penerapan model contextual teaching and learning (ctl ...€¦ · metode penelitian 3.1 jenis...
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi, dimana guru bertindak
sebagai pelaksana pembelajaran dan peneliti sebagai observer. Menurut
Arikunto (2010: 47-48) Penelitian tindakan kelas kolaborasi yaitu penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam kelompok 2(dua) orang. Adapun
perencanaanya meliputi:
a. Model tindakan yang digunakan.
b. Panduan yang akan diberikan kepada siswa.
c. Jadwal pelaksanaan.
d. Model pengamatan dan lembar yang akan digunakan.
e. Bagaimana model refleksi yang akan dilakukan.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas 5 SD
Negeri Tegalrejo 03 yang terletak di Desa Karang Kepoh No.1 Kecamatan
Argomulyo Salatiga. Lokasi sekolah ini berada dilingkup rumah penduduk
serta pinggir pasar dan terminal pasar sapi.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subyek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa di kelas 5 SD
Negeri Tegalrejo 03 Kecamatan Argomulyo Salatiga, semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015 dengan kolaborator guru kelas yaitu ibu Yunita Aen
.A, S.Pd. Dari wawancara dengan guru kelas 5, didapat data siswa dengan
jumlah 24 siswa yang teridiri atas 14 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan, Karakteristik siswa kelas 5 ini adalah berumur antara 9 tahun
sampai 10 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit/ nyata. Adapun
25
kendala yang dialami dalam pembelajaran yakni kurangnya keaktifan
siswa serta rendahnya hasil belajar IPA. Dari data hasil belajar IPA
semester 1, didapat data dari 24 siswa hanya 9 siswa atau 37,5% siswa
yang tuntas, sedangkan 15 siswa yang belum tuntas atau 62,5% belum
memenuhi KKM yang ditentukan sekolah yakni 70.
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada semester II tahun ajaran
2014/2015 dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang
diperkirakan pelaksanaannya pada bulan Maret 2015 sampai selesai.
Adapun pengalokasian waktu pelaksanaan tindakan dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian 2014/2015
No Pelaksanaan
Penelitian
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas
3 Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2
4
Siklus 1 Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi Refleksi
5
Siklus 2
Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi
6 Pelaporan
26
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Slameto (2012: 138) variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor
yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Variabel penelitian
tindakan kelas ini ada tiga yaitu variabel bebas, variabel terikat pertama dan
variabel terikat kedua. Variabel bebasnya yaitu pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL), variabel terikat/dependen
pertamanya yaitu keaktifan dan variabel terikat yang kedua adalah hasil
belajar .
3.3.1 Variabel keaktifan
Dalam penelitian ini yang menjadi Y1 adalah keaktifan siswa.
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar
yang harus dipahami, dan dikembangkan setiap guru dalam proses
pembelajaran. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang didalamnya
siswa dapat berperan aktif, maka pembelajaran harus berpusat pada siswa,
dimana siswa dituntut untuk menemukan pengetahuan sendiri secara lebih
luas, lebih dalam dan lebih maju. Menurut Asmani (2013: 77-79) ada
beberapa aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar aktif, yaitu:
Ada 4 aspek dalam keaktifan yaitu:
a. Pengalaman
b. Interaksi
c. Komunikasi
d. Refleksi
3.3.2 Variabel Hasil Belajar
Dalam penelitian ini yang menjadi Y2 adalah hasil belajar. Hasil
belajar adalah. hasil yang di peroleh siswa dari seluruh potensi yang
dimilikinya yang meliputi kemampuan kognitif setelah proses
pembelajaran berlangsung atau pada saat evaluasi yang biasanya di
tunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru setiap selesainya pokok
bahasan yang telah di sampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis.
27
3.3.3 Variabel Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Model
pembelajaran yakni Contextual Teaching and learning (CTL). Contextual
Teaching and learning (CTL) adalah model dalam pembelajaran yang
membantu guru dalam mengkaitkan materi pembelajaran yang
diajarkanya dengan kehidupan sehari-hari siswa, baik dalam lingkungan
sekolah ataupun di dalam lingkungan masyarakat
3.4 Rencana Tindakan
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Model
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Tahapan Pelaksanaan PTK.
Tahapan pelaksanaan PTK ini terdapat empat tahap meliputi: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi (Arikunto,
2010: 17). Model tahapan pelaksanaan PTK dapat dilihat gambar 3.1:
Gambar 3.1 Model Tahapan-Tahapan Pelakasanaan PTK
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
?
28
Berdasarkan gambar 3.1 penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I
dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan
mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu
pengamatan/observasi mengenai jalanya tindakan dalam pembelajaran, setelah
tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil
refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada
tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II
yang pelaksanaanya sama pada Siklus I. Masing-masing siklus diakhiri
dengan evaluasi.
3.4.1 Siklus 1
3.4.1.1 Perencanaan
Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh
perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan siswa dengan model Contextual Teaching and
Learning (CTL).
Langkah-langkah perencanaan untuk siklus I sebagai berikut :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang
sesuai dengan materi.
2) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
3) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan.
4) Menyiapkan LKS untuk siswa.
5) Menyiapkan lembar observasi.
6) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa
29
3.4.1.2 Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran.
b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa pada situasi belajar yang
kondusif
c. Guru mengadakan apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan
awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 orang.
f. Guru memcontohkan/membagikan sebuah model/alatperaga
dan LKS pada setiap kelompok.
2. Kegiatan Inti Tabel 3.2
Tahap-Tahap Proses Pembelajaran Menggunakan Model CTL
No. Tahap CTL 1 Kontruktivisme
(Constructivism) 2 Menemukan (Inquiry) 3 Bertanya (Questioning) 4 Masyarakat belajar
(Learning Community) 5 Pemodelan (Modelling) 6 Refleksi (Reflection)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membahas kesimpulan pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan tes akhir.
c. Guru menutup pelajaran.
3.4.1.3 Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh
peneliti dengan kolaborasi guru mengenai implementasi kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Jalannya proses kegiatan belajar mengajar yang meliputi dari
30
kegiatan awal, inti dan akhir, dilaksanakan setiap siklus pada
pertemuan 1 dan 2 yang dibantu oleh peneliti untuk melakukan
monitoring pelaksanaan pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi
yang meliputi observasi kegiatan pembelajaran/KBM guru dan siswa
serta observasi keaktifan siswa.
3.4.1.4 Refleksi
1) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.
2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
3) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus
4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat
memperbaiki model yang dilakukan pada siklus I.
3.4.2 Siklus II
Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama
seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan
dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian.
Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada
siklus sebelumnya untuk itu diharapkan agar perbaikan ini mencapai semua
indikator keberhasilan yang di tentukan oleh peneliti.
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis pengumpulan data yang diperlukan yaitu :
1. Peningkatan keaktifan melalui kegiatan pembelajaran melalui penerapan
model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran IPA.
Teknik pengumpulan data melalui lembar observasi mengenai kegiatan
guru dan siswa serta keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar
dikelas, dan dokumentasi pembelajaran yang diambil oleh observer yang
kemudian dianalisis secara deskiptif kualitatif.
31
2. Peningkatan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data melalui tes
evaluasi yang dibuat guru dalam penelitian ini. Data ini kemudian
dianalisis secara kuantitatif.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk
observasi dan tes.
1. Observasi
Menurut (Slameto: 166) observasi atau pengamatan merupakan
aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Dalam
konteksnya metode ini digunakan untuk mengetahui tentang pengajaran
guru dan siswa didalam kelas, sehingga bisa dilihat di dalam pelaksanaan
pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang
diharapkan. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang
ditentukan peneliti.
Pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana implementasi
model pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning (CTL), adapun kisi-kisi pada lembar observasi kegiatan
pembelajaran guru dan siswa serta keaktifan dapat dilihat pada tabel.
32
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi KBM Guru
Tahap Pembelajaran
Aspek Yang Diamati Pada Guru No Item
Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran. 1-6 2. Guru membimbing siswa merapikan tempat
duduk dan siap mengikuti pelajaran. 3. Guru memberi tahu mengenai kegiatan yang
akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran.
5. Guru membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 anak.
6. Guru bertanya jawab tentang kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
1. Kontruktivisme (constructivism), Menemukan (inquiry)
7. Guru membimbing siswa dalam kelompok melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran secara lebih kongkrit, setelah melakukan pengamatan .
7-17
8. Guru membimbing siswa mengaitkan materi dari pengalaman siswa sehari-hari.
2. Tahap Menemukan (Inquiry)
9. Guru membimbing siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri.
10. Guru membimbing siswa bersama kelompoknya menganalisis dalam memecahkan masalah dan dalam menyajikan atau mengisi lembar jawab.
3. Tahap Bertanya (Questioning)
11. Guru membimbing siswa mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan nyata.
12. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebagai respon.
4. Tahap Masyarakat belajar (Learning Community)
13. Guru membimbing siswa saling bekerjasama, bertukar ide, berbagi pengalaman pada waktu diskusi kelompok.
33
5. Tahap Pemodelan (Modelling)
14. Guru menampilkan sebuah model atau bisa menggunakan alat peraga untuk diamati oleh siswa.
15. Guru memberikan petunjuk cara mengerjakan tugas kepada siswa.
6. Tahap Refleksi (Reflection)
16. Guru membimbing siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan siswa mencatat kembali apa yang telah dipelajari.
7. Tahap Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)
17. Guru melakukan penilaian akhir dengan memberikan soal tes sesuai dengan kompetensi.
Kegiatan Akhir 18. Tindak lanjut/PR diberikan kepada siswa. 18-20 19. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan
pendapat mereka tentang pembelajaran hari ini. 20. siswa dan guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
34
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi KBM/Keterlibatan Siswa
Tahap Pembelajaran
Aspek Yang Diamati Pada Peserta Didik No Item
Kegiatan Awal 1. Siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.
1-6
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
4. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran.
5. Siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 anak.
6. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan – kegiatan dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti 8. Kontruktivisme
(constructivism), Menemukan (inquiry)
7. Siswa dalam kelompok melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran secara lebih kongkrit, setelah melakukan pengamatan
7-17
8. Siswa mengaitkan materi dari pengalaman siswa sehari-hari.
9. Tahap Menemukan (Inquiry)
9. Siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri.
10. Siswa bersama kelompoknya menganalisis dalam memecahkan masalah dan dalam menyajikan atau mengisi lembar jawab.
10. Tahap Bertanya (Questioning)
11. Siswa mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan nyata
12. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebagai respon.
11. Tahap Masyarakat belajar (Learning Community)
13. Siswa saling bekerjasama, bertukar ide, berbagi pengalaman pada waktu diskusi kelompok
12. Tahap Pemodelan (Modelling)
14. Siswa dapat menampilkan dan mengamati sebuah model atau bisa menggunakan alat peraga.
15. Siswa memprhatikan petunjuk cara mengerjakan tugas dari guru.
35
13. Tahap Refleksi (Reflection)
16. Siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan siswa mencatat kembali apa yang telah dipelajari.
14. Tahap Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)
17. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
Kegiatan Akhir 18. Siswa menerima tindak lanjut/PR dari guru . 18-20 19. Siswa menyampaikan pendapat mereka tentang
pembelajaran hari ini. 20. Siswa dan guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No. Aspek Keaktifan
Indikator Keaktifan Item
1 Pengalaman 1. melakukan pengamatan 2. membaca 3. membuat sesuatu
3
2 Interaksi 1. berdiskusi 2. mengajukan pertanyaan 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok
4
3 Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang
2. menceritakan/mempresentasikan 3. mendengarkan atau memberi
komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau
pendapat
5
4 Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran sendiri
1
Jumlah Item
13
36
2. Tes
Menurut (Slameto: 167) hakekat tes adalah sebagai alat ukur; tes
adalah prosedur pengukuran yang dirancang secara sistematis, untuk
mengukur indikator/kompetensi tertentu. Oleh Karena itu untuk mengukur
hasil belajar aspek kognitif yang digunakan peneliti adalah soal tes pilihan
ganda. Tes ini dilakukan setiap akhir siklus I dan siklus II. Adapun kisi-
kisi soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.6:
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA
(Siklus I)
Standar Kompeten
si
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk (Nomor
soal) Juml
ah Soal Pilihan
ganda 7.Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.4Mendeskripsikanproses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya 7.5Mendeskripsikan perlunya penghematan air
7.4.1 Menjelaskan pentingnya air. 7.4.2Menggambarkan proses daur air denganmenggunakan diagram atau gambar. 7.5.1Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air. 7.5.2 Melakukan pembiasaan
cara menghemat air.
1,17 2,3,4,5,8,9,10,11, 13,18,19 7,12,14, 15,16,20 6
2
11 6 1
Jumlah soal 20
37
Kisi- kisi soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.7:
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA
(Siklus II)
Standar Kompeten
si
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk (Nomor soal)
Jumlah Soal
Pilihan ganda
7.Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.6Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan 7.7Mengidentifikasibeberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)
7.6.1 Mengidentifikasi Berbagai peristiwa alam di indonesia 76.2 Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman pribadi atau laporan surat kabar/media lainnya tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus. 7.6.3 Mengidentifikasi dampak, serta penyebab dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan serta usaha untuk mencegah peristiwa alam (banjir,tanah longsor) 7.7.1Menjelaskan kegiatan manusia berkaitan dengan sumberdaya alam yang dapat mempengaruhi permukaan bumi, serta dampak dan cara menanggulangi kerusakan lingkungan.
2,5,8,16,18,19,20 4 6,7, 9,10 1,3,11,12 13,14,15,17
7
1
4
8
Jumlah soal 20
38
3.6 Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja adalah sebuah ukuran yang dipakai peneliti untuk
mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini
akan dikatakan berhasil apabila:
Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti pada
pembelajaran IPA kelas V Semester II Tahun 2014/2015 dengan menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan kriteria:
1. Penelitian keaktifan siswa berhasil jika seluruh atau 100% siswa mencapai
rata – rata skor indikator keaktifan x ≥10 atau dengan katagori keaktifan
siswa tinggi, dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa.
2. Penelitian berhasil jika hasil belajar seluruh atau 100% siswa mencapai
atau melebihi KKM yaitu 70.
3.7 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Tes
3.7.1 Uji Validitas
Sebelum dibagikan kepada siswa, terlebih dahulu soal evaluasi
tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. "Validitas
merupakan derajad sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur
(Borg dan Gall dalam Purwanto, 2011: 114). Adapun reliabilitas
berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur,
kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan
pengulangan, (Hopkins dan Antes dalam Purwanto, 2011: 154). Instrumen
dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen dapat
diketahui dengan bantuan SPSS 20. Untuk validitas berpedoman dengan
ketetapan R tabel. Menurut Naniek (2012: 344) tingkat validitas instrumen
dapat dilihat pada tabel 3.8:
39
Tabel 3.8 Rentang Indeks Validitas
No Indeks Interpretasi 1 0,81 - 1,00 Sangat tinggi 2 0,61 - 0,80 Tinggi 3 0,41 - 0,60 Cukup 4 0,21 - 0,40 Rendah 5 0,00 – 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan interpretasi mengenai uji validitas untuk mengukur
instrumen soal tes. Hasil dari uji coba soal tes evaluasi siklus I dapat
dilihat pada tabel 3.9:
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus I
No. Item Soal Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1 Soal 1 .693 Valid 2 Soal 2 .586 Valid 3 Soal 3 .166 Tidak Valid 4 Soal 4 .606 Valid 5 Soal 5 -.072 Tidak Valid 6 Soal 6 .513 Valid 7 Soal 7 .539 Valid 8 Soa 8 .577 Valid 9 Soal 9 .049 Tidak Valid 10 Soal 10 .527 Valid 11 Soal 11 .092 Tidak Valid 12 Soal 12 .166 Tidak Valid 13 Soal 13 .493 Valid 14 Soal 14 .049 Tidak Valid 15 Soal 15 .578 Valid 16 Soal 16 .542 Valid 17 Soal 17 -.085 Tidak Valid 18 Soal 18 .596 Valid 19 Soal 19 .017 Tidak Valid 20 Soal 20 .442 Valid 21 Soal 21 .467 Valid 22 Soal 22 .387 Valid 23 Soal 23 .435 Valid 24 Soal 24 .467 Valid 25 Soal 25 .629 Valid
40
26 Soal 26 .453 Valid 27 Soal 27 .515 Valid 28 Soal 28 .768 Valid 29 Soal 29 .030 Tidak Valid 30 Soal 30 .509 Valid
Dari hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel 3.9, dari 30
item soal didapat item 21 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid.
Untuk selanjutnya dari 21 item soal tersebut dipilih 20 soal yang akan di
pergunakan dalam penelitian ini.
Adapun hasil dari uji coba soal tes evaluasi siklus II dapat dilihat
pada tabel 3.10:
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II
No. Item Soal Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1 Soal 1 .642 Valid 2 Soal 2 .592 Valid 3 Soal 3 .230 Tidak Valid 4 Soal 4 .567 Valid 5 Soal 5 .558 Valid 6 Soal 6 .549 Valid 7 Soal 7 .558 Valid 8 Soal 8 .592 Valid 9 Soal 9 .532 Valid 10 Soal 10 .152 Tidak Valid 11 Soal 11 .617 Valid 12 Soal 12 .570 Valid 13 Soal 13 .575 Valid 14 Soal 14 .089 Tidak Valid 15 Soal 15 .567 Valid 16 Soal 16 .598 Valid 17 Soal 17 .570 Valid 18 Soal 18 .621 Valid 19 Soal 19 -.279 Tidak Valid 20 Soal 20 -.236 Tidak Valid 21 Soal 21 .575 Valid 22 Soal 22 .706 Valid 23 Soal 23 .575 Valid
41
24 Soal 24 .598 Valid 25 Soal 25 .609 Valid 26 Soal 26 .481 Valid 27 Soal 27 .609 Valid 28 Soal 28 -.279 Tidak Valid 29 Soal 29 .308 Tidak Valid 30 Soal 30 .620 Valid
Dari hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel 3.10, dari 30
item soal didapat item 23 soal valid dan 7 soal yang tidak valid. Untuk
selanjutnya dari 23 item soal tersebut dipilih 20 soal yang akan di
pergunakan dalam penelitian ini.
3.7.2 Uji Realibilitas
Menurut Arikunto (2006: 178) reabilitas menunjuk pada pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen.
Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif
stabil dan konsisten karena pengukuranya menghasilkan galat yang
minimal. Uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20. Menurut
Naniek (2012: 346) tolak ukur untuk menginterpretasikan koefisien
reliabilitas berdasarkan nilai alfa di interpretasikan pada tabel 3.11:
Tabel 3.11 Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi 1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 – 0,60 Reliabel 3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel 5 < 0,20 Kurang reliabel
Berdasarkan uraian tentang koefisien realibilitas dan katagori soal
pada tabel 3.11 diketahui bahwa realibilitas sebagai alat untuk mengukur
konsistensi item soal. Hasil reliabilitas dari uji coba soal evaluasi siklus I
dapat dilihat pada tabel 3.12:
42
Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Instrumenn Soal Evaluasi Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.887 30
Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,887
yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas sangat reliabel.
Selanjutnya hasil reliabilitas dari uji coba soal evaluasi siklus II dapat
dilihat pada tabel 3.13:
Tabel 3.13 Reliabilitas Instrumenn Soal Evaluasi Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.915 30
Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,915
yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas sangat reliabel.
3.8 Analisis Data
Didalam sebuah penelitian analisis data merupakan tahap yang
penting, karena dengan analisis data, dapat mengetahui gambaran hasil dari
sebuah penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif. Menurut Arikunto dalam wiwik, (2011: 58)
mengatakan bahwa analisis data kualitatif tentu harus dinyatakan dalam
sebuah predikat yang menunjukkan pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas.
Oleh karena itu, hasil penilaian yang berupa bilangan tersebut harus diubah
menjadi sebuah predikat, misalnya: Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik,
dan Tidak Baik. Analisis data kualitatif digunakan pada data hasil observasi
KBM guru dan siswa serta keaaktifan siswa, sedangkan analisis kuantitatif
43
digunakan pada data hasil belajar. hasil belajar yang di ukur merefleksikan
tujuan pengajaran (Gronlund dalam purwanto, 2008: 45).
3.8.1 Analisis Data Kualitatif Keaktifan Siswa
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan keaktifan siswa peneliti
menggunakan skor, pengukuran adalah pemberian angka pada objek-objek
atau kejadian-kejadian menurut aturan tertentu (Kerlinger dalam purwanto,
2008: 89). Didalam aturan skoring menjadi aturan mengubah gejala kualitatif
menjadi ukuran kuantitatif. Pada lembar observasi keaktifan belajar siswa
terdiri dari 4 aspek keaktifan dan berisi 13 indikator keaktifan didalamnya.
Skor 1 jika indikator keaktifan dilaksanakan oleh siswa dan skor 0 jika
indikator keaktifan tidak dilaksanakan. Setelah pelaksanaan tindakan pada
masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti menjumlah skor total
keaktifan belajar masing-masing siswa di setiap siklus. Dengan Penghitungan
rata- rata jumlah skor setiap siklus yaitu:
������ ����� ���� ��������� � + ������ ����� ���� ��������� �
������ ����� � � ���������
Peneliti membuat 3 kategori untuk menarik kesimpulan berdasarkan
skor total keaktifan siswa, yakni kategori rendah, sedang, dan tinggi dengan
rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang
skor pada masing-masing kategori dengan cara menentukan skor keaktifan
dengan penghitungan:
������������������������
������ �������� =
����
� = 4
Dari hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing
kategori adalah sebagai berikut:
Rendah = 0-4
Sedang = 5-9
Tinggi = ≥10
Dari hasil rata-rata jumlah skor keaktifan seluruh siswa dari siklus
sebelumnya dibandingkan dengan siklus selanjutnya apakah keaktifan siswa
44
mengalami peningkatan atau belum, rentang keaktifan siswa dapat dilihat
pada tabel 3.14:
Tabel 3.14 Rentang Keaktifan Siswa
Dari skor total keaktifan belajar masing-masing siswa, maka dapat
disimpulkan apakah keaktifan belajar masing-masing siswa termasuk ke
dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi. Peneliti menetapkan penelitian
keaktifan siswa dikatakan berhasil jika seluruh atau 100% siswa mencapai
rata – rata skor indikator keaktifan x ≥10 dimana x adalah skor total keaktifan
belajar siswa dengan kategori keaktifan tinggi.
3.8.2 Analisis Data Kuantitatif Hasil belajar
Data hasil belajar diperoleh dari analisis data kuantitatif. Persentase
hasil belajar setiap siklus yang dilakukan dengan cara memberikan evaluasi
berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Dari hasil siklus sebelumnya
dibandingkan dengan hasil nilai evaluasi siklus selanjutnya untuk mengetahui
masing-masing siswa apakah sudah mengalami peningkatan (memenuhi
KKM 70) atau belum.
Untuk pengolahan data hasil lembar kerja siswa serta tes diperoleh
dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh kemudian dibagi skor
maksimal kemudian dikalikan skala ( Purwanto, 2008 : 207). Skala yang di
tentukan peneliti adalah 0-100.
������ ����
������ ���� ��������� �����
Peneliti menetapkan indikator penelitian hasil belajar berhasil jika,
hasil belajar seluruh atau 100% siswa mencapai atau melebihi KKM yaitu 70.
No Skor Kategori Keaktifan
1. ≥10 Tinggi
2. 5-9 Sedang
3. 0-4 Rendah