penerapan model pembelajaran holistik untuk …repository.uinjambi.ac.id/888/1/tpg141165...
TRANSCRIPT
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HOLISTIK UNTUK
MENINGATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI
116/IV KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
SUDARWATI
NIM. TPG.141165
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HOLISTIK UNTUK
MENINGATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI
116/IV KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Oleh
SUDARWATI
NIM. TPG.141165
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
PERSEMBAHAN
Bismiillahirrohmannirrahim
Terimakasih kepada Allah SWT atas nikmat yang Engkau berikan sehingga skripsi
ini mampu hamba selesaikan dengan baik
Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak Langgeng dan Ibunda Seni Wati
yang selalu mensuport dan memotivasi
Terimakasih kepada adikku tersayang, Muhammad Rifa’i putra yang selalu
memberikan keceriaan dan dukungan
Terimakasih kepada Semua keluarga besarku, terima kasih atas doa dan dukungannya
selama ini
Ibu, bapak dosen jurusan PGMI terimakasih atas segala bimbingan dan fasilitasnya
selama ini, terutama ibu Saidah Ahmad dan ibuk Siti Maria Ulfa selaku pembimbing
yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan masukan terhadap skripsi ini.
Kepada teman seperjuanganku PGMI B angkatan 2014 terutama Desi Amalia
Deswani dan yang lainnya maaf tidak bisa disebutkan satu persatu
Serta sahabatku Dwi dan Dhima yang selalu mensuport dan berdoa untuk
penyelesaian skripsi ini
-
MOTTO
َفِإنَّ َمَع اْلُعْسِر ُيْسًرا○ ِإنَّ َمَع ْلُعْسِر ُيْسًرا ا○
Artinya: Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al-Insyirah: 5-6). ( Penerbit. Lembaga
Percetakan Al-Qur’an Pemprov Jambi 2012 )
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang maha esa, yang telah
memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga peneliti dapat dan
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriringan salam atas nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapat gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi
baik moril maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan khususnya kepada:
1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Saudi, M.A.Phd selaku wakil Rektor I UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr.Hidayat, M.Pd selaku wakil Rektor II UIN STS Jambi.
4. Ibu Dr.Hj Fadila Husen,M.Pd selaku wakil Rektor III UIN STS Jambi.
5. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruann
UIN STS Jambi.
6. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd selaku wakil Dekan I Fakultas
Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. Zawaki Afdal jamil, M.Pd.I selaku wakil Dekan II Fakultas
Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.
8. Bapak Dr. Kemas Imran, M.Pd.I selaku wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah
dan Keguruann UIN STS Jambi.
9. Bapak Drs. Mahluddin M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Bapak Drs.Shalahuddin,
M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
-
10. Ibu Dr. Saidah Ahmad, M.Pd dan Ibu Siti Maria Ulfa, M.Pd selaku
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi tiada
hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
Jambi, 17 Oktober 2018
Penulis
Sudarwati
TPG.141165
-
ABSTRAK
Nama : Sudar Wati
NIM : TPG.141165
Jurusan/Prodi : PGMI
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Holistik Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Daras
Negeri 116/IV Kota Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
melalui model pembelajaran holistik pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi. Jenis penelitian ini yaitu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggart, tahapan-
tahapan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi.
Subjek penelitian yaitu siswa dan guru wali kelas V SD Negeri 116/IV Kota Jambi
yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri
dari 2 pertemuan, siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran holistik dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa kelas V. Hal ini ditunjukkan berdasarkan
peningkatan nilai rata-rata menulis karangan narasi pada pra siklus, siklus I, siklus II.
Peningkatan yang terjadi yaitu nilai rata-rata pra siklus siswa 60,57, nilai rata-rata
evaluasi siklus 1 siswa meningkat 0,85 dengan rata-rata 61,42 dan pada nilai rata-rata
evaluasi siklus II meningkat 53,67 dengan rata-rata 77,5.
Kata kunci: Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi melalui model
pembelajaran Holistik.
-
ABSTRACK
Name : Sudarwati
NIM : TPG.141165
Study Program : PGMI
Title : Aplication of Holistic Learning to Improve Narative Writing
Skillsin Indonesia Language Subjects in Class V Students of
Daras Negeri 116/IV School in Jambi City
This study aims to improve narrative essay writing skills through a holistic learning
model in Indonesian subjects in grade V students of Public Elementary School 116 /
IV Jambi City. The type of this research is Classroom Action Research (CAR) with
the Kemmis and Mc Taggart models, the steps taken include planning, implementing,
observing, and reflecting. The research subjects were students and teacher of grade V
SD Negeri 116 / IV Jambi City, amounting to 28 students. This research was carried
out in 2 cycles. Cycle I consists of 2 meetings, cycle II consists of 2 meetings. The
results showed that using a holistic learning model could improve the narrative
writing skills of fifth grade students. This was shown based on the increase in the
average value of writing narrative essays in pre-cycle, cycle I, cycle II. The increase
that occurs is the average value of students' pre-cycle 60.57, the average value of the
first cycle evaluation of students increases 0.85 with an average of 61.42 and the
average value of the second cycle evaluation increases 53.67 on average average
77.5.
Keywords: Increasing the skill of writing narrative essays through a Holistic learning
model.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..….i
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….…...ii
NOTA DINAS……………………………………………………………………….iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….iv
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………….…….v
PERSEMBAHAN……………………………………………………….…………..vi
MOTTO……………………………………………………………………….…….vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..….viii
ABSTRAK…………………………………………………………………………..ix
ABSTRACT…………………………………………………………………………..x
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..….xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..…………xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….1
B. Fokus Penelitian…………………………………………………….........7
C. Rumusan Masalah……….....……………………………………………..7
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………8
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………..8
-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Model Pembelajaran…………….………..............................10
B. Pengertian Pembelajaran Holistik……………………………………….12
C. Keterampilan Menulis Narasi…………...………………………….……19
D. Kerangka Berfikir......................................................................................27
E. Study Relevan………………………………….....………………….…..28
F. Hipotesis Tindakan………………………………………………………29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………………………………...30
B. Setting dan Subjek Penelitian……………………………………………31
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data……………………………....32
D. Prosedur Penelitian....................................................................................35
E. Teknik Analisis Data…………………………………………….………40
F. Indikator Keberhasilan…………………………………………………..42
G. Jadwal Penelitian………………………………………………………...45
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………..46
B. Deskripsi Pelaksanaan…………………………………………………...54
C. Analisis Data……………………………………………………………..72
D. Pembahasan……………………………………………………………...73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………77
B. Saran …………………………………………………………………….78
C. Kata Penutup…………………………………………………………….79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Penilaian....................................................................................42
Tabel 3.2 Taraf Pengalaman Kemampuan.................................................................43
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian……….……………...………….….....….…………….45
Tabel 4.1 Keadaan Sarana SDN 116/IV Kota Jambi….……………………………48
Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik SDN 116/IV Kota Jambi…………………………49
Tabel 4.3 Keadaan Siswa SDN 116/IV Kota Jambi..................................................52
Tabel 4.4 Nilai Evaluasi Siswa Pra Siklus………………………………..……..….54
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus I……………………………..………....….61
Tabel 4.6 Simpulan Hasil Belajar siklus I..................................................................63
Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus II............…………………………………..……..70
Tabel 4.8 Simpulan Hasil Belajar Siklus II…………………………….......……….71
Tabel 4.9 Persentase Hasil Belajar Siklus I dan II…………………………....…….73
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas……………...………….……..….35
Gambar 4.3 Diagram Keberhsilan Sinswa………………………………..………....75
-
1 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendiikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu
bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa
atau pun negara dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional. Tidak
berlebihan apabila founding father bangsa ini meletakkan cita-cita yang luhur
dengan memperhatikan masalah kesejahteraan dan kecerdasan bangsanya.
Cita-cita luhur itu ditegaskan dalam pembukaan (preambule) Undang-
Undang dasar 1945 yang menyatakan bahwa pembentukan pemerintahan
Negara Indonesia adalah dalam rangka “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa” melindungi segenap bangsa, seluruh tumpa darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa” Karena itu, keberhasilan pendidikan menjadi salah satu
dari tujuan bangsa ini.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1
mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu pendidikan nasional yang mampu meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ahlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Program pendidikan tersebut
haruslah diselenggarakan secara terencana dan sadar agar mendapatkan hasil
yang maksimal.karena itu Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, menegaskan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal itu dilakukan agar
peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
-
2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Dari definisi pendidikan tersebut, dengan jelas terungkap bahwa
pendidikan Indonesia adalah pendidikan yang dengan usaha sadar dan
terencana, untuk mengembangkan potensi individu demi tercapainya
kesejahteraan pribadi, masyarakat dan negara (Sholeh, 2007, hal.10-11).
Pendidikan juga merupakan salah satu elemen yang mendorong dalam
mentransfomasikan terhadap perubahan yang terus berkembang dalam rangka
meningkatkan kehidupan di berbagai aspek yang ada. Manusia diciptakan
untuk merekonstruksi peradaban dalam membangun manusia khususnya di
Negara Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Pendidikan adalah hak semua
orang tanpa terkecuali, tiap manusia berhak atas pendidikan “ yang layak”
agar tidak menjadi bodoh, miskin dan diperbudak. Pendidikan di mata
William Jame sendiri adalah suatu sarana yang ampuh untuk menjadi suatu
pergerakan nasional ataupun internasional untuk mengatasi segala
ketimpangan yang timbul dalam masyarakat (Yamin, 2013, hal.02).
Tujuan pendidikan, maka untuk mencapainya diperlukan salah satu
jalan atau cara yang sering disebut dengan model pembelajaran. Soekamto,
dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para pengajaran dalam merancang aktifitas belajar mengajar. Dengan
demikian aktifitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan
yang tertata secara sistematis (Nurulwati, 2010, hal.10).
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
dikuasai siswa SD. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan siswa
dapat berkomunikasi secara bahasa tulis maupun lisan dengan benar.
Pembelajaran bahasa Indonesia memuat empat keterampilan berbahasa.
Keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.
-
3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Bahasa Indonesia pencantuman bahasa Indonesia Bab XV, pasal 36,
UUD 1945, bahasa Indonesia berkedudukan juga sebagai budaya dan bahasa
ilmu. Disamping sebagai bahasa Negara resmi, dalam hubungannya sebagai
bahasa budaya, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat yang
memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan daerah.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk
kepentingan pembangunan nasional. Untuk mewujudkan fungsi bahasa
Indonesia seperti yang dijelaskan diatas, perlu diadakan pembinaan serta
pengembangan bahasa Indonesia, melalui pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia, diharapkan bahasa Indonesia bisa dikuasai oleh setiap
warga Indonesia. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia akan memberikan dampak yang positif bagi kemajuan
pembangunan bangsa Indonesiasecara umum dan kemajuan bidang
komunikasi secara khusus (Siti Sahara, 2010, hal.13).
Untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia, pengajaran
dilakukan sejak dini yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan
sebagai landasan untuk jejang yang lebih tinggi. Sesuai dengan rumusan
tujuan tingkat suatu pendidikan yang mengacu pada tujuan secara umum
tujuan pendidikan di sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Mansur Muslich 2009,
hal.29).
Pada pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek yang sangat
penting yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada proses
pembelajaran bahasa Indonesia, keempat keterampilan tersebut harus berjalan
secara seimbang, karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia keempat
aspek keterampilan tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan hal tersebut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(2006:316) dijelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
-
4
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP (2006:138)
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang
meliputi aspek-aspek yaitu (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca,
(4) menulis.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan
kosakata. Dalam kehidupan modern ini, keterampilan menulis sangat
dibutuhkan. Menulis digunakan untuk melaporkan/memberitahukan
informasi. Tujuan tersebut dapat tersampaikan jika penulis mampu
mengutarakan pikirannya dengan jelas. Ketermpilan menulis menuntut
kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk
mengungkapkan pikiran. Menurut Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet
(2012, 103), keterampilan menulis mencakup berbagai kemampuan misalnya
kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan
mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, maupun menggunakan
bahasa yang tepat, pilihan kata sera lainnya.(Dian Dinarti,2013,
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Metode Peta
Pikiran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia,http://jurnal.untan.ac.id/inde
x.php/jpdpb/article/viewFile/968/pdf)
Keterampilan menulis di Sekolah Dasar akan membentuk keterampilan
dasar yang mempengaruhi keterampilan menulis pada tingkat selanjutnya.
Keterampilan menulis diharapkan membentuk siswa SD agar mampu
berkomunikasi secara tertulis dengan baik dalam kehidupannya.
Keterampilan menulis sering dianggap keterampilan berbahasa paling rumit
diantara tiga keterampilan berbahasa yang lain. Menulis dikatakan rumit
karena menulis bukan sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, tetapi
juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam struktur tulisan
yang teratur. Walaupun demikian, keterampilan menulis tetap menjadi salah
satu keterampilan yang harus dikuasai siswa sehingga diperlukan
-
5
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
pembelajaran yang inovatif dan seseuai dengan kondisi untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Pengajaran menulis di SD kelas rendah berbeda dengan kelas tinggi.
Pengajan di SD kelas rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf-
huruf dan merangkai huruf-huruf menjadi kata, serta merangkai kata menjadi
kalimat sederhana. Pengajaran menulis di SD kelas tinggi difokuskan pada
latihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis secara jelas. Jadi,
pengajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis harus sesuai
dengan tingkat jenjang pendidikan siswa sehingga mampu mengembangkan
kemampuan siswa secara optimal (Heru Kurniawan, 2015, hal.37).
Menulis karangan sederhana atau narasi merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di
kelas IV Sekolah Dasar. Menurut Sukino (2010: 57), narasi merupakan cerita
yang menyajikan hal, kejadian atau peristiwa secara berurutan dengan
menonjolkan tokoh. Menulis narasi menuntut siswa untuk berfikir kreatif
untuk mengembangkan gagasan yang ada. Oleh karena itu, pembelajaran
menulis narasi diharapkan dapat menumbuhkan ide kreatif siswa guna
mendukung keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi tersebut.
Untuk menulis sebuah karangan narasi, maka perlu diperhatikan
prinsip-prinsip dasar sebagai tumpuan berfikir bagi terbentuknya karangan
narasi. Prinsip prinsip tersebut antara lain: alur (plot), penokohan (character),
latar (setting), sudut pandang (point of view) (Suparno, 2009, hal.39).
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat
dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran. Peran guru sangat
penting selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing
dan membantu siswa. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a
Plain, Method, Or Series of activiti. designed to achieves a particular a
educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajara merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini
berari penyusunan strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
-
6
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyususnan strategi adalah
pencapaian tujuan. Oleh sebabitu, sebelum menentukan strategi, perlu
dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur kenberhasilannya, sebab
tujuan adalah ruhnya dalam implementasi suatu strategi (Trianto, 2015,
hal.20).
Berdasarkan penelitian awal ditemukan hasil belajar siswa yang
terbilang rendah khususnya di bidang bahasa Indonesia pada materi
keterampilan menulis narasi. Hal ini dibuktikan oleh salah satu siswa SDN
116/IV yang menunjukkan bahwa hasil keterampilan menulis narasinya
kurang dalam penguasaan kosakata siswa sangat kurang sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam mengembangkan gagasannya ini terlihat pada
hasil karangan yang dibuat siswa sangat pendek, kurang terampil menyusun
kalimat-kalimat dan kurang menggunakan pilihan kata yang tepat, serta
penggunaan ejaan dan tanda baca kurang tepat.
Pembelajarana holistik (Holistik Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya
dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam
pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih
efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh, dan jiwa) dilibatkan
dalam pengalaman siswa.
Sebuah pembelajaran Holistik dapat dilakukan dengan baik apabila
pembelajaran yang akan dilakukan alami, natural, nyata, dekat dengan diri
anak dan guru-guru yang melaksanakannya memiliki pemahaman konsep
pembelajaran terpadu dengan baik. Selain itu juga dibutuhkan kratifitas dan
bahan-bahan pembelajaran serta pengalaman guru dalam berlatih membuat
model-model yang tematis juga sangat menentukan kebermaknaan
pembelajaran.
Pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran Holistik yang
diharapkan dapat membuat siswa berperan aktif dan hilangkan kejenuh pada
saat mengikuti proses pembelajaran serta dapat mendorong siswa untuk
-
7
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
belajar dengan mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal,
berfikir secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan dan dialami,
sehingga siswa diharapkan tertarik untuk mengulang pengajaran di rumah
untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran dikelas pada pertemuan
berikutnya. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
terwujud.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) tentang penggunaan model pembelajaran dengan judul
Penerapan Model Pembelajaran Holistik dalam Meningkatkan
Keterampilan Menulis Narasi Pada Mata Pelajaran Bahsa Indonesia
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi.
B. Fokus Penelitian
Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian adalah aspek perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran bahsa Indonesia dengan model
pembelajaran Holistik kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jmabi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan diatas maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimana pembelajaran holistik tentang upaya meningkatkan keterampilan
menulis Narasi siswa kelas V SDN 116/IV Kota Jambi
2. Apakah dengan menerapkan pembelajaran Holistik dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa kelas V SDN 116/IV Kota Jambi
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Holistik dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi
pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 116/IV
Kota Jambi
-
8
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran holistik terhadap
keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas V SD negeri 116/IV Kota Jambi
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sambungan ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan. terutama dalam menngkatkan
pembelajaran yang kreatif untuk membangkitkan pemahaman konsep belajar
peserta didik disekolah dasar dengan menggunakan model pembelajaran
holistik yang sesuai dengan pembelajaran dan karakteristik peserta didik di
sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, memberikan pengalaman yang lebih bermakna melali
proses belajar yang menarik dan menyenangkan dengan
menggunakan model pembelajaran holistik selain itu juga
membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan siswa melalui
model pembelajaran holistik dengan proses yang diberikan
b. Bagi guru, informan penelitian dapat memberikan wawasan kepada
guru mengenai inovasidalam pengajaran melalui model-model
pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa.
c. Bagi skolah, dapat menjadi rujukan positif yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran di sekolah tersebut agar lebih menarik dan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga
bagi peneliti sekaligus dapat menambah pengetahuan dalam upaya
meningkatkan profesionalisme yang bersangkut paut dengan model
pembelajaran di sekolah.
-
9 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas.model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas (Trianto, 2010, hal.51)
Menurut Arends model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang
digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap
dlam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas.(Suprijono, 2013, hal.46)
Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mecapai tujuan pembelajaran
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktifitas belajar mengajar. (Mulyani Sumantri, 1992, hal.42)
Dari pendapat diatas, peneliti menyimoulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk
menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Fungsi model pembelajaran adalah sebgai pedoman bagi perancang
pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih
model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan
juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut
serta tingkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula, setiap model
pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan
siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang
-
10
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya
pembukaan dan penutupan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, guru perlu menuasai dan dapat menerapkan berbagai
keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
beraneka ragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada
dewasa ini. (Trianto, 2010, hal.53)
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran
adalah:
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta tau
pengembangannya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal.
Maksudnya para pencipta atau pengembangan membuat teori dengan
mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak
secara fiktif dalam menciptakan dengan mengembangkannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa dapat belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan
dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan
baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku yang diperukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil.
Model pembelajaran mempunyai ingkah laku mengajar yang diperlukan
sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil
dalam pelaksaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta
nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek
penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran. (Trianto,
2011, hal.124)
-
11
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pada akhir setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap penekatan memberikan peran
yang berbeda kepda siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.
Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari
teks buku bacaan, materi ajar siswa, disamping itu banyak kegiatan
pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek
kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar
kegiatan siswa (Trianti, 2010, hal.55)
B. Pengertian Pembelajaran Holistik
Istilah holistik merupakan sebuah peristilahan yang berasal dari bagasa
Inggris dari akar kata “whole” yang berarti keseluruhan. Dengan
pengambilan makna dasar seperti ini, paradigma holistik dapat diartikan
sebagai suatu cara pandang yang menyeluruh dalam mempersepsi realitas.
Berpandangan holistik atrtinya lebih memandang aspek keseluruhan daripada
bagan-bagian, bercorak sistematik, terintegrasi, kompleks, dinamis, non-
mekanik, dan non-linier. (Husain Hariiyanto,2013, hal.12)
Dalam ranah pendidikan, pendidikan holistik merupakan satu metode
pendidikan yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan
mengembangkan semua potensi manusia yang mencakup potensi sosial-
emosi, potensi intelektual, potensi moral atau karakter, kreatifitas, dan
spiritual. Tujuan pendidikan holistik adalah untuk membentuk manusia
holistik. Manusia holistik adalah manusia yang mampu mengembangkan
seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Potensi yang ada dalam diri manusia
meliputi potensi akademik, potensi fisik, potensi sosial, potensi kreatif,
potensi emosi, dan potensi spiritual.(Ratna Megawangi, 2005, hal.7)
Manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensinya menupakan
manusia yang holistik, yaitu manusia pembelajaransejati yang selalu
menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari sebuah sistem kehidupan yang
luas, sehingga selalu ingin memberikan kontribusi positif kepada lingkungan
hidupnya.
-
12
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Dalam pelaksanaanya, pendidikan holistik berpijak pada tiga prinsip, yaitu:
1) Conectedness
Conectedness adalah konsep interkoneksi yang berasal dari filosofi
holisme yang kemudian berkembang menjadi konsep ekologi, fisika
akuntum dan teori sistem.
2) Wholeness
Keseluruhan (Wholeness) bukan sekedar penjumlahan dari setiap
bagiannya. Sistem wholenes bersifat dinamis sehingga tidak bisa
deduksi hanya dengan mempelajari setiap komponennya.
3) Being
Menjadi (being) adalah tantangan merasakan sepenuhnya kekinian. Hal
ini berkitan dengan keadaan jiwa, kebijaksannaan (wisdom), wawasan
(insight), kejujuran, dan keotentikan. (M. Latifah,2008, hal.9)
Berdasarkan pengertian paradigma sebelumnya dan pengertian holistik
di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Holistik adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya
dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam
pembelajaran Holistik , diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih
efektof jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh, dan jiwa) dilibatkan
dalam pengelaman siswa. (Ratna Megawangi, 2005, hal.13)
Pembelajaran Holistik berusaha memperbaiki suasana pendidikan
nasional dengan berangkat dari situasi rill siswa sebagai subjek pembelajaran.
Dalam hal ini sebenarnya asas eksistensialisme pendidikan sejalan dengan
asas pendidikan holistik sebab sama-sama berprinsip manusia sebagai subjek
dan bukan objek. Program-program, aneka kebijakan, konstruksi, tematik,
sistem pendidikan hanyalah sarana belaka. Sarana pendidikan itu harus
mempunyai kapasitas untuk mendukung dan melayani subjek pembelajaran
itu sendiri.(Nanik Rubiyanto,2010, hal.32)
Holistik mempunyai tujuan untuk membantu mengembangkan potensi
individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
menggairahkan, demokratis dan humanis melalui pengalaman dalam
-
13
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pembelajaran holistik, peserta
didik diharapkan menjadi dirinya sendiri ( Learning to be ). Dalam arti dapat
memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar
melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta
dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya ( Basil Bernstein ).(Ratna
Megawangi,2005, hal.16)
Pembelajaran holistik dapat dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai macam metode dan teknik,. Adapun metode dan teknik
pembelajaran holistik menurut penelitian dan pelayanan pendidikan
Universitas Sanata Darma (2009) yaitu:
1. Metode pembelajaran Holistik
Metode yang digunakan dalam pembelajaran holistik ada 2 metode
yaitu:
a) Belajar melalui keseluruhan bagian otak
Bahan pelajaran dipelajari dengan melibtkan sebanyak mungkin
indra; juga melibatkan berbagai tingkatan keterlibatan, yaitu: indra,
emosional, dan intelektual, sehingga aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor dapat berkembang sesuai dengan tingkatan pada fase
pertumbuhan manusia.
b) Belajar melalui kecerdasan majemuk
Siswa mempelajari materi pelajaran dengan menggunakan jenis
kecerdasan yang paling menonjol dalam dirinya. Kecerdasan yang
digunakan sesuai dengan karakteristik pembelajaran masing-masing.
Apakah itu bertipe audio, visual, atau pun audio visual serta tipe
belajar yang lain.
2. Aplikasi Pendekatan Pembelajaran Holistik
Pendekatan dalam proses pelaksanaan pendidikan yang mampu melihat
anak secara keseluruhan adalah pendekatan Holistik. Pendekatan Holistik
dikemas bukan dalam bentuk yang kaku melainkan hubungan langsung antara
anak didik dengan lingkungannya. Pendekatan Holistik tidak melihat manusia
-
14
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
dari aktivitasnya yang terpisah pada bagian-bagian tertentu, namun
merupakan mahluk yang bersifat utuh dan tingkah lakunya tidak dapat
dijelaskan berdasarkan aktivitas bagian-bagiannya. Tidak hanya melalui
potensi intelektualnya saja, namun juga dari potensi spiritual dan
emosionalnya.
Proses pelaksanaan pendekatan Holistik dalam pendidikan akan
mengajak anak berbagai pengalaman kehidupan nyata, mengalami peristiwa-
peristiwa langsung yang diperoleh dari pengetahuan kehidupan. Dengan
demikian pendidik diharapkan dapat menyalakan/menghidupkan kecintaan
anak akan pembelajaran. Pendidikan juga mendorong anak untuk melakukan
refleksi, diskusi dari pada mengingat secara pasif tentang fakta-fakta. Hal ini
jauh lebih bermanfaat dibanding keterampilan pemecaham masalah yang
bersifat abstrak.
Komuniatas pemeblajaran yang diciptakan pada proses pendidikan
Holistik harus dapat merangsang pertumbuhan kreativitas pribadi, dan
keingintahuan dengan cara berhubungan dengan dunia. Dengan demikian
anak didik dapat mejadi pribadi-pribadi yang penuh rasa ingin tahu yang
dapat belajar apapun yang mereka butuh ketahui dalam setiap konteks baru.
3. Pelaksanaan Pendidikan Holistik
Sebagaimana pembelajaran pada umumnya, pelaksanaan pembelajaran
holistik terdiri dari kegiatan pra pendahuluan, kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pra pendahuluan dapat dilakukan dengan
mempersiapkan ruang, alat, sumber, dan media pembelajaran. Hal ini
bertujuan agar pembelajaran belajar lebih lancar.
Kegiatan pendahuluan meliputi empat kegiatan penting. Keempat
kegiatan tersebut, antara lain pengkondisian menuju zona alfa, warmer, pre,
teach, dan scene setting.
Alfa merupakan salah satu gelombang otak dengan frekuensi antara 7-
13 Hz. Kondisi alfa dianggap kondisis yang paling baik untuk belajar sebab
neuron sedang berada dalam suatu harmoni, yaitu ketika sel-sel saraf
-
15
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
seseorang melakukan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga
beristirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang
mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang. Adapun cara mengarahkan siswa
pada kondisi zona gelombang alfa aturan lainnya melalui fun story, ice
breaking, musik, dan brain gym (Munif Chatib,20013, hal.90).
Warmer atau pemanasan merupakan kegiatan mengulang materi yang
sebelumnya telah dipelajari, warmer sering disebut review dan feedback.
games pertanyaan adalah pengulangan kebalikan materi yang lalu dengan
cara memberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang
menyenangkan. Sedangkan pada penelitian diri, siswa diminta menuliskan
dalam sebuah form yang disediakan mengenai pemahamannya terhadap
materi yang diterima sebelumnya.
Pre-teah adalah kegiatan yang dilakukan sebelum aktifitas inti belajar.
Contoh pre-teach antara lain berupa, penjelasan awal tentang cara
menggunakan peralatan di lab, penjelasan awal tentang prosedur yang harus
dilakukan siswa ketika berkunjung ke sebuah tempat. Scene Setting
merupakan kegiatan yang dilakukan guru atau siswa untuk membangun
konsep awal pembelajaran. Scene setting dapat berupa bercerita, visualisasi,
simulasi, pantomim, atau mendatangkan tokoh dengan catatan scene setting
tidak lebih lama dari strategi pembelajaran.(Munif Chatib,2013, hal.109)
Pembelajaran holistik dapat dilaksanakan dengan dua cara, yitu:
a) Belajar melalui keseluruhan bagian otak
Belajar melalui keseluruhan bagian otak mengandung pengertian
bahwa pembelajaran memerlukan keterlibatan antara keterampilan
motorik, sikap, dan pengetahuan siswa. Pembelajaran holistik melalui
keseluruhan bagian otak sesuai dengan kesatuan dimensi utuh yanag
dijelaskan oleh Illeris. Menurut Illeris dalam Jeje Mustafah, pendidikan
holistik melibatkan tiga kesatuan dimensi yang utuh, meliputi:
1) Dimensi isi, berkenaan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang seimbang
-
16
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
2) Dimensi intensif, berkenaan dengan upaya pendidikan holistik untuk
mempertimbangkan psikologi peserta didik meliputi motivasi,
emosi, dan kemauan.
3) Dimensi interaksi, berkaitan dengan aksi komunikasi, dan kerja sama
antara peserta didik dengan guru dan lingkungan sekitarnya sehingga
tercipta pembelajaran yang bermakna .
Lingkungan sekitar dapat berupa
4) Dalam kelas dan luar kelas, lingkungan budaya, sosial, dan
lingkungan alam.(Jejen Mustafa,2012, hal.211)
Berdasarkan uraian diatas, belajar melalui keseluruhan bagian otak
meliputi pelibatan tiga keseluruhan dimensi secara utuh, yaitu dimensi isi,
dimensi intensif, dan dimensi interaktif. Dimensi isi berisi upaya
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara seimbang.
Dimensi insentif mempertimbangkan sisi psikologis siswa, serta dimensi
interaktif yang berkenaan dengan interaksi siswa di dalam kelas dan luar
kelas, dengan lingkungan budaya, sosial, dan lingkungan alam.
b) Belajar melalui kecerdasan majemuk
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, fokus pembelajaran holistik
adalah mengembangkan enam kecerdasan majemuk dalam diri peserta
didik, antara lain kecerdasan spiritual, estetika, fisik, intelektual,
emosional, dan sosial.
1) Pengembangan Asspek Spiritual
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang digunakan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan tentang makna dan nilai, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks
makna yang lebih luas, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau
jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Upaya mengembangkan spiritual sangat penting bagi perkembangan
-
17
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
peserta didik. Melalui spiritual yang berkembang dengan baik maka
seseorang dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik pula.
2) Pengembangan aspek estetik
Aspek estetik yang dimaksud meliputi visual-spasial, musik, dan
linguistik dalam teori kecerdasan majemuk. Visual pada siswa dapat
dikembangkan melalui beberapa cara yaitu dengan membuat grafik dan
peta, bervisualisasi, fotografi, mengamati video/slide/film, bermain
labirin atau teka-teki visual, kotak perangkat 3D, apresiasi
seni, metafora gambar, berkhayal kretif, melukis, kolase, dan mozaiksk
etsa gagasan, menggunakn simbol grafis, pemetaan pemikiran,
memanfaatkan sofware garis komputer, mencapai pola visual, ilusi
optik, penggunaan warna, dan menggunakan sftware lukis/gambar di
komputer.(Thomas Amstrong,2002, hal.82)
3) Pengembangan Aspek Fisik
Pembelajaran dikelas untuk mengasah fisik dapat melalui cipta gerak
kratif, hans on thinking, karya wisata, pantomim, teater kelas,
permainan yang kooperatif dan kopetitif, latihan kesadaran fisik, cipta
kerajinan, peta tubuh, memasak berkebun, bongkar pasang barang,
virtual reality sofware, konsep kinestetis jasmani kegiatan pendidikan
jasmani/0lahraga, penggunaan bahasa tubuh untuk berkomunikasi,
latihan relaksasi fisik, dan respon tubuh. Guru dapat mengajak siswa
membuat sebuah model yang memerlukan keterampilan motorik.
4) Pengembangan Aspek Intelektual
Aspek intelektual berkaitan dengan kecerdasan matematis-logis dan
linguistik. Cara belajar siswa untuk mengembangkan matematis-logis
dengan membentuk konsep dan mencari pola serta hubungan abstrak.
Matematis-logis dapat dikembangkan melalui pembentukan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan rumus matematika,
-
18
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
merencanakan dan memimpin eksperimen, mengkategorikan fakta-
fakta, mejelaskan grafik dan diagram, menganalisa data, mengajukan
pertanyaan logis dan sebagainya.
5) Pengembangan Aspek Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan
sendiri dan orang lain, kemampuan memotifasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain.
6) Pengembangan Aspek Sosil
Kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang memahami dan
mengelola sebuah hubungan sosial. Pembelajaran holistik
memperhatikan pengembangan aspek sosial peserta didik. Kecerdasan
sosial meliputi kemampuan memrihatinkan pendapat orang lain,
mengklarifikasi, menjelaskan sesuatu memberanikan diri menerima
pendapat orang, menolak pendapat orang lain, menyepakati suatu
keputusan, dan meringkaskan suatu materi.(Jejen Mustafa,2012,
hal.232)
C. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
1) Keterampilan menulis
Keterampilan menulis secara bahasa tersusun atas istilah keterampilan
dan menulis. Istilah keterampilan terbentuk dari kata dasar “terampil” yang
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1180) berarti, “cakap dalam
menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.” Definisi keterampilan sendiri
menurut Muhibbin Syah (2010: 117) adalah kegiatan yang berhubungan
dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya serta dalam
keterampilan tersebut memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi. Jadi, keterampilan merupakan kemampuan atau kecakapan
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan jasmaniah.
-
19
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pengertian menulis menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 1.3),
menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media. Sejalan dengan
pendapat tersebut Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2012: 96) menyatakan
bahwa menulis merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan
pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.
Pendapat lain diungkapkan Henry Guntur Tarigan (2008: 22), “menulis
ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu.” Jadi, menulis adalah
kegiatan seseorang dalam menyampaikan pesan melalui bahasa tulis berupa
lambang-lambang grafik sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Secara utuh keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa. Henry Guntur Tarigan (2008: 3) menjelaskan bahwa
“keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain.”
2) Manfaat Menulis
Kreasi menulis tidak pernah berhenti jika manusia yang gemar
membaca selalu berkreasi, berinovasi, dan produktif menganalisis
perkembangan situasi dan kondisi kehidupan masyarakat ang terjadi di
sekitarnya. Dengan memperhatikan permasalahan dalam kehidupan
masyarakat, tentu kreativitas berfikir akan berkembang, dengan sekaligus
keinginan menulis akan muncul dengan sendirinya. Banyak bahan yang dapat
ditulis jika daya piir manusia dikembangkan berdasarkan pengamatan
(observasi) dan kenyataan yang disaksikan dalam kehidupan.
Banyak manfaat yang tidak tertutup kemungkinan dapat dicapai
manakala aktif menulis di media massa atau menulis buku. Salah satu
diantaranya adalah pikiran terbuka, pengetahuan luas, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah menambah pengetahuan, di samping jiwa raga bisa sehat.
-
20
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Menulis tidak hanya mampu mengekspresikan ide sebagai konstribusi
pemikiran kepada pembaca, tetapi lebih jauh dari itu, yakni bisa menjadi
masukan yang mencerdaskan pembaca. Manfaat menulis yang tidak ternilai
harganya adalah berbagai gagasan (ilmu) yang disampaikan melalui tulisan
akan menjadi pengetahuan bagi pembaca, dan ini yang terus mengalir tanpa
berhenti. (Saidulkarnain Ishak, 2014, hal.107)
3) Jenis Karangan
Jenis karangan yang lazim digunakan dalam pembelajaran menulis di
Indonesia terdiri dari lima jenis, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi. Meskipun ada lima jenis karangan, pada
hakikatnya tidak ada satu jenis karangan pun yang betul-betul murni. Tidak
ada karangan yang benar-benar naratif karena di dalamnya mungkin tetap
terkandung unsur eksposisi dan deskripsi. (Menurut Nursisto,1999, hal.37)
Deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu dengan keadaan
sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,
merasakan, dan mencium) apa yang dilukiskan sesuai dengan citra
penulisannya. Tujuan deskripsi adalah menggambarkan sesuatu sesuai dengan
apa yang dilihat oleh pengarang.
Eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok
pikiran yang dapat memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca.
Eksposisi bertujuan menjelaskan, mengupas, menguraikan, menerangkan
sesuatu atau memberikan informasi kepada pembaca.
Argumentasi adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Jadi,
argumentasi pasti memuat argument, yaitu bukti dan alasan yang dapat
meyakinkan orang lain bahwa pendapat kita memang benar.
Persuasi adalah jenis karangan yang di samping mengandung alasan-
alasan dan bukti atau fakta, juga mengandung ajakan atau imbauan untuk
mempengaruhi pembaca agar pembaca mau menerima dan mengikuti
pendapat atau kemauan penulis.
-
21
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Menurut Suparno dan Muhammad Yunus (2007:111) menjelaskan
tentang ragam karangan yaitu deskripsi adalah ragam wacana yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Narasi adalah ragam
wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Eksposisi atau
pemaparan adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Argumentasi adalah
ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai
kebenaran yang disampaiakan oleh penulisnya. Persuasi adalah ragam wacana
yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai
sesuatu hal hal yang disampaikan penulisnya.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan sifat dan
tujuan penulisannya, jenis karangan ada lima, yaitu narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
4) Pengertian karangan narasi
Keterampilan menulis narasi terdiri dari beberapa istilah yang memiliki
pengertian yang berbagai macam, sehingga perlu pembahasan untuk
menyatukan konsep keterampilan menulis narasi yang dimaksud dalam
penelitian ini. Pengertian keterampilan menulis narasi adalah sebagai berikut.
Keterampilan menulis secara bahasa tersusun atas istilah keterampilan dan
menulis. Istilah keterampilan terbentuk dari kata dasar “terampil” yang dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1180) berarti, “cakap dalam
menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.” Definisi keterampilan sendiri
menurut Muhibbin Syah (2010: 117) adalah kegiatan yang berhubungan
dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya serta dalam
keterampilan tersebut memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi.
-
22
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Ragam tulisan narasi menjadi titik perhatian dalam penelitian ini. Istilah
“narasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 774) memiliki arti
“pengisahan suatu cerita atau kejadian.” Menurut Yusi Rosdiana, dkk. (2009:
3.22), “narasi merupakan satu jenis wacana berisi cerita yang memiliki
unsurunsur cerita yang penting, seperti waktu, pelaku, peristiwa, dan aspek
emosi yang dirasakan pembaca atau penerima.” Selaras dengan pendapat
tersebut, Gorys Keraf (2010: 136) mendefinisikan “narasi merupakan suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.” Pendapat lain juga
diungkapkan Inman dan Gardner (dalam Rini Kristiantari, 2010:129),
“wacana narasi merupakan suatu cerita baik fiksi maupun kenyataan yang
subjeknya sebuah peristiwa atau kejadian yang saling berhubungan.”
Pendapat senada disampaikan Kundharu Sadhono dan Y. Slamet (2012: 101),
“narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa dengan sasaran memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah atau rangkaian terjadinya suatu hal.”
Jadi, pengertian narasi merupakan ragam tulisan yang menceritakan peristiwa
fiksi maupun kenyataan dengan tujuan memberikan gambaran sejelasjelasnya
kepada pembaca dengan memuat unsur-unsur narasi di dalamnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas, secara utuh
keterampilan menulis narasi adalah kecakapan seseorang dalam
menyampaikan gagasan berupa cerita fiksi maupun kenyataan secara
sistematis melalui bahasa tulis sesuai pada kaidah bahasa Indonesia yang
benar serta mencakup unsur-unsur narasi di dalamnya.
5) Struktur Karangan Narasi
Sebuah strukrur dapat dilihat dari bermacam-macam segi penglihatan.
Sesuatu dikatakan mempunyai struktur bila ia terdiri dari bagian-bagian yang
secara fungsional berhubungan satu sama lain. Struktur narasi dapat dilihat
dari komponen-komponen yang membentuknya: perbuatan, penokohan, latar,
-
23
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
dan sudut pandangan. Tetapi dapat juga dianalisa berdasarkan alur (plot)
narasi.
Membatasi alur atau plot sebagai sebuah interrelasi fungsional antara
unsure-unsur narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana hati
(pikiran), dan sudut pandang, serta ditandai oleh klimaks-klimaks dalam
rangkaian tindak-tanduk itu, yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian
dalam keseluruhan narasi.(Keraf,2007, hal.147)
Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang
membentuknya, seperti alur (plot), perbuatan, karakter/penokohan, latar, dan
sudut pandang.
a. Alur (Plot)
Alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha
memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu, yang berusaha
memulihkan situasi narasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan
harmonis.
Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah.
Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama
lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden yang
lain , bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam
tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh)
yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam satu kesatuan
waktu. Oleh karena itu, baik tidaknya penggarapan sebuah plot dapat
dinilai dari beberapa hal berikut apakah tiap insiden sudah cukup
terbayang dan dimatangkan dalam insiden sudah cukup terbayang dan
dimatangkan dalam insiden sebelumnya, atau apakah insiden itu terjadi
secara kebetulan.
b. Tindak-tanduk/Perbuatan
Tindak-tanduk atau perbuatan sebagai suatu unsur dalam alur (selain
karakter, latar, dan sudut pandang) juga merupakan sebuah struktur atau
-
24
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
membentuk sebuah struktur atau membentu sebuah struktur. Dalam narasi,
tiap tindakan harus diungkapkan secara terperinci dalam komponen-
komponennya sehingga pembaca merasakan seolah-olah mereka sendirilah
yang menyaksikan semua itu. Setiap perbuatan atau rangkaian tindakan itu
harus dijalin satu dengan yang lain dalam suatu hubungan yang logis.
c. Karakter/Penokohan
Karakter adalah tokoh-tokoh dalam sebuah narasi dan karakterisasi
adalah cara seorang penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Penokohan
(karakterisasi) dalam pengisahan dapat diperoleh dengan usaha member
gambaran mengenai tindak-tanduk dan ucapan-ucapan para tokohnya
(pendukung karakter), sejalan tidaknya kata dan perbuatan.
Narasi yang baik akan memperhatikan masalah interrelasi antar tokoh-
tokohnya dan tindak-tanduk mereka. Untuk memahami aksi, kita harus
memahami tokoh yang terlibat, wujud fisiknya, motivasinya, dan
tanggapannya. Untuk mengungkapkan sebuah tindakan sehingga
memuaskan, kita harus menampilkan seorang tokoh. Proses menampilkan
dan menggambarkan tokoh-tokoh melalui karakter-karakternya itu disebut
penokohan (Keraf 2007, hal.164).
d. Latar
Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan
mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas.
Tempat atau pentas itu disebut latar atau setting. Latar dapat digambarkan
secara hidup-hidup dan terperinci, dapat pula digambarkan secara sketsa,
sesuai dengan fungsi dan perannya pada tindak-tanduk yang berlangsung.
Latar dapat menjadi unsur yag penting dalam kaitannya dengan tindak-
tanduk yang terjadi atau hanya berperan sebagai unsur tambahan saja.
(Keraf,2007, hal.148)
-
25
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
e. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam narasi mempersoalkan bagaimana pertalian
antara seorang yang mengisahkan narasi itu dengan tindak-tanduk yang
berlangsung dalam kisah itu. Orang yang membawakan pengisahan itu
dapat bertindak sebagai pengamat (observer) saja, atau sebagai peserta
(participant) terhadap seluruh tindak-tanduk yang dikisahkan. Tujuan
sudut pandang adalah sebagi suatu pedoman atau panduan bagi pembaca
mengenai perbuatan atau tindak-tanduk karakter dalam sebuah pengisahan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa sudut pandang dalam narasi
mempersoalkan siapakah narrator dalam narasi itu dan atau bagaimana
relasinya dengan seluruh proses tindak-tanduk karakter dalam narasi.
Jadi, sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana fungsi
seorang pengisah (narrator) dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil
bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian (sebagai participant)
atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek dari seluruh aksi atau
tinda-tanduk dalam narasi.
Berdasarkan uraian tentang struktur narasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa struktur narasi terdiri dari komponen-komponen yang
membentuknya, yaitu alur (plot), perbuatan, penokohan, latar, dan sudut
pandang.
6) Sistem Penilaian Menulis Karangan
Ngadio (Pedoman Umum EYD: 35) Penilaian pada pembelajaran
bahasa Indonesia ada dua cara yaitu penilaian otentik system berkelanjutan,
artinya, penilaian dilakukan dengan menilai semua indikator yang tercantum
dalam kompetensi dasar bukan sampling,semua indikator yang tercantum
dalam setiap kompetensi dasar diukur dengan alat ukur yang jelas.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penilaian dengan metode
analitik dengan mempertimbangkan hasil tulisan siswa yang dinilai dari segi
tertentu,yaitu menentukan tema atau topik karanga kepada penyusun
-
26
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
karangan, serta penggunaan bahasa dan ejaan, dan penuangan isi dalam
penulisan karangan, serta hubungan antar kalimat dalam paragrap.
Rambu-rambu penilaian karangan narasi dalam penelitian ini sebagai
berikut:
NO Aspek Skor Deskriptor
1 Penentuan
tema/topik
karangan
3 Pengetahuan topik sesuai berdasarkan cerita atau
rangkaian gambar sehingga menjadi karangan
yang utuh.
2 Penentuan topik tidak sesuai dengn apa yang
diceritakan atau kronologi yang berdasarkan
rangkaian gambar.
1 Penentuan topik tidak sesuai dengan apa yang di
ceritakan atau kronologi yang berdasarkan
rangkaian gambar.
2 Kepaduan
susunan
karangan
3 Antara kalimat di hubungan dengan kata
sambungan atau pengulangan kata kunci yang
sesuai.
2 Antar kalimat dihubungkan dengan kata
sambung/pengulangan kata kunci/rujukan,
namun ada beberapa kata hubung yang tidak
sesuai dengan penggunaannya.
1 Antar kalimat tidak dihubungkan dengan kata
sambung/pengulangan kata kunci/rujukam yang
sesuai
3 Bahasa dan
ejaan
3 Tidak terdapat kesalahan struktur kalimat,
penggunaan ejaan dan tanda baca.
2 Terdapat beberapa (tidak lebih dari tiga)
kesalahan struktur kalimat, penggunaan ejaan
dan tanda baca.
-
27
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
1 Terdapat banyak (lebih dari 3) kesalahan
strruktur kalimat, penggunaan ejaan dan tanda
baca.
A. Pengertian Bahasa Indonesia
Secara umum, bahasa dapat diartikan sebagai ucapan, pikiran dan
perasaan seseorang yang disampaikan secara teratur, sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat.bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang
arbitrer, digunakan para anggota kelompok sosial dalam bekerjasama dan
berkomunikasi untuk mengidentifikasi diri dihadapan orang lain.
Secara praktis bahasa merupakan salah satu alat komunikasi berwujud
sistem bunyi atau tulisan yang mempunyai makna tertentu, dipahami, dan
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Secara teknis, bahasa merupakan
seperangkat ujaran yang bermakna lengkap yang dihasilkan oleh alat ucap
dari manusia. Dari pengertian diatas, maka dapat dikemukakakn bahwa
bahasa Indonesia adalah suatu sistem lambang bunyi yang mempunyai makna
secara lengkap dan teratur yang bersumber dari bahasa melayu dan digunakan
sebgai alat komunikasi secara resmi di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang
sampai Meroke.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Melayu yang digunakan sebagai
bahasa resmi Republik Indonesia, dan sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Hingga saat ini bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup,
yang terus menghasilkan kata-kata buruk, baik melalui penciptaan mampu
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa Indonesia
mempunyai ragam lisan dan tulisan yang keduanya digunakan dalam situasi
formal (resmi) dan non formal (tidak resmi) guru selayaknya
memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada siswa dengan berbagai ragam
lisan yang formal dan ragam tulisan formal dan tidak formal (Slamet, 2008,
hal.6)
-
28
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
B. Kerangka Berfikir
Model pembelajaran Holistik (Holistik Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya
dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam
pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih
efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh, dan jiwa) dilibatkan
dalam pengalaman siswa.
Penggunaan strategi pembelajaran Holistik ini mempunyai peranan
yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar khususya dalam
keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penggunaan strategi pembelajaran di dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu
siswa dalam menyerap materi yang disampaikan oleh gurunya. Dengan
demikian dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam penyerapan materi
dan imbasnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa yang menjadi
tujuannya bisa tercapai.
Pembahasan di atas mengindikasikan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran Holistik dalam keterampilan menulis narasi pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat menggunakan kemampuan secara
optimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis narasi siswa di kelas V SD Negeri 116/IV
Kota Jambi.
C. Studi Relevan
Untuk mengetahui apakah kajian yang dilakukan oleh peneliti sudah
ada ataupun belum ditelii oleh peneliti sebelumnya, maka perlu adanya upaya
komparasi (perbandingan), apakah terdapat unsur-unsur perbedaan ataupun
persamaan dengan konteks penelitian ini. Di antara hasil penelitian terdahulu
yang menurut peneliti terdapat kemiripan, yaitu;
-
29
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pertama menurut Nur Khoiriyah dalam Skripsinya yang berjudul
Penggunaan Strategi Pembelajaran Holistik Untuk Menumbuhkan Karakter
Anak Usia Dini Pada Kelompok Di RA An Nisa’ Kedawung Tahun Ajaran
2014/2015. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan karakter
anak secara berarti dalam proses pembelajaran melalui pembelajaran holistik.
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak yang meliputi tiga indikator
dengan dua belas butir amatan yaitu makan dan minum sendiri, melepas dan
memakai baju sendiri, menaruh tasdan tempat minum sendiri, menyiapkan
makan dan minum sendiri, menyelesaikan tugas yang diberikan guru,
mengikuti kegiatan sesuai waktu yang ditentukan, datang sekolah tepat
waktu, mengikuti peraturan kelas, menjaga barang milik sendiri, menjaga
barang milik orang lain dan meminta maaf dan bertanggung jawab jika
melakukan kesalahan. Sebelum tindakan karakter kemandirian muncul 34%,
siklus I 43%, siklus II 57% dan siklus III 75%. Sedangkan karakter
kedisiplinan sebelum tindakan muncul 42%, Siklus I 50%, Siklus II 61% dan
siklus III 78%. Dan karaktertanggungjawab sebelum tindakan 32%, Siklus I
39%, Siklus II 54% dan siklus III 78%. Dri hasil diatas dapat dilihat
pertumbuhan karakter tumbuh dengan pemmbelajaran holistik.
Kedua menurut Siti Maesaroh dalam Skripsinya yang berjudul
Penerapan Strategi Pembelajaran Holistik dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VI SD Negeri
1Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Adapun hasil
dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa SD N I Dukupuntang terhadap
strategi pembelajaran Holistik cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan
prestasi belajar siswa yang meningkat dari setiap siklusnya, perolehan pada
pra siklus jumlah siswa yang mencapai KKM 8 siswa dengan nilai rata-rata
49,6 dan persentase ketuntasannya 18,6%, pada siklus I jumlah siswa yang
mencapai KKM 10 siswa dengan nilai rata-rata 72,1 dan persentase
ketuntasan siswa 23,2%, pada Siklus II siswa yang mencapai KKM 23 siswa
dengan nilai rata-rata 73,1 dan persentase ketuntasannya 53,4%,dan pada
-
30
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
siklus III siswa yang yang mencapai KKM 43 siswa dengan nilai rata-rata 78
dan persentase ketuntasannya 100%.
Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan yaitu mempunyai
kesamaan dengan peneliti yang peneliti kaji yaitu tentang model
pembelajaran Holistik. Namun, perbedaannya peneliti lbih menitik beratkan
terhadap peningkatan keterampilan menulis narasi dan nantinya proses yang
akan dilakukan berbeda dengan peneliti diatas.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang
dihadapi yang kebenaran nya telah diuji. Berdasarkan rumus penelitian, maka
peneliti dapat merumuskan hipotesa bahwa penggunaan model pembelajaran
Holistik dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas V Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi.
-
31 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas seara bersamaan, tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Suharsimi, Arikunto,
Suhardjono, Supardi, 2002, hal.03).
Adapun bentuk dari desain atau rancangan penelitian adalah sebagai
berikut:
1) Rencana awal, sebelum mengadakan penelitian penyusunan perumusan
masalah, tujuan dan membantu rencana tindakan termasuk didalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran
2) Pelaksanaan dan pengamatan meliputi tindakan yang akan dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil dari diterapkannya model pembelajaran.
3) Refleksi peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembaga pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4) Rencana yang direfisi, berdasarkan hasil refleksi penelitian membuat
rancangan yang direfisi untuk siklus yang berikutnya.
Jadi yang dimaksud desain dalam penelitian tindakan kelas merupakan
bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas di tempat ia
mengajar yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas proses belajar dikelas.
-
32
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
B. Setting dan Subjek Penelitian
Hal yang dimaksud dengan setting atau latar penelitian adalah keadaan
lokasi tempat penelitian berlangsung, meliputi situasi fisisk, keadaan siswa,
suasana,serta hal-hal lain yang banyak berpengaruh terhadap tidakan yang
dilakukan oleh guru ketika penelitian tindakan berlangsung. Setting penelitian
sangat perlu dikemukakan dalam laporan penelitian, agar pembaca dapat
membayangkan seperti apa setting tersebut, untuk mengantisipasi apabila ada
hasil yang berbeda dengan keadaan yang diharapkan(Suharsimi Arikunto,
2015, hal.76).
1. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 116/IV Kota
Jambi, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V terdiri dari 28 orang, 15 orang laki-
laki dan 13 orang perempuan. Sumber siswa dari data SD Negeri 116/IV
Kota Jambi
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber data dan jenis data
a) Sumber Data
1) Siswa kelas V
2) Seorang peneliti (observasi)
3) Seorang guru mata pelajaran atau guru wali kelas SDN 116/IV Kota
Jambi
b) Jenis Data
Jenis data yang diperoleh selama penelitian meliputi daa kuantitatif
dan data kualitatif yang terdiri dari:
1) Data observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
2) Hasil belajar siswa
-
33
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa tau teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2011, hal.224).
a. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1) Teknik Observasi
Observasi di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap objek di tempat terjadi
dan berlangsung peristiwa, sehingga observasi bersama objek yang
diteliti (Margono 2003, hal.27).
Observasi dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan. Dalam
observasi peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas siswa,
motivasi belajar siswa, perhatian siswa dan pemahaman siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Pengambilan data tersebut dengan
menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai
pengamat dan guru pelaksana. Hasil observasi ini akan memberikan
gambaran berhasil atau tidaknya pelaksanaan tindakan.
Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan
sesuai dengan skenario yang telah disusun bersama, perlu dilakukan
evaluasi. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketercapaian sasaran pembelajaran yang dihadapkan. Observasi yang
dilakukan pada penelitian ini menggunakan observasi pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran
Holistik dalam pembelajaran menulis Narasi siswa kelas V SD Negeri
116/IV Kota Jambi
-
34
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
2) Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumentasi akan mendukung teknik
pengumpulan data yang lain sehingga data tersebut lebih dapat
dipercaya keasliannya. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi
merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui dokumen-
dokumen selama penelitian. Dokumen menurut Sugiyono (2010: 240),
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat
berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan:
a. Keadaan guru di SDN 116/IV Kota Jambi
b. Keadaan siswa di SDN 116/IV Kota Jambi
c. Struktur organisasi SDN 116/IV Kota Jambi
d. Keadaan sarana dan prasarana SDN 116/IV Kota Jambi
3) Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dengan
melakukan tanya jawab terhadap responden atau orang menjadi sumber
data. Teknik wawancara terdiri dari wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang sudah
direncanakan sebelumnya, sehingga dalam wawancara ini
membutuhkan pedoman wawancara. Wawancara tidak terstruktur
merupakan wawancara yang dilakukan secara spontan atau tanpa
direncanakan sebelumnya guna menemukan data-data yang tidak
terduga.
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan
guru kelas V dalam memperoleh data-data kondisi awal siswa.
Wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan guru kelas V maupun
siswa secara langsung.
-
35
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
4) Tehnik Tes
Teknik tes dilakukan untuk mengukur tingkat keterampilan
menulis siswa. Jenis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes
menulis berdasarkan tema tertentu. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan
Darmiyati Zuchdi (1999: 270) tes menulis berdasarkan tema tertentu
dilakukan dengan cara disajikan sebuah atau beberapa topik dan siswa
diminta membuat karangan bersadarkan topik yang telah ditentukan.
Tes diberikan pada setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan dari sebuah pembelajaran setelah
digunakannya model pembelajaran Holistik. Idilihat dari per-siklus, dari
siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan maka dapat
disimulasikan bahwa model pembelajaran Holistik dalam pembelajaran
dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis narasi.
b. Instrument Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan peneliti
dalam mengumpilkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, cermat, lengkap, sistematis sehingga mudah diolah. (Sugiyono,
2011, hal.222).
Instrument pengumpulan data dalam PTK (Penelitian Tindakan
Kelas) ini meliputi observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi
sebagaimana berikut ini:
1) Observasi: menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur tingkat
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
2) Tes: tes menulis berdasarkan tema tertentu dilakukan dengan cara
disajikan sebuah atau beberapa topik dan siswa diminta membuat
karangan bersadarkan topik yang telah ditentukan.
3) Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap tentang pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan model pembelajaran Holistik
-
36
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
4) Dokumentasi: mennggunakan hasil pengamatan, silabus, dan RPP.
D. Prosedur Penelitian Tindakan
Mengikuti alur desain merupakan salah satu ciri dari penelitian tindakan
kelasnya dipraktekkan di kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini akan
dilakukan 3 siklus. Pada siklus I akan menjadi landasan untuk pelaksanaan
siklus II, siklus II akan menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus III, an
hasil dari siklus III adalah hasil penelitian tindakan kelas.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: (Arikunto, Suharsimi dkk. 2008, hal.16)
Perencanaan
pembelajaran
Tindakan dan observasi Refleksi Siklus I
Evaluasi/analisis
Perencanaan
pembelajaran
Siklus II
Evaluasi/analisis
Perencanaan
pembelajaran
Siklus III
Evaluasi/analisis
Tindakan dan observasi
Tindakan dan observasi
Reflesi
Hasil
penelitian
-
37
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Langkah awal sebelum tindaan dilaksanakan, terlebih dahulu penelitian
melakukan kegiatan pratindakan. Kegiatan pada pratindakan tersebut,
dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum tindakan. Pada
tahappratindakan atau tahap awal ini penelitian mengamati proses kegiatan
belajar mengajar (KBM) berupa aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas
siswa didalam belajar yang terjadi di dalam kelas V. Tahapan penelitian
direncanakan didalam III siklus, dimana setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan yang tahapannya sebagai berikut:
1. Siklus I
Siklus pertama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
atau observasi dan refleksi yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi penetapan fokus masalah hingga
perencanaan tindakan. Lebih jelasnya langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Menemukan masalah yang ada di lapangan. Pada langkah ini peneliti
melakukan wawancara dengan wali kelas serta observasi langsung di
dalamnkelas. Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran awal
keterampilan menulis narasi siswa kelas IV. Setelah menemukan
masalah yang ada, peneliti menganalisis dan merumuskan masalah
sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat untuk masalah tersebut.
2) Menyusun rencana penelitian. Peneliti menyusun rencana tindakan
menyeluruh yang berupa siklus tindakan. Perencanaan yang dibuat
masih bersifat terbuka terhadap perubahan dalam pelaksanaannya.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksana tindakan adalah guru
kelas dan peneliti sebagai pengamat. Pelaksana melaksanakan
pembelajaran berdasarkan skenario dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Guru melaksanakan
-
38
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
langkah-langkah dalam pembelajaran. Langkahlangkah pembelajaran yang
dilakukan sebagai berikut.
1) kegiatan awal
a) salam
b) Berdoa
c) Guru melaksanakan apersepsi
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Siswa memperoleh teks cerita narasi yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari siswa untuk dianalisis.
b) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi tentang tema dan
penulisan
c) ejaan dalam teks cerita narasi.
d) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai cara menulis narasi
yang benar melalui contoh.
e) Siswa mencari pengalaman kehidupan sehari-hari yang berkesan
untuk dijadikan bahan tulisan.
f) Siswa berlatih menyusun dan mengembangkan kerangka
karangan berdasarkan kegiatan sehari-hari siswa.
g) Siswa mendapatkan kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum
3) Kegiatan akhir
b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan
c) Siswa diberikan tugas untuk membuat tulisan narasi yang utuh.
d) Siswa bersama dengan guru membahas tulisan narasi yang dibuat
siswa.
e) Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran
yang dilakukan.
-
39
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Observasi dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan. Dalam
observasi peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas siswa, motivasi
belajar siswa, perhatian siswa dan pemahaman siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengambilan data tersebut dengan
menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai
pengamat dan guru pelaksana. Hasil observasi ini akan memberikan
gambaran berhasil atau tidaknya pelaksanaan tindakan.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan dasar dalam melakukan tindakan
selanjutnya. Proses refleksi dilakukan dengan mengumpulkan data-data
yang diperoleh selama penelitian, kemudian dilakukan tindak lanjut
dengan melakukan analisis dan interpretasi. Berdasarkan hasil analisis dan
interprestasi tersebut, hasil yang diperoleh belum mencapai tujuan yang
diharapkan maka peneliti dan observer melakukan langkah-langkah
perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi, jika hasil
sesuai dengan yang diharapkan maka penelitian dapat dianggap berhasil
dan penelitian dapat dihentikan.
2. Siklus II
Siklus kedua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
atau observasi dan refleksi yaitu sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan
Penelitian membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama.
b. Tahap pelakasanaan
Guru melaksanakan pembelajaran ber