penerapan pendekatan savi (somatis auditori · pdf filei penerapan pendekatan savi (somatis...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL
INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS EKSPOSISI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-E
SMA N 1 Karangdowo Tahun Pelajaran 2013/2014)
Tesis
Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh :
Yunianto Dwi Hartanto
S841208050
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Selalu bersyukur akan apa yang kita miliki, karena itu adalah hal yang terbaik yang
diberikan dari Allah untuk kita”
”Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, sedangkan
orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi
pemilik masa depan.” (Mario Teguh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa cinta,
kasih sayang, dan terima kasihku kepada:
1. Ibuku tercinta, Sadiyem yang tak putus-
putusnya mendoakan siang dan malam dengan
segenap cinta, kasih sayang, dan perhatian
yang tak ternilai harganya dari apa pun juga;
2. Keluarga Purwanto dan Ari yang mendukung
setiap langkah peneliti;
3. Keluarga besar Jaya Pawira dan Krama
Sentono yang secara tidak langsung turut
berpartisipasi dengan tulus ikhlas;
4. Rekan-rekan almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Atas kehendak-Nya pula
tesis ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan mendapatkan gelar
Magister pada Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.Si., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di program magister
Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan tesis;
3. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penyusunan tesis;
4. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan kepada peneliti;
5. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd., dan Dr. Budhi Setiawan, M.Pd., selaku
pembimbing tesis yang telah memberikan pengarahan dengan begitu sabar dan
memberikan semangat pada penulis serta masukan yang tak ternilai harganya;
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS, yang telah
dengan tulus ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat pada penulis;
7. Drs. Sahana, M.M., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Karangdowo, Klaten
yang telah memberikan izin peneliti terkait dengan penelitian yang dilaksanakan;
8. Drs. Suryoko, M.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas X-E SMA Negeri I
Karangdowo, Klaten sekaligus sebagai kolaborator yang dengan senang hati
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitiannya;
9. Siswa-siswi kelas X-E SMA Negeri I Karangdowo, Klaten yang membantu
terlaksananya penelitian ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
10. Ibuku tercinta, Sadiyem, yang tak putus-putusnya mendoakan siang dan malam
dengan segenap cinta, kasih sayang, dan perhatian yang tak ternilai harganya dari
apapun juga;
11. Keluarga Purwanto dan Ari yang mendukung setiap langkah peneliti.
Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat
pahala dan imbalan dari Allah SWT, amien. Penulis berharap semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan dalam pelajaran
bahasa Indonesia.
Surakarta, Agustus 2014
Penulis,
YDH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Yunianto Dwi Hartanto. NIM S841208050. Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis
Auditori Visual Intelektual) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Eksposisi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-E SMA N 1
Karangdowo Tahun Pelajaran 2013/2014). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. St. Y.
Slamet, M.Pd., Pembimbing II: Dr. Budhi Setiawan, M.Pd. Program Pendidikan
Bahasa Indonesia. Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
ABSTRAK
Keterampilan menulis eksposisi merupakan kecakapan yang harus dikuasai
oleh siswa kelas X. Kenyataannya di SMA N I Karangdowo keterampilan menulis
eksposisi masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan
kualitas proses pembelajaran menulis eksposisi, dan (2) meningkatkan keterampilan
menulis eksposisi siswa melalui pendekatan SAVI (Somatis Auditori Visual
Intelektual) SMA N I Karangdowo.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di
SMA Negeri I Karangdowo, Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas X-E dan guru bahasa Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah
peristiwa proses pembelajaran, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data
meliputi pengamatan, pemberian tugas, wawancara mendalam, dan analisis dokumen.
Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi metode dan
triangulasi sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif
komparatif dan teknik analisis kritis. Pelaksanaan penelitian dimulai dari survai awal,
siklus I, sampai siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (1)
perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi tindakan; dan (4)
analisis dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan SAVI
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis eksposisi dan
meningkatkan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X-E SMA Negeri I
Karangdowo, Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran menulis eksposisi ditandai dengan peningkatan kinerja siswa dan kinerja
guru. Nilai rata-rata kinerja siswa pada siklus I mencapai 9,25 (61,67%) dengan
kriteria cukup. Pada siklus 2, nilai rata-rata kinerja siswa mencapai 11,62 (77,44%)
dengan kriteria cukup. Pada siklus 3, nilai rata-rata kinerja siswa mencapai 13,04
(86,92%) dengan kriteria baik. Nilai rata-rata kinerja guru mencapai nilai 69 dengan
kriteria cukup. Pada siklus 2 kinerja guru mendapatkan nilai 75,5 dengan kriteria
cukup. Pada siklus 3 kinerja guru mendapatkan nilai 82,5 dengan kriteria baik.
Adapun peningkatan keterampilan menulis eksposisi ditandai dengan meningkatnya
jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus I nilai rata-rata
keterampilan menulis eksposisi mencapai 71,4 dengan persentase ketuntasan sebesar
52%, Pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis eksposisi mencapai 74,8
dengan persentase ketuntasan sebesar 64%, dan pada siklus III nilai rata-rata
keterampilan menulis eksposisi mencapai 78 dengan persentase ketuntasan sebesar
86.96%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SAVI efektif
digunakan pada pembelajaran menulis eksposisi.
Kata kunci : keterampilan menulis eksposisi, pendekatan SAVI, kualitas
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Yunianto Dwi Hartanto. NIM S841208050. Application of SAVI Approach (Visual
Auditory Somatic Intellectual) to Improve Writing Skills Exposition (Classroom
Action Research Class X-E in Senior High School in Karangdowo the Academic
Year 2013/2014). THESIS. Supervisor I: Prof.. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd., Supervisor
II: Dr. Budi Setiawan, M.Pd. Indonesian Education Program. Graduate Program,
University of March, Surakarta.
ABSTRACT
Exposition writing skills are skills that must be mastered by the students of
class X. In fact, in Senior High Scholl Karangdowo writing skills exposition is still
relatively low. This study aims to: (1) improve the quality of writing exposition
learning process, and (2) improve the writing skills of the students through the
approach exposition SAVI (Visual Auditory Somatic Intellectual) Senior High School
in Karangdowo.
This research is Classroom Action Research (CAR) conducted at Senior High
School in Karangdowo, Klaten academic year 2013/2014. The subjects were students
and teachers X-E grade Indonesian. The data source of this research is the process of
learning events, informants, and documents. Data collection techniques include
observation, assignments, in-depth interviews and document analysis. To test the
validity of the data, the researcher uses triangulation techniques methods and
triangulation of data sources. The data analysis technique used is a comparative
descriptive technique and critical analysis techniques. Implementation research starts
from the initial survey, the first cycle, until the third cycle. Each cycle consists of four
stages, namely: (1) planning action; (2) the implementation of the action; (3)
observing the action; and (4) analysis and reflection.
Based on the results, it can be concluded that SAVI approach can improve the
quality of the learning process and improve the writing skills of writing exposition
exposition X-E grade students of Senior High School in Karangdowo, Klaten
academic year 2013/2014. Improving the quality of the learning process to write
exposition is characterized by increased student performance and teacher
performance. The average value of the performance of students in the first cycle
reaches 9.25 (61.67%) with sufficient criteria. In cycle 2, the average value of the
student's performance reaches 11.62 (77.44%) with sufficient criteria. In cycle 3, the
average value of the student's performance reaches 13.04 (86.92%) with both criteria.
The average value of the teacher's performance reaches a value of 69 with a sufficient
criterion. In cycle 2 teacher performance scores 75.5 with sufficient criteria. In cycle 3
teacher performance scores 82.5 with both criteria. The improvement of writing skills
exposition marked by the increasing number of students who achieve a minimum
completeness criteria. In the first cycle the average value reached 71.4 exposition
writing skills with the percentage of completeness of 52%, the second cycle the
average value reached 74.8 exposition writing skills with the percentage of
completeness by 64%, and the third cycle the average value writing skills exposition
at 78 with a percentage of 86.96% completeness. The results of this study indicate that
the application of the effective use SAVI approach to learning to write exposition.
Keywords: writing skills exposition, SAVI approach, the quality of learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS ............................................... iiI
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS ......................... iv
MOTTO ...............................................................................................................v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT ...........................................................................................................x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................8
D. Manfaat Hasil Penelitian .....................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI,
DAN KERANGKA BERPIKIR………….. ........................................11
A. Tinjauan Pustaka ..............................................................................11
B. Kajian Teori ......................................................................................18
1. Hakikat Keterampilan Menulis Eksposisi……………………...18
a. Pengertian Keterampilan ……………………...…………..18
b. Pengertian Menulis. ……………………...………………..20
c. Tahap-tahap Penulisan ……………………...……………..23
d. Jenis-jenis Tulisan……………………...…………………..26
e. Pengertian Tulisan Eksposisi................................................32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
f. Teknik Penulisan Karangan Eksposisi…. ……………........34
g. Syarat Menulis Eksposisi.....................................................35
h. Penilaian Keterampilan Menulis Eksposisi .........................36
2. Hakikat Pendekatan SAVI………………...…………………...37
a. Pengertian Pendekatan SAVI ................................................37
b. Komponen dalam Pendekatan SAVI ......................................41
3. Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi ........46
a. Pengertian Kualitas……...……………...……………...…...46
b. Pengertian Pembelajaran ……...……………...…………...47
c. Kualitas Proses Pembelajaran……...……………...………..49
d. Pembelajaran Keterampilan Menulis Ekposisi di Sekolah…53
e. Penerapan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran
Menulis Eksposisi ……...……………...……………...…….59
f. Penilaian Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi...61
C. Kerangka Berpikir......................................................... ....................65
D. Hipotesis Tindakan ...........................................................................68
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................69
A. Latar Penelitian ...........................................................................69
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................................71
C. Subjek Penelitian ........................................................................72
D. Sumber Data Penelitian...............................................................72
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................73
F. Teknik Uji Validitas Data ...........................................................75
G. Teknik Analisis Data...................................................................76
H. Prosedur Penelitian .....................................................................77
I. Indikator Keberhasilan Tindakan ................................................81
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................83
A. Deskripsi Pratindakan .................................................................83
B. Hasil Penelitian ...........................................................................93
1. Siklus I ..................................................................................93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Perencanaan Tindakan I ....................................................93
b. Pelaksanaan Tindakan I ....................................................96
c. Observasi ...........................................................................98
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I ....................................106
2. Siklus II ...............................................................................109
a. Perencanaan Tindakan II .................................................109
b. Pelaksanaan Tindakan II .................................................112
c. Observasi .........................................................................115
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ...................................123
3. Siklus III..............................................................................124
a. Perencanaan Tindakan III ...............................................124
b. Pelaksanaan Tindakan III ................................................126
c. Observasi .........................................................................128
d. Analisis dan Refleksi Tindakan III .................................134
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................136
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis
Eksposisi dengan Menggunakan Pendekatan SAVI………141
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi.....................150
BAB IV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................154
A. Simpulan ...................................................................................154
B. Implikasi ...................................................................................155
C. Saran .......................................................................................158
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian……………………………...70
2. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Menulis Eksposisi……………….….82
3. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Prasiklus…….....87
4. Distribusi Frekuensi Nilai Kinerja Siswa Siklus I………………………....103
5. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Siklus I……......104
6. Distribusi Frekuensi Nilai Kinerja Siswa Siklus II……………………...…120
7. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Siklus II ……......121
8. Distribusi Frekuensi Nilai Kinerja Siswa Siklus III………………………....131
9. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Siklus III……..…132
10. Hasil Tindakan Ditinjau dari Indikator Keberhasilan Tindakan....................135
11. Rekapitulasi Persentase Keberhasilan Kinerja Siswa....................................147
12. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kinerja Siswa...................................................150
13. Nilai Terendah, Nilai Terendah, dan Nilai Rata-rata Keterampilan
Menulis Eksposisi .........................................................................................151
14. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa dalam Menulis Eksposisi ...................152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................................67
2. Gedung SMA N I Karangdowo, Klaten .......................................................69
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...............................................................78
4. Histogram Nilai Keterampilan Menulis Eksposisi Siswa pada Prasisklus .88
5. Diagram Lingkaran Ketuntasan Pembelajaran Menulis Eksposisi
pada Prasiklus ...............................................................................................89
6. Siswa Berdiskusi dalam Kelompok untuk Membuat Kerangka .................100
7. Histogram Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Eksposisi
Siklus I .......................................................................................................105
8. Histogram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Prasiklus hingga
Siklus I. .......................................................................................................106
9. Gambar yang Ditampilkan Guru di Hadapan Para Siswa ..........................114
10. Histogram Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Eksposisi
Siklus II ......................................................................................................122
11. Histogram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I hingga
Siklus II .......................................................................................................122
12. Guru Mengawasi dan Membimbing Diskusi Siswa dalam Pembelajaran.. 127
13. Histogram Pengelompokkan Nilai Keterampilan Menulis Eksposisi
Siklus II .………………………………………………………………….133
14. Histogram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus II hingga
Siklus III......................................................................................................133
15. Histogram Peningkatan Nilai Kinerja Guru dalam Melaksanakan
Kegiatan Belajar-Mengajar ..………..…..……………………….……………142
16. Histogram Nilai Rata-rata Kinerja Siswa dalam Pembelajaran
Menulis Eksposisi...……………………………………………………………150
17. Diagram Balok Peningkatan Persentase Keberhasilan Siswa dalam
Menulis Eksposisi .......................................................................................152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X .............................165
2. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X ...................................167
3. Pedoman Wawancara Prasiklus .................................................................168
4. Pedoman Wawancara Pascasiklus .............................................................170
5. Model Penilaian Menulis Eksposisi dengan Skala Interval ........................171
6. Lembar Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi .................172
7. Lembar Penilaian Tulisan Eksposisi Siswa ................................................175
8. Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran ................................176
Lampiran Prasiklus
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus ...........................................179
10. Penelahaan RPP Prasiklus ..........................................................................182
11. Catatan Lapangan Hasil Observasi Prasiklus .............................................189
12. Hasil Pekerjaan Siswa pada saat Prasiklus ...............................................192
13. Hasil Wawancara Survai Awal ...................................................................195
14. Daftar Perolehan Nilai Siswa pada Prasiklus ............................................199
15. Lembar Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi pada Prasiklus ...........................................................................200
16. Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis Eksposisi pada Survei Awal ..........203
Lampiran Siklus 1
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................................206
18. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I ................................................220
19. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I .........................................................227
20. Daftar Perolehan Nilai Siswa pada Siklus I ...............................................230
21. Lembar Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus I ..231
22. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Siswa Dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi pada Siklus I ...............................................................................237
23. Lembar Penilaian Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus I ....................238
24. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus I ............244
25. Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis Eksposisi pada Siklus I ...................245
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran Siklus 2
26. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................................248
27. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ..............................................262
28. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II ........................................................270
29. Daftar Perolehan Nilai Siswa pada Siklus II ..............................................273
30. Lembar Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus II ......................................................................................................274
31. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Siswa Dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi pada Siklus II ..............................................................................280
32. Lembar Penilaian Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus II ...................281
33. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus II ...........287
34. Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis Eksposisi pada Siklus II .................288
Lampiran Siklus 3
35. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ..........................................291
36. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III .............................................305
37. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus III ......................................................311
38. Daftar Perolehan Nilai Siswa pada Siklus III ............................................314
39. Lembar Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi Siklus III ....................................................................................315
40. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Siswa Dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi pada Siklus III .............................................................................321
41. Lembar Penilaian Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus III .................322
42. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus III ..........328
43. Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis Eksposisi pada Siklus III ................329
44. Hasil Wawancara Pascasiklus .....................................................................332
45. Rekapitulasi Daftar Perolehan Nilai Menulis Eksposisi Siswa ..................337
46. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Siswa dalam Menulis Eksposisi dari
Survai Awal hingga Siklus III.....................................................................338
47. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Menulis Eksposisi dari
Siklus I Awal hingga Siklus III ...................................................................339
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
48. Surat Izin Penelitian dari Bappeda Klaten ..................................................340
49. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana .......................................................341
50. Surat Keterangan Penelitian dari SMA N I Karangdowo ...........................342
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan
diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan
dikembangkan serta dapat dituntunkan kepada generasi-generasi mendatang.
Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana
mengupayakan pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia secara terarah.
Atas hal tersebut, melalui proses pengajaran bahasa diharapkan siswa mempunyai
kemampuan yang memadai untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.
Dalam proses belajar-mengajar, guru memegang peran sebagai fasilitator
sekaligus pemain utama. Sanjaya (2008: 282) menyatakan bahwa sebagai
fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa
dalam kegiatan proses pembelajaran. Guru sebagai tenaga profesional harus
memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam
bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran
yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif dan
kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya pendidikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka ditetapkanlah sebuah kurikulum yang
diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang ditetapkan sebagai kurikulum 2006 telah diberlakukan
di sekolah-sekolah mulai tahun 2006. Kurikulum 2006 ini juga diterapkan dalam
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dalam KTSP perlu ditegaskan bahwa
tugas guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus
didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya dalam
keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar
siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi
yang diharapkan dapat tercapai.
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, pengajaran
bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian
keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang
mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas
pula jalan pikirannya.
Dalam standar isi, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Standar
kompetensi bahasa dan sastra Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa
terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa merupakan keahlian yang harus dikuasai dan
diberikan kepada masyarakat pada umumnya. Terdapat empat aspek keterampilan
berbahasa yang tercakup dalam pengajaran bahasa, yaitu: (1) keterampilan
menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling terkait satu dengan
yang lain. Keterampilan berbahasa diawali dengan belajar menyimak atau
mendengarkan, kemudian belajar berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena
itu, keempat keterampilan berbahasa tersebut juga dipelajari lebih lanjut dalam
pengajaran bahasa di sekolah.
Menulis merupakan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang
berkelanjutan dan terus-menerus. Pembelajaran menulis pada jenjang sekolah
menengah atas (SMA) merupakan peningkatan dari jenjang sebelumnya. Siswa
diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis untuk
menjadi bekal ke jenjang yang lebih tinggi.
Menulis merupakan satu bentuk keterampilan berbahasa yang paling akhir
setelah keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga
kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan
oleh penutur asli yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan
menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar
bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Unsur bahasa merupakan unsur
yang berkaitan dengan aspek tata bahasa, seperti ejaan, struktur kalimat, kohesi
dan koherensi, serta unsur kebahasaan yang lain. Sementara itu, unsur nonbahasa
yang dijadikan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan meliputi unsur di luar aspek
tata bahasa, seperti pengetahuan dan pengalaman penulis (Nurgiyantoro, 2009:
296).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini adalah bahwa keterampilan
menulis siswa kurang diperhatikan. Pembelajaran di kelas justru berorientasi pada
kemampuan siswa untuk mampu mengerjakan soal ujian, terutama untuk
mengejar target lulus Ujian Akhir Nasional (UAN) dengan baik. Kreativitas dan
produktivitas siswa dalam hal menulis sering dikesampingkan. Dengan kata lain,
pembelajaran menulis di sekolah-sekolah cenderung mengutamakan hasil, tanpa
memperhatikan prosesnya. Hal tersebut berakibat pada kemampuan menulis siswa
yang kurang terasah, sehingga siswa lebih sering mengeluh ketika diminta untuk
membuat tulisan.
Ari (dalam Wiedarti, 134: 2005) berpendapat bahwa harus diakui bahwa
pembelajaran menulis di sekolah sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat dari
kuantitas dan kualitas pelajaran menulis di sekolah. Di tingkat SMA saja,
pelajaran menulis tidak lebih dari seperempat bagian pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Menulis hanya diajarkan sebagai pelajaran yang berorientasi pada
hasil. Pembelajaran menulis sebagai proses akhirnya tersisihkan.
Dewasa ini kemampuan menulis siswa, khususnya siswa SMA, masih
menduduki peringkat paling bawah jika dibandingkan dengan bentuk
keterampilan lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan berbicara (Barnas, 2007).
Terdapat banyak kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menulis, mulai dari
kesulitan ejaan dan tanda baca, kesulitan pemilihan kata, kesulitan dalam
menyusun kalimat, hingga kesulitan dalam mengembangkan pokok pikiran.
Kesulitan-kesulitan tersebut membuat siswa tidak mampu menyampaikan gagasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dengan baik, sehingga hasil tulisan siswa masih rendah dan sering tidak mampu
dipahami secara mudah oleh pembaca.
Gustafson (2005: 14) menyatakan bahwa menulis eksposisi merupakan
menulis yang memerlukan organisasi secara hati-hati dalam penyajiannya, agar
informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Informasi harus disusun dan disajikan secara logis, secara berurutan, dengan
terperinci. Seringkali, siswa, ketika menulis suatu topik, hanya menuliskan bahan
tulisan secara acak, sesuai dengan ide yang ada dalam pikiran mereka.
Manson (2006: 296) menyatakan bahwa almost one in every five first-year
college students require a remedial writing class, and more than one half of new
college students are unable to write a paper relatively free of errors. Dari
pernyataan tersebut terungkap bahwa keterampilan menulis bukan hanya sulit
dikuasai oleh kalangan pelajar saja, melainkan juga oleh para mahasiswa.
Fenomena tersebut terjadi di SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten,
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru,
kemampuan menulis siswa kelas X-E masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan
oleh minat dan motivasi siswa yang rendah dalam proses pembelajaran menulis
dan pengajaran menulis yang masih berpusat pada guru. Pada waktu
pembelajaran, guru belum mampu menyampaikan materi eksposisi dengan baik
kepada peserta didik. Guru masih dominan dalam pembelajaran, guru waktu
menerangkan yang berada di depan kelas dan tidak mengontrol siswa yang berada
di bagian belakang, sehingga pembelajaran bersifat pasif. Selain itu, rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kelas untuk nilai keterampilan eksposisi menulis masih 64 (masih di bawah KKM
sekolah, yaitu 75).
Atas dasar kenyataan itu, perlu diatasi dengan pendekatan yang dapat
membantu meningkatkan kemampuan siswa menulis eksposisi. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis di kelas
X-E SMA Negeri 1 Karangdowo dibutuhkan perbaikan yang dapat mendorong
peserta didik secara keseluruhan agar aktif. Adapun upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar adalah dengan Accelerated
Learning atau percepatan belajar yang menggunakan pendekatan SAVI.
Tomas (2013: 34) menjelaskan bahwa penerapan prinsip-prinsip
Accelerated Learning menguntungkan siswa untuk belajar lebih banyak, lebih
cepat, dan lebih baik, mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di kelas
bekerja pada proyek-proyek mereka, dan menjadi lebih baik dan lebih kreatif.
Selain itu, Meier (2002: 91-92) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam
pendekatan SAVI adalah: (1) somatis: belajar dengan bergerak dan berbuat; (2)
auditori: belajar dengan berbicara dan mendengar; (3) visual: belajar dengan
mengamati dan menggambarkan; dan (4) intelektual: belajar dengan memecahkan
masalah dan merenung. Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar
berlangsung optimal, karena unsur-unsur ini digunakan secara simultan.
Milawati (2011: 76) menyampaikan bahwa kelebihan pendekatan SAVI
adalah pembelajaran menyenangkan sehingga anak antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu, pembelajaran SAVI sangat efektif dan efisien serta
dapat diterapkan di sekolah manapun. Pembelajaran SAVI membuat para siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
merasa tidak bosan dan tidak mengantuk dalam belajar sehingga dapat memicu
minat dan motivasi kemudian dapat menumbuhkan minat siswa dalam
pembelajaran. Selain itu, pembelajaran SAVI dapat mempermudah dalam
memahami materi serta tidak membuat bosan dalam belajar di kelas.
Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran eksposisi mengajak
siswa untuk menggunakan segala indra dan pengalaman yang dimiliki untuk
menulis eksposisi. Dengan hal itu, maka pembelajaran menulis eksposisi akan
lebih mudah diserap dan dipahami oleh siswa sehingga berimplikasi
meningkatnya keterampilan menulis eksposisi siswa.
Dari pemaparan di atas, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas
sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis eksposisi
pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo dengan menggunakan
pendekatan SAVI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis eksposisi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Karangdowo?
2. Apakah penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan keterampilan
menulis eksposisi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan:
1. Kualitas proses pembelajaran menulis eksposisi siswa kelas X-E SMA
Negeri 1 Karangdowo dengan pendekatan SAVI.
2. Kualitas keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Karangdowo dengan pendekatan SAVI.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan
khasanah keilmuan tentang pembelajaran bahasa, terutama
pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan pendekatan
SAVI.
b. Dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan pembelajaran menulis eksposisi.
c. Variasi pendekatan pembelajaran dapat digunakan referensi untuk
diterapkan di sekolah, sehingga proses belajar-mengajar dapat
memenuhi kriteria yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Upaya untuk memberikan inovasi dalam pendekatan pembelajaran
menulis eksposisi.
2) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengatasi kendala
pembelajaran menulis eksposisi dan mengelola kelas.
3) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
sehingga dapat menarik perhatian siswa.
4) Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia.
b. Bagi siswa
1) Memudahkan siswa dalam berlatih dan belajar keterampilan
menulis, khususnya menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI.
2) Memberikan motivasi yang positif pada diri siswa selama proses
pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis.
3) Meningkatnya keterampilan menulis eksposisi siswa.
c. Bagi sekolah
1) Mendorong guru lain untuk menerapkan proses pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa dengan menggunakan pendekatan
SAVI.
2) Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan
menulis eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan
inovasi pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan
materi menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI,
DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjuan Pustaka
Penelitian yang relevan adalah penelitian dari Kussetyaningsih (2009)
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi dengan Metode
Jigsaw pada Siswa Kelas X 5 SMA Negeri Jumapolo Kabupaten Karanganyar”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk untuk mengatasi masalah kemampuan menulis
eksposisi. Penelitian tersebut dilakukan selama tiga siklus. Dari penelitian yang
dilakukan Kussetyaningsih terbukti meningkatkan kemampuan menulis eksposisi,
adapun hasil penelitian sebagai berikut: perolehan rata-rata nilai yang diperoleh
siswa pada siklus I : 65,8 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 65%. Pada siklus
II rata-rata nilai yang diperoleh : 72,05 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 70%.
Pada siklus III rata-rata nilai: 75,18 dan siswa yang tuntas belajar 82,5%.
Sedangkan KKM sekolah tersebut adalah 65 dan indikator keberhasilan tindakan
adalah sejumlah 75% siswa kelas X 5 SMA Negeri Jumapolo memperoleh nilai
KKM.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada
peningkatan kemampuan menulis eksposisi di sekolah, tetapi berbeda penggunaan
cara yang digunakan. Pada penelitian tersebut menggunakan metode Jigsaw,
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan SAVI.
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Mayliana, dkk., (2013) dengan judul “Penerapan Accelerated Learning dengan
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pendekatan Savi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kompetensi
Menggambar Busana”. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut
adalah : 1) penerapan accelerated learning dengan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga jumlah siswa yang masuk
kategori motivasi belajar tinggi dengan nilai 77,6 - 86,6 sebanyak 10 siswa
(32,3%), jumlah siswa kategori motivasi belajar sedang dengan nilai 68,5 – 77,5
sebanyak 21 siswa (67,7%), dan tidak ada siswa (0%) dengan kategori motivasi
belajar rendah dengan nilai 59,4 - 68,4; (2) penerapan accelerated learning
dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga jumlah
siswa yang memperoleh nilai hasil belajar di atas KKM sebanyak 28 siswa
(90,3%), sedangkan siswa dengan nilai hasil belajar di bawah KKM berjumlah 3
siswa (9,7%).
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah cara yang
digunakan untuk mengatasi yang permasalahan dalam pembelajaran, yaitu dengan
pendekatan SAVI. Sedangkan kompetensi yang ingin ditingkatkan berbeda,
penelitian tersebut kompetensi menggambar busana, penelitian ini tentang
keterampilan menulis eksposisi.
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Samsudin (2012) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi
Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis”. Samsudin melakukan
penelitian tersebut dengan objek kajian kemampuan menulis eksposisi. Dalam
penelitian tersebut diperoleh bahwa: 1) penggunaan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kooperatif dapat meningkatkan kemampuan menulis eksposisi; 2) Keberhasilan
menulis eksposisi berita dan menulis eksposisi ilustrasi siswa tidak terlepas dari
kemampuan guru mengembangkan model pembelajaran kooperatif. Dalam
pembelajaran, tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif terpadu
dalam pembelajaran membaca dan menulis eksposisi sangat tinggi.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada
peningkatan kemampuan menulis eksposisi di sekolah, tetapi berbeda penggunaan
cara yang digunakan. Dalam penelitian tersebut menggunakan model
pembelajaran kooperatif terpadu, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatann SAVI dalam meningkatkan keterampilan menulis ekposisi.
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Ginting, dkk., (2012) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Somatis
Auditori Visual dan Intelektual (Savi) Berbantuan Media Komputer untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Fisika II”. Adapun hasil penelitian
yang telah dilakukan tersebut adalah : (1) Pendekatan SAVI dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran Mata Kuliah Kimia Fisik II di Program Studi
Pendidikan Kimia JPMIPA FKIP tahun ajaran 2011/2012; (2) Hasil belajar
mahasiswa secara umum meningkat walaupun terjadi fluktuasi akibat
perbedaan tingkat kesulitan materi yang diajarkan. Keaktifan mahasiswa
meningkat dari 70% hingga 90% dalam pembelajaran menggunakan model SAVI
berbantuan media berbasis komputer.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah cara yang
digunakan untuk mengatasi yang permasalahan dalam pembelajaran, yaitu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pendekatan SAVI. Sedangkan kompetensi yang ingin ditingkatkan berbeda,
penelitian tersebut kompetensi mata kuliah Kimia Fisika II di jenjang pendidikan
tinggi, penelitian ini tentang keterampilan menulis eksposisi di tingkat SMA.
Penelitian dari Muktadir (2011) yang berjudul “Penerapan Metode Think,
Talk, Write (TTW) dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf
Eksposisi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” juga relevan dengan penelitian
yang peneliti angkat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan
metode Think, Talk, Write (TTW) dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paagraf
eksposisi. Penelitian tersebut dilaksanakan selama dua siklus. Pada siklus I siswa
mendapat nilai rata-rata kelas 68,75 dengan ketuntasan belajar menulis paragraf
eksposisi secara klasikal mencapai 60% dan untuk siklus II diperoleh nilai rata-
rata kelas 77,6 dengan ketuntasan belajar menulis paragraf eksposisi secara
klasikal mencapai 85%. Untuk aktivitas guru pada siklus I diperoleh rata-rata skor
22,5 dengan kriteria cukup dan pada siklus II diperoleh rata-rata skor 25,5 dengan
kriteria baik. Untuk aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata skor 18,5
dengan kriteria cukup dan pada siklus II diperoleh rata-rata skor 23,5 dengan
kriteria baik.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada
peningkatan kemampuan menulis eksposisi di sekolah yang berbeda jenjang
pendidikan tetapi berbeda penggunaan cara yang digunakan. Dalam penelitian
tersebut menggunakan metode Think, Talk, Write (TTW), sedangkan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
penelitian ini menggunakan pendekatan SAVI dalam meningkatkan keterampilan
menulis ekposisi.
Penelitian dari Milawati (2011) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Anak Memahami Drama dan Menulis Teks Drama Melalui Model Pembelajaran
Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)” juga relevan dengan penelitian yang
peneliti lakukan. Penelitian yang dilakukan Milawati bertujuan untuk dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam memahami isi drama dan menulis teks
drama anak. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa pembelajaran drama perlu
diberikan di sekolah dasar karena dapat menggali dan menemukan nilai kognitif,
nilai efektif, nilai sosial dan dapat mencerdaskan anak. Namun kenyataannya
pembelajaran drama kurang diminati oleh anak karena menghayati naskah drama
yang berwujud dialog cukup sulit dan harus tekun begitu juga dengan kegiatan
menulis teks drama dianggap pelajaran yang cukup sulit karena mengubah narasi
ke dalam bentuk dialog memerlukan keterampilan dan kreatifitas. Penggunaan
pendekatan SAVI terbukti diminati oleh siswa dalam pembelajaran, siswa suka
terhadap pembelajaran yang dilakukan guru dengan pendekatan SAVI.
Sumber acuan lain adalah dari McKeon (1995) yang berjudul “What is this
thing called accelerated learning?” Dalam pustaka tersebut disimpulkan bahwa
dalam accelerated learning terdapat empat tahapan proses yang harus dilakukan.
Pertama, persiapan. Pada tahapan ini, guru harus menciptakan situasi yang
menenangkan dan lingkungan yang tak mengancam. Ruang kelas didesain
semenarik mungkin. Kedua, kemahiran. Dalam tahap ini melibatkan isi
pembelajaran, hal ini merupakan kunci dari interaksi antara guru dengan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Guru dapat menampilkan informasi melalui visualisasi guna menghubungkan
antar ide-ide dalam diri siswa didik. Ketiga, integrasi. Pada tahap ini, guru
melibatkan siswa secara aktif dan melalui praktik. Tahap ini guru sebisa mungkin
memunculkan kreativitas siswa agar dapat menginspirasi siswa agar berpikir
berbeda. Keempat, aplikasi. Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk
menerapkan pembelajaran pembelajaran sesuai dengan direncanakan.
Karya dari Nippold, dkk., (2008) yang berjudul “Expository Discourse in
Adolescents With Language Impairments: Examining Syntactic Development”
sesuai sebagai tinjaun pustaka dalam penelitian ini. Dalam pustaka tersebut
dipaparkan bahwa wacana eksposisi digunakan untuk menyampaikan informasi
(Bliss, 2002), wacana eksposisi merupakan salah satu cara untuk mengetahui
sejauh mana produksi bahasa alami pada remaja. Wacana eksposisi sering
diperlukan dalam pendidikan, sosial, dan kejuruan, seperti ketika seorang siswa
SMA diminta untuk menafsirkan hasil dari suatu peristiwa sejarah, menjelaskan
metode untuk mengendalikan masalah pemanasan global, atau mengajar orang
lain bagaimana melakukan percobaan kimia, mengoperasikan ponsel baru, atau
menyiapkan makan malam. Dari hal ini, maka wacana eksposisi penting dalam
proses pendidikan.
Makalah dari Boyd (2004) yang berjudul “Effective Teaching in
Accelerated Learning Program” sesuai dalam penelitian ini. Dalam simpulan
makalah tersebut tersebut dipaparkan bahwa pendekatan percepatan belajar harus
kolaborasikan dengan alam, dan sifat dasar siswa yang mendukung pembelajaran
sosial (pembelajaran berbasis kelompok). Pada akhirnya tujuan percepatan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tidak hanya siswa akan belajar lebih cepat, tetapi juga bahwa mereka akan belajar
lebih holistik/menyeluruh, sehingga menjadi siswa yang lebih efisien dalam
pendidikan formal dan pengetahuan berbasis lingkungan di mana mereka belajar.
Jadi untuk mengoptimalkan pembelajaran, kelas hendaknya didesain untuk
menerapkan pembelajaran kelompok dan dikolaborasikan pembelajaran dengan
alam.
Sumber pustaka lainnya dari Tomas (2013) yang berjudul “Application of
Accelerated Learning in Teaching Environmental Control System in Qassim
University”. Dalam simpulan pustaka tersebut dipaparkan bahwa penerapan
prinsip-prinsip Accelerated Learning menguntungkan siswa untuk belajar lebih
banyak, lebih cepat, dan lebih baik, mampu menerapkan apa yang mereka pelajari
di kelas bekerja pada proyek-proyek mereka, dan menjadi lebih baik dan lebih
kreatif.
Tinjauan pustaka lainya dari Morrison (2012) yang berjudul “The SAVI
Approach to Learning”. Dalam pustaka tersebut disampaikan bahwa pada
dasarnya pendekatan SAVI menggambungkan dua metode dalam rangka
menciptakan satu jenis pembelajaran yang terdiri atas empat lapisan. Pertama,
unsur penghubung dalam pembelajaran dilakukan melalui proses keterampilan
pendengaran dan penglihatan peserta didik. Kedua, guru mengamati dan
menganalisis kemampuan peserta didik dan dibawa ke proses pembelajaran.
Ketiga, guru mengajak peserta didik untuk menganalisis dan melakukan proses
dalam pembelajaran. Keempat, peserta didik yang belajar melalui melakukan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
berkomunikasi. Dari keempat lapisan itu, sudah bisa dipahami dalam pendekatan
SAVI fokus pada aktivitas siswa dalam menggali potensi yang ada.
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa penelitian
mengenai keterampilan menulis eksposisi ataupun pemaparan Accelerated
Learning dengan pendekatan SAVI sudah sering dilakukan oleh banyak peneliti
peneliti. Meskipun penelitian terhadap keterampilan menulis eksposisi telah
banyak dilakukan, peneliti masih menganggap bahwa penelitian ini penting dan
harus dilakukan dengan tujuan menemukan berbagai alternatif solusi dalam
pembelajaran menulis eksposisi. Penerapan pendekatan SAVI pada pembelajaran
menulis eksposisi belum pernah dilakukan, sehingga penelitian ini dapat dijadikan
sebagai tambahan khazanah keilmuan dari penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Kajian Teori
1. Hakikat Keterampilan Menulis Eksposisi
a. Pengertian Keterampilan
Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai pasti memiliki kemampuan,
potensi, atau keterampilan yang dibawa sejak lahir. Keterampilan terus berproses
sesuai dengan bertambahnya usia seseorang. Keterampilan dapat diartikan sebagai
pengetahuan, kemampuan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas, 2007). Keterampilan yang
dimaksudkan di sini adalah suatu kemampuan untuk mengeluarkan sumber daya
internal atau bakat dalam diri seseorang yang dapat memberikan manfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain. Keterampilan digunakan untuk menyebutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kemampuan individu yang berfungsi dalam lingkungan yang membutuhkan suatu
usaha yang bersifat kognitif. Keterampilan merupakan kemampuan untuk
mengeluarkan semua sumber daya internal, keunggulan, dan bakat agar dapat
mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Keterampilan sendiri didefinisikan sebagai suatu kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. Siswa dikatakan terampil dalam pembelajaran manakala ia
mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik. Kata keterampilan
sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian
melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan
sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula
apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak
sapat dikatakan terampil (Soemarjadi, dkk, 1991: 2).
Dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan guru adalah penguasaan
keterampilan para siswa yang didasarkan pada pemahaman fakta, konsep, dan
prinsip, bukan hanya pada penguasaan kognitif semata. Keterampilan hanya dapat
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan (Tarigan, 2008:
1). Begitupun juga keterampilan menulis. Untuk dapat terampil dalam menulis,
siswa harus melalui banyak latihan. Semakin banyak mereka berlatih menulis,
tulisan yang dihasilkan akan semakin bernas dan berisi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan merupakan keahlian seseorang untuk melakukan sesuatu secara
lancar, tepat, dan cekatan, yang diperoleh melalui proses latihan yang
berkesinambungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Lebih
jelasnya McCrimmon (dalam Slamet, 2009: 96) memaparkan bahwa menulis
merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek,
memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menulisnya sehingga
pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Senada dengan pendapat
di atas, Mary S. Lawrence (dalam Slamet, 2009: 97) menyatakan bahwa menulis
merupakan mengomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis.
Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya merupakan melahirkan pikiran
atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan,
ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu,
menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari,
tetapi justru dikuasai (Slamet, 2009: 97).
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan
orang lain (Tarigan, 2008: 3). Sebagai bentuk keterampilan berbahasa, menulis
merupakan kegiatan yang bersifat mengungkapkan, dengan maksud
mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan atau perasaan kepada pihak atau
orang lain. Oleh Karena itulah, menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan
ekspresif (Tarigan, 2008: 3).
Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif, produktif,
dan kreatif, oleh karena itu mensyaratkan sesuatu yang lebih kompleks daripada
membaca (Mujiyanto, dkk., 2000: 64). Termasuk juga keterampilan berbahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
yang bersifat aktif-produktif adalah keterampilan berbicara. Akan tetapi menulis
berbeda dengan berbicara, kalau dalam berbicara orang (pembicara)
mengungkapkan pesan komunikasi (gagasan, perasaan, dan pikiran) dengan
bahasa lisan, sehingga berbicara disebut keterampilan berbahasa aktif produktif
lisan; sedangkan dalam menulis orang (penulis) mengungkapkan pesan
komunikasi dengan bahasa tulis. Pendapat lain menyebutkan bahwa menulis
merupakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam bentuk lambang-lambang
bahasa (Semi, 1990: 8).
Dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis, seorang pemakai bahasa
mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mempersiapkan dan mengatur diri,
baik hal apa yang diungkapkan maupun bagaimana cara mengungkapkannya.
Pesan yang perlu diungkapkan dapat dipilih secara cermat dan disusun secara
sistematis. Apabila diungkapkan secara tertulis, pesan tersebut mudah dipahami
oleh pembaca. Demikian pula, pemilihan kata-kata dan penyusunannya dalam
bentuk wacana dapat dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang baik
dan benar.
Dalam sebuah tulisan, terkandung ide atau gagasan penulis untuk
disampaikan kepada pembaca atau orang lain. Dalam penyampaian ide, penulis
harus mampu mencari kata yang dapat dimengerti oleh pembaca atau orang lain,
baik dari segi urutan kata-kata maupun bentuk kalimat. Dengan begitu
pengetahuan penulis (dalam hal ini siswa) haruslah luas supaya ide yang akan
disampaikan dapat dipahami oleh orang lain atau pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Agar pembaca memahami tulisan tersebut, penulis perlu memperhatikan
keefektifan strukturnya. Tulisan yang efektif harus mengandung unsur-unsur:
singkat, jelas, tepat, aliran logika lancar, serta koheren. Artinya, dalam tulisan itu
tidak perlu ditambahkan hal-hal dari luar isi pokok tulisan, tidak mengulang-ulang
yang sudah dijelaskan (redundant), tidak mempunyai arti ganda (ambigouos), dan
paparan ide pokok didukung oleh penjelasan dan kesimpulan. Ide-ide pokok
tersebut saling berkaitan, mendukung ide utama sehingga seluruh bagian tulisan
merupakan kesatuan yang saling berhubungan atau bertautan.
Demikianlah, aktivitas menulis mau tidak mau harus mempertimbangkan
penerimaan pembacanya. Oleh karena itu, menulis bukan merupakan pembuatan
asal saja: menulis asal menulis atau sekedar menuliskan deretan kata (Calderonelo
dan Edwars dalam Tarigan, 1993: 5). Menulis dalam arti yang sebenarnya
merupakan aktivitas menghasilkan tulisan atau karangan yang jelas, sistematis,
dan mengena (efektif). Oleh karena itu, menulis bukanlah aktivitas yang dapat
langsung jadi.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, seorang penulis hendaknya
memiliki keterampilan dasar yang meliputi: (1) keterampilan berbahasa, yaitu
keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata
serta penggunaan kalimat yang efektif; (2) keterampilan penyajian, yaitu
keterampilan pembentukan dan pengembangan paragraf, keterampilan merinci
pokok bahasan menjadi subpokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam
susunan sistematis; dan (3) keterampilan pewajahan, yaitu keterampilan mengatur
tipografi dan memanfaatkan sarana tulis secara efektif dan efisien, tipe huruf,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
penjilidan, penyusunan tabel dan lain-lain. Ketiga keterampilan tersebut saling
menunjang dalam kegiatan menulis tentunya didukung oleh keterampilan
menyimak, membaca, serta berbicara yang baik (Semi, 1990: 10).
Berdasarkan hakikat menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis adalah kecakapan untuk menuangkan segenap ide ke dalam
tulisan secara jelas dan sistematis sehingga pesan yang disampaikan oleh penulis
dapat diterima oleh pembacanya dan tafsiran pembaca sama dengan yang
dimaksudkan penulis.
c. Tahap-tahap Penulisan
Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan yang di dalamnya
terdapat beberapa tahap penulisan. Lebih jelasnya Akhadiah, dkk., (1999: 2-5)
berpendapat bahwa tahap penulisan meliputi tahap prapenulisan, tahap penulisan,
dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan utama yang
berbeda. Dalam tahap prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yang mengarahkan
penulis dalam seluruh kegiatan penulisan itu. Dalam tahap penulisan dilakukan
apa yang telah ditentukan itu, yaitu mengembangkan gagasan dalam kalimat-
kalimat, satuan paragraf, bab atau bagian. Dalam tahap revisi yang dilakukan
adalah membaca dan menilai kembali yang ditulis, memperbaiki, mengubah,
bahkan jika perlu memperluas tulisan tadi. Akhadiah, dkk., (1999: 2-5)
mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis, yaitu: (1) tahap
prapenulisan; (2) tahap penulisan; dan (3) tahap revisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di
mana di dalamnya mencakup beberapa langkah jika menulis karangan,
yaitu meliputi:
a) Menentukan Topik
Hal ini berarti penulis menentukan apa yang akan dibahas di dalam
tulisan. Topik ini dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman,
dan pengamatan. Seorang penulis dapat menulis tentang pendapat, sikap,
atau tanggapan sendiri atau orang lain atau tentang khalayan/imajinasi
yang dimilikinya. Dalam menentukan topik karangan harus selalu
berkenaan dengan fakta.
b) Membatasi Topik
Setelah topik ditentukan, topik perlu dibatasi. Membatasi topik
tulisan berarti mempersempit atau memperkecil ruang lingkup
pembicaraan dalam penulisan.
c) Menentukan Tujuan Penulisan
Menentukan tujuan tulisan adalah penting sebelum memulai
menulis, tujuan menulis berpengaruh dalam menentukan bentuk, panjang,
sifat, dan cara penyajian tulisan. Dengan menentukan tujuan penulisan kita
tahu apa yang akan dilakukan dalam tahap penulisan. Jika tulisan tanpa
dilandasi oleh tujuan yang jelas dan tegas dapat menyebabkan tulisan itu
tanpa arah yang jelas, dan besar kemungkinan tidak dipahami pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d) Menentukan Bahan Penulisan
Hal ini yang dimaksud adalah semua informasi atau data yang
dipergunakan untuk mencapai data penulisan. Pengumpulan informasi dan
data ini perlu dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang
berbobot dan meyakinkan pembaca. Bahan yang digunakan dalam
penulisan harus sesuai dengan tujuan penulisan.
e) Membuat Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah sebuah topik kerangka yang memuat
rencana karangan yang berisi pokok-pokok permasalahan pembicaraan
yang tersusun secara sistematis dan dapat dikembangkan menuju bentuk
yang lebih sempurna. Penyusunan kerangka karangan ini merupakan
kegiatan terakhir yang dilakukan pada tahap persiapan atau prapenulisan.
2) Tahap Penulisan
Pada tahap ini penulis membahas setiap butir pokok yang ada di
dalam kerangka yang disusun. Dalam gagasan mengembangkan gagasan
menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Dalam hal ini
penulis harus menguasai kata-kata yang mendukung gagasan atau ide.
Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga
gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata itu harus
dirangkaikan menjadi kalimat efektif yang selanjutnya kalimat-kalimat
tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang
berlaku disertai tanda baca yang digunakan secara tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3) Tahap Revisi
Sebuah tulisan perlu dibaca kembali pada tahap ini. Pada tahap ini
biasanya penulis meneliti secara menyeluruh mengenai logika,
sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar
pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi syarat
maka selesailah tulisan kita.
d. Jenis-jenis Tulisan
Terdapat banyak cara yang dipilih seseorang untuk mengemukakan
gagasannya dalam sebuah tulisan. Cara yang dipilih tentu akan menghasilkan
berbagai bentuk tulisan. Gagasan sebagai substansi dalam karangan dapat
disampaikan dan dikembangkan dalam beberapa bentuk yang nanti dapat menjadi
penentu jenis sebuah tulisan. Lebih jelasnya Semi (1990: 32) dan Muchlisoh
(1991: 127) mengemukakan terdapat empat bentuk atau jenis tulisan, yaitu: (1)
narasi; (2) deskripsi; (3) eksposisi; dan (4) eksposisi.
Sementara itu, Keraf (1999: 6-7) membagi karangan atau wacana menjadi
lima jenis berdasarkan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu:
(1) eksposisi; (2) eksposisi; (3) persuasi; (4) deskripsi; dan (5) narasi.
1) Eksposisi
Tulisan eksposisi menurut Semi (1990: 36) adalah tulisan yang
bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Dalam
tulisan ini dipaparkan suatu kejadian atau masalah analitis dan kronologis
supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. Wacana ini digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek. Selain itu, juga digunakan
untuk menjelaskan bagaimana pertalian suatu objek dengan objek lain.
Senada dengan pendapat di atas, Keraf (1999: 7) menjelaskan bahwa
eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuan utamanya adalah
memberitahukan atau memberi informasi mengenai suatu objek. Hampir sama
dengan pendapat tersebut, Slamet (2009: 103) mengungkapkan bahwa
eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah
menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran,
perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis
sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Sementara itu Muchlisoh (1991: 134) menyatakan bahwa eksposisi
merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu
yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang. Eksposisi
sering digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah, ilmiah populer,
dan uraian ilmiah lainnya yang pada prinsipnya tidak berusaha mempengaruhi
pendapat orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesis
bahwa tulisan eksposisi merupakan tulisan yang menjelaskan dan
menginformasikan sesuatu yang dapat menambah pengetahuan seseorang atau
pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Persuasi
Persuasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha mempengaruhi
orang lain atau pembaca. Pengaruh yang diberikan tersebut agar para
pendengar ataupun pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang melakukan
persuasi walaupun pembaca atau pendengar sebenarnya tidak terlalu paham
dan percaya dengan apa yang dikatakan itu.
Senada dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 104) menyatakan
bahwa persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan
penulisnya. Berbeda dengan eksposisi yang pendekatannya bersifat rasional
dan diarahkan untuk mencapai kebenaran, sedangkan persuasi lebih
menggunakan pendekatan emosional.
Persuasi dikatakan penyimpangan dari eksposisi karena dalam
eksposisi terdapat usaha untuk membujuk atau meyakinkan pembaca
didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan. Dalam
persuasi biasanya menggunakan pendekatan emotif, yaitu pendekatan yang
berusaha membangkitkan dan merangsang emosi agar mengarahkan mereka
pada tujuan yang ingin dicapai penulis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas
dapat disintesis bahwa tulisan persuasi adalah tulisan yang berusaha
mempengaruhi orang lain yang disajikan dengan fakta-fakta yang logis.
3) Deskripsi
Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan
suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan pembaca melihat sendiri
objek tersebut (Keraf, 1999: 16). Muchlisoh (1991: 131) menyatakan bahwa
melalui deskripsi, seorang penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil
pengamatan dan perasaannya kepada pembaca dengan menjelaskan sifat dan
semua perincian yang ada dalam sebuah objek.
Deskripsi menurut Slamet (2009: 103) adalah ragam wacana yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah
menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca, sehingga dia
seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami
penulisnya.
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu
dikarenakan rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada
sensitivitas dan imajinasi pembaca serta menjadikan pembaca seolah ikut
mendengar seolah ikut mendengar, merasakan, atau mengalami langsung
objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan pengalaman pancaindra
pembaca seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan
perasaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa
tulisan deskripsi adalah tulisan yang berusaha menyajikan suatu objek agar
seolah-olah berada di depan pandangan pembaca berdasarkan hasil
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4) Narasi
Narasi merupakan wacana yang mengisahkan suatu kejadian. Lebih
jelasnya Muchlisoh (1991: 127) menyatakan bahwa narasi merupakan suatu
bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa
sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mangalami sendiri
peristiwa tersebut. Oleh karena itu, unsur yang paling penting dalam sebuah
narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu
rangkaian waktu.
Hampir sama dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 103) menyatakan
bahwa narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya
sesuatu hal.
Tulisan narasi menurut Semi (1990: 32) merupakan bentuk tulisan
yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Sementara itu, Keraf (1999:
17) menyatakan narasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha
menyajikan suatu peristiwa atau kejadian, sehingga peristiwa itu tampak
seolah-olah dialami sendiri oleh para pembaca. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan narasi merupakan tulisan yang
berusaha mengisahkan suatu peristiwa sesuai urutan waktu dan seolah-olah
pembaca mengalami peristiwa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
5) Argumentasi
Argumentasi merupakan sebuah tulisan yang berusaha membuktikan
suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima
suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang
menguatkan argumen penulis. Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa
argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan
pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya.
Lebih lanjut Muchlisoh (1991: 135) memaparkan bahwa untuk
memperkuat ide atau pendapatnya, penulis wacana argumentasi harus
menyertakan data-data pendukung. Tujuannya adalah pembaca agar yakin atas
kebenaran yang disampaikan penulis. Dalam karangan argumentasi, biasanya
ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut misalnya (1)
ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan,
data, atau fakta yang mendukung; dan (3) pembenaran berdasarkan data dan
fakta yang disampaikan.
Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau karangan
argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian
lapangan, dan penelitian kepustakaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas
dapat disintesis bahwa tulisan argumentasi adalah tulisan yang berusaha
meyakinkan pembaca yang diikuti dengan fakta-fakta pendukung untuk
memperkuat argumen penulis agar pembaca percaya atau menerima argument
penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan perbedaan kelima jenis
tulisan tersebut. Eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau informasi,
eksposisi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal secara logis,
persuasi mempengaruhi pembaca secara emosi. Deskripsi memberikan
gambaran tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut
merasakan penggambaran tersebut, sedangkan narasi menekankan peristiwa
dari urutan waktu ke waktu. Argumentasi menekankan pada pendapat seorang
penulis yang dikuatkan dengan bukti yang berupa data-data angket, dan
sebagainya.
e. Pengertian Karangan Eksposisi
Eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas
pandangan atau pengetahuan pembaca. Dalam karangan eksposisi, penulis tidak
berusaha mempengaruhi pendapat pembaca, setiap pembaca boleh menolak atau
menerima apa yang dikemukakan oleh penulis (Keraf, 1995: 3-4).
Tulisan eksposisi menurut Semi (1990: 36) adalah tulisan yang bertujuan
menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Dalam tulisan ini
dipaparkan suatu kejadian atau masalah analitis dan kronologis supaya pembaca
dapat memahami informasi tersebut. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan
wujud dan hakikat suatu objek. Selain itu, juga digunakan untuk menjelaskan
bagaimana pertalian suatu objek dengan objek lain.
Paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan
informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya
digunakan untuk menyajikan pengetahuan/ ilmu, definisi, pengertian, langkah-
langkah suatu kegiatan, metode, cara dan proses terjadinya sesuatu.
Slamet (2009: 103) mengungkapkan bahwa eksposisi adalah ragam
wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau
menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan
dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa
ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan
ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan
disampaikannya.
Adapun pendapat lain dari Alwasilah (2005: 111) yang menyatakan
eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan,
mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi
petunjuk kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea
seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi, analisis,
komparasi dan kontras.
Sementara pendapat lain, Nippold (2008: 356) menyatakan bahwa wacana
eksposisi digunakan untuk menyampaikan informasi (Bliss, 2002). Wacana
eksposisi merupakan salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana produksi
bahasa alami pada remaja. Wacana eksposisi sering diperlukan dalam pendidikan,
sosial, dan kejuruan, seperti ketika seorang siswa SMA diminta untuk
menafsirkan hasil dari suatu peristiwa sejarah, menjelaskan metode untuk
mengendalikan masalah pemanasan global, atau mengajar orang lain bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
melakukan percobaan kimia, mengoperasikan ponsel baru, atau menyiapkan
makan malam.
Sementara itu Muchlisoh (1991: 134) menyatakan bahwa eksposisi
merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang
dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang. Eksposisi sering
digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah, ilmiah populer, dan uraian
ilmiah lainnya yang pada prinsipnya tidak berusaha mempengaruhi pendapat
orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesis bahwa tulisan
eksposisi merupakan tulisan yang menjelaskan dan menginformasikan sesuatu
yang dapat menambah pengetahuan seseorang atau pembaca.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika untuk menerangkan dan
menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau
pengetahuan pembaca. Eksposisi juga mengandalkan strategi pengembangan
alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi,
analisis, komparasi dan kontras.
f. Teknik Penulisan Karangan Eksposisi
Keterampilan penulis memadukan dua unsur yaitu sifat topik yang ditulis
dan teknik penyajian yang digunakan dengan rangkaian bahasa yang baik dan
lancar akan menandai kualitas sebuah eksposisi. Eksposisi mengandung tiga
bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh eksposisi, dan kesimpulan.
Pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan memilih topik itu, luas
lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan tujuan penulisan, kerangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
acuan yang digunakan. Pada tulisan populer, pendahuluan tidak perlu menyajikan
semua unsur yang dikemukakan sebelumnya, cukup dipilih beberapa saja dari
semua segi di atas untuk mengembangkan tulisan eksposisi.
Pada tubuh eksposisi, penulis harus mengembangkan sebuah organisasi
atau kerangka karangan terlebih dahulu. Kesimpulan dalam karangan eksposisi
tidak mengarah pada usaha mempengaruhi pembaca. Kesimpulan yang diberikan
hanya bersifat pendapat atau kesimpulan yang diterima atau ditolak pembaca. hal
terpenting dalam menulis eksposisi, penulis mampu menyajikan informasi untuk
memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca (Keraf, 1995: 8-10).
g. Syarat Menulis Eksposisi
Karangan eksposisi bertujuan untuk memperluas pengetahuan pembaca.
Tujuan tersebut dapat dicapai apabila memenuhi syarat-syarat tertentu. Keraf
(1995: 6) menyatakan bahwa; (1) penulis mengetahui serba sedikitnya tentang
subjeknya, dengan demikian penulis dapat mengembangkan pengetahuannya
mengenai subjeknya untuk kemudian ditampilkan dalam tulisan; (2) penulis harus
mampu menganalisis persoalan yang ada dengan jelas dan konkret.
Menilik dari penjelasan dan penjabaran di atas, maka penulis harus
menguasai syarat-syarat dalam menulis eksposisi. Jadi syarat untuk menulis
eksposisi adalah penulis haruslah memahami dengan baik subjek yang akan
disampaikan dan mampu menyampaikan dengan baik kepada pembaca, agar
pembaca dapat dengan mudah memahami isi tulisan penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
h. Penilaian Keterampilan Menulis Eksposisi
Menulis sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan pengarang
(Widyamartaya 1990: 9). Dalam menulis aktivitas tersebut, yang pertama
menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua adalah gagasan. Kedua unsur
tersebut terdapat dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya
diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka
mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya
mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya konteks dan isi. Jadi,
penilaian ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasikan dan
mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat (Nurgiyantoro, 2009:
298).
Zaini Machmoed (dalam Nurgiyantoro, 2009: 305) menyatakan bahwa
penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan. Akan tetapi, agar guru dapat
menilai secara lebih objektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih
memerinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif,
penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis.
Penilaian dengan pendekatan analisis memerinci karangan ke dalam aspek-aspek
atau kategori-katogeri tertentu. Memerinci karangan ke dalam aspek-aspek
tersebut antara karangan satu dengan karangan yang lain dapat berbeda tergantung
jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian itu bervariasi hendaknya
kategori tersebut meliputi 5 pokok, yaitu: (1) kualitas dan ruang lingkup isi; (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
organisasi dan penyajian isi; (3) gaya dan bentuk bahasa; (4) mekanik: tata
bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, kerapian tulisan, dan keberhasilan; dan
(5) respons afektif guru terhadap karya tulis.
Hartfield (dalam Nurgiyantoro, 2009: 307) mengemukakan salah satu
model yang lebih rinci dalam melakukan penskoran, yaitu dengan
mempergunakan model skala interval untuk setiap tingkat tertentu pada setiap
aspek yang dinilai. Lebih lengkapnya model penilaian tersebut dapat dilihat pada
lampiran 5 halaman 171.
2. Hakikat Pendekatan SAVI
a. Pengertian Pendekatan SAVI
Sebelum kita membahas tentang pendekatan SAVI, kita akan membahas
tentang perbedaan strategi, pendekatan, model, metode, dan teknik. Menurut J.R
Davies (dalam Wardani, 2009: 63) strategi dalam dunia pendidikan diartikan
sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal. Dick dan Carey (dalam Wardani, 2009: 63) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran merupakan seperangkat materi dan prosedur pembelajaran
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika strategi merupakan
rencana yang disusun dan belum direalisasikan, maka metode merupakan realisasi
atau implementasi dari strategi tersebut.
Pendekatan menurut Edward M. Anthony (dalam Ardianto, 2007: 60)
adalah landasan untuk menyusun metode yang di dalamnya berisi seperangkat
teori dan asumsi tentang sesuatu yang sudah tidak dapat diubah lagi. Pendekatan
dikatakan bersifat aksiomatik karena berisi aksioma atau dalil yang harus diikuti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pendekatan menurut Sagala (2006: 68) adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru
dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Metode menurut
Edward M. Anthony (dalam Ardianto, 2007) berisi prosedur-prosedur tentang
bagaimana sesuatu mata pelajaran yang diajarkan ke dalam teknik mengajar.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Mackey (dalam Ardianto,
2007) menjelaskan metode merupakan keseluruhan peristiwa mengajar dan
belajar yang meliputi hal-hal: seleksi, grasi, presentasi, repetisi, dan evaluasi
belajar.
Teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis
berdasarkan metode yang digunakan oleh guru di kelas saat pembelajaran
berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode
yang sama.
Pendapat beberapa pakar di atas membuktikan bahwa semua istilah
tersebut memiliki definisi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini yang akan
digunakan adalah pendekatan dalam menulis eksposisi untuk siswa tingkat SMA.
Pendekatan dalam pembelajaran biasanya digunakan oleh guru untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
memudahkan dalam melakukan pembelajaran. Dalam penelitian ini dibahas
pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis eksposisi. Pendekatan SAVI
adalah hasil olahan dari Meier yang merupakan salah satu solusi dalam cara
belajar baru yaitu Accelerated learning atau percepatan belajar. Accelerated
learning (AL) adalah pendekatan belajar paling maju yang digunakan pada masa
sekarang. Accelerated learning didasarkan pada penelitian mutakhir mengenai
otak dan belajar. Dalam pembelajaran ini dapat menggunakan metode dan media
yang sifatnya terbuka dan luwes.
Konsep AL mengajak siswa terlibat sepenuhnya. Accelerated learning
cocok untuk semua gaya belajar dan memberi energi serta membuat proses belajar
menjadi manusiawi kembali. Selain itu, Accelerated learning berusaha membuat
belajar menyenangkan dan sangat mementingkan hasil (Meier 2002: 26). Kredo
Accelerated learning adalah, “lakukan apa yang mendatangkan hasil dan teruslah
mencari apa yang mendatangkan hasil lebih baik”. Pendekatan ini tidak terikat
pada seperangkat teknik, metode, atau media tertentu baik yang lama maupun
yang baru.
Boyd (2004: 40) dalam jurnalnya menyatakan bahwa accelerated
learning tepat diterapkan pada pendidikan tinggi. Kunci dari efektivitas
penggunaan accelerated learning adalah dengan menggunakan seluruh otak
dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian tentang otak menunjukkan bahwa
belajar melibatkan tubuh dan pikiran secara bersama-sama.
Konsep dasar Accelerated learning tersebut menghadirkan salah satu
pendekatan yang ditemukan oleh Meier yang disingkat dengan kata SAVI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pendekatan ini didasarkan dari belajar berdasarkan aktivitas (BBA) yang berarti
bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra sebanyak
mungkin dan membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar.
Penggabungan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua
indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Cara belajar seperti ini disebut
belajar SAVI (Meier, 2002: 90-91).
Morrison (2012) said that In Accelerated Learning, the acronym ‘SAVI’
stands for Somatic, Auditory, Visual and Intellectual methods of imparting
education. In non-technical terms, it is learning through physical activity, talking,
and social interaction, listening and watching, and thinking, reflecting (and)
analysing respectively.
Pendapat Morrison dapat diterjemahkan bahwa Accelerated Learning,
sama halnya dengan 'SAVI' singkatan dari Somatik, pendengaran, penglihatan,
dan intelektual adalah metode dalam menanamkan pendidikan. Secara penjelasan,
pembelajaran itu dilakukan melalui aktivitas fisik, berbicara dan interaksi sosial,
mendengarkan dan melihat, dan berpikir, mengevaluasi dan menganalisis masing-
masing proses.
McKeon (1995: 65) said that In accelered learning, the setting should be
comfortable and colorful. The activities should be designed to appeal to as many
accelered learning styles as possible to ensure that each learner will benefit.
Activities should be fun and enjoyable-almost as if they were designed for
children.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pendapat McKeon dapat diterjemahkan bahwa dalam accelered learning,
situasi kelas harus dibuat nyaman dan penuh warna. Kegiatan harus dirancang
untuk menarik gaya belajar sebanyak mungkin untuk memastikan bahwa setiap
peserta didik akan mendapatkan keuntungan. Kegiatan yang dirancang harus
menyenangkan para murid.
b. Komponen dalam Pendekatan SAVI
Pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan AL, sehingga prinsipnya juga
sejalan dengan AL, yaitu: (1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh;
(2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengonsumsi; (3) kerja sama membantu
proses pembelajaran; (4) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara
simultan; (5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan
balik; (6) emosi positif sangat membantu pembelajaran; (7) otak-citra menyerap
informasi secara langsung dan otomatis.
Meier (2002: 91-92) menjelaskan unsur-unsur dalam pendekatan SAVI
adalah: (1) somatis: belajar dengan bergerak dan berbuat; (2) auditori: belajar
dengan berbicara dan mendengar; (3) visual: belajar dengan mengamati dan
menggambarkan; dan (4) intelektual: . Keempat cara belajar ini harus ada agar
belajar berlangsung optimal, karena unsur-unsur ini digunakan secara simultan.
Berikut penjelasan lebih rinci tentang masing-masing unsur.
1) Belajar Somatis
Kata somatis berasal dari bahasa Yunani yang berarti “tubuh-soma”. Jadi
belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba kinestetis, praktis-melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Belajar
somatis berarti belajar dengan menggerakan badan (fisik).
Belajar somatis, dalam konteks pembelajaran bahasa, berarti belajar
bahasa dengan memanfaatkan indra peraba dan kinestetik yang melibatkan fisik
untuk melakukan suatu aktivitas. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya
diarahkan pada pencapaian kemampuan verbal saja, tetapi juga diarahkan pada
aktivitas-aktivitas fisik yang menyertai aktivitas verbal tersebut sehingga terjadi
kepaduan dalam pikiran dan tubuh secara fisik, bangkit dari tempat duduknya
untuk melakukan aktivitas bermakna. Menurut Meier (2002: 95) untuk
merangsang hubungan pikiran-tubuh, ciptakanlah suasana belajar yang dapat
membuat orang bangkit dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke
waktu.
2) Belajar Auditori
Belajar dengan auditori menurut De Porter, dkk, (2000: 85) berarti
mengakses jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Musik, irama,
dialog internal, dan suara menonjol dalam hal ini. Belajar bahasa secara auditori
ditekankan pada aktivitas mendengarkan suara-suara melalui dialog-dialog yang
tercipta di kelas baik antarsiswa maupun siswa dengan guru secara langsung atau
dari alat-alat audio. Dengan demikian, perlulah diciptakan suasana kelas yang
memberi keleluasaan bagi siswa untuk berdialog secara lisan mengenai berbagai
hal. Misalnya, menciptakan kembali pengalaman-pengalaman yang menarik,
mengumpulkan suatu informasi dari orang lain tentang suatu hal atau peristiwa,
memecahkan masalah, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3) Belajar Visual
Setiap orang akan lebih mudah belajar jika dapat melihat benda atau
segala sesuatu yang sedang ia pelajari secara nyata. Prinsip ini yang
dikembangkan dari gaya belajar visual. Pembelajaran visual menurut Meier
(2002: 98) paling baik jika mereka dapat melihat langsung contoh dari dunia
nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal
ketika mereka sedang belajar. Ini sejalan dengan pendapat Rose, dkk., (2002:
131) yang menyatakan fakta bahwa 70% dari reseptor indrawi (sensori) tubuh kita
bertempat di mata. Lebih lanjut masih dalam buku mereka, menurut Wisconsin
ketika bantuan visual digunakan untuk mengajarkan perbendaharaan kata, capaian
para siswa meningkat hingga 200%.
Pembelajaran bahasa secara visual menuntut ketersediaan berbagai
bentuk/media yang dapat diamati secara langsung oleh pembelajar untuk
kemudian membicarakannya dalam bentuk lisan atau tulis. Gambar-gambar,
diagram, grafik, bagan, dan bentuk visual lain yang dapat dinikmati akan sangat
membantu siswa untuk mendapatkan dan mengembangkan informasi tertentu.
Meier (2002: 99) menjelaskan hal penting yang dapat dilakukan di kelas untuk
meningkatkan kemampuan visual dan berbahasa siswa adalah dengan meminta
mereka mengamati situasi nyata tertentu, memikirkannya, kemudian
membicarakannya kepada orang lain disertai dengan menggambarkan proses,
prinsip, atau makna yang diamatinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4) Belajar Intelektual
Meier (2000: 99) menjelaskan intelektual, dalam konteks ini, dimaknai
sebagai apa yang dilakukan dalam pikiran siswa secara internal ketika mereka
menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan
hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Dengan
kemampuan intelektual ini, siswa dapat menghubungkan pengalaman mental,
fisik, emosional, dan intuitif untuk membuat makna baru bagi diri siswa itu
sendiri. Kemampuan intelektual dapat ditingkatkan dengan mengajak siswa
memecahkan suatu masalah yang telah dirumuskan dalam teks tertulis,
melahirkan gagasan kreatif dari proses penyaringan informasi, dan merumuskan
berbagai pokok pikiran dari suatu wacana.
5) Belajar SAVI
Sejalan dengan konsep percepatan belajar (accelerated learning),
pendekatan SAVI menggabungkan semua alat indra dan pikiran. Ini berarti siswa
diajak terlibat aktif dalam setiap kegiatan belajar. Meier (2002: 100) menjelaskan
bahwa belajar bisa optimal apabila keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa
pembelajaran.
Seluruh pikiran dan tubuh dalam pembelajaran bahasa sangat membantu
pembelajar untuk menciptakan suatu aktivitas yang kreatif dengan atau melalui
bahasa. Kreativitas berbahasa itu akan semakin bermakna apabila memungkinkan
mereka berinteraksi secara positif dengan siswa lainnya sehingga suasana
komunikatif dan penuh aktivitas dapat tercapai. Dengan begitu, seorang siswa
akan mendapatkan berbagai pelajaran dari siswa lain sehingga memperkaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pengetahuan dan keterampilan berbahasa mereka. Selain itu, dari munculnya
berbagai aktivitas dan terjalinnya interaksi dengan siswa lain, akan tercipta
suasana yang kondusif dan menyenangkan untuk belajar bahasa.
Grinder (dalam Silberman, 2009: 28) menjelaskan bahwa dari 30 siswa, 22
di antaranya rata-rata dapat belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan
kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori, dan kinestetik. Selain
itu penelitian dari Magnesen (dalam Roebyarto, 2008) tentang ingatan,
menyebutkan bahwa persentase hal yang akan kita ingat jika kita membaca adalah
20%, mendengar 30%, melihat 40%, mengucapkan 50%, dan melakukan 60%,
sedangkan apabila kita melakukan lima kegiatan tersebut persentase daya ingat
yang akan kita peroleh adalah 90%. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa untuk
memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal maka pembelajar perlu melihat,
mengucap, mendengar, dan melakukan karena dengan melakukan empat hal
tersebut akan menghasilkan keberhasilan sebesar 90%.
Simpulan dari beberapa pendapat di atas adalah bahwa dalam setiap
pembelajaran, hendaknya tercipta beberapa jenis kegiatan pembelajaran baik
mendengar, melihat sampai pada tahap mengkreasi sendiri sebuah karya dengan
kemampuan yang dimiliki siswa. Hal ini karena pada dasarnya setiap siswa
memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga dengan memadukan empat
gaya belajar yaitu somatis, auditori, visual, dan intelektual maka diharapkan
setiap siswa mampu mengembangkan kreativitas dan menjalankan daya pikir
dengan maksimal dibantu oleh guru dan sarana yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pendekatan SAVI sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh beberapa
pakar di atas karena SAVI menggabungkan indra dan pikiran untuk
menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan hasil yang maksimal.
Pendekatan SAVI merupakan suatu prosedur pembelajaran yang didasarkan atas
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dengan melibatkan seluruh indra
sehingga seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar. Pendekatan ini
menuntut keterlibatan penuh seorang siswa untuk memperoleh berbagai informasi
dan pengalaman dalam proses belajar tersebut. Dalam pendekatan ini, siswa
diharapkan dapat menyatukan aktivitas-aktivitas tubuh/fisik dengan aktivitas
intelektual serta penggunaan indra.
3. Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
a. Pengertian Kualitas
Terdapat banyak definisi yang diberikan pakar tentang pengertian kualitas.
Dari beberapa pengertian yang diberikan, tentu terdapat perbedaan. Hal ini wajar,
karena berbicara tentang kualitas memiliki banyak kriteria, dan sangat bergantung
dari konteksnya. Secara umum orang menyatakan bahwa kualitas adalah sesuatu
yang mencirikan tingkat di mana suatu produk memenuhi keinginan atau harapan.
Juran (dalam Ariani, 2004: 3) berpendapat bahwa kualitas adalah
kesesuaian antara hasil yang diraih dengan tujuan atau manfaatnya. Apabila hasil
yang dicapai telah memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka hasil tersebut
memiliki kualitas yang baik. Sementara itu, Elliot (dalam Ariani, 2004: 3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
mengemukakan kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda
dan bergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.
Mengacu pada dua pengertian tersebut, penggunaan kualitas dalam
penelitian ini dimaksudkan sebagai hasil atau produk yang diperoleh sesuai
dengan patokan atau kriteria yang dirumuskan atau standar yang ditentukan.
b. Pengertian Pembelajaran
Sukmadinata (1999: 5) menjelasakan bahwa pembelajaran adalah
keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan
terjadinya interaksi belajar-mengajar. Mengajar adalah kegiatan atau perlakuan
profesional yang diberikan oleh guru. Belajar merupakan kegiatan atau upaya
yang dilakukan siswa sebagai respons terhadap kegiatan mengajar yang diberikan
kepada oleh guru.
Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor internal dari dalam diri individu atau faktor eksternal dari lingkungan.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan
lingkungan sekolah atau kelas agar kondusif untuk menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik.
Sagala (2009: 164) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik mempelajari
keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran. Dengan kata lain,
dalam pembelajaran tidak dapat lepas dari unsur guru sebagai pendidik dan siswa
sebagai peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gino, dkk. (2000: 32) memberikan batasan pembelajaran atau
instruction sebagai usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan
dan kemampuan siswa. Dengan demikian, ada tiga ciri utama pembelajaran, yaitu:
(1) ada aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri
pembelajar baik langsung maupun tidak langsung, (2) perubahan itu berupa
diperolehnya kemampuan baru dan berlaku untuk waktu yang lama, dan (3)
perubahan itu terjadi karena suatu usaha yang dilakukan secara sadar.
Sementara itu, Hamalik (2003: 57) menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Unsur-unsur manusia yang terlibat dalam
pembelajaran meliputi siswa, guru, dan tenaga lainnya. Fasilitas dan perlengkapan
meliputi segala sarana dan prasarana yang dapat menunjang jalannya
pembelajaran. Prosedur sendiri mencakup jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik, belajar, dan sebagainya.
Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pada hakikatnya
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungannya yang
difasilitasi oleh guru dalam proses mengajarnya yang menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku peserta didik sesuai dengan keadaan dan kemampuan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat positif, dan perubahan dalam
belajar bertujuan dan terarah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Kualitas Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang
dapat menentukan keberhasilan pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh karena
itu untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik, diperlukan proses
pembelajaran yang berkualitas pula.
Kualitas pembelajaran bergantung pada tiga unsur, yakni 1) tingkat
partisipasi dan jenis kegiatan belajar dihayati oleh siswa, 2) peran guru dalam
proses belajar-mengajar, 3) suasana proses belajar. Makin intensif partisipasi
siswa dalam kegiatan belajar-mengajar makin tinggi pula kualitas proses belajar
itu (Soedijarto, 1993: 27).
Tingkat partisipasi siswa yang tinggi dalam kegiatan belajar-mengajar
dapat dicapai apabila mereka memiliki kesempatan untuk secara langsung (1)
melakukan berbagai bentuk pengkajian untuk memperoleh pengetahuan dan
pemahaman, (2) berlatih berbagai keterapilan kognitif, personal-sosial, dan
psikomotorik, baik yang terbentuk dari efek langsung pengajaran maupun sebagai
dampak pengiring pelaksanaan berbagai kegiatan belajar yang memiliki sasaran
pembentukan utama lain, dan (3) menghayati berbagai peristiwa sarat nilai baik
secara pasif dalam bentuk pengamatan dan pengkajian maupun secara aktif
melalui keterlibatan langsung di dalam berbagai kegiatan serta peristiwa sarat
nilai (Joni, 1993).
Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat standar proses.
Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud dengan standar proses
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Bab IV pasal 19 Ayat 1 SNP lebih jelas menerangkan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan
sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
Hidayatullah (2009: 156) menyatakan bahwa pembelajaran yang
berkualitas dapat terwujud diperlukan suasana pembelajaran yang memadai.
Suasana ini menyebabkan baik guru maupun murid merasa nyaman untuk belajar.
Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang baik, setidaknya ada tiga
indikator, yaitu: 1) menyenangkan atau membahagiakan, 2) lingkungan kondusif,
3) layanan dan penampilan prima. Suasana pembelajaran hendaknya bukan hanya
mentransfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik, tetapi melakukan
pendidikan dalam arti keseluruhan.
Selain itu, menurut Hidayatullah (2009: 160-166), pembelajaran yang
berkualitas memiliki indikator sebagai berikut.
Pertama, pembelajaran yang menantang. pembelajaran yang menantang
atau pembelajaran yang memberikan tantangan kepada peserta didik untuk
melakukan dan menyelesaikan, akan membuat anak muncul rasa ingin tahu, ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mencoba, ingin melakukan, ingin menyelesaikan tugas guru, ataupun ingin
memecahkan masalah.
Kedua, pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran sebaiknya
dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Pembelajaran yang
menyenangkan akan mendorong peserta didik untuk belajar dan menyebabkan
peserta didik tertarik terhadap pembelajaran tersebut. Agar apembelajaran dapat
menyenangkan bagi peserta didik, maka guru harus pandai-pandai mengemas
sehingga peserta didik tertarik pada pembelajaran tersebut. Salah satu upayanya
adalah guru memiliki metode pembelajaran yang bervariasi.
Ketiga, Pembelajaran yang mendorong eksplorasi. Pembelajaran yang
disajikan dengan menyenangkan akan menantang dan menyebabkan peserta didik
terdorong untukmengeksplorasi dan mengembangkan sendiri pembelajaranyang
telah disajikan guru sebagai tindak lanjutnya.
Keempat, pembelajaran yang memberi pengalaman sukses. Pembelajaran
yang berkualitas harus mampu memberikan pengalaman sukses kepada peserta
didiknya. Pengalaman sukses yang dimaksud adalah adanya perasaan yang
menyenangkan dan membanggakan bagi peserta didik sebagai akibat telah
berhasil menyelesaikan atau memecahkan sesuatu. Pengalaman sukses yang
diperoleh peserta didikakan menumbuhkan rasa percaya diri.Pengalaman sukses
juga akan menumbuhkan motivasi peserta didik untukbelajar lebih lanjut.
Kelima, pembelajaran yang mengembangkan kecakapan berpikir.
Pembelajaran yang berkualitas akan berdampak pada pengembangan kecakapan
berpikir. kemampuan berpikir dapat dilihat dari kreativitas peserta didik. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
karena itu, Pembelajaran yang disajikan kepada peserta didik harus dikemas
sedemikian rupa sehingga mampu merangsang peserta didik untuk berpikir.
Depdiknas (2001: 4) mengemukakan paradigma mutu dalam konteks
pendidikan, mencakup input, proses, dan output pendidikan. Lebih jauh dijelaskan
bahwa input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses, yang dimaksudkan sesuatu adalah
berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu
bagi keberlangsungan proses. Input sumberdaya meliputi sumberdaya manusia
(seperti ketua, dosen, konselor, peserta didik) dan sumberdaya selebihnya
(peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan sebagainya). Sedangkan input
perangkat meliputi: struktur organisasi, peraturan perundang-undangan, deskripsi
tugas, rencana, program, dan sebagainya. Input harapan-harapan berupa visi, misi,
tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai. Kesiapan input sangat diperlukan agar
proses dapat berlangsung dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa tinggi
rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input, makin tinggi
kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Pendidikan merupakan proses berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang
lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input,
sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Proses dikatakan bermutu
tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan input dilakukan
secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan, mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar
mampu memberdayakan peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
berkualitas ditandai dengan terciptanya suasana belajar yang baik, yang meliputi:
1) menyenangkan, 2) lingkungan yang kondusif, dan 3) layanan dan penampilan
prima. Selain itu, pembelajaran yang berkualitas setidaknya memiliki beberapa
indikator, yaitu 1) pembelajaran yang menantang, 2) pembelajaran yang
menyenangkan, 3) pembelajaran yang mendorong eksplorasi, 4) pembelajaran
yang memberi pengalaman sukses, 5) pembelajaran yang mengembangkan
kecakapan berpikir, 6) pembelajaran yang interaktif, 7) pembelajaran yang
inspiratif, 8) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan 9)
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai
bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
d. Pembelajaran Keterampilan Menulis Eksposisi di Sekolah
Pembelajaran menurut Hamalik (2003: 57) adalah suatu kombinasi yang
tersusun dan meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
serta prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berbeda dengan pendapat di atas, Aunurrahman (2009: 34) berpendapat bahwa
pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal. Pembelajaran berupaya mengubah masukan siswa yang belum
terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan
tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berbeda dengan pendapat di atas, Gino, dkk., (2000: 32) menyatakan
bahwa pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberi
stimulus kepada siswa agar menimbulkan respons yang tepat seperti yang
diinginkan. Dengan kata lain pembelajaran sebagai suatu usaha yang dilakukan
secara sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat siswa agar dengan jalan
mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar.
Tiga ciri utama dalam pembelajaran menurut Subroto (dalam Gino, dkk.,
2000: 15) adalah: (1) ada aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku
pada diri pembelajar baik aktual maupun potensial; (2) perubahan itu berupa
diperolehnya kemampuan baru dan berlaku untuk waktu yang lama; dan (3)
perubahan itu terjadi karena suatu usaha yang dilakukan secara sadar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
serangkaian proses atau cara yang dilakukan guru dalam pembelajaran untuk
merangsang siswa sesuai dengan yang diinginkan guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam proses interaksi tersebut, pembelajaran yang berlangsung tentunya
didukung oleh beberapa komponen yang saling terkait dan mendukung dalam
proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan proses yang terdapat dalam
pembelajaran merupakan suau kegiatan yang melibatkan beberapa komponen.
Komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1) Guru
Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan
belajar-mengajar, katalisator belajar-mengajar, dan peranan lainnya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar yang efektif (Gino,
dkk., 2000: 30). Guru juga dapat diartikan sebagai orang yeng menggerakkan
suatu proses belajar-mengajar.
2) Siswa
Siswa adalah orang yang melaksanakan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Selain itu, juga dapat diartikan sebagai seseorang yang
bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Gino, dkk., 2000: 30).
3) Tujuan
Tujuan, yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut
mencakup perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek
kognitif dilihat dari pemahaman siswa terhadap materi. Aspek afektif dapat
dilihat dari sikap setelah pembelajaran. Aspek psikomotorik dapat dilihat dari
keterampilan siswa setelah pembelajaran.
4) Materi
Materi merupakan segala bentuk informasi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, yang berkaitan dengan kurikulum yang berlaku dalam
pembelajaran tersebut. Guru hendaknya pandai dalam memilih materi yang
sesuai dengan karakteristik siswa, namun tidak berseberangan dengan
kurikulum yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
5) Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk memberi kesempatan pada
siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam memilih metode, guru juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor lain, di antara: tujuan yang ingin dicapai,
tingkat perkembangan siswa, situasi dan kondisi yang beraneka ragam,
kualitas maupun kuantitas fasilitas belajar, dan pribadi serta kemampuan
profesional guru yang berbeda-beda.
6) Media
Media adalah alat atau bahan yang digunakan untuk menyampaikan
meteri kepada siswa. Fungsi media pada umumnya untuk meningkatkan
efektivitas dalam komunikasi proses belajar-mengajar. Agar siswa lebih
mudah memahami bahan yang disampaikan, guru tentu memerlukan bantuan
media. Karena media pembelajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam
penyampaian pesan.
7) Evaluasi
Evaluasi adalah cara untuk memperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa. Evaluasi dalam
pembelajaran memiliki beberapa tujuan, yaitu: (1) memperoleh informasi
yang diperlukan untuk meningkatkan produkivitas serta efektivitas belajar
siswa; (2) memperoleh bahan umpan balik; (3) memperoleh informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru;
(4) memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menyempurnakan serta mengembangkan program; dan (5) mengetahui
kesulitan-kesulitan apa yang dialami siswa selama belajar dan bagaimana
jalan keluarnya.
Pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai kemampuan dalam
berbagai hal. Sebagaimana yang dilakukan pada pembelajaran menulis yang
berupaya menjadikan siswa mampu untuk menulis.
Dalam pembelajaran menulis hendaknya mengandung unsur-unsur yang
mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna, yakni pembelajaran yang
mengandung syarat sebagai berikut.
a) Pembelajaran Menulis Menekankan Kegiatan pada Proses Latihan Bukan
Sekedar Penyampaian Teori Semata
Sebagaimana telah diungkapkan di atas, ciri khas pembelajaran
menulis adalah keterampilan menulis. Sebagai sebuah konsekuensi dari
keterampilan yang ingin disampaikan, tidak akan mungkin seseorang akan
bisa menulis tanpa ia mempraktikkan keterampilan itu.
Perlu mendapatkan penekanan bahwasanya pembelajaran menulis
bukan hanya penyampaian teori, tetapi juga mempraktikkannya. Hendaknya
ada sinergi yang nyata antara praktik dan teori sehingga ruh dalam
pembelajaran menulis akan tampak ketika dilaksanakan melalui latihan-
latihan yang terstruktur. Hal ini diungkapkan oleh Syamsi (dalam Wiedarti,
2005: 134) bahwa keprihatinan pembelajaran menulis disebabkan
pembelajaran bahasa Indonesia masih sering diberikan secara teoretis
sehingga mengakibatkan performance bahasa siswa kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
b) Mengaitkan antara Kemampuan Membaca dan Menulis
Pembelajaran menulis hendaknya mengaitkan pembelajaran dengan
kemampuan membaca. Hal ini dikarenakan dengan membaca berarti
menambah pembendaharaan pengetahuan yang sangat penting untuk
memperkaya sebuah tulisan. Kertanegara (dalam Wiedarti, 2005: 142)
menegaskan bahwa tradisi menulis tidak mungkin dapat dicapai tanpa
didahului oleh tradisi membaca. Membaca merupakan cara paling efektif
untuk menambah pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan syarat
mutlak bagi terbinanya tradisi menulis.
Hal yang sama diungkapkan Asma Nadia (dalam Wiedarti., 2005: 143)
bahwa tidak mungkin seseorang penulis atau pengarang kalau tidak suka
membaca. Membaca seperti mengumpulkan memori, semakin banyak kita
membaca, maka semakin banyak juga wawasan yang kita miiliki. Hal ini tentu
saja akan mempermudah ketika kita membuat suatu tulisan.
Menulis merupakan salah satu materi pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia kelas X SMA. Berdasarkan KTSP di SMA, mata pelajaran menulis
diberikan pada semester 1 dan semester 2. Pada semester 1 dengan standar
kompetensi, yakni mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf
(naratif, deskriptif, ekspositif). Adapun kompetensi dasarnya, yaitu: (a)
menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam
bentuk paragraf naratif, (b) menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf
deskriptif, dan (c) menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk
ragam paragraf ekspositif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pada semester 2 terdapat standar kompetensi, yakni mengungkapkan
informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Adapun kompetensi
dasarnya, yaitu: (a) menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam
bentuk paragraf argumentatif, (b) menulis gagasan untuk meyakinkan atau
mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf
persuasif, (c) menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan
menggunakan ejaan yang tepat, dan (d) menyusun teks pidato.
Berdasarkan paparan di atas, maka mata pelajaran menulis yang
diberikan di SMA khususnya pada kelas X SMA salah satunya adalah
pembelajaran menulis paragraf eksposisi yang sesuai dengan kompetensi dasar
dalam KTSP. Sebagai salah satu materi pembelajaran, maka pembelajaran
menulis tersebut perlu disampaikan dengan pendekatan yang tepat sehingga
mencapai standar kompetensi yang diharapkan, yaitu siswa mampu
mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf.
e. Penerapan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Dalam pembelajaran menulis eksposisi, pendekatan SAVI dapat
digunakan untuk mempermudah siswa dalam membuat suatu tulisan. Komponen
SAVI diterapkan dalam setiap kegiatan dalam pembelajaran menulis eksposisi.
Berikut ini penerapan komponen pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis
eksposisi.
a. Komponen Somatis
Dalam komponen ini, siswa diajak untuk menggerakkan anggota badan
dalam pembelajaran. Selain itu, aktivitas tersebut harus disertai dengan aktivtas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
verbal sehingga ada kepaduan dalam pikiran dan tubuh. Dalam pembelajaran,
siswa diarahkan guru untuk mengungkapkan gagasan-gagasan mereka ke dalam
kegiatan diskusi kelompok. Melalui kegiatan ini siswa saling berinteraksi dan
bertukar pikiran dalam pembelajaran. Kegiatan diskusi ini akan menghasilkan
kerangka karangan yang akan digunakan untuk membuat karangan. Suatu
karangan berpotensi baik jika diawali dengan membuat karangan sebelum proses
menulis. Kegiatan diskusi mempunyai beberapa keuntungan, Ismawati (2012: 79)
berpendapat bahwa kebaikan diskusi antara lain: 1) menumbuhkan sikap dan cara
berpikir ilmiah; 2) memupuk jiwa kerjasama, demokrasi, toleransi, dan rasa
sosial; 3) dapat berfungsi mengulangi bahan pelajaran dan mengintegrasikan
beberapa mata pelajaran; 4) melatih berbahasa dan berpikir logis serta sistematis;
dan 5) membina perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat dan
kesimpulan yang akan atau telah diambil.
b. Komponen Auditori
Dalam komponen ini, siswa menyimak penjelasan guru dalam
menyampaikan materi. Melalui penjelasan guru, siswa diharapkan mampu
memahami materi tulisan eksposisi. Selain itu, melalui aktivitas diskusi dalam
kelompok, siswa dapat menerima, menyimak, dan saling bertukar pikiran dengan
teman dalam suatu kelompok.
c. Komponen Visual
Dalam komponen ini, siswa diajak guru untuk melihat tayangan gambar
melalui tampilan di depan kelas yang berhubungan dengan tema yang diangkat
dalam membuat tulisan eksposisi. Gambar yang disajikan tentu gambar yang bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
membuka cakrawala siswa dan bisa menghibur siswa. Hal ini dimaksudkan agar
suasana kelas lebih damai dan lebih menyenangkan. Dengan situasi dan kondisi
seperti ini, diharapkan dalam proses menulis siswa lebih santai dan lebih bisa
menikmati proses menulis, karena dilandasi oleh rasa senang setelah menyaksikan
gambar yang disajikan oleh guru. De Porter, dkk, (2000: 85) mengungkapkan
bahwa pembelajaran visual ini bisa mengakses citra visual, yang diciptakan
maupun mudah diingat.
d. Komponen Intelektual
Komponen ini merupakan komponen puncak yang digunakan dalam
membuat tulisan. Dalam setiap langkah pembelajaran, tentu intelektual berperan
aktif di dalamnya. Komponen ini diterapkan dalam kegiatan diskusi dalam
membuat kerangka dan dalam membuat tulisan eksposisi. Setelah mengikuti
serangkaian tahapan dalam pembelajaran, siswa diminta untuk menggunakan
intelektualnya dalam membuat tulisan eksposisi.
f. Penilaian Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi
Penilaian proses pembelajaran adalah upaya seorang guru memberikan
nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan siswa dengan guru dalam
mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sujana (2009: 56) mengungkapkan bahwa
apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya
melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam
proses mengajar. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil (prestasi) belajar siswa
tidak terlepas dari proses belajar yang dialaminya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Ismawati (2012: 32) menyatakan bahwa penilaian adalah usaha
mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan
belajar-mengajar. Salah satu tujuan penilaian adalah menemukan sebab-sebab
kemajuan dan atau kegagalan baik guru maupun murid serta program pengajaran.
Penilaian kualitas proses pembelajaran dalam penelitian ini menyangkut
tentang penilaian kinerja siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Suwandi
(2011b: 83) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu.
Selain itu juga dilakukan penilaian kinerja guru. Penilaian kinerja guru
didasarkan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran
dibagi menjadi ke dalam tiga bagian, yaitu 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan
inti, dan 3) kegiatan penutup. Adapun penjabaran ketiga kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut: (1) menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran; (2)
memeriksa kesiapan siswa; (3) memberikan apersepsi; (4) menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (5) mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan; (6) mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan; (7) menunjukkan penguasaan materi pembelajaran; (8)
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP; (9) melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan SAVI; (10) menjelaskan pendekatan SAVI kepada siswa; (11)
membimbing siswa dalam proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
siswa; (12) memanfaatkan media dalam pembelajaran; (13) melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu; (14) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya; (15) menumbuhkan partisipasi dan komunikasi aktif antara
guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa; (16) menumbuhkan keinginan
bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap kelompok; (17)
memantau/mengontrol siswa; (18) melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi; (19) melaksanakan refleksi/merangkum dengan melibatkan siswa;
dan (20) melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, tugas
sebagai bagian dari remidi/pengayaan.
Penilaian hasil belajar menurut Haryati (2007: 22) dapat dikelompokkan
menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara
eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk aspek
kognitif lebih menekankan pada teori, aspek psikomotorik menekankan pada
praktik, dan kedua aspek tersebut selalu mengandung aspek afektif. Setiap mata
ajar mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.
Ranah kognitif menekankan pada teori dan kemampuan berpikir termasuk di
dalamnya kemampuan memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis, dan kemampuan mengevalusi. Tujuan ranah kognitif berorientasi
pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat sampai kemampuan memecahkan masalah.
Pophan (dalam Haryati, 2007: 36) menyatakan bahwa aspek kognitif
menentukan keberhasilan keberhasilan seseorang. Aspek afektif mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan perhatian. Seorang peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
didik yang tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan
kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Dalam
pembelajaran menulis eksposisi ditandai dengan minat, motivasi, perhatian, dan
konsentrasi dalam pembelajaran.
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
sendiri (Sardiman, 2001: 73). Untuk membangkitkan minat belajar siswa, guru
hendaknya pandai dalam memilih materi, mengelola kelas, dan pemilihan metode
dan media dalam pembelajaran.
Berkenaan dengan motivasi belajar, Woodword (dalam Wina Sanjaya,
2008: 250) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang dapat
menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian tujuan tertentu.
Begitu juga dalam belajar, diperlukan motivasi untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran.
Sementara itu, Soemarsono (2007: 11) motivasi dapat diartikan sebagai
suatu dorongan baik yang berasal dari diri sendiri atau orang lain. Dalam
mencapai tujuan belajar yang memuaskan, maka tidak luput dari adanya dorongan
terutama dari dalam diri sendiri. Dalam pembelajaran, guru harus mampu
menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa.
Penilaian hasil belajar psikomotorik menurut Ryan (dalam Haryati, 2007:
27) dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu (1) melalui pengamatan langsung serta
penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar-mengajar; (2) memberikan tes
kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap; dan (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
setelah beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Berdasarkan beberapa paparan pendapat di atas, maka pedoman penilaian
proses (kinerja guru dan kinerja siswa) yang digunakan dalam pembelajaran
menulis eksposisi dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7 halaman 172 dan 175.
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis yang dimiliki peserta didik ternyata belum sesuai
dengan yang diharapkan. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan oleh sistem
pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan kurang tepatnya dalam
penggunaan metode dalam pembelajaran. Siswa kurang diberi kesempatan untuk
mengembangkan kreativitasnya. Siswa sendiri juga pasif dalam proses
pembelajaran.
Dewasa ini kemampuan menulis siswa, khususnya siswa SMA, masih
menduduki peringkat paling bawah jika dibandingkan dengan bentuk
keterampilan lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan berbicara. Terdapat banyak
kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menulis, mulai dari kesulitan ejaan dan
tanda baca, kesulitan pemilihan kata, kesulitan dalam menyusun kalimat, hingga
kesulitan dalam mengembangkan pokok pikiran. Kesulitan-kesulitan tersebut
membuat siswa tidak mampu menyampaikan gagasan dengan baik, sehingga hasil
tulisan siswa masih rendah dan sering tidak mampu dipahami secara mudah oleh
pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Fenomena tersebut terjadi di SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten,
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru,
kemampuan menulis siswa kelas X-E masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan
oleh minat dan motivasi siswa yang rendah dalam proses pembelajaran menulis
dan pengajaran menulis yang masih berpusat pada guru. Selain itu, rata-rata kelas
untuk nilai keterampilan eksposisi menulis masih di bawah 75 (KKM), yaitu 64.
Atas dasar kenyataan itu, perlu dihadirkan sebuah pendekatan, yang dapat
membantu meningkatkan kemampuan siswa menulis eksposisi. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis di kelas
X-E SMA Negeri 1 Karangdowo dibutuhkan perbaikan yang dapat mendorong
peserta didik secara keseluruhan agar aktif. Adapun upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar adalah dengan menggunakan
pendekatan SAVI.
Meier (2002: 91-92) menjelaskan unsur-unsur dalam pendekatan SAVI
adalah: (1) somatis: belajar dengan bergerak dan berbuat; (2) auditori: belajar
dengan berbicara dan mendengar; (3) visual: belajar dengan mengamati dan
menggambarkan; dan (4) intelektual: belajar dengan memecahkan masalah dan
merenung. Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar berlangsung optimal,
karena unsur-unsur ini digunakan secara simultan.
Milawati (2011: 76) menyampaikan bahwa kelebihan pendekatan SAVI
adalah pembelajaran menyenangkan, sehingga anak antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran SAVI sangat efektif dan
efisien serta dapat diterapkan di sekolah manapun. Pembelajaran SAVI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
membuat para siswa merasa tidak bosan dan tidak mengantuk dalam belajar
sehingga dapat memicu semangat belajar kemudian dapat menumbuhkan minat
siswa dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran SAVI dapat mempermudah
dalam memahami materi serta tidak membuat bosan dalam belajar di kelas.
Dengan demikian penerapan pendekatan SAVI diduga dapat
meningkatkan kualias proses pembelajaran menulis eksposisi. Selain itu, juga
dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis eksposisi. Kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum tindakan
1. Siswa memiliki minat dan motivasi yang rendah.
2. Keaktifan siswa rendah.
3. Pembelajaran berpusat pada guru.
4. Guru menggunakan metode ceramah.
5. Keterampilan menulis eksposisi siswa rendah.
Pembelajaran menulis eksposisi
dengan pendekatan SAVI
Kondisi akhir setelah tindakan
1. Siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi.
2. Keaktifan siswa di kelas tinggi.
3. Pembelajaran berpusat pada siswa.
4. Guru menggunakan pendekatan SAVI.
5. Keterampilan menulis eksposisi siswa tinggi.
Tindakan
Observasi
Perencanaan
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dalam penelitian ini
diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis eksposisi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Karangdowo tahun pelajaran 2013/2014.
2. Penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan keterampilan menulis
eksposisi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo tahun pelajaran
2013/2014.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian
Gambar 2. Gedung SMA N I Karangdowo, Klaten
Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 1 Karangdowo tahun pelajaran
2013/2014 yang beralamatkan di Jalan Sentono-Karangdowo. Sekolah ini
merupakan salah satu SMA Negeri di Klaten yang berada di Klaten bagian timur
dan bisa dikatakan mendekati daerah perbatasan kabupaten Sukoharjo. Sekolah ini
berjarak kurang lebih 13 kilometer dari pusat kabupaten Klaten. Secara khusus
penelitian ini dilakukan di kelas X-E. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah
sebagai berikut: 1) peneliti sudah mempunyai hubungan yang cukup baik dengan
guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah tersebut; 2) sekolah
tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis, sehingga
terhindar dari kemungkinan penelitian ulang; 3) kurangnya inovasi dalam
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas; dan 4) karena peneliti
merupakan alumni dari sekolah tersebut, sehingga terbuka dalam menerima
berbagai bentuk penelitian, dan pihak pengelola sekolah tersebut berharap
berbagai penelitian yang dilaksanakan di sekolah tersebut dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama lima bulan yang dimulai
dengan tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian, yaitu dimulai pada
bulan Agustus 2013 sampai bulan Agustus 2014. Adapun rincian waktu dan jenis
kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Waktu
Jenis
Kegiatan
Agsts. 13 Sep. 13 Okt. 13 Nov. 13 Des. 13 Agsts. 14
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Survai sekolah x
2. Pengajuan
proposal
x x
3. Persiapan
instrumen dan alat
x x x
4. Pengumpulan
data
Survai awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
x
x
x
x
x
x
x
x
x
5. Analisis data
6. Penyusunan
laporan penelitian
x x x x x x x x x x x x
7. Seminar tesis
penelitian
x x
8. Penyempurnaan
laporan
x x x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada
hakikatnya PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau
sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Sukarno (2009: 3)
menyatakan bahwa dasar pelaksanaan PTK adalah 1) masalah yang ingin
dipecahkan adalah masalah nyata dalam pembelajaran yang dihadapi oleh dosen
pengampu mata kuliah atau guru di sekolah atau madrasah; 2) kolaborasi antara
dosen dengan dosen, atau dosen dengan guru, atau guru dengan guru di sekolah
untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif; 3) motivasi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran tumbuh dari dalam diri dosen atau guru; dan
4) kerangka teori harus kuat untuk menunjang pemecahan masalah dan
pelaksanaan tindakan.
PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berangkat dari identifikasi
masalah yang dihadapi oleh guru, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian kegiatan berurutan mulai
dari rencana tindakan sampai dengan refleksi disebut satu siklus penelitian. Jika
dalam setiap refleksi ditemukan masalah yang dihadapi oleh guru, baiknya
masalah baru maupun masalah lama yang dianggap mengganggu tercapainya
PTK, maka guru dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan masalah
tersebut. Selanjutnya, guru dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada siklus
berikutnya, yang dimulai dari penyusunan rencana tindakan sampai dengan
refleksi. Namun, jika dalam refleksi pada siklus tertentu tidak terjadi kendala dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
tujuan PTK telah tercapai, maka penelitian dihentikan, dan tidak perlu
dilanjutkan.
Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata yang dilakukan oleh guru
(dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur
tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata
program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu
dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain
(alternatif penecahan lain sampai permasalahan dapat diatasi).
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia dan siswa kelas X-E
SMA Negeri 1 Karangdowo tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas X-E
SMA Negeri 1 Karangdowo adalah 26 siswa dengan rincian 8 siswa putra dan 18
siswa putri. Sementara itu, guru bahasa Indonesia yang dijadikan subjek penelitian
ini adalah Drs. Suryoko, M.Pd.
D. Data dan Sumber Data Penelitian
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses
menulis pembelajaran menulis eksposisi, keterampilan siswa dalam menulis
eksposisi, serta kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis eksposisi
di kelas. Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian
dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut
meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
1. Tempat dan peristiwa, yakni berbagai kegiatan pembelajaran menulis
eksposisi yang berlangsung di kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo yang
dialami oleh siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI.
2. Informan, dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, guru bahasa Indonesia kelas X-E dan siswa kelas X-E SMA
Negeri 1 Karangdowo.
3. Dokumen, meliputi foto kegiatan pembelajaran menulis eksposisi yang
terjadi, hasil tes siswa, buku pelajaran bahasa Indonesia, silabus yang
ditentukan oleh pihak sekolah, serta hasil wawancara yang dilakukan
kepada siswa maupun guru bahasa Indonesia.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan tujuan, metode, dan jenis sumber data yang digunakan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:
1. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran
yang berlangsung di kelas, baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan
seperti biasa (tradisional) maupun kegiatan yang menggunakan
pendekatan SAVI. Tujuan dari observasi, yaitu untuk mengamati
perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas.
Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan cara peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif yang dipimpin oleh guru. Peneliti tidak
melakukan kegiatan yang dapat mempengaruhi peristiwa dalam proses
pembelajaran. Peneliti mengambil posisi di tempat duduk paling belakang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan berada di
tempat duduk paling belakang, peneliti memiliki kesempatan untuk
mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas dengan leluasa.
Observasi pada guru difokuskan pada kemampuan guru dalam
mengelola kelas serta dalam memancing keaktifan siswa dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara itu, hasil observasi
siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran serta minat
siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung terutama menulis
eksposisi dengan pendekatan SAVI.
2. Wawancara Mendalam
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan
tentang pelaksanaan pembelajaran menulis eksposisi di dalam kelas.
Berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami guru dalam
pembelajaran menulis eksposisi serta faktor-faktor penyebabnya. Selain
itu, melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui metode
pembelajaran menulis eksposisi yang diterapkan guru dalam pembelajaran
dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap cara mengajar yang
digunakan oleh guru tersebut serta untuk mengetahui tingkat keterampilan
menulis eksposisi.
3. Tes atau Pemberian Tugas
Usaha yang dilakukan guru dalam rangka mengetahui hasil
kegiatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dalam penelitian ini, guru melakukan dua kali tes, yakni pretes digunakan
untuk mengetahui keterampilan awal siswa dalam menulis eksposisi dan
postes untuk mengetahui keterampilan siswa setelah mengikuti
pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI.
4. Analisis Dokumen
Teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil dokumen
yang ada, yaitu hasil kerja siswa dan guru dalam kegiatan menulis
eksposisi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), lembar hasil
observasi, dan daftar nilai serta hasil wawancara.
F. Teknik Uji Validitas Data
Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Adapun teknik tersebut sebagai berikut.: triangulasi metode dan triangulasi
sumber data.
1. Triangulasi metode, teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang
telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari
kenyataan di lapangan maupun wawancara. Dalam hal ini peneliti
membandingkan hasil observasi dengan data yang berasal dari siswa yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara terstruktur. Data yang berasal
dari guru diperoleh melalui wawancara mendalam, yakni mengenai segala
hal yang terjadi dan berhubungan dengan kegiatan pembelajaran menulis
eksposisi di kelas tersebut.
2. Triangulasi sumber data, teknik ini mengarahkan peneliti agar di dalam
mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
tersedia. Sumber data dalam penelitian ini berupa hasil wawancara, nilai
hasil pekerjaan menulis eksposisi siswa, dan katercapaian indikator
penelitian tiap siklus.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah
dikumpulkan antara kian menggunakan teknik deskriptif komparatif (statistik
deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis (Suwandi, 2011a: 66). Teknik
statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan
membandingkan hasil antarsiklus. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk
mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
belajar-mengajar yang diturunkan berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan
dari kajian teoretis maupun ketentuan yang sudah ada. Hasil analisis tersebut
dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahapan berikutnya
sesuai dengan siklus yang ada.
Data yang telah terkumpul, dideskripsikan kemudian dianalisis dan
dilanjutkan dengan membandingkan hasil akhir tiap siklus dengan indikator
keberhasilan. Hasil analisis kritis menunjukkan kelebihan dan kekurangan kinerja
siswa dan guru dalam proses pembelajaran menulis ekposisi dengan pendekatan
SAVI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai
berikut:
1. Melakukan survai terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. Teknik
yang dapat diterapkan berupa pengamatan (observasi) dan wawancara.
2. Mengidentifikasi berbagai masalah dari hasil observasi dan wawancara
untuk segera dipecahkan.
3. Merumuskan secara rinci dan jelas masalah-masalah yang telah
terindikasi.
4. Melakukan pengkajian teoretis tentang pendekatan SAVI dalam
pembelajaran keterampilan menulis eksposisi.
5. Menyusun atau merumuskan metode penelitian tindakan kelas.
6. Penerapan tindakan melalui langkah-langkah yang telah disusun.
7. Mengamati hasil tindakan secara menyeluruh yang didahului oleh evaluasi
yang juga secara menyeluruh.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan
melalui empat tahap, yakni : (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan;
(3) observasi; dan (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto, dkk, 2007: 74)
Penjelasan secara garis besar mengenai masing-masing langkah tersebut
diuraikan sebagai berikut:
a. Persiapan
Pada tahap persiapan ini peneliti meminta izin untuk melakukan
penelitian di SMA Negeri 1 Karangdowo. Peneliti mengajukan surat izin
penelitian yang dikeluarkan oleh pihak pascasarjana disertai proposal
penelitian. Setelah peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah, peneliti
menemui guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Drs.
Suryoko, M.Pd.) untuk mempersiapkan kegiataan survai awal. Pada
kegiatan ini, peneliti dan guru mendiskusikan kelas yang akan digunakan
untuk penelitian.
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
Data I
Refleksi I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan/
Pengumpulan
Data II
Refleksi II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
SIKLUS I
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b. Survai Awal
Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis eksposisi,
peneliti melakukan survai awal di kelas yang telah ditentukan
sebelumnya, yaitu kelas X-E pada tahap ini, peneliti berusaha mengenali
kemampuan siswa dalam menulis eksposisi serta situasi dan kondisi
pembelajaran menulis eksposisi. Pengenalan tersebut dilakukan dengan
mengamati proses pembelajaran menulis eksposisi, memeriksa hasil
pekerjaan siswa berupa eksposisi. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan
wawancara pada guru pengampu dan siswa mengenai pembelajaran
menulis eksposisi.
c. Pelaksanaan Siklus
Siklus yang direncanakan adalah dengan empat tahap pada tiap
siklusnya karena waktu yang diberikan oleh sekolah tidaklah lama.
Adapun beberapa tahap dalam siklus, di antaranya:
1) Perencanaan tindakan
Berdasar pada hasil identifikasi serta penetapan masalah dari
kegiatan observasi awal, wawancara, peneliti mengajukan alternatif
pemecahan masalah dengan menerapkan pendekatan SAVI dalam
pembelajaran menulis eksposisi. Pada tahap ini, peneliti beserta guru
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
pendekatan SAVI. Di samping itu, peneliti menyiapkan perangkat yang
diperlukan selama pembelajaran seperti kertas HVS, dan perangkat yang
diperlukan untuk observasi seperti lembar observasi dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2) Pelaksanaan tindakan
Tindakan yang telah direncanakan serta disepakati oleh peneliti
dan guru diterapkan oleh guru dalam pembelajaran menulis eksposisi yang
menerapkan pendekatan SAVI. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam
langkah-langkah pembelajaran yang sistematis. Secara garis besar,
sebelum siswa praktik menulis eksposisi, guru tetap memberi materi.
Materi yang diberikan tidak terbatas pada teori tentang menulis eksposisi
akan tetapi langkah-langkah praktis menulis eksposisi juga diberikan
sebagai bahan pembelajaran. Setelah itu, siswa ditugasi untuk membuat
tulisan eksposisi dengan menggunakan pendekatan SAVI. Penerapan
pendekatan SAVI secara garis besar sebagai berikut; 1) guru
menyampaikan materi tulisan eksposisi, 2) guru membentuk kelas
menjadi beberapa kelompok, 3) guru meminta siswa untuk berdiskusi, 4)
guru memutarkan gambar/visualisasi di depan kelas, dan 5) guru meminta
siswa untuk membuat tulisan eksposisi.
3) Observasi
Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran menulis eksposisi
berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta
pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Data
yang diperoleh dari kegiatan observasi kemudian diinterpretasi guna
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4) Analisis dan refleksi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul
dari hasil observasi kemudian menyajikan pada guru pengampu. Dari hasil
analisis kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran, peneliti dan guru
berdiskusi menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan
pada siklus berikutnya. Dari tahap ini pula diketahui berhasil tidaknya
tindakan yang telah diberikan.
I. Indikator Keberhasilan Tindakan
Berkenaan indikator keberhasilan pembelajaran, Mulyasa (2006: 209)
mengungkapkan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan
hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya 75% peserta didik
terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental, ataupun sosial selama proses
pembelajaran. Selain itu, siswa juga harus menunjukkan minat tinggi terhadap
pembelajaran. Dari 75% siswa yang mengalami perubahan positif dan output yang
bermutu tinggi.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan kualitas proses
dan peningkatan keterampilan menulis eksposisi siswa. Dalam penelitian ini,
proses pembelajaran berhasil bila terdapat setidaknya 75% siswa fokus dan aktif
dalam pembelajaran, sedangkan dari segi hasil setidaknya terdapat 75% siswa
yang berhasil menulis eksposisi dengan baik. Siswa dikatakan berhasil menulis
eksposisi jika memperoleh nilai minimal 75 sesuai dengan batas ketuntasan
minimal yang telah ditentukan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Menulis Eksposisi
No Aspek
yang Diukur
Persentase
Pencapaian
pada Siklus
Akhir
Cara Mengukur
1. Kinerja guru
75%
Diamati saat guru dalam pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi oleh
peneliti yang meliputi proses pembelajaran
dari awal hingga akhir.
2. Kinerja siswa
75%
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi oleh peneliti
yang meliputi keaktifan siswa, minat dan
motivasi, perhatian dan konsentrasi.
3. Keterampilan
siswa dalam
menulis
eksposisi
75%
Dihitung dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai 75 dalam menulis
eksposisi. Siswa yang mendapat nilai 75
dinyatakan telah mencapai ketuntasan
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah yang terdapat
dalam bab I akan disampaikan pada bab IV ini. Sebelum hasil penelitian, akan
diuraikan terlebih dahulu kondisi awal (pratindakan) proses pembelajaran menulis
eksposisi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo. Urutan dalam bab ini akan
menguraikan tentang: (1) kondisi awal pembelajaran serta hasil pembelajaran
menulis eksposisi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo; (2) pelaksanaan
tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil penelitian. Penelitian
tindakan dilakukan dalam 3 siklus dengan 4 tahap pada masing-masing siklus.
Tahapan meliputi kegiatan: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi tindakan.
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pratindakan)
Selama ini siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis,
terutama menulis eksposisi. Keterampilan menulis eksposisi yang dikuasai oleh
siswa ternyata belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Kekurangberhasilan
tersebut disebabkan oleh sistem pembelajaran yang masih berpusat pada guru
dalam menggunakan metode dan pendekatan dalam pembelajaran. Siswa kurang
diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya. Siswa juga masih
terbiasa pasif, sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Motivasi
dan minat siswa yang rendah juga penyebab rendahnya pembelajaran menulis
eksposisi siswa. Suasana pembelajaran yang monoton juga penyebab rendahnya
keterampilan menulis siswa.
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Rendahnya kemampuan menulis eksposisi siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Karangdowo juga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang
tertarik dengan pembelajaran menulis eksposisi; (2) siswa masih kesulitan dalam
menentukan tema atau topik dalam menulis; (3) siswa kesulitan dalam mencari
bahan untuk ditulis dalam tulisan eksposisi, (4) siswa merasa kesulitan dalam
menentukan langkah-langkah yang tepat untuk menulis eksposisi yang praktis dan
mudah; dan (5) guru merasa kesulitan dalam menemukan pendekatan yang tepat
untuk menyampaikan materi menulis eksposisi.
Untuk mengatasi beberapa masalah di atas, perlu diterapkan suatu bentuk
pembelajaran menulis eksposisi yang lebih memberdayakan siswa untuk tetap
aktif dan kreatif, yaitu pembelajaran menulis eksposisi dengan menerapkan
pendekatan SAVI untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil
pembelajaran menulis eksposisi.
Penjelasan di atas disampaikan berdasarkan kondisi awal, survai dilakukan
sebelum penelitian dilaksanakan. Survai awal bertujuan untuk mengetahui proses
pembelajaran menulis eksposisi yang dilakukan oleh guru, serta kemampuan awal
siswa dalam menulis eksposisi. Kondisi awal ini dijadikan acuan untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran selanjutnya. Survai
awal ini dilakukan pada hari Sabtu, 21 September 2013 pukul 11.00 – 12.45 WIB.
Pada kegiatan pratindakan ini, guru melaksanakan proses pembelajaran seperti
biasa dan peneliti mengamati jalannya pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
sebagai partisipan pasif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Pada kegiatan pratindakan, guru membuka pelajaran dengan mengucap
salam dan menanyakan siswa yang tidak hadir. Beberapa siswa menjawab, “Nihil
Pak”. Guru meminta siswa untuk membuka buku paket dan buku pendamping
atau LKS, kemudian guru menjelaskan tentang karangan, kemudian menjelaskan
paragraf eksposisi, contoh paragraf eksposisi, dan langkah-langkah dalam menulis
eksposisi.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa
siswa memang tampak memperhatikan penjelasan guru, terutama siswa yang
duduk di bagian depan, tetapi tidak sedikit pula siswa yang bercakap-cakap
dengan temannya, bermain alat tulis, menyandarkan kepalanya di meja, serta
sibuk beraktivitas sendiri.
Sebenarnya guru sudah berusaha untuk mengaktifkan siswa, tetapi kurang
berhasil. Guru sudah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, tetapi tidak
ada siswa yang memanfaatkan peluang tersebut. Oleh karena itu, guru
menugaskan siswa untuk membuat tulisan eksposisi. Siswa membuat tulisan
eksposisi dengan tema “Kebersihan kelas”. Pada kegiatan ini kelas sedikit ramai.
Beberapa siswa bertanya pada temannya tentang menulis eksposisi. Tulisan
eksposisi siswa dikumpulkan sesaat setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi.
Jika diamati, pembelajaran tersebut masih bersifat konvensional.
Pembelajaran masih berpusat pada guru, meskipun siswa diberi kesempatan untuk
bertanya tentang materi yang sekiranya belum jelas. Guru belum mampu
menyampaikan materi eksposisi dengan baik kepada pesert didik. Guru masih
dominan dalam pembelajaran, guru waktu menerangkan yang berada di depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
kelas dan tidak mengontrol siswa yang berada di bagian belakang, sehingga
pembelajaran bersifat pasif. Metode dan pendekatan yang diterapkan oleh guru
dirasa kurang variatif. Metode ceramah masih mendominasi kegiatan
pembelajaran. Guru yang hanya berada di depan kelas sewaktu menerangkan
berakibat pada pengawasan/kontrol terhadap siswa kurang, sehingga membuat
siswa tidak ikut berpartisipasi sewaktu pembelajaran.
Di samping itu, aspek kerapian tulisan sering mendapatkan porsi yang
lebih besar dalam penilaian daripada aspek penilaian lainnya. Meski aspek
tersebut sedikit banyak mencerminkan keterampilan menulis siswa, masih ada
beberapa aspek lain yang seharusnya lebih diperhatikan oleh guru. Pemilihan
kosakata serta pengembangan ide karangan kurang diperhatikan dalam kegiatan
evaluasi. Demikian juga dengan aspek pengembangan bahasa kurang diperhatikan
oleh guru. Terhadap hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru, peneliti menawarkan
model penilaian yang dinilai lebih komprehensif dalam mewadahi aspek
penulisan eksposisi. Model penilaian tersebut adalah menggunakan model
penilaian Hartfield (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2009: 307, dengan modifikasi
peneliti). Model penilaian tersebut lebih rinci dalam melakukan penyekoran
dengan mempergunakan skala interval untuk tiap tingkat tertentu.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa pada
hari Sabtu, 21 September 2013, diketahui bahwa pembelajaran menulis eksposisi
kurang begitu disukai, dikarenakan guru dirasa kurang bisa menyampaikan
materi. Guru menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Pada
akhir pembelajaran, guru memberikan tugas sebagai evaluasi. Hal semacam ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
membuat siswa merasa jenuh. Mereka menyatakan bahwa guru menyampaikan
materi dengan metode yang kurang bisa membuat siswa berminat terhadap
pembelajaran menulis eksposisi. Metode ceramah yang digunakan guru cenderung
membuat siswa bosan terhadap pembelajaran.
Berdasarkan pretes yang dilakukan pada saat pratindakan, didapatkan data
bahwa kemampuan menulis eksposisi siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Karangdowo masih tergolong rendah. Nilai tertinggi mencapai 80 sejumlah 2
siswa dan nilai terendah mencapai 50 sejumlah 4 siswa. Hasil tulisan eksposisi
siswa dinilai dari lima aspek, yaitu isi, organisasi, kosakata, pengembangan
bahasa, dan mekanik. Untuk lebih jelasnya bisa disimak di tabel di bawah ini.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Prasiklus
Rentang Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
80 – 85 2 7.69% Tuntas
74 – 79 7 26.92% Tuntas
68 – 73 - - -
62 – 67 2 7.69% Tidak Tuntas
56 – 61 9 34.62% Tidak Tuntas
50 – 55 6 23.08% Tidak Tuntas
Jumlah 26 100 % ≥ 75 = 9
Data tersebut menginformasikan bahwa : 1) siswa yang mendapatkan
rentang nilai 80-85 mencapai 2 siswa; 2) siswa yang mendapatkan rentang nilai
74-79 mencapai 7 siswa; 3) siswa yang mendapatkan rentang nilai 68-73 adalah 0
siswa; 4) siswa yang mendapatkan rentang nilai 62-67 mencapai 2 siswa; 5) siswa
yang mendapatkan rentang nilai 56-61 mencapai 9 siswa; dan 6) siswa yang
mendapatkan rentang nilai 50-55 mencapai 6 siswa. Data yang telah disusun
dalam tabel di atas, kemudian disajikan dalam bentuk histogram. Sumbu mendatar
menyatakan kelas interval dan sumbu tegak menyatakan persentase. Warna merah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
menunjukkan nilai yang belum tuntas, warna hitam merupakan nilai yang sudah
tuntas.
Gambar 4. Histogram Nilai Keterampilan Menulis Eksposisi Siswa
pada Prasiklus
Untuk mengetahui perolehan nilai siswa secara rinci, dapat dilihat pada
lampiran 14 halaman 199. Atas dasar hasil perolehan nilai tersebut, dapat
disimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis eksposisi masih tergolong
rendah.
Hal itu dapat dilihat dari perolehan nilai menulis eksposisi siswa yang
sudah mencapai batas ketuntasan belajar, yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih
dari sama dengan 75 adalah sekitar 9 siswa (34,62%), sedangkan sekitar 17 siswa
(65,38%) lainnya belum mencapai batas ketuntasan sekolah. Nilai tertinggi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
diperoleh siswa sebesar 80 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah sebesar 50
sebanyak 4 siswa, sedangkan rata-rata kelas hanya 64.
Gambar 5. Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Menulis Eksposisi pada
Prasiklus
Dari hasil wawancara dengan guru kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini, serta dari observasi peneliti
terhadap kegiatan belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang
bersangkutan, ada beberapa faktor yang menjadikan keterampilan menulis
eksposisi siswa rendah, yaitu sebagai berikut.
1. Input Siswa dari Tahun ke Tahun yang Dirasa Semakin Rendah Kualitasnya
Guru mengakui bahwa untuk tahun pelajaran 2013/2014, input kelas
X di SMA N I Karangdowo dirasa rendah dari tahun sebelumnya. Apalagi di
kelas X-E, beliau merasa lebih susah untuk menyampaikan materi dibanding
kelas lain. Tentu saja hal ini berpengaruh pada kemampuan siswa dalam
berbagai keterampilan berbahasa, termasuk menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
2. Siswa Terlihat Kurang Tertarik pada Pembelajaran Menulis
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa dan
guru, diketahui bahwa siswa kurang tertarik pada pembelajaran menulis.
Pendapat siswa, pelajaran menulis itu cenderung membosankan dan sulit.
Sementara itu, guru menyatakan bahwa faktor yang menyebab siswa kurang
tertarik dalam pelajaran menulis adalah pelajaran menulis dianggap sulit bagi
siswa dan selama ini pembelajaran menulis yang dilakukan hanya bersifat
individual, guru menjelaskan materi tentang menulis, siswa disuruh membaca
materi menulis pada lembar kerja siswa, kemudian dilanjutkan dengan
menulis yang dikumpulkan seadanya, tanpa ada tahap evaluasi dalam
menulis.
Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan peneliti dalam kelas, yaitu
pada saat pembelajaran menulis berlangsung, sebagian besar siswa tampak
kurang bersemangat mengikuti pembelajaran menulis. Hal ini dapat diketahui
dari kegiatan apersepsi yang dilakukan oleh guru tidak diiringi respons yang
baik oleh siswa. Dengan kata lain, banyak siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru tentang materi menulis yang diberikan. Siswa Kesulitan
dalam mengungkapkan dan mengorganisasikan gagasan.
Selama kegiatan menulis berlangsung, sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan untuk memulai kegiatan menulis. Hal ini dapat dilihat
dari hasil tulisan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam mengembangkan ide tulisan ke dalam beberapa alenia. Terlihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
tulisan siswa yang terdapat ide tulisan yang belum dikembangkan secara
maksimal.
Berdasarkan tinjauan atas pekerjaan siswa didapatkan sebagian besar
siswa belum mampu mengorganisasikan gagasan dengan baik. Hal ini
terbukti dari hasil pekerjaan siswa, pengungkapan gagasan dalam tulisan
kurang lancar, gagasan yang dipaparkan kurang terorganisasi dan bahan
pendukung tulisan terbatas, sehingga urutannya tidak lengkap dan masih
terlihat beberapa pekerjaan belum kohesif dan koherensif.
3. Kesulitan dalam Pemilihan Kata dan Menggunakan Ejaan serta Tanda Baca
Sebagian besar siswa belum mampu memilih kata dan menggunakan
ejaan yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan nilai pada aspek
kosakata dan mekanik (tata bahasa, ejaan, dan kerapian tulisan) menunjukkan
hasil yang tidak memuaskan bahkan dapat dikatakan tergolong rendah.
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, sebagian besar siswa belum
menggunakan kosakata yang bervariasi. Dalam hal ini, penguasaan kosa kata
siswa terbatas. Sebagian besar siswa masih melakukan kesalahan dalam
menggunakan ejaan dan tanda baca seperti penulisan huruf besar, penempatan
tanda koma, tanda titik dan tanda baca lainnya.
4. Guru Belum Menemukan Pendekatan/Metode yang Sesuai untuk
Menjelaskan Materi Menulis Eksposisi
Dalam menyampaikan materi menulis selama ini, guru cenderung
menggunakan metode ceramah. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru
menyampaikan materi menulis, diiringi dengan contoh tulisan eksposisi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
langkah-langkah menyusun karangan hingga pengembangannya ke dalam
sebuah tulisan. Hal tersebut dilakukan guru dengan menuliskan pokok materi
yang disampaikan secara lisan, kemudian meminta beberapa siswa untuk
membacakan materi yang berada di lembar kerja siswa. Hal inilah yang
membuat siswa menjadi pasif serta sulit untuk berkembang.
Setelah guru menyampaikan materi, guru memberikan tugas kepada
siswa untuk menulis secara individual dan dikumpulkan tanpa ada umpan
balik secara mendalam yang diberikan oleh guru secara bersama-sama dengan
para siswa. Hal inilah yang menjadi salah satu kekurangan yang dilakukan
oleh guru dalam pembelajaran. Padahal, terdapat beberapa siswa yang masih
mengalami kesulitan dalam menulis. Hal ini terbukti dari hasil pekerjaan
siswa yang belum memuaskan dan beberapa siswa yang belum mencapai nilai
standar minimal ketuntasan hasil belajar (75).
5. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
Guru terlihat mendominasi kelas sehingga hampir semua kegiatan
dikendalikan dan dilaksanakan guru sedang bersikap pasif. Guru
mempersiapkan RPP, tetapi yang digunakan RPP tahun lalu/sebelumnya,
karena dianggap sama saja. Pelaksanaannya tidak sepenuhnya sesuai dengan
RPP. Tentu saja hal ini akan berdampak pada pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru. Dalam pembelajaran, guru terlihat belum sepenuhnya
siap dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikemukakan bahwa ada dua hal
pokok yang perlu diperbaiki, yaitu kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
menulis eksposisi. Implikasinya perlu dilakukan suatu tindakan yang dapat
memperbaiki dua hal tersebut.
B. Hasil Penelitian
Berangkat dari hasil pengamatan peneliti pada survai awal, perlu
dilakukan suatu tindakan yang dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran
menulis eksposisi. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap yang berkesinambungan dan terpadu, yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan) tindakan, serta analisis
dan refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan I
Perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin, 23 September
2013 di rumah Bapak Suryoko. Pada tahap ini, guru dan peneliti berdiskusi
tentang hasil pengamatan pembelajaran menulis eksposisi pada waktu survai
awal dan merencanakan hal-hal yang akan dilakukan pada siklus I. Adapun
hal-hal yang didiskusikan antara lain:
1) Peneliti dan guru menyamakan persepsi tentang penelitian yang dilakukan;
2) Peneliti mengusulkan pendekatan SAVI yang akan diterapkan dalam
pembelajaran menulis eksposisi;
3) Peneliti menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan SAVI yang
nantinya akan digunakan sewaktu pembelajaran;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4) Peneliti dan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
menulis eksposisi. RPP yang dibuat untuk dua kali tatap muka (4 x 45
menit);
5) Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran menulis eksposisi.
Skenario pembelajaran ini dengan pendekatan SAVI ini, meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
a) guru membuka pelajaran, mengecek kehadiran siswa, dan
mengondisikan kelas;
b) guru memberikan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa
tentang menulis eksposisi melalui kegiatan tanya jawab;
c) guru menyampaikan hasil tulisan dan hasil evaluasi yang dilakukan
oleh guru dan peneliti kepada siswa;
d) guru memberikan contoh perbaikan dari berbagai kesalahan yang
terdapat dalam tulisan siswa sebelumnya, seperti penggunaan huruf
kapital dan penggunaan tanda baca;
e) guru menjelaskan perbedaan mendasar tentang berbagai tulisan dalam
bahasa Indonesia;
f) guru memberikan penjelasan materi tentang tulisan eksposisi hingga
proses membuat tulisan eksposisi;
g) guru bertanya jawab dengan siswa tentang penjelasan guru yang sekira
belum jelas;
h) guru membagi siswa dalam kelas menjadi 5 kelompok, setiap kelompok
berkisar 5-6 siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
i) guru dan siswa berdiskusi tentang tema yang akan diangkat dalam
tulisan eksposisi;
j) guru meminta siswa untuk mendiskusikan hal-hal pokok/kerangka
karangan tulisan eksposisi bersama anggota kelompok;
k) guru mengawasi dan membimbing siswa dalam kegiatan diskusi;
l) guru menampilkan gambar yang ada hubungannya dengan tema yang
diangkat dalam tema, dengan tujuan untuk merangsang daya pikir
siswa;
m) guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi
berdasarkan kerangka yang telah didiskusikan bersama, tetapi harus
berbeda dengan teman kelompok;
n) guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;
o) guru dibantu siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan;
p) guru menutup pelajaran.
6) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini
berupa tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa
dalam menulis eksposisi. Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung.
7) Peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali penelitian (dua
pertemuan, 4 x 45 menit), yaitu Selasa, 24 September 2013 dan Sabtu, 28
September 2013.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran menulis eksposisi
dengan pendekatan SAVI dalam 2 kali pertemuan. Sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali
penelitian (dua pertemuan, 4 x 45 menit), yaitu Selasa, 24 September 2013 dan
Sabtu, 28 September 2013 di ruang kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo.
Dalam pelaksanaan tindakan I ini, guru bertindak sebagai
fasilitator/penyampai materi dalam pembelajaran menulis eksposisi di dalam
kelas, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat yang berada di bagian
belakang kelas untuk mengamati jalannya pembelajaran dan sebagai partisipan
pasif.
Pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,
24 September 2013 selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit), yaitu pada pukul
12.00-13.30 WIB (ke-7 dan jam ke-8). Secara rinci urutan pelaksanaan tindakan I
pada pertemuan pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
1) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam pada siswa kemudian
dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa, lalu guru mengondisikan
siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
2) Guru menyampaikan hasil tulisan dan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru
dan peneliti kepada siswa.
3) Guru memberikan sedikit gambaran evaluasi dari hasil tulisan sebelumnya.
4) Guru menjelaskan perbedaan mendasar tentang berbagai tulisan dalam bahasa
Indonesia.
5) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang menulis eksposisi melalui
kegiatan tanya jawab, terdapat beberapa siswa yang ikut berpartisipasi dalam
kegiatan ini;
6) Guru menjelaskan seluk-beluk materi tulisan eksposisi hingga proses
membuat tulisan eksposisi;
7) Guru dibantu oleh siswa membagi siswa dalam kelas menjadi 5 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
8) Guru dan siswa berdiskusi tentang tema yang akan diangkat dalam tulisan
eksposisi;
9) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hal-hal pokok/kerangka karangan
tulisan eksposisi bersama anggota kelompok.
Pembelajaran menulis eksposisi dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Pelaksanaan tindakan I untuk pertemuan kedua tersebut dilaksanakan pada hari
Sabtu, 28 September 2013 selama dua jam pelajaran, yaitu 11.00-12.45 WIB (jam
ke-6 dan jam ke-7). Adapun urutan pelaksanaan tindakan I pada pertemuan kedua
ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) guru membuka pelajaran, mengucapkan salam, dan mengecek kehadiran
siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
2) guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang pembelajaran menulis
eksposisi yang pertemuan sebelumnya telah dibahas;
3) guru mempersilakan siswa untuk bergabung bersama kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya;
4) guru menyuruh siswa dalam kelompok untuk melanjutkan membuat kerangka
menulis eksposisi berdasar atas tema yang sudah didiskusikan;
5) guru mengawasi dan membimbing jalannya diskusi kelompok;
6) guru menampilkan gambar yang ada hubungannya dengan tema yang
diangkat dalam tema, dengan tujuan untuk merangsang daya pikir siswa;
7) guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi berdasarkan
kerangka yang telah didiskusikan bersama, tetapi harus berbeda dengan
teman kelompok;
8) guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;
9) guru dibantu siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Observasi
Observasi/pengamatan dilakukan pada pembelajaran menulis eksposisi
berlangsung, yaitu pada hari Selasa, 24 September 2013 pukul 12.00 – 13.30
WIB dan Sabtu, 28 September 2013 pukul 11.00 – 12.45 WIB di ruang kelas
X-E SMA Negeri 1 Karangdowo. Observasi ini difokuskan pada situasi
pembelajaran menulis eksposisi, kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dan
aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran menulis eksposisi
berlangsung. Peneliti menggunakan pedoman observasi sebagaimana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
terdapat dalam lampiran. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
partisipan pasif.
1) Pengamatan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, didapatkan hasil
kinerja guru sebagai berikut. Langkah pertama yang dilakukan guru adalah
membuka pelajaran dengan mengucap salam dan menyapa siswa, setelah itu
guru menanyakan siswa yang tidak mengikuti pelajaran dan mengisi buku
presensi. Kelas terlihat agak sedikit gaduh. Beberapa siswa masih bercakap-
cakap dengan teman sebangku dan terlihat berbisik-bisik.
Pada pertemuan pertama ini, guru melakukan sedikit evaluasi terhadap
kesalahan yang terdapat dalam pekerjaan siswa pada prasiklus. Guru
menerangkan sekilas penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca.
Kemudian guru menjelaskan perbedaan mendasar dari berbagai tulisan dalam
bahasa Indonesia (meliputi deskripsi, eksposisi, persuasi, argumentasi, dan
narasi). Dalam menerangkan, guru juga menggunakan metode tanya jawab
dengan siswa. Terlihat beberapa siswa yang tidak menyampaikan
pendapatnya, namun tetap memperhatikan penjelasan yang dilakukan guru.
Guru kemudian menyampaikan kembali materi seluk-beluk materi tulisan
eksposisi hingga proses membuat tulisan eksposisi.
Setelah menyampaikan materi, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan tentang materi yang berkaitan dengan menulis
eksposisi. Terlihat beberapa siswa bertanya kepada guru tentang materi
menulis eksposisi. Guru menjawab pertanyaan dari siswa dengan perlahan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
lahan. Setelah siswa memahami penjelasan yang disampaikan guru, guru
dibantu siswa membagi siswa menjadi 5 kelompok, kelompok terdiri dari 5-6
siswa. Suasana kelas menjadi gaduh karena suara meja dan kursi yang
dipindahkan oleh beberapa siswa. Guru berusaha menenangkan suasana,
kemudian guru meminta kepada siswa untuk memilih tema/pokok bahasan
yang akan dipilih untuk membuat tulisan eksposisi. Kemudian guru meminta
siswa untuk mendiskusikan hal-hal pokok/kerangka karangan tulisan eksposisi
bersama anggota kelompok. Kegiatan itu dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 6. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membuat kerangka
karangan pada siklus I
Pada pertemuan kedua, seperti biasa guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan mempresensi kehadiran siswa. Langkah berikutnya,
guru menanyakan tentang materi kemarin, guru bertanya tentang materi yang
telah dijelaskan kemarin. Hal ini bertujuan untuk mengecek kesiapan siswa
sebelum mengikuti pelajaran. Lalu guru memberikan penjelasan tentang
tulisan eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Langkah berikutnya guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan
anggota kelompok yang lain. Suasana kelas menjadi gaduh karena suara meja
dan kursi yang dipindahkan oleh beberapa siswa, guru berusaha menenangkan
suasana. Guru meminta siswa untuk melanjutkan diskusi membuat kerangka
karangan. Lalu guru menayangkan gambar yang ada hubungannya dengan
tema yang diangkat dalam tulisan eksposisi, yang bertujuan untuk merangsang
daya pikir/imajinasi siswa. Langkah berikutnya guru meminta siswa untuk
membuat tulisan eksposisi sesuai dengan kerangka yang dibuat bersama, tetapi
harus berbeda dengan teman satu kelompok. Selama membuat tulisan
eksposisi, guru berkeliling dan memberi pengarahan siswa dalam penulisan
eksposisi siswa., setelah selesai guru meminta siswa untuk mengumpul
pekerjaannya di depan kelas. Pembelajaran ditutup dengan doa, mengucapkan
salam dan guru keluar kelas diikuti oleh peneliti dan para siswa.
Berdasarkan lembar observasi kinerja guru, diperoleh hasil bahwa
kinerja guru pada pertemuan pertama siklus I mencapai nilai 68 (lihat
lampiran 23a halaman 238). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa
kinerja guru belum optimal. Hal tersebut wajar dan bisa dimaklumi, karena
guru belum terbiasa menerapkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran
menulis eksposisi.
Pada pertemuan kedua siklus I, guru sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru yang
mencapai nilai 70 (lihat lampiran 23b halaman 241). Berdasarkan hasil
observasi kinerja guru selama dua pertemuan di siklus I, maka diperoleh nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
rata-rata kinerja guru adalah 69 dengan kriteria cukup. (lihat lampiran 24
halaman 244).
2) Pengamatan Kinerja Siswa
Pengamatan terhadap kinerja siswa difokuskan pada tiga aspek, yaitu (1)
keaktifan siswa dalam pembelajaran; (2) perhatian dan konsentrasi terhadap
penjelasan guru; (3) minat dan motivasi dalam pembelajaran. Berdasarkan dua
pertemuan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut.
a) Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi siswa bersedia menjawab pertanyaan yang
diberikan guru, berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami,
berani menyampaikan pendapat, dan aktif dalam kegiatan diskusi. Pada saat
pembelajaran, siswa terlihat belum sepenuhnya bertanya kepada guru terhadap
materi pembelajaran yang disampaikan guru. Dalam kegiatan diskusi
kelompok, siswa belum sepenuhnya aktif dalam kegiatan diskusi, hanya
terlihat beberapa anak yang aktif berperan dalam kegiatan diskusi. Ketika
diberi kesempatan untuk bertanya, hanya sedikit siswa yang memanfaatkan
kesempatan tersebut. Ketercapaian ini sebesar 60,38% (lihat lampiran 22
halaman 237).
b) Perhatian dan Konsentrasi Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi kondisi siswa dalam memperhatikan guru ketika
melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk,
tidak melamun, tidak sibuk dengan aktivitas sendiri dalam pembelajaran, dan
mencatat penjelasan materi guru. Pada saat pembelajaran, sebagian siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
terkadang tidak memperhatikan guru ketika apersepsi dan menjelaskan materi.
Siswa banyak terlihat mengantuk dan sering melamun. Ketercapaian ini
sebesar 63,08% (lihat lampiran 22 halaman 237).
c) Minat dan Motivasi dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi bersemangat, antusias, dan menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran. Menilik dari dua pertemuan yang sudah
dilakukan, minat dan motivasi siswa belum sesuai yang diharapkan. Mayoritas
siswa mendapatkan nilai cukup, dan masih ada yang kurang dalam indikator
ini, masih dijumpai siswa yang terlihat lemah lunglai, kurang bersungguh-
sungguh dalam pembelajaran (terlihat malas). Ketercapaian indikator ini
sebesar 61,54% (lihat lampiran 22 halaman 237).
Rata-rata nilai kinerja siswa pada pelaksanaan siklus I mencapai 9,25 dari
nilai maksimal 15, atau 61,67% dengan kategori cukup (lihat lampiran 22
halaman 237). Secara ringkas, distribusi frekuensi nilai kinerja siswa siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kinerja Siswa Siklus I
Rentang Frekuensi Persentase Kategori
15 - Sangat baik
12 – 14 2 7,69 % Baik
9 – 11 18 69,23 % Cukup
6 – 8 6 23,08 % Kurang
5 - - Sangat kurang
Jumlah 26 100% ≥ 12 = 2
< 12 = 24
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat: 1) sebanyak 2 siswa yang
mempunyai kinerja baik dalam kelas; 2) sebanyak 18 siswa yang mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
kinerja cukup dalam kelas; dan 3) sebanyak 6 siswa yang mempunyai kinerja
kurang dalam kelas.
3) Keterampilan Menulis Eksposisi
Penilaian keterampilan menulis ekposisi siswa dapat dilihat dari hasil
akhir penugasan yang dilakukan oleh guru. Penilaian tulisan eksposisi siswa
dinilai dari lima aspek, yaitu isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan
mekanik.
Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 26 terdapat 25 siswa yang hadir, 1
siswa tidak hadir karena izin. Dari 25 siswa, terdapat 13 siswa (52%) yang sudah
mencapai ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah (sebesar ≥75), sedangkan
terdapat 12 siswa (48%) belum mencapai ketuntasan hasil belajar menulis
eksposisi dan rata-rata kelas mencapai 71,4. Nilai terendah yang dicapai siswa
sebesar 60 sejumlah 2 siswa, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai sebesar 80
sejumlah 3 siswa. Hasil distribusi frekuensi nilai menulis eksposisi siswa pada
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Siklus I
Rentang Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
80 – 84 3 12% Tuntas
75 – 79 10 40% Tuntas
70 – 74 5 20% Tidak tuntas
65 – 69 5 20% Tidak tuntas
60 – 64 2 8% Tidak tuntas
Jumlah 25 100 % ≥ 75 = 13
Dari informasi tabel di atas, menunjukkan bahwa : 1) siswa yang
mendapat nilai 80-84 sebanyak 3 siswa; 2) siswa yang mendapat nilai 75-79
sebanyak 10 siswa; 3) siswa yang mendapat nilai 70-74 sebanyak 5 siswa; 4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
siswa yang mendapat nilai 65-69 sebanyak 5 siswa; dan 5) siswa yang mendapat
nilai 60-64 sebanyak 2 siswa. Nilai tertinggi mencapai 80 sejumlah 3 siswa dan
nilai terendah mencapai 60 sejumlah 2 siswa Berikut digambarkan dalam bentuk
histogram.
Gambar 7. Histogram Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Eksposisi
Siklus I
Untuk lebih jelasnya tentang ketuntasan dan kenaikan nilai keterampilan
menulis eksposisi dari prasiklus ke siklus I dapat dilihat pada histogram di bawah
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Gambar 8. Histogram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Prasiklus
hingga Siklus I
Berdasarkan keterangan gambar di atas, maka hasil tersebut belum sesuai
dengan yang diharapkan oleh peneliti. Perlu adanya usaha lebih agar sesuai
dengan yang diharapkan.
d. Analisis dan Refleksi I
Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator
penelitian ini belum tercapai (75%), peneliti dan guru berupaya menggali faktor
penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan analisis dan refleksi bersama-
sama. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut.
1) guru belum maksimal dalam memonitor siswa dalam diskusi siswa dalam
kelompok. Hal ini dibuktikan guru tidak menghampiri semua kelompok untuk
memberi pengarahan, hanya beberapa saja, sehingga terkesan ada
kesenjangan antara kelompok satu dengan kelompok lain;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
2) guru terlalu sering berada di depan kelas, sehingga kontrol guru terhadap
siswa yang ada di belakang masih kurang;
3) guru masih terlihat kaku dalam menerangkan materi, memimpin, dan
mengelola kelas.
4) guru kurang bersikap tegas terhadap siswa, sehingga siswa masih longgar
dalam melakukan akivitasnya yang tidak ada hubungannya dengan
pembelajaran.
5) guru kurang memberikan refleksi atau umpan balik atau memberikan
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan di akhir pembelajaran
tentang seberapa jauh tingkat pemahaman siswa setelah materi tersebut
disampaikan kepada siswa.
6) Sebagian siswa belum menunjukkan kesungguhan dan keaktifan di dalam
proses pembelajaran. Keaktifan dan aktivitas siswa selama pembelajaran ini
meliputi aktif dalam memberikan respons terhadap penjelasan yang diberikan
guru, aktif memperhatikan penjelasan guru saat memberikan materi, dan aktif
dalam kegiatan diskusi. Pada siklus I ini siswa kurang antusias dalam
memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan guru. Mereka juga
kurang memperhatikan penjelasan materi yang diberikan guru, sebagian siswa
sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, baik itu berbicara sendiri
dengan teman sebangkunya atau bermain-main dengan alat tulis. Saat guru
meminta diskusi, banyak siswa yang tidak memanfaatkannya dengan baik.
Sebagian dari mereka banyak yang diam. Secara keseluruhan, kelas tampak
tenang, tetapi para siswa sepenuhnya tidak konsentrasi pada pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
7) Masih banyak siswa yang belum mampu menuangkan gagasan mereka ke
dalam tulisan dengan baik, sehingga terdapat tulisan yang tidak padu antara
kalimat satu dengan kalimat yan lainnya. Selain itu, penguasaan EYD siswa
masih dirasa kurang, sehinggga banyak siswa yang salah dalam menggunakan
huruf kapital, tanda baca, penggunaan awalan, dan kata depan, dan
sebagainya.
8) Guru belum maksimal dalam memonitor siswa dalam diskusi siswa dalam
kelompok. Hal ini dibuktikan guru tidak menghampiri semua kelompok untuk
memberi pengarahan, hanya beberapa saja, sehingga terkesan ada
kesenjangan antara kelompok satu dengan kelompok lain.
9) Terdapat beberapa tulisan eksposisi siswa yang sama satu dengan yang
lainnya. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa siswa yang
Berdasarkan analisis dan refleksi yang telah dilakukan oleh peneliti dan
guru, ditemukan beberapa kekurangan sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang dapat memperbaiki kekurangan
tersebut. Perbaikan atas segala kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah
sebagai berikut.
1) Sebaiknya guru memonitoring semua kelompok pada waktu berdiskusi.
Hal ini dilakukan agar semua kelompok mendapatkan pengarahan dari
guru ketika mereka mengalami kesulitan.
2) Guru harus memperbaiki pengelolaan kelas, hal ini agar materi
pembelajaran yang disampaikan lebih mudah diserap oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
3) Guru harus lebih tegas lagi dalam pembelajaran, hal ini agar siswa lebih
serius lagi dalam pembelajaran.
4) Guru harus berusaha lebih luwes dalam pembelajaran, agar siswa tidak
terlihat bosan, dan tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan.
5) Guru harus memberi motivasi siswa. Hal ini bisa dilakukan hanya sekadar
memberikan tepuk tangan sehingga siswa lebih semangat dalam bertanya
dan menjawab pertanyaan. Selain itu, agar dapat memotivasi siswa dalam
menulis eksposisi dengan baik dan tepat sebaiknya guru memberikan
reward atau hadiah kepada siswa seperti memberi pujian, atau bisa juga
memberi nilai tambahan kepada siswa. Guru pun harus selalu memantau
dan mengingatkan siswa yang tidak mau memperhatikan atau bercanda
dengan temannya.
6) Siswa perlu diberi tambahan penjelasan mengenai ejaan yang
disempurnakan (EYD) mengenai pemakaian huruf besar dan tanda baca
yang tepat.
7) Di akhir pembelajaran hendaknya guru lebih memberikan refleksi atau
penguatan atas materi yang telah disampaikan, agar mengetahui seberapa
jauh tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, perlu diadakan siklus
II karena tujuan dari penelitian belum tercapai. Perencanaan tindakan
dilakukan pada hari Minggu, 20 Oktober 2013 di rumah Bapak Suryoko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Dalam kesempatan ini, peneliti kembali menyampaikan hasil observasi dan
refleksi terhadap pembelajaran menulis eksposisi pada siklus I pada guru.
Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, terdapat
beberapa hal yang baiknya dilakukan guru pada waktu pembelajaran menulis
eksposisi. Guru hendaknya memberikan reward untuk membangkitkan
semangat dan motivasi siswa, guru diharapkan berinteraksi dengan semua
kelompok pada waktu kelompok sedang berdiskusi, dan guru memberikan
penguatan/refleksi yang lebih kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa.
Pada perencanaan tindakan ini, peneliti bersama dengan guru
menyusun skenario pembelajaran berdasarkan atas kekurangan pada siklus I.
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus
II ini sama seperti langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada
siklus I. Namun, pada siklus II ini terdapat tambahan prosedur pembelajaran
sebagai upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Langkah-
langkah pembelajaran pada tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) guru membuka dan mengondisikan kelas;
2) guru mempresensi kehadiran siswa;
3) guru menyampaikan hasil refleksi dan kekurangan dalam pekerjaaan
siswa yang terdapat pada siklus I;
4) guru menanyakan dan menyuruh siswa untuk menuliskan kesulitan
yang ditemui dalam menulis;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
5) guru menjawab beberapa kesulitan dari siswa tentang menulis
eksposisi;
6) guru memberikan evaluasi tentang hasil tulisan eksposisi siswa pada
pertemuan sebelumnya (evaluasi berupa aspek-aspek yang dinilai
dalam penilaian tulisan siswa);
7) guru menerangkan kembali materi tentang tulisan eksposisi sesuai
dengan kesulitan yang dihadapi siswa;
8) guru menyuruh siswa untuk memperdalam pengetahuan
ketatabahasaan siswa melalui membaca buku EYD;
9) guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuat tulisan eksposisi
di depan kelas;
10) guru membagi siswa dalam kelas menjadi 5-6 kelompok, setiap
kelompok berkisar 5-6 siswa;
11) guru meminta siswa untuk mendiskusikan hal-hal pokok/kerangka
karangan menulis eksposisi bersama anggota kelompok;
12) guru mengawasi dan mengarahkan siswa;
13) guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi
berdasarkan kerangka yang telah didiskusikan bersama;
14) guru mengawasi, mengontrol, dan membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi;
15) guru menampilkan gambar yang ada hubungannya dengan tema yang
diangkat dalam tema, dengan tujuan untuk merangsang daya pikir
siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
16) guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi
berdasarkan kerangka yang telah didiskusikan bersama, tetapi harus
berbeda dengan teman kelompok;
17) guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali penelitian (dua
pertemuan 2 jam pelajaran), yaitu Sabtu, 26 Oktober 2013 dan Selasa, 29 Oktober
2013.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali penelitian (dua
pertemuan 2 jam pelajaran), yaitu Sabtu, 26 Oktober 2013 dan Selasa, 29
Oktober 2013.
Pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu,
26 Oktober 2013 selama dua jam pelajaran, yaitu pukul 11.00-12.45 WIB (jam
ke-6 dan ke-7). Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru adalah;
1) Guru membuka pelajaran dan mengondisikan kelas.
2) Guru mempresensi kehadiran siswa.
3) Guru bertanya jawab tentang masalah yang dihadapi dalam membuat tulisan
eksposisi.
4) Guru menjawab dan memberikan penjelasan tentang pertanyaan yang
diajukan oleh siswa.
5) Guru menyampaikan hasil evaluasi dan kekurangan yang terdapat pada
tulisan eksposisi siswa dalam pembelajaran sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
6) Guru menjawab dan memberikan penjelasan tentang pertanyaan yang
diajukan oleh siswa.
7) Guru memberikan pesan kepada siswa agar membaca buku EYD agar kelak
ketika menulis lagi memperoleh hasil yang lebih baik.
8) Guru menjelaskan kembali materi tulisan eksposisi.
9) Guru bersama siswa membuat tulisan eksposisi secara bersama-sama di
depan kelas (melalui lcd proyektor).
10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang baru saja disampaikan oleh guru.
11) Guru dibantu oleh siswa membagi siswa dalam kelas menjadi 5 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
12) Guru dan siswa berdiskusi tentang tema yang akan diangkat dalam tulisan
eksposisi;
13) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hal-hal pokok/kerangka karangan
tulisan eksposisi bersama anggota kelompok;
Pembelajaran menulis eksposisi dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Pelaksanaan tindakan II untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 29
Oktober 2013 selama dua jam pelajaran, yaitu pukul 12.00-13.30 WIB ( jam ke-7
dan jam ke-8). Adapun urutan pelaksanaan tindakan II untuk pertemuan kedua
meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengondisikan kelas,
dan mempresensi kelas.
2) Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
3) Guru menyuruh siswa untuk melanjutkan mendiskusikan kerangka karangan
yang akan dibuat dalam tulisan kelompok.
4) Guru menghampiri tiap-tiap kelompok yang sedang berdiskusi sambil
memberikan masukan.
5) Guru mengawasi dan mengarahkan siswa;
6) Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi berdasarkan
kerangka yang telah didiskusikan bersama;
7) Guru mengawasi, mengontrol, dan membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi;
8) Guru menampilkan gambar yang ada hubungannya dengan tema yang
diangkat dalam tema, dengan tujuan untuk merangsang daya pikir siswa.
Aktivitas tersebut dapat dilihat di gambar berikut.
Gambar 9. Tayangan yang Ditampilkan Guru di Hadapan para Siswa
9) Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi berdasarkan
kerangka yang telah didiskusikan bersama, tetapi harus berbeda dengan
teman kelompok;
10) Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;
11) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
c. Observasi
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali penelitian (dua
pertemuan 2 jam pelajaran), yaitu Sabtu, 26 Oktober 2013 pukul 11.00 – 12.45
WIB dan Selasa, 29 Oktober 2013 pukul 12.00 – 13.30 WIB. Pelaksanaan
tindakan II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2013
selama dua jam pelajaran, yaitu pukul 11.00-12.45 WIB (jam ke-6 dan jam ke-7).
1) Pengamatan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, didapatkan hasil
kinerja guru sebagai berikut. Aktivitas yang dilakukan guru pertama kali adalah
guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengondisikan kelas, dan
mempresensi siswa. Guru kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang menulis
tulisan eksposisi. Siswa serempak menjawab pertanyaan dari guru. Pada
pembelajaran kali ini, siswa terlihat lebih aktif daripada sebelumnya. Terlihat
beberapa siswa yang tidak berpendapat, tetapi tetap memperhatikan apersepsi
yang diberikan oleh guru.
Kegiatan tanya jawab dilanjutkan tentang permasalahan dan kesulitan
yang dihadapi oleh siswa dalam membuat tulisan eksposisi. Guru menjawab
permasalahan yang dilontarkan oleh siswa. Terlihat beberapa siswa
menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam menulis, seperti kesulitan
mengembangkan ide tulisan, membuat kerangka karangan, dan memilih kata
dalam menulis. Guru memperhatikan dengan saksama dan menjawab kesulitan
yang dihadapi oleh siswa, perlahan demi perlahan hingga siswa paham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian hasil evaluasi pekerjaan siswa
yang telah dinilai oleh guru. Dalam evaluasi tersebut, kesalahan siswa juga
berkutat masalah penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Selain itu, guru juga
menunjukkan tulisan siswa yang belum padu, hal ini dimaksudkan agar siswa
kelak menulis lebih baik daripada sebelumnya. Guru berpesan agar para siswa
belajar buku EYD, agar mengetahui cara penulisan tanda baca, penggunaan huruf
kapital yang benar, agar tulisan siswa menjadi lebih baik lagi.
Kegiatan berlanjut dengan pemberian materi singkat tentang tulisan
eksposisi. Kegiatan ini bersifat pengulangan dari materi-materi sebelumnya. Hal
ini dilakukan agar siswa semakin paham dengan materi menulis eksposisi. Untuk
memantapkan pemahaman siswa, guru mengajak siswa untuk bersama-sama
membuat tulisan eksposisi di depan kelas. Kegiatan ini guru yang memancing dan
mengarahkan ide-ide dari siswa. Guru menuliskannya di netbook yang
tayangannya ditampilkan di layar putih di depan kelas, sehingga semua siswa
dapat melihat tulisan tersebut.
Kegiatan berikutnya tanya jawab ulang terkait dengan hasil tulisan yang
telah dikerjakan bersama-sama. Guru melakukan ini dengan tujuan untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang cara menuangkan ide dan menulis ekposisi
dengan tepat.
Kegiatan berlanjut dengan proses pembentukan kelompok untuk membuat
kerangka karangan, guru membuat kelompok sesuai dengan nomor urut siswa, hal
ini sama dengan pembentukan kelompok seperti pertemuan-pertemuan
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Guru meminta siswa untuk menentukan tema yang akan dibuat
kerangkanya, akhirnya dipilihlah tema “Lalu lintas” kemudian guru membimbing
kelompok dalam membuat suatu kerangka karangan, guru terlihat menghampiri
semua kelompok yang sedang diskusi. Terlihat siswa yang bertanya kepada guru
tentang kerangka yang dibuatnya. Namun, terlihat beberapa siswa yang sedang
memainkan hp ketika guru sedang tidak menghampiri kelompok mereka, diduga
siswa sedang membalas pesan, melihat sosial media, mencari ide tulisan, dan
sebagainya. Tentu saja hal ini tidak seharusnya dilakukan. Bel tanda pelajaran
usai, guru menutup pelajaran dan memimpin doa, siswa-siswa pulang.
Pada pertemuan kedua, guru membuka pelajaran dengan mengucap salam,
mengondisikan kelas dan mempresensi kehadiran siswa. Guru kemudian
menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing untuk
melanjutkan kerangka karangan yang belum selesai. Guru melanjutkan
mengawasi dan membimbing kelompok dalam membuat kerangka karangan.
Guru kemudian menayangkan gambar yang ada kaitannya dengan lalu lintas. Hal
ini bertujuan untuk merangsang ide-ide siswa dalam membuat tulisan.
Kegiatan selanjutnya guru meminta siswa untuk mengembangkan
kerangka karangan yang telah mereka buat secara berkelompok menjadi sebuah
tulisan eksposisi yang bagus. Guru memerintah agar jangan sampai ada tulisan
siswa yang sama dengan yang lain, jangan sampai ada yang bekerja sama satu
dengan yang lainnya, mengingat pada pertemuan sebelumnya terdapat beberapa
persamaan antara tulisan siswa yang satu dengan lainnya. Setelah selesai
membuat tulisan, guru menyuruh untuk mengumpulkan pekerjaan di depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
kelas/di meja guru. Bel tanda pergantian jam sudah berbunyi, guru memimpin
doa, dan guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Berdasarkan lembar observasi kinerja guru, diperoleh hasil bahwa kinerja
guru pada pertemuan pertama siklus II mencapai nilai 77 (lihat lampiran 32a
halaman 281). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa kinerja guru
belum optimal. Hal tersebut wajar dan bisa dimaklumi, karena guru belum
terbiasa menerapkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis eksposisi.
Pada pertemuan kedua siklus II, guru sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru yang
mencapai nilai 74 (lihat lampiran 32b halaman 284). Berdasarkan hasil observasi
kinerja guru selama dua pertemuan di siklus II, maka diperoleh nilai rata-rata
kinerja guru adalah 75,5 dengan kriteria cukup (lihat lampiran 33 halaman 287).
2) Pengamatan Kinerja Siswa
Pengamatan terhadap kinerja siswa difokuskan pada tiga aspek, yaitu (1)
keaktifan siswa dalam pembelajaran; (2) perhatian dan konsentrasi terhadap
penjelasan guru; (3) minat dan motivasi dalam pembelajaran. Berdasarkan dua
pertemuan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut.
a) Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi siswa bersedia menjawab pertanyaan yang
diberikan guru, berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani
menyampaikan pendapat, dan aktif dalam kegiatan diskusi. Pada saat
pembelajaran, siswa terlihat sudah terlihat bertanya kepada guru terhadap
materi pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa menjawab pertanyaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
disampaikan oleh guru. Siswa bersedia mengungkapkan permasalahan yang
dihadapi. Siswa bersedia membantu guru dalam proses latihan. Dalam kegiatan
diskusi kelompok, siswa banyak yang berpartisipasi dalam membuat kerangka
karangan, hanya terlihat beberapa anak yang terlihat tidak serius, seperti
bercakap-cakap dengan teman, siswa yang bermain HP dalam pembelajaran.
Berdasarkan lembar kinerja siswa, ketercapaian ini sebesar 78,08% (lihat
lampiran 31 halaman 280).
b) Perhatian dan Konsentrasi Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi kondisi siswa dalam memperhatikan guru ketika
melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk,
tidak melamun, tidak sibuk dengan aktivitas sendiri dalam pembelajaran, dan
mencatat penjelasan materi guru. Pada saat pembelajaran, sebagian siswa sudah
cukup banyak yang memperhatikan guru ketika apersepsi dan menjelaskan
materi. Guru terlihat akrab dengan guru dalam pembelajaran. Tindakan guru
yang menghampiri kelompok membuat perhatian dan konsentrasi siswa menjadi
lebih baik, sehingga mereka lebih fokus dalam pembelajaran. Berdasarkan
lembar kinerja siswa, ketercapaian ini sebesar 78,08% (lihat lampiran 31
halaman 280).
c) Minat dan Motivasi dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi bersemangat, antusias, dan menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran. Menilik dari dua pertemuan yang sudah
dilakukan, minat dan motivasi siswa mengalami peningkatan dari pertemuan
sebelumnya. Mayoritas siswa mendapatkan nilai baik dan cukup bisa dikatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
hampir imbang. Siswa terlihat antusias dalam pembelajaran dengan
diperlihatkan gambar yang lebih bervariasi. Ketercapaian indikator ini sebesar
76,15% (lihat lampiran 31 halaman 280).
Rata-rata nilai kinerja siswa pada pelaksanaan siklus II mencapai 11,62
dari nilai maksimal 15, dengan kategori cukup (lihat lampiran 31 halaman 280).
Secara ringkas, distribusi frekuensi nilai kinerja siswa siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Kinerja Siswa Siklus II
Rentang Frekuensi Persentase Kategori
15 2 7.69 Sangat baik
12 – 14 12 46.15 Baik
9 – 11 12 46.15 Cukup
6 – 8 - - Kurang
5 - - Sangat kurang
Jumlah 26 100% ≥ 12 = 14
< 12 = 12
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat: 1) sebanyak 2 siswa yang
mempunyai kinerja sangat baik dalam kelas; 2) sebanyak 12 siswa yang
mempunyai kinerja baik dalam kelas; dan 3) sebanyak 12 siswa yang mempunyai
kinerja cukup dalam kelas.
3) Keterampilan Menulis Eksposisi
Penilaian keterampilan menulis ekposisi siswa dapat dilihat dari hasil
akhir penugasan yang dilakukan oleh guru. Penilaian tulisan eksposisi siswa
dinilai dari lima aspek, yaitu isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan
mekanik.
Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 26 terdapat 25 siswa yang hadir, 1
siswa tidak hadir karena izin. Dari 25 siswa, terdapat 16 siswa (64%) yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
mencapai ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah (sebesar ≥75), sedangkan
terdapat 9 siswa (36%) belum mencapai ketuntasan hasil belajar menulis eksposisi
dan nilai rata-rata kelas mencapai 74,8. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 85
sebanyak 4 siswa, dan nilai yang terendah yang diraih siswa adalah 65 sebanyak 4
siswa. Hasil distribusi frekuensi nilai menulis eksposisi siswa pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Siklus II
Rentang Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
85 – 89 4 16% Tuntas
80 – 84 4 16% Tuntas
75 – 79 8 32% Tuntas
70 – 74 5 20% Tidak Tuntas
65 – 69 4 16% Tidak Tuntas
Jumlah 25 100 % ≥ 75 = 16
Dari informasi tabel di atas, menunjukkan bahwa : 1) siswa yang mendapat
nilai 85-89 sebanyak 4 siswa; 2) siswa yang mendapat nilai 80-84 sebanyak 4
siswa; 3) siswa yang mendapat nilai 75-79 sebanyak 8 siswa; 4) siswa yang
mendapat nilai 70-74 sebanyak 5 siswa; dan 5) siswa yang mendapat nilai 65-69
sebanyak 4 siswa. Berikut digambarkan dalam bentuk histogram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Gambar 10. Histogram Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis
Eksposisi Siklus II
Untuk lebih jelasnya tentang ketuntasan dan kenaikan nilai keterampilan
menulis eksposisi dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada histogram di bawah
ini.
Gambar 11. Histogram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I
hingga Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Berdasarkan keterangan gambar di atas, maka hasil tersebut belum sesuai
dengan yang diharapkan oleh peneliti. Di awal penelitian ditetapkan 75% dari
proses pembelajaran dan nilai keterampilan menulis eksposisi siswa. Perlu adanya
usaha lebih agar sesuai dengan yang diharapkan.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berkaitan dengan observasi di atas, peneliti dan guru melakukan analisis
dan refleksi tindakan II bersama-sama. Adapun hasilnya sebagai berikut.
1) Terjadi peningkatan kerjasama antaranggota dalam kelompok dalam
membuat kerangka karangan.
2) Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini
ditandai dengan aktif memberikan tanggapan, aktif mengerjakan tugas, aktif
bertanya, dan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Hal ini tentu saja akan
bermanfaat pada pembelajaran yang akan semakin baik.
3) Perhatian dan konsentrasi meningkat dari siklus sebelumnya, hal ini karena
peran guru di kelas yang lebih aktif dan memonitoring siswa dalam kegiatan
diskusi.
4) Minat dan motivasi siswa juga mengalami peningkatan, siswa terlihat
bersemangat, antusias, dan menunjukan kesungguhan dalam pembelajaran.
5) Beberapa pekerjaan siswa masih ada persamaan satu dengan yang lainnya,
hal ini menunjukkan masih ada siswa yang belum mau mengembangkan
karangan sesuai dengan kemampuan yang mereka alami sendiri. Guru harus
memberikan pengawasan yang lebih dalam proses menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
6) Sebagaian masalah dan kekurangan yang terdapat dalam siklus I sudah bisa
teratasi, sehingga pembelajaran menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Meskipun demikian, dalam siklus II terdapat masalah baru seperti
penggunaan HP yang diketahui pada waktu diskusi kelompok. Tentu saja
hal ini perlu diawasi lebih, kalau tidak maka pembelajaran berjalan tidak
sebagaimana yang diharapkan.
Pada siklus II ini, kualitas hasil pembelajaran menulis eksposisi siswa
meningkat, ditandai oleh seluruh siswa memperoleh nilai ≥75. Pada siklus II
terdapat 16 siswa (64%) dari jumlah 13 siswa (52%) di siklus Iyang mencapai
batas minimal yang ditentukan oleh sekolah (75). Nilai tertinggi yang diraih siswa
adalah 85 sebanyak 4 siswa, dan nilai yang terendah yang diraih siswa adalah 65
sebanyak 4 siswa. Lebih jelasnya perolehan nilai keterampilan menulis eksposisi
siswa pada siklus II dapat dilihat pada (lihat lampiran 29 halaman 273).
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II
dikatakan belum berhasil, karena jumlah siswa yang tuntas KKM belum mencapai
75%. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya/siklus 3.
3. Siklus III
a. Perencanaan Tindakan III
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, perlu diadakan siklus II
karena tujuan dari penelitian belum tercapai. Perencanaan tindakan dilakukan
pada hari Jumat, 1 November 2013 di rumah Bapak Suryoko. Dalam kesempatan
ini, peneliti kembali menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap
pembelajaran menulis eksposisi pada siklus II pada guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Untuk perencanaan pelaksanaan siklus III, guru dan peneliti merencanakan
dua kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 2 November 2013 dan Selasa, 5
November 2013. Dalam perencanaan ini, guru dan peneliti mengusahakan agar
pembelajaran lebih santai, lebih bisa dinikmati siswa dari sebelumnya,
pembelajaran dibuat lebih menyenangkan. Selain itu juga agar target penelitian
dapat teratasi. Untuk itu guru dan peneliti berusaha merencanakan pelaksanaan
secara maksimal. Adapun perencanaan yang dilakukan, yaitu:
1) Guru membuka dan mengondisikan kelas.
2) Guru mempresensi kehadiran siswa dan melakukan apersepsi terhadap
pembelajaran.
3) Guru menyampaikan singkat jumlah siswa yang tuntas dan jumlah siswa
yang belum tuntas.
4) Guru mengevaluasi hasil tulisan siswa, tentang kekurangan yang ditemui.
5) Guru menyampaikan materi eksposisi dengan lebih santai agar siswa
tertarik terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI.
6) Guru membentuk kelas menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5-
6 siswa, kelompok yang membuatkan guru. Hal ini bertujuan agar siswa
tidak bosan dengan anggota kelompok yang lain juga melatih proses
sosialisasi antarteman. Kelompok dibuat dengan kemampuan siswa yang
heterogen.
7) Guru bersama siswa menentukan tema yang akan digunakan untuk
membuat tulisan eksposisi.
8) Guru meminta anggota kelompok untuk membuat kerangka karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
9) Guru mengawasi, mengontrol, dan membimbing jalannya diskusi.
10) Guru menayangkan gambar yang berhubungan dengan tema yang
diangkat, sambil mengawasi jalannya pembelajaran.
11) Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi
berdasarkan kerangka yang telah didiskusikan bersama.
12) Guru mengawasi, mengontrol, dan membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi.
13) Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.
14) Guru memberikan evaluasi dari rangkaian proses pembelajaran dari awal
hingga akhir.
b. Pelaksanaan Tindakan III
Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan dalam dua pertemuan 4
jam pelajaran, yaitu Sabtu, 2 November 2013 dan Selasa, 5 November 2013.
Pembelajaran yang dilakukan guru dilaksanakan dengan seefektif dan sebaik
mungkin. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru adalah sebagai
berikut:
1) Guru membuka, mengondisikan kelas, dan mempresensi kehadiran siswa.
2) Guru menyampaikan singkat jumlah siswa yang tuntas dan jumlah siswa
yang belum tuntas.
3) Guru mengevaluasi hasil tulisan siswa pada siklus II.
4) Guru menyampaikan materi eksposisi dengan lebih santai agar siswa
tertarik terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
5) Guru membentuk kelas menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5-
6 siswa, kelompok yang membuatkan guru. Hal ini bertujuan agar siswa
tidak bosan dengan anggota kelompok yang lain juga melatih proses
sosialisasi antarteman.
6) Guru bersama siswa menentukan tema yang akan digunakan untuk
membuat tulisan eksposisi.
7) Guru meminta anggota kelompok untuk membuat kerangka karangan.
8) Guru mengawasi, mengontrol, dan membimbing jalannya diskusi.
9) Guru menayangkan gambar yang berhubungan dengan tema yang
diangkat.
10) Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi
berdasarkan kerangka yang telah didiskusikan bersama.
11) Guru mengawasi, mengontrol, dan membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi. Aktivitas tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 12. Guru Mengawasi dan Membimbing Diskusi Siswa dalam
Pembelajaran
12) Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
13) Guru memberikan evaluasi dari rangkaian proses pembelajaran dari awal
hingga akhir.
c. Observasi
Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan dalam dua pertemuan (4 jam
pelajaran), yaitu Sabtu, 2 November 2013 pukul 11.00 – 12.45 WIB dan Selasa, 5
November 2013 pukul 12.00 – 13.30 WIB.
1) Pengamatan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, didapatkan hasil
sebagai berikut: pada pertemuan pertama, guru membuka, mengondisikan kelas,
dan mempresensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan singkat jumlah siswa
yang tuntas dan jumlah siswa yang belum tuntas. Guru mengevaluasi pekerjaan
siswa, dan menyampaikan perbaikannya dengan suasana lebih santai. Guru
menyampaikan materi eksposisi dengan pendekatan SAVI. Guru membentuk
kelas menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5-6 siswa, kelompok yang
membuatkan guru. Hal ini bertujuan agar siswa tidak bosan dengan anggota
kelompok yang lain juga melatih proses sosialisasi antarteman. Setelah itu guru
bersama siswa menentukan tema yang akan digunakan untuk membuat tulisan
eksposisi, lalu guru meminta anggota kelompok untuk membuat kerangka
karangan.
Pada pertemuan kedua, guru membuka pelajaran dengan mengucap
salam, mengondisikan kelas dan mempresensi kehadiran siswa. Guru meminta
siswa untuk bergabung dengan sesama anggota kelompok, untuk melanjutkan
pembuatan kerangka karangan. Guru mengawasi, mengontrol, dan membimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
jalannya diskusi. Guru menayangkan gambar yang berhubungan dengan tema
yang diangkat. Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis eksposisi
berdasarkan kerangka yang telah didiskusikan bersama dengan catatan jangan
sampai ada tulisan eksposisi siswa yang sama. Guru mengawasi, mengontrol, dan
membimbing siswa dalam menulis eksposisi. Guru mengumpulkan hasil
pekerjaan siswa. Kemudian guru memberikan evaluasi dari rangkaian proses
pembelajaran dari awal hingga akhir.
Berdasarkan lembar observasi kinerja guru, diperoleh hasil bahwa kinerja
guru pada pertemuan pertama siklus III mencapai nilai (lihat lampiran 41a
halaman 322). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa kinerja guru
belum optimal. Hal tersebut wajar dan bisa dimaklumi, karena guru belum
terbiasa menerapkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis eksposisi.
Pada pertemuan kedua siklus III, guru sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru yang
mencapai nilai 81 (lihat lampiran 41b halaman 325). Berdasarkan hasil observasi
kinerja guru selama dua pertemuan di siklus III, maka diperoleh nilai rata-rata
kinerja guru adalah 82,5 dengan kriteria baik (lihat lampiran 42 halaman 328).
4) Pengamatan Kinerja Siswa
Pengamatan terhadap kinerja siswa difokuskan pada tiga aspek, yaitu (1)
keaktifan siswa dalam pembelajaran; (2) perhatian dan konsentrasi terhadap
penjelasan guru; (3) minat dan motivasi dalam pembelajaran. Berdasarkan dua
pertemuan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
a) Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi siswa bersedia menjawab pertanyaan yang
diberikan guru, berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani
menyampaikan pendapat, dan aktif dalam kegiatan diskusi. Pada saat
pembelajaran, siswa memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru
dengan pendekatan SAVI. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan diskusi kelompok, siswa banyak yang
berpartisipasi dalam membuat kerangka karangan. Berdasarkan lembar kinerja
siswa, ketercapaian ini sebesar 88,85% (lihat lampiran 40 halaman 321).
b) Perhatian dan Konsentrasi Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi kondisi siswa dalam memperhatikan guru ketika
melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk,
tidak melamun, tidak sibuk dengan aktivitas sendiri dalam pembelajaran, dan
mencatat penjelasan materi guru. Pada saat pembelajaran, sebagian siswa sudah
cukup banyak yang memperhatikan guru ketika apersepsi dan menjelaskan
materi. Guru terlihat akrab dengan guru dalam pembelajaran. Tindakan guru
yang menghampiri kelompok membuat perhatian dan konsentrasi siswa menjadi
lebih baik, sehingga mereka lebih fokus dalam pembelajaran. Berdasarkan
lembar kinerja siswa, ketercapaian ini sebesar 85,77% (lihat lampiran 40
halaman 321).
c) Minat dan Motivasi dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi bersemangat, antusias, dan menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran. Menilik dari dua pertemuan yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
dilakukan, minat dan motivasi siswa mengalami peningkatan dari pertemuan
sebelumnya. Mayoritas siswa mendapatkan nilai baik berdasarkan lembar
observasi. Siswa terlihat antusias dalam pembelajaran dengan diperlihatkan
gambar yang lebih bervariasi yang secara tidak langsung menghibur siswa
dalam pembelajaran. Ketercapaian indikator ini sebesar 86,15% (lihat lampiran
40 halaman 321).
Rata-rata nilai kinerja siswa pada pelaksanaan siklus III mencapai 13,03
dari nilai maksimal 15, dengan kategori baik (lihat lampiran 40 halaman 321).
Secara ringkas, distribusi frekuensi nilai kinerja siswa siklus III dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Kinerja Siswa Siklus III
Rentang Frekuensi Persentase Kategori
15 1 3.85 Sangat baik
12 – 14 25 96.15 Baik
Jumlah 26 100% ≥ 12 = 26
< 12 = 0
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat: 1) sebanyak 1 siswa yang
mempunyai kinerja sangat baik dalam kelas, dan 2) sebanyak 25 siswa yang
mempunyai kinerja baik dalam kelas
5) Keterampilan Menulis Eksposisi
Penilaian keterampilan menulis ekposisi siswa dapat dilihat dari hasil
akhir penugasan yang dilakukan oleh guru. Penilaian tulisan eksposisi siswa
dinilai dari lima aspek, yaitu isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan
mekanik.
Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 26 terdapat 23 siswa yang hadir, 3
siswa tidak hadir. Dari 23 siswa, terdapat 20 siswa (86,96%) yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
mencapai ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah (sebesar ≥75), sedangkan
terdapat 3 siswa (13,04%) belum mencapai ketuntasan hasil belajar menulis
eksposisi dan rata-rata kelas mencapai 78. Nilai tertinggi yang diraih 85 sebanyak
6 siswa, dan nilai yang terendah yang diraih siswa adalah 70 sebanyak 3 siswa.
Hasil distribusi frekuensi nilai menulis eksposisi siswa pada siklus III dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Eksposisi Siswa pada Siklus III
Rentang Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
85 – 89 6 26.09% Tidak tuntas
80 – 84 5 21.74% Tuntas
75 – 79 9 39.13% Tuntas
70 – 74 3 13.04% Tidak tuntas
Jumlah 23 100% ≥ 75 = 13
Dari informasi tabel di atas, menunjukkan bahwa : 1) siswa yang
mendapat nilai 85-89 sebanyak 6 siswa; 2) siswa yang mendapat nilai 80-84
sebanyak 5 siswa; 3) siswa yang mendapat nilai 75-79 sebanyak 9 siswa; dan 4)
siswa yang mendapat nilai 70-74 sebanyak 3 siswa. Berikut digambarkan dalam
bentuk histogram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Gambar 13. Histogram Pengelompokkan Nilai Keterampilan Menulis
Eksposisi Siklus II
Untuk lebih jelasnya tentang ketuntasan dan kenaikan nilai keterampilan
menulis eksposisi dari siklus II ke siklus III dapat dilihat pada histogram di bawah
ini.
Gambar 14. Histogram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus II
hingga Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Berdasarkan keterangan gambar di atas, maka hasil tersebut sudah sesuai
dengan rencana yang diharapkan oleh peneliti dan guru. Di awal penelitian
ditetapkan 75% dari proses pembelajaran dan nilai keterampilan menulis eksposisi
siswa, sehingga penelitian sudah sesuai dengan target yang direncanakan di awal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan III
Berkaitan dengan observasi pada siklus III di atas, peneliti dan guru
melakukan analisis dan refleksi tindakan III bersama-sama. Adapun hasilnya
sebagai berikut.
1) Kerjasama yang dilakukan siswa dalam kelompok sudah sesuai dengan yang
diharapkan, hal ini didasari dengan waktu yang diberikan guru untuk
membuat tulisan. Jadi mau tidak mau siswa diajak untuk segera
menyelesaikan kerangka karangan yang digunakan nanti untuk menulis.
2) Siswa terlihat menikmati dalam pembelajaran, karena guru memberikan
perhatian dalam diskusi kelompok ataupun dalam proses menulis.
3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik dalam aktivitas individu atau
kelompok bisa dikatakan baik.
4) Guru sudah mampu menerapkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran
dengan baik. Guru mampu menciptakan situasi pembelajaran yang hangat
dan menyenangkan, sehingga sangat membantu dalam proses menulis para
siswa.
5) Kekurangan yang terdapat dalam siklus II sudah bisa teratasi, sehingga
pembelajaran menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Pada siklus III ini, kualitas hasil pembelajaran menulis eksposisi siswa
meningkat, ditandai oleh sejumlah 20 siswa (86,96%) telah memperoleh nilai ≥75.
Nilai tertinggi yang diraih 85 sebanyak 6 siswa, dan nilai yang terendah yang
diraih siswa adalah 70 sebanyak 3 siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus III
dikatakan sudah berhasil, karena jumlah siswa yang tuntas KKM sudah mencapai
75%. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan siklus
sebelumnya. Para siswa telah berhasil mencapai nilai batas minimal ketuntasan
belajar. Mengingat capaian pada siklus III ini telah sesuai dengan indikator yang
dirumuskan, maka penelitian pun diakhiri. Adapun rekapitulasi hasil tindakan dari
prasiklus hingga siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10. Hasil Tindakan Ditinjau dari Indikator Keberhasilan Tindakan
No
Indikator
Persentase yang Dicapai
Survai
Awal
Siklus I Siklus II Siklus III
1. Kinerja Siswa 8.42/
56.15%
9.25/
61.67%
11.62/
77.44%
13.04/
86.92%
2. Kinerja Guru - 69 75,5 82,5
3. Ketuntasan hasil belajar menulis
eksposisi.
34,62%
(9 siswa)
52% (13
siswa)
64% (16
siswa)
86,96%
(20 siswa)
Berdasarkan data rekapitulasi di atas, dapat dinyatakan bahwa
perbandingan persentase dari prasiklus hingga siklus III menunjukkan adanya
peningkatan pada tiga indikator yang ditetapkan. Kinerja siswa mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
peningkatan dari prasiklus hingga siklus III, yaitu 56.15% pada prasiklus, 61.67%
pada siklus I, 77.44% pada siklus II, dan 86.92% pada siklus III.
Kinerja guru dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan,
berdasarkan lembar kinerja guru, didapatkan data sebagai berikut: (1) pada siklus
1 kinerja guru mendapatkan nilai 69 dengan kriteria cukup; (2) pada siklus 2
kinerja guru mendapatkan nilai 75,5 dengan kriteria cukup; dan (3) pada siklus 3
kinerja guru mendapatkan nilai 82,5 dengan kriteria baik.
Adapun jumlah siswa yang mengalami peningkatan keterampilan menulis
eksposisi dapat dituliskan sebagai berikut; pada prasiklus terdapat 34,62% (9
siswa), pada siklus I terdapat 52% (13 siswa), pada siklus II terdapat 64% (16
siswa), dan pada siklus III terdapat 86,96% (20 siswa).
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
SAVI dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan sekaligus meningkatkan
keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Menulis eksposisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh siswa kelas X sesuai dengan keterangan pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Kompetensi Dasar tersebut dapat tercapai dengan baik apabila guru dan siswa
berperan aktif dalam pembelajaran. Selain itu, penerapan metode, pendekatan,
ataupun strategi sangat berpengaruh dalam ketercapaian kompetensi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis eksposisi
menggunakan pendekatan SAVI. Pendekatan SAVI dalam tindakan penelitian ini
menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan perumusan masalah, deskripsi hasil pengamatan tindakan,
dan paparan hasil penelitian, berikut ini akan dikemukakan pembahasan hasil
penelitian yang meliputi peningkatan kualitas proses dan peningkatan
keterampilan menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI pada siswa kelas X-E
SMA Negeri 1 Karangdowo.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap. Tahap penelitian tersebut terdiri dari: (1) tahap
perencanaan tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi
tindakan atau pengamatan; serta (4) tahap analisis dan refleksi.
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan survai awal terlebih
dahulu guna mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan, yaitu kelas X-E di
SMA Negeri 1 Karangdowo. Berdasarkan hasil survai awal ini, peneliti
menemukan bahwa kualitas proses dan keterampilan menulis eksposisi tergolong
rendah. Dari sebab itu, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas yang
bersangkutan guna mencari solusi dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut.
Setelah peneliti dan guru mengadakan diskusi, akhirnya keduanya sepakat untuk
mengatasi masalah tersebut dengan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran
menulis eksposisi.
Langkah berikutnya, peneliti dan guru kelas yang bersangkutan berdiskusi
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru pelaksanaan siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Siklus pertama merupakan tindakan awal untuk memperbaiki pembelajaran
menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI. Dari hasil pengamatan siklus I,
dalam pelaksanaannya ternyata masih terdapat kelemahan atau kekurangan.
Kelemahan atau kekurangan yang timbul dalam siklus I tersebut bersumber dari
guru dan siswa. Ditinjau dari segi guru diperoleh hasil bahwa guru belum
maksimal dalam memonitoring siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Guru
masih terlihat kaku dalam proses pembelajaran. Guru masih belum bersikap tegas
terhadap siswa. Guru tidak menghampiri semua kelompok dalam kegiatan diskusi
untuk memberikan pengarahan, masukan, dan bimbingan. Guru terlalu sering
berada di depan kelas, sehingga kontrol guru masih kurang. Selain itu, guru juga
belum memberikan refleksi dan umpan balik di akhir pembelajaran guna
mengetahui sejauh mana pemahaman materi yang disampaikan oleh guru.
Ditinjau dari segi siswa, diperoleh hasil bahwa siswa belum sepenuhnya
aktif dalam pembelajaran menulis eksposisi, perhatian dan konsentrasi siswa juga
belum optimal, dan minat dan motivasi siswa belum sesuai dengan yang
diharapkan. Siswa terlihat lebih banyak bercanda dengan teman sebangkunya atau
melakukan aktivitas lainnya yang tak bermanfaat. Keaktifan siswa dalam
kelompok sewaktu diskusi masih kurang memuaskan. Kelemahan dan kekurangan
tersebut dapat dimaklumi karena siklus yang dilaksanakan merupakan siklus
pertama dalam penelitian ini.
Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan pada
waktu siklus I. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru, akhirnya diperoleh
kesepakatan mengenai solusi yang harus dilakukan guru sebagai bahan perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
dalam siklus I. Solusi tersebut berupa guru harus memonitoring seluruh kelompok
ketika diskusi kelompok berlangsung untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan. Guru harus luwes dan lebih interaktif dalam pembelajaran. Guru harus
lebih tegas dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga harus memberikan motivasi
kepada siswa, hal ini bisa dilakukan dengan memberikan tepuk tangan atau
reward atau pujian terhadap kinerja siswa. Guru juga harus memberikan
pengetahuan berkenaan dengan EYD dan guru lebih memberikan refleksi terhadap
pembelajaran yang dilakukan guna mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan.
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II, guru sudah berusaha dan
berhasil dalam mengatasi kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I
dengan baik. Guru sudah terlihat luwes dalam pembelajaran. Guru juga telah
berhasil menggunakan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis eksposisi.
Meskipun demikian, dalam siklus II juga terdapat masalah yang baru. Terdapat
beberapa siswa yang bermain hp di saat kegiatan diskusi kelompok. Diduga
mereka menggunakan hp untuk bermain game, bersosial media, membaca
informasi di internet, dan mencari informasi yang berkaitan dengan diskusi.
Meskipun ada yang dirasa berguna untuk mencari informasi, tetapi hal tersebut
bertentangan dengan aturan yang ada di sekolah, yaitu dilarang menggunakan hp
saat pembelajaran berlangsung.
Pada pertemuan selanjutnya, guru mengusahakan lebih ketat lagi dalam
mengawasi siswa dalam pembelajaran. Guru juga mengarahkan pada siklus III
agar segera menyelesaikan diskusi dan pekerjaannya. Dalam perannya di kelas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
guru berusaha menyajikan pembelajaran dengan lebih santai, tetapi tetap dalam
pengawasan, hal ini dilakukan agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran.
Berdasarkan hasil selama tiga siklus yang telah dilakukan, target pelaksanaan
tindakan sudahlah tercapai, sehingga penelitian ini dihentikan dan tidak
dilanjutkan.
Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik di kelas. Pendekatan SAVI
juga sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk menarik siswa agar terlibat aktif
dalam mengikuti pembelajaran menulis. Pendekatan SAVI juga mendorong siswa
untuk berpikir kritis dan saling bekerja sama untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang dihadapi. Pendekatan SAVI juga mengajak siswa untuk
mengembangkan imajinasi dan daya pikirnya sesuai dengan tayangan atau gambar
yang ditayangkan guru secara visual. Dengan gambar yang disajikan siswa
mampu berpikir kreatif dan mampu mempermudah dalam membuat tulisan
eksposisi.
Keberhasilan guru dalam menggunakan pendekatan SAVI dalam
meningkatkan kualitas proses dan keterampilan siswa menulis eksposisi dapat
dilihat berdasarkan indikator-indikator yang telah dicapai. Pendekatan SAVI yang
mempunyai unsur somatis, auditori, visual, dan intelektual mampu meningkatkan
kinerja siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan
Menggunakan Pendekatan SAVI
Peningkatan kualitas pembelajaran menulis eksposisi dinilai dari observasi
kinerja guru dan kinerja siswa selama dilaksanakannya tindakan siklus 1, siklus 2,
dan siklus 3. Berdasarkan hasil pengamatan, berikut diuraikan peningkatan kinerja
guru dan kinerja siswa.
a. Peningkatan Kinerja Guru
Pengamatan terhadap kinerja guru meliputi beberapa aspek, yaitu: (1)
menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran; (2) memeriksa kesiapan siswa;
(3) memberikan apersepsi; (4) menyampaikan SK, KD, tujuan, dan indikator yang
ingin dicapai dalam pembelajaran; (5) mengaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan; (6) mengaitkan materi dengan realitas kehidupan; (7)
menunjukkan penguasaan materi pembelajaran; (8) melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP; (9) melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan SAVI;
(10) menjelaskan pendekatan SAVI kepada siswa; (11) membimbing siswa dalam
proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI kepada siswa; (12) memanfaatkan
media dalam pembelajaran; (13) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu; (14) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya; (15)
menumbuhkan partisipasi dan komunikasi aktif antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa; (16) menumbuhkan keinginan bekerja sama dan
bertanggung jawab terhadap kelompok; (17) memantau/mengontrol siswa; (18)
melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi; (19) melaksanakan
refleksi/merangkum dengan melibatkan siswa; dan (20) melaksanakan tindak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, tugas sebagai bagian dari
remidi/pengayaan.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan mulai dari siklus 1 hingga
siklus 3. Pada siklus 1 kinerja guru mendapatkan nilai 69 dengan kriteria cukup.
Pada siklus 2 kinerja guru mendapatkan nilai 75,5 dengan kriteria cukup. Pada
siklus 3 kinerja guru mendapatkan nilai 82,5 dengan kriteria baik. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan histogram di bawah ini.
Gambar 15. Histogram Peningkatan Nilai Kinerja Guru dalam
Melaksanakan Kegiatan Belajar-Mengajar
b. Peningkatan Kinerja Siswa
peningkatan kinerja siswa selama proses pembelajaran, mulai dari
prasiklus hingga siklus 3, dinilai dengan indikator, yaitu (1) keaktifan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
pembelajaran; (2) perhatian dan konsentrasi terhadap penjelasan guru; (3) minat
dan motivasi dalam pembelajaran. Berikut penjelasannnya.
1) Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan
guru, berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani
menyampaikan pendapat, dan aktif dalam kegiatan diskusi. Pada survai awal,
keaktifan siswa belum terlihat, nilai rata-rata keaktifan siswa dalam survai awal
mencapai 2,85 dengan persentase keberhasilan 56,92%. Pada siklus 1 mengalami
peningkatan keaktifan siswa di kelas dengan mencapai 3,02 dengan persentase
keberhasilan 60,36%.
Pada siklus 2, pembelajaran mulai berubah. Siswa sudah mulai aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Nilai rata-rata keaktifan siswa di kelas dengan mencapai
3,90 dengan persentase keberhasilan 78,08%. Pada siklus 3 siswa sudah berani
mengungkapkan gagasannya. Tampil aktif dalam kegiatan diskusi yang dilakukan
tiap kelompok, menjawab pertanyaan guru. Nilai rata-rata keaktifan siswa
mencapai 4,44 dengan persentase keberhasilan 88,85%.
Dalam pembelajaran yang berlangsung, guru menerapkan metode diskusi
kelas untuk memacu keaktifan siswa. Kegiatan diskusi mempunyai beberapa
keuntungan, Ismawati (2012: 79) berpendapat bahwa kebaikan diskusi antara lain:
1) menumbuhkan sikap dan cara berpikir ilmiah; 2) memupuk jiwa kerjasama,
demokrasi, toleransi, dan rasa sosial; 3) dapat berfungsi mengulangi bahan
pelajaran dan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran; 4) melatih berbahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
dan berpikir logis serta sistematis; dan 5) membina perasaan tanggung jawab
mengenai suatu pendapat dan kesimpulan yang akan atau telah diambil.
Metode diskusi merupakan salah satu jenis pembelajaran berbasis
kelompok. Lebih lanjut, Boyd (2004: 6) menyatakan bahwa pendekatan
percepatan belajar harus kolaborasikan dengan alam (lingkungan sekitar) dan sifat
dasar siswa yang mendukung pembelajaran sosial (pembelajaran berbasis
kelompok). Pada akhirnya tujuan percepatan belajar tidak hanya siswa akan
belajar lebih cepat, tetapi juga bahwa mereka akan belajar lebih
holistik/menyeluruh, sehingga menjadi siswa yang lebih efisien dalam pendidikan
formal dan pengetahuan berbasis lingkungan di mana mereka belajar.
Pembelajaran berbasis kelompok (diskusi) dalam pendekatan SAVI tidak
hanya meningkatkan keaktifan siswa di kelas, tetapi juga mampu membuat siswa
belajar secara menyeluruh. Hal ini akan berimplikasi pada semakin mudahnya
dalam memahami materi dan terbukti mampu meningkatkan kinerja siswa dalam
pembelajaran.
2) Perhatian dan Konsentrasi Siswa dalam Pembelajaran
Indikator ini meliputi kondisi siswa dalam memperhatikan guru ketika
melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk,
tidak melamun, tidak sibuk dengan aktivitas sendiri dalam pembelajaran, dan
mencatat penjelasan materi guru. Pada survai awal, perhatian dan konsentrasi
siswa dalam belum optimal, siswa masih terlihat melamun, sibuk aktivitas sendiri,
dan mengantuk, nilai rata-rata perhatian dan konsentrasi siswa mencapai 2,92
dengan persentase keberhasilan 58,46%. Pada siklus 1 mengalami peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
dari sebelumnya, nilai rata-rata perhatian dan konsentrasi siswa mencapai 3,15
dengan persentase keberhasilan 63,08%.
Pada siklus 2, terjadi peningkatan bila dibandingkan siklus 1. Siswa sudah
terlihat memperhatikan penjelasan guru. Nilai rata-rata perhatian dan konsentrasi
siswa mencapai 3,90 dengan persentase keberhasilan 78,08%. Pada siklus 3
perhatian dan konsentrasi semakin membaik, tercatat nilai rata-rata perhatian dan
konsentrasi siswa mencapai 4,29 dengan persentase keberhasilan 85,77%.
Sanjaya (2008: 270) mengungkapkan salah satu cara untuk meningkatkan
perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran adalah gerak guru. Gerak
guru yang dimaksudkan adalah gerakan guru yang dapat membantu kelancaran
berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dan diterima
oleh siswa. Guru yang baik akan terampil dalam mengekspresikan wajah sesuai
dengan pesan yang ingin disampaikan. Dalam pembelajaran, guru mampu
mengomunikasikan materi yang akan disampaikan dan memfasilitasi siswa dalam
diskusi kelompok.
3) Minat dan Motivasi dalam Pembelajaran
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
sendiri (Sardiman, 2001: 73). Untuk membangkitkan minat belajar siswa, guru
hendaknya pandai dalam memilih materi, mengelola kelas, dan pemilihan metode
dan media dalam pembelajaran. Indikator ini meliputi bersemangat, antusias, dan
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
mampu mengelola kelas dengan baik, usaha yang telah dilakukan berupa
pengondisian dan pengawasan terhadap kerja siswa dalam pembelajaran.
Selain itu untuk membangkitkan minat terhadap pembelajaran, guru
memilih gambar yang bisa membuat siswa tertarik dengan pembelajaran melalui
tanyangan di depan kelas. Gambar tersebut terbukti membuat siswa terhibur dan
tidak merasa bosan dalam pembelajaran serta siswa menyukai pembelajaran
dengan pendekatan SAVI (berdasarkan hasil wawancara pascasiklus).
Hal ini sejalan dengan temuan dalam penelitian Milawati (2011: 75)
bahwa kelebihan dari model SAVI ini dapat menumbuhkan rasa keberanian anak
dan pembelajaran terlihat lebih menyenangkan sehingga anak antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran SAVI sangat efektif
dan efisien serta dapat diterapkan di sekolah manapun.
Pada survai awal, siswa terlihat tak bersemangat, kurang antusias, dan tak
menunjukkan kesungguhan. Pada prasiklus nilai rata-rata minat dan motivasi
mencapai 2,65 dengan persentase keberhasilan 53,08%. Pada siklus 1 mengalami
peningkatan dari sebelumnya, rata-rata minat dan motivasi mencapai 3,08 dengan
persentase keberhasilan 61,54%.
Pada siklus 2 minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran mengalami
peningkatan, siswa sudah bersemangat, antusias, dan bersungguh-sungguh dalam
pembelajaran, rata-rata minat dan motivasi mencapai 3,81 dengan persentase
keberhasilan 76,15%.
Pada siklus 3 minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran mengalami
peningkatan, siswa sudah bersemangat, antusias, dan bersungguh-sungguh dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
pembelajaran, rata-rata minat dan motivasi mencapai 4,31 dengan persentase
keberhasilan 86,15%.
Untuk lebih jelasnya, rekapitulasi peningkatan hasil kegiatan siswa dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Rekapitulasi Persentase Keberhasilan Kinerja Siswa
No
Indikator
Persentase yang Dicapai
Survai
Awal
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
1. Keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran
56.92% 60.38% 78.08% 88.85%
2. Perhatian dan konsentrasi
siswa dalam pembelajaran
58.46%
63.08%
78.08%
85.77%
3. Minat dan motivasi siswa
dalam pembelajaran
53.08%
61.54%
76.15%
86.15%
Sumantri, dkk., (2001: 245) berpendapat bahwa keberhasilan kegiatan
belajar-mengajar bukan sekadar ditentukan oleh kemampuannya dalam menguasai
bahan pelajaran, tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuannya mengelola kelas.
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan
dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal. Kemampuan ini erat
kaitannya dengan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi yang
menguntungkan, menyenangkan peserta didik, penciptaan disiplin belajar secara
sehat, dan meningkatkan kinerja siswa dalam pembelajaran.
Kinerja siswa dalam pembelajaran sangat berperan penting dalam
ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka
guru haruslah memilih pendekatan yang sesuai. Dengan penerapan pendekatan
SAVI, kinerja siswa di kelas terbukti mengalami peningkatan dari antarsiklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Pembelajaran SAVI sangat efektif dan efisien serta dapat diterapkan
di sekolah manapun. Pembelajaran SAVI membuat para siswa merasa tidak
bosan dan tidak mengantuk dalam belajar sehingga dapat memicu semangat
belajar kemudian dapat menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran. Selain
itu, pembelajaran SAVI dapat mempermudah dalam memahami materi serta tidak
membuat bosan dalam belajar di kelas (Milawati, 2011: 76).
Dalam pendekatan SAVI, unsur somatis tercermin dalam diskusi
kelompok, mereka bergerak dan yang harus saling memberikan ide antaranggota
kelompok agar bisa lebih mudah membuat sebuah karangan tulisan eksposisi.
Unsur auditori tercermin dalam belajar dengan berbicara dan mendengar. Para
siswa menyampaikan pendapat mereka kepada anggota kelompok dan saling
menyimak pendapat-pendapat dari teman dalam satu kelompok. Hal ini akan
berjalan lancar jika diiringi dengan keaktifan siswa yang baik dalam
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Mayliana (2013: 26) yang
menyatakan bahwa penerapan pembelajaran auditori, di antaranya yaitu
dengan cara membicarakan materi yang sedang dipelajari seperti diskusi,
memberikan dorongan bagi siswa untuk aktif berbicara dalam kelompok, selain
itu juga dapat memancing imajinasi siswa dalam berdiskusi.
Dalam pendekatan SAVI, unsur visual tercermin ketika para siswa
menyaksikan gambar-gambar yang diberikan guru melalui slide show. Melalui
gambar tersebut, siswa dapat merangsang daya ingat dan daya kreatifitas yang
mereka miliki untuk bisa mengembangkan kerangka yang sudah dibuat
sebelumnya. Gambar tersebut juga mempermudah siswa dalam membuat tulisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
eksposisi. Unsur intelektual tercermin dalam belajar memecahkan dan mengatasi
permasalahan yang ada. Permasalahan yang dimaksudkan adalah dalam membuat
kerangka diskusi dalam kelompok dan dalam membuat tulisan eksposisi secara
individu. Hal ini membuat minat, motivasi, dan semangat akan meningkat,
dikarenakan rangkaian pembelajaran yang menyenangkan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Mayliana (2013: 26) yang menyatakan
bahwa penerapan pembelajaran visual yaitu dengan penggunaan media berupa
powerpoint dan media gambar mampu menarik perhatian siswa dalam
proses belajar. Warna serta gambar yang disajikan dapat menarik perhatian
serta membantu mereka dalam mengingat materi pelajaran. Motivasi dalam
mendengarkan penjelasan guru nampak pada sikap siswa yaitu selalu
memusatkan perhatian pada media pembelajaran.
Secara umum, nilai rata-rata kinerja siswa dalam pembelajaran menulis
eksposisi menggunakan pendekatan SAVI mengalami peningkatan dari prasiklus
hingga siklus 3. Pada prasiklus, nilai rata-rata kinerja siswa mencapai 8,42 dengan
persentase 56,15%. Pada siklus 1, nilai rata-rata kinerja siswa mencapai 9,25
dengan persentase 61,67%. Pada siklus 2, nilai rata-rata kinerja siswa mencapai
11,62 dengan persentase 77,44%. Pada siklus 3, nilai rata-rata kinerja siswa
mencapai 13,04 dengan persentase 86,92%. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel
di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Tabel 12. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kinerja Siswa
No
Indikator
Nilai Rata-rata
Survai
Awal
Siklus I Siklus II Siklus
III
1. Kinerja siswa dalam proses
pembelajaran
8.42
56.15%
9.25
61.67%
11.62
77.44% 13.04
86.92%
Untuk kejelasan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi
Peningkatan keterampilan menulis eksposisi dengan menggunakan
pendekatan SAVI ini dapa dilihat dari nilai akhir hasil tulisan siswa. Nilai rata-
rata dari prasiklus hingga siklus 3 selalu mengalami peningkatan. Pada prasiklus,
Gambar 16. Histogram Nilai Rata-rata Kinerja Siswa dalam
Pembelajaran Menulis Eksposisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
nilai terendah yang dicapai siswa sebesar 50, sedangkan nilai tertinggi yang
dicapai sebesar 80, dan nilai rata-rata adalah 64.
Pada siklus 1 mengalami peningkatan, nilai rata-rata mencapai 71,4. Nilai
terendah yang dicapai siswa sebesar 60, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai
sebesar 80. Pada siklus 2 mengalami peningkatan, nilai rata-rata mencapai 74,8.
Nilai terendah yang dicapai siswa sebesar 65, sedangkan nilai tertinggi yang
dicapai sebesar 85.
Nilai rata-rata keterampilan menulis eksposisi pada siklus 3 mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya, yaitu 78. Nilai terendah
yang dicapai siswa sebesar 70, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai sebesar 85.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Tabel 13. Nilai Terendah, Nilai Terendah, dan Nilai Rata-rata Keterampilan
Menulis Eksposisi
No. Kegiatan Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
1. Pratindakan 80 50 64
2. Siklus 1 80 60 71,4
3. Siklus 2 85 65 74,8
4. Siklus 3 85 70 78
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis eksposisi siswa, dapat
diketahui persentase keberhasilan siswa yang dapat mencapai nilai KKM yang
telah ditentukan sekolah (75) dan persentase siswa yang belum mencapai KKM.
Berikut disajikan persentase keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran
menulis eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Tabel 14. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa dalam Menulis Eksposisi
No. Kegiatan Tuntas Tidak Tuntas
1. Pratindakan 34.62% 65.38%
2. Siklus 1 52% 48%
3. Siklus 2 64% 36%
4. Siklus 3 86.96% 13.04%
Secara lebih jelas, peningkatan persentase ketuntasan menulis eksposisi
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 17. Diagram Balok Peningkatan Persentase Keterampilan Menulis
Eksposisi Siswa
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat dilihat bahwa: (1)
persentase jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan pada pratindakan
sebanyak 9 siswa (34.62%) dan yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa (65.38%);
(2) persentase jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan pada siklus 1
sebanyak 13 siswa (52%) dan yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa (48%); (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
persentase jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan pada siklus 2 sebanyak
16 siswa (64%) dan yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa (36%); dan (4) persentase
jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan pada siklus 3 sebanyak 20 siswa
(86.96%) dan yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (13.04%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Secara singkat simpulan hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan
kualitas proses pembelajaran dan keterampilan pembelajaran menulis eksposisi
pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran tersebut terjadi setelah guru dan peneliti melakukan beberapa upaya
peningkatan pembelajaran menulis eksposisi menggunakan pendekatan SAVI.
Simpulan hasil penelitian ini adalah peningkatan kualitas proses pembelajaran dan
peningkatan keterampilan menulis eksposisi siswa.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran tampak dalam aktivitas siswa
selama berlangsungnya proses pembelajaran menulis eksposisi dengan
pendekatan SAVI. Penilaian kinerja siswa dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi kinerja siswa yang mencakup tiga aspek, yaitu (1) keaktifan
siswa dalam pembelajaran; (2) perhatian dan konsentrasi siswa dalam
pembelajaran; dan (3) minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Nilai rata-
rata kinerja siswa pada siklus 1 mencapai 9,25 (61,67%) dengan kriteria cukup,
nilai rata-rata kinerja siswa pada siklus 2 mencapai 11,62 (77,44%) dengan
kriteria cukup, dan nilai rata-rata kinerja siswa pada siklus 3 mencapai 13,04
(86,92%) dengan kriteria baik.
Penilaian terhadap kinerja guru dilakukan dengan menggunakan lembar
lembar observasi kinerja guru. Kinerja guru dapat diringkas sebagai berikut: (1)
pada siklus 1 kinerja guru mendapatkan nilai 69 dengan kriteria cukup; (2) pada
154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
siklus 2 kinerja guru mendapatkan nilai 75,5 dengan kriteria cukup; dan (3) pada
siklus 3 kinerja guru mendapatkan nilai 82,5 dengan kriteria baik.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis eksposisi berimbas
pada kenaikan keterampilan menulis ekposisi. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dalam menulis eksposisi,
berdasarkan KKM dari sekolah sebesar 75. Penerapan pendekatan SAVI
dapat meningkatkan keterampilan menulis eksposisi. Hal ini ditandai dengan
besarnya persentase kelulusan siswa. Persentase tersebut mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya. Pada survai awal persentase kelulusan siswa
hanya sebanyak 9 siswa (34,62%), pada siklus I naik menjadi 13 siswa
(52%), pada siklus II mencapai 16 siswa (64%), dan pada siklus III mencapai 20
siswa (86,96%). Hal ini sangat wajar karena keterbatasan intelektual
seseorang memang tidak mungkin bisa ditingkatkan secara cepat tetapi
membutuhkan proses yang panjang.
B. Implikasi
Dalam suatu pendidikan dan pembelajaran, kualitas lulusan sangat
ditentukan oleh salah satunya adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Dalam pembelajaran guru harus mampu memfasilitasi siswa untuk
mudah memahami materi yang disampaikan. Guru yang dianggap berhasil dalam
pembelajaran adalah yang bisa memfasilitasi siswa untuk belajar secara baik,
aktif, dan bermotivasi tinggi. Selain guru, siswa yang mempunyai keaktifan,
minat dan motivasi, serta perhatian dan konsentrasi yang tinggi juga berpengaruh
pada hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Pelaksanaan proses pembelajaran yang berkualitas sangat didukung oleh
rencana pelaksanaan pembelajaran yang terarah, pemilihan pendekatan dan metode
pembelajaran yang tepat, serta penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
Dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terarah, membuat guru mudah
untuk mengelola kelas sehingga akan mudah memahmkan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Materi pembelajaran yang bagus akan sulit dipahami oleh siswa
apabila guru tidak menggunakan pendekatan atau metode pembelajaran yang
tepat. Selain mempermudah pemahaman materi, penggunaan media pembelajaran
yang sesuai dengan situasi dan keadaan siswa akan menambah motivasi siswa
untuk belajar.
Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses
pembelajaran dipengaruhi beberapa faktor. Faktor tersebut berasal dari guru
maupun siswa. Faktor dari guru meliputi kemampuan guru dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi di dalam kelas, keterampilan guru
dalam mengelola kelas, penggunaan metode dan pendekatan dalam proses
pembelajaran, dan penerapan teknik sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Sementara itu, faktor dari siswa meliputi keaktifan, kerja sama, perhatian dan
konsentrasi, dan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan secara maksimal agar semua faktor dapat dimiliki oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola kelas serta didukung penerapan
pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa, maka guru akan mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
menyampaikan materi dengan baik. Materi itu pun akan dapat diterima baik oleh
siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi agar selalu aktif
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar dapat
berjalan lancar, kondusif, efektif, efisien, dan menyenangkan.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan keterampilan menulis eksposisi siswa. Dalam hal: (1) kemampuan
menuliskan ide dan gagasan yang kreatif dalam tulisan eksposisi; (2) kemampuan
mengorganisasikan gagasan secara runtut dan padu; (3) pemilihan kata secara
tepat; (4) mengembangkan bahasa dalam struktur yang bervariatif; dan (5) teknik
penulisan sesuai dengan EYD. Berdasarkan capaian di atas, penelitian ini dapat
digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan
pendekatan yang sejenis sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang
inovatif, serta dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik mengikuti proses
pembelajaran.
Manfaat yang didapatkan dari penerapan pendekatan SAVI adalah dapat
merangsang dan memotivasi siswa agar terlibat aktif selama pembelajaran
berlangsung serta mampu menghasilkan tulisan yang baik melalui diskusi
kelompok. Siswa merasa terhibur dan berkembang idenya dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dalam pendekatan SAVI terdapat empat komponen, yaitu Somatis,
Auditori, Visual, dan Intelektual. Kesemua aspek tersebut saling terpadu dalam
membuat suatu tulisan eksposisi yang baik.
Ide siswa berasal tayangan yang disampaikan oleh guru dan kegiatan
diskusi yang dilakukan oleh siswa dalam suatu kelompok. Tayangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
diberikan dapat mengembangkan ide siswa, dan diskusi yang dilakukan dapat
merumuskan karangan tulisan yang baik. Selain itu, guru juga berperan dalam
membimbing siswa dalam pembelajaran ikut andil dalam membantu siswa dalam
membuat tulisan eksposisi. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran
menulis yang efektif dan aktif sehingga dapat menumbuhkan rasa saling berkerja
sama antarsiswa dalam diskusi kelompok, menumbuhkan ide melalui variasi
gambar yang diberikan, dan menghasilkan tulisan eksposisi yang baik.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti
mengajukan saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya mengikuti pembelajaran secara aktif dengan
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dari penyampaian materi yang
dilakukan oleh guru.
b. Siswa hendaknya rajin berlatih menulis untuk menuangkan ide secara
runtut dan padu guna menghasilkan tulisan yang baik.
c. Siswa hendaknya sering membaca buku EYD agar siswa lebih paham
penggunaan awalan, kata depan, penggunaan tanda baca, dan sebagainya.
d. Siswa hendaknya rajin membaca agar memperluas cakrawala dan
wawasam, sehingga secara tidak langsung mempermudah membuat suatu
tulisan, karena denan membaca akan menambah khazanah keilmuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
e. Siswa hendaknya memberi masukan kepada guru ketika guru
menyampaikan materi menggunakan pendekatan atau metode
pembelelajaran yang membosankan dan tidak sesuai dengan materi yang
disampaikan.
2. Bagi Guru
a. Hendaknya guru menerapkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran
menulis eksposisi, karena sudah terbukti meningkatkan kualitas proses dan
keterampilan menulis eksposisi siswa.
b. Guru hendaknya meningkatkan kinerjanya dalam hal menyampaikan dan
mengembangkan materi pembelajaran. Guru juga bisa menyertakan media
pembelajaran dan sumber pembelajaran dalam menerapkan pendekatan
SAVI, agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
c. Guru hendaknya mampu mengelola kelas dengan baik dalam
pembelajaran, agar materi yang disampaikan dapat diserap siswa dengan
baik.
3. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru agar senantiasa melakukan
pembaharuan dalam dunia pengajaran dan pendidikan. Selain itu, kepala
sekolah harus selalu memonitor kinerja guru pada saat menyampaikan
pelajaran dan memotivasi guru untuk selalu melakukan evaluasi atas
kinerjanya.
b. Kepala sekolah hendaknya memberi kesempatan bagi guru untuk
melakukan penelitian dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
ilmiah, seperti seminar pendidikan, lokakarya, diskusi ilmiah, diklat,
ataupun penataran-penataran agar wawasan guru mengenai tugas
utamanya dalam mengajar dan mendidik bertambah luas.
c. Kepala sekolah hendaknya memberikan fasilitas yang dibutuhkan guru
dalam proses pembelajaran, agar materi yang disampaikan guru bisa
disampaikan dengan baik.
d. Kepada sekolah hendaknya memotivasi guru agar memperluas wawasan
mengenai pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat
mendukung proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil yang dicapai
siswa juga baik.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Penelitian ini diharapkan mampu memotivasi berkembangnya penelitian-
penelitian lain yang lebih inovatif, khususnya terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia.
b. Diharapkan agar dapat mengadakan penelitian sejenis guna memperbaiki
kualitas proses dan keterampilan siswa di dalam kelas dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
c. Diharapkan untuk lebih menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak
guru dan sekolah yang akan diajak bekerja sama agar penelitian yang
dilakukan lebih tepat guna, terarah, dan mampu mengkritisi permasalahan-
permasalahan dalam pembelajaran secara lebih mendalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1999. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A.C. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Ardianto. 2007. “Pembelajaran Sastra sebagai Sarana Pengembangan Daya Nalar
Siswa”. Dalam Jurnal IQRO Volume 3 Januari-Juni 2007.
Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik . Yogyakarta: Andi
Offset.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
Barnas. 2007. “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Teknik
Koreksi Teman Sebaya”, dalam http://www.barnas.wordpress.com, diunduh 21
Maret 2013, pukul 10.50 WIB.
Boyd, Drick. 2004. “Effective Teaching in Accelerated Learning Programs”.
Academic Journal Article. Vol. 15, No. 1-2.
Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Buku 1, Konsep
dan pelaksanaan. Jakarta. Balitbang. Depdiknas.
__________. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
__________. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Aliyah.
Jakarta:Depdiknas.
De Porter, Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Siregar Nourie. 2000. Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas (diterjemahkan oleh
Ary Nilandari). Bandung: Kaifa.
Ginting, Sura Menda dan Hermansyah Amir. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran
Somatis Auditori Visual dan Intelektual (SAVI) Berbantuan Media Komputer
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Fisika II”. Dalam Jurnal
Exacta. Volume X. Nomor 1 Juni 2012.
Gino, H. J., Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan. 2000. Belajar dan Pembelajaran I.
Surakarta: UNS Press.
161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Gustafson. 2005. Empowering Writers. 6515 Main Street, Suite 6. Trumbull, CT 06611
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
Hidayatullah, Furqon. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan
Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Ismawati, Esti. 2012. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Joni, T Raka,. 1993. “Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif: Acuan Konseptual
Peningkatan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar”. Dalam Conny R. Semiawan dan
T. Raka Joni (eds). “Pendekatan Pembelajaran: Acuan Konseptual Pengelolaan
Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Konsorsium Ilmu Pendidikan,
Ditjen Dikti, Depdikbud.
Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi. Jakarta: Grasindo.
__________. 1999. Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: Gramedia.
Kussetyaningsih. 2009. Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi dengan Metode
Jigsaw pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri Jumapolo Kabupaten Karanganyar.
Tesis Program Pascasarjana UNS. Surakarta. (Unpublished).
Manson, Linda. H., 2006, “Improving the Writing, Knowledge, and Motivation of
Struggling Young Writers: Effects of Self-Regulated Strategy Development
With and Without Pee Support”, American Educational Research Journal,
43 (2), pp.295-340.
Mayliana, Esther dan Herminarto Sofyan. 2013. ”Penerapan Accelerated Learning
dengan Pendekatan Savi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Kompetensi Menggambar Busana”. Dalam Jurnal Pendidikan Vokasi. Volume
3. Nomor 1. Februari 2013.
McKeon, Kevin J. 1995. “What is This Thing Called Accelerated Learning?”.
Training & Development Journal; Jun 1995; 49, 6; ABI/INFORM Research.
Page 64.
Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif & Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan (diterjemahkan oleh Rahmani
Astuti). Bandung: Kaifa.
Milawati, Teti. “Peningkatan Kemampuan Anak Memahami Drama dan Menulis Teks
Drama Melalui Model Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual
(SAVI)”. Dalam Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Edisi Khusus No. 2.
Agustus 2011.
162 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Morrison, Mike. 2012. “The SAVI Approach to Learning”. Dalam
http://rapidbi.com/the-savi-approach-to-learning/. Diakses 15 April 2014.
Muchlisoh. 1991. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.
Mujiyanto, Yant, Budhi Setyawan, Purwadi, dan Edy Suryanto. 2000. Puspa Ragam
Bahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
Muktadir, Abdul. 2011. “Penerapan Metode Think, Talk, Write (TTW) dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Eksposisi pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia”. Dalam Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Volume 6.
Nomor 4. November 2011.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nippold, Marilyn A, dkk. 2008. “Expository Discourse in Adolescents With
Language Impairments: Examining Syntactic Development”. American
Journal of Speech - Language Pathology. November 2008.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Rose, Colin dan Nicholl, Malcolm J. 2002. Accelerated Learning for The 21 st Century:
Cara Belajar Cepat Abad XXI (diterjemahkan oleh Dedy Ahimsa). Bandung:
Nusa.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: AlfabetaRose,
Colin dan Nicholl, Malcolm J. 2002. Accelerated Learning for The 21 st
Century: Cara Belajar Cepat Abad XXI (diterjemahkan oleh Dedy Ahimsa).
Bandung: Nusa.
____________. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.
Samsudin, Asep. 2012. “Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan
Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis”. Dalam Jurnal Historia. Volume
13. Nomor 2. Oktober 2012.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sardiman, Arief M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
163 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif
(diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien). Bandung: Nusamedia.
Slamet, St. Y. 2009. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS
Press.
Soedijarto. 1993. Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia.
Soemarjadi, Muzni Ramanto, dan Wikdati Zahri. 1991. Pendidikan Keterampilan.
Jakarta. Depdikbud.
Soemarsono. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.
Sujana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukarno. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Media Perkasa.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV
Maulana.
Suwandi, Sarwiji. 2011a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
______________. 2011b. Model-model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
__________. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tomas U. Ganiron Jr. 2013. “Application of Accelerated Learning in Teaching
Environmental Control System in Qassim University. International Journal of
Education and Learning “.Vol.2, No.2 (2013), pp.27-38.
Wardani, Nugraheni Eko. 2009. “Strategi dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra”, dalam
Muhammad Rohmadi dan Slamet Sudibyantoro (Penyunting). Model-model
Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Seni (62-79). Surakarta: Yuma Pustaka.
Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.
Wiedarti, Pangesti. 2005. Menuju Budaya Menulis: Suatu Bunga Rampai. Yogyakarta
Tiara Wacana.
164 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Lampiran 1. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X
Kelas X, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1. Memahami siaran atau
cerita yang disampaikan
secara langsung /tidak
langsung
1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari media
elektronik (berita dan nonberita)
1.2 Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan
ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara
langsung/melalui rekaman
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
melalui kegiatan
berkenalan, berdiskusi,
dan bercerita
2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam
forum resmi dengan intonasi yang tepat
2.2 Mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari
berbagai berita, artikel, atau buku)
2.3 Menceritakan berbagai pengalaman dengan
pilihan kata dan ekspresi yang tepat
Membaca
3. Memahami berbagai teks
bacaan nonsastra dengan
berbagai teknik membaca
3.1 Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra
dengan teknik membaca cepat (250 kata/menit)
3.2 Mengidentifikasi ide teks nonsastra dari
berbagai sumber melalui teknik membaca
ekstensif
Menulis
4. Mengungkapkan
informasi dalam berbagai
bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola
urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf
naratif
4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf
deskriptif
4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis
dalam bentuk ragam paragraf ekspositif
Mendengarkan
5. Memahami puisi yang
disampaikan secara
langsung/tidak langsung
5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi
yang disampaikan secara langsung ataupun
melalui rekaman
5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang
disampaikan secara langsung ataupun melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Berbicara
6. Membahas cerita pendek
melalui kegiatan diskusi
6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik atau
mengesankan dari cerita pendek melalui
kegiatan diskusi
6.2 Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui
kegiatan diskusi
Membaca
7. Memahami wacana
sastra melalui kegiatan
membaca puisi dan
cerpen
7.1 Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan,
dan intonasi yang tepat
7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu
cerpen dengan kehidupan sehari-hari
Menulis
8. Mengungkapkan pikiran,
dan perasaan melalui
kegiatan menulis puisi
8.1 Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait,
irama, dan rima
8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait,
irama, dan rima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Lampiran 2. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Karangdowo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : 1
Standar Kompetensi : Menulis
4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif).
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
4.3 Menulis
gagasan
secara logis
dan sistematis
dalam bentuk
ragam paragraf
ekspositif
Contoh paragraf
ekspositif
Pola
pengembangan
paragraph
ekspositif
Contoh
penggunaan kata
berimbuhan dalam
paragraph
ekspositif
Bersahabat/
komunikatif
Tanggung
jawab
Kepemimpinan
Membaca
paragraf
ekspositif
Mengidentifikasi
karekteristik
paragraf
ekspositif
Menulis paragraf
ekspositif
Mengidentifikasi
kata berimbuhan
dalam paragraph
ekspositif
Menyunting
paragraph
ekspositif yang
ditulis teman
Mendiskusikan
paragraph
eksposistif
Mendaftar topik- topik
yang dapat
dikembangkan menjadi
paragraf ekspositif
Menyusun kerangka
paragraf ekspositif
Mengembangkan
kerangka yang telah
disusun menjadi
paragraf ekspositif
Mengidentifikasi kata
berimbuhan dalam
paragraph ekspositif
Menyunting paragraph
ekspositif yang ditulis
teman
Jenis Tagihan:
Tugas Individu
· Praktik
· ulangan
Bentuk Tagihan:
uraian bebas
4 Eksposisi
dan
Deskripsi
oleh Gorys
keraf
Buku yang
terkait
dengan
deskripsi
167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Lampiran 3a. Pedoman Wawancara Prasiklus pada Siswa
Informan : Siswa kelas X-E SMA N I Karangdowo
Pewawancara : ____________________
Hari/Tanggal : ____________________
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
2. Apa Anda memahami apa yang disampaikan guru?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
3. Kesulitan apa yang Anda temui ketika menulis eksposisi?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
4. Upaya apa yang Anda lakukan ketika mengalami kesulitan itu?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
Lampiran 3b. Pedoman Wawancara Prasiklus pada Guru
Informan : Guru bahasa Indonesia
Pewawancara : ____________________
Hari/Tanggal : ____________________
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang Bapak lakukan selama ini?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
2. Metode apa yang Bapak terapkan dalam menulis eksposisi?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
3. Kendala apa saja yang Bapak temui dalam mengajarkan materi menulis pada peserta
didik?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
4. Bagaimana kemampuan menulis peserta didik selama ini?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
5. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis peserta
didik?
Jawab : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Pascasiklus pada Siswa
Informan : siswa kelas X-E SMA N I Karangdowo
Pewawancara : ____________________
Hari/Tanggal : ____________________
1. Kesulitan apa saja yang Anda alami dalam menulis eksposisi?
Jawab : ……………………………………………………………………..
2. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI cukup jelas dan
mudah dipahami?
Jawab : ……………………………………………………………………..
3. Apakah dengan pendekatan SAVI yang telah guru berikan Anda lebih mudah menulis
eksposisi?
Jawab : ……………………………………………………………………..
4. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI yang guru berikan,
kesulitan-kesulitan dalam menulis eksposisi dapat teratasi?
Jawab : ……………………………………………………………………..
5. Apakah pendekatan SAVI membantu Anda dalam menggali dan mengembangkan ide
tulisan?
Jawab : ……………………………………………………………………..
6. Apakah dengan pendekatan SAVI Anda dapat memastikan kemampuan menulis Anda
meningkat dibanding sebelumnya?
Jawab : ……………………………………………………………………..
7. Apakah Anda menyukai pendekatan SAVI yang digunakan guru dalam pembelajaran
menulis eksposisi?
Jawab : ……………………………………………………………………..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
Lampiran 5. Model Penilaian Menulis Eksposisi dengan Skala Interval
Aspek Skor Kriteria
I
S
I
4
3
2
1
Baik: padat informasi * substansif * pengembangan tesis tuntas * relevan dengan
permasalahan dan tuntas.
Cukup: informasi cukup * substansi cukup * pengembangan tesis cukup *
relevan dengan permasalahan dan cukup lengkap.
Kurang: informasi terbatas * substansi kurang * pengembangan tesis terbatas *
cukup relevan dengan permasalahan tetapi kurang lengkap.
Sangat Kurang: tidak berisi informasi * tidak ada substansi * tidak ada
pengembangan tesis * tidak relevan dengan permasalahan dan tidak lengkap.
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
4
3
2
1
Baik: pengungkapan gagasan lancar * gagasan diungkapkan dengan jelas * padat
* tertata dengan baik * urutan logis * ada kohesif dan koheren.
Cukup: pengungkapan gagasan kurang lancar * gagasan kurang terorganisasi
tetapi ide utama terlihat * bahan pendukung terbatas * urutan logis tetapi tidak
lengkap * cukup kohesif dan koheren.
Kurang: pengungkapan gagasan tidak lancar * gagasan kacau, terpotong-potong
atau melompat-lompat * urutan logis tetapi tidak lengkap * kurang kohesif dan
koheren.
Sangat Kurang: pengungkapan gagasan tidak komunikatif * gagasan tidak
terorganisasi * tidak kohesif dan koheren serta tidak layak nilai.
K
S
A
K
A
T
A
4
3
2
1
Baik: pemanfaatan potensi kata sangat baik * pilihan kata dan ungkapan tepat *
menguasai pembentukan kata.
Cukup: pemanfaatan potensi kata baik * pilihan kata dan ungkapan kadang-
kadang kurang tepat * cukup menguasai pembentukan kata.
Kurang: pemanfaatan potensi kata terbatas * pilihan kata dan ungkapan kadang-
kadang kurang tepat * kurang menguasai pembentukan kata.
Sangat Kurang: pemanfaatan potensi sangat terbatas * sering terjadi kesalahan
penggunaan kosa kata dan merusak makna * tidak menguasai pembentukan kata.
P
B
A
H
A
S
A
4
3
2
1
Baik: konstruksi kalimat lengkap dan efektif * hanya terjadi sedikit kesalahan
penggunaan bentuk kebahasaan.
Cukup: konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif * kesalahan kecil pada
konstruksi kalimat * terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
Kurang: terjadi kesalahan serius dalam rangkaian kalimat * makna
membingungkan atau kabur.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis * terdapat banyak kesalahan *
tidak komunikatif * tidak layak nilai.
M
E
K
A
N
I
K
4
3
2
1
Baik: menguasai aturan penulisan * hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan dan
tanda baca * rapi dan bersih.
Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca tetapi tidak
mengaburkan makna * cukup rapi dan bersih.
Kurang: sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca * makna membingungkan
atau kabur * kurang rapi dan bersih.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan * terdapat banyak kesalahan
ejaan * tulisan tidak terbaca * tidak rapi dan tidak bersih * tidak layak nilai.
Hartfield (dalam Nurgiyantoro, 2009: 307), dengan modifikasi peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
Lampiran 6. Lembar Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
No
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai Total
Skor
Deskripsi
Pengamatan
A B C
1 Alfian Hari Pamungkas
2 Amalia Rasi Devinta
3 Angger Bagas Gusti P.
4 Arisanti Shafira Isnaeni
5 Arum Kusuma Wardani
6 Devangga Fajar Nugroho
7 Dwi Yuliana
8 Hendra Krisyanti
9 Herda Setiya Utami
10 Indri Ana
11 Indri Ani
12 Joko Waloyo
13 Kaymilia Fabian Tsuraya
14 Lisa Romadhani
15 Lutfah Nur Wijayanti
16 Nita Tri Savari
17 Novia Nur Hidayah
18 Reza Tri Utama
19 Risky Dwi Jayanti
20 Roli Russiadi
21 Roni Setyawan
22 Siska Dwi Nugrahini
23 Shahrul Diqi Arfiansyah
24 Widi Hayu Pangestuti
25 Winda Sagita
26 Yulita Widyaningsih
Jumlah
Rata-rata
Persentase (%)
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan tidak
mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam kegiatan
diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Lampiran 7. Lembar Penilaian Tulisan Eksposisi Siswa
No Nama Aspek Penilaian
Skor I II III IV V
1 Alfian Hari Pamungkas
2 Amalia Rasi Devinta
3 Angger Bagas Gusti Pangestu
4 Arisanti Shafira Isnaeni
5 Arum Kusuma Wardani
6 Devangga Fajar Nugroho
7 Dwi Yuliana
8 Hendra Krisyanti
9 Herda Setiya Utami
10 Indri Ana
11 Indri Ani
12 Joko Waloyo
13 Kaymilia Fabian Tsuraya
14 Lisa Romadhani
15 Lutfah Nur Wijayanti
16 Nita Tri Savari
17 Novia Nur Hidayah
18 Reza Tri Utama
19 Risky Dwi Jayanti
20 Roli Russiadi
21 Roni Setyawan
22 Siska Dwi Nugrahini
23 Shahrul Diqi Arfiansyah
24 Widi Hayu Pangestuti
25 Winda Sagita
26 Yulita Widyaningsih
Jumlah
Rata-rata
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
V : Mekanik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
Lampiran 8 . Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Waktu :
Tanggal :
Keterangan :
No Kegiatan Aspek yang dinilai Amatan
1 2 3 4 5
I Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan ruang,
alat, dan media
pembelajaran.
2. Memeriksa kesiapan
siswa.
3. Memberikan apersepsi.
4. Menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan
indikator yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran.
II Kegiatan Inti
A. Penugasan Materi
Pembelajaran
1. Mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan.
2. Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan.
3. Menunjukkan
penguasaan materi
pembelajaran.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP.
2. Melaksanakan
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI.
3. Menjelaskan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
4. Membimbing siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
5. Memanfaatkan media
dalam pembelajaran.
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu.
C.
Pembelajaran yang
Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
2. Menumbuhkan
partisipasi dan
komunikasi aktif
antara guru dengan
siswa dan antara siswa
dengan siswa.
3. Menumbuhkan
keinginan bekerja
sama dan bertanggung
jawab terhadap
kelompok.
D. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
1. Memantau/ mengontrol
siswa.
2. Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
kompetensi.
III Kegiatan Penutup
1. Melaksanakan
refleksi/merangkum
dengan melibatkan
siswa.
2. Melaksanakan tindak
lanjut dengan
memberikan arahan,
kegiatan, tugas sebagai
bagian dari
remidi/pengayaan.
Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Keterangan :
1 : sangt kurang
2 : kurang
3 : cukup
4 : baik
5 : sangat baik
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
100 Sangat baik
80 – 99 Baik
60 – 79 Cukup
40 – 59 Kurang
20 – 39 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Prasiklus
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : SMA N 1 KARANGDOWO
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : X
SEMESTER : 1
A. STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
B. KOMPETENSI DASAR :
4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf
ekspositif
C. MATERI PEMBELAJARAN :
Paragraf Eksposisi:
contoh paragraf ekspositif
pola pengembangan paragraf ekspositif
contoh penggunaan kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif
penggunaan kata penghubung dalam paragraf
D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
No Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
1 Mendaftar topik- topik yang dapat
dikembangkan menjadi paragraf ekspositif Bersahabat/
komunikatif
Tanggung jawab
Kepemimpinan
2 Menyusun kerangka paragraf ekspositif
3 Mengembangkan kerangka yang telah
disusun menjadi paragraf ekspositif
dengan menggunakan kata penghubung
yang tepat
4 Mengidentifikasi kata berimbuhan dalam
paragraf ekspositif
5 Menyunting paragraf ekspositif yang
ditulis teman
E. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Siswa dapat:
Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif
Menyusun kerangka paragraf ekspositif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf ekspositif dengan
menggunakan kata penghubung yang tepat
Mengidentifikasi kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif
Menyunting paragraf ekspositif yang ditulis teman
F. METODE PEMBELAJARAN :
Penugasan
Diskusi
Tanya Jawab
Unjuk kerja
Ceramah
Demonstrasi
G. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Menulis gagasan secara
logis dan sistematis
dalam bentuk ragam
paragraf ekspositif
contoh paragraf
ekspositif
Siswa Mengembangkan
kerangka yang telah
disusun menjadi paragraf
ekspositif dengan
menggunakan kata
penghubung yang tepat.
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
1. Kegiatan Awal :
- Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini.
Bersahabat/
komunikatif
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Membaca paragraf ekspositif
Mengidentifikasi karekteristik paragraf ekspositif
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Menulis paragraf ekspositif dengan menggunakan kata
penghubung yang tepat
Mengidentifikasi kata berimbuhan dalam paragraf
ekspositif
Menyunting paragraf ekspositif yang ditulis teman
Mendiskusikan paragraf eksposistif
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
3. Kegiatan Akhir :
- Refleksi
- Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
- Penugasan
Bersahabat/
komunikatif
I. ALOKASI WAKTU :
4 x 40 menit
J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
Gorys Keraf, Eksposisi, Nusa Indah: Ende-Folres. 2000
Wisnu Sujianto, Rangkuman Bahasa dan Sastra Indonesia, Yay. Ranafaza, Sukoharjo,
2004
K. PENILAIAN :
Jenis Tagihan:
tugas individu
ulangan
Bentuk Instrumen:
uraian bebas
pilihan ganda
jawaban singkat
Mengetahui :
Kepala SMA N I Karangdowo Guru Pengampu
Drs. Sahana, M.M. Drs. Suryoko, M.Pd.
NIP 19651105 198803 1 011 NIP 19620203 199403 1 007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
Lampiran 10 . Penelaahan RPP Prasiklus
Penyusun RPP : Drs. Suryoko M.P.d.
Penelaah : Yunianto Dwi H., S.Pd.
No Aspek yang ditelaah Deskripsi Penilaian Analisis Saran
Perbaikan Sesuai Kurang
sesuai
Tidak
sesuai
skor
1 Identitas mata
pelajaran
Meliputi satuan
pendidikan, kelas,
semester, program
keahlian, mata pelajaran,
jumlah pertemuan.
V 3 Sesuai dengan
kaidah penulisan,
hanya saja tidak
mencantumkan
jumlah pertemuan.
Perlu
menambahkan
jumlah
pertemuan.
2 SK dan KD Rumusan SK dan
KD sesuai dengan
standar isi.
Urutan berdasarkan
hierarki konsep
disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan
materi.
Keterkaitan antara
SK dan KD.
Ada kesesuaian
antara KD dengan
komponen silabus
lainnya (mataeri
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator pencapaian
kompetensi,
V
V
V
V
3
3
3
3
Sesuai dengan
rumusan standar isi.
Sesuai urutan
berdasarkan hierarki
konsep disiplin ilmu
dan/atau tingkat
kesulitan materi.
KD sesuai dengan
SK.
KD dengan
komponen silabus
lainnya (mataeri
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator
pencapaian
kompetensi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
penilaian, alokasi
waktu, dan sumber
belajar.
penilaian, alokasi
waktu, dan sumber
belajar.
3. Indikator Indikator
dikembangkan sesuai
dengan karakteristik
peserta didik, mata
pelajaran, satuan
pendidikan, dan
potensi daerah.
Indikator dirumuskan
dengan menggunakan
kata kerja operasional
yang dapat diukur dan
diamati yang
mencakup
pengetahuan,
keterampilan, dan
sikap.
Indikator digunakan
sebagai dasar untuk
menyusun alat
penilaian.
Setiap KD
dikembangkan
menjadi beberapa
indikator (minimal
V
V
V
V
3
3
1
3
Indikator sudah
dikembangkan
sesuai dengan
karakteristik peserta
didik, mata
pelajaran, satuan
pendidikan, dan
potensi daerah.
Indikator sudah
dirumuskan dengan
menggunakan kata
kerja operasional
yang dapat diukur
dan diamati yang
mencakup
pengetahuan,
keterampilan, dan
sikap.
Indikator belum
digunakan sebagai
dasar untuk
menyusun alat
penilaian.
Setiap KD sudah
dikambangkan
menjadi beberapa
indikator (minimal
satu KD ada dua
indikator)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
satu KD ada dua
indikator)
Tingkat kata kerja
dalam indikator lebih
rendah atau setara
dengan kata kerja
dalam KD maupun
SK.
V
3
Tingkat kata kerja
dalam indikator
sudah sesuai dengan
kata kerja dalam SK
dan KD
4. Tujuan pembelajaran Menggambarkan proses
dan hasi belajar yang
diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai
dengan kompetensi
dasar.
V 3
5. Materi ajar Memuat fakta,
konsep, prinsip, dan
prosedur yang
relevan.
Ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai
dengan rumusan
indikator pencapaian
kompetensi.
V 3
6. Alokasi waktu Sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian KD
dan beban belajar.
V 2 Sesuai dengan
keperluan untuk
pencapaian KD dan
beban belajar, tetapi
tidak ada penjelasan
secara mendetail.
7. Metode pembelajaran Sesuai dengan situasi
dan kondisi peserta
didik.
V
3
Sesuai dengan
situasi dan kondisi
peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
Sesuai dengan
karakteristik dari
setiap indikator dan
kompetensi yang
hendak dicapai.
Metode pembelajaran
bervariasi.
V
V
3
2
Sesuai dengan
karakteristik dari
setiap indikator dan
kompetensi yang
hendak dicapai.
Sudah baik, tetapi
tidak dijelaskan
mengenai metode
utama yang
digunakan.
8. Kegiatan
pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan awal untuk
membangkitkan
motivasi dan
memfokuskan perhatian
peserta didik untuk
berpartisipasi aktif
dalam proses
pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Proses pembelajaran
untuk mencapai KD.
Dilakukan secara
interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta
V
V
V
3
3
3
Sudah
menampakkan
usaha untuk
membangkitkan
motivasi dan
memfokuskan
perhatian peserta
didik untuk
berpartisipasi aktif
dalam proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran
sudah sesuai untuk
mencapai KD.
Sudah dilakukan
secara interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
didik untuk
berpartisipasi aktif
serta memberikan
ruang yang cukup
luas bagi prakarsa,
kreativitas, dan
kemandirian sesuai
dengan bakat, minat,
dan perkembangan
fisik serta psikologis
peserta didik.
Dilakukan secara
sistematis dan
sistemik melalui
proses eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi.
C. Penutup
Mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau
kesimpulan, penilaian,
dan refleksi, umpan
balik, dan tindak lanjut.
V
V
3
3
didik untuk
berpartisipasi aktif
serta memberikan
ruang yang cukup
luas bagi prakarsa,
kreativitas, dan
kemandirian sesuai
dengan bakat, minat,
dan perkembangan
fisik serta psikologis
peserta didik.
Sudah dilakukan
secara sistematis
dan sistemik melalui
proses eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi.
Mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang
dapat dilakukan
dalam bentuk
rangkuman atau
kesimpulan,
penilaian, dan
refleksi, umpan
balik, dan tindak
lanjut.
9. Penilaian Hasil
Belajar
Prosedur dan
instrumen penilaian
proses dan hasil
V
1
Prosedur dan
instrumen penilaian
proses dan hasil
Harus dibuat
Prosedur dan
instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
belajar disesuaikan
dengan indikator
pencapaian
kompetensi.
Mengacu pada standar
penilaian.
V
1
belajar disesuaikan
dengan indikator
pencapaian
kompetensi.
Belum ada instrumen
dan pedoman
penilaian.
penilaian
proses dan hasil
belajar
disesuaikan
dengan
indikator
pencapaian
kompetensi.
Harus dibuat
instrumen yang
jelas.
10. Sumber Belajar Penentuan sumber
belajar didasarkan pada
SK, KD, materi ajar,
kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian
kompetensi.
V 3 Sumber belajar
sudah didasarkan
pada SK, KD,
materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan
indikator
pencapaian
kompetensi.
Total skor 67
Nilai 89,33
Keterangan Sangat baik
Keterangan:
Kaidah penskoran
Skor Kategori
3 Sesuai
2 Kurang sesuai
1 Tidak sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
Skor total
Nilai akhir = --------------- x 100
Skor maksimal (75)
67
Nilai akhir = --------------- x 100 = 89,33
75
Konversi nilai
Nilai Kategori
83-100 Sesuai
50-82 Kurang sesuai
33-49 Tidak sesuai
Tanggapan peneliti
RPP yang disusun sudah mencapai kriteria sangat baik. Namun masih perlu penambahan dan pembenahan pada bagian-bagian tertentu.
Terutama pada bagian instrumen penilaian dan pedoman penilaian.
Guru Pengampu Peneliti
Drs. Suryoko, M.Pd. Yunianto Dwi Hartanto
NIP 19620203 199403 1 007 NIM S841208050
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
Lampiran 11. Catatan Lapangan Hasil Observasi Prasiklus
Tujuan : mengetahui proses pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E
Lokasi : kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
Hari : Sabtu
Tanggal : 21 September 2013
Waktu : 11.00 s.d. 12.45 WIB
Objek : Drs. Suryoko, M.Pd. (guru Bahasa Indonesia)
26 siswa (laki-laki 8 dan perempuan 18)
Observator : Yunianto Dwi Hartanto
Setting/Latar
Observasi dilaksanakan di ruangan kelas X-E yang berukuran lebih kurang 7 x 9
meter. Kelas X-E terletak di sebelah timur lapangan upacara. Ruangan ini menghadap
ke barat dengan tembok di cat kuning. Bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru.
Di dinding bagian depan tergantung sebuah papan tulis berwarna putih (whiteboard). Di
samping barat terdapat poster presiden dan wakil presiden Republik Indonesia beserta
patung burung Garuda (lambang negara Indonesia). Di samping timur terdapat papan
yang berisi bank data kelas, papan pengumuman, dan kalender.
Bagian dinding sebelah barat terdapat speaker yang digunakan untuk
memberikan informasi penting dari sekolah dan untuk media listening sewaktu Ujian
Akhir Nasional (UAN). Selain itu juga terdapat gambar pahlawan Pangeran
Diponegoro. Bagian dinding sebelah belakang/utara terdapat jam dinding dan berbagai
karya siswa. Pada bagian dinding timur terdapat tulisan poster yang berisi semangat
agar siswa berani berpendapat. Tidak hanya di dinding saja, di langit-langit kelas juga
terdapat sebuah kipas angin dan Liquid Crystal Display (LCD).
Tempat duduk siswa berjajar enam ke belakang. Terdapat 26 meja dan 26 kursi
siswa. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tidak digunakan (memang karena tidak
digunakan). Peneliti mengambil tempat duduk paling belakang, dan berperan sebagai
partisipan pasif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
Deskripsi
Siang itu pukul 11.00 WIB Pak Suryoko memasuki kelas X-E dengan membawa
buku paket bahasa Indonesia kelas X. Pak Suryoko menyuruh siswa untuk menyiapkan
diri sebelum pelajaran dimulai.
“Assalamualaikum warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang anak-anak.”
Ucap Pak Suryoko. “Walaikumsalam warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang Pak.”
Jawab siswa dengan serentak diiringi suara yangsedang (siswa terlihat semangatnya
berkurang, karena pelajaran bahasa Indonesia pada jam terakhir, jadi sudah banyak
energi yang digunakan untuk pelajaran sebelumnya).
Pak Suryoko kemudian mempresensi siswa kelas X-E, semua siswa hadir dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Lalu Pak Suryoko membuka pelajaran.
“Hari ini dan beberapa pertemuan ke depan, kita akan ditemani oleh Mas
Yunianto, alumni dari SMA (SMA Negeri 1 Karangdowo). ini yang dulu lulus tahun
2007. Mas Yunianto akan mengadakan penelitian dan memantau kalian waktu di kelas.
Segera setelah perkenalan tersebut, guru mengawali proses pembelajaran dengan
bertanya jawab dengan siswa tentang pembelajaran menulis yang telah dipelajari pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya (suatu bentuk apersepsi yang dilakukan guru
sebelum masuk ke dalam materi pokok).
Setelah dirasa cukup melakukan apersepsi, guru menyampaikan bahwa kali ini
akan mempelajari tulisan eksposisi. Lalu Pak Suryoko menjelaskan paragraf eksposisi
dan langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam menulis. Setelah dirasa cukup, Pak
Suryoko menyuruh untuk membuka buku LKS.
“Sekarang kalian buka buku LKS kalian halaman 28, kalau yang tidak
membawa, boleh gabung dengan teman kalian” Perintah Pak Suryoko. Suasana menjadi
tenang dan hening, karena semua siswa sedang membaca materi yang berada dalam
LKS. Setelah beberapa menit, cukup terdengar suara beberapa siswa yang sudah selesai
membaca materi. Setelah itu Pak Suryoko menanyai beberapa siswa tentang paragraf
eksposisi (tiga siswa yang ditanyai, Reza, Novi, dan Indriana).
Pak Suryoko lalu memberikan contoh secara lisan tentang contoh paragraf
eksposisi, misalnya cara menanam Klengkeng dan pengoperasian HP.
Setelah itu Pak Suryoko mempersilakan siswa untuk bertanya bagi yang kurang
jelas. Tidak ada satu pun yang bertanya, semua merasa sudah jelas tentang materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
disampaikan oleh Pak Suryoko. Lalu bunyi bel pun berdering, menandakan sudah
waktunya istirahat.
Tepat pukul 12.00 WIB bel tanda masuk berdering, siswa-siswa segera masuki
ke kelas masing-masing. Pukul 12.05 WIB Pak Suryoko segera menuju ke kelas X-E.
“Selamat siang anak-anak, tadi sudah dijelaskan tentang paragraf eksposisi.
Sekarang kalian buat tulisan eksposisi dengan tema kebersihan kelas, semua mengambil
judul membersihkan papan tulis saja, biar mudah.”
Pak Suryoko memantau perkerjaan siswa, sesekali ada siswa yang bertanya ke
tentang proses menulis. Sesaat setelah bel tanda pulang berdering, hasil tulisan siswa
dikumpulkan kepada guru. Kelas menjadi gaduh, karena waktunya pulan. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama dengan siswa.
Refleksi
Pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
berlangsung secara pasif. Hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang mendominasi dalam
pembelajaran, serta siswa yang terlihat kurang tertarik dengan pelajaran menulis
ekposisi. Guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga membuat
siswa cenderung bosan dan tidak bisa memotivasi siswa. Berawal dari kenyataan
tersebut, guru dan peneliti berdiskusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di
dalam pembelajaran menulis ekposisi, dan akhirnya disepakati penerapan pendekatan
SAVI untuk mengatasi pembelajaran menulis ekposisi di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
Lampiran 12a. Hasil Pekerjaan Siswa pada Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
Lampiran 12b. Hasil Pekerjaan Siswa pada Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
Lampiran 12c. Hasil Pekerjaan Siswa pada Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
Lampiran 13a . Hasil Wawancara Prasiklus pada Siswa
Informan : Shahrul Diqi A. (siswa kelas X-E SMA N I Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2013
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini?
Jawab : Proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini ya sangat
tidak menyenangkan, gurunya kurang keras menerangkannya, penjelasannya
kadang jelas kadang tidak.
2. Apa Anda memahami apa yang disampaikan guru?
Jawab : Ya ada yang memahami dan ada yang tidak. Pas memahami, saya itu
fokus pada pembelajaran, kalau yang belum itu saya lagi gojek atau lagi tidur.
3. Kesulitan apa yang Anda temui ketika menulis eksposisi?
Jawab : Kesulitannya cara dan kurang konsentrasi.
4. Upaya apa yang Anda lakukan ketika mengalami kesulitan itu?
Jawab : Berusaha semaksimal mungkin agar bisa.
Informan : Alfian Hari P. (siswa kelas X-E SMA N I Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2013
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini?
Jawab : Proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru sangat biasa dan
kadang-kadang membuat ngantuk, karena cuma berbicara ya tidak diberi tugas
apa menulis, Cuma diterangkan.
2. Apa Anda memahami apa yang disampaikan guru?
Jawab : Kadang-kadang memahami, kadang-kadang tidak memahami kalau pas
mengantuk.
3. Kesulitan apa yang Anda temui ketika menulis eksposisi?
Jawab : Caranya dan kurang memperhatikan memperhatikan.
4. Upaya apa yang Anda lakukan ketika mengalami kesulitan itu?
Jawab : Belajar dengan teman atau berkelompok dan membaca buku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
Informan : Lutfah Nur W. (siswa kelas X-E SMA N I Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2013
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini?
Jawab : proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini
menyenangkan karena lucu, menyampaikan materinya langsung bias dipahami.
2. Apa Anda memahami apa yang disampaikan guru?
Jawab : terkadang iya, terkadang tidak. Kalau iya pas saya sedang fokus sekali,
kalau tidak pas saya sedang tidak fokus.
3. Kesulitan apa yang Anda temui ketika menulis eksposisi?
Jawab : Mencari data-datanya, mencari kesimpulan.
4. Upaya apa yang Anda lakukan ketika mengalami kesulitan itu?
Jawab : Memahami lebih lanjut catatan yang diberikan oleh Bapak guru, mencari
datanya.
Informan : Winda Sagita (siswa kelas X-E SMA N I Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2013
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini?
Jawab : Menyiapkan catatan, menyiapkan buku tugas, LKS.
2. Apa Anda memahami apa yang disampaikan guru?
Jawab : Sedikit memahami, sedikit tidak, karena tidak konsentrasi.
3. Kesulitan apa yang Anda temui ketika menulis eksposisi?
Jawab : Saat mencari kesimpulan.
4. Upaya apa yang Anda lakukan ketika mengalami kesulitan itu?
Jawab : Mempelajari lagi materi, agar lebih memahami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
Lampiran 13b. Hasil Wawancara Prasiklus pada Guru
Narasumber : Drs. Suryoko, M.Pd. (Guru bahasa Indonesia)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2013
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang Bapak lakukan selama ini?
Jawab : Untuk proses pembelajaran yang saya lakukan selama ini, ya anak itu
diberi pengetahuan tentang menulis, setelah dia itu mengetahui tentang menulis,
bagaimana itu cara menulis yang benar, lantas anak itu disuruh mencari
pengalaman sendiri yang pernah dialami si anak tersebut. Setelah dia menemukan
pengalaman menarik, barulah menulis peristiwa-peristiwa tersebut.
2. Metode apa yang Bapak terapkan dalam menulis eksposisi?
Jawab : Pertama dengan metode ceramah, lantas selain ceramah, metode
demostrasi, dan juga penugasan.
3. Kendala apa saja yang Bapak temui dalam mengajarkan materi menulis pada
peserta didik?
Jawab : Memang kendala yang kami temui ketika mengajarkan menulis,
kebanyakan anak itu kalau menulis, ide dan pilihan kata yang dituangkan itu
cepat habis, ya kemungkinan anak itu hanya terpusat pada judul, kalau anak itu
menulis kan biasanya hanya mengingat-ingat judul, sehingga perbendaharaan
katanya yang akan ditulis itu kehabisan.
4. Bagaimana kemampuan menulis peserta didik selama ini?
Jawab : Ya untuk kemampuan menulis agak kurang, ya dikarenakan mungkin
saja dengan adanya mungkin hp, alat teknologi, sehingga saya berikan contoh
untuk menulis di hp itu kan lain dengan menulis pada umumnya, dengan bahasa
pasaran, sehingga bahasa pasaran yang ada di sms itu terbawa di menulis yang
resmi.
5. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis
peserta didik?
Jawab : Faktor itu tadi yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis,
dikarenakan anak itu untuk mengingat-ingat tadi di depan itu kesulitan tidak
diberi contoh terlebih dahulu, misalnya disuruh mencari pengalaman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
menarik itu kan anak-anak itu sulit kalau tidak diberi contoh, oh ketika Anda
ketika masih anak-anak sewaktu mencari ikan di sungai. Demikian.
Refleksi
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti, pembelajaran menulis
eksposisi masih terpusat pada guru. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode
ceramah, demonstrasi, dan penugasan. Namun ketika pengamatan langsung, metode
demostrasi tidak dilakukan secara maksimal oleh guru. Selain itu, kendala yang dialami
siswa dalam menulis adalah rendahnya ide dan diksi/pilihan kata yang dimiliki oleh
peserta didik.
Guru mengakui bahwa kemampuan menulis siswa rendah, hal ini diduga karena
anak sering menggunakan bahasa yang ada di hp (sms), yang berupa bahasa pasaran, dan
digunakanlah dalam menulis, sehingga bahasa yang digunakan dalam menulis tidak
semuanya masuk dalam bahasa resmi. Salah satu faktor rendahnya kemampuan menulis
siswa adalah memunculkan ide/pengalaman yang telah dialami oleh siswa.
Berdasarkan wawancara tersebut, guru belumlah menjawab pertanyaan dari
peneliti dengan baik. Namun sudah bisa menjadi gambaran bahwa perlu ditawarkan
sebuah solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
199
Lampiran 14. Daftar Perolehan Nilai Siswa Prasiklus
No Nama Aspek Penilaian
Total
Skor I II III IV V
1 Alfian Hari Pamungkas 3 2 3 2 2 12 60
2 Amalia Rasi Devinta 3 3 3 3 3 15 75
3 Angger Bagas Gusti Pangestu 3 3 3 3 3 15 75
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 2 3 2 2 12 60
5 Arum Kusuma Wardani 2 2 3 3 2 12 60
6 Devangga Fajar Nugroho 3 4 3 3 3 16 80
7 Dwi Yuliana 3 3 3 3 3 15 75
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 2 2 13 65
9 Herda Setiya Utami 3 2 2 2 3 12 60
10 Indri Ana 2 2 2 2 2 10 50
11 Indri Ani 3 3 3 3 3 15 75
12 Joko Waloyo 2 3 3 3 2 13 65
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 2 2 3 2 2 11 55
14 Lisa Romadhani 2 2 2 2 2 10 50
15 Lutfah Nur Wijayanti 3 3 3 3 3 15 75
16 Nita Tri Savari 2 2 2 2 2 10 50
17 Novia Nur Hidayah 3 3 3 3 3 15 75
18 Reza Tri Utama 2 2 2 2 2 10 50
19 Risky Dwi Jayanti 2 2 3 2 2 11 55
20 Roli Russiadi 3 4 3 3 3 16 80
21 Roni Setyawan 3 3 2 2 2 12 60
22 Siska Dwi Nugrahini 2 3 3 2 2 12 60
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 2 3 3 2 2 12 60
24 Widi Hayu Pangestuti 3 3 3 3 3 15 75
25 Winda Sagita 3 2 3 2 2 12 60
26 Yulita Widyaningsih 3 2 3 2 2 12 60
Jumlah 1665
Rata-rata 64
Skor = Jumlah Total x 5 = . . . .
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
V : Mekanik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200
Lampiran 15. Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Prasiklus
Waktu : Pukul 11.00 – 12.45 WIB
Tanggal : Sabtu, 21 September 2013
Keterangan : Prasiklus
No Nama Aspek yang dinilai Total
Skor
Deskripsi
A B C Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 3 3 3 9 Cukup
2 Amalia Rasi Devinta 2 3 2 7 Kurang
3 Angger Bagas Gusti P. 2 3 3 8 Kurang
4 Arisanti Shafira Isnaeni 2 3 2 7 Kurang
5 Arum Kusuma Wardani 2 3 2 7 Kurang
6 Devangga Fajar N. 3 3 3 9 Cukup
7 Dwi Yuliana 3 3 3 9 Cukup
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 9 Cukup
9 Herda Setiya Utami 2 3 3 8 Kurang
10 Indri Ana 3 3 3 9 Cukup
11 Indri Ani 3 3 3 9 Cukup
12 Joko Waloyo 2 2 2 6 Kurang
13 Kaymilia Fabian T. 3 3 3 9 Cukup
14 Lisa Romadhani 3 2 2 7 Kurang
15 Lutfah Nur Wijayanti 4 4 3 11 Cukup
16 Nita Tri Savari 3 3 3 9 Cukup
17 Novia Nur Hidayah 3 3 2 8 Kurang
18 Reza Tri Utama 2 2 2 6 Kurang
19 Risky Dwi Jayanti 3 3 2 8 Kurang
20 Roli Russiadi 4 3 3 10 Cukup
21 Roni Setyawan 3 3 3 9 Cukup
22 Siska Dwi Nugrahini 3 3 3 9 Cukup
23 Shahrul Diqi A. 2 2 2 6 Kurang
24 Widi Hayu Pangestuti 4 3 3 10 Cukup
25 Winda Sagita 4 4 3 11 Cukup
26 Yulita Widyaningsih 3 3 3 9 Cukup
Jumlah 74 76 69 219
Rata-rata 2.85 2.92 2.65 8.42 Kurang
Persentase 57 % 58.4% 53 % 56.13%
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
201
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan tidak
mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam kegiatan
diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
202
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Berdasarkan pengamatan di atas, bisa dikatakan bahwa kinerja siswa di kelas
masih tergolong rendah. Kinerja siswa masih tergolong cukup, belum memuaskan,
sehingga berdampak pada nilai tulisan eksposisi yang masih kurang. Oleh karena itu,
perlu dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan/metode yang mampu meningkatkan
kinerja siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
203
Lampiran 16a. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi pada Prasiklus
Siswa terlihat mengantuk dan tidak bersemangat ketika pembelajaran
berlangsung.
Guru menerangkan materi ketika pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
204
Lampiran 16b. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi pada Prasiklus
Siswa bertanya kepada guru tentang materi tulisan eksposisi yang belum jelas.
Guru menerangkan materi dengan ceramah dan dilakukan di depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
205
Lampiran 16c. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi pada Prasiklus
Siswa tidak antusias ketika mengikuti pembelajaran.
Siswa menulis karangan ekposisi setelah
materi selesai disampaikan oleh guru.
Siswa menulis karangan eksposisi setelah materi selesai disampaikan
oleh guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
206
Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Karangdowo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/I
Pertemuan : 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf
(naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : 4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk
ragam paragraf ekspositif.
Indikator :
1. Memahami paragraf ekposisi.
2. Memahami aspek-aspek yang diperhatikan dalam menulis
eksposisi.
3. Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi
paragraf ekspositif.
4. Menyusun kerangka paragraf ekspositif.
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan eksposisi.
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mengikuti pelajaran ini diharapkan mampu:
1. Memahami paragraf ekposisi.
2. Memahami aspek-aspek yang diperhatikan dalam menulis eksposisi.
3. Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif.
4. Menyusun kerangka paragraf ekspositif.
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
207
B. Materi Pembelajaran
1. Jenis-jenis karangan
2. Karangan ekposisi
3. EYD
C. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan SAVI
2. Metode ceramah
3. Metode diskusi kelompok
4. Penugasan
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter yang
Dikembangkan
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Berdoa, presensi.
2. Apersepsi pembelajaran
10’
Komunikatif,
rasa ingin tahu,
bertanggung
jawab, bekerja
keras, mandiri
2. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang
karangan.
b. Guru menyampaikan materi jenis karangan.
c. Guru menerangkan karangan eksposisi.
2. Elaborasi
a. Guru memberikan gambaran contoh
karangan.
b. Guru menunjukkan contoh karangan
eksposisi.
c. Guru dan siswa menentukan tema tulisan.
d. Guru membentuk kelas menjadi kelompok-
kelompok kecil.
3. Konfirmasi
a. Siswa bekerja sama menentukkan kerangka
70’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
208
karangan.
b. Guru membantu mengarahkan siswa.
c. Siswa bertanya tentang materi yang belum
jelas.
3. Kegiatan Penutup
1. Guru merefleksi pembelajaran yang
dilakukan.
2. Guru menugasi siswa.
10’
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter yang
Dikembangkan
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Berdoa, presensi.
2. Apersepsi pembelajaran tentang pertemuan
sebelumnya.
10’
Komunikatif,
rasa ingin tahu,
bertanggung
jawab, bekerja
keras, mandiri
2. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan kerangka karangan.
2. Elaborasi
a. Siswa bersama kelompok membuat kerangka
karangan.
b. Guru menayangkan gambar di depan kelas.
c. Siswa membuat karangan eksposisi.
3. Konfirmasi
a. Guru membimbing kelompok.
70’
3. Kegiatan Penutup
1. Guru merefleksi pembelajaran yang
dilakukan.
2. Guru mengucap salam.
10’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
209
E. Media dan Sumber Belajar
1. Tim MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia SMA. 2013. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Klaten: Perdana.
2. Media gambar
3. Lembar Kerja Siswa
4. EYD
F. Penilaian
Penilaian Proses dan penilaian keterampilan menulis eksposisi siswa.
1. Penilaian Proses Pembelajaran
No
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai Total
Skor
Deskripsi
Pengamatan
A B C
1 Alfian Hari Pamungkas
2 Amalia Rasi Devinta
3 Angger Bagas Gusti P.
4 Arisanti Shafira Isnaeni
5 Arum Kusuma Wardani
6 Devangga Fajar Nugroho
7 Dwi Yuliana
8 Hendra Krisyanti
9 Herda Setiya Utami
10 Indri Ana
11 Indri Ani
12 Joko Waloyo
13 Kaymilia Fabian Tsuraya
14 Lisa Romadhani
15 Lutfah Nur Wijayanti
16 Nita Tri Savari
17 Novia Nur Hidayah
18 Reza Tri Utama
19 Risky Dwi Jayanti
20 Roli Russiadi
21 Roni Setyawan
22 Siska Dwi Nugrahini
23 Shahrul Diqi Arfiansyah
24 Widi Hayu Pangestuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
210
25 Winda Sagita
26 Yulita Widyaningsih
Jumlah
Rata-rata
Persentase (%)
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan
pendapat, dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani
menyampaikan pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan
pendapat, tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan
diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi
masih belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak
aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
tidak mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
211
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak
sibuk dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang
sibuk dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi
guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas
sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
212
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
2. Penilaian Keterampilan Menulis Eksposisi
Jenis Tagihan : Tes Tulis
Bentuk penilaian : Rubrik Penilaian
Soal/Instrumen :
Buatlah tulisan eksposisi dengan sesuai dengan kerangka yang sudah dibuat
kelompok! Perhatikan teknik penulisannya!
Pedoman Penskoran
Aspek Skor Kriteria
I
S
I
4
3
2
1
Baik: padat informasi * substansif * pengembangan tesis tuntas
* relevan dengan permasalahan dan tuntas.
Cukup: informasi cukup * substansi cukup * pengembangan
tesis cukup * relevan dengan permasalahan dan cukup lengkap.
Kurang: informasi terbatas * substansi kurang * pengembangan
tesis terbatas * cukup relevan dengan permasalahan tetapi kurang
lengkap.
Sangat Kurang: tidak berisi informasi * tidak ada substansi *
tidak ada pengembangan tesis * tidak relevan dengan
permasalahan dan tidak lengkap.
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
4
3
2
1
Baik: pengungkapan gagasan lancar * gagasan diungkapkan
dengan jelas * padat * tertata dengan baik * urutan logis * ada
kohesif dan koheren.
Cukup: pengungkapan gagasan kurang lancar * gagasan kurang
terorganisasi tetapi ide utama terlihat * bahan pendukung
terbatas * urutan logis tetapi tidak lengkap * cukup kohesif dan
koheren.
Kurang: pengungkapan gagasan tidak lancar * gagasan kacau,
terpotong-potong atau melompat-lompat * urutan logis tetapi
tidak lengkap * kurang kohesif dan koheren.
Sangat Kurang: pengungkapan gagasan tidak komunikatif *
gagasan tidak terorganisasi * tidak kohesif dan koheren serta
tidak layak nilai.
4
Baik: pemanfaatan potensi kata sangat baik * pilihan kata dan
ungkapan tepat * menguasai pembentukan kata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
213
K
O
S
A
K
A
T
A
3
2
1
Cukup: pemanfaatan potensi kata baik * pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang kurang tepat * cukup menguasai
pembentukan kata.
Kurang: pemanfaatan potensi kata terbatas * pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang kurang tepat * kurang menguasai
pembentukan kata.
Sangat Kurang: pemanfaatan potensi sangat terbatas * sering
terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan merusak makna *
tidak menguasai pembentukan kata.
P
E
N
G
B
A
H
A
S
A
4
3
2
1
Baik: konstruksi kalimat lengkap dan efektif * hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Cukup: konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif * kesalahan
kecil pada konstruksi kalimat * terjadi sejumlah kesalahan tetapi
makna tidak kabur.
Kurang: terjadi kesalahan serius dalam rangkaian kalimat *
makna membingungkan atau kabur.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis * terdapat
banyak kesalahan * tidak komunikatif * tidak layak nilai.
M
E
K
A
N
I
K
4
3
2
1
Baik: menguasai aturan penulisan * hanya terdapat beberapa
kesalahan ejaan dan tanda baca * rapi dan bersih.
Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca
tetapi tidak mengaburkan makna * cukup rapi dan bersih.
Kurang: sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca * makna
membingungkan atau kabur * kurang rapi dan bersih.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan * terdapat
banyak kesalahan ejaan * tulisan tidak terbaca * tidak rapi dan
tidak bersih * tidak layak nilai.
Hartfield (dalam Nurgiyantoro, 2009: 307), dengan modifikasi peneliti.
Nilai = Skor total x 5 = . . . . . .
Karangdowo, September 2013
Guru Pengampu Peneliti
Drs. Suryoko, M.Pd. Yunianto Dwi Hartanto
NIP 19620203 199403 1 007 NIM S841208050
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Karangdowo
Drs. Sahana, M.M.
NIP 19651105 198803 1 011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
214
LAMPIRAN
Materi Pembelajaran Menulis Eksposisi
Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa jenis karangan. Setiap karangan
pada hakikatnya menyampaikan ide dan gagasan kepada pembaca. Menurut beberapa
ahli, seperti Gorys Keraf (1999: 6-7) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis
berdasarkan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu: (1) eksposisi; (2)
eksposisi; (3) persuasi; (4) deskripsi; dan (5) narasi.
6) Eksposisi
Tulisan eksposisi menurut Semi (1990: 36) adalah tulisan yang bertujuan
menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Dalam tulisan ini
dipaparkan suatu kejadian atau masalah analitis dan kronologis supaya pembaca
dapat memahami informasi tersebut. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan
wujud dan hakikat suatu objek. Selain itu, juga digunakan untuk menjelaskan
bagaimana pertalian suatu objek dengan objek lain.
Senada dengan pendapat di atas, Keraf (1999: 7) menjelaskan bahwa
eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuan utamanya adalah memberitahukan atau
memberi informasi mengenai suatu objek. Hampir sama dengan pendapat tersebut,
Slamet (2009: 103) mengungkapkan bahwa eksposisi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal
yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi
pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan
penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Sementara itu Muchlisoh (1991: 134) menyatakan bahwa eksposisi
merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang
dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang. Eksposisi sering
digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah, ilmiah populer, dan uraian
ilmiah lainnya yang pada prinsipnya tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang
lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesis bahwa tulisan eksposisi
merupakan tulisan yang menjelaskan dan menginformasikan sesuatu yang dapat
menambah pengetahuan seseorang atau pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
215
7) Persuasi
Persuasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha mempengaruhi orang lain
atau pembaca. Pengaruh yang diberikan tersebut agar para pendengar ataupun
pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang melakukan persuasi walaupun
pembaca atau pendengar sebenarnya tidak terlalu paham dan percaya dengan apa
yang dikatakan itu.
Senada dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa
persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda
dengan eksposisi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk
mencapai kebenaran, sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan
emosional.
Persuasi dikatakan penyimpangan dari eksposisi karena dalam eksposisi
terdapat usaha untuk membujuk atau meyakinkan pembaca didasarkan pada
kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan. Dalam persuasi biasanya
menggunakan pendekatan emotif, yaitu pendekatan yang berusaha membangkitkan
dan merangsang emosi agar mengarahkan mereka pada tujuan yang ingin dicapai
penulis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan
persuasi adalah tulisan yang berusaha mempengaruhi orang lain yang disajikan
dengan fakta-fakta yang logis.
8) Deskripsi
Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu
objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan
mata kepala pembaca, seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Keraf,
1999: 16). Muchlisoh (1991: 131) menyatakan bahwa melalui deskripsi, seorang
penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil pengamatan dan perasaannya
kepada pembaca dengan menjelaskan sifat dan semua perincian yang ada dalam
sebuah objek.
Deskripsi menurut Slamet (2009: 103) adalah ragam wacana yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
216
atau memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca, sehingga dia seolah-olah
melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu dikarenakan
rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan
imajinasi pembaca serta menjadikan pembaca seolah ikut mendengar seolah ikut
mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini
berhubungan dengan pengalaman pancaindra pembaca seperti penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Berdasarkan beberapa pendapat
di atas dapat disintesis bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yang berusaha
menyajikan suatu objek agar seolah-olah berada di depan pandangan pembaca
berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.
9) Narasi
Narasi merupakan wacana yang mengisahkan suatu kejadian. Lebih jelasnya
Muchlisoh (1991: 127) menyatakan bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mangalami sendiri peristiwa tersebut. Oleh karena itu,
unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Hampir sama dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 103) menyatakan
bahwa narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Tulisan narasi menurut Semi (1990: 32) merupakan bentuk tulisan yang
bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Sementara itu, Keraf (1999: 17) menyatakan
narasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu peristiwa
atau kejadian, sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para
pembaca. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan
narasi merupakan tulisan yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa sesuai urutan
waktu dan seolah-olah pembaca mengalami peristiwa tersebut.
10) Eksposisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
217
Eksposisi merupakan sebuah tulisan yang berusaha membuktikan suatu
kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima suatu kebenaran
dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis.
Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa eksposisi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan
oleh penulisnya.
Lebih lanjut Muchlisoh (1991: 135) memaparkan bahwa untuk memperkuat
ide atau pendapatnya, penulis wacana eksposisi harus menyertakan data-data
pendukung. Tujuannya adalah pembaca agar yakin atas kebenaran yang
disampaikan penulis. Dalam karangan eksposisi, biasanya ditemukan beberapa ciri
yang mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau
pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang
mendukung; dan (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau karangan
eksposisi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian
lapangan, dan penelitian kepustakaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disintesis bahwa tulisan eksposisi adalah tulisan yang berusaha meyakinkan
pembaca yang diikuti dengan fakta-fakta pendukung untuk memperkuat argumen
penulis agar pembaca percaya atau menerima argumen penulis.
Dalam membuat tulisan eksposisi, terdapat beberapa hal penting, antara lain:
1. Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat
historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi,
dan sebagainya;
2. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta; dan
3. Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.
Langkah-langkah Menulis Eksposisi
1. menentukan tema,
2. menentukan tujuan karangan,
3. memilih data yang sesuai dengan tema, dan
4. membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka menjadi karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
218
Contoh Gambar yang Disajikan dalam Pembelajaran pada Siklus I
Gambar benih padi unggul untuk ditanam
Gambar beberapa kerbau membajak sawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
219
Contoh Gambar yang Disajikan dalam Pembelajaran pada Siklus I
Gambar pengairan di daerah pesawahan
Gambar pemberantasan hama di sawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
220
Lampiran 18a. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus 1
Tujuan : mengetahui proses pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E
Lokasi : kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
Hari : Selasa
Tanggal : 24 September 2013
Waktu : 12.00 s.d. 13.30 WIB
Objek : Drs. Suryoko, M.Pd. (guru Bahasa Indonesia)
26 siswa (laki-laki 8 dan perempuan 18)
Observator : Yunianto Dwi Hartanto
Setting/Latar
Observasi dilaksanakan di ruangan kelas X-E yang berukuran lebih kurang 7 x 9
meter. Kelas X-E terletak di sebelah timur lapangan upacara. Ruangan ini menghadap
ke barat dengan tembok di cat kuning. Bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru.
Di dinding bagian depan tergantung sebuah papan tulis berwarna putih (whiteboard). Di
samping barat terdapat poster presiden dan wakil presiden Republik Indonesia beserta
patung burung Garuda (lambang negara Indonesia). Di samping timur terdapat papan
yang berisi bank data kelas, papan pengumuman, dan kalender.
Bagian dinding sebelah barat terdapat speaker yang digunakan untuk
memberikan informasi penting dari sekolah dan untuk media listening sewaktu Ujian
Akhir Nasional (UAN). Selain itu juga terdapat gambar pahlawan Pangeran
Diponegoro. Bagian dinding sebelah belakang/utara terdapat jam dinding dan berbagai
karya siswa. Pada bagian dinding timur terdapat tulisan poster yang berisi semangat
agar siswa berani berpendapat. Tidak hanya di dinding saja, di langit-langit kelas juga
terdapat sebuah kipas angin dan Liquid Crystal Display (LCD).
Tempat duduk siswa berjajar enam ke belakang. Terdapat 26 meja dan 26 kursi
siswa. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tidak digunakan (memang karena tidak
digunakan). Peneliti mengambil tempat duduk paling belakang, dan berperan sebagai
partisipan pasif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
221
Deskripsi
Siang itu pukul 12.05 WIB Pak Suryoko memasuki kelas X-E dengan membawa
buku paket bahasa Indonesia kelas X. Pak Suryoko menyuruh siswa untuk menyiapkan
diri sebelum pelajaran dimulai.
“Assalamualaikum warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang anak-anak.”
Ucap Pak Suryoko. “Walaikumsalam warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang Pak.”
Jawab siswa dengan serentak diiringi suara yang sedang (siswa terlihat semangatnya
berkurang, karena pelajaran bahasa Indonesia pada jam terakhir, jadi sudah banyak
energi yang digunakan untuk pelajaran sebelumnya).
Pak Suryoko kemudian mempresensi siswa kelas X-E, terdapat seorang siswa
bernama Joko Waluyo yang tidak masuk. Lalu Pak Suryoko membuka pelajaran.
“Kemarin kita sudah mempelajari tentang menulis eksposisi dan kalian juga
sudah membuat tulisan eksposisi. Setelah dikoreksi ternyata nilainya banyak yang
masih jelek. Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM baru 9 siswa. Nah, sekarang kita
mempelajari lagi dengan cara yang berbeda”. Ucap Pak Suryoko.
“Selain itu, banyak juga terjadi kesalahan penulisan, misalnya huruf kapital dan
tanda baca, ini contohnya (sambil menunjukkan salah satu pekerjaan siswa)”. Tambah
Pak Suryoko. Pada awal pembelajaran, beliau menyampaikan hasil analisis tulisan
siswa sewaktu prasiklus. Analisis yang disampaikan berupa kesalahan dalam penulisan,
misalnya penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan pengelolaan ide dalam tulisan.
Guru sambil menunjukkan beberapa pekerjaan siswa.
Guru juga memberikan contoh penggunaan penggunaan huruf kapital dan tanda
baca yang benar. Setelah dirasa cukup, guru menjelaskan perbedaan mendasar dari
kelima jenis tulisan (deskripsi, eksposisi, persuasi, eksposisi, dan narasi). Kemudian
menjelaskan ulang tentang tulisan ekposisi, mulai dari pengertian hingga proses
penulisan.
“Untuk membuat karangan yang baik, kita harus membuat kerangka karangan
terlebih dahulu. Kerangka dibuat untuk memudahkan dalam membuat karangan.
Kerangka berisi pokok-pokok tulisan yang nanti akan dibuat dalam tulisan kalian. Ucap
Pak Suryoko (siswa terlihat memperhatikan yang dijelaskan Pak Suryoko, tetapi
terlihat juga beberapa yang menyandarkan kepala di atas meja).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
222
Untuk melatih kalian lagi, saya akan bentuk kalian menjadi beberapa kelompok.
Kata Pak Suryoko. Kemudian Pak Suryoko membentuk siswa menjadi lima kelompok,
masing-masing kelompok terdiri atas 5 dan 6 orang. Kelompok dibuat berdasarkan
nomor presensi, 1-5, 6-10, dan seterusnya. Pak Suryoko mengarahkan siswa untuk
segera bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk.
Setelah situasi agak tenang, Pak Suryoko langsung melempar tema yang disukai
oleh siswa.
“Kita harus menentukan tema dulu agar lebih mudah dalam menulis, ada yang
mau mengusulkan tema?” Tanya Pak Suryoko. Setelah bertanya jawab dengan siswa,
akhirnya dipilih tema tentang “Banjir”. Pak Suryoko menyuruh kepada anggota
kelompok untuk diskusi menentukan kerangka yang sesuai dengan tema “Banjir”. Guru
berkeliling sambil mengawasi proses diskusi yang dilakukan oleh siswa. Terlihat siswa
bertanya kepada Pak Suryoko tentang materi yang didiskusikan.
“Kring kring.” Bel berdering panjang, tanda jam pelajaran usai dan waktunya
pulang tiba. Pak Suryoko berpesan agar jangan lupa untuk menyelesaikan kerangka di
rumah. Pelajaran diakhiri dengan doa yang dilakukan oleh ketua kelas. Siswa terlihat
keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing. Peneliti dan guru meninggalkan
kelas.
Refleksi
Pembelajaran menulis eksposisi berlangsung selama dua jam pelajaran,
tepatnya di dua jam terakhir. Guru sudah memulai menerapkan pendekatan SAVI dan
diselingi dengan tanya jawab dalam pembelajaran menulis eksposisi. Pendekatan
SAVI yang diterapkan oleh guru belum seutuhnya bisa diterapkan semua, mengingat
pelajaran hanya dua jam. Guru memang sengaja menjelaskan materi secara rinci terlebih
dahulu, agar pemahaman siswa menjadi lebih baik.
Dalam pembelajaran, masih terdapat siswa yang belum sepenuhnya
memperhatikan penjelasan guru, terlihat beberapa siswa yang meletakkan kepalanya di
atas meja. Posisi guru dalam menjelaskan materi dominan di depan siswa-siswa, jarang
memantau siswa yang berada di belakang. Pembelajaran ini diakhiri dengan
pembentukan kelompok, dan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
223
Lampiran 18b. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus 1
Tujuan : mengetahui proses pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E
Lokasi : kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
Hari : Sabtu
Tanggal : 28 September 2013
Waktu : 11.00 s.d. 12.45 WIB
Objek : Drs. Suryoko, M.Pd. (guru Bahasa Indonesia)
26 siswa (laki-laki 8 dan perempuan 18)
Observator : Yunianto Dwi Hartanto
Setting/Latar
Observasi dilaksanakan di ruangan kelas X-E yang berukuran lebih kurang 7 x 9
meter. Kelas X-E terletak di sebelah timur lapangan upacara. Ruangan ini menghadap
ke barat dengan tembok di cat kuning. Bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru.
Di dinding bagian depan tergantung sebuah papan tulis berwarna putih (whiteboard). Di
samping barat terdapat poster presiden dan wakil presiden Republik Indonesia beserta
patung burung Garuda (lambang negara Indonesia). Di samping timur terdapat papan
yang berisi bank data kelas, papan pengumuman, dan kalender.
Bagian dinding sebelah barat terdapat speaker yang digunakan untuk
memberikan informasi penting dari sekolah dan untuk media listening sewaktu Ujian
Akhir Nasional (UAN). Selain itu juga terdapat gambar pahlawan Pangeran
Diponegoro. Bagian dinding sebelah belakang/utara terdapat jam dinding dan berbagai
karya siswa. Pada bagian dinding timur terdapat tulisan poster yang berisi semangat
agar siswa berani berpendapat. Tidak hanya di dinding saja, di langit-langit kelas juga
terdapat sebuah kipas angin dan Liquid Crystal Display (LCD).
Tempat duduk siswa berjajar enam ke belakang. Terdapat 26 meja dan 26 kursi
siswa. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tidak digunakan (memang karena tidak
digunakan). Peneliti mengambil tempat duduk paling belakang, dan berperan sebagai
partisipan pasif dalam pembelajaran. Sebelum pembelajaran peneliti menyiapkan
netbuk yang akan digunakan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
224
Deskripsi
Siang itu pukul 11.05 WIB Pak Suryoko memasuki kelas X-E dengan membawa
buku paket bahasa Indonesia kelas X. Pak Suryoko menyuruh siswa untuk menyiapkan
diri sebelum pelajaran dimulai.
“Assalamualaikum warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang anak-anak.”
Ucap Pak Suryoko. “Walaikumsalam warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang Pak.”
Jawab siswa dengan serentak diiringi suara yang sedang (siswa terlihat semangatnya
berkurang, karena pelajaran bahasa Indonesia pada jam terakhir, jadi sudah banyak
energi yang digunakan untuk pelajaran sebelumnya).
Pak Suryoko kemudian mempresensi siswa kelas X-E, terdapat seorang siswa
bernama Herda Setiya Utami yang tidak masuk. Lalu Pak Suryoko membuka pelajaran.
“Apa kalian masih ingat dengan materi kemarin?” Tanya Pak Suryoko.
“Masih Pak.” Jawab siswa dengan cukup keras.
“Bagaimana dengan kerangka karangan yang kemarin? Apa sudah selesai
dibuat? Sekarang kalian bergabung dengan kelompok kalian kemarin. Sambil menanti
siswa bergabung dengan kelompok, peneliti dan guru menyiapkan netbook dan
menyalakan lcd proyektor yang digunakan dalam menampilkan gambar.
“Tadi Mas Yuni sudah menyiapkan lcd dan layarnya, sekarang kalian perhatikan
kerangka yang telah kalian buat. Nanti Bapak akan menampilkan gambar-gambar yang
bisa merangsang pikiran kalian.” Tegas Pak Suryoko. (siswa nampak antusias dalam
menyimak perkataan Pak Suryoko).
Guru kemudian menampilkan slide gambar yang berisi tentang kejadian banjir
yang pernah ada di Indonesia. Siswa memperhatikan yang disampaikan guru, tetapi
terlihat ada siswa yang masih meletakkan kepada di atas meja.
“Dengan gambar tadi, Bapak harapkan kalian bisa terangsang dan lebih mudah
dalam menulis karangan, tetapi tetap harus sesuai dengan kerangka karangan yang telah
dibuat tadi. Jadi kalau sudah, silakan kalian membuat tulisan eksposisi sesuai dengan
kerangka karangan tadi. Dan ingat, jangan sama dengan teman kelompok kalian
meskipun kerangkanya sama.” Jelas Pak Suryoko. (sambil memberi penjelasan, Pak
Suryoko membagikan kertas untuk membuat karangan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
225
Guru mengawasi, membimbing, dan menjaga suasana kelas agar tetap kondusif.
Tiba-tiba bel berbunyi, pertanda istrahat kedua dimulai. Pak Suryoko menyuruh siswa-
siswa untuk istrahat terlebih dulu, kegiatan menulis akan dilanjuktkan setelah istrihat.
Setelah istrahat selesai, pukul 12.05 Pak Suryoko kembali ke kelas. Siswa
disuruh untuk melanjutkan perkerjaan menulis eksposisi. Guru membimbing anak yang
sedang menulis, membantu siswa yang kesulitan dalam menulis. (Terlihat ada siswa
yang bercakap-cakap dengan temannya).
“Ayo kalau sudah selesai, kertasnya dikumpulkan di depan.” Pinta Pak Suryoko.
Terlihat siswa silih berganti mengumpulkan pekerjaannya. Hingga semua sudah
terkumpul jadi satu. Bel berdering, tanda pulang sekolah tiba. “Kring kring.” Bel
berdering panjang. Pelajaran diakhiri dengan doa yang dilakukan oleh ketua kelas.
Siswa terlihat keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing. Peneliti dan guru
meninggalkan kelas.
Refleksi
Pembelajaran menulis eksposisi dilakukan selama dua jam, di jam terakhir. Pada
pembelajaran ini, guru mulai melanjutkan penerapan pendeketan SAVI. Di awal
pembelajaran, guru mulai mengaktifkan siswa melalui menanyakan kabar dan bertanya
tentang materi kemarin yang telah dijelaskan. Siswa terlihat menjawab pertanyaan yang
dilontarkan guru. Lalu menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok yang
kemarin telah dibentuk. Lalu guru meminta untuk mancari tema yang akan
didiskusikan. Terlihat beberapa siswa menyampaikan idenya kepada guru. Kemudian
guru meminta tiap anggota kelompok untuk berdiskusi untuk membuat kerangka
tulisan. Terlihat beberapa anak masih pasif dalam kelompok, mereka bersenda gurau
dengan teman dan ada yang bermain hp. Guru tidak sepenuhnya mengawasi dan
memonitor kegiatan diskusi yang dilakukan oleh setiap kelompok, tentu saja perlakuan
terhadap anggota kelompok akan berbeda.
Dalam rangkaian pendekatan SAVI, guru menayangkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan tema yang diangkat dalam tulisan eksposisi. Dalam menayangkan
gambar, terlihat hampir semua siswa tertarik dan bisa mengalihkan perhatian siswa-
siswa yang sedang berdiskusi. Hal ini tentu bernilai positif, ide dalam menulis makin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
226
bertambah dan memudahkan dalam menulis eksposisi. Di akhir penerapan pendekatan
SAVI, guru meminta siswa untuk membuat tulisan eksposisi berdasar atas yang telah
mereka alami, siswa melaksanakan perintah guru. Guru mengawasi jalannya
pembelajaran. Secara umum guru sudah melaksanakan rencana yang sudah disepakati
bersama, hanya saja terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
227
Lampiran 19a. Hasil Pekerjaan Siswa pada Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
228
Lampiran 19b. Hasil Pekerjaan Siswa pada Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
229
Lampiran 19c. Hasil Pekerjaan Siswa pada Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
230
Lampiran 20. Daftar Perolehan Nilai Menulis Siswa Siklus 1
No Nama Aspek Penilaian
Total
Skor I II III IV V
1 Alfian Hari Pamungkas 3 3 3 2 2 13 65
2 Amalia Rasi Devinta 3 3 3 2 3 14 70
3 Angger Bagas Gusti Pangestu 3 3 3 2 2 13 65
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 3 3 2 2 13 65
5 Arum Kusuma Wardani 3 3 3 3 2 14 70
6 Devangga Fajar Nugroho 3 4 3 3 2 15 75
7 Dwi Yuliana 3 4 3 3 2 15 75
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 3 3 15 75
9 Herda Setiya Utami - - - - - - -
10 Indri Ana 3 4 3 3 3 16 80
11 Indri Ani 3 4 3 3 3 16 80
12 Joko Waloyo 3 3 3 3 3 15 75
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 3 3 3 2 2 13 65
14 Lisa Romadhani 3 3 3 3 3 15 75
15 Lutfah Nur Wijayanti 3 3 4 2 3 15 75
16 Nita Tri Savari 3 2 3 2 2 12 60
17 Novia Nur Hidayah 3 4 3 3 2 15 75
18 Reza Tri Utama 3 3 2 2 2 12 60
19 Risky Dwi Jayanti 3 3 3 2 2 13 65
20 Roli Russiadi 3 3 3 3 3 15 75
21 Roni Setyawan 3 3 3 3 3 15 75
22 Siska Dwi Nugrahini 3 4 3 3 3 16 80
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 3 3 3 3 2 14 70
24 Widi Hayu Pangestuti 3 3 3 3 3 15 75
25 Winda Sagita 3 3 3 3 2 14 70
26 Yulita Widyaningsih 3 3 3 3 2 14 70
Jumlah 1785
Rata-rata 71.4
Skor = Jumlah Total x 5 = . . . .
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
V : Mekanik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
231
Lampiran 21a. Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus I
Waktu : Pukul 12.00 – 13.30 WIB
Tanggal : Selasa, 24 September 2013
Keterangan : Siklus I, pertemuan 1
No Nama Aspek yang dinilai Total
Skor
Deskripsi
A B C Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 3 3 3 9 Cukup
2 Amalia Rasi Devinta 3 3 2 8 Kurang
3 Angger Bagas Gusti P. 3 3 3 9 Cukup
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 3 3 9 Cukup
5 Arum Kusuma Wardani 2 3 2 7 Kurang
6 Devangga Fajar Nugroho 3 3 3 9 Cukup
7 Dwi Yuliana 3 3 3 9 Cukup
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 9 Cukup
9 Herda Setiya Utami 2 3 3 8 Kurang
10 Indri Ana 3 3 3 9 Cukup
11 Indri Ani 3 3 3 9 Cukup
12 Joko Waloyo
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 3 3 3 9 Cukup
14 Lisa Romadhani 3 2 2 7 Kurang
15 Lutfah Nur Wijayanti 4 4 3 11 Cukup
16 Nita Tri Savari 3 3 3 9 Cukup
17 Novia Nur Hidayah 3 3 2 8 Kurang
18 Reza Tri Utama 2 2 2 6 Kurang
19 Risky Dwi Jayanti 2 3 2 7 Kurang
20 Roli Russiadi 4 4 3 11 Cukup
21 Roni Setyawan 3 3 3 9 Cukup
22 Siska Dwi Nugrahini 3 3 3 9 Cukup
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 2 2 2 6 Kurang
24 Widi Hayu Pangestuti 5 5 5 15 Sangat Baik
25 Winda Sagita 4 4 4 12 Baik
26 Yulita Widyaningsih 3 3 3 9 Cukup
Jumlah 75 77 71 223
Rata-rata 3 3.08 2.84 8.92 Kurang
Persentase 60% 61.6% 56.8% 59.47%
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
232
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
tidak mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
233
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pada pertemuan pertama siklus I, kinerja siswa mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. Meskipun belum terlalu naik secara signifikan, tetapi hal ini
merupakan tanda yang positif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
234
Lampiran 21b. Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus I
Waktu : Pukul 11.00 – 12.45 WIB
Tanggal : Sabtu, 28 September 2013
Keterangan : Siklus I, pertemuan 2
No Nama Aspek yang dinilai Total
Skor
Deskripsi
A B C Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 3 4 4 11 Cukup
2 Amalia Rasi Devinta 3 3 3 9 Cukup
3 Angger Bagas Gusti P 3 3 3 9 Cukup
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 3 3 9 Cukup
5 Arum Kusuma Wardani 3 4 4 11 Cukup
6 Devangga Fajar Nugroho 3 3 3 9 Cukup
7 Dwi Yuliana 3 3 3 9 Cukup
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 9 Cukup
9 Herda Setiya Utami
10 Indri Ana 3 3 3 9 Cukup
11 Indri Ani 3 4 4 11 Cukup
12 Joko Waloyo 3 3 3 9 Cukup
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 3 3 3 9 Cukup
14 Lisa Romadhani 3 3 3 9 Cukup
15 Lutfah Nur Wijayanti 4 4 4 12 Baik
16 Nita Tri Savari 3 3 3 9 Cukup
17 Novia Nur Hidayah 3 3 3 9 Cukup
18 Reza Tri Utama 2 3 3 8 Kurang
19 Risky Dwi Jayanti 3 3 4 10 Cukup
20 Roli Russiadi 4 4 4 12 Baik
21 Roni Setyawan 3 3 3 9 Cukup
22 Siska Dwi Nugrahini 3 3 3 9 Cukup
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 2 2 3 7 Kurang
24 Widi Hayu Pangestuti 4 4 4 12 Baik
25 Winda Sagita 4 4 4 12 Baik
26 Yulita Widyaningsih 3 3 3 9 Cukup
Jumlah 77 81 83 241
Rata-rata 3.08 3.24 3.32 9.64 Cukup
Persentase 61.6% 64.8% 66.4% 64.27%
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
235
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
tidak mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
236
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pada pertemuan pertama siklus I, kinerja siswa mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. Meskipun belum terlalu naik secara signifikan, hal ini bisa
dianggap wajar, karena guru baru pertama kali menggunakan pendekatan SAVI dalam
pembelajaran menulis eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
237
Lampiran 22. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 1
No Nama
A B C Jumlah Deskripsi
Per. 1 Per. 2 Rata-
rata Per. 1 Per. 2
Rata-
rata Per. 1 Per. 2
Rata-
rata Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 3 3 3 3 4 3.5 3 4 3.5 10 Cukup
2 Amalia Rasi Devinta 3 3 3 3 3 3 2 3 2.5 8.5 Kurang
3 Angger Bagas Gusti P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
5 Arum Kusuma Wardani 2 3 2.5 3 4 3.5 2 4 3 9 Cukup
6 Devangga Fajar Nugroho 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
7 Dwi Yuliana 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
9 Herda Setiya Utami 2 2 3 3 3 3 8 Kurang
10 Indri Ana 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
11 Indri Ani 3 3 3 3 4 3.5 3 4 3.5 10 Cukup
12 Joko Waloyo 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
14 Lisa Romadhani 3 3 3 2 3 2.5 2 3 2.5 8 Kurang
15 Lutfah Nur Wijayanti 4 4 4 4 4 4 3 4 3.5 11.5 Cukup
16 Nita Tri Savari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
17 Novia Nur Hidayah 3 3 3 3 3 3 2 3 2.5 8.5 Cukup
18 Reza Tri Utama 2 2 2 2 3 2.5 2 3 2.5 7 Kurang
19 Risky Dwi Jayanti 2 3 2.5 3 3 3 2 4 3 8.5 Kurang
20 Roli Russiadi 4 4 4 4 4 4 3 4 3.5 11.5 Cukup
21 Roni Setyawan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
22 Siska Dwi Nugrahini 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 2 2 2 2 2 2 2 3 2.5 6.5 Kurang
24 Widi Hayu Pangestuti 5 4 4.5 5 4 4.5 5 4 4.5 13.5 Baik
25 Winda Sagita 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
238
26 Yulita Widyaningsih 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Cukup
Jumlah 75 77 78.5 77 81 82 71 83 80 240.5
Rata-rata 3 3.08 3.02 3.08 3.24 3.15 2.84 3.32 3.08 9.25 Cukup
Persentase 60% 61.6% 60.38% 61.6% 64.8% 63.08% 56.8% 66.4% 61.54% 61.67%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
238
Lampiran 23a. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus I
Waktu : Pukul 12.00 – 13.30 WIB
Tanggal : Selasa, 24 September 2013
Keterangan : Siklus I, pertemuan 1
No Kegiatan
Aspek yang
dinilai
Amatan
1 2 3 4 5
I Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan ruang,
alat, dan media
pembelajaran.
v
Guru cukup baik dalam
menyiapkan bahan sebelum
pembelajaran dimulai.
2. Memeriksa kesiapan
siswa. v
Guru sudah menyiapkan siswa
dengan mempresensi dan
menanyakan kesiapan siswa.
3. Memberikan apersepsi.
v Guru memberikan apersepsi
dengan menyinggung hasil tulisan
siswa sebelumnya.
4. Menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan
indikator yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran.
v
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
II Kegiatan Inti
A. Penugasan Materi
Pembelajaran
1. Mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan.
v Guru mengaitkan dengan tema
yang akan dibahas dalam
kelompok.
2. Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan.
v
Guru menghubungkan materi
dengan kondisi siswa (melalui
bertanya tentang kesulitan siswa).
3. Menunjukkan
penguasaan materi
pembelajaran.
v
Guru belum seutuhnya menguasai
materi yang disampaikan kepada
siswa.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP.
v
Tahapan dalam RPP dilaksanakan
guru dengan urut.
2. Melaksanakan
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI.
v
Guru sudah mengusahakan
penerapan pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
239
3. Menjelaskan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v
Guru tak menyampaikan langkah
khusus tentang pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
4. Membimbing siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru memberikan pengarahan
kepada siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan SAVI.
5. Memanfaatkan media
dalam pembelajaran.
v Guru memanfaatkan papan tulis
dan spidol.
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu.
v Guru melaksanakan pembelajaran
sudah sesuai dengan waktu yang
dialokasikan.
C.
Pembelajaran yang
Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
v
Guru sudah cukup memberikan
kesempatan untuk bertanya.
2. Menumbuhkan
partisipasi dan
komunikasi aktif
antara guru dengan
siswa dan antara siswa
dengan siswa.
v Guru sudah melibatkan siswa
dalam kegiatan bertanya jawab.
3. Menumbuhkan
keinginan bekerja
sama dan bertanggung
jawab terhadap
kelompok.
v
Memberikan kesempatan siswa
untuk berdiskusi dalam
merumuskan kerangka karangan.
D. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
1. Memantau/mengontrol
siswa. v
Kontrol yang dilakukan belum
maksimal.
2. Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
kompetensi.
v Menggunakan instrumen penilaian
sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dengan kriteria
penilaian yang jelas.
E. Kegiatan Penutup
1. Melaksanakan
refleksi/merangkum
dengan melibatkan
siswa.
v
Sedikit melakukan refleksi di
akhir pembelajaran.
2. Melaksanakan tindak
lanjut dengan
memberikan arahan,
kegiatan, tugas sebagai
bagian dari
v Berpesan agar siswa
menyelesaikan pekerjaan
kelompok di rumah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
240
remidi/pengayaan.
Jumlah 68
Skor 68
Kriteria Cukup
Keterangan :
1. : sangat kurang
2. : kurang
3. : cukup
4. : baik
5. : sangat baik
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
100 Sangat baik
80 – 99 Baik
60 – 79 Cukup
40 – 59 Kurang
20 – 39 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pembelajaran telah dilaksanakan dengan pendekatan SAVI, meski belum selesai
pada pertemuan pertama ini. Guru sudah cukup baik dalam menjalankan perannya,
perlu diadakan perbaikan agar pembelajaran menjadi lebih baik dari sebelumnya lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
241
Lampiran 23b. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus I
Waktu : Pukul 11.00 – 12.45 WIB
Tanggal : Sabtu, 28 September 2013
Keterangan : Siklus I, pertemuan 2
No Kegiatan
Aspek yang
dinilai
Amatan
1 2 3 4 5
I Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan ruang,
alat, dan media
pembelajaran.
v Guru cukup baik dalam
menyiapkan bahan sebelum
pembelajaran dimulai (laptop dan
proyektor).
2. Memeriksa kesiapan
siswa.
v Guru sudah menyiapkan siswa
dengan mempresensi dan
menanyakan kesiapan siswa.
3. Memberikan apersepsi.
v Guru memberikan apersepsi
dengan menyinggung hasil tulisan
siswa sebelumnya.
4. Menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan
indikator yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran.
v
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
II Kegiatan Inti
A. Penugasan Materi
Pembelajaran
1. Mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan.
v Guru mengaitkan pengetahuan
lain dengan tema yang akan
dibahas dalam kelompok.
2. Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan.
v
Guru menghubungkan materi
dengan kondisi siswa (melalui
bertanya tentang kesulitan siswa).
3. Menunjukkan
penguasaan materi
pembelajaran.
v
Guru memberikan penjelasan jika
ada yang bertanya, karena dalam
diskusi kelompok.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP.
v
Tahapan dalam RPP dilaksanakan
guru dengan urut.
2. Melaksanakan
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI.
v
Guru sudah mengusahakan
penerapan pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
242
3. Menjelaskan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v
Guru tak menyampaikan langkah
khusus tentang pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
4. Membimbing siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru memberikan pengarahan
kepada siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan SAVI, meski
belum merata.
5. Memanfaatkan media
dalam pembelajaran.
v Guru memanfaatkan proyektor.
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu.
v Guru melaksanakan pembelajaran
sudah sesuai dengan waktu yang
dialokasikan.
C.
Pembelajaran yang
Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
v
Guru sudah cukup memberikan
kesempatan untuk bertanya.
2. Menumbuhkan
partisipasi dan
komunikasi aktif
antara guru dengan
siswa dan antara siswa
dengan siswa.
v Guru sudah melibatkan siswa
dalam kegiatan bertanya jawab.
3. Menumbuhkan
keinginan bekerja
sama dan bertanggung
jawab terhadap
kelompok.
v
Memberikan kesempatan siswa
untuk berdiskusi dalam
merumuskan kerangka karangan.
D. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
1. Memantau/mengontrol
siswa. v
Kontrol yang dilakukan belum
maksimal.
2. Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
kompetensi.
v Menggunakan instrumen penilaian
sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dengan kriteria
penilaian yang jelas.
E. Kegiatan Penutup
1. Melaksanakan
refleksi/merangkum
dengan melibatkan
siswa.
v
Sedikit melakukan refleksi di
akhir pembelajaran.
2. Melaksanakan tindak
lanjut dengan
memberikan arahan,
kegiatan, tugas sebagai
bagian dari
v Berpesan agar siswa rajin belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
243
remidi/pengayaan.
Jumlah 70
Skor 70
Kriteria Cukup
Keterangan :
1. : sangat kurang
2. : kurang
3. : cukup
4. : baik
5. : sangat baik
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
100 Sangat baik
80 – 99 Baik
60 – 79 Cukup
40 – 59 Kurang
20 – 39 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pembelajaran telah dilaksanakan dengan pendekatan SAVI, siswa terlihat lebih
aktif dalam kelompok. Guru sudah cukup baik dalam menjalankan perannya, kontrol
dan pengawasan guru masih dirasa kurang. Guru sudah menjalankan urutan RPP dalam
pembelajaran dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
244
Lampiran 24. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi Siklus I
No Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kriteria
1. Nilai 68 70 69 Cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
245
Lampiran 25a. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 1
Siswa terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Siswa terlihat bercakap-cakap ketika pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
246
Lampiran 25b. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 1
Siswa terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Contoh gambar yang digunakan guru untuk merangsang kreativitas siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
247
Lampiran 25c. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 1
Siswa sedang berdiskusi antarteman dalam kelompok ketika
pembelajaran.
Tema yang diangkat oleh guru sebagai
bahan tulisan eksposisi.
Tema yang diangkat dalam menulis eksposisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
248
Lampiran 26 . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 2
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Karangdowo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/I
Pertemuan : 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf
(naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : 4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk
ragam paragraf ekspositif.
Indikator :
1. Memahami paragraf ekposisi.
2. Memahami aspek-aspek yang diperhatikan dalam menulis
eksposisi.
3. Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi
paragraf ekspositif.
4. Menyusun kerangka paragraf ekspositif.
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan
eksposisi.
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mengikuti pelajaran ini diharapkan mampu:
1. Memahami paragraf ekposisi.
2. Memahami aspek-aspek yang diperhatikan dalam menulis eksposisi.
3. Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif.
4. Menyusun kerangka paragraf ekspositif.
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
249
B. Materi Pembelajaran
1. Karangan ekposisi
2. EYD
C. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan SAVI
2. Metode ceramah
3. Metode diskusi kelompok
4. Penugasan
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter yang
Dikembangkan
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Berdoa, presensi.
2. Apersepsi pembelajaran karangan eksposisi.
10’
Komunikatif,
rasa ingin tahu,
bertanggung
jawab, bekerja
keras, mandiri
2. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru mengevaluasi hasil tulisan siswa
dipertemuan sebelumnya.
b. Guru menerangkan karangan eksposisi.
2. Elaborasi
a. Guru bersama siswa membuat karangan
eksposisi.
b. Guru dan siswa menentukan tema tulisan.
c. Guru membentuk kelas menjadi kelompok-
kelompok kecil.
3. Konfirmasi
a. Siswa membantu guru membuat tulisan
ekposisi.
b. Guru membantu mengarahkan siswa.
70’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
250
c. Siswa bertanya tentang materi yang belum
jelas.
3. Kegiatan Penutup
1. Guru merefleksi pembelajaran yang
dilakukan.
2. Guru menugasi siswa.
10’
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter yang
Dikembangkan
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Berdoa, presensi.
2. Apersepsi pembelajaran tentang pertemuan
sebelumnya.
10’
Komunikatif,
rasa ingin tahu,
bertanggung
jawab, bekerja
keras, mandiri
2. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan kerangka karangan.
2. Elaborasi
a. Siswa bersama kelompok membuat
kerangka karangan.
b. Guru menayangkan gambar di depan kelas.
c. Siswa membuat karangan eksposisi.
3. Konfirmasi
a. Guru membimbing kelompok.
b. Guru mengontrol kondisi kelas.
70’
3. Kegiatan Penutup
1. Guru merefleksi pembelajaran yang
dilakukan.
2. Guru mengucap salam.
10’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
251
E. Media dan Sumber Belajar
1. Tim MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia SMA. 2013. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Klaten: Perdana.
2. Media gambar
3. Lembar Kerja Siswa
4. EYD
F. Penilaian
Penilaian Proses dan penilaian keterampilan menulis eksposisi siswa.
1. Penilaian Proses Pembelajaran
No
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai Total
Skor
Deskripsi
Pengamatan
A B C
1 Alfian Hari Pamungkas
2 Amalia Rasi Devinta
3 Angger Bagas Gusti P.
4 Arisanti Shafira Isnaeni
5 Arum Kusuma Wardani
6 Devangga Fajar Nugroho
7 Dwi Yuliana
8 Hendra Krisyanti
9 Herda Setiya Utami
10 Indri Ana
11 Indri Ani
12 Joko Waloyo
13 Kaymilia Fabian Tsuraya
14 Lisa Romadhani
15 Lutfah Nur Wijayanti
16 Nita Tri Savari
17 Novia Nur Hidayah
18 Reza Tri Utama
19 Risky Dwi Jayanti
20 Roli Russiadi
21 Roni Setyawan
22 Siska Dwi Nugrahini
23 Shahrul Diqi Arfiansyah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
252
24 Widi Hayu Pangestuti
25 Winda Sagita
26 Yulita Widyaningsih
Jumlah
Rata-rata
Persentase (%)
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan
pendapat, dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani
menyampaikan pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan
pendapat, tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan
diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi
masih belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak
aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
tidak mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
253
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak
sibuk dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun,
kadang sibuk dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan
materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas
sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
254
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
2. Penilaian Keterampilan Menulis Eksposisi
Jenis Tagihan : Tes Tulis
Bentuk penilaian : Rubrik Penilaian
Soal/Instrumen :
Buatlah tulisan eksposisi dengan sesuai dengan kerangka yang sudah dibuat
kelompok! Perhatikan teknik penulisannya!
Pedoman Penskoran
Aspek Skor Kriteria
I
S
I
4
3
2
1
Baik: padat informasi * substansif * pengembangan tesis tuntas
* relevan dengan permasalahan dan tuntas.
Cukup: informasi cukup * substansi cukup * pengembangan
tesis cukup * relevan dengan permasalahan dan cukup lengkap.
Kurang: informasi terbatas * substansi kurang * pengembangan
tesis terbatas * cukup relevan dengan permasalahan tetapi kurang
lengkap.
Sangat Kurang: tidak berisi informasi * tidak ada substansi *
tidak ada pengembangan tesis * tidak relevan dengan
permasalahan dan tidak lengkap.
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
4
3
2
1
Baik: pengungkapan gagasan lancar * gagasan diungkapkan
dengan jelas * padat * tertata dengan baik * urutan logis * ada
kohesif dan koheren.
Cukup: pengungkapan gagasan kurang lancar * gagasan kurang
terorganisasi tetapi ide utama terlihat * bahan pendukung
terbatas * urutan logis tetapi tidak lengkap * cukup kohesif dan
koheren.
Kurang: pengungkapan gagasan tidak lancar * gagasan kacau,
terpotong-potong atau melompat-lompat * urutan logis tetapi
tidak lengkap * kurang kohesif dan koheren.
Sangat Kurang: pengungkapan gagasan tidak komunikatif *
gagasan tidak terorganisasi * tidak kohesif dan koheren serta
tidak layak nilai.
K
O
S
A
K
A
T
4
3
2
1
Baik: pemanfaatan potensi kata sangat baik * pilihan kata dan
ungkapan tepat * menguasai pembentukan kata.
Cukup: pemanfaatan potensi kata baik * pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang kurang tepat * cukup menguasai
pembentukan kata.
Kurang: pemanfaatan potensi kata terbatas * pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang kurang tepat * kurang menguasai
pembentukan kata.
Sangat Kurang: pemanfaatan potensi sangat terbatas * sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
255
A terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan merusak makna *
tidak menguasai pembentukan kata.
P
E
N
G
B
A
H
A
S
A
4
3
2
1
Baik: konstruksi kalimat lengkap dan efektif * hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Cukup: konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif * kesalahan
kecil pada konstruksi kalimat * terjadi sejumlah kesalahan tetapi
makna tidak kabur.
Kurang: terjadi kesalahan serius dalam rangkaian kalimat *
makna membingungkan atau kabur.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis * terdapat
banyak kesalahan * tidak komunikatif * tidak layak nilai.
M
E
K
A
N
I
K
4
3
2
1
Baik: menguasai aturan penulisan * hanya terdapat beberapa
kesalahan ejaan dan tanda baca * rapi dan bersih.
Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca
tetapi tidak mengaburkan makna * cukup rapi dan bersih.
Kurang: sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca * makna
membingungkan atau kabur * kurang rapi dan bersih.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan * terdapat
banyak kesalahan ejaan * tulisan tidak terbaca * tidak rapi dan
tidak bersih * tidak layak nilai.
Hartfield (dalam Nurgiyantoro, 2009: 307), dengan modifikasi peneliti.
Nilai = Skor total x 5 = . . . . . .
Karangdowo, Oktober 2013
Guru Pengampu Peneliti
Drs. Suryoko, M.Pd. Yunianto Dwi Hartanto
NIP 19620203 199403 1 007 NIM S841208050
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Karangdowo
Drs. Sahana, M.M.
NIP 19651105 198803 1 011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
256
LAMPIRAN
Materi Pembelajaran Menulis Eksposisi
Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa jenis karangan. Setiap karangan
pada hakikatnya menyampaikan ide dan gagasan kepada pembaca. Menurut beberapa
ahli, seperti Gorys Keraf (1999: 6-7) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis
berdasarkan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu: (1) eksposisi; (2)
eksposisi; (3) persuasi; (4) deskripsi; dan (5) narasi.
1) Eksposisi
Tulisan eksposisi menurut Semi (1990: 36) adalah tulisan yang bertujuan
menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Dalam tulisan ini
dipaparkan suatu kejadian atau masalah analitis dan kronologis supaya pembaca
dapat memahami informasi tersebut. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan
wujud dan hakikat suatu objek. Selain itu, juga digunakan untuk menjelaskan
bagaimana pertalian suatu objek dengan objek lain.
Senada dengan pendapat di atas, Keraf (1999: 7) menjelaskan bahwa
eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuan utamanya adalah memberitahukan atau
memberi informasi mengenai suatu objek. Hampir sama dengan pendapat tersebut,
Slamet (2009: 103) mengungkapkan bahwa eksposisi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal
yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi
pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan
penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Sementara itu Muchlisoh (1991: 134) menyatakan bahwa eksposisi
merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang
dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang. Eksposisi sering
digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah, ilmiah populer, dan uraian
ilmiah lainnya yang pada prinsipnya tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang
lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesis bahwa tulisan eksposisi
merupakan tulisan yang menjelaskan dan menginformasikan sesuatu yang dapat
menambah pengetahuan seseorang atau pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
257
2) Persuasi
Persuasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha mempengaruhi orang lain
atau pembaca. Pengaruh yang diberikan tersebut agar para pendengar ataupun
pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang melakukan persuasi walaupun
pembaca atau pendengar sebenarnya tidak terlalu paham dan percaya dengan apa
yang dikatakan itu.
Senada dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa
persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda
dengan eksposisi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk
mencapai kebenaran, sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan
emosional.
Persuasi dikatakan penyimpangan dari eksposisi karena dalam eksposisi
terdapat usaha untuk membujuk atau meyakinkan pembaca didasarkan pada
kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan. Dalam persuasi biasanya
menggunakan pendekatan emotif, yaitu pendekatan yang berusaha membangkitkan
dan merangsang emosi agar mengarahkan mereka pada tujuan yang ingin dicapai
penulis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan
persuasi adalah tulisan yang berusaha mempengaruhi orang lain yang disajikan
dengan fakta-fakta yang logis.
3) Deskripsi
Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu
objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan
mata kepala pembaca, seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Keraf,
1999: 16). Muchlisoh (1991: 131) menyatakan bahwa melalui deskripsi, seorang
penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil pengamatan dan perasaannya
kepada pembaca dengan menjelaskan sifat dan semua perincian yang ada dalam
sebuah objek.
Deskripsi menurut Slamet (2009: 103) adalah ragam wacana yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
258
atau memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca, sehingga dia seolah-olah
melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu dikarenakan
rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan
imajinasi pembaca serta menjadikan pembaca seolah ikut mendengar seolah ikut
mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini
berhubungan dengan pengalaman pancaindra pembaca seperti penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Berdasarkan beberapa pendapat
di atas dapat disintesis bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yang berusaha
menyajikan suatu objek agar seolah-olah berada di depan pandangan pembaca
berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.
4) Narasi
Narasi merupakan wacana yang mengisahkan suatu kejadian. Lebih jelasnya
Muchlisoh (1991: 127) menyatakan bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mangalami sendiri peristiwa tersebut. Oleh karena itu,
unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Hampir sama dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 103) menyatakan
bahwa narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Tulisan narasi menurut Semi (1990: 32) merupakan bentuk tulisan yang
bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Sementara itu, Keraf (1999: 17) menyatakan
narasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu peristiwa
atau kejadian, sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para
pembaca. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan
narasi merupakan tulisan yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa sesuai urutan
waktu dan seolah-olah pembaca mengalami peristiwa tersebut.
5) Eksposisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
259
Eksposisi merupakan sebuah tulisan yang berusaha membuktikan suatu
kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima suatu kebenaran
dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis.
Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa eksposisi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan
oleh penulisnya.
Lebih lanjut Muchlisoh (1991: 135) memaparkan bahwa untuk memperkuat
ide atau pendapatnya, penulis wacana eksposisi harus menyertakan data-data
pendukung. Tujuannya adalah pembaca agar yakin atas kebenaran yang
disampaikan penulis. Dalam karangan eksposisi, biasanya ditemukan beberapa ciri
yang mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau
pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang
mendukung; dan (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau karangan
eksposisi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian
lapangan, dan penelitian kepustakaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disintesis bahwa tulisan eksposisi adalah tulisan yang berusaha meyakinkan
pembaca yang diikuti dengan fakta-fakta pendukung untuk memperkuat argumen
penulis agar pembaca percaya atau menerima argumen penulis.
Dalam membuat tulisan eksposisi, terdapat beberapa hal penting, antara lain:
1. Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat
bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu
peristiwa terjadi, dan sebagainya;
2. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta; dan
3. Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.
Langkah-langkah Menulis Eksposisi
1. menentukan tema,
2. menentukan tujuan karangan,
3. memilih data yang sesuai dengan tema, dan
4. membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka menjadi karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
260
Contoh Gambar yang Disajikan dalam Pembelajaran pada Siklus II
Gambar kecelakaan lalu lintas
Gambar minuman keras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
261
Contoh Gambar yang Disajikan dalam Pembelajaran pada Siklus II
Gambar jalan raya yang rusak karena berlubang Gambar jalan raya yang rusak karena berlubang
Gambar orang yang menggunakan HP ketika mengemudikan mobil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
262
Lampiran 27a . Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus 2
Tujuan : mengetahui proses pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E
Lokasi : kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
Hari : Sabtu
Tanggal : 26 Oktober 2013
Waktu : 11.00 s.d. 12.45 WIB
Objek : Drs. Suryoko, M.Pd. (guru Bahasa Indonesia)
26 siswa (laki-laki 8 dan perempuan 18)
Observator : Yunianto Dwi Hartanto
Setting/Latar
Observasi dilaksanakan di ruangan kelas X-E yang berukuran lebih kurang 7 x 9
meter. Kelas X-E terletak di sebelah timur lapangan upacara. Ruangan ini menghadap
ke barat dengan tembok di cat kuning. Bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru.
Di dinding bagian depan tergantung sebuah papan tulis berwarna putih (whiteboard). Di
samping barat terdapat poster presiden dan wakil presiden Republik Indonesia beserta
patung burung Garuda (lambang negara Indonesia). Di samping timur terdapat papan
yang berisi bank data kelas, papan pengumuman, dan kalender.
Bagian dinding sebelah barat terdapat speaker yang digunakan untuk
memberikan informasi penting dari sekolah dan untuk media listening sewaktu Ujian
Akhir Nasional (UAN). Selain itu juga terdapat gambar pahlawan Pangeran
Diponegoro. Bagian dinding sebelah belakang/utara terdapat jam dinding dan berbagai
karya siswa. Pada bagian dinding timur terdapat tulisan poster yang berisi semangat
agar siswa berani berpendapat. Tidak hanya di dinding saja, di langit-langit kelas juga
terdapat sebuah kipas angin dan Liquid Crystal Display (LCD).
Tempat duduk siswa berjajar enam ke belakang. Terdapat 26 meja dan 26 kursi
siswa. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tidak digunakan (memang karena tidak
digunakan). Peneliti mengambil tempat duduk paling belakang, dan berperan sebagai
partisipan pasif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
263
Deskripsi
Siang itu pukul 11.05 WIB Pak Suryoko memasuki kelas X-E dengan membawa
buku paket bahasa Indonesia kelas X dan hasil ulangan pada siklus pertama. Pak
Suryoko menyuruh siswa untuk menyiapkan diri sebelum pelajaran dimulai.
“Assalamualaikum warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang anak-anak
semua.” Ucap Pak Suryoko. “Walaikumsalam warahmatulahi wabarakhatuh, selamat
siang Pak.” Jawab siswa dengan serentak diiringi suara yang sedang (siswa terlihat
semangatnya berkurang, karena pelajaran bahasa Indonesia pada jam terakhir, jadi
sudah banyak energi yang digunakan untuk pelajaran sebelumnya).
“Bagaimana kabar kalian siang ini.” Tanya Pak Suryoko. Pak Suryoko
melakukan apersepsi sebelum pelajaran dimulai. Terlihat anak cukup antusias dalam
menjawab pertanyaan Pak Suryoko.
Pak Suryoko kemudian mempresensi siswa kelas X-E, terdapat seorang siswa
bernama Winda Sagita yang tidak masuk, karena izin. Lalu Pak Suryoko membuka
pelajaran bahasa Indonesia.
“Kemarin saya sudah mengulang materi menulis eksposisi dan kalian juga
sudah membuat tulisan eksposisi. Setelah dikoreksi bersama Mas Yuni, ternyata nilai
kalian belum seperti yang Bapak harapkan. Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM
baru 12 siswa.
“Masalah yang kalian temui dalam menulis itu apa saja? Nanti akan Bapak
bantu.” Ucap Pak Suryoko. Pak Suryoko mencoba menggali permasalahan yang
dihadapi siswa dalam menulis.
“Bingung mencari kata-kata Pak, sama merangkaikan kata-kata.” Jawab
beberapa siswa.
“Ada yang lain?” Tanya Pak Suryoko.
“Dalam menggabungkan ide-ide Pak.” Jawab siswa.
“Baiklah, sebenarnya itu kalian harus banyak membaca dan berlatih menulis.
Membaca dapat menambah kosakata kalian, dan berlatih menulis dapat membiasakan
kalian untuk membuat tulisan yang bagus. Kalau kalian saja malas, ya sulit untuk dapat
nilai yang bagus. Dan jangan lupa untuk belajar EYD agar tulisan kalian lebih
berbobot.” Jawab Pak Suryoko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
264
Setelah diberi motivasi, Pak Suryoko mengajak siswa untuk membantunya
dalam membuat ditulisan eksposisi di depan. Lalu Pak Suryoko dibantu siswa membuat
tulisan eksposisi. Dalam proses tersebut, terlihat siswa yang bercakap-cakap dengan
siswa lain, dan masih ada siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja. Secara
perlahan-lahan Pak Suryoko memancing siswa agar mengeluarkan/menyampaikan kata-
kata yang sesuai dengan tulisan yang sedang dibuat. Dengan cara ini diharapkan siswa
lebih baik dalam membuat tulisan eksposisi.
Beberapa menit kemudian tulisan eksposisi telah jadi.
“Bagaimana anak-anak? Susah apa mudah membuat tulisan eksposisi? Tanya
Pak Suryoko.
“Mudah Pak kalau bareng-bareng.” Jawab beberapa siswa.
Bunyi bel tanda istirahat kedua berdering, siswa dipersilakan Pak Suryoko untuk
beristirahat dan segera bergegas untuk shalat, karena sudah masuk waktu Dhuzur.
Setelah belasan menit berlalu, tanda masuk berdering.
Pak Suryoko masuk ke kelas kisaran pukul 12.05 WIB diikuti peneliti. Pak
Suryoko membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Lalu Pak Suryoko membentuk
siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 dan 6 orang.
Kelompok dibuat berdasarkan nomor presensi, 1-5, 6-10, dan seterusnya. Pak Suryoko
mengarahkan siswa untuk segera bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk.
Setelah situasi agak tenang, Pak Suryoko langsung melempar tema yang disukai
oleh siswa.
“Kita harus menentukan tema dulu agar lebih mudah dalam menulis, ada yang
mau mengusulkan tema?” Tanya Pak Suryoko. Setelah bertanya jawab dengan siswa,
akhirnya dipilih tema tentang “Lalu Lintas”. Pak Suryoko menyuruh kepada anggota
kelompok untuk diskusi menentukan kerangka yang sesuai dengan tema “Lalu Lintas”.
Guru berkeliling sambil mengawasi proses diskusi yang dilakukan oleh siswa. Terlihat
siswa bertanya kepada Pak Suryoko tentang materi yang didiskusikan.
“Kring kring.” Bel berdering panjang, tanda jam pelajaran usai dan waktunya
pulang tiba. Pak Suryoko berpesan agar jangan lupa untuk menyelesaikan kerangka di
rumah. Pelajaran diakhiri dengan doa yang dilakukan oleh ketua kelas. Siswa terlihat
keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing. Peneliti dan guru meninggalkan
kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
265
Refleksi
Pembelajaran menulis eksposisi berlangsung selama dua jam pelajaran,
tepatnya di dua jam terakhir di hari Sabtu. Tentu saja sudah cukup banyak energi yang
terkuras. Pembelajaran ini, guru mengevaluasi dan menyampaikan hasil tulisan siswa
yang telah dilakukan pada pertemuaan sebelumya. Pembelajaran kali ini dilaksanakan
masih menggunakan pendekatan SAVI, tentu saja dengan perencanaan yang lebih baik.
Guru melakukan evaluasi hingga selesai dengan baik, guru lalu membuat contoh
tulisan eksposisi di depan kelas dengan bantuan para siswa. Hal ini bertujuan untuk
memberikan gambaran betapa mudahnya membuat tulisan eksposisi. Lalu, guru
menerapkan rangkaian pendekatan SAVI dalam pembelajaran. Di akhir pembelajaran,
guru membentuk anggota kelompok dan mengangkat tema yang akan menjadi bahan
diskusi untuk semua kelompok. Guru sudah mulai ke belakang dalam menjelaskan
materi. Pembelajaran diakhiri dengan menentukan tema yang akan digunakan sebagai
bahan diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
266
Lampiran 27b . Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus 2
Tujuan : mengetahui proses pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E
Lokasi : kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
Hari : Selasa
Tanggal : 29 Oktober 2013
Waktu : 12.00 s.d. 13.30 WIB
Objek : Drs. Suryoko, M.Pd. (guru Bahasa Indonesia)
26 siswa (laki-laki 8 dan perempuan 18)
Observator : Yunianto Dwi Hartanto
Setting/Latar
Observasi dilaksanakan di ruangan kelas X-E yang berukuran lebih kurang 7 x 9
meter. Kelas X-E terletak di sebelah timur lapangan upacara. Ruangan ini menghadap
ke barat dengan tembok di cat kuning. Bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru.
Di dinding bagian depan tergantung sebuah papan tulis berwarna putih (whiteboard). Di
samping barat terdapat poster presiden dan wakil presiden Republik Indonesia beserta
patung burung Garuda (lambang negara Indonesia). Di samping timur terdapat papan
yang berisi bank data kelas, papan pengumuman, dan kalender.
Bagian dinding sebelah barat terdapat speaker yang digunakan untuk
memberikan informasi penting dari sekolah dan untuk media listening sewaktu Ujian
Akhir Nasional (UAN). Selain itu juga terdapat gambar pahlawan Pangeran
Diponegoro. Bagian dinding sebelah belakang/utara terdapat jam dinding dan berbagai
karya siswa. Pada bagian dinding timur terdapat tulisan poster yang berisi semangat
agar siswa berani berpendapat. Tidak hanya di dinding saja, di langit-langit kelas juga
terdapat sebuah kipas angin dan Liquid Crystal Display (LCD).
Tempat duduk siswa berjajar enam ke belakang. Terdapat 26 meja dan 26 kursi
siswa. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tidak digunakan (memang karena tidak
digunakan). Peneliti mengambil tempat duduk paling belakang, dan berperan sebagai
partisipan pasif dalam pembelajaran. Sebelum pembelajaran peneliti menyiapkan
netbook yang akan digunakan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
267
Deskripsi
Siang itu pukul 12.05 WIB Pak Suryoko memasuki kelas X-E dengan membawa
buku paket bahasa Indonesia kelas X. Pak Suryoko menyuruh siswa untuk menyiapkan
diri sebelum pelajaran dimulai.
“Assalamualaikum warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang anak-anak.”
Ucap Pak Suryoko. “Walaikumsalam warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang Pak.”
Jawab siswa dengan serentak diiringi suara yang sedang (siswa terlihat semangatnya
berkurang, karena pelajaran bahasa Indonesia pada jam terakhir, jadi sudah banyak
energi yang digunakan untuk pelajaran sebelumnya).
Pak Suryoko kemudian mempresensi siswa kelas X-E, terdapat seorang siswa
bernama Angger Bagas Gusti Pangestu yang tidak masuk, karena izin. Lalu Pak
Suryoko membuka pelajaran.
“Apa kalian masih ingat dengan materi kemarin?” Tanya Pak Suryoko.
“Masih Pak.” Jawab siswa dengan cukup keras.
“Bagaimana dengan kerangka karangan yang kemarin kalian buat? Apa sudah
selesai dibuat? Tentunya harus sudah selesai. Sekarang kalian bergabung kembali
dengan kelompok kalian kemarin. Sambil menanti siswa bergabung dengan kelompok,
peneliti dan guru menyiapkan netbook dan menyalakan lcd proyektor yang digunakan
dalam menampilkan gambar.
“Tadi Mas Yuni sudah menyiapkan lcd dan layarnya, sekarang kalian perhatikan
kerangka yang telah kalian buat. Nanti Bapak akan menampilkan gambar-gambar yang
bisa merangsang pikiran kalian.” Tegas Pak Suryoko. (siswa nampak antusias dalam
menyimak perkataan Pak Suryoko).
Guru kemudian menampilkan slide gambar yang berisi tentang Hal-hal yang
berkenaan dengan kecelakaan, misalnya orang sedang bermain hp waktu mengendarai
mobil, jalan raya yang berlubang, minuman dan obat-obatan, dan lain-lain. Siswa
memperhatikan yang disampaikan guru, tetapi terlihat ada siswa yang masih meletakkan
kepada di atas meja.
“Dengan gambar tadi, Bapak harapkan kalian bisa terangsang dan lebih mudah
dalam menulis karangan, tetapi tetap harus sesuai dengan kerangka karangan yang telah
dibuat tadi. Jadi kalau sudah, silakan kalian membuat tulisan eksposisi sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
268
kerangka karangan tadi. Dan ingat, jangan sama dengan teman kelompok kalian
meskipun kerangkanya sama.” Jelas Pak Suryoko. (sambil memberi penjelasan, Pak
Suryoko membagikan kertas untuk membuat karangan).
Pak Suryoko mengawasi, membimbing, dan menjaga suasana kelas agar tetap
kondusif. Guru membimbing anak yang sedang menulis, membantu siswa yang
kesulitan dalam menulis. (Terlihat ada siswa yang bercakap-cakap dengan temannya).
Terlihat beberapa anak yang malah memegang hape, mereka malah bermain hape.
Tentu hal ini tidak dianjurkan dan dilarang bermain hape di saat pembelajaran
berlangsung.
“Ayo kalau sudah selesai, kertasnya dikumpulkan di depan.” Pinta Pak Suryoko.
Terlihat siswa silih berganti mengumpulkan pekerjaannya. Hingga semua sudah
terkumpul jadi satu. Bel berdering, tanda pulang sekolah tiba. “Kring kring.” Bel
berdering panjang. Pelajaran diakhiri dengan doa yang dilakukan oleh ketua kelas.
Siswa terlihat keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing. Peneliti dan guru
meninggalkan kelas.
Refleksi
Pembelajaran menulis eksposisi dilakukan selama dua jam, di jam terakhir. Pada
pembelajaran ini, guru mulai melanjutkan penerapan pendeketan SAVI. Di awal
pembelajaran, guru mulai mengaktifkan siswa melalui menanyakan kabar dan bertanya
tentang materi kemarin yang telah dijelaskan. Siswa terlihat menjawab pertanyaan yang
dilontarkan guru. Lalu menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok yang
kemarin telah dibentuk. Lalu guru meminta untuk mancari tema yang akan
didiskusikan. Terlihat beberapa siswa menyampaikan idenya kepada guru. Kemudian
guru meminta tiap anggota kelompok untuk berdiskusi untuk membuat kerangka
tulisan. Terlihat masih ada siswa yang pasif dalam kelompok, ataupun siswa yang
bermain hp. Guru mengawasi dan memonitor kegiatan diskusi yang dilakukan oleh
setiap kelompok. Setiap kelompok didatangi oleh guru untuk diberi pengarahan dalam
diskusi.
Dalam rangkaian pendekatan SAVI, guru menayangkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan tema yang diangkat dalam tulisan eksposisi. Dalam menayangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
269
gambar, semua siswa tertarik dan bisa mengalihkan perhatian siswa-siswa yang sedang
berdiskusi. Hal ini tentu bernilai positif, ide dalam menulis makin bertambah dan
memudahkan dalam menulis eksposisi. Di akhir penerapan pendekatan SAVI, guru
meminta siswa untuk membuat tulisan eksposisi berdasar atas yang telah mereka alami,
siswa melaksanakan perintah guru. Guru mengawasi jalannya pembelajaran. Secara
umum guru sudah melaksanakan rencana yang sudah disepakati bersama, kelemahan di
pertemuan sebelumnya sudah teratasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
270
Lampiran 28a. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
271
Lampiran 28b. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
272
Lampiran 28c. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
273
Lampiran 29. Daftar Perolehan Nilai Menulis Siswa Siklus 2
No Nama Aspek Penilaian
Total
Skor I II III IV V
1 Alfian Hari Pamungkas 3 3 3 3 3 15 75
2 Amalia Rasi Devinta 3 3 3 3 3 15 75
3 Angger Bagas Gusti Pangestu
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 3 4 2 3 15 75
5 Arum Kusuma Wardani 3 3 3 2 2 13 65
6 Devangga Fajar Nugroho 3 4 4 2 3 16 80
7 Dwi Yuliana 3 3 3 2 2 13 65
8 Hendra Krisyanti 3 4 4 2 3 16 80
9 Herda Setiya Utami 4 3 3 3 3 16 80
10 Indri Ana 3 3 3 3 3 15 75
11 Indri Ani 3 4 4 3 3 17 85
12 Joko Waloyo 3 3 3 3 3 15 75
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 3 3 3 3 2 14 70
14 Lisa Romadhani 3 3 3 3 2 14 70
15 Lutfah Nur Wijayanti 3 4 4 2 3 16 80
16 Nita Tri Savari 3 3 3 2 2 13 65
17 Novia Nur Hidayah 3 4 4 3 3 17 85
18 Reza Tri Utama 3 3 3 3 2 14 70
19 Risky Dwi Jayanti 3 3 3 3 2 14 70
20 Roli Russiadi 3 4 4 3 3 17 85
21 Roni Setyawan 3 3 3 3 3 15 75
22 Siska Dwi Nugrahini 3 3 4 2 3 15 75
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 3 3 3 2 2 13 65
24 Widi Hayu Pangestuti 3 4 4 3 3 17 85
25 Winda Sagita 3 3 3 3 2 14 70
26 Yulita Widyaningsih 3 3 3 3 3 15 75
Jumlah 1870
Rata-rata 74.8
Skor = Jumlah Total x 5 = . . . .
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
V : Mekanik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
274
Lampiran 30a. Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus II
Waktu : Pukul 11.00 – 12.45 WIB
Tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2013
Keterangan : Siklus II, pertemuan 1
No Nama Aspek yang dinilai Total
Skor
Deskripsi
A B C Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 4 4 4 12 Baik
2 Amalia Rasi Devinta 3 4 4 11 Cukup
3 Angger Bagas Gusti P. 4 4 4 12 Baik
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 3 3 9 Cukup
5 Arum Kusuma Wardani 4 4 4 12 Baik
6 Devangga Fajar Nugroho 4 4 4 12 Baik
7 Dwi Yuliana 3 4 3 10 Cukup
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 9 Cukup
9 Herda Setiya Utami 3 4 3 10 Cukup
10 Indri Ana 3 3 3 9 Cukup
11 Indri Ani 4 4 4 12 Baik
12 Joko Waloyo 3 3 3 9 Cukup
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 4 4 4 12 Baik
14 Lisa Romadhani 3 3 3 9 Cukup
15 Lutfah Nur Wijayanti 5 5 5 15 Sangat Baik
16 Nita Tri Savari 4 4 3 11 Cukup
17 Novia Nur Hidayah 3 3 3 9 Cukup
18 Reza Tri Utama 4 4 4 12 Baik
19 Risky Dwi Jayanti 4 4 3 11 Cukup
20 Roli Russiadi 4 4 4 12 Baik
21 Roni Setyawan 4 4 4 12 Baik
22 Siska Dwi Nugrahini 4 4 4 12 Baik
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 4 3 3 10 Cukup
24 Widi Hayu Pangestuti 5 5 5 15 Sangat Baik
25 Winda Sagita
26 Yulita Widyaningsih 4 4 4 12 Baik
Jumlah 93 95 91 279
Rata-rata 3.72 3.8 3.64 11.16 Cukup
Persentase 74.4% 76% 72.8% 74.4%
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
275
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
tidak mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
276
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pada pertemuan pertama siklus 2, kinerja siswa mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan kinerja guru dalam pembelajaran
yang baik, kinerja siswa dikategorikan cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
277
Lampiran 30b. Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus II
Waktu : Pukul 12.00 – 13.30 WIB
Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2013
Keterangan : Siklus II, pertemuan 2
No Nama Aspek yang dinilai Total
Skor
Deskripsi
A B C Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 4 4 4 12 Baik
2 Amalia Rasi Devinta 4 4 4 12 Baik
3 Angger Bagas Gusti P.
4 Arisanti Shafira Isnaeni 4 3 4 11 Cukup
5 Arum Kusuma Wardani 4 4 4 12 Baik
6 Devangga Fajar Nugroho 4 4 4 12 Baik
7 Dwi Yuliana 4 4 4 12 Baik
8 Hendra Krisyanti 3 4 4 11 Cukup
9 Herda Setiya Utami 4 4 4 12 Baik
10 Indri Ana 4 3 3 10 Cukup
11 Indri Ani 4 4 4 12 Baik
12 Joko Waloyo 3 4 3 10 Cukup
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 4 4 4 12 Baik
14 Lisa Romadhani 4 4 4 12 Baik
15 Lutfah Nur Wijayanti 5 5 5 15 Sangat Baik
16 Nita Tri Savari 4 4 4 12 Baik
17 Novia Nur Hidayah 4 4 3 11 Cukup
18 Reza Tri Utama 5 4 4 13 Baik
19 Risky Dwi Jayanti 4 4 4 12 Baik
20 Roli Russiadi 5 4 4 13 Baik
21 Roni Setyawan 4 4 4 12 Baik
22 Siska Dwi Nugrahini 4 4 4 12 Baik
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 4 4 4 12 Baik
24 Widi Hayu Pangestuti 5 5 5 15 Sangat Baik
25 Winda Sagita 4 4 4 12 Baik
26 Yulita Widyaningsih 4 4 4 12 Baik
Jumlah 102 100 99 301
Rata-rata 4.08 4 3.96 12.04 Baik
Persentase 81.6% 80% 79.2% 80.27%
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
278
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
tidak mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
279
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pada pertemuan kedua siklus 2, kinerja siswa mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan kinerja guru dalam pembelajaran
yang baik, kinerja siswa dikategorikan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
280
Lampiran 31. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 2
No Nama
A B C
Jumlah
Deskripsi
Per. 1 Per. 2 Rata-
rata Per. 1
Per.
2
Rata-
rata Per. 1 Per. 2 Rata-rata Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
2 Amalia Rasi Devinta 3 4 3.5 4 4 4 4 4 4 11.5 Cukup
3 Angger Bagas Gusti P 4 4 4 4 4 4 12 Baik
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 4 3.5 3 3 3 3 4 3.5 10 Cukup
5 Arum Kusuma Wardani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
6 Devangga Fajar Nugroho 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
7 Dwi Yuliana 3 4 3.5 4 4 4 3 4 3.5 11 Cukup
8 Hendra Krisyanti 3 3 3 3 4 3.5 3 4 3.5 10 Cukup
9 Herda Setiya Utami 3 4 3.5 4 4 4 3 4 3.5 11 Cukup
10 Indri Ana 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 9.5 Cukup
11 Indri Ani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
12 Joko Waloyo 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 9.5 Cukup
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
14 Lisa Romadhani 3 4 3.5 3 4 3.5 3 4 3.5 10.5 Cukup
15 Lutfah Nur Wijayanti 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 Sangat Baik
16 Nita Tri Savari 4 4 4 4 4 4 3 4 3.5 11.5 Cukup
17 Novia Nur Hidayah 3 4 3.5 3 4 3.5 3 3 3 10 Cukup
18 Reza Tri Utama 4 5 4.5 4 4 4 4 4 4 12.5 Baik
19 Risky Dwi Jayanti 4 4 4 4 4 4 3 4 3.5 11.5 Cukup
20 Roli Russiadi 4 5 4.5 4 4 4 4 4 4 12.5 Baik
21 Roni Setyawan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
22 Siska Dwi Nugrahini 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 4 4 4 3 4 3.5 3 4 3.5 11 Cukup
24 Widi Hayu Pangestuti 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 Sangat Baik
25 Winda Sagita 4 4 4 4 4 4 12 Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
281
26 Yulita Widyaningsih 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
Jumlah 93 102 101.5 95 100 101.5 91 99 99 302
Rata-rata 3.72 4.08 3.90 3.8 4 3.90 3.64 3.96 3.81 11.62 Cukup
Persentase 74.4% 81.6% 78.08% 76% 80% 78.08% 72.8% 79.2% 76.15% 77.44%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
281
Lampiran 32a. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus II
Waktu : Pukul 11.00 – 12.45 WIB
Tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2013
Keterangan : Siklus II, pertemuan 1
No Kegiatan
Aspek yang
dinilai
Amatan
1 2 3 4 5
I Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan ruang,
alat, dan media
pembelajaran.
v
Guru sudah baik dalam
menyiapkan bahan sebelum
pembelajaran dimulai.
2. Memeriksa kesiapan
siswa. v
Guru sudah menyiapkan siswa
dengan mempresensi dan
menanyakan kesiapan siswa.
3. Memberikan apersepsi.
v Guru memberikan apersepsi
dengan menyinggung hasil tulisan
siswa sebelumnya.
4. Menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan
indikator yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran.
v
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
II Kegiatan Inti
A. Penugasan Materi
Pembelajaran
1. Mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan.
v Guru mengaitkan dengan tema
yang akan dibahas dalam
kelompok.
2. Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan.
v
Guru menghubungkan materi
dengan kondisi siswa (melalui
bertanya tentang kesulitan siswa).
3. Menunjukkan
penguasaan materi
pembelajaran.
v Guru menguasai materi yang
disampaikan kepada siswa.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP.
v
Tahapan dalam RPP dilaksanakan
guru dengan urut.
2. Melaksanakan
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI.
v Guru sudah mengusahakan
penerapan pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
3. Menjelaskan v Guru menyampaikan langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
282
pendekatan SAVI
kepada siswa.
khusus tentang pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
4. Membimbing siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru memberikan pengarahan
kepada siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan SAVI.
5. Memanfaatkan media
dalam pembelajaran.
v Guru memanfaatkan papan tulis,
spidol, laptop, dan proyektor.
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu.
v Guru melaksanakan pembelajaran
sudah sesuai dengan waktu yang
dialokasikan.
C.
Pembelajaran yang
Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
v Guru memberikan kesempatan
untuk bertanya tentang kesulitan
yang ditemui dalam menulis.
2. Menumbuhkan
partisipasi dan
komunikasi aktif antara
guru dengan siswa dan
antara siswa dengan
siswa.
v Guru sudah melibatkan siswa
dalam kegiatan bertanya jawab.
3. Menumbuhkan
keinginan bekerja sama
dan bertanggung jawab
terhadap kelompok.
v Memberikan kesempatan siswa
untuk berdiskusi dalam
merumuskan kerangka karangan.
D. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
1. Memantau/mengontrol
siswa.
v Kontrol yang dilakukan belum
maksimal, tapi lebih baik dari
sebelumnya. Ada masalah baru.
2. Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
kompetensi.
v Menggunakan instrumen penilaian
sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dengan kriteria
penilaian yang jelas.
E. Kegiatan Penutup
1. Melaksanakan
refleksi/merangkum
dengan melibatkan
siswa.
v
Sedikit melakukan refleksi di
akhir pembelajaran.
2. Melaksanakan tindak
lanjut dengan
memberikan arahan,
kegiatan, tugas sebagai
bagian dari
remidi/pengayaan.
v Berpesan agar siswa
menyelesaikan pekerjaan
kelompok di rumah.
Jumlah 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
283
Skor 77
Kriteria Cukup
Keterangan :
1. : sangat kurang
2. : kurang
3. : cukup
4. : baik
5. : sangat baik
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
100 Sangat baik
80 – 99 Baik
60 – 79 Cukup
40 – 59 Kurang
20 – 39 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pembelajaran telah dilaksanakan dengan pendekatan SAVI, meski belum selesai
pada pertemuan pertama ini. Guru sudah cukup baik dalam menjalankan perannya,
banyak siswa yang mengungkapkan kendala yang dihadapi dalam menulis. Hal ini akan
berguna bagi proses perbaikan di pertemua selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
284
Lampiran 32b. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus II
Waktu : Pukul 12.00 – 13.30 WIB
Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2013
Keterangan : Siklus II, pertemuan 2
No Kegiatan
Aspek yang
dinilai
Amatan
1 2 3 4 5
I Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan ruang,
alat, dan media
pembelajaran.
v Guru cukup baik dalam
menyiapkan bahan sebelum
pembelajaran dimulai (laptop dan
proyektor).
2. Memeriksa kesiapan
siswa.
v Guru sudah menyiapkan siswa
dengan mempresensi dan
menanyakan kesiapan siswa.
3. Memberikan apersepsi.
v Guru memberikan apersepsi
dengan menyinggung hasil tulisan
siswa sebelumnya.
4. Menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan
indikator yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran.
v Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
II Kegiatan Inti
A. Penugasan Materi
Pembelajaran
1. Mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan.
v Guru mengaitkan pengetahuan
lain dengan tema yang akan
dibahas dalam kelompok.
2. Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan.
v
Guru menghubungkan materi
dengan kondisi siswa (melalui
bertanya tentang kesulitan siswa).
3. Menunjukkan
penguasaan materi
pembelajaran.
v
Guru memberikan penjelasan jika
ada yang bertanya, karena dalam
diskusi kelompok, tetapi guru aktif
dalam menghampiri kelompok.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP.
v Tahapan dalam RPP dilaksanakan
guru dengan urut.
2. Melaksanakan
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI.
v Guru menerapan pendekatan
SAVI dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
285
3. Menjelaskan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v
Guru tak menyampaikan langkah
khusus tentang pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
4. Membimbing siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru memberikan pengarahan
kepada siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan SAVI, meski
belum merata.
5. Memanfaatkan media
dalam pembelajaran.
v Guru memanfaatkan proyektor.
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu.
v Guru melaksanakan pembelajaran
sudah sesuai dengan waktu yang
dialokasikan.
C.
Pembelajaran yang
Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
v
Guru sudah cukup memberikan
kesempatan untuk bertanya.
2. Menumbuhkan
partisipasi dan
komunikasi aktif antara
guru dengan siswa dan
antara siswa dengan
siswa.
v Guru sudah melibatkan siswa
dalam kegiatan bertanya jawab.
3. Menumbuhkan
keinginan bekerja sama
dan bertanggung jawab
terhadap kelompok.
v
Memberikan kesempatan siswa
untuk berdiskusi dalam
merumuskan kerangka karangan.
D. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
1. Memantau/mengontrol
siswa.
v Kontrol yang dilakukan sudah
baik dengan aktif menghampiri
tiap kelompok.
2. Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
kompetensi.
v Menggunakan instrumen penilaian
sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dengan kriteria
penilaian yang jelas.
E. Kegiatan Penutup
1. Melaksanakan
refleksi/merangkum
dengan melibatkan
siswa.
v
Sedikit melakukan refleksi di
akhir pembelajaran.
2. Melaksanakan tindak
lanjut dengan
memberikan arahan,
kegiatan, tugas sebagai
bagian dari
remidi/pengayaan.
v Berpesan agar siswa rajin belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
286
Jumlah 74
Skor 74
Kriteria Cukup
Keterangan :
1. : sangat kurang
2. : kurang
3. : cukup
4. : baik
5. : sangat baik
Perolehan Skor
Nilai Akhir = X Skor Ideal (100) = …….
Skor Maks. (100)
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
100 Sangat baik
80 – 99 Baik
60 – 79 Cukup
40 – 59 Kurang
20 – 39 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pembelajaran telah dilaksanakan dengan pendekatan SAVI, siswa terlihat lebih
aktif dalam kelompok, lebih berani dalam berdiskusi. Guru sudah cukup baik dalam
menjalankan perannya, kontrol dan pengawasan guru sudah baik. Guru sudah
menjalankan urutan RPP dalam pembelajaran dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
287
Lampiran 33. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi Siklus II
No Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kriteria
1. Nilai 77 74 75,5 Cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
288
Lampiran 34a. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 2
Guru menerangkan materi menulis eksposisi dalam pembelajaran.
Guru menerangkan materi menulis eksposisi dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
289
Lampiran 34b. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 2
Siswa terlihat bermain hp saat diskusi kelompok berlangsung.
Beberapa siswa dalam kelompok berbeda terlihat bersenda gurau.
Siswa terlihat diskusi untuk memecahkan
masalah dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
290
Lampiran 34c. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 2
Siswa terlihat diskusi untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran. Siswa membuat tulisan eksposisi setelah selesai berdiskusi antaranggota dalam
kelompok.
Siswa membuat tulisan eksposisi setelah selesai berdiskusi antaranggota dalam
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
291
Lampiran 35. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 3
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Karangdowo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/I
Pertemuan : 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf
(naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : 4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk
ragam paragraf ekspositif.
Indikator :
1. Memahami paragraf ekposisi.
2. Memahami aspek-aspek yang diperhatikan dalam menulis
eksposisi.
3. Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi
paragraf ekspositif.
4. Menyusun kerangka paragraf ekspositif.
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan eksposisi.
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mengikuti pelajaran ini diharapkan mampu:
1. Memahami paragraf ekposisi.
2. Memahami aspek-aspek yang diperhatikan dalam menulis eksposisi.
3. Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif.
4. Menyusun kerangka paragraf ekspositif.
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan eksposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
292
B. Materi Pembelajaran
1. Karangan ekposisi
2. EYD
C. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan SAVI
2. Metode ceramah
3. Metode diskusi kelompok
4. Penugasan
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter yang
Dikembangkan
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Berdoa, presensi.
2. Apersepsi pembelajaran tentang pelajaran
sebelumnya.
10’
Komunikatif,
rasa ingin tahu,
bertanggung
jawab, bekerja
keras, mandiri
2. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang
karangan.
b. Guru menerangkan karangan eksposisi.
c. Guru mengevaluasi tulisan siswa dan
menyampaikan target yang akan dicapai dalam
pelajaran.
2. Elaborasi
a. Guru menunjukkan contoh karangan
eksposisi.
b. Guru dan siswa menentukan tema tulisan.
c. Guru membentuk kelas menjadi kelompok-
kelompok kecil.
3. Konfirmasi
a. Siswa bekerja sama menentukkan kerangka
70’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
293
karangan.
b. Guru membantu mengarahkan siswa.
c. Siswa bertanya tentang materi yang belum
jelas.
d. Guru mengontrol jalannya pelajaran.
3. Kegiatan Penutup
1. Guru merefleksi pembelajaran yang
dilakukan.
2. Guru menugasi siswa.
10’
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter yang
Dikembangkan
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Berdoa, presensi.
2. Apersepsi pembelajaran tentang pertemuan
sebelumnya.
10’
Komunikatif,
rasa ingin tahu,
bertanggung
jawab, bekerja
keras, mandiri
2. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Guru mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan kerangka karangan.
2. Elaborasi
a. Siswa bersama kelompok membuat kerangka
karangan.
b. Guru menayangkan gambar di depan kelas.
c. Siswa membuat karangan eksposisi.
3. Konfirmasi
a. Guru membimbing kelompok.
70’
3. Kegiatan Penutup
1. Guru merefleksi pembelajaran yang
dilakukan.
2. Guru mengucap salam.
10’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
294
E. Media dan Sumber Belajar
1. Tim MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia SMA. 2013. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Klaten: Perdana.
2. Media gambar
3. Lembar Kerja Siswa
4. EYD
F. Penilaian
Penilaian Proses dan penilaian keterampilan menulis eksposisi siswa.
1. Penilaian Proses Pembelajaran
No
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai Total
Skor
Deskripsi
Pengamatan
A B C
1 Alfian Hari Pamungkas
2 Amalia Rasi Devinta
3 Angger Bagas Gusti P.
4 Arisanti Shafira Isnaeni
5 Arum Kusuma Wardani
6 Devangga Fajar Nugroho
7 Dwi Yuliana
8 Hendra Krisyanti
9 Herda Setiya Utami
10 Indri Ana
11 Indri Ani
12 Joko Waloyo
13 Kaymilia Fabian Tsuraya
14 Lisa Romadhani
15 Lutfah Nur Wijayanti
16 Nita Tri Savari
17 Novia Nur Hidayah
18 Reza Tri Utama
19 Risky Dwi Jayanti
20 Roli Russiadi
21 Roni Setyawan
22 Siska Dwi Nugrahini
23 Shahrul Diqi Arfiansyah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
295
24 Widi Hayu Pangestuti
25 Winda Sagita
26 Yulita Widyaningsih
Jumlah
Rata-rata
Persentase (%)
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan
pendapat, dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani
menyampaikan pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan
pendapat, tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan
diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi
masih belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak
aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
tidak mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
296
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak
sibuk dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi
dan menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang
sibuk dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi
guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas
sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang
menunjukkan kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
297
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
2. Penilaian Keterampilan Menulis Eksposisi
Jenis Tagihan : Tes Tulis
Bentuk penilaian : Rubrik Penilaian
Soal/Instrumen :
Buatlah tulisan eksposisi dengan sesuai dengan kerangka yang sudah dibuat
kelompok! Perhatikan teknik penulisannya!
Pedoman Penskoran
Aspek Skor Kriteria
I
S
I
4
3
2
1
Baik: padat informasi * substansif * pengembangan tesis tuntas
* relevan dengan permasalahan dan tuntas.
Cukup: informasi cukup * substansi cukup * pengembangan
tesis cukup * relevan dengan permasalahan dan cukup lengkap.
Kurang: informasi terbatas * substansi kurang * pengembangan
tesis terbatas * cukup relevan dengan permasalahan tetapi kurang
lengkap.
Sangat Kurang: tidak berisi informasi * tidak ada substansi *
tidak ada pengembangan tesis * tidak relevan dengan
permasalahan dan tidak lengkap.
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
4
3
2
1
Baik: pengungkapan gagasan lancar * gagasan diungkapkan
dengan jelas * padat * tertata dengan baik * urutan logis * ada
kohesif dan koheren.
Cukup: pengungkapan gagasan kurang lancar * gagasan kurang
terorganisasi tetapi ide utama terlihat * bahan pendukung
terbatas * urutan logis tetapi tidak lengkap * cukup kohesif dan
koheren.
Kurang: pengungkapan gagasan tidak lancar * gagasan kacau,
terpotong-potong atau melompat-lompat * urutan logis tetapi
tidak lengkap * kurang kohesif dan koheren.
Sangat Kurang: pengungkapan gagasan tidak komunikatif *
gagasan tidak terorganisasi * tidak kohesif dan koheren serta
tidak layak nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
298
K
O
S
A
K
A
T
A
4
3
2
1
Baik: pemanfaatan potensi kata sangat baik * pilihan kata dan
ungkapan tepat * menguasai pembentukan kata.
Cukup: pemanfaatan potensi kata baik * pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang kurang tepat * cukup menguasai
pembentukan kata.
Kurang: pemanfaatan potensi kata terbatas * pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang kurang tepat * kurang menguasai
pembentukan kata.
Sangat Kurang: pemanfaatan potensi sangat terbatas * sering
terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan merusak makna *
tidak menguasai pembentukan kata.
P
E
N
G
B
A
H
A
S
A
4
3
2
1
Baik: konstruksi kalimat lengkap dan efektif * hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Cukup: konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif * kesalahan
kecil pada konstruksi kalimat * terjadi sejumlah kesalahan tetapi
makna tidak kabur.
Kurang: terjadi kesalahan serius dalam rangkaian kalimat *
makna membingungkan atau kabur.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis * terdapat
banyak kesalahan * tidak komunikatif * tidak layak nilai.
M
E
K
A
N
I
K
4
3
2
1
Baik: menguasai aturan penulisan * hanya terdapat beberapa
kesalahan ejaan dan tanda baca * rapi dan bersih.
Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca
tetapi tidak mengaburkan makna * cukup rapi dan bersih.
Kurang: sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca * makna
membingungkan atau kabur * kurang rapi dan bersih.
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan * terdapat
banyak kesalahan ejaan * tulisan tidak terbaca * tidak rapi dan
tidak bersih * tidak layak nilai.
Hartfield (dalam Nurgiyantoro, 2009: 307), dengan modifikasi peneliti.
Nilai = Skor total x 5 = . . . . . .
Karangdowo, November 2013
Guru Pengampu Peneliti
Drs. Suryoko, M.Pd. Yunianto Dwi Hartanto
NIP 19620203 199403 1 007 NIM S841208050
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Karangdowo
Drs. Sahana, M.M.
NIP 19651105 198803 1 011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
299
LAMPIRAN
Materi Pembelajaran Menulis Eksposisi
Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa jenis karangan. Setiap karangan pada
hakikatnya menyampaikan ide dan gagasan kepada pembaca. Menurut beberapa ahli,
seperti Gorys Keraf (1999: 6-7) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis
berdasarkan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu: (1) eksposisi; (2)
eksposisi; (3) persuasi; (4) deskripsi; dan (5) narasi.
1) Eksposisi
Tulisan eksposisi menurut Semi (1990: 36) adalah tulisan yang bertujuan
menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Dalam tulisan ini
dipaparkan suatu kejadian atau masalah analitis dan kronologis supaya pembaca
dapat memahami informasi tersebut. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud
dan hakikat suatu objek. Selain itu, juga digunakan untuk menjelaskan bagaimana
pertalian suatu objek dengan objek lain.
Senada dengan pendapat di atas, Keraf (1999: 7) menjelaskan bahwa
eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuan utamanya adalah memberitahukan atau
memberi informasi mengenai suatu objek. Hampir sama dengan pendapat tersebut,
Slamet (2009: 103) mengungkapkan bahwa eksposisi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal
yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi
pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan
penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Sementara itu Muchlisoh (1991: 134) menyatakan bahwa eksposisi
merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang
dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang. Eksposisi sering
digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah, ilmiah populer, dan uraian
ilmiah lainnya yang pada prinsipnya tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang
lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesis bahwa tulisan eksposisi
merupakan tulisan yang menjelaskan dan menginformasikan sesuatu yang dapat
menambah pengetahuan seseorang atau pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
300
2) Persuasi
Persuasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha mempengaruhi orang lain
atau pembaca. Pengaruh yang diberikan tersebut agar para pendengar ataupun
pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang melakukan persuasi walaupun pembaca
atau pendengar sebenarnya tidak terlalu paham dan percaya dengan apa yang
dikatakan itu.
Senada dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa
persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda
dengan eksposisi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk
mencapai kebenaran, sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional.
Persuasi dikatakan penyimpangan dari eksposisi karena dalam eksposisi
terdapat usaha untuk membujuk atau meyakinkan pembaca didasarkan pada
kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan. Dalam persuasi biasanya
menggunakan pendekatan emotif, yaitu pendekatan yang berusaha membangkitkan
dan merangsang emosi agar mengarahkan mereka pada tujuan yang ingin dicapai
penulis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan
persuasi adalah tulisan yang berusaha mempengaruhi orang lain yang disajikan
dengan fakta-fakta yang logis.
3) Deskripsi
Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu
objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan
mata kepala pembaca, seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Keraf,
1999: 16). Muchlisoh (1991: 131) menyatakan bahwa melalui deskripsi, seorang
penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil pengamatan dan perasaannya
kepada pembaca dengan menjelaskan sifat dan semua perincian yang ada dalam
sebuah objek.
Deskripsi menurut Slamet (2009: 103) adalah ragam wacana yang melukiskan
atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau
memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca, sehingga dia seolah-olah melihat,
mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
301
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu dikarenakan
rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi
pembaca serta menjadikan pembaca seolah ikut mendengar seolah ikut mendengar,
merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini berhubungan
dengan pengalaman pancaindra pembaca seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan perasaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis
bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yang berusaha menyajikan suatu objek agar
seolah-olah berada di depan pandangan pembaca berdasarkan hasil pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya.
4) Narasi
Narasi merupakan wacana yang mengisahkan suatu kejadian. Lebih jelasnya
Muchlisoh (1991: 127) menyatakan bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mangalami sendiri peristiwa tersebut. Oleh karena itu,
unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Hampir sama dengan pendapat di atas, Slamet (2009: 103) menyatakan bahwa
narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.
Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca
mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Tulisan narasi menurut Semi (1990: 32) merupakan bentuk tulisan yang
bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Sementara itu, Keraf (1999: 17) menyatakan
narasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu peristiwa
atau kejadian, sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para
pembaca. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan narasi
merupakan tulisan yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa sesuai urutan waktu
dan seolah-olah pembaca mengalami peristiwa tersebut.
5) Eksposisi
Eksposisi merupakan sebuah tulisan yang berusaha membuktikan suatu
kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima suatu kebenaran
dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis.
Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa eksposisi adalah ragam wacana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
302
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan
oleh penulisnya.
Lebih lanjut Muchlisoh (1991: 135) memaparkan bahwa untuk memperkuat
ide atau pendapatnya, penulis wacana eksposisi harus menyertakan data-data
pendukung. Tujuannya adalah pembaca agar yakin atas kebenaran yang disampaikan
penulis. Dalam karangan eksposisi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah
dikenali. Ciri-ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang
dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; dan (3)
pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau karangan
eksposisi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan,
dan penelitian kepustakaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis
bahwa tulisan eksposisi adalah tulisan yang berusaha meyakinkan pembaca yang
diikuti dengan fakta-fakta pendukung untuk memperkuat argumen penulis agar
pembaca percaya atau menerima argumen penulis.
Dalam membuat tulisan eksposisi, terdapat beberapa hal penting, antara lain:
1. Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat
historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi,
dan sebagainya;
2. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta; dan
3. Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.
Langkah-langkah Menulis Eksposisi
1. menentukan tema,
2. menentukan tujuan karangan,
3. memilih data yang sesuai dengan tema, dan
4. membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka menjadi karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
303
Contoh Gambar yang Disajikan dalam Pembelajaran pada Siklus 3
Gambar akibat orang yang suka mengonsumsi rokok
Gambar peringatan bahaya merokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
304
Contoh Gambar yang Disajikan dalam Pembelajaran pada Siklus 3
Gambar salah satu akibat merokok, yaitu bisa jadi pemborosan
Gambar menyalakan rokok sama saja menyalakan bom waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
305
Lampiran 36a. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus 3
Tujuan : mengetahui proses pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E
Lokasi : kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
Hari : Sabtu
Tanggal : 2 November 2013
Waktu : 11.00 s.d. 12.45 WIB
Objek : Drs. Suryoko, M.Pd. (guru Bahasa Indonesia)
26 siswa (laki-laki 8 dan perempuan 18)
Observator : Yunianto Dwi Hartanto
Setting/Latar
Observasi dilaksanakan di ruangan kelas X-E yang berukuran lebih kurang 7 x 9
meter. Kelas X-E terletak di sebelah timur lapangan upacara. Ruangan ini menghadap ke
barat dengan tembok di cat kuning. Bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru. Di
dinding bagian depan tergantung sebuah papan tulis berwarna putih (whiteboard). Di
samping barat terdapat poster presiden dan wakil presiden Republik Indonesia beserta
patung burung Garuda (lambang negara Indonesia). Di samping timur terdapat papan
yang berisi bank data kelas, papan pengumuman, dan kalender.
Bagian dinding sebelah barat terdapat speaker yang digunakan untuk memberikan
informasi penting dari sekolah dan untuk media listening sewaktu Ujian Akhir Nasional
(UAN). Selain itu juga terdapat gambar pahlawan Pangeran Diponegoro. Bagian dinding
sebelah belakang/utara terdapat jam dinding dan berbagai karya siswa. Pada bagian
dinding timur terdapat tulisan poster yang berisi semangat agar siswa berani berpendapat.
Tidak hanya di dinding saja, di langit-langit kelas juga terdapat sebuah kipas angin dan
Liquid Crystal Display (LCD).
Tempat duduk siswa berjajar enam ke belakang. Terdapat 26 meja dan 26 kursi
siswa. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tidak digunakan (memang karena tidak
digunakan). Peneliti mengambil tempat duduk paling belakang, dan berperan sebagai
partisipan pasif dalam pembelajaran. Sebelum pembelajaran peneliti menyiapkan
netbook yang akan digunakan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
306
Deskripsi
Siang itu pukul 11.05 WIB Pak Suryoko memasuki kelas X-E dengan membawa
buku paket bahasa Indonesia kelas X. Pak Suryoko menyuruh siswa untuk menyiapkan
diri sebelum pelajaran dimulai.
“Assalamualaikum warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang anak-anak.”
Ucap Pak Suryoko. “Walaikumsalam warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang Pak.”
Jawab siswa dengan serentak diiringi suara yang sedang (siswa terlihat semangat dalam
menjawab, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang terlihat kurang bersemangat).
Pak Suryoko kemudian mempresensi siswa kelas X-E, semua siswa hadir dalam
pembelajaran. Lalu Pak Suryoko membuka pelajaran. Dalam pembelajaran kali ini, guru
mengusahakan dilaksanakan dengan santai, agar suasana lebih nyaman.
“Anak-anak, nilai menulis kalian kemarin sudah jadi, dan sudah dinilai. Namun
belum sesuai target, kurang sedikit lagi. Masih terdapat beberapa anak yang belum
mencapai target. Nah, kita akan mencoba membahas lagi mengenai materi kemarin.
Semoga kalian tidak bosan ya.” Ungkap Pak Suryoko.
“Lha memangnya berapa ta Pak targetnya? Tanya salah seorang siswa.
“75% dari jumlah kalian harus tuntas, sekitar 19 siswa, jadi ya tinggal sedikit
lagi.” Jawab Pak Suryoko. Guru menyampaikan kembali materi menulis eksposisi. Selain
itu, Pak Suryoko juga menyinggung tentang EYD, karena dalam tulisan siswa masih saja
terdapat kesalahan yang berhubungan dengan EYD. Selain itu, beliau juga mengingatkan
agar percaya diri dan tidak meniru tulisan teman. Beliau memperingatkan siswa agar
tidak menggunakan HP dalam pelajaran.
“Sampai di sini ada yang mau ditanyakan apa tidak? Bisa diterapkan dalam
pelajaran ta?” Tanya Pak Suryoko.
“Mudah Pak.” Jawab siswa.
Pak Suryoko membentuk siswa menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas 5 dan 6 orang. Kelompok dibuat berdasarkan nomor presensi, 1-5,
6-10, dan seterusnya. Pak Suryoko mengarahkan siswa untuk segera bergabung dengan
kelompok yang telah dibentuk.
Setelah situasi agak tenang, Pak Suryoko langsung melempar tema yang disukai
oleh siswa.
“Kita harus menentukan tema dulu agar lebih mudah dalam menulis, ada yang
mau mengusulkan tema?” Tanya Pak Suryoko. Setelah bertanya jawab dengan siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
307
akhirnya dipilih tema tentang “merokok”, tema ini dipilih karena beberapa kasus yang
terjadi di SMA Karangdowo. Pak Suryoko menyuruh kepada anggota kelompok untuk
diskusi menentukan kerangka yang sesuai dengan tema “merokok”. Guru berkeliling
sambil mengawasi proses diskusi yang dilakukan oleh siswa. Terlihat siswa bertanya
kepada Pak Suryoko tentang materi yang didiskusikan.
“Kring kring.” Bel berdering panjang, tanda jam pelajaran usai dan waktunya
pulang tiba. Pak Suryoko berpesan agar segera menyelesaikan kerangka di rumah.
Pelajaran diakhiri dengan doa yang dilakukan oleh ketua kelas. Siswa terlihat keluar
kelas dan pulang ke rumah masing-masing. Peneliti dan guru meninggalkan kelas.
Refleksi
Pembelajaran menulis eksposisi berlangsung selama dua jam pelajaran. Tentu
saja sudah cukup banyak energi yang terkuras. Pembelajaran ini, guru mengevaluasi dan
menyampaikan hasil tulisan siswa yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumya.
Pembelajaran kali ini dilaksanakan masih menggunakan pendekatan SAVI, tentu saja
dengan perencanaan yang lebih baik.
Guru melakukan evaluasi hingga selesai dengan baik, guru lalu membuat contoh
tulisan eksposisi di depan kelas dengan tema dan gambar yang disajikan di pertemuan
sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran betapa mudahnya membuat
tulisan eksposisi. Di akhir pembelajaran, guru membentuk anggota kelompok dan
mengangkat tema yang akan menjadi bahan diskusi untuk semua kelompok. Guru sudah
mulai ke belakang dalam menjelaskan materi. Pembelajaran diakhiri dengan menentukan
tema yang akan digunakan sebagai bahan diskusi. Pembelajaran terlihat aktif dan siswa
terlihat bersemangat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
308
Lampiran 36b. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus 3
Tujuan : mengetahui proses pembelajaran menulis ekposisi di kelas X-E
Lokasi : kelas X-E SMA Negeri 1 Karangdowo
Hari : Selasa
Tanggal : 5 November 2013
Waktu : 12.00 s.d. 13.30 WIB
Objek : Drs. Suryoko, M.Pd. (guru Bahasa Indonesia)
26 siswa (laki-laki 8 dan perempuan 18)
Observator : Yunianto Dwi Hartanto
Setting/Latar
Observasi dilaksanakan di ruangan kelas X-E yang berukuran lebih kurang 7 x 9
meter. Kelas X-E terletak di sebelah timur lapangan upacara. Ruangan ini menghadap ke
barat dengan tembok di cat kuning. Bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru. Di
dinding bagian depan tergantung sebuah papan tulis berwarna putih (whiteboard). Di
samping barat terdapat poster presiden dan wakil presiden Republik Indonesia beserta
patung burung Garuda (lambang negara Indonesia). Di samping timur terdapat papan
yang berisi bank data kelas, papan pengumuman, dan kalender.
Bagian dinding sebelah barat terdapat speaker yang digunakan untuk memberikan
informasi penting dari sekolah dan untuk media listening sewaktu Ujian Akhir Nasional
(UAN). Selain itu juga terdapat gambar pahlawan Pangeran Diponegoro. Bagian dinding
sebelah belakang/utara terdapat jam dinding dan berbagai karya siswa. Pada bagian
dinding timur terdapat tulisan poster yang berisi semangat agar siswa berani berpendapat.
Tidak hanya di dinding saja, di langit-langit kelas juga terdapat sebuah kipas angin dan
Liquid Crystal Display (LCD).
Tempat duduk siswa berjajar enam ke belakang. Terdapat 26 meja dan 26 kursi
siswa. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tidak digunakan (memang karena tidak
digunakan). Peneliti mengambil tempat duduk paling belakang, dan berperan sebagai
partisipan pasif dalam pembelajaran. Sebelum pembelajaran peneliti menyiapkan
netbook yang akan digunakan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
309
Deskripsi
Siang itu pukul 11.05 WIB Pak Suryoko memasuki kelas X-E dengan membawa
buku paket bahasa Indonesia kelas X. Pak Suryoko menyuruh siswa untuk menyiapkan
diri sebelum pelajaran dimulai.
“Assalamualaikum warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang anak-anak.”
Ucap Pak Suryoko. “Walaikumsalam warahmatulahi wabarakhatuh, selamat siang Pak.”
Jawab siswa dengan serentak diiringi suara yang sedang (siswa terlihat semangat dalam
menjawab salam).
Pak Suryoko kemudian mempresensi siswa kelas X-E, terdapat siswa bernama
Angger Bagas Gusti Pangestu dan Yulita Widyaningsih yang tidak masuk, karena alfa
dan Amalia Radi Devinta yang sakit, tiga siswa tidak hadir dalam pembelajaran. Lalu
Pak Suryoko membuka pelajaran.
“Apa kalian masih ingat dengan materi kemarin?” Tanya Pak Suryoko.
“Masih Pak.” Jawab siswa dengan cukup keras.
“Bagaimana dengan kerangka karangan yang kemarin kalian buat? Apa sudah
selesai dibuat? Seperti biasa, kerangka itu nanti akan kalian gunakan membuat tulisan
eksposisi. Sekarang kalian bergabung kembali dengan kelompok kalian kemarin. Dicek
ulang, biar mantap. Sambil menanti siswa bergabung dengan kelompok, peneliti dan guru
menyiapkan netbook dan menyalakan lcd proyektor yang digunakan dalam menampilkan
gambar.
“Nah, kalian liat di depan kalian, sekarang kalian perhatikan kerangka yang telah
kalian buat. Nanti Bapak akan menampilkan gambar-gambar yang bisa menghibur kalian
kalian.” Tegas Pak Suryoko. (siswa nampak antusias dalam menyimak perkataan Pak
Suryoko).
Guru kemudian menampilkan slide gambar yang berisi tentang Hal-hal yang
berkenaan dengan merokok, misalnya gambar jantung yang dililit rokok, rokok yang
dibuat seperti pocong, janin yang mati, dan sebagainya. Siswa memperhatikan yang
disampaikan guru, semua siswa tertawa karena gambar yang disajikan menarik
perhatikan mereka.
“Dengan gambar tadi, Bapak harapkan kalian bisa terangsang dan lebih mudah
dalam menulis karangan, tetapi tetap harus sesuai dengan kerangka karangan yang telah
dibuat tadi. Jadi kalau sudah, silakan kalian membuat tulisan eksposisi sesuai dengan
kerangka karangan tadi. Dan ingat, jangan sama dengan teman kelompok kalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
310
meskipun kerangkanya sama.” Jelas Pak Suryoko. (sambil memberi penjelasan, Pak
Suryoko membagikan kertas untuk membuat karangan).
Pak Suryoko mengawasi, membimbing, dan menjaga suasana kelas agar tetap
kondusif. Guru membimbing anak yang sedang menulis, membantu siswa yang kesulitan
dalam menulis. “Ayo kalau sudah selesai, kertasnya dikumpulkan di depan.” Pinta Pak
Suryoko. Terlihat siswa silih berganti mengumpulkan pekerjaannya. Hingga semua
sudah terkumpul jadi satu. Bel berdering, tanda pulang sekolah tiba. “Kring kring.” Bel
berdering panjang. Pelajaran diakhiri dengan doa dan guru menyampaikan pesan dan
mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan pendekatan SAVI. Siswa
terlihat keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing. Peneliti dan guru
meninggalkan kelas.
Refleksi
Pada siklus ketiga ini hanya dilakukan dalam dua kali pertemuan. Hal ini
dilakukan agar mencapai target yang direncakan di awal. Dalam pembelajaran, guru
langsung meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok masing-masing. Guru
terlihat lebih aktif daripada pertemuan sebelumnya, mulai dari lanjutan pembentukan
kelompok hingga penayangan gambar yang dilakukan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk
mengefektifkan waktu yang ada. Guru terlihat menghampiri setiap kelompok untuk
memberikan arahan dan pengawasan. Dengan waktu yang singkat, siswa secara tidak
langsung harus bisa membuat tulisan dengan waktu yang lebih singkat. Guru sudah
menjalankan peran dengan baik. Semua siswa yang masuk bisa mengumpulkan
tulisannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
311
Lampiran 37a. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
312
Lampiran 37b. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
313
Lampiran 37c. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
314
Lampiran 38. Daftar Perolehan Nilai Menulis Siswa Siklus 3
No Nama Aspek Penilaian
Total
Skor I II III IV V
1 Alfian Hari Pamungkas 3 3 3 3 2 14 70
2 Amalia Rasi Devinta - - - - - - -
3 Angger Bagas Gusti Pangestu - - - - - - -
4 Arisanti Shafira Isnaeni 3 3 4 3 3 16 80
5 Arum Kusuma Wardani 3 4 4 3 3 17 85
6 Devangga Fajar Nugroho 3 4 3 3 2 15 75
7 Dwi Yuliana 3 3 3 3 2 14 70
8 Hendra Krisyanti 3 4 4 3 3 17 85
9 Herda Setiya Utami 3 4 4 3 3 17 85
10 Indri Ana 3 3 3 3 3 15 75
11 Indri Ani 3 4 4 3 3 17 85
12 Joko Waloyo 3 4 3 3 3 16 80
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 3 3 3 3 3 15 75
14 Lisa Romadhani 3 3 3 3 3 15 75
15 Lutfah Nur Wijayanti 3 4 4 3 3 17 85
16 Nita Tri Savari 3 4 3 3 2 15 75
17 Novia Nur Hidayah 3 3 4 3 3 16 80
18 Reza Tri Utama 3 3 3 3 3 15 75
19 Risky Dwi Jayanti 3 4 3 3 3 16 80
20 Roli Russiadi 3 4 3 3 2 15 75
21 Roni Setyawan 3 4 3 2 3 15 75
22 Siska Dwi Nugrahini 3 3 4 2 3 15 75
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 3 3 3 3 2 14 70
24 Widi Hayu Pangestuti 3 4 4 3 3 17 85
25 Winda Sagita 3 4 3 3 3 16 80
26 Yulita Widyaningsih - - - - - - -
Jumlah 1795
Rata-rata 78
Skor = Jumlah Total x 5 = . . . .
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
V : Mekanik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
315
Lampiran 39a. Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus III
Waktu : Pukul 11.00 – 12.45 WIB
Tanggal : Sabtu, 2 November 2013
Keterangan : Siklus III, pertemuan 1
No Nama Aspek yang dinilai Total
Skor
Deskripsi
A B C Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 4 5 4 13 Baik
2 Amalia Rasi Devinta 4 4 4 12 Baik
3 Angger Bagas Gusti P. 4 4 4 12 Baik
4 Arisanti Shafira Isnaeni 4 4 4 12 Baik
5 Arum Kusuma Wardani 4 4 4 12 Baik
6 Devangga Fajar Nugroho 4 4 4 12 Baik
7 Dwi Yuliana 5 5 4 14 Baik
8 Hendra Krisyanti 5 5 4 14 Baik
9 Herda Setiya Utami 5 5 4 14 Baik
10 Indri Ana 4 4 4 12 Baik
11 Indri Ani 4 4 4 12 Baik
12 Joko Waloyo 4 4 4 12 Baik
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 5 4 4 13 Baik
14 Lisa Romadhani 4 4 4 12 Baik
15 Lutfah Nur Wijayanti 5 5 5 15 Sangat Baik
16 Nita Tri Savari 4 4 4 12 Baik
17 Novia Nur Hidayah 4 4 4 12 Baik
18 Reza Tri Utama 4 4 4 12 Baik
19 Risky Dwi Jayanti 4 4 4 12 Baik
20 Roli Russiadi 4 4 4 12 Baik
21 Roni Setyawan 4 4 4 12 Baik
22 Siska Dwi Nugrahini 4 4 4 12 Baik
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 4 4 4 12 Baik
24 Widi Hayu Pangestuti 5 5 5 15 Sangat Baik
25 Winda Sagita 5 4 4 13 Baik
26 Yulita Widyaningsih 4 4 4 12 Baik
Jumlah 111 110 106 327
Rata-rata 4.27 4.23 4.08 12.58 Baik
Persentase 85.4% 84.6% 81.6% 83.86%
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
316
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan tidak
mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam kegiatan
diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
317
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pada pertemuan pertama siklus III, kinerja siswa mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan kinerja guru dalam pembelajaran
yang baik, kinerja siswa dikategorikan baik. Diharapkan pertemuan berikutnya lebih baik
lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
318
Lampiran 39b. Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi
Siklus III
Waktu : Pukul 12.00 – 13.30 WIB
Tanggal : Selasa, 5 November 2013
Keterangan : Siklus III, pertemuan 2
No Nama Aspek yang dinilai Total
Skor
Deskripsi
A B C Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 5 5 5 15 Sangat Baik
2 Amalia Rasi Devinta
3 Angger Bagas Gusti P.
4 Arisanti Shafira Isnaeni 5 5 5 15 Sangat Baik
5 Arum Kusuma Wardani 4 5 5 14 Baik
6 Devangga Fajar Nugroho 5 4 4 13 Baik
7 Dwi Yuliana 5 5 5 15 Sangat Baik
8 Hendra Krisyanti 5 4 4 13 Baik
9 Herda Setiya Utami 5 5 5 15 Sangat Baik
10 Indri Ana 5 4 5 14 Baik
11 Indri Ani 4 5 5 14 Baik
12 Joko Waloyo 4 4 4 12 Baik
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 5 5 5 15 Sangat Baik
14 Lisa Romadhani 4 4 4 12 Baik
15 Lutfah Nur Wijayanti 5 5 5 15 Sangat Baik
16 Nita Tri Savari 4 4 4 12 Baik
17 Novia Nur Hidayah 4 4 4 12 Baik
18 Reza Tri Utama 4 4 4 12 Baik
19 Risky Dwi Jayanti 4 4 4 12 Baik
20 Roli Russiadi 4 4 4 12 Baik
21 Roni Setyawan 4 4 4 12 Baik
22 Siska Dwi Nugrahini 4 4 4 12 Baik
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 4 4 4 12 Baik
24 Widi Hayu Pangestuti 5 4 4 13 Baik
25 Winda Sagita 5 5 5 15 Sangat Baik
26 Yulita Widyaningsih
Jumlah 103 101 102 306
Rata-rata 4.48 4.39 4.43 13.30 Baik
Persentase 89.6% 87.8% 88.7% 88.7%
Rata-rata
Persentase diperoleh : ----------------------- x 100 % =
Skor Maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
319
Keterangan :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka sesuai kriteria berikut :
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
A. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 4 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, terkadang berani menyampaikan
pendapat, tetapi masih sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 3 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berani
menanyakan tentang materi yang belum dipahami, berani menyampaikan pendapat,
tidak mau menyampaikan pendapat, sedikit aktif dalam kegiatan diskusi.
Skor 2 jika siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi masih
belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam
kegiatan diskusi.
Skor 1 jika siswa tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan tidak
mau menanyakan tentang materi yang belum dipahami, tidak aktif dalam kegiatan
diskusi.
B. Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, tidak sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan mencatat penjelasan materi guru.
Skor 4 jika siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pembelajaran, tidak mengantuk, tidak melamun, kadang sibuk
dengan aktivitas sendiri, dan kadang-kadang mencatat penjelasan materi guru.
Skor 3 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, kadang melamun, kadang sibuk dengan
aktivitas sendiri, dan tidak mencatat penjelasan materi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
320
Skor 2 jika siswa terkadang memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, kadang mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
Skor 1 jika siswa tidak memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi, mengantuk, melamun, sibuk dengan aktivitas sendiri.
C. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Skor 5 jika siswa bersemangat, antusias, dan menunjukkan kesungguhan dalam
pembelajaran.
Skor 4 jika siswa bersemangat, antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 3 jika siswa bersemangat, terkadang antusias, dan kadang-kadang menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 2 jika siswa terkadang semangat, terkadang antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Skor 1 jika siswa terkadang semangat, tidak antusias, dan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam pembelajaran.
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
15 Sangat baik
12 – 14 Baik
9 – 11 Cukup
6 – 8 Kurang
5 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pada pertemuan kedua siklus III, kinerja siswa mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan kinerja guru dalam pembelajaran
yang baik, kinerja siswa dikategorikan baik. Kinerja siswa sudah sesuai dengan yang
diharapkan/direncanakan oleh guru dan peneliti sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
321
Lampiran 40. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 3
No Nama
A B C
Jumlah
Deskripsi
Per. 1 Per. 2 Rata-
rata Per. 1 Per. 2
Rata-
rata Per. 1 Per. 2 Rata-rata Amatan
1 Alfian Hari Pamungkas 4 5 4.5 5 5 5 4 5 4.5 14 Baik
2 Amalia Rasi Devinta 4 4 4 4 4 4 12 Baik
3 Angger Bagas Gusti P 4 4 4 4 4 4 12 Baik
4 Arisanti Shafira Isnaeni 4 5 4.5 4 5 4.5 5 5 5 14 Baik
5 Arum Kusuma Wardani 5 5 5 4 5 4.5 4 5 4.5 14 Baik
6 Devangga Fajar Nugroho 5 5 5 4 4 4 5 4 4.5 13.5 Baik
7 Dwi Yuliana 5 5 5 5 5 5 4 5 4.5 14.5 Baik
8 Hendra Krisyanti 5 5 5 5 4 4.5 4 4 4 13.5 Baik
9 Herda Setiya Utami 5 5 5 5 5 5 4 5 4.5 14.5 Baik
10 Indri Ana 4 5 4.5 4 4 4 5 5 5 13.5 Baik
11 Indri Ani 4 4 4 4 5 4.5 4 5 4.5 13 Baik
12 Joko Waloyo 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 5 5 5 4 5 4.5 4 5 4.5 14 Baik
14 Lisa Romadhani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
15 Lutfah Nur Wijayanti 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 Sangat Baik
16 Nita Tri Savari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
17 Novia Nur Hidayah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
18 Reza Tri Utama 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
19 Risky Dwi Jayanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
20 Roli Russiadi 5 4 4.5 4 4 4 4 5 4.5 13 Baik
21 Roni Setyawan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
22 Siska Dwi Nugrahini 5 4 4.5 4 4 4 4 4 4 12.5 Baik
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 Baik
24 Widi Hayu Pangestuti 5 5 5 5 4 4.5 5 4 4.5 14 Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
322
25 Winda Sagita 5 5 5 4 5 4.5 4 5 4.5 14 Baik
26 Yulita Widyaningsih 4 4 4 4 4 4 12 Baik
Jumlah 115 104 115.5 110 101 111.5 109 103 112 339
Rata-rata 4.42 4.52 4.44 4.23 4.39 4.29 4.19 4.48 4.31 13.04 Baik
Persentase 88.46% 90.43% 88.85% 84.62% 87.83% 85.77% 83.85% 89.57% 86.15% 86.92%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
Lampiran 41a . Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi Siklus III
Waktu : Pukul 11.00 – 12.45 WIB
Tanggal : Sabtu, 2 November 2013
Keterangan : Siklus III, pertemuan 1
No Kegiatan
Aspek yang
dinilai
Amatan
1 2 3 4 5
I Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan ruang,
alat, dan media
pembelajaran.
v
Guru sudah baik dalam
menyiapkan bahan sebelum
pembelajaran dimulai.
2. Memeriksa kesiapan
siswa.
v Guru sudah menyiapkan siswa
dengan mempresensi dan
menanyakan kesiapan siswa.
3. Memberikan apersepsi.
v Guru memberikan apersepsi
dengan menyinggung hasil tulisan
siswa sebelumnya.
4. Menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan
indikator yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran.
v Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
II Kegiatan Inti
A. Penugasan Materi
Pembelajaran
1. Mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan.
v Guru mengaitkan dengan tema
yang akan dibahas dalam
kelompok.
2. Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan.
v
Guru menghubungkan materi
dengan kondisi siswa (melalui
permasalahan di kelas).
3. Menunjukkan
penguasaan materi
pembelajaran.
v Guru menguasai materi yang
disampaikan kepada siswa.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP.
v
Tahapan dalam RPP dilaksanakan
guru dengan urut.
2. Melaksanakan v Guru sudah mengusahakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI.
penerapan pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
3. Menjelaskan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru menyampaikan langkah
khusus tentang pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
4. Membimbing siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru memberikan pengarahan
kepada siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan SAVI.
5. Memanfaatkan media
dalam pembelajaran.
v Guru memanfaatkan papan tulis,
spidol.
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu.
v Guru melaksanakan pembelajaran
sudah sesuai dengan waktu yang
dialokasikan.
C.
Pembelajaran yang
Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
v Guru memberikan kesempatan
untuk bertanya tentang kesulitan
yang ditemui dalam menulis.
2. Menumbuhkan
partisipasi dan
komunikasi aktif antara
guru dengan siswa dan
antara siswa dengan
siswa.
v Guru sudah melibatkan siswa
dalam kegiatan bertanya jawab.
3. Menumbuhkan
keinginan bekerja sama
dan bertanggung jawab
terhadap kelompok.
v Memberikan kesempatan siswa
untuk berdiskusi dalam
merumuskan kerangka karangan.
D. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
1. Memantau/mengontrol
siswa.
v Kontrol yang dilakukan belum
maksimal, tapi lebih baik dari
sebelumnya. Ada masalah baru.
2. Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
kompetensi.
v Menggunakan instrumen penilaian
sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dengan kriteria
penilaian yang jelas.
E. Kegiatan Penutup
1. Melaksanakan
refleksi/merangkum
dengan melibatkan
siswa.
v Sedikit melakukan refleksi di
akhir pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Melaksanakan tindak
lanjut dengan
memberikan arahan,
kegiatan, tugas sebagai
bagian dari
remidi/pengayaan.
v Berpesan agar siswa
menyelesaikan pekerjaan
kelompok di rumah.
Jumlah 84
Skor 84
Kriteria Baik
Keterangan :
1. : sangat kurang
2. : kurang
3. : cukup
4. : baik
5. : sangat baik
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
100 Sangat baik
80 – 99 Baik
60 – 79 Cukup
40 – 59 Kurang
20 – 39 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pembelajaran telah dilaksanakan dengan pendekatan SAVI, setiap tahapan
dalam pembelajaran berjalan dengan baik. Guru sudah cukup baik dalam
menjalankan perannya, siswa terlihat bersemangat dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Lampiran 41b. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi Siklus III
Waktu : Pukul 12.00 – 13.30 WIB
Tanggal : Selasa, 5 November 2013
Keterangan : Siklus III, pertemuan 2
No Kegiatan
Aspek yang
dinilai
Amatan
1 2 3 4 5
I Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan ruang,
alat, dan media
pembelajaran.
v Guru sudah baik dalam
menyiapkan bahan sebelum
pembelajaran dimulai (laptop dan
proyektor).
2. Memeriksa kesiapan
siswa.
v Guru sudah menyiapkan siswa
dengan mempresensi dan
menanyakan kesiapan siswa.
3. Memberikan apersepsi.
v Guru memberikan apersepsi
dengan menyinggung hasil tulisan
siswa sebelumnya.
4. Menyampaikan SK,
KD, tujuan, dan
indikator yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran.
v Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
II Kegiatan Inti
A. Penugasan Materi
Pembelajaran
1. Mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan.
v Guru mengaitkan pengetahuan
lain dengan tema yang akan
dibahas dalam kelompok.
2. Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan.
v
Guru menghubungkan materi
dengan kondisi siswa (melalui
bertanya tentang permasalahan
siswa).
3. Menunjukkan
penguasaan materi
pembelajaran.
v
Guru memberikan penjelasan jika
ada yang bertanya, karena dalam
diskusi kelompok, tetapi guru aktif
dalam menghampiri kelompok.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
v Tahapan dalam RPP dilaksanakan
guru dengan urut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dengan RPP.
2. Melaksanakan
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI.
v Guru menerapan pendekatan
SAVI dalam pembelajaran.
3. Menjelaskan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru menyampaikan langkah
khusus tentang pendekatan SAVI
dalam pembelajaran.
4. Membimbing siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
pendekatan SAVI
kepada siswa.
v Guru memberikan pengarahan
kepada siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan SAVI, meski
belum merata.
5. Memanfaatkan media
dalam pembelajaran.
v Guru memanfaatkan proyektor
dan laptop.
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu.
v Guru melaksanakan pembelajaran
sudah sesuai dengan waktu yang
dialokasikan.
C.
Pembelajaran yang
Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
v
Guru sudah cukup memberikan
kesempatan untuk bertanya.
2. Menumbuhkan
partisipasi dan
komunikasi aktif antara
guru dengan siswa dan
antara siswa dengan
siswa.
v Guru sudah melibatkan siswa
dalam kegiatan bertanya jawab.
3. Menumbuhkan
keinginan bekerja sama
dan bertanggung jawab
terhadap kelompok.
v Memberikan kesempatan siswa
untuk berdiskusi dalam
merumuskan kerangka karangan.
D. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
1. Memantau/mengontrol
siswa.
v Kontrol yang dilakukan sudah
baik dengan aktif menghampiri
tiap kelompok.
2. Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
kompetensi.
v Menggunakan instrumen penilaian
sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dengan kriteria
penilaian yang jelas.
E. Kegiatan Penutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Melaksanakan
refleksi/merangkum
dengan melibatkan
siswa.
v Sedikit melakukan refleksi di
akhir pembelajaran.
2. Melaksanakan tindak
lanjut dengan
memberikan arahan,
kegiatan, tugas sebagai
bagian dari
remidi/pengayaan.
v Berpesan agar siswa rajin belajar.
Jumlah 81
Skor 81
Kriteria Baik
Keterangan :
1. : sangt kurang
2. : kurang
3. : cukup
4. : baik
5. : sangat baik
Konversi skor kegiatan siswa di kelas
Skor total Kategori Penilaian
100 Sangat baik
80 – 99 Baik
60 – 79 Cukup
40 – 59 Kurang
20 – 39 Sangat kurang
Tanggapan peneliti
Pembelajaran telah dilaksanakan dengan pendekatan SAVI, siswa terlihat
lebih aktif dalam kelompok, lebih berani dalam berdiskusi. Guru sudah cukup
baik dalam menjalankan perannya, kontrol dan pengawasan guru sudah baik.
Guru sudah menjalankan urutan RPP dalam pembelajaran dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Lampiran 42. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Menulis Eksposisi Siklus III
No Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kriteria
1. Nilai 84 81 82,5 Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Lampiran 43a. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 3
Guru membimbing kelompok dalam kegiatan diskusi kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Lampiran 43b. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 3
Salah satu gambar yang digunakan guru untuk memancing daya nalar
siswa.
Guru mengatur pembentukan kelompok untuk mengefektifkan waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Lampiran 43c. Foto Pembelajaran Menulis Eksposisi Siklus 3
Beberapa kelompok sedang berdiskusi untuk membuat kerangka karangan
yang sesuai.
Siswa sedang menulis karangan eksposisi berdasarkan kerangka yang telah
dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Lampiran 44. Hasil Wawancara Pascasiklus pada Siswa
Informan 1 : Lutfah Nur Wijayanti (siswa kelas X-E SMA N I
Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Selasa, 5 November 2013.
1. Kesulitan apa saja yang Anda alami dalam menulis eksposisi?
Jawab : Mencari kesimpulannya
2. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI cukup
jelas dan mudah dipahami?
Jawab : Ya, karena dengan pendekatan SAVI ada gambar-gambar yang
memberikan ide yang cukup luas.
3. Apakah dengan pendekatan SAVI yang telah guru berikan Anda lebih
mudah menulis eksposisi?
Jawab : Ya, karena gambar-gambar itu memudahkan saya untuk mencari
kata-kata yang pas.
4. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI yang
guru berikan, kesulitan-kesulitan dalam menulis eksposisi dapat teratasi?
Jawab : Ya
5. Apakah pendekatan SAVI membantu Anda dalam menggali dan
mengembangkan ide tulisan?
Jawab : Ya, karena dengan menggunakan pendekatan SAVI idenya lebih
berkembang
6. Apakah dengan pendekatan SAVI Anda dapat memastikan kemampuan
menulis Anda meningkat dibanding sebelumnya?
Jawab : Ya
7. Apakah Anda menyukai pendekatan SAVI yang digunakan guru dalam
pembelajaran menulis eksposisi?
Jawab : Ya, karena dalam pendekatan SAVI ini terdapat banyak
pemikiran yang lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Informan 2 : Roli Russiadi (siswa kelas X-E SMA N I Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Selasa, 5 November 2013..
1. Kesulitan apa saja yang Anda alami dalam menulis eksposisi?
Jawab : Mengungkapkan karangan eksposisi.
2. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI cukup
jelas dan mudah dipahami?
Jawab : Ya karena kalau menggunakan pendekatan SAVI lebih jelas dan
cepat mudah dipahami.
3. Apakah dengan pendekatan SAVI yang telah guru berikan Anda lebih
mudah menulis eksposisi?
Jawab : Iya
4. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI yang
guru berikan, kesulitan-kesulitan dalam menulis eksposisi dapat teratasi?
Jawab : Iya seperti mengungkapkan kata-katanya lebih mudah.
5. Apakah pendekatan SAVI membantu Anda dalam menggali dan
mengembangkan ide tulisan?
Jawab : Iya karena bayangan untuk mengungkapkan kata-kata dalam
eksposisi.
6. Apakah dengan pendekatan SAVI Anda dapat memastikan kemampuan
menulis Anda meningkat dibanding sebelumnya?
Jawab : Iya, karena kemampuan saya untuk menulis eksposisi semakin
bertambah.
7. Apakah Anda menyukai pendekatan SAVI yang digunakan guru dalam
pembelajaran menulis eksposisi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Jawab : Iya, karena selain memberi gambaran untuk mengungkapkan ide,
juga dapat sebagai hiburan saya. Hiburan seperti gambar.
Informan 3 : Widi Hayu Pangestuti (siswa kelas X-E SMA N I
Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Selasa, 5 November 2013.
1. Kesulitan apa saja yang Anda alami dalam menulis eksposisi?
Jawab : Saat membuat kerangka karangan, mengungkapkan ide, dan
merangkaikan kata-katanya.
2. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI cukup
jelas dan mudah dipahami?
Jawab : Iya, karena gambar-gambarnya mudah diterima dan mudah
dipahami.
3. Apakah dengan pendekatan SAVI yang telah guru berikan Anda lebih
mudah menulis eksposisi?
Jawab : Iya.
4. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI yang
guru berikan, kesulitan-kesulitan dalam menulis eksposisi dapat teratasi?
Jawab : Ya, seperti mengungkapkan kata-kata ya lebih mudah.
5. Apakah pendekatan SAVI membantu Anda dalam menggali dan
mengembangkan ide tulisan?
Jawab : Ya, karena sudah ada bayangan untuk mengungkapkan kata-
katanya dan mengungkapkan ide-idenya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
6. Apakah dengan pendekatan SAVI Anda dapat memastikan kemampuan
menulis Anda meningkat dibanding sebelumnya?
Jawab : Sepertinya iya, karena kemampuan menulis eksposisi saya untuk
menulis eksposisi semakin bertambah.
7. Apakah Anda menyukai pendekatan SAVI yang digunakan guru dalam
pembelajaran menulis eksposisi?
Jawab : Ya begitu, selain memberikan gambaran untuk mengungkapkan
ide-ide yanng sudah pikirkan, juga bisa sebagai hiburan saya dan teman-
teman.
Informan 4 : Devangga Fajar N. (siswa kelas X-E SMA N I
Karangdowo)
Pewawancara : Yunianto Dwi Hartanto
Hari/Tanggal : Selasa, 5 November 2013.
1. Kesulitan apa saja yang Anda alami dalam menulis eksposisi?
Jawab : Dalam menentukan, membuat kerangka karangan.
2. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI cukup
jelas dan mudah dipahami?
Jawab : Iya, karena dijelaskan secara detail.
3. Apakah dengan pendekatan SAVI yang telah guru berikan Anda lebih
mudah menulis eksposisi?
Jawab : Iya, karena pada saat menulis eksposisi dijelaskan gimana
caranya menulis eksposisi.
4. Apakah pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan SAVI yang
guru berikan, kesulitan-kesulitan dalam menulis eksposisi dapat teratasi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Jawab : Iya, dengan gambar dan bimbingan guru menjadi lebih mudah
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan itu.
5. Apakah pendekatan SAVI membantu Anda dalam menggali dan
mengembangkan ide tulisan?
Jawab : Iya.
6. Apakah dengan pendekatan SAVI Anda dapat memastikan kemampuan
menulis Anda meningkat dibanding sebelumnya?
Jawab : Iya, karena dijelaskan dan dinilai dan dikoreksi dari pertama
sampai sekarang.
7. Apakah Anda menyukai pendekatan SAVI yang digunakan guru dalam
pembelajaran menulis eksposisi?
Jawab : Iya, karena seru dan disertai dengan gambar-gambar dan dapat
lebih jelas untuk menulis.
Refleksi :
Siswa menyukai pembelajaran menulis eksposisi dengan pendekatan
SAVI, proses pembelajaran dirasa menyenangkan dan menghibur. Selain itu,
memudahkan siswa dalam membuat tulisan eksposisi, dibantu dengan hasil
diskusi dalam kelompok dan gambar yang merangsang kreativitas siswa dalam
menulis. Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis eksposisi
mampu meningkatkan minat, keaktifan, motivasi, dan konsentrasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Lampiran 45. Rekapitulasi Nilai Menulis Eksposisi dari Prasiklus hingga
Siklus 3
No Nama
Rekapitulasi Nilai Menulis Eksposisi
Keterangan Pra-
siklus
Siklus
1
Siklus
2
Siklus
3
1 Alfian Hari Pamungkas 60 65 75 70 Tidak Tuntas
2 Amalia Rasi Devinta 75 70 75 Tuntas
3 Angger Bagas Gusti P. 75 65 Tidak Tuntas
4 Arisanti Shafira Isnaeni 60 65 75 80 Tuntas
5 Arum Kusuma Wardani 60 70 65 85 Tuntas
6 Devangga Fajar Nugroho 80 75 80 75 Tuntas
7 Dwi Yuliana 75 75 65 70 Tidak Tuntas
8 Hendra Krisyanti 65 75 80 85 Tuntas
9 Herda Setiya Utami 60 80 85 Tuntas
10 Indri Ana 50 80 75 75 Tuntas
11 Indri Ani 75 80 85 85 Tuntas
12 Joko Waloyo 65 75 75 80 Tuntas
13 Kaymilia Fabian Tsuraya 55 65 70 75 Tuntas
14 Lisa Romadhani 50 75 70 75 Tuntas
15 Lutfah Nur Wijayanti 75 75 80 85 Tuntas
16 Nita Tri Savari 50 60 65 75 Tuntas
17 Novia Nur Hidayah 75 75 85 80 Tuntas
18 Reza Tri Utama 50 60 70 75 Tuntas
19 Risky Dwi Jayanti 55 65 70 80 Tuntas
20 Roli Russiadi 80 75 85 75 Tuntas
21 Roni Setyawan 60 75 75 75 Tuntas
22 Siska Dwi Nugrahini 60 80 75 75 Tuntas
23 Shahrul Diqi Arfiansyah 60 70 65 70 Tidak Tuntas
24 Widi Hayu Pangestuti 75 75 85 85 Tuntas
25 Winda Sagita 60 70 70 80 Tuntas
26 Yulita Widyaningsih 60 70 75 Tuntas
Jumlah 1665 1785 1870 1795
Rata-rata 64 71.4 74.8 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Lampiran 46. Rekapitulasi Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi
No Siklus Rata-rata Persentase Kriteria
1 Prasiklus 8.42 56.15% Kurang
2 Silklus 1 9.25 61.67% Cukup
3 Siklus 2 11.62 77.44% Cukup
4 Siklus 3 13.04 86.92% Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Lampiran 47. Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis
Eksposisi
No Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kriteria
1. Siklus 1 68 70 69 Cukup
2. Siklus 2 77 74 75,5 Cukup
3. Siklus 3 84 81 82,5 Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Lampiran 48. Surat Izin Penelitian dari Bappeda Klaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Lampiran 49. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Lampiran 50. Surat Keterangan Penelitian dari SMA N 1 Karangdowo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user