penerapan teknologi tepat guna sebagai...

13
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 1 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN USAHA GRUBI UBI UNGU TAWANG MANGU Oleh : M.A.Martina Andriani 1) dan Edwi Mahadjoeno 2) 1) Staff Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret 2) Staff Pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Email : [email protected] Abstrak Grubi merupakan salah satu makanan khas yang ada di Kecamatan Tawang Mangu, Karanganyar. Grubi cukup banyak diminati sebagaai camilan. Tingginya permintaan pasar ini sering tidak diimbangi dengan ketersediaan barang. Hal ini karena sulitnya bahan baku dan proses pengolahan yang cukup menyulitkan. Dalam proses produksi grubi, UKM Bakti jaya dan UKM grubi lain yang ada di Desa karanglo memiliki permasalahan utama saat pengepalan/pembentukan grubi yang masih dalam kondisi panas. Proses yang cukup sulit ini menyebabkan rendahnya produktivitas produksi grubi. Kegiatan Pengabdian yang dilakukan meliputi koordinasi, penyediaan dan trial TTG serta pelatihan outclass penggunaan cetakan grubi. Teknologi tepat guna yang diberikan yaitu alat pencetak grubi dan alat peniris minyak. Melalui kedua alat ini, diharapkan kualitas grubi dapat menjadi stabil. Kata Kunci : Grubi, UKM, Ubi Ungu, Tawangmangu, Pendampingan PENDAHULUAN Ubi ungu (Ipomoea batatas L. Sin batatas edulis choisy) merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan alternative maupun pengembangan potensi bisnis. Salah satu penghasil ubi jalar di Jawa Tengah adalah Kabupaten Karanganyar. Dari data BPS Provinsi Jawa Tengah, diketahui bahwa produksi ubi jalar di Kabupaten Karanganyar adalah sebesar 8.280 ton. Jumlah ini tidak sebesar kabupaten Wonosobo dan Magelang, akan tetapi dibandingkan dengan Kabupaten lainnya, produksi ubi jalar

Upload: lydang

Post on 11-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 1

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN USAHA GRUBI UBI UNGU TAWANG MANGU

Oleh :

M.A.Martina Andriani1) dan Edwi Mahadjoeno2)

1) Staff Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret 2) Staff Pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

Email : [email protected]

Abstrak

Grubi merupakan salah satu makanan khas yang ada di Kecamatan Tawang Mangu, Karanganyar. Grubi cukup banyak diminati sebagaai camilan. Tingginya permintaan pasar ini sering tidak diimbangi dengan ketersediaan barang. Hal ini karena sulitnya bahan baku dan proses pengolahan yang cukup menyulitkan. Dalam proses produksi grubi, UKM Bakti jaya dan UKM grubi lain yang ada di Desa karanglo memiliki permasalahan utama saat pengepalan/pembentukan grubi yang masih dalam kondisi panas. Proses yang cukup sulit ini menyebabkan rendahnya produktivitas produksi grubi. Kegiatan Pengabdian yang dilakukan meliputi koordinasi, penyediaan dan trial TTG serta pelatihan outclass penggunaan cetakan grubi. Teknologi tepat guna yang diberikan yaitu alat pencetak grubi dan alat peniris minyak. Melalui kedua alat ini, diharapkan kualitas grubi dapat menjadi stabil. Kata Kunci : Grubi, UKM, Ubi Ungu, Tawangmangu, Pendampingan PENDAHULUAN

Ubi ungu (Ipomoea batatas L.

Sin batatas edulis choisy)

merupakan salah satu tanaman

yang memiliki potensi besar untuk

dikembangkan sebagai sumber

pangan alternative maupun

pengembangan potensi bisnis.

Salah satu penghasil ubi jalar di

Jawa Tengah adalah Kabupaten

Karanganyar. Dari data BPS

Provinsi Jawa Tengah, diketahui

bahwa produksi ubi jalar di

Kabupaten Karanganyar adalah

sebesar 8.280 ton. Jumlah ini tidak

sebesar kabupaten Wonosobo dan

Magelang, akan tetapi

dibandingkan dengan Kabupaten

lainnya, produksi ubi jalar

Page 2: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

2 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

diKabupaten Karanganyar

memiliki rata-rata produksi

tertinggi yaitu sebesar 148.65

kw/Ha (BPS, 2009). Tingginya

produksi ini disebabkan karena

kondisi geografis Kabupaten

Karanganyar cocok untuk

budidaya ubi jalar. Hampir semua

ubi jalar yang ditanam di

Kabupaten Karanganyar memiliki

warna daging buah ungu yang

selanjutnya disebut ubi ungu.

Khusus untuk kecamatan Tawang

Mangu, rata-rata jumlah produksi

ubi ungunya mencapai 1.710, 2 ton

per tahun.

Ubi ungu hasil produksi

Kecamatan Tawangmangu ini tidak

semuanya dipasarkan secara

langsung, melainkan dengan diolah

terlebih dahulu untuk memberikan

nilai tambah pada ubi ungu

tersebut. Beberapa olahan ubi ungu

diantaranya adalah keripik ubi

ungu dan grubi. Grubi merupakan

salah satu jenis makanan

tradisional yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia. Snack ini memiliki

citarasa khas yang berasal dari gula

merah/gula aren. Grubi dibuat dari

bahan dasar ubi jalar/singkong,

dan gula merah. Proses

pembuatannya dilakukan, dengan

memotong ubi jalar menjadi bentuk

korek api. Setelah dipotong, ubi

digoreng sampai matang dan

kering. Ubi yang sudah matang

kemudian dicampur kedalam

larutan gula merah. Ubi yang telah

bercampur gula kemudian

dibentuk menjadi bola-bola kecil

saat masih dalam keadaan panas.

Hal ini dilakukan agar ubi tidak

patah/remuk.

Salah satu sentra industry

grubi ubi ungu berada di Desa

Karanglo. Dari data Dinas

Perindustrian, Perdagangan,

Penanaman Modal dan Koperasi

Kabupaten Karanganyar tahun

2008, diketahui terdapat 19

pengusaha agroindustri (industry

skala kecil) dan 5 industri rumah

tangga yang bergerak di bidang

pengolahan ubi ungu, diantaranya

adalah UKM Bakti Jaya milik Bapak

Page 3: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 3

Gito dan Bapak Wagyo yang

dikelola secara perorangan.

UKM Bakti Jaya berdiri

tahun 1992. UKM ini tidak hanya

memproduksi grubi, tetapi juga

memproduksi keripik singkong

dan keripik pisang. Dalam satu

bulan, UKM ini mampu

memproduksi grubi sebanyak 45

kuintal. Grubi hasil produksi ini

kemudian dipasarkan ke berbagai

daerah. Pangsa pasar produk grubi

ini meliputi daerah Jawa Tengah

(Karanganyar, Solo, Sukoharjo,

Klaten, Wonogiri, Jogjakarta,

Kebumen dan Purworejo), Jawa

Timur (Magetan, Madiun,

Trenggalek, Malang dan Surabaya),

Jawa Barat (Purwakarta dan

Bandung) dan Jakarta. Untuk

pemasaran di luar pulau Jawa yaitu

Kalimantan (Balik papan) dan

Sumatera.

Gambar 1.1.Grubi Ubi Ungu produksi UKM Bakri Jaya

UKM Bakti Jaya tergolong

sebagai UKM yang cukup

berkembang.Tiap harinya, UKM ini

mampu memproduksi 1 ton ubi

jalar. Kebutuhan ubi jalar ini tidak

hanya dipasok oleh petani dari

tawang mangu jawa tengah, tetapi

juga dipasok oleh petani ubi jalar

dari jawa timur. Tenaga kerja yang

berkerja di UKM ini berjumlah 22

orang.

UKM Bakti Jaya lebih sudah

lebih maju dibandingkan dengan

UKM Grubi milik Pak Wagyo. Hal

ini dikarenakan modal usaha milik

Pak Wagyo lebih kecil dan tingkat

produksinya masih relative

sederhana. Oleh karena itu, UKM

Grubi belum bisa menghasilkan

grubi dalam jumlah yang banyak.

Ubi ungu untuk produksi grubi

Page 4: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

4 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

masih diiris secara manual. Pangsa

pasarnya pun masih lokal, yaitu

meliputi daerah karanganyar dan

sekitarnya.

Pangsa pasar grubi masih

sangat terbuka. Hal ini dikarenakan

harganya yang terjangkau,

produknya menarik dan rasanya

yang enak. Permintaan dari luar

kota juga cukup banyak. Akan

tetapi, kedua UKM ini tidak dapat

memenuhi karena kapasitas

produksi yang terbatas.

Terbatasnya jumlah produksi ini

dikarenakan proses produksi yang

agak sulit terutama di bagian

pembentukan grubi. Setelah diberi

gula merah, grubi harus dikepal

dengan tangan sampai ukuran

tertentu. Karena ubi masih dalam

kondisi panas, maka tenaga kerja

kesulitan dalam melakukan hal ini

dan tidak banyak tenaga kerja yang

mau melakukannya.Kedua UKM

ini masih belum memiliki alat

pengepal/pembentuk grubi.Oleh

karena itu, acapkali permintaan

konsumen terlambat dipenuhi.

Sedangkan bagi UKM Grubi milik

pak Wagyo, tidak adanya mesin

produksi yang otomatis membuat

permintaan konsumen kadang

tidak bisa dipenuhi.

UKM Grubi dan UKM Bakti

Jaya masih tergolong ke dalam

usaha kecil. Oleh karena itu,

permasalahan yang dimiliki masih

kompleks. Dari hasil identifikasi

dengan kedua mitra, diketahui

permasalahan yang dimiliki adalah:

1. Modal Terbatas

Modal merupakan elemen penting

dalam suatu usaha. Keterbatasan

modal yang dimiliki oleh kedua

UKM ini menyebabkan

ketidakmampuan UKM untuk

mendapatkan teknologi yang

mendukung proses produksi, baik

dalam kaitan peningkatan kualitas

maupun kuantitas produk grubi.

2. Pengetahuan yang Kurang

Grubi yang diproduksi selama ini

memiliki rasa yang disukai oleh

masyarakat.Akan tetapi, kualitas

produksi kadang tidak stabil

terutama bagi UKM yang masih

memproses grubi secara manual.

Tidak stabilnya kualitas produk ini

Page 5: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 5

disebabkan karena tidak adanya

standar pembuatan grubi yang

dapat diterapkan di UKM ini.

Standar proses yang dimaksud juga

terkait dengan kelengkapan

teknologi yang dimiliki oleh UKM

yang masih sangat sederhana.

Kedua mitra Pengabdian

memiliki permasalahan utama di

bidang pengolahan grubi yaitu

pada saat pengepalan

/pembentukan grubi yang masih

dalam kondisi panas. Proses yang

cukup sulit ini menyebabkan

rendahnya produktivitas produksi

grubi. Hal ini menyebabkan kedua

UKM tidak mampu memenuhi

semua permintaan konsumennya.

Selain itu, UKM Bakti Jaya

memiliki produk grubi yang masih

berminyak sehingga sering

mendapat complain dari

pelanggan. Dahulu pernah

digunakan mesin peniris minyak

yang dibeli dari tokoteknologi tepat

guna, akan tetapi produk grubi

menjadi banyak yang remuk dan

rasa grubi menjadi kurang enak.

METODE PELAKSANAAN

a. Metode pendekatan

Prioritas strategi yang dapat

diterapkan dalam pengembangan

UKM grubi ubi ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar adalah : Peningkatan

Kualitas dan KuantitasProduk

Grubi Ubi Ungu Grubi ubi ungu

merupakan produk yang memiliki

kandungan gizi khususnya

betakaroten yang baik untuk

kesehatan. Untuk itu,

pengolahannya harus dilakukan

secara higienis agar kandungan gizi

tetap terjaga. Misalnya dalam

penggunaan minyak goreng harus

dikontrol dengan mengganti

minyak yang sudah tidak layak

digunakan (digunakan beberapa

kali penggorengan), mengurangi

atau menghindari penggunaan

pemanis buatan yang berlebihan.

Disamping itu, kestabilan ukuran

juga perlu diperhatikan. Kuantitas

produksi ubi ungu berkaitan

dengan kemampuan produksi.

Semakin cepat proses produksi,

Page 6: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

6 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

maka semakin banyak grubi yang

dapat dihasilkan.

b. Prosedur dan Rencana kerja

Prosedur dan rencana kerja yang

dilakukan untuk memecahkan

permasalahan yang dihadapi mitra

yaitu :

1. Peningkatan Kualitas dan

Kuantitas Produk Grubi Ubi

Ungu

Peningkatan kualitas dilakukan

melalui kegiatan pelatihan dan

pendampingan.

Melalui pendampingan ini

diharapkan akanterjadi perbaikan

kualitas produk dan pengelolaan

usaha. Pendampingan yang

dilakukan diantaranya :

a. Pendampingan pengelolaan

usaha

Pendampingan pengelolaan

usaaha diutamakan dalam hal

manajemen produksi untuk

meningkatkan kuantitas dan

kualitas produksi.

b. Pelatihan Proses Produksi

Hal ini terkait dengan

pembuatan atau standarisasi proses

pembuatan grubi ubi ungu yang

memiliki kualitas baik dan stabil.

Dari segi kuantitas,

peningkatannya dilakukan melalui

penggunaan mesin produksi yang

memiliki kecepatan yan lebih tinggi

dibandingkan dengan proses

produksi manual.

2. Perbaikan Kualitas

Perbaikan kualitas dilakukan

melalui stabilisasi ukuran grubi

dan pengurangan kadar minyak

dalam grubi. Stabilisasi ukuran

grubi dilakukan melalui

penggunaan alat cetak grubi dan

mesin peniris minyak.

3. Pemberian Teknologi Tepat

Guna.

Teknologi tepat guna yang

diberikan kepada mitra yaitu alat

pencetak grubi dan mesin peniriss

minyak. Dengan adanya alat ini

maka diharapkan ukuran grubi

yang dihasilkan dapat lebih

seragam dan jumlah produksinya

dapat meningkat dengan kadar

minyak yang tidak terlalu tinggi

sehingga mengurangi ketengikan

produk.

Page 7: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 7

4. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi

dilakukan untuk mengetahui

permasalahan lain yang

mungkin muncul pada

pelaksanaan Pengabdian dapat

segera diatasi sehingga dapat

memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi kedua

UKM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Koordinasi dengan Mitra

Koordinasi dengan mitra telah

dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu :

1. Koordinasi Tahap 1

Pada tahap ini dilakukan

identifikasi permasalahan kedua

mitra. Dari hasil identifikasi,

diketahui bahwa kondisi mitra

yang saat ini dialami adalah :

a. Proses pencucian ubi masih

dilakukan secara manual.

Padahal setiap kedatangan

bahan baku dapat mencapai

1 ton.

Gambar 1. Ubi jalar untuk proses produksi tiap kedatangan

b. Proses pencetakan grubi masih

dilakukan secara manual

(dengan tangan). Hal ini

sedikit menyulitkan karena

kondisi bahan grubi masih

sangat panas. Saat ini, ada dua

jenis ukuran grubi yang

diproduksi, yaitu grubi

berukuran kecil (diameter ± 3.5

cm) dan grubi ukuran besar

(diameter ±5.5 cm)

Gambar 2. Proses pencetakan grubi di kedua UKM

Page 8: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

8 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

c. Pada UKM pak Gito Nurhadi,

sering ada complain mengenai

kadar minyak yang terlalu

tinggi sehingga pada plastic

kemasan terlihat kotor. Sudah

coba diatasi dengan

menggunakan kertas sambil

meniriskan grubi, tetapi tidak

terlalu berdampak signifikan.

Dulu pernah dicoba

menggunakan mesin peniris

minyak, akan tetapi banyak

grubi yang remuk.

d. Proses pembuatan grubi telah

menggunakan mesin pengiris

ubi sehingga proses produksi

dapat lebih cepat. Satu alat

pengiris ubi setara dengan

kecepatan 7 orang.

Gambar 3. Alat Pemotong Ubi jalar untuk Grubi

Gambar 4.Proses Penggorengan Grubi di UKM Pak Nurhadi

2. Koordinasi Tahap 2

Gambar 5. Koordinasi dengan Mitra Tahap II

Koordinasi tahap 2 dilakukan

pada tanggal 28 April 2015 untuk

mengetahui kecepatan pencetakan

grubi yang selama ini

dilakukan.Hal ini bertujuan untuk

dijadikan dasar pembuatan TTG.

Targetnya adalah, pembuatan grubi

dengan menggunakan cetakan

nanti akan lebih cepat

dibandingkan dengan pencetakan

manual. Dari hasil koordinasi,

diketahui bahwa kisaran kecepatan

Page 9: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 9

pencetakan grubi ukuran kecil per

orang adalah 110-175 pcs/30 menit.

Adapun rinciannya dapat dilihat

pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1.Kecepatan Pencetakan Grubi per 30 menit

No Nama

Karyawan

Jumlah grubi

kecil (buah)

1 Wagiyem 175

2 Waliyem 160

3 Siti 110

4 Mak Ian 117

5 Marjinem 125

6 Ngatini 138

7 Sri 149

8 Sodrik 145

9 Mbak Ruti 117

10 Samiyem 160

11 Sayem 153

Rata-rata 140.8 ≈ 141

Gambar 6. Proses pencetakan grubi secara manual

B. Trial Alat Pencetak Grubi

Hasil identifikasi dan

koordinasi dan mitra mengenai alat

pencetak grubi kemudian

direalisasikan menjadi Teknologi

Tepat Guna yang diharapkan dapat

dimanfaatkan oleh mitra.Alat

pencetak grubi yang telah jadi

kemudian diuji coba untuk melihat

keefektifannya.Desain alat cetak

grubi dapat dilihat pada gambar 5.9

berikut.

Gambar 7. Alat cetak Grubi Dengan menggunakan alat

cetak grubi, dalam sekali cetak

dapat dibuat 9 buah grubi dengan

ukuran yang seragam. Dari hasil

trial ini, diketahui bahwa dalam

waktu 15 menit dihasilkan 140

buah grubi dengan menggunakan

tenaga kerja sebanyak 2 orang atau

sama dengan proses pencetakan

manual. Dari hasil trial juga

Page 10: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

10 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

diketahui bahwa terdapat kesulitan

ketika mengeluarkan grubi dari

cetakannya, sehingga perlu diketuk

dengan kuat.Hal ini menjadi bootle

neck proses pencetakan grubi. Oleh

karena itu, masih akan dilakukan

perbaikan TTG sehingga

penggunaannya dapat

maksimalbahkan melebih

kecepatan pencetakan manual.

Gambar 8. Trial Alat cetak Grubi

Penggunaan cetakan grubi,

membutuhkan minimal 2 tenaga

kerja.Satu orang tenaga untuk

mencetak dan satu orang lagi untuk

memasukkan bahan grubi ke dalam

cetakan.Akan tetapi, ketika trial

diketahui bahwa untuk

menyesuaikan kecepatan mencetak,

maka setidaknya diperlukan 2

orang tenaga untuk memasukkan

bahan dan 1 orang lagi untuk

mencetak.

C. Pelatihan Outclass Alat

Pencetak Grubi

Pelatihan outclass dilakukan

pada tanggal 15 Juni 2015.

Pelatihan outclass dimulai dengan

penjelasan mengenai kegunaan alat

dan manfaatnya. Informasi ini

diberikan oleh tim pelaksana

kegiatan, Ir.M.A.Martina Andriani,

MS. Melalui penjelasan ini,

diharapkan ke depan alat berupa

teknologi tepat guna yang

diberikan dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Gambar 9. Penjelasan sebelum Pelatihan Outclass

Setelah diberikan penjelasan,

kemudian dilakukan praktek

pencetakan grubi dengan

menggunakan alat cetak grubi.

Page 11: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 11

Gambar 10. Praktek Outclass Penggunaan Alat Cetak Grubi

Dari hasil pelatihan outclass,

diketahui bahwa untuk

mengimbangi kecepatan

pencetakan, setidaknya diperlukan

2-3 orang untuk mengisi adonan

grubi ke dalam cetakan yang ada.

Dengan jumlah 3 orang, maka

dalam waktu 10 menit, grubi yang

dihasilkan dapat mencapai 236 bh.

Jumlah ini jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan kecepatan

pencetakan grubi secara manual.

D. Pemberian Teknologi Tepat

Guna Tahap I

Teknologi Tepat Guna yang

diberikan pada mitra adalah mesin

peniris minyak. Mesin peniris

minyak yang diberikan telah

dimodifikasi pada bagian poros

sehingga mencegah grubi menjadi

remuk.

Gambar 11. Mesin Peniris Minyak

Selain diberikan mesin peniris

minyak, juga diberikan alat praktek

pembuatan grubi untuk kemudian

dibagikan kepada karyawan yang

mengikuti kegiatan pelatihan.

Page 12: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

12 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

Gambar 12. Alat pendukung praktek pencetakan grubi

E. Pemberian TTG Tahap II

Teknologi Tepat Guna tahap

II yang akan diberikan kepada

mitra adalah alat cetak grubi yang

berukuran besar dan alat cetak

grubi ukuran kecil yang telah

diperbaiki. Modifikasi alat cetak

grubi dilakukan untuk

mempermudah proses pengeluaran

grubi.

Gambar 13. Alat Cetak Grubi Ukuran Besar

F. Pendampingan dan Monev

Pendampingan dilakukan

untuk membantu UKM agar dapat

terus berkembang jika selama

proses pelaksanaan kegiatan UKM

binaan mengalami kendala. Proses

pendampingan dilakukan melalui

kunjungan dan diskusi dengan

pemilik UKM.

Gambar 14. Pendampingan dan Monev Kegiatan Pengabdian

1. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan Pengabdian Grubi

Ubi Ungu yang dilakukan

adalah koordinasi pelaksanaan

kegiatan, penyediaan TTG dan

pelatihan outclass,

pendampingan dan evaluasi

kegiatan.

2. Teknologi Tepat Guna yang

telah diberikan adalah mesin

Page 13: PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI …ppkwu-uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/1.-PENERAPAN-TEKN…M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan

M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu

JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 13

peniris minyak dan mesin cetak

grubi. Penggunaan TTG ini

diharapkan dapat

meningkatkan kualitas grubi.

3. Dari hasil evaluasi diketahui

bahwa TTG yang diberikan

mampu membantu kinerja dan

kualitas grubi yang dihasilkan.

4. Penggunaan spinner yang

dimodifikasi, kadar minyak

grubi menjadi berkurang dan

tingkat produk yang remuk

juga tidak terlalu banyak.

5. Penggunaan mesin pengepress

grubi, memberikan keuntungan

bagi pekerja dan pemilik UKM

karena kontak tangan dengan

panas tidak terlalu lama,

ukuran grubi seragam dan

produktivitas meningkat

B. Saran

Masih diperlukan

pendampingan yang lebih intensif

agar UKM grubi di Tawang Mangu

dapat tumbuh dan berkembang

lebih cepat dan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2009.

Karanganyar dalam angka

2009. BPS, Karanganyar.