menggambar teknik2

69
MENGGAMBAR TEKNIK Agustinus J. Ndaruhadi, ST, MT Teknik Industri Universitas Widyatama BANDUNG

Upload: karl-stefano

Post on 30-Dec-2014

251 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGGAMBAR TEKNIK2

◊ MENGGAMBAR TEKNIK ◊

Agustinus J. Ndaruhadi, ST, MT

Teknik Industri

Universitas Widyatama

BANDUNG

Page 2: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENGANTAR

1. Pendahuluan2. Proyeksi3. Gambar Potongan / Irisan4. Penunjukan Ukuran5. Toleransi6. Kekasaran Permukaan7. Gambar 3 Dimensi8. Gambar Sambungan Las dan Sheet Metal9. Elemen Mesin Standard (roda gigi, pegas, bantalan, pasak dll)10. Gambar Konstruksi.

a. G. Takeshi Sato, Hartanto Sugiarto, “Menggambar Mesin Menurut Standard ISO”, Prandya Paramita, 2000.

b. Frederick E. Giesecke, “Engineering Graphics”, Macmilan Publishing, 1993.c. ISO Standard Handbook.

Materi Kuliah :

Referensi :

Page 3: MENGGAMBAR TEKNIK2

Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik.

Dalam bidang keteknikan, gambar mempunyai peranan penting. Dengan bantuan gambar, seseorang dapat menyatakan pendapat dan kehendaknya tentang sesuatu yang ada dalam pikirannya.

Gambar teknik diartikan sebagai aturan / tata cara pembuatan gambar-gambar keteknikan pada teknik menurut standard yang berlaku.

PENDAHULUANPERANAN GAMBAR

TEKNIK

Page 4: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROSES PEMIKIRAN DAN PERENCANAAN GAMBAR

PENDAHULUAN

Standarisasi Gambar

Page 5: MENGGAMBAR TEKNIK2

Ukuran pokok kertas gambar adalah 1m2 yang perbandingan panjang terhadap lebarnya adalah x:y = 1:V2. Ukuran pokok ini disebut ukuran A0 yang bila dihitung menurut perbandingan diatas diperoleh ukuran :

x = 841 dan y = 1189

PENDAHULUAN

No. Ukuran Kertas Garis Tepi Ukuran Gambar

A0 841 x 1189 10 821 x 1169

A1 594 x 841 10 574 x 821

A2 420 x 594 10 400 x 574

A3 297 x 420 10 277 x 400

A4 210 x 297 5 200 x 287

A5 148 x 210 5 138 x 200

UKURAN KERTAS

Page 6: MENGGAMBAR TEKNIK2

Jenis Garis

Ada 4 jenis garis, yaitu :

PENDAHULUAN

o Jarak antara garis-garis :

o Macam-macam garis dan penggunaannya (ISO. R128)1.Garis gambar (garis tebal kontinu, jenis A)

2.Garis tidak tampak (garis gores ipis, jenis E)

3.Garis potong (garis bergores, yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan tempat-tempat perubahan arah, Jenis H)

4.Garis sumbu (garis bergores, jenis G)

5.Garis bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinu, jenis B)

GARIS dan HURUF

Page 7: MENGGAMBAR TEKNIK2

GARIS dan HURUF

PENDAHULUAN

Contoh penggunaan Garis

Page 8: MENGGAMBAR TEKNIK2

GARIS dan HURUF

PENDAHULUAN

Page 9: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

Proyeksi dalam gambar teknik merupakan suatu metode untuk menggambarkan titik-titik tertentu sebuah obyek (misalnya titik-titik sudut sebuah benda, titik-titik sebuah kurva), dengan bantuan garis-garis proyeksi, pada sebuah atau beberapa bidang proyeksi. Arah pandangan sesuai dengan aturan tegak lurus bidang proyeksi.

Referensi :ISO 128 – 1982 Technical Drawing – General

Principles of Presentation.

DIN 5 – 6 1986 Technische Zeichnungen; Projektion, Begriffe, Darstellungen

PENGERTIAN PROYEKSI

Page 10: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI PERSPEKTIF(Proyeksi Konvergen /

sentral)

-Proyeksi perspektif satu titik hilang-Proyeksi perspektif dua titik hilang-Proyeksi perspektif tiga titik hilang

PROYEKSI PARALEL(Proyeksi Sejajar)

Proyeksi Paralel Miring-Proyeksi Aksonometri Miring

+ Proyeksi Kavalir (Cavilier)

+ Proyeksi Kabinet

+ Proyeksi

Planometri

Proyeksi Paralel Tegak(Proyeksi Ortogonal)-Proyeksi Aksonometri Tegak

+ Proyeksi Isometri

+ Proyeksi Dimetri

+ Proyeksi Trimetri

Proyeksi Normal-Proyeksi Sudut Pertama (Metode Eropa).-Proyeksi Sudut ketiga (Metode Amerika).

PROYEKSIKLASIFIKASI PROYEKSI

Page 11: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSIPROYEKSI PERSPEKTIF

Proyeksi ini disebut pula proyeksi konvergen atau sentral (memusat). Ukuran gambar sangat tergantung pada jarak pengamatan dengan bidang proyeksi dan jarak bidang proyeksi ke obyek.

Karena proyeksi perspektif memperlihatkan obyek sebagaimana obyek itu tampaknya, tidak memperlihatkan bentuk sesungguhnya dengan ukuran sesungguhnya, sehingga proyeksi ini tidak cocok untuk digunakan dalam gambar teknik mesin.

Page 12: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSIPROYEKSI PARALEL

Suatu metode proyeksi dimana garis-garis proyeksinya paralel satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan titik-titik pengamatan terletak pada jarak yang tak terhingga terhadap obyek.

Jenis Proyeksi Paralel :Proyeksi Paralel MiringProyeksi Paralel Tegak

Page 13: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI PARALEL MIRING

Jenis Proyeksi ini merupakan proyeksi paralel dimana garis-garis proyeksinya paralel dan miring terhadap bidang proyeksi. Titik pengamatan berada pada jarak yang tak terhingga, sehingga garis proyeksinya sejajar. Untuk menyeragamkan hasil proyeksi, maka besarnya sudut kemiringan ditentukan 45o dan 60o.

Jenis-jenis proyeksi paralel miring :Proyeksi kavalirProyeksi KabinetProyeksi Plamnometri

Page 14: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI PARALEL MIRING (lanjutan)

Proyeksi kavalir :

merupakan proyeksi paralel miring dimana garis proyeksinya membentuk sudut 45o dengan bidang proyeksi (bidang YZ), sehingga obyek pada ketiga arah koordinatnya diproyeksikan dengan panjang sebenarnya

Page 15: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

Proyeksi kabinet :merupakan proyeksi paralel miring dimana garis proyeksinya membentuk sudut 60o dengan bidang proyeksi (bidang YZ), sehingga obyek pada satu arah koordinatnya diproyeksikan dengan panjang setengah dari panjang sebenarnya

PROYEKSI PARALEL MIRING (lanjutan)

Page 16: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI PARALEL MIRING (lanjutan)

Proyeksi planometri :

merupakan proyeksi paralel miring dimana garis proyeksinya membentuk sudut 45o dengan bidang proyeksi (bidang XY), sehingga obyek pada ketiga arah koordinatnya diproyeksikan dengan panjang sebenarnya

Page 17: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI PARALEL TEGAK Proyeksi ini disebut dengan nama proyeksi

orthogonal (ortho = tegak, gonal = sudut).Proyeksi paralel tegak merupakan suatu proyeksi paralel dimana garis proyeksinya tegak lurus bidang proyeksi.Hasil proyeksinya akan berbentuk dan berukuran sama dengan obyek yang diproyeksikan tersebut.Pada umumnya gambar proyeksi yang dihasilkan pada satu bidang proyeksi belum dapat memperlihatkan bentuk benda secara keseluruhan.

Jenis-jenis proyeksi paralel tegak :Proyeksi Aksonometri TegakProyeksi Normal

Page 18: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

Proyeksi isometri adalah :

proyeksi aksonometri suatu obyek yang diletekan sedemikian rupa terhadap bidang proyeksi, sehingga proyeksi panjang sisi-sisi obyek tersebut memendek dengan skala yang sama (82%) kearah ketiga koordinatnya.

Untuk memudahkan penggambaran, sisi-sisi obyek tersebut digambar sesuai dengan panjang sebenarnya.

PROYEKSI AKSONOMETRI TEGAK

Page 19: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI AKSONOMETRI TEGAK

Page 20: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI AKSONOMETRI TEGAK

Proyeksi dimetri adalah :

proyeksi aksonometri dimana pandangan yang dipilih dari obyek diletakan sedemikian rupa terhadap bidang proyeksi sehingga proyeksi panjang sisi-sisi obyek tersebut memendek dengan skala yang sama ke arah kedua koordinatnya.

Page 21: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI AKSONOMETRI TEGAK

Page 22: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI AKSONOMETRI TEGAK

Page 23: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI NORMALMerupakan proyeksi paralel tegak yang pandangan utamanya terletak paralel terhadap bidang proyeksi, dan obyek diproyeksikan tegak lurus (normal) ke bidang proyeksinya.

Dari satu titik pengamatan, mungkin saja tidak dapat langsung dibayangkan bentuk obyek secara keseluruhan, sehingga diperlukan pengamatan dari sudut (tempat) yang lain.

Dua metode proyeksi normal :Proyeksi Metode Eropa / proyeksi kuadran pertama / sudut pertama (first angle projection) :

Obyek diletakan pada kuadran pertama.Proyeksi Metode Amerika / proyeksi kuadran ketiga / sudut ketiga(third angle projection) :

Obyek diletakan pada kuadran ketiga.

Page 24: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI NORMAL1. PROYEKSI SUDUT PERTAMA (PROYEKSI EROPA)

Benda diletakan di depan bidang proyeksi, kemudian diproyeksikan pada bidang belakang

Page 25: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI NORMAL1. PROYEKSI SUDUT PERTAMA (PROYEKSI EROPA)

Page 26: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI NORMAL1. PROYEKSI SUDUT KETIGA (PROYEKSI AMERIKA)

Benda diletakan di depan bidang proyeksi, kemudian diproyeksikan pada bidang depan.

Page 27: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI NORMAL1. PROYEKSI SUDUT KETIGA (PROYEKSI AMERIKA)

Page 28: MENGGAMBAR TEKNIK2

PROYEKSI

PROYEKSI NORMAL

Page 29: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENENTUAN PANDANGAN

Dari satu arah pandangan, dua bentuk yang berbeda dapat tergambarkan dalam gambar pandangan yang sama.

Maka diperlukan pandangan lain untuk menjelaskan bentuk-bentuk keseluruhan

Gambar kerja digambarkan dalam sejumlah pandangan yang diperlukan, tetapi tidak berlebihan

Page 30: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENENTUAN PANDANGAN Untuk menggambar pandangan-pandangan sebuah benda, pandangan

depan benda dianggap sebagai gambar pokok, dan pandangan-pandangan lain dapat disusun

Pandangan depan harus dapat memberikan informasi mengenai bentuk khas atau fungsi benda secara keseluruhan.

Page 31: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENENTUAN PANDANGANPEMILIHAN PANDANGAN DEPAN

Page 32: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENENTUAN PANDANGANSUSUNAN GAMBAR-GAMBAR

PANDANGAN

Page 33: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENENTUAN PANDANGANPANDANGAN SEBAGIAN

Page 34: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGAN Mengubah pandangan tidak terlihat (garis putus-putus pada

gambar menjadi pandangan terlihat agar pandangan atau bentukan menjadi lebih jelas.

Tujuan potongan adalah untuk menjelaskan / menggambarkan bentuk bagian dalam suatu benda.

Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya disebut potongan utama.

Page 35: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGANPenyajian Potongan Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan

potongannya disebut potongan utama. Jika letak bidang potong sudah tampak jelas, maka tidak diperlukan

penjelasan. Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potong harus diterangkan dalam gambar.

Pada gambar proyeksi, bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong.

Garis Potong adalah garis sumbu yang pada ujung-ujungnya dipertebal, dan pada tempat-tempat dimana garis potongnya berubah arah.

Pada ujung-ujung garis potong, diberi tanda dengan huruf besar, dan anak panah yang menunjukan arah penglihatan.

Page 36: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGANCara-cara membuat PotonganA. Potongan dalam satu bidang. Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar. Potongan yang tidak melalui sumbu dasar.

B. Potongan lebih dari satu bidang.• Potongan Meloncat• Potongan oleh dua bidang berpotongan

Page 37: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGANCara-cara membuat PotonganC. Potongan separuh (setengah).

D. Potongan sebagian / setempat

Page 38: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGANCara-cara membuat PotonganE. Potongan yang diputar ditempat atau

dipindahkan.

F. Susunan potongan-potongan berurutan.

Page 39: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGANPenampang Tipis

Penampang tipis seperti benda terbuat dari plat, baja profil, dll, dapat digambar dengan garis tebal atau seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian terletak berdampingan, maka bagian yang berbatasan dibiarkan putih.

Bagian Benda atau benda yang tidak boleh dipotong

Page 40: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGAN

ARSIR• Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pendangan, maka

dipergunakan arsir, yaitu garis tipis miring (45o terhadap garis sumbu / garis gambar dengan jarak disesuaikan dengan besarnya gambar)

• Bagian-bagian yang terpisah, diarsir dengan sudut yang sama.• Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya.• Penampang-penampang yang luas, dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya pada

kelilingnya saja.

Page 41: MENGGAMBAR TEKNIK2

GAMBAR POTONGAN

ARSIR• Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama yang terdapat pada potongan

meloncat, diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu.• Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka.

Page 42: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURAN

o FUNGSI Untuk memudahkan dan mencapai fungsi dalam proses pembuatan (pemesinan)

dari suatu benda kerja.

o ACUAN DASAR Pemberian ukuran pada benda kerja mengacu pada : Ukuran utama (panjang, lebar, tinggi, dll) Proses pemesinan Fungsi benda dilihat dari konstruksi (ukuran assembling / susunan).

o SATUAN UKURAN Gambar teknik mekanik, umumnya mempunyai satuan ukuran “mm”

(milimeter) dan bila ada ukuran yang satuannya bukan “mm”, misalnya “m” (meter), maka satuan tersebut harus dicantumkan dibelakang ukurannya.

Page 43: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenggolongan Penunjukan ukurano UKURAN FUNGSI (F) Ditentukan berdasarkan fungsi kerja dari benda tersebut terhadap konstruksi

susunannya terutama bagian yang berhubungan dengan bagian benda lainnya. Biasaynya menggunakan toleransi umum, atau suaian ISO.

o UKURAN NON FUNGSI (NF) Diperlukan untuk membantu proses pengerjaan (pemesinan). Pengukuran dan

pengecekan yang ditinjau tidak secara langsung dari fungsi kerjanya, melainkan hanya untuk membantu pencapaian fungsi benda tersebut. Biasanya hanya menggunakan toleransi umum.

o UKURAN PEMBANTU (H) Ukuran yang diberikan hanya sekedar agar operator tidak perlu menghitung

sisa atau jumlah ukuran yang ada. Ukuran ini tidak dengan toleransi, sehingga diperbolehkan keluar dari batas toleransi yang ada, dan pencantumannya dalam tanda kurung ( ).

Page 44: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenggolongan Penunjukan ukuran

KETERANGAN :• No.1 adalah ukuran fungsi yang mempunyai hubungan dengan bagian tertentu

pada pasangannya.• No. 2 adalah ukuran pembantu untuk kemudahan operator.• Tanpa Nomor adalah ukuran non fungsi.

Page 45: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANSistem Penunjukan Ukurano Berantai Digunakan bila jarak antar

lubang lebih dipentingkan (fungsi)

o Sejajar / Pararel Digunakan bila semua

ukuran mempunyai bidang basic / patokan yang sama.

o Bertahap / Berstep Metode ini dapat digunakan

sebagai pengganti penunjukan ukuran pararel, yaitu dengan mengambil satu bidang patokan langsung pada perpanjangan garis penunjukan ukura.

Page 46: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANSistem Penunjukan Ukurano Gabungan Gabungan antara ukuran berantai

dengan pararel. Metode ini yang sering diapaki dalam prakteknya.

o Koordinat Cara ini Kadang-kadang dapat

membantu memudahkan pembacaan ukuran dalam proses pengerjaan. Dengan metode ini, penunjukan ukuran pada gambar dapat disederhanakan, misalnya : kedudukan / posisi dan besarnya lubang dituliskan dalam bentuk tabel. Penunjukan ukuran untuk bagian luar dan bagian dalam ditunjukan pada tempat yang terpisah

Page 47: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPrinsip Penunjukan UkuranPencantuman Garis Proyeksi Ukuran, Garis

Ukuran dan Penulisan Angka

a. Garis Proyeksi Ukuran Adalah garis yang memproyeksikan bagian

yang akan diberi ukuran, dibuat dengan garis tipis dan sejajar dan diberi kelebihan dari ujung anak panah. Dapat berpotongan dengan garis proyeksi lain.

b. Garis Ukuran Adalah garis peletakan angka ukuran,

dibuat sejajar dengan bidang atau bagian yang akan diberi ukuran dan diakhiri oleh tanada panah pada garis yang menyentuh garis proyeksi. Tidak boleh bertpotongan dengan garis ukuran lain kecuali garis proyeksi yang harus mengalah.

c. Angka Ukuran Dicantumkan di atas garis ukuran dengan

jarak (tidak menempel dengan garis).

Page 48: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPrinsip Penunjukan UkuranPenunjukan Ukuran Lubang (bentuk

lingkaran) menggunakan simbol diameter (Ø)

a. Penunjukan Separuh Garis proyeksi ukuran tidak dibuat penuh

dan pencantuman dengan simbol diameter (Ø) gambar potongan sebagian.

b. Ukuran Lubang Dengan Simbol Ø Simbol Ø dicantumkan pada bentuk

lubang dari pandangan yang dipotong.

c. Ukuran Lubang Tanpa Simbol Ø Diameter lubang dari pandangan yang

memperlihatkan bentuk lingkaran dicantumkan tanpa simbol Ø.

d. Ukuran Lubang Tak Penuh Bentuk lubang tak penuh diberi ukuran

dengan pencantuman R.

Page 49: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPrinsip Penunjukan UkuranPenunjukan Ukuran Bentuk Radius

mencantumkan huruf “R” didepan besarannya dengan arah garis ukuran

ke pusat radius.

e. Ukuran Radius Tembereng Jika titik pusat radius relatif besar, maka garis

ukuran dapat diperpendek dengan arah menuju sumbu pusat radius.

f. Ukuran Radius Penuh Dicantumkan langsung dengan garis

ukuran menuju pusat radius.

Page 50: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPrinsip Penunjukan UkuranPenunjukan Ukuran Bentuk Radius

mencantumkan huruf “R” didepan besarannya dengan arah garis ukuran ke

pusat radius.

g. Bentuk bola pencantuman ukuran didahului

dengan kata “bola”. Dilengkapi simbol R (raius) jika bentuknya ≤

setengah bola atau dilengkapi simbol Ø jika bentuknya> setengah bola.

h. Garis Proyeksi Ukuran Menyudut. Jika garis proyeksi ukuran memerlukan ruang

yang lebih jelas.

i. Simbol Segi Empat Penunjukan ukuran bentuk penampang

persegi dapat dicantumkan dengan simbol persegi didepan besaran ukuran.

k. Bentuk Dasar Menyudut Garis proyeksi ukuran dimulai dari

perpanjangan garis pertemuan menyudut.

Page 51: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANBerdasarkan Proses

Page 52: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANBerdasarkan Proses

Langkah-langkah pembuatan berdasarkan proses :

Page 53: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan Ukuran Terhadap Fungsi BendaPenunjukan ukuran berdasarkan fungsi benda, berhubungan dengan pasangannya. dalam hal ini semua ukuran pengerjaan bisa menjadi ukuran fungsi, tetapi ukuran fungsi belum tentu merupakan ukuran.

Page 54: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan Ukuran Terhadap Fungsi BendaUntuk Benda 1 pada gambar susunan di halaman sebelumnya, yang merupakan ukuran fungsi adalah Ø20x60 dan Ø30x40. Kedua ukuran ini berpasangan dengan bagian benda 2 dan 3.

Page 55: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan Ukuran Terhadap Fungsi BendaUntuk Benda 2 yang berpasangan harus menyesuaikan dengan ukuran benda 1 dan 3. Yang merupakan ukuran fungsi adalah Ø30x40 dan lubang Ø40.

Page 56: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan Ukuran Terhadap Fungsi BendaBegitu pula dengan benda 3, semua ukuran yang berpasangan dengan bagian 1 dan2 merupakan ukuran fungsi. Ukuran fungsi adalah Ø20x60 dan Ø40x80.

Page 57: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan Ketirusan

Bentuk benda tirus dengan ketirusan beraturan dapat ditunjukan dengan simbol segitiga (lihat gambar samping). Letak simbol harus disesuaikan dengan arah ketirusan.

Pemberian ukuran benda tirus digunakan dalam kombinasi yang berbeda-beda untuk menentukan bentuk dan posisi dari tirusnya, sesuai dengan fungsi atau pengerjaannya.

Page 58: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan KetirusanKetirusan ditentukan dengan :Sudut atau perbandingan .Diameter ujung terbesarDiameter ujung terkecilDiameter pada potongan melintang pada jarak tertentu, potongan melintang ini mungkin untuk tirus dalam atau tirus luar.Ukuran jarak letak potongan melintang pada diameter tertentu.Panjanh dari ketirusan.Semua pemberian ukuran ini tidak pernah ditentukan sebagai ukuran fungsi. Sebagian ukuran mungkin hanya diberikan sebagai ukuran “pembantu” saja dan diletakan dalam kurung.

Page 59: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan PendakianSimbol disamping ditunjukan untuk kemiringan bidang datar yang beraturan dan diletakan sesuai dengan arah pendakian.

Pemberian ukuran bidang miring digunakan dalam kombinasi yang berbeda-beda untuk menentukan bentuk dan posisi dari bidang miringnya sesuai dengan fungsi / pengerjaannya.

Page 60: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN UKURANPenunjukan PendakianPendakian ditentukan dengan :Sudut pendakian ßUkuran pada ujung yang terbesarUkuran pda potongan melintang di tempat tertentu sepanjang pendakian.Ukuran jarak letak dari potongan melintang pada ukuran penampang tertentu Panjang pendakian.

Semua pemberian ukuran ini tidak pernah ditentukan sebagai ukuran fungsi. Sebagian ukuran mungkin hanya diberikan sebagai ukuran “pembantu” saja dan diletakan dalam kurung

Page 61: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSUlir Luar / Baut

Penggambaran Ulir dalam keadaan terpotong

Page 62: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSUlir Dalam / Mur

Ulir yang Tidak Tampak Langsung

Page 63: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSUlir Gabungan

Page 64: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSPandangan Khusus

Page 65: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSPandangan Sebagian

Enampang Permukaan Datar

Page 66: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSGambar Bagian Yang Terdapat di Depan Penampang Potong

Proyeksi Langsung dari Suatu Bentukan

Page 67: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSGambar Benda Yang Diperpendek / Dipotong Sebagian

Tempat Lekukan

Page 68: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSBagian Benda Yang Berdekatan

Gambar Detail

Page 69: MENGGAMBAR TEKNIK2

PENUNJUKAN KHUSUSGambar Pandangan Benda Tekukan / Lipatan