pendidik yg mendidik (krt)

2
Kamis 14/5/09(marjuni toratte ) PENDIDIK YANG MENDIDIK Pembimbing : Bagian ini masih merupakan satu kesatuan dari bahan khotbah hari minggu YL. Tetapi mempunyai penekanan yang berbeda. Dalam bagian ini Paulus lebih menyoroti paham orang Yahudi tentang sunat, dan keturunan Abraham yang mereka bangga-banggakan. Sunat adalah perjanjian antara Tuhan dan umatnya dimana Allah akan menjadi Allah mereka dan umat Tuhan taat dan hidup menurut perintah dan ketetapannya Sementara pembacaan minggu YL lebih menyoroti tentang keteladanan, yaitu bagaimana kita dapat menjadi teladan baik dalam keluarga, dalam jemaat dan dalam masyarakat. Menjadi teladan bukan hanya terfokus pada pendidik atau penginjil melainkan setiap orang diharapkan mampu untuk menjadi teladan. Untuk Menjadi orang yang dapat di teladani Bukan hanya didukung oleh kemampuan intelektual akan tetapi bagaiman seorang itu mampu melakukan atau memperlihatkan hal-hal yang baik dan benar dalam kehidupannya dan di hadapan Allah DAB. Mampu menyesuaikan perkataan dan perbuatan. karena semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin fasih untuk mengajarkan atau menyampaikan sesuatu kepada orang lain, dan tidak menutup kemungkinan kebanyakan apa yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang dilakukan dalam kehidupannya. Seperti dalam pembacaan kita sebelumnya tentang kelakuan gaya hidup orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat dimana mereka sangat pandai dan fasih dalam memberitakan firman Tuhan tetapi ternyata mereka sendiri yang melanggar firman atau hokum taurat itu apakah hal-hal seperti ini patut di teladani. Jangan sampai kita juga mengalami hal yang sama dengan mereka ketika ada kesempatan atau talenta yang diberikan kepada kita lalu kita hanya pandai berbicara tapi tidak mampu untuk melakukannya. Contoh kecil…. Ketika ada pertemuan atau rapat dimanapun itu dilakukan ada diantara kita yang banyak memberikan usul yang kemudian akan dijadikan sebagai suatu keputusan dan yang lebih memjprihatinkan ketika keputusan itu sudah disahkan justru kita sendiri yang tidak mau melakukannya. Jadi kadang kita tidak bisa menjadi teladan karena ketidak mampuan kita menyatukan/ menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan. Pertanyaaannya adalah apakah kita sudah menjadi teladan dalam kehidupan keluarga jemaat dan masyarakat. Minimal….. Kita bisa menjadi teladan dalam keluarga kita kita tau bahwa awal pendidikan seorang anak adalah dalam keluarga, ketika anak berumur balita merupakan pase ( ) B/I Sdr” dari pembacaan kita mulai dari ayat 25 s/d 29 yang dibahas adalah sunat dan kaitannya dengan hukum taurat. pemahaman tentang sunat dalam Alkitab dengan sunat yang kita lihat dewasa ini, punya perbedaan yang signifikan baik cara melakukannya maupun tujuan dan arti sunat itu sendiri. Sunat yang kita pahami dalam alkitab dikatakan bahwa merupakan perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya (Kej: 17:10&11) inilah perjanjianku yang harus kamu pegang , perjanjian antara aku dan kamu serta keturunanmu yaitu setiap laki– laki diantara kamu harus di sunat , harus dikerat kulit katanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara aku dan kamu . dan itu dilakukan ketika bayi berumur mulai 8 hari (hal ini juga di lakukan oleh Tuhan Yesus ketika dia berumur 8 hari sedangkan sunat yang kita pahami dewasa ini dilakukan karena alasan kesehatan dan kosmetika dan tidak pernah dilakukan dibawah umur 1 tahun. Kecuali ada indikasi tertentu . Jadi sunat yang kita lakukan dewasa ini tidak sesuai lagi dengan pemahaman yang ada dalam alkitab . Di sini Paulus menegaskan bahwa sunat itu berguna jika menaati aturan hukum taurat ( perintah Tuhan) akan tetapi jika melanggar hukum taurat ,sunat itu tidak ada artinya. Sebaliknya jika orang tidak disunat tetapi menaati tuntutan Hukum taurat maka ia dianggap telah disunatkan. (ul 30: 6 ) dan Tuhan Allahmu akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu sehingga engkau mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu supaya engkau hidup. Jadi sungguh Jelas bahwa : sunat bukan hanya dilihat sebagai tanda lahiriah dari perjanjian Allah dengan umat-Nya tetapi justru terutama dan penting adalah hati umat Tuhan, jadi janganlah kita hanya memikirkan hal-hal yang lahiria saja namun perlu kita apa yang harus kita perbuat sebagai umat Kristen yang sejati. Jangan hanya merupakan identitas saja. Sebagai seorang pengikut kristus yang sejati ada tugas panggilan gereja yang harus di lakukan dalam kehidupan ini yaitu : bersaksi, bersekutu dan melayani ……. dan juga Paulus menegaskan bahwa sunat adalah suatu yang tidak mutlak secara lahiriah karena yang lebih penting adalah sunat didalam hati, yang rohaniah. Ini berarti bahwa ketika kita melakukan perintah tuhan atau hokum taurat berarti kita sudah melakukan sunat dalam hati dan itu lebih penting daripada

Upload: yohanis-rassang

Post on 13-Apr-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pp

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidik Yg Mendidik (Krt)

Kamis 14/5/09(marjuni toratte )

PENDIDIK YANG MENDIDIK

Pembimbing :

Bagian ini masih merupakan satu kesatuan dari bahan khotbah hari minggu YL. Tetapi mempunyai penekanan yang berbeda. Dalam bagian ini Paulus lebih menyoroti paham orang Yahudi tentang sunat, dan keturunan Abraham yang mereka bangga-banggakan. Sunat adalah perjanjian antara Tuhan dan umatnya dimana Allah akan menjadi Allah mereka dan umat Tuhan taat dan hidup menurut perintah dan ketetapannya Sementara pembacaan minggu YL lebih menyoroti tentang keteladanan, yaitu bagaimana kita dapat menjadi teladan baik dalam keluarga, dalam jemaat dan dalam masyarakat. Menjadi teladan bukan hanya terfokus pada pendidik atau penginjil melainkan setiap orang diharapkan mampu untuk menjadi teladan. Untuk Menjadi orang yang dapat di teladani Bukan hanya didukung oleh kemampuan intelektual akan tetapi bagaiman seorang itu mampu melakukan atau memperlihatkan hal-hal yang baik dan benar dalam kehidupannya dan di hadapan Allah DAB. Mampu menyesuaikan perkataan dan perbuatan. karena semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin fasih untuk mengajarkan atau menyampaikan sesuatu kepada orang lain, dan tidak menutup kemungkinan kebanyakan apa yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang dilakukan dalam kehidupannya. Seperti dalam pembacaan kita sebelumnya tentang kelakuan gaya hidup orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat dimana mereka sangat pandai dan fasih dalam memberitakan firman Tuhan tetapi ternyata mereka sendiri yang melanggar firman atau hokum taurat itu apakah hal-hal seperti ini patut di teladani. Jangan sampai kita juga mengalami hal yang sama dengan mereka ketika ada kesempatan atau talenta yang diberikan kepada kita lalu kita hanya pandai berbicara tapi tidak mampu untuk melakukannya. Contoh kecil…. Ketika ada pertemuan atau rapat dimanapun itu dilakukan ada diantara kita yang banyak memberikan usul yang kemudian akan dijadikan sebagai suatu keputusan dan yang lebih

memjprihatinkan ketika keputusan itu sudah disahkan justru kita sendiri yang tidak mau melakukannya. Jadi kadang kita tidak bisa menjadi teladan karena ketidak mampuan kita menyatukan/ menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan. Pertanyaaannya adalah apakah kita sudah menjadi teladan dalam kehidupan keluarga jemaat dan masyarakat. Minimal….. Kita bisa menjadi teladan dalam keluarga kita kita tau bahwa awal pendidikan seorang anak adalah dalam keluarga, ketika anak berumur balita merupakan pase ( )

 

B/I Sdr” dari pembacaan kita mulai dari ayat 25 s/d 29 yang dibahas adalah sunat dan kaitannya dengan hukum taurat. pemahaman tentang sunat dalam Alkitab dengan sunat yang kita lihat dewasa ini, punya perbedaan yang signifikan baik cara melakukannya maupun tujuan dan arti sunat itu sendiri. Sunat yang kita pahami dalam alkitab dikatakan bahwa merupakan perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya (Kej: 17:10&11) inilah perjanjianku yang harus kamu pegang , perjanjian antara aku dan kamu serta keturunanmu yaitu setiap laki– laki diantara kamu harus di sunat , harus dikerat kulit katanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara aku dan kamu . dan itu dilakukan ketika bayi berumur mulai 8 hari (hal ini juga di lakukan oleh Tuhan Yesus ketika dia berumur 8 hari sedangkan sunat yang kita pahami dewasa ini dilakukan karena alasan kesehatan dan kosmetika dan tidak pernah dilakukan dibawah umur 1 tahun. Kecuali ada indikasi tertentu . Jadi sunat yang kita lakukan dewasa ini tidak sesuai lagi dengan pemahaman yang ada dalam alkitab . Di sini Paulus menegaskan bahwa sunat itu berguna jika menaati aturan hukum taurat ( perintah Tuhan) akan tetapi jika melanggar hukum taurat ,sunat itu tidak ada artinya. Sebaliknya jika orang tidak disunat tetapi menaati tuntutan Hukum taurat maka ia dianggap telah disunatkan. (ul 30: 6 ) dan Tuhan Allahmu akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu sehingga engkau mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu supaya engkau hidup. Jadi sungguh Jelas bahwa : sunat bukan hanya dilihat sebagai tanda lahiriah

dari perjanjian Allah dengan umat-Nya tetapi justru terutama dan penting adalah hati umat Tuhan, jadi janganlah kita hanya memikirkan hal-hal yang lahiria saja namun perlu kita apa yang harus kita perbuat sebagai umat Kristen yang sejati. Jangan hanya merupakan identitas saja. Sebagai seorang pengikut kristus yang sejati ada tugas panggilan gereja yang harus di lakukan dalam kehidupan ini yaitu : bersaksi, bersekutu dan melayani ……. dan juga Paulus menegaskan bahwa sunat adalah suatu yang tidak mutlak secara lahiriah karena yang lebih penting adalah sunat didalam hati, yang rohaniah. Ini berarti bahwa ketika kita melakukan perintah tuhan atau hokum taurat berarti kita sudah melakukan sunat dalam hati dan itu lebih penting daripada melakukan sunat secara lahiriah tapi tidak memenuhi tuntutan hukum taurat. .juga pembacaan sebelumnya dalam roma2:13 dikatakan karena bukanlah orang yang mendengarkan hukum taurat yang benar tetapi orang yang melakukan hukum tauratlah yang akan dibenarkan. s

Pertanyaan

1. dalam ayat 29 Paulus menekankan tentang pentingnya sunat dalam hati. Diskusikanlah apa maknanya, dan dalam hal-hal apa saja dalam praktek keberagamaan kita yang sering membuat kita terjebak pada hal-hal yang lahiriah dan mengabaikan atau mengorbankan hal-hal yang mendasar dari iman kita

2. Paulus menyoroti ketidak mampuan orang-orang yahudi menjadi teladan/contoh bagi orang lain. Kemukakan pengalaman anda , dalam hal apa kita tidak bisa menjadi teladan bagi anak kita ( dalam keluarga),bagi sesama warga jemaat (dalam jemaat) dan bagi orang lain ( dalam masyarakat ) apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana mengatasinya

1. Seperti yang dikatan dalam (ul 30: 6 ) Dan Tuhan Allahmu akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu sehingga engkau mengasihi Tuhan Allahmu jadi Sunat dalam hati adalah ketika kita melakukan perintah tuhan atau hukum Taurat dan juga diperjelas dalam ayat 28 b dan yang disebut sunat bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah . Dan sering Nampak dalam kehidupan kita dimana kita terjebak pada hal-hal lahiriah lalu kemudian kita mengabaikan hal-hal yang mendasar dari iman kita misalnya ; ketika kita memahami bahwa setelah kita

Page 2: Pendidik Yg Mendidik (Krt)

dibaptis dan di sidi berarti kita sudah hidup benar di hadapan Allah walaupun dalam kehidupan sehari-hari kita tidak melakukan apa yang Tuhan Yesus Sendiri kehendaki kita masih enggan memikul salip kristus. yang berikut adalah kelihatan secara fisik setiap ibadah , kebaktian –kebaktian sudah kita ikuti tetapi dalam kehidupan kita belum ada kasih seperti kasih yang diajarkan oleh Yesus

2. yang sering membuat kita tidak bisa menjadi teladan bagi anak kita ( dalam keluarga),bagi sesama warga jemaat (dalam jemaat) dan bagi orang lain ( dalam masyarakat ) adalah karena kita memiliki sifat

 otoriter dan kurangnya instopeksi diri sehingga ketika kita mengajarkan sesuatu kepada anak kita seolah-olah kita menjadi hakim bagi mereka . sehingga ada pepatah mengatakan guru kencing berdiri murid kencing berlari

 Individualis, kurangnya kepedulian kepada sesama ( sering terdengar , itu bukan urusan saya . Siapa anda siapa saya )

 Rasa egois yang lebih mendominasi kehidupan keberagamaan kita