penerimaan perpajakan apbn 2018 -...
TRANSCRIPT
2
Penerimaan Perpajakan APBN 2018
3
Realisasi Penerimaan Perpajakan
995,211072,38
1294,261355,2
1283,6
921,39985,13
1060,86 1069,91151,1
92,58% 91,86% 81,97% 78,95% 89,68%
2013 2014 2015 2016 2017
Target dan Realisasi Pajak(dalam triliun rupiah)
Target Realisasi %
4
Langkah Perbaikan PerpajakanAutomatic Exchange of Information (AEoI)
• Meningkatkan basis pajak
• Mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi perpajakan (Base ErosionProfit Shifting)
Data Dan Sistem Informasi Perpajakan
• Up to date dan terintegrasi antaralain melalui e-filling, e-form dan e-faktur
Kepatuhan Wajib Pajak
• Membangun kesadaran pajak (sustainable compliance) antaralain melaluie-service, mobile tax unit, KPP Mikro dan outbond call.
Insentif Perpajakan
• Tax holiday dan tax allowance
• Review kebijakan exemption tax pada beberapa barang kena PPN.
SDM dan Regulasi
• Peningkatan pelayanan dan efektifitas organisasi
5
Problem Utama Rendahnya Penerimaan Perpajakan
Rendahnya Kesadaran Wajib Pajak
Kelembagaan DJP
Rendahnya Tax Ratio
6
Reformasi Kelembagaan DJP
Kemandirian DJP sebagai institusi yang
mandiri itu bagian dari Revolusi Mental
sebagaimana cita-cita Presiden Jokowi
yang tertuang dalam Nawacita, Trisakti,
maupun RJPM.
Salah satu faktor belum optimalnya
penerimaan pajak disebabkan masih
rendahnya kapasitas sumberdaya manusia
di DJP.
7
Reformasi …(1)
Secara kapasitas dan beban kerja
maka saat ini kondisinya sangat tidak
layak.
Dimana saat ini rasio pegawai pajak
dengan penduduk di Indonesia
mencapai 1:7.700
Sangat jauh dibandingkan Jerman, yang efektivitas kelembagaan perpajakannya sangat optimal,
rasio pegawai pajak dengan penduduk hanya sekitar 1:727.
DJP selama ini sudah melakukan upaya penguatan institusi dengan tambahan pegawai dan
infrastruktur, namun perkembangannya belum optimal.
DJP dengan tugas penerimaan pajak yang besar, kelembagaannya hanya berdasar Peraturan
Menteri Keuangan sebagai turunan Peraturan Presiden tentang Struktur Organisasi
Kementerian, dimana setiap ganti kabinet maka berganti juga Perpresnya.
8
Reformasi …(2)
UUD menyebutkan bahwa perpajakan diatur lebih lanjut dalam
undang-undang. Saat ini UU tentang subtansi materi pajak
yang sudah diatur, seperti UU KUP, UU PPH dan UU PPN.
Dalam konteks itu, DJP belum memperoleh kewenangan
dalam mengatur SDM, organisasi dan anggaran sendiri.
DJP sebagai otoritas pajak masih dikelompokkan sebagai
single directorate in ministry of finance.
“Oleh karena itu, Indonesia perlu memberikan otonomi pada
otoritas pajak, melalui reformasi di sektor penerimaan negara.
Dengan otonomi dapat menjadikan organisasi lebih independen
sehingga mengurangi tekanan politik terhadap otoritas pajak”
9
Rendahnya Tax Ratio
Tax Ratio menjadi salah satu indikator
dasar kinerja otoritas pajak yang banyak
digunakan.
Tax ratio di Indonesia saat ini baru sebesar
10,4%, lebih rendah dari sejumlah negara
di Asean seperti Thailand sebesar 15,7%,
Kamboja 15,3%, Singapura 14,3%,
Malaysia 13,8%, dan Filipina 13,7%.
15,7% 15,3% 14,3% 13,8% 13,7%
10,4%
Thailand Kamboja Singapura Malaysia Filipina Indonesia
Tax Ratio
Selama ini, Indonesia dikategorikan lower middle income countries yang memiliki tax ratio
rendah. Data tahun 2015 tax ratio Indonesia 10,47 %, di bawah rata-rata tax ratio negara lower
middle income countries yang mencapai 17,7%.
Dalam APBN 2018, rasio pajak ditargetkan sebesar 11,5-11,8%. Sedangkan penerimaan pajak
ditargetkan sebesar Rp 1.424 triliun, atau meningkat 24,09% dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp
1.147,5 triliun.
10
Perbandingan Tax RatioPerbandingan Tax Ratio Indonesia & Negara Lain 2015
Sumber: OECD (2017), data diolah. *Pajak atas barang dan Jasa (Khusus) adalah cukai, bea masuk dan bea keluar.
11
Perbandingan Tax Ratio
Catatan: Afrika Selatan dan Australia menggunakan data Tahun 2014
Sumber: OECD (2017), data diolah. *Pajak atas barang dan Jasa (Khusus) adalah cukai, bea masuk dan bea keluar.
Perbandingan Tax Ratio Indonesia & Negara Lain 2015
12
Perbandingan Tarif PajakPerbandingan Tarif PPh Badan & PPh atas Passive Income
Sumber: PWC (2017)
13
Peningkatan Tax RatioPerbandingan Tax Ratio
Melalui Tax Policy dan Tax Administration
14
Beberapa Catatan Penting…(1)
Rendahnya tax ratio menunjukkan masih rendahnya
kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, serta
kemampuan pemerintah untuk menggali sumber
penerimaan pajak dari sektor-sektor ekonomi belum
optimal.
Tax base harus diperkuat sebagaimana tujuan terpenting
tax amnesty;
Pemerintah harus fokus pada upaya meningkatkan kepatuhan (compliance) WP, baik yang
sudah punya NPWP maupun yang belum;
Peningkatan basis pajak juga bisa menyasar sektor- sektor usaha yang pajaknya belum
digali optimal. Misalnya e-commerce, perkebunan, perikanan, kehutanan, pertambangan
hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
15
Beberapa Catatan Penting…(2)
Meningkatkan penegakan hukum (law enforcement) dan aturan pajak,
terutama enforcement di internal petugas pajak agar integritas mereka
terjaga dan dipercaya.
Membenahi struktur penerimaan pajak untuk menciptakan keadilan. Saat
ini penerimaan pajak masih didominasi pajak pertambahan nilai (PPN) dan
pajak penghasilan (PPh) badan, bukan PPh orang pribadi non-karyawan.
Memperbaiki administrasi data dengan memanfaatkan teknologi informasi
untuk menciptakan sistem yang terintegrasi.
16
Tantangan Perpajakan…(1)
Mendorong masyarakat untuk membayar pajak dengan mengubah
terminologi “Wajib Pajak” menjadi “Pembayar Pajak”;
Membangun sistem pelayanan perpajakan yang mudah, murah, dan
cepat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai basisnya;
Membangun sistem pengenaan sanksi yang lebih mendidik dan
berkeadilan dengan pengenaan sanksi yang lebih rendah terhadap
Pembayar Pajak yang secara sukarela mengungkapkan ketidakpatuhan
pembayaran pajaknya;
Membangun sistem pengawasan dan penegakan hukum di bidang
perpajakan melalui pembentukan basis data perpajakan yang kuat yang
bersumber dari data pihak ketiga dengan meniadakan kerahasiaan data
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan lain,
sebagai konsekuensi penerapan sistem self assessment dalam
pemungutan pajak.
17
Tantangan Perpajakan…(2)
Kebutuhan negara akan
penerimaan pajak semakin
meningkat, sedangkan tax ratio
belum naik secara signifikan;
Penerimaan pajak masih
didominasi PPN dan PPh
Badan, menunjukkan prinsip
ability-to-pay belum mantap;
Jumlah wajib pajak masih didominasi
karyawan yang pajaknya sudah
dipotong pemberi kerja, menunjukkan
partisipasi warga negara dalam
membayar pajak masih rendah;
Kapasitas otoritas pajak belum optimal
dalam menjalankan fungsinya sebagai
pembimbing, pembina, pelayan,
sekaligus penegak hukum (sistem
perpajakan belum good tax
administration)