pendahuluan metodo azg mikro

6
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu masalah kekurangan zat gizi di Indonesia yang belum dapat ditanggulangi adalah Gangguan Akibat Kekurangan yodium (GAKY). Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan RI, GAKY merupakan masalah serius, survai Nasional pemetaan GAKY di seluruh Indonesia pada tahun 1998 diperoleh temuan bahwa 33% kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21% endemik ringan, 5% endemik sedang dan 7% kecamatan endemik berat. Berdasarkan data ini diperkirakan 53,8 juta penduduk tinggal di daerah endemik GAKY dengan rincian 8,8 juta penduduk tinggal di daerah endemik berat, 8,2 juta tinggal di daerah endemik sedang, 36,8 juta tinggal di daerah endemik ringan. Yodium/Iodium merupakan salah satu jenis mineral mikro yang berperan penting dalam sistem fisiologis tubuh. Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih 0.00004 % dari berat badan atau sekitar 15–23 mg. Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia dan manusia sebagai hormon tiroid. Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolisme dan produksi kalori atau energi (Almatsier 2005). Kekurangan iodium tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai macam gangguan lain. Pada ibu yang sedang hamil, kekurangan iodium dapat berakibat abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatnya angka kematian prenatal.melahirkan bayi kretin. Kekurangan iodium yang diderita anak-anak menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik pada orang dewasa berakibat pada pembesaran kelenjar

Upload: hanifah-al-khairiyah

Post on 24-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Metodo AZG Mikro

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu masalah kekurangan zat gizi di Indonesia yang belum dapat ditanggulangi adalah Gangguan Akibat Kekurangan yodium (GAKY). Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan RI, GAKY merupakan masalah serius, survai Nasional pemetaan GAKY di seluruh Indonesia pada tahun 1998 diperoleh temuan bahwa 33% kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21% endemik ringan, 5% endemik sedang dan 7% kecamatan endemik berat. Berdasarkan data ini diperkirakan 53,8 juta penduduk tinggal di daerah endemik GAKY dengan rincian 8,8 juta penduduk tinggal di daerah endemik berat, 8,2 juta tinggal di daerah endemik sedang, 36,8 juta tinggal di daerah endemik ringan.

Yodium/Iodium merupakan salah satu jenis mineral mikro yang berperan penting dalam sistem fisiologis tubuh. Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih 0.00004 % dari berat badan atau sekitar 15–23 mg. Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia dan manusia sebagai hormon tiroid. Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolisme dan produksi kalori atau energi (Almatsier 2005).

Kekurangan iodium tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai macam gangguan lain. Pada ibu yang sedang hamil, kekurangan iodium dapat berakibat abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatnya angka kematian prenatal.melahirkan bayi kretin. Kekurangan iodium yang diderita anak-anak menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik pada orang dewasa berakibat pada pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan gangguan mental (almaitser 2005).

Jumlah iodium yang terdapat dalam makanan sebanyak jumlah ioda dan untuk sebagian kecil secara kovalen mengikat asam amino. Iodium diserap sangat cepat oleh usus dan oleh kelenjar tiroid digunakan untuk memproduksi hormon thyroid. Saluran ekskresi utama iodium adalah melalui saluran kencing (urin) dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium. Tingkat ekskresi (status iodium) yang rendah (25–20 mg I/g creatin) menunjukan risiko kekurangan iodium dan bahkan tingkatan yang lebih rendah menunjukan risiko yang lebih berbahaya (Almatsier 2005).

Sumber iodium utama ada di laut. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, kerang serta ganggang merupakan sumber iodium yang baik. Di daerah pantai, air tanah banyak mengandung iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai mengandung iodium cukup banyak. Meskipun lautan memilki jumlah iodium yang berlimpah, garam dapur tanpa fortifikasi iodium memiliki kandungan iodium yang sangat rendah. Hal itu dikarenakan iodium yang ada pada garam dapur menguap oleh pengaruh panas matahari pada saat pembuatan garam itu sendiri (Almatsier 2005).

Page 2: Pendahuluan Metodo AZG Mikro

Penetapan kadar iodium suatu bahan pangan diperlukan untuk mengetahui kandungan iodium yang terdapat dalam bahan pangan. Dengan mengetahui kandungan iodium dalam bahan pangan tersebut nantinya akan digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan iodium sehari dari konsumsi bahan pangan tersebut.

Penetapan kadar iodium tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain metode titrasi dan metode spektrofotometri. Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar iodium secara spektrofotometri.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar iodium suatu pangan dengan menggunakan metode spektrofotometri.

Page 3: Pendahuluan Metodo AZG Mikro

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum Penetapan Kadar Iodium Metode Spektrofotometri dilaksanakan selama 2 minggu, yakni pada hari Kamis tanggal 28 November 2013 hingga 5 Desember 2013 pada pukul 15.00-17.30 WIB. Praktikum bertempat di Laboratorium izi Mikro, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada praktikum Penetapan Kadar Iodium Metode Spektrofotometri adalah mortar, Erlenmeyer, gelas piala, cawan porselen, oven, pipet tetes, labu ukur, kertas saring, pipet tetes dan tabung reaksi. Sementara bahan yang digunakan pada praktikum adalah sampel makanan beriodium, pereaksi KNO3 1%, NaOH 2%, NaOH 0.1 N, asam klorit, Asam arsenat dan cerium.

Prosedur Percobaan

Preparasi SampelPraktikum Penetapan Kadar Iodium Metode Spektrofotometri dilakukan

dalam tiga prosedur kerja. Langkah pertama yang dilakukan ialah preparasi sampel. Tahapan dalam preparasi sampel ialah sebagai berikut

Ditimbang kira-kira 2 gram sampel halus↓

Ditambahkan KNO3 1%, NaOH 2% dengan perbandingan 1:1 hingga sampel terendam , jangan diaduk

↓Didiamkan selama lebih kurang 1 jam

↓Dikeringkan didalam oven 105oC (12 jam)

↓Diarangkan sampai tidak berasap, lalu diabukan (550oC) sampai abu putih

(beberapa hari) ↓

Dimasukkan abu kedalam labu takar, ditambahkan NaOH 0.1 N dan ditera dengan air bebas ion sampai tanda tera

↓Dikocok lalu disaring

Gambar 1 Prosedur dalam preparasi sampel

Pembacaan sampel

Page 4: Pendahuluan Metodo AZG Mikro

Prosedur yang dilakukan selanjutnya ialah pembacaan sampel yang telah di preparasi. Tahapan dalam pengerjaan pembacaan sampel ini adalah sebagai berikut,

Dipipetkan 0.25 ml filrat kedalam tabung reaksi↓

Ditambahkan 0.75 ml asam klorit lalu dipanaskan dengan penangas air selama 5 menit dalam ruang asam, kemudian didinginkan

↓Ditambahkan 2 ml asam arsenit 0.2 N , didauk kemudian didiamkan selama 15

menit↓

Ditambahkan 1 ml cerium ammonium sulfatm diaduk kemudian didiamkan selama 30 menit

↓Dibaca pada panjang gelombang 405 nm

Gambar 2 Prosedur pembacaan sampel

Pembuatan standarProsedur ketiga yang dilakukan adalah pembuatan larutan standar.

Tahapan kerja pada ppembuatan standar adalah sebagai berikut.

Ditimbang kira-kira 0.1 gram KIO3 , dimasukkan kedalam labu takar 100 ml↓

Ditambahkan akuades hingga tanda tera dan dikocok↓

Dipipetkan 1 ml larutan kedalam labu ukur 100 ml↓

Ditambahkan akuades sampai tanda tera dan dikocok (10 ppm)↓

Dipipetkan masing-masing kedalam 6 tabung reaksi 0.0 ; 0.5 ;1 ; 1.5 ; 2.0 ; dan 2.5 ml larutan

↓Ditambahkan akuades hingga volume masing-masing larutan 3 ml

↓Ditambahkan 0.75 ml asam klorit kemudian dipanaskan pada penangas air selama

5 menit didalam ruang asam dan didinginkan↓

Ditambahkan 2 ml asam arsenit 0.2 N, diaduk kemudian didiamkan selama 15 menit

↓Ditambahkan cerium ammonium sulfat, diaduk dan didiamkan selama 30 menit

↓Dibaca absorbansi pada menit ke 30 panjang gelombang 405nm

Gambar 3 Prosedur pembuatan standar

Almatsier S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.