pendidikan agama kristen -...
TRANSCRIPT
AGAMA
Bahasa Indonesia -------> Bahasa Sanskerta
A + gam + a
A = tidak, Gam = Pergi, berjalan. a-> bunyi sengau
Tidak pergi dari – menetap/terikat pada ketentuan-ketentuan jalan.
Tidak tersesat.
Islam. Shirathal Mustaqim – Jalan Lurus.
Tiong Hwa (cina) ; Tao = Jalan
Jepang ; Shinto (shin + tao) -> jalan bagi anspirasi nasional Jepang.
Buddhisme : jalan utama / jalan mulia
Ada delapan jalan :
- Perbuatan Moral : 1. Berbicara Benar
2. Bertindak Benar
3. Berkehidupan Benar
- Disiplin Mental : 4. Berusaha Benar
5. Berpikir Benar
6. Berkonsentrasi Benar
- Hikmat Batin : 7. Berpandangan Benar
8. Maksud dan Perhatian Benar
Kristen : Yohanes 3 : 16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
AGAMA (Latin = Religion) kata kerja.
Religere
Marcus Tullius Cicero (106-43 BC), Filsuf ‘Memperhatikan dengan seksama / sungguh-sungguh apa yang dilakukan para dewa’.
Berulang kali/ berkali-kali -> ‘Peraturan Ilahi’
Lactantius (260-340), Bapak Gereja
‘Menyangkutkan/mempertautkan berulang kali pada yang Ilahi’. -> aspek relasi.
AGAMA (Bahasa Arab)
Ad – Dien / Ad – Din.
Berarti ‘Keyakinan (keimanan) tentang suatu dzat Ketuhanan (Illahiyah) yang pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah / penyembahan. M.A. Darraz.
Ini aspek relasional
AGAMA
Makna :
- Bersangkut paut dengan Allah atau lebih umum ‘Nan Illahi’.
- ‘Nan Ilahi’ -> segala sesuatu yang bersifat Allah atau Dewa.
- Dipahami sebagai ‘relasi dengan TUHAN’ sebagai yang dihayati oleh manusia.
Ingat : Hewan tidak beragama.
TUHAN
1. Bersifat ‘Theis’ / ‘Theos’.
Monoteis, Politeis. Bersangkut dengan Allah atau dewa-dewi yang disapa dengan ‘Engkau’.
Contoh : Agama Wahyu / Samawi -> Yahudi, Kristen, Islam.
Menyapa Allah sebagai ‘Apa Yang Transenden’, disapa dengan ‘Engkau’. Sebagai sosok yang berkepribadian / personal.
TUHAN
2. Tuhan yang ‘Nan Illahi’, Tidak Berkepribadian (Non Personal).
Contoh : Agama Paganis.
- Dewa-dewi yang memiliki yuridiksi lokal,
wilayah hukum -> sakral -> sendiri-sendiri.
- Seuatu yang bisa tiada.
- Bisa berpengaruh pada manusia dan bisa
dikendalikan oleh manusia dengan
mantra-magi.
Agama Hindu (Aliran Advaita)
- Doktrin ‘monisme’ dari Shankara (788-820).
‘Semua realitas pada dasarnya : Esa dan Illahi.
-> Tiada yang dua, yang nyata/real adalah ‘Yang Kekal’.
- Yang kelihatan fenomenal->Ilusi ; Maya.
- Kelepasan adalah mengatasi yang maya, menyadari penyatuan diri dengan ‘Yang Absolut’
TUHAN
3. Agama yang menerima adanya :
‘Superhuman Being’.
- Adanya Makhluk Adikodrati.
- Agama Buddha -> Pangeran Sidharta Gautama yang kemudian menjadi Sang Buddha.
- Yang Fana = Bukan Yang Ilahi
HEIROPHANY
(Heiros=Kudus, Suci
- Realitas Yang Sakral dalam penampakan Diri ke dalam alam / dunia / kosmos yang profan. Menghadirkan tertib kosmik.
- Peristiwa besar, riwayat Nabi-Nabi selalu mengandaikan Heirophany -> menghasilkan tertib Ilahi
HIEROPHANY : When The Sacred Manifests Itself
- The act of manifestation of the sacred
- That something sacred shows itself to us
- Manifestation of the sacred in some ordinary object.
Penampakan Diri ‘Nan Suci’ dari hal yang paling sederhana seperti batu, pohon.
Hierophany dalam Agama Kristen : Inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus
RELASI MANUSIA DENGAN ‘SANG ADA’
- Manusia berusaha mencari dan menemukan / mengalami-menghayati ‘Sang Ada’.
- Sang Ada berada diluar manusia.
Ada 2 jalur :
- Digerakkan oleh adanya Naluri Hakiki (ide manusia) yang mendorong kesadaran manusia.
- Digerakan oleh Pengalaman Hidup Sehari-hari.
Kesadaran manusia terhadap ‘Yang Kudus’ atau ‘Yang Illahi’ adalah Apriori Irasional.
Apriori -> Berdasarkan teori / theoria,
kontemplasi, perenungan dari pada
kenyataan yang sebenarnya .
Irasional -> Tidak masuk akal, tidak logis.
Not endowed with reason ->
not governed by or according to
reason. ‘penalaran analitik’.
Apriori Irasional disebut juga :
1. Keinsyafan Beragama (sensus religiosus).
2. Kesadaran akan yang Illahi (sensus Numinis).
Pengalaman religius dari segala kegiatan rohani, seperti : cinta kasih, seni, filsafat dll.
Religiositas Agama -> mencerminkan peran dan fungsi agama. Agama dimengerti sebagai ‘pelembagaan’. Pengalaman disapa oleh ‘Yang Illahi”.