pendidikan berkarakter lingkungan dalam pendekatan perspektif holistik ekologis
TRANSCRIPT
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 1/15
PENDIDIKAN BERKARAKTER LINGKUNGAN DALAM
PENDEKATAN PERSPEKTIF HOLISTIK EKOLOGIS
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
(Prof. DR. Achmad Munandar, M.Pd.)
Oleh:
Rahmi Wulandiani, S.Pd.
PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 2/15
BAB I
PENDAHULUAN
Kelestarian dan kehidupan mahluk hidup sangat bergantung kepada
lingkungan. Itulah sebabnya lingkungan selalu menjadi isu penting yang
dibicarakan dunia dari waktu ke waktu. Masalah lingkungan mulai dibicarakan di
tingkat internasional pada tahun 1982. Ketika itu UNEP (United Nations
Environment Program) menyelenggarakan sidang istimewa dalam memperingati
10 tahun gerakan lingkungan (1972-1982) di Nairobi, Kenya. Dalam sidang
istimewa tersebut terbentuklah Komisi Internasional yang dinamakan Komisi
Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan. Komisi ini menghasilkan program
yang bernama ³Pembangunan Berkelanjutan´ atau ³Sustainable Development´.Konsep pembangunan berkelanjutan tersebut mengandung makna bahwa segala
upaya pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan teknologi, perubahan
tatanan kelembagaan, serta peningkatan investasi harus diarahkan secara harmonis
dan terpadu untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini dan mendatang
(Surtikanti: 2009).
Pada kenyataannya, Setiadi (2007:2) menyatakan bahwa implementasi
paradigma pembangunan berkelanjutan belum mencapai tingkat yang optimal,
bahkan terkesan ³jalan di tempat´. Banyak pihak yang melihat bahwa pola-pola
pembangunan di berbagai negara tidak berubah secara fundamental. Pertumbuhan
ekonomi tetap dijadikan sebagai tujuan utama oleh banyak negara. Berbagai
ukuran yang digunakan dalam pembangunan lebih berorientasi pada standar
kehidupan material daripada kualitas kehidupan yang lebih holistik. Demikian
juga dengan kepentingan manusia yang masih ditempatkan sebagai prioritas
utama, sementara alam hanya diposisikan sebagai instrumen demi memenuhi
kebutuhan manusia. Dengan kata lain, sumberdaya alam masih dipandang sebagai
sumberdaya ekonomis (sebagai sumber pendapatan negara dan dayatarik
investasi) daripada sumberdaya ekologis.
Pada masa ini manusia telah menjadi salah satu spesies organisme heterotrof
yang paling dominan di planet bumi ini. Kemajuan IPTEK yang selalu mengalami
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 3/15
inovasi memungkinkan manusia untuk mengeksploitasi, mengolah dan
memanfaatkan segala sesuatu yang terdapat di lingkungannya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kondisi ini menggeser kesadaran manusia bahwa
lingkungan mempunyai daya toleransi (daya lenting) yang apabila telah
terlampaui maka kualitas lingkungan terus merosot dan berdampak pada
malapetaka dan ancaman terhadap keberlangsungan hidup manusia di muka bumi.
Jika sudah demikian, maka tak ada lagi warisan alam yang dapat dinikmati oleh
anak cucu kita kelak. Adapun dampak yang tidak dikehendaki sebagai akibat
perlakuan manusia terhadap lingkungannya bisa beranekaragam, misalnya:
terjadinya pencemaran oleh tumpahan minyak dan oleh limbah buangan industri,
kelangkaan dan kepunahan spesies-spesies berbagai organisme, serta perubahan
pola cuaca dan iklim akibat penciutan luas bentangan hutan tropika.Untuk mencegah dan memperbaiki lingkungan diperlukan pemahaman yang
cukup luas serta program yang terencana dan jelas yang dilakukan secara bertahap
dan sistematis. Namun demikian, upaya memperbaiki lingkungan tidak cukup
dengan pengetahuan saja, tetapi harus didukung dengan mental, perilaku dan
sikap yang sungguh-sungguh dari setiap komponen masyarakat. Untuk
membentuk masyarakat yang memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi
tersebut, maka dalam bidang pendidikan ke depan diperlukan pendidikan yang
berwawasan lingkungan sejak dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan
tinggi.
Pendidikan memberikan peluang yang besar dalam pembentukan wawasan
secara holistik yang dapat membentuk pola pikir manusia untuk lebih memahami
lingkungan dengan lebih bijaksana. Setiadi (2007: 7) mengatakan bahwa saat ini
dunia tidak dapat lagi dipandang seperti pohon yang cenderung bersifat
sentralistik, hirarkis, birokratis, namun kini harus dilihat seperti layaknya
tumbuhan merambat yang dinamis, majemuk, dan sistimik. Dengan demikian pola
pemikiran yang fragmentik, strukturalis, mekanistik, serta deterministik perlu
digeser ke pola pemikiran yang ekologis-holistik.
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 4/15
BAB II
PENDIDIKAN BERKARAKTER LINGKUNGAN DALAM
PENDEKATAN PERSPEKTIF HOLISTIK EKOLOGIS
A. Ontologi
1. Paradigma Holistik-Ekologis
Kerusakan bumi yang terus terjadi hingga saat ini tidak semata-mata
karena ketidakpedulian ataupun keserakahan manusia yang seolah tidak
pernah cukup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika ditelaah lebih jauh,
kerusakan bumi ini merupakan akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan
yang cenderung mereduksi fenomena-fenomena alam.
Sejak tiga ratus tahun yang lalu kebudayaan manusia telah didominasioleh pandangan bahwa tubuh manusia sama halnya dengan mesin. Jiwa
dianggap terpisah dari tubuh, dan alam dipandang sebagai suatu mesin raksasa
yang bergerak secara mekanis layaknya arloji. Pandangan yang terpisah-pisah
ini telah berandil besar dalam menciptakan krisis multidimensi yang tidak
dapat dipecahkan dengan konsep klasik yang telah mengakar sekian lama.
Berbagai krisis yang tengah dihadapi oleh masyarakat dewasa ini merupakan
timbunan dari berbagai persoalan yang saling terkait satu sama lain. Salah satu
benang merah yang menguntai krisis multisegi tersebut adalah suatu krisis
persepsi yang berakar dari pandangan dunia mekanis Descartes dan Newton.
Rene Descartes, seorang ahli matematika, yang memelopori metode
analitik deduktif-reduksionisme sangat meyakini bahwa setiap fenomena alam
yang teramat kompleks dapat dipahami dengan cara mereduksinya menjadi
bagian-bagian pokoknya (Capra dalam Setiadi (2007: 2). Keyakinan Descartes
tersebut tidak dapat dilepaskan dari pandangannya bahwa alam semesta adalah
sebuah struktur matematis. Melalui struktur tersebut, ia menganalogikan alam
layaknya sebuah ³mesin´ yang berjalan dalam suatu sistim mekanis tertentu.
Sehingga, menurutnya, untuk memahami mesin tersebut cara yang terbaik
adalah ³membongkar dan meneliti´ setiap komponen yang membentuknya,
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 5/15
karena hanya dengan cara itulah ilmu pengetahuan dapat menghasilkan
kepastian yang mutlak.
Pandangan Descartes tersebut memberikan dampak luar biasa pada
perkembangan ilmu pengetahuan yang kemudian berimbas pada tindakan
manusia terhadap alam. Dalam tulisannya, Setiadi (2007: 2) menyatakan:
Ilmu pengetahuan terfragmentasi ke dalam dua bagian besar, yaitu ilmu
kemanusiaan dan ilmu alam. Ilmu kemanusiaan memusatkan perhatian
pada ³alam pikiran´ (r es cogitans), sedangkan ilmu alam memfokuskan
kajiannya pada ³alam materi´ (r es extensa). Dengan pemisahan ini,
integrasi antara ³akal´ dan ³materi´ yang telah didengungkan secara luas
oleh para filsuf abad pertengahan semakin terpinggirkan. Seiring dengan
itu, orientasi ilmu pengetahuan yang pada awalnya lebih menekankan pada
³kearifan´, ³mengikuti tatanan alam´, dan ³demi keagungan Tuhan´,
berubah secara drastis ke arah yang berlawanan. Cara pandang terhadapalam sebagai sebuah sistim organis dengan cepat digantikan oleh metaforaalam yang mekanistik. Ilmu pengetahuan pun kemudian lebih ditujukan
untuk memperkuat dominasi manusia terhadap alam. Bahkan, hingga saatini, ilmu pengetahuan seringkali digunakan untuk memberikan justifikasi
ilmiah guna memanipulasi dan mengeksploitasi alam. Dalam perangkap perkembangan ilmu pengetahuan seperti di atas, perilakuperilaku ekologis
akan semakin langka ditemukan di tengah masyarakat luas.
Keterbatasan metode ilmiah klasik untuk mengurai serta merumuskan
solusi atas jalinan berbagai persoalan tersebut menuntun pada pergeseran
paradigma yang mensyaratkan perubahan radikal dalam konsepsi mengenai
realitas. Perubahan tersebut tidak hanya ditandai dengan kemunculan fisika
baru yang telah merombak hampir seluruh konsepsi fisika klasik tentang
realitas dunia mekanis seperti yang berkembang dewasa ini, akan tetapi juga
telah tumbuh dalam berbagai disiplin ilmu lain yang menemui keterbatasan-
keterbatasan pandangan dunia mekanis. Berkaitan dengan bidang yang
digelutinya yakni fisika, dan dari pemahaman lintas disiplinernya, Capra
melihat bahwa konsep-konsep baru dalam berbagai bidang ilmu tersebut telah
menimbulkan suatu perubahan yang signifikan. Konsep-konsep baru tersebut
menunjukkan suatu pergeseran paradigma, dari paradigma positivistik-
mekanistik yang berasal dari Descartes dan Newton menjadi suatu pandangan
holistik.
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 6/15
Pandangan hidup holistik adalah suatu pandangan yang menekankan
pentingnya saling hubungan dan saling ketergantungan semua fenomena.
Pandangan holistik mencoba memahami alam bukan hanya dalam pengertian
struktur-struktur dasar, melainkan dalam pengertian proses-proses dinamis.
Paradigma baru tersebut juga bisa disebut sebagai pandangan ekologis dalam
arti yang lebih luas dan mendalam, yakni suatu kesadaran akan
kesalingtergantungan fundamental semua fenomena, dan fakta bahwa individu
dan masyarakat terlekat dan bergantung secara mutlak pada proses siklis alam
(Capra, 2001: 16). Kedua istilah tersebut ± holistik dan ekologis ± memiliki
makna yang berbeda, meski digunakan untuk mewakili realitas yang sama.
Capra mengungkapkan perbedaan tersebut dengan memakai analogi sebuah
sepeda.Sebuah pandangan holistik, katakanlah, tentang sebuah sepeda, berarti
melihat sepeda sebagai suatu keseluruhan fungsional dan karena itu
mengerti kesalingtergantungan bagian-bagiannya. Sebuah pandangan
ekologis mengenai sepeda mencakup pandangan holistik, tetapi
menambahkan persepsi tentang bagaimana sepeda tersebut terlekat dalamlingkungan alamiah dan sosialnya-darimana didapatkan bahan mentahnya,
bagaimana sepeda itu diproduksi secara massal, bagaimana pemakaiannyamempengaruhi lingkungan alamiah dan komunitas yang memakainya
(Capra, 2001: 16-17).
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa perspektif holistik-ekologis berarti
pandangan tentang suatu realitas tertentu sebagai suatu keseluruhan fungsional
dan memahami keterkaitan antar bagiannya, serta keterkaitannya dengan
lingkungan sosial dan alamiahnya.
Pendekatan holistik akan membawa kita pada pemahaman bahwa alam
semesta merupakan satu kesatuan yang utuh, saling terhubung, dan penuh
dengan dinamika. Pemahaman tehadap alam sebagai sesuatu yang bersifat
organis, sistemik, dinamis, dan kompleks merupakan salah satu faktor kunci
guna mencapai keberlanjutan ekologis. Tak ada pemisahan antara komponenspiritual dan komponen materi. Keduanya justru melebur menjadi satu,
berinteraksi, dan bahkan saling ³berkomunikasi´ membentuk jaring-jaring
kehidupan (the web of life). Faktor spiritual seperti perasaan, etika, nilai,
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 7/15
motif, selera, kepercayaan, pengetahuan, dan kesadaran menjadi bagian
integral dari sistem alam secara keseluruhan. Faktor-faktor itulah yang akan
memberikan pemaknaan terhadap setiap gejala kehidupan. Bahkan lebih dari
pada itu, faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi dinamika alam sesuai
dengan hukum-hukum ekosistem (Setiadi, 2007: 3).
2. Pendidikan Berkarakter Lingkungan
Masih hangat dalam perbincangan mengenai pendidikan karakter yang
sedang dikembangkan dalam upaya menanamkan nilai-nilai positif peserta
didik. Adapun yang dimaksud dengan karakter adalah nilai-nilai yang
melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan,
hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga
sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan
kamil.
Terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur
keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter ini. Indikator-indikator tersebut
seiring dengan pencapaian kriteria pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
SMP. Indikator-indikator tersebut di antaranya:
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja;
Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
Menunjukkan sikap percaya diri;
Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas;
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup nasional;
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 8/15
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimilikinya;
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari;
Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia; Menghargai karya seni dan budaya nasional;
Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang dengan baik;
Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah;
Memiliki jiwa kewirausahaan.
Pada pemaparan sebelumnya dijelaskan bahwa dalam pandangan
holistik, faktor spiritual seperti perasaan, etika, nilai, motif, selera,
kepercayaan, pengetahuan, dan kesadaran menjadi bagian integral dari sistem
alam secara keseluruhan. Dengan demikian, jika dipandang secara holistik,
seharusnya ada upaya untuk mengintegrasikan antara indikator yang satu
dengan indikator lainnya dalam upaya menumbuhkan individu yang memiliki
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 9/15
kepedulian tinggi terhadap lingkungan melalui pembelajaran berwawasan
lingkungan. Adapun, dari sekian banyak indikator yang ditampilkan di atas,
indikator-indikator yang merupakan pilar untuk mengembangkan pendidikan
berwawasan lingkungan di sekolah secara holistik antara lain:
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimilikinya;
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari;
Mendeskripsikan gejala alam dan sosial; Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya; dan
Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang dengan baik.
Pengintegrasian indikator-indikator di atas dapat dilakukan dengan
pemilihan metode, pendekatan, strategi, ataupun model pembelajaran yang
tepat sehingga pendidikan lingkungan tidak menjadi sesuatu yang hanya
sekedar pembelajaran formal di sekolah. Pendekatan secara holistik akan
membentuk siswa yang memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari lingkungan.
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 10/15
B. Epistomologi: Mengkonstruk Pemahaman Siswa Mengenai Pembelajaran
Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik
Ekologis
Meskipun pembelajaran yang berkarakter lingkungan telah dijalankan
selama beberapa tahun di beberapa sekolah melalui mata pelajaran PLH,
namun demikian sejauh ini pembelajaran tersebut masih belum menyentuh
ranah holistik-ekologis. Selama ini siswa hanya dijejali teori tanpa berusaha
untuk melibatkan aspek perasaan, etika, nilai, motif, selera, kepercayaan,
pengetahuan, dan kesadaran mereka akan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut
dipicu oleh pemahaman guru yang salah bahwa pembelajaran berbasis
lingkungan hanya melibatkan dua indikator saja, yaitu:
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; dan Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang dengan baik.
Dalam pendekatan holistik-ekologis, siswa akan digiring untuk
memahami bahwa lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan,
sehingga usaha yang dilakukan untuk menjaga lingkungan tidak terbatas pada
tindakan nyata, misalnya: membuang sampah pada tempatnya, menanam
pohon, dsb. akan tetapi sekaligus menyadari mengapa tindakan tersebut harus
dilakukan, mengembangkan rasa ingin tahu yang lebih tentang lingkungan,
menjadi agen pengubah lingkungan yang kreatif, serta menyadari dirinya
sebagai bagian dari lingkungan sosial dimana orang lain mungkin tidak
memiliki pemahaman yang sama tentang lingkungan dengan seperti apa yang
dia pahami. Oleh karena itu, guru perlu menyadari bahwa ada banyak
indikator terkait yang perlu dijabarkan dalam pembelajaran yang tepat untuk
menyajikan pendidikan berwawasan lingkungan ini sebagai suatu
pembelajaran yang bersifat holistik ekologis.
Kreativitas guru yang kurang dalam mengaplikasikan konsep yang
dipahami agar menjadi sesuatu yang lebih mengena dengan kehidupan siswa.
menyebabkan pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang mengenai
sasaran. Darsiharjo (----: 7-8) memberikan beberapa contoh pola pendidikan
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 11/15
yang salah dan tidak mendukung pada lingkungan yang berkelanjutan di
berbagai jenjang pendidikan, diantaranya:
1. Pada Tingkat Taman Kanak-kanak dan Balita
Guru sering memperkenalkan buah-buahan dan sayuran, seperti pada
permainan bongkar pasang dan menggambar. Akan tetapi yang disajikan
adalah produk pertanian di daerah iklim sedang, sehingga anak-anak lebih
menyukai tanaman iklim sedang dari pada tanaman tropika.
2. Pada Tingkat Pendidikan Dasar
Sering disajikan informasi bahwa Indonesia tanahnya subur dan kaya raya,
bahkan tongkat kayu dilempar pun jadi tanaman. Padahal kondisi alam kita
tidak selamanya seperti itu. Asumsi ini menyebabkan anak-anak menjadi
malas.3. Pada Tingkat Pendidikan Menengah
Pemahaman dan perilaku siswa tidak diajak pada pemahaman nyata, seperti
misalnya pengetahuan tentang tindakan konservasi tidak diiringi dengan
contoh di sekolah. Misalnya: tidak adanya upaya pembuatan sumur resapan
agar air yang jatuh di sekolah tidak mengalir ke luar; halaman terbuka
untuk istirahat siswa hampir tidak ada karena dibuat bangunan untuk
tambahan kelas baru, ruang laboratorium, ruang serba guna, kantin dan
ruang yang lainnya yang berlantai beton dan tembok; serta penanaman
tanaman yang hanya menggunakan pot.
4. Pada Perguruan Tinggi
Sikap dan perilaku mahasiswa dijauhkan dari kondisi alam nyata dan
bersifat konsumtif. Seperti pada saat orientasi mahasiswa kegiatannya
diarahkan untuk mencari dan membeli barang dan alat-alat yang kadang-
kadang tidak bermanfaat seperti balon gas dan karung terigu. Padahal akan
lebih bermanfaat jika membawa bibit tanaman untuk program penghijauan.
Belajar dari pola-pola pendidikan di atas, perlu kiranya guru berkaca
dan mengubah pola pengajaran berwawasan lingkungan menjadi lebih nyata,
lebih dekat, dan lebih mendatangkan manfaat. Dengan kata lain, guru harus
dapat mengkonstruk siswa agar mampu berbuat banyak untuk lingkungannya
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 12/15
bukan hanya sekedar atas dasar tanggung jawab, tapi diarahkan pada
kebutuhan yang terintegrasi dengan kehidupan.
C.
AKSIOLOGI: Aplikasi Mengenai Pembelajaran BerkarakterLingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, guru
tampaknya harus menelaah kembali pembelajaran-pembelajaran yang telah
dilakukan supaya pembelajaran yang berbasis lingkungan ini dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan pemahaman holistik siswa
dalam memandang diri dan lingkungannya. Adapun upaya nyata yang dapat
dilakukan untuk mengintegrasikan antara konsep dan kepedulian siswa
terhadap lingkungan di antaranya:1. Sekolah menyusun program sederhana yang dapat meningkatkan kualitas
lingkungan sekolah, misalnya:
a. Melakukan proses penanaman/penghijauan di lingkungan sekolah
dengan melibatkan siswa dalam upaya pemeliharaannya. Supaya lebih
termotivasi, tanaman yang ditanam sebaiknya tanaman produktif agar
siswa lebih µbersemangat¶ dalam merawat tanamannya.
b. Pemberian nama/pelabelan pada setiap jenis tanaman yang berada di
lingkungan sekolah, sehingga siswa tertarik untuk mengenal lebih
dekat tanaman-tanaman yang mereka tanam.
c. Melakukan program Jumat Bersih (Jumsih) sebagai upaya untuk
memperkuat doktrin bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.
Selain itu, program ini juga dapat mempererat kebersamaan di antara
siswa, menjadikan mereka sebagai mahluk sosial yang saling
membutuhkan.
d. Mencanangkan program 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace),
sehingga selain permasalahan sampah dapat tertanggulangi, juga dapat
mengasah kreativitas siswa sekaligus menanamkan jiwa
kewirausahaan mereka (memasarkan hasil prodak daur ulang).
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 13/15
2. Guru memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan
metode dan pendekatan yang tepat yang lebih mengaktifkan siswa dalam
pembelajarannya, menggiring minat dan ketertarikan mereka terhadap
lingkungan. Pendekatan yang tepat dilakukan di antaranya pendekatan
STM atau pendekatan kontekstual.
3. Pemberian penghargaan terhadap sekolah-sekolah yang dinilai dapat
menjaga kelestarian lingkungannya dengan baik oleh pemerintah daerah
setempat.
Semua upaya di atas dilakukan dalam upaya menanamkan tiga kunci
teori sistem dalam pemahaman terhadap hakikat kehidupan yang diungkapkan
oleh Capra (2001: 228-230), yakni:
1. Pola (bentuk), meliputi suatu pemahaman tentang konfigurasi hubungan-hubungan yang menentukan karakteristik-karakteristik dasar suatu sistem.
2. Struktur (materi), meliputi pemahaman tentang perwujudan fisik yang
mencakup pelukisan komponen-komponen fisikal yang aktual, baik
berupa bentuk, komposisi dan lain sebagainya.
3. Proses, meliputi pemahaman yang mencakup aktivitas yang diperlukan
dalam mewujudkan pola pengaturan sistem yang berlangsung secara terus
menerus. Kriteria proses adalah hubungan antara pola dan struktur.
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 14/15
BAB III
KESIMPULAN
Kerusakan lingkungan semakin hari semakin intensif dan terus meningkat,
sehingga dampaknya pada kehidupan manusia semakin berat dan kompleks.
Dampak perusakan lingkungan oleh manusia berlangsung secara perlahan-lahan
sehingga sering tidak disadari oleh pelaku (perusak lingkungan), karena pada
awalnya lingkungan mempunyai daya toleransi (daya lenting).
Untuk mencegah dan memperbaiki lingkungan diperlukan pemahaman yang
cukup luas serta program yang terencana dan jelas yang dilakukan secara bertahap
dan sistematis. Namun demikian, upaya memperbaiki lingkungan tidak cukup
dengan pengetahuan saja, tetapi harus didukung dengan mental, perilaku dansikap yang sungguh-sungguh dari setiap komponen masyarakat. Untuk
membentuk masyarakat yang memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi
tersebut, maka dalam bidang pendidikan ke depan diperlukan pendidikan yang
berwawasan lingkungan sejak dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan
tinggi.
Terdapat kekeliruan atau ketidak tepatan antara misi pendidikan lingkungan
dengan pemahaman lingkungan dan pelaksanaannya di masyarakat, sehingga
perlu ada perbaikan dari sisi materi yang harus diajarkan pada siswa maupun
pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pendekatan holistik akan membawa
kita pada pemahaman bahwa alam semesta merupakan satu kesatuan yang utuh,
saling terhubung, dan penuh dengan dinamika. Pemahaman tehadap alam sebagai
sesuatu yang bersifat organis, sistemik, dinamis, dan kompleks merupakan salah
satu faktor kunci guna mencapai keberlanjutan ekologis.
5/12/2018 Pendidikan Berkarakter Lingkungan Dalam Pendekatan Perspektif Holistik Ekologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendidikan-berkarakter-lingkungan-dalam-pendekatan-perspektif-holistik-ekologis 15/15
DAFTAR PUSTAKA
Capra, Fritjof. (2001). J ar ing-jar ing Kehidupan, Visi Bar u Epistemologi dan
Kehidupan, alih bahasa Saut Pasaribu. Fajar Pustaka Baru: Yogyakarta.
Darsiharjo. (____). Pendidikan Ber wawasan Lingkungan. Universitas Pendidikan
Indonesia: tidak diterbitkan
Setiadi, Hafid. (2007). Pembangunan Wilayah: Gagasan Ruang Ekologis dan
Pembangunan Ber kelanjutan. FPMIPA UI: tidak diterbitkan.
Surtikanti, Koosbandiah H. (2009). Biologi Lingkungan. Bandung: Prisma Press
Prodaktama.