penerapan teknik pemetaan partisipatif untuk … pdf/artikel khusus... · melihat besarnya manfaat...

5
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PEMETAAN INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS UMUM WILAYAH (BAGIAN II) (STUDI KASUS DESA SENDANGADI, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Bramantiyo Marjuki Balai Pemetaan dan Informasi Infrastruktur, Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Republik Indonesia Jalan Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12110 E-mail: [email protected] 3.2 KOMPILASI HASIL PEMETAAN Hasil pemetaan partisipatif kemudian diolah lebih lanjut dalam perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk memperoleh data spasial dalam format vektor. Proses – proses yang dilakukan dalam kompilasi data antara lain: (1) scanning peta hasil pemetaan partisipatif menggunakan teknik 2D Scaled Mapping; (2) georeferencing peta hasil scanning dengan mengacu pada citra satelit yang telah mempunyai referensi koordinat permukaan bumi (map to image registration); (3) delineasi ulang hasil pemetaan partisipatif secara dijital dalam lingkungan SIG; (4) input data atribut seperti nama obyek, luas dan panjang obyek, dan informasi lain yang relevan. Data spasial yang dihasilkan kemudian dikompilasi dalam sebuah basis data dengan format file geodatabase. Struktur komplikasi basis data yang dihasilkan disajikan secara konseptual pada Gambar 3. Gambar 3. Struktur Basis Data Spasial. 3.3 VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA Verifikasi dan validasi data dilakukan untuk memastikan tidak adanya kesalahpahaman antara informasi yang digambarkan dalam kegiatan pemetaan partisipatif oleh nara sumber, dengan peneliti yang menterjemahkan hasil pemetaan partisipatif dalam bentuk data geospasial

Upload: phamcong

Post on 06-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK … pdf/Artikel Khusus... · Melihat besarnya manfaat strategis dari teknik pemetaan partisipatif ... guna memperoleh data dan informasi

PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PEMETAAN INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS UMUM WILAYAH (BAGIAN II)

(STUDI KASUS DESA SENDANGADI, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

Bramantiyo Marjuki Balai Pemetaan dan Informasi Infrastruktur, Pusat Data dan Teknologi Informasi,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Republik Indonesia Jalan Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12110

E-mail: [email protected]

3.2 KOMPILASI HASIL PEMETAAN

Hasil pemetaan partisipatif kemudian diolah lebih lanjut dalam perangkat lunak Sistem

Informasi Geografi (SIG) untuk memperoleh data spasial dalam format vektor. Proses – proses yang dilakukan dalam kompilasi data antara lain: (1) scanning peta hasil pemetaan partisipatif menggunakan teknik 2D Scaled Mapping; (2) georeferencing peta hasil scanning dengan mengacu pada citra satelit yang telah mempunyai referensi koordinat permukaan bumi (map to image registration); (3) delineasi ulang hasil pemetaan partisipatif secara dijital dalam lingkungan SIG; (4) input data atribut seperti nama obyek, luas dan panjang obyek, dan informasi lain yang relevan. Data spasial yang dihasilkan kemudian dikompilasi dalam sebuah basis data dengan format file geodatabase. Struktur komplikasi basis data yang dihasilkan disajikan secara konseptual pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur Basis Data Spasial.

3.3 VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA

Verifikasi dan validasi data dilakukan untuk memastikan tidak adanya kesalahpahaman

antara informasi yang digambarkan dalam kegiatan pemetaan partisipatif oleh nara sumber, dengan peneliti yang menterjemahkan hasil pemetaan partisipatif dalam bentuk data geospasial

Page 2: PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK … pdf/Artikel Khusus... · Melihat besarnya manfaat strategis dari teknik pemetaan partisipatif ... guna memperoleh data dan informasi

dijital. Proses verifikasi dan validasi data dilaksanakan dalam sebuah diskusi bersama terfokus (Focus Group Discussion) antara peneliti dan para nara sumber. Dari proses verifikasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa beberapa narasumber ternyata tidak konsisten dalam memberikan informasi antara pada tahap pelaksanaan pemetaan dengan tahap verifikasi, sehingga proses penerjemahan data hasil pemetaan sebagian harus direvisi (Gambar 4). Melalui proses verifikasi dan validasi data, hasil pemetaan dapat lebih akurat, baik dari aspek geometrik maupun substansi.

Gambar 4. Hasil Verifikasi dan Validasi Data

3.4 VISUALISASI KARTOGRAFIS HASIL PEMETAAN

Hasil kompilasi data yang sudah diverifikasi dan divalidasi kemudian ditampilkan secara kartografis dalam peta infrastruktur desa (Gambar 5). Peta berisikan informasi penggunaan lahan terbaru disertai informasi – informasi tambahan yang direpresentasikan dalam bentuk anotasi, untuk memperkaya informasi yang ditampilkan di dalam peta (Gambar 6). Acuan simbolisasi, tata letak layout, dan visualisasi informasi tepi peta dalam hal ini semaksimal mungkin mengikuti spesifikasi dalam Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi teknis penyajian peta desa.

Page 3: PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK … pdf/Artikel Khusus... · Melihat besarnya manfaat strategis dari teknik pemetaan partisipatif ... guna memperoleh data dan informasi

Gambar 5. Hasil Verifikasi dan Validasi Data.

Gambar 6. Visualisasi Penggunaan Lahan dan Infrastruktur Desa.

Page 4: PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK … pdf/Artikel Khusus... · Melihat besarnya manfaat strategis dari teknik pemetaan partisipatif ... guna memperoleh data dan informasi

4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik pemetaan partisipatif untuk pemetaan infrastruktur dan fasilitas umum desa dengan melibatkan nara sumber yang berkompeten di lingkungan desa dapat melengkapi teknik pemetaan konvensional guna menghasilkan produk peta infrastruktur wilayah yang lebih komprehensif. Berbagai informasi spasial yang tersimpan dalam mental map nara sumber dapat diterjemahkan dalam obyek spasial, termasuk informasi – informasi yang sulit diperoleh menggunakan teknik pemetaan konvensional, seperti misalnya batas rukun warga, batas rukun tetangga dan batas dusun. Pemetaan partisipatif juga dapat melengkapi atribut obyek dari hasil pemetaan konvensional, seperti pemisahan kelas jalan, informasi nama jalan, serta jenis dan nama fasilitas umum. Melihat besarnya manfaat strategis dari teknik pemetaan partisipatif dalam kegiatan survei dan pemetaan skala besar, setiap kegiatan pemetaan skala besar yang dilaksanakan organisasi pemerintah dan non pemerintah disarankan dapat mempertimbangkan penggunaan teknik ini disamping teknik pemetaan konvensional guna memperoleh hasil pemetaan yang lebih detil, akurat dan lengkap, baik secara tematik maupun geometrik.

Kajian ini lebih difokuskan untuk menggali pengetahuan dari nara sumber yang dilibatkan dalam penelitian, guna memperoleh data dan informasi spasial tematik sekaya dan seberagam mungkin. Penelitian ini belum mengupayakan akurasi geometrik hasil pemetaan agar sesuai dengan standar akurasi geometrik peta skala 1:5.000 yang telah ditetapkan melalui peraturan perundangan/peraturan Kepala BIG. Penyediaan peta dasar atau citra satelit/foto udara yang memiliki kualitas dan akurasi geometrik yang memenuhi standar akurasi geometrik peta skala 1:5.000 akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas geometrik dari data dan informasi spasial yang diperoleh dari hasil kajian.

5. REFERENSI

Artikel dalam Jurnal (Jurnal Primer)

Budisusanto, Y., Khomsin, Purwanti, R., Aninda, N. M. F., Widiastuty, R. (2014). Pemetaan Partisipatif Batas Kelurahan di Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Geoid, 10 (1), 87-92.

Cadag, J. R. D., & Gaillard, J. C. (2012). Integrating Knowledge and Actions in Disaster Risk Reduction: the Contribution of Participatory Mapping. Area, 44 (1), 100-109.

Chambers, R. (2008). Revolutions in Development Inquiry. London: Earthscan.

Hapsari, H., & Cahyono, A. B. (2014). Pemetaan Partisipatif Potensi Desa (Studi Kasus: Desa Selopatak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto). Geoid, 10 (1), 99-103.

Hidayat, R., Adhi, W., & Bachriadi D (ed). (2005). Seri Panduan Pemetaan Partisipatif. Bandung: Garis Pergerakan.

Karsidi, A. (2012). The Role of the Ina-SDI in Supporting the Development of the Geospatial Industry in Indonesia. Geografia, 8 (1), 83-93.

Kepala Badan Informasi Geospasial. (2016). Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Badan Informasi Geospasial. Cibinong, Bogor.

Martha, S., Poniman, A., & Hartono. (2014). Synergy Approach for Implementing the Policy on High Resolution Imagery to Accelerate Basic and Thematic Geospatial Information. International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences, 11 (1). 55-62.

Page 5: PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK … pdf/Artikel Khusus... · Melihat besarnya manfaat strategis dari teknik pemetaan partisipatif ... guna memperoleh data dan informasi

Nurwadjedi, Sampurno, Suprajaka, & Deny, D. T. W. (2015). Developing National Geospatial Thematic Information on Land Cover/Land Use: An Implementation of One Map Policy. FIG Working Week 15, Bulgaria.

Rini., Derita, D., & Endayani, S. (2015). Pemetaan Tata Batas Secara Partisipatif Setelah Pemekaran Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis di Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota. Jurnal Agrifor, 14 (1), 95-102.

Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Thomas-Slayter, B. (1995). A brief history of participatory methodologies. Dalam Slocum, R.,

Wichart, L., Rocheleau, D., Thomas-Slayter, B. (Eds.), Power, Process and Participation: Tools for Change. London: Intermediate Technology Publications.

Zulkarnain, I. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemetaan Partisipatif Untuk Identifikasi dan Pemetaan Wilayah Adat Suku Lom di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Beranda, 1 (1), 9-17.