pendidikan seni drama tari dan musik fakultas...
TRANSCRIPT
i
BENTUK PERTUNJUKAN MUSIK DEATH METAL PADA BAND
DIMINISH PERCEPTION DI KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Rendra Ardiananto
2501412138
PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Bentuk Pertunjukan Musik Death Metal pada Band
Diminish Perception Di Kabupaten Boyolali” karya,
Nama : Rendra Ardiananto
Nim : 2501412138
Program studi : Pendidikan Seni Musik, S1
Telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Skripsi
Semarang, 28 November 2018
Pembimbing I,
Drs.Syahrul Syah Sinaga, M.Hum
(19608041991021001)
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 28 November 2018
Yang membuat pernyataan,
Rendra Ardiananto
NIM. 2501412138
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu
yang fatal: namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah
yang diperlukan " (Sir Winston Churchill)
PERSEMBAHAN
Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
Teman Pendidikan Seni Musik S1 angkatan 2012.
Band Diminish Perception
Warga kontrakan Monoton
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Bentuk Pertunjukan Musik Death Metal pada Band Diminish Perception Di
Kabupaten Boyolali” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Sarjana di Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan
Musik, Universitas Negeri Semarang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas
kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menempuh kuliah
Studi Strata Satu di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. M, Jazuli, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah
memberikan ijin penelitian untuk skripsi ini.
3. Dr. Udi Utomo M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik
yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan
penelitian.
4. Dr. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum. pembimbing skripsi yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi ini.
5. Grup Band Diminish Perception yang telah bersedia menjadi subjek dalam
penelitian ini.
vii
6. Semua pihak terkait dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan melimpahkan
balasan atas segala kebaikan yang telah diberikan. Terimakasih.
Semarang, 28 November 2018
Penulis,
viii
SARI
Ardiananto. Rendra 2018. Bentuk Pertunjukan Musik Death Metal pada
BandDiminish Perception Di Kabupaten Boyolali. Skripsi. Jurusan Pendidikan SeniDrama, Tari, dan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I:Drs. Syahrul Syah S, M.Hum. Kata Kunci: Bentuk Pertunjukan, Komposisi Musik
Pertunjukan adalah sebuah bentuk yang disajikan dalam wujud nyata dapat
dilihat dan didengar. Perkembangan musik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
perkembangan musik dunia, tidak terkecuali musik genre death metal yang saat ini
sedang berkembang pesat. Diminish Perception adalah band Death Metal yang
berasal dari Kota Boyolali,Selain musikalitasnya yang tinggi, bentuk pertunjukan
saat perform di Boyolali juga sangat menarik. Manfaat dari penelitian ini adalah
Sebagai bahan masukan berupa informasi kepada mahasiswa agar dapat
menambah kekayaan khasanah perbendaharaan kepustakaan tentang bentuk
pertunjukan dan komposisi musik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan memaparkan hasil penelitian secara deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data penelitian ini
terbagi dalam tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.
Grup band Diminish Perception terbentuk sejak 13 Februari tahun 2012,
Diminish Perception. Dalam Bentuk Pertunjukan Musik Diminish Perception
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor internal yang meliputi kemampuan,
mental dan fisik, sifat pribadi dan faktor eksternal meliputi penonton, peralatan
musik. Adapun faktor yang menunjang bentuk pertunjukanya meliputi
perlengkapan tata rias, tata lampu, tata suara, dan tata busana. Kemudian
komposisi musik yang dianalisis dalam lagu Amunisick meliputi komposisi
lagu/syair,tempo, instrumen, melodi, tangga nada dan irama/ritme.
Saran peneliti sebagai pihak yang melakukan penelitian terhadap karya
Diminish Perception memberikan saran untuk lebih produktif dan tetap berkarya
dengan ciri khas yang telah menjadi icon musik Diminish Perception khususnya
dalam bentuk pertunjukan. Kemudian juga terus berkarya di jalur indie dan tetap
menjaga hubungan baik dengan komunitas musik death metal. Saran untuk
pemerintah semoga lebih bisa bijak dalam memperhatikan komunitas-komunitas
band death metal, setidaknya memberikan kemudahan untuk pengadaan izin
pertunjukan musik death metal dan memberikan jalan untuk bisa mendapatkan
sponsor.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vi
SARI ............................................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 01
1.1Latar Belakang ....................................................................................................................... 01
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 04
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 04
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 04
1.5 Sistematika Skripsi ............................................................................................................... 05
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS .................................... 07
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................................................... 07
2.2 Landasan Teori ...................................................................................................................... 11
2.2.1 Bentuk Pertunjukan .......................................................................................................... 11
2.2.2 Pengertian Musik .............................................................................................................. 12
2.2.3 Sejarah Musik Death Metal ........................................................................................... 15
2.2.4 Karakteristik Musik Death Metal .....................................................................16
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................... 19
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................................... 19
3.2 Lokasi dan Sasarn Penelitian ............................................................................................ 19
3.3 Sumber Data........................................................................................................................... 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................ 20
3.5 Teknik Keabsahan Data ...................................................................................................... 23
x
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 27
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................................... 27
4.1.1 Aspek geografis ................................................................................................................. 28
4.1.2 Aspek ekonomi .................................................................................................................. 29
4.1.3 Aspek kesenian dan kebudayaan .................................................................................. 30
4.2 Bentuk Pertiunjukan di Kabupaten Boyolali ................................................................ 31
4.2.1 Sejarah Diminish Perception ......................................................................................... 31
4.2.2 Karya yang dihasilkan ..................................................................................................... 33
4.2.3 Bentuk Komposisi musik Death Metal band Diminish Perception .................... 33
4.2.3.1 Tangga Nada ................................................................................................................... 34
4.2.3.2 Instrument ........................................................................................................................ 34
4.2.3.3 Syair .................................................................................................................................. 37
4.2.3.4 Irama ................................................................................................................................. 38
4.2.3.5 Melodi ............................................................................................................................... 38
4.2.4 Bentuk Penyajian Musik band Diminish Perception .............................................. 40
4.2.4.1 Urutan Penyajian ........................................................................................................... 40
4.2.4.2 Tata Suara ........................................................................................................................ 41
4.2.4.3 Tata lampu ....................................................................................................................... 42
4.2.4.4 Tata Busana ..................................................................................................................... 44
4.2.4.5 Tata Panggung ……………………………………………………………....45
4.2.4.6 Formasi Pertunjukan Diminish Perception ............................................................ 46
xi
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 50
5.1 Kesimpulan................................................................................................................................ 50
5.2 Saran ............................................................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 52
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
Lampiran 2 Hasil observasi
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dan
Foto- Foto Lampiran 4 Partitur
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian, keputusan dan kegiatan
disalah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi bagi individu dan
masyarakat di daerah. Globalisasi ditandai dengan ketatnya persaingan, padatnya
informasi, keterbukaan, dan didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan khususnya teknologi informatika yang memberikan dampak
bagi masuknya berbagai seni budaya asing dari luar dan dimungkinkan budaya
asing tersebut berkembang pada setiap negara.
Seni budaya yang berkembang di setiap negara selalu memiliki dampak
dari setiap perkembangannya, baik itu yang berdampak positif maupun
berdampak negatif. Dewasa ini khusus di negara Indonesia seni budaya
merupakan sesuatu yang bisa menjadikan salah satu ciri negara yang menjujung
tinggi nilai seni. Seni itu tadi tercipta semenjak zaman nenek moyang bangsa
Indonesia, sejak dulu kala. Ada beberapa macam seni yaitu seni musik, seni
drama, seni tari, seni rupa, seni kriya dan lain-lain.
Seni musik adalah seni yang diciptakan oleh manusia melalui media yang
menghasilkan bunyi. Ada beberapa definisi tentang musik antara lain: musik
adalah hasil karya seni dalam bentuk lagu dan komposisi musik yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui usnsur-unsur irama,
2
melodi, harmoni bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan
(Jamalus, 1982: 2). Dengan demikian musik dapat diartikan tempat manusia
mencurahkan perasaan hatinya, yang tidak dapat dilaksanakan dengan perantara
salah satu kesenian lain (Prier, 1991: 20). Menurut (Muttaqin, Moh. dan Kustap,
2008: 3-5) dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni
pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni,
musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi
jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di
samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-
unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi.
Menurut bentuk perwujudannya, seni musik merupakan bentuk seni
pertunjukan yang secara langsung mengungkapkan gejolak jiwa yang akrab
dengan perasaan tanpa ruang. Seni musik menggambarkan banyak pikiran dengan
tatanan nada-nada melodis. Sedangkan unsur lain yang bukan tatanan nada perlu
dimunculkan atau diikutsertakan bersama sebagai pendukungnya. Unsur
pendukung itu adalah peranan gerak tata busana atau sastra, bilamana
dipadukanmenimbulkan rasa keindahan terhadap penikmatnya.
Perkembangan musik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
musik dunia. Tidak terkecuali musik genre death metalyang saat ini sedang
berkembang pesat terutama di kabupaten boyolali. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya gigs/event musik death metalyang bertambah banyakdi boyolali
Antara lain: Hammersonic, Boyolali Thrash Fest, komunitas, Sidayu Brisik
Community, Deadly Sickness Radiation. Genre death metaljuga menjadi favorit
3
di setiap acara musik. Bahkan sekarang banyak sekali grup musik indie yang
mengusung genre ini. Boyolali merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa
Tengah yang notabennya banyak sekali grup musik yang berkembang dan
menjamur tumbuh dan berkembeng disini. Sebagai salah satu contoh di babupaten
boyolali ini adalah adanya band Diminish perception. Grup ini secara telah diakui
dan sangat berperan dalam pengembangan musik death metal di kabupaten
boyolali.
Diminish Perception adalah band Death Metal yang berasal dari Kota
Boyolali, tepatnya di Kemusu, dibentuk pada tanggal 13 Februari 2012. Band
Diminish Percetion terdiri dari 4 personil yakni Vocal: Negareva, Guitar: Bhima
Farandhy, Bass: Adi Laksito (Amink), Drum: Bejoysstelah sukses menarik
perhatian banyak fans mereka, hingga mereka selalu menunggu setiap
performance Diminish Perception di pensi maupun acara musik di kabupaten
Boyolali.Diminish Perception mempunyai ciri khas tersendiri dari band-band
Death Metal lainnya yaitu dari segi musikalitas maupun pertunjukanya yang
atraktif. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton dalam setiap
pertunjukan Band Diminish Perception, karena dalam setiap penampilannya
Diminih Perception mampu mengubah atmosfir di sekitar menjadi lebih
bersemangat dan brutal seperti contohnya pada Band Death Metalyang paling
terkenal di Indonesia yaitu DeadSquad yang mampu mengubah atmosfir di sekitar
menjadi lebih bersemangat dan brutal.Karena konsep anarki, brutal lebih menarik
dan dapat memberikan warna yang berbeda dalam musik terutama dalam
4
pertunjukannya. Inilah mengapa peneliti sangat tertarik untuk meneliti bentuk
pertunjukan musik Death Metalpada Band Diminish Perception.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti memiliki ketertarikan untuk
mengadakan penelitian tentang “Bentuk Pertunjukan Musik Death metal pada
Band Diminish perception di Kabupaten Boyolali”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimanakah bentuk pertunjukan band Diminish perception di Kabupaten
Boyolali?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemasalahaan yang dikemukakan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bentuk pertunjukan musik death
metal pada band Diminish perception.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang berjudul “Bentuk Pertunjukan pada Band Diminish
perception di Kabupaten Boyolali”, terdapat dua manfaat yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi
untuk penelitian lebih lanjut, sebagai sumbangan pemikiran bagi lembaga
pendidikan tinggi Universitas Negeri Semarang khususnya mahasiswa jurusan
musik dalam hal penelitian, serta dapat menambah pemahaman dan wawasan
mengenai bentuk pertunjukan musik death metal pada band Diminish perception
di Kabupaten Boyolali.
5
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh wawasan pengembangan tentang seperti apakah
bentuk pertunjukan musik death metal pada band Diminish perception.
1.4.2.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan
pengetahuan terutama bagi Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Jurusan
Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik pada umumnya dan Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Seni Musik pada khususnya.
1.4.2.3 Bagi Kelompok Musik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk terus berkreatifitas
dan berkarya terutama pada genre musik death metal yang lebih modern.
1.4.2.4 Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat
tentang pertunjukan musik death metal terutama pada band Diminish perception.
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan memahami jalan pikiran secara keseluruhan isi skripsi
ini, penelitian skripsi terbagi dalam tiga bagian diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.5.1 Bagian awal berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto
dan persembahan, kata pengantar, sari, daftarisi, dan daftar lampiran.
1.5.2 Bagian isi terbagi atas 5 bab yaitu: (a) BAB I; (b) BAB II; (c) BAB III; (d)
BAB IV; (e) BAB V).
6
BAB I merupakan pendahuluan, Pada bab ini diuraikan mengenai latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II merupakan kajian pustaka dan kerangka teoretis, pada bab ini
diuraikan mengenaipengertian bentuk pertunjukan, pengertian musik, dan
kerangka teori.
BAB III merupakan metode penelitian, berisi tentang pendekatan
penelitian, lokasi dan sasaran penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,
teknik keabsahan data dan teknik analisis data.
BAB IV adalah bab hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi tentang
hasil Penelitian dan Pembahasan, memuat gambaran umum lokasi penelitian dan
Peneliti memperoleh wawasan pengembangan tentang seperti apakah bentuk
pertunjukan musik death metal pada band Diminish perception di Kabupaten
Boyolali.
BAB V berjudul kesimpulan dan saran yang merupakan bab terakhir yang
memuat tentang simpulan dan saran.
1.5.3 Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini peneliti menguraikan tentang kajian pustaka, kerangka teori
meliputi: (1) pengertian bentuk pertunjukan, (2) pengertian musik, (3) sejarah
musik death metal (4) kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Doddy Triyono (2013) tentang “Bentuk
Pertunjukan dan Fungsi Musik dalam Ansambel The Concerto di Semarang”.
Hasil penelitian menunjukkan bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The
Concerto di Semarang meliputi: pertunjukan alat musik yang dimainkan secara
bersama (ansambel) yang terdiri dari keyboard, violin, viola, cello,clarinet kadang
disertai juga dengan, flute, angklung, kendang dan nyanyian paduan suara, dengan
didukung oleh beberapa unsur, yaitu waktu pertunjukan, tempat pertunjukan,
urutan penyajian, pemain, penonton, materi penyajian, perlengkapan pementasan
dan alat musik.
Penelitian yang dilakukan oleh Rendy Indrayanto (2008) mengenai Bentuk
Penyajian Musik Sholawat Khotamanabi di Dusun Pagerjo Desa Mendolo lor
Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa bentuk penyajian musik khotamannabi disajikan secara
8
menyeluruh didukung oleh unsur-unsur atau elemen pokok dalam suatu
pertunjukkkan meliputi (1) wujud musik sholawat khotamannabi, (2) bloking atau
setting, dan (3) persiapan pementasan.
Penelitian Euis Septia Alviani (2012) dalam Jurnal Harmonia yang
berjudul “Bentuk Pertunjukan Orkes Dangdut Parodi Senggol Tromol di
Semarang: Kajian Bentuk dan Fungsi”. Hasil Penelitian menunjukan bahwa Orkes
Dangdut Parodi Senggol Tromol adalah orkes dangdut parodi yang berada di
Kabupaten Boyolali. Orkes Dangdut Parodi Senggol Tromol memiliki keunikan
yang berbeda diantara orkes musik parodi lainnya. Hal ini ditunjukan bahwa
keunikan kolaborasi musik dangdut dan parodi merupakan kolaborasi yang sangat
menjunjung nilai norma-norma yang berlaku. Ide kreatifitas yang tinggi dan
menghasilkan warna baru dalam dunia musik dangdut, menjadikan musim
Senggol Tromol menjadi musik yang bisa diterima di semua kalangan masyarakat
Kota Semarang.
Penelitian yang dilakukan Bagus Indrawan (2016) dalam jurnal Catharsis
yang berjudul “Bentuk Komposisi dan Pesan Moral dalam Pertunjukan Musik
Kiaikanjeng”. Hasil penelitian menunjukan bahwa syair lagu “Jalan Sunyi” terdiri
atas syair melodi lagu dan puisi. Untuk temponya menggunakan tempo
adagiodengan dinamika piano dan dibawakan dengan penuh perasaan. Mengenai
alat-alat musik yang digunakan, mencakup alat-alat musik modern dan tradisional.
Terakhir, berkaitan dengan aransemen, kelompok musik KiaiKanjeng selalu
merubah lagu-lagu yang dibawakan, kecuali lagu-lagu yang diciptakan oleh
KiaiKanjengsendiri. Adapun pesan moral dalam pertunjukan musik KiaiKanjeng
9
terdiri atas pesan moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan dirinya sendiri.
Penelitian yang dilakukan olehSazli Andi Hilmansyah(2005) yang
berjudul “Ekspresi Musikal Mahasiswa Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas
Bahasa dan Seni UNNES Dalam Pementasan Musik.” Berdasarkan penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa ekspresi
musikal mahasiswaProdi Musik Jurusan Sendratasik FBS UNNES dalam
pementasan musik masih belum sempurna dilihat dari tiga aspek, yaitu (1) Aspek
Suara, yang meliputi dinamika dan tempo, (2) Aspek Pelaku, meliputi gaya,
gerak, dan penguasaan panggung, (3) Aspek Rupa, meliputi rias dan busana.
Penelitian yang dilakukan olehManggih Ibrahim Mahdi(2014) yang
berjudul “Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh Kesenian Tradisional
Tong-Tong Prek Desa Jatirejo Kecamatan Ampelgading Kabupaten
Pemalang.Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukan bahwaBentuk penyajian musik yang dibawakan oleh
Kesenian Tradisional Tong-Tong Prek Desa Jatirejo Kecamatan Ampelgading
Kabupaten Pemalang biasa dipertunjukan pada acara-acara di balai desa, acara
dengan pejabat kabupaten atau acara-acara hajatan masyarakat pada umumnya.
Hal menarik dalam pertunjukan ini adalah musik Tong-Tong Prek dengan lagu-
lagu islamis saja dikembangkan menuju tema siskamling, moral dan juga sosial
masyarakat. Ciri khas dari Kesenian Tong-Tong Prek Desa Jatirejo diekspresikan
melalui unsur-unsur dalam setiap lirik lagu, tata busana, tata rias dan model
penyajian terhadap penonton saat pertunjukan.
10
Penelitian yang dilakukan olehArum Purwinda(2012) yang berjudul „‟ben-
tuk pertunjukan kelompok angklung Carang Wulung” Penelitian ini
menyimpuilkan bahwa bentuk pertunjukan kelompok angklung Carang Wulung
dikaji secara tekstual, terdiri dari bentuk komposisi dan bentuk penyajian. Dari
segi bentuk komposisinya, kelompok ini membawakan lagu-lagunya dengan
aransemen-aransemen yang telah digarap dengan baik. Untuk menghasilkan nada
yang merdu dan komplek, kelompok Carang Wulung tidak hanya menggunakan
alat musik angklung saja, tapi sudah ditambah dan dipadukan dengan alat musik
yang lain. Sedangkan dari segi bentuk penyajian, dalam pementasannnya sudah
diisi dengan tarian dan atraksi.
Penelitian yang dilakukan olehNusa Galendra Maola Muhammad(2014)
yang berjudul „‟Kajian Bentuk Pertunjukan Grup Musik Angklung Kridotomo Di
Yogyakarta”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam kajian tersebut
perlengkapan yang digunakan adalah kostum beskap, pakaian koki, batik, dan
kaos seragam. Grup Angklung Kriodotomo tidak menggunakan riasan dalam
pertunjukan kecuali pada acara undangan yang bertempat indoor. Sound system
hanya digunakan pada acara tertentu, selain itu mereka hanya mengandalkan
formasi untuk mengatur suara yang dihasilkan alat musiknya. Lagu yang disajikan
mengekspresikan semangat dan keceriaan karena konsep pertunjukan dari Grup
Angklung Kridotomo adalah hiburan masyarakat.
Persamaan peneliti dengan peneliti di atas yaitu pada fokus penelitian,
dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Doddy Triyono, Nusa Galendra
Maola Muhammad,Sazli Andi Hilmansyah, Manggih Ibrahim Mahdi,Euis Septia
11
Alvianidan, Arum Purwinda dan Rendy Indrayanto difokuskan mengenai bentuk
pertunjukan musik death metal pada band Diminish perception di Kabupaten
Boyolali sehingga sangat relevan dengan hasil kajian peneliti.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Bentuk Pertunjukan
Arti kata bentuk menurut Kamus Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah
gambaran, wujud, susunan (2005: 135). Sedangkan arti kata pertunjukan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah sesuatu yang dipertunjukkan;
tontonan seperti bioskop, wayang, dan sebagainya (2005: 1227). Sehingga jika
digabungkan arti kata bentuk pertunjukan adalah gambaran dari sesuatu yang
dipertunjukkan; tontonan (bioskop, wayang, dan sebagainya). Menurut (Bastomi
1992: 55), yang dimaksud bentuk adalah wujud yang dapat dilihat. Dengan wujud
dimaksudkan kenyataan secara konkret didepan kita (dapat dilihat dan
didengar),sedangkan wujud abstrak hanya dapat dibayangkan. Pertunjukan adalah
sebuah bentuk yang disajikan dalam wujud nyata dapat dilihat dan didengar.
Pertunjukan secara garis besarnya digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) perilaku
manusia atau disebut budaya pertunjukan; (2) pertunjukan budaya yang meliputi
pertunjukan seni, olahraga, ritual, festival-festival, dan berbagai bentuk kesenian.
Menurut Sedyawati (1981: 60), dikatakan bahwa bentuk pertunjukan
adalah sesuatu yang berlaku dalam waktu, suatu lokasi mempunyai arti hanya
pada waktu suatu pengungkapaan seni berlangsung di situ. Bentuk pertunjukan
meliputi berbagai aspek yang tampak serta terdengar di dalam tatanan yang
12
mendasari suatu perwujudan seni pertunjukan dalam bentuk gerak, suara dan rupa.
Ketiga aspek ini menyatu menjadi satu keutuhan dalam penyajiannya.
Menurut Susetyo (2007: 4), bentuk pertunjukan dibagi menjadi dua yaitu
bentuk komposisi dan bentuk penyajian. Bentuk komposisi musik terdiri dari: (1)
ritme; (2) melodi; (3) harmoni; (4) struktur bentuk analisa musik; (5) syair; (6)
tempo, dinamik dan ekspresi; (7) instrumen, dan; (8) aransemen. Selanjutya,
bentuk penyajian terdiri dari: (1) urutan penyajian; (2) tata panggung; (3) tata rias;
(4) tata busana; (5) tata suara; (6) tata lampu; dan (7) formasi. Berdasarkan uraian
mengenai bentuk pertunjukan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk
pertunjukan dibagi menjadi dua yaitu (1) bentuk komposisi musik yang terdiri
dari ritme, melodi, harmoni, struktur bentuk analisa lagu, syair, tempo, dinamika,
ekspresi, instrumen, dan aransemen dan (2) bentuk penyajian yang terdiri dari
urutan penyajian, tata panggung, tata rias, tata busana, tata suara, tata lampu dan
formasi.
2.2.2 Pengertian Musik
Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan
bunyisebagai media penciptaannya. Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Mousike” atau bahasa latinmusik. Menurut mitologi kuno musika dimaksudkan
sebagai seni dari kaum Muzen atau termasuk kepunyaan Mousas yaitu Fine Art
milik salah satu dewi kaum muzen yang seluruhnya berjumlah Sembilan dewi
(Maryanto, 1995: 9).
Jamalus (1988: 1) mendiskripsikan musik merupakan suatu hasil karya
seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran
13
dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi,
harmoni, bentuk, struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Lebih pantas
dikatakannya musik mengandung unsur melodi, irama, dan harmoni dengan unsur
pendukung berupa bentuk, gagasan dan warna bunyi yang dipadukan dengan
unsr-unsur lain seperti bahasa, gerak dan warna.
Menurut Jamalus (1988: 7) pada dasarnya unsur-unsur musik dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu: (a) Unsur-unsur pokok musik yang meliputi
irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan (b) Unsur-unsur ekspresi
yang meliputi tempo, dinamik dan warna nada.Unsur-unsur musik tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan.
Penjelasan unsur-unsur musik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Irama.
Irama adalah rangkaian gerak yang terdapat dalam musik dan tari. Dalam
musik irama adalah unsur pokok musik yang terbentuk dari sekelompok bunyi
dan diam dengan panjang pendek yang berbeda lama waktunya. Secara singkat
irama adalah pola panjang pendek bunyi dalam lagu.Istilah asing untuk irama
adalah rhythm, yang dterjemaahkan ritme atau ritmis (Wagiman, 2005: 52).
(2) Melodi
Melodi adalah suatu rangkaian nada-nada yang terkait biasanya bervariasi
dalam tinggi rendah dan panjang pendeknya nada. Perlu ditambahkan bahwa
seperti kata-kata dalam sebuah kalimat, nada-nada dari sebuah melodi membentuk
suatu ide musikal yang lengkap (Miller, 2001: 34). Sedangkan menurut Jamalus
14
(1988: 16) melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan teratur) yang
terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.
(3) Harmoni
Harmoni adalah elemen musikal yang didasarkan atas penggabungan
secara simultan dari nada-nada. Jika melodi adalah sebuah konsep horizontal,
maka harmoni adalah konsep vertikal (Miller, 2001: 41). Menurut Jamalus (1988:
35) harmoni adalah keselarasan bunyi yang berupa gabungan dua nada atau lebih
yang berbeda tinggi rendahnya.
(4) Struktur/bentuk musik
Struktur atau bentuk musik adalah susunan serta hubungan antara unsur-
unsur musik dalam suatu musik atau lagu, sehingga menghasilkan yang bermakna.
Sebuah lagu dapat terdiri dari satu atau lebih kalimat lagu yang terdiri dari
kalimattanya dan kalimat jawaban (Jamalus 1988: 35). Struktur lagu musik ada 3
macam:(a) bentuk lagu 1 bagian, (b) bentuk lagu 2 bagian, dan (3) bentuk lagu 4
bagian.
(5) Tempo
Tempo adalah suatu istilah dari italia yang secara harfiah yang berarti
waktu, dan didalam musik menunjukkan pada kecepatan musik. Tempo adalah
kecepatan dalam memainkan lagu dan perubahan-perubahan dalam kecepatan
lagu tersebut. Tanda tempo secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu cepat,
sedang, dan lambat (Miller, 2001: 26).
15
(6) Dinamik
Dinamik adalah kuat atau lemahnya nada dalam suatu bentuk komposisi
musik yang terdiri dari forte (keras), piano (lembut), fortissimo (sangat keras),
pianissimo (sangat lembut), mezzo forte (agak keras), mezzo piano (agak
lembut)(Miller, 2001: 58).
(7) Warna Nada
Menurut Jamalus (1988:40) warna nada adalah ciri khas bunyi yang
terdengar bermacam-macam dan dihasilkan oleh bahan sumber atau bunyi yang
berbeda-beda. Warna nada juga mempengaruhi ekspresi yang menurut Jamalus
(1988: 38) diungkapkan sebagai ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup
tempo, dinamik, dan warna nada itu sendiri dari unsur-unsur pokok musik
yangdiwujudkan oleh seniman musik atau penyanyi yang disampaikan
kepadapendengarnya.
2.2.3 Sejarah Musik Death Metal
Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang
berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an.Beberapa ciri khasnya adalah
lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah
(downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal
biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt), geraman garau (guttural
growl) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering
disebut Cookie Monster vocals. Beberapa pelopor genre ini adalah Venom dengan
albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death dengan albumnya Scream Bloody
Gore (1987). Death metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh band-band
16
seperti Cannibal Corpse, Morbid Angel, Entombed, God Macabre, Carnage, dan
Grave.
Secara musikal, death metal adalah aliran paling fleksibel di antara genre
metal lainnya. Tidak hanya memiliki kadar brutalitas berlebih, namun juga absah
dengan sifat-sifat teknikal, melodikal, dan kerumitan tertentu. Genre metal lainnya
tidak bisa seperti itu.Death Metal (1983 - 1990) Death metal dapat dirunut
akarnya ke masa keemasan heavy metal di tahun 1980-an. Dari pengaruh hebat
yang dibawa band-band thrash metal seperti Slayer dan Kreator, death metal
mulai tumbuh semenjak sebagian kecil orang yang tersebar di Amerika mencomot
sound thrash metal yang cepat dan agresif milik Slayer dan Kreator lalu
menambahkannya dengan ramuan brutal berkadar ekstra. Tidak diketahui dengan
pasti band mana yang menjadi penemu pertama death metal namun penelitian
telah membawa kita kepada tiga nama kunciyaitu Death dari Florida (Death
aslinya bernama Mantas ketika pertama kali dibentuk), Possessed yang lahir di
California, dan Master yang berbasis di Illinois; ketiga band ini sama-sama
terbentuk tahun 1983.
2.2.4 Karakteristik Musik Death Metal
Menurut (Natalie J. Purcell, NC: McFarland, 2003) Dia menempatkan
death metal Amerika, salah satu metal ekstrimsubgenre paling populer, dalam
tatanan sosial yang lebih besar untuk menantang sensoradvokat yang mengaitkan
kekerasan pemuda dan perusakan sosialnilai untuk hiburan dengan tema
kekerasan.
17
Menurut (Michelle Philipov, 2012) musik Death Metal lebih memiliki
karakteristik musik yang berisik atau gaduh, vocal yang cenderung kasar dan
serak, dan genre musik ini berbeda dari genre musik yang komersil.
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar
dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya. Disini penulis ingin
menjelaskan tentang kerangka berfikir pada penelitian yang berjudul “Bentuk
Pertunjukan Musik Death Metal pada Band Diminish Perception di Kota
Boyolali”.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
BAND DIMINISH
PERCEPTIONNISHnjdkdkvljffjdkfjdfkjffk
Bentuk Pertunjukan
Urutan penyajian
Tata lampu
Tata suara
Tata busana
Formasi penyajian
Melodi
Ritme
Syair
Tempo
Tangga Nada
Instrumen
Bentuk Komposisi Bentuk Penyajian
18
Upaya untuk mengetahui bentuk pertunjukan death metal pada band
Diminish Perception dengan pengamatan performance. Disitulah dapat terlihat
bentuk pertunjukan death metal pada band Diminish Perception.
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Bentuk komposisi yang ada pada band Diminish Perception terutama pada
lagu Amunisik syairnya menceritakan tentang metalhead khususnya para fans
Diminish Perception yang dianggap berbeda (selera musik) dari orang-orang lain
pada umumnya, dan pada lagu Amunisick menggunakan tangga nada minor
melodis yang berirama Death Metal bertempo 125 bpm dan melodi yang
digunakan biasanya bervariasi dalam tinggi-rendahnya dan panjang-pendeknya
nada-nada yang digunakan.
Bentuk penyajian band Diminish Perception dimulai dengan urutan
penyajian dengan ceksound dan mempersiapkan tata panggung yang berkaitan
dengan segala sesuatu yang diperlukan pada saat melakukan pertunjukan seperti
tata lampu yang biasanya personil meminta panitia untuk menata lampu atau
sesuai dengan kebutuhan kemudian tidak lupa juga dengan tata busana yang akan
digunakan pada saat pementasan yang menggunakan pakaian berwarna hitam dan
bersepatu hitam.
5.2 Saran
Peneliti sebagai pihak yang melakukan penelitian terhadap karya Diminish
Perception memberikan saran untuk lebih produktif dan tetap berkarya dengan ciri
khas yang telah menjadi icon musik Diminish Perception khususnya dalam bentuk
pertunjukan. Kemudian juga terus berkarya di jalur indie dan tetap menjaga
51
hubungan baik dengan komunitas musik death metal. Saran untuk pemerintah semoga
lebih bisa bijak dalam memperhatikan komunitas-komunitas band death metal, setidaknya
memberikan kemudahan untuk pengadaan izin pertunjukan musik death metal dan
memberikan jalan untuk bisa mendapatkan sponsor.
52
DAFTAR PUSTAKA
Alviani, E.S. 2012. “Bentuk Pertunjukan Orkes Dangdut Parodi Senggol Tromol di
Semarang: Kajian Bentuk dan Fungsi”. Harmonia: Journal of Arts Research and
Education,12(1): 32-43.
Ardan, M. 2015. “Komposisi Musik dan Aransemen Brass Section Grup Band Aimee di
Semarang”. Skripsi. Semarang: FBS UNNES.
Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PTBima
Aksara.
Bahatmaka, A. 2012. “Fungsi Musik dalam Kesenian Kuntulan Kuda Kembar di Desa
Sabarwangi Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan sebagai Sarana Integrasi Sosial”.
Jurnal Catharsis 1(2): 6-10.
Bastomi, S. 1992. Seni dan Budaya. Semarang: IKIP Semarang Press.
Banoe, P. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta.
Chaplin, J.P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Choiriyah, Miyah. 2009. Gaya Hidup Komunitas Ska di Kota Malang (online). Malang:
UMM.
Depdiknas. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-III. Jakarta: Balai Pustaka.
Djohan. 2003. Psikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.
Hadi,P.R. 2011. PendidikanKesenian: Fungsi Seni. Makalah tanggal 27 Oktober 2011.
Indrawan, B. 2016. “Bentuk Komposisi dan Pesan Moral dalam Pertunjukan Musik
Kiaikanjeng”. Jurnal Catharsis 5(2): 114-122.
Jamalus.1981. Musik 4. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta:
DirjenDiktiDepdikbud.
Joseph, W. 2005. Teori Musik 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Maryanto. 1995.SejarahMusik.Semarang:IKIPPress.
Merriam A.P. 1964. The Antropology Of Music. Chicago: North Western (Remaja
Rosdakarya).
Miller, H. 2001. Apresiasi Musik Terjemahan oleh Bramantyo. Yogyakarta: Yayasan Lentera
Budaya.
Moleong, J Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
53
Moleong, Lexy, J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghaliia Jakarta.
O‟connor, A. 2004. “Ska and Globalization:Spain and Mexico”. International Journal of
Cultural Studies (1 Juni 2004).
Sedyawati, E. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Siegel, DJ. 1999. The Developing Mind, Toward a Neurobiology of Interpersonal
Experience. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sinaga, S. 2011. “Fungsi dan Ciri Khas Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah (Function
and Characteristic of Rebana in the Beach Region of Central Java)”. Harmonia: Journal
of Arts Research and Education, 7(3).
Suharto. 2007. “Refleksi Teori Kritik Seni Holistik: Sebuah Pendekatan Alternatif dalam
Penelitian Kualitatif bagi Mahasiswa Seni (Reflection on Art Criticism and Holistic Art
Criticism: an Alternative Approach of Qualitative Research for Art Students)”.
Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 8(1): 1-13).
Sumaryanto, F. Totok. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian
Pendekatan Seni. Semarang: Jurusan Pendidikan Seni Tari Drama dan Musik UNNES.
Sumaryanto F., T., & Utomo, U. 2015. “Forms, Development and The Application of Music
Media in The Kindergartens: A Comparative Study of Two Kindergartens”. Harmonia:
Journal of Arts Research and Education, 15(2).
Sumaryanto, F. 2011. “Kemampuan Musikal (Musical Ability) dan Pengaruhnya terhadap
Prestasi Belajar Musik. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 1(1).
Susetyo, B. 2007. Pengkajian Seni Pertunjukan Indonesia. Semarang: Jurusan Sendratasik
Fakultas Bahasa dan Seni.
Sutiyono. 2017. “Batik and Performing Arts, an Analogy and Meaning”. International
Journal of Music and Performing Arts, 5(1), pp. 52-59,DOI:
http://dx.doi.org/10.15640/ijmpa.v5n1a6
Triyono, D. 2013. “Bentuk Pertunjukan dan Fungsi Musik dalam Ansambel The Concerto di
Semarang”. Skripsi. Semarang: FBS UNNES.
(http://andantemusica-royal.blogspot.com/2011/03/analisis-komposisi-musikal.html diunduh pada 25 Juli
2018)
Natalie J. Purcell. Death Metal Music: The Passion and Politics of aSubculture. Jefferson,
NC: McFarland, 2003
Death Metal and Music Criticism: Analysis at the Limits. MichellePhillipov. Lanham:
Lexington, 2012