penegakan diagnosis demem berdarah dengue
TRANSCRIPT
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih tetap merupakan masalah
kesehatan yang besar bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Selama tiga
sampai lima tahun terakhir jumlah kasus DBD telah meningkat sehingga Asia Tenggara
menjadi wilayah hiperendemis. Berdasarkan jumlah kasus DBD di Asia Tenggara,
Indonesia menempati peringkat kedua setelah Thailand. Dilaporkan sebanyak 58.301
kasus DBD terjadi di Indonesia sejak Januari hingga April 2004 dengan 658 kematian,
yang mencakup 30 provinsi dan terjadi kejadian luar biasa (KLB) pada 293 kota di 17
provinsi 1,2. Pada tahun 2007 dilaporkan 150.000 kasus yang terjadi dan lebih dari 25.000
kasus dilaporkan terjadi di Jakarta dan Jawa Tengah. Pada permulaan yaitu tahun 1968
hanya dilaporkan 58 kasus dengan 24 kematian dan pada tahun 1986 dilaporkan 16.421
kasus dengan 600 kematian (3,6%).3
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue yang merupakan anggota
genus Flavivirus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe virus dengue yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 dengan daya infeksi tinggi pada manusia. Oleh karena
ditularkan melalui gigitan artropoda maka virus dengue termasuk arbovirus. Vektor DBD
yang utama adalah nyamuk Aedes Aegypti. DBD merupakan bentuk berat dari infeksi
dengue yang ditandai dengan demam akut, trombositopenia, neutropenia dan perdarahan.
Permeabilitas vaskular meningkat yang ditandai dengan kebocoran plasma ke jaringan
interstitiel mengakibatkan hemokonsentrasi, efusi pleura, hipoalbuminemia dan
hiponatremia yang dapat menyebabkan syok hipovolemik 1
1
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 2/18
Diagnosis klinis DBD masih sulit karena gejala yang tidak khas pada sebagian
besar kasus, pemeriksaan laboratorium rutin (trombosit, hematokrit) juga tidak banyak
membantu diagnosis penyakit ini dengan tepat, sebab gambaran laboratoriumnya
terkadang sama antara Demam Dengue (DD), DBD dan Dengue Syok Syndrome (DSS)
ringan. Padahal diagnosis yang tepat dibutuhkan untuk membedakan keadaan DD, DBD
dan DSS terutama pada hari pertama timbulnya penyakit, agar tindakan dapat ditentukan
dengan tepat. Diagnosis klinis demam berdarah ditegakkan berdasarkan gejala klinis
demam dengan trombositopenia dan lainnya sesuai kriteria WHO 4,5.
Diagnosis serologis saat ini merupakan cara terbaik dalam membedakan DD,
DBD dan DSS. Cara tradisional yang digunakan untuk pemeriksaan serologis adalah
teknik Hemagglutination Inhibition (HI test) dengan mengukur titer IgM dan IgG.
Diagnosis pasti DBD dilakukan dengan menemukan virus Dengue, partikel virus atau
antigen dan respons antibodi penderita. Isolasi virus membutuhkan waktu lama dan virus
yang dapat diisolasi hanya beberapa hari dari sakitnya. Oleh karena itu, dalam praktek
dan laporan-laporan makalah hanya diagnosis klinis dan serologis yang lebih banyak
digunakan 6.
2
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 3/18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Demam Berdarah Dengue ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(DEN). Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal yang terdiri atas 4 serotipe
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Struktur antigen empat serotipe sangat mirip
satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat
saling memberikan perlindungan silang. Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus
(famili Flaviviridae). Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. 7
II. PREVALENSI
Demam berdarah merupakan penyakit dengan mortalitas dan morbiditas yang
tinggi di dunia. Setiap tahun terjadi 50-100 juta kasus dengan CFR (case fatality rate)
0,14%.5
3
Gambar 1. Penyebaran wilayah risiko tinggi transmisi dengue, 2008 8
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 4/18
Sejak Januari sampai dengan 5 Maret 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di
Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang
(CFR=1,53%). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang)
sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)1. Kejadian Luar Biasa (KLB)
DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000
penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun
tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun
2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003). 7
III. PATOGENESIS
Pada saat virus dengue memasuki tubuh manusia terjadi periode tenang selama
kurang lebih 4 hari, dan virus bereplikasi secara cepat dalam tubuh. Apabila jumlah virus
sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viremia), dan timbul demam.9
Seseorang yang belum pernah terinfeksi flavivirus atau mendapatkan imunisasi flavivirus
bila terserang virus dengue akan menghasilkan respon antibodi primer yang belum dapat
menyebabkan DBD. Hal ini disebabkan karena tubuh mampu untuk mengeliminasi virus
melalui makrofag. Seseorang dengan imunitas terhadap infeksi flavivirus, atau
mendapatkan imunisasi flavivirus sebelumnya apabila terserang virus dengue yang kedua
kalinya akan menghasilkan respon antibodi sekunder. Pada sebagian besar kasus, respon
antibodi sekunder dapat menyebabkan timbulnya DBD. Berdasarkan kedua teori
tersebut, teori respon antibodi sekunder paling banyak dianut oleh peneliti.16
Suvatte pada tahun 1977 mengajukan teori secondary heterologous infection yang
menyatakan DBD terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe yang
4
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 5/18
berbeda. Re-infeksi menyebabkan reaksi antibodi anamnestik sehingga mengakibatkan
konsentrasi komplek imun yang tinggi. Respon antibodi anamnestik yang akan terjadi
dalam beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit imun dengan
menghasilkan titer tinggi antibodi Ig G anti dengue.10
Gambar 2. Teori Secondary Heterologous Infection10
Disamping itu, replikasi virus dengue terjadi juga dalam limfosit yang
bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Hal ini akan
mengakibatkan terbentuknya virus kompleks antigen-antibodi yang selanjutnya akan
mengakibatkan aktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3
dan C5 menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
merembesnya plasma dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular. Sebagai respon
terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen-antibodi selain mengaktivasi sistem
komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivitasi sistem koagulasi
melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah (gambar 2). Kedua faktor tersebut akan
menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari
perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran trombosit mengakibatkan
pengeluaran ADP (adenosin di phosphat), sehingga trombosit melekat satu sama iain. Hal
ini akan menyebabkan trombosit dihancurkan oleh RES (reticulo endothelial system)
sehingga terjadi trombositopenia. Agregasi trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran
5
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 6/18
platelet faktor III mengakibatkan terjadinya koagulopati konsumtif (KID = koagulasi
intravaskular deseminata), ditandai dengan peningkatan FDP ( fibrinogen degredation
product ) sehingga terjadi penurunan faktor pembekuan. Agregasi trombosit ini juga
mengakibatkan gangguan fungsi trombosit, sehingga walaupun jumlah trombosit masih
cukup banyak, namun tidak berfungsi baik. Di sisi lain, aktivasi koagulasi akan
menyebabkan aktivasi faktor Hageman sehingga terjadi aktivasi sistem kinin sehingga
memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat mempercepat terjadinya syok.
Jadi, perdarahan masif pada DBD diakibatkan oleh trombositpenia, penurunan faktor
pembekuan (akibat KID), kelainan fungsi trombosit, dan kerusakan dinding endotel
kapiler. Akhirnya, perdarahan akan memperberat syok yang terjadi.10
Pada teori kedua Antibody Dependent Enhancement (ADE), menyebutkan tiga hal
yaitu antibodies enhance infection, T-cells enhance infection serta limfosit T dan monosit
akan melepaskan sitokin yang berkontribusi terhadap terjadinya DBD dan DSS. Pada
teori ADE, terdapat antibodi spesifik terhadap jenis virus tertentu, maka antibodi tersebut
dapat mencegah penyakit, tetapi sebaliknya apabila antibodi yang terdapat dalam tubuh
merupakan antibodi yang tidak dapat menetralisasi virus, justru dapat menimbulkan
penyakit yang berat. Kinetik dari kelas imunoglobulin spesifik terhadap virus dengue di
dalam serum pasien DD, DBD dan DSS ternyata didominasi oleh IgM, IgG1 dan IgG3,
sedangkan IgA level tertinggi dijumpai pada fase akut dari DSS. Dikatakan pula bahwa
IgA, IgG1 dan IgG4 dapat digunakan sebagai marker dari risiko berkembangnya DBD
dan DSS, oleh karena itu pengukuran kadar imunoglobulin tersebut sejak awal
pengobatan dapat membantu mengetahui perkembangan penyakit.11
6
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 7/18
Patogenesis Kebocoran Plasma Pada DBD
Patogenesis kebocoran plasma pada DBD belum sepenuhnya dapat dipahami,
namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang mencolok, yaitu :
1) Meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma,
hipovolemia, dan terjadinya syok. Pada DHF terdapat kejadian unik yaitu terjadinya
kebocoran plasma ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal. Kebocoran plasma
terjadi singkat (24 - 48 jam).
2) Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni, dan
koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan.
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya
virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh
makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir
setelah 5 hari gejala demam mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap
virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC ( Antigen Presenting Cell ).
Antigen yang menempel di makrofag akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik
makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. Sel T-helper akan mengaktifasi sel
T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus dan mengaktifkan
sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi
netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi komplemen. Proses di atas
menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang terjadinya gejala sistemik
seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala lainnya. Selain itu dapat terjadi
7
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 8/18
manifetasi perdarahan karena terjadi aggregasi trombosit yang menyebabkan
trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan.10
IV. MANIFESTASI KLINIS
lnfeksi oleh virus Dengue dapat bersifat asimtomatik atau simtomatik berbentuk
undifferentiated fever, DD dan DBD. Gejala klinik utama pada DBD ialah demam dan
manifestasi perdarahan baik yang timbul secara spontan maupun setelah uji tourniquet.
Untuk menegakkan diagnosis klinik DBD, WHO (1997) menetapkan beberapa patokan
gejala klinik dan laboratorium 12,13
Tabel 1. Pembagian derajat DBD menurut WHO (1997) 14 :DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda: sakit
kepala, nyeri retro orbital, mialgia dan
atralgia ditambah uji bendung positif.
Leukopeni,trombositopeni,
tidak ditemukan bukti
kebocoran plasma
Serologi
dengue
positif
DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif Trombositopeni
(<100.000/ul) ditemukan
bukti kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan
sirkulasi ditandai dengan kulit dingin dan
lembab serta gelisah.
DBD IV Syok berat disertai dengan nadi tak teraba
dan tekanan darah tak terukur
Gejala klinik 14;
1) Demam atau riwayat demam akut yang berlangsung 2–7 hari, biasanya ccc bifasik
2) Manifestasi perdarahan.
o Uji bendung positif (uji Rumple leede (+))
o Perdarahan mukosa spontan: petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi
o Hematemesis, melena.
8
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 9/18
3) Hepatomegali.
4) Renjatan; nadi, cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau
ccchipotensi disertai gelisah dan akral dingin.
Laboratorium:
1) Trombositopeni (-< 100.000 /ul)
2) Terdapat minimal satu tanda kebocoran plasma sebagai berikut
o Hemokonsentrasi (kenaikan Ht > 20% dibandingkan standar sesuai dengan umur
dan jenis kelamin)
o Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan
nilai hematokrit sebelumnya
o Efusi pleura, asites atau hipoproteinemia
VI. DIAGNOSIS
Pada infeksi awal, isolasi dan identifikasi virus dengue merupakan satu satunya
cara untuk mendiagnosis infeksi dengue. Serum penderita dimasukkan ke tubuh nyamuk.
Setelah terjadi amplifikasi virus dalam sel yang terinfeksi, serotipe tersebut kemudian
diidentifikasi dengan menggunakan antibodi monoklonal spesifik pada setiap serotipe.
Cara ini hanya sensitif bila terdapat hubungan yang kuat antara partikel infeksius dalam
serum. Viremia dengue berlangsung singkat, biasanya dimulai 2 atau 3 hari sebelum
onset demam dan berakhir pada hari 4 atau 5 dari penyakit. Serum merupakan sampel
yang rutin digunakan pada deteksi virus, selain itu virus juga dapat ditemukan pada
plasma, leukosit tanpa antibodi, cairan serebrospinal, dan pada beberapa jaringan organ
seperti hati, paru, lien, nodus limfatikus dan tymus. 15,16
9
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 10/18
Gambar 3. Rentang waktu dalam mengidentifikasi Ig M, Ig G isolasi virus15
Uji laboratorium merupakan uji yang sangat penting dalam memberikan
konfirmasi diagnosis klinis dari infeksi virus dengue. Uji laboratorium tersebut meliputi
kultur virus dan serologi 14:
1. Isolasi virus dengue
Isolasi virus merupakan cara yang paling baik dalam arti sangat menentukan,
tetapi diperlukan peralatan dan teknik yang canggih, sehingga tidak dipakai secara
rutin. Keberhasilan isolasi virus ini sangat tergantung dari kualitas specimen yang
dipakai yaitu:
Spesimen darah/serum: plasma dari fase akut jaringan otopsi terutama dari hati,
limpa, timus dan nyamuk yang dikumpulkan di alam disimpan dalam suhu -70ºC
Spesimen kemudian ditanam dalam biakan jaringan nyamuk atau biakan jaringan
mamalia. Akan terjadi pertumbuhan virus yang terlihat dengan adanya antigen
yang ditunjukkan dengan immunoflouresen atau adanya CPE (cytopathic effect )
pada biakan jaringan mamalia
Inokulasi/penyuntikan pada nyamuk, adanya pertumbuhan virus ditunjukkan
dengan adanya antigen dengue pada kepala nyamuk yang dilihat dengan uji
immunofluoresen.
Pada identifikasi serotipe virus dengue yang telah diisolasi dilakukan dengan uji
immunofluoresen dengan menggunakan antibodi monoklonal spesifik. Cara untuk isolasi
10
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 11/18
virus yang dipilih di laboratorium sangat tergantung pada fasilitas laboratorium dan
keahlian petugas yang ada.
2. Kenaikan titer antibodi antara serum akut dengan serum konvalesen
Pemeriksaan serologi yang dianggap sebagai dasar dan hal terpenting yang patut
diketahui adalah terjadinya kenaikan titer antibodi akut ke antibodi konvalesen sebesar 4
kali atau lebih. Pemeriksaan serologis tersebut yaitu:
a. Uji HI ( Hemagglutination Inhibition Test )
Uji ini merupakan uji serologi yang paling banyak dipakai secara rutin. Selain
sederhana, mudah dan murah juga sensitif dan hasilnya sangat dapat dipercaya
apabila dilakukan sesuai prosedur yang ada. Perlu diketahui bahwa antibodi HI
akan berada di dalam darah dalam jangka waktu yang sangat lama (>50 tahun)
begitu seseorang mendapatkan infeksi dengan virus dengue. Keadaan ini
memungkinkan uji HI dipakai sebagai studi epidemiologi
Tabel 2. Interpretasi hasil uji HI 15
Antibody response S1-S2 interval Convalescent titer Interpretation
≥4-fold rise ≥ 7 days ≤ 1:1280 Acute flavivirus infection,Primary
≥4-fold rise Any specimen ≥ 1: 2560 Acute flavivirus infection,
Secondary
≥4-fold rise < 7 days ≤ 1:1280 Acute flavivirus infection,
either primary or secondary
No change Any specimen > 1: 2560 Recent flavivirus infection,
secondary
No change ≥ 7 days ≤ 1:1280 Not dengue
No change < 7 days ≤ 1:1280 InterpretableUnknown Single specimen ≤ 1:1280 Interpretable
Antibodi HI biasanya timbul pada kadar yang dapat terdeteksi yaitu 10 pada hari ke 5
atau 6 dari perjalanan penyakit, sedangkan antibodi konvalesen biasanya akan
mencapai titer 640 atau dibawahnya pada infeksi primer. Pada infeksi sekunder atau
11
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 12/18
tersier akan terjadi reaksi anamnestik yang cepat dan titer antibodi konvalesen akan
naik tinggi pada hari-hari pertama dari jalannya penyakit mencapai 5120 sampai
10240 atau bahkan lebih. Adanya titer yang tinggi, 1280 atau lebih pada spesimen
akut, menunjukkan adanya dugaan infeksi baru (recent infection) dan diduga keras
sebagai infeksi dengue baru. Titer HI yang tinggi biasanya akan berlangsung selama
2-3 bulan pada beberapa penderita dan mulai menurun pada hari 30-40
b. Uji pengikatan komplemen (Complement Fixation Test )
Uji ini tidak banyak dipakai untuk diagnosis serologi secara rutin. Selain
rumit caranya juga memerlukan keahlian tersendiri. Antibodi pengikat komplemen
(CF antibody) biasanya timbul setelah antibodi HI muncul dan sifatnya lebih spesifik
pada infeksi primer dan biasanya cepat menghilang dari darah dalam 2-3 tahun
c. Uji Neutralisasi ( Neutralization test )
Uji ini merupakan ui serologi yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi
dengue dibandingkan dengan uji serologi yang lain. Cara yang dianggap paling baik
adalah apa yang disebut PRNT ( Plague Reduction Neutralization Test ) yaitu uji
neutralisasi yang berdasarkan adanya reduksi plak yang terjadi sebagai akibat dari
adanya proses neutralisasi virus oleh antibody di dalam serum penderita. Pada
umumnya, antibodi netralisasi timbul bersamaan atau sedikit lebih lambat dari
antibodi HI tetapi lebih cepat dari pada timbulnya antibodi pengikat komplemen.
Antibodi netralisasi ini juga akan bertahan di dalam darah untuk waktu yang lama (>
50 tahun). Uji neutralisasi ini tidak dipakai secara rutin mengingat cara yang rumit,
mahal dan memerlukan ketrampilan khusus.
d. Uji Mac Elisa ( IgM capture enzyme-linked immunosorbent assay)
12
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 13/18
Uji ini cukup sederhana dan tidak memerlukan alat canggih. Uji ini
berdasarkan atas adanya antibody Ig M pada serum penderita yang ditangkap oleh
goat anti human Ig M yang sebelumnya dilekatkan pada suatu permukaan yang kasar
(plastik, piringan plastik). Jika antibodi dari penderita adalah antibodi anti dengue,
maka mereka akan mengikat antigen dengue yang ditambahkan kemudian dan adanya
ikatan tersebut dapat ditunjukkan dengan pemberian antibodi anti-dengue yang
dilabel dengan enzim dan kemudian ditambahkan substrat sehingga akan
menimbulkan warna
Tabel 3. Interpretasi hasil Uji Mac Elisa15
Ig M antibody response S1-S2 interval Ig M to
Ig G ratio
Interpretation
Increase in molar fraction 2-14 days High
Low
Acute flavivirus infection, primary Acute
flavivirus infection, secondary
Elevated, no change or
decrease in molar fraction2-14 days High
Low
Recent flavivirus infection, primary
Recent flavivirus infection, secondary
Elevated Single specimen High
Low
Recent flavivirus infection, primary
Recent flavivirus infection, probably
secondary
Antibodi anti-dengue Ig M akan tibul lebih dulu dari pada antibodi anti-
dengue Ig G, dan biasanya sudah dapat terdeteksi pada hari ke-5. Timbulnya Ig M ini
dapat bervariasi pada beberapa orang. Pada beberapa orang dapat timbul pada hari ke
2-4 dari jalannya penyakit tetapi dapat pula baru timbul pada hari ke 7-8. Pada
infeksi primer, titer Ig M dapat juga lebih tinggi dibandingkan pada infeksi sekunder.
Pada beberapa infeksi primer IgM dapat bertahan di dalam darah sampai 90 hari
setelah infeksi, tetapi pada kebanyakan penderita Ig M sudah akan menurun dan
hilang pada hari ke 60.14
13
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 14/18
Uji Mac elisa tidak selalu dapat menentukan secara pasti adanya infeksi
dengue baru. Jika pengambilan spesimen akut terlalu dini ada kemungkinan Ig M
belum timbul sehingga di dalam uji hasilnya akan negatif. Demikian juga sebaliknya
Ig M positif, masih belum tentu terjadi infeksi karena ada kemungkinan infeksi terjadi
60-90 hari yang lalu. Karena itu diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan
hasil tersebut. 14
Untuk memberikan kepastian maka pemeriksaan ulangan terhadap spesimen
konvalesen sangat diperlukan. Imunoglobulin Mac elisa kurang sensitifdibandingkan
dengan uji HI. Dalam hal ini uji Mac elisa hanya menggunakan spesimen akut
sedangkan uji HI menggunakan spesimen akut dan konvalesen. Kelemahan uji HI
memerlukan spesimen konvalesen, yang seperti yang diketahui bersama sulit
mendapatkannya dan harus menunggu waktu yang lama maka Ig M elisa dengan
menggunakan spesimen akut dengan waktu pengambilan yang tepat, merupakan
keunggulan14
e. Uji IgG Elisa indirek
Imunoglobulin G elisa secara indirek merupakan uji serologi yang sebanding
dengan uji HI. Hanya uji ini sedikit lebih sensitif. Uji ini memerlukan dua spesimen
yaitu akut dan konvalesen. Uji ini juga dapat membedakan antara infeksi primer dan
sekunder. Uji sederhana dan mudah dilakukan untuk memeriksa sampel dalam
jumlah banyak. Sebagaimana uji HI, uji Ig G elisa juga tidak spesifik, banyak reaksi
silang dengan serotipe dan flavivirus lain. 14
3. Pembuktian adanya antigen virus yang spesifik atau adanya RNA di dalam jaringan
atau serum 7,14,15.
14
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 15/18
Dengan kemajuan teknologi, kini juga tersedia pemeriksaan baru untuk
pemeriksaan yang tidak serumit isolasi virus yaitu dengan teknik PCR ( Polymerase
Chain Reaction). Teknik ini membutuhkan biaya mahal dan tidak tersedia di semua
tempat pelayanan kesehatan. Reverse Transcription and PCR amplifikasi (RT-PCR)
adalah teknik yang digunakan untuk mendeteksi RNA virus DEN dengan
menggunakan serotipe primer spesifik. Satu siklus untuk reaksi Reverse
Transcriptase yaitu 60ºC selama 30 menit, kemudian diikuti dengan 2 menit untuk
94ºC. Sedangkan untuk PCR amplifikasinya ada 40 siklus, dimana tiap siklusnya
terdiri dari 94ºC untuk 45 detik; 50ºC untuk 1 menit dan 60ºC untuk 1 menit,
sedangkan untuk fase elongation akhir yaitu 60ºC selama 7 menit. Bagaimanapun,
banyak laboratorium yang tidak memiliki kemampuan untuk mengkultur virus
ataupun mengisolasinya. Oleh karena itu, single-reaction ini dapat digunakan untuk
diagnosis serotipe spesifik virus dengue yang berbeda pada pasien dengue dan
merupakan alat untuk rapid indentifikasi dan isolasi virus dengue. 7
4. NS1 Assays
Protein NS1 merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh flavivirus dan
sangat berperan dalam morfogenesis dan replikasi virus. Protein NS1 memiliki berat
molekul kira-kira 48.000 dan disintesis pada retikulum endoplasmik kasar ( Rough
endoplasmic reticulum). Selama proses infeksi, NS1 dapat berada di dalam sel, di
membran plasma maupun disekresikan keluar sel sehingga ia juga berperan dalam
proses imunopatologi infeksi. 7
Antigen NS1 terdapat baik pada infeksi primer maupun sekunder. Antigen
NS1 dapat dideteksi dalam 9 hari pertama demam, yang terdapat baik pada serotipe
15
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 16/18
DEN-1 (terbanyak), DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Sensitivitas antigen NS1 berkisar
63% - 93,4% dengan spesifisitas 100% sama tingginya dengan spesifisitas gold
standard kultur virus. Teknik pemeriksaan antigen NS1 dalam sampel serum saat ini
sudah tersedia dalam bentuk KIT. Terdapat 2 macam kit pemeriksaan antigen NS1 di
Indonesia, yaitu dari Panbio dan BioRad, keduanya memakai prinsip metode ELISA
( Enzyme-linked immunosorbent assay). Saat ini juga sudah terdapat reagen NS1
dalam bentuk rapid test(ICT). Keuntungan dari pemeriksaan ini adalah, NS1
terdeteksi lebih awal dibandingkan antibodi lainnya dalam menegakkan kasus baru
dan KLB.15,17
Untuk memastikan suatu infeksi virus, idealnya dilakukan isolasi terhadap
virus itu. Isolasi virus merupakan cara terbaik untuk memastikan infeksi virus
dengue. Namun untuk melakukan isolasi virus ini diperlukan teknik dan peralatan
laboratorium yang canggih. Guna menentukan seseorang terinfeksi virus, misalnya
diagnosis flavivirus secara konvensional, dilakukan pemeriksaan serologi yaitu
pemeriksaan terhadap ada/tidaknya antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi
virus tersebut pada masa lalu ataupun saat sekarang. Antibodi terhadap virus dengue
akan terbentuk bila seseorang terinfeksi virus tersebut. Teknik yang ada saat ini dapat
mendeteksi antibodi pada titer yang cukup yaitu pada hari ke-5 setelah terinfeksi. 7
Pemeriksaan serologi jauh lebih sederhana dan murah dibandingkan
dengan isolasi virus, namun punya beberapa kelemahan. Selain waktu yang
dibutuhkan lebih lama serta fasilitas dan keamanan laboratorium yang tinggi,
pemeriksaan ini dapat juga memberikan hasil positif palsu pada penderita yang
mengalami infeksi virus yang satu kelompok dengan virus dengue (sensivitasnya
16
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 17/18
rendah). Di samping itu, pemeriksaan ini juga tidak dapat menentukan jenis virus
dengue yang mana (serotipe). Antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari
pertama sampai hari ke delapan . Penggunaan IgM dan IgG anti dengue tetap
diperlukan untuk membedakan infeksi dengue primer atau sekunder, namun hasil
positif keduanya dapat dijumpai tidak hanya pada DBD tetapi juga pada demam
dengue. Namun dalam penanganan penderita yang diduga menderita infeksi virus
dengue dari gejala-gejala klinisnya, pemeriksaan serologi dapat digunakan sebagai
pegangan diagnosis.7
Antigen NS1 dianjurkan diperiksa pada awal demam sampai hari ke delapan.
Hasil negatif antigen NS1 tidak menyingkirkan adanya infeksi virus dengue, karena
variasi hasil ini diduga berkaitan dengan serotipe virus dengue yang menginfeksi.
Pemeriksaan antigen NS1 tetap disertai dengan pemeriksaan antibodi IgM dan IgG
anti dengue sebagai penentu infeksi primer ataupun sekunder, sekaligus untuk
mengatasi kemungkinan hasil negatif palsu pada pemeriksaan antigen NS1.17
BAB III
RINGKASAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih tetap merupakan masalah
kesehatan yang besar di Indonesia. DBD disebabkan oleh virus dengue yang merupakan
17
8/9/2019 Penegakan Diagnosis Demem Berdarah Dengue
http://slidepdf.com/reader/full/penegakan-diagnosis-demem-berdarah-dengue 18/18
anggota genus Flavivirus dari famili Flaviviridae dan terdiri atas 4 serotipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 dengan daya infeksi tinggi pada manusia.
Uji laboratorium merupakan uji yang sangat penting dalam memberikan
konfirmasi diagnosis klinis dari infeksi virus dengue. Uji laboratorium tersebut meliputi :
1. Isolasi virus dengue
2. Antigen-antibodi: Uji HI ( Hemagglutination Inhibition Test )
Uji pengikatan komplemen (Complement Fixation Test)
Uji Neutralisasi ( Neutralization test )
Uji Mac Elisa ( IgM capture enzyme-linked immunosorbent assay)
Uji IgG Elisa indirek
3. Pembuktian antigen virus spesifik atau adanya RNA di dalam jaringan atau serum
4. NS1 Assays
Pemeriksaan serologi jauh lebih sederhana dan murah dibandingkan dengan
isolasi virus, namun punya beberapa kelemahan yaitu sensitivitas dan spesifisitas yang
rendah. Selain itu, waktu yang dibutuhkan lebih lama serta fasilitas dan keamanan
laboratorium yang tinggi. Namun dalam penanganan penderita yang diduga menderita
infeksi virus dengue dari gejala-gejala klinisnya, pemeriksaan serologi dapat digunakan
sebagai pegangan diagnosis.
18