penerapan model logan avenue problem solving- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ghana...

12
PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- HEURISTIC DENGAN TEKNIK OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MA’ARIF NU TUGUMULYO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ARTIKEL JURNAL OLEH: GHANA MISBAHUL KHOIR NPM 4013047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2017

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING-

HEURISTIC DENGAN TEKNIK OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MA’ARIF NU TUGUMULYO

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

ARTIKEL JURNAL

OLEH:

GHANA MISBAHUL KHOIR

NPM 4013047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2017

Page 2: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika

PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING-

HEURISTIC DENGAN TEKNIK OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MA’ARIF NU TUGUMULYO

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

Ghana Misbahul Khoir, S.Pd.1

Idul Adha, M.Pd.2 dan Yufitri Yanto, M.Pd.Mat.3

Email: [email protected]

ABSTRACT

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Logan Avenue Problem Solving-Heuristic

dengan Teknik Open Ended pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII

SMP Ma’arif NU Tugumulyo Tahun Pelajaran 2017/2018”. Masalah dalam

penelitian ini adalah apakah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

kelas VIII SMP Ma’arif NU Tugumulyo setelah diterapkan model pembelajaran

LAPS-Heuristik dengan teknik open ended dikategorikan baik. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu yang dilaksanakan tanpa

adanya kelas pembanding. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Ma’arif NU Tugumulyo Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 54 siswa dan

sebagai sampel adalah kelas VIII.A dengan 26 siswa. Pengumpulan data

dilakukan dengan teknik tes berupa soal essay yang memuat indikator-indikator

kemampuan pemecahan masalah matematika. Data yang terkumpul dianalisis

menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil hasil uji-t tes akhir diperoleh nilai thitung =

6,8939. Pada derajat kebebasan dk = n – 1 = 25 dan α = 0,05 diperoleh ttabel =

1,708. Maka thitung > ttabel (6,8939 > 1,708) artinya H0 ditolak dan Ha diterima.,

sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa kelas VIII SMP Ma’arif NU Tugumulyo Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah

penerapan model Logan Avenue Problem Solving-Heuristic dengan Teknik Open

Ended secara signifikan dalam kategori baik. Rata-rata nilai kemampuan

pemecahan masalah matematika setelah dilakukan penerapan model Logan

Avenue Problem Solving-Heuristik dengan Teknik Open Ended sebesar 79,1

dengan kategori baik.

Kata kunci: penerapan model LAPS-heuristic, open ended, kemampuan

pemecahan masalah matematika.

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif

mengkonstruksi pengetahuan matematika. Pengetahuan matematika akan lebih

baik jika siswa mampu mengkonstruksi melalui pengalaman yang telah mereka

miliki sebelumnya dalam pembelajaran matematika. (NCTM, 2000: 29)

memaparkan lima standar kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa,

Page 3: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

3

meliputi kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan

penalaran (reasoning), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan

koneksi (connection), dan kemampuan representasi (respresentation).

Dari lima standar kemampuan matematika tersebut menurut Hudojo (dalam

Wahyuni, 2015:143) kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu hal yang

sangat esensial di dalam pembelajaran matematika, dengan alasan: (1) siswa

menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan, kemudian menganalisanya

dan akhirnya meneliti hasilnya; (2) kepuasan intelektual akan timbul dari dalam;

(3) potensi intelektual siswa meningkat; dan (4) siswa belajar bagaimana

melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan. Oleh karena

itu, kemampuan ini perlu ditumbuhkembangkan secara optimal pada diri siswa.

. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP

Ma’arif NU Tugumulyo yang berjumlah 15 orang siswa yang diberikan soal

pemecahan masalah hanya ada satu orang yang dikategorikan baik yaitu dengan

mendapat nilai > 70,00.

Menurut Delyana (2015:26) ada beberapa permasalahan yang menjadi

penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Pertama, siswa

belum mampu berpikir secara mandiri dalam memecahkan masalah, sehingga

mereka tidak percaya diri dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Kedua,

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah belum berkembang secara

optimal, siswa kurang mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan

materi yang mereka pelajari, meskipun guru telah berusaha menuntun siswa

menyelesaikannya.

Dari uraian di atas salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika, sehingga siswa memiliki rasa ketertarikan terhadap materi pelajaran

khususnya matematika adalah model LAPS (Logan Avenue Problem Solving)-

Heuristik dengan teknik open ended. Model pembelajaran ini diharapakan dapat

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa. LAPS-Heuristik

merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang berlandaskan paradigma

konstruktif. Kegiatan pembelajaran dalam model LAPS-Heuristik cenderung

perpusat pada siswa dimana siswa diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri, yaitu bermula dari mengetahui tentang apa masalahnya,

adakah alternatifnya, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana

sebaiknya mengerjakannya (Wahyuni, 2015:144).

Dari uraian di atas salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika, sehingga siswa memiliki rasa ketertarikan terhadap materi pelajaran

khususnya matematika adalah model LAPS (Logan Avenue Problem Solving)-

Heuristik dengan teknik open ended.

Berdasarkan kondisi di atas, penulis melakukan suatu penelitian berjudul

“Penerapan Model Logan Avenue Problem Solving-Heuristic dengan Teknik

Open Ended pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Ma’arif NU

Tugumulyo Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Page 4: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika

LANDASAN TEORI

Model Pembelajaran LAPS-Heuristik dengan Teknik Open Ended.

Menurut Nurdin (dalam Shoimin, 2016:96), menjelaskan bahwa Heuristic

adalah suatu penuntun berupa pertanyaan yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu masalah. Heuristik berfungsi mengarahkan pemecahan masalah (dalam hal

ini siswa) untuk menemukan solusi dari masalah yang diberikan. Menurut

Shoimin (2016:96), bahwa model Logan Avenue Problem Solving adalah

rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam solusi masalah. Dalam

(Wahyuni, 2015:144) LAPS-Heuristik merupakan model pembelajaran yang

menuntun siswa dalam pemecahan masalah dengan kata tanya apa masalahnya,

adakah alternatif pemecahannya, apakah bermanfaat apakah solusinya dan

bagaimana sebaiknya mengerjakan.

Sedangkan teknik open ended sendiri menurut pendapat Sudiarta dalam

(Lambertus, 2013:75), open ended dapat dirumuskan sebagai masalah atau soal-

soal matematika yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga memiliki beberapa

atau bahkan banyak solusi yang benar, dan terdapat banyak cara untuk mencapai

solusi itu. Hal ini sejalan dengan pendapat Paduppai dan Nurdin dalam

(Lambertus, 2013:75) open ended merupakan pembelajaran yang membangun

kegiatan interaktif antara matematika dan siswa, sehingga mengundang mereka

untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.

Jadi, model pembelajaran LAPS-Heuristik dengan teknik open ended adalah

model pemecahan masalah matematika yang menekankan pada pencarian

alternatif-alternatif yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan

untuk menyelesaikan masalah terbuka yang sedang dihadapi, kemudian

menentukan banyak alternatif yang akan diambil sebagai solusi, dan memberikan

kesimpulan dari masalah tersebut.

Langkah-langkah Model Pembelajaran LAPS-Heuristik dengan Teknik

Open Ended

Langkah-langkah model pembelajaran LAPS-heuristik dengan teknik open

ended, yaitu: a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

membagi siswa dalam beberapa kelompok, b) Guru memberikan masalah terbuka

kepada siswa, dimana masalah tersebut memiliki lebih dari satu jawaban atau

metode penyelesaian, c) Siswa membuat perencanaan untuk menyelesaikan

masalah yang telah dipahami secara kelompok, d) Siswa menemukan pola untuk

mengontruksi permasalahan sendiri dan melakukan diskusi kelompok agar dapat

memunculkan ide pada tiap siswa sehingga nantinya kreatifitas siswa akan

meningkat, e) Siswa menemukan pola untuk mengontruksi permasalahan sendiri

dan melakukan diskusi kelompok agar dapat memunculkan ide pada tiap siswa

sehingga nantinya kreatifitas siswa akan meningkat, f) Siswa menyelesaikan

masalah dengan banyak cara penyelesaian melalui kegiatan eksplorasi, g)

Diharuskan siswa mengecek kembali bagaimana suatu rencana tadi bisa

menyelesaikan masalah agar dapat mengetahui kebenaran dari suatu jawaban

tersebut dan bisa mengambil kesimpulan.

Page 5: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

5

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran LAPS-Heuristik dengan

Teknik Open Ended

Kelebihan model pembelajaran LAPS-heuristik dengan teknik open ended

adalah Dapat menimbulkan keingintahuan dan adanya motivasi menimbulkan

sikap kreatif, Mengajak siswa memiliki prosedur pemecahan masalah, mampu

membuat analisis dan sintesis, dan dituntut untuk membuat evaluasi terhadap hasil

pemecahannya. Kelemahan model pembelajaran LAPS-heuristik dengan teknik

open ended adalah Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka

akan merasa enggan untuk mencoba, Manakala siswa tidak memiliki minat atau

tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk

dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba, Manakala siswa

tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang

dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk

mencoba.

Kemampuan Pemecahan Masalah

Dalam pembelajaran matematika, Kemampuan pemecahan masalah

merupakan suatu tujuan yang hendak dicapai. Hal ini juga disampaikan

Suherman, dkk dalam (Fatimah, dkk 2015: 4) bahwa pemecahan bahwa

pemecahan masalah matematika merupakan bagian kurikulum matematika yang

sangat penting karena dalam proses pembelajarannya atau penyelesaiannya, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkannya pada pemecahan masalah

soal yang bersifat tidak rutin. Menurut Sumarno dalam (Sumartini, 2016: 13)

pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui

untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Sedangkan Kesumawati (dalam Mawaddah, 2015: 167) menyatakan

kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan megidentifikasi

unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan,

mampu membuat atau menyusun model matematika, dapat memilih dan

mengembangkan strategi pemecahan, mampu menjelaskan dan memeriksa

kebenaran jawaban yang diperoleh.

Berdasarkan uraian tersebut, kemampuan pemecahan masalah dalam

matematika dipandang sebagai proses dimana siswa menemukan kombinasi

aturan-aturan atau prinsip-prinsip matematika yang telah dipelajari sebelumnya

yang digunakan untuk memecakan masalah.

a. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

Indikator pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Memahami masalah, 2) Merencanakan penyelesaian masalah, 3)

menyelesaikan masalah, 4) memeriksa kembali.

Pemberian skor pemecaha masalah dalam penelitian ini diadopsi dari

penskoran pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Sundawan (2014: 132),

seperti pada tabel 1

Page 6: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika

Tabel 1

Rubrik Penskoran Indikator Pemecahan Masalah Matematika No Indikator Deskripsi Skor

1 Memahami

masalah

Salah menginterpretasikan / salah sama sekali 0

Salah menginterpretasikan sebagian soal/mengabaikan soal 1

Memahami massalah soal selengkapnya 2

2

Merencanakan

penyeleasian

masalah

Tidak ada rencana, membuat rencana yang tidak relevan 0

Membuat rencana yang tidak dapat diselesaikan 1

Membuat rencana yang benar tetapi salh dalam hasil, tidak

ada hasil. 2

Membuat rencana yang benar tetapi belum lengkap 3

Membuat rencana sesuai dengan prosedur dan mengarahkan

pada solusi yang benar 4

3 Menyelesaikan

masalah

Tidak melakukan perhitungan 0

Melakukan prosedur yang benar dan mungkin menghasilkan

jawaban yang benar 1

Melakukan proses yang benar dan mendapatkan hasil yang

benar 2

4

Memeriksa

Kembali

Jawaban

Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan lain 0

Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas 1

Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat kebenaran proses 2

Nilai kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh kemudian

diklasifikasikan sesuai dengan tabel 2 berikut:

Tabel 2

Klasifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Nilai Klasifikasi

85,00 – 100 Sangat baik

70,00 – 84,99 Baik

55,00 – 69,99 Cukup

40,00 – 54,99 Kurang

0 – 39,99 Sangat kurang

(Mawaddah, 2015:170)

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

yang diajukan dalam penelitian (Trianto, 2011:310). Berdasarkan rumusan

masalah dan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “

kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas VIII SMP Ma’arif NU

Tugumulyo setelah diterapkan model pembelajaran LAPS-Heuristik dengan

teknik open ended dikategorikan baik”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen).

Eksperimen semu atau Quasi Eksperimen, yaitu suatu desain eksperimen yang

memungkinkan variabel sebanyak mungkin dari situasi yang ada. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran LAPS-Heuristik

dengan teknik open ended dan variabel terikat Kemampuan Pemecahan Masalah

Page 7: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

7

Matematik Siswa Kelas VIII SMP Ma’arif NU Tugumulyo. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test and post-test group, menurut

Arikunto (2010:124) dapat dituliskan dengan pola:

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Ma’arif

NU Tugumulyo tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari dua kelas dengan

jumlah populasi 54 siswa. Dalam penelitian ini sampel yang diambil dengan

menggunakan teknik sampel random. Dari dua kelas terpilih satu kelas yaitu kelas

VIII.A yang kemudian diberi perlakuan dengan model pembelajaran LAPS-

Heuristik dengan teknik open ended.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik

tes. Pada penelitian ini soal yang digunakan berbentuk tes berupa enam soal essay

yang mampu mengukur indikator kemampuan pemecahan masalah.

Teknik analisis data yang digunakn dalam penenlitian ini adalh dengan

langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan rata-rata skor dan simpangan

baku, (2) uji normalitas, (3) uji homogenitas. Kriteria pengujian jika thitung< ttabel

berarti terima Ho dan tolak Ha, untuk taraf kesalahan α = 0,05 dan derajat

kebebasan dk = n – 1 dan jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

dengan untuk taraf kesalahan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 1

(Sugiyono, 2016 : 99-100).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti dan dilaksanakan sesuai

dengan jadwal yang berlaku di sekolah. Sebelum melaksanakan penelitian

dilakukan uji coba instrumen di kelas IX yang berjumlah 28 siswa pada tanggal

18 Juli 2017, uji coba instrumen dilakukan untuk melihat validitas soal yang akan

digunakan, dari hasil uji coba instrumen yang dilakukan peneliti ada enam soal

yang dapat digunakan untuk pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan di

kelas VIII SMP Ma’arif NU Tugumulyo pada semester ganjil tahun pelajaran

2017/2018.

Data Hasil Pre-Test

Kemampuan awal diperoleh melalui tes berupa soal essay yang memuat

indikator-indikator kemampuan pemecahan masalah. berdasarkan tabel hasil pre-

test sebagai berikut table 3

Tabel 3

Hasil Pre-Test Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Nilai Klasifikasi Jumlah Siswa

85,00 – 100 Sangat baik -

70,00 – 84,99 Baik -

55,00 – 69,99 Cukup -

40,00 – 54,99 Kurang -

0 – 39,99 Sangat kurang 26

O1 X O2

Page 8: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika

Dari 26 siswa yang mengikuti pre-test, 100% siswa atau seluruh siswa

mendapatkan nilai yang masuk dalam katagori kemampuan pemecahan masalah

matematika sangat kurang.

Data Hasil Post-Test

Pelaksanan post-test berfungsi untuk mengetahui kemampuan pemecahan

masalah matematika akhir siswa terhadap materi operasi aljabar setelah diberi

perlakuan dengan menggunakan model LAPS-Heuristic dengan teknik open

ended. Dengan hasil post-test seperti tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil Post-Test Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Nilai Klasifikasi Jumlah Siswa

85,00 – 100 Sangat baik 3

70,00 – 84,99 Baik 22

55,00 – 69,99 Cukup 1

40,00 – 54,99 Kurang -

0 – 39,99 Sangat kurang -

Berdasarkan data tes akhir dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah diberikan perlakuan

pembelajaran menggunakan model LAPS-Heuristik dengan teknik open ended.

Dari skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah tes awal sebesar 10,77 dengan

nilai 17,95 setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model LAPS- Heuristik

dengan teknik open ended sebesar 47,46 dengan nilai 79,1. Sehingga terdapat

peningkatan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 36,69

atau jika dikonversikan dengan nilai sebesar 61,15.

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematika awal dan

kemampuan pemecahan masalah matematika akhir dapat dilihat pada grafik 1.

PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan penelitian yang diawali dengan kegiataan pre-test yang

diikuti 26 siswa. Dari hasil analisis kemampuan data awal siswa diperoleh rata-

rata nilai pre-test sebesar 17,95. Pada tes awal ini terlihat kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa yang sangat kurang, yaitu dari 26 siswa yang

mengikuti tes awal, 100% siswa atau seluruh siswa tersebut memiliki kemampuan

pemecahan masalah matematika sangat kurang. Setelah diberikan pre-test,

0

20

40

60

80

PRE-TEST POST-TEST

10.77

47.46

17.95

79.1

SKOR

NILAI

Page 9: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

9

dilanjutkan dengan pembelajaran dengan menggunakan model LAPS-Heuristik

dengan teknik open ended.

Pada pertemuan pertama peneliti memiliki kendala untuk menuntun siswa

mendapatkan jawaban yang benar, karena siswa kurang menguasai materi aljabar

yang sudah dipelajari pada kelas VII. Hal ini terlihat dari ketidakmampuan siswa

menjawab pertanyaan peneliti mengenai membuat model matematika aljabar dari

suatu soal cerita, sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif karena siswa

sibuk bertanya dan berdiskusi dengan siswa yang lain.

Beberapa siswa juga terlihat sibuk melakukan kegiatan yang tidak berkaitan

dengan pembelajaran. Untuk mengatasinya, peneliti berkeliling kelas untuk

mengawasi jalannya pembelajaran dan membantu siswa yang kesulitan. Setelah

pemberian materi penjumlahan dan pengurangan aljabar peneliti membagi siswa

dalam kelompok untuk melakukan diskusi. Peneliti membagi empat kelompok

dalam setiap kelompok terdiri dari 6-7 dalam setiap kelompok memiliki ketua

kelompok yang peneliti pilih sesuai dengan peringkat yang siswa dapat pada

kenaikan kelas. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing

peneliti membagikan kartu soal berupa soal terbuka open ended yang memiliki

lebih dari satu cara dan jawaban yang benar yang memuat indikator pemecahan

masalah matematika. Kebanyakan siswa mengeluh dan tidak memiliki minat

untuk mengerjakan kartu soal tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin

(2016: 97), oleh karena itu peneliti memotivasi siswa agar mereka bisa berdiskusi

dengan baik dan menanyakan hal yang mereka tidak mengerti kepada peneliti.

Peneliti membimbing siswa dalam membuat perencanaan untuk menyelesaiakan

masalah.

Siswa diberi kesempatan untuk memunculkan ide masing-masing dalam

menjawab soal tersebut selanjutnya diskusikan dengan teman kelompoknya.

Peneliti berkeliling untuk membantu siswa atau kelompok yang mengalami

kesulitan dalam memecahkan persoalan matematika. Banyak jawaban dari setiap

kelompok tidak memenuhi indikator keempat yaitu memeriksa kembali oleh

karena itu peneliti membimbing dan memastikan bahwa jawaban yang diperoleh

siswa di periksa kembali dengan cara menjelaskan dan memeriksa kebenaran hasil

yang diperoleh agar dapat mengetahui kebenaran dari suatu jawaban persoalan

yang diberikan peneliti. Hal ini terjadi karena masalah yang disajikan pada model

LAPS-Heuristik dengan teknik open ended dengan kemampuan pemecahan

masalah merupakan masalah yang membutuhkan kemampuan berpikir cukup

tinggi, sehingga umumnya yang dapat mengikuti model pembelajaran dan

kemampuan pemecahan masalah tersebut dengan baik adalah siswa yang

tergolong berkemampuan tingkat tinggi pula. Namun peneliti selalu berusaha

untuk meminimalisirkan kendala-kendala tersebut dengan mengevaluasi tiap

pertemuan, seperti mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

kepada siswa.

Pada pertemuan kedua tanggal 04 Agustus 2017, peneliti memberikan materi

tentang perkalian, perpangkatan dan pembagian dalam bentuk aljabar di kelas

VIII.A berjumlah 26 siswa. Dengan kelompok yang sama seperti pada pertemuan

pertama. Setelah itu memberi kartu soal berupa materi perkalian, perpangkatan

dan pembagian dalam bentuk aljabar siswa telah mampu mengikuti pembelajaran

Page 10: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika

dengan baik. Kelompok satu dan kelompok dua sudah bisa dengan mandiri

membuat perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini

terbukti makin banyaknya siswa yang telah mampu menemukan pola dalam

memecahkan masalah matematika. Siswa mulai mengerti menyelesaikan contoh

soal yang memuat indikator kemampuan pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari

jalannya diskusi langkah-langkah dan jawaban siswa menyelesaikan kartu soal

yang memuat indikator kemampuan pemecahan masalah sudah cukup baik, hal ini

sesuai dengan pendapat Shoimin (2016: 97) walaupun dalam penyelesaian soal-

soal latihan tersebut masih ada kekeliruan terutama untuk indikator memeriksa

kembali hasil jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh peneliti, banyak

siswa langsung menuliskan kesimpulan, peneliti menjelaskan bahwa memeriksa

kembali adalah menjelaskan bagaimana suatu hasil tadi bisa diperoleh siswa

masih perlu dibimbing oleh peneliti.

Pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2017, peneliti

memberikan materi tentang pemfaktoran dalam bentuk aljabar di kelas VIII.A

berjumlah 26 siswa pada pertemuan ketiga ini hambatan-hambatan yang terjadi

pada pertemuan pertama dan kedua perlahan-lahan mulai mengalami perubahan

yang baik. Siswa sudah dapat bekerjasama dengan baik dalam berdiskusi kecil

untuk merumuskan jawaban yang diajukan oleh peneliti, siswa juga sudah mampu

merencanakan dan memecahkan masalah dengan baik dengan cara berdiskusi. Hal

ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ada

peningkatan dari pertemuan pertama dan kedua.

Setelah diberikan perlakuan menggunakan model LAPS-Heuristik dengan

teknik open ended pada kelas VIII.A diberikan tes akhir berupa post-test untuk

mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah adanya

perlakuan dengan model LAPS-Heuristik dengan teknik open ended. Berdasarkan

hasil tes akhir rata-rata nilai yang diperoleh siswa yaitu 79,1. Jadi, terdapat

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika pada tes awal dari rata-

rata sangat kurang yaitu 17,95 dan pada tes akhir rata-rata kemampuan pemecahan

masalah matematika termasuk dalam katagori baik yaitu 47,46 sehingga

peningkatan rata-rata nilai tersebut adalah 61,15 Persentase indikator kemampuan

pemecahan masalah hasil post-test setelah diterapkan model LAPS-Heuristik

dengan teknik open ended dapat dilihat pada tabel 4

Tabel 4

Persentase Kemampuan Pemecahan masalah Matematika Nilai Post-Test No Indikator Rata-rata Persentase (%)

1 Memahami masalah 3,57 68,58%

2 Merencanakan penyelesaian

masalah 6,90 66,34%

3 Menyelesaiakan masalah 3,07 58,97%

4 Memeriksa kembali jawaban 2,77 53,2%

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII.A SMP Ma’arif NU

Tugumulyo tahun pelajaran 2017/2018 setelah diterapkan pembelajaran dengan

Page 11: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

11

model LAPS-Heuristik dengan teknik open ended secara signifikan dalam

kategori baik. Setelah pembelajaran menggunakan model LAPS-Heuristik dengan

teknik open ended pada kelas eksperimen rata-rata nilai kemampuan pemecahan

masalah matematika sebesar 79,1 dengan katagori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Teknik Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Delyana, H. 2015. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Kelas VII Melalui Penerapan Teknik Open Ended. Lemma. 2(1), 26-

34

Fatimah, H.N.,dkk. 2015. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Pada Materi Perbandingan Dan Skala Dikelas VII di

MTS Negeri Model Limboto. Gorontalo: Tidak diterbitkan.

Lambertus. 2013. Penerapan Teknik Open Ended Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan

Matematika. 4(1), 73-82.

Mawaddah, S. 2015. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada

Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Generatif(Generatif Learning) Di SMP. EDU-MAT Jurnal Pendidikan

Matematika, 3(2), 166-175.

NCTM. 2000. Principles and Standart For School Mathematics. ISBN 0-87353-

480-8

Shoimin, A. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. 2016. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumartini, T.S. 2016. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal mushorafa. 8(3), 11-

21.

Sundawan, M.D. 2014. Pengaruh model pembelajaran kontruktivisme terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Jurnal Euclid. 1(2), 60-

136

Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi

Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group.

Page 12: PENERAPAN MODEL LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Ghana Misbahul... · 2017-10-09 · penerapan model logan avenue problem solving- heuristic

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika

Wahyuni, S. 2015. Pengembangan Karakter Kedisiplinan dan Kemampuan

Pemecahan Masalah Melalui Model LAPS Heuristik Materi Lingkaran

Kelas-VIII. Unnes Journal Of Mathemtics Education. 4(2), 143-148