penentuan harga saham perdana … enentuan harga saham perdana sebuah perusahaan menuju go public...

13
PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan Ir. I Ketut Gunarta, MT Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] ; [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Emiten atau perusahaan go public adalah perusahaan yang memenuhi kebutuhan modal usaha melalui penjualan surat berharga atau saham pada masyarakat umum sehingga mengubah struktur kepemilikan perusahaan menjadi perusahaan go public. Proses transformasi menjadi perusahaan go public disebut IPO, dalam kenyataannya sebagian besar proses IPO menimbulkan kondisi underpricing. Berdasarkan data BEI tahun 2008- 2012 terdapat 79,3% perusahaan go public yang mengalami underpricing. Underpricing merupakan sebuah kondisi tingginya tingkat initial return pada pasar sekunder, hal ini ditandai dengan tingginya permintaan dibandingkan penawaran jumlah saham (overscribd). Kondisi underpricing dinilai berdampak buruk bagi perusahaan, karena mengindikasi adanya ketidaksesuaian pada nilai harga saham perdana yang ditawarkan. Probabilitas underpricing dapat diminimumkan melalui penetapan nilai harga saham perdana melalui analisa proses IPO terlebih dahulu guna mengetahui variabel yang mempengaruhi kondisi underpricing. Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan model struktural penentuan nilai harga saham perdana guna meminimumkan probabilitas underpricing. Kondisi underpricing disebabkan adanya asymmetric information antara perusahaan go public, penjamin emisi (underwriter) dan investor. Asymmetric information berupa ex ante uncertainty information yang meliputi karakteristik perusahaan, karakteristik penawaran dan after market variable. (Tim et al, 2000) Perancangan model struktural ini mempertimbangkan tiga pelaku utama dalam proses IPO. Emiten, underwriter dan investor merupakan variabel dependen yang dipengaruhi oleh berbagai variabel independen. Variabel independen meliputi laporan keuangan, kondisi perusahaan, reputasi underwriter dan lain sebagainya. Berdasarkan berbagai variabel tersebut akan dibentuk model struktural guna mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi nilai harga saham perdana. Dengan demikian, probabilitas underpricing dapat diminimumkan sehingga perusahaan dapat memperoleh modal usaha yang optimal. Kata kunci : Underpricing, Asymmetric Information, Ex-ante Uncertainty Information ABSTRACT Go public companies, also known as issuers are companies which are fulfilling their venture capital by selling their stocks to people. Due to the selling, the companies move from private ownership to public trade. The process of transformation is called initial public offering (IPO). In fact, many IPO processes are often underpriced because of concern relating to liquidity and uncertainty about the level at which the stock will trade, this becomes underpricing. Indonesia Stock Exchange (IDX) claimed that at least 79,3% go public companies encountered it during 2008-2012. Underpricing is a condition when the pricing of an initial public offering (IPO) below its market value. When the offer price is lower than the price of the first trade, the stock is considered to be underpriced. It is bad for the companies since because it indicates inconsistency of the initial price offered. The probability of underpricing can be minimized by establishing stock price through IPO process analysis previously to discover variables affecting to it. This research conducted to design structural model to determine initial price in order to minimize underpricing probability. Underpricing is caused by asymmetric information between issuers, underwriter companies, and investors. It is ex ante uncertainty information which involves characters of the company, demand characters, and after-market variables (Tim et al, 200). The design of the model considering the three main subject in the IPO process. Those three subjects are dependent variables which are affected by financial statements, conditions of the companies, underwriters reputation, et cetera as the independent variables. The model is to discover factors influencing opening stock price. Thus, it can minimize underpricing probability so that the companies are able to acquire optimal fund. Keyword : Underpricing, Asymmetric Information, Ex-ante Uncertainty Information 1. Pendahuluan Dalam era globalisasi terjadi perkembangan perekonomian yang cukup pesat pada berbagai sektor ekonomi, salah satunya adalah pasar modal. Perkembangan kondisi pasar modal dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan permodalan sebuah

Upload: dangngoc

Post on 31-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO

PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING

Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan Ir. I Ketut Gunarta, MT Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected] ; [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK

Emiten atau perusahaan go public adalah perusahaan yang memenuhi kebutuhan modal usaha melalui

penjualan surat berharga atau saham pada masyarakat umum sehingga mengubah struktur kepemilikan

perusahaan menjadi perusahaan go public. Proses transformasi menjadi perusahaan go public disebut IPO, dalam

kenyataannya sebagian besar proses IPO menimbulkan kondisi underpricing. Berdasarkan data BEI tahun 2008-

2012 terdapat 79,3% perusahaan go public yang mengalami underpricing. Underpricing merupakan sebuah

kondisi tingginya tingkat initial return pada pasar sekunder, hal ini ditandai dengan tingginya permintaan

dibandingkan penawaran jumlah saham (overscribd). Kondisi underpricing dinilai berdampak buruk bagi

perusahaan, karena mengindikasi adanya ketidaksesuaian pada nilai harga saham perdana yang ditawarkan.

Probabilitas underpricing dapat diminimumkan melalui penetapan nilai harga saham perdana melalui analisa

proses IPO terlebih dahulu guna mengetahui variabel yang mempengaruhi kondisi underpricing.

Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan model struktural penentuan nilai harga saham perdana

guna meminimumkan probabilitas underpricing. Kondisi underpricing disebabkan adanya asymmetric

information antara perusahaan go public, penjamin emisi (underwriter) dan investor. Asymmetric information

berupa ex ante uncertainty information yang meliputi karakteristik perusahaan, karakteristik penawaran dan after

market variable. (Tim et al, 2000) Perancangan model struktural ini mempertimbangkan tiga pelaku utama

dalam proses IPO. Emiten, underwriter dan investor merupakan variabel dependen yang dipengaruhi oleh

berbagai variabel independen. Variabel independen meliputi laporan keuangan, kondisi perusahaan, reputasi

underwriter dan lain sebagainya. Berdasarkan berbagai variabel tersebut akan dibentuk model struktural guna

mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi nilai harga saham perdana. Dengan demikian, probabilitas

underpricing dapat diminimumkan sehingga perusahaan dapat memperoleh modal usaha yang optimal.

Kata kunci : Underpricing, Asymmetric Information, Ex-ante Uncertainty Information

ABSTRACT

Go public companies, also known as issuers are companies which are fulfilling their venture capital by

selling their stocks to people. Due to the selling, the companies move from private ownership to public trade.

The process of transformation is called initial public offering (IPO). In fact, many IPO processes are often

underpriced because of concern relating to liquidity and uncertainty about the level at which the stock will

trade, this becomes underpricing. Indonesia Stock Exchange (IDX) claimed that at least 79,3% go public

companies encountered it during 2008-2012. Underpricing is a condition when the pricing of an initial public

offering (IPO) below its market value. When the offer price is lower than the price of the first trade, the stock is

considered to be underpriced. It is bad for the companies since because it indicates inconsistency of the initial

price offered. The probability of underpricing can be minimized by establishing stock price through IPO process

analysis previously to discover variables affecting to it.

This research conducted to design structural model to determine initial price in order to minimize

underpricing probability. Underpricing is caused by asymmetric information between issuers, underwriter

companies, and investors. It is ex ante uncertainty information which involves characters of the company,

demand characters, and after-market variables (Tim et al, 200). The design of the model considering the three

main subject in the IPO process. Those three subjects are dependent variables which are affected by financial

statements, conditions of the companies, underwriters reputation, et cetera as the independent variables. The

model is to discover factors influencing opening stock price. Thus, it can minimize underpricing probability so

that the companies are able to acquire optimal fund.

Keyword : Underpricing, Asymmetric Information, Ex-ante Uncertainty Information

1. Pendahuluan

Dalam era globalisasi terjadi perkembangan

perekonomian yang cukup pesat pada berbagai

sektor ekonomi, salah satunya adalah pasar modal.

Perkembangan kondisi pasar modal dipengaruhi oleh

peningkatan kebutuhan permodalan sebuah

Page 2: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

2

perusahaan terhadap modal usaha. Peningkatan

jumlah emiten dan jumlah emisi menjadi indikasi

perkembangan badan usaha perseroaan terbatas

sehingga berdampak positif terhadap perkembangan

perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia

(BEI) diketahui bahwa jumlah emiten dan emisi

saham mengalami peningkatan cukup tinggi. Berikut

data jumlah emiten dan emisi saham beberapa

periode terakhir.

Gambar 1Grafik Pertumbuhan Jumlah Emiten

Gambar 2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Emisi Saham

Initial Public Offering (IPO) merupakan proses

pertama kali sebuah ekuitas perusahaan ditawarkan

pada publik (Stephen et al, 2010). Pada kegiatan IPO

terdapat tiga kondisi overpricing, underpricing dan

non overpricing or underpricing. Overpricing

dimana suatu kondisi tingkat initial return bernilai

negatif, sedangkan underpricing dimana suatu

kondisi tingkat initial return bernilai positif sangat

tinggi. Berikut data initial return perusahaan go

public tahun 2008-2012.

Gambar 3 Grafik Prosentase Initial return

Kondisi underpricing tidak menguntungkan

bagi perusahaan yang melakukan go public, hal ini

disebabkan perusahaan tidak mendapatkan dana

maksimum dari penjualan surat berharga. Kondisi

underpricing disebabkan adanya asymmetric

information antara perusahaan go public, penjamin

emisi (underwriter) dan investor. Asymmetric

information berupa ex ante uncertainty information

yang meliputi karakteristik perusahaan, karakteristik

penawaran dan after market variable (Tim et al,

2000).

Berdasarkan SK. Menkeu No.

1199/KMK.010/1991 dan keputusan Kepala Badan

Pelaksana Pasar Modal No. Kep-01/PM/1988,

tanggal 22 Februari 1988 dalam pasal 11, ditetapkan

bahwa penentuan harga perdana saham ditentukan

secara bersama-sama atas kesepakatan perusahaan

emiten dan penjamin emisi (underwriter). Pada

kenyataannya penilaian harga saham perdana hanya

ditentukan oleh nilai fundamental perusahaan yang

akan go public. Hal tersebut menyebabkan kondisi

underpricing terjadi secara terus-menerus.

Berdasarkan data BEI tingkat underpricing tetinggi

mencapai 70%. Dengan demikian, dibutuhkan

sebuah model struktural yang mampu menjelaskan

variabel yang mengakibatkan underpricing pada

proses IPO.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi

perancangan sebuah model struktural terkait

penentuan nilai harga saham perdana dan jumlah

saham perdana yang diterbitkan pada perusahaan

yang baru go public. Pada penelitian ini akan

digunakan metode structural equation modelling

(SEM) dalam memodelkan fenomena underpricing.

Pembentukan model ini didasari oleh data

perusahaan yang go public tahun 2005 – 2012.

Dengan perhitungan tersebut maka akan dapat

diketahui faktor – factor yang mempengaruhi

fenomena underpricing.

2. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan berisi

mengenai langkah yang akan ditempuh selama

penelitian dan berguna sebagai acuan agar

berlangsung sistematis. Setelah itu, melakukan

perumusan masalah dan menetapkan tujuan

penelitian. Setelah itu dilakukan studi literatur dan

studi lapangan guna menyiapkan penelitian

selanjutnya.

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data

terkait berbagai variabel dalam model persamaan

struktural berbasis teori yang mempengaruhi kondisi

underpricing. Pengumpulan data dilakukan untuk

mendapatkan data yang dipakai sebagai input tahap

pengolahan data dan tahap pengembangan model.

Data-data yang akan dikumpulkan meliputi:

Karakteristik perusahaan go public pada peride

2005-2012

Laporan keuangan perusahaan go public pada

peride 2005-2012

Prospektus IPO perusahaan go public pada

peride 2005-2012

Nilai harga saham perdana perusahaan go

public pada peride 2005-2012

-

100

200

300

400

500

600

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

Jum

lah

Em

iten

Periode

Rp-

Rp1.000.000.000.000

Rp2.000.000.000.000

Rp3.000.000.000.000

Rp4.000.000.000.000

Rp5.000.000.000.000

Rp6.000.000.000.000

Rp7.000.000.000.000

Rp8.000.000.000.000

Rp9.000.000.000.000

Rp10.000.000.000.000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jum

lah

Em

isi

Periode

-20,0% -10,0% 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0%

1

7

13

19

25

31

37

43

49

55

61

67

73

79

85

91

97

103

Tingkat Initial Return

Em

iten

Page 3: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

3

Kondisi ekonomi terkait nilai inflasi, IHSG,

exchange rate, oil price dan tingkat suku bunga

BI pada peride 2005-2012

Setalah tahap pengumpulan data dapat

dilakukan pengolahan data dan pengembangan

model. Berikut beberapa tahapan pengolahan data

yang dilakukan meliputi: pengolahan statistik

deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas, uji

multinormalitas dan uji multikolinearitas, serta tahap

pengembangan model struktural equation modelling.

Pengembangan model struktural equation modelling

menggunakan software Amos 16.0.

Selanjutnya adalah tahap akhir penelitian, yaitu

analisa data dan interpretasi data. Tujuan penelitian

ini adalah pengembangan model matematis

penentuan harga saham perdana. Tahapan tersebut

tertulis dalam kesimpulan penelitian.

3. Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data, langkah – langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.1 Pengembangan Model Berbasis Teori

Pada tahapan pengolahan data awal ini

dilakukan pengembangan model berdasarkan konsep

teori yang telah terdefinisikan sebelumnya dimana

teori yang digunakan adalah asymmetric information

antara perusahaan go public, penjamin emisi

(underwriter) dan investor.. Dalam penelitian ini

juga dibangun hipotesis guna menguji hasil

penelitian, beberapa hipotesis tersebut antara lain :

a. Hubungan antara performansi emiten dan

kondisi underpricing

b. Hubungan antara performansi underwriter dan

kondisi underpricing

c. Hubungan antara performansi investor dan

kondisi underpricing

d. Hubungan antara performansi emiten dan

performansi underwriter

e. Hubungan antara performansi emiten dan

performansi investor

f. Hubungan antara performansi underwriter dan

performansi investor

3.2 Metode Penentuan dan Penyebaran Sampel

Menurut Hair et al (2011), penentuan jumlah

sampel pada penggunaan metode structural equation

modeling adalah 5 hingga 10 kali dari jumlah

variabel indikator penelitian.

Sampel : 5 x ∑Variabel Indikator

: 5 x 18

: 90 sampel

Sampel yang digunakan adalah perusahaan IPO

tahun 2005-2012 yang mengalami underpricing yaitu

sebanyak 125 emiten.

3.3 Pengolahan Statistik Deskriptif

Performansi Emiten

Gambar 4 Grafik Karakteristik Emiten Sebagai Perusahaan

Manufaktur atau Provider

Gambar Grafik Karakteristik Emiten Sebagai Perusahaan

Financial atau Non Financial

Grafik 4 Nilai Keuangan Annual Report Emiten

Gambar 5 Pergerakan IR terhadap IHSG

Gambar 6 Pergerakan IR terhadap Interest Rate BI, Inflasi

Gambar 7 Pergerakan IR terhadap Exchange Rate

Performansi Underwriter

Page 4: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

4

Inditator R Hitung R Tabel Keterangan

Return On Assets 0,5845 0,3 Valid

Total Assets Turnover 0,7101 0,3 Valid

Debt Equity Ratio 0,2308 0,3 Tidak valid

Financial Leverage 0,6098 0,3 Valid

Gross Profit Margin 0,3938 0,3 Valid

Return On Investment 0,0038 0,3 Tidak valid

Working Capital to Total Asets 0,5145 0,3 Valid

Gambar 8 Grafik Pemilihan Reputasi Penjamin Emisi

Gambar 9 Grafik Prosentase Initial Return

Gambar 10 Grafik Pemilihan Jumlah Penjamin Emisi

Prosentase Initial Return

Grafik Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2005

Grafik 10 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2006

Grafik 11 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2007

Grafik 12 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2008

Grafik 13 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2009

Grafik 14 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2010

Grafik 15 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2011

Grafik 16 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2012

3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Sebuah penelitian instrumental yang baik

tersusun atas instrumen yang valid dan reliabel. Uji

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah

atribut memiliki kemampuan dalam melakukan

fungsi ukur. Pada penelitian ini uji validitas

dilakukan dengan menggunakan software Ms. Excel,

berikut output uji validitas dengan menggunakan

software Ms. Excel:

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel Performasi

Emiten

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Variabel Performasi Investor

Tabel 5 Hasil Uji Validitas Variabel Performasi

Underpricing

Berdasarkan tabel 3hingga tabel 5 tersebut

dapat terlihat bahwa terdapat beberapa indikator

yang tidak memenuhi uji validitas, sehingga

indikator tidak dapat digunakan dalam pembentukan

Inditator R Hitung R Tabel Keterangan

Rate of return IHSG 0,0539 0,3 Valid

Interest Rate 0,2374 0,3 Valid

Oil Price 0,0739 0,3 Tidak Valid

Inflation 0,4171 0,3 Valid

Exchange rate USD 0,5531 0,3 Valid

Exchange rate GBP 0,5170 0,3 Valid

Exchange rate JPY 0,5353 0,3 Valid

Exchange rate EUR 0,6923 0,3 Valid

Exchange rate CNY 0,7152 0,3 Valid

Inditator R Hitung R Tabel Keterangan

Initial return first day 0,82862 0,3 Valid

Initial return second day 0,89203 0,3 Valid

Initial return third day 0,95633 0,3 Valid

Initial return first week 0,92480 0,3 Valid

Page 5: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

5

model persamaan struktural. Indikator yang tidak

dapat digunakan, diantaranya: debt equity ratio dan

return on investment pada variabel performansi

emiten, serta oil price pada variabel performansi

investor.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui

tingkat kepercayaan seluruh atribut dalam setiap

variabel dalam melakukan funsi ukur secara

konsisten. Pada penelitian ini uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan software SPSS 14,

berikut output uji reliabilitas dengan menggunakan

software SPSS 14: Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Performasi Emiten

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Performasi Investor

Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Underpricing

Uji reliabilitas dilakukan dengan

Membandingkan nilai cronbanch’s alpha, apabila

nilai cronbanch’s alpha lebih dari 0,6 maka seluruh

atribut dalam variabel tersebut reliabel. Berdasarkan

tabel 4.5 hingga tabel 4.7 tersebut dapat terlihat

bahwa seluruh indikator penyusun variabel

performansi emiten, performansi investor dan

underpricing telah memenuhi uji reliabilitas

3.5 Uji Multinormalitas dan Uji

Multikoleniaritas

Dalam penggunaan metode SEM terdapat

asumsi yang digunakan yaitu multinormalitas dan

multikolinearitas. Pengujian ini dilakukan pada

seluruh atribut yang telah memenuhi uji validitas dan

uji reliabilitas. Uji multinormalitas dilakukan guna

mengetahui distribusi persebaran data. Asumsi yang

digunakan metode SEM adalah distribusi normal.

Pada penelitian ini uji multinormalitas menggunakan

software Minitab 15, berikut output uji

multinormalitas.

Data Display -- t 0,703390 Distribusi data multinormal

Gambar 17 Scatterplot Uji Multinormalitas

Berdasarkan gambar 4.16, maka dapat dikatan bahwa

data dalam penelitian ini telah memenuhi distribusi

multinormal. Dengan demikian, asumsi penggunaan

metode SEM pada uji multinormalitas telah

terpenuhi.

Uji multikolinearitas dilakukan guna

mengetahui korelasi antar variabel. Asumsi

penggunaan metode SEM adalah tidak adanya

korelasi sempurna atau korelasi tinggi diantara

variabel yang digunakan. Menurut Ghozali (2009),

nilai korelasi yang diizinkan dalam penggunaan

metode SEM adalah diantara rentang -0,7 – 0,7. Pada

penelitian ini uji multikolinieritas dilakukan dengan

menggunakan software Minitab 15.0.

Berdasarkan lampiran uji multikolinearitas

dapat dikatakan bahwa tidak terjadi korelasi

sempurna antar variabel, karena nilai koefsien

korelasi setiap variabel kurang dari 0,70.

3.8 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

CFA bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah

indikator-indikator tepat dalam menyusun suatu

konstrak. Dalam model yang ada, akan dicari

validitas konvergen masing-masing indikator serta

reliabilitas konstrak agar memastikan suatu konsep

atau konstrak berada dalam kondisi unidimensional.

Model dengan derajat bebas (df) 0 akan dipastikan

dalam keadaan unidimensional, sedangkan model

yang memiliki df positif terlebih dahulu harus dilihat

kriteria goodness of fit-nya agar diketahui

unidimensionalitas-nya.

Berikut adalah gambar dan hasil uji CFA pada

setiap kontruk laten performansi emiten:

Gambar18 CFA Performansi Emiten

Tabel 6 Goodness of Fit Performansi Emiten

Gambar 19 Modifikasi Model CFA Performansi Emiten

35302520151050

16

14

12

10

8

6

4

2

0

dd

q

Scatterplot of q vs dd

,00

PERFORMANSI EMITEN

WCT

,00

e51,001

GPM

,00

e4 ,981

FL

,00

e31,06

1

TAT

,00

e2

1,08

1

ROA

,00

e1

,70

1

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 16,274 Kurang baik

P-Value ≥ 0,05 0,006 Kurang baik

CMIN/DF ≤ 2,00 3,255 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,139 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,952 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,855 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,947 Kurang baik

CFI ≥ 0,95 0,139 Kurang baik

,00

PERFORMANSI EMITEN

WCT

,00

e51,001

GPM

,00

e4 1,011

FL

,00

e31,06

1

TAT

,00

e2

1,13

1

ROA

,00

e1

,76

1

,00

,00

,00

Page 6: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

6

Tabel 7 Modifikasi Goodness of Fit Performansi Emiten

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa

hasil modifikasi model CFA pada performansi

emiten telah menunjukan model CFA baik, karena

seluruh kriteria goodness of fit telah terpenuhi.

Selanjutnya, dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas berdasarkan nilai factor loading (FL) dan

construct reliability (CR). Berikut hasil analisa factor

loading (FL) dan error variance model CFA

performansi emiten:

Tabel 8 CFA Performansi Emiten

Nilai cutt off pada uji validasi adalah

>0,300, indikator pada variabel laten dikatakan

memenuhi uji validasi apabila nilai factor loading

lebih dari 0,300. Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan

seluruh nilai factor loading pada setiap indikator

bernilai lebih dari 0,30, sehingga dapat dikatakan

seluruh indikaor pada variabel laten telah memenuhi

uji validitas. Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas

dengan nilai cutt off >0,600. Berdasarkan

perhitungan nilai construct reliability didapatkan

nilai sebesar 0,907, sehingga dapat dikatakan seluruh

indikaor pada variabel laten telah memenuhi uji

reliabilitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan

seluruh indikator pada varibel laten performansi

emiten telah memenuhi uji validitas dan uji

reliabilitas.

Berikut adalah gambar dan hasil uji CFA pada

setiap kontruk laten performansi investor:

Gambar 20 Model CFA Performansi Investor

Tabel 9 Goodness of Fit Model CFA Performansi

Investor

Gambar 21 Modifikasi Model CFA Performansi

Investor

Tabel 10 Goodness of Fit Modifikasi Model CFA

Performansi Investor

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa

hasil modifikasi model CFA pada performansi

investor telah menunjukan perbaikan, karena pada

beberapa kriteria goodness of fit telah terpenuhi.

Selanjutnya, dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas berdasarkan nilai factor loading (FL) dan

construct reliability (CR). Berikut hasil analisa factor

loading (FL) dan error variance model CFA

performansi investor:

Tabel 11 CFA Performansi Investor

Nilai cutt off pada uji validasi adalah >0,300,

indikator pada variabel laten dikatakan memenuhi uji

validasi apabila nilai factor loading lebih dari 0,300.

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 2,815 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,245 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 1,407 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,059 Baik

GFI ≥ 0,90 0,990 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,927 Baik

TLI ≥ 0,95 0,990 Baik

CFI ≥ 0,95 0,998 Baik

Indikator Std Loading Error Variance CR

ROA 0,542 0,706236 -

TAT 0,921 0,151759 9,972

FL 0,940 0,116400 12,328

GPM 0,822 0,324316 11,575

WCT 0,794 0,369564 6,041

Total 4,019 1,668275

PERFORMANSI

INVESTOR

,38

ER.CNYe8

,62

,74

ER.EURe7

,86

,11

ER.JPYe6

,32

,25

ER.GBPe5

,50

,19

ER.USDe4 ,44

,01

INFe3 -,10

,02

I.RATEe2

-,14

,00

IHSGe1

-,02

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 193,886 Kurang baik

P-Value ≥ 0,05 0,000 Kurang baik

CMIN/DF ≤ 2,00 9,694 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,273 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,794 Kurang Baik

AGFI ≥ 0,90 0,628 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,075 Kurang baik

CFI ≥ 0,95 0,339 Kurang Baik

PERFORMANSI

INVESTOR

,17

ER.CNYe8

,41

1,73

ER.EURe7

1,32

,73

ER.JPYe6

,85

,12

ER.GBPe5

,34

,06

ER.USDe4,24

,00

INFe3 -,07

,03

I.RATEe2

-,18

,00

IHSGe1

-,04

,79

,14

,10

,02

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 25,145 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,480 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 1,676 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,076 Baik

GFI ≥ 0,90 0,951 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,883 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,928 Kurang baik

CFI ≥ 0,95 0,961 Baik

Indikator Std Loading Error Variance CR

ER.CNY 0,620 0,6156

ER.EUR 0,862 0,256956 5,037

ER.JPY 0,325 0,894375 2,441

ER.GBP 0,501 0,748999 4,223

ER.USD 0,438 0,808156 3,86

INF 0,302 0,908796 -0,572

I.RATE 0,314 0,901404 -1,186

IHSG 0,417 0,826111 -0,238

Total 3,779 5,960397

Page 7: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

7

Berdasarkan tabel 11 didapatkan seluruh nilai factor

loading pada setiap indikator bernilai lebih dari 0,30,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada

variabel laten telah memenuhi uji validitas.

Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas dengan nilai

cutt off >0,600. Berdasarkan perhitungan nilai

construct reliability didapatkan nilai sebesar 0,705,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada

variabel laten telah memenuhi uji reliabilitas. Dengan

demikian, dapat disimpulkan seluruh indikator pada

varibel laten performansi investor telah memenuhi

uji validitas dan uji reliabilitas.

Berikut adalah gambar dan hasil uji CFA pada

setiap kontruk laten kondisi underpricing:

Gambar 22 CFA Performansi Underpricing

Tabel 12 Goodness of Fit Performansi Underpricing

Tabel 13 CFA Performansi Underpricing

Nilai cutt off pada uji validasi adalah >0,300,

indikator pada variabel laten dikatakan memenuhi uji

validasi apabila nilai factor loading lebih dari 0,300.

Berdasarkan tabel 4. didapatkan seluruh nilai factor

loading pada setiap indikator bernilai lebih dari 0,30,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada

variabel laten telah memenuhi uji validitas.

Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas dengan nilai

cutt off >0,600. Berdasarkan perhitungan nilai

construct reliability didapatkan nilai sebesar 0,935,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada

variabel laten telah memenuhi uji reliabilitas. Dengan

demikian, dapat disimpulkan seluruh indikator pada

varibel laten underpricing telah memenuhi uji

validitas dan uji reliabilitas.

Structural Equation Modeling (SEM) ini

menampilkan model struktural yang menggambarkan

korelasi antar variabel laten, seperti yang telah

dihipotesiskan pada penelitian. Pemodelan ini

dilakukan dengan menggunakan software Amos

16.0. Tahapan ini merupakan penggambaran full

model structural yang dapat dilakukan setelah

tahapan CFA pada setiap variabel laten. Berikut ini

merupakan hasil dari pengujian full model persamaan

struktural.

Gambar 23 Full Model Persamaan Sruktural

Tabel 14 Goodness of Fit Pada Full Model Persamaan

Sruktural

Dari hasil uji goodness of fit diatas

menunjukkan bahwa model yang ada kurang baik,

hal ini menunjukkan bahwa model dianggap kurang

bisa merepresentasikan sistem eksisting. Guna

memperbaiki tingkat fit model.

3.10 Modifikasi Model

Modifikasi model dilakukan dengan cara

menghubungkan (mengkorelasikan) antar error

varian suatu indikator dengan yang lain. Berikut hasil

full model persamaan struktural modifikasi pertama:

UNDERPRICING

,82

IR.W1e4,90

,93

IR.D3e3,96

,78

IR.D2e2,88

,61

IR.D1e1

,78

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 4,614 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,100 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 2,307 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,106 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,982 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,911 Baik

TLI ≥ 0,95 0,982 Baik

CFI ≥ 0,95 0,994 Baik

Indikator Std Loading Error Variance CR

IR.W1 0,905 0,180975

IR.D3 0,965 0,068775 18,342

IR.D2 0,881 0,223839 14,558

IR.D1 0,781 0,390039 11,371

Total 3,532 0,863628

PERFORMANSI

INVESTOR

,39

ER.CNY

e13

,62

,73

ER.EUR

e12

,85

,11

ER.JPY

e11

,33

,25

ER.GBP

e10

,50

,20

ER.USD

e9

,44

,01

INF

e8

-,11

,02

I.RATE

e7

-,15

,00

IHSG

e6

-,01

PERFORMASI

EMITEN

,63

WCT

e5

,79

,68

GPM

e4

,82

,88

FL

e3

,94

,85

TAT

e2

,92

,29

ROA

e1

,54

REP

,08

UNDERPRICING

,82

IR.W1 e17,90

,93

IR.D3 e16,96

,78IR.D2 e15

,88

,61

IR.D1 e14,78

-,28

,05

-,07

GOODNES OF FIT

Chi Square = 317,649

P Value = ,000

Cmin/df = 2,443

GFI = ,810

AGFI = ,749

CFI = ,833

TLI = ,803

RMSEA = ,111

z1-,11

,02

,16

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 317,649 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,000 Kurang baik

CMIN/DF ≤ 2,00 2,443 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,810 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,749 Kurang baik

AGFI ≥ 0,90 0,833 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,803 Kurang baik

CFI ≥ 0,95 0,111 Kurang baik

Page 8: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

8

Gambar 24 Modifikasi Full Model Persamaan Struktural

Iterasi 1

Tabel 15 Goodness Of Fit Modifikasi Full Model

Persamaan Struktural Iterasi 1

Tabel 16 Modification Indices Modifikasi Full

Model Persamaan Struktural Iterasi 1

Pada modifikasi full model persamaan

struktural iterasi 1, terdapat beberapa kriteria

goodness of fit yang tidak terpenuhi. Dengan begitu

dibutuhkan modifikasi 2 pada full model persamaan

struktural dengan membangun korelasi error pada

indikator dan konstruk, sesuai dengan modification

indices. Berikut hasil full model persamaan struktural

modifikasi kedua:

Gambar 25 Modifikasi Full Model Persamaan Struktural

Iterasi 2

Tabel 17Goodness Of Fit Modifikasi Full Model

Persamaan Struktural Iterasi 2

Tabel 18 Modification Indices Modifikasi Full Model

Persamaan Struktural Iterasi 2

Pada modifikasi full model persamaan

struktural iterasi 2, terdapat satu kriteria goodness of

fit yang tidak terpenuhhi. Dengan begitu dibutuhkan

modifikasi 3 pada full model persamaan struktural

dengan membentuk korelasi pada error e7 dan e13.

Berikut hasil full model persamaan struktural

modifikasi ketiga:

Gambar 26 Modifikasi Full Model Persamaan Struktural

Iterasi 3

Tabel 19 Goodness Of Fit Modifikasi Full Model

Persamaan Struktural Iterasi 3

Pada modifikasi full model persamaan

struktural iterasi 3 telah memenuhi seluruh kriteria

goodness of fit. Dengan terpenuhinya seluruh kriteria

goodness of fit tidak dibutuhkan iterasi ulang untuk

mendapatkan model yang lebih baik. Dengan

demikian, pembentukan full model persamaan

PERFORMANSI

INVESTOR

,19

ER.CNY

e13

,44

1,52

ER.EUR

e12

1,23

,68

ER.JPY

e11

,82

,14

ER.GBP

e10

,37

,07

ER.USD

e9

,26

,01

INF

e8

-,08

,04

I.RATE

e7

-,19

,00

IHSG

e6

-,04

PERFORMASI

EMITEN

,60

WCT

e5

,78

,68

GPM

e4

,83

,85

FL

e3

,92

,88

TAT

e2

,94

,33

ROA

e1

,58

REP

,08

UNDERPRICING

,82

IR.W1 e17,90

,93

IR.D3 e16,96

,78IR.D2 e15

,88

,61

IR.D1 e14,78

-,28

,00

-,08

z1-,10

,01

,08

-,24

,25

-,14

,27

-,28

-,22

-,12

,79

,11

,08

,18

,01

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 112,251 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,607 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,959 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

GFI ≥ 0,90 0,905 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,861 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 1,006 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

M.I. Par Change

e8 <--> e6 5,138 ,000

PERFORMANSI

INVESTOR

,19

ER.CNY

e13

,43

1,57

ER.EUR

e12

1,25

,70

ER.JPY

e11

,84

,13

ER.GBP

e10

,36

,07

ER.USD

e9

,26

,01

INF

e8

-,07

,03

I.RATE

e7

-,19

,00

IHSG

e6

-,06

PERFORMASI

EMITEN

,60

WCT

e5

,78

,68

GPM

e4

,83

,85

FL

e3

,92

,88

TAT

e2

,94

,33

ROA

e1

,58

REP

,08

UNDERPRICING

,82

IR.W1 e17,90

,93

IR.D3 e16,96

,78IR.D2 e15

,88

,61

IR.D1 e14,78

-,28

,00

-,08

z1-,10

,01

,08

-,24

,25

-,12

,28

-,28

-,21

-,12

,79

,11

,08

,18

,01

-,13

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 106,828 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,717 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,921 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

GFI ≥ 0,90 0,909 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,866 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 1,011 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

M.I. Par Change

e13 <--> e7 4,641 ,000

PERFORMANSI

INVESTOR

,30

ER.CNY

e13

,55

,99

ER.EUR

e12

,99

,41

ER.JPY

e11

,64

,22

ER.GBP

e10

,47

,14

ER.USD

e9

,37

,01

INF

e8

-,10

,04

I.RATE

e7

-,19

,00

IHSG

e6

-,07

PERFORMASI

EMITEN

,60

WCT

e5

,78

,68

GPM

e4

,83

,85

FL

e3

,92

,88

TAT

e2

,94

,33

ROA

e1

,58

REP

,08

UNDERPRICING

,82

IR.W1 e17,90

,93

IR.D3 e16,96

,78IR.D2 e15

,88

,61

IR.D1 e14,78

-,28

,02

-,08

z1-,08

-,02

,12

-,24

,25

-,13

,28

-,27

-,21

-,11

,78

,14

,09 -5,15

,16

-,13

-,14

,17

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 97,465 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,880 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,848 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

GFI ≥ 0,90 0,916 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,875 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 1,021 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

Page 9: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

9

struktural terkait permasalahan underpricing saat

IPO telah tergambarkan pada gambar 4.26

3.11 Estimasi Parameter

Tujuan selanjutnya dalam analisis model

struktural adalah untuk mengestimasi parameter

pengaruh antar variabel, yang sekaligus juga akan

membuktikan hipotesis penelitian. Berikut adalah

rangkuman hasil estimasi parameter dari analisis

SEM yang telah dilakukan: Tabel 20 Estimasi Parameter Full Model Persamaan

Struktural

Berdasarkan nilai-nilai koefisien pada tabel 12 di

atas dapat dituliskan persamaan struktural sebagai

berikut:

Model konstruk eksogen dan konstruk endogen

Underpricing = 0,018 Performansi Investor – 0,279

Reputasi Underwriter

Model variabel indikator

Performansi Emiten = 0,770 WCT + 0,826 GPM

+0,920 FL + 0,937 TAT + 0,575 ROA +e

Performansi Investor : 0,614 ER.CNY + 0,909

ER.EUR + 0,544ER.JPY + 0,507 ER.GBP + 0,406

ER.USD - 0,104 INF – 0,193 I.RATE – 0,066 IHSG

+ e

Underpricing = 0,011.ER.CNY + 0,016.ER.EUR +

0,009.ER.JPY + 0,009.ER.GBP + 0,007.ER.USD -

0,001.INF – 0,003 I.RATE – 0,066.IHSG -

0,001.Reputasi Underwriter + error

Tabel 21 Correlations Full Model Persamaan Struktural

Berdasarkan tabel 4.29 didapatkan nilai korelasi

antar konstruk eksogen performansi emiten,

performansi underwriter dan performansi investor.

Pada estimasi parameter nilai korelasi antar konstruk

eksogen didapatkan nilai kurang dari 0,50 sehingga

dapat dikatakan tidak terdapat korelasi antar konstruk

eksogen. Pada tabel 4.29 terdapat estimasi parameter

korelasi yang >0,50 yaitu pada e8 dan e7. Error e8 dan

e7 adalah error pada variabel indikator inflasi dan

interest rate.

4. Analisis

Analisis dalam penelitian ini meliputi analisis

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Analisis

Model Struktural.

4.1 Analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Performansi emiten merupakan konstruk

eksogen yang tersusun atas lima indikator

performansi rasio keuangan emiten. Pada awal

pembentukan model CFA performansi emiten

didapatkan nilai goodness of fit yang tidak memenuhi

kriteria, sehingga dibutuhkan modifikasi model.

Modifikasi model CFA emiten ini dilakukan dengan

membangun korelasi pada error return on assets –

financial leverage, total assets turnover - working

capital to total assets ratio dan financial leverage -

working capital to total assets ratio. Dengan

modifikasi tersebut didapatkan model CFA

performansi emiten yang lebih baik.

Performansi investor merupakan konstruk

eksogen yang tersusun atas delapan indikator, yang

merupakan penggambaran kondisi pasar modal dan

kondisi makroekonomi. Delapan indikator tersebut

meliputi: IHSG, interest rate BI, inflasi, exchange

rate USD, exchange rate GBP, exchange rate JPY,

exchange rate EUR dan exchange rate CNY. Pada

awal pembentukan model CFA performasi investor

didapatkan nilai goodness of fit yang tidak memenuhi

kriteria, sehingga dibutuhkan modifikasi model.

Modifikasi model CFA emiten ini dilakukan dengan

membangun korelasi pada error interest rate-inflasi,

exchange rate JPY- exchange rateUSD, exchange

rate JPY - exchange rate GBP, exchange rate JPY -

exchange rate EUR, exchange rate GBP- exchange

rate CNY. Dengan membentuk korelasi pada error

indikator dapat mengubah nilai kriteria goodness of

fit sehingga model CFA menjadi lebih baik.

Pada full structural equation modeling

underpricing merupakan kontruk endogen yang

dipengaruhi oleh observed variable dan konstruk

eksogen. Dalam model CFA kondisi underpricing

disusun oleh empat indikator, yaitu: initial return

pada hari pertama, hari kedua, hari ketiga dan

minggu pertama. Pada pembentukan CFA

underpricing ini tidak dilakukan modifikasi model

karena pada output model modification indices tidak

dibutuhkan pembentukan korelasi pada error

indikator.

4.2 Analisis Model Struktural dan Estimasi

Parameter

Pada penelitian ini full model persamaan

struktural merupakan penggambaran kondisi

underpricing pada kegiatan Initial Public Offering

(IPO), yang melibatkan investor, emiten dan

underwriter. Penggambaran full model persamaan

struktural terdiri atas dua konstruk eksogen, satu

variabel endogen dan satu observed variable.

Performansi emiten dan performansi investor

merupakan konstruk eksogen yang dibentuk oleh

Parameter Std.

Loading CR P Value Keterangan

Performansi emiten

Underpricing -0,820 -0,864 0,388

Tidak

signifikan

Performansi underwriter

Underpricing -0,279 -3,033 0,002 Signifikan

Performansi investor

Underpricing 0,018 2,220 0,026 Signifikan

Estimate

PERFORMASI_ EMITEN <--> REP -,084

PERFORMANSI_INVESTOR <--> REP -,017

PERFORMANSI_INVESTOR <--> PERFORMASI_ EMITEN ,121

e3 <--> e1 -,239

e4 <--> e15 ,253

e5 <--> e2 -,129

e5 <--> e3 ,276

e7 <--> PERFORMASI_ EMITEN -,271

e8 <--> PERFORMASI_ EMITEN -,208

e8 <--> e5 -,110

e8 <--> e7 ,782

e11 <--> e9 ,135

e11 <--> e10 ,085

e12 <--> e11 -0,146

e13 <--> REP ,155

e13 <--> e10 -,127

e8 <--> e6 -,140

e13 <--> e7 ,172

Page 10: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

10

beberapa indikator. Reputasi underwriter merupakan

observed variable. Pada full model persamaan

struktural performansi emiten, reputasi underwriter

dan performansi investor daling membentuk korelasi.

Pembentukan full model persamaan struktural ini

dilakukan, setelah dilakukan uji undimensionalitas,

uji validitas dan uji reliabilitas pada seluruh konstruk

sehingga didapatkan indikator yang terbukti

signifikan dalam mengukur konstruk. Pada awal

pembentukan full model persamaan struktural

didapatkan seluruh kriteria goodness of fit yang

belum terpenuhi, sehingga dibutuhkan perbaikan

melalui pembentukan korelasi pada error indikator

berdasarkan output software Amos.16 pada

modification indices.

Modifikasi full model persamaan struktural

dilakukan sebanyak tiga kali. Model modifikasi 3 ini

belum dapat memenuhi kriteria AGFI, namun nilai

AGFI meningkat sehingga model menunjukan

perbaikan. AGFI merupakan incremental fit

measures berupa pengukuran dengan

membandingkan proposed model dengan baseline

model (null model). Incremental fit measures dapat

dilakukan dengan kriteria goodness of fit TLI dan

NFI. Pada model modifikasi 3 ini kriteria TLI dan

NFI telah terpenuhi, sehingga dapat dikatakan uji

goodness of fit telah terpenuhi. Selain itu, pada

modifikasi 3 ini tidak terdapat output modification

indices yang berarti model telah fit sehingga tidak

dibutuhkan modifikasi kembali.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data

yang telah dilakukan sebelumnya dengan didasari

pada tujuan dari penelitian ini, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Fenomena underpricing ini disebabkan oleh

variabel yang tersusun oleh berbagai variabel

indikator. Berdasarkan pengembangan model

persamaan struktural, fenomena dipengaruhi

oleh reputasi underwriter dan performansi

investor. Kontribusi variabel indikator yang

mempengaruhi fenomena underpricing akan

diuraikan sebagai berikut.

a. Index Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG mampu mencerminkan kondisi

pasar modal, sehingga mampu

menggambarkan pola investor terhadap

kondisi underpricing emiten yang

melakukan IPO. IHSG memiliki nilai

kontribusi negatif, yang berarti

fenomena underpricing berbanding

terbalik dengan perubahan IHSG.

b. Interest rate

Interest rate merupakan tingkat return

yang diinginkan investor atas niilai

investasi yang dilakukan. Interest rate

memilliki nilai kontribusi negatif

terhadap tingkat underpricing.

Peningkatan nilai interet rate akan

menurunkan tingkat underpricing.

c. Inflasi

Inflasi merupakan pertumbuhan

kondisi makroekonomi yang terjadi

pada suatu negara. Inflasi memilliki

nilai kontribusi negatif terhadap

tingkat underpricing. Peningkatan nilai

prosentase inflasi akan menurunkan

tingkat underpricing.

d. Exchange rate USD

Exchange rate USD merupakan nilai

tukar mata uang rupiah terhadap USD.

Exchange rate USD memiliki nilai

kontribusi positif terhadap tingkat

underpricing. Peningkatan nilai

prosentase perubahan exchange rate

USD akan meningkatkan tingkat

undepricing.

e. Exchange rate GBP

Exchange rate USD merupakan nilai

tukar mata uang rupiah terhadap USD.

Exchange rate USD memiliki nilai

kontribusi positif terhadap tingkat

underpricing. Peningkatan nilai

prosentase perubahan exchange rate

USD akan meningkatkan tingkat

undepricing.

f. Exchange rate JPY

Exchange rate JPY merupakan nilai

tukar mata uang rupiah terhadap JPY.

Exchange rate JPY memiliki nilai

kontribusi positif terhadap tingkat

underpricing. Peningkatan nilai

prosentase perubahan exchange rate

JPY akan meningkatkan tingkat

undepricing.

g. Exchange rate EUR

Exchange rate EUR merupakan nilai

tukar mata uang rupiah terhadap EUR.

Exchange rate EUR memiliki nilai

kontribusi positif terhadap tingkat

underpricing. Peningkatan nilai

prosentase perubahan exchange rate

EUR akan meningkatkan tingkat

undepricing.

h. Exchange rate CNY

Exchange rate CNY merupakan nilai

tukar mata uang rupiah terhadap CNY

D. Exchange rate CNY memiliki nilai

kontribusi positif terhadap tingkat

underpricing. Peningkatan nilai

prosentase perubahan exchange rate

CNY akan meningkatkan tingkat

undepricing.

i. Reputasi underwriter

Reputasi underwriter merupakan

tingkat reputasi lembaga penjamin

emisi terkait nilai emisi yang

Page 11: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

11

ditanggung. Reputasi underwriter

memiliki nilai kontribusi negatif

terhadap tingkat underpricing. Emiten

yang menggunakan underwriter

bereputasi baik akan mampu

meminimumkan tingkat underpricing

yang akan terjadi.

2. Fenomena underpricing melibatkan tiga pelaku

pelaku pasar perdana. Tiga pelaku ini adalah

emiten, underwriter dan investor saling

terkorelasi dalam perdagangan saham pada

pada pasar perdana. Pada penelitian ini tidak

dapat dibuktikan terjadi korelasi antar emiten,

underwriter dan investor. Dengan demikian,

pada permasalahan underpricing tidak

terbentuk korelasi antar performansi emiten,

performansi underwriter dan performansi

investor.

3. Dalam penentuan harga saham perdana dapat

dilakukan penambahan resiko terjadinya tingkat

underpricing. Hal ini dimaksudkan untuk

meminimumkan tingkat underpricing sehingga

emiten mendapatkan jumlah emisi yang

optimal. Berikut fungsi linier pembentukan

harga saham perdana:

IPO Price* =

Dimana:

0,011.ER.CNY +

0,016.ER.EUR + 0,009.ER.JPY + 0,009.ER.GBP +

0,007.ER.USD - 0,001.INF – 0,003 I.RATE –

0,066.IHSG - 0,001.REP + error

Keterangan:

6. Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian yang

akan dilaksanakan berikutnya adalah :

1. Penelitian tentang fenomena underpricing

dapat dilakukan menggunakan metode

permodelan selain structural equation

modelling yang dapat memodelkan dan

mengukur tingkat pengaruh antar variabel.

2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan

penambahan variabel yang memungkinkan

mempengaruhi kondisi underpricing pada

kegiatan initial public offering (IPO)

Page 12: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

12

7. Daftar Pustaka

Bodie, Zvi. Et al., 2010. Investments. 8thEdition. Mc

Gram Hill. Singapore

Booth, James R. Et al., 2005. Agreeing to Disagree:

Why IPOs are Underpriced. JEL

Classification code: G24; G32. Department

of World Business

Chang, Chingfu., Lee, Alice C., Lee, Cheng F. 2009.

Determinants of Capital Structure Choice a

Structural Equation Modeling. The

Quarterly Review of Economics and

Finance 49, 197-213

Eriyanto, Alif Yulian. 2010. Faktor Yang

Mempengaruhi Underpricing IPO Pada

Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan.

Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas

Airlangga Surabaya.

Filatotchev, I., & Bishop, K. (2002). Board

composition, share ownership, and

“underpricing” of UK IPO firms. Strategic

Management Journal, 23, 941–955.

Ghozali, I. (2011). Model Persamaan Struktural

Konsep dan Aplikasi Dengan Program

AMOS 19.0. Semarang: Badan Penerbit –

Undip.

Gustri Caesary, Andina., 2012. Anlisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Turnover Intention

Pada Agent Outbound Call PT. Infomedia

Nusantara Menggunakan Metode SEM.

Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya.

Hair et al., 2000. Multivariate Data Analysis.

5thEdition Mc Gram Hill. Singapore

He, Yu., Gai, Yuquan., Wu, Xianbin., Wan, Haitong.

2012. Quantitatively Analyze Composition

Principle Of Ma Huang Tang By Structural

Equation Modeling. Journal of

Ethnopharmacology 1, 1-8

Husnan, Suad. 1993. Dasar-dasar teori portofolio dan

analisis sekuritas. Edisi Pertama.

Yogyakarta: UPP AM-YKPN

Jayanti, Discy Dwi. 2011. Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Rasio Profitabilitas, DER dan

Reputasi Auditor Terhadap Tingkat

Underpricing Saham Perusahaan IPO 2005-

2010. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi.

Universitas Airlangga Surabaya.

Johnston, Jarrod., Madura, Jeff . 2008. Underpricing

of Financial Institution IPOs. Journal

Finance Economic 20, 67-80

Jones, Charles P., 2010. Investments Principles and

Concepts. 11th Edition. North Carolina

State University.

Kharisma Haqi, Levi., 2011. Analisis Loyalitas

Pasien Dengan Metode Sm Pada Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji

Surabaya. Tugas Akhir, Jurusan Teknik

Industri. Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya.

Kusuma, Febriandita. 2006. Faktor Yang

Mempengaruhi Underpricing Saham Pada

Perusahaan Yan IPO di BEJ. Tugas Akhir,

Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga

Surabaya.

Leland, Hayne, and David Pyle, 1977, Informational

asymmetries, financial structure, and

financial intermediation, Journal of Finance

32, 371-387.

Loughran, Tim dan Jay R. Ritter. 2003. “Why Has

Underpricing Increased Over Time” The

Journal of Finance,

Maliki , Yusuf. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi

Underpricing Saham Pada Perusahaan Yan

IPO di BEI Tahun 2007-2009. Tugas Akhir,

Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga

Surabaya.

Marselly I.P. W. 2011. Pengaruh ROE, EPS,

Reputasi Underwriter dan Reputasi Auditor

Terhadap Tingkat Underpricing Saham Pada

IPO di BEI Tahun 2007-2009. Tugas Akhir,

Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga

Surabaya.

Martani, Dwi., Leony Sinaga, Ika., Syahroza,

Akhmad. 2012. Analysis on Factors

Affecting IPO Underpricing and their

Effects on Earnings Persistence. World

Review of Business Research ,2. 1 – 15

Mc Donald, J.G, and A.K. Fisher. 1972. ”New-Issue

Stock Price Behavior”. The Journal of

Finance, 97-102.

Mohamad, Shamsher., Md Nassir, Annuar Pertanika.

1997. Auditing Firm Reputation, Ex Ante

Uncertainty and the Underpricing of Initial

Public Offerings on the Second Board of the

Page 13: PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA … ENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan

13

Kuala Lumpur. Journal Social Science 5,

59-64

Nur, Mahrus Syamsudin. 2011. Pengaruh Pemilihan

Metode Akuntansi, Karakteristik

Perusahaan dan Penjamin Emisi Terhadap

Tingkat Underpricing Saham Perdana.

Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas

Airlangga Surabaya.

Rahman, Hamid., Yung, Kenneth. 1999. Insurance

IPOs—A Test of the Underpricing Theories.

Journal of Insurance Issues, 22. 61–77.

Saputera, Tovan. 2011. Pengaruh Variabel Keuangan

dan Non Keuangan Terhadap Underpricing

Emiten Yang IPO di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006-2010. Tugas Akhir, Jurusan

Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Stephen. et al., 2010. Corporate Finance. 9thEdition.

Sulistiyaningsih, Eny. 2006. Pengaruh Reputasi

Penjamin Emisi, Volailitas Harga Saham

dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat

Underpricing Saham Saat IPO Studi Pada

Regulated Firm dan Unregulated Firm.

Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas

Airlangga Surabaya.

Sunariyah 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar

Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN

Susilo, Y. Sri Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi

Santoso. 2000. Bank dan Lembaga

Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat

Tandelin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan

Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPFE

Tim, Jenkinson. et al., 2000. Going Public.

9thEdition. University of Florida

Waluyo, Minto., 2002. Panduan dan Aplikasi

Structural Equation Modeling. ISBN: 979-

3327-18-9

Wen, wen. 2000. What Has Explained IPO

Underpricing. Project Submitted in Partial

Fulfillment of The Requirements for the

degree of master of Business

Administration

Wittenberg, Regina et al., 2008. The role of

information asymmetry and financial

reporting quality in debt trading: Evidence

from the secondary loan market. Journal of

Accounting and Economics 46, 240–260

Yanita, Sary. 2009. Analisis Strategi Penentuan

Harga Saham Perdana Dengan Underpricing

: Studi Pada Perusahaan Yang Listing di

BEI. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi.

Universitas Airlangga Surabaya.