juga ia lihat pada anaknya. Selain itu,

aktivitas yoga bersama anaknya menurut Ibu TM (46) membuatnya

memiliki sensitivitas dan kepekaan yang baik untuk memahami apa yang

diinginkan oleh anaknya.

“Yoga itu kan mengajarkan pernapasan dan gerakan, dan

gerakannya ini semua yang bersifat body bearing artinya

menopang tubuh sendiri, which is bagus untuk penguatan anak-

anak, untuk awareness, self regulation” (Ibu TM, 240-244)

“Gak tau apa namanya, karena kan masih baru ya waktu itu gak

ngerti pokoknya habis yoga enak deh. Malah jadi lebih tenang,

apa lebih bisa nahan emosi.” (Ibu TM, 364-366)

“tapi saya rasa yoga itu membawa perubahan di dalam dari

dalam ya. Jadi maksudnya kita bisa lebih tenang, bisa mikir.

Walaupun itu kondisi yang apa ya, apa kamu bilangnya apa tuh,

anak hilang tuh apa emergency atau apa ya tingkat stresnya

tinggi lah pokoknya. Tapi kita berusaha mikir, tenang.” (Ibu TM,

416-421)

“Terus juga sama anak tuh intuisinya, terutama setelah yang yoga

bareng ya, karena kan anak saya gak ngomong. Dari mana saya

tau dia mau A mau B mau C kalau saya gak bisa tune in ya. Tune

in apa sih istilahnya kayak kita denger radio gak mau yang kresek

kresek gitu dong. Maunya kan yang suaranya smooth jadi kayak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

122

frekuensinya bisa cocok lah gitu ya. Nah jadi along the way

ternyata dengan yoga membuat saya semakin intuitif gitu. Oh

kayaknya dia mau ini deh, kayaknya mau ini deh.” (Ibu TM, 369-

377)

“I think ya yoga itu bantu saya banyak banget. Karena yoga saya

kan bukan yoga yang, yoga itu tidak menyembuhkan. Walaupun

anak dibawa yoga ke saya, saya bukan terapis dan yoganya juga

tidak menyembuhkan. Tapi as a human to have self awareness, I

think it’s very important. To have that connection, between me

and the child, I think it’s a very beautiful thing gitu. Walaupun dia

gak ngomong, gak bisa ekspresiin. But we can connect, apa ya

istilahnya. Connectnya secara intuitif, dia gak ngomong, dia gak

bilang apa,” (Ibu TM 549-558)

Ibu AT (56) juga merasakan manfaat pada kondisi fisiknya dan

anaknya melalui yoga. Yoga juga membantu anaknya untuk memiliki

konsentrasi yang lebih baik. Kepekaan dan sensitivitas juga dirasakan Ibu

AT (56) melalui berkembangnya empati yang dimiliki anak terhdapnya

setelah yoga bersama. Ibu AT (56) merasa menjadi lebih kuat dan sabar

dalam menangani anaknya dan segala permasalahan yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

“Kalau selama ini sih sebelum saya jatuh sakit sih dari sisi fisik

jauh lebih bagus ya. Maksudnya kayak misalnya dari penampilan

juga, kayak orang bilang gak percaya usia saya sudah segini,

kayak gitu toh. Nah itu juga pengaruh ya dari yoga. Terus dari

Arin juga, yang tadinya dia kakinya agak kurang kuat turun

tangga, sekarang udah jadi lebih kuat” (Ibu AT, 441-446)

“Kalau secara emosional, kalau selama dulu-dulu itu oke mbak.

Emosi saya terutama itu sangat-sangat terkontrol baik. Tapi ya

dua tahun mulai gitu kesehatannya mulai agak gak bagus gitu,

nah itu mulai saya lebih mudah emosi. Jadi emosinya agak, saya

agak kesulitan mengontrol emosi saya sendiri. Lha bedanya kalau

orang yang mungkin tidak yoga, itu gak tahu kalau emosinya gak

terkontrol dan dia gak bisa ngontrol. Nah, saya keuntungannya

dengan saya berlatih yoga kan otomatis saya jadi bisa lebih

masuk ke dalam di saya sendiri. Jadi saya sadar bahwa oh, ini

saya lagi tidak bisa mengontrol emosi saya sendiri. Yang saya

rasakan perbedaanya itu. Saya bisa menyadari masalah saya apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

123

gitu. Itu perbedaannya sih. Kalau mungkin orang lain ya,

kebetulan kan saya udah menopause mbak, nah jadi kata orang

menopause itu mood swing dan sebagainya mungkin juga gitu.

Tapi mungkin orang lain gak nyadari tapi saya menyadari kalau

oh saya udah gak beres nih, gitu.” (Ibu AT, 447-464)

“kalau dari yoganya, terutama waktu saya sama-sama Arin, itu

sebenarnya gini. Arin itu, kalau saya sampai menyebut Arin itu

malaikat kecil saya. Karena dengan adanya Arin itu saya menjadi

jauh lebih kuat. Saya jauh lebih sabar. Saya waktu itu betul-betul

rasanya kayak gak tau lagi saya harus gimana. Tapi dengan saya

terus merawat Arin, beraktivitas bersama dengan Arin, melihat

kemajuan dia, sedikit demi sedikit, itu saya melihat perkembangan

Arin jadi begitu baik. Terus itu membuat hati saya menjadi lebih

sabar. Sabar menghadapi Arin otomatis kan ya mulai dalam

membimbing di pose-pose asana. Sabar menghadapi Arin,

kemudian juga sabar menghadapi semua hal, saya terima dalam

hidup saya. Dan kayaknya dia yang menuntun saya melalui yoga

bareng itu untuk jauh lebih peka.” (Ibu AT, 263-276)

“Misalnya kalo saya sedih, saya sakit, dan dia peka sekali ya.

Anak-anak seperti itu peka ya, sensitif. Apa mbak istilahnya,

empatinya besar ya. Apalagi setelah yoga bareng-bareng, nahan

sakit nahan capek bareng-bareng. Nah jadi dia, kalau saya diem,

sedih, dia mesti datengin terus dia ngelus-ngelus rambut saya.

Dia bilang, mama kenapa kok sedih, kayak gitu. Mama gak boleh

sedih apalagi kalau dia denger saya sampai nangis gitu dia malah

ikut nangis. Iya, terus nanti mama kok nangis, kenapa, mama gak

boleh sedih ya, ada Arin gitu katanya.” (Ibu AT, 317-327)

Berbeda dengan Ibu TM (46) dan Ibu AT (56) yang merupakan

praktisi yoga, Ibu LM (58) menyatakan sesungguhnya kurang memahami

manfaat dari aktivitas yang baru dilakukannya bersama anaknya selama

kurang lebih dua tahun tersebut. Meskipun demikian, Ibu LM (58) dapat

menganalisis keterkaitan yoga dengan aktivitas-aktivitas lain yang telah

Ibu LM (58) sadari manfaatnya seperti olahraga dan terapi. Ibu LM (58)

juga merasa melalui yoga bersama anaknya ia mampu melatih

kesabarannya dalam menghadapi anaknya tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

124

“Nah kalau dengan yoga, awalnya saya gak terlalu care ya

apakah ada hubungannya apa engga. Tapi karena saya emang

suka olah raga ya, saya paling suka berenang. Jadi kalau olah

raga pasti ada manfaatnya ke tubuh lah. Yoga kan olah raga juga

ya. Kalau Keke karena ada penyesuaian dengan musik bisa

menambah konsentrasi juga, mirip seperti yang main piano itu

dan gerak dan lagu seperti di balet.” (Ibu LM, 539-545)

“Terus nanti latihan pernapasannya disuruh tiup nanti suaranya

keras aaaaa gitu terus apa. Yoganya itu tidak seperti anak-anak

besar yang serius. Jadi di situ anak-anak teriak-teriak, heboh

pokoknya. Dan ternyata itu jadi kayak terapi wicara juga buat

Keke ya kayak yang di Harapan Kita dulu jadi ngomongnya

makin jelas.” (Ibu LM, 557-561)

“Dan dari kegiatan itu, karena saya baru secara benar-benar full

ikut kegiatan bareng Keke setelah pensiun, saya dari Keke belajar

sabar. Saya jadi orang yang luar biasa sabar. Saya merasakan

itu. Dan saya merasa ini saya belajar, dan ini belajarnya dari

Keke. Kan saya pernah bilang, kalau anak biasa itu sekali dua

kali sudah bisa. Kalau Keke mungkin harus ngulang 10 kali dulu.

Kan kita kalau ngulang 10 kali mungkin bosan. Kita akan marah,

kalau orang biasa mungkin akan marah. Tapi kalau saya marah,

kalau kita targetnya anak itu harus bisa, kita akan ulang dengan

kasih. Nah inilah yang menyebabkan pada saat kita mengulang,

pada saat kita mengajari, itu kita belajar sabar. Dan akhirnya

menghadapi semua masalah saya bisa sabar.” (Ibu LM, 563-573)

Berbagai manfaat yang dirasakan ibu melalui aktivitas yoga

bersama anaknya turut membantu ibu dalam menghadapi tantangan dan

permasalahan dalam masa pengasuhannya. Dengan memiliki kemampuan

untuk meregulasi emosi yang lebih baik, ibu tentu dapat menghadapi

tantangan-tantangan yang ditemui dengan lebih tenang. Permasalahan

terkait ketidakstabilan kondisi ibu juga terbantu dengan melatih regulasi

emosi dan kesabaran dari ibu. Tantangan untuk memahami kondisi anak

yang mudah berubah juga bisa teratasi dengan terbangunnya ikatan dan

relasi yang lebih dekat antara ibu dan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

125

3. Faktor pendukung pencapaian kesehatan mental

a. Keberhasilan upaya dengan adanya peningkatan kondisi anak

Berbagai upaya yang telah dilakukan ibu demi meningkatkan

perkembangan anaknya tentu dilakukan dengan harapan bahwa upaya

tersebut akan memberikan hasil yang terbaik bagi anaknya. Melihat

perkembangan positif pada anak sebagai wujud keberhasilan upaya yang

dilakukan tentunya akan mendatangkan berbagai emosi positif pula pada

ibu. Hal tersebut dialami oleh para informan yang telah mengorbankan

banyak hal untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kondisi bagi

anaknya. Perasaan bahagia, bersyukur, dan bangga menjadi emosi

dominan yang muncul dari melihat keberhasilan tersebut.

“waktu anak saya udah sekitar lima tahun ya. Itu masih belum

bisa toilet training. Jadi kalau malam itu masih pakai diapers.

Setelah ke dia sekali, sore, besok paginya anak saya bisa ke toilet,

copot diapers, terus bilang poo. Jadi dari situ kita kayak wow, ini

bagus banget progressnya gitu.” (Ibu TM, 199-203)

“Terus sempat juga kan dulu Arin sampai hampir umurnya 3

tahun belum bisa jalan dan bicara, lalu saya dikenalkan dengan

balian ya namanya di Bali itu. Nah saya bawa Arin ke sana terus

alhamdulilah 3 kali pertemuan udah bisa jalan dia. Alhamdulilah

ya berhasil dengan baik. Arin bisa berjalan dan bicara tepat di

usia 3 tahun.” (Ibu AT, 133-139)

“Terus yang waktu saya setengah mati waktu mendirikan yayasan

mondar-mandir-mondar-mandir ke Jakarta itu ada hasilnya,

kayak gitu. Ya, rasanya bahagia mbak. Seneng gitu.” (Ibu AT,

254-257)

“Terus dari situ, Keke harus terapi wicara dan terapi okupasi.

Seminggu dua kali. Waktu itu dia bisa nyanyi topi saya bundar.

Itu diajarin, memang itu terapi untuk gerakan, menggunakan

aktivitas tangan dan suara, ini topinya di sini, bentuknya begini

gitu. Itu dia cepat sekali. Kalau dia sudah selesai kan jadwalnya

sudah ada anak lain lagi, dia gak mau pulang. Dia ngajarin anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

126

yang sesudahnya. Sampai kita semua terapisnya ketawa.” (Ibu

LM, 313-319)

“Semua orang di gereja kenal Keke. Tapi kenalnya dengan kesan

yang baik. Anak-anak kecil yang teman sekolah minggunya itu,

Ke, nanti sekolah minggu ya. Terus Keke jawab, sudah cukup

jelas waktu itu ngomongnya, karena terapi wicara dan

pernapasan di yoga itu. Terus si anak yang ngajak ngomong tadi

bilangnya, iya, nanti ya. Dia care dengan Keke. Saya ngelihatnya

sampai, aduh, inilah yang aku inginkan, aku rindukan. Anak-anak

itu semua mau main dengan Keke. Mau ngomong dengan Keke.”

(Ibu LM, 612-619)

Selain merasa bahagia atas keberhasilan terapi terhadap

perkembangan anak, peningkatan kondisi yang ditunjukkan anak juga

menjadi penguatan bagi ibu untuk terus berjuang demi anak mereka.

Peningkatan kondisi yang ditunjukkan anaknya membuat ibu merasa

segala usaha dan jerih payah yang mereka lakukan selama ini tidak sia-

sia.

“wah itu kalau dibilang pasti benefitnya buat anak saya ya itu

juga sama. Karena dulu kita ngerinya tuh gini, kita dibilang kalau

anak autism itu gak punya empati. Dan tentunya kita sebagai

manusia ya, kan kita ngeri juga kalau punya anak gak punya

empati. Jadi dari yoga itu kan salah satunya mengajarkan kalau

tidak boleh melukai diri sendiri, tidak boleh mencederai orang

lain, harus saling menghargai dan menghormati makhluk sekitar,

lingkungan sekitar, seperti itu. Jadi nilai-nilai dari yoga itu pun

kita terapkan dalam bentuk permainan. Jadi sekarang ternyata

yang dibilang anak autism itu gak punya empati enggak kok, gak

bener kok. Itu cuma apa, ya bisa diajarin gitu lho. Ya memang

ngajarinnya mesti tau caranya gimana.” (Ibu TM, 270-282)

“Dari dia kediagnosa delapan tahun itu saya benar-benar

istilahnya jatuh bangun gubrak gabruk itu untuk ngurus anak lah,

dua-duanya gitu. Setelah itu kita bisa lihat hasilnya, sekarang dia

udah mau lima belas tahun ya udah hampir lima belas tahun kita

bisa lihat saya bisa lepas lah. Karena udah high function autism

namanya.” (Ibu TM, 317-323)

“Saya waktu itu betul-betul rasanya kayak gak tau lagi saya harus

gimana. Tapi dengan saya terus merawat Arin, beraktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

127

bersama dengan Arin, melihat kemajuan dia, sedikit demi sedikit,

itu saya melihat perkembangan Arin jadi begitu baik. Terus itu

membuat hati saya menjadi lebih sabar.” (Ibu AT, 267-272)

“Saya ajari pakai komputer. Liriknya di blok dulu, nanti

dimasukkan di word, nanti diprint. Bisa dia. Jadi kalau saya bisa

ngomong ya, ke orangtua yang punya anak Down Syndrome gitu.

Punya anak Down Syndrome itu bukan the end of the world. Jadi

kita jangan menutup diri, menutup anak itu. Itu harus dibuka dan

dikembangkan.” (Ibu LM, 714-719)

“Jadi rasanya gak sia-sia perjuangan kita. Kadang-kadang saya

mikir, aku pengen Keke bisa begini, aku harus berjuang untuk itu.

Kayak yang tadi toh, dia sampai bisa pentas di gereja. Kan kalau

aku gak berjuang, gak mungkin mereka kenal Keke. Untuk bisa

kok bisa balet seperti itu kan gak mungkin ada orang yang tahu.

Nah saya harus berjuang untuk itu.” (Ibu LM, 731-736)

Perasaan bahagia dan penguatan yang didapat dari keberhasilan

upaya-upaya yang dilakukan ibu membantu ibu melewati masa-masa

yang sulit dan melelahkan dalam proses pengasuhan anak dengan

kebutuhan khusus. Hal tersebut membantu ibu untuk tidak mudah

menyerah dan terus mengupayakan yang terbaik bagi perkembangan

anaknya.

b. Dukungan serta pemahaman keluarga dan lingkungan sosial

Seperti halnya pengaruh dari pandangan negatif keluarga dan

lingkungan sosial yang cukup besar bagi kehidupan ibu, dukungan dan

pemahaman yang mereka berikan juga akan sangat membantu ibu

melewati masa pengasuhan yang tidak mudah. Dukungan serta

pemahaman yang diberikan oleh keluarga serta lingkungan sosial dapat

diwujudkan melalui berbagai macam bentuk. Dari pengalaman Ibu TM

(46), dukungan yang ia dapat bisa berupa peringatan awal adanya

perbedaan perkembangan pada anak, ketersediaan waktu untuk membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

128

mengurus anak, keterlibatan dalam terapi, pemahaman dan empati

terhadap kondisi anak, serta pemberian informasi mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan upaya pengembangan anak. Dukungan dan pemahaman

tersebut datang dari keluarga serta lingkungan sosial tempat Ibu TM (46)

menjalin relasi dan bersosialisai.

“kebetulan orang tua suami saya dokter. Lalu dia bilang ini anak

kayanya ada sesuatu yang ga sesuai jadi coba dicek aja gitu.”

(Ibu TM, 19-21)

“Jadi saya waktu itu mikir karena saya waktu itu tinggalnya

masih dekat rumah orang tua, saya bilang boleh ga saya titip dulu

sebentar, saya yoga dulu gitu. Jadi, atau fitness, karena saya rutin

fitness dari kecil, jadinya pasti selalu ada exercise. Jadinya kalau

ada waktu, apakah saya fitness atau saya yoga, pasti saya lakukan

gitu.” (Ibu TM, 81-87)

“kalau dari kakak saya sih ga masalah ya. Mereka sih mengerti

banget. Apalagi suami saya dan adiknya Raissa ya, mereka sangat

mendukung. Banyak sekali. Kepada suami saya selalu jelaskan

setiap alasan program atau terapi untuk Raissa. Manfaatnya apa,

berapa lama dan bagaimana prosesnya. Kepada Mirko adiknya

Raissa, dari awal saya jelaskan kenapa Raissa berbeda, apa itu

autism, apa yang terjadi dengan otak anak dengan autism.

Sehingga sampai saat ini kita masih terus melibatkan anggota

keluarga untuk mengambil keputusan terhadap semua, tidak

hanya untuk Raissa tapi juga untuk semua.” (Ibu TM, 92-102)

“kebetulan guru yoga saya waktu itu orang Kanada, terus saya

cerita sama dia, untung ada yoga ya soalnya saya stres banget

nih, anak saya autism, saya bilang gitu. Eh saya punya kenalan,

dia bilang gitu. Dia bisa. Eh waktu itu saya bilang gini awalnya,

ada ga ya yoga buat anak-anak, kali anak saya juga bisa tuh.

Terus dia bilang tapi kan, waktu itu di Jakarta gitu kan orang

Kanada itu tinggal di Jakarta. Terus dia bilang eh coba deh saya

punya temen tuh, orang Malaysia, dia bilang gitu. Kayanya dia

bisa deh pegang anak-anak, dia bilang gitu. Oya dia langsung

kasih kontaknya” (Ibu TM, 165-175)

“Kami terus mengupdate ilmu pengetahuan tentang bagaimana

otak manusia belajar. Semua bisa didapat berkat internet dan

networking kami di berbagai negara. Mereka terus memberikan

update terbaru untuk ilmu pengetahuan.” (Ibu TM, 625-630)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

129

Ibu AT (56) juga memiliki pengalaman serupa dengan Ibu TM

(46) terkait dengan dukungan dan pemahaman yang diberikan keluarga

serta lingkungan sosial pada kondisi anaknya. Bentuk dukungan yang

dominan didapatkan Ibu AT (56) adalah dengan keterlibatan keluarga,

terutama suami dan anak pertamanya pada upaya pengembangan anaknya

serta dukungan melalui penyediaan informasi yang dapat membantunya

semakin mengembangkan diri sebagai ibu dengan anak berkebutuhan

khusus.

“Untungnya bapaknya Arin dan kakaknya juga sangat mendukung

sekali. Mereka mendukung 100%. Suami saat Arin butuh terapi

selalu siap mengantar dan menunggu juga, selalu memperhatikan

perkembangan Arin. Kakaknya Arin, setelah dia dewasa juga

selalu memberikan support untuk perkembangan Arin secara

langsung maupun tidak langsung. Kadang menyediakan sarana

untuk perkembangan Arin, dan juga berkomunikasi dengan saya

dan bapak untuk perkembangan Arin. Kalau pas di Jogja juga

sering membantu Arin mengembangkan life skill nya.” (Ibu AT,

104-113)

“Akhirnya saya tanya teman saya, gimana ya caranya ngontak

orang yang ngerti yoga. Nah, guru pertama saya ya Mas Yudi itu.

Gitu, terus teman saya waktu itu bilang kontak aja Nirmala. Saya

terus kontak Nirmala, minta kontaknya Mas Yudi dikasih, terus

saya kontak Mas Yudi langsung.” (Ibu AT, 204-209)

“Wah ya bahagia sekali mbak. Ternyata apa yang orang-orang

kasih, kayak dokternya Arin ngasih buku ternyata bermanfaat, gak

cuma untuk Arin tapi juga untuk anak-anak lain.” (Ibu AT, 251-

254)

Tidak jauh berbeda dengan dua informan sebelumnya, Ibu LM

(58) juga memiliki pengalaman serupa terkait mendapatkan dukungan

dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dukungan yang dirasakan Ibu

LM (58) terutama adalah dalam upayanya mengembangkan diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

130

meningkatkan pengetahuan terkait kondisi anaknya. Selain itu, Ibu LM

(58) juga mendapatkan banyak dukungan untuk membuat lingkungan

sosialnya memiliki pemahaman yang baik terhadap kondisi anaknya

sehingga anaknya tidak lagi dipandang sebelah mata.

“Nah ini, setelah itu kan ada keponakan saya tinggal di rumah.

Saya ngomong sama dia, dia SMA. Saya ngomong sama dia, kamu

pernah gak dengar Down Syndrome itu apa. Terus dia ambil buku

biologi, saya ditunjukkin. Down Syndrome itu ini lho tante. Ini

kelainan kromosom, gini gini gini. Ternyata di bukunya itu secara

gamblang untuk anak-anak SMA itu diterangkan. Nah di situ saya

tahu.” (Ibu LM, 63-69)

“Dan kalau orang les-lesan itu ya, menerima anak berkebutuhan

khusus kan itu suatu tanda tanya besar. Biasanya gak mau gitu

lho. Masih kayak butuh kesabaran. Ini yang penting anak ini

datang, bayar sesuai peraturannya, itu dilayani terus dan tidak

ada komplain.” (Ibu LM, 470-474)

“supaya kakaknya care juga sama adiknya. Misalnya kan lulus

SMA gitu ya, terus dia masih nunggu toh. Kuliahnya masih

nunggu atau liburan semester gitu, adiknya les, dia yang

nganterin. Pernah Sandy ini, mah, aku nanti mau gathering sama

teman-temanku ya. Kan dia main rubik. Nanti Keke pulang les

terus tak jemput terus tak bawa ya. Saya bilang, diajak gathering?

Iya. Saya tanya dulu, kamu gak malu punya adik Keke? Enggak,

asyik kok malahan. Aku bisa certain kok ini adikku kenapa-

kenapa. Terus di situ dukungan-dukungan itu membuat dia lebih

pintar. Lebih gak terpuruk gitu.” (Ibu LM, 484-492)

“memang dia minder waktu datang ke situ. Kemudian pada suatu

hari pendetanya datang ke sini. Terus dibilangin, ibu, saya mau

bikin film. Bikin sinetron tentang anak-anak berkebutuhan khusus.

Saya boleh gak ngambil Keke untuk jadi salah satu pemerannya?

Oh iya boleh.” (Ibu LM, 582-585)

“Nah itu filmnya diputar di gereja setiap minggu itu hanya 15

menit. Sampe 6 atau 5 episode. Ternyata itu membangkitkan

motivasi untuk anak-anak ini, apa, jemaatnya itu juga care gitu

lho. Nah setelah itu, inilah terjadi pembentukan pribadinya Keke.

Semua orang di gereja kenal Keke. Tapi kenalnya dengan kesan

yang baik. Anak-anak kecil yang teman sekolah minggunya itu,

Ke, nanti sekolah minggu ya. Terus Keke jawab, sudah cukup

jelas waktu itu ngomongnya, karena terapi wicara dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

131

pernapasan di yoga itu. Terus si anak yang ngajak ngomong tadi

bilangnya, iya, nanti ya. Dia care dengan Keke. Saya ngelihatnya

sampai, aduh, inilah yang aku inginkan, aku rindukan. Anak-anak

itu semua mau main dengan Keke. Mau ngomong dengan Keke.”

(Ibu LM, 608-619)

Dukungan dan pemahaman yang diberikan keluarga dan

lingkungan sosial jelas membantu ibu untuk meringankan beban yang ia

rasakan selama menjalani masa pengasuhan dengan anak berkebutuhan

khusus yang tidak bisa dianggap mudah. Dengan berkurangnya bebean

yang dirasakan, kondisi mental yang sehat akan lebih mudha untuk

dicapai.

c. Keyakinan spiritual yang menguatkan

Menjalani kehidupan yang berat cenderung membuat seseorang

merasa membutuhkan pegangan yang bisa membantu membuat orang

tersebut merasa aman dan menjamin bahwa segala permasalahan yang

dihadapi pasti akan terselesaikan. Hal tersebut dialami pula oleh para

informan yang harus menjalani kehidupan penuh tantangan sebagai ibu

dengan anak berkebutuhan khusus. Ibu AT (56) dan Ibu LM (58)

merupakan pribadi yang cukup religius dan meyakini bahwa segala

permasalahan yang datang kepada mereka telah ditakdirkan oleh Tuhan.

Keyakinan tersebut membuat mereka merasa lebih tabah dalam menjalani

hari-harinya sebagai ibu dengan anak berkebutuhan khusus. Pada Ibu TM

(46), meskipun tidak secara jelas terlihat mengenai keyakinannya kepada

Tuhan, rutinitasnya dalam bermeditasi dan menerapkan konsep

mindfulness cukup selaras dengan keyakinan yang dianutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

132

“Yang penting usaha terus ya. Pokoknya usaha, setelah itu ya

saya banyak berdoa supaya bisa merawatnya dengan ikhlas dan

penuh kasih sayang.” (Ibu AT, 493-496).

“Saya sudah cukup puas ya, 9 lah. 9. Alasannya karena Allah

SWT sangat baik kepada saya dan keluarga terutama Arin.

Walaupun ya tetap masih ada kekhawatiran sampai sekarang

terkait masa depan Arin. Khawatir jika saya sudah tidak mampu

lagi mengurus Arin sepenuhnya, bagaimana kehidupan Arin

nantinya. Kenyataannya mencari orang yang membantu mengurus

Arin saja susah. Bahkan dari kecil seperti baby sitter atau PRT

sulit diharapkan. Sampai saat ini saya masih belum menemukan

solusi untuk kekhawatiran tersebut. Tapi kalau dilihat lagi ya

kami dapat melewati masa-masa sulit di awal dulu hingga

sekarang Arin sudah dewasa. Saya yakin juga nanti kekhawatiran

saya pasti dijawab sama Allah.” (Ibu AT, 532-544)

“oh Tuhan itu memberi aku anugerah. Kayak ditukar, ditukarin

gitu. Dikasih gantinya gitu. Jadi kemarin Tuhan kayaknya bilang

oh aku salah e ngasih kamu, sekarang tak kasih tukar. Saya bawa

ke situ. Jadi saya di sini ada rasa menerima. Jadi dari situ, itulah

penerimaan. Orangtua harus menerima dulu anaknya. Anaknya

berkebutuhan khusus itu dia harus bisa menerima. Nah

penerimaan itu terjadi waktu adiknya lahir. Dan waktu itu saya

langsung bilang, aku harus bersaksi. Harus bilang ke orang-

orang apa, anakku Down Syndrome, anakku itu adalah anugerah

dari Tuhan.” (Ibu LM, 221-229)

“Saya dulu itu pernah ada dokter, di klubnya down syndrome itu,

ada dokter anak yang datang. Dia itu bilang gini: ibu-ibu, bapak-

bapak, anda itu orang yang terpilih. Dipilih oleh Tuhan untuk

menjadi orang sabar, dengan cara diberi Tuhan anak seperti ini.

Jadi pertama itu terpilih. Kalau kita gak bisa belajar sabar itu

gak mungkin akan dipilih. Kalau kita akan langsung stress, atau

mungkin jadi gila, itu gak mungkin akan diberi masalah seperti

ini. Jadi semakin berat masalah yang kita hadapi, Tuhan sudah

tahu. Jadi Tuhan tidak mungkin memberikan masalah lebih berat

daripada kekuatan kita. Kalau Tuhan tahu kekuatan kita sekian ya

kita diberi sekian. Tapi kalau Tuhan tahu kekuatan kita lebih dari

itu ya kita akan dikasih masalah yang lebih berat.” (Ibu LM, 818-

828)

“Every morning, mungkin sejenis meditation ya, mungkin I don’t

know, mungkin mindfulness I don’t know. But I just need the time,

every morning, untuk duduk bengong, gak ngapa-ngapain, just to

be with myself. And then along the way, setelah itu mau bikin apa

ya udah gak apa-apa gitu. Tapi kalau kita gak punya connection

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

133

to ourselves I think it’s hard to apa ya, menjalankan hari-hari.”

(Ibu TM, 646-653)

Keyakinan terhadap kekuasaan Tuhan dan aktivitas untuk semakin

menguatkan keyakinan tersebut menjadi pegangan bagi para informan

dalam menjalani hari-hari mereka yang penuh tantangan. Adanya

pegangan tersebut membuat mereka menjadi lebih kuat dan tabah dalam

menghadapi setiap permasalahan yang muncul.

4. Manifestasi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari

a. Keterampilan dalam menghadapi tekanan sosial serta berelasi dan

beradaptasi dengan kehidupan sosial

Para informan menunjukkan kemampuan untuk berelasi dengan

baik di lingkungan sosialnya meskipun tidak jarang lingkungan sosial

memberikan tekanan dalam kehidupan mereka, terutama dalam hal yang

berkaitan dengan kondisi kebutuhan khusus dari anak-anak mereka.

Keterampilan sosial tersebut dimanifestasikan melalui berbagai bentuk,

salah satu yang paling terlihat dari semua informan adalah kemampuan

mereka dalam mengatasi tekanan dan hal tersebut juga menunjukkan

bahwa mereka memiliki kontak yang baik dengan realitas. Ibu TM (46)

telah menunjukkan kemampuan untuk mengatasi tekanan secara

konstruktif ketika ia dihadapkan pada kemungkinan bahwa anaknya

mengalami kondisi perkembangan yang tidak sama dengan anak-anak

normal pada umumnya. Sembari menunggu kepastian dari kondisi yang

dialami anaknya, Ibu TM (46) banyak melakukan pencarian informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

134

secara mandiri sehingga ia memiliki kesiapan untuk menghadapi hasil

diagnosis dari kondisi anaknya.

“saya sih ga sempat mikir kaya waduh nih bakal sedih atau apa

ga sih. Untungnya saya udah tau duluan kan. Udah banyak baca-

baca jadi kita langsung, oke sekarang maunya gimana. Kita

sebagai parents mesti ngapain. Lebih ke situnya. Jadi saya lebih

sibuk ngatur program, nyari- nyari center, di rumah mesti

ngapain, lebih ke itu ya.” (Ibu TM, 54-59)

Sementara itu, Ibu AT (56) juga menunjukkan kemampuan untuk

mengatasi tekanan dalam hidupnya meskipun dengan cara yang berbeda.

Dalam mengatasi permasalahan yang muncul, Ibu AT (56) cenderung

untuk berserah kepada Tuhan jika usaha yang telah dilakukan dirasa

kurang berhasil untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan berserah pada

Tuhan, Ibu AT (56) merasa tetap bisa menikmati kehidupannya meskipun

harus dijalani dengan permasalahan yang ada.

“Ya kita udah usaha maksimal ya kalau memang Tuhan mau

mencoba kita dengan sakit ya mau gimana lagi. Yang penting kan

kita usaha ya, gimana caranya. Ya itu aja sih mbak kalau dari sisi

kebahagiaan ya alhamdulilah kami tetap bahagia gitu ya. Ya

biasa lah namanya juga kalau misalnya ada gronjalan-gronjalan

itu ya umum lah ya. Tapi bisa dilalui dengan baik.” (Ibu AT, 398-

404)

Memiliki keyakinan yang juga kuat terhadap kekuasaan Tuhan,

Ibu LM (58) memiliki pendekatan yang serupa dengan Ibu AT (46) dalam

mengatasi permasalahan yang muncul. Berserah kepada Tuhan menjadi

salah satu jalan yang dipilih dan dirasa bisa membuat kehidupannya

menjadi lebih ringan. Kepuasan hidup yang dimiliki Ibu LM (58) juga

muncul dari keikhlasannya untuk berserah kepada Tuhan.

“Banyak hal yang bikin saya merasa seperti itu, Keke salah

satunya. Dan itu Keke yang menjadi dasar bagi saya untuk bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

135

menghadapi semuanya. Masalah saya tidak hanya itu, ada

masalah yang lebih besar lagi, lebih berat lagi. Itu saya bisa

melewati. Ya memang belum selesai, tapi saya belajar banyak

berserah pada Tuhan. Dan sekarang ini saya banyak bilang,

Tuhan, terserah. Saya tidak bisa menyelesaikan ini, saya angkat

tangan Tuhan, Tuhan yang turun tangan. Terimakasih. Dan tidak

semuanya dijawab oleh Tuhan. Saya merasa makin lama kita

makin beriman makin bertakwa kepada Tuhan, makin kita

berserah. Kepuasan hidup saya dari berserah juga.” (Ibu LM,

834-843)

Tidak hanya melalui kemampuan dalam mengatasi tekanan,

seluruh informan juga menunjukkan keterampilan sosial yang dimiliki

dengan turut berkontribusi kepada lingkungan sekitar mereka. Kontribusi

yang diberikan menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan

sosial. Kepedulian yang ditunjukkan dapat berupa berbagi ilmu yang

dimiliki atau keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh

lingkungan sosial mereka. Melalui kontribusi tersebut kualitas relasi yang

terjalin dengan lingkungan sosial dapat mereka jaga dengan baik.

“Terus ya Senin sampai Jumat saya di sini. Bantu pegang anak-

anak juga, bikin program buat mereka, ketemu sama orangtuanya,

update program anaknya, kalau ibunya perlu apa ya saya bisa

kasih advice atau apa.” (Ibu LM, 727-731)

“Itu yang membuat saya memutuskan untuk akhirnya to do

something, to help others, gitu. Ya mungkin saya gak bisa nolong

semua orang, but at least one child at a time gitu. At least aku ada

di sini tau purpose ku apa, I have these knowledges yang gak

mungkin aku keep sendiri. Let’s share the knowledge and then

that’s why aku akhirnya memutuskan untuk membuka (centre)

ini.” (Ibu TM, 823-830)

“Ya, rasanya bahagia mbak. Seneng gitu. Ya, memang tujuan

saya itu kan selain untuk Arin, untuk membantu siapa pun yang

memang membutuhkan seperti itu. Dan yoga juga, tujuan saya

juga sharing ilmu yang sudah saya pelajari. Kayak gitu.” (Ibu AT,

256-260)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

136

“Sehat terus, bisa belajar, bisa sharing lebih banyak ke banyak

orang, mungkin bisa membantu orang-orang yang membutuhkan.

Dari sisi yoga atau apapun ilmu yang saya pelajari selama ini.”

(Ibu AT, 520-523)

“Rewang ya istilahnya kalau bahasa Jawa. Akhirnya kan ada

apresiasi juga dari mereka. Wah dia ini juga mau bantu untuk

ikut. Bahkan sekarang bisa dibilang saya sudah menonjol di

antara mereka. Dan jadi kader PKK, saya juga terlibat di PKK.

Saya pikir saya ada waktu kenapa tidak.” (Ibu LM, 927-931)

Selain berkontribusi terhadap lingkungan sosialnya, Ibu TM (46)

dan Ibu LM (58) juga menunjukkan sikap yang positif dan cukup terbuka

terhadap perbedaan pada kelompok-kelompok tertentu. Toleransi yang

ditunjukkan juga berupa keterbukaan terhadap perubahan yang banyak

ditemukan pada generasi saat ini.

“Jadi saya baca buku new earth, itu dibilangnya new age padahal

kan gak new age. New age itu kan kayak aliran yang agak-agak

hippies lah kayak gitu. Tapi ini totally gak ada hubungannya sama

hippies. It’s a new thinking. It’s a new thinking about perception

about yourself ada di situ, about how you see other people, how

you see your environment.” (Ibu TM, 484-490)

“Jadi I think it’s about, ya permasalahannya saya perpaduan dari

era jaman dulu dan jaman sekarang. Tapi saya I love technology

gitu lho maksudnya saya bersyukur hidup di teknologi ini, tapi

what matter is to limit to limit terhadap teknologi supaya gak

tergantung maksudnya gitu ya.” (Ibu TM, 704-709)

“Setiap lebaran kita juga ngadain syawalan. Pas lebarannya kita

keliling satu-satu rumah yang agama Islam kita salamin. Disuruh

makan masakannya, kayak saudara. Nanti kalau natal, mereka

yang datang ke sini. Pokoknya toleransinya jadi tinggi.” (Ibu LM,

950-954)

b. Kemampuan mengenali diri dan mengembangkan potensi

Mengenali diri dan mengetahui apa potensi yang bisa

dikembangkan dari diri sendiri akan mempermudah seseorang dalam

menjalani hidup dan menetapkan tujuan dalam hidupnya. Mengetahui apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

137

yang menjadi kelebihan diri tentunya juga dapat membuat seseorang lebih

bersemangat untuk menjalani hidup, dengan mengembangkan sesuatu

yang benar-benar mereka minati. Begitu pula ketika seseorang mampu

menyadari kekurangan yang dimiliki, upaya untuk mengatasi kekurangan

tersebut bisa lebih mudah ditentukan. Para informan menunjukkan

kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki

melalui cara mereka memandang kehidupan mereka. Pemahaman

mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki membuat para

informan bisa menentukan tujuan hidup yang kira-kira cukup realistis

untuk mereka capai. Pemahaman tersebut juga membuat para informan

tidak memiliki kecemasan yang berlebihan dalam kehidupan yang mereka

jalani.

Ibu TM (46) menyadari pentingnya untuk lebih masuk ke dalam

diri sendiri dan meningkatkan pemahaman terhadap diri dalam menjalani

hidup. Hal tersebut mampu membantu Ibu TM (46) untuk menentukan

langkah dalam mengatasi kekurangan yang dimiliki, dan tidak terlepas

pula dari kemampuannya untuk belajar dari pengalaman. Penetapan

tujuan hidup Ibu LM (46) juga menjadi lebih mudah saat ia memiliki

pemahaman mengenai dirinya sendiri.

“jadi waktu saya hamil itu saya udah mutusin, udah saya gak mau

kerja karena saya dari lulus kuliah, belum lulus kuliah aja udah

kerja melulu. Sepuluh tahun lah saya dari lulus sepuluh tahun

kerja capek juga ya. Sepuluh lebih malah. Akhirnya pada saat

saya hamil saya bilang, udah deh habis ini saya berhenti gak mau

kerja lagi. Jadi emang cuma mau urusin anak pada saat itu.” (Ibu

TM, 308-314)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

138

“ya, knowing that we have purpose, apa ya, aware of your own,

aware of yourself, built up your awareness. Awareness artinya,

ehm, how to response to certain behavior, how to speak to a

person, itu penting kan.” (Ibu TM, 596-599)

“Jadi untuk saya saat ini adalah saya harus punya satu waktu

yang untuk saya sendiri, gak boleh ada distraction. Every

morning, mungkin sejenis meditation ya, mungkin I don’t know,

mungkin mindfulness I don’t know. But I just need the time, every

morning, untuk duduk bengong, gak ngapa-ngapain, just to be

with myself. And then along the way, setelah itu mau bikin apa ya

udah gak apa-apa gitu. Tapi kalau kita gak punya connection to

ourselves I think it’s hard to apa ya, menjalankan hari-hari.” (Ibu

TM, 644-653)

Ibu TM (46) juga memanfaatkan pemahamannya mengenai minat

yang ia miliki untuk menjadi sarana dalam melepaskan kepenatan dalam

hidup serta pengembangan diri Ibu TM (46) sendiri. Selain itu, Ibu TM

(46) juga mampu untuk mengembangkannya menjadi sebuah karya yang

juga bermanfaat bagi orang lain. Hal tersebut menunjukkan kemampuan

Ibu TM (46) untuk produktif melalui minat dan potensi yang ia miliki.

“Jadi, atau fitness, karena saya rutin fitness dari kecil, jadinya

pasti selalu ada exercise. Jadinya kalau ada waktu, apakah saya

fitness atau saya yoga, pasti saya lakukan gitu. Walaupun

durasinya gak bisa lama-lama. Sejam udah mesti pulang, sejam

udah mesti pulang, ada tanggung jawab gitu kan. Jadi untungnya

masih ada itu.” ( Ibu TM, 84-89)

“Tapi karena saya dari yoga tadi yang saya sebutin banyak

perubahan, saya jadi banyak membaca literatur mengenai,

semacam buku-buku new age gitu lho kayak kalo di judul

penulisnya pertama kali yang saya rasa banyak banget ohh

kebiasaan saya tuh ternyata bisa disebut mindfulness namanya eh,

new earth, by ekarth tolli. Bukunya judulnya new earth. Jadi pada

saat baca buku itu, karena saya seneng baca juga sih orangnya.

Jadi saya baca buku new earth, it’s a new thinking. It’s a new

thinking about perception about yourself ada di situ, about how

you see other people, how you see your environment.” (Ibu TM,

474-490)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

139

“Jadi intinya the only person that can help you is yourself, gitu.

Ya kalau kamu butuh sama orang gitu ya pasti asal kamu mau

terima mau dengerin, ya pasti kamu bisa ketolong. Tapi kan

banyak juga orang yang gak mau dengerin gitu. Jadi untuk saya

sendiri saya jadi makin penasaran gitu berarti kayak gini bisa ya,

jadi saya bisa apalagi nih. Akhirnya jadinya makin ke sini saya

tetep megang, ditelpon sekolah suruh ngajar yoga, terima klien

anak autism, kayak gitu.” (Ibu TM, 517-525)

Serupa dengan cara Ibu TM (46) dalam menjalani hidupnya, Ibu

AT (56) juga menunjukkan kemampuan untuk mengenali kekurangan dan

potensi diri, serta menunjukkan upaya untuk mengatasi kekurangan yang

dimiliki. Ibu AT (56) juga menunjukkan minat terhadap aktivitas tertentu

dan mengisi kesehariannya dengan mengembangkan minat tersebut.

“Ya kalau kelebihan karena saya sangat bersyukur dengan apa

yang dikaruniakan Tuhan kepada saya ya, jadi segalanya saya

syukuri aja gitu. Kelebihan saya juga menurut saya, saya itu mau

belajar apa saja untuk kemajuan hidup, tidak mudah putus asa

dalam hal itu. Walaupun dikasih banyak cobaan saya selalu

berusaha untuk tidak menyerah. Kalau kekurangan saya itu

mudah sedih dan terbawa emosi, mudah takut dan terlalu banyak

pikir, dan mudah percaya sama orang yang kelihatannya baik,

kadang jadi kecewa. Nah karena saya sadar kekurangan-

kekurangan saya itu, saya berusaha mengembangkan diri, untuk

bisa lebih mengontrol emosi saya. Saya banyak belajar ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan seperti yoga,

healing dan makanan sehat. Mendengarkan musik juga membantu

sih, makanya tiap yoga juga saya putarkan musik. Saya juga

membuat kerajinan tangan seperti merajut untuk mengisi waktu.”

(Ibu AT, 409-424)

“Tapi tetap menyadari. Lebih mudah menyadari. Misalnya

sekarang saya marah gitu, kenapa saya marah ya, gitu. Kenapa

saya marah, terus saya teliti lagi ke diri saya sendiri. Oh iya,

memang saya harus marah. Karena memang ada alasannya di

balik itu. Itu saya masih bisa mikir gitu lho mbak.” (Ibu AT, 468-

473)

Ibu LM (58) juga memiliki cara menjalani hidup yang

menunjukkan kemampuannya dalam memahami kelebihan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

140

kekurangan yang dimiliki. Bahkan dengan menyadari kekurangannya Ibu

LM (58) mampu memotivasi dan membuktikan diri bahwa ia bisa

menekan kekurangan dirinya dan mampu produktif di tengah kekurangan

tersebut. Motivasi diri yang dimiliki Ibu LM (58) dikembangkan melalui

kemampuannya untuk belajar dari pengalaman yang pernah dijalani

dalam hidupnya.

“saya merasa saya lemah. Sebagai seorang wanita saya lemah di

banyak hal, yang kadang-kadang harus tunduk pada laki-laki.

Pada suami. Kita ditakdirkan untuk tidak melawan. Mengambil

sikap pun kadang-kadang bisa kadang-kadang tidak. Itu

kelemahan saya. Dan saya tahu saya merasa tertekan dengan

kehidupan itu. Tapi saya bersyukur karena saya bisa bekerja

sehingga ada aktualisasi diri. Sehingga di situ saya tidak hanya

terpuruk menyesali kenapa aku harus begini. Dengan bekerja

otomatis kan saya bisa memaksimalkan prestasi saya pribadi.”

(Ibu LM, 849-856)

“Karir juga sudah tinggi jadi gak ada banyak waktu. Waktu itu

saya juga pelayanan di gereja. Kalau sore saya harus rapat dan

sebagainya.” (Ibu LM, 351-353)

“Dan itu benar-benar belajar. Gila sekali pendidikannya di

Jakarta itu. Sehari bisa dikasih tugas 4-5 bab itu Bahasa Inggris

semua. Itu gak berkaitan semua tugasnya dari mata kuliah yang

berbeda. Terus ya itu lah di situ saya harus belajar. Ternyata

semuanya itu bisa dipelajari. Dalam artian di situ kamu diajar

untuk jadi manajer. kamu permasalahannya akan banyak sekali.

Semeja bisa 10an permasalahan. Kalau kamu gak kuat kamu akan

teriak kamu akan gila. Nah itu dibiasakan di sana. Sampai

akhirnya kita kuat dalam menghadapi stress. Dan saya lihat

semua itu ada gunanya. Bukan cuma stress dalam pekerjaan, tapi

stress dalam hidup juga.” (Ibu LM, 885-894)

E. Pembahasan

Berasarkan hasil analisis data melalui eksplorasi terhadap pengalaman

menjalani masa pengasuhan anak dengan kebutuhan khusus dan juga cara ibu dalam

memandang kehidupannya, peneliti mendapatkan beberapa kelompok tema yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

141

terkait dengan gambaran kesehatan mental dari para informan dan peran yoga dalam

mencapai kondisi kesehatan mental tersebut. Kelompok tema pertama mengarah

pada hal-hal yang berpotensi untuk menghambat informan mencapai kondisi mental

yang sehat. Selanjutnya, terdapat upaya-upaya yang dilakukan informan dalam

menghadapi kondisi anaknya yang juga berperan penting mengatasi permasalahan

yang menjadi hambatan dalam mencapai kondisi mental yang sehat. Selain upaya-

upaya, terdapat pula hal-hal yang menjadi faktor penguat dan pendukung ibu dalam

menjalani masa-masa pengasuhan anak dengan kebutuhan khusus yang penuh

tantangan. Kelompok-kelompok tema yang saling terkait tersebut membentuk cara

ibu menjalani kehidupan, dan berdasarkan manifestasi kondisi mental sehat yang

ditunjukkan dalam kesehariannya, gambaran kesehatan mental dari ibu yang

bersangkutan bisa terlihat.

1. Faktor penghambat pencapaian kesehatan mental dalam proses

pengasuhan

a. Pengetahuan awal dalam menghadapi diagnosis anak

Ibu AT (56) harus menerima kenyataan yang cukup berat di saat

seharusnya ia hanya merasakan kebahagiaan. Kabar mengenai kondisi

putri keduanya yang mengalami Down Syndrome, bahkan sebelum ia

sempat melihat anaknya, menjadi sesuatu yang sangat sulit ia cerna.

Terkejut, takut, dan bingung menjadi reaksi dominan Ibu AT (56) saat itu

karena benar-benar tidak memiliki bayangan anaknya akan seperti apa.

Reaksi penolakan bahkan muncul saat pertama kali melihat kondisi fisik

anaknya, meskipun tidak berlangsung lama. Pada Ibu LM (58)

kekecewaan terhadap pasangan yang justru muncul ketika mendengar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

142

diagnosis kondisi putri ketiganya. Ketidaktahuan mengenai penyebab dari

kondisi Down Syndrome yang dialami anaknya membuatnya memiliki

pemikiran negatif bahwa pasangannya lah yang menyebabkan putrinya

mengalami gangguan dalam proses perkembangannya.

Berbagai perasaan negatif yang dirasakan oleh informan tersebut

berawal dari satu kondisi, yaitu pengetahuan dan pemahaman yang minim

atas peristiwa yang terjadi pada mereka. Hampir setiap individu pernah

mengalami sebuah masa yang penuh kebingungan dan ketidakpastian,

dengan perasaan seolah tidak mampu mengatasi peristiwa penuh tekanan

yang datang dalam hidupnya. Pada akhirnya, memang sebagian besar dari

individu tersebut akan berhasil menemukan jalan untuk beradaptasi,

menghadapi, melanjutkan hidup, dan keluar dari masa-masa gelap

kehidupannya (Lemme, 1995). Untuk menuju pada tahap tersebut,

pemahaman mengenai kondisi yang sedang dihadapi akan membantu

individu dalam menentukan langkah untuk mengatasi permasalahannya.

Pada kenyataannya, banyak orangtua dalam menghadapi kelahiran

anaknya yang berkebutuhan khusus memiliki pemahaman yang minim

mengenai diagnosis yang diberikan, dan hal tersebut akan semakin

menyulitkan orangtua (Kandel & Merrick, 2003). Hal tersebut juga

menjadi permasalahan bagi informan dalam penelitian ini, terutama pada

informan kedua dan ketiga. Keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki

menimbulkan berbagai emosi dan pemikiran negatif serta ekspektasi yang

keliru atas kelahiran anaknya yang berkebutuhan khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

143

Perasaan dan pemikiran negatif, penolakan, serta ketidaksiapan

yang dihadirkan karena kurangnya pemahaman mengenai kondisi

anaknya berkaitan pula dengan reaksi awal orangtua dalam menghadapi

krisis yang dialami. Kandel dan Merrick (2003) merumuskan tiga tahapan

krisis yang pada umumnya dihadapi oleh orangtua saat menerima

kenyataan bahwa anaknya lahir dengan kondisi yang spesial. Krisis

pertama yang dihadapi disebut dengan krisis perubahan (the change

crisis). Masa ini pada umumnya adalah masa yang paling sulit bagi

orangtua, karena ekspektasi, mimpi, dan harapan mereka untuk memiliki

anak yang normal seolah benar-benar runtuh saat menerima kenyataan

mengenai kondisi anak mereka, sehingga menyebabkan munculnya reaksi

traumatis. Krisis pada masa ini bukan sekadar disebabkan karena

keterbatasan yang dimiliki anaknya, tetapi lebih pada ketidaksiapan

menghadapi perubahan realitas dalam kehidupan mereka. Reaksi

traumatis karena kurangnya pengetahuan pada umumnya terjadi pada fase

krisis perubahan ini.

Selain itu, salah satu faktor yang memegang peranan penting

dalam kesuksesan orangtua menghadapi kondisi spesial anaknya adalah

kondisi kognitif dari orangtua sendiri. Kondisi kognitif yang dimaksud

meliputi persepsi terhadap keterbatasan anak, penjelasan yang dapat

diberikan terhadap kondisi anaknya, pemahaman mengenai mengapa

kondisi tersebut bisa terjadi, serta apa saja upaya yang bisa mereka

lakukan untuk mengurangi tekanan terhadap situasi yang ada

(Dervishailaj, 2013). Dengan kata lain, keterbatasan pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

144

terhadap kondisi spesial anaknya akan menghambat kesuksesan orangtua

dalam menghadapi situasi tersebut, sehingga proses pencapaian kondisi

mental yang sehat dari orangtua juga akan terganggu.

b. Keterbatasan terapi

Setelah berhasil berdamai dengan kenyataan bahwa anaknya

memiliki kondisi yang berbeda, menyusun program penanganan bagi

anaknya memiliki tantangan tersendiri pula bagi para informan. Mulai

dari keterbatasan sarana dan prasarana, pelayanan yang dirasa kurang

memadai, dan ketidakcocokan terapi pada anak membuat para ibu harus

memutar pikirannya lebih keras agar terapi yang dilakukan benar-benar

bisa membantu perkembangan anaknya. Ibu TM (46) yang telah cukup

banyak mempelajari kondisi autism yang dialami anaknya bahkan merasa

tidak puas atas prinsip yang diterapkan terapi konvensional yang pada

umumnya hanya berfokus pada satu area keterbatasan anak, tanpa melihat

anak secara utuh sebagai individu. Menurutnya prinsip tersebut tidak

dapat membantu perkembangan anaknya secara optimal.

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami

gangguan dalam kondisi kesehatan dan perkembangan cenderung

memiliki permasalahan dalam penyesuaian emosi, perilaku, dan sosial.

Kondisi tersebut dapat menjadi beban secara emosional, finansial, dan

psikologis bagi keluarganya (Inkelas dkk, 2007). Terapi merupakan salah

satu upaya yang hampir selalu dilakukan oleh setiap keluarga dengan

anak berkebutuhan khusus untuk meringankan beban atau situasi yang

muncul dari kondisi spesial anaknya. Di sisi lain, pelaksanaan terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

145

sendiri seringkali tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh orangtua.

Ganz dan Tendulkar (2005) melalui penelitiannya menemukan bahwa

masih banyak keluarga dengan anak berkebutuhan khusus yang merasa

kebutuhan dan ekpsektasi mereka terhadap program terapi tidak

terpenuhi, baik secara emosional maupun finansial.

Bagi keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus, berupaya

untuk mengatasi keseharian yang penuh tantangan dan ketidakpastian

merupakan proses yang harus terus dilalui seiring berjalannya kehidupan,

dengan melalui masa kesedihan yang pasang surut. Intensitas kesedihan

yang dirasakan berkaitan dengan banyak faktor, salah satunya adalah

kehadiran harapan dan keputusasaan yang silih berganti dalam kehidupan

orangtua. Setiap proses terapi atau program baru bagi anaknya biasanya

akan diikuti dengan peningkatan optimisime dan sebuah harapan baru

bagi orangtua. Akan tetapi, jika proses tersebut mengalami kegagalan,

maka orangtua akan cenderung mengalami keputusasaan, dan siklus

tersebut dapat terus berulang selama orangtua terus mencoba untuk

memberikan terapi pada anaknya (Kandel & Merrick, 2003). Hal tersebut

mengindikasikan pentingnya keberhasilan dari suatu terapi untuk tetap

menghadirkan harapan dan optimisme bagi orangtua.

Kondisi anak yang memiliki keterbatasan membuat orangtua harus

memiliki upaya lebih dalam menjaga anaknya. Situasi itu sendiri telah

memposisikan orangtua, terutama yang memegang tanggung jawab utama

dalam pengasuhan, berada pada kondisi yang membutuhkan penanganan

kesehatan mental seperti pada anak-anaknya (Inkelas dkk, 2007). Ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

146

upaya terapi dan penanganan bagi anaknya tidak memenuhi ekspektasi

dan harapan yang mereka bangun sejak awal, tentunya hal tersebut juga

semakin membuat kondisi mental orangtua menjadi terpengaruh.

Berdasarkan tinjauan literatur yang dilakukan oleh Dervishailaj

(2013) disimpulkan bahwa praktisi yang bekerja dengan anak-anak yang

mengalami kebutuhan khusus dapat memiliki peran yang penting dalam

membantu keluarga pada proses pengasuhan dengan anak berkebutuhan

khusus sehingga orangtua mendapatkan kesan bahwa mereka memiliki

kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai untuk

memenuhi kebutuhan anaknya. Kesan atas kemampuan diri yang baik

tersebut dapat membantu orangtua memenuhi ekspektasi dan harapannya

pada terapi, sehingga tingkat stres dalam menjalani masa pengasuhan

dapat berkurang.

c. Pandangan serta sikap keluarga dan lingkungan sosial

Kehidupan yang dijalani seseorang tentu tidak akan pernah

terlepas dari pandangan orang-orang sekitarnya. Begitu pula yang terjadi

pada para informan penelitian ini. Ibu AT (56) bahkan mengalami sikap

yang kurang menyenangkan dari keluarga dekatnya sendiri. Pandangan

dari keluarga yang seolah menyalahkannya atas kondisi yang dialami

anaknya membuatnya merasa tertekan, lebih dari kenyataan mengenai

kondisi anaknya sendiri.

Seligman dan Darling (dalam Devirshailaj, 2013) menyatakan

bahwa ketika seorang anggota keluarga didiagnosis memiliki sebuah

gangguan atau penyakit kronis, maka akan berdampak pada perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

147

seluruh fungsi keluarganya. Hal tersebut dirasakan oleh setiap informan

dalam penelitian ini. Mulai dari kebingungan pasangan untuk

berkomunikasi dengan anak, pandangan dan anggapan negatif dari

keluarga besar, hingga perasaan kesal dan kecewa pada pasangan menjadi

bagian yang harus dilewati para ibu yang menjadi informan dalam

penelitian ini saat awal menerima diagnosis kondisi anaknya.

Studi lain yang dilakukan oleh Cole, Martin, dan Colbert (dalam

Devirshailaj, 2013) menyatakan bahwa masa pengasuhan anak yang

mengalami gangguan perkembangan dapat berdampak negatif pada fungsi

keluarga dan hubungan dengan orang lain di luar keluarga (lingkungan

sosial). Masa pengasuhan tersebut cenderung membuat orangtua terutama

pihak yang memiliki tanggung jawab utama atas pengasuhan mengalami

kesulitan dalam membangun kohesivitas suatu hubungan. Selain itu,

lingkungan sosial yang kurang mendukung kondisi anak memiliki

pengaruh yang besar pula terhadap kondisi kesehatan mental dari ibu.

Para informan juga sempat mengalami permasalahan dengan

lingkungan sosialnya. Seperti Ibu TM (46), yang sempat merasa cukup

kecewa dengan sikap beberapa sekolah yang seolah-olah mendiskriminasi

anaknya. Beberapa sekolah tempat Ibu TM (46) mendaftarkan anaknya

tidak menunjukkan itikad baik untuk menerima anaknya, namun juga

tidak memberikan keputusan secara tegas bahwa anaknya tidak bisa

diterima. Ibu TM (46) meyakini hal tersebut dikarenakan keterbatasan

yang dimiliki anaknya. Padahal, Ibu TM (46) telah menjelaskan bahwa

anaknya telah berada pada fase high function autism yang sudah bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

148

mengikuti kegiatan layaknya anak normal lainnya. Lain lagi dengan ibu

LM (58) yang seringkali menjadi saksi perilaku tidak menyenangkan

yang dilakukan oleh teman-teman sebaya anaknya. Dicemooh dan

dijadikan bahan candaan sudah bukan hal yang asing bagi anak Ibu LM

(58). Kondisi tersebut benar-benar membuat Ibu LM (58) sakit hati dan

kekhawatiran terhadap pergaulan serta perkembangan sosial anaknya

menjadi semakin besar lagi.

Penelitian yang dilakukan McHatton dan Correa (2005)

menunjukkan bahwa banyak ibu yang mengalami perasaan frustrasi,

kekecewaan dan diskriminasi akibat tindakan kurang menyenangkan

terhadap anak mereka, lebih dari yang dirasakan oleh anak sendiri. Hal

tersebut dikarenakan tanggung jawab pengasuhan yang ibu miliki dan

tingkat pemahaman anak yang belum memadai, sehingga beban dan

dampak dari tindakan kurang menyenangkan tersebut lebih terasa pada

ibu. Maka dari itu, kesadaran lingkungan sosial dalam membantu

orangtua untuk membangun hubungan yang kohesif pada masa

pengasuhan anak dengan kebutuhan khusus akan sangat membantu

menurunkan tingkat stres yang mereka rasakan (Bristol dkk dalam

Devirshailaj, 2013).

d. Kondisi anak dan ibu yang kurang stabil

Keseharian yang penuh tantangan dalam masa pengasuhan anak

dengan kebutuhan khusus sangat dirasakan oleh para informan. Kesulitan

berkomunikasi dan ketidakstabilan emosi anak misalnya, sangat dirasakan

oleh Ibu TM (46) selama proses pengasuhan anaknya. Anaknya yang tiba-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

149

tiba tantrum dan menjadi sangat emosional saat ia tidak memahami

keinginannya bukan lagi merupakan hal baru bagi Ibu TM (46), terutama

di masa awal pengasuhannya. Kondisi tersebut juga berpengaruh pada

kondisi emosi Ibu TM (46) sendiri. Kesehatan fisik anak yang rentan juga

menjadi tantangan sendiri bagi para informan dalam masa pengasuhan

anaknya. Ibu AT (56) mengaku harus sangat berhati-hati menentukan

aktivitas untuk putrinya. Belum lagi jika kondisi fisik pribadi juga

mengalami penurunan, maka tanggung jawab yang harus diemban tentu

akan menjadi lebih besar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martin dan

Colbert (dalam Devirshailaj, 2013) masa awal ketika orangtua menerima

diagnosis anak merupakan salah satu masa yang paling berat sebagai

orangtua dengan anak yang memiliki kondisi kebutuhan khusus.

Keterkejutan, penolakan, ketidakpercayaan, dan perasaan berduka

merupakan reaksi yang pada umumnya akan ditunjukkan orangtua setelah

menerima diagnosis tersebut. Meskipun demikian, beberapa orangtua

menunjukkan kecenderungan perasaan lega karena diagnosis yang

diberikan memberikan mereka sebuah kepastian atas kondisi yang dialami

anaknya sehingga segala kebingungan mereka bisa diakhiri.

Setelah melalui masa awal yang cukup berat, orangtua selanjutnya

harus menghadapi masa-masa penyesuaian diri sebagai orangtua dengan

anak yang memiliki kondisi spesial. Waisbern (dalam Devirshailaj, 2013)

menyatakan bahwa orangtua dengan anak yang mengalami gangguan

perkembangan harus memformulasi ulang peran dan identitas mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

150

sebagai orangtua dengan anak berkebutuhan khusus. Hal tersebut dapat

memicu timbulnya situasi penuh kecemasan yang akhirnya berdampak

pada ketidakstabilan emosi dan tingkat stres dari orangtua.

Faktor lain yang berpengaruh besar dalam menghadirkan situasi

penuh tekanan pada masa pengasuhan anak dengan kebutuhan khusus

adalah karakteristik, kondisi keterbatasan, dan perilaku yang dimiliki oleh

anak yang bersangkutan (Minnes dalam Devirshailaj, 2013). Karakteristik

keterbatasan yang dimiliki anak dan perilaku anak yang tidak stabil

membuat orangtua harus memberikan perhatian dan mendedikasikan

waktu lebih banyak untuk menjaga anak mereka (Simmerman dalam

Devirshailaj, 2013). Hal tersebut tentu memicu kelelahan fisik dan mental

sehingga memunculkan kondisi fisik dan mental yang kurang stabil pada

orangtua sendiri. Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

ketidakstabilan kondisi orangtua dan anak yang berkaitan dapat menjadi

hambatan ibu dalam mencapai kondisi mental yang sehat (Herring dalam

Dervishailaj, 2013).

Penelitian yang selama ini dilakukan terkait faktor yang

menghambat pencapaian kesehatan mental ibu dari ABK kebanyakan

hanya berfokus pada kondisi yang saat itu harus dihapai oleh ibu secara

langsung. Contohnya adalah keterbatasan dan karakteristik anak serta

pandangan dan sikap dari keluarga dan lingkungan sosial (Dervishailaj,

2013). Sementara itu, dari hasil penelitian ini jelas terlihat bahwa

minimnya persiapan dari ibu dalam menghadapi kondisi anaknya juga

menjadi suatu hambatan penting bagi ibu dalam mencapai kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

151

mental. Persiapan diri yang dimiliki ibu baik dalam pemahaman atas

kondisi keterbatasan anaknya, kondisi yang mungkin akan dialaminya

sendiri, serta jenis-jenis penanganan yang bisa dilakukan akan sangat

membantu ibu untuk bisa melewati masa pengasuhan dengan lebih baik.

Persiapan diri tersebut juga dapat mencegah faktor-faktor penghambat

lain seperti keterbatasan dan karakteristik anak serta pandangan

lingkungan sosial untuk mempengaruhi ibu dalam proses pengasuhannya.

2. Upaya menghadapi kondisi anak melalui pengembangan diri dan

peningkatan kemampuan anak

Berbagai tantangan dan hambatan yang ditemui para informan

mendorong mereka untuk melakukan berbagai upaya dalam mengatasi

tantangan tersebut. Mencari banyak informasi melalui berbagai sumber dan

berdiskusi dengan tenaga profesional merupakan cara yang dilakukan seluruh

informan untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya atas

kondisi yang dialami oleh anak mereka. Selain itu, tekanan yang

dimunculkan dari keterbatasan yang dimiliki oleh anak-anaknya diatasi

dengan berbagai program terapi serta aktivitas-aktivitas pengembangan diri

dan keterampilan sehari-hari bagi anak.

Kelahiran anak dengan keterbatasan tertentu merupakan pengalaman

yang membuat orangtua harus berhadapan dengan tugas-tugas yang

membingungkan, melelahkan, dan penuh tantangan. Segala kondisi yang

tidak mudah tersebut bercampur pula dengan keharusan menerima kenyataan

bahwa mereka harus bisa merelakan kondisi anak “normal” yang telah

mereka impikan. Orangtua harus tetap melanjutkan hidupnya, membesarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

152

anak mereka bagaimana pun kondisinya, dan membangun sebuah mimpi baru

untuk masa depan anak mereka (Moses, 2004). Untuk melalui segala kondisi

tersebut, orangtua memerlukan strategi agar dapat mengatasinya dengan baik.

Berupaya mengembangkan diri melalui seminar, aktif bertanya pada

profesional maupun orang yang dianggap lebih tahu, serta tidak lelah

membaca banyak sumber informasi merupakan contoh nyata dari strategi

yang digunakan oleh informan dalam mengatasi kondisi anak mereka, yang

sebelumnya sangat tidak familiar bagi mereka sendiri. Upaya-upaya yang

dilakukan tersebut dapat digolongkan dalam jenis koping yang berfokus pada

masalah (problem focused strategy) (Burger, 2011), karena para ibu tidak

menghindar dari kenyataan bahwa mereka memiliki anak dengan kondisi

yang spesial. Segala jenis terapi yang diupayakan bagi peningkatan

perkembangan anak mereka juga dapat digolongkan ke dalam strategi koping

yang berfokus pada masalah (problem focused strategy). Ketika ibu

menggunakan strategi koping yang berfokus pada masalah, penyusunan

program dan perencanaan dalam menghadapi kondisi anak mereka akan

membuat mereka merasa jauh lebih baik dan membuat kehidupan mereka

cenderung terasa lebih mudah (Burger, 2004).

3. Faktor pendukung pencapaian kesehatan mental

a. Keberhasilan upaya dengan adanya peningkatan kondisi anak

Pada umumnya, anak dengan gangguan perkembangan memiliki

kemampuan yang terbatas untuk menjaga dirinya sendiri dan kurang bisa

menunjukkan perilaku yang diharapkan dari anak-anak seusianya.

Kemandirian dan perkembangan anak cenderung terhambat, tergantung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

153

pada jenis gangguan yang dimiliki (Dervishailaj, 2013). Berbagai upaya

yang dilakukan orangtua melalui terapi dan pengembangan aktivitas

diharapkan mampu untuk meminimalisir keterbatasan yang dimiliki anak.

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, setiap terapi atau

program baru yang diterapkan pada anak berkebutuhan khusus akan

memberikan optimisme dan harapan baru bagi orangtuanya. Harapan

yang dibangun tersebut bermanfaat untuk membantu orangtua melalui

masa-masa sulit yang berpotensi membuat mereka merasakan kesedihan

yang mendalam (Kandel & Merrick, 2003).

Melihat anaknya dapat melalui tahapan perkembangan dengan

baik merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi para informan. Hal-

hal sederhana seperti ketika Ibu TM (46) melihat keberhasilan anaknya

menerapkan toilet training atau ketika Ibu AT (56) melihat anaknya bisa

berjalan tepat waktu memberikan semangat bagi para mereka untuk terus

mengoptimalkan perkembangan dan kemampuan anaknya. Terlebih

ketika Ibu LM (58) melihat anak bisa menari, bernyanyi, melukis dan

belajar seperti anak lainnya yang menghadirkan perasaan bangga

sehingga tekanan atas keterbatasan yang dimiliki anak terasa berkurang.

Keberhasilan terapi pada peningkatan perkembangan anak

tentunya akan menjawab harapan dari orangtua di awal proses terapi atau

program tersebut diterapkan. Hal tersebut berkaitan dengan hasil tinjauan

literatur oleh Kishore (2011) yang menyatakan bahwa berbagai dampak

negatif pada aspek kehidupan orangtua dengan anak yang memiliki

kebutuhan khusus berasal dari keterbatasan yang dimiliki anaknya. Maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

154

dari itu, fokus utama yang menjadi perhatian dalam penanganan

kesehatan mental orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus

adalah meminimalisir keterbatasan anak itu sendiri. Peningkatan

kemampuan anak berarti mengurangi sumber dari berbagai emosi negatif

yang dirasakan orangtua terutama ibu, sehingga pencapaian kondisi

mental yang sehat bisa menjadi lebih mudah (Kishore, 2011).

b. Dukungan serta pemahaman keluarga dan lingkungan sosial

Tidak dapat dipungkiri bahwa kelahiran anak dengan kondisi

kebutuhan khusus akan memberikan pengaruh pada perubahan fungsi

keluarga secara keseluruhan (Seligman & Darling dalam Devirshailaj,

2013). Padahal, fungsi keluarga justru menjadi sangat penting dalam

menghadapi kondisi krisis seperti kehadiran anak dengan kebutuhan

khusus. Dukungan dari keluarga akan sangat membantu dalam

meringankan beban yang dirasakan ibu dalam masa pengasuhan anak

dengan kebutuhan khusus.

Seperti yang dialami oleh Ibu TM (46) ketika merasa memerlukan

sarana untuk melepaskan segala kepenatan dengan melakukan aktivitas

yang digemarinya, keluarganya dengan senang hati menyediakan waktu

untuk menjaga anaknya. Keterlibatan suami Ibu TM (46) dalam program

pengembangan diri bagi orangtua dengan anak autism juga membuat Ibu

TM (46) merasa tidak berjuang sendiri. Dukungan serupa juga

ditunjukkan oleh suami Ibu AT (56) dengan selalu siaga memenuhi

keperluan anaknya selama masa terapi dan membantu Ibu AT (56) dalam

menjalankan program terapi tersebut. Sedangkan bagi Ibu LM (58),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

155

dukungan bahkan datang dari seluruh keluarga besarnya dengan

memberikan informasi-informasi terkait terapi dan penanganan yang baik

untuk membantu perkembangan anak dengan Down Syndrome.

Penelitian yang dilakukan oleh Smith, Oliver dan Innocenti (2001)

menunjukkan bahwa fungsi keluarga dan pasangan memiliki peran yang

lebih penting dalam mempengaruhi tingkat stres atau tekanan yang

dirasakan orangtua dibandingkan dengan keterbatasan yang dimiliki anak

sendiri. Kohesivitas keluarga juga memberikan sumbangan pada tingkat

stress yang dirasakan orangtua. Semakin tinggi kohesivitas yang dimiliki

keluarga, maka semakin besar kemungkinan orangtua dapat menghadapi

kondisi keterbatasan anak dengan kesehatan mental yang baik

(Devirshailaj, 2013).

Berdasarkan kisah hidup yang dibagikan seluruh informan,

nampak mereka memiliki keluarga yang cukup mendukung situasi yang

harus mereka hadapi terkait kehadiran anaknya yang memiliki kebutuhan

khusus. Meskipun informan kedua sempat merasakan pengalaman yang

kurang menyenangkan atas respon yang diberikan keluarga besarnya,

namun seiring berjalannya waktu, perubahan sikap yang ditunjukkan

keluarganya membuatnya bisa menjalani hidup dengan lebih ringan.

Dukungan berupa informasi, waktu, serta keterlibatan dalam proses terapi

dan upaya pengembangan diri dalam menghadapi kondisi anak dirasakan

oleh seluruh informan dari keluarga dekatnya. Hal tersebut sangat

membantu para informan melewati masa-masa pengasuhan terhadap

anaknya yang memiliki kebutuhan khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

156

c. Keyakinan spiritual yang menguatkan

Bagi sebagian besar orang, menyadari dan meyakini

keterlibatannya dalam komunitas religius tertentu sangat membantu

mereka dalam proses pembenahan diri. Adanya agama atau keyakinan

yang mereka anut membuat mereka merasa memiliki sebuah kerangka

yang menunjukkan jalan dan mendukung mereka dalam menghadapi

masalah hidup (Moss & Gilbert, 2007). Informan pertama dan kedua

menunjukkan keyakinan spiritual yang besar pada masa-masa sulit

mereka dalam kehidupan. Keyakinan bahwa Tuhan akan selalu

memberikan jalan pada tiap masalah menjadi penguatan mereka dalam

menghadapi permasalahan yang hadir dalam hidupnya, khususnya yang

terkait dengan kelahiran anak mereka yang spesial.

Bentuk penguatan diri yang dikembangkan informan melalui

keyakinan spiritual ini dapat pula dilihat sebagai strategi yang informan

gunakan untuk meredakan kecemasan mereka. Startegi tersebut dapat

digolongkan ke dalam strategi koping yang berfokus pada emosi (emotion

focused strategy) (Burger, 2011). Meskipun keyakinannya terhadap

Tuhan tidak akan benar-benar menyelesaikan permasalahan yang ada di

hadapannya, namun informan menjadi merasa lebih tenang dalam

menghadapi permasalahannya ketika mereka meyakini bahwa Tuhan akan

membantunya. Hal tersebut menunjukkan esensi yang dimiliki dari

strategi koping yang berfokus pada emosi (emotion focused strategy)

untuk meredakan berbagai emosi negatif yang muncul dari hadirnya

sebuah masalah (Burger, 2011). Kishore (2011) juga menyatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

157

orangtua dengan anak berkebutuhan khusus secara garis besar

menggunakan strategi koping yang berfokus pada masalah dan strategi

koping yang berfokus pada emosi dengan kecenderungan yang relatif

sama.

Selain digunakan sebagai strategi koping, keyakinan yang besar

terhadap agama atau keberadaan Tuhan juga banyak ditinjau oleh ahli

psikoanalisis. Freud (Burger, 2011) menyatakan bahwa keyakinan

terhadap Tuhan merupakan bentuk ketidaksadaran yang kita bawa sejak

lahir, sebagai perwujudan atas perasaan tidak berdaya sehingga kita

membutuhkan figur yang lebih kuat untuk membantu hidup kita. Figur

Tuhan yang dimunculkan oleh manusia berfungsi untuk melindungi kita

dari segala ketidakpastian dalam hidup, sehingga kita tetap merasa aman.

Jika dikaitkan dengan penguatan yang dibangun para informan melalui

keyakinan spiritualnya, maka dapat dilihat bahwa informan berusaha

untuk mendapatkan perasaan aman atas berbagai ketidakpastian yang

harus mereka hadapi sebagai konsekuensi dari kelahiran anaknya yang

memiliki kebutuhan khusus. Meskipun demikian, Fromm (Burger, 2011)

menyatakan bahwa dalam keyakinan yang humanis (humanistic

religions), seseorang bisa memanfaatkan keyakinannya terhadap Tuhan

tersebut untuk membangun kemampuan dalam mengatasi masalah dan

mengembangkan dirinya sebagai individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

158

4. Manifestasi kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari

a. Keterampilan dalam menghadapi tekanan sosial serta berelasi dan

beradaptasi dengan kehidupan sosial

Kesehatan mental merupakan kemampuan untuk menyesuaikan

diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat, serta

lingkungan di mana individu tersebut hidup (Daradjat, 1985). Melalui

definisi tersebut, terlihat adanya aspek keterampilan sosial yang harus

dimiliki seseorang untuk dikatakan bahwa ia memiliki kondisi mental

yang sehat. Berdasarkan kisah perjalanan hidup yang dibagikan informan,

nampak bahwa mereka menunjukkan beberapa indikator atau manifestasi

mental yang sehat dalam aspek kehidupan sosial, seperti yang telah

dirumuskan oleh Maslow dan Mittlemenn (dalam Notosoedirjo &

Latipun, 2002).

Memiliki kontak yang efisien dengan realitas merupakan salah

satu manifestasi kesehatan mental menurut Maslow dan Mittlemenn.

Termasuk di dalamnya adalah kemampuan individu untuk memiliki

pandangan yang realistis dan luas terhadap dunia dan disertai dengan

kemampuan untuk menghadapi tekanan dan kesulitan dalam kehidupan

(Maslow & Mittlemenn dalam Notosoedirjo & Latipun, 2002).

Kemampuan tersebut telah ditunjukkan para informan dalam berbagai

kesempatan selama menjalani masa pengasuhan terhadap anaknya yang

memiliki kebutuhan khusus yang tentunya memiliki banyak tekanan. Para

informan tetap bisa berpikir realistis dalam memilih dan menyusun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

159

program terapi bagi anaknya, hingga menentukan pendidikan yang tepat

dengan kondisi keterbatasan anaknya tersebut.

Selain mampu untuk mengatasi tekanan dari lingkungan sosial,

keterampilan sosial yang juga nampak dari seluruh informan dimunculkan

dalam indikator kesehatan mental yaitu berkontribusi terhadap komunitas

(WHO, 2014). Membangun pusat pelatihan yoga sebagai upaya

peningkatan kualitas terapi bagi anak berkebutuhan khusus merupakan

bentuk kontribusi yang diberikan informan terhadap lingkungan

sosialnya. Selain itu, keterlibatan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh lingkungan juga menunjukkan kemampuan informan untuk

memuaskan tuntutan kelompok sosial, yang juga merupakan salah satu

manifestasi dari mental yang sehat (Maslow & Mittlemenn dalam

Notosoedirjo & Latipun, 2002). Selain berkontribusi, informan juga

mampu menunjukkan toleransinya terhadap keberagaman antarkelompok

dengan memiliki pikiran yang terbuka terhadap perbedaan dan perubahan.

Adanya toleransi dan emansipasi terhadap kelompok atau budaya tertentu

juga merupakan salah satu manifestasi dari mental yang sehat (Maslow &

Mittlemenn dalam Notosoedirjo & Latipun, 2002).

b. Kemampuan mengenali diri dan mengembangkan potensi

Selain berkaitan dengan keterampilan sosial, kesehatan mental

tentunya juga tidak bisa dilepaskan dari dinamika yang terjadi dalam diri

seseorang. Individu yang memiliki mental yang sehat adalah individu

yang juga bisa beradaptasi dengan diri sendiri serta memiliki kemampuan

untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

160

pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa pada

kebahagiaan diri (Daradjat, 1985). Para informan juga mampu

menunjukkan berbagai manifestasi mental yang sehat dari aspek individu.

Mampu menilai diri sendiri, memiliki pengetahuan yang baik

tentang dirinya, hingga mampu menentukan tujuan yang wajar merupakan

manifestasi mental yang sehat menurut Maslow dan Mittlemenn (dalam

Notosoedirjo & Latipun, 2002). Para informan telah mampu

menunjukkan bahwa mereka megenali potensi, minat, kelebihan dan

kekurangan diri sehingga bisa menentukan tujuan hidup yang wajar

melalui pengetahuan tetang diri sendiri yang mereka miliki tersebut.

Selain itu, para informan juga tidak menunjukkan kecemasan yang

berlebihan terhadap masa depan anaknya meskipun dengan segala

keterbatasan yang dimiliki anaknya karena merasa telah melakukan yang

terbaik bagi perkembangan anaknya tersebut. Rasa aman yang mereka

miliki dalam kehidupan juga merupakan salah satu manifestasi dari

mental yang sehat yang telah dirumuskan oleh Masslow dan Mittlemenn

(dalam Notosoedirjo & Latipun, 2002).

Manifestasi kesehatan mental yang ditunjukkan oleh para

informan memberikan gambaran bahwa kehidupan para ibu dari ABK

tetap bisa mencapai kondisi kesehatan mental yang baik meskipun berada

dalam situasi yang cenderung menghambat mereka mencapai kondisi

kesehatan mental tersebut. Penanganan situasi yang sesuai dan

ketersediaan faktor-faktor yang mendukung menjadikan kondisi

kesehatan mental ibu dari ABK tetap bisa terpenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

161

5. Peran yoga dalam pencapaian kesehatan mental

a. Peningkatan kualitas fisik, emosi, serta relasi ibu dan anak melalui

yoga

Situasi penuh tekanan yang dihadapi oleh ibu dengan anak yang

mengalami kondisi kebutuhan khusus membuat ibu cenderung lebih

mudah mengalami stres dan depresi, kecemasan, serta ketidakpastian

menghadapi perilaku dan sikap dari anak mereka. Secara keseluruhan,

dapat dikatakan masa pengasuhan ibu terhadap anak dengan kebutuhan

khusus berkaitan terhadap tantangan pada efikasi diri dan kestabilan

psikologis (Nicholas dkk., 2015). Selain itu, kondisi anak sendiri

merupakan hal yang pada umumnya menjadi fokus utama para ibu. Hal

tersebut membuat mereka cenderung mengabaikan kebutuhan personal

mereka akan penanganan psikologis dan dukungan sosial (Kishore, 2011).

Bagi para informan yang telah memilih yoga sebagai salah satu

aktivitas bersama anak mereka, mulai terlihat titik terang penyelesaian

untuk permasalahan tersebut. Para informan tidak perlu lagi mengabaikan

kebutuhan personal mereka akan penanganan psikologis karena aktivitas

yoga yang mereka lakukan bersama anak mereka mampu memberikan

manfaat secara langsung pada seluruh pihak yang terlibat. Penelitian oleh

Barton (2011) menyatakan penekanan aktivitas yoga sebagai program

penyembuhan adalah pada hubungan dan kepedulian kepada semua pihak

yang terlibat.

Yoga sendiri pada kenyataannya telah digunakan sebagai metode

untuk membantu mengatasi berbagai gangguan fisik dan psikologis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

162

Ketidakstabilan emosi yang dialami para ibu dengan anak berkebutuhan

khusus dapat terbantu melalui aktivitas yoga karena menurut Patanjali,

yoga adalah “citta vritti nirodah” yang artinya memiliki efek untuk

menstabilkan pikiran (Gangadhar & Varambally, 2011). Hal tersebut

sejalan dengan pengalaman yang dirasakan oleh Ibu TM (46) yang

menyatakan aktivitas yoga mampu membuatnya merasa lebih tenang dan

mampu menahan emosi. Bahkan saat menghadapi kondisi yang penuh

tekanan karena anaknya tiba-tiba hilang di keramaian, Ibu TM (46)

merasa lebih mampu untuk berpikir tenang dan tidak panik dalam

menghadapi kondisi tersebut.

Ibu AT (56) juga merasakan pengaruh yang baik dalam hal

regulasi emosi. Meskipun saat ini Ibu AT (56) mengakui penurunan

kondisi fisik karena usianya yang terus bertambah membuatnya semakin

emosional, namun Ibu AT (56) tetap mampu mengidentifikasi emosi dan

penyebab munculnya emosi tersebut. Kemampuannya untuk

mengidentifikasi emosi dan penyebab munculnya emosi membuat Ibu AT

(56) bisa bersikap lebih rasional dalam menghadapi emosinya sendiri.

Kemampuan tersebut terkait pula dengan esensi utama dari aktivitas yoga

untuk membuat individu berada pada kesadaran “di sini dan kini” dengan

berfokus pada momen atau peristiwa yang sedang berlangsung. Proses ini

tidak jauh berbeda dengan teknik meditasi mindfulness (Gaiswinkler &

Unterrainer, 2016).

Selain itu, Singleton (2005) melalui tinjauan literaturnya

menyatakan bahwa menenangkan hati dan pikiran hanya bisa dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

163

jika kita mampu merelaksasi otot-otot tubuh kita karena pikiran dan

emosi terbingkai dalam tubuh atau fisik individu. Hal tersebut juga

berkaitan dengan manfaat yoga bagi perkembangan fisik anak. Aktivitas

yoga terbukti berpengaruh baik terhadap kualitas fisik karena dapat

meningkatkan kapasitas paru-paru melalui latihan pernapasan, ketahanan

kardiorespiratori, dan penguatan otot (Telles dkk., 2013). Pengalaman

tersebut juga dirasakan Ibu TM (46) dan Ibu AT (56) yang menyatakan

gerakan dalam yoga yang bersifat menopang tubuh sendiri (body bearing)

membantu anak meningkatkan kesadaran terhadap tubuh dan emosinya.

Peningkatan empati juga dialami oleh anak mereka, terutama setelah

melalui aktivitas yoga bersama-sama, melalui prinsip yoga untuk tidak

boleh menyakiti diri sendiri dan menghargai orang lain dalam proses

bersama yang mereka lalui.

Seperti yang dijelaskan oleh Thygeson dkk (2010) yoga

merupakan aktivitas yang menitiberatkan pada penyatuan atau

pengintegrasian pernapasan (pranayama) dan gerakan (asana). Latihan

fisik juga diasosiasikan dengan pengaruh yang positif untuk penurunan

depresi, kecemasan, penghargaan diri, dan peningkatan kemampuan

akademik (Telles dkk, 2010). Hal tersebut tentunya juga dapat sangat

membantu permasalahan ketidkastabilan emosi dan konsentrasi yang pada

umumnya menjadi kendala bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ibu

AT (56) juga melihat adanya peningkatan kemampuan berkonsentrasi

yang dimiliki anaknya setelah rutin melakukan aktivitas yoga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

164

Relasi yang semakin baik antara ibu dan anak juga ditunjukkan

setelah aktivitas yoga yang dilakukan informan bersama anaknya.

Kepekaan, pemahaman, dan koneksi yang baik antara ibu dan anak

dirasakan para informan setelah melakukan aktivitas yoga bersama.

Informan juga merasa empati dari anak untuk lingkungan terutama untuk

ibu meningkat setelah aktivitas yoga bersama. Hal tersebut berkaitan

dengan penekanan pada aktivitas yoga sebagai program penyembuhan

yang sangat menekankan pada hubungan dan kepedulian kepada semua

pihak yang terlibat (Barton, 2011). Derezotes (dalam Barton, 2011) juga

menekankan pentingnya pengimplementasian program dalam lingkungan

yang hangat dan hubungan yang penuh perhatian.

Melibatkan anak untuk bediskusi dan membicarakan pengalaman

serta perasaan mereka setelah melakukan aktivitas yoga bersama juga

dapat membangun keterbukaan terhadap pemikiran dan perasaan,

sehingga bisa membantu untuk mengembangkan komunikasi dan koneksi

yang baik antara setiap pihak yang berpartisipasi, dalam hal ini ibu dan

anak yang terlibat dalam aktivitas yoga bersama (Barton, 2011).

Ketenangan yang dihadirkan dari proses meditasi pada yoga juga

memberikan pengaruh pada relasi antara ibu dan anak, di mana ibu dapat

menyikapi berbagai perilaku anak dengan lebih tenang dan sabar sehingga

anak juga bisa merespon dengan lebih baik (Harrison, Manocha, & Rubia,

2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

165

b. Peran yoga dalam mengatasi hambatan pencapaian kesehatan mental

Keterbatasan terapi merupakan salah satu faktor yang turut

berpengaruh pada kondisi kesehatan mental ibu dengan ABK.

Ketidakpuasan terhadap prinsip terapi konvensional seperti yang

dirasakan Ibu TM (46) dianggap sebagai salah satu penyebab kurang

optimalnya perkembangan anak, sehingga dapat menjadi sumber tekanan

bagi para ibu (Kishore, 2011).

Keterbatasan terapi konvensional yang hanya mengatasi

permasalahan anak secara parsial dan tidak melihat anak sebagai kesatuan

yang utuh dapat terjawab melalui aktivitas yoga. Hal tersebut dikarenakan

prinsip aktivitas yoga sendiri adalah “menyatukan” atau

“mengintegrasikan”. Aktivitas yoga tradisional yang sudah ada sejak lama

merupakan aktivitas yang menitikberatkan pada pernapasan dengan

tujuan untuk mengintegrasikan tubuh, pikiran, dan jiwa dari individu yang

melakukan yoga (Thygeson dkk., 2010). Hal tersebut dapat menjadi

solusi dari permasalahan yang dirasakan Ibu TM (46) mengenai kendala

anak autism yang memiliki otot yang lemah dan berhubungan dengan

keterbatasan kemampuan bicara.

Keterbatasan kemampuan bicara tersebut juga sangat berhubungan

dengan postur tubuh dan pernapasan yang buruk. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, aktivitas yoga sendiri telah terbukti dapat

membantu meningkatkan kualitas fisik karena dapat meningkatkan

kapasitas paru-paru melalui latihan pernapasan, ketahanan

kardiorespiratori, dan penguatan otot (Telles dkk., 2013). Hal ini pula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

166

yang menjadikan Ibu TM (46) semakin yakin untuk mengembangkan

yoga sebagai program terapi bagi anak dengan kebutuhan khusus.

Hambatan terkait ketersediaan penanganan ABK yang baik di

daerah-daerah tertentu seperti yang dirasakan Ibu AT (56) juga ia atasi

melalui yoga. Ibu AT (56) menyusun sendiri program untuk anaknya

yang ia padukan dengan pemahaman mengenai fisioterapi yang dilakukan

oleh ahli kesehatan. Penyusunan program terapi rumahan (home therapy)

dengan yoga sebagai dasarnya dapat menjadi salah satu solusi bagi

permasalahan belum meratanya pelayanan dan penanganan anak dengan

kebutuhan khusus di setiap daerah.

Faktor lain yang juga dapat menghambat tercapainya kondisi

mental yang sehat dari ibu dengan anak berkebutuhan khusus adalah

sikap dan pandangan yang kurang mendukung dari keluarga dan

lingkungan sosial. Berdasarkan pengalaman informan, sikap kurang

mendukung yang pernah dirasakan salah satunya adalah kebingungan

pasangan mengenai cara berkomunikasi yang baik dengan anaknya.

Permasalahan tersebut akan bisa teratasi bila anak memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik. Seperti pengalaman Ibu TM (46) yang

menyatakan suaminya bisa lebih membangun komunikasi yang baik

dengan anaknya setelah kemampuan komunikasi anaknya meningkat

melalui bantuan berbagai terapi termasuk yoga.

Aktivitas yoga pada anak juga memiliki pengaruh yang positif

pada kemampuan berkomunikasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Kenny (2002) menyatakan yoga dapat menjadi dasar dalam program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

167

terapi terintegrasi untuk anak dengan autism dan gangguan lain yang

terkait. Terapi tersebut memiliki enam prinsip yang meliputi struktur dan

keberlanjutan, stimulasi fisik, interaksi sosial, stimulasi bahasa,

menenangkan diri (perhatian/ konsentrasi/ fokus), dan peningkatan harga

diri (Kenny, 2002).

Prinsip yoga dalam terapi bagi ABK tersebut juga dapat menjawab

permasalahan lain yang terkait dengan sikap kurang mendukung

lingkungan sosial. Seperti yang pernah dialami oleh Ibu LM (58) ketika

melihat anaknya dicemooh oleh teman-teman sebayanya karena dianggap

berbeda. Jika anak mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi

dalan interaksi sosial dan meningkatkan harga dirinya tentu hal tersebut

dapat menekan pandangan berbeda yang diberikan oleh lingkungan

terhadap kondisi anak yang bersangkutan.

Faktor selanjutnya yang menjadi penghambat tercapainya kondisi

mental yang sehat dari ibu adalah ketidakstabilan kondisi emosi dan fisik

dari anak dan ibu. Salah satu bentuk ketidakstabilan dari anak yang

pernah dialami informan adalah munculnya perilaku tantrum dan

keinginan berubah-ubah yang sulit dipahami oleh ibu. Hal tersebut diatasi

oleh para informan dengan meningkatkan kepekaan mereka dalam relasi

ibu dan anak, dan salah satu aktivitas yang membantu peningkatan

aktivitas tersebut adalah yoga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

peningkatan kualitas relasi tersebut salah satunya karena aktivitas yoga

sebagai program penyembuhan sangat menekankan pada hubungan dan

kepedulian kepada semua pihak yang terlibat (Barton, 2011). Derezotes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

168

(dalam Barton, 2011) juga menekankan pentingnya pengimplementasian

program dalam lingkungan yang hangat dan hubungan yang penuh

perhatian.

Sementara itu, ketidakstabilan fisik dan emosi pada ibu yang

pernah dialami informan berkaitan dengan kelelahan yang mereka

rasakan dari keseharian yang penuh tantangan selama masa pengasuhan

anaknya. Kondisi tersebut juga bisa terbantu melalui yoga. Selain sebagai

aktivitas yang dapat menjaga kondisi fisik, para informan juga

menyatakan mereka bisa menghadapi kondisi anaknya dengan lebih sabar

setelah melakukan aktivitas yoga bersama-sama. Hal tersebut berkaitan

dengan ketenangan yang dihadirkan dari proses meditasi pada yoga dalam

memberikan pengaruh pada relasi antara ibu dan anak, di mana ibu dapat

menyikapi berbagai perilaku anak dengan lebih tenang dan sabar sehingga

anak juga bisa merespon dengan lebih baik (Harrison, Manocha, & Rubia,

2004).

c. Peran yoga sebagai faktor pendukung pencapaian kesehatan mental

Keberhasilan upaya dengan adanya peningkatan kondisi anak

merupakan salah satu faktor yang menguatkan ibu selama masa

pengasuhan terhadap anaknya. Yoga sebagai salah satu program terapi

yang dipilih informan menunjukkan kontribusinya dengan membantu

meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak. Ibu TM (46) merasa

prinsip yang dimiliki yoga sangat membantu anaknya untuk

mengembangkan empati, yang selama ini dianggap sulit dimiliki oleh

anak dengan autism. Ibu AT (56) juga merasakan hal yang sama, ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

169

aktivitas yoga bersama membuat anaknya lebih mampu menunjukkan

perhatian terhadap dirinya. Sama seperti penjelasan sebelumnya,

peningkatan kualitas relasi dan empati tersebut salah satunya karena

aktivitas yoga sebagai program penyembuhan sangat menekankan pada

hubungan dan kepedulian kepada semua pihak yang terlibat (Barton,

2011).

Keberhasilan yoga sebagai program terapi juga dirasakan Ibu LM

(58) saat anaknya menunjukkan peningkatan dalam kemampuan

berbicara. Latihan pernapasan yang menjadi salah satu aktivitas utama

yoga (Telles dkk., 2013) terbukti membantu anak dengan kebutuhan

khusus untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbicara.

Peningkatan kemampuan berkomunikasi ini juga terkait dengan prinsip

stimulasi bahasa pada yoga dalam program terapi (Kenny, 2002).

Selain pada aspek empati dan kemampuan bicara, informan juga

merasakan manfaat aktivitas yoga pada perkembangan fisik anaknya.

Seperti pengalaman Ibu AT (56) yang menyatakan otot tubuh bagian

bawah anaknya yang dulunya kurang berkembang dengan baik menjadi

lebih kuat untuk menopang tubuh bagian atasnya setelah rutin melakukan

aktivitas yoga. Pengalaman tersebut didukung pula dengan pernyataan Ibu

TM (46) bahwa gerakan yoga yang bersifat menopang tubuh (body

bearing) sangat baik bagi penguatan tubuh anak-anak. Hal tersebut

berkaitan dengan manfaat yoga yang telah terbukti dapat membantu

meningkatkan kualitas fisik karena dapat meningkatkan kapasitas paru-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

170

paru melalui latihan pernapasan, ketahanan kardiorespiratori, dan

penguatan otot (Telles dkk., 2013).

Faktor lain yang juga mendukung proses pencapaian kondisi

mental yang sehat dari para informan adalah keyakinan spiritual yang

menguatkan mereka selama masa pengasuhan yang penuh tantangan.

Keyakinan bahwa Tuhan akan selalu memberikan jalan pada setiap

permasalahan yang mereka hadapi dapat pula dilihat sebagai strategi dari

para informan untuk mengurangi kecemasan yang mereka miliki, yang

dapat digolongkan ke dalam strategi koping yang berfokus pada emosi

(emotion-focused strategy). Pada strategi koping yang berfokus pada

emosi, upaya yang informan lakukan berguna untuk menekan kecemasan

yang dimiliki sehingga informan menjadi lebih tenang walaupun

permasalahan sesungguhnya tidak benar-benar terselesaikan (Burger,

2011).

Efek serupa juga dapat dimunculkan melalui aktivitas yoga yang

dilakukan informan. Seperti yang dinyatakan Ibu TM (46) bahwa ia

merasa menjadi lebih tenang setelah beryoga, atau Ibu AT (56) dan Ibu

LM (58) yang bisa menjadi lebih sabar dalam menghadapi permasalahan

dalam kehidupan. Ketenangan dan kesabaran yang didapatkan informan

dalam menghadapi permasalahannya dapat dikaitkan dengan aktivitas

yoga yang pada prinsipnya melatih seseorang untuk bisa melakukan

pernapasan secara pelan, dalam, dan teratur yang dapat merelaksasi

sistem syaraf dan menenangkan pikiran. Sebaliknya, individu dengan

tingkat kecemasan yang tinggi diasosiasikan dengan kecenderungan napas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

171

yang pendek dan tersendat-sendat. Selain itu, meditasi yang juga

merupakan bagian dari yoga dapat mengurangi pikiran yang penuh

dengan kecemasan dan meningkatkan kesadaran mengenai apa yang

menyebabkan kecemasan tersebut muncul (McCall dalam Thygeson,

2010).

Manfaat yoga sebagai media koping bagi para informan juga

semakin dikuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ross dkk.

(2014) yang menyatakan bahwa yoga dapat menyediakan mekanisme

koping saat seseorang mengalami kesulitan dalam hubungan atau jenis

kesedihan lainnya. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa yoga

dapat membuat kondisi yang sulit, termasuk dalam menghadapi perasaan

kehilangan, menjadi lebih mudah diatasi. Selain itu, Ross dkk. (2014)

juga membuktikan bahwa aktivitas yoga berkaitan dengan meningkatnya

keyakinan yang bersifat spiritual. Partisipan dalam penelitian tersebut

menyatakan melalui yoga mereka semakin meyakini bahwa mereka

merupakan bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari setiap individu

di dunia ini. Hasil penelitiam tersebut semakin menguatkan keterkaitan

antara keyakinan spiritual yang menguatkan para informan dengan

aktivitas yoga yang mereka lakukan.

Berbagai manfaat yang ditunjukkan aktivitas yoga pada

peningkatan kualitas setiap pihak yang terlibat, dalam hal ini ibu dan anak

dengan kebutuhan khusus semakin menunjukkan bahwa aktivitas yoga

sebagai program terapi terintegrasi antara ibu dan anak dengan kebutuhan

khusus sangat layak untuk dikembangkan. Hasil penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

172

menunjukkan bahwa kesehatan mental ibu dan anak memiliki hubungan

timbal balik menjadi landasan bahwa aktivitas peningkatan kualitas

kesehatan fisik dan mental secara bersama merupakan salah satu pilihan

yang tepat. Melalui penelitian ini, terlihat pula bahwa aktivitas yoga

bersama antara ibu dan anak dengan kebutuhan khusus dapat menjawab

permasalahan kecenderungan ibu dari ABK yang hanya berfokus pada

kondisi kesehatan mental dan fisik dari anaknya sehingga mengabaikan

kondisi kesehatan fisik dan mentalnya sendiri (Kishore, 2011). Melalui

aktivitas yoga bersama, ibu tetap dapat memperhatikan kondisi kesehatan

fisik dan mental dari anaknya tanpa perlu mengabaikan kondisi kesehatan

fisik dan mentalnya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

173

Gambar 4. Skema dinamika pencapaian dan gambaran kesehatan mental ibu

dengan ABK

Faktor yang mempengaruhi kesehatan

mental

Faktor pengahambat:

pengetahuan awal menghadapi

diagnosis anak

keterbatasan terapi

pandangan serta sikap negatif

keluarga dan lingkungan sosial

kondisi anak dan ibu yang

kurang stabil

Faktor pendukung:

keberhasilan upaya dengan

adanya peningkatan kondisi anak

dukungan serta pemahaman

keluarga dan lingkungan sosial

keyakinan spiritual yang

menguatkan

Menghadapi

kondisi anak

melalui berbagai

bentuk

pengembangan diri

Peningkatan dalam

kualitas fisik, emosi,

dan kepekaan pada

hubungan ibu dan

anak melalui yoga

Mengupayakan

berbagai jenis terapi

dan aktivitas untuk

meningkatkan

kondisi anak

Manifestasi kesehatan mental:

Keterampilan dalam

menghadapi tekanan

sosial serta berelasi dan

beradaptasi dengan

kehidupan sosial

Kemampuan mengenali

diri dan

mengembangkan potensi

diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

174

Skema peran yoga dalam pencapaian kesehatan mental

Gambar 5. Peran yoga dalam mengatasi faktor penghambat pencapaian

kesehatan mental

Faktor

penghambat

tercapainya

kondisi

mental yang

sehat dari

Ibu dengan

ABK

Keterbatasan

terapi: terapi

konvensional

hanya mengatasi

permasalahan

anak secara

parsial

Prinsip yoga

untuk

menyatukan/

mengintegrasikan

menjadikannya

aktivitas yang

melihat individu

secara utuh/

keseluruhan

Sikap kurang mendukung

lingkungan:

kebingungan

pasangan berkomunikasi dengan anak

dicemooh teman

sebaya karena

dianggap berbeda

Yoga membantu

meningkatkan

kemampuan bicara

melalui latihan

pernapasan

Prinsip dasar yoga sebagai terapi

membantu ABK

meningkatkan

kemampuan

komunikasi, interaksi

sosial, dan

penghargaan diri

Ketidakstabila

n fisik dan

emosi ibu dan

anak

Aktivitas yoga

bermanfaat dalam

meningkatkan

kualitas fisik,

kemampuan

regulasi emosi,

dan relasi antara

ibu dan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

175

Gambar 6. Peran yoga sebagai faktor pendukung pencapaian kesehatan mental

Peran yoga

sebagai

pendukung

pencapaian

kesehatan

mental

Yoga berhasil

membantu anak

meningkatkan

empati,

kemampuan

berbicara, dan

mengatasi

masalah perkembangan

fisik

Keberhasilan

upaya

terhadap

peningkatan

kondisi anak

Keyakinan

spiritual

yang

menguatka

n

Sebagai strategi

koping

untuk

menurunkan kecemasan

dan

meningkatkan perasaan

tenang

Manfaat

yang sama

dihasilkan

aktivitas

yoga

melalui

latihan

pernapasan

yang

mendalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

176

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan upaya interpretasi yang penulis lakukan

terhadap hasil eksplorasi pengalaman para ibu dari anak berkebutuhan khusus yang

melakukan yoga bersama anaknya, penulis berusaha menyimpulkan dinamika

pengalaman pencapaian dan peran aktivitas yoga dalam pencapaian tersebut. Hal-hal

yang dapat penulis simpulkan sebagai berikut.

1. Pengalaman pencapaian kesehatan mental

Dalam upaya mencapai kondisi mental yang sehat, terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi proses pencapaiannya. Faktor-faktor tersebut ada

yang menghambat dan ada pula yang mendukung tercapainya kondisi mental

yang sehat dari ibu. Faktor penghambat yang penulis dapatkan terdiri dari

pengetahuan awal yang kurang memadai untuk memahami dan menerima

kondisi yang terjadi pada anak mereka, adanya keterbatasan pada terapi,

pandangan dan sikap yang kurang mendukung dari keluarga dan lingkungan

sosial, serta kondisi fisik dan mental dari ibu dan anak yang kurang stabil.

Para informan tidak hanya berdiam dan pasrah dalam menghadapi hambatan

atau tantangan yang muncul selama masa pengasuhan tersebut. Mereka

melakukan upaya-upaya yang dapat membantu mereka menghadapi

tantangan yang muncul selama masa pengasuhan anaknya yang mengalami

kebutuhan khusus. Upaya-upaya tersebut berupa upaya pengembangan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

177

ibu serta upaya peningkatan kondisi anak. Yoga sebagai program terapi

bersama dapat mencakup kedua upaya tersebut.

Selain faktor penghambat dan upaya penyelesaiannya, terdapat pula

faktor yang mendukung tercapainya kondisi mental yang sehat dari ibu dari

anak berkebutuhan khusus. Faktor-faktor tersebut meliputi keberhasilan

upaya dengan adanya peningkatan kondisi anak, dukungan serta pemahaman

keluarga dan lingkungan sosial, serta keyakinan spiritual yang menguatkan.

Faktor pendukung dan upaya-upaya yang dilakukan oleh informan dalam

menghadapi kondisi kebutuhan khusus anaknya membantu informan untuk

mengatasi berbagai hambatan dan tantangan yang muncul selama masa

pengasuhan terhadap anaknya tersebut. Hal itu membuat informan tetap

mampu menunjukkan manifestasi dari mental yang sehat dalam

kehidupannya sehari-hari. Manifestasi mental yang sehat meliputi aspek

keterampilan dalam relasi dan sosial serta aspek keterampilan dalam

kehidupannya sebagai pribadi atau individu.

2. Peran yoga dalam pencapaian kesehatan mental

Yoga sebagai salah satu program terapi alternatif yang dipilih oleh

para informan untuk anaknya juga bisa dijadikan aktivitas bersama yang

bermanfaat bagi ibu dan anak. Melalui aktivitas yoga yang dilakukan para

informan bersama anaknya, informan merasakan adanya peningkatan

kemampuan regulasi emosi, kualitas fisik, serta kualitas relasi yang terjalin

antara dirinya dan anaknya. Selain itu, aktivitas yoga juga dapat menjadi

solusi untuk menghadapi hambatan dalam pencapaian kesehatan mental

seperti keterbatasan terapi konvensional, sikap kurang mendukung dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

178

lingkungan dalam hal ini kebingungan pasangan berkomunikasi dengan anak

dan cemoohan dari teman sebaya, serta ketidakstabilan kondisi fisik dan

emosi dari ibu dan anak.

Yoga sebagai program terapi bagi anak juga dapat meningkatkan

empati, kemampuan bicara, serta kualitas fisik dari anak dengan kebutuhan

khusus. Hal tersebut berkaitan dengan faktor pendukung tercapainya

kesehatan mental ibu yaitu keberhasilan upaya terhadap peningkatan kondisi

anak. Yoga juga dapat memberikan manfaat dalam menurunkan tingkat

kecemasan dan meningkatkan ketenangan, yang serupa dengan fungsi

keyakinan spiritual ibu sebagai strategi koping yang berfokus pada emosi.

Manfaat yang diberikan yoga pada diri ibu dan anaknya menunjukan bahwa

yoga dapat dimanfaatkan sebagai terapi bersama untuk meingkatkan kualitas

hidup ibu dan anak dengan kebutuhan khusus.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Terdapat

beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, dijelaskan sebagai berikut.

1. Metode penelitian kualitatif tidak dapat menjelaskan secara kuat mengenai

pengaruh dari aktivitas yoga bersama anak terhadap kesehatan mental dari

ibu. Pengaruh yoga yang baru bisa dirasakan setelah keterlibatan dalam

waktu yang lama membuat penelitian dengan metode eksperimen yang lebih

efektif untuk melihat pengaruh dari suatu terapi juga sulit untuk dilakukan.

Keterbatasan peneliti dalam waktu dan sumber daya menjadi hambatan untuk

melakukan penelitian eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

179

2. Jumlah informan yang masih terbatas menunjukan adanya kemungkinan

bahwa data hasil penelitian bisa lebih berkembang atau lebih variatif lagi.

Latar belakang serta keseharian informan yang cenderung homogen (status

ekonomi dan sosial menengah ke atas serta tidak bekerja atau wirausahawan

yang dapat mengatur jadwal sendiri) juga tidak mampu menjawab

keterbatasan dari aktivitas yoga bagi individu dengan tingkat kesibukan tinggi

dan status ekonomi sosial yang rendah. Penelitian ini hanya menunjukkan

efektivitas aktivitas yoga bagi individu dengan ketersediaan waktu yang

fleksibel dan fasilitas yang baik, serta berasal dari status ekonomi sosial

menengah ke atas.

3. Pekerjaan informan pertama dan kedua sebagai praktisi yoga memiliki sisi

positif dan negatif bagi penelitian ini. Sisi positifnya adalah informan dapat

memberikan informasi secara jelas yang berdasar pada penelitian ilmiah

terkait manfaat dari aktivitas yoga. Di sisi lain, pekerjaan mereka sebagai

praktisi yoga juga dapat memunculkan bias tersendiri dalam berbagai

penjelasannya.

C. Saran

1. Bagi ibu dari anak berkebutuhan khusus

Berbagai hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kondisi kesehatan

mental ibu sangat penting dalam menunjang optimalisasi perkembangan anak

dengan kebutuhan khusus. Maka dari itu, sangat penting bagi para ibu dari

anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kesadaran terhadap kondisi

kesehatan mentalnya sendiri. Menyadari faktor yang dapat mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

180

kondisi kesehatan mentalnya dapat membantu para ibu untuk menciptakan

kondisi lingkungan yang suportif dalam upaya pencapaian kondisi mental

yang sehat.

2. Bagi keluarga dan lingkungan sosial

Berdasarkan hasil penelitian jelas terlihat bahwa dukungan yang

diberikan oleh keluarga dan lingkungan sosial memiliki peranan yang sangat

penting dalam membantu ibu dari anak berkebutuhan khusus melewati masa-

masa sulit selama proses pengasuhan terhadap anaknya. Dengan tidak

menunjukkan penolakan dan sikap negatif lainnya, lingkungan telah

membantu mengurangi tekanan yang dirasakan ibu selama masa pengasuhan.

Terlebih jika dapat menunjukkan dukungan secara moral dan finansial, maka

pencapaian kondisi mental yang sehat dari ibu akan lebih berpotensi untuk

terelaisasi, sehingga optimalisasi perkembangan anak juga bisa berjalan

dengan lebih baik.

3. Bagi praktisi kesehatan dan terapis untuk anak berkebutuhan khusus

Praktisi kesehatan dan terapis bagi anak berkebutuhan khusus

merupakan salah satu bagian dari kehidupan ibu yang tidak akan terlepas

selama ibu masih mengupayakan terapi untuk anaknya. Keberhasilan

program terapi sangat berperan dalam meningkatkan kualitas fisik dan mental

bukan hanya bagi anak berkebutuhan khusus, tetapi juga bagi para ibu.

Keterbukaan dan kepekaan terapis terhadap program yang paling sesuai untuk

kebutuhan anak dan sikap suportif terhadap keluarga dari anak yang

bersangkutan akan sangat membantu upaya pencapaian ibu untuk memiliki

kondisi mental yang sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

181

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin lebih mendalami manfaat dari

aktivitas yoga bersama terhadap kesehatan mental ibu dari anak berkebutuhan

khusus, maka metode eksperimen akan lebih mampu menjelaskan hubungan

kedua hal tersebut. Sementara itu, jika peneliti selanjutnya ingin berupaya

mengembangkan metode terapi lain untuk menunjang kesehatan mental ibu

dan anak dengan kebutuhan khusus, maka diharapkan hasil penelitian

mengenai pengalaman pencapaian kesehatan mental dari ibu dari anak

berkebutuhan khusus ini dapat digunakan sebagai landasan pengembangan

terapi yang sesuai. Latar belakang informan penelitian juga diharapkan lebih

variatif sehingga hasil penelitian bisa lebih digeneralisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

182

DAFTAR PUSTAKA

Amado, A., Benejam., B., Mezuca, J., Serrat, E., & Valles-Majoral, E. (2012). Socio-

cognitive abilities in children with Down’s Syndrome: Results of a

preliminary study. International Medical Review on Down’s Syndrome,

16(3), 34-39.

Barton, E. J. (2011). Movement and mindfulness: A formative evaluation of a dance/

movement and yoga therapy program with participants experiencing severe

mental illness. American Journal of Dance Therapy, 33, 157-181. doi:

10.1007/s10465-011-9121-7

Burger, J. M. (2011). Introduction to Personality (8th ed). Canada: Wadsworth

Cengage Learning.

Burgin, T. (2007, 19 April). Yoga for Anxiety. Diunduh dari:

http://www.yogabasics.com/learn/yoga-for-anxiety/

Christopher, J. C., Christopher, S. E., Dunnagan, T., & Schure, M. Teaching self-care

through mindfulness practices: The application of yoga, meditation, and

qigong to counselor training. Journal of Humanistic Psychology, 46(4), 494-

509. doi: 10.1177/0022167806290215

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Method Approaches (4th ed). United States of America: Sage Publication.

Daniels, S. (2012). Depression in young people with learning disabilities:

Identification and accessing support. The Judith Trust. Diunduh dari URL:

www.judithtrust.org.uk/wp-content/uploads/2012/.../Depression-in-CYP-

with-LD.pdf

Daradjat, Z. (1985). Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Dervishailaj, E. (2013). Parental stress in families of children with disabilities: A

literature review. Journal of Educational and Social Research, 3(7), 579-584.

doi: 10.5901/jesr.2013.v3n7p579

Desiningrum, D. R. (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:

Psikosain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

183

Dykens, E. M., Fisher, M. H., Taylor, J. L., Lambert, W., & Miodrag, N. (2014).

Reducing distress in mothers of children with autism and other disabilities: A

randomized trial. Pediatrics, 134(2), 454-463.

Fernandez-Alcaraz, C., Extremera, M. R., Gracia-Andres, E., & Molina, F. C.

(2010). Emotion recognition in Down’s Syndrome adults: Neuropsychology

approach. Procedia Social and Behavioral Sciences, 5, 2072-2076. doi:

10.1016/j.sbspro.2010.07.415

First 5 California. (2006). Children with Disabilites and Other Special Needs.

California: California Department of Education Child Development Division

and Federal Maternal and Child Health Bureau

Fraser, M. W. & Galinsky, M. J. (2010). Steps in intervention research: Designing

and developing social programs. Research on Social Work Practice, 20(5),

459-466. doi: 10.1177/1049731509358424

Gaiswinkler, L. & Unterrainer, H. F. (2016). The relationship between yoga

involvement, mindfulness and psychological well-being. Complementary

Therapy in Medicine, 26, 123-127. doi: 10.1016/j.ctim.2016.03.011

Gangadhar, B. N. & Varambally, S. (2011). Yoga as therapy in psychiatric disorders:

Past, present, and future. Biofeedback, 39(2), 60-63. doi: 10.5298/1081-5937-

39.2.03

Ganz, M. L. & Tendulkar, S. A. (2005). Mental health care service for children with

special health care needs and their family members: Prevalence and correlate

of unmet needs. Pediatrics, 117(6), 2138-2148. doi: 10.1542/peds.2005-1531

Gasalberti, D. (2008). Alternative therapies for children and youth with special

health care needs. Journal of Pediatrics Health Care, 20, 133-136. doi:

10.1016/j.pedhc.2005.12.015

Ghandour, R. M., Perry, D. F., Kogan, M.D., & Strickland, B. B. (2011). The

medical home as mediator of the relation between mental health symptom

and family burden among children with special health care needs. Academic

Pediaatrics, 11(2), 161-169.

Harrison, L. J., Manocha, R., & Rubia, K. (2004). Sahaja yoga meditation as family

treatment programme for children with Attention Deficit-Hyperactivity

Disorder. Clinical Child Psychology and Psychiatry, 9(4), 479-497. doi:

10.1177/1359104504046155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

184

Inkelas, M., Ragavhan, R., Larson, K., Kuo, A. A., & Ortega, A. N. (2007). Unmet

mental health needs and access to services for children with special health

care needs and their family. Ambulatory Pediatrics, 7(6), 431-438.

Jones, J. & Passey, J. (2004). Family adaptation, coping, and resources: Parents of

children with developmental disabilities and behavior problems. Journal on

Developmental Disabilities, 11(1), 31-46. doi:

10.1.1.511.8553&rep=rep1&type=pdf

Kandel, I. & Merrick, J. (2003). The birth of a child with disability: Coping by

parents and siblings. The Scientific World Journal, 3, 741-750. doi:

10.1100/tsw.2003.63

Kenney, M. K., Denboba, D., Strickland, B., & Newacheck, P. W. (2011). Assessing

family- provider partnerships and satisfaction with care among US children

with special health care needs. Journal of Academic Pediatrics, 11, 144-

151.

Kenny, M. (2002). Integrated movement therapy: Yoga-based therapy as a viable and

effective intervention for autism spectrum and related disorders. International

Journal of Yoga Therapy, (12), 71-79.

Kim, H., Carlson, A. G., Curby, T.W., & Winsler, A. (2016). Relation among motor,

social, and cognitive skills in pre-kindergarten children with developmental

disabilities. Research in Developmental Disabilities, 53-54, 43-60. doi:

10.1016/j.ridd.2016.01.016

Kishore, M. T. (2011). Disability impact and coping in mothers of children with

intellectual disabilities and multiple disabilities. Journal of Intellectual

Disabilities, 15(4), 241-251. doi: 10.1177/1744629511431659

Lemme, B. H. (1995). Development in Adulthood. United State of America: Allyn &

Bacon.

Leung, D., Ordqvist, A., Falkmer, T., Parsons, R., & Falkmer, M. (2013). Facial

emotion recognition and visual search strategies of children with high

functioning autism and Asperger’s syndrome. Research in Autism Spectrum

Disorder, 7, 833-844. doi: 10.1016/j.rasd.2013.03.009

Lisa, A. G. (2012). Prevalensi, karakteristik, dan pelayanan kesehatan bagi anak

berkebutuhan khusus di Indonesia (Undergraduate thesis). Diunduh dari

Database Universitas Islam Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

185

Lustig, D. C. (2002). Family coping in families with a child with a disability.

Education and Training in Mental Retardation and Developmental

Disabilities, 37(1), 14-22.

Maslow, A. H. (1968). Toward A Psychology of Being (2nd

ed). New York: Van

Nostrand Reinhold Company.

Matson, J. L. & Nebel-Schwalm, M. S. (2007). Comorbid psychopathology with

autism spectrum disorder in children: An overview. Research in

Developmental Disabilities, 28, 341-352. doi: 10.1016/j.ridd.2005.12.004

McHatton, P. A. & Correa, V. (2005). Stigma and discrimination: Perspective of

Mexican and Puerto Rican mothers of children with special needs. Topics in

Early Childhood Special Education, 25(3), 131-142.

Melisa, F. (17 Juli 2013). Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia tinggi.

Republika. Diunduh dari URL:

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/17/mq2zvp-

jumlah-anak%20berkebutuhan-khusus-di-indonesia-tinggi

Moses, K. (2004). The impact of childhood disability: The parent’s struggle. PENT

House. Diunduh dari URL: www.pent.ca.gov/beh/dis/parentstruggle_DK.pd

Moss, B. & Gilbert, P. (2007). Flickering candles of hope: Spirituality, mental health,

and the search of meaning. Illness, Crisis, and Loss, 15(2), 179-191.

Nicholas, D. B., Zwaigenbaum, L., Ing, S., MacCulloch, R., Roberts, W., McKeever,

P., & McMorris, C. A. (2015). “Live it to understand it”: The experiences of

mother of children with Autism Spectrum Disorder. Qualitative Health

Research, 26(7), 921-934. doi: 10.1177/1049732315616622

Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (4th ed). New York: McGraw-

Hill Companies.

Notosoedirjo & Latipun. (2002). Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang

O’Connell, T., O’Halloran, M., & Doody, O. (2013). Raising child with disabilitiy

and dealing with the life events: A mother’s journey. Journal of Intellectual

Disability, 17(4), 376-386. doi: 10.1177/1744629513509794

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

186

Palgi, I. (2007). Our story of yoga: Participatory learning and action with young

children. Children, Youth and Environment, 17 (2), 329-340.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Perkembangan Manusia edisi

10. Diterjemahkan dari judul asli Human Development (10th ed) oleh Brian

Marswendy. Jakarta: Salemba Humanika.

Paz, N. S. D. & Wallander, J. L. (2017). Intervention that target improvements in

mental health for parents of children with autism spectrum disorders: A

narrative review. Clinical Psychology Review, 51, 1-14. doi:

10.1016/j.cpr.2016.10.006

Pereira, C. M. G. & Faria, S. M. M. (2015). Do you feel what I feel? Emotional

development in children with ID. Procedia Social and Behavioral Sciences,

165, 52-61. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.12.604

Pilgrim, D. (2009). Key Concept in Mental Health (2nd

ed). Great Britain: Sage

Publication.

Putri, V. T. (2013). Pengaruh Latihan hatha Yoga Terhadap Tingkat Kecemasan

(Undergraduate Thesis). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.

Ross, A., Bevans, M., Freidmann, E., Williams, L., & Thomas, S. (2014). I am a nice

person when I do yoga: A qualitative analysis of how yoga affect

relationships. Journal of Holistic Nursing, 32(2), 67-77. doi:

10.1177/0898010113508466

Rowan, E. (2012, 11 Januari). 7 Benefits of Yoga for Kids with Autism. Diunduh dari

URL: https://www.mindbodygreen.com/0-3817/7-Benefits-of-Yoga-for-Kids-

with-Autism.html

Schalock, R. L., Luckasson, R. A., Shogren, K. A., Borthwick-Duffy, S., Bradley,

V., Buntinx, W. H. E., … Yeager., M. H. (2007). The renaming of mental

retardation: Understanding the change to the term intellectual disability.

Intellectual and Developmental Disability, 45(2), 116-124.

Shenton, A. K. (2004). Strategies for ensuring trustworthiness in qualitative research

project. Education for Information, 22, 63-75.

Sindu, P. (2013). Panduan Lengkap Yoga: Untuk Hidup Sehat dan Seimbang.

Bandung: PT Mizan Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

187

Singleton, M. (2005). Salvation through relaxation: Proprioceptive therapy and its

relation to yoga. Journal of Contemporary Religion, 20(3), 289-304. doi:

10.1080/13537900500249780

Smith, J. A. (2008). Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research Methods

(2nd

ed). Great Britain: Sage Publication.

Smith, T. B., Oliver, M. N. I., & Innocenti, M. S. (2001). Parenting stress in families

with children with disabilities. American Journal of Orthopsychiatry, 71,

257-261.

Sotoodeh, M. S., Arabameri, E., Panahibakhsh, M., Kheiroddin, F., Mirdoozandeh,

H., & Ghanizadeh, A. (2017). Effectiveness of yoga training program on the

severity of autism. Complementary Therapies in Clinical Practices, 28, 47-

53. doi: 10.1016/j.ctcp.2017.05.001

Stuttard, L., Beresford, B., Clarke, S., Beecham, J., & Morris, A. (2016). An

evaluation of Cygnet parenting support programme for parents of children

with autism spectrum condition. Journal of Research in Autism Spectrum

Disorder, 23, 166-178. doi: 10.1016/j.rasd.2015.12.004

Telles, S., Singh, N., Bhardwaj, A. K., Kumar, A., & Balkrishna, A. (2013). Effect of

yoga or physical exercise on physical, cognitive and emotional measures in

children: A randomized control trial. Child and Adolescent Psychiatry and

Mental Health, 7(37), 1-16.

Thygeson, M. V., Hooke, M. C., Clapsaddle, J., Robbins, A., & Moquist, K. (2010).

Peaceful play yoga: Serenity and balance for children with cancer and their

parents. Journal of Pediatric Oncology Nursing, 27(5), 276-284. doi:

10.1177/1043454210363478

Tsao, R. & Kindelberger, C. (2009). Variability of cognitive development in children

with Down syndrome: Relevance of good reasons for using the cluster

procedure. Research in Developmental Disabilities, 30, 426-432. doi:

10.1016/j.ridd.2008.10.009

Vallejos, E. P., Ball, M. J., Brown, P., Crepaz-Keay, D., Haslam-Jones, E., &

Crawford, P. (2016). Kundalini yoga as mutual recovery: a feasibility study

including children in care and their carers. Journal of Children’s Services,

11(4), 261-282. doi: 10.1108/JCS-11-2015-0034

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

188

Vidyasagar, N. & Koshy, S. (2010). Stress and coping of mothers with autistic

children. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 36(2), 245-

248.

World Health Organization. (1993). International Classification of Impairments,

Disabilities, and Handicaps. Switzerland: Author.

World Health Organization. (2014, Agustus). Mental Health: A State of Well-Being.

Diunduh dari: http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

189

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

190

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANTA DHARMA Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya, Made Dewinta Cahyaningtyas, adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya saat ini sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi) mengenai kesehatan mental ibu dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang memilih yoga sebagai salah satu program terapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami dan memahami kondisi kesehatan mental para ibu dengan ABK, termasuk proses pencapaiannya mulai dari awal dianugerahi anak dengan kebutuhan khusus hingga saat ini. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk wawancara personal. Bila Saudara bersedia terlibat untuk membantu penelitian ini sebagai informan/ narasumber, berarti Saudara bersedia untuk ikut serta berbagi mengenai kisah hidup sebagai ibu dengan ABK. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dalam 2-3 kali pertemuan (termasuk orientasi dan pengenalan awal serta wawancara tambahan) dengan durasi maksimal selama dua jam, bergantung pada kompleksitas cerita yang disampaikan informan/ narasumber. Apabila berdasarkan data dari wawancara utama dirasa ada yang perlu dikonfirmasi, peneliti akan menghubungi informan/ narasumber kembali untuk wawancara tambahan. Selama proses wawancara, informan/ narasumber memiliki kebebasan sepenuhnya untuk menyampaikan hal-hal yang ingin disampaikan terkait topik penelitian sejauh dan sedalam yang dikehendaki. Informan/ narasumber juga memiliki kebebasan sepenuhnya untuk tidak menyampaikan informasi yang tidak ingin disampaikan, serta menyampaikan keberatan jika ada proses yang dirasa kurang berkenan. Wawancara akan dilaksanakan secara pribadi. Selama wawancara berlangsung, seluruh pembicaraan akan direkam. Hasil rekaman dan identitas informan/ narasumber akan dijaga kerahasiannya, sehingga tidak ada pihak lain yang bisa mendengarkan dan memperoleh data informan/ narasumber tanpa sepengetahuan peneliti. Penelitian ini akan diawasi dan dipastikan berjalan secara etis oleh dosen pembimbing skripsi peneliti, Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si. Diharapkan penelitian ini juga dapat membantu informan/ narasumber dan orang lain yang mengalami kondisi serupa untuk semakin mengenali dan memahami kondisi kesehatan mental diri sendiri, sehingga akan berdampak baik pada kehidupannya dan dalam proses pengasuhan anak dengan kebutuhan khusus. Jika terdapat hal-hal yang ingin disampaikan atau ditanyakan, informan/ partisipan dapat menghubungi peneliti melalui email [email protected] atau melalui nomor 085737675416.

Made Dewinta Cahyaningtyas, Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

191

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN BERPARTISIPASI

Berdasarkan penjelasan yang sudah saya baca, saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi sebagai informan/ narasumber dalam penelitian mengenai kondisi kesehatan mental ibu dengan Anak Berkebutuhan Khusus yang memilih yoga sebagai salah satu program terapinya. Keikutsertaan saya dalam penelitian ini didasarkan atas rasa sukarela tanpa paksaan dari pihak mana pun. Demikian pernyataan kesediaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 12 September 2017

Informan/ Narasumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

192

PERNYATAAN KESESUAIAN HASIL PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah informan penelitian mengenai pengalaman

pencapaian kondisi kesehatan mental ibu dengan anak berkebutuhan khusus yang aktif

melakukan aktivitas yoga sebagai salah satu program peningkatan kemampuan anak. Saya telah

membaca dan mengetahui hasil interpretasi dan pembahasan peneliti mengenai berbagai faktor

yang dialami ibu dengan anak berkebutuhan khusus selama masa pengasuhan terhadap anaknya.

Saya juga telah memahami peran aktivitas yoga yang saya jalani dalam membantu proses

perkembangan anak dan diri saya sendiri selama masa pengasuhan tersebut.

Melalui surat ini saya nyatakan bahwa hasil interpretasi yang dilakukan oleh peneliti

telah sesuai dengan maksud yang saya sampaikan pada saat proses wawancara.

Informan 1

ttd

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

195

Analisis Data Informan 1 (Tina Maladi)

No. Transkrip Komentar Tema

1 P: Raissa sekarang umurnya berapa bu? Ibu memiliki anak dengan kebutuhan

khusus kurang lebih selama 12 tahun

terhitung sejak didiagnosa memiliki autism

spectrum disorder.

Orientasi awal mengenai

anak dari subjek 2 S: Udah mau 15, belum 15 malah belum ulang tahun

3 P: udah cukup lama bu ya punya Raissa.

4 S: Iya sudah 15 tahun

5 P: Sejak kapan Raissa terdeteksi autism bu?

6 S: usia sekitar 2,5an tahun kayanya. 2,5 tahun mau ke 3

gitu. 7

8 P: waktu awal tau itu prosesnya gimana bu? Ibu mulai menyadari adanya kejanggalan

pada proses perkembangan anak. 9 S: pertama itu kita kalau, responnya sangat minim ya.

10 Dipanggil ga nengok, terus bicaranya juga sedikit. Hanya

11 banyak suara, tapi tidak ada kata yang di, e misalnya

12 kayak panggilnya bunda kan ya bunda mungkin susah tapi

13 juga ee minum kalau minta minum paling cuma “num”.

14 Jadi ga “minum” ga gitu. Dan sangat sangat minim lah.

15 Lebih banyak suara yang keluar, tapi gak ada

16 pembentukan kata, gak ada.

17 P: berarti ibu memang aware ya dengan proses

perkembangan di usia segini harusnya bisa ini

Lingkungan sosial mendorong ibu untuk

melakukan pengecekan lebih lanjut terkait

kondisi anaknya.

Dukungan lingkungan sosial

18

19 S: engga, justru engga. Cuma kan kebetulan orang tua

suami saya dokter. Lalu dia bilang ini anak kayanya ada

sesuatu yang ga sesuai jadi coba dicek aja gitu. 20

21

22 P: waktu ibu tau diagnosisnya seperti itu, reaksinya ibu di

awal seperti apa?

Ibu mulai melakukan langkah-langkah

kongkrit untuk mengenali lebih dalam

kondisi anaknya secara mandiri seperti

(27-29) Melakukan pencarian

informasi secara mandiri

23

24 S: jadi sebenarnya sebelum waktu didiagnosa pun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

196

25 memang kita merasa ada sesuatu, ada yang tidak sesuai. mencari informasi dari internet dan banyak

membaca buku. Ibu juga tidak hanya

bergantung pada tenaga ahli untuk

mengenali kondisi anaknya, tapi juga

membandingkan dengan hasil temuannya

sendiri.

(30-32) Mampu mengatasi

tekanan

(41-47) Memiliki kontak

yang efisien dengan realitas

26 Tapi sebelum saya menemukan dokter yang tepat, itu

27 lebih, saya banyak belajar dari internet tentang

28 developmental milestone. Lalu saya banyak pesan buku-

29 buku dari online itu amazon.com dan saya banyak baca

30 sebelum karena waktu itu dokternya banyak antri kalau ga

31 salah. Jadi kaya mesti nunggu 3 bulan 6 bulan gitu. Itu,

32 karena saya jadi banyak baca, saya kira saya lihat lho ini

33 kok gejalanya, waktu itu saya belum tahu autism cuma

34 saya melihatnya diagnosa yang berdasarkan saya baca ya,

35 karena buku itu suka ada, coba ee antara ini anak kamu

36 udah ini belum udah ini belum, kalau kebanyakan no-nya

37 kemungkinan besar ada diagnosa ini gitu kan. Nah itu yang

38 banyak saya pelajarin awalnya sensory processing disorder,

39 jadi belum autism. Nah jadi memang di situ menyinggung-

40 nyinggung autism tapi saya ngelihatnya lebih ke sensory

41 processing disorder. Pada setelah didiagnosa dokter itupun

42 ada satu professor saya lupa namanya bilang anak saya ga

43 apa-apa. Sempat dibilang ga apa-apa. Tapi kita sebenarnya

44 masih ga percaya akhrinya dapat lagi dokter anak namanya

45 Hadiyono yang di Kelapa Gading baru setelah diobservasi

46 sekitar satu jam setengah kira-kira baru dia bilang kalau ini

47 autism, cuma autismnya bukan severe tapi tengah-tengah,

48 namanya kalau berdasarkan DSM IV pada waktu itu

49 bilangnya PD-NOS (Pervasive Developmental Disorder

50 Not Other Specify). Artinya ga semua classic symptom dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

197

51 autism itu ada tapi ada kecenderungan autism jadi pada saat

52 itu didiagnosanya itu.

53 P: jadi begitu didiagnosa, ibu sudah siap maksudnya? Pengetahuan awal ibu terhadap kondisi

anaknya membuatnya memiliki kesiapan

untuk menghadapi diagnosa dokter terkait

kondisi anaknya. Ibu mampu secara efektif

mengelola emosinya sehingga waktu yang

ia punya bisa dimanfaatkan untuk mencari

dan merencanakan solusi dalam mengatasi

kondisi anaknya.

Permasalahan yang muncul justru dari

pasangan, karena suami dari ibu yang

bersangkutan merasa kesulitan untuk

berkomunikasi dengan anaknya. Selain itu,

permasalahan lain dikarenakan usia anak

keduanya tidak terpaut jauh sehingga

membutuhkan perhatian yang besar pula.

Solusi untuk permasalahan kedua adalah

dengan bantuan dari pengasuh.

(54-57) Kondisi kognitif

yang baik dari ibu

(58-59) Mampu mengatasi

tekanan dan kontak yang baik

dengan realitas.

(60-66) Kebingungan

komunikasi ayah dan anak

54 S: uhm, saya sih ga sempat mikir kaya waduh nih bakal

55 sedih atau apa ga sih. Untungnya saya udah tau duluan kan.

56 Udah banyak baca-baca jadi kita langsung, oke sekarang

57 maunya gimana. Kita sebagai parents mesti ngapain. Lebih

58 ke situnya. Jadi saya lebih sibuk ngatur program, nyari-

59 nyari center, di rumah mesti ngapain, lebih ke itu ya.

60 Mungkin kalau dari suami ya, dia lebih merasa gak tau how

61 to communicate atau how to connect sama anak. Karena

62 pada saat itu anaknya kaya gak mau dipegang lah, kalau

63 dipeluk ga mau lah, dan lebih dekat ke saya. Jadi 100%

64 memang ke saya karena saya yang handle gitu. Walaupun

65 kita juga punya nanny kan, nanny-nya ngurusin adik e apa,

66 anak saya yang kedua. Jaraknya dekat cuma 1 setengah

67 tahun. Jadi saya sibuk pegang Raissa, nanny saya sibuk

68 pegang anak saya yang masih bayi pada waktu itu. Jadi

69 kurang lebih kondisinya kaya gitu.

70 P: terus selama itu tantangannya apa aja ya bu ya? Tantangan pengasuhan yang dirasakan ibu

dalam kesehariannya muncul dari perilaku

anak yang cukup sulit diatur dan tidak

mudah ditebak. Kondisi tersebut cukup

bisa teratasi dengan pilihan ibu untuk tidak

bekerja dan fokus mengurus anaknya. Ibu

juga merasa terbantu secara emosi karena

telah menggeluti aktivitas yoga, dan

(71-74) Menghadapi

ketidakstabilan perilaku anak

(74-79) Mampu mengatasi

tekanan

(81-83) Dukungan

lingkungan sosial

71 S: oh kalau tantangan banyak. Kan kita gak tahu gimana

72 mau komunikasi, tau-tau tantrum. Lebih ke komunikasi ya.

73 Komunikasi problem, makan juga problem. Pola tidur juga

74 masalah. Jadi challenges-nya itu banyak sekali. Kebetulan

75 saya memang gak kerja jadi 24 jam ya house mom gitu ya.

76 Jadi benar-benar in charge untuk anak saya. Jadi ya, apa ya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

198

77 daily activities itu very challenging gitu. Sangat-sangat keluarga pun bisa diajak bekerjasama

untuk menitipkan anaknya.

Ibu menunjukkan ketertarikan pada

aktivitas fisik sehingga merasa aktivitas

tersebut dapat membantunya untuk

meregulasi emosi dalam menjalani

tantangan pengasuhan yang cukup berat

sebagai kesehariannya.

(84-87) Memiliki minat pada

aktivitas tertentu

(87-89) Memiliki kontak

yang efisien dengan realitas

78 berat juga buat kita dan emosi juga pasti terganggu. Hanya

79 pada saat itu saya sudah mengenal yoga. Sebelum saya, apa,

80 sebelum didiagnosis saya habis melahirkan udah kenal yoga

81 tuh. Jadi udah menjalankan yoga. Jadi saya waktu itu mikir

82 karena saya waktu itu tinggalnya masih dekat rumah orang

83 tua, saya bilang boleh ga saya titip dulu sebentar, saya yoga

84 dulu gitu. Jadi, atau fitness, karena saya rutin fitness dari

85 kecil, jadinya pasti selalu ada exercise. Jadinya kalau ada

86 waktu, apakah saya fitness atau saya yoga, pasti saya

87 lakukan gitu. Walaupun durasinya gak bisa lama-lama.

88 Sejam udah mesti pulang, sejam udah mesti pulang, ada

89 tanggung jawab gitu kan. Jadi untungnya masih ada itu.

90 P: Kalau misalnya dari keluarga, dari lingkungan itu sempat

ada yang agak mengganggu ga bu terkait kondisi Raissa?

Saudara, suami, dan anak kedua ibu tidak

mempermasalahkan kondisi kebutuhan

khusus dari anaknya. Melalui pengetahuan

yang ibu miliki mengenai autism, ibu

berupaya untuk membuat anggota

keluarganya yang lain memahami apa yang

terjadi dengan anaknya. Permasalahan

yang muncul dari keluarga terkait dengan

perbedaan metode pengasuhan dengan

ayah dari ibu tersebut (kakek si anak),

namun tidak menjadi permasalahan yang

berlarut. Upaya yang dilakukan adalah

dengan lebih memberikan pemahaman

pada keluarga mengenai bagaimana

metode pengasuhannya untuk anak dengan

(92-101) Dukungan

lingkungan sosial

(104-107) Memiliki kontak

yang efisien dengan realitas

(107-122) Adanya perbedaan

pola pengasuhan dalam

keluarga

(108-111) Konsistensi sikap

(123-125 & 134-137)

Mampu mengatasi tekanan

91

92 S: kalau dari kakak saya sih ga masalah ya. Mereka sih

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

mengerti banget. Apalagi suami saya dan adiknya Raissa

ya, mereka sangat mendukung. Banyak sekali. Kepada

suami saya selalu jelaskan setiap alasan program atau terapi

untuk Raissa. Manfaatnya apa, berapa lama dan bagaimana

prosesnya. Kepada Mirko adiknya Raissa, dari awal saya

jelaskan kenapa Raissa berbeda, apa itu autism, apa yang

terjadi dengan otak anak dengan autism. Sehingga sampai

saat ini kita masih terus melibatkan anggota keluarga untuk

mengambil keputusan terhadap semua, tidak hanya untuk

Raissa tapi juga untuk semua. Karena dari awal kami selalu

menjelaskan proses dan ekspektasi dari segala hal, maka

kami lebih mampu menjalaninya. Walaupun tidak selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

199

105

106

107

sesuai harapan, atau kadang-kadang mandek tengah jalan.

We are living in uncertainty world. Just do your best, and

enjoy the ride. Mungkin waktu itu, bapak saya kan masih

kebutuhan khusus.

Ibu juga menunjukkan upaya dalam proses

pemahaman dan penambahan pengetahuan

mengenai metode yang tepat untuk

pengembangan anak autism melalui

berbagai workshop dan pelatihan.

Dukungan dan upaya yang serupa juga

ditunjukkan suaminya dengan turut serta

dalam pelatihan tersebut.

Meskipun ibu merasakan proses menyusun

program bagi perkembangan dan masa

depan anaknya sebagai proses yang

melelahkan, namun tujuan yang ditetapkan

sebagai capaian anaknya menjadikannya

bersemangat dan terus memiliki harapan

selama proses pengasuhan. Rasa lelah yang

dialami bisa teratasi dengan cara

penyusunan yang bertahap.

(125-133) Menambah

pengetahuan dengan

berpartisipasi aktif di

berbagai seminar dan

pelatihan

(136-139) Memiliki tujuan

dan harapan dalam hidup

(142-144) Proses pengasuhan

yang melelahkan

108 ada ya, mungkin lebih ke kalau saya menerapkan peraturan

109 ke anak saya itu kan harus konsisten ya, jadi saya akan

110 bilang ke bapak saya, pokoknya kalau mau beli ini saya

111 bilang engga, ya engga ya, semua mesti engga. Nah itu dari

112 namanya kalau kakek ya manjain cucu kan, jadi sampai

113 contohnya kalau akhir pekan boleh makan es krim tapi

114 cuma satu scoop. Dari saya cuma boleh satu scoop, udah

115 bikin perjanjian dari awal. Tapi tiba-tiba nanti, kalau anak-

116 anak itu kan pinter ya, mereka tiba-tiba satu scoop habis

117 tiba-tiba ada kakeknya minta scoop kedua. Tentu saya ga

118 kasih karena udah perjanjian. Tapi kakek mana tega, pasti

119 ngasih, mana sini berapa sih saya bayarin gitu kan. Terus

120 saya jelasin, bukan soal uangnya, tapi soal konsistensinya

121 dan kita udah bikin deal dari awal dengan ini anak, kalau

122 satu ya satu. Marah, ngambek ya gitu tapi kalau bapak saya

123 ngambeknya gak lama-lama. Tapi ya maksud saya lebih

124 mengedukasi keluarga lah dan orang sekitar tentang

125 bagaimana mendidik Raissa. Kan saya banyak baca, ikut

126 workshop, ikut training, jadi mulai makin paham ya, apa itu

127 autism, how to handle, segala macem. Bahkan kita berdua

128 suami istri ikut training khusus parents untuk parents yang

129 anaknya punya autism ya, satu minggu. Jadi how to

130

131

communicate, papanya Raissa mulai bisa komunikasi tuh

apalagi Raissa ngomongnya makin lancar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

200

132

133

pernapasan di yoga, terus juga how to create goals or

dreams gitu untuk mereka ya, untuk anak-anak seperti

134 anak-anak ini. Jadi kita malah makin semangat, artinya

135 bukannya justru down gitu karena punya anak autism.

136 Engga justru bikin, oke lima tahun ke depan ini anaknya

137 harus ngapain, sepuluh tahun ke depan mau ngapain. Jadi

138 kita terus punya hope gitu. Nah di situ bikin kita jadi

139 semangat. Along the way ya maksudnya jadi engga yang

140 sekali doang gitu, tapi eh ketemu ini ada ini apa tawaran

141 workshop, eh dari sini dapat akses lagi ke mana. Jadi step

142 by step ya engga langsung semuanya dikerjain, engga.

143 Karena capek banget. Kita 24 jam non stop harus aware

144 sama dia anak masih kecil begitu kan.

145

146

P: terus tadi kan ibu juga sempat bilang di awal suami ibu

sempat bingung bagaimana cara komunikasi sama anak ibu,

itu kebingungan suami ibu pengaruh ke ibu ga?

Hambatan dari orang terdekat terkait

dengan kebingungan dalam berkomunikasi

dengan anak tidak mempengaruhi ibu

secara mental dan emosional.

Ibu lebih memprioritaskan fokusnya pada

program untuk pengembangan anaknya

hingga cenderung mengabaikan hambatan

yang muncul dari kebingungan suaminya.

(148-150) Mampu mengatasi

tekanan

(153-158) Fokus utama pada

perkembangan anak

147

148 S: pengaruh dalam artian buat saya down sih engga.

149 Pengaruh palingan saya jelasin aja, memang anak ini

150 kondisinya begini begini. Jadi saya jelasin step by step gitu.

151 Iya tapi kadang-kadang ga mau tuh saya pegang atau saya

152 ajak jalan ga mau. Iya memang mesti perlahan-lahan. Jadi

153 artinya karena kebetulan saya juga mikir di anak ini saya

154 harus handle jadi saya ga begitu perhatiin ga terlalu apa ya,

155 mikirin gitu. Ya udahlah elo nanti masih bisa lah. Tapi

156 sekarang, ya udah kalau situ mau denial ya udahlah sana

157 denial dulu. Gitu lah maksudnya. Yang penting anaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

201

158 programnya jalan. Tapi kalau yang dewasa kan gampang.

159 P: terus di awal kan sebelum didiagnosa ibu juga sudah

pernah yoga dulu ya bu ya, tapi itu berarti yoga untuk ibu

aja, belum program untuk autism ini?

Ibu sudah menunjukkan minatnya pada

aktivitas yoga sebelum mengetahui kondisi

anaknya.

Minat pada aktivitas tertentu

160

161

162 S: iya untuk saya sendiri. belum, belum.

163 P: mulai tau program untuk anak, terus memilih yoga

sebagai program untuk anak itu gimana bu?

Ibu merasa meskipun kondisi anaknya

membuat hidupnya cukup tertekan, namun

aktivitas yoga dan lingkungan sosial yang

mendukung membantunya mengatasi

situasi tersebut.

Ibu menunjukkan upaya untuk

meningkatkan perkembangan anaknya

dengan melakukan terapi craniosacral.

Kemajuan yang dialami anaknya menjadi

salah satu hal yang mendorong ibu

melakukan berbagai upaya untuk

peningkatan perkembangan.

Relasi yang baik dengan orang-orang yang

lebih berpengalaman membuat ibu

memiliki akses untuk mendapatkan

pengetahuan mengenai anak berkebutuhan

khusus.

(165-175) Dukungan

lingkungan sosial

(178-181) Mengupayakan

peningkatan kondisi anak

dengan terapi alternatif

(193-194) Mampu menjaga

relasi

(197-203) Perasaan senang

atas peningkatan kondisi

anak

(213-216) Konsistensi sikap

164

165 S: kebetulan guru yoga saya waktu itu orang Kanada, terus

166 saya cerita sama dia, untung ada yoga ya soalnya saya stres

167 banget nih, anak saya autism, saya bilang gitu. Eh saya

168 punya kenalan, dia bilang gitu. Dia bisa. Eh waktu itu saya

169 bilang gini awalnya, ada ga ya yoga buat anak-anak, kali

170 anak saya juga bisa tuh. Terus dia bilang tapi kan, waktu itu

171 di Jakarta gitu kan orang Kanada itu tinggal di Jakarta.

172 Terus dia bilang eh coba deh saya punya temen tuh, orang

173 Malaysia, dia bilang gitu. Kayanya dia bisa deh pegang

174 anak-anak, dia bilang gitu. Oya dia langsung kasih

175 kontaknya, terus dia kasih kontaknya lalu setelah beberapa

176 bulan dari itu, orang Malaysianya bilang, eh saya mau ke

177 Jakarta nih, kita ketemu aja. Kebetulan juga dia kayak

178 craniosacral therapist. Jadi terapinya namanya craniosacral,

179 nanti bisa kamu google aja. Dan itu sangat baik juga untuk

180 anak-anak special need. Jadi dia bilang nanti deh kita

181 sekalian ketemu sekalian saya juga mau coba sesi

182 craniosacral itu buat anak saya. Jadi pada saat saya bawa

183 anak saya itu ke dia, kita sambil ngobrol-ngobrol, dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

202

184 bilang, oh saya bikin kok yoga training yoga buat anak-

185 anak. Terus saya bilang oke deh saya sign up. Kapan?

186 Bulan berapa beberapa bulan kemudian lah gitu. Jadi karena

187 dia bikin ke Jakarta, tiap bulan saya jadi ketemu dia. Dari

188 situ saya juga banyak dapat masukan. Kebetulan anaknya

189 dia juga, e namanya apa ya traumatic brain injury. Karena

190 anaknya tenggelam. Pernah tenggelam, jadi bakterinya

191 masuk ke otak sehingga brain damage. Jadi anaknya

192 semacam kondisi cerebral palsy lah ya. Jadi dia tau sekali

193 banyak info tentang special needs. Saya banyak belajar

194 sama dia. Jadi kayak dia sampai sekarang aja kayak mentor

195 saya gitu. Dan craniosacral juga bisa buat semua special

196 needs. Ibu, anak, bayi, yang neurotypical atau special needs.

197 Jadi dari justru anak saya dipegang sama dia itu justru

198 progressnya jadi bagus. Dari yang, ehm, saya ke dia itu

199 waktu anak saya udah sekitar lima tahun ya. Itu masih

200 belum bisa toilet training. Jadi kalau malam itu masih pakai

201 diapers. Setelah ke dia sekali, sore, besok paginya anak saya

202 bisa ke toilet, copot diapers, terus bilang poo. Jadi dari situ

203 kita kayak wow, ini bagus banget progressnya gitu. Karena

204 craniosacral itu kan lebih ke liquid ya di otak itu ada

205 namanya cerebrospinal fluid. Jadi kalau anak-anak special

206 needs itu kan banyak blockage di brainnya gitu terutama di

207 occipital, temporal loop. Jadi dengan craniosacral ini

208 istilahnya kayak merelease blockage yang bikin sensorinya

209 terganggu kah, atau body language nya terganggu kah, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

203

210 language nya jadi sangat subtle artinya tidak di poking

211 poking, it‟s very lightly touch seperti ini. Di kepala itu juga

212 sangat baik. Jadi dia bisa membantu anak-anak untuk

213 release that tightness in the brain. Dari situ saya rutin

214 ketemu dia tiap bulan ikut terus terapinya dan along the

215 way saya juga ambil training yoga untuk special need eh

216 yoga untuk anak dulu tahun 2006.

217 P: berarti untuk ibu mulai mengembangkan center ini, itu

setelah ibu training?

Kondisi kognitif yang baik dari ibu

ditunjukkan dengan kemampuan ibu

merancang program berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya dari

berbagai program pelatihan.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk

mendukung perkembangan anak seperti

yoga sebagai program rumah untuk sensori

integrasi dan terapi konvensional.

(224-226) Belajar dari

pengalaman

(227-229) Kondisi kognitif

yang baik dari ibu

(228-230) Mengupayakan

pengembangan anak melalui

program rumah dan terapi

konvensional

218

219 S: jauh sekali, center ini kan 2014. Saya mulai certified

220 instructor yoga anaknya 2006. Jadi ini baru. Karena setelah

221 saya 2006 certified yoga untuk anak, dia mengundang Sonia

222 Sumar ke Malaysia. Jadi saya training ke Malaysia sama dia

223 eh sama Sonia Sumar, tapi dia yang meng-organized. Gitu,

224 seminggu setelah itu, setelah training sama dia aja saya

225 udah pakai yoga untuk anak saya, sebagai program

226 namanya, kalau anak autism itu pasti ada program namanya

227 sensori integrasi, saya pakai tuh sensori integrasinya

228 sebagai home program, yoganya. Saya yang ngerjain tuh

229 buat anak saya doang, tiap hari. Tapi anak saya juga ambil

230 konvensional terapi lah semacam terapi wicara, okupasi,

231 sesuai usianya untuk sekitar lima, ehm, empat setengah,

232 along the way masih ambil terus.

233 P: berarti Raissa mulai ikut yoga sama teman ibu itu Manfaat yoga untuk membantu mengatasi

permasalahan pernapasan, penguatan

(238-239) Belajar dari

pengalaman 234 S: ya mulai 2006 lah. Raissa kan lahir tahun 2002, empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

204

235 setengah tahun. Dua tahun setelah diagnosa. tubuh, kesadaran diri, dan regulasi diri. Ibu

merasa yoga sebagai metode yang

menyenangkan untuk diterapkan sebagai

terapi rumah bagi anak berkebutuhan

khusus.

Berdasarkan proses belajar melalui

pelatihan dan membaca berbagai

informasi, ibu merancang dan

mengevaluasi sendiri program terapi yang

diterapkan untuk anaknya sehingga tetap

bermanfaat dan sesuai dengan yang

dibutuhkan anaknya saat itu.

(238-244) Yoga membantu

perkembangan anak secara

fisik dan emosi

(248-258) Kondisi kognitif

yang baik dari ibu

236 P: kemudian selanjutnya ibu yang lanjutin untuk yang home

programnya? 237

238 S: iya jadi setelah sama Sonia Sumar saya kan jadi makin

239 tahu, oh iya ya ternyata anak-anak ini punya problem di

240 pernapasan. Yoga itu kan mengajarkan pernapasan dan

241 gerakan, dan gerakannya ini semua yang bersifat body

242 bearing artinya menopang tubuh sendiri, which is bagus

243 untuk penguatan anak-anak, untuk awareness, self

244 regulation, pada saat itu sih saya belum begitu tahu detail ya

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

tapi setelah lama-lama belajar jadi tau kalau yoga itu

sebenarnya is a fun way to be a home therapy ya, home

program gitu untuk kita yang punya anak autism, di luar

dari terapi konvensionalnya gitu. Iya dari situ saya

menggabungkan beberapa, jadi Raissa itu terapinya e

programnya gini lho, programnya oke sekarang dia

butuhnya ini saya masukin A, B, C. Nanti within 6 bulan

atau setahun ini udah ada progresnya nih, lalu programnya

apa. Jadi saya selalu mengupdate nih programnya apa

dengan kebutuhan dia apa. Programnya masih cocok apa

engga. Kalau engga cocok udah distop, kita ganti program

jadi apa. Jadi selalu kita lihat progressnya 3 bulan, 6 bulan,

apakah ada progress, jadi challenges-nya apa kita naikin

terus terus tuh challenges nya dia. Jadi gak begitu mulu

programnya. Soalnya waktu itu kan dia juga punya problem

di panggul ya, panggulnya itu masuk ke dalam sehingga ibu

jari kakinya suka nabrak kalau jalan atau lari, sering jatuh

jadinya. Itu juga diberesin sama dokter tulang. Pada saat itu

banyak sekali problemnya. Ini, ini, ini. Jadi mikirnya mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

205

264

265

266

267

dulu ya yang mau diberesin. Otak dulu lah otak kan lima

tahun golden years, jadi kita beresin kerja di otak itu. Jadi

baru setelah itu tulang kan masih bisa sampai 24 masih bisa

grow kan. Gitu yaudah, jadi baru berikutnya baru tulang.

268

269

P: terus berarti dari awal ibu menerapkan program yoga, itu

benefitnya antara ibu dan Raissa bisa dijelaskan?

Manfaat yoga dalam pengembangan

empati melalui penanaman nilai untuk

tidak melukai diri sendiri, mencederai

orang lain, saling menghargai makhluk dan

lingkungan sekitar. Empati anak dengan

autism sekalipun bisa dikembangkan

melalui yoga.

Ibu menunjukkan pemahaman mengenai

harapan sosial terhadap bagaimana

seharusnya seorang manusia memiliki

empati terhadap orang lain dan lingkungan

dalam hidupnya.

Ilmu pengetahuan dan pengalaman yang

ibu dapat melalui kegiatan seminar dan

pelatihan mengenai autism diterapkan

dalam penyusunan program aktivitas yoga

untuk anaknya.

Aktivitas di luar ruangan dan rutinitas

dengan hewan peliharaan digunakan ibu

sebagai sarana untuk pengembangan

empati dan tanggung jawab.

(270-281) Mengembangkan

empati anak melalui yoga

(271-274) Mampu

memahami harapan sosial

(283-294) Belajar dari

pengalaman

(282-283) Mengembangkan

diri melalui kegiatan seminar

(294-302) Mengembangkan

empati dan tanggung jawab

anak melalui kegiatan di

alam dan hewan peliharaan

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

S: wah itu kalau dibilang pasti benefitnya buat anak saya ya

itu juga sama. Karena dulu kita ngerinya tuh gini, kita

dibilang kalau anak autism itu gak punya empati. Dan

tentunya kita sebagai manusia ya, kan kita ngeri juga kalau

punya anak gak punya empati. Jadi dari yoga itu kan salah

satunya mengajarkan kalau tidak boleh melukai diri sendiri,

tidak boleh mencederai orang lain, harus saling menghargai

dan menghormati makhluk sekitar, lingkungan sekitar,

seperti itu. Jadi nilai-nilai dari yoga itu pun kita terapkan

dalam bentuk permainan. Jadi sekarang ternyata yang

dibilang anak autism itu gak punya empati enggak kok, gak

bener kok. Itu cuma apa, ya bisa diajarin gitu lho. Ya

memang ngajarinnya mesti tau caranya gimana. Itu karena

saya banyak ikut workshop tentang autism, tentang sensory

integration jadi saya ngerti, ohh gitu toh otaknya autism tuh

memang beda sama otak anak neurotypical sehingga

communicationnya itu harus pakai visual support, harus

pakai dengan ekspresi muka tertentu. Karena mereka gak

bisa baca facial expression. Harus dengan tone nada yang

berganti-ganti gak boleh yang flat melulu karena mereka

menangkapnya ohh ternyata kalau orang normal tuh

ngomong begitu ya. Maksudnya orang biasa ya

neurotypical tuh ngomong begitu gak cuma yang flat doang

begitu kan. Jadi dengan permainan yang kita pakai di yoga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

206

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

program hari-hari itu dia jadi banyak belajar. Dan anak

autism itu biasanya senang sama nature ya, sama ruang

terbuka. Jadi kita memang setiap bulan itu pasti kalau ga ke

gunung, atau ke pantai, pokoknya harus ada waktu outdoor

activity. Karena saya punya anjing jadi tiap sore anak saya

pasti jalan ke luar bawa anjing. Dan itu juga ngajarin

tanggung jawab ya. Punya anjing kamu mesti ajak jalan

keluar gitu. Atau mandiin anjing, pokoknya anything deh

yang mau main di luar lah pokoknya gitu. Dan mereka

memang harus seperti itu.

304

305

306

307

P: terus balik lagi tadi bu di awal, bu Tina kan sempat

bilang waktu ngurus Raissa itu full time mom. Itu memang

karena kondisi Raissa atau memang karena ibu rencanakan

dari awal?

Keputusan untuk tidak bekerja menjadi

pilihan ibu sendiri, tanpa dipengaruhi oleh

diagnosa kondisi anaknya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ibu mengetahui apa

yang ia inginkan dan mampu menilai

kemampuannya sendiri.

Ibu merasa usahanya untuk

mengembangkan anaknya berbuah baik,

yaitu perkembangan dan kemandirian

anaknya dalam kehidupan sehari-sehari.

Kemampuan anaknya masih terbatas

dengan hal terkait pengaturan jadwal yang

kompleks, namun kondisi tersebut terbantu

dengan adanya guru pedamping anaknya.

(308-314) Mampu menilai

diri sendiri

(318-322) Peningkatan

kondisi anak sebagai

penguatan

(324-329) Keterbatasan anak

untuk mengatur jadwalnya

(331-332) Dukungan

lingkungan sosial

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

S: dari awal, jadi waktu saya hamil itu saya udah mutusin,

udah saya gak mau kerja karena saya dari lulus kuliah,

belum lulus kuliah aja udah kerja melulu. Sepuluh tahun lah

saya dari lulus sepuluh tahun kerja capek juga ya. Sepuluh

lebih malah. Akhirnya pada saat saya hamil saya bilang,

udah deh habis ini saya berhenti gak mau kerja lagi. Jadi

emang cuma mau urusin anak pada saat itu. Eh gak taunya

anaknya juga ada begitu. Jadinya ya kebetulan. Kebetulan

juga gak kerja jadi intens banget itu kita aku pegang Raissa

itu sekitar delapan tahunan deh. Dari dia kediagnosa

delapan tahun itu saya benar-benar istilahnya jatuh bangun

gubrak gabruk itu untuk ngurus anak lah, dua-duanya gitu.

Setelah itu kita bisa lihat hasilnya, sekarang dia udah mau

lima belas tahun ya udah hampir lima belas tahun kita bisa

lihat saya bisa lepas lah. Karena udah high function autism

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

207

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

namanya. Walaupun di sekolah masih ada shadow teacher,

karena namanya autism high function dengan problemnya

executive function itu mereka masih kesulitan mengatur

jadwal, memilah-milah sebelum kerjaan ini apa dulu yang

dikerjain, jadi kayak gitu. Karena kadang-kadang kalau

terlalu overwhelmed, mereka akan jadi stress, akhirnya

malah gak mau ngerjain apa-apa. Gitu, jadi gimana caranya,

oke ini ada tes nih, dua minggu ini, apa dulu yang dikerjain.

Kayak gitu. Bagaimana membagi waktu. Nah itu saya anak

saya masih dibantu dengan shadow teacher.

333 P: Raissa sekolahnya di sekolah konvensional? Ibu menunjukkan kebanggan bahwa

anaknya bisa mengikuti kegiatan di

sekolah normal (inklusi) dengan anak-anak

lain yang tidak memiliki kebutuhan

khusus.

Perasaan bangga atas

pencapaian anak 334

335

336

S: International school, iya di mainstream. Bersama anak-

anak biasa. Walaupun di kelasnya ada juga ADHD sih, tapi

itu udah sekolah mainstream.

337 P: Bisa mengikuti kegiatan seperti biasa bu ya?

338 S: Bisa.

339

340

341

P: terus bu, kalau di awal banget yang ketika ibu

memutuskan untuk ikut yoga terlepas dari diagnosanya

Raissa, itu karena alasan apa ya bu?

Minat yang besar dari ibu terhadap

kegiatan fisik membuatnya berkegiatan

sedikit berlebihan sehingga fisiknya

mengalami cedera. Cedera tersebut

menjadi awal ibu mengenal yoga, tanpa

ada intensi untuk mengatasi masalah

emosi.

Ibu mampu mengenali kekurangan fisiknya

sehingga bisa berusaha mencari kegiatan

yang tidak memaksakan tubuhnya. Ibu juga

mampu menyadari dan menerima

impulsivitas emosinya sebagai

kekurangannya.

(343-347) Minat pada

aktivitas tertentu

(354-356 & 367) Mampu

menilai diri sendiri

(365-365 & 416-421)

Manfaat yoga untuk regulasi

emosi

(375-376) Manfaat yoga

untuk meningkatkan

kepekaan dengan anak

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

S: awalnya karena saya punya cedera lutut dan punggung.

Karena waktu saya kuliah tuh kan fitnessnya senang banget

tuh. Jadi kayanya waktu saking keseringan fitnessnya tuh

angkat bebannya juga gak tanggung-tanggung, rasanya

masih kuat gitu. Tapi pada saat hamil kan hamil saya gede

banget, terus kerasa di lower back saya sama di knee apa di

lutut. Jadi sempat waktu hamil pertama tuh waktu bulan

ketiga masih bisa dibetulin sama kardiofracture gitu ya. Jadi

hamilnya lancar banget gak ada apa-apa. Cuma habis

melahirkan baru berasa tuh karena kan ASI ya. Apalagi kan

kalsiumnya banyak kesedot. Nah itu saya berasa sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

208

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

pegel banget punggungnya. Akhirnya saya coba cari

sesuatu olahraga yang gak terlalu berat, gak kayak fitness

aerobic gitu, tapi bisa ngeberesin problem saya gitu di

punggung sama di lutut. Jadi saya nemuin, oh ya ya yoga

enak ya. Walaupun menyebalkan karena ternyata saya

banyak gak bisanya. Tapi setelah selesai itu kan ada

namanya savasana ya, relaksasi gitu kok kayaknya enak

banget sih gitu. Jadi maksudnya kadang-kadang yaudah deh

kerja keras dulu tapi habis itu pasti ada enaknya karena

pasti dikasih rileks gitu kan. Nah itu yang bikin saya

walaupun sebel benci sama kelas yoga yang pertama, balik

lagi, balik lagi. Gak tau apa namanya, karena kan masih

baru ya waktu itu gak ngerti pokoknya habis yoga enak deh.

Malah jadi lebih tenang, apa lebih bisa nahan emosi. Karena

kan saya orangnya ya waa cerewet banget, gampang marah.

Tapi kok along the way kok saya bisa nahan emosi ya.

Terus juga sama anak tuh intuisinya, terutama setelah yang

yoga bareng ya, karena kan anak saya gak ngomong. Dari

mana saya tau dia mau A mau B mau C kalau saya gak bisa

tune in ya. Tune in apa sih istilahnya kayak kita denger

radio gak mau yang kresek kresek gitu dong. Maunya kan

yang suaranya smooth jadi kayak frekuensinya bisa cocok

lah gitu ya. Nah jadi along the way ternyata dengan yoga

membuat saya semakin intuitif gitu. Oh kayaknya dia mau

ini deh, kayaknya mau ini deh. Soalnya pernah tuh anak

saya hilang di Pondok Indah Mall. Itu konyol banget. Di

mall gara-garanya anak saya mau ke Arcade. Apa sih

Arcade, yang tempat mainan di bioskop kan ada tuh yang

mainan yang mobil-mobilan gitu kan. Nah itu dia pokoknya

kalau kita ke bisokop pasti dia mau ke situ. Walaupun gak

Meskipun tujuan awal ibu terlibat dalam

aktivitas yoga adalah karena alasan fisik,

ibu juga merasakan dan menjelaskan

manfaat yoga yang tidak hanya menyentuh

aspek fisiknya, tetapi juga emosi dan

hubungan serta kepekaan dengan anaknya.

Pada pengalaman ibu saat kehilangan

anaknya di pusat perbelanjaan, ibu terlihat

mampu menganalisis situasi berdasarkan

pengalaman-pengalaman sebelumnya. Ibu

juga berusaha untuk berpikir dengan jernih

dan rasional pada situasi tersebut.

(400-403) Belajar dari

pengalaman

(403-406) Mampu mengatasi

tekanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

209

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

411

412

main. Kayaknya dia cuma seneng suaranya sama lihat-lihat

gambarnya doang. Jadi dia pada saat kita lagi makan, saya

makan, dia bilang dia ngajak-ngajak ke situ, narik-narik. Ya

udah kita ke sana sebentar. Suster saya bawa anak saya

yang bayi di kereta, saya sama suami saya pegang gak

pegang sih kita cuma lihat kok, jaraknya cuma deket kayak

dari sini ke sini (kurang lebih 1 meter) lah anak saya di

jalan.Tiba-tiba pas masuk bioskop 3 bioskop bubar, dan itu

habis film anak-anak. Jadi kayak pas liburan sekolah gitu

lho. Dan anak saya hilang. Karena tiba-tiba pas itu berr

bubar semua dari 3 teater. Lho anak saya mana, oh udah

pasti dia ke Arcade. Kita ke Arcade gak ada. Jadi bayangin

ya, itu udah paniknya kayak apa. Bapaknya udah nelponin

temannya, suruh telpon polisi suruh tutup mall. Saya udah

lapor ke satpam, lapor ke Pondok Indah Mall pokoknya ada

anak kecil begini begini. Anak saya gak bisa ngomong,

ditanyain juga gak bakal jawab. Ehm, tapi pada saat itu kita

lari ke timezone apakah mungkin dia ke timezone. Tapi

kayaknya gak mungkin deh. Dia gak ngerti naik-turun

escalator kan. Akhirnya kita balik lagi terus saya sempat

mikir, kalau saya panik, saya jejeritan, gak bantu juga.

Terus saya pikir gimana nih kira-kira, terus saya bilang pak,

pak, bisa gak matiin filmya sebentar terus semua bioskop

diterangin. Dia pasti masuk di satu bioskop, masuk ke teater

itu. Boleh gak pak ya kalau di stop sebentar? Terus iya bu

bisa. Baru dia jalan sebentar kea rah satu bioskop, baru mau

ngomong sama mbak mbak teaternya, terus mbak mbak

teaternya ada yang keluar. Dia bilang pak ini ada anak gak

ada orangtuanya ya, goler-goler di lantai yang bawah layar

itu. Nah itu kali tuh, ada anak hilang soalnya. Ya udah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

210

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

akhirnya ketemu, bener itu si Raissa gitu lho. Tapi, saya

mikir ya kalau saya panik waktu itu jejeritan nangis histeris,

gak bisa mikir tenang, pasti ya maksudnya gak tau juga

nanti bakal jadi apa, tapi saya rasa yoga itu membawa

perubahan di dalam dari dalam ya. Jadi maksudnya kita bisa

lebih tenang, bisa mikir. Walaupun itu kondisi yang apa ya,

apa kamu bilangnya apa tuh, anak hilang tuh apa emergency

atau apa ya tingkat stresnya tinggi lah pokoknya. Tapi kita

berusaha mikir, tenang. Oh iya ya pasti gini deh, dan benar.

Waktu itu dia kurang lebih hilangnya sebentar. 5-10 menit

lah. Gitu, jadi saya ngelihatnya kenapa saya bilang bisa

berhubungan sama mental kalau yoga itu, because ehm,

napas itu bantu kita untuk aware of our own emtion and our

apa thoughts. Gini misalnya, apakah saya mesti marah ya

sama si bajaj yang motong jalan ini. Atau sama si

metromini. Kalau saya marah berarti energi saya kebuang

untuk mereka. Mendingan saya gak usah marah kali. Biarin

aja mereka. You know that kind of thoughts, kayak ada

yang ngomong gitu kita mikir kan jadi mikir response kan,

gak langsung motong “wawawawa” malah gitu gitu kan.

Jadi I think that‟s the best of yoga because it can change

yourself within. Artinya dari dalam, bukan saya berusaha

merubah kamu walaupun saya guru yoga tapi saya akan

rubah kamu. You know, karena kita gak bisa ngerubah

orang. Betul gak? Saya bisa ngerubah diri saya sendiri tapi

saya gak bisa ngerubah siapapun. Gitu.

439 P: Jadi yoga cukup me-leading ibu untuk regulasi emosi ya? Ibu merasakan perubahan pada dirinya

setelah melakukan yoga meskipun belum

mengenal yoga secara ilmiah. Ibu juga

menunjukkan ketertarikan untuk

(440-445 & 459-460) Yoga

memberikan perubahan

(448-455) Menambah

440

441

442

S: Jadi saya ngerasain walaupun saya belum ngerti banget

ya pada saat itu. Saya ngerasa kok saya banyak banget

berubahnya ya. Padahal cuma gerakan yoga begitu begitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

211

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

seminggu dua kali. Kadang-kadang gak sempat cuma

seminggu sekali. Tapi karena saya rutin terus bertahun-

tahun yoga saya ngerasa, saya banyak berubah tapi apa ya

yang bikin berubah. Karena gak ada tuh yang nasihatin saya

gitu gitu gak ada. Tapi apa iya cuma karena yoga doang,

tapi baru saya banyak baca literatur tentang yoga. Dan saat

itu belum banyak penelitian tentang yoga ya, hanya

research lebih tentang hubungannya yoga sama brain, yoga

sama muscle, pada saat itu belum banyak. Sampai tahun

2006-2008 ya itu saya belum terlalu banyak terekspose.

Studi, research, atau jurnal hubungan yoga apa sama stress,

atau sama apa tuh saya belum terexpose lah sama yang gitu-

gitu. Sekarang baru iya, terexpose.

mengetahui yoga lebih dalam melalui

penelitian-penelitian ilmiah mengenai

yoga, dan hal tersebut menunjukkan

kemampuan kognitif yang dimiliki ibu

yang bersangkutan.

pengetahuan melalui

membaca

456

457

P: tapi walaupun sebelum terexpose ibu sudah bisa

merasakan ya?

458

459

460

S: iya saya ngerasain di diri saya. Saya gak tau sih gak

pernah ngecek orang lain juga. Bagi saya sendiri sih saya

bisa ngerasain ya. Saya ngerasain banyak perubahan sih.

461

462

463

P: kalau sekarang, di ibu sendiri terlepas dari Raissa dan

segala aktivitas yoga, apa ibu pernah atau sempat

memikirkan untuk mengembangkan diri ibu sendiri gak?

Upaya-upaya pengembangan diri yang

dilakukan ibu tetap berdasar pada kondisi

anaknya. Fokus dari ibu adalah untuk

mengembangkan diri menjadi orangtua

yang baik dan efektif bagi perkembangan

anaknya yang memiliki autism.

Meskipun dilatarbelakangi oleh kondisi

anaknya, segala program dan aktivitas

yang dilakukan ibu (yoga dan mencari

informasi melalui membaca) tetap didasari

oleh minat pribadi ibu sebagai individu.

(465-469) Mengembangkan

diri melalui seminar dan

pelatihan

(474-479) Mengembangkan

diri melalui membaca

(483-484) Minat terhadap

aktivitas tertentu

(488-490) Terbuka pada

pemikiran baru

464

465

466

467

468

469

470

471

472

S: self development gitu ya? Pasti, karena pada saat itu ya,

walaupun kita, ehm saya pada saat itu kan ikut program ya

namanya RDI (Relationship Development Intervention) dari

Amerika. Saya ikut workshop ketemu dengan foundernya.

Pada saat intro workshop kemudian kita memutuskan untuk

ambil parents training namanya di Singapura waktu itu. Nah

jadi dari situ ya dia kasih tau kondisi anak autism itu kayak

gini. As a parent kamu mau gak mau harus mengubah gaya

komunikasi kamu. Nah tapi kan waktu itu saya berubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

212

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

merubah itu because of my daughter‟s condition. Bukan

karena sayanya gitu kan. Tapi karena saya dari yoga tadi

yang saya sebutin banyak perubahan, saya jadi banyak

membaca literatur mengenai, semacam buku-buku new age

gitu lo kayak kalo di judul penulisnya pertama kali yang

saya rasa banyak banget ohh kebiasaan saya tuh ternyata

bisa disebut mindfulness namanya eh, new earth, by ekarth

tolli. Bukunya judulnya new earth. Itu pun saya gak beli

bukunya buku itu datang aja tiba-tiba ada cousin saya dari

Amerika bawain buku nih bagus nih bukunya lagi dibahas

sama Oprah. Jadi pada saat baca buku itu, karena saya

seneng baca juga sih orangnya. Jadi saya baca buku new

earth, itu dibilangnya new age padahal kan gak new age.

New age itu kan kayak aliran yang agak-agak hippies lah

kayak gitu. Tapi ini totally gak ada hubungannya sama

hippies. It‟s a new thinking. It‟s a new thinking about

perception about yourself ada di situ, about how you see

other people, how you see your environment. Nah dari situ

saya banyak baca, ooh ternyata bisa ya. Dan itu pada saat

saya baca pas dibahas sama Oprah, Oprah Winfrey. Oprah

Winfrey juga lagi tertarik sama buku itu, dan dia bahas

chapter per chapter di internet ya. Jadi saya ikutin tuh.

Chapter satu dia bahas, saya tonton sampe chapter berapa.

Dan itu saya baca, saya udah baca duluan terus saya ulangi

lagi chapter per chapter ngikutin si Oprah. Udah gitu saya

makin terexpose dengan self help itu. Artinya ohh kita bisa

toh ngerubah pikiran, ngerubah perception, ngerubah belief

yang udah selama ini ditaruh sama orangtua. Itu, jadi saya

makin banyak baca literatur-literatur gitu lho. Dan dibantu

yoga jadi istilahnya apa ya, level of confidence saya as a

Ibu juga memiliki sikap yang terbuka

terhadap pemikiran dan kebudayaan baru

sebagai bentuk pengembangan dalam

berpikir dan melihat dunia sekitar.

Meskipun banyak hambatan dari

lingkungan sosial terkait kondisi anaknya,

aktivitas dan program yang ibu jalani

membantunya untuk tetap merasa aman

dengan hidupnya dan tidak terlalu

memikirkan pandangan orang lain.

Ibu memiliki kesadaran yang baik terhadap

kemampuan dirinya sendiri, dan percaya

bahwa perubahan diri sendiri hanya bisa

dilakukan jika kita mau menyadari dan

membantu diri kita sendiri.

Berbagai program dan aktivitas yang ibu

lakukan juga membuatnya bisa produktif

dalam pekerjaan (mengajar yoga anak dan

menerima klien anak dengan autism).

(501-504) Memiliki

kepercayaan diri

(504-509) Mampu

menciptakan kenyamanan

dalam hidupnya

(511-518) Mampu menyadari

tanggung jawab diri sendiri

sebagai individu

(524-527) Mampu untuk

berkarya dan produktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

213

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

person itu walaupun kata punya anak autism juga biasa aja.

Gak down, gak apa gitu. Walaupun anak saya umur 2 tahun

belum bisa ngomong, umur berapa belum bisa baca gitu.

Memang kadang-kadang sedih juga ya, karena kayak gini,

ih anak dia umur segini udah bisa baca udah bisa ini udah

itu gitu kan. Tapi ah bodo amat deh yang penting anak gue

hepi, gue hepi gitu kan. Tapi to have that capability to apa

ya maksudnya, untuk to accept that, itu butuh proses. Kalau

dari menurut aku sih, menurut aku kalau akunya sendiri gak

mau berubah, gak mau cari bantuan lewat baca-baca buku

atau apa mungkin sama kayak orang lain yang orangtua

yang aduh kayaknya putus harapan. Gak ada apa namanya

gak ada impian lagi buat si anaknya. Banyak kan orang-

orang kayak begitu. Mungkin saya juga bisa kayak begitu

sih. Jadi intinya the only person that can help you is

yourself, gitu. Ya kalau kamu butuh sama orang gitu ya

pasti asal kamu mau terima mau dengerin, ya pasti kamu

bisa ketolong. Tapi kan banyak juga orang yang gak mau

dengerin gitu. Jadi untuk saya sendiri saya jadi makin

penasaran gitu berarti kayak gini bisa ya, jadi saya bisa

apalagi nih. Akhirnya jadinya makin ke sini saya tetep

megang, ditelpon sekolah suruh ngajar yoga, terima klien

anak autism, kayak gitu. Jadi udah ngurusin anak, jadi udah

deh saya terima aja deh. Si mentor saya juga bilang, udah,

kamu tuh udah bisa pegang anak orang. Padahal kan saya

gak tau ya anak autism orang lain kan. Ternyata pas saya

lihat, lho ternyata tiap autism itu beda-beda ya. Umur sama,

diagnosa bisa sama, tapi symptom ayau behavior bisa beda

gitu kan. Jadi kalau kamu ketemu anak autism satu, ya itu

kamu ketemu satu autism. Kalau dua ya ketemu dua autism

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

214

533

534

535

536

537

gitu kan. Gak bisa digeneralisir. Ya bisa sih tapi kan perlu

waktu untuk observasi dan saya bukan terapis. Jadi ya hal-

hal itu membuat saya, ohh iya ya, kita malah jadi respect

sama anak-anak itu gitu lho. Karena menurut saya mereka

banyak mengajarkan kita berbagai hal.

538 P: Ibu juga belajar dari proses ketemu anak-anak autism ya? Ibu banyak belajar dari anak-anak yang

ditanganinya, sehingga bisa memahami

pola perkembangan dan perilaku anak

autism secara lebih mudah. Hal ini

menunjukkan adanya kemampuan untuk

belajar dari pengalaman.

Program yang ibu jalankan bersama anak-

anak autism juga menjadi lebih mudah

karena yoga yang dilakukan bersama

membantu mereka untuk saling terkoneksi

satu sama lain meskipun tanpa bahasa

verbal.

(537-548) Belajar dari

pengalaman

(554-557) Manfaat yoga

dalam membangun koneksi

antara ibu dan anak

539

540

541

542

543

544

545

546

547

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

S: Oh iya. Saya semua anak-anak jadi kalau buat kita

challenge terus. Maksudnya oh ternyata begini begini. Kita

bisa tebak, bukannya nebak ya, maksudnya mempelajari

gitu lho. Oh kalau dia kalau kita begini begini dia begini

begini. Oh dia sensorinya auditorinya lebih sensitif daripada

visualnya, tapi kakinya type O oh begini begini. Jadi satu

kid punya buku notes di situ symptomnya begini begini,

hari ini programnya ini ini teruuss sampai akhirnya saya

makin, jam terbangnya makin tinggi makin tinggi jadi

makin tau. Lihat sebentar aja, oh ya ini gini gini gini. Apa

ya kayak gitu, I think ya yoga itu bantu saya banyak banget.

Karena yoga saya kan bukan yoga yang, yoga itu tidak

menyembuhkan. Walaupun anak dibawa yoga ke saya, saya

bukan terapis dan yoganya juga tidak menyembuhkan. Tapi

as a human to have self awareness, I think it‟s very

important. To have that connection, between me and the

child, I think it‟s a very beautiful thing gitu. Walaupun dia

gak ngomong, gak bisa ekspresiin. But we can connect, apa

ya istilahnya. Connectnya secara intuitif, dia gak ngomong,

dia gak bilang apa, tapi dia gak kalau di kelas saya gak

pernah ada yang kabur sih. Kalau dia gak suka kan dia bisa

kabur ya. Biar kata dia gak nurut saya, muter-muter doang,

tetep aja dia di situ gak keluar-keluar.

562 P: ibu mulai pegang yoga untuk anak autism yang lain itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

215

563 mulai kapan bu?

564

565

S: sejak saya training sama Sonia Sumar itu sekitar 2009

kalau gak salah. Setelah itu baru saya mulai terima klien.

566 P: tapi mulai sama Raissa udah sebelumnya?

567

568

S: udah sebelumnya. malah sekarang Raissa mau sama guru

yang baru aja, udah bosen sama emaknya.

569

570

P: terus kalau sekarang ini, ibu memandang kehidupannya

ibu itu seperti apa sih?

Ibu memandang kehidupannya sebagai

proses untuk mencapai tujuan, dan tujuan

tersebut lah yang membuatnya setiap hari

bersemangat untuk menjalani hidup.

Meskipun demikian, ibu menyadari bahwa

tidak semua tujuan yang ia rencanakan bisa

tercapai, dan ibu sudah bisa menerima dan

memahami dengan baik cara kerja

kehidupan tersebut.

(571-575) Memiliki tujuan

hidup

(576-580) Memiliki kontak

yang efisien dengan realitas

(581-586) Menghadapi

penolakan dari institusi

pendidikan

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

S: ehm, wow, gak pernah mikir tuh. Ya maksudnya hidup

itu ada purposenya, ada tujuannya. Jadi setiap hari bangun,

kayak excited, because hari ini we‟re gonna do this gitu.

Kayak apa sih menemukan purpose jadi setiap hari tuh ada

semangat gitu. Walapun malah capek juga, but ya udah, but

it‟s also I‟m able to listen to my self. Let‟s say, kalau

pengen sesuatu itu kadang-kadang suka gak dapet ya,

kadang-kadang suka sebel ya. But I get everything about it,

maybe it‟s not for you, maybe that thing is not for you now,

maybe you can have later, dan setelah belajar untuk

menerima kayak gitu-gitu kayak ya udah deh. Raissa berapa

kali ditolak sama sekolahan. Ada beberapa sekolah yang

nolak dia. Padahal saya tuh dateng dengan bilang eh anak

saya autism nih, gini gini gini. Malah dia nolak, atau malah

waiting list, atau apa lah ada aja alasannya. Kayak gitu

sedih juga ya anak gak diterima. Tapi ternyata gak diterima,

terus kita dapet sekolah lain, eh ternyata itu lebih cocok gitu

lho. Sometimes, event yang tidak menyenangkan itu bukan

the end of the world. Sometimes, memang lu gak cocok di

situ. Lu di tempat lain. But maybe I don‟t know, the way

universe bilang kita buat engga di situ ya caranya begitu.

Tapi kan kita ya udah lah, kalau engga di situ ya gak apa-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

216

593

594

apa cari aja di tempat lain. Make sure, kalau kita hidup gak

punya purpose ya, I think it‟s very difficult.

595 P: berarti yang menggerakkan itu purpose-nya ya bu ya? Ibu beranggapan bahwa menyadari tujuan

dalam hidup akan membuat hidup lebih

mudah dan untuk menyadari tujuan

tersebut kita harus terlebih dulu menyadari

diri kita sendiri seperti apa. Perilaku dan

cara bersikap terhadap orang lain dan

lingkungan sosial juga merupakan bagian

dari kesadaran diri.

(596-599) Menyadari

pentingnya mengenali diri

(599-602) Memahami prinsip

moral sebagai makhluk sosial

596

597

598

599

600

601

602

603

S: ya, knowing that we have purpose, apa ya, aware of your

own, aware of yourself, built up your awareness. Awareness

artinya, ehm, how to response to certain behavior, how to

speak to a person, itu penting kan. Maksudnya kita kan

hidup social creatures gitu. Jadi maksudnya gak mungkin

kita nutup diri sendiri, kita ngerasa kita yang paling bener

atau kita sendiri aja. I think to know your purpose to live

it‟s very important. Bukan motivator lho tapi aku.

604

605

606

P: iya kan opini bu ya. terus kalau ngomongin kepuasan

gitu bu. Kalau dikasih skala 1-10 kepuasan ibu ada di skala

berapa terhadap hidup?

Ibu merasa sebagai manusia masih banyak

sekali keinginan yang belum terpenuhi,

akan tetapi ibu tidak memaksakan diri

untuk bisa mewujudkan seluruh keinginan

tersebut.

Pernyataan ibu bahwa ia tidak akan

memiliki penyesalan jika suatu hal terjadi

pada dirinya menunjukkan bahwa ibu telah

memiliki rasa aman yang memadai

terhadap kondisi kehidupannya saat ini

sehingga tidak memiliki rasa cemas yang

berlebihan jika terjadi sesuatu pada dirinya.

Rasa aman tersebut ibu dapatkan karena

merasa telah melakukan upaya-upaya bagi

anak-anaknya dengan terus

mengembangkan diri agar dapat membantu

perkembangan anak-anaknya. Kelancaran

upaya yang dilakukan tidak lepas dari

(607-614 & 617-619)

Memiliki kontak yang efisien

dengan realitas

(610-611) Rasa aman dalam

kehidupan

(613-616 & 620-626)

Melakukan upaya untuk

mengatasi kekhawatiran

terkait kondisi anak

(628-630) Dukungan

lingkungan sosial

(632-635) Memiliki tujuan

hidup yang wajar

(640-643 & 656-658)

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

S: wah namanya juga manusia pasti banyak maunya ya kan.

Iya tapi juga gak ngoyo, ngoyo ya istilahnya. Yang pasti

aku ngerasa masih banyak banget yang aku mau. Kalau

puas gak puas ya, my life is enough. Is enough, artinya, if

something happen to me tomorrow, I have no regrets.

Terkait Raissa ya memang semua orang tua pasti akan

mempersiapkan yang terbaik buat anak. Mengenai

kekhawatiran, pastilah kita punya. Maka dari itu, kami sejak

awal selalu mengikuti perkembangan anak dan program

terapi atau ilmu seputar tumbuh kembang anak dan remaja.

Mengetahui kita punya batasan waktu maka kita tidak ingin

menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal tidak penting. We

live in present. Not in the past, not in the future. Yang kami

bisa lakukan sebagai orang tua adalah menyiapkan anak-

anak untuk mandiri, karena kami tidak akan mendampingi

mereka selamanya. Sampai sekarang saya masih rutin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

217

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

635

636

637

638

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

mengikut training, seminar, workshop yang berhubungan

dengan Autism, karena ilmu pengetahuan terus

berkembang, penelitian tentang otak semakin banyak dan

teknologi semakin baru. Kami terus mengupdate ilmu

pengetahuan tentang bagaimana otak manusia belajar.

Semua bisa didapat berkat internet dan networking kami di

berbagai negara. Mereka terus memberikan update terbaru

untuk ilmu pengetahuan. Paling tidak, itu yang bisa kami

berikan untuk anak-anak kami. Investasi terbaik adalah self-

knowledge. Tapi kalau mau ya masih banyak. Pengen

punya center yang lebih gede, pengen punya ini, pengen

belajar itu. Tapi ya make sure everyday, setiap hari bikin

keputusan yang tidak membuat penyesalan gitu lho. Nah

untuk tau keputusan yang bener kan we have to very apa ya,

have a big thought. Untuk mikirin bener what is my

decision. Sebetulnya decision itu kita gak perlu tanya sama

orang. Because all the decision we can, we know the

answer. But to able to listen to yourself, nowadays it‟s not

easy gitu. Karena dari a lot of distraction, handphone, social

media, you know, peers pressure atau misalnya orang lain,

itu kan gak gampang untuk gak mau dengerin itu semua just

listen to ourselve, it‟s not easy. Jadi untuk saya saat ini

adalah saya harus punya satu waktu yang untuk saya

sendiri, gak boleh ada distraction. Every morning, mungkin

sejenis meditation ya, mungkin I don‟t know, mungkin

mindfulness I don‟t know. But I just need the time, every

morning, untuk duduk bengong, gak ngapa-ngapain, just to

be with myself. And then along the way, setelah itu mau

bikin apa ya udah gak apa-apa gitu. Tapi kalau kita gak

punya connection to ourselves I think it‟s hard to apa ya,

bantuan kenalan di bidang tersebut.

Dapat memutuskan sendiri pilihan-pilihan

dalam kehidupan artinya seseorang harus

memiliki pengetahuan yang baik mengenai

motif, keinginan, tujuan, ambisi, dan

sebagainya yang ia miliki untuk hidupnya.

Ibu menyadari kehidupan sosial dalam

perkembangan modern saat ini dapat

membuat seseorang kesulitan untuk benar-

benar mendengarkan dirinya sendiri tanpa

terpengaruh dengan pendapat eksternal.

Tantangan gaya hidup dan

media sosial

(644-653) Mengupayakan

lebih dekat dengan diri

sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

218

653

654

655

656

657

658

659

menjalankan hari-hari. Karena everyday is always occupied

with external. To be with your internal, listen to your

internal, it‟s not easy sekarang-sekarang ini. Nowadays, to

disconnect is a luxury. Apa lagi social media kan, aduh ini

orang jalan-jalan, hidupnya perfect, gini-gini there‟s no

such a thing. Tapi ya sekarang tinggal kitanya aja how to

receive that apa bombardir informasi.

660

661

662

P: kalau misalnya ibu punya kemampuan untuk mengubah

kehidupan ibu yang kemarin-kemarin, itu ada hal yang

pengen ibu ubah ga?

Ibu memiliki keprihatinan terhadap

kebiasaan manusia yang dapat merusak

alam dan bumi. Ibu merasa kebiasaan

tersebut dibentuk melalui pembelajaran

orangtua di rumah, sehingga seharusnya

orangtua memberikan contoh yang baik

pada anaknya.

(665-673) Memahami prinsip

moral

(674-676) Memiliki

kesadaran terhadap tanggung

jawab orang tua

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

S: mau jadi penyanyi. haha. gak ada hubungannya ya.

Mungkin saya akan ubah gak boleh ada pabrik plastik.

Karena nyampahin laut. Ya aku sih senang binatang ya, dan

dari dulu suka sebel lihat orang buang sampah, buang

plastik. Kadang-kadang sebel juga nih limbah plastik

ganggu. Tapi ya kalau kita gak mulai dari diri sendiri,

kayak ngajarin anak-anak, I think it‟s, ya udah bumi itu

cuma satu ya gak ada bumi kedua. Jadi maksudnya kita as a

human tinggal berbagi space ini I think penting bagi kita

untuk punya self awareness, ya untuk jaga lingkungan. At

least gak buang sampah lah sembarangan. Ya karena kalau

kita lihat ya itu kan dari rumahnya ya. Berarti orang tua

dong yang ngajarin. Nah kalau orangtuanya gak aware,

gimana. Anak kan nyontoh doang.

677

678

679

P: terus masih seputar kehidupan ibu, pasti lah kita hidup

gak mungkin gak ada masalah bu ya. Terus ibu memandang

masalah yang datang ke ibu itu kayak gimana?

Ibu memiliki cara untuk menemukan solusi

dari permasalahan yang hadir dalam

hidupnya dengan menenangkan pikiran

terlebih dahulu sehingga dapt berpikir

jernih dalam memutuskan solusi yang

tepat.

(680-683 & 694-698)

Mampu mengatasi tekanan

(691-693) Tantangan

perkembangan teknologi

680

681

682

S: ehm, as a lesson. Sebagai pelajaran, artinya kalau kita

punya masalah itu pasti ada solusinya. But, untuk mencari

solusinya itu yang kita mesti duduk, tenang, pikirin, gak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

219

683

684

685

686

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

cepat panik, dan itu yang harus terus kita latih gitu lho.

Berlatih, jadi kalau saya bilang ya, orang-orang jaman

angkatan bapak saya, bapak saya kan pejuang ya ‟45. Kecil

16 tahun udah perang. Iya kan, jadi dengan hidup keras itu

justru itu sebenarnya bagus lho. Artinya untuk melatih

mental kita untuk strive. Artinya berjuang untuk fight

resilience. Gimana di press, dengan pressure seperti itu

dengan kehidupan yang gak enak how to survive. Nah kalau

orang jaman sekarang kan semua udah modern. Mau apa

tinggal pencet. Mau makan ini tinggal pencet go food. Jadi

there‟s no will to fight. Nah itu yang serem sebenarnya. Jadi

kalau saya ngelihat challenge, I think ehm masalah, itu

something to learn from. Ya kan, dengan ada masalah itu

membuat kita kreatif membuat kita mikir, oke kalau ke sini

saya gak bisa saya mesti ngapain nih. Justru itu ngasah

pikiran kita gitu. Kalau dilihat kan lagu-lagu aja deh

jamannya Beatles, jaman dulu itu kan liriknya bagus-bagus

ya maksudnya bermakna gitu lah. Lagunya, aransemen

musiknya juga bagus-bagus. Kalau sekarang kan kayak,

dengar sekali dua kali udah lupa. Udah gak tau siapa yang

semuanya sama semua gitu kan. Kalau dulu kan oh yang

nyanyi ini yang nyanyi ini gitu. Jadi I think it‟s about, ya

permasalahannya saya perpaduan dari era jaman dulu dan

jaman sekarang. Tapi saya I love technology gitu lho

maksudnya saya bersyukur hidup di teknologi ini, tapi what

matter is to limit to limit terhadap teknologi supaya gak

tergantung maksudnya gitu ya. Tapi juga untuk kerja keras

gitu. Kerja keras artinya hidup tuh bukan cuma buat duit ya.

Punya duit bagus, punya bisa macem-macem. Tapi juga

duit itu juga bisa bikin kamu lebih bagus atau kamu gak

Ibu menyadari kemudahan yang diberikan

kemajuan teknologi dapat mengikis

ketahanan individu dalam mengahadapi

tantangan hidup. Meskipun demikian, ibu

tidak menutup diri dari kemajuan teknologi

tersebut. Ibu beranggapan yang perlu

dilakukan adalah membatasi diri agar tidak

sepenuhnya bergantung pada kemudahan

yang diberikan oleh teknologi tersebut dan

menerapkannya pada seluruh aspek dalam

kehidupan.

Kesadaran terhadap perlunya melatih diri

melalui tantangan-tantangan kehidupan

menunjukkan ibu memiliki pandangan

yang luas terhadap realitas bahwa kita

harus memiliki ketahanan diri untuk

menghadapi hidup.

(705-707) Terbuka terhadap

perkembangan teknologi

(710-716) Memiliki kontak

yang efisien dengan realitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

220

713

714

715

716

717

718

719

lebih bagus gitu. Tapi kalau kamu melihat life itu sebagai

challenge, I think it‟s good. Ketemu masalah itu bagus

artinya kamu dilatih untuk lebih resilient, untuk lebih tough,

untuk lebih gitu. Jadi semua pasti ada solusinya dan semua

pasti akan melewatinya juga sih. It will pass. Tapi untuk ke

sananya tuh how you can cope with your challenge, I think

you need the strategy. Itu aja sih.

720

721

P: terus kalau saat ini untuk mengisi kehidupan ibu sehari-

hari, kegiatannya ibu apa aja?

Keseharian ibu diisi dengan mengajar yoga

pada hari kerja dan menghabiskan waktu

bersama anak-anaknya pada akhir pekan.

Selain aktivitas rutin, sebagai praktisi yoga

ibu juga aktif memberikan seminar dan

pelatihan tentang yoga.

Aktivitas ibu sehari-hari tidak hanya

ditujukan untuk pengembangan dirinya,

tetapi juga untuk membantu mengatasi

permasalahan ibu dan anak yang terkait

dengan perkembangan anak.

(725-728) Mengupayakan

untuk menjaga relasi yang

baik

(728-731) Mampu untuk

produktif

(731-733) Memberikan

kontribusi terhadap

lingkungan

722

723

724

725

726

727

728

729

730

731

732

733

734

S: saya di sini Senin sampai Jumat. Dulu saya Sabtu sampai

Minggu masih ngajar klien privat untuk yoga untuk autism.

Jadi Sabtu-Minggu masih kerja juga kan dua tahun yang

lalu. Tapi belakangan anak-anak pada ngomel. Jadinya

Sabtu-Minggu saya udah ga kerja paling ikut kelas yoga

atau fitness, rileks lah sama family gak terlalu mikirin

kerjaan. Tapi Sabtu kadang-kadang saya juga masih sering

kasih workshop. Tapi gak every Saturday, paling once a

month atau twice a month. Terus ya Senin sampai Jumat

saya di sini. Bantu pegang anak-anak juga, bikin program

buat mereka, ketemu sama orangtuanya, update program

anaknya, kalau ibunya perlu apa ya saya bisa kasih advice

atau apa.

735

736

737

P: awalnya kan ibu belajar yoga untuk anak itu untuk

Raissa aja. Terus apa sih yang bikin ibu akhirnya mau

pegang anak yang lain dan buka center ini?

Pengetahuan yang baik mengenai kondisi

anaknya membuat ibu bisa menentukan

program-program yang sesuai untuk

mendukung perkembangan anaknya.

Keputusan ibu untuk membuka pusat

pelatihan yoga untuk anak didasari dengan

adanya keterbatasan dari tepai

(741-748) Memiliki

pengetahuan yang memadai

mengenai autism

(749-751 & 757-760)

Menemui keterbatasan terapi

konvensional

738

739

740

741

742

S: jadi waktu itu sebenarnya saya juga, semuanya karena

gak sengaja sih. Jadi saya pikir waktu itu anak saya kalau

untuk program yang saat ini di sini sekarang kid therapy ini

gara-gara anak saya saya bawa juga ke sana. Anak autism

itu biasanya mengalami low tone. Artinya muscle-nya itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

221

743

744

745

746

747

748

749

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

gak fully develop artinya kadang-kadang kayaknya motorik

halusnya itu gak terlalu berkembang karena motorik

kasarnya juga gak fully develop. Karena memang mereka

juga pasti ada delay kan, dibanding anak-anak lain. Kalau

kita lihat dari developmental milestone, anak neurotypical

dan anak autism itu pasti ada perbedaan. Tapi secara fisik,

mereka juga mengalami perbedaan. Nah hanya kalau dari

jaman dulu waktu anak saya didiagnosa, gak pernah ada

yang nyuruh anak saya fisioterapi. Padahal yang saya

kerjakan itu sebenarnya fisioterapi. Fisioterapi okupasi yang

saya bilang yoga pose downward facing dog, atau dia pose

ular, itu sebenarnya kan menggunakan otot sama tubuh gitu.

Untuk menguatkan dia, karena kalau engga dia pola

napasnya gak bagus, badannya juga round, posturnya juga

gak bagus. Nah itu kalau dulu tuh autism pasti disuruhnya

cuma SI (Sensory Integration) sama OT (Ocupational

Therapy). Pasti hanya itu. Gak pernah ada yang nyuruh saya

fisioterapi. Tapi along the way saya ke sini, saya pikir saya

udah banyak networking saya anak dengan autism. Terus

kok semua problemnya sama ya. Semua punya low tone

muscle. Dan muscle itu berhubungan dengan speech.

Kebanyakan anak autism speech problem. Karena apa,

karena posturnya jelek, pola napasnya juga jelek. It‟s all

connected gitu. Kita gak bisa ngelihat anak autism tuh

kayak dibagi-bagi doang. Misalnya oh speech cuma sekitar

segini (leher ke atas), terus kalau gross motor cuma badan

otot besar doang, kalo motorik halus cuma ini. Gak bisa

kayak gitu. Jadi gimana saya ngelihat anak saya banyak

perubahan waktu saya kirim ke program kayak gini tapi di

Malaysia. Jadi baru kayak, oh iya ya, berarti semua itu

konvensional yang dianggap kurang

mampu mengatasi hambatan yang dialami

anak berkebutuhan khusus secara

keseluruhan.

Keputusan membuka pusat pelatihan ini

juga diambil karena ibu mampu melihat

pola kebutuhan anak berkebutuhan khusus

dari pengalamannya terlibat langsung

dengan anak-anak tersebut.

(760-774) Belajar dari

pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

222

773

774

775

776

777

778

779

harus berasal dari gerakan. Gak mungkin ga bergerak itu

bisa improve. Nah makanya saya buka center ini karena

center ini di luar dari metode terapi konvensional, semua

anak harus exercise. Hanya itu yang bikin dia bisa

berkembang lebih baik atau menjadi lebih baik. Awareness-

nya ada, speechnya improve, sensory integrationnya juga

lebih balance. Hanya dengan gerakan, that‟s it.

780

781

P: jadi karena ibu menyadari selama ini yang konvensional

kurang memnuhi kebutuhan bu ya

Ibu kembali menegaskan keterbatasan yang

dimiliki terapi konvensional sehingga

kurang mampu mengatasi hambatan yang

dimiliki anak berkebutuhan khusus,

khususnya autism.

Ibu menjelaskan manfaat yang diberikan

yoga secara umum yang sekiranya bisa

menutupi kekurangan terapi konvensional

saat ini sehingga bisa memenuhi kebutuhan

anak untuk mengoptimalkan

perkembangannya.

Analisis yang ibu lakukan untuk

mengetahui kebutuhan anak dengan autism

melalui hambatan-hambatan yang mereka

miliki menunjukkan kemampuannya untuk

belajar dari pengalaman.

Keputusan ibu untuk membuka pusat

pelatihan yoga untuk anak tidak hanya

demi mengoptimalkan perkembangan

anaknya, tetapi juga agar ibu bisa berbagi

(782-786) Menemui

keterbatasan terapi

konvensional

(789-793) Keterbatasan fisik

anak autism

(796-800) Prinsip kesatuan

napas dan gerakan dalam

yoga

(810-818) Belajar dari

pengalaman

(824-829) Memberikan

kontribusi melalui yoga

center

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

S: dan terlalu banyak birokrasi gitu. Maksudnya, oh cuma

ini doang saya speech terapi doang. Terapi yang arah mulut

doang. No, the therapy, untuk speech itu memang

problemnya yang di rahang, lidah, dan bibir. Tapi yang

utama itu adalah napas. Kita ngomong, kita nyanyi, kita

minum, kita makan, itu kan pakai napas. Kalau kita punya

napas itu terganggu, otomatis yang namanya speech pasti

napas. Punya posture problem, diafragma gak berkembang,

pasti napasnya terganggu. Napasnya terganggu pasti

speechnya terganggu. Pasti emosi juga terganggu. Anxiety,

sering anxiety, sering tantrum, sering nervous, itu kan all

connected. Istilahnya kalau aku lihat anakku itu as a whole.

Gak bisa dipotong-potong, oh saya pegang ini doang ya,

saya gak tau deh bagian yang lain kan itu bukan urusan

saya. Gak bisa begitu. And yoga is about, kalau saya balikin

lagi kenapa saya mengambil prinsip itu, because yoga is a

union. Yoga itu kan katanya dari „yuj‟, yuj itu kan

gabungan artinya union. Unionnya apa ya antara breath and

movement. Semua orang bisa gerak sekarang bisa napas,

karena kalau ada problem gimana that‟s means, even you

have problem in movement, either your breathing is

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

223

803

804

805

806

807

808

809

810

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

825

826

827

828

829

830

problem. Gitu, sekarang saya karena saya menjadi yoga

education trainer, saya juga dapat akses untuk, oh ya

ternyata yoga itu bisa bantu untuk respiratory system. Oh

ternyata yoga bisa membantu cardio vascular system. Jadi

banyak saya pelajari, ternyata baru ke belakang kan,

semenjak saya menjadi yoga trainer, akses jurnal untuk tau

tentang berhubungan dengan mental, berhubungan dengan

fisik, itu baru along the way. Tapi saya melihatnya di

program saya adalah you need to move. Kalau gak fokus,

bukannya dilesin matematika atau apa, tapi mesti move.

Iya, artinya banyak gerak gak. Kalau dia gak banyak gerak

pasti dia akan punya problem either dia social problem atau

motorik problem, pasti akan ada problem. Nah sekarang

kalau mau dilihat, brain itu kan neuro plasticity, itu research

yang ngomong. Tapi the only way to change your brain is

through movement. Betul kan? Kenapa orang stroke mesti

fisioterapi? Digerak-gerakin meskipun dia gak bisa gerak

sendiri. Otherwise, ototnya gak developed. Otherwise the

brain gak ada activity, gak ada function. Ya kan, jadi the

only way to changes the brain, and autism is neurological

disorder, is through movement. Itu yang membuat saya

memutuskan untuk akhirnya to do something, to help

others, gitu. Ya mungkin saya gak bisa nolong semua

orang, but at least one child at a time gitu. At least aku ada

di sini tau purpose ku apa, I have these knowledes yang gak

mungkin aku keep sendiri. Let‟s share the knowledge and

then that‟s why aku akhirnya memutuskan untuk membuka

ini.

ilmu dengan ibu dan anak lain yang

mengalami permasalahan serupa.

831

832

P: terakhir bu, kasih closing statement dong bu mengenai

hidupnya ibu sekarang seperti apa

Ibu meyakini tiga nilai utama dalam

kehidupan yaitu compassion, integrity, dan

(834-843) Memiliki prinsip

pribadi yang sesuai nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

224

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

S: ehm, statement tentang kondisi sekarang, ehm gak pinter

tuh saya bikin begitu-begitu. Sebentar. So, what is life?

Ehm, mendingan gini aja. Saya punya value of life ya.

Value of life saya is compassion, integrity, and resilience.

Jadi hidup itu harus punya integritas. Artinya gak nyolong

sana sini, harus jujur, ya integritas lah. Maksudnya ada

integritasnya. Terus kemudian compassion. Compassion

artinya ada empati. Sebelum bertindak negatif pikirin dulu

other people. Kalau kita di posisi orang itu, how do we feel.

And you know that to have compassion gak cuma ke

manusia tapi juga ke lingkungan. And then satu lagi for me,

resilience. Sangat-sangat penting karena kalau kita

gampang breakdown, it wont take you anywhere. To be

resilient artinya semakin ditekan kita semakin mikir kreatif

mesti ngapain. Bukan nge-tough ya, maksudnya it‟s okay to

cry kayak laki cry it‟s okay. To be resilient maksudnya

kalau kita jatuh, oke, karena kalau kamu ada di bottom up

gitu bottom rock down the only way to help yourself is to

woke up. Ya kan, jadi untuk punya mental resilient itu it

need practice, gak ada pilnya. Gak bisa beli pil minum, gak

punya. Jadi mesti ngelihat hidup semakin banyak

challenges bukan artinya hidup itu gak adil, tapi justru

membuat kamu lebih akan membuat kamu lebih baik lagi.

Ya kan, so to have that, menurut aku tiga itu value itu,

penting untuk bisa survive di sekarang ini. Kalau engga sih

susah ya. Sustainabilitynya akan jadi apa ya, untuk lebih

long lasting akan lebih sulit ya gitu. Kita as a human race

mesti bisa seperti itu.

resilience, dan prinsip tersebut juga

diyakini sebagai nilai moral dalam

lingkungan sosial. Hal tersebut

menunjukkan ibu menyadari nilai-nilai

yang diterima dalam lingkungannya

sehingga bisa diterima baik pula dalam

kelompok sosial.

Ibu menyadari bahwa resiliensi atau daya

tahan sangat dibutuhkan untuk menghadapi

tantangan kehidupan yang cukup keras,

tetapi tidak menolak kenyataan bahwa

manusia pasti memiliki kelemahan dan

titik lelah. Yang terpenting bagaimana bisa

kembali bangkit dari titik lelah tersebut.

moral

(844-847) Mampu mengatasi

tekanan

(847-851) Memiliki kontak

yang efisien dengan realitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

225

Daftar Tema Informan 1

Dukungan lingkungan sosial

Melakukan pencarian informasi secara mandiri

Mampu mengatasi tekanan

Memiliki kontak yang efisien dengan realitas

Kondisi kognitif yang baik dari ibu

Tantangan komunikasi ayah dan anak

Tantangan untuk memahami perilaku anak

Memiliki minat pada aktivitas tertentu

Tantangan dalam perbedaan pola pengasuhan

Konsistensi sikap

Menambah pengetahuan dengan berpartisipasi aktif di berbagai seminar dan

pelatihan

Memiliki tujuan dan harapan dalam hidup

Tantangan proses yang melelahkan

Fokus utama pada perkembangan anak

Mengupayakan peningkatan kondisi anak dengan terapi alternative

Mampu menjaga relasi

Perasaan senang atas peningkatan kondisi anak

Belajar dari pengalaman

Mengupayakan pengembangan anak melalui program rumah dan terapi

konvensional

Yoga membantu perkembangan anak secara fisik dan emosi

Mengembangkan empati anak melalui yoga

Mampu memahami harapan sosial

Mengembangkan diri melalui kegiatan seminar

Mengembangkan empati dan tanggung jawab anak melalui kegiatan di alam dan

hewan peliharaan

Mampu menilai diri sendiri

Peningkatan kondisi anak sebagai penguatan

Tantangan untuk membantu anak mengatur jadwalnya

Perasaan bangga atas pencapaian anak

Manfaat yoga untuk regulasi emosi

Manfaat yoga untuk meningkatkan kepekaan dengan anak

Yoga memberikan perubahan

Menambah pengetahuan melalui membaca

Terbuka pada pemikiran baru

Memiliki kepercayaan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

226

Mampu menciptakan kenyamanan dalam hidupnya

Mampu menyadari tanggung jawab diri sendiri sebagai individu

Mampu untuk berkarya dan produktif

Manfaat yoga dalam membangun koneksi antara ibu dan anak

Memiliki tujuan hidup

Tantangan terkait penolakan dari institusi pendidikan

Menyadari pentingnya mengenali diri

Memahami prinsip moral sebagai makhluk sosial

Rasa aman dalam kehidupan

Melakukan upaya untuk mengatasi kekhawatiran terkait kondisi anak

Memiliki tujuan hidup yang wajar

Tantangan gaya hidup dan media sosial

Mengupayakan lebih dekat dengan diri sendiri

Memahami prinsip moral

Memiliki kesadaran terhadap tanggung jawab orang tua

Tantangan perkembangan teknologi

Terbuka terhadap perkembangan teknologi

Mengupayakan untuk menjaga relasi yang baik

Memberikan kontribusi terhadap lingkungan

Menemui keterbatasan terapi konvensional

Tantangan keterbatasan fisik anak autism

Prinsip kesatuan napas dan gerakan dalam yoga

Memberikan kontribusi melalui yoga center

Memiliki prinsip pribadi yang sesuai nilai moral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

227

Pengelompokan Tema Informan 1

Kelompok: Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental

Tema Sub tema

Lingkungan sosial,

peningkatan kondisi anak

dan karakteristik pribadi

yang memberi penguatan

Dukungan lingkungan sosial

Kondisi kognitif yang baik dari ibu

Konsistensi sikap

Perasaan senang atas peningkatan kondisi anak

Peningkatan kondisi anak sebagai penguatan

Perasaan bangga atas pencapaian anak

Memiliki kepercayaan diri

Keluarga, kondisi anak,

terapi dan pandangan sosial

sebagai tantangan dalam

proses pengasuhan

Kebingungan komunikasi ayah dan anak

Menghadapi ketidakstabilan perilaku anak

Adanya perbedaan pola pengasuhan dalam keluarga

Proses pengasuhan yang melelahkan

Keterbatasan anak untuk mengatur jadwalnya

Menghadapi penolakan dari institusi pendidikan

Tantangan gaya hidup dan media sosial

Menemui keterbatasan terapi konvensional

Keterbatasan fisik anak autism

Kelompok: upaya-upaya menghadapi kondisi anak

Tema Sub tema

Menghadapi kondisi anak

melalui berbagai bentuk

pengembangan diri

Melakukan pencarian informasi secara mandiri

Menambah pengetahuan dengan berpartisipasi aktif di

berbagai seminar dan pelatihan

Mengembangkan diri melalui kegiatan seminar

Menambah pengetahuan melalui membaca

Melakukan upaya untuk mengatasi kekhawatiran terkait

kondisi anak

Mengupayakan berbagai

jenis terapi dan aktivitas

untuk meningkatkan kondisi

anak

Fokus utama pada perkembangan anak

Mengupayakan peningkatan kondisi anak dengan terapi

alternatif

Mengupayakan pengembangan anak melalui program

rumah dan terapi konvensional

Mengembangkan empati dan tanggung jawab anak

melalui kegiatan di alam dan hewan peliharaan

Peningkatan dalam kualitas

fisik, emosi, dan kepekaan

pada hubungan ibu dan anak

melalui yoga

Manfaat yoga untuk regulasi emosi

Yoga membantu perkembangan anak secara fisik dan

emosi

Mengembangkan empati anak melalui yoga

Manfaat yoga untuk meningkatkan kepekaan dengan

anak

Yoga memberikan perubahan

Manfaat yoga dalam membangun koneksi antara ibu dan

anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

228

Prinsip kesatuan napas dan gerakan dalam yoga

Kelompok: manifestasi kesehatan mental

Tema Sub tema

Keterampilan dalam

menghadapi tekanan sosial

serta berelasi dan

beradaptasi dengan

kehidupan sosial

Mampu mengatasi tekanan

Memiliki kontak yang efisien dengan realitas

Mampu memahami harapan sosial

Terbuka pada pemikiran baru

Memahami prinsip moral sebagai makhluk sosial

Memahami prinsip moral

Memiliki kesadaran terhadap tanggung jawab orang tua

Terbuka terhadap perkembangan teknologi

Mengupayakan untuk menjaga relasi yang baik

Memberikan kontribusi terhadap lingkungan

Memberikan kontribusi melalui yoga center

Memiliki prinsip pribadi yang sesuai nilai moral

Kemampuan mengenali diri

dan mengembangkan

potensi diri

Memiliki minat pada aktivitas tertentu

Memiliki tujuan dan harapan dalam hidup

Belajar dari pengalaman

Mampu menilai diri sendiri

Mampu menciptakan kenyamanan dalam hidupnya

Mampu menyadari tanggung jawab diri sendiri sebagai

individu

Mampu untuk berkarya dan produktif

Memiliki tujuan hidup

Menyadari pentingnya mengenali diri

Rasa aman dalam kehidupan

Memiliki tujuan hidup yang wajar

Mengupayakan lebih dekat dengan diri sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

229

Analisis Data Informan 2 (Amalina)

No. Transkrip Komentar Tema

1 P: boleh tau usianya Arin bu? Ibu sudah cukup lama memiliki anak

dengan kebutuhan khusus, kurang lebih

selama 24 tahun terhitung sejak didiagnosis

mengalami Down Syndrome.

Orientasi awal mengenai

anak dari subjek 2 S: Arin itu tahun 93 jadi sekarang berapa ya? 24 ya?

3

4

P: iya 24 bu ya. Terus kalau dulu bu waktu pertama

didiagnosis down syndrome itu kapan ya bu ya?

5 S: ya jadi pas lahir itu

6 P: langsung bu?

7

8

S: engga, jadi kita setelah dua minggu baru diberitahu kalau

anaknya down syndrome gitu. Dokternya gak tega.

9 P: oh jadi sebenarnya dokternya sudah tahu dari awal?

10 S: iya sudah tahu.

11 P: oh berarti ketika hamil Bu Lina juga belum tahu ya bu?

12

13

S: oh engga tahu. Karena waktu itu kayaknya deteksi gak

secanggih sekarang ya

14

15

P: terus ketika ibu dikabari tentang diagnosis itu, reaksi

awal Ibu Lina seperti apa?

Ibu mengalami keterkejutan sebagai reaksi

atas diagnosis anaknya. Reaksi tersebut

merupakan bentuk dari ketidaksiapan ibu

menghadapi diagnosis terhadap anaknya.

Ketidaksiapan tersebut disebabkan karena

minimnya pengetahuan ibu mengenai

Down Syndrome dan kondisi fisik yang

kurang baik.

(16-22) Ketidaksiapan

menerima diagnosis karena

kurangnya pengetahuan

(28-30) Ketidaksiapan

menerima diagnosis karena

kondisi fisik yang kurang

baik

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

S: ya kaget, otomatis shock lah ya. Cuma shocknya itu tetap

belum tahu gak punya bayangan down syndrome itu seperti

apa. Walaupun sebenarnya saya sudah sering lihat apa

namanya, anak-anak seperti anak saya. Cuma saya gak tahu

itu namanya down syndrome gitu lho. Tahunya anak idiot

gitu aja ya. Tapi gak tahu kalau itu down syndrome. Diberi

tahu anaknya down syndrome kan gak bisa bayangin.

Bayangan saya waktu itu juga kan, karena kepalanya ukuran

kepalanya kan lebih besar dari normal, jadi makanya

disesar. Nah itu, waktu itu ya apa namanya bayangannya itu

yang hydrocephalus itu lho mbak. Waktu itu ya wah, saya

shock sekali. Jadi belum tahu ya selama dua minggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

230

28

29

30

31

32

Karena sesar jadi saya bleeding juga. Jadi mungkin

dokternya kasihan ya, takut stres dua kali gitu. Jadi

diberitahu anaknya down syndrome itu suami saya. Terus

suami saya kasih tau ke saya kalau anaknya ada kelainan

gitu. Wah saya pikirannya udah yang jelek-jelek gitu.

33

34

P: jadi awalnya dikasih tahunya suami ibu dulu? Baru suami

ibu yang kasih kabar ke ibu?

35

36

S: iya. Terus dua minggu kedua, eh jadi setelah dikasih tahu

seminggu kemudian baru ditunjukkan anaknya.

37 P: oh ibu baru lihat setelahnya berarti? Ketidaksiapan ibu yang didasari kurangnya

pengetahuan mengenai down syndrome

semakin terlihat saat ibu pertama kali

melihat kondisi fisik anaknya.

Sentuhan fisik dengan anak membantu ibu

untuk beradaptasi dengan kondisi anaknya

Hal yang justru membuat ibu merasa

semakin tertekan dengan kondisi anaknya

adalah komentar yang diberikan oleh

lingkungan terdekat atau keluarga.

(38-44) Ketidaksiapan dan

penolakan karena melihat

kondisi fisik anak

(45-47 & 52-57) Berusaha

menyadari dan menerima

melalui interaksi fisik

(48-51) Ketidaksiapan karena

kurangnya pengetahuan

(57-70) Tantangan

menghadapi komentar

keluarga yang kurang baik

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

S: iya, setelah ditunjukkan anaknya, saya ngelihatnya,

karena kepalanya malah kecil banget. Jadi setelah dua

minggu lahir, mengecil kepalanya. Malah kecil sekali Arin

itu. Kecil banget pokoknya kayak anak monyet gitu.

Beneran. Mukanya juga, matanya bulat gitu, hidungnya

kecil gitu ya. Benar-benar waktu itu. Sampe saya itu ya pas

dikasih dokternya itu sampe tak lepas gitu. Karena kaget.

Kok kayak gini anaknya gitu. Nah tapi habis itu saya

langsung sadar oh ini anak saya. Terus saya peluk. Saya

peluukk aja. Terus saya berusaha untuk menyusui. Udah

terus gitu. Tapi saya shocknya itu justru pas sebelum lihat

anaknya jadi bayangannya itu kan macem-macem. Nah

setelah lihat anaknya, ya kaget pertama kok anaknya aneh

bentuknya gitu kan. Maksudnya kecil gitu. Terus ya tapi

cuma sebentar sesaat aja. Kaget terus tapi habis itu langsung

dipeluk langsung, kayak gitu. Saya peluk, terus saya

berusaha menyusui dia. Gak, saya merasa ketika saya

menyusui saya gak melihat sesuatu yang aneh dengan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

231

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

saya gitu, dengan Arin gitu. Ya saya merasakan, ini anak

saya, gitu aja gitu lho. Cuma setelah kemudian berjalan

waktu, baru kan omongan kiri-kanan, keluarga kiri-kanan

kayak gitu. Itu justru yang malah meng-infulence perasaan

saya. Malah lingkungan yang membuat saya perasaannya

gak karu-karuan karena kan dulu gak tahu ya, tahunya

keturunan. Keturunan siapa? Kita gak ada keturunan, sana

gak ada keturunan. Ya kayak gitu ya. Itu yang membuat jadi

shock. Jadi apa ya, mungkin kayak ini anakku, bisa

menerima anaknya iya. Tapi berusaha untuk menekan

omongan orang itu tu yang merasuk ke dalam. Sebetulnya

itu. Kehadiran anaknya sendiri gak masalah. Komentar dari

keluarga justru. Kalau dari orang luar saya gak terlalu

perduli. Karena dari keluarga kedua belah pihak kan.

Orangtua saya, mertua saya kan gitu.

71 P: itu proses adaptasinya berapa lama bu? Setelah mampu menyesuaikan diri dengan

kondisi anaknya, ibu mulai memikirkan

upaya yang bisa dilakukan untuk

mengoptimalkan perkembangan anaknya,

dimulai dengan melakukan pemeriksaan

secara keseluruhan di rumah sakit.

Pengetahun yang terbatas mengenai Down

Syndrome menyebabkan ibu memiliki

ekspektasi yang kurang sesuai dan kurang

realistis terhadap kondisi anaknya.

Adanya bantuan profesional untuk

menjelaskan penyebab kondisi anaknya

membuat ibu merasa lega karena tekanan

(72-77) Melakukan upaya

pengembangan anak dengan

pemeriksaan secara

menyeluruh

(78-81) Bantuan profesional

untuk menjelaskan kondisi

anak

(81-87) Ekspektasi

berlebihan karena kurangnya

pengetahuan

(88-91) Perasaan lega

terlepas dari komentar

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

S: saya termasuk alhamdulilah termasuk cepat. Jadi pas

persis 1 bulan, saya pingin bawa anak saya ke Harapan Kita

untuk check up semuanya, Harapan Kita rumah sakit

jantung karena dokter di sini bilang ini jantungnya belum

sempurna terbentuk gitu. Ada lubang sedikit jadi saya pikir,

wah ini harus segera ditanganin mungkin bisa ditanganin

gitu. Dibawa ke sana malah ketemu sama dokter dari Jepang

ahli kromosom. Akhirnya dicek kromosomnya, terus

dijelaskan bahwa ini bukan keturunan di depan kedua belah

pihak keluarga. Jadi setelah itu saya udah, nah pemikiran

saya positif aja waktu itu. Gimana jalan keluarnya supaya

anak saya nomal. Karena saya gak tahu, gak ngerti kalau itu

gak bisa normal gitu. Bahwa itu tu sel gitu kan. Gak ngerti.

Ya itu, terus ya udah gimana caranya terus di sana dites-tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

232

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

segala macem gitu. Ya pikiran saya waktu itu cuma gimana

caranya anak saya berkembang lebih baik. Gitu aja. Jadi

cepat sih saya adaptasinya. Sebenarnya waktu setelah dokter

menjelaskan ini bukan keturunan waktu itu udah plong

banget mbak. Karena yang bikin tekanan ya anggapan

keluarga itu. Tapi semakin ke sini ya keluarga juga baik-

baik saja, bisa semakin menerima. Lingkungan juga baik,

karena saya tidak pernah menganggap anak saya beda. Jadi

lingkungan juga terpengaruh oleh sikap saya yang seperti

itu.

dari keluarga bisa mulai teratasi dengan

adanya penjelasan dari tenaga profesional

tersebut. Sikap lingkungan juga membaik

karena terpengaruh dengan sikap ibu yang

menerima anaknya dengan baik pula.

negatif keluarga

(91-95) Perubahan positif

sikap keluarga dan

lingkungan terhadap anak

96

97

P: terus berarti sekarang sudah 24 tahun bu ya sama Arin.

Itu kira-kira tantangannya dari mana aja ya bu datangnya?

Ketersediaan akses dan pelayanan yang

kurang memadai untuk pengembangan

anak dengan Down Syndrome menjadi

salah satu hambatan bagi ibu dalam

pengasuhan anak. Ibu harus pergi ke luar

kota namun dukungan dari suaminya

membuat hal tersebut tidak menjadi

masalah besar. Dukungan dari anak

pertamanya juga sangat membantu proses

perkembangan putri keduanya.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan

dan pengembangan anak mulai ibu lakukan

melalui kegiatan workshop, sharing, dan

pendirian yayasan.

(100-102) Terbatasnya akses

penanganan untuk ABK

(104-113) Dukungan

lingkungan sosial

(116-118) Berusaha

menambah pengetahuan

melalui bertanya dan seminar

(115-116 & 119-121)

Mengupayakan

pengembangan anak dengan

mendirikan yayasan

(122-124) Memiliki kontak

yang efisien dengan realitas

98 S: maksudnya?

99 P: ya seperti tantangan untuk membesarkan Arin gitu bu.

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

S: ehm, tantangannya itu apa ya, di sini soalnya di Jogja

khususnya sangat terbatas. Akses apa-apa. Sampai akhirnya

saya pergi ke Jakarta untuk menemui teman yang di sana

yang punya yayasan down syndrome pertama kali.

Untungnya bapaknya Arin dan kakaknya juga sangat

mendukung sekali. Mereka mendukung 100%. Suami saat

Arin butuh terapi selalu siap mengantar dan menunggu juga,

selalu memperhatikan perkembangan Arin. Kakaknya Arin,

setelah dia dewasa juga selalu memberikan support untuk

perkembangan Arin secara langsung maupun tidak

langsung. Kadang menyediakan sarana untuk

perkembangan Arin, dan juga berkomunikasi dengan saya

dan bapak untuk perkembangan Arin. Kalau pas di Jogja

juga sering membantu Arin mengembangkan life skill nya.

Pas akhirnya saya ngobrol sama mereka, sama teman-teman

saya yang di Jakarta, terus saya jadi berani mendirikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

233

116

117

118

119

120

121

122

123

124

yayasan down syndrome di Jogja. Itu saya mondar-mandir

ke kedutaan Australia untuk belajar, bagaimana anak-anak

down syndrome di Australia begitu majunya. Seperti itu.

Sampai mereka bisa kerja di hotel, kerja di supermarket,

gitu. Gimana caranya gitu. Kemudian saya jadinya lebih

terpikir gimana caranya untuk mengembangkan mereka.

Lebih ke pengembangan gitu. Karena kita gak bisa nuntut

apa-apalagi dari dia kan, gitu. Apa yang bisa dia lakukan, ya

itu yang saya support.

125

126

P: apa aja bu selain yang ke kedutaan Australia, itu

kegiatannya seperti workshop atau gimana?

Upaya pengembangan diri ibu dilakukan

dengan mengikuti workshop dan mencari

informasi sebanyak-banyaknya mengenai

Down Syndrome, termasuk mempelajari

proses fisioterapi. Upaya pengembangan

anak dilakukan dengan memberikan

fisioterapi dan terapi wicara baik di klinik

maupun di rumah yang dipadukan dengan

yoga. Ibu juga melakukan terapi alternative

agar anaknya bisa berjalan tepat waktu.

Pendirian yayasan untuk anak-anak Down

Syndrome dilakukan ibu untuk semakin

mendukung perkembangan keterampilan

hidup anaknya dan anak-anak lain dengan

Down Syndrome.

Pencapaian tujuan yayasan terhambat

dengan kurang adanya dukungan sumber

daya manusia untuk menjalankan yayasan

tersebut.

(127-129) Berusaha

menambah pengetahuan

melalui seminar dan mencari

banyak informasi

(129-135) Mengupayakan

optimalisasi perkembangan

anak melalui berbagai jenis

terapi

(136-139) Perasaan bahagia

atas keberhasilan terapi

(144-160) Sumber daya

manusia yang kurang

mendukung perkembangan

yayasan

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

S: iya workshop. Kalo yang selain workshop itu saya selalu

mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai Down

Syndrome. Terus saya juga fisioterapi di klinik, terus

dilanjutkan di rumah juga sendiri. Saya pelajari itu gimana

fisioterapinya terus saya gabungkan di yoganya juga. Terapi

wicara juga gitu ya, speech terapi. Kan intinya latian napas

kan ya, yoga kan gitu juga. Terus sempat juga kan dulu Arin

sampai hampir umurnya 3 tahun belum bisa jalan dan

bicara, lalu saya dikenalkan dengan balian ya namanya di

Bali itu. Nah saya bawa Arin ke sana terus alhamdulilah 3

kali pertemuan udah bisa jalan dia. Alhamdulilah ya

berhasil dengan baik. Arin bisa berjalan dan bicara tepat di

usia 3 tahun. Nah kalo untuk workshopnya ya itu saya

pengembangan diri sekali di sana. Jadi dari kedutaan

Australia itu membawa anak-anaknya, terus mereka

melakukan ya kayak demo, kayak ngomong-ngomong ya

gitu lah ya, kayak gitu-gitu. Jadi kita ada masukan, oh

seperti itu anak di luar negeri maju. Nah saya itu kepingin

banget begitu juga saya sampai bentuk yayasan. Cuma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

234

146

147

148

149

150

151

152

152

153

154

155

156

157

158

159

160

sayangnya sekali lagi pendidikan guru-guru di sini itu tidak

semaju di sana pola pikirnya. Kemampuan

intelektualitasnya oke. Mereka, mahasiswa-mahasiswa di

sini pintar-pintar ya. Sarjana pendidikan pintar-pintar. Tapi

secara apa, pengembangannya, bagaimana kemudian

melihat realita, kemudian bagaimana mereka melakukan

ilmu pendidikan yang didapat ke apa, ke aplikasinya ya, nah

itu mereka gak, saya lihat pada waktu itu, kira-kira tahun

2000an gitu, itu ya masih teoretis banget gitu lho mbak. Jadi

makanya saya mondar-mandir ke sana ngasih informasi ke

guru-gurunya yang ada di yayasan tetapi sayangnya mereka

menganggap saya kan bukan lulusan sarjana pendidikan,

bukan psikolog bukan apa, kok ngajarin. Kayak gitu lho.

Jadi mereka ada yang adopsi apa yang saya kasih, ada yang

tidak. Banyak tidaknya. Akhirnya ya gak berkembang

sesuai sama seperti yang saya harapkan.

161 P: itu tahun berapa bu yayasannya? Pengembangan yayasan untuk Down

Syndrome terhambat karena faktor

keuangan, tempat dan perbedaan visi dari

pihak-pihak yang terlibat.

Upaya pengembangan anak tetap ibu

lakukan melalui penerapan program yang

dulunya diterapkan di yayasan seperi

ballet, melukis, dan yoga secara mandiri.

(162-174) Permasalahan dana

dan perbedaan tujuan yang

menghambat pengembangan

yayasan

(175-176 & 179-180)

Mengupayakan

pengembangan anak melalui

ballet, lukis, dan yoga

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

S: 2000, yayasannya tahun 2000 mulainya. Terus kebetulan

kan waktu itu saya sendiri, terus dibantu sama salah satu

teman yang punya anak down syndrome juga. Nah sama-

sama terapi, fisioterapi waktu itu. Nah cuma, mungkin

karena perbedaan visi itu yang akhirnya membuat kita

tersendat-sendat maju. Dan juga dari dana ya. Karena kan

saya awalnya benar-benar dana pribadi ya, independen.

Sampai akhirnya saya mencari dana kemana-mana seperti

itu. Jalaninnya itu cukup berat. Sampai kita terpaksa

menutup yayasan itu lima tahun, eh 2005 apa 2006 ya itu

saya harus menutup yayasan karena tempatnya udah gak

bisa disewa lagi. Terus akhirnya gak ada tempat yang

cocok, ya udah. Jalannya jadi gak karu-karuan kan akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

235

175

176

kita tutup, ya itu jalan sendiri-sendiri. Nah saya masih

meneruskan untuk lukisnya, untuk baletnya.

177

178

P: berarti lukis dan balet itu awalnya diterapkan di yayasan

itu ya bu?

179

180

S: iya di yayasan itu. Tapi dengan guru yang berbeda ya.

Dan kemudian tambah yoga juga saat itu.

181 P: nah kalau yoga itu sendiri mulai kapan bu?

182 S: ya waktu itu sekitar 2006 itu.

183 P: kalau ibu sendiri mengenal yoga sudah sejak kapan bu? Ibu mulai mencari upaya untuk

mengembangkan diri melalui ilmu

penyembuhan yang diharapkan berguna

untuk perkembangan anaknya.

Ibu meyakini ada kekuatan spiritual yang

mendorongnya untuk mengenal yoga lebih

jauh.

Keyakinan ibu tersebut didukung dengan

lingkungan sosial yang memberikan ibu

jalan untuk mengenal yoga lebih jauh.

Ibu juga menunjukkan minat yang cukup

pada aktivitas fisik seperti olah tubuh yang

ditunjukka dengan kegiatannya sebagai

instruktur senam dan aerobic.

(188-191) Mempelajari ilmu

penyembuhan untuk

mendukung perkembangan

anak

(193-198) Keyakinan

spiritual yang memberikan

penguatan

(204-212) Dukungan

lingkungan sosial

(213-215) Menunjukkan

minat pada aktivitas tertentu

184

185

S: saya mengenal yoga itu tahun 2000. Jadi pas saya

mendirikan yayasan saya mengenal yoga.

186

187

P: Jadi setelah punya Arin bu ya? Itu awalnya gimana bu

sampai ibu memilih yoga untuk salah satu bentuk program?

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

S: Jadi sebelumnya waktu Arin masih umur 3 tahun atau 4

tahun ya, itu saya sempat belajar ilmu semacam energi gitu,

semacam prana. Nah terus di situ juga ya untuk membantu

Arin tujuannya gitu. Nah terus, pada saat itu di situ kan ada

kita harus meditasi dan sebagainya gitu, saat saya belajar

itu. Itu sudah berjalan setahun gitu, setiap kali meditasi kok

terngiang-ngiang, gak tahu itu susah sih dijelasin secara

ilmiah ya, karena itu yang mungkin itu spiritual gitu gak

ngerti lah ya. Itu terngiang-nginang yoga, yoga, gitu.

Padahal saya nggak tahu yoga itu apa. Setahu saya duduk,

diam, meditasi. Udah gitu aja kan. Dan itu ritualnya, maaf,

ritualnya orang yang beragama Hindu ngertinya kan begitu.

Wah itu, akhirnya kan waktu itu saya berlangganan majalah

kesehatan Nirmala waktu itu. Nah di situ kok lihat ada

postur yoga. Oh yoga itu ada gerakannya begitu. Nah cuma

kan gak tahu, kayak apa sih gitu untuk melakukannya.

Akhirnya saya tanya teman saya, gimana ya caranya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

236

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

ngontak orang yang ngerti yoga. Nah, guru pertama saya ya

Mas Yudi itu. Gitu, terus teman saya waktu itu bilang

kontak aja Nirmala. Saya terus kontak Nirmala, minta

kontaknya Mas Yudi dikasih, terus saya kontak Mas Yudi

langsung. Waktu itu Mas Yudi lagi di Bali pas saya kontak,

oke saya memang rencana ke Jogja. Waktu itu sama-sama

gak kenal. Janjian, terus ketemu terus dia menjelaskan

tentang yoga itu apa. Terus ya udah, terus diajarin. Oh yoga

itu kayak senam ya. Kebetulan saya dulu kan ngajar aerobic

juga. Oh kok kayak senam ya, seneng saya jadinya, gitu.

Terus ya udah keterusan sampai sekarang.

216

217

P: terus penerapannya sama Arin sama-sama itu sejak kapan

bu? yang untuk anak dengan special needs?

Ibu terus mendalami yoga hingga akhirnya

memberikan ibu pengetahuan lebih untuk

menerapkan yoga pada anak berkebutuhan

khusus. Penerapan yoga untuk anak

berkebutuhan khusus juga tidak hanya ibu

aplikasikan pada anaknya tetapi juga

terbuka bagi anak-anak lain dan tidak

terbatas pada jenis kebutuhan khusus

tertentu.

(221-223) Kesungguhan

untuk mendalami yoga

(221-223) Mengupayakan

pengembangan anak melalui

yoga

(227-230) Berkontribusi bagi

pengembangan anak

berkebutuhan khusus secara

umum

218 S: 2006 apa ya kalau ga salah

219

220

P: itu awalnya setelah ibu yang yoga jadi tahu ada yang

untuk anak atau bagaimana bu?

221

222

223

S: iya tahu setelah mempelajari dan mendalami yoga ada

benefit untuk anak gitu, terus akhirnya saya coba untuk

menerapkan ke Arin, akhirnya ke anak-anak lain juga.

224 P: sampai sekarang masih bu Arinnya (program yoga)?

225

226

227

228

229

230

S: masih, cuma sudah sama guru yang beda. Kalau dulu

baru intens dengan saya. Sampai berapa ya, mungkin ada 10

tahunan saya yang pegang. Selain Arin juga saya pegang

kelas yoga untuk anak-anak lainnya. Dan akhirnya kelas

yoga pun gak cuma untuk down syndrome. Campur-campur

semua.

231 P: awalnya ibu khususkan untuk down syndrome? Ibu mengkombinasikan ilmu-ilmu yang (233-237) Manfaat yoga bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

237

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

S: iya down syndrome, tapi lama-lama ada yang datang

dengan kondisi kayak CP (Cerebral Palsy) gitu ya. Terus ya

udah, saya bantu kita tangani, ternyata banyak

perkembangan positifnya, anak CP yang tadinya mereka

istilahnya duduk tegak aja gak bisa, itu sampai bisa berdiri

sampai bisa ngomong. Tapi yoga yang saya terapkan di

anak-anak memang yoga terapi. Jadi beda sama yoga kids

yang kita lihat sekarang ini. Emang yoganya yoga terapi

jadi apa yang saya dapatkan dari fisioterapi Arin waktu

kecil, apa yang saya dapatkan dari pelajaran di kedutaan

Australia, bagaimana menstimulasi, terus waktu itu

kebetulan saya dikasih buku tentang down syndrome dari

dokternya Arin dari Australia. Jadi di situ, bagaimana

menstimulasi anak-anak supaya gak ngeces terus, itu apanya

yang harus distimulasi, kayak gitu-gitu nah itu saya

terapkan di kelas yoganya. Saya kombinasikan gitu, kayak

gitu. Jadi termasuk untuk anak CP juga, sama ternyata

sangat menolong gitu.

dipelajarinya melalui seminar dan buku

mengenai anak berkebutuhan khusus ke

dalam program terapi yoga dan

memberikan dampak yang baik bukan

hanya bagi anak dengan Down Syndrome,

tetapi juga untuk anak dengan Cerebral

Palsy.

perkembangan fisik dan

bicara anak dengan

kebutuhan khusus

(240-247) Belajar dari

pengalaman

(244-247) Kondisi kognitif

yang baik dari ibu

250 P: kesannya gimana bu setelah diterapkan? Melihat bantuan dari orang sekitar dan

usahanya memberikan hasil yang baik

merupakan salah satu sumber kebahagiaan

bagi ibu. Tujuan ibu untuk

mengembangkan anak dan berbagi ilmu

juga bisa tercapai.

(251-253) Dukungan

lingkungan sosial

(252-256) Berusaha

menambah pengetahuan

dengan membaca buku dan

aktif mencari informasi

(254-257) Perasaan bahagia

atas keberhasilan upaya

pengembangan anak

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

S: Wah ya bahagia sekali mbak. Ternyata apa yang orang-

orang kasih, kayak dokternya Arin ngasih buku ternyata

bermanfaat, gak cuma untuk Arin tapi juga untuk anak-anak

lain. Terus yang waktu saya setengah mati waktu

mendirikan yayasan mondar-mandir-mondar-mandir ke

Jakarta itu ada hasilnya, kayak gitu. Ya, rasanya bahagia

mbak. Seneng gitu. Ya, memang tujuan saya itu kan selain

untuk Arin, untuk membantu siapa pun yang memang

membutuhkan seperti itu. Dan yoga juga, tujuan saya juga

sharing ilmu yang sudah saya pelajari. Kayak gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

238

(258-260) Berkontribusi bagi

pengembangan anak

berkebutuhan khusus

261

262

P: kalau khusus untuk yoganya sendiri bu, ibu ngerasa

manfaat di sisi ibu dan sisi Arin itu seperti apa bu?

Ibu merasa aktivitas yoga bersama anaknya

membantu meningkatkan kualitas diri ibu

dalam menjalani kehidupan dan

meningkatkan kualitas hubungan dengan

anak. Kemajuan yang ditunjukkan anak

juga membuat ibu belajar lebih sabar.

Aktivitas bersama anak membuat ibu lebih

peka dan sensitif terhadap kebutuhan

anaknya dan hal-hal lain dalam kehidupan.

Kehadiran anaknya menurut ibu

mendorongnya untuk mempelajari banyak

hal baru.

(263-267 & 272-275) Yoga

bersama anak membuat ibu

menjadi lebih kuat dan sabar

menghadapi anak dan

kehidupannya

(268-272) Peningkatan

kondisi anak menjadi

penguatan

(275-277) Yoga bersama

anak membuat ibu menjadi

lebih peka dan sensitif

(278-281) Kehadiran anak

sebagai motivasi untuk

belajar

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

S: kalau dari yoganya, terutama waktu saya sama-sama

Arin, itu sebenarnya gini. Arin itu, kalau saya sampai

menyebut Arin itu malaikat kecil saya. Karena dengan

adanya Arin itu saya menjadi jauh lebih kuat. Saya jauh

lebih sabar. Saya waktu itu betul-betul rasanya kayak gak

tau lagi saya harus gimana. Tapi dengan saya terus merawat

Arin, beraktivitas bersama dengan Arin, melihat kemajuan

dia, sedikit demi sedikit, itu saya melihat perkembangan

Arin jadi begitu baik. Terus itu membuat hati saya menjadi

lebih sabar. Sabar menghadapi Arin otomatis kan ya mulai

dalam membimbing di pose-pose asana. Sabar menghadapi

Arin, kemudian juga sabar menghadapi semua hal, saya

terima dalam hidup saya. Dan kayaknya dia yang menuntun

saya melalui yoga bareng itu untuk jauh lebih peka. Jadi

kepekaan dan sensitivitas saya terhadap banyak hal sampai

yang mungkin akhirnya saya menekuni kayak ilmu

penyembuhan dan sebagainya itu mungkin juga dari adanya

kehadiran Arin gitu. Makanya saya mikir dia itu malaikat

kecil saya.

282 P: sumber semangatnya ibu ya bu. Ibu merasakan kebersamaan dengan anak

menjadi salah satu sumber kebahagiaan

dan semangat bagi ibu, meskipun kondisi

fisik ibu dan anak terkadang membuat

tanggung jawab untuk menjaga anak

(283-284 & 302-307)

Kebahagiaan melalui

kebersamaan dengan anak

(288-291) Tantangan

283

284

285

286

S: Sumber semangat saya. Gak ada yang lebih membuat

saya bahagia daripada melihat dan bersama dia. Saat itu

kayaknya ya biasa aja gitu ya. Meskipun saya senang lihat

kemana-mana, pergi kemana-mana, tapi ada yang rasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

239

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

gak lengkap kalau dia gak ikut gitu. Meskipun sekarang dia

anaknya udah gede, ngeyelan gitu ya. Kalau dikasih tau

ngeyelan, tapi ada dia meskipun ya kita perlu perhatian

apalagi kan kalau dia lagi kondisinya gak bagus gak fit gitu

kan kita juga harus aware apalagi sekarang kondisi saya

juga lagi gak fit juga gitu, rasanya saya mikir diri saya

sendiri aja udah susah, mesti mikir dia, tapi kayak ada tetep

ada rasa apa ya, kayak melengkapi gitu lho. Jadi kayak ada,

jadi kuat gitu lho mbak. Meskipun saya ini misalnya saya

kan sakit kebetulan lagi kena vertigo misalnya lambungnya

lagi sakit gitu kan bayangin aja udah gak sempat mikir yang

lainnya. Cuma mau gak mau harus mikir dia juga gitu. Jadi

saya jadi kayak lupa dengan sakit saya gitu. Nah itu lah

pokoknya kalau kemana-mana selalu kepikiran kalau dia

gak ikut. Pertama bukan karena mikir keselamatannya aja,

tapi ada sesuatu yang gak lengkap gitu lho. Jadi kayak

sumber kebahagiaannya itu ya. Udah capek misalnya

mikirin apa apa terus ngelihat dia ngelucu, kadang-kadang

dia apa misalnya, kita ngomong apa terus dia nyanyi

dipelesetin gitu-gitu. Ya ngelihat itu ya itu hiburan banget

yang bisa saya rasakan gitu.

menjadi lebih sulit. Tingkah lucu yang

ditunjukkan anaknya seringkali justru

mampu membuat ibu melupakan sakit yang

dialaminya.

menghadapi kondisi fisik dan

emosi anak yang kurang

stabil

(291-293) Tantangan karena

kondisi fisik ibu yang kurang

baik

308 P: semacam kayak penyegaran ya bu Ibu merasa aktivitas dan kebersamaan

dengan anaknya sebagai salah satu bentuk

hiburannya.

Ibu juga merasakan manfaat yoga dalam

meningkatkan empati yang dimiliki

anaknya, terutama yang diwujudkan dalam

perhatian kepada ibu. Perhatian yang

diberikan anaknya membuat ibu merasa

(313-317) Perasaan bahagia

melalui kebersamaan dengan

anak

(317-320) Mengembangkan

empati anak melalui yoga

(320-329) Meningkatkan

ikatan ibu dan anak melalui

309

310

311

312

313

314

315

S: iya betul. Apalagi kalau, apa ya, kayaknya gak ada yang

apa sih, kayak materi ya, biasa aja gitu rasanya. Wah saya

bisa beli apa ya biasa aja gitu. Ya seneng, tapi seneng yang

biasa aja. Tapi dia beda. Buat saya dia beda sekali gitu lho.

Jadi ya itu hiburannya. Apalagi waktu dia kecil dulu, masih

belum ngeyelan sekali gitu. Saya pulang dari mana-mana

mesti saya cari dia dulu. Uyel-uyel dia dulu, ngobrol dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

240

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

sama dia, mesti kayak gitu. Pasti itu saya lakukan dulu gitu.

Karena ya itu hiburan saya. Misalnya kalo saya sedih, saya

sakit, dan dia peka sekali ya. Anak-anak seperti itu peka ya,

sensitif. Apa mbak istilahnya, empatinya besar ya. Apalagi

setelah yoga bareng-bareng, nahan sakit nahan capek

bareng-bareng. Nah jadi dia, kalau saya diem, sedih, dia

mesti datengin terus dia ngelus-ngelus rambut saya. Dia

bilang, mama kenapa kok sedih, kayak gitu. Mama gak

boleh sedih apalagi kalau dia denger saya sampai nangis

gitu dia malah ikut nangis. Iya, terus nanti mama kok

nangis, kenapa, mama gak boleh sedih ya, ada Arin gitu

katanya. Kayak gitu-gitu jadi ya, gimana ya. Ya gitu lah

pokoknya kayak kekuatan, kekuatan saya tuh dari dia besar

gitu bikin saya jadi lebih kuat gitu.

lebih kuat. yoga

330 P: luar biasa ya bu pengalamannya. Ibu merasa memberikan kebebasan pada

anak dalam menentukan pilihannya adalah

yang terbaik dan ibu tidak merasa cemas

mengenai bagaimana masa depan anak

nantinya. Ibu hanya berusaha menyediakan

dukungan secara moral dan materi dalam

memenuhi keinginan dan aktivitas anak

saat ini. Di sisi lain, ibu merasa memiliki

visi dan pandangan yang berbeda dengan

kebanyakan orangtua lain yang juga

memiliki anak dengan Down Syndrome

dalam mengarahkan aktivitas anak.

(331-339) Pandangan ibu

terhadap orangtua dengan

anak Down Syndrome secara

umum

(341-343) Kepekaan dalam

hubungan ibu dan anak

(346-349) Memberi

dukungan bagi

pengembangan anak

(350-352) Tidak memiliki

kecemasan berlebihan

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

S: iya itu sesuatu yang saya gak tahu orang lain bisa

merasakan atau engga gitu kan. Karena kan kalau saya lihat

dari teman-teman saya yang punya anak-anak Down

Syndrome itu mereka lebih fokus, kan ada juga ikatan

Down Syndrome Indonesia, itu mereka lebih fokus

bagaimana membuat anak ini menjadi anak yang, apa ya,

maksudnya kayak dileskan renang sampai betul-betul bisa

berenang, sampai nanti bisa kompetisi, olimpiade bla bla bla

terkenal gitu. Mereka saya lihat fokusnya lebih ke situ.

Kalau saya lebih dari sisi kemanusiaannya mungkin ya.

Saya gak mau memaksa anak saya tapi juga tidak saya

diamkan. Makanya saya lihat, kayak ini kan dia senang

menari. Nah sampai saya panggilkan temannya mbak itu

kan, mbak Merina ya, itu. Mbak Merina untungnya ya sabar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

241

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

juga ngajarinnya. Jadi dia suka juga sama Merina itu. Apa,

jadi dia kan suka nari jadi ya udah saya panggilkan guru. Ya

apa yang dia suka, dia pingin pelajari serius, saya

panggilkan guru. Jadi saya lebih mendorong dia bahagia

dulu gitu lho. Apa yang dia inginkan dia bisa merasakan.

Masalah nanti dia akan sukses dari apa yang sekarang kita

berikan, ya itu kita gak tahu ke depannya nanti ya. Tapi

saya gak akan menuntut banyak pada anak saya. Saya gak

akan membebani. Toh sama anak saya yang gede juga gak

menuntut kamu harus jadi A harus jadi B. Biar mereka

berkembang sesuai keinginan yang mereka inginkan sendiri.

Saya waktu dulu cuma nuntun aja gitu lho. Mengarahkan,

mendukung seperti itu. Kalau pinginnya ini, ya sebaiknya

lewat jalan yang ini gitu. Kalau cocok juga, kalau engga ya

udah gitu. Kalau menurut kamu cocok, dan kamu bisa

menunjukkan jalan yang kamu pilih itu baik buat kamu ya

oke.

362 P: yang penting pengembangan dirinya ya bu

363 S: iya, iya, yang penting dia senang dulu, bahagia dulu gitu.

364

365

P: kalau ibu sendiri bu, melihat kehidupannya ibu dari dulu

sampai sekarang itu kayak gimana?

Ibu merasa kelahiran anaknya dengan

Down Syndrome memberikan banyak

pembelajaran dalam hidupnya. Saat-saat

tersulit dalam hidupnya justru saat

menerima pandangan dan komentar yang

kurang baik dari lingkungan mengenai

kondisi fisiknya yang saat ini sedang

kurang sehat. Pandangan dan komentar

negatif tersebut dikaitkan dengan ekpektasi

masyarakat bahwa seorang pengajar yoga

(369-380) Belajar dari

pengalaman

(382-386) Upaya

pengembangan anak sebagai

keseharian

(388-394) Menghadapi

komentar negatif lingkungan

terkait kondisi fisik dan

366 S: ehm, gimana ya maksudnya? Tentang apa mbak?

367

368

P: apapun bu, boleh yang berkaitan sama Arin, sebelum

punya Arin, setelah punya Arin, apapun.

369

370

371

S: ya, waktu itu kan Arin anak kedua. Ya punya anak

pertama ya biasa aja, senang, bahagia dan sebagainya.

Kelihatannya waktu itu kesannya umum lah. Waktu punya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

242

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

anak yang pertama, kesannya umum. Tapi setelah punya

anak Arin ya perbedaannya itu tadi saya bilang. Yang saya

menjadi lebih sabar, saya menjadi lebih kuat gitu. Jadi lebih

banyak hal yang lebih bisa saya pikirkan. Kalau dulu yang

waktu anak pertama pikirannya ya cuma gimana merawat

anak saya, sekolahkan yang terbaik, seperti itu aja gitu. Tapi

kalau Arin banyak banget yang harus saya pikirkan. Gimana

untuk kesehatannya, gimana untuk ininya, apanya,

kemampuannya dia perkembangannya dia kayak gitu-gitu.

Itu saya ya merasa perbedaannya banyak sih mbak. Karena

saya juga merawat Arin 24 jam non stop dibantu sama

asisten. Mulai dari memandikan, menyuapi, membawa ke

tempat terapi, dan melatih sendiri terapi yang diajarkan di

klinik pagi dan sore, membacakan cerita, hingga

menidurkan. Gitu terus setiap hari selama bertahun-tahu ya.

Ya kalau dari sisi diri saya ya bahagia aja ya dari tahun ke

tahun. Bahagia aja saya menjalaninya. Kecuali agak depresi

justru baru malah karena sakit ini. Ya karena, mbak kan

tahu saya ngajar yoga, kayak gitu-gitu. Nah itu kan banyak

hal yang membuat saya jadi berpikir berat, terkait dengan

pekerjaan saya juga sebagai pengajar yoga kan. Kenapa

ngajar yoga terapi kok dirinya sendiri sakit, kayak gitu. Nah

itu kan juga jadi beban pikiran, beban perasaan saya juga.

Bagaimana saya menghadapi banyak orang yang bertanya

lho katanya yoga tapi kok begini begini begitu. Lah ya, saya

pikir dokter aja bisa sakit gitu kan. Jadi kita sakit itu kan

gak tau dari mana datangnya. Ya kita udah usaha maksimal

ya kalau memang Tuhan mau mencoba kita dengan sakit ya

mau gimana lagi. Yang penting kan kita usaha ya, gimana

caranya. Ya itu aja sih mbak kalau dari sisi kebahagiaan ya

seharusnya memiliki kondisi fisik yang

baik. Ibu mengatasi kondisi tersebut

dengan meyakini bahwa memang segala

cobaan yang sedang diberikan terutama

terkait kondisi kesehatannya adalah

kehendak Tuhan, dan yang terpenting ibu

sudah berusaha.

Ibu menunjukkan berbagai upaya untuk

merawat dan mengembangkan kondisi

anaknya sebagai kesehariannya dalam

menjalani kehidupan.

pekerjaan ibu

(397-402) Pandangan

spiritual yang memberikan

penguatan

(402-404) Memiliki

kemampuan mengatasi

tekanan dan kontak yang

efisien dengan realitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

243

402

403

404

alhamdulilah kami tetap bahagia gitu ya. Ya biasa lah

namanya juga kalau misalnya ada gronjalan-gronjalan itu ya

umum lah ya. Tapi bisa dilalui dengan baik.

405

406

P: Lalu kalau ibu memandang diri ibu sendiri secara pribadi

itu seperti apa bu?

Ibu mampu mengidentifikasi kelebihan dan

kekurangan yang ia miliki serta melakukan

upaya-upaya pula untuk mengatasi

kelemahan tersebut. Upaya-upaya yang

dilakukan ibu menjadi aktivitas dalam

menjalani kesehariannya.

(411-420) Memiliki

kemampuan menilai diri

sendiri

(420-424) Berupaya untuk

mengatasi kekurangan yang

dimiliki

(424-425) Kemampuan untuk

produktif

407 S: Maksudnya gimana ya mbak?

408 P: ya seperti kelebihan, kekurangan begitu bu

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

S: Ya kalau kelebihan karena saya sangat bersyukur dengan

apa yang dikaruniakan Tuhan kepada saya ya, jadi

segalanya saya syukuri aja gitu. Kelebihan saya juga

menurut saya, saya itu mau belajar apa saja untuk kemajuan

hidup, tidak mudah putus asa dalam hal itu. Walaupun

dikasih banyak cobaan saya selalu berusaha untuk tidak

menyerah. Kalau kekurangan saya itu mudah sedih dan

terbawa emosi, mudah takut dan terlalu banyak pikir, dan

mudah percaya sama orang yang kelihatannya baik, kadang

jadi kecewa. Nah karena saya sadar kekurangan-kekurangan

saya itu, saya berusaha mengembangkan diri, untuk bisa

lebih mengontrol emosi saya. Saya banyak belajar ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan seperti yoga,

healing dan makanan sehat. Mendengarkan musik juga

membantu sih, makanya tiap yoga juga saya putarkan

musik. Saya juga membuat kerajinan tangan seperti merajut

untuk mengisi waktu.

426

427

P: Kalau ibu mengaitkan dengan posisi ibu di lungkungan

sosial, ibu melihat diri ibu seperti apa?

428

429

S: saya merasa sebagai warga yang baik-baik saja ya mbak.

Saya tinggal di kampung, jadi sebisa mungkin mendukung

Ibu berupaya menjaga hubungan baik

dengan warga sekitar meskipun tidak bisa

(428-436) Mampu menjaga

relasi dengan lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

244

430

431

432

433

434

435

436

program di kampung, dengan membantu menyumbang

mungkin kalau ada kegiatan. Juga berusaha mengenal dan

berhubungan baik dengan warga sekitar, meskipun

terkadang saya tidak selalu bertemu secara fisik dengan

warga di sekitar tempat tinggal saya. Mereka juga tahu saya

ngajar yoga kan, jadi kalau ada kegiatan yang berhubungan

ya mereka tidak segan untuk minta tolong saya.

selalu terlibat dengan seluruh kegiatan

warga.

437

438

439

P: kalau tadi bu, balik lagi terkait ibu sebagai pengajar yoga,

kalau sama ibu dan Arin itu manfaat yang ibu rasain itu

gimana bu?

Ibu merasakan manfaat dari aktivitas yoga

secara fisik dan emosi, akan tetapi

kesehatan fisik yang semakin menurun

membuat ibu kesulitan beraktivitas seperti

biasa sehingga mempengaruhi emosinya

pula.

Ibu juga merasa aktivitas yoga membantu

dalam meningkatkan kondisi fisik anaknya

yang berkebutuhan khusus.

Meskipun kondisi kesehatan yang kurang

baik membuat ibu kesulitan mengontrol

emosi, tetapi ibu merasa tetap sepenuhnya

bisa menyadari emosi yang sedang

dirasakan dan bisa menganalisis penyebab

munculnya emosi tersebut.

(441-446) Yoga

meningkatkan kualitas fisik

ibu dan anak

(447-449 & 452-464) Yoga

mengembangkan

kemampuan regulasi emosi

ibu

(449-451 & 465-467)

Tantangan menghadapi

penurunan kondisi fisik

(468-472) Mampu menyadari

emosi yang dirasakan

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

S: kalau dari sisi manfaat setelah beryoga gitu ya ya banyak.

Kalau selama ini sih sebelum saya jatuh sakit sih dari sisi

fisik jauh lebih bagus ya. Maksudnya kayak misalnya dari

penampilan juga, kayak orang bilang gak percaya usia saya

sudah segini, kayak gitu toh. Nah itu juga pengaruh ya dari

yoga. Terus dari Arin juga, yang tadinya dia kakinya agak

kurang kuat turun tangga, sekarang udah jadi lebih kuat.

Waktu dia masih rajin yoga. Kalau secara emosional, kalau

selama dulu-dulu itu oke mbak. Emosi saya terutama itu

sangat-sangat terkontrol baik. Tapi ya dua tahun mulai gitu

kesehatannya mulai agak gak bagus gitu, nah itu mulai saya

lebih mudah emosi. Jadi emosinya agak, saya agak kesulitan

mengontrol emosi saya sendiri. Lha bedanya kalau orang

yang mungkin tidak yoga, itu gak tahu kalau emosinya gak

terkontrol dan dia gak bisa ngontrol. Nah, saya

keuntungannya dengan saya berlatih yoga kan otomatis saya

jadi bisa lebih masuk ke dalam di saya sendiri. Jadi saya

sadar bahwa oh, ini saya lagi tidak bisa mengontrol emosi

saya sendiri. Yang saya rasakan perbedaanya itu. Saya bisa

menyadari masalah saya apa gitu. Itu perbedaannya sih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

245

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

Kalau mungkin orang lain ya, kebetulan kan saya udah

menopause mbak, nah jadi kata orang menopause itu mood

swing dan sebagainya mungkin juga gitu. Tapi mungkin

orang lain gak nyadari tapi saya menyadari kalau oh saya

udah gak beres nih, gitu. Lagi gak ini lagi gak itu gitu.

Cuma karena dibarengi dengan kondisi fisik yang kebetulan

juga lagi gak bagus, jadi mau ngembalikan emosi yang

kestabilannya emosi itu jadi lebih berat buat saya gitu lho.

Tapi tetap menyadari. Lebih mudah menyadari. Misalnya

sekarang saya marah gitu, kenapa saya marah ya, gitu.

Kenapa saya marah, terus saya teliti lagi ke diri saya sendiri.

Oh iya, memang saya harus marah. Karena memang ada

alasannya di balik itu. Itu saya masih bisa mikir gitu lho

mbak. Cuma kalau udah berbarengan dengan kondisi fisik

gak nyaman, nah itu nervousnya itu yang masih ngontrolnya

susah gitu. Kadang-kadang harus kembali ke napas aja

bingung. Mau kembali ke napas, semakin saya kembali ke

napas semakin pusing gitu. Biasanya kayak gitu. Nah itu tuh

kadang-kadang kayak begitu yang saya alami akhir-akhir

ini. Tapi ya secara keseluruhan tetap baik lah.

480

481

P: kalau dari perkembangannya Arin bu, pengaruhnya

gimana?

Ibu merasakan manfaat yang diberikan

yoga bagi perkembangan anaknya.

(482-484) Yoga

meningkatkan konsentrasi

dan kualitas fisik anak 482

483

484

S: Arin lebih konsentrasinya lebih bagus dia.

Konsentrasinya lebih bagus, terus perkembangan fisiknya

juga bagus. Habis itu ya, konsentrasinya jadi lebih bagus.

485

486

P: di awal memiliki Arin, bagaimana cara Bu Lina

mengembangkan diri ibu sebagai individu?

Ibu melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan pemahaman dan

kemampuannya dalam menghadapi anak

dengan Down Syndrome. Selain

(487-494) Melakukan

berbagai upaya untuk

mengatasi keterbatasan

pengetahuan 487 S: pastinya saya harus belajar banyak mengenai cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

246

488

489

490

491

492

493

494

495

496

merawat dan mengembangkan anak dengan Down

Syndrome ya. Karena kan memang dari awal saya buta

sekali, saya gak tahu apa-apa tentang Down Syndrome itu.

Jadi saya harus banyak belajar, banyak baca cari-cari

informasi dari buku dan seminar-seminar. Saya juga sering

diskusi dan tanya-tanya sama dokternya Arin. Yang penting

usaha terus ya. Pokoknya usaha, setelah itu ya saya banyak

berdoa supaya bisa merawatnya dengan ikhlas dan penuh

kasih sayang.

melakukan berbagai upaya, ibu juga

berusaha meningkatkan keikhlasannya

dalam menghadapi kenyataan mengenai

anaknya melalui doa.

(494-496) Keyakinan

spiritual yang menguatkan

497

498

499

P: kalau misalnya ibu lina dikasih kekuatan untuk

mengubah apa yang pernah terjadi sama ibu, apa ada yang

ingin ibu ubah?

Ibu merasa kondisi kesehatannya yang

semakin menurun menjadi salah satu

sumber tekanan dalam hidupnya. Hal

tersebut membuat ibu merasa sangat

terbatasi dalam melakukan aktivitas-

aktivitas yang ia senangi selama ini, salah

satunya yoga.

Ibu sangat ingin bisa sehat kembali agar

bisa beraktivitas, belajar banyak hal, dan

berbagi pengetahuan lebih banyak lagi.

Kelahiran anak dengan Down Syndrome

menurut ibu bukanlah sesuatu yang ingin ia

ubah, karena ia meyakini hal tersebut telah

digariskan oleh Tuhan.

(502-505) Memiliki tujuan

hidup yang wajar

(505-511) Tekanan

menghadapi penurunan

kondisi fisik

(511-513) Menunjukkan

minat pada aktivitas tertentu

(520-522) Berupaya

berkontribusi bagi

lingkungan

(523-528) Keyakinan

spiritual yang memberikan

penguatan

500 S: maksudnya berkaitan dengan anak atau diri saya sendiri?

501 P: diri sendiri boleh, berkaitan dengan anak boleh

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

S: ehm, kalau waktu bisa berubah ya, saya itu cuma pingin

satu, saya itu tetap sehat mbak. itu aja. Saya sehat, saya

kuat, saya bisa belajar lebih banyak, saya bisa menolong

banyak orang gitu. Dan dalam kondisi seperti ini saya

memang sangat tertekan. Sangat tertekan dalam diri saya

sendiri. Saya kepingin ngerasain bebas kayak misalnya saya

bisa duduk dengan tenang, saya bisa jalan tanpa harus pakai

seperti itu (menunjuk tongkat), kayak gitu ya. Saya bisa

ngajar lagi dengan tidak pusing dan sebagainya kayak gitu-

gitu. Ini sangat mengganggu saya. Karena saya suka sekali

dengan yoga ya. Saya merasakan manfaat yoga sekian tahun

baik bagi diri saya sendiri maupun murid-murid saya kayak

gitu. Terus tiba-tiba saya yang kayak gak bisa melakukan

yoga lagi gitu kan rasanya gimana gitu lho mbak. Jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

247

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

waduh, badannya sendiri juga gak enak, udah nuntut

gerakan tapi kemampuan untuk menggerakan seperti yang

sudah-sudah belum mampu, kayak gitu. Nah itu kalau saya

disuruh, ditanya seperti itu saya cuma mentingin saya sehat

terus. Sehat terus, bisa belajar, bisa sharing lebih banyak ke

banyak orang, mungkin bisa membantu orang-orang yang

membutuhkan. Dari sisi yoga atau apapun ilmu yang saya

pelajari selama ini. Itu aja sih. Kalau soal namanya takdir,

punya anak seperti itu saya memang tidak pernah berpikir

kalau waktu berubah saya gak pingin punya anak ini, engga.

Karena itu menurut saya Tuhan sudah menggariskan itu.

Tapi kalau untuk kesehatan itu kan banyak hal yang bisa

kita usahakan. Gitu sih mbak.

529

530

531

P: Jadi kalau misalnya diminta untuk menilai dengan skala

1-10, kepuasan Ibu Lina terhadap kehidupannya ibu

nilainya berapa bu? Dan alasannya?

Ibu cukup puas dengan kehidupannya

karena merasa Tuhan telah memberikan

banyak anugerah. Ibu juga tidak memiliki

kecemasan yang berlebihan terkait dengan

kondisi anaknya.

(532-534 & 543-544)

Keyakinan spiritual yang

menguatkan

(543-547) Tidak memiliki

kecemasan berlebihan

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

S: Saya sudah cukup puas ya, 9 lah. 9. Alasannya karena

Allah SWT sangat baik kepada saya dan keluarga terutama

Arin. Walaupun ya tetap masih ada kekhawatiran sampai

sekarang terkait masa depan Arin. Khawatir jika saya sudah

tidak mampu lagi mengurus Arin sepenuhnya, bagaimana

kehidupan Arin nantinya. Kenyataannya mencari orang

yang membantu mengurus Arin saja susah. Bahkan dari

kecil seperti baby sitter atau PRT sulit diharapkan. Sampai

saat ini saya masih belum menemukan solusi untuk

kekhawatiran tersebut. Tapi kalau dilihat lagi ya kami dapat

melewati masa-masa sulit di awal dulu hingga sekarang

Arin sudah dewasa. Saya yakin juga nanti kekhawatiran

saya pasti dijawab sama Allah. Sekarang tinggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

248

545

546

547

mengembangkan apa yang bisa dikembangkan dari Arin ya.

Saya selalu dukung dan melihat apa yang bisa

dikembangkan dari dia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

249

Daftar Tema Informan 2

Ketidaksiapan menerima diagnosis karena kurangnya pengetahuan

Ketidaksiapan menerima diagnosis karena kondisi fisik yang kurang baik

Ketidaksiapan dan penolakan karena melihat kondisi fisik anak

Berusaha menyadari dan menerima melalui interaksi fisik

Tantangan menghadapi komentar keluarga yang kurang baik

Melakukan upaya pengembangan anak dengan pemeriksaan secara menyeluruh

Bantuan profesional untuk menjelaskan kondisi anak

Ekspektasi berlebihan karena kurangnya pengetahuan

Perasaan lega terlepas dari komentar negatif keluarga

Perubahan positif sikap keluarga dan lingkungan terhadap anak

Terbatasnya akses penanganan untuk ABK

Dukungan lingkungan sosial

Berusaha menambah pengetahuan melalui bertanya dan seminar

Mengupayakan pengembangan anak dengan mendirikan yayasan

Memiliki kontak yang efisien dengan realitas

Mengupayakan optimalisasi perkembangan anak melalui berbagai jenis terapi

Perasaan bahagia atas keberhasilan terapi

Sumber daya manusia yang kurang mendukung perkembangan yayasan

Permasalahan dana dan perbedaan tujuan yang menghambat pengembangan

yayasan

Mengupayakan pengembangan anak melalui ballet, lukis, dan yoga

Mempelajari ilmu penyembuhan untuk mendukung perkembangan anak

Keyakinan spiritual yang memberikan penguatan

Menunjukkan minat pada aktivitas tertentu

Kesungguhan untuk mendalami yoga

Mengupayakan pengembangan anak melalui yoga

Berkontribusi bagi pengembangan anak berkebutuhan khusus secara umum

Manfaat yoga bagi perkembangan fisik dan bicara anak dengan kebutuhan

khusus

Belajar dari pengalaman

Kondisi kognitif yang baik dari ibu

Berusaha menambah pengetahuan dengan membaca buku dan aktif mencari

informasi

Perasaan bahagia atas keberhasilan upaya pengembangan anak

Yoga bersama anak membuat ibu menjadi lebih kuat dan sabar menghadapi

anak dan kehidupannya

Peningkatan kondisi anak menjadi penguatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

250

Yoga bersama anak membuat ibu menjadi lebih peka dan sensitive

Kehadiran anak sebagai motivasi untuk belajar

Kebahagiaan melalui kebersamaan dengan anak

Tantangan menghadapi kondisi fisik dan emosi anak yang kurang stabil

Tantangan karena kondisi fisik ibu yang kurang baik

Mengembangkan empati anak melalui yoga

Meningkatkan ikatan ibu dan anak melalui yoga

Kepekaan dalam hubungan ibu dan anak

Memberi dukungan bagi pengembangan anak

Tidak memiliki kecemasan berlebihan

Upaya pengembangan anak sebagai keseharian

Menghadapi komentar negatif lingkungan terkait kondisi fisik dan pekerjaan ibu

Pandangan spiritual yang memberikan penguatan

Memiliki kemampuan mengatasi tekanan dan kontak yang efisien dengan

realitas

Memiliki kemampuan menilai diri sendiri

Berupaya untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki

Kemampuan untuk produktif

Mampu menjaga relasi dengan lingkungan

Yoga meningkatkan kualitas fisik ibu dan anak

Yoga mengembangkan kemampuan regulasi emosi ibu

Tantangan menghadapi penurunan kondisi fisik

Mampu menyadari emosi yang dirasakan

Yoga meningkatkan konsentrasi dan kualitas fisik anak

Melakukan berbagai upaya untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan

Memiliki tujuan hidup yang wajar

Berupaya berkontribusi bagi lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

251

Pengelompokan Tema Informan 2

Kelompok: Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental

Tema Sub tema

Kurangnya pengetahuan

sebagai sumber

ketidaksiapan

Ketidaksiapan menerima diagnosis karena kurangnya

pengetahuan

Ketidaksiapan dan penolakan karena melihat kondisi

anak

Ekspektasi berlebihan karena kurangnya pengetahuan

Pandangan keluarga dan

lingkungan sosial serta

ketidakstabilan fisik dan

emosi ibu dan anak sebagai

tantangan proses

pengasuhan

Ketidaksiapan menerima diagnosis karena kondisi fisik

yang kurang baik

Tantangan menghadapi komentar keluarga yang kurang

baik

Tantangan menghadapi kondisi fisik dan emosi anak

yang kurang stabil

Tantangan kondisi fisik ibu yang kurang baik

Menghadapi komentar negatif lingkungan terkait kondisi

fisik dan pekerjaan ibu

Tekanan menghadapi penurunan kondisi fisik

Keterbatasan sumber daya

manusia dan keuangan yang

menghambat upaya

pengembangan anak

Terbatasnya akses penanganan untuk ABK

Sumber daya manusia yang kurang mendukung

perkembangan yayasan

Permasalahan dana dan perbedaan tujuan yang

menghambat perkembangan yayasan

Keluarga, lingkungan sosial,

keyakinan spiritual dan

kehadiran anak sendiri

menjadi penguatan

menjalani proses

pengasuhan

Bantuan profesional dalam menjelaskan kondisi anak

Perasaan lega terlepas dari komentar negatif keluarga

Perubahan positif sikap keluarga dan lingkungan

terhadap anak

Dukungan lingkungan sosial

Perasaan bahagia atas keberhasilan terapi

Keyakinan spiritual yang menguatkan

Kondisi kognitif yang baik dari ibu

Perasaan bahagia atas keberhasilan upaya

pengembangan anak

Peningkatan kondisi anak sebagai penguatan

Kehadiran anak sebagai motivasi untuk belajar

Kebahagiaan melalui kebersamaan dengan anak

Kelompok: upaya-upaya menghadapi kondisi anak

Tema Sub tema

Mengupayakan berbagai

jenis terapi dan aktivitas

untuk meningkatkan kondisi

anak

Melakukan upaya pengembangan anak dengan

pemeriksaan secara menyeluruh

Mengupayakan pengembangan anak dengan mendirikan

yayasan

Mengupayakan optimalisasi perkembangan anak melalui

berbagai jenis terapi

Mengupayakan pengembangan anak melalui balet, lukis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

252

dan yoga

Memberi dukungan bagi pengembangan anak

Upaya pengembangan anak sebagai keseharian

Menghadapi kondisi anak

melalui berbagai bentuk

pengembangan diri dan

interaksi dengan anak

Berusaha menyadari dan menerima kondisi anak melalui

interaksi fisik

Berusaha menambah pengetahuan melalui bertanya dan

mengikuti seminar

Mempelajari ilmu penyembuhan untuk mendukung

perkembangan anak

Kesungguhan untuk mendalami yoga

Berusaha menambah pengetahuan dengan membaca

buku dan aktif mencari informasi

Melakukan berbagai upaya untuk mengatasi keterbatasn

pengetahuan

Peningkatan dalam kualitas

kognitif, fisik, emosi, dan

kepekaan pada hubungan

ibu dan anak melalui yoga

Manfaat yoga bagi perkembangan fisik dan kemampuan

bicara ABK

Yoga bersama anak membuat ibu menjadi lebih kuat dan

sabar menghadapi anak dan kehidupannya

Yoga bersama anak membuat ibu lebih peka dan sensitif

Mengembangkan empati anak melalui yoga

Meningkatkan ikatan ibu dan anak melalui yoga

Kepekaan dalam hubungan ibu dan anak

Yoga meningkatkan kualitas fisik ibu dan anak

Yoga mengembangkan kemampuan regulasi emosi ibu

Yoga meningkatkan konsentrasi dan kualitas fisik anak

Kelompok: manifestasi kesehatan mental

Tema Sub tema

Keterampilan dalam

menghadapi tekanan sosial

serta berelasi dengan

kehidupan sosial

Memiliki kontak yang efisien dengan realitas

Berkontribusi bagi pengembangan anak berkebutuhan

khusus secara umum

Memiliki kemampuan mengatasi tekanan

Mampu menjaga relasi dengan lingkungan

Berupaya berkontribusi bagi lingkungan

Kemampuan mengenali diri

dan mengembangkan

potensi diri

Menunjukkan minat pada aktivitas tertentu

Belajar dari pengalaman

Tidak memiliki kecemasan berlebihan

Memiliki kemampuan menilai diri sendiri

Berupaya untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki

Kemampuan untuk produktif

Mampu menyadari emosi yang dirasakan

Memiliki tujuan hidup yang wajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

253

Analisis Data Informan 3 (Linda Maruta)

No. Transkrip Komentar Tema

1 P: kalau boleh tahu usianya Keke berapa ya bu? Ibu sudah cukup lama memiliki

anak dengan ABK

Orientasi awal mengenai

anak subjek 2 S: Keke 22, besok November ini 22

3 P: Waktu pertama didiagnosis itu ceritanya gimana ya bu?

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

S: Saya, Keke itu sudah umur 2 bulan. Saya bawa pulang bayi sehat,

terus waktu di rumah itu ibu saya sudah bilang. Anakmu ini kok lain,

sama anak lain gitu lho. Gak bisa dililing. Tahu dililing? Dililing itu

kalau digini-giniin kan ketawa anak kecil. Nah ini ditengok tengok gini

kok diem aja. Gak ada respon. Saya bilang kan masih kecil. Terus ibu

saya bilang, enggak, tadi aku ke rumah temenku itu cucunya seumur ini,

tapi sudah meriah gitu kan. Ketawa-ketawa gitu sudah ada respon.

Anakmu itu gak ada respon. Gitu. Nah dari situ saya belum punya

pikiran apa-apa. Cuma memang kalau ngompol, kalau laper, itu gak

pernah bangun. Tidur terus gitu. Kan bayi itu kalau ngompol kan mesti

nangis. Itu engga. Saya pikir anak ketiga ya, oh anak ini kok pengertian

ya, mamanya repot kok ga ganggu. Waktu saya bawa ke dokter,

dokternya diem aja. Cuma nimbang dan sebagainya. Nah waktu dia

duduk, habis dia nimbang itu kan saya bilang, dokter, kok anak saya

belum bisa dililing? Saya cuma gitu aja, cuma iseng aja bilang. Terus

sama dia diamati. Diamati mukanya, terus dia langsung ngambil

tangannya. Tangannya terus diambil. Ini anak Down Syndrome ini

ternyata tangannya itu garis. Jadi ini gak bentuk M tapi ini garis.

Kadang-kadang dua aja. Tapi ini jelas sekali di sini itu kalau kita kan

masih ada belah-belahnya. Ini engga dari sini tuh langsung satu gini.

Tangan anak Down Syndrome semua gitu. Saya akhirnya beli bukunya

kok. Saya pelajari semua. Kemudian dia kaget. Waktu dia ngambil

tangannya Keke diliat gitu, dia kaget. Reaksi wajahnya itu kelihatan

sekali dokternya. Tapi dia gak bilang apa-apa. Tapi saya tahu, dokternya

Perilaku dan ciri-ciri

kejanggalan pada perkembangan

anak sudah mulai terlihat namun

ibu belum menyadari ada

gangguan pada perkembangan

anaknya. Ibu sempat salah

mempersepsikan kepasifan

anaknya sebagai karakter

penurut karena kurngnya

pengetahuan mengenai Down

Syndrome.

Lingkungan sosial membantu

ibu untuk menyadari adanya

kejanggalan pada proses

perkembangan anak.

(5-11) Bantuan lingkungan

sosial

(12-15) Persepsi yang

salah karena kurangnya

pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

254

28

30

31

32

33

34

35

itu ada sesuatu. Kemudian saya tanya, ada apa dokter? Dia cuma nulis di

kartunya itu Down Syndrome. Tapi dia gak ngomong apa-apa. Saya

tanya, kenapa dokter? Kenapa anak saya? Dia hanya bilang gini, anak ibu

ini nanti perkembangannya akan lambat. Ya nanti ketauannya setelah dua

tahun. Kok saya harus nunggu dua tahun dokter? Kok ga sekarang? Kok

gak bisa tau sekarang? Ya kita lihat dulu nanti perkembangannya. Kita

langsung terus nyecar dia untuk tanya terus.

36 P: Dokternya belum mau bilang saat itu bu? Keterbatasan pengetahuan dan

istilah yang kurang umum

mengenai gangguan yang terjadi

pada anaknya membatasi

pemahaman ibu terhadap kondisi

anaknya.

(41-45) Tantangan terkait

keterbatasan pengetahuan 37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

S: Engga, gak mau bilang. Terus kita kan nyecar terus. Ya saat itu juga

kita cecar dia. Saya kan sama papahnya Keke. Terus akhirnya dokternya

itu bilang gini. Maaf, ibu sama bapak lulusan apa? Pendidikannya apa?

Kita S1 dokter. Terus dia langsung bilang, anak ibu ini ada kelainan

kromosom. Dokternya bilang gitu. Setelah itu saya baru bisa memahami

karena ternyata tidak semua orangtua itu bisa menerima kata-kata

kelainan kromosom atau Down Syndrome atau mongoloid itu kata-kata

yang sulit untuk dimengerti. Saya waktu itu diberi tahu Down Syndrome

juga saya gak tahu artinya Down Syndrome itu apa. Tapi suami saya

langsung bilang, seperti mongoloid? Iya.

47 P: kalau ibu dulu basicnya apa bu?

48 S: saya teknologi pertanian.

49 P: kalau bapak? Pengalaman suami menghadapi

anak dengan Down Syndrome

cukup meredakan kekhawatiran

suaminya, namun ibu tetap

merasakan emosi negatif terkait

diagnosa tersebut karena

keterbatasan pengetahuan

mengenai kondisi anaknya.

Dukungan saudara-saudara dan

(55-56) Emosi negatif

karena terbatasnya

pengetahuan

(58-62) Pemikiran yang

salah karena terbatasnya

pengetahuan

(64-75) Dukungan dan

informasi dari lingkungan

50

51

52

53

54

55

56

S: bapak elektro. Bapak KKN dulu waktu kuliah itu, tinggal di rumah

pak lurah yang anaknya Down Syndrome. Dan dia tahu anak itu bisa

masak. Jadi bagi dia itu bukan sesuatu hal yang menakutkan, masa depan

yang suram dan sebagainya. Dia melihat sendiri ada anak yang bisa

dikembangkan seperti itu. Nah terus dari situ, saya kan pulang. Saya

udah diem aja saya. Saya udah setengah dongkol, setengah sedih. Saya

hampir seminggu gak pernah ngomong sama bapaknya.

57 P: kenapa yang didiemin bapaknya bu?

58 S: ya saya jadi kayak kecewa. Antara kecewa dan apa ya. Ya waktu itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

255

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

saya juga sempat berpikir ini apakah keturunan gitu. Keturunan, atau

bukan. Saya kan bertanya-tanya gitu. Kita saling tuding-tudingan

jadinya. Ya memang kita gak terucap. Tapi ya seolah-olah kita mikir ini

gara-gara kamu. Ya itu gak akan terpecahkan kalau gak ngomong. Kalau

gak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu. Nah ini, setelah itu kan ada

keponakan saya tinggal di rumah. Saya ngomong sama dia, dia SMA.

Saya ngomong sama dia, kamu pernah gak dengar Down Syndrome itu

apa. Terus dia ambil buku biologi, saya ditunjukkin. Down Syndrome itu

ini lho tante. Ini kelainan kromosom, gini gini gini. Ternyata di bukunya

itu secara gamblang untuk anak-anak SMA itu diterangkan. Nah di situ

saya tahu. Oh, jadi begitu. Terus saya ngomong sama kakak saya. Kakak

saya di Jakarta. Terus dia bilang, kalau kamu nunggu dua tahun gak bisa.

Kalau bisa diperbaiki sekarang, dikoreksi sekarang, sekarang lah

waktunya. Harapan Kita kan cuma di sebelah rumahku. Hanya jalan kaki

itu kelihatan gitu. Kamu bawa ke sana. Terus kakak saya yang jual alat

kedokteran telepon saya. Kalau Down Syndrome itu gak bisa dikoreksi.

Cuma sekarang kamu perlu memastikan, itu Down Syndrome atau tidak.

Kalau kamu mau, jangan periksa di Sardjito. Karena alat di kedokteran

UGM itu alatnya lama, kuno. Nanti gak kelihatan. Karena kakak saya ini

jual alat kedokteran. Dan dia barusan jual ke Harapan Kita. Harapan Kita

adalah yang paling canggih. Terus dia kenal sama dokternya. Dokternya

sampai mengirimkan ampul untuk periksa darah. Akhirnya diambil, terus

dikirim, dalam 24 jam harus sampai. Saya disuruh ngambil darahnya

terus dikirim ke Jakarta, cek di sana. Nah waktu itu terus saya tanya-

tanya. Gak bisa, gak ada yang mau bawa. Dalam 24 jam harus sampai itu

gak bisa. Kurir itu gak ada yang mau. Terus akhirnya kebetulan papanya

Keke itu ambil S2 di Jakarta, terus dia mau wisuda. Nah Keke sudah mau

3 bulan jadi dia boleh naik pesawat. Saya bawa ke Jakarta untuk cek.

Nah waktu sebelum cek itu kan kita sempat ke dokter anak macem-

macem, semua dokter anak bilang ini Down Syndrome. Karena itu

orang-orang di sekitarnya untuk

mengetahui lebih lanjut

mengenai kondisi anaknya

membuat ibu mulai memahami

bagaimana kondisi anaknya yang

sebenarnya. Keinginan pribadi

ibu untuk mengetahui secara

jelas juga mulai terlihat dengan

langkahnya untuk bertanya

kepada keponakannya serta

membeli buku mengenai Down

Syndrome.

Kondisi yang kurang

mendukung seperti alat yang

kurang memadai serta sistem

pengiriman yang kurang cepat

sempat menghambat ibu untuk

segera mengetahui kondisi

anaknya secara lebih jauh.

Ibu mulai memahami kondisi

anaknya dan hal tersebut cukup

melegakan kekhawatiran dan

prasangka ibu mengenai

penyebab dari kondisi yang

dialami anaknya.

sosial

(76-79 & 82-84) Kendala

keterbatasan sarana dan

prasarana

(98-103) Perasaan lega

karena mulai memahami

kondisi anaknya

(108-111)

Mengembangkan

pengetahuan melalui

membaca dan berdiskusi

dengan profesional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

256

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

memang ada bentuk muka, proporsional gitu, kelihatan. Nah terus kata

papanya kalau udah tahu Down Syndrome buat apa dicek darah. Wong

semua dokter udah bilang ini Down Syndrome kok. Ngapain lagi kita

ngeluarin duit untuk cek darah. Terus waktu kita udah di Jakarta, saya

masih mandiin Keke, bapaknya pergi jalan-jalan sama kakaknya Keke,

saya bilang yaudah daftarin aja sekalian sana, gitu. Terus buru-buru dia

pulang. Ayo cepat-cepat, aku ketemu dokternya. Udah ketemu

dokternya. Terus aku tanya, kenapa harus dicek darah. Kata dokternya

harus, harus cek darah. Supaya tahu ini kelainan kromosomnya itu

bentuk apa. Jadi ternyata Down Syndrome itu ada macem-macem. Ada

yang translokasi, ada yang trisomi 21. Yang umum yang biasa itu trisomi

21. Terus dia bilang, kalau itu trisomi 21 itu bukan keturunan. Kalau

translokasi itu keturunan. Nah terus setelah dicek, dia kirim pakai fax ke

saya, itu trisomi 21. Yaudah terus saya udah lega lah. Ya karena hasilnya

trisomi 21. Saya waktu di Harapan Kita waktu periksa darah itu kita

ditunjukkan. Bu, ini lho bu klinik tumbuh kembangnya. Jadi dia

kayaknya mengembangkan itu untuk segala macam kelainan, terutama

Down Syndrome itu kayak diutamakan. Jadi dia punya terapi-terapi yang

dikhususkan gitu ya. Ada yang seperti yoga juga, pakai matras gitu.

Kemudian dia jual bukunya di sana. Kita beli, kita pelajari, kemudian

setiap bulan penimbangan balita kita diskusi sama dokternya. Sampai

dokternya bilang bapak ibu ini udah tau semuanya ya. Karena kita harus

menggali itu apa sih yang sebenarnya terjadi dengan anak saya. Dan dari

situ kan kita bisa mengembangkan anak ini mau diapain. Kemudian di

Harapan Kita itu ada kelompok orangtua anak-anak Down Syndrome.

115 P: Ada perkumpulan gitu bu ya? Ibu kembali mendapatkan

lingkungan yang baik sehingga

bisa menyadari pertumbuhan dan

perkembangan anaknya yang

(116-118) Dukungan

lingkungan sosial

(124-126) Mengupayakan

116

117

118

S: Iya, kita dikenalkan dengan komunitas itu, kemudian mereka sebulan

sekali mengadakan pertemuan, kemudian ngundang dokter untuk

memberikan informasi. Akhirnya bapaknya Keke pindah ke Jakarta kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

257

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

di sana. Dulu kan Keke itu papanya lulus S2 itu di Jakarta. Kemudian dia

cari kerja di Jakarta, diterima di pabrik susu Nutricia. Tapi dia juga kerja

di sini jadi dosen. Kalau Sabtu itu pulang. Untuk kasih kuliah atau paling

engga bimbing skripsi. Setelah itu beberapa bulan kemudian kami

ditunjukkin tempatnya, tempat komunitasnya. Terus kita pikir anak ini

perkembangannya juga kurang bagus. Ini harus diterapi. Waktu itu saya

panggilkan tukang pijat juga, terus dipijat kakinya, karena kakinya

satunya gak benar gitu bentuknya. Kemudian kalau dokternya bilang

nanti 2 tahun baru bisa jalan. Ternyata 20 bulan dia udah bisa jalan. Dari

meja ke kursi gitu dia udah bisa jalan-jalan sendiri. Dan itu termasuk

cepat gitu. Jadi tukang pijitnya seminggu dua kali datang ke rumah.

Harusnya sih dia ikut terapi, tapi pulang dari sana itu anak kayak

kesakitan. Itu terapinya padahal dipijet juga tapi ada di badannya juga

kayak titik-titiknya diaktifkan. Terus ada pijatan di perutnya ini dia pasti

nangis. Dari tidur dibangunkan, tidur dibangunkan. Terus dipijat

tengkurap. Terus saya pikir, ah tukang pijat juga pinter kok. Malah

murah lagi, kita gak usah pergi-pergi dia yang datang. Kalau di situ itu

antri kok sampai malam. Jadi cuma beberapa bulan Keke di sana. Terus

waktu itu, sekitar Keke usia 9 bulan saya sundulan hamil lagi. Jadi gak

bisa ASI dan lain sebagainya. Terus 17 bulan Keke, adiknya lahir.

Adiknya perempuan. Waktu itu udah nangis saya. Trauma kan. Sekarang

kalau habis punya anak Down Syndrome terus anakku Down Syndrome

lagi gimana. Wah itu perjuangannya berat sekali. Karena waktu dari

hamil aja saya udah mikir, gimana ya kalau digugurkan aja. Waktu itu

saya bilang sama dokternya, dokter yang nangani kehamilan saya

sebelumnya juga. Dokter, sebelumnya anak saya Down Syndrome.

Doktenya kaget. Waktu dulu dia lihat, memang Keke itu 8 bulan

lahirnya. 8,5 bulan. Dan masih 2,2 kg jadi harus masuk inkubator. Jadi

kalau dia ingat ya memang bayinya ini memang kurang, kurang umur

untuk dikeluarkan. Nah dia memang hanya lihat sepintas itu saja. Jadi

kurang optimal.

Setelah mendapat terapi

alternatif anaknya menunjukkan

perkembangan yang cukup baik

sehingga cukup melegakan ibu.

Ketidakcocokan terhadap salah

satu jenis terapi sempat menjadi

kendala dalam perkembangan

anaknya. Kendala selanjutnya

yang dihadapi oleh ibu adalah

kehamilan ibu yang tidak

direncanakan.

Ibu masih merasakan trauma atas

kelahiran anaknya yang

mengalami Down Syndrome

sehingga ibu sempat memiliki

pikiran untuk menggugurkan

kandungannya.

pengembangan anak

melalui terapi alternatif

(127-130) Keberhasilan

terapi alternatif

(131-137) Kendala

ketidakcocokan terapi

(138-143) Tantangan

kehamilan yang tidak

direncanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

258

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

waktu saya ceritakan saya hamil lagi itu, saya ceritakan dia kaget. Terus

dia bilang, besok USG ya, dengan alat yang dimasukkan ke vagina.

Karena dia bilang kalo yang diperut gini bu, ibu lemaknya tebal, nanti

gak kelihatan. Kemudian waktu dia periksa, dia bingung, anaknya ini

blighted ovum bu. Jadi membatu kayak bongkahan gitu ya di USG.

Tidak ada pergerakan. Harusnya di dalamnya itu kayak ada pergerakan

gitu. Kalau janin yang hidup itu seharusnya seperti bongkahan tapi di

dalamnya kayak ada alirannya gitu. Ini bisa digugurkan. Tapi bu, kata

dokternya, pengalaman saya dua minggu lagi ini bisa ada gerakan. Terus

dia keluar, dia ngobrol sama temannya terus masuk lagi dia bilang gini.

Ibu, besok minggu depan ada dokter ahli dari Jepang. Dokter ini mau

mengajarkan kepada kami cara baru untuk mengambil sampel janinnya

itu tapi dari plasentanya itu diambil cairannya, kemudian itu

ditumbuhkan, dilihat perkembangan kromosomnya, nanti bisa dilihat

kromosomnya ini anaknya masalah atau engga.

165 P: jadi proses pengembangan kromosomnya di luar tubuh ya bu? Keputusan mengenai

kandungannya harus

dipertahankan atau tidak

terkendala dengan tidak

berkembangnya kromosom yang

diambil sehingga ibu tidak dapat

memastikan anak keempatnya

mengalami Down Syndrome

atau tidak. Hal tersebut

menimbulkan emosi negatif pada

diri ibu, dan menjadi konsen

utama ibu hingga waktu

istirahatnya pun menjadi tidak

tenang.

(174-182) Perasaan tidak

tenang terkait pengalaman

memiliki anak Down

Syndrome

(187-194) Dukungan

lingkungan sosial

(202-203 & 221-229)

Keyakinan spiritual yang

menguatkan

(210-211) Perasaan lega

karena mulai memahami

kondisi anak

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

S: iya memang di luar tapi yang diambil ini cairan plasentanya, jadi

bukan bayinya. Sebetulnya bayinya bisa diambil darahnya, tapi ini cara

lain itu diambil plasentanya. Kalau mau yang diambil darahnya itu di

buku juga ada. Cara pengambilannya itu memang ada dua cara. Kalau

mau diambil darahnya bisa langsung dari perut gini ditusuk, diarahkan ke

bayinya. Kalau yang ini, itu pakai USG nanti dimasukkan selang dari

bawah, diarahkan ke plasentanya. Terus ditumbuhkan. Terus saya nanya,

dok, itu hasilnya kromosom gimana? Oh iya besok saya cek dulu.

Akhirnya setelah dua minggu dokternya ngabarin saya kalau

kromosomnya tidak tumbuh. Kromosomnya gak bisa dilihat karena

selnya yang diambil itu tidak tumbuh. Terus saya mikir, Tuhan kenapa

aku gak boleh tau anakku ini, gitu kan. Ini padahal kesempatan to. Wah

tiap malam saya mimpi. Ngelihat anak lari-lari di padang rumput. Tinggi

gitu lho rumputnya, kelihatan kepalanya lucu gitu, cewek gitu lari-lari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

259

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

Terus saya bilang anakku, anakku. Terus malah tiba-tiba, anakku Down

Syndrome. Bukan, itu bukan anakku, soalnya anakku Down Syndrome

gitu. Terus wah, saya bangun nangis. Terus, setelah itu saya sempat cek

ke dokter lagi, dokternya bilang bu, USG lagi ya, saya mau lihat

perkembangannya gimana. Waktu di USG, ternyata gerakannya cepat

sekali. Anaknya sehat sekali. Ibu diteruskan ya, jangan periksa-periksa

apa-apa lagi. Saya bilang, gak dokter, saya mau ke Jakarta, mau periksa

cara yang berbeda itu. Ibu jangan, ini kandungannya sudah besar. Kalau

ibu mau menggugurkan dia sudah terlalu berbahaya. Berbahayanya ini

untuk ibu. Ibunya bisa mati. Gak, saya mau ke Jakarta. Saya bilang gitu.

Nanti kalau anak saya Down Syndorme gimana? Saya bilang gitu. Tetep

saya ego saya besar sekali. Sampai di rumah kakak saya telepon.

Mengingatkan, kalau nanti kamu cek, yang keambil darah di tangannya,

tangannya hilang. Nanti kalau terjadi seperti itu gimana? Yaudah, gak

usah. Yaudah saya nurut kan. Terus saya tanya-tanya, kok bisa Down

Syndrome itu kenapa, apa yang terjadi. Terus dia bilang, jadi seorang

wanita, itu waktu dia lahir dia sudah membawa sel telur. Katakan jutaan.

Dan selama hidupnya tidak ada pembaruan. Lain kalau sperma, sperma

itu ada pembaruan setiap saat. Kalau sel telur ya itu terus yang di bawa.

Jadi waktu muda, itu sel terus yang waktu kita mens itu yang jatuh ya

yang bagus-bagus. Tapi makin tua itu yang jelek-jelek. Nah kalau yang

jelek ini dibuahi terjadilah anak Down Syndrome. Dan itu kan kita gak

tau, yang dikasih oleh Tuhan itu yang mana. Itu semuanya kehendak

Tuhan. Itu semuanya sudah Tuhan menentukan ini yang jatuh gitu. Jadi

ada istilah ya, suster dari Panti Rapih itu dulu saya cerita. Ibu, ibu itu

seperti orang dapat lotre. 1:3000 ibu dapat satunya. Itu saya gak akan

lupa. Tapi sekarang saya jadi paham, kalau perempuan di atas 35 jangan

hamil. Beresiko sekali. Sekarang teknologi sudah maju, ilmu

pengetahuan sudah maju, kita bisa jadi tau. Jangan malah kita sudah tau

malah sengaja coba-coba. Nah dari situ saya diterangkan seperti itu, saya

Pikiran negatif yang menguasai

ibu tentang kondisi anaknya

membuat ibu memiliki keinginan

yang besar untuk menggugurkan

kandungannya. Pikiran negatif

tersebut diredam melalui

pertimbangan-pertimbangan

yang diberikan oleh saudara dan

lingkungan sosialnya.

Keinginan ibu untuk memahami

penyebab dari kondisi anaknya

ditunjukkan melalui

keaktifannya dalam bertanya

hingga ibu bisa memiliki

pemahaman yang cukup

mengenai situasi yang ia alami.

Pemahaman tersebut mengurangi

prasangka-prasangka mengenai

penyebab anaknya mengalami

Down Syndrome.

Kehadiran anak keempatnya

dirasa ibu sebagai cara Tuhan

untuk membayar kondisi dari

anak ketiganya, sehingga ibu

mulai dapat menerima kondisi

anak ketiganya secara lebih

ikhlas. Keikhlasan ibu

diwujudkan melalui

(229) Menerima anak

dengan melihat anak

sebagai anugerah

(230-236) Berupaya

meningkatkan penerimaan

dengan memperkenalkan

anak pada lingkungan

sosial

(240-245) Tantangan

pengasuhan yang

melelahkan

(262-270) Pengorbanan

untuk mengembangkan

anak

(274-281) Perasaan sedih

karena ketertinggalan

kemampuan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

260

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

betul juga. Itu tidak ada unsur keturunan. Gak usah mempertanyakan

kenapa kenapa. Selama ini kan selalu bertanya kenapa kok bisa terjadi,

kenapa kok bisa terjadi. Ini kan mutasi, mutasi karena kamu kerja bahan

kimia dan sebagainya. Sempat mikir seperti itu. Karena kan bahan kimia

bapaknya kerja di pabrik kulit. Saya kan pabriknya di sebelahnya.

Mungkin kena itu gitu. Tapi ya sudah lah, sudah tau penyebabnya. Tapi

cerita itu selanjutnya berkembang jadi panjang. Jadi setelah adiknya

lahir, adiknya itu cantik sekali. Lebih cantik dari anak saya yang nomor

1. Yang nomor 1 kan cewek juga. Kalau Keke kan memang gak

bandingannya ya, karena dia Down Syndrome. Kemudian waktu dia lahir

saya lihat, wah ini kok anaknya lain. Saya waktu itu dalam hati saya

langsung bilang, oh Tuhan itu memberi aku anugerah. Kayak ditukar,

ditukarin gitu. Dikasih gantinya gitu. Jadi kemarin Tuhan kayaknya

bilang oh aku salah e ngasih kamu, sekarang tak kasih tukar. Saya bawa

ke situ. Jadi saya di sini ada rasa menerima. Jadi dari situ, itulah

penerimaan. Orangtua harus menerima dulu anaknya. Anaknya

berkebutuhan khusus itu dia harus bisa menerima. Nah penerimaan itu

terjadi waktu adiknya lahir. Dan waktu itu saya langsung bilang, aku

harus bersaksi. Harus bilang ke orang-orang apa, anakku Down

Syndrome, anakku itu adalah anugerah dari Tuhan. Itu bukan sesuatu hal

yang mudah lho untuk mengatakan itu. Aku gak apa-apa. Dan memang

benar setelah itu saya selalu menceritakan itu, saya bawa Keke kemana-

mana. Saya arisan saya bawa, sekarang ini sudah besar kan sudah lulus

SMA sudah gak ada kegiatan banyak. Saya reuni saya bawa, sampai

semua teman-teman saya tanya eh gimana Keke gimana, semua pada

senang. Jadi artinya kita terbuka. Kita harus terbuka. Kalau engga anak

itu makin terpuruk, seperti katak dalam tempurung. Saya ngerasa setelah

adiknya lahir ini semuanya terbuka. Dan yang istimewa lagi yang saya

tidak pernah berpikir waktu itu, waktu lahir itu, dua anak ini kan kayak

kembar. Yang satunya ASI, Keke kan dot terus. Nah kalo dot itu kan

dilibatkannya anak ketiganya

dalam berbagai pertemuan

sehingga berdampak baik pada

kemampuan bergaul dan

wawasannya.

Ibu sempat merasakan sulitnya

memiliki dua anak yang masih

bayi dalam waktu bersamaan

sehingga benar-benar menguras

waktu dan tenaganya.

Ibu memutuskan untuk

memberikan terapi yang lebih

komperhensif kepada anaknya di

rumah sakit yang lebih besar dan

ibu merasa sangat puas terhadap

pelayanan yang didapatkan di

sana.

Keterlambatan perkembangan

yang dialami anak ketiganya

membuat ibu benar-benar

merasa sedih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

261

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

pipisnya banyak. Pernah dulu waktu habis mimiki adiknya, Keke

ngompol. Terus saya ambil ganti, ngambil celananya yang baru, itu gak

saya pakein, cuma saya pegang pantatnya pakai celana itu, saya

ketiduran. Jadi di tempat tidur ya, saya duduk gini sambil tiduran gini.

Saking lelahnya, sambil megang pantatnya Keke akhirnya saya

terbangun karena dia ngompol lagi. Langsung di sana kayak komplain,

aduh Tuhan, kenapa toh aku dikasih anak dua kayak gini. Ini saya gak

kuat rasanya. Saya benar-benar merasa wah ini cobaan yang besar sekali.

Padahal sebelumnya anak saya itu tidak pernah tidur dengan pembantu.

Kalau sekarang kan saya harus punya suster. Jadi dari kantor itu saya

dikasih fasilitas khusus, dikasih biaya untuk pengasuh. Jadi saya ajak

suster, dan waktu adiknya lahir ini, otomatis Keke harus pisah. Keke

dibawa sama susternya tidur sama dia. Itu hati saya rasanya teriris-iris

itu. Kasian. Masih segitu kecilnya soalnya. Kalau yang ngerawat

papanya juga gak bisa. Itu setelah beberapa bulan saya ambil, itu tidur

berdua jadinya. Tapi setelah itu ya, setelah itu jalan, mereka berdua

tumbuh bersama. Kayak bayi kembar bener-bener. Terus umur 1,5 tahun,

Keke umur 3 tahun, bapaknya tuh bilang gini. Keke diajak ke Jakarta aja.

Nanti tak bawa ke Harapan Kita. Di klinik tumbuh kembang anak nanti

diterapi. Terus kakaknya Keke yang laki diajak ke sana. Rencananya

saya ikut pindah tapi kan saya kerja di Jogja. Jadi setiap Sabtu Minggu

saya ke sana dua minggu sekali. Jadi gantian. Bapaknya ke sini, saya ke

sana. Terus akhirnya Keke diajak ke sana. Diajak terapi. Terus ternyata

yang di Harapan Kita itu luar biasa. Tidak hanya terapi. Itu ada anak

Down Syndrome di bawa ke sana, itu langsung dibuatkan jadwal. Periksa

dokter mata, periksa gigi, periksa dokter penyakit dalam, periksa dokter

ortopedi. Semua dibuatkan jadwal. Itu belum terapi. Jadi harus di resume

dulu sama dokter-dokter itu nanti kebutuhannya apa. Terus diperiksa

matanya, matanya juling. Kita kan gak tau. Sebelumnya saya ke Jakarta

bawa anak dua. Wah gila gitu. Pokoknya semua harus saya jalani, saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

262

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

harus kuat. Terus waktu sampai Jakarta itu kan papanya beli mainan

banyak. Ada kakaknya juga soalnya. Mainannya itu yang gini lho. Ada

tusuk empat, terus nanti ada yang bundar, kayak dimasuk-masukin gitu.

Ini kotak, yang ini segitiga. Terus saya duduk di situ sama Keke. Keke

sudah bisa duduk juga. Udah mau 3 tahun waktu itu. Terus dia megang,

cuma dipegang. Diam aja gitu. Gak tahu ini harus diapain. Saya juga gak

ngajari. Adiknya datang. Adiknya datang dari jauh kan, dia merangkak

deketin. Tapi dia sudah bisa jalan. Cuma dia pingin dekat mainannya itu,

dia deketin terus dia masukin. Lancar, padahal 1,5 tahun dia. Keke 3

tahun coba. Saya nangis. Saya lihat seperti itu saya nangis. Terus ini

Keke itu mau tak apain. Selama ini berarti dia tertinggal sekali. Gak

berkembang otaknya. Terus mau diapain gitu. Terus, kalau misalnya ya,

saat itu Keke belum bisa ngomong. Jadi dia pingin apa dia gak bisa

ngomong. Nunjuk pun, gak ada inisiatif untuk melakukan apa-apa.

Akhirnya kalau kita memaksa dia, artinya gak sesuai dengan

kehendaknya, dia sembunyi di belakang pintu. Jongkok di belakang

pintu, terus nangis sambil teriak-teriak. Pokoknya sesuatu yang tidak

sesuai dengan yang dia inginkan, apalagi dia dipaksa, kalau disuruh gitu,

bukannya gak mau dia gak tahu apa yang disuruh itu. Terus setelah itu,

saya ngalami benar dia gak bisa apa-apa. Waktu itu kan saya senangnya

kalau sama anak-anak itu kan gambar bebek, terus dikasih cacing gitu.

Ini mulutnya, terus di mulutnya dikasih cacing gitu. Tapi kan kalau anak

kecil bisa gambar cacing gitu. Tapi ini dia gak tahu cacing itu apa.

Bentuknya apa, dia gak tahu. Dia digambarin juga pandangannya

kosong, dia gak tahu.

295 P: Padahal sampai umur 3 tahun itu ibu sudah terapi apa saja bu? Ibu melakukan berbagai upaya

untuk mengembangkan anaknya

dan cukup membuahkan hasil.

Anaknya mengalami

perkembangan yang baik dalam

(297-304) Dukungan

tenaga profesional

(306-314) Upaya

pengembangan anak

296

297

298

299

S: Belum, cuma pijat itu aja. Terus waktu itu dibawa ke harapan kita,

dicek terus waktu itu ketemu yang matanya juling itu. Terus waktu itu

dokternya pintar sekali. Dia ahli mata juling untuk anak-anak. Dan dia

diterapi, ini matanya itu yang satu plus, yang satu normal. Jadi dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

263

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

selama ini pakainya mata yang normal. Mata yang cacat ini gak pernah

dipakai. Sekarang terapinya caranya matanya yang normal dibutakan

dulu, supaya dia menggunakan mata satunya diaktifkan. setelah satu

bulan, anaknya alergi. Keluar air matanya terus. Terus akhirnya sama

dokternya ditutupi pake plester aja. Saya di Jakarta pembantunya dua

karena kakaknya juga sekolah. Yang satu khusus buat Keke aja, yang

satu buat ngantar sekolah kakaknya. Terus terapi Keke ke ortopedi,

karena kaki anak Down Syndrome itu gak punya lekukan di sini di

telapaknya. Jadi dibuatkan sepatu khusus, dan kakinya juga harus

dikoreksi. Kan tukang pijatnya bilang kakinya itu bengkok, bengkok

kayak O atau apa gitu. Nah itu dibuatkan sepatu khusus. Terus ada

fisioterapi juga yang kayak yoganya Bu Lina di sini. Itu Bu Lina ambil

dari fisioterapi Arin juga kan, jadi bantu sekali dulu itu bikin kakinya

Keke tambah kuat. Terus dari situ, Keke harus terapi wicara dan terapi

okupasi. Seminggu dua kali. Waktu itu dia bisa nyanyi topi saya bundar.

Itu diajarin, memang itu terapi untuk gerakan, menggunakan aktivitas

tangan dan suara, ini topinya di sini, bentuknya begini gitu. Itu dia cepat

sekali. Kalau dia sudah selesai kan jadwalnya sudah ada anak lain lagi,

dia gak mau pulang. Dia ngajarin anak yang sesudahnya. Sampai kita

semua terapisnya ketawa. Gak mau pulang, mau jadi guru dia. Terus

okupasi itu ternyata motorik halus. Nah waktu itu sudah kira-kira 8

bulanan, setelah itu kan papanya pulang ke Jogja. Sesudah itu Keke

bilang sama saya, mama, sudah bisa ngomong. Mama, balon, ini talinya.

Saya nangis waktu itu. Nangis lagi. Terharu. Ih anakku sudah bisa, mau

gambar nulis tangannya sudah bisa. Luar biasa 8 bulan. Tapi benar-benar

terapi di sana itu bagus sekali. Efektif sekali. Lain dengan di Sardjito. Di

Sardjito itu yang nerapi anak lima, yang diterapi anak satu. Dikeroyok

dikerubung anak lima ya lari semua anaknya. Itu kan karena rencananya

saya meneruskan di Sardjito karena semua sudah pulang ke Jogja.

Bapaknya juga sudah ke Jogja. Nah itu, tak terusin di Sardjito malah

komunikasi, kognitif, dan

motorik. Hal tersebut membuat

perasaan ibu sangat senang.

Hambatan dalam upaya

mengembangkan kemampuan

anaknya kembali ditemui ibu

terkait dengan ketersediaan

pelayanan terapi yang baik saat

kembali ke Yogyakarta.

melalui berbagai jenis

terapi

(315-325) Perasaan

bahagia melihat

peningkatan kondisi anak

(325-331) Kendala

rendahnya kualitas terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

264

330

331

332

cuma ribut. Malah lebih mahal yang di sini juga. Saya cuma 2 atau 3 kali

ke sana udah males saya. Ternyata perkembangan berikutnya adalah dia

dituntun adiknya.

333 P: Oh malah dibantu sama adiknya ya bu? Kehadiran adik ternyata

membantu anaknya yang

memiliki Down Syndrome untuk

berkembang. Ibu sangat

mensyukuri kehadiran anak

keempatnya karena ia merasa

keterbatasan waktu karena faktor

pekerjaan yang ia miliki menjadi

salah satu kendala untuk terus

memantau perkembangan

anaknya. Ibu meyakini Tuhan

memberikannya anak keempat

untuk membantu perkembangan

anak ketiganya. Perkembangan

yang ditunjukkan anak dari

pergaulan yang akrab dengan

adiknya juga membuat ibu

sangat gembira.

(335-340) Perkembangan

dibimbing adiknya

(341-342) Keyakinan

spiritual sebagai

penguatan

(345-350) Perasaan

bahagia atas peningkatan

kondisi anak

(350-352) Keterbatasan

waktu karena pekerjaan

(350-352) Kemampuan

untuk produktif

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

S: Nah itu gini, jadi yang pas dia sekolah dari kelas 1 sampai kelas 3 itu

saya gak tahu, tahu-tahu Keke itu bisa gambar. Ternyata adiknya gambar,

dia niruin. Adiknya ngomong, dia niruin. Pada suatu hari Keke itu

ngomong mama, minta ini ini ini, saya itu gak tahu dia ngomongnya apa,

saya suruh ngulang saya tetap gak tahu, adiknya yang nebak. Mama,

Keke itu minta ini ini ini. Itu diterjemahkan adiknya. Jadi karena tahu dia

sudah bergaul akrab tiap hari. Jadi ternyata ya, saya melihat di situ

bahwa adalah maksud Tuhan untuk memberikan anak itu. Jadi Keke itu

punya adik itu maksud Tuhan supaya Keke itu ditopang. Kayak orang

pincang, dia gak bisa jalan sendiri. Dia harus pakai tongkat atau

dipegangi orang. Nah ini, dia yang memegangi kakaknya itu. Adiknya itu

yang megangi kakaknya. Dan dari situ kelihatan kalau anak Down

Syndrome itu bisa belajar. Tapi kalau anak biasa tiga kali dua kali sudah

bisa, kalau ini sepuluh kali. Dan dia menirukan. Itu dia nirukan, dua kali

tiga kali dia lihat, dia tahu caranya, dia akan bisa. Dan bener bisa, luar

biasa. Dia bisa gambar orang-orang yang seperti di gambar adiknya itu,

ngomong juga kayak diajari adiknya. Saya kan udah terlalu tua untuk

terus nemenin. Karir juga sudah tinggi jadi gak ada banyak waktu. Waktu

itu saya juga pelayanan di gereja. Kalau sore saya harus rapat dan

sebagainya. Itu saya melihat wah luar biasa. Baru dari situ saya tahu, oh

jadi saya gak perlu komplain. Justru kalau sekarang ada yang punya anak

Down Syndrome saya bilangin, kasih adik secepatnya.

356 P: supaya ada yang membimbing ya bu? Salah satu upaya pengembangan

kemampuan anak yang

dilakukan adalah dengan

melibatkan anak dalam sanggar

(358-360)

Mengembangkan

kemampuan anak melalui

sanggar keterampilan

357

358

359

S: Iya, nanti justru dia yang akan membimbing kakaknya itu. Dan waktu

itu saya lebih mantap lagi karena waktu ada seminar ya, Keke itu ngisi

ini dari sanggar Bunga Melati itu, sanggar life skillnya Bu Lina, itu nari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

265

360

361

362

363

364

365

366

367

368

di Sardjito. Jadi kayak dokter-dokter anak se-Sardjito itu ngadakan

pertemuan. Mereka nari, kemudian ada seminar tentang optimalisasi

anak Down Syndrome. Bukan maksimalisasi. Terus di situ ada seorang

bapak itu yang ngacung angkat tangan. Dia bilang, kalau punya anak

Down Syndrome itu diadiki. Istilahnya dia pakai Bahasa Jawa. Karena

nanti yang ngajar bahasa itu juga adiknya. Saya waktu itu gak dong apa

yang dimaksud dia. Oh, segera dikasih adik, nanti adiknya yang ngajarin.

Oh ya benar saya terus ingat-ingat, saya ngalamin itu juga. Dan makanya

Keke tidak pernah terpuruk.

pengembangan keterampilan

hidup. Sedangkan salah satu

upaya pengembangan diri yang

ibu lakukan adalah melalui

seminar, sehingga pengetahuan

yang ibu miliki semakin

bertambah dan dikelilingi orang-

orang yang memberikannya

penguatan.

hidup

(360-368) Penguatan

pemahaman dari orang

sekitar

369 P: Selalu ada yang nemenin bu ya Ibu menyadari bahwa tidak

selamanya anaknya bisa

bergantung dengan orang lain

untuk dapat berkembang dengan

baik. Kesadaran tersebut ibu

dapatkan setelah merasakan

berbagai dampak negatif dalam

kehidupan sosial anaknya yang

sangat bergantung dengan

adiknya.

(373-382) Memiliki

kontak yang efisien

dengan realitas

(382-393) Ketergantungan

anak pada sosok

pendamping (adiknya)

(391 & 401-402) Dijauhi

teman sebaya

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

S: Iya, kalau kakaknya, itu jaraknya sudah terlalu jauh. 3 tahun, 7 tahun.

Itu sudah gak mungkin dia telaten liatin adiknya. Tapi justru ini yang

berkembang bersama-sama, ini yang akan terus mendampingi. Nah, tapi

ada satu titik di mana kedua anak ini harus dipisah. Ini saya juga belajar.

Setelah kelas 3 ya. Adiknya itu bilang sama saya. Mah, aku mau pindah

Jakarta. Karena dia dibisiki sama tantenya untuk pindah Jakarta. Saya sih

rela, saya sih gak apa-apa. Memang saya anaknya 4 ya. Kakak saya itu

sebetulnya gak punya anak, tapi dia ngambil anak. Ya udah saya gak

apa-apa, saya kasih sekolah ke sana. Ini kan seolah-olah kayak

dipisahkan to. Orang kan bilang ini sudah berkembang bagus kok

dipisah. Nah saya belajar lagi di situ. Waktu anak ini dipisah, mereka itu

harus punya pribadi sendiri-sendiri. Karena ternyata waktu seperti anak

kembar, dia pribadinya menyatu. Orang itu kenal Keke gak ada yang

kenal Keke. Kenalnya sama Lissy, adiknya namanya Alyssa. Semua

orang menyapa, menyapanya Lissy. Mau ngomong, ngomongnya dengan

Lissy. Gak pernah ngomong dengan Keke. Jadi Keke itu hanya bayangan

di belakang Lissy. Kalau Lissy sakit, Keke ini gak punya teman. Kita ke

gereja, itu selalu berdua duduknya. Saya bawain alkitab dua. Karena

Keke juga gak mau, dia mesti bawa to. Bawa alkitab dua. Nanti kalau

baca alkitab, Keke gak bisa buka, dibukain sama adiknya. Nah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

266

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

suatu hari, saya melihat sendiri adiknya sakit, dia di rumah. Keke harus

sekolah Minggu sendiri. Gak ada yang mau jejer Keke. Duduk di

sampingnya itu gak mau. Pertama gak punya teman, kedua gak ada yang

bukain alkitab. Nangislah dia, sedihlah dia. Gak punya teman. Saya baru

lihat. Oh, ini gak boleh. Dan juga jadinya si adik ini harus momong terus

kakaknya. Main sepeda coba. Keke itu bisa main sepeda. Gara-gara juga

adiknya itu. Kita beliin otoped buat kakaknya, dia mainan otoped,

ternyata ini yang jual sepeda bilang, oh karena kemarin dia main otoped

jadi keseimbangannya bagus. Dia terus minta sepeda. Dia nyoba sepeda

adiknya bisa. Ya udah, belikan sepeda. Kita dulu di perumahan, di Jalan

Godean. Jalannya itu luas, mobil dua gini bisa. Ini anak-anak itu kalau

sore naik sepeda, rame-rame satu kompleks gitu. Nah tapi mana ada yang

mau main sama Keke.

403 P: karena kenalnya sama Lissy bu ya? Teman-teman sebaya anaknya

menganggap anaknya berbeda

dari mereka sehingga mereka

memperlakukannya dengan

kurang baik. Meskipun

demikian, salah satu temannya

lebih senang bermain dengan

anaknya karena karakter

anaknya yang tidak dominan.

Adanya peristiwa yang hampir

mencelakai anaknya membuat

ibu berusaha memberikan

pemahaman kepada anak

keempatnya mengenai

bagaimana seharusnya ia

menjaga kakaknya.

(405-411) Perlakuan tidak

menyenangkan dari teman

sebaya

(425-428) Perlakuan baik

karena karakteristik

pribadi anak yang baik

(431-436) Belajar dari

pengalaman

(443-446) Keprihatinan

ibu atas keterbatasan

kognitif anak

(448-453) Keterbatasan

sarana dan prasarana yang

404

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

S: karena Lissy kan pintar naik sepeda, naik sepedanya juga lancar. Nah

Keke kalau naik sepeda kan pelan. Gak ada yang mau nemenin Keke.

Dibiarin dia. Akhirnya dia pulang, nangis. Ditinggal sama teman-

temannya. Mama, aku mau naik sepeda, tapi teman-temannya lari semua

udah pergi semua.Ya udah yuk, naik sepeda sama mama. Saya jalan di

sebelahnya. Dia naik sepeda wong pelan sekali. Temannya itu muter

lewat lagi sambil ngetawain. Dibully dia. Ih naik sepeda kok kayak gitu.

Itu namanya gak naik sepeda itu. Naik sepeda kok pelan. Biarin toh, tak

bilangin gitu. Sudah kamu main aja sana, gak usah ngeributi. Jadi anak-

anak kecil itu sudah jahat sekali. Sudah ngebully semua. Mereka kan

tahu, bahwa Keke ini lain. Tapi kan adiknya gak merasakan itu. Terus

setelah itu, pada suatu hari Keke mau ketabrak mobil. Jadi pas naik

sepeda rame-rame, saya itu gak pake pembantu untuk ngantar. Adiknya

semua yang jagain. Pas naik sepeda sama-sama, ternyata Keke itu

ketinggalan. Nah ini teman-temannya termasuk adiknya ini tahu bahwa

ada mobil yang mau mundur. Mereka cepat-cepat ngebut. Keke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

267

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

ditinggal. Nah Keke kan mana tau ada mobil mundur. Dia kan jalan aja

terus enak-enak. Mobilnya mundur, persis di sepedanya dia. Untung ada

orang lewat, mobilnya dioprek-oprek suruh berhenti. Jadi pas katanya

roda itu pas di sepedanya Keke. Itu dokter kandungan itu yang bawa

mobil. Wah anak ini pulang sama temannya, sama adiknya. Temannya

tetangga juga di sana. Dia selalu main di rumah saya. Terus kalau main

itu selalu aku mau main sama Keke, aku gak mau main sama Lissy.

Ternyata apa, kalau Keke itu mainan gak rebut-rebutan. Karena dia diam

aja kan, dia tenang. Kalau adiknya itu gak boleh, itu punyaku, ini

punyaku. Nah terus dia pulang cerita, tante tante itu Keke ditabrak mobil.

Terus saya bilang sama adiknya, sekarang gini ya. Oke, naik sepeda

boleh naik sepeda. Keke ikut naik sepeda gak apa-apa. Belum selesai

saya ngomong kakaknya langsung jawab, kamu ngikutin Keke, kalau

Keke pelan ya kamu pelan. Ya gak gitu, saya bilang. Maksud mama gini,

kalau ada keadaan bahaya, kamu harus melindungi Keke. Jangan kamu

tinggal. Ini karena kamu tinggal Keke mau ketabrak. Harusnya kalau

kamu tahu ini ada mobil mundur kamu tarik Keke. Itu masih kelas 2 apa

3 gitu adiknya. Keke kebetulan langsung saya masukan ke SLB karena

saya tahu, saya tanya teman saya. Eh kalau masuk SLB gimana sih,

anakmu dulu gimana kok bisa masuk SLB. Anakku itu tak masukkan ke

sekolah biasa, ternyata dia gak naik. Tahun berikutnya, gak naik lagi.

Setelah itu gurunya bilang, anak ini harus disekolahkan di SLB. Kalau di

sini gak bisa. Gak bisa ngikuti. Jadi karena aku udah tahu anakku harus

ke SLB kenapa aku harus paksakan dia di sekolah normal. Aku udah tahu

dia Down Syndrome kok. Ya sudah langsung saya bawa ke SLB, terus

dia bilang. Bu ini tes IQ dulu. Tes IQ itu 24. Memprihatinkan ya. Ya

sudah hanya untuk tahu aja. Terus habis itu dia di sekolah SLB itu

ternyata TKnya 3 tahun. Terus waktu dia kelas 1 apa ya saya pindah

rumah. Karena pindah rumah saya pindahkan juga dia ke sekolah yang

lain, terus beda sekali. Sekolahnya yang lama lebih teratur. Kalau yang

Ibu juga belajar dari pengalaman

temannya dalam membuat

keputusan terkait pendidikan

yang akan diberikan pada

anaknya.

Pendidikan anaknya sempat

mengalami kendala terkait

sarana dan prasana pendidikan

yang tersedia di sebuah sekolah

serta kemampuan kognitif dari

anaknya sendiri. Meskipun

demikian, keterlibatan anaknya

dalam kegiatan pengembangan

kemampuan hidup membuat

anaknya cukup siap menghadapi

perubahan-perubahan dalam

dirinya.

memadai

(453-458 & 463-467)

Melakukan berbagai upaya

untuk pengembangan anak

(456-461) Upaya yang

berhasil meningkatkan

kondisi anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

268

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

baru itu satu kelas dicampur ada yang hiperaktif, ada yang autis, ada

yang down syndrome, ada yang slow learner. Satu kelas itu anaknya 10

apa 15, gurunya 1. Isinya itu cuma nyapu, bersih-bersih. Tempatnya itu

kotor sekali. Nah saya pindahkan lagi ke tempat yang baru.Waktu di situ,

saya lihat wah efektif sekali. Kelas satu yang besar itu dibagi 3. Dikasih

sekat. Dikasih kursi gitu tiga tiga. Satu kelas 3 orang, satu guru tiga

orang. Nah itu lah berkembang di situ. Mulai dari sana berkembang dia.

Suruh gambar, suruh ngelukis. Cuma yang susah, tidak bisa baca tulis.

Padahal kalau sore dia juga ikut yang di Bunga Melati itu, itu kan life

skill. Di situ diajarin pakai baju, roknya dikancingkan, ada retsletingnya,

mandi, dan bahkan memasang pembalut. Waktu diajarin itu dia belum

mens. Tapi begitu mens dia jadi sudah tidak takut, sudah tahu gitu. Nah

waktu itu ada teman saya yang buka kursus baca tulis. Dia bilang saya,

mbok anakmu dileskan baca tulis. Ah enggak ah, saya bilang gitu. Itu

kan untuk anak-anak TK yang mau masuk SD. Terus yang baca tulis itu

ditangani oleh psikolog juga. Jadi dia ada paketan untuk mata pelajaran

gitu, diharapkan tiap paket ada 6 bulan apa 1 tahun udah selesai gitu. Nah

Keke ini dilihat 1 paket belum selesai diulang lagi dari awal.

468 P: Ibu leskan juga jadinya di situ? Upaya yang ibu lakukan untuk

mengembangkan kemampuan

kognitif anaknya tidak hanya

melalui pendidikan formal, tetapi

juga melalui pendidikan

informal seperti kursus.

Penyedia kursus juga sangat

terbuka pada anak berkebutuhan

khusus sehingga ibu merasa

terbantu. Pendidikan informal

tersebut memberikan hasil yang

baik terhadap kemampuan

(469) Pendidikan informal

untuk peningkatan

kemampuan kognitif anak

(470-474) Dukungan

lingkungan sosial

(474-476) Keberhasilan

upaya meningkatkan

kondisi anak

(477-478) Tantangan

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

S: iya les di situ sampai 4 tahun. Saya bilang, nanti kalau anak ini sudah

bisa baca alkitab, sudah kita berhentikan. Dan kalau orang les-lesan itu

ya, menerima anak berkebutuhan khusus kan itu suatu tanda tanya besar.

Biasanya gak mau gitu lho. Masih kayak butuh kesabaran. Ini yang

penting anak ini datang, bayar sesuai peraturannya, itu dilayani terus dan

tidak ada komplain. Terus setelah 4 tahun saya lihat alkitabnya dibuka,

Matius gitu kan. Kalau Matius kan perjanjian baru di tengah-tengah itu.

Dia udah bisa nyari. Terus akhirnya sudah bisa baca tulis, selesai les baca

tulis saya leskan matematika. Tapi ternyata matematika gak bisa.

Matematika susah sekali lho untuk anak Down Syndrome itu. Sampai

sekarang gak bisa. Tapi dia jam bisa tuh cepat sekali itu. Diajarin di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

269

480

481

482

sekolahan pakai alat peraga gitu. Sampai SMA di sana. Terus banyak

saya dengar keluarga anak di sana orangtuanya cerai karena salah satu

gak mau punya anak seperti itu.

anaknya, meskipun tetap

memiliki keterbatasan pada

bidang tertentu.

keterbatasan kemampuan

kognitif anak

483 P: berarti ibu bersyukur ya bu keluarganya ibu semua mendukung Ibu selalu menanamkan pada

anak-anaknya untuk saling

memperhatikan terutama dengan

kondisi anaknya yang

mengalami Down Syndrome.

Dukungan dari anak-anaknya

yang lain cukup membantu

perkembangan anak ketiganya.

Upaya yang ibu lakukan demi

mendukung optimalisasi

perkembangan anaknya sangat

beragam, dan seluruh upaya

yang dilakukan ibu cukup

membantu optimalisasi

perkembangan anaknya.

Berbagai prestasi dan kemajuan

yang mampu didapatkan

anaknya berkat upaya-upaya

pengembangan kemampuan

yang dilakukan ibu sangat

membuat ibu merasa bangga.

Ibu menunjukkan minat terhadap

aktivitas fisik atau olahraga

terutama berenang, dan

(484-492) Dukungan

lingkungan sosial

(493-497, 511-513, &

520-547) Mengupayakan

perkembangan anak

melalui berbagai aktivitas

(497-508) Perasaan

bahagia atas peningkatan

kondisi anak

(541-542) Menunjukkan

minat pada aktivitas

tertentu

(543-545) Memiliki

kemampuan menganalisis

(543-545) Peningkatkan

konsentrasi anak melalui

aktivitas gerak dan lagu

(yoga, balet, piano)

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

503

504

505

506

507

508

509

S: iya ini kita juga buat ceritakan ke kakak-kakaknya, supaya kakaknya

care juga sama adiknya. Misalnya kan lulus SMA gitu ya, terus dia masih

nunggu toh. Kuliahnya masih nunggu atau liburan semester gitu, adiknya

les, dia yang nganterin. Pernah Sandy ini, mah, aku nanti mau gathering

sama teman-temanku ya. Kan dia main rubik. Nanti Keke pulang les

terus tak jemput terus tak bawa ya. Saya bilang, diajak gathering? Iya.

Saya tanya dulu, kamu gak malu punya adik Keke? Enggak, asyik kok

malahan. Aku bisa certain kok ini adikku kenapa-kenapa. Terus di situ

dukungan-dukungan itu membuat dia lebih pintar. Lebih gak terpuruk

gitu. Dan dia ternyata dari les-lesnya itu juga mendukung. Yang terakhir,

saya pernah leskan dia di musik, main piano. Main piano itu diajarin

yang ini do re mi fa sol, yang ini kord. Langsung di situ ada buku, kiri

dan kanan itu lain. Dan dia bisa. Terus ini yang ngajar bilang gini. Tante,

ini tuh bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri. Eh benar, habis itu dia

sms tuh kata-katanya betul. Tadinya ngawur-ngawur. Terus setelah baru-

baru bisa baca dulu itu kan ada banyak tulisan di jalan. Itu semuanya

keras-keras dibaca. Saya bilang, benar ya sekarang duniamu terbuka.

Kayak orang buta yang baru bisa melihat. Saya itu melihat Keke

beruntung ya. Dia bisa mendapatkan pendidikan yang sesuai. Jadi dia

bisa berkembang dengan baik. Dan juga ternyata itu tidak sia-sia dia

sekolah di SLB itu. Bukan sesuatu hal yang memalukan. Ternyata justru

dari itu banyak perkembangan yang terjadi. Bayangkan aja, SLB itu ada

lomba olahraganya. Jadi kalau anak-anak berkebutuhan khusus kan itu

ada special olympics. SOINA namanya, special olympics yang di

Indonesia. Jadi ditandingkan antar sekolah dulu, kemudian ditandingkan

antar provinsi, nanti baru maju ke nasional. Nah akhirnya pada suatu hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

270

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

gurunya di sekolah itu bilang, kita mau adakan renang. Keke tak ikutin.

Emang dari kecil, saya leskan renang semua anak-anak saya kan. Karena

ada adiknya saya leskan renang bareng adiknya berdua. Adiknya bisa,

Keke itu bisa bisaan aja. Meluncur aja dia bisa. Pakai papan suka-sukaan

aja dia. Pokoknya kakinya crawl bisa. Pokoknya pegangan papan

kakinya crawl. Nah waktu di sekolahan itu ada, guru olah raganya lihat.

Lho, Keke kok bisa? Yang lain-lainnya kan gak pada bisa. Ditanyain,

emang saya leskan. Sekarang gini bu, dileskan lagi, ini Keke harus lepas

dari papan ini. Kalau dia bisa renang, Keke bisa ikut pertandingan.

Karena dia tahu kalau anak-anak seperti ini, kalau dia bisa renang, itu

kemungkinan untuk ikut pertandingan itu besar sekali. Sedikit sekali

anak SLB yang bisa renang gitu lho. Apalagi di Down Syndrome. Down

Syndrome itu sudah satu poin lagi untuk bisa maju. Setahun kemudian

udah bisa siap untuk ikut pertandingan. Akhirnya dia bisa dapat medali.

Itu dari sekolah. Ada lagi yang luar biasa. Pada suatu hari, saya diberi

tahu sama Keke. Mah, aku mau main film. Main film apa? Ini, terus

dikasih kertasnya. Apa ini? Tadi udah latihan aku nanti jadi Ani. Wah,

saya masih ga dong. Ternyata ada ceritanya gini. Ada bapak-bapak

datang ke situ, ke sekolah. Jadi bapak ini punya anak tuna rungu. Sekolah

di situ, anak ini jadi pantomim. Tapi anak itu sudah lulus setahun yang

lalu. Lha bapaknya ini datang ke sekolah itu untuk cari anak yang bisa

main film. Anak berkebutuhan khusus yang bisa diajak main film.

Akhirnya dipilih, dipilih, dipilih, Keke yang dipilih. Nah itu untuk

mimbar agama Katolik. Ya mungkin dicari yang anak Kristen atau

Katolik kan gitu. Saya sendiri juga kan asing karena saya Kristen bukan

Katolik. Terus benar disuruh main mimbar agama Katolik. Saya sampai

wah kok bisa ya. Sampai dikasih cd-nya segala. Terus dia kan di klubnya

Bu Lina Bunga Melati itu ikut balet. Dan ternyata gerak dan lagu, dia

menyesuaikan gerakan, nari ya, itu adalah melatih otak. Jadi anak-anak

ini berkembang dengan latihan-latihan itu. Nah kalau dengan yoga,

mendorong anaknya untuk aktif

pula dalam kegiatan-kegiatan

fisik khususnya berenang.

Lingkungan sekolah yang sesuai

sangat memberikan peluang dan

kesempatan bagi anaknya untuk

berkembang.

Ibu kurang memahami manfaat

yoga secara khusus pada

perkembangan anaknya, namun

dapat menganalisis manfaatnya

dengan mengaitkan pada

aktivitas-aktivitas yang serupa

seperti dalam olahraga, balet dan

piano.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 291: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

271

540

541

542

543

544

545

546

547

awalnya saya gak terlalu care ya apakah ada hubungannya apa engga.

Tapi karena saya emang suka olah raga ya, saya paling suka berenang.

Jadi kalau olah raga pasti ada manfaatnya ke tubuh lah. Yoga kan olah

raga juga ya. Kalau Keke karena ada penyesuaian dengan musik bisa

menambah konsentrasi juga, mirip seperti yang main piano itu dan gerak

dan lagu seperti di balet. Tapi yang jelas dengan banyaknya kegiatan-

kegiatan ini dia sudah berkembang sendiri. Dan saya juga jadi mudah.

Kan Keke ikut life skill itu, waktu life skill nya selesai, baru ada yoga.

548 P: berarti ikut yoganya sejak kapan ibu? Salah satu upaya yang dilakukan

ibu untuk pengembangan

anaknya adalah yoga. Melalui

yoga, ibu melihat manfaat yang

didapatkan terkait pula dengan

bentuk-bentuk terapi atau

aktivitas lainnya seperti terapi

wicara. Yang terpenting ibu

melihat anaknya gembira saat

melakukan aktivitas yoga. Ibu

juga merasakan dengan secara

langsung terlibat dan beraktivitas

bersama anaknya, ibu bisa

melatih kesabarannya secara

pribadi. Kesabaran yang muncul

selama menghadapi anaknya

juga berdampak dalam cara ibu

menghadapi masalah secara

umum dalam hidupnya.

Ibu juga meyakini dengan

mampu berpikir secara lebih

(551-552) Yoga sebagai

sarana menjalin relasi

(552-557) Yoga sebagai

kegiatan yang

menyenangkan bagi anak

(557-561) Yoga sebagai

sarana latihan pernapasan

(563-573) Yoga bersama

anak melatih kesabaran

ibu

(574-578) Memiliki

kemampuan menghadapi

tekanan

(578-579) Memiliki

kontak yang efisien

dengan realitas

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

S: kalau yoga itu kan udah lama, mungkin 6 tahun ya. Tapi saya baru

ikut bareng dia yoga setelah saya pensiun jadi baru dua tahunan ini lah.

Itu dari awal bareng sama Arin sampai mereka kalau ketemu berdua

benar-benar bisa ngobrol lama, ketawa-ketawa bareng. Selama yoga dia

senang sekali. Karena memang yoganya itu di situ diselipin permainan-

permainan. Dan misalnya tebak-tebakan, sebutkan buah, negara gitu. Jadi

di situ dia sudah lumayan ikut aktif ikut nyebut. Ikut ngitung. Terus

diselip-selipin juga bagian-bagian tubuh. Makanya menyenangkan ada

mainan-mainannya juga. Terus nanti latihan pernapasannya disuruh tiup

nanti suaranya keras aaaaa gitu terus apa. Yoganya itu tidak seperti anak-

anak besar yang serius. Jadi di situ anak-anak teriak-teriak, heboh

pokoknya. Dan ternyata itu jadi kayak terapi wicara juga buat Keke ya

kayak yang di Harapan Kita dulu jadi ngomongnya makin jelas. Dan

yang namanya Keke kalau tidur gak bisa dibangunin. Yang terakhir

savasana itu sampai ngorok. Dan dari kegiatan itu, karena saya baru

secara benar-benar full ikut kegiatan bareng Keke setelah pensiun, saya

dari Keke belajar sabar. Saya jadi orang yang luar biasa sabar. Saya

merasakan itu. Dan saya merasa ini saya belajar, dan ini belajarnya dari

Keke. Kan saya pernah bilang, kalau anak biasa itu sekali dua kali sudah

bisa. Kalau Keke mungkin harus ngulang 10 kali dulu. Kan kita kalau

ngulang 10 kali mungkin bosan. Kita akan marah, kalau orang biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 292: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

272

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

594

595

596

597

598

599

mungkin akan marah. Tapi kalau saya marah, kalau kita targetnya anak

itu harus bisa, kita akan ulang dengan kasih. Nah inilah yang

menyebabkan pada saat kita mengulang, pada saat kita mengajari, itu kita

belajar sabar. Dan akhirnya menghadapi semua masalah saya bisa sabar.

Dengan artian, pertama ya kalau orang melihat masalah seperti ini marah

dulu. Ini ga, bisa tenang terus berserah pada Tuhan dan sebagainya.

Terus mikir, aku harus cari jalan keluarnya kayak gimana. Ini bisa gak

dicoba, itu bisa gak dicoba dan sebagainya. Jadi ada eksplorasi diri untuk

memecahkan itu dulu. Kalau memang sudah gak bisa ya kita cari

bantuan. Jadi ke permasalahan lain juga, gak cuma di Keke. Tapi untuk

sampai di situ ya perjalanannya panjang. Dulu pernah ya Keke itu tiap

tak ajak ke gereja yang baru habis pindah pasti tutup muka. Karena

memang dia minder waktu datang ke situ. Kemudian pada suatu hari

pendetanya datang ke sini. Terus dibilangin, ibu, saya mau bikin film.

Bikin sinetron tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Saya boleh gak

ngambil Keke untuk jadi salah satu pemerannya? Oh iya boleh. Nanti

tapi ngambil syutingnya di sini ya bu. Jadilah syuting di rumah ini.

Semua kehidupannya Keke itu disyuting. Jadi mulai dari bangun tidur,

makan pagi, sekolah, les, lesnya diajari balet itu disyuting semua. Terus

dia pulang lagi, terus dia kegiatannya apa. Itu difilm semua. Terus wah

saya sampai diwawancara segala. Perasaannya ibu gimana punya anak

kayak gini. Terus setelah itu, mengajak bermain bersama anak-anak SLB

dengan anak yang ada di gerejanya itu. Main balon, main apa gitu lho.

Jadi digabung. Anak sekolah minggunya itu digabung anak yang normal

dengan anak yang berkebutuhan khusus digabung, diajak main sama-

sama. Ternyata itu maksudnya tu mengenalkan anak-anak biasa itu ke

anak-anak kalau kamu itu punya teman lho, seperti ini. Mereka itu gak

sama dengan kamu. Tapi mereka perlu kamu sayang, kamu ajak main.

Sederhana kan? Kamu ajak main, wong judulnya bermain bersama dan

bernyanyi bersama. Terus latihan nyanyi sama-sama. Terus hari terakhir

tenang dan berserah pada Tuhan

maka solusi dari masalah akan

bisa ditemukan. Meskipun

demikian, ibu tidak menutup

kemungkinan untuk meminta

bantuan pada orang lain dalam

menyelesaikan masalahnya.

Ibu telah merasakan bagaimana

kekurangan anaknya

menjadikannya sangat terbatas

dalam berbagai hal salah satunya

dalam pergaulan dan kehidupan

sosial. Di sisi lain, bantuan dari

orang-orang yang tepat sangat

berdampak baik pada

kepercayaan diri dan sikap sosial

terhadap anaknya. Metode yang

tepat dalam pendekatannya juga

bisa menunjukkan bahwa

anaknya dapat beraktivitas

secara normal seperti anak-anak

lainnya.

(575) Keyakinan spiritual

yang menguatkan

(580-582 & 604-606)

Tantangan menghadapi

rasa rendah diri anak

(582-597 & 608-617)

Dukungan lingkungan

sosial

(617-619) Perasaan

bahagia atas penerimaan

lingkungan sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 293: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

273

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

kebaktian itu, anak-anaknya datang semua, nyanyi di depan sama-sama.

Wah kita ngelihatnya sampe nangis. Pendetanya juga sampai nangis.

Karena ternyata ngajak anak nyanyi ke panggung itu susah. Keke itu gak

mau. Masuk ke dalam gereja aja gak mau. Pak pendetanya bilang ini

Keke belum ada nih. Mana Keke, gitu. Keke harus masuk. Terus Keke

ini kakaknya yang besar lari ke belakang, Kekenya nangis di belakang.

Akhirnya diajak ngomong, dibujuk, dia mau nyanyi. Akhirnya setelah

semua selesai nyanyi, pendetanya nangis. Terharu sekali. Untuk anak-

anak seperti ini itu susah memang. Nah itu filmnya diputar di gereja

setiap minggu itu hanya 15 menit. Sampe 6 atau 5 episode. Ternyata itu

membangkitkan motivasi untuk anak-anak ini, apa, jemaatnya itu juga

care gitu lho. Nah setelah itu, inilah terjadi pembentukan pribadinya

Keke. Semua orang di gereja kenal Keke. Tapi kenalnya dengan kesan

yang baik. Anak-anak kecil yang teman sekolah minggunya itu, Ke, nanti

sekolah minggu ya. Terus Keke jawab, sudah cukup jelas waktu itu

ngomongnya, karena terapi wicara dan pernapasan di yoga itu. Terus si

anak yang ngajak ngomong tadi bilangnya, iya, nanti ya. Dia care dengan

Keke. Saya ngelihatnya sampai, aduh, inilah yang aku inginkan, aku

rindukan. Anak-anak itu semua mau main dengan Keke. Mau ngomong

dengan Keke. Tadinya kan saya sampai sedih to. Yang anak-anak naik

sepeda itu, saya mau ngomong apa sama orangtuanya? Apa saya harus

datengin rumahnya? Kan gak mungkin. Terus waktu di gereja ya, semua

orang waktu itu sudah kenal Keke. Adiknya waktu itu sudah mulai di

Jakarta. Tapi ikut film itu juga karena pas liburan. Nah sampai ada anak

PKL di pabrik saya tanya, ibu ibunya Keke ya? Lha kok tau, iya saya

satu gereja juga. Sampe satu gereja tau Keke, sayang sama Keke. Keke

jadi senang sekali Keke gereja. Dengan cara film ini benar-benar bisa

masuk untuk mengajarkan anak-anak tentang kondisinya Keke. Empati

itu memang harus ditumbuhkan, diajari gitu. Ya benar di situ pribadinya

dia jadi terbentuk. Dia punya teman. Dia bisa ngomong ini-itu. Dia bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 294: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

274

630

631

632

633

634

635

636

637

638

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

diterima di mana-mana. Terus pada suatu hari di sana itu ada kegiatan

tari-tarian anak-anak. Ada anak dari luar kota datang kemudian di situ

ditambahin dari anak sekolah minggu ikut nyanyi, ikut drama, atau apa.

Saya masukkan Keke. Saya mikir nih, keke diajak nyanyi juga gak

mungkin. Ikut drama juga susah. Keke kan bisa balet. Jadi saya

masukkan. Saya bilang, saya mau ketemu panitianya siapa. Saya mau

masukkan acara satu, Keke balet. Saya kasih CD-nya, kamu lihat dulu

Keke balet seperti ini. Semua yang nonton, yang anak-anak kecil itu

bilang kayak gini. Huh, balet kok koyo ngono. Tapi orangtuanya pada

nangis. Orangtuanya pada terharu, karena mereka sudah lihat filmnya,

sekarang lihat oh Keke bisa kayak gitu. Itu guru sekolah minggunya buka

CD-nya langsung ma’ deg. Ini Keke lho yang nari. Ternyata dia bisa

seperti anak lainnya. Oh dia mantap untuk menampilkan itu. Dan luar

biasanya lagi ya guru sekolah minggunya ini, ibunya kan ngajar di SLB.

SLB yang waktu diajak anak-anaknya datang ke situ. Si anak itu wong

sudah lulus IT UKDW, sudah kerja di LG, guru sekolah minggunya ini.

Tapi dia senang sekali ngajar anak-anak di sekolah minggu. Terutama

Keke itu, Keke dekat sekali sama anak ini. Yang luar biasa dari mbak

Tyas ini namanya, dia keluar dari kerjaannya, dia sekolah S2 di psikologi

UGM. Saking dekatnya. Dia kayak merasa itu duniaku gitu. Keke bisa

membawa dan juga mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Ini juga

ada karyanya Keke tak tunjukin.

652 P: Keke yang melukis ini bu? Bantuan orang yang tepat juga

bisa mendukung untuk

mengembangkan kemampuan

anaknya secara optimal.

Kemampuan yang berkembang

dengan baik tersebut sangat

membanggakan ibu.

(665-670) Dukungan

lingkungan sosial

(671-673) Mendukung

sepenuhnya aktivitas anak

(689-693) Perasaan

bahagia atas pencapaian

653

654

655

656

657

658

659

S: Iya, pakai kanvas. Jadi ini ada ceritanya ini. Ini kan ada guru, jadi dia

itu orang ISI. Suaminya itu dosen ISI. Nah si ibu ini tuh jadi majelis di

gereja dekat sini itu ngadakan les lukis untuk anak-anak. Saya langsung

Keke ikut. Saya pernah nemenin sekali, ya cuma disuruh gambar,

ngewarnain gitu. Gurunya bukan ngarahkan kamu gambar gini gini gini,

engga. Terserah, dibebaskan anaknya mau gambar apa dibiarin. Yuk,

sekarang ngewarnain. Nanti diajarin ngewarnainnya gini ya. Cuma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 295: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

275

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

686

687

688

689

dikasih teknik-tekniknya. Terus pada suatu hari pameran. Itu dipamerkan

lukisannya Keke sudah dipigura itu. Dipamerkan terus dijual siapa yang

mau beli. Langsung papanya punya Keke dibeli semua. Orang kita kan

senang ya. Terus habis itu sayangnya bubar, bukan karena anaknya habis

tapi ibunya ini punya cucu, cucunya di Jakarta disuruh nemeni. Awalnya

sih saya gak terlalu peduli juga ya to. Pada suatu hari si ibu itu datengin

saya di gereja. Si guru lesnya itu, bilang bu, Keke itu antar ke rumahku.

Aku nanti ajarin dia ngelukis pakai kanvas. Itu sampai berbulan-bulan

saya biarin. Gak tak antar. Eh, pada suatu hari kita pergi paskahan

bersama, pergi ke Borobudur atau ke mana gitu ya, nah dia itu sebelah

saya duduknya. Ketemu lagi, bilang lagi. Wah ini serius benar-benar.

Saya cari rumahnya, saya datengin rumahnya, saya ajak Keke ke sana,

terus saya ajak omong-omong, saya harus beli ini ini ini. Kemudian

minggu depannya saya belikan semua dan ya udah, diajarin lukis dia.

Ternyata Ibu itu sudah melihat waktu melukis di gereja. Keke itu bisa

dikembangkan, punya potensi. Saya gak tahu dia melihatnya dari mana.

Dan memang dia tipenya gak mengarahkan, tipe orang ISI yang gitu

dibebaskan aja biar kreativitas anaknya yang keluar. Saya bilang anu, bu

ini terlalu tebel terlalu apa. Terus dia bilang biarin, biar keliatan ini ada

teksturnya. Keke kok gambar gitu toh, terus dia bilang gak apa-apa bu,

justru ciri khasnya dia adalah gambar anak-anak. Ada lho bu pelukis

yang isinya gambar anak-anak. Namanya Erika ternyata terkenal. Tapi

kadang-kadang dia ngawur, begitu datang dia gak punya ide apa-apa.

Dibukain youtube gak mau, google gak mau. Terus dia lihat kiri-kanan

dia lihat pohon natal, langsung dia gambar pohon natal itu. Tapi dikreasi

sendiri diwarna-warna gak karuan. Jadi satu lukisan ini dia bisa datang

sebulan. Dan ini kalau jelek ya, diulang lagi. Pernah sekali habis dia

nonton finding dory, dia bilang mau lukis kapal. Gak jelas sekali

awalnya. Terus dia tambahin ikan macem-macem, diwarna berkali-kali,

terus terakhir ditulisin finding dory gitu. Kita ketawa semua oh ternyata

anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 296: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

276

690

691

692

693

itu yang mau digambar. Terus saya pernah tunjukin fotonya ke guru lukis

di gereja. Terus dia bilang, bu ini 3 dimensi, bagus sekali lukisannya.

Saya beli ya. Saya pikir waduh, saya mau pameran saya gak mau jual-

jual lukisannya.

694 P: Oh ibu pingin bikinin pameran untuk Keke? Berdasarkan kemampuan yang

ditunjukkan anaknya, ibu ingin

memberikan sebuah wadah

untuk mengapresiasi pencapaian

anaknya tersebut melalui

pameran lukisan.

Pencapaian yang berhasil diraih

anaknya telah melalui proses

yang tidak mudah bagi ibu,

terutama terkait dengan kondisi

emosi anaknya.

Meskipun harus melalui

berbagai hambatan, ibu merasa

dengan gigih mengupayakan

yang terbaik bagi anaknya,upaya

tersebut akan memberikan hasil

yang baik pada peningkatan

perkembangan anaknya.

(694-696) Memiliki tujuan

hidup yang wajar

(702-704) Tantangan

menghadapi emosi anak

yang kurang stabil

(714-729) Peningkatan

kondisi anak sebagai

penguatan

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

S: iya karena saya udah ngomong-ngomong sama ibu pelatih lukisnya.

Dipamerkan saja, banyak sekali lukisannya Keke. Pernah lagi ibunya

bawa, cucunya itu punya buku ini pemadam kebakaran. Dikasihkan ke

Keke, kamu gambar ini aja ya. Kemudian dibuka-buka, dilihat-lihat,

kemudian baru dia gambar. Gambarnya itu ada orang ada mobil

pemadam kebakaran, tapi gambarnya itu gak jelas kalau itu pemadam

kebakaran. Tapi setelah selesai jadi lucu gambarnya, jadi bagus. Tapi

baru 5 menit gambar, ma, pijetin, aku capek. Udah dipijetin terus baru 30

menit ma, aku capek mau pulang. Wah ini kayak seniman beneran ini,

Seniman kalau gak mood ya gak mau kerja. Inilah saya pingin

mengembangkan semua yang dia suka. Sebenarnya di suka masak, tapi

kalau masak itu ngawur. Merica ketumbar dimasukin utuh-utuh. Dia gak

tahu jenis-jenis bumbu itu. Kalau disuruh malah gak mau. Terus

sekarang ini kan dia udah gak sekolah. Sukanya nonton TV. Nanti dia

jam-jam segini dia masuk kamar karena TVnya udah selesai acaranya

yang dia suka, dia masuk kamar, dia nyatetin. Nyatetin dia buka youtube,

lirik lagu. Jadi kalau pagi itu dia senang nonton inbox, atau dahsyat, terus

dia bawa buku. Judulnya dan penyanyinya dicatat. Nanti liriknya dicari.

Kalau dia kepingin nyanyi lagu itu, dia bisa buka yang lagu. Nanti kalau

nyatet dia baca diliriknya. Saya ajari pakai komputer. Liriknya di blok

dulu, nanti dimasukkan di word, nanti diprint. Bisa dia. Jadi kalau saya

bisa ngomong ya, ke orangtua yang punya anak Down Syndrome gitu.

Punya anak Down Syndrome itu bukan the end of the world. Jadi kita

jangan menutup diri, menutup anak itu. Itu harus dibuka dan

dikembangkan. Saya begitu mengikuti seminar itu, optimalisasi itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 297: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

277

720

721

722

723

724

725

726

727

728

729

dalam hati saya, aku harus bisa optimal, kalau bisa lebih dari optimal.

Ada teman saya yang bilang, Down Syndrome umur 12 udah mentok gak

bisa diajari apa-apa. Gak percaya saya. Saya lihat sendiri, umur berapa

itu kakak saya bilang, beliin kamus. Kamus itu buku bahasa Inggris, ada

gambar-gambarnya, di situ ada tulisannya. Dia baca itu, dia hafalkan, dan

bisa. Itu sudah umur 12 lebih itu. Saya pikir ternyata anak ini bisa

dikembangkan lebih dari apa yang kita pikirkan. Kayak pernah waktu itu

saya potong belimbing terus saya tanya dia ini buah apa, dia malah

bilangnya starfruit. saya aja gak tau starfruit. Banyak hal yang

mencengangkan.

730 P: Jadi seperti penghiburan ya buat ibu Ibu merasa puas dengan hasil

perkembangan yang ditunjukkan

oleh anaknya. Ibu juga

menyadari bahwa jika ibu ingin

anaknya mencapai sesuatu, ibu

juga harus berusaha keras untuk

mewujudkan hal tersebut.

Keterlibatan anaknya dalam

berbagai kegiatan merupakan

salah satu upaya ibu untuk terus

mengembangkan kemampuan

anaknya. Meskipun sempat

mengalami kendala dalam

beraktivitas bersama anak

normal, pemahaman dan

kesempatan yang tetap

diberikanoleh lingkungannya

membuat ibu merasa anaknya

tidak dibatasi dalam proses

(731-732) Memiliki tujuan

hidup yang wajar

(731-736) Peningkatan

kondisi anak sebagai

alasan terus berjuang

(736-743, 749-751 & 772-

778) Dukungan

lingkungan sosial

(752-764 & 778-780)

Perasaan bangga atas

pencapaian anak

(785-787) Mengupayakan

kebersamaan dengan anak

(790-793) Berkontribusi

terhadap komunitas

731

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

744

745

746

747

748

749

S: iya. Jadi rasanya gak sia-sia perjuangan kita. Kadang-kadang saya

mikir, aku pengen Keke bisa begini, aku harus berjuang untuk itu. Kayak

yang tadi toh, dia sampai bisa pentas di gereja. Kan kalau aku gak

berjuang, gak mungkin mereka kenal Keke. Untuk bisa kok bisa balet

seperti itu kan gak mungkin ada orang yang tahu. Nah saya harus

berjuang untuk itu. Sekarang kan dia juga ikut ini kelompok Naritari.

Kelompok Naritari itu sampai pentas di TV juga. Kelompok Naritari itu

seniman tari sebetulnya isinya. Jadi ada anak UNY, ISI, guru-guru tari.

Itu yang koordinatornya itu anaknya seniman Saptorahardjo. Jadi

ceritanya dulu mereka buat workshop, terus anak-anak berkebutuhan

khusus diberi undangan dari sekolah. Itu dari sekolahan lagi Keke bisa

berkembang ikut ini. Itu pada awalnya, guru tarinya ikut nari. Nah guru

tarinya itu diberikan undangan, undangannya itu diberikan saya untuk

nganter Keke. Jadi Keke ikut nari di situ. Terus saya bilang ini kok cocok

ya, Keke kan sudah ikut balet, dia sudah biasa balet, terus dia disuruh

ikut nari. Tapi ternyata ini narinya lain dari yang lain, diminta

improvisasi. Lha apa yang diharapkan dari anak Down Syndrome bisa

improvisasi. Anak itu kan hidupnya dari mencontoh. Disuruh improvisasi

ya celaka to. Cuma bisa lari ke sana ikut lari ke sini ikut. Tapi tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 298: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

278

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

777

778

779

diperhitungkan. Mereka gak mebedakan wah anak ini narinya jelek, anak

ini Down Syndrome. Enggak ada. Itu bisu tuli ada, pakai kursi roda ada.

Dan terakhir DAAI TV itu membuat syuting Naritari selam tiga hari.

Dibuat acara khusus. Jadi ceritanya sebelumnya itu mereka sudah

mengadakan tari di LIP, Keke itu salah satunya. Dibuatkan salah satu

topik. Dia dari baletnya itu diambil. Karena mereka lihat, Keke ternyata

kalau improvisasi gak bisa. Tapi kalau diputarkan lagu dimana dia sering

gunakan itu untuk balet, itu dia bisa. Nah lagunya Bunda. Nah

diputarkanlah lagu Bunda, mereka improvisasi. Keke dibiarkan nari balet

mereka improvisasi di sampingnya. Dibuat cerita gitu lho. Terus itu jadi

satu tema sendiri gitu lho. Terus ada beberapa acara nari gitu, dalam

pentas itu nah salah satunya Keke. Terus setelah mereka ngadakan acara

itu gak tahu gimana SCTV datang. Datang meliput latihannya 2-3 kali

terus anak-anak itu disuruh ngomong, nari, disyuting satu-satu dan

sebagainya. Sosok Tokoh namanya itu hari Minggu. Terus ternyata ada

gemanya, karena keluar di SCTV. Setelah itu banyak orang yang lihat,

banyak orang yang peduli. Oh ternyata ada kelompok yang seperti itu. Ini

kan kelompoknya anak normal ngajakin anak-anak berkebutuhan khusus.

Dan mereka bersama-sama gitu lho. Dan setelah itu ada lagi workshop

dari Amerika. dan ngajak juga anak-anak berkebutuhan khusus. Itu

tampil juga Keke di sana. Waktu di UNY banyak yang nari karena guru-

gurnya juga ikut nari. Tapi waktu pentas gurunya ilang semua karena

ternyata cuma buat ngancani aja. Tapi pentas ya bisa. Dan hebatnya lagi,

ini yang pentas seniman dari ISI sama UNY, tariannya susah. Terus

tampilnya dari ISI, UNY, habis itu SLB. Terus saya mikir ya ampun ini

gak ada bandingannya apa-apa to ya. Tapi kok mereka mau. Itu yang luar

biasa. Ada orang yang mau menurunkan apa ya namanya, kan kalau kita

kan jaga gengsi gitu ya. Aku kan penari terkenal, namanya aja ISI,

kenapa narinya sama anak SLB. Keke sampe bilang gini, Aku nari lho

sama bule. Itu setiap kegiatan itu saya masukkan di FB. Bisa liat FB

pengembangan kemampuannya.

Keterlibatan anaknya di berbagai

kegiatan membuat ibu juga aktif

terlibat di berbagai komunitas

yang berkaitan dengan

kebutuhan khusus. Ibu merasa

bisa belajar banyak dan berbagi

dalam komunitas-komunitas

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 299: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

279

780

781

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

saya. Jadi setelah itu ada gaungnya lagi. World dance day. Itu diadakan

di ISI Solo setahun sekali. jadi itu ada banyak sekali kelompok tari yang

mendaftarkan diri. Tahun lalunya, Naritari itu sudah daftar tapi tidak

diterima. Yang tahun ini, malah mereka dikasih undangan. Itu karena

gaungnya itu yang sama SLB. Terus DAAI TV itu juga masih lanjut lagi,

dia ajak anak-anak berkebutuhan khusus yang lain mau ditambah. Udah

mulai latihan, untuk nanti Oktober pentas di LIP. Sekarang saya udah

pensiun ya, jadi banyak waktu untuk menemani dia. Jadi gak terpuruk

gitu. Gak diem aja, tetap banyak kegiatan. Jadi memang untuk anak

seperti ini itu memang harus banyak kegiatan. Kalau gak ada kegiatannya

malah mundur lho. Yang penting hepi anaknya. Sekarang saya juga ikut

banyak komunitas. Sekarang saya ikut komunitas perspektif. Orangtua

anak berkebutuhan khusus yang aktif. Saya juga ikut deaf community

juga. Saya juga belajar banyak dari mereka. Kelebihannya juga banyak.

Ada orangtuanya yang ikut Naritari itu banyak terharu. Anakku kok

dipake, bisa diajak. Memang semua ada kelemahan dan kelebihannya

masing-masing. Aku juga sering mikir anak ini dipakai luar biasa sama

Tuhan.

798

799

P: dari semua yang terjadi sama ibu, sekarang gimana ibu memandang

kehidupan ibu?

Ibu benar-benar mendedikasikan

waktu yang ia miliki saat ini

untuk menemani dan mengatur

kehidupan anaknya, karena ibu

juga merasa bahwa dulu dirinya

sangat memiliki waktu yang

terbatas dengan anaknya.

Kondisi kesehatan anaknya yang

sedikit mengalami gangguan

menjadikan ibu semakin yakin

memberikan waktunya

(800-802) Memberikan

waktu yang berkualitas

bersama anak

(803-804) Menunjukkan

minat pada aktivitas

tertentu

(804-809) Fokus pada

pengembangan anak

(810-815) Mendisiplinkan

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

S: setelah pensiun saya lebih dekat dengan Keke ya. Karena saya bisa

ngantar ke mana-mana dan nungguin. Mau sampe berapa jam ya tak

tungguin gitu. Dan dia juga setengahnya dalam tanda kutip “dipaksa”

untuk ikut berenang. Sebetulnya yang senang berenang itu saya. Saya

juga dulu ikut kompetisi sampai dapat medali juga. Tapi dia saya ajari

sampai dia bisa dan dia akhirnya ikut lomba dan sekarang dia harus

latihan. Karena untuk olah raga. Kalau engga dia sama sekali gak ada

olah raga. Ya paling masih yoga dengan baletnya itu masih olah raga ya.

Tapi dia penting juga harus berenang. Kalau misalnya diturutin dia gak

mau ngapa-ngapain. jadi saya bisa lebih ngontrol sekarang. Terus juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 300: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

280

810

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

825

826

827

828

829

830

831

kebetulan kan setelah saya pensiun terus dia sakit gula. Jadi tahun berapa

ya, 2016 kayaknya bulan Juli itu dia kena gula, kemudian sampai

mondok, nah setelah itu kemudian saya benar-benar harus ngawasin dia

makan, ngatur makanannya, nasinya, dan sebagainya. Kalau engga dia

akan ngawur. Kalau saya pergi aja dia ngambilin sembarangan gitu. Dan

dia tahu itu gak boleh tapi dia makan. Kalau dulu saya cuma bisa ngantar

berangkat sekolah. Setelah itu dia les dan sebagainya saya udah gak bisa

nungguin. Dan saya kadang-kadang gak sempat baca kan biasanya dari

gurunya itu ada tulisannya. Saya dulu itu pernah ada dokter, di klubnya

down syndrome itu, ada dokter anak yang datang. Dia itu bilang gini:

ibu-ibu, bapak-bapak, anda itu orang yang terpilih. Dipilih oleh Tuhan

untuk menjadi orang sabar, dengan cara diberi Tuhan anak seperti ini.

Jadi pertama itu terpilih. Kalau kita gak bisa belajar sabar itu gak

mungkin akan dipilih. Kalau kita akan langsung stress, atau mungkin jadi

gila, itu gak mungkin akan diberi masalah seperti ini. Jadi semakin berat

masalah yang kita hadapi, Tuhan sudah tahu. Jadi Tuhan tidak mungkin

memberikan masalah lebih berat daripada kekuatan kita. Kalau Tuhan

tahu kekuatan kita sekian ya kita diberi sekian. Tapi kalau Tuhan tahu

kekuatan kita lebih dari itu ya kita akan dikasih masalah yang lebih berat.

Tapi dari masalah itu kita bisa meloncat, mendapatkan mungkin jalan

keluar yang lebih hebat. Jadi naik kelas gitu istilahnya, karena ada ujian

itu.

sepenuhnya untuk fokus pada

kehidupan anaknya.

Keyakinan bahwa Tuhan hanya

memberikan cobaan besar pada

orang-orang terpilih membuat

ibu semakin ikhlas dan kuat

dalam menjalani kehidupannya.

untuk menjaga kesehatan

anak

(815-817) Keterbatasan

waktu karena pekerjaan

(818-828) Keyakinan

spiritual yang menguatkan

832

833

P: kalau diberikan skala 1-10, kepuasan hidup ibu ada berapa? dan

kenapa bisa mengatakan begitu?

Ibu merasa puas dengan

kehidupannya meskipun harus

menghadapi berbagai masalah.

Salah satu hal yang membuat ibu

merasa puas adalah ia telah

mampu berserah pada Tuhan dan

menyerahkan segala hal pada

kehendak Tuhan.

(834-838) Mampu

mengatasi tekanan

(839-843) Keyakinan

spiritual yang menguatkan

834

835

836

837

838

839

S: kepuasan saya 10, sudah puas. Banyak hal yang bikin saya merasa

seperti itu, Keke salah satunya. Dan itu Keke yang menjadi dasar bagi

saya untuk bisa menghadapi semuanya. Masalah saya tidak hanya itu,

ada masalah yang lebih besar lagi, lebih berat lagi. Itu saya bisa

melewati. Ya memang belum selesai, tapi saya belajar banyak berserah

pada Tuhan. Dan sekarang ini saya banyak bilang, Tuhan, terserah. Saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 301: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

281

840

841

842

843

tidak bisa menyelesaikan ini, saya angkat tangan Tuhan, Tuhan yang

turun tangan. Terimakasih. Dan tidak semuanya dijawab oleh Tuhan.

Saya merasa makin lama kita makin beriman makin bertakwa kepada

Tuhan, makin kita berserah. Kepuasan hidup saya dari berserah juga.

844

845

P: lalu bu, kalau misalnya ibu dikasih kekuatan untuk mengubah sesuatu

di kehidupan ibu apa ada yang ingin diubah?

846

847

S: ya jelas ada, tapi mungkin gak perlu dijelaskan. Tapi ada yang tidak

memuaskan. Tapi tidak ada hubungannya dengan Keke.

848 P: kalau ibu menilai diri sendiri seperti apa? Ibu menyadari kelemahannya

dalam bersikap tegas dan inferior

di depan orang lain. Cara ibu

mengatasi inferioritas tersebut

adalah dengan berprestasi dan

memiliki pekerjaan yang baik.

Ibu juga menyadari darimana

perasaan inferior tersebut

berasal.

Ibu menyadari segala pelatihan

dan pendidikan yang berat akan

membuatnya terbiasa

menghadapi kehidupan sehingga

mampu melewati cobaan-cobaan

hidup yang berat.

Ibu merasa cobaan hidup harus

dihadapi dengan ikhlas dan

gembira sehingga bisa terlewati

dengan baik. Ibu juga merasa

cobaan-cobaan yang diterimanya

(849-852) Mampu menilai

diri sendiri

(852-853 & 861-870)

Menyadari kondisi diri

sendiri

(853-858) Mampu

mengatasi tekanan

(874-878 & 901-906)

Keyakinan spiritual yang

menguatkan

(885-894) Belajar dari

pengalaman

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

S: saya merasa saya lemah. Sebagai seorang wanita saya lemah di

banyak hal, yang kadang-kadang harus tunduk pada laki-laki. Pada

suami. Kita ditakdirkan untuk tidak melawan. Mengambil sikap pun

kadang-kadang bisa kadang-kadang tidak. Itu kelemahan saya. Dan saya

tahu saya merasa tertekan dengan kehidupan itu. Tapi saya bersyukur

karena saya bisa bekerja sehingga ada aktualisasi diri. Sehingga di situ

saya tidak hanya terpuruk menyesali kenapa aku harus begini. Dengan

bekerja otomatis kan saya bisa memaksimalkan prestasi saya pribadi.

Dalam hal kelompok atau pribadi pun dalam artian saya bisa melupakan

kelemahan saya itu. Memang bos saya dulu selalu bilang kamu terlalu

polos, kamu terlalu untuk menghadapi customer, untuk menghadapi

negosiasi, itu saya pasti selalu kalah. Karena saya bukan tipe orang yang

fighting. Dan saya diajar dulu oleh orang tua saya diajar untuk ngalah.

Jadi dulu saya itu 7 bersaudara, saya nomor 6. Kakak saya itu yang 3

udah besar, sudah kuliah, kemudian saya hidup berempat. Dua kakak

saya ini sepantaran dengan saya. Jadi bisa dibayangkan 3 anak

perempuan seumuran itu berantem kan. Karena saya kecil sendiri, ibu

saya selalu bilang kamu mesyi ngalah dengan kakakmu. Kamu mesti

nurut. Dan itu terpatri terus. Akhirnya apa, dalam kehidupan saya

dibully. Dibully itu dengan kakak saya sendiri saya dibully. Dianggap

kecil sendiri, anak bawang, gak kepakai gitu lho. Itu terus seperti itu tapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 302: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

282

870

871

872

873

874

875

876

877

878

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

890

891

892

893

894

895

896

897

898

899

seiring berjalannya waktu itu bisa tersembunyi. Itu tidak hilang, tapi ada

luka gitu ya. Tapi bisa teratasi dengan saya berprestasi. Saya setelah lulus

di UGM mendapat kesempatan ambil S2. PMBA di Jakarta. Dan saya

tahu kakak saya ikut tes itu gak masuk, tapi saya bisa masuk. Bukannya

saya lebih pintar, tapi mungkin unsur luck. Tapi saya melihat Tuhan

memang mengkehendaki saya masuk ke sana. Ini juga untuk

memperbaiki masa depan saya. Begitu saya masuk ke sana, saya bisa

mendapatkan pekerjaan dan saya bisa berprestasi, bisa cepat. Jadi semua

dipakai Tuhan untuk itu. Itu saya seleksinya di Jogja, ada 40 orang

kemudian yang diterima cuma 2 orang. Saya merasa luar biasa dari

sekian banyak orang seluruh Indonesia. Saya sampai gak tahu jalan

Tuhan seperti ini. Dan cumlaude juga jadi pertimbangan. Dan mereka

juga memilih orang yang tidak mendominasi dalam kelompok. Nah kita

hidup dan bekerja dalam kelompok itu harus ada yang mengarahkan

juga, belum tentu harus mendominasi semua. Nah saya belajar untuk itu.

Dan itu benar-benar belajar. Gila sekali pendidikannya di Jakarta itu.

Sehari bisa dikasih tugas 4-5 BAB itu Bahasa Inggris semua. Itu gak

berkaitan semua tugasnya dari mata kuliah yang berbeda. Terus ya itu lah

di situ saya harus belajar. Ternyata semuanya itu bisa dipelajari. Dalam

artian di situ kamu diajar untuk jadi manajer. kamu permasalahannya

akan banyak sekali. Semeja bisa 10an permasalahan. Kalau kamu gak

kuat kamu akan teriak kamu akan gila. Nah itu dibiasakan di sana.

Sampai akhirnya kita kuat dalam menghadapi stress. Dan saya lihat

semua itu ada gunanya. Bukan cuma stress dalam pekerjaan, tapi stress

dalam hidup juga. Kalau kita gak kuat itu bisa gila. Tapi saya bisa

melewati semuanya, dan malah saya merasa lebih dekat dengan Tuhan.

Dulu kakak saya sempat bilang, eh kalau kayak gitu kanker lho kamu.

Terus saya bilang, saya gak mau kanker. Kalau orang kanker itu kan

artinya dia depresi, dia menyesali apa yang terjadi, dan dia gak mau

bangkit. Dia menangisi itu. Nah otomatis kalau kamu menangisi itu sel-

membuatnya lebih dekat dengan

Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 303: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

283

900

901

902

903

904

905

906

sel mu itu akan jadi sel kanker yag aktif karena dalam setiap tubuh ada

sel kanker. Tapi kalau kamu gembira, kamu bersyukur, apapun masalah

yang datang, oh terimakasih Tuhan, berikanlah aku jalan keluar.

Bersyukur dan dan bersyukur, itu hati yang gembira adalah obat. Seperti

masalah Keke gitu, ya sudah gak apa-apa bisa kita lewati, sampai

sekarang kita bisa merasa Keke itu adalah anugerah dari Tuhan, kita bisa

terima.

907 P: ada kah tujuan hidup ibu yang belum terealisasi? Ibu memiliki keinginan agar

anaknya bisa mandiri dari hasil

kemampuan yang dimilikinya.

(908-916) Memiliki tujuan

hidup yang wajar 908

909

910

911

912

913

914

915

916

S: yang belum terealisasi itu saya tuh pingin Keke mandiri. Mandiri

dalam artian untuk ke depannya nanti dia bisa berbuat sesuatu. Dia bisa

mendapatkan uang untuk ke depannya. Kalau sampai mengelola dan

sebagainya itu memang agak susah ya. Tapi paling nggak dia bisa kalau

yang saya inginkan dia bisa masak sesuatu terus dijual, atau dari

lukisannya itu dia bisa jual, bisa menghasilkan sesuatu. Nah ini yang

belum kesampaian sampai sekarang. Saya yang pingin sekali itu pingin

bikin pameran lukisan untuk Keke, meskipun targetnya belum untuk

dijual. Kalau ada yang menghargai dan ingin dibeli ya gak apa-apa.

917 P: ada kekhawatiran tentang hidupnya Keke? Ibu merasa tidak khawatir

terhadap kehidupan anaknya di

masa depan karena kakak-

kakaknya akan mengurusnya.

(918-922) Rasa aman

dalam kehidupan 918

919

920

921

922

S: kalau kekhawatiran saya kok gak terlalu ya. Karena ada kakak-

kakaknya. Kakaknya itu dua, dan memang yang besar itu sudah diberi

tugas untuk momong Keke. Meskipun dia punya keluarga dan bekerja

juga tapi mereka bersedia. Kakak-kakaknya itu gak ada yang menolak

dia. Kita solid semua untuk semua kakak-adiknya untuk menerima dia.

923

924

P: bagaimana ibu memposisikan diri di tengah masyarakat sebagai

bagian masyarakat?

Ibu aktif terlibat dalam kegiatan

di lingkungan sosialnya dan ibu

merasa mendapatkan banyak

manfaat dari keteribatannya

tersebut.

Ibu juga memiliki toleransi yang

(927-931) Berkontribusi

terhadap komunitas

(931-933 & 954-950

Mampu memuaskan

tuntutan kelompok

925

926

927

928

929

S: semuanya baik ya dan saya juga ikut terlibat. Papanya Keke kan selalu

nyuruh saya, itu ada 17an mereka masak bareng-bareng, kamu ikut. Jadi

dia selalu suruh saya untuk ikut. Rewang ya istilahnya kalau bahasa

Jawa. Akhirnya kan ada apresiasi juga dari mereka. Wah dia ini juga mau

bantu untuk ikut. Bahkan sekarang bisa dibilang saya sudah menonjol di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 304: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

284

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

antara mereka. Dan jadi kader PKK, saya juga terlibat di PKK. Saya pikir

saya ada waktu kenapa tidak. Dan saya juga senang mendengarkan

seminar dan sebagainya. Cuma ya tugasnya lumayan banyak. Dari rumah

ke rumah survey ini survey itu. Dan ternyata survey yang kecil-kecil ini

sumber pemerintah untuk buat keputusan lho yang skupnya lebih tinggi

lagi. Memonitor kesehatan masyarkat juga dengan skala besar. Banyak

terlibat seminar juga. Ternyata menarik kita bisa jadi lebih kaya, banyak

dapat pengetahuan juga. Pada suatu hari ada sosialisasi untuk lansia. Dan

saya tahu dokternya itu pintar, memang dokter lansia. Nah dia datang,

terus yang datang kok cuma lima. Yo wis rapopo, sekarang gini aja

daripada saya menetapkan topik terus topiknya gak sesuai samaibu,

sekarang ibu boleh masing-masing tanya sama saya. Ini konsultasi

dokter, kalau di sini gratis. Terus kan saya ada masalah kolesterol dan

trigliserit itu, saya tanya sama dia. Terus dijelaskan detail sekali gak

seperti dokter-dokter yang sebelumnya saya tanyakan. Jadi artinya apa?

dengan menjadi kader itu tadi ya, saya mendapatkan sesuatu. Jadi gak

rugi lah gitu lho. dengan bersosialisasi dengan RT dengan tetangga itu

saya mendapatkan sesuatu. Dengan bantu arisan juga. Saya mendapatkan

banyak hal. Dan itu hidup kita juga jadi senang to. Ketemu orang

senyum, mau minta bantuan apa senyum, sana bantu sini bantu. Kamu

lewat sana disapa. Senang jadinya, ndak ada dirasani. Setiap lebaran kita

juga ngadain syawalan. Pas lebarannya kita keliling satu-satu rumah

yang agama Islam kita salamin. Disuruh makan masakannya, kayak

saudara. Nanti kalau natal, mereka yang datang ke sini. Pokoknya

toleransinya jadi tinggi. Artinya apa, apresiasi tetap ada. Memang saya

juga bersyukur dapat rumah di sini.

baik meskipun berasal dari

agama yang bukan mayoritas di

lingkungannya, ibu tetapdapat

menjaga kerukunan dan

keharmonisa dengan tetangga-

tetangganya.

(950-955) Memiliki

toleransi terhadap

perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 305: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

285

Daftar Tema Informan 3

Bantuan lingkungan sosial

Persepsi yang salah karena kurangnya pengetahuan

Tantangan terkait keterbatasan pengetahuan

Emosi negatif karena terbatasnya pengetahuan

Pemikiran yang salah karena terbatasnya pengetahuan

Dukungan dan informasi dari lingkungan sosial

Kendala keterbatasan sarana dan prasarana

Perasaan lega karena mulai memahami kondisi anaknya

Mengembangkan pengetahuan melalui membaca dan berdiskusi dengan

profesional

Mengupayakan pengembangan anak melalui terapi alternatif

Keberhasilan terapi alternatif

Kendala ketidakcocokan terapi

Tantangan kehamilan yang tidak direncanakan

Perasaan tidak tenang terkait pengalaman memiliki anak Down Syndrome

Keyakinan spiritual yang menguatkan

Perasaan lega karena mulai memahami kondisi anak

Berupaya meningkatkan penerimaan terhadap kondisi anak

Tantangan pengasuhan yang melelahkan

Pengorbanan untuk mengembangkan anak

Perasaan sedih karena ketertinggalan kemampuan anak

Dukungan tenaga profesional

Upaya pengembangan anak melalui berbagai jenis terapi

Perasaan bahagia melihat peningkatan kondisi anak

Kendala rendahnya kualitas terapi

Perkembangan dibimbing adiknya

Keterbatasan waktu karena pekerjaan

Kemampuan untuk produktif

Mengembangkan kemampuan anak melalui sanggar keterampilan hidup

Penguatan pemahaman dari orang sekitar

Memiliki kontak yang efisien dengan realitas

Ketergantungan anak pada sosok pendamping (adiknya)

Dijauhi teman sebaya

Perlakuan tidak menyenangkan dari teman sebaya

Perlakuan baik karena karakteristik pribadi anak yang baik

Belajar dari pengalaman

Keprihatinan ibu atas keterbatasan kognitif anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 306: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

286

Keterbatasan sarana dan prasarana yang memadai

Upaya yang berhasil meningkatkan kondisi anak

Pendidikan informal untuk peningkatan kemampuan kognitif anak

Tantangan keterbatasan kemampuan kognitif anak

Perasaan bahagia atas peningkatan kondisi anak

Menunjukkan minat pada aktivitas tertentu

Memiliki kemampuan menganalisis

Peningkatkan konsentrasi anak melalui aktivitas gerak dan lagu (yoga, balet,

piano)

Yoga sebagai sarana menjalin relasi

Yoga sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak

Yoga sebagai sarana latihan pernapasan

Yoga bersama anak melatih kesabaran ibu

Memiliki kemampuan menghadapi tekanan

Tantangan menghadapi rasa rendah diri anak

Perasaan bahagia atas penerimaan lingkungan sosial

Mendukung sepenuhnya aktivitas anak

Perasaan bahagia atas pencapaian anak

Memiliki tujuan hidup yang wajar

Tantangan menghadapi emosi anak yang kurang stabil

Peningkatan kondisi anak sebagai penguatan

Peningkatan kondisi anak sebagai alasan terus berjuang

Mengupayakan kebersamaan dengan anak

Berkontribusi terhadap komunitas

Memberikan waktu yang berkualitas bersama anak

Fokus pada pengembangan anak

Mendisiplinkan untuk menjaga kesehatan anak

Mampu menilai diri sendiri

Menyadari kondisi diri sendiri

Rasa aman dalam kehidupan

Mampu memuaskan tuntutan kelompok

Memiliki toleransi terhadap perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 307: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

287

Pengelompokan Tema Informan 3

Kelompok: faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental

Tema Sub tema

Keterbatasan pengetahuan

menyebabkan munculnya

pemikiran dan emosi negatif

Persepsi yang salah karena kurangnya pengetahuan

Tantangan terkait keterbatasan pengetahuan

Emosi negatif karena terbatasnya pengetahuan

Pemikiran yang salah karena terbatasnya pengetahuan

Terapi, sikap lingkungan

sosial anak, kondisi anak,

dan kondisi ibu sebagai

tantangan dalam proses

pengasuhan

Keterbatasan sarana dan prasarana

Ketidakcocokan terapi

Kehamilan yang tidak direncanakan

Perasaan tidak tenang terkait pengalaman memiliki anak

Down Syndrome

Proses pengasuhan yang melelahkan

Perasaan sedih karena ketertinggalan kemampuan anak

Kendala rendahnya kualitas terapi

Keterbatasan waktu karena pekerjaan

Ketergantungan anak pada sosok pendamping (adik)

Anak dijauhi teman sebaya

Perlakuan tidak menyenangkan dari teman sebaya

Keterbatasan kemampuan kognitif anak

Tantangan menghadapi rasa rendah diri anak

Tantangan menghadapi emosi anak yang kurang stabil

Peningkatan kondisi anak,

bantuan dan penerimaan

lingkungan sosial serta

keyakinan spiritual yang

menguatkan

Bantuan lingkungan sosial

Dukungan dan informasi dari lingkungan sosial

Perasaan lega karena mulai memahami kondisi anak

Keberhasilan terapi alternatif

Keyakinan spiritual yang menguatkan

Dukungan tenaga profesional

Perasaan bahagia melihat peningkatan kondisi anak

Perkembangan dibimbing adiknya

Penguatan pemahaman dari orang sekitar

Perlakuan baik karena karakteristik pribadi anak yang

baik

Upaya yang berhasil meningkatkan kondisi anak

Memiliki kemampuan menganalisis

Perasaan bahagia atas penerimaan lingkungan sosial

Peningkatan kondisi anak sebagai penguatan

Peningkatan kondisi anak sebagai alasan terus berjuang

Kelompok: upaya-upaya menghadapi kondisi anak

Tema Sub tema

Berupaya meningkatkan

pemahaman dan

penerimaan terhadap

kondisi anak

Mengembangkan pengetahuan melalui membaca dan

berdiskusi dengan profesional

Menerima anak dengan melihat anak sebagai anugerah

Berupaya meningkatkan penerimaan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 308: PENGALAMAN PENCAPAIAN KESEHATAN MENTAL IBU ...yang dengan sepenuh jiwa merawat buah hatinya dengan cinta bagaimana pun keadaannya. Kalian adalah apa yang sering disebut dalam lagu

288

memperkenalkan anak pada lingkungan sosial

Mengembangkan

kemampuan anak melalui

berbagai jenis terapi,

aktivitas, dan meningkatkan

kualitas kebersamaan

Mengupayakan pengembangan anak melalui terapi

alternatif

Pengorbanan untuk mengembangkan anak

Upaya pengembangan anak melalui berbagai jenis terapi

Mengembangkan kemampuan anak melalui sanggar

keterampilan hidup

Pendidikan informal untuk meningkatkan kemampuan

kognitif anak

Mendukung sepenuhnya aktivitas anak

Mengupayakan kebersamaan dengan anak

Memberikan waktu yang berkualitas bersama anak

Fokus pada pengembangan anak

Mendisiplinkan untuk menjaga kesehatan anak

Meningkatkan konsentrasi anak melalui aktivitas gerak

dan lagu (yoga, balet, piano)

Yoga sebagai kegiatan yang

menyenangkan bagi anak

untuk terapi dan menjalin

relasi serta membantu

melatih kesabaran ibu

Yoga sebagai sarana anak menjalin relasi

Yoga sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak

Yoga sebagai sarana latihan pernapasan

Yoga bersama melatih kesabaran ibu

Kelompok: manifestasi kesehatan mental

Tema Sub tema

Keterampilan dalam

menghadapi tekanan sosial

serta berelasi dan

beradaptasi dengan

kehidupan sosial

Memiliki kontak yang efisien dengan realitas

Keprihatinan ibu atas keterbatasan kognitif anak

Memiliki kemampuan menghadapi tekanan

Berkontribusi terhadap komunitas

Mampu memuaskan tuntutan kelompok

Memiliki toleransi terhadap perbedaan

Kemampuan mengenali diri

dan mengembangkan

potensi diri

Kemampuan untuk produktif

Belajar dari pengalaman

Menunjukkan minat pada aktivitas tertentu

Memiliki tujuan hidup yang wajar

Mampu menilai diri sendiri

Menyadari kondisi diri sendiri

Rasa aman dalam kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI