pengadilan negeri makassar kelas i a khusus

14
Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus Jl. R.A. Kartini No. 18/23 Makassar, Sulawesi Selatan, 90111 Telepon: 0411 – 3624058, Faximile: 0411 – 3634667 Email : [email protected] Website : www.pn-makassar.go.id Makassar – 2019

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus Jl. R.A. Kartini No. 18/23 Makassar, Sulawesi Selatan, 90111

Telepon: 0411 – 3624058, Faximile: 0411 – 3634667 Email : [email protected]

Website : www.pn-makassar.go.id Makassar – 2019

Page 2: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus
Page 3: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 1 of 14

Daftar Isi

Daftar Isi ....................................................................................................................................................... 1

I. Nama Pengadilan Negeri Makassar ...................................................................................................... 2

II. Dasar Pembentukan Pengadilan........................................................................................................... 2

III. Sejarah Pengadilan ........................................................................................................................... 2

IV. Gedung Pengadilan .......................................................................................................................... 3

a. Foto Lama Gedung Pengadilan ......................................................................................................... 3

b. Foto Baru Gedung Pengadilan .......................................................................................................... 3

c. Keterangan Gedung Pengadilan saat ini ........................................................................................... 3

1) Gedung Lama: .............................................................................................................................. 3

2) Gedung Baru: ................................................................................................................................ 3

V. Daerah Wilayah Hukum ........................................................................................................................ 4

1) Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Makassar : ............................................................................ 4

2) Wilayah Hukum Pengadilan Tipikor Makassar : ............................................................................ 1

3) Wilayah Hukum Pengadilan Hubungan Industrial (P.H.I.) Makassar :........................................... 1

4) Wilayah Hukum Pengadilan Niaga Makassar: ............................................................................... 1

VI. Tempat Sidang Diluar Gedung (ZITTING PLAATSEN) ......................................................................... 1

VII. Data Penduduk Wilayah Hukum Pengadilan .................................................................................... 2

a. Jumlah Penduduk ............................................................................................................................. 2

b. Agama .............................................................................................................................................. 2

c. Bahasa .............................................................................................................................................. 2

d. Pendidikan ........................................................................................................................................ 3

VIII. Perekonomian .................................................................................................................................. 4

IX. Transportasi dan Pariwisata ............................................................................................................. 4

a. Transportasi ..................................................................................................................................... 4

1) Laut............................................................................................................................................... 4

2) Udara ............................................................................................................................................ 4

3) Darat ............................................................................................................................................. 5

b. Pariwisata ......................................................................................................................................... 5

X. Hukum Adat ......................................................................................................................................... 6

Page 4: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 2 of 14

I. Nama Pengadilan Negeri Makassar Kelas : Kelas I A Khusus

Alamat : Jl. R.A. Kartini No. 18/23, Kec. Baru, Kel. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 9011

Telp : (0411) 3624058

Fax : (0411) 3634667

Website : www.pn-makassar.go.id

Email : [email protected], [email protected]

II. Dasar Pembentukan Pengadilan (Keppres/SK Menteri Kehakiman)

• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1970 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEKUASAAN KEHAKIMAN;

• SEBAGAI PENGADILAN NIAGA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1999;

• KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M.06.PR.07.02 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN NAMA UJUNG PANDANG MENJADI MAKASSAR UNTUK NOMENKLATUR PENGADILAN TINGGI, PENGADILAN NEGERI, PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA DAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA;

• SEBAGAI PENGADILAN HAM KEPPRES Nomor 31 Tahun 2001; • PN MAKASSAR SEBAGAI PENGADILAN KELAS I A KHUSUS NOMOR : M.09.PR.07.02 TAHUN 2003; • SEBAGAI PENGADILAN PHI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004; • PN MAKASSAR SEBAGAI PENGADILAN TIPIKOR SK KMA NO 22/ KMA/ SK/ II/ 2011;

III. Sejarah Pengadilan Menurut catatan sejarah, bangunan ini didirikan pada tahun 1915 dengan nama Raad van

Justitia. Dahulu bangunan ini menghadap tiga jalan, yaitu Juliana Weg di utara (sekarang jalan Kartini), Hospital Weg di timur (sekarang jalan Sudirman), dan Justitia Laan di selatan (Sekarang Jalan Ammanagappa) (Asmunandar, 2008).

Pada era pasca kemerdekaan nama kantor ini berganti menjadi Pengadilan Negeri Makassar dan nama ini pun yang tercantum dalam SK Penetapan BCB oleh Menbudpar tahun 2010. Saat ini, namanya berubah lagi menjadi Kantor Pengadilan Negeri Kelas 1a Khusus Makassar.

Dahulu, bangunan ini terbagi menjadi dua fungsi yakni Raad van Justitia, merupakan pengadilan untuk orang-orang cina, dan orang pribumi keturunan bangsawan yang letaknya dibagian utara bangunan, dan Landraad yang merupakan pengadilan untuk orang-orang Pribumi, Letaknya dibagian selatan bangunan.

Page 5: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 3 of 14

IV. Gedung Pengadilan a. Foto Lama Gedung Pengadilan

b. Foto Baru Gedung Pengadilan

c. Keterangan Gedung Pengadilan saat ini

1) Gedung Lama:

Luas Tanah : 7.187 m2

Luas Gedung : 2.357 m2

2) Gedung Baru:

Luas Tanah : satu bidang tanah dengan gedung lama

Luas Gedung : 5.680 m2

Page 6: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 4 of 14

V. Daerah Wilayah Hukum

1) Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Makassar :

Secara geografis, Kota Makassar terletak di pesisisr pantai barat bagian selatan sulawesi selatan, pada koordinat antara 119° 18’ 27,97” sampai 119° 32´31,03” bujur timur dan 5° 30´18” - 5° 14’ 49” lintang selatan. Ketinggian kota ini bervariasi antara 0-25 meter dari permukaan laut, suhu udara antara 20°c - 32°c, memiliki garis pantai sepanjang 32 km dan areal seluas 175,77 kilometer persegi, serta terdiri dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan.

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km².

Kota Makassar berbatasan darat dengan Kabupaten lain yaitu :

1. Kabupaten Maros 2. Kabupaten Gowa 3. Kabupaten Takalar

Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 15 kecamatan dan memiliki 153 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.

Kecamatan di Kota Makassar:

• Biring Kanaya • Bontoala • Makassar • Mamajang • Manggala • Mariso • Panakkukang • Rappocini • Tallo • Tamalanrea • Tamalate • Ujung Pandang • Ujung Tanah • Wajo • Kep. Sangkarang

Page 7: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 1 of 14

2) Wilayah Hukum Pengadilan Tipikor Makassar :

Berdasarkan SK KMA NO 22/ KMA/ SK/ II/ 2011 untuk Pengadilan Tipikor Makassar wilayah hukum meliputi wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

3) Wilayah Hukum Pengadilan Hubungan Industrial (P.H.I.) Makassar :

Berdasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 untuk Pengadilan PHI Makassar wilayah hukum meliputi wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

4) Wilayah Hukum Pengadilan Niaga Makassar:

Berdasarkan KEPRES NOMOR : 97 TAHUN 1999 untuk Pengadilan Niaga Makassar wilayah hukum meliputi Wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur, meliputi :

1. Sulawesi Selatan 2. Sulawesi Tenggara 3. Sulawesi Tengah 4. Sulawesi Utara 5. Maluku 6. Irian Jaya

VI. Tempat Sidang Diluar Gedung (ZITTING PLAATSEN) tidak ada

Page 8: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 2 of 14

VII. Data Penduduk Wilayah Hukum Pengadilan (l.Jumlah Penduduk 2. Agama 3. Bahasa. 4 Pendidikan (Sl, S2, S3 dalam Prosentase)

a. Jumlah Penduduk Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak 1.489.011 jiwa yang terdiri atas 737.146 jiwa penduduk laki -laki dan 751.865 jiwa penduduk perempuan. Sumber : https://makassarkota.bps.go.id

b. Agama Mayoritas beragama Islam. Berdasarkan data sensus BPS Kota Makassar tahun 2015 menunjukan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Islam sebanyak 82.39%, kemudian Kristen Protestan 9.61%, Katolik 5.56%, Buddha 1.41%, Hindu 0.76%, dan Konghucu 0.27%.

c. Bahasa Makassar termasuk dalam Kelompok Bahasa Indonesia Barat dari Keluarga Bahasa

Austronesia, dan paling dekat hubungannya dengan Bugis, Mandar, dan beberapa bahasa Toraja. Bahasa ini dibagi menjadi lima dialek yang saling dipahami (Lakiung, Bantaeng, Turatea, Selayar, dan Konjo, yang terakhir diklasifikasikan sebagai bahasa yang terpisah oleh beberapa ahli bahasa), yang “Standar Makassar,” dialek Lakiung, yang diucapkan di wilayah barat , paling banyak digunakan (74 persen). Sumber : https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/viewFile/11838/8734

Bahasa yang umum digunakan adalah:

a) Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Makassar dan Sekitarnya. Tersebar di Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, sebagian Bulukumba sebagian Maros dan sebagian Pangkep.

b) Bahasa Bugis adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Bone sampai ke Kabupaten Pinrang, Sinjai, Barru, Pangkep, Maros, Kota Pare Pare, Sidrap, Wajo, Soppeng Sampai di daerah Enrekang, bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak di pakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

c) Bahasa Pettae adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Tana Luwu, mulai dari Siwa,Kabupaten Wajo, Enrekang Duri, sampai ke Kolaka Utara,Sulawesi Tenggara.

d) Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya.

e) Bahasa Mandar adalah bahasa suku Mandar, yang tinggal di provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di

Agama

Islam

Kristen Protestan

Katolik

Buddha

Hindu

Konghucu

Page 9: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 3 of 14

samping di wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

f) Bahasa Massenrempulu adalah salah satu rumpun bahasa Austronesia di Sulawesi Selatan. Bahasa ini memiliki tiga kelompok dialek di Kabupaten Enrekang, yaitu dialek Duri, Endekang dan Maiwa. Kelompok dialek bahasa Duri memilki kedekatan dengan bahasa Toraja dan bahasa Tae' Luwu. Penuturnya tersebar di wilayah utara Gunung Bambapuang, Kabupaten Enrekang sampai wilayah perbatasan Tana Toraja. Kelompok dialek bahasa Endekang mempunyai penutur di ibukota Kabupaten Enrekang dan beberapa kecamatan sekitarnya. Sedangkan penutur kelompok dialek bahasa Maiwa terdapat di Kecamatan Maiwa dan di Kecamatan Bungin (Maiwa Atas).

g) Bahasa Konjo terbagi menjadi dua yaitu Bahasa Konjo pesisir dan Bahasa Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir tinggal di kawasan pesisir Bulukumba dan Sekitarnya, di sudut tenggara bagian selatan pulau Sulawesi sedangkan Konjo pegunungan tinggal di kawasan tenggara gunung Bawakaraeng.

h) Bahasa Selayar adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan yang bermukim diujung selatan provinsi ini khususnya Kab. Kep. Selayar.

d. Pendidikan Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kegiatan

Selama Seminggu yang Lalu di Kota Makassar, 2017

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Bekerja Pengangguran Terbuka

Jumlah Total

Tidak/Belum Pernah Sekolah

118.050

4.503 122.553

Sekolah Dasar 82.486

9.638 92.124

Sekolah Menengah 144.466

24.614 169.080

Sekolah Menengah Atas

53.974

8.982 62.956

Diploma I/II/III/Academy

19.949 1.202

21.151

Universitas/University 129.443

16.015 145.458

Jumlah/Total 548.368

64.954 613.322

Sumber : https://makassarkota.bps.go.id

Page 10: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 4 of 14

VIII. Perekonomian

Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Makassar, 2017

Lapangan Pekerjaan Utama

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

1 17 007 1 300 18 307

3 34 762 17 448 52 210

6 101 749 93 406 195 155

9 91 374 60 054 151 428

2,4,5,7,8 113 505 17 763 131 268

Jumlah/Total 358 397 189 971 548 368

Keterangan/Note: 1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas, dan Air 5 Bangunan Sumber/Source: Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus,2015,BPS/ August National Labor Force Survey,2015/BPS

IX. Transportasi dan Pariwisata a. Transportasi

1) Laut

Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar Di Makassar, Soekarno-Hatta menjadi nama pelabuhan, khususnya pelabuhan untuk kapal penumpang dan terminal penumpang. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV).

Di area pelabuhan penumpang ini terdapat Masjid Babussalam. Masjid ini diresmikan Presiden Megawati, berbarengan dengan peresmian Terminal Petikemas Makassar, pada 21 Juli 2001. Sementara di kawasan ujung utara pelabuhan, atau ujung jalan Nusantara, terdapat awal Jalan Tol Reformasi (tol lingkar Makassar) yang menghubungkan kawasan pelabuhan dengan pusat kota. Jalan tol yang hanya sepanjang 3,1 km ini dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. Perusahaan milik Bosowa Group ini juga jadi pengelola jalan tol Bintaro-Bumi Serpong Damai (Jakarta/Tangerang).

Paotere adalah suatu pelabuhan perahu yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Pelabuhan yang berjarak ± 5 km (± 30 menit) dari pusat Kota Makassar ini merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo sejak abad ke-14 sewaktu memberangkatkan sekitar 200 armada Perahu Phinisike Malaka. Pelabuhan Paotere sekarang ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Phinisi dan Lambo dan juga menjadi pusat niaga nelayan.

2) Udara Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandar Udara Internasional Sultan

Hasanuddin yang pada tanggal 26 September 2008 diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menandakan mulai pada saat itu Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin beroperasi secara penuh di mana sebelumnya telah beroperasi tetapi hanya sebagian. Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan region dari daerah yang dituju serta shuttle bus khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Bahkan banyak taksi-taksi yang gelap yang juga menawarkan jasa kepada penumpang yang baru tiba di Makassar. Pada tahun 2009 diharapkan runway yang baru telah rampung dan bisa digunakan.[11]

Page 11: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 5 of 14

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

3) Darat Pete-pete adalah sebutan angkot di Makassar dan sekitarnya. Pete-pete merah adalah angkot yang berasal

dari Kabupaten Gowa dan melayani pengangkutan antar kota, sedangkan pete-pete biru adalah angkot yang berasal dari Kota Makassar itu sendiri dan hanya melayani pengangkutan di wilayah Makassar saja.

.

Bus Mamminasata

• Pete-pete • Bus • Taksi • Becak : Makassar terkenal dengan angkutan tradisional becak. Jumlahnya sendiri mencapai 1.500 unit.

Pemerintah setempat memberlakukan becak untuk pariwisata dan khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata saja. Tarifnya tergantung kesepakatan dengan pengayuh.

• Bentor : Populasi becak motor di Makassar mulai ramai dan secara perlahan menggantikan becak. Bagian depan bentor adalah becak dan di belakangnya adalah motor.

• Ojek • Busway BRT Mamminasata • LRT Makassar (masih diperbincangkan) • Kereta api (Beroprasi 2019)

b. Pariwisata

Makassar modern memiliki banyak tempat wisata yang digunakan untuk keperluan hiburan masyarakat Makassar maupun bagi wisatawan yang berasal dari kota maupun negara lain. Beberapa di antaranya yang paling digemari maayarakat makassar adalah:

• Pantai Losari • Fort Rotterdam, merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan

menawan. Benteng ini merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa, Kesultanan ini pernah berjaya sekitar abad ke-17 dengan ibu kota Makassar. Kesultanan ini sebenarnya memiliki 17 buah benteng yang mengitari seluruh ibu kota. Hanya saja, Benteng Fort Rotterdam merupakan benteng paling megah di antara benteng benteng lainnya dan keasliannya masih terpelihara hingga kini.

• Pantai Akarena • Pulau Lae-Lae

Page 12: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 6 of 14

• Pulau Khayangan • Pulau Samalona • Pantai Barombong • Makam Raja-Raja Tallo • Pelabuhan Paotere • Taman Makam Pahlawan • Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar di Indonesia) • Desa Wisata Delta Lakkang • [Pulau Kapoposang] • [Pantai Galesong Utara] • Benteng Panyua, Dinding benteng ini kukuh menjulang setinggi 5 meter dengan tebal dinding sekitar 2

meter, dengan pintu utama berukuran kecil. Jika dilihat dari udara benteng ini berbentuk segi lima seperti penyu yang hendak masuk kedalam pantai. Karena benteng ini bentuknya mirip penyu, kadang juga benteng ini juga dinamakan Benteng Panynyua (Penyu). Benteng ini mempunyai 5 Bastion, yaitu bangunan yang lebih kukuh dan posisinya lebih tinggi di setiap sudut benteng yang biasanya ditempatkan kanonatau meriam di atasnya.

X. Hukum Adat Warisan hukum yang tertua di Indonesia adalah hukum adat,maka di Sulawesi Selatan

inipun dikenal satu sistem adat yang disebut sistem pangngaderreng atau pangngadakkang. Sistem ini mengatur mereka hampir di seluruh aspek kehidupan. Mulai dari adat-istiadat,

politik, agama, sosial dan hukum. Sistem pangngaderreng (pangngadakkang) ini mengakar dalam hati tiap orang karena terlahir dari proses budaya yang panjang. Olehnya dalam penerapannya masyarakat menjalankannya karena kesadaran yang hadir dalam diri mereka, bukan karena suatu kewajiban atau paksaan.

Orang Bugis-Makassar menaati aturan-aturan ini dan yang melanggarnya akan mendapat hukuman. Hukuman yang diberikanpun berbagai macam, ada yang mendapatkan semacam hukuman fisik dan moral sesuai dengan tingkat pelanggaran mereka terhadap pangngaderreng.

Ketaatan mereka terhadap panggaderreng dilandaskan pada siri na passé yang mereka pegang kokoh. Siri ini merupakan suatu perasaan malu yang sangat besar, yang mendorong seseorang tidak ingin melanggar aturan ade’. Perasaan malu apabila melakukan kesalahan, malu apabila harga diri disepelekan oleh orang lain, bahkan malu jika ditertawakan di depan orang banyak, termasuk malu jika keturunan mereka menikah dengan orang yang berada di bawah derajat kebangsawanan mereka. Olehnya sistem kekerabatan di kalangan orang Bugis-Makassar terjaga dan sangat disakralkan. Menjadi suatu hal yang wajar dalam perkawinan seorang bangsawan Bugis, ketika pada tahap awal pengenalan keluarga mempelai pria kepada keluarga perempuan (ma’pesu-pesu) keluarga akan menelusuri nenek dari laki-laki melalui lontara. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian darah kebangsawanan mereka.

Besarnya konsekuensi yang didapatkan karena dipermalukan (ripakasiri) maupun mempermalukan membuat siri ini mengikat masyarakat dalam bertingkah-laku. Hal ini karena konsekuensi atas siri dapat menimbulkan suatu peristiwa berdarah (pembunuhan). Mereka yang melanggar pangngaderreng akan merasa malu dan terbuang dari masyarakat, bahkan apabila dianggap telah menodai pangngaderreng maka keluarga pelakupun akan ikut mendapatkan sanksi, seperti dikeluarkan dari daerah tempat tinggal (ripali). Sementara itu pelaku pelanggar pangngaderreng-pun akan mendapat sanksi besar dari pemangku adat, misalnya di hukum mati. Penjatuhan saksi ini biasanya dilakukan oleh arung atau kepala kampung sebagai salah satu pelaksana peradilan.

Pangngaderreng lahir sebagai bagian dari budaya masyarakat Sulawesi Selatan yang dijalankan tanpa ada unsur paksaan. Pangngaderreng ini sangat menjunjung persamaan dan kebijaksanaan. Inilah yang membedakanpangngaderreng dengan suatu adat kebiasaan. Apabila suatu adat kebiasaan, biasanya bersifat kesewenang-wenangan dan akhirnya diterima sebagai

Page 13: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 7 of 14

suatu dampak dari sistem sosial, maka pangngaderreng ini menentang adanya unsur kesewenang-wenangan tersebut, termasuk pemerkosaan, penindasan dan kekerasan. Pangngaderrengini melekat sebagai bagian dari hakekat manusia, yang melahirkan satu unsur esensi di dalam diri yang dikenal sebagai siri’. Siri’ tidak lain merupakan cerminan martabat dan harga diri manusia. Olehnya orang Bugis, kemanapun pergi mengembara akan membawa pangngaderrengnya yang dilandaskan pada siri’ tersebut. Biasanya orang Bugis pantang pulang ke kampung halamannya sebelum sukses di pengembaraannya.

Kesempurnaan pangngaderreng ini juga diperoleh dari ketaatan masyarakat terhadap pemimpinnya. Merasa memiliki dan berperan dalam proses pemilihan raja maupun menurunkan raja memuluskan terciptanya suatu demokrasi dalam masyarakat adat. Pengabdian masyarakat terhadap pangngaderreng ini diwujudkan dalam suatu istilah yang dikenal dengan kasuwiyang. Pengabdian ini dapat terbagi dalam dua bentuk yakni antara rakyat dengan pemimpinnya dan antara daerah taklukan dengan pemerintahan pusatnya. Biasanya keinginan mengabdi terhadap tuan ini muncul karena adanya pertolongan atau perlindungan yang diperoleh dari raja. Misalnya para panglima kerajaan biasanya melakukan ritual ma’ngaru sebagai bentuk pengabdian dan rela mati untuk mempertahankan eksistensi kerajaannya.

Konsep pangngaderreng ini meliputi sistem norma, tata tertib dan aturan-aturan adat, yang mengatur tingkah laku setiap orang dalam lingkungan sosialnya. Sistem norma dan aturan-aturan adat yang mengatur kehidupan orang Bugis ini kemudian dikenal dengan ade’. Di dalamnya terdapat tata tertib yang bersifat normatif yang menjadi pedoman sikap hidup dalam menghadapi, menanggapi, dan menciptakan harmoni kehidupan.

Sistem pangngaderreng ini diatur dalam suatu sistem yang kuat yang saling mengikat, meliputi ade’(adat-istiadat), tentang bicara (peradilan), tentang rapang (pengambilan keputusan/kebijakan berdasarkan perbandingan dengan negara lain), tentang wari (sistem protokoler kerajaan) dan tentang sara (syariat islam). Sara ini merupakan aturan baru yang masuk dalam konsep pangngaderreng pascamasuknya Islam di Sulawesi Selatan .

Ade’ mengatur tata hidup dan tingkah laku setiap individu dalam bermasyarakat. Ada yang dikenal denganade puraonro yang kurang lebih merupakan suatu tingkah atau cara memperlakukan sesama di dalam masyarakat. Adat ini sudah ada dan berlaku secara turun temurun sehingga meninggalkannya akan dianggap telah meninggalkanade’ atau sudah tidak memiliki etika, misalnya ikwal tata cara peminangan. Ada juga yang dikenal dengan ade’ maraja, yang lahir dari suatu kebiasaan yang disepakati dan telah disahkan dalam suatu perjanjian yang dikenal dengan wari’.

Siapapun yang melanggar ketentuan pangngaderreng akan mendapatkan hukuman sesuai dengan apa yang telah diputuskan dalam bicara (sistem peradilan). Dalam bicara ini akan dibahas masalah hak dan kewajiban setiap orang atau badan hukum dalam masyarakat. Bicara mengatur semua aktifitas maupun konsep yang berkaitan dengan peradilan. Unsur ini mengatur tingkah laku setiap orang atau badan hukum untuk berinteraksi secara timbal balik. Olehnya itu sangat erat kaitannya dengan keadilan hukum. Segala hal yang telah diputuskan dalam bicarahendaknya menjadi pembelajaran bagi setiap orang agar tidak melakukan kejahatan karena memelihara ade’ sama dengan memelihara keserasian. Dalam penjatuhan sanksi terhadap setiap pelanggar, bicara tidak boleh melakukan penundaan, karena membiarkan suatu kesalahan tanpa melakukan hukuman diyakini akan menimbulkan kesukaran atau kesusahan bagi penguasa sendiri dalam hal ini raja. Termasuk apabila pelanggar pangngaderreng adalah seorang penguasa.

Selanjutnya dalam proses pelaksanaannya masing-masing memiliki wewenang yang telah diamanahkan dari raja. Di dalam urusan ade, rappang, bicara dan wari ini dilaksanakan oleh pampawa ade (pelaksana adat) sedangkan untuk urusan sara dikendalikan oleh parewa ade’ (perangkat syariat). Parewa ade ini juga bertugas untuk menangani segala hal yang berhubungan dengan syariat Islam misalnya perkawinan, pewarisan dan sebagainya.

Page 14: Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Profile Hukum Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus

Page 8 of 14

Jadi pangngaderreng fungsinya sama dengan undang-undang dasar, pampawa ade dan parewa saraadalah pendamping dan pembantu raja dalam melaksanakan undang-undang yang telah ditetapkan oleh perwakilan rakyat. Dalam hal ini di Bone dikenal dengan istilah ade pitu, di Gowa dikenal dengan bate salapang, Wajo dengan istilah arung patang puloe, dan di Luwu dikenal dengan istilah ade aserae.

Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat adat akan mendapatkan sanksi sesuai dengan apa yang telah diputuskan dalam bicara. Hukuman tersebut dijatuhkan atas kesalahan yang dilakukan baik dengan ancaman hukuman mati dan lain-lain sesuai dengan berat-ringan kesalahannya.