penerbitan izin mendirikan bangunan (imb) naskah...

34
PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014-2015 (STUDI EVALUASI PADA KECAMATAN BINTAN TIMUR) NASKAH PUBLIKASI OLEH ESTI DORA OKTRIVIANI SON HAJI BISMAR ARIANTO PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN P0LITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNG PINANG 2016

Upload: dinhkien

Post on 17-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014-2015

(STUDI EVALUASI PADA KECAMATAN BINTAN TIMUR)

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

ESTI DORA OKTRIVIANI

SON HAJI

BISMAR ARIANTO

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN P0LITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2016

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi

mahasiswa yang disebut dibawah ini :

Nama : Esti Dora Oktriviani

Nim : 110565201178

Jurusan/Prodi : Ilmu Pemerintahan

Alamat : Perumnas Lengkuas Blok c No.8 Kijang Kota

Nomor Telp : 083184582444

Email : [email protected]

Judul Naskah : PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN

BANGUNAN (IMB) DI KABUPATEN

BINTAN TAHUN 2014-2015 (STUDI

EVALUASI PADA KECAMATAN BINTAN

TIMUR)

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah

ilmiah dan untuk dapat diterbitkan

Tanjungpinang, 09 Agustus 2016

Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Drs. Son Haji, M.Si BismarArianto, M.Si

PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014-2015

(STUDI EVALUASI PADA KECAMATAN BINTAN TIMUR)

ESTI DORA OKTRIVIANI

SON HAJI

BISMAR ARIANTO

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Izin Mendirikan Bangunan merupakan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah kepada pemilik untuk membangun baru, mengubah, memperluas,

mengurangi dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persayaratan

administratif dan persyaratan teknis. penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi

bagaimana penerbitan IMB di Kecamatan Bintan Timur. Dasar kebijakan dalam

Penerbitan IMB ini diatur dalam Perda No 1 Tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan teori evaluasi dari suyanto dan memakai

metode deskriptif kualitatif yang berusaha mengungkapkan fakta bagaimana

adanya memberikan secaraobjektif tentang keadaan atau permasalahan yang

mungkin dihadapi serta ingin menjelaskan secara rinci mengenai penerbitan Izin

Mendirikan Bangunan.

Berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan di Kecamatan Bintan Timur sudah baik walaupun masih ditemukan

beberapa kekurangan-kekurangan seperti kurangnya kemampuan pegawai

didalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan, tidak adanya anggaran khusus dari

pemerintah daerah terkait penerbitan IMB, rendahnya kesadaran masyarakat

didalam pengurusan IMB, tidak adanya tenaga ahli bangunan yang ditempatkan di

Kecamatan Bintan Timur.

Kata Kunci : Penerbitan IMB, Evaluasi Kebijakan

ABSTRACT

The building permit is licensing granted by the local Government to the

owner to build a new, modify, expand, reduce and/or treat building according to

the requirements of the administrative and technical requirements of the

administrative and technical requiremens. This research was conducted to

evaluate how the issuance of building permits in bintan. The basic policy in

building permit issuance set in Perda Number 1 year 2013.

. This research uses evaluation theory of suyanto and qualitative descriptive

method of wear that seeks to reveal the facts of how the existence of objectively

provide about the circumstances or problems that may be encountered and want

to explain in detail about the issuance of a building permits.

Based on the analysis done that the issuance of a building Permit in East

of Bintan is already well although still found some deficiencies such as lack of

ability of the employes in the issuance of a building permit, the absence of a

special budget of local government related building permit issuance, low public

awareness in the management of the building permit, the absence of building

exstationed in district of ortigas East.

Key Words : The Issuance of building permits, Evaluation policy

A.PENDAHULUAN

Otonomi Daerah bertujuan

untuk lebih mendekatkan tentang

kendali pelaksanaan pemerintahan

dan pembangunan. Dalam

Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan

Daerah, dalam Pasal 11 ayat (2)

dijelaskan bahwa; urusan

Pemerintahan Wajib sebagaimana

dimaksud ayat (1) terdiri atas

Urusan Pemerintahan yang

berkaitan dengan Pelayanan Dasar

yang salah satunya mengatur

mengenai pekerjaan umum dan

tata ruang serta perumahan rakyat

dan kawasan pemukiman dalam

pengendalian pembangunan.

Ayat (3) pasal 11 tersebut

diatas disebutkan pula bahwa

urusan Pemerintahan Konkuren

wajib yang berkaitan dengan

Pelayanan Dasar sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) adalah

urusan Pemerintahan Wajib yang

sebagian susbtansinya merupakan

Pelayanan Dasar pemerintahan

Kabupaten/Kota yang bersifat

pilihan meliputi pemerintahan

yang secara nyata ada dan

berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai

dengan kondisi, kekhasan, dan

potensi unggulan Daerah yang

bersangkutan.

Secara prinsip kewenangan

yang diberikan kepada suatu

pemerintahan dimaksudkan untuk

memaksimalkan fungsi-fungsi

utama pemerintahan, yaitu

pelayanan, pemberdayaan dan

pembangunan. Salah satu bentuk

pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah, dalam hal ini

Pemerintah Daerah Kabupaten

Bintan kepada masyarakat, adalah

pelayanan dalam perizinan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB)

yang diatur berdasarkan Peraturan

Pemerintah Daerah Kabupaten

Bintan Nomor 1 Tahun 2013

Tentang Bangunan Gedung.

Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Bintan Nomor 1

Tahun 2013 adalah “perizinan

yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah kepada pemilik untuk

membangun baru, mengubah,

memperluas, mengurangi dan/atau

merawat bangunan gedung sesuai

dengan persyaratan administratif

dan persyaratan teknis”

Ketentuan tentang perizinan

IMB dari Pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan tersebut

diharapkan akan dapat

meningkatkan kepedulian dan

kesadaran masyarakat dalam

mendirikan bangunan. Sehingga

nantinya di harapkan, tidak

terdapat adanya pembangunan

suatu bangunan yang menyalahi

atau tidak sesuai dengan Tata

Ruang Wilayah (RTRW) yang

telah ditetapkan Pemerintah

Kabupaten Bintan. Selain itu,

tidak adanya bangunan yang

dibangun tidak sesuai dengan

bestek atau gambar yang terdapat

dalam Izin Mendirikan Bangunan

yang telah dikeluarkan.

Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) sangat penting artinya bagi

Pemerintah Daerah maupun si

pemohon. Bagi Pemerintah

Daerah Kabupaten Bintan, IMB

bertujuan yang dibangun oleh

masyarakat tersebut, telah sesuai

atau tidak melanggar tata ruang

wilayah yang direncanakan atau

di tetapkan Pemerintah Kabupaten

Bintan Selanjutnya IMB dapat di

jadikan salah satu sumber

Pendapatan dari retribusi IMB

yang dibayar oleh masyarakat

yang mengurus izin IMB.

Untuk pihak si Pemohon,

IMB itu bertujuan memberikan

status hukum yang jelas terhadap

bangunan yang akan didirikan

tersebut. Jangka waktu yang

dibutuhkan untuk mendapatkan

Izin Mendirikan Bangunan yaitu

2(dua) minggu jika berkas

permohonan lengkap dan tidak

bermasalah.

Persyaratan IMB yaitu surat

permohonan kepada Bupati

Kabupaten Bintan, tanda bukti

pemilikan tanah (sertifikat hak

tanah), tanda buki lunas Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB),

gambar bangunan yang terperinci

ukurannya, uraian-uraian tentang

bahan-bahan, campuran dan

ukuran bahan (analisa), KTP

pemohon, pas foto si pemohon

sebanyak 3 lembar ukuran 4 x 6

cm, Surat keterangan tidak terlibat

perkara Perdata maupun Pidana

atas tanah maupun bangunan yang

akan diperbaiki atau dirombak

dari pejabat yang berwenang,

untuk jenis bangunan tertentu

(sesuai dengan sifat penggunaan

dan pemilikan) harus dilengkapi

pula dengan beberapa persyaratan

yang diperlukan untuk itu, seperti

surat izin prinsip atau

rekomendasi dari instansi

berwenang setempat dimana

bangunan tersebut didirikan.

Ruang lingkup IMB yaitu

untuk : mendirikan bangunan

baru, baik sebagian maupun

seluruhnya, merombak atau

memperbaiki atau memugar

bangunan lama, baik sebagian

maupun seluruhnya, pemugaran

dengan menggunakan bahan

bangunan kecuali pagar hidup,

membuat bangunan parkir atau

gedung olahraga dengan

mempergunakan bahan bangunan,

membangun teras tidak beratap

atau tempat pencucian dan lain-

lain, membangun tembok penahan

tanah atau turap dan lain

sejenisnya, membangun instalasi

untuk tempat penampungan bahan

baku cair, penampungan air,

pembuangan air, gudang dan lain-

lain sejenisnya, membuat

jembatan penghubung yang

bersifat permanent dengan

menggunakan bahan bangunan

kecuali titian kayu.

Saat ini Kabupaten Bintan

sedang giat-giatnya melakukan

pembangunan, baik itu

perumahan, pertokoan, maupun

bangunan usaha lainnya. Dalam

pelaksanaan pembangungan

gedung dan bangunan ini tidak

terkecuali juga berlangsung pada

Kecamatan Bintan Timur .

Keterlibatan Pihak Kecamatan

dalam penerbitan IMB yang

diajukan sipemohon bukan pada

teknis administrasi tetapi kepada

rekomendasi kesesuaian antara

bangunan yang diberi izin tersebut

sesuai dengan Tata Ruang

wilayah yang ada di Kecamatan

tersebut.

Kantor camat Bintan Timur

adalah suatu instansi pemerintah

yang berfungsi dan bertugas

sebagai pemberi pelayanan dan

informasi dari pemerintah daerah.

Adapun pelayanan publik yang

disediakan Kantor Camat Bintan

Timur Kabupaten Bintan adalah :

1. Kartu Tanda Penduduk

(KTP)

2. Izin Mendirikan

Bangunan (IMB)

3. Izin Gangguan dan

SKTU

4. Surat Izin Usaha

Perdagangan

5. Tanda Daftar

Perusahaan (TDP)

6. Izin Perbengkelan

7. Rekomendasi

Permohonan Bantuan

Tempat Ibadah

8. Rekomendasi Izin

Keramaian

9. Rekomendasi Izin

Penelitian

Pelimpahan Sebagian

Kewenangan Bupati Kabupaten

Bintan kepada Camat di

lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bintan untuk

menangani sebagian Otonomi

Daerah meliputi aspek :

a. Perizinan

b. Rekomendasi

c. Koordinasi

d. Pembinaan

e. Pengawasan

f. Fasilitas

g. Penetapan

h. Penyelenggaraan

Kewenangan lain yang

dilimpahkan.

Pelimpahan

kewenangan yang diberikan

kepada pemerintah tingkat

Kecamatan di lingkungan

Kabupaten Bintan sebagai berikut

:

a. Pemberian Izin

Mendirikan Bangunan

(IMB) rumah tempat

tinggal 1 (satu lantai

dengan luas bangunan

<200 m2.

b. Pemberian Izin

Mendirikan Bangunan

(IMB) kantor swasta 1

(satu) lantai dengan luas

bangunan <200 m2.

c. Pemberian Izin

Mendirikan Bangunan

(IMB)

perdagangan/pertokoan

1 (satu) lantai dengan

luas bangunan <200 m2.

d. Pemberian Surat Izin

Usaha (SITU)terhadap

usaha perorangan tidak

berbadan hukum, seperti

kedai,toko, dan usaha

ekonomi masyarakat.

Melihat besarnya peranan

IMB dalam hal penataan,

pengaturan dan pengawasan

terhadap pertumbuhan berdirinya

bangunan-bangunan yang

berkembang di Kabupaten Bintan

, agar sesuai dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten

Bintan. Diperlukan adanya upaya

komunikasi yang baik dalam

pelaksanaan IMB, terutama

penyampaian atau sosialisasi

kebijakan kepada masyarakat

serta penjelasan kebijakan kepada

pelaksana (mulai aparatur Lurah,

Kecamatan, Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bintan , sampai

dengan Badan Promosi,Investasi

dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPIPPT Kabupaten Bintan).

Adanya ketersediaan sumber

daya, baik pegawai maupun

sarana dan pra sarana kerja dalam

menunjang pelaksanaan kebijakan

IMB kepada masyarakat.

Selanjutnya juga diperlukan

sikap pelaksana kebijakan yang

harus memiliki kemampuan untuk

melaksanakan IMB tersebut. Serta

adanya kerjasama dan pembagian

tugas kepada pihak terkait, dalam

pelaksanaan kebijakan IMB bagi

masyarakat. Hal tersebut

ditujukan supaya, Peraturan

Daerah Kabupaten Bintan Nomor

1 Tahun 2013 tentang penerbitan

IMB betul-betul terlaksana

dengan baik. Dalam arti

masyarakat memiliki kesadaran

untuk mengurus IMB, tidak

adanya bangunan yang melanggar

Tata Ruang Wilayah yang telah

ditetapkan Pemerintah Kabupaten

Bintan, dan lainnya.

Fakta yang terlihat

berdasarkan pengamatan

dilapangan di Kecamatan Bintan

Timur sehubungan dengan

penerbitan IMB yaitu adanya

pembangunan bangunan baru dan

rehap yang wajib memiliki IMB

hanya sedikit, masih adanya

bangunan yang tidak memiliki

IMB, dan masih adanya bangunan

seperti bangunan usaha yang di

bangun tidak sesuai dengan Tata

Ruang Wilayah(RTRW) yang

telah dikeluarkan, atau di tetapkan

di Kabupaten Bintan.

Misalnya dalam Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Bintan telah di tetapkan bahwa

daerah kawasan bibir pantai

dijadikan hutan bakau tidak boleh

dibangun apapun diatasnya karena

berfungsi untuk resapan air.

Namun kenyataan yang terjadi, di

area bakau itu telah berdiri

bangunan tempat tinggal

masyarakat, karena itu sampai

sekarang tersebut masih

bermasalah.

Berdasarkan dari

pemaparan tentang Penerbitan

Izin Mendirikan Bangunan di atas

dapat saya tarik kesimpulan ,

terdapat beberapa gejala dalam

Penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan di Kabupaten Bintan

(Studi pada Kecamatan Bintan

Timur yaitu :

1. Masih rendahnya

kesadaran Masyarakat

Kecamatan Bintan

Timur untuk

mengurus IMB hal ini

terlihat dari sejumlah

bangunan yang masih

tidak memiliki IMB

seperti bangunan

usaha,rumah,ruko dan

sejumlah bangunan

lainnya.

2. Masih adanya

bangunan rumah yang

dilakukan masyarakat

di Kecamatan Bintan

Timur , yang tidak

sejalan atau sesuai

dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah

(RTRW) yang

ditetapkan Pemerintah

Kabupaten Bintan

3. Ketersediaan pegawai

yang kurang pada

Kecamatan Bintan

Timur dalam

penerbitan IMB,

terutama pegawai

yang mensosialisaikan

IMB kepada

masyarakat serta

pegawai penerbitan

IMB yang telah

dikeluarkan.

Melihat dari uraian masalah tersebut

sehingga dalam penelitian ini peneliti

merumuskan permasalahan

penelitian yang harus dijawab dalam

penelitian ini yaitu :

Bagaimana Evaluasi

Penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan di Kabupaten

Bintan Tahun 2014-2015

(Studi Evaluasi pada

Kecamatan Bintan Timur)

Adapun yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengevaluasi

penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) Tahun

2014-2015 (Studi pada

Kecamatan Bintan Timur)

Untuk Mengetahui faktor

penghambat dan pendorong

Penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) pada

Kecamatan Bintan Timur

Hasil penelitian ini diharapkan

akan bermanfaat untuk :

1. Penelitian ini diharapkan

berguna bagi peneliti untuk

studi pendalaman tentang

evaluasi penerbitan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB)

di Kabupaten Bintan (Studi

pada Kecamatan Bintan

Timur)

2. Secara praktis penelitian ini

diharapkan memberikan

masukan bagi pihak

Kecamatan Kecamatan

Bintan Timur dalam

Penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB).

3. Sumbangan pemikiran dalam

pengembangan ilm

pengetahuan pada fakultas

ilmu sosial dan ilmu politik

Universitas Maritim Raja Ali

Haji khususnya program studi

Ilmu Pemerintahan yang

berkaitan dengan objek yang

dimaksud.

4. Sebagai bahan masukan bagi

peneliti lainnya berkenaan

dengan Evaluasi Penerbitan

Izin Mendirikan Bangunan di

Kabupaten Bintan (Studi

Pada Kecamatan Bintan

Timur)

B. KONSEP TEORITIS

Setelah dipaparkan mengenai hal-

hal yang melatar belakangi

penelitian, rumusan masalah,, tujuan

dan kegunaan dalam penelitian,

selanjutnya akan dikemukakan

landasan-landasan teori yang

merupakan tuntutan bagi penulis

dalam melakukan pembahasan

masalah lebih lanjut, adapun

penyajian terdiri dari beberapa

pengertian istilah penting dalam

pembahasan karya ilmiah ini dan

konsep-konsep tentang evaluasi

penerbitan izin mendirikan bangunan

(imb).

1. Perizinan

Spelt dan Ten Berge (dalam

Pudyatmokoc(2009:7),

menyatakan bahwa “ izin

merupakan suatu persetujuan

dari penguasa berdasarkan

Undang-Undang atau

Peraturan pemerintah dalam

keadaan tertentu menyimpang

dari ketentuan larangan

1perundang-undangan”,

Sedangkan Van Der Pot

terdapat pada (Pudyatmoko

(2009:7), berpendapat bahwa

“Izin merupakan keputusan

yang memperkenankan

dilakukannya perbuatan yang

pada prinsipnya tidak

dilarang oleh pembuat

peraturan”.

2. Evaluasi

Suatu kebijakan yang sudah

dijalankan perlu dilakukan

evaluasi, untuk melihat

sejauh mana efektifitas dari

program atau kebijaksanaan

tersebut dalam mencapai

sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya dalam tujuan.

Jadi dengan dilakukan

pengevaluasian terhadap

program yang telah

dijalankan, maka di ketahui

kekurangannya, tingkat

pencapaiannya dan lainnya.

Dunn (2000:280) berpendapat

yaitu “ kebijakan

diterjemahkan kedalam

program dan proyek dengan

tindakan fisik, sehingga

kebijakan menimbulkan

konseku1ensi (hasil atau

akibat ), yaitu out-put atau

hasil dan input atau

masukan’’.

Berdasarkan pendapat

tersebut, dapat dijalankan

bahwa kebijakan yang dibuat

itu diturunkan dalam bentuk

program atau kegiatan. Dan

program tersebut akan

mempunyai tujuan yang

harus dicapai dengan

melakukan upaya atau

tindakan-tindakan tertentu,

dan upaya atau tindakan itu

akan dapat berdampak

kepada masukan (sumber

dayayang digunakan) dan

hasil (tujuan) yang tercapai.

3. Pelaksanaan Kebijakan

Suatu kebijakan merupakan

kaidah, arahan, panduan, atau

ketentuan-ketentuan yang

harus dijadikan pedoman dan

acuan, pegangan atau

petunjuk bagi setiap usaha

dan kegiatan dari aparatur

pemerintah atau pegawai.

Istilah kebijakan itu sendiri

sering penggunaanya

dipertukarkan dengan istilah-

istilah lain seperti tujuan-

tujuan program, keputusan,

Undang-Undang dan

ketentuan.

Menurut Wahab (2001:2)

menyatakan bahwa kebijakan

itu bermakna, Suatu pedoman

untuk bertindak, pedoman itu

bisa sederhana atau komplek,

bersifat umum atau

khusus,luas atau sempit,

bersifat kualitatif atau

kuantitatif, publik atau privat,

atau suatu rencana yang akan

dilaksanakan atau akan

diterapkan dalam mencapai

sesuatu”.

4. Izin Mendirikan Bangunan

(IMB)

Menurut Peraturan

Daerah Kabupaten Bintan nomor

1 tahun 2013 adalah “perizinan

yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah kepada pemilik untuk

membangun baru, mengubah,

memperluas, mengurangi dan/atau

merawat bangunan gedung sesuai

dengan persyaratan administratif

dan persyaratan teknis”Ruang

Lingkup Izin Mendirikan

Bangunan, yaitu :

a. Mendirikan bangunan baru,

baik sebahagianatau

seluruhnya.

b. Merombak atau memperbaiki

atau memugar bangunan lama,

baik sebahagian atau

seluruhnya.

c. Pemugaran dengan

menggunakan bahan bangunan

kecuali pagar hidup.

d. Membuat bangunan parkir atau

gedung oleh raga dengan

mempergunakan bahan

bangunan.

e. Membangun teras tidak beratap

atau tempat pencucian dan

lain-lain.

f. Membangun tembok penahan

tanah atau turap dan lain

sejenisnya.

g. Membangun isntalasi untuk

tempat penampungan bahan

baku cair, penampungan air,

pembuangan air, gudang dan

lain-lain sejenisnya.

h. Membuat jembatan

penghubung yang bersifat

permanen dengan

menggunakan bangunan

kecuali titian kayu.

Untuk Menghindari adanya

kesalahan dalam penafsiran terhadap

definisi yang dikemukakan dalam

penelitian ini, maka diperlukan

konsep operasional sebagai mana

berikut ini yaitu :

Konsep operasional merupakan

unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel. Fungsi dari

konsep operasional yakni sebagai

alat untuk mengidentifikasi

fenomena yang diamati dengan jelas,

logika atau penalaran yang

digunakan oleh peneliti untuk

menerangkan fenomena yang diteliti

atau dikaji. Adapun konsep yang

operasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Evaluasi

Kebijakan Menurut Suyanto

(2003:58) dengan dimensi yaitu :

1. Tenaga Kerja atau

pegawaiYaitu tersedianya

sumber daya manusia

(pegawai) yang

dimilikiKecamatan Bintan

Timur dalam menunjang

penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan pada Kecamatan

Bintan Timur , indikator dari

tenaga atau pegawai ini, dapat

dilihat dari, yaitu :

a. Ada pegawai, misalnya

tersedia pegawai yang

bertugas dalam

pemrosesan berkas

permohonan IMB,

pegawai yang

mensosialiasikan IMB,

pegawai untuk

pengawasan.

b. Kemampuan kerja

pegawai, yaitu

kemampuan kerja dalam

pelaksanaan penberbitan

IMB.

2. Biaya Adalah tersedianya dana

atau biaya yang diperlukan

Kecamatan Bintan Timur,

untuk membiayai kegiatan

penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan yang dilakukan baik

itu biaya dalam

mensosialisasikan kebijakan

pada masyarakat, dan lainnya,

Indikator dari pada biaya ini

dapat dilihat dariMencukupi

biaya untuk pelaksana

kebijakan IMB.

3. Peralatan kerja yang

berlakuYaitu tersedianya

peralatan kerja yang diperlukan

pegawai dalam penerbitan

IMB, dengan tersedianya

peralatan kerja ini, diharapkan

pegawai dalam penerbitan IMB

dapat maksimal, Indikator ini

dilihat dari, yaitu :

a. Tersedianya peralatan

kerja, misalnya komputer,

printer, overhead (in

fokus), blanko-blanko

prosedur pengurusanIMB

dan lain.

b. Pemanfaatan atau

penggunaan peralatan

kerja, yaitu dapatnya

pegawai yang bertugas

dalam penerbitan IMB

menggunakan peralatan

kerja yang ada, baik itu

komputer, printer dan

lainnya.

5. Tata kerja atau metode kerja

yang berlakuYaitu adanya

urutan atau sistem kerja yang

berlaku pada Kecamatan

Bintan Timur dalam

pelaksanaan penerbitan Izin

Mendirikan Bangunan yang

dilakukan oleh masyarakat

tersebut. Indikator dari taat

kerja atau metode kerja ini bisa

dilihat dari adanya tata kerja

atau alur kerja yang jelas dalam

penerbitan IMB, misal tata cara

penggunaan IMB, tata cara

pengawasan dan lainnya.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif, dengan

pendekatan kualitatif. Faisal dala,

Bungind (2005:34) menyatakan

bahwa “ penelitian deskriptif

adalah upaya untuk memahami

suatu fenomena sosial sesuai

dengan dunia pemahaman para

pelakunya itu sendiri” ,

Sedangkan Sugiono (2005:6)

menyatakan bahwa “ penelitian

deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan terhadap variabel

mandiri, yaitu tanpa membuat

pertandingan atau

menghubungkannya dengan

variabel lainnya”.

Dalam penelitian deskriptif

ini nantinya, hanya melihat atau

memberikan gambaran mengenai

fenomena-fenomena sosial yang

terdapat atau terjadi ditengah

masyarakat. Khususnya

mengenai, evaluasi penerbitan

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Di Kabupaten Bintan (Studi pada

Kecamatan Bintan Timur)

Penelitian ini dilakukan pada

Kecamatan Bintan Timur Kabupaten

Bintan, alasan mengambil objek

penelitian di sini Karena Kecamatan

Bintan Timur adalah salah satu

Kecamatan di Kabupaten Bintan dan

sedang giat-giatnya melaksanakan

pembangunan, maka adanya IMB di

bangunan yang dibangun baik

bangunan usaha,rumah dan

sebagainya sangat diwajibkan

mempunyai/mengurusi Izin

Mendirikan Bangunan tersebut,

Karena Kecamatan Bintan Timur

merupakan Ibu Kota sementara

Kabupaten Bintan sebelum pindah ke

Sribayintan dan merupakan

kecamatan dengan jumlah penduduk

terbesar.

Jenis data yang digunakan dalam

melaksanakan penelitian ini, yaitu :

a. Data Primer

Adalah data yang di dapat

secara langsung dari pada

responden yaitu petugas

yang terlibat dalam

pengurusan IMB pada

Kecamatan Bintan Timur,

data yang didapat data

prosedur pengurusan IMB,

data persyaratan IMB, data

tarif retribusi IMB, dan

pelaksanaan IMB dan

lainnya.

b. Sekunder

Yaitu data yang diperoleh

dengan tidak melalui

wawancara, namun melalui

dokumen-dokumen dan

literatur, seperti sejarah lahir

Kecamatan, gambaran

umum Kecamatan, visi dan

misi, uraian tugas dan

fungsi Kecamatan, uraian

tugas unit kerja dan lainnya.

Dalam penelitian ini

tidak menggunakan sampel

melainkan informan sebagai

sumber data. oleh karena itu

informan harus melalui pemilihan

yang benar-benar selektif. Sesuai

dengan konteks penelitian ini,

maka peneliti menetapkan

beberapa narasumber/informan

yaitu sebagai berikut :

1. Camat Bintan Timur

2. Pegawai Kecamatan

Bintan Timur bagian

PMD

3. Masyarakat yang

mengurus Izin

Mendirikan Bangunan

di Kecamatan Bintan

Timur ( Data ini

diperlukan di dalam

Validitasi Data)

D. PEMBAHASAN

Setelah mengadakan penelitian dan

melakukan pengumpulan data

melalui teknik wawancara dan

melakukan pengamatan secara

langsung maka diperoleh data dari

informan yang sehubungan dengan

penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan . data yang diperoleh

peneliti selama melakukan penelitian

akan disajikan dalam bentuk analisis

berdasarkan teori yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini.

A. Analisis Evaluasi

Penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) di

Kecamatan Bintan Timur

Bahwa dengan telah

ditetapkannya Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Kabupaten Bintan,

perlu untuk dilakukan penataan,

pengaturan, pengawasan terhadap

pertumbuhan berdirinya

bangunan-bangunan yang berdiri

semakin pesat di Wilayah

Kabupaten Bintan, khususnya di

kecamatan Bintan Timur yang

aturannya disesuaikan dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Bintan.

Karena itu perlu aturan

tentang Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) sebagaimana

yang dimuat dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Bintan Nomor

1 Tahun 2013 tentang Bangunan

Gedung.

Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Bintan Nomor 1

Tahun 2013 adalah “perizinan

yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah kepada pemilik untuk

membangun baru, mengubah,

memperluas, mengurangi dan/atau

merawat bangunan gedung sesuai

dengan persyaratan administratif

dan persyaratan teknis”

Untuk melihat penerbitan

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Di Kabupaten Bintan (Studi pada

Kecamatan Bintan Timur). Maka

mengacu pada pendapat Suyanto

(2003:58), dengan dimensi, yaitu :

1. Tenaga Kerja atau pegawai

Yaitu sumber daya manusia

yang dimiliki Kecamatan Bintan

Timur dalam menunjang

penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan pada Kecamatan

Bintan Timur. Indikator dari

tenaga atau pegawai ini, dapat

dilihat dari yaitu:

a. Ada pegawai

Adalah tersedianya para

tenaga pelaksana atau pegawai

dalam pelaksanaan penerbitan

IMB pada Kecamatan Bintan

Timur, seperti pegawai yang

bertugas dalam pemrosesan

berkas permohonan IMB, pegawai

yang mensosialisasikan IMB,

pegawai untuk pengawasan IMB

dan lainnya. Jadi dengan

tersedianya jumlah pegawai yang

mencukupi tersebut, maka

diharapkan pelaksanaan tugas

penerbintan IMB itu semakin

cepat dan terlaksana dengan baik,

dalam arti masyarakat memiliki

kesadaran untuk mengurus IMB,

tidak adanya bangunan yang

melanggar Rencana Tata Ruang

Wilayah yang telah ditetapkan

oleh Pemerintah Kabupaten

Bintan dan lainnya

b. Kemampuan Kerja Pegawai

Kemampuan kerja pegawai

yang bertugas dalam penerbitan

IMB pada kecamatan Bintan

Timur, untuk melakukan tugas

penerbitan IMB sesuai dengan

aturan dan ketentuan yang telah

diberikan. Misalnya Peraturan

Daerah Kabupaten Bintan

Nomor 1 Tahun 2013, Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Bintan dan lainnya. Jadi dengan

mampunya pegawai yang

bertugas dalam penerbitan IMB

bekerja sesuai aturan dan

prosedur kerja diharapkan

kesalahan-kesalahan kerja dapat

dihindari seperti IMB tidak

sejalan dengan RTRW yang ada,

bangunan yang tidak sejalan

dengan gambar yang terdapat

dalam IMB dan lainnya

2. Biaya

Adalah tersedianya dana

atau biaya yang diperlukan

Kecamatan Bintan Timur untuk

membiayai kegaiatan penerbitan

Izin Mendirikan Bangunan yang

dilakukan. Baik itu biaya dalam

mensosialisasikan kebijakan pada

masyarakat, pengawasan

pelaksanaan kebijakan dan

lainnya. Indikator dari pada biaya

ini dapat di lihat dari :

a. Biaya untuk pelaksanaan

kebijakan IMB

Merupakan tersedianya atau

adanya anggaran yang mencukupi

untuk kebijakan penerbitan IMB,

khususnya bagi masyarakat di

Kecamatan Bintan Timur.

Misalnya ketersediaan biaya

untuk mensosialisasikan Perda

Kabupaten Bintan Nomor 1

Tahun 2013 tentang Bangunan

Gedung kepada masyarakat,

ketersediaan biaya untuk

pengawasan IMB, ketersediaan

biaya untuk peninjauan lapangan

dari bangunan yang akan diberi

izin dan lainnya. Dengan

tersedianya dana atau biaya untuk

pelaksanaan kebijakan penerbitan

IMB ini, diharapkan kebijakan itu

dapat tersosialisasi dengan baik,

kebijakan dapat terlaksana sesuai

aturan dan prosedur yang

diberikan dan lainnya. Responden

menyatakan “ Sudah cukup

memadai jumlah anggaran yang di

gunakan untuk pelaksanaan

kebijakan penerbitan IMB pada

Kecamatan Bintan Timur”.

Sebab dalam kegiatan pelaksanaan

kebijakan penerbitan IMB,

kontinyuitas atau kesinambungan

dari pelaksanaan sosialisasi

kebijakan, pengawasan serta

penyesuaian bangunan dengan

RTRW yang ada dilapangan, sangat

menentukan sekali behasil atau

tidaknya pelaksanaan kebijakan

penerbitan IMB yang dilaksanakan

tersebut. Untuk itu dibutuhkan sekali

adanya anggaran biaya atau dana

yang mencukupi penggunaan media

sosialisasi, transportasi pengawasan

dilapangan dll.

3.Peralatan Kerja yang ada

Yaitu tersedianya peralatan

kerja yang diperlukan pegawai

dalam penerbitan IMB, dengan

tersedianya peralatan kerja ini

diharapkan pegawai yang bertugas

dalam penerbitan IMB dapat

bekerja secara maksimal, baik dari

hasil kerja maupun waktu

penyelesaian kerja yang

dilaksanakan. Indikator peralatan

kerja ini, dilihat dari yaitu :

a. Tersedianya peralatan

kerja

Yaitu tersedianya peralatan

kerja yang di butuhkan oleh para

pegawai dalam pelaksanaan

tugas penerbitan IMB pada

Kecamatan Bintan Timur,

misalnya komputer, printer,

overhead (in fokus), blanko-

blanko prosedur pengurusan

IMB dan lain. Dengan adanya

tersedia pelatan kerja ini, maka

diharapkan tugas penerbitan

IMB diberikan kepada

masyarakat itu dapat terlaksana

dengan baik, terutama dari

waktu kerjanya, kualitas

kerjanya dan lainnya.

b. Pemanfaatan atau

penggunaan peralatan

kerja.

Yaitu kesanggupan atau

kemahiran pegawai yang bertugas

dalam penerbitan IMB pada

Kecamatan Bintan Timur, dalam

pemanfaatan atau penggunaan

peralatan kerja yang tersedia, baik

itu komputer, mesin tik,

printer,faximile, dan lainnya. Jadi

dengan adanya kemampuan

pegawai yang bertugas dalam

penerbitan IMB dalam

menggunakan peralatan kerja

yang tersedia ini, diharapkan

dapat meningkatkan efisiensi dan

efektifitas kerja pegawai dalam

penerbitan IMB, terutama dari

segi waktu pengurusan IMB yang

diberikan dan lainnya

4. Tata kerja atau metode kerja

yang berlaku

Yaitu adanya urutan atau

sistem kerja yang berlaku pada

Kecamatan Bintan Timur dalam

penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan yang dilakukan oleh

masyarakat tersebut. Adapun alur

bagi masayarakat yang ingin

mengurus Izin Mendirikan

Bangunan tersebut yaitu :

1. Masyarakat harus melengkapi

persyaratan seperti

a. Surat permohonan pada

Bupati Kabupaten Bintan.

b. Tanda bukti pemilikan

tanah (sertifikat hak

tanah).

c. Tanda bukti lunas Pajak

Bumi dan Bangunan

(PBB).

d. Gambar bangunan yang

terperinci ukurannya.

e. Uraian-uraian tentang

bahan-bahan, campuran

dan ukuran bahan

(analisa).

f. KTP pemohon.

g. Pas foto si pemohon

sebanyak 3 lembar ukuran

4 x 6 cm.

h. Surat keterangan tidak

terlibat perkara Perdata

atau Pidana atas tanah

maupun bangunan yang

akan diperbaiki atau

dirombak tersebut dari

pejabat yang berwenang.

i. Untuk jenis bangunan

tertentu (sesuai dengan

sifat penggunaan dan

pemilikan) harus

dilengkapi juga dengan

surat izin prinsip atau

rekomendasi dari instansi

yang berwenang dimana

bangunan tersebut akan

didirikan.

2. Setelah melengkapi syarat-

syarat yang telah di lengkapi

kemudian

2.Rekomendasi ke kelurahan

3. Setelah keluar rekomendasi

dari kelurahan maka

rekomendasi tersebut dibawa

ke kantor camat untuk di

proses. penerbitan IMB di

tingkat Kecamatan Bintan

Timur kurang lebih seminggu

apabila berkas permohonan

tersebut tidak bermasalah.

Indikator dari alur atau tata kerja

yang berlaku, bisa dilihat dari :

a.adanya tata kerja atau alur kerja

yang jelas dalam penerbitan IMB

Yaitu terdapatnya

mekanisme atau tata kerja

yang jelas dan baku dalam

penerbitan IMB pada

Kecamatan Bintan Timur,

misalnya tata cara

pengurusan IMB, tata cara

pengawasan IMB, tata cara

penghitungan nilai tarif

retribusi dari bangunan yang

akan dibangun dan lainnya.

Jadi dengan adanya tata kerja

yang atau mekanisme yang

baku dalam penerbitan IMB

ini, diharapkan akan ada

kejelasan tugas dan fungsi

dari pihak-pihak yang

terlibat, selain itu ditujukan

untuk memudahkan

masyarakat dalam

pengurusan IMB.

E. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan peneliti, maka dapat

ditarik kesimpulan Penerbitan Izin

Mendirikan Bangunan di Kecamatan

di Kabupaten Bintan tahun 2014-

2015 ( Studi Evaluasi pada

Kecamatan Bintan Timur)

1. Pelaksanaan penerbitan

IMB di Kecamatan

Bintan Timur sudah baik

walaupun masih terdapat

kekurangan Terutama

dilihat dari ketersediaan

tenaga, baik itu

ketersediaan tenaga dalam

penerbitan IMB mapun

kemampuan dalam

penerbitan IMB .

2. Tidak adanya SDM di

bidang ahli bangunan

sehingga proses dalam

penerbitan IMB pun tidak

bisa dipastikan jangka

waktu penyelesainnya.

3. Rendahnya kesadaran

masyarakat Kecamatan

Bintan Timur untuk

mengurus IMB kondisi

ini juga ditunjang karena

belum meratanya

sosialisasi tentang

pelaksanaan kebijakan

penerbitan IMB yang

diberikan kepada

masyarakat yang ada di

Kecamatan Bintan Timur.

4. Faktor penghambat

dalam penerbitan IMB

pada Kecamatan Bintan

Timur yaitu kurang

tersedianya tenaga dalam

pengurusan penerbitan

IMB, khususnya seperti

SDM bagian Teknis Ahli

Bangunan, (2) Rendahnya

kesadaran masyarakat di

dalam mengurus

penerbitan IMB (3)

Faktor anggaran atau

biaya pelaksanan

kebijakan penerbitan IMB

yang terbatas

Berdasarkan Penelitian yang

didapatkan peneliti dilapangan, maka

peneliti memberi masukan atau saran

yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk mengevaluasi

penerbitan izin mendirikan bangunan

di Kecamatan Bintan Timur yahun

2014-2015. Adapun saran-saran

tersebut sebagai berikut :

1. Diharapkan kedepannya,

pimpinan Kecamatan

Bintan Timur memberi

pelatihan kepada petugas

yang terlibat dalam

penerbitan IMB, terutama

bagi tenaga yang kurang

memiliki pengetahuan

terhadap RTRW

Kabupaten Bintan dan

Peraturan Daerah

Kabupaten Bintan Nomor

1 Tahun 2013 tentang

Bangunan Gedung.

2. Perlunya peningkatan

suatu pola kerja yang

terpadu agar dicapai

persamaan pandangan

atau persepsi terhadap

tujuan yang ingin dicapai,

antara pemerintah

Kabupaten Bintan dan

masyarakat Kecamatan

Bintan Timur sebagai

objek pengurusan IMB.

3. Perlunya peningkatan

pengetahuan, ketrampilan

petugas, melaksanakan

sistim prosedur kerja

yang baik, menerapkan

perencanaan yang matang

dan pengawasan yang

baik, dalam upaya

menciptakan kerja yang

baik dari pegawai dalam

penerbitan IMB pada

kecamatan Bintan Timur

4. Diharapkan pimpinan

Kecamatan Bintan Timur

dapat mengkaji ulang

kembali penentuan beban

kerja dalam penerbitan

IMB dengan jumlah

pegawai yang dibutuhkan.

Hal ini ditujukan agar

terdapat keseimbangan

antara beban kerja dengan

jumlah pegawai yang

bertugas dalam penerbitan

IMB

5. Perlunya dipikirkan

pembentukan tim

supervisi yang bertugas

dalam pengawasan,

perbaikan atau revisi

terhadap pelaksanaan

kebijakan penerbitan IMB

yang dijalankan ini. Hal

ini ditujukan agar

kebijakan penerbitan IMB

itu dapat diawasi dan

dievaluasi, sehingga

pengkoreksian untuk

mencari keberhasilan,

hambatan dan kekurangan

terhadap kebijakan yang

dilaksanakan dapat

dilihat.

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2006. Dasar-

Dasar Kebijakan Publik.

Bandung : CV. Alfabeta

Aprilia, Hera. 2009. Evaluasi

Pelaksanaan Program

Transmigrasi. Yogyakarta:

MPKD Universitas Gadjah

Mada.

Dunn, William N, 2000. Analisa

Kebijakan Publik. Jakarta :

Bumi Aksara

Ekowati, Mas Roro Lilik. 2005.

Perencanaan , Implementasi

dan EvaluasiKebijakan atau

Program (Suatu Kajian

Teoritis dan Praktis).

Surakarta : Pustaka Cakra

Surakarta

Keban, T. Yeremias. 2004. Enam

Dimensi Strategis

Administrasi Publik, Konsep

Teori dan Isu. Yogyakarta :

Penerbit Gaya Media

Ghozali, imam. 2006. Sumber

Daya Manusia dan

Produktivitas Kerja,

Bandung : PT Grafindo

Persada

Moleong, J.Lexy.2004. Metode

Penelitian Kualitatif.

Jakarta : Rajawali Pers

Nugroho,Riant. 2003. Kebijakan

Publik ( Formulasi.

Implementasi dan Evaluasi).

Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo

Soehartono, Irawan. 2002. Metode

Penelitian Sosial. Jakarta :

remaja rosdakarya.

Suyanto, 2003. Penelitian

Evaluasi Program, Jakarta :

Departemen Sosial Republik

Indonesia

Sugiono, 2005. Metode Penelitian

Administratif. Bandung :

PT. Alfabeta

Umar, Husein, 2002. Evaluasi

Kinerja Perusahaan, Jakarta

: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Wahab, Solihin Abdul, 2001.

Analisis Kebijaksanaan dan

Formulasi ke Impelentasi

Kebijakan Negara, Jakarta :

Bumi Aksara

Winarno, Budi, 2002. Teori dan

Proses Kebijakan Publik.

Yogyakarta : Media

Presindo

Bungin, Burhan, 2007, Penelitian

Kualitatif, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Masyuri dan Zainudin, 2011,

Metode Penelitian Edisi

Revisi, Bandung: PT. Refika

Aditama

Susanto Eko Hary, Komunikasi

Politik dan Otonomi Daerah

Tinjauan Pustaka Terhadap

Dinamika Politik dan

Pembangunan, Jakarta:

Mitra Wacana Media

Silalahi, Ulber, 2009, Metode

Penelitian Sosial, Bandung:

PT.Refika Aditama

1. Peraturan

Peraturan Daerah Kabupaten

Bintan Nomor 1 Tahun 2013

Peraturan Daerah Kabupaten

Bintan Nomor 5 Tahun 2011

2. Dokumen

Karianto, 2011 , jurnal:

Implementasi Peran Satuan

Polisi Pamong Praja Dalam

Penegakan Peraturan Daerah

Nomor 4 Tahun 2005 Tentang

Izin Mendirikan Bangunan di

Kelurahan Batu IX Kota

Tanjung Pinang, Fisip Umrah

Deny Saputra, 2013, jurnal:

Pengaruh Retribusi Pelayanan

Persampahan, Retribusi Rumah

Potong Hewan, Retribusi

Pelayanan Parkir dan Retribusi

Izin Mendirikan Bangunan

Terhadap Retribusi Daerah (

Studi Kasus Pada Pemerintah

Kota TanjungPinang), Fekon

Umrah