penelitian

11
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu proses dimana rangkaian langkah-langkah dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti. Langkah-langkah yang dilakukan harus baik dan saling mendukung satu sama lainnya, agar penelitian mempunyai suatu nilai lebih dan bobot yang memadai s memberikan suatu kesimpulan untuk menangani dan menjawab masalah yang diteliti. Definisi Konseptual, Operasional dan Pengukuran Variael a. Definisi onseptual 1) !eran "! Ditajenad adalah penyiapan, yaitu # proses mempersiapkan penyaluran dengan penyelesaian administrasi personel yang bersangkutan dan memberi pembekalan keterampilan. 2) esiapan !ersonel $elang !ensiun adalah kesiapan mental dengan kemauan keras untuk dapat tetap produktif setelah memasuki masa pensiun. esiapan dalam penelitian ini digambarkan sebagai faktor internal personel saat menghadapi masa menjelang pensiun melalui keinginan, semangat dan moti%asi untuk menambah dan meningkatkan keterampilan personel di "! Ditajenad sebagai bekal untuk usaha mandiri demi kesejahteraan keluarganya. b. Definisi &perasional 'gar konsep diatas dapat diteliti secara empiris mak konsep tersebutharus dioperasionalisasikan dengan cara

Upload: subditperencanaanditkon

Post on 02-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisa penelitian

TRANSCRIPT

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan suatu proses dimana rangkaian langkah-langkah dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti. Langkah-langkah yang dilakukan harus baik dan saling mendukung satu sama lainnya, agar penelitian mempunyai suatu nilai lebih dan bobot yang memadai serta memberikan suatu kesimpulan untuk menangani dan menjawab masalah yang diteliti.

Definisi Konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabela. Definisi Konseptual

1) Peran BPK Ditajenad adalah penyiapan, yaitu : proses mempersiapkan penyaluran dengan penyelesaian administrasi personel yang bersangkutan dan memberi pembekalan keterampilan.2) Kesiapan Personel Jelang Pensiun adalah kesiapan mental dengan kemauan keras untuk dapat tetap produktif setelah memasuki masa pensiun. Kesiapan dalam penelitian ini digambarkan sebagai faktor internal personel saat menghadapi masa menjelang pensiun melalui keinginan, semangat dan motivasi untuk menambah dan meningkatkan keterampilan personel di BPK Ditajenad sebagai bekal untuk usaha mandiri demi kesejahteraan keluarganya.b. Definisi Operasional

Agar konsep diatas dapat diteliti secara empiris maka konsep tersebut harus dioperasionalisasikan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang mempunyai nilai. Penjelasan definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini sebagai berikut :

3) Peran BPK Ditajenad yang diukur melalui dimensi dan indikator metode pembekalan, jenis program, muatan kurikulum dan materi pelatihan, kualitas sarana prasarana, dan instruktur.

4) Kesiapan Personel Jelang Pensiun yaitu bagaimana seorang personel menyiapkan mental dan keterampilan dirinya untuk tetap produktif setelah memasuki masa-masa pensiun. Variabel ini diukur melalui dimensi dan indikator, minat dan bakat/latar belakang kedinasan, motivasi belajar dan pencapaian keterampilan.

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Balai Pembekalan Keterampilan (BPK) Bag Siaplurja Subdit Binjahril Lurja Ditajenad di Kecamatan Mustika Jaya, Kodya Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah para personel yang mengikuti pelatihan di Balai Pembekalan Keterampilan Ditajenad pada tahun anggaran 2012. Sedangkan metode sampel penelitian ini dengan menggunakan metode random sampling. Besaran sampel diharapkan syarat minimal sebuah sampel sebuah penelitian terpenuhi yakni 30 orang (Sugiyono, 2004 : 178).Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. c. Data primer diperoleh melalui jawaban responden terhadap instrumen penelitian (angket/kuisioner). Angket bersifat tertutup dan disusun menurut Skala Likert dengan bobot nilai : 4 = sangat setuju; 3 = setuju; 2 = tidak setuju dan 1 = sangat tidak setuju. d. Data sekunder didapatkan dari berbagai dokumen dan referensi yang berhasil dikumpulkan untuk melengkapi data penelitian ini.Teknik Analisis dan Uji HipotesisData-data yang diperoleh kemudian diolah dan dihitung dengan menggunakan metode :

e. Uji validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mampu mengukur sesuai dengan apa yang ingin diukur. Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Bila seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka ia harus menggunakan timbangan. Alat itu merupakan pengukur yang valid bila dipakai untuk mengukur berat, tetapi timbangan bukanlah alat pengukur yang valid bilamana digunakan untuk mengukur panjang. Terdapat tiga jenis validitas yaitu :5) Validitas Konstruk :Yaitu suatu konsep yang dapat dijabarkan oleh peneliti berdasarkan suatu konsep teoritik, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dan sangat sulit untuk menghindari kesalahan pengukuran. Validitas konstruk merupakan metode pengujian validitas yang digunakan untuk dapat melihat hubungan dari hasil pengukuran suatu alat ukur dengan konsep teoritik yang melatar belakanginya. Jadi dapat dikatakan bahwa validitas konstruk merupakan proses yang berlanjut sejalan dengan perkembangan pengetahuan tenatang konsep atau sifat dimensi yang diukur. Menurut Kaplan dan Saccuzi, validitas konstruk ditetapkan melalui suatu deretan dimensi tentang konsep yang diukur, yang didefenisikan oleh peneliti. Selain itu validitas konstruk juga dapat dipandang sebagai konsep yang menyatukan semua jenis validitas konstruk. Rumus yang digunakan dalam validitas konstruk adalah :

[ n ( XY ((X) ((Y) ]2

r = --------------------------------------------

([ n (X2 ((X)2 ] [n (Y2 ((Y)2

dimana : r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

X = nilai untuk tiap variabel

Y = nilai dari seluruh variabel Sumber : Sugiyono, 2004 : 210

6) Creation Relation Validity

Validitas jenis ini berkaitan dengan relasi suatu alat ukur dengan variabel kriteria tertentu. Variabel kriteria merupakan suatu variabel yang menjadi standar untuk membandingkan hasil pengukuran. Ada dua tipe dari validitas jenis ini yaitu concurrent validity yang menunjukkan hubungan antara hasil pengukuran dengan hasil yang sebenarnya dan predictive validity yang menunjukkan kemampuan alat ukur yang menggambarkan suatu hubungan antara hasil pengukuran suatu alat ukur dengan keadaan yang akan datang.

7) Validitas Isi

Validitas ini memakai pembuktian secara logika dengan mengukur sejauh mana isi alat ukur telah mewakili semua aspek kerangka konseptual yang diinginkan. Penelitian validitas isi suatu alat ukur membutuhkan logika yaitu indeks minimum validitas isi, yang menunjukkan bahwa item yang seharusnya mengukur suatu konsep, harus benar-benar terlihat sebagaimana konsep tersebut.

f. Reliabilitas

Analisis reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan dari suatu alat pengukuran. Pengukuran yang memiliki nilai reliabilitas yang tinggi merupakan pengukuran yang mampu memberikan hasil uukur yang terpercaya (reliabel). Dengan kata lain analisis reliabilitas digunakan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep yang sama. Bila suatu alat ukur digunakan dua kali dalam mengukur maka hasilnya relatif konsisten, maka alat ukur tersebut dapat dikatakan handal. Terdapat dua jenis reliabilitas yaitu :8) Reliabilitas eksternal

Yaitu reliabilitas yang membandingkan hasil dua kelompok data. Ada dua teknik pada reliabilitas eksternal yaitu teknik paralel dengan menyiapkan dua perangkat kuisioner, kemudian keduanya dicobakan pada sekelompok responden yang sama dan teknik ulang dengan melakukan dua kali percobaan menggunakan kuisioner yang sama, untuk mengetahui apakah seorang responden masih konsisten dengan jawabannya.

9) Reliabilitas internal

Yaitu reliabilitas yang diperoleh dengan menganalisis data yang berasal dari satu kali pengujian kuisioner. Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut dengan koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach). Meskipun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0.00-1.00 akan tetapi pada kenyataannya koefisien 1.00 tidak akan pernah tercapai dalam pengukuran sosial yang mengukur aspek perilaku atau psikologis. Walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif atau negatif, akan tetapi dalam hal reliabilitas koefisien bertanda negatif tidak memiliki arti karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif. Koefisien Alpha Cronbach merupakan koefisien reliabilitas yang paling umum digunakan. Koefisien ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Kr

( = -----------------

1+ (K r) r

dimana : ( = koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

K = jumlah item

r = korelasi item

Sumber : Sugiyono, 2004 : 212

g. Analisis Korelasi Rank Spearman

Uji korelasi dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara faktor yang satu dengan faktor yang lain. Uji korelasi Rank Spearman ini merupakan suatu uji statistik non parametrik yang memperhitungkan peringkat dari suatu data di dalam populasi tersebut. Keeratan hubungan antara kedua populasi tersebut dilambangkan dengan nilai r yang berkisar antara -1 sampai dengan + 1.

Nilai r = - 1 menunjukkan korelasi negatif yang tinggi antara dua variabel, sedangkan nilai r = + 1 menunjukkan korelasi positif yang tinggi antara dua variabel. Sedangkan nilai r = 0 menunjukkan antara kedua variabel tidak ada korelasi sama sekali. Menghitung korelasi antara antara Peran BPK Ditajenad dengan Kesiapan Personel Menjelang Pensiun dengan menggunakan rumus koefisien Rank Spearman yaitu :

6 ( D2Rs = 1 -------------------

N ( n2 1)

dimana : Rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

D = Beda ranking

N = Jumlah subyek pemilik nilaiSumber : Sugiyono, 2004 : 213Dari rumus di atas dapat diketahui hubungan/tidak adanya hubungan antar variabel bebas (X) yakni peran BPK Ditajenad Ditajenad dengan variabel terikat Kesiapan personel menjelang pensiun (Y), untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan itu maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Sumber : Sugiyono, 2004 : 214Interval KoefisienTingkat Hubungan

0,00 0,199

0,20 0,399

0,40 0,599

0,60 0,799

0,80 1,00Sangat Lemah

Lemah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

h. Analisis Regresi

10) Koefisien Determinasi

Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi dengan mengkuadratkan nilai R (R2) atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus :

( ei2R2= 1 - -----------

( yi2

dimana :

R2: koefisien determinasi

ei: standar error

yi: Y sample

k: jumlah variabel

Sumber : Sugiyono (2004, 223)

11) Uji hipotesis (Uji t)

Uji t dilaksanakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan melihat variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilaksanakan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. t hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

bj t hitung= -------

sbjdimana :

t hitung: nilai t

bj

: koefisien regresi

sbj : standard error of regression coeffisient

a) Formulasi hipotesis sebagai berikut :

(1) Ho : i = 0, koefisien regresi variabel bebas (X1,X2,X3) tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel terikat (Y)

(2)Ha : i 0, koefisien regresi variabel bebas (X1,X2,X3) berpengaruh signifikansecara parsial terhadap variabel terikat (Y).b) Dasar pengambilan keputusan adalah :

(1)Jika t hitung t tabel, atau t hitung < -t tabel maka Ho diterima Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel X terhadap variabel Y.

(2)Jika t tabel

EMBED Equation.3 t hitung atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh signifikan variabel X terhadap variabel Y.

12) Uji Normalitas

Sebagai uji persyaratan dalam penggunaan analisis parametrik data populasi digunakan Uji Normalitas dengan menggunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Bila titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal maka data data sudah terdistribusi secara normal.

13) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel bebas dalam model regresi berganda ditemukan adanya korelasi (hubungan) antara satu dengan yang lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam analisis regresi ini ditemukan adanya korelasi tersebut. Apabila terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi dari variabel bebas akan tidak signifikan dan mempunyai Standard error yang tinggi. Semakin kecil korelasi antar variabel bebas, maka model regresi akan semakin baik. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dilihat dari sebagai berikut (Santoso, 2005 : 117) : c) Mempunyai angka tolerance mendekati 1

d) Mempunyai nilai VIF (Variance inflation factor) disekitar angka Multikolinearitas.

e) Tidak mengikutsertakan salah satu variabel yang koliner

f) Melakukan transpormasi variabel

g) Mencari data tambahan pedoman suatu model regresi yang bebas multikolineritas adalah nilai VIF (Varians Inflation Factor) dan tolerance yang mendekati satu. Nilai VIF mendekati satu menunjukan tidak terjadinya multikolinieritas, sedangkan jika VIF mendekati lima, maka terdapat persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Nilai VIF ini dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan :

VIF = 1 (1-R2)

14) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi serial antara disturbance term. Terjadinya autokorelasi atau tidak, dapat dilihat pada nilai d statistik. Apabila (4 dL) < d < 4 atau 0 < dL, maka terdapat autokorelasi dalam model regresi, tapi jika 2 < d < (4 du) atau du < d < 2 maka tidak ada autokorelasi di dalam model regresi. Jika dL < du atau 4 du < d < 4 dL, maka pengujian tidak meyakinkan (grey area). Jika nilai d jatuh pada grey area maka orang tidak dapat menyimpulkan apakah autokorelasi ada atau tidak ada. Dalam kasus ini orang bisa melanjutkan tes berikutnya atau diperbaiki.

15) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dan heteroskedastisitas, dimana sumbu x adalah diprediksi dan sumbu y adalah residual yang telah di studentized. Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pada penelitian ini seluruh pengolahan data dan analisis dilakukan dengan menggunakan piranti lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 18.

PAGE