penerapan metode mengajar di sd

45
Penerapan Metode Mengajar di Sekolah Dasar MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pedagogik, Landasan Pendidikan, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah Disusun Oleh : Kelas : 1 B Kelompok 6 : Alifah Rahmawati S. Dede Awaludin S. Dian Supiani M. Dodi Tisna Nisa Riezqya F. Putri Willa D. Sylvia Kuntari Yulliati Annisa UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS PURWAKARTA 2009

Upload: nisariezqyaf6567

Post on 13-Jun-2015

1.661 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Penerapan Metode Mengajar di Sekolah Dasar

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pedagogik, Landasan Pendidikan,

dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah

Disusun Oleh :

Kelas : 1 B

Kelompok 6 : Alifah Rahmawati S.

Dede Awaludin S.

Dian Supiani

M. Dodi Tisna

Nisa Riezqya F.

Putri Willa D.

Sylvia Kuntari

Yulliati Annisa

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS PURWAKARTA

2009

Page 2: Penerapan Metode Mengajar Di SD

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas

selesainya makalah ini. Tanpa ridla dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya,

makalah mengenai penerapan metode mengajar yang dilaksanakan di SD N Sari

Mulya V Cikampek ini tidak dapat diselesaikan pada waktunya. Tidak lupa pula

penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan dorongan selama proses pembuatan makalah hingga

selesai.

Sesuai dengan kata pepatah, “Tiada gading yang tak retak”, kami sebagai

penulis menyadari akan masih adanya kekurangan dalam penyusunan isi makalah.

Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami

bisa lebih baik untuk kedepannya. Besar harapan bahwa makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua.

Purwakarta, Mei 2009

Penulis

Page 3: Penerapan Metode Mengajar Di SD

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

C. Prosedur Pemecahan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

D. Sistematika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB II. TEORITIS

A. Pengertian Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

B. Undang-Undang Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7

C. Mazhab-Mazhab Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

D. Mendidik, Mengajar, dan Melatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16

E. Metode-Metode Mengajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .17

F. Kajian Observasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

BAB III. PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42

LAMPIRAN

Page 4: Penerapan Metode Mengajar Di SD

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sumber

daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Agar sesuai dengan fungsi dan

sifatnya, idealnya pendidikan tidak dilaksanakan secara sembarang, melainkan

harus dilaksanakan secara bijaksana. Pendidikan meliputi kegiatan yang dilakukan

mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program

tindak lanjut. Pendidikan harus dilaksanankan secara sadar, sehingga jelas

landasannya, jelas tujuannya, efektif cara-cara pelaksanaannya. Implikasinya,

dalam pendididikan harus terdapat momen studi pendidikan, saat berpikir atau

saat mempelajari pendidikan, dan momen praktek pendidikan, saat

dilaksanakannya berbagai tindakan pendidikan atas dasar hasil studi pendidikan.

Dalam pelaksanaan proses pendidikan akan terjadi interaksi antara peserta

didik dan pendidik. Peserta didik adalah orang yang mencari dan menerima

pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik adalah orang yang mengolah

kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Sebelum melaksanakan

pendidikan, pendidik perlu terlebih dahulu mempelajari dan mempertimbangkan

beberapa hal yang terlibat dan berhubungan dengan pendidikan. Pendidikan

melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, pendidik, tujuan

pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media, dan evaluasi.

Metode mengajar perlu dimiliki oleh pendidik karena keberhasilan proses

belajar mengajar bergantung pada cara mengajar pendidik. Metode mengajar

banyak ragamnya, namun pendidik tentu harus menguasai seluruh metode tersebut

dan disesuaikan penerapannya dengan kemampuan dirinya maupun peserta didik

serta tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adapun yang dibahas dalam

laporan ini adalah mengenai praktik penerapan metode mengajar pada beberapa

mata pelajaran di SD N Sari Mulya V Cikampek.

Page 5: Penerapan Metode Mengajar Di SD

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

timbul masalah-masalah yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa arti dari pendidikan?

2. Bagaimanakah Undang-Undang mengatur pendidikan?

3. Apa saja jenis aliran atau mazhab pendidikan?

4. Apakah perbedaan dari mendidik, mengajar, dan melatih?

5. Apa yang dimaksud dengan metode mengajar dan apa saja jenis dari metode

mengajar?

6. Bagaimanakah penerapan metode mengajar di SD N Sari Mulya V

Cikampek?

C. Prosedur Pemecahan Masalah

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, kami melakukan kajian pustaka

dari berbagai sumber. Selain itu, kami juga melakukan observasi di SD N Sari

Mulya V Cikampek.

D. Sistematika

Makalah ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, teoritis, dan

penutup. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, prosedur

pemecahan masalah, dan sistematika. Teoritis berisi pengertian pendidikan,

undang-undang pendidikan, mazhab-mazhab pendidikan, mendidik, mengajar,

dan melatih, metode-metode mengajar, serta kajian observasi. Sedangkan penutup

dari makalah ini berupa kesimpulan.

Page 6: Penerapan Metode Mengajar Di SD

BAB II

TEORITIS

A. Pengertian Pendidikan

Apabila kita mengkaji berbagai literatur pendidikan akan ditemukan

sejumlah pengertian pendidikan. Ada yang mengartikan pendidikan hanya

berdasarkan satu sudut pandang ilmu tertentu monodisipliner, ada pula yang

mengartikannya berdasarkan sudut pandang sistem multidisipliner. Selain itu

dalam konteks pendidikan nasional, pendidikan mempunyai pengertian tertentu

pula. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang R.I. No. 20

Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional”.

1. Pendidikan dalam arti luas

Pendidikan adalah hidup, dan hidup adalah pendidikan. Dengan kata lain

pendidikan adalah segala pengalaman hidup dalam berbagai lingkungan yang

berpengaruh positif bagi perkembangan individu, yang berlangsung sepanjang

hayat. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun dan dimana pun.

Pendidikan tidak terbatas pada penyekolahan saja, bahkan pendidikan berlangsung

sejak lahir hingga meninggal dunia. Pendidikan berlangsung dalam keluarga,

sekolah, maupun di masyarakat. Mortimer J. Adler menyatakan bahwa :

”education is lifelong process of which schooling is only a small but necessary

part”. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, jumlah tujuan pendidikan tidak

terbatas.

2. Pendidikan dalam arti sempit

Pendidikan hanya berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa atau

mahasiswa dari suatu sekolah atau lembaga pendidikan formal, diciptakan secara

sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan sekolah. Dalam hal

ini tujuan pendidikan pada umumnya mencakup empat hal, yaitu:

a) Berkenaan dengan pengembangan pribadi, baik jasmani, mental, moral dan

keagamaan

b) Berkenaan dengan tuntutan sosial

Page 7: Penerapan Metode Mengajar Di SD

c) Berkenaan dengan kebutuhan untuk mendapatkan keterampilan atau keahlian

sehingga mampu mendapatkan nafkah dari pekerjaan

d) Berkenaan dengan kemampuan belajar sehingga dapat belajar terus-menerus

sepanjang hayat

3. Pendidikan berdasarkan pendekatan monodisipliner

Pendekatan sosiologi, pendidikan didefinisikan sebagai sosialisasi yaitu

proses membantu generasi muda agar mampu menjadi anggota masyarakay yang

diharapkan. Pendekatan antropologi, pendidikan dipandang sebagai enkulturasi,

yaitu proses dimana seseorang menyesuaikan diri kepada suatu kultur masyarakat

dan mengasimilasikan nilai-nilainya. Enkulturasi mencakup proses pemerolehan

keterampilan bertingkah laku, standar-standar budaya, dan kode-kode

perlambangan seperti, bahasa dan seni,kebiasaan-kebiasaan menanggapi, ideologi

dan sikap-sikap. Pendekatan ekonomi, pendidikan dipandang sebagai human

investment atau usaha penanaman modal pada diri manusia untuk mempertinggi

mutu kerja sehingga mempertinggi produksi. Pendekatan politik, pendidikan

adalah suatu upaya menyiapkan warga negara yang sesuai dengan aspirasi bangsa

dan negaranya. Tinjauan biologi, pendididikan berarti proses penyesuaian diri

yang terbaik dari seseorang manusia yangsadar terhadap lingkungannya.

Pendekatan psikologi, pendidikan berarti upaya membantu perubahan tingkah

laku individu untuk mencapai perkembangan optimal menjadi diri sendiri.

4. Pendidikan berdasarkan pendekatan multidisipliner

Berdasarkan pendekatan sistem, pendidikan dapat didefinisikan sebagai

suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan

secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sistem pendidikan

merupakan salah satu sistem dari sejumlah sistem yang berada di dalam supra

sistemnya, adapun supra sistem dimana sistem pendidikan berada adalah

masyarakat. Supra sistem bagi sistem pendidkan nasional suatu negara adalah

masyarakat nasionalnya itu sendiri yang tidak lepas dan konteks masyarakat

internasionalnya. Sistem pendidikan juga merupakan sistem buatan manusia yang

bersifat terbuka, artinya sistem yang sengaja diciptakan manusia dengan

mengambil input dari masyarakat dan memberikan outputnya kepada masyarakat.

Page 8: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Sebagaimana dikemukakan P.H. Coombs ada tiga jenis sumber input dari

masyarakat bagi sistem pendidikan, yaitu:

a) Ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan tujuan yang berlaku di dalam masyarakat

b) Penduduk serta tenaga kerja yang berkualitas

c) Ekonomi atau penghasilan masyarakat

Menurut Rakhmat W., komponen siswa tergolong raw input (masukan

mentah), sedangkan komponen lainnya seperti guru, kurikulum, dsb. tergolong

instrumental input. Input lain yang turut mempengaruhi sistem pendidikan adalah

inveromental input. Di dalam sistem pendididikan berlangsung suatu proses

pendidikan. Pada dasarnya merupakan interaksi fungsional antar berbagai

komponen pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau

mentransformasi raw input menjadi out put pendidikan, adapun out put

pendidikan adalah manusia terdidik.

5. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Yang dimaksud pembelajaran dalam

definisi pendidikan di atas adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat pasal ( 4 UU RI

No. 20 Tahun 2003). Adapun jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,

pendidikan nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan

memperkaya.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Page 9: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan

di sekolah dasar berasal dari berbagai sumber, dapat bersumber agama, filsafat,

ilmu, dan hukum atau yuridis. Jenis landasan pendidikan sekolah dasar dapat

diidentifikasi menjadi sebagai berikut:

a) Landasan religius pendidikan sekolah dasar, yaitu berbagai asumsi yang

bersumber dari ajaran agama yang menjadi titik tolak praktek pendidikan di

sekolah dasar sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan dasar yang

menyelenggarakan program pendidikan enam tahun.

b) Landasan filosofis pendidikan sekolah dasar, yaitu berbagai asumsi yang

bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak praktek pendidikan di sekolah

dasar sebagai salah satu sunber bentuk satuan pendidikan dasar yang

menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. Landasan ini merupakan

suatu sistem asumsi pendidikan yang dideduksi dari asumsi-asumsi filsafat

umum yang bersifat preskriptif dari suatu aliran filsafat.

c) Landasan ilmiah pendidikan SD, yaitu berbagai asumsi yang bersumber dari

ilmu yang menjadi titik tolak praktek pendidikan dai SD sebagai salah satu

bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program pendidikan

enam tahun. Salah satunya adalah landasan psikologis pendidikan sekolah

dasar. Dalam landasan psikologis keberhasilan pendidik dalam melaksanakan

peranannya, antara lain dipengaruhi oleh pemahamannya tentang

perkembangan anak didik serta kemampuan mengaplikasikannya dalam

praktek pendidikan, ini mengacu pada asumsi:

Peranan pendidik adalah membantu anak didik untuk dapat menyelesaikan

tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahapannya

Tahap perkembangan anak didik mengimplikasikan kemampuan dan kesiapan

belajarnya

Keberhasilan anak didik menyelesaikan tugas perkembangannya pada

tahapannya akan mempengaruhi keberhasilan penyelesaian tugas-tugas

perkembangan

Page 10: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Pendidikan yang dilaksanakan menyimpang dari tahapan dan tugas-tugas

perkembangan anak didik memungkinkan akibat negatif bagi perkembangan

selanjutnya.

d) Landasan yuridis atau hukum pendidikan sekolah dasar, yaitu berbagai

asumsi yang bersunber dari perundang-undangan, peraturan pemerintah serta

berbagai ketetapan atau ketentuan lainnya yang berlaku, yang dijadikan titik

tolak praktek pendidikan di sekolah dasar sebagai salah satu bentuk satuan

pendidikan dasar yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun.

B. Undang-Undang Pendidikan

Pendidik dalam hal ini guru, sebagai orang yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pendidikan, perlu memahami landasan hukum

penyelenggaraan pendidikan. Dengan memahami landasan hukum tersebut, ia

lebih siap menerima penyesuian-penyesuian yang perlu dilakukan dan

kemungkinan dapat diadakan inovasi dalam bidang pendidikan. Pancasila seperti

yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian, tujuan, dan

pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, acuan yang harus menjadi

dasar landasan hukum sistem pendidikan nasional adalah Pancasila. Adapun

ketentuan-ketentuan hukum yang bersifat yuridis formal tentang sistem

pendidikan nasional yang berkenaan dengan dasar dan tujuan pendidikan adalah:

1. Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII tentang Pendidikan

Pasal 31:

1) Tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran

2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran

nasional, yang diatur dengan undang-undang.

Pasal 32:

Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Page 11: Penerapan Metode Mengajar Di SD

2. Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah Nomor 12

tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar

dan Tujuan Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah

i. Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah berlandasan Pancasila

ii. Pemberian perlindungan hak asasi manusia dinyatakan secara eksplisit

yang meliputi wajib belajar bagi anak yang berusia 8 tahun, kesempatan

mendirikan dan menyelenggarakan sekolah swasta dan penyelenggaraan

sekolah campuran bagi murid laki-laki dan perempuan

iii. Pembentukan kepribadian sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

kebebasan dalam memeluk agama dinyatakan secara konkret seperti

diwajibkan kepada sekolah negeri untuk memberikan pelajaran agama

sesuai dengan agama yang dianut oleh orang tuanya, mendirikan sekolah

partikulir sesuai dengan agama tertentu, dan guru-guru harus menghormati

tiap-tiap aliran agama atau keyakinan hidup

iv. Menciptakan keselarasan antara pertumbuhan jasmani dan pertumbuhan

rohani dalam pembentukan pribadi melalui sekolah

3. TAP MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 Bab II Pasal 3

tentang Dasar Pendidikan:

Dasar pendidikan falsafah negara Pancasila

tentang Tujuan Pendidikan:

Membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti

yang dikehendaki oleh Pembukaan dan Isi Undang-Undang Dasar 1945.

4. TAP MPRS Nomor IV/MPR/1978

Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan betujuan meningkatkan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan,

mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat

kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat

menbangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa.

Page 12: Penerapan Metode Mengajar Di SD

5. TAP MPRS Nomor II/MPR/1988

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, berbudipekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,

bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terambil dan serta sehat jasmani dan rohani.

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

“Mencerdaskan pendidikan bangsa dan mengembangkan manusia

seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa serta berbudi luhur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki

keterampilan, pengetahuan, kesehatan, dan memenuhi rasa tanggung jawab ke

masyarakat dankebangsaan serta membentuk manusia yang pancasilais utuh

(paripurna).

Undang-undang yang khusus mengatur pendidikan dan pengajaran serta

integral adalah Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan

nasional. Dalam UUSPN secara menyeluruh mengungkapkan satu sistem yang :

a. Berakar pada kebudayaan nasional, berdasarkan pancasila dan UUD1945

serta melanjutkan dan meningkatkan pendidikan pedoman penghayatan

dan pengamatan pancasila

b. Merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha

mencapai tujuan nasional

c. Mencakup pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah, serta

mengatur pendidikan sekolah yang terdiri atas tiga jenjang utama, yang

masing- masing terbagi pula dalam jenjang atau tingkatan

d. Mengatur komponen proses belajar mengajar yang saling berkaitan yakni

murid/peserta didik, guru/tenaga pendidikan, dan kurikulum

e. Mengatur pendidikan secara terpusat atau secara menyeluruh, tapi dalam

penyelenggaraan satuan dan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat

(desentralisasi)

Page 13: Penerapan Metode Mengajar Di SD

f. Menegaskan bahwa keluarga, masyarakat, dan pemerintah bertanggung

jawab bersama dan menyelenggarakan satuan dan kegiatan pendidikan

serta mengatur bahwa sauna pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah dan masyarakat mendapat perlakuan yang sama

Selanjutnya UUSPN tahun 1989 Bab V pasal 13 menyatakan bahwa

“Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan

serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk

hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik ke sekolah

menengah”. Dalam penyelenggaraan pendidikan dasar ini adanya wajib belajar

bagi anak usia 7-12 tahun yang juga pernah dicanangkan oleh presiden pada

tanggal 2 Mei 1984.

C. Mazhab-Mazhab Pendidikan

1. Filsafat Pendidikan Idealisme

Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,

bukan fisik. Idealisme tidak menolak eksistensi dunia fisik di sekeliling kita

melainkan memandangnya sebagai manifestasi dari realitas yang hanya memenuhi

kebutuhan fisik. Tentang teori pengetahuan, idealisme berpandangan bahwa

pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak pasti dan tidak lengkap karena

dunia hanyalah tiruan belaka, sifatnya maya yang menyimpang dari kenyataan

sebenarnya. Pengetahuan tidak ditemukan dari pengalaman tetapi dari konsepsi

dalam prinsip-prinsip sebagai hasil aktivitas jiwa.

Dalam pendidikan, idealisme memberikan pengaruh bagi pendidik untuk

membimbing anak didiknya dengan menekankan kemampuan intelek atau

akalnya. Mereka juga diajarkan nilai-nilai yang tetap dan abadi. Menurut Kant,

guru harus memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat. Idealisme

memiliki tujuan pendidikan yang pasti dan abadi yang berada di luar kehidupan

manusia itu sendiri, yaitu manusia yang mampu mencapai dunia cita, mampu

menikmati kehidupan abadi yang berasal dari Tuhan. Siswa diberikan kebebasan

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya.

Page 14: Penerapan Metode Mengajar Di SD

2. Filsafat Pendidikan Realisme

Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas

secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas ialah terdiri atas

dunia fisik dan dunia rohani. Kneller membagi realisme menjadi dua bentuk, yaitu

relisme rasional dan realisme naturalis. Realisme rasional dapat didefinisikan pada

aliran realisme klasik dan religius yang sama-sama menyetujui bahwa dunia

materi adalah nyata dan berada di luar pikiran yang mengamatinya. Realisme

natural mengatakan bahwa dunia yang kita amati bukan hasil kreasi akal atau jiwa

melainkan dunia apa adanya.

Realisme rasional dan natural menanamkan pendidikan yang terpusat pada

guru, bukan siswa. Guru harus bisa memilih bahan pelajaran yang benar

sedangkan memberi kepuasan terhadap minat dan kebutuhan siswa hanyalah

merupakan alat mencapai tujuan pendidikan. Belajar pun tergantung pada

pengalaman, baik langsung maupun tidak langsung.

3. Filsafat Pendidikan Materialisme

Materealisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan

rohani, bukan spiritual, atau supernatural. Materialisme tidak menyusun konsep

pendidikan secara ekspisit tetapi lebih cenderung menganalisis hubungan faktor-

faktor yang mempengaruhi upaya dan hasil pendidikan secara faktual. Untuk

pendidikan, materialisme memandang bahwa proses belajar merupakan proses

kondisionisasi lingkungan serta menekankan pentingnya keterampilan dan

pengetahuan akademis empiris sebagai hasil kajian sains, sedangkan perilaku

sosial sebagai hasil belajar. Dalam proses belajar, materialisme tidak berorientasi

pada apa yang terdapat dalam diri siswa tetapi ditentukan oleh lingkungan. Siswa

tidak memiliki kebebasan. Karena itu, guru memiliki kekuasaan untuk merancang

dan mengendalikan proses pendidikan, serta kualitas dan karakter hasil belajar

siswa.

4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Istilah pragmatisme berasal dari “pragma” artinya praktik atau aku

berbuat. Maksudnya bahwa makna segala sesuatu tergantung dari hubungannya

dengan apa yang dapat dilakukan. Menurut teori-teori psikologis itu merupakan

Page 15: Penerapan Metode Mengajar Di SD

pandangan-pandangan dunia yang komprehensif yang berfungsi sebagai basis

bagi guru dalam pendekatan praktek pengajaran.

Dari konsep pola dasar pengajaran yang dilakukan guru dalam

penyampaian proses belajar mengajar, merupakan suatu pola mengajar formal

yang sesuai dengan teori psikologi belajar yang dijadikan panutannya. Pola ini

dikembangkan oleh J. Herbart yang dilandasi oleh teori belajar asosiasi. Pola

mengajar ini terdiri atas lima langkah sebagai berikut :

a) Persiapan ( preparation )

Guru berusaha mengungkapkan kembali bahan apersepsi (materi pelajaran

yang tersimpan di dalam ingatan siswa)

b) Penyajian ( presentation )

Guru menyampaikan bahan baru kepada kelas berupa bahan pokok,

dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi

c) Asosiasi dan perbandingan ( association and comparation )

Guru menghubungkan bahan yang terkait, baik dengan materi pelajaran

lainnya maupun dengan hal hal praktis di masyarakat

d) Kesimpulan ( generalization )

Guru bersama para siswa mengambil kesimpulan berdasarkan bahan

pelajaran yang baru disajikan

e) Penerapan ( application )

Guru memberikan tugas pada siswa atau sejumlah pertanyaan ulangan

Tema pokok filsafat pragmatisme adalah :

a) Esensi realitas adalah perubahan

b) Hakikat social dan bilogis manusia yang esensial

c) Relativitas nilai

d) Penggunaan intelegensi secara kritis

Menurut John Dewey, pengalaman merupakan suatu interaksi antara

lingkungan dengan organisme biologis. Selanjutnya John Dewey mengemukakan

Page 16: Penerapan Metode Mengajar Di SD

perlunya atau pentingnya pendidikan, karena berdasarkan atas tiga pokok

pemikiran, yaitu :

a) Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup

b) Pendidikan sebagai pertumbuhan, dan

c) Pendidikan sebagai fungsi sosial

Pragmatisme menyakini bahwa pikiran anak itu aktif dan kreatif., tidak

secara pasif begitu saja menerima apa yang diberikan gurunya. Pengetahuan

dihasilkan dengan transaksi antara manusia dengan lingkungannya, dan kebenaran

adalah termasuk pengetahuan. Dalam situasi belajar, guru seyogyanya menyusun

situasi-situasi belajar sekitar masalah utama yang dihadapi masyarakat, yang

pemecahannya diserahkan pada siswa-siswa untuk sampai kepada pengertian

lebih baik tentang lingkungan sosial maupun lingkungan fisik.

Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh

empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk

mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan

pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-

hal baru dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

Dalam menentukan kurikulum, setiap pelajaran tidak boleh terpisah, harus

merupakan suatu kesatuan. Caranya adalah dengan mengambil suatu masalah

menjadi pusat segala kegiatan. Metode yang sebaiknya digunakan dalam

pendidikan adalah metode disiplin, bukan dengan kekuasaan. Kekuasaan tidak

dapat dijadikan metode pendidikan karena merupakan suatu kekutan yang datang

dari luar, dan didasari oleh suatu asumsi bahwa ada tujuan yang baik dan benar

secara objektif, dan si anak dipaksa untuk mencapai tujuan tersebut.

5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.

Yang ditekankan eksistensialisme adalah pilihan kreatif, subjektivitas pengalaman

manusia, dan tindakan konkret dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional

untuk hakekat manusia. Pengetahuan manusia tergantung pada pemahamannya

Page 17: Penerapan Metode Mengajar Di SD

tentang realitas. Pengetahuan yang diberikan di sekolah bukan sebagai alat untuk

memperoleh pekerjaan melainkan untuk dijadikan alat perkembangan dan

pemenuhan diri.

Tujuan pendidikan eksistensialisme adalah mendorong setiap individu agar

mampu mengembangkan semua potensinya. Kurikulum ideal adalah kurikulum

yang memberikan siswa kebebasan individual dan mensyaratkan mereka untuk

mengajukan pertanyaan, melaksanakan pencarian, dan menarik kesimpulan

sendiri. Eksistensialisme menolak apa yang disebut penonton teori pengetahuan.

Karena itu, sekolah harus mencoba membawa siswa ke dalam hidup yang

sebenarnya. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa memilih dan

memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu menemukan

makna dari kehidupan.

6. Filsafat Pendidikan Progresivisme

Progresivisme berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini

mungkin tidak benar di masa mendatang. Karenanya, untuk mempersiapkan siswa

menghadapi masa depan yang tidak diketahui adalah membekali mereka dengan

strategi-strategi pemecahan masalah. Jadi, pendidikan progresivisme didasarkan

atau terpusat pada anak. Guru berfungsi sebagai pembimbing dan memiliki

tanggung jawab untuk memfasilitasi pembelajaran siswa.Guru berusaha untuk

memberi siswa pengalaman-pengalaman yang meniru kehidupan keseharian

sebanyak mungkin dan siswa diberi kesempatan untuk bekerja secara kooperatif.

Progresivisme didasarkan pada asumsi:

a) Muatan kurikulum diperoleh dari minat-minat siswa

b) Pengajaran dikatakan efektif jika mempertimbangkan anak secara

menyeluruh

c) Pembelajaran pokoknya aktif

d) Tujuan pendidikan adalah mengajar siswa berpikir rasional

e) Siswa mempelajari nilai personal dan sosial

f) Manusia ada dalam keadaan yang berubah secara konstan, dan pendidikan

memungkinkan masa depan yang lebih baik

Terdapat beberapa prinsip pendidikan progresivisme, yaitu:

Page 18: Penerapan Metode Mengajar Di SD

a) Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup

b) Pendidikan harus berhubungan secara langsung dengan minat anak yang

dijadikan dasar motivasi belajar

c) Belajar melalui pemecahan masalah akan menjadi presenden terhadap

pemberian materi pelajaran

d) Peranan guru memberi petunjuk kepada siswa

e) Sekolah harus memberi semangat bekerja sama

f) Kehidupan yang demokratis diperlukan bagi pertumbuhan

7. Filsafat Pendidikan Perenialisme

Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan

perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang bahwa pendidikan

harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang

telah teruji dan tangguh. Perenialisme berpendapat mengenai kebenaran sebagai

hal yang konstan. Siswa diberikan pengetahuan tentang prinsip atau gagasan besar

yang tidak berubah. Kurikulum harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa

pada seni dan sains yang merupakan karya terbaik dan paling signifikan dari

manusia. Prinsip pendidikan perenialisme adalah:

a) Walaupun lingkungan berbeda, namun pada hakikatnya manusia adalah sama

b) Rasio merupakan atribut manusia yang paling tinggi

c) Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang kebenaran yang

pasti dan abadi

d) Pendidikan bukan peniruan dari hidup melainkan persiapan untuk hidup

e) Siswa seharusnya mempelajari karya besar dalam literatur yang menyangkut

sejarah, filsafat, seni, dan kehidupan sosial

8. Filsafat Pendidikan Esensialisme

Esensialisme menekankan pada apa yang mendukung pengetahuan dan

keterampilan yang diyakini penting yang harus diketahui oleh para anggota

masyarakat yang produktif. Menurut esensialisme pendidikan sekolah bersifat

praktis dan memberi anak pengajaran logis yang mempersiapkan mereka untuk

hidup. Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan sejarah

melalui pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu

Page 19: Penerapan Metode Mengajar Di SD

yang lama serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan

dikenal semua orang. Selain itu, pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia

untuk hidup. Kurikulumnya menekankan pengajaran fakta-fakta. Peranan sekolah

adalah memelihara dan menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui

hikmat dan pengalaman yang terakumulasi dari disiplin tradisional. Guru

dianggap sebagai seseorang yang menguasai lapangan subjek khusus dan

merupakan model contoh yang sangat baik untuk ditiru. Kelas pun berada di

bawah pengaruh serta pengawasan guru.

9. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme.

Rekonstruksionisme melekatkan kepentingan pokoknya pada pengalaman yang

dimiliki siswa. Aliran ini berpendapat bahwa sekolah harus mendominasi/

mengarahkan perubahan atau rekonstruksi tatanan sosial saat ini. Teori pendidikan

rekonstruksionisme yang dikemukakan Brameld, yaitu:

a) Pendidikan harus dilaksanakan di sini dan sekarang dalam rangka

menciptakan tata sosial baru

b) Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati

c) Anak, sekolah, dan pendidikan dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial

d) Guru harus meyakini validitas dan urgensi dirinya secara bijaksana

e) Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali untuk menemukan

kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dan menyesuaikan kebutuhan

dengan sains sosial

f) Penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur

administrasi, dan pelatihan guru harus ditinjau kembali

D. Mendidik, Mengajar, dan Melatih

Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu mendidik,

mengajar, dan melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda-

beda secara sepintas bagi orang yang awam mungkin akan dianggap sama artinya.

Page 20: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Dalam praktik sehari-hari dilapangan kita sering mendengar kata-kata seperti

penididikan olahraga, pengajaran olahraga, latihan olahraga dan sebagainya.

Mendidik menurut Darji Damodiharjo menunjukkan usaha yang lebih

ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan,

dan lainnya. Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang

bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berpikir. Sedangkan melatih ialah

usaha memperoleh keterampilan dengan melatihkan sesuatu secara berulang.

Tujuan dari tiga jenis kegiatan itu juga berbeda, tujuan mendidik ingin

mencapai kepribadian yang terpadu yang terintegrasi yang sering dirumuskan

untuk mencapai kepribadian yang dewasa. Para ahli ilmu mendidik telah

bersepakat bahwa tujuan mendidik ialah untuk mencapai kedewasaan. Tetapi

mengenai arti kedewasaan itu memerlukan pembahasan yang khusus karena

masalahnya tak semudah yang kita pikir.

Tujuan pengajaran yang menggarap kehidupan intelek anak ialah supaya

anak kelak memiliki kemampuan berpikir seperti yang diharapkan dari orang

dewasa secara ideal yaitu diantaranya mampu berpikir abstrak, logis, obyektif,

kritis, sistematis analitis, sintesis, integratif, dan inovatif.

Tujuan latihan ialah untuk memperoleh keterampilan tentang sesuatu

keterampilan adalah sesuatu perbuatan yang berlangsung secara mekanis yang

mempermudah kehidupan sehari-hari dan dapat pula membantu proses belajar

seperti kemampuan berhitung, membaca, menulis, mempergunakan bahasa, dan

sebagainya. Baik keterampilan maupun kemampuan berpikir akan membantu

proses pendidikan yang menyangkut pembangunan kepribadian seseorang.

E. Metode-Metode Mengajar

1. Metode Ceramah

Metode Ceramah atau kuliah mimbar adalah suatu bentuk pengajaran

dimana dosen mengalihkan informasi kepada sekelompok besar mahasiswa

dengan cara yang terutama bersifat verbal (lisan). Sedangkan Gilstrap & Martin

Page 21: Penerapan Metode Mengajar Di SD

mendefinisikan metode ceramah sebagai metode mengajar dimana guru memberi

penyajuan fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan.

Keunggulan metode ceramah:

Murah

Keunggulan ini dimiliki oleh metode ceramah karena metode ceramah

memungkinkan :

- Efesien dalam pemanfaatan waktu, sebab dapat menyajikan ide-ide guru

dengan cara-cara yang lebih jelas

- Seorang guru menguasai sejumlah siswa dan memudahkan penyajian

sejumlah isi pelajaran

Mudah disesuaikan

Hal ini dimiliki karena metode ceramah memungkinkan :

- Disesuaikan dengan para siswa tertentu, pokok permasalahan, keterbatasan

waktu, keterbatasan peralatan

- Dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-

bahan tertulis maupun bahan pembelajaran berprogram

Mengembangkan kemampuan mendengar pada diri siswa

Keunggulan ini dapat dimiliki metode ceramah karena dapat membantu para

siswa mengembangkan kemampuan mendengar secara tepat, kritis, dan penuh

penghayatan.

Penguatan bagi guru dan siswa

Penguatan (reinforcement) pada guru akan diberikan oleh para siswa dalam

wujud perhatian mereka terhadap ceramah guru. Para siswa yang mengikuti

ceramah akan mendapatkan penguatan melalui kehangatan, humor, ilustrasi,

penghayatan, kelogisan, semangat dan perhatian yang dimiliki oleh guru.

Pengaitan isi pelajaran dan kehidupan

Memungkinkan guru untuk mengkaitkan secara langsung dengan pengalaman

siswa maupun guru dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan metode ceramah:

Cenderung terjadi proses satu arah

Page 22: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Kecenderungan terjadinya proses satu arah pada metode ceramah

menyebabkan siswa berperan pasif selama penerapannya.

Cenderung ke arah pembelajaran berdasarkan guru.

Kecenderungan ke arah terjadinya pembelajaran berdasarkan guru ditandai

adanya hal-hal berikut :

- Kemajuan belajar dengan metode ceramah tergantung kepada kecepatan

penyajian isi pelajaran oleh guru

- Menempatkan guru sebagai pihak primer dalam proses belajar mengajar

sedang siswa sebagai pihak sekunder

- Isi ceramah cenderung diwarnai minat dan perhatian guru

Menurunnya perhatian siswa

Terjadi sebagai akibat kejenuhan dari siswa akibat panjangnya ceramah. Bila

ceramah diterapkan lebih dari 20 menit, maka perhatian akan cenderung

menurun.

Ingatan jangka pendek

Metode ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam diri siswa dalam

jangka waktu yang pendek.

Tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan psikomotorik dan

menanamkan sikap.

Prosedur pemakaian metode ceramah:

Tahap persiapan ceramah

Mempersiapkan ceramah dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut :

- mengorganisasikan isi pelajaran yang akan diceramahkan

- mempersiapkan penguasaan isi pelajaran yang akan diceramahkan

- memilih dan menyediakan media instruksional dan/atau alat bantu

instruksional yang akan digunakan dalam ceramah

Tahap awal ceramah

Tahap awal ceramah ini bisa digunakan untuk meningkatkan hubungan guru-

siswa, meningkatkan perhatian siswa, dan mengemukakan pokok-pokok isi

ceramah.

Tahap pengembangan ceramah

Page 23: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Penceramah atau guru menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan

sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya menjadi perhatian guru pada

tahap pengembangan ceramah ialah :

- keterangan secara singkat dan jelas

- pergunakan papan tulis

- carilah balikan (feedback) sebanyak-banyaknya selama berceramah

- mengatur alokasi waktu ceramah

Tahap akhir ceramah

Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini diantaranya :

- pembuatan rangkuman daru garis-garis besar isi pelajaran yang

diceramahkan

- Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran

yang berikutnya

- Penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab dapat diartikan sebagai format interaksi antara guru-

siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan

respons lisan dari siswa, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada

diri siswa.

Keunggulan metode tanya jawab:

Mendapat sambutan yang lebih aktif

Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan

pendapatnya

Guru dapat mengetahui perbedaan pendapat antara para siswa, perbedaan

pendapat antara guru dan para siswa.

Kelemahan metode tanya jawab:

Dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok masalah yang hendak

dicapai dan mungkin akan mungkin timbul masalah baru

Prosedur pemakaian metode tanya jawab:

Terdapat empat tahap dalam prosedur pemakaian metode tanya jawab,

yaitu:

Page 24: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Tahap persiapan tanya jawab

Dimaksudakan agar guru selalu membuat daftar pertanyaan yang akan

diajukan kepada siswa. Pertanyaan hendaknya dirumuskan berdasarkan

tujuan yang ingin dicapai dan karakteristik siswa

Tahap awal tanya jawab

Tahap pengembangan tanya jawab

Guru dapat mulai mengembangkan proses tanya jawabnya. Untuk dapat

mengembangkan tanya jawab dapat menempuh berbagai variasi dalam

mengajukan pertanyaan.

Tahap akhir tanya jawab

Guru bersama siswa membuat ringkasan isi pelajaran yang telah disajikan

selama tanya jawab.

3. Metode Diskusi

Girstrap & Martin (1975:15) mengutarakan bahwa metode diskusi

merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-

sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari

jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk

itu. Metode diskusi juga dapat diartikan sebagai suatu cara penguasaan isi

pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang diperoleh guna memecahkan suatu masalah.

Keunggulan metode diskusi:

Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa secara langsung, baik

partisipan, ketua kelompok, atau penyusun diskusi.

Metode ini dapat dipergunakan secara mudah sebelum, selama ataupun

sesudah metode-metode yang lain.

Metode ini mampu meningkatikan kemungkinan berfikir kritis, partisipasi

demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara

yang dilakukan tanpa persiapan.

Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami

kebutuhan memberi dan menerima (take and give), sehingga siswa dapat

mengerti dan mempersiapkan dirinya sebagai warga negara yang demokratis.

Page 25: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Kekurangan metode diskusi:

Metode diskusi sulit diramalkan hasilnya, walaupun telah diatur secara hati-

hati.

Metode ini kurang efisien dalam penggunaan waktu dan membutuhkan

perangkat meja dan kursi yang mudah diatur.

Metode ini menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat

kesepakatan pada akhir pertemuan, sebab keputusan yang dicapai belum tentu

dilaksanakan.

Metode ini sering kali didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota

diskusi, dan menyebabkan orang yang tidak berminat hanya sebagai

penonton.

Metode ini membutuhkan kemampuan berdiskusi dari para peserta, agar

dapat berpartisipasi secara aktif dalam diskusi. Kemampuan berdiskusi ini

hanya akan dimiliki oleh seseorang bila dipelajari dan dilatih.

Prosedur pemakaian metode diskusi secara umum terbagi menjadi tiga tahapan,

yaitu :

Tahapan sebelum pertemuan

- Pemilihan topik diskusi

- Membuat rancangan garis besar duskusi yang akan dilaksanakan

- Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan

- Mengorganisasikan para siswa dan formasi kelas sesuai dengan jenis

diskusinya

Tahapan selama pertemuan

- Guru memberikan penjelasan tentang tujuan diskusi, topik diskusi, dan

kegiatan diskusi yang akan dilakukan

- Para siswa atau para siswa dan guru melaksanakan kegiatan diskusi

- Pelaporan dan penyimpulan hasil diskusi oleh siswa bersama guru

- Pencatatan hasil diskusi oleh siswa

Tahapan setelah pertemuan

- Membuat catatan tentang gagasan –gagasan yang belum ditanggapi oleh

kesulitan yang timbul selama diskusi

Page 26: Penerapan Metode Mengajar Di SD

- Mengevaluasi diskusi dari berbagai dimensi dan mengumpulkan evaluasi

dari para siswa serta lembaran komentar

4. Metode Demonstrasi

Cardille & Winarno mengemukakan metode demonstrasi merupakan

format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukan tindakan, proses,

atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau

sebagian siswa.

Keunggulan metode demonstrasi:

Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya

membaca atau mendengar penjelasan saja.

Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan

demonstrasi.

Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap

penting.

Kekurangan metode demonstrasi:

Metode demontrasi memerlukan persiapan yang teliti dan penerapannya

memerlukan waktu yang lama.

Demonstrasi menuntut peralatan yang ukurannya memungkinkan pengamatan

secara tepat oleh siswa pada saat digunakan.

Mempersyaratkan adanya kegiatan lanjutan berupa peniruan oleh para siswa

terhadap hal-hal yang didemonstrasikan.

Persiapan yang kurang teliti akan menyebabkan siswa melihat suatu tindakan,

proses atau prosedur yang didemonstrasikan tidak sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya.

Prosedur pemakaian metode demonstrasi:

- Suatu penjelasan (Explanation)

- Jalinan pertanyaan-pertanyaan

- Lembar-lembar instruksi

- Alat bantu visual

- Instruksi keamanan

- Periode diskusi atau tanya jawab

Page 27: Penerapan Metode Mengajar Di SD

5. Metode Inkuiri

Istilah metode inkuiri didefinisikan sebagai suatu prosedur yang

menekankan belajar secara individual, manipulasi objek atau

pengaturan/pengkondisian objek, dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum

generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat.

Keunggulan metode inkuiri:

- Metode ini memiliki kemungkinan yang besar untuk membantu memperbaiki

dan/atau memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses

kognitif para siswa.

- Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi sifatnya, dan

memungkinkan sebagai pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa.

- Metode penelitian dapat menimbulkan gairah belajar pada diri siswa.

- Metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan

sesuai dengan kemampuannya sendiri.

- Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan belajarnya sendiri.

- Metode ini membantu memperkuat konsep diri siswa dengan bertambahnya

rasa percaya diri selama proses kerja penemuan.

- Metode ini berpusat pada siswa.

- Metode ini membantu perkembangan para siswa menuju ke perasaan

skeptisme (perasaan meragukan/tidak percaya pada suatu hal) yang sehat

untuk mencapai kebenaran akhir dan mutlak.

Kelemaham metode inkuiri:

- Metode ini mempersyaratkan suatu persiapan kemampuan berpikir yang

dapat dipercaya.

- Metode ini kurang berhasil untuk mengajar pada kelas yang besar jumlah

siswanya.

- Harapan yang ditimbulkan oleh metode ini, mungkin mengecewakan bila

diterapkan untuk guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan

pengajaran yang tradisional.

Page 28: Penerapan Metode Mengajar Di SD

- Mengajar dengan penemuan memungkinkan dipandang sebagai metode yang

terlalu menekankan pada penguasaan pengetahuan dan kurang

memperhatikan perolehan sikap dan keterampilan.

- Di dalam beberapa disiplin ilmu (misalnya : geografi) mungkin dibutuhkan

fasilitas tertentu untuk menguji gagasan dari disiplin ilmu tersebut yang tidak

tersedia di sekolah.

- Metode ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.

Prosedur pemakaian metode inkuiri:

- Mengidentifikasi kebutuhan siswa

- Pemilihan pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep, dan

generalisasi yang akan dipelajari

- Pemilihan bahan dan masalah atau tugas-tugas yang akan dipelajari

- Membantu memperjelas mengenai tugas/masalah yang akan dipelajari dan

peranan masing-masing siswa

- Mempersiapkan tempat dan alat-alat untuk penemuan

- Mengecek pemahaman siswa tentang masalah yang akan dipecahkan dan

tugas-tugasnya dalam pelaksanaan penemuan

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penemuan

dengan melakukan kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data

- Membantu siswa dengan informasi atau data yang diuperlukan oleh siswa

untuk kelangsungan kerja mereka, bila siswa menghendakinya

- Membimbing para siswa menganalisis sendiri dengan pertanyaan

mengarahkan dan mengidentifikasi proses yang digunakan

- Membesarkan hati dan menguji siswa yang iktu serta dalam proses penemuan

- Membantu siswa merumuskan kaidah, prinsip, ide, generalisasi, atau konsep

berdasarkan hasil penemuannya

6. Metode Pelatihan

Metode pelatihan pada umumnya digunakan untuk memperolah suatu

ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.

Keunggulan metode penelitian:

Page 29: Penerapan Metode Mengajar Di SD

- Dapat melatih sifat motorik dengan baik, seperti menulis, permainan,

pembuatan dan lain-lain.

- Dapat melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan, penggunaan rumus-

rumus.

- Dapat melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik,

simbol, peta dan lain-lain.

Kelemahan metode penelitian:

Apabila latihan dilakukan terlalu lama maka siswa akan merasa kelelahan

karena tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Prosedur pemakaian metode pelatihan:

- Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan

tertentu

- Latihan untuk pertama kalinya hendaklah bersifat diagnosis, mula-mula

kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna

- Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna

7. Metode Ekspositori

Metode ekspositori adalah suatu bentuk pengajaran dimana guru

menjelaskan dan menyampaikan informasi, pesan atau konsep kepada seluruh

siswa dalam kelas. Guru bertindak sebagai sumber utama tentang pengetahuan

matematik dan guru adalah satu-satunya orang yang membuat keputusan

bagaimana pelajaran harus dilaksankan.

Langkah-langkah pengajaran dengan metode ekspositori adalah sebagai berikut:

- Guru menuliskan topik pembelajaran

- Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

- Guru menyampaikan dan mengulas materi prasyarat, serta memotivasi siswa

- Guru menjelaskan dan menyajikan pesan atau konsep kepada para siswa

dengan lisan atau tetulis

- Guru meminta siswa baik secara perorangan maupun kelompok untuk

menggunakan konsep yang telah dipelajari dengan cara mengerjakan soal

yang telah disediakan

Page 30: Penerapan Metode Mengajar Di SD

- Guru menjelaskan langkah pelajaran sebelum siswa diberikan tugas sebelum

menyelesaikan masalah

Keunggulan metode ekspositori:

- Pelajaran yang diberikan menjadi lebih terpusat dan terarah

- Penguatan bagi guru dan siswa

- Guru bebas mengembangkan pelajaran sesuai tujuan

Kekurangan metode ekspositori:

- Siswa tidak dapat dengan bebas mengembangkan kemampuannya

- Tidak adanya komunikasi dua arah dengan siswa

- Guru bebas mengembangkan pelajaran sesuai tujuan

- Siswa cenderung merasa bosan

- Ingatan jangka pendek

- Siswa tidak dapat mengambil kesimpulan secara bebas

- Tidak efektif

8. Metode Laboratori

Metode laboratori adalah metode mengajar yang orientasi kegiatannya

didasarkan atas percobaan dan penyelidikan dengan obyek-obyek fisik.

Langkah-langkah metode laboratori:

- Siswa dibiarkan untuk melakukan percobaan dan penyelidikan yang

individual, berpasangan, atau berkelompok dan bebas menggunakan benda-

benda yang dapat dimanipulasi.

- Siswa diminta untuk melakukan percobaan mengukur garis tengah dan

keliling tiga obyek berbentuk lempengan misalnya.

- Siswa diminta untuk mencatat hasil percobaannya tersebut ke dalam bagan

yang telah guru persiapkan sebelumnya.

Keunggulan metode laboratori:

- Siswa mempunyai kesempatan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang

berhubungan dengan pelajaran.

- Kebebasan untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya.

- Dapat bersosialisasi dan bertukar fikiran dengan temannya dalam

memecahkan masalah.

Page 31: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Kekurangan metode laboratori:

- Fasilitas yang kurang memadai.

- Biaya peralatan yang cukup mahal dan sulit didapatkan.

- Dapat terjadi ketidak singkronan antara hasil penelitian dengan tujuan yang

ingin dicapai oleh guru.

- Pendidik kurang memahami benar materi yang dibahas.

9. Metode Penemuan

Metode penemuan adalah suatu metode pengajaran yang menekankan

kepada siswa agar mereka menemukan sebuah pemahaman dan mereka mampu

untuk memahami apa yang mereka temukan tersebut.

Penerapan metode penemuan:

Didalam penerapanya, metode penemuan dapat dilaksanakan dengan dua cara,

yaitu :

- Metode penemuan murni

Dalam metode ini pelajaran terfokus pada siswa dan tidak terfokus pada guru.

- Metode penemuan terbimbing

Dalam metode ini, guru mengarahkan atau memberi pentunjuk kepada para

siswa tentang materi pelajaran.

Keunggulan metode penemuan:

- Memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan

berfikirnya

- Adanya kerjasama sehingga lebih dekat dengan sesama murid

- Dapat memacu guru untuk meningkatkan kemampuanya agar dapat

menjawab pertanyaan siswa

- Dapat memperluas wawasan siswa

- Dapat memotivasi siswa agar lebih giat belajar

- Dapat memperkuat konsep diri siswa

Kekurangan metode penemuan:

- Tidak semua siswa dapat diterapkan metode ini dalam pembelajarannya.

- Harapan yang ditimbulkan oleh metode ini mungkin mengecewakan.

- Kurang berhasil dalam kelas yang jumlahnya besar.

Page 32: Penerapan Metode Mengajar Di SD

F. Kajian Obervasi

Ilmu Pengetahuan Sosial

Mengajar di kelas rendah ternyata memang cukup sulit karena anak-anak

didik di kelas tersebut terbilang masih pemula. Seorang pendidik dituntut

memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami kondisi anak seusia itu. Hal

ini saya rasakan saat melakukan observasi di kelas II di SD N Sari Mulya V.Pada

kegiatan observasi tersebut saya mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial tentang lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Saat memulai kegiatan belajar mengajar, hal pertama yang saya lakukan

adalah mengkondisikan kelas, kemudian memberikan apersepsi. Setelah itu saya

mencoba mengulas sedikit materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Pada

kegiatan awal ini mulai muncul kondisi anak yang berbeda-beda. Ada anak yang

aktif dalam mengikuti pengajaran, ada juga yang terlihat tidak begitu

bersemangat. Hal ini merupakan salah satu masalah yang harus ditangani oleh

pendidik, bagaimana ia harus mengkondisikan anak sehingga semua siswa bisa

mengikuti pengajaran dengan baik. Salah satu caranya, yaitu dengan memberikan

simulasi-simulasi yang bisa menyemangati para siswa dan membangkitkan minat

siswa untuk mengikuti pelajaran.

Memasuki kegiatan inti, saya menyampaikan materi dengan menggunakan

metode ceramah, metode tanya jawab, metode latihan, dan juga metode

demonstrasi sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas.

Sebagian siswa tidak begitu sulit untuk memahami materi yang disampaikan

meskipun materi tersebut hanya dibahas sekilas, karena memang durasi waktu

untuk penyampaian materi cukup singkat. Hal tersebut mungkin disebabkan

sebagian dari mereka sudah mempelajari materi tersebut sebelumnya.

Hambatan yang saya rasakan adalah jumlah siswa didalam kelas yang

terlalu banyak, sehingga kondisi anak tidak terkontrol dengan baik. Penanganan

yang dilakukan unutk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan melakukan pendekatan

secara intensif kepada tiap-tiap siswa. Kendala juga terjadi pada saat pemberian

Page 33: Penerapan Metode Mengajar Di SD

latihan. Masih ada beberapa siswa yang belum lancar membaca dan menulis

sehingga jalannya kegiatan belajar mengajar tidak sesuai dengan rencana waktu

yang ditentukan. Untuk menangani hal itu perlu adanya pendekatan dengan

melakukan bimbingan kepada siswa yang belum lancar membaca dan menulis

tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut juga harus menjadi perhatian kita

sebagai calon pendidik. Di kelas I siswa harus benar-benar dididik untuk

menguasai kemampuan membaca dan menulis serta berhitung, karena ketiga

faktor tersebut akan sangat berpengaruh pada proses belajar anak di kelas

selanjutnya.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada observasi yang saya lakukan di SDN Sari Mulya V Cikampek, saya

mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk kelas 3. Metode yang

saya gunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan diskusi.

Materi yang saya ajarkan adalah materi tentang bagaimana sejarah mata uang

Indonesia, jenis-jenis uang dan kegunaannya.

Sebelum memulai pelajaran, kegiatan awal yang saya lakukan adalah

berdo‟a sebelum memulai pelajaran, mengabsen siswa, mengulang sedikit materi

yang sudah diajarkan, dan saya juga membuat simulasi-simulasi kecil agar siswa

bisa lebih fokus dalam menerima materi yang saya sampaikan setelahnya.

Dalam penyampaian materi saya tidak teralu menghadapi kesulitan karena

sebagian siswa telah membaca atau mempelajarinya di rumah. Ketika saya

bertanya siswa dapat menjawabnya. Hanya saja waktunya terlalu singkat sehingga

penjelasan yang saya sampaikan terlalu cepat dan kesempatan mereka untuk

bertanya juga tidak banyak.

Siswa-siswa kelas III di SD tersebut, tergolong pintar dan pemberani. Hal itu

dapat dilihat dari keberanian mereka dalam menjawab pertanyaan. Bahkan ada

beberapa siswa yang bertanya terus-menerus tentang materi yang saya ajarkan.

Ketika saya menerangkan bagaiman membedakan uang yang asli dan palsu

Page 34: Penerapan Metode Mengajar Di SD

mereka sangat antusias dan diskusi dilakukan dengan sanat baik. Lalu ketika saya

memberkan soal, mereka tetap fokus dan mengerjakannya sesuai dengan yang

saya perintahkan. Suasana belajar pada saat itu pun sangat efektif dan tertib. Dan

saya terus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan

mereka sehingga siswa dibiasakan untuk berpikir kritis dan kreatif.

Ilmu Pengetahuan Alam

Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan pada saat mengajar,

pemahaman beberapa metode pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kesesuaian metode pembelajaran dengan

materi yang akan diajarkan juga dapat membantu siswa untuk lebih memahami

materi yang diajarkan. Pada saat melakukan praktek mengajar saya juga

menggunakan beberapa metode pembelajaran, yaitu: metode ceramah, tanya

jawab dan latihan. Saya menggunakan metode-metode tersebut sesuai dengan

materi yang saya ajarkan, yaitu mengenai kenampakan matahari. Pada saat saya

memulai pelajaran saya mengkondisikan kelas terlebih dahulu, kemudian saya

melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan,

sejauh manakah mereka mengetahui matahari. Yang saya tanyakan hanya seputar

materi yang memang akan saya ajarkan, misalnya matahari itu terbit dari sebelah

mana, warna matahari ketika pagi hari atau pada saat terbit, kedudukan matahari

pada saat pagi, siang dan sore hari, serta penyebab terjadinya baying-bayang.

Setelah itu barulah saya terangkan pada mereka mengenai hal-hal yang tadi saya

tanyakan secara detil, yaitu tentang arah terbitnya matahari, warna matahari ketika

pagi dan sore hari, kedudukan matahari pada pagi, siang, dan sore hari, serta

penyebab terbentuknya bayang-bayang itu karena apa. Setelah saya selesai

menjelaskan, kemudian saya kembali melakukan pertanyaan ulang tentang materi

yang telah saya jelaskan, dan setelah saya merasa bahwa murid-murid sudah

memahami materi yang saya ajarkan barulah saya melakukan evaluasi dengan

memberikan latihan soal tentang materi tersebut.

Page 35: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Pada saat praktek mengajar tidak begitu banyak kendala yang saya hadapi,

karena pada umumnya murid-muridnya sudah bisa membaca. Hanya saja ada

beberapa siswa yang masih belum paham dengan materi yang saya ajarkan, dan

juga pada saat latihan ada beberapa jawaban dari mereka yang cara penulisannya

salah atau kurang satu huruf, tetapi banyak juga yang jawabannya benar. Siswa

pun aktif-aktif sehingga tidak terlalu banyak kendala yang saya hadapi saat

mengajar. Mungkin hanya ada beberapa siswa yang terlalu aktif sehingga saya

sedikit sulit untuk mengkondisikan mereka. Selain hal-hal tersebut kendala yang

saya hadapi yaitu masalah waktu, karena menurut saya untuk menjelaskan materi

ini waktunya harus lebih banyak agar siswa-siswa pun lebih memahami materi

yang diajarkan.

Mungkin untuk mengatasi masalah di atas, seperti siswa yang masih salah

pada penulisan kata atau kurang penulisan huruf pada saat menulis bisa dengan

melakukan latihan menulis yang terus-menerus, serta dibimbing oleh guru agar

bimbingan dari guru juga orang tua di rumah sangat diperlukan dalam proses

pembelajaran menulis permulaan. Dan pada tahap menulis permulaan ini mungkin

metode SAS adalah metode paling baik yang dapat digunakan agar tidak terjadi

kesalahan penulisan oleh siswa pada tahap selanjutnya. Dan untuk masalah waktu

mungkin untuk murid Sekolah Dasar di kelas rendah jika menyampaikan materi

pembelajaran harus dilakukan pada beberapa kali pertemuan agar siswa benar-

benar dapat menyerap dan memahami materi yang diajarkan.

Ilmu Pengetahuan Alam

Dengan standar kompetensi mengungkapkan secara lisan beberapa

informasi dengan mendeskripsikan benda, saya mendeskripsikan benda-benda

mati yang ada di sekitar dengan menggunaka kalimat yang mudah dipahami oleh

siswa. Pada intinya materi yang saya sampaikan adalah mendeskripsikan benda

hidup dan mati. Metode yang saya gunakan dalam kegiatan belajar mengajar

adalah metode ceramah yaitu dengan bercerita atau menguraikan secara jelas

Page 36: Penerapan Metode Mengajar Di SD

deskripsi dari benda hidup dan mati. Selain metode ceramah, saya juga

menggunakan metode tanya jawab yaitu dengan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya mengenai materi yang saya sampaikan apabila belum

mengerti. Adapun metode demonstrasi yang saya gunakan adalah menggunakan

contoh dari benda hidup dan mati dan kemudian saya menenangkan perbedaan

diantara keduanya.

Selama proses belajar, saya berusaha menguraikan dengan menggunakan

kalimat yang mudah dimengerti, dan saya mencoba untuk membuat kegiatan

tersebut menarik. Hambatan yang saya temui saat KBM tersebut, yaitu adanya

siswa yang belum memahami sepenuhnya materi yang saya sampaikan. Solusi

yang saya gunakan adalah dengan menerangkan kembali dengan singkat tetapi

tetap dipahami oleh siswa. Dengan demikian, saya bisa sekaligus memastikan

bahwa siswa memahami materi yang sudah saya sampaikan.

Bahasa Indonesia

Mengajar pada kelas rendah tidaklah mudah. Pada pelajaran bahasa

Indonesia di kelas III, saya menggunakan beberapa metode mengajar. Yang

pertama saya menggunakan metode ceramah, adalah metode penuturan secara

lisan. Murid hanya mendengar dan mencatat pokok-pokok yang penting yang

dikemukakan oleh guru. Yang kedua saya menggunakan metode tanya jawab,

adalah metode dengan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang

dilakukan oleh guru untuk mengetahui respons dari siswa. Yang ketiga saya

menggunakan metode latihan, adalah cara penyajian dengan cara guru/pengajar

memberikan latihan berupa soal-soal evaluasi kepada siswa, untuk mengetahui

sejauh mana siswa mengerti materi yang telah dipelajari.

Kegiatan pada waktu mengajar yang saya lakukan adalah :

Berdoa bersama

Mengabsen siswa

Page 37: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Apersepsi (bertanya sampai mana bahasa Indonesia minggu lalu yang

dipelajari)

Kegiatan inti. Menjelaskan materi tentang „ benda-benda persegi dan

persegi yang ada di lingkungan kelas dan sekolah‟

Diakhiri dengan pemberian tugas evaluasi kepada siswa tentang materi

yang telah dipelajari.

Pada waktu mengajar saya mendapatkan beberapa kendala dalam

menyampaikan pelajaran, anatara lain:

Adanya siswa yang belum bisa membaca dengan lancar

Salah satu siswa dikelas tidak bisa melafalkan hurup „R‟ dibaca „L‟ sperti

pada kata „CERMIN‟ dibaca „CELMIN‟

Tingkah laku siswa yang suka bercanda di dalam kelas

Solusi yang saya lakukan untuk meminimalisir kendala adalah dengan

pendekatan pribadi maksudnya guru lebih cekatan dan teliti untuk mmengawasi

seluruh siswa dikelas, dan memotivasi di saat siswa terlihat sudah tidak fokus lagi

dengan cara bernyanyi.

Pendidikan Kewarganegaraan

Hal yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah penyampaian

materi yang dimaksud kepada peserta didik dengan cara yang sederhana dan dapat

dimengerti peserta didik. Ada banyak cara maupun teori yang dapat membantu

proses tersebut, misalnya dengan meode-metode pembelajaran yang dipadukan

dengan beberapa jenis permainan atau simulasi yang sederhana.

Metode yang digunakan dalam observasi, salah satunya adalah metode

ceramah ditambah simulasi serta metode diskusi. Metode-metode tersebut bisa

terbilang sesuai dengan kondisi kelas yang penuh. Itu bisa dilihat dari respon

peserta didik dalam menanggapi materi yang disampaikan pengajar serta dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Adapun ada kalanya respon tersebut

terlalu berlebihan hingga suasana kelas menjadi sangat riuh. Keadaan tersebut bisa

Page 38: Penerapan Metode Mengajar Di SD

menjadi kendala ataupun salah satu bukti keberhasilan pengajar menyampaikan

materi. Menjadi kendala apabila suasana kelas tidak segera ditenangkan, karena

suasana ramai seperti itu sedikit sulit untuk dikembalikan ke suasana semula,

kecuali pengajar sedikit berteriak dalam menenangkan peserta didik. Cara tersebut

bisa dibilang cukup berhasil, meskipun setelah jam pelajaran selesai pengajar akan

sedikit kelelahan. Akan tetapi itu dapat menjadi bukti keberhasilan karena ternyata

peserta didik mengerti materi yang disampaikan pengajar.

Dalam proses pembelajaran ditemukan peserta didik yang sedikit menarik

diri dari lingkungan kelas atau peserta didik yang terlalu bersemangat hingga

tanpa diminta untuk menjawab pun akan selalu menjawab. Karakteristik peserta

didik tersebut cukup menarik perhatian pengajar. sehingga pengajar diharuskan

melakukan pendekatan yang cukup intensif, agar potensi-potensi yang dimiliki

peserta didik dapat ditingkatkan secara maksimal.

Matematika

Mata pelajaran Matematika yang diberikan di sekolah kepada anak bukan

semata-mata agar anak bisa menyebutkan rumus-rumus atau angka-angka saja,

namun agar anak juga bisa menggunakan rumus dan angka tersebut dalam

kehidupannya sehari-sehari. Begitu pun dengan materi pembelajaran mengenai

keliling dan luas persegi dan persegi panjang yang saya sampaikan pada saat

praktik mengajar di Kelas III SD N Sari Mulya V Cikampek. Penyampaian materi

tersebut bukan hanya bertujuan agar anak mengetahui rumus dari keliling dan luas

persegi dan persegi panjang, melainkan agar mereka juga bisa menerapkan atau

menggunakannya untuk memecahkan masalah nyata di lingkungannya yang

berhubungan dengan keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Setelah

mengetahui rumus keliling dan luas masing-masing bidang datar, kami

mendemonstrasikan secara langsung bagaimana menerapkannya, yaitu dengan

menghitung keliling dan luas dari benda-benda di dalam kelas yang berbentuk

persegi maupun persegi panjang.

Page 39: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa dan siswi kelas III

yang berjumlah 50 itu mengikuti dengan cukup aktif. Mereka mau menjawab

ketika ditanya dan tidak segan-segan untuk maju ke depan ketika diminta. Selain

itu, mereka juga bisa menangkap materi yang disampaikan dengan sangat baik.

Namun, pada saat itu kendala yang saya hadapi tidak sedikit. Sebagai latihan, saya

memberikan tugas berupa soal essay. Namun, karena saya kira jumlah muridnya

tidak lebih dari empat puluh, saya hanya membawa empat puluh lembar soal.

Sepuluh anak yang tidak mendapatkan soal merasa kecewa. Untunglah mereka

tetap mau mengerjakan setelah saya meminta mereka melihat soal dari temannya

dan mengerjakannya di kertas. Dengan kelas yang tidak terlalu luas dan jumlah

murid yang banyak, saya harus berbicara agak berteriak supaya terdengar oleh

seisi kelas. Dari seluruh anak, ada beberapa anak yang asik mengobrol dan tidak

memperhatikan. Mereka langsung diam dan memperhatikan ketika dihampiri ke

tempat duduknya walaupun tanpa dimarahi. Ada juga anak yang selalu

mengangkat tangan jika saya meminta seseorang dari mereka untuk menjawab

atau maju ke depan kelas. Sebenarnya itu bukan hal yang tidak baik, tetapi akan

lebih baik jika yang menjawab atau maju bukan hanya anak yang itu-itu saja

melainkan memberikan kesempatan bagi yang lainnya.

Matematika

Salah satu tugas pokok sekolah dalam hal ini sekolah dasar adalah

menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal.

Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila

dia antara lain telah memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai

dengan bakat, kemampuan, dan minat yang dimiliki. Kenyataan menunjukkan

masih terdapat siswa ynag memperoleh prestasi belajar yang kurang meyakinkan,

bahkan tidak lulus evaluasi belajar tahap akhir.

Ketidakberhasilan siswa tersebut tidak semuanya disebabakan oleh

kebodohan atau kelemahan intelektualnya, melainkan karena ketidakmampuannya

mewujudkan kemampuan dan bakat yang dimiliki yang bersumber dari adanya

Page 40: Penerapan Metode Mengajar Di SD

hambatan atau masalah tertentu yang dihadapi. Siswa seperti itu tidak sewajarnya

dibiarkan begitu saja, melainkan harus di upayakan agar mereka terbebas dari

hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang dapat mengganggu proses

perkembangan mereka.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengevaluasi

pelayanan yang diberikan pendidik dan meningkatkan pelayanan pendidik, dalam

hal ini berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan

dengan kondisi anak, pendidik harus terampil dalam mengembangkan pribadi

anak, mengembangakan watak anak dan mengembangkan serta mempertajam hati

nurani anak, pendidik harus memperbaiki diri terutama sikapnya dalam mengajar

jika berhadapan dengan anak didik, harus mengevaluasi kembali mengenai tugas

pendidik dalam mendidik anak dan apa yang menjadi tujuan medidik anak.

Dengan demikian mereka diharapkan dapat mencapai perkembangan yang

optimal.

Berbagai jenis metode pembelajaran yang telah ada, yang memliki ciri

khas masing-masing, yang digunakan dalam proses belajar di kelas (sekolah)

dimana dimaksudkan untuk membantu para pendidik dalam menyampaikan

materi pembelajaran, agar lebih mudah, efisien, dan tepat sasaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran awal. Setiap metode yang akan digunakan oleh pendidik bisa

secara langsung dipilih dan disesuaikan dengan kondisi anak baik mental maupun

intelegensinya, sebab kondisi setiap anak itu berbeda-beda, ada yang pintar,

sedang, kurang pintar, dan tidak pintar dalam hal intelegensinya. Ada pula anak

yang berani, pemalu, penakut, pendiam, aktif dan tidak aktif dalam kemampuan

psikomotoriknya. Semuanya bervariasi, oleh sebab itu metode penyampaian

materi harus disesuaikan dengan materi dan kondisi anak agar tujuan awal

pembelajaran tercapai dan diharapkan anak-anak akan faham dengan materi yang

disampaikan dan mampu menarik kesimpulan dari materi tersebut.

Dari berbagai jenis metode yang ada, yang sering digunakan oleh pendidik

terutama bagi jenjang pendidikan sekolah dasar yaitu metode ceramah, seperti

yang kita ketahui bahwa metode ini lebih menekankan anak untuk tidak berperan

aktif dalam pembelajaran, dalam metode ini guru lebih berperan aktif dan menjadi

Page 41: Penerapan Metode Mengajar Di SD

pelakon utama dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan anak sulit untuk

berkembang secara pesat dalam hal intelektual, psikomotor anak pun akan

terhambat, sebab anak akan cenderung diam, mendengarkan gurunya menjelaskan

materi.

Dalam kesempatan kali ini, saya ditugaskan untuk menyampaikan materi

mata pelajaran Matematika kelas II dengan pokok bahasan bangun datar

(mengenal dan mengetahui titik sudut bangun datar), metode yang saya gunakan

dalam pembelajaran kali ini adalah:

a. Metode ceramah

b. Metode tanya jawab

c. Metode demonstrasi

d. Metode diskusi

Setiap metode yang saya pergunakan dalam pelajaran matematika ini mempunyai

maksud atau tujuan tersendiri, metode ceramah saya gunakan ketika awal

menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah

pembelajaran, dan menjelaskan sedikit materi yang disampaikan sebab saya

mengajar siswa kelas dua yang belum sepenuhnya boleh untuk dilepas. Kemudian

metode tanya jawab saya gunakan juga yaitu pada saat proses belajar, dimana saya

bertanya mengenai pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang

berhubungan dengan materi yang akan disampaikan nanti, juga mengenai

pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan selama proses belajar di kelas. Yang

ketiga adalah metode demonstrasi, metode ini saya gunakan ketika saya

menjelaskan mengenai titik sudut sebuah bangun ruang, dimana saya menunjukan

yang manakah yang disebut dengan titik sudut dan berapa jumlah dari titik sudut

yang berada dalam bangun tersebut. Yang terakhir yang saya gunakan adalah

metode diskusi, ini saya terapkan ketika mereka saya perintahkan untuk

berkumpul denagn teman sekelompoknya kemudian mendiskusikan apa yang saya

sampaikan, sehingga mereka faham. Keempat metode yang saya pergunakan ini

berlangsung cukup lancar dimana proses awalnya adalah saya sedikit menjelaskan

materi yang disampaikan kemudian saya mendemostrasikan alat peraga yang saya

gunakan untuk menunjukan manakah yang disebut dengan titik sudut dan berapa

Page 42: Penerapan Metode Mengajar Di SD

jumlahnya kepada masing-masing anak. Kemudian saya ajukan pertanyaan secara

berkala kepada mereka agar mereka tidak begitu rumit dalam menjawabnya, saya

arahkan mereka untuk mau mengacungkan tangannya dan menjawab pertanyaan

yang saya sampaikan, baik yang berhubungan dengan lingkungan sekitar maupun

yang tidak berhubungan dengan lingkungan sekitar (benda-benda yang mereka

temui sehari-hari). Kemudian saya memerintahkan mereka untuk berdiskusi

mengenai apa yang saya sampaikan dan demonstrasikan kepada mereka, serta

mendiskusikan soal-soal yang saya berikan yang harus dikerjakan oleh masing-

masing kelompok. Kemudian mereka pun mendemonstrasikan kembali apa yang

saya sampaikan dan menjawab pertanyaan tersebut di depan kelas (perwakilan

tiap kelompok).

Tujuan saya mengambil metode-metode ini adalah agar anak mampu

dengan cepat memahami materi yang disampaikan, tetapi tepat dalam

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, anak mampu membedakan

mana yang disebut denagn titik sudut, menghitung jumlah titik sudut pada contoh-

contoh bangun datar seperti meja, kursi, jendela, papan tulis, penghapus, buku,

televisi, tempat tidur, dan lain-lain.

Metode ini saya sesuaiakan dengan kondisi anak dan materi yang saya

sampaikan. Dengan gabungan dari berbagai metode ini bisa memotivasi anak

dalam mencari pengetahuan, mencari pembenaran, sehingga anak mampu

mengambil generalisasi dari materi yang disampaikan, tetapi ada hal yang harus

diingat bahwa kegiatan tersebut masih dalam bimbingan dan petunjuk dari

pendidik/guru, sebab mereka masih berada dalam lingkungan kelas rendah,

berbeda halnya ketika menghadapi anak-anak yang berada di lingkungan kelas

tinggi, sedikitnya mereka sudah bisa dilepas secara langsung dalam berdiskusi.

Anak-anak sanagat antusias dalam mengikuti pelajaran, mereka terpacu untuk

maju ke depan kelas menjawab serta mendemonstrasikannya. Dari kegiatan

tersebut saya dapat melihat kemampuan dan kondisi setiap siswa seperti apa dan

bagaimana, setelah itu saya mengetahui siapa saja anak yang memang kurang

mampu menerima materi dengan cepat dan tepat.

Hambatan-hambatan yang saya temui ketika mengajar adalah:

Page 43: Penerapan Metode Mengajar Di SD

Pembelajaran (anak) di setiap sekolah, kelas selalu ditemukan anak yang

memang pendiam, pemalu, kurang berani, kurang cepat dalam menerima

pelajaran, sulit berkonsentrasi, anak yang hiperaktif dalam kelas, sebab itulah

keunikan yang mereka miliki dimana kita sebagai pendidik harus sudah siap dan

tahu bagaimana menghadapi anak-anak yang seperti disebutkan di atas. Hal yang

saya lakukan pada anak-anak yang kondisinya seperti itu adalah dengan

melakukan pendekatan secara individu dalam proses belajar, terus mengajukan

pertanyaan kepada mereka dan ini salah satu tujuan mengapa saya mengambil

langkah metode diskusi, dimaksudkan agar anak-anak yang memang pendiam dan

pemalu serta penakut, jika memang dia dihadapkan secara langsung untuk

menjawab pertanyaan kedepan kelas. Mungkin dengan cara dia melakukan diskusi

dia mau untuk mengeluarkan pendapat dan menunjukan kemampuannya

dihadapan teman satu kelompoknya. Usaha ini pun berhasil, dia mau untuk

mengeluarkan pendapatnya dan luar biasa, ternyata dia adalah siswa yang cukup

cerdas, jika dibandingkan dengan anak-anak yang bersedia untuk maju kedepan

kelas. Hanya saja dia terbentur dengan rasa malu yang berlebih, tetapi dengan

usaha yang cukup keras akhirnya saya mampu membuatnya maju dan

mendemonstrasikan materi yang di ajarkan kepada teman-temanya. Hambatan

yang kedua yaitu, jumlah murid dalam satu kelas yang sangat tidak wajar yaitu 57

siswa, dimana idealnya dalam satu kelas itu terdiri dari 20 sampai dengan 25

siswa, agar penyampaian materinya pun mudah diserap oleh anak-anak. Tetapi

saya siasati dengan menggunakan metode pembelajaran tadi, jadi anak tidak

jenuh, anak-anak cukup bisa dikondisikan dengan baik.

Metode demonstrasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab tidak buruk jika

diterapkan dalam pelajaran matematika kelas II dengan ketentuan siswa terus

mendapatkan bimbingan dan pantauan dalam belajar dan mengambil kesimpulan

materi agar tujuan awal pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Page 44: Penerapan Metode Mengajar Di SD

BAB III

PENUTUP

Pendidikan yang secara umum diartikan sebagai usaha untuk

mengembangkan segala potensi yang dimiliki tidak dapat berlangsung jika tidak

ada pendidik dan peserta didik. Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa hal

yang harus dipenuhi, misalnya penguasaan materi pelajaran, sikap

bertanggungjawab, dan kemampuan mengelola proses belajar mengajar. Selain

itu, pendidik juga harus dapat memilih dan menerapkan metode yang tepat untuk

digunakan ketika mengajar peserta didiknya. Pendidik dapat mengkombinasikan

metode-metode yang ada antara satu dengan yang lainnya agar didapatkan hasil

yang maksimal. Penerapan metode yang bervariasi akan membuat anak atau

peserta didik tidak merasa jenuh dan lebih mudah memahami materi yang

disampaikan. Adapun hambatan-hambatan yang muncul ketika proses belajar

berlangsung dapat dihadapi dan diselesaikan pendidik melalui berbagai solusi

yang tepat. Dengan ini, pendidik dapat menciptakan situasi pendidikan yang

efektif sehingga tujuan pun akan tercapai.

Page 45: Penerapan Metode Mengajar Di SD

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 2003. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sadulloh, Uyoh. 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sadulloh, Uyoh, dkk. 2007. Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta.