pendokumentasian asuhan keperawatan pada agregat sd di komunitas (1)

32
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH (SD) DI KOMUNITAS 1. Konsep Anak Usia Sekolah 1.1 Pengertian Anak Usia Sekolah Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit, misalnya diare, kecacingan dan anemia. Berdasarkan data WHO (2007) bahwa setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005). Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12 dan merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja, sedangkan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope & Lancaster, 2003; Steward, 2003). Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa sebagai sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan di tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering disebut sebagai periode peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan terjadi banyak perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik dari kondisi fisik, mental, sosial serta terjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh

Upload: alfian-fahrosi

Post on 01-Dec-2015

769 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT

ANAK USIA SEKOLAH (SD) DI KOMUNITAS

1. Konsep Anak Usia Sekolah

1.1 Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit, misalnya

diare, kecacingan dan anemia. Berdasarkan data WHO (2007) bahwa setiap tahun

100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan

mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005).

Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12 dan

merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja,

sedangkan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang

masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope & Lancaster, 2003; Steward,

2003). Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa sebagai sumber

daya manusia pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan di

tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering disebut

sebagai periode peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada

kondisi ini akan terjadi banyak perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik

dari kondisi fisik, mental, sosial serta terjadi peningkatan kemampuan dan

keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang dan

kesehatan usia sekolah (AUS) (Suryani, 2008).

Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat diterapkan di sekolah atau diberikan

dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan

usaha untuk menyiapkan siswa agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras,

seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini

maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006).

Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan hidup sehat

agar dapat bertangung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya

serta ikut aktif dalam usaha–usaha kesehatan. Tujuan dari pendidikan kesehatan

adalah memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan

sikap dan perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani,

2011).

Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah, yaitu cuci tangan

dengan air bersih dan sabun; jajan di kantin sekolah, BAB dan BAK di jamban;

buang sampah di tempatnya; berolah raga; mengukur tinggi dan berat badan;

memeriksa jentik nyamuk; dan tidak merokok di sekolah (Notoatmodjo, 2010).

Salah satu perilaku hidup sehat yang dilakukan anak sekolah diantaranya adalah

mencuci tangan dengan sabun.

WHO (2005) memperkirakan sekitar 3 triliun penduduk dunia, 2 milyar

diantaranya menderita penyakit infeksi. Jumlah tersebut didominasi oleh populasi

anak usia sekolah. Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam

tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

selanjutnya.derajat kesehatan anak pada saat ini belum bisa dikatakan baikkarena

masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada anak sekolah. Anak

usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut

rentan terhadap masalah kesehatan.

Masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran

akan pentingnya kesehatan terutama kebiasaan mencuci tangan. Cuci tangan

merupakan salah satu solusi yang murah dan efektif dalam pencegahan penyakit

menular, namun kebiasaan mencuci tangan hingga saat ini masih dianggap remeh.

Berdasarkan kajian WHO cuci tangan menggunakan sabun dapat mengurangi

angka kejadian diare sebesar 47%. Berbagai macam jenis penyakit yang dapat

timbulterkait kebiasaan mencuci tangan yaitu diare, infeksi saluran pernapasan,

flu burung (H1N1), dan cacingan. Penyakit-penyakit yang timbul tersebut akan

mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga mengakibatkan proses belajar

mengajar terganggu (Romeo, 2011).

Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang kebersihan yaitu

dengan mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1193/menkes/SK/X/2004 tentang Visi Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku

Hidup Bersih Sehat 2010”. Perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS terdiri dari

beberapa indikator khususnya PHBS tatanan sekolah yaitu mencuci tangan

dengan air yang mengalir dan memakai sabun (Romeo, 2011).

Perilaku cuci tangan pakai sabun masih perlu mendapatkan perhatian

khusus karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para siswaterkait

timbulnya penyakit menular melalui kontak manusia. Berdasarkan fenomena yang

ada pemberian informasi atau pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan

pada pencegahan penyakit menular ini perlu dilakukan. Diharapkan dengan

memberikan pendidikan kesehatan tentang PHBS cuci tangan, maka tingkat

pengetahuan anak usia sekolah dapat meningkat dan bukan hanya sekedar tahu

dan menyebutkan bagaimana harus berperilaku, tetapi tumbuhnya kesadaran agar

dapat berperilaku lebih baik lagi atau perilaku kearah yang positif yaitu

pencegahan penyakit (Ardapratama, 2008).

Mencuci Tangan Dengan Sabun

A. Definisi Cuci Tangan

Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar

yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Mencuci tangan

dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan

dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih

dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan pakai sabun adalah salah

satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan

air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai

kuman.mencuci tangan pakai sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya

pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen

yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke

orang lain, baik dengan kontak langsung maupun kontak tidak langsung.

Cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang telah terbukti

secara ilmiah dapat mencegah penyakit menular seperti diare, infeksi saluran

pernafasan atas dab flu burung. Perilaku cuci tangan pakai sabun yang tidak benar

masih tinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun kebawah. Karena anak usia

tersebut sangat rentan terhadap penyakit. Maka dibutuhkan kesadaran bahwa

pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari

B. Waktu Mencuci Tangan

Sebagai upaya untuk membiasakan diri melakukan perilaku hidup bersih

dan sehat melalui tindakan mencuci tangan, walaupun tindakan cuci tangan

dilakukan secara fleksibel karena persepsi setiap orang akan kebutuhan untuk

mencuci tangan dilakukan dalam waktu yang bervariasi. Namun secara umum

tindakan mencuci tangan sebaiknya dilakukan ketika:

1. sebelum menghidangkan makanan;

2. sebelum dan sesudah makan;

3. setelah BAB dan BAK;

4. setelah memegang hewan;

5. setelah bermain;

6. setelah memegang barang kotor ataupun uang,

7. akan istirahat (tidur).

C. Tujuan Mencuci Tangan

Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya

pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen

yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke

orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung

(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas. Selain itu

manfaat lain dari cuci tangan yaitu menjaga kebersihan diri dan mencegah infeksi

silang,

D. Manfaat Cuci Tangan

1. mencucui tangan dengan sabun baik untuk kita dikarenakan terkadang air

saja tidak cukup karena lemak dan kotoran masih menempel di tangan;

2. mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman;

3. tindakan preventif yang paling murah dan efektif untuk mencegah penyakit.

4. untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (makanan);

5. supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain;

6. untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).

E. Dampak Tidak Mencuci Tangan

CDC mengungkapkan cuci tangan yang baik dan bersih dengan sabun dan

air hanya membutuhkan waktu 15 sampai 20 detik saja. Itu sudah bisa membunuh

kuman. Namun hasil riset yang dipublikasikan di Journal of Environmental Health

itu menunjukkan rata-rata orang hanya mencuci tangan sekitar enam detik saja.

Sebagian orang mungkin menganggap remeh aktivitas mencuci tangan sebelum

makan. Kenyataannya, banyak masyarakat yang terserang berbagai penyakit

akibat dari menyepelekan cuci tangan sebelum makan. Berdasarkan data WHO,

tangan mengandung 39.000-4.600.000 CFU/cm2 kuman bakteri yang berpotensi

tinggi mengakibatkan penyakit infeksi menular. Menurut Dr. Robert Imam

Sutedja, Ketua Kompartemen Umum Humas Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh

Indonesia (PERSI), tangan merupakan salah satu media penyebaran kuman

melalui suatu permukaan yang disentuhkan ke permukaan lainnya. Selain itu,

sejalan dengan perpindahan masyarakat, tambahnya, bakteri juga akan ikut

berpindah melalui makanan, air, nyamuk, lalat, hewan peliharaan, saat bersin,

batuk, dan mengusap mata. Aapabila melalui udara, beberapa kuman dapat

berpindah dari satu permukaan ke permukaan lainnya. Bahkan hasil penelitian

medis menunjukkan, area di balik kuku adalah tempat yang paling banyak

menyimpan kuman. Beragam kuman yang dapat hidup di balik kuku, antara lain

Staphylococcus, Acinetobacter, Enterobacter, Klebsiella, Aeromonas, Serratio,

serta jamur, seperti Candida. “Jari yang terkontaminasi kuman dapat

mengontaminasi tujuh permukaan lain

Banyak sekali penyakit yang bisa datang bila tidak mencuci tangan.

Bakteri, virus, jamur dan penyakit parasit bisa terdapat pada kulit dan lendir,

darah dan cairan tubuh lainnya. Beberapa kuman yang ditransfer melalui inhalasi

dan lainnya bisa diperoleh dengan sentuhan. Penularan penyakit fecal-oral

(kotoran ke mulut) terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan

dengan teknik yang baik, yaitu dengan menggunakan sabun dan air, yang

kemudian langsung menyentuh makanan. Salah satu penyakit yang diakibatkan

tidak mencuci tangan adalah diare 50%, ISPA 45% , dan infeksi cacing.

F. Cara Mencuci Tangan

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air

yang mengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar

adalah sebagai berikut:

a. basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir;

b. ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun

mengandung antiseptik;

c. gosokkan kedua telapak tangan;

d. gosokkan sampai ke ujung jari;

e. telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya)

dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan

kiri, kemudian gosok sela-sela jari tersebut dan lakukan sebaliknya;

f. letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling

mengunci;

g. usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar,

kemudian lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri;

h. gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan

kedepan, kebelakang dan berputar dan lakukan sebaliknya;

i. pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan

memutar dan lakukan pula untuk tangan kiri;

j. bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir;

k. keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkankran,

tutup kran dengan tissue.

G. Sabun yang Baik Untuk Cuci Tangan

Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun

(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti

bakteri seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada

penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan

tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di

alam. Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini

mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang memiliki daftar

panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu

H. Penyakit yang Dapat Dicegah

Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan mencuci tangan

memakai sabun yaitu:

1) Diare

Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk

anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait

menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita

diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air,

namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran

manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab

diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat

manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh

tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang

tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang

kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka

penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: mencuci

tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%),

pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah

(11%).

2) Infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-

anak balita. mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran

pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen

pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan

menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang

menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan

lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan

dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air

besar,kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di

Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi

saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga

lebih dari 50 persen.

3) Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.

Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran

pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian

penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk

ascariasis dan trichuriasis.

Meurut Departemen Kesehatan, Cuci tangan pakai sabun (CTPS)

mempercepat tangan jadi bersih, aktivitas menggosok jemari dengan sabun

mampu menghilangkan kuman yang tak tampak, minyak, lemak, kotoran di

permukaan kulit, dan meninggalkan bau wangi. Nah, wangi tadi dapat

memberikan sensasi segar dan positif. CTPS terbukti ampuh melindungi manusia

dari 10 penyakit. Yaitu, muntaber, gastroenteritis, tifus, kolera, diare, cacingan,

hepatitis, leptospirosis, jamur kulit, sampai polio.

2. Asuhan Keperawatan Pada Agregat Usia Sekolah di Komunitas

3.1. Pengkajian

Inti Komunitas

a. Sejarah

Terdapat 194 KK yang memilki anak usia prasekolah dan sekolah.

Distribusi kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan pada

anak di Desa Pondokrejo bulan Maret 2013 didapatkan bahwa anak yang

terbiasa mencuci tangan sebelum dan setelah makan sebanyak 169 anak

(87,11%) sedangkan anak yang tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan

sebelum dan setelah makan sebanyak 25 anak (12,89%).

b. Demografi

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 504 KK yang

dikaji yang terdiri dari1697 penduduk. Perbandingan sex ratiodari jumlah

penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis

kelamin perempuan sebanyak 825 orang (48.62%) dan jenis kelamin laki-

laki sebanyak 872 orang (51.38%). Hal ini menggambarkan pertumbuhan

penduduk perempuan lebih tinggi. komposisi jumlah penduduk berdasar

rentang usia dari 1697 penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian

besar penduduk yang dikaji terdiri dari kelompok usia dewasa sebanyak

931 penduduk (54.9%) dan sebagian kecil terdiri dari kelompok bayi,

batita, balita sejumlah 164 penduduk (9.7%). Data tersebut menjelaskan

kelompok usia produktif menempati urutan jumlah tertinggi sehingga

angka ketergantungan semakin kecil.

c. Etnisitas

Suku di Desa Pondokrejo mayoritas adalah suku Madura.

d. Nilai dan Keyankinan

Penduduk di desa Pondokrejo mayoritas beragama Islam. Banyak

berdiri masjid dan musholla di sekitar perumahan warga.

Subsistem Komunitas

a. Lingkungan

Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan lantai

rumah sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air dan

mudah dibersihkan. Mayoritas penduduk yang dilakukan pengkajian

mengatakan nyamuk sebagai vektor penyakit terbesar sebanyak 392

rumah (77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh kecoa sebanyak 16

rumah (2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di lapangan bahwa Desa

Pondokrejo dengan insiden penyakit Demam Berdarah tergolong tinggi

akibat vektor penyakit berupa nyamuk.

b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

` Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke

Puskesmas sebanyak 261warga (42,86%). Kebiasaan keluarga untuk

minta tolong bila sakit ke dokter praktik sebanyak 64warga (12,70%).

Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke perawat sebanyak

101warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke

bidan sebanyak 107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk minta

tolong bila sakit ke ke fasilitas lain sebanyak 9 warga (1,79%).

c. Ekonomi

Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh tani sebanyak 807

orang dan karyawan sebesar 654 orang.

d. Transportasi dan Keamanan

Transportasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan kendaraan roda

dua. Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan kendaraan roda

empat dalam melakukan mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan

kaki dalam mengakses pelayanan kesehatan.

e. Politik dan Pemerintahan

f. Untuk meningkatkan kebiasaan perilaku Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

maka banyak dilakukan program pendidikan kesehatan mengenai praktek

mencuci tangan dengan sabun.

g. Komunikasi

Desa Pondokrejo tidak memiliki telepon umum, karena masyarakat

sebagian besar menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar

masyarkat.

h. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian besar adalah

yang sedang sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3 %). Sedangkan

penduduk yang belum TK sebesar 26 orang, penduduk TK 96 orang dan

tamat S-1 43 orang.

i. Rekreasi

Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas rekreasi.

Masyarakat Sukowono biasanya pergi ke pantai, atau ke taman hiburan

lain yang letaknya berada di Kecamatan lain.

3.2. Diagnosa

Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok sekolah di Desa

Pondokrejo mengenai tidak terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat

(mencuci tangan pakai sabun) berhubungan dengan nilai dan keyakinan

masyarakat yang kurang sesuai, dan sarana prasarana yang kurang

mendukung kesehatan.

.

3.3. Intervensi

No Diagnosa

Keperawatan

Tgl

Pem

buat

an

Tujuan dan

Kriteria

Hasil

Intervensi

Keperawatan

Nama

dan tanda

tangan

1 Ketidakefektifan

koping komunitas

pada kelompok

sekolah di Desa

Pondokrejo

mengenai tidak

terciptanya

perilaku hidup

bersih dan sehat

(mencuci tangan

pakai sabun)

berhubungan

dengan nilai dan

keyakinan

masyarakat yang

kurang sesuai,

dan sarana

prasarana yang

kurang

mendukung

kesehatan.

15

Juli

2013

Tujuan:

Dapat

melakukan

kegiatan cuci

tangan pakai

sabun

dengan baik

dan benar

secara

teratur dan

menerapkan

di kehidupan

sehari-hari

Kriteria

hasil:

Minimal

85% peserta

hadir, serta

mampu

mendemonst

rasikan cara

mencuci

tangan pakai

sabun yang

1. Pendidikan

Kesehatan

Tentang

Pentingnya

Mencuci

Tangan

Pakai Sabun

Bagi Anak

Usia Sekolah

2. Memberikan

informasi

tentang

manfaat

mencuci

tangan

dengan

sabun

3. Mengajarkan

bagaimana

cara mencuci

tangan

dengan

benar

4. Memberikan

benar informasi

kepada

siswa-siswi

tentang

akibat tidak

mencuci

tangan

5. Memberikan

informasi

kepada

siswa-siswi

tentang

penyakit

yang dapat

dihindari

apabila

mencuci

tangan

3.4. Implementasi

Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan

keterampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikan intervensi

keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai intervensi

yang telah dibuat.

3.5. Evaluasi

Kriteria :

85% peserta hadir, serta mampu mendemonstrasikan cara mencuci tangan

pakai sabun yang benar.

Standart :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang

Visi Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010”.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. & Mc. Farlane, J.M. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas :

Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.

Anonim. 2009. Mencuci Tangan Dengan Baik dan Benar. http://nursingbegin.com/mencuci-tangan-yang-baik-dan-benar/ [13 Juli 2013]

Anonim. 2011. Mencuci Tangan dengan sabun. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan_dengan_sabun. [13 Juli 2013]

Apriany, D. 2012. Perbedaan Perilaku Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Anak Usia 4-5 Tahun. [serial on line] Jurnal Keperawatan Soedirman. http: jks.fkik.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/download/357/195 [diakses tanggal 15 Juli 2013].

Ardapratama. 2008. Pentingnya mencuci tangan. http://ardapratama.multiply.com/ journal/item/3/PENTINGNYA_MENCUCI_TANGAN [13 Juli 2013]

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.Volume 2.

Jakarta: EGC.

Romeo, Unromantic. 2011. Cuci Tangan Anda dengan Benar. http://unromantic-romeo.blogspot.com/2011/02/cuci-tangan-anda-dengan-benar.html [13 Juli 2013]

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

   NAMA KK : ____________________________________

  ALAMAT : _______________________No___________

RT____________RW______KEL__________

PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah label komposisi keluarga dengan benar

2. pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda ( √ )

3. Jawaban dapat lebih dari satu untuk pertanyaan menulis.

4. mengisi titik-titik sesuai pertanyaan.

A. Komposisi Keluarga

No

.

Nama Hubungan

dengan KK

Umur L/P Tingkat

pendidikan

Pekerjaan Agama Ket.

1. Anggota keluarga yang meninggal 5 bulan terakhir ________________

2. Penyebab kematian _________________________________________

3. Umur ____________________________________________________

B. Bila dalam Keluarga Terdapat Anak Usia Sekolah

1. Bagaimana kebiasaan mencuci tangan setelah bermain-main?

(   ) Ya                                                 (   ) Tidak

2. Bagaimana kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan?

(   ) Ya                                                 (   ) Tidak

3. Bagaimana kondisi anak usia sekolah saat ini :

(   ) Sehat                                             (   ) Sakit

4. Tindakan apa yang dilakukan bila anak usia sekolah sakit?

(   ) Pelayanan kesehatan

(   ) Beli di obat warung

(   ) Didiamkan saja

(   ) Lain-lain

5. Bila sakit, apa yang dikeluhkan/diagnosis medisnya

_____________________

LAMPIRAN

Soal Kasus

1. Di sekolah SDN 01 Yosowilangun merupakan sekolah yang tertinggi dalam

kasus diare pada anak sekolah dasar. Perawat S mengkaji mmasalah yang

ada di sekolah tersebut. Dari hasil pengkajian diddaptkan hasil bahwa tidak

ada tindakan atau perilaku sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari

jemari menggunakan air dan sabun oleh murid-murid ketika akan makan

pada waktu jam istirahat. Dari hasil tersebut, perilaku yang dimaksud oleh

Perawat S adalah...

a. Mencucui tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun.

b. Jajanan sehat tanpa zat pengawet

c. Gosok gigi

d. Mandi

e. Tidak memotong kuku

2. Dari kasus di atas cuci tangan sebaiknya dilakukan pada waktu, kecuali...

a. Sebelum belajar

b. Sebelum dan sesudah makan

c. Setelah BAB dan BAK

d. Setelah bermain

e. Setelah memegang hewan

3. Perawat T melakukan pengkajian komunitas di Sekolah SDN 1 Jember Lor

dengan hasil bahwa SD tersebut merupakan percontohan tatanan sekolah

yang melakukan cuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.

Dari hasil cuci tangan tersebut, maka perilaku cuci tangan disebut juga..

a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

b. Tata tertib yang ada di sekolah

c. Perilaku yang mencegah sakit

d. Perilaku yang dilakukan sebelum dan sesudah makan

e. Tindakan yang dilakukan murid atas kemauan sendiri

4. Dari kasus di atas, Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang

kebersihan yaitu dengan mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang...

a. Kesehatan dan Lingkungan

b. Visi Promosi Kesehatan RI

c. UKS

d. Rumah sehat

e. Visi Preventif dan Kuratif

5. Perawat G mengajarkan murid-murid yang baru memasuki SD kelas 1 di

SDN 3 Patrang tentang mempraktekkan cuci tangan dengan baik dan benar.

Hal ini dilakukan oleh Perawat G dalam mencegah timbulnya berbagai

penyakit yang sering terjadi pada anak usia sekolah. Di bawah ini beberapa

penyakit yang dapat dicegah melalui cuci tangan yaitu....

a. Diare

b. Infeksi saluran pernapasan

c. Cacingan

d. Flu burung

e. Campak

6. Pada kasus no 5, Perawat G mengajarkan perilaku cuci tangan pada anak

usia sekolah mulai sejak dini dikarenakan cuci tangan dapat menjadi...

a. Perilaku yang akan diingat oleh murid-murid

b. Tata tertib sekolah

c. Solusi yang murah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular

d. Tugas yang harus dilakukan setiap murid

e. Pedoman sekolah yang menjadi percontohan sekolah lainnya