penerapan disiplin kerja pegawai negeri sipil pada …repository.umrah.ac.id/822/1/jurnal oka tama...

21
PENERAPAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI OLEH : OKA TAMA BAGUS PRAYOGA NIM. 100563201155 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018

Upload: vuongcong

Post on 04-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS

PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA

TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

OLEH :

OKA TAMA BAGUS PRAYOGA

NIM. 100563201155

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

PENERAPAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS

PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA

TANJUNGPINANG

(Studi di DPPKAD Kota Tanjungpinang)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan disiplin pegawai pada

kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang.

Selain itu juga saya mencoba mengidentifikasi hambatan-hambatan terkait dengan

pendisiplinan kerja pegawai pada organisasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang. Teknik sampel

menggunakan proposive sampling. Terdapat 15 orang informan dan Kepala Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang sebagai

informan kunci.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan disiplin pegawai pada kantor Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang adalah bersifat

prefentif dan korektif. Masih terdapat ketidakdisiplinan pegawai antara lain, terlambat

masuk kantor, meninggalkan kantor sebelum waktu yang ditentukan, tidak menggunakan

seragam yang ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan disiplin

yang dilakukan telah mempertimbangkan kemampuan bagi tiap pegawai, yaitu dengan

cara menempatkan pegawai sesuai kemampuan. Selain itu penerapan disiplin juga

dilakukan dengan cara memberikan contoh baik terhadap pegawai yang dilakukan oleh

pimpinan.

Kata Kunci: Disiplin pegawai, Disiplin preventif, Disiplin korektif

ABSTRACT

This study aims to determine the application of employee discipline to the office

of financial and asset management revenue office tanjungpinang city area. Besides that I

also try to identify the barriers associated with employee work discipline on the

organization.

the population in this study is all employees in the area of financial management

and tanjungpinang urban area assets. Sampling technique uses proposive sampling.

There were 15 informants and head of the provincial tanjungpinang financial and asset

management services as key informants.

The result of this research shows the implementation of discipline of employees at

the office of the financial and asset management office of tanjungpinang city area is

prefentive and corrective. there is still insufficiency of employees among others, late in

the office, leaving the office before the designated time, not using the specified uniform. the results of this study indicate that the implementation of the discipline has taken into

account the ability of each employee, that is by placing employees according to their

ability. In addition, the implementation of discipline is also done by giving a good

example to the employee that the leader has done.

Key Words: Employee’s Disciplinary, Preventive Discipline, Corrective Discipline

PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu organisasi dapat dilakukan dengan adanya pengembangan

manajemen sumber daya manusia, seperti perbaikan sistem kerja yang digunakan dalam

pemerintahan atau organisasi, perkembangan sumber daya manusia dengan pelatihan dan

pengembangan pegawai serta mengadakan alih teknologi tinggi. Disamping itu, untuk

mencapai tujuan organisasi perlu diupayakan langkah-langkah yang terencana,

sistematik, berkelanjutan, dan terkoordinasi dalam meningkatkan kualitas serta

pengabdian pegawai. Pembinaan disiplin pegawai merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas pengabdian dan perannya dalam pencapaian tujuan.

Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk

memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik

secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik

pegawai untuk mematuhi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga

dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan

kerja pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi, akan

bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin

tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya

dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati

peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa

paksaan. Pada akhirnya pegawai yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan

mempunyai kinerja yang baik karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin

untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Agar kedisiplinan dapat terlaksana dengan baik, maka kedisiplinan hendaknya

dapat menunjang tujuan serta sesuai dengan kemampuan dari para pegawai, karna

tegaknya disiplin kerja dari para pegawai menyebabkan pelaksanaan kinerja lembaga

atau organisasi lebih efektif dan efisien, serta mempermudah dalam pencapaian tujuan

yang diinginkan.

DPPKAD Kota Tanjungpinang juga dituntut untuk memberikan pelayanan

prima kepada masyarakat agar dapat memberikan pelayan prima, dibutuhkan personil

yang tidak hanya saja memiliki komptensi yang memadai, tapi juga disiplin kerja yang

tinggi, hal ini dimaksudkan agar pelayanan dapat diberikan secara efektif dan efesien.

Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja kantor, ini dibuktikan dengan masih

adanya pegawai yang datang dan pulang kerja tidak sesuai dengan aturan yang sudah

ditetapkan, masih ada pegawai yang tidak konsisten dalam menggunakan fasilitas kantor

serta masih ada pegawai yang lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan uraian diatas maka saya berkeinginan untuk melakukan penelitian

mengenai kedisiplinan pegawai di kantor DPPKAD Kota Tanjungpinang dalam bidang

Kepegawaian, maka dengan ini saya tertarik untuk melakukan sebuah kegiatan

penelitian dengan judul “Penerapan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang.”

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui penerapan disiplin kerja pegawai pada kantor DPPKAD Kota

Tanjungpinang

b) Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dalam disiplin kerja pegawai pada

kantor DPPKAD Kota Tanjungpinang

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kantor untuk terus meningkatkan

kedisiplinan pegawai demi kelancaran administrasi kerja pegawai Kantor DPPKAD

Kota Tanjungpinang.

b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian serupa.

1. Pengertian Disiplin Kerja

Dalam kehidupan organisasi, kondisi tertib dan teratur merupakan aspek

penting yang berperan pada kelancaran organisasi dalam mencapai tujuannya. Tujuan

dari peraturan ini adalah untuk menciptakan suasana tertib dan teratur dalam pencapaian

hasil kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,

kuantitas, dan waktu. Agar dapat berjalan dengan baik maka diperlukan ketaatan dan

peran yang positif dari setiap pegawai.

Untuk dapat diwujudkannya ketaatan dan peran positif pegawai itu pula,

tentunya tidak terlepas dari kedisiplinan yang harus dimiliki oleh tiap tiap pegawai yang

ada dalam sebuah lingkungan kerja.

(Moekijat,1989:139). Mengemukakan pendapat dalam menjelaskan pengertia

disiplin sebagai berikut :

”Disiplin berasal dari kata “disciple” yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk

melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatumenjadi lebih baik. Disiplin adalah

suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan

meningkatkan tujuan organisasi secara objektif, melalui kepatuhannya menjalanjkan

peraturan organisasi. “

Selanjutnya menurut Keith David dalam Wulandari (2017:6), menyatakan

bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksana manajemen untuk memperteguh

pedoman-pedoman organisasi.

Kemudian Sastrohadiwiryo (2003:291) menegenai disiplin mengemukakan hal

sebagai berikut :

,”disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan

taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis

serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sangsi-sangsinya

apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.”

Lebih lanjut menurut Gie (2005:56) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu

keadaan tertib dimana orang-orang tergabung dalam suatu perusahaan tunduk kepada

peraturan peraturan yang ada dengan senang hati.

Sementara Siagian (2000:305) dalam menjelaskan definisi disiplin, melihatnya

dari sudut pandang yang berbeda, dimana disiplin tidak lagi dipandang sebagai sebuah

prilaku karyawan, melainkan disiplin merupakan merupakan tindakan manajemen

mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.

Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang

berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai

sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif

dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya

Dari beberapa definisi di atas yang menguraikan tentang definisi disiplin,

maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah sebuah sikap,

perbuatan atau prilaku seseorang atau sekelompok orang yang secara sadar atau dengan

kerelaan mematuhi maupun secara paksaan oleh pihak tertentu yang dalam hal ini adalah

pihak manajemen untuk mematuhi kaidah-kaidah yang ada di sekitarnya

Dalam kaitannya dengan disiplin kerja, Sartrohadiwiryo (2003:291)

mengemukakan bahwa : “disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai,

patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang

tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi

apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.

Kemudian dijelaskan juga oleh (Moekijat, 1989: 39) mengenai disiplin kerja

merupakan suatu kekuatan yang berkembang didalam tubuh pekerja sendiri yang

mengebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-keputusan,

peraturan peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku

Sementara Sutriso dalam Manansal, Sepal dan Baramuli (2016: 8))

mengemukakan tentang hal disiplin kerja dari sudut pandang yang berbeda, dimana

disiplin kerja adalah sesuatu yang dianggap sebagai alat yang digunakan para menajer

untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang

mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.

Dari beberapa pendapat yang penulis uraikan di atas, maka dapat pula

disimpulkan bahwa yang dimaksud disiplin kerja adalah serangkai kegiatan dalam

sebuah organisasi atau lingkungan kerja yang mana dalam kegiatan tersebut seluruh

karyawan mematuhi kaidah kaidah organisasi yang berlaku dengan tujuan tercapainya

tujuan organisasi, selain itu disiplin juga mengandung sanksi bagi tiap tiap pelanggaran

aturan yang berlaku.

Menurut Suradinata (1997:128) Disiplin Kerja dapat dibentuk dan

dikembangkan melalui berbagai cara antara lain:

1. Melalui pendidikan yang tidak formal yaitu dalam kehidupan keluarga dan lingkungan

sekitarnya.

2. Melalui pendidikan formal yaitu melalui jalur Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar,

Sekolah Lanjutan maupun Pendidikan Tinggi.

3. Melalui latihan kepemimpinan terutama melalui pelatiahan pembentukan dasar disiplin

melalui sikap, cara bertindak, berbicara sesuai dengan aturan dan kebiasaan untuk bersikap

patuh dan taat yang dapat membentuk semangat penguasaan diri dalam kehidupan

organisasi dan masyarakat.

4. Melalui keteladanan. Ini berarti disiplin harus dimulai dari tingkat pimpinan terlebih

dahulu.

5. Melalui gerakan Disiplin Nasional, yaitu untuk mewujudkan kepatuhan dan keteladanan

yang lahir dari sikap patuh oleh seluruh masyarakat terhadap ketentuan yang berlaku baik

tertulis maupun tidak tertulis sebagai konvensi yang berlaku secara nasional. Jadi yang

dimaksud dengan disiplin nasional adalah disiplin yang sudah menjadi milik bangsa yang

harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat pula diartikan bahwa disiplin tidak tumbuh dengan

sendirinya, melainkan melalui sosialisasi sosialisasi tertentu yang dilakukan baik dilembaga

formal maupun non formal, khususnya pada lembaga formal yang dalam hal ini adalah

lingkungan kerja, terdapat pula dimensi vertikal yang mana disiplin dapat dilakukan melalui

keteladanan pemimpin atau juga melalui gerakan nasional. Hal tersebut juga berarti perlu

adanya control secara langsung dari seorang pemimpin atau pihak yang lebih tinggi untuk

dapat mewujudkan rasa disiplin bagi setiap karyawan yang ada dalam lingkungan kerja.

Yang dimaksud dengan kedisiplinan yang baik, merupakan hal yang sulit,

tetapi Hasibuan (2009 : 193) memberikan definisi sebagai berikut :

1. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

2. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua

peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Jadi, dia akan

mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.

3. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai

dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.

Dari pendapat diatas dapat pula disimpulkan bahwa disiplin kerja sangat erat

sekali hubungannya dengan ketaatan karyawan dalam menjalankan peraturan yang

berlaku dan sesuai dengan lingkungan kerja. Adapun sesuatu hal yang dianggap baik

adalah orang orang yang secara sadar mentaati segala peraturan yang berlaku, sedangkan

orang orang yang tidak bisa mematuhi peraturan mereka dikategorikan sebagi karyawan

yang kurang baik dan perlu dilakukan tindakan berupa sanksi agar kedisiplinan dapat

terlaksana dengan baik.

2. Jenis Jenis Disiplin Kerja

Terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu disiplin Preventif dan disiplin

korektif menurut Siagian (2006:305) :

a) Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para

pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-

penyelewengan dapat dicegah. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola

sikap, tindakan, dan prilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi, untuk

mencegah jangan sampai para pegawai bersikap negatif.

Penjelasan mengenai disiplin preventif di atas mengandung makna, bahwa

dalam menerapkan disiplin dilakukan usaha usaha pencegahan sebelum terjadinya

pelanggaran tata tertip oleh karyawan. Adapun usaha usaha yang dimaksud tersebut

antara lain dengan melakukan hal hal sebagai berikut :

1. Kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap yang dalam hal ini dapat

dilakukan dengan cara membuat standat peraturan tertulis maupun tidak

tertulis dalam organisasi.

2. Mencegah jangan sampai terjadinya prilaku negatif bagi setiap anggota

organisasi

Ada beberapa cara menegakkan disiplin preventif dalam suatu organisasi menurut

Darsono dan Siswandoko (2011:130) :

1) Pegawai diseleksi dan ditempatkan sesuai dengan aturan yang berlaku

2) Pegawai dididik dan dilatih sebelum ditempatkan pada suatu pekerjaan

3) Pegawai ditempatkan sesuai kebutuhan pekerjaannya dan kemampuannya

4) Membangun pegawai untuk memiliki sikap positif terhadap pekerjaan yang

akan dikerjakannya

5) Membangun pegawai untuk memiliki keberanian mengeluarkan pendapat dan

memberikan kesempatan kepadanya.

6) Mengevaluasi kinerja pegawai dam memberikan hasilnya sebagai umpan balik

untuk memperbaiki pola pikir dan prilakunya dalam pekerjaan

b) Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran

terhadap aturan-aturan dan mencoba menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

Tindakan sanksi korektif seharusnya dilakukan bertahap, mulai dari yang paling

ringan sampai yang paling berat. Syles dan Strauss menyebutkan empat tahap pemberian

sanksi korektif, yaitu:

Disamping itu, dalam pemberian sanksi korektif seharusnya memperhatikan tiga

hal sebagai berikut :

a. Pegawai yang diberikan sanksi harus diberitahu pelanggaran apa yang telah

diperbuatnya.

b. Kepada yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri

c. Dalam hal pemberian sanksi terberat, yaitu pembrhentian perlu dilakukan “lain,

mengapa manajemen terpaksa mengambil keputusan atau tindakan sekeras itu.

Wawancara keluar” (exit interview) pada waktu mana dijelaskan antara

Burack dalam Siagian (2006:305) mengingatkan bahwa pemberian sanksi korektif

yang efektif terpusat pada sikap atau perilaku seseorang dalam unit kelompok kerja yang

melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja dan bukan karna kepribadiannya.

Untuk itu, dalam penerapan sanksi korektif hendaknya berhati-hati jangan sampai

merusak seseorang maupun suasana organisasi secara keseluruhan. Dalam pemberian

sanksi korektif harus mengikuti prosedur yang benar sehingga tidak berdampak negatif

terhadap moral kerja anggota kelompok. Ada beberapa pengaruh negatif bilamana

tindakan sanksi korektif dilakukan secara tidak benar, yaitu : disiplin manajerial, disiplin

tim, disiplin diri.

3. Prinsip-prinsip pendisiplinan

Menurut Soejono (1997:67), dengan adanya tata tertib yang ditetapkan, dengan

tidak sendirinya para pegawai akan mematuhinya, maka perlu bagi pihak organisasi

mengkondisikan karyawannya dengan tata tertib kantor. Untuk mengkondisikan pegawai

agar bersikap disiplin, maka dikemukakan prinsip pendisiplinan sebagai berikut :

1) Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.

Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan dihadapan orang

banyak, karena bila hal tersebut dilakukan mengebabkan karyawan yang

bersangkutan malu dan tidak menutup kemungkinan akan sakit hati.

2) Pendisiplinan yang bersifat membangun.

Selain menunjukan kesalahan yang dilakukan karyawan, haruslah disertai dengan

memberi petunjuk penyelesaiannya, sehingga karyawan tidak merasa bingung dalam

menghadapi kesalahan yang dilakukan.

3) Keadilan dalam pendisiplinan.

Dalam melakukan tindakan pendisiplinan, harusnya di lakukan secara adil tanpa pilih

kasih serta tidak membeda-bedakan antara karyawan.

4) Pendisiplinan dilakukan pada waktu karyawan tidak absen.

Pimpinan hendaknya melakukan pendisiplinan ketika karyawan yang melakukan

kesalahan hadir, sehingga secara pribadi ia mengetahui kesalahannya.

5) Setelah pendisiplinan hendaknya dapat bersikap wajar.

Hal itu dilakukan agar proses kerja dapat berjalan lancar seperti biasa dan tidak kaku

dalam bersikap.

Uraian mengenai prinsip-prinsip pendisiplinan karyawan sebagaimana tertera di

atas, menjelaskan bahwa pendisiplinan hendaknya dilakukan dengan tata cara yang tepat.

Dimana pendisiplinan bukanlah suatu hal yang pada akhirnya membuat tujuan organisasi

menjadi lebih buruk, melainkan pendisiplinan mengarah pada keharmonisan hubungan

dalam lingkungan pekerjaan.Selain itu, pendisiplinan juga tidak merugikan salah satu

pihakyang ada dalam lingkungan pekerjaan.

4. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Saksono dalam Wulandari (2017:13), adapun beberapa hal yang dilihat

dalam menentukan kedisiplinan pegawai antara lain adalah sebagai berikut:

1) Ketepatan waktu

Para pegawai dating kekantor tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu dapat

dikatakan disiplin kerja baik.

2) Menggunakan peralatan kantor dengan baik.

Sikap hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor, dapat menunjukan bahwa

seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat

terhindar dari kerusakan.

3) Tanggungjawab yang tinggi

Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai

dengan prosedur dan bertanggung jawab atas hasil kerjanya, dapat pula dikatakan

memiliki disiplin kerja yang baik.

4) Ketaatan terhadap aturan kantor.

Pegawai memakai seragam kantor, menggunakan kartu tanda pengenal/ identitas,

membuat izin bila tidak masuk kantor, juga merupakan cerminan dari disiplin

yang tinggi.

Sejalan dengan hal di atas Menurut Discenza dan Smith, dalam Wulandari (2017:

13-14) mengemukakan beberapa hal yang menjadi indikator kedisplinan pegawai, yang

diantaranya adalah :

1) ketaatan terhadap peraturan,

2) kepatuhan terhadap perintah pimpinan

3) ketaatan terhadap jam kerja

4) kepatuhan berpakaian seragam,

5) kepatuhan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana kantor

6) selalu bekerja sesuai prosedur.

Indikator keberhasilan pendisiplinan sebagaimana tertera di atas, tentunya

bukanlah suatu hal yang dapat dicapai dengan serta merta, melainkan ada beberapa hal

yang mempengaruhinya, sebagaimana dijelaskan oleh Hasibuan (2005:110), ada

beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan pegawai yaitu

meliputi:

1) Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dari pekerjaan yang dibebankan harus sesuai dengan kemampuan,agar

pegawai dapat bekerja dengan baik.

2) Peranan pimpinan

Adanya pimpinan yang dapat dijadikan contoh pegawai dalam berprilaku disiplin.

3) Keadilan

Menerapkan disiplin pada pegawai tanpa membeda-bedakan pangkat dan

golongan.

4) Balas jasa

Adanya balas jasa (imbalan) akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai

terhadap pekerjaannya.

5) Pengawasan

Tindakan untuk mencegah atau mengetahui terjadinya kesalahan, memelihara

kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peran atasan dan

bawahan, menggali sistem kerja yang efektif, menciptakan sistem internal kontrol

yang baik dalam mendukung terwujudnya tujuan organisasi, pegawai dan

masyarakat.

6) Sanksi

Adanya hukuman (punishment)bila ada pegawai yang melanggar aturan.

7) Ketegasan

Adanya ketegasan atas pimpinan dalam menegur.

8) Hubungan kemanusiaan

Lingkungan kerja yang menyenangkan akan memotivasi kedisiplinan kerja

pegawai.

Dari uraian di atas yang telah menjelaskan tentang pendisiplinan, maka dapat

disimpulkan : bahwa pendisiplinan yang pada dasarnya adalah penerapan peraturan

peraturan yang ada di lingkungan pekerjaan dapat diterapkan apabila tujuan dan

kemampuan, peranan pemimpin, keadilan, balas jasa, pengawasan, sanksi, ketegasan dan

hubungan kemanusian dalam lingkungan kerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan

organsasi.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan

skripsi ini maka penulis mengadakan pengumpulan data melalui teknik :

a. Observasi

Disini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kejadian atau gejala

yang dijadikan objek penelitian. Pengamatan ini menggunakan alat cek lis merupakan

salah satu alat untuk mencari data yang relavan dalam hasil yang akan penulis teliti.

Penulis akan mengobservasi pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Tanjungpinang, dengan menggunakan pengumpulan datanya berupa

lembaran pengamatan.

b. Wawancara

Metode pengambilan data yang digunakan peneliti adalah wawancara karena

didalam penelitian ini, informasi yang diperlukan adalah berupa kata-kata yang

diungkapkan subjek secara langsung, sehingga dapat dengan jelas menggambarkan

perasaan subjek penelitian dan mewakili kebutuhan informasi dalam penelitian.

Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh

pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami induvidu berkenaan

dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu

tersebut,suatu hal yang tidak dapat melalui pendekatan lain. Wawancara yang di

lakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yaitu wawancara yang tetap

menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak seketat wawancara

terstruktur. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum,

yaitu pedoman wawancara yang harus mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa

menentukan urutan pertanyaan.

c. Studi Dokumentasi

Peneliti berusaha menghimpun data dari sumber-sumber penunjang yang

berupa dokumen-dokumen, teori-teori dan berbagai sumber yang kemudian diolah

sesuai dengan kebutuhan dan masalah peneliti.

d. Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data

kualitatif yaitu dengan melakukan terlebih dahulu mendeskripsikan,

memverifikasikan, mengenterprestasikan untuk kemudian dianalisis sehingga

memperoleh suatu kesimpulan. Moloeng (2011;35) menyatakan analisa dan kualitatif

adalah proses pengorganisasian, dan penguratan data kedalam pola dan katagori serta

satu uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti disarankan oleh data.

Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah: (1) menelaah dari semua

data yang tersedia dari berbagai sumber, (2) reduksi data yang dilakukan dengan

membuat abstraksi, (3) menyusun data kedalam satuan-satuan, (4) pengkataggorian

data sambil membuat koding, (5) mengadakan pemeriksaan keabsahan data, dan (6)

penafsiran data secara deskriptif.

B. Analisis Terhadap Penerapan Disiplin Kerja

Disiplin merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memajukan

sebuah organisasi, dimana dalam penerapannya disiplin mengandung aturan aturan yang

juga dapat digunakan sebagai motivasi bagi pegawai. Selain itu dengan disiplin juga

mengandung unsur pendidikan yang perlu dilakukan kepada karyawan sebagai individu,

maupun kelompok.

Adapun dalam uraian ini penulis akan melakukan analisis terhadap penerapan

disiplin yang dilihat melalui beberapa indikator yang antara lain adalah: Ketaatan

terhadap peraturan, kepatuhan terhadap perintah pimpinan, ketaatan terhadap jam kerja,

kepatuhan berpakaian seragam, kepatuhan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana

kantor, selalu bekerja sesuai prosedur.

Agar pembahasan mengenai analisis penerapan yang ingin penulis lakukan dapat

lebih fokus dan terarah, untuk itu penulis akan membahasanya secara terperinci dari tiap-

tiap indikator yang ada.

1. Ketaatan Terhadap Peraturan

Selain peraturan peraturan tentang pembagian kerja yang telah ditetapkan pada

lingkungan kerja, peraturan lainnya mengenai disiplin kerja pegawai adalah Peraturan

Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil. Adapun ketetapan

tentang pembagian kerja telah penulis uraikan pada kesempatan terdahulu

Dalam pelaksanaan penerapan disiplin pada Pegawai di Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang, permasalahan yang

cenderung timbul adalah hal yang berkaitan dengan Pasal 3 ayat 11 Peraturan Pemerintah

No. 53 tahun 2010, dimana dalam pasal ini dijelaskan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil

wajib masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja. Selain itu, pada pasal ini juga

dijelaskan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib datang, melaksanakan tugas, dan

pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena

dinas. Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang

berwenang.

Adapun keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara

kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak

masuk kerja.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya inti dari hal yang berkaitan

dengan peraturan jam kerja adalah ketepatan jadwal masuk dan pulang kerja bagi seluruh

pegawai.

Berikut akan penulis sajikan uraian tentang analisis dari indikator disiplin kerja

yang menyangkut dengan permasalahan ketaatan pegawai terhadap jam kerja. Untuk

lebih jelas lagi, penulis akan memberikan gambaran sebagaimana terdapat pada table 4.6

di bawah ini:

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap key informan seputar

permasalahan ketaatan terhadap peraturan, maka diperoleh keterangan sebagai berikut :

“Saya sudah mengambil tindakan tegas terhadap karyawan yang melanggar peraturan,

dimana saya secara rutin melakukan evaluasi yang dalam hal ini adalah melakukan

teguran sampai dengan memberi peringatan. Namun jika peraturan masih juga

dilanggar, langkah lain yang saya lakukan adalah melaporkan pegawai yang melanggar

peraturan tersebut ke Badan Kepegawaian Daerah untuk dilakukan pembinaan. Sanksi

lain yang berlaku pada dinas ini adalah melakukan pemotongan insentif kepada

karyawan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan. Adapun hal terpenting bagi diri

saya agar karyawan tetap taat pada aturan adalah memberikan contoh dan teladan bagi

mereka. Sedangkan penghargan yang diberikan oleh pihak kantor sejauh ini bukan

berupa balas jasa dengan pemberian materi secara langsung, melainkan orang yang

patuh pada peraturan tersebut saya berikan kepercayaan khusus dalam menanangani

kegiatan kantor, tentunya dengan hal ini mereka juga mendapat imbalan dari dana

kegiatan yang ada”.

( wawancara, 2 agustus 2017 jam 09.00 wib )

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yang berkembang dari masalah penelitian yakni :

1. Penerapan disiplin pegawai yang dilakukan adalah penerapan disiplin yang mengacu

pada Peraturan Pemerintah No.53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.

2. Masih terdapat ketidakdisiplinan pegawai kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah kota Tanjungpinang yang antara lain berupa, terlambat

masuk kantor, meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditentukan, tidak

menggunakan seragam yang ditentukan.

3. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai dan menangani

kendala-kendala yang ada seperti terlambat masuk kantor, meninggalkan kantor

sebelum waktu yang telah ditentukan, tidak menggunakan seragam yang ditentukan,

dilakukan secara preventif, yaitu dengan cara selalu mensosialisasikan aturan yang

berlaku dan tindakan pendisiplinan secara korektif dengan cara memberikan sanksi bagi

setiap pelanggaran peraturan.

4. Penerapan disiplin yang dilakukan pada kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah telah mempertimbangkan kemampuan bagi tiap pegawai, yaitu dengan

cara menempatkan pegawai sesuai kemampuan. Selain itu penerapan disiplin juga

dilakukan dengan cara memberikan contoh baik terhadap pegawai yang dilakukan oleh

pimpinan. Adapun mengenai balas jasa bagi para pegawai yang disiplin dilakukan

dengan cara memberikan kepercayaan bagi pegawai yang disiplin untuk menangani

bidang kegiatan tertentu. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwasanya penerapan

disiplin sudah dilakukan dengan tegas, hal ini dapat dibuktikkan dari pencatatan-

pencatatan pelanggaran disiplin secara tertip dan pemberian sanksi bagi para pegawai

yang melanggar aturan.

5. Dengan adanya penerapan disiplin yang dilakukan sesuai prosedur dan

mempertimbangkan hubungan kemanusian, dapat menciptakan hubungan harmonis bagi

para pegawai dilingkungan pekerjaan.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran

guna masukkan sebagai berikut :

1. Penerapan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 harus diterapkan secara optimal

melalui langkah-langkah pensosialisasian secara intensif dan tepat sasaran, sehingga

seluruh pegawai dapat memahami bahwasanya penerapan disiplin yang dilakukan adalah

sebuah tindakan yang didasari oleh aturan hukum yang tetap.

2. Disiplin kerja pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Tanjungpinang harus ditingkatkan karena masih adanya pegawai yang melakukan

pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan seperti terlambat masuk kantor, serta

meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditetapkan.

3. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai dan menangani

kendala-kendala yang ada seperti terlambat masuk kantor, meninggalkan kantor sebelum

waktu yang telah ditentukan, tidak menggunakan seragam yang ditentukan, diharapkan

dilakukan secara preventif, yaitu dengan cara selalu mensosialisasikan aturan yang

berlaku, dan tindakan pendisiplinan secara korektif dengan cara memberikan sanksi bagi

setiap pelanggaran peraturan agar mengoptimalisasikan penerepan disiplin kerja

pegawai.

4. Pimpinan merupakan contoh awal dari penerapan disiplin di kantor Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang, karena jika pimpinan

tidak disiplin maka bagaimana akan disiplin.

5. Penerapan disiplin tidak membedakan antara pegwai pria dan pegawai wanita dalam

suatu organisasi, maka dengan demikian dapat menciptakan hubungan harmonis dalam

lingkungan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Mangkunegara, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Gie, The Liang, 2005, Administrasi Perkantoran Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta

Hasibuan, Malayu S.P, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Hasibuan, S.P Malayu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi

Aksara

Manansal, Romkye., Jantje L Sepang & Deddy N. Baramuli. 2016. Pengaruh Disiplin Kerja

dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan Pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UNSTRAT di Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No.1

Mathis R.L dan Jackson J.H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat,

Jakarta

Moleong, Lexy. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moekijat, 1989, Manajemen Kepegawaian, Bandung, Alumni.

Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suradinata, Ermaya, 1997, Pemimpin dan Kepemimpinan Pemerintahan, PT. Gramedia

Pustaka, Jakarta.

Siagian, Sondang. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Aksara Baru. Jakarta.

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan

Administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.

Wulandari, Silvana Putri. 2017.”Penerapan Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja

Pegawai Pada Kantor Camat Baruga Kota Kendari” Universitas Hal Oleo:

Kendari

JURNAL :

Anggit, Satriawan. 2015, “Penerapan Disiplin Kerja Dibagian Organisasi

Sekretariat Daerah (SETDA) Kota Semrang”. Jurusan Manajemen Universitas

Negeri Semarang.

Dody, Hidayat. 2016, “Kompetensi,Disiplin Kerja Dan Kinerja Pegawai Organisasi

Kesatuan Pengelolaan Hutan”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Riau, Kampus Bina Widya.

Joko, Sarwanto. 2007, “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dikantor

Departemen Agama Kabupaten Karanganyar”. Jurusan manajemen dakwah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Lukman, Afrianto. 2015, “Pemberian Insentif, Disiplin Kerja,Iklim Organisasi Dan

Kinerja”. Jurusan Ilmu Administrasi FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya.

Silvana, Wulandari. 2017, “Penerapan Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja

Pegawai Pada Kantor Camat Baruga Kota Kendari”. Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Universitas Halo Oleo Kendari.

PERATURAN-PERATURAN :

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010. Tentang Disiplin Kerja Pegawai

Peraturan Daerah SOTK Dinas Kota Tanjungpinang No. 4 Tahun 2014

Peraturan Walikota No. 40 Tahun 2011 Tentang Jam Kerja Pegawai Negeri Sipil dan

Honorer Dilingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang.