penerapan model pembelajaran numbered heads …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-s.pdf · tingkat...

126
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang Oleh RINDU NINGATI NIM5101411026 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: truongcong

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS

TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN

DI SMK NEGERI 2 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang

Oleh

RINDU NINGATI

NIM5101411026

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X

di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015” telah disetujui pembimbing

untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 31 Agustus 2015

Semarang, Agustus 2015

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Sri Handayani, M.Pd. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T

NIP. 196711081991032001 NIP. 197207021999031002

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan di SMK

Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015” ini telah dipertahankan di hadapan

sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang, pada tanggal 09 September 2015.

Panitia Ujian,

Ketua Sekretaris

Drs. Sucipto, M.T. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T.

NIP. 196301011991021001 NIP. 197207021999031002

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr. Nur Qudus, M.T. Dra. Sri Handayani, M.Pd. Eko Nugroho Julianto, S.Pd.,

M.T.

NIP. 196911301994031001 NIP. 196711081991032001 NIP.

197207021999031002

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknik UNNES

Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd.

NIP. 196602151991021001

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun

Ajaran 2014/2015” benar–benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan

jiplakan dari karya orang lain yang telah diterbitkan dan disebutkan dalam teks

serta dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Skripsi ini

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di

perguruan tinggi manapun.

Semarang, Agustus 2015

Penulis

Rindu Ningati

NIM. 5101411026

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Don’t say you can’t but still trying and praying until you can.”

PERSEMBAHAN

Allah SWT atas kesempatan dan karunia yang luar biasa

Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan dan mendidik anak-anaknya.

Adik saya Cinta Ningtiyas yang selalu memberikan semangat dan

keceriaan selama ini.

Sahabat-sahabat Markutil yang selalu memberikan motivasi dan keceriaan.

Sahabat saya Nabella Faradilla dan Nora Febriani yang selalu memberikan

semangat.

Teman-teman yang telah membantu penelitian.

Teman-teman jurusan PTB 2011 dan teman-teman kos yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

vi

ABSTRAK

Rindu Ningati. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads

Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Konstruksi

Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015.Fakulkas Teknik.

Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing:Dra. Sri Handayani, M.Pd.,Eko

Nugroho Julianto, S. Pd, M.T.

Kata kunci :Hasil belajar; Konstruksi Bangunan; Numbered Heads Together.

Penerapan model pembelajaran konvensional masih dilakukan pada mata

pelajaran konstruksi bangunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk menjadi subyek aktif dan mandiri.

Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran

konstruksi bangunan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan adalah Numbered Heads Together (NHT).

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X

Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga?”

Model penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dimana

subjek penelitian ini adalah siswa pada kelas X TGB A (kelas kontrol) dan X

TGB B (kelas eksperimen), dengan hasil belajar sebagai alat untuk mengukur

tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka

digunakan angket keaktifan siswa yang berisi pernyataan-pernyataan positif dan

negatif dan diisi oleh responden secara tertutup. Hasil penelitian ini adalah rata-

rata keaktifan siswa kelas ekperimen sebesar 90,67% dan keaktifan siswa dalam

kelas kontrol sebesar 78,78%. Rata-rata nilai kognitif untuk kelas eksperimen

sebesar 90,50 dan kelas kontrol sebesar 84,50. Sedangkan dari aspek

psikomotorik, kelas eksperimen mencapai rata-rata sebesar 89,84 dan kelas

kontrol sebesar 86,87. Untuk rata-rata nilai akhir kelas eksperimen sebesar 90,45

dan kelas kontrol sebesar 82,99, dengan persentase ketuntasan 100% pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Jika dilihat dari masing-masing aspek, ada

beberapa siswa dalam kelas kontrol yang tidak mencapai ketuntasan minimal dari

aspek afektif yaitu sebanyak 14 siswa atau sebesar 38,88% dari keseluruhan

jumlah siswa kelas kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terbukti bahwa model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa dilihat dari berbagai aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas berkat serta hidayah Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Numbered

Heads Together Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Konstruksi

Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK

Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015”.

Keberhasilan dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan rendah hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik, Universtas

Negeri Semarang

3. Drs. Sucipto, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri

Semarang.

4. Eko Nugroho Julianto, S.Pd, M.T., Ketua Prodi Pendidikan Teknik

Bangunan, Universitas Negeri Semarang, serta sebagai dosen pembimbing

yang telah sabar memberi bimbingan,semangat, petunjuk serta pengarahan

yang luar biasa selama penulisan skripsi ini.

5. Dra. Sri Handayani M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan semangat dan pengarahan yang luar biasa selama penulisan

skripsi.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

viii

6. Dr. Nur Qudus, MT. selaku dosen penguji yang telah memberi masukan

dan pengarahan.

7. Drs. Kamaruddin, Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Salatiga.

8. Bapak Susilo, S. Pd, Ketua Jurusan Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga.

9. Drs. Mahsun, M.T., selaku guru pengampu mata pelajaran Konstruksi

Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis dan para pembaca.

Semarang, Agustus 2015

Rindu Ningati

NIM. 5101411026

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.4. Batasan Masalah .......................................................................... 4

1.5. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ............................................... 5

1.5.1 Manfaat atau Kegunaan Teoritis ................................................ 5

1.5.2 Manfaat atau Kegunaan Praktis .................................................. 5

1.6. Penegasan Istilah ......................................................................... 5

1.7. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Hasil Belajar ................................................................................ 9

2.1.1 Pengertian Belajar ...................................................................... 9

2.1.2 Tujuan Belajar ............................................................................ 10

2.1.3 Konsep Perencanaan Pembelajaran ............................................ 11

2.1.4 Strategi Belajar Mengajar ........................................................... 12

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

x

2.1.5 Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran ............................ 12

2.1.6 Hasil Belajar ............................................................................... 13

2.1.7 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ......................................... 14

2.2 Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan ........................................ 15

2.3 Model Pembelajaran ................................................................... 16

2.4 Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) ........... 17

2.5 Kerangka Berpikir ...................................................................... 20

2.6 Hipotesis ..................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian ................................................................. 23

Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 24

Variabel Penelitian ...................................................................... 25

Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 26

Instrumen Penelitian .................................................................... 28

3.5.1 Instrumen Hasil Belajar .............................................................. 28

3.5.2 Instrumen Keaktifan Siswa......................................................... 35

Analisis Data................................................................................ 40

3.6.1 Uji Normalitas ............................................................................ 40

3.6.2 Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) ......................... 41

3.6.3 Uji Perbedaan Rata-Rata (Uji t) ................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa .............................. 43

Uji t Keaktifan dan Hasil Belajar ................................................ 45

4.2.1 Keaktifan Siswa ......................................................................... 45

4.2.1.1 Uji Normalitas ............................................................................ 45

4.2.1.2 Uji Homogentitas ....................................................................... 46

4.2.1.3 Uji Perbedaan Rata-Rata (uji t) .................................................. 47

4.2.2 Hasil Belajar Siswa .................................................................... 48

4.2.2.1 Uji Normalitas ............................................................................ 48

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

xi

4.2.1.2 Uji Homogentitas ....................................................................... 49

4.2.1.3 Uji Perbedaan Rata-Rata (uji t) .................................................. 50

4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)......................................... 51

4.4 Pembahasan ................................................................................ 60

BAB V PENUTUP

5.1. Keimpulan .................................................................................. 64

5.2. Saran ............................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66

LAMPIRAN ...................................................................................................... 68

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Pola Rancangan Penelitian ............................................................. 24

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Penelitian Hasil Belajar Konstruksi

Bangunan ......................................................................................... 29

Tabel 3.3. Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba........................................... 31

Tabel 3.4. Daya Pembeda Butir Soal ............................................................... 33

Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ................................. 33

Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal .................................................... 34

Tabel 3.7. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ............................. 35

Tabel 3.8. Kisi-Kisi Angket Keaktifan Belajar Siswa ..................................... 36

Tabel 3.9. Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa................................................. 37

Tabel 3.10. Rincian Skor Angket Keaktifan Siswa ........................................... 37

Tabel 3.11. Hasil Analisis Validitas Butir Angket ............................................ 38

Tabel 4.1. Uji Normalitas Keaktifan Siswa ...................................................... 46

Tabel 4.2. Uji Homogenitas ( Kesamaan Dua Varians) Keaktifan Siswa ....... 47

Tabel 4.3. Uji Perbedaan Rata-rata (Uji t) Keaktifan Siswa ............................ 48

Tabel 4.4. Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa ................................................ 49

Tabel 4.5. Uji Homogenitas ( Kesamaan Dua Varians) Hasil Belajar Siswa .. 50

Tabel 4.6. Uji Perbedaan Rata-rata (Uji t) Hasil Belajar Siswa ...................... 51

Tabel 4.7. Nilai Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 53

Tabel 4.8. Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................... 55

Tabel 4.9. Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 56

Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 58

Tabel 4.11 Kategori Penilaian .......................................................................... 58

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Flow Chart Kerangka Berpikir .................................................... 21

Gambar 4.1. Kegiatan Pembelajaran Di Kelas Eksperimen ............................. 44

Gambar 4.2. Kegiatan Pembelajaran Di Kelas Kontrol ................................... 44

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Gambar 4.1. Perbedaan Nilai Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol ........... 53

Gambar 4.2. Perbedaan Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas ................ 55

Gambar 4.3. Perbedaan Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol... 57

Gambar 4.4. Perbedaan Nilai Rata-rata Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol 59

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ............................................ 68

Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 69

Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol .............................................. 70

Lampiran 4 Silabus Mata Pelajaran ................................................................ 71

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............. 73

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................... 80

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Instrumen .............................................. 86

Lampiran 8 Soal Uji Coba Instrumen ............................................................. 87

Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen .................................... 94

Lampiran 10 Soal Kelompok ............................................................................ 95

Lampiran 11 Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan

Realibilitas Butir Soal Instrumen ............................................... 96

Lampiran 12 Rekapitulasi Uji Instrument yang Digunakan ............................. 98

Lampiran 13 Materi........................................................................................... 99

Lampiran 14 Analisis Data Akhir Prestasi Belajar ........................................... 106

Lampiran 15 Data Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa .................................... 107

Lampiran 16 Uji Homogenitas Hasil Belajar Antara Kelas Eksperimen dan

Kontrol ........................................................................................ 109

Lampiran 17 Uji Perbedaan Rata-Rata (Uji t) Hasil Belajar Antara Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................... 110

Lampiran 18 Angket Keaktifan Siswa .............................................................. 111

Lampiran 19 Analisis Validitas Angket Keaktifan Siswa ................................. 113

Lampiran 20 Uji Homogenitas Keaktifan Siswa .............................................. 115

Lampiran 21 Uji Normalitas Keaktifan Siswa .................................................. 116

Lampiran 22 Daftar Uji Perbedaan Rata-Rata (Uji t) Keaktifan Siswa Antara

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................... 117

Lampiran 23 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 118

Lampiran 24 Surat Selesai Penelitian SMK Negeri 2 Salatiga ......................... 119

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kehadiran teknologi informasi dan teknologi dalam pembelajaran

merupakan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Tuntutan dalam

menjawab globalisasi pendidikan telah hadir di depan mata. Berbagai perangkat

komputer beserta koneksinya dapat menghantarkan peserta belajar secara cepat

dan akurat apabila dimanfaatkan secara benar dan tepat. Untuk itu, diperlukan

sumber daya manusia yang tanggap teknologi dan peserta belajar yang aktif serta

mandiri dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran yang menekankan guru sebagai tokoh sentral

dalam proses pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan Teacher Centered

Learning(TCL) masih menjadi fenomena dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Melalui metode pembelajaran tersebut, yang terjadi adalah siswa hanya duduk

mendengarkan dengan aktifitas yang minimal. Metode tersebut dianggap tidak

sesuai dengan tuntutan globalisasi yang mengharuskan siswa mempunyai

kompetensi tertentu seperti penguasaan pengetahuan dan teknologi terbaru.

Dengan kondisi tersebut tentunya juga mendorong pengajar untuk terus

mengembangkan dan menyesuaikan materi pembelajaran dengan perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sehingga dengan alasan tersebut

maka perubahan paradigma dari Teacher Centered Learning (TCL) ke Student

Centered Learning (SCL) sangat tepat dilakukan untuk mengakomodasi semua

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

2

kebutuhan tersebut. Karena Student Centered Learning (SCL) merupakan strategi

pembelajaran yang menempatkan peseta didik sebagai subyek aktif dan mandiri

yang bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang dilakukan. Sehingga

pengajar beralih fungsi sebagai mitra belajar/fasilitator.

Proses pembelajaran ideal akan tercipta jika didukung oleh beberapa

komponen seperti strategi, metode dan teknik pengajaran. Dengan berbagai

komponen pendukung tersebut diharapkan proses pembelajaran menjadi efektif

dan efisien. Perencanaan pembelajaran perlu disiapkan oleh seorang guru agar

proses pembelajaran yang akan dilakukan menjadi terarah. Perencanaan

pembelajaran dapat dilakukan mulai dari strategi, metode dan teknik pengajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan media teori maka diperlukan

suatu evaluasi yang menggunakan media ketuntasan minimal. Dimana siswa

harus mencapai kompetensi untuk menguasai pengetahuan tentang materi yang

diberikan serta mencapai aspek psikomotorik dimana siswa harus mampu

mengaitkan dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam lingkungan

sekitarnya.

Salah satu kegiatan pembelajaran dengan karakteristik teori adalah

materi pekerjaan utilitas dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan. Mata

pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa kelas X Jurusan

Teknik Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga. Sistem pembelajaran yang

dilakukan dalam mata pelajaran ini adalah memberikan materi teori terhadap

siswa dengan cara penyampaian materi yang terpusat oleh guru.

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

3

Sebuah kegiatan pembelajaran ideal memerlukan sebuah model

pembelajaran sebagai sarana untuk menyampaikan materi kepada siswa. Model

pembelajaran ini harus disesuaikan dengan karakteristik materi dan tujuan yang

akan dicapai. Model yang dapat digunakan untuk mengakomodasi semua

kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu alternatif jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan

berdasarkan karakteristik materi konstruksi bangunan dengan kompetensi dasar

mengklasifikasikan dan menalar macam-macam pekerjaan utilitas bangunan

adalah Numbered Heads Together (NHT). Model pembelajaran ini melibatkan

para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan

mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.

Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat keterampilan.

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diajukan

dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads

Together pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun

Ajaran 2014/2015”.

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

4

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

“Apakah penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran Konstruksi Bangunan kelas X Teknik Gambar Bangunan di

SMK Negeri 2 Salatiga?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka dapat dirumuskan tujuan

penelitian sebagai berikut :

Untuk mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran

Numbered Heads Together dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran konstruksi bangunan kelas X Teknik

Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga.

1.4. Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah penelitian pada mata

pelajaran konstruksi bangunan kompetensi dasar mengklasifikasikan dan

menalar macam-macam pekerjaan utilitas pada bangunan berdasarkan

karakteristiknya pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan semester genap

tahun ajaran 2014/2015.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

5

1.5. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1.5.1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis

Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya,

maupun masyarakat pada umumnya mengenai penerapan model pembelajaran

Numbered Heads Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan kelas X

Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga terhadap hasil belajar

siswa.

1.5.2 Manfaat atau Kegunaan Praktis

1. Menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya penerapan metode

mengajar guru terhadap tingkat pemahaman siswa pada semua mata

pelajaran kejuruan SMK Negeri 2 Salatiga.

2. Memberikan masukan bagi para pendidik, peserta didik dan masyarakat luas

tentang arti pentingnya pemahaman seorang siswa dalam menjalani proses

belajar di sekolah.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya memperbaiki proses

pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.

1.6. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dan untuk

mewujudkan kesatuan berfikir pembaca, pada penelitian ini perlu ditegaskan

istilah-istilah yang ada, khususnya yang berhubungan dengan judul penelitian.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

6

a) Model Numbered Heads Together

Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut.

b) Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa adalah siswa aktif mengolah informasi yang diterima

dan berusaha dengan seluruh anggota badannya untuk mengidentifikasi,

merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan

dan menarik kesimpulan.

c) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku

tersebut tergantung pada yang dipelajari. Jika pembelajar mempelajari

pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah

berupa penguasaan konsep.

d) Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan

Konstruksi Bangunan merupakan mata pelajaran yang diajarkan

kepada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK

Negeri 2 Salatiga.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

7

e) Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga

Siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga yang dimaksud dalam penelitian

adalah peserta didik kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang

terdaftar sebagai peserta didik di SMK Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2014/2015.

Jadi yang dimaksud dengan penerapan model Numbered Heads

Togetherterhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan

kelas X SMK Negeri 2 Salatiga adalah hasil penerapan suatu model

pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa terhadap pemahaman siswa

kelas X SMK Negeri 2 Salatiga.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi skripsi ini,

maka dipandang perlu mengemukakan sistematikanya. Adapun sistematika

penyususan skripsi ini adalah sebagaimana uraian berikut ini.

Bab I Pendahuluan

Mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan tujuan

penelitian, manfaat atau kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang dijadikan acuan untuk mengadakan

penelitian, kerangka berfikir dan hipotesis.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

8

Bab III Metode Penelitian

Berisi tentang model penelitian; Proses pelaksanaan penelitian; populasi, sampel;

variabel-variabel penelitian; Metode dan teknik pengumpulan data; Uji validitas

dan reliabilitas instrumen; teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang deskripsi data yang mencakup data hasil uji validitas dan

reliabilitas instrumen berserta analisisnya maupun data hasil penelitian, pengujian

persyaratan analisis, analisis data dan pengujian hipotesis, serta pembahasan hasil

analisis data.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan

berdasarkan penelitian.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Hasil Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Setiap kehidupan manusia dari berbagai jenjang pasti akan mengalami

sebuah proses pembelajaran. Setiap individu mulai dari kanak-kanak hingga

dewasa pasti akan terus belajar mengenai berbagai hal yang berguna bagi

kehidupannya. Hal ini dikarenakan belajar merupakan sebuah kebutuhan

makhluk hidup untuk dapat terus beradaptasi dengan lingkungannya.

Menurut Oemar Hamalik, belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan

hasil latihan melainkan pengubahan perilaku. Sedangkan menurut Gagne dalam

bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan

yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari

sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan

yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.

Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat

naluriah.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah

laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

10

keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi,

dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang

menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya. Secara garis besar, belajar

merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental

dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan

belajar adalah kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses

pendidikan.

2.1.2. Tujuan Belajar

Sistem lingkungan (kondisi) belajar yang kondusif sangat diperlukan

dalam usaha pencapaian tujuan belajar. Seorang guru harus mampu menciptakan

sistem lingkungan (kondisi) yang kondusif dalam melakukan proses

pembelajaran. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh

berbagai komponen yang masing-masing saling memengaruhi. Komponen-

komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang

diajarkan, guru dan siswa yang yang memainkan peranan serta dalam hubungan

sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar

mengajar yang tersedia.

Guru dalam mengajar harus sudah memiliki rencana dan menetapkan

strategi belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai. Secara garis besar tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

11

c. Pembentukan sikap

Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.

Hasil belajar akan bermuara kepada anak didik, maka setelah terjadi proses

internalisasi terbentuklah suatu kepribadian yang utuh. Untuk pencapaian semua

itu, dibutuhkan sistem lingkungan (kondisi) yang mendukung.

2.1.3. Konsep Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya

secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-

upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.

Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-

langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang

dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan belajar

harus disusun atau dikembangkan secara sistematis.

Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian

yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau

komponen yang ada didalam pembelajaran., atau dengan pengertian lain yaitu

suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsur-unsur atau

komponen-komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan

pembelajaran harus memperhatikan langkah-langkah, karakteristik dan faktor-

faktor yang lain.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

12

2.1.4. Strategi Belajar Mengajar

Strategi belajar mengajar menunjukkan karakteristik tentang rentetan

perbuatan antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Strategi

belajar mengajar merupakan perencanaan yang berisi mengenai rangkaian

aktivitas yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan.

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan

oleh guru dan murid supaya tujuan pembelajaran bisa dilakukan secara efektif

dan efisien.

Strategi mengajar adalah sebuah cara yang dipakai guru dalam

menjalankan proses belajar mengajar agar bisa mempengaruhi peserta didik

untuk mencapai tujuan pengajaran dengan lebih efektif dan efisien. Jadi strategi

belajar mengajar ada pada proses pelaksanaan yang menjadi tindakan nyata guru

pada saat mengajar berdasarkan pada aturan dalam pengajaran. Strategi

pembelajaran harus mengandung penjelasan mengenai prosedur dan teknik yang

dipakai pada proses pembelajaran.

2.1.5. Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktifitas

dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan

proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun

mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

13

dipisahkan (Sardiman, 2001:98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai

macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis.

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004 :

61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal : (1) Turut serta dalam

melaksanakan tugas belajarnya; (2) Terlibat dalam pemecahan masalah; (3)

Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah; (5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk

guru; (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya; (7)

Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis; (8) Kesempatan

menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas

atau persoalan yang dihadapinya.

2.1.6. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga

macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi

dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne

membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan

intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam

sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

14

maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif

tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)

gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan

perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan

kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

2.1.7. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Proses pembelajaran berbasis kompetensi adalah proses pembelajaran

ketuntasan, yakni ketuntasan pencapaian kompetensi dasar melalui ketuntasan

kompetensi indikator, setelah diadakan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran

melalui penilaian hasil belajar. Tuntas tidaknya suatu penilaian hasil belajar

ditentukan oleh standar ukuran pencapaian nilai minimal yang harus dicapai oleh

seorang siswa. Ukuran pencapaian nilai minimal dikenal dengan KKM, yakni

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

15

kriteria ketuntasan minimal, dari setiap mata pelajaran. Jadi tuntas tidaknya, hasil

belajar ketika pencapaian hasilnya mencapai minimal. Nilai minimal (KKM)

ditentukan/dirumuskan oleh tingkat satuan pendidikan.

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) berfungsi sebagai pedoman guru

untuk melakukan evaluasi bagi peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar

yang diikuti. Sedangkan bagi peserta didik, berfungsi sebagai acuan dalam

menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar

(KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta

didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti

penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.

2.2.Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan

Mata pelajaran konstruksi bangunan merupakan mata pelajaran yang

termasuk ke dalam kurikulum 2013 kelas X di SMK Negeri 2 Salatiga.

Konstruksi bangunan merupakan mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh

semua siswa kelas X jurusan teknik bangunan. Jurusan teknik bangunan di SMK

Negeri 2 Salatiga mempunyai tiga program studi yang terdiri dari Teknik Gambar

Bangunan (TGB), Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB), dan Teknik

Konstruksi Kayu (TKK).

Konstruksi bangunan merupakan salah satu mata pelajaran kelas X SMK

Negeri 2 Salatiga yang mempelajari tentang berbagai macam bentuk dan fungsi

dari konstruksi bangunan. Salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran

konstruksi bangunan adalah mengklasifikasi dan menalar macam-macam

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

16

pekerjaan utilitas pada bangunan yang mempunyai materi pokok perancangan

sistem plumbing dan jaringan distribusi, pencegahan dan penanggulangan bahaya

kebakaran, pekerjaan penyambungan pipa, pekerjaan pemasangan pompa dan

drainase serta pekerjaan pemasangan tangki air.

2.3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan sebuah cara yang dilakukan seorang

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Penentuan model pembelajaran ini disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran, sifat materi pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik,

dan alokasi waktu yang tersedia. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan

dan kekurangan masing-masing, sehingga seorang guru diharapkan mampu

memodifikasi model pembelajaran yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya adalah

model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), pembelajaran langsung

(Direct Instruction), pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based

Instruction), pembelajaran kontekstual (Contextual Learning), dan sebagainya.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata

pembelajaran konstruksi bangunan pada materi pekerjaan utilitas bangunan

adalah Numbered Heads Together (NHT). Model pembelajaran ini adalah salah

satu model dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

17

mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Model

pembelajaran NHT melatih siswa untuk bekerja sama, melatih siswa untuk

menjadi tutor sebaya, melatih siswa untuk terbiasa tampil di depan kelas serta

melatih siswa untuk menemukan informasi secara mandiri dengan cara

berdiskusi.

2.4. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together adalah suatu model pembelajaran yang lebih

mengedepankan kepada aktifitas siswa dalam mencari, mengolah, dan

melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di

depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali diperkenalkan oleh Spencer

Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran

kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan

menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-

kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan

alternatif dan struktur kelas tradisional seperti mengacungkan terlebih dahulu

untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah

dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena

para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab

pertanyaan peneliti

Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak

langsung melatih siswa untuk saling bertukar informasi, mendengarkan dengan

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

18

cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif

dalam pembelajaran. Tipe ini dikembangkan dengan melibatkan para siswa dalam

menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang

hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :

a. Hasil belajar akademik struktural

b. Pengakuan adanya keberagaman

c. Pengembangan keterampilan sosial

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

a. Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.

b. Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat

tanya.

c. Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap pendapatnya terhadap jawaban

pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota timnya.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

19

d. Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT

terhadap siswa yag hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam

Ibrahim (2000 : 18), antara lain adalah :

a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

b. Memperbaiki kehadiran

c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

d. Perilaku menganggu menjadi lebih kecil

e. Konflik antara pribadi berkurang

f. Pemahaman yang lebih mendalam

g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

h. Hasil belajar lebih tinggi

Selain memiliki beberapa kelebihan, model pembelajran kooperatif tipe

NHT juga memiliki kekurangan diantaranya:

a. Siswa yang terbiasa dengan metode konvensional sedikit kewalahan.

b. Guru harus bisa memfasilitasi siswa

c. Tidak semua siswa mendapat giliran

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

20

2.5. Kerangka Berpikir

Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas,

proses pembelajaran metode konvensional dengan guru sebagai pusat

pembelajaran (TCL) menyebabkan siswa pasif. Sehingga diperlukan proses

pembelajaran yang berpusat pada siswa (SCL).

Penelitian ini akan dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Kelas kontrol merupakan kelas yang tidak diberikan perlakuan.

Proses pembelajaran pada kelas ini menggunakan metode konvensional yang

biasa digunakan oleh guru pengampu. Pada kelas ini guru sebagai pusat

pembelajaran, sehingga siswa hanya bertugas mendengarkan tanpa melakukan

aktifitas apapun. Proses pembelajaran ini mengakibatkan siswa pasif, bosan, dan

daya serapnya cepat hilang dikarenakan menghapal. Dengan proses pembelajaran

yang demikian, maka hasil belajar siswa pun menjadi tidak optimal.

Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberikan perlakuan. Proses

pembelajaran pada kelas ini dengan metode pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT). Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran NHT

diharapkan dapat meningkatkan keantusiasan siswa karena dirasa menarik dan

menegangkan. Model NHT menuntut siswa untuk bertanggung jawab terhadap

soal yang diberikan, sehingga memicu siswa menjadi lebih aktif dan mandiri.

Ditambah dengan adanya pengembangan media pembelajaran audiovisual yang

digunakan, diharapkan mampu mendorong minat siswa. Dengan proses

pembelajaran tersebut, diharapkan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

21

Berdasarkan kerangka berpikir diatas dengan penerapan metode

pembelajaran Numbered Heads Together diharapkan dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa lebih dari 85% dalam mempelajari konstruksi

bangunan khusunya pada pokok bahasan mengklasifikasikan dan menalar

macam-macam pekerjaan utilitas pada bangunan. Sehingga diperlukan beberapa

data yang berkaitan dengan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Berikut skema/gambaran dari jalan pemikiran diatas :

Gambar 2.1. Flow Chart Kerangka Berpikir

Post test (m2) Post test (m1)

Dibandingkan

m1 ≥ m2

Pembelajaran dengan

model Numbered Heads

Together

Pembelajaran tanpa

model Numbered Heads

Together(m2)

Diharapkan terjadi

peningkatan hasil belajar

Diharapkan terjadi

peningkatan hasil belajar

Perlakuan

Hipotesis

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pre test Pre test

Kesulitan menerima materi baru

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

22

2.6. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji. Berdasarkan permasalahan dan teori yang

dikumpulkan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

“Siswa akan lebih aktif dan hasil belajar meningkat lebih dari 85%

dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada

mata pelajaran konstruksi bangunan kelas X teknik gambar bangunan di SMK

Negeri 2 Salatiga”.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti

memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati

variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-

variabel bebas tersebut (Arief Furchan, 2007:39). Metode penelitian eksperimen

dibedakan menjadi 2 yaitu, desain eksperimen sejati (true experimental) dan

eksperimental semu (quasi experimental).

Pada penelitian ini akan digunakan penelitian Eksperimental-Semu

(Quasi Experimental Designs). Menurut Arief Furchan (2007:394) penelitian

ekperimental-semu adalah disain penelitian yang dapat memberikan pengendalian

sebanyak mungkin dalam situasi yang ada. Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok eksperimental/coba dan kelompok pengendali/kontrol.

Kelompok pengendali/kontrol merupakan kelompok dengan perlakuan seperti biasa

(umum). Sedangkan kelompok eksperimental/coba adalah kelompok dengan

perlakuan berbeda dari biasanya.

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu desain eksperimen dengan

melihat perbedaan keaktifan dan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

24

Tabel 3.1. Pola Rancangan Penelitian

Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test

Eksperimen KE1 m1 KE2

Kontrol KK1 m2 KK2

Keterangan ;

KE 1 : simbol tes awal untuk kelompok eksperimen

KE 2 : simbol tes akhir untuk kelompok eksperimen

KK 1 : simbol tes awal untuk kelompok kontrol

KK 2 : simbol tes akhir untuk kelompok kontrol

m1 : simbol untuk keaktifan dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

NHT

m2 : simbol untuk keaktifan dan hasil belajar siswa tanpa model pembelajaran

NHT

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80).

Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam

yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

25

itu. Sedangkan sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono,2013:118).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Teknik Gambar

Bangunan semester 2 yang berjumlah 72 siswa yang terdiri dari 36 siswa kelas X

Teknik Gambar Bangunan A dan 36 siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan B.

Berdasarkan uraian diatas maka sampel yang dipilih pada penelitian adalah seluruh

siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan semester 2 yang berjumlah 72 siswa yang

terdiri dari 36 siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan A dan 36 siswa kelas X

Teknik Gambar Bangunan B. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

teknik total sampling.

3.3. Variabel Penelitian

Seorang peneliti akan selalu berhubungan dengan variabel penelitian

karena variabel inilah yang mengungkapkan penelitian tersebut. Menurut Sugiyono

(2013:60) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam buku yang sama menurut

Hatch dan Farhady (1981) yang dikutip oleh Sugiyono (2013:60) menyebutkan

bahwa variabel sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara

satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah hasil belajar

siswa.Hasil belajar dalam penelitian ini yang diteliti adalah hasil tes pada mata

pelajaran Konstruksi Bangunan kompetensi dasar mengklasifikasikan dan menalar

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

26

macam-macam pekerjaan utilitas pada bangunan. Berdasar karakteristiknya pada

siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan A dan X Teknik Gambar Bangunan B

semester genap tahun ajaran 2014/2015. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah hasil belajar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2

Salatiga pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan.

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menentukan subyek penelitian.

2) Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3) Menyeimbangkan kedua kelompok untuk memastikan bahwa kedua

kelompok memulai pembelajaran dari titik awal yang sama yaitu dengan cara

mencari homogenitasnya.

4) Menyusun kisi-kisi untuk tes

5) Dalam pembelajaran kelas, kelas kontrol diberi pembelajaran ceramah dan

tugas-tugas seperti biasa, untuk pembelajaran kelas eksperimen diberi

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Heads

Together.

6) Kedua kelompok diberi tes yang sama pada akhir pembelajaran kelas.

Langkah-Langkah Penelitian:

1) Penelitian menggunakan teknik random sampling, dengan menentukan

sampel penelitian yaitu siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan A sebagai

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

27

kelas kontrol dan kelas X Teknik Gambar Bangunan B sebagai kelas

eksperimen.

2) Membuat instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian.

3) Menyusun kisi-kisi tes.

4) Penyusunan instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi tes yang ada.

5) Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang nantinya tes tersebut digunakan

sebagai tes penentuan hasil belajar siswa terhadap materi kompetensi dasar

yang diberikan.

6) Menganalisis hasil data uji coba tes untuk mengetahui tingkat kesukaran,

daya pembeda, validitas dan reabilitas.

7) Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat dalam poin “6” untuk

selanjutnya digunakan untuk soal pre test dan post test pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen.

8) Melaksanakan tes awal yaitu pre test pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

9) Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran kelas menggunakan metode

pembelajaran Numbered Heads Together pada kelas eksperimen.

10) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol diberi pembelajaran

ceramah dan tugas-tugas seperti biasa, untuk pembelajaran kelas eksperimen

diberi pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads

Together.

11) Melaksanakan pos test yang merupakan tes hasil belajar pada kelas kontrol

dan eksperimen.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

28

12) Menganalisis data yang terkumpul dengan metode yang telah ditentukan.

13) Menyusun hasil penelitian.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Di dalam penyusunan instrumen

penelitian diperlukan sebuah kisi-kisi instrumen yang sesuai dengan indikator yang

harus dicapai. Dalam penelitian ini digunakan dua instrumen penelitian, yaitu

instrumen penelitian tes hasil belajar dan instrumen penelitian keaktifan siswa.

3.5.1. Instrumen Hasil Belajar

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Tes merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan

cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto,2013:67). Metode tes yang

digunakan adalah pre test dan post test, pre test diberikan sebelum penerapan

pembelajaran dengan metode Numbered Heads Togetherpada kelas eksperimen serta

sebelum penerapan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional

pada kelas kontrol. Sedangkan post test diberikan sesudah penerapan pembelajaran

dengan metode Numbered Heads Togetherpada kelas eksperimen serta sesudah

penerapan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol.

Untuk penyusunan instrumen hasil belajar yang lebih sistematis,

diperlukan penyusunan item-item sesuai dengan indikator yang dibentuk dalam

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

29

sebuah kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen soal uji coba yang akan digunakan

untuk pre test dan post test dapat dilihat pada tabel 3.2. di bawah ini.

Tabel 3.2. Kisi-kisi uji coba instrumen penelitian hasil belajar konstruksi

bangunan Pokok bahasan Sub pokok bahasan No. item soal Jumlah

soal

Perancangan

Sistem Plumbing

Air Bersih dan

jaringan distribusi

a. Pengertian sistem plumbing 1, 2 2

b. Perencanaan sistem air bersih 3, 4, 5 3

c. macam- macam sistem dan

peralatan penyediaan air bersih 6, 7, 8 3

Perancangan

Sistem plumbing

Air Kotor dan

jaringan distribusi

a. Pengertian air buangan 9, 10 2

b. macam- macam sistem dan

peralatan penyediaan air kotor 11, 12, 13, 14 4

c. Perencanaan sistem air kotor 15, 16, 17, 18 4

Perancangan

Sistem plumbing

Air Hujan dan

jaringan distribusi a. Perencanaan sistem air hujan 19, 20, 21

3

Pekerjaan

pemasangan

pompa

a. Klasifikasi dan pemasangan

pompa air 22, 23, 24, 25 4

Pekerjaan

pemasangan

tangki air a. Klasifikasi tangki air 26, 27 2

Pencegahan dan

Penanggulangan

Bahaya Kebakaran

bangunan dan

lingkungan

perumahan

a. Klasifikasi dan perencanaan fire

protection 28, 29, 30 3

Jumlah soal 30

Setelah dilakukan penyusunan kisi-kisi instrumen, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji coba instrumen penelitian hasil belajar siswa. Uji

coba instrumen digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya pembeda soal. Uji coba instrumen dilaksanakan sebelum pre test dan post

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

30

test pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, uji coba instrumen diberikan pada

kelas XI Teknik Konstruksi Batu Beton di SMK Negeri 2 Salatiga, kelas tersebut

menjadi uji coba instrumen dikarenakan kelas ini telah mendapatkan materi pelajaran

mata pelajaran konstruksi bangunan dengan kompetensi dasar mengklasifikasikan

dan menalar macam-macam pekerjaan utilitas pada bangunan. Setelah diketahui

hasil uji instrumennya maka akan dipilih soal yang akan digunakan untuk mengukur

hasil belajar siswa.

Berikut beberapa cara pengujian instrumen hasil belajar yang dilakukan

dalam penelitian ini :

a. Validitas Tes

Validitas soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya

suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang

hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus:

( )( )

√* ( ) +* ( ) + (1)

Keterangan:

rxy = nilai korelasi skor butir soal dengan skor total

X = jumlah skor butir soal

Y = jumlah skor total soal

N = jumlah subjek atau siswa

XY = jumlah perkalian antara skor butir soal dan skor total soal

X2 = jumlah kuadrat skor butir soal

Y2 = jumlah kuadrat skor total soal

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

31

Selanjutnya nilai rphis yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product

moment. Soal dikatakan valid apabila rphis mempunyai korelasi lebih besar dari nilai

rtable dengan taraf signifikasi 5% maka soal dikatakan valid dan jika rphis< rtabel maka

soal dikatakan tidak valid.

Berdasarkan uji coba dari 30 butir soal, hasil analisis validitas soal uji

coba dapat dilihat pada tabel 3.3. di bawah ini:

Tabel 3.3. Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Soal

Valid 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30 25

Tidak

Valid 1, 3, 8, 21, 24 5

Sumber : Analisis Data Penelitian

Memperhatikan hasil uji validitas dari tabel 3.3. diatas, soal tes

menunjukkan bahwa 5 soal tidak valid dan 25 soal valid yang dapat digunakan

dalam pre test dan post test.

b. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010:221) “Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Rumus yang digunakan

sebagai berikut:

r11 (k

k-1) (1-

M(k-M)

k t) (Arikunto 2010:232) (2)

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

32

dimana,

M Jumlah skor total

Banyaknya siswa

( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

M = Rata-rata soal

Vt = Varians soal

Berdasarkan hasil analisis soal uji coba didapat harga r11 diperoleh nilai r11

= 0,882. Sedangkan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5% dengan n = 30 adalah

0,361. Karena nilai r11> rtabel (0,882 > 0,361) maka dapat disimpulkan bahwa soal

instrumen tersebut reliabel.

c. Daya Pembeda Butir Soal Tes

Analisis daya pembeda butir soal adalah kemampuan sebuah soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang tidak pandai. Dalam

penelitian ini menggunakan rumus daya pembeda belah dua.

Untuk mengukur daya beda digunakan rumus daya beda belah dua sebagai

berikut :

DP =

(3)

Keterangan :

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

33

DP = daya beda soal (indeks diskriminasi)

JBA = jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas

JBB = jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah

JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas

Kriteria soal-soal yang dapat yang dapat dipakai sebagai instrumen

berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4. Daya Pembeda Butir Soal

DP Kualifikasi

0,00<DP<0,20 Jelek

0,20<DP<0,40 Cukup

0,40<DP<0,70 Baik

0,70<DP<1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak Baik,harus

dibuang

Berdasarkan hasil soal uji coba diperoleh daya pembeda butir soal dapat di

lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Soal

Jelek 12, 21 2

Cukup 1, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 13,

23, 24, 27, 28, 29, 30 14

Baik 2, 4, 11, 14, 15, 17,

18, 19, 20, 22, 25, 26 12

Baik

Sekali 6, 16 2

Sumber : Analisis Data Penelitian

d. Tingkat Kesukaran

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

34

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul (Arikunto,

2009:176). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:

IK =

(4)

Keterangan:

IK = indeks kesukaran

JBA = jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas

JBB = jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah

JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas

JSB = banyaknya siswa pada kelompok bawah

Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Interval IK Kriteria

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 <IK ≤ 0,30 Sukar

0,30< IK ≤ 0,70 Sedang

0,70< IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1 Terlalu mudah

Berdasarkan hasil analisis soal uji coba taraf kesukaran butir soal dapat

dilihat pada tabel 3.7. di bawah ini:

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

35

Tabel 3.7. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Soal

Sukar 3, 8, 11, 14, 18, 21, 25, 28 8

Sedang 1, 4, 5, 6, 9, 15, 17, 20, 22,

24, 27, 29 12

Mudah 2, 7, 10, 12, 13, 16, 19, 23,

26, 30 10

Sumber : Analisis Data Penelitian

Berdasarkan tabel rekapitulasi (lampiran 12) perhitungan yang telah

dilakukan pada penelitian ini didapat 25 butir soal yang dapat digunakan untuk

mengambil data pada penelitian ini 25 butir soal tersebut adalah 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Selanjutnya soal

ini digunakan untuk soal pre test dan post test pada kegiatan penelitian di kelas

kontrol maupun kelas eksperimen.

3.5.2. Instrumen Keaktifan Siswa

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur keaktifan siswa

dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner/angket. Kuesioner/angket

dibuat untuk mendapatkan informasi atau data dengan mengajukan daftar yang berisi

pernyataan-pernyataan yang sudah disiapkan sebelumnya dan kemudian masing-

masing responden mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner diajukan bersifat tertutup,

dimana responden telah diberikan jawaban dan responden tinggal memilih jawaban

yang menurutnya sesuai. Kisi-kisi instrumen angket keaktifan siswa yang di gunakan

dapat di lihat pada tabel 3.8. di bawah ini.

Tabel 3.8. Kisi-kisi angket keaktifan belajar siswa

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

36

No. Variabel Aspek Indikator Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif Jumlah

1

Keaktifan

Siswa Selama

Pembelajaran

Kegiatan Visual Membaca materi 1, 15 8, 22 4

2 Kegiatan Lisan

Bertanya

2, 16, 29 9, 23, 34 6 Mengemukakan

ide/pemikiran

Diskusi

3 Kegiatan

Mendengarkan

Mendengarkan materi

pelajaran 3, 17, 30 10, 24 5

Mendengarkan

presentasi

4 Kegiatan Menulis

Membuat ringkasan

4, 18, 31 11, 25 5 Mengerjakan latihan

Aktif mengumpulkan

ide dan mencatat hasil

penelitian

5 Kegiatan Motorik

Ikut dalam kegiatan

mengamati diluar

kelas 5, 19, 33 12, 26 5

Mengamati berbagai

pekerjaan utilitas di

sekitar sekolah

6 Kegiatan Mental

Memecahkan masalah

6, 20 13, 27 4 Menganalisis soal

Mengambil keputusan

7 Kegiatan

Emosional

Bersemangat

7, 21 14, 28, 32 5

Berani

Bosan

Gugup

Takut

Jumlah item yang valid 18 16 34

Dalam menentukan skor angket keaktifan siswa di gunakan skala likert

dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak sesuai (TS) dan

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

37

Sangat tidak sesuai (STS). Untuk pernyataan positif skala yang digunakan adalah 4,

3, 2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif 1, 2, 3, dan 4.

Tabel 3.9. Kriteria penilaian keaktifan siswa Pilihan

Jawaban

Skor untuk

item positif

Skor untuk

item negatif

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

Berdasarkan kriteria penilaian angket keaktifan siswa, maka di dapat skor

tertinggi dengan jumlah skor 124 dan skor terendah adalah 78. Adapun rincian skor

yang di peroleh dapat di lihat dalam tabel 3.10. di bawah ini.

Tabel 3.10. Rincian Skor Angket Keaktifan Siswa Skor Skor Tertinggi Skor Terendah

Frekuensi Jumlah

(Skor x Frekuensi)

Frekuensi Jumlah

(Skor x Frekuensi)

4 22 88 6 24

3 12 36 8 24

2 - - 10 20

1 - - 10 10

Skor

total 124 78

Sumber : Analisis Data Penelitian

Berikut beberapa cara pengujian instrumen keaktifan siswa yang

dilakukan dalam penelitian ini :

a. Validitas Butir

Validitas butir adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya

suatu butir kuesioner/angket. Suatu alat ukur dikatakan valid jika mampu mengukur

apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir digunakan rumus:

( )( )

√* ( ) +* ( ) + (5)

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

38

Keterangan:

rxy = nilai korelasi skor butir angket dengan skor total

X = jumlah skor butir angket

Y = jumlah skor total angket

N = jumlah subjek atau siswa

XY = jumlah perkalian antara skor butir soal dan skor total soal

X2 = jumlah kuadrat skor butir soal

Y2 = jumlah kuadrat skor total soal

Selanjutnya nilai rphis yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product

moment. Butir dikatakan valid apabila rphis mempunyai korelasi lebih besar dari nilai

rtable dengan taraf signifikasi 5% maka butir dikatakan valid dan jika rphis< rtabel maka

butir dikatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba dari 34 butir angket dapat dilihat pada tabel

3.11. di bawah ini:

Tabel 3.11. Hasil Analisis Validitas Butir Angket

Kriteria Nomor Butir Angket Jumlah

Butir

Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34

34

Tidak

Valid - 0

Sumber : Analisis Data Penelitian

Memperhatikan hasil uji validitas butir angket dari tabel 3.11. diatas, soal

tes menunjukkan bahwa 34 butir angket yang dapat digunakan untuk mengungkap

keaktifan siswa dalam mengikuti proses pebelajaran Konstruksi Bangunan.

b. Reliabilitas

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

39

Menurut Arikunto (2010:221) “Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Rumus yang digunakan

sebagai berikut:

r11 (k

k-1) (1-

M(k-M)

k t) (Arikunto 2010:232) (6)

dimana,

M Jumlah skor total

Banyaknya siswa

( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

M = Rata-rata soal

Vt = Varians soal

Berdasarkan hasil analisis soal uji coba didapat harga r11 diperoleh nilai r11

= 2,002. Sedangkan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5% dengan n = 34 adalah

0,329. Karena nilai r11> rtabel (2,002 > 0,361) maka dapat disimpulkan bahwa butir

angket tersebut reliabel.

3.6. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t-.

Teknik uji t- digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok pada penelitian

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

40

ini yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data dalam penelitian

ini dibagi menjadi dua yaitu analisis data untuk hasil belajar siswa dan analisis data

untuk keaktifan siswa.

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah uji normalitas

sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis :

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2. Menentukan

3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis

Ho diterima jika : χ2

hitung < χ2

(1- );(k-3), dengan k = banyak kelompok

4. Menghitung X2

hitung

k

i i

iihirung

E

EOX

1

2

2 (Sudjana,2005 : 273) (7)

Keterangan:

hitungX 2: harga chi kuadrat

Oi : frekuensi hasil pengamatan

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

41

Ei : frekuensi yang diharapkan

k : banyaknya kelompok

5. Menentukan simpulan.

3.6.2 Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas)

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

mempunyai varians yang homogen atau tidak.

Langkah-langkah

1. Menentukan hipotesis

Ho : 21 mm (varians homogen)

Ha : 21 mm (varians tidak homogen)

2. Menentukan

3. Menentukan kriteria penerimaan Ho

Ho diterima jika Fhitung< F1/2 (n1-1, n2-1)

4. Menghitung F

iliansterkec

terbesarVariansF

var (Sudjana, 2005: 250) (8)

3.6.3 Uji Perbedaan Rata-Rata (Uji t)

Uji hipotesis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian.

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan perbedaan

peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran

konvensional. Uji yang digunakan adalah uji satu pihak dengan hipotesis sebagai

berikut:

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

42

H0 (Hipotesa null) = Peningkatan keaktifan dan hasil belajar kelompok

eksperimen lebih rendah atau sama dengan

kelompok kontrol

Ha (Hipotesa Alternatif) = Peningkatan keaktifan dan hasil belajar kelompok

eksperimen lebih tingi daripada kelompok

kontrol.

Karena jumlah sampel n1 = n2 dan varians homogen = maka

digunakan uji t dengan rumus:

dengan s = √( )

( )

Sudjana (2005:239) (9)

keterangan:

t = uji t

= rata-rata kelompok eksperimen

= rata-rata kelompok kontrol

= simpangan baku

= varians kelompok eksperimen

= varians kelompok kontrol

n1 = banyaknya sampel kelompok eksperimen

n2 = banyaknya sampel kelompok control

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu :

1. Penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat

memaksimalkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

dilihat dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model

pembelajaranNumbered Heads Together dan penggunaan model pembelajaran

konvensional pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan pada kompetensi dasar

mengklasifikasikan dan menalar macam-macam pekerjaan utilitas pada

bangunan diSMK Negeri 2 Salatiga pada Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan Kelas X dengan rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar

dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih tinggi yaitu 90,45

dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar

menggunakan model pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata yaitu

83,01. Ketuntasan belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama

mencapai 100%. Namun jika ditinjau dari tiap kriteria penilaian, ada 14 siswa

atau sebesar 38,88% dari kelas kontrol memiliki nilai afektif dibawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran Numbered Heads Together lebih efektif meningkatkan

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

65

keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran

Konstruksi Bangunan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :

1. Guru dapat melakukan variasi dalam pembelajaran salah satunya dengan

menerapkan model pembelajaranNumbered Heads Together pada mata

pelajaran Konstruksi Bangunan atau pada mata diklat lain yang memiliki

karakteristik materi yang sama.

2. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran sangat diperlukan untuk memaksimalkan keaktifan dan hasil belajar

siswa pada mata diklat Konstruksi Bangunan khususnya kompetensi

dasarmengklasifikasikan dan menalar macam-macam pekerjaan utilitas pada

bangunan

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata

Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi@Elektro. 5(1): 12-14.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Baskoro, Febri. 2013. Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Dengan

Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Dilengkapi

LKS Pada Materi Termokimia Siswa Kelas Xi Ipa-3 Sma Negeri 6

Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 2(2) :85-91

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Furchan, Arif. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Ibnu, Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Dan

Kontekstual. Jakarta : Prenadamedia Group.

Ibrahim. 2000. Kelebihan Numbered heads together. http://blogibrahim.html. 20

Mei 2015 (12 : 17).

Karyadi., Widodo, Joko., Dan Muhsin. 2012. Keefektifan Metode Pmebelajran

Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Fungsi Konsumsi dan

Fungsi Tabungan. Jurnal UNNES EEAJ. 1(1): 2-5

Khasanah, Arifatun. 2013. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) Dilengkapi Kartu Soal Untuk Meningkatkan

Kekatifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA MA Ali Maksum.

Skripsi. Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

67

Mayasari, Retno, 2015. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Konstruksi

Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton

Di SMK Negeri 1 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Pratama, Yudika. 2012. Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajr

Melalui Metode Pemecahan Masalah Tentang Soal Cerita Pada

Pengerjaan Operasi Hitung Campuran Pada Siswa Kelas Iii Sdn I

Kapencar Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Universitas Kristen Satya

Wacana. Salatiga.

Rahayu. 2006. Numbered Heads Together.

http://rahayu_numberedheadstogether(NHT)blogulum.html. 20 Mei

2015 (11:49).

Sardiman A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2005. Metoda statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Ulum, Bakhrul. 2013. Keaktifan Belajar Siswa. http://blogulum.html. 7 Maret

2015 (04:03).

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

68

Lampiran 1 :

No. Nama Kode No. Nama Kode

1 ADEN WAHRUL MUBAROH UC1 14 HAYI PRASTYO UTOMO UC14

2 ADI RIYANTO UC2 15 LINTANG TIMUR UC15

3 AGUS AGUNG PRIHANTORO UC3 16 LUKMAN ARIF BUDIYANTO UC16

4 AHMAD FAHAM UC4 17 MUHAMAD KAMUD WIBISONO UC17

5 ANDI AHMAD SAPUTRA UC5 18 MUHAMAD URIP SUBRON J UC18

6 ANGGA MAULANA SANTOSA UC6 19 MULYA ABADI SATYAWAN UC19

7 ARI KRISTIAWAN UC7 20 NAZILA MAULIDA UC20

8 ARIES EKO ROBIYANTO UC8 21 NUR HIDAYAH UC21

9 ARIYA FERDIAN NALENDRA UC9 22 PRADIPTA BAMBANG M UC22

10 ARUNG SAMODRA UC10 23 RAMLI AHMAD UC23

11 BUSAERI UC11 24 SUSIWI TYAS SAPUTRI UC24

12 DWI SULISTYO UC12 25 SYATILA DANIS FARZANA UC25

13 FAHRIZAL JOKO KURNIANTO UC13 26 WAHYU TRI PRABOWO UC26

DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

69

Lampiran 2 :

DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN

No. Nama Kode No. Nama Kode

1 ABIMANYU SETYA WIBOWO E1 19 LARASATI DEVI KUMALA E19

2 AGUNG SETYA BUDI E2 20 LEONARDO CALISTRO MAGNO E20

3 AINAYA FEBRIYANI E3 21 MAHARDIKA AJI WIBISONO E21

4 APRILLIA TIRTASARI E4 22 MARTINUS IVANKA NOVA K E22

5 BAGAS ADI SAPUTRO E5 23 MIFTACHUL CHUSNA ANNISA E23

6 CAHYO AJI PRASETYO E6 24 MUHAMAD ALVIN CAHYO N E24

7 CERIA NUR FAJRULLOH E7 25 MUHAMMAD AJI SAPUTRO E25

8 DESTY AVIANI SAPUTRI E8 26 MUHAMMAD IMRON HIDAYAT E26

9 DEWI SETYA PUTRI E9 27 NATASHA JESSICA PUTRI E27

10 DHELA WAHYU RISTANTY E10 28 RATNASARI DEWI E28

11 DICKI WAHYU ADI LAKSONO E11 29 RIANA ISNA DEWI E29

12 DITHA MALASARI E12 30 RIZKI AYU LESTARI E30

13 FIRA FITRIANA E13 31 RUDI HERMAWAN E31

14 FITRIA FEBRIANI E14 32 SENLI ARNANTIA SEVIRA P E32

15 HAFID ABBAS E15 33 UMAILA MUSFARINA E33

16 INDAH NOVITA SARI E16 34 WAHYU AGUNG SAPUTRA E34

17 INTAN VIDIASTATIK E17 35 WIDYA EMILIA E35

18 JOKO MULYANTO E18 36 YORDAN AULIA HIDAYAT E36

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

70

Lampiran 3 :

DAFTAR SISWA KELAS KONTROL

No. Nama Kode No. Nama Kode

1 AGUS FIRHAN ALI K1 19 KRISTINA BUDI SETIATI K19

2 AHMAD HENDRI SUSILO K2 20 KURNIA HANNYDA UMAMY K20

3 AJENG ARDHIA SAPUTRI K3 21 LIANI K21

4 AKBAR SYAIFUL JIHAD K4 22 MUHAMAD IKHSAN K22

5 ANITA VENDA SARI K5 23 MUHAMMAD CHOIRIL AZIZ K23

6 ARMAN RIVAI K6 24 MUHAMMAD FANNANY HAMID K24

7 AUDINDA HERSA VINAKA DANELA K7 25 MUHAMMAD NUR FAKHRIZAL K25

8 BUNGA NUR SETIYANINGSIH K8 26 NINA K26

9 DENY ADI SAPUTRO K9 27 OKITA KUMALA RESTU K27

10 DEWI ANGGRENI SETIORINI (P) K10 28 OTNIEL EDWARD WIBISONO K28

11 EKO SUPRIYANTO K11 29 RAKA FERNANDO K29

12 EVI DINIARYANI K12 30 RENDI LAKSONO K30

13 FACHRI FATKHUR RIZAL K13 31 RIYAN FEBRIYANTO K31

14 FEBRINING PINUJI K14 32 SELLA WARDHANI K32

15 FIRYAL AMALYA SALSABILA K15 33 SYIVA ALYA FAERUZI K33

16 HANNA MEIHERAWATI K16 34 YUDI GAUTAMA K34

17 IKA WIDYANINGSIH K17 35 YUDIS TRIANTO K35

18 JIHAN LABANA KAULIKA K18 36 YULIA PUTRI LESTARI K36

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

71

Lampiran 4 :

SILABUS MATA PELAJARAN

Satuan Pendidikan :SMK

Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan

Kelas /Semester :X/1 dan 2

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan

masalah.

KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

72

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran 3.11 Mengklasifikasi

macam-macam

pekerjaan utilitas

pada bangunan

4.11 Menalar macam

pekerjaan utilitas pada

bangunan

Perancangan Sistem Plumbing Air Bersih dan jaringan distribusi

Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran bangunan dan lingkungan perumahan

Listrik Untuk Bangunan dan lingkungan kerumahan

Sistem pengolahan sampah lingkungan

Pengkondisian Udara

Pekerjaan Penyambungan Pipa

Pekerjaan pemasangan pompa dan drainase

Pekerjaan pemasangan tangki air

Mengamati :

Membaca bahan

bacaan terkait dengan

utilitas pada bangunan

Mengamati berbagai

utilitas pada bangunan

Menanya :

Mengkondisikan siswa

untuk secara aktif

bertanya tentang topik

yang berkaitan dengan

utilitas pada bangunan

Mengeksplorasi :

Melakukan

pengumpulan data

tentang utilitas pada

bangunan

Mengasosiasi :

Mengkatagorikan

data/informasi dan

menentukan

hubungannya,

selanjutnyanya

disimpulkan dengan

urutan dari yang

sederhana sampai pada

yang lebih kompleks

terkait dengan utilitas

pada bangunan

Mengkomunikasikan :

Mempresentasikan hasil

pengamatan tentang

berbagai utilitas pada

bangunan

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

73

66

Lampiran 5 :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP )

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan

Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan

Kompetensi Dasar : 3.11. Mengklasifikasi macam-macam pekerjaan utilitas

pada bangunan

4.11. Menalar macam-macam pekerjaan utilitas pada bangunan

Kelas/Semester : X TGB / 2

Prog.Studi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan

Alokasi Waktu : 14 x 45 menit (2 pertemuan @ 7 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti :

A. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

B. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

C. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik

untuk memecahkan masalah.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

74

D. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di

bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.1 Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan

fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan perancangan sistem

plumbing.

3.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam

perencanaan dan perancangan sistem plumbing dalam bangunan.

2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu,

inovatif dan tanggung jawab dalam menerapkan aturan sistem plumbing dalam

bangunan.

2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam

menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikirdan cara merancang serta

merencanakan sistem plumbing pada bangunan.

2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam melakukan tugas merancang serta merencanakan sistem

plumbing pada bangunan.

3.11 Mengklasifikasikan macam-macam pekerjaan :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi,

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan Distribusi

c. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

. 4.11 Menalar gambar dalam pekerjaan :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi,

b. Perancangan Sistem Plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

c. Perancangan Sistem Plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

75

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari peserta didik dapat mengklasifikasikan dan menalar

berbagai macam pekerjaan :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi,

b. Perancangan Sistem Plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

c. Perancangan Sistem Plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

D. Materi Pembelajaran

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi

b. Perancangan Sistem Plumbing Air Kotor dan jaringan Distribusi

c. Perancangan Sistem Plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific (ilmiah)

2. Metode : NHT (Numbered Heads Together)

3. Model : Student Center Learning

F. Media, Alat, Sumber Pembelajaran

1. Media : Lectora, LCD

2. Alat : Papan Tulis, Spidol, Penghapus, Meja Gambar,

Komputer/laptop

3. Sumber Belajar : Internet, Buku ajar

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

76

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

a. Pendahuluan (10 menit)

1. Peserta didik menjawab salam dan sapaan dari guru, berdoa, dan

mengondisikan diri siap mengikuti pelajaran.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan

tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran

rencana belajar.

4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan

memberikan nomor kepala kepada setiap siswa.

b. Inti (295 menit)

1. Guru membagikan buku panduan dan lembar kerja siswa

2. Guru menyampaikan apersepsi tentang materi yang akan dibahas

3. Guru mengajak siswa untuk mengamati beberapa macam

pekerjaan utilitas yang ada di sekitar sekolah

4. Guru membahas bersama siswa mengenai hasil pengamatan

mengenai macam-macam pekerjaan utilitas yang ada di sekitar

sekolah

5. Guru menyampaikan materi ajar dengan menggunakan

pengembangan media Lectora

6. Guru membagikan soal yang harus di diskusikan oleh siswa

7. Siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan dan menuliskan

hasil diskusinya pada lembar kerja

c. Penutup (10 menit)

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil kerja hari ini

2. Guru memberikan umpan balik dengan mengulas kembali

pertanyaan pada tahap motivasi dan meminta siswa untuk

menyimpulkan secara singkat

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

77

Pertemuan Kedua

a. Pendahuluan ( 10 menit )

1. Peserta didik menjawab salam dan sapaan dari guru, berdoa, dan

mengondisikan diri siap mengikuti pelajaran.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan

tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran

rencana belajar.

b. Inti (295 menit )

1. Siswa meneruskan diskusi kelompok

2. Siswa dapat menanyakan materi atau istilah yang tidak dimengerti

3. Siswa mengkomunikasikan jawaban yang didapat kepada sesama

anggota kelompoknya

4. Guru menampilkan pertanyaan dan memanggil salah satu nomor

kepala siswa

5. Siswa menjawab pertanyaan yang ditampilkan guru di depan kelas

6. Siswa lain dengan nomor kepala yang sama dapat menyanggah

atau memberikan masukan atas jawaban yang diberikan

c. Penutup ( 10 menit )

1. Siswa bersama guru menghitung skor kelompok

2. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang

telah dibahas

3. Siswa mengerjakan evaluasi mandiri

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

78

H. Penilaian

a. Penilaian Kognitif

Prosedur Penilaian Kognitif

Keterangan :

N1 : Pre Test

N2 : Observasi

N3 : Post Test

Nilai Akhir = (N1 + N2 + N3)/3

b. Penilaian Afektif

Prosedur penilaian afektif menggunakan angket/kuesioner (terlampir).

c. Penilaian Psikomotorik

No Aspek yang dinilai Skor

1. Mengamati

2. Menganalisis

3. Berkomunikasi

4. Menjawab dan menyanggah pertanyaan

Keterangan Skor:

Kategori Kurang : 3 - 5

Kategori Cukup : 6 - 7

Kategori Baik : 8 - 9

Nilai =

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

79

Penilaian Observasi

Nilai =

Menyetujui.

Guru Pengampu Praktikan

Drs. Mahsun, MT. Rindu Ningati

NIP. 196402251995121002 NIM. 5101411026

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

80

Lampiran 6 :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan

Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan

Kompetensi Dasar : 3.11 dan 4.11

Kelas/Semester : X TGB / 2

Prog.Studi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan

Materi Pokok : a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan

distribusi

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

c. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

Alokasi Waktu : 14 x 45 menit (2 pertemuan @ 7 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

81

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan

langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan

fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan pemotongan gambar

benda teknik dan penempatan ukuran pada gambar teknik.

1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam

pembuatan gambar potongan dan penempatan ukuran benda pada

gambar teknik.

2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu,

inovatif dan tanggung jawab dalam menerapkan aturan pemotongan

dan penempatan ukuran dalam gambar teknik.

2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam

menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikirdan cara melakukan

pemotongan dan penempatan ukuran dalam gambar teknik.

2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam melakukan tugas menggambar potongan

dan penempatan ukuran pada gambar teknik.

3.1 Menjelaskan :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi,

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan Distribusi

c. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

4.1 Menyajikan gambar :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi,

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan Distribusi

c. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

82

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari peserta didik dapat menjelaskan :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi,

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan Distribusi

c. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

D. Materi Pembelajaran

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan distribusi,

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan Distribusi

c. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

d. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

e. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

E. Metode Pembelajaran

1. Metode : Ceramah dan tugas

F. Media, Alat, Sumber Pembelajaran

1. Media : Power point, LCD, Job Sheet

2. Alat : Papan Tulis, Spidol, Penghapus, Meja Gambar, Pensil,

Penggaris SegitigaKomputer/laptop

3. Sumber Belajar : Internet, Buku ajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

a. Pendahuluan (10 menit)

1. Peserta didik menjawab salam dan sapaan dari guru, berdoa, dan

mengkondisikan diri siap mengikuti pelajaran

2. Guru dan siswa bertanya jawab berkaitan dengan materi yang telah

disampaikan

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi

penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.

4. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran

dan rencana kegiatan pembelajaran

b. Inti (295 menit)

1. Peserta didik mengamati :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan

distribusi

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan

Distribusi

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

83

2. Peserta didik mengeksplorasi :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan

distribusi

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

3. Peserta didik menyimpulkan dengan membuat rangkuman tentang:

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan

distribusi

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

4. Peserta didik menyampaikan hasil simpulannya di depan kelas

tentang :

a. Perancangan Sistem Plumbing Air bersih dan jaringan

distribusi

b. Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

c. Penutup (10 menit)

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah

dibahas

2. Peserta didik memberikan umpan balik terhadap simpulan yang

disampaikan guru

3. Guru memberikan evaluasi secara lisan kepada peserta didik.

Pertemuan Kedua

a. Pendahuluan (10 menit)

1. Peserta didik menjawab salam dan sapaan dari guru, berdoa, dan

mengkondisikan diri siap mengikuti pelajaran

2. Guru dan siswa bertanya jawab berkaitan dengan materi yang telah

disampaikan

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi

penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.

4. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran

dan rencana kegiatan pembelajaran

b. Inti (295 menit)

1. Peserta didik mengamati :

a. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan

distribusi

b. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

c. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

2. Peserta didik mengeksplorasi :

a. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan

distribusi

b. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

c. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

84

3. Peserta didik menyimpulkan dengan membuat rangkuman tentang:

a. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

b. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

c. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

4. Peserta didik menyampaikan hasil simpulannya di depan kelas

tentang :

a. Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan

distribusi

b. Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

c. Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

c. Penutup (10 menit)

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah

dibahas

2. Peserta didik memberikan umpan balik terhadap simpulan yang

disampaikan guru

3. Peserta didik mengerjakan evaluasi

H. Penilaian (waktu menyesuaikan dengan JP)

a. Penilaian Kognitif

Prosedur Penilaian Kognitif

Keterangan :

N1 : Pre Test

N2 : Observasi

N3 : Post Test

Nilai Akhir = (N1 + N2 + N3)/3

b. Penilaian Afektif

Prosedur penilaian afektif menggunakan angket/kuesioner (terlampir).

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

85

c. Penilaian Psikomotorik

No Aspek yang dinilai Skor

1. Mengamati

2. Menganalisis

3. Berkomunikasi

4. Menjawab dan menyanggah pertanyaan

Keterangan Skor:

Kategori Kurang : 3 - 5

Kategori Cukup : 6 - 7

Kategori Baik : 8 - 9

Menyetujui.

Guru Pengampu Praktikan

Drs. Mahsun, MT. Rindu Ningati

NIP. 196402251995121002 NIM. 5101411026

Nilai =

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

86

Lampiran 7

KISI-KISI SOAL UJI COBA DAN INSTRUMEN

Pokok bahasan Sub pokok bahasan No. item

soal

Jumlah

soal

Perancangan Sistem Plumbing Air Bersih dan jaringan distribusi

a. Pengertian sistem

plumbing 1, 2 2

b. Perencanaan sistem air

bersih 3, 4, 5 3

c. macam- macam sistem dan

peralatan penyediaan air

bersih

6, 7, 8 3

Perancangan Sistem plumbing Air Kotor dan jaringan distribusi

a. Pengertian air buangan 9, 10 2

b. macam- macam sistem dan

peralatan penyediaan air

kotor

11, 12, 13,

14 4

c. Perencanaan sistem air

kotor 15, 16, 17,

18 4

Perancangan Sistem plumbing Air Hujan dan jaringan distribusi

b. Perencanaan sistem air

hujan 19, 20, 21

3

Pekerjaan pemasangan pompa

b. Klasifikasi dan

pemasangan pompa air 22, 23, 24,

25 4

Pekerjaan pemasangan tangki air

b. Klasifikasi tangki air 26, 27 2

Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran bangunan dan lingkungan perumahan

a. Klasifikasi dan

perencanaan fire protection 28, 29, 30 3

Jumlah soal 30

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

87

Lampiran 8

SOAL UJI COBA INSTRUMEN

PENGANTAR SOAL UJI COBA INSTRUMEN

1. Soal ini merupakan soal uji coba instrumen yang digunakan untuk

kepentingan penelitian skripsi.

2. Penelitian skripsi sendiri akan dilaksanakan di kelas X TGB A dan X TGB B.

3. Soal uji coba instrumen ini diberikan kepada siswa kelas XI TKBB .

4. Materi pada soal uji coba instrumen ini meliputi perencanaan sistem plumbing

air bersih dan jaringan distribusi, perencanaan sistem plumbing air kotor dan

distribusi, perencanaan sistem plumbing air hujan dan distribusi, pekerjaan

pemasangan pompa dan tangki air serta pencegahan dan penanggulangan

bahaya kebakaran bangunan dan lingkungan perumahan. Materi tersebut

merupakan materi yang pernah Anda dapatkan saat Anda duduk di kelas X

TKBB.

5. Hasil dari soal uji coba instrumen ini tidak berpengaruh terhadap nilai Anda

siswa kelas XI TKBB pada mata pelajaran apapun. Hasil dari soal uji coba

instrumen ini 100% digunakan untuk kepentingan penelitian skripsi.

6. Oleh karena itu, sangat diharapkan Anda untuk mengerjakan soal uji coba

instrumen ini dengan maksimal dan bersungguh-sungguh karena hal

tersebut akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penelitian skripsi

pemberi soal.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

88

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL

1. Isikan identitas Anda ke dalam lembar jawab yang telah tersedia dengan

menggunakan pulpen, sesuai petunjuk.

2. Silanglah jawaban pada huruf yang Anda anggap benar pada lembar jawab.

3. Waktu mengerjakan 30 menit.

4. Jumlah soal uji coba 25 butir.

5. Bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda menjawabnya.

6. Periksalah lembar jawab dengan seksama sebelum Anda kumpulkan.

Jawablah soal-soal dibawah ini dengan

tepat !

1. Suatu kelengkapan fasilitas

bangunan yang digunakan untuk

menunjang tercapainya unsur

kenyamanan, kesehatan, komunikasi

serta mobilitas dalam bangunan

disebut …

a. Instalasi d. Utilitas

b. Drainase e. Plumbing

c. Sanitasi

2. Sistem perpipaan sebagai sistem

penyediaan atau pengeluaran air ke

tempat-tempat yang dikehendaki

dalam suatu bangunan dan dapat

memenuhi kebutuhan penghuninya

dalam masalah air dinamakan …

a. Instalasi d. Utilitas

b. Plumbing e. Drainase

c. Sanitasi

3. Diketahui :

Kecepatan rata-rata aliran (v) =

2 m/detik

Volume roof tank (Vrt) = 60

m3

Waktu pemompaan = 30 menit

Nilai debit aliran yang

direncanakan adalah …

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

89

a. 33,3 l/detik d. 40,2

l/detik

b. 18,0 l/detik e. 10,5

l/detik

c. 90,0 l/detik

4. Jarak minimal ruang bebas untuk

pemeriksaan dan perawatan

tangki adalah …

a. 100 cm d. 2 m

b. 5 m e. 80 cm

c. 60 cm

5. Hal yang tidak diperlukan dalam

merancang konsep sistem plumbing

penyediaan air bersih adalah …

a. Jenis gedung

b. Denah bangunan

c. Konstruksi gedung

d. Komposisi warna gedung

e. Penggunaan gedung

6. Dibawah ini yang tidak termasuk

dalam sistem penyediaan air bersih

adalah …

a. Sistem sambungan langsung

b. Sistem sambungan menerus

c. Sistem tanpa tangki

d. Sinstem tangki atap

e. Sistem tangki tekan

7. Mengurangi kemungkinan terjadinya

pencemaran air minum merupakan salah

satu fungsi dari …

a. Sistem tangki atap

b. Sistem tangki bawah

c. Sistem sambungan langsung

d. Sistem tangki tekan

e. Sistem tanpa tangki

8. Salah satu keuntungan dari

penggunaan sistem tangki atap dilihat

dari segi utilitas adalah …

a. harganya mahal

b. perubahan tekanan besar

c. perawatan tangki sederhana dan mudah

d. sistem kerja kompleks

e. tidak mempunyai cadangan air

9. Dibawah ini yang tidak termasuk

kedalam zat buangan adalah …

a. Air hujan

b. Air tinja

c. Air minum

d. Air buangan dari dapur

e. Air bekas pakai

10. Definisi dari air kotor adalah …

a. Air yang berasal dari bathtub, wastafel,

dan sink dapur

b. Air yang berwarna hitam

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

90

c. Air yang berasal dari riol kota

d. Air buangan yang mengandung

kotoran manusia

e. Air buangan limbah pabrik

11. Solusi untuk pembuangan pada

perumahan yang tidak ada riol kota

adalah …

a. Dikumpulkan dalam satu

tangki terlebih dahulu

b. Disambungkan ke instalasi

pengolahan air kotor dahulu

c. Dibuang langsung di

septictank

d. Diteruskan ke bak penampung

e. Dibuang langsung melalui

pompa otomatik

12. Salah satu sistem pembuangan

berdasarkan letaknya adalah …

a. Sistem bertekanan

b. Sistem campuran

c. Sistem gravitasi

d. Sistem terpisah

e. Sistem pembuangan dalam

bangunan

13. Salah satu syarat perangkap adalah …

a. Konstruksi perangkap

kompleks

b. Kedalaman air penyekat

berkisar 50-100 mm

c. Ada bagian perangkap yang

bergerak dan bersudut

d. Bahan perangkap terbuat dari

bahan mudah karat

e. Konstruksi perangkap sulit

dijangkau

14. Untuk mencegah masuknya gas

berbau atau serangga, biasanya

perangkap yang digunakan adalah

berbentuk …

a. Perangkap P

b. Perangkap S

c. Perangkap drum

d. Perangkat genta

e. Perangkap U

15. Ukuran pipa minimal yang ditanam

dibawah tanah adalah …

a. 100 mm d. 100 cm

b. 50 mm e. 5 m

c. 50 cm

16. Manfaat pipa ven dalam sistem

perpipaan air kotor adalah …

a. Menghindari terjadinya

cyclone effect

b. Menghindari terjadiya

kebakaran

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

91

c. Menghindari terjadinya

pencemaran air

d. Menghindari terjadinya karat

e. Menghindari terjadinya

kebocoran pipa

17. Contoh gambar jenis perangkap S

dibawah ini adalah …

a.

b.

c.

d.

e.

18. Salah satu hal yang perlu diperhatikan

pada sistem pengaliran air kotor dengan

sistem gravitasi adalah …

a. jenis pipa

b. kemiringan pipa

c. warna pipa

d. jumlah pipa

e. ukuran pipa

19. Salah satu konstruksi bangunan yang

berfungsi untuk mengurangi kelebihan air

dari suatu kawasan disebut …

a. Plumbing d. Sanitasi

b. Drainase e. Instalasi

c. Utilitas

20. Kemiringan minimal pipa air hujan

adalah …

a. 6% d. 3%

b. 5% e. 2%

c. 4%

21. Salah satu hal yang tidak menjadi

pertimbangan dalam perhitungan ukuran

talang air hujan adalah …

a. Debit air hujan

b. Tekanan yang diberikan air hujan

c. Luas atap yang dilayani

d. Jumlah penghuni

e. Kemiringan atap

22. Penggunaan pompa tangan/pompa

hisap tekan biasanya digunakan pada

kedalaman …

a. > 10m d. >7m

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

92

b. < 10m e. > 15m

c. < 7m

23. Klasifikasi suatu pompa dibedakan

berdasarkan kecuali …

a. Power d.

Totalhead

b. Kapasitas e. Warna

c. Panjang pipa hisap

24. Langkah pertama yang dilakukan saat

akan memasang pompa di bangunan

bertingkat adalah …

a. Memasang pondasi

b. Menempatkan lokasi pompa

sesuai denah

c. Sambung instalasi daya

d. Lakukan running

e. Atur pressure switch pompa

25. Bagian pompa yang berfungsi sebagai

pengatur aliran air adalah …

a. Katup d. Manometer

b. Pipa tekan e. Saringan

c. Fleksible joint

26. Salah satu keunggulan dari tangki

polyethylene adalah …

a. Mempunyai warna-warna

yang cerah

b. Mempunyai kapasitas yang

besar

c. Memiliki tiga lapisan

d. Harganya mahal

e. Mudah didapat

27.

Gambar diatas merupakan jenis tangki air

yang terbuat dari ...

a. Beton d. Stainless steel

b. Fiberglass e. Polyethylene

c. Semen

28. Hal yang tidak termasuk dalam

perencanaan fire protection adalah …

a. Mengurangi seminimal mungkin bahan

yang mudah terbakar

b. Memilih bahan struktur yang tahan api

c. Meletakkan instalasi listrik secara

berantakan dan sembarangan

d. menggunakan bahan pengisi tabung

pemadam yang non combustible

e. Menggunakan bahan penangkal petir

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

93

29. Gambar dibawah ini merupakan jenis

alarm terhadap …

a. smoke detcctor

b. heat protector

c. fire protection

d. water protection

e. sprinkler protection

30. Sistem sarana deteksi kebakaran

sekaligus dengan upaya pegatasan

disebut …

a. Automatic Sprinkler System (Ass)

b. Simple Sprinkler System (Sss)

c. Booster System

d. Manual Sprinkler System (Mss)

e. Fire Hydrant

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

94

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN

1. D

2. B

3. B

4. E

5. A

6. C

7. C

8. B

9. E

10. B

11. A

12. B

13. B

14. E

15. C

16. E

17. B

18. C

19. B

20. C

21. A

22. A

23. D

24. B

25. E

26. C

27. A

28. C

29. A

30. B

Distribusi Jawaban:

A = 6 Jawaban

B = 10 Jawaban

C = 7 Jawaban

D = 2 Jawaban

E = 5 Jawaban

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

95

Lampiran 10

Soal Kelompok

Petunjuk Pengerjaan

1. Tulis identitas Anda dan kelompok ke dalam laporan yang anda buat dengan menggunakan pulpen

2. Beri nomor disetiap nama yang anda tuliskan

3. Jawab soal sesuai nomor soal yang anda dapat

4. Diskusikan jawaban yang anda dapat dengan teman sekelompok anda

Soal Kelompok

1. Jelaskan macam-macam sistem penyediaan air bersih !

2. Jelaskan tentang sistem perpipaan air kotor !

3. Sebutkan dan jelaskan peralatan yang harus ada di sekitar pompa !

4. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan penyaluran air hujan !

5. Jelaskan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing jenis tangki air !

6. Jelaskan cara pemasangan pompa yang anda ketahui !

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

96

Lampiran 11

Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Realibilitas Butir Soal Instrumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 UC16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 UC1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 UC4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 UC12 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

5 UC23 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1

6 UC3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

7 UC5 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1

8 UC7 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1

9 UC17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

10 UC21 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1

11 UC9 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1

12 UC26 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0

13 UC11 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1

14 UC13 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

15 UC14 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0

16 UC25 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1

17 UC8 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0

18 UC15 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1

19 UC20 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0

20 UC24 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1

21 UC2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1

22 UC10 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0

23 UC18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

24 UC22 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0

25 UC6 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0

26 UC19 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

15 16 7 15 17 14 19 11 16 13 13 24 19 9 13 17

∑X 15 16 7 15 17 14 19 11 16 13 13 24 19 9 13 17

∑Y 433 433 433 433 433 433 433 187 433 433 433 433 433 433 433 433

∑XY 275 314 133 319 323 299 347 211 314 263 262 418 356 204 291 339

∑X² 15 16 7 15 17 14 19 11 16 13 13 24 19 9 13 17

∑Y² 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499

rxy 0.279 0.534 0.202 0.765 0.458 0.722 0.377 0.308 0.534 0.508 0.497 0.375 0.488 0.622 0.814 0.642

rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria tidak valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid

JBA 9 11 5 12 10 12 11 7 10 9 10 13 12 8 11 12

JBB 6 5 2 3 7 2 8 4 6 4 3 11 7 1 2 2

JSA 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

JSB 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

DP 0.23 0.46 0.23 0.69 0.23 0.77 0.23 0.23 0.31 0.38 0.54 0.15 0.38 0.54 0.69 0.77

Kriteria Cukup Baik Cukup Baik CukupBaik

sekaliCukup Cukup Cukup Cukup Baik Jelek Cukup Baik Baik

Baik

sekali

JBA 9 11 9 12 10 12 11 7 10 9 10 13 12 8 11 12

JBB 6 5 6 3 7 2 8 4 6 4 3 11 7 1 2 2

JSA 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

JSB 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

IK 0.58 0.74 0.28 0.58 0.65 0.54 0.73 0.27 0.62 0.81 0.28 0.92 0.73 0.25 0.50 0.76

Kriteria Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah Sukar Mudah Mudah Sukar Sedang Mudah

Day

a P

emb

eda

Tin

gkat

Kes

uka

ran

Jumlah

Val

idit

as

No. KodeNo Soal

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

97

Lanjutan

Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Realibilitas Butir Soal Instrumen

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 UC16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841

2 UC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784

3 UC4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 28 784

4 UC12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625

5 UC23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 576

6 UC3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 24 576

7 UC5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23 529

8 UC7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 21 441

9 UC17 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 21 441

10 UC21 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 19 361

11 UC9 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 19 361

12 UC26 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 18 324

13 UC11 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 17 289

14 UC13 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 16 256

15 UC14 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 15 225

16 UC25 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 15 225

17 UC8 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 12 144

18 UC15 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 11 121

19 UC20 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 11 121

20 UC24 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 10 100

21 UC2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 9 81

22 UC10 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 9 81

23 UC18 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 8 64

24 UC22 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 8 64

25 UC6 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7 49

26 UC19 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6 36

15 11 14 14 18 14 21 15 8 16 15 11 14 9 433 8499

∑X 15 11 14 14 18 14 21 15 8 16 15 11 14 9

∑Y 433 433 433 433 433 433 433 433 433 8 8499 433 0 Jumlah

∑XY 294 238 289 294 329 275 379 273 187 302 289 223 274 185

∑X² 15 11 14 14 18 14 21 15 8 16 15 11 14 9

∑Y² 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499 8499

rxy 0.489 0.606 0.612 0.667 0.346 0.459 0.406 0.257 0.637 0.399 0.434 0.440 0.448 0.403

rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid valid valid valid valid valid

JBA 11 9 11 11 10 10 12 8 8 11 10 7 9 6

JBB 4 2 3 3 8 4 9 6 0 5 5 4 5 3

JSA 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

JSB 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

DP 0.54 0.54 0.62 0.62 0.15 0.46 0.23 0.15 0.62 0.46 0.38 0.23 0.31 0.23

Kriteria Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup

JBA 11 9 11 11 10 10 12 8 8 11 10 7 9 6

JBB 4 2 3 3 8 4 9 6 0 5 5 4 5 3

JSA 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 K = 30

JSB 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 M = 16,615

IK 0.58 0.22 0.87 0.54 0.27 0.54 0.81 0.54 0.21 0.72 0.58 0.22 0.54 0.25 Vt = 50,313

Kriteria Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah r11 = 0,882

Day

a P

emb

eda

Tin

gkat

Kes

uka

ran

Jumlah

Val

idit

as

Y Y²No. KodeNo Soal

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

98

Lampiran 12

REKAPITULASI UJI INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN

No. Validitas Daya Pembeda

Tingkat Kesukaran

Keterangan Nomor Soal

1 tidak valid Cukup Sedang Dibuang -

2 valid Baik Mudah Dipakai 1

3 tidak valid Cukup Sukar Dibuang -

4 valid Baik Sedang Dipakai 2

5 valid Cukup Sedang Dipakai 3

6 valid Baik sekali Sedang Dipakai 4

7 valid Cukup Mudah Dipakai 5

8 tidak valid Cukup Sukar Dibuang -

9 valid Cukup Sedang Dipakai 6

10 valid Cukup Mudah Dipakai 7

11 valid Baik Sukar Dipakai 8

12 valid Jelek Mudah Dipakai 9

13 valid Cukup Mudah Dipakai 10

14 valid Baik Sukar Dipakai 11

15 valid Baik Sedang Dipakai 12

16 valid Baik sekali Mudah Dipakai 13

17 valid Baik Sedang Dipakai 14

18 valid Baik Sukar Dipakai 15

19 valid Baik Mudah Dipakai 16

20 valid Baik Sedang Dipakai 17

21 tidak valid Jelek Sukar Dibuang -

22 valid Baik Sedang Dipakai 18

23 valid Cukup Mudah Dipakai 19

24 tidak valid Cukup Sedang Dibuang -

25 valid Baik Sukar Dipakai 20

26 valid Baik Mudah Dipakai 21

27 valid Cukup Sedang Dipakai 22

28 valid Cukup Sukar Dipakai 23

29 valid Cukup Sedang Dipakai 24

30 valid Cukup Mudah Dipakai 25

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

99

Lampiran 13

MATERI

1.1 Perancangan Sistem Plumbing Air Bersih Dan Jaringan Distribusi

Perancangan atau perencanaan sistem air bersih didasarkan pada :

a. Kebutuhan air bersih

b. Ketentuan umum

c. Sistem dan peralatan penyediaan air bersih

d. Jaringan pipa air bersih

Ketentuan sistem penyediaan air bersih harus memenuhi kriteria dibawah ini :

a. Tekanan air pada alat plambing sesuai dengan ketentuan

b. Kecepatan aliran dalam pipa minimal 0,9 dan maksimal 2 m/detik

c. Kapasitas tangki air bawah diperhitungkan berdasarkan kebutuhan air per hari

d. Kapasitas tangki air atas diperhitungkan berdasarkan fluktuasi pemakaian per hari

Adapun pembagian sistem penyediaan air bersih adalah sebagai berikut :

a. Sistem sambungan langsung

Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana, pipa distribusi kebangunan langsung

dengan, pipa cabang dari sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang

distribusi PDAM).

Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi PDAM, maka sistem ini hanya bisa untuk

bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2 (dua) lantai.

Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem, ini adalah air yang berasal dan pipa

cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM).

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

100

b. Sistem tangki tekan

Biasanya sistem ini digunakan bila air yang akan masuk kedalam bangunan,

pengalirannya menggunakan pompa.

Prinsip kerja sistem ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Air dari sumur atau yang telah

ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup, sehingga air

yang ada didalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air dan tangki tertutup

tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan.

Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang

menutup/membuka saklar motor listlik penggerak pompa. Pompa berhenti bekeria kalau tekanan

dalam tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali setelah

tekanan dalam tangki mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan

biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm2 sampai 1,50 kg/cm2.

Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari

reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur)

atau langsung dari sumur (air tanah).

c. Sistem tangki atap

Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan, maka

dapat diterapkan sistem tangki atap.

Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah, lalu dipompakan ke

tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang di simpan di atas atap atau dibangunan yang

tertinggi, dan bisa juga berupa menara air.

Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah air yang berasal dari

reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur)

atau langsung dari sumur (air tanah).

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

101

1.2 Perancangan Sistem Plumbing Air Kotor dan Jaringan Distribusi

Air kotor merupakan air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet dan air buangan yang

mengandung kotoran manusia (black water). Sedangkan yang dimaksud dengan air bekas adalah air

buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water).

Sistem plumbing air kotor dalam sebuah bangunan harus dipisahkan dari sistem plumbing air

bersih. Sistem pembuangan air kotor pada bangunan gedung ada 2 (dua) cara yaitu:

Sistem individu

Sistem terpusat

Sistem individu atau disebut juga "on site system" adalah system pembuangan air kotor. rumah tangga

dari tiap-tiap rumah tangga/bangunan gedung atau beberapa rumah/bangunan gedung.

Sistem terpusat atau disebut juga "off site system” adalah system pembuangan air kotor. Dari tiap-

tiap rumah/bangunan gedung. Di alirkan/dibuang bersama-sama dengan menggunakan system pemipaan

menggunakan sistem pemipaan (disebut sistem rioolening) ke unit pengolahan air kotor untuk suatu

kawasan atau kota. Bagian-bagian yang penting dalam sistem plumbing air kotor diantaranya adalah

sebagai berikut :

Pemipaan (sistem perpipaan)

Perangkap

Pipa ven

Lubang pembersih

Bak penampung dan pompa

1.3 Perancangan Sistem Plumbing Air Hujan dan Jaringan Distribusi

Bangunan yang dilengkapi dengan system plambing harus dilengkapi degan system drainase untuk

pembuangan air hujan yang berasal dari atap maupun jalur terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang

dibawa dalam system plambing ini harus disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air hujan. Hal ini

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

102

karena tidak boleh air hujan disalurkan ke dalam system plambing air buangan yang hanya bertujuan untuk

menyalurkan air buangan saja atau disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan tersebut akan mengalir ke

jalan umum, menyebabkan erosi atau genangan air. Bila terdapat system plambing air buangan dan air hujan

dalam satu gedung maka tidak dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah saja.

Sistem plambing air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus dilengkapi dengan

perangkap untuk mencegah keluarnya gas dan bau tidak enak dari system tersebut.

Perangkap yang terpasang harus berukuran minimal sama dengan pipa mendatar yang terpasang

bersama. Dan harus dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya yang terletak di dalam gedung. Pada ujung

dimana air masuk, harus dilengkapi dengan penahan kotoran agar system plambing air hujan tidak terganggu.

Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan digunakan untuk menangkap air hujan yang jatuh ke atas

atap atau bidang tangkap lainnya di atas tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran,

umumnya ke permukaan tanah atau system drainase bawah tanah (underground drain). Tidak diperkenankan

menghubungkannya dengan system saluran saniter. Talang tegak dapat ditempatkan di dalam ruangan

(conductor) maupun di luar bangunan (leader).

1.4 Pekerjaan Pemasangan Pompa Air

Pompa air digunakan untuk mendapatkan air dari sumbernya (sumur, PDAM, mata air) dan

mendistribusikannya agar bisa dikonsumsi. Jenis pompa air dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Pompa tangan/pompa hisap tekan

Pengoperasiannya dengan cara mengayun tuasnaik-turun menggunakan tenaga manusia (bukan

tenaga listrik). Biasa digunakan untuk sumur dangkal, kurang dari 7 m.

b. Pompa listrik

Pompa bekerja menggunakan daya listrik, pompa berfungsi untuk menyedot dan

mendistribusikan air. Pompa listrik tersedia di pasaran dengan berbagai merk dan klasifikasi.

Klasifikasi suatu pompa dibedakan menurut kapasitas, panjang pipa hisap, power, dan totalhead.

Berikut langkah-langkah cara pemasangan pompa air :

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

103

a. Marking lokasi penempatan pompa, terutama jika pemasangan pompa pada lokasi bangunan

yang butuh keakuratan ukuran misalnya gedung bertingkat tinggi sehingga letak pompa air

sesuai dengan lokasi yang direncanakan dan tidak mengganggu ruangan lainya.

b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi. Buat pondasi dari beton agar pompa

yang kebanyakan dibuat dari besi tidak cepat berkarat.

c. Sebelum pompa dipasang, terlebih dulu pasang dengan benar instalasi pemipaan ruang pompa

dan instalasi pendukung seperti pipa plumbing dan kabel listrik.

d. Pasang Pompa dan valve-valvenya, baca buku petunjuk pemasangan sesuai merk pompa.

e. Sambung instalasi daya ke pompa. Gunakan kabel, saklar, klem dan peralatan listrik yang

standar.

f. Atur pressure switch pompa.

g. Lakukan running test pompa.

h. Jika ada kesulitan dapat bekerjasama dengan tukang plumbing atau kontraktor mekanikal

elektrikal.

1.5 Pekerjaan Pemasangan Tangki Air

Tangki air atau elevated water tank atau recevoir, tersedia dengan berbagai kapasitas/ukuran, besar

dan kecil tergantung kebutuhan air per harinya. Kebutuhan air per hari dipakai sebagai acuan menghitung.

Tangki air tersedia dengan beberapa material diantaranya adalah polyethylene, stainless steel, fiber glass,

dan beton bertulang. Diantara bahan-bahan tersebut, bahan yang dianggap paling bagus untuk tangki air

adalah tangki berbahan dasar polyethylene. Keunggulan tangki air polyethylene :

• Tangki ini terdiri dari 3 lapisan

• Lapisan paling dalam (lapisan putih deluxe) untuk memproteksi jamur dan lumut;

• lapisan kedua (fleksible foam) untuk memproteksi bentur, bantingan, dan panas;

• Lapisan terluar (kulit berwarna) untuk memproteksi radiasi sinar ultra violet.

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

104

Lampiran 14

Kognitif Afektif Psikomotorik Kognitif Afektif Psikomotorik

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai

1 E1 91.00 92.64 87.64 90.99 1 K1 78.00 91.03 85.72 83.63

2 E2 88.00 89.42 89.42 88.71 2 K2 88.00 80.44 86.11 85.17

3 E3 93.00 90.28 90.28 91.64 3 K3 87.00 82.21 83.33 84.79

4 E4 86.00 92.15 92.15 89.08 4 K4 79.00 96.18 88.56 86.32

5 E5 90.00 93.28 93.28 91.64 5 K5 76.00 68.97 86.11 75.34

6 E6 94.00 85.67 85.67 89.84 6 K6 84.00 74.12 80.56 80.13

7 E7 85.00 88.32 83.32 85.83 7 K7 88.00 85.15 83.33 86.27

8 E8 87.00 91.64 91.64 89.32 8 K8 87.00 81.47 88.89 85.47

9 E9 91.00 91.64 91.64 91.32 9 K9 87.00 66.03 86.11 79.86

10 E10 88.00 91.64 91.64 89.82 10 K10 82.00 74.85 88.89 80.77

11 E11 92.00 86.33 83.33 88.67 11 K11 92.00 90.29 86.11 90.45

12 E12 86.00 86.14 86.14 86.07 12 K12 88.00 74.85 83.33 82.84

13 E13 90.00 94.32 94.32 92.16 13 K13 88.00 78.53 91.67 85.45

14 E14 93.00 97.26 97.26 95.13 14 K14 87.00 83.68 83.33 85.28

15 E15 93.00 89.73 82.73 90.20 15 K15 79.00 65.29 86.11 75.62

16 E16 87.00 94.44 94.44 90.72 16 K16 86.00 83.36 80.56 84.21

17 E17 96.00 87.33 83.33 91.00 17 K17 83.00 80.00 83.33 82.06

18 E18 90.00 97.22 97.22 93.61 18 K18 79.00 88.01 90.11 83.85

19 E19 87.00 86.44 83.44 86.22 19 K19 79.00 73.38 91.67 79.24

20 E20 97.00 83.44 83.44 90.22 20 K20 85.00 88.09 83.33 85.75

21 E21 88.00 94.53 94.53 91.27 21 K21 77.00 74.85 94.44 79.19

22 E22 91.00 91.83 91.83 91.42 22 K22 83.00 68.24 95.00 80.08

23 E23 94.00 85.72 85.72 89.86 23 K23 83.00 83.68 95.00 85.23

24 E24 90.00 88.87 88.87 89.44 24 K24 79.00 85.15 91.67 83.16

25 E25 92.00 90.54 90.54 91.27 25 K25 79.00 72.65 86.11 78.07

26 E26 100.00 86.22 86.22 93.11 26 K26 87.00 80.74 83.33 84.30

27 E27 91.00 98.24 98.24 94.62 27 K27 87.00 85.15 86.11 86.23

28 E28 90.00 92.63 92.63 91.32 28 K28 83.00 60.15 91.33 76.77

29 E29 90.00 85.11 82.11 87.06 29 K29 87.00 78.53 83.33 83.56

30 E30 96.00 86.64 86.64 91.32 30 K30 91.00 73.38 88.89 84.78

31 E31 85.00 95.44 95.44 90.22 31 K31 78.00 72.65 83.33 77.10

32 E32 95.00 93.22 93.22 94.11 32 K32 87.00 78.53 83.33 83.56

33 E33 88.00 93.22 93.22 90.61 33 K33 89.00 74.85 88.24 84.16

34 E34 85.00 87.74 87.74 86.37 34 K34 90.00 87.42 86.11 88.49

35 E35 87.00 88.24 88.24 87.62 35 K35 92.00 77.79 88.24 86.64

36 E36 92.00 96.63 96.63 94.32 36 K36 88.00 76.32 85.64 83.71

3258.00 3264.15 3234.15 3256.08 3042.00 2835.98 3127.26 2987.54

36 36 36 36 36 36 36 36

90.50 90.67 89.84 90.45 84.50 78.78 86.87 82.99

90.00 91.09 90.41 90.85 86.50 78.53 86.11 83.78

90.00 91.64 91.64 91.64 87.00 74.85 83.33 83.56

13.46 15.46 22.48 5.23 20.83 62.08 14.86 12.89

3.67 3.93 4.74 2.29 4.56 7.88 3.86 3.59

100.00 98.24 98.24 95.13 92.00 96.18 95.00 90.45

85.00 83.44 82.11 85.83 76.00 60.15 80.56 75.34

(85 - 100) (83.44 - 98.24) (82,11 - 98,24) (85,83 - 95,13) (76,00 - 92,00) (60,15 - 96,18) (80,56 - 95.00) (75,34 - 90,45)

SD

Maks

Min

Rentang

SD

Max

Min

Rentang

JUMLAH

n

Mean

Median

Modus

Varian

JUMLAH

n

Mean

Median

Modus

Varian

ANALISIS DATA AKHIR PRESTASI BELAJAR

KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL

Kel No Kode Kel No KodeNilai Akhir

7

1

2 2

3 3

4 4

1

Nilai Akhir

9 9

8 8

5 5

6 6

7

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

105

Lampiran 15

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = Panjang Kelas =

Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =

Rentang = s =

Banyak kelas = n =

²

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =

Karena ² < 2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

UJI NORMALITAS

DATA HASIL BELAJAR KELOMPOK EKSPERIMEN

95 1.55

86 90.45

9 2.29

6 36

Kelas IntervalBatas

Kelas

Z untuk

batas kls.

Peluang

untuk Z

Luas Kls.

Untuk ZEi Oi

(Oi-Ei)²

Ei

86 88 85.5 -2.16 0.4847 0.1821 6.5547 5 0.3687

89 91 88.5 -0.85 0.3027 0.4801 17.2844 15 0.3019

92 94 91.5 0.46 0.1775 0.2844 10.2372 11 0.0568

0.0365

95 97 94.5 1.77 0.4618 0.0371

0

1.3372 4 5.3029

98 100 97.5 3.08 0.4990 0.0010 0 0.0365

101 103 100.5 4.40 0.5000 0.0000 0.0002

= 6.0671

7.81

0.0002103.5 5.71 0.5000

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

106

Lanjutan

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = Panjang Kelas =

Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =

Rentang = s =

Banyak kelas = n =

²

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =

Karena ² < 2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

UJI NORMALITAS

DATA HASIL BELAJAR KELOMPOK KONTROL

90 2.52

75 82.99

15 3.59

6 36

Kelas IntervalBatas

Kelas

Z untuk

batas kls.

Peluang

untuk Z

Luas Kls.

Untuk ZEi Oi

(Oi-Ei)²

Ei

75 79 74.5 -2.36 0.4910 0.1566 5.6390 5 0.0724

80 84 79.5 -0.97 0.3343 0.4976 17.9140 14 0.8552

85 89 84.5 0.42 0.1633 0.3019 10.8684 16 2.4229

0.0241

90 94 89.5 1.81 0.4652 0.0341

0

1.2293 1 0.0428

95 99 94.5 3.21 0.4993 0.0007 0 0.0241

100 104 99.5 4.60 0.5000 0.0000 0.0001

= 3.4174

7.81

0.0001104.5 5.99 0.5000

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

107

Lampiran 16

Hipotesis

Ho : =

Ha : =

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)

F 1/2 (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

Pada = 5% dengan:

dk pembilang = nb - 1 = 36 - 1 = 35

dk penyebut = nk -1 = 36 - 1 = 35

F (0.025)(35:36) =

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa

kedua kelompok mempunyai varians yang sama.

Kelompok Kontrol

3256 2988

2.464

90.45

5.23

36

Sumber variasi

12.8864

n

x

Varians (s2)

1.96

1.962.464

Standart deviasi (s)

F =5.2303

82.99

12.89

=

2.29 3.59

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA PRE TEST ANTARA KELOMPOK

EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

s12

s12

s22

s22

36

Jumlah

Kelompok Eksperimen

Daerah penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians

terbesarVarians F

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

108

Hipotesis

Ho : ≤

Ha : >

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Dimana,

Ho diterima apabila -t(1-1/2)(n1+n2-2) < t < t(1-1/2)(n1+n2-2)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

1 + 1

+ 2

1 1

36 36

Pada = 5% dengan dk = 36 + 35 - 2 = 69 diperoleh t (tabel) =

10.515-1.99

m2

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN

KELOMPOK KONTROL

Jumlah 3256 2988

Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

m1 m2

m1

12.8864

Standart deviasi (s) 2.29 3.59

n 36 36

x 90.45 82.99

s =36 5.2303

36

Varians (s2) 5.2303

= 3.0097236

36

=

12.8864

1.99

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa

kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

10.515

1.99

t =90.45 82.99

3.00972 +

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penerimaan

Ho

21 n

1

n

1 s

xx t 21

+

2nn

1n1n s

21

222

211

+

+

ss

Lampiran 17

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

109

Lampiran 18

ANGKET KEAKTIFAN SISWA

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Bila diberi materi pelajaran oleh guru saya akan segera

membaca materi tersebut

2 Saya akan bertanya bila tidak mengerti

3 Saya mendengarkan bila guru sedang menerangkan

materi pelajaran

4 Sesudah pelajaran saya membuat ringkasan tentang

materi yang saya dapatkan

5 Saya hadir dalam setiap pengamatan kelompok di sekolah

6 Saya tertarik untuk memecahkan masalah-masalah yang

diberikan guru kepada siswa

7 Saya bersemangat untuk mengikuti mata pelajaran

Konstruksi Bangunan

8 Saya tidak membaca materi bila tidak diminta guru

9 Saya tidak akan mengemukakan ide/pemikiran saya bila

tidak diminta oleh guru

10 Bila guru sedang menerangkan materi pelajaran, saya

lebih memilih untuk berbicara dengan teman lain

11 Saya akan mencatat bila diminta oleh guru

12 Saya tidak hadir dalam setiap pengamatan kelompok di

sekolah

13 Saya tidak mau bila ditunjuk untuk membuat keputusan

dalam kelompok

14 Saya merasa bosan ketika teman menerangkan materi

pelajaran melalui presentasi kelompok

15 Saya membaca materi pelajaran sebelum pelajaran

dimulai

16 Saya mampu menuangkan ide/pemikiran saya di kelas

17 Saya mendengarkan presentasi sehingga lebih cepat

menangkap materi

18 Mengerjakan latihan soal membuat saya lebih mengerti

materi pelajaran yang saya dapat

19 Saya berantusias saat melakukan pengamatan diluar kelas

20 Saya akan menganalisa soal yang diberikan oleh guru

kepada siswa

21 Saya berani bila guru meminta saya untuk tampil didepan

kelas

22 Saya lebih memilih mencontek teman dari pada harus

membaca materi yang akan di ujikan

23 Saya tetap diam walaupun saya kurang mengerti materi

yang diterangkan oleh guru

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

110

24 Saya lebih memilih bercanda dengan teman sebangku

saya dari pada mendengarkan presentasi

25 Saya lebih membuat fotocopy catatan milik teman

daripada saya harus mencatat sendiri

26 Menurut saya kegiatan pengamatan kelompok di sekolah

tidak penting

27 Menganalisis soal yang diberikan guru hanya membuang

waktu

28 Saya merasa gugup bila guru menunjuk saya untuk

mengemukakan ide pemikiran saya di depan kelas

29 Menurut saya diskusi merupakan hal penting dalam

kegiatan belajar mengajar

30 Saya sangat antusias saat mendengarkan perdebatan

tentang masalah pelajaran

31 Saya aktif mngumpulkan informasi, data, dan mencatat

hasil pengamatan

32 Saya merasa takut mengemukakan ide/pemikiran di depan

kelas

33 Saya senang ketika mengikuti kegiatan pengamatan diluar

kelas

34 Saya lebih memilih diam walaupun saya tahu topik

pelajaran yang sedang dibahas oleh guru

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

111

12

34

56

78

910

1112

1314

1516

1718

19

1FI

TRIA

FEB

RIA

NI

43

43

34

33

44

34

34

44

44

3

2D

ESTY

AV

IAN

I SA

PU

TRI

44

44

44

33

34

44

42

44

44

4

3D

EWI

SETY

A P

UTR

I4

34

34

44

33

34

44

33

44

42

4R

ATN

ASA

RI

DEW

I4

44

24

44

41

34

44

43

44

43

5D

HEL

A W

AH

YU R

ISTA

NTY

33

44

44

43

43

34

43

44

44

3

6JO

KO

MU

LYA

NTO

34

43

44

33

43

44

43

34

44

4

7B

AG

AS

AD

I SA

PU

TRO

44

44

44

24

34

44

43

34

44

3

8FI

RA

FIT

RIA

NA

33

44

44

44

44

44

43

34

42

4

9LA

RA

SATI

DEV

I K

UM

ALA

44

43

33

44

34

33

43

32

43

3

10IN

DA

H N

OV

ITA

SA

RI

33

43

44

33

34

34

32

34

43

3

11A

GU

NG

SET

YA B

UD

I4

44

33

32

32

24

44

33

33

34

12R

IAN

A I

SNA

DEW

I3

34

33

34

32

44

43

43

44

24

13C

ERIA

NU

R F

AJR

ULL

OH

34

43

33

23

23

33

33

44

33

2

14C

AH

YO A

JI P

RA

SETY

O3

33

24

42

32

44

43

23

34

33

15D

ICK

I W

AH

YU A

DI

LAK

SON

O4

44

34

43

33

43

33

32

24

34

16A

BIM

AN

YU S

ETYA

WIB

OW

O3

34

33

33

42

23

43

44

42

43

17H

AFI

D A

BB

AS

33

43

43

32

33

44

32

33

43

3

18M

UH

AM

MA

D A

JI S

AP

UTR

O4

34

33

34

33

34

44

42

23

31

19YO

RD

AN

AU

LIA

HID

AYA

T3

34

23

34

32

32

33

33

32

32

20IN

TAN

VID

IAST

ATI

K2

24

43

32

43

22

33

34

23

33

21M

AR

TIN

US

IVA

NK

A N

OV

A K

23

43

42

32

21

44

43

32

42

3

22A

INA

YA F

EBR

IYA

NI

44

33

33

23

22

33

32

22

23

3

23M

IFTA

CH

UL

CH

USN

A A

NN

ISA

43

43

33

23

22

33

33

33

24

3

24W

IDYA

EM

ILIA

44

33

42

32

24

11

41

31

43

4

25LE

ON

AR

DO

CA

LIST

RO

MA

GN

O2

33

33

32

33

22

33

33

32

32

26M

UH

AM

AD

ALV

IN C

AH

YO N

23

33

33

23

32

23

33

33

34

2

27N

ATA

SHA

JES

SIC

A P

UTR

I4

34

23

33

33

23

43

23

32

23

28A

PR

ILLI

A T

IRTA

SAR

I2

33

23

43

32

33

42

23

32

23

29M

AH

AR

DIK

A A

JI W

IBIS

ON

O2

23

23

32

32

23

33

33

32

23

30R

IZK

I A

YU L

ESTA

RI

43

33

24

22

34

12

13

23

42

3

31M

UH

AM

MA

D I

MR

ON

HID

AYA

T3

24

33

32

32

23

33

23

32

11

32W

AH

YU A

GU

NG

SA

PU

TRA

33

32

32

32

13

22

31

21

31

2

33D

ITH

A M

ALA

SAR

I3

23

34

32

32

32

23

32

33

22

34SE

NLI

AR

NA

NTI

A S

EVIR

A P

44

34

22

33

22

33

12

42

32

2

35R

UD

I H

ERM

AW

AN

23

43

34

23

21

13

22

22

41

2

36U

MA

ILA

MU

SFA

RIN

A3

43

22

34

21

12

11

12

13

12

116

116

132

106

119

118

103

108

9010

210

711

911

297

107

106

117

101

101

∑X

116

116

132

106

119

118

103

108

9010

210

711

911

297

107

106

117

101

101

∑Y

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

∑X

Y11

938

1190

713

574

1088

012

287

1217

210

629

1111

093

6810

660

1044

211

570

1091

794

1410

355

1034

511

324

9875

9810

∑X

²39

438

849

232

640

740

231

733

624

832

234

941

937

428

533

334

440

531

730

7

∑Y²

3795

2633

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

82

rxy

0.37

30.

350

0.63

20.

322

0.59

30.

521

0.38

70.

435

0.52

70.

586

0.68

20.

644

0.72

90.

468

0.47

90.

668

0.41

30.

689

0.52

4

rtab

el

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

9

Kri

teri

ava

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

Jum

lah

Validitas

No

.N

AM

A

AN

AL

ISIS

VA

LID

ITA

S A

NG

KE

T K

EA

KT

IFA

N S

ISW

AN

o S

oal

Lampiran 19

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

112

1920

2122

2324

2526

2728

2930

3132

3334

1FI

TRIA

FEB

RIA

NI

34

44

44

34

43

44

33

44

124

1537

6

2D

ESTY

AV

IAN

I SA

PU

TRI

43

34

44

43

44

33

44

31

122

1488

4

3D

EWI

SETY

A P

UTR

I2

34

33

44

34

43

44

34

412

114

641

4R

ATN

ASA

RI

DEW

I3

34

33

43

43

44

34

44

312

114

641

5D

HEL

A W

AH

YU R

ISTA

NTY

33

33

34

33

44

43

34

34

120

1440

0

6JO

KO

MU

LYA

NTO

44

32

24

34

44

43

33

44

120

1440

0

7B

AG

AS

AD

I SA

PU

TRO

32

42

22

24

44

44

43

43

118

1392

4

8FI

RA

FIT

RIA

NA

43

32

34

31

44

44

34

23

117

1368

9

9LA

RA

SATI

DEV

I K

UM

ALA

33

43

24

34

43

43

43

43

115

1322

5

10IN

DA

H N

OV

ITA

SA

RI

34

43

34

34

33

44

43

32

114

1299

6

11A

GU

NG

SET

YA B

UD

I4

44

23

34

34

34

34

34

311

212

544

12R

IAN

A I

SNA

DEW

I4

34

22

44

32

34

34

34

311

212

544

13C

ERIA

NU

R F

AJR

ULL

OH

23

43

33

33

44

44

33

44

110

1210

0

14C

AH

YO A

JI P

RA

SETY

O3

44

33

33

43

34

34

33

310

911

881

15D

ICK

I W

AH

YU A

DI

LAK

SON

O4

42

23

33

33

34

33

43

310

911

881

16A

BIM

AN

YU S

ETYA

WIB

OW

O3

32

23

22

34

34

43

33

410

611

236

17H

AFI

D A

BB

AS

32

32

34

23

33

44

33

34

106

1123

6

18M

UH

AM

MA

D A

JI S

AP

UTR

O1

32

23

43

33

43

34

24

110

410

816

19YO

RD

AN

AU

LIA

HID

AYA

T2

43

32

33

32

43

43

43

199

9801

20IN

TAN

VID

IAST

ATI

K3

42

32

42

23

43

32

33

398

9604

21M

AR

TIN

US

IVA

NK

A N

OV

A K

33

22

23

31

44

44

33

23

9896

04

22A

INA

YA F

EBR

IYA

NI

33

22

33

34

42

33

43

42

9794

09

23M

IFTA

CH

UL

CH

USN

A A

NN

ISA

33

22

23

22

33

34

23

32

9590

25

24W

IDYA

EM

ILIA

41

43

24

12

23

43

34

24

9590

25

25LE

ON

AR

DO

CA

LIST

RO

MA

GN

O2

32

33

32

44

11

44

42

192

8464

26M

UH

AM

AD

ALV

IN C

AH

YO N

23

22

33

24

22

32

23

41

9182

81

27N

ATA

SHA

JES

SIC

A P

UTR

I3

33

33

43

14

22

11

22

291

8281

28A

PR

ILLI

A T

IRTA

SAR

I3

32

22

32

34

11

14

24

288

7744

29M

AH

AR

DIK

A A

JI W

IBIS

ON

O3

22

22

33

14

24

33

41

287

7569

30R

IZK

I A

YU L

ESTA

RI

32

42

13

22

14

12

41

33

8673

96

31M

UH

AM

MA

D I

MR

ON

HID

AYA

T1

32

22

33

14

23

14

13

284

7056

32W

AH

YU A

GU

NG

SA

PU

TRA

22

22

31

44

32

44

31

32

8267

24

33D

ITH

A M

ALA

SAR

I2

32

33

32

22

21

31

12

181

6561

34SE

NLI

AR

NA

NTI

A S

EVIR

A P

21

31

12

42

12

31

14

21

8064

00

35R

UD

I H

ERM

AW

AN

21

41

12

22

14

42

22

31

7860

84

36U

MA

ILA

MU

SFA

RIN

A2

42

34

13

14

22

43

32

178

6084

101

106

106

8893

115

101

100

116

109

118

111

113

106

111

9036

6037

9526

∑X

101

106

106

8893

115

101

100

116

109

118

111

113

106

111

90

∑Y

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

3660

∑X

Y98

1010

278

1026

785

2990

1511

172

9765

9714

1126

510

602

1144

810

753

1095

110

287

1075

487

90

∑X

²30

733

834

023

226

139

330

331

840

836

142

237

538

534

236

726

8

∑Y²

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

3337

8233

3782

K =

34

rxy

0.52

40.

448

0.38

50.

440

0.42

60.

582

0.34

80.

401

0.49

20.

554

0.45

10.

378

0.41

80.

453

0.44

00.

511

M =

101

,5

rtab

el

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

0.32

90.

329

Vt

= 21

3,58

3

Kri

teri

ava

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

dva

lid

vali

d r

11 =

2,0

02

Jum

lah

Validitas

YY²

No

.N

AM

A

AN

AL

ISIS

VA

LID

ITA

S A

NG

KE

T K

EA

KT

IFA

N S

ISW

A

Lanjutan

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

113

Hipotesis

Ho : =

Ha : =

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)

F 1/2 (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

Pada = 5% dengan:

dk pembilang = nb - 1 = 36 - 1 = 35

dk penyebut = nk -1 = 36 - 1 = 35

F (0.025)(35:36) =

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok mempunyai varians yang sama.

Kelompok Kontrol

3264 2836

4.014

90.67

15.46

36

Sumber variasi

62.0751

n

x

Varians (s2)

1.96

1.964.014

Standart deviasi (s)

F =15.4642

78.78

62.08

=

3.93 7.88

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA PRE TEST ANTARA KELOMPOK

EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

s12

s12

s22

s22

36

Jumlah

Kelompok Eksperimen

Daerah penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians

terbesarVarians F

Lampiran 20

UJI KESAMAAN DUA VARIANS (HOMOGENITAS) KEAKTIFAN SISWA

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

114

Lampiran 21

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = Panjang Kelas =

Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =

Rentang = s =

Banyak kelas = n =

²

Untuk = 5%, dengan dk = 8 - 3 = 5 diperoleh ² tabel =

Karena ² < 2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

90 94

95 99

DATA KEAKTIFAN SISWA KELOMPOK KONTROL

96 4.50

60 78.78

36 7.88

8 36

Kelas IntervalBatas

Kelas

Z untuk

batas kls.

Peluang

untuk Z

Luas Kls.

Untuk ZEi Oi

(Oi-Ei)²

Ei

60 64 59.5 -2.45 0.4928 0.0278 1.0000 1 0.0000

65 69 64.5 -1.81 0.4650 0.0845 3.0425 4 0.3013

70 74 69.5 -1.18 0.3805 0.1741 6.2679 4 0.8206

0.2296 8.2671

75 79 74.5 -0.54 0.2064 0.2429

5.2938 6

8.7458 10 0.1798

80 84 79.5 0.09 0.0365

2 0.0381

8 0.0086

85 89 84.5 0.73 0.2662 0.1470

1

= 1.6842

11.07

0.0942

89.5 1.36 0.4132 0.0638 2.2958

UJI NORMALITAS

98.50.2415

2.52 0.494194.5 2.00 0.4770 0.0171 0.6147

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

115

Hipotesis

Ho : ≤

Ha : >

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Dimana,

Ho diterima apabila -t(1-1/2)(n1+n2-2) < t < t(1-1/2)(n1+n2-2)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

1 + 1

+ 2

1 1

36 36

Pada = 5% dengan dk = 36 + 35 - 2 = 69 diperoleh t (tabel) =

1.99

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa

kelompok eksperimen lebih aktif daripada kelompok kontrol.

8.104

1.99

t =90.67 78.78

6.22653 +

= 6.2265336

36

=

62.0751s =

36 15.4642

36

Varians (s2) 15.4642 62.0751

Standart deviasi (s) 3.93 7.88

n 36 36

x 90.67 78.78

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN

KELOMPOK KONTROL (KEAKTIFAN SISWA)

Jumlah 3264 2836

Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

m1 m2

m1

-1.99

m2

8.104

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penerimaan

Ho

21 n

1

n

1 s

xx t 21

+

2nn

1n1n s

21

222

211

+

+

ss

Lampiran 22

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

116

Lampiran 23

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

117

Lampiran 24

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

118

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

119

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

120

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

121

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

122

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

123

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

124

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

125

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

126

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

127

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

128

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

128

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN

DI SMK NEGERI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang

Oleh RINDU NINGATI NIM5101411026

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

129

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015” ini

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang, pada tanggal 09 September 2015.

Panitia Ujian,

Ketua Sekretaris

Drs. Sucipto, M.T. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T.

NIP. 196301011991021001 NIP. 197207021999031002

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr. Nur Qudus, M.T. Dra. Sri Handayani, M.Pd. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T.

NIP. 196911301994031001 NIP. 196711081991032001 NIP. 197207021999031002

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknik UNNES

Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd.

NIP. 196602151991021001

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

130

ABSTRAK

Rindu Ningati. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015.Fakulkas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing:Dra. Sri Handayani, M.Pd.,Eko Nugroho Julianto, S. Pd, M.T.

Kata kunci :Hasil belajar; Konstruksi Bangunan; Numbered Heads Together.

Penerapan model pembelajaran konvensional masih dilakukan pada mata pelajaran konstruksi bangunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk menjadi subyek aktif dan mandiri. Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran konstruksi bangunan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Numbered Heads Together (NHT). Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga?”

Model penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dimana subjek penelitian ini adalah siswa pada kelas X TGB A (kelas kontrol) dan X TGB B (kelas eksperimen), dengan hasil belajar sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan siswa yang berisi pernyataan-pernyataan positif dan negatif dan diisi oleh responden secara tertutup. Hasil penelitian ini adalah rata-rata keaktifan siswa kelas ekperimen sebesar 90,67% dan keaktifan siswa dalam kelas kontrol sebesar 78,78%. Rata-rata nilai kognitif untuk kelas eksperimen sebesar 90,50 dan kelas kontrol sebesar 84,50. Sedangkan dari aspek psikomotorik, kelas eksperimen mencapai rata-rata sebesar 89,84 dan kelas kontrol sebesar 86,87. Untuk rata-rata nilai akhir kelas eksperimen sebesar 90,45 dan kelas kontrol sebesar 82,99, dengan persentase ketuntasan 100% pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika dilihat dari masing-masing aspek, ada beberapa siswa dalam kelas kontrol yang tidak mencapai ketuntasan minimal dari aspek afektif yaitu sebanyak 14 siswa atau sebesar 38,88% dari keseluruhan jumlah siswa kelas kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terbukti bahwa model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dilihat dari berbagai aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/21986/1/5101411026-S.pdf · tingkat pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa maka digunakan angket keaktifan

131