penerapan model pembelajaran holistik untuk …repository.uinjambi.ac.id/888/1/tpg141165...

127
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HOLISTIK UNTUK MENINGATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 116/IV KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh SUDARWATI NIM. TPG.141165 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HOLISTIK UNTUK

    MENINGATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

    PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

    SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

    116/IV KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Oleh

    SUDARWATI

    NIM. TPG.141165

    PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HOLISTIK UNTUK

    MENINGATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

    PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

    SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

    116/IV KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    Oleh

    SUDARWATI

    NIM. TPG.141165

    PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • PERSEMBAHAN

    Bismiillahirrohmannirrahim

    Terimakasih kepada Allah SWT atas nikmat yang Engkau berikan sehingga skripsi

    ini mampu hamba selesaikan dengan baik

    Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak Langgeng dan Ibunda Seni Wati

    yang selalu mensuport dan memotivasi

    Terimakasih kepada adikku tersayang, Muhammad Rifa’i putra yang selalu

    memberikan keceriaan dan dukungan

    Terimakasih kepada Semua keluarga besarku, terima kasih atas doa dan dukungannya

    selama ini

    Ibu, bapak dosen jurusan PGMI terimakasih atas segala bimbingan dan fasilitasnya

    selama ini, terutama ibu Saidah Ahmad dan ibuk Siti Maria Ulfa selaku pembimbing

    yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan masukan terhadap skripsi ini.

    Kepada teman seperjuanganku PGMI B angkatan 2014 terutama Desi Amalia

    Deswani dan yang lainnya maaf tidak bisa disebutkan satu persatu

    Serta sahabatku Dwi dan Dhima yang selalu mensuport dan berdoa untuk

    penyelesaian skripsi ini

  • MOTTO

    َفِإنَّ َمَع اْلُعْسِر ُيْسًرا○ ِإنَّ َمَع ْلُعْسِر ُيْسًرا ا○

    Artinya: Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

    sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al-Insyirah: 5-6). ( Penerbit. Lembaga

    Percetakan Al-Qur’an Pemprov Jambi 2012 )

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang maha esa, yang telah

    memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga peneliti dapat dan

    menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriringan salam atas nabi Muhammad SAW

    pembawa risalah pencerahan manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    akademik guna mendapat gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa

    penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi

    baik moril maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan

    penghargaan khususnya kepada:

    1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Bapak Dr. Saudi, M.A.Phd selaku wakil Rektor I UIN STS Jambi.

    3. Bapak Dr.Hidayat, M.Pd selaku wakil Rektor II UIN STS Jambi.

    4. Ibu Dr.Hj Fadila Husen,M.Pd selaku wakil Rektor III UIN STS Jambi.

    5. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruann

    UIN STS Jambi.

    6. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd selaku wakil Dekan I Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.

    7. Bapak Dr. Zawaki Afdal jamil, M.Pd.I selaku wakil Dekan II Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.

    8. Bapak Dr. Kemas Imran, M.Pd.I selaku wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah

    dan Keguruann UIN STS Jambi.

    9. Bapak Drs. Mahluddin M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Program Studi

    Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Bapak Drs.Shalahuddin,

    M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah.

  • 10. Ibu Dr. Saidah Ahmad, M.Pd dan Ibu Siti Maria Ulfa, M.Pd selaku

    pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan

    pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini.

    11. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi tiada

    hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam

    menyelesaikan skripsi.

    Jambi, 17 Oktober 2018

    Penulis

    Sudarwati

    TPG.141165

  • ABSTRAK

    Nama : Sudar Wati

    NIM : TPG.141165

    Jurusan/Prodi : PGMI

    Judul : Penerapan Model Pembelajaran Holistik Untuk

    Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Pada Mata

    Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Daras

    Negeri 116/IV Kota Jambi

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi

    melalui model pembelajaran holistik pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa

    kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi. Jenis penelitian ini yaitu

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggart, tahapan-

    tahapan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi.

    Subjek penelitian yaitu siswa dan guru wali kelas V SD Negeri 116/IV Kota Jambi

    yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri

    dari 2 pertemuan, siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa dengan menggunakan model pembelajaran holistik dapat meningkatkan

    keterampilan menulis narasi siswa kelas V. Hal ini ditunjukkan berdasarkan

    peningkatan nilai rata-rata menulis karangan narasi pada pra siklus, siklus I, siklus II.

    Peningkatan yang terjadi yaitu nilai rata-rata pra siklus siswa 60,57, nilai rata-rata

    evaluasi siklus 1 siswa meningkat 0,85 dengan rata-rata 61,42 dan pada nilai rata-rata

    evaluasi siklus II meningkat 53,67 dengan rata-rata 77,5.

    Kata kunci: Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi melalui model

    pembelajaran Holistik.

  • ABSTRACK

    Name : Sudarwati

    NIM : TPG.141165

    Study Program : PGMI

    Title : Aplication of Holistic Learning to Improve Narative Writing

    Skillsin Indonesia Language Subjects in Class V Students of

    Daras Negeri 116/IV School in Jambi City

    This study aims to improve narrative essay writing skills through a holistic learning

    model in Indonesian subjects in grade V students of Public Elementary School 116 /

    IV Jambi City. The type of this research is Classroom Action Research (CAR) with

    the Kemmis and Mc Taggart models, the steps taken include planning, implementing,

    observing, and reflecting. The research subjects were students and teacher of grade V

    SD Negeri 116 / IV Jambi City, amounting to 28 students. This research was carried

    out in 2 cycles. Cycle I consists of 2 meetings, cycle II consists of 2 meetings. The

    results showed that using a holistic learning model could improve the narrative

    writing skills of fifth grade students. This was shown based on the increase in the

    average value of writing narrative essays in pre-cycle, cycle I, cycle II. The increase

    that occurs is the average value of students' pre-cycle 60.57, the average value of the

    first cycle evaluation of students increases 0.85 with an average of 61.42 and the

    average value of the second cycle evaluation increases 53.67 on average average

    77.5.

    Keywords: Increasing the skill of writing narrative essays through a Holistic learning

    model.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..….i

    HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….…...ii

    NOTA DINAS……………………………………………………………………….iii

    LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………….…….v

    PERSEMBAHAN……………………………………………………….…………..vi

    MOTTO……………………………………………………………………….…….vii

    KATA PENGANTAR…………………………………………………………..….viii

    ABSTRAK…………………………………………………………………………..ix

    ABSTRACT…………………………………………………………………………..x

    DAFTAR ISI……………………………………………………………………..….xi

    DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..xii

    DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….xiii

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..…………xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….1

    B. Fokus Penelitian…………………………………………………….........7

    C. Rumusan Masalah……….....……………………………………………..7

    D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………8

    E. Manfaat Penelitian………………………………………………………..8

  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Model Pembelajaran…………….………..............................10

    B. Pengertian Pembelajaran Holistik……………………………………….12

    C. Keterampilan Menulis Narasi…………...………………………….……19

    D. Kerangka Berfikir......................................................................................27

    E. Study Relevan………………………………….....………………….…..28

    F. Hipotesis Tindakan………………………………………………………29

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian………………………………………………………...30

    B. Setting dan Subjek Penelitian……………………………………………31

    C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data……………………………....32

    D. Prosedur Penelitian....................................................................................35

    E. Teknik Analisis Data…………………………………………….………40

    F. Indikator Keberhasilan…………………………………………………..42

    G. Jadwal Penelitian………………………………………………………...45

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………..46

    B. Deskripsi Pelaksanaan…………………………………………………...54

    C. Analisis Data……………………………………………………………..72

    D. Pembahasan……………………………………………………………...73

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan………………………………………………………………77

    B. Saran …………………………………………………………………….78

    C. Kata Penutup…………………………………………………………….79

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Indikator Penilaian....................................................................................42

    Tabel 3.2 Taraf Pengalaman Kemampuan.................................................................43

    Tabel 3.3 Jadwal Penelitian……….……………...………….….....….…………….45

    Tabel 4.1 Keadaan Sarana SDN 116/IV Kota Jambi….……………………………48

    Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik SDN 116/IV Kota Jambi…………………………49

    Tabel 4.3 Keadaan Siswa SDN 116/IV Kota Jambi..................................................52

    Tabel 4.4 Nilai Evaluasi Siswa Pra Siklus………………………………..……..….54

    Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus I……………………………..………....….61

    Tabel 4.6 Simpulan Hasil Belajar siklus I..................................................................63

    Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus II............…………………………………..……..70

    Tabel 4.8 Simpulan Hasil Belajar Siklus II…………………………….......……….71

    Tabel 4.9 Persentase Hasil Belajar Siklus I dan II…………………………....…….73

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas……………...………….……..….35

    Gambar 4.3 Diagram Keberhsilan Sinswa………………………………..………....75

  • 1 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendiikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu

    bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa

    atau pun negara dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional. Tidak

    berlebihan apabila founding father bangsa ini meletakkan cita-cita yang luhur

    dengan memperhatikan masalah kesejahteraan dan kecerdasan bangsanya.

    Cita-cita luhur itu ditegaskan dalam pembukaan (preambule) Undang-

    Undang dasar 1945 yang menyatakan bahwa pembentukan pemerintahan

    Negara Indonesia adalah dalam rangka “melindungi segenap bangsa

    Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

    kehidupan bangsa” melindungi segenap bangsa, seluruh tumpa darah

    Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

    kehidupan bangsa” Karena itu, keberhasilan pendidikan menjadi salah satu

    dari tujuan bangsa ini.

    Selanjutnya dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1

    mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan

    menyelenggarakan suatu pendidikan nasional yang mampu meningkatkan

    keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ahlak mulia

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Program pendidikan tersebut

    haruslah diselenggarakan secara terencana dan sadar agar mendapatkan hasil

    yang maksimal.karena itu Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang

    sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, menegaskan bahwa yang

    dimaksud dengan pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal itu dilakukan agar

    peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian,

    kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa, dan negara.

  • 2

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Dari definisi pendidikan tersebut, dengan jelas terungkap bahwa

    pendidikan Indonesia adalah pendidikan yang dengan usaha sadar dan

    terencana, untuk mengembangkan potensi individu demi tercapainya

    kesejahteraan pribadi, masyarakat dan negara (Sholeh, 2007, hal.10-11).

    Pendidikan juga merupakan salah satu elemen yang mendorong dalam

    mentransfomasikan terhadap perubahan yang terus berkembang dalam rangka

    meningkatkan kehidupan di berbagai aspek yang ada. Manusia diciptakan

    untuk merekonstruksi peradaban dalam membangun manusia khususnya di

    Negara Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Pendidikan adalah hak semua

    orang tanpa terkecuali, tiap manusia berhak atas pendidikan “ yang layak”

    agar tidak menjadi bodoh, miskin dan diperbudak. Pendidikan di mata

    William Jame sendiri adalah suatu sarana yang ampuh untuk menjadi suatu

    pergerakan nasional ataupun internasional untuk mengatasi segala

    ketimpangan yang timbul dalam masyarakat (Yamin, 2013, hal.02).

    Tujuan pendidikan, maka untuk mencapainya diperlukan salah satu

    jalan atau cara yang sering disebut dengan model pembelajaran. Soekamto,

    dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka

    konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

    tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan

    para pengajaran dalam merancang aktifitas belajar mengajar. Dengan

    demikian aktifitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan

    yang tertata secara sistematis (Nurulwati, 2010, hal.10).

    Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus

    dikuasai siswa SD. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan siswa

    dapat berkomunikasi secara bahasa tulis maupun lisan dengan benar.

    Pembelajaran bahasa Indonesia memuat empat keterampilan berbahasa.

    Keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut menyimak, berbicara,

    membaca, dan menulis.

  • 3

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Bahasa Indonesia pencantuman bahasa Indonesia Bab XV, pasal 36,

    UUD 1945, bahasa Indonesia berkedudukan juga sebagai budaya dan bahasa

    ilmu. Disamping sebagai bahasa Negara resmi, dalam hubungannya sebagai

    bahasa budaya, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat yang

    memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan daerah.

    Dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi

    sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk

    kepentingan pembangunan nasional. Untuk mewujudkan fungsi bahasa

    Indonesia seperti yang dijelaskan diatas, perlu diadakan pembinaan serta

    pengembangan bahasa Indonesia, melalui pembinaan dan pengembangan

    bahasa Indonesia, diharapkan bahasa Indonesia bisa dikuasai oleh setiap

    warga Indonesia. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahasa

    Indonesia akan memberikan dampak yang positif bagi kemajuan

    pembangunan bangsa Indonesiasecara umum dan kemajuan bidang

    komunikasi secara khusus (Siti Sahara, 2010, hal.13).

    Untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia, pengajaran

    dilakukan sejak dini yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan

    sebagai landasan untuk jejang yang lebih tinggi. Sesuai dengan rumusan

    tujuan tingkat suatu pendidikan yang mengacu pada tujuan secara umum

    tujuan pendidikan di sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

    pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

    mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Mansur Muslich 2009,

    hal.29).

    Pada pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek yang sangat

    penting yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada proses

    pembelajaran bahasa Indonesia, keempat keterampilan tersebut harus berjalan

    secara seimbang, karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia keempat

    aspek keterampilan tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

    Berdasarkan hal tersebut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (2006:316) dijelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

    meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

  • 4

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

    menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

    Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP (2006:138)

    mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang

    meliputi aspek-aspek yaitu (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca,

    (4) menulis.

    Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

    Penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan

    kosakata. Dalam kehidupan modern ini, keterampilan menulis sangat

    dibutuhkan. Menulis digunakan untuk melaporkan/memberitahukan

    informasi. Tujuan tersebut dapat tersampaikan jika penulis mampu

    mengutarakan pikirannya dengan jelas. Ketermpilan menulis menuntut

    kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk

    mengungkapkan pikiran. Menurut Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet

    (2012, 103), keterampilan menulis mencakup berbagai kemampuan misalnya

    kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan

    mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, maupun menggunakan

    bahasa yang tepat, pilihan kata sera lainnya.(Dian Dinarti,2013,

    Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Metode Peta

    Pikiran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia,http://jurnal.untan.ac.id/inde

    x.php/jpdpb/article/viewFile/968/pdf)

    Keterampilan menulis di Sekolah Dasar akan membentuk keterampilan

    dasar yang mempengaruhi keterampilan menulis pada tingkat selanjutnya.

    Keterampilan menulis diharapkan membentuk siswa SD agar mampu

    berkomunikasi secara tertulis dengan baik dalam kehidupannya.

    Keterampilan menulis sering dianggap keterampilan berbahasa paling rumit

    diantara tiga keterampilan berbahasa yang lain. Menulis dikatakan rumit

    karena menulis bukan sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, tetapi

    juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam struktur tulisan

    yang teratur. Walaupun demikian, keterampilan menulis tetap menjadi salah

    satu keterampilan yang harus dikuasai siswa sehingga diperlukan

  • 5

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    pembelajaran yang inovatif dan seseuai dengan kondisi untuk mengatasi

    permasalahan tersebut.

    Pengajaran menulis di SD kelas rendah berbeda dengan kelas tinggi.

    Pengajan di SD kelas rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf-

    huruf dan merangkai huruf-huruf menjadi kata, serta merangkai kata menjadi

    kalimat sederhana. Pengajaran menulis di SD kelas tinggi difokuskan pada

    latihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis secara jelas. Jadi,

    pengajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis harus sesuai

    dengan tingkat jenjang pendidikan siswa sehingga mampu mengembangkan

    kemampuan siswa secara optimal (Heru Kurniawan, 2015, hal.37).

    Menulis karangan sederhana atau narasi merupakan salah satu

    kompetensi yang harus dikuasai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di

    kelas IV Sekolah Dasar. Menurut Sukino (2010: 57), narasi merupakan cerita

    yang menyajikan hal, kejadian atau peristiwa secara berurutan dengan

    menonjolkan tokoh. Menulis narasi menuntut siswa untuk berfikir kreatif

    untuk mengembangkan gagasan yang ada. Oleh karena itu, pembelajaran

    menulis narasi diharapkan dapat menumbuhkan ide kreatif siswa guna

    mendukung keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi tersebut.

    Untuk menulis sebuah karangan narasi, maka perlu diperhatikan

    prinsip-prinsip dasar sebagai tumpuan berfikir bagi terbentuknya karangan

    narasi. Prinsip prinsip tersebut antara lain: alur (plot), penokohan (character),

    latar (setting), sudut pandang (point of view) (Suparno, 2009, hal.39).

    Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat

    dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran. Peran guru sangat

    penting selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing

    dan membantu siswa. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a

    Plain, Method, Or Series of activiti. designed to achieves a particular a

    educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajara merupakan

    rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan

    pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini

    berari penyusunan strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja

  • 6

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan

    tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyususnan strategi adalah

    pencapaian tujuan. Oleh sebabitu, sebelum menentukan strategi, perlu

    dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur kenberhasilannya, sebab

    tujuan adalah ruhnya dalam implementasi suatu strategi (Trianto, 2015,

    hal.20).

    Berdasarkan penelitian awal ditemukan hasil belajar siswa yang

    terbilang rendah khususnya di bidang bahasa Indonesia pada materi

    keterampilan menulis narasi. Hal ini dibuktikan oleh salah satu siswa SDN

    116/IV yang menunjukkan bahwa hasil keterampilan menulis narasinya

    kurang dalam penguasaan kosakata siswa sangat kurang sehingga siswa

    mengalami kesulitan dalam mengembangkan gagasannya ini terlihat pada

    hasil karangan yang dibuat siswa sangat pendek, kurang terampil menyusun

    kalimat-kalimat dan kurang menggunakan pilihan kata yang tepat, serta

    penggunaan ejaan dan tanda baca kurang tepat.

    Pembelajarana holistik (Holistik Learning) adalah pendekatan

    pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya

    dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam

    pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih

    efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh, dan jiwa) dilibatkan

    dalam pengalaman siswa.

    Sebuah pembelajaran Holistik dapat dilakukan dengan baik apabila

    pembelajaran yang akan dilakukan alami, natural, nyata, dekat dengan diri

    anak dan guru-guru yang melaksanakannya memiliki pemahaman konsep

    pembelajaran terpadu dengan baik. Selain itu juga dibutuhkan kratifitas dan

    bahan-bahan pembelajaran serta pengalaman guru dalam berlatih membuat

    model-model yang tematis juga sangat menentukan kebermaknaan

    pembelajaran.

    Pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran Holistik yang

    diharapkan dapat membuat siswa berperan aktif dan hilangkan kejenuh pada

    saat mengikuti proses pembelajaran serta dapat mendorong siswa untuk

  • 7

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    belajar dengan mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal,

    berfikir secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan dan dialami,

    sehingga siswa diharapkan tertarik untuk mengulang pengajaran di rumah

    untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran dikelas pada pertemuan

    berikutnya. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat

    terwujud.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    tindakan kelas (PTK) tentang penggunaan model pembelajaran dengan judul

    Penerapan Model Pembelajaran Holistik dalam Meningkatkan

    Keterampilan Menulis Narasi Pada Mata Pelajaran Bahsa Indonesia

    Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi.

    B. Fokus Penelitian

    Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian adalah aspek perencanaan,

    pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran bahsa Indonesia dengan model

    pembelajaran Holistik kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jmabi.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan diatas maka

    dapat dirumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

    1. Bagaimana pembelajaran holistik tentang upaya meningkatkan keterampilan

    menulis Narasi siswa kelas V SDN 116/IV Kota Jambi

    2. Apakah dengan menerapkan pembelajaran Holistik dapat meningkatkan

    keterampilan menulis narasi siswa kelas V SDN 116/IV Kota Jambi

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran Holistik dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi

    pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 116/IV

    Kota Jambi

  • 8

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran holistik terhadap

    keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa

    kelas V SD negeri 116/IV Kota Jambi

    E. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sambungan ilmu

    pengetahuan dalam bidang pendidikan. terutama dalam menngkatkan

    pembelajaran yang kreatif untuk membangkitkan pemahaman konsep belajar

    peserta didik disekolah dasar dengan menggunakan model pembelajaran

    holistik yang sesuai dengan pembelajaran dan karakteristik peserta didik di

    sekolah dasar.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa, memberikan pengalaman yang lebih bermakna melali

    proses belajar yang menarik dan menyenangkan dengan

    menggunakan model pembelajaran holistik selain itu juga

    membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan siswa melalui

    model pembelajaran holistik dengan proses yang diberikan

    b. Bagi guru, informan penelitian dapat memberikan wawasan kepada

    guru mengenai inovasidalam pengajaran melalui model-model

    pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa.

    c. Bagi skolah, dapat menjadi rujukan positif yang dapat diterapkan

    dalam pembelajaran di sekolah tersebut agar lebih menarik dan dapat

    meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

    d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga

    bagi peneliti sekaligus dapat menambah pengetahuan dalam upaya

    meningkatkan profesionalisme yang bersangkut paut dengan model

    pembelajaran di sekolah.

  • 9 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Model Pembelajaran

    Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

    digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

    kelas.model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan

    digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap

    dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan

    kelas (Trianto, 2010, hal.51)

    Menurut Arends model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang

    digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap

    dlam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan

    kelas.(Suprijono, 2013, hal.46)

    Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) model pembelajaran adalah

    kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mecapai tujuan pembelajaran

    tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang

    pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan

    aktifitas belajar mengajar. (Mulyani Sumantri, 1992, hal.42)

    Dari pendapat diatas, peneliti menyimoulkan bahwa model

    pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk

    menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai

    tujuan pembelajaran.

    Fungsi model pembelajaran adalah sebgai pedoman bagi perancang

    pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih

    model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan

    juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut

    serta tingkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula, setiap model

    pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan

    siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang

  • 10

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya

    pembukaan dan penutupan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

    Oleh karena itu, guru perlu menuasai dan dapat menerapkan berbagai

    keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

    beraneka ragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada

    dewasa ini. (Trianto, 2010, hal.53)

    Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki

    oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran

    adalah:

    1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta tau

    pengembangannya.

    Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal.

    Maksudnya para pencipta atau pengembangan membuat teori dengan

    mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak

    secara fiktif dalam menciptakan dengan mengembangkannya.

    2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa dapat belajar

    (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)

    Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan

    dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan

    baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.

    3. Tingkah laku yang diperukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

    dengan berhasil.

    Model pembelajaran mempunyai ingkah laku mengajar yang diperlukan

    sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil

    dalam pelaksaannya.

    4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujan pembelajaran itu dapat

    tercapai.

    Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta

    nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek

    penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran. (Trianto,

    2011, hal.124)

  • 11

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Pada akhir setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan

    dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap penekatan memberikan peran

    yang berbeda kepda siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.

    Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari

    teks buku bacaan, materi ajar siswa, disamping itu banyak kegiatan

    pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek

    kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar

    kegiatan siswa (Trianti, 2010, hal.55)

    B. Pengertian Pembelajaran Holistik

    Istilah holistik merupakan sebuah peristilahan yang berasal dari bagasa

    Inggris dari akar kata “whole” yang berarti keseluruhan. Dengan

    pengambilan makna dasar seperti ini, paradigma holistik dapat diartikan

    sebagai suatu cara pandang yang menyeluruh dalam mempersepsi realitas.

    Berpandangan holistik atrtinya lebih memandang aspek keseluruhan daripada

    bagan-bagian, bercorak sistematik, terintegrasi, kompleks, dinamis, non-

    mekanik, dan non-linier. (Husain Hariiyanto,2013, hal.12)

    Dalam ranah pendidikan, pendidikan holistik merupakan satu metode

    pendidikan yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan

    mengembangkan semua potensi manusia yang mencakup potensi sosial-

    emosi, potensi intelektual, potensi moral atau karakter, kreatifitas, dan

    spiritual. Tujuan pendidikan holistik adalah untuk membentuk manusia

    holistik. Manusia holistik adalah manusia yang mampu mengembangkan

    seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Potensi yang ada dalam diri manusia

    meliputi potensi akademik, potensi fisik, potensi sosial, potensi kreatif,

    potensi emosi, dan potensi spiritual.(Ratna Megawangi, 2005, hal.7)

    Manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensinya menupakan

    manusia yang holistik, yaitu manusia pembelajaransejati yang selalu

    menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari sebuah sistem kehidupan yang

    luas, sehingga selalu ingin memberikan kontribusi positif kepada lingkungan

    hidupnya.

  • 12

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Dalam pelaksanaanya, pendidikan holistik berpijak pada tiga prinsip, yaitu:

    1) Conectedness

    Conectedness adalah konsep interkoneksi yang berasal dari filosofi

    holisme yang kemudian berkembang menjadi konsep ekologi, fisika

    akuntum dan teori sistem.

    2) Wholeness

    Keseluruhan (Wholeness) bukan sekedar penjumlahan dari setiap

    bagiannya. Sistem wholenes bersifat dinamis sehingga tidak bisa

    deduksi hanya dengan mempelajari setiap komponennya.

    3) Being

    Menjadi (being) adalah tantangan merasakan sepenuhnya kekinian. Hal

    ini berkitan dengan keadaan jiwa, kebijaksannaan (wisdom), wawasan

    (insight), kejujuran, dan keotentikan. (M. Latifah,2008, hal.9)

    Berdasarkan pengertian paradigma sebelumnya dan pengertian holistik

    di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Holistik adalah pendekatan

    pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya

    dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam

    pembelajaran Holistik , diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih

    efektof jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh, dan jiwa) dilibatkan

    dalam pengelaman siswa. (Ratna Megawangi, 2005, hal.13)

    Pembelajaran Holistik berusaha memperbaiki suasana pendidikan

    nasional dengan berangkat dari situasi rill siswa sebagai subjek pembelajaran.

    Dalam hal ini sebenarnya asas eksistensialisme pendidikan sejalan dengan

    asas pendidikan holistik sebab sama-sama berprinsip manusia sebagai subjek

    dan bukan objek. Program-program, aneka kebijakan, konstruksi, tematik,

    sistem pendidikan hanyalah sarana belaka. Sarana pendidikan itu harus

    mempunyai kapasitas untuk mendukung dan melayani subjek pembelajaran

    itu sendiri.(Nanik Rubiyanto,2010, hal.32)

    Holistik mempunyai tujuan untuk membantu mengembangkan potensi

    individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan

    menggairahkan, demokratis dan humanis melalui pengalaman dalam

  • 13

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pembelajaran holistik, peserta

    didik diharapkan menjadi dirinya sendiri ( Learning to be ). Dalam arti dapat

    memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar

    melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta

    dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya ( Basil Bernstein ).(Ratna

    Megawangi,2005, hal.16)

    Pembelajaran holistik dapat dilaksanakan dengan menggunakan

    berbagai macam metode dan teknik,. Adapun metode dan teknik

    pembelajaran holistik menurut penelitian dan pelayanan pendidikan

    Universitas Sanata Darma (2009) yaitu:

    1. Metode pembelajaran Holistik

    Metode yang digunakan dalam pembelajaran holistik ada 2 metode

    yaitu:

    a) Belajar melalui keseluruhan bagian otak

    Bahan pelajaran dipelajari dengan melibtkan sebanyak mungkin

    indra; juga melibatkan berbagai tingkatan keterlibatan, yaitu: indra,

    emosional, dan intelektual, sehingga aspek kognitif, afektif, dan

    psikomotor dapat berkembang sesuai dengan tingkatan pada fase

    pertumbuhan manusia.

    b) Belajar melalui kecerdasan majemuk

    Siswa mempelajari materi pelajaran dengan menggunakan jenis

    kecerdasan yang paling menonjol dalam dirinya. Kecerdasan yang

    digunakan sesuai dengan karakteristik pembelajaran masing-masing.

    Apakah itu bertipe audio, visual, atau pun audio visual serta tipe

    belajar yang lain.

    2. Aplikasi Pendekatan Pembelajaran Holistik

    Pendekatan dalam proses pelaksanaan pendidikan yang mampu melihat

    anak secara keseluruhan adalah pendekatan Holistik. Pendekatan Holistik

    dikemas bukan dalam bentuk yang kaku melainkan hubungan langsung antara

    anak didik dengan lingkungannya. Pendekatan Holistik tidak melihat manusia

  • 14

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    dari aktivitasnya yang terpisah pada bagian-bagian tertentu, namun

    merupakan mahluk yang bersifat utuh dan tingkah lakunya tidak dapat

    dijelaskan berdasarkan aktivitas bagian-bagiannya. Tidak hanya melalui

    potensi intelektualnya saja, namun juga dari potensi spiritual dan

    emosionalnya.

    Proses pelaksanaan pendekatan Holistik dalam pendidikan akan

    mengajak anak berbagai pengalaman kehidupan nyata, mengalami peristiwa-

    peristiwa langsung yang diperoleh dari pengetahuan kehidupan. Dengan

    demikian pendidik diharapkan dapat menyalakan/menghidupkan kecintaan

    anak akan pembelajaran. Pendidikan juga mendorong anak untuk melakukan

    refleksi, diskusi dari pada mengingat secara pasif tentang fakta-fakta. Hal ini

    jauh lebih bermanfaat dibanding keterampilan pemecaham masalah yang

    bersifat abstrak.

    Komuniatas pemeblajaran yang diciptakan pada proses pendidikan

    Holistik harus dapat merangsang pertumbuhan kreativitas pribadi, dan

    keingintahuan dengan cara berhubungan dengan dunia. Dengan demikian

    anak didik dapat mejadi pribadi-pribadi yang penuh rasa ingin tahu yang

    dapat belajar apapun yang mereka butuh ketahui dalam setiap konteks baru.

    3. Pelaksanaan Pendidikan Holistik

    Sebagaimana pembelajaran pada umumnya, pelaksanaan pembelajaran

    holistik terdiri dari kegiatan pra pendahuluan, kegiatan pendahuluan, kegiatan

    inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pra pendahuluan dapat dilakukan dengan

    mempersiapkan ruang, alat, sumber, dan media pembelajaran. Hal ini

    bertujuan agar pembelajaran belajar lebih lancar.

    Kegiatan pendahuluan meliputi empat kegiatan penting. Keempat

    kegiatan tersebut, antara lain pengkondisian menuju zona alfa, warmer, pre,

    teach, dan scene setting.

    Alfa merupakan salah satu gelombang otak dengan frekuensi antara 7-

    13 Hz. Kondisi alfa dianggap kondisis yang paling baik untuk belajar sebab

    neuron sedang berada dalam suatu harmoni, yaitu ketika sel-sel saraf

  • 15

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    seseorang melakukan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga

    beristirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang

    mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang. Adapun cara mengarahkan siswa

    pada kondisi zona gelombang alfa aturan lainnya melalui fun story, ice

    breaking, musik, dan brain gym (Munif Chatib,20013, hal.90).

    Warmer atau pemanasan merupakan kegiatan mengulang materi yang

    sebelumnya telah dipelajari, warmer sering disebut review dan feedback.

    games pertanyaan adalah pengulangan kebalikan materi yang lalu dengan

    cara memberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang

    menyenangkan. Sedangkan pada penelitian diri, siswa diminta menuliskan

    dalam sebuah form yang disediakan mengenai pemahamannya terhadap

    materi yang diterima sebelumnya.

    Pre-teah adalah kegiatan yang dilakukan sebelum aktifitas inti belajar.

    Contoh pre-teach antara lain berupa, penjelasan awal tentang cara

    menggunakan peralatan di lab, penjelasan awal tentang prosedur yang harus

    dilakukan siswa ketika berkunjung ke sebuah tempat. Scene Setting

    merupakan kegiatan yang dilakukan guru atau siswa untuk membangun

    konsep awal pembelajaran. Scene setting dapat berupa bercerita, visualisasi,

    simulasi, pantomim, atau mendatangkan tokoh dengan catatan scene setting

    tidak lebih lama dari strategi pembelajaran.(Munif Chatib,2013, hal.109)

    Pembelajaran holistik dapat dilaksanakan dengan dua cara, yitu:

    a) Belajar melalui keseluruhan bagian otak

    Belajar melalui keseluruhan bagian otak mengandung pengertian

    bahwa pembelajaran memerlukan keterlibatan antara keterampilan

    motorik, sikap, dan pengetahuan siswa. Pembelajaran holistik melalui

    keseluruhan bagian otak sesuai dengan kesatuan dimensi utuh yanag

    dijelaskan oleh Illeris. Menurut Illeris dalam Jeje Mustafah, pendidikan

    holistik melibatkan tiga kesatuan dimensi yang utuh, meliputi:

    1) Dimensi isi, berkenaan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

    yang seimbang

  • 16

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    2) Dimensi intensif, berkenaan dengan upaya pendidikan holistik untuk

    mempertimbangkan psikologi peserta didik meliputi motivasi,

    emosi, dan kemauan.

    3) Dimensi interaksi, berkaitan dengan aksi komunikasi, dan kerja sama

    antara peserta didik dengan guru dan lingkungan sekitarnya sehingga

    tercipta pembelajaran yang bermakna .

    Lingkungan sekitar dapat berupa

    4) Dalam kelas dan luar kelas, lingkungan budaya, sosial, dan

    lingkungan alam.(Jejen Mustafa,2012, hal.211)

    Berdasarkan uraian diatas, belajar melalui keseluruhan bagian otak

    meliputi pelibatan tiga keseluruhan dimensi secara utuh, yaitu dimensi isi,

    dimensi intensif, dan dimensi interaktif. Dimensi isi berisi upaya

    mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara seimbang.

    Dimensi insentif mempertimbangkan sisi psikologis siswa, serta dimensi

    interaktif yang berkenaan dengan interaksi siswa di dalam kelas dan luar

    kelas, dengan lingkungan budaya, sosial, dan lingkungan alam.

    b) Belajar melalui kecerdasan majemuk

    Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, fokus pembelajaran holistik

    adalah mengembangkan enam kecerdasan majemuk dalam diri peserta

    didik, antara lain kecerdasan spiritual, estetika, fisik, intelektual,

    emosional, dan sosial.

    1) Pengembangan Asspek Spiritual

    Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang digunakan untuk

    menghadapi dan memecahkan persoalan tentang makna dan nilai, yaitu

    kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks

    makna yang lebih luas, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau

    jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

    Upaya mengembangkan spiritual sangat penting bagi perkembangan

  • 17

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    peserta didik. Melalui spiritual yang berkembang dengan baik maka

    seseorang dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik pula.

    2) Pengembangan aspek estetik

    Aspek estetik yang dimaksud meliputi visual-spasial, musik, dan

    linguistik dalam teori kecerdasan majemuk. Visual pada siswa dapat

    dikembangkan melalui beberapa cara yaitu dengan membuat grafik dan

    peta, bervisualisasi, fotografi, mengamati video/slide/film, bermain

    labirin atau teka-teki visual, kotak perangkat 3D, apresiasi

    seni, metafora gambar, berkhayal kretif, melukis, kolase, dan mozaiksk

    etsa gagasan, menggunakn simbol grafis, pemetaan pemikiran,

    memanfaatkan sofware garis komputer, mencapai pola visual, ilusi

    optik, penggunaan warna, dan menggunakan sftware lukis/gambar di

    komputer.(Thomas Amstrong,2002, hal.82)

    3) Pengembangan Aspek Fisik

    Pembelajaran dikelas untuk mengasah fisik dapat melalui cipta gerak

    kratif, hans on thinking, karya wisata, pantomim, teater kelas,

    permainan yang kooperatif dan kopetitif, latihan kesadaran fisik, cipta

    kerajinan, peta tubuh, memasak berkebun, bongkar pasang barang,

    virtual reality sofware, konsep kinestetis jasmani kegiatan pendidikan

    jasmani/0lahraga, penggunaan bahasa tubuh untuk berkomunikasi,

    latihan relaksasi fisik, dan respon tubuh. Guru dapat mengajak siswa

    membuat sebuah model yang memerlukan keterampilan motorik.

    4) Pengembangan Aspek Intelektual

    Aspek intelektual berkaitan dengan kecerdasan matematis-logis dan

    linguistik. Cara belajar siswa untuk mengembangkan matematis-logis

    dengan membentuk konsep dan mencari pola serta hubungan abstrak.

    Matematis-logis dapat dikembangkan melalui pembentukan

    pembelajaran yang dilaksanakan dengan rumus matematika,

  • 18

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    merencanakan dan memimpin eksperimen, mengkategorikan fakta-

    fakta, mejelaskan grafik dan diagram, menganalisa data, mengajukan

    pertanyaan logis dan sebagainya.

    5) Pengembangan Aspek Emosional

    Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan

    sendiri dan orang lain, kemampuan memotifasi diri sendiri dan

    kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

    hubungan dengan orang lain.

    6) Pengembangan Aspek Sosil

    Kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang memahami dan

    mengelola sebuah hubungan sosial. Pembelajaran holistik

    memperhatikan pengembangan aspek sosial peserta didik. Kecerdasan

    sosial meliputi kemampuan memrihatinkan pendapat orang lain,

    mengklarifikasi, menjelaskan sesuatu memberanikan diri menerima

    pendapat orang, menolak pendapat orang lain, menyepakati suatu

    keputusan, dan meringkaskan suatu materi.(Jejen Mustafa,2012,

    hal.232)

    C. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa

    Indonesia

    1) Keterampilan menulis

    Keterampilan menulis secara bahasa tersusun atas istilah keterampilan

    dan menulis. Istilah keterampilan terbentuk dari kata dasar “terampil” yang

    dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1180) berarti, “cakap dalam

    menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.” Definisi keterampilan sendiri

    menurut Muhibbin Syah (2010: 117) adalah kegiatan yang berhubungan

    dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan

    jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya serta dalam

    keterampilan tersebut memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran

    yang tinggi. Jadi, keterampilan merupakan kemampuan atau kecakapan

    seseorang dalam melakukan suatu kegiatan jasmaniah.

  • 19

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Pengertian menulis menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 1.3),

    menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi)

    dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media. Sejalan dengan

    pendapat tersebut Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2012: 96) menyatakan

    bahwa menulis merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan

    pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.

    Pendapat lain diungkapkan Henry Guntur Tarigan (2008: 22), “menulis

    ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

    menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang

    lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu.” Jadi, menulis adalah

    kegiatan seseorang dalam menyampaikan pesan melalui bahasa tulis berupa

    lambang-lambang grafik sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

    Secara utuh keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan

    berbahasa. Henry Guntur Tarigan (2008: 3) menjelaskan bahwa

    “keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

    digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap

    muka dengan orang lain.”

    2) Manfaat Menulis

    Kreasi menulis tidak pernah berhenti jika manusia yang gemar

    membaca selalu berkreasi, berinovasi, dan produktif menganalisis

    perkembangan situasi dan kondisi kehidupan masyarakat ang terjadi di

    sekitarnya. Dengan memperhatikan permasalahan dalam kehidupan

    masyarakat, tentu kreativitas berfikir akan berkembang, dengan sekaligus

    keinginan menulis akan muncul dengan sendirinya. Banyak bahan yang dapat

    ditulis jika daya piir manusia dikembangkan berdasarkan pengamatan

    (observasi) dan kenyataan yang disaksikan dalam kehidupan.

    Banyak manfaat yang tidak tertutup kemungkinan dapat dicapai

    manakala aktif menulis di media massa atau menulis buku. Salah satu

    diantaranya adalah pikiran terbuka, pengetahuan luas, dan yang tidak kalah

    pentingnya adalah menambah pengetahuan, di samping jiwa raga bisa sehat.

  • 20

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Menulis tidak hanya mampu mengekspresikan ide sebagai konstribusi

    pemikiran kepada pembaca, tetapi lebih jauh dari itu, yakni bisa menjadi

    masukan yang mencerdaskan pembaca. Manfaat menulis yang tidak ternilai

    harganya adalah berbagai gagasan (ilmu) yang disampaikan melalui tulisan

    akan menjadi pengetahuan bagi pembaca, dan ini yang terus mengalir tanpa

    berhenti. (Saidulkarnain Ishak, 2014, hal.107)

    3) Jenis Karangan

    Jenis karangan yang lazim digunakan dalam pembelajaran menulis di

    Indonesia terdiri dari lima jenis, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi,

    argumentasi, dan persuasi. Meskipun ada lima jenis karangan, pada

    hakikatnya tidak ada satu jenis karangan pun yang betul-betul murni. Tidak

    ada karangan yang benar-benar naratif karena di dalamnya mungkin tetap

    terkandung unsur eksposisi dan deskripsi. (Menurut Nursisto,1999, hal.37)

    Deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu dengan keadaan

    sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,

    merasakan, dan mencium) apa yang dilukiskan sesuai dengan citra

    penulisannya. Tujuan deskripsi adalah menggambarkan sesuatu sesuai dengan

    apa yang dilihat oleh pengarang.

    Eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok

    pikiran yang dapat memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca.

    Eksposisi bertujuan menjelaskan, mengupas, menguraikan, menerangkan

    sesuatu atau memberikan informasi kepada pembaca.

    Argumentasi adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untuk

    memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Jadi,

    argumentasi pasti memuat argument, yaitu bukti dan alasan yang dapat

    meyakinkan orang lain bahwa pendapat kita memang benar.

    Persuasi adalah jenis karangan yang di samping mengandung alasan-

    alasan dan bukti atau fakta, juga mengandung ajakan atau imbauan untuk

    mempengaruhi pembaca agar pembaca mau menerima dan mengikuti

    pendapat atau kemauan penulis.

  • 21

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Menurut Suparno dan Muhammad Yunus (2007:111) menjelaskan

    tentang ragam karangan yaitu deskripsi adalah ragam wacana yang

    melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari

    pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Narasi adalah ragam

    wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Eksposisi atau

    pemaparan adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,

    menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau

    menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Argumentasi adalah

    ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai

    kebenaran yang disampaiakan oleh penulisnya. Persuasi adalah ragam wacana

    yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai

    sesuatu hal hal yang disampaikan penulisnya.

    Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan sifat dan

    tujuan penulisannya, jenis karangan ada lima, yaitu narasi, deskripsi,

    eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

    4) Pengertian karangan narasi

    Keterampilan menulis narasi terdiri dari beberapa istilah yang memiliki

    pengertian yang berbagai macam, sehingga perlu pembahasan untuk

    menyatukan konsep keterampilan menulis narasi yang dimaksud dalam

    penelitian ini. Pengertian keterampilan menulis narasi adalah sebagai berikut.

    Keterampilan menulis secara bahasa tersusun atas istilah keterampilan dan

    menulis. Istilah keterampilan terbentuk dari kata dasar “terampil” yang dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1180) berarti, “cakap dalam

    menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.” Definisi keterampilan sendiri

    menurut Muhibbin Syah (2010: 117) adalah kegiatan yang berhubungan

    dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan

    jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya serta dalam

    keterampilan tersebut memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran

    yang tinggi.

  • 22

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Ragam tulisan narasi menjadi titik perhatian dalam penelitian ini. Istilah

    “narasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 774) memiliki arti

    “pengisahan suatu cerita atau kejadian.” Menurut Yusi Rosdiana, dkk. (2009:

    3.22), “narasi merupakan satu jenis wacana berisi cerita yang memiliki

    unsurunsur cerita yang penting, seperti waktu, pelaku, peristiwa, dan aspek

    emosi yang dirasakan pembaca atau penerima.” Selaras dengan pendapat

    tersebut, Gorys Keraf (2010: 136) mendefinisikan “narasi merupakan suatu

    bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya

    kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.” Pendapat lain juga

    diungkapkan Inman dan Gardner (dalam Rini Kristiantari, 2010:129),

    “wacana narasi merupakan suatu cerita baik fiksi maupun kenyataan yang

    subjeknya sebuah peristiwa atau kejadian yang saling berhubungan.”

    Pendapat senada disampaikan Kundharu Sadhono dan Y. Slamet (2012: 101),

    “narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu

    peristiwa dengan sasaran memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada

    pembaca mengenai fase, urutan, langkah atau rangkaian terjadinya suatu hal.”

    Jadi, pengertian narasi merupakan ragam tulisan yang menceritakan peristiwa

    fiksi maupun kenyataan dengan tujuan memberikan gambaran sejelasjelasnya

    kepada pembaca dengan memuat unsur-unsur narasi di dalamnya.

    Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas, secara utuh

    keterampilan menulis narasi adalah kecakapan seseorang dalam

    menyampaikan gagasan berupa cerita fiksi maupun kenyataan secara

    sistematis melalui bahasa tulis sesuai pada kaidah bahasa Indonesia yang

    benar serta mencakup unsur-unsur narasi di dalamnya.

    5) Struktur Karangan Narasi

    Sebuah strukrur dapat dilihat dari bermacam-macam segi penglihatan.

    Sesuatu dikatakan mempunyai struktur bila ia terdiri dari bagian-bagian yang

    secara fungsional berhubungan satu sama lain. Struktur narasi dapat dilihat

    dari komponen-komponen yang membentuknya: perbuatan, penokohan, latar,

  • 23

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    dan sudut pandangan. Tetapi dapat juga dianalisa berdasarkan alur (plot)

    narasi.

    Membatasi alur atau plot sebagai sebuah interrelasi fungsional antara

    unsure-unsur narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana hati

    (pikiran), dan sudut pandang, serta ditandai oleh klimaks-klimaks dalam

    rangkaian tindak-tanduk itu, yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian

    dalam keseluruhan narasi.(Keraf,2007, hal.147)

    Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang

    membentuknya, seperti alur (plot), perbuatan, karakter/penokohan, latar, dan

    sudut pandang.

    a. Alur (Plot)

    Alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha

    memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu, yang berusaha

    memulihkan situasi narasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan

    harmonis.

    Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah.

    Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama

    lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden yang

    lain , bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam

    tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh)

    yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam satu kesatuan

    waktu. Oleh karena itu, baik tidaknya penggarapan sebuah plot dapat

    dinilai dari beberapa hal berikut apakah tiap insiden sudah cukup

    terbayang dan dimatangkan dalam insiden sudah cukup terbayang dan

    dimatangkan dalam insiden sebelumnya, atau apakah insiden itu terjadi

    secara kebetulan.

    b. Tindak-tanduk/Perbuatan

    Tindak-tanduk atau perbuatan sebagai suatu unsur dalam alur (selain

    karakter, latar, dan sudut pandang) juga merupakan sebuah struktur atau

  • 24

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    membentuk sebuah struktur atau membentu sebuah struktur. Dalam narasi,

    tiap tindakan harus diungkapkan secara terperinci dalam komponen-

    komponennya sehingga pembaca merasakan seolah-olah mereka sendirilah

    yang menyaksikan semua itu. Setiap perbuatan atau rangkaian tindakan itu

    harus dijalin satu dengan yang lain dalam suatu hubungan yang logis.

    c. Karakter/Penokohan

    Karakter adalah tokoh-tokoh dalam sebuah narasi dan karakterisasi

    adalah cara seorang penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Penokohan

    (karakterisasi) dalam pengisahan dapat diperoleh dengan usaha member

    gambaran mengenai tindak-tanduk dan ucapan-ucapan para tokohnya

    (pendukung karakter), sejalan tidaknya kata dan perbuatan.

    Narasi yang baik akan memperhatikan masalah interrelasi antar tokoh-

    tokohnya dan tindak-tanduk mereka. Untuk memahami aksi, kita harus

    memahami tokoh yang terlibat, wujud fisiknya, motivasinya, dan

    tanggapannya. Untuk mengungkapkan sebuah tindakan sehingga

    memuaskan, kita harus menampilkan seorang tokoh. Proses menampilkan

    dan menggambarkan tokoh-tokoh melalui karakter-karakternya itu disebut

    penokohan (Keraf 2007, hal.164).

    d. Latar

    Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan

    mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas.

    Tempat atau pentas itu disebut latar atau setting. Latar dapat digambarkan

    secara hidup-hidup dan terperinci, dapat pula digambarkan secara sketsa,

    sesuai dengan fungsi dan perannya pada tindak-tanduk yang berlangsung.

    Latar dapat menjadi unsur yag penting dalam kaitannya dengan tindak-

    tanduk yang terjadi atau hanya berperan sebagai unsur tambahan saja.

    (Keraf,2007, hal.148)

  • 25

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    e. Sudut Pandang

    Sudut pandang dalam narasi mempersoalkan bagaimana pertalian

    antara seorang yang mengisahkan narasi itu dengan tindak-tanduk yang

    berlangsung dalam kisah itu. Orang yang membawakan pengisahan itu

    dapat bertindak sebagai pengamat (observer) saja, atau sebagai peserta

    (participant) terhadap seluruh tindak-tanduk yang dikisahkan. Tujuan

    sudut pandang adalah sebagi suatu pedoman atau panduan bagi pembaca

    mengenai perbuatan atau tindak-tanduk karakter dalam sebuah pengisahan.

    Secara singkat dapat dikatakan bahwa sudut pandang dalam narasi

    mempersoalkan siapakah narrator dalam narasi itu dan atau bagaimana

    relasinya dengan seluruh proses tindak-tanduk karakter dalam narasi.

    Jadi, sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana fungsi

    seorang pengisah (narrator) dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil

    bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian (sebagai participant)

    atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek dari seluruh aksi atau

    tinda-tanduk dalam narasi.

    Berdasarkan uraian tentang struktur narasi di atas, dapat disimpulkan

    bahwa struktur narasi terdiri dari komponen-komponen yang

    membentuknya, yaitu alur (plot), perbuatan, penokohan, latar, dan sudut

    pandang.

    6) Sistem Penilaian Menulis Karangan

    Ngadio (Pedoman Umum EYD: 35) Penilaian pada pembelajaran

    bahasa Indonesia ada dua cara yaitu penilaian otentik system berkelanjutan,

    artinya, penilaian dilakukan dengan menilai semua indikator yang tercantum

    dalam kompetensi dasar bukan sampling,semua indikator yang tercantum

    dalam setiap kompetensi dasar diukur dengan alat ukur yang jelas.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penilaian dengan metode

    analitik dengan mempertimbangkan hasil tulisan siswa yang dinilai dari segi

    tertentu,yaitu menentukan tema atau topik karanga kepada penyusun

  • 26

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    karangan, serta penggunaan bahasa dan ejaan, dan penuangan isi dalam

    penulisan karangan, serta hubungan antar kalimat dalam paragrap.

    Rambu-rambu penilaian karangan narasi dalam penelitian ini sebagai

    berikut:

    NO Aspek Skor Deskriptor

    1 Penentuan

    tema/topik

    karangan

    3 Pengetahuan topik sesuai berdasarkan cerita atau

    rangkaian gambar sehingga menjadi karangan

    yang utuh.

    2 Penentuan topik tidak sesuai dengn apa yang

    diceritakan atau kronologi yang berdasarkan

    rangkaian gambar.

    1 Penentuan topik tidak sesuai dengan apa yang di

    ceritakan atau kronologi yang berdasarkan

    rangkaian gambar.

    2 Kepaduan

    susunan

    karangan

    3 Antara kalimat di hubungan dengan kata

    sambungan atau pengulangan kata kunci yang

    sesuai.

    2 Antar kalimat dihubungkan dengan kata

    sambung/pengulangan kata kunci/rujukan,

    namun ada beberapa kata hubung yang tidak

    sesuai dengan penggunaannya.

    1 Antar kalimat tidak dihubungkan dengan kata

    sambung/pengulangan kata kunci/rujukam yang

    sesuai

    3 Bahasa dan

    ejaan

    3 Tidak terdapat kesalahan struktur kalimat,

    penggunaan ejaan dan tanda baca.

    2 Terdapat beberapa (tidak lebih dari tiga)

    kesalahan struktur kalimat, penggunaan ejaan

    dan tanda baca.

  • 27

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    1 Terdapat banyak (lebih dari 3) kesalahan

    strruktur kalimat, penggunaan ejaan dan tanda

    baca.

    A. Pengertian Bahasa Indonesia

    Secara umum, bahasa dapat diartikan sebagai ucapan, pikiran dan

    perasaan seseorang yang disampaikan secara teratur, sebagai alat komunikasi

    antara anggota masyarakat.bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang

    arbitrer, digunakan para anggota kelompok sosial dalam bekerjasama dan

    berkomunikasi untuk mengidentifikasi diri dihadapan orang lain.

    Secara praktis bahasa merupakan salah satu alat komunikasi berwujud

    sistem bunyi atau tulisan yang mempunyai makna tertentu, dipahami, dan

    dihasilkan oleh alat ucap manusia. Secara teknis, bahasa merupakan

    seperangkat ujaran yang bermakna lengkap yang dihasilkan oleh alat ucap

    dari manusia. Dari pengertian diatas, maka dapat dikemukakakn bahwa

    bahasa Indonesia adalah suatu sistem lambang bunyi yang mempunyai makna

    secara lengkap dan teratur yang bersumber dari bahasa melayu dan digunakan

    sebgai alat komunikasi secara resmi di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang

    sampai Meroke.

    Bahasa Indonesia sebagai bahasa Melayu yang digunakan sebagai

    bahasa resmi Republik Indonesia, dan sebagai bahasa persatuan bangsa

    Indonesia. Hingga saat ini bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup,

    yang terus menghasilkan kata-kata buruk, baik melalui penciptaan mampu

    penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa Indonesia

    mempunyai ragam lisan dan tulisan yang keduanya digunakan dalam situasi

    formal (resmi) dan non formal (tidak resmi) guru selayaknya

    memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada siswa dengan berbagai ragam

    lisan yang formal dan ragam tulisan formal dan tidak formal (Slamet, 2008,

    hal.6)

  • 28

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    B. Kerangka Berfikir

    Model pembelajaran Holistik (Holistik Learning) adalah pendekatan

    pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya

    dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam

    pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih

    efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh, dan jiwa) dilibatkan

    dalam pengalaman siswa.

    Penggunaan strategi pembelajaran Holistik ini mempunyai peranan

    yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar khususya dalam

    keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

    Penggunaan strategi pembelajaran di dalam kegiatan belajar mengajar di

    kelas dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu

    siswa dalam menyerap materi yang disampaikan oleh gurunya. Dengan

    demikian dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam penyerapan materi

    dan imbasnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa yang menjadi

    tujuannya bisa tercapai.

    Pembahasan di atas mengindikasikan bahwa dengan menggunakan

    model pembelajaran Holistik dalam keterampilan menulis narasi pada mata

    pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat menggunakan kemampuan secara

    optimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan

    keterampilan siswa dalam menulis narasi siswa di kelas V SD Negeri 116/IV

    Kota Jambi.

    C. Studi Relevan

    Untuk mengetahui apakah kajian yang dilakukan oleh peneliti sudah

    ada ataupun belum ditelii oleh peneliti sebelumnya, maka perlu adanya upaya

    komparasi (perbandingan), apakah terdapat unsur-unsur perbedaan ataupun

    persamaan dengan konteks penelitian ini. Di antara hasil penelitian terdahulu

    yang menurut peneliti terdapat kemiripan, yaitu;

  • 29

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Pertama menurut Nur Khoiriyah dalam Skripsinya yang berjudul

    Penggunaan Strategi Pembelajaran Holistik Untuk Menumbuhkan Karakter

    Anak Usia Dini Pada Kelompok Di RA An Nisa’ Kedawung Tahun Ajaran

    2014/2015. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan karakter

    anak secara berarti dalam proses pembelajaran melalui pembelajaran holistik.

    Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak yang meliputi tiga indikator

    dengan dua belas butir amatan yaitu makan dan minum sendiri, melepas dan

    memakai baju sendiri, menaruh tasdan tempat minum sendiri, menyiapkan

    makan dan minum sendiri, menyelesaikan tugas yang diberikan guru,

    mengikuti kegiatan sesuai waktu yang ditentukan, datang sekolah tepat

    waktu, mengikuti peraturan kelas, menjaga barang milik sendiri, menjaga

    barang milik orang lain dan meminta maaf dan bertanggung jawab jika

    melakukan kesalahan. Sebelum tindakan karakter kemandirian muncul 34%,

    siklus I 43%, siklus II 57% dan siklus III 75%. Sedangkan karakter

    kedisiplinan sebelum tindakan muncul 42%, Siklus I 50%, Siklus II 61% dan

    siklus III 78%. Dan karaktertanggungjawab sebelum tindakan 32%, Siklus I

    39%, Siklus II 54% dan siklus III 78%. Dri hasil diatas dapat dilihat

    pertumbuhan karakter tumbuh dengan pemmbelajaran holistik.

    Kedua menurut Siti Maesaroh dalam Skripsinya yang berjudul

    Penerapan Strategi Pembelajaran Holistik dalam Meningkatkan Hasil

    Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VI SD Negeri

    1Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Adapun hasil

    dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa SD N I Dukupuntang terhadap

    strategi pembelajaran Holistik cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan

    prestasi belajar siswa yang meningkat dari setiap siklusnya, perolehan pada

    pra siklus jumlah siswa yang mencapai KKM 8 siswa dengan nilai rata-rata

    49,6 dan persentase ketuntasannya 18,6%, pada siklus I jumlah siswa yang

    mencapai KKM 10 siswa dengan nilai rata-rata 72,1 dan persentase

    ketuntasan siswa 23,2%, pada Siklus II siswa yang mencapai KKM 23 siswa

    dengan nilai rata-rata 73,1 dan persentase ketuntasannya 53,4%,dan pada

  • 30

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    siklus III siswa yang yang mencapai KKM 43 siswa dengan nilai rata-rata 78

    dan persentase ketuntasannya 100%.

    Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan yaitu mempunyai

    kesamaan dengan peneliti yang peneliti kaji yaitu tentang model

    pembelajaran Holistik. Namun, perbedaannya peneliti lbih menitik beratkan

    terhadap peningkatan keterampilan menulis narasi dan nantinya proses yang

    akan dilakukan berbeda dengan peneliti diatas.

    D. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang

    dihadapi yang kebenaran nya telah diuji. Berdasarkan rumus penelitian, maka

    peneliti dapat merumuskan hipotesa bahwa penggunaan model pembelajaran

    Holistik dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran

    Bahasa Indonesia di kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi.

  • 31 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK). PTK adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

    berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

    kelas seara bersamaan, tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan

    arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Suharsimi, Arikunto,

    Suhardjono, Supardi, 2002, hal.03).

    Adapun bentuk dari desain atau rancangan penelitian adalah sebagai

    berikut:

    1) Rencana awal, sebelum mengadakan penelitian penyusunan perumusan

    masalah, tujuan dan membantu rencana tindakan termasuk didalamnya

    instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran

    2) Pelaksanaan dan pengamatan meliputi tindakan yang akan dilakukan oleh

    peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

    mengamati hasil dari diterapkannya model pembelajaran.

    3) Refleksi peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

    dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembaga pengamatan

    yang diisi oleh pengamat.

    4) Rencana yang direfisi, berdasarkan hasil refleksi penelitian membuat

    rancangan yang direfisi untuk siklus yang berikutnya.

    Jadi yang dimaksud desain dalam penelitian tindakan kelas merupakan

    bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas di tempat ia

    mengajar yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan

    kuantitas proses belajar dikelas.

  • 32

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    Hal yang dimaksud dengan setting atau latar penelitian adalah keadaan

    lokasi tempat penelitian berlangsung, meliputi situasi fisisk, keadaan siswa,

    suasana,serta hal-hal lain yang banyak berpengaruh terhadap tidakan yang

    dilakukan oleh guru ketika penelitian tindakan berlangsung. Setting penelitian

    sangat perlu dikemukakan dalam laporan penelitian, agar pembaca dapat

    membayangkan seperti apa setting tersebut, untuk mengantisipasi apabila ada

    hasil yang berbeda dengan keadaan yang diharapkan(Suharsimi Arikunto,

    2015, hal.76).

    1. Setting Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 116/IV Kota

    Jambi, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V.

    2. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah siswa kelas V terdiri dari 28 orang, 15 orang laki-

    laki dan 13 orang perempuan. Sumber siswa dari data SD Negeri 116/IV

    Kota Jambi

    C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

    1. Sumber data dan jenis data

    a) Sumber Data

    1) Siswa kelas V

    2) Seorang peneliti (observasi)

    3) Seorang guru mata pelajaran atau guru wali kelas SDN 116/IV Kota

    Jambi

    b) Jenis Data

    Jenis data yang diperoleh selama penelitian meliputi daa kuantitatif

    dan data kualitatif yang terdiri dari:

    1) Data observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.

    2) Hasil belajar siswa

  • 33

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

    penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

    Tanpa tau teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

    data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2011, hal.224).

    a. Teknik Pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

    sebagai berikut:

    1) Teknik Observasi

    Observasi di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

    sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian.

    Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap objek di tempat terjadi

    dan berlangsung peristiwa, sehingga observasi bersama objek yang

    diteliti (Margono 2003, hal.27).

    Observasi dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan. Dalam

    observasi peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas siswa,

    motivasi belajar siswa, perhatian siswa dan pemahaman siswa pada saat

    proses pembelajaran berlangsung. Pengambilan data tersebut dengan

    menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai

    pengamat dan guru pelaksana. Hasil observasi ini akan memberikan

    gambaran berhasil atau tidaknya pelaksanaan tindakan.

    Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan

    sesuai dengan skenario yang telah disusun bersama, perlu dilakukan

    evaluasi. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui tingkat

    ketercapaian sasaran pembelajaran yang dihadapkan. Observasi yang

    dilakukan pada penelitian ini menggunakan observasi pelaksanaan

    pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran

    Holistik dalam pembelajaran menulis Narasi siswa kelas V SD Negeri

    116/IV Kota Jambi

  • 34

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    2) Dokumentasi

    Pengumpulan data melalui dokumentasi akan mendukung teknik

    pengumpulan data yang lain sehingga data tersebut lebih dapat

    dipercaya keasliannya. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi

    merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui dokumen-

    dokumen selama penelitian. Dokumen menurut Sugiyono (2010: 240),

    merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat

    berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan:

    a. Keadaan guru di SDN 116/IV Kota Jambi

    b. Keadaan siswa di SDN 116/IV Kota Jambi

    c. Struktur organisasi SDN 116/IV Kota Jambi

    d. Keadaan sarana dan prasarana SDN 116/IV Kota Jambi

    3) Wawancara

    Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dengan

    melakukan tanya jawab terhadap responden atau orang menjadi sumber

    data. Teknik wawancara terdiri dari wawancara terstruktur dan tidak

    terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang sudah

    direncanakan sebelumnya, sehingga dalam wawancara ini

    membutuhkan pedoman wawancara. Wawancara tidak terstruktur

    merupakan wawancara yang dilakukan secara spontan atau tanpa

    direncanakan sebelumnya guna menemukan data-data yang tidak

    terduga.

    Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan

    guru kelas V dalam memperoleh data-data kondisi awal siswa.

    Wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan guru kelas V maupun

    siswa secara langsung.

  • 35

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    4) Tehnik Tes

    Teknik tes dilakukan untuk mengukur tingkat keterampilan

    menulis siswa. Jenis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes

    menulis berdasarkan tema tertentu. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan

    Darmiyati Zuchdi (1999: 270) tes menulis berdasarkan tema tertentu

    dilakukan dengan cara disajikan sebuah atau beberapa topik dan siswa

    diminta membuat karangan bersadarkan topik yang telah ditentukan.

    Tes diberikan pada setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk

    mengetahui keberhasilan dari sebuah pembelajaran setelah

    digunakannya model pembelajaran Holistik. Idilihat dari per-siklus, dari

    siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan maka dapat

    disimulasikan bahwa model pembelajaran Holistik dalam pembelajaran

    dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran

    Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis narasi.

    b. Instrument Pengumpulan Data

    Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan peneliti

    dalam mengumpilkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

    lebih baik, cermat, lengkap, sistematis sehingga mudah diolah. (Sugiyono,

    2011, hal.222).

    Instrument pengumpulan data dalam PTK (Penelitian Tindakan

    Kelas) ini meliputi observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi

    sebagaimana berikut ini:

    1) Observasi: menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur tingkat

    partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

    2) Tes: tes menulis berdasarkan tema tertentu dilakukan dengan cara

    disajikan sebuah atau beberapa topik dan siswa diminta membuat

    karangan bersadarkan topik yang telah ditentukan.

    3) Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui

    pendapat atau sikap tentang pembelajaran Bahasa Indonesia

    menggunakan model pembelajaran Holistik

  • 36

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    4) Dokumentasi: mennggunakan hasil pengamatan, silabus, dan RPP.

    D. Prosedur Penelitian Tindakan

    Mengikuti alur desain merupakan salah satu ciri dari penelitian tindakan

    kelasnya dipraktekkan di kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini akan

    dilakukan 3 siklus. Pada siklus I akan menjadi landasan untuk pelaksanaan

    siklus II, siklus II akan menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus III, an

    hasil dari siklus III adalah hasil penelitian tindakan kelas.

    Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

    Sumber: (Arikunto, Suharsimi dkk. 2008, hal.16)

    Perencanaan

    pembelajaran

    Tindakan dan observasi Refleksi Siklus I

    Evaluasi/analisis

    Perencanaan

    pembelajaran

    Siklus II

    Evaluasi/analisis

    Perencanaan

    pembelajaran

    Siklus III

    Evaluasi/analisis

    Tindakan dan observasi

    Tindakan dan observasi

    Reflesi

    Hasil

    penelitian

  • 37

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    Langkah awal sebelum tindaan dilaksanakan, terlebih dahulu penelitian

    melakukan kegiatan pratindakan. Kegiatan pada pratindakan tersebut,

    dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum tindakan. Pada

    tahappratindakan atau tahap awal ini penelitian mengamati proses kegiatan

    belajar mengajar (KBM) berupa aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas

    siswa didalam belajar yang terjadi di dalam kelas V. Tahapan penelitian

    direncanakan didalam III siklus, dimana setiap siklus terdiri dari satu kali

    pertemuan yang tahapannya sebagai berikut:

    1. Siklus I

    Siklus pertama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

    atau observasi dan refleksi yaitu sebagai berikut:

    a. Tahap Perencanaan

    Tahap perencanaan meliputi penetapan fokus masalah hingga

    perencanaan tindakan. Lebih jelasnya langkah-langkah tersebut adalah

    sebagai berikut.

    1) Menemukan masalah yang ada di lapangan. Pada langkah ini peneliti

    melakukan wawancara dengan wali kelas serta observasi langsung di

    dalamnkelas. Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran awal

    keterampilan menulis narasi siswa kelas IV. Setelah menemukan

    masalah yang ada, peneliti menganalisis dan merumuskan masalah

    sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat untuk masalah tersebut.

    2) Menyusun rencana penelitian. Peneliti menyusun rencana tindakan

    menyeluruh yang berupa siklus tindakan. Perencanaan yang dibuat

    masih bersifat terbuka terhadap perubahan dalam pelaksanaannya.

    b. Tahap Pelaksanaan

    Pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksana tindakan adalah guru

    kelas dan peneliti sebagai pengamat. Pelaksana melaksanakan

    pembelajaran berdasarkan skenario dalam rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Guru melaksanakan

  • 38

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    langkah-langkah dalam pembelajaran. Langkahlangkah pembelajaran yang

    dilakukan sebagai berikut.

    1) kegiatan awal

    a) salam

    b) Berdoa

    c) Guru melaksanakan apersepsi

    d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    2) Kegiatan Inti

    a) Siswa memperoleh teks cerita narasi yang berhubungan dengan

    kehidupan sehari-hari siswa untuk dianalisis.

    b) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi tentang tema dan

    penulisan

    c) ejaan dalam teks cerita narasi.

    d) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai cara menulis narasi

    yang benar melalui contoh.

    e) Siswa mencari pengalaman kehidupan sehari-hari yang berkesan

    untuk dijadikan bahan tulisan.

    f) Siswa berlatih menyusun dan mengembangkan kerangka

    karangan berdasarkan kegiatan sehari-hari siswa.

    g) Siswa mendapatkan kesempatan untuk bertanya tentang materi

    yang belum

    3) Kegiatan akhir

    b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan

    c) Siswa diberikan tugas untuk membuat tulisan narasi yang utuh.

    d) Siswa bersama dengan guru membahas tulisan narasi yang dibuat

    siswa.

    e) Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran

    yang dilakukan.

  • 39

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI

    c. Tahap Pengamatan/Observasi

    Observasi dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan. Dalam

    observasi peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas siswa, motivasi

    belajar siswa, perhatian siswa dan pemahaman siswa pada saat proses

    pembelajaran berlangsung. Pengambilan data tersebut dengan

    menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai

    pengamat dan guru pelaksana. Hasil observasi ini akan memberikan

    gambaran berhasil atau tidaknya pelaksanaan tindakan.

    d. Tahap Refleksi

    Tahap refleksi merupakan dasar dalam melakukan tindakan

    selanjutnya. Proses refleksi dilakukan dengan mengumpulkan data-data

    yang diperoleh selama penelitian, kemudian dilakukan tindak lanjut

    dengan melakukan analisis dan interpretasi. Berdasarkan hasil analisis dan

    interprestasi tersebut, hasil yang diperoleh belum mencapai tujuan yang

    diharapkan maka peneliti dan observer melakukan langkah-langkah

    perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi, jika hasil

    sesuai dengan yang diharapkan maka penelitian dapat dianggap berhasil

    dan penelitian dapat dihentikan.

    2. Siklus II

    Siklus kedua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

    atau observasi dan refleksi yaitu sebagai berikut:

    a. Tahap perencanaan

    Penelitian membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

    refleksi pada siklus pertama.

    b. Tahap pelakasanaan

    Guru melaksanakan pembelajaran ber