pendapatan bagi hasil dan perlakuan akuntansinya pada bank syariah

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem bunga telah mendominasi perekonomian dunia selama ratusan tahun. Hampir semua perjanjian di bidang ekonomi dikaitkan dengan bunga. Banyak negara yang telah mampu mencapai kemakmurannya dengan sistem bunga di atas kemiskinan negara lain sehingga terus-menerus terjadi kesenjangan dalam perlbagai aspek terutama dalam aspek ekonomi. Sistem ekonomi kapitalis yang berbasis bunga (interest base) menempatkan uang sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan. Hal ini memberikan implikasi yang serius terhadap kerusakan hubungan ekonomi yang adil dan produktif. Atorf (1999:4) mengemukakan bahwa krisis nilai tukar yang terjadi pada pertengahan 1997 telah membuat perbankan nasional mengalami kondisi yang sangat memperihatinkan. Hal tersebut ditandai dengan besarnya hutang dalam valuta asing yang melonjak, tingginya non performing loans, dan menurunnya permodalan

Upload: fatwa-nirwana

Post on 29-Dec-2015

394 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem bunga telah mendominasi perekonomian dunia selama ratusan

tahun. Hampir semua perjanjian di bidang ekonomi dikaitkan dengan bunga.

Banyak negara yang telah mampu mencapai kemakmurannya dengan sistem

bunga di atas kemiskinan negara lain sehingga terus-menerus terjadi kesenjangan

dalam perlbagai aspek terutama dalam aspek ekonomi.

Sistem ekonomi kapitalis yang berbasis bunga (interest base)

menempatkan uang sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan. Hal ini

memberikan implikasi yang serius terhadap kerusakan hubungan ekonomi yang

adil dan produktif. Atorf (1999:4) mengemukakan bahwa krisis nilai tukar yang

terjadi pada pertengahan 1997 telah membuat perbankan nasional mengalami

kondisi yang sangat memperihatinkan. Hal tersebut ditandai dengan besarnya

hutang dalam valuta asing yang melonjak, tingginya non performing loans, dan

menurunnya permodalan bank. Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan suku

bunga yang meningkat sejalan dengan kebijakan moneter untuk meredam gejolak

nilai tukar, sehingga banyak bank yang mengalami negative spread. Kondisi

perbankan yang sangat parah tesebut terutama sebagai akibat dari pengelolaan

bank yang tidak berhati-hati. Di pihak lain terdapat pandangan dari para ahli

bahwa penerapan sistem bunga telah memperparah terpuruknya sistem perbankan

nasional.

1

Page 2: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

2

Banyaknya fakta yang menggambarkan kesenjangan yang terjadi akibat

diterapkannya sistem bunga, menjadikan kita dapat berfikir bahwa sistem bunga

yang masih berlaku saat ini harus diganti dengan sistem lain yang dapat

memberikan manfaat yang lebih baik serta mempunyai kontribusi positif guna

membangun perekonomian yang sejahtera. Salah satu sistem tersebut adalah

sistem perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil yang beroperasi berdasarkan pada

syariat Islam.

Dengan beroperasinya bank yang berdasarkan prinsip syariat Islam

diharapkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap terwujudnya suatu sistem

ekonomi Islam yang menjadi keinginan bagi setiap negara Islam atau negara yang

mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam hubungan inilah terbentuknya

organisasi lembaga perbankan yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam merupakan

modal bagi pertumbuhan sistem ekonomi menuju kearah sistem ekonomi Islam.

Dalam menjalankan operasinya, bank syariah tidak mengenal konsep

bunga uang dan tidak mengenal peminjaman uang tetapi lebih dikenal sebagai

kemitraan/kerjasama (mudharabah dan musyarakah) dengan prinsip bagi hasil,

sementara peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa

adanya imbalan apapun. Sehingga dalam operasinya dikenal beberapa produk

bank syariah antara lain produk dengan prinsip mudharabah dan musyarakah.

Di Indonesia, perkembangan lembaga keuangan yang beroperasi dengan

prinsip syariah tidak terlepas dari adanya legalitas hukum dalam bentuk Undang-

Undang Perbankan No.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10

tahun 1998. Undang-undang ini mengizinkan lembaga perbankan menggunakan

prinsip bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk beroperasi dengan dual

Page 3: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

3

system, yaitu beroperasi dengan sistem bunga dan bagi hasil, sebagaimana

dipraktekkan oleh beberapa bank di Indonesia. Selain adanya beberapa peraturan

yang telah ditetapkan untuk operasionalisasi bank syariah, saat ini juga telah

dibentuk seperangkat aturan yang mengatur tentang perlakuan akuntansi bagi

transaksi-transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah, yaitu

dengan diberlakukannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 101 - 106

tentang Akuntansi Perbankan Syariah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah prinsip-prinsip operasionalisasi bank syariah telah sesuai dengan

prinsip-prinsip Islam?

2. Apakah pendapatan bagi hasil mudharabah dan musyarakah pada Bank BNI

Syariah telah memenuhi ketentuan PSAK tentang Perbankan Syariah No.105

tentang Akuntansi Mudharabah dan No.106 tentang Akuntansi Musyarakah?

1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak memperluas

permasalahan, yaitu khusus pada masalah pendapatan bagi hasil dari pembiayaan

mudharabah dan musyarakah pada Bank BNI Syariah dan perlakuan

akuntansinya pada periode 2011 dan 2012, mengenai kesesuaiannya dengan

pendapatan bagi hasil menurut PSAK 101-106 dan menurut sudut pandang Islam

yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan syariah.

Page 4: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kesesuaian pendapatan bagi hasil yang dilaksanakan

oleh PT Bank BNI Syariah Indonesia dengan konsep-konsep yang diatur

dalam syariat Islam.

2. Menilai kesesuaian antara perlakuan akuntansi pendapatan bagi hasil

mudharabah dan musyarakah pada Bank BNI Syariah dengan ketentuan

menurut PSAK tentang Akuntansi Perbankan Syariah No. 105 tentang

Akuntansi Mudharabah dan No.106 tentang Akuntansi Musyarakah.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah:

1. Memberikan gambaran tentang pendapatan bagi hasil, baik dari sudut

pandang PSAK, maupun menurut prinsip-prinsip Islam, sehingga dapat

digunakan untuk menilai praktek bagi hasil yang dijumpai di

masyarakat.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian

selanjutnya yang ingin menganalisis lebih jauh tentang perbankan

syariah.

1.5 Sistematika pembahasan

Dalam rangka mendapatkan gambaran menyeluruh tentang sistematika

pembahasan penelitian ini, berikut akan diuraikan urutan garis besarnya yaitu:

Page 5: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

5

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

pembahasan.

Bab II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian.

Teori ini diambil dari berbagai literatur yang ada. Landasan teori mencakup

tinjauan umum tentang akuntansi, tinjauan umum tentang bank syariah, tinjauan

umum tentang pendapatan bagi hasil, tentang perlakuan akuntansi bagi

pendapatan bagi hasil serta pandangan Islam terkait praktek perbankan syariah.

Bab III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, sumber

dan jenis data, definisi operasional variabel, metode pengumpulan data, dan

metode analisis data.

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mengungkapkan mengenai hasil penelitian secara rinci serta membahas

dan menggambarkan fakta-fakta yang ditemukan pada objek yang diteliti.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan atas hasil temuan dan pembahasan serta

berisi saran-saran yang terkait dengan penelitian.

Page 6: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Bank BNI Syariah, Tbk cabang Makassar

(Bank BNI Syariah) yang berlokasi di Jalan Andi Pangerang Pettarani Ruko

Sardoni No. 1-2, Makassar. Penulis memilih Bank BNI Syariah sebagai lokasi

penelitian karena Bank BNI Syariah merupakan bank syariah yang mampu

bertahan dalam krisis ekonomi moneter pada tahun 1997 dan mampu

membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah dengan terus berkembang

menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

menurut Sugiyono (2004:11) yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

3.3 Sumber dan jenis data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:146):

“data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara, sedangkan data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara .”

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

data kuantitatif. Data yang diperlukan berupa sejarah singkat Bank BNI Syariah,

35

Page 7: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

7

perlakuan akuntansi yang diterapkan di dalamnya, serta laporan keuangan tahunan

Bank BNI Syariah periode 2011 dan 2012.

3.4 Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara yaitu dengan melakukan komunikasi secara langsung pada pihak

terkait yang dalam hal ini yaitu Bank BNI Syariah dengan cara memberikan

sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan data dan informasi secara jelas dan

lengkap.

2. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap obyek studi yaitu Bank BNI

Syariah untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan sebagai dasar

analisis serta mengkonfirmasikan obyektifitas dan keakuratan mengenai hal

yang diperoleh baik dalam studi pustaka maupun dalam penelitian itu sendiri.

3. Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyalin, melihat, serta

mengevaluasi laporan serta dokumen-dokumen yang terkait dengan obyek

penelitian.

3.5 Operasionalisasi variabel

Hal-hal pokok yang menjadi fokus penelitian adalah:

1. Mudharabah

Mudharabah yaitu perjanjian antara pemilik modal (dalam bentuk

uang atau barang) dengan pengusaha. Dalam perjanjian ini pemilik modal

bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha dan pengusaha

setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai

dengan perjanjian. Penerapan secara teknis bentuk mudharabah dalam

Page 8: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

8

perbankan dapat diterapkan dalam transaksi perolehan dana maupun

penyaluran dana.

2. Musyarakah

Musyarakah yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih

pemilik modal (uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha.

Keuntungan akan dibagi sesuai perjanjian antara pihak-pihak tesebut.

Penerapan secara teknis perbankan bentuk musyarakah dapat diterapkan

dalam penyaluran dana.

3. Sistem Bagi Hasil

Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya

perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha.

Didalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas

keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih.

3.6 Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif, yaitu analisis data dengan cara memberikan penjelasan

terhadap variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Langkah-langkah yang dilakukan setelah memperoleh data serta untuk

menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan bagi hasil Bank BNI Syariah

Makassar adalah sebagai berikut:

1. Menggambarkan produk-produk dan operasional Bank BNI Syariah, serta

penerapan perlakuan akuntansi pendapatan bagi hasil pada Bank BNI Syariah.

Page 9: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

9

2. Menggambarkan apakah terdapat kesesuaian antara perlakuan akuntansi

pendapatan bagi hasil pada Bank BNI Syariah dengan PSAK No. 105 tentang

Akuntansi Mudharabah dan PSAK No. 106 tentang Akuntansi Musyarakah.

Masing-masing satu objek penelitian (satu nasabah/transaksi).

3. Menggambarkan apakah pendapatan bagi hasil pada Bank BNI Syariah sudah

sesuai dengan konsep Islam.

Page 10: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

10

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank BNI

Syariah Tbk cabang Makassar, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

PT Bank BNI Syariah sebagai salah satu bank syariah yang berada di

Indonesia di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya mempunyai dua fungsi

yaitu berperan sebagai lembaga penyimpanan dana dan sebagai lembaga

penyaluran dana kepada masyarakat. Kegiatan utamanya adalah melakukan

penghimpunan dana dari masyarakat dan penyaluran dana dalam bentuk

pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam melaksanakan

fungsinya sebagai lembaga penyaluran dana, Bank BNI Syariah mempunyai

beberapa produk, di antaranya adalah pembiayaan yang berdasarkan pada prinsip

bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah.

Pelaksanaan pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang terkait

dengan perolehan pendapatan pada Bank BNI Syariah masih banyak yang belum

sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Hal tersebut terlihat dalam beberapa hal yang

penulis temukan, di antaranya adalah terkait dengan prinsip yadul amanah, biaya

pengelolaan, pembagian keuntungan dan memudharabahkan kembali harta

mudharabah.

Bank BNI Syariah akan menggunakan barang jaminan mudharib sebagai

ganti pembiayaan yang tidak dapat dikembalikan oleh mudharib sekalipun hal

73

Page 11: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

11

tersebut bukan diakibatkan oleh kelalaian mudharib. Hal ini bertentangan dengan

konsep yadul amanah dalam mudharabah. Selain itu, Bank BNI Syariah

mempergunakan metode revenue sharing dalam memperhitungkan bagi hasil

yang akan diterima dari mudharib. Penggunaan metode ini mengakibatkan

shahibul maal (Bank BNI Syariah) tidak ikut serta menanggung biaya operasional

yang dikeluarkan oleh mudharib untuk mengelola harta mudharabah. Hal ini

tentunya tidak sesuai dengan konsep mudharabah dalam Islam yang

mengharuskan shahibul maal ikut serta menanggung biaya yang dikeluarkan atas

pengelolaan harta mudharabah. Dalam hal pembagian keuntungan, Bank BNI

Syariah menerima keuntungan yang dibagihasilkan disertai dengan pengembalian

modal secara angsuran setiap bulan. Keuntungan ini seharusnya diterima oleh

bank ketika pembiayaan telah selesai dan modal telah dikembalikan seluruhnya

oleh mudharib. Selanjutnya, pembiayaan mudharabah oleh bank syariah

dikategorikan sebagai kegiatan yang melampaui batas karena jika

memudharabahkan kembali harta mudharabah, maka pemilik dana awal tidak

boleh menanggung kerugian baik yang diakibatkan oleh kelalaian pihak mudharib

atau tidak.

Pendapatan bagi hasil yang diterima oleh PT Bank BNI Syariah adalah

pendapatan dari transaksi normal/transaksi utama perusahaan yaitu diperoleh dari

pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Pendapatan yang diterima adalah

dalam bentuk sejumlah kas sesuai dengan proporsi yang telah disepakati kedua

belah pihak. Apabila mengacu pada definisi pendapatan oleh SAK, maka

pendapatan bagi hasil yang diterima oleh PT Bank BNI Syariah memenuhi

kriteria definisi pendapatan.

Page 12: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

12

Bank BNI Syariah mengakui keuntungan yang diperoleh sebagai

pendapatan pada saat mudharib telah menyerahkan kas yang merupakan hak

Bank BNI Syariah sesuai dengan proporsi yang telah disepakati. Unsur

ketidakpastian atas keberhasilan pembiayaan tersebut merupakan alasan Bank

BNI Syariah mempergunakan metode cash basis untuk mengakui pendapatannya.

Di sisi lain, Standar Akuntansi Keuangan juga mengatur bahwa pendapatan bagi

hasil diakui pada saat kas telah diterima (cash basis), sehingga pengakuan

pendapatan oleh Bank BNI Syariah sesuai dengan SAK.

Pendapatan bagi hasil diukur berdasarkan sejumlah kas yang menjadi hak

PT Bank BNI Syariah Indonesia. Jumlah rupiah pendapatan bagi hasil tersebut

dipengaruhi oleh nisbah (proporsi) pembagian bagi hasil dan jumlah pendapatan

yang diperoleh mudharib. Pendapatan bagi hasil disajikan dalam laporan

keuangan pada laporan laba rugi dan dimasukkan dalam pos pendapatan

operasional utama. Pengukuran dan penyajian pendapatan bagi hasil ini telah

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi

Keuangan.

5.2 Saran

Fenomena berkembangnya bank syariah di negeri ini merupakan suatu hal

yang patut disyukuri. Kehadiran bank-bank tersebut setidaknya mampu

memberikan jalan keluar bagi mereka yang bermaksud untuk menjalankan

kegiatan muamalah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kesadaran masyarakat

untuk kembali kepada syariah harus didukung dengan baik dan metode yang

ditempuh untuk merealisasikan hal tersebut pun harus metode yang sesuai dengan

syariah Islam.

Page 13: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

13

Dalam pelaksanaan operasionalnya, Bank BNI Syariah memang belum

seratus persen sesuai dengan konsep muamalah dalam Islam. Walaupun demikian

usaha Bank BNI Syariah untuk melaksanakan sebagian kecil dari sektor ekonomi

yang berdasarkan Islam haruslah dihargai. Untuk itu, dengan tidak mengurangi

semangat dalam berekonomi secara Islam, penulis bermaksud untuk memberikan

masukan berupa saran kepada Bank BNI Syariah yaitu:

1. PT Bank BNI Syariah hendaknya tetap konsisten dalam menyesuaikan

transaksi-transaksinya dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam

syariah Islam dengan melaksanakan kegiatan yang hanya sesuai dengan

syariah Islam, mengingat komitmen awal dari Bank BNI Syariah adalah

menjadi bank yang murni syariah.

2. Ikut serta dalam mengembangkan aturan-aturan terkait perbankan syariah

serta selalu mengikuti perkembangan aturan terbaru khususnya mengenai

praktik akuntansi perbankan syariah.

3. Tidak mengutamakan keuntungan semata, tapi ikut menanggung segala resiko

yang terjadi akibat pembiayaan mudharabah sehingga kerugian tidak hanya

ditanggung oleh mudharib. Inilah yang membedakan antara bank syariah

dengan bank konvensional yang hanya berorientasi pada laba.

4. Akad bagi hasil hendaknya tidak merugikan pihak mudharib dari sisi

pembagian keuntungan. Digunakannya metode revenue sharing dalam

pembagian keuntungan mengakibatkan mudharib menanggung sendiri biaya

operasional terkait pengelolaan pembiayaan mudharabah. Untuk itu, penulis

menyarankan agar Bank BNI Syariah menggunakan metode profit and loss

sharing untuk seluruh pembiayaan mudharabah, dalam penerimaan

Page 14: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

14

pendapatannya sehingga pembiayaan tersebut benar-benar membantu

pelaksanaan usaha secara riil yang dapat menguntungkan kedua belah pihak

atas dasar kesepakatan dan kerelaan bersama. Agar bank tetap mendapatkan

keuntungan yang diharapkan, maka bank bisa membuat kesepakatan untuk

meningkatkan besarnya proporsi bagi hasil yang akan diterima dengan

persetujuan dari pihak mudharib.

5. Apabila bank ingin memberikan pembiayaan mudharabah, yang merupakan

salah satu fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan, maka penulis

menyarankan untuk menggunakan akad mudharabah muqayyadah, di mana

bank bertindak sebagai agen investasi antara shahibul maal (pihak pemilik

dana) dan mudharib (pihak yang membutuhkan/pengelola dana) sehingga

dalam hal ini, bank tidak melakukan mudharabah atas mudharabah.

6. Jika Bank BNI Syariah ingin melaksanakan kegiatan operasionalnya seratus

persen sesuai dengan syariah Islam, maka yang dilakukan tidak hanya semata-

mata memperbaiki sistem ekonomi yang ada menjadi sistem ekonomi Islam,

melainkan ikut serta mengusahakan penerapan syariah Islam secara

komprehensif dalam seluruh aspek kehidupan yang akan mendukung

terlaksananya perekonomian Islami.

Page 15: Pendapatan Bagi Hasil Dan Perlakuan Akuntansinya Pada Bank Syariah

15