penentuan harga pokok produk roti per bungkus …
TRANSCRIPT
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PER
BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA
POKOK PROSES PADA UD YELA BAKERY BANJARMASIN
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK
MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PADA JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
PUTRI GEMI TRI HASTUTI A03140050
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN RISET
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI
2017
Judul
Nama
NIM
Program Studi
PERSETUJUAI\ TUGAS AKHIR
PTNENTUAI{ HARGA POKOK PRODUK ROTI PER BT]NGKUSDENGAI\ METODE HARGA POKOK PROSES PADA UD YELABAKERY BANJARMASIN
PIJTRI GEMI TRI IIASTUTI
A03140050
D3 Akuntansi
Banjarmasin, Juli2017
Dosen 2Dosen
NIP 197411
1
1001
Ketua Jurusan Akuntansi
C-,-
NrP 1 97203 0320t 409 1002
t22 002\
ii
I
PEIIGESAHAN TUGAS AI(HIR
Dengan ini dinyatakan laporan Tugas Akhfu dengan data sebagai berikut :
Nama
NIM
Program Studi
Judul
PUTRI GEMI TRI HASTUTI
A03140050
D3 Akuntansi
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PER BTINGKUSDENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA UD YELABAKERY BANJARMASIN
Telah diujikan dan dinyatakan lulus dengan predikat
Banjarmasin, Agustus 2017
Ketua Penguji
NrP 1 9860 1 222009122005 1 2002
I
ilt
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Putri Gemi Tri Hastuti
NIM : A03140050
Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 18 Maret 1996
Agama : Islam
Alamat : Jl Soetoyo. S Komplek Wildan Sari Rt. 06 No. 09
Banjarmasin
Nama Orang Tua (Ayah) : Misdiono
( Ibu ) : Maslahat
Riwayat Pendidikan : 1. TK Intan Sari
2. SDN Telaga Biru 8
3. SMP Negeri 25 Banjarmasin
4. SMK Negeri 1 Banjarmasin
5. Praktek Kerja Lapangan di PT Sabran Damai
Bersama (Februari – Maret)
v
MOTTO
‘’Senyum adalah sebuah cara sederhana untuk menikmati hidup’’
S{JRAT PERIIYATAAT{
saya -rang bertanda tangan dibawah ini men,vatakan dengan sesungguhnya
bahr.va tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang felah sa3,a lakukan" segala
k*tipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan sebagaimana
mesti*5,a.
Tugas akhir ini belum pernah dipublikasikan unfuk keperluan lain oleh
siapapu:t jugq t$gas akhir ini merupakan hasil tulisan saya yang dapat saya
pertanggungiawabkan otentasinya atau bukan hasil dari aktivitas plagiar. Saya
iuga menyatakan bahua objek dan data yang saya ambil dalarn penelitiar: ini bukan
merupakan objek dan data fiIdif. Apabila dikemudian hari ter*yata pernyataaa saya
ini tidak benar' maka saya bersedia menerima sanksi hukum dari ketidakbenaran
pemyataan tersebut" Saya tlersedia dicabut titel akademik serta hak yang melekat
padanya oleh Poiitekrrik Negeri Banjaimasin, apabila saya terbukti melapggar
pflrfi,,ataan yang telah saya sarnpaikan diatas"
Ban-iarmasin" Agustus l0I 7
l"jtl\t : A{J-l I 4f}05t1
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Maksud dan
tujuan dari penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program pendidikan Diploma III pada jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
Dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
disebabkan penulis masih memiliki kelemahan dan kekurangan baik dari segi
keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengelolaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun dari
semua pihak yang dapat dijadikan pedoman untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
Dari persiapan sampai dengan selesai nya laporan ini, penulis banyak
menerima bantuan berupa bimbingan serta arahan moril dan materil dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada :.
1. Bapak H. Edi Yohanes ST, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin.
2. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
3. Bapak Sandra Iriawan, SE, MM, Ak selaku dosen Pembimbing I yang
sangat banyak membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Rusman Irwansyah, SE, MM selaku dosen Pembimbing II yang
dengan teliti membimbing penulis dalam sistematika penulisan Tugas Akhir
ini
5. Dosen-dosen pengajar dan staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
viii
6. Terima kasih kepada bapak Muhammad Budiman selaku pimpinan dan
seluruh karyawan UD Yela Bakery Banjarmasin yang telah membantu dan
memberikan ijin untuk dilaksanakannya Tugas Akhir ini.
7. Orang tua-ku tercinta dan seluruh keluarga yang selalu berdo’a dan penuh
kasih sayang memberikan dorongan baik materi maupun spiritual.
8. Christina Irene, Muhammad Fahrizal, Muhammad Daud dan Siti Hartina
sebagai sahabat penulis yang membantu penulis mengerjakan Tugas Akhir
ini.
9. Seluruh teman-teman Akuntansi B 2014 yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun Tugas
Akhir ini.
Akhir kata penulis memohon dan berdoa, semoga apa yang telah mereka
semua berikan, mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah SWT. Penulis Berharap
Semoga Hasil Penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan serta menambah pengetahuan bagi yg membaca
pada umumnya dan khususnya bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi.
Banjarmasin, Juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................ v
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
ABSTRAK ............................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................... 4
C. Batasan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................ 6
1. Pengertian, Tujuan dan Peran dari Akuntansi Biaya ................ 6
2. Biaya ......................................................................................... 9
3. Cara Penggolongan Biaya ......................................................... 10
4. Metode Penentuan Biaya Produksi ........................................... 13
5. Depresiasi ................................................................................. 18
6. Penentuan Harga Pokok Produk ............................................... 20
B. Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel ............. 33
B. Jenis Penelitian ................................................................................. 33
C. Jenis Dan Sumber Data .................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 35
E. Teknik Analisa Data ......................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 37
1. Sejarah UD Yela Bakery Banjarmasin ..................................... 37
2. Struktur Organisasi ................................................................... 37
3. Bahan dan Peralatan yang digunakan ....................................... 40
4. Proses Produksi ......................................................................... 43
5. Hasil Produksi dan Pemasaran .................................................. 44
B. Pembahasan Penelitian .................................................................... 45
1. Penggolongan Biaya Menurut Perusahaan ............................... 45
2. Penggolongan Biaya yang disarankan Penulis ......................... 46
3. Biaya yang seharusnya diperhitungkan pada biaya produksi ... 50
xi
4. Perhitungan Harga Pokok Produk Menurut Perusahaan .......... 51
5. Penentuan Harga Pokok yang disarankan Penulis .................... 55
6. Perhitungan Biaya Produksi yang disarankan Penulis .............. 62
7. Perhitungan Harga Pokok Produk Persatuan ............................ 78
8. Jurnal yang disarankan Penulis ................................................. 81
9. Laporan Biaya Produksi yang disarankan Penulis .................... 85
10. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut
Perusahaan dan Menurut Penulis .............................................. 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 98
B. Saran-saran ....................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Kos Produksi Menurut Metode Full Costing ......................................... 13
Tabel 2 : Kos Produksi Menurut Metode Variabel Costing .................................. 14
Tabel 3 : Laporan Biaya Produksi ......................................................................... 15
Tabel 4 : Formula Untuk Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada
Pemesan ................................................................................................. 22
Tabel 5 : Unsur-unsur Biaya Produksi Untuk Menghitung Pesanan .................... 23
Tabel 6 : Total Harga Pokok Pesanan .................................................................. 23
Tabel 7 : Perhitungan Biaya Produksi Sesungguhnya Yang Dikeluarkan Untuk
Pesanan .................................................................................................. 24
Tabel 8 : Laba Atau Rgi Bruto Tiap Pesanan ....................................................... 25
Tabel 9 : Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 31
Tabel 10 : Hasil Produksi ...................................................................................... 45
Tabel 11 : Daftar Gaji ........................................................................................... 46
Tabel 12 : Penggolongan Biaya Roti Manis ......................................................... 47
Tabel 13 : Penggolongan Biaya Roti Nanas ......................................................... 47
Tabel 14 : Penggolongan Biaya Roti Strawberry .................................................. 48
Tabel 15 : Penggolongan Biaya Roti Srikaya ....................................................... 48
Tabel 16 : Penggolongan Biaya Roti Kelapa ........................................................ 49
Tabel 17 : Penggolongan Biaya Roti Coklat ......................................................... 49
Tabel 18 : Rangkuman Biaya Produk Jadi ............................................................ 54
Tabel 19 : Alokasi Biaya Air ............................................................................... 58
xiii
Tabel 20 : Alokasi Biaya Plastik ........................................................................... 59
Tabel 21 : Alokasi Biaya Tenaga Kerja ............................................................... 60
Tabel 22 : Daftar Aktifa Tetap .............................................................................. 61
Tabel 23 : Alokasi Biaya Penyusutan ................................................................... 62
Tabel 24 : Alokasi Biaya Gas ............................................................................... 63
Tabel 25 : Alokasi Biaya Listrik ........................................................................... 64
Tabel 26 : Perhitungan Biaya Produksi Roti Manis .............................................. 65
Tabel 27 : Perhitungan Biaya Produksi Roti Nanas .............................................. 66
Tabel 28 : Perhitungan Biaya Produksi Roti Strawberry ...................................... 67
Tabel 29 : Perhitungan Biaya Produksi Roti Srikaya........................................... 68
Tabel 30 : Perhitungan Biaya Produksi Roti Kelapa ............................................ 69
Tabel 31 : Perhitungan Biaya Produksi Roti Coklat ............................................. 80
Tabel 32 : Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan Roti Manis ................ 81
Tabel 33 : Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan Roti Nanas ................. 81
Tabel 34 : Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan Roti Strawberry .......... 81
Tabel 35 : Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan Roti Srikaya ............... 82
Tabel 36 : Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan Roti Kelapa ................ 82
Tabel 37 : Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan Roti Coklat ................. 82
Tabel 38 : Laporan Produksi Roti Manis .............................................................. 88
Tabel 39 : Laporan Produksi Roti Nanas .............................................................. 88
Tabel 40 : Laporan Produksi Roti Strawberry ..................................................... 89
Tabel 41 : Laporan Produksi Roti Srikaya ............................................................ 90
Tabel 42 : Laporan Produksi Roti Kelapa ............................................................. 90
xiv
Tabel 43 : Laporan Produksi Roti Coklat ............................................................. 91
Tabel 44 : Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Manis ........... 92
Tabel 45 : Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Nanas ........... 93
Tabel 46 : Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Strawberry .. 93
Tabel 47 : Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Srikaya ......... 93
Tabel 48 : Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Kelapa .......... 93
Tabel 49 : Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Coklat .......... 94
Tabel 50 : Perhitungan Laba Kotor Roti Manis .................................................... 96
Tabel 51 : Perhitungan Laba Kotor Roti Nanas .................................................... 96
Tabel 52 : Perhitungan Laba Kotor Roti Strawberry ............................................ 96
Tabel 53 : Perhitungan Laba Kotor Roti Srikaya .................................................. 97
Tabel 54 : Perhitungan Laba Kotor Roti Kelapa ................................................... 97
Tabel 55 : Perhitungan Laba Kotor Roti Coklat ................................................... 97
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Struktur Organisasi UD Yela Bakery ............................................................. 38
Bagan 2 Tahapan Proses Produksi UD Yela Bakery .................................................... 44
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Perusahaan
Lampiran 2 Denah Perusahaan
Lampiran 3 Surat Keterangan Tempat Usaha
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 5 Surat Izin Usaha Industri (IUI) Kecil
Lampiran 6 Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing I)
Lampiran 7 Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing II)
Lampiran 8 Lembar Tanda Terima Penilaian Pembimbingan
Lampiran 10 Lembar Saran Penguji Sidang Skripsi dan Tugas Akhir 2017
xvii
ABSTRAK
Putri Gemi Tri Hastuti / A03140050 / 2017 / PENENTUAN HARGA POKOK
PRODUK ROTI PER BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
HARGA POKOK PROSES PADA UD YELA BAKERY BANJARMASIN /
Akuntansi Biaya / Metode Harga Pokok Proses / UD Yela Bakery Banjarmasin
Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana penggolongan biaya
produksi dan perhitungan harga pokok produksi pada UD Yela Bakery Banjarmasin
yang sesuai konsep akuntansi biaya.
Kerangka pemikiran (teroritis) penelitian ini adalah penentuan harga pokok
produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses yang sesuai dengan
karakteristik perusahaan. Penentuan harga pokok produksi UD Yela Bakery
Banjarmasin masih belum sesuai konsep akuntansi biaya, karena perusahaan
memasukkan unsur biaya bahan penolong ke biaya bahan baku dan perusahaan
masih belum menghitung biaya penyusutan aktiva tetap, biaya listrik biaya gas yang
merupakan unsur dari biaya overhead pabrik.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari harga
pokok produksi antara UD Yela Bakery Banjarmasin dengan perhitungan penulis.
Hal ini terjadi setelah dilakukan penggolongan biaya produksi dan perhitungan
biaya produksi dengan benar. Dengan demikian baru dapat ditemukan harga pokok
produksi secara tepat.
Kata kunci: Harga Pokok Produksi, Metode Harga Pokok Proses, Biaya
Produksi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Maria (2004 : 1) pada umumnya suatu perusahaan produksi
didirikan dengan tujuan yang sama dengan para perusahaan yang lain yaitu
untuk mendapat laba yang semaksimal mungkin, serta dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat. Untuk mencapai laba, perusahaan harus dapat
melakukan kegiataan penjualan yang paling menguntungkan dan salah satu
indikatornya adalah laba kotor. Laba kotor itu dipengaruhi oleh harga jual,
biaya produksi dan volume penjualan. Hal ini dimaksudkan agar
kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan bermanfaat bagi masyarakat
umum.
Harga jual suatu produk ditentukan dari harga pokok produksi, jika
perhitungan harga pokok produksi tidak tepat maka akan mempengaruhi
penentuan harga jual produk yang tidak tepat juga. Misalnya perhitungan
harga pokok produksi yang tinggi, maka akan menghasilkan penentuan harga
jual yang tinggi pula, akibatnya suatu produk tidak mampu bersaing di pasar.
Begitu juga sebaliknya, jika perhitungan harga pokok produksi rendah maka
akan menghasilkan penentuan harga produksi yang rendah pula akibatnya
perusahaan tidak mencapai laba yang maksimal walaupun harga jual dapat
bersaing di pasar. Bintang Komara (2016 : 18)
Seperti yang di ungkapkan oleh Rudianto (2006: 27-34), bahwa salah
satu persoalan rumit yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan adalah
2
menetapkan harga jual produk perusahaan. Harga jual produk perusahaan
yang sangat berpengaruh pada keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Namun, penetapan harga jual yang dianggap tepat bukan perkara
mudah. Penetapan harga suatu produk memerlukan analisis pasar, analisis
pesaing, dan analisi produksi. Itu berarti memerlukan koordinasi di antara
bagian pemasaran, bagian penelitian, bagian keuangan, bagian akuntansi, dan
bagian produksi serta bagian-bagian yang terkait.
Menurut Resny ( 2006 : 1 ) pentingnya peranan akuntansi biaya pada
perusahaan produksi, terutama dalam hal penentuan harga pokok produk.
Karena jika tidak tepat dalam memperhitungkannya maka akan berpengaruh
terhadap kebijakan penentuan harga jual suatu produk sesuai laba yang
diinginkan perusahaan. Biaya produksi merupakan biaya pokok yang mutlak
dikeluarkan dalam rangka melaksanakan kegiatan produksi, sehingga sangat
menentukan terhadap kontinuitas perusahaan. Oleh karena itu masalah
penentuan dan pengendalian biaya produksi merupakan sarana utama bagi
manajemen, dalam rangka usaha meningkatkan efisiensi perusahaan.
Khusus untuk industri kecil dan menengah perlu lebih ditingkatkan
pembinaannya menjadi usaha yang semakin berkembang, mandiri,
menciptakan lapangan kerja, dan semakin mampu meningkatkan mutu
produksinya. Untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan tentu saja perlu
pengambilan keputusan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan dari
pengorbanan yang telah dikeluarkan, keuntungan ditentukan oleh harga jual
yang ditetapkan dari produk tersebut.
3
Usaha dagang “Yela Bakery” adalah perusahaan yang bergerak di
bidang home industry (industri rumah tangga) yang berdiri sejak tanggal 16
September tahun 2006 dengan No. SP 503/B.39/IUI-XII/BP2TPM/2010.
Untuk jenis barang yang diproduksi oleh UD Yela Bakery adalah roti manis,
roti rasa nanas, strawberry, srikaya, kelapa, coklat, roti kipas, roti gulung dll.
UD Yela Baker dalam memproduksi barang berdasarkan atas proses produksi
secara terus-menerus. UD Yela Bakery ini menjual produknya dengan cara
menjual barang kekonsumen secara langsung ataupun melalui sales didaerah
Kalimantan Selatan.
UD Yela Bakery menghitung dan mengolongkan biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan
biaya lain lain. Biaya bahan baku terdiri dari tepung, terigu, ragi, garam, telur,
gula, mentega. Biaya bahan penolong terdiri dari selai nanas, strawberry,
srikaya, kelapa, coklat dan ceres coklat. Biaya tenaga kerja terdiri dari gaji
karyawan. Biaya lain- lain terdiri dari biaya kantong plastik, biaya air dan
biaya listrik. Dalam hal ini UD Yela Bakery tidak melakukan penggolongan
biaya yang sesuai dengan konsep akuntansi. Sehubungan dengan hal tersebut
tentunya tidak sesuai dengan konsep akuntansi biaya, yang mana menurut
akuntansi biaya bahwa biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya bahan penolong. Selain
terjadi kesalahan dalam penggolongan biaya, berdasarkan pengamatan
penulis, juga terjadi kesalahan dalam perhitungan biaya produksi karena
4
perusahaan tidak memperhitungkan biaya penyusutan terhadap asset
perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap penggolongan dan perhitungan biaya pada UD Yela Bakery yang
sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggolongan biaya pada UD Yela Bakery yang sesuai
dengan konsep akuntansi biaya?
2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada UD Yela Bakery
dengan menggunakan metode harga pokok proses?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada penggolongan
dan perhitungan biaya produk per bungkus untuk jenis roti manis, roti rasa
nanas, strawberry, srikaya, coklat,kelapa,yang digunakan dalam perhitungan
variabel costing dengan pola penentuan harga pokok produksi proses pada
bulan Januari 2017.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui penggolongan biaya pada UD Yela Bakery
yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya
5
2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada UD
Yela Bakery dengan menggunakan metode harga pokok proses.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini penulis dapat memperoleh gambaran sejauh mana
akuntansi biaya khususnya penentuan harga pokok produk yang telah
dipelajari cara penentuan per bungkusnya dan dapat dipraktikkan dalam
dunia usaha.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi
perusahaan dalam menentukan harga pokok produk per bungkus secara
tepat sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik dan
efisien.
3. Bagi Keilmuan
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan khususnya akuntansi biaya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian, Tujuan dan Peran dari Akuntansi Biaya
Informasi biaya merupakan suatu bagian dari informasi keuangan.
Informasi biaya ini sangat diperlukan oleh perusahaan, terutama untuk
pengambilan keputusan. Sebelum membahas apa yang dimaksud akuntansi
biaya, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu pengertian akuntansi itu
sendiri.
Menurut Mulyadi (2002:1) : “Akuntansi biaya merupakan bagian
dari dua tipe akuntansi, akuntansi keuangan dan akuntansi manejemen.
Oleh karena itu, sebelum membahas akuntansi biaya, perlu diketahui lebih
dahulu perbedaan karakteristik dua tipe pokok akuntansi tersebut”
Haryono Jusup (2005:9) menjelaskan bahwa “Akuntansi biaya
adalah menganalisis biaya perusahan untuk membantu manajemen dalam
pengawasan biaya, biasanya akuntansi biaya ditekankan pada biaya
produksi, tetapi akhir-akhir ini penekanan atas biaya pemasaran juga
semakin meningkat”.
“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, peringkasan dan
penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara
cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi
biaya adalah biaya. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus
memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian
akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen”. Mulyadi
(2014:7).
Proses pencatatan penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta
penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut
ditujukan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi
7
kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya
harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian
akuntansi dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan. Mulyadi
(2015: 5).
“Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini biaya harus
memperhatikan karakteristik akuntansi manejemen. Dengan demikian
akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manejemen”. Mulyadi
(2015: 5).
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok, penentuan kos
produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Untuk
memenuhi tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya mencatat,
menggolongkan, dan meringkas biaya biaya pembuatan produk atau
penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya
yang telah terjadi di masa yang lalu atau biaya historis. Umumnya
akuntansi biaya untuk penentuan kos produk tunduk pada prinsip prinsip
akuntansi yang lazim. Samping itu, penentuan kos produk untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dilayani oleh akuntansi manejemen yang
tidak selalu terikat dengan prinsip akuntansi yang lazim. Lihat misalnya
metode variabel costing untuk penentuan kos produk dan penyajian
informasi biaya untuk memenuhi kebutuhan manejemen dan perencanaan
dan pengambilan keputusan jangka pendek. Mulyadi (2015:7).
Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya
yang seharusnya di keluarkan untuk memproduksi satu satuan produk.
Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpangan
biaya sesungguhnya dengan biaya yang seharusnya dan menyajikan
informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. Dari analisis
biaya penyimpangan dan penyebabnya tersebut manejemen akan dapat
mempertimbangkan tindakan koreksi, jika hal itu perlu dilakukan.
8
Dengan demikian akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya
merupakan bagian dai akuntansi manejemen, lihat sistem biaya standar,
baik dengan full costing maupun variabel costing. Mulyadi (2015:7).
Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan
keputusan khususselalu berhubungan dengan keputusan yang akan
datang. Akuntansi biaya untuk pengambilan keputusan khusus
menyajikan biaya masa yang akan datang (future costs). Untuk
memenuhi kebutuhan manejemen dalam pengambilan keputusan seperti:
biaya kesempatan (opportunity cost), biaya hipotesis (hypothetical cost),
biaya tambahan (incremental cost), biaya terhindarkan (avoidable cost),
dan pendapatan yang hilang (forgone revenues). Mulyadi (2015 :8).
Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk,
akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya
pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan
disajikan adalah biaya yang telah terjadi yang lalu atau biaya historis.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok :
1. Penentuan harga pokok produk
2. Pengendalian biaya
3. Pengambil keputusan khusus (Ony Widilestariningtyas, 2012:10)
Akuntansi biaya melengkapi manajemen alat yang diperlukan
untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki
kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat
rutin maupun strategis. Pengumpulan, presentasi, dan analisis dari
informasi mengenai biaya dan keuntungan membantu manajemen
menyelesaikan tugas-tugas berikut :
a. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggran untuk operasi
dalam kondisi-kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah
diprediksi sebelumnya.
9
b. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan
pengendalian aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki
kualitas.
c. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menentukan
biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan
penetapan harga dan evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen
atau divisi.
d. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk satu tahun periode
akuntansi atau untuk periode lain yang lebih pendek.
e. Memilih diantara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau
jangka panjang, yang dapat mengubah pendapatan atau biaya. (Ony
Widilestariningtyas, 2012:2)
2. Biaya
Menurut Hansen dan Mowen (2009:47), pengertian “biaya adalah
kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan
bagi organisasi”.
Daljono (2004:13) juga mendefinisikan biaya sebagai suatu
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan
keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang.
Sedangkan Mulyadi dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas :
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Mulyadi (2015:8)
10
3. Cara Penggolongan Biaya
Ony Widilestariningtyas menyatakan bahwa biaya dapat
digolongkan menurut fungsinya:
a. Pengolongan biaya menurut objek pengeluaran
“Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan
bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. Ony widilestariningtyas
(2012: 12-15)
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh
karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok:
a) Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Menurut objek pengeluaran, secara garis besar biaya produksi ini
dibagi menjadi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik. Contohnya adalah biaya depresiasi
mesin dan perlengkapan, biaya bahan baku, maupun biaya bahan
penolong yang berhubungan dengan proses produksi.
b) Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan produk. Contohnya adalah
biaya iklan, biaya promosi dan biaya angkutan.
11
c) Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Contohnya adalah biaya gaji, biaya pemeriksaan dan biaya
fotokopi. Ony widilestariningtyas (2012: 12-15)
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokan menjadi dua golongan:
1) Biaya langsung(direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang
penyebab satu satunya adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri
dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
2) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang di biayai. Biaya langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya
produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dalam
hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah
biaya yang terjadi di suau departemen, tetapi manfaatnya
dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Horngren et al
(2008:34-35)
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, hanya
dapat digolongkan menjadi:
12
1) Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja.
2) Biaya semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. biaya
semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya
variabel.
3) Biaya semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang
konstan pada volume produksi tertentu
4) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gajih
direktur produksi. Horngren et al (2008:71-73)
e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi
dua: pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan
1) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Periode
akuntansi yang menikmati manfaat pengeluaran modal tersebut
dibebani sebagian modal tersebut berupa biaya depresiasi, biaya
amortisasi, atau biaya deplesi.
2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya
yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut. Ony Widilestariningtyas
(2012:15).
13
4. Metode Penentuan Biaya Produksi
Menurut Mulyadi metode penentuan biaya produksi dibagi menjadi :
a. Full costing
Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri
dari unsur biaya produksi berikut ini:
Tabel 1 Kos Produksi Menurut Metode Full Costing
Biaya Bahan Baku xx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xx
Biaya Overhead Pabrik Tetap xx
Kos Produksi xx
Sumber: Mulyadi (2015:17)
1) Biaya bahan baku secara teoritis, biaya bahan baku langsung
harus memasukkan seluruh biaya bahan baku yang digunakan
untuk memproduksi sebuah produk atau kinerja sebuah jasa.
2) Biaya tenaga kerja langsung berkenaan dengan usaha setiap
individu yang melakukan produksi sebuah produk atau
mengerjakan sebuah jasa. Tenaga kerja langsung dapat juga
dianggap sebagai pekerjaan yang secara langsung menambah
nilai produk akhir atau jasa.
3) Overhead merupakan berbagai faktor atau biaya produksi yang
tidak langsung untk memproduksi sebuah produk atau
menyediakan jasa. Maka biaya overhead tidak memasukkn bahan
baku maupun tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat
14
menjadi variabel atau tetap beradasarkan bagaimana mereka
beprilaku dalam merespon sebuah perusahaan dalam jumlah
produksi atau pengukuran aktivitas lainnya.
4) Biaya overhead variabelmeliputi biaya bahan baku tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung yang telah dibayar
berdasarkan jumlah jam kerja (seperti upah untuk operator untuk
mesin pengangkat barang, pengurus bahan baku, dan para
pekerja lainnya yang membantu proses produksi, perakitan,
dan/jasa).
5) Biaya overhead pabrik tetap meliputi biaya seperti penyusutan
garis lurus pada asset pabrik, biaya lisensi pabrik, dan suransi
pabrik serta pajak tanah dan bangunan/property. biaya overhead
pabrik tidak langsung meliputi supervisor produksi, penggantian
pengawas, dan manajer pabrik. Mulyadi (2015 :17-19)
b. Variabel costing
Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel kedalam kos
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian kos produksi
menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi
berikut ini:
Tabel 2 Kos Produksi Menurut Metode Variabel Costing
Biaya Bahan Baku xx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xx
Kos Produksi xx
Sumber: Mulyadi (2015:18)
15
Ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya
pemasaran variabel dan biaya adiministrasi dan umum variabel) dan
biaya tetap (Bop tetap, biaya pemasaran tetap, biaya adminitrasi dan
umum tetap). Mulyadi (2015 :17-19)
Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan dan menghitung
biaya baik secara total maupun per unit menurut masing-masing
departemen digunakan formulir lapran biaya produksi. Perhitungan
diatas tersebut kemudian disajikan dalam laporan biaya produksi pada
tabel 3 berikut:
Tabel 3 Laporan Biaya Produksi
Data Produksi:
Dimasukkan dalam proses Rp xxx
Produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp xxx
Produk dalam proses akhir Rp xxx +
Jumlah produk yang dihasilkan Rp xxx
Biayayang dibebankan dalam bulan Januari
Total Per kg
Biaya Bahan Baku Rp xx Rp xx
Biaya Bahan Penolong Rp xx Rp xx
Biaya Tenaga Kerja Rp xx Rp xx
Biaya Overhead Pabrik Rp xx + Rp xx +
Jumlah Rp xx Rp xx
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang xx
Kg @ Rp xx Rp xx
Harga Pokok produk dalam proses akhir
Biaya Bahan Baku Rp xx
Biaya Bahan Penolong Rp xx
16
Biaya Tenaga Kerja Rp xx
Biaya Overhead Pabrik Rp xx
Jumlah harga pokok dalam proses Rp xx +
Jumlah Produksi yang dibebankan dalam bulan Januari Rp xx
Sumber: Mulyadi (2015:71)
Jurnal Pencatatan biaya produksi
Beradasarkan informasi yangdisajikan dalam laporan biaya produksi,
biaya produksi yang terjadi dalam bulan Januari, dicatat dengan
jurnal berikut:
1)Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx
Persediaan bahan baku
2)Jurnal untuk mencatat biaya bahan
penolong
Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan
penolong Rp xx
Persediaan bahan penolong
3)Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Rp xx
Barang daam proses – biaya tenaga kerja Rp xx
Gaji dan Upah
4)Jurnal untuk mencatat biaya overhead
pabrik
Rp xx
Barang dalam proses – biaya overhead
pabrik Rp xx
Berbagai rekening yang dikredit Rp xx
17
5) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer
kegudang
Persediaan produk jadi Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx
6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam
proses yang belum selesai diolah pada akhir
Persediaan produk dalam proses Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx
c) Perbedaan metode full costing dengan metode variabel costing
ditinjau dari sudut penyajian laporan rugi laba
Ditinjau dari penyajian rugi laba, perbedaan pokok antara
metode variabel costing dan full costing adalah terletak pada
klasifikasi pospos yang disajikan dalam laporan laba rugi tersebut.
Laporan rugi laba yang disusun dengan metode full costing
menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan
biaya dengan fungsi fungsi pokok yang ada dalam perusahaan.
Dilain pihak laporan rugi laba metode variabel costing lebih
menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya
18
dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Only
Widilestainingtyas (2012: 67-68)
5. Depresiasi
Depresiasi adalah suatu metode untuk mengalokasikan harga
perolehan aktiva ke periode-periode akuntansi. Istilah depresiasi di
gunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap
berwujud yang dapat diganti, seperti gedung, mesin, alat-alat dan lain-
lain.
Alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang tidak dapat
diganti seperti sumber-sumber alam (wasting assets) disebut deplesi.
Sedangkan alokasi harg aperoleha aktiva tetap tidak berwujud disebut
amortisasi. Zaki Baridwan (2013:306)
Menurut Zaki Baridwan tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan beban depresiasi setiap periode, yaitu:
a. Harga perolehan (Cost) yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang
timbul dan biaya baiaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu
aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan.
b. Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang
diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika
aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan
biayabiaya yang terjadi pada saat menjual/menukarkannya.
19
c. Taksiran umur kegunaan
Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi
oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut
dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan
periode waktu.
Perhitungan yang digunakan untuk menghitung metode ini menurut
adalah sebagai berikut. Zaki Baridwan (2013:306-310):
1) Metode Garis Lurus (Staright-line method)
Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana
dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap
periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-
penyesuaian)
Depresiasi (1)
2) Metode Jam Jasa
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama
mesin-mesin ) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya
(part time). Dalam cara ini beban depresiasi periodik besarnya
akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).
Depresiasi = (2)
3) Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)
Dalam metode ini umut kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan
jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan
20
dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan
berfluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah
bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk,
sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang
dapat dihasilkan.
Depresiasi = ` (3)
6. Penentuan Harga Pokok Produk
a. Metode harga pokok pesanan
Menurut Mulyadi adalah cara penentuan harga pokok dimana
biayabiaya produksi dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu
atau jasa yang dipisahkan identitasnya dan yang perlu ditentukan
harga pokoknya secara individual.
1) Karakteristik metode harga pokok pesanan
Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi
oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut. Oleh
karena itu sebelum dibahas metode harga pokok pesanan. Mulyadi
(2015:37-38)
a) Menurut Mulyadi karakteristik usaha perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut:
(1) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus putus.
Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses
produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan
berikutnya.
21
(2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan
yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
(3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan
untuk memenuhi persediaan digudang.
b) Menurut Mulyadi metode pengumpulan biaya produksi
dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
(1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai
dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu
di hitung harga pokok produksinya secara individual.
(2) Biaya produksi harus golongkan berdasarkan
hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok
berikut ini: biaya produksi langsung dan biaya produksi
tidak langsung.
(3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya
produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik.
(4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga
pokok pesanan tertentu berdasarkan biaya yang
sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrk
diperhitungkan ke daam harga pokok pesanan
berdasarkan tarif ditentukan dimuka.
(5) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat
pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah
biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut
22
dengan jumlah unit produk yang dihasilakan dalam
pesanan yang bersangkutan. Mulyadi (2015 :38-39)
c) Manfaat informasi harga pokok produksi per pesanan
Menurut Mulyadi dalam perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan, informasi harga pokok pesanan produksi
per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk.
1) Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada
pemesan
Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan
sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan
dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Formula
unuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada
pemesan adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Formula Untuk Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan
Kepada Pemesan
Taksiran biaya produksi untk pemesan Rp xx
Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan
kepada pemesan xx +
Taksiran total biaya pesanan Rp xx
Laba yang dinginkan xx
+ taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xx
Sumber: Mulyadi (2015 :39)
Dari formula tersebut terlihat bahwa informasi taksiran biaya
produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan
yang diinginkan oleh pemesan dipakai sebagai salah satu
dasar untuk menentukan harga jualan yang akan dibebankan
kepada pemesan. Untuk melihat biaya produksi yang akan
23
dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu perlu
dihitung unsur unsur biaya berikut ini:
Tabel 5
Unsur-unsur biaya produksi untuk menghitung pesanan
Taksiran biaya bahan baku Rp xx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx
Taksiran biaya overhead pabrik xx +
Taksiran biaya produksi Rp xx
Sumber: Mulyadi (2015 :40)
2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
Adakalanya harga jua produk yang dipesan oleh pemesan
telah terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu
dilakukan oleh manejemen adalah menerima atau menolak
pesanan. Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur
biaya berikut ini :
Tabel 6 Total Harga Pokok Pesanan Dihitung
Biaya produksi pesanan :
Taksiran biaya bahan baku Rp xx
Taksiran biaya tenaga kerja xx
Taksiran biaya overhead pabrik xx +
Taksiran total biaya produksi
Biaya nonproduksi :
Rp xx
Taksiran biaya adminitrasi & umum Rp xx
Taksiran biaya pemasaran xx +
Taksiran biaya nonproduksi xx +
taksiran total harga pokok pesanan
Sumber: Mulyadi (2015 :41)
Rp xx
24
d) Memantau realisasi biaya produksi
Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manejemen
memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan didalam memenuhi pesanan tertentu diterima untuk
memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan
tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan
yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya produksi
per pesanan tersebut dilakukan dengan metode harga pokok
pesanan, perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan formula
berikut ini:
Tabel 7
Perhitungan Biaya Produksi Sesungguhnya Yang Dikeluarkan
Untuk Pesanan
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya xx
Taksiran biaya overhead pabrik xx *+
Total biaya produksi sesungguhnya Rp xx
Sumber: Mulyadi (2015 :41)
Pesanan dibebani dengan biaya overhead pabrik menurut tarif
yang ditentukan di muka (taksiran) karena harga pokok pesanan
harus dihitung pada saat pesanan selesai, padahal tidak semua
biaya overhead pabrik dapat dihitung pada saat itu.
e) Menghitung laba atau rugi bruto setiap pesanan.
Informasi laba atau rugi setiap pesanan diperlukan untuk
mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya
nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu,
meode harga pokok pesanan digukan oleh manejemen untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
25
dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba
atau rugi bruto tiap pesanan. Laba atau rugi bruto tiap pesanan
dihitung sebagai berikut:
Tabel 8 Laba Atau Rugi Bruto Tiap Pesanan
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xx
Biaya produksi pesanan tertentu :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xx
Taksiran biaya overhead pabrik xx +
Total biaya produksi pesanan xx-
Laba bruto Rp xx
Sumber: Mulyadi (2015 :41)
f) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca
Didalam neraca, manejemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok persediaan produk jadi
dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam
proses. Untuk tujuan tersebut, manejemen perlu
menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan.
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut
manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada
pesanan yang telah selesai di produksi, namun pada tanggal
neraca belum diserahkan kepada pemesan. Disamping itu,
berdasarkan catatan tersebut, manejemen dapat pula menentukan
biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal
neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya yang melekat pada
26
pesanan yang telah selesai diproduksi namun harga pokok
persediaan barang jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang
belum selesai pada tangga neraca disajikan dalam neraca sebagai
harga pokok persediaan produk dalam proses. Mulyadi (2015
:41-42)
b. Metode harga pokok proses
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok
proses menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
1)Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah
produksi yang berisi rencana produksi produk satndar untuk
jangka waktu tertentu. Mulyadi (2015 :63-67)
c. Menurut Mulyadi perbedaan karakteristik metode harga pokok proses
dengan metode harga pokok pesanan
Untuk memahami karakterisik metode harga pokok proses, berikut
ini disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode
harga pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode pengumpulan
biaya produksi tersebut terletak pada:
1) Pengumpulan biaya produksi. Metode harga pokok pesanan
mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan
metode harga pokok proses mengumulkan biaya produksi per
departmen produksi per periode akuntansi
2) Perhitungan harga pokok produksi persatuan. Metode harga
pokok proses pesanan menghitung harga pokok produksi per
satuan dengan cara membagi total biaya yang akan dikeluarkan
untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini
dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode
harga pokok proses menghitung harga pokok produksi yang
27
dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan
produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan.
Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi
(biasanya akhir bulan)
3) Penggolongan biaya produksi. Didalam metode harga pokok
pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya
produksi langsung dan biaya produksi langsung. Biaya produksi
langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang
sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung
dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya
langsung dan biaya tidak langsung seringkali tidak diperlukan,
terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam
produk. Karena harga pokok produk dihitung setiap akhir bulan,
maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada
produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.
4) Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik. Didalam
metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan
produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan
kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Didalam
metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan
biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun tidak langsung).
Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada
produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode
akuntansi tertentu. Mulyadi (2015 :64-65)
28
d. Pengendalian biaya
Menurut Firdaus Ahmad Dunia Wasilah
1) Biaya bahan adalah satu dari tiga elemen biaya dari suatu produk
dan biasanya merupakan bagian yang besar dan berarti dalam
jumlah biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur.
2) Metode harga pokok bahan
Harga pokok bahan adalah harga perolehan, yaitu harga untuk
memperoleh bahan tersebut. Harga perolehan meliputi harga beli
ditambah dengan semua biaya yang terjadi sampai dengan bahan
digunakan dalam proses produksi.
3) Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja merupakan harga atau jumlah rupiah tertentu
yang dibayarkan kepada para pekerja atau karyawan yang
bekerja pada bagian produksi. Biaya ini terdiri dari atas dua
elemen utama, adalah sebagai berikut:
a) Biaya tenaga kerja langsung (direct labour). Biaya tenaga
kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat
didefinisikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang
diperlukan untuk menyelesaikan produk produk dari
perusahaan. Semua biaya tenaga kerja langsung dibebankan
(coversion cost). Secara langsung kepada komponen
komponen, biaya bahan langsung disebut biaya utama
(prime cost) dan dengan biaya overhead pabrik disebut biaya
konversi
b) Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labour). Biaya
tenaga kerja tidak langsung adalah semua biaya tenaga kerja
yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi,
dengan demikian biaya ini tidak dapat didefinisikan dalam
proses produksi. Biaya ini terdiri atas biaya biaya tenaga
kerja yang terjadi dalam departemen departemen pendukung
29
(service departements), seperti departemen pembelian,
pemeliharaan, pencatat waktu, disamping itu termasuk biaya
tenaga kerja dari pekerja tertentu seperti mandor, pemeriksa,
pengangkut bahan.
c) Biaya overhead pabrik penentuan tarif biaya overhead
pabrik (factory overhead rate) dapat dilakukan apabila
taksiran atau anggaran biaya overhead pabrik dan tingkat
kegiatan telah diterpakan. Rumus untuk menentukan tarif
biaya overhead pabrik adalah sama, yaitu biaya overhead
pabrik taksiran dibagi dengan kegiatan taksiran.
d) Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process
costing) mengakumulasikan biaya berdasrkan proses
produksi atau berdasarkan departemen. Departemen bisa
saja ada dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan
maupun perhitungan biaya berdasarkan proses, tetapi
perbedaan yang penting adalah bahwa departemen
merupakan fokus dari penelusuran biaya dalam perhitungan
biaya berdasarkan proses. Firdaus Ahmad Dunia Wasilah
(2009 :182-187)
“Perhitungan biaya berdasarkan proses dapat diterapkan untuk
industri seperti penggilingan gandum, pabrik minuman, pabrik
kimia, dan pabrk tekstil, dimana sejumlah besar dari satu jenis
produk atau beberapa jenis produk diproduksi”. William K.
Carter (2009: 124-125)
Ada beberapa basis alokasi yang dapat digunakan untuk
menghitung tarif biaya overhead pabrik.
(1) Untuk jumlah unit produksi.
30
(2) Untuk biaya bahan langsung.
(3) Untuk biaya tenaga kerja langsung
(4) Untuk Jumlah jam tenaga kerja langsung.
(5) Untuk basis alokasi jumlah jam mesin.
(8)
(Firdaus Ahmad Dunia Wasilah:253-257)
e. Perhitungan biaya per unit produksi
Sebuah biaya per EUP harus dihitung untuk setiap komponen
biaya dimana penghitungan terpisah dari EUP telah dibuat.
Dibawah metode WA, biaya biaya persediaan barang dalam
proses dan biaya biaya yang ada pada periode berjalan
dijumlahkan untuk setiap komponen EUP rata rata tertimbang
tersebut untuk mendapatkan biaya per unit. Berikut.
penghitungan untuk setiap komponen biaya pada akhir periode.
(9)
Sumber: Cecily A. Raiborn (2009:280)
Perhitungan ini membagi total biaya dengan total unit, yang merupakan
pendekatan umum WA yang menghasilkan komponen rata-rata.
Bop taksiran
biaya tenaga kerja langsungx 100% = persentase Bop dari biaya tenaga kerja(6)
31
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang penulis lakukan dibandingkan dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya memiliki kesamaan dan perbedaan disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 9
Identifikasi
Penelitian
RISNA UNTARI
A030880070
Politeknik Negeri
Banjarmasin
RADEN SATRIA ARIF
WIBOWO
A03120051
Politeknik Negeri Banjarmasin
Judul Penentuan harga
pokok produk mie
dengan menggunakan
metode harga pokok
proses pada UD Kusno
Hartono Banjarmasin
Perhitungan harga pokok
produksi dengan menggunakan
metode harga pokok proses
pada Toko Kue Kalimantan
Bread diBanjarmasin
Instansi/perusahaan
yang diteliti
UD Kusno Hartono
Banjarmasin
Toko Kue Kalimantan Bread
Banjarmasin
Permasalahan Bagaimana
perhitungan harga
pokok produk mie
baso dan
penggolongan biaya
produksi yang sesuai
dengan konsep
akuntansi biaya pada
UD Kusno Hartono
Bagaimana penggolongan
biaya pada Toko Kue
Kalimantan Bread yang sesuai
dengan konsep akuntansi
biaya, bagaimana perhitungan
harga pokok produksi pada
Toko Kue Kalimantan Bread
dengan menggunakan metode
harga pokok proses
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui
bagaimana
perhitungan harga
pokok produk dan
penggolongan biaya
produksi pada UD
Kusno Hartono yang
sesuai konsep
akuntansi biaya
Untuk mengetahui
penggolongan biaya pada
Toko Kue Kalimantan Bread
Banjarmasin, untuk
mengetahui perhitungaan
harga pokok produk dan
penggolongan biaya produksi
pada UD Kusno Hartono yang
sesuai konsep akuntansi biaya
Metode Penelitian Metode yang
digunakan adalah
metode harga pokok
proses
Metode yang digunakan adalah
metode harga pokok proses
Hasil Penelitian Hendaknya perusahaan
menggolongkan biaya
produksi dan
Hendaknya perusahaan
melakukan penggolongan yang
sesuai konsep akuntansi biaya
32
melakukan penyusutan
aktiva tetap untuk
proses produksi
sebagai tambahan
untuk biaya overhead
pabrik agar pencatatan
jumlah biaya yang
lebih efisien
karena penggolongan biaya
sangat berpengaruh dalam
penentuan harga pokok
produksi yang lebih baik
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel pada peneliian ini adalah :
1. Harga Pokok Produk
Harga pokok produk menurut Mulyadi adalah biaya produksi
yang dianggap melekat kepada setiap produk. Mulyadi (2009:64)
Harga pokok produk menurut UD Yela Bakery adalah seluruh
biaya yang dibebankan dalam kaitannya dengan proses pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi
2. Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses menurut Mulyadi merupakan
pengumpulan biaya yang digunakan pada saat perusahaan yang
menghasilkan produk secara masa. Mulyadi (2010:64)
Metode harga pokok proses menurut UD Yela Bakery roti manis
dan roti rasa nanas, strawberry, kelapa, srikaya dan coklat. Pengumpulan
biaya produksi yang digunakan pada UD Yela Bakery menghasilkan
produk secara masa.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Studi kasus
adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan
34
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Dalam
laporan penelitian yang menggunakan studi kasus ini, dimana data yang
disusun meliputi penggolongan biaya produksi dan penentuan harga pokok
produk dengan metode harga pokok proses.
Untuk itu pada penelitian ini penulis hanya menitikberatkan pada
hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi untuk
mengetahui bagaimana menentukan harga pokok produksi pada perusahaan
dengan menggunakan metode harga pokok proses pada UD Yela Bakery.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penulisan adalah
a. Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang didasarkan atas diukur pada
nilai absolut atau nilai relatif seperti harga pokok dan jumlah barang
yang berupa pemakaian bahan baku, dan daftar pembelian bahan
baku yang telah dilakukan oleh UD Yela Bakery
b. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
pernyataan, tanggapan dan penjelasan yang didapat seperti sejarah
singkat UD Yela Bakery, proses produksi, pemasaran dan bidang
usahanya.
35
2. Sumber data yang digunakan adalah:
a. Data primer
Data primer adalah data yang penulis dapat langsung dari UD Yela
Bakery, berupa hasil wawancara langsung dengan pimpinan dari
pengelola UD Yela Bakery mengenai sejarah perusahaan dan
struktur organisasi di perusahaan tersebut.
b. Data sekunder
“Sumber yang tidak langsung memberikan kepada data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”. Sugiyono
(2013 : 193)
Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data
laporan yang telah tersedia seperti pendapatan harian, biaya tenaga
kerja dan aktiva tetap pada UD Yela Bakery tahun 2017.
D. Teknik Pengumpulan Data
Cara mengumpulkan data data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan bahan
referensi dari beberapa literatur yang ada hubungannya dengan masalah
yang dibahas.
2. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada
perusahaan sebagai objek yaitu UD Yela Bakery. Penelitian ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
36
a. Observasi yaitu dengan mengadakan penelitian langsung di lapangan
terhadap objek yang akan diteliti, dengan cara berkunjung langsung
ke tempat UD Yela Bakery tersebut.
b. Wawancara, mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan,
pengelola UD Yela Bakery untuk mendapatkan data-data yang akan
diperlukan.
c. Dokumentasi, dilakukan dengan mengadakan penelitian terhadap
catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan masalah
penelitian yang berkenaan dengan judul yang diangkat oleh penulis.
E. Teknik Analisis Data
Tahapan tahapan dari data dalam penelitian ini adalah:
1. Melakukan pendataan biaya produk pada usaha dagang Yela Bakery
2. Mengelompokkan biaya produksi sesuai dengan penggolongan yang
seharusnya menurut teori akuntansi biaya
3. Melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap
4. Melakukan perhitungan harga pokok per bungkus sesuai dengan metode
perhitungan harga pokok proses
5. Mencatat jurnal yang diperlukan
6. Membuat laporan biaya produksi
7. Menarik kesimpulan dan saran yang ditentukan pada usaha dagang Yela
Bakery
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah UD Yela Bakery
UD Yela Bakery merupakan sebuah industri rumah tangga yang
bergerak di bidang pembuatan roti yang ada di kota Banjarmasin. Usaha
dagang milik Bapak Budiman ini berasal dari warisan orang tua. Dalam
kegiatan sehari-harinya perusahaan ini menggunakan tenaga mesin dan
manusia.
Dalam menjalankan usahanya, UD Yela Bakery Banjarmasin
adalah perusahaan perorangan yang dimiliki oleh Bapak Muhammad
Budiman yang bergerak di bidang pembuatan roti beralamat di Jalan
Gunung Sari No. 30 Rt. 13 yang berdiri sejak tahun 2006 dengan No. SP
503/B.39/IUI-XII/BP2TPM/2010.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menggambarkan dan
menerangkan jalannya tanggung jawab dan wewenang yang ditetapkan
atas jabatan-jabatan dari perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki
struktur organisasi yang berbeda-beda. Baik dari perusahaan besar
perusahaan kecil memilikinya. Perusahaan besar dengan struktur
organisasi yang telah terstruktur dengan baik dan perusahaan kecil
38
memiliki struktur organisasi yang cukup sederhana tetapi pembagian
tanggung jawab yang tepat dan terlaksana dengan baik.
UD Yela Bakery memiliki struktur organisasi yang sangat
sederhana. Kesederhanaan ini memungkinkan pemimpin melakukan
pengawasan dengan mudah dan cepat. Sistem organisasi yang dipakai
oleh UD Yela Bakery adalah sistem organisasi garis, dimana kekuasaan
berjalan dari pimpinan kepada bawahan dan sebaliknya arus tanggung
jawab berjalan dari bawahan kepada pimpinan.
Berikut ini bentuk struktur organisasi Usaha Dagang Yela Bakery yang
dapat penulis sajikan adalah sebagai berikut:
Struktur Organisasi UD Yela Bakery
Sumber: UD Yela Bakery
39
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi pada jabatan yang
ada dalam struktur organisasi Usaha Dagang Yela Bakery adalah sebagai
berikut:
a. Pimpinan
Seorang pimpinan bertugas dan bertanggung jawab untuk
mengkoordinir semua kegiatan bawahannya yang ada dalam struktur
organisasi. Pimpinan Usaha Dagang Yela Bakery juga berlaku
sebagai pemilik dari usaha ini.
b. Bagian keuangan
Bagian keuangan ini dipegang juga oleh pemilik karena
perusahaan ini merupakan milik perseorangan. Oleh karena itu
tanggung jawab bagian keuangan sepenuhnya ditangani oleh pemilik.
c. Produksi
Tugas bagian produksi adalah mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan daam proses produksi agar setiap proses produksi
terjamin kelancarannya. Pada bagian produksi ini terdiri dari beberapa
sub bagian yaitu bagian pengadonan, bagian oven, dan bagian
pembungkusan.
1) Yang dilakukan oleh bagian pengadonan
Pertama-tama menyiapkan bahan-bahan untuk membuat roti.
Setelah bahan siap, semua bahan bahan tersebut dicampurkan
menjadi satu menjadi adonan. Setelah itu dibagi dan dimasukkan
kedalam loyang.
40
2) Yang dilakukan bagian oven
Setelah dimasukkan dalam loyang baru dilakukan
pengovenan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3) Yang dilakukan pada bagian pembungkusan
Plastik unuk pembungkusan disiapkan setelah dikeluarkan
dari oven, selanjutnya yang dilakukan adalah membagi dan
membungkus roti sesuai dengan yang diperlukan.
d. Penjualan
Penjualan melakukan semua kegiatan yang berhubungan
dengan memasarkan dan menjual hasil produksi perusahaan. Dan
semua kegiatan pemasaran ini langsung ditangani oleh pemilik
sendiri.
3. Bahan dan Peralatan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi roti ini
sangatlah sedikit dan mudah didapat. Maupun roti manis dan roti rasa
nanas, strawberry, kelapa, srikaya dan coklat hanya membedakan rasa.
a. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan roti ini adalah
sebagai berikut:
1) Tepung
Bahan ini sangat diperlukan untuk pembuatan roti karena bahan
ini termasuk bahan pokok atau bahan dasar roti.
41
2) Ragi
Bahan ini sangat diperlukan karena bahan ini sebagai
pembentuk dan pengembang untuk semua jenis roti.
3) Gula
Bahan ini juga sangat diperlukan karena bahan ini berperan
sebagai rasa pada roti.
4) Mentega
Bahan ini juga sangat berperan agar roti tidak melengket ke
loyang dan saat dibangkit agar roti lebih kelihatan bagus dan
mulus.
5) Telur
Bahan ini juga berperan agar menambah gurih rasa roti.
6) Garam
Bahan ini juga berperan untuk penyedap rasa.
7) Air
Air juga sangat diperlukan dalam produksi roti untuk proses
penggilingan agar bahan mencair dan menjadi mudah di
aduk.
8) Selai nanas
Bahan ini sangat berperan memberi rasa untuk jenis roti rasa
nanas.
42
9) Selai strawberry
Bahan ini sangat berperan memberi rasa untuk jenis roti rasa
strawberry.
10) Selai kelapa
Bahan ini sangat berperan memberi rasa untuk jenis roti rasa
kelapa.
11) Selai srikaya
Bahan ini sangat berperan memberi rasa untuk jenis roti rasa
srikaya.
12) Selai coklat
Bahan ini sangat berperan memberi rasa untuk jenis roti rasa
coklat.
13) Ceres coklat
Bahan ini sangat berperan memberi rasa untuk jenis roti rasa
coklat.
b. Peralatan yang digunakan pada proses roti ini adalah sebagai
berikut:
1) Mesin mixer untuk menggiling agar menyatukan dan meratakan
bahan yang dibuat.
2) Mesin oven sebagai pemanggang roti yang masih mentah.
3) Loyang sebagai pengukur kapasitas bentuk roti.
4) Timbangan digunakan untuk menimbang bahan baku sesuai
takarannya.
43
5) Pisau untuk memotong adonan roti sesuai takarannya.
4. Proses produksi
Proses produksi adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
merubah suatu objek dari bahan mentah diproses dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia menjadi sesuatu yang berdaya guna.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan UD Yela Bakery dalam
menjalankan proses produksi roti, sesuai dengan penelitian yang dilakukan
penulis, yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pengadonan
Tahap ini dimulai dari pengumpulan bahan yang diperlukan,
dimana bahan baku seperti tepung terigu, telur, gula, mentega serta
bahan-bahan yang lain dicampur dan diaduk dengan menggunakan
mixer sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan hingga berbentuk
adonan.
b. Tahap Pencetakan
Setelah sudah berbentuk adonan lalu adonan roti ditimbang dan di
bentuk sesuai dengan ukuran dan jenis rotinya. Kemudian didiamkan
selama 3 jam.
c. Tahap Pemanggangan
Setelah semua bahan dimasukkan kedalam loyang masing –
masing lalu perusahaan melakukan pemanggangan sekitar 5 menit
agar roti melakukan pemrosesan menjadi matang.
44
d. Tahap Pembungkusan
Setelah roti dikeluarkan dari mesin panggang lalu para bagian
pembungkusan memproses roti dengan melakukan pembagian untuk
masing masing produk yang dibutuhkan dan membuat dalam proses
lalu barang siap dijual.
Tahapan proses produksi UD Yela Bakery
Sumber: UD Yela Bakery
5. Hasil produksi dan pemasaran
Proses yang dilaksanakan oleh UD Yela Bakery selalu berlangsung
secara terus-menerus setiap hari tanpa harus menunggu adanya pesanan.
Adapun hasil produksi UD Yela Bakery dapat dilihat dari tabel
berikut:
45
Tabel 10
Hasil produksi pada UD Yela Bakery Bulan Januari 2017
No. Jenis Produk Harga
Per Roti
Produk
Roti
Perhari
Produksi
Roti Per
bulan
Hasil Produksi Persentase
1 Roti Manis Rp 3.000 1100 34.100 Rp 102.300.000 82,090 %
2 Roti Nanas Rp 800 180 5.580 Rp 4.464.000 3,582 %
3 Roti Stawberry Rp 800 180 5.580 Rp 4.464.000 3,582 %
4 Roti Srikaya Rp 800 180 5.580 Rp 4.464.000 3,582 %
5 Roti Kelapa Rp 800 180 5.580 Rp 4.464.000 3,582 %
6 Roti Coklat Rp 800 180 5.580 Rp 4.464.000 3,582 %
Rp 124.620.000 100 %
Sumber: Diolah oleh Penulis
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penulis membatasi penelitian kepada produk roti manis, roti nanas,
strawberry, srikaya, kelapa, coklat.
1. Penggolongan biaya menurut perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada UD Yela
Bakery untuk pembuatan roti yang dijadikan sebagai bahan penelitian
adalah:
a. Biaya bahan baku:
1) Tepung
2) Ragi
3) Telur
4) Mentega
5) Gula
6) Garam
46
b. Bahan penolong
1) Selai nanas
2) Selai strawberry
3) Selai srikaya
4) Selai kelapa
5) Selai coklat
6) Ceres coklat
c. Biaya tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja pada UD Yela Bakery seluruhnya
berjumlah 4 orang mereka semua merupakan pegawai tetap. Berikut
ini daftar gaji karyawan pada UD Yela Bakery Banjarmasin tahun
2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 11
Daftar Gaji
No Jabatan Jumlah
tenaga kerja
Gaji perbulan
(Rp)
1 Bagian Produksi 1 1.250.000
2 Bagian Oven 1 1.250.000
3 Bagian Penggilingan 1 1.250.000
4 Bagian Pembungkusan 1 1.250.000
Sumber: UD Yela Bakery
2. Penggolongan biaya yang disarankan penulis
Adanya perbedaan antara biaya bahan baku dan penolong karena
perusahaan menggolongkan biaya garam kedalam biaya bahan baku
sedangkan menurut penulis dibuat dalam bahan penlong karena dari segi
biaya dan perannya untuk garam cukup kecil, dan penggolongan biaya
menurut penulis sebagai berikut:
47
Tabel 12
Penggolongan Biaya Roti Manis yang Disarankan Penulis
No Jenis Biaya Keterangan
1 Bahan baku Tepung
Ragi
Gula
Mentega
Telur
2 Bahan Penolong Garam
Air
Plastik
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
4 Biaya Overhead Pabrik Biaya penyusutan aktiva tetap
Biaya listrik
Biaya Gas
Sumber: Data diolah Penulis
Tabel 13
Penggolongan Biaya Roti Nanas yang Disarankan Penulis
No Jenis Biaya Keterangan
1 Bahan Baku Tepung
Ragi
Gula
Mentega
Telur
2 Bahan Penolong Garam
Air
Selai Nanas
Plastik
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
4 Biaya Overhead Pabrik Biaya penyusutan aktiva tetap
Biaya listrik
Biaya Gas
Sumber: Data diolah Penulis
48
Tabel 14
Penggolongan Biaya Roti Strawbery yang Disarankan Penulis
No Jenis Biaya Keterangan
1 Bahan baku Tepung
Ragi
Gula
Mentega
Telur
2 Bahan Penolong Garam
Air
Selai Strawbery
Plastik
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
4 Biaya Overhead Pabrik Biaya penyusutan aktiva tetap
Biaya listrik
Biaya Gas
Sumber: Data diolah Penulis
Tabel 15
Penggolongan Biaya Roti Srikaya yang Disarankan Penulis
No Jenis Biaya Keterangan
1 Bahan baku Tepung
Ragi
Gula
Mentega
Telur
2 Bahan Penolong Garam
Air
Selai Srikaya
Plastik
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
4 Biaya Overhead Pabrik Biaya penyusutan aktiva tetap
Biaya listrik
Biaya Gas
Sumber: Data diolah Penulis
49
Tabel 16
Penggolongan Biaya Roti Kelapa yang Disarankan Penulis
Sumber: Data diolah Penulis
Tabel 17
Penggolongan Biaya Roti Coklat yang Disarankan Penulis
No Jenis Biaya Keterangan
1 Bahan baku Tepung
Ragi
Gula
Mentega
Telur
2 Bahan Penolong Garam
Air
Selai Coklat
Ceres
Plastik
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
4 Biaya Overhead Pabrik Biaya penyusutan aktiva tetap
Biaya listrik
Biaya Gas
Sumber: Data diolah Penulis
No Jenis Biaya Keterangan
1 Bahan baku Tepung
Ragi
Gula
Mentega
Telur
2 Bahan Penolong Garam
Air
Selai Kelapa
Plastik
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
4 Biaya Overhead Pabrik Biaya penyusutan aktiva tetap
Biaya listrik
Biaya Gas
Lanjutan
50
3. Biaya yang seharusnya diperhitungkan pada biaya produksi
Berdasarkan penggolongan biaya produksi yang telah dilakukan
oleh perusahaan adanya ketidaktepatan dalam penggolongan biaya
produksi yang tidak sesuai dengan konsep akuntansi biaya untuk
melakukan perhitungan harga pokok produksi.
Padahal didalam proses produksi dalam melakukan penelitian
penulis menemukan biaya yang kurang didalam produksi seperti:
a. Biaya air
Yang juga berperan dalam proses produksi sebagai mencairkan bahan
yang mau digiling untuk mempermudah pengadonan.
b. Biaya listrik
Perusahaan juga tidak menghitung biaya listrik yang dikeluarkan
perusahaan padahal listrik sangat berperan dalam proses produksi
untuk menghidupkan mesin mixer.
c. Biaya gas
Perusahaan juga tidak menghitung peran gas yang dipakai sehari hari
untuk pemanggangan roti didalam mesin oven yang guna
mematangkan.
d. Penyusutan aktiva tetap
Perusahaan juga tidak menghitung peran aktiva tetap, padahal
perusahaan semua aktiva tetap mengalami kerusakan dalam segala
hal dan tetap saja pemilik perusahaan perlu memperbaikinya.
51
Dengan menggunakan dan memperhatikan penggolongan biaya
yang dikemukakan oleh penulis diatas maka dapat dibedakan unsur-
unsur apa saja yang seharusnya termasuk biaya produk sehingga dalam
memperhitungkan harga pokok produk nanti akan diperoleh hasil yang
benar-benar tepat.
4. Perhitungan harga pokok produk menurut perusahaan
UD Yela Bakery dalam memperhitungkan harga pokok produk
jadi roti yang dihasilkan dalam tahun 2017 untuk bulan Januari adalah
sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku
1) Tepung
Roti manis 50kg @5.040X31 = Rp 7.812.000
Roti rasa nanas 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa strawberry 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa srikaya 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa kelapa 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa coklat 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
2) Ragi
Roti manis 250grm @140 x 31 = Rp 1.085.000
Roti rasa nanas 25grm @140 x 31 = Rp 108.500
Roti rasa strawberry 25grm @140 x 31 = Rp 108.500
Roti rasa srikaya 25grm @140 x 31 = Rp 108.500
Roti rasa kelapa 25grm @140 x 31 = Rp 108.500
52
Roti rasa coklat 25grm @140 x 31 = Rp 108.500
3) Gula
Roti manis 10Kg @12.000x31 =Rp 3.720.000
Roti rasa nanas 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa strawberry 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa kelapa 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa srikaya 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa coklat 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
4) Mentega
Roti manis 20ons @1.300 x 31 = Rp 806.000
Roti rasa nanas 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa strawberry 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa kelapa 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa srikaya 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa coklat 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
5) Telur
Roti manis 20butir @1.200 x 31 = Rp 744.000
Roti rasa nanas 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa strawberry 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa kelapa 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa srikaya 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa coklat 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
53
6) Garam
Roti manis 2Kg @8000 x 31 = Rp 496.000
Roti rasa nanas 0,1kg @8000 x 31 = Rp 24.800
Roti rasa strawberry 0,1kg @8000 x 31 = Rp 24.800
Roti rasa srikaya 0,1kg @8000 x 31 = Rp 24.800
Roti rasa kelapa 0,1kg @8000 x 31 = Rp 24.800
Roti rasa coklat 0,1kg @8000 x 31 = Rp 24.800
b. Biaya bahan penolong
1) Selai nanas 2Kg @15.000x31 = Rp 930.000
2) Selai strawberry 2Kg @15.000x31 = Rp 930.000
3) Selai srikaya 2Kg @15.000x31 = Rp 930.000
4) Selai kelapa 2Kg @15.000x31 = Rp 930.000
5) Selai coklat 2Kg @15.000x31 = Rp 930.000
6) Ceres 1Kg @15.000x31 = Rp 465.000
c. Biaya tenaga kerja
Tenaga kerja 4 @ Rp 40.322,58 x 31 = Rp5.000.000
d. Biaya lain – lain
Plastik 2 ikat @35.000x31 = Rp 2.170.000
Listrik Rp 850.000 x 70% = Rp 595.000
Air Rp 125.000 x 50% = Rp 62.500
54
Tabel 18
Rangkuman Biaya Produk Jadi UD Yela Bakery :
Sumber: UD Yela Bakery
Dilihat dari cara perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produk yang dihasil
Air Listrik Plastik
1 Roti Manis 14.663.000Rp - 10.417Rp 99.167Rp 350.000Rp 833.333Rp 15.955.917Rp 34.100 468Rp
2 Roti Nanas 1.360.900Rp 930.000Rp 10.417Rp 99.167Rp 350.000Rp 833.333Rp 3.583.817Rp 5.580 642Rp
3 Roti Strawberry 1.360.900Rp 930.000Rp 10.417Rp 99.167Rp 350.000Rp 833.333Rp 3.583.817Rp 5.580 642Rp
4 Roti Srikaya 1.360.900Rp 930.000Rp 10.417Rp 99.167Rp 350.000Rp 833.333Rp 3.583.817Rp 5.580 642Rp
5 Roti Blueberry 1.360.900Rp 930.000Rp 10.417Rp 99.167Rp 350.000Rp 833.333Rp 3.583.817Rp 5.580 642Rp
6 Roti Coklat 1.360.900Rp 1.395.000Rp 10.417Rp 99.167Rp 350.000Rp 833.333Rp 4.048.817Rp 5.580 726Rp
Total 21.467.500Rp 5.115.000Rp 62.500Rp 595.000Rp 2.100.000Rp 5.000.000Rp 34.340.000Rp
Lain-lain Tenaga Kerja Total
Jumlah
Produk HP/Unit No. Jenis Roti Bahan Baku
Bahan
Penolong
55
5. Penentuan harga pokok yang disarankan penulis
Berikut langkah langkah untuk menentukan biaya produksi yang
disarankan penulis berdasarkan teori yang adanya perubahan dalam
biaya yang dapat dilihat sebagai berkut:
a. Biaya produksi
1) Biaya bahan
a) Biaya bahan baku
(1) Tepung
Roti manis 50kg @5.040X31 =Rp7.812.000
Roti rasa nanas 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa strawberry 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa srikaya 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa kelapa 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
Roti rasa coklat 5kg @5.040X31 = Rp 781.200
(2) Ragi
Roti manis 250gram @140x31= Rp 1.050.00
Roti rasa nanas 25gram@140x31= Rp 108.500
Roti rasa strawberry 25gram@140x31= Rp 108.500
Roti rasa srikaya 25gram@140x31=Rp 108.500
Roti rasa kelapa 25gram@140x31=Rp 108.500
Roti rasa coklat 25gram@140x31=Rp 108.500
56
(3) Gula
Roti manis 10Kg @12.000x31 =Rp 3.720.000
Roti rasa nanas 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa strawberry 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa kelapa 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa srikaya 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
Roti rasa coklat 1Kg @12.000x31 = Rp 372.000
(4) Mentega
Roti manis 20ons @1.300 x 31 = Rp 806.000
Roti rasa nanas 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa strawberry 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa kelapa 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa srikaya 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
Roti rasa coklat 2ons @1.300 x 31 = Rp 80.600
(5) Telur
Roti manis 20butir @1.200 x 31 = Rp 744.000
Roti rasa nanas 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa strawberry 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa kelapa 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa srikaya 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
Roti rasa coklat 2butir @1.200 x 31 = Rp 74.400
57
b) Biaya bahan penolong
1) Air
Roti manis Rp31.250 x 82,090%= Rp 25.652,99
Roti rasa nanas Rp 31.250 x 3,582% = Rp 1.119,40
Roti rasa strawberry Rp 31.250 x 3,582 % = Rp 1.119,40
Roti rasa srikaya Rp 31.250 x 3,582 % = Rp 1.119,40
Roti rasa kelapa Rp 31.250 x 3,582 % = Rp 1.119,40
Roti rasa coklat Rp 31.250 x 3,582 % = Rp 1.119,40
58
Tabel 19
Alokasi Biaya Air Untuk Tiap Produk Pada UD Yela Bakery
Pada Bulan Januari 2017
No. Jenis produk Penjualan
per roti
Produksi roti
per hari
Produksi
roti
perbulan
Hasil Produksi
Dari Total
Produksi
(%)
Jumlah yang
dibebankan
1 Roti manis Rp 3.000 1100 34100 Rp 102.300.000 82,090 % Rp 25.652,99
2 Roti Nanas Rp 800 180 5580 Rp 4.464.000 3,582 % Rp 1.119,40
3 Roti Strawberry Rp 800 180 5580 Rp 4.464.000 3,582 % Rp 1.119,40
4 Roti Srikaya Rp 800 180 5580 Rp 4.464.000 3,582 % Rp 1.119,40
5 Roti Kelapa Rp 800 180 5580 Rp 4.464.000 3,582 % Rp 1.119,40
6 Roti Coklat Rp 800 180 5580 Rp 4.464.000 3,582 % Rp 1.119,40
Total Biaya Air Rp 124.620.000 100 % Rp 31.250
Sumber : Diolah oleh Penulis
Dengan pemakaian air yang semulanya selama sebulan terjadi pembayaran Rp 125.000 dan dibagi untuk rumah 50% dan pabrik 50%
yang dengan totalnya untuk pemakaian pabrik selama satu bulan menjadi Rp 62.500,
Dengan pemakaian Rp 62.500 yang dibagi lagi seluruhnya di pabrik semuanya tidak untuk proses produksi pemakaian untuk produksi
roti diperkirakan 50% dari total pabrik, yang sisanya untuk keperluan karyawan.
59
2) Biaya plastik yang digunakan untuk produksi bulan
Januari 2017
Dengan pemakaian plastik yang dilakukan per hari untuk
semua jenis produk yang menghabiskan 2 ikat
@35.000x31 = 2.170.000
Tabel 20
Alokasi Biaya Plastik Untuk Tiap Produk Pada UD Yela Bakery
Pada bulan Januari 2017
No. Jenis Produk
Dari Total
Produksi
(%)
Jumlah yang
Dibebankan
1 Roti manis 82,090 % Rp 1.781.343,28
2 Roti Nanas 3,582 % Rp 77.731,34
3 Roti Strawberry 3,582 % Rp 77.731,34
4 Roti Srikaya 3,582 % Rp 77.731,34
5 Roti Kelapa 3,582 % Rp 77.731,34
6 Roti Coklat 3,582 % Rp 77.731,34
Total Biaya Plastik 100 % Rp 2.170.000
Sumber: Diolah oleh Penulis
3) Garam
Roti manis 2Kg@8000x 31 = Rp 496.000
Roti rasa nanas 0,1kg@8000x 31= Rp 24.800
Roti rasa strawberry 0,1kg@8000x 31= Rp 24.800
Roti rasa srikaya 0,1kg@8000x 31= Rp 24.800
Roti rasa kelapa 0,1kg@8000x 31= Rp 24.800
Roti rasa coklat 0,1kg@8000x 31= Rp 24.800
60
4) Roti rasa nanas
Selai nanas 2Kg @15.000 x 31 =Rp 930.000
5) Roti rasa strawberry
Selai strawberry 2Kg @15.000 x 31 =Rp 930.000
6) Roti rasa kelapa
Selai kelapa 2Kg @15.000 x 31= Rp 930.000
7) Roti rasa srikaya
Selai srikaya 2Kg @15.000 x 31 = Rp 930.000
8) Roti rasa coklat
Selai coklat 2Kg @15.000 x 31 = Rp 930.000
9) Roti rasa coklat
Selai coklat 1Kg @15.000 x 31 = Rp 465.000
c) Biaya tenaga kerja
Dengan jumlah tenaga kerja yang berjumlah 4 orang yang
masing masing dengan upah @40.322,58x31 = 5.000.000
Tabel 21
Alokasi Biaya Tenaga Kerja Untuk Tiap Produk
pada UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
No. Jenis Produk Dari Total
Produksi (%)
Jumlah yg
Dibebankan
1 Roti manis 82,090 % Rp 4.104.477,61
2 Roti Nanas 3,582 % Rp 179.104,48
3 Roti Strawberry 3,582 % Rp 179.104,48
4 Roti Srikaya 3,582 % Rp 179.104,48
5 Roti Kelapa 3,582 % Rp 179.104,48
6 Roti Coklat 3,582 % Rp 179.104,48
Total Biaya Tenaga Kerja 100 % Rp 5.000.000
Sumber: Diolah Penulis
61
d) Biaya overhead pabrik
Biaya lain lain yang dihitung perusahaan semestinya
digolongkan ke dalam biaya overhead pabrik. Biaya
overhead pabrik yang diperhitungkan yaitu: biaya
penyusutan, biaya gas dan biaya listrik.
(1) Penyusutan aktiva tetap
Penulis akan menggunakan metode garis lurus untuk
menentukan besarnya penyusutan aktiva yang ada pada
perusahaan, karena metode ini adalah metode yang
paling sederhana dan didasarkan pada anggapan bahwa
aktiva akan lebih cepat rusak apabila digunakan
sepenuhnya.
Berikut ini daftar aktiva tetap yang dipergunakan
perusahaan dalam kegiatan produksi dapat dilihat tabel
sebagai berikut :
Tabel 22
UD Yela Bakery
Daftar Aktiva Tetap Tahun 2017
Sumber: Diolah Penulis
No. Keterangan Unit Harga Perolehan Nilai SisaUmur
(Tahun)
Tahun
Perolehan
1. Bangunan 1 300.000.000Rp 150.000.000Rp 20 2006
2. Mesin Mixer 2 5.000.000Rp 0 4 2013
3. Mesin Oven 3 2.500.000Rp 0 4 2013
4. Loyang 200 50.000Rp 0 1 2016
62
(2) Berikut perhitungan penyusutan aktiva tetap dapat
dilihat di perhitungan berikut:
Bangunan
Penyusutan = 𝑅𝑝 300.000.000−𝑅𝑝 150.000.000
20
= Rp 7.500.000
Penyusutan Per bulan = Rp 7.500.000 : 12
= Rp 625.000
Mesin Mixer
Penyusutan = 𝑅𝑝 10.000.000−0
4
= Rp 2.500.000
Penyusutan per bulan = Rp 2.500.000 : 12
= Rp 208.333
Mesin Oven
Penyusutan = 𝑅𝑝 5.000.000−0
2
= Rp 2.500.000
Penyusutan per bulan = Rp 2.500.000 : 12
= Rp 208.333
Loyang
Penyusutan = 𝑅𝑝 10.000.000−0
1
= Rp 10.000.000
Penyusutan per bulan = Rp 10.000.000 : 12
= Rp 833.333
Tabel 23
Alokasi Biaya Penyusutan yang Dibebankan Pada Tiap Produk
Pada UD Yela Bakery
Sumber: Diolah Penulis
No Jenis Produk Dari Total
Produksi (%)
Jumlah Yang Dibebankan
1 Roti Manis 82,090 % Rp 1.539.178,28
2 Roti Nanas 3,582 % Rp 67.164,14
3 Roti Strawberry 3,582 % Rp 67.164,14
4 Roti Srikaya 3,582 % Rp 67.164,14
5 Roti Kelapa 3,582 % Rp 67.164,14
6 Roti Coklat 3,582 % Rp 67.164,14
Total Biaya Penyusutan 100 % Rp 1.874.999
63
(3) Biaya gas yang digunakan untuk produksi bulan Januari
2017
Dengan pemakaian gas yang dalam satu hari
menghabiskan 12 kg dengan harga pembelian gas yang
berjumlah seharga Rp 120.000 per 12 kg yang
dikalikan satu bulan dengan jumlah Rp 3.720.000
Tabel 24
Alokasi Biaya Gas Untuk Tiap Produk Pada UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
No. Jenis Produk
Dari Total
Produksi
(%)
Jumlah yang
Dibebankan
1 Manis 82,090 % Rp 3.053.731,34
2 Roti Nanas 3,582 % Rp 133.253,73
3 Roti Strawberry 3,582 % Rp 133.253,73
4 Roti Srikaya 3,582 % Rp 133.253,73
5 Roti Kelapa 3,582 % Rp 133.253,73
Roti Coklat 3,582 % Rp 133.253,73
Total Biaya Plastik 100 % Rp 3.600.000
Sumber: Diolah oleh Penulis
(4) Biaya listrik yang dikeluarkan pada proses produksi pada
bulan Januari 2017
Dengan pemakaian listrik yang total jumlah perbulan
per bulan dengan total Rp 850.000 tetapi pemakaian dibagi
dengan pemakaian rumah yang hanya menggunakan 30%
dan Pabrik 70% yang jumlah total pemakaian listrik untuk
pabrik selama satu bulan dengan total Rp 595.000.
64
Tabel 25
Alokasi Biaya Listrik Untuk Tiap Produk pada UD Yela Bakery
Pada bulan Januari 2017
No. Jenis Produk Persentase
(%)
Jumlah yang
Dibebankan
1 Manis 82,090 % Rp 488.432,84
2 Roti Nanas 3,582 % Rp 21.313,43
3 Roti Strawberry 3,582 % Rp 21.313,43
4 Roti Srikaya 3,582 % Rp 21.313,43
5 Roti Kelapa 3,582 % Rp 21.313,43
6 Roti Coklat 3,582 % Rp 21.313,43
Total Biaya Plastik 100 % Rp 595.000
Sumber: Diolah Penulis
6. Perhitungan biaya produksi yang disarankan penulis
Berikut adalah hasil perhitungan biaya produksi yang dilakukan
penulis yang disajikan dalam tabel berikut ini:
65
Tabel 26
Perhitungan Biaya Produksi Roti Manis Yang Disarankan Penulis
UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
Unsur
Biaya Jenis Biaya Satuan
Kuantitas
per resep
Harga per
resep
Total per
hari Total per bulan
Biaya
Bahan
Baku
Tepung kg 50 Rp 5.040 Rp 252.000 Rp 7.812.000
Mentega ons 20 Rp 1.300 Rp 26.000 Rp 806.000
Telur butir 20 Rp 1.200 Rp 24.000 Rp 744.000
Gula kg 10 Rp 12.000 Rp 120.000 Rp 3.720.000
Ragi gram 250 Rp 140 Rp 35.000 Rp 1.085.000
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 14.167.000
Biaya
Bahan
Penolong
Garam kg 2 Rp 8.000 Rp 16.000 Rp 496.000
Plastik ikat Rp 59.378 Rp 1.781.343
Air Rp 855 Rp 25.653
Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 1.806.996
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya
Tenaga
Kerja Rp 136.816 Rp 4.104.478
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Rp 4.104.478
Biaya
Overhead
Pabrik
Gas Rp 101.791 Rp 3.053.731
Biaya
Listrik Rp 16.281 Rp 488.433
Biaya
Penyusutan
Aktiva Rp 51.306 Rp 1.539.178
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 5.081.342
Total Biaya Produksi Rp 25.159.816
Sumber: Diolah oleh Penulis
66
Tabel 27
Perhitungan Biaya Produksi Roti Nanas Yang Disarankan Penulis
UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
Unsur
Biaya Jenis Biaya Satuan
Kuantitas
per resep
Harga per
resep
Total per
hari Total per bulan
Biaya
Bahan
Baku
Tepung kg 5 Rp 5.040 Rp 25.200 Rp 781.200
Mentega ons 2 Rp 1.300 Rp 2.600 Rp 80.600
Telur butir 2 Rp 1.200 Rp 2.400 Rp 74.400
Gula kg 1 Rp 12.000 Rp 12.000 Rp 372.000
Ragi gram 25 Rp 140 Rp 3.500 Rp 108.500
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Biaya
Bahan
Penolong
Garam kg 0,1 Rp 8.000 Rp 800 Rp 24.800
Selai Nanas kg 2 Rp 15.000 Rp 30.000 Rp 930.000
Plastik ikat Rp 2.591 Rp 77.731
Air Rp 37 Rp 1.119
Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya Tenaga
Kerja Rp 5.970 Rp 179.104
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Biaya
Overhead
Pabrik
Gas Rp 4.442 Rp 133.254
Biaya Listrik Rp 710 Rp 21.313
Biaya
Penyusutan
Aktiva Rp 2.239 Rp 67.164
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Total Biaya Produksi Rp 2.851.186
Sumber: Diolah oleh Penulis
67
Tabel 28
Perhitungan Biaya Produksi Roti Strawberry Yang Disarankan Penulis
UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
Unsur
Biaya Jenis Biaya Satuan
Kuantitas
per resep
Harga per
resep
Total per
hari Total per bulan
Biaya
Bahan
Baku
Tepung kg 5 Rp 5.040 Rp 25.200 Rp 781.200
Mentega ons 2 Rp 1.300 Rp 2.600 Rp 80.600
Telur butir 2 Rp 1.200 Rp 2.400 Rp 74.400
Gula kg 1 Rp 12.000 Rp 12.000 Rp 372.000
Ragi gram 25 Rp 140 Rp 3.500 Rp 108.500
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Biaya
Bahan
Penolong
Garam kg 0,1 Rp 8.000 Rp 800 Rp 24.800
Selai
Strawberry kg 2 Rp 15.000 Rp 30.000 Rp 930.000
Plastik ikat Rp 2.591 Rp 77.731
Air Rp 37 Rp 1.119
Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya Tenaga
Kerja Rp 5.970 Rp 179.104
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Biaya
Overhead
Pabrik
Gas Rp 4.442 Rp 133.254
Biaya Listrik Rp 710 Rp 21.313
Biaya
Penyusutan
Aktiva Rp 2.239 Rp 67.164
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Total Biaya Produksi Rp 2.851.187
Sumber: Diolah oleh Penulis
68
Tabel 29
Perhitungan Biaya Produksi Roti Srikaya Yang Disarankan Penulis
UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
Unsur
Biaya Jenis Biaya Satuan
Kuantitas
per resep
Harga per
resep
Total per
hari Total per bulan
Biaya
Bahan
Baku
Tepung kg 5 Rp 5.040 Rp 25.200 Rp 781.200
Mentega ons 2 Rp 1.300 Rp 2.600 Rp 80.600
Telur butir 2 Rp 1.200 Rp 2.400 Rp 74.400
Gula kg 1 Rp 12.000 Rp 12.000 Rp 372.000
Ragi gram 25 Rp 140 Rp 3.500 Rp 108.500
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Biaya
Bahan
Penolong
Garam kg 0,1 Rp 8.000 Rp 800 Rp 24.800
Selai Srikaya kg 2 Rp 15.000 Rp 30.000 Rp 930.000
Plastik ikat Rp 2.591 Rp 77.731
Air Rp 37 Rp 1.119
Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya Tenaga
Kerja Rp 5.970 Rp 179.104
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Biaya
Overhead
Pabrik
Gas Rp 4.442 Rp 133.254
Biaya Listrik Rp 710 Rp 21.313
Biaya
Penyusutan
Aktiva Rp 2.239 Rp 67.164
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Total Biaya Produksi Rp 2.851.186
Sumber: Diolah oleh Penulis
69
Tabel 30
Perhitungan Biaya Produksi Roti Kelapa Yang Disarankan Penulis
UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
Unsur
Biaya Jenis Biaya Satuan
Kuantitas
per resep
Harga per
resep
Total per
hari Total per bulan
Biaya
Bahan
Baku
Tepung kg 5 Rp 5.040 Rp 25.200 Rp 781.200
Mentega ons 2 Rp 1.300 Rp 2.600 Rp 80.600
Telur butir 2 Rp 1.200 Rp 2.400 Rp 74.400
Gula kg 1 Rp 12.000 Rp 12.000 Rp 372.000
Ragi gram 25 Rp 140 Rp 3.500 Rp 108.500
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Biaya
Bahan
Penolong
Garam kg 0,1 Rp 8.000 Rp 800 Rp 24.800
Selai Kelapa kg 2 Rp 15.000 Rp 30.000 Rp 930.000
Plastik ikat Rp 2.591 Rp 77.731
Air Rp 37 Rp 1.119
Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya Tenaga
Kerja Rp 5.970 Rp 179.104
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Biaya
Overhead
Pabrik
Gas Rp 4.442 Rp 133.254
Biaya Listrik Rp 710 Rp 21.313
Biaya
Penyusutan
Aktiva Rp 2.239 Rp 67.164
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Total Biaya Produksi Rp 2.851.186
Sumber: Diolah oleh Penulis
70
Tabel 31
Perhitungan Biaya Produksi Roti Coklat Yang Disarankan Penulis
UD Yela Bakery
Bulan Januari 2017
Unsur
Biaya Jenis Biaya Satuan
Kuantitas
per resep
Harga per
resep
Total per
hari Total per bulan
Biaya
Bahan
Baku
Tepung kg 5 Rp 5.040 Rp 25.200 Rp 781.200
Mentega ons 2 Rp 1.300 Rp 2.600 Rp 80.600
Telur butir 2 Rp 1.200 Rp 2.400 Rp 74.400
Gula kg 1 Rp 12.000 Rp 12.000 Rp 372.000
Ragi gram 25 Rp 140 Rp 3.500 Rp 108.500
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Biaya
Bahan
Penolong
Garam kg 0,1 Rp 8.000 Rp 800 Rp 24.800
Selai Coklat kg 2 Rp 15.000 Rp 30.000 Rp 930.000
Ceres kg 1 Rp 15.000 Rp 15.000 Rp 465.000
Plastik ikat Rp 2.591 Rp 77.731
Air Rp 37 Rp 1.119
Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 1.498.651
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya Tenaga
Kerja Rp 5.970 Rp 179.104
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Biaya
Overhead
Pabrik
Gas Rp 4.442 Rp 133.254
Biaya Listrik Rp 710 Rp 21.313
Biaya
Penyusutan
Aktiva Rp 2.239 Rp 67.164
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Total Biaya Produksi Rp 3.316.186
Sumber: Diolah oleh Penulis
71
Untuk menghitung biaya per satuan roti pada UD Yela Bakery
perlu dihitung unit periode bulan Januari 2017 dengan cara perhitungan
sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku
1) Biaya bahan baku roti manis yang dikeluarkan selama bulan
Januari 2017 dapat menghasilkan 34100 buah produk jadi
dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 14.167.000 tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar
34100 buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan
demikian unit ekuivalen biaya bahan baku roti manis adalah:
34100 buah + 0 = 34100 buah.
2) Biaya bahan baku roti rasa nanas yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 1.416.700 tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku roti rasa nanas adalah: 5580
buah + 0 = 5580 buah.
3) Biaya bahan baku roti rasa strawbery yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Hal ini
72
berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 1.416.700 tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku roti rasa strawbery adalah:
5580 buah + 0 = 5580 buah.
4) Biaya bahan baku roti rasa srikaya yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 1.416.700 tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku roti rasa srikaya adalah: 5580
buah + 0 = 5580 buah.
5) Biaya bahan baku roti rasa kelapa yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 1.416.700 tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku roti rasa kelapa adalah: 5580
buah + 0 = 5580 buah.
6) Biaya bahan baku roti rasa coklat yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
73
dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 1.416.700 tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku roti rasa coklat adalah: 5580
buah + 0 = 5580 buah.
b. Biaya bahan penolong
1) Biaya bahan penolong roti manis yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 sebesar Rp 1.806.996 tersebut
menghasilkan 34100 buah produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan penolong
sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya bahan penolong tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar
34100 buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan
demikian unit ekuivalen biaya bahan penolong roti manis
adalah: 34100 buah + 0 = 34100.
2) Biaya bahan penolong roti rasa nanas yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 sebesar Rp 1.033.651 tersebut
menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan penolong
sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya bahan penolong tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
74
unit ekuivalen biaya bahan penolong roti rasa nanas adalah:
5580 buah + 0 = 5580.
3) Biaya bahan penolong roti rasa strawbery yang dikeluarkan
selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 1.033.651 tersebut
menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan penolong
sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya bahan penolong tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan penolong roti rasa strawbery adalah:
5580 buah + 0 = 5580.
4) Biaya bahan penolong roti rasa srikaya yang dikeluarkan
selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 1.033.651 tersebut
menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan penolong
sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya bahan penolong tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan penolong roti rasa srikaya adalah:
5580 buah + 0 = 5580.
5) Biaya bahan penolong roti rasa kelapa yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 sebesar Rp 1.033.651 tersebut
menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak ada persediaan
75
dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan penolong
sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya bahan penolong tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan penolong roti rasa kelapa adalah:
5580 buah + 0 = 5580.
6) Biaya bahan penolong roti rasa coklat yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 sebesar Rp 1.498.651 tersebut
menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan penolong
sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya bahan penolong tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 5580
buah dan 0 buah persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan penolong roti rasa coklat adalah:
5580 buah + 0 = 5580.
c. Biaya Tenaga Kerja
1) Biaya tenaga kerja untuk memproduksi roti manis yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 4.104.478
tersebut dapat menghasilkan 34100 buah produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya tenaga kerja
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 34100 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
76
Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja roti manis
adalah: 34100 buah + 0 = 34100.
2) Biaya tenaga kerja untuk memproduksi roti rasa nanas yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 179.104
tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya tenaga kerja
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 5580 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja roti rasa
nanas adalah: 5580 buah + 0 = 5580.
3) Biaya tenaga kerja untuk memproduksi roti rasa srawbery yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 179.104
tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya tenaga kerja
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 5580 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja roti rasa
strawbery adalah: 5580 buah + 0 = 5580.
4) Biaya tenaga kerja untuk memproduksi roti rasa srikaya yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 179.104
tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak
77
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya tenaga kerja
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 5580 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja roti rasa
srikaya adalah: 5580 buah + 0 = 5580.
5) Biaya tenaga kerja untuk memproduksi roti rasa kelapa yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 179.104
tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya tenaga kerja
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 5580 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja roti rasa
kelapa adalah: 5580 buah + 0 = 5580.
6) Biaya tenaga kerja untuk memproduksi roti rasa coklat yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 179.104
tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya tenaga kerja
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 5580 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
78
Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja roti rasa
coklat adalah: 5580 buah + 0 = 5580.
d. Biaya Overhead Pabrik
1) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi roti manis yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 5.081.342
tersebut dapat menghasilkan 34100 buah produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
overhead pabrik sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya overhead
pabrik tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk
jadi sebesar 34100 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya overhead pabrik roti
manis adalah: 34100 buah + 0 = 34100.
2) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi roti rasa nanas yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 221.731
tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
overhead pabrik sebesar 100%. Hal ini bahwa biaya overhead
pabrik tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk
jadi sebesar 5580 buah dan 0 buah persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya overhead pabrik roti
rasa nanas adalah: 5580 buah + 0 = 5580.
3) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi roti rasa strawbery
yang dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp
79
221.731 tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya overhead pabrik sebesar 100%. Hal ini
bahwa biaya overhead pabrik tersebut telah digunakan untuk
menyelesaikan produk jadi sebesar 5580 buah dan 0 buah
persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen
biaya overhead pabrik roti rasa strawbery adalah: 5580 buah +
0 = 5580.
4) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi roti rasa srikaya
yang dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp
221.731 tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya overhead pabrik sebesar 100%. Hal ini
bahwa biaya overhead pabrik tersebut telah digunakan untuk
menyelesaikan produk jadi sebesar 5580 buah dan 0 buah
persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen
biaya overhead pabrik roti rasa srikaya adalah: 5580 buah + 0
= 5580.
5) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi roti rasa kelapa
yang dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp
221.731 tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya overhead pabrik sebesar 100%. Hal ini
80
bahwa biaya overhead pabrik tersebut telah digunakan untuk
menyelesaikan produk jadi sebesar 5580 buah dan 0 buah
persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen
biaya overhead pabrik roti rasa kelapa adalah: 5580 buah + 0 =
5580.
6) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi roti rasa coklat
yang dikeluarkan selama bulan Januari 2017 sebesar Rp
221.731 tersebut dapat menghasilkan 5580 buah produk jadi
dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya overhead pabrik sebesar 100%. Hal ini
bahwa biaya overhead pabrik tersebut telah digunakan untuk
menyelesaikan produk jadi sebesar 5580 buah dan 0 buah
persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen
biaya overhead pabrik roti rasa coklat adalah: 5580 buah + 0 =
5580.
7. Perhitungan harga pokok produksi persatuan
Perhitungan biaya produksi persatuan yang diproduksi UD Yela
Bakery pada bulan Januari 2017 dilakukan dengan membagi tiap unsur
biaya produksi (biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik) disajikan pada tabel tabel berikut:
81
Tabel 32
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Roti Manis
Unsur Biaya Produksi Total Biaya
Unit
Ekuivalen
Biaya
Produksi per
satuan
Biaya Bahan Baku Rp 14.167.000 34100 Rp 429
Biaya Bahan penolong Rp 1.806.996 34100 Rp 70
Biaya Tenaga Kerja Rp 4.104.478 34100 Rp 124
Biaya Overhead Pabrik Rp 5.081.342 34100 Rp 154
Total Biaya Rp 25.159.816 Rp 777
Sumber: Diolah oleh Penulis
Tabel 33
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Roti Nanas
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit
Ekuivalen
Biaya
Produksi per
satuan
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 5580 Rp 262
Biaya Bahan penolong Rp 1.033.651 5580 Rp 191
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 5580 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 5580 Rp 41
Total Biaya Rp 2.851.187 Rp 528
Sumber: Diolah oleh Penulis
Tabel 34
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Roti Strawberry
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit
Ekuivalen
Biaya
Produksi per
satuan
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 5580 Rp 262
Biaya Bahan penolong Rp 1.033.651 5580 Rp 191
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 5580 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 5580 Rp 41
Total Biaya Rp 2.851.187 Rp 528
Sumber: Diolah oleh Penulis
82
Tabel 35
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Roti Srikaya
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit
Ekuivalen
Biaya
Produksi per
satuan
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 5580 Rp 262
Biaya Bahan penolong Rp 1.033.651 5580 Rp 191
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 5580 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 5580 Rp 41
Total Biaya Rp 2.851.187 Rp 528
Sumber: Diolah oleh Penulis
Tabel 36
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Roti Kelapa
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit
Ekuivalen
Biaya
Produksi per
satuan
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 5580 Rp 262
Biaya Bahan penolong Rp 1.033.651 5580 Rp 191
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 5580 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 5580 Rp 41
Total Biaya Rp 2.851.187 Rp 528
Sumber: Diolah oleh Penulis
Tabel 37
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Roti Coklat
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit
Ekuivalen
Biaya
Produksi per
satuan
Biaya bahan baku Rp 1.416.700 5580 Rp 262
Biaya Bahan penolong Rp 1.498.651 5580 Rp 278
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 5580 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 5580 Rp 41
Total Biaya Rp 3.316.186 Rp 614
Sumber: Diolah oleh Penulis
83
8. Jurnal yang disarankan penulis
Pada pembahasan ini dibuatlah jurnal yang disarankan penulis.
Dalam metode ini barang-barang yang dikeluarkan akan dibebani harga
pokok pada akhir periode. Adapun daftar jurnal yang disarankan penulis
dapat dilihat dibawah ini:
Biaya produksi roti manis yang terjadi bulan Januari 2017, dicatat
dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku roti manis
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 14.167.000
Persediaan Bahan Baku Rp 14.167.000
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong roti manis
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 1.806.996
Persediaan Bahan Penolong Rp 1.806.996
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 4.104.478
Gaji dan Upah Rp 4.104.478
d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 5.081.342
Berbagai rekening yang dikreditkan Rp 5.081.342
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 25.159.816
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 14.167.000
BDP – Biaya Bahan Penolong Rp 1.806.996
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 4.104.478
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 5.081.342
84
Biaya produksi roti rasa nanas yang terjadi bulan Januari 2017,
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku roti rasa nanas
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Persediaan Bahan Baku Rp 1.416.700
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong roti rasa nanas
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Persediaan Bahan Penolong Rp 1.033.651
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Gaji dan Upah Rp 179.104
d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Berbagai rekening yang dikreditkan Rp 221.731
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 2.851.186
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
BDP – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Biaya produksi roti rasa strawbery yang terjadi bulan Januari
2017, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku roti rasa strawbery
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Persediaan Bahan Baku Rp 1.416.700
85
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong roti rasa strawbery
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Persediaan Bahan Penolong Rp 1.033.651
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Gaji dan Upah Rp 179.104
d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Rp221.731
Berbagai rekening yang dikreditkan Rp 221.731
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 2.851.186
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
BDP – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Biaya produksi roti rasa srikaya yang terjadi bulan Januari 2017,
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku roti rasa srikaya
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Persediaan Bahan Baku Rp 1.416.700
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong roti rasa srikaya
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Persediaan Bahan Penolong Rp 995.287
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Gaji dan Upah Rp 179.104
86
d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Berbagai rekening yang dikreditkan Rp 221.731
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 2.851.186
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
BDP – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Biaya produksi roti rasa kelapa yang terjadi bulan Januari 2017,
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku roti rasa kelapa
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Persediaan Bahan Baku Rp 1.416.700
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong roti rasa kelapa
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
Persediaan Bahan Penolong Rp 1.033.651
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Gaji dan Upah Rp 179.104
d. Jurnal untuk mencata biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Berbagai rekening yang dikreditkan Rp 221.731
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 2.851.186
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
BDP – Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
87
Biaya produksi roti rasa coklat yang terjadi bulan Januari 2017,
dicatat dengan jurnal sebagai berikut
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku roti rasa coklat
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
Persediaan Bahan Baku Rp 1.416.700
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong roti rasa coklat
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 1.498.651
Persediaan Bahan Penolong Rp 1.498.651
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
Gaji dan Upah Rp 179.104
d. Jurnal untuk mencata biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
Berbagai rekening yang dikreditkan Rp 221.731
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 3.316.187
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700
BDP – Biaya Bahan Penolong Rp 1.498.651
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731
9. Laporan Biaya Produksi yang Disarankan Penulis
Berikut laporan biaya produksi yang disarankan penulis untuk
perusahaan berdasarkan perhitungan harga pokok produksi sesuai
dengan konsep akuntansi biaya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
88
Tabel 38
UD Yela Bakery
Laporan Biaya Produksi Roti Manis Bulan Januari 2017
Data Produksi:
Dimasukkan Dalam Proses 34100 buah
Produk Jadi yang Ditransfer ke gudang 34100 buah
Produk Dalam Proses 34100 buah
Jumlah Produk yang Dihasilkan 34100 buah
Biaya yang Dibebankan dalam
Bulan Januari 2017:
Total Perbuah
Biaya Bahan Baku Rp 14.167.000 Rp 429
Biaya Bahan Penolong Rp 1.806.996 Rp 70
Biaya Tenaga Kerja Rp 4.104.478 Rp 124
Biaya Overhead Pabrik Rp 5.081.342 Rp 154
Rp 25.159.816 Rp 777
Perhitungan Biaya:
Harga Pokok Produk jadi yang
Ditransfer ke gudang
34100 x Rp 777 Rp 25.159.816
Jumlah Produksi yang Dibebankan Rp 25.159.816
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 39
UD Yela Bakery
Laporan Biaya Produksi Roti Rasa Nanas Bulan Januari 2017
Data Produksi:
Dimasukkan Dalam Proses 5580 buah
Produk Jadi yang Ditransfer ke gudang 5580 buah
Produk Dalam Proses 5580 buah
Jumlah Produk yang Dihasilkan 5580 buah
Biaya yang Dibebankan dalam
89
Bulan Januari 2017:
Total Perbuah
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 Rp 262
Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651 Rp 191
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 Rp 41
Rp 2.851.187 Rp 528
Perhitungan Biaya:
Harga Pokok Produk jadi yang
Ditransfer ke gudang
5580 x Rp 528 Rp 2.851.187
Jumlah Produksi yang Dibebankan Rp 2.851.187
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 40
UD Yela Bakery
Laporan Biaya Produksi Roti Rasa Strawbery Bulan Januari 2017
Data Produksi:
Dimasukkan Dalam Proses 5580 buah
Produk Jadi yang Ditransfer ke gudang 5580 buah
Produk Dalam Proses 5580 buah
Jumlah Produk yang Dihasilkan 5580 buah
Biaya yang Dibebankan dalam
Bulan Januari 2017:
Total Perbuah
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 Rp 262
Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651 Rp 191
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 Rp 41
Rp 2.851.187 Rp 528
Perhitungan Biaya:
Harga Pokok Produk jadi yang
Ditransfer ke gudang
5580 x Rp5028 Rp 2.851.187
Jumlah Produksi yang Dibebankan Rp2.851.187
Sumber: Diolah Penulis
Lanjutan
90
Tabel 41
UD Yela Bakery
Laporan Biaya Produksi Roti Rasa Srikaya Bulan Januari 2017
Data Produksi:
Dimasukkan Dalam Proses 5580 buah
Produk Jadi yang Ditransfer ke gudang 5580 buah
Produk Dalam Proses 5580 buah
Jumlah Produk yang Dihasilkan 5580 buah
Biaya yang Dibebankan dalam
Bulan Januari 2017:
Total Perbuah
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 Rp 262
Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651 Rp 191
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 Rp 41
Rp 2.851.187 Rp 528
Perhitungan Biaya:
Harga Pokok Produk jadi yang
Ditransfer ke gudang
5580 x Rp 528 Rp 2.851.187
Jumlah Produksi yang Dibebankan Rp 2.851.187
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 42
UD Yela Bakery
Laporan Biaya Produksi Roti Rasa Kelapa Bulan Januari 2017
Data Produksi:
Dimasukkan Dalam Proses 5580 buah
Produk Jadi yang Ditransfer ke gudang 5580 buah
Produk Dalam Proses 5580 buah
Jumlah Produk yang Dihasilkan 5580 buah
Biaya yang Dibebankan dalam
Bulan Januari 2017:
Total Perbuah
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 Rp 262
Biaya Bahan Penolong Rp 1.033.651 Rp 191
91
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 Rp 41
Rp 2.851.187 Rp 528
Perhitungan Biaya:
Harga Pokok Produk jadi yang
Ditransfer ke gudang
5580 x Rp 528 Rp 2.851.187
Jumlah Produksi yang Dibebankan Rp 2.851.187
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 43
UD Yela Bakery
Laporan Biaya Produksi Roti Rasa Coklat Bulan Januari 2017
Data Produksi:
Dimasukkan Dalam Proses 5580 buah
Produk Jadi yang Ditransfer ke gudang 5580 buah
Produk Dalam Proses 5580 buah
Jumlah Produk yang Dihasilkan 5580 buah
Biaya yang Dibebankan dalam
Bulan Januari 2017:
Total Perbuah
Biaya Bahan Baku Rp 1.416.700 Rp 262
Biaya Bahan Penolong Rp 1.498.651 Rp 278
Biaya Tenaga Kerja Rp 179.104 Rp 33
Biaya Overhead Pabrik Rp 221.731 Rp 41
Rp 3.316.187 Rp 614
Perhitungan Biaya:
Harga Pokok Produk jadi yang
Ditransfer ke gudang
5580 x Rp 614 Rp 3.316.187
Jumlah Produksi yang Dibebankan Rp 3.316.187
Sumber: Diolah Penulis
Lanjutan
92
10. Perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan
dan menurut penulis
Setelah diteliti dan dibandingkan, terdapat perbedaan jumlah
harga pokok produksi antara perhitungan yang dilakukan oleh UD Yela
Bakery dengan perhitungan penulis (berdasarkan konsep akuntansi
biaya), perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 44
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Manis
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 14.663.000 Rp 14.167.000
Biaya Bahan Penolong - Rp 1.806.996
Biaya Tenaga Kerja Rp 833.333 Rp 4.104.478
Biaya Overhead Pabrik Rp 459.584 Rp 5.081.342
Jumlah biaya produksi Rp 15.955.917 Rp 25.159.816
Harga pokok produksi Rp 468 Rp 777
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 45
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Rasa Nanas
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 1.360.900 Rp 1.416.700
Biaya Bahan Penolong Rp 930.000 Rp 1.033.651
Biaya Tenaga Kerja Rp 833.333 Rp 179.104
Biaya Overhead Pabrik Rp 459.584 Rp 221.731
Jumlah biaya produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.187
Harga pokok produksi Rp 642 Rp 528
Sumber: Diolah Penulis
93
Tabel 46
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Rasa Strawbery
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 1.360.900 Rp 1.416.700
Biaya Bahan Penolong Rp 930.000 Rp 1.033.651
Biaya Tenaga Kerja Rp 833.333 Rp 179.104
Biaya Overhead Pabrik Rp 459.584 Rp 221.731
Jumlah biaya produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.187
Harga pokok produksi Rp 642 Rp 528
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 47
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Rasa Srikaya
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 1.360.900 Rp 1.416.700
Biaya Bahan Penolong Rp 930.000 Rp 1.033.651
Biaya Tenaga Kerja Rp 833.333 Rp 179.104
Biaya Overhead Pabrik Rp 459.584 Rp 221.731
Jumlah biaya produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.187
Harga pokok produksi Rp 642 Rp 528
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 48
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Rasa Kelapa
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 1.360.900 Rp 1.416.700
Biaya Bahan Penolong Rp 930.000 Rp 1.033.651
Biaya Tenaga Kerja Rp 833.333 Rp 179.104
Biaya Overhead Pabrik Rp 459.584 Rp 221.731
Jumlah biaya produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.187
Harga pokok produksi Rp 642 Rp 528
Sumber: Diolah Penulis
94
Tabel 49
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Rasa Coklat
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 1.360.900 Rp 1.416.700
Biaya Bahan Penolong Rp 1.395.000 Rp 1.430.243
Biaya Tenaga Kerja Rp 833.333 Rp 179.104
Biaya Overhead Pabrik Rp 459.584 Rp 221.731
Jumlah biaya produksi Rp 4.048.817 Rp 3.197.333
Harga pokok produksi Rp 726 Rp 614
Sumber: Diolah Penulis
Adanya perbedaan perhitungan dimana biaya bahan baku
menurut perusahaan memasukkan garam ke dalam biaya bahan baku
sehingga bertambah sebesar Rp 496.000 sedangkan menurut penulis
garam dimasukkan ke dalam unsur biaya bahan penolong. Perhitungan
tenaga kerja menurut perusahaan dibagi rata setiap produksi roti
sedangkan menurut penulis biaya tenaga kerja dihitung sesuai persentase
produksi roti. Perhtiungan biaya overhead pabrik menurut perusahaan
hanya menghitung biaya listrik, biaya air dan biaya plastik sedangkan
menurut penulis biaya gas, biaya listrik dan biaya penyusutan aktiva tetap
yang termasuk biaya overhead pabrik
Terdapat perbedaan dimana perhitungan harga pokok produksi roti
manis, roti rasa nanas, roti rasa strawberry, roti rasa srikaya, roti rasa
kelapa, roti rasa coklat menurut perusahaan dan perhitungan yang
dilakukan penulis, yaitu dimana perhitungan harga pokok produksi yang
disarankan penulis dan perusahaan adalah sebagai berikut:
95
1. Perhitungan produksi roti manis menurut perusahaan Rp 468
sedangkan menurut penulis Rp 777
2. Perhitungan produksi roti rasa nanas menurut perusahaan Rp 642
sedangkan menurut penulis Rp 528
3. Perhitungan produksi roti rasa strawberry menurut perusahaan Rp
642 sedangkan menurut penulis Rp 528
4. Perhitungan produksi roti rasa srikaya menurut perusahaan Rp 642
sedangkan menurut penulis Rp 528
5. Perhitungan produksi roti rasa kelapa menurut perusahaan Rp 642
sedangkan menurut penulis Rp 528
6. Perhitungan produksi roti rasa coklat menurut perusahaan Rp 726
sedangkan menurut penulis Rp 614
Perbedaan hal perhitungan terjadi karena perusahaan masih salah
dalam melakukan penggolongan biaya produksi dan belum melakukan
pengalokasian biaya yang dilakukan seperti penulis, selain itu perusahaan
juga tidak melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap yang seharusnya
dimasukkan dalam biaya overhead produksi.
Dengan demikian maka dapat diketahui selisih perhitungan harga
pokok produksi menurut UD Yela Bakery Banjarmasin dengan penulis
pada
1. Roti manis Rp 289 (lebih kecil menurut perusahaan)
2. Roti rasa nanas Rp 156 (lebih besar menurut perusahaan)
3. Roti rasa strawberry Rp 156 (lebih besar menurut perusahaan)
96
4. Roti rasa srikaya Rp 156 (lebih besar menurut perusahaan)
5. Roti rasa kelapa Rp 156 (lebih besar menurut perusahaan)
6. Roti rasa cokat Rp 156 (lebih besar menurut perusahaan).
Pengaruh dari perbedaan/selisih perhitungan laba kotor terdapat
perbedaan untuk produksi roti manis dan roti rasa nanas, strawberry,
srikaya, kelapa dan coklat dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 50
Perhitungan Laba Kotor untuk Roti Manis
Menurut UD Yela Bakery dan Menurut Penulis
Bulan Januari 2017
Perusahaan Penulis
Penjualan Rp 102.300.000 Rp 102.300.000
Harga Pokok Produksi Rp 15.955.917 Rp 25.159.816
Laba (rugi) kotor Rp 86.344.083 Rp 77.140.184
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 51
Perhitungan Laba Kotor untuk Roti Rasa Nanas
Menurut UD Yela Bakery dan Menurut Penulis
Bulan Januari 2017
Perusahaan Penulis
Penjualan Rp 4.464.000 Rp 4.464.000
Harga Pokok Produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.186
Laba (rugi) kotor Rp 880.183 Rp 1.612.814
Tabel 52
Perhitungan Laba Kotor untuk Roti Rasa Strawbery
Menurut UD Yela Bakery dan Menurut Penulis
Bulan Januari 2017
Perusahaan Penulis
Penjualan Rp 4.464.000 Rp 4.464.000
Harga Pokok Produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.186
Laba (rugi) kotor Rp 880.183 Rp 1.612.814
Sumber: Diolah Penulis
Sumber: Diolah Penulis
97
Tabel 53
Perhitungan Laba Kotor untuk Roti Rasa Srikaya
Menurut UD Yela Bakery dan Menurut Penulis
Bulan Januari 2017
Perusahaan Penulis
Penjualan Rp 4.464.000 Rp 4.464.000
Harga Pokok Produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.186
Laba (rugi) kotor Rp 880.183 Rp 1.612.814
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 54
Perhitungan Laba Kotor untuk Roti Rasa Kelapa
Menurut UD Yela Bakery dan Menurut Penulis
Bulan Januari 2017
Perusahaan Penulis
Penjualan Rp 4.464.000 Rp 4.464.000
Harga Pokok Produksi Rp 3.583.817 Rp 2.851.186
Laba (rugi) kotor Rp 880.183 Rp 1.612.814
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 55
Perhitungan Laba Kotor untuk Roti Rasa Coklat
Menurut UD Yela Bakery dan Menurut Penulis
Bulan Januari 2017
Perusahaan Penulis
Penjualan Rp 4.464.000 Rp 4.464.000
Harga Pokok Produksi Rp 4.048.817 Rp 3.316.187
Laba (rugi) kotor Rp 415.183 Rp 1.147.183
Sumber: Diolah Penulis
98
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian berkenaan dengan perhitungan harga
pokok produksi roti manis, roti rasa nanas, roti rasa strawberry, roti rasa
srikaya, roti rasa kelapa dan roti rasa coklat dengan menggunakan metode
harga proses, telah diketahui bahwa penulis mencoba mengambil dari
semua hal yang telah dibahas dan dari hasil penelitian tersebut, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. UD Yela Bakery Banjarmasin yang berdiri pada tahun 2010 merupakan
industri rumah tangga yang bergerak dalam bidang industri makanan
yaitu roti.
2. UD Yela Bakery Banjarmasin masih salah dalam melakukan
perhitungan harga pokok produksi, karena tidak menggolongkan biaya
yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
3. Penggolongan biaya produksi menurut perusahaan adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain lain.
4. UD Yela Bakery Banjarmasin menggolongkan biaya bahan penolong ke
biaya bahan baku dan masih belum mengalokasikan biaya biaya yang
perlu dialokasi seperti biaya biaya tenaga kerja dan biaya bahan
langsung dan tidak melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap
99
padahal biaya penyusutan aktiva ini merupakan biaya overhead
produksi.
5. Perhitungan harga pokok produksi terdapat selisih antara perusahaan
dan penulis.
a. Perhitungan produksi roti manis menurut perusahaan Rp 468
sedangkan menurut penulis Rp 777
b. Perhitungan produksi roti rasa nanas menurut perusahaan Rp 642
sedangkan menurut penulis Rp 528
c. Perhitungan produksi roti rasa strawberry menurut perusahaan Rp
642 sedangkan menurut penulis Rp 528
d. Perhitungan produksi roti kelapa menurut perusahaan Rp 468
sedangkan menurut penulis Rp 777
e. Perhitungan produksi roti srikaya menurut perusahaan Rp 468
sedangkan menurut penulis Rp 777
f. Perhitungan produksi roti rasa coklat menurut perusahaan Rp 726
sedangkan menurut penulis Rp 614
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat
penulis berikan dengan harapan dapat dijadikan pertimbangan dalam proses
pengambilan kebijakan/keputusan yang mungkin biasa diterapkan UD Yela
Bakery Banjarmasin dimasa yang akan datang. Adapun saran tersebut
adalah sebagai berikut:
100
1. Hendaknya UD Yela Bakery Banjarmasin melakukan penggolongan
biaya karena penggolongan biaya sangat berpengaruh dalam penentuan
harga pokok produksi yang lebih baik.
2. Sebaiknya UD Yela Bakery Banjarmasin melakukan perhitungan harga
pokok produksi yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya, hal ini
dilakukan agar UD Yela Bakery Banjarmasin dapat meminimalisir
tingkat pemborosan biaya produksi sekaligus meningkat potensi laba
perusahaan, selain itu perusahaan juga mampu mengetahui penentuan
harga jual produk yang sesungguhnya.
Demikian saran-saran dari penulis yang dapat diberikan kepada UD
Yela Bakery dengan beberapa saran-saran tersebut dapat dipergunakan dan
bermanfaat dalam rangka untuk mengatasi masalah yang ada hubungannya
dengan penentuan harga pokok produk.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. (2013). Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan kelima.
yogyakarta: BFEE.
Carte, William K, Akuntansi Biaya . Edisi empat belas2009. Salemba Empat.Jakarta
Daljono.2004.Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan
Pengendalian.Semarang : BP Universitas Diponegoro
Haryono Jusuf. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi Kedelapan. Selemba Empat
Jakarta
Horngren et al. 2008. Akuntansi Biaya. Indeks
Jurusan Akuntansi, 2012. Pedoman TA atau Skripsi dan Proposal
Mahasiswa.Politeknik Negeri Banjarmasin
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta
UPP STIM YKPN
Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta UPP
STIM YKPN
Mulyadi. 2015. AKuntansi biaya. Edisi kelima. Cetakan ketiga belas. Yogyakarta
UPP.STIM YKPN
Raiborn Cecily A / Michael R. Kinney. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi ketujuh.Buku
Satu. Salemba Empat
Wasilah , Firdaus Ahmad Dunia.2009. Akuntansi biaya. Edisi dua.Jakarta Salemba
empat
Widilestainingtyas. Only, Dony Waluya Firdaus, Sri Dewi Anggadini. 2012.
Akuntansi Biaya. GRAHA ILMU
UT} YELA BAI(ERY BANJARMASII\Alamat Jalan Gunung Sari Rt. 13 No. 30
I rrP.0811s13526BANJARMASIN (70 1 1 9) KALIMANTAN SELATAN
Nomor : 06 Januari 2017
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Minta Data Penelitian.
Kepada Yth,Ketua J urusan AkuntansiPolitekni k Negeri Banj armasinDi,-
Tempat
Hormat Sayq
Dengan adanya surat saudara tanggal 06 Januari 2017 yang diberikan dari ketua
Jurusan Politeknik Negeri Banjarmasin. tentang perihal tersebut di atas untuk menyelesaikantugas akhir. Kami sebagai pimpinan UD YELA BAKERY menyetujui dan bersediamemberikan izin kepada mahasiswa yang bersangkutan PUTRI GEMI TRI HASTUTI NIM.A03 140050 Jurusan Akuntansi untuk melaksanakan penelitian dan pencarian data serta
informasi yang dibutuhkan untuk pen)'usunan tugas akhir.
Demikianlah surat pemberitahuan ini saya sampaikan. Dan saya ucapkan terima kasih.
Pimpinan,UD YELA BAKERY
1t"^/\ a
Nama Instansi / Perusahaan : UD Yela Bakery Banjarmasin
Alamat : Jalan Gunung Sari No. 03 Rt. 13
Telp : 0811513526
Email : -
Kordinat : -3.3243368,114.5768385
A. Denah / Peta Perusahaan
B. Foto Perusahaan
KEMENTERIAN RTSET, TEKNOLOGI, DAI{ PENDMTKAN TINGGIPOLITEKNIK NE GERI BANJARMA SIN
JURUSAN AKUN'TAI{SIJalan Brigien H. Hasan Basri (Kampus Unlam) Banjarmasin 7AD3
Telp (0511)6282162 -72599A2 Fax (0511) 330s668 -33as9s2
i. Nama Mahasiswa
2. NiN4 Mahasiswa
3. Program Studi
4. .hrdul Tugas Akhir
5. Dosen Pernbimbing 1
No Tgl Konsultasi
1. 14 -u -2011
7. 21-0x-201]
). 21-01 '201?
4. 2B - oa -1or 1
b. u1 -\q-2aft
6 05 -05 -20t1
I oL -ob -201?
B ab -06 -Ju1t
q. 1/1 - 06 - 1011-
to, \q-06.2011
bab 2 TtnXavan ?vstqLLa L bab 3
? crhatVan bab []
? crVtad,r,an hab tAcc hau I , ll dan tll
bob t!Revtsr l'3ab 0 dan 0ob IACC Boto tv flan [ , ahrtroLt
F\Cc Abs t rcil* .
LEMBARAN BIMBINGAN TUGAS AKHIR
Putri Gerni Tri Hastuti
A03140050
D3 Akuntansi
Penentuan Harga Pokok Produk Roti Per Bungkus Dengan
\.{enggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada UD Yela
Baliery Banjannasin
: Sandra Iriawan. SE, Mlv{, Ak
Materi Bimbinganbab I LoLar hcLotrong , pef rnaraLahon.hatosan YnasaLan , Lrllvan peneLft(an
P erhattt-on hah t
Mengetahui Kehra Jurusan
Ivl.Sc,!r.t
LT
Dosen Penrbimbing 1
Sandra
rl
a L,{M1'F
I 2AAln 2 002 Nr& 19741 23 200003 l 001
ffi
:
l
l
:
.-,-.,'',,,1
/
I
KEMENTERIA}I RISET, TEKNOLOGI, DAI{ PENDTDIKAN TINGGIPOLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSIJalan Brigien H. Hasan Basri (Kampus Unlam) Banjarmasin70l23
Telp (051 I) 6282162 - 72s9902 Fax (051 1) 3305668 - 3305052
1. Nama Mahasiswa
2. NIM Mahasiswa
3. Program Studi
4. Judul Tugas Akhir
5. Dosen Pembimbing 2
LEMBARAN BIMBINGAN TUGAS AKHIR
: Putri GemiTriHastuti
: A03140050
: D3 Akuntansi
: Penentuan Harga Pokok Produk Roti Per Bungkus DenganMenggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada UD Yela BakeryBanjarmasin
: Rusman lrwansyah, SE, MM
rI -t7
-t7
,7
-(7kwt
tT>i
92
atl
L3,I'
-(7
6 -t7 !ttt,'h'
D
a )Jurusan Dosen Pembimbing 2
a ?
NIP. 19720303 201409 1 0022001t22002
7
Yr
iMateri Bimbingan
h,e
/rcLP"vt %tc, ht T
u!D
Paraf
6
kec7
{( w JYtr
I-tY-?-( t4
,I
I
! lr-^"
LEMBAR SARAN PENGUJI SEMINAR TUGAS AKHIR 201612017
NAMA MAHASISWA
NIM / PROGRAI\, STUDI
JUDUL
: PUTRI GEMI TRI HASTUTI
: 403140050 / D3 Akuntansi
A3.01 lSelasalR2 lllEI
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PER BUNGKUSDENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA UD YELA BAKERYBANJARMASIN
-,/I Ada [_] Tidak ada
NO URAIAN SARAN
I
1
1
Ir
iul* Bolcur,,^y
1-n^1,^5o^ -\zn''.\s
U,,,r;,16e,I
I
Saran telah ditindaklanjuti
J?:99fl,_!l httt"r zrrIKetua Penguji
SARAN
Saran diberikanTanggal : 1 Agustus2AlTKetua Penguji
Emy lryanie. SE.. M.Si. AkNt P 1 9860 1 2220091 22005
Emv lrvanie. SE.. M.Si. AkNtP 1 98601 222009122005
1
a
LEMBAR SARAN PENGUJI SEMINAR PROPOSAL TA 2OL6
PUTRI GEMITRI HASTUTINAMA MAHASISWA
NrM / PROD|
JUDUL
SARAN
A03140050/ D3 Akuntansi
PENENTUAN HARGA POKOK PRRODUK ROTI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA UD YELA
BAI(ERY BANJARMASIN
lV na, I riorr
Rabu , 04 Januari 2017HARI /TANGGAL
Keterangan :
Lembar ini disimpan oleh mahasiswa dan wajib dibawa pada saat proses pengujian / sidang TA
,
URAIAN SARAN
t)_ T* a^- D.-- F 7--- Y
j*<A- .1, -.--
Dosen Penguji 1
NIP
NO
tr.^:9.-/