penerapan cbr dalam penentuan keputusan hakim

Upload: mulyantowahid

Post on 30-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 1

    Penerapan Case Based Reasoning Dalam

    Penentuan Keputusan Hakim

    A. Latar Belakang

    Hakim selalu dituntut untuk selalu mampu mengambil keputusan dengan

    baik dan tepat saat menjatuhkan hukuman kepada seorang terdakwa. Salah satu

    keputusan seorang hakim adalah menentukan lamanya seorang terdakwa dipenjara

    atau ditahan dan denda yang harus dibayarkan. Keputusan harus dilakukan sebaik

    mungkin karena berhubungan dengan kemerdekaan, kehormatan dan harta

    seorang terdakwa.

    Faktor yang mempengaruhi putusan hakim adalah faktor internal dan

    faktor eksternal. Faktor internal meliputi: usia, keluarga, korban, dan terdakwa.

    Faktor eksternal berupa hal yang memberatkan dan meringankan, dan pasal yang

    dikenakan.

    Melihat dari kriteria yang dipertimbangkan dalam menentukan hukuman

    kepada terdakwa, maka hal tersebut bukan merupakan pekerjaan yang mudah

    untuk dilakukan seorang hakim. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam

    membantu pengambilan keputusan adalah dengan metode case base reasoning.

    Metode ini menawarkan teknik penyelesaian masalah dengan mengadopsi solusi

    pada permasalahan sebelumnya. sehingga dengan metode ini, para pembuat

    keputusan tidak perlu lagi membangun aturan-aturan (rule based system) dari

    permasalahan yang dihadapinya.

    Dengan metode ini, hakim dapat melihat apakah keputusan yang akan

    diberikan kepada terdakwa tepat jika dilihat dari kasus-kasus yang terdahulu yang

    mempunyai kemiripan. Seperti kemiripan faktor-faktor yang telah disebutkan di

    atas tadi. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk

    membangun sebuah sistem pendukung keputusan yang menerapkan metode case

    base reasoning untuk penentuan hukuman kepada seorang terdakwa.

  • 2

    B. Tujuan

    Penelitian ini bertujuan membangun suatu sistem yang dapat membantu

    hakim dalam menentukan keputusan hukum bagi terdakwa dengan menggunakan

    metode case base reasoning.

    C. Dasar Teori

    CBR merupakan suatu teknik pemecahan masalah yang mengadopsi

    solusi-solusi masalah-masalah sebelumnya yang mirip dengan masalah baru yang

    dihadapi untuk mendapatkan solusinya [Riesbeck dan Schank, 1989]. Kasus pada

    masa lalu disimpan dengan menyertakan fitur-fitur yang menggambarkan

    karakteristik dari kasus tersebut beserta solusinya.

    Ian Watson (1997), mengelompokkan CBR menjadi 2 kelompok:

    klasifikasi dan sintesa. Pada kelompok klasifikasi: kasus dikelompokkan

    berdasarkan kemiripan yang dilihat dari fitur-fiturnya. Kasus yang baru akan

    mengadopsi solusi dari kasus-kasus yang berada dalam kelompok kasus yang

    sama. Pada kelompok sintesa, solusi didapat dengan cara mengkombinasikan

    solusi-solusi dari kasus-kasus sebelumnya. kelompok ini biasanya merupakan

    sistem gabungan antara CBR dengan teknik yang lain.

    CBR System

    Classification

    task

    Synthesis

    task

    Prediction Assesment Diagnosis Planning Design Configuration

    Medical

    Diagnosis

    Equipment

    Failure

    Gambar 1. Pengelompokan Aplikasi CBR [Watson, 1997]

  • 3

    CBR dapat direpresentasikan sebagai suatu siklus proses yang dibagi

    menjadi empat sub proses (Aamodt dan Plaza, 1994), yaitu:

    1. Retrieve: mencari kasus-kasus sebelumnya yang paling mirip dengan

    kasus baru.

    2. Reuse: menggunakan kembali kasus-kasus yang paling mirip tersebut

    untuk mendapatkan solusi pada kasus yang baru.

    3. Revise: melakukan penyesuaian dari solusi-solusi kasus-kasus sebelumnya

    agar dapat dijadikan solusi untuk kasus yang baru.

    4. Retain: menyimpan solusi dari kasus yang baru.

    Siklus CBR tergambar pada bagan berikut:

    Gambar 2. Siklus Case Base Reasoning

    D. Rancangan Sistem

    1. Deskripsi Sistem

    Sistem yang dikembangkan ini adalah sistem yang berperan sebagai

    perangkat lunak bantu yang dapat digunakan oleh pengguna dalam hal ini seorang

    hakim, dalam menentukan hukuman bagi terdakwa berdasarkan kasu-kasus

    terdahulu yang pernah ada. Dengan memanfaatkan metode CBR yang diterapkan

    pada sistem pendukung keputusan ini, seorang hakim dapat mengambil keputusan

    penentuan hukuman bagi terdakwa berdasarkan data-data putusan pidana

    sebelumnya.

  • 4

    Keputusan seorang hakim dalam menentukan hukuman tidaklah selalu

    diperoleh berdasarkan perhitungan dari pasal-pasal dan intuisi saja, namun

    keputusan tersebut juga dapat diperoleh dengan mempelajari pengalaman

    terdahulu seperti mempelajari putusan-putusan terdahulu yang mempunyai

    kemiripan dengan kasus saat ini. Oleh karena itu, metode CBR ini dikembangkan

    berdasarkan kebutuhan dari hakim maupun pengguna lain yang mempunyai

    kepentingan dengan kasus hukum.

    Dalam sistem ini yang menjadi kriteria sebagai parameter penentuan

    hukuman bagi terdakwa kasus adalah:

    a. Umur

    b. Jenis kelamin

    c. Pekerjaan

    d. Pasal

    e. Hal yang memberatkan

    f. Hal yang meringankan

    Kriteria standar ini dibuat sebagai acuan penentuan hukuman pada

    umumnya. Setelah dilakukan penetapan kriteria parameter penentuan hukuman,

    maka administrator memasukkan data-data putusan pidana yang diperlukan

    beserta status hukuman terdakwanya. Data putusan pidana ini disimpan pada basis

    kasus yang kemudian akan digunakan sebagai basis pengetahuan (knowledge

    base) dalam menentukan hukuman terdakwa pada kasus yang baru.

    Jika kriteria penentuan telah ditetapkan dan basis kasus telah dibangun,

    maka proses penentuan hukuman bagi terdakwa telah dapat dilakukan. Dalam

    penentuan hukuman bagi terdakwa, sebagai input dari sistem ini adalah data

    kriteria yang telah ditentukan dan dicermati oleh hakim. Kemudian data tersebut

    akan diproses dengan menghitung jarak kemiripan (similarity) terhadap kasus-

    kasus sebelumnya yang sudah tersimpan di dalam basis kasus. Hasil akhir dari

    proses ini akan diperoleh suatu penentuan lamanya hukuman bagi terdakwa

    tersebut dan dilengkapi juga informasi pendukung seperti persentase kemiripan

    serta data putusan pidana yang mirip dengan kasus tersebut.

  • 5

    Sistem ini memang memberikan rekomendasi keputusan hukuman bagi

    terdakwa, namun keputusan tetap mutlak di tangan hakim atau pengambil

    keputusan. Oleh karena itu, jika sistem memberikan keputusan hukuman tidak

    sesuai dengan pemikiran hakim, hakim dapat memberikan keputusannya sendiri

    yang ke depannya akan menjadi basis kasus untuk acuan dalam penentuan

    hukuman kasus-kasus selanjutnya.

    2. Sumber Data

    Hasil keputusan hukuman hakim yang terdapat di Pengadilan Negeri yang

    sudah diverifikasi.

    3. Metode CBR

    Sistem penentuan hukuman bagi terdakwa ini menggunakan metode CBR.

    Terdapat empat proses yang merepresentasikan metode ini pada sistem yaitu:

    a. Retrieve, yaitu proses pencarian putusan hukuman pidana sebelumnya

    yang paling mirip dengan kasus saat ini. Karena besarnya case base, perlu

    dilakukan proses indexing terlebih dahulu.

    b. Reuse, yaitu proses penggunaan kembali keputusan hukuman bagi

    terdakwa yang paling mirip tersebut untuk memprediksi hukuman bagi

    terdakwa kasus saat ini.

    c. Revise, yaitu proses merubah putusan bila dianggap tidak sesuai.

    d. Retain, yaitu proses penyimpanan putusan yang baru ke dalam basis kasus.

    4. Representasi Kasus

    Secara umum, suatu kasus direpresentasikan ke dalam bentuk kumpulan

    fitur-fitur yang menyajikan ciri kasus tersebut dan solusi atau kesimpulan untuk

    kasus tersebut. Pada sistem ini, fitur-fitur tersebut disebut kriteria dan merupakan

    parameter dalam menentukan hukuman. Kriteria standar yang biasanya dimiliki

    oleh seorang hakim dalam menentukan hukuman bagi terdakwa adalah seperti

    umur, jenis kelamin, pekerjaan, pasal yang dikenakan, hal yang nenberatkan dan

  • 6

    hal yang meringanan. Contoh representasi kasus hukuman terdakwa dapat dilihat

    pada tabel 1.

    Tabel 1. Contoh Representasi Kasus Hukuman Terdakwa

    Nomor Putusan: xxx

    Penilaian Kriteria:

    Kriteria Nilai

    Umur 44

    Jenis Kelamin Pria

    Pekerjaan Buruh

    Pasal 362

    Hal yang memberatkan Menimbulkan keadaan kacau dan keresahan pada masyarakat.

    Hal yang meringankan - Sopan dan bekerja sama dalam mengikuti proses persidangan - Mempunyai banyak tanggungan keluarga/sebagai tulang

    punggung kehidupan keluarga

    Hukuman 4 bulan penjara

    Pada sistem CBR ini, representasi kasus tersebut akan disimpan dalam

    basis kasus dimana sebagai fiturnya adalah karakteristik yang menjadi kriteria

    keputusan seorang hakim dalam memutuskan hukuman yang dideskripsikan oleh

    nilai-nilai kriteria dan sebagai kesimpulannya adalah sebuah putusan lama

    hukuman penjara. Setiap kasus yang disimpan pada basis kasus diformat seperti di

    bawah ini.

    Tabel 2. Tabel Bagian Basis Kasus

    Kode Kasus

    Nomor Putusan

    Nama

    Umur

    Jenis Kelamin

    Pekerjaan

    Pasal

    Hal yang memberatkan

    Hal yang meringankan

    Deskripsi Perkara

    Lama hukuman

    Setiap kasus yang disimpan memiliki format sebelas bagian yang

    digunakan dalam memudahkan penyimpanan data kasus. Tetapi dari kesepuluh

    data hanya enam data yang digunakan sebagai kriteria dalam pencarian kasus

    yang mirip, sedangkan kode kasus, nomor putusan, nama dan lama hukuman tidak

    diikutsertakan.

  • 7

    Keenam kriteria dan kategori dari kriteria tersebut akan dijelaskan seperti

    di bawah ini:

    a. Rentang umur terdakwa adalah data usia dari terdakwa. Pada bagian ini

    dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

    Tabel 3. Umur

    Kode Umur Rentang Umur (tahun)

    U1 50

    b. Jenis kelamin. Pada bagian ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

    Tabel 4. Jenis Kelamin

    Kode Jenis Kelamin Jenis Kelamin

    K1 Pria

    K2 Wanita

    c. Pekerjaan. Pada bagian ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

    Tabel 5. Pekerjaan

    Kode Pekerjaan Jenis Pekerjaan

    Ker1 PNS

    Ker2 Swasta

    Ker3 Wiraswasta

    Ker4 Keamanan

    Ker5 Pelajar/Mahasiswa

    Ker6 Pedagang

    Ker7 Buruh

    Ker8 Pengangguran

    Ker9 Dll

    d. Pasal. Pada bagian ini dibagi menjadi beberapa kategori:

    Tabel 6. Pasal

    Kode Pasal Pasal Isi

    P1

    P2 .

    .

    .

    Pn

  • 8

    e. Hal yang memberatkan. Pada bagian ini dibagi menjadi beberapa kategori,

    yaitu:

    Tabel 7. Hal yang Memberatkan

    Kode Pemberat Hal yang Memberatkan

    B1 Terdakwa berbelit-belit dalam menjalani proses persidangan

    B2 Tidak mengakui perbuatannya

    B3 Tidak menunjukkan rasa hormat dan sopan terhadap berjalannya

    proses persidangan

    B4 Dalam kehidupan kesehariannya menunjukan perilaku yang kurang

    baik

    B5 Tidak menyesali perbuatannya

    B6 Merugikan keuangan negara

    B7 Menentang kebijakan program nasional pemerintah

    B8 Menimbulkan keadaan kacau dan keresahan pada masyarakat

    B9 Terdakwa sudah menikmati hasilnya

    B10 Terdakwa seorang satuan pengaman

    B11 Terdakwa pernah dihukum

    f. Hal yang meringankan. Pada bagian ini dibagi menjadi beberapa kategori,

    yaitu:

    Tabel 8. Hal yang Meringankan

    Kode Peringan Hal yang Meringankan

    R1 Tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan di muka sidang

    R2 mengakui perbuatan pidana yang telah dilakukan

    R3 Menyesali telah melakukan tindak pidana

    R4 Sopan dan bekerja sama dalam mengikuti proses persidangan

    R5 Belum pernah melakukan tindak pidana sebelumnya

    R6 Masih berusia relatif muda

    R7 Mempunyai banyak tanggungan keluarga/sebagai tulang punggung

    kehidupan keluarga

    R8 Dalam kehidupan sehari-hari, terdakwa dikenal berkelakuan baik di

    dalam masyarakat

    R9 Antara terdakwa dan korban sudah ada perdamaian

    R10 Terdakwa belum sempat menikmati hasilnya

    R11 Bahwa terdakwa telah mengganti kerugian

    5. Indexing

    Karena besarnya case base, perlu dilakukan proses indexing terlebih

    dahulu. Untuk data yang bersifat kualitatif, bisa menggunakan metode bit-wise

    indexing sehingga kasus-kasus yang sejenis dapat dikelompokkan berdasarkan

    jenis-jenis tindak pidana.

  • 9

    6. Retrieve

    Proses retrieve pada sistem ini menggunakan pengukuran kasus yang

    memiliki kemiripan dengan kasus lama, setiap kasus baru akan dibandingkan

    dengan partisi kasus yang ada pada basis kasus (hasil dari indexing). Kriteria

    yang digunakan sebagai perhitungan adalah kriteria yang terdapat pada tabel 1

    kecuali kode kasus, nomor putusan, nama dan hukuman tidak digunakan

    sebagai kriteria yang akan diperhitungkan. Misalnya ada kasus baru yang

    mempunyai kriteria seperti di bawah ini:

    1. Umur : 35 tahun (U3) 2. Jenis Kelamin : Pria (K1) 3. Pekerjaan : Pengangguran (ker5) 4. Pasal : 362(P1) 5. Hal yang memberatkan:

    - Menimbulkan keadaan kacau dan keresahan pada masyarakat (B8) 6. Hal yang meringankan:

    - Tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan di muka sidang (R1) - Belum pernah melakukan tindak pidana sebelumnya (R5) - Mempunyai banyak tanggungan keluarga/sebagai tulang punggung kehidupan

    keluarga (R7)

    Untuk kasus baru ini akan dihitung kemiripannya dengan kasus-kasus

    yang ada, dengan enam kriteria pengukur yaitu A1, A2, A3, A4, A5 dan A6

    dengan rumus dicari nilai rata-ratanya yang selanjutnya didapat nilai dalam

    persen. Rumusnya sbb:

    = 1 + 2 + 3

    3+ 4 +

    5

    +6

    4 100%

    Penjelasan:

    1. A1 adalah tingkat kemiripan rentang umur 2. A2 adalah tingkat kemiripan jenis kelamin 3. A3 adalah tingkat kemiripan pekerjaan 4. A4 adalah tingkat kemiripan pasal yang dikenakan 5. A5 adalah tingkat kemiripan faktor yang memberatkan 6. A6 adalah tingkat kemiripan faktor yang meringankan 7. Npemberat adalah jumlah dari faktor pemberat dari tiap case base 8. Nperingan adalah jumlah dari faktor peringan dari tiap case base

    Tingkat kemiripan adalah kriteria kasus baru dengan kriteria pada basis

    kasus dibandingkan dan bila sama nilainya 1 dan bila tidak nilainya 0. Setelah

    dimasukkan kriterianya maka kasus baru tersebut akan dibandingkan dengan

    setiap kasus yang ada pada contoh tabel 9 sebagai berikut:

  • 10

    Tabel 9. Contoh Basis Kasus

    Kode

    kasus

    Nilai

    A1

    Nilai

    A2

    Nilai

    A3

    Nilai

    A4

    Nilai

    A5

    Nilai

    A6

    Lama

    Hukuman

    Kasus1 U3 K2 Ker6 P1 B8 R1,R5 4 bulan

    Kasus2 U4 K1 Ker8 P1 B2 R1,R7 6 bulan

    Kasus3 U1 K1 Ker8 P3 B3 R1 1 bulan

    Kasus4 U3 K1 Ker1 P1 B8 R1,R5,R7 5 bulan

    Kasus5 U3 K2 Ker6 P4 B8 R7 3 bulan

    Dari contoh kasus baru yang ada, maka akan dihitung kemiripannya.

    Selanjutnya setiap masukan yang memiliki kesamaan dengan kriteria kasus

    lama diberi nilai 1, jika tidak sama diberi nilai 0. Hasil perhitungannya untuk

    kemiripan (similarity) setiap kasus yang tersimpan pada basis kasus dengan

    kasus baru bisa dilihat pada tabel 10 berikut:

    Tabel 10. Perbandingan Nilai Kasus

    Kode

    kasus

    Nilai

    A1, A2, A3

    Nilai

    A4

    Nilai

    A5

    Nilai

    A6

    Stotal

    Kasus1 1/3 1 1/1 2/2 83,33%

    Kasus2 1/3 1 0/1 2/2 58,33%

    Kasus3 1/3 0 0/1 1/1 33,33%

    Kasus4 2/3 1 1/1 3/3 91,67%

    Kasus5 1/3 0 1/1 1/1 58,33%

    Dari hasil perhitungan pada tabel 10, didapatkan satu kasus lama yang

    memiliki tingkat kemiripan paling tinggi dengan kasus yang baru daripada

    kasus-kasus lainnya, yaitu Kasus4 dengan nilai kemiripan sebesar 91,67%

    kemiripan. Dari hasil prediksi inilah kemudian dapat tercipta sebuah

    keputusan berapa lama terdakwa dihukum berdasarkan hukuman yang

    diputuskan pada kasus dengan kode Kasus4.

    7. Reuse

    Pada sistem penentuan hukuman bagi terdakwa ini proses reuse

    menggunakan teknik null adaptation. Artinya dalam penggunaan keputusan

    tidak ada sama sekali dilakukan adaptasi, keputusan dari kasus lama hasil

    retrieval dijadikan putusan hukuman dari kasus yang baru. Misalkan kasus

    lama yang termirip memiliki putusan hukuman 5 bulan penjara, maka putusan

    hukuman kasus yang baru juga 5 bulan penjara.

  • 11

    8. Revise

    Terdapat dua tugas utama tahapan revise ini yaitu: evaluasi putusan

    dan memperbaiki kesalahan. Evaluasi putusan adalah penilaian bagaimana

    hasil yang didapatkan setelah membandingkan solusi yang berhasil di-retrieve

    dari base case dengan kasus baru. Revisi dilakukan dengan membandingkan

    deskripsi perkara pada case yang di-retrieve dengan kasus baru, yang

    dilakukan oleh user (hakim).

    9. Retain

    Proses retain pada sistem penentuan hukuman bagi terdakwa ini

    adalah proses kasus baru yang telah didapatkan solusinya disimpan ke dalam

    basis kasus. Namun sebelum disimpan ke dalam basis kasus, kasus baru

    tersebut harus direalisasikan dan dinyatakan layak terlebih dahulu oleh hakim.

    Referensi

    Aamodt and Plaza. Case-Based Reasoning: Foundational Issues, Methodological

    Variations, and System Approaches. IOS Press, 1994.

    Riesbeck and Schank. Inside Case-Based Reasoning. Lawrence Erlbaum

    Associated, 1989.

    Watson, Ian. Applying Case-Based Reasoning: Technique for Enterprise System.

    San Francisco: Morgan Kaufman, 1997.