penentuan status mutu air dengan metode storet

14
PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.1. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. I.2. KLASIFIKASI STATUS MUTU AIR Untuk menentukan status mutu air, digunakan sistem nilai dari “US-EPA (Environmental Protection Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu : Tabel 1.1. Penentuan kelas berdasarkan skor NO KELAS KONDISI SKOR KETERANGAN 1 Kelas A Baik sekali 0 Memenuhi baku mutu 2 Kelas B Baik -1 s/d - 10 Cemar ringan 3 Kelas C Sedang -11 s/d - 30 Cemar sedang 4 Kelas D Buruk ≥ -31 Cemar berat I.3. PROSEDUR PENGGUNAAN Penentuan status mutu air menggunakan metode STORET dilakukan 1

Upload: yahya-m-aji

Post on 06-Aug-2015

38 views

Category:

Engineering


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

I. METODE STORET

I.1. URAIAN METODE STORET

Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status

mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini

dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau

melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode STORET adalah

membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang

disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air.

I.2. KLASIFIKASI STATUS MUTU AIR

Untuk menentukan status mutu air, digunakan sistem nilai dari

“US-EPA (Environmental Protection Agency)” dengan

mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu :

Tabel 1.1. Penentuan kelas berdasarkan skor

NO KELAS KONDISI SKOR KETERANGAN

1 Kelas A Baik sekali 0

Memenuhi baku

mutu

2 Kelas B Baik -1 s/d -10 Cemar ringan

3 Kelas C Sedang -11 s/d -30 Cemar sedang

4 Kelas D Buruk ≥ -31 Cemar berat

I.3. PROSEDUR PENGGUNAAN

Penentuan status mutu air menggunakan metode STORET dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara

periodik sehingga membentuk data dari waktu ke waktu (time series

data).

2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter

air dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.

3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran

<

1

Page 2: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

baku mutu) maka diberi skor 0.

4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air

(hasil pengukuran > baku mutu), maka diberi skor :

Tabel 1.2. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air

Jumlah

c

ontoh1)

Nilai Parameter

Fisika Kimia Biologi<

10

Maks

imum

Minimum

-1

-1

-3

-2

-2

-6

-3

-3

-9

≥ 10 Maks

imum

Minimum

Rata-rata

-2

-2

-6

-4

-4

-12

-6

-6

-18

Sumber : Canter (1977)

Catatan : 1) jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan

status mutu air.

5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan

status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan

menggunakan sistem nilai.

I.4. CONTOH PERHITUNGAN

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh berikut ini. Tabel

1.2. merupakan contoh penerapan penentuan kualitas air

menurut metode STORET yang dilakukan oleh Unpad, Bandung.

Data diambil dari sungai Ciliwung pada stasiun 1. Pada tabel ini tidak

diberikan data lengkap hasil analisa di sungai Ciliwung, tetapi

hanya diberikan nilai maksimum, minimum, dan rata-rata dari data-

data hasil.

Cara pemberian skor untuk tiap parameter adalah sebagai berikut

(contoh, untuk Hg):

a. Hg merupakan parameter kimia, maka gunakan skor untuk

parameter

kimia.

b. Kadar Hg yang diharapkan untuk air golongan C adalah 0.002 mg/l.

c. Kadar Hg maksimum hasil pengukuran adalah 0.0296 mg/l, ini

berarti kadar Hg melebihi baku mutunya. Maka skor untuk nilai

2

Page 3: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

maksimum adalah -2.

d. Kadar Hg minimum hasil pengukuran adalah 0.0006 mg/l, ini

berarti kadar Hg sesuai dengan baku mutunya. Maka skornya

adalah 0.

e. Kadar Hg rata-rata hasil pengukuran adalah 0.0082 mg/l, ini

berarti melebihi baku mutunya. Maka skornya adalah –6.

f. Jumlahkan skor untuk nilai maksimum, minimum, dan rata-

rata. Untuk Hg pada contoh ini skor Hg adalah –8.

g. Lakukan hal yang sama untuk tiap parameter, apabila tidak ada

baku mutunya untuk parameter tertentu, maka tidak perlu

dilakukan perhitungan.

h. Jumlahkan semua skor, ini menunjukan status mutu air. Pada

contoh

ini skor total adalah –58, ini berarti sungai Ciliwung pada

stasiun 1 mempunyai mutu yang buruk untuk peruntukan

golongan C.

Tabel 1.3. Status Mutu Kualitas Air Menurut Sistem Nilai STORET

di Stasiun 1 sungai Ciliwung bagi peruntukan Golongan C (PP 20/1990)

No

.

Parameter Satuan BakuMutu

Hasil Pengukuran Skor

Maks

imum

Minimum Rata-

rataFISIKA

1 TDS mg/l 289 179,4 224,22 Suhu air C Normal

+ 3

24,15 20,5 22,06 0

3 DHL

m

82,6 72 76,3

4 Kecerahan M 0,46 0,35 0,41

KIMIAa. Anorganik

1 Hg mg/l 0,002 0,0296 0,0006 0,0082 -82 As mg/l 0,

5

0,0014 Tt 0,0004 03 Ba mg/l 1,

5

17,401 11,239 15,36654 F mg/l 0,01 0,51 0,28 0,4138 05 Cd mg/l nihil Tt Tt Tt 06 Cr (VI) mg/l 0,0036 Tt 0,0009 -87 Mn mg/l 0,033 Tt 0,0838 Na mg/l 15,421 5,1672 11,02469 NO3-N mg/l 12,28 0,04 3,467510 NO2-N mg/l 0,06 1 0,0075 0,3996 -8

3

Page 4: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

11 NH3-N mg/l 0,02 1,53 Tt 0,576 -812 pH 6-8.5 7,83 6,72 7,41 013 Se mg/l 0,05 Tt Tt Tt 014 Zn mg/l 0,02 0,0457 Tt 0,0114 -215 CN mg/l 0,01 Tt Tt Tt 016 SO4 mg/l 40 2,

2

14,17517 H2S mg/l 0,002 1,27 0,0014 0,3354 -818 Cu mg/l 0,02 0,008 Tt 0,0043 019 Pb mg/l 0,03 0,2456 Tt 0,1451 -820 RSC mg/l 3,42 2,42 2,98521 BOD5 mg/l 42,51 22,97 32,9222 COD mg/l 62,2 34,32 48,0823 Minyak dan

lemak

mg/l 0,

5

Tt Tt Tt 0

24 PO4 mg/l 2,28 0,02 0,716725 Phenol mg/l 0,001 Tt Tt Tt 026 Cl2 mg/l 0,003 1,3315 0,0003 0,3383 -827 B mg/l 2,103 0,81 1,457528 COD mg/l 0,1242 0,0145 0,065329 Ni mg/l Tt Tt Tt30 HCO3 mg/l - - -31 CO2-bebas mg/l 11,88 7,92 9,2432 Salinitas 0/00 0,02 0 0,01533 DO mg/l >

3

9,1 8 8,433 0b. Organik

1 Aldrin mg/l Tt Tt Tt2 Dieldrin mg/l Tt Tt Tt3 Chlordane mg/l Tt Tt Tt4 DDT mg/l 0,002 Tt Tt Tt 05 Detergent mg/l 0,

2

Tt Tt Tt 06 Lindane mg/l Tt Tt Tt7 PCB mg/l Tt Tt Tt8 Endrine mg/l 0,004 Tt Tt Tt 09 BHC 0,21 Tt Tt Tt 0

MI K R O BIOLO GI

1 Coliform tinja Jml/

100ml

15x10^6 2.5x

10^6

7

.125x10^2 Total coliform Jml/

100ml

15x10^6 2.5x

10^6

8

.375x10^Jumlah Skor -58

4

Page 5: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

I.5. CONTOH SOAL

Hitunglah skor mutu kualitas air dengan metode Storet pada Sungai X (data tabel 1.4) bagi peruntukan Kelas II, Kelas III, dan Kelas IV !

Tabel 1.4. Data parameter sungai X

No. Parameter SatuanHasil Pengukuran

Maksimum Minimum Rata-rata

Fisika

1 TDS mg/l 3079 280 1099,25

2 Suhu oC 34 30 31,5

3 Kecerahan m 38 28 31,7

Kimia

4 DO mg/l 5,9 4,01 4,69

5 pH 9 6 7,4

6 As mg/l < 0,002 < 0,002 < 0,002

7 Hg mg/l < 0,001 < 0,001 < 0,001

8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1

9 Cd mg/l < 0,01 < 0,01 < 0,01

10 Cu mg/l < 0,05 < 0,05 < 0,05

11 Zn mg/l < 0,05 < 0,05 < 0,05

12 Cr mg/l 0,0038 < 0,0001 0,0009

13 Pb mg/l < 0,03 < 0,01 0,02

14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02

15 Ttl F sbg P mg/l 0,2443 0,0805 0,1231

16 Co mg/l < 0,05 < 0,02 0,03

17 H2S mg/l 0,4023 0,0038 0,111

18 CN mg/l < 0,02 < 0,02 < 0,02

19 Mn mg/l 1,553 < 0,01 0,4446

20 NO3 mg/l 0,9438 < 0,1 0,3026

21 NO2 mg/l 0,3749 0,0059 0,0853

22 Fenol mg/l < 0,5 < 0,005 0,25

23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219

24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157

25 Mnyk&lmk mg/l < 0,5 0,19 0,231

26 Cl mg/l 16615,66 18,53 6336,9

27 BOD mg/l 66 5 25,25

5

Page 6: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

28 COD mg/l 277 7,35 76,069

Penyelesaian soal

a. Untuk Kelas II, maka prosedur perhitungannya ialah:

1. Untuk parameter yang tidak memiliki baku mutu, maka tidak perlu diberlakukan perhitungan (TDS, Kecerahan, Ba, Fe, Mn, NH3, SO4, Cl)

2. Untuk parameter yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan minimum memenuhi baku mutu, maka skornya adalah 0 (suhu, DO, pH, As, Hg, Cd, Cu, Zn, Cr, Pb, CO, CN, NO3, Fenol, dan minyak dan lemak)

3. Untuk parameter kimia yang memuat hanya hasil pengukuran maksimum melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -2, seperti pada Total fosfat sebagai P

4. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum serta rata-rata melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -8 (-6 untuk rata-rata ditambah -2 untuk maksimum) seperti pada NO2 dan COD

5. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan minimum melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -10 (-6 untuk rata-rata ditambah -2 untuk maksimum ditambah -2 untuk minimum) seperti pada H2S dan BOD

Secara detail, skor penilaian semua parameter ditunjukkan pada tabel 1.5. Bila kita bandingkan lagi dengan Baku Mutu Air Kelas II (lihat Lampiran), maka skor penilaian akhir pada Status Mutu Air Kelas II (mengacu pada tabel 1.2) adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5. Skor penilaian kelas II

No. Parameter SatuanBaku Mutu

Hasil PengukuranJumlah

SkorMaks skor Min skorRata-rata

skor

Fisika

1 TDS mg/l 3079 2801099,25

2 Suhu oC ±3 34 0 30 0 31,5 0 0

3 Kecerahan m 38 28 31,7

Kimia

4 DO mg/l 4 5,9 0 4,01 0 4,69 0 0

5 pH 6 – 9 9 0 6 0 7,4 0 0

6 As mg/l 1 < 0,002 0 < 0,002 0 < 0,002 0 0

7 Hg mg/l 0,002 < 0,001 0 < 0,001 0 < 0,001 0 0

6

Page 7: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1

9 Cd mg/l 0,01 < 0,01 0 < 0,01 0 < 0,01 0 0

10 Cu mg/l 0,05 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0

11 Zn mg/l 0,05 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0

12 Cr mg/l 0,05 0,00380 <

0,00010

0,00090 0

13 Pb mg/l 0,03 < 0,03 0 < 0,01 0 0,02 0 0

14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02

15 Ttl F sbg P mg/l 0,2 0,2443-2

0,08050

0,12310 -2

16 Co mg/l 0,2 < 0,05 0 < 0,02 0 0,03 0 0

17 H2S mg/l 0,002 0,4023 -2 0,0038 -2 0,111 -6 -10

18 CN mg/l 0,02 < 0,02 0 < 0,02 0 < 0,02 0 0

19 Mn mg/l 1,553 < 0,01 0,4446

20 NO3 mg/l 10 0,9438 0 < 0,1 0 0,3026 0 0

21 NO2 mg/l 0,06 0,3749 -2 0,0059 0 0,0853 -6 -8

22 Fenol mg/l 1 < 0,5 0 < 0,005 0 0,25 0 0

23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219

24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157

25Mnyk&lmk

mg/l 1000 < 0,50

0,190

0,2310 0

26 Cl mg/l16615,66

18,53 6336,9

27 BOD mg/l 3 66 -2 5 -2 25,25 -6 -10

28 COD mg/l 25 277 -2 7,35 0 76,069 -6 -8

Total Skor -38

Kesimpulan :

Dari perhitungan skor diatas, kita mendapatkan total skor dan kemudian kita bandingkan dengan tabel US-EPA (lihat Tabel 1.1). Setelah itu kita dapat menentukan bahwa status mutu air untuk kelas II berdasarkan sistem penilaian dari US-EPA pada data diatas termasuk dalam kategori Kelas D (cemar berat).

7

Page 8: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

b. Untuk Kelas III, maka prosedur perhitungannya ialah:

1. Untuk parameter yang tidak memiliki baku mutu, maka tidak perlu diberlakukan perhitungan (TDS, Kecerahan, Ba, Fe, Mn, NH3, SO4, Cl)

2. Untuk parameter yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan minimum memenuhi baku mutu, maka skornya adalah 0 (suhu, DO, pH, As, Hg, Cd, Cu, Zn, Cr, Pb, Total fosfat sebagai P, CO, CN, NO3, Fenol, dan minyak dan lemak)

3. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum serta rata-rata melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -8 (-6 untuk rata-rata ditambah -2 untuk maksimum) seperti pada NO2, BOD, dan COD

5. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan minimum melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -10 (-6 untuk rata-rata ditambah -2 untuk maksimum ditambah -2 untuk minimum) seperti pada H2S

Secara detail, skor penilaian semua parameter ditunjukkan pada tabel 1.6. Bila kita bandingkan lagi dengan Baku Mutu Air Kelas III (lihat Lampiran), maka skor penilaian akhir pada Status Mutu Air Kelas III (mengacu pada tabel 1.2) adalah sebagai berikut :

Tabel 1.6. Skor penilaian kelas III

No. Parameter SatuanBaku Mutu

Hasil PengukuranJumlah

SkorMaks skor Min skorRata-rata

Skor

Fisika

1 TDS mg/l 3079 2801099,25

2 Suhu oC ±3 34 0 30 0 31,5 0 0

3 Kecerahan m 38 28 31,7

Kimia

4 DO mg/l 3 5,9 0 4,01 0 4,69 0 0

5 pH 6 – 9 9 0 6 0 7,4 0 0

6 As mg/l 1 < 0,002 0 < 0,002 0 < 0,002 0 0

7 Hg mg/l 0,002 < 0,001 0 < 0,001 0 < 0,001 0 0

8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1

9 Cd mg/l 0,01 < 0,01 0 < 0,01 0 < 0,01 0 0

10 Cu mg/l 0,02 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0

11 Zn mg/l 0,05 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0

8

Page 9: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

12 Cr mg/l 0,05 0,00380 <

0,00010

0,00090 0

13 Pb mg/l 0,03 < 0,03 0 < 0,01 0 0,02 0 0

14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02

15 Ttl F sbg P mg/l 1 0,24430

0,08050

0,12310 0

16 Co mg/l 0,2 < 0,05 0 < 0,02 0 0,03 0 0

17 H2S mg/l 0,002 0,4023 -2 0,0038 -2 0,111 -6 -10

18 CN mg/l 0,02 < 0,02 0 < 0,02 0 < 0,02 0 0

19 Mn mg/l 1,553 < 0,01 0,4446

20 NO3 mg/l 20 0,9438 0 < 0,1 0 0,3026 0 0

21 NO2 mg/l 0,06 0,3749 -2 0,0059 0 0,0853 -6 -8

22 Fenol mg/l 1 < 0,5 0 < 0,005 0 0,25 0 0

23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219

24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157

25Mnyk&lmk

mg/l 1000 < 0,50

0,190

0,2310 0

26 Cl mg/l16615,66

18,53 6336,9

27 BOD mg/l 6 66 -2 5 0 25,25 -6 -8

28 COD mg/l 50 277 -2 7,35 0 76,069 -6 -8

Total Skor -34

Kesimpulan :

Dari perhitungan skor diatas, kita mendapatkan total skor dan kemudian kita bandingkan dengan tabel US-EPA (lihat Tabel 1.1). Setelah itu kita dapat menentukan bahwa status mutu air untuk kelas III berdasarkan sistem penilaian dari US-EPA pada data diatas termasuk dalam kategori Kelas D (cemar berat).

9

Page 10: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

c. Untuk Kelas IV, maka prosedur perhitungannya ialah:

1. Untuk parameter yang tidak memiliki baku mutu, maka tidak perlu diberlakukan perhitungan (TDS, Kecerahan, Ba, Fe, Mn, NH3, SO4, Cl)

2. Untuk parameter yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan minimum memenuhi baku mutu, maka skornya adalah 0 (suhu, DO, pH, As, Hg, Cd, Cu, Zn, Cr, Pb, Total fosfat sebagai P, CO, H2S, CN, NO3, NO2, Fenol, dan minyak dan lemak)

3. Untuk parameter kimia yang memuat hanya hasil pengukuran maksimum melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -2, seperti pada COD

4. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum serta rata-rata melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -8 (-6 untuk rata-rata ditambah -2 untuk maksimum) seperti pada dan BOD

Secara detail, skor penilaian semua parameter ditunjukkan pada tabel 1.7. Bila kita bandingkan lagi dengan Baku Mutu Air Kelas IV (lihat Lampiran), maka skor penilaian akhir pada Status Mutu Air Kelas IV (mengacu pada tabel 1.2) adalah sebagai berikut :

Tabel 1.7. Skor penilaian kelas IV

No. Parameter SatuanBaku Mutu

Hasil PengukuranJumlah

SkorMaks skor Min skorRata-rata

Skor

Fisika

1 TDS mg/l 3079 2801099,25

2 Suhu oC ±3 34 0 30 0 31,5 0 0

3 Kecerahan m 38 28 31,7

Kimia

4 DO mg/l 0 5,9 0 4,01 0 4,69 0 0

5 pH 5 – 9 9 0 6 0 7,4 0 0

6 As mg/l 1 < 0,002 0 < 0,002 0 < 0,002 0 0

7 Hg mg/l 0,005 < 0,001 0 < 0,001 0 < 0,001 0 0

8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1

9 Cd mg/l 0,01 < 0,01 0 < 0,01 0 < 0,01 0 0

10 Cu mg/l 0,02 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0

11 Zn mg/l 2 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0

12 Cr mg/l 1 0,0038 0 < 0 0,0009 0 0

10

Page 11: Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet

0,0001

13 Pb mg/l 1 < 0,03 0 < 0,01 0 0,02 0 0

14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02

15 Ttl F sbg P mg/l 5 0,24430

0,08050

0,12310 0

16 Co mg/l 0,2 < 0,05 0 < 0,02 0 0,03 0 0

17 H2S mg/l - 0,4023 0 0,0038 0 0,111 0 0

18 CN mg/l - < 0,02 0 < 0,02 0 < 0,02 0 0

19 Mn mg/l - 1,553 < 0,01 0,4446

20 NO3 mg/l 20 0,9438 0 < 0,1 0 0,3026 0 0

21 NO2 mg/l - 0,3749 0 0,0059 0 0,0853 0 0

22 Fenol mg/l - < 0,5 0 < 0,005 0 0,25 0 0

23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219

24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157

25Mnyk&lmk

mg/l - < 0,50

0,190

0,2310 0

26 Cl mg/l16615,66

18,53 6336,9

27 BOD mg/l 12 66 -2 5 0 25,25 -6 -8

28 COD mg/l 100 277 -2 7,35 0 76,069 0 -2

Total Skor -10

Kesimpulan :

Dari perhitungan skor diatas, kita mendapatkan total skor dan kemudian kita bandingkan dengan tabel US-EPA (lihat Tabel 1.1). Setelah itu kita dapat menentukan bahwa status mutu air untuk kelas IV berdasarkan sistem penilaian dari US-EPA pada data diatas termasuk dalam kategori Kelas B (cemar ringan).

11