penerapan model pembelajaran kooperatif tipe …/penerapan... · hal ini bertujuan agar tidak ......

66
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: SEPTIARI RETNO HAPSARI K 7406027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: nguyenminh

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1

SMA NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SEPTIARI RETNO HAPSARI

K 7406027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi semakin membuat

dunia menjadi sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan cepat dan mudah, karena

itu informasi yang masuk dari luar harus diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam

mengelola informasi tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kerugian pada masyarakat

sendiri apabila informasi yang diterima tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa. Tantangan

pada era globalisasi telah menuntut manusia untuk mengetahui informasi yang berkembang,

sehingga kemampuan masyarakat dalam menerima informasi secara cepat akan menjadikan

manusia sebagai seseorang yang siap dalam menghadapi era globalisasi. Salah satu cara untuk

mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui poses

pendidikan.

Pendidikan memegang peranan yang penting di dalam kehidupan karena merupakan

wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar dan menjadi tumpuan harapan bangsa agar

terciptanya manusia yang mandiri, terampil, berbudaya dan bertakwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, serta dapat membangun dirinya sendiri dan ikut merasa tertuntut untuk bertanggung

jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Menyadari pentingnya pendidikan maka

peningkatan dan pembaharuan harus terus-menerus dilakukan agar tujuan utama dari pendidikan

nasional dapat tercapai. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu: peningkatan kualitas pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya, pelatihan pendidikan atau dengan memberikan kesempatan kepada

pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dalam menyelesaikan masalah pembelajaran dan non-

pembelajaran secara profesional melalui penelitian tindakan secara terkendali (Depdiknas, 2004:

3).

Guru harus dapat mengidentifikasi dengan jelas teknik yang paling efektif dalam

meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran (Ross, 2008: 160). Adanya perubahan

paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada

siswa menuntut adanya perubahan unsur-unsur lain yang menunjang dalam pembelajaran

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

tersebut seperti adanya perubahan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai

kurikulum yang ditawarkan dan diharapkan dapat memberikan kompetensi sesuai dengan tingkat

satuan pendidikan yang akan dicapai. Menurut Isjoni (2009: 13) menyatakan bahwa “KTSP

disusun dan dikembangkan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional”. KTSP adalah suatu strategi dalam pengembangan kurikulum untuk mewujudkan

sekolah yang berprestasi dan bisa dikatakan sebagai paradigma baru dalam pengembangan

kurikulum yang memberikan otonomi secara luas pada setiap satuan pendidikan serta pelibatan

masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran di sekolah.

Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila ada keberanian untuk mencari metode,

cara, teknik maupun pendekatan serta membangun paradigma baru. Untuk itu seorang guru harus

melakukan pembaharuan agar dapat memotivasi dan memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada siswa agar dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam hal

ini kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran akan menentukan

keberhasilan yang dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran, karenanya dalam penelitian ini

penulis mengangkat masalah proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran terjadi transfer

pengetahuan dari guru kepada siswa dan penekanan proses ini tidak mengharuskan siswa untuk

menghafal fakta-fakta, akan tetapi menjadikan siswa memahami dan mengerti pengetahuan

tersebut serta dapat mengaplikasikan pengetahuan dalam dunia nyata maupun sebagai bekal

untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, untuk itu guru hanya menyediakan

fasilitas belajar bagi siswa dan siswa berperan sebagai subjek dalam pembelajaran.

Pendidikan dapat ditempuh melalui 2 jalur yaitu pendidikan formal dan informal.

Pendidikan formal di Indonesia dimulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Amstrong dan Palmer (1998: 3) menyatakan bahwa hanya sedikit penelitian tentang model

pembelajaran kooperatif yang dilakukan di sekolah tingkat menengah dan bahkan penelitian

pada kelas studi sosial lebih jarang lagi, maka Amstrong dan Palmer merasa bahwa model

pembelajaran kooperatif pada kelas studi sosial perlu lebih banyak diteliti. Oleh karena itu,

peneliti mengambil Sekolah Menengah Atas sebagai subyek penelitian pada mata pelajaran

Akuntansi. Robins dkk (2009: 35) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan

pendekatan alternatif apabila pendekatan konvensional tidak efektif. Ketika seorang guru

memutuskan bahwa pembelajaran kelas tidak efektif karena siswa tidak memperlihatkan kinerja

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

yang diharapkan, maka saat itulah guru mempertimbangkan penyebabnya dan membuat

modifikasi untuk pembelajaran selanjutnya.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti melalui nilai ulangan harian pada

materi Persamaan Dasar Akuntansi, terdapat 12 siswa dari 44 siswa kelas XI IPS 1 belum

memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Akuntansi yaitu 63.

Dari hasil ulangan untuk materi Persamaan Dasar Akuntansi, nilai terendah yang diperoleh siswa

kelas XI IPS 1 adalah 45, sedangkan nilai tertinggi adalah 78. Untuk tugas rumah yang diberikan

oleh guru, siswa hanya mencontoh pekerjaan temannya yang pandai ataupun yang sudah

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bahkan banyak siswa yang mengerjakan tugas

tersebut di kelas sebelum pelajaran Akuntansi dimulai. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

keaktifan dan minat siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi masih tergolong rendah. Oleh

karena itu, peneliti mengambil sampel kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar.

SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar merupakan Sekolah Menengah Atas yang

berada di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Sekolah ini mengajarkan dua

bidang ilmu, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Salah satu

kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas adalah

Akuntansi yang diberikan di kelas XI IPS 1, XI IPS 2 dan XI IPS 3. Akuntansi merupakan

bagian dari mata pelajaran Ekonomi yang merupakan mata pelajaran inti, sehingga siswa dituntut

memiliki prestasi tinggi agar dapat bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

berikutnya.

Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri Gondangrejo selama ini masih menggunakan

metode mengajar yang bersifat konvensional (berpusat pada guru), guru memberikan penjelasan

dengan metode ceramah dan melakukan tanya jawab seperlunya kemudian dilanjutkan dengan

latihan soal atau tugas. Pada saat guru menjelaskan banyak siswa hanya diam, mendengarkan

dan kurang aktif bertanya. Pada kondisi seperti itu guru tidak dapat mengetahui pemahaman

konsep siswa terhadap materi yang telah dijelaskan. Guru beranggapan bahwa apabila siswa

duduk diam sambil mendengarkan berarti mereka telah mengerti dan memahami materi yang

telah disampaikan. Padahal anggapan tersebut tidak tepat karena siswa yang hanya duduk diam

dan mendengarkan belum tentu mengerti serta memahami materi yang telah disampaikan.

Ketika diberi tugas guru untuk mengerjakan soal-soal pada LKS hanya sebagian siswa yang

mengerjakan, karena siswa yang lain mencontoh pekerjaan dari temannya yang pandai ataupun

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

yang sudah selesai mengerjakan, hal tersebut berdampak pada prestasi belajar yang kurang

optimal.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dikembangkan suatu model

pembelajaran kooperatif. Menurut Isjoni (2009: 20) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan suatu kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil agar siswa dapat bekerja

sama dengan siswa yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kelompok kooperatif

siswa belajar untuk berdiskusi, saling membantu dan bekerja sama dalam mengatasi masalah

belajar. Siswa yang sudah memahami konsep-konsep yang sulit harus mengajari siswa lainnya

dalam satu kelompok, sehingga semua anggota dalam kelompok dapat memahami materi yang

didiskusikan. Dalam proses pembelajaran, kerja sama yang baik akan dapat membawa peserta

didik berhasil dalam menghadapi tantangan pendidikan yang lebih tinggi dan berorientasi pada

kelompok sehingga lebih mudah menemukan serta memahami konsep-konsep yang sulit apabila

mereka saling mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan teman-temannya.

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe pendekatan, salah satu diantarannya

adalah STAD (Student Teams-Achievement Division). Menurut Slavin (2008: 12) STAD

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan

interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam memahami serta

menguasai materi pelajaran dengan tujuan mencapai prestasi yang optimal. STAD terdiri dari

lima komponen utama yaitu presentasi kelas yang dilakukan oleh guru, tim, kuis, skor kemajuan

individual dan penghargaan tim. Dalam pembagian kelompok atau tim, siswa dibagi kedalam

beberapa kelompok dan tiap kelompok terdiri dari siswa yang berbeda tingkat prestasinya,

berbeda jenis kelamin, suku agama dan ras. Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD menuntut siswa untuk aktif berdiskusi dan saling bekerjasama pada saat mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru. Pada saat berdiskusi, siswa yang sudah memahami materi dan

sudah bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru harus mengajari teman dalam satu

kelompoknya yang belum paham terhadap materi maupun soal yang didiskusikan, sehingga

semua anggota dalam satu kelompok diharapkan dapat memahami materi dan dapat mengerjakan

soal yang didiskusikan. Hal ini dilakukan agar siswa mengerjakan kuis individual secara mandiri

dan dengan percaya diri, sehingga dengan demikian diharapkan peningkatan prestasi belajar

siswa SMA N Gondangrejo dapat tercapai.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi akan lebih menarik apabila disajikan

dengan pembelajaran yang interaktif, menyenangkan dan bermakna dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat, pemahaman, penguasaan

konsep, keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS 1, maka

penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk

memahami maupun memiliki penguasaan konsep dari materi yang diajarkan, memiliki

ketrampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa lain pada saat proses pembelajaran

maupun diskusi agar tercipta suasana belajar yang menarik dan terbentuknya aktivitas sosial

siswa di kelas XI IPS 1 SMA N Gondangrejo Karanganyar.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai

berikut: ”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA N

GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan survei awal, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang muncul

sehubungan dengan pembelajaran mata pelajaran Akuntansi. Beberapa masalah yang muncul

antara lain sebagai berikut:

1. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap mata pelajaran Akuntansi karena

pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi selama ini dirasa kurang menarik, selain itu

siswa juga kesulitan dalam memahami mata pelajaran Akuntansi.

2. Guru masih dominan dalam pembelajaran karena masih menerapkan model pembelajaran

berpusat pada guru (teacher centered) dari pada berpusat pada siswa (student centered).

3. Prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 untuk mata pelajaran Akuntansi masih tergolong

rendah.

C. Pembatasan Masalah

1. Subyek Penelitian

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Subyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk diambil datanya.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah:

a. Model pembelajaran yang digunakan dibatasi pada model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Akuntansi.

b. Prestasi belajar siswa yang dimaksud berkenaan dengan nilai mata pelajaran Akuntansi

yang dicapai siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat dirumuskan masalah yaitu;

1. Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD) pada Mata Pelajaran Akuntansi untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar Tahun

Pelajaran 2009/2010?

2. Apakah dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD) pada Mata Pelajaran Akuntansi dapat Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pencapaian

peningkatan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo

Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010 setelah diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

F. Manfaat Penelitian

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan

yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran yang inovatif serta mendukung

teori Pembelajaraan Kooperatif.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai fakta pembelajaran Akuntansi yang menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu

proses pembelajaran

2) Pendorong bagi guru kelas lain untuk melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan

b. Bagi guru

Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam proses belajar mengajar di kelas

sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi siswa

1) Menumbuhkan kerja sama serta rasa kebersamaan antar siswa

2) Meningkatkan keaktifan siswa

3) Menciptakan persaingan sehat antar siswa dalam berprestasi

4) Meningkatkan prestasi belajar siswa

d. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah “Suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas”. (Agus Suprijono, 2009: 46).

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 41) menyatakan bahwa “Model

pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku

siswa”. Model pembelajaran kooperatif erat hubungannya dengan gaya belajar siswa

(learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style).

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

merupakan suatu pola yang digunakan guru sebagai pedoman untuk merencanakan dan

mensiasati perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran.

b. Pembelajaran Kooperatif

Keberhasilan dalam belajar juga dipengaruhi oleh metode belajar yang diterapkan guru

saat pelaksanaan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat

membantu dalam menciptakan suasana proses belajar mengajar yang kondusif diharapkan

siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Guru

dapat melakukan berbagai usaha dalam menciptakan suatu kegiatan proses belajar mengajar

yang dapat membangkitkan minat dan keaktifan siswa. Salah satu usaha yang dilakukan guru

adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif. Kooperatif berarti sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja dan membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama

yang teratur dalam kelompok sehingga terjadi interaksi yang terbuka di antara anggota

kelompok. (Etin Solihatin dan Raharjo, 2007: 4).

Slavin dalam Isjoni (2009: 15) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pembentukan kelompok kecil

siswa untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan belajar. Siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang dengan struktur

kelompok heterogen. Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan sekadar hanya belajar

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

dalam kelompok, karena pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan

struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran

kooperatif yang benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif. Jadi

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dan saling

membantu antar anggota dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Menurut Slavin (2008: 33) mengemukakan bahwa tujuan yang penting dalam

pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan siswa pengetahuan, konsep, kemampuan

dan pemahaman yang dibutuhkan supaya bisa menjadi masyarakat yang bahagia dan

memberikan kontribusi dalam pendidikan. Dalam pembelajaran kooperatif siswa yang bekerja

sama dalam kelompok kooperatif bisa belajar lebih banyak dari temannya daripada siswa

yang diatur dalam kelas tradisional.

Roger dan David Jonshon dalam Anita Lie (2008: 31) mengatakan bahwa tidak semua

kerja kelompok bisa dianggap sebagai cooperative learning, karena untuk mencapai hasil

yang optimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu: Adanya

Saling Ketergantungan Positif, Tanggung Jawab Perseorangan, Tatap Muka, Komunikasi

Antar Anggota dan Evaluasi Proses Kelompok.

1) Saling Ketergantungan Positif.

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya untuk bekerja

sama dan saling membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi, untuk menciptakan

kelompok kerja yang efektif maka guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga

tiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri demi mencapai tujuan

pembelajaran oleh kelompok. Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru terjadi

saling ketergantungan antar anggota kelompok satu dengan yang lain dalam kelompok.

2) Tanggung Jawab Perseorangan.

Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda, hal ini bertujuan agar anggota

kelompok bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tersebut, serta menanamkan

sikap/jiwa bagi para siswa agar kelak menjadi individu yang bertanggung jawab dalam

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya dan tidak sebagai seseorang yang pengecut

menyelinap kesana-kemari dari tugas-tugasnya. Setiap anggota kelompok akan menuntut

teman-teman dalam satu kelompok yang tidak melaksanakan tugas agar tidak menghambat

teman yang lain.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

3) Tatap Muka

Setiap anggota kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi,

kegiatan ini akan memberikan kesempatan pembelajar untuk membentuk sinergi

kekompakkan yang menguntungkan semua anggota. Pembentukan sinergi ini bertujuan

untuk menghargai perbedaan yang muncul, memanfaatkan kelebihan dan mengisi

kekurangan masing-masing. Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk saling

mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan diskusi sehingga

saling menerima dan saling memberi maupun melengkapi antara anggota yang satu dengan

anggota yang lain dalam kelompok.

4) Komunikasi Antar Anggota

Siswa harus dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi, hal ini dimaksudkan

keberhasilan suatu kelompok akan tercapai apabila para angotanya saling mendengarkan

dan saling mengutarakan pendapat sebagai sumbangan pemikiran dalam memecahkan

suatu masalah yang dihadapi. Keterampilan berkomunikasi merupakan proses yang

panjang akan tetapi proses ini bermanfaat untuk menambah pengalaman belajar,

pembinaan perkembangan mental dan emosional. Untuk mengkoordinasikan kegiatan

siswa dalam pencapaian tujuan maka siswa harus berkomunikasi dengan anggota dalam

kelompoknya secara terbuka/interaktif sehingga suasana pembelajaran menarik/tampak

hidup.

5) Evaluasi Proses Kelompok.

Evaluasi proses kelompok dilaksanakan untuk meningkatkan kerja sama antara anggota

agar pada proses pembelajaran selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih

baik/kompak/serempak.

Menurut Ibrahim et al dalam Isjoni (2009: 39) mengemukakan bahwa pada dasarnya

model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran

penting, yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Hasil belajar siswa secara akademik dapat diperbaiki dan ditingkatkan melalui

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa untuk

memahami konsep-konsep yang sulit yang kalau siswanya kreatif, tanggap.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Dalam pembelajaran kooperatif pembagian kelompok terdiri dari individu yang berbeda-

beda, perbedaan tersebut antara lain berdasarkan ras, budaya, kelas sosial dan kemampuan

akademik. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kelompok dilakukan dengan

tujuan memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sama dan belajar saling menghargai

satu sama lain dalam berbagai latar belakang kondisi.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Pengembangan keterampilan sosial mengajarkan kepada siswa bekerjasama dan

berkolaborasi, keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki oleh siswa sebagai warga

masyarakat, bangsa dan negara dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin

kompleks serta mampu dalam menghadapi persaingan global untuk memenangkan

persaingan.

c. Model-Model Pembelajaran Kooperatif

Keberhasilan pembelajaran kooperatif bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan

individu secara utuh melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan

secara bersama-sama dalam kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Isjoni

(2009: 73) menyebutkan bahwa terdapat variasi model yang diterapkan dalam pembelajaran

kooperatif, yaitu:

1) Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Tipe ini dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John

Hopkins dan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Dalam STAD guru lebih menekankan pada belajar kelompok dan menyajikan informasi

akademik dengan presentasi verbal. Siswa ditempatkan dalam kelompok yang

beranggotakan masing-masing 4-5 siswa yang berbeda jenis kelamin, suku dan prestasi

akademiknya. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa untuk saling

mendukung dan bekerja sama dalam menguasai materi pelajaran ataupun menyelesaikan

tugas yang diberikan guru guna mencapai prestasi yang optimal. STAD terdiri dari lima

komponen utama, yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan

penghargaan tim.

2) Teams Games Tournament (TGT)

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal, yaitu TGT menggunakan

turnamen akademik yang dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit setelah guru

memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok (diskusi).

3) Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-

kawan. Sama seperti STAD, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga menempatkan

siswa dalam kelompok yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan satu

tugas untuk membaca beberapa bab atau unit materi dan siswa dari masing-masing

kelompok yang mempunyai tugas sama berkumpul untuk membentuk kelompok baru.

Setelah itu siswa yang telah berdiskusi dengan siswa yang berasal dari kelompok lain

kembali kepada tim mereka dan segera bergantian untuk mengajari teman satu timnya

mengenai topik mereka. Selanjutnya para siswa menerima penilaian yang mencakup

seluruh topik dan skor kuis akan menjadi skor tim, seperti dalam STAD skor yang

dikontribusikan siswa pada timnya didasarkan pada sistem skor kemajuan individual dan

kelompok yang memiliki skor tertinggi akan memperoleh penghargaan.

4) Grup Investigation (GI)

Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling

sulit dan paling kompleks untuk diterapkan karena pendekatan ini memerlukan norma dan

struktur kelas yang rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Dalam

model pembelajaran ini para siswa dibagi dalam kelompok yamg masing-masing

kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang heterogen. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan

perkawanan maupun minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih

topik yang ingin dipelajari dan melakukan investigasi yang mendalam mengenai topik

yang telah dipilih dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang berada di dalam

kelas maupun di luar kelas. Kemudian siswa menyiapkan laporan dan mempresentasikan

hasil investigasi di depan kelas.

5) Rotating Trio Exchange

Pada model ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3 siswa,

kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok lain di kiri dan di kanannya.

Guru memberikan pertanyaan yang sama kepada setiap trio dan memberikan nomor untuk

setiap trio tersebut. Contohnya nomor 0,1 dan 2, kemudian menyuruh nomor 1 untuk

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

berpindah searah jarum jam dan nomor 2 berlawanan dengan jarum jam sedangkan nomor

0 tetap ditempat. Ini akan mengakibatkan timbulnya trio yang baru. Pada saat trio baru

terbentuk maka guru memberikan pertanyaan yang baru kepada tiap trio untuk

didiskusikan, kemudian siswa dirotasikan kembali dengan pertanyaan baru yang sudah

disiapkan oleh guru.

6) Grup Resume

Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, kelas dibagi ke dalam

kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-6 siswa. Guru memberikan penekanan

bahwa mereka adalah kelompok yang bagus baik bakat maupun kemampuannyan di kelas.

Guru membiarkan kelompok-kelompok untuk membuat kesimpulan yang di dalamnya

terdapat data-data latar belakang pendidikan, pengetahuan akan isi kelas, pengalaman

kerja, kedudukan yang dipegang sekarang, keterampilan, hobby, bakat dan lain-lain.

Kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan kesimpulan kelompok

mereka.

Dari beberapa model pembelajaran tersebut yang paling banyak dikembangkan

adalah model Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dan Jigsaw.

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions

(STAD)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan

rekan-rekan sejawatnya di Johns Hopkins University. Robert E. Slavin (2009: 143) menyatakan

bahwa Student Teams-Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik sebagai permulaan

bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Robert E. Slavin juga menyatakan bahwa dalam STAD siswa dibagi dalam tim belajar

yang terdiri dari empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan latar

belakang etniknya. Guru menyampaikan materi pelajaran dan membagi siswa dalam beberapa

kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang berbeda jenis kelamin ras

dan kemampuan akademiknya. Setiap anggota tim harus saling bekerjasama dalam mengerjakan

tugas akademik yang diberikan guru. Proses belajar belum dikatakan tuntas apabila semua

anggota tim belum menguasai materi atau tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

memberikan kuis individual kepada siswa dan setiap siswa tidak boleh bekerja sama dengan

temannya dalam mengerjakan kuis.

1) Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-Achievement

Divisions)

Menurut Slavin (2009: 143-146) STAD terdiri atas lima komponen utama-presentasi kelas,

tim, kuis, skor kemajuan individual dan penghargaan tim.

a) Presentasi Kelas

Pertama-tama materi pelajaran diperkenalkan melaui presentasi kelas, Presentasi kelas

bisa dilakukan dengan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau

diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru tetapi juga bisa memasukkan presentasi

dengan audiovisual.

b) Tim

Pengelompokkan tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian

dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas maupun

kemampuannya. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan semua anggota tim belajar

dan mempersiapkan anggotannya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru

menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari materi atau lembar-

kegiatan. Pembelajaran yang dilakukan melibatkan pembahasan masalah secara bersama,

membandingkan jawaban dan mengoreksi kesalahan pemahaman, apabila ada anggota

tim yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang penting dalam STAD, pada tiap

poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk

tim, dan tim pun juga harus melakukan yang terbaik untuk anggota tim.

c) Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu

atau dua periode praktik tim, guru akan memberikan pertanyaan atau kuis kepada siswa

dan siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis sehingga

setiap siswa bertanggung jawab secara individual terhadap kuis yang diberikan oleh guru.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

d) Skor Kemajuan Individual.

Pemberian skor kemajuan individual bertujuan untuk mengetahui kinerja yang dicapai

siswa apabila mereka belajar lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada

sebelumnya. Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa

tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan

poin untuk tim berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan skor awal

mereka sehingga perolehan skor kemajuan individual yang dicapai oleh masing-masing

anggota kelompok menentukan perolehan skor bagi kelompoknya. Setiap anggota

kelompok dapat memberikan kontribusi poin untuk kelompoknya karena anggota

kelompok yang memberikan kontribusi poin tinggi pada kelompoknya secara otomatis

skor kelompok akan tinggi, hal tersebut juga berlaku untuk sebaliknya yaitu anggota

kelompok yang memberikan kontribusi poin yang rendah bagi kelompok maka skor

kelompok tersebut juga rendah.

e) Penghargaan Tim

Setelah kuis dilaksanakan, guru melakukan perhitungan skor kemajuan individual dan

memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh skor tertinggi. Penghargaan yang

diberikan guru dapat berupa sertifikat, ucapan selamat dan hadiah.

2) Persiapan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-

Achievement Divisions)

Persiapan yang dilakukan oleh guru dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD adalah sebagai berikut:

a) Materi

Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru harus mempersiapkan (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), lembar kegiatan, sebuah lembar jawaban dan sebuah kuis bagi siswa.

Materi yang digunakan dalam model pembelajaran ini antara lain materi dari buku teks

atau sumber terbitan lainnya dan materi yang dibuat oleh guru.

b) Membagi para Siswa ke dalam Tim

Guru membagi siswa ke dalam tim, tim tersebut terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili

seluruh bagian dari kelas dalam hal akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.

c) Menentukan Skor Awal Pertama

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis-kuis sebelumnya, skor awal juga dapat

diperoleh dari perolehan nilai terakhir siswa pada tahun sebelumnya.

3) Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengikuti siklus sebagai

berikut: pemberian materi pelajaran, belajar tim, tes dan penghargaan tim.

a) Pemberian Materi Pelajaran

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran di dalam kelas,

presentasi di dalam kelas di mulai dengan mengulangi materi pelajaran yang merupakan

prasyarat yang telah dipelajari agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan

diajarkan dengan pengetahuan yang dimiliki setelah itu guru memulai presentasi materi

pelajaran.

b) Belajar Kelompok

Belajar kelompok/tim dilaksanakan setelah guru melakuan presentasi materi. Tugas

anggota tim saat belajar kelompok adalah menguasai materi yang telah disampaikan oleh

guru dan membantu teman satu tim untuk menguasai materi tersebut. Pada saat belajar

kelompok para siswa harus mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat

digunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran dan untuk menilai diri

mereka sendiri serta teman sekelasnya. Lembar jawaban yang telah dikerjakan pada saat

belajar kelompok satu lembar dikumpulkan kepada guru sebagai hasil kerja kelompok.

c) Tes

Tes individu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa mengenai materi

yang telah dibahas. Tes individual dilakukan sekitar satu atau dua periode setelah guru

memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim.

d) Penghargaan Tim

Perhitungan skor kemajuan indivual dan skor tim dihitung setelah pelaksanaan kuis.

Penghargaan diberikan kepada tim untuk pencapaian sampai pada Tim Sangat Baik atau

Tim Super.

4) Penilaian/Penskoran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-

Achievement Divisions)

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes. “Penskoran

adalah suatu proses pengolahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka/mengadakan

kuantifikasi”. (Ngalim Purwanto, 2006: 70).

Setelah melakukan kuis, maka perhitungan nilai/skor dilakukan,. Anita Lie (2008: 88)

mengatakan bahwa; “Dalam penilaian siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok”.

Penjelasan dari skor individu dan skor kelompok adalah sebagai berikut:

a) Menghitung Nilai/Skor Individual

Skor kemajuan individual dihitung setelah siswa melakukan kuis dan perhitungan skor

kemajuan individual dihitung berdasarkan skor awal, setiap siswa memiliki kesempatan

yang sama dalam memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompokknya. Menurut

Slavin (2009: 159) perhitungan skor perkembangan individu dihitung pada tabel berikut:

Tabel 1. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu

Skor Tes Skor

Perkembangan

Individu

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

10 hingga 1 poin dibawah skor awal

Skor awal hingga 10 poin di bawahnya

Lebih dari 10 poin di atas skor awal

Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)

5

10

20

30

30

Sumber: Robert E. Slavin (2009: 159)

b) Menghitung Nilai/Skor Tim

Isjoni (2009: 76) mengatakan bahwa; Perhitungan kelompok dilakukan dengan

menjumlahkan skor perkembangan individu yang diperoleh masing-masing anggota

kelompok kemudian hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Skor tim

lebih tergantung pada skor kemajuan daripada skor awal.

c) Pemberian Penghargaan Tim/Kelompok

Pemberian penghargaan terhadap tim/kelompok diberikan berdasarkan perolehan skor

rata-rata. Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan

anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh

anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh

kategori skor kelompok seperti tercantum pada tabel di bawah ini;

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Tabel 2. Tingkat Penghargaan Kelompok

Sumber: Triyanto (2007: 56)

Pemberian nilai untuk tingkat penghargaan kelompok dapat berubah sesuai dengan

kondisi dalam kelas. Setelah siswa memiliki predikat pencapaian sampai pada Tim

super (super team), maka guru memberikan hadiah atau penghargaan.

3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi

a. Hakikat Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai

hasil belajar dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup, para ahli

telah menjelaskan pengertian belajar menurut pendapat masing-masing. Menurut Slameto

(2003: 2), “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Cronbach dalam Agus Suprijono (2009: 2) mengemukakan bahwa “Belajar adalah

perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan “Learning is shown by a

change in behavior as a result of experience”. Cronbach berpendapat bahwa belajar yang

terbaik adalah melalui pengalaman.

Menurut Muhibin Syah (2005: 95) mengemukakan bahwa belajar dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil

dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan tersebut di atas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada

seseorang sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Rata-rata tim Predikat

0 ≤ x ≤ 5 -

5 ≤ x ≤ 15 Tim baik atau good team

15 ≤ x ≤ 25 Tim hebat atau great team

25 ≤ x ≤ 30 Tim super atau super team

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Menurut Slameto (2003: 2) dalam bukunya menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a) Faktor intern, adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri

yaitu:

(1) faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh)

(2) faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan

kesiapan)

(3) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani)

b) Faktor ekstern, adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik, antara lain:

(1) faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan)

(2) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, tugas rumah), dan

(3) faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyaralat, mass media, teman

bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

b. Hakekat Prestasi Belajar

1) Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan aktivitas manusia untuk mencapai berbagai macam kompentensi,

keterampilan dan sikap sehingga kemampuan untuk berprestasi atau unjuk hasil belajar

merupakan puncak dari proses belajar.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia menjadi

prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi adalah hasil usaha yang dicapai seseorang setelah

melakukan kegiatan. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar

(faktor eksternal) individu (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 138).

Menurut Zainal Arifin (2009: 12), istilah prestasi berbeda dengan hasil belajar, prestasi

belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar

meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Pendapat lain dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43), “Prestasi belajar

adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu”.

Berdasarkan pengertian belajar dan prestasi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil usaha yang dicapai seseorang setelah adanya perubahan atau pertumbuhan

yang dinyatakan dalam tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Jadi untuk mengetahui

hasil perubahan sebagai tujuan dari proses belajar tersebut perlu adanya kegiatan evaluasi.

Pelaksanaan penilaiannya dilakukan terhadap prestasi belajar seluruh mata pelajaran yang

diikuti oleh siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf yang diterimakan dalam

bentuk buku laporan.

2) Faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal) siswa.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138), faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:

a) Faktor internal, yang tergolong faktor internal adalah:

(1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

(2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas:

(a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki

(b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b) Faktor eksternal, yang tergolong faktor eksternal ialah:

(1) Faktor sosial yang terdiri atas:

(a) Lingkungan keluarga

(b) Lingkungan sekolah

(c) Lingkungan masyarakat

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

(d) Lingkungan kelompok

(2) Faktor budaya seperti, adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian

(3) Faktor lingkungan fisik

2) Fungsi Prestasi

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, hasil dari evaluasi

dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Kehadiran prestasi

belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan

pada manusia, khususnya manusia yang berada di bangku sekolah. Zainal Arifin (2009: 12)

mengemukakan bahwa fungsi utama prestasi belajar antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki

peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Berdasarkan dari fungsi prestasi belajar yang telah disebutkan di atas, maka dapat

diketahui bahwa pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa secara individu maupun

kelompok dalam intitusi pendidikan. Hal tersebut disebabkan fungsi prestasi belajar tidak

hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator

kualitas institusi pendidikan. Prestasi belajar juga berguna untuk memperoleh umpan balik

bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar perlu diadakan perbaikan dalam

proses belajar mengajar atau tidak.

c. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi

American Accounting Association dalam Dewi Kusumawardani (2009: 80)

mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai: “ ... proses mengidentifikasikan, mengukur, dan

melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang

jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Menurut Yoga Firdaus (2005: 2) Akuntansi merupakan suatu proses mengidentifikasi,

mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan

informasi tersebut.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diartikan bahwa akuntansi adalah

suatu proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan dari transaksi-transaksi

yang bersifat keuangan yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam periode tertentu yang

berguna bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.

Secara garis besar perusahaan digolongkan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang

dan perusahaan manufaktur. Untuk SMA kelas XI semester genap akan mempelajari siklus

Akuntansi perusahaan jasa. Karakteristik yang menonjol dari mata pelajaran Akuntansi adalah

banyak hitungan dan pembuatan kolom pada hampir setiap pokok bahasan sehingga siswa harus

memahami konsep, terampil dan teliti dalam mengerjakan soal-soal Akuntansi.

B. Penelitian yang Relevan

Noer Fuadiyah Uyun (2008) dalam skipsinya yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams-Achievement Divisions) Sebagai Upaya

Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Pada Mata Diklat Negosiasi Di

SMK Sudirman I Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009, menyimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Novia Purnawati (2008) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009,

menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar Akuntansi baik dari segi keaktifan maupun hasil belajar.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran merupakan alur penalaran untuk sampai pada jawaban sementara

atau masalah yang dirumuskan. Kerangka pemikiran ini digambarkan dengan skema secara

holistik dan sistematik. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Pembelajaran konvensional yang diterapkan di sekolah menengah adalah pembelajaran

konvensional yang berpusat pada guru atau teacher centered. Pelaksanaan pembelajaran dengan

metode konvensional membuat siswa kurang berminat, kurang aktif dan merasa kesulitan dalam

memahami konsep pada mata pelajaran Akuntansi karena siswa merasa mata pelajaran

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Akuntansi sebagai mata pelajaran yang sulit karena membutuhkan pemahaman konsep dan

bukan hafalan. Pada pembelajaran konvensional guru menjelaskan materi dengan metode

ceramah yang masih didominasi oleh guru dan memberikan tanya jawab seperlunya kemudian

dilanjutkan dengan pengerjaan latihan soal atau tugas. Pada saat guru menjelaskan banyak siswa

hanya diam, mendengarkan dan kurang aktif bertanya. Pada kondisi seperti itu guru tidak dapat

mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi yang telah dijelaskan. Guru beranggapan

bahwa apabila siswa duduk diam sambil mendengarkan berarti mereka telah mengerti dan

memahami materi yang telah disampaikan. Padahal anggapan tersebut tidak tepat karena siswa

yang hanya duduk diam dan mendengarkan belum tentu mengerti serta memahami materi yang

telah disampaikan. Ketika diberi tugas guru untuk mengerjakan soal-soal pada LKS hanya

sebagian siswa yang mengerjakan, karena siswa yang lain mencontoh pekerjaan dari temannya

yang pandai ataupun yang sudah selesai mengerjakan. Berdasarkan permasalahan tersebut

diperlukan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran

kooperatif model Student Teams-Achievement Divisions (STAD) mengupayakan agar siswa

dapat mengajarkan kepada siswa lainnya, siswa menjadi nara sumber bagi siswa yang lain,

memacu siswa untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain serta tidak memicu diskusi yang

didominasi oleh siswa tertentu, tetapi mendorong semua siswa untuk berfikir kritis sehingga

akan terbentuk pembelajaran yang menarik, berkesan dan membuat siswa lebih bersemangat

sehingga diharapkan prestasi belajar meningkat.

Selaras dengan judul penelitian yang diambil yaitu Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran Akuntansi

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo

Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Pembelajaran

Konvensional

Prestasi belajar siswa rendah

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim.

2) Tiap tim menggunakan lembar kegiatan untuk

mengerjakan tugas yang diberikan guru

3) Secara individual siswa diberi kuis mingguan atau

dua mingguan tentang materi yang sudah dipelajari

4) Tiap siswa dan tim diberi skor atas penguasaannya

terhadap materi. Tiap individu atau tim yang

mendapat skor tinggi akan diberi penghargaan

Peningkatan prestasi

belajar siswa

ditunjukkan dengan

tercapainya kriteria

ketuntasan minimum

yaitu 63 sebanyak

75% siswa di kelas

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut: Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA N

Gondangrejo pada mata pelajaran Akuntansi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Gondangrejo yang beralamat di Jalan Solo-

Purwodadi Km. 11 Gondangrejo, Karanganyar, telp (0271) 7003809. Sekolah ini di bawah

pimpinan Ibu Dra. Suprapti, M.Pd. Alasan pemilihan sekolah dan kelas XI IPS 1 karena

pertama, sekolah tersebut belum pernah digunakan penelitian sejenis, sehingga terhindar dari

kemungkinan adanya penelitian ulang. Kedua, terdapat permasalahan rendahnya prestasi belajar

siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Mei 2010. Untuk lebih

jelasnya, rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

B. S

uby

ek

dan

Oby

ek

Pen

elitian

1. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo.

Alasannya karena pertama, terdapat permasalahan rendahnya prestasi pada belajar siswa kelas

XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo. Kedua, karena kelas XI IPS 1 belum pernah digunakan

penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang pada subyek,

waktu dan obyek yang sama.

2. Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama

penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang

meliputi:

a. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

b. Prestasi belajar siswa

C. Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), istilah dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) yang

mengandung pengertian suatu kegiatan penelitian yang dilakukan pada suatu kelas, dalam hal ini

Jenis Kegiatan Des

2009

Jan

2010

Feb

2010

Maret

2010

April

2010

Mei

2010

1. Persiapan

Penelitan

a. Penyusunan

judul

b. Penyusunan

proposal

c. Perizinan

2. Perencanaan

Tindakan

3. Implementasi

Tindakan

a. Siklus I

b. Siklus II

4. Review

5. Penyusunan

Laporan

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

pengertian kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi sekelompok siswa dalam waktu

yang sama, menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama juga. Menurut Suharsimi

Arikunto (2009: 58), pengertian dari PTK adalah ”Penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”. Komponen

dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui PTK antara lain siswa, guru, materi pelajaran,

peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan dan pengelolaan.

Penelitian Tindakan Kelas berbeda dengan penelitian lainnya, menurut Suharsimi

Arikunto (2009:110) PTK memiliki tiga ciri pokok, yaitu:

a. Inkuiri Reflektif.

Kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan

pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action driven).

b. Kolaboratif.

Kegiatan penelitian tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti dari luar kelas, tetapi

peneliti harus berkolaborasi dengan guru.

c. Reflektif.

PTK lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil tindakan.

Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2008: 61) sebagai

berikut:

a. Untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran

b. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

c. Untuk menumbuhkan budaya akademik di lingkungan sekolah

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan

permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan

data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008: 220), observasi merupakan teknik

mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif dan non-partisipatif.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

a. Observasi partisipatif (participatory observation).

Dalam observasi partisipatif peneliti berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang

sedang berlangsung.

b. Observasi non-partisipatif (non-participatory observation)

Peneliti hanya bersifat sebagai pengamat, tidak ikut serta dalam proses penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti ikut berperan serta pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Data yang dikumpulkan dalam pengamatan adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD), serta hasil kuis siswa yang dilakukan

dalam proses evaluasi.

2. Wawancara

Nana Syaodih Sukmadinata (2008: 216) menyatakan bahwa wawancara merupakan

teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data secara lisan dari

individu dalam pertemuan tatap muka secara individual.

Bentuk-bentuk wawancara yaitu:

a. Wawancara terstruktur

Wawancara yang dilaksanakan peneliti dengan mempersiapkan bahan wawancara

terlebih dahulu berdasarkan masalah yang dihadapi.

b. Wawancara tidak terstruktur

Peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara dan kegiatan wawancara mengalir

seperti dalam percakapan biasa, yaitu menyesuaikan dengan situasi serta kondisi

responden.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara

yang dilakukan dengan persiapan terlebih dahulu. Wawancara yang dilakukan peneliti berfokus

pada siswa dan guru. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan mengenai

kesulitan yang dialami dalam proses pembelajaran mata pelajaran Akuntansi serta faktor-faktor

penyebabnya dan untuk mengetahui tanggapan siswa tantang model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru.

3. Tes

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa

berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Iskandar (2009: 233) mengatakan bahwa tes adalah alat ukur yang berupa

pertanyaan/alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki seseorang. Tes

yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan dibedakan menjadi tes hasil belajar (achievement

test) dan tes psikologis (psychological test). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tes hasil

belajar, yaitu tes yang mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu

tertentu. Tes hasil belajar dibedakan menjadi 4, yaitu:

a. Tes diagnostik ditujukan untuk mengukur kelemahan atau kekurangan siswa dan

digunakan untuk memberikan perbaikan.

b. Tes penempatan mengukur penguasaan/keunggulan siswa, digunakan untuk

menempatkan siswa sesuai dengan tingkat penguasaan atau keunggulannya.

c. Tes formatif mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antar teman satu

kelas maupun dalam penguasaan target materi.

d. Tes sumatif digunakan untuk perbaikan program/proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes formatif yaitu tes yang digunakan untuk

mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru. Tes ini

dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan

pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil gambar kegiatan para

siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari

awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu:

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan

c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama

d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi

2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

a. Penyusunan jadwal penelitian

b. Penyusunan rencana pembelajaran

c. Penyusunan soal evaluasi

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II. Setiap siklus

terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

interpretasi serta tahap analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan model STAD yaitu

untuk menumbuhan minat siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi sehingga

meningkatkan pemahaman konsep yang akhirnya juga akan meningkatkan prestasi belajar

Akuntansi siswa. Hal ini diukur dari keaktifan siswa dan pemahaman siswa terhadap materi

setelah diadakan tes. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya

melalui tindakan yang telah direncanakan.

5. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang

melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.

6. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali tindakan yang dilakukan, kemudian

bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan pelaksanaan rancangan tindakan. Dalam hal

ini guru merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati

kegiatannya dalam tindakan.

7. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan

selama penelitian.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

F. PROSES PENELITIAN

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I

dan II, yang masing-masing direncanakan dalam tahapan: perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Kalau belum terbukti dan belum

optimal hasilnya, harus dilanjutkan tahap III dan seterusnya.

1. Rancangan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang telah

ditentukan. Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun skenario pembelajaran, instrumen

untuk evaluasi/kuis yang berupa soal tes tertulis dan menetapkan indikator ketercapaian yang

akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

1) Skenario pembelajaran

a) Guru mempresentasikan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams-

Achivement Divisions) kepada siswa.

b) Guru menyampaikan materi pelajaran atau presentasi.

c) Membagi siswa dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok atau tim terdiri dari 4-5

orang. Setiap kelompok atau tim harus heterogen dalam hal jenis kelamin, suku,

agama dan kemampuan yang dimiliki.

d) Membagikan lembar kerja yang dibuat oleh guru untuk setiap tim terkait dengan

materi yang sudah diajarkan pada awal pembelajaran.

e) Menugaskan tiap tim untuk mendiskusikan dan menjawab soal-soal yang berkaitan

dengan materi yang telah diajarkan guru.

f) Memberi waktu kepada siswa untuk saling mendiskusikan soal-soal yang berkaitan

dengan materi tersebut secara mendalam.

g) Mengawasi dan memantau jalannya diskusi.

h) Presentasi siswa dan pembahasan jawaban dari soal latihan yang sudah dikerjakan.

i) Pemberian kuis secara individual dan menghitung skor yang diperoleh siswa dalam

mengerjakan kuis.

j) Pemberian penghargaan terhadap prestasi kelompok dan individual.

2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis

3) Menetapkan indikator ketercapaian

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Tabel 4. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa

Indikator Target Cara penilaian

Ketuntasan siswa

(individu)

Ketuntasan kelas

Nilai > 63 = 33 siswa

75%

Nilai diperoleh siswa dari kuis

yang dilaksanakan pada akhir

siklus

Dihitung dari: ∑ siswa tuntas

∑ seluruh siswa

(Sumber: Observasi Awal)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan untuk memecahan masalah sebagaimana yang telah

direncanakan. Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi yang sebelumnya

dirasakan kurang menarik dan kurang optimal.

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengajar adalah peneliti. Pada tahap ini

dilakukan suatu tindakan untuk mengefektifkan proses pembelajaran, meningkatkan keaktifan

siswa, meningkatkan minat dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan tindakan

yang dilakukan berupa pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD).

Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi dari semua rencana tindakan yang telah

dibuat.

c. Observasi

Bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap

pelaksanaan dan hasil tindakan dari penerapan pembelajaran model Student Teams-

Achievement Division (STAD). Pada tahap observasi peneliti mengadakan pemantauan

tindakan yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan model

pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat mengatasi

permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam kelas/tidak. Observasi dan interprestasi

dilakukan dengan mengamati proses belajar mengajar pada mata pelajaran Akuntansi dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif model STAD, hal-hal yang diobservasi

yaitu:

a. Kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar

b. Prestasi belajar siswa

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Peneliti bertindak sebagai partisipan aktif, berada dalam lokasi penelitian dan berperan

aktif dalam mengobservasi suasana belajar saat proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti

mempresentasikan materi yang diajarkan dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran

Akuntansi dalam mengamati dan mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran pada

mata pelajaran Akuntansi yang dilakukan secara langsung. Penelitian menggunakan observasi

terstruktur yaitu melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh

data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas

siswa selama penelitian tindakan berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat

digunakan sebagai bahan menganalisis dan refleksi.

d. Analisis dan Refleksi

Dilakukan dengan menganalisis atau mengolah data hasil observasi dan interprestasi

sehingga bagian yang memerlukan perbaikan maupun bagian yang sudah memenuhi target

dapat diketahui. Dalam melakukan refleksi, peneliti harus bekerjasama dengan guru sebagai

kolaborator. Kemudian peneliti dengan guru sebagai kolaborator mengadakan diskusi untuk

menentukan langkah-langkah dalam memperbaiki kekurangan/kelemahan proses

pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan. Setelah itu, ditarik kesimpulan bahwa

penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak, sehingga dapat menentukan langkah berikutnya.

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada

siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut, dengan materi pembelajaran sesuai

dengan silabus mata pelajaran Akuntansi perusahaan jasa, termasuk tahap pelaksanaan,

observasi, interpretasi dan refleksi juga mengacu pada siklus sebelumnya.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat digambarkan dalam bagan sebagai

berikut:

Siklus I

Siklus II

Permasalaha

n

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Apabila

permasalahan

belum terselesaikan

Perencanaan

Tindakan I

Pengamatan /

Pengumpulan

Data I

Refleksi I Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan /

Pengumpulan

Data II

Perencanaan

Tindakan II

Refleksi II

Pengamatan /

Pengumpulan

Data II

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2009: 74)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil SMA N Gondangrejo Karanganyar

SMA N Gondagrejo Karanganyar didirikan berdasarkan Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 20 Oktober nomor: 291/0/1999.

Sejak awal pendirian sekolah ini sudah menempati gedung sekolah sendiri dan sampai saat ini

SMA N Gondangrejo Karanganyar menampung 15 kelas yaitu 5 kelas untuk kelas X, 5 kelas

untuk kelas XI dan 5 kelas untuk kelas XII. Masing-masing kelas XI dan kelas XI dibagi

menjadi 2 program pengajaran yaitu 2 kelas untuk program pengajaran IPA dan 3 kelas untuk

program pengajaran IPS.

Sekolah ini baru mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 2 kali, yaitu Bapak

Drs. Sri Wardoyo sebagai Kepala sekolah pertama dan kemudian digantikan oleh Ibu Dra.

Suprapti, M.Pd yang menjabat sebagai kepala sekolah sampai sekarang. Beliaulah yang gigih

memperjuangkan aspirasi warga Gondangrejo untuk memiliki SMA yang maju dan

berkualitas dengan siswa yang berprestasi, memiliki budi pekerti luhur dan berketrampilan

yang tinggi. Kedua Kepala Sekolah tersebut memiliki ciri khas yang patut diteladani oleh

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

guru dan siswa SMA N Gondangrejo Karanganyar, yaitu tidak pernah berhenti untuk belajar,

jujur, sabar, disiplin yang tinggi dan giat membangun untuk selalu memajukan dan

menjadikan SMA yang berkualitas baik di kabupaten Karanganyar maupun di lingkungan

sekitarnya.

2. Visi dan Misi SMA N Gondagrejo Karanganyar

a. Visi Sekolah:

Unggul dalam prestasi, luhur pada budi pekerti, berketrampilan yang tinggi.

b. Misi Sekolah:

1) Meningkatkan layanan Proses Belajar Mengajar yang optimal.

2) Memberikan jam tambahan jam pelajaran secara efektif dan efisien untuk mata

pelajaran Ujian Nasional bagi kelas XII.

3) Memberikan keterampilan Komputer bagi lulusannya.

4) Membentuk team Olah Raga yang dibimbing oleh tenaga profesional.

5) Mengembangkan kegiatan Ekstra Kurikuler yang profesional.

6) Mengembangkan kehidupan sosial yang agamis, baik di lingkungan sekolah maupun di

masyarakat.

7) Membiasakan kehidupan dengan menerapkan nilai-nilai budi pekerti luhur bagi semua

warga sekolah.

3. Keadaan Lingkungan SMA N Gondangrejo Karanganyar

A. Lokasi SMA N Gondangrejo Karanganyar

SMA N Gondangrejo Karanganyar berada di lokasi yang strategis, yaitu di jalan

Solo-Purwodadi km. 11 Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Adapaun

batas-batasnya adalah:

Sebelah barat : perumahaan

Sebelah selatan : persawahan

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Sebelah timur : persawahan

Sebelah utara : jalan Solo-Purwodadi km.11

b. Struktur Organisasi SMA N Gondangrejo Karanganyar

SMA N Gondangrejo Karanganyar

KOMITE SEKOLAH

H. Daryono, S.Sos

KEPALA SEKOLAH

Dra. Suprapti, M.Pd

PEJABAT TATA USAHA

Domo

WAKA

KURIKULUM

WAKA

KESISWAAN

WAKA SARANA

PRASARANA WAKA HUMAS

Drs. Purwadi

Rahayu Tri W, S.Pd Siwi Rudatin Nurul Dholam, S.Pd

Koordinator BP/BK

Guru

Suwarni

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Jalur Konsultasi

Jalur Komando

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 di SMA N

Gondangrejo Karanganyar

Peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal)

sebelum melakukan proses penelitian yaitu melalui kegiatan wawancara dan pengamatan di

kelas, tujuan observasi awal adalah untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Observasi awal dilakukan pada tanggal 5 Januari 2010 dan tanggal 9 Februari 2010. Hasil dari

identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ditinjau dari Segi Siswa

a. Siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran Akuntansi.

Kurangnya antusias siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi salah satunya

disebabkan penggunaan metode ceramah yang terus menerus oleh guru sehingga siswa

hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru serta mengerjakan soal latihan

yang diperintahkan oleh guru sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memperhatikan

ketika guru menjelaskan materi. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan ketika

mengerjakan soal yang diberikan guru.

b. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi.

Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi

masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan siswa cenderung tidak mempergunakan

kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang dihadapi dan malu untuk

mengungkapkan pendapatnya pada saat diadakan tanya jawab. Siswa hanya diam dan

tidak bertanya meskipun sebenarnya belum memahami materi yang disampaikan guru.

2. Ditinjau dari Segi Guru

Siswa

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

a. Guru masih dominan dalam pembelajaran karena masih menerapkan model pembelajaran

berpusat pada guru (teacher centered) daripada berpusat pada siswa (student centered).

Pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi selama ini masih menerapkan model

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru masih menggunakan

metode ceramah yang terus-menerus dan tanya jawab di dalam pembelajaran. Pada

kondisi seperti itu hanya guru yang aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa

cenderung pasif sehingga dalam proses pembelajaran kurang melibatkan siswa. Hal ini

mengakibatkan siswa merasa jenuh dan kurang antusias dalam pembelajaran Akuntansi.

b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang optimal.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat 12 siswa dari 44 siswa

kelas XI IPS 1 yang belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil ulangan (untuk materi Persamaan Dasar

Akuntansi), nilai terendah yang diperoleh siswa kelas XI IPS 1 adalah 45 sedangkan nilai

tertinggi adalah 78, dari rentang nilai yang terlihat menunjukkan hasil yang diperoleh

siswa belum optimal. Banyak siswa yang tidak memenuhi standar minimal ketuntasan

belajar bahkan hanya beberapa siswa yang yang memperoleh nilai 70. Untuk tugas-tugas

rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum

pelajaran dimulai dan hanya mencontoh pekerjaan dari temannya yang pandai atau yang

sudah mengerjakan tugas, hal ini menunjukkan rendahnya keaktifan siswa dalam

mengikuti pelajaran Akuntansi.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari

4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan,

(3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi tindakan. Dalam penelitian ini peneliti

bertindak sebagai guru, sehingga selama proses pembelajaran peneliti yang melakukan tindakan

pembelajaran sedangkan guru mata pelajaran Akuntansi bertindak sebagai pengamat yang

membantu peneliti dalam mengamati proses belajar dan mengajar.

1. Siklus I

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Penerapan pembelajaran mata pelajaran Akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran

dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) adalah:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17

Februari 2010 di ruang guru SMA N Gondangrejo, Karanganyar. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti

mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam mengikuti pembelajaran

pada mata pelajaran Akuntansi dan kurang menguasai materi pelajaran Akuntansi

sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal Akuntansi. Kemudian disepakati

bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,

yakni penyampaian materi pada pertemuan pertama, diskusi kelompok, pada pertemuan

kedua dengan pemberian kuis atau ulangan pada pertemuan ketiga. Tahap siklus 1 akan

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 Februari 2010, Selasa tanggal 2 Maret 2010 dan

Sabtu tanggal 13 Maret 2010.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran pada mata pelajaran

Akuntansi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan skenario

pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama (Selasa, 23 Februari 2010)

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

(3) Guru memberi pengarahan tentang metode pembelajaran STAD akan diterapkan.

(4) Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok yang masing-masing kelompok

beranggotakan 4-5 siswa yang berbeda kemampuan akademiknya.

(5) Guru mengulang sedikit materi sebelumnya yaitu Kertas Kerja dengan cara

memberikan pertanyaan kepada siswa agar guru mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi sebelumnya.

(6) Guru menjelaskan materi tentang Laporan Keuangan, pada siklus I guru

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

menjelaskan tentang Laporan Laba-Rugi.

(7) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami.

(8) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan

(9) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari materi yang

telah diajarkan.

(10) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam

b) Pertemuan Kedua (Selasa tanggal 2 Maret 2010)

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

(3) Guru mengulang sedikit materi yang terdahulu yang ada kaitannya dengan materi

yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa agar guru

mengetahui pemahaman siswa tentang materi sebelumnya. Materi yang sedikit

diulang adalah tentang unsur-unsur Laporan Laba-Rugi dan langkah-langkah

dalam menyusun Laporan Laba-Rugi.

(4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami.

(5) Guru memberi instruksi kepada siswa untuk duduk dengan kelompok yang sudah

dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

(6) Guru dan peneliti membagikan lembar soal untuk dikerjakan setiap kelompok.

(7) Guru meminta kepada semua kelompok siswa untuk mengerjakan latihan soal

yang telah diberikan guru untuk didiskusikan dan diselesaikan.

(8) Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi dan memberi penjelasan kepada

kelompok yang mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal.

(9) Setelah waktu untuk diskusi berakhir, guru mempersilahkan salah satu kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

(10) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan.

(11) Guru memberitahu siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan

kuis/ulangan harian

(12) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

c) Pertemuan ketiga (Sabtu tanggal 13 Maret 2010)

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

(3) Guru memberi kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan

kuis tantang materi yang dipelajari.

(4) Guru dan peneliti membagikan soal kuis berupa soal esai dan meminta siswa

untuk mengerjakan kuis secara mandiri dan percaya diri.

(5) Guru dan peneliti mengawasi siswa dalam mengerjakan kuis dengan tujuan agar

siswa mengerjakan kuis secara mandiri dan hasil dari kuis mencerminkan

kemampuan siswa.

(6) Guru dan peneliti meminta lembar jawab soal dari kuis yang telah dikerjakan.

(7) Guru memberikan gambaran umum mengenai jawaban dari kuis/ulangan yang

telah diberikan.

(8) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa penghargaan terhadap kuis yang

telah dilakukan akan diberikan pada pertemuan berikutnya.

(9) Guru memberi instruksi kepada siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan

berikutnya.

(10) Menutup pelajaran dengan salam.

2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa (Laporan Laba Rugi) dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non-tes.

Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus berupa kuis),

sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan

oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar

mengajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah

direncanakan, yaitu setiap hari Selasa dan Sabtu, masing-masing pada tanggal 23 Februari 2010,

2 Maret 2010 dan 13 Maret 2010 diruang kelas XI IPS 1. Pertemuan dilaksanakan selama 5 x 45

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Dalam kegiatan penelitian guru dan

peneliti bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran, sehingga terjadi kolaborasi antara guru dan

peneliti.

Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

(Laporan Laba-Rugi). Pada pertemuan pertama guru menerangkan materi tentang laporan laba-

rugi secara jelas dan dilanjutkan dengan pemberian tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal

di LKS, sedangkan pada pertemuan kedua digunakan untuk diskusi kelompok. Masing-masing

anggota dalam kelompok harus saling bekerjasama dalam mengerjakan soal diskusi. Siswa yang

sudah memahami materi dan bisa mengerjakan soal maka harus mengajari teman dalam satu

kelompoknya dalam memahami dan mengerjakan soal yang didiskusikan, selanjutnya pada

pertemuan ketiga diadakan evaluasi belajar atau kuis.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama (Selasa, 23 Februari 2010)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam kemudian melakukan presensi siswa yang

mengikuti pelajaran.

b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi dan peringatan kepada siswa yang tidak memperhatikan guru.

c) Guru memberi pengarahan tentang model pembelajaran tipe STAD yang akan

diterapkan.

d) Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan

antara 4-5 siswa yang berbeda kemampuan akademiknya. Langkah-langkah dalam

pembagian siswa ke dalam kelompok STAD adalah sebagai berikut:

(1) Menyusun peringkat siswa dari yang memperoleh nilai tertinggi sampai terendah.

Nilai diambil dari hasil ulangan harian materi sebelumnya yaitu Jurnal Penyesuaian.

(2) Menentukan jumlah kelompok.

Setiap kelompok belajar terdiri dari 4-5 anggota, kelompok I-VIII beranggotakan 5

siswa dan kelompok IX beranggotakan hanya 4 siswa.

(3) Membagi siswa ke dalam kelompok.

Pembagian siswa ke dalam tiap kelompok harus seimbang sesuai aturan dalam

STAD yaitu tiap kelompok harus terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, rendah

dan sedang. Prestasi diambil dari nilai ulangan siswa pada materi sebelumnya yaitu

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Jurnal Penyesuaian.

e) Guru mengulang sedikit materi yang sebelumnya yaitu tentang kertas kerja dengan

memberikan pertanyaan kepada siswa. Pada saat guru memberikan pertanyaan tentang

kertas kerja siswa yang berhasil menjawab pertanyaan adalah Achmad Syaifudin, Isma

Ike Suryani, Lilis Fitriani, Mei Ika Purwanti, Septa Nikmatil Aliyah dan Aditya Denny.

Kegiatan ini dilakukan guru untuk mengkaitkan materi sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari dan untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa untuk melanjutkan

materi berikutnya.

f) Guru menjelaskan materi tentang Laporan Keuangan secara jelas. Dalam kesempatan ini

laporan keuangan yang dibahas adalah tentang Laporan Laba-Rugi. Guru memberikan

penjelasan tentang pengertian laporan keuangan perusahaan, macam-macam laporan

keuangan, pentingnya pembuatan laporan keuangan pengertian laporan laba rugi,

unsur-unsur laporan laba rugi dan cara menyusun laporan laba-rugi. Pada saat

menjelaskan materi guru memberikan contoh tentang langkah-langkah menyusun

laporan laba-rugi dengan menuliskannya di papan tulis. Disela-sela penyampaian materi

guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang dilakukan secara acak. Pada

kesempatan ini yang berhasil menjawab adalah Dwi Ambarwati, Ertana, Indah Suryani

dan Mutaki Pratama.

g) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

dipahami. Sebagian dari siswa bertanya tentang perbedaan antara beban operasinal dan

beban nonoperasional.

h) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan.

i) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari materi yang telah

diajarkan.

j) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.

2) Pertemuan Kedua (Selasa tanggal 2 Maret 2010)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam kemudian melakukan presensi siswa yang

mengikuti pelajaran.

b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan

memberikan motivasi dan peringatan kepada siswa yang tidak memperhatikan guru

pada saat awal pembelajaran.

c) Guru mengulang sedikit materi yang terdahulu yaitu tentang Laporan Laba-Rugi dengan

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

cara memberikan pertanyaan kepada siswa agar guru mengetahui pemahaman siswa

tentang materi sebelumnya. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan guru, akan tetapi hanya 2 siswa yang mau menjawab yaitu

Septa Nikmatil Aliyah dan Aditya Denny.

d) Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk duduk berkelompok sesuai kelompok

yang telah dibentuk.

e) Guru memberikan lembar soal untuk setiap kelompok sebagai bahan yang akan

didiskusikan siswa. Peneliti dan guru memberikan bantuan hanya dengan memperjelas

perintah dan mengulang sedikit konsep. Selama belajar kelompok, tugas anggota

kelompok adalah menguasai materi pelajaran dan membantu teman dalam satu

kelompok untuk menguasai materi yang dipelajari. Anggota kelompok harus bertanya

kepada teman satu kelompoknya, apabila mengalami kesulitan baru boleh bertanya

kepada guru.

f) Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling kelas dan memberi

penjelasan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan.

g) Setelah waktu untuk diskusi berakhir, guru mempersilahkan kepada salah satu kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi. Pada siklus pertama belum ada salah satu

perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, oleh

karena itu guru menunjuk secara acak salah satu perwakilan dari kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Guru menunjuk Aditya Denny untuk

mempresentasikan hasil diskusi.

h) Guru membuat kesimpulan dari jawaban hasil diskusi kelompok yang telah

dipresentasikan.

i) Guru memberitahu siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan

kuis/ulangan.

j) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.

3) Pertemuan ketiga (Sabtu tanggal 13 Maret 2010)

a) Guru mengawali proses belajar mengajar dengan mengucapkan salam kemudian

dilanjutkan dengan presensi siswa.

b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa agar siswa bersungguh-sungguh dalam mengerjakan

kuis/ulangan.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

c) Guru memberi kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri menjawab pertanyaan

kuis berupa soal esai untuk materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan

sebelumnya.

d) Guru dan peneliti membagikan soal kuis untuk materi Laporan Laba-Rugi dan meminta

siswa untuk mengerjakan kuis secara mandiri dan percaya diri.

e) Guru dan peneliti mengawasi kemandirian siswa pada saat mengerjakan kuis, hai ini

bertujuan agar siswa mengerjakan kuis secara individual dan tidak bekerja sama dengan

temannya. Pada saat pelaksanaan kuis ada beberapa siswa yang bertanya kepada

temannya akan tetapi guru langsung menegur siswa tersebut agar mengerjakan soal

dengan madiri.

f) Guru dan peneliti meminta lembar jawab soal dari kuis yang telah dikerjakan.

g) Kegiatan belajar kelompok dan evaluasi pada siklus I berakhir, kemudian guru

memberitahukan kepada siswa bahwa penghargaan terhadap kuis yang telah dilakukan

akan diberikan pada pertemuan berikutnya dan penghargaan akan diberikan kepada

kelompok yang mempunyai skor terbanyak.

h) Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan

berikutnya.

i) Menutup pelajaran dengan salam.

c. Observasi dan Intrepretasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada

mata pelajaran Akuntansi dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan

adanya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions

(STAD). Pertemuan pertama dimulai pada hari Selasa tanggal 23 Februari 2010 di kelas

XI IPS 1. Metode pembelajaran yang diterapkan pada pertemuan pertama lebih

didominasi metode ceramah, karena materi yang diajarkan membutuhkan pemahaman

konsep dan penjelasan menyeluruh dari guru, selain itu guru juga memberikan contoh

tentang cara menyusun laporan laba-rugi dengan menuliskan terlebih dahulu format

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

laporan laba-rugi di papan tulis. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa mengetahui

cara menyusun laporan keuangan, mempunyai pemahaman konsep tentang akun-akun

apa saja yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan dan melatih siswa terampil

dalam menyusun laporan keuangan. Pada saat guru menerangkan sebagian siswa sudah

fokus terhadap penjelasan dari guru tetapi beberapa siswa yang duduk di bagian belakang

masih mengobrol sendiri dengan teman semejanya dan kurang memperhatikan penjelasan

dari guru. Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Maret 2010,

guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya dan menyuruh siswa untuk duduk

berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya dan

mendiskusikan soal diskusi yang telah disiapkan oleh guru. Pada saat diskusi berlangsung

siswa terlihat antusias dalam belajar, hal ini terlihat dari kerjasama siswa pada masing-

masing kelompok dalam menyelesaikan soal diskusi. Tetapi masih ada juga satu

kelompok yang kurang aktif dalam berdiskusi yaitu kelompok 6. Hal ini terlihat dari tidak

semua anggota kelompok ikut berperan aktif dalam berdiskusi. Setelah waktu untuk

diskusi kelompok berakhir maka salah satu kelompok harus mempresentasikan hasil

diskusi, kemudian guru mempersilakan kepada salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi. Pada waktu itu guru harus menunggu siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusinya, akan tetapi tidak ada satupun siswa yang bersedia

mempresentasikan hasil diskusi sehingga guru menunjuk salah satu kelompok yaitu

kelompok dari Aditya Denny untuk mempresentasikan hasil diskusi. Pada pertemuan

ketiga hari Sabtu tanggal 13 Maret 2010 digunakan oleh guru untuk evaluasi akhir dari

siklus I dengan kuis/ulangan harian dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar

siswa. Pada saat pelaksanaan kuis siswa mengerjakan soal dengan baik dan mandiri, akan

tetapi masih ada beberapa siswa yang bertanya kepada temannya. Dari kegiatan tersebut

deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement

Divisions) sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan siklus I.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Hasil observasi yang telah dilaksanakan dapat dilihat bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

kelas pada siklus 1. Sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD

rata-rata kelas 62,70 namun setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe

STAD rata-rata kelas menjadi 74,20. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas

standar ketuntasan 63 sebanyak 38 siswa dari jumlah keseluruhan siswa 44 atau dengan

kata lain indikator ketercapaian pada siklus I telah tercapai, yaitu 86,36% siswa telah

memperoleh nilai di atas 63 dari 75% target yang direncanakan.

Berdasarkan observasi dan analisis tindakan pada siklus I, peneliti melakukan

refleksi sebagai berikut:

1) Guru belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat itu sehingga masih

banyak siswa yang kurang paham terhadap materi, ketika guru sedang menerangkan

materi sebagian besar siswa diam, mendengarkan dan tidak berani bertanya

mengenai materi yang telah dijelaskan. Guru menganggap bahwa siswa sudah

memahami materi yang dijelaskan, akan tetapi pada kenyataanya ketika guru

menyuruh siswa untuk mengerjakan soal sebagian besar siswa belum paham

terhadap materi sehingga mereka kesulitan saat mengerjakan soal.

2) Masih terdapat kelompok yang bersikap tidak koperatif dalam diskusi, hal ini dapat

dilihat dari kekurangaktifan antara anggota kelompok satu dengan yang lainnya

dalam membahas dan mengerjakan soal diskusi.

3) Siswa belum berani untuk mempresentasikan hasil diskusi sehingga guru harus

menunjuk terlebih dahulu salah satu perwakilan dari kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi

Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat

dilakukan adalah:

1) Pada saat mempresentasikan materi guru harus memastikan siswa telah memahami materi

atau belum dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum jelas setelah itu baru beralih ke konsep atau penjelasan selanjutnya.

2) Guru harus melakukan pendekatan dan motivasi kepada semua siswa terutama siswa yang

kurang aktif pada saat pembelajaran sehingga siswa lebih terpacu semangatnya dalam

belajar.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

3) Guru harus lebih tegas dalam menginstruksikan kepada siswa untuk mempresentasikan

hasil diskusi sehingga siswa berani dan bersedia untuk mempresentasikan hasil diskusi

secara sukarela tanpa harus ditunjuk terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi dan

lebih memantapkan hasil yang diperoleh pada siklus I maka dilaksanakan siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan II

Perencanaan tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Maret 2010 di

ruang guru SMA N Gondangrejo Karanganyar. Guru dan peneliti mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Guru dan peneliti sepakat bahwa

pelaksanaan tindakan pada Siklus II akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pada

tanggal 30 Maret 2010, tanggal 6 dan 10 April 2010. Tahap perencanaan tidakan meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata pelajaran

Akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperati tipe Sudent Teams-

Achievement Divisions (STAD) yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama (30 Maret 2010)

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan

cara memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

(3) Guru mengulang sedikit tentang jawaban dari kuis pada siklus I kemudian

memberikan penghargaan kepada kelompok yang mempunyai skor tertinggi.

(4) Guru menerangkan materi tentang Laporan Perubahan Modal dan Neraca.

(5) Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami

kemudian guru menunjuk siswa secara acak dalam memberikan pertanyaan.

(6) Guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari materi yang telah

diajarkan.

(7) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.

b) Pertemuan Kedua (6 April 2010)

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

(3) Guru mengulang sedikit materi pada pertemuan sebelumnya yaitu Laporan Laba-

Rugi.

(4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami dan memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa dengan tujuan

agar siswa selalu siap dalam menjawab soal.

(5) Guru memberikan instruksi siswa untuk duduk berkelompok sesuai kelompok yang

telah dibentuk, dalam siklus II anggota-anggota tiap kelompok sama dengan Siklus I.

(6) Guru memberikan lembar soal untuk tiap kelompok sebagai bahan diskusi

kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk mengerjakan latihan soal yang

telah diberikan.

(7) Guru dan peneliti mengawasi berlangsungnya kegiatan diskusi dan memberikan

penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan

soal. Guru bersama peneliti berkeliling kelas dan mendatangi masing-masing

kelompok yang sedang berdiskusi dengan memberikan pujian bagi kelompok yang

aktif dan terus memberikan motivasi kepada siswa.

(8) Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru mempersilakan salah

satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

(9) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan.

(10) Guru memberitahu siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan kuis atau

ulangan harian.

(11) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.

c) Pertemuan Ketiga (10 April 2010)

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan

cara memberikan motivasi kepada siswa sebelum mengerjakan kuis, hal ini

dilakukukan agar siswa mengerjakan kuis dengan bersungguh-sunguh, mandiri dan

percaya diri.

(3) Guru memberi kesempatan siswa untuk mempersiapkan diri sebelum mengerjakan

kuis atas materi yang telah dipelajari yaitu laporan perubahan modal dan neraca.

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

(4) Guru memberikan kuis/ulangan tentang laporan perubahan modal dan neraca.

(5) Guru dan peneliti membagikan soal kuis dan meminta siswa mengerjakan kuis

secara mandiri dan percaya diri.

(6) Guru dan peneliti mengawasi siswa dalam mengerjakan kuis dengan tujuan agar

siswa mengerjakan kuis secara individual dan tidak bekerja sama dengan temannya.

(7) Guru dan peneliti mengawasi jalannya kuis agar siswa mengerjakan kuis secara

mandiri dan hasil kuis mencerminkan kemampuan siswa. Guru dan peneliti

meminta lembar jawaban dari kuis yang telah dikerjakan.

(8) Guru membertahukan siswa bahwa penghargaan terhadap kelompok yang

mempunyai skor tertinggi akan diberikan pada pertemuan berikutnya.

(9) Guru memberi instruksi kepada siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan

berikutnya.

(10) Menutup pelajaran dengan salam.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk materi Laporan

Perubahan Modal dan Neraca dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

3) Guru dan peneliti membuat instrumen penelitian yaitu berupa tes dan nontes.

Instrumen tes berupa hasil pekerjaan siswa/kuis dan instrumen non-tes berupa lembar

observasi dan pedoman wawancara tentang penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan seperti yang telah

direncanakan yaitu tanggal 30 Maret 2010, 6 dan 10 April 2010 dengan materi laporan

perubahan modal dan neraca. pertemuan pertama guru mempresentasikan materi laporan

perubahan modal dan neraca dengan menggunakan metode ceramah. Pertemuan kedua

digunakan untuk mendiskusikan soal yang telah disiapkan oleh guru dan pertemuan

ketiga digunakan untuk evaluasi yang berupa kuis untuk mengetahui pencapaian prestasi

belajar siswa.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (30 Maret 2010)

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam kemudian melakukan presensi siswa yang

mengikuti pelajaran.

b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan

memberikan motivasi dan peringatan kepada siswa yang tidak memperhatikan guru

pada saat awal pembelajaran.

c) Guru mengulas sedikit jawaban dari kuis/ulangan pada siklus I dan memberikan

penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi.

d) Guru menerangkan materi secara jelas tentang Laporan Perubahan Modal dan Neraca.

Pada saat menjelaskan materi guru memberikan contoh tentang langkah-langkah

menyusun Laporan Perubahan Modal dan Neraca dengan menuliskannya di papan tulis.

Disela-sela penyampaian materi guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

yang dilakukan secara acak. Siswa yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan secara

acak sudah dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Mayoritas siswa sudah

memperhatikan dan berkonsentrasi pada saat menerima pelajaran.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami kemudian menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan. Siswa

yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan sudah bisa menjawab pertanyaan dengan

benar.

f) Guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari materi yang telah

diajarkan.

g) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.

2) Pertemuan Kedua (6 April 2010)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi

siswa yang mengikuti pelajaran.

b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi dan peringatan kepada siswa yang tidak memperhatikan guru pada

saat awal pembelajaran.

c) Guru mengulang sedikit materi yang terdahulu yang ada kaitannya dengan materi yang

akan diajarkan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa agar guru mengetahui

pemahaman siswa tentang materi sebelumnya. Pada kesempatan ini siswa cukup antusias

dan aktif dalam menjawab pertanyaan, hal ini terbukti pada saat guru memberikan

pertanyaan sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dari guru secara tepat dan

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

serempak.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami kemudian menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Siswa yang ditunjuk dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

e) Guru memberikan lembar soal untuk setiap kelompok.

f) Guru meminta semua kelompok untuk mengerjakan latihan soal yang telah diberikan.

Siswa yang sudah memahami materi dan bisa mengerjakan soal, harus mengajari teman

dalam kelompoknya sampai teman dalam satu kelompok mengerti dan memahami soal-

soal yang telah dikerjakan. Hal ini bertujuan agar semua anggota dalam setiap kelompok

memahami materi yang telah dipelajari.

g) Guru mempersilahkan salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Salah

satu siswa perwakilan dari kelompok 3 yaitu Mei Ika Purwanti secara sukarela bersedia

untuk mempresentasikan hasil diskusi.

h) Guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi.

i) Guru memberitahu siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan kuis/ulangan.

j) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.

3) Pertemuan Ketiga (10 April 2010)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi

siswa yang mengikuti pelajaran.

b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa sebelum mengerjakan kuis agar siswa mengerjakan

kuis dengan sungguh-sungguh, mandiri dan percaya diri.

c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan diri sebelum

mengerjakan kuis atas materi yang yang telah dipelajari yaitu laporan perubahan modal

dan neraca.

d) Guru memberikan kuis/ulangan harian tentang Laporan Perubahan Modal dan Neraca.

e) Guru dan peneliti membagikan soal kuis dan meminta siswa untuk mengerjakannya

secara mandiri dan percaya diri.

f) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang ditentukan berakhir, sedangkan guru dan

peneliti mengawasi siswa dalam mengerjakan kuis dengan tujuan agar siswa mengerjakan

kuis secara individual dan tidak bekerja sama dengan temannya. Guru bersama peneliti

berkeliling kelas agar tidak ada siswa yang mencoba bertanya jawaban kepada temannya.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Pelaksanaan evaluasi pada Siklus II ini berjalan tertib bila dibandingkan dengan Siklus I, hal

ini terbukti dari suasana kelas yang tenang dan tidak ada siswa yang berbuat curang pada

saat evaluasi berlangsung.

g) Guru dan peneliti meminta lembar jawaban dari kuis yang telah dikerjakan.

h) Guru memberitahu siswa bahwa penghargaan terhadap kuis yang telah dilakukan akan

diberikan pada pertemuan berikutnya.

i) Guru memberi instruksi kepada siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan

berikutnya.

j) Guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada mata

pelajaran Akuntansi dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan adanya model

pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Peneliti bertindak sebagai guru

sehingga dapat secara langsung mengamati kelas dan perkembangan siswa. Peneliti juga

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Akuntansi dalam melakukan observasi. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 Maret 2010 di kelas XI IPS 1, metode

pembelajaran yang diterapkan pada pertemuan pertama lebih didominasi metode ceramah dan

tanya jawab. Pada saat guru menerangkan sebagian siswa sudah fokus terhadap penjelasan dari

guru dan siswa sudah berani untuk bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum jelas.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Maret 2010, guru mengulang materi

pada pertemuan sebelumnya dan memberi instruksi kepada siswa untuk duduk berdasarkan

kelompoknya masing-masing dan mendiskusikan soal diskusi yang telah disiapkan oleh guru.

Ketika diskusi berlangsung siswa lebih antusias dalam belajar, hal ini terlihat dari kerjasama

siswa pada masing-masing kelompok dalam menyelesaikan soal diskusi. Siswa sudah aktif

bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah memahami materi dan bisa mengerjakan

soal diskusi, setelah waktu yang ditentukan untuk berdiskusi berakhir maka salah satu kelompok

harus mempresentasikan hasil diskusi, siswa secara sukarela bersedia untuk mempresentasikan

hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. Pada pertemuan ketiga hari Sabtu tanggal 13 Maret 2010

digunakan oleh guru untuk evaluasi akhir dari siklus II dengan kuis/ulangan harian dengan tujuan

untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa. Pada saat pelaksanaan kuis, siswa

mengerjakan soal dengan baik dan mandiri, hal ini disebabkan karena guru berkeliling kelas

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

untuk memantau siswa dalam mengerjakan soal kuis/ulangan. Dari kegiatan tersebut deskripsi

jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams-Achievement Divisions) sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan

tindakan siklus II.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement-Divisions)

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Siswa sudah jelas dan

paham mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement-Divisions) karena siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang

digunakan. Hal ini menyebabkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif, rata-

rata nilai kuis siswa pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 95,45% siswa dinyatakan

tuntas karena pencapaian prestasi belajar mereka di atas batas tuntas nilai, yaitu 63. Dari hasil

refleksi pada siklus II diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement-Divisions) dinilai telah berhasil dan memuaskan sehingga tidak perlu

dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan

analisis sebagai berikut:

1) Guru sudah bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk memperhatikan

presentasi guru saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

2) Keaktifan siswa mengalami peningkatan saat proses pembelajaran berlangsung.

Siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan tidak malu lagi bertanya kepada guru

mengenai hal-hal yang belum dimengerti.

3) Siswa secara sukarela bersedia untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa harus

ditunjuk guru.

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang

telah dilakukan adalah:

1) Guru harus dapat melakukan pendekatan kepada siswa, hal ini bertujuan agar guru

dapat mengetahui perkembangan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga

siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model pembelajaran pada saat

mengajar sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

D. Pembahasan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams- Achievement

Divisions) bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian dilakukan dengan

menerapkan dua siklus pembelajaran menggunakan model yang sama pada tiap siklusnya, yaitu

model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions). Setiap siklus yang

diterapkan pada proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan

prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 5. Tabel Hasil Penelitian

Nilai Rata-Rata Kelas

Sebelum Penerapan Siklus I Siklus II

62,72

74,20

78,40

(Sumber: data primer yang diolah, 2010)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II

Nil

ai

ra

ta-r

ata

k

ela

s

Siklus II

Siklus I

Sebelum Tindakan

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian

Penilaian prestasi belajar siswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilakukan melalui pemberian kuis atau ulangan di akhir

siklus, sedangkan penilaian prestasi belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) diperoleh dari nilai ulangan harian.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa sebelum

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah

62,72. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih tergolong rendah sebab banyak

siswa yang belum mencapai nilai 63 sebagai nilai batas tuntas keberhasilan siswa. Masih rendahnya nilai

ulangan siswa disebabkan siswa kurang memahami sepenuhnya materi yang diberikan oleh guru dan

siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, selain itu siswa merasa cepat bosan

saat karena pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru dan kurang berpusat pada siswa

sehingga pembelajaran kurang inovatif.

Penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada

mata pelajaran Akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini terbukti pada nilai

kuis/ulangan diakhir siklus I nilai rata-rata kelas siswa sebesar 74,20 sehingga terjadi peningkatan nilai

rata-rata kelas siswa dari sebelum adanya penerapan model pembelajaran Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) yaitu sebesar 11,48 (nilai rata-rata kelas siswa sebelum siklus 62,72 dan nilai rata-rata

kelas siswa pada siklus I 74,20). Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih memahami materi yang

diberikan oleh guru dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD). Pada siklus II nilai rata-rata kelas siswa sebesar 78,40 sehingga terjadi

peningkatan nilai rata-rata kelas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 4,20 (nilai rata-rata kelas siswa

pada siklus I 74,20 dan nilai rata-rata kelas siswa pada siklus II 78,40).

Peningkatan prestasi belajar siswa juga dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan hasil

belajar siswa dalam mengikuti kuis atau ulangan di akhir siklus. Pencapaian ketuntasan hasil

belajar siswa dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut:

Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Kriteria

Jumlah Siswa Persentase

Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II

Tuntas 28 38 42 63,64 % 86,36 % 95,45%

Tidak Tuntas 16 6 2 36,36 % 13,64 % 4,55%

(Sumber: data primer yang diolah, 2010)

Gambar 4. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari nilai Ulangan Harian siswa sebelum

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions

(STAD) terlihat bahwa jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan sebanyak 28 siswa dari 44

siswa (63,64%) sedangkan jumlah siswa yang tidak mencapai batas tuntas sebanyak 16 siswa

dari 44 siswa (36,36%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai

nilai 63 yang merupakan nilai batas ketuntasan siswa. Berdasarkan nilai kuis pada siklus I,

ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak 38 siswa dari 44 siswa (86,36%) mendapatkan

nilai di atas 63 dari 75% target yang direncanakan, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas

hanya 6 siswa dari 44 siswa (13,64%), sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai

batas tuntas sebanyak 38 siswa dari 44 siswa (95,45%) mendapatkan nilai di atas 63 dari 75%

target yang direncanakan, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa dari 44 siswa

(4,55%). Hal ini menunjukan bahwa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sebelum

Penerapan

Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berdampak pada prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Akuntansi yang dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar siswa. Dampak positif dari

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

adalah menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi, siswa

lebih antusias dalam menyelesaikan soal melalui diskusi dan siswa lebih memahami materi yang

dipelajari karena siswa yang lebih tahu, lebih pinter harus memberi tahu teman dalam kelompok

belajarnya, selain itu prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan

dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan

interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai

siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui

kondisi yang ada di kelas XI IPS 1 SMA N Gondangrejo Karanganyar dengan cara observasi dan

wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa. Dari hasil survei ini, peneliti

menemukan bahwa prestasi belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA N Gondagrejo

Karanganyar masih belum optimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru

kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas.

Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran Akuntansi, maka materi pada

pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Laporan Laba-Rugi. Guru mempresentasikan materi

tentang Laporan Laba-Rugi dengan jelas kemudian siswa diberi latihan soal untuk didiskusikan

dengan kelompoknya dan diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam

menyelesaikan soal diskusi guru membagi siswa dalam 9 kelompok dan setiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa yang berbeda kemampuan akademiknya, hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar

kooperatif dengan siswa yang lain. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar

mengajar pada mata pelajaran Akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan

kelemahan, yaitu siswa belum bisa bekerja sama secara optimal pada saat diskusi berlangsung

dan masih banyak siswa yang belum berani mengemukakan pendapatnya di depan teman-teman

dan guru. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran Akuntansi yang terjadi pada

siklus I.

Materi pembelajaran pada siklus II adalah menyusun Laporan Perubahan Modal dan

Neraca. Dalam siklus ke II ini, semua anggota kelompok harus bekerja sama dalam

menyelesaikan soal, hal ini bertujuan agar semua anggota dalam satu kelompok ikut

berpartisipasi dalam menyelesaikan soal dan tidak hanya mencontoh pekerjaan dari teman satu

kelompoknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh data bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) tidak hanya

ceramah materi namun juga terdapat diskusi kelompok. Pada metode sebelumnya yaitu ceramah,

siswa hanya diberi penjelasan kemudian tanya jawab tentang materi yang belum dipahami dan

dimengerti. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD), siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena dilibatkan secara

langsung dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa lebih mudah memahami materi. Selain

itu, siswa juga diajarkan untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan latihan soal. Pada

saat belajar kelompok, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena siswa lebih leluasa

untuk bertanya langsung kepada guru dan teman dalan satu kelompok tentang hal-hal yang

belum dipahami.

Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap siswa setelah siklus I dan siklus II

diperoleh keterangan bahwa siswa merasa lebih memahami materi pelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa juga mengungkapkan bahwa prestasi belajar mereka

mengalami peningkatan. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru diperoleh keterangan

bahwa peran serta siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sehingga prestasi

belajar siswa juga meningkat.

Berdasarkan data siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang

selalu mengalami peningkatan. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran

Akuntansi, hal ini terbukti dari peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,

peningkatan pemahaman siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa. Keberhasilan

pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat dilihat dari indikator-

indikator sebagai berikut:

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

1. Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran

Akuntansi sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan.

2. Siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru, hal ini dikarenakan siswa dapat

leluasa menanyakan secara langsung hal-hal yang belum dipahami dan dimengerti kepada

guru dan teman satu kelompoknya.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions

(STAD) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pencapaian pencapaian prestasi

belajar siswa. Prestasi belajar siswa dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian

prestasi belajar siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 63. Hal ini menunjukkan

bahwa secara umum siswa telah memahami materi dengan baik pada saat pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD).

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1. Simpulan

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada

penelitian ini telah dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama 5 x 45 menit

(3 kali pertemuan), yaitu penyampaian materi pada pertemuan yang berlangsung selama 2 x 45

menit, diskusi kelompok pada pertemuan kedua yang berlangsung selama 2 x 45 menit dan pemberian

kuis/ulangan pada pertemuan ketiga yang berlangsung selama 45 menit. Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) telah dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Hal ini terbukti dari pencapaian nilai rata-rata siswa meningkat dari sebelumnya,

peningkatan nilai rata-rata siswa dari siklus I ke siklus II dan jumlah siswa yang mencapai batas

ketuntasan. Pada siklus I nilai ulangan harian siswa berkisar antara 55-90 dengan nilai rata-rata

kelas sebesar 74,20 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari sebelum adanya

tindakan yaitu sebesar 11,48 (nilai rata-rata sebelum siklus 62,72 dan nilai rata-rata siklus I

74,20). Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 38 siswa dari 44 siswa (86,36%)

mendapatkan nilai di atas 63 dari 75% target yang direncanakan. Pada siklus II nilai ulangan

harian siswa berkisar antara 55-100 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 78,40 sehingga terjadi

peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 4,20 (rata-rata nilai siklus I

74,20 dan rata-rata nilai siklus II 78,40). Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 42

siswa dari 44 siswa (95,45%) mendapatkan nilai di atas 63 dari 75% target yang direncanakan.

Pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa diajak untuk turut serta

dalam semua proses pembelajaran. Siswa mempunyai kesempatan untuk mempelajari materi secara

berulang-ulang dan kemudahan memahami materi yang dapat dirasakan dari kemudahan

penyampaian materi oleh teman sebaya, selain

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

itu siswa juga dituntut untuk bertukar informasi atau mengajarkan materi kepada temannya.

Dengan menggunakan variasi pembelajaran diskusi kelompok, membuat siswa merasakan

suasana belajar yang menyenangkan dan lebih mudah memahami materi yang dipelajari sehingga

prestasi belajar siswa dapat dioptimalkan.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas dalam penelitian tentang

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD),

maka implikasi yang dapat dikaji adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan suatu proses

pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Faktor-

faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa, faktor dari pihak guru antara lain

kemampuan guru dalam mengembangkan dan menjelaskan materi, kemampuan guru dalam

mengembangkan model dan metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas

pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan minat

dan semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Faktor yang berasal dari siswa antara

lain kesadaran, minat, antusias belajar dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus diupayakan

secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki kemampuan baik maka guru

dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan diterima siswa dengan baik

apabila siswa juga memiliki minat yang tinggi dan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan

demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan efisien.

2. Implikasi Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

dapat digunakan guru mata pelajaran Akuntansi atau mata pelajaran lain sebagai pertimbangan

untuk menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang

disesuaikan juga dengan materi pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadikan

siswa lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar melalui kegiatan diskusi. Hal ini membuat

siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena pembelajaran dirasakan

lebih menarik dan menyenangkan.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi Sekolah:

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Kepala sekolah lebih memotivasi guru untuk selalu mengembangkan model dan metode

pembelajaran yang merangsang siswa untuk aktif sehingga lebih mudah dalam memahami

materi pelajaran.

2. Bagi Guru:

a. Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Guru hendaknya mengembangkan model dan metode pembelajaran yang dapat mendorong

siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.

c. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai

dengan materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian dan motivasi

siswa untuk memahami materi yang disajikan.

d. Kerja sama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan agar suasana

pembelajaran menjadi lebih kodusif sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi

pembelajaran.

3. Bagi siswa:

a. Siswa hendaknya meningkatkan kerja sama dalam arti yang positif, baik dengan guru

maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.

b. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran.

c. Siswa hendaknya tidak menganggap pusat informasi adalah guru, namun bisa berasal dari

teman, buku, televisi maupun internet.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Suprijono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. New York. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Depdiknas 2004. Panduan penyusunan dan laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Jakarta: Dirjen Perguruan Tinggi.

Dewi Kusumawardani. 2009. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan

Depdiknas

Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Press

Yoga Firdaus. 2005. Pelajaran Akuntuntansi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ngalim Purwanto 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinnya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Suharsimi Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Sutratinah Tirtonegoro. 2006. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Instruksional. Bandung: CV. Remadja Karya

Ansoff, Igor H. 1980. Strategic Issue Management. Strategic Management Journal. Vol. 1 (2):

131-148.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil
Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · Hal ini bertujuan agar tidak ... pelatihan pendidikan atau dengan ... mata pelajaran Akuntansi yaitu 63. Dari hasil