penerapan prinsip perspektif dalam menggambar bentuk pada

67
Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh E R W I N 10541 00334 10 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA 2015

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada Siswa KelasVIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

E R W I N10541 00334 10

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA2015

Page 2: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

i

MOTTO

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang

bermanfaat bagi orang lain

Manusia Hebat Adalah Manusia Yang Bisa

Mengendalikan Diri Disaat Dikuasai Amarah,

Tenang Saat Dipermalukan, Tersenyum Saat Di

Remehkan, Bersabar Saat Menemui Cobaan Dan

Bersyukur Untuk Semua Kekurangan Dan

Kelebihan Yang Dimilikinya.

Ku persembahkan karya sederhana iniUntuk orang tuaku, saudara-saudarakuSertaorang-orangyang mencintai

Page 3: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

i

ABSTRAK

Erwin.2015. Penerapan Prinsip Gambar Perspektif “Garis” dalam MenggambarBentuk pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar. SkripsiJurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Makassar, dibimbing oleh Muh.Rapi dan MaesarAshari.

Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menggambarbentuk dalam menerapkan perspektif dengan teliti dan untuk mengetahuibagaimana persepsi siswa terhadap menggambar bentuk dalam menerapkanperspektif pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian iniadalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar. Adapun yangmenjadi sampel untuk penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPMuhammadiyah Unismuh Makassar sebanyak 20 orang siswa. Untukmengumpulkan data, peneliti memberikan tes menggambar dan angket.

Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa ada banyak masalah ketikapeneliti memeriksa hasil menggambar siswa karena siswa yang memahamipenerapan prinsip perspektif kurang mampu menggambar dengan baik, butuhsedikit waktu untuk belajar agar bisa menggambar dengan teliti dan menghasilkangambar yang baik. Dan ada juga siswa yang mempunyai gambar yang baik, dalamartian lebih kelihatan rapi namun tidak begitu memahami penerapan prinsipperspektif dalam menggambar bentuk. Siswa ini harus banyak belajar bagaimanacara menerapakan prinsip perspektif dalam menggambar bentuk dan jugamembutuhkan bimbingan dari guru atau siswa yang sudah lebih dahulumemahami cara penerapan prinsip perspektif. Dan berdasarkan dari hasil skorangket siswa adalah 27,35 dengan artian mayoritas menggambar bentuk siswasangat rendah. Siswa memiliki persepsi negatif dalam penerapan prinsip gambarperspektif dalam menggambar bentuk.

Page 4: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

viii

KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahi Robbil Alamin. Dengan memanjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat petunjukNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai kepada penyusunan skripsi dengan

proses begitu panjang. Salam dan salawat tetap tercurahkan kepada hamba dan

kekasih-Nya Rasulullah Muhammad SAW, keluarga beliau para sahabatnya dan

seluruh yang tetap istiqamah dalam ajaran islam.

Selanjutnya, peneliti juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada orang tuaku tercinta (Saharia dan Bahtiar) dan saudara-saudariku tercinta

(Irwan Bahtiar S.E dan Nurhalisah) atas doa mereka, cinta tulus mereka dan tanpa

waktu, finansial, motivasi dan pengorbanan mereka untuk kesuksesanku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam

meraih gelar sarjana pendidikan pada jurusan seni rupa fakultas keguruan dan

ilmu pendidikan namun, telah banyak kisah sedih dan bahagia yang terukir

mengarungi dalam menyelesaiakan penyusunan tugas akhir sebagai mahasiswa

tetapi berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak berupa doa,

materi, bimbingan, dan sumbangan pemikiran sehingga dapat terselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu peneliti tak lupa mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.H.Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 5: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

ix

2. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn dan Muhammad Thahir, S.Pd.,

Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

4. Ucapan terima kasih saya yang sebesar-besarnya kepada pembimbing

pertama saya bapak Dr. Muh. Rapi, M.Pd dan bapak Meisar Ashari S.Pd,

M.Sn sebagai pembimbing kedua saya yang dengan tulus ikhlas telah

meluangkan waktunya dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan

dorongan kepada penulis mulai penyusunan rencana penelitian sampai

penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Seni rupa Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan kepada

penulis.

6. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP

Muhammadiyah Unismuh Makassar, Drs. Kandacong Melle, M.Pd. selaku

Wakil Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar yang telah

membantu penulis dalam penelitian, Ibu masnaeni S.Pd selaku Guru Mata

Pelajaran Seni Budaya SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar atas segala

bantuan yang diberikan kepada penulis dari awal sampai kepada penelitian

selesai.

7. Spesial untuk teman tercinta Nurizzatil Hasanah, S.Pd dan Wahyuni dan

untuk sahabat-sahabatku Muh.Syakir, Andi Qul Ansar AA, Arya Rusmana,

Page 6: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

x

Erwin Riadi dan untuk rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Seni Rupa 2010

terima kasih untuk dukungan, persahabatan dan kebersamaan mereka selama

menjalani perkuliahan.

Akhir penulis mengharapkan sumbangan saran kritik yang bersifat

membangun, karena penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh

dari kesempurnaan dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT., semata.

Raditubillahi rabbaa wabilislamii diinan wabimuhammadin

sallallahualaihi wasallam nabiyyan akhirul qalam, segalanya penulis kembalikan

kepada Allah SWT., sebagai konsekuensi penghambaan secara totalitas semata-

mata kepada-Nya. Semoga keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan walau

sekecil biji dzarrahpun memperoleh ganjaran di sisi-Nya (Amin).

Makassar, Agustus 2015

Penulis

Page 7: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1B. Rumusan Masalah .......................................................... 4C. Tujuan Penelitian ........................................................... 5D. Manfaat Penelitian ......................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ......................... 7

A. Tinjauan Pustaka ............................................................ 7a. Kemampuan ............................................................. 7b. Penerapan .................................................................. 8c. Persepsi .................................................................... 9d. Perspektif ................................................................. 10e. Menggambar Bentuk ................................................ 22

B. Kerangka Pikir ............................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 31

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ............................................ 31B. Variabel dan Desain Penelitian ...................................... 32C. Definisi Oprasional Variabel ......................................... 33

Page 8: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

xii

D. Populasi dan Sampul ...................................................... 34E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 35F. Teknik Analisis Data ...................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 39

A. Hasil Penelitian .............................................................. 39a. Kemampuan Menggambar Bentuk dalam Menerapkan

Prinsip Gambar Perspektif ......................................... 39b. Persepsi Siswa Terhadap Menggambar Bentuk

Dengan Menerapkan Prinsip Gambar Perspektif ....... 41B. Pembahasan .................................................................... 46

a. Kemampuan Menggambar Bentuk dalam MenerapkanPrinsip Gambar Perspektif ......................................... 47

b. Persepsi Siswa Terhadap Menggambar BentukDengan Menerapkan Prinsip Gambar Perspektif ....... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 52

A. Kesimpulan ..................................................................... 52B. Saran................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 56

LAMPIRAN.................................................................................................... 58

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 65

Page 9: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar HalamanGambar 2.1 Contoh Gambar Sederhana ........................................................ 12

Gambar 2.2 Contoh Gambar Benda .............................................................. 13

Gambar 2.3 Contoh Gambar Bangun Sederhana .......................................... 13

Gambar 2.4 Contoh Gambar Benda .............................................................. 13

Gambar 2.5 Contoh Gambar Sederhana ........................................................ 14

Gambar 2.6 Contoh Gambar Benda .............................................................. 14

Gambar 2.7 Contoh Gambar Bangun Sederhana .......................................... 16

Gambar 2.8 Contoh Gambar Benda .............................................................. 16

Gambar 2.9 Contoh Gambar Bangun Sederhana .......................................... 16

Gambar 2.10 Contoh Gambar Benda ............................................................ 17

Gambar 2.11 Contoh Gambar Bangun Sederhana ........................................ 17

Gambar 2.12 Contoh Gambar Benda ............................................................ 17

Gambar 2.13 Contoh Gambar Sederhana ...................................................... 18

Gambar 2.14 Contoh Gambar Perspektif Tiga Titik Hilang Dengan Sudut

Pandang Dari Udara ................................................................ 18

Gambar 2.15 Contoh Gambar Bangun Sederhana ........................................ 19

Gambar 2.16 Contoh Gambar Perspektif Tiga Titik Hilang Dengan Sudut

Pandang dari bawah ................................................................ 19

Gambar 2.17 Satu Titik Lenyap .................................................................... 21

Gambar 2.18 Dua Titik Lenyap .................................................................... 21

Gambar 2.19 Tiga Titik Lenyap .................................................................... 21

Gambar 2.20 Skema Kerangka Pikir ............................................................. 30

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian ........................................................... 33

Page 10: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh ........... 34

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Pada Penelitian di Kelas VIII ............................... 34

Tabel 3.3 Indikator Penilaian ........................................................................ 35

Tabel 3.4 Pengkategorian Nilai Hasil Menggambar Siswa .......................... 36

Table 4.1 Daftar Nilai Siswa ......................................................................... 41

Tabel 4.2 Siswa merasa bosan dengan diterapkannya prinsip perspektif

dalam menggambar bentuk di mata pelajaran seni budaya ........... 42

Tabel 4.3 Siswa Merasa Termotivasi Dengan Penerapan Prinsip Gambar

Perspektif dalam Menggambar Bentuk ........................................ 42

Tabel 4.4 Penerapan Prinsip Gambar Perspektif Tidak Mempengaruhi

Skor Siswa dalam Menggambar Bentuk ...................................... 43

Tabel 4.5 Skor Siswa Dalam Menggambar Bentuk Lebih Tinggi Dengan

Menggunakan Prinsip Gambar Perspektif .................................... 43

Tabel 4.6 Dengan Menggunakan Prinsip Gambar Perspektif Dapat

Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Dalam Menggambar ..... 43

Tabel 4.7 Prinsip Gambar Perspektif yang Diaplikasikan Dapat Mengurangi

Minat Siswa Dalam Menggambar Bentuk ................................... 44

Tabel 4.8 Dengan Menggunakan Prinsip Gambar Perspektif Dapat

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menggambar .............. 44

Tabel 4.9 Siswa Kesulitan Menggambar Bentuk Dengan Diterapkannya

Page 11: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

xv

Prinsip Gambar Perspektif .......................................................... 45

Tabel 4.10 Siswa Mampu Menggambar Bentuk Dengan Teliti Karena

Diterapkannya Prinsip Gambar Perspektif ................................. 45

Tabel 4.11 Dengan Menggunakan Prinsip Gambar Perspektif Tidak

Mempengaruhi Kemampuan Siswa Dalam Menggambar........... 46

Tabel 4.12 Total Skor Dari Angket .............................................................. 46

Tabel 4.13 Hasil Kerja Siswa ........................................................................ 48

Page 12: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia dewasa ini semakin dituntut untuk mengadakan

pembaharuan diberbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Dalam

dunia pendidikan di Indonesia ini telah ada pembaharuan yang ditandai dengan

adanya perubahan kurikulum. Pendidikan dasar ini terus diarahkan untuk

mendukung peningkatan mutu dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)

dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mempercepat

pembangunan. Agar bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi, maka salah satu wadah kegiatan yang dipandang berfungsi

untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah jalur pendidikan formal. Hal ini

sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada

Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bertabak, dalam rangkamencedaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertangung jawab(Departemen Pendidikan Nasional, 2003:125).

Untuk mempercepat daya kreatif manusia, salah satu faktor penentu adalah

melalui pendidikan. Dalam hal ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan

yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk

mengembangkan aktivitas dan kreatifitasnya. Dalam pendidikan formal, siswa

Page 13: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

2

diberikan berbagai macam mata pelajaran yang semuanya membuat siswa untuk

menjadi aktif dan kreatif. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya siswa

dituntut untuk berfikir sekreatif mungkin dengan begitu siswa menjadi aktif di

dalam kelas.

Pendidikan seni budaya, bermakna dan bermanfaat terhadap kebutuhan

perkembangan siswa yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam

bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar

dengan seni. Dalam mata pelajaran seni budaya terdapat beberapa aspek yang

dipelajari antara lain seni rupa, seni tari, seni suara dan seni peran. Aspek-aspek

tersebut memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuannya. Seperti

seni rupa sebagai ungkapan perasaan atau gagasan yang estetis dan bermakna

yang diwujudkan melalui media gambar : titik, garis, bidang, bentuk, warna,

tekstur dan gelap terang yang ditata dengan prinsip-pinsip tertentu. Melalui

gambar kita dapat melahirkan dan mengembangkan ide. Menggambar suatu objek

berarti menterjemahkan persepsi kedalam bahasa visual. Sedangkan menggambar

bentuk merupakan menggambar dengan meniru bentuk objek alam atau objek

benda yang sebenarnya. Dengan Kata lain, pengertian gambar bentuk adalah

gambar yang dibuat sesuai dengan kondisi aslinya.

Dalam menggambar kita sangat membutuhkan tekhnik agar hasil gambarnya

memuaskan. Sebuah gambar dapat terbentuk karena mengunakan berbagai macam

tekhnik tertentu seperti dalam menggambar objek, para penggambar atau pelukis

masing-masing memiliki tekhnik menggambar. Apapun gambarnya pasti memiliki

teknik berbeda antara penggambar atau pelukis satu dengan yang lainnya hal ini di

Page 14: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

3

karenakan kenyamanan dalam pembentukan objek gambar, contoh kecilnya saja

dalam menggambar sketsa wajah manusia ada penggambar atau pelukis yang

memulai gambarnya dari bentuk lingkar kepala, dan ada juga yang memulai dari

bentuk wajah yang berupa mata, hidung, mulut dan sebagainya itu bukanlah

sebuah masalah karena setiap penggambar atau pelukis memiliki tekhniknya

masing-masing dalam menggambar karena menggambar itu perlu kenyamanan

dalam sebuah tekhnik.

Salah satu tekhnik atau prinsip menggambar bentuk yaitu perspektif yang

merupakan prinsip menggambar sesuai dengan penglihatan. Objek gambar yang

dekat digambar lebih besar, tinggi, dan jelas. Atau suatu gambar yang dituangkan

pada bidang gambar sesuai dengan pandangan mata. Proses gambarnya memakai

pedoman titik lenyap (TL). Titik lenyap adalah titik akhir dari penglihatan mata

dalam gambar perspektif.

Adapun peraturan-peraturan menggambar perspektif yang bermacam-

macam, pada dasarnya semua mengikuti keadaan alam. Dan hal ini dapat dijumpai

di alam sekitar kita, mata manusia sudah terbiasa untuk melihat benda-benda

sekeliling dalam bentuk perspektif. Seperti diketahui, mata manusia hanya mampu

melihat keadaan sekeliling dengan sudut pandang tertentu yang relatif dan

terbatas. Kemampuan manusia memandang ini tidak dapat dipaksakan untuk

melihat (memandang) obyek sekeliling dengan sudut pandang yang lebih besar.

Dalam penggambaran perspektif terkonstruksi, diumpamakan bahwa pengamatan

obyek berasal dari satu titik pandang, yaitu titik tempat pengamat berdiri

memandang obyek. Keterbatasan jarak pandang manusia ini akan menimbulkan,

Page 15: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

4

titik hilang pada pandangan yang horizontal. Sebagai contoh, ketika kita sedang di

berada di pantai, ketika memandang laut lepas akan ada petemuan antara langit

dengan laut. Disitu lah letak keterbatasan pandangan mata manusia, maka dari itu

dibuatlah alat bantu berupa teleskop, teropong bintang atau binocular. Sehingga

timbulah pemikiran manusia dalam menggambarkan alam atau benda, maka

lahirlah tekhnik atau prinsip menggambar dengan perspektif.

Sehubungan dengan hal ini, upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan

kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan menggambar dalam

menerapkan prinsip gambar perspektif khususnya dalam menggambar bentuk.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis termotivasi untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Penerapan Prinsip Gambar Perspektif dalam

Menggambar Bentuk pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah siswa dapat menerapkan prinsip perspektif dalam menggambar

bentuk di Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar?

2. Bagaimana proses pelaksanaan menggambar bentuk dengan menerapkan

prinsip gambar perspektif di Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh

Makassar?

Page 16: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuan siswa menerapkan prinsip perspektif

dalam menggambar bentuk di Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh

Makassar.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses siswa terhadap menggambar bentuk

dalam menerapkan prinsip perspektif pada Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah Unismuh Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, maka hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat meningkatkan proses

berkarya menggambar ekspresi bagi siswa dan untuk memudahkan guru dalam

mengajarkan siswa cara menggambar bentuk dengan teliti.

2. Siswa

Meningkatkan kemampuan menggambar dan motivasi siswa untuk

menggambar bentuk dengan lebih baik.

3. Bagi peneliti lainnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui dan

memperoleh tambahan ilmu pengetahuan mengenai gambar bentuk dan

Page 17: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

6

pengalaman dari permasalahan yang dihadapi selama penelitian dan juga sebagai

bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

Page 18: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini akan menjelaskan beberapa pengertian, sebagai berikut:

1. Kemampuan

Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Adapun pengertian kemampuan menurut

para ahli antara lain ialah :

Menurut Mohammad Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan

bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha

dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34)

mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan

sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat

berhasil.

Robbins (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk

melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan

bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat

dilakukan seseorang.

Menurut akhmad Sudrajat, kemampuan adalah kecakapan yang dimiliki

setiap individu dalam melakukan suatu tindakan,kecakapan tersebut berbeda-beda

dan mempengaruhi potensi yang ada di dalam diri individu tersebut.

7

Page 19: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

8

2. Penerapan

Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah

maupun swasta, baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk

mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Menurut J.S Badudu dan Sutan

Mohammad Zain, penerapan adalah hal, cara atau hasil (Badudu & Zain,

1996:1487). Adapun menurut Lukman Ali, penerapan adalah mempraktekkan,

memasangkan (Ali, 1995:1044). Penerapan dapat juga diartikan sebagai

pelaksanaan. Adapun menurut Riant Nugroho penerapan pada prinsipnya cara

yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang dinginkan (Nugroho, 2003:158).

Berbeda dengan Nugroho, menurut Van Meter dan Van Horn penerapan

merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat

atau kelompok-kelompok pemerintah /swasta yang diarahkan pada tercapainya

tujuan yang telah digariskan dalam keputusan (dalam Wahab, 1997:65). Dalam

hal ini, penerapan adalah pelaksanaan sebuah hasil kerja yang diperoleh melalui

sebuah cara agar dapat dipraktekkan kedalam masyarakat.

a. Unsur-unsur penerapan

Penerapan merupakan sebuah kegiatan yang memiliki tiga unsur penting

dan mutlak dalam menjalankannya. Adapun unsur-unsur penerapan meliputi :

1. Adanya program yang dilaksanakan

2. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan

diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.

Page 20: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

9

3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun

pengawasan dari proses penerapan tersebut (Wahab, 1990:45).

Berdasarkan pengertian di atas maka penerapan mempunyai unsur yaitu

program, target dan pelaksanaan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan.

3. Persepsi

Menurut Rakhmat (2004:49) persepsi ialah proses pemberian makna pada

sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain,

persepsi mengubah sensasi menjadi informasi, sedangkan sensasi merupakan

proses menangkap stimuli yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk

stimuli, tetap karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu.

Sedangkan menurut Yusuf (2001:161) proses pengindraan tersebut

dinamakan persepsi ini dilakukan secara simultan pada suatu saat, serta dengan

segala aspek yang menyertainya. Aspek-aspek tersebut dicoba di lingkungan

dengan dirinya sendiri, untuk kemudian merealisasikannya ke dalam seluruh

aspek yang ada. Dengan kata lain persepsi adalah proses penerimaan rangsangan

atau pengindraan (sensasi) yang dimengerti dan dipahami secara sadar.

Hal senada juga yang disampaikan Chaphin yang dikutip oleh Disminta

(2005:108) mengartikan persepsi sebagai proses pengetahuan obyek dan kejadian

obyek dengan beberapa indera.

Berdasarkan dari landasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud persepsi adalah sesuatu yang menyangkut hubungan manusia dengan

lingkungannya, bagaimana orang yang bersangkutan mengerti dan dapat

Page 21: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

10

menginterprestasikan stimulus yang ada di lingkungan, kemudian orang tersebut

memproses hasil penginderaannya itu sehingga timbullah makna tentang obyek

pada dirinya.

4. Perspektif

Perspektif atau sudut pandang adalah teknik atau metode untuk

menggambar objek-objek berupa benda, ruang (interior), dan lingkungan

(eksterior) yang ukurannya lebih besar dari manusia.

Perspektif, dalam dunia seni rupa kita tentunya pernah mendengar kata

tersebut. Tetapi apakah kita sudah memahami apa itu perspektif, berikut akan

coba uraikan apa itu sebenarnya perspektif. Secara etimologi perspektif berasal

dari bahasa Italia Prospettiva yang berarti gambar pandangan. Maka dari itu

perspektif berarti cara melihat suatu benda atau alam dengan teknik tertentu, yang

kemudian diaplikasikan ke bidang gambar (kertas, kanvas). Dengan pemakaian

konstrusksi perspektif memungkinkan kita untuk menggambarkan sebuah benda

atau ruang secara nyata di atas sebuah bidang datar (bidang gambar), atau untuk

memperjelas sebuah rencana yang telah digambarkan secara proyeksi geometri

(tampak atas, depan dan samping). Dengan adanya teknik perspektif

penggambaran suatu objek akan terlihat lebih bervolume, tidak datar (flat), dan

terciptanya keruangan.

a. Prinsip perspektif

Peraturan-peraturan perspektif yang berbeda-beda pada dasarnya semua

mengikuti keadaan alam. Hal ini karena mata manusia sudah terbiasa melihat

Page 22: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

11

benda-benda sekeliling dalam bentuk perspektif. Maka orang akan lebih cepat

menangkap maksud sebuah gambar perspektif daripada proyeksi orthogonal.

Mata manusia hanya mampu melihat keadaan sekeliling dengan sudut

pandang tertentu yang relative terbatas. Kemampuan manusia memandag ini tidak

dapat dipaksakan untuk melihat (memandang) objek sekeliling dengan sudut

pandang yang lebih besar.

Dalam menggambar perspektif, pengamatan obyek berasal dari satu titik

pandang. Yaitu titik tempat pengamat berdiri memandang objek. Sudut

dipersempit secara relative, dan dengan cara ini garis-garis lurus akan tetap lurus

dan menghasilkan gambar perspektif yang tidak terdistorsi.

b. Jenis perspektif

1) Perspektif satu titik hilang

Pada dasarnya, perspektif satu titik hilang, dua titik hilang, dan tiga titik

hilang bisa dibagi lagi menjadi berbagai sudut pandang berdasarkan posisi mata

kita berada. Lebih sederhanya, sudut pandang bisa dibagi 3 macam sudut

pandang, yaitu sudut pandang mata burung, sudut pandang normal, dan sudut

pandang mata kucing.

Tahapan untuk menggambar teknik perspektif 1 titik hilang, yaitu sebagai

berikut:

1. Buatlah garis horizon di bagian atas bidang gambar.

2. Letakkan titik hilang di dalam garis horizon. Letak garis titik hilang

bisa di manapun, di pinggir/ di tengah bidang gambar.

Page 23: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

12

3. Buatlah garis batas ruangan/ dinding dengan patokan garis berasal

dari titik hilang tersebut.

4. Gambarlah beberapa bangun dasar yang juga berpatokan pada garis

dari titik hilang tersebut. Menggambarnya harus dengan

perencanaan. Karena bangun dasar ini dijadikan gambar objek

benda.

5. Gambarlah seluruh detail benda dengan patokan komposisi pada

bangun dasar.

6. Gambarlah seluruh detail benda dengan patokan komposisi pada

bangun dasar.

7. Arsirlah seperlunya untuk memberikan kesan tiga dimensi, volume,

dan karakter benda.

a) Sudut pandang mata burung

Pada sudut pandang mata burung ini, mata kita seolah-olah berada di atas

dan melihat objek yang berada di bawah. Jadi, letak garis horiszon berada di atas

bidang gambar. Sementara itu, letak letak titik hilang berada pada garis tersebut,

bisa dibagian kiri, tengah, atau sebelah kanan. Bahkan bisa juga diletakkan di luar

bidang gambar. Setiap objek yang digambar, garisnya bersumber dari titik hilang.

Gambar 2.1. Contoh gambar sederhana(Dokumentasi : Erwin)

Page 24: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

13

Gambar 2.2. Contoh gambar benda(Dokumentasi : Erwin)

b) Sudut pandang normal

Pada sudut pandang normal, diri kita seolah-olah berdiri normal

memandang lurus kedepan. Dengan demikian, bagian atas dan bagian bawah

terlihat lebih seimbang. Letak garis horizon tepat di tengah-tengah bidang gambar

dan titik hilang bisa diletakkan di mana saja pada garis tersebut. Semua objek

yang digambar garisnya berasal dari titik hilang.

Gambar 2.3. Contoh gambar bangun sederhana(Dokumentasi : Erwin)

Gambar 2.4. Contoh gambar benda(Dokumentasi : Erwin)

Page 25: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

14

c) Sudut pandang mata kucing

Pada sudut pandang mata kucing, seolah-olah kita berada di posisi tiarap

dan melihat ke depan,sehingga objek bagian atas akan lebih dominan. Letak garis

horizon di bagian bawah bidang gambar dan letak titik hilang pada garis horizon.

Titik hilang ini dijadikan pusat untuk menarik garis dalam menggambarkan setiap

objek benda.

Gambar 2.5. Contoh bangun sederhana(Dokumentasi : Erwin)

Keterangan : Beberapa bentuk di bawah garis horisontal

Gambar 2.6. Contoh gambar benda

Keterangan : meja dan lemari berada di bawah garis horisontal

2) Perspektif dua titik hilang

Secara teknis, perspektif dengan 2 titik lenyap hampir sama dengan teknik

perspektif 1 titik lenyap. Pada teknik perspektif 2 titik hilang, pada garis horizon

terdapat 2 titik fokus. Persimpangan garis yang berasal dari 2 titik hilang ini akan

Page 26: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

15

membentuk sebuah sudut. Biasanya, jika jarak antara 2 titik hilang ini terlalu

dekat, penampakan objek gambar benda mengalami distorsi.

Tahapan untuk menggambar teknik perspektif 2 titik hilang juga hampir

sama dengan teknik perspektif 1 titik hilang, yaitu sebagai berikut:

1. Buatlah garis horizon. Jika memakai sudut pandang mata burung, garis

horizon berada di atas bidang gambar. Jika memakai sudut pandang

normal, garis horizon berada di tengah-tengah bidang gambar. Jika

memakai sudut pandang mata kucing, garis horizon berada dibagian

bawah garis horizon.

2. Letakkan 2 titik, masing-masing di bagian ujung kiri dan kanan bidang

gambar.

3. Jika menggambar ruangan, buatlah batas ruangan itu dengan menarik

garis dari kedua titik tersebut.

4. Gambarlah beberapa bangun dasar dengan patokan dari kedua titik

hilangnya. Bangun dasar tersebut diletakkan dan dikomposisikan sesuai

dengan perencanaan gambar yang dibuat.

5. Gambarlah seluruh detail benda dengan berpatokan pada bangun dasar

yang sudah dibuat. Perhatikan proporsi dan perbandingan antara benda

yang satu dan benda yang lainnya.

6. Arsirlah seperlunya untuk memberikan kesan tiga dimensi, volume, dan

karakter benda.

Page 27: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

16

a) Sudut pandang mata burung

Gambar 2.7. Contoh gambar bangun sederhana(Dokumentasi : Erwin)

Keterangan : beberapa bentuk berada di bawah garis horisontal

Gambar 2.8. Contoh gambar benda(Dokumentasi : Erwin)

Keterangan : Kursi dan meja berada di bawah garis horisontal

b) Sudut pandang normal

Gambar 2.9. Contoh gambar bangun sederhana(Dokumentasi : Erwin)

Keterangan : kubus berada di tengah-tengah garis horisontal

dan segitiga sama sisi berada atas garis horisontal, sementara tabung berada di

bawah garis horisontal

Page 28: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

17

Gambar 2.10. Contoh gambar benda

Keterangan : Kursi dan meja berada di tenga-tengah garis horisontal

c) Sudut pandang mata kucing

Gambar 2.11. Contoh gambar bangun sederhana(Dokumentasi : Erwin)

Keterangan : beberapa bentuk berada diatas garis horisontal

Gambar 2.12. Contoh gambar benda

Keterangan : Kursi dan meja berada di atas garis horisontal

3) Perspektif tiga titik hilang

Perspektif dengan tiga titik hilang biasanya hanya bisa dipakai untuk

menggambarkan sesuatu yang sangat luas, besar, tinggi, dan secara visual

Page 29: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

18

mengalami distorsi yang sangat ekstrem. Biasanya teknik ini dipakai untuk

menggambar outdoor dan sudut pandang dari udara, meskipun bisa juga dipakai

untuk sudut pandang dari bawah atau sudut pandang mata kucing. Agar tidak

mengalami distorsi yang berlebihan, sebaiknya titik hilang diletakkan jauh di luar

bidang gambar.

a) Sudut pandang mata burung atau penglihatan dari atas

Gambar 2.13. Contoh gambar sederhana

Gambar 2.14. Contoh gambar perspektif tiga titik hilang dengan sudut pandang

dari udara

Page 30: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

19

b) Sudut pandang mata kucing

Gambar 2.15. Contoh gambar bangun sederhana

Gambar 2.16. Contoh gambar perspektif tiga titik hilang dengan sudut pandang

dari bawah/ mata kucing

c) Unsur-unsur perspektif

1) Bidang horison

Yang dimaksud bidang horison dalam gambar perspektif adalah bidang

khayalan, kedudukannya selalu setinggi mata pengamat dan sejajar dengan bidang

dasar. Berupa garis mendatar, dengan ketinggian mata pengamat dan memisahkan

gambar yang di atas dan di bawah mata. Tinggi cakrawala bervariasi menurut

Page 31: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

20

tinggi mata si pengamat. Sikap pengamat (duduk/berdiri) menentukan tinggi

cakrawala.

2) Garis batas

Garis batas adalah penghabisan pandangan dari semua bidang horizontal.

Ketika kita memandang suatau objek, terdapat batas pendangan, maka dari itu

terjadi garis batas suatu benda.

3) Titik lenyap atau titik hilang

Titik hilang adalah titik dalam gambar perspektif di mana garis-garis yang

sesungguhnya dalam keadaan sejajar akan menghilang menuju titik ini. Objek-

objek yang pada kenyataannya sama besar, bila posisinya menjauhi pengamat

akan tergambarkan lebih kecil daripada objek yang lebih dekat dengan pengamat.

Letak titik hilang segaris lurus dengan garis cakrawala (untuk perspektif satu titik

hilang dan dua titik hilang).

4) Titik mata atau titik pandang

Titik pandang merupakan tempat pengamat berada. Dari titik tersebut

pengamat memandang objek dengan sudut pandang tertentu. Semakin jauh

pengamat berada dari objek, semakin luas pula objek yang mampu dipandang

pengamat. Biasanya objek pandangan dalam fokus yang tajam pada manusia

adalah relatif kecil titik tempat menghilangnya benda-benda yang menjauh dari

pandangan mata untuk benda yang tegak lurus dengan bidang (Vertikal).

d) Teknik menggambar perspektif

1) Satu titik lenyap : benda di lihat tepat di depan mata.

Page 32: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

21

Gambar 2.17

2) Dua titik lenyap : benda di lihat dari samping/sudut.

Gambar 2.18.

3) Tiga titik lenyap : seperti dua titik lenyap tetapi di tambah satu titik lenyap

di bawah horizon.

Gambar 2.19

Page 33: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

22

5. Menggambar bentuk

a. Menggambar

Menggambar dalam bahasa verbal berasal dari kata dasar gambar yang

mendapat imbuhan awalan me-, dengan kata asalnya akan menimbulkan peristiwa

persengauan atau mengalami proses nasalisasi. Sehingga kita dapat memahami

bahwa kata menggambar dan kata gambar memiliki pengertian yang berbeda.

Menggambar yang artinya kegiatan manusia membuat gambar, sedangkan yang

dimaksud dengan gambar ialah hasil tiruan benda mati atau hidup.

Dalam bukunya Anatomi Plastis, Meisar Ashari (2014) menjelaskan,

bahwa salah satu cabang bidang keilmuan dalam seni rupa yang mengedepankan

keterampilan dan penguasaan teknik menggunakan alat dan bahan dalam hal

memindahkan objek pada ruang dan bidang adalah menggambar. Untuk itu tujuan

dari pada penciptaan seni, menggambar disebut juga sebagai :

1. Ekspresi pribadi: sebagai upaya untuk mengungkapkan emosional

terdalam yang diwujudkan dalam berbagai simbolis rupa.

2. Aktualisai diri: usaha atau upaya untuk menbangun eksistensi pribadi

melalui ungkapan estetis.

3. Rekaman peristiwa: merupakan proses penciptaan karya seni dengan

alasan merekam suatu peristiwa tertentu yang menyentuh dan bermakna.

4. Alat komunikasi: upaya untuk membangun berbagai gagasan atau

imajinasi pencipta sehingga dapat dipahami oleh masyarakat penikmatnya.

Seiring dengan paradigma, menggambar saat ini tidak hanya didasari pada

apaa yang terlihat oleh mata semata-mata, namun menggambar dapat dijabarkan

Page 34: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

23

secara komprehenshif dan luas. Untuk itu ada berbagai kegiataan menggambar

yang sering kita jumpai dalam dunia seni rupa, berdasarkan tujuan dan sifat

pembelajarannya antara lain seperti: Gambar bentuk, gambar ilustrasi, gambar

teknik, gambar imajinasi, gambar ekspresi, gambar model, gambar dekorasi,

gambar poster, gambar antomi.

Hal terpenting dalam menggambar adalah pemahaman kita terhadap azas

menggambar yang baik dengan menerapkan azas atau prinsip menggambar,

diharapkan gambar yang dihasilkan dapat lebih komunikatif, tertib jelas dan indah

dibanding dengan menggambar secara bebas dan mengabaikan prinsip-prinsip

menggambar dengan lazim. Kecuali, bila kalian telah mahir akan teknik dasar

menggambar dan mencoba sesuatu yang baru melalui eksperimen azas-azas

menggambar yang baru.

Jadi, menggambar ialah semua kegiatan berkarya yang menghasilkan

karya seni rupa dua dimensi (dwi) atau suatu karya seni rupa yang mempunyai

ukuran panjang dan lebar.

bentuk (shape).

b. Defenisi bentuk

Istilah bentuk dalam bahasa Indonesia dapat berarti bangun (Shape) atau

bentuk plastis (Form). Setiap benda mempunyai bangun dan bentuk plastis.

Bentuk adalah struktur artikulasi sebuah hasil kesatuan yang menyeluruh dari

suatu hubungan yang saling terkait, istilah penyajian sering didefenisikan cara

menyajikan, proses dan penampilan.

Page 35: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

24

Bentuk adalah merupakan totalitas dari pada karya seni itu sendiri. Bentuk

itu merupakan organisasi atau suatu kesatuan dari komposisi dengan unsur

pendukung karya lainnya. Ini di jelaskan lebih lanjut oleh Dharsono, bahwa ada

dua macam bentuk yaitu :

a) Bentuk visual sifatnya “arsitektural” yaitu bentuk fisik dari sebuah

karya seni atau kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni

tersebut.

b) Bentuk khusus yaitu bentuk yang tercipta karena adanya hubungan

timbal balik antara nilai-nilai yang di pancarkan oleh fenomena bentuk

fisik terhadap tanggapan kesadaran emosional, atau yang disebut

“arsitektonik, Darsono dalam Meisar Ashari (2014 : 4)

Pada dasarnya apa yang di maksud dengan bentuk (form) adalah kualitas

daripada karya seni. Bentuk itu merupakan organisasi atau satu kesatuan dari

komposisi unsur-unsur pendukung karya. Ada dua macam bentuk pertama, visual

form yaitu bentuk fisik dari suatu karya seniatau satu kesatuan dari unsure-unsur

pendukung karya seni tersebut. Kedua special form yaitu bentuk yang tercipta

karena adanya hubungan timbale balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh

phenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya.

Bentuk fisik sebuah karya dapat diartikan sebagai konkritisasi dari sabject

matter tersebut dan bentuk psikis sebuah karya merupakan susunan dari kesan

hasil tanggapan. Hasil tanggapan yang terorganisir dari kekuatan proses imajinasi

seorang penghayat itulah, maka akan terjadilah sebuah bobot karya atau arti (ini)

sebuah karya seni disebut juga makna, (Dharsono, 2007 : 33)

Page 36: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

25

c. Eksplanasi menggambar bentuk

Menggambar bentuk adalah menggambar dengan meniru bentuk objek

alam atau obyek benda yang sebenarnya. Dengan Kata lain, pengertian Gambar

bentuk adalah gambar yang dibuat sesuai dengan kondisi aslinya.

Menurut Mulyana (1978:25) Menggambar bentuk adalah suatu proses

pembentukan dan pernyataan kembali buah dari hasil melihat, rencana dan rasa

indah terhadap suatu benda pada bidang datar. Sedangkan Iraji (1991:1)

mendefinisikan menggambar bentuk sebagai kegiatan menggambar yang

mentransformasikan objek atau bentuk-bentuk alam yang ada di sekitar kita pada

sebuah bidang gambar atau kertas.

Secara sederhana menggambar bentuk yaitu memindahkan objek/benda-

benda yang ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang

sebenarnya, menurut arah pandang dan cahaya yang ada.

1. Macam-macam bentuk

Rachmat Sehernawan & Rizal Ardya Nugraha dalam bukunya, Pendidikan

Seni Rupa, menguraikan lima macam gambar bentuk yang diterapkan pada

Sekolah Menengah Pertama (2010:19), berikut ini beberapa macam bentuk benda

seperti

1. Bentuk kubistis, Bentuk kubistis merupakan bentuk-bentuk menyerupai

kubus atau balok. Benda-benda yang memiliki bentuk kubistis, antara lain

televisi, lemari, meja, kulkas, dan mesin cuci.

Page 37: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

26

2. Bentuk piramid dan kerucut

Bentuk piramid merupakan bentuk benda yang menyerupai limas.

Contohnya adalah piramid di Mesir. Adapun bentuk kerucut merupakan

benda dengan bentuk bagian ats lancip, contohnya, kubah dan topi hias.

3. Bentuk silindris

Bentuk silindris merupakan bentuk yang menyerupai tabung atau slinder.

Bentuk yang memiliki bentuk seperti ini memiliki bentuk seperti ini antara

lain gelas, ember, dan toples.

4. Bentuk bola atau bulat

Bentuk bola atau bulat merupakan bentuk benda yang menyerupai bola

yaitu bundar dan bagisan dalamnya terkesan berisi (pejal). Benda yang

memiliki bentuk seperti ini antara lain bola, semangka, dan globe.

5. Bentuk bebas atau tak beraturan

Bentuk bebas merupakan bentuk benda yang tidak memiliki keteraturan

atau lepas dari bentuk geometris. Contohnya, binatang, tas, sepatu,

pakaian, dan buah-buahan.

2. Langkah menggambar bentuk

Menurut Suhernawan & Nugraha dalam bukunya, Pendidikan Seni

Rupa (2010 19), yang dimaksud dengan langkah-langkah adalah prosedur atau

tata urutan kerja. Adapun langkah-langkah dalam menggambar bentuk adalah

sebagai berikut :

Page 38: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

27

a. Pengamatan

Merupakan kegiatan mengenali objek yang akan di gambar. Objek

gambar harus diamati berulang-ulang dan lebih baik dilakukan dengan

bingkai (frame).

b. Membuat sket

Merupakan pindahan hasil pengamatan di atas bidang gambar dengan

cara mensketsa objek gambar secara tipis-tipis (membayang).

c. Menentukan gelap terang

Dalam menentukan gelap terang di dalam menggambar bentuk ada

beberapa macam teknik, yaitu:

1) Teknik linear

Merupakan cara menggambar objek gabar dengan garis sebagai

unsure yang paling menentukan baik garis lurus maupun lengkung.

2) Teknik blok

Merupakan cara menggambar dengan menutup objek gambar

menggunakan satu warna sehingga hanya terlihat bentuk globalnya (siluet).

3) Teknik arsir

Merupakan cara menggambar dengan garis saling menyilang atau

sejajar untuk menentukan gelap terang objek gambar sehingga tampak tiga

dimensi.

4) Teknik pointilis

Merupakan cara menggambar menggunakan titik-titik untuk

menentukan gelap terang.

Page 39: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

28

5) Teknik dusel

Merupakan cara menggambar yang dalam menentukan gelap terang

objek menggunakan pensil yang digoreskan secara miring (rebah).

3. Prinsip menggambar bentuk

Dalam menggambar bentuk ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan,

yaitu:

a. Perspektif

Merupakan prinsip penting dalam menggambar bentuk karena dalam teknik

perspektif berarti menggunakan hukum perspektif yang menggunakan 1 atau 2

titik lenyap bahkan 3 titik lenyap.

b. Proporsi

Merupakan perbandingan bagian per bagian atau bagian dengan

keseluruhan. Dengan menerapkan prinsip ini maka objek gambar akan nampak

wajar.

Misalnya: gambar gubuk dibawah kaki gunung atau bukit dimana

proporsinya tentu gunung lebih besar dari gubuk dengan sudut pandang yang

wajar.

c. Komposisi

Merupakan suatu susunan atau letak objek gambar yang bila tepat akan

membuat objek gambar itu semakin indah.

d. Gelap terang (half-tone)

Merupakan hal yang paling pokok dalam suatu gambar atau lukisan. Karena

nilai suatu lukisan sering disalah artikan oleh seseorang yang melihat bahwa

Page 40: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

29

lukisan jadi seperti tak ada artinya karena orang yang melihat hanya mencari sisi

terang dari lukisan seorang pelukis. Oleh karena itu gelap terang merupakan

keadaan bidang yang dibedakan dengan warna tua untuk gelap dan warna muda

untuk terang yang disebabkan oleh adanya pengaruh cahaya.

e. Bayang-bayang (shadow)

Dalam menggambar bentuk, pran bayang-bayang akan sangat menentukan

untuk terciptanya kesan tiga dimensi. Meskipun samar-samar bayang-bayang

harus ada.

Bayang-bayang dibedakan jadi 3 yaitu:

1. Bayangan karena sinar (bayang-bayang awal) yang berati bayangan yang

ada pada benda tersebut.

2. Bayangan benda karena sinar mengenai benda lain (bayang-bayang

langkah)

3. Bayangan benda pada permukaan yang licin (bayang-bayang sendiri)

4. Tujuan dan fungsi gambar bentuk

Mengungkapkan dan mengkomunikasikan ide/gagasan, perasaan dalam

wujud dwi matra yang bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna.

Ungkapan tersebut sesuai dengan bentuk benda yang digambar. Hasil gambarnya

menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan

ketepatan bentuk maupun jenis benda yang digambar.Dalam menggambar bentuk

dituntut ketepatan bentuk benda yang digambar.

Page 41: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

30

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas, upaya yang akan dilakukan yaitu

dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan

berfikir dan kemampuan menggambar khususnya dalam menggambar bentuk

dengan mnerapkan prinsip perspektif dan untuk mengetahui respon siswa terhadap

penerapan prinsip perspektif dalam menggambar bentuk.

Kerangka pikir yang telah dipaparkan tersebut di atas dituangkan dalam

bentuk bagan sebagai berikut:

Skema 2.1 Bagan skema kerangka pikir

KemampuanMenggambar

Bentuk

Persepsi Siswadalam Menggambar

Bentuk

Hasil

Penerapan Prinsip Perspektif

Page 42: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif karena sifatnya menjelaskan atau mendiskripsikan fenomena yang

diteliti. Menurut Mardalis (2004:26) metode deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku, dengan kata lain penelitian

deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan

melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Sedangkan kualitatif bertujuan

untuk menghasilkan data yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku

yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu.

Berdasarkan teori tersebut, maka penelitian ini menggunakan data seperti

yang diutarakan oleh Bogdan dan Taylor (1992:21-22) dalam Moleong (1990:3)

menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, atau tulisan dan perilaku orang-orang

yang diamati.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Unismuh

Makassar yang terletak di Jalan Talasalapang Raya Makassar Sulawesi Selatan.

31

Page 43: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

32

B. Variabel dan desain penelitian

1. Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2013:38) Variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peniliti untuk diamati sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, maka

dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah objek atau kegiatan yang

mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa

dalam menggambar bentuk dengan menerapkan prinsip perspektif pada siswa

Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar.

Variabel ini dapat dikategorikan sebagai variabel bebas karena mampu

atau tidaknya siswa menggambar untuk dijadikan tolak ukur untuk mengetahui

keadaan sesungguhnya kemampuan siswa menggambar bentuk dengan

menerapkan prinsip perspektif.

2. Desain penelitian

Desain penelitian disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat

memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian.

Adapun bentuk Desain penelitian ini digambarkan dalam skema seperti

dibawah ini :

Page 44: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

33

Skema 3.1 Desain Penelitian

C. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan Variabel penelitian, maka pendefenisian terhadap variabel

perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru. Adapun

defenisi operasional variable tersebut adalah

1. Kemampuan siswa menggambar bentuk dalam menerapkan prinsip

perspektif. Maksudnya adalah Tes menggambar yang diberikan peneliti

kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa menerapkan prinsip

perspektif dalam menggambar bentuk.

2. Persepsi siswa terhadap menggambar bentuk dengan menerapkan prinsip

perspektif.

Penerapan Prinsip Perspektifdalam Menggambar Bentuk

Kemampuan SiswaMenggambar

Bentuk

Persepsi Siswa terhadapPenerapan PrinsipPerspektif dalam

Menggambar Bentuk

Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Kesimpulan

Page 45: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

34

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adapun populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah Unismuh Makassar yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah

siswa keseluruhan adalah 58 siswa, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel. 1 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar

No KELAS BANYAK SISWA

1 VIIIa 30

2 VIIIb1 17

3 VIIIb2 20

Jumlah67

2. Sampel

Adapun yang menjadi sampel untuk penelitian ini adalah siswa kelas VIIIb2

SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar sebanyak 10 orang siswa dengan

perincian sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Sampel pada Penelitian di kelas VIII SMP

Muhammadiyah Unimuh Makassar.

No Kelas Populasi Sampel

1 VIIIa 30 -

2 VIIIb1 17 -

3 VIIIb2 20 10

Jumlah 57 10

E. Teknik Pengumpulan Data

Page 46: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

35

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peneliti memberikan tes menggambar kepada siswa.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode tes ini digunakan

untuk mengukur kemampuan menggambar bentuk siswa dengan menerapkan

prinsip gambar perspektif.

Adapun indikator penilaian menggambar bentuk dengan penerapan prinsip

gambar perspektif dan Kategori nilai hasil menggambar siswa sebagai berikut:

Table 3. Indikator Penilaian

No. KeterampilanButir

Instrumen

1. Penggunaan teknik sesuai prosedur 20

2. Kecermatan titik hilang 30

3. Ketepatan proporsi 20

4. Ketepatan komposisi 20

5. Nilai estetis 10

Jumlah 100

Tabel 4. Pengkategorian Nilai Hasil Menggambar Siswa

Interval Skor Kategori

85 – 100 Sangat Tinggi

75 – 84 Tinggi

60 – 74 Sedang

46 – 59 Rendah

0 - 45 Sangat Rendah

Page 47: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

36

2. Peneliti memberikan angket kepada siswa.

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Wirartha, 2006:226). Angket dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan prinsip gambar

perspektif dalam menggambar bentuk. Angket dalam penelitian ini bersifat

tertutup artinya jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih

jawabannya dalam bentuk pilihan ganda.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul melalui tes kemampuan menggambar bentuk siswa

dengan menerapkan prinsip gambar persektif dan angket respon siswa terhadap

penerapan prinsip gambar perspektif dalam menggambar bentuk akan dianalisis

secara deskriptif kualitatif. Untuk menganalisa data yang diperoleh dalam

penelitian ini, penulis terlebih dahulu mengklasifikasikan atau mengelompokkan

data berdasarkan variabel. Kemudian dideskripsikan yakni dengan memaparkan

data yang diperoleh sesuai dengan data yang telah ditemukan di lapangan. Untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menggambar bentuk dengan menerapkan

prinsip gambar perspektif, akan dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif,

yaitu data yang terkumpul dideskripsikan secara rinci, yakni (a) reduksi data, (b)

sajian data, (c) penarikan kesimpulan. Untuk mengetahui respon siswa terhadap

penerapan prinsip gambar perspektif dalam menggambar bentuk, analisis data

dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan rumus Mean.

Page 48: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

37

Mean ini digunakan untuk mengetahui atau menghitung nilai rata-rata

dengan menggunakan perhitungan-perhitungan aritmatika. Penghitung mean

tersebut ditentukan dengan cara mengkombinasikan bobot nilai tiap jawaban

responden tersebut di beri nilai:

Tabel 5. Bobot Nilai

Kategori SS S TS STS

Pernyataan Positif 4 3 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 3 4

Apabila mayoritas tanggapan responden sangat setuju (SS) maka besarnya

mean akan mendekati angka 4 dan sebaliknya, apabila mayoritas tanggapan

responden menyatakan sangat tidak setuju (STS), maka besarnya mean akan

mendekati angka 1 (dalam skala 1-4). Berdasarkan nilai maksimum dan nilai

minimum tersebut dapat diketahui bagaimana persepsi responden.

Menurut Arikunto (2005:284) rumus mean adalah sebagai berikut:

1. = ∑Keterangan :

X = Rata-rata hitung

∑X = Jumlah semua nilai angket / kuesioner

N = Jumlah responden

Langkah selanjutnya data dijabarkan dalam bentuk kalimat yang

mengandung penelitian simpulan. Dengan demikian dapat disimpulkan bagaimana

penerapan prinsip gambar perspektif dalam menggambar bentuk.

Page 49: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari hasil

analisis data.

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini, kemampuan menggambar bentuk dalam

menerapkan prinsip gambar perspektif dan persepsi siswa terhadap menggambar

bentuk dengan menerapkan prinsip gambar perspektif di Kelas VIII SMP

Muhammadiyah Unismuh Makassar, Peneliti menganalisis data dengan

memberikan tes dan angket.

a. Kemampuan menggambar bentuk dalam menerapkan prinsip gambarperspektif.

Untuk mengumpulkan data, peneliti menjelaskan cara menggambar bentuk

dengan menerapkan prinsip gambar perspektif sebelum memberikan tes

menggambar kepada siswa. Hasil dari tes menggambar siswa, dapat membantu

menganalisis kemampuan siswa dalam menggambar bentuk dengan menerapkan

prinsip perspektif.

Ada banyak masalah ketika peneliti memeriksa hasil menggambar siswa

karena siswa yang memahami penerapan prinsip perspektif kurang mampu

menggambar dengan baik, butuh sedikit waktu untuk belajar agar bisa

menggambar dengan teliti dan menghasilkan gambar yang baik. Dan ada juga

siswa yang mempunyai gambar yang baik, dalam artian lebih kelihatan rapi

namun tidak begitu memahami penerapan prinsip perspektif dalam menggambar

38

Page 50: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

39

bentuk. Siswa ini harus banyak belajar bagaimana cara menerapakan prinsip

perspektif dalam menggambar bentuk dan juga membutuhkan bimbingan dari

guru atau siswa yang sudah lebih dahulu memahami cara penerapan prinsip

perspektif.

Dari analisis data yang di lakukan oleh peneliti dengan pemeriksaan hasil

menggambar siswa dengan menerapkan gambar perspektif dalam menggambar

bentuk pada mata pelajaran Seni Budaya siswa kelas VIII di SMP

Muhammadiyah Unismuh pada dasarnya sudah mampu menggambar bentuk.

Tetapi dengan diterapkannya gambar perspektif dalam menggambar bentuk

membuat beberapa siswa jadi sulit menggambar dengan baik. Namun dari sisi lain

ada juga siswa yang mampu menghasilkan gambar bentuk yang baik dengan

penerapan gambar perspektif.

Dari hasil keseluruhan gambar siswa menjelaskan bahwa dengan

diterapkannya gambar perspektif dalam menggambar bentuk, merupakan hal yang

sulit bagi siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Unismuh karena siswa kurang

kreatif dalam menggambar sehingga hasil gambar bentuk saja tidak memuaskan.

Hasil menggambar siswa akan sangat tidak memuaskan jika diterapkan gambar

perspektif dalam menggambar bentuk.

Siswa masih perlu bimbingan dari guru untuk menghasilkan gambar bentuk

yang baik dengan menerapkan gambar perspektif, baik dalam bentuk materi atau

pun praktek. Dalam menggambar bentuk sama halnya dengan “memotret” sebuah

atau sekelompok objek yang sengaja disediakan untuk “dipotret” ke atas bidang

gambar. Mengapa “memotret”? Karena kriteria utama dalam menggambar bentuk

Page 51: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

40

adalah kemiripan objek, baik itu kemiripan bentuk,warna, karakter, dll. Definisi

singkat tersebut menyiratkan bahwasannya untuk mencapai kriteria tersebut siswa

memerlukan kemampuan atau keahlian menggambar yang tidak didapatkan secara

singkat atau kilat, jadi siswa harus terus berlatih menggambar agar bisa

menghasilkan gambar yang baik dalam menggambar bentuk dengan menerapkan

gambar perspektif.

Tabel 6. Daftar Nilai Siswa Dengan PembelajaranGambar Bentuk

NO NAMA SISWANILAI

KETSangatMampu

MampuKurangMampu

TidakMampu

1 Izzul Islam √ 32 Muh. Yusuf G √ 23 M. Izyra Al Munawar √ 34 Muh. Fitra R √ 25 Fatahillah Ahmad √ 36 Muhammad Taufan √ 27 Moch Fadhel Lukman √ 38 M. Al Gazali √ 29 Ahmad Azhar Amar √ 210 Zulfikar Ali Fahmi √ 1

b. Persepsi siswa terhadap menggambar bentuk dengan menerapkan prinsipgambar perspektif.

Dalam menganalisis data melalui angket, peneliti memberikan pertanyaan

persepsi siswa terhadap menggambar bentuk dengan menerapkan prinsip gambar

perspektif.

1. Siswa merasa bosan dengan diterapkannya prinsip perspektif dalam

menggambar bentuk di mata pelajaran seni budaya.

Page 52: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

41

Tabel 7. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 7 35%2 Setuju 3 15%3 Tidak Setuju 7 35%4 Sangat Tidak Setuju 3 15%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 7 siswa (35%) mengatakan sangat

setuju,3 siswa (15%) mengatakan setuju, 7 siswa (35%) mengatakan tidak setuju

dan 3 siswa (15%) mengatakan sangat tidak setuju.

2. Siswa merasa termotivasi dengan penerapan prinsip gambar perspektif

dalam menggambar bentuk.

Tabel 8. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 7 35%2 Setuju 10 50%3 Tidak Setuju 2 10%4 Sangat Tidak Setuju 1 5%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 7 siswa (35%) mengatakan sangat

setuju, 10 siswa (50%) mengatakan setuju, 2 siswa (10%) mengatakan tidak setuju

dan 1 siswa (5%) mengatakan sangat tidak setuju.

3. Penerapan prinsip gambar perspektif tidak mempengaruhi skor siswa

dalam menggambar bentuk.

Tabel 9. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 6 30%2 Setuju 10 50%3 Tidak Setuju 3 15%4 Sangat Tidak Setuju 1 5%

Total 20 100%

Page 53: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

42

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 6 siswa (30%) mengatakan sangat

setuju, 10 siswa (50%) mengatakan setuju, 3 siswa (15%) mengatakan tidak setuju

dan 1 siswa (5%) mengatakan sangat tidak setuju.

4. Skor siswa dalam menggambar bentuk lebih tinggi dengan menggunakan

prinsip gambar perspektif.

Tabel 10. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 10 50%2 Setuju 7 35%3 Tidak Setuju 0 0%4 Sangat Tidak Setuju 3 15%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 10 siswa (50%) mengatakan sangat

setuju, 7 siswa (35%) mengatakan setuju, 0 siswa (0%) mengatakan tidak setuju

dan 3 siswa (15%) mengatakan sangat tidak setuju.

5. Dengan menggunakan prinsip gambar perspektif dapat meningkatkan

rasa percaya diri siswa dalam menggambarr bentuk.

Tabel 11. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 11 55%2 Setuju 7 35%3 Tidak Setuju 1 5%4 Sangat Tidak Setuju 1 5%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 11 siswa (55%) mengatakan sangat

setuju, 7 siswa (35%) mengatakan setuju, 1 siswa (5%) mengatakan tidak setuju

dan 1 siswa (5%) mengatakan sangat tidak setuju.

Page 54: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

43

6. Prinsip gambar perspektif yang diaplikasikan dapat mengurangi minat

siswa dalam menggambar bentuk.

Tabel 12. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 9 45%2 Setuju 2 10%3 Tidak Setuju 6 30%4 Sangat Tidak Setuju 3 15%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 9 siswa (45%) mengatakan sangat

setuju, 2 siswa (10%) mengatakan setuju, 6 siswa (30%) mengatakan tidak setuju

dan 3 siswa (15%) mengatakan sangat tidak setuju.

7. Dengan menggunakan prinsip gambar perspektif dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menggambar bentuk.

Tabel 13. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 10 50%2 Setuju 8 40%3 Tidak Setuju 1 5%4 Sangat Tidak Setuju 1 5%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 10 siswa (50%) mengatakan sangat

setuju, 8 siswa (40%) mengatakan setuju, 1 (5%) siswa (5%) mengatakan tidak

setuju dan 1 siswa (5%) mengatakan sangat tidak setuju.

8. Siswa kesulitan menggambar bentuk dengan diterapkannya prinsip

gambar perspektif.

Page 55: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

44

Tabel 14. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 4 20%2 Setuju 3 35%3 Tidak Setuju 10 50%4 Sangat Tidak Setuju 3 15%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 4 siswa (20%) mengatakan sangat

setuju, 3 siswa (35%) mengatakan setuju, 10 siswa (50%) mengatakan tidak

setuju dan 3 siswa (15%) mengatakan sangat tidak setuju.

9. Siswa mampu menggambar bentuk dengan teliti karena diterapkannya

prinsip gambar perspektif.

Tabel 15. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 12 60%2 Setuju 4 20%3 Tidak Setuju 3 15%4 Sangat Tidak Setuju 1 5%

Total 20 100%Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 12 siswa (60%) mengatakan sangat

setuju, 4 siswa (20%) mengatakan setuju, 3 siswa (15%) mengatakan tidak setuju

dan 1 siswa (5%) mengatakan sangat tidak setuju.

10. Dengan menggunakan prinsip gambar perspektif tidak mempengaruhi

kemampuan siswa dalam menggambar bentuk.

Tabel 16. Angket Respon Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Persentase1 Sangat Setuju 5 60%2 Setuju 10 20%3 Tidak Setuju 4 15%4 Sangat Tidak Setuju 1 5%

Total 20 100%

Page 56: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

45

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 5 siswa (25%) mengatakan sangat

setuju, 10 siswa (50%) mengatakan setuju, 4 siswa (20%) mengatakan tidak

setuju dan 1 siswa (5%) mengatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan dari tabel, peneliti menggunakan rumus Arikunto untuk

mengetahui hasil dari jawaban angket siswa, dimana hasil jawaban siswa dari

tanggapan positif untuk sangat setuju adalah 200, 108 setuju, 14 tidak setuju, dan

7 sangat tidak setuju. Dan hasil jawaban siswa dari tanggapan negatif adalah 31

sangat setuju, 56 setuju, 90 tidak setuju, dan 44 sangat tidak setuju.

Kategori SS S T STSTanggapan Positif 200 108 14 7Tanggapan Negatif 31 56 90 44

Total Skor 547Table 17. dari 20 siswa, total skor dari angket adalah 547. Jadi, skor rata-

rata adalah: = ∑=

x = 27,35

dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa belajar seni

budaya dengan penerapan prinsip perspektif dalam menggambar bentuk adalah

27,35 menunjukkan bahwa siswa memiliki persepsi negatif dalam penerapan

prinsip gambar perspektif dalam menggambar bentuk.

B. Pembahasan

Bagian ini menyajikan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan tentang

kemampuan menggambar bentuk dalam menerapkan prinsip gambar perspektif

dan persepsi siswa terhadap menggambar bentuk dengan menerapkan prinsip

Page 57: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

46

gambar perspektif di Kelas VIII SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar

dianalisis dari hasil tes siswa dan angket.

1. Kemampuan Menggambar Bentuk Dalam Menerapkan Prinsip GambarPerspektif.

Peraturan perspektif yang berbeda-beda pada dasarnya semua mengikuti

keadaan alam. Hal ini karena mata manusia sudah terbiasa melihat benda-benda

sekeliling dalam bentuk perspektif. Seperti yang kita ketahui, mata manusia hanya

mampu melihat keadaan sekeliling dengan sudut pandang tertentu yang relatif dan

terbatas. Kemampuan manusia memandang ini tidak dapat dipaksakan untuk

melihat (memandang) obyek sekeliling dengan sudut pandang yang lebih besar.

Dalam penggambaran perspektif terkonstruksi, diumpamakan bahwa pengamatan

obyek berasal dari satu titik pandang, yaitu titik tempat pengamat berdiri

memandang obyek. Keterbatasan jarak pandang manusia ini akan menimbulkan,

titik hilang pada pandangan yang horizontal. Sebagai contoh, ketika kita sedang

berada di pantai, ketika memandang laut lepas akan ada pertemuan antara langit

dengan laut. Disitu lah letak keterbatasan pandangan mata manusia.

Ketika memeriksa hasil menggambar siswa, banyak kesalahan yang peneliti

temukan mulai dari tidak sesuainya prosedur penggunaan teknik, kecermatan titik

hilang, ketepatan proporsi, serta ketetapan komposisi yang tidak sesuai dengan

penerapan prinsip gambar perspektif. Kesalahan lainnya yaitu siswa yang

memahami penerapan prinsip perspektif kurang mampu menggambar dengan

baik, butuh sedikit waktu untuk belajar agar bisa menggambar dengan teliti dan

menghasilkan gambar yang baik. Dan ada juga siswa yang mempunyai gambar

yang baik, dalam artian lebih kelihatan rapi namun tidak begitu memahami

Page 58: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

47

penerapan prinsip perspektif dalam menggambar bentuk. Siswa ini harus banyak

belajar bagaimana cara menerapakan prinsip perspektif dalam menggambar

bentuk dan juga membutuhkan bimbingan dari guru atau siswa yang sudah lebih

dahulu memahami cara penerapan prinsip perspektif. Ada beberapa siswa yang

sudah mampu menerapkan gambar perspektif. Dilihat dari kertas kerja siswa

dibawah ini:

Tabel 18. Hasil Karya Siswa

No Nama Gambar Perspektif Keterangan

1 Izzul Islam Sudah mampu memahami

perspektif sebuah objek dan

hanya saja perlu sedikit

waktu untuk memperbaiki

gambar agar menjadi lebih

proporsional.

2 Muh. Yusuf G Mampu menerapkan

perspektif dalam

menggambar bentuk namun

belum tepat dalam penetapan

proporsi, sedangkan pada

komposisi gambar sudah

sesuai.

Page 59: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

48

3 M. Izyra Al

Munawar

Sudah mampu menentukan

perspektif sebuah objek tapi

masih perlu sediki latihan

agar lebih proporsional.

4 Muh. Fitra R Sudah cukup mampu

menentukan perspektif dalam

menggembar bentuk ,

komposisi dan proporsi

sudah sesuai ketentuan.

5 Fatahillah

Ahmad

Sudah mampu menerapkan

perspektif dalam sebuah

objek gambar karena sudah

sesuai dengan ketetapan.

Namun, dalam

pengerjaannya membutuhkan

sedikit waktu lebih agar

gambar terlihat lebih indah.

6 Muhammad

Taufan

Sudah mengerti penerapan

perspektif sebuah gambar

bentuk namun kurang dalam

menetapkan proporsi

Page 60: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

49

7 Moch Fadhel

Lukman

Objek masih kurang proporsi

tapi sudah bisa dikatakan

mengerti tentang penerapan

perspektif dalam

menggambar bentuk.

8 M. Al Gazali Cukup bisa menentukan titik

hilang tapi dalam ketetapan

komposisi maupun proporsi

sangat kurang.

9 Ahmad Azhar

Amar

Sudah mengerti cara

penerapan perspektif dalam

menggambar bentuk namun

masih kurang ddalam

proporsinya

10 Zulfikar Ali

Fahmi

Sudah mampu memahami

tentang penerpan perspektif

dalam menggambar bentuk

namun komposisi masih

perlu diasah kembali.

Dalam menggambar perspektif, pengamatan obyek berasal dari satu titik

pandang. Yaitu titik tempat pengamat berdiri memandang objek. Sudut

dipersempit secara relative, dan dengan cara ini garis-garis lurus akan tetap lurus

dan menghasilkan gambar perspektif yang tidak terdistorsi.

Page 61: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

50

Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan saat menerapkan gambar

perspektif dalam menggambar bentuk yaitu bidang horizon, garis batas, titik

lenyap atau titik hilang dan titik mata atau titik pandang namun dari hasil

menggambar siswa sepertinya tidak memperhatikan unsur-unsur tersebut.

2. Persepsi Siswa Terhadap Menggambar Bentuk Dengan MenerapkanPrinsip Gambar Perspektif.

Rakhmat (2004:49) persepsi ialah proses pemberian makna pada sensasi

sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi

mengubah sensasi menjadi informasi, sedangkan sensasi merupakan proses

menangkap stimuli yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli,

tetap karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu.

Sementara itu berdasarkan analisis data yang dikumpulkan melalui angket,

ditemukan bahwa mayoritas siswa setuju dengan pernyataan positif dan tidak

setuju dengan pernyataan negatif tentang penerapan gambar perspektif dalam

menggambar bentuk. Hasil akhir dari angket siswa adalah 27,35 artinya bahwa

siswa memiliki persepsi negatif pada penerapan gambar perspektif dalam

menggambar bentuk.

Page 62: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini membahas tentang kesimpulan dan saran berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan analisis data.

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, peneliti

menyimpulkan bahwa penerapan gambar perspektif di SMP Muhammadiyah

Unismuh Makassar sebagai berikut:

1. Ada banyak masalah ketika peneliti memeriksa hasil menggambar siswa

karena siswa yang memahami penerapan prinsip perspektif kurang

mampu menggambar dengan baik, butuh sedikit waktu untuk belajar agar

bisa menggambar dengan teliti dan menghasilkan gambar yang baik. Dan

ada juga siswa yang mempunyai gambar yang baik, dalam artian lebih

kelihatan rapi namun tidak begitu memahami penerapan prinsip

perspektif dalam menggambar bentuk. Siswa ini harus banyak belajar

bagaimana cara menerapakan prinsip perspektif dalam menggambar

bentuk dan juga membutuhkan bimbingan dari guru atau siswa yang

sudah lebih dahulu memahami cara penerapan prinsip perspektif.

2. Siswa memiliki persepsi negatif dalam penerapan prinsip gambar

perspektif dalam menggambar bentuk, seperti siswa tidak mengetahui

unsur-unsur dalam menggambar perspektif yang harus diperhatikan.

Berdasarkan dari hasil akhir angket siswa adalah 27,35 dengan artian

51

Page 63: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

52

mayoritas menggambar bentuk siswa sangat rendah. Dengan penerapan

prinsip gambar perspektif dalam menggambar bentuk siswa menemukan

banyak pengalaman untuk mengetahui bagaimana cara menggambar

yang baik. Seperti siswa harus lebih aktif, focus dan serius dalam

menggambar. Dalam kasus ini guru harus mengkontrol dan membimbing

siswa pada saat proses menggambar berlangsung.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran kepada

Guru Seni Budaya di SMP Muhammadiyah Unismuh Makassar, Siswa dan

Peneliti selanjutnya.

1. Saran untuk Guru Seni Budaya

a. Guru harus menggunakan alternative dalam mengajar seni budaya

karena dapat memperbaiki kemampuan menggambar siswa terutama

dalam penerapan gambar perspektif dalam menggambar bentuk.

b. Guru harus lebih mengkontrol siswa pada saat proses menggambar

berlangsung.

c. Di sarankan kepada Guru Seni Budaya untuk memaksimalkan dalam

pemberian bimbingan kepada siswa dalam menggambar bentuk.

2. Saran untuk siswa

a. Siswa harus memberikan perhatian mereka pada saat guru menjelaskan

cara menggambar bentuk yang baik.

Page 64: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

53

b. Siswa harus mengingat kesalahan dalam menggambar agar mereka

bisa menggambar dengan lebih teliti dan menghasilkan gambar yang

baik.

3. Saran untuk peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjtunya yang ingin melanjutkan penelitian seperti ini harus

lebih baik dan melengkapi informasi penting.

b. Peneliti selanjutnya harus mencari informasi lain tentang penerapan

gambar perspektif dalam menggambar bentuk.

Page 65: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

54

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke

Implementasi. Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara

Ali Lukman.(1995:1044). Penerapan Belajar. Jakarta. Balai Pustaka

Arikunto, suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Artgrindcore. 2011. Perspektif Dalam Dunia Seni Rupa, (Online),

(http://alixbumiartyou.blogspot.com/2011/11/perspektif-dalam-dunia-seni-

rupa.html, diakses 28 Maret 2015).

Ashari Meisar. 2014. Anatomi Plastis. Makassar: UNISMUH

Badudu j.s dan Sultan Mohammad Zain.(1996:1487).Penerapan Pembelajaran.

Bandung. Pustaka Prima

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa.

Dharsono. 2007. Kritik Seni. Jakarta: Rekayasa Sains.

Dismita.2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Emzir. 2012. Metedoogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada.

Iriaji dan Hariyanto. Disunting oleh Pranyoto. 1990/1991. Menggambar Bentuk.

Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek

Operasi dan Perawatan Fasilitas.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Moleong, Lexy J. 1990. Methodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Mulyana.1987.Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya

Notepedia. 2013. Pengertian Perspektif dan Sejarah Perkembangannya, (Online),

(http://www.notepedia.info/2013/10/pengertian-perspektif-dan-

sejarah.html#comment-form, diakses 28 Maret 2015).

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya

54

Page 66: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

55

Riant nugroho.(2003:158). Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan

Formulasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1,

Jakarta: Salemba Empat.

Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT

Gramedia

Suhernawan, R. & Nugraha, R. A. 2010. Seni Rupa Untuk SMP/MTs Kelas VII,

VIII, dan IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi.

Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.

Undang-Undang Republik Indinesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2011. Jakarta: Pustaka Yustisia.

Wiratha, I Made.2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI

Yusdi, Milman. 2011. Pengertian Kemampuan, (Online),

(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html,

diakses 28 Maret 2015).

Yusuf, Pawid M. 2001. Pengantar Aplikasi Teori Ilmi Sosial Komunikasi untuk

Perpustakaan dan Informasi. Bandung: Dafind

Page 67: Penerapan Prinsip Perspektif Dalam Menggambar Bentuk Pada

71

RIWAYAT HIDUP

Erwin., lahir di Lapeo pada tanggal 3

Desember 1992 merupakan anak dua dari tiga

bersaudara. Anak dari pasangan Bahtiar dan Saharia.

Penulis memulai jenjang pendidikan Sekolah Dasar

pada tahun 1998 di SDN 005 Lapeo dan selesai pada

tahun 2004.

Pada tahun itu juga (2004) penulis melanjutkan pendidikan di Mts DDI

Lapeo dan tamat tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Campalagian dan tamat tahun 2010.

Kemudian pada tahun 2010 penulis berhasil lulus dan terdaftar sebagai

mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa , Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Strata Satu (S1).